landform vulkanik

Upload: bernadet-srimurniati-ningsih

Post on 16-Jul-2015

654 views

Category:

Documents


70 download

TRANSCRIPT

GeomorfologiStudi tentang bentuklahan, khususnya mengenai sifat (nature), cara terbentuknya (origin), proses-proses dan perkembangan serta komposisi materialnya. Bentuklahan (Landform)

Bagian dari permukaan bumi yang mempunyai karakteristik bentuk yang khas, sebagai akibat pengaruh yang kuat dari bekerjanya proses-proses geomorfik dan struktur kerak bumi terhadap material batuan dalam periode tertentu.

Proses-proses Geomorfik Eksogen Degradasi : Proses-proses (pelapukan, erosi, transportasi, gerakan tanah) yang menghasilkan penurunan permukaan daratan/Denudasi. Agradasi : Penimbunan, menghasilkan kenaikan permukaan. Endogen Diastrofisme : Deformasi skala besar pada kulit bumi yang menghasilkan daratan, cekungan laut, dan deretan pegunungan. Volkanisme : Aktivitas gunungapi, keluarnya material gunung api berupa gas, fluida, lava, dan piroklastik (debu, bom, breksi volkanik) Ekstraterestrial ,Material luar angkasa yang jatuh ke bumi. Klasifikasi Bentuklahan Berdasarkan Genesis

Macam Bentuklahan Struktural Denudasional Volkanik Fluvial Aeolian Solusional Organik Marin Glasial

Contoh kenampakan morfologi Pegunungan Lipatan, Lembah sesar, plato. Bukit sisa akibat torehan alami. Kerucut gunung api, Aliran lava, Aliran lahar. Meander, Dataran banjir, Sungai teranyam, Teras sungai. Gumuk pasir (sand dune) pantai. Kerucut karst, Dolina, Uvala, Polje. Terumbu karang, Atol. Laguna, Delta Morain, Drumlin

Stadia geomorfik Stadia Muda Topografi sedikit terdiseksi Sedikit aliran sungai Sistem pengaliran belum berkembang baik Penampang lembah sungai berbentuk V Pengikisan vertikal berlangsung intensif Pengendapan terjadi sangat minim Sering dijumpai airterjun yang memotong batuan dasar Stadia Dewasa Sistem pengaliran berkembang baik Topografi banyak teridseksi Pencapaian relief maksimum Pengikisan vertikal berkurang Pengikisan lateral mulai intensif Pengandapan mulai terjadi Sungai mulai membentuk meander Stadia tua Lembah sungai menjadi sangat lebar ,Dataran banjir berkembang sanagt luas Meander sungai sangat intensif Relief tidak setajam pada stadia dewasa Erosi vertikal sudah terhenti ,Pengendapan terjadi pada tingkat maksimum

Landform VulkanikLandform vulkanik adalah landform yan proses pembentukannya dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi dan selalu dihubungkan dengan gerak-gerak tektonik. Macam-macam landform vulkanik berdasarkan Srijiono ( 1984,dikutip dari Widagdo ): 1. Bentuk timbulan (Morfologi Positif/Kubah Vulkanik), merupakan morfologi gunung api yang mempunyai bentuk cembung ke atas. Morfologi ini dibedakan atas dasar asal kejadiannya menjadi : Kerucut semburan -. Kerucut Semburan Utama, merupakan morfologi kerucut semburan yang terbentuk oleh erupsi lava yang bersifat kental/andesitic. -. Kerucut parasit, merupakan morfologi yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api yang berada pada lereng gunung api yang lebih besar. -. Kerucut Sinder , merupakan morfologi yang terbentuk oleh erupsi kecil yang terjadi pada kaki gunung api, berupa kerucut rendah dengan bagian puncak tampak cekung datar. Kubah Lava ( Lava Dome ), merupakan morfologi yang berbentuk kubah membulat yang terbentuk oleh magma yang sangat kental, biasanya dacite/rhyolite. Kubah terdiri dari satu atau lebih aliran lava individu. Gunung api Tameng /perisai, merupakan morfologi yang terbentuk oleh aliran magma cair encer, sehingga pada waktu magma keluar dari lubang kepundan, meleleh ke semua arah dalam jumlah besar dari suatu kawah besar/ kawah pusat dan menutupi daerah yang luas yang relatif tipis

sehingga bentuk gunung yang terbentuk mempunyai alas yang sangat luas dibandingkan tingginya. Sifat magmanya basa dengan kekentalan rendah dan kurang mengandung gas. Karena itulah erupsinya lemah, keluarnya ke permukaan bumi secara effusive atau meleleh. Akibatnya lerengnya landai ( 20-100) tingginya tidak seberapa dibandingkan diameternya, dan permukaan lereng yang halus. Contohnya adalah gunung api di Hawaii ( Mauna Loa, Kilauea ).

Dataran Vulkanik, secara relatif, dataran vulkanik dicirikan oleh puncak topografi yang datar, dengan variasi beda tinggi yang tidak mencolok. Macam-macam dataran vulkanik diantaranya adalah dataran basal, plato basal, dan dataran kaki vulkan.

Vulkan semu , adalah morfologi mirip kerucut gunung api, bahan pembentuknya berasal dari vulkan yang berdekatan , dapat pula terbentuk oleh erosi lanjut terhadap suatu vulkan yang sudah lama tidak menunjukkan kegiatannya ( mati ). Morfologi ini kemungkinan dihasilkan dari suatu

patahan mayor yang melintasi gunung api aktif dan mampu mengangkat massa yang besar. Morfologi vulkan semu ini sering disebut Gunung Gendol. Gunung Gendol adalah bukit kecil di daerah Muntilan, Jawa Tengah pada dataran kaki vulkan G. Merapi. Vulkan jenis lain adalah lajuran vulkanik (volcanic neck) yaitu morfologi yang terbentuk bila suatu kubah vulkanik tererosi sehingga tinggal berbentuk lajuran, dan biasanya di daerah tersebut sering dijumpai retas daerah memanjang.

2. Depresi Vulkanik ( Morfologi Negatif ), merupakan bagian vulkan secara umum berupa cekungan. Danau Vulkanik, yaitu depresi vulkanik yang terisi oleh air sehingga terbentuk danau. Kawah, depresi vulkanik yang terbentuk oleh letusan dengan diameter maksimum 1,5 km, dan tidak terisi oleh apapun selain material hasil letusan. Berdasarkan asal mulanya dibedakan kawah letusan dan kawah runtuhan. Sedang berdasarkan letaknya berdasarkan pusat kegiatan dikelompokkan kawah kepundan dan kawah samping ( kawah parasiter ). Pengisian kawah oleh air hujan akan menyebabkan terbentuknya danau kawah, dan letusan pada gunung api yang mempunyai danau kawah akan menyebabkan lahar letusan yang bersuhu tinggi. Kaldera, yaitu depresi vulkanik yang terbentuk belum tentu oleh letusan, tetapi didahului oleh amblesan pada komplek vulkan, dengan ukuran lebih

dari 1,5 km. Pada kaldera ini sering muncul gunung api baru. Menurut H.William (1947), berdasarkan proses yang membentuknya kaldera dibedakan menjadi -.Kaldera letusan, yaitu kaldera yang disebabkan oleh letusan gunung api yang sangat kuat yang menghancurkan bagian puncak kerucut dan menyemburkan massa batuan dalam massa yang yang sangat besar. Kaldera Bandai-san di Jepang dan Tarawera di New Zealand termasuk jenis ini. -. Kaldera runtuhan. Yaitu kaldera yang disebabkan oleh letusan yang berjalan cepat yang memuntahkan batu apung dalam jumlah banyak, sehingga menyebabkan kekosongan dalam dapur magma. Penurunan permukaan magma di dalam waduk pun akan menyebabkan runtuhnya bagian atas dapur magma,dan memicu terjadinya runtuhan bagian puncak gunung api. Hampir kebanyakan kaldera terbentuk melalui proses ini, contoh Kaldera Krakatau di Indonesia dan Crater Lake di Oregon, Amerika. -. Kaldera erosi, yaitu kaldera yang disebabkan oleh erosi pada puncak kerucut , dimana erosi akan memperlebar daerah lekukan sehingga daerah kaldera tersebut semakin luas. Gejala seperti ini banyak ditemukan di Gunung api Jepang.

Selain morfologi diatas ,terdapat macam-macam morfologi hasil erupsi vulkanik : Morfologi hasil erupsi sentral . dari magma encer ( Hornitos, Exogeneous dome ), dari magma intermediet ( Cinder Cone ,Pyroclastic ring fall, Indogeneous Dome), dari magma kental (Maar, Crater, Kaldera). Morfologi hasil erupsi celah, dari magma encer ( Lava flow, Lava Pletau), dari magma intermediet ( Tanggul Lava, vulkanic ridge), dari magma kental ( Endogeneous ridge).

Landform FluviatilBentang alam Fluviatil merupakan satuan geomorfologi yang erat hubungannya dengan proses fluviatil. Proses fluviatil adalah semua proses yang terjadi di alam , baik fisika maupun kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air permukaan. Disini yang dominan adalah air yang mengalir secara terpadu/terkonsentrasi (sungai) dan air yang tidak terkonsentrasi (sheet water ). Tetapi alur-alur yanga ada di lereng bukit atau gunung dan terisi air bila terjadi hujan bukan termasuk bagian dari bentang alam fluviatil, karena alur-alur tersebut berisi air sesaat setelah terjadinya hujan (ephemeral stream).Sebagaimana proses geomorfik yang lain, proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam yang khas sebagai tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang dibentuk dapat terjadi karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh air permukaan. Sungai merupakan aliran air yang dibatasi suatu alur yang mengalir ke tempat/ lembah yang lebih rendah karena pengaruh gravitasi. Sungai termasuk sungai besar, sungai kecil maupun anak sungai. Macam-macam bentang alam fluviatil : Sungai teranyam ( braided stream), sungai teranyam terbentuk pada bagian hilir sungai yang mempunyai kemiringan datar atau hamper datar. Pembentukannya dikarenakan oleh erosi yang berlebihan pada daerah hulu sungai sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk gosong tengah (channel bar). Karena adanya gosong yang banyak dan berjajar (berderet) , maka alirannya memberikan kesan teranyam. Bar deposit ( endapan gosong), adalah endapan sungai yang terdapat pada bagian tepi atau tengah alur sungai. Endapan pada tengah alur disebut sebagai gosong tengah ( channel bart) sedang endapan pada tepi disebut gosong tepi (point bar). Tanggul alam ( natural levee), adalah tanggul yang terbentuk secara alamiah, hasil pengendapan luapan banjir dan terdapat pada tepi sungai sebelah menyebelah. Material pembentuk tanggul alam berasal dari material hasil transportasi sungai saat banjir dan diendapkan di luar saluran sehinggga tanggul-tanggul sepanjang aliran. Kipas alluvial (alluvial fan), adalah bentang alam alluvial yang terbentuk oleh onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu

dataran di depan gawir. Biasanya tersusun oleh perselingan pasir dan lempung unconsolidated sehingga merupakan lapisan air yang cukup baik. Delta, adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk pada daerah base level.

BENTUK LAHAN STRUKTURAL o Semua bentuklahan yang dibentuk oleh adanya tenaga endogen, yang menyebabkan adanya tekanan pada lempeng atau kerak bumi. o Struktur geologi paling berpengaruh struktur geologi sekunder proses tektonik pengangkatan, pengkekaran, patahan dan lipatan. o Struktur sekunder terbentuk setelah batuan terbentuk, contohnya lipatan (fold), kekar (joint), sesar (fault) KENAMPAKAN PETA TOPOGRAFI POLA PENGALIRAN dipengaruhi struktur dan litologi daerah tersebut (dendritik, rectangular, trellis, contorted) LINEAMENT, RIDGE, PUNCAK BUKIT, LEMBAH, LERENG, dll Jenis struktur pada bentuklahan struktural: Struktur sederhana: berlapis Lipatan, dome, basin Sesar, joint (kekar)

Identifikasi struktur: Dip dan strike (arah jurus) Pola aliran Konfigurasi permukaan bumi (topografi) Selang-seling batuan resisten dan non resisten

Kenampakan lereng Jalur mata air

Menurut Srijono (1984) B.A. Struktural dibagi berdasarkan struktur yang mengontrolnya, yaitu : DATARAN - struktur mendatar - struktur miring PEGUNUNGAN LIPATAN PEGUNUNGAN PATAHAN B.A. dengan struktur mendatar : - Dataran rendah elevasi 0 - 500 kaki dpl - Dataran tinggi (plateau) elevasi >500 kaki dpl pada stadia tua dijumpai mesa dan butte. mesa : Diameter > Ketinggian butte : Diameter < Ketinggian Penyebabnya : erosi dan perbedaan resistensi batuan B.A. dengan struktur miring : - cuesta : sudut kemiringan kedua sisi lereng tidak simetri, dengan

sudut lereng searah perlapisan batuan. fore slope > back slope - hogback : sudut kemiringan kedua sisi lereng relatif sama, dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan sekitar 45 derajat. fore slope = back slope

Struktur Lipatan Lipatan terjadi karena lapisan kulit bumi mengalami gaya kompresi.

Macam-macamnya : Struktur Antiklin dan Antiklin menunjam Struktur Sinklin dan Sinklin menunjam Struktur Patahan Struktur Lipatan Tertutup - Kubah (Dome) - Cekungan (Basin)

STRUKTUR LIPATAN TERTUTUP

KUBAH, ciri-ciri :

Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam) pola kontur tertutup pola pengaliran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda pola pengaliran annular pada stadia dewasa

CEKUNGAN, ciri-ciri :

Kedudukan lapisan miring ke dalam, back slope ke arah dalam Mempunyai pola kontur tertutup Pada stadia muda pola penyaluran annular