lampiran a - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6124/7/lampiran.pdfdiatur di buku putih, termasuk sop....
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN A
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned with CamScannerKebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned with CamScannerKebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
LAMPIRAN B
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Transkrip Wawancara
Wawancara, 4 April 2018
Narasumber 1: Vetriciawizach Simbolon – Redaktur Pelaksana CNNIndonesia.com
Penanya Hubungan kebijakan dari CNN international
dengan CNNIndonesia tuh seperti apa, apa ada
pengaruhnya?
Narasumber Enggak sebenarnya, pengaruhnya cuma di
awal CNN ini kan sudah berdiri sekitar 37
tahun, CNN kan ada terkenal ada best
practices-nya, kayak standar dan prosedurnya.
Jadi seperti apa cnn itu sih ada keketatan
keberimbangan, standar kualitas fotonya
seperti apa, standar videonya kayak gimana.
Ketika mereka sepakat menjual lisensi ke
Indonesia, yang mereka jaga adalah itu, yaudah
gapapa beli lisensi tapi kita punya standard dan
practices yang wartawan CNN itu tidak boleh
nerima duit, tidak boleh ini, tidak boleh itu, itu
yang di jaga. Dari awal kita ada pelatihan dari
tim atlantanya. Ada beberapa simulasi do and
dontnya, wartawan tuh seperti apa, yaudah
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
sebatas itu aja, yang terpenting adalah menjaga
kualitas si cnn nya. Kalo untuk kesehariannya
ga ada, kita hampir ga ada kontak sama sekali.
Saya sudah hampir 3 tahun di sini, gak pernah
ada misalnya, eh cnn indonesia tolong running
isu ini dong, itu ga ada.
Penanya Ada kebijakan atau aturan tertulis tidak di cnn,
seperti apa?
Narasumber Iya betul, kita punya namanya buku putih
cnnindonesia.com, itu pastinya berbeda dengan
media-media lain. Peraturan di sini sih
lumayan ketat, profesional. Dari masalah
penjudulan, penghapusan berita, di sini gak
boleh sembarangan menghapus berita cuma
Pemred yang boleh, mungkin kalo di media
lain bisa aja linknya tiba-tiba gabisa dibuka
karena dihapus beritanya. Penjudulan,
redaksional penyusunan berita, masalah
konfirmasi harus cover both side juga, di sini
diatur di buku putih, termasuk SOP.
Bagaimana sih cara melaporkan orang bunuh
diri, kan itu etik nya sangat ketat. Kita punya
sendiri, nah itu turunannya, jadi turunan dari
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
visi misi itu ya ‘buku putih’ itu. Kalo misalnya
kamu masuk jadi wartawan cnn, di minggu
pertama ada kelas induksi, dikelas induksi ini
diajarkan di buku putih itu ada apa saja sih
isinya. Apa aja sih yang boleh dan tidak boleh
dilakukan.
Penanya Apa kebijakan dan peraturan itu dibuat oleh
cnnIndonesia.com sendiri?
Narasumber Iya, itu spesifik untuk di sini, karena cara kita
membuat berita dengan cnn international beda,
secara penyusunan berita, secara penulisannya
kan beda gitu.
Penanya Model penulisan ada peraturan tertulisnya juga
tidak?
Narasumber Kalo judul sih iya tapi kalo misalnya gaya
penulisan ramping, terus lugas, itu sebenarnya
peraturan umum aja. misalnya di whatsapp ada
istilah yang ribet nih masing-masing negur
bawahannya, atau mba Yoko (Pemred) negur
nih, eh itu tulisannnya sulit dibaca. Peraturan
itu ada, iya. Tapi kalo misalnya tulisan harus
ramping pendek itu udah umum.
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Penanya Artikel berita sebelum dipublish apakah harus
diserahkan ke atasanya lagi atau seperti apa?
Narasumber Kita masukin kunyit, orang yang mengedit
pertama yang masukin ke draft yang ada di
Kunyit. Sebenarnya dia tidak boleh mem-
publish, harus ada mata kedua. Mata kedua,
adalah orang yang memastikan lagi pertama
tidak ada typo, kedua tulisan ini bisa dipahami
oleh orang lain gitu. Kan kalo misalnya kalo
kita sudah terlibat dengan tulisan panjang,
biasanya sudah blur gitu, penilaian kita ke
tuisan tuh bisa bias juga, makannya dibutuhkan
mata kedua. Eh, udah bener belum ini
tulisannya, typonya adanya gak, tulisannya
urut gak. Sebenernya gak harus ke editor, kalo
writer ke writer juga boleh, writer ke editor
boleh, editor ke writer pun boleh. Itu bukan
masalah struktur atas bawah, tapi kayak mata
kedua yang memastikan tidak ada kesalahan di
beritanya sebelum dipublish.
Penanya Berarti prosesnya hanya di kanal aja ya ?
apakah setelah di kanal jadi, diserahkan ke
redpel lagi atau gimana?
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Narasmber Engga sih engga, kalo yang ke redpel itu paling
untuk isu-isu yang sensitif. Biasanya nanti
editor yang mina, tolong diliatin lagi. Misalnya
isu puisi sukmawati, ada kaitan sama agama,
sama SARA begitu. Udah melewati mata
kedua di kanal nasional, mereka ‘nyolek’
redpelnya, buat mastiin ini udah aman apa
belum gitu. Jadi untuk isu sensitif aja. kalo
untuk harian itu diselesaikan di kanal. Karena
kalo harus balik lagi ke redpel, redpelnya kan
cuma tiga, akan numpuk antrian beritanya
untuk diperiksa.
Penanya Tingkatan manajer di cnn seperti apa?
Narasmber Kalo di CNN pemred tidak ada wapemred
(wakil pemimpin redaksi), jadi dari pemred
langsung ke Redpel, redaktur pelaksana ada
tiga. Kemudian setelah redaktur pelaksana ada
editor, sekitar 9 orang kalo gasalah. Kemudian
ke writer, writer itu setara asisten redaktur,
udah kemudian ke reporter
Penanya Apakah posisi ketiga redpel sejajar?
Narasumber Sejajar. Kita (redpel) tidak membawahi desk
apapun. Tapi ada pembagian masing-masing.
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Misalnya kayak ke-HRD-an, rekruitmen,
ngatur rotasi jadwal itu lebih ke mba Ike. Kalo
saya lebih ke konten delivery, sosmed,
penerapan SEO, google ads. Kalo Mas Nugi itu
biasanya hubungan ke luar misalnya ada
undangan ke luar, misalnya ketemu Menkeu,
ketemu tokoh politik itu biasanya Mas Nugi.
Tapi kalo untuk internalnya itu ga ada
pembagian, misalnya Mas nugi membawahi
kanal nasional itu engga ada. Jadi kita (redpel)
bisa masuk ke kanal apapun.
Penanya Kok di sini aku liat, reporter bisa ngedit sendiri
tulisan yang dibuat kalau editor lagi numpuk
beritanya, dia bisa edit dan bisa masukin
sendiri ke kunyit?
Narasumber Itu sih sebenernya untuk mempermudah aja,
Cuma untuk masukin ke kunyit. Tapi dia
gaboleh mempublish sendiri. Kunyit itu kan
agak ribet, jadi harus masukin berita, masukin
ringkasan, foto, tagging, keyword, dan segala
macem. Nah, kalo lagi ribet, reporter memang
bisa masukin sendiri ke kunyit, tapi bukan
artian dia mengedit sendiri. Dia (reporter) tidak
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
mengedit beritanya sendiri. Jadi nanti sebelum
beritanya di-publish, editor akan memeriksa
tapi langsung dari kunyit. Jadi cuma
mempersingkat waktu aja biar si editornya ga
perlu masukin foto lagi, ga perlu masukin
tagging lagi. Itukan perintilan tapi makan
waktu, gitu. Bisa sepuluh menit sendiri untuk
masukin yang kayak gitu. Jadi dipangkas
waktu yang itunya aja. jadi reporter tidak
mengedit beritanya sendiri.
Penanya: Itu kayak ke teknis ya?
Narasumber Iya itu lebih ke teknis aja
Penanya Terus, kalo misalnya yang nugasin reporter a,
b, c harus liputan ke mana aja, itu yang
merencanakan liputan itu siapa?
Narasumber editor
Penanya Itu diajukan dari rapat redaksi atau dadakan,
atau bagaimana?
Narasumber Engga, itu kewenangan editor. Kalo dadakan
atau engga itu kan kasuistik kan, kalo tiba-tiba
ada breaking news, ya itu berubah total kan
semuanya. Kewenangan itu di editor. Rapat
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
redaksi tuh paling budgeting aja. misalnya
tarolah, gaya hidup mau liputan apa nih besok.
Oh ada konten soal hari kesehatan jantung. Ah
ga menarik, gausah diliput. Nah, yang
ditentukan di rapat redaksi adalah kayak gitu,
oke gapapa kamu liput ke sini, kamu ngeliput
ke sini. Yang nugasin siapa yang ngeliput
confestnya itu editor, kita (redpel) gak ikut
campur di situnya.
Penanya Oh berarti yang ditentuin dirapat redaksi lebih
ke situ ya, mereka (editor) ngajun tema besar
atau topik besar isu berita itu ya?
Narasumber Iya, betul
Penanya Kenapa CNN Indonesia berani masukin isu-isu
seperti gaya hidup ke Fokus, tidak hanya soal
politik saja, seperti CNN International?
Apakah itu karakternya CNN Indonesia?
Narasumber Iya sih, itu sebenarnya karakter yang kita
bangun dari awal. Jadi walaupun banyak yang
nasional, semua kanal kami anggap sama-sama
penting. Kemudian juga semua writer di sini,
ketika piket mereka bisa ngerjain kanal-kanal
yang lain. Ya itu bener, itu ga ditemuin di
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
media lain. Itu yang emang kita bangun dari
awal aja. jadi itu ga speifik punya kanal
nasional aja. itu semua kanal di sini bisa
mengerjakan yang sama.
Penanya Fokus tuh sebenarnya apa sih? Apa itu sama
dengan headline seperti di media cetak? seperti
apa sih karakternya?
Narasumber Bukan, Headline itu tetap headline. Headline
itu ketika kamu masuk ke situs
CNNIndonesia.com, berita pertama yang kamu
lihat, yang besar di halaman pertama. Headline
itu kan lebih ke current news kan. Nah gini,
awalnya kenapa Fokus itu ada justru karena
titik berat Fokus itu lebih yang terencana sih.
Tapi kan kita, CNN Indonesia masuk itu kan
2014. 2014 itu sebenarnya media online mulai
jenuh, udah banyak sekali. Pas kita masuk kan
udah ada Detik, Tempo, liputan6, Kompas,
Viva, Okezone, ada banyak sekali saat itu. Nah
tapi semua lebih berkutat di running news,
breaking news, berita harian lepas aja. Ketika
2014 itu kita berdiri, kita berpikir ya harus ada
pembedanya dong CNN dengan media lain,
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
salah satunya Fokus. Nah kita bikin liputan-
liputan berencana, liputan mendalam, liputan
khas. Nah awal mulanya Fokus tuh dari situ.
Jadi kita yakin bahwa, kalo dulu orang selalu
bilang pembaca media online itu gabisa baca
berita panjang, gabisa baca feature-feature
panjang, maksimal dikasih empat sampai lima
paragraf. Kita yakin engga kok, engga seperti
itu. Kalo misanya kita menyajikannya bagus,
menyajikannya bener, bisa ada yang baca.
Fokus itu adalah salah satu upaya kami untuk
menerobos yang seperti itu. Fokus tuh awalnya
seperti itu.
Penanya Fokus itu bisa disebut longform ?
Narasumber Beda, Fokus itu gini loh, ini ada satu itu,
misalnya isu yang lagi rame. Misalnya tiga
minggu lalu kita bikin soal selingkuh, gara-
gara kasus yang bu dendi itu. running news itu
akan merunningnya soal, siapa sih bu dendi itu,
siapa pak dendy nya, di mana mereka
ketemunya, kasusnya seperi apa. Udah ‘tok’ di
situ doang. Running, jadi timelinenya itu maju
ke depan. Nah fokus itu melihat satu
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
permasalahan dari berbagai sudut pandang.
Misalnya, Selingkuh, kenapa sih selingkuh itu
bisa terjadi, ciri-ciri pria yang selingkuh itu
kayak gimana, ciri-ciri wanita yang selingkuh
itu kayak gimana. Kemudian, secara psikologis
ada ga sih orang-orang yang punya
kecenderungan selingkuh. Kemudian, kalo
rumah tangga ada yang selingkuh, bisa ga sih
si rumah tangga itu bisa recover, bisa ga sih
mereka rujuk balik. Atau bisa ga sih kamu
mempercayai orang yang pernah selingkuh.
Kemudian jika rumah tangga itu ada anak,
bagaimana pemulihan anak yang melihat orang
tuanya ada yang selingkuh. Nah, Isu selingkuh
bu dendy ini cuma dijadikan pijakan awal aja
untuk kita melihat satu kasus itu dari berbagai
sudut pandang. Nah Fokus itu seperti itu,
Fokus terencana itu. itu beda sama headline,
beda sama longform. Longform itu bentuk aja,
kalo misal ada tulisan panjang, sampai dua ribu
kata. Tapi kalo fokus kita punya berbagai
tulisan di sana, dengan berbagai sudut
pandang. Semua kanal bisa, semua isu itu bisa
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
dijadika Fokus asal kita melihat sudut pandang
besarnya itu. Kayak tadi Sambal aja bisa
dijadikan Fokus. Karena ada banyak isu soal
sambal itu. Dari mulai restoran yang
menyajikan sambal yang paling pedas, sampai
isu kesehatan seberapa aman sih sebenarnya
kalo kita mengonsumsi cabai, gitu.
Penanya Apakah Fokus jadi kanal yang menyudutkan
agar orang mudah mencari berita yang ‘hits’?
Narasumber Itu juga bisa, fokus kan ada dua. Ada yang
running news, ada yang terencana. Jadi dua-
duanya kita sama-sama jalan. Jadi ya juga
orang masuk situs CNNIndonesia.com
langsung gampang kan menemukan, oh iya ada
isu sukmawati nih, jadi orang langsung bisa
nge-klik. Tapi kalo cuma sekedar itu saja
semua media punya. Detik punya, Kompas
juga punya. Kalo kompas kan pake tagar kan.
Jadi kalo kita main di situ saja, ya kita ga ada
bedanya sama media lain, gitu.
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Wawancara, 4 Juni 2018
Narasumber 2: Christina Andhika Setyani – Editor Kanal Gaya Hidup
CNNIndonesia.com
Penanya Apakah kebijakan untuk tulisan fokus berbeda dengan artikel
berita biasa?
Narasumber Sedikit berbeda.
Penanya Apa bedanya, boleh dijelaskan?
Narasumber Kalo Fokus itu, lo harus nulis ga cuma satu artikel doang.
Jadi dari satu tema, tema yang lagi rame apa, itu lo
kembangin menjadi menjadi beberapa tulisan yang terkait
dengan itu, jadi dibahas dari berbagai sisinya. Jadi misalnya
artikel yang biasa, ya running aja, jadi ya cuma yang
mengalir aja, seperti biasa.
Penanya Seperti apa menyatukan artikel-artikel yang breaking news
untuk menjadi fokus jenis running news?
Narasumber Oh kalo itu kita ada dua macem, jadi kalo perisiwa nasional
gitu atau internasional, mereka punya fokus yang diiket
karena berita running. Jadi kayak misalnya breaking news
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
bom. Itu kan beritanya banyak tuh, akhirnya itu di-compile
jadiin satu Fokus. Nah kalo gaya hidup, kita pilih tema
sendiri. Tematik yang mungkin timeless, tapi yang mungkin
juga lagi rame pada saat itu. Itu kita cari sendiri. Terus kita
compile, naikin di satu hari yang sama, baru diiket. Nah kalo
Fokus dari berita running dari misalnya yang bom itu, berarti
ya lo harus ngumpulin sendiri dari berita yang pertama naik
tuh apa.
Penanya Itu biasanya ada maksimal artikelnya berapa? Di tahan
berapa hari gitu?
Narasumber Kalo di Fokus beritanya otomatis udah ketahan kan. Soalnya
mereka udah masuk ke Fokus kan. Jadi itu semua berita akan
masuk di foldering si Fokus itu. jadi walaupun tidak ditahan
di Welcome Page, itu dia tetep akan, ketika lo buka atau klik
Fokusnya, itu akan muncul semua beritanya.
Penanya Biasanya dari kanal Gaya Hidup sendiri, dalam seminggu
bisa bikin berapa berpa fokus ?
Narasumber Kita yang tematik itu dua minggu sekali.
Penanya Berarti itu Fokus terencana semua ya yang di gaya hidup?
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Narasumber Iya
Penanya Isu apa aja sih yang sering masuk Fokus?
Narasumber Hampir semuanya sih. Karena kan kita juga harus liat, kayak
misalnya yang lagi rame Fashion Week, yaudah kita bahas
soal fashion weeks, tapi kita ngebahas sisi lainnya mungkin,
atau dari sekitarnya tema si fashion week itu apa. Dua
minggu lagi, oh kita udah bikin trend kemarin, kita udah
bikin fashion. Nah besoknya kalo ga ada isu breaking, kita
gantian mungkin bikin isu kuliner. Nah dua minggunya lagi
mungkin kita gantian update buat Fokus lain. Gantian-
gantian aja.
Penanya Kan isu gaya hidup tuh dekat dengan masyarakat, apa sih
yang buat cnn tuh beda punya isu ini, gitu?
Narasumber Ya itu sih, dengan pengembangan artikel yang berbeda dari
yang lain aja.
Penanya Biasanya kalo bahas Fokus, kalo bikin satu Fokus terencana
itu dibuatnya berapa lama sebelum di-publish?
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Narasumber Ya dua minggu, jadi setelah selesai Fokus yang pertama, kita
persiapkan lagi untuk Fokus yang kedua.
Penanya Kalo untuk semua kanal, kalo misalnya Fokus running news,
itu diambilnya dari breaking news ya?
Narasumber Ga selalu breaking news. Kalo ada breaking news ya
breaking news. Tapi kayak kemaren misalnya lagi ada isu
peringatan 20 tahun reformasi, kita harus buat tentang
reformasi itu. dan itu sudah di rencanakan dari jauh-jauh hari.
Penanya Kan dalam teori agenda media ada 3 dimensi, ada visibility,
audience salience, dan valence. Mana sih yang didahulukan
dalam membuat tema Fokus?
Narasumber Semuanya, iya semuanya. Karena kan ketika lo mau bikin
fokus kan gamungkin mencari isu yang ga menarik untuk
pembaca. Sama kan lo harus cari isu ini lagi berkembang di
masyarakat seperti apa, yang lagi rame apa. Karena kan, lo
gamau dong udah cape-cape nulis, tapi artikel lo ga ada yang
mau baca, gitu an. Jadi kan lo harus cari dulu berita yang
menarik berita yang menarik buat pembaca kayak apa nih.
Terus lo harus liat kebiasaan pembaca gaya hidup tuh kaya
apa. Nah itu yang akan melangkah jadi Fokus. Kemudian,
setelah menemukan ada isu yang menarik, tapi ternyata isu
itu sensitif untuk beberpaa orang, ya lo harus menggali
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
gimana caranya lo membuat berita yang menarik itu tapi
tidak menyinggung pihak tertentu. Karena di satu pihak ada
mau tahu soal isu itu, tapi di satu sisi pasti ada yang
tersinggung. Jadi lo harus di tegah-tengah, harus berimbang
lah gitu. Hati-hati aja dalam menulisnya sih, begitu.
Penanya Tapi itu sebenernya sama aja kayak nulis berita yang lain kan
ya?
Narasumber Iya, betul
Penanya Di CNN kan ada kebijakan secara umum tertulis di buku
putih, itu isinya seperti apa sih?
Narasumber Isinya kayak peraturan penulisan. Yang paling gampanglah
kayak contoh, gimana sih aturannya ketika kita menuliskan
soal korban perkosaan. Kalo di cnn, kita gaboleh
menyebutkan nama lengkapnya dia, kalo di media lain
terserah itu urusannya masing-masing. Kalo di CNN itu
gaboleh menuliskan namanya dia, harus pake inisial gitu.
Kalo untuk di Gaya Hidup, misalnya untuk berita rokok,
gaboleh foto, meskipun itu ilustrasi ya, gaboleh pake foto
orang yang lagi pegang rokok, lagi hisap rokok tuh gaboleh.
Kayak kata-kata baku, kita harus pake EYD dalam penulisan.
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Aturan penulisan Rupiah, mata uang tuh kayak gimana. Gitu
sih.
Penanya Itu secara umum kayak berpacu ke kode etik jurnalistik yang
berlaku sekarang ya?
Narasumber Iya, sebagian besar iya hampir sama. Ada beberapa kebijakan
kantor yang, apa namanya, memang dibikin sama cnn sendiri.
Misalnya disclaimer, itu kita ada seperti itu. Misalnya kita
ngomong soal bunuh diri, kita harus cantumin nomer
dibawahnya. Untuk orang yang menderita depresi dan
sebagainya, harus hubungi bla, bla, bla. Itu aturannya kita,
SOP nya kita. Mungkin di media lain gak ada, gue gatau
juga.
Penanya apakah semua kanal memiliki tugas untuk membuat artikel
untuk Fokus?
Narasumber Kalo di sini tuh yang wajib adalah kanal Gaya Hidup sama
Hiburan. Jadi kita gantian tiap seminggu sekali, minggu ini
Hiburan terus minggu depan Gaya Hidup. Itu Makannya kita
per-dua minggu sekali. Itu yang wajib di weekend. Karena
menurut survei, Gaya Hidup dan Hiburan tuh rame di
weekend.
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Penanya Kenapa sih CNN Indonesia tidak terlalu banyak bahas politik
seperti CNN luar?
Narasumber Kalo soal itu, gue gatau deh, gue ga pegang politik. Jadi ga
ngerti pertimbangannya mereka untuk pilih beritanya.
Penanya Kenapa sih yang diwajibin tuh Gaya Hidup sama Hiburan?
Apa karena melihat survei banyak yang baca ya?
Narasumber Karena kalo misalnya weekend itu, baca berita nasional atau
baca berita berat itu ga ada yang baca, kecuali kalo ada
breaking news kayak bom kemaren. Itu rata-rata di semua
media gitu sih. Di weekend kan lo males banget kan baca
berita yang berat-berat gitu loh. Politik lagi, ini lagi, dia lagi,
dia lagi.
Penanya Biasanya dalam membuat satu tema Fokus terencana,
biasanya menargetkan harus berapa artikel ga? Jumah
artikelnya ditentuin ga?
Narasumber Engga. Kalo jumah artikel Fokus itu beda, ga ada
maksimalnya, tapi ada minimalnya.
Penanya Minimalnya berapa?
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Narasumber Minimal enam artikel
Penanya Dari enam artikel tuh, missal di gaya hidup, kakak bisa ga
minta tolong kanal lain buat nulis, tema terkait juga, jadi dari
pandangan lain gitu?
Narasumber Bisa. Kayak misalnya yang kemaren soal sambel gitu. Itu
bisa aja minta tolong anak kanal Hiburan bantuin, eh
nyumbang dong, selebritis ini dia suka ga sih makan sambel,
sambelnya jenis apa, dia bisa bikin ga. Itu akan masuk ke
kanalnya Hiburan yang di Seleb. Atau misalnya minta ke
anak-anak nasional misalnya, kayak menteri ini dia suka ga
sih akan sambel, sambelnya apa jenisnya. Itu bisa aja, dan itu
juga berlaku sebaliknya. Mereka lagi misalnya heboh bom,
dari gaya hidup bisa ngebahas tentang gimanasih cara
bertahan hidup atau gimana caranya psikologi di balik orang-
orang itu seperti apa, kayak gitu. Yang berhubungan sama
Gaya Hidup aja. Jadi mereka bisa masukin itu di Fokus
mereka.
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Wawancara, 25 Juni 2018
Narasumber 3: Rai Rahman – Writer Kanal Gaya Hidup CNNIndonesia.com
Penanya Kebijakan dalam kanal Fokus dengan kebijakan dalam
kanal lainnya sama atau tidak?
Narasumber Sebenarnya konsepnya sama, cuma kalo yang biasa kan
temanya lepas, bisa apa aja. kalo di Fokus itu satu tema, ada
tema besarnya lah. Misalnya tema besarnya adalah kain
sarung atau kain-kain tenun maka tulisannya tentang tenun
semua, misalnya tenun daerah atau tenun dari mana. Jadi ada
keterkaitan dengan tema utama.
Penanya Selain tema, ada peraturan tulisannya harus panjang atau
gimana?
Narasumber Enggak sih. Harus satu terkait satu tema aja. Jadi kalo soal
panjangnya (tulisan) bisa panjang banget. Bisa minimal ada
keterkaitannya.
Penanya Berdasarkan apa sih dalam memilih isu yang akan menjadi
Fokus, pertimbangannya apa saja?
Narasumber Up to date, ada hal yang menarik di dalamnya, bisa dikupas
lebih dalam jadi temanya tidak hanya dipermukaan, menarik
untuk diulas, bisa diulas tidak hanya dari artikel tapi juga
bisa dari foto, video, dan infografisnya. Kayaknya itu deh.
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Penanya Kalo di gaya hidup kan lebih sering menulis Fokus yang
terencana, sering juga ga sih nulis untuk Fokus yang tidak
terencana, seperi running news gitu?
Narasumber Sebenarnya semua bidang bisa. cuma kebetulan di CNN itu
yang utama Gaya Hidup dan Hiburan. Sebenarnya di
bidang-bidang lain bisa, misalnya di Nasional bisa,
Teknologi bisa misalnya dari sains. Cuma kayaknya
memang lagi digalakan semua kanal di dalam grafik
Penanya Kalo untuk Fokus terencana, nilai berita atau isu apa sih
yang sering dibuat?
Narasumber Biasa yang urgent, misalnya ada virus apa yang sedang
merebak. Yang up to date bisa jadi, misalnya. Bisa juga
yang long lasting seperti kain sarung atau makanan, yang
long lasting.
Penanya Kalo di kanal Gaya hidup yang jadi gatekeeper untuk artikel
Fokus ini, yang menentukan layak atau tidaknya sebuah isu
itu siapa?
Narasumber Editor, kan kita ngajuin, terus mutusin. Misalnya tema ini
nanti diangkat menjadi Fokus. Nanti ditunjuk siapa jadi
koordinatornya. Nah dari editor bisa juga dibawa ke Redpel,
kalo isunya agak besar. Misalnya isu ini agak sensitif atau
gimana, kita diskusiin boleh digarap atau enggak.
Penanya Oh berarti konfirmasinya ke editor baru ke redpel dulu ya?
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Narasumber Iya ke editor, kalo isunya agak berat ke redpel. Kalo udah
oke, baru kita ajuin ke Writer.
Penanya Itu isu-isu yang diajuin sudah pasti masuk ke rapat redaksi
dulu gak sih ka?
Narasumber Iya, itu biasanya dari rapat kanal dulu, dari kanal terus
dikulik baru diajuin. Kalo udah oke, baru jalan.
Penanya Dalam satu tema itu biasanya disusunnya berapa lama sih
ka?
Narasumber Kalo yang timeless bisa dua sampai tiga minggu. Kalo yang
current issue, bisa di saat kejadian. Tergantung.
Penanya Kalo di Gaya Hidup sendiri dalam seminggu berapa kali?
Narasumber Kita berselang-seling, seminggu gaya hidup seminggu
hidupan. Jadi gaya hidup tuh dua minggu sekali.
Penanya Berarti itu emang wajib ya?
Narasumber Iya, dua minggu sekali.
Penanya Kenapa sih hanya Gaya Hidup sama Hiburan aja?
Narasumber Awalnya karena tuh emang kita mau bikin untuk akhir
pekan, di Sabtu sama Minggu. Tapi sebenarnya yang lain
(kanal lain) juga bikin tapi ga di akhir pekan.
Penanya Kenapa Gaya Hidup dan Hiburan tuh dibuat khusus untuk
di akhir pekan. Apakah menurut survei tuh lebih banyak
pembacanya atau seperti apa?
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Narasumber Iya, itu juga salah satunya.
Penanya Dalam satu hari, misalnya akhir pekan, bisa ada
kemungkinan dua tema yang naik?
Narasumber Engga sih, satu tema biasanya. Misalnya Sabtu ini kanal
Gaya Hidup yang naik, Sabtu depannya Hiburan.
Penanya Gimana kalo misalnya tema Fokusnya lintas kanal gitu?
Misalnya yang nulis dalam tema tersebut buka kanal Gaya
hidup aja? misalnya lagi nulis satu tema besar, terus butuh
tulisan dari sudut pandang kanal lain, itu gimana?
Narasumber Oh kadang kita tinggal bilang. Misalnya temanya tentang
depresi. Nah terus misal dari kanal Hiburan bilang, oh ada
beberapa artis yang kemaren bunuh diri. Mereka bikin nanti
kita kaitkan ke tema kita. Gitu.
Penanya Terus kalo misalnya, sebaliknya kanal lain punya tema
sendiri, misalnya kayak kemaren ada tema Fokus tentang
Isu “Teror Bom Surabaya”, ada beberpaa artikel dari Gaya
Hidup. Itu tuh dari kanal Nasional mereka memang minta
atau bagaimana?
Narasumber Kita ikut ‘nimbrung’. Karna itu isunya ke news kan. Dari
kita, kanal Gaya Hidup ambil sudut pandang yang timeless.
Kita bisa ikutan, jadi itu bisa lintas kanal. Itu lebih ke ikut
‘nimbrung’ aja sih.
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Penanya Biasa Pemred ikut mengontrol isu di kanal Fokus juga ga?
Narasumber Iya, dibawa ke redaksi. Kalo yang current issue bisa
langusng kita usulin. Kalo misal yang lain bilang, oh udah
oke nih, baru bisa lanjut. Kalo yang ain bilang enggak, ya
gak naik.
Penanya Berarti setiap kanal punya ruang untuk mengisi kanal Fokus
ya?
Narasumber Iya semua kanal boleh mengisi.
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Wawancara, 29 Juni 2018
Narasumber 4: Yoko Sari – Pemimpin Redaksi CNNIndonesia.com
Penanya Apa hubungan dengan CNN Indonesia dengan CNN
internasional ? Seperti apa kebijakannya?
Narasumber Saya jelasin dari awal ya, ini franchise, jadi owner beli
franchise-nya. Jadi memang mereka tidak ikut campur
dengan editorial maupun manajemen, manajerial ya. Tapi
ada kesepakatan bahwa kita harus mengikuti ada yg
namanya standar dan prosedurnya CNN Internasional, itu
dibikin sesuai dengan standar-standarnya. Dan juga kita
punya Buku Putih, internal sendiri kita bikin sendiri. Jadi
pada dasarnya itu semuanya standar jurnalistik yang
berlaku secara universal. Jadi pada dasarnya kita harus
independen, balance, memuat semuanya yang ..., dan
tidak ada tujuan politik, tujuan finansial pokoknya pure,
jurnalistik murni. Jadi kita itu memang kita itu sudah ada
panduan yang dari sana, standar dan prosedur dan juga
dari internal. Untuk onlinenya kita punya sendiri, kita
bikin sendiri tapi tidak melenceng dari itu. Dan memang
kalo kita ngomongin standar jurnalistik yang standar yang
basic ya, semua sama, gak ada bedanya.
Penanya Buku Putih itu isinya seperti apa? Apa saja?
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Narasumber Semua, jadi kita tujuannya apa, isinya apa, cara
menulisnya gimana, pokonya semua.
Penanya Yang pastinya mengikuti apa yang ada di Indonesia ya,
kode etik di Indonesia?
Narasumber Kode etik itu kan, kode etik di Indonesia atau kode etik
dimana itu kan universal, gak ada bedanya. Secara umum,
basic-nya itu. Ga ada yang beda dengan yang
internasional.
Penanya Kanal Fokus ini kan kanal khusus di CNNIndonesia.com,
ada kebijakannya yang berbeda gak, seperti misalnya
format penulisan atau sebagainya?
Narasumber Enggak, semuanya kita standar ya. Kalo isinya,
kontennya, cara penulisan, bahasa, dan sebagainya itu
sama. Kemudian juga tidak berpihak dan sesuai prosedur
itu sama. Bedanya adalah itu lebih seperti liputan yang
lebih dalam. Jadi orang baca, misalnya ada kasus gitu
orang baca, jelas, mengerti. Itu sebenernya ga ada
kebijakan sendiri. Itu kita memutuskan mengambil itu
karena “oh ini menarik”, ada news valuenya, dan belum
banyak yang bahas. Dan orang bisa, katakanlah kita kasih
contoh, kita kan ga melulu yang menarik itu yang ada
konflik, ada apa, ada apa. Tapi misalnya untuk politik
segala macem, Nasional (kanal) kan yang menarik ada pro
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
dan kontranya ya. Jadi kita perlu ambil yang menarik nih,
orang perlu tau. Kenapasih misalnya. Coba kamu
bacakamu baca apa kemarin?
Penanya Itu, yang soal Bom Surabaya.
Narasumber Oke Bom Surabaya itu sebenarnya kan, kalo Fokus tuh
ada dua kalo di kami. Ada yang running beritanya kita
jadiin satu, ada yang dibuat dan terencana. Nah kalo yang
Bom Surabaya itu memang kita jadiin satu. Nah
didalamnya ada analisis kan. Jadi tidak melulu
peristiwanya. Itu mungkin yang membedakan kita dengan
media online lain. Media online lain kan hanya nerangin
aja ‘Bom di sini’ ‘Bom di sini. Kita udah nulis siapa
orangnya, kenapa terjadinya,
Penanya Dan sudah masuk ke foldering gitu ya beritanya?
Narasumber Ya, jadi sistemnya kalo untuk yang running itu memang
foldering. Kalo yang perencanaan, emang perencanaan
gitu loh. Emang kalo yang running kita jadiin satu. Jadi
orang gak kemana-mana gitu nyarinya.
Penanya Apakah Fokus setiap hari ada?
Narasumber Enggak juga. Gak setiap hari ada. Kalo Pilkada sudah jelas
ya. Misalnya kayak apa ya, tiba-tiba yang kemarin itu apa
ya, ‘Gus Mus Stakuf’ itu rame kan. Karena banyak
beritanya, maka dijadiin satu. Tapi ada juga yang enggak,
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
misalnya JK (Jusuf Kalla) tidak dipenuhi keinginanya
untuk maju lagi, yang di MK (Mahkamah Kontitusi), itu
kita gak jadiin Fokus. Jadi kita lihat aja porsinya seperti
apa. Oh ini kebanyakan nih, bisa dijadiin Fokus,
kumpulin, karna itu running terus dan banyak
pembacanya biasanya.
Penanya Dan mungkin isu itu masih di bahas dalam beberapa hari
ya mbak?
Narasumber Iya gitu.
Penanya Kalo sebagai Pemred (Pemimpin Redaksi) sendiri, kan
setiap organisasi menerapkan sistem atau fungsi
manajemen ya. Ada perencanaan atau planning, ada
organizing, actuating, dan controlling. Kalo dari fungsi
planning sendiri seperti apa sih di redaksi?
Narasumber Kalo planning harian, kita itu ada rapat besar setiap kanal
masuk jam 5 sore. Sebelum mereka datang ke sini (ruang
rapat), setiap kanal punya rapatnya sendiri, mau ngapain.
Penanya Oh jadi perkanal dulu?
Narasumber Iya per-kanal dulu. Aku sih terapkan sendiri di mana kamu
datang ke rapat tidak hanya, besok ada agenda A. Tetapi
saya mau kamu jelasin agenda A mau diapain, bikinnya.
Jadi lebih ada fokusnya gitu, angle-nya apa, siapa yang
gini, gini (koordinir). Abis itu diskusi lagi tuh, oh
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
mnariknya di sini sini. Jadi kita bisa menajamkan angle,
memperluas, memperkaya, di situ. Jadi sistem
perencaannya itu, nah itu untuk yang harian. Kalau yang
untuk liputan khusus itu sebulan sekali. Setiap kanal
pitching, saya mau liputan mendalam apa. Gue punya
tema ini, kanal gue bagus buat a, b, c, d, e, apa yang akan
gue ini, ini, ini, jelasin ke kita. Kita kayak forum semua
datang, semua editor datang. Nanti kita di situ semua
berantem tuh, menarik apa enggak. Kalo gak menarik,
udah, lewat. Jadi di saringnya di situ. Kalo gak menarik,
ngapain. Kalo menurut kita aja gak menarik, ngapain,
orang lain gak akan tertarik juga kan. Di situ, aku sih
ngajarin supaya anak-anak (jurnalis) bisa menjual ide
mereka ke internal dulu. Membuat ide itu menjadi
menarik, gitu. Itu yang bulanan. Harian juga sama
sebetulnya. Idenya A, bikin gue tertarik dong, bikin forum
tertarik, kalo gak tertarik ngapain. Kalo dia gak bisa
jawab, setengah-setengah, udah, lewat. Itu jadi
perencanaannya itu.
Penanya Selanjutnya, bagaimana penerapan fungsi organizing
dalam redaksi?
Narasumber Jadi, kalau sebagai manajer itu, kalo saya sebagai
Pemimpin Redaksi adalah saya harus sudah mikir strategi.
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kita punya target, targetnya adaah traffic. Diterapkan oleh
waktu business planning tiap tahunnya. Traffic elo, tahun
ini targetna harus A misalnya. Tugas saya adalah bikin
strategi, bagaimana mencapai target itu. Nah untuk
organisasi juga saya harus bikin sistem. Setiap organisasi
harus punya sistem. Kebetulan saya dari awal kan di sini,
jadi ebetlan saya yang bikin sistem, semua sistem saya
yang bikin. Sistem kerjanya, sistem timnya, sistem shift,
sistem ‘tek-tok’-an, sistem administrasinya, jadi ada
sistem yang menyatu untuk memudahkan mereka bekerja
gitu. Jadi yang saya bikin, untuk mencapai target itu,
selain keorganisasiannya adalah sistem. Dan saya bikin
sistem berdasarkan berapa orang sih yang kita punya.
Bikin sistem yang paling membantu, yang paling efektif.
Jadi kalo di sini, kalo di tempat lain itu ada yang namanya
koordinator liputan atau Korlip ya. Itu kebetulan satu
orang, 24 jam per hari, selama 7 hari. Kalo di kita enggak
karna saya tahu itu tidak efektif. Selain tidak efektif juga
kasian orangnya. Gabisa libur. Saya bikin duty editor-nya
adalah tiap kanal, per shift. Jadi kita ada empat shift ya,
pagi tuh dari jam 6 pagi sampai jam 3 sore, terus jam 9
pagi sampai jam 6 sore, lalu jam 1 siang sampai jam 10
malam, kemudian overnight tuh jam 9 malam sampai jam
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
6 pagi. Itu yang kanal besar, kalau kanal kecil itu dua
sampai tiga shift. Itu di setiap shift itu, ada duty editor
yang bertanggung jawab atas isi dan sebagainya.
Contohnya Nasional, paling besar tentu saja jadi
backbone-nya kita ya. Jadi kita tiap pagi tuh ada namanya
duty editor, dia pagi masuk jam 6 gitu, beresin semuanya,
memonitor, lu di mana, di mana, di mana, angle-nya apa,
liat juga media lain lagi rame apa. Dia pasti ngasih arahan,
jadi kayak traffic gitu loh. Si A bikin ini ya, udah naik apa
belum. Jadi dia kerjaannya gitu aja. Gak nulis, gak apa.
Abis itu ganti, nanti shift yang, dia dua, jadi jam 1 diganti
duty editor-nya, jam 3 biasanya. Pertukaran, karena kan
sudah overlap. Yang siang duty editor-nya datang dulu,
lihat, lagi ngejain apa, dipelajari sambil bantu-bantu.
Persiapkanlah, dituker. Dituker, selesai nanti mereka yang
malemnya yang bagian bagiin tugas berdasarkan apa, atau
agenda setelah itu kan, agendanya apa. Jadi balik lagi ke
besoknya lagi.
Penanya Oh begitu, berarti selanjutnya proses penggeraknnya
seperti apa? Apakah penggerakannya mereka langsung
jalan atau menunggu intruksi lagi?
Narasumber Oh iya dong, kalo di kasih perintah langsung bergerak.
Jadi misalnya nih, kita ada lock planning, tiap malem kan
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
dibagi. Ya anak-anak udah tau nih yang di lapangan, oh
gue ke ini, ini, anglenya a, b, c, d, e, besoknya langsung
berangkat, gausah disuruh lagi. Gak usah terlalu banyak
komunikasi. Oh gue udah tau tugas gue ini, ya langsung
ke sana. Nanti dicek, udah dapat belum lo? Belum mbak,
pak, bla bla bla… terus misalnya ada sidang, udah selesai
belum, misalnya belum. Itu dicek terus. Gitu.
Penanya Setelah itu berjalan, bagaimana proses controlling-nya
dari Mbak?
Narasumber Kalo dari saya controllnya dari result-nya aja. Kalo
misalnya, udah jalan belum, ya repot lah ya. Kan ini
sistem biarin aja berjalan. Sistem ini kan dibuat untuk
menghasilkan sesuatu kan. Ya, yang kita lihat ya
sesuatunya ini, tulisannya. Sudah oke belum, telat atau
enggak, bisa dikembangin lagi ke mana. Itu
controllingnya itu. Kalo saya sih biasanya, pagi ke malam,
cek satu-satu, dibaca. Apalagi kalo yang lagi rame. Oh
yang ini dikembangin, nanti saya usulin, ini bisa ke sini,
sini. Nanti mereka yang eksekusi, atau mereka yang
diskusi lagi, gitu. Atau ada typo, atau konteks lu mana,
logikanya gak jalan ceritanya, itu doing. Saya sih
kontrolnya gitu.
Penanya Berarti di situ penentuan layak tidak layaknya berita naik?
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Narasumber Oh enggak, itu kan beritanya sudah naik. Naik tidak naik
kan di editor kan. Tiap kanal kan mereka memutuskan.
Penanya Berarti gatekeeping-nya di editor?
Narasumber Ya, mereka yang harus memutuskan. Bukan di reporter,
reporter yang ngasih ke kantor (editor), editor yang akan
memutuskan. Jadi gue gak akan menyalahkan
reporternya, tapi nyalahin yang dikantor, editor. Kok bisa
niak, kok bisa ini, kok bisa itu, gitu. Jadi bukan gue yang
nentuin naik atau tidak. Kalo nungguin gue, gue banyak
rapat, gak akan jalan-jalan nih barang (tulisan). Jadi harus
ada pendelegasian, pendelegasian wewenang. Ini kan,
kalo organisasikan lu gak bisa micromanagement,
semuanya harus lewat gue. Saya kan banyak rapat, kalo
urusan manajemen gini kan gak hanya berita doang nih,
ada manajemen yang lain kan. Manajemen keuangan lah
segala macem, rapat sama ini, sama itu, ada acara ini itu.
Kayak misalnya dipanggil dewan pers kan segala macem,
kan saya harus datang. Kemarin saya seharian di dewan
pers, saya gak ke sini (kantor), tapi jalan. Karena itu
sistemnya udah jalan. Jadi kita memang percaya, kalau
saya sistemnya, kalo saya kasih kamu wewenang, jalanin
sesuai dengan ini. Kalau dia melakukan kesalahan, kita
kasih tahu dong. Oh salah, harusnya gini, gini. Nanti kan
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
belajar. Jadi sistem belajarnya gitu. Jadi lama-lama udah
gak banyak teguran lagi. Ya kan. Kalo (sistem) udah jadi
kan enak. Paling kayak, oh kamu kurang gini, gini, gini.
Tapi untuk mencapai itu prosesnya lama, karena
menyatukan. Gini, ini kan konsep yang menurut saya di
Indonesia baru ya untuk online. Konsep
CNNIndonesia.com ini. Biasanya kan semua konsepnya
Detik.com, cepat, pendek. Kalo kita kan panjang, dalem,
harus terkonfirmasi, dan sebagainya. Itu kita semua orang,
kecuali yang fresh graduate, adalah orang yang pernah
bekerja di media lain, yang sudah terbiasa dengan gayanya
Detik. Meskipun bukan orang Detik, tapi media lain kan
mengikuti gaya Detik kan, cepet, gini, gini. Itu
mengubahnya sangat memerlukan proses. Gitu loh.
Sekarang sih sudah agak mendingan, sudah enak, mereka
sudah tahu CNN tuh harus gimana. Gak perlu lagi gue
kasih tahu.
Penanya Kanal Fokus itu kan sebagai salah satu ciri khas dari
CNNIndonesia.com, liputan yang mendalam, tujuannya
apa sih mbak?
Narasumber Tujuannya, ya selain tujuan sebagai karya jurnalistik ya,
dan produknya. Kan gini kalau kita bikin sesuatu yang
khas yang berbeda dengan yang lain. Kita lihat di media
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
lain kan belum ada yang bikin kayak kita, kayak Fokus itu
yang mendalam kecuali koran. Itu kan gak ada. Nah kita
ambil di situ, buat yang jadi ciri khasnya adalah kita nih
beda loh sama media-media online lainnya. Kita punya
topik atau isu yang kita bahas secara mendalam sehingga
orang mengerti apa yang terjadi. Gitu aja sebenarnya
tujuannya. Jadi produk, di mana juga selain itu saya ingin
wartawan-wartawan lulusan sini nih bisa nulis panjang.
Karena orang menganggap enteng. Karena culture media
digital sebelumya seperti Detik, yang cepat dan pendek,
mereka gak bisa nulis. Menulis itu kan, bisa nulis yang
panjang dan itu (mendalam) kan memerlukan latihan dan
skill ya. Kamu tanya anak Detik, mereka bisa nulis
panjang atau enggak, mereka gak bisa, mereka gak bisa
nulis analisis. Itu, jadi yang kita bedakan. Kalo di sini
lengkap, ada cepat, bisa nulis panjang. Tujuannya juga
supaya teman-teman wartawan di sini punya beal yang
lebih banyak, lengkap. Karena kalau wartawan yang nulis
doang menurut gue gak ada tantangannya. Hanya
dengerin, tulis, dengerin, tulis, terus? Pengetahuan lu apa.
Sehingga tidak mencerna, ini loh ternyata pola atau
pattern-nya kayak gini atau petanya kayak gini nih. Lagi
politik nih, oh ke sini, ke sini, jadi gak bisa menganalisis.
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Jadi saya ingin wartawan di sini bisa menganalisis, lihat
peta. Makannya saya sering diskusi sama anak-anak, eh
lagi rame apa nih. Oh ini mbak, si ini gini, partai A, partai
B, oh oke. Karena mereka tahu dan sudah menulis itu.
Karena banyak juga yang tahu tapi tidak bisa
menerjemahkan ke dalam tulisan, dan kita mencoba itu.
Itu sih tujuannya, cuma itu aja.
Penanya Fokus kan tulisannya panjang, kalau kita lihat di Indonesia
masih jarang orang yang suka baca tulisan yang panjang,
sukanya baca dengan cepat. Kalo dengan kondisi ini,
mbak sendiri melihat pembaca seperti apa sih mbak?
Narasumber Kalau saya sih gak bisa ngomong karena datanya tidak
ada. Saya melihat kayaknya ada perubahan dalam pola
baca. Karena begini, pasar itu, terutama di Indonesia,
selalu memakan apa yang tersedia. Selama ini yang
tersedia hanyalah cepat, tidak ada pilihan lain. Oke kita
kasih alternatif, gue kayak koran nih, lu baca deh. Saya
lihat dari traffic-nya, ada peningkatan yang cukup
signifikan dari bulan septermber mulai naik ya, untuk
daily average ya. Sekarang sudah hampir seratus
persennya ya. Mulai dari 300 ribu, 600 ribu, sekarang
sudah 800 ribuan, hamper 900 ribu per hari. Itu menurut
saya satu pertanda bahwa memang orang itu perlau yang
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
mendalam, perlu yang aka konteksnya, gak setengah-
setengah. Kalo kamu baca Detik misalnya, kita berkali-
kali ngomong Detik ya karena dia yang paling besar ya.
Kamu baca satu, kadang-kadang gak ada konteksnya.
Misalnya ngomngin A, konteksnya apasih sehingga harus
klik lagi ke belakang, klik lagi ke belakang. Itu
melelahkan. Sehingga akhirnya kalo orang males, dia gak
tahu konteksnya apa, dia ngomong aja sama orang lain, eh
katanya ini begini, jadi nangkepnya salah, ya kan. Kalo di
kita kan lengkap, kalo ngomong A kita gak Cuma A satu
paragraf, ini ngomonginnya ini loh. Oh ternyata
konteksnya ini. Fokus juga seperti itu. Saya sih nangkep
peluang aja. Karena gini, yang bisa menulis panjang hanya
majalah dan koran. Sekarang kamu lihat sudah berapa
yang sudah tutup. Artinya mereka sudah mulai
ditinggalkan, penggantinya siapa? Online. Nah online ada
gak yang kayak gitu? Kan belum ada nih, nah kita yang
menyediakan. Jadi ada peluang, kita tangkep. Memang
gak secepat Detik yang wah. Karena digital itu kan kamu
bisnisnya an selain konten, kamu harus jago di SEO, harus
jualan dan promosi di adwords, harus duitnya banyak.
Kalau gue gak begitu, kita dari awal konten dulu kita
kuatin, kalau udah kuat kita jual dikit-dikit dengan
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
promosi. Karena kita memang kita gak banyak uang
promosinya ya. Kalau kamu tanya ke yang lain-lain itu
milyaran per-bulan. Kalau kita enggak. Untuk adwords di
Facebook, di Twitter, itu mereka banyak keluarnya, kalua
di kita gak banyak itu jadi kita bangun pelan-pelan
reputasi dan kredibiitas kita. Sehingga orang, oh gue mau
lengkap, ya ke CNN. Misalnya, oh Detik ada ini, gue gak
mau klik Detik, dia pantulan awalnya, oh lagi ini, gue cari
terlengkapnya ke CNN, konfirmasinya ke CNN. Ya saya
putusin di sini, berita yang naik harus ada confirm,
terutama peristiwa. Kaya penembakan di Depok kemaren,
yang oleh Densus. Yang lain udah naik dari warga
katanya, bahkan ada yang satu paragraf aja. Gue gak gitu,
gue terkonfirmasi dari polisi. Terlambat paling Cuma
berapa, sepuluh menit, tapi yang satu-satunya yang
terkonfirmasi adalah kami. Sehingga itu kan membangun
kredibilitas. Orang harus ke sini nih. Kalau sudah naik
begitu, orang akan baca semua yang panjangnya segala
macam. Jadi kita sudah ada. Kalua gue mau baca berita
yang lebih panjang yang lebih lengkap, oke deh ke Fokus
yang ini deh. Kalo saya kan sealu menempatkan seperti
pembaca ya. Misal ada rame-rame ini, ada apa sih di balik
itu, dampaknya apa sih. Kita bikin analisisnya dong. Oh
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
jadi ini loh yang terjadi. Jadi gitu. Jadi kalo saya sih
melihat bahwa pembaca ini disediakannya model Detik
ini. Sekarang mungkin karena koran itu sudah mati, tapi
mereka perlu, tapi cepat. Gak perlu nunggu besok dan
gampang di mana aja, gak perlu begini-begini, gak usah
beli segala macam, kita yang masuk di situ. Saya sih
beranggapan bahwa peluangnya besar, peluangnya besar.
Karena saya yakin orang Indonesia senang baca, apalagi
mau zaman pemilihan seperti ini kan, Pemilu kan ya ini
rame banget. Saya bilang ke mereka (wartawan), gue gak
peduli kalian terlambat tapi recovery-nya adalah setelah
terlambat mau diapain ini barang. Karena memang kita
tidak menempatkan kecepatan, tapi akurasi, itu aja. Kalo
misalnya peristiwa kejahatan, bom, penembakan atau
apapun, konfirmasi itu hanya bisa didapat dari pihak
berwenang. Oke, ada yang meledak, kata orang itu bom,
memang dia ahli bom? warga. Kalau kita bikin ‘ada
ledakan’ menurut warga, fine, tapi kita gak boleh bilang
ada bom. Karena yang bisa bialng itu bom hanya pihak
berwenang yaitu polisi, itu sih. Jadi konfirmasi juga,
kecuali orang itu mengalami sendiri nih. Misalnya, saya
memegang bungkusan, tiba-tiba meledak, kemungkinan
itu bom. karena dia meledak, dia pegang, sebagai saksi
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
mata. Meskipun juga kita harus bilang bahwa pernyataan
ini belum bisa dikonfirmasi oleh polisi. Gitu, ya kan. Jadi
maksud saya, kalo kita sih lebih suka kalo kita bilang
bahwa kita tidak bisa konfirmasi ke polisi, daripada kita
bohong. bahwa kita yakin, bahwa itu bom karena warga
ngomong gitu, bullshit. Emang dia ahli bom. Kayak
misalnya gue punya keluarga, orang tua gitu meninggal.
Oh ini karena serangan jantung nih, emang gue dokter.
Siapa tahu dia stroke, siap tahu dia bunuh diri, kan kita
gak tahu. Jadi harus ada konfirmasinya dari pihak yang
memiliki kewenangan.
Penanya Baik balik lagi ke kanal Fokus ya mbak, berarti kanal
Fokus itu tema-temanya emang dipegang editor ya,
perencanaannya di kanal aja ya?
Narasumber Iya. Begini, kan ada dua kan, yang terencana sama yang
running. Kalo yang terencana itu saya sih sistemnya
demokrasi ya. Tapi tetap di kanalnya sendiri aja yang ini,
jadi misalya wartawan yang si lapangan gue maunya ini
nih. Dia ngomong dong sama yang dikantor, editor di
kanalnya. Kayaknya menarik nih yang ini nih, mereka
disuruh dikusi kan. Oke disepakati, bisa jadi Fokus.
Kemudian yang maju adalah nanti si editornya, dia
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
mewakili teman-temannya (di kanal). Tetapi idenya bisa
datang dari siapa saja.
Penanya Jadi terbuka?
Narasumber Iya, terbuka, ide bisa datang dari siapa saja. Karena kalau
kita tutup, harus dari editor atau dari gue, terus mereka
ngapain. Kesel kerjaannya gini-gini aja. Fokus tuh
menurut gue jadi jalan atau kayak bentuk dari wartawan-
wartawan yang bosen dengan bentuk berita harian. Jadi
ingin ganti jadi isu yang menarik, enggak beritanya yang
ini-ini aja. Jadi mereka bisa refreshing sebentar. Ingin
bikin yang in, tapi tentu saja sesuai dengan kanalnya, gitu
ya.
Penanya Apakah benar kalo isu-isu yang besar dan sensitif harus
dikonfirmasi tidak hanya ke editor saja, tapi harus ke
redaktur pelaksana dulu?
Narasumber Iya, jadi untuk informasi yang sensitif harus ke redpel dulu
tanya. Karena kalau kita salah yang maju gue. Ya kan, jadi
ada ininya, kalau naikin isu ini tapi gue gak tahu, terus
gimana gue mempertanggungjawabkannya. Terus terang
juga kan kalau Redpel pengalamannya lebih lama kan,
lebih tahu kalau ini, gimana cara mengatasinya. Kalau
mereka gak ngerti, dan gak bisa jawab, redpel kasihnya ke
gue. Jadi ada jenjangnya. tapi ini lebih ke bentuk
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
pertanggungjawaban dan juga jangan sampe kita bego aja.
Karena kita ga ngerti, jadi gak ada rasa sensitivitas
terhadap berita. Berita itu banyak yang sensitif. Karena
satu itu, dua juga karena kalau sembarangan juga naiknya,
sekarang zamannya persekusi. Kita udah berapa kali
persekusi, walaupun kita gak salah. Apaagi kalau kita
salah. Makannya itu sebenarnya kontrol bukannya kontrol
itu gak boleh naik, cuma cara kita ngakalinnya supaya ini
gak terlalu sensitif atau supaya lebih berimbang. Supaya
lebih berimbang gimana nih, gitu. Itu aja sih sebenarnya.
Gue gak mau medianya jadi bego aja. Orang ngomong A,
yaudah nih A. kadang-kadang orang kan ada yang jahat
juga kan, menjebak gitu. Saya bikin sistemnya gitu, kalau
gak yakin Editor tanya ke Redpel. Terus Redpel tanya ke
gue. Kalo gue gak yakin suruh ke dewan pers tanya ke
dewan pers, atau baca lagi buku panduan kalo menghadapi
ini gimana, atau ke orang … kalo menghadapi ini gimana.
Gitu.
Penanya Berarti bertahap ya mbak?
Narasumber Iya bertahap, kalo ke gue semua kapan gue nonton film
Koreanya.
Penanya Oh iya juga sih.
Narasumber Ada lagi?
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Penanya Sudah cukup mbak informasinya, terima kasih banyak
mbak
Narasumber Iya, semoga membantu ya.
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Transkrip 29 Juni 2018
Vetriciawizach Simbolon – Redaktur Pelaksana CNNIndonesia.com
Penanya Seperti apa upaya gatekeeping dalam membuat
konten berita? Bagaimana dengan kanal fokus?
Pertimbangan dalam pemilihan isunya seperti apa?
Narasumber Menyaring isu dalam pembuatan berita di
CNNIndonesia.com dilakukan dalam rapat redaksi,
baik di tingkat kanal, maupun lintas kanal (dalam rapt
sore). Dengan berdiskusi, maka bias-bias individual
juga bisa terhindarkan dalam penyaringan
topik. Untuk fokus-fokus terencana (non running-
news), juga melalui rapat pitching. Penanggung
jawab fokus akan mempresentasikan rencana
liputannya kepada Redpel atau Pemred (untuk fokus
laporan mendalam) sehingga isu dan angle yang akan
digarap bisa terjaga. Jika isu memang tidak penting,
tidak menarik, atau tidak terlalu relevan dengan
kondisi saat ini, maka di rapat bisa dilakukan
pengubahan isu. Pertimbangan pemilihan isu
menggunakan standar jurnalistik, merespons isu yang
relevan, menarik, dan penting untuk diberitakan.
Penanya Adakah pengaruh level individu (gender, etnic,
agama, strata sosial) proses gatekeeping pada
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
pembuatan berita? Bagaimana dengan kanal fokus?
Narasumber Sejauh ini tidak, karena setiap berita pasti memiliki
filter sebelum bisa naik ke CNNIndonesia.com.
Berita yang dikirimkan wartawan harus melalui
proses penyuntingan terlebih dahulu, dan sebelum
ditayangkan pun harus melalui sistem mata kedua
(diperiksa oleh orang lain, setara asisten redaktur atau
redaktur). Hal ini bukan hanya meminimalisir
kesalahan pengetikan berita, tapi juga meminimalisir
isu yang tidak relevan/tidak penting/tidak menarik.
Hal sama juga berlaku pada fokus, yang melalui
proses penyuntingan dan mata kedua sebelum
dirilis. Sistem seperti ini menghindari bias-bias
pribadi dari wartawan/asisten redaktur/redaktur untuk
bisa muncul ke dalam berita.
Penanya Adakah pengaruh media rutin (gaya penulisan,
standar objektivitas) proses gatekeeping pada
pembuatan berita? Bagaimana dengan kanal fokus?
Narasumber ((sudah terjawab di wawancara sebelumnya))
Penanya Adakah pengaruh organisasi (tujuan-tujuan
organisasi) dalam proses gatekeeping pada
pembuatan berita? Bagaimana dengan kanal fokus?
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Narasumber Tidak. Penentuan isu sepenuhnya di tangan redaksi
tanpa ada campur tangan dari pihak lain. Misalkan
ada beberapa liputan yang bekerja sama dengan pihak
lain (sebagai contoh, media partner), maka sejak awal
sudah ada disclaimer di dalam kontrak kerja sama
bahwa isu sepenuhnya di tangan redaksi sebagai
bentuk firewall. Ini bisa terlihat ketika CNN menjadi
media partner konser Celine Dion, Fashion Show,
atau beberapa konser lainnya, kami tetap melakukan
proses kritisi terhadap acara tersebut. Hal ini juga
berlaku dalam penyusunan Fokus.
Penanya Adalah pengaruh ekstra media (kelompok
kepentingan, pemerintah) dalam proses gatekeeping
pada pembuatan berita? Bagaimana pada kanal
fokus?
Dalam beberapa kasus, ada pihak-pihak eksternal
yang coba mengubah berita karena dianggap terlalu
menyudutkan baik secara isi maupun judul. Kami
kemudian melakukan evaluasi internal untuk melihat
apakah terjadi kesalahan jurnalistik di dalam produk
berita yang telah tayang. Jika memang seluruh etika
jurnalistik terpenuhi, maka kami akan meminta pihak
yang keberatan untuk langsung mengirimkan
keberatan pada Dewan Pers. CNNIndonesia.com
sendiri memang berpegangan seluruh protes harus
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
melalui proses Dewan Pers terlebih dahulu sebagai
mediator. Dewan Pers lah, setelah mendengarkan dua
belah pihak dalam sidang, yang akan menentukan
apakah terjadi kesalahan di pihak
CNNIndonesia.com.
Penanya Adakah pengaruh ideologi media dalam proses
gatekeeping pada pembuatan berita? Bagaimana pada
kanal fokus?
Narasumber Tidak ada. CNNIndonesia.com tidak memiliki
ideologi tertentu. Kami tetap berpegangan pada etika
jurnalistik dalam pemilihan isu dan penyusunan
berita.
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Buku Putih CNNIndonesia.com
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Scanned by CamScanner
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Ruang Redaksi CNNIndonesia.com
Sumber: Olahan Penulis
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Sumber: CNNIndonesia.com
Sumber: Sumber: CNNIndonesia.com
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Contoh Berita di Kanal Fokus
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
CNN Indonesia Media KIT
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
\
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018
Kebijakan Redaksional Media..., Meiliani, FIKOM UMN, 2018