lampiran 1. hasil penelurusan artikel hubungan...
TRANSCRIPT
Lampiran 1.
Hasil Penelurusan Artikel Hubungan Karakteristik Ibu Dengan
Kejadian Preeklampsia Tahun 2020
No Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil
1 (K et al.,
2014)
Socio-
Demografis
dan Faktor
Risiko Lain
dari Pre
Eclampsia di
Rumah Sakit
Tersier,
Karnataka:
Studi Kontrol
Kasus
Tujuan dari
penelitian ini
adalah untuk
menentukan
demografi
sosial dan
faktor risiko
pre-
eklampsia
lainnya.
Sebuah studi kasus
kontrol dilakukan di
rumah sakit perawatan
tersier, Karnataka di
antara 100 kasus pre-
eklampsia dan 200
kontrol tanpa pre
eklampsia. Teknik
purposive sampling non
probabilitas diadopsi
untuk memilih subyek
penelitian. Data
dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner
semi terstruktur yang
telah diuji sebelumnya
yang mencakup
informasi yang
berkaitan dengan sosio-
demografis dan faktor
risiko preeklampsia
lainnya yang diketahui.
Data primer
dikumpulkan dengan
mewawancarai subjek
penelitian dan data
sekunder kasus
diperoleh dari catatan
kasus.
Subjek penelitian
termasuk 100 kasus
dan 200 kontrol. Usia
kurang dari 20 tahun
(OR = 3,8),
pendapatan bulanan
kurang dari Rp 4000
(OR = 6,8), usia
menarche kurang dari
12 tahun (OR = 13,1),
keluarga h pre o
eklampsia (OR =
36,0), keluarga h / o
Diabetes (OR = 44,9),
keluarga h / o
hipertensi (OR = 16,7)
dan sebelumnya h / o
PIH (OR = 58,5)
ditemukan sebagai
faktor risiko
signifikan
preeklampsia.
2 (Verma et
al., 2017)
Penilaian
Faktor Risiko
untuk Pre-
eklampsia:
Studi Kontrol
Kasus
Untuk
menilai dan
membanding
kan profil
sosio-
demografi
wanita
dengan dan
tanpa
preeklamsia
dan untuk
Penelitian analitik
kontrol kasus berbasis
rumah sakit ini
dilakukan
di antara 180 kasus
preeklampsia dan 180
subyek kontrol di
Mahila chikitsalaya,
Jaipur, dari
Juni 2014 hingga Mei
2015.
Analisis bivariat
menemukan bahwa
preeklampsia
signifikan
terkait dengan tempat
tinggal pedesaan (p =
0,033), tipe keluarga
bersama (p = 0,025),
pendidikan kepala
rendah
mesnentukan
faktor risiko
yang terkait
dengan
preeklampsia
keluarga (p = 0,007),
usia muda saat
menarche (11-12
tahun) (p <0,001)
Anemia (P = 0,034)
dan primipara
(p <0,001), Riwayat
keluarga preeklampsia
(p <0,001) dan
hipertensi (p = 0,007)
dan
Non sayuran diet (p =
0,042). Preeklampsia
tidak ditemukan
berhubungan
signifikan dengan
riwayat
aborsi sebelumnya,
periode inter
kehamilan dan jenis
kelamin anak terakhir
dari wanita multipara
dan
Karakteristik ANC,
imunisasi TT, tablet
IFA, kehamilan
kembar atau diabetes
gestasional. Di
analisis regresi
berganda, Usia> 30
tahun, Preobese (BMI
= 25-29.9), obesitas
(BMI≥30 Kg /
m2), Primiparitas,
usia menarche pada 12
tahun dan tempat
tinggal pedesaan
ditemukan
independen
faktor risiko yang
terkait dengan
Preeklampsia.
3 (Opitasari &
Andayasari,
2014)
Paritas,
tingkat
pendidikan
dan risiko
(pre-)
Untuk
menyelidiki
faktor risiko
untuk (pre-)
eklampsia di
Desain studi cross-
sectional ini dilakukan
di dua rumah sakit
terpilih di Jakarta
selama tahun
Sampel 4191
dikumpulkan dari
semua wanita hamil
yang melahirkan di
dua rumah sakit.
eklampsia di
rumah sakit
tertentu di
Jakarta
rumah sakit
terpilih di
Jakarta.
periode 1 Januari hingga
31 Desember 2011.
Data yang dikumpulkan
berasal dari catatan
medis di kalangan
wanita
yang melahirkan di
rumah sakit. Regresi
Cox dengan waktu
konstan digunakan
untuk menganalisis
risiko
(pre-) eklampsia.
Subjek yang tidak
memiliki data lengkap
(tanpa usia, status
perkawinan, paritas,
pendidikan,
pekerjaan, dan
sumber pendanaan)
dikeluarkan,
meninggalkan 1685
sampel tersedia untuk
analisis. Proporsi
(pre-) eklampsia di
dua rumah sakit
adalah 11,5%. Wanita
nulliparous memiliki
risiko 78% lebih besar
mengalami
preeklamsia
dibandingkan dengan
wanita primipara
[risiko relatif yang
disesuaikan (RRa) =
1,78; P = 0,000].
Selanjutnya, wanita
dengan tingkat
pendidikan rendah
memiliki risiko 86%
lebih besar dari (pre-)
eklampsia (RRa =
1,86, P = 0,005),
sedangkan menengah
tingkat pendidikan
memiliki risiko 72%
lebih besar dari (pre-)
eklampsia (RRa =
1,72; P = 0,007)
dibandingkan dengan
pendidikan tinggi
tingkat.
4 (Middendor
p et al.,
2013)
Perbedaan
tekanan darah
di pedesaan
dan perkotaan
dan hipertensi
yang
diinduksi
Untuk
menilai
pedesaan
dan
perbedaan
perkotaan
dalam
tekanan darah
Kami melakukan
penelitian cross-
sectional di antara 967
wanita hamil pedesaan
(677) dan urban (290)
dengan a
usia kehamilan lebih
dari 20 minggu. PIH
Wanita di perkotaan
Ghana memiliki BP
sistolik dan diastolik
rata-rata lebih tinggi
daripada wanita di
pedesaan Ghana
(105/66 mmHg
dibandingkan 102/61
kehamilan di
antara
wanita hamil
di Ghana
(BP) dan PIH
di antara
wanita hamil
di Ghana.
didefinisikan sebagai
tekanan darah sistolik
≥140 mmHg dan / atau
diastolik
tekanan darah ≥90
mmHg.
mmHg, p <0,001
untuk BP sistolik dan
diastolik). Prevalensi
PIH juga
lebih tinggi di Ghana
perkotaan (3,1%)
daripada di pedesaan
Ghana (0,4%) (p =
0,014). Perbedaan
perkotaan dan
pedesaan dalam
diastolik rata-rata
tekanan darah
bertahan bahkan
setelah penyesuaian
untuk karakteristik
penelitian dalam
model regresi linier.
Di kedua pedesaan
dan perkotaan Ghana,
BMI, denyut jantung
dan riwayat keluarga
hipertensi secara
independen terkait
dengan BP.
5 (Daryanti,
2020)
Karakteristik
Ibu Hamil
Dengan Pre
Eklamsia
Di RS PKU
Muhammadi
yah Gamping
Yogyakarta
Untuk
mengetahui
tentang
karakteristik
ibu hamil
dengan
preeklamsia
di RS
PKU
Muhammadi
yah Gamping
Yogyakarta
Penelitian ini adalah
penelitian
deskriptif analitik
dengan pendekatan
retrospektif. Sampel
dalam penelitian ini
adalah ibu hamil yang
mengalami preeklamsia
di RS PKU
Muhammadiyah
Gamping Yogyakarta
sebanyak 35 orang
periode tahun 2018
Hasil menunjukkan
sebagian besar ibu
hamil yang menderita
pre eklamsia berada
pada usia
beresiko (<20 tahun
dan > 35tahun)
sebanyak 21 orang
(60%), berparitas
rendah
(<=2) sebanyak 24
orang (68,6%), dan
jarak hamil dengan
kehamilan
sebelumnya beresiko
(<2th) sebanyak 19
orang (54,3%).
Sedangkan untuk
riwayat pre eklamsia,
sebanyak 27 orang ibu
hamil (77,1%) tidak
mempunyai
riwayat pre eklamsia
sebelumnya. Ibu
hamil diharapkan
untuk lebih berhati-
hati
dalam kehamilannya
terutama yang
berresiko menderita
preeklamsia.
6 (Pemiliana et
al., 2018)
Hubungan
Karakteristik
Ibu Hamil
Dengan
Hipertensi
Pada
Kehamilan Di
Puskesmas
Setabu
Provinsi
Kalimantan
Utara
Tujuan
penelitian ini
untuk
mengetahui
Hubungan
Karakteristik
Ibu Hamil
Dengan
Hipertensi
Pada
Kehamilan
Di
Puskesmas
Setabu
Provinsi
Kalimantan
Utara Tahun
2018
Desain penelitian yang
digunakan metode
survei analitik dengan
pendekatan cross
sectional. Penelitian ini
akan dilakukan di
Puskesmas Setabu
Provinsi Kalimantan
Utara. Waktu penelitian
pada bulan Juli sampai
dengan Oktober Tahun
2018. Populasi
penelitian ini seluruh
ibu hamil yang
mengalami hipertensi
sebanyak 55 orang.
Pengambilan sampel
menggunakan total
population dimana
seluruh populasi
dijadikan sampel
sebanyak 55 orang.
Berdasarkan dari hasil
uji statistik chi-square
diperoleh hasil nilai p-
value sebesar 0,006 <
sig α (0,05), yang
artinya ada hubungan
umur ibu hamil
dengan hipertensi
pada kehamilan, hasil
uji statistik chi-square
diperoleh hasil nilai p-
value sebesar 0,024 <
sig α (0,05), yang
artinya ada hubungan
paritas ibu hamil
dengan hipertensi
pada kehamilan, hasil
uji statistik chi-square
diperoleh hasil nilai p-
value sebesar 0,003 <
sig α (0,05), yang
artinya ada hubungan
riwayat hipertensi ibu
hamil dengan
hipertensi pada
kehamilan.
7 (Khuzaiyah
et al., 2016)
Karakteristik
Ibu Hamil
Preeklampsia
Untuk
menganalisis
karakteristik
ibu hamil
dengan
preeklampsia
Metode penelitian
adalah descriptive
analytic quantitative.
Sample dalam
penelitian
ini adalah ibu hamil preeklampsia di wilayah
kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Pekalongan
2016 sejumlah 32
responden.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
68,8% ibu hamil
preeklampsia berusia
20-35 tahun, 50% ibu
preklampsia multigravida, 62,5%
ibu berpendidkan
sekolah dasar (SD),
46,8% memiliki gizi
cukup, 87,5% ibu
hamil trimester III dan
50% ibu hamil
bekerja sebagai buruh
tekstil.
8 (Transyah,
2018)
Hubungan
Umur Dan
Paritas Ibu
Bersalin
Dengan
Kejadian
Preeklampsi
Untuk
mengetahui
hubungan
umur dan
paritas ibu
bersalin
dengan
kejadian
preeklampsi
diruang
kebidanan
RSUP. Dr.
M. Djamil
Padang tahun
2015
Jenis penelitian survei
analitik dengan desain
cross
sectional study.
Penelitian ini telah
dilakukan pada bulan
Juli 2016. Populasi
sebanyak 33 orang,
semua
populasi dijadikan
sampel. Data diambil
dari rekam medik pasien
selama 15 hari. Data
dianalisis secara
univariat dan bivariat.
Hasil penelitian
didapatkan bahwa
lebih dari separuh 20
orang (60,6%) ibu
hamil
mengalami
preeklampsi ringan,
lebih dari separuh 16
orang (48,5%) ibu
hamil dengan umur
tidak
beresiko, lebih dari
separuh 17 orang
(51,5%) ibu hamil
dengan paritas tidak
beresiko, dan terdapat
hubungan yang
bermakna antara umur
dan paritas ibu
bersalin dengan
kejadian preeklampsi
(p value :
0,014 dan 0,000).
9 (Ahmad &
Nurdin,
2019)
Faktor Risiko
Kejadian
Preeklamsia
Di RSIA Siti
Khadijah
Gorontalo
Untuk
mengetahui
faktor yang
berhubungan
dengan
kejadian
preeklampsia
di RSIA Siti
Khadijah
Gorontalo
Penelitian ini
menggunakan desain
Case Control Study.
Populasi penelitian
adalah semua ibu
melahirkan selama
tahun 2019 di RSIA Siti
Khadijah Gorontalo.
Sampel kasus
merupakan ibu yang
menderita preklamsia,
sedangkan sampel
kontrol merupakan ibu yang tidak mengalami
preeklampsia saat
hamil. Jumlah sampel
sebanyak 78 orang.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
faktor risiko terhadap
kejadian preeklampsia
meliputi status sosial
ekonomi (OR = 3,976,
CI %: 1,399 – 11,301),
pendidikan ibu (OR =
4,396, CI 95% : 1,518
– 12,374), dan riwayat
preeklampsia (OR =
8,441, CI 95%: 1,469
– 48,501). Pekerjaan ibu, usia ibu, riwayat
hipertensi, dan paritas
bukan faktor risiko
terhadap kejadian
preeklampsia.
10 (Putriana &
Yenie, 2019)
Faktor-Faktor
Yang
Berhubungan
Dengan
Kejadian Pre
Eklamsia
Pada Sebuah
Rumah Sakit
Di Provinsi
Lampung
Untuk
mengetahui
faktor-faktor
risiko yang
berhubungan
dengan
kejadian
preeklamsia
Penelitian ini
merupakan penelitian
analitik pendekatan
Case Control. Populasi
dalam
penelitian ini adalah
seluruh dokumen ibu
bersalin tahun 2018
dengan sampel
sebanyak 148 dokumen
ibu
bersalin dengan kasus
preeklampsia berjumlah
74 dan kasus kontrol
yang bukan
preeklampsia 74.
Sampel
penelitian
menggunakan
purposive sampling.
Data yang diambil
adalah data sekunder
(rekam medik), alat
pengumpulan berupa
cheklist. Analisis data
yang digunakan adalah
uji Chi Square.
Hasil penelitian
didapatkan tidak ada
hubungan antara
paritas dengan
kejadian preeklampsia
(p value= 0,053), dan
terdapat
hubungan antara usia,
riwayat hipertensi
sebelum hamil,
pendidikan,
pekerjaan, kehamilan
ganda, diabetes
melitus, dan faktor
keturunan hipertensi
dalam keluarga
dengan kejadian
preeklampsia (p
value< 0,05).
11 (Ekasari et
al., 2019)
Faktor -
Faktor Yang
Mempengari
Kejadian
Preeklampsia
Di Kabupaten
Probolinggo
Untuk
mengetahui
faktor
dominan
yang
mempengaru
hi kejadian
preeklampsia
Desain yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah analitik
korelasional dengan
pendekatan cross
sectional. Populasi yang
digunakan adalah semua
ibu hamil preeklampsi
pada bulan Juni -
Agustus 2017 sebanyak
134 orang. Teknik
pengambilan sampel
dengan simple random
sampling dan diperoleh
sampel sejumlah 100
orang. Uji statistik yang
digunakan adalah Chi
Square dan uji Regresi
logistik.
Hasil penelitian
menunjukkan
kejadian preeklampsia
adalah 71% dan
variabel yang
berhubungan secara
signifikan adalah
umur ibu, paritas,
riwayat komplikasi,
dan penyakit kronik.
Variabel yang
dominan pada
penelitian ini adalah
umur ibu dengan OR
4,302 artinya
responden yang umur
<20 tahun dan >35
tahun berpeluang
4,302 kali lebih
berisiko preeklampsia
dibandingkan dengan
yang berumur 20 – 35
tahun.
12 (Andriyani,
2012)
Faktor Risiko
Kejadian Pre-
Eklampsia di
RSUD Arifin
Achmad
Untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
kejadian pre-
eklampsia di
RSUD Arifin
Achmad
Provinsi Riau
Tahun 2010-
2011.
Disain penelitian adalah
Studi Kasus Kontrol.
Kasus pada penelitian
ini seluruh wanita yang
mengalami pre-
eklampsia pada tahun
2010-2011. Kontrol
pada penelitian ini
seluruh wanita yang
tidak mengalami
preeklampsia
pada tahun 2010-2011.
Hasil penelitian
didapatkan bahwa ibu
yang memiliki riwayat
pre-eklampsia 5 kali
(CI 95%
2.3-10.8) lebih
beresiko
menyebabkan
terjadinya pre-
eklampsia, ibu yang
bekerja 3.5 kali (CI
95% 2.4-5.2) lebih
beresiko
menyebabkan
terjadinya pre-
eklampsia, ibu yang
berumur <20 atau > 35
tahun 3,2 kali (CI 95%
2.2-4.8) lebih beresiko
menyebabkan terjadi
pre-eklampsia, Ibu
primigravida 3.2 kali
(CI 95% 2.1-4.7) lebih
beresiko
menyebabkan
terjadinya
preeklampsia,
ibu dengan
pendidikan SLTP 2,3
kali (CI 95% 1.6-3.3)
lebih beresiko
menyebabkan
terjadinya pre-
eklampsia
dibandingkan dengan
pendidikan SLTA
keatas.
13 (Indriani,
2012)
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Berhubungan
Dengan
Preeklampsia
Untuk
mengetahui
tentang
faktor-faktor
yang
berhubungan
Penelitian ini
merupakan penelitian
kasus kontrol dengan
jumlah sampel 80 orang
untuk kasus dan 80
pasien sebagai
Hasil penelitian ini
menunjukkan terdapat
hubungan yang
bermakna antara
preeklampsia dengan
umur (OR=3,4), usia
/Eklampsia
Pada Ibu
Bersalin
Di Rumah
Sakit Umum
Daerah
Kardinah
Kota Tegal
Tahun 2011
dengan
preeklampsia
/eklampsia di
RSUD
Kardinah
tahun 2011
kontrolnya dengan
menggunakan data
sekunder dari rekam
medis pasien. Sampel
yang diambil adalah
pasien yang bersalin di
RSUD Kardinah pada
tahun 2011 yang
memenuhi data rekam
medis untuk variabel
yang akan diteliti yang
lengkap. Dan faktor-
faktor yang diteliti
adalah umur, graviditas,
paritas, riwayat abortus,
usia gestasi dan status
pekerjaan.
gestasi (OR=3,182)
dan status pekerjaan
(OR=4,58).
Sedangkan faktor
graviditas, paritas dan
riwayat abortus tidak
mempunyai hubungan
yang signifikan dalam
penelitian ini.
14 (Marlina et
al., 2019)
Faktor Yang
Berhubungan
Dengan
Kejadian
Preeklampsia
Pada
Ibu Hamil Di
Blud Rumah
Sakit H.M
Djafar Harun
Kolaka Utara
Untuk
Mengetahui
faktor yang
berhubungan
dengan
kejadian
preeklampsia
pada ibu
hamil di
BLUD
Rumah Sakit
H.M Djafar
Harun
Kolaka Utara
Tahun 2018.
Jenis penelitian yang
digunakan adalah
analitik dengan
rancangan Case Control
study dengan sampel
kasus sebanyak 64
orang dan kontrol 64
orang. Data
yang dikumpulkan
adalah data sekunder.
Hasil penelitian
menunjukkan ada
hubungan umur ibu
dengan kejadian
preeklamsia, dimana
umur berisiko
berpeluang
mengalami
preeklampsia sebesar
4.259 kali
dibandingkan dengan
umur ibu yang tidak
berisiko, ada
hubungan paritas ibu
dengan
kejadian preeklamsia
dimana paritas
kategori risiko tinggi
berpeluang
mengalami
preeklampsia
sebesar 5.622 kali
dibandingkan dengan
paritas ibu kategori
risiko rendah, ada
hubungan jarak
kehamilan dengan
kejadian preeklamsia
dimana jarak
kehamilan dekat
berpeluang
mengalami
preeklampsia sebesar
4.911 kali
dibandingkan dengan
karak kehamilan juah,
ada hubungan
pendidikan dengan
kejadian preeklamsia
dimana pendidikan
tinggi berpeluang
mengalami
preeklampsia sebesar
3.215 kali
dibandingkan dengan
pendidikan rendah.