lampiran peraturan daerah provinsi jawa...

45
N ASKAH K AJIAN A KADEMIS BAB V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH PROVINSI 5.1 Penetapan Kawasan Strategis Rencana tata ruang kawasan strategis propinsi perlu diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/lingkungan hidup. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap : 1. Tata ruang di wilayah sekitarnya; 2. Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau 3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jenis kawasan strategis, antara lain, adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial-budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Adapun jenis-jenis kawasan strategis adalah sebagai berikut: 1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi ditetapkan dengan kriteria: Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh; Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi; Memiliki potensi ekspor; Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi; RENCANA TATA RUANG WILAYAH P R O V I N S I J A W A T I M U R V - 1 1

Upload: vandien

Post on 26-Mar-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

BAB V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

WILAYAH PROVINSI

5.1 Penetapan Kawasan StrategisRencana tata ruang kawasan strategis propinsi perlu diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/lingkungan hidup. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap :1. Tata ruang di wilayah sekitarnya;2. Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Jenis kawasan strategis, antara lain, adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial-budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Adapun jenis-jenis kawasan strategis adalah sebagai berikut:1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi ditetapkan dengan kriteria:

Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh; Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi; Memiliki potensi ekspor; Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi; Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi; Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan; Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan

energi nasional; atauRENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 1

1

Page 2: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan ditetapkan dengan kriteria:

Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan Pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional;

Merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya ditetapkan dengan kriteria: Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya; Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya; Merupakan aset daerah, nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan; merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya ; memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial

4. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi ditetapkan dengan kriteria: Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi

sumber daya alam strategis, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir; Memiliki sumber daya alam strategis; Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa; Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

5. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup ditetapkan dengan kriteria: Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati; Merupakan aset provinsi berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora

dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan; Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan

kerugian negara; Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro; menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 2

2

Page 3: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

6. Kawasan strategis pengendalian ketat (High Control Zone) ditetapkan dengan kriteria merupakan kawasan yang memerlukan pengawasan secara khusus dan dibatasi pemanfaatannya untuk mempertahankan daya dukung, mencegah dampak negatif, menjamin proses pembangunan berkelanjutan.

5.2 Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan EkonomiKawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi diidentifikasi melalui penentuan sektor-sektor ekonomi kunci Jatim, sektor-sektor unggulan yang dimiliki oleh setiap kabupaten/kota, preferensi investasi di masing-masing kabupaten/kota, serta pengembangan kebijakan infrastruktur pendukung pengembangan wilayah. Kemudian diidentifikasi juga karakteristik tingkat perkembangan masing-masing kabupaten/kota. Arah pengembangan ekonomi Provinsi Jawa Timur lebih jelas dijabarkan melalui penentuan kawasan-kawasan strategis ekonomi dengan melihat posisi tingkat perkembangan setiap kabupaten/kota, prioritas sektor unggulan apa yang dikembangkan di kawasan tersebut berdasar sektor kunci Jawa Timur, serta kebutuhan infrastruktur pendukung wilayahnya; prioritas investasi jangka pendek dan jangka panjang menjadi input untuk menetapkan fokus sektor pada setiap kawasan strategis yang dikembangkan; serta potensi kerja sama antardaerah.

Didalam PP 26/2008 tentang RTRWN telah ditetapkan kawasan strategis nasional yaitu di Jawa Timur dari sudut kepentingan ekonomi, adalah Gerbangkertosusila (Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Lamongan.Adapun kawasan strategis yang ditetapkan di tingkat Provinsi berupa Kawasan Strategis Provinsi dari sudut kepentingan ekonomi meliputi;

1. High Tech Industrial ParkKawasan High Tech Industrial Park meliputi beberapa kawasan industri yang berdekatan di kawasan Jawa Timur. Kawasan industri khusus ini ditetapkan di kawasan dengan karakteristik perkembangan wilayah yang tinggi, yaitu di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. High Tech Industrial Park terdiri atas Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) di Kota Surabaya yang pengembangannya ke arah perindustrian Brebek Sidoarjo.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 3

3

Page 4: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Dengan demikian, kabupaten/kota yang terlibat dalam pengembangan HTIP adalah Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Dalam pengembangannya, konsep HTIP menekankan pentingnya inovasi teknologi sehingga aktivitas research and development dan kerjasama institusional dengan lembaga penelitian/akademis menjadi aktivitas utama: a. Industry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi dan teknik-teknik pengolahan

yang lebih tinggi; contohnya dalam bidang-bidang sebagai berikut:1. Advanced electronic industries2. Manufacture of medical and scientific instruments3. Optical and electro optical application4. Biotechnology 5. Product testing and analysis services6. Advanced materials7. Contract R and D services8. Manufacture of process control and automation equipments

b. Industry yang berorientasi research and development; dan berkolaborasi dengan universitas dan institutsi-institusi penelitian publik.

2. Kawasan ekonomi unggulanKawasan ini diprioritaskan untuk mengakomodasi kecenderungan meningkatkan transaksi global. Kawasan ini dikembangkan dengan tujuan utama meningkatkan eksport komoditas dan produksi utama serta mempermudah import bahan baku untuk proses produksi di tanah air. Kawasan ini perlu didukung oleh zona Pengolahan Ekspor, Zona Logistik, Zona Industri, Zona Pengembangan Teknologi, dan zona ekonomi lainnya seperti zona perdagangan dan zona pelayanan. Zona industri yang terintegrasi dengan kawasan ini terutama industri yang bersifat pengembangan industri dasar dan manufaktur, terutama yang berorientasi pada sumberdaya lokal. Potensi industri ini dikembangkan dengan melihat potensi ekonomi unggulan lokal (sektor kunci di masing-masing kabupaten/kota), keterkaitan antarindustri dan input/output antarsektor; merupakan industri yang berorientasi menggunakan sumberdaya dan material teknis secara lokal dan mengembangkan keterkaitan antarindustri dengan dukungan infrastruktur wilayah. Selain itu, untuk mendukung ekonomi lokal, perlu disediakan zona usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mendorong linkage mereka dalam proses industri.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 4

4

Page 5: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Kawasan pengembangan ekonomi unggulan direncanakan dengan tidak hanya memberikan insentif fiskal sebagai daya tarik, tetapi juga dengan memberikan berbagai insentif non fiskal seperti penyederhanaan birokrasi, kelonggaran bidang ketenagakerjaan, keimigrasian, serta pelayanan yang efisien dan tertib (pelayanan terpadu satu pintu) di dalam kawasan.

Kawasan pengembangan ekonomi unggulan meliputi Industri Perhiasan Gemopolis di Kabupaten Sidoarjo. Kawasan ini merupakan kawasan produksi perhiasan emas yang menjadi pilot project di Jawa Timur dan akan mendukung kegiatan-kegiatan atau event tahunan bersifat pariwisata di Jawa Timur. Kawasan ini sekaligus juga merupakan pusat koleksi, distribusi, dan outlet produk perhiasan emas.

Kawasan pengembangan ekonomi unggulan yang didukung oleh infrastruktur pelabuhan utama (regional – internasional) adalah Kawasan Lamongan Integrated Shorebase (LIS) di Kabupaten Lamongan, Kawasan ekonomi Madura di Kepulauan Madura, serta Kawasan ekonomi di Kabupaten Malang.

3. Kawasan Agropolitan RegionalKawasan agropolitan regional meliputi : Sistem Agropolitan Wilis; Sistem Agropolitan Bromo-Tengger-Semeru; dan Sistem Agropolitan Ijen.

a. Sistem agropolitan Wilis meliputi: Kota Surabaya, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Pacitan. Pusat industri pengolahan produk terdiri dari :

Industri pengalengan, pengeringan, dan kripik buah di Kabupaten Madiun. Input terutama berasal dari Kabupaten Magetan dan Ponorogo.

Industri pengolahan kayu di Ponorogo. Input terutama berasal dari Kabupaten Ngawi Industri alas kaki dan barang dari kulit di Kabupaten Magetan. Input terutama berasal dari Kabupaten

Magetan dan Kabupaten Pacitan. Industri yang potensial dikembangkan dalam masa mendatang, yaitu Industri Pupuk di Kabupaten Ngawi,

dengan input terutama dari Kabupaten Trengalek dan Blitar. Industri yang potensial dikembangkan di masa mendatang, yaitu industri pakan ternak di Kabupaten

Ngawi, dengan input terutama berasal dari Kabupaten Ponorogo, Magetan, Madiun, Pacitan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 5

5

Page 6: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Industri yang potensial dikembangkan di masa mendatang, yaitu industri pemotongan hewan dan pengolahannya di Kabupaten Magetan. Input terutama berasal dari Kabupaten Madiun dan Trenggalek.

Industri pengolahan makanan dan minuman hasil kelapa, kopi, dan cengkeh, industri minyak kelapa, dan industri pupuk serta pengembangan minyak atsiri di Kabupaten/Kota Madiun dengan input dari Kab. Pacitan, Ponorogo, Ngawi, dan Kabupaten Magetan.

Tabel 5.1 Pengembangan Sistem Agropolitan Willis

SISTEM AGROPOLITAN WILLISKemungkinan

PengembanganPrioritas Industri Jangka Pendek

Prioritas Industri Jangka PanjangStruktur

Agropolitan

Wilayah

Kabupaten

Sub Sektor

UnggulanKecamatan Penghasil Komoditas Utama Prasarana/

sarana

Outlet / Pusat Distribusi Internasional

Kota Surabaya

  - -  -  Pelabuhan Internasional

- - -

Pusat Koleksi Regional

Kota Madiun

  -   -   - Terminal Kargo Madiun

- - -

Penghasil / Pengumpul Bahan Baku

Kab. Madiun

Kehutanan (1) Bahan Makanan (10)

Kec. Dagangan Tebu, Kakao, Sapi potong, Ikan Kolan (gurame, nila, lele, lobster air tawar), Buah Eksotik Tropis (Jambu Biji, Jambu

Pengembangan Baru: Arteri Primer, Kolektor Primer, Jaringan Jalan Lintas Selatan

Industry gulaEksport biji KakaoIndustri coklatIndustri pupuk organik

Terminal agribis di Kota Madiun

Kec. Dolopo(Ds. Suluk, Bader,

Daging sapi regional dan eksportIndustry abon

Industri pengalengan buah, pengeringan

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 6

6

Page 7: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

SISTEM AGROPOLITAN WILLISKemungkinan

PengembanganPrioritas Industri Jangka Pendek

Prioritas Industri Jangka PanjangStruktur

Agropolitan

Wilayah

Kabupaten

Sub Sektor

UnggulanKecamatan Penghasil Komoditas Utama Prasarana/

sarana

Candu Mulyo, Dolopo, Doho, Ketawang, dan Bangunsari)

Air, Nangka, Pepaya, Jeruk, Duku, Mangga, Pisang, Semangka, Rambutan, dan Durian).

Industri pengasapan dagingIndustri pengeringan/dendeng daging Pengolahan ikan regional

buah, kripik buah di Madiun dengan input local, dan input dari kabupaten sekitarnya SEKTOR PERKEBUNAN

Kec. Kebonsari Pemasaran buah segar regionalIndustri pengalengan buahIndustri pengeringan buah/kripik buah

Kec. Geger Kab. Magetan

Bahan Makanan (9)

Kec. Sukomoro  Jeruk Pemasaran buah segar regionalIndustri pengalengan buahIndustri pengeringan buah/kripik buah

Industri pengolahan alas kaki dan barang dari kulit di Kab. Magetan sector TEKSTIL, BARANG KULIT, ALAS KAKI

Industri pemotongan hewan dan pengolahannya di Kab. Magetan SEKTOR PETERNAKAN

Peternakan (9)

    Daging sapi regional dan eksportIndustry abonIndustri pengasapan dagingIndustri pengeringan/dendeng daging

Kab. Ngawi

Bahan Makanan (3)

Kec. Paron, Kec. Ngrambe (Ds.Paron, Kendal Sine, Jogorogo, Ngrambe)

Padi, kedelai, sapi Industri pupukBeras regional dan nasionalBeras eksportIndustry tepung berasIndustry snack panganan berasIndustry tahu, tempe, kecap

NgawiIndustri pupuk dan pakan ternak di Ngawi dengan input local dan kabupaten sekitarnya SEKTOR INDUSTRI PUPUK, KIMIA, DAN BARANG DARI KARET

Kehutanan (3)

Industri pakan ternakIndustry barang dari kayuEksport kayu

Kab. Ponorogo

Kehutanan (8)

Kec. Ngebel Padi, Ubi Kayu, Cengkeh, Kopi, Kakao, Panili, Ikan Kolam (Nila, Lele), Manggis, Durian, Jeruk, Mangga, Cabe, dan Kacang panjang.

Eksport cengkeh, kopi, kakao, dan paniliIndustry bubuk kopi dan kakao/coklatIndustry panili Pemasaran regional/nasional Pengolahan ikan regionalPemasaran buah segar regionalIndustri pengalengan buah

Industri pengolahan mebel di Ponorogo SEKTOR INDUSTRI BARANG DARI KAYU DAN HASIL HUTAN

Industri pengolahan bubuk cengkeh, kopi, kakao, panili di Kab. Ponorogo

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 7

7

Page 8: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

SISTEM AGROPOLITAN WILLISKemungkinan

PengembanganPrioritas Industri Jangka Pendek

Prioritas Industri Jangka PanjangStruktur

Agropolitan

Wilayah

Kabupaten

Sub Sektor

UnggulanKecamatan Penghasil Komoditas Utama Prasarana/

sarana

Industri pengeringan buah/kripik buahIndustry saosIndustry barang dari kayuEksport kayu

Kab. Pacitan

Perkebunan

Kec. BandarKec. Nawangan

KelapaKopiCengkeh

Industri pengolahan makanan dan minumanIndustri minyak kelapaIndustri pupukIndustri minyak atsiri

Industri pengolahan makanan dan minuman di Madiun

Industri pupuk, minyak kelapa, minyak atsiri di Madiun

b. Sistem agropolitan Bromo-Tengger-Semeru meliputi: Kota Surabaya, Kab. Malang, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang. Pusat industri pengolahan produk terdiri dari :

Industri pengolahan makanan (kripik pisang, kentang) di Kabupaten Lumajang. Industri yang potensial dikembangkan dalam masa mendatang, yaitu Industri Pupuk di Kabupaten

Probolinggo, dengan input terutama dari Kabupaten Lumajang. Industri yang potensial dikembangkan di masa mendatang, yaitu industri pengolahan hasil ikan di

Kabupaten Probolinggo, dengan input terutama berasal dari Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo.

Tabel 5.2 Pengembangan Sistem Agropolitan Bromo-Tengger-Semeru

SISTEM AGROPOLITAN BROMO-TENGGER-SEMERU

Struktur Agropolitan

Wilayah Kabupaten

Sub Sektor

Unggulan

Kecamatan Penghasil

Komoditas Utama Prasarana/sarana Kemungkinan

PengembanganPrioritas Jangka

PendekPrioritas jangka

panjang

Outlet / Pusat Distribusi Internasional

Kab. Malang/ Surabaya

  -   -  - Pasar Agribisnis Regional Pelabuhan Sendang BiruPelabuhan Tanjung

- - -

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 8

8

Page 9: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

SISTEM AGROPOLITAN BROMO-TENGGER-SEMERU

Struktur Agropolitan

Wilayah Kabupaten

Sub Sektor

Unggulan

Kecamatan Penghasil

Komoditas Utama Prasarana/sarana Kemungkinan

PengembanganPrioritas Jangka

PendekPrioritas jangka

panjang

Perak Pusat Distribusi Regional

Kab. Sidoarjo

  -   -   - Pasar Agrobis - - -

Pusat Koleksi Regional

Kab. Pasuruan

  - -    - Pasar Regional - - -

Penghasil / Pengumpul Bahan Baku

Kab. Lumajang

Perkebunan (10)

Kec. Senduro, Kec. Pasrujambe (Ds. Kandangtepus, Burno, Kandangan, Parjosari.), Pronojiwo

Pisang Agung Semeru, Pisang Mas Kirana, Manggis, Kentang, Kubis, Bawang Daun, Wortel, Kopi, Sapi perah, Kambing PE.

Arteri Primer, Kolektor Primer,

Industri makanan dan minuman : Kripik pisang, kripik kentang, bubuk kopi, pengolahan daging

Limbah pertanian untuk input bahan baku untuk pupuk organic

Kehutanan (10) Industri pengolahan

makanan (kripik pisang, kentang) di Kab. Lumajang

Industri pupuk di Kab. Probolinggo BL : Kab. Lumajang, Cluster IV : Banyuwangi, Bondowoso

Kab. Probolinggo

Perikanan (6)

 Bantaran   Industri makanan pengolahan hasil ikan di Kab. ProbolinggoBL : Banyuwangi , Situbondo (Cluster IV)

Bahan Makanan (4)

   

c. Sistem agropolitan Ijen meliputi: Kota Surabaya, Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Banyuwangi. Pusat industri pengolahan produk terdiri dari :

Industri pengolahan makanan di Kabupaten Lumajang. Industri pembudidayaan jamur di Kabupaten Banyuwangi, dengan input terutama berasal dari Kabupaten

Lumajang. Industri budidaya tanaman hias di Kabupaten Jember, dengan input terutama berasal dari Kabupaten

Lumajang. Industri yang potensial dikembangkan di masa mendatang, yaitu industri pupuk di Kabupaten Probolinggo

dengan iput terutama dari Kabupaten Lumajang, Banyuwangi, dan Bondowoso.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 9

9

Page 10: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Industri yang potensial dikembangkan di masa mendatang, yaitu industri makanan pengolah ikan di Kabupaten Probolinggo, dengan input terutama dari Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo.

Industri yang potensial dikembangkan di masa mendatang, yaitu industri pengolahan bahan makanan di Kabupaten Bondowoso dengan input terutama berasal dari Kabupaten Probolinggo.

Tabel 5.3 Pengembangan Sistem Agropolitan Ijen

SISTEM AGROPOLITAN IJENKemungkinan

PengembanganPrioritas Jangka

PendekPrioritas Jangka

PanjangStruktur Agropolitan

Wilayah Kabupaten

Sub Sektor

Unggulan

Kecamatan

PenghasilKomoditas

UtamaPrasarana/

sarana

Outlet Kota Surabaya

  -   - -  Pelabuhan Tanjung Perak

- - -

Pusat Distribusi Regional

Kab. Jember   -   -   - Pasar Agrobis - - -

Pusat Koleksi Regional

Kab. Jember   - -    - Pasar Regional - - -

Penghasil / Pengumpul Bahan Baku

Kab. Situbondo

Perikanan (8)

 Panarukan  Ikan laut, perkanan Arteri Primer,

Kolektor Primer

Industri pengalengan ikanIndustri makanan berbahan ikan (bakso, sosis, siomay, kerupuk, dll).

,

Perkebunan (6)

  Industri pengolahan bahan makanan di Kab. BondowosoBL ; Kab. Probolinggo (Cl Iii)

Kab. Bondowoso

Bahan Makanan (2)

      Industri berbasis makanan dan minuman Industri budidaya jamur

di Kab. BanyuwangiPerkebunan (3)

   

Peternakan (8)

  Cerme   Ternak Hewan

Kab. Jember Perkebunan (2)

Jenggawah  Tembakau Tembakau untuk eksportIndustri rokok

Industri tanaman hias kab. Jember PERKEBUNANBL : Lumajang (CL III)

Kab. Banyuwangi

Perikanan (5)

Kec. Bangorejo (Bangorejo, Sambirejo, Sambimuly

Jagung, Jeruk Siam, Nanas, Kelapa, Kapuk Randu, Jati, Sapi Potong, Ayam Petelur.

Limbah pertanian untuk industri pupuk dan pakan ternak di Kab. BanyuwangiPerkebunan

(5) Peternakan Industri makanan berbasis

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 10

10

Page 11: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

SISTEM AGROPOLITAN IJENKemungkinan

PengembanganPrioritas Jangka

PendekPrioritas Jangka

PanjangStruktur Agropolitan

Wilayah Kabupaten

Sub Sektor

Unggulan

Kecamatan

PenghasilKomoditas

UtamaPrasarana/

sarana(4) o) daging

Industri makanan berbasis jagung, dan kelapa.Industri bahan kasur kapukIndustri Budidaya Jamur dari limbah bubuk kayu sebagai media jamur

5. Kawasan AgroindustriKawasan Agroindustri terdiri atas kawasan agroindustri Kepulauan Madura, Kawasan agroindustri Gelang (Gresik dan Lamongan) Utara, serta kawasan agroindustri Tuban-Bojonegoro.

a. Kawasan Agroindustri Kepulauan Madura: Kota Surabaya, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang. Pusat industri pengolahan produk terdiri dari :

Industri pengolahan bahan makanan dan hasil ternak di Kabupaten Pamekasan. Input terutama berasal dari Kabupaten Sampang dan Kabupaten Sumenep.

Industri yang potensial dikembangkan di masa mendatang, yaitu industri kimia bahan obat dan kosmetik di Kabupaten Bangkalan, dengan input terutama berasal dari Kabupaten Sumenep dan Pamekasan.

Industri yang potensial dikembangkan di masa mendatang, yaitu industri pengolahan ikan di Kabupaten Sumenep, dengan input terutama berasal dari Kabupaten Pamekasan dan Sampang.

b. Kawasan Agroindustri Gelang (Gresik dan Lamongan) Utara meliputi Kabupaten Gresik dan Kabupaten Lamongan. Pusat Industri pengolahan terdiri dari industri pengolahan tanaman hortikultura di Kabupaten Gresik, industri obat kosmetik, dan pupuk di Kab. Gresik, dan industri pengolahan ikan laut di Kabupaten Lamongan.

c. Kawasan industri Tuban Bojonegoro meliputi Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro. Pusat industri pengolahan terdiri dari industri pengolahan bahan makanan berbasis komoditas padi di Tuban dan Bononegoro, industri pengolahan bahan makanan dan minuman berbasis jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau, dan jambu mente serta industri pakan ternak di Tuban, industri bahan makanan dan minuman berbasis kacang kedelai, kacang hijau, dan tembakau di Bojonegoro.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 11

11

Page 12: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Tabel 5.4 Pengembangan Sistem Agroindustri Kep. Madura

SISTEM AGROPOLITAN KEP. MADURA Prioritas Jangka Pendek

PrioritasJangka panjangStruktur

AgropolitanWilayah

KabupatenSub Sektor Unggulan

Kecamatan Penghasil

Komoditas Utama

Prasarana/sarana

Kemungkinan Pengembangan

Outlet Kota Surabaya

  -   - -  Pelabuhan Tanjung Perak

- - -

Pusat Distribusi Regional

Kab. Bangkalan

  -   -   - Pelabuhan Kamal - - -

Pusat Koleksi Regional

Kab. Bangkalan

  - -    - Pelabuhan Kamal - - -

Penghasil / Pengumpul Bahan Baku

Kab. Bangkalan

Kehutanan (6) Kec. Socah, Kec. Borneh, Kec. Bangkalan (ds. Jaddih, Kebun, Keleyen, bilaporah)

Kacang tanah, Jagung, Rambutan, Salak, Jambu Mente, Melinjo, Sapi Potong, Ayam potong, Bunga Melati.

Arteri Primer, Kolektor Primer,

Tanaman obat sebagai input industri farmasi

Industri kimian bahan obat dan kosmetik di Kab. Bangkalan dengan input local dan Kab. Sumenep dan Pamekasan

Kab. Sumenep

Perikanan (1)  Kec gending dan Lenteng

  Industri pengolahan bahan makanan dan peternakan di Kab. Pamekasan dengan input K Sumenep, pamekasan, Sampang

Industri pengolahan Ikan di Kab. SUmenep BL : Pamekasan, Sampang

  Perkebunan (1) Industri jamu di Kab. Pamekasan

Kab. Pamekasan

Perikanan (3) Kec. Waru, Kec. Pengantenan, Kec. Pakong(ds. Sumberwaru, Tlagah, bendungan, Pamoroh)

Tembakau, Cabe Jamu, Padi, Jagung, Sapi Potong, Kambing, Unggas, Empon-empon (Jahe, Lengkuas, Kunyit, Kencur, Temu Ireng, Laos, Temulawak).

Bahan Makanan (5) Perkebunan (8) Peternakan (2)

Kab. Sampang

Perikanan (2)  Kec.Sampang, Kec.Banyuates

 

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 12

12

Page 13: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

SISTEM AGROPOLITAN KEP. MADURA Prioritas Jangka Pendek

PrioritasJangka panjangStruktur

AgropolitanWilayah

KabupatenSub Sektor Unggulan

Kecamatan Penghasil

Komoditas Utama

Prasarana/sarana

Kemungkinan Pengembangan

  Bahan Makanan (7)

   

  Peternakan (6)       Kehutanan (4)    

Tabel 5.5 Pengembangan Sistem Agroindustri Gelang Utara

SISTEM AGROPOLITAN GELANG UTARA

Struktur Agropolitan

Wilayah Kabupaten

Sub Sektor

Unggulan

Kecamatan Penghasil

Komoditas Utama

Prasarana/Sarana Kemungkinan

PengembanganPrioritas Jangka

Pendek

Prioritas jangka panjang

Outlet / Pusat Distribusi Internasional

Kota Surabaya   -   -  - Pelabuhan Tanjung Perak

- - -

Pusat Distribusi Regional

Kab. Gresik   -   -   - Pelabuhan khusus industri agrobis

- - -

Pusat Koleksi Regional

Kab. GresikKab. Lamongan

  - -    - - - - -

Penghasil / Pengumpul Bahan Baku

Kab. Gresik Perkebunan hortikultura(10)

Kec. PancengKec Dukuh

Mangga, nangka, pisang, semangka, rambutan, cabai, tomat, mentimun/krai, kacang panjang, terong.

Arteri Primer, Kolektor PrimerSumber daya air

Industri makanan dan minuman

Industri obat dan kosmetik

Industri pupuk Industri pengolahan makanan di Kab. GresikIndustri obat dan kosmetik di Kab. Gresik

Industri pupuk di Kab. Gresik

Kab. Lamongan

Perikanan Kec Paciran, Kec. Brondong

  Industri makanan pengolahan hasil ikan di Kab. Lamongan

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 13

13

Page 14: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Tabel 5.6 Pengembangan Sistem Agroindustri Tuban-Bojonegoro

SISTEM AGROPOLITAN GELANG UTARAStruktur

AgropolitanWilayah

KabupatenSub

Sektor Unggulan

Kecamatan Penghasil Komoditas Utama

Prasarana/Sarana Kemungkinan Pengembangan Prioritas Jangka Pendek

Prioritas jangka panjang

Outlet / Pusat Distribusi Internasional

Kota SurabayaKabupaten Lamongan

  -   -  - Pelabuhan Tanjung Perak LIS

- - -

Pusat Distribusi Regional

Kabupaten Tuban

  -   -   - Pelabuhan khusus industri agrobis

- - -

Pusat Koleksi Regional

Kabupaten Tuban

  - -    - - - - -

Penghasil / Pengumpul Bahan Baku

Kabupaten Tuban

Tanaman bahan pangan dan perkebunan

- Padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau, jambu mente.

Arteri Primer, Kolektor PrimerTolSumber daya air

Industri makanan dan minuman

Industri pakan ternakIndustri pengolahan makanan dan minuman di Kabupaten Tuban dan Bononegoro

Industri pakan ternak di Tuban

Kab. Bojonegoro

Tanaman bahan pangan dan perkebunan

- Padi, kacang kedelai, kacang hijau, tembakau.

Industri makanan dan minuman di Tuban dan Bojonegoro

5. Kawasan Koridor Metropolitan Pengembangan koridor metropolitan merupakan perwujudan dari visi pengembangan metropolitan di Jawa Timur. Pengembangan koridor metropolitan ini berfokus pada pemantapan sektor industri, perdagangan dan jasa komersial.Pengembangan kegiatan di sektor ini tidak terlepas dari kekuatan ekonomi utama/unggulan masing-masing kabupaten/kota. Pengembangan kawasan koridor metropolitan meliputi: Pusat Nasional dan internasional meliputi kawasan di Kaki Suramadu di Bangkalan, Kaki Suramadu di Surabaya, CBD Surabaya, High tech industrial park di

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 14

14

Page 15: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

perbatasan Surabaya dengan Sidoarjo dan Gresik, Kawasan Industri Gempol-Pasuruan, Kawasan Komersial di Lawang dan perkotaan Malang, CBD Kota Malang, Pusat-pusat pariwisata di Kota Batu.

6. Kawasan Kerjasama Regional Dalam menunjang pengembangan ekonomi wilayah perbatasan Jatim-Jateng-DIY dilakukan kerjasama regional dan antar kabupaten/kota meliputi Ratubangnegoro, Kawismawirogo, Pawonsari, GKS, segitiga emas pertumbuhan Tuban-Lamongan-Bojonegoro.

Pengembangan kawasan strategis ekonomi digambarkan pada peta 5.1

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 15

15

Page 16: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Peta 5.1 Kawasan Strategis Kepentingan Ekonomi Provinsi Jawa Timur

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 16

16

Page 17: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

7. Kawasan TertinggalPada dasarnya kawasan tertinggal adalah suatu kawasan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri sesuai dengan standart taraf hidup, disebabkan kemiskinan secara struktural dan natural. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan karena struktur sosial sedangkan kemiskinan natural karena faktor alam yang tidak seimbang antara rasio jumlah penduduk dengan daya dukung alam. Penetapan kawasan tertinggal ditentukan melalui perhitungan tingkat kemiskinan relative antarkabupaten/kota. Kabupaten/kota dengan tingkat kemiskinan tertinggi dikategorikan sebagai kawasan tertinggal. Wilayah yang termasuk kategori kawasan tertinggal dengan tingkat kemiskinan tertinggi adalah Kabupaten Tuban, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep dan pulau-pulau kecil.

Dalam pengembangan kawasan strategis ekonomi, strategi pengelolaannya diarahkan pada:a.Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis kawasan; b.Mengembangkan komoditas unggulan, sarana dan prasarana pendukung proses produksi;c.Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) baik sebagai tenaga ahli maupun tenaga

pendukung; d.Mempercepat alih teknologi yang lebih efisien dan efektif; e.Meningkatkan kebijakan melalui pemberian instrumen insentiv berupa keringanan pajak, tax holiday, dll; dan f.Menjalin kerjasama dengan pihak investor, terkait pemberian kredit/modal usaha.

Sedangkan terkait kawasan tertinggal, secara spesifik strategi pengelolaannya diarahkan pada: a. Menelusuri potensi kawasan atau sub sektor strategis yang dapat dikembangkan di kawasan tertinggal; b. Menginputkan sub sektor strategis di kawasan tertinggal sebagai pemacu pertumbuhan wilayah; c. Menyediakan infrastruktur strategis sebagai pemacu pertumbuhan wilayah;

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 17

17

Page 18: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) baik sebagai tenaga ahli maupun tenaga pendukung; dan e. Meningkatkan kebijakan melalui pemberian instrumen insentiv berupa keringanan pajak, dan peningkatan program-

program pembangunan strategis

Penetapan kawasan tertinggal digambarkan pada peta 5.2.

Peta 5.2 Kawasan Strategis Ekonomi – Tertinggal Provinsi Jawa Timur

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 18

18

Page 19: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

5.3 Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Pertahanan dan Keamanan

Kriteria penetapan kawasan strategis pertahanan dan keamanan (hankam) mengikuti penetapan dalam RTRWN dan penyesuaian dengan kondisi Provinsi Jawa Timur dengan pertimbangan keamanan dan stabilitas regional. Adapun kriteria berdasarkan UUPR 26/2007 yaitu kawasan perbatasan negara, pulau kecil terdepan, & kawasan latihan pertahanan keamanan. Jawa Timur memiliki pulau terluar yang secara nasional ditetapkan sebagai KSN.

Didalam PP 26/2008 tentang RTRWN telah ditetapkan kawasan strategis nasional di Jawa Timur dari sudut kepentingan hankam adalah kawasan pulau kecil terluar/perbatasan Negara RI di Provinsi Jawa Timur meliputi Pulau Barung, Sekel, dan Panehan.

5.4 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial dan BudayaPenetapan kawasan strategis sosial dan budaya antara lain adalah :

a. Mojopahit Park di Kabupaten Mojokerto;b.Bromo-Tengger-Semeru beserta pemukiman adat suku Tengger di Probolinggo, Malang, Pasuruan, Lumajang.c.Segitiga emas Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso.

Rencana pengembangan kawasan sosial dan budaya sekitar candi yaitu berupa zonasi kawasan pengembangan di sekitar candi. Pembagian zonasi kawasan bertujuan untuk menjaga nilai historis dan menjaga kelestarian dan kealamian candi dan benda-benda bersejarah yang ada di dalamnya.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 19

19

Page 20: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Gambar 5.1 Rencana Pengembangan Kawasan Sekitar Candi : Buffer Zone (Kiri), Kawasan Perjas/Pendukung (Kanan), serta Bangunan

Candi (Atas)

Pengelolaan terhadap kawasan strategis ini juga perlu dipertimbangkan aspek apresiasi nilai seni/budaya bernilai tinggi yang menghasilkan peluang ekonomi. Dengan demikian, pengelolaan kawasan strategis harus melibatkan berbagai pihak dengan

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 20

20

Page 21: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

pembagian peran dan kepentingan yang jelas, yakni pihak yang berkepentingan terhadap nilai seni/budayanya (benda/objeknya), terhadap wilayahnya (ruang spasial), dan terhadap investasi ekonomi (bisnis pariwisata).

5.5 Kawasan Strategis dari sudut Kepentingan Pendayagunaan SDA dan/atau Teknologi Tinggi Didalam PP 26/2008 tentang RTRWN telah ditetapkan kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan Pendayagunaan SDA dan/atau teknologi tinggi di Jawa Timur, yaitu KSN Stasiun Pengamat Dirgantara Watukosek di Kabupaten Mojokerto. Kawasan yang masuk dalam kategori kawasan strategis teknologi tinggi yang ditetapkan pada skala provinsi berupa kawasan strategis provinsi (KSP) salah satunya adalah kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, terdiri dari :

1. Sidoarjo dan sekitarnya2. Gresik dan sekitarnya3. Tuban dan sekitarnya4. Bangkalan dan sekitarnya5. Bojonegoro dan sekitarnya6. Sumenep dan sekitarnya

Selain itu, ditetapkan juga kawasan berdasarkan nilai strategis ekonomi dan perlindungan keamanan kawasan dan wilayah sekitarnya, yakni:

1. Kawasan Pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD meliputi Paiton Probolinggo/Situbondo, Singosari di Gresik, Lekok di Pasuruan, serta Jenu dan Tanjung Awor-awor di Tuban, dan Ngadirojo di Pacitan.

2. Kawasan pengembangan potensial panas bumi, yaitu Ngebel di Kabupaten Ponorogo; Belawan Ijen di Kabupaten Bondowoso serta Dataran Tinggi Yang di Kabupaten Probolinggo.

5.6 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung LingkunganKawasan strategis yang memiliki kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan yaitu kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup dan juga kawasan yang diakui sebagai warisan dunia.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 21

21

Page 22: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Kawasan lindung atau kawasan konservasi tidak dapat dialihfungsikan, kawasan tersebut digunakan sebagai pelestarian sumberdaya alam yang sekaligus menjadi kawasan perlindungan bawahan. Kawasan lindung prioritas merupakan kawasan yang diutamakan dalam upaya mengembangkan dan membudidayakan tanaman keras.Didalam PP 26/2008 tentang RTRWN telah ditetapkan kawasan strategis nasional yaitu di Jawa Timur dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan, yaitu DAS Sampean

Adapun kawasan strategis provinsi selain kawasan dari sudut kepentingan ekonomi digambarkan pada peta 5.3 berikut ini.

Peta 5.3 Kawasan Strategis Non Ekonomi Provinsi Jawa Timur

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 22

22

Page 23: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

5.7. Kawasan Pengendalian Ketat (HCZ)Kawasan pengendalian ketat ditujukan untuk menyeimbangkan pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kawasan ini ditetapkan agar pembangunan ekonomi tidak berdampak negatif terhadap lingkungan dan sosial, meminimasi ancaman dan resiko bencana dengan mengendalikan perkembangan kawasan-kawasan rawan bencana, mempertahankan fungsi lindung kawasan pada kawasan lindung prioritas dan kawasan pelestarian lingkungan, serta mempertahankan fungsi prasarana wilayah dengan mengendalikan kawasan sekitarnya agar tidak mengganggun fungsi tersebut. Secara spesifik, deskripsi masing-masing kawasan adalah sebagai berikut:

1. Kawasan perdagangan regionalSektor pertanian yang meliputi tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan sejak dahulu telah menjadi basis pembangunan perekonomian Indonesia demikian pula di Jawa Timur yang areal wilayahnya sebagaian besar adalah agraria. Peluang pasar dan adanya potensi yang sangat besar terhadap permintaan produk hortikultura di pasar dalam negeri dan pasar global tersebut sehingga Provinsi Jawa Timur segera membangun fasilitasi produk pertanian di berbagai daerah dalam satu lokasi yang representative.

Perdagangan Regional merupakan perdagangan antar wilayah yang didorong untuk memenuhi kebutuhan regional bahkan nasional. Sudah saatnya Jawa Timur memiliki kawasan perdagangan skala regional, yang dapat menampung kegiatan perdagangan dari semua komoditas. Dari data PDRB menunjukan bahwa 45 % pertumbuhan ekonomi Jawa Timur masih bertumpu pada sektor pertanian. Akan tetapi kalau dilihat secara riel, dampak ekonomi yang menyentuh dan dirasakan oleh

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 23

23

Page 24: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

para pelaku pertanian masih sangat kecil. Salah satu penyebabnya adalah mekanisme pasar atas perdagangan, khususnya dalam sektor pertanian. Upaya untuk meningkatkan pendapatan pertanian adalah didirikannya tempat perdagangan skala regional khususnya perdagangan hasil pertanian atau disebut dengan Kawasan Perdagangan Regional. Kawasan Perdagangan Regional akan dijadikan pusat distribusi barang/hasil pertanian dengan jaminan kualitas dan harga yang dapat memberikan nilai tambah bagi petani. Lokasi kawasan perdagangan regional minimal harus berada pada simbul kontribusi dan distribusi hasil pertanian, serta ditunjang oleh infrastruktur transportasi yang memadai.

Pengembangan kawasan perdagangan regional ini harus dapat memberi akses kepada petani yang secara langsung dapat memasarkan buah dan sayur ke pembeli sehingga diperoleh harga yang pantas. Kawasan perdagangan regional tersebut digunakan untuk :

a. Memberikan tempat kepada pedagang untuk berusaha dan sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi tenaga/buruh bongkar muat barang.

b. Sebagai transit, penampungan, terminal, distribusi/penyaluran komoditi beras, sayur-sayuran dan buah-buahan di dalam jumlah yang besar.

c. Sebagai stabilitas/pengendalian harga.d. Sebagai tempat/stock/pengendalian, sehingga komoditi primer ini dapat dilokalisir dan mudah

dicapai.

2. Kawasan kaki Jembatan Suramadu di Kota Surabaya dan Kabupaten Bangkalan yang Meliputi Kawasan Tertentu/Fair Ground, Interchange Jalan Akses dan/atau Rencana Reklamasi Pantai

Reklamasi adalah salah satu pengembangan kawasan yang tak dapat dihindari. Langkanya lahan menjadikan reklamasi merupakan alternatif solusi yang ekonomis terutama dalam pengembangan kawasan bisnis.

Salah satu kawasan potensial untuk dikembangkan secara ekonomis adalah di sekitar kaki Jembatan Suramadu. Pada dasarnya kawasan ini sangat potensial untuk dikembangkan. Akan tetapi luasan area di daratan sudah sangat terbatas sehingga perlu dilakukan reklamasi. Reklamasi pantai di sekitar area interchange Suramadu pada sisi Surabaya dan Bangkalan ini memerlukan penanganan yang terarah dan mengikuti kaidah kelestarian lingkungan hidup. Kawasan di kaki jembatan Suramadu ini sangat potensial dikembangkan sebagai kawasan industri, fair ground, termasuk penyediaan kawasan yang diarahkan pada berbagai kegiatan ekonomi tinggi yang dilengkapi dengan adanya area permukiman bagi

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 24

24

Page 25: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

karyawan industri serta mendukung pengembangan pelabuhan di Kabupaten Bangkalan bagian utara. Mengingat kawasan ini sangat potensial dan mudah mengalami perubahan peruntukan, maka harus dikendalikan secara ketat atau ditetapkan sebagai high control zone. Kondisi tersebut diupayakan disertai dilakukannya penataan disekitar area kaki Suramadu agar tidak terjadi adanya squater.

Reklamasi dilakukan dengan dasar kaidah pembangunan yang berkelanjutan, serta mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

Pengembangan kawasan reklamasi perlu mencermati kemungkinan dampak lingkungan yang akan terjadi, serta memperhatikan konteks dengan bagian kota di sekitarnya.

Koridor pemandangan dari kota ke arah laut dan sebaliknya perlu dipelihara dan diciptakan. Kawasan reklamasi perlu memikirkan konteks dengan lingkungan kotanya, menyangkut kesejarahan, kaitan hubungan

dengan kota lainnya serta ketersediaan akses publik ke kawasan pantai. Pengembangan jalan tepian pantai, promenade, esplanade, pesisir pantai serta taman umum dapat dimanfaatkan

sebagai sarana untuk mengamankan kawasan pantai agar tidak berubah menjadi kawasan privat. Pemanfaatan ruang reklamasi pantai untuk pengembangan ekonomi perkotaan, hendaknya perlu menghindari

terjadinnya akumulasi penduduk untuk bermukim di kawasan reklamasi pantai.3. Wilayah aliran sungai, daerah aliran sungai, sumber air dan stren kali

Sumber daya air merupakan salah satu kebutuhan pokok, dimana dalam pengelolaan serta penggunaannya masih terdapat beberapa ketimpangan. Di Jawa Timur sumber air utama terdapat di wilayah dataran tinggi, salah satunya adalah di Kota Batu tepatnya di Sumber Brantas (Arboretum) yang kemudian mengalir hingga ke Sungai Brantas dan bermuara di Kota Surabaya. Sumber lainnya dari kawasan pegunungan Arjuna yang kemudian mengalir pada wilayah dataran rendah dengan karakteristik kawasan yang berbeda dan dapat menimbulkan suatu konflik apabila kawasan diatasnya terjadi penggundulan hutan. Gambaran di atas menunjukan perlu adanya kerjasama antarwilayah dalam menanggulangi pencemaran ekologi sungai. Banyaknya permukiman/industri yang membuang limbahnya ke sungai tersebut akan berpengaruh terhadap lingkungan hidup dimana sungai tersebut mengalir yang akhirnya masuk ke wilayah kabupaten/kota lain. Untuk memantapkan pengaturan pemanfaatan ruang DPS Brantas harus dilakukan pengelolaan DPS Brantas secara terpadu dengan prinsip serasi, terpadu dan berimbang meliputi sumber daya alam, suber daya buatan, sumber daya manusia dan aktifitasnya. Selanjutnya diwujudkan dalam kegiatan, antara lain melalui:

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 25

25

Page 26: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Rehabilitasi lahan kritis di luar kawasan hutan, reboisasi kawasan TAHURA R. Suryo, serta pelestarian kawasan sumber-sumber mata air.

Pengendalian pencemaran sumber-sumber air dan badan air DPS Brantas yang ditimbulkan oleh limbah domestik, industri dan residu pertanian.

Reboisasi lahan rusak di dalam kawasan hutan, terutama hutan produksi yang bertujuan untuk mengendalikan besarnya erosi dan sedimentasi pada Kali Brantas.

Pembinaan penambangan bahan galian C (pasir dan batu kali). Pengendalian ketersediaan, alokasi dan distribusi air baku untuk irigasi, industri, permukiman dan keperluan lainnya. Pembangunan dan rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pengairan. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di segala strata baik masyarakat maupun di aparatur pemerintah. Pengendalian banjir sepanjang Kali Brantas yang berfungsi untuk mencegah daya rusak air. Meningkatkan kinerja pengelolaan sumber daya air Kali Brantas yang berfungsi untuk mencegah daya rusak air. Meningkatkan kinerja lembaga pengelola sumber daya air Kali Brantas baik dari aspek teknis, financial maupun

manajemen. Pengembangan mekanisme kerjasama lintas kabupaten/kota dalam pelestarian dan pengelolaan DPS Brantas.

Sungai di Jawa Timur terbagi atas 13 wilayah aliran sungai yang memerlukan kerjasama antarwilayah dengan pola insentif dan disinsentif. Sedangkan ekologi yang dipengaruhi meliputi Trenggalek, Malang, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Blitar, Jombang, Surabaya, Mojokerto dan Gresik. Adapun Sungai Bengawan mempengaruhi ekologi meliputi Tuban, Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik.

Pengaliran air hujan yang turun ke bumi diupayakan secepatnya meresap ke tanah atau dialirkan ke sungai dan akhirnya menuju ke muara sungai atau laut. Sistem drainase/saluran yang kurang baik akan mengakibatkan banjir atau timbulnya genangan di daerah tertentu dalam waktu yang cukup lama. Timbulnya banjir ini umumnya disebabkan oleh meluapnya aliran sungai karena berkurangnya daerah resapan air dan sebagian besar terjadi pada DAS Bengawan dan DAS Brantas. Pada DAS Pekalen Sampean hanya sedikit wilayah yang tergenang terus menerus, yaitu di bagian selatan Lumajang dan Situbondo. Banjir sering terjadi di Ngawi dan Madiun (sepanjang kali Madiun), Bojonegoro (akibat luapan Bengawan Solo), Lamongan, Trenggalek serta Gresik (sepanjang kali Lamong).

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 26

26

Page 27: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Cekungan sungai umumnya dibagi menjadi dua bagian cekungan Bengawan Solo bagian hulu meliputi Bengawan Solo dan Sungai Madiun. Pertemuan sungai tersebut di Ngawi, Jawa Tengah, hilir Bengawan Solo (dari Ngawi sampai Selat Madura). Setiap musim hujan air Bengawan Solo meluap membanjiri wilayah seluas antara 20.000 – 40.000 ha. Banjir wilayah ini surut dalam waktu 5 – 10 hari terjadi pada bulan Januari, Februari, dan Maret. Luapan Bengawan Solo mempengaruhi juga Rawa Jabung dan Rawa Jero terutama karena kurang drainase sejak daerah tersebut ada tanggul pelindung dari aliran Bengawan Solo.

Wilayah genangan DAS Brantas terdapat di Nganjuk, terutama aliran sungai Brantas, Surabaya, Sidoarjo dan Tulungagung. Wilayah genangan DAS Pekalen Sampean terdapat di Lumajang, yakni di bagaian hulu Sungai Bondoyudo dan muara Sungai Bondoyudo, Jember, Situbondo (di bagian muara Sungai Sampean), dan Probolinggo. Untuk DAS Madura dan kepulauan, wilayah genangan berada di Sampang dan Sumenep, terutama di sepanjang aliran Kali Sokrah.

Banjir yang ditimbulkan di masing-masing wilayah sangat erat kaitannya dengan permasalahan-permasalahan yang ada pada masing-masing DAS dan penggunaan lahan sekitar DAS serta berkurangnya wilayah resapan air. Potensi SDA yang perlu ditangani dan dikendalikan adalah: Mata air Umbulan yang merupakan mata air terbesar di Jawa Timur dengan debit total 4.600 lt/detik yang terletak di

sebelah tenggara Kota Pasuruan. Saat ini pemanfaatannya masih relatif kecil yakni PDAM Surabaya 110 l/det dan PDAM Pasuruan 65 l/det dan untuk irigasi didaerah sekitarnya sekitar 500 l/det, sedangkan wilayah lainnya yang menyerap air tersebut adalah Kabupaten Gresik, Sidoarjo.

Kali Brantas dimanfaatkan bersama-sama PDAM Sidoarjo sebesar 30 l/det di Kanal Mangetan dan PDAM Mojokerto sebesar 250 l/det sebelum percabangan Kali Surabaya serta Dam Lengkong. Dan Kali Surabaya yang merupakan percabangan Sungai Brantas dimanfaatkan bersama-sama PDAM Gresik dan PDAM Surabaya.

PDAM Situbondo masih memanfaatkan Kali Sampean sebesar 17 l/det. PDAM Jember Kali Dinoyo sebesar 10 l/det. PDAM Lamongan memanfaatkan kali Bengawan Solo sebesar 190 l/det.

Kawasan perlindungan setempat sekitar sempadan sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 10 meter, sempadan tersebut diupayakan untuk memberikan ruang terhadap tata hijau di stren kali terutama pada wilayah perkotaan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 27

27

Page 28: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

4. Kawasan yang berhubungan dengan aspek pelestarian lingkungan hidupLingkungan hidup dalam pengertian ekologi tidak mengenal batas wilayah, baik wilayah negara maupun wilayah administratif. Akan tetapi, lingkungan hidup yang berkaitan dengan pengelolaan harus jelas batas wilayah wewenang pengelolaannya.

Terpeliharanya keberlanjutan fungsi lingkungan hidup merupakan kepentingan masyarakat sehingga menuntut tanggung jawab, keterbukaan, dan peran stake holders, yang dapat disalurkan untuk memelihara dan meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang menjadi tumpuan keberlanjutan pembangunan. Pembangunan yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya alam, menjadi sarana untuk mencapai keberlanjutan pembangunan dan menjadi jaminan bagi kesejahteraan dan mutu hidup. Oleh karena itu, lingkungan hidup harus dikelola dengan prinsip melestarikan fungsi lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang untuk menunjang pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Dalam izin melakukan usaha atau kegiatan harus ditegaskan kewajiban yang berkenaan dengan penaatan terhadap ketentuan mengenai pengelolaan lingkungan hidup yang harus dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha atau kegiatan dalam melaksanakan usaha atau kegiatannya. Bagi usaha atau kegiatan yang diwajibkan untuk membuat atau melaksanakan analisis mengenai dampak lingkungan hidup, maka rencana pengelolaan dan rencana pemantauan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha atau kegiatan harus dicantumkan dan dirumuskan dengan jelas dalam izin melakukan usaha atau kegiatan. Misalnya kewajiban untuk mengolah limbah, syarat mutu limbah yang boleh dibuang ke dalam media lingkungan hidup, dan kewajiban yang berkaitan dengan pembuangan limbah, seperti kewajiban melakukan swapantau dan kewajiban untuk melaporkan hasil swapantau tersebut kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan hidup. Apabila suatu rencana usaha atau kegiatan, menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku diwajibkan melaksanakan analisis dampak lingkungan hidup, maka persetujuan atas analisis mengenai dampak lingkungan hidup, tersebut harus diajukan bersama dengan permohonan izin melakukan usaha atau kegiatan.

Kawasan lindung yang di upayakan untuk dipertahankan sebagai kawasan pengendalian ketat adalah kawasan lindung yang terdiri atas cagar alam, suakamargasatwa, kawasan resapan air, taman nasional. Disamping itu kawasan sumber air perlu dilindungi dengan melestarikan tanaman lindung dan diperlukan penanganan lintas wilayah.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 28

28

Page 29: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Dalam melestarikan kawasan lindung dan sumber alam hayati lainnya diperlukan metode penanganan sesuai dengan karakteristik wilayah, namun dalam hal pengelolaan sumber daya alam yang berfungsi sebagai kawasan lindung di sekitar perbatasan dengan wilayah lain diperlukan kerjasama antar wilayah sebagai upaya mensinkronkan kewenangan dalam pengelolaan kawasan tersebut wilayah, yaitu :

Kerjasama Antar Kawasan Lindung Antar WilayahKawasan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumberdaya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan (Perda No. 11 tahun 1991). Kawasan lindung ini bisa berada dalam satu wilayah administratif, namun ada pula yang berada pada beberapa wilayah administratif/kota.

Apabila dilihat dari karakteristik wilayah pegunungan dimana terdapat hutan dengan fungsi lindung dan sebagai kawasan suaka margasatwa berlokasi di kawasan Gunung Ijen, Argopuro, Merubetiri, Tarub, Bromo-Tengger-Semeru, Welirang, Kawi, Kelud, dan Wilis. Sedangkan Kawasan yang memiliki fungsi hutan cagar alam terdapat di Kabupaten Malang, Mojokerto, Kediri, Tulungagung, Madiun, Situbondo, Bondowoso, dan Jember. Namun dari kawasan pegunungan yang masih aktif dan sering mengeluarkan abu/lahar dingin terdapat di kawasan Gunung Tarub dimana terdapat tiga wilayah kabupaten yang harus waspada antara lain, Kabupaten Jember, Probolinggo, dan Lumajang. Kawasan Gunung Bromo-Tengger-Semeru dimana terdapat empat wilayah kabupaten yang harus bekerjasama sebagai upaya pengendalian bahaya gunung berapi yaitu Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, dan Malang. Kawasan Gunung Welirang merupakan gunung yang masih aktif dengan luas area yang mencakup Kabupaten Pasuruan, Malang, dan Mojokerto. Kawasan Gunung Kelud merupakan gunung berapi yang masih beraktifitas dan sering mengeluarkan banyak matrial, adapun wilayah yang mengalami dampak langsung adalah Kabupaten Malang, Blitar, dan Kediri.

Disisi lain yang perlu terus dilestarikan adalah hutan mangrove/bakau, perlu diketahui bahwa di Jawa Timur banyak terdapat wilayah yang mempunyai pantai atau pesisir. Maka pengembangan budidaya tanaman mangrove perlu ditingkatkan, sejalan dengan perlindungan pantai terhadap abrasi dan sebagai upaya menghambat gelombang tsunami akibat adanya gempa tektonik di dasar laut. Adapun kawasan yang perlu dikendalikan adalah ditetapkan pada wilayah pesisir pantura selain area yang ditetapkan sebagai kawasan budidaya, Pesisir pantai timur Surabaya dan Sidoarjo, konservasi pesisir Teluk Lamong Surabaya, Pesisir Situbondo, Segoro Anakan Banyuwangi, Pesisir selatan

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 29

29

Page 30: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

pantai Pulau Nusa Barung Jember, pesisir selatan Pantai Pulau Sempu Kabupaten Malang, reboisasi hutan mangrove di bagian pesisir selatan Jawa Timur kecuali pada kawasan yang digunakan sebagai budidaya. Pesisir utara Madura diarahkan pada upaya pelestarian tanaman mangrove yang sudah ada, mengganti atau mereboisasi tanaman mangrove yang rusak dan penanaman mangrove yang baru. Sedangkan arahan pengelolaan kawasan konservasi dijabarkan pada sub bab langkah-langkah pengelolaan kawasan.

Sinkronisasi pola pemanfaatan lahan, terutama kawasan lindung di sekitar perbatasan kabupaten/kota.

5. Kawasan sekitar jaringan transportasi

A. Kawasan Sempadan Jalur PerkeretaapianPerkembangan teknologi yang semakin maju dan modern dimana tuntutan akan efisiensi waktu serta tingkat aksesibilitas manusia yang tinggi menyebabkan sarana prasarana transportasi mempunyai peran yang penting. Selain itu pertumbuhan penduduk yang tinggi juga mengakibatkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi umum terutama di kota-kota besar. Namun peningkatan kebutuhan transportasi tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan akan menimbulkan kemacetan lalu lintas.

Perkeretaapian sebagai angkutan massal merupakan pilihan yang tepat untuk dikembangkan karena merupakan transportasi darat yang selain aman, bebas macet juga murah/ekonomis. Selama ini yang ada di Provinsi Jawa Timur dan di Indonesia pada umumnya adalah perkeretaapian satu jalur (one track) dimana setiap ada perkeretaapian yang akan berpapasan maka salah satu dari perkeretaapian tersebut harus berhenti. Untuk lebih meningkatkan kinerja perkeretaapian dalam pelayanan kepada masyarakat maka dikembangkan perkeretaapian double track (dua jalur).

Dalam pengembangan perkeretaapian double track ini mempertimbangkan sebagai berikut :a. Adanya penetapkan pengaturan mengenai jalur perkeretaapian yang meliputi daerah manfaat jalan, daerah milik

jalan, dan daerah pengawasan jalan termasuk bagian bawahnya serta ruang bebas di atasnya.b. Dilarang membangun gedung, membuat tembok, pagar, tanggul dan bangunan lainnya, menanam jenis pohon

yang tinggi serta menempatkan barang pada jalur perkeretaapian baik yang dapat mengganggu pandangan bebas, maupun dapat membahayakan keselamatan perkeretaapian.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 30

30

Page 31: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

c. Untuk jalur tunggal bangunan yang diijinkan di Damaja, Damija dan Dawasja adalah bangunan rumah dengan lebar damaja 6 m, damija 12 serta dawasja 21 meter.

d. Untuk dua jalur bangunan yang diijinkan di Damaja, Damija dan Dawasja adalah dengan syarat lebar damaja sekurang kurangnya 6 meter, damija sekurang kurangnya 12 meter dan dawasja sekurang kurangnya 21 meter (dengan ketentuan 6 meter ini adalah 6 meter dari sisi kanan dan 6 meter dari sisi kiri).

e. Perlintasan antara jalur perkeretaapian dengan jalan dibuat dengan prinsip tidak sebidang.

B. Kawasan Sekitar Bandara UdaraFasilitas bandara udara merupakan fasilitas trasnportasi yang tidak dapat dipandang dalam perspektif lokal. Bandara udara memerlukan perencanaan khusus, baik perencanaan ruang maupun manajemen penerbangannya. Bandara udara satu dengan yang lain sangat terkait. Bandara udara juga merupakan prasarana angkutan yang sangat strategis dan merupakan isu nasional terutama masalah kelayakannya.

Kelayakan yang dimaksud adalah kelayakan terkait lokasi geografis dan perencanaan ruangnya, kelayakan terkait efektifitas keberadaan sebuah bandara dalam mengakomodasi kebutuhan transport regional yang cepat daan efisien, keamanan penerbangan, juga terkait masalah kelayakan dari sisi bisnis penerbangan dan masalah pengembangan wilayah.

Pembangunan bandara udara memerlukan perencanaan ruang khusus. Kawasan disekitar bandara udara hingga beberapa kilometer, merupakan wilayah yang berinteraksi langsung dengan kawasan bandara udara. Sehingga menata kawasan bandara adalah merencanakan ruang lebih luas dari kawasan bandara itu sendiri.

Memperhatikan peran Bandara Udara yang sangat strategis maka perencanaan bandara udara dikategorikan dalam perencanaan kawasan pengendalian ketat dan RTRW mengarahkan untuk diatur dalam peraturan khusus. Peran dan skala fasilitas yang regional, maka perencanaan kawasan bandara udara diarahkan melalui perijinan pemerintah provinsi.

Perencanaan kawasan bandara meliputi pengaturan terhadap kawasan bandara dan kawasan di sekitar bandara. Tipe bandara akan menyangkut jumlah, jenis dan frekuensi penerbangan. Tipe bandara berpengaruh terhadap ruang di sekitar kawasan bandara, yang memerlukan pengendalian secara ketat. Pengaturan kawasan bandara termasuk ruang di sekitar kawasan bandara yang harus dikendalikan, secara garis besar harus merencanakan komponen berikut :

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 31

31

Page 32: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Kawasan bandara. Kawasan disekitar bandara meliputi :

− Ruang bebas hambatan.− Kawasan kebisingan.− Kawasan transisi (transitional surface).− Kawasan bidang kerucut

Kawasan bandaraKawasan bandara merupakan kawasan bandara itu sendiri yang meliputi ruang landasan pacu dan ruang untuk kebutuhan fasilitas sebuah bandara. Ruang kawasan bandara tergantung dari type yang akan direncanakan.

Pengaturan kawasan disekitar bandara Pengaturan kawasan di sekitar bandara pada dasarnya mengatur peruntukan lahan, ketinggian bangunan yang diijinkan dan perlindungan terhadap kebisingan.

Ruang bebas hambatan Ruang bebas hambatan merupakan ruang yang diperlukan untuk manuver pesawat ketika akan mendarat ( landing) dan mengudara (take off). Jarak minimum ruang bebas hambatan dari ujung landasan pacu adalah 15 km. Kondisi ini menyesuaikan dengan ketentuan ICAO Annex 14 aerodromes. Pada jarak 15 sampai dengan 2 km dari landasan pacu, pesawat mempunyai kemiringan 2,5 %. Pada jarak 3 Km hingga landasan pacu, sudut pesawat 2 %. Pada jarak 900 meter dari landasan tidak boleh ada benda yang menonjol (ketinggian 0 meter). Aspek pengendalian dan pengawasan harus memperhatikan sebesar besarnya kepentingan umum, kelestarian lingkungan, koordinasi antar wewenang pusat dan wilayah. Dengan demikian area di sekitar bandara udara, terutama kawasan di depan landasan pacu harus memiliki jarak yang tepat dan diperhitungkan untuk kepentingan keselamatan penerbangan dan area di luar bandara sebagai antisipasi terjadinya kecelakaan penerbangan saat tinggal landas atau gerakan dalam hal mengalami kegagalan dalam pendaratan.

Kawasan kebisingan Kawasan kebisingan merupakan kawasan yang terkena dampak langsung dari suara mesin pesawat. Ruang kebisingan merupakan ruang yang memerlukan pengaturan khusus. Satuan pengukuran kebisingan yang harus diatur dalam toleransi tertentu adalah dalam NEF. Pengaturan jarak ruang kebisingan terluar diatur minimal berdasarkan pada frekuensi pesawat yang masuk ke bandara.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 32

32

Page 33: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Kawasan TransisiAdalah kawasan peralihan di luar bandara. Kawasan transisi ditetapkan minimum dengan radius 4 Km. Ketinggian bangunan di tetapkan maksimal 25 meter

Bidang kerucut Bidang kerucut merupakan batas terluar kawasan yang berinteraksi dengan kawasan bandara. Bidang kerucut di tetapkan minimal hingga 2,1, km dari garis terluar kawasan transisi. Kawasan yang merupakan bidang kerucut diijinkan ada bangunan hingga maksimum 45 meter.

C. Kawasan Jalan Nasional Arteri Fungsi Primer dan TolPada jalan nasional arteri fungsi primer atau tol, yaitu jalan yang menghubungkan pusat kota dengan pusat kota lainnya dengan tingkat laju harian rata rata tinggi dan rencana pengembangan jaringan jalan lintas selatan, maka diperlukan adanya pengendalian pada kawasan ini. Adanya titik-titik konsentrasi kegiatan di sekitar jalan nasional arteri sistem primer yang ditimbulkan oleh bangkitan lalu lintas serta kegiatan perdagangan dan jasa menyebabkan terjadinya mixing used kawasan dan berpengaruh terhadap intensitas kegiatan yang cukup tinggi di kawasan tersebut. Maka untuk antisipasi sebaiknya ada pembatasan ruang yang jelas antara kegiatan perdagangan dan jasa dengan kegiatan transportasi serta mengarahkan perkembangan pada kawasan lainnya terutama pada kegiatan yang sifatnya menarik pergerakan.

Pemanfaatan lahan di sepanjang jalan arteri atau jalan Tol diperlukan batas dan pengendalian lahan. Kondisi ini diperlukan untuk mengantisipasi adanya peruntukan bangunan yang akan menimbulkan bangkitan massa. Apabila terdapat fungsi bangunan yang menimbulkan bangkitan maka di upayakan membangun frontage road.

6. Kawasan sekitar prasarana wilayah dalam skala regionalA. Jaringan Pipa GasPembangunan jaringan pipa migas berada dalam lingkup pengembangan pemanfaatan migas untuk domestik yang didistribusikan melalui jaringan pipa ke depo migas. Pembangunan jaringan pipa gas harus sesuai dengan standar pengembangan baik dari jenis pipa hingga teknis pelaksanaanya yang menggunakan kaidah lingkungan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 33

33

Page 34: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Jaringan pipa tersebut ada yang di alirkan melalui permukaan tanah dan di tanam dalam tanah, karena pipa-pipa tersebut mengalirkan zat-zat yang sangat mudah terbakar dan membahayakan daerah sekitarnya apabila rusak atau bocor maka diperlukan sosialisasi kepada masyarakat (amdal). Pengembangan jaringan didasari atas kerjasama antar wilayah serta menurut perundang-undangan yang berlaku.

B. Jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)SUTET adalah saluran udara tegangan ekstra tinggi dengan kekuatan tegangan 500 KV. Arus listrik yang terdapat di SUTET merupakan medan listrik dan medan magnet dalam kelompok radiasi non-pengion. Radiasi ini relatif tidak berbahaya, berbeda sama sekali dengan radiasi jenis pengion seperti radiasi nuklir atau radiasi sinar rontgen.

Dalam pemilihan jalur SUTET diupayakan tidak melintas pada daerah pemukiman dan kawasan lindung. Di beberapa daerah pemukiman yang padat mungkin tidak bisa dihindari jalur SUTET untuk melintas, tetapi baik medan listrik maupun medan magnet tidak boleh diatas ambang batas yang diperbolehkan. Medan Listrik di bawah jaringan dapat menimbulkan beberapa hal, meliputi :

1. Menimbulkan suara/bunyi mendesis akibat ionisasi pada permukaan penghantar (konduktor) yang kadang disertai cahaya keunguan, bulu/rambut berdiri pada bagian badan yang terpajan akibat gaya tarik medan listrik yang kecil, lampu neon dan tes-pen dapat menyala tetapi redup, akibat mudahnya gas neon di dalam tabung lampu dan tes-pen terionisasi.

2. Kejutan lemah pada sentuhan pertama terhadap benda-benda yang mudah menghantar listrik (seperti atap seng, pagar besi, kawat jemuran dan badan mobil).

Arahan dilakukan dalam rangka peningkatan kondisi lingkungan akibat adanya SUTET perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Mengusahakan agar rumahnya berlangit-langit2. Menanam popohonan sebanyak mungkin disekitar rumah pada lahan yang kosong3. Bagian atap rumah terbuat dari atap logam seharusnya ditanahkan (digroundkan) 4. Penduduk disarankan tidak berada di luar rumah terutama pada malam hari, karena pada saat itu arus yang mengalir

pada kawat penghantar SUTET lebih tinggi dari pada siang hari. RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 34

34

Page 35: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

5. Pengamanan terhadap bahaya putusnya kawat saluran transisi dilakukan dengan membatasi puncak pohon berjarak minimum 15 meter dari kabel SUTET terbawah. Bahaya putusnya kawat SUTET belum pernah dijumpai, yang sering terjadi adalah pecahnya isolator. Oleh sebab itu digunakan isolator ganda dan dengan tanaman pohon di bawah SUTET yang dipantau ketinggiannya sehingga bahaya apabila kawat SUTET putus dapat dieleminir.

6. Pengamanan terhadap loncatan listrik instalasi di atas atap bangunan didasarkan pada Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/47/MPE/1992, yaitu jarak minimum titik tertinggi bangunan (pohon) terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 KV harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : Jarak minimum titik tertinggi bangunan tahan api terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 KV adalah

8,5 meter. Jarak minimum titik tertinggi jembatan besi titik terendah kawat penghantar SUTET 500 KV adalah 8,5 meter Jarak minimum jalan perkeretaapian terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 KV adalah 15 meter. Jarak minimum lapangan terbuka terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 KV adalah 11 meter. Jarak minimum titik tertinggi bangunan tidak tahan api terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV

adalah 15 meter. Jarak minimum jalan raya terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 KV adalah 15 meter. Ruang bebas adalah ruang sekeliling penghantar yang dibentuk oleh jarak bebas minimum sepanjang SUTT atau

SUTET yang di dalam ruang itu harus dibebaskan dari benda-benda dan kegiatan lainnya. Ruang bebas ditetapkan berbeda-beda dalam luas dan bentuk. Sementara ruang aman adalah ruang yang berada di luar ruang bebas. Dalam ruang aman pengaruh kuat medan listrik dan kuat medan magnet sudah dipertimbangkan dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku.

Ruang bebas dan ruang aman dapat diatur besarnya sesuai kebutuhan pada saat mempersiapkan rancang bangun. Ruang aman dapat diperluas dengan cara meninggikan menara dan/atau mempendek jarak antara menara, sehingga bila ada pemukiman yang akan dilintasi SUTT/SUTET yang akan dibangun berada di dalam ruang yang aman.

C. Tempat Pembuangan Akhir TerpaduTempat pembuangan akhir terpadu merupakan tempat pengolahan sampah yang dikelola bersama antarwilayah. TPA terpadu ini perlu dikembangkan sebagai upaya atau antisipasi semakin berkembangnya suplay sampah akibat banyaknya aktifitas dan bertambahnya penduduk terutama di perkotaan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 35

35

Page 36: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sampah masih berkutat di sekitar metode dan lokasi pemindahan fisik sampah dari TPS (tempat pembuangan sementara) ke TPA (tempat pembuangan akhir). Sampah secara mekanis dibuang, ditumpuk, ditimbun, diratakan, dipadatkan, dan dibiarkan membusuk serta mengurai sendiri secara alami di TPA. Sebagian lain dibakar secara langsung di tempat dengan atau tanpa menggunakan fasilitas insinerator (tungku pembakaran).

Penimbunan sampah di TPS akibat pengangkutan truk-truk pengangkut sampah ke TPA yang tertunda akan menyebabkan proses pembusukan sampah yang mengundang serangga dan hewan pengerat, dan berbagai sumber penyakit lainnya di TPS. Kondisi itu mengganggu kualitas lingkungan hidup wilayah sekitarnya. Bahkan penundaan sering terjadi berlarut-larut, sehingga terbentuk cairan hasil pembusukan dengan kandungan logam terurai yang berbahaya bagi kesehatan lingkungan saat meresap ke dalam tanah.

Dengan dasar tersebut penentuan TPA terpadu harus di dasari atas kesepakatan bersama antar wilayah dan lokasi tersebut jauh dari permukiman penduduk. Maka di area sekitar TPA diupayakan untuk dibudidayakan tanaman pepohonan yang berfungsi sebagai greenbelt disertai upaya membatasi kawasan terbangun.

7. Kawasan rawan bencanaKawasan rawan bencana adalah kawasan yang rentan terhadap bencana alam dan merupakan bagian dari kawasan lindung, adapun untuk bencana alam yang terjadinya karena letusan gunung api, gempa bumi, aliran lahar, banjir atau yang merupakan fenomena alam lainnya. Akibat yang ditimbulkan oleh bencana alam ini sangat merugikan serta penderitaan bagi manusia karena dapat mengurangi kesempatan masyarakat untuk terus menjalankan estafet pembangunan, menanamkan investasi yang lebih besar, menciptakan kegiatan baru maupun melaksanakan upaya pengembangan gagasan bagi perbaikan kehidupan masyarakat itu sendiri.

Penduduk menempati lokasi yang rawan bencana dikarenakan jumlah penduduk yang telah berlipat ganda sehingga membutuhkan ruang sebagai tempat tinggal. Ruang terdistribusi tetap dan penambahan luas daratan dapat dikatakan tidak berarti dibandingkan peningkatan jumlah penduduk. Penduduk selain menempati lokasi rawan bencana penduduk juga melakukan kegiatan yang merusak lingkungan, seperti : penggundulan hutan sehingga menyebabkan longsor dan banjir, pembuangan sampah pada sungai yang akan menyebabkan banjir dan wabah penyakit, dll.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 36

36

Page 37: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Arahan pengembangan yang dilakukan pada kawasan rawan bencana adalah dengan menciptakan kesempatan yang sama bagi penduduk untuk dapat merasa aman di daerah tempat tinggalnya. Pengembangan ini berarti memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dalam menangani masalah bencana di daerahnya. Untuk menunjang tujuan yang ada tersebut maka upaya yang dilakukan antara lain :a. Menciptakan infrastruktur yang khusus di daerah rawan bencana sehingga nilai investasi yang ditanamkan tidak terlalu

sia-sia dan daerah tersebut dapat berkembang sesuai dengan sumber daya yang dimiliki.b. Menciptakan peraturan bangunan, membatasi keleluassaan membangun pada daerah-daerah yang dianggap rawan

bencana secara optimal sebagaimana dilakukan pada daerah-daerah lainnya.c. Mempertimbangkan kestabilan lereng dalam perencanaan, perancangan, dan pengembangan lokasi bangunan.d. Pengendalian atas garapan lahan pada daerah perbukitan dan pegunungan.e. Tidak mencetak sawah lahan basah pada kawasan terjal.

Kawasan rawan bencana merupakan wilayah tertentu di Jawa Timur yang harus mendapat perhatian serius dalam upaya pemanfaatan ruang, karena potensi dan kerentanannya terhadap bencana alam. Pengendalian pada wilayah rawan bencana perlu diupayakan dengan mensosialisasikan pada masyarakat akibat timbulnya bencana alam longsor/banjir yang disebabkan kerusakan hutan di bagian dataran tinggi. Hal lain dilakukan melalui identifikasi kawasan permukiman penduduk di kawasan kaki gunung berapi Semeru untuk memudahkan dalam evakuasi korban bila terjadi letusan.

Sedangkan pada pesisir selatan yang rawan gelombang tsunami diperlukan alat pendeteksi gelombang, agar dapat memprediksi terjadinya tsunami. Pada kawasan rawan kekeringan di upayakan untuk mengembangkan sistem pengairan seperti dam, embung dan peningkatan sumur bor.

8. Kawasan lindung prioritas dan pertambangan skala regional lainnyaKawasan lindung atau kawasan konservasi tidak dapat dialihfungsikan, kawasan tersebut digunakan sebagai pelestarian sumberdaya alam yang sekaligus menjadi kawasan perlindungan bawahan. Kawasan lindung prioritas merupakan kawasan yang diutamakan dalam upaya mengembangkan dan membudidayakan tanaman keras.

Kawasan yang diprioritaskan dalam upaya memulihkan kembali kawasan lindung di Provinsi Jawa Timur terdapat di kawasan :

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 37

37

Page 38: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

Taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Meru Betiri, Cagar Alam Kawah Ijen/Ungup-Ungup, Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Cagar Alam Pulau Bawean, Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang, Gunung Tarub/Gunung Lamongan, Cagar Alam Nusa Barong, Cagar Alam Pulau Sempu, Tahura R. Soerya, Kawasan Gunung Kelud Kawasan pegunungan Wilis Kawasan pegunungan Lawu.

Selain kawasan tersebut upaya melestarikan kawasan konservasi di semua wilayah kabupaten/kota harus ditindaklanjuti, ini untuk mengantisipasi terjadinya banjir dan tanah longsor.

Pertambangan skala regional diperlukan upaya penanganan yang berkelanjutan, seperti penambangan pasir sungai brantas, eksploitasi kawasan gunung kapur (kawasan karst) yang berpotensi meresapkan air tanah.

5.8. Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Pembagian kewenangan dalam pengelolaan kawasan strategis antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi perlu dipertegas karena adanya overlapping atau pertampalan wilayah pada Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Strategis Provinsi. Kondisi ini misalnya terjadi pada wilayah:

1. Gerbangkertosusila (GKS) di mana merupakan PKSN sekaligus merupakan Kawasan Strategis Provinsi, terutama dijabarkan pada Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang meliputi Pusat Nasional dan internasional meliputi kawasan di Kaki Suramadu di Bangkalan, Kaki Suramadu di Surabaya, CBD Surabaya, High tech industrial park di perbatasan Surabaya dengan Sidoarjo, beberapa kawasan agropolitan yang termasuk dalam wilayah GKS, misalnya di Gresik Utara dan Lamongan Utara.

2. Kawasan stasiun pengamat dirgantara Watukosek di Kabupaten Mojokerto; 3. Kawasan pulau kecil terluar/perbatasan Negara RI di Provinsi Jawa Timur meliputi Pulau Barung, Sekel, dan Panehan

yang merupakan KSN dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan; serta

Maka pembagian kewenangan terdiri dari 1. Kewenangan Pemerintah Pusat dalam Pengelolaan Kawasan Strategis meliputi pelaksanaan Kawasan Strategis

Nasional GKS, KSN kawasan pengamat dirgantara di daerah Watukosek Mojokerto, pelaksanaan KSN dan fasilitasi kerjasama penataan ruang antarnegara pada Kawasan pulau kecil terluar/perbatasan Negara RI di Provinsi Jawa Timur meliputi Pulau Barung, Sekel, dan Panehan.

2. Kewenangan Pemerintah Provinsi dalam Pengelolaan Kawasan Strategis Provinsi di GKS meliputi penetapan, perencanaan, pemanfaatan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi; serta sosialisasi dan

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 38

38

Page 39: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

pelaksanaan standar pelayanan bidang penataan ruang pada Kawasan Strategis high tech industrial park, kawasan koridor metropolitan, dan kawasan kerjasama regional perbatasan kabupaten/kota di GKS.

Adapun jenis kewenangan pemerintahan tersebut akan mengacu kepada Undang-Undang Penataan Ruang No. 26/2007 di mana pada pasal-pasalnya telah menjelaskan mengenai pembagian kewenangan tersebut, yaitu :

Pasal 8 (Wewenang Pemerintah Pusat) meliputi : 1. pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional2. kerja sama penataan ruang antarnegara dan pemfasilitasian kerja sama penataan ruang antarprovinsi.

Pasal 10 (Wewenang Pemerintah Daerah Provinsi)Dalam pelaksanaan wewenang pemerintah provinsi :

1. menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan rencana umum dan rencana rinci, arahan peraturan zonasi untuk sistem provinsi untuk pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi, petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang.

2. melaksanakan standar pelayanan bidang penataan ruang. Pemerintah daerah provinsi melaksanakan :

1. penetapan ks provinsi2. perencanaan tata ruang kawasan strategis provinsi3. pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi4. pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi

Pelaksanaan Pemanfaatan dan pengendalian KS provinsi dapat dilaksanakan pemerintah daerah kabupaten/kota melalui tugas pembantuan.

Pasal 13 Pemerintah pusat menyelenggarakan pembinaan penataan ruang kepada pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat; yang dilakukan melalui :1. koordinasi pelenggaraan penataan ruang2. sosialisasi peraturan perundang-undangan dan sosialisasi pedoman bidang penataan ruang;3. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksaan penataan ruang. 4. pendidikan dan pelatihan;5. penelitian dan pengembangan;

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 39

39

Page 40: LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewIndustry dengan fokus utama mengenalkan dan mempromosikan teknologi tinggi

NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S

6. pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang;7. penyebarluasan informasi penataan ruang, kepada masyarakat; dan 8. pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat.

RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R V - 40

40