lampiran materi
DESCRIPTION
HPKTRANSCRIPT
LAMPIRAN MATERI
I. DEFINISI HPK
1000 Hari Pertama Kehidupan adalah masa sejak anak dalam kandungan hingga
seorang anak berusia dua tahun. 1000 hari pertama kehidupan anak dihitung mulai dari
anak masih dalam kandungan (9 bulan 10 hari=280 hari) dan sampai anak tersebut
berusia 2 tahum (720 hari). 100 hari pertama kehidupan merupakan ”Periode Window of
Opportunity” yakni, Merupakan masa kritis untuk investasi gizi mencapai pertumbuhan
dan perkembangan anak yang sehat, dan merupakan kesempatan emas dalam
perbaikan gizi didalam program 1000 hari kehidupan. Jadi, untuk medapatkan generasi
yang sehat dan kuat dan mewujudkan Indonesia prima, maka skala prioritas program
ialah mulai anak masih dalam kandungan sampai ia berumur 2 tahun. Jendela kritis
perkembangan janin atau disebut sebagai ”Periode Window of Opportunity” ini pada
usia 8 minggu pertama sejak pembuahan terjadi pembentukan semua cikal bakal organ
tubuh, pada umur kehamilan 9-38 minggu perkembangan penting sebagian organ
berlanjut sampai akhir kehamilan, pada usia 0 tahun(after birth) sampai dengan umur 2
tahun perkembangan penting sebagian organ berlanjut sampai kira-kira 2 tahun pertama
kehidupan.
Untuk medapatkan generasi yang sehat dan kuat dan mewujudkan Indonesia prima,
maka skala prioritas program ialah mulai anak masih dalam kandungan sampai ia
berumur 2 tahun. 1000 Hari Pertama Kehidupan juga disebut PERIODE EMAS, karena
pada periode ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat , yang mendukung seluruh
proses pertumbuhan anak dengan sempurna. Kurang gizi pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan yaitu masa sejak anak dalam kandungan sampai seorang anak berusia 2
tahun, tidak dapat diperbaiki dimasa kehidupan selanjutnya. Apabila bayi tidak cukup
gizi maka akan ada beberapa hal yang aka terjadi yakmni, Pertumbuhan otak terhambat,
anak tidak cerdas, Pertumbuhan jasmani dan perkembangan kemampuan anak terhambat,
dan anak menjadi pendek (stunting), Anak menjadi lemah dan mudah sakit, Anak akan
sulit mengikuti pelajaran saat bersekolah nantinya, Setelah dewasa akan sulit
mendapatkan pekerjaan atau melakukan pekerjaan dengan penghasilan yang baik seperti
yang diinginkannya.
Agar kebutuhan gizi bayi di 1000 Hari Pertama Kehidupan (Periode Emas) dapat
dipenuhi dengan sempurna, ada berbagai cara, yakni:
1. Makan lebih banyak (dua porsi) dan beraneka ragam lauk pauk, sayur dan buah,
agar kebutuhan gizi janin terpenuhi dengan cukup sejak awal dan selama masa
kehamilan, dan minum tablet tambah darah 1 butir sehari, berarti total minimal 90
butir selama masa kehamilan.
2. Jangan merokok, jangan minum minuman bersoda, beralkohol, jangan makan mie
instan sebagai makanan pokok, hindari makanan berpengawet, dan jangan minum
obat tanpa resep dokter.
3. Ikuti kelas ibu hamil, dan lakukan perawatan payudara untuk menjamin
keberhasilan pemberian ASI, tanyakan Bidan bagaimana cara perawatannya,
(tanpa melakukan hal ini keberhasilan pemberian ASI dapat terhambat).
4. Lakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan ke Bidan, minimal 4 kali selama
masa kehamilan untuk memantau pertumbuhan janin.
5. Rencanakan di mana tempat persalinan dan siapa Bidan yang akan menolong
persalinan.
6. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) langsung setelah bayi lahir, agar bayi
mendapatkan kolostrum dalam kehangatan dekapan ibu, dan inisiasi ini sangat
mendukung keberhasilan pemberian ASI Eksklusif.
7. Berikan ASI secara EKSKLUSIF mulai bayi usia 0 – 6 bulan. Hanya ASI saja,
tanpa tambahan apapun, air juga tidak. Ingat lambung bayi baru lahir sangat
kecil, dan semua kebutuhan gizinya sampai dengan usia 0-6 bulan sudah
terpenuhi dengan sempurna hanya dengan ASI saja. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
adalah bayi diberi kesempatan mulai (inisiasi) menyusu sendiri segera setelah
bayi lahir (dini) dengan meletakkan langsung bayi yang baru lahir di dada ibunya
dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk
menyusu. Menyusu Dini harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda
dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh
dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya bayi di letakkan langsung bayi
yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk
menemukan puting susu ibu untuk menyusu. Proses ini harus berlangsung kulit
ke kulit antara bayi dan ibu. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bagi bayi.
Bayi tetap hangat dengan berada di kulit-ke-kulit dengan ibu. Dada ibu
menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan
kebutuhan bayi. Menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan)
Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak
jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel
sehingga mengurangi pemakaian energi. Risiko bayi dari infeksi berkurang
karena kuman aman (bakteri) dari ibu mulai menjajah kulit dan usus, dan
mencegah kuman berbahaya, Memberikan stimulasi dini naluriah dan
memberikan kehangatan, cinta, keamanan dan makanan. Hal ini juga memulai
proses ikatan antara bayi dan ibu, Bau payudara merupakan stimulus kuat yang
mendorong bayi ke arah puting. Kemampuan bayi dari penciuman berkembang
dengan baik. Bau suatu zat yang dikeluarkan oleh puting mirip dengan bau zat
dalam cairan ketuban yang mengelilingi bayi di dalam rahim. Bayi mendapatkan
kolostrum dari ASI pertama yaitu cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat
kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus.
Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah
asupan makanan. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu
pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung
protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat
dicerna dengan baik oleh usus bayi dan rawan mengakibatkan alergi. Bayi yang
menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan
menyusu setelah 6 bulan
8. Setelah usia 6 bulan sampai usia 2 tahun, teruskan pemberian ASI dengan
makanan tambahan pendamping ASI(MP ASI). (Lihat Buku KIA).
9. Menimbang bayi tiap bulan di Posyandu untuk dipantau tumbuh kembangnya.
10. Berikan kapsul vitamin A dan imunisasi lengkap sesuai jadwal
11. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum memberi ASI, sebelum
menyiapkan dan memberi MP ASI, sesudah membersihkan tinja anak, sebelum
makan dan sesudah BAB. Semuanya ini agar baik bayi maupun ibu tidak jatuh
sakit di periode emas ini.
1000 Hari Pertama Kehidupan adalah Periode Emas pertumbuhan Bayi dimulai
sejak dalam kandungan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada periode 1000 Hari Pertama
Kehidupan bayi harus mendapatkan seluruh kebutuhan gizinya untuk dapat
bertumbuh secara sempurna. Jika 1000 hari tersebut dibagi berdasarkan tahapan
kehidupan anak, maka ada 5 titik kritis yang harus diperhatikan pada seorang anak
ialah :
1. Masih dalam kandungan = 280 hari
2. Umur 0-6 bulan = 180 hari
3. Umur 6-8 bulan = 60 hari
4. Umur 8-12 bulan = 120 hari
5. Umur 12-24 bulan = 360 hari
Ada beberapa hal yang bisa lakukan, antara lain adalah :
1. Periode dalam kandungan (280 hari)
Pastikan ibu memiliki status gizi baik sebelum dan selama hamil, tidak
mengalami kurang energi kronik (KEK) dan anemia.
Selama hamil ibu mengonsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhan, porsi kecil
tapi sering jau lebih baik serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah.
Suplemen tablet besi (Fe), asam folat, vitamin C sangat dibutuhkan untuk
menjaga ibu dari kemungkinan mengalami anemia.
Ibu harus memeriksakan kehamilan secara rutin.
Pemberian kelambu berinsektisida, dan pengobatan bagi ibu hamil yang positif
malaria.
Memasuki kehamilan trimester ke-3, sebaiknya ibu dan suami sudah
mendapatkan informasi tentang menyusui, seperti manfaat menyusui, posisi dan
teknik menyusui yang tepat, cara menangani masalah-masalah yang muncul saat
menyusui (seperti puting lecet, ASI tidak keluar dll).
2. Periode 0-6 bulan (180 hari)
Semua anak yang lahir harus mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini.
Pemberian ASI Eksklusif Membantu ibu mengatasi masalah-masalah yang timbul
selama menyusui dengan menyediakan Hotline atau nomor telepon yang bisa
dihubungi 24 jam oleh ibu jika ia mengalami masalah dan membutuhkan bantuan.
Beri dukungan ke ibu untuk memberikan ASI Eksklusif.
Memantau pertumbuhan secara teratur.
3. Periode 6-24 bulan (540 hari)
Pastikan ibu mengetahui jenis dan bentuk (konsistensi) makanan serta frekuensi
pemberian makanan yang tepat diberikan pada periode ini.
Pemberian kelambu berinsektisida
Ajarkan ke ibu transisi pemberian makan mulai dari makanan cair atau lumat (6-8
bulan), lembek dan lunak/semi padat (8-12 bulan) dan padat (12-24 bulan).
Dukung ibu untuk terus memberikan ASI sampai periode ini.
Ajarkan ibu untuk mengolah dan memilih makanan yang murah dan bernilai gizi
tinggi.
Memantau pertumbuhan dan memeriksakan kesehatan anak secara teratur.
II. VISI, MISI, GOALS DAN SASARAN HPK
Komitmen Pemerintah Indonesia telah dinyatakan melalui Peraturan Pemerintah
No.42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, dan pada
tanggal 30 Oktober 2013 Bapak Presiden Republik Indonesia telah meluncurkan
“Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama
Kehidupan” (Gerakan 1000 HPK).
Visi:
Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi untuk memenuhi hak dan
berkembangnya potensi ibu dan anak
Misi:
-Menjamin kerjasama antar berbagai pemangku kepentingan untuk memenuhi
kebutuhan pangan dan gizi setiap ibu dan anak.
-Menjamin dilakukannya pendidikan gizi secara tepat dan benar untuk
meningkatkan kualitas asuhan gizi ibu dan anak.
No. Indikator Data Dasar (Baseline)
RPJMN 2014
SUN Movement 2015
WHO 2025
1. Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar 40 persen
35,6 % (2010)
< 32 % < 32 % < 32 %
2. Menurunkan proporsi anak balilta yang menderita kurus (wasting) kurang dari 5 persen
17,9 % (2010)
< 15%
3. Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30 persen
8,8 % (2010)
< 8,5 %
4. Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih
14,2 % (2010)
Kenaikan tidak melebihi 0,45% per tahun
5. Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak 50 persen 40
40 % (2001)
25 %
6. Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan paling kurang 50
15,3 % (2010)
20%
persenTabel indikator dan data dasar
Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai pada akhir tahun 2025 disepakati sebagai berikut :
1. Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar 40 persen.
2. Menurunkan proporsi anak balilta yang menderita kurus (wasting) kurang dari 5 persen.
3. Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30 persen.
4. Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih.
5. Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak 50 persen.
6. Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan paling
kurang 50 persen.
Hasil yang Diharapkan
1. Meningkatnya kerjasama multisektor dalam pelaksanaan program gizi sensitif untuk
mengatasi kekurangan gizi.
2. Terlaksananya intervensi gizi spesifik yang cost effective, yang merata dan cakupan
tinggi, dengan cara:
Memperkuat kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam upaya perbaikan
gizi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan monitoring.
Memperkuat kerjasama pemangku kepentingan untuk menjamin hak dan kesetaraan
dalam perumusan strategi dan pelaksanaan.
Meningkatkan tanggung jawab para politisi dan pengambil keputusan dalam
merumuskan peraturan perundang-undangan untuk mengurangi kekurangan gizi.
Meningkatkan tanggung jawab bersama dari setiap pemangku kepentingan untuk
mengatasi penyebab dasar dari kekurangan gizi.
Berbagai pengalaman berdasarkan bukti.
Mobilisasi sumber daya untuk perbaikan gizi baik yang berasal dari pemerintah, dunia
usaha, mitra pembangunan dan masyarakat.
Pemangku Kepentingan
Dalam Gerakan 1000 HPK ditekankan pentingnya kemitraan dengan berbagai pihak atau
pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah gizi. Program perbaikan gizi tidak hanya
menjadi tanggungjawab dan dilakukan oleh pemerintah, tetapi perlu melibatkan berbagai
pemangku kepentingan yang terdiri dari Kementerian dan Lembaga, dunia usaha, mitra
pembangunan internasional, lembaga sosial kemasyarakatan, dan didukung oleh organisasi
profesi, perguruan tinggi, serta media.
1. Pemerintah
Pemerintah berperan sebagai inisiator, fasilitator, dan motivator gerakan 1000 HPK, yang
terdiri dari K/L, mitra pembangunan, organisasi masyarakat, dunia usaha dan mitra
pembangunan.
2. Mitra Pembangunan/ Donor
Tugas mitra pembangunan adalah untuk memperkuat kepemilikan nasional dan
kepemimpinan, berfokus pada hasil, mengadopsi pendekatan multisektoral, memfokuskan
pada efektivitas, mempromosikan akuntabilitas dan memperkuat kolaborasi dan inklusi.
3. Organisasi Kemasyarakatan
Tugas organisasi kemasyarakatan adalah memperkuat mobilisasi, advokasi, komunikasi, riset
dan analisasi kebijakan serta pelaksana pada tingkat masyarakat untuk menangani
kekurangan gizi.
4. Dunia Usaha
Dunia usaha bertugas untuk pengembangan produk, control kualitas, distribusi, riset,
pengembangan teknologi informasi, komunikasi, promosi perubahan perilaku untuk hidup
sehat.
5. Mitra Pembangunan/ Organisasi PBB
Mitra pembangunan bertugas untuk memperluas dan mengembangkan kegiatan gizi sensitif
dan spesifik melalui harmonisasi keahlian dan bantuan teknis antar mitra pembangunan
antara lain UNICEF, WHO, FAO dan IFAD, SCN (Standing Committee on Nutrition).
III. Tantangan utama gizi selama kehamilan
Status gizi seorang wanita sebelum hamil, menentukan awal perkembangan
plasenta dan embryo.
Berat badan ibu pada saat pembuahan: Menjadi kurus atau kegemukan dapat
mengakibatkan kehamilan beresiko dan berdampak pada kesehatan anak
dikemudian hari.
Kebutuhan gizi: meningkat pada kehamilan, khususnya energi, protein serta
beberapa vitamin dan mineral.
Jumlah asupan makanan: ibu tidak perlu 'makan untuk berdua', melainkan harus
'berfikir untuk berdua' - kualitas makanan adalah kuncinya.
IV. Jenis Kegiatan : Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
1. Intervensi spesifik
Tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000
HPK. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, prevalensi stunting rata-rata nasional sebesar
36 persen. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan. Intervensi spesifik
bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek. Jenis-jenis
intervensi gizi spesifik yang cost efektif adalah sebagai berikut :
1. Ibu Hamil
Suplementasi besi folat.
Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK.
Penanggulangan kecacingan pada ibu hamil.
Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil yang positif malaria.
2. Usia 0 – 6 Bulan
Promosi menyusui (konseling individu dan kelompok)
3. Usia 7 – 23 Bulan
Promosi menyusui.
KIE perubahan perilaku untuk perbaikan MP – ASI.
Suplementasi Zink.
Zink untuk manajemen diare
Pemberian Obat Cacing
Fortifikasi besi
Pemberian kelambu berinsektisida dan malaria
Intervensi gizi spesifik menurut kelompok sasaran, yaitu: I. Ibu hamil
1. Pemeriksaan kehamilan dan tablet tambah darah
2. Konseling menyusui
3. Suplementasi dengan zat gizi makro
4. Pengobatan kecacingan pada ibu hamil
5. Suplementasi kalsium
6. Pengobatan malaria pada ibu hamil
7. Menghindar dari perokok pasif
8. Penggunaan kelambu berinsentisida
9. Pemberian cash transfer bersyarat (PKH)
II. Bayi Baru lahir
1. Konseling menyusui
2. Inisiasi Menyusu Dini
3. Pemeriksanaan kesehatan
4. Penundaan pengguntingan tali pusat
5. KIE Gizi
6. Imunisasi
7. Penanganan bayi BBLR
8. Pemantauan pertumbuhan
III. Bayi dan Anak
1. Promosi ASI
2. KIE Pemberian MP ASI
3. Penanganan penyakit infeksi
4. Imunisasi
5. Cuci tangan
6. Penanganan gizi buruk akut
7. Pemberian MP ASI anak berusia diatas 6 bulan
8. Suplementasi vitamin A
9. Home fortification (micro nutrition fortification/sprinkle)
10. Pengobatan kecacingan
11. Penggunaan kelambu berinsektisida
12. Pemantauan pertumbuhan
II. Gizi sensitif
Intervensi spesifik adalah berbagai kegiatan program pembangunan yang memberi
pengaruh terhadap status gizi masyarakat terutama kelompok 1000 hari pertama, misalnya
penanggulangan kemiskinan, pendidikan, gender, air bersih, sanitasi dan kesehatan
lingkungan. Kegiatan sensitif ini merupakan kegiatan yang bersifat multi dan lintas sektor.
Intervensi gizi spesifik telah banyak dilaksanakan pada perbaikan gizi masyarakat di
Indonesia dan umumnya ditangani oleh kementerian kesehatan. Hampir semua intervensi
gizi spesifik telah dilaksanakan, namun cakupan dan kualitas kegiatan dari intervensi gizi
spesifik itu masih rendah. Kegiatan gizi sensitif yang bersifat lintas sektoral, Indonesia
telah mempunyai pengalaman yang cukup panjang dan menunjukkan hasil yang baik.
Misalnya pada saat pelaksanaan program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
pada tahun 1970-1980-an. Pada Program UPGK tersebut paling tidak melibatkan sektor
kesehatan, pertanian, BKKBN, dalam negeri dan organisasi kemasayarakatan (PKK).
Namun sejak terjadinya krisis multi dimensi pada tahun 1997-1998, kegiatan gizi sensitif
ini mengalami kemunduran.Contoh lain dari intervensi gizi sensitif adalah kegiatan
yodisasi garam, yang melibatkan beberapa sektor penting yaitu kesehatan, perindustrian,
Badan POM, perdagangan dan dalam negeri. Contoh lainnya adalah bantuan langsung
bersyarat (conditional cash transfer) yang di Indonesia nama programnya dikenal dengan
nama Program Keluarga Harapan (PKH) yang tujuannya untuk memperbaiki keadaan
kesehatan dan gizi ibu hamil dan anak balita yang melibatkan sektor sosial, pendidikan,
kesehatan, dan dalam negeri.
Beberapa jenis intervensi gizi sensitif yang perlu dilaksanakan di Indonesia antara lain:
1. Penyediaan air minum dan sanitasi yang layak
2. Ketahanan Pangan dan Gizi, termasuk pengendalian harga pangan
3. Keluarga Berencana
4. Perlindungan kepada ibu hamil dan menyusui
5. Jaminan Kesehatan Masyarakat
6. Jaminan Persalinan Universal
7. Program Beras Miskin
8. Program Keluarga Harapan
9. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Generasi
10. Fortifikasi
11. Pendidikan Gizi Masyarakat
12. Kawasan bebas rokok
13. Wajib belajar 9 tahun
14. Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
15. Konseling calon pengantin
16. Subsidi pertanian termasuk subsidi pangan
17. Pengaturan label makanan
18. Promosi gizi seimbang dan aktivitas fisik