lando run dun

4
Landorundun: Novel Pertama [tentang] Toraja FIKSI | 03 April 2011 | 14:32 59 4 Nihil Judul buku : Landorundun Pnuli! : "a#pa$ %a&a '(akan : Pr(a#a) Frbruari 2011 *bal : 24+ hal Pnrbi( : Snandika) ,andun& Dua puluh tahun silam di sebuah pagi yang berkabut, Engkau merautkan pensilku deng sambil berkata:”Menyalin itu sama dengan membaca sekaligus menghafal.” Sesuatu yan bermetamorfosis selama puluhan tahun dalam diriku menjadi rama-rama bersayap jingga -n(aian ka(a pui(i! olh pn&aran& no.l Landorundun) "a#pa$ %a&a ini diluki! di h un(uk a/ahandan/a) Julianu! Sa#pran( Kar/a /an& dian&ka( dari l&nda li!an dipa ##ba/ar p!an !an& a/ah Ki!ah li!an ullan par ri(a padi !an& a/ah) kin un(uk diba a dan dinik#a(i publik "a#pa$ %a&a) lahir di "an(pao 11 %ar( 19+0) adalah pnuli! #uda brbaka( Sar6an -ni.r!i(a! Sa(/a 7a ana) Sala(i&a kini brkr6a di !buah pn&boran #in/ak dan & *i#ur Landorundun adalah no.l prdanan/a) di(rbi(kan pr(a#a kali pada Frbruari ,andun&

Upload: massolo-roy

Post on 04-Nov-2015

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

histori

TRANSCRIPT

Landorundun: Novel Pertama [tentang] Toraja

FIKSI | 03 April 2011 | 14:32 59 4 Nihil

Judul buku : Landorundun

Penulis : Rampa Maega

Cetakan : Pertama, Ferbruari 2011

Tebal : 248 hal

Penerbit : Senandika, Bandung

Dua puluh tahun silam di sebuah pagi yang berkabut, Engkau merautkan pensilku dengan pisau dapur sambil berkata:Menyalin itu sama dengan membaca sekaligus menghafal. Sesuatu yang kemudian bermetamorfosis selama puluhan tahun dalam diriku menjadi rama-rama bersayap jingga.Untaian kata puitis oleh pengarang novel Landorundun, Rampa Maega ini dilukis di halaman persembahan untuk ayahandanya, Julianus Samperante. Karya yang diangkat dari legenda lisan dipadu kisah modern ini, membayar pesan sang ayah. Kisah lisan ulelean pare[cerita padi] sang ayah, kini menjelma karya sastra untuk dibaca dan dinikmati publik.

Rampa Maega, lahir di Rantepao 11 Maret 1980, adalah penulis muda berbakat. Sarjana Kimia dari Universitas Satya Wacana, Salatiga kini berkerja di sebuah pengeboran minyak dan gas di Kalimantan Timur. Landorundun adalah novel perdananya, diterbitkan pertama kali pada Ferbruari 2011 oleh Senandika, Bandung.

Landorundun adalah legenda paling terkenal dalam tradisi lisan rakyat Toraja. Ada kebiasaan yang menjadi ritual di kalangan masyarakat petani Toraja, mengisahkan secara turun-temurun silsilah keluarga (ossoran nene), sering diselingi cerita sarat pesan moral, kepada anak-anak. Para orang tua mempunyai banyak kesempatan untuk bercerita dan berkomunikasi dengan santai dengan anak-anak mereka ketika padi sedang tumbuh di sawah. Itulah sebabnya cerita-cerita ini disebut dengan julukan Ulelean Pare ( ulelean=cerita; pare=padi) Landorundun mengandung pesan moral tentang cinta, perkawinan dan pengorbanan. Mengenai citra dan harga diri. Soal keteguhan pada impian dan kesediaan menerima takdir, serta keterbukaan juga keberanian hidup dengan orang asing.

Landorundun menginspirasi generasi muda, termasuk kaum perempuan Toraja berani menemukan jalan nasibnya sendiri. Terkadang harus menempuh jarak yang jauh dan berliku. Dengan percaya diri penuh, mereka terbuka membangun hubungan, bahkan dengan pria dan wanita dari budaya yang berbeda sama sekali.

Novel Landorundun sendiri memuat secara lengkap salah satu versi legenda tradisonal yang disandingkan oleh pengarang dengan kisah kehidupan modern. Piawai, Rampa Maega menyajikan menjadi satu jalinan kisah klasik-modern yang kait-mengait.

Legenda Legenda Landorundun berawal dari kisah Patodenmanik, gadis rantau nan jelita dengan rambut mencapai tumit dan ahli memintal, yang memutuskan mempertahankan rahat emas pemberian pria kaya bernama Dassiriri tanpa harus menerima pinangan sang pemberi hadiah. Bukan saja pergi ke negeri yang jauh, ia melepas masa lalunya sendiri dengan mengubah namanya menjadi Lambesusu.

Di negeri jauh ia menyelami takdirnya sendiri, menikah dengan Salogang, pria dari kalangan bangsawan setempat, yang dengan ajaib dipertemukan karena bunyi rahat emasnya. Mereka dikaruniai anak semata wayang, yang kelahirannya sendiri sungguh mengherankan. Dibalut dengan rambutnya sendiri, menyerupai otopune. Ia diberi nama Landorundun (rambut panjang)

Di kemudian hari, Lambesusu tak sanggup melawan nasibnya: putri yang diimpikan menikah dengan kerabatnya sendiri, malah pergi diboyong pria asing dari negeri seberang lautan.

Seperti ibunya, Landorundun tumbuh menjadi gadis jelita dengan mahkota rambut panjang nan indah. Ia tumbuh menjadi pelangi bagi Rannu Labi, obsesi bagi Tangke Kila dan target bagi Bendurana.

Rannu Labi lahir, tanpa dia minta, dari keluarga paanakan (hamba) yang mengabdi pada keluarga Salogang. Ia diam-diam menaruh hati pada Landorundun. Realita adat mengikatnya untuk tahu diri. Anak dari kalangan paanakan pantang menikah dengan putri bangsawan seperti Landorundun. Rannu Labi bisa menerima konsekuensi itu, dan cukup mengagumi kecantikan tanpa pernah bisa menggapainya.

Saat sama ia gusar jika Landorundun jatuh ke pelukan Tangke Kila, pria kaya yang dengan sombongnya berpikir dengan hartanya bisa memperistri Landorundun.

Terbesit harapan di sudut hari Rannu Labi setelah Lambi Kila , yang berniat

mencelakai dirinya, akhirnya mati secara tragis dalam suatu upacara maro, melukai diri sendiri.

Rannu Labi tak kuasa menolak takdirnya sendiri ketika muncul Bendurana. Pria asing ini telah datang dengan satu misi mempersunting pemilik rambut yang melilit pesussu bulaan. Rannu Labi dengan segera mengetahui, ini adalah takdir alam. Sebab, pria ini telah menemukan pesussu bulaan, hadiah yang diberikannya dengan tulus kepada Landorundun.

Suatu ketika pesussu itu terjatuh dan terbawa arus sungai bersama rambut Landorundun yang tercabut. Bendurana dengan ajaib menemukan benda kesayangan Landorundun itu. Rambut dengan panjang tujuh belas depa, tiga ratus jengkal telah menjadi pedoman Bendurana memulai pencarian dengan armada besar, lembang sura (perahu berukir).

Bendurana dengan mudah manaklukkan hati Rannu Labi. Tetapi tidak dengan Landorundun, apalagi sang ibu. Melalui upaya kolosal ussapan salu, membendung sungai, dikisahkan Bendurana akhirnya berhasil. Namun, ketika Landorundun akhirnya dibawanya pergi, LambeSusu menangis dan maratapi nasibnya sendiri di suatu tempat, yang kemudian diberi nama Matabongi.

Kisah Landorundun modern dirajut dari perjumpaan, dan perasaan cinta yang sulit dilukiskan antara Kinaa Landorundun dan Bendurana. Kinaa seorang gadis blasteran Indonesia-Australia yang tinggal dengan ayah dan ibunya di Bali dan terbang ke banyak tempat untuk bisnis benda-benda antik. Bendurana adalah seorang pemuda yang terobsesi kisah Landorundun. Seorang sarjana pertambangan dengan karier bagus di perusahan asing di Jakarta yang memutuskan pulang kampung menjadi guru. Bendurana sendiri seakan-akan telah ketiban inspirasi sebagai momentum menuntaskan proyek penulisan kisah legenda Landorundun melalui blog pribadinya.

Kisah tetang Kinaa Landorundun bermula dari gelisah dirinya mengenai masa depannya, tentang pendamping hidup dalam perbincangan dengan sepupuhnya di tengah semarak festival Jacaranda di Australia.

Perkenalan keduanya melalui blog dan berlanjut ke situs jejaring sosial, mengawali hubungan sekaligus pencarian. Kinaa memutuskan berkunjung ke Toraja. Ada sesuatu yang mendorongnya ingin menemuai teman barunya, Ben. Selain itu, cerita mengenai Landurundun yang ditulis Ben membangkitkan minatnya ingin melihat Toraja dari sisi lain.

Di Toraja, Ben menuntun Kinaa menikmati sensasi arung jeram di Sungai Maiting yang terkenal itu. Kinaa tanpa canggung tenggelam dalam keramaian dan energi Pasar Pagi, pasar tradisional di kota Rantepao. Ben juga mengajaknya melihat Toraja dari atas dan menghirup hawa sejuk dari lereng Gunung Sesean. Semua, termasuk perbincangan mengenai kisah Landorundun, semakin menggiring keduanya pada perasaan aneh bercampur penasaran yang makin dalam.

Kinaa kembali ke Bali dengan pertanyaan tentang perasaannya sendiri terhadap Ben dan sebaliknya. Ada perasaan tak rela bagi Kinaa bahwa hubungan dengan Ben berakhir tanpa arah.

Di Bali Kinaa ingin berbagi dengan ayahnya soal Ben dan kunjungannya. Tetapi sesuatu yang tak pernah dia bayangkan meluncur dari mulut ayahnya sendiri.

Nama Londorundun ayah pilih menjadi nama kamu agar itu menjadi simbol untuk semua mimpi yang terwujud,kata ayahnya.

Curhatan ayahnya membawanya bertemu lagi dengan Ben. Kali ini di samping seorang lelaki renta yang tengah terbaring di rumah sakit Stella Maris di Makassar. Butiran air bahagia terjatuh dari mata lelaki tua itu demi menyaksikan puteranya yang hilang telah kembali. Kinaa dan Ben hanya bisa saling menatap dengan perasaan campur aduk. Siapa pernah menyangkah, ayah mereka adalah anak kembar dari lelaki ini?

Ben dan Kinaa akhirnya menyadari bahwa tanpa mereka ketahui telah mewarisi mimpi orang tua dan masa lalunya yang menjadi rahasia. Takdir membawa mereka bertemu dan menerima Londorundun dan Bendurana mereka masing-masing.

Sayangnya penulis tak cukup mengeksplore konflik-konflik yang sebetulnya bertebaran dalam cerita ini, sehingga pembaca kurang bisa mendapatkan karakter yang kuat pada masing-masing tokoh dalam novel ini. Selain itu, tidak cukup konsisten penulisnya menjelaskan istilah dan tempat-tempat yang disebut dalam novel untuk para pembaca umum. Walaupun proses penulisan novel ini memakan waktu lama untuk riset dan penulisan, penulis tentu saja akan banyak menemui kesulitan mengidentifikasi nama dan lokasi, terutama karena tempat-tempat itu kadang-kadang bercampur dengan mitos.

Secara umum, novel ini enak dibaca. Pembaca juga akan tergugah nuraninya karena keindahan bahasa, kekuatan deskripsi, dan riset mendalam oleh penulisnya. Selain itu, ucapan-ucapan populer dan khas Toraja, yang secara apik disandingkan ungkapan bahasa Indonesia dan Inggris terasa akrab dan membangkitkan memori. Terutama bagi pembaca Toraja.

Landorundun, membawa kita pada pada masa lalu sekaligus masa kini. Tidak saja menghidupkan kembali memori tetapi juga keindahan alam dan budaya Toraja hingga kini.

Pencarian Ben dan Kinaa pada asal-usul mereka membantu pembaca menengok impian yang terukir dalam nama pemberian orang tua mereka sendiri. Sudah pasti, Novel ini akan membantu pembaca bercermin pada kearifan, nilai-nilai tradisi kehidupan keluarga Toraja di masa silam dan dan kini. Dengan segala keunikannya.