lampiran - repository.ipb.ac.id · sampel ditimbang sebanyak 2 gram dalam cawan yang sudah...
TRANSCRIPT
39
LAMPIRAN
40
Lampiran 1. Prosedur Analisis Bahan Baku dan Karakteristik Produk bakto Agar
a) Penetapan Kadar Air dengan Metode Oven (AOAC 2005)
Analisis kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsipnya adalah
menguapkan molekul air (H2O) bebas yang ada dalam sampel. Kemudian sampel ditimbang sampai
didapat bobot konstan yang diasumsikan semua air yang terkandung dalam sampel sudah diuapkan.
Selisih bobot sebelum dan sesudah pengeringan merupakan banyaknya air yang diuapkan.
Prosedur analisis kadar air sebagai berikut: cawan yang akan digunakan dioven terlebih
dahulu selama 30 menit pada suhu 100-105oC, kemudian didinginkan dalam desikator untuk
menghilangkan uap air dan ditimbang (A). Sampel ditimbang sebanyak 2 gram dalam cawan yang
sudah dikeringkan (B) kemudian dioven pada suhu 100-105oC selama 6 jam lalu didinginkan dalam
desikator selama 30 menit dan ditimbang (C). Tahap ini diulangi hingga dicapai bobot yang konstan.
Kadar air dihitung dengan rumus:
b) Penetapan Kadar Abu dengan Metode Oven (AOAC 2005)
Analisis kadar abu dilakukan menggunakan metode oven. Prinsipnya adalah pembakaran atau
pengabuan bahan-bahan organik yang diuraikan menjadi air (H2O) dan karbondioksida (CO2) tetapi
zat anorganik tidak terbakar. Zat anorganik ini disebut abu.
Prosedur analisis kadar abu sebagai berikut: cawan yang akan digunakan dioven terlebih
dahulu selama 30 menit pada suhu 100-105oC, kemudian didinginkan dalam desikator untuk
menghilangkan uap air dan ditimbang (A). Sampel ditimbang sebanyak 2 g dalam cawan yang sudah
dikeringkan (B) kemudian dibakar di atas nyala pembakar sampai tidak berasap dan dilanjutkan
dengan pengabuan di dalam tanur bersuhu 550-600oC sampai pengabuan sempurna. Sampel yang
sudah diabukan didinginkan dalam desikator dan ditimbang (C). Tahap pembakaran dalam tanur
diulangi sampai didapat bobot yang konstan. Kadar abu dihitung dengan rumus:
c) Analisis Kadar Lemak (AOAC 2005)
Analisis kadar lemak dilakukan dengan metode sokhlet. Prinsipnya adalah lemak yang
terdapat dalam sampel diekstrak dengan menggunakan pelarut lemak non polar. Prosedur analisis
kadar lemak sebagai berikut: labu lemak yang akan digunakan dioven selama 30 menit pada suhu 100-
105 0C, kemudian didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan uap air dan ditimbang (A).
Sampel ditimbang sebanyak 2 gram (B) lalu dibungkus dengan kertas saring, ditutup dengan kapas
bebas lemak dan dimasukkan ke dalam alat ekstraksi sokhlet yang telah dihubungkan dengan labu
lemak yang telah dioven dan diketahui bobotnya. Pelarut heksan atau pelarut lemak lain dituangkan
sampai sampel terendam dan dilakukan refluks atau ektraksi lemak selama 5-6 jam atau sampai
palarut lemak yang turun ke labu lemak berwarna jernih. Pelarut lemak yang telah digunakan, disuling
dan ditampung setelah itu ekstrak lemak yang ada dalam labu lemak dikeringkan dalam oven bersuhu
100-105 0C selama 1 jam, lalu labu lemak didinginkan dalam desikator dan ditimbang (C). Tahap
41
pengeringan labu lemak diulangi sampai diperoleh bobot yang konstan. Kadar lemak dihitung dengan
rumus:
d) Analisis Kadar Protein (AOAC 1995)
Prinsip metode ini adalah senyawa nitrogen diubah menjadi ammonium sulfat oleh H2SO4
pekat. Ammonium sulfat yang terbentuk diuraikan dengan NaOH. Amoniak yang dibebaskan diikat
dengan asam borat dan kemudian dititrasi dengan larutan baku asam.
Sejumlah 0.1 gram bahan baku dan satu gram katalis (Na2SO4 : CuSO4) dimasukkan ke dalam
labu kjedahl, kemudian ditambahkan 2.5 ml H2SO4 pekat. Campuran tersebut kemudian didestruksi
sampai cairan dalam labu menjadi jernih. Sampel selanjutnya didinginkan dan ditambahkan sejumlah
air secara perlahan-lahan dan didinginkan kembali. Isi labu dipindahkan ke alat destilasi yang sudah
dibilas dengan air, lalu ditambahkan 15 ml NaOH 50%. Distilat ditampung dengan 25 ml HCl 0.02 N.
Destilasi dilakukan sampai volume cairan penampung menjadi dua kali semula. serta indikator
mengsel. Hasil destilasi selanjutnya dilakukan titrasi dengan menggunakan H2SO4 0.02 N hingga
cairan berwarna ungu. Dengan cara yang sama dibuat blanko. Kadar protein dihitung dengan rumus :
( )
Keterangan :
FK = Faktor konversi (6.25 untuk produk perikanan)
e) Analisa Kadar Serat Kasar (SNI 01-2891-1992)
Prinsip metode ini adalah ekstraksi contoh dengan asam dan basa untuk memisahkan serat
kasar dari bahan lain. Sampel yang bebas lemak ditimbang sebanyak dua gram dan dipindahkan ke
dalam Erlenmeyer 600 ml. Kemudian ditambahkan 50 ml larutan H2SO4 1.25% dan dididihkan selama
30 menit dengan pendingin tegak. Selanjutnya ditambahkan NaOH 3.25% sebanyak 50 ml dan
dididihkan kembali selama 30 menit.
Dalam keadaan panas, saring dengan kertas saring tak berabu (kertas saring whatman) yang
telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Kemudian endapan yang tersisa dikertas saring dicuci
berturut-turut dengan H2SO4 1.25% panas, air panas, dan etanol 96%. Setelah kertas saring tercuci,
angkat kertas saring beserta isinya kemudian dikeringkan ke dalam oven bersuhu 105oC selama 2 jam.
Setelah kering kertas saring ditimbang dan dihitung. Kadar serat kasar dihitung dengan rumus :
Keterangan :
A = bobot contoh + kertas saring setelah dioven (gram)
B = kertas saring kering (gram)
W = bobot contoh (gram)
42
f) Analisis Kadar Karbohidrat (by difference)
Perhitungan kadar karbohidrat dilakukan dengan cara by difference dengan persamaan :
Kadar karbohidrat (%) =100%-(% air+ % abu+ % protein+ % lemak)
g) Penetapan Nilai pH (AOAC, 1995)
Sampel dalam wadah diukur pHnya dengan menggunakan pH meter. Mula-mula pH meter
dinyalakan dan kemudian dimasukkan kedalam buffer 4,31 dan pH 6,86 untuk dikalibrasi. Sampel
ditimbang sebanyak 1 gram yang dilarutkan dalam 10 ml akuades dan dimasukkan ke dalam gelas
ukur. Setelah itu sampel diukur dengan menggunakan pH meter. Nilai yang diperoleh dari hasil
pembacaan pada pH meter selama satu menit atau sampai angka digital yang menunjukkan nilai pH
tidak berubah.
h) Penetapan Kadar Sulfat (AOAC 1995)
Satu gram contoh dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 50 ml asam klorida 0,2
N. Erlenmeyer tersebut dipasangkan ke kondensor, dipanaskan sampai mendidih, dan direfluks selama
satu jam. Setelah itu, ditambahkan 25 ml larutan hidrogen peroksida 10 % dan refluks dilanjutkan
selama lima jam sampai larutan benar-benar jernih.
Larutan hasil refluks dipindahkan dalam gelas piala 600 ml dan dipanaskan sampai mendidih.
Tambahkan 10 ml barium klorida 10% setetes demi setetes hingga terbentuk endapan. Endapan yang
terbentuk disaring bersih dengan kertas saring bebas abu. Selanjutnya endapan yang terdapat pada
kertas saring dicuci dengan akuades hingga bebas klorida. Kertas saring tersebut dikeringkan dalam
oven dan diabukan pada suhu 1000oC. Dalam tanur sampai didapatkan abu berwarna putih. Setelah
dingin, kemudian dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang. Perhitungan persentase kandungan
sulfat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
( )
( )
i) Penetapan Kekuatan Gel
Larutan agar-agar disiapkan dengan konsentrasi 1,5% kemudian deipanaskan selama 10 menit
sambil diaduk. Bobot total sebelum dan sesudah pemanasan dijaga konstan. Larutan panas
dimasukkan ke dalam cetakan yang berdiameter 3 cm dan 4 cm. Larutan agar-agar dibiarkan
membentuk gel selama satu malam. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Texture
Analyzer model TA-XT2i yang dihubungkan dengan program Texture Expert. Kekuatannya
dinyatakan dalam satuan gram force (g/cm2)
j) Rendemen Agar-Agar
Rendemen agar dihitung berdasarkan bobot rumput laut (anhydrous weed). Perhitungan
rendemen agar-agar dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
43
k) Viskositas
Pengukuran viskositas digunakan Viscometer Brookfield spindle no.2 dengan kecepatan putar
30 rpm. Sampel berupa filtrat bakto agar bersuhu 50oC dimasukkan ke dalam tabung viscometer,
kemudian viscometer dinyalakan. Viskositas dipengaruhi oleh jumlah zat terlarut yang ada dalam
larutan tersebut. Viskositas dihitung dengan mengalikan hasil pembacaan pada viscometer (dial
reading) dengan faktor kali sesuai dengan nomor spindle dan rpm yang digunakan pada viscometer.
Nilai viskositas dinyatakan dalam satuan centipoises (cP).
l) Uji Mikrobiologi Total Plate Count (Fardiaz 1992)
Peralatan yang digunakan untuk perhitungan TPC terlebih dahulu disterikan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit. Peralatan dan bahan yang disterilan harus
dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat, atau menaruhnya dalam suatu wadah yang tertutup.
Dalam perhitungan TPC, digunakan dua macam media yaitu media padat berupa agar dan media cair
berupa larutan garam fisiologis (0.9%) yang digunakan untuk pengenceran.
Pengenceran dilakukan pada tabung ulir hingga pengenceran 10-6
atau 10-7
. Biakan E.Coli dan
khamir sebelumnya diinokulasi dalam nutrient broth dan potato dextrose broth dan diinkubasi pada
suhu 36oC selama 24 jam. Pengenceran yang digunakan adalah pengenceran dengan seri 10
-6 dan 10
7.
Seri pengenceran tersebut kemudian diinokulasikan pada agar cawan dengan metode tuang sebanyak
0.1 ml. Setelah dilakukan plating, agar cawan diinkubasikan dalam inkubator bersuhu 36oC selama 48
jam. Setelah 48 jam, dilakukan perhitungan jumlah koloni dengan menggunakan alat colony counter.
Perhitungan jumlah sel dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan :
Satuan perhitungan jumlah sel = CFU/g
FP = Faktor seri pengenceran
FI = inokulasi biakan yang dituang (ml)
44
Lampiran 2. Penampakan Fisik Produk Bakto Agar
No Gambar Keterangan
1
Produk bakto agar yang dihasilkan dengan
menggunakan pengering oven.
2
Produk bakto agar yang dihasilkan dengan
menggunakan pengering semprot.
3
Produk bakto agar yang dihasilkan dengan
menggunakan pengering drum.
45
Lampiran 3. Data Hasil Analisa Fisiko Kimia Bakto Agar
1. Data Rendemen Bakto Agar
Sampel
Jenis
Pengering Rendemen (%)
Ulangan
1
O11 oven 9.88
O12 oven 8.22
S11 spray drier 2.17
S12 spray drier 2.12
D11 drum drier 4.57
D12 drum drier 5.99
Ulangan
2
O21 oven 11.20
O22 oven 10.44
S21 spray drier 2.63
S22 spray drier 2.81
D21 drum drier 8.06
D22 drum drier 8.34
2. Data Kadar Air Bakto Agar
Sampel
Jenis
Pengering
Kadar Air
(%)
Ulangan
1
O11 oven 14.49
O12 oven 14.30
S11 spray drier 9.58
S12 spray drier 9.07
D11 drum drier 8.87
D12 drum drier 7.74
Ulangan
2
O21 oven 13.60
O22 oven 13.73
S21 spray drier 8.87
S22 spray drier 8.90
D21 drum drier 6.84
D22 drum drier 6.22
46
3. Data Kadar Abu Bakto Agar
Sampel
Jenis
Pengering
Kadar Abu
(%)
Ulangan
1
O11 oven 4.26
O12 oven 4.37
S11 spray drier 6.07
S12 spray drier 6.46
D11 drum drier 4.26
D12 drum drier 5.45
Ulangan
2
O21 oven 4.51
O22 oven 4.42
S21 spray drier 6.43
S22 spray drier 6.08
D21 drum drier 5.02
D22 drum drier 5.38
4. Data Nilai pH Bakto Agar
Sampel
Jenis
Pengering Nilai pH
Ulangan
1
O11 oven 5.48
O12 oven 5.57
S11 spray drier 6.11
S12 spray drier 6.07
D11 drum drier 5.76
D12 drum drier 5.70
Ulangan
2
O21 oven 5.56
O22 oven 5.70
S21 spray drier 5.59
S22 spray drier 6.05
D21 drum drier 5.71
D22 drum drier 5.74
5. Data kadar sulfat bakto agar
Sampel
Jenis
Pengering
Kadar Sulfat
(%)
Ulangan
1
O12 oven 1.79
S12 spray drier 3.71
D11 drum drier 3.32
Kontrol Bakto Difco 0.73
Ulangan
2
O21 oven 1.92
S22 spray drier 3.92
D22 drum drier 3.63
47
6. Data kekuatan gel bakto agar
Sampel Konsentrasi
(%)
Kekuatan Gel
(gf)
Waktu
(detik)
Jarak pecah
(mm)
Ulangan
1
O11 1.5 203.0 5.145 5.145
O12 2.0 282.9 5.200 5.198
O13 2.5 330.7 4.645 4.624
S11 1.5 122.8 5.015 5.010
S12 2.0 185.5 4.800 4.798
S13 2.5 222.2 4.675 4.675
D11 1.5 138.1 5.805 5.805
D12 2.0 214.0 5.580 5.580
D13 2.5 280.0 5.630 5.630
Kontrol 1.5 404.4 3.150 3.150
Ulangan
2
O21 2.5 304.8 5.168 5.165
S21 2.5 261.7 5.557 5.557
D21 2.5 269.8 5.581 5.581
7. Data Perhitungan TPC
Perlakuan Jumlah
Koloni 10-6
Jumlah
Koloni 10-7
Jumlah Sel-6
(CFU/g)
Jumlah Sel -7
(CFU/g)
E. coli
Ulangan
1
pengering oven 41 10 4.10.E+08 2.00.E+08
pengering semprot 63 10 6.30.E+08 2.00.E+08
pengering drum 43 7 4.30.E+08 1.40.E+08
Kontrol (NB +Difco) 84 11 8.40.E+08 2.20.E+08
Kontrol Negatif - - - -
S. cerevisiae
pengering oven 129 16 1.29.E+09 3.20.E+08
pengering semprot 110 21 1.10.E+09 4.20.E+08
pengering drum 83 73 8.30.E+08 1.46.E+09
Kontrol (PDB + Difco) 70 33 7.00.E+08 6.60.E+08
Kontrol Negatif - - - -
Ulangan
2
E.coli
pengering oven 51 6 5.10.E+08 1.20.E+08
pengering semprot 61 9 6.10.E+08 1.80.E+08
pengering drum 21 5 2.10.E+08 1.00.E+08
Kontrol (NB + Difco) 50 6 5.00.E+08 1.20.E+08
Kontrol Negatif - - - -
S. cerevisiae
pengering oven 79 10 7.90.E+08 2.00.E+08
pengering semprot 83 21 8.30.E+08 4.20.E+08
pengering drum 58 7 5.80.E+08 1.40.E+08
Kontrol (PDB + Difco) 64 13 6.40.E+08 2.60.E+08
Kontrol Negatif - - - -
48
Lampiran 4. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap Rendemen
Bakto Agar
a. Data Rendemen Bakto Agar
Sampel Ulangan I (%) Ulangan II (%) Rata-rata (%) Standar Deviasi
O 9.05 10.82 9.93 1.25
S 2.14 2.72 2.43 0.41
D 6.25 8.20 7.22 1.38
b. Hasis Analisis Varian Rendemen Bakto Agar
Sumber
Keragaman db
Kuadrat
Jumlah
Kuadrat rata-
rata F Hitung Nilai P F Tabel
Jenis Pengeringan 2 57.77410 28.8871 23.834 0.014 9.552
Error 3 3.6359 1.2119
Total 5 61.4100
* berpengaruh nyata pada α=0.05
c. Hasil Uji Lanjut LSD Rendemen Bakto Agar
Nilai LSD = 1.844
Perlakuan Rata-
rata
S D O Notasi
2.43 7.225 9.935
S 2.43 0 tn a
a
D 7.225 4.795 * 0 tn b
b
O 9.935 7.505 0.28* 0 tn c c
Keterangan :
O = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan pengering oven
S = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan spray drier
D = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan drum drier
49
Lampiran 5. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap Kadar Air
Bakto Agar
a. Data Kadar Air Bakto Agar
Sampel Ulangan I (%) Ulangan II (%) Rata-rata (%) Standar deviasi
O 14.40 13.66 14.03 0.52
S 9.32 8.89 9.11 0.30
D 8.31 6.53 7.42 1.26
b. Hasil Analisis Varian Kadar Air Bakto Agar
Sumber
Keragaman db
Kuadrat
Jumlah
Kuadrat rata-
rata F Hitung Nilai P F Tabel
Jenis Pengeringan 2 47.1913 23.5957 36.29 0.007 9.552
Error 3 1.9505 0.6502
Total 5 49.1418
* berpengaruh nyata pada α=0.05
c. Hasil Uji Lanjut LSD Kadar Air Bakto Agar
Nilai LSD = 0.189
Perlakuan Rata-rata D S O
Notasi 7.47 9.105 14.03
D 7.47 0 tn a
a
S 9.105 1.635 * 0 tn b b
O 14.03 6.56 * 0 tn b
Keterangan :
O = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan pengering oven
S = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan spray drier
D = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan drum drier
50
Lampiran 6. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap Kadar Abu
Bakto Agar
a. Data Kadar Abu Bakto Agar
Sampel Ulangan I (%) Ulangan II (%) Rata-rata (%) Standar Deviasi
O 4.31 4.47 4.39 0.11
S 6.27 6.26 6.26 0.01
D 4.86 5.20 5.03 0.24
b. Hasil Analisis Varian Kadar Abu Bakto Agar
Sumber
Keragaman db
Kuadrat
Jumlah
Kuadrat rata-
rata F Hitung Nilai P F Tabel
Jenis Pengeringan 2 3.6336 1.8168 77.15 0.0026 9.552
Error 3 0.0707 0.236
Total 5 3.7042
* berpengaruh nyata pada α=0.05
c. Hasil Uji Lanjut LSD Kadar Abu Bakto Agar
Nilai LSD = 6.601 x 10-6
Perlakuan Rata-rata O D S
Notasi 4.39 5.03 6.265
O 4.39 0 tn a
a
D 5.03 0.64 * 0 tn b b
S 6.26 1.875 * 0 tn b b
Keterangan :
O = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan metode oven
S = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan spray drier
D = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan drum drier
51
Lampiran 7. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap Nilai pH
Bakto Agar
a. Data Nilai pH Bakto Agar
Sampel Ulangan I Ulangan II Rata-rata Standar Deviasi
O 5.53 5.63 5.58 0.07
S 6.09 5.82 5.96 0.19
D 5.73 5.73 5.73 0.00
b. Hasil Analisis Varian
Sumber
Keragaman db
Kuadrat
Jumlah
Kuadrat rata-
rata F Hitung Nilai P F Tabel
Jenis Pengeringan 2 0.1425 0.0713 5.16 0.107 9.552
Error 3 0.0415 0.0138
Total 5 0.1839
* tidak berpengaruh nyata pada α=0.05
52
Lampiran 8. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap Kadar Sulfat
Bakto Agar
a. Data Kadar Sulfat Bakto Agar
Sampel Ulangan I (%) Ulangan II (%) Rata-rata (%) Standar Deviasi
O 1.79 1.92 1.86 0.09
S 3.71 3.92 3.82 0.15
D 3.32 3.63 3.48 0.22
b. Hasil Analisis Varian Kadar Sulfat Bakto Agar
Sumber
Keragaman db
Kuadrat
Jumlah
Kuadrat rata-
rata F Hitung Nilai P F Tabel
Jenis Pengeringan 2 4.3877 2.1939 83.79 0.002 9.552
Error 3 0.0785 0.0262
Total 5 4.4663
* berpengaruh nyata pada α=0.05
c. Hasil Uji Lanjut LSD Kadar Sulfat Bakto Agar
Nilai LSD = 9.25 x10-6
Perlakuan Rata-rata O D S
Notasi 1.855 3.475 3.815
O 1.855 0 tn a
a
D 3.475 1.62 * 0 tn b b
S 3.815 1.96 * 0 tn b
Keterangan :
O = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan metode oven
S = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan spray drier
D = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan drum drier
53
Lampiran 9. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap Kekuatan
Gel Bakto Agar [2.5%]
a. Data Nilai Kekuatan Gel Bakto Agar
Sampel Ulangan I
(g/cm2)
Ulangan II
(g/cm2)
Rata-rata
(g/cm2)
Standar Deviasi
O 330.70 304.80 317.75 18.31
S 222.20 261.70 241.95 27.93
D 280.00 269.80 274.90 7.21
b. Hasil Analisis Varian Kekuatan Gel Bakto Agar
Sumber
Keragaman db
Kuadrat
Jumlah
Kuadrat rata-
rata F Hitung Nilai P F Tabel
Jenis Pengeringan 2 5778.3100 2889.1550 7.42 0.068 9.552
Error 3 1167.5500 389.1833
Total 5 6945.8600
* tidak berpengaruh nyata pada α=0.05
54
Lampiran 10. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap
Pertumbuhan Mikroorganisme
Hasil Analisis TPC E. coli
a. Data TPC (NB + Bakto Agar)
Sampel Ulangan I
(CFU/g)
Ulangan II
(CFU/g)
Rata-rata
(CFU/g)
O 3.05E+08 3.15E+08 3.10E+08
S 4.15E+08 3.95E+08 4.05E+08
D 2.85E+08 1.55E+08 2.20E+08
b. Hasil Analisis Varian
Sumber
Keragaman db
Kuadrat
Jumlah
Kuadrat rata-
rata F Hitung Nilai P F Tabel
Jenis
Pengeringan 2 3.423E+16 1.712E+16 5.90229 0.0912 9.552
Error 3 8.70E+15 2.90E+15
Total 5 4.293E+16
* tidak berpengaruh nyata pada α=0.05
Hasil Analisis TPC S. cereviceae
a. Data TPC (PDB + Bakto Agar)
Sampel Ulangan I
(CFU/g)
Ulangan II
(CFU/g)
Rata-rata
(CFU/g)
O 8.05E+08 4.95E+08 6.50E+08
S 7.60E+08 6.25E+08 6.93E+08
D 1.15E+09 3.60E+08 7.53E+08
b. Hasil Analisis Varian
Sumber
Keragaman db
Kuadrat
Jumlah
Kuadrat rata-
rata F Hitung Nilai P F Tabel
Jenis
Pengeringan 2 1.061E+16 5.304E+15 0.04356 0.95796 9.552
Error 3 3.653E+17 1.217E+17
Total 5 3.759E+17
* tidak berpengaruh nyata pada α=0.05
55
Lampiran 11. Penampakan Koloni E. coli, S. cerevisiae, dan Kontrol Negatif
No. Gambar Keterangan
1
Aplikasi produk bakto agar dalam media
pertumbuhan mikroorganisme E.coli.
2
Aplikasi produk bakto agar dalam media
pertumbuhan mikroorganisme S.
cerevisiae.
3
Kontrol negatif produk bakto agar (tanpa
diberi NB ataupun PDB).