langkah

6
Langkah-2 Pasangkan VU meter pada radio anda, ini ethok-ethoknya merupakan s-meter (strength signal meter). Caranya adalah: cari transistor yang merupakan penguat IF pertama atau kedua, jangan yang ketiga ndak bisa. Nah pada kaki emitornya biasanya ada resistor menuju massa. (Saya sebut massa bukan berarti saya pura-pura ndeso, memang begitu adanya, soalnya radio jadul banyak yang masih pakai transistor PNP dimana massa adalah kutub + batteray). Nah arus yang lewat resistor yang nilainya antara 200 sampai 500 Ohm ini yang akan kita “colong” untuk menggerakkan VU-meter. Agar gerakan VU-meter tidak njedhug karena VU-meter kan menarik arus kuecil pol, maka VU-meter kita seri dulu dengan resistor variable (trimpot) yang nilanya sekitar 1Kohm sampai 5Kohm. Cara kerjanya, gerakan jarum VU-meter tergantung dari besarnya signal yang diterima oleh rangkaian tuning dan mixer yang kemudian di perkuat IF. Kalau gerakan VU-meter ini agak lucu (terbalik), tergantung VU-meter yang anda punyai posisi nolnya di kiri apa dikanan, ya balikkan saja posisi VU-nya, he he he, namanya juga usaha…. Jadi anda butuh: VU-meter, trimpot 1Kohm sampai 5Kohm (tergantung jenis radio). Langkah-3 Buwat Power supply, rangkaian cukup sederhana karena cukup power supply yang tidak dilengkapi dengan regulator tegangan, namun memerlukan arus yang cukup besar. Transformator yang diperlukan ukurannya harus cukup, bisa 10 sampai 15 Ampere, jika anda ingin lebih juga boleh. Kapasitornya harus cukup besar agar ripple yang dihasilkan tidak akan menghasikkan suara berdengung nantinya. Bagi yang hobby elektronika pasti sesuatu yang mudah untuk merakit power supply ini. Agar anda tidak “buta” saat merakit, maka sebaiknya dipasang Ampere meter pada power supply ini, ini sering dilupakan dan di remehkan oleh teman-teman dan dianggap

Upload: yanky28

Post on 28-Jun-2015

124 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Langkah

Langkah-2Pasangkan VU meter pada radio anda, ini ethok-ethoknya merupakan s-meter (strength signal meter). Caranya adalah: cari transistor yang merupakan penguat IF pertama atau kedua, jangan yang ketiga ndak bisa. Nah pada kaki emitornya biasanya ada resistor menuju massa. (Saya sebut massa bukan berarti saya pura-pura ndeso, memang begitu adanya, soalnya radio jadul banyak yang masih pakai transistor PNP dimana massa adalah kutub + batteray). Nah arus yang lewat resistor yang nilainya antara 200 sampai 500 Ohm ini yang akan kita “colong” untuk menggerakkan VU-meter. Agar gerakan VU-meter tidak njedhug karena VU-meter kan menarik arus kuecil pol, maka VU-meter kita seri dulu dengan resistor variable (trimpot) yang nilanya sekitar 1Kohm sampai 5Kohm. Cara kerjanya, gerakan jarum VU-meter tergantung dari besarnya signal yang diterima oleh rangkaian tuning dan mixer yang kemudian di perkuat IF. Kalau gerakan VU-meter ini agak lucu (terbalik), tergantung VU-meter yang anda punyai posisi nolnya di kiri apa dikanan, ya balikkan saja posisi VU-nya, he he he, namanya juga usaha….Jadi anda butuh: VU-meter, trimpot 1Kohm sampai 5Kohm (tergantung jenis radio).

Langkah-3Buwat Power supply, rangkaian cukup sederhana karena cukup power supply yang tidak dilengkapi dengan regulator tegangan, namun memerlukan arus yang cukup besar. Transformator yang diperlukan ukurannya harus cukup, bisa 10 sampai 15 Ampere, jika anda ingin lebih juga boleh. Kapasitornya harus cukup besar agar ripple yang dihasilkan tidak akan menghasikkan suara berdengung nantinya. Bagi yang hobby elektronika pasti sesuatu yang mudah untuk merakit power supply ini. Agar anda tidak “buta” saat merakit, maka sebaiknya dipasang Ampere meter pada power supply ini, ini sering dilupakan dan di remehkan oleh teman-teman dan dianggap hal tidak penting, tetapi dari mana kita tahu pemancar kita “makan” daya berapa kalau tidak dipasang ampere meter…? Jadi anda butuh: Transformator, dioda brigde, kondensator, amperemeter, fuse, sakelar, lampu indikator, kabel2 dan kotak tentunya

Page 2: Langkah

Langkah-4Okey, kita mulai main dengan merakit oscilator. Oscilator adalah komponen terpenting dari pemancar, kita merakit oscilator yang paling mudah dibikin. Langkah pertama adalah membuat kumparan osilator, barang ini ndak ada yang juwal, harus dibuwat sendiri dengan menggunakan selongsong atau koker yang diameternya kira-kira 2cm-an. Boleh pakai spidol atau rumah starter lampu TL (yang plastik lho, bukan yang alumunium). Kawat email antara 0.2mm sampai 0,3mm. Caranya cukup mudah, oles-olesi dahulu selongsong/ koker dengan lem Castol atau Aica Aibon, tunggu kering, kemudian lilitkan kawat email tersebut dengan hati-hati sehingga membentuk lilitan, jangan renggang atau numpuk-numpuk, usahakan kawatnya tidak kusut, jadi harus mulus, untuk mematikan kawat di ujung2 kumparan agar tidak lepas jangan dilakukan dengan cara diikatkan pada lubang yang di buat di koker (ini berarti kawatnya kan jadi kusut), jadi biarkan saja kan sudah di lem…?, atau perkuat lagi dengan lem atau isolasi. Kumparan yang jelek dengan kawat yang rusak/ bekas/ kusut/ diikatkan akan menyebabkan frekwensi yang dihasilkan juga jelek. Wis talah percoyo ae, pokoke gawe sing apik. RFC adalah Radio Frekwensi Choke, yang ini jaman sekarang masih bisa dibeli, pakai yang ukuran 100mA. Namun, dengan semakin modernnya jaman, benda ini juga semakin langka, untuk itu bisa juga dengan di buat sendiri dengan Inti ferriet spul antenna radio yang dipotong kira-kira 3cm, padanya dilitkan kawat email 0,2mm sampai 0,3mm sebanyak 3 lapis. Jadi lilit penuh dengan bantuan lem seperti kumparan osilator diatas, kemudian tutup belitan dengan isolasi kertas, diatasnya di olesi dengan lem, jika sudah kering baru ditumpuk lapisan berikutnya, demikian sampai tiga lapis. Untuk merakit oscilator ini bisa menggunakan PCB universal (lubang-lubang) untuk IC, sambungan antar komponen usahakan sependek mungkin dan jalur solderan setebal mungkin, karena ini bukan karya seni maka rakitan tidak perlu kelihatan rapih, yang penting saya ulangi ”sambungan antar komponen sependek mungkin” termasuk kabel yang menuju ke kapasitor variable (Varco), jadi teorinya untuk menghilangkan efek kapasitas liar (walah keminter bin kementhus), nek diterangkan pokoknya bisa sak ember, jadi sampeyan kudu percoyo begitu saja. Komponen lainnya dapat dibeli dengan mudah, oh ya transistornya pake C829, digambar lupa ndak ketulis, dan R yang dari emitor ke ground itu nilainya antara 220 ohm sampai 470 ohm. Jika sudah selesai yuk kita cobak, hidupkan radio penerima/ receiver pada SW dan setel tuning gelombang pada 3,5 MHz atau disitu ketulis 3,5 Mc, letak radio jangan jauh2 dari rangkaian. Masukkan supply ke rangkaian, dan putar2 varco sampai ada sinyal yang masuk ke radio (di speaker bunyi dug dug jika pas akan cuiiiiittt, s-meter bergerak) pertanda frekwensi yang dihasilkan sama dengan setelan tuning pada radio. Jika tidak berhasil, jangan kecil hati, cobak tambahi kabel kira-kira 5cm pada ujung kapasitor yang 100pF pada kolektor transistor (mungkin butuh antenna tambahan), cobak lagi cara diatas, kalau tidak berhasil berarti rangkaian perlu di cek. Oh iya, ketika anda berhasi, cobak dekatkan tangan di kabel yang menghubungkan rangkaian ke Varco, frekwensinya bergeser bukan…?, nah bukan itu saja, ketika tangan mendekati varco pun frekwensi sudah berubah bukan…?, nah nantinya Varco nempel ke box pemancar yang terbuat dari logam yang terhubung ke netral (ground), lubangnya harus puasss betul, jangan kegedean agar efek berubahnya frekwensi kalau tangan mendekat ini tidak terjadi karena badan varco secara ostosmastis sudah terlindungi oleh ground oleh pelat yang menjadi panel bagian depan box pemancar. Nah sampai disini berarti anda sudah

Page 3: Langkah

berhasil membuat pemancar, walaupun kecil, tapi ini sumber dari pancaran yang akan diperbesar nantinya. Pasangkan rangkaian ini serapih-rapihnya dan kabel sependek-pendeknya ke box, posisi yang paling top marsotop adalah di bagian kanan depan karena Varco letakknya kan di sisi kanan depan box.

Langkah-5Oke, jika bagian pembangkit frekwensi pada pemancar sudah selesai, sebaiknya tidak buru-buru meneruskan bagian penguatnya, tetapi kita buat dahulu bagian modulatornya. Modulator adalah bagian penguat frekwensi suara, jadi ya seperti amplifier saja, bisa menggunakan amplifier sembarang. Karena yang kita bicarakan adalah barang jadul, maka yang saya berikan contohnya adalah rangkaian jadul pula, ini adalah modulator yang menggunakan rangkaian push pull pada penguatnya, sedangkan pada penguat awal menggunakan IC LA 4440 yang mudah didapatkan dan mudah dirakit pada jamannya, itu alasan pertamanya; sedangkan alasan keduanya, agar power supply tetap menggunakan 12V-15V DC, kalau pakai OCL atau OTL kan terpaksa pakai power supply lain lagi yang tegangannya simetris (+), 0, (-). Yang mungkin memerlukan sedikit perjuangan di jaman sekarang adalah mendapatkan transformator IT dan OT426. Jika trafo jenis ini sudah tidak didapatkan barang baru lagi di toko, ada dua alternatif, pertama terpaksa harus mencari barang bekas, yaitu transformator OT (alhamdulilah kalau bisa menemukan IT-nya) yang biasa digunakan pada amplifier lapangan yang memakai accu, bisa merk apa saja, kalau nyebutin merk ntar dikira promosi. Alternatif kedua adalah dengan menggulung ulang transformator step down, jadi kita beli trafo stepdown 5 Ampere yang mempunyai gulungan

Page 4: Langkah

primer 220V dan skunder CT-12V. Yang gulungan skunder CT-12V tadi impedansinya sudah pas dihubungkan dengan kolektor transistor output, nah masalahnya yang gulungan 220V itu tadi impedansinya kegedean kalao dihubungkan dengan pemancar, jadi harus yang gulungan primernya dibongkar dan diganti kawat seukuran skundernya terus digulung ulang setara/ kira-kira sama dengan gulungan 12V (sama teman sendiri kalau cumak selisih 5 sampai 10 belitan ndak jadi soal). Jadi trafo tadi seakan-akan menjadi primer 12V, dan skunder CT-12V, cumak sekarang cara masangnya dibalik, yang CT-12V menjadi primernya yang nyambung dengan kolektor transistor power push pull, dan yang 12V menjadi sekundernya yang berhubungan dengan transistor final bagian pemancar nantinya. Transformator IT, bisa menggunakan IT apa saja, bisa IT191, IT240 atau IT426, yang berfungsi sebagai pembalik fasa, jika trafo ini terpaksa digulung sendiri, tatacaranya sama dengan cara mengakali transformator OT, cumak ukurannya ndak perlu 5Ampere, cukup 500mA sampai 1 Ampere saja, kalo kekecilan juga sulit ngakali gulung ulang kawat emailnya.Mencoba rangkaian ini cukup mudah, sama dengan cara kita kalau sedang mencoba amplifier, hubungkan output OT dengan speaker, terus kita coba halo-halo, volumenya keci saja agar tidak mberisiki tetangga atau dikira katro, tapi yang jelas akan feedback, mbenging ndak karu-karuwan, karena mic condensor kan peka bangets. Kalo pingin nyobak volume poll (ngetes powernya), jangan pake mic, lepas rangkaian pre mic, dan gantikan posisinya dengan inject dari sumber suara yang lain, misalnya dari MP3player atau Cdplayer. Kualitas suara rangkaian push pull tergantung nilai Resistor RX pada rangkaian, semakin kecil nilai RX berarti rangkaian semakin liniar switchingnya, semakin bagus suaranya, tetapi semakin panas transistornya, yang berarti semakin boros daya (ini kan termasuk rangkaian penguat kelas B, bingung ya, okelah ndak usah ngerti juga ndak apa-apa besok-besok tak terangin yang versi njlimetnya, itungane susah pol, ndase iso mumet nek mikiri iki, kita cari gampangnya saja ya). Masalah boros daya ini jaman sekarang mungkin ndak jadi soal karena pakai listrik, tapi pas jaman pakai accu dulu menjadi masalah penting, jadi soal linearitas suara secukupnya saja asal tidak mbrebet dan bisa maksud ngablaknya cangkem bisa dimengerti lawan bicara, dan transistor tidak panas. Jadi Resistor RX bisa antara 220 ohm sampai 1Kohm, silahkan dicoba2 karena tergantung kualitas transistor dan trafo output yang digunakan, cari yang paling pas, yaitu suara tidak mbrebet dan transistor tidak begitu panas. Bisa saja menggunakan Resistor NTC 220 ohm, tetapi saya ndak yakin Resistor NTC masih ada yang jual. NTC= Negative Temperatur Coeficient, orang jaman dulu saja suka mreteli radio rusak.Nah berikut ini gambar modulator komplit dengan bagian transmitternya (mau nggambar lagi males rek, sekalian ben ketok nek jadul tenan…)