lampiran - repository.unpad.ac.idrepository.unpad.ac.id/18476/1/230110097030_l_5700.pdf ·...
TRANSCRIPT
65
LAMPIRAN
66
Lampiran 1. Sertifikat Penerapan HACCP PT. Awindo Internasional
67
Lampiran 2. Layout PT. Awindo Internasional
68
Lampiran 3. Foto-foto Alat Penanganan Tuna Loin Beku
Meja Kerja Stainless Steel Timbangan Digital
Pisau Filet ABF (Air Blast Freezer)
Cold Storage Rak Penyusunan Ikan
Alat Suntik CO Vacuum Sealer
69
Lampiran 4. Pohon Keputusan untuk Identifikasi Titik Kendali Kritis
Tidak
Adakah tindakan pengendalian? Lakukan modifikasi tahapan
dalam proses atau produk
Ya
Adakah pengendalian
pada tahap ini perlu untuk
keamanan?
Tidak Bukan TKK Berhenti*)
Ya
Apakah tahapan dirancang secara spesifik untuk
menghilangkan atau mengurangi bahaya yang
mungkin terjadi sampai tingkatan yang dapat
diterima?**)
Ya
Dapatkah kontaminasi dengan bahaya yang diidentifikasi
terjadi melebihi tingkatan yang dapat diterima atau
dapatkah ini meningkat sampai tingkatan yang tidak dapat
diterima?**)
Tidak
Tidak Berhenti*) Bukan TKK
Akankah tahapan berikutya menghilangkan
bahaya yang teridentifikasi atau mengurangi
tingkatan yang dapat diterima? **)
Ya
Tidak Ya
Bukan TKK Berhenti*)
TITIK KENDALI KRITIS (TKK)
*) Lanjutkan ke bahaya yang teridentifikasi berikutnya dalam proses yang dinyatakan
**)Tingkatan yang dapat diterima dan tidak dapat diterima perlu ditentukan sesuai tujuan
menyeluruh dalam mengidentifikasi TKK pada rencana HACCP
Q2
Q1
Q3
Q4
70
Lampiran 5. Foto-Foto Alat Uji Tuna Loin Beku
Coring Tube Thermometercouple
Direct Mercury Analyzer Data Logger
71
Lampiran 6. GMP (Good Manufacturing Practice) Penanganan Tuna Loin Beku di PT. Awindo Internasional
PT. AWINDO INTERNATIONAL
JL. Muara Baru No. 12 / Perum Prasarana Perikanan
Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara - Indonesia
3. PRE-REQUISITE PROGRAM
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
a. GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP)
CARA BERPRODUKSI YANG BAIK
Bag/Hal/Ke : 3.a/1/8
Edisi / Rev. : I / I
Dibuat Tgl : 01 february 2013
Disahkan oleh
Internal Validator
No. Tahapan Prosedur Pengawasan dan Penanggung Jawab Laporan
1. Penerimaan Bahan
Baku dan
Penimbangan 1
Bahan baku berasal dari perairan yang tidak tercemar
Pembongkaran ikan dilakukan secepat mungkin dengan hati-hati agar
menghindari terjadinya peningkatan suhu, kerusakan fisik dan
pertumbuhan mikrobiologi
Ikan diterima dalam bentuk utuh tanpa insang dan isi perut. Suhu ikan
berkisar 30C (untuk ikan segar) sedangkan untuk ikan beku suhu ikan
berkisar -50C dan dicek dengan menggunakan thermometer
Histamin dicek secara berkala oleh QC Lab dan Laboratorium External.
Logam berat ( Hg, Pb, dan Cd ) selalu di periksa secara berkala setiap Lot
Supplier, setiap kapal oleh laboratorium external. Standar dari logam berat
adalah ( Hg 0,5 mg/kg, Cd 0,1 mg/kg dan Pb 0,4 mg/kg )
Laporan suhu bahan baku secara acak dan dilakukan oleh karyawan bagian
penerimaan bahan baku
Ikan di kelompokan berdasarkan grade untuk memastikan daging tuna
memenuhi batas standar persyaratan
Kesegaran, termasuk penampakan, warna, bau dan tekstur diperiksa oleh
pekerja yang berpengalaman
QC dan supervisor produksi
Laporan Penerimaan
Bahan Baku
Laporan Suhu Proses
2. Pencucian Pencucian dilakukan dengan menggunakan mesin steam dengan air dingin
yang menggunakan klorin 50 ppm
Suhu produk dipertahankan < 3oC (untuk fresh), sedangkan untuk beku
suhu dijaga -5oC dan dicatat oleh QC bagian inspeksi
QC dan Supervisor Produksi Laporan Suhu Proses
3. Pemotongan
Kepala
Pemotongan kepala dilakukan secara manual menggunakan pisau (ikan
segar)
Kepala segera dipindahkan secepat mungkin dari meja dan diangkut
dengan tempat khusus
Suhu produk harus dipertahankan < 3°C untuk ikan segar dan dijaga pada
suhu ≤ -5°C untuk ikan beku dan dicatat oleh QC inpsect.
QC dan Supervisor Produksi
Laporan Suhu Proses
72
4. Pembelahan
(pembuatan Loin)
Pembelahan dilakukan secara manual menggunakan pisau stainless steel
untuk ikan fresh.
Ikan dibelah 4 bagian pada sisi panjang.
Pembelahan segera dilakukan secepat mungkin
QC dan Supervisor Produksi
Laporan Suhu Proses
5 Pembuangan kulit Pembuangan kulit dilakukan secara manual menggunakan pisau untuk
membuang semua kulit.
Kulit segera dipindahkan secepat mungkin dari meja dan diangkut dengan
tempat khusus.
Pembuangan kulit segera dilakukan secepat mungkin.
QC dan Supervisor Produksi Laporan Pengecekan
6. Perapihan Perapihan dilakukan secara manual menngunakan pisau untuk membuang
tulang, daging hitam, daging perut dan semua kulit.
Tulang, daging hitam, daging perut dan kulit segera dipindahkan secepat.
QC dan Supervisor Produksi Laporan pengecekan
7. Suntik CO Perlakuan dengan penambahan CO untuk mempertahankan warna dengan
kadar 99,8%
Penerimaan tabung gas harus diperiksa sebelum digunakan dan ada record
pencatatan pada saat diterima
Sebelum tuna disuntik CO, masukkan ke plastik kemudian diisi dengan
gas CO
Semua alat suntik diperiksa harus dalam kondisi baik dan bersih sebelum
dan sesudah digunakan
QC dan Supervisor Produksi Laporan suhu proses
8. Pendinginan (untuk
ikan segar)
Ruang pendinginan harus disuhu 0-(-2°C) selama 48 jam
Jika suhu ruang pendinginan diatas 0° selama 4 jam segera hubungi bagian
mesin
Harus jaga kebersihan ruangan dan QC memonitor suhu ruangan setiap
2kali sehari.
QC dan Supervisor Produksi Laporan suhu ruang
chilling
9. Pemeriksaan akhir
dan penentuan size
Ikan diperiksa untuk memastikan bahwa mutu sesuai standar
Pemeriksaan dilakukan pada setiap loin. Jika ada tulang, daging hitam,
daging perut, kulit dan sisik yang ditemukan harus di buang
Kondisi ini harus dicatat oleh QC inspect sesuai dengan laporan
QC dan Supervisor Produksi
Laporan Pemeriksaan
Akhir
10. Vacuuming Setiap loin harus dibungkus dengan plastic vacuum
Proses vacuum harus dilakukan dengan cepat untuk mempertahankan suhu
beku
Produk divacuum dengan menggunakan mesi vacuum
Setiap pengepakan harus dicheck untuk memastikan kerusakan pada
plastic
QC dan Supervisor Produksi
11. Pembekuan Pembekuan dengan sistim air blast dengan suhu -35°C
Produk di tempatkan dikeranjang dan dimasukkan ke dalam pembekuan
Pengecekan suhu setiap 1 (satu) jam
QC dan Supervisor Produksi
Laporan suhu ruang ABF
12. Penimbangan II Penimbangan II dilakukan oleh karyawan yang terlatih dan diperiksa oleh QC dan Supervisor Produksi
73
supervisor secara random
Setiap stik ditimbang dengan satuan ons, untuk tuna loin, tuna saku, dan
daging giling tuna menggunakan satuan pon
13. Pengemasan dan
Pemberian Label
Pengemasan dilakukan dengan cara yang benar (Khususnya perekatan
dengan lakban dengan sempurna dan bersih) dan cepat
Karton diberi label dengan: nama perusahaan, spesifikasi produk, Negara
asal, ukuran, berat bersih dan kode produksi
Pengepakan dilakukan denga segera agar mencegah produk dari kerusakan
dan peningkatan suhu
QC dan Supervisor Produksi
Monitoring Pengemasan
dan pelabelan
14. Pemeriksaan
Logam
Pemeriksaan logam dilakukan untuk mencegah kontaminasi serpihan
logam.
Sensivitas mesin pendeteksi logam selalu diperiksa setiap jam dan
diperiksa oleh QC inspect, standart logam untuk ferrous ( FE = 2,5 mm ),
stainless ( SUS = 3,0 mm ).
QC dan Supervisor Produksi
Laporan Pemeriksaan
Logam
15. Penyimpanan beku Setelah pengemasan produk harus disimpan pada ruang beku dan disusun
dengan baik agar sirkulasi udara dingin secara merata dengan suhu
maksimum -200C
QC dan Mekanik Laporan Suhu Ruang
Penyimpanan
16. Pengangkutan Ekspor dilakukan dengan sesegera mungkin dan hati-hati untuk mencegah
produk dari kerusakan, peningkatan suhu dan terkena sinar matahari secara
langsung
Dalam tahap ini FIFO harus diterapkan
QC dan Supervisor Produksi Laporan inspeksi
Kontainer
74
Lampiran 7. SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) PT. Awindo Internasional
PT. AWINDO INTERNATIONAL
JL. Muara Baru No. 12 / Perum Prasarana Perikanan
Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan
Jakarta Utara - Indonesia
3. PRE-REQUISITE PROGRAM
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
b. SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES
(SSOP)
PROSEDUR STANDAR OPERASI SANITASI
Bag/Hal/Ke : 3.b/1/6
Edisi / Rev. : I / I
Dibuat Tgl : 01 February 2013
Disahkan oleh
Internal Validator
.
No. Jenis Prosedur Pengawasan dan Penanggung
Jawab
Tindakan Perbaikan
1. Keamanan Air dan Es
The legal requirements
US Food and Drug
Administration
EU Regulation (EC) 852/2004
Permenkes 907/ Menkes/ SK/
2002 dan SNI 01-4872, .Rev
Air yang digunakan selama proses dipasok dari PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum)
Air yang dipakai untuk proses diolah terlebih dahulu dengan water
treatment sebelum dipakai (ultraviolet water sterilizer)
Es terbuat dari air bersih yang memenuhi standar air minum
Kran air untuk pengolahan diberi kode berbeda berdasarkan suhu
air.
Air bersih ditampung di tempat penampungan
Pengecekan rutin dilakukan di lab
external minimal tiga bulan sekali (uji
TPC dan Coliform) dan setiap enam
bulan uji lengkap (fisika, kimia dan
mikrobiologi: TPC dan E.coli) untuk
memastikan kwalitas air memenuhi
standar Nasional Indonesia
QC dan Supervisor bagian produksi
mengecek secara visual air sebelum
digunakan
Laporkan ke bagian mekanik
jika kwalitas air dan es tidak
sesuai standar yang
ditetapkan
QC segera mengajukan
permohonan pengujian
kualitas air ke Laboratorium
untuk melakukan pengujian
2. Kondisi dan kebersihan
permukaan peralatan yang kontak
dengan produk
US Food and Drug
Administration
EU Regulation (EC) 852/2004
KEP.01/MEN/2007, Bab V
Permukaan yang kontak dengan produk perlu diperhatikan, tapi
yang tidak kontak dengan produk juga dijaga kebersihannya.
Semua peralatan dirancang untuk memudahkan pembersihannya
dan dapat dirawat dengan baik.
Permukaan yang kontak dengan produk dijaga dan terlindungi dari
sumber kontaminasi
Permukaan peralatan yang kontak langsung dengan produk terbuat
dari bahan yang mudah dibersihkan, tahan karat, tidak mudah
patah, tidak menyerap air dan tidak menyebabkan kontaminasi
suatu apapun terhadap bahan baku yang sedang diolah maupun
produk akhir
Semua karyawan bertanggung-jawab
untuk melakukan prosedur pencucian
sebelum dan sesudah proses produksi
dimulai dibawah pengawasan QC
Semua karyawan diwajibkan
membersihan permukaan peralatan
setiap jam sekali
Semua prosedur ini diawasi oleh QC
dan Supervisor bagian Produksi
Jika ada karyawan yang lalai
mengikuti prosedur ini maka akan
dikenakan sanksi yang tegas
Jika peralatan yang sudah
tidak memenuhi standar
segera diganti
75
Permukaan yang kontak langsung dengan produk sebelum
digunakan dibersihkan dengan sabun dan dibilas lagi dengan air
bersih.
Selama proses berlangsung permukaan peralatan harus dibersihkan
setiap jam dan menggunakan air bersih
Setelah proses peralatan dicuci dengan sabun, dan dibilas dengan
air bersih dan disiram dengan air panas
Sarung tangan dan apron kerja segera dicuci dan dibersihkan jika
kontak dengan produk yang berbeda
3. Pencegahan Kontaminasi Silang
US Food and Drug
Administration
EU Regulation (EC) 852/2004
KEP.01/MEN/2007
Sampah produk harus segera dipindahkan dari ruang proses untuk
mencegah kontaminasi
Sebelum masuk ke ruang proses semua karyawan diwajibkan
mencuci tangan terlebih dahulu
Pakaian kerja karyawan: Kaos dalam berwarna biru muda yang
bagian luar wear pak berwarna putih dan dicuci setiap selesai
kegiatan proses produksi oleh bagian laundry
Sebelum memulai kegiatan produksi semua peralatan yang
digunakan untuk produksi dibersihkan dengan disiram air bersih
dan air panas oleh bagian produksi
Karyawan di area bagian kotor tidak diperbolehkan memasuki area
bagian bersih
Karyawan selalu mencuci tangan bila pindah area kerja
Karyawan dilarang keras meludah, makan, minum, merokok dan
memakai perhiasan (jam tangan, peniti, cincin, gelang dan
sebagainya) serta make-up di dalam ruang proses
Peralatan diarea kotor tidak diperbolehkan digunakan diarea bersih
dan sebaliknya
Wadah untuk penampungan limbah harus tidak bocor dan tertutup
serta mudah dibersihkan dan disanitasi
Karyawan dilarang mekai pakaian kerja memasuki toilet
Peralatan diberi warna untuk setiap area kerja yang berbeda untuk
memudahkan pengawasan
Karyawan bagian sanitasi selalu
mengontrol dan membersihkan lantai
dan bagian yang terlihat kotor agar
tidak terjadi kontaninasi
Memindahkan limbah produksi dari
ruang proses sesegera mungkin
Semua prosedur implementasinya
diawasi oleh QC dan atau Supervisor
bagian Produksi
Menginformasikan pada
karyawan supaya
menerapkan prosedur SSOP
dengan baik dan benar untuk
mencegah kontaminasi
silang
76
4. Menjaga Fasilitas Toilet, Sanitasi
dan Pencuci tangan
US Food and Drug
Administration
EU Regulation (EC) 852/2004
KEP.01/MEN/2007, Bab V
Fasilitas toilet harus tidak jauh dari ruang ganti, secara fisik
terpisah dari ruang proses produksi
Fasilitas toilet harus tertutup dan dijaga kebersihannya dengan
baik serta dibersihkan setiap hari sebelum dan sesudah operasi
Petugas sanitasi dan petugas mekanik selalu mengontrol fasilitas
toilet dan pencuci tangan lengkap serta berfungsi dengan baik atau
tidak (ketersediaan peralatan antara lain: tissue sekali pakai, sabun
cair, dan sandal khusus)
Karyawan bagian sanitasi
bertanggung-jawab atas kebersihan,
sanitasi, dan ketersediaan fasilitas
toilet
Jika Fasilitas loitet dan cuci tangan
berkurang karyawan bagian sanitasi
segera melaporkan kepada QC dan
atau Supervisor untuk segera
menyediakan fasilitas yang kurang
Karyawan mekanik bertanggung-
jawab atas kelancaran berfungsinya
toilet dan fasilitas cuci tangan
Jika menemukan toilet atau bak cuci
tangan tidak berfungsi segera
dibetulkan
Segera menyediakan
fasilitas yang kurang oleh
bagian pembelian
Karyawan diarahkan untuk
tidak melanggar prosedur
yang berlaku dengan
penyuluhan
5. Perlindungan makanan dari
bahan kontaminan
US Food and Drug
Administration
EU Regulation (EC) 852/2004
KEP.01/MEN/2007
Bahan pembersih, sanitasi dan oli yang digunakan dalam area
proses produksi adalah bahan yang dianjurkan
Bahan kimia untuk pangan dan untuk non pangan disimpan
terpisah dari ruang proses dan penggunaannya oleh orang yang
mengerti prosedurnya
Peralatan dan perlengkapan yang dipakai untuk menangani bahan
bukan makanan atau bahan yang dapat menyebabkan kontaminasi
baik secara langsung atau tidak langsung harus diberi tanda dan
dipisahkan dengan jelas supaya tidak dipergunakan untuk
menangani ikan, bahan penolong, bahan tambahan makanan serta
produk akhir
Pengontrolan dan pengawasan
dilakukan secara rutin terhadap bahan
pembersih, sanitasi dan oli yang
digunakan di ruang proses produksi
QC dan atau Supervisor bagian
produksi bertanggung-jawab atas
pengawasan tersebut
Jika menemukan bahan
pembersih, sanitasi dan oli
yang tidak sesuai segera
keluarkan dari ruang proses
produksi
6. Bahan kimia
Pelabelan, penyimpanan dan
Penggunaan bahan toksin yang
benar
US Food and Drug
Administration
EU Regulation (EC) 852/2004
KEP.01/MEN/2007
Semua bahan kimia yang dibeli harus dilengkapi dengan standar
keamanan penggunaan dan cara penyimpanan bahan kimia
Bahan kimia beracun harus diberi label yang jelas dan disimpan
terpisah dan penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk
penggunaan
Bagian Pembelian harus menjamin
dan teliti dalam membeli bahan kimia
yang dibutuhkan
Dan menjamin bahwa bahan kimia
tersebut mempunya standar keamanan
penggunaan dan penyimpanan
QC bertanggung-jawab untuk
mengecek semua bahan kimia yang
Dianjurkan pada bagian
pembelian supaya sebelum
membeli terlebih dahulu
mengecek segala
persyaratan yang ditentukan
77
dibeli oleh bagian pembelian apakah
memiliki label yang jelas dan standar
keamanan penggunaan yang jelas
7. Pengawasan kondisi kesehatan
Karyawan untuk mencegah
kontaminasi
US Food and Drug
Administration
EU Regulation (EC) 852/2004
KEP.01/MEN/2007
Kesehatan karyawan dicek secara periodik (sekali setahun) untuk
mencegah penyakit menular baik terhadap produk maupun
karyawan lainnya
Setiap karyawan yang sakit dan atau menpunyai riwayat penyakit
menular tidak diperbolehkan menangani produk
Karyawan yang menangani produk harus sehat dan tidak
menderita penyakit menular atau menyebarkan kuman penyakit
menular
Setiap karyawan harus dilengkapi pakaian kerja dan perlengkapan
sesuai dengan bidangnya masing-masing
Kesehatan karyawan selalu diperiksa
secara rutin oleh dokter
Jika ada karyawan yang
menderita sakit segera
diperiksakan ke dokter
dengan tanggunggang
perusahaan
Pengawasan terhadap binatang
pengganggu dan serangga
US Food and Drug
Administration
EU Regulation (EC) 852/2004
KEP.01/MEN/2007
Hama-hama disekitar gedung harus dikontrol agar tidak masuk ke
ruang proses.
Bangunan harus dilengkapi dengan perangkap hama untuk
mencegah masuknya hama ke ruang proses.
Lampu pembunuh lalat harus dipasang pada pintu masuk ruang
proses.
Tirai plastik harus dipasang pada semua pintu masuk.
Lokasi yang telah teridentifikasi ada
binatang pengganggunya diawasi
secara ketat oleh QC dan karyawan
unit sanitasi
Di tiap pintu masuk UPI
dipasang perangkap
Tirai plastik yang rusak
segera diganti dengan yang
baru
Lampu pembunuh serangga
yang rusak segera diganti
atau diperbaiki
78
Lampiran 8. Alur Proses Penanganan Tuna Loin Beku
Pencucian
Penerimaan Bahan Baku dan Penimbangan 1
Pemotongan Kepala dan Pembuatan Loin
Pembuangan tulang
Pembuangan kulit
Pengecekan terakhir
Pendinginan (0-2oC)
Perapihan
Pembekuan Menggunakan ABF
Penimbangan II
Penyuntikan CO
Pengemasan dan Pemberian Label
Vacuuming
Pemeriksaan Logam
Penyimpanan Beku
Pengangkutan
Ekspor
79
Lampiran 9. Laporan Penerimaan Bahan Baku
RECORD OF RECEIVING RAW MATERIAL LAPORAN PENERIMAAN BAHAN BAKU
PT. AWINDO INTERNATIONAL JL. Muara Baru No.11-12/ Perum
Prasarana Perikanan Kelurahan Penjaringan Kecamatan
Penjaringan Jakarta Utara-Indonesia
RECORD TAMBAHAN
ADD RECORD
BY: QUALITY ASSURANCE DEPARTMENT
Document No :
QA/AII/HACCP/01A Date Effective:
JAN’13 Revision No :
01
Inspection Date/Tanggal Inspeksi : Species/Jenis ikan :
Supplier Name/Vesel :
No. No
Lot. KG oC
Uji Organoleptik Ket.
Tindakan
koreksi Bau Warna Texture Mutu
1. Segar 1. Merah 1. Kenyal
2. Manis 2. Pink 2. Lembek
3. Asam 3. Coklat 3. Pecah
4. Bau 4. Pucat 4. Hancur
Note : Standard Temp. <3°C (Frozen Condition)
If Test Result :
All no. 1 : OK
All no. 2 : OK
All no. 2,3,3 : Local product
All no. 4 : rejec
CHECKED
BY
QA
80
Lampiran 10. Lembar Uji Organoleptik
Tanggal inspeksi :
Jenis ikan :
Suplier :
No. No
Lot. KG oC
Uji Organoleptik Ket.
Tindakan
koreksi Bau Warna Texture Mutu
1. Segar 1. Merah 1. Kenyal
2. Manis 2. Pink 2. Lembek
3. Asam 3. Coklat 3. Pecah
4. Bau 4. Pucat 4. Hancur
Note:
If Test Result :
All no. 1 : OK
All no. 2 : OK
All no. 2,3,3 : Local product
All no. 4 : reject
PT. AWINDO INTERNASIONAL Date of Issue
Reviewed by: Checked by:
81
Lampiran 11. Laporan Residu Klorin
RECORD OF CHLORINE RESIDUES LAPORAN KANDUNGAN KLORIN
PT. AWINDO INTERNATIONAL JL. Muara Baru No. 12 / Perum Prasarana Perikanan
Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara - Indonesia
FOR: ALL PROCESS
BY: QUALITY ASSURANCE DEPARTMENT
Document No :
QA/AII/HACCP/18 Date Effective:
MARCH’ 09 Revision No :
00
Standar:
- Bak Cuci Kaki dan Bak Cuci Peralatan : 100-200 ppm
- Bak Cuci Tangan : 50-100 ppm
- Diperiksa dan dicatat setiap 1 jam
No. Waktu
Inspeksi
Hasil (PPM)
Tindakan Perbaikan Bak Cuci
Tangan
Bak Cuci
Kaki
Bak
Pencucian
Peralatan
PT. AWINDO INTERNATIONAL
Date of Issue
Reviewed by :
___________
Checked by :
___________
82
Lampiran 12. Laporan Monitoring Pembuatan Loin
RECORD OF FILLETING / LOINING LAPORAN PEMBUATAN FILET/LOIN
PT. AWINDO INTERNATIONAL JL. Muara Baru No.11-12/ Perum Prasarana Perikanan
Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara-Indonesia
RECORD TAMBAHAN ADD RECORD
BY: QUALITY ASSURANCE DEPARTMENT
Document No :
QA/AII/HACCP/03 Date Effective:
JAN’13 Revision No :
01
Tanggal Inspeksi :
Operator :
No. Waktu No.
Lot.
Pemotongan
Kepala Suhu
Pembuatan
Loin Suhu
Pembuangan
Kulit Suhu Perapihan Suhu
Suntik
CO Suhu Keterangan
Tindakan
koreksi
Catatan : Suhu harus di bawah 3oC
Checked by:
QA
83
Lampiran 13. Laporan Suhu ABF (Air Blast Freezer), Cold Storage, dan
Chilling
No. Nama produk
dan Jumlahnya
Waktu
Pengoperasian
ABF Temp. OC
Cold Storage Temp. OC Suhu
Chilling oC Unit
1
Unit
2
Unit
3
Unit
1
Unit
2
Unit
3
84
Lampiran 14. Laporan Pemeriksaan Akhir Tuna Loin
RECORD OF FINAL CHECKING LAPORAN PEMERIKSAAN AKHIR
PT. AWINDO INTERNATIONAL JL. Muara Baru No.11-12/ Perum
Prasarana Perikanan Kelurahan Penjaringan Kecamatan
Penjaringan Jakarta Utara-Indonesia
RECORD TAMBAHAN
ADD RECORD
BY: QUALITY ASSURANCE DEPARTMENT
Document No :
QA/AII/HACCP/05A Date Effective:
JAN’13 Revision No :
01
No Waktu ˚C
Sensory test Remark
Corrective
Action Odor Color Texture Taste
Bau warna texture Rasa Ket. Tindakan
koreksi
1. Segar 1. Merah 1. Kenyal 1. Segar
2. Manis 2. Pink 2. Lembek 2. Kurang
segar
3. Asam 3. Coklat 3. Pecah 3. Asam
4. Bau 4. Pucat 4. Hancur
Note : Standard Temp. <3°C (Frozen Condition)
If Test Result :
All no. 1 : OK
All no. 2 : OK
All no. 2,3,3 : Local product
All no. 4 : reject
CHECKED
BY
QA
85
Lampiran 15. Laporan Monitoring Pengemasan Tuna Loin Beku
MONITORING PACKING PT. AWINDO INTERNATIONAL
JL. Muara Baru No.11-12/ Perum Prasarana Perikanan Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara-Indonesia
RECORD TAMBAHAN ADD RECORD
BY: QUALITY ASSURANCE DEPARTMENT
Document No :
QA/AII/HACCP/06 Date Effective:
JAN’13 Revision No :
01c
Inspection Date/ Tanggal Inspeksi :
Operator/ operator :
Note : <-18°C : For Frozen Product
No. Waktu Nama Produk No.Lot Suhu
Frozen Berat
Suhu
glazing
Berat
Awal
(kg)
Berat
akhir
(kg)
Dus strapping stiker Benda
Asing Keterangan
Tindakan
Koreksi
Checked by
QA
86
Lampiran 16. Laporan Pemeriksaan Logam
RECORD OF METAL DETECTING LAPORAN PEMERIKSAAN LOGAM
PT. AWINDO INTERNATIONAL JL. Muara Baru No.11-12/ Perum Prasarana Perikanan Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan Jakarta
Utara-Indonesia
FOR: ALL PROCESS
BY: QUALITY ASSURANCE DEPARTMENT
Document No :
QA/AII/IV/11 Date Effective:
JULY’13 Revision No :
01
No.
Time of
Inspection
Waktu
inspeksi
Sensitifitas pendeteksi logam Menemukan
Serpihan
Logam
Hasil
Sesuai/Tidak
Sesuai
Keterangan Tindakan
perbn,aikan Yes No
Note :
V : Pass
X : Fail
PT. AWINDO INTERNATIONAL
Date of Processing
Reviewed by :
___________
Checked by :
_____________
87
Lampiran 17. Laporan Pengecekan Kontainer
No. Container / Container Number : Merek / Brand :
Tujuan / Destination : Jenis Barang / Jumlah :
Species / Quantity :
Perusahaan / Company :
RECORD OF CONTAINER INSPECTION LAPORAN PENGECEKAN CONTAINER
PT. AWINDO INTERNATIONAL JL. Muara Baru No.11-12/ Perum Prasarana Perikanan
Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara-Indonesia
RECORD TAMBAHAN
ADD RECORD
BY: QUALITY ASSURANCE DEPARTMENT
Document No :
QA/AII/HACCP/08 Date Effective:
FEBRUARY’13 Revision No :
0
Tanggal Jam Cuaca Suhu
Container
Suhu
Produk
Kondisi Kemasan Kebersihan Penutupan Keterangan
Dus Strapping
Selesai / Finish Berangkat / leave
Tanggal / Date
Jam / Time
⁰C ⁰F
0 32
-4 25
-5 20
-9 15
-12 10
-15 5
-18 0
-20 -4
Tanda-tanda tempratur tidak bagus :
Temperature sign are not good
1.Berada pada satu angka terus menerus
Are at a constant rate
2.makin lama makin naik panas
Increasingly hot ride
CHEKED
BY
QA
Bahaya
hazard
Buruk
bad
Kurang
less
Cukup
enough
Bagus
good
88
Lampiran 18. Laporan Suhu Ruangan Produksi
RECORD OF ROOM TEMPERATURE LAPORAN SUHU RUANGAN
PT. AWINDO INTERNATIONAL JL. Muara Baru No.11-12/ Perum Prasarana Perikanan Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan Jakarta
Utara-Indonesia
RECORD TAMBAHAN
ADD RECORD
BY: QUALITY ASSURANCE DEPARTMENT
Document No :
QA/AII/IV/16 Date Effective:
FEBRUARY’13 Revision No :
00
No. Waktu
inspeksi
Suhu ( oC )
Keterangan Tindakan
perbn,aikan Prosesing
Room
(Fresh)
Prosesing
Room
(Frozen)
Packing
Room
Loading
Room
Receiving
Room
Note :
Standard :
Keep Temperature : 12-17 ° C
Checked and recorded every 1 hours
Diperiksa dan dicatat setiap 1 jam
PT. AWINDO INTERNATIONAL
Date of Processing
Reviewed by :
___________
Checked by :
_____________
89
Lampiran 19. Laporan Monitoring Pekerja
WORKER MONITORING PT. AWINDO INTERNATIONAL
JL. Muara Baru No.11-12/ Perum Prasarana Perikanan Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara-Indonesia
RECORD TAMBAHAN
ADD RECORD
BY: QUALITY ASSURANCE DEPARTMENT
Document No :
QA/AII/HACCP/17 Date Effective:
FEBRUARY’13 Revision No :
01c
NOTE: √ :OK X : FAIL
Tanggal Jam
Operator Paraf Seragam Topi Masker Sarung
tangan Sepatu Perhiasan Kuku Dinding
Kondisi
kesehatan Keterangan Tindakan Koreksi
Pagi Sore
Reviewed by
90
Lampiran 20. Lembar Analisis Bahaya Penanganan Tuna Loin Beku
Tahapan
Proses
Penyebab
Bahaya
Bahaya
Potensial
Kategori
Bahaya
Pengendalian
Bahaya
Apakah Bahaya Potensialnya
nyata Alasan Tindakan Pencegahan
FS SSOP GMP Risk Keseringan
Yes No
(L/M/H)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penerimaan
Bahan Baku
Suhu ikan
tinggi
Bahaya fisik:
Penguraian
√ - √ M ML √ - Dikendalikan
oleh GMP
Cek suhu ikan saat penerimaan
Bahaya kimia :
Tingginya kadar
histamin
√ - √ M Auto √ - Cek suhu ikan saat penerimaan
Internal test setiap 3 bulan
Internal test setiap suplier
Kontaminasi
dari
lingkungan
Bahaya kimia :
Cemaran
kadmium, timbal,
dan raksa
√ - √ M Auto √ - Dikendalikan
oleh GMP
Eksternal tes setiap 3 bulan
Pencucian Kontaminasi
air dan
peralatan
Bahaya biologi:
Kontaminasi
mikroba
√ √ √ L NL - √ Dikendalikan
oleh SSOP dan
GMP
Peralatan selalu dalam keadaan
bersih dan saniter sebelum
digunakan
Peningkatan
suhu
Bahaya biologi:
Pertumbuhan
mikroba
√ - √ L NL - √ Dikontrol
dengan GMP
Suhu ruang produksi
dipertahankan pada level 180C
Mempertahankan suhu dibawah ≤
30C Bahaya kimia:
Peningkatan
histamin
√ - √ L NL - √
Pemotongan
kepala dan
Pembuatan Loin
Kontaminasi
silang dari
peralatan
Bahaya biologi :
Kontaminasi
mikroba
√ √ √ L NL - √ Dikendalikan
oleh SSOP dan
GMP
Peralatan selalu dalam keadaan
bersih dan saniter sebelum
digunakan
Peningkatan
suhu
Bahaya biologi:
Pertumbuhan
mikroba
√ √ - L NL - √ Dikendalikan
GMP
Suhu ruang produksi
dipertahankan pada level 180C
Mempertahankan suhu dibawah ≤
30C
91
Bahaya kimia:
Peningkatan kadar
histamin
√ √ - L NL - √
Pembuangan
kulit
Peningkatan
Suhu
Bahaya biologi:
Pertumbuhan
mikroba
√ - √ L NL - √ Dikendalikan
oleh GMP
Suhu ruang produksi
dipertahankan pada level 180C
Mempertahankan suhu dibawah ≤
30C Bahaya kimia:
Peningkatan
histamin
√ - √ L NL - √
Kontaminasi
peralatan
Bahaya biologi:
Kontaminasi
mikroba
√ √ √ L NL - √ Dikendalikan
oleh GMP dan
SSOP
menggunakan peralatan yang
bersih dan saniter
Perapihan Kontaminasi
dari peralatan
Bahaya biologi:
Kontaminasi
mikroba
√ √ √ L NL - √ Dikendalikan
oleh SSOP dan
GMP
menggunakan peralatan yang
bersih dan saniter
Peningkatan
suhu
Bahaya biologi:
Pertumbuhan
mikroba
√ - √ L NL - √ Dikendalikan
oleh GMP
Mempertahankan suhu dibawah ≤
30C
Diawasi prosesnya bila ada loin
yang suhunya meningkat segera
dibekukan Bahaya kimia:
Peningkatan
histamin
√ - √ L NL - √
Suntik CO Peningkatan
suhu
Bahaya biologi:
Pertumbuhan
mikroba
√ - √ L NL - √ Dikendalikan
oleh GMP Monitoring suhu loin
Proses dilakukan dengan cepat
Bahaya kimia:
Peningkatan
histamin
√ - √ L NL - √
Kontaminasi
silang dari
peralatan
Bahaya biologi:
Kontaminasi
mikroba
√ √ √ L NL - √ Dikendalikan
GMP dan SSOP
Semua alat suntik diperiksa harus
dalam kondisi baik dan bersih
sebelum dan sesudah digunakan
Pendinginan
Loin
Peningkatan
suhu
Bahaya biologi:
Pertumbuhan
mikroba
√ √ √ L NL - √ Dikendalikan
GMP dan SSOP
Pemgawasan suhu ruang
pendingin setiap satu jam
Bahaya kimia:
Peningkatan
histamin
√ √ √ L NL - √
Pemeriksaan
akhir
Kontaminasi
silang dari
plastik
Bahaya biologi:
Kontaminasi
mikroba
√ √ - L NL - √ Dikendalikan
SSOP
Menjaga kebersihan plastik
92
Peningkatan
suhu
Bahaya biologi:
Pertumbuhan
mikroba
√ - √ L NL - √ Dikendalikan
oleh GMP
Monitoring suhu loin
Proses dilakukan dengan cepat
Bahaya kimia:
Peningkatan
histamin
√ - √ L NL - √
Vacuuming Kerusakan
mesin
Dehidrasi fisik - - √ L ML - √ Dikontrol
dengan GMP
Tindakan pencegahan yang
dilakukan yaitu pemeriksaan
mesin vakum secara periodik,
dan supervisor menginspeksi dan
mengontrol selama proses vakum
berlangsung
Pembekuan Waktu
pembekuan
Dehidrasi fisik - - √ L ML - √ Dikontrol
dengan GMP
Pemerikasaan suhu tuna loin
setiap jam
Peningkatan
suhu
Bahaya biologi:
Pertumbuhan
mikroba
√ - √ L NL - √ Dikontrol
dengan GMP
Pengawasan suhu ruang ABF
setiap jam
Bahaya kimia:
Peningkatan
histamin
√ - √ L NL - √
Penimbangan II Peningkatan
suhu
Bahaya biologi:
Pertumbuhan
mikroba
√ - √ L ML - √ Dikendalikan
oleh GMP
Mempertahankan suhu ruangan
pada tingkat 18oC, dan proses
dilakukan dengan cepat
Bahaya kimia:
Peningkatan
histamin
√ - √ L ML - √
Pengemasan dan
pemberian label
Human error Kesalahan
pemberian label
- - √ L ML - √ Dikendalikan
oleh GMP
Dilakukan oleh karyawan yang
teliti
Deteksi logam Alat produksi
yang
tertinggal
Serpihan logam - - √ H Auto √ - Jika tidak
dikontrol
dengan baik
mungkin terjadi
bahaya
Deteksi logam pada setiap
kemasan
Periksa sensivitas mesin
pendeteksi logam secara berkala
Penyimpanan
beku
Waktu
pembekuan
Dehidrasi fisik - - √ L ML - √ Dikontrol
dengan GMP
Pemerikasaan suhu tuna loin setiap
jam
Peningkatan
suhu
Bahaya biologi:
Pertumbuhan
mikroba
√ - √ L ML - √ Dikontrol
dengan GMP
Pengawasan suhu ruang ABF setiap
jam
93
Bahaya kimia:
Peningkatan
histamin
√ - √ L ML - √
Pengangkutan Peningkatan
suhu
Bahaya biologi:
Pertumbuhan
mikroba
√ - √ L ML - √ Dikontrol
dengan GMP
Pengawasan suhu ruang ABF setiap
jam
Bahaya kimia:
Peningkatan
histamin
√ - √ L ML - √
Kesalahan
manusia
Miss Load - - √ L ML - √ Dikontrol
dengan GMP
Diawasi oleh supervisor atau QC
untuk mencegah kesalahan
Keterangan:
FS : Food Safety
Auto : Pasti terjadi
L : Low (Rendah)
M : Medium (Sedang)
H : High (Tinggi)
M/L : May Likely (mungkin terjadi)
N/L : Not Likely (tidak mungkin terjadi)
94
Lampiran 21. Identifikasi Titik Kendali Kritis
Tahapan Proses Bahaya potensial Identifikasi Titik Kendali Kritis CCP/Buk
an CCP Q1 Q2 Q3 Q4
Penerimaan Bahan Baku Bahaya fisik:
Penguraian
Y Y CCP
Bahaya kimia :
Tingginya kadar
histamin
Y Y CCP
Bahaya kimia :
Cemaran kadmium,
timbal, dan raksa
Y N N Not CCP
Pencucian Bahaya biologi:
Kontaminasi mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya biologi:
Pertumbuhan mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya kimia:
Peningkatan histamine
Y N Y Y Not CCP
Pemotongan kepala dan
Pembuatan Loin
Bahaya biologi :
Kontaminasi mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya biologi:
Pertumbuhan mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya kimia:
Peningkatan kadar
histamine
Y N Y Y Not CCP
Pembuangan kulit Bahaya biologi:
Pertumbuhan mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya kimia:
Peningkatan histamin
Y N Y Y Not CCP
Bahaya biologi:
Kontaminasi mikroba
Y N Y Y Not CCP
Perapihan Bahaya biologi:
Kontaminasi mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya biologi:
Pertumbuhan mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya kimia:
Peningkatan histamin
Y N Y Y Not CCP
Suntik CO Bahaya biologi:
Pertumbuhan mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya kimia:
Peningkatan histamin
Y N Y Y Not CCP
Bahaya biologi:
Kontaminasi mikroba
Y N Y Y Not CCP
Chilling Bahaya biologi:
Pertumbuhan mikroba
Y N N Not CCP
Bahaya kimia:
Peningkatan histamin
Y N N Not CCP
95
Pemeriksaan akhir Bahaya biologi:
Kontaminasi mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya biologi:
Pertumbuhan mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya kimia:
Peningkatan histamin
Y N Y Y Not CCP
Vacuuming Dehidrasi fisik Y N N Not CCP
Pembekuan Dehidrasi fisik Y N N Not CCP
Bahaya biologi:
Pertumbuhan mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya kimia:
Peningkatan histamin
Y N Y Y Not CCP
Penimbangan II Bahaya biologi:
Pertumbuhan mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya kimia:
Peningkatan histamin
Y N Y Y Not CCP
Pengemasan dan
pemberian label
Kesalahan pemberian
label
Y N Y Y Not CCP
Deteksi logam Serpihan logam Y Y CCP
Penyimpanan beku Dehidrasi fisik Y N N Not CCP
Bahaya biologi:
Pertumbuhan mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya kimia:
Peningkatan histamin
Y N Y Y Not CCP
Pengangkutan Bahaya biologi:
Pertumbuhan mikroba
Y N Y Y Not CCP
Bahaya kimia:
Peningkatan histamin
Y N Y Y Not CCP
Miss Load Y N N Not CCP
96
Lampiran 22. Pengawasan Terhadap Titik Kendali Kritis
TITIK KRITIS BAHAYA
POTENSIAL
BATAS
KRITIS
MONITORING TINDAKAN
KOREKSI PENCATATAN VERIFIKASI
APA BAGAIMANA FREKUENSI SIAPA
Penerimaan
Bahan Baku dan
Penimbangan 1
Penguraian Temperature
30C
Suhu ikan Diukur dengan
thermometer
Setiap penerimaan
bahan baku dari
pemasok
Bagian
QC atau
Penerima
Ditolak
Laporan Penerimaan
Bahan Baku
(QA/AII/HACCP/03)
Diperksa oleh
QA setiap ada
penerimaan
bahan baku
Kehilangan
bau alami
Bau
Pengecekan
secara
organoleptik
Ditolak
Histamin Temperature
30C
Suhu ikan Diukur dengan
thermometer
Suhu ikan
Setiap ikan dari
pemasok
QC
Receiving
Ditolak
Pendeteksi
Logam
Metal detektor Sensitivitas
metal detektor
pada:
Fe: 2,5 mm
Sus: 3 mm
Pendeteksi
logam
Periksa
sensitivitas alat
pendeteksi
logam dengan
alat pengetes
logam
Setiap jam,
diperiksa sebelum
dan setelah
produksi
Diperiksa
oleh
pengawas
mutu
Perbaikan
peralatan
Pengesetan
ulang
peralatan
Laporan Pendeteksi
Logam
(QA/AII/HACCP/11)
Uji mesin
pendeteksi
logam dengan
standar
pengukuran
setiap jam
diperiksa oleh
Manager QA
setiap hari
97
Lampiran 23. Hasil Uji Produk Tuna Loin Beku
98
Lampiran 24. Hasil Uji Air dan Es
99
Lampiran 25. Hasil Uji Swab Terhadap Peralatan Penanganan
100
Lampiran 26. Laporan Analisis Laboratorium
LABORATORY ANALISYS RECORD LAPORAN ANALISA LABORATORIUM
PT. AWINDO INTERNATIONAL JL. Muara Baru No. 11-12 / Perum Prasarana Perikanan
Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara - Indonesia
FOR: ALL PROCESS BY: QUALITY ASSURANCE DEPARTMENT
Document No :
QA/AII/III/09 Date Effective:
FEBRUARY’ 13 Revision No :
00
Date / Tanggal: ______________________ Analyst By :
No Nama Produk Kode Produk Berat
Suhu
Hasil Uji Histamin Catatan
STANDARD:
PRODUCT Histamine
( HisQuick Histamin Rapid Test )
RAW MATERIAL < 50 PPM
PRODUCT IN PROCESS < 50 PPM
FINAL PRODUCT < 50 PPM
Reviewed By: __________________ Date / Tanggal:
______________________
101
Lampiran 27. Surat Keterangan Selesai Penelitian
102
RIWAYAT HIDUP
Penulis sebagai anak pertama dari tiga bersaudara yang
dilahirkan di Cianjur, pada tanggal 1 Januari 1992, dari
pasangan Imron Hamidi dan Neni Herlina. Pendidikan
yang telah ditempuh penulis, dimulai dari TK Al-Ikhlas
Bandung (1996-1997). Penulis kemudian melanjutkan
pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Besar 1
Bandung (1997-1998) dan Sekolah Dasar Negeri Ibu
Dewi I Cianjur (1998-2003). Penulis kemudian
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 4 Cianjur (2003-2006). Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan ke
Sekolah Menengah Atas Negeri di SMA Negeri 10 Bandung (2006-2009). Pada
tahun 2009 penulis diterima di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program
Studi Perikanan Universitas Padjadjaran melalui jalur Seleksi Beasiswa
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
Semasa kuliah penulis tercatat menjadi asisten laboratorium pada mata kuliah
Manajemen Mutu Terpadu dan Teknologi Penanganan Hasil Perikanan.