lampiran i : peraturan kepala badan nasional ... · pdf filekepentingan lainnya dilibatkan...

40
-1- LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR : 04 TAHUN 2012 TANGGAL : 30 April 2012 PEDOMAN PENERAPAN SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam rangka membangun bangsa yang tangguh terhadap bencana dan mengambil pelajaran dalam menanggulangi bencana, Pemerintah dengan persetujuan DPR telah menerbitkan Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Undang-undang ini disusun dengan menggunakan paradigma bahwa penanggulangan bencana harus dilakukan secara terencana, terpadu dan terkordinasi dengan melibatkan para pemangku kepentingan. Undang-undang ini telah memberi mandat pada pemerintah untuk memberikan perlindungan pada masyarakat dari ancaman bencana, sebagai wujud dari pengejawantahan Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Pengurangan risiko bencana merupakan bagian penting dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, sebagai upaya proaktif dalam mengelola bencana. Pada bulan Desember Tahun 2003, Majelis Umum Perserikan Bangsa-Bangsa telah mengadopsi resolusi 57/254 untuk menempatkan Dekade Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan mulai Tahun 2005-2014, dibawah kordinasi UNESCO. Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana (alam) telah diidentifikasi sebagai masalah inti. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 32 ayat 2, juga telah mengakomodasi kebutuhan pendidikan bencana dalam terminologi pendidikan layanan khusus, yakni pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi. Indonesia yang terbentuk dari pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia merupakan wilayah yang rawan terhadap gempabumi. Sejarah bencana gempabumi di Indonesia mengindikasikan terdapat

Upload: trinhthu

Post on 01-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 1 -

LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONALPENANGGULANGAN BENCANA

NOMOR : 04 TAHUN 2012TANGGAL : 30 April 2012

PEDOMANPENERAPAN SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar belakangDalam rangka membangun bangsa yang tangguh terhadap bencanadan mengambil pelajaran dalam menanggulangi bencana,Pemerintah dengan persetujuan DPR telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.Undang-undang ini disusun dengan menggunakan paradigma bahwapenanggulangan bencana harus dilakukan secara terencana, terpadudan terkordinasi dengan melibatkan para pemangku kepentingan.Undang-undang ini telah memberi mandat pada pemerintah untukmemberikan perlindungan pada masyarakat dari ancaman bencana,sebagai wujud dari pengejawantahan Pembukaan Undang-UndangDasar Tahun 1945.

Pengurangan risiko bencana merupakan bagian penting dalamUndang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, sebagai upaya proaktifdalam mengelola bencana. Pada bulan Desember Tahun 2003,Majelis Umum Perserikan Bangsa-Bangsa telah mengadopsi resolusi57/254 untuk menempatkan Dekade Pendidikan bagi PembangunanBerkelanjutan mulai Tahun 2005-2014, dibawah kordinasi UNESCO.Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana (alam) telahdiidentifikasi sebagai masalah inti. Dalam Undang-Undang Nomor 20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 32 ayat 2,juga telah mengakomodasi kebutuhan pendidikan bencana dalamterminologi pendidikan layanan khusus, yakni pendidikan bagipeserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adatyang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial,dan tidak mampu dari segi ekonomi.

Indonesia yang terbentuk dari pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonikdunia merupakan wilayah yang rawan terhadap gempabumi. Sejarahbencana gempabumi di Indonesia mengindikasikan terdapat

Page 2: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 2 -

banyaknya sekolah/madrasah yang rusak maupun hancur. Peristiwaterakhir gempabumi di Padang telah menghancurkansekolah/madrasah dimana banyak anak didik yang menjadi korbandalam bencana tersebut.

Dalam Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2010-2014 telahdirencanakan adanya implementasi kesiapsiagaan bencana disekolah/madrasah. Hal ini penting, mengingat banyaksekolah/madrasah yang berada di wilayah rawan bencanagempabumi dan tsunami. Sekolah/madrasah pada jam-jampelajaran merupakan tempat berkumpulnya anak didik yangtentunya mempunyai kerentanan tinggi. Apabila tidak dilakukanupaya pengurangan risiko bencana, maka sekolah/madrasahmenjadi tempat yang berisiko tinggi. Secara kuantitatif yaknisebanyak 75% sekolah di Indonesia berada pada risiko sedanghingga tinggi dari bencana. Kemdikbud mendata sampai akhir tahun2011 sebanyak 194.844 ruang kelas rusak berat di SD/SDLB danSMP/SMPLB. Tahun 2011 telah terealisasi rehabilitasi sebanyak21.500 ruang kelas, sisanya sebanyak 173.344 ruang kelas rusakberat akan direhabilitasi pada tahun anggaran 2012. Sementara dataKemenag menunjukkan dari 208.214 ruang kelas MI dan MTs,sebanyak 13.247 ruang kelas rusak berat dan 51.036 ruang kelasrusak ringan.

Untuk menghadapi peningkatan ancaman bencana terutama olehgempabumi dalam kaitannya dengan perlindungan terhadap saranaprasarana pendidikan, Indonesia memerlukan suatu panduanpenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana. Panduan inimengintegrasikan kebijakan yang telah dibuatKementerian/Lembaga terkait sekolah/madrasah aman dari bencana.Kementerian Pekerjaan Umum telah menerbitkan Peta HazardGempabumi Indonesia 2010, SNI-03-1726-2002 dan Permen Pumengenai standar gedung dan bangunan. Kementerian PendidikanNasional Republik Indonesia telah menerbitkan Surat EdaranMendiknas Nomor : 70a/MPN/SE/2010 yang ditujukan kepadaGubernur, Walikota/Bupati di seluruh Indonesia yang berisipermohonan untuk memperhatikan penyelenggaraanpenanggulangan bencana melalui pelaksanaan strategipengarusutamaan pengurangan risiko bencana di sekolah baiksecara struktural dan non-struktural. Badan NasionalPenanggulangan Bencana telah menerbitkan Panduan Teknis

Page 3: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 3 -

Rehabilitasi Sekolah Aman dengan Dana Alokasi Khusus PendidikanTahun 2011.

Sekolah/madrasah aman dari bencana adalah sekolah/madrasahyang menerapkan standar sarana dan prasarana serta budaya yangmampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya daribahaya bencana. Penerapan sekolah/madrasah aman dari bencanaterutama didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

(1) Mengurangi gangguan terhadap kegiatan pendidikan, sehinggamemberikan jaminan kesehatan, keselamatan, kelayakantermasuk bagi anak berkebutuhan khusus, kenyamanan dankeamanan di sekolah dan madrasah setiap saat;

(2) Tempat belajar yang lebih aman memungkinkan identifikasidan dukungan terhadap bantuan kemanusiaan lainnya untukanak dalam situasi darurat sampai pemulihan pasca bencana;

(3) Dapat dijadikan pusat kegiatan masyarakat dan merupakansarana sosial yang sangat penting dalam memerangikemiskinan, buta huruf dan gangguan kesehatan;

(4) Dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat dalammengkoordinasi tanggap dan pemulihan setelah terjadibencana;

(5) Dapat menjadi rumah darurat untuk melindungi bukan sajapopulasi sekolah/madrasah tapi juga komunitas dimanasekolah itu berada.

1.2. TujuanTujuan penyusunan pedoman penerapan sekolah/madrasah amandari bencana adalah:

(1) Mengidentifikasi lokasi sekolah/madrasah pada prioritas daerahrawan bencana gempabumi dan tsunami;

(2) Memberikan acuan dalam penerapan Sekolah/Madrasah Amandari bencana baik secara struktural dan non-struktural;

1.3. Ruang LingkupRuang lingkup Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah AmanBencana difokuskan pada ancaman bencana gempa bumi dantsunami, mengingat kedua ancaman ini memiliki dampak padakeselamatan jiwa manusia dan kerusakan terhadap sarana danprasarana yang tinggi. Selanjutnya ruang lingkup pedomanpenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana diarahkan padaaspek mendasar, yaitu:

Page 4: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 4 -

(1) Kerangka Kerja StrukturalTerdiri dari :- Lokasi aman- Struktur bangunan aman- Desain dan penataan kelas aman- Dukungan sarana dan prasarana aman

(2) Kerangka Kerja Non Struktural- Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan- Kebijakan sekolah/madrasah aman- Perencanaan kesiapsiagaan- Mobilitasi sumberdaya

1.4. Landasan Hukum1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

amandemen pasal 28 dan Pasal 31, Pasal 34 ayat 2.2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Hak Azasi

Manusia3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana5. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4301);

6. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang pengesahanKovenan Internasional tentang Hak Ekonomi Sosial Budaya

7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007,tentang Penataan Ruang;

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2002,tentang Bangunan Gedung;

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992,tentang Perumahan dan Permukiman; yang akan segeradigantikan dengan peraturan perundangan terbaru yaituUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011,tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun.2005, tentang peraturan Pelaksanaan UU Nomor 28 tahun 2002tentang Bangunan Gedung;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999, tentang KawasanSiap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri;

Page 5: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 5 -

12. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011, tentangPembangunan Bangunan Gedung Negara;

13. Keputusan Presiden No.63 Tahun 2003, tentang BadanKebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan danPermukiman Nasional;

14. Keputusan Presiden 36 Tahun 1990, tentang Ratifikasi KonvensiHak Anak;

15. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010, tentang ProgramPembangunan Berkeadilan.

1.5. Proses PenyusunanProses penyusunan Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Amandari Bencana dirancang dengan melibatkan berbagai pemangkukepentingan, terutama dari Kementerian-Lembaga terkait danlembaga-lembaga non-pemerintah kunci di tingkat nasional yangberkepentingan dengan sekolah/madrasah aman dari bencana.Keseluruhan proses penyusunan ini dikoordinasikan oleh BadanNasional Penanggulangan Bencana, sementara pemangkukepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi danpenyusunan dokumen Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Amandari Bencana. Dalam rangka pemaduan Pedoman PenerapanSekolah/Madrasah Aman dari Bencana ke dalam implementasinya,BNPB didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,Kementerian Agama, dan Kementerian Pekerjaan Umum sebagaiinstansi yang bertanggung jawab atas penerapan sekolah danmadrasah aman dari bencana.

Secara teknis penyusunan pedoman ini melibatkan kelompok teknismelalui serangkaian konsultasi dan kordinasi dengan parapemangku kepentingan dari Kementerian/Lembaga yang meliputiBadan Nasional Penanggulangan (BNPB), Kementerian KoordinatorBidang Kesejahteraan Rakyat (KemenKoKesra), KementerianPendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian Agama(Kemenag), Kementerian Kesehatan (KemKes), Kementerian DalamNegeri (Kemdagri), Kementerian Pekerjaan Umum (KemPU),Kementerian Keuangan (KemKeu), Kementerian PemberdayaanPerempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA), KementerianLingkungan Hidup (KLH), Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT), dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(BAPPENAS).

Page 6: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 6 -

Pedoman ini juga mendapat masukan dari berbagai MasyarakatMadani yang bergerak dalam bidang Pendidikan Kebencanaan baikdalam dan luar negeri melalui berbagai Seminar, Diskusi KelompokTerarah dan Forum Konsultasi lainnya. Penyusunan dokumen inijuga melibatkan peran serta masyarakat baik pribadi maupunlembaga.

1.6. Kaidah PelaksanaanPedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencanamerupakan bentuk komitmen Pemerintah Indonesia dalammewujudkan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana sebagaimanadiamanatkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 sejalan denganprakarsa United Nation International Strategy for Disaster Reduction(UNISDR) terkait Kampanye Sejuta Sekolah dan Rumah Sakit Amantahun 2010, Hyogo Framework for Action (HFA) tahun 2005-2015,The Dakkar Framework of Education for All (EFA) tahun 2000-2015.Pedoman ini bagian tak terpisahkan dari berbagai kerangkaperaturan yang terkait dengan usaha Pengurangan Risiko Bencanadalam memenuhi capaian Millenium Development Goals (MDGs)tahun 2000-2015.

Kaidah-kaidah pelaksanaan Pedoman Penerapan Sekolah/MadrasahAman dari Bencana adalah sebagai berikut :(1) Kementerian Pekerjaan Umum (KemPU) menyusun kebijakan

dan standar-standar bangunan sekolah/madrasah aman dariancaman bencana khususnya gempabumi dan tsunami danmenyiapkan standar lainya yang terkait dengan standar tataruang dan tata wilayah yang aman dari bencana;

(2) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)menyusun kebijakan dan mengalokasikan anggaran bagiperencanaan, penyelenggaraan, pemantauan dan evaluasipenerapan sekolah aman dari bencana;

(3) Kementerian Agama (Kemenag) menyusun kebijakan danmengalokasikan anggaran perencanaan, penyelenggaraan,pemantauan dan evaluasi penerapan madrasah aman daribencana;

(4) Kementerian Keuangan (KemKeu) menyusun kebijakanperencanaan, pemantauan dan evaluasi alokasi anggarandalam pelaksanaan Pedoman Penerapan Sekolah/MadrasahAmandari Bencana.

Page 7: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 7 -

(5) Kementerian Dalam Negeri menyusun Kebijakan PelaksanaanPedoman sebagai acuan pelaksanaan, pemantauan danevaluasi oleh Pemerintah Daerah.

(6) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyusunPedoman penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana,serta mengkoordinasi pemantauan, evaluasi dan pelaporanpelaksanaan penerapan sekolah/madrasah aman dari bencanadi tingkat nasional melalui suatu tim yang dibentuk bersamadengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,Kementerian Agama, Kementerian Pekerjaan Umum,Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan, sertadibantu oleh profesional dan unsur masyarakat madani.Pembentukan tim ini sesuai Juknis yang disepakati antaraBadan Nasional Penanggulangan Bencana, KementerianPendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama,Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian DalamNegeri.

(7) Pemerintah Daerah melaksanakan Pedoman PenerapanSekolah/Madrasah Aman dari Bencana sesuai denganKebijakan yang digaris Pemerintah Pusat c/q KementerianDalam Negeri.

Untuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi di daerah akandilaksanakan oleh suatu tim yang dikoordinasikan oleh BadanPenanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di Tingkat Provinsidan Kabupaten/Kota dengan melibatkan Dinas/Instansi terkait danmasyarakat madani yang bergerak di bidang PendidikanKebencanaan sesuai juknis yang dibuat.

1.7. Pengertian

1. Pengurangan Risiko Bencana (PRB) adalah upaya untukmengurangi risiko yang ditimbulkan akibat satu jenis bencanapada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapatberupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasaaman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dangangguan kegiatan masyarakat.

2. Sekolah aman adalah komunitas pembelajar yangberkomitmen akan budaya aman dan sehat, sadar akan risiko,memiliki rencana yang matang dan mapan sebelum, saat, dansesudah bencana, dan selalu siap untuk merespons pada saatdarurat dan bencana.

Page 8: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 8 -

3. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan aspek pelayananpublik baik dari segi struktural maupun non-struktural diSekolah/Madrasah agar penyelenggaraan pendidikan berjalansesuai standar pelayanan minimum yang sudah ditetapkan.

4. Retrofitting atau perkuatan bangunan gedung adalahperbaikan struktur bangunan tanpa harus mengubahwajahnya, untuk mencegah meluasnya penurunan kualitasbahan serta mengembalikannya pada kondisi semula.

5. Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjagakeandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananyaagar bangunan gedung selalu laik fungsi.

6. Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaikidan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen,bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agarbangunan gedung tetap laik fungsi.

Page 9: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 9 -

BAB IIANCAMAN GEMPABUMI DAN TSUNAMI

2.1.Ancaman Gempabumi

Pengertian gempabumi adalah berguncangnya bumi yangdisebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas gunungapiatau runtuhan batuan. Kekuatan gempabumi akibat gunungapi danruntuhan batuan relatif kecil sehingga gempabumi dalam perka inilebih banyak membahas gempabumi akibat tumbukan lempeng danpatahan aktif.

Catatan sejarah dan rekaman alat menunjukan bahwa bencanagempabumi sudah sering terjadi di berbagai wilayah kepulauanIndonesia. Seringnya gempabumi disebabkan karena wilayahKepulauan Indonesia terletak pada zona batas dari empat lempengbesar, yaitu: lempeng Eurasia, Lempeng India dan Australia, danLempeng Pacifik. Selain deformasi pada batas lempeng, pergerakantektonik dari empat lempeng bumi ini menyebabkan pembentukanbanyak patahan-patahan aktif baik di wilayah daratan maupun didasar lautan. Batas lempeng dan patahan-patahan aktif ini menjadisumber dari gempa-gempa tektonik yang dapat menimbulkanbencana bagi manusia. Gempabumi mempunyai potensi bencanadari deformasi tanah di sepanjang jalur patahannya, dan efekgoncangan yang menyebar ke wilayah di sekelilingnya sampai radiusberatus-ratus kilometer jauhnya tergantung dari besarnya kekuatangempa. Disamping itu, getaran gempa juga dapat memicuterjadinya bencana ikutan berupa longsor dan amblasan tanah.Apabila sumber gempabuminya di bawah laut maka pergerakannyadapat menyebabkan gelombang tsunami.

Dengan karakteristik tersebut dapat dipastikan gempabumi dapatmenghancurkan bangunan termasuk sekolah/madrasah. Saat inigempabumi belum dapat diprediksi, tetapi lokasinya sudah dapatdiketahui berdasarkan sejarah kejadiannya. Upaya yang bisadilakukan adalah mitigasi dan kesiapsiagaan, sehingga setiapsekolah/madrasah perlu melakukan kedua kegiatan tersebutterutama sekalah/madrasah yang berada dalam zonasi ancamangempabumi.

Dalam mengantisipasi dampak yang ditimbulkan gempabumi,pemerintah Indonesia telah memiliki standar peraturan perencanaan

Page 10: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 10 -

ketahanan gempabumi untuk struktur bangunan gedung yaitu SNI-03-1726-2002. Dengan demikian bangunan sekolah/madrasah yangada di zonasi ancaman gempabumi harus mengacu pada SNItersebut. Khusus sekolah/madrasah yang berada di kawasan pesisiryang rawan tsunami, harus mempunyai lokasi evakuasi denganketinggian minimal 1 meter diatas hasil kajian tsunami.

2.2.Zonasi Ancaman Gempabumi

Sebagai acuan perencanaan dan perancangan infrastruktur tahangempabumi, Kementerian Pekerjaan Umum telah menerbitkan PetaZonasi Ancaman Gempabumi di Indonesia. Dengan adanya peta inidapat dijadikan acuan untuk menilai kembali struktur bangunan diIndonesia termasuk bangunan sekolah/madrasah. Ada 18 kelas yangberbeda-beda mengenai respon spektra percepatan 0.2 detik dibatuan dasar SB untuk probabilitas terlampaui 2 % dalam 50 tahun(redaman 5 %). Dimana SB adalah lapisan batuan di bawahpermukaan tanah yang memiliki kecepatan rambat gelombang geser(Vs) mencapai 750 m/detik dan tidak ada lapisan batuan laindibawahnya yang memiliki nilai kecepatan rambat gelombang geseryang kurang dari itu.

2.3.Kajian Risiko Bencana

Bencana akan terjadi dan menimbulkan dampak kerugian bila skaladari ancaman terlalu tinggi, kerentanan terlalu besar, dan kapasitasserta kesiapan yang dimiliki masyarakat atau pemerintah tidakcukup memadai untuk mengatasinya. Ancaman atau bahaya tidakakan menjadi bencana apabila kejadian tersebut tidak menimbulkan

Page 11: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 11 -

kerugian baik fisik maupun korban jiwa. Secara teknis, bencanaterjadi karena adanya ancaman dan kerentanan yang bekerjasamasecara sistematis serta dipicu oleh faktor-faktor luar sehinggamenjadikan potensi ancaman yang tersembunyi muncul kepermukaan sebagai ancaman nyata.

Kajian risiko bencana menjadi landasan untuk memilih strategi yangdinilai mampu mengurangi risiko bencana. Kajian risiko bencana iniharus mampu menjadi dasar yang memadai bagi daerah untukmenyusun kebijakan penanggulangan bencana. Ditingkatmasyarakat hasil pengkajian diharapkan dapat dijadikan dasar yangkuat dalam perencanaan upaya pengurangan risiko bencana. Untukmendapatkan nilai risiko bencana tergantung dari besarnya ancamandan kerentanan yang berinteraksi. Interaksi ancaman, kerentanandan faktor - faktor luar menjadi dasar untuk melakukan pengkajianrisiko bencana terhadap suatu daerah.

Kajian risiko bencana dilakukan dengan melakukan identifikasi,klasifikasi dan evaluasi risiko melalui beberapa langkah, yaitu :

1. Pengkajian Ancaman

Pengkajian ancaman dimaknai sebagai cara untuk memahamiunsur-unsur ancaman yang berisiko bagi daerah dan masyarakat.Karakter-karakter ancaman pada suatu daerah danmasyarakatnya berbeda dengan daerah dan masyarakat lain.Pengkajian karakter ancaman dilakukan sesuai tingkatan yangdiperlukan dengan mengidentifikasikan unsur-unsur berisiko olehberbagai ancaman di lokasi tertentu.

Penentuan tingkat ancaman bencana menggunakan matrikstingkat ancaman, dengan memadukan indeks ancaman denganindeks penduduk terpapar. Titik pertemuan antara indeksancaman dengan indeks penduduk terkapar adalah tingkatancaman. Skala indeks ancaman dibagi dalam 3 kategori yaitu:rendah, sedang, dan tinggi, dengan masing-masing nilai indekssebagai berikut :

(1) Rendah : 0,0-0,3, apabila kepadatan jumlah pendudukterpapar kurang dari 500 jiwa / Km2 , dan jumlahpenduduk kelompok rentan kurang dari 20%

(2) Sedang: >0,3-0,6, apabila kepadatan jumlah pendudukterpapar 500 – 1000 jiwa/Km2, dan jumlah pendudukkelompok rentan 20% – 40%

Page 12: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 12 -

(3) Tinggi : >0,6-1,0, apabila kepadatan jumlah pendudukterpapar lebih dari 1000 jiwa/Km2, dan jumlah pendudukkelompok rentan lebih dari 40%.

2. Pengkajian Kerentanan

Pengkajian kerentanan dapat dilakukan dengan menganalisakondisi dan karakteristik suatu masyarakat dan lokasipenghidupan mereka untuk menentukan faktor-faktor yang dapatmengurangi kemampuan masyarakat dalam menghadapibencana. Kerentanan dapat ditentukan dengan mengkaji aspekkeamanan lokasi penghidupan mereka atau kondisi-kondisi yangdiakibatkan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosialekonomi dan lingkungan hidup yang bisa meningkatkankerawanan suatu masyarakat terhadap ancaman dan dampakbencana.

Kerentanan bencana ditinjau dari komponen sosial budaya, fisik,ekonomi dan lingkungan. Penghitungan kerentanan suatukawasan bila terpapar oleh suatu ancaman bencana terdiri dari 3indeks kerentanan. Indeks tersebut adalah Indeks PendudukTerpapar (dalam satuan jiwa), Indeks Kerugian (dalam satuanRupiah) dan Indeks Kerusakan Lingkungan (dalam satuanhektar).

3. Pengkajian Kapasitas

Pengkajian kapasitas dilakukan dengan mengidentifikasikan statuskemampuan individu, masyarakat, lembaga pemerintah atau nonpemerintah dan aktor lain dalam menangani ancaman dengansumber daya yang tersedia untuk melakukan tindakanpencegahan, mitigasi, dan mempersiapkan penanganan darurat,serta menangani kerentanan yang ada dengan kapasitas yangdimiliki oleh masyarakat tersebut.

Kapasitas/kemampuan adalah segala upaya yang dapat dilakukanoleh individu maupun kelompok dalam rangka menghadapibahaya atau ancaman bencana. Aspek kemampuan antara lainkebijakan, kesiapsiagaan, dan partisipasi masyarakat. Penilaiankemampuan dilakukan pada sumberdaya orang per orang, rumahtangga, dan kelompok untuk mengatasi suatu ancaman ataubertahan atas dampak dari sebuah bahaya bencana.Pengukurannya dapat dilakukan berdasarkan aspek kebijakan,kesiapsiagaan, dan peran serta masyarakat.

Page 13: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 13 -

4. Pengkajian Risiko

Pengkajian risiko merupakan pengemasan hasil pengkajianancaman, kerentanan dankemampuan/ketahanan suatu daerahterhadap bencana untuk menentukan skala prioritas tindakanyang dibuat dalam bentuk rencana kerja dan rekomendasi gunameredam risiko bencana.

Peta Risiko Bencana disusun dengan melakukan overlay PetaAncaman, Peta Kerentanan dan Peta Kapasitas. Peta RisikoBencana disusun untuk bencana yang mengancam suatu daerah.Peta kerentanan baru dapat disusun setelah Peta Ancamanselesai. Peta Risiko telah dipersiapkan berdasarkan grid indeksatas peta Ancaman, peta Kerentanan dan peta Kapasitas.

2.3.1. Bencana Gempabumi

Berdasarkan Pedoman Nasional Pengkajian Risiko Bencana, ancamanbencana gempa bumi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelas IndeksAncaman. Komponen dari indeks tersebut adalah peta bahayagempa bumi dan peta zonasi gempa bumi tahun 2010. Kelas IndeksRendah Ancaman Bencana Gempa Bumi dengan nilai pga valuekurang dari 0,2501. Kelas Indeks Ancaman Sedang Bencana GempaBumi dengan nilai pga value antara 0,2501-0,70. Sedangkan kelasIndeks Tinggi Ancaman Bencana Gempa Bumi dengan nilai pga valuelebih dari 0,70. Perhitungan untuk mendapatkan kelas IndeksAncaman dari luas kawasan terpapar dilaksanakan dalam pengkajianrisiko bencana dalam Dokumen Kajian Risiko Bencana Daerah.

Berdasarkan Indeks Ancaman, Indeks Penduduk terpapar dan IndeksKerugian serta Indeks Kapasitas diperoleh tingkat risiko untukbencana gempabumi. Tingkat risiko bencana gempabumi dapatdilihat pada Lampiran 1 dan peta risiko gempabumi sepertiditunjukkan berikut.

Page 14: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 14 -

2.3.2. Bencana Tsunami

Pada wilayah pesisir yang rawan terhadap tsunami, maka perludiperhitungkan maksimal tinggi tsunami. Masing-masing daerahmemiliki catatan tinggi maksimal tsunami yang berbeda-beda antaradaerah satu dengan daerah lainnya. Tinggi maksimal tsunami ini bisadiperoleh dengan melakukan kajian ancaman tsunami dan tabelketinggiaannya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Page 15: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 15 -

BAB IIIDASAR PENERAPAN

SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA

Sekolah aman dibagi menjadi tiga definisi, yaitu definisi umum, definisikhusus dan definisi terkait PRB. Berikut rinciannya: (a) Pengertianumum: Sekolah aman adalah sekolah yang mengakui dan melindungihak-hak anak dengan menyediakan suasana dan lingkungan yangmenjamin proses pembelajaran, kesehatan, keselamatan, dan keamanansiswanya terjamin setiap saat; (b) Pengertian Definisi Khusus: Sekolahaman adalah sekolah yang menerapkan standar sarana dan prasaranayang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnyadari bahaya bencana; (c) Pengertian terkait PRB: Sekolah aman adalahkomunitas pembelajar yang berkomitmen akan budaya aman dan sehat,sadar akan risiko, memiliki rencana yang matang dan mapan sebelum,saat, dan sesudah bencana, dan selalu siap untuk merespons pada saatdarurat dan bencana.

Prinsip-prinsip Pendidikan Ramah Anak yang dikembangkan dalammembentuk Nilai-Nilai dan Prinsip-Prinsip Penerapan Sekolah/MadrasahAman dari Bencana adalah panduan bagi para pemangku kepentingan disekolah/madrasah termasuk anak. Nilai-nilai, Prinsip-Prinsip, Strategi danKerangka kerja Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana adalah sebagaiberikut:

3.1. Nilai-Nilai

Pelaksanaan Sekolah/Madrasah aman dari bencana dalampedoman ini mempertimbangkan nilai-nilai:a. Perubahan Budaya. Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari

Bencana ditujukan untuk menghasilkan perubahan budaya yanglebih aman dari bencana dan perubahan dari aman menjadiberketahanan dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesiayang tangguh bencana.

b. Berorientasi Pemberdayaan. Meningkatkan kemampuanpengelolaan sekolah/madrasah dan warga sekolah/madrasahtermasuk anak untuk menerapkan Sekolah/Madrasah Aman dariBencana dalam pengembangan kurikulum, sarana prasarana,pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan danpembiayaan di sekolah/madrasah.

c. Kemandirian. Mengoptimalkan pendayagunaan sumberdayayang dimiliki sekolah/madrasah.

Page 16: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 16 -

d. Pendekatan berbasis hak. Hak-hak asasi manusia termasukhak-hak anak sebagai pertimbangan utama dalam upayapenerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana.

e. Keberlanjutan. Mengutamakan terbentuknya pelembagaanaktivitas warga sekolah/madrasah termasuk anak dalam upayapenerapan sekolah/madrasah dari bencana denganmengaktifkan lembaga yang sudah ada seperti TP UKS, KomiteSekolah, OSIS, Ekstrakurikuler, dsb.

f. Kearifan lokal. Menggali dan mendayagunakan kearifan lokalyang mendukung upaya penerapan sekolah/madrasah amandari bencana.

g. Kemitraan. Berupaya melibatkan pemangku kepentingantermasuk anak secara individu maupun dalam kelompok untukbekerjasama dalam mencapai tujuan berdasarkan prinsip-prinsipSekolah/Madrasah Aman dari bencana.

h. Inklusivitas. Memperhatikan kepentingan wargasekolah/madrasah terutama anak berkebutuhan khusus.

3.2. Prinsip-Prinsip

Pelaksanaan Sekolah/Madrasah aman dari bencana dalampedoman ini mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:a. Berbasis hak. Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari

Bencana harus didasari sebagai pemenuhan hak pendidikananak dalam menerapkan keempat prinsip hak anak, yakni (1)Tidak ada satu anak pun yang sampai menderita akibatdiskriminasi dan sikap tidak hormat yang menyangkut SARA,jenis kelamin, sikap, bahasa, pendapat, kebangsaan,kepemilikan, kecacatan fisik dan mental, status kelahiran danlainnya, (2) Anak-anak memiliki hak atas kelangsungan dantumbuh kembangnya dalam semua aspek kehidupannya,termasuk aspek fisik, emosional, psikososial, kognitif, sosial danbudaya, (3) Kepentingan terbaik anak harus selalu menjadipertimbangan didalam seluruh keputusan atau aksi yangmempengaruhi anak dan kelompok anak, termasuk keputusanyang dibuat oleh pemerintah, pemerintah daerah, aparathukum, bahkan yang diatur didalam keluarga anak itu sendiri,dan (4) Anak-anak memiliki hak untuk berkumpul secara damai,berpartisipasi aktif dalam setiap aspek yang mempengaruhikehidupan mereka, untuk mengekspresikan dengan bebas danmendapatkan pendapat mereka didengar dan ditanggapidengan sungguh-sungguh.

Page 17: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 17 -

b. Interdisiplin dan Menyeluruh. Penerapan Sekolah/MadrasahAman dari Bencana terintegrasi dalam standar pelayananminimum pendidikan. Menyeluruh dimaksudkan bahwapenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana dilaksanakansecara terpadu untuk mencapai standar nasional pendidikan.

c. Komunikasi Antar-Budaya (Intercultural Approach).Pendekatan Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencanaharus mengutamakan komunikasi antar-pribadi yang memilikilatar belakang budaya yang berbeda (ras, etnik, atau sosio-ekonomi) sesuai dengan jati diri bangsa dan nilai–nilai luhurkemanusiaan.

3.3. Strategi

Masih tingginya tingkat kerusakan sekolah/madrasah di daerahrawan bencana di Indonesia, mendorong pemerintah untukmelakukan sinkronisasi kebijakan dalam upaya PenerapanSekolah/Madrasah Aman dari bencana. Sekolah/madrasahdiharapkan menjadi suatu lingkungan yang aman terhadapancaman bencana dan secara terus menerusmengimplementasikan upaya pengurangan risiko bencana.

Pembentukan karakter anak didik baik laki-laki maupun perempuandi Sekolah/Madrasah sangat dipengaruhi kondisi pendidik dantenaga kependidikan, infrastruktur, fasilitas, pengelolaan danpembiayaan yang bertanggung jawab, dan terutama prosespembelajaran yang dialami siswa. Hal ini sejalan dengan temastrategis bidang pendidikan pada periode tahun 2010-2015 yangmenekankan pada pembangunan dan penguatan pelayanan primapendidikan.

Dalam rencana Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencanadengan jangka panjang, Pedoman ini menggunakan tiga temastrategis, yaitu (1) Sinkronisasi Kebijakan (2) PeningkatanPartisipasi Publik termasuk anak (3) Pelembagaan.a. Sinkronisasi Kebijakan

Pemetaan kebijakan dari berbagai K/L/D/I menjadi bahanpertimbangan utama dalam tema strategi sinkronisasikebijakan. Dasar hukum dalam pedoman ini disusunberdasarkan hasil sinkronisasi kebijakan yang menjunjungtinggi nilai-nilai dan prinsip-prinsip penerapansekolah/madrasah aman dari bencana.

Page 18: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 18 -

b. Peningkatan Partisipasi Publik termasuk AnakTema strategis peningkatan partisipasi publik termasuk anakdalam pedoman ini adalah menjadikan anak dan kaum mudamitra dalam Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana.Kegiatan penerapan sekolah/madrasah aman terintegrasidengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimilikiwarga sekolah seperti Sekolah Sehat, Sekolah Hijau, SekolahAdiwiyata, Lingkungan Inklusi dan Ramah Pembelajaran sertamodel-model Pendidikan Ramah Anak lainnya.

c. PelembagaanPenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana sejalandengan peran dan fungsi masing-masing K/L/D/I terkait melaluipembentukan kelembagaan yang sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

3.4. Peran Pemangku Kepentingan

1) Peran peserta didik(a) Peserta didik melembagakan aktivitas pengurangan risiko

bencana(b) Peserta didik menjadi tutor sebaya bagi sekolah yang

belum memenuhi standar sekolah aman.2) Peran orangtua

(a) Membantu merumuskan program Sekolah/MadrasahAman dengan Komite sekolah.

(b) Orangtua membantu menyebarluaskan penerapanSekolah/Madrasah aman

3) Peran Pendidik dan Profesional Lainnya(a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai

bahaya, kerentanan dan kapasitas sekolah/madrasahtermasuk anak dalam upaya pengurangan risiko bencana.

(b) Melakukan usaha-usaha terencana guna mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar pesertadidik aktif dalam penerapan sekolah/madrasah aman daribencana secara non-struktural

(c) Bekerja sama dengan warga sekolah lainnya termasukanak dalam upaya penerapan sekolah/madrasah amandari bencana secara struktural maupun non-struktural

4) Peran Komite Sekolah/Madrasah(a) Membentuk forum orangtua dan guru dalam upaya

penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana melaluipengenalan materi PRB kepada para peserta didik,pembuatan jalur evakuasi dan upaya-upaya untuk

Page 19: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 19 -

mewujudkan sekolah/madrasah yang lebih aman, sehatdan nyaman termasuk bagi anak berkebutuhan khusus.

(b) Komite Sekolah/Madrasah melakukan Pemantauan,pemeriksaan Kelayakan Gedung, Pemeliharaan danperawatan Gedung.

5)Peran Organisasi Non-pemerintah, Nasional,Internasional

(a) Membantu sekolah/madrasah dalam melakukan upayapengurangan risiko bencana termasuk anak didikberkebutuhan khusus.

(b) Mendukung kemitraan dan membangun jejaringpengetahuan antar sekolah/madrasah.

(c) Mengembangkan dan menyediakan materi-materipendidikan, pengurangan risiko bencana.

(d) Memberikan bantuan teknis penerapan sekolah/madrasahaman dari bencana secara struktural maupun non-struktural

(e) Membantu pemerintah dan pemerintah daerah dalampenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana secarastruktural maupun non-struktural

6)Peran Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah(a) Melakukan kegiatan-kegiatan penerapan

sekolah/madrasah aman dari bencana sejalan denganketiga tema strategis, prinsip-prinsip, nilai-nilai dankerangka kerja.

(b) Memperkuat mekanisme pemantauan, evaluasi danpelaporan penerapan sekolah/madrasah aman daribencana termasuk pemutahiran data rehabilitasi sekolah,baik secara elektronik maupun manual

(c) Menyediakan pedoman dan petunjuk teknis yangdiperlukan oleh sekolah/madrasah dalam penerapansekolah/madrasah aman dari bencana secara strukturaldan non-struktural.

(d) Mendorong pembinaan berkelanjutan denganmengintegrasikan penerapan Sekolah/Madrasah Amandari Bencana kedalam revisi SKB 4 Menteri mengenaiPembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah

(e) Memastikan perencanaan Penerapan Sekolah/MadrasahAman dari Bencana sebagai bagian dari RencanaPenanggulangan Bencana.

7)Peran Media Massa(a) Media massa melakukan Sosialisasi dan advokasi

Page 20: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 20 -

penerapansekolah/madrasah aman dari bencana kepadamasyarakat luas.

(b) Media massa berperan sebagai alat kontrol dalampenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana.

Page 21: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 21 -

BAB IVKERANGKA KERJA PENERAPAN

SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA

Kerangka kerja penerapan sekolah/madrasah aman merupakan kerangkakerja yang dibagi ke dalam struktural dan non struktural.

4.1.Kerangka Kerja Struktural

a. Pengertian

Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan kerangka kerjastruktural adalah konstruksi fisik sekolah/madrasah untukmengurangi risiko bencana.

b. Aspek Mendasar

1) Lokasi aman dari bencana

(a) Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diaturdalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebihrinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatantanah dari Pemerintah Daerah setempat mengacu padaPerMenPU No. 29 Tahun 2006.

(b) Luas lahan yang dapat digunakan secara efektif untukmembangun prasarana sekolah/madrasah berupabangunan dan tempat bermain dan berolahraga.

(c) Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancamkesehatan dan keselamatan jiwa, terhindar darigangguan pencemaran air, kebisingan, danpencemaran udara serta memiliki akses untukpenyelamatan dalam keadaan darurat.- Tidak terletak di lahan bekas pembuangan

sampah akhir (TPA) dan daerah bekaspertambangan

- Jauh dari gangguan atau jaringan listriktegangan tinggi (minimal 0.5 Km)

- Bangunan sekolah sebaiknya berada cukup jauhdari sungai dan berada di ketinggian yang amandari bahaya banjir.

- Tidak di atas tebing atau kemiringan lahan tidakboleh melebihi 6% kecuali kalau sudah diambil

Page 22: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 22 -

langkah besar untuk mengendalikan erosi dandrainase

(d) Memenuhi ketentuan rasio minimum luas lahanterhadap peserta didik

(e) Peletakan bangunan sekolah agak jauh dari sempadanjalan yang ada.

2) Struktur bangunan

Secara umum bangunan harus memenuhi persyaratankeselamatan, kesehatan, kemudahan termasuk kelayakanbagi anak berkebutuhan khusus, kenyamanan dankeamanan sesuai dengan PerMenPU No.29 Tahun 2006dan Pedoman Teknis Rumah dan Bangungan GedungTahan Gempa yang dikeluarkan oleh Kementerian PUTahun 2006. Beberapa hal yang terkait dengan strukturbangunan sekolah/madrasah aman dari bencana adalahsebagai berikut:(a) Bangunan harus didesain berdasarkan standar teknis

baku dan mutu yang berlaku untuk desain bangunan,material bahan bangunan yang digunakan, serta tatacara pelaksanaan konstruksi, dengan mengacu padaSNI dan peraturan perundangan yang berlaku

(b) Desain bangunan harus memperhitungkan analisagempa sesuai SNI yang mengatur tentangPerencanaan Ketahanan Gempa untuk StrukturBangunan Gedung dan mengacu pada peta zonasigempa yang terbaru

(c) Penggunaan material bahan bangunan harusmempertimbangkan kearifan lokal, denganmenggunakan bahan bangunan yang sesuai standarmutu, mudah diperoleh di daerah setempat, namuntidak menimbulkan kerusakan lingkungan

(d) Sumber Daya Manusia (SDM) yang melaksanakanperencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan,pemeliharaan, perawatan, perbaikan maupunpemeriksaan berkala bangunan harus mempunyaikompetensi dan keahlian dalam bidang yang terkaitpenyelenggaraan bangunan sesuai peraturanperundangan yang berlaku

(e) Bangunan harus didesain dengan menyediakan jalurevakuasi yang cukup dan tidak terhalang sebagaiantisipasi kondisi darurat bencana

Page 23: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 23 -

(f) Bangunan harus didesain dengan menyediakanprasarana kemudahan akses (aksesibilitas) bagimereka yang berkebutuhan khusus dan lansia

(g) Bangunan harus didesain dengan menyediakanpenghawaan dan sirkulasi udara serta pencahayaanalami yang cukup memadai untuk kelangsungankegiatan pembelajaran

(h) Bangunan harus didesain dengan memperhitungkanakses yang cukup dan memadai untuk penyediaan airbersih dan sanitasi (air kotor, sampah, dan drainase)

(i) desain sekolah/madrasah disesuaikan dengan potensikarakteristik jenis ancaman bencana di lokasisekolah/madrasah tersebut.

3) Desain dan Penataan KelasPengaturan ruang kelas harus ideal sehingga memilikirisiko sekecil mungkin bila sewaktu-waktu terjadi bencanamengacu pada PerMenPU No.29 Tahun 2006. Beberapahal yang harus ditambahkan dalam mendesain dan menataruang kelas sekolah/madrasah aman dari bencana antaralain:a) tiap kelas harus memiliki dua pintu dengan pintu

membuka keluar,b) memiliki jalur evakuasi dan akses yang aman yang

dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjukarah yang jelas dan dikenal dengan baik oleh anak,termasuk anak berkebutuhan khusus terutama jikaterjadi bencana kebakaran, gempabumi dan/ataubencana lainnya.

4) Dukungan Sarana Prasarana.Dukungan sarana dan prasarana mengacu pada PerMenPUNo.29 Tahun 2006. Kriteria minimum sarana dan prasaranauntuk mendukung keberlangsungan kegiatan belajarmengajar mencakup:a) Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dansumber belajar lainnya, teknologi informasi dankomunikasi, serta perlengkapan lain yang wajibdimiliki oleh setiap sekolah/madrasah;

b) Bangunan harus dilengkapi dengan sarana danprasarana pencegahan dan penanggulangan

Page 24: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 24 -

kebakaran, minimal berupa Alat Pemadam Api Ringan(APAR) pada setiap lantai dan diletakkan di tempatyang mudah dijangkau dan tidak terhalang

c. Pemeriksaan Struktur Bangunan

1) Metode PemeriksaanPemeriksaan bangunan dilakukan untuk menjamin seluruhkomponen bangunan gedung laik fungsi, terutama dalamkondisi setelah terjadi bencana maupun untukmenyesuaikan dengan peraturan teknis bangunan gedungyang berlaku. Formulir untuk pemeriksaan strukturbangunan pada Lampiran 3. Prosedur pemeriksaankerentanan bangunan terhadap gempa secara umumterdiri dari tiga tahapan, yaitu Penilaian Visual SecaraCepat (Rapid Visual Screening), Evaluasi Struktur SecaraCepat (Quick Structural Evaluation), and Penilaian terinci(Detailed Assessment).

a) Pemeriksaan Visual Secara Cepat (Rapid VisualScreening)Penilaian Cepat Secara Visual merupakan tahappertama pemeriksaan kerentanan bangunan secaracepat yang dilakukan dengan tujuan menetapkanbangunan–bangunan berisiko. Pemeriksaan visualterdiri dari pemeriksaan terhadap konfigurasibangunan berdasarkan tata letak bangunan dankonfigurasinya, termasuk alur pembebanan, lantailemah (weak story), lantai lunak (soft story), bentukgeometri, massa efektif, torsi, dan benturan.Hasil pemeriksaan akan membantu pelaksanaananalisis struktural secara detail. Keluaran pemeriksaanvisual adalah penentuan bangunan denganpengelompokan: rentan dan tidak rentan.Dokumentasi hasil pengamatan visual menjadi dasarbagi pemeriksaan struktural selanjutnya.

b) Pemeriksaan Struktur Secara Cepat (QuickStructural Evaluation)Ketika sebuah bangunan diidentifikasikan sebagaibangunan yang berisiko melalui Penilaian Cepat

Page 25: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 25 -

Secara Visual, hal itu berlanjut pada prosedurperhitungan kedua, yaitu Evaluasi Struktur SecaraCepat. Evaluasi ini meliputi pemeriksaan kekuatansecara umum terkait dengan aspek desain strukturseperti geser dan tegangan aksial pada elemenvertikal penahan beban gempa.

c) Pemeriksaan Terinci (Detailed Assessment).Selanjutnya, ketika bangunan diidentifikasikanberisiko melalui Evaluasi Struktur Secara Cepat, makadilakukan pemeriksaan tahap berikutnya denganPemeriksaan Rinci. Pemeriksaan ini merupakanevaluasi yang kuantitatif dan akurat terhadapbangunan yang berisiko. Pemeriksaan Rinci termasukperhitungan secara detail mengenai sistem strukturpemikul beban gempa, begitu pula pada elemen–elemen non-struktural (sebagai contoh, isi bangunan,elemen-elemen arsitektur dan elemen–elemen yangtidak tahan terhadap beban gempa).

2) Klasifikasi Hasil PemeriksaanKlasifikasi Pemerikasaan mengacu pada Pedoman TeknisRumah dan Bangungan Gedung Tahan Gempa yangdikeluarkan oleh Kementerian PU Tahun 2006. Klasifikasihasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:

a) Kerusakan RinganDisebut rusak struktur tingkat ringan apabila terjadihal-hal sebagai berikut:- Retak kecil (lebar celah antara 0,075 hingga 0,6

cm) pada dinding;- Plesteran berjatuhan;- Mencakup luas yang besar;- Kerusakan bagian-bagian nonstruktur seperti

cerobong, lisplang, dsb;- Kemampuan struktur untuk memikul beban tidak

banyak berkurang;- Masih layak fungsi/huni.

Tindakan yang perlu dilakukan adalah perbaikan yangbersifat arsitektur agar daya tahan bangunan tetapterpelihara. Perbaikan dengan kerusakan ringan pada

Page 26: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 26 -

struktur dapat dilakukan tanpa mengosongkanbangunan.

b) Kerusakan SedangDisebut kerusakan sedang apabila terjadi hal-halsebagai berikut:- Retak besar (lebar celah lebih besar dari 0,6 cm)

pada dinding;- Retak menyebar luas di banyak tempat, seperti

pada dinding pemikul beban, kolom; cerobongmiring; dan runtuh;

- Kemampuan struktur untuk memikul beban sudahberkurang sebagian;

- Masih layak fungsi/huni.

Tindakan yang perlu dilakukan menentuan prioritasretrofitting atau perkuatan untuk menahan bebangempa; melakukan perbaikan secara arsitektur; danbangunan dikosongkan serta dapat dihuni kembalisetelah proses retrofitting selesai.

c) Kerusakan BeratDisebut kerusakan berat apabila terjadi hal-halsebagai berikut :- Dinding pemikul beban terbelah dan runtuh;- Bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur

pengikat;- Lebih dari 45% elemen utama mengalami

kerusakan;- Tidak layak fungsi/huni.

Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkanbangunan atau dilakukan retrofitting (perkuatan)secara menyeluruh sebelum bangunan dihuni kembali.Dalam kondisi kerusakan seperti ini, bangunanmenjadi sangat berbahaya sehingga harusdikosongkan.

d) Kerusakan TotalDisebut rusak total apabila terjadi hal-hal sebagaiberikut :- Bangunan roboh seluruhnya (> 65%)

Page 27: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 27 -

- Sebagian besar komponen utama struktur rusak- Tidak layak fungsi/ huni

Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkanbangunan, membersihkan lokasi, dan mendirikanbangunan baru yang memenuhi standar aman daribencana.

4.2.Kerangka Kerja Non Struktural

a. Pengertian

Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan kerangka kerjanon struktural adalah adalah upaya mengurangi risikobencana yang tidak melibatkan konstruksi fisik. Termasukdisini bisa berupa upaya pembuatan kebijakan sepertipembuatan suatu peraturan, legislasi, kampanye penyadaranmasyarakat, membangun sikap dan tindakan kesiapsiagaankepada seluruh warga sekolah/madrasah dalam menghadapibencana, yaitu penyiapan sumber daya manusia melaluipendidikan dan pelatihan.

b. Aspek Mendasar

1) Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Dasar dari setiap sikap dan tindakan manusia adalahadanya persepsi, pengetahuan dan keterampilan yangdimilikinya. Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana inginmembangun kemampuan seluruh wargasekolah/madrasah, baik individu maupun wargasekolah/madrasah secara kolektif, untuk menghadapibencana secara cepat dan tepat guna. Dengan demikian,seluruh warga sekolah/madrasah menjadi target sasarantermasuk anak.

2) Kebijakan Sekolah/Madrasah

Kebijakan sekolah/madrasah adalah keputusan yangdibuat secara formal oleh sekolah/madrasah mengenaihal-hal yang perlu didukung dalam pelaksanaanPenerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana, baiksecara khusus maupun terpadu. Keputusan tersebutbersifat mengikat. Pada praktiknya, kebijakansekolah/Madrasah akan landasan, panduan, arahan

Page 28: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 28 -

pelaksanaan kegiatan terkait dengan PenerapanSekolah/Madrasah Aman dari Bencana.

3) Perencanaan Kesiapsiagaan

Perencanaan kesiapsiaagaan bertujuan untuk menjaminadanya tindakan cepat dan tepat guna pada saat terjadibencana dengan memadukan dan mempertimbangkansistem penanggulangan bencana di daerah dandisesuaikan kondisi wilayah setempat. Bentuk atau produkdari perencanaan ini adalah dokumen-dokumen, sepertiprotap kesiapsiagaan, rencana kedaruratan/kontinjensi,dan dokumen pendukung kesiapsiagaan terkait, termasuksistem peringatan dini yang disusun denganmempertimbangkan akurasi dan kontektualitas lokal.

4) Mobilisasi Sumberdaya

Sekolah/madrasah harus menyiapkan sumber dayamanusia, sarana, dan prasarana, serta finansial dalampengelolaan untuk menjamin kesiapsiagaan bencanasekolah. Mobilisasi sumber daya didasarkan padakemampuan sekolah/madrasah dan pemangkukepentingan sekolah/madrasah. Mobilisasi ini juga terbukabagi peluang partisipasi dari para pemangku kepentinganlainnya.

Keempat parameter di atas adalah perangkat pengukurankesiapsiagaan bencana di sekolah/madrasah yangdirumuskan multipihak. Dalam pengukuran, masing-masing parameter itu tidak berdiri sendiri, melainkansaling terkait satu sama lainnya. Dari ukuran yang didapatdari sekolahmadrasah terkait, dapat diketahui mengenaitingkat ketahanan sekolah/madrasah terhadap ancamanbencana tertentu. Dalam praktiknya, kesiapsiagaansekolah/madrasah juga dipadukan dengan upayakesiapsiagaan aparat pemerintah dan masyarakat didaerah atau lingkungan terdekat sekolah/madrasah.

c. Penilaian non struktural

Secara garis besar penilaian non struktural dalam PedomanPenerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana berupaparameter, indikator, dan penilaian adalah sebagai berikut:

Page 29: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 29 -

Parameter Indikator PenilaianPengetahuan,Sikap danTindakan

Tersedianyapengetahuanmengenai bahaya(jenis bahaya);Kerentanan;Kapasitas; Risikodan sejarahbencana yangterjadidilingkungansekolah ataudaerahnya

Struktur danMuatan Kurikulummemuatpengetahuanmengenai Bahaya(jenis, sumberbahaya danbesaran bahaya);Kerentanan;Kapasitas; Risikodan Sejarah yangterjadi dilingkungan sekolah/madrasah ataudaerahnya. Kegiatan

sekolah/madrasahbagi peserta didikuntukmengobservasiBahaya(jenisbahaya, sumberbahaya danbesaran bahaya);Kerentanan;Kapasitas danRisiko yang ada dilingkungansekolah/madrasah,termasuk yangbersumber padalokasi daninfrastruktursekolah/madrasah.

Page 30: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 30 -

Parameter Indikator PenilaianTersedianyapengetahuanmengenai upayayang bisa dilakukanuntuk mengurangirisiko bencana disekolah/madrasah

Struktur danMuatan Kurikulumyang memuatpengetahuanmengenai upayayang bisa dilakukanuntuk mengurangirisiko bencana disekolah/madrasah. Kegiatan

sekolah/madrasahuntukmengidentifikasiupaya yang bisamengurangi risikobencanaSekolah/madrasahsecara berkalamelakukanpenilaiankerentanansekolah/madrasah

Keterampilanwargasekolah/madrasahtermasuk anakdalam menerapkanrencana aksisekolah/madrasahaman

Wargasekolah/madrasahtermasuk anakmenjalankansimulasi rencanakesiapsiagaan padasaat simulasi.

Terlaksananyasosialisasimengenaipengetahuan PRB,Sekolah/madrasahAman dari bencanadan kesiapsiagaankepada wargasekolah/madrasahtermasuk anak.

Laporan SimulasiJumlah sosialisasirutin danberkelanjutan disekolah/madrasah.

Page 31: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 31 -

Parameter Indikator PenilaianTerlaksananyapelatihanpengintegrasianPRB ke dalamKTSP.

Jumlah pelatihanyang dilaksanakanolehsekolah/madrasah.

Terlaksananyakegiatan simulasidrill secara berkaladisekolah/madrasahdengan melibatkanmasyarakat sekitar.

Frekwensipelaksanaan simulasidrill dalam 1 tahun.

KebijakanSekolah/Madrasah

Adanya kebijakan,kesepakatandan/atau peraturansekolah/madrasahyang mendukungupaya penerapansekolah/madrasahaman daribencana.

Pernyataan Visi,Misi dan TujuanSekolah/madrasahmemuat dan/ataumendukung upayapenerapansekolah/madrasahaman dari bencana.

Tersedianya aksesbagi seluruhkomponensekolah/madrasahterhadap informasi,pengetahuan danpelatihan untukmeningkatkankapasitas dalamhal PRB (materiacuan, ikut sertadalam pelatihan,musyawarah guru,pertemuan desa,jambore murid,dsb.)

Media informasisekolah/madrasah(contoh: majalahdinding,perpustakaan,buku, modul) yangmemuatpengetahuan daninformasi PRB dandapat diakses olehwargasekolah/madrasahtermasuk anakberkebutuhankhusus. Jumlah kesempatan

dan keikutsertaanwargasekolah/madrasah

Page 32: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 32 -

Parameter Indikator Penilaiandalam pelatihan,musyawarah guru,pertemuan desa,jambore murid, dll.

Perencanaankesiapsiagaan

Tersedianyadokumen penilaianrisiko bencanayang disusunbersama secarapartisipatif denganwarga sekolah/madrasahtermasuk anak

Dokumen penilaianrisiko bencana yangdisusun secaraberkala sesuaidengan kerentanansekolah/madrasahDokumen penilaian

kerentanansekolah/madrasahyang disahkan olehPemerintah /Pemda

Tersedianyarencana aksisekolah/madrasahdalampenanggulanganbencana (sebelum,saat, dan sesudahterjadi bencana).

Dokumen rencanaaksisekolah/madrasahyang dibuat secaraberkala, dikaji dandiperbaharui secarapartisipatif.Dokumen rencanaaksisekolah/madrasahamanditandatangani olehDinas Pendidikansetempat.

TersedianyaSistem PeringatanDini yangdipahami seluruhwarga sekolah/madrasah

PROTAP mengenaipelaksanaan sistemperingatan diniyang telah diuji dandiperharui melaluikegiatansimulasi/drill yangdilaksanakan secaraberkala oleh

Page 33: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 33 -

Parameter Indikator Penilaiansekolah/madrasah

Adanya ProsedurTetapKesiapsiagaanSekolah/madrasah yangdisepakati dandilaksanakan olehseluruh wargasekolah/madrasah

Sekolah/madrasahmemiliki ProtapKesiapsiagaansekolah/madrasahyang dikaji secararutin dandimutakhirkansecara partisipatif.

Adanya petaevakuasisekolah/madrasahdengan tanda danrambu yangterpasang, yangmudah dipahamioleh seluruhwarga sekolah/madrasahtermasuk anakberkebutuhankhusus

Sekolah/madrasahmemiliki petaevakuasi dengantanda dan rambuyang terpasangyang mudahdipahami olehseluruh wargasekolah/madrasahdan dapatditemukan denganmudah dilingkunganSekolah/madrasah .

Kesepakatan danketersediaanlokasievakuasi/shelterterdekat denganSekolah/madrasah ,disosialisasikankepada seluruhwarga Sekolah/madrasah danorangtua murid,masyarakat

Sekolah memilikilokasievakuasi/shelterterdekat yangtersosialisasikanserta disepakatioleh seluruh wargaSekolah/madrasah ,orangtua murid,masyarakat sekitardan pemerintahdaerah.

Page 34: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 34 -

Parameter Indikator Penilaiansekitar danpemerintahdaerah.Adanya prosedurtetapkesiapsiagaansekolah/madrasah yangdisepakati dandilaksanakan olehseluruh wargatermasuk anakSekolah/madrasah

PROTAPkesiapsiagaanSekolah/madrasahyang dikajiulangdan dimutakhirkansecara rutin danpartisipatif.

MobilisasiSumber Daya

Jumlah dan jenisperlengkapan,suplai dankebutuhan dasarpasca bencanayang dimilikisekolah/madrasah.

Adanyaperlengkapan dasardan suplaikebutuhan dasarpasca bencanayang dapat segeradipenuhi dandiakses oleh wargasekolah/madrasahtermasuk anakberkebutuhankhusus, seperti:alat P3K danevakuasi, terpal,tenda dan sumberair bersih.

Adanya satgassekolah/madrasahaman yangmelibatkanperwakilanpeserta didiksecara individumaupun kelompokdalam koordinasiOSIS .

Jumlah perwakilanpeserta didik danketua komunitasanak yangmembentukpelembagaanGerakan SiswaBersatu dalamkoordinasi OSISsebagai unsur dari

Page 35: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 35 -

Parameter Indikator PenilaianSatgas.

Adanya kerjasamadalampenyelenggaraanpenanggulanganbencana dikota/kabupatendengan pihak-pihak terkaitsetempat (sepertiperangkatdesa/kelurahan,kecamatan, BPBD,dan lembagapemerintahlainnya).

Jumlah kegiatandan mitrakerjasama.

Pemantauan danevaluasipartisipatifmengenaikesiapsiagaan dankeamanansekolah/madrasah secararutin (mengujiatau melatihkesiapsiagaansekolah/madrasah secaraberkala).

Sekolah/madrasahmemilikimekanismepemantauan danevaluasikesiapsiagaan dankeamanansekolah/madrasahpartisipatif secararutin.

Page 36: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 36 -

BAB VPEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

PENERAPAN SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA

Pemantauan (monitoring) dan evaluasi bertujuan untuk mengendalikanpelaksanaan program dan kegiatan pembangunan agar sesuai denganrencana yang telah disusun. Pengendalian pelaksanaan rencanapembangunan dilakukan untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan dansasaran pembangunan. Pemantauan dan evaluasi penerapansekolah/madrasah aman dari bencana ini dilaksanakan dengan mengacupada perangkat hukum berikut:1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional.3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah Serta PenerusanPinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang PelaporanKeuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata CaraPengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

6. Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri NegaraPPN/Kepala Bappenas No. Kep-102/Mk.2/2002 dan No. Kep.292/M.Ppn/09/2002 tentang Sistem Pemantauan dan PelaporanPelaksanaan Proyek Pembangunan.

5.1. PemantauanPemantauan yang dimaksud adalah kegiatan mengamatiperkembangan pelaksanaan penerapan sekolah/madrasah amandari bencana dan mengidentifikasi serta mengantisipasipermasalahan yang timbul agar dapat diambil tindakan sedinimungkin. Pemantauan dilakukan terhadap perkembangan realisasipenyerapan dana, realisasi pencapaian target keluaran (output)dan kendala yang dihadapi. Pemantauan harus dilakukan secaraberkala untuk mendapatkan informasi akurat tentang pelaksanaankegiatan, kinerja program serta hasil-hasil yang dicapai. Selainuntuk menemukan dan menyelesaikan kendala yang dihadapi,kegiatan ini juga berguna untuk meningkatkan efisiensi danefektivitas pelaksanaan penerapan sekolah/madrasah aman dari

Page 37: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 37 -

bencana serta mendorong transparansi dan akuntabilitas dalampelaksanaan kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana.

Pelaksanaan pemantauan (dan juga evaluasi) dilaksanakan denganmemperhatikan asas Efisiensi, yakni derajat hubungan antarabarang/jasa yang dihasilkan melalui suatu program/kegiatan dansumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan barang/jasatersebut yang diukur dengan biaya per unit keluaran (output);Efektivitas, yakni tingkat seberapa jauh program/kegiatanmencapai hasil dan manfaat yang diharapkan; dan Kemanfaatan,yaitu kondisi yang diharapkan akan dicapai bila keluaran (output)dapat diselesaikan tepat waktu, tepat lokasi dan tepat sasaranserta berfungsi dengan optimal. Selain ketiga asas tersebut,pelaksanaan pemantauan sebaiknya juga menilai aspekKonsistensi, Koordinasi, Konsultasi, Kapasitas dan Keberlanjutandari pelaksanaan suatu rencana program/kegiatan.

Secara umum, target pemantauan penerapan sekolah/madrasahaman dari bencana adalah sebagai berikut :

(1) memantau efektivitas input (dana, SDM, waktu, dansumberdaya lainnya), tatalaksana penyelenggaraankegiatan, administrasi dan pengelolaan keuangan olehsekolah/madrasah dalam rangka mencapai sasaranpenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana

(2) memantau kinerja organisasi pelaksana penerapansekolah/madrasah aman dari bencana

(3) memantau proses dan hasil pelaksanaan penerapansekolah/madrasah aman dari bencana berdasarkan aspekdan kerangka kerja sekolah aman, meliputi: prosessosialisasi program, proses penilaian proposal, prosespengolahan data, penentuan urutan prioritas sekolahcalon penerima program, pelaksanaan dan pemanfaatanprogram.

(4) memantau pemanfaatan sarana-prasaranasekolah/madrasah yang telah diperbaiki sesuai fungsinyadisesuaikan dengan desain dan penataansekolah/madrasah aman.

(5) memantau kegiatan pemenuhan indikator sekolah/madrasah aman dari baik struktural maupun non-struktural di tingkat sekolah/madrasah

(6) mengidentifikasi kendala dalam penerapansekolah/madrasah aman dari bencana

Page 38: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 38 -

(7) terkumpulnya data yang menyeluruh tentang kegiatansekolah/madrasah aman dari bencana baik data kegiatanstruktural maupun non struktural.

5.2. EvaluasiEvaluasi akan menilai aspek-aspek penerapan sekolah/madrasahaman sesuai dengan indikator sekolah/madrasah aman daribencana baik struktural maupun non struktural sehingga dapatmengkategorikan tingkat amannya bagi setiap sekolah/madrasahterhadap gempa bumi dan/atau tsunami yang meliputi:

(1) Penilaian tingkat pemenuhan perencanaan denganpelaksanaan penerapan sekolah/madrasah aman daribencana serta kegiatan non-struktural

(2) Penilaian penerapan aspek dan kerangka kerjasekolah/madrasah aman dalam pelaksanaan rehabilitasidan rekonstruksi sekolah/madrasah meliputi:(a) Proses sosialisasi program,(b) Proses penilaian proposal,(c) Proses pengolahan data,(d) Penentuan urutan prioritas sekolah calon penerima

program,(e) Pelaksanaan dan pemanfaatan program

(3) Penilaian setiap sekolah/madrasah dalam memenuhiindikator sekolah/madrasah aman dari bencana danmelakukan kategorisasi dengan perincian sbb:

Kategori 1: Memenuhi salah satu aspek yang mendasardan parameter sekolah/madrasah aman dari bencana

Kategori 2: Memenuhi lebih dari dua aspek yangmendasar dan parameter sekolah/ madrasah aman daribencana

Kategori 3: Memenuhi seluruh aspek yang mendasar danparameter sekolah/madrasah aman dari bencana

5.3. PelaporanPelaksanaan penerapan sekolah/madrasah aman dari bencanaharus dilaporkan dalam sebuah laporan tertulis. Pelaporan yangmencakup hasil pemantauan dan evaluasi penerapansekolah/madrasah aman dari bencana baik kemajuan dan capaianfisik maupun penggunaan dana, yang disampaikan secara berkala

Page 39: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 39 -

dan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari laporan panitiatingkat sekolah, kepala sekolah, laporan masing-masing SKPDterkait, laporan kabupaten/kota, laporan provinsi dan laporanpusat dan disusun serta diserahkan secara berkala sesuai denganketentuan yang berlaku.

Pelaporan bertujuan sebagai pertanggungjawaban dari kegiatanpenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana baik secaraformal maupun sebagai pertanggungjawaban kepada publik.Pelaporan penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana ditingkat pusat dikoordinasikan oleh BNPB melalui suatu tim yangdibentuk bersama dengan Kementerian Pendidikan danKebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Pekerjaan Umum,Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan, sertadibantu oleh profesional dan unsur masyarakat madani. Hal inijuga berlaku di daerah dimana BPBD Provinsi/Kabupaten/Kotamengkoordinasikan melalui suatu tim. Pembentukan tim ini sesuaiJuknis yang disepakati antara Badan Nasional PenanggulanganBencana, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, KementerianAgama, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian DalamNegeri.

Page 40: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ... · PDF filekepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi dan penyusunan dokumen Pedoman ... Pemeliharaan bangunan

- 40 -

BAB VIPENUTUP

Pedoman ini disusun dengan harapan semua pemangku kepentinganyang terkait dengan pelaksanaan penerapan sekolah/madrasah Amandari bencana mendapatkan acuan yang jelas. Keterlibatan aktif parapemangku kepentingan termasuk anak menjadi bagian penting dalampelaksanaan pedoman ini. Masukan dan perbaikan terhadap isi daripedoman ini sangat diharapkan guna mewujudkan sekolah/madrasahaman dalam pemenuhan hak pendidikan dan perlindungan anak diIndonesia.

KEPALABADAN NASIONAL

PENANGGULANGAN BENCANA

ttd

DR. SYAMSUL MAARIF, M.Si