lakip_tahun_2011 (1).pdf

671

Click here to load reader

Upload: louis-tapu

Post on 02-Oct-2015

856 views

Category:

Documents


304 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSIPEMERINTAH KOTA TANGERANG

    TAHUN 2011

    PEMERINTAH KOTA TANGERANGTAHUN 2012

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • iWALIKOTA TANGERANG

    Kata Pengantar

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT Pemerintah Kota

    Tangerang telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

    Tahun 2011. LAKIP merupakan salah satu perwujudan kewajiban Pemerintah Kota

    Tangerang untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan

    misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem

    pertanggungjawaban selama tahun 2011.

    LAKIP disusun dalam rangka terselenggaranya Kepemerintahan yang baik (Good

    Governance), Aspek-aspek Pelayanan Publik (Public Service Obligation), dan

    penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (Clean Governance) yang saat ini menjadi

    harapan masyarakat. Pemerintah Kota Tangerang senantiasa berupaya untuk

    meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik dan berkesinambungan

    dari tahun ke tahun. Berbagai perubahan perbaikan yang terjadi baik yang berasal dari

    pemerintahan yang lebih tinggi dalam bentuk kebijakan, peraturan perundangan

    maupun tuntutan aspirasi masyarakat yang konstruktif dan produktif terhadap proses

    penyelenggaraan pemerintahan telah di fasilitasi dan di akomodasi. Pemerintah Kota

    Tangerang dengan segenap jajarannya mewujudkan harapan masyarakat melalui

    perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang merupakan manajemen

    pemerintahan yang lebih baik. Hendaklah disadari aspirasi masyarakat yang sangat

    berharga tidak semua dapat diakomodasi karena keterbatasan dana, dan sumberdaya

    lainnya sehingga apa yang dilakukan oleh pemerintah kota belum dapat memuaskan

    seluruh pihak.

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • ii

    Dalam tahun 2011 penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan tercermin

    pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diamanahkan oleh rakyat yang diwakili

    oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang, pada umumnya telah

    dapat dilaksanakan dalam menunjang pencapaian misi Pemerintah Kota Tangerang.

    Akhirnya, dalam rangka mewujudkan visi Kota Tangerang yaitu MEMBANGUN

    PERADABAN BARU DI TENGAH KOTA INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN JASA,

    PERMUKIMAN SERTA PENDIDIKAN YANG AKHLAKUL KARIMAH merupakan

    tantangan yang harus dihadapi dan harapan yang harus diwujudkan, oleh sebab itu

    perlu dilakukan upaya perbaikan yang terus-menerus dalam proses pembangunan

    dengan melibatkan seluruh masyarakat Kota Tangerang.

    Wassalamualaikum Wr.Wb.

    Tangerang, Maret 2012Walikota Tangerang

    H. Wahidin Halim

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vii

    IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................................................... viii

    BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1.1

    1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1.1

    1.2 Gambaran Umum ................................................................................... 1.1

    1.3 Struktur Organisasi ................................................................................. 1.1

    1.4 Posisi Stratejik Kota Tangerang ................................................................ 1.4

    1.5 Kondisi Makro Ekonomi ........................................................................... 1.8

    1.6 Kondisi Sosial Budaya............................................................................ 1.19

    1.7 Sistematika LAKIP 2011......................................................................... 1.30

    BAB 2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................ 2.1

    2.1 RPJMD Kota Tangerang 2009 2013 ........................................................ 2.1

    2.2 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Tangerang Tahun 2011 ............... 2.15

    2.3 Penetapan Kinerja Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 ..................... 2.16

    2.4 Indikator Kinerja Utama ........................................................................ 2.26

    BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2011 .......................................... 3.1

    3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011 .................................................. 3.1

    3.2 Metodologi pengukuran pencapaian kinerja 2011 .................................... 3.12

    3.3 Analisis Capaian Kinerja Tahun 2011 ...................................................... 3.13

    3.4 Akuntabilitas Keuangan ..................................................................... 3.169

    BAB 4 PENUTUP ......................................................................................... 4.1

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • vii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1. Peta Kota Tangerang ................................................................................... 1.4

    Gambar 1.2. Perbandingan IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Banten .................................. 1.29

    Gambar 3.1. Grafik Tingkat Kelengkapan Dokumen Utama Perencanaan ........................... 3.19

    Gambar 3.2. Grafik Tingkat Kelengkapan Dokumen Utama Pengendalian dan Evaluasi ....... 3.20

    Gambar 3.3. Grafik Tingkat Keterwakilan Masyarakat dalam Musrenbang .......................... 3.21

    Gambar 3.4. Grafik Persentase Ketersediaan Data Perencanaan ....................................... 3.22

    Gambar 3.5. Kenaikan Penerimaan PendapatanTahun 2005 - 2011 ................................... 3.29

    Gambar 3.6. Peta Titik Rawan Kemacetan di Kota Tangerang .......................................... 3.142

    Gambar 3.7. Peta Lokasi Genangan Banjir ..................................................................... 3.162

    Gambar 3.8. Grafik Perkembangan PAD Kota Tangerang ................................................. 3.171

    Gambar 3.9. Grafik Perkembangan Dana Perimbangan Kota Tangerang ........................... 3.173

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • iv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Kota Tangerang Tahun 2011 .............................................. 1.5

    Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Tahun 2011 .............................. 1.6

    Tabel 1.3. Jumlah Rumah Tangga di Kota Tangerang (Menurut Kepemilikan Kartu

    Keluarga) Tahun 2011 .................................................................................. 1.7

    Tabel 1.4. Kepadatan Penduduk Kota Tangerang Tahun 20082011 (jiwa/km2) ................ 1.7

    Tabel 1.5. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk

    per Kecamatan Tahun 2011 .......................................................................... 1.8

    Tabel 1.6. Perkiraan Laju Inflasi Kota Tangerang 20082011 .......................................... 1.9

    Tabel 1.7. Nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota Tangerang

    Tahun 2011 .............................................................................................. 1.10

    Tabel 1.8. Laju Inflasi Perkotaan Banten Tahun 2008-2011 (persen) ............................. 1.10

    Tabel 1.9. Laju Inflasi Tahunan Kota Tangerang (persen) ............................................. 1.10

    Tabel 1.10. PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

    Tahun 20082011 (Miliar Rupiah) ............................................................... 1.12

    Tabel 1.11. PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Konstan (=2000) Menurut

    Lapangan Usaha Tahun 20082011 (Miliar Rupiah) ...................................... 1.12

    Tabel 1.12. Peranan Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

    Tahun 20082011 ...................................................................................... 1.13

    Tabel 1.13. Peranan Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2000)

    Tahun 20082011 ...................................................................................... 1.14

    Tabel 1.14. PDRB Per Kapita Kota Tangerang Tahun 20082011 ..................................... 1.15

    Tabel 1.15. PDRB per Kapita Kabupaten/Kota Terhadap PDRB Provinsi Banten

    Tahun 2008-2010 (Juta Rupiah) .................................................................. 1.15

    Tabel 1.16. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Tangerang

    Tahun 20082011(Dalam Persen) ............................................................... 1.17

    Tabel 1.17. Perkembangan Investasi di Kota Tangerang Tahun 20082011 ..................... 1.19

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • v

    Tabel 1.18. Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,

    Tahun 2006-2010 ...................................................................................... 1.20

    Tabel 1.19. Indeks Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,

    Tahun 2006-2010 ...................................................................................... 1.22

    Tabel 1.20. Pendidikan Yang Ditamatkan Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Di Kota

    Tangerang Tahun 2010 .............................................................................. 1.23

    Tabel 1.21. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,

    Tahun 2006-2011 ...................................................................................... 1.24

    Tabel 1.22. Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun 2006-2011 ...... 1.25

    Tabel 1.23. Indeks Pendidikan di Kota Tangerang Tahun 2006 2011 ............................ 1.25

    Tabel 1.24. Pencapaian Daya Beli Di Kota Tangerang Tahun 2009 - 2011 ........................ 1.27

    Tabel 1.25. Kriteria Nilai IPM ........................................................................................ 1.28

    Tabel 1.26. Indeks Pembangunan Manusia dan Komponennya di Kota Tangerang

    Tahun 2011 .............................................................................................. 1.28

    Tabel 1.27. Peringkat IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun 2006-2010 ............. 1.29

    Tabel 2.1. Keterkaitan Misi dan Tujuan Pembangunan Kota Tangerang

    Tahun 2009 2013 .................................................................................... 2.6

    Tabel 2.2. Keterkaitan Sasaran Pokok Pembangunan Dan Tujuan .................................... 2.8

    Tabel 2.3. Penetapan Kinerja Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 .......................... 2.17

    Tabel 2.4. Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 ................. 2.26

    Tabel 3.1. Capaian Kinerja Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 ............................... 3.1

    Tabel 3.2. Target dan Realisasi Tingkat Kelengkapan Dokumen Utama Perencanaan

    Tahun 2009 - 2011 .................................................................................... 3.19

    Tabel 3.3. Target dan Realisasi Tingkat Kelengkapan Dokumen Utama Pengendalian

    dan EvaluasiTahun 2009 - 2011 .................................................................. 3.20

    Tabel 3.4. Target dan RealisasiTingkat Keterwakilan Masyarakat dalam Musrenbang

    Kecamatan dan KelurahanTahun 2009 - 2011 .............................................. 3.20

    Tabel 3.5. Target dan Realisasi Persentase Ketersediaan data perencanaan

    Tahun 2009 2011.................................................................................... 3.22

    Tabel 3.6. Tabel Perkembangan Kenaikan Penerimaan Pendapatan ............................... 3.29

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • vi

    Tabel 3.7. Jumlah Penurunan Pelanggar PERDA ........................................................... 3.37

    Tabel 3.8. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas menurut Karakteristik

    dan Jenis Kelamin di Kota Tangerang Tahun 2011 ........................................ 3.65

    Tabel 3.9. Peningkatan pemasaran Hasil Pertanian pada Kegiatan Promosi Atas Hasil

    Produk Pertanian Unggul Daerah. ............................................................... 3.73

    Tabel 3.10. Produksi Hasil Peternakan .......................................................................... 3.74

    Tabel 3.11. Tingkat Mutu Produk Perikanan yang Hygienis Tahun 2011 ........................... 3.76

    Tabel 3.12. Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar Tahun 2011 .................. 3.110

    Tabel 3.13. Angka Putus Sekolah Tahun 2011 .............................................................. 3.110

    Tabel 3.14. Rata-Rata Nilai Ujian Akhir Tahun 2011 ...................................................... 3.110

    Tabel 3.15. Rusunawa di Kota Tangerang. ................................................................... 3.132

    Tabel 3.16. Permasalahan Pengadaan Tanah ................................................................ 3.136

    Tabel 3.17. Lokasi Kemacetan Di Kota Tangerang Pada Tahun 2011 .............................. 3.142

    Tabel 3.18. Tingkat Response Time Kebakaran per Kecamatan Tahun 2011 .................... 3.158

    Tabel 3.19. Tingkat Response Time Penyelamatan Korban Tahun 2011 .......................... 3.158

    Tabel 3.20. Data Penyebab Kebakaran Pada Tahun 2011 .............................................. 3.159

    Tabel 3.21. Lokasi Genangan Banjir Tahun 2011 .......................................................... 3.161

    Tabel 3.22. Perkembangan Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi

    Banten Tahun 2007-2010 .......................................................................... 3.169

    Tabel 3.23. Target dan Realisasi Keuangan Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 ...... 3.170

    Tabel 3.24. Perkembangan PAD dari TA 2005 s.d. 2011(dalam milyar rupiah) ................. 3.171

    Tabel 3.25. Perkembangan Dana Perimbangan TA 2005 s.d. 2011(dalam milyar rupiah) .. 3.172

    Tabel 3.26. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun

    Anggaran 2011 ......................................................................................... 3.174

    Tabel 3.27. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2011 ...... 3.175

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • viii

    emerintah Kota Tangerang telah selesai menyusun Laporan

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2011

    dengan baik dan tepat waktu. Program kerja Pemerintah Kota

    Tangerang didasarkan pada tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang telah

    ditetapkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

    2009 2013, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2011, Rencana

    Strategis (Renstra) SKPD Tahun 2009 - 2013, serta Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun

    2011 secara konsisten, terus-menerus dan berkesinambungan.

    Setelah dilakukan pengukuran kinerja terhadap sasaran pembangunan pada

    tahun 2011, dengan mengacu pada ketentuan SK Kepala LAN 239 Tahun 2003,

    Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

    Nomor 29 Tahun 2010, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah

    (RPJMD) Kota Tangerang Tahun 2009-2013, serta Rencana Kerja Pembangunan

    Daerah (RKPD) Tahun 2011, maka untuk menggambarkan keberhasilan/kegagalan

    pencapaian sasaran ini, ditetapkan suatu skala pengukuran ordinal pencapaian kinerja

    berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

    Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

    Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

    dengan menggunakan kriteria yang tercantum dalam Tabel VII-C sebagai berikut:

    Interval Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja

    91% 100% ataulebih : SangatTinggi

    76% 90% : Tinggi

    66% 75% : Sedang

    51% 65% : Rendah

    50% : Sangat Rendah

    c

    \~{|t X~x~|y\~{|t X~x~|y\~{|t X~x~|y\~{|t X~x~|y

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • ix

    Dalam penilaian kinerja tersebut, gradasi nilai (skala intensitas) kinerja suatu

    indikator dapat dimaknai sebagai berikut:

    (1) Hasil Sangat Tinggi dan Tinggi

    Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi

    target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja.

    (2) Hasil Sedang

    Gradasi cukup menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah

    memenuhi persyaratan minimal.

    (3) Hasil Rendah dan Sangat Rendah

    Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian belum

    memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal pencapaian kinerja yang

    diharapkan.

    Dari penilaian sendiri (self assesment) untuk seluruh indikator kinerja sasaran

    yang ditetapkan dan mengacu pada skala ordinal di atas, maka capaian kinerja sasaran

    dalam tahun 2009, 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut:

    SASARAN CAPAIAN Kriteria

    Penilaian Peningkatan/ Penurunan 2009 2010 2011

    1 Tersusunnya dokumen

    perencanaan, pengendaliandan evaluasi

    pembangunan daerah

    100,00 100,00 99,63 Sangat

    Tinggi

    Menurun

    2 Terselenggaranya pemerintahan yang berdasarkan pada

    perencanaan pembangunan yang inovatif

    - 100,00 100,00 Sangat Tinggi

    Tetap

    3 Meningkatnya sistem

    pengelolaan keuangan dan aset daerah

    90,93 99,01 182,67 Sangat

    Tinggi

    Meningkat

    4 Terselenggaranya pemerintahan yang

    menciptakan keamanan, ketertiban dan ketentraman

    masyarakat

    100,00 100,00 112,53 Sangat Tinggi

    Meningkat

    5 Tercapainya manajemen pemerintahan yang baik

    99,20 100,00 100,06 Sangat Tinggi

    Meningkat

    6 Terwujudnya aparatur Daerah yang profesional dan

    kompeten

    99,10 94,71 100,00 Sangat Tinggi

    Meningkat

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • x

    SASARAN CAPAIAN Kriteria

    Penilaian

    Peningkatan/

    Penurunan 2009 2010 2011

    7 Meningkatnya Pelayanan dan Pengelolaan media informasi, komunikasi publik

    dan pengaduan masyarakat- pemerintah

    100,00 100,00 100,00 Sangat Tinggi

    Tetap

    8 Tercapainya Optimalisasi

    Peran Sektor Industri sebagai Penggerak Utama Ekonomi Daerah

    100,00 66,67 217,67 Sangat

    Tinggi

    Meningkat

    9 Tersedianya lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal

    100,00 100,00 77,24 Tinggi Menurun

    10 Terberdayakan Sektor UMKMK Sebagai Pendukung

    Kegiatan Ekonomi Daerah dengan Basis Sumberdaya Lokal

    100,00 100,00 115,63 Sangat Tinggi

    Meningkat

    11 Tercapainya Peningkatan Aktivitas Sektor Primer Sebagai Alternatif

    Pendukung Perekonomian Daerah

    100,00 100,00 127,16 Sangat Tinggi

    Meningkat

    12 Terpenuhinya peran sektor tersier sebagai stimulan pertumbuhan ekonomi kota

    100,00 100,00 100,00 Sangat Tinggi

    Tetap

    13 Meningkatnya akses dan pelayanan kesehatan masyarakat

    98,96 97,94 105,69 Sangat Tinggi

    Meningkat

    14 Meningkatnya Pelayanan Dan Kualitas KB

    98,93 100,00 100,00 Sangat Tinggi

    Tetap

    15 Terlindunginya generasi muda dari ancaman narkoba

    100,00 100,00 100,00 Sangat Tinggi

    Tetap

    16 Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan yang terjangkau di seluruh

    jenjang pendidikan

    97,69 81,53 93,69 Sangat Tinggi

    Meningkat

    17 Meningkatnya apresiasi serta sarana dan prasarana olahraga

    100,00 100,00 200,00 Sangat Tinggi

    Meningkat

    18 Terwujudnyaperlindungan, kesejahteraan sosial, dan keadilan bagi seluruh

    masyarakat Kota Tangerang

    100,00 100,00 208,40 Sangat Tinggi

    Meningkat

    19 Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan

    perempuan dan anak

    100,00 100,00 100,04 Sangat Tinggi

    Meningkat

    20 Meningkatnya Kemandirian pemuda dan partisipasinya dalam pembangunan

    100,00 100,00 280,00 Sangat Tinggi

    Meningkat

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • xi

    SASARAN CAPAIAN Kriteria

    Penilaian

    Peningkatan/

    Penurunan 2009 2010 2011

    21 Tersedianya perumahan dan pelayanan dasar perkotaan yang layak dan terjangkau

    92,64 96,30 105,05 Sangat Tinggi

    Meningkat

    22 Peningkatan aksesibilitas dan kinerja sistem transportasi kota

    100,00 100,00 87,83 Tinggi Menurun

    23 Terlaksananya kegiatan

    pembangunan yang sesuai dengan arahan rencana tata

    ruang

    50,00 100,00 33,33 Sangat

    Rendah

    Menurun

    24 Meningkatnya kualitas dan daya dukung lingkungan

    100,00 100,00 21,21 Sangat Rendah

    Menurun

    25 Menurunnya kejadian bencana dan minimalisasi dampak bencana

    100,00 90,67 128,91 Sangat Tinggi

    Meningkat

    Rata-rata 96,98 97,07 119,87

    Sangat Tinggi

    Meningkat

    Dari hasil analisis capaian kinerja Pemerintah Kota Tangerang pada tahun 2011

    didapatkan nilai capaian kinerja pada tahun 2011 memperoleh predikat Sangat

    Tinggi, dengan rata-rata seluruh capaian kinerja dari 25 sasaran adalah

    119,87% atau meningkat 22,80% dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2010

    sebesar 97,07%, dengan rincian sebagai berikut:

    15 Sasaran atau 60% Capaian Kinerjanya meningkat;

    5 Sasaran atau 20% Capaian Kinerjanya tetap; dan

    5 Sasaran atau 20% Capaian Kinerjanya menurun.

    Pencapaian kinerja Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 berdasarkan

    kriteria yang tercantum dalam Tabel VII-C Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

    Tahun 2010, adalah sebagai berikut:

    Kriteria Sangat Tinggi sebanyak 21 Sasaran atau 84%;

    Kriteria Tinggi sebanyak 2 Sasaran atau 8%;

    Kriteria Sedang sebanyak 0 Sasaran atau 0%;

    Kriteria Rendah sebanyak 0 Sasaran atau 0%;

    Kriteria Sangat Rendah sebanyak 2 Sasaran atau 8%.

    Pemerintah Kota Tangerang akan melakukan segala upaya yang diperlukan sesuai

    dengan kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintahan dengan berprinsip pada tata

    kelola kepemerintahan yang baik dan berorientasi kepada hasil (result oriented government).

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-1

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor: 02 Tahun 1993 tanggal

    28 Februari 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang

    (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor: 18, Tambahan Lembaran Negara Nomor:

    3518). Kota Tangerang terletak berbatasan dengan Ibukota Jakarta, maka Kota

    Tangerang berfungsi sebagai daerah permukiman, industri dan perdagangan. Sejalan

    dengan perkembangan pemerintahan daerah di Negara Republik Indonesia, maka

    berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 istilah Kotamadya Tangerang

    berubah menjadi Kota Tangerang, yang berada di wilayah Provinsi Banten. Perubahan

    status tersebut tidak terlepas juga dari pesatnya perkembangan di wilayah Kota

    Tangerang, terutama perkembangan dan pertumbuhan industri, perdagangan dan

    permukiman.

    1.2 GAMBARAN UMUM

    Dalam rangka membangun peradaban baru di tengah kota industri, perdagangan dan

    jasa, permukiman serta pendidikan yang akhlakul karimah, maka jajaran Pemerintah

    Kota Tangerang selalu berupaya untuk melaksanakan penyelenggaraan

    pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat dengan baik, optimal, transparan

    dan bertanggungjawab (akuntabel).

    Untuk mempertanggungjawabkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan

    kepada masyarakat, serta dalam rangka perwujudan Good Governance dalam

    pengelolaan Pemerintahan di Kota Tangerang, maka disusun media

    pertanggungjawaban Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota

    Tangerang Tahun 2011.

    1.3 STRUKTUR ORGANISASI

    Pada tahun 2008 telah ditetapkan lima Peraturan Daerah dan tiga puluh Peraturan

    Walikota yang mengatur tentang pembentukan dan struktur organisasi Pemerintah

    Kota Tangerang. Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota tersebut menjadi dasar

    pembentukan dan struktur organisasi, serta kewenangan, tugas pokok dan fungsi serta

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-2

    rincian tugas SKPD pada tahun 2011. Struktur organisasi Pemerintah Kota Tangerang

    terdiri atas:

    1.3.1 Walikota dan Wakil Walikota

    Pada tahun 2011 Pemerintahan Kota Tangerang dipimpin oleh Walikota H. Wahidin

    Halim dan Wakil Walikota H. Arief R. Wismansyah.

    1.3.2 Sekretariat Daerah

    Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah berdasarkan Peraturan

    Daerah Kota TangerangNomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan

    Organisasi Sekretariat Daerah dan Peraturan Walikota TangerangNomor 21 tahun 2008

    tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah. Sekretariat Daerah dalam

    melaksanakan tugas dibantu oleh Asisten Tata Pemerintahan, Asisten Ekonomi

    Pembangunan dan Kesejahteraan serta Asisten Administrasi Umum.

    1.3.3 Sekretariat DPRD

    Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

    berdasarkan Peraturan Daerah Kota TangerangNomor 4 Tahun 2008 tentang

    Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

    dan Peraturan Walikota TangerangNomor 22 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

    1.3.4 Dinas Daerah

    Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah berdasarkan Peraturan Daerah

    Kota TangerangNomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi

    Dinas Daerah. Dinas Daerah terdiri atas: 1) Dinas Pendidikan (Perwal No.23 Tahun

    2008), 2) Dinas Kesehatan (Perwal No.24 Tahun 2008), 3) Dinas Sosial (Perwal

    No.25 Tahun 2008), 4) Dinas Ketenagakerjaan (Perwal No.26 Tahun 2008), 5)

    Dinas Perhubungan (Perwal No.27 Tahun 2008), 6) Dinas Informasi dan

    Komunikasi (Perwal No.28 Tahun 2008), 7) Dinas Kependudukan dan

    Pencatatan Sipil (Perwal No.29 Tahun 2008), 8) Dinas Pemuda, Olah Raga,

    Kebudayaan dan Pariwisata (Perwal No.30 Tahun 2008), 9) Dinas Pekerjaan

    Umum (Perwal No.31 Tahun 2008), 10) Dinas Tata Kota (Perwal No.32 Tahun

    2008), 11) Dinas Kebersihan dan Pertamanan (Perwal No.33 Tahun 2008), 12)

    Dinas Pemadam Kebakaran (Perwal No.34 Tahun 2008), 13) Dinas

    Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Perwal No.35 Tahun 2008), 14)

    Dinas Pertanian (Perwal No.36 Tahun 2008), dan 15) Dinas Pengelola Keuangan

    dan Aset Daerah (Perwal No.37 Tahun 2008).

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-3

    1.3.5 Lembaga Teknis Daerah

    Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah berdasarkan Peraturan

    Daerah Kota TangerangNomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan

    Organisasi Lembaga Teknis Daerah. Lembaga Teknis Daerah terdiri atas: 1) Badan

    Perencanaan Pembangunan Daerah (Perwal No.38 Tahun 2008), 2) Badan

    Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (Perwal No.39 Tahun 2008), 3)Badan

    Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Perwal No.40 Tahun

    2008), 4) Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (Perwal No.41 Tahun 2008), 5)

    Badan Pelayanan dan Perijinan Terpadu (Perwal No.42 Tahun 2008), 6)

    Inspektorat (Perwal No.43 Tahun 2008), 7) Satuan Polisi Pamong Praja (Perwal

    No.44 Tahun 2008), 8) Kantor Arsip Daerah (Perwal No.45 Tahun 2008), 9) Kantor

    Perpustakaan Daerah (Perwal No.46 Tahun 2008), 10) Kantor Kesatuan Bangsa

    dan Perlindungan Masyarakat (Perwal No.47 Tahun 2008),dan 11) Kantor

    Penelitian, Pengembangan dan Statistik (Perwal No.48 Tahun 2008).

    1.3.6 Kecamatan dan Kelurahan

    Organisasi Kecamatan dan Kelurahan dibentuk Berdasarkan Peraturan Daerah Kota

    TangerangNomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi Kecamatan dan Kelurahan dan

    Peraturan Walikota Tangerang Nomor 49 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Kecamatan serta Peraturan Walikota Tangerang Nomor 50 Tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan. Kota Tangerang memiliki 13 Kecamatan dan 104

    Kelurahan terdiri atas: 1) Tangerang dengan 8 Kelurahan, 2) Jatiuwung dengan 6

    Kelurahan, 3) Batuceper dengan 7 Kelurahan, 4) Benda dengan 5 Kelurahan, 5)

    Cipondoh dengan 10 Kelurahan, 6) Ciledug dengan 8 Kelurahan, 7) Karawaci dengan

    16 Kelurahan, 8) Periuk dengan 5 Kelurahan, 9) Cibodas dengan 6 Kelurahan, 10)

    Neglasari dengan 7 Kelurahan, 11) Pinang dengan 11 Kelurahan, 12) Karang Tengah

    dengan 7 Kelurahan dan 13) Larangan dengan 8 Kelurahan.

    1.3.7 Badan Usaha Milik Daerah

    Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merupakan unit usaha pemerintah daerah yang

    secara badan hukum berada di luar unsur pemerintah daerah. Hal ini karena BUMD

    merupakan unsur kekayaan daerah yang dipisahkan, sehingga pengelolaan

    keuangannya di luar APBD Kota Tangerang. BUMD yang terdapat di lingkungan

    Pemerintah Kota Tangerang adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan

    Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Tangerang.

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-4

    1.4 POSISI STRATEJIK KOTA TANGERANG

    1.4.1 Geografis

    Kota Tangerang secara geografis terletak pada 10636 10642 Bujur Timur (BT) dan

    66 - 6 Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah 164,54 Km2 (tidak termasuk luas

    Bandara Soekarno-Hatta sebesar 19,69 km2). Secara administrasi Kota Tangerang

    terdiri dari 13 Kecamatan dan 104 Kelurahan.

    Kota Tangerang berada pada ketinggian 10 - 30 meter di atas permukaan laut (dpl),

    dengan bagian utara memiliki rata-rata ketinggian 10 meter dpl seperti Kecamatan

    Neglasari, Kecamatan Batuceper, dan Kecamatan Benda. Sedangkan bagian selatan

    memiliki ketinggian 30 meter dpl seperti Kecamatan Ciledug dan Kecamatan Larangan.

    Adapun batas administrasi Kota Tangerang adalah sebagai berikut:

    Sebelah Utara : Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan Sepatan, Kabupaten

    Tangerang.

    Sebelah Selatan : Kecamatan Curug, Kecamatan Serpong dan Kecamatan

    Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.

    Sebelah Timur : DKI Jakarta.

    Sebelah Barat : Kecamatan Pasar Kemis dan Cikupa, Kabupaten Tangerang.

    Gambar 1.1. Peta Kota Tangerang

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-5

    Kondisi geografis Kota Tangerang berbatasan langsung dengan ibukota negara (sekitar

    27 Km), di samping itu keberadaan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sebagai

    bandara terbesar di Indonesia berada di wilayah Kota Tangerang, yang menjadikan

    Kota Tangerang pintu gerbang utama bagi negara Republik Indonesia.

    Kondisi ini harus dapat meningkatkan kemajuan pembangunan terutama pada sektor

    permukiman, industri dan perdagangan yang berdampak pada peningkatan

    kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang.

    1.4.2 Demografis

    Kota Tangerang memilki jumlah komunitas Tionghoa yang cukup signifikan, banyak dari

    mereka adalah campuran Cina Benteng, sehingga cukup banyak kawasan pecinan di

    Kota Tangerang, antara lain di Pasar Lama, Benteng Makassar, Kavling dan Karawaci.

    Secara umum saat ini banyak pendatang dari seluruh komunitas bermukim di Kota

    Tangerang.

    Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi pembangunan jika memiliki kualitas

    yang memadai, namun sebaliknya akan menjadi beban pembangunan. Oleh karena itu,

    penanganan kependudukan tidak hanya pada upaya pengendalian jumlah penduduk

    tetapi juga menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

    Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang,

    seperti yang terlihat pada Tabel 1.1, jumlah penduduk pada tahun 2011 sebanyak

    1.883.757 jiwa, yang tersebar di 13 wilayah kecamatan.Kemudian, untuk melihat

    perkembangannya, data tentang jumlah penduduk dari tahun 2008 sampai tahun 2011

    untuk setiap kecamatan di Kota Tangerang juga disajikan pada tabel yang sama.

    Juga dari Tabel 1.1 tersebut, terlihat bahwa wilayah Kecamatan Cipondoh merupakan

    wilayah berpenduduk paling besar, yaitu sebanyak 205.336 jiwa atau 10,90% dari total

    penduduk Kota Tangerang, sementara itu Kecamatan Benda merupakan wilayah

    berpenduduk paling sedikit, yaitu sebanyak 80.106 jiwa atau 4,25% dari total

    penduduk Kota Tangerang.

    Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Kota Tangerang Tahun 2011

    No. Kecamatan Jumlah (jiwa) Persen (%)

    1 Ciledug 136.594 7,25%

    2 Larangan 160.802 8,54%

    3 Karang Tengah 114.676 6,09%

    4 Cipondoh 205.336 10,90%

    5 Pinang 172.078 9,13%

    6 Tangerang 162.759 8,64%

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-6

    No. Kecamatan Jumlah (jiwa) Persen (%)

    7 Karawaci 196.470 10,43%

    8 Cibodas 168.596 8,95%

    9 Jatiuwung 116.293 6,17%

    10 Periuk 139.232 7,39%

    11 Neglasari 127.287 6,76%

    12 Batu Ceper 103.528 5,50%

    13 Benda 80.106 4,25%

    Tahun 2011 1.883.757

    Tahun 2010 1.680.631

    Tahun 2009 1.571.822

    Tahun 2008 1.382.749

    Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang, 2012

    Sementara itu pada Tabel 1.2, besarnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) rata-rata

    selama kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 diperkirakan sebesar

    12,09%. Kecamatan Neglasari merupakan kecamatan yang mempunyai LPP paling

    tinggi yaitu 16,46%, sedangkan Kecamatan Benda merupakan kecamatan yang

    mempunyai LPP paling rendah yaitu 8,08%.

    Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Tahun 2011

    No. Kecamatan Jumlah (jiwa) LPP 2010-2011

    2008 2009 2010 2011 (%) 1 Ciledug 103.756 114.161 124.373 136.594 9,83 2 Larangan 123.365 133.431 143.805 160.802 11,82 3 Karang Tengah 93.696 101.688 103.251 114.676 11,07 4 Cipondoh 151.476 170.498 181.644 205.336 13,04 5 Pinang 125.154 139.257 149.857 172.078 14,83 6 Tangerang 112.600 132.148 144.632 162.759 12,53 7 Karawaci 150.995 171.343 177.486 196.470 10,70 8 Cibodas 109.796 132.413 147.543 168.596 14,27 9 Jatiuwung 87.883 102.308 105.057 116.293 10,70 10 Periuk 101.551 116.038 124.684 139.232 11,67 11 Neglasari 87.474 103.216 109.301 127.287 16,46 12 Batu Ceper 74.633 85.321 94.884 103.528 9,11 13 Benda 60.370 70.000 74.114 80.106 8,08 Kota Tangerang 1.382.749 1.571.822 1.680.631 1.883.757 12,09

    Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang, 2012

    Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka jumlah rumah tangga juga

    semakin bertambah. Penambahan jumlah rumah tangga sangat erat kaitannya dengan

    penyediaan pemukiman dan lapangan pekerjaan dalam rangka memenuhi kebutuhan

    ekonomi dan sosial. Penduduk Kota Tangerang tahun 2011 jika diklasifikasi menjadi

    rumah tangga yang didasarkan pada kepemilikan Kartu Keluarga (KK) dapat dilihat

    pada Tabel 1.3.

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-7

    Tabel 1.3. Jumlah Rumah Tangga di Kota Tangerang (Menurut Kepemilikan Kartu Keluarga) Tahun 2011

    No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga 1 Ciledug 38.850 2 Larangan 50.405 3 Karang Tengah 32.495 4 Cipondoh 61.648 5 Pinang 55.298 6 Tangerang 46.656 7 Karawaci 63.656 8 Cibodas 55.155 9 Jatiuwung 44.240 10 Periuk 45.030 11 Neglasari 36.116 12 Batu Ceper 31.720 13 Benda 22.719 Tahun 2011 583.988 Tahun 2010 495.426 Tahun 2009 441.076 Tahun 2008 348.013

    Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang, 2012

    Dari data di atas terlihat jumlah rumah tangga terbanyak terdapat di Kecamatan

    Karawaci sebanyak 63.656 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga paling

    sedikit di Kecamatan Benda sebanyak 22.719 rumah tangga.

    Lebih lanjut, hal yang dapat dilihat dari kondisi dan data demografis adalah pola

    persebaran atau distribusi penduduk yang dapat dilihat melalui keterkaitan antara

    jumlah penduduk dengan luas wilayah.Distribusi penduduk ini pada dasarnya

    merupakan komposisi penduduk berdasarkan geografis, sehingga akan lebih bermakna

    apabila dikaitkan dengan kepadatan (Tabel 1.4). Kemudian denganTabel 1.5, dapat

    dilihat di wilayah mana terjadinya pemusatan penduduk.

    Tabel 1.4. Kepadatan Penduduk Kota Tangerang Tahun 20082011 (jiwa/km2)

    Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Luas (Km2)* Kepadatan (Jiwa/Km2)

    2008 1.382.749 164,55 8.403 2009 1.571.822 164,55 9.552 2010 1.680.631 164,55 10.213 2011 1.883.757 164,55 11.448

    Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang, 2012 * Tidak termasuk luas bandara (19,69 km2)

    Berdasarkan Tabel 1.5 tersebut dapat dilihat bahwa Kota Tangerang merupakan daerah

    yang cukup padat. Dalam kurun waktu tahun 20082011 terjadi kenaikan rata-rata per

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-8

    tahun atas kepadatan penduduk sampai dengan 10,9%. Pada tahun 2011, tercatat

    kepadatan penduduk sebesar 11.448 jiwa/km2, dimana Kecamatan Cibodas merupakan

    kecamatan dengan kepadatan tertinggi (17.544 jiwa/km2) dan Kecamatan Neglasari

    merupakan yang terendah yang hanya sebanyak 7.916 jiwa/km2 (Tabel 1.5).

    Tabel 1.5. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk per KecamatanTahun 2011

    No. Kecamatan Luas (Km2)* Jumlah (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km2)

    1 Ciledug 8,77 136.594 15.575 2 Larangan 9,40 160.802 17.107 3 Karang Tengah 10,47 114.676 10.953 4 Cipondoh 17,91 205.336 11.465 5 Pinang 21,59 172.078 7.970 6 Tangerang 15,79 162.759 10.308 7 Karawaci 13,48 196.470 14.575 8 Cibodas 9,61 168.596 17.544 9 Jatiuwung 14,41 116.293 8.070 10 Periuk 9,54 139.232 14.595 11 Neglasari 16,08 127.287 7.916 12 Batu Ceper 11,58 103.528 8.940 13 Benda 5,92 80.106 13.531 Tahun 2011 164,55 1.883.757 11.448 Tahun 2010 164,55 1.680.631 10.213 Tahun 2009 164,55 1.571.822 9.552 Tahun 2008 164,55 1.382.749 8.403

    Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang 2012 * Tidak termasuk luas bandara (19,69 km2) 1.5 KONDISI MAKRO EKONOMI

    Ekonomi makro daerah menunjukkan kinerja makro ekonomi yang telah terjadi akibat

    proses pembangunan di suatu perekonomian. Makro ekonomi memuat faktor-faktor

    fundamental ekonomi yang memberikan kontribusi terhadap agregat ekonomi makro

    berdasarkan penggunaan sektor lapangan usaha. Dari indikator ini diharapkan dapat

    mencerminkan kinerja Kota Tangerang selama beberapa tahun belakangan ini.

    Stabilitas perekonomian, percepatan pertumbuhan ekonomi, percepatan pengurangan

    pengangguran dan kemiskinan, kemandirian fiskal daerah, serta stabilitas keamanan,

    ketertiban, ketentraman, dan kenyamanan merupakan indikator-indikator yang relatif

    relevan terhadap kondisi makro ekonomi Kota Tangerang.

    Struktur perekonomian Kota Tangerang yang masih didominasi oleh tiga sektor, yaitu:

    sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta serta

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-9

    pengangkutan dan komunikasi. Kondisi ekonomi makro tidak terlepas dari faktor inflasi.

    Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum

    dan terus menerus. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Indikator yang digunakan

    untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan melihat

    pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Kota

    Tangerang.

    Pada tahun 2008, inflasi yang terjadi di Kota Tangerang melonjak tajam dari laju inflasi

    yang terjadi pada tahun 2007. Kondisi ini tercermin dari melambungnya laju inflansi

    tahunan dari angka 6,31% pada tahun 2007 menjadi angka 10,75% pada tahun 2008.

    Pada tahun 2009, laju inflasi Kota Tangerang turun hingga mencapai angka 2,49%, dan

    pada tahun 2010 meningkat lagi hingga mencapai angka 6,08% dan pada tahun 2011

    mengalami penurunan mencapai 3,78%. Walaupun demikian, laju inflasi Kota

    Tangerang pada tahun 2010 masih dibawah laju inflasi Provinsi Banten dan laju inflasi

    nasional, yaitu masing-masing sebesar 6,10% dan 6,96% dan pada tahun 2011 laju

    inflasi Kota Tangerang lebih tinggi dari laju inflasi Provinsi Banten yaitu 3,45% dan

    lebih rendah dari laju inflasi nasional yaitu 3,79%.

    Gambaran secara umum perkembangan laju inflasi Kota Tangerang dalam kurun waktu

    tiga tahun (20082011) dapat dilihat pada Tabel 1.6.

    Tabel 1.6. Perkiraan Laju Inflasi Kota Tangerang 20082011

    Tahun Inflasi (%)

    Kota Tangerang Provinsi Banten Nasional 2008 10,75 11,47 11,06 2009 2,49 2,99 2,78 2010 6,08 6,10 6,96 2011 3,78 3,45 3,79

    Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2010 & Angka Sementara 2011

    Harga merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi stabilitas ekonomi suatu

    daerah. Perubahan harga yang terjadi berarti juga mempengaruhi perubahan inflasi.

    Inflasi Kota Tangerang Tahun 2011 (dengan tahun dasar 2007=100) mencapai 3,78%,

    lebih rendah dibandingkan dengan inflasi tahun 2010 sebesar 6,08%.

    Gambaran secara umum perkembangan nilai indeks harga konsumen (IHK) dan inflasi

    Kota Tangerang tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 1.7.

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-10

    Tabel 1.7. Nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota Tangerang Tahun 2011

    Bulan IHK Inflasi Laju Inflasi Tahun Kalender **) Inflasi

    Year On Year ***) Januari 126,82 0,87 0,87 6,54 Februari 127,41 0,47 1,34 6,22 Maret 126,39 -0,80 0,53 5,86 April 126,64 0,20 0,73 5,94 Mei 126,71 0,06 0,79 5,89 Juni 127,22 0,40 1,19 5,18 Juli 127,90 0,53 1,73 4,70 Agustus 129,49 1,24 3,00 4,86 September 129,44 -0,04 2,96 4,44 Oktober 129,53 0,07 3,03 3,87 November 129,98 0,35 3,39 3,92 Desember 130,47 0,38 3,78 3,78

    Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Kota Tangerang Keterangan: **) Persentasi Perubahan IHK bulan ybs terhadap IHK bln Desember 2010 ***) Persentase Perubahaan IHK ybs terhadap IHK bln ybs Th sebelumnya

    Tabel 1.8. Laju Inflasi Perkotaan Banten Tahun 2008-2011 (persen)

    Kota 2008 2009 2010 2011 Serang 13,91 4,57 6,18 2,78 Tangerang 10,75 2,49 6,08 3,78 Cilegon 12,96 3,11 6,12 2,35

    Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Kota Tangerang

    Selain Kota Tangerang, kota lain di Provinsi Banten yang melakukan penghitungan

    inflasi yaitu Kota Serang dan Kota Cilegon. Bila diperhatikan menurut kota inflasi,

    selama tahun 2011 Kota Tangerang menunjukkan kecenderungan inflasi yang lebih

    tinggi diantara ketiga kota lain.

    Tabel 1.9. Laju Inflasi Tahunan Kota Tangerang (persen)

    Bulan 2010 2011

    Januari 0,44 0,87

    Februari 1,22 1,34

    Maret -0.74 0,53

    April 0,84 0,73

    Mei 0,97 0,79

    Juni 2,07 1,19

    Juli 3,08 1,73

    Agustus 4,20 3,00

    September 4,58 2,96

    Oktober 5,22 3,03

    November 5,54 3,39

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-11

    Bulan 2010 2011

    Desember 6,08 3,78

    Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Kota Tangerang

    Laju inflasi di Kota Tangerang sampai dengan Desember 2011 tercatat sebesar 3,78%,

    lebih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang

    mencapai 6,08%.

    Percepatan Pertumbuhan Ekonomi. Percepatan dan perlambatan pertumbuhan

    ekonomi pada setiap sektor berpengaruh terhadap perkembangan kontribusi sektor

    tersebut dalam PDRB. Pertumbuhan yang cepat akan membuat kontribusi sektor

    tersebut cenderung bertambah, sebaliknya perlambatan pertumbuhan membawa

    konsekuensi pada penurunan kontribusinya pada PDRB.

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

    barang dan jasa yang ditimbulkan oleh faktor-faktor produksi yang dihasilkan di suatu

    wilayah tertentu dalam waktu tertentu (biasanya dalam tahun tertentu), tanpa

    memperhatikan kepemilikan faktor-faktor produksinya.

    PDRB merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat kinerja makro

    perekonomian daerah yang mampu menggambarkan pendapatan per kapita, strukur

    ekonomi, dan laju pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.Meskipun bukan merupakan

    pengukuran yang sempurna, PDRB merupakan suatu pendekatan yang baik untuk

    pengukuran kinerja ekonomi suatu daerah.Perhitungan PDRB dengan pendekatan

    produksi, merupakan penghitungan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

    berbagai unit produksi dalam jangka waktu satu tahun. Unit-unit produksi yang

    digunakan secara umum dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha, yaitu: (1) Pertanian;

    (2) Pertambangan dan penggalian; (3) Industri pengolahan; (4) Listrik, gas dan air

    minum; (5) Bangunan;(6) Perdagangan; (7) Pengangkutan dan komunikasi;(8) Bank

    dan lembaga keuangan lainnya; dan (9) Jasa-jasa.

    Penghitungan PDRB didasarkan pada dua harga, yaitu harga berlaku (current price)

    dan harga dasar/konstan (constant price). PDRB atas dasar harga berlaku (current

    price) adalah jumlah nilai barang dan jasa, pendapatan atau pengeluaran yang dinilai

    sesuai dengan harga berlaku pada tahun bersangkutan.Sedangkan PDRB atas dasar

    harga konstan (constant price) adalah jumlah dari barang dan jasa, pendapatan atau

    pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga pasar yang tetap (tahun dasar). Besar

    kecilnya PDRB suatu daerah sangat tergantung pada potensi sumber ekonomi yang

    dimiliki daerah tersebut.

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-12

    Pada Tabel 1.10 menunjukkan bahwa nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku yang

    dihasilkan dari kegiatan produksi barang dan jasa selama tahun 2011 di Kota

    Tangerang adalah sebesar Rp67.035,13 Miliar. Nilai ini mengalami peningkatan sekitar

    17,68 % jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Tabel 1.10. PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 20082011 (Miliar Rupiah)

    Lapangan Usaha 2008 2009 *) 2010 **) 2011 ***)

    Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perikanan 69,33 77,10 83,73 92,21

    Pertambangan dan Penggalian - - - -

    Industri Pengolahan 22.536,48 23.451,55 25.914,07 28.837,29

    Listrik, Gas, dan Air Bersih 337,88 348,92 382,23 422,31

    Bangunan 864,60 1.041,72 1.303,54 1.652,66

    Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13.379,89 15.322,44 18.709,35 23.203,51

    Pengangkutan dan Komunikasi 4.959,40 6.003,51 6.908,26 8.509,26

    Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1.485,94 1.775,27 2.008,68 2.349,48

    Jasa-jasa 1.057,29 1.311,75 1.582,98 1.968,41

    PDRB 44.690,82 49.332,26 56.964,84 67.035,13

    Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012

    Sementara itu, jika dilihat berdasarkan nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Tabel

    1.11) yang berasal dari nilai total produksi barang dan jasa tahun 2011 dikalikan

    dengan harga dasar tahun 2000 adalah sebesar Rp31,506.16 Miliar atau meningkat

    7,15% dari tahun sebelumnya.

    Tabel 1.11. PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Konstan (=2000) Menurut Lapangan Usaha Tahun 20082011 (Miliar Rupiah) Lapangan Usaha 2008 2009 *) 2010**) 2011 ***)

    Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perikanan 43,93 45,43 47,61 49,91 Pertambangan dan Penggalian - - - - Industri Pengolahan 13.229,93 13.502,46 13.985,85 14.577,76 Listrik, Gas, dan Air Bersih 253,76 268.71 292,10 310,14 Bangunan 481,08 532,51 606,10 673,77 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7.498,13 8,023.97 8.694,72 9.534,78 Pengangkutan dan Komunikasi 3.119,50 3.576,95 4.043,09 4.521,53 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 880,17 991,65 1.072,65 1.146,74 Jasa-jasa 560,49 620,85 660,73 691,53 PDRB 26.066,99 27,562.54 29.402,85 31.506,16 Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-13

    Jika dilihat lebih lanjut, PDRB Berdasarkan Harga Konstan selama kurun waktu empat

    tahun terakhir cenderung meningkat dari Rp 26.066,99 Miliar (tahun 2008) menjadi Rp

    27.562,54 Miliar (tahun 2009) dan menjadi Rp 29.402,85 Miliar (tahun 2010) dan

    kemudian menjadi Rp31.506,16 atau terdapat kenaikan dari tahun 2008 sampai dengan

    tahun 2011 sebesar Rp5.439,17 Miliar (20,87%).

    Kemudian dilihat dari angka absolut, sepanjang tahun 20082011 lapangan usaha yang

    mengalami peningkatan relatif besar dari tahun sebelumnya antara lain adalah:

    Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi; serta Jasa-Jasa;

    masing-masing sebesar Rp2.036,65 Miliar (27,16%), Rp1.402,03 Miliar (44,94%), dan

    Rp1.347,83 Miliar (10,19%), sedangkan dilihat dari laju peningkatan, maka lapangan

    usaha Pengangkutan dan Komunikasi mempunyai laju peningkatan paling tinggi, yaitu

    sebesar 44,94%.

    Tabel 1.12. Peranan Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 20082011

    LAPANGAN USAHA 2008 2009 *) 2010 **) 2011 ***)

    Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 0,16 0,16 0,15 0,14

    Pertambangan dan Penggalian - - - -

    Industri Pengolahan 50,43 47,54 45,99 43,02

    Listrik, Gas & Air 0,76 0,71 0,67 0,63

    Bangunan 1,93 2,11 2,29 2,47

    Perdagangan, Hotel, & Restoran 29,94 31,06 32,84 34,61

    Pengangkutan & Komunikasi 11,10 12,17 12,25 12,69

    Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,32 3,60 3,53 3,50

    Jasa-jasa 2,37 2,66 2,78 2,94

    PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012

    Berdasarkan kontribusi secara sektoral, selama kurun waktu empat tahun lapangan

    usaha Industri Pengolahan serta lapangan usaha Perdagangan, Hotel, dan Restoran

    merupakan dua penyumbang terbesar terhadap PDRB, khususnya pada tahun 2011

    masing-masing sebesar 43,02% dan 34,61%. Walaupun demikian, kecenderungan

    Lapangan Usaha Industri Pengolahan terlihat semakin menurun, sedangkan lapangan

    usaha Perdagangan, Hotel, dan Restoran, serta lapangan usaha Keuangan, Persewaan,

    & Jasa Perusahaan semakin meningkat. Hal ini mengartikan bahwa kedua lapangan

    usaha tersebut berpotensi sebagai lapangan usaha yang mampu menyediakan

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-14

    lapangan pekerjaan yang besar di samping lapangan usaha di bidang Industri

    Pengolahan.

    Tabel 1.13. Peranan Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2000) Tahun 2008 2011

    No Lapangan Usaha 2008 2009 *) 2010 **) 2011 ***) 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 0,17 0.16 0,16 0,16 2 Pertambangan & Penggalian - - - - 3 Industri Pengolahan 50,75 48,99 47,57 46,27 4 Listrik, Gas & Air 0,97 0,97 0,99 0,98 5 Bangunan 1,85 1,93 2,06 2,14 6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 28,76 29,11 29,57 30,26 7 Pengangkutan & Komunikasi 11,97 12,98 13,75 14,35 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,38 3,60 3,65 3,64 9 Jasa-jasa 2,15 2,25 2,325 2,19

    Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012

    Hal yang perlu diingat bahwa PDRB hanya merupakan angka agregat aktivitas ekonomi

    suatu wilayah, sehingga belum mewakili derajat pemerataan hasil pembangunan. Di

    samping itu perhitungan PDRB bukan hanya berdasar pada fungsi waktu saja, tapi juga

    merupakan fungsi aktivitas ekonomi utama yang sangat dipengaruhi kondisi global

    lainnya seperti: kondisi ekonomi dunia dan regional, alokasi belanja pemerintah,

    investasi masyarakat, pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, inflasi, dan

    seterusnya. Dengan demikian tolok ukur kesuksesan dan keberhasilan perekonomian

    tidak hanya diukur dari angka PDRB saja melainkan harus melibatkan indikator ekonomi

    lain yang menunjukkan kinerja pemerataan kesejahteraan suatu wilayah.

    Pendapatan Per Kapita. Untuk menunjukkan bagaimana suatu daerah memiliki

    potensi pembangunan dapat dilihat dari besaran pendapatan per kapitanya atau dalam

    hal ini sama dengan PDRB perkapita. Dengan mengetahui perubahan besaran PDRB per

    kapita ini maka suatu daerah dapat dikatakan menikmati hasil pembangunan untuk

    setiap penduduknya atau tidak.Yang dapat diartikan pula bila PDRB perkapita

    meningkat berarti pemerintah telah menjalankan fungsi pembangunannya dengan baik.

    Seperti yang terlihat padaTabel 1.14, dalam kurun waktu empat tahun (2008-2011),

    PDRB Perkapita Kota Tangerang menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Pada

    tahun 2011 berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB perkapita di Kota Tangerang

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-15

    mencapai 17,65 juta rupiah, meningkat 7,15% dari tahun sebelumnya yaitu 16,35 juta

    rupiah. Apabila menggunakan harga berlaku, PDRB perkapita tahun 2010 menunjukkan

    angka yang cukup tinggi yaitu 36,27 juta rupiah, meningkat 14,52% dari tahun

    sebelumnya.

    Secara keseluruhan, PDRB per kapita Kota Tangerang menunjukkan perubahan

    (kecenderungan) yang meningkat, dalam pengertian lain peningkatan penduduk yang

    ada masih dapat diserap oleh kapasitas produksi daerah yang ada. Perkembangan

    PDRB per kapita Kota Tangerang dalam kurun waktu tiga tahun (20082011) dapat

    dilihat pada Tabel 1.14.

    Tabel 1.14. PDRB Per Kapita Kota Tangerang Tahun 20082011

    Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

    Perkapita (juta) Pertumbuhan (%) Perkapita (juta) Pertumbuhan (%) 2008 26,31 - 15,34 - 2009 *) 28,18 5,90 15,75 2,60 2010 **) 31,67 11,02 16,35 3,67 2011 ***) 36,27 14,52 17,65 7,15

    Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012

    Sebagaimana penjelasan sebelumnya, bahwa PDRB perkapita hanya mewakili angka

    agregat perekonomian suatu wilayah, sehingga tidak menggambarkan pendapatan riil

    masyarakat.Besarnya pendapatan perkapita di satu wilayah seyogyanya diikuti

    pemerataan hasil-hasil pembangunan sehingga mampu mewujudkan pemerataan

    pembangunan.

    Selain itu, dengan adanya otonomi daerah masing-masing kabupaten/kota memiliki hak

    dalam pengelolaan keuangan dan menentukan arah pembangunan yang lebih leluasa

    dalam koridor aturan yang berlaku.Sehingga perkembangan suatu wilayah sangat

    tergantung pada strategi ekonomi yang diterapkan oleh pengambil kebijakan.

    Perbandingan ekonomi makro secara relatif antar daerah dapat dilihat melalui PDRB

    yang dihasilkan dalam memberi kontribusi terhadap Provinsi Banten. Adapun kontribusi

    PDRB tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.15.

    Tabel 1.15. PDRB per Kapita Kabupaten/Kota Terhadap PDRB Provinsi Banten Tahun 2008-2010 (Juta Rupiah)

    Kabupaten/Kota 2008 2009 *) 2010 **) 2011 ***) Kabupaten Pandeglang 6,18 6,57 7,33

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-16

    Kabupaten/Kota 2008 2009 *) 2010 **) 2011 ***) Kabupaten Lebak 5,77 6,13 6,46 Kabupaten Tangerang 10,80 11,28 12,28 Kabupaten Serang 7,86 8,30 9,01 Kota Tangerang 26,31 28,18 31,67 36,27 Kota Cilegon 50,27 54,48 59,56 Kota Serang 7,91 8,14 9,38 Kota Tangerang Selatan 7,47 8,14 9,06 Provinsi Banten 12,13 12,83 14,01 Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012

    Dari Tabel 1.15 di atas terlihat nilai PDRB per kapita dari seluruh kabupaten/kota di

    Provinsi Banten dan PDRB per kapita Provinsi Banten pada kurun waktu tahun 2008

    2010, dan tahun 2011 khusus untuk Kota Tangerang. Pada tahun 2009 dan 2010, Kota

    Tangerang memiliki PDRB per kapita yang tertinggi kedua setelah Kota Cilegon, yaitu

    sebesar 28,18 juta rupiah dan 31,67 juta rupiah. Nilai ini masih jauh di atas rata-rata

    Provinsi Banten yaitu sebesar 12,83 juta rupiah (tahun 2009) dan 14,01 juta rupiah

    (tahun 2010). Hal ini menunjukkan bahwa secara agregasi, Kota Tangerang masih

    memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Propinsi Banten, sehingga

    aktivitas utamanya harus mendapat perhatian dan dukungan kebijakan dari propinsi

    dan bahkan nasional.Kemampuan penciptaan produksi daerah Kota Tangerang menjadi

    sangat penting pula sebagai katalisator untuk menggerakkan perekonomian wilayah

    lainnya. Ditambahkan pula bahwa Kota Tangerang menjadi kota penghubung antara

    perekonomian Jakarta dan wilayah lainnya di Propinsi Banten.

    Laju Pertumbuhan Ekonomi. Sebagaimana terlihat dalam Tabel 1.16 yang mengacu

    pada perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tangerang atas

    dasar harga konstan (PDRB ADHK), laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kota Tangerang

    pada tahun 2008 mencapai angka 6,37%, pada tahun 2009 mencapai angka 5,74%,

    pada tahun 2010 mencapai angka 6,68%, serta tahun 2011 diperkirakan mencapai

    7,15%. Gambaran pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang tersebut, tampaknya juga

    sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai angka 5,59% pada

    tahun 2008, mencapai angka 4,30% pada tahun 2009, mencapai angka 6,10% pada

    tahun 2010, dan 6,5% pada tahun 2011. Lebih lanjut, dilaporkan bahwa pertumbuhan

    ekonomi provinsi banten mencapai angka 5,773% pada tahun 2008, mencapai angka

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-17

    4,69% pada tahun 2009, mencapai angka 5,94% pada tahun 2010, dan diperkirakan

    mencapai 6,2% pada tahun 2011.

    Gambaran secara umum perkembangan laju pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kota

    Tangerang tahun 20072011, dapat dilihat pada Tabel 1.16.

    Tabel 1.16. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Tangerang Tahun 20082011 (Dalam Persen)

    Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000

    2008 2009 *) 2010 **) 2011 ***) Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 3,03 3,42 4,79 4,83 Pertambangan & Penggalian - - - Industri Pengolahan 2,20 2,06 3,58 4,23 Listrik, Gas, & Air Minum 1,06 5,89 8,71 6,18 Bangunan 10,26 10,69 13,82 11,16 Perdagangan, Hotel, & Restoran 12,44 7,01 8,36 9,66 Pengangkutan & Komunikasi 8,04 14,66 13,03 11,83 Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 14,87 12,67 8,17 6,91 Jasa-jasa 11,60 10,77 6,42 4,66 LPE Kota Tangerang 6.37 5.74 6.68 7,15 LPE Provinsi Banten 5.77 4.69 5.94 6,2 LPE Nasional 5.59 4.3 6.1 6,5 Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2011 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Hasil Olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012

    Dari Tabel 1.16 di atas, terlihat adanya korelasi antara kondisi perekonomian Kota

    Tangerang dengan provinsi maupun nasional.Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh

    perekonomian nasional, yang didalamnya telah mempertimbangkan berbagai faktor

    yang bersifat nasional dan internasional, memiliki hubungan yang positif dan signifikan

    dalam mempengaruhi perkembangan perekonomian Kota Tangerang secara

    keseluruhan. Dengan demikian, berbagai skenario tentang perkiraan kenaikan ataupun

    penurunan pertumbuhan ekonomi nasional akan senantiasa menjadi referensi utama

    dalam memperkirakan kondisi perekonomian Kota Tangerang.

    Kemandirian Fiskal Daerah. Tingkat ketergantungan daerah terhadap pusat masih

    cukup tinggi.Hal ini ditandai dengan relatif masih rendahnya proporsi pendapatan

    daerah terhadap pendapatan yang diterima dari pemerintah yang lebih tinggi (pusat

    provinsi). Kondisi ini menuntut Pemerintah Kota Tangerang untuk semakin besar

    mengambil peran dan semakin lebih kreatifinovatif dalam upaya intensifikasi dan

    ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah (PAD). Selain itu, Pemkot Tangerang

    juga lebih memperhatikan dan mengintensifkan berbagai upaya untuk meningkatkan

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-18

    nilai tambah sektor-sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang akan

    memberikan konsekuensi logis bagi peningkatan potensi penerimaan asli daerah (PAD).

    Namun demikian, upaya kreativitasi, inovatisasi, intensifikasi, dan ekstentifikasi yang

    dilaksanakan Pemkot Tangerang pada tahun 2011 tersebut harus senantiasa berada

    pada koridor hukum yang berlaku, dalam arti bahwa upaya kreativitasi, inovatisasi,

    intensifikasi, dan ekstentifikasi harus tetap memperhatikan norma-norma dan aturan-

    aturan yang berlaku agar upaya untuk menuju kemandirian fiskal tidak menimbulkan

    implikasi negatif pada masyarakat secara umum atau pada kelangsungan dunia usaha

    dan sustainabilitas ekologi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Selain

    itu, Pemerintah Kota Tangerang selalu memperhatikan alokasi, proporsi, dan komposisi

    belanja serta pembiayaan daerah.Belanja daerah harus lebih bisa diarahkan pada

    keseimbangan antara belanja langsung dan belanja tidak langsung yang disesuaikan

    dengan kebutuhan pembangunan daerah serta jelas kinerja yang

    dilaksanakannya.Pembiayaan daerah dititikberatkan pada pembiayaan yang bersifat

    penerimaan, sehingga mampu mempertahankan stabilitas fiskal daerah atau

    meningkatkan kemampuan fiskal daerah.

    Dampak dari pertumbuhan makro ekonomi di Kota Tangerang dapat dilihat dari

    perkembangan investasi yang terjadi dari tahun ke tahun. Perkembangan nilai investasi

    di Kota Tangerang dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 terus mengalami

    peningkatan. Perkembangan nilai investasi di Kota Tangerang pada tahun 2009

    mengalami peningkatan yaitu dari Rp11.421.580.774.346,00 pada tahun 2008 menjadi

    Rp11.781.799.273.072 pada tahun 2009. Kondisi ini didukung oleh meningkatnya nilai

    investasi PMDN dari Rp9.318.633.438.197,00 pada tahun 2008 menjadi

    Rp9.353.993.711.822,00 pada tahun 2009. Selain itu, peningkatan nilai investasi juga

    didorong oleh meningkatnya nilai investasi PMA dari US$2.715.500.000,00 pada tahun

    2008 menjadi US$2.720.702.000,00 pada tahun 2009. Pada tahun 2010, nilai investasi

    di Kota Tangerang mencapai Rp11.891.500.639.619,00 yang didukung oleh

    meningkatnya nilai investasi PMDN sebesar Rp9.353.993.711.822,00 dan didorong

    meningkatnya nilai investasi PMA sebesar US$2.752.496.580,00 sedangkan pada tahun

    2011 besarnya nilai investasi tersebut mencapai Rp12.437.654.171.520,00 yang

    didukung oleh meningkatnya nilai investasi PMA sebesar Rp9.353.993.711.822,00 dan

    US$2.763.119.580,00.

    Gambaran perkembangan investasi dalam kurun waktu tahun 20082011 dapat dilihat

    padaTabel 1.17.

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-19

    Tabel 1.17. Perkembangan Investasi di Kota Tangerang Tahun 20082011

    Tahun Uraian Perusahaan

    Jumlah PMA PMDN

    2008 Jumlah Perusahaan 245 139 384

    Investasi US$ 2.715.500.000 - 2.715.500.000

    Rupiah 2.102.947.336.149 9.318.633.438.197 11.421.580.774.346

    2009 Jumlah Perusahaan 257 141 398

    Investasi US$ 2.720.702.000 - 2.720.702.000

    Rupiah 2.427.805.561.250 9.353.993.711.822 11.781.799.273.072

    2010 Jumlah Perusahaan 272 141 413

    Investasi US$ 2.752.496.580 - 2.752.496.580

    Rupiah 2.537.506.927.797 9.353.993.711.822 11.891.500.639.619

    2011 Jumlah Perusahaan 282 141 423

    Investasi US$ 2.763.119.580 - 2.763.119.580

    Rupiah 3.083.660.459.698 9.353.993.711.822 12.437.654.171.520 Sumber: Sub Bag. Prasarana, Sarana Pengembangan Perekonomian Daerah, Bagian Perekonomian Setda Kota Tangerang. 1.6 KONDISI SOSIAL BUDAYA

    Pembangunan manusia di Kota Tangerang merujuk pada perkembangan capaian

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai ukuran yang banyak digunakan untuk

    mengetahui derajat kesejahteraan masyarakat.

    Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang

    digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan

    disuatu wilayah tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia yang

    dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga

    kemampuan dasar itu adalah umur panjang, dan sehat yang diukur melalui angka

    harapan hidup waktu lahir, berpengetahuan dan berketerampilan yang diukur dengan

    angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta akses terhadap sumber daya yang

    dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak yang diukur dengan pendapatan

    perkapita yang disesuaikan.

    a. Indikator Harapan Hidup

    Angka harapan hidup dapat menggambarkan tingkat kesehatan yang telah dicapai

    masyarakat.Semakin baik tingkat kesehatan masyarakat diharapkan kesempatan untuk

    hidupnya cenderung semakin besar/lama. Sebaliknya tingkat kesehatan yang buruk

    akan cenderung memperpendek usia hidup. Angka harapan hidup berbanding terbalik

    dengan tingkat kematian bayi, artinya semakin tinggi angka kematian bayi maka angka

    harapan hidup cenderung semakin pendek, demikian pula sebaliknya.

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-20

    Indikator harapan hidup juga dapat digunakan untuk mengukur pembangunan di

    bidang kesehatan.Meningkatnya angka harapan hidup dapat berarti adanya perbaikan

    pembangunan di bidang kesehatan.Yang biasanya ditandai dengan membaiknya kondisi

    sosial ekonomi penduduk, membaiknya kesehatan lingkungan dan lain sebagainya.

    Secara umum, usia harapan hidup di Kota Tangerang menunjukkan kenaikan dari tahun

    ke tahun, dari 68,2 pada tahun 2006 dan 2007 meningkat menjadi 68,3 pada tahun

    2008 dan pada tahun 2009 harapan hidup mencapai 68,33 tahun sedangkan pada

    tahun 2010 angkanya menjadi 68,37 tahun. Artinya peluang hidup bayi yang lahir di

    Kota Tangerang pada tahun 2010 bertambah rata-rata 0,17 tahun dibanding tahun

    2006, atau dapat dikatakan rata-rata bayi yang lahir di Kota Tangerang pada tahun

    2010 diharapkan dapat hidup sampai usia sekitar 68,37 tahun. Bila dibandingkan

    dengan angka harapan hidup Provinsi Banten yang sebesar 64,90 pada tahun 2010

    tampaknya pembangunan bidang kesehatan di Kota Tangerang jauh lebih maju

    dibandingkan pembangunan bidang kesehatan di Wilayah Banten secara umum, tetapi

    pergerakannya cenderung lambat. Sebagai tambahan, Bappeda mengolah angka

    sementara diperoleh Angka Harapa Hidup Kota Tangerang pada tahun 2011 mencapai

    69,01.

    Dari Tabel 1.18terlihat bahwa peluang hidup bayi yang lahir di Wilayah Banten

    bertambah 0,6 tahun dalam periode yang sama. Pada umumnya saat angka usia

    harapan hidup masih rendah, maka peningkatan usia harapan hidup lazimnya memang

    mencerminkan peningkatan kesehatan masyarakat, terutama penurunan angka

    kematian bayi dan anak. Namun, dengan makin menigkatnya usia harapan hidup,

    kesejahteraan masyarakatlah yang menjadi ukuran sehingga sangatlah wajar jika

    pergerakan angka harapan hidup sangat lambat jika angka harapan hidup sudah cukup

    tinggi.

    Namun demikian pemerintah daerah perlu memacu dan mengambil langkah-langkah

    yang tepat untuk merumuskan program di bidang kesehatan secara tepat.

    Tabel 1.18. Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun 2006-2010

    Kab/Kota Angka Harapan Hidup/AHH

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6 7

    01 Kabupaten Pandeglang 62,8 63,1 63,3 63,52 63,77 02 Kabupaten Lebak 63 63,1 63,1 63,21 63,28 03 Kabupaten Tangerang 65,1 65,3 65,4 65,61 65,79 04 Kabupaten Serang 61,8 62,3 62,7 63,08 63,51

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-21

    Kab/Kota Angka Harapan Hidup/AHH

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6 7

    71 Kota Tangerang 68,2 68,2 68,3 68,33 68,37 69.01 72 Kota Cilegon 68,4 68,5 68,5 68,53 68,58 73 Kota Serang - - 64,1 64,62 65,13 74Kota Tangerang Selatan

    68,43 68,54

    Provinsi Banten 64,3 64,5 64,6 64,75 64,90 Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012 *) Angka hasil olahan BappedaKota Tangerang, 2012

    Tersedianya sarana kesehatan yang cukup dan sarana transportasi yang lancar

    sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses fasilitas kesehatan yang ada

    sangat membantu masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang tinggi, tetapi

    yang tak kalah penting adalah mengingatkan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat

    melalui peningkatan sosialisasi memadai. Sekedar contoh dari data Susenas 2010

    menujukkan bahwa di Kota Tangerang terdapat 10,3% bayi yang tidak diberi ASI dan

    2,3% bayi yang disusui kurang dari 1 bulan walaupun angkanya menurun dibandingkan

    dengan tahun sebelumnya yang sebesar 12,1% bayi tidak disusui tetapi penurunannya

    perlu terus diupayakan terus menerus karena memang tidak mudah menyadarkan

    masyarakat terutama untuk masyarakat perkotaan seperti Kota Tangerang yang

    kemungkinannya banyak penduduk wanitanya yang meninggalkan rumah untuk

    bekerja.

    Sebagai perbandingan bayi yang tidak disusui di Tangerang Selatan dan Kota Serang

    selama tahun 2010 ada sekitar 12,3% dan 10,4%. Sedangkan untuk persalinan yang

    ditolong oleh dukun bayi sudah mengalami penurunan di tahun 2010 ini sebesar 2,3%

    sedangkan tahun 2009 sebesar 4,2%. Masih adanya persalinan yang ditolong oleh

    dukun bayi mempunyai arti semakin besar risiko yang dapat menyebabkan kematian

    baik si Ibu maupun bayinya.Hal ini dikarenakan banyak faktor yang menyebabkan

    kematian seperti kurangnya sterilisasi alat-alat yang digunakan dalam persalinan,

    pengetahuan tentang persalinan yang sehat, tidak tersedianya obat-obatan apabila

    terjadi persalinan yang tidak normal, dan sebagainya.

    Hal yang positif diatas perlu terus ditingkatkan, pemanfaatan Posyandu perlu terus

    dioptimalkan, karena merupakan sarana yang paling murah dan mudah untuk

    pembelajaran dan sosialisasi masalah kesehatan, gizi dan lain sebagainya kepada

    masyarakat. Jika upaya-upaya terus dilakukan niscaya angka harapan hidup di Kota

    Tangerang bisa semakin meningkat

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-22

    Selanjutnya dari angka harapan hidup dapat diturunkan indeks harapan hidup (Tabel

    1.19) yang telah dicapai dibanding kondisi 'ideal' sesuai standar UNDP yaitu 85 tahun

    (100%). Pada tahun 2011, Indeks harapan hidup masyarakat di Kota Tangerang baru

    mencapai 73,10%, yang berarti pencapaian usia harapan hidup sejak lahir terhadap

    perkiraan usia harapan hidup maksimal naik 1,10% dibanding tahun 2006.

    Tabel 1.19. Indeks Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun 2006-2010

    Kab/Kota Indeks Harapan Hidup

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6 7

    01 Kabupaten Pandeglang 63 63,5 63,8 64,21 64,61 02 Kabupaten Lebak 63,3 63,5 63,6 63,68 63,80 03 Kabupaten Tangerang 66,8 67,2 67,4 67,69 67,98 04 Kabupaten Serang 61,3 62,1 62,8 63,46 64,18 71 Kota Tangerang 72 72 72,2 72,22 72,29 73,10 72 Kota Cilegon 72,3 72,4 72,5 72,56 72,63 73 Kota Serang - - 65,2 66,04 66,89 74Kota Tangerang Selatan

    72,38 72,57

    Provinsi Banten 65,5 65,8 66 66,25 66,50 Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012 *) Angka hasil olahan BappedaKota Tangerang, 2012

    b. Indikator Pendidikan

    Seperti telah diuraikan dalam bab terdahulu, indikator tingkat melek huruf dan rata-rata

    lama sekolah penduduk dewasa (usia 15 tahun ke atas) dapat menggambarkan tingkat

    keberhasilan dan perkembangan pembangunan dibidang pendidikan. Dua indikator ini

    dipandang dapat mengukur tingkat pengetahuan masyarakat, sehingga digunakan

    dalam penghitungan IPM sebagai indikator derajat pendidikan masyarakat.

    Angka melek huruf diambil dari data kemampuan baca tulis, yang dipandang sebagai

    modal dasar yang perlu dimiliki setiap individu, agar mempunyai peluang yang sama

    untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Sedangkan tingkat pengetahuan

    dan keterampilan lainnya secara umum dapat digambarkan melalui rata-rata lama

    sekolah, angka ini dihitung dengan menggunakan 2 variabel secara simultan yaitu

    tingkat kelas yang pernah atau sedang dijalani dan jenjang pendidikan yang

    ditamatkan.

    Gambaran tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk Kota Tangerang tahun

    2010 dapat dilihat Tabel 1.20.

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-23

    Tabel 1.20. Pendidikan Yang Ditamatkan Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Di Kota Tangerang Tahun 2010

    No Jenjang Pendidikan yang ditamatkan Persentase 1 Tidak punya ijazah 13,47 2 SD/MI 19,07 3 SLTP/MTS 21,69 4 SMU/SMK/Aliyah 33,76 5 DI/DII 0,76 6 DIII/DIV/S1/S2/S3 11,17

    Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012

    Dari Tabel 1.20 terlihat bahwa Penduduk Kota Tangerang didominasi lulusan SMA

    sederajat, sebanyak 33,76% penduduk menamatkan jenjang tersebut, namun apabila

    kita lihat secara keseluruhan rata-rata lama sekolah penduduk Kota Tangerang adalah

    9,98 tahun, naik dari tahun sebelumnya yang lamanya sekolah 9,95 tahun. Kalau kita

    telusuri beberapa tahun sebelumnya dari tahun 2006 sampai dengan 2007 tingkat

    pendidikan penduduk menunjukkan angka yang relatif tetap, dengan rata-rata lama

    sekolah 9,8 tahun. Dapat diartikan bahwa secara rata-rata penduduk berumur 15 tahun

    keatas di Kota Tangerang menyelesaikan jenjang pendidikan setingkat kelas I SLTA,

    memang masih sama dengan tahun sebelumnya tetapi lamanya duduk di bangku kelas

    satu SLTA relatif lebih lama atau hampir sampai jenjang kelas 2 SLTA.

    Hal ini akibat dari masyarakat di Kota Tangerang yang semakin menyadari bahwa

    pendidikan merupakan suatu investasi yang berharga untuk masa depan anak mereka

    didukung pula oleh ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dan

    memadahi, kemudahan transportasi untuk mencapainya, serta faktor lain seperti

    ekonomi keluarga dan dukungan Pemerintah Daerah yang menyediakan sekolah yang

    murah bahkan gratis sampai pada jenjang tertentu merupakan beberapa faktor yang

    mempengaruhi tinggi rendahnya derajat pendidikan.

    Dukungan faktor-faktor tersebut diharapkan memperbesar kesempatan untuk duduk

    dibangku sekolah, yang pada akhirnya rata-rata lama sekolah meningkat, sehingga

    berkontribusi terhadap tingginya derajat pendidikan masyarakat.

    Seperti yang terlihat padaTabel 1.21, dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi

    Banten, pada tahun 2010 rata-rata lama sekolah Kota Tangerang sebesar 9,98

    merupakan yang tertinggi kedua setelah Kota Tangerang Selatan yang sebesar 10,15

    atau setara dengan kelas II SLTA di awal tahun. Dengan kondisi tersebut Kota

    Tangerang juga masih jauh diatas Provinsi Banten yang rata- rata lama sekolahnya

    baru dicapai 8,32 setara dengan kelas III SLTP pada semester I. Sebagai data

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-24

    tambahan, bahwa rata-rata lama sekolah di Kota Tangerang pada tahun 2011 terjadi

    peningkatan menjadi 10,1.

    Tabel 1.21. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun 2006-2011

    Kab/Kota Rata - Rata Lama Sekolah

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6 7

    01 Kabupaten Pandeglang 6,4 6,4 6,4 6,44 6,47 02 Kabupaten Lebak 6,2 6,2 6,2 6,22 6,24 03 Kabupaten Tangerang 8,9 8,9 8,9 8,93 8,94 04 Kabupaten Serang 7 7 7 7,04 7,05 71 Kota Tangerang 9,8 9,8 9,8 9,95 9,98 10,1 72 Kota Cilegon 9,6 9,6 9,6 9,66 9,67 73 Kota Serang - - 7 7,25 7,51 74 Kota Tangerang Selatan - - - 9,95 10,15 Provinsi Banten 8,1 8,1 8,1 8,15 8,32 Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012 *) Angka hasil olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012

    Penduduk berumur 15 tahun ke atas yang buta huruf di Kota Tangerang relatif sedikit,

    angkanya cenderung stagnan jika dibanding tahun 2009 dimana angka melek huruf

    sebesar 98.35%, pada tahun 2010 ini angkanya naik 0,04% menjadi 98,39%. Jika

    penduduk berumur 15 tahun ke atas ada 1.324.840 orang berarti yang terbebas dari

    buta huruf selama tahun 2010 ini sebanyak 529 orang dan yang masih belum bisa

    membaca dan menulis ada sebanyak 21.330 orang.

    Secara umum, kemampuan baca tulis penduduk Kota Tangerang di atas rata-rata

    penduduk Provinsi Banten yang sebesar 96,20% tetapi masih lebih rendah dari angka

    melek huruf Kota Cilegon yang sebesar 98,72%. Kalau diteliti lebih lanjut penyandang

    buta aksara tersebut adalah didominasi penduduk lanjut usia, yang artinya

    manggambarkan bahwa masyarakat Kota Tangerang sudah mulai sadar untuk

    menyekolahkan anak-anaknya minimal sampai bisa membaca dan menulis.

    Angka melek huruf penduduk Kota Tangerang tahun 2010 bila dijadikan indeks melek

    huruf (Tabel 1.22) nilainya sama yaitu 98,39 yang berarti pencapaiannya belum

    mencapai nilai maksimum 100 atau masih tersisa 1,61% yang buta huruf. Sedangkan

    untuk indeks rata-rata lama sekolah (Tabel 1.23) baru dicapai 66,51 jadi masih jauh

    dari angka maksimum. Sebagai data tambahan, hasil olahan Bappeda, Angka Melek

    Huruf Kota Tangerang tahun 2011naik sebesar 0,14 poin sehingga menjadi 98,53.

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-25

    Tabel 1.22. Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun 2006-2011

    Kab/Kota Angka Melek Huruf/AMH

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6

    01 Kabupaten Pandeglang 95,5 96,3 96,3 96,3 96,35 02 Kabupaten Lebak 94,1 94,1 94,1 94,55 94,60 03 Kabupaten Tangerang 94,7 95,3 95,3 95,66 95,78 04 Kabupaten Serang 95,5 95,5 94,6 94,93 95,23 71 Kota Tangerang 97,2 98,3 98,3 98,35 98,39 98,53 72 Kota Cilegon 98,7 98,7 98,7 98,71 98,72 73 Kota Serang - - 95,9 96,27 96,47 74 Kota Tangerang Selatan - - - 98,14 98,15 Provinsi Banten 95,6 95,6 95,6 95,95 96,20 Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012 *) Angka hasil olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012

    Indeks pendidikan agar terbandingkan secara internasional maka dalam penghitungan

    inipun menggunakan referensi UNDP (1994), baik angka melek huruf (AMH) maupun

    lama sekolah.Demikian pula dalam penggabungan kedua indikator pendidikan

    tersebut.UNDP mungkin menganggap bahwa keterampilan melek huruf dianggap lebih

    mendasar dari pada pengalaman mengikuti pendidikan formal (MYS) sehingga

    bobotnya lebih besar. Rumusan indeks pendidikan diformulasikan sebagai berikut:

    2

    3

    1

    3-

    Tabel 1.23. Indeks Pendidikan di Kota Tangerang Tahun 2006 2011

    Kabupaten/Kota Indeks Melek Huruf

    Indeks Rata-rata Lama Sekolah

    Indeks Pendidikan

    2009 2010 2011 *) 2009 2010 2011 *) 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6 7

    Pandeglang 96,30 96,35 42,93 43,11 78,51 78,60 Lebak 94,55 94,60 41,48 41,63 76,86 76,94 Tangerang 95,66 95,78 59,53 59,60 83,61 83,72 Serang 94,93 95,23 46,93 47,03 78,93 79,16 Kota Tangerang 98,35 98,39 98,53 66,36 66,51 67,33 87,69 87,76 88,13 Kota Cilegon 98,71 98,72 64,40 64,44 87,27 87,29 Kota Serang 96,27 96,47 48,36 50,07 80,30 81,00 Kota Tangerang Selatan 98,14 98,15 66,33 67,67 87,54 87,99 BANTEN 95,95 96,20 54,33 55,47 82,08 82,62 Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012 *) Angka hasil olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-26

    c. Indikator Daya Beli

    Unsur dasar pembangunan manusia lainnya yang diakui secara luas adalah daya beli

    masyarakat.Komponen ini mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung

    dengan beberapa variabel seperti keterampilan, kesempatan kerja dan

    pendapatan.Pengukuran komponen daya beli didekati dengan besarnya konsumsi per

    kapita yang telah disesuaikan.Pemakaian variabel konsumsi riil dimaksudkan untuk

    mengeliminir perbedaan dan perubahan harga (inflasi) yang terjadi, sehingga angka

    yang dihasilkan dapat dibandingkan antar daerah dan antar waktu. Tanpa mengecilkan

    arti kelemahan status penghasilan atau produksi perkapita sebagai indikator, maka

    dalam penghitungan IPM ini untuk mengukur standar hidup layak data dasar PDRB

    perkapita tidak dapat digunakan karena bukan ukuran yang peka/dianggap kurang

    tepat untuk mengukur daya beli masyarakat (PPP) yang bersumber dari data konsumsi

    Susenas yang menggambarkan konsumsi perkapita riil yang telah disesuaikan untuk

    mengukur kemampuan daya beli penduduk. Semakin besar PPP, mengindikasikan

    kesejahteraan penduduk semakin membaik.

    Pada tahun 2009 tingkat daya beli penduduk Kota Tangerang sebesar Rp640.270,00

    sedangkan pada tahun 2010 tingkat daya beli sedikit mengalami kenaikan yaitu sebesar

    Rp643.180,00. Jika dibandingkan dengan daya beli penduduk Provinsi Banten secara

    keseluruhan, Kota Tangerang masih lebih rendah dibanding daya beli masyarakat Kota

    Cilegon dan Kota Tangerang Selatan, tetapi masih lebih tinggi dari rata-rata daya beli

    penduduk Provinsi Banten yaitu sebesar Rp629.700,00.

    Daya beli sangat dipengaruhi oleh sektor ekonomi yang berkembang di suatu wilayah,

    tingginya daya beli di Kota Tangerang (Tabel 1.24), Kota Tangerang Selatan dan Kota

    Cilegon dibanding wilayah Banten lainnya karena disebabkan adanya sektor industri,

    perdagangan dan jasa yang merupakan sektor yang paling dominan menyerap tenaga

    kerja di wilayah ini, dan sektor ini memberikan andil nilai tambah terbesar dalam

    pembentukan PDRB, berbeda dengan sektor pertanian pada umumnya banyak

    menyerap tenaga kerja tetapi nilai tambahnya tidak berbanding lurus dengan

    banyaknya tenaga kerja.

    PEMERINTAH KOTA TANGERANG

    http://www.tangerangkota.go.id

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2011 1-27

    Tabel 1.24. Pencapaian Daya Beli Di Kota Tangerang Tahun 2009 - 2011

    Provinsi Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (ribu

    rupiah PPP) Indeks Daya Beli(%)

    2009 2010 2011 *) 2009 2010 2011 *) 1 2 3 4 5 6 7

    Pandeglang 625,06 626,73 61,25 61,64 Lebak 627,49 629,44 61,82 62,27 Tangerang 632,77 635,19 63,04 63,60 Serang 630,08 631,19 62,42 62,67 Kota Tangerang 640,27 643,18 645,73 64,77 65,44 65,96 Kota Cilegon 641,88 645,43 65,14 65,96 Kota Serang 635,34 636,77 63,63 63,96 Kota Tangerang Selatan 641,72 643,75 65,10 65,57 BANTEN 627,63 629,70 61,85 62,33 Sumber: Kantor Litbangstat Kota Tangerang, 2012 *) Angka hasil olahan Bappeda Kota Tangerang, 2012

    d. Pencapaian Pembangunan Manusia Kota Tangerang

    Tujuan dari pembiayaan belanja publik salah satunya adalah untuk melindungi dan

    meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban

    daerah, dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas

    pelayanan kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta

    mengembangkan sistem jaminan sosial. Untuk menilai kinerja pemerintah daerah

    dalam memenuhi pelayanan dasar dimaksud, maka perlu dilakukan pengukuran kinerja,

    dengan menggunakan berbagai indikator. Salah satunya adalah Indeks Pembangunan

    Manusia (Human Development Index = HDI = IPM) yang merupakan indikator

    kemajuan pembangunan di suatu daerah, yang sejalan dengan Millenium Development

    Goals (MDGs).

    Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) merupakan cerminan dari

    kinerja pembangunan yang dicapai oleh suatu wilayah dengan menggunakan alat ukur

    berupa indikator komposit IPM, yang merupaka