landasan teori ii.1 biaya ii.1.1 definisi biaya ada ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00303-ak...

28
8 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya Sebelum membahas activity based costing, ada baiknya kita mengerti pengertian dari biaya. Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:29) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini atau di masa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain. Sedangkan Hansen dan Mowen yang diterjemahkan Fitriasari, D. (2006:40) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Jadi menurut dua pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya adalah suatu pengorbanan perusahaan yang berbentuk kas atau ekuivalen kas yang

Upload: buikiet

Post on 11-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

8

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Biaya

II.1.1 Definisi Biaya

Sebelum membahas activity based costing, ada baiknya kita mengerti pengertian

dari biaya. Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:29) mendefinisikan

biaya sebagai berikut:

Biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh

manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi

diwakili oleh penyusutan saat ini atau di masa yang akan datang dalam bentuk kas atau

aktiva lain.

Sedangkan Hansen dan Mowen yang diterjemahkan Fitriasari, D. (2006:40)

mendefinisikan biaya sebagai berikut:

Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa mendatang bagi

organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar

dengan barang atau jasa yang diinginkan.

Jadi menurut dua pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya

adalah suatu pengorbanan perusahaan yang berbentuk kas atau ekuivalen kas yang

Page 2: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

9

dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan untuk

memberikan suatu manfaat dan tujuan bagi perusahaan, yaitu untuk meningkatkan laba.

II.1.2 Klasifikasi Biaya

Mengacu kepada pendapat Witjaksono (2006) yang menggolongkan dan

mengklasifikasikan konsep informasi berkenaan dengan biaya adalah sebagai berikut:

1) Konsep biaya untuk perencanaan dan pengendalian.

A. Konsep Harga Pokok (cost).

Harga Pokok adalah sejumlah nilai aktiva (asset), tetapi jika selama

tahun aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh

penghasilan, aktiva tersebut harus dikonversikan menjadi beban

(expense). Contohnya adalah pengorbanan sumber daya berupa bahan

baku, tenaga kerja, dan operasi mesin pabrik yang bertujuan untuk

menghasilkan suatu produk, sehingga terjadi konversi dari sumber daya

tersebut menjadi suatu bentuk barang jadi (finished good).

B. Konsep Beban (expense).

Beban adalah arus keluar aktiva (aset) terhadap penghasilan karena

perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi yang ada. Beban terjadi

berasal dari aktiva atau tanpa melalui aktiva. Contohnya adalah beban

yang berasal langsung dari aktiva seperti beban penyusutan. Sedangkan

beban langsung tanpa melalui aktiva adalah beban reklame.

Page 3: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

10

C. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk.

Terdapat biaya yang disebut prime cost atau disebut juga biaya utama.

Mengacu pada pendapat Horngren, Datar, dan Foster, prime cost adalah

seluruh biaya manufaktur langsung. Biaya manufaktur langsung adalah

direct materials dan direct labour. Biaya yang termasuk konsep biaya

pabrikasi atau biaya produk adalah sebagai berikut:

1. Bahan Langsung (Direct Materials).

Adalah semua bahan yang membentuk bagian integral dari barang

jadi. Contohnya adalah tepung terigu sebagai bahan baku dari

pembuatan roti.

2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour).

Adalah tenaga kerja yang digunakan untuk membuat bahan langsung

untuk menjadi barang jadi. Contohnya adalah upah pekerja pabrik

bagi pengolahan tepung terigu menjadi roti, dimulai dari mengolah

campuran bahan baku hingga pengemasan.

3. Biaya Overhead Pabrik (BOP).

Adalah biaya-biaya produk selain biaya bahan langsung dan biaya

tenaga kerja. BOP sendiri dibagi menjadi:

a. Bahan tidak langsung, adalah bahan yang dibutuhkan guna

menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sedemikian

kecil dan sulit untuk diukur per unit produk.

Page 4: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

11

b. Tenaga kerja tidak langsung, adalah tenaga kerja yang

dikerahkan dan secara tidak langsung mempengaruhi

pembuatan barang jadi. Contohnya adalah supervisor produksi

yang mengawasi mutu proses pembuatan suatu produk dan

melakukan pengujian atas kualitas apabila produk tersebut jadi.

c. Biaya tidak langsung lainnya, adalah BOP selain BOP bahan

tidak langsung dan BOP tenaga kerja tidak langsung.

Contohnya adalah pemakaian air tanah dan kebersihan.

D. Konsep Biaya Komersial.

Secara umum biaya komersial dibagi menjadi:

1. Beban pemasaran, adalah beban pada saat barang jadi yang telah siap

untuk dijual. Contohnya adalah seperti biaya ekspedisi atau biaya

pengiriman.

2. Beban administrasi, adalah beban yang dikeluarkan dalam mengatur

dan mengendalikan organisasi. Contohnya adalah gaji pegawai

bagian keuangan atau akuntansi.

E. Perilaku Biaya (cost behaviour).

Perilaku biaya dibagi menjadi empat macam biaya, yaitu:

1. Biaya Variabel (Variable Cost).

Biaya variabel merupakan biaya yang berubah-ubah sebanding

dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Contohnya

Page 5: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

12

adalah biaya pemakaian bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja

langsung. Semakin banyak unit yang diproduksi, maka kebutuhan

terhadap bahan baku akan semakin banyak pula.

2. Biaya Tetap (Fixed Cost).

Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap walaupun

jumlah yang diproduksi atau dijual berubah-ubah dalam kapasitas

normal. Contohnya adalah biaya penyusutan mesin dan peralatan

serta gaji pokok karyawan.

3. Biaya Semi Variabel (Mixed Cost).

Biaya semi variabel merupakan biaya yang jumlahnya berubah-ubah

dalam hubungannya dengan perubahan kuantitas yang diproduksi

tetapi perubahan yang terjadi tidak proposional. Contohnya adalah

pada departemen pengiriman yang biaya operasinya terdiri atas biaya

tetap (fixed cost) seperti penyusutan kendaraan, pajak kendaraan dan

sebagainya, serta biaya operasi seperti bensin, tol, dan sebagainya.

Semakin banyak produksi, maka aktivitas pengiriman akan semakin

meningkat, dan akan meningkatkan biaya operasional, tetapi pada

biaya tetap (fixed cost) tidak mengalami perubahan.

4. Biaya Bertingkat (Step Cost)

Biaya bertingkat merupakan biaya tetap dalam suatu rentang

produksi. Terdapat dua macam biaya bertingkat, yaitu biaya

Page 6: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

13

bertingkat tetap (fixed step cost) dan biaya bertingkat variabel

(variabel step cost).

F. Konsep Biaya berdasarkan pertanggung jawaban.

Konsep biaya ini digunakan dalam sistem pengendalian manajemen

(SPM) yang terdiri atas:

1. Biaya Terkendali (Controllable Cost).

Biaya terkendali merupakan biaya yang dikeluarkan oleh suatu

tempat biaya dan atas pengeluaran biaya tersebut seseorang harus

bertanggung jawab. Contohnya adalah untuk pusat biaya seperti

departemen produksi, seorang manajer produksi bertanggung jawab

atas biaya produksi yang masih dalam kendali kekuasaannya,

misalnya saja total pemakaian bahan baku dalam unit, total jam kerja

karyawan dan sebagainya.

2. Biaya Tak Terkendali (Uncontrollable Cost).

Biaya tak terkendali merupakan biaya yang tidak bisa dibebankan

tanggung jawab pengeluarannya pada seorang manajer atau

pimpinan pusat biaya. Contohnya adalah seorang manajer produksi

tidak dapat diminta pertanggung jawabannya apabila terjadi

kelebihan upah karyawan dari yang direncanakan karena keputusan

pemerintah.

Page 7: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

14

G. Berdasarkan Pengambilan Keputusan.

Manajer membutuhkan informasi yang relevan dalam mengambil

keputusan. Informasi yang baik adalah informasi yang mengurangi

ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Dalam kaitannya dengan

informasi akuntansi biaya, dikenal dua tipe informasi biaya pengambilan

keputusan, yaitu:

1. Biaya Relevan.

Merupakan biaya yang diperkirakan akan muncul, yang berbeda di

antara berbagai alternatif. Contohnya adalah untuk memutuskan

apakah yang menerima atau menolak suatu pesanan khusus, maka

informasi biaya yang relevan antara lain adalah biaya set up mesin

untuk pengerjaan pesanan.

2. Biaya Tidak Relevan.

Misalnya adalah untuk memutuskan apakah yang menerima atau

menolak suatu pesanan khusus, maka informasi biaya yang tidak

relevan adalah biaya penyusutan, karena baik keputusan menolak

atau menerima pesanan tersebut tidak akan berpengaruh pada biaya

penyusutan.

Page 8: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

15

2) Konsep biaya kesempatan (opportunity cost)

Didefinisikan sebagai: “Benefit forgone as a result of choosing one course of

action rather than another”. Contohnya pada pesanan khusus, apabila

pengerjaan pesanan khusus harus mengorbankan pengerjaan produk lain,

maka ada biaya kesempatan berupa hilangnya kesempatan menjual produk

yang dikorbankan tersebut.

Carter dan Usry (2006) menyatakan bahwa biaya tetap dan variabel harus

dipisahkan dalam hal merencanakan, menganalisis, dan mengendalikan. Biaya-biaya

yang seluruhnya tetap atau variabel dalam rentang aktivitas yang diantisipasi harus

diidentifikasi, dan komponen tetap dan variabel dari biaya semivariabel harus

diestimasikan.

Pemisahan biaya tetap dan biaya variabel diperlukan untuk tujuan perhitungan

tarif biaya overhead predeterminasi dan analisis varians, persiapan anggaran fleksibel

dan analisis varians, perhitungan biaya langsung dan analisis varians, analisis titik

impas dan analisis biaya-volume-laba, analisis biaya diferensial dan komparatif, analisis

maksimisasi laba dan minimisasi biaya jangka pendek, analisis anggaran modal, dan

analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk, dan pelanggan.

Page 9: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

16

II.2 Sistem Akuntansi Biaya Tradisional (Traditional Costing)

Sebelum masa modernisasi seperti pada saat ini, komponen terbesar dari biaya

produk adalah tenaga kerja langsung (TKL). Para Manajer perusahaan pada saat itu

percaya bahwa adanya hubungan yang positif antara biaya tenaga kerja langsung

dengan biaya overhead. Sehingga TKL digunakan sebagai basis alokasi overhead.

Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Fitriasari, D. (2006:142)

mendefinisikan sistem akuntansi biaya tradisional atau metode konvensional sebagai

berikut:

Sistem akuntansi biaya tradisional adalah perhitungan biaya produk berdasarkan

fungsi membebankan biaya dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung ke

produk dengan menggunakan penelusuran langsung. Biaya overhead di lain pihak

dibebankan dengan menggunakan penelusuran gerak dan alokasi.

Perhitungan biaya dalam sistem biaya tradisional menggunakan penggerak

aktivitas tingkat unit (unit activity cost drivers). Penggerak aktivitas tingkat unit adalah

faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya seiring dengan perubahan jumlah unit

yang diproduksi. Contoh penggerak aktivitas tingkat unit yang pada umumnya

digunakan untuk membebankan overhead meliputi unit yang diproduksi, jam tenaga

kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam mesin, dan biaya bahan baku

langsung. Tujuan dari sistem akuntansi biaya tradisional adalah untuk menilai secara

tepat persediaan serta harga pokok penjualan (HPP) pada pelaporan keuangan eksternal.

Page 10: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

17

Tetapi pada saat ini, tarif overhead tunggal berdasarkan tenaga kerja langsung

tidak lagi memuaskan. Mengacu pada pendapat Islahuzzaman (2011) yang menyatakan

bahwa alasan mengapa tarif overhead tunggal berdasarkan tenaga kerja langsung tidak

lagi memuaskan, karena:

a. Tenaga kerja langsung tidak lagi memiliki hubungan yang tinggi dengan

biaya overhead.

b. Overhead memiliki aktivitas yang sangat bervariasi, tarif tunggal

berdasarkan tenaga kerja langsung tidak mampu lagi mencerminkan kondisi

sebenarnya.

c. Pekerjaan manual yang telah tergantikan oleh mesin.

d. Produk dan jasa pada saat ini memiliki volume, batch size, serta

kompleksitas yang berbeda-beda.

Namun, sistem tradisional pada saat ini tetaplah masih dibutuhkan karena masih

digunakannya tenaga kerja sebagai dasar untuk membebankan biaya overhead ke

produk terutama untuk pelaporan eksternal. Selain itu, masih tingginya hubungan antara

biaya overhead dengan tenaga kerja langsung pada beberapa perusahaan. Dan masih

banyak perusahaan yang menggunakan tenaga kerja langsung dan jam mesin sebagai

dasar untuk mengalokasikan biaya overhead pada perusahaan mereka.

Page 11: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

18

II.3 Metode Activity Based Costing (ABC)

II.3.1 Definisi Activity Based Costing

Activity Based Costing (ABC) merupakan suatu metode yang menerapkan

akuntansi berdasarkan aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk

yang lebih akurat. Namun dari perspektif manajerial, sistem ABC bukan hanya

menyediakan tentang informasi biaya produk yang akurat, tetapi juga menyediakan

informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat

menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk.

Garrison dan Norren yang diterjemahkan oleh Budisantoso, A, T. (2000:292)

mendefinisikan activity based costing sebagai berikut:

Metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya untuk

keputusan strategis yang akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap.

Pengambilan keputusan yang berpengalaman pasti mempertimbangkan ketidak

akuratannya. Data yang tidak akurat dapat menghasilkan kesalahan yang berpotensi

mengasilkan pengambilan keputusan strategis yang kurang optimal. Dengan activity

based costing dapat dihitung harga pokok suatu produk atau jasa yang dapat digunakan

oleh manajemen sebagai salah satu alternatif menentukan harga jual.

Sedangkan Witjaksono, A. (2006:209), mendefinisikan activity based costing

sebagai berikut:

Activity based costing adalah suatu metode pengukuran biaya produk atau jasa yang didasarkan atas penjumlahan biaya (cost accumulation) dari pada kegiatan atau aktivitas yang timbul berkaitan dengan produksi atau jasa tersebut. Aktivitas atau transaksi yang menyebabkan terjadinya biaya produksi barang atau jasa disebut cost driver.

Page 12: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

19

Sementara itu Burton dan Macarthur (2003:5-3) dalam jurnalnya memberikan

pandangannya mengenai activity based costing sebagai berikut: “Activity based costing

was originally developed by companies to deal with the problem of product cost

subsidization in traditional costing system. ABC has been found useful for several other

purposes, such as costing non value added activities, long term pricing, and capacity

management”.

II.3.2 Bagian-bagian dari Activity Based Costing

Activity based costing terdiri dari beberapa macam aktivitas, elemen biaya, serta

driver. Mengacu kepada Islahuzzaman (2011), beberapa bagian dari ABC yang perlu

kita pahami artinya adalah:

1. Aktivitas, adalah pekerjaan yang dilakukan berupa tindakan, gerakan, serta

rangkaian pekerjaan. Kumpulan tindakan yang dilakukan dalam organisasi

yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas.

Contohnya adalah pemindahan bahan merupakan aktivitas pergudangan.

2. Activity center. Aktivitas yang berkaitan biasanya digabung ke dalam suatu

pusat aktivitas (activity center), bertujuan melaporkan informasi yang

berkaitan dengan aktivitas dalam suatu fungsi dan proses.

3. Sumber daya (resourcers). Sumber daya merupakan unsur ekonomis yang

dibebankan atau digunakan untuk melakukan aktivitas. Sumber daya inilah

yang dapat menimbulkan biaya. Contohnya adalah gaji dan bahan baku,

SDM, teknologi, dan modal.

Page 13: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

20

4. Obyek biaya (cost objects). Merupakan bentuk akhir dimana pengukuran

biaya diperlukan. Contohnya adalah pelanggan, produk, jasa, kontrak,

proyek, atau unit kerja.

5. Activity cost pool. Merupakan pengelompokkan dari semua elemen biaya

yang berkaitan dengan suatu aktivitas.

6. Elemen biaya (cost element). Merupakan jumlah yang dibayarkan untuk

sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dan terkandung di dalam cost

pool. Contohnya adalah biaya tenaga kerja listrik, biaya perekayasaan, dan

penyusutan dapat merupakan elemen biaya dalam activity cost pool untuk

suatu aktivitas mesin.

7. Resource driver (pemicu sumber daya) adalah dasar yang digunakan untuk

mengalokasikan biaya dari suatu sumber daya ke berbagai aktivitas berbeda

yang menggunakan sumber daya tersebut.

8. Cost driver (pemicu biaya) adalah faktor-faktor yang menyebabkan

perubahan biaya aktivitas. Cost driver merupakan faktor yang dapat diukur

yang digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke

aktivitas lainnya. Terdapat dua jenis cost driver, yaitu:

a. Pemicu sumber daya (resources driver). Merupakan ukuran kuantitas

sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas. Cost driver ini

digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi

oleh aktivitas ke cost pool tertentu. Contoh resources driver adalah

persentase dari total yang digunakan oleh suatu aktivitas.

Page 14: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

21

b. Pemicu aktivitas (activity driver). Merupakan ukuran frekuensi dan

intensitas permintaan terhadap suatu aktivitas berdasarkan obyek

biaya. Pemicu aktivitas digunakan untuk membebankan biaya dari

cost pool ke obyek biaya. Contoh activity driver adalah jumlah suku

cadang yang digunakan dalam produk akhir untuk mengukur

konsumsi aktivitas penanganan bahan untuk setiap produk.

Untuk dapat lebih memahami tentang elemen dan bagian dari activity based

costing, mari kita lihat ilustrasi gambar berikut ini:

Gambar 2.1

Sumber: Stout, D. E. dan Bedenis G. P.

Page 15: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

22

II.3.3 Tahap-tahap Penerapan Activity Based Costing

Dalam penerapan activity based costing, terdapat beberapa tahapan dan langkah-

langkah yang perlu dilakukan untuk mendesain sistem ABC. Mengacu pada Bustami

dan Nurlela (2009) yang menerapkan langkah-langkah dalam mendesain sistem ABC,

yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi, mendefinisikan, dan pool aktivitas.

Tahapan yang utama dan pertama dalam menerapkan activity based costing

adalah mengidentifikasi aktivitas yang menjadi dasar dari sistem tersebut..

Prosedur yang biasanya dilakukan pada tahap ini adalah dengan melakukan

wawancara terhadap semua orang yang terlibat yang menimbulkan

overhead dan meminta mereka menggambarkan aktivitas utama yang

mereka lakukan. Biasanya akan diperoleh catatan aktivitas yang cukup

beragam. Adapun aktivitas yang cukup beragam tersebut dapat digabungkan

menjadi lima tingkat aktivitas, yaitu sebagai berikut:

a. Aktivitas tingkat unit (unit level activity).

Aktivitas unit level dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya

aktivitas unit level bersifat proposional dengan jumlah unit produksi.

Sebagai contoh, menyediakan tenaga untuk menjalankan peralatan

menjadi aktivitas unit level karena tenaga tersebut cenderung

dikonsumsi secara proposional dengan jumlah unit produksi. Selain

itu aktivititas lainnya dalam unit level adalah seperti pemakaian bahan,

pemakaian jam kerja langsung, serta inspeksi setiap unit.

Page 16: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

23

Contoh cost driver dari aktivitas unit level adalah jam dan biaya

tenaga kerja langsung, jam mesin, bahan baku langsung, biaya bahan

baku langsung, jumlah komponen bahan baku, total biaya utama, total

biaya langsung, dan unit diproduksi.

Sedangkan contoh biaya dari aktivitas unit level adalah biaya

bahan baku, biaya TKL, biaya energi. Contoh biaya aktivitas berlevel

unit pada rumah sakit adalah seperti biaya listrik dan air, biaya bahan

medis habis pakai, obat-obatan, konsumsi pasien, dan biaya honor

dokter.

b. Aktivitas tingkat batch (batch level activity).

Aktivitas batch level dilakukan setiap kali batch diproses, tanpa

memperhatikan berapa unit yang ada di dalam batch tersebut. Contoh

aktivitas pada aktivitas batch level adalah membuat order produksi,

set up peralatan, penjadwalan produksi, inspeksi untuk setiap batch,

memproses suatu pesanan, dan pengaturan pengiriman kepada

konsumen.

Contoh cost driver pada tingkat batch ini adalah seperti

persiapan, jam persiapan, pesanan produksi, serta permintaan bahan

baku. Sedangkan biaya pada batch level lebih tergantung pada batch

yang diproses dan bukannya pada jumlah unit produksi, jumlah unit

dijual, atau ukuran volume yang lain.

Page 17: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

24

Contoh biaya dalam batch level activity seperti biaya untuk set up

mesin, biaya persiapan, dan biaya penanganan bahan baku untuk

memproses batch tanpa memperhatikan apakah batch terdiri dari satu

ataupun banyak item. Contoh biaya dalam rumah sakit seperti biaya

kebersihan, alat makan pasien, biaya laundry, sterilisasi instrumen,

pengolahan limbah cair, dan pembakaran sampah medik.

c. Aktivitas tingkat produk (product level activity).

Aktivitas product level berkaitan dengan produk spesifik dan

biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan berapa batch atau berapa

unit yang diproduksi atau dijual. Aktivitas yang dilakukan untuk

mendukung produksi produk yang berbeda. Contoh aktivitas dari

product level adalah aktivitas untuk merancang produk, mengiklankan

produk, memelihara spesifikasi produk, pengujian khusus, penelitian

dan pengembangan produk tertentu, dan biaya untuk manajer dan staf

produksi.

Pemicu tingkat produk (product level driver) adalah ukuran

aktivitas yang bervariasi dengan bermacam-macam jumlah produk

yang diproduksi dan dijual. Contohnya adalah jumlah perubahan

mesin, jam desain, dan jumlah komponen berbeda yang diperlukan.

Biaya tingkat produk (product level cost) adalah biaya yang

terjadi untuk mendukung sejumlah produk berbeda yang dihasilkan.

Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit dan batch produk. Biaya

Page 18: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

25

ini dibebankan kepada produk bedasarkan taksiran jumlah unit

produksi tertentu yang akan dihasilkan selama umur produk tersebut

(product life cycle). Contoh biaya tingkat produk adalah biaya desain

produk, biaya pengembangan produk, biaya pembuatan prototipe,

biaya teknik produksi, serta biaya-biaya untuk mempertahankan suatu

produk atau jasa.

Contoh aktivitas product level dalam rumah sakit adalah seperti

biaya desain produk, desain proses pengelolaan produk, pengujian

produk, dan biaya jumlah dokter spesialis.

d. Aktivitas tingkat pelanggan (customer level activity).

Aktivitas customer level berkaitan dengan konsumen khusus dan

meliputi aktivitas seperti telepon untuk penjualan, pengiriman katalog,

dukungan teknis yang tidak terpaku pada produk tertentu.

e. Aktivitas pemeliharaan organisasi (organization sustaining activity).

Aktivitas organization sustaining yang dilakukan tanpa

memperhatikan konsumen mana yang dilayani, barang apa yang

diproduksi, berapa batch yang dijalankan, atau berapa unit yang

dibuat, tetapi lebih memfokuskan kepada berjalannya dan masa depan

dari perusahaan tersebut agar tetap bertahan.

Contoh aktivitasnya adalah kebersihan kantor eksekutif,

penyediaan jaringan komputer, pengaturan pinjaman, penyusunan

Page 19: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

26

laporan tahunan untuk pemegang saham, keamanan, depresiasi pabrik,

dan pembayaran pajak properti.

Contoh pemicu tingkat pabrik (plant level driver) adalah luas

lantai yang ditempati. Sedangkan contoh biaya tingkat pabrik (plant

level cost) adalah biaya memelihara kapasitas di lokasi produksi, biaya

sewa, pajak properti, asuransi untuk bangunan pabrik, biaya

depresiasi, amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji karyawan kunci, dan

keamanan. Biaya ini dibebankan kepada produk atas dasar taksiran

unit produk yang dihasilkan pada kapasitas normal divisi penjual.

Dalam rumah sakit, biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk

mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh rumah sakit.

Penggabungan aktivitas dalam activity based costing, setiap aktivitas harus

dikelompokkan dalam tingkatan yang sesuai, dengan memperhatikan aktivitas-

aktivitas yang mempunyai korelasi yang tinggi dalam satu tingkat. Gabungan

dari biaya overhead yang berhubungan dengan aktivitas yang sama dikenal

dengan nama cost pool, yang akan digunakan untuk menghitung tarif

pembebanan pada setiap aktivitas.

2. Menelusuri biaya overhead secara langsung ke aktivitas dan objek biaya.

Tahap kedua dalam menerapkan activity based costing adalah sejauh

mungkin menelusuri biaya overhead secara langsung ke objek biaya, yang

Page 20: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

27

menyebabkan timbulnya biaya, kemudian menentukan pemicu biayanya

(cost driver) seperti produk, pesanan pelanggan, dan pelanggan.

3. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas.

Pada umumnya biaya overhead diklasifikasikan dalam sistem akuntansi

perusahaan berdasarkan departemen atau divisi, dimana biaya tersebut

terjadi. Tetapi pada beberapa kasus ada beberapa atau semua biaya

ditelusuri langsung ke pool biaya aktivitas, seperti pemrosesan pesanan,

dimana semua departemen pembelian dapat ditelusuri ke aktivitas ini.

Dalam activity based costing sangat umum overhead terkait dengan

beberapa aktivitas. Untuk kondisi seperti tersebut, biaya departemen dapat

dibagi ke beberapa kelompok atau pool aktivitas, dengan menggunakan

proses alokasi tahap pertama, yaitu membebankan biaya overhead ke pool

biaya aktivitas.

4. Menghitung tarif aktivitas.

Tarif aktivitas yang akan digunakan untuk pembebanan biaya overhead ke

produk dihitung dengan menentukan total aktivitas sesungguhnya yang

diperlukan untuk memproduksi bauran produk dan untuk melayani

pelanggan saat ini. Kemudian menentukan tarif aktivitas dengan membagi

total biaya pool aktivitas masing-masing aktivitas dengan total pemicu

aktivitas.

Page 21: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

28

Berikut ini adalah rumus tarif pembebanan dalam pengelompokkan

aktivitas:

Tarif pembebanan/pool rate = Total biaya pool aktivitasTotal pemicu biaya

5. Membebankan biaya ke obyek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas

dan ukuran aktivitas.

Langkah berikut dalam penerapan activity based costing disebut alokasi

tahap kedua, dimana tarif aktivitas digunakan untuk membebankan biaya ke

produk atau pelanggan dengan cara mengalikan tarif pool aktivitas dengan

ukuran aktivitas yang dikonsumsi masing-masing produk atau layanan jasa.

Berikut ini adalah rumus untuk menghitung tarif pembebanan unit cost:

Pembebanan = Pool rate x Jumlah aktivitas yang dikonsumsi

6. Menyiapkan laporan untuk manajemen.

Tahap ini adalah tahap pelaporan yang disusun, dengan menggabungkan

bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead ke produk atau

jasa layanan berdasarkan aktivitas. Kemudian menghitung marjin produk

atau jasa, melalui laporan hasil penjualan dikurangi dengan biaya-biaya

yang dibutuhkan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan. Tujuan

dibuatnya laporan manajemen menurut Ellyana, Permana, Agusman, et al

Page 22: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

29

adalah untuk mendapatkan informasi dalam laporan yang dapat membantu

para pengguna laporan keuangan untuk:

a. Mengevaluasi kinerja dalam kurun waktu tertentu (satu periode).

b. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas dalam

memberikan jasa pelayanan kesehatan.

c. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajemen entitas

rumah sakit.

.

II.3.4 Penerapan Activity Based Costing Pada Perusahaan Jasa

Activity based costing selain dapat digunakan pada perusahaan manufaktur,

dapat juga digunakan pada perusahaan jasa. Tetapi tentunya penerapan activity based

costing pada perusahaan jasa memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan

perusahaan manufaktur. Karena perusahaan jasa memiliki beberapa sifat yang berbeda

dibandingkan dengan perusahaan manufaktur, mengacu pada pendapat Yulianti (2011)

perbedaan perusahaan jasa dengan perusahaan manufaktur adalah:

1. Output yang sering kali susah untuk didefinisikan.

2. Pengendalian aktivitas yang terjadi pada perusahaan jasa kurang dapat

didefinisikan.

3. Cost memiliki proporsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan total cost

dari seluruh kapasitas yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara

output dengan aktivitasnya. Output dari perusahaan jasa adalah manfaat dari

Page 23: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

30

jasa itu sendiri yang kebanyakan tidak berwujud, contohnya adalah

kecepatan suatu jasa, kualitas suatu informasi, pemuasan konsumen. Output

pada perusahaan jasa tidak berwujud membuat perhitungan menjadi sulit.

Sekalipun sulit, dewasa ini bisnis pada perusahaan jasa mulai menggunakan

metode activity based costing.

Untuk menerapkan metode activity based costing, perusahaan memerlukan

berbagai hal yang perlu diperhatikan sebelum menerapkan metode activity based

costing tersebut. Kembali mengacu kepada pendapat Yulianti (2011), berikut ini adalah

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan activity based costing pada

perusahaan jasa, yaitu:

1. Identifying and Costing Activities. Mengidentifikasi dan memberikan harga

aktivitas dapat memberikan kesempatan untuk pengoperasian yang efisien.

2. Special Challenger. Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan

manufaktur dapat menjadikan beberapa permasalahan. Permasalahan itu

seperti sulitnya mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu jasa tidak

dapat menjadi suatu persediaan, karena kapasitas yang ada namun tidak

dapat digunakan menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindari.

3. Output Diversity. Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam

mengidentifikasi output yang ada. Pada perusahaan jasa, diversity yang

menggambarkan aktivitas-aktivitas pendukung pada hal-hal yang berbeda

mungkin sulit untuk dijelaskan atau ditentukan

Page 24: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

31

II.3.5 Manfaat dan Keterbatasan Activity Based Costing

II.3.5.1 Manfaat Activity Based Costing

Activity based costing membantu mengurangi distorsi yang disebabkan oleh

alokasi biaya tradisional. ABC juga memberikan pandangan yang jelas tentang

bagaimana komposisi perbedaan produk, jasa, dan aktivitas perusahaan yang memberi

kontribusi sampai lini yang paling besar dalam jangka panjang. Mengacu pada pendapat

Widjaja, A. (2011), manfaat utama ABC adalah:

1. ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif, yang

mengarahkan kepada pengukuran profitabilitas produk yang lebih akurat dan

kepada keputusan strategis yang diinformasikan dengan lebih baik tentang

penentuan harga jual, lini produk, pasar, dan pengeluaran modal.

2. ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu

oleh adanya aktivitas, hal ini dapat membantu manajemen untuk

meningkatkan product value dan process value dengan membuat keputusan

yang lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara lebih

baik dan membantu perkembangan proyek peningkatan value.

3. ABC memudahkan manajer memberikan informasi tentang biaya-biaya yang

relevan untuk pengambilan keputusan.

Page 25: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

32

II.3.5.2 Keterbatasan Activity Based Costing

Mengacu pada pendapat Witjaksono, A. (2006) mengenai kelemahan dari

activity based costing yaitu dalam penerapannya memerlukan lebih banyak waktu,

tenaga dan juga peralatan sehingga biaya yang dibutuhkan untuk menerapkan ABC

menjadi relatif lebih mahal dibandingkan dengan sistem akuntansi biaya konvensional.

Oleh karena itu para manajer dan akuntan perusahaan sangat berharap pada manfaat

yang dapat diperoleh jika menerapkan metode activity based costing. Namun sangat

dimungkinkan bahwa penerapan activity based costing adalah hanya untuk sebagian

aktivitas produksi atau hanya untuk departemen tertentu.

Activity based costing memang memberikan alternatif penelusuran biaya ke

produk individual secara lebih baik, namun metode ABC juga mempunyai keterbatasan

yang harus diperhatikan oleh manajer sebelum menerapkan ABC untuk menghitung

biaya produk. Mengacu kepada pendapat Widjaja, A. (2011) mengenai keterbatasan dari

metode ABC yaitu sebagai berikut:

1. Alokasi. Sekalipun data aktivitas tersedia, beberapa biaya mungkin

membutuhkan alokasi ke departemen atau produk berdasarkan ukuran

volume yang berubah-ubah sebab secara praktis tidak dapat ditemukan

aktivitas yang dapat menyebabkan biaya tersebut. Contoh beberapa biaya

untuk mempertahankan fasilitas, seperti aktivitas membersihkan pabrik dan

pengelolaan proses produksi.

2. Mengabaikan biaya (Omission of costs). Keterbatasan lain ABC adalah

beberapa biaya yang diidentifikasi pada produk tertentu diabaikan dari

Page 26: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

33

analisis. Aktivitas yang biayanya sering diabaikan adalah pemasaran,

advertensi, riset dan pengembangan, rekayasa produk, dan klaim garansi.

Tambahan biaya secara sederhana ditambahkan ke biaya produk untuk

menentukan biaya produk total. Secara tradisional biaya pemasaran dan

administrasi tidak dimasukkan ke dalam biaya produk karena persyaratan

pelaporan keuangan yang dikeluarkan oleh GAAP mengharuskan

memasukkan ke dalam biaya periode.

3. Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi. Sistem ABC mengkonsumsi biaya

yang sangat mahal untuk dikembangkan dan diimplementasikan. Disamping

itu juga membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Seperti sebagian besar

sistem akuntansi dan manajemen yang inovatif, biasanya diperlukan waktu

lebih dari satu tahun untuk mengembangkan dan mengimplementasikan

ABC dengan sukses.

Metode ABC dapat menghapuskan produk yang bervolume rendah dan

menggantinya dengan produk yang memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi.

Tetapi startegi ini tidaklah selalu berjalan mulus, tidak semua perlanggan menerima hal

tersebut. Selain itu, metode ABC tidak terlalu terkait dengan prinsip-prinsip akuntansi

yang berlaku umum (PABU). ABC tidak mengalokasikan biaya produk yang terikat

seperti penyusutan ke dalam alokasi produk. Karenanya, beberapa perusahaan

menggunakan metode ABC untuk analisis internal dan menggunakan sistem biaya

tradisional untuk pelaporan eksternal.

Page 27: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

34

Terdapat beberapa alasan mengapa ABC lebih banyak digunakan untuk laporan

internal perusahaan. Garrison dan Noreen (2000) mengatakan adanya beberapa alasan

mengapa metode ABC lebih banyak digunakan untuk laporan internal, beberapa alasan

tersebut yaitu:

1. Laporan eksternal kurang rinci dibandingkan dengan laporan internal yang

disiapkan untuk pembuat keputusan.

2. Sangat sulit untuk melakukan perubahan sistem akuntansi pada

perusahaan.

3. Metode ABC tidak sesuai dengan PABU (Prinsip Akuntansi Berlaku

Umum).

4. Auditor biasanya tidak menyukai alokasi yang didasarkan pada wawancara

dengan karyawan perusahaan.

II.4 Perbedaan antara Activity Based Costing dengan Traditional Costing

Garrison dan Norren (2000) menyatakan perbedaan yang paling berbeda dari

kedua metode tersebut adalah biaya produknya. Terdapat dua alasan utama yang

menyebabkan terjadinya perbedaan. Pertama, berdasarkan sistem costing yang lama,

biaya desain disebar ke seluruh produk tanpa memperhatikan apakah produk tersebut

membutuhkan desain atau tidak. Dengan sistem ABC, biaya ini dibebankan hanya ke

produk yang membutuhkan pekerjaan desain. Konsekuensinya, berdasarkan sistem

ABC, biaya desain digeser dari produk standar berupa tiang penyangga yang tidak

membutuhkan biaya desain ke produk khusus.

Page 28: LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya ada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00303-AK Bab2001.pdfC. Konsep Biaya Pabrikasi atau Biaya Produk. Terdapat biaya yang disebut

35

Kedua, adalah biaya order konsumen yang merupakan batch level dibebankan

dengan dasar jam mesin dalam metode konvensional. Jam mesin adalah basis alokasi

untuk basis unit level dan bukannya batch level. Oleh karena itu, produk dengan volume

tinggi menyerap sebagian besar biaya batch level meskipun produk tersebut tidak

mempengaruhi biaya dibandingkan dengan produk yang diorder dalam jumlah sedikit.

Perbedaan yang utama dari penghitungan harga pokok produk antara kedua

metode tersebut adalah jumlah pendorong biaya (cost driver) yang digunakan. Metode

activity based costing menggunakan cost driver lebih banyak dibandingkan dengan

metode konvensional. Penghitungan suatu biaya yang benar didasarkan dari berapa

banyak faktor pendorong biaya (cost driver) yang terpakai oleh biaya itu sendiri (cost

object). Semakin sesuai cost driver yang dijadikan satuan dalam menghitung biaya dari

suatu cost object, maka penghitungan biaya tersebut akan menjadi semakin akurat.

Berikut ini adalah tabel perbedaan metode ABC dengan traditional costing:

Tabel 2.1

Perbedaan Activity Based Costing dengan Traditional Costing

Perbedaan Activity Based Costing Traditional CostingTujuan Product costing Inventory evaluatiomLingkup Tahap desain Tahap produksi

Tahap produksiTahap dukunganLogistik

Fokus Biaya overhead pabrik Biaya bahan bakuBiaya TKL

Periode Daur hidup produk Periode akuntansiTeknologi informasi yang Komputerisasi Manual

digunakan Komunikasi

Sumber: Islahuzzaman 2011:31