lakip_tahun_2011 (1).pdf
TRANSCRIPT
-
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSIPEMERINTAH KOTA TANGERANG
TAHUN 2011
PEMERINTAH KOTA TANGERANGTAHUN 2012
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
iWALIKOTA TANGERANG
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT Pemerintah Kota
Tangerang telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Tahun 2011. LAKIP merupakan salah satu perwujudan kewajiban Pemerintah Kota
Tangerang untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem
pertanggungjawaban selama tahun 2011.
LAKIP disusun dalam rangka terselenggaranya Kepemerintahan yang baik (Good
Governance), Aspek-aspek Pelayanan Publik (Public Service Obligation), dan
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (Clean Governance) yang saat ini menjadi
harapan masyarakat. Pemerintah Kota Tangerang senantiasa berupaya untuk
meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik dan berkesinambungan
dari tahun ke tahun. Berbagai perubahan perbaikan yang terjadi baik yang berasal dari
pemerintahan yang lebih tinggi dalam bentuk kebijakan, peraturan perundangan
maupun tuntutan aspirasi masyarakat yang konstruktif dan produktif terhadap proses
penyelenggaraan pemerintahan telah di fasilitasi dan di akomodasi. Pemerintah Kota
Tangerang dengan segenap jajarannya mewujudkan harapan masyarakat melalui
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang merupakan manajemen
pemerintahan yang lebih baik. Hendaklah disadari aspirasi masyarakat yang sangat
berharga tidak semua dapat diakomodasi karena keterbatasan dana, dan sumberdaya
lainnya sehingga apa yang dilakukan oleh pemerintah kota belum dapat memuaskan
seluruh pihak.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
ii
Dalam tahun 2011 penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan tercermin
pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diamanahkan oleh rakyat yang diwakili
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang, pada umumnya telah
dapat dilaksanakan dalam menunjang pencapaian misi Pemerintah Kota Tangerang.
Akhirnya, dalam rangka mewujudkan visi Kota Tangerang yaitu MEMBANGUN
PERADABAN BARU DI TENGAH KOTA INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN JASA,
PERMUKIMAN SERTA PENDIDIKAN YANG AKHLAKUL KARIMAH merupakan
tantangan yang harus dihadapi dan harapan yang harus diwujudkan, oleh sebab itu
perlu dilakukan upaya perbaikan yang terus-menerus dalam proses pembangunan
dengan melibatkan seluruh masyarakat Kota Tangerang.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Tangerang, Maret 2012Walikota Tangerang
H. Wahidin Halim
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vii
IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1.1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1.1
1.2 Gambaran Umum ................................................................................... 1.1
1.3 Struktur Organisasi ................................................................................. 1.1
1.4 Posisi Stratejik Kota Tangerang ................................................................ 1.4
1.5 Kondisi Makro Ekonomi ........................................................................... 1.8
1.6 Kondisi Sosial Budaya............................................................................ 1.19
1.7 Sistematika LAKIP 2011......................................................................... 1.30
BAB 2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................ 2.1
2.1 RPJMD Kota Tangerang 2009 2013 ........................................................ 2.1
2.2 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Tangerang Tahun 2011 ............... 2.15
2.3 Penetapan Kinerja Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 ..................... 2.16
2.4 Indikator Kinerja Utama ........................................................................ 2.26
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2011 .......................................... 3.1
3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011 .................................................. 3.1
3.2 Metodologi pengukuran pencapaian kinerja 2011 .................................... 3.12
3.3 Analisis Capaian Kinerja Tahun 2011 ...................................................... 3.13
3.4 Akuntabilitas Keuangan ..................................................................... 3.169
BAB 4 PENUTUP ......................................................................................... 4.1
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Peta Kota Tangerang ................................................................................... 1.4
Gambar 1.2. Perbandingan IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Banten .................................. 1.29
Gambar 3.1. Grafik Tingkat Kelengkapan Dokumen Utama Perencanaan ........................... 3.19
Gambar 3.2. Grafik Tingkat Kelengkapan Dokumen Utama Pengendalian dan Evaluasi ....... 3.20
Gambar 3.3. Grafik Tingkat Keterwakilan Masyarakat dalam Musrenbang .......................... 3.21
Gambar 3.4. Grafik Persentase Ketersediaan Data Perencanaan ....................................... 3.22
Gambar 3.5. Kenaikan Penerimaan PendapatanTahun 2005 - 2011 ................................... 3.29
Gambar 3.6. Peta Titik Rawan Kemacetan di Kota Tangerang .......................................... 3.142
Gambar 3.7. Peta Lokasi Genangan Banjir ..................................................................... 3.162
Gambar 3.8. Grafik Perkembangan PAD Kota Tangerang ................................................. 3.171
Gambar 3.9. Grafik Perkembangan Dana Perimbangan Kota Tangerang ........................... 3.173
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Kota Tangerang Tahun 2011 .............................................. 1.5
Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Tahun 2011 .............................. 1.6
Tabel 1.3. Jumlah Rumah Tangga di Kota Tangerang (Menurut Kepemilikan Kartu
Keluarga) Tahun 2011 .................................................................................. 1.7
Tabel 1.4. Kepadatan Penduduk Kota Tangerang Tahun 20082011 (jiwa/km2) ................ 1.7
Tabel 1.5. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk
per Kecamatan Tahun 2011 .......................................................................... 1.8
Tabel 1.6. Perkiraan Laju Inflasi Kota Tangerang 20082011 .......................................... 1.9
Tabel 1.7. Nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota Tangerang
Tahun 2011 .............................................................................................. 1.10
Tabel 1.8. Laju Inflasi Perkotaan Banten Tahun 2008-2011 (persen) ............................. 1.10
Tabel 1.9. Laju Inflasi Tahunan Kota Tangerang (persen) ............................................. 1.10
Tabel 1.10. PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 20082011 (Miliar Rupiah) ............................................................... 1.12
Tabel 1.11. PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Konstan (=2000) Menurut
Lapangan Usaha Tahun 20082011 (Miliar Rupiah) ...................................... 1.12
Tabel 1.12. Peranan Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 20082011 ...................................................................................... 1.13
Tabel 1.13. Peranan Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2000)
Tahun 20082011 ...................................................................................... 1.14
Tabel 1.14. PDRB Per Kapita Kota Tangerang Tahun 20082011 ..................................... 1.15
Tabel 1.15. PDRB per Kapita Kabupaten/Kota Terhadap PDRB Provinsi Banten
Tahun 2008-2010 (Juta Rupiah) .................................................................. 1.15
Tabel 1.16. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Tangerang
Tahun 20082011(Dalam Persen) ............................................................... 1.17
Tabel 1.17. Perkembangan Investasi di Kota Tangerang Tahun 20082011 ..................... 1.19
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
v
Tabel 1.18. Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,
Tahun 2006-2010 ...................................................................................... 1.20
Tabel 1.19. Indeks Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,
Tahun 2006-2010 ...................................................................................... 1.22
Tabel 1.20. Pendidikan Yang Ditamatkan Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Di Kota
Tangerang Tahun 2010 .............................................................................. 1.23
Tabel 1.21. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,
Tahun 2006-2011 ...................................................................................... 1.24
Tabel 1.22. Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun 2006-2011 ...... 1.25
Tabel 1.23. Indeks Pendidikan di Kota Tangerang Tahun 2006 2011 ............................ 1.25
Tabel 1.24. Pencapaian Daya Beli Di Kota Tangerang Tahun 2009 - 2011 ........................ 1.27
Tabel 1.25. Kriteria Nilai IPM ........................................................................................ 1.28
Tabel 1.26. Indeks Pembangunan Manusia dan Komponennya di Kota Tangerang
Tahun 2011 .............................................................................................. 1.28
Tabel 1.27. Peringkat IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun 2006-2010 ............. 1.29
Tabel 2.1. Keterkaitan Misi dan Tujuan Pembangunan Kota Tangerang
Tahun 2009 2013 .................................................................................... 2.6
Tabel 2.2. Keterkaitan Sasaran Pokok Pembangunan Dan Tujuan .................................... 2.8
Tabel 2.3. Penetapan Kinerja Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 .......................... 2.17
Tabel 2.4. Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 ................. 2.26
Tabel 3.1. Capaian Kinerja Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 ............................... 3.1
Tabel 3.2. Target dan Realisasi Tingkat Kelengkapan Dokumen Utama Perencanaan
Tahun 2009 - 2011 .................................................................................... 3.19
Tabel 3.3. Target dan Realisasi Tingkat Kelengkapan Dokumen Utama Pengendalian
dan EvaluasiTahun 2009 - 2011 .................................................................. 3.20
Tabel 3.4. Target dan RealisasiTingkat Keterwakilan Masyarakat dalam Musrenbang
Kecamatan dan KelurahanTahun 2009 - 2011 .............................................. 3.20
Tabel 3.5. Target dan Realisasi Persentase Ketersediaan data perencanaan
Tahun 2009 2011.................................................................................... 3.22
Tabel 3.6. Tabel Perkembangan Kenaikan Penerimaan Pendapatan ............................... 3.29
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
vi
Tabel 3.7. Jumlah Penurunan Pelanggar PERDA ........................................................... 3.37
Tabel 3.8. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas menurut Karakteristik
dan Jenis Kelamin di Kota Tangerang Tahun 2011 ........................................ 3.65
Tabel 3.9. Peningkatan pemasaran Hasil Pertanian pada Kegiatan Promosi Atas Hasil
Produk Pertanian Unggul Daerah. ............................................................... 3.73
Tabel 3.10. Produksi Hasil Peternakan .......................................................................... 3.74
Tabel 3.11. Tingkat Mutu Produk Perikanan yang Hygienis Tahun 2011 ........................... 3.76
Tabel 3.12. Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar Tahun 2011 .................. 3.110
Tabel 3.13. Angka Putus Sekolah Tahun 2011 .............................................................. 3.110
Tabel 3.14. Rata-Rata Nilai Ujian Akhir Tahun 2011 ...................................................... 3.110
Tabel 3.15. Rusunawa di Kota Tangerang. ................................................................... 3.132
Tabel 3.16. Permasalahan Pengadaan Tanah ................................................................ 3.136
Tabel 3.17. Lokasi Kemacetan Di Kota Tangerang Pada Tahun 2011 .............................. 3.142
Tabel 3.18. Tingkat Response Time Kebakaran per Kecamatan Tahun 2011 .................... 3.158
Tabel 3.19. Tingkat Response Time Penyelamatan Korban Tahun 2011 .......................... 3.158
Tabel 3.20. Data Penyebab Kebakaran Pada Tahun 2011 .............................................. 3.159
Tabel 3.21. Lokasi Genangan Banjir Tahun 2011 .......................................................... 3.161
Tabel 3.22. Perkembangan Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi
Banten Tahun 2007-2010 .......................................................................... 3.169
Tabel 3.23. Target dan Realisasi Keuangan Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 ...... 3.170
Tabel 3.24. Perkembangan PAD dari TA 2005 s.d. 2011(dalam milyar rupiah) ................. 3.171
Tabel 3.25. Perkembangan Dana Perimbangan TA 2005 s.d. 2011(dalam milyar rupiah) .. 3.172
Tabel 3.26. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun
Anggaran 2011 ......................................................................................... 3.174
Tabel 3.27. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2011 ...... 3.175
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
viii
emerintah Kota Tangerang telah selesai menyusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2011
dengan baik dan tepat waktu. Program kerja Pemerintah Kota
Tangerang didasarkan pada tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang telah
ditetapkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun
2009 2013, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2011, Rencana
Strategis (Renstra) SKPD Tahun 2009 - 2013, serta Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun
2011 secara konsisten, terus-menerus dan berkesinambungan.
Setelah dilakukan pengukuran kinerja terhadap sasaran pembangunan pada
tahun 2011, dengan mengacu pada ketentuan SK Kepala LAN 239 Tahun 2003,
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 29 Tahun 2010, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Tangerang Tahun 2009-2013, serta Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) Tahun 2011, maka untuk menggambarkan keberhasilan/kegagalan
pencapaian sasaran ini, ditetapkan suatu skala pengukuran ordinal pencapaian kinerja
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
dengan menggunakan kriteria yang tercantum dalam Tabel VII-C sebagai berikut:
Interval Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja
91% 100% ataulebih : SangatTinggi
76% 90% : Tinggi
66% 75% : Sedang
51% 65% : Rendah
50% : Sangat Rendah
c
\~{|t X~x~|y\~{|t X~x~|y\~{|t X~x~|y\~{|t X~x~|y
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
ix
Dalam penilaian kinerja tersebut, gradasi nilai (skala intensitas) kinerja suatu
indikator dapat dimaknai sebagai berikut:
(1) Hasil Sangat Tinggi dan Tinggi
Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi
target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja.
(2) Hasil Sedang
Gradasi cukup menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah
memenuhi persyaratan minimal.
(3) Hasil Rendah dan Sangat Rendah
Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian belum
memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal pencapaian kinerja yang
diharapkan.
Dari penilaian sendiri (self assesment) untuk seluruh indikator kinerja sasaran
yang ditetapkan dan mengacu pada skala ordinal di atas, maka capaian kinerja sasaran
dalam tahun 2009, 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut:
SASARAN CAPAIAN Kriteria
Penilaian Peningkatan/ Penurunan 2009 2010 2011
1 Tersusunnya dokumen
perencanaan, pengendaliandan evaluasi
pembangunan daerah
100,00 100,00 99,63 Sangat
Tinggi
Menurun
2 Terselenggaranya pemerintahan yang berdasarkan pada
perencanaan pembangunan yang inovatif
- 100,00 100,00 Sangat Tinggi
Tetap
3 Meningkatnya sistem
pengelolaan keuangan dan aset daerah
90,93 99,01 182,67 Sangat
Tinggi
Meningkat
4 Terselenggaranya pemerintahan yang
menciptakan keamanan, ketertiban dan ketentraman
masyarakat
100,00 100,00 112,53 Sangat Tinggi
Meningkat
5 Tercapainya manajemen pemerintahan yang baik
99,20 100,00 100,06 Sangat Tinggi
Meningkat
6 Terwujudnya aparatur Daerah yang profesional dan
kompeten
99,10 94,71 100,00 Sangat Tinggi
Meningkat
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
x
SASARAN CAPAIAN Kriteria
Penilaian
Peningkatan/
Penurunan 2009 2010 2011
7 Meningkatnya Pelayanan dan Pengelolaan media informasi, komunikasi publik
dan pengaduan masyarakat- pemerintah
100,00 100,00 100,00 Sangat Tinggi
Tetap
8 Tercapainya Optimalisasi
Peran Sektor Industri sebagai Penggerak Utama Ekonomi Daerah
100,00 66,67 217,67 Sangat
Tinggi
Meningkat
9 Tersedianya lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal
100,00 100,00 77,24 Tinggi Menurun
10 Terberdayakan Sektor UMKMK Sebagai Pendukung
Kegiatan Ekonomi Daerah dengan Basis Sumberdaya Lokal
100,00 100,00 115,63 Sangat Tinggi
Meningkat
11 Tercapainya Peningkatan Aktivitas Sektor Primer Sebagai Alternatif
Pendukung Perekonomian Daerah
100,00 100,00 127,16 Sangat Tinggi
Meningkat
12 Terpenuhinya peran sektor tersier sebagai stimulan pertumbuhan ekonomi kota
100,00 100,00 100,00 Sangat Tinggi
Tetap
13 Meningkatnya akses dan pelayanan kesehatan masyarakat
98,96 97,94 105,69 Sangat Tinggi
Meningkat
14 Meningkatnya Pelayanan Dan Kualitas KB
98,93 100,00 100,00 Sangat Tinggi
Tetap
15 Terlindunginya generasi muda dari ancaman narkoba
100,00 100,00 100,00 Sangat Tinggi
Tetap
16 Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan yang terjangkau di seluruh
jenjang pendidikan
97,69 81,53 93,69 Sangat Tinggi
Meningkat
17 Meningkatnya apresiasi serta sarana dan prasarana olahraga
100,00 100,00 200,00 Sangat Tinggi
Meningkat
18 Terwujudnyaperlindungan, kesejahteraan sosial, dan keadilan bagi seluruh
masyarakat Kota Tangerang
100,00 100,00 208,40 Sangat Tinggi
Meningkat
19 Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan
perempuan dan anak
100,00 100,00 100,04 Sangat Tinggi
Meningkat
20 Meningkatnya Kemandirian pemuda dan partisipasinya dalam pembangunan
100,00 100,00 280,00 Sangat Tinggi
Meningkat
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
xi
SASARAN CAPAIAN Kriteria
Penilaian
Peningkatan/
Penurunan 2009 2010 2011
21 Tersedianya perumahan dan pelayanan dasar perkotaan yang layak dan terjangkau
92,64 96,30 105,05 Sangat Tinggi
Meningkat
22 Peningkatan aksesibilitas dan kinerja sistem transportasi kota
100,00 100,00 87,83 Tinggi Menurun
23 Terlaksananya kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan arahan rencana tata
ruang
50,00 100,00 33,33 Sangat
Rendah
Menurun
24 Meningkatnya kualitas dan daya dukung lingkungan
100,00 100,00 21,21 Sangat Rendah
Menurun
25 Menurunnya kejadian bencana dan minimalisasi dampak bencana
100,00 90,67 128,91 Sangat Tinggi
Meningkat
Rata-rata 96,98 97,07 119,87
Sangat Tinggi
Meningkat
Dari hasil analisis capaian kinerja Pemerintah Kota Tangerang pada tahun 2011
didapatkan nilai capaian kinerja pada tahun 2011 memperoleh predikat Sangat
Tinggi, dengan rata-rata seluruh capaian kinerja dari 25 sasaran adalah
119,87% atau meningkat 22,80% dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2010
sebesar 97,07%, dengan rincian sebagai berikut:
15 Sasaran atau 60% Capaian Kinerjanya meningkat;
5 Sasaran atau 20% Capaian Kinerjanya tetap; dan
5 Sasaran atau 20% Capaian Kinerjanya menurun.
Pencapaian kinerja Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 berdasarkan
kriteria yang tercantum dalam Tabel VII-C Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010, adalah sebagai berikut:
Kriteria Sangat Tinggi sebanyak 21 Sasaran atau 84%;
Kriteria Tinggi sebanyak 2 Sasaran atau 8%;
Kriteria Sedang sebanyak 0 Sasaran atau 0%;
Kriteria Rendah sebanyak 0 Sasaran atau 0%;
Kriteria Sangat Rendah sebanyak 2 Sasaran atau 8%.
Pemerintah Kota Tangerang akan melakukan segala upaya yang diperlukan sesuai
dengan kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintahan dengan berprinsip pada tata
kelola kepemerintahan yang baik dan berorientasi kepada hasil (result oriented government).
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor: 02 Tahun 1993 tanggal
28 Februari 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang
(Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor: 18, Tambahan Lembaran Negara Nomor:
3518). Kota Tangerang terletak berbatasan dengan Ibukota Jakarta, maka Kota
Tangerang berfungsi sebagai daerah permukiman, industri dan perdagangan. Sejalan
dengan perkembangan pemerintahan daerah di Negara Republik Indonesia, maka
berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 istilah Kotamadya Tangerang
berubah menjadi Kota Tangerang, yang berada di wilayah Provinsi Banten. Perubahan
status tersebut tidak terlepas juga dari pesatnya perkembangan di wilayah Kota
Tangerang, terutama perkembangan dan pertumbuhan industri, perdagangan dan
permukiman.
1.2 GAMBARAN UMUM
Dalam rangka membangun peradaban baru di tengah kota industri, perdagangan dan
jasa, permukiman serta pendidikan yang akhlakul karimah, maka jajaran Pemerintah
Kota Tangerang selalu berupaya untuk melaksanakan penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat dengan baik, optimal, transparan
dan bertanggungjawab (akuntabel).
Untuk mempertanggungjawabkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan
kepada masyarakat, serta dalam rangka perwujudan Good Governance dalam
pengelolaan Pemerintahan di Kota Tangerang, maka disusun media
pertanggungjawaban Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota
Tangerang Tahun 2011.
1.3 STRUKTUR ORGANISASI
Pada tahun 2008 telah ditetapkan lima Peraturan Daerah dan tiga puluh Peraturan
Walikota yang mengatur tentang pembentukan dan struktur organisasi Pemerintah
Kota Tangerang. Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota tersebut menjadi dasar
pembentukan dan struktur organisasi, serta kewenangan, tugas pokok dan fungsi serta
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-2
rincian tugas SKPD pada tahun 2011. Struktur organisasi Pemerintah Kota Tangerang
terdiri atas:
1.3.1 Walikota dan Wakil Walikota
Pada tahun 2011 Pemerintahan Kota Tangerang dipimpin oleh Walikota H. Wahidin
Halim dan Wakil Walikota H. Arief R. Wismansyah.
1.3.2 Sekretariat Daerah
Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah berdasarkan Peraturan
Daerah Kota TangerangNomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Sekretariat Daerah dan Peraturan Walikota TangerangNomor 21 tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah. Sekretariat Daerah dalam
melaksanakan tugas dibantu oleh Asisten Tata Pemerintahan, Asisten Ekonomi
Pembangunan dan Kesejahteraan serta Asisten Administrasi Umum.
1.3.3 Sekretariat DPRD
Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
berdasarkan Peraturan Daerah Kota TangerangNomor 4 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dan Peraturan Walikota TangerangNomor 22 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
1.3.4 Dinas Daerah
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah berdasarkan Peraturan Daerah
Kota TangerangNomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi
Dinas Daerah. Dinas Daerah terdiri atas: 1) Dinas Pendidikan (Perwal No.23 Tahun
2008), 2) Dinas Kesehatan (Perwal No.24 Tahun 2008), 3) Dinas Sosial (Perwal
No.25 Tahun 2008), 4) Dinas Ketenagakerjaan (Perwal No.26 Tahun 2008), 5)
Dinas Perhubungan (Perwal No.27 Tahun 2008), 6) Dinas Informasi dan
Komunikasi (Perwal No.28 Tahun 2008), 7) Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil (Perwal No.29 Tahun 2008), 8) Dinas Pemuda, Olah Raga,
Kebudayaan dan Pariwisata (Perwal No.30 Tahun 2008), 9) Dinas Pekerjaan
Umum (Perwal No.31 Tahun 2008), 10) Dinas Tata Kota (Perwal No.32 Tahun
2008), 11) Dinas Kebersihan dan Pertamanan (Perwal No.33 Tahun 2008), 12)
Dinas Pemadam Kebakaran (Perwal No.34 Tahun 2008), 13) Dinas
Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Perwal No.35 Tahun 2008), 14)
Dinas Pertanian (Perwal No.36 Tahun 2008), dan 15) Dinas Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah (Perwal No.37 Tahun 2008).
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-3
1.3.5 Lembaga Teknis Daerah
Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah berdasarkan Peraturan
Daerah Kota TangerangNomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Lembaga Teknis Daerah. Lembaga Teknis Daerah terdiri atas: 1) Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Perwal No.38 Tahun 2008), 2) Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (Perwal No.39 Tahun 2008), 3)Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Perwal No.40 Tahun
2008), 4) Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (Perwal No.41 Tahun 2008), 5)
Badan Pelayanan dan Perijinan Terpadu (Perwal No.42 Tahun 2008), 6)
Inspektorat (Perwal No.43 Tahun 2008), 7) Satuan Polisi Pamong Praja (Perwal
No.44 Tahun 2008), 8) Kantor Arsip Daerah (Perwal No.45 Tahun 2008), 9) Kantor
Perpustakaan Daerah (Perwal No.46 Tahun 2008), 10) Kantor Kesatuan Bangsa
dan Perlindungan Masyarakat (Perwal No.47 Tahun 2008),dan 11) Kantor
Penelitian, Pengembangan dan Statistik (Perwal No.48 Tahun 2008).
1.3.6 Kecamatan dan Kelurahan
Organisasi Kecamatan dan Kelurahan dibentuk Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
TangerangNomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi Kecamatan dan Kelurahan dan
Peraturan Walikota Tangerang Nomor 49 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kecamatan serta Peraturan Walikota Tangerang Nomor 50 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan. Kota Tangerang memiliki 13 Kecamatan dan 104
Kelurahan terdiri atas: 1) Tangerang dengan 8 Kelurahan, 2) Jatiuwung dengan 6
Kelurahan, 3) Batuceper dengan 7 Kelurahan, 4) Benda dengan 5 Kelurahan, 5)
Cipondoh dengan 10 Kelurahan, 6) Ciledug dengan 8 Kelurahan, 7) Karawaci dengan
16 Kelurahan, 8) Periuk dengan 5 Kelurahan, 9) Cibodas dengan 6 Kelurahan, 10)
Neglasari dengan 7 Kelurahan, 11) Pinang dengan 11 Kelurahan, 12) Karang Tengah
dengan 7 Kelurahan dan 13) Larangan dengan 8 Kelurahan.
1.3.7 Badan Usaha Milik Daerah
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merupakan unit usaha pemerintah daerah yang
secara badan hukum berada di luar unsur pemerintah daerah. Hal ini karena BUMD
merupakan unsur kekayaan daerah yang dipisahkan, sehingga pengelolaan
keuangannya di luar APBD Kota Tangerang. BUMD yang terdapat di lingkungan
Pemerintah Kota Tangerang adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan
Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Tangerang.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-4
1.4 POSISI STRATEJIK KOTA TANGERANG
1.4.1 Geografis
Kota Tangerang secara geografis terletak pada 10636 10642 Bujur Timur (BT) dan
66 - 6 Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah 164,54 Km2 (tidak termasuk luas
Bandara Soekarno-Hatta sebesar 19,69 km2). Secara administrasi Kota Tangerang
terdiri dari 13 Kecamatan dan 104 Kelurahan.
Kota Tangerang berada pada ketinggian 10 - 30 meter di atas permukaan laut (dpl),
dengan bagian utara memiliki rata-rata ketinggian 10 meter dpl seperti Kecamatan
Neglasari, Kecamatan Batuceper, dan Kecamatan Benda. Sedangkan bagian selatan
memiliki ketinggian 30 meter dpl seperti Kecamatan Ciledug dan Kecamatan Larangan.
Adapun batas administrasi Kota Tangerang adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan Sepatan, Kabupaten
Tangerang.
Sebelah Selatan : Kecamatan Curug, Kecamatan Serpong dan Kecamatan
Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.
Sebelah Timur : DKI Jakarta.
Sebelah Barat : Kecamatan Pasar Kemis dan Cikupa, Kabupaten Tangerang.
Gambar 1.1. Peta Kota Tangerang
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-5
Kondisi geografis Kota Tangerang berbatasan langsung dengan ibukota negara (sekitar
27 Km), di samping itu keberadaan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sebagai
bandara terbesar di Indonesia berada di wilayah Kota Tangerang, yang menjadikan
Kota Tangerang pintu gerbang utama bagi negara Republik Indonesia.
Kondisi ini harus dapat meningkatkan kemajuan pembangunan terutama pada sektor
permukiman, industri dan perdagangan yang berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang.
1.4.2 Demografis
Kota Tangerang memilki jumlah komunitas Tionghoa yang cukup signifikan, banyak dari
mereka adalah campuran Cina Benteng, sehingga cukup banyak kawasan pecinan di
Kota Tangerang, antara lain di Pasar Lama, Benteng Makassar, Kavling dan Karawaci.
Secara umum saat ini banyak pendatang dari seluruh komunitas bermukim di Kota
Tangerang.
Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi pembangunan jika memiliki kualitas
yang memadai, namun sebaliknya akan menjadi beban pembangunan. Oleh karena itu,
penanganan kependudukan tidak hanya pada upaya pengendalian jumlah penduduk
tetapi juga menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang,
seperti yang terlihat pada Tabel 1.1, jumlah penduduk pada tahun 2011 sebanyak
1.883.757 jiwa, yang tersebar di 13 wilayah kecamatan.Kemudian, untuk melihat
perkembangannya, data tentang jumlah penduduk dari tahun 2008 sampai tahun 2011
untuk setiap kecamatan di Kota Tangerang juga disajikan pada tabel yang sama.
Juga dari Tabel 1.1 tersebut, terlihat bahwa wilayah Kecamatan Cipondoh merupakan
wilayah berpenduduk paling besar, yaitu sebanyak 205.336 jiwa atau 10,90% dari total
penduduk Kota Tangerang, sementara itu Kecamatan Benda merupakan wilayah
berpenduduk paling sedikit, yaitu sebanyak 80.106 jiwa atau 4,25% dari total
penduduk Kota Tangerang.
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Kota Tangerang Tahun 2011
No. Kecamatan Jumlah (jiwa) Persen (%)
1 Ciledug 136.594 7,25%
2 Larangan 160.802 8,54%
3 Karang Tengah 114.676 6,09%
4 Cipondoh 205.336 10,90%
5 Pinang 172.078 9,13%
6 Tangerang 162.759 8,64%
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-6
No. Kecamatan Jumlah (jiwa) Persen (%)
7 Karawaci 196.470 10,43%
8 Cibodas 168.596 8,95%
9 Jatiuwung 116.293 6,17%
10 Periuk 139.232 7,39%
11 Neglasari 127.287 6,76%
12 Batu Ceper 103.528 5,50%
13 Benda 80.106 4,25%
Tahun 2011 1.883.757
Tahun 2010 1.680.631
Tahun 2009 1.571.822
Tahun 2008 1.382.749
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang, 2012
Sementara itu pada Tabel 1.2, besarnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) rata-rata
selama kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 diperkirakan sebesar
12,09%. Kecamatan Neglasari merupakan kecamatan yang mempunyai LPP paling
tinggi yaitu 16,46%, sedangkan Kecamatan Benda merupakan kecamatan yang
mempunyai LPP paling rendah yaitu 8,08%.
Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Tahun 2011
No. Kecamatan Jumlah (jiwa) LPP 2010-2011
2008 2009 2010 2011 (%) 1 Ciledug 103.756 114.161 124.373 136.594 9,83 2 Larangan 123.365 133.431 143.805 160.802 11,82 3 Karang Tengah 93.696 101.688 103.251 114.676 11,07 4 Cipondoh 151.476 170.498 181.644 205.336 13,04 5 Pinang 125.154 139.257 149.857 172.078 14,83 6 Tangerang 112.600 132.148 144.632 162.759 12,53 7 Karawaci 150.995 171.343 177.486 196.470 10,70 8 Cibodas 109.796 132.413 147.543 168.596 14,27 9 Jatiuwung 87.883 102.308 105.057 116.293 10,70 10 Periuk 101.551 116.038 124.684 139.232 11,67 11 Neglasari 87.474 103.216 109.301 127.287 16,46 12 Batu Ceper 74.633 85.321 94.884 103.528 9,11 13 Benda 60.370 70.000 74.114 80.106 8,08 Kota Tangerang 1.382.749 1.571.822 1.680.631 1.883.757 12,09
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang, 2012
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka jumlah rumah tangga juga
semakin bertambah. Penambahan jumlah rumah tangga sangat erat kaitannya dengan
penyediaan pemukiman dan lapangan pekerjaan dalam rangka memenuhi kebutuhan
ekonomi dan sosial. Penduduk Kota Tangerang tahun 2011 jika diklasifikasi menjadi
rumah tangga yang didasarkan pada kepemilikan Kartu Keluarga (KK) dapat dilihat
pada Tabel 1.3.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-7
Tabel 1.3. Jumlah Rumah Tangga di Kota Tangerang (Menurut Kepemilikan Kartu Keluarga) Tahun 2011
No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga 1 Ciledug 38.850 2 Larangan 50.405 3 Karang Tengah 32.495 4 Cipondoh 61.648 5 Pinang 55.298 6 Tangerang 46.656 7 Karawaci 63.656 8 Cibodas 55.155 9 Jatiuwung 44.240 10 Periuk 45.030 11 Neglasari 36.116 12 Batu Ceper 31.720 13 Benda 22.719 Tahun 2011 583.988 Tahun 2010 495.426 Tahun 2009 441.076 Tahun 2008 348.013
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang, 2012
Dari data di atas terlihat jumlah rumah tangga terbanyak terdapat di Kecamatan
Karawaci sebanyak 63.656 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga paling
sedikit di Kecamatan Benda sebanyak 22.719 rumah tangga.
Lebih lanjut, hal yang dapat dilihat dari kondisi dan data demografis adalah pola
persebaran atau distribusi penduduk yang dapat dilihat melalui keterkaitan antara
jumlah penduduk dengan luas wilayah.Distribusi penduduk ini pada dasarnya
merupakan komposisi penduduk berdasarkan geografis, sehingga akan lebih bermakna
apabila dikaitkan dengan kepadatan (Tabel 1.4). Kemudian denganTabel 1.5, dapat
dilihat di wilayah mana terjadinya pemusatan penduduk.
Tabel 1.4. Kepadatan Penduduk Kota Tangerang Tahun 20082011 (jiwa/km2)
Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Luas (Km2)* Kepadatan (Jiwa/Km2)
2008 1.382.749 164,55 8.403 2009 1.571.822 164,55 9.552 2010 1.680.631 164,55 10.213 2011 1.883.757 164,55 11.448
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang, 2012 * Tidak termasuk luas bandara (19,69 km2)
Berdasarkan Tabel 1.5 tersebut dapat dilihat bahwa Kota Tangerang merupakan daerah
yang cukup padat. Dalam kurun waktu tahun 20082011 terjadi kenaikan rata-rata per
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-8
tahun atas kepadatan penduduk sampai dengan 10,9%. Pada tahun 2011, tercatat
kepadatan penduduk sebesar 11.448 jiwa/km2, dimana Kecamatan Cibodas merupakan
kecamatan dengan kepadatan tertinggi (17.544 jiwa/km2) dan Kecamatan Neglasari
merupakan yang terendah yang hanya sebanyak 7.916 jiwa/km2 (Tabel 1.5).
Tabel 1.5. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk per KecamatanTahun 2011
No. Kecamatan Luas (Km2)* Jumlah (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km2)
1 Ciledug 8,77 136.594 15.575 2 Larangan 9,40 160.802 17.107 3 Karang Tengah 10,47 114.676 10.953 4 Cipondoh 17,91 205.336 11.465 5 Pinang 21,59 172.078 7.970 6 Tangerang 15,79 162.759 10.308 7 Karawaci 13,48 196.470 14.575 8 Cibodas 9,61 168.596 17.544 9 Jatiuwung 14,41 116.293 8.070 10 Periuk 9,54 139.232 14.595 11 Neglasari 16,08 127.287 7.916 12 Batu Ceper 11,58 103.528 8.940 13 Benda 5,92 80.106 13.531 Tahun 2011 164,55 1.883.757 11.448 Tahun 2010 164,55 1.680.631 10.213 Tahun 2009 164,55 1.571.822 9.552 Tahun 2008 164,55 1.382.749 8.403
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang 2012 * Tidak termasuk luas bandara (19,69 km2) 1.5 KONDISI MAKRO EKONOMI
Ekonomi makro daerah menunjukkan kinerja makro ekonomi yang telah terjadi akibat
proses pembangunan di suatu perekonomian. Makro ekonomi memuat faktor-faktor
fundamental ekonomi yang memberikan kontribusi terhadap agregat ekonomi makro
berdasarkan penggunaan sektor lapangan usaha. Dari indikator ini diharapkan dapat
mencerminkan kinerja Kota Tangerang selama beberapa tahun belakangan ini.
Stabilitas perekonomian, percepatan pertumbuhan ekonomi, percepatan pengurangan
pengangguran dan kemiskinan, kemandirian fiskal daerah, serta stabilitas keamanan,
ketertiban, ketentraman, dan kenyamanan merupakan indikator-indikator yang relatif
relevan terhadap kondisi makro ekonomi Kota Tangerang.
Struktur perekonomian Kota Tangerang yang masih didominasi oleh tiga sektor, yaitu:
sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta serta
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-9
pengangkutan dan komunikasi. Kondisi ekonomi makro tidak terlepas dari faktor inflasi.
Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus menerus. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Indikator yang digunakan
untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan melihat
pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Kota
Tangerang.
Pada tahun 2008, inflasi yang terjadi di Kota Tangerang melonjak tajam dari laju inflasi
yang terjadi pada tahun 2007. Kondisi ini tercermin dari melambungnya laju inflansi
tahunan dari angka 6,31% pada tahun 2007 menjadi angka 10,75% pada tahun 2008.
Pada tahun 2009, laju inflasi Kota Tangerang turun hingga mencapai angka 2,49%, dan
pada tahun 2010 meningkat lagi hingga mencapai angka 6,08% dan pada tahun 2011
mengalami penurunan mencapai 3,78%. Walaupun demikian, laju inflasi Kota
Tangerang pada tahun 2010 masih dibawah laju inflasi Provinsi Banten dan laju inflasi
nasional, yaitu masing-masing sebesar 6,10% dan 6,96% dan pada tahun 2011 laju
inflasi Kota Tangerang lebih tinggi dari laju inflasi Provinsi Banten yaitu 3,45% dan
lebih rendah dari laju inflasi nasional yaitu 3,79%.
Gambaran secara umum perkembangan laju inflasi Kota Tangerang dalam kurun waktu
tiga tahun (20082011) dapat dilihat pada Tabel 1.6.
Tabel 1.6. Perkiraan Laju Inflasi Kota Tangerang 20082011
Tahun Inflasi (%)
Kota Tangerang Provinsi Banten Nasional 2008 10,75 11,47 11,06 2009 2,49 2,99 2,78 2010 6,08 6,10 6,96 2011 3,78 3,45 3,79
Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2010 & Angka Sementara 2011
Harga merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi stabilitas ekonomi suatu
daerah. Perubahan harga yang terjadi berarti juga mempengaruhi perubahan inflasi.
Inflasi Kota Tangerang Tahun 2011 (dengan tahun dasar 2007=100) mencapai 3,78%,
lebih rendah dibandingkan dengan inflasi tahun 2010 sebesar 6,08%.
Gambaran secara umum perkembangan nilai indeks harga konsumen (IHK) dan inflasi
Kota Tangerang tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 1.7.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-10
Tabel 1.7. Nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota Tangerang Tahun 2011
Bulan IHK Inflasi Laju Inflasi Tahun Kalender **) Inflasi
Year On Year ***) Januari 126,82 0,87 0,87 6,54 Februari 127,41 0,47 1,34 6,22 Maret 126,39 -0,80 0,53 5,86 April 126,64 0,20 0,73 5,94 Mei 126,71 0,06 0,79 5,89 Juni 127,22 0,40 1,19 5,18 Juli 127,90 0,53 1,73 4,70 Agustus 129,49 1,24 3,00 4,86 September 129,44 -0,04 2,96 4,44 Oktober 129,53 0,07 3,03 3,87 November 129,98 0,35 3,39 3,92 Desember 130,47 0,38 3,78 3,78
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Kota Tangerang Keterangan: **) Persentasi Perubahan IHK bulan ybs terhadap IHK bln Desember 2010 ***) Persentase Perubahaan IHK ybs terhadap IHK bln ybs Th sebelumnya
Tabel 1.8. Laju Inflasi Perkotaan Banten Tahun 2008-2011 (persen)
Kota 2008 2009 2010 2011 Serang 13,91 4,57 6,18 2,78 Tangerang 10,75 2,49 6,08 3,78 Cilegon 12,96 3,11 6,12 2,35
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Kota Tangerang
Selain Kota Tangerang, kota lain di Provinsi Banten yang melakukan penghitungan
inflasi yaitu Kota Serang dan Kota Cilegon. Bila diperhatikan menurut kota inflasi,
selama tahun 2011 Kota Tangerang menunjukkan kecenderungan inflasi yang lebih
tinggi diantara ketiga kota lain.
Tabel 1.9. Laju Inflasi Tahunan Kota Tangerang (persen)
Bulan 2010 2011
Januari 0,44 0,87
Februari 1,22 1,34
Maret -0.74 0,53
April 0,84 0,73
Mei 0,97 0,79
Juni 2,07 1,19
Juli 3,08 1,73
Agustus 4,20 3,00
September 4,58 2,96
Oktober 5,22 3,03
November 5,54 3,39
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-11
Bulan 2010 2011
Desember 6,08 3,78
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Kota Tangerang
Laju inflasi di Kota Tangerang sampai dengan Desember 2011 tercatat sebesar 3,78%,
lebih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang
mencapai 6,08%.
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi. Percepatan dan perlambatan pertumbuhan
ekonomi pada setiap sektor berpengaruh terhadap perkembangan kontribusi sektor
tersebut dalam PDRB. Pertumbuhan yang cepat akan membuat kontribusi sektor
tersebut cenderung bertambah, sebaliknya perlambatan pertumbuhan membawa
konsekuensi pada penurunan kontribusinya pada PDRB.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)
barang dan jasa yang ditimbulkan oleh faktor-faktor produksi yang dihasilkan di suatu
wilayah tertentu dalam waktu tertentu (biasanya dalam tahun tertentu), tanpa
memperhatikan kepemilikan faktor-faktor produksinya.
PDRB merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat kinerja makro
perekonomian daerah yang mampu menggambarkan pendapatan per kapita, strukur
ekonomi, dan laju pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.Meskipun bukan merupakan
pengukuran yang sempurna, PDRB merupakan suatu pendekatan yang baik untuk
pengukuran kinerja ekonomi suatu daerah.Perhitungan PDRB dengan pendekatan
produksi, merupakan penghitungan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
berbagai unit produksi dalam jangka waktu satu tahun. Unit-unit produksi yang
digunakan secara umum dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha, yaitu: (1) Pertanian;
(2) Pertambangan dan penggalian; (3) Industri pengolahan; (4) Listrik, gas dan air
minum; (5) Bangunan;(6) Perdagangan; (7) Pengangkutan dan komunikasi;(8) Bank
dan lembaga keuangan lainnya; dan (9) Jasa-jasa.
Penghitungan PDRB didasarkan pada dua harga, yaitu harga berlaku (current price)
dan harga dasar/konstan (constant price). PDRB atas dasar harga berlaku (current
price) adalah jumlah nilai barang dan jasa, pendapatan atau pengeluaran yang dinilai
sesuai dengan harga berlaku pada tahun bersangkutan.Sedangkan PDRB atas dasar
harga konstan (constant price) adalah jumlah dari barang dan jasa, pendapatan atau
pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga pasar yang tetap (tahun dasar). Besar
kecilnya PDRB suatu daerah sangat tergantung pada potensi sumber ekonomi yang
dimiliki daerah tersebut.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-12
Pada Tabel 1.10 menunjukkan bahwa nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku yang
dihasilkan dari kegiatan produksi barang dan jasa selama tahun 2011 di Kota
Tangerang adalah sebesar Rp67.035,13 Miliar. Nilai ini mengalami peningkatan sekitar
17,68 % jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tabel 1.10. PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 20082011 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha 2008 2009 *) 2010 **) 2011 ***)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perikanan 69,33 77,10 83,73 92,21
Pertambangan dan Penggalian - - - -
Industri Pengolahan 22.536,48 23.451,55 25.914,07 28.837,29
Listrik, Gas, dan Air Bersih 337,88 348,92 382,23 422,31
Bangunan 864,60 1.041,72 1.303,54 1.652,66
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13.379,89 15.322,44 18.709,35 23.203,51
Pengangkutan dan Komunikasi 4.959,40 6.003,51 6.908,26 8.509,26
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1.485,94 1.775,27 2.008,68 2.349,48
Jasa-jasa 1.057,29 1.311,75 1.582,98 1.968,41
PDRB 44.690,82 49.332,26 56.964,84 67.035,13
Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012
Sementara itu, jika dilihat berdasarkan nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Tabel
1.11) yang berasal dari nilai total produksi barang dan jasa tahun 2011 dikalikan
dengan harga dasar tahun 2000 adalah sebesar Rp31,506.16 Miliar atau meningkat
7,15% dari tahun sebelumnya.
Tabel 1.11. PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Konstan (=2000) Menurut Lapangan Usaha Tahun 20082011 (Miliar Rupiah) Lapangan Usaha 2008 2009 *) 2010**) 2011 ***)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perikanan 43,93 45,43 47,61 49,91 Pertambangan dan Penggalian - - - - Industri Pengolahan 13.229,93 13.502,46 13.985,85 14.577,76 Listrik, Gas, dan Air Bersih 253,76 268.71 292,10 310,14 Bangunan 481,08 532,51 606,10 673,77 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7.498,13 8,023.97 8.694,72 9.534,78 Pengangkutan dan Komunikasi 3.119,50 3.576,95 4.043,09 4.521,53 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 880,17 991,65 1.072,65 1.146,74 Jasa-jasa 560,49 620,85 660,73 691,53 PDRB 26.066,99 27,562.54 29.402,85 31.506,16 Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-13
Jika dilihat lebih lanjut, PDRB Berdasarkan Harga Konstan selama kurun waktu empat
tahun terakhir cenderung meningkat dari Rp 26.066,99 Miliar (tahun 2008) menjadi Rp
27.562,54 Miliar (tahun 2009) dan menjadi Rp 29.402,85 Miliar (tahun 2010) dan
kemudian menjadi Rp31.506,16 atau terdapat kenaikan dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2011 sebesar Rp5.439,17 Miliar (20,87%).
Kemudian dilihat dari angka absolut, sepanjang tahun 20082011 lapangan usaha yang
mengalami peningkatan relatif besar dari tahun sebelumnya antara lain adalah:
Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi; serta Jasa-Jasa;
masing-masing sebesar Rp2.036,65 Miliar (27,16%), Rp1.402,03 Miliar (44,94%), dan
Rp1.347,83 Miliar (10,19%), sedangkan dilihat dari laju peningkatan, maka lapangan
usaha Pengangkutan dan Komunikasi mempunyai laju peningkatan paling tinggi, yaitu
sebesar 44,94%.
Tabel 1.12. Peranan Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 20082011
LAPANGAN USAHA 2008 2009 *) 2010 **) 2011 ***)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 0,16 0,16 0,15 0,14
Pertambangan dan Penggalian - - - -
Industri Pengolahan 50,43 47,54 45,99 43,02
Listrik, Gas & Air 0,76 0,71 0,67 0,63
Bangunan 1,93 2,11 2,29 2,47
Perdagangan, Hotel, & Restoran 29,94 31,06 32,84 34,61
Pengangkutan & Komunikasi 11,10 12,17 12,25 12,69
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,32 3,60 3,53 3,50
Jasa-jasa 2,37 2,66 2,78 2,94
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012
Berdasarkan kontribusi secara sektoral, selama kurun waktu empat tahun lapangan
usaha Industri Pengolahan serta lapangan usaha Perdagangan, Hotel, dan Restoran
merupakan dua penyumbang terbesar terhadap PDRB, khususnya pada tahun 2011
masing-masing sebesar 43,02% dan 34,61%. Walaupun demikian, kecenderungan
Lapangan Usaha Industri Pengolahan terlihat semakin menurun, sedangkan lapangan
usaha Perdagangan, Hotel, dan Restoran, serta lapangan usaha Keuangan, Persewaan,
& Jasa Perusahaan semakin meningkat. Hal ini mengartikan bahwa kedua lapangan
usaha tersebut berpotensi sebagai lapangan usaha yang mampu menyediakan
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-14
lapangan pekerjaan yang besar di samping lapangan usaha di bidang Industri
Pengolahan.
Tabel 1.13. Peranan Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2000) Tahun 2008 2011
No Lapangan Usaha 2008 2009 *) 2010 **) 2011 ***) 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 0,17 0.16 0,16 0,16 2 Pertambangan & Penggalian - - - - 3 Industri Pengolahan 50,75 48,99 47,57 46,27 4 Listrik, Gas & Air 0,97 0,97 0,99 0,98 5 Bangunan 1,85 1,93 2,06 2,14 6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 28,76 29,11 29,57 30,26 7 Pengangkutan & Komunikasi 11,97 12,98 13,75 14,35 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,38 3,60 3,65 3,64 9 Jasa-jasa 2,15 2,25 2,325 2,19
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012
Hal yang perlu diingat bahwa PDRB hanya merupakan angka agregat aktivitas ekonomi
suatu wilayah, sehingga belum mewakili derajat pemerataan hasil pembangunan. Di
samping itu perhitungan PDRB bukan hanya berdasar pada fungsi waktu saja, tapi juga
merupakan fungsi aktivitas ekonomi utama yang sangat dipengaruhi kondisi global
lainnya seperti: kondisi ekonomi dunia dan regional, alokasi belanja pemerintah,
investasi masyarakat, pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, inflasi, dan
seterusnya. Dengan demikian tolok ukur kesuksesan dan keberhasilan perekonomian
tidak hanya diukur dari angka PDRB saja melainkan harus melibatkan indikator ekonomi
lain yang menunjukkan kinerja pemerataan kesejahteraan suatu wilayah.
Pendapatan Per Kapita. Untuk menunjukkan bagaimana suatu daerah memiliki
potensi pembangunan dapat dilihat dari besaran pendapatan per kapitanya atau dalam
hal ini sama dengan PDRB perkapita. Dengan mengetahui perubahan besaran PDRB per
kapita ini maka suatu daerah dapat dikatakan menikmati hasil pembangunan untuk
setiap penduduknya atau tidak.Yang dapat diartikan pula bila PDRB perkapita
meningkat berarti pemerintah telah menjalankan fungsi pembangunannya dengan baik.
Seperti yang terlihat padaTabel 1.14, dalam kurun waktu empat tahun (2008-2011),
PDRB Perkapita Kota Tangerang menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Pada
tahun 2011 berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB perkapita di Kota Tangerang
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-15
mencapai 17,65 juta rupiah, meningkat 7,15% dari tahun sebelumnya yaitu 16,35 juta
rupiah. Apabila menggunakan harga berlaku, PDRB perkapita tahun 2010 menunjukkan
angka yang cukup tinggi yaitu 36,27 juta rupiah, meningkat 14,52% dari tahun
sebelumnya.
Secara keseluruhan, PDRB per kapita Kota Tangerang menunjukkan perubahan
(kecenderungan) yang meningkat, dalam pengertian lain peningkatan penduduk yang
ada masih dapat diserap oleh kapasitas produksi daerah yang ada. Perkembangan
PDRB per kapita Kota Tangerang dalam kurun waktu tiga tahun (20082011) dapat
dilihat pada Tabel 1.14.
Tabel 1.14. PDRB Per Kapita Kota Tangerang Tahun 20082011
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan
Perkapita (juta) Pertumbuhan (%) Perkapita (juta) Pertumbuhan (%) 2008 26,31 - 15,34 - 2009 *) 28,18 5,90 15,75 2,60 2010 **) 31,67 11,02 16,35 3,67 2011 ***) 36,27 14,52 17,65 7,15
Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, bahwa PDRB perkapita hanya mewakili angka
agregat perekonomian suatu wilayah, sehingga tidak menggambarkan pendapatan riil
masyarakat.Besarnya pendapatan perkapita di satu wilayah seyogyanya diikuti
pemerataan hasil-hasil pembangunan sehingga mampu mewujudkan pemerataan
pembangunan.
Selain itu, dengan adanya otonomi daerah masing-masing kabupaten/kota memiliki hak
dalam pengelolaan keuangan dan menentukan arah pembangunan yang lebih leluasa
dalam koridor aturan yang berlaku.Sehingga perkembangan suatu wilayah sangat
tergantung pada strategi ekonomi yang diterapkan oleh pengambil kebijakan.
Perbandingan ekonomi makro secara relatif antar daerah dapat dilihat melalui PDRB
yang dihasilkan dalam memberi kontribusi terhadap Provinsi Banten. Adapun kontribusi
PDRB tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.15.
Tabel 1.15. PDRB per Kapita Kabupaten/Kota Terhadap PDRB Provinsi Banten Tahun 2008-2010 (Juta Rupiah)
Kabupaten/Kota 2008 2009 *) 2010 **) 2011 ***) Kabupaten Pandeglang 6,18 6,57 7,33
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-16
Kabupaten/Kota 2008 2009 *) 2010 **) 2011 ***) Kabupaten Lebak 5,77 6,13 6,46 Kabupaten Tangerang 10,80 11,28 12,28 Kabupaten Serang 7,86 8,30 9,01 Kota Tangerang 26,31 28,18 31,67 36,27 Kota Cilegon 50,27 54,48 59,56 Kota Serang 7,91 8,14 9,38 Kota Tangerang Selatan 7,47 8,14 9,06 Provinsi Banten 12,13 12,83 14,01 Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012
Dari Tabel 1.15 di atas terlihat nilai PDRB per kapita dari seluruh kabupaten/kota di
Provinsi Banten dan PDRB per kapita Provinsi Banten pada kurun waktu tahun 2008
2010, dan tahun 2011 khusus untuk Kota Tangerang. Pada tahun 2009 dan 2010, Kota
Tangerang memiliki PDRB per kapita yang tertinggi kedua setelah Kota Cilegon, yaitu
sebesar 28,18 juta rupiah dan 31,67 juta rupiah. Nilai ini masih jauh di atas rata-rata
Provinsi Banten yaitu sebesar 12,83 juta rupiah (tahun 2009) dan 14,01 juta rupiah
(tahun 2010). Hal ini menunjukkan bahwa secara agregasi, Kota Tangerang masih
memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Propinsi Banten, sehingga
aktivitas utamanya harus mendapat perhatian dan dukungan kebijakan dari propinsi
dan bahkan nasional.Kemampuan penciptaan produksi daerah Kota Tangerang menjadi
sangat penting pula sebagai katalisator untuk menggerakkan perekonomian wilayah
lainnya. Ditambahkan pula bahwa Kota Tangerang menjadi kota penghubung antara
perekonomian Jakarta dan wilayah lainnya di Propinsi Banten.
Laju Pertumbuhan Ekonomi. Sebagaimana terlihat dalam Tabel 1.16 yang mengacu
pada perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tangerang atas
dasar harga konstan (PDRB ADHK), laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kota Tangerang
pada tahun 2008 mencapai angka 6,37%, pada tahun 2009 mencapai angka 5,74%,
pada tahun 2010 mencapai angka 6,68%, serta tahun 2011 diperkirakan mencapai
7,15%. Gambaran pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang tersebut, tampaknya juga
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai angka 5,59% pada
tahun 2008, mencapai angka 4,30% pada tahun 2009, mencapai angka 6,10% pada
tahun 2010, dan 6,5% pada tahun 2011. Lebih lanjut, dilaporkan bahwa pertumbuhan
ekonomi provinsi banten mencapai angka 5,773% pada tahun 2008, mencapai angka
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-17
4,69% pada tahun 2009, mencapai angka 5,94% pada tahun 2010, dan diperkirakan
mencapai 6,2% pada tahun 2011.
Gambaran secara umum perkembangan laju pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kota
Tangerang tahun 20072011, dapat dilihat pada Tabel 1.16.
Tabel 1.16. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Tangerang Tahun 20082011 (Dalam Persen)
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000
2008 2009 *) 2010 **) 2011 ***) Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 3,03 3,42 4,79 4,83 Pertambangan & Penggalian - - - Industri Pengolahan 2,20 2,06 3,58 4,23 Listrik, Gas, & Air Minum 1,06 5,89 8,71 6,18 Bangunan 10,26 10,69 13,82 11,16 Perdagangan, Hotel, & Restoran 12,44 7,01 8,36 9,66 Pengangkutan & Komunikasi 8,04 14,66 13,03 11,83 Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 14,87 12,67 8,17 6,91 Jasa-jasa 11,60 10,77 6,42 4,66 LPE Kota Tangerang 6.37 5.74 6.68 7,15 LPE Provinsi Banten 5.77 4.69 5.94 6,2 LPE Nasional 5.59 4.3 6.1 6,5 Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012
Dari Tabel 1.16 di atas, terlihat adanya korelasi antara kondisi perekonomian Kota
Tangerang dengan provinsi maupun nasional.Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
perekonomian nasional, yang didalamnya telah mempertimbangkan berbagai faktor
yang bersifat nasional dan internasional, memiliki hubungan yang positif dan signifikan
dalam mempengaruhi perkembangan perekonomian Kota Tangerang secara
keseluruhan. Dengan demikian, berbagai skenario tentang perkiraan kenaikan ataupun
penurunan pertumbuhan ekonomi nasional akan senantiasa menjadi referensi utama
dalam memperkirakan kondisi perekonomian Kota Tangerang.
Kemandirian Fiskal Daerah. Tingkat ketergantungan daerah terhadap pusat masih
cukup tinggi.Hal ini ditandai dengan relatif masih rendahnya proporsi pendapatan
daerah terhadap pendapatan yang diterima dari pemerintah yang lebih tinggi (pusat
provinsi). Kondisi ini menuntut Pemerintah Kota Tangerang untuk semakin besar
mengambil peran dan semakin lebih kreatifinovatif dalam upaya intensifikasi dan
ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah (PAD). Selain itu, Pemkot Tangerang
juga lebih memperhatikan dan mengintensifkan berbagai upaya untuk meningkatkan
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-18
nilai tambah sektor-sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang akan
memberikan konsekuensi logis bagi peningkatan potensi penerimaan asli daerah (PAD).
Namun demikian, upaya kreativitasi, inovatisasi, intensifikasi, dan ekstentifikasi yang
dilaksanakan Pemkot Tangerang pada tahun 2011 tersebut harus senantiasa berada
pada koridor hukum yang berlaku, dalam arti bahwa upaya kreativitasi, inovatisasi,
intensifikasi, dan ekstentifikasi harus tetap memperhatikan norma-norma dan aturan-
aturan yang berlaku agar upaya untuk menuju kemandirian fiskal tidak menimbulkan
implikasi negatif pada masyarakat secara umum atau pada kelangsungan dunia usaha
dan sustainabilitas ekologi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Selain
itu, Pemerintah Kota Tangerang selalu memperhatikan alokasi, proporsi, dan komposisi
belanja serta pembiayaan daerah.Belanja daerah harus lebih bisa diarahkan pada
keseimbangan antara belanja langsung dan belanja tidak langsung yang disesuaikan
dengan kebutuhan pembangunan daerah serta jelas kinerja yang
dilaksanakannya.Pembiayaan daerah dititikberatkan pada pembiayaan yang bersifat
penerimaan, sehingga mampu mempertahankan stabilitas fiskal daerah atau
meningkatkan kemampuan fiskal daerah.
Dampak dari pertumbuhan makro ekonomi di Kota Tangerang dapat dilihat dari
perkembangan investasi yang terjadi dari tahun ke tahun. Perkembangan nilai investasi
di Kota Tangerang dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 terus mengalami
peningkatan. Perkembangan nilai investasi di Kota Tangerang pada tahun 2009
mengalami peningkatan yaitu dari Rp11.421.580.774.346,00 pada tahun 2008 menjadi
Rp11.781.799.273.072 pada tahun 2009. Kondisi ini didukung oleh meningkatnya nilai
investasi PMDN dari Rp9.318.633.438.197,00 pada tahun 2008 menjadi
Rp9.353.993.711.822,00 pada tahun 2009. Selain itu, peningkatan nilai investasi juga
didorong oleh meningkatnya nilai investasi PMA dari US$2.715.500.000,00 pada tahun
2008 menjadi US$2.720.702.000,00 pada tahun 2009. Pada tahun 2010, nilai investasi
di Kota Tangerang mencapai Rp11.891.500.639.619,00 yang didukung oleh
meningkatnya nilai investasi PMDN sebesar Rp9.353.993.711.822,00 dan didorong
meningkatnya nilai investasi PMA sebesar US$2.752.496.580,00 sedangkan pada tahun
2011 besarnya nilai investasi tersebut mencapai Rp12.437.654.171.520,00 yang
didukung oleh meningkatnya nilai investasi PMA sebesar Rp9.353.993.711.822,00 dan
US$2.763.119.580,00.
Gambaran perkembangan investasi dalam kurun waktu tahun 20082011 dapat dilihat
padaTabel 1.17.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-19
Tabel 1.17. Perkembangan Investasi di Kota Tangerang Tahun 20082011
Tahun Uraian Perusahaan
Jumlah PMA PMDN
2008 Jumlah Perusahaan 245 139 384
Investasi US$ 2.715.500.000 - 2.715.500.000
Rupiah 2.102.947.336.149 9.318.633.438.197 11.421.580.774.346
2009 Jumlah Perusahaan 257 141 398
Investasi US$ 2.720.702.000 - 2.720.702.000
Rupiah 2.427.805.561.250 9.353.993.711.822 11.781.799.273.072
2010 Jumlah Perusahaan 272 141 413
Investasi US$ 2.752.496.580 - 2.752.496.580
Rupiah 2.537.506.927.797 9.353.993.711.822 11.891.500.639.619
2011 Jumlah Perusahaan 282 141 423
Investasi US$ 2.763.119.580 - 2.763.119.580
Rupiah 3.083.660.459.698 9.353.993.711.822 12.437.654.171.520 Sumber: Sub Bag. Prasarana, Sarana Pengembangan Perekonomian Daerah, Bagian Perekonomian Setda Kota Tangerang. 1.6 KONDISI SOSIAL BUDAYA
Pembangunan manusia di Kota Tangerang merujuk pada perkembangan capaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai ukuran yang banyak digunakan untuk
mengetahui derajat kesejahteraan masyarakat.
Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang
digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan
disuatu wilayah tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia yang
dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga
kemampuan dasar itu adalah umur panjang, dan sehat yang diukur melalui angka
harapan hidup waktu lahir, berpengetahuan dan berketerampilan yang diukur dengan
angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta akses terhadap sumber daya yang
dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak yang diukur dengan pendapatan
perkapita yang disesuaikan.
a. Indikator Harapan Hidup
Angka harapan hidup dapat menggambarkan tingkat kesehatan yang telah dicapai
masyarakat.Semakin baik tingkat kesehatan masyarakat diharapkan kesempatan untuk
hidupnya cenderung semakin besar/lama. Sebaliknya tingkat kesehatan yang buruk
akan cenderung memperpendek usia hidup. Angka harapan hidup berbanding terbalik
dengan tingkat kematian bayi, artinya semakin tinggi angka kematian bayi maka angka
harapan hidup cenderung semakin pendek, demikian pula sebaliknya.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-20
Indikator harapan hidup juga dapat digunakan untuk mengukur pembangunan di
bidang kesehatan.Meningkatnya angka harapan hidup dapat berarti adanya perbaikan
pembangunan di bidang kesehatan.Yang biasanya ditandai dengan membaiknya kondisi
sosial ekonomi penduduk, membaiknya kesehatan lingkungan dan lain sebagainya.
Secara umum, usia harapan hidup di Kota Tangerang menunjukkan kenaikan dari tahun
ke tahun, dari 68,2 pada tahun 2006 dan 2007 meningkat menjadi 68,3 pada tahun
2008 dan pada tahun 2009 harapan hidup mencapai 68,33 tahun sedangkan pada
tahun 2010 angkanya menjadi 68,37 tahun. Artinya peluang hidup bayi yang lahir di
Kota Tangerang pada tahun 2010 bertambah rata-rata 0,17 tahun dibanding tahun
2006, atau dapat dikatakan rata-rata bayi yang lahir di Kota Tangerang pada tahun
2010 diharapkan dapat hidup sampai usia sekitar 68,37 tahun. Bila dibandingkan
dengan angka harapan hidup Provinsi Banten yang sebesar 64,90 pada tahun 2010
tampaknya pembangunan bidang kesehatan di Kota Tangerang jauh lebih maju
dibandingkan pembangunan bidang kesehatan di Wilayah Banten secara umum, tetapi
pergerakannya cenderung lambat. Sebagai tambahan, Bappeda mengolah angka
sementara diperoleh Angka Harapa Hidup Kota Tangerang pada tahun 2011 mencapai
69,01.
Dari Tabel 1.18terlihat bahwa peluang hidup bayi yang lahir di Wilayah Banten
bertambah 0,6 tahun dalam periode yang sama. Pada umumnya saat angka usia
harapan hidup masih rendah, maka peningkatan usia harapan hidup lazimnya memang
mencerminkan peningkatan kesehatan masyarakat, terutama penurunan angka
kematian bayi dan anak. Namun, dengan makin menigkatnya usia harapan hidup,
kesejahteraan masyarakatlah yang menjadi ukuran sehingga sangatlah wajar jika
pergerakan angka harapan hidup sangat lambat jika angka harapan hidup sudah cukup
tinggi.
Namun demikian pemerintah daerah perlu memacu dan mengambil langkah-langkah
yang tepat untuk merumuskan program di bidang kesehatan secara tepat.
Tabel 1.18. Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun 2006-2010
Kab/Kota Angka Harapan Hidup/AHH
2006 2007 2008 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6 7
01 Kabupaten Pandeglang 62,8 63,1 63,3 63,52 63,77 02 Kabupaten Lebak 63 63,1 63,1 63,21 63,28 03 Kabupaten Tangerang 65,1 65,3 65,4 65,61 65,79 04 Kabupaten Serang 61,8 62,3 62,7 63,08 63,51
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-21
Kab/Kota Angka Harapan Hidup/AHH
2006 2007 2008 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6 7
71 Kota Tangerang 68,2 68,2 68,3 68,33 68,37 69.01 72 Kota Cilegon 68,4 68,5 68,5 68,53 68,58 73 Kota Serang - - 64,1 64,62 65,13 74Kota Tangerang Selatan
68,43 68,54
Provinsi Banten 64,3 64,5 64,6 64,75 64,90 Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012 *) Angka hasil olahan BappedaKota Tangerang, 2012
Tersedianya sarana kesehatan yang cukup dan sarana transportasi yang lancar
sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses fasilitas kesehatan yang ada
sangat membantu masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang tinggi, tetapi
yang tak kalah penting adalah mengingatkan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat
melalui peningkatan sosialisasi memadai. Sekedar contoh dari data Susenas 2010
menujukkan bahwa di Kota Tangerang terdapat 10,3% bayi yang tidak diberi ASI dan
2,3% bayi yang disusui kurang dari 1 bulan walaupun angkanya menurun dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yang sebesar 12,1% bayi tidak disusui tetapi penurunannya
perlu terus diupayakan terus menerus karena memang tidak mudah menyadarkan
masyarakat terutama untuk masyarakat perkotaan seperti Kota Tangerang yang
kemungkinannya banyak penduduk wanitanya yang meninggalkan rumah untuk
bekerja.
Sebagai perbandingan bayi yang tidak disusui di Tangerang Selatan dan Kota Serang
selama tahun 2010 ada sekitar 12,3% dan 10,4%. Sedangkan untuk persalinan yang
ditolong oleh dukun bayi sudah mengalami penurunan di tahun 2010 ini sebesar 2,3%
sedangkan tahun 2009 sebesar 4,2%. Masih adanya persalinan yang ditolong oleh
dukun bayi mempunyai arti semakin besar risiko yang dapat menyebabkan kematian
baik si Ibu maupun bayinya.Hal ini dikarenakan banyak faktor yang menyebabkan
kematian seperti kurangnya sterilisasi alat-alat yang digunakan dalam persalinan,
pengetahuan tentang persalinan yang sehat, tidak tersedianya obat-obatan apabila
terjadi persalinan yang tidak normal, dan sebagainya.
Hal yang positif diatas perlu terus ditingkatkan, pemanfaatan Posyandu perlu terus
dioptimalkan, karena merupakan sarana yang paling murah dan mudah untuk
pembelajaran dan sosialisasi masalah kesehatan, gizi dan lain sebagainya kepada
masyarakat. Jika upaya-upaya terus dilakukan niscaya angka harapan hidup di Kota
Tangerang bisa semakin meningkat
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-22
Selanjutnya dari angka harapan hidup dapat diturunkan indeks harapan hidup (Tabel
1.19) yang telah dicapai dibanding kondisi 'ideal' sesuai standar UNDP yaitu 85 tahun
(100%). Pada tahun 2011, Indeks harapan hidup masyarakat di Kota Tangerang baru
mencapai 73,10%, yang berarti pencapaian usia harapan hidup sejak lahir terhadap
perkiraan usia harapan hidup maksimal naik 1,10% dibanding tahun 2006.
Tabel 1.19. Indeks Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun 2006-2010
Kab/Kota Indeks Harapan Hidup
2006 2007 2008 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6 7
01 Kabupaten Pandeglang 63 63,5 63,8 64,21 64,61 02 Kabupaten Lebak 63,3 63,5 63,6 63,68 63,80 03 Kabupaten Tangerang 66,8 67,2 67,4 67,69 67,98 04 Kabupaten Serang 61,3 62,1 62,8 63,46 64,18 71 Kota Tangerang 72 72 72,2 72,22 72,29 73,10 72 Kota Cilegon 72,3 72,4 72,5 72,56 72,63 73 Kota Serang - - 65,2 66,04 66,89 74Kota Tangerang Selatan
72,38 72,57
Provinsi Banten 65,5 65,8 66 66,25 66,50 Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012 *) Angka hasil olahan BappedaKota Tangerang, 2012
b. Indikator Pendidikan
Seperti telah diuraikan dalam bab terdahulu, indikator tingkat melek huruf dan rata-rata
lama sekolah penduduk dewasa (usia 15 tahun ke atas) dapat menggambarkan tingkat
keberhasilan dan perkembangan pembangunan dibidang pendidikan. Dua indikator ini
dipandang dapat mengukur tingkat pengetahuan masyarakat, sehingga digunakan
dalam penghitungan IPM sebagai indikator derajat pendidikan masyarakat.
Angka melek huruf diambil dari data kemampuan baca tulis, yang dipandang sebagai
modal dasar yang perlu dimiliki setiap individu, agar mempunyai peluang yang sama
untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Sedangkan tingkat pengetahuan
dan keterampilan lainnya secara umum dapat digambarkan melalui rata-rata lama
sekolah, angka ini dihitung dengan menggunakan 2 variabel secara simultan yaitu
tingkat kelas yang pernah atau sedang dijalani dan jenjang pendidikan yang
ditamatkan.
Gambaran tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk Kota Tangerang tahun
2010 dapat dilihat Tabel 1.20.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-23
Tabel 1.20. Pendidikan Yang Ditamatkan Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Di Kota Tangerang Tahun 2010
No Jenjang Pendidikan yang ditamatkan Persentase 1 Tidak punya ijazah 13,47 2 SD/MI 19,07 3 SLTP/MTS 21,69 4 SMU/SMK/Aliyah 33,76 5 DI/DII 0,76 6 DIII/DIV/S1/S2/S3 11,17
Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012
Dari Tabel 1.20 terlihat bahwa Penduduk Kota Tangerang didominasi lulusan SMA
sederajat, sebanyak 33,76% penduduk menamatkan jenjang tersebut, namun apabila
kita lihat secara keseluruhan rata-rata lama sekolah penduduk Kota Tangerang adalah
9,98 tahun, naik dari tahun sebelumnya yang lamanya sekolah 9,95 tahun. Kalau kita
telusuri beberapa tahun sebelumnya dari tahun 2006 sampai dengan 2007 tingkat
pendidikan penduduk menunjukkan angka yang relatif tetap, dengan rata-rata lama
sekolah 9,8 tahun. Dapat diartikan bahwa secara rata-rata penduduk berumur 15 tahun
keatas di Kota Tangerang menyelesaikan jenjang pendidikan setingkat kelas I SLTA,
memang masih sama dengan tahun sebelumnya tetapi lamanya duduk di bangku kelas
satu SLTA relatif lebih lama atau hampir sampai jenjang kelas 2 SLTA.
Hal ini akibat dari masyarakat di Kota Tangerang yang semakin menyadari bahwa
pendidikan merupakan suatu investasi yang berharga untuk masa depan anak mereka
didukung pula oleh ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dan
memadahi, kemudahan transportasi untuk mencapainya, serta faktor lain seperti
ekonomi keluarga dan dukungan Pemerintah Daerah yang menyediakan sekolah yang
murah bahkan gratis sampai pada jenjang tertentu merupakan beberapa faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya derajat pendidikan.
Dukungan faktor-faktor tersebut diharapkan memperbesar kesempatan untuk duduk
dibangku sekolah, yang pada akhirnya rata-rata lama sekolah meningkat, sehingga
berkontribusi terhadap tingginya derajat pendidikan masyarakat.
Seperti yang terlihat padaTabel 1.21, dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi
Banten, pada tahun 2010 rata-rata lama sekolah Kota Tangerang sebesar 9,98
merupakan yang tertinggi kedua setelah Kota Tangerang Selatan yang sebesar 10,15
atau setara dengan kelas II SLTA di awal tahun. Dengan kondisi tersebut Kota
Tangerang juga masih jauh diatas Provinsi Banten yang rata- rata lama sekolahnya
baru dicapai 8,32 setara dengan kelas III SLTP pada semester I. Sebagai data
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-24
tambahan, bahwa rata-rata lama sekolah di Kota Tangerang pada tahun 2011 terjadi
peningkatan menjadi 10,1.
Tabel 1.21. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun 2006-2011
Kab/Kota Rata - Rata Lama Sekolah
2006 2007 2008 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6 7
01 Kabupaten Pandeglang 6,4 6,4 6,4 6,44 6,47 02 Kabupaten Lebak 6,2 6,2 6,2 6,22 6,24 03 Kabupaten Tangerang 8,9 8,9 8,9 8,93 8,94 04 Kabupaten Serang 7 7 7 7,04 7,05 71 Kota Tangerang 9,8 9,8 9,8 9,95 9,98 10,1 72 Kota Cilegon 9,6 9,6 9,6 9,66 9,67 73 Kota Serang - - 7 7,25 7,51 74 Kota Tangerang Selatan - - - 9,95 10,15 Provinsi Banten 8,1 8,1 8,1 8,15 8,32 Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012 *) Angka hasil olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012
Penduduk berumur 15 tahun ke atas yang buta huruf di Kota Tangerang relatif sedikit,
angkanya cenderung stagnan jika dibanding tahun 2009 dimana angka melek huruf
sebesar 98.35%, pada tahun 2010 ini angkanya naik 0,04% menjadi 98,39%. Jika
penduduk berumur 15 tahun ke atas ada 1.324.840 orang berarti yang terbebas dari
buta huruf selama tahun 2010 ini sebanyak 529 orang dan yang masih belum bisa
membaca dan menulis ada sebanyak 21.330 orang.
Secara umum, kemampuan baca tulis penduduk Kota Tangerang di atas rata-rata
penduduk Provinsi Banten yang sebesar 96,20% tetapi masih lebih rendah dari angka
melek huruf Kota Cilegon yang sebesar 98,72%. Kalau diteliti lebih lanjut penyandang
buta aksara tersebut adalah didominasi penduduk lanjut usia, yang artinya
manggambarkan bahwa masyarakat Kota Tangerang sudah mulai sadar untuk
menyekolahkan anak-anaknya minimal sampai bisa membaca dan menulis.
Angka melek huruf penduduk Kota Tangerang tahun 2010 bila dijadikan indeks melek
huruf (Tabel 1.22) nilainya sama yaitu 98,39 yang berarti pencapaiannya belum
mencapai nilai maksimum 100 atau masih tersisa 1,61% yang buta huruf. Sedangkan
untuk indeks rata-rata lama sekolah (Tabel 1.23) baru dicapai 66,51 jadi masih jauh
dari angka maksimum. Sebagai data tambahan, hasil olahan Bappeda, Angka Melek
Huruf Kota Tangerang tahun 2011naik sebesar 0,14 poin sehingga menjadi 98,53.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-25
Tabel 1.22. Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun 2006-2011
Kab/Kota Angka Melek Huruf/AMH
2006 2007 2008 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6
01 Kabupaten Pandeglang 95,5 96,3 96,3 96,3 96,35 02 Kabupaten Lebak 94,1 94,1 94,1 94,55 94,60 03 Kabupaten Tangerang 94,7 95,3 95,3 95,66 95,78 04 Kabupaten Serang 95,5 95,5 94,6 94,93 95,23 71 Kota Tangerang 97,2 98,3 98,3 98,35 98,39 98,53 72 Kota Cilegon 98,7 98,7 98,7 98,71 98,72 73 Kota Serang - - 95,9 96,27 96,47 74 Kota Tangerang Selatan - - - 98,14 98,15 Provinsi Banten 95,6 95,6 95,6 95,95 96,20 Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012 *) Angka hasil olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012
Indeks pendidikan agar terbandingkan secara internasional maka dalam penghitungan
inipun menggunakan referensi UNDP (1994), baik angka melek huruf (AMH) maupun
lama sekolah.Demikian pula dalam penggabungan kedua indikator pendidikan
tersebut.UNDP mungkin menganggap bahwa keterampilan melek huruf dianggap lebih
mendasar dari pada pengalaman mengikuti pendidikan formal (MYS) sehingga
bobotnya lebih besar. Rumusan indeks pendidikan diformulasikan sebagai berikut:
2
3
1
3-
Tabel 1.23. Indeks Pendidikan di Kota Tangerang Tahun 2006 2011
Kabupaten/Kota Indeks Melek Huruf
Indeks Rata-rata Lama Sekolah
Indeks Pendidikan
2009 2010 2011 *) 2009 2010 2011 *) 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6 7
Pandeglang 96,30 96,35 42,93 43,11 78,51 78,60 Lebak 94,55 94,60 41,48 41,63 76,86 76,94 Tangerang 95,66 95,78 59,53 59,60 83,61 83,72 Serang 94,93 95,23 46,93 47,03 78,93 79,16 Kota Tangerang 98,35 98,39 98,53 66,36 66,51 67,33 87,69 87,76 88,13 Kota Cilegon 98,71 98,72 64,40 64,44 87,27 87,29 Kota Serang 96,27 96,47 48,36 50,07 80,30 81,00 Kota Tangerang Selatan 98,14 98,15 66,33 67,67 87,54 87,99 BANTEN 95,95 96,20 54,33 55,47 82,08 82,62 Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012 *) Angka hasil olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-26
c. Indikator Daya Beli
Unsur dasar pembangunan manusia lainnya yang diakui secara luas adalah daya beli
masyarakat.Komponen ini mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung
dengan beberapa variabel seperti keterampilan, kesempatan kerja dan
pendapatan.Pengukuran komponen daya beli didekati dengan besarnya konsumsi per
kapita yang telah disesuaikan.Pemakaian variabel konsumsi riil dimaksudkan untuk
mengeliminir perbedaan dan perubahan harga (inflasi) yang terjadi, sehingga angka
yang dihasilkan dapat dibandingkan antar daerah dan antar waktu. Tanpa mengecilkan
arti kelemahan status penghasilan atau produksi perkapita sebagai indikator, maka
dalam penghitungan IPM ini untuk mengukur standar hidup layak data dasar PDRB
perkapita tidak dapat digunakan karena bukan ukuran yang peka/dianggap kurang
tepat untuk mengukur daya beli masyarakat (PPP) yang bersumber dari data konsumsi
Susenas yang menggambarkan konsumsi perkapita riil yang telah disesuaikan untuk
mengukur kemampuan daya beli penduduk. Semakin besar PPP, mengindikasikan
kesejahteraan penduduk semakin membaik.
Pada tahun 2009 tingkat daya beli penduduk Kota Tangerang sebesar Rp640.270,00
sedangkan pada tahun 2010 tingkat daya beli sedikit mengalami kenaikan yaitu sebesar
Rp643.180,00. Jika dibandingkan dengan daya beli penduduk Provinsi Banten secara
keseluruhan, Kota Tangerang masih lebih rendah dibanding daya beli masyarakat Kota
Cilegon dan Kota Tangerang Selatan, tetapi masih lebih tinggi dari rata-rata daya beli
penduduk Provinsi Banten yaitu sebesar Rp629.700,00.
Daya beli sangat dipengaruhi oleh sektor ekonomi yang berkembang di suatu wilayah,
tingginya daya beli di Kota Tangerang (Tabel 1.24), Kota Tangerang Selatan dan Kota
Cilegon dibanding wilayah Banten lainnya karena disebabkan adanya sektor industri,
perdagangan dan jasa yang merupakan sektor yang paling dominan menyerap tenaga
kerja di wilayah ini, dan sektor ini memberikan andil nilai tambah terbesar dalam
pembentukan PDRB, berbeda dengan sektor pertanian pada umumnya banyak
menyerap tenaga kerja tetapi nilai tambahnya tidak berbanding lurus dengan
banyaknya tenaga kerja.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
http://www.tangerangkota.go.id
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-27
Tabel 1.24. Pencapaian Daya Beli Di Kota Tangerang Tahun 2009 - 2011
Provinsi Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (ribu
rupiah PPP) Indeks Daya Beli(%)
2009 2010 2011 *) 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6 7
Pandeglang 625,06 626,73 61,25 61,64 Lebak 627,49 629,44 61,82 62,27 Tangerang 632,77 635,19 63,04 63,60 Serang 630,08 631,19 62,42 62,67 Kota Tangerang 640,27 643,18 645,73 64,77 65,44 65,96 Kota Cilegon 641,88 645,43 65,14 65,96 Kota Serang 635,34 636,77 63,63 63,96 Kota Tangerang Selatan 641,72 643,75 65,10 65,57 BANTEN 627,63 629,70 61,85 62,33 Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012 *) Angka hasil olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012
d. Pencapaian Pembangunan Manusia Kota Tangerang
Tujuan dari pembiayaan belanja publik salah satunya adalah untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban
daerah, dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta
mengembangkan sistem jaminan sosial. Untuk menilai kinerja pemerintah daerah
dalam memenuhi pelayanan dasar dimaksud, maka perlu dilakukan pengukuran kinerja,
dengan menggunakan berbagai indikator. Salah satunya adalah Indeks Pembangunan
Manusia (Human Development Index = HDI = IPM) yang merupakan indikator
kemajuan pembangunan di suatu daerah, yang sejalan dengan Millenium Development
Goals (MDGs).
Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) merupakan cerminan dari
kinerja pembangunan yang dicapai oleh suatu wilayah dengan menggunakan alat ukur
berupa indikator komposit IPM, yang merupaka