lakip eselon ii ballai besar pelaksanaan jalan...

104
2016 LaKIP Laporan Kinerja Unit Eselon II Koordinaor Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat (Eks BBPJN IV)

Upload: vuongnhu

Post on 02-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

2016

LaKIP Laporan Kinerja Unit Eselon II Koordinaor Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat (Eks BBPJN IV)

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

i

2016

Puji dan syukur kami panjatkan karena atas rahmat dan hidayah Tuhan Yang Maha Esa kami dapat

menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) BBPJN VI Tahun 2016

dengan baik dan lancar. Laporan ini merupakan sarana atau media informasi bagi BBPJN VI dalam

mempertanggungjawaban keberhasilan pencapaian kinerja selama periode Tahun 2016, sekaligus

sebagai upaya mewujudkan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Peraturan Presiden No.

29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, dan Peraturan Menteri PU No. 17/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penyusunan LAKIP

dan PK di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum.

Laporan ini juga merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan

yang telah ditetapkan di dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Tahun 2015 – 2019 yang setiap tahunnya dijabarkan dalam bentuk dokumen

Rencana Kinerja Tahunan. Dengan disusunnya Laporan ini, diharapkan dapat memberikan

informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait, dan juga dapat menjadi bahan

evaluasi atas pencapaian kinerja serta dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja

pada masa yang akan datang.

Kepada semua pihak yang telah membantu memberikan masukan dan saran serta pendampingan

selama penyusunan laporan ini, disampaikan ucapan terima kasih atas kerjasamanya.

Jakarta, Januari 2017

Kepala Balai Besar Pelaksanaan

Jalan Nasional VI

Ir. Bambang Hartadi, MPM NIP. 19570222 198602 1 001

KATA PENGANTAR

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

ii

2016

Ringkasan Eksekutif dibuat dengan tujuan memberikan gambaran tentang capaian yang telah

dicapai oleh Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat (Eks. BBPJN IV). Berdasarkan

Permen PAN dan RB Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Ringkasan Eksekutif memuat

tentang Tujuan dan Sasaran, Pencapaian, Kendala yang Dihadapi dan Langkah Antisipatif.

1. Tujuan dan Sasaran

Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah terlaksananya program pembangunan

infrastruktur ruas jalan nasional di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten dan Provinsi

Jawa Barat melalui program pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, peningkatan,

pelebaran dan pembangunan jalan baru. Program peningkatan jalan dan pembangunan jalan

baru juga bertujuan untuk mendukung kegiatan, pengembangan infrastruktur daerah

perbatasan, dan pengembangan jaringan jalan menuju bandara udara, PKN dan KSN.

Sasaran Program Eks.BBPJN IV berupa :

a. Meningkatnya pelayanan jalan nasional

b. Menurunkan waktu tempuh pada koridor utama

c. Meningkatnya fasilitas terhadap jalan daerah untuk mendukung kawasan

2. Pencapaian Kinerja

Rekapitulasi capaian kinerja rata – rata output dan outcome berdasarkan sasaran dan program

yang telah dilaksanakan Eks.BBPJN IV Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar 91.12%, dengan

rincian sebagai berikut:

a. Sasaran I : Meningkatnya Pelayanan Jalan Nasional

1) Pemeliharaan Rutin Jalan : Persentase capaian pada kegiatan pemeliharaan rutin jalan

sebesar 100 % dari target awal 21.5 km tidak terjadi perubahan pada target revisi.

2) Pemeliharaan Rutin Kondisi : Persentase capaian pada kegiatan pemeliharaan rutin

kondisi sebesar 100 % dari target awal 440.65 km tidak terjadi perubahan pada target

revisi.

RINGKASAN EKSEKUTIF

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

iii

2016

3) Pemeliharaan Preventif : Persentase capaian pada kegiatan pemeliharaan preventif

sebesar 100 % dari target awal 1.785,78 km tidak terjadi perubahan pada target revisi.

4) Rehabilitasi Minor : Persentase capaian pada kegiatan rehabilitasi minor sebesar 100 %

dari target awal 52.61 km tidak terjadi perubahan pada target revisi.

5) Rehabilitasi Mayor : Persentase capaian pada kegiatan rehabilitasi mayor sebesar 100%

dari target awal 72.17 km tidak terjadi perubahan pada target revisi.

6) Rekonstruksi Jalan : Persentase capaian pada kegiatan rekonstruksi jalan sebesar 100 %

dari target awal 36.3 km tidak terjadi perubahan pada target revisi.

7) Pemeliharaan Rutin Jembatan : Persentase capaian pada kegiatan pemeliharaan rutin

jembatan sebesar 100 % dari target awal 27.145,7 m tidak terjadi perubahan pada

target revisi.

8) Dokumen Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan : Persentase capaian pada kegiatan

perencanaan teknis jalan dan jembatan sebesar 100 % dari target awal 20 dokumen

tidak terjadi perubahan pada target revisi.

9) Dokumen Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan : Persentase capaian pada kegiatan

pengawasan teknis jalan dan jembatan sebesar 99,45% dari target awal 20 dokumen

tidak terjadi perubahan pada target revisi, dikarenakan tidak terlaksananya kegiatan

Pengawasan Pembangunan Flyover Pasir Gombong dan Pengawasan Pembangunan

Overpass Tol Serang Timur (Kemang) MYC.

10) Dokumen Pengelolaan Sistem Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan : Persentase

capaian pada kegiatan perencanaan teknis jalan dan jembatan sebesar 100 % dari target

awal 3 dokumen tidak terjadi perubahan pada target revisi.

11) Pelayanan Publik (PNBP) : Persentase capaian pada kegiatan pelayanan public (PNBP)

sebesar 100 % dari target awal 12 layanan bulan tidak terjadi perubahan pada target

revisi.

12) Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan : Persentase capaian pada kegiatan

pengadaan bahan dan peralatan jalan dan jembatan sebesar 100 % dari target awal 6

unit tidak terjadi perubahan pada target revisi.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

iv

2016

13) Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Jalan dan Jembatan : Persentase

capaian pada kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan jalan dan jembatan sebesar

100 % dari target awal 20 dokumen tidak terjadi perubahan pada target revisi.

14) Dokumen Penyiapan Perencanaan Program : Persentase capaian pada kegiatan

penyiapan perencanaan program sebesar 100 % dari target awal 5 dokumen tidak

terjadi perubahan pada target revisi.

15) Pelaporan secara Elektronik (e-monitoring) : Persentase capaian pada kegiatan

pelaporan secara elektronik (e-monitoring) sebesar 100 % dari target awal 406

dokumen dan direvisi menjadi 449 dokumen, dikarenakan terjadi kesalahan pada saat

menginput target dokumen pada saat penyusunan RKAKL pada Satker Perencanaan

dan Pengawasan Jalan Nasional Kota Metropolitan Jakarta (semula 1 laporan menjadi

28 laporan) dan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan II Jakarta (semula 1

laporan menjadi 28 laporan).

16) Layanan Perkantoran : Persentase capaian pada kegiatan layanan perkantoran sebesar

100 % dari target awal 12 bulan layanan tidak terjadi perubahan pada target revisi.

17) Dokumen Penyiapan Perencanaan Program : Persentase capaian pada kegiatan

penyiapan perencanaan program sebesar 100 % dari target awal 5 dokumen tidak

terjadi perubahan pada target revisi.

18) Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi : Persentase capaian pada kegiatan

pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi sebesar 99.35% dari capaian

sebesar 153 unit dikarenakan pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi

pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan Bandung batal dilaksanakan.

19) Peralatan dan Fasilitas Perkantoran : Persentase capaian pada kegiatan pengadaan

peralatan dan fasilitas perkantoran sebesar 100 % dari target awal 12 layanan bulan dan

tidak terjadi perubahan pada target revisi.

20) Gedung/Bangunan : Persentase capaian pada kegiatan gedung/bangunan sebesar 100

% dari target awal 4.875,77 M2 tidak terjadi perubahan pada target revisi.

b. Sasaran II : Menurunkan Waktu Tempuh pada Koridor Utama

1) Pelebaran Jalan : Persentase capaian pada kegiatan pelebaran jalan sebesar 100 % dari

target awal 10.96 km tidak terjadi perubahan pada target revisi.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

v

2016

2) Pembangunan Fly Over/Underpass/Terowongan : Persentase capaian pada kegiatan

pembangunan fly over/underpass/terowongan sebesar 23.01% atau sepanjang 275 M,

hal ini dikarenakan dihapusnya Pembangunan Overpass Tol Serang (Kemang) sepanjang

90.20 M, belum lelangnya paket Pembangunan Flyover Pasir Gombong (MYC)

sepanjang 700 m dan Pembangunan STS Jl. RE. Martadinata (Bogor) (UMYC) sepanjang

220 m.

3) Peningkatan Jembatan : Persentase capaian pada kegiatan peningkatan jembatan

sebesar 54.47% atau sepanjang 352.4 m, hal ini dikarenakan Paket Peningkatan

Jembatan Cacing B batal lelang disebabkan penyedia jasa termasuk kedalam daftar

blacklist.

4) Pembangunan Jalan : Persentase capaian pada kegiatan pembangunan jalan sebesar

99.01% atau 2.01 km, dikarenakan belum siapnya desain Pembangunan Jalan Akses

Kertajati dan Pembangunan Jalan Akses Gedebage 3.

5) Pembangunan Jembatan : Persentase capaian pada kegiatan pembangunan jembatan

sebesar 100% atau 280 m.

6) Pembangunan Jalan Bebas Hambatan : Persentase capaian pada kegiatan

pembangunan jalan bebas hambatan sebesar 24.13% atau sepanjang 0.83 m,

dikarenakan Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Phase II baru pada tahap

mobilisasi.

c. Sasaran III : Meningkatnya Fasilitas terhadap Jalan Daerah untuk Mendukung Kawasan

1) Dukungan Pembebasan Lahan : Persentase capaian pada kegiatan dukungan

pembebasan lahan sebesar 71.91%, dikarenakan embebasan lahan Pembangunan Jalan

Lingkar Utara Kota Tasikmalaya terkendala desain yang masih direviuw oleh P2JN.

3. Kinerja Keuangan

Pada Tahun Anggaran 2016 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta mendapatkan

alokasi dana dari Pemerintah (APBN) melalui DIPA Nomor SP DIPA-033.04.1.447956/2016

tanggal 7 Desember 2015 sebesar Rp. 2.836.406.504.000,- (awal) dan DIPA Revisi sebesar Rp.

3.321.744.917.000,-. Realisasi keuangan status tanggal 06 Januari 2016 sebesar Rp

2.819.323.804.000,- atau sebesar 84,87%.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

vi

2016

4. Kendala yang Dihadapi di Tahun 2016

Pada saat mengimplementasikan seluruh kegiatan yang tertuang di Rencana Kinerja

Tahunan/Penetapan Kinerja terdapat beberapa kendala yang dihadapi Eks.BBPJN IV, antara lain

sebagai berikut :

a. Penghematan di tahun 2016 menyebabkan terhambatnya pelaksanaan kegiatan di

lingkungan BBPJN VI, salah satunya adalah penghematan self blocking yang menyebabkan

batalnya pelaksanaan Pembangunan STS JL. RE Martadinata (Bogor) dan Pembangunan

Overpass Tol Serang Timur (Kemang).

b. Pembebasan lahan untuk Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Tasikmalaya belum

dapat dilaksanakan dikarenakan review desain yang belum selesai.

c. Desain Pembangunan Jalan Akses Kertajati dan Pembangunan Jalan Akses Gedebage 3

yang belum selesai menyebabkan diusulkannya untuk dilakukan penghematan atau

pemotongan anggaran pada paket tersebut sehingga batal dilaksanakan.

d. Terlambatnya penerbitan loan agreement dan register loan sehingga Pembangunan Jalan

Bebas Hambatan Phase II baru terkontrak pada tanggal 18 Agustus 2016 dan pembayaran

uang muka pada tanggal 14 September 2016 yang menyebabkan sampai saat ini

pelaksanaan baru pada tahap mobilisasi.

e. Belum terbitnya MOU mengenai Pembangunan Flyover Pasir Gombong sehingga paket

tersebut batal dilaksanakan.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

vii

2016

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ...................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 5

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 6

1.2 Tugas dan Fungsi ................................................................................................................ 13

1.3 Struktur Organisasi ............................................................................................................ 20

1.4 Isu Strategis ........................................................................................................................ 20

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA ........................................................................................................ 32

2.1 Uraian Singkat Renstra ...................................................................................................... 33

2.2 Perjanjian Kinerja ............................................................................................................... 34

2.3 Metode Pengukuran .......................................................................................................... 38

2.4 Target Tahun Ini Menurut Renstra .................................................................................... 43

BAB 3 KAPASITAS ORGANISASI ......................................................................................................... 46

3.1 Sumber Daya Manusia (SDM) ............................................................................................ 47

3.2 Sarana Prasarana ............................................................................................................... 48

3.3 DIPA ................................................................................................................................... 50

BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................................................................... 53

4. 2. Capaian Kinerja Organisasi ................................................................................................ 54

4. 3. Perbandingan Kinerja Organisasi ....................................................................................... 60

4. 4. Analisis Kinerja Organisasi ................................................................................................. 62

4. 5. Efisiensi dan Efektivitas ..................................................................................................... 83

BAB 5 PENUTUP ................................................................................................................................ 91

5. 1. Permasalahan dan Kendala Utama.................................................................................... 92

5. 2. Langkah ke Depan/Harapan .............................................................................................. 92

LAMPIRAN ........................................................................................................................................ 94

DAFTAR ISI

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

viii

2016

Gambar 1 - 1 Peta Jalan Nasional dan Panjang Jalan Nasional di BBPJN IV ...................................... 7

Gambar 1 - 2 Diagram Kondisi Mantap Jalan dan Jembatan di Lingkungan BBPJN VI .................... 11

Gambar 1 - 3 Struktur Organisasi BBPJN VI ..................................................................................... 18

Gambar 1 - 4 Peta Lokasi Pekerjaan Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Tanjung Priok .............. 21

Gambar 1 - 5 Lokasi Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu ....................................... 23

Gambar 1 - 6 Peta Penanganan Paket Long Segmen Rehabilitasi Minor Jalan Pasauran-Simp.

Labuan-Cibaliung-dan Citeurep-Tanjung Lesung ........................................................ 25

Gambar 1 - 7 Foto Hasil Pelaksanaan Kegiatan Lokasi pekerjaan pada ruas Cilegon - Pasauran ... 26

Gambar 1 - 8 Grafik Kondisi Jalan Pansela Provinsi Jawa Barat ......... Error! Bookmark not defined.

Gambar 1 - 9 Grafik Kondisi Geometrik Pansela Provinsi Jawa Barat Error! Bookmark not defined.

Gambar 1 - 10 Peta Penanganan Jalan Pansela Provinsi Jawa Barat .............................................. 27

Gambar 1 - 11 Foto Hasil Penanganan Jalan Pansela Provinsi Jawa Barat ...................................... 28

Gambar 1 - 12 Peta Lokasi Pansela Banten ...................................................................................... 28

Gambar 1 - 13 Foto Hasil Pelaksanaan Kegiatan Lokasi pekerjaan pada ruas Cilegon - Pasauran . 29

Gambar 1 - 14 Layout Pembangunan Jalan Akses Gedebage ......................................................... 30

Gambar 1 - 15 Site Plan Pembangunan Jalan Akses Gedebage ...................................................... 31

Gambar 3 - 1 Grafik Alat Berdasarkan Kondisi di BBPJN VI .............................................................. 49

Gambar 3 - 2 Grafik Alat Berdasarkan Kondisi di Seiap Provinsi di BBPJN VI .................................. 49

DAFTAR GAMBAR

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

ix

2016

Tabel 1 - 1 Kondisi Kemantapan Jalan Berdasarkan Data Kondisi Jalan Tahun 2015 Semester 2 ... 10

Tabel 1 - 2 Kondisi Kemantapan Jembatan Berdasarkan Data Kondisi Jembatan Tahun 2015

Semester 2 ..................................................................................................................... 10

Tabel 2 - 1 Perjanjian Kinerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Tahun 2016 ................... 36

Tabel 2 - 2 Matriks Pengukuran Kinerja .......................................................................................... 38

Tabel 2 - 3 Target Renstra Tahun 2016 di Provinsi Jawa Barat ....................................................... 43

Tabel 2 - 4 Target Renstra Tahun 2016 di Provinsi Banten ............................................................. 44

Tabel 2 - 5 Target Renstra Tahun 2016 di Provinsi DKI Jakarta ....................................................... 45

Tabel 3 - 1 Jumlah PNS Menurut Jabatan (S SP DIPA-

033.04.1.447956/2016truktural/Fungsional/Staf) ............................................................................ 47

Tabel 3 - 2 Jumlah PNS Menurut Pendidikan ................................................................................. 47

Tabel 3 - 3 Jumlah PNS Menurut Golongan Kepangkatan.............................................................. 47

Tabel 3 - 4 Rekap Pegawai Tiap Satker di BBPJN VI ......................................................................... 48

Tabel 3 - 5 Jenis Peralatan yang Dimiliki BBPJN VI .......................................................................... 50

Tabel 3 - 6 Pemenuhan Uang Muka Rupiah Murni Pendamping Paket Pembangunan Jalan Bebas

Hambatan Cisumdawu Phase 1 ..................................................................................... 51

Tabel 4 - 1 Kinerja Per Triwulan ....................................................................................................... 55

Tabel 4 - 2 Realisasi Tahun 2016, Target PK dan RKAKL Revisi ....................................................... 57

Tabel 4 - 3 Perbandingan Kinerja Organisasi ................................................................................... 60

Tabel 4 - 4 Analisis Kinerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI ........................................... 82

Tabel 4 - 5 Perhitungan Nilai Efisiensi ............................................................................................. 83

Tabel 4 - 6 Perhitungan Nilai Efisiensi Lanjutan .............................................................................. 85

Tabel 4 - 7 Realisasi Anggaran TA. 2016 .......................................................................................... 87

Tabel 4 - 8 Alokasi Anggaran Tahun 2011 – 2015 Bidang Jalan dan Jembatan ............................... 89

DAFTAR TABEL

LAKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

2015

BAB 1

PENDAHULUAN

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

6

2016

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat

Jenderal Bina Marga yang melaksanakan fungsi pelaksanaan dan pengawasan pembangunan atau

penyelenggaraan jalan nasional di Provinsi Banten, DKI dan Jawa Barat.

Laporan kinerja Unit Eselon II ini merupakan tindak lanjut dari laporan kinerja Unit kerja/ satuan

kerja di bawah koordinasi BBPJN VI dan nantinya sebagai bahan penyusunan LaKIP Ditjen Bina

Marga. Bab ini terdiri akan menjelaskan latar belakang/permasalahan, tugas dan fungsi, struktur

organisasi dan isu strategis.

1.1 Latar Belakang

A. Kondisi Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta

a. Peta Jaringan Jalan dan Wilayah Kerja

Wilayah kerja BBPJN VI meliputi Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa

Barat dengan total Jalan Nasional sepanjang 2,409.57 Km. Berikut ditampilkan peta Jalan

Nasional berikut data panjang jalan nasional dalam wilayah kerja BBPJN VI.

Provinsi DKI

Panjang Jalan Nasional

53.31 km

Jumlah Satker:

1 Satker P2JN Metropolitan

3 Satker PJN Metropolitan

1 Satker PJBH Akses Tj. Priok

1 Satker Balai

BAB I PENDAHULUAN

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

7

2016

Provinsi Banten

Panjang Jalan Nasional

564.89 km

Jumlah Satker:

1 Satker P2JN

2 Satker PJN

1 Satker SKPD

Provinsi Jawa Barat

Panjang Jalan Nasional

1,791.37 km

Jumlah Satker:

1 Satker P2JN

2 Satker PJN

1 Satker PJN Metropolitan

1 Satker SKPD

1 Satker PJBH Cisumdawu

1 Satker UPC Cikampek

Gambar 1 - 1 Peta Jalan Nasional dan Panjang Jalan Nasional di BBPJN IV

b. Kondisi Geografis

Provinsi DKI Jakarta

Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota administrasi dan satu Kabupaten

administratif, yakni: Kota administrasi Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km2, Jakarta

Utara dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas 126,15 km2, Jakarta Selatan

dengan luas 145,73 km2, dan Kota administrasi Jakarta Timur dengan luas 187,73

km2, serta Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km2. Di

sebelah utara membentang pantai sepanjang 35 km, yang menjadi tempat

bermuaranya 13 buah sungai dan 2 buah kanal. Di sebelah selatan dan timur

berbatasan dengan Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi,

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

8

2016

sebelah barat dengan Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, serta di sebelah

utara dengan Laut Jawa.

DKI Jakarta terdiri atas wilayah yang datar dan pulau-pulau dalam kelompok

Kepulauan Seribu, dan sebagian besar berada pada ketinggian antara 0-10 meter di

atas permukaan laut. Wilayah ini memiliki 13 sungai alam dan buatan. Iklim DKI

Jakarta termasuk tropis lembab yang dipengaruhi oleh angin muson barat dan angin

muson timur dengan curah hujan yang cukup tinggi rata-rata 2.000 milimeter setiap

tahun. Suhu udara beragam antara 27° Celsius-34,9° Celsius. Sebagai wilayah dataran,

beberapa kawasan di DKI Jakarta merupakan kawasan yang rawan terhadap bencana

banjir. DKI Jakarta merupakan ibukota negara Republik Indonesia dimana tantangan

dalam pembangunan dan pemeliharaan Jalan adalah harus menjaga kondisi jalan

yang tetap mantap yang dilengkapi dengan bangunan pelengkap jalan yang memadai

serta diperlukan penerapan konsep jalan ramah lingkungan (green road).

Provinsi Banten

Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan 105º1'11"-

106º7'12" Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23

tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4

kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1.273 desa. Wilayah laut

Banten merupakan salah satu jalur laut potensial, Selat Sunda merupakan salah satu

jalur lalu lintas laut yang strategis karena dapat dilalui kapal besar yang

menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara misalnya

Thailand, Malaysia, dan Singapura. Di samping itu Banten merupakan jalur

penghubung antara Jawa dan Sumatera.

Bila dikaitkan posisi geografis, dan pemerintahan maka wilayah Banten terutama

daerah Tangerang raya (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang

Selatan) merupakan wilayah penyangga bagi Jakarta. Secara ekonomi wilayah Banten

memiliki banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan

laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

9

2016

dari pelabuhan laut di Jakarta, dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif

selain Singapura. Untuk itu diperlukan pembangunan infrastruktur jalan sebagai

konektivitas untuk dukungan peningkatan perekonomian.

Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat terletak diantara 5°50' - 7°50'LS dan 104°48' - 108°48'BT. Provinsi

Jawa Barat dibatasi oleh: Laut Jawa dan Provinsi Jakarta di sebelah Utara, Provinsi

Jawa Tengah di sebelah Timur, Samudra Hindia di bagian Selatan, Provinsi Banten dan

Samudra Hindia di sebelah Barat. Luas wilayah Provinsi Jawa Barat adalah 35.746,26

km². Jawa Barat memiliki karakteristik sebagai bagian dari sabuk vulkanik, yang

membentang dari Pulau Sumatera ke bagian utara Pulau Sulawesi.

Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi alam dengan struktur geologi yang kompleks

dengan wilayah pegunungan berada di bagian tengah dan selatan serta dataran

rendah di wilayah utara. Memiliki kawasan hutan dengan fungsi hutan konservasi,

hutan lindung dan hutan produksi yang proporsinya mencapai 22,10% dari luas Jawa

Barat; curah hujan berkisar antara 2000-4000 mm/th dengan tingkat intensitas hujan

tinggi; memiliki 40 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan debit air permukaan 81 milyar

m3/tahun dan air tanah 150 juta m3/th.

Dalam kaitan bencana gempa, Jawa Barat berada pada jalur gempa tektonik, yang

topografinya bergunung-gunung dan aliran sungai yang umumnya bermuara di

wilayah Pantai Utara, maka di beberapa daerah merupakan daerah rawan banjir,

tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain. Untuk itu, pembangunan dan pengelolaan

infrastruktur jalan perlu dilakukan dengan mempertimbangkan aspek mitigasi

bencana salah satu dengan penerapan konsep jalan ramah lingkungan (green road).

c. Kemantapan Jalan

Output RENSTRA Bina Marga ± 87% adalah pelaksanaan preservasi dan peningkatan

kapasitas jalan nasional sehingga kegiatan preservasi dan peningkatan kapasitas perlu

mendapatkan perhatian khusus dari kita semua selaku stakeholder. Selain itu, terdapat

isu strategis penyelenggaraan jalan yang perlu kita cermati yaitu jaringan jalan arteri

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

10

2016

Nasional di lintas ekonomi strategis khususnya di Jawa masih banyak yang rusak dan

berulang-ulang kerusakannya. Kondisi kemantapan jalan nasional di lingkungan BBPJN VI

berdasarkan data kondisi jalan dan jembatan 2015 semester 2 adalah 93,33% mantap dan

6,67% tidak mantap untuk jalan serta 87,27% mantap dan 12,73% tidak mantap untuk

jembatan. Berikut adalah tabel kemantapan jalan di lingkungan BBPJN VI :

Tabel 1 - 1 Kondisi Kemantapan Jalan Berdasarkan Data Kondisi Jalan Tahun 2015

Semester 2

NO. PROVINSI

PROVINSI

JALAN

TOTAL (KM)

MANTAP TIDAK MANTAP

PANJANG PANJANG

KM % KM %

BBPJN VI 2.407,39 2.246,88 93,33 160,51 6,67

20 DKI Jakarta 53,31 52,81 99,06 0,50 0,94

21 Banten 564,88 519,75 92,01 45,13 7,99

22 Jawa Barat 1.789,20 1.674,32 93,58 114,88 6,42

Tabel 1 - 2 Kondisi Kemantapan Jembatan Berdasarkan Data Kondisi Jembatan Tahun

2015 Semester 2

NO. PROVINSI

PROVINSI

JEMBATAN

TOTAL (M)

MANTAP TIDAK MANTAP

PANJANG PANJANG

M % M %

BBPJN VI 41.951,00 36.609,90 87,27 5.341,10 12,73

20 DKI Jakarta 5.736,50 5.496,30 95,81 240,20 4,19 21 Banten 4.789,60 4.173,10 87,13 616,50 12,87 22 Jawa Barat 31.424,90 26.940,50 85,73 4.484,40 14,27

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

11

2016

Target kemantapan kondisi jalan Tahun 2016 adalah 93,27% kondisi mantap dan 6,73%

kondisi jalan tidak mantap untuk panjang penanganan 2409,57 km. Jika dibandingkan

dengan data kondisi jalan tahun 2015 semester 2, kondisi kemantapan jalan di lingkungan

BBPJN IV ini mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan BBPJN IV mendapatkan tambahan

panjang penanganan ±437.13 km yang kondisinya masih kurang baik dan terdapat

beberapa jalan yang kondisinya mengalami penurunan.

B. Tantangan yang Dihadapi Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta

a. Tantangan Internal

Dalam memenuhi target kemantapan jalan sebagaimana yang telah dijabarkan di atas,

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta menghadapi tantangan internal

terutama berkaitan dengan ketersediaan dana. Anggaran dana yang terbatas menjadi

tantangan tersendiri dalam mencapai target 93,27% kondisi jalan mantap. Anggaran dana

yang terbatas seringkali mengakibatkan pemeliharaan jalan menjadi tidak optimal.

Penanganan ruas menjadi kurang sesuai dengan kebutuhan yang disyaratkan oleh kaidah

teknis. Oleh karenanya, dilakukan prioritasi penggunaan anggaran untuk koridor-koridor

dengan dampak yang tinggi terhadap perekonomian.

b. Tantangan Eksternal

Selain tantangan internal, beberapa faktor eksternal turut berpengaruh terhadap upaya

pencapaian target kemantapan jalan Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta, di

antaranya adalah :

Gambar 1 - 2 Diagram Kondisi Mantap Jalan dan Jembatan di Lingkungan BBPJN VI

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

12

2016

Kondisi Geografis

Kondisi geografis merupakan tantangan dalam pembangunan jalan di BBPJN IV,

terutama di wilayah Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi alam dengan

struktur geologi yang kompleks dengan wilayah pegunungan berada di bagian tengah

dan selatan serta dataran rendah di wilayah utara, serta memiliki kawasan hutan

dengan fungsi hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi yang proporsinya

mencapai 22,10% dari luas Jawa Barat. Kondisi jalan yang berada tepat di sisi tebing

menuntut perencanaan desain jalan yang tepat, pertimbangan biaya yang paling

ekonomis, dengan penyesuaian desain jalan terhadap kontur tanah yang tepat dan

aman.

Bencana Alam

Daerah Jawa Barat terletak pada jalur Circum Pacific dan mediteran, sehingga

daerahnya termasuk daerah labil yang ditandai dengan masih banyaknya gunung

berapi yang masih aktif bekerja dan sering terjadi gempa bumi. Provinsi Jawa Barat

memiliki curah hujan berkisar antara 2000-4000 mm/th dengan tingkat intensitas

hujan tinggi.

Selain itu, Pesisir Banten wilayah utara hingga selatan berpotensi terjadi gempa bumi

tektonik dan tsunami karena berada pada pertemuan tiga lempeng/kerak bumi aktif.

Ketiga lempeng aktif tersebut adalah Lempeng Indo-Australia di bagian selatan,

Lempeng Eurasia di bagian utara, dan Lempeng Pasifik di bagian timur.

Banjir seringkali terjadi hampir di semua wilayah, dari Metropolitan Jakarta hingga

jalur Pantura Jabar, sedangkan tanah longsor banyak terjadi di lintas tengah Jawa

Barat dan lintas selatan Jawa Barat dan Banten. Hal ini menjadi tantangan tersendiri

bagi pencapaian target kemantapan jalan di lingkungan Balai Besar Pelaksanaan Jalan

Nasional VI.

Perubahan Iklim

Perubahan iklim global disebabkan antara lain oleh peningkatan emisi Gas Rumah

Kaca (GRK) akibat berbagai aktivitas yang mendorong peningkatan suhu bumi.

Meningkatnya suhu global ini menyebabkan perubahan-perubahan yang lain, salah

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

13

2016

satunya adalah meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem. Fenomena

ini juga terjadi di Indonesia dengan yang ditandai dengan tidak menentunya

perputaran musim hujan maupun musim kemarau. Hal ini cukup mempengaruhi

pelaksanaan penanganan jalan dan jembatan di lapangan. Cuaca yang tidak menentu

dan hujan yang berkepanjangan seringkali menyebabkan kemunduran jadwal.

Aksesibilitas di Wilayah Selatan Jawa

Kebutuhan aksesibiltas di wilayah terpencil, tertinggal, dan masih belum berkembang

secara ekonomi harus dijawab dengan peningkatan jalan di wilayah selatan jawa baik

di Jawa Barat maupun Banten. Wilayah selatan jawa mempunyai potensi pariwisata

yang tinggi selain juga potensi akan hasil-hasil pertanian, perindustrian, dan

perikanan.

Permasalahan Pembebasan Lahan

Pada proyek pembangunan jalan baru maupun pelebaran jalan, kendala terbesar

yang menghambat pelaksanaan konstruksi adalah pembebasan lahan. Pada era

reformasi dan otonomi daerah ini, pembebasan lahan dan permasalahan tanah

bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Tidak adanya payung hukum yang kuat dan

ulah calo-calo tanah semakin memperberat pekerjaan pembebasan lahan ini. Suatu

solusi yang efektif sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan pembebasan

lahan.

1.2 Tugas dan Fungsi

A. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional

Tugas dan fungsi BBPJN IV tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan

Rakyat No. 34/PRT/M/2015 tanggal 01 Juli 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana

Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Balai Besar Pelaksanaan Jalan

Nasional adalah unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Direktur Jenderal Bina Marga yang secara teknis dibina oleh Direktur terkait.

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan

pengawasan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengendalian operasi dan pemeliharaan,

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

14

2016

pengendalian operasi dan pemeliharaan, pengendalian mutu, dan pelayanan penyediaan bahan

dan peralatan serta penatausahaan organisasi Balai BesarPelaksanaan Jalan Nasional.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional menyelenggarakan

fungsi :

a. penyiapan data dan informasi sebagai bahan penyusunan program pembangunan

jaringan jalan;

b. penyusunan rencana dan program, studi kelayakan dan rencana teknis/desain/ jalan dan

jembatan termasuk persetujuan justifikasi/pertimbangan teknis;

c. persiapan, penyusunan rencana dan dokumen pengadaan barang dan jasa;

d. pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta penetapan pemenang selaku Unit

Layanan Pengadaan (ULP);

e. pengendalian dan pengawasan konstruksi pelaksanaan pembangunan jaringan jalan

nasional termasuk jalan bebas hambatan dan penyesuaian kontrak pelaksanaan

konstruksi;

f. pelaksanaan audit keselamatan jalan;

g. pengendalian dan pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan;

h. pemantauan dan evaluasi standar pelayanan minimal jalan;

i. pengendalian dan pelaksanaan analisis harga satuan pekerjaan jalan dan jembatan;

j. pengendalian fungsi dan manfaat jalan nasional;

k. pengendalian dan pelaksanaan pengadaan tanah jalan nasional;

l. pelaksanaan pengamanan fisik dan sertifikasi hasil pengadaan tanah jalan nasional;

m. pengendalian pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan bencana yang berdampak

pada jalan;

n. penyediaan bimbingan teknis penyelenggaraan jalan provinsi, kabupaten, kota dan desa;

o. pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu;

p. pengadaan, pemanfaatan, penyimpanan, pemeliharaan dan pelayanan bahan dan

peralatan jalan dan jembatan, serta pengujian mutu konstruksi;

q. pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara

selaku Unit Akuntansi Wilayah; dan

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

15

2016

r. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai serta koordinasi dengan instansi

terkait.

B. Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada

semua unsur di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional dan koordinasi dengan instansi terkait.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan urusan pengelolaan data dan administrasi kepegawaian, serta tata laksana;

b. Pelaksanaan pengelolaan anggaran, urusan kas dan perbendaharaan, serta administrasi dan

akuntansi keuangan;

c. Pelaksanaan administrasi hasil pemeriksaan dan pengaduan masyarakat;

d. Pelaksanaan penatausahaan, pengelolaan, administrasi dan akuntansi barang milik negara,

serta pengamanan fisik dan proses sertifikasi barang milik negara (pasca konstruksi);

e. Pengelolaan leger jalan;

f. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait;

g. Pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara

selaku Unit Akuntansi Wilayah;

h. Penyusunan laporan berkala balai besar; dan

i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.

C. Bidang Perencanaan

Bidang Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan data dan informasi sebagai bahan

penyusunan program pembangunan jaringan jalan, perencanaan teknis jalan dan jembatan

nasional, audit keselamatan jalan dan penyiapan, penyusunan rencana, serta dokumen pengadaan

barang dan jasa.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Perencanaan menyelenggarakan fungsi:

a. Pengumpulan dan pengolahan data dan informasi penanganan jalan nasional;

b. Penyusunan rencana dan program pembangunan jaringan jalan;

c. Penyusunan anggaran tahunan;

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

16

2016

d. Pelaksanaan studi kelayakan, survei, investigasi dan rencana teknis/desain/ pengembangan

jaringan jalan;

e. Penyiapan rencana dan dokumen pengadaan pekerjaan konstruksi jaringan jalan dan

jembatan;

f. Pelaksanaan justifikasi/pertimbangan teknik untuk amandemen kontrak;

g. Pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan;

h. Pelaksanaan audit keselamatan jalan;

i. Pelaksanaan informasi publik; dan

j. Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja balai besar.

D. Bidang Pelaksanaan I

Bidang Pelaksanaan I mempunyai tugas melaksanakan pengendalian dan pengawasan konstruksi

pelaksanaan pembangunan, penyesuaian kontrak pekerjaan konstruksi serta pengendalian

pemanfaatan bagian-bagian jalan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pelaksanaan I menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana kerja pengendalian konstruksi pelaksanaan pembangunan jaringan jalan;

b. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa;

c. Pengendalian dan pelaksanaan analisis harga satuan pekerjaan jalan dan jembatan;

d. Pengendalian pemanfaatan bagian-bagian jalan;

e. Pengendalian pelaksanaan penilikan jalan dan jembatan;

f. P pengendalian pelaksanaan penanggulangan bencana yang berdampak pada jalan;

g. Pengendalian dan pelaksanaan administrasi teknik/ kontrak;

h. Pengendalian dan pelaksanaan penyesuaian kontrak pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan;

i. Pelaksanaan sosialisasi dan pengadaan tanah jalan nasional di luar jalan tol; dan

j. Pelaksanaan bimbingan teknis penyelenggaraan jalan provinsi, kabupaten, kota dan desa.

E. Bidang Pelaksanaan II

Bidang Pelaksanaan II mempunyai tugas melaksanakan pengendalian dan pengawasan konstruksi

pelaksanaan pembangunan, penyesuaian kontrak pekerjaan konstruksi serta pengendalian

pemanfaatan bagian-bagian jalan.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

17

2016

Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Pelaksanaan II menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana kerja pengendalian konstruksi pelaksanaan pembangunan jaringan jalan;

b. pelaksanaan pengadaan barang dan jasa;

c. pengendalian dan pelaksanaan analisis harga satuan pekerjaan jalan dan jembatan;

d. pengendalian pemanfaatan bagian-bagian jalan;

e. pengendalian pelaksanaan penilikan jalan dan jembatan;

f. pengendalian pelaksanaan penanggulangan bencana yang berdampak pada jalan;

g. pengendalian dan pelaksanaan administrasi teknik/ kontrak;

h. pengendalian dan pelaksanaan penyesuaian kontrak pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan;

i. pelaksanaan sosialisasi dan pengadaan tanah jalan nasional di luar jalan tol; dan

j. pelaksanaan bimbingan teknis penyelenggaraan jalan provinsi, kabupaten, kota dan desa.

F. Bidang Pengendalian Sistem Pelaksanaan, Pengujian dan Peralatan

Bidang Pengendalian Sistem Pelaksanaan, Pengujian dan Peralatan mempunyai tugas

melaksanakan pengadaan, penyediaan, pemanfaatan, penyimpanan dan pemeliharaan bahan dan

peralatan jalan dan jembatan, pengujian mutu konstruksi, melaksanakan penerapan sistem

manajemen mutu, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, serta sistem manajemen,

sebagai unit penjamin mutu.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengendalian Sistem Pelaksanaan, Pengujian dan

Peralatan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana mutu unit kerja dan rencana mutu pelaksanaan kegiatan;

b. Penerapan rencana mutu unit kerja, mutu pelaksanaan kegiatan dan mutu kontrak;

c. Penerapan sistem manajemen mutu, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,

serta sistem manajemen lingkungan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan non

konstruksi;

d. Pelaksanaan bimbingan penerapan sistem manajemen mutu, sistem manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja, serta sistem manajemen lingkungan;

e. Penyiapan bahan masukan kaji ulang sistem manajemen mutu, sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja, serta sistem manajemen lingkungan;

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

18

2016

f. Pelaksanaan audit internal dan pemeliharaan sistem manajemen mutu, sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja, serta sistem manajemen lingkungan;

g. Pengadaan, penyediaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan peralatan termasuk

suku cadang;

h. Pengadaan, penyediaan, penyimpanan dan penyaluran bahan jalan dan jembatan;

i. Pemberian bimbingan pemanfaatan peralatan, bahan jalan dan jembatan;

j. Pemantauan pemanfaatan peralatan, bahan jalan dan jembatan;

k. Pelaksanaan dan pemantauan pengujian peralatan, bahan dan hasil pekerjaan konstruksi; dan

l. Evaluasi terhadap hasil pengujian.

G. Kepala Satuan Kerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman

Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah

dan Dilaksanakan Sendiri, Kepala Satuan Kerja memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menetapkan Rencana Umum Pengadaan.

b. Mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di website PU net.

c. Menetapkan Pejabat Pengadaan.

d. Menetapkan Tim Pengelola Pekerjaan Swakelola.

e. Menetapkan Panitia/Pejabat Penerimaan Hasil Pekerjaan.

f. Menetapkan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

g. Mengawasi Pelaksanaan Anggaran sesuai DIPA.

h. Menyampaikan Laporan Keuangan dan laporan lainnya sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

i. Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULP/Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi

perbedaan pendapat.

j. Mengawasi Penyimpanan dan Pemeliharaan seluruh dokumen Pengadaan Barang/Jasa dan

menerima hasil pekerjaan pengadaan Barang/Jasa dilampiri dokumen laporan dalam bentuk

hardcopy dan softcopy.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

19

2016

k. Mengirimkan dokumen laporan hasil pekerjaan dalam bentuk softcopy kepada Sekretaris

Jenderal melalui PUSDATA dan dalam bentuk hardcopy kepada unit pengelola BMN di masing-

masing Unit Kerja Eselon I.

l. Menetapkan Tim Teknis dan Tim Juri/Tim Ahli untuk Pelaksanaan apabila diperlukan.

m. Melaksanakan seluruh tugas Satker terutama pelaksanaan rencana kerja yang telah ditetapkan

dan dituangkan dalam DIPA.

n. Memimpin Pelaksanaan seluruh rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam

DIPA.

o. Memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk kepada Pejabat Inti Satker dibawahnya untuk

kelancaran pelaksanaan kegiatan dan pencapaian keluaran/output yang telah ditetapkan.

p. Mengusulkan pembantu Pejabat Inti Satker yang dipimpinnya sesuai kebutuhan, yang

selanjutnya ditetapkan oleh Atasan Langsungnya.

q. Menandatangani Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP) dan selanjutnya

menyampaikannya kepada Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Penandatangan SPM.

r. Menandatangani Surat Keputusan/Surat Perintah Kerja/Kontrak (dalam hal Kasatker

merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen).

s. Dalam hal Kasatker tidak merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen, penandatanganan

Surat Keputusan/Surat Perintah Kerja/ Kontrak dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

t. Melaporkan setiap terjadinya kerugian negara menurut bentuk dan cara yang ditetapkan,

tepat pada waktunya kepada Pengguna Anggaran sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

u. Menyusun usulan Rencana Kegiatan Satker Tahunan yang merupakan bagian dari Rencana

Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

20

2016

1.3 Struktur Organisasi

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV merupakan Unit Organisasi Eselon IIB dan menggunakan

nomenklatur Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe A yang terdiri atas :

a. Unit Kerja Eselon II B : 1 (satu ) unit.

b. Unit Kerja Eselon III B: 5 (lima) unit.

c. Unit Kerja Eselon IV A : 11 (sebelas) unit.

dengan rincian sebagai berikut :

a. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV;

b. Kepala Bagian Tata Usaha, dengan 3 ( tiga ) Sub Bagian;

c. Kepala Bidang Perencanaan, dengan 2 ( dua ) Seksi;

d. Kepala Bidang Pelaksana I, dengan 2 ( dua ) Seksi ;

e. Kepala Bidang Pelaksana II, dengan 2 ( dua ) Seksi ;

f. Kepala Bidang Pengendalian Sistem, Pelaksana, Pengujian dan Peralatan, dengan 2 (dua)

Seksi;

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

18

2016

Gambar 1 - 3 Struktur Organisasi BBPJN IV

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

19

2016

Selain dari tugas dan fungsi sesuai dengan struktur organisasi tersebut, Kepala Balai Besar

Pelaksanaan Jalan Nasional IV juga merupakan atasan langsung dari Satuan Kerja berikut:

1) Satuan Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV (Kasatker dirangkap oleh Ka Balai)

Provinsi DKI

2) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan I Jakarta

3) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan II Jakarta

4) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan III Jakarta

5) Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Kota Metropolitan Jakarta

6) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Tj. Priok

Provinsi Banten

7) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Banten

8) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Banten

9) Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Banten

10) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten

Provinsi Jawa Barat

11) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Jawa Barat

12) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Jawa Barat

13) Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Jawa Barat

14) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat

15) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan Bandung

16) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu

17) Satuan Kerja Unit Peralatan dan Pengujian Cikampek

Satuan-satuan kerja tersebut melaksanakan penyelenggaraan jalan nasional di lingkungan BBPJN

IV sesuai dengan karakteristik masing-masing. Satker BBPJN IV merupakan satker induk yang

bertugas mengenai operasional dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV. Satker P2JN dan

UPC Cikampek merupakan satker penunjang, sedangkan Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan

Tanjung Priok dan Cisumdawu merupakan satker sementara sesuai kebutuhan. Selain itu SKPD

merupakan satker tugas perbantuan untuk pemerintah provinsi.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

20

2016

1.4 Isu Strategis

Isu strategis pembangunan infrastruktur jalan di lingkungan Balai Besar Pelaksanaan Jalan

Nasional VI di tahun 2016 adalah diantaranya pembangunan jalan akses ke pelabuhan dan

bandara, percepatan pembangunan jalan tol, pembangunan jalan KSPN Tanjung Lesung,

pembangunan jalan Pansela Jawa Barat dan Banten, serta pembangunan Bandung Intra

Urban Toll Road (BIUTR). Paket-paket yang mendukung dalam pencapaian isu strategis

tersebut adalah diantaranya :

1. Pembangunan akses pelabuhan dan bandara, diantaranya :

a. Paket Pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok Seksi E2 sepanjang 0,23 Km;

b. Paket Pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok Seksi E2A sepanjang 0,2 Km;

c. Paket Pembangunan Jalan Akses Kertajati sepanjang 0,02 Km, namun paket

pembangunan ini terkena self blocking untuk penghematan pada pertengahan

tahun 2016;

d. Paket Swakelola Preservasi Pemeliharaan Rutin Kondisi Jalan Merak - Bts. Kota

Cilegon sepanjang 11,44 Km; dan

e. Paket Long Segmen Preservasi Rehabilitasi Minor Jalan Merak - Cikande –

Rangkasbitung sepanjang 104,88 Km.

2. Percepatan pembangunan jalan tol, diantaranya :

a. Paket Pembangunan Jalan Akses Tanjung Priok

Jalan Tol Akses Tanjung Priok merupakan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road yang

akan terkoneksi dengan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta (JIUT) dan akan terkoneksi

langsung dengan Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan Terhubungnya Jalan Tol lingkar

Luar Jakarta dengan Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta oleh Jalan Tol Akses Tanjung

Priok akan meningkatkan aksesibilitas jalan yang secara langsung meningkatkan

perekonomian karena jalan tol akses tanjung priok ini merupakan akses utama

kontainer menuju Pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan New Priok (Kali Baru).

Pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok juga mengakomodir akses jalan rel

kereta api yang bisa mencapai pelabuhan secara langsung sejajar dengan akses ON

dan OFF akses tanjung priok, dimana lahan emplasment kereta api tersebut

menggunakan ruang milik jalan Tol Akses Tanjung Priok.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

21

2016

1. Paket Pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok Seksi E2 sepanjang 0,23 Km;

Seksi E2 (total 2.74 km) dengan kontraktor pelaksana Kajima-Waskita JO dan

tanggal kontrak 29 April 2011, tanggal SPMK 11 Oktober 2011 dengan pekerjaan

konstruksinya saat ini secara total sudah mencapai ± 86 %. Seksi E2 terkendala

pengerjaannya dikarenakan terdapat cacat mutu beton namun masalah ini

sudah dapat diselesaikan.

0 % 50 % 100 %

Seksi NS-DIRECT RAMP (1,1 km) IP-531

Gambar 1 - 4 Peta Lokasi Pekerjaan Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan

Tanjung Priok

Gambar 1 - 5 Foto Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Jalan Tol

Akses Tanjung Priok Seksi E2

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

22

2016

2. Paket Pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok Seksi E2A sepanjang 0,2 Km;

Seksi E2A (total 1.92 km) dengan kontraktor pelaksana Obayashi-Jaya

Konstruksi dan tanggal kontrak 29 Juli 2011, tanggal SPMK 10 Januari 2012

dengan waktu pelaksanaan pekerjaan 1695 hari kalender dan termasuk

pekerjaan tambah 11 Pilar secara total sudah mencapai 100 % per 30 November

2016.

0 % 50 % 100 %

b. Paket Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu

Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cileunyi – Sumedang – Dawuan, merupakan

proyek strategis Nasional yang pembangunannya diprioritaskan sesuai dengan

Perpres No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis

Nasional tanggal 8 Januari 2016. Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu berfungsi untuk

menyambungkan konektivitas Jalan tol Cileunyi ke Dawuan Cirebon dan mendukung

rencana pembangunan Bandar Udara Internasional Kertajati di Majalengka. Selain

itu JBH ini juga akan mengurangi beban lalu lintas Jalan Nasional Cileunyi Jatinangor

Sumedang yang menghubungkan PKN Bandung dengan PKW Cirebon.

Panjang Total Main Road : + 60,28 Km (Sta. -2+245 ~ Sta.57+998) yang dibagi

menjadi 6 (enam) seksi, yaitu:

1. Seksi I : Sta.-2+245~9+750 (12,025 Km)

2. Seksi II : Sta.9+750~27+100 (17,350 Km)

3. Seksi III : Sta.27+100~30+850 (3,750 Km)

4. Seksi IV : Sta.30+850~38+050 (7,200 Km)

Gambar 1 - 6 Foto Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Jalan Tol

Akses Tanjung Priok Seksi E2A

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

23

2016

5. Seksi V : Sta.38+050~53+950 (15,900 Km)

6. Seksi VI : Sta.53+950~57+998 (4,048 Km)

Gambar 1 - 5 Lokasi Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu

Kendala yang dihadapi dalam Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu

adalah performa kontraktor Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Phase 1

mengalami keterhambatan akibar intensitas hujan tinggi dan terdapat lahan yang

belum terbebaskan (tanah wakaf) serta Loan Agreement Pembangunan Jalan Bebas

Hambatan Phase 2 baru ditandatangani tanggal 13 Juni 2016 dan penerbitan register

loan tanggal 24 Juni 2016, COW Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Phase 2

tanggal 18 Agustus 2016 dan advance payment tanggal 14 September 2016,

sehingga sampai saat ini progress Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Phase II

baru sampai pada tahap mobilisasi.

1) Paket Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Phase 1 sepanjang 0,50

Km;

Yang berhasil diselesaikan di tahun 2016 pada PPK Pelaksanaan Jalan Bebas

Hambatan Cisumdawu Phase 1 adalah sebagai berikut :

- Jembatan Sukasirnarasa sepanjang 120 m;

- Jembatan Cisarongge sepanjang 320 m;

- Overpass sebanyak 9 buah dan underpass sebanyak 2 buah, yang sudah

dibangun, dengan rata-rata panjang bentang 80 m;

- Realisasi penarikan anggaran Pemeliharaan Rutin sebesar 99,02%.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

24

2016

0 % 50 % 100 %

2) Paket Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Phase 2 sepanjang 2,50

Km.

Yang berhasil diselesaikan di tahun 2016 pada PPK Pelaksanaan Jalan Bebas

Hambatan Cisumdawu Phase 2 adalah sebagai berikut :

- Kontrak Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Phase 2

ditandatangani pada tanggal 15 September 2015;

- Ketersediaan Uang Muka pada tanggal 1 September 2016, dan SPMK 18

Agustus 2016;

- Pembangunan Jalan Akses pengganti Jalan Kabupaten di Desa Sirna Mulya;

- Disposal Area telah tersedia di Desa Sirna Mulya dan Desa Ciherang.

3. Paket yang mendukung Pembangunan jalan KSPN Tanjung Lesung adalah Paket Long

Segmen Preservasi Rehabilitasi Minor Jalan Pasauran - Simp. Labuan - Cibaliung dan

Citeureup - Tanjung Lesung sepanjang 194,63 Km.

Tanjung Lesung, Provinsi Banten ditetapkan sebagai kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

yang juga menjadi satu kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Dalam hal ini

Kementerian PUPR mendukung dari segi infrastruktur, sehingga harapannya Tanjung

Lesung akan menjadi salah satu kawasan wisata yang akan dapat menjadi The New Bali.

Gambar 1 - 6 Foto Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Jalan Bebas

Hambatan Cisumdawu Phase 1

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

25

2016

Di tahun 2016, Paket Preservasi Rehabilitasi Minor Jalan Pasauran - Simp. Labuan -

Cibaliung dan Citeureup - Tanjung Lesung terdiri dari :

a. Ruas Pasuruan – Labuan

Lokasi efektif 2,5 km :

KM. 172+000 JKT - KM. 171+800 JKT → 0,2 km

KM. 165+170 JKT - KM. 162+970 JKT → 2,2 km

KM. 160+500 JKT - KM. 160+400 JKT → 0,1 km

b. Ruas Sp. Labuan – Cibaliung

Lokasi efektif 7,6 km :

KM. 176+262 JKT - KM. 178+283 JKT → 2,021 km

KM. 180+278 JKT - KM. 181+017 JKT → 0,739 km

KM. 182+816 JKT - KM. 185+416 JKT → 2,6 km

KM. 195+800 JKT - KM. 197+800 JKT → 2 km

Penanganan Paket Longsegmen Preservasi

Rehabilitasi Minot Jalan Pasauran-Simp.

Labuan-Cibaliung dan Citereup-Tanjung

Lesung

Gambar 1 - 7 Peta Penanganan Paket Long Segmen Rehabilitasi Minor Jalan Pasauran-

Simp. Labuan-Cibaliung-dan Citeureup-Tanjung Lesung

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

26

2016

KM. 200+325 JKT - KM. 200+565 JKT → 0,24 km

4. Pembangunan Jalan Pansela Jawa Barat

Pembangunan Jalan Pantai Selatan di Provinsi Jawa Barat sebelum tahun anggaran 2012

dilaksanakan oleh SKPD Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, kemudian sejak tahun

anggaran 2013 ditangani oleh APBN dengan rincian anggaran sebagai berikut :

a. Tahun 2013 : sepanjang 205.31 km dengan nilai kontrak Rp. 805.079.626.696,00

b. Tahun 2014 : sepanjang 57.74 km dengan nilai kontrak Rp. 233.737.567.012,00

c. Tahun 2015 : sepanjang 52.15 km dengan nilai kontrak Rp. 223.383.657.900,00

d. Tahun 2016 : sepanjang 595.207 km dengan penanganan paket longsegment

dan swakelola jalan dan jembatan

0% 50% 100%

Gambar 1 - 8 Foto Hasil Pelaksanaan Kegiatan Lokasi pekerjaan pada ruas

Cilegon - Pasauran

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

27

2016

Gambar 1 - 9 Peta Penanganan Jalan Pansela Provinsi Jawa Barat

Dengan penanganan yang telah dilakukan, masih terdapat sisa penanganan setelah T.A.

2016 sebagai berikut ;

Kondisi rusak, sisa yang belum ditangani setelah penanganan 2016 sepanjang ±

36 km (± 17 km meliputi jalur vertikal Kalipucang - Banjar – Bts. Jateng, jalur vertikal

Cidaun – Rancabali - Lingkar Soreang, jalur vertikal Cibareno – Bagbagan - Cibadak

dan ± 19 km jalur horizontal lintas pantai selatan)

Penurunan kondisi dari kondisi sedang / rusak ringan pada akhir tahun 2016

menjadi kondisi rusak berat pada akhir tahun 2016 sepanjang ± 18 km

*Nama PPK dan Panjang Ruas sesuai DIPA T.A. 2016

Majingklak

Bd. 201+890

135

Kalipucang

Bd.195+055

Bts.Jateng

Bd.194+448

150063

062

Pangandaran

Bd.211+000

061BA NJARBd.146+600

Bts. Jateng

Bd.152+700

CIA MIS

Bd.122+030

PR

OV

INS

I J

AW

A T

EN

GA

H

0811

081

2

Cimerak

Bd.243+520

Kalapagenep

Bd.260+707

Cikalong

Sukaraja

Karangnunggal

Bd.156+000

Cipatujah

Bd.180+900

059

SUBA NG

PURWA KARTA

BANDUNG

Wanayasa

PR

OV

INS

I B

AN

TE

N

BOGOR

Sp.Psr Hayam

Bd.68+440

Cibeber

CIA NJUR

Bd.63+260

Sukanagara

Sagaranten

Bd.148+550

Tegalbuleud

132

Bd.193+395

Surade

Bd.207+914

038Ujung Genteng

Bd.231+110

03822

21Jp. Kulon

Bd.201+400

CibuniBd.246+500via Surade

CibuniBd.226+886

via SDB

127

128

Agrabinta

Sindangbarang

Bd.174+180

Tanggeung

Pagelaran

0462

2046

Cidaun

Bd.200+230Via CJR

129

Naringgul

Rancabali

Bd.45+430

133

1332

1

Bts.Bdg/Cjr

Bd.59+070

Palembuhan

Bd.114+459

Sukarame

Talegong

1312

1311

Cukul

Bd.55+250

Pintu

Pangalengan

Bd.40+143

Sumadra

Bd.101+000

083

134

Bungbulang

Bd.136+000

Cilauteureun

Bd.154+212

Pameungpeuk

Bd.147+600

Sp.Cilauteureun

Bd.152+050

Cijayana

Bd.172+220

0521

0522

Rancabuaya

CikaenganBd.176+716(via Pmp)Bd.194+015(via Cptj)

CilakiBd.218+550(via CJR)Bd.191+051(via PMP)

Bd.206+000

T A SIKMALAYABd.105+700

Singaparna

Bts.Grt/Tsm

Bd.79+704

GA RUT

Bd.63+210

0541

0542

1

0592

Ancol

RajapolahBd.92+200

058

060

055057

1

0632

MalangbongBd.68+114

Bantarujeg

Cikijing

Cn.55+660

Darma

Oleced

Cn42+560

Cibingbin

Cn.67+190

Banjarharja

Cn.70+615

KUNINGA N

TalagaCn.76+550

CageurCn.60+730Bd.166+730

064

0642

1a

Kawali

1b064

0652

0651

Ciledug

Cn.69+915Bantarsari

Cn.72+088

Losari

Cn.32+200

Caracas

Cn.20+590

Cigasong

111

112

0661

2066

0681

0681

110

SUMBER

Weru

Cn.7+883

Palimanan

Cn16+580

Cikamurang

Bd.96+676

Sanca

Cagak

Jk.166+320

SelaawiLembang

Rancakalong SUMEDA NGBd.45+218

MA JALENGKADarmaraja

WadoBd.75+607

Kadipaten

Cn.49+555Cijelag

Bd.74+928

Cikaramas

Bd.61+986Jk.188+710

WadukJatiluhur

WadukCirata

Cikalong Kulon

Cikalong Wetan

Selajambe

Bd.53+090

SUKA BUMI

SOREA NG

0461

Cimaung Malabar

Banjaran

Dayeuhkolot

Ciparay

Majalaya

Cijapati

Cibadak

Bd.111+190

Cikidang

Cikembang

Jampangtengah

Bd.119+277

BojonglopangKiaradua

Bd.165+286 (via Jp.T)

Bagbagan

Bd.150+280PA LABUHAN RATU

153+924

Sp.Karanghawu

Bd.164+683Cisolok

Cibareno

Bd.179+929

0371K

03724K

0373

1191

03723K

0871

Bts.Banten (Cikotok)

Bd.188+486

142

Bd.112+180

042

0431

Benda

Jk.83+216Bd.130+205

Ciawi

Jk.68+500

2043

0381

0381

Bd.40+980

1106

Waduk Darma

105

141

Nyalindung

044

0411

0412

040

039

141

015K

Puncak

Jk.92+928Bd.90+225

016

0161

2

Cibeet

Bd.81+681Jk.98+114

09511

0771

0772

094

079

1071a 107

1b

1072

Jk.142+850 (via Pwk)Jk.180+710 Ivia Sbg)

Jk.167+152

0752

0751

Bd.25+370

CIMAHI

Cipatik

WadukSaguling

163Cisarua

Nanjung

Patrol

164 047

048

1251

1252

1

2048

1231

1232

018 11 K

CikembarBd.112+400

0452

0451

Cikajang

Bd.88+180

21K

0252

0251

0122

0121

SingakertaCn.22+030

CIREBON

Cn.0+000

CadangpingganCn.34+200

024

0702

0701

Cn.72+428

0232

0231

Cn.24+362

Cn.89+980via Kdpt

022

Cilutung Cn.50+050Bd.79+793

Jk.186+778Cn.138+210

0741

Bd.96+075

013

Cn.81+800

(via Kng)

0671

0672

1661

Manonjaya

Panaekan/Goler

Bd.130+920

Cimaragas

1662

05916K

Bd.95+200051

Leles

Kadungora

Cibatu

SasakbeusiNagreg

0562

0561

0502

126

1182

050

1

160Cileunyi

049

049

139

Lebakjati

075 13 K

021

0202

019K

018

1401

1402

Kanci21

017 01711162

017017 1222

Padalarang

Cimareme

Gekbrong

Bd.80+257

Ciwidey2

047

1

0473

Cn.18+933069

Cikamurang

Cn.107+367

0781

0782

1062

1091091

2

1181

136

138

155

PETA INFORMASI PAKETPJN WILAYAH II PROVINSI JAWA BARAT

Ciawi

Paket Preservasi Rehabilitasi Mayor Jalan Benda - Sukabumi - Cianjur (Rp. 54.294.750.000 ; 150,47 Km)

Paket Rekonstruksi Jalan Ciamis-Banjar-Pangandaran-Bts. Jateng(Rp. 47.830.000.000 ; 98,01 Km)

Paket Preservasi Rekonstruksi Jalan Bagbagan-Jampangkulon-Tegalbuleud(Rp. 41.394.200.000 ; 126,63 Km)

Paket Preservasi Rekonstruksi Jalan Tegalbuleud-Cidaun-Pameungpeuk(Rp. 33.247.400.000; 144,08 Km)

Swakelola Jalan dan Jembatan I(Rp. 10.020.780.000; 40,31 Km)

Swakelola Jalan dan Jembatan II(Rp. 12.270.230.000; 134,75 Km)

Paket Preservasi Rehabilitasi Mayor Jalan Nagreg-Tasikmalaya-Ciamis(Rp. 34.118.715.000 ; 102,02 Km)

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

28

2016

Gambar 1 - 10 Foto Hasil Penanganan Jalan Pansela Provinsi Jawa Barat

5. Pembangunan Jalan Pansela Banten

Pembangunan Jalan Pansela Banten mencakup Paket long segmen Preservasi dan

Pelebaran Jalan Sumur – Simpang Labuan – Cibaliung – Muara Binuangeun – Simpang –

Bayah – Cibarenok – Bts. Jabar sepanjang 194,63 Km.

Gambar 1 - 11 Peta Lokasi Pansela Banten

Di tahun 2016, Paket Preservasi dan Pelebaran Jalan Sumur - Cibaliung - Cikeusik - Muara

Binuangeun - Simpang - Bayah - Cibarenok - Batas Jawa Barat terdiri dari :

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

29

2016

a. Ruas Cibaliung - Cikeusik - Muara Binuangeun

Lokasi efektif 2,4 km :

KM. 235+652 JKT - KM. 236+252 JKT → 0,6 km

KM. 213+966 JKT - KM. 215+525 JKT → 1,559 km

KM. 215+675 JKT - KM. 215+916 JKT → 0,241 km

b. Ruas Bayah - Cibarenok - Bts. Prov. Jabar

Lokasi efektif 2,45 km :

KM. 228+487 JKT - KM. 229+837 JKT → 1,35 km

KM. 242+350 JKT - KM. 243+450 JKT → 1,1 km

6. Pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road didukung oleh Paket Pembangunan Jalan

akses Gede Bage sepanjang 1,8 Km.

Jalan Akses Gedebage merupakan salah satu bagian dari rencana Bandung Intra-Urban

Toll Road (BIUTR), jika berhasil dibangun akan bermanfaat bagi lalulintas menuju

Gedebage dan mengurangi beban Jalan Nasional di Kota Metropolitan Bandung. BIUTR

0% 50% 100%

Gambar 1 - 12 Foto Hasil Pelaksanaan Kegiatan Lokasi pekerjaan pada

ruas Cilegon - Pasauran

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

30

2016

terdiri dari ruas Pasteur-Cileunyi-Gedebage sepanjang ±27 km dan ruas Gedebage-

Majalaya sepanjang ±14 Km.

Gambar 1 - 13 Layout Pembangunan Jalan Akses Gedebage

Sehubungan dengan kesiapan pembebasan lahan dari Tol Purbaleunyi km 149+100

sampai dengan Gedebage pada akhir pada tahun 2014 (pelaksanaan dan pendanaan

pembebasan tanahnya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah

Kota Bandung), maka pada Tahun 2015 kegiatan konstruksi ruas tersebut dimulai dari

Simpang Susun km 149+100 Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi yang terdiri atas dua

paket pekerjaan Paket Pembangunan Jalan Akses Gedebage (MYC) dan Paket

Pembangunan Jalan Akses Gedebage 2 (SYC).

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

31

2016

Gambar 1 - 14 Site Plan Pembangunan Jalan Akses Gedebage

Kendala yang dihadapi dalam Pembangunan Jalan Akses Gedebage adalah

keterlambatan relokasi makam, pemindahan utilitas oleh pemilik utilitas, permasalahan

sosial berupa penolakan warga sangat berpengaruh terhadap rencana awal pelaksanaan

pekerjaan dan dikhawatirkan Jalan Akses Gedebage belum dapat dilalui pada saat

Pembukaan PON XIX Jawa Barat.

0 % 50 %

100 %

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

32

2016

BAB 2

PERENCANAAN

KINERJA

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

33

2016

2.1 Uraian Singkat Renstra

Arah kebijakan Renstra Bina Marga 2015-2019 adalah :

1. Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda

2. Mempercepat pembangunan transportasi yang mendukung Sistem Logistik Nasional

3. Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan

transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan

4. Membangun kaitan sistem dan jaringan transportasi dengan investasi untuk mendukung

Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Sistem Logistik Nasional, Komplek Industri, dan

pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi

Khusus Renstra Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Tahun 2015 – 2019, secara umum

mencakup pemeliharaan, rekonstruksi/peningkatan, pelebaran, dan pembangunan baik untuk

jalan, jembatan, maupun flyover/underpass/terowongan, dengan target anggaran yang semakin

meningkat dari 2015 – 2019. Pada Provinsi Banten tidak ada rencana pembangunan jalan baru,

berbeda dengan Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat yang menargetkan pembangunan

jalan baru sampai tahun 2019.

Provinsi Banten menargetkan pembangunan flyover/underpass/terowongan dari tahun 2017-2019

dengan volume terpanjang lebih dari 1 km. Untuk pemeliharaan rutin jalan ditargetkan hampir 300

km di tahun 2016 dan sekitar 5 km untuk pemeliharaan rutin jembatan. Provinsi DKI Jakarta

menargetkan pembangunan flyover/underpass/terowongan selama 2017 – 2019 dengan volume

sampai dengan 2,5 km di tahun 2018 dan pembangunan jalan bebas hambatan di tahun 2016 dan

2017. Untuk Provinsi Jawa Barat, pemeliharaan rutin kondisi jalan mencapai lebih dari 800 km di

tahun 2018 dan pelebaran jalan lebih dari 140 km di tahun 2016. Pembangunan jalan bebas

hambatan direncanakan sepanjang tahun 2016 – 2019 dengan volume terbesar di tahun 2018 yaitu

10 km, begitu pula dengan pembangunan flyover/underpass/terowongan dengan volume terbesar

sekitar 1,3 km di tahun 2018. Sedangkan rekonstruksi/peningkatan struktur jalan di Jawa Barat

ditargetkan lebih dari 88 km per tahun.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

34

2016

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional memiliki proyek-proyek strategis yang tersebar di Provinsi

Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Proyek-proyek strategis ini mencakup pembangunan

jembatan, pembangunan FO/underpass, pembangunan jalan baru, dan pembangunan jalan bebas

hambatan. Untuk provinsi Banten terdapat proyek strategis berupa peningkatan

struktur/rekonstuksi jalan di Lingkar Selatan Cilegon dan pelebaran jalan Lingkar Serang. Selain itu,

proyek strategis lainnya di Provinsi Banten berupa FlyOver simpang tak sebidang.

Wilayah Jabodetabekpunjur memiliki proyek strategis pembangunan jembatan di tahun 2015 dan

2016 di antaranya adalah Banjir Kanal Barat/Lebak dan Overpass Balaraja Barat dan Timur. Proyek

strategis lainnya di Jabodetabekpunjur sebagian besar berupa pembangunan FO/underpass di

antaranya adalah STS Semanggi, STS Fatmawati, Fly Over Gaplek, dan Fly Over Bulak Kapal.

Pembangunan jalan baru Arteri Sejajar JORR ditargetkan dimulai tahun 2017 dan jalan Akses Dry

Port ditargetkan selesai di tahun 2016, sedangkan pembangunan jalan bebas hambatan Tanjung

Priok direncanakan dibangun masing – masing 0,2 km di tahun 2016 dan 2017.

Proyek strategis di Provinsi Jawa Barat salah satunya adalah pembangunan jalan bebas hambatan

Cisumdawu dengan panjang sekitar 5 km tiap tahunnya. Sedangkan pembangunan BIUTR

direncanakan tahun 2018 dan 2019. Provinsi Jawa Barat juga memiliki target pembangunan jalan

baru di antaranya Jalan Akses Gedebage dan Jalan Lingkar Malambong serta pembangunan

FO/underpass di antaranya FO Kopo, FO Buah Batu, dan UP Slamet Riyadi. Pembangunan

FO/underpass umumnya direncanakan dimulai tahun 2018, kecuali FO Kopo yang dilaksanakan di

tahun 2016 dan FO Gede Bage di tahun 2017.

2.2 Perjanjian Kinerja

Terkait dengan perjanjian kinerja, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan, diwajibkan kepada seluruh entitas

akuntabilitas kinerja untuk menyusun dokumen perjanjian kinerja yang berdasarkan dokumen

rencana kerja dan anggaran. Dokumen ini merupakan suatu kesepakatan kinerja yang akan

diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah yang merupakan pimpinan suatu unit

kerja/organisasi kepada atasan langsungnya. Dokumen perjanjian kinerja dilampiri oleh dokumen

Penetapan Kinerja (PK) yang menggambarkan kinerja yang akan diwujudkan dalam suatu tahun

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

35

2016

tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Dokumen penetapan kinerja

disusun setelah ada kejelasan mengenai alokasi anggaran. Hal ini dimaksudkan agar dokumen

penetapan kinerja dapat disusun secara lebih realistis dengan mempertimbangkan ketersediaan

sumber dana yang nyata sudah akan diperoleh. Dokumen Penetapan Kinerja dapat dimanfaatkan

oleh setiap pimpinan unit kerja / organisasi untuk:

1. Memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi;

2. Melaporkan capaian realisasi kinerja dalam laporan kinerja;

3. Sebagai acuan target dalam menilai keberhasilan organisasi.

Perjanjian Kinerja (PK) 2016 di Lingkungan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI sesuai dengan

hasil kesepakatan pada Bulan Januari 2016 adalah sebagai berikut:

1. Sasaran Program, yang terdiri dari :

a. Meningkatnya pelayanan jalan nasional;

b. Menurunkan waktu tempuh pada koridor utama;

c. Meningkatnya fasilitasi terhadap jalan daerah untuk mendukung kawasan.

2. Indikator Kinerja Output, yang terdiri dari :

a. Panjang Jalan yang Mendapat Pemeliharaan Rutin sepanjang 21,5 Km;

b. Panjang Jalan yang Mendapat Pemeliharaan Rutin Kondisi sepanjang 440,64 Km;

c. Panjang Jalan yang Mendapat Pemeliharaan Preventif sepanjang 1.785,78 Km;

d. Panjang Jalan yang Mendapat Rehabilitasi Minor sepanjang 52,61 Km;

e. Panjang Jalan yang Mendapat Rehabilitasi Mayor sepanjang 72,17 Km;

f. Panjang Jalan yang Mendapat Rekonstruksi sepanjang 36,3 Km;

g. Panjang Jembatan yang Mendapat Pemeliharaan Rutin sepanjang 27.145,7 M;

h. Jumlah Dokumen Perencanaan Teknis jalan dan jembatan sebanyak 10 dokumen;

i. Jumlah Dokumen Pengawasan Teknis jalan dan jembatan sebanyak 34 dokumen;

j. Jumlah Dokumen Pengelolaan Sistem Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan sebanyak 3

dokumen;

k. Jumlah Bulan Layanan Publik (PNBP) selama 12 bulan;

l. Jumlah Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan sebanyak 6 unit;

m. Jumlah Dokumen Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Jalan Dan Jembatan sebanyak 20

dokumen;

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

36

2016

n. Jumlah Dokumen Penyiapan Perencanaan Program sebanyak 5 dokumen;

o. Jumlah Dokumen Sistem Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring) sebanyak 406

dokumen;

p. Jumlah Bulan Layanan Perkantoran selama 12 bulan;

q. Jumlah Unit Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi sebanyak 151 unit;

r. Jumlah Unit Peralatan dan Fasilitas Perkantoran sebanyak 215 unit;

s. Jumlah Gedung/Bangunan seluas 4.875,77 m2;

t. Panjang Jalan yang Mendapat Pelebaran Jalan sepanjang 10,96 Km;

u. Panjang Fly Over/Underpass/ Terowongan yang Dibangun sepanjang 1.285,2 M;

v. Panjang Jembatan yang Mendapat Peningkatan sepanjang 646,9 M;

w. Panjang Jalan yang Dibangun sepanjang 2,62 Km;

x. Panjang Jembatan yang Dibangun sepanjang 260 M; dan

y. Panjang Jalan Bebas Hambatan yang Dibangun sepanjang 3,44 Km.

Tabel 2 - 1 Perjanjian Kinerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Tahun 2016

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

Indikator Kinerja Output

1 Panjang Jalan yang Mendapat Pemeliharaan Rutin

21,5 Km

2 Panjang Jalan yang Mendapat Pemeliharaan Rutin Kondisi

440,65 Km

3 Panjang Jalan yang Mendapat Pemeliharaan Preventif

1.785,78 Km

4 Panjang Jalan yang Mendapat Rehabilitasi Minor

52,61 Km

5 Panjang Jalan yang Mendapat Rehabilitasi Mayor

72,17 Km

6 Panjang Jalan yang Mendapat Rekonstruksi 36,3 Km

7 Panjang Jembatan yang Mendapat Pemeliharaan Rutin

27.145,7 M

8 Panjang Jembatan yang Mendapat Pemeliharaan Berkala

- M

9 Jumlah Dokumen Perencanaan Teknis jalan dan jembatan

10 Dok

10 Jumlah Dokumen Pengawasan Teknis jalan dan jembatan

34 Dok

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

37

2016

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

11 Jumlah Dokumen Pengelolaan Sistem Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan

3 Dok

12 Jumlah Bulan Layanan Publik (PNBP) 12 Bln

13 Jumlah Bahan Jalan dan Jembatan - Ton

14 Jumlah Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan

6 Unit

15 Jumlah Dokumen Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Jalan Dan Jembatan

20 Dok

16 Jumlah Dokumen Penyiapan Perencanaan Program

5 Dok

17 Jumlah Dokumen Sistem Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring)

406 Dok

18 Jumlah Bulan Layanan Perkantoran 12 Bulan Layanan

19 Jumlah Unit Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

151 Unit

20 Jumlah Unit Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 215 Unit

21 Jumlah Gedung/Bangunan 4.875,77 M2

Indikator Kinerja Output

1 Panjang Jalan yang Mendapat Pelebaran Jalan 10,96 Km

2 Panjang Fly Over/Underpass/ Terowongan yang Dibangun

1.285,2 M

3 Panjang Jembatan yang Mendapat Peningkatan 646,9 M

4 Panjang Jalan yang Dibangun 2,62 Km

5 Panjang Jembatan yang Dibangun 260 M

6 Panjang Jalan Bebas Hambatan yang Dibangun 3,44 Km

Indikator Kinerja Output

1 Panjang jalan Daerah yang mendapat dukungan - Km

2 Jumlah Hektar Dukungan Pembebasan Lahan - Ha.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

38

2016

2.3 Metode Pengukuran

Metode pengukuran dalam penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah di Lingkungan BBPJN VI dilakukan berdasarkan perhitungan

jumlah target yang tercapai. Target tersebut didapat dari e-monitoring Bina Marga yang secara berkala diupdate oleh petugas e-monitoring

di masing-masing satker. Berikut adalah matriks metode pengukuran yang digunakan.

Tabel 2 - 2 Matriks Pengukuran Kinerja

SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN

CARA PENGUKURAN SUMBER DATA

SASARAN PROGRAM CARA PENGUKURAN SUMBER DATA

SASARAN KEGIATAN CARA PENGUKURAN

SUMBER DATA

KET

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

SS.6 Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing

SP.1 Menurunkan waktu Tempuh pada koridor utama (Sumatera & Jawa)

K1. Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional

DJBM

IKS.6

Tingkat konektivitas jalan nasional

Persentase panjang jalan yang terbangun terhadap total panjang jala yang akan dibangun pada akhir masa renstra (2019) di kawasan perbatasan

Data panjang jalan terbangun di perbatasan

IKP.1

Menurunnya waktu tempuh pada koridor utama

Melalui perhitungan oleh IRMS. Waktu tempuh pada IRMS merupakan fungsi dari kondisi IRI, Lebar perkerasan jalan, volume capacity ratio/VCR,)

Hasil Survai

IKK 1

Panjang jalan yang dibangun

Total panjang jalan yang terbangun

e-Monitoring

IKK2 Panjang jalan bebas hambatan yang dibangun

Total panjang jalan tol yang terbangun

e-Monitoring

IKK3 Panjang jembatan yang dibangun

Total panjang jembatan yang terbangun

e-Monitoring

IKK4 Pembangunan Fly Over/Underpass/Terowongan

Panjang FO/UP/Terowongan yang terbangun

e-Monitoring

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

39

2016 SASARAN STRATEGIS

KEMENTERIAN CARA PENGUKURAN SUMBER

DATA SASARAN PROGRAM CARA PENGUKURAN SUMBER

DATA SASARAN KEGIATAN CARA

PENGUKURAN SUMBER

DATA KET

IKK5 Pelebaran Jalan Total panjang

jalan yang dilebarkan

e-Monitoring

SS.7 Meningkatnya kemantapan jalan nasional

SP.2 Meningkatnya Penggunaan Jalan Nasional

K1. Dukungan Manajemen, Koordinasi, Pengaturan, Pembinaan dan Pengawasan

DJBM

IKS.7

Tingkat kemantapan jalan nasional

Kemantapan Jalan melalui survai jalan menggunakan alat NAASRA, Roughmeter. Keluarannya berupa nilai IRI (ketidakrataan permukaan jalan) per 100 meter. Berdasarkan nilai IRI dihitung kemantapan jalan (iri <=4, baik; 4<iri<=8, sedang; 8<iri<=12, rusak ringan; iri>12, rusak berat). jalan mantap adalah jalan dengan kondisi baik dan sedang. survai kondisi ini dilaksanakan oleh P2JN.

IKK1 Jumlah laporan layanan publik (PNBP)

Jumlah laporan yang tersusun

e-Monitoring

IKK2 Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring)

Jumlah dokumen yang tersusun

e-Monitoring

IKK3 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

Jumlah unit yang terealisasi

e-Monitoring

IKK4 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Jumlah unit yang terealisasi

e-Monitoring

IKK5 Gedung/Bangunan

Luas gedung yang terbangun

e-Monitoring

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

40

2016 SASARAN STRATEGIS

KEMENTERIAN CARA PENGUKURAN SUMBER

DATA SASARAN PROGRAM CARA PENGUKURAN SUMBER

DATA SASARAN KEGIATAN CARA

PENGUKURAN SUMBER

DATA KET

K2. Pengaturan, Pembinaan, Pengembangan Sistem Jaringan dan Manajemen Jalan dan Jembatan, Pemrograman Penyelenggaraan Jalan, Termasuk Aspek Lingkungannya, Perencanaan dan Pengawasan Teknik Jalan dan Jembatan

IKK1 Dokumen Perencanaan Teknis jalan dan jembatan

Jumlah dokumen yang tersusun

e-Monitoring

IKK2 Dokumen Pengawasan Teknis jalan dan jembatan

Jumlah dokumen yang tersusun

e-Monitoring

IKK3 Dokumen Pengelolaan Sistem Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan

Jumlah dokumen yang tersusun

e-Monitoring

IKK4 Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan

Jumlah dokumen yang tersusun

e-Monitoring

IKK5 Dokumen Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Jalan Dan Jembatan

Jumlah dokumen yang tersusun

e-Monitoring

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

41

2016 SASARAN STRATEGIS

KEMENTERIAN CARA PENGUKURAN SUMBER

DATA SASARAN PROGRAM CARA PENGUKURAN SUMBER

DATA SASARAN KEGIATAN CARA

PENGUKURAN SUMBER

DATA KET

IKK6 Dokumen Penyiapan Perencanaan Program

Jumlah dokumen yang tersusun

e-Monitoring

K7. Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional

IKK1 Panjang jalan yang terpelihara

Jumlah panjang jalan yang dipelihara

e-Monitoring

IKK2 Panjang jalan yang mendapat pemeliharaan Rutin Kondisi

Jumlah panjang jalan yang mendapat pemeliharaan rutin kondisi

e-Monitoring

IKK3 Panjang jalan yang mendapat pemeliharaan Preventif

Jumlah panjang jalan yang mendapat pemeliharaan preventif

e-Monitoring

IKK4 Panjang jalan yang mendapat Rehabilitasi Minor

Jumlah panjang jalan yang mendapat rehabilitasi minor

e-Monitoring

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

42

2016 SASARAN STRATEGIS

KEMENTERIAN CARA PENGUKURAN SUMBER

DATA SASARAN PROGRAM CARA PENGUKURAN SUMBER

DATA SASARAN KEGIATAN CARA

PENGUKURAN SUMBER

DATA KET

IKK5 Panjang jalan yang mendapat Rehabilitasi Mayor

Jumlah panjang jalan yang mendapat rehabilitasi minor

e-Monitoring

IKK6 Panjang jalan yang mendapat rekonstruksi

Jumlah panjang jalan yang mendapat rekonstruksi

e-Monitoring

IKK7 Panjang jembatan yang terpelihara

Jumlah panjang jembatan yang mendapat pemeliharaan

e-Monitoring

IKK8 Panjang jembatan yang ditingkatkan

Jumlah panjang jembatan yang mendapat peningkatan

e-Monitoring

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

43

2016

2.4 Target Tahun Ini Menurut Renstra

Menurut Renstra, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI memiliki target keuangan di tahun

2016 sebesar lebih dari 5 Trilyun Rupiah, di mana berdasarkan provinsinya sekitar 4 Trilyun

merupakan anggaran penanganan di Provinsi Jawa Barat, dan sisanya sekitar 900 Milyar untuk

Provinsi DKI Jakarta, dan sekitar 600 Milyar untuk Provinsi banten.

Provinsi Jawa Barat memiliki target penanganan jalan sepanjang lebih dari 1.300 km dan target

penanganan jembatan sepanjang lebih dari 32 km. Jawa Barat juga memiliki proyek-proyek

strategis/baru, berupa pembangunan jalan baru sepanjang 11 km, pembangunan

flyover/underpass/terowongan sepanjang 600 m, dan pembangunan jalan bebas hambatan

sepanjang 5 km. Flyover yang ditargetkan dibangun di tahun 2016 adalah flyover Kopo, sedangkan

jalan bebas hambatan yang dibangun merupakan bagian dari Tol Cisumdawu. Adapun

pembangunan jalan baru terdiri dari Jalan Akses Gedebage sepanjang 3 km dan Jalan Akses Tol

Karawang Barat dan Karawang Timur sepanjang 8 km. Untuk penanganan usulan jalan nasional

baru di wilayah Jawa Barat, terdapat target pemeliharaan rutin jalan sepanjang 272 km dan

rekonstruksi/peningkatan struktur jalan sepanjang lebih dari 90 km.

Tabel 2 - 3 Target Renstra Tahun 2016 di Provinsi Jawa Barat

Vol. Satuan

JAWA BARAT

Pemeliharaan Rutin Jalan 455.11 Km

Pemeliharaan Rutin Kondisi Jalan 625.72 Km

Pemeliharaan Preventif Jalan 128.32 Km

Pemeliharaan Rehabilitasi Minor Jalan - Km

Pemeliharaan Rehabilitasi Major Jalan - Km

Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan - Km

Pelebaran Jalan 141.20 Km

1,350.35 Km

Penanganan Jembatan

Pemeliharaan Rutin Jembatan 30,772.30 m

Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jembatan - m

Penggantian Jembatan 1,707.60 m

Pembangunan Jembatan Baru - m

32,479.90

Proyek Strategis / Baru

Pembangunan Jalan Baru 11.00 Km

Pembangunan Jembatan Baru - m

Pembangunan Fly Over/Underpass/ Terowongan 612.50 m

Pembangunan Jalan Bebas Hambatan 5.00 Km

Penanganan Usulan Jalan Nasional Baru

Pemeliharaan Rutin Jalan 272.28 Km

Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan 92.84 Km

Tahun 2016

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

44

2016

Di Provinsi Banten, penanganan jalan di tahun 2016 ditargetkan sepanjang 476 km dan penanganan

jembatan ditargetkan sepanjang 5 km lebih. Untuk Provinsi Banten di tahun 2016 tidak ada proyek

strategis, baik berupa jalan, jembatan, flyover/underpass/ terowongan, maupun jalan bebas

hambatan. Sedangkan untuk penanganan usulan jalan nasional baru terdapat 53 km target

pemeliharaan rutin jalan dan 20 km rekonstruksi/peningkatan struktur jalan.

Tabel 2 - 4 Target Renstra Tahun 2016 di Provinsi Banten

Target penanganan jalan di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2016 adalah sepanjang lebih dari 140

km, sedangkan penanganan jembatan sepanjang lebih dari 2 km. Provinsi DKI Jakarta tidak memiliki

target penanganan untuk usulan jalan nasional baru, namun memiliki beberapa proyek strategis di

tahun 2016 yaitu pembangunan jalan baru sepanjang 1,3 km, pembangunan jembatan baru

sepanjang 1,2 km, pembangunan flyover/underpass/ terowongan sepanjang hampir 2 km, dan

pembangunan jalan bebas hambatan sepanjang 0,2 km. Pembangunan jalan baru di wilayah

jabodetabekpunjur tersebut terdiri dari Jalan Sejajar RE Martadinata, Jalan Cimanggis – Nagrak,

dan Jalan Akses Dryport. Selain itu terdapat 2 jembatan yang baru dibangun di tahun 2016 yaitu

Overpass Balaraja Barat dan Overpass Balaraja Timur masing-masing memiliki panjang 600 m.

Untuk target pembangunan flyover/underpass/terowongan sepanjang 1,95 km tersebut terbagi

Vol. Satuan

BANTEN

Pemeliharaan Rutin Jalan 289.01 Km

Pemeliharaan Rutin Kondisi Jalan 97.9 Km

Pemeliharaan Preventif Jalan 48.7 Km

Pemeliharaan Rehabilitasi Minor Jalan 0 Km

Pemeliharaan Rehabilitasi Major Jalan 0 Km

Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan 0 Km

Pelebaran Jalan 40.89 Km

476.50

Penanganan Jembatan

Pemeliharaan Rutin Jembatan 4,725.90 m

Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jembatan - m

Penggantian Jembatan 419.60 m

5,145.50

Proyek Strategis

Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Km

Pelebaran Jalan Km

Pembangunan Jalan Baru Km

Pembangunan Jembatan Baru - m

Pembangunan Fly Over/Underpass/ Terowongan m

Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Km

Penanganan Usulan Jalan Nasional Baru

Pemeliharaan Rutin Jalan 52.75 Km

Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan 20 Km

Tahun 2016

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

45

2016

menjadi beberapa flyover, yaitu Flyover Sulawesi sepanjang 100 m, STS Semanggi sepanjang 500

m, Flyover Gaplek sepanjang 650 m, Underpass Bulak Kapal sepanjang 100 m, dan Flyover Bitung

sepanjang 600 m. Sedangkan pembangunan jalan bebas hambatan merupakan pembangunan Jalan

Tol Tanjung Priok yang di tahun 2016 ditargetkan rampung sepanjang 200 m.

Tabel 2 - 5 Target Renstra Tahun 2016 di Provinsi DKI Jakarta

Vol. Satuan

DKI JAKARTA

Pemeliharaan Rutin Jalan 76.48 Km

Pemeliharaan Rutin Kondisi Jalan 18.58 Km

Pemeliharaan Preventif Jalan 5.87 Km

Pemeliharaan Rehabilitasi Minor Jalan 0.60 Km

Pemeliharaan Rehabilitasi Major Jalan - Km

Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan - Km

Pelebaran Jalan 41.12 Km

142.65 Km

Penanganan Jembatan

Pemeliharaan Rutin Jembatan 2,254.70 m

Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jembatan - m

Penggantian Jembatan 10.20 m

2,264.90

Proyek Strategis / Baru

Pembangunan Jalan Baru 1.30 Km

Pembangunan Jembatan Baru 1,200.00 m

Pembangunan Fly Over/Underpass/ Terowongan 1,950.00 m

Pembangunan Jalan Bebas Hambatan 0.20 Km

Tahun 2016

LAKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

2015

BAB 3

KAPASITAS

ORGANISASI

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

47

2016

3.1 Sumber Daya Manusia (SDM)

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI memiliki data jumlah pegawai sebagai berikut :

No (Golongan) JUMLAH No (Golongan) JUMLAH

1 CPNS 0 10 III/A 54

2 I/A 24 11 III/B 164

3 I/B 5 12 III/C 88

4 I/C 32 13 III/D 21

5 I/D 23 14 IV/A 28

6 II/A 81 15 IV/B 2

7 II/B 67 16 IV/C 1

8 II/C 90 17 IV/D 0

9 II/D 30 18 IV/E 0

Jumlah 710

BAB III KAPASITAS ORGANISASI

Tabel 3-1

No Status Kepegawaian JUMLAH

1 Struktural 16

2 Fungsional 137

3 Staff 557

Jumlah 710

No Pendidikan yang

Ditamatkan JUMLAH

1 SD 61

2 SLTP 34

2 SLTA 241

3 D1 - D3 42

4 D4/S1 219

5 S2 112

6 S3 1

Jumlah 710

Tabel 3 - 1

Jumlah PNS Menurut Jabatan

(Struktural/Fungsional/Staf)

Tabel 3 - 2

Jumlah PNS Menurut Pendidikan

Tabel 3 - 3

Jumlah PNS Menurut Golongan Kepangkatan

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

48

2016

untuk rekapitulasi data jumlah pegawai per satker di lingkungan Balai Besar Pelaksanaan Jalan

Nasional VI antara lain sebagai berikut :

Tabel 3 - 4 Rekap Pegawai Tiap Satker di BBPJN VI

No Satuan Kerja

Jumlah Pegawai

PNS

Pusat

PNS Daerah

DKI Jakarta

Satker Balai IV 96

Satker PJN Metropolitan I DKI 43

Satker PJN Metropolitan II DKI 19

Satker PJN Metropolitan III DKI 35

Satker P2JN Metropolitan DKI 18

Satker PJBH Akses Tj Priok 21

BANTEN

Satker PJN Wil I Banten 29

Satker PJN Wil II Banten 40

Satker P2JN Prov Banten 16

Satker SKPD Banten 31 1

JAWA BARAT

Satker PJN Wil I Jabar 64

Satker PJN Wil II Jabar 125

Satker PJN Metropolitan Bandung 58

Satker SKPD Jabar 13 20

Satker P2JN Prov Jabar 32

Satker PJBH Cisumdawu 28

Satker UPC Cikampek 21

TUGAS BELAJAR 21

Jumlah 710 21

3.2 Sarana Prasarana

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI mempunyai peralatan-peralatan yang bisa digunakan

untuk penanganan rutin jalan maupun tanggap darurat. Sebanyak 1.534 unit peralatan berbagai

jenis tersebar di berbagai satuan kerja dalam rangka mendukung UPR (Unit Pemeliharaan Rutin)

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

49

2016

dan DRU (Disaster Relief Unit). Peralatan tersebut memiliki berbagai kondisi baik dalam keadaan

laik operasi (baik) maupun tidak laik operasi (rusak). Berikut adalah grafik keadaan peralatan di

lingkungan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI.

Gambar 3 - 1 Grafik Alat Berdasarkan Kondisi di BBPJN VI

Gambar 3 - 2 Grafik Alat Berdasarkan Kondisi di Setiap Provinsi di BBPJN VI

850 684

Laik Tidak Laik

DKI JAKARTA BANTEN JAWA BARAT

104 148

598 25

106

553

LAIK OPERASI TIDAK LAIK OPERASI

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

50

2016

Jumlah peralatan yang dimiliki Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI berdasarkan jenis

peralatan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3 - 5 Jenis Peralatan yang Dimiliki BBPJN VI

No Jenis Peralatan Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

Scrap Jumlah

1 Alat Produksi 13 5 3 5 26

2 Alat Pengangkut 145 179 29 95 448

3 Alat Penghampar 57 25 30 76 188

4 Alat Pemadat 23 13 9 13 58

5 Alat Penunjang 185 147 226 174 732

6 Alat Pengikis 3 2 - - 5

7 Alat Daur Ulang 1 - - - 1

8 Alat Pengolah Tanah

24 25 13 11 73

451 396 310 374 1.534

3.3 DIPA

DIPA TA. 2016 di lingkungan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta pada awal tahun

adalah sebesar Rp 2.836.406.504.000,- mengalami perubahan dikarenakan revisi DIPA sebanyak 5

(lima) kali, sehingga DIPA akhir BBPJN VI adalah Rp 3.321.774.917.000,-. Revisi DIPA yang telah

dilakukan BBPJN VI adalah :

2. Revisi penghematan dari sisa lelang.

3. Revisi self blocking Tahap I dengan sumber self blocking adalah sisa lelang paket-paket yang

baru terkontrak dan paket-paket yang belum/sedang melaksanakan proses lelang. Adapun

paket-paket yang belum melaksanakan proses lelang dan mengalami self blocking adalah

Paket Pembangunan FO Kopo sebesar Rp 3,000,000,000,-, Paket Pengawasan/Supervisi

Pembangunan Flyover Pasir Gombong sebesar Rp 3,009,215,000.- , Paket Pengawasan

Pembangunan STS RE. Martadinata sebesar Rp 1,909,545,000.-, Paket Supervisi Konstruksi

Pembangunan Jembatan Overpass Tol Serang Timur (Kemang) sebesar Rp 1,552,886,000.-

dan Paket Pembangunan Overpass Serang Timur sebesar Rp 500,000,000.-.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

51

2016

4. Revisi pemenuhan kekurangan Uang Muka Rupiah Murni Pendamping untuk Pembangunan

Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu dengan rincian dapat dilihat pada table sebagai berikut :

Tabel 3 - 6 Pemenuhan Uang Muka Rupiah Murni Pendamping Paket Pembangunan Jalan

Bebas Hambatan Cisumdawu Phase 1

NO. PROVINSI/SATKER/PAKET

ALOKASI

KETERANGAN TIDAK TERSERAP

PEMANFAATAN

TOTAL 348,000,000 348,000,000

SATKER PELAKSANAAN JALAN BEBAS HAMBATAN CISUMDAWU

1 Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Phase II

348,000,000 Uang Muka Rupiah Murni Pendamping

2 Optimalisasi DED Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Seksi III s/d VI

3,450,510

3 Optimalisasi DED Persimpangan Cileunyi dan Gerbang Tol Seksi I

1,688,385

4 Supervisi/Pengawasan Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Phase I

9,405,210

BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL VI JAKARTA

5 Pengadaan Alat Survey Kinerja Pekerjaan Jalan

2,000,000

6 Bantuan Teknis Pelaksanaan Penilik Jalan dan Pemeliharaan Jalan Nasional Bidang Pelaksanaan I

1,200,000

SATKER PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL JABAR

7 Pengawasan Pembangunan FO Kopo (MYC) 1,079,159

SATKER PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI JABAR

8 Pembangunan Jalan Akses Kertajati 1,464,341

SATKER PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH II PROVINSI JABAR

9 Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Tasikmalaya

14,995,000

SATKER PELAKSNAAN JALAN NASIONAL METROPOLITAN I JAKARTA

10 Fly Over Pasir Gombong (UMYC) 18,866,248

11 Pekerjaan Rancang Bangun Gedung Serba Guna PP PON Cibubur

1,169,707

SATKER PELAKSNAAN JALAN NASIONAL METROPOLITAN II JAKARTA

12 Jembatan Gantung 33,600,000

SATKER PELAKSNAAN JALAN NASIONAL METROPOLITAN III JAKARTA

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

52

2016

NO. PROVINSI/SATKER/PAKET

ALOKASI

KETERANGAN TIDAK TERSERAP

PEMANFAATAN

13 PEMBANGUNAN STS JL. RE. MARTADINATA (BOGOR) (UMYC)

35,000,000

DIREKTORAT JEMBATAN

14 Rangka Baja 168,000,000

15 Alat Berat 25,000,000

16 Supervisi Rangka Baja dan Alat Berat 4,000,000

17 Optimalisasi Direktorat Jembatan 17,635,168

DIREKTORAT JALAN BEBAS HAMBATAN, PERKOTAAN DAN FASILITASI JALAN DAERAH

18 Optimalisasi Direktorat Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan dan Fasilitasi Jalan Daerah

9,446,272

5. Revisi self blocking tahap II; dan

6. Revisi antar satker untuk pemenuhan kekurangan dana yang terealisasi paket-paket yang

terkena self blocking.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

53

2016

BAB 4

AKUNTABILITAS

KINERJA

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

54

2016

4. 2. Capaian Kinerja Organisasi

Dalam Penetapan kinerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI untuk mencapai visi misinya

maka telah ditetapkan 2 (dua) sasaran yang harus dilaksanakan yaitu meningkatkan pelayanan

jalan nasional dan menurunkan waktu tempuh pada koridor utama. Masing-masing sasaran

tersebut memiliki sub sasaran yang didukung oleh kegiatan-kegiatan atau kelompok–kelompok

kegiatan tersebut. Dari kedua sasaran yang telah ditetapkan, Balai Besar Pelaksanaan Jalan

Nasional VI melaksanakan kegiatan penanganan infrastruktur jalan dan jembatan yaitu kegiatan

paket long segment, pembangunan jalan baru, pemeliharaan rutin jalan dan jembatan,

pembangunan flyover, serta pembangunan jalan bebas hambatan.

Terkait dengan rencana kinerja triwulan, diwajibkan agar setiap satuan kerja menyusun penetapan

kinerja sebagai ikhtisar kinerja dari rencana kinerja triwulan yang memuat sasaran yang

mencerminkan sesuatu yang akan dicapai secara nyata dari pelaksanaan program dalam rumusan

yang spesifik, terukur, dan berorientasi pada hasil, yang kemudian diintisarikan oleh koordinator

wilayah yaitu Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI. Komponen penetapan kinerja pada tahun

2016 meliputi beberapa hal sebagai berikut :

1. Program, dalam penyusunan penetapan kinerja, program dikaitkan dengan program

penganggaran dalam DIPA;

2. Kegiatan, sebagaimana dicantumkan dalam DIPA Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI

bahwa kegiatan merupakan basis satuan kinerja yang terkecil dari kegiatan pokok, sasaran

maupun program dimana kinerja yang direncanakan harus disesuaikan dengan tingkat

pencapaian dari suatu kegiatan yang telah ditetapkan.

3. Indikator Kinerja DIPA Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI merupakan agregasi dari

kinerja masing-masing Satuan Kerja yang berada di bawahnya, diantaranya adalah sebagai

berikut:

1) Satuan Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV Jakarta

2) Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Kota Metropolitan Jakarta

BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

55

2016

3) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan I Jakarta

4) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan II Jakarta

5) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan III Jakarta

6) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Akses Tanjung Priok

7) Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Banten

8) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Banten

9) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Banten

10) Satuan Kerja Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten

11) Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Jawa Barat

12) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Jawa Barat

13) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Jawa Barat

14) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan Bandung

15) Satuan Kerja Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat

16) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu

17) Satuan Kerja Unit Peralatan dan Pengujian Cikampek

Beberapa indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran kinerja penyelenggaraan jalan pada

tahun 2016 tercantum dalam capaian realisasi kinerja per triwulan adalah sebagai berikut :

Tabel 4 - 1 Kinerja Per Triwulan

NO INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Realisasi

Triwulan I (%)

Realisasi Triwulan II

(%)

Realisasi Triwulan III

(%)

Realisasi Triwulan IV

(%)

1 Pemeliharaan Rutin Jalan 160,00 133,95 111,30 100,00

2 Pemeliharaan Rutin Kondisi 154,14 195,64 108,54 100,00

3 Pemeliharaan Preventif 71,05 121,41 113,25 100,00

4 Rehabilitasi Minor 159,09 114,10 101,96 100,00

5 Rehabilitasi Mayor 106,42 130,47 113,28 100,00

6 Rekonstruksi Jalan 45,06 145,26 114,42 100,00

7 Pemeliharaan Rutin Jembatan 52,04 139,44 113,80 100,00

8 Pelebaran Jalan 82,86 113,31 103,70 100,00

9 Pembangunan Fly Over/Underpass/Terowongan

92,90 86,52 94,64 23.01

10 Peningkatan Jembatan 42,23 97,53 118,32 54,47

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

56

2016

NO INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Realisasi

Triwulan I (%)

Realisasi Triwulan II

(%)

Realisasi Triwulan III

(%)

Realisasi Triwulan IV

(%)

11 Pembangunan Jalan 140,83 218,96 113,53 99,06

12 Pembangunan Jembatan 123,23 114,23 108,66 100.00

13 Pembangunan Jalan Bebas Hambatan

105,39 81,70 130,10 24.13

14 Dukungan pembebasan lahan 100,00 100,00 100,00 71.91

15 Dokumen Perencanaan Teknis jalan dan jembatan

84,46 98,02 104,61 100.00

16 Dokumen Pengawasan Teknis jalan dan jembatan

102,23 118,21 109,30 99.45

17 Dokumen Pengelolaan Sistem Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan

55,60 186,95 111,15 100.00

18 Pelayanan Publik (PNBP) 1,24 92,70 81,40 100,00

19 Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan

100,00 0,00 50,48 100,00

20 Dokumen Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Jalan Dan Jembatan

238,52 197,96 153,78 100.00

21 Dokumen Penyiapan Perencanaan Program

100,00 328,94 104,90 100.00

22 Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring)

87,75 110,23 102,80 100.00

23 Layanan Perkantoran 87,26 107,72 104,04 100.00

24 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

249,20 106,17 115,40 99.35

25 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

229,85 104,89 70,03 100.00

26 Gedung/Bangunan 56,32 90,15 137,58 100.00

Pencapaian terhadap indikator kinerja yaitu capaian sasaran dan indikator kinerja kegiatan

inilah sebagai dasar pengukuran capaian kinerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI dalam

penyelenggaraan infrastruktur bidang jalan dan jembatan dimana realisasi capaian kinerja kegiatan

menunjukkan bahwa progres pelaksanaan pekerjaan pada Triwulan 1, 2 dan 3 sebagian besar

sudah sesuai dengan rencana, namun pada Triwulan 1 masih terdapat beberapa output yang tidak

memenuhi target, diantaranya : Output Preventif (71,01%), Output Rekonstruksi Jalan (45,06%),

Output Pemeliharaan Jembatan (52,04%), Output Peningkatan Jembatan (42,23%), Ouput

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

57

2016

Dokumen Perencanaan Teknis jalan dan jembatan (84,46), Output Dokumen Pengelolaan Sistem

Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan (55,60%), Output Pelayanan Publik (1,24%), dan output

Gedung/Bangunan (56,32%). Pada Triwulan 2 yang tidak memenuhi target adalah output

Pembangunan Jalan Bebas Hambatan (81,70) dan output Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan

(0 %). Pada Triwulan 3 yang tidak memenuhi target adalah output Pelayanan Publik (PNBP) (81,40),

output Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan (50,48 %), dan output Peralatan dan Fasilitas

Perkantoran (70,03).

Pada Triwulan 4, realisasi yang tidak memenuhi target adalah output Pembangunan

Flyover/Underpass/Terowongan (23,01%), Output Peningkatan Jembatan (54.47%), Output

Pembangunan Jalan (99,06%), Output Pembangunan Jalan Bebas Hambatan (24.13%), Output

Dukungan Pembebasan Lahan (71.91%), Output Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan (99.45%),

dan Output Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (99.35%). Untuk lebih jelasnya, alasan

mengenai ketidaktercapaian indikator kinerja di lingkungan BBPJN VI akan dijelaskan pada sub bab

berikutnya.

Tabel 4 - 2 Realisasi Tahun 2016, Target PK dan RKAKL Revisi

NO SASARAN

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN SATUAN

TARGET PK

(AWAL)

TARGET REVISI

REALISASI %

(1) Meningkatnya Pelayanan

Jalan Nasional

Panjang Jalan Yang Mendapat Pemeliharaan

Rutin

Km 21,5 21,5 21,5 100.00

Panjang Jalan Yang Mendapat Pemeliharaan

Rutin Kondisi

Km 440,65 440,65 440,65 100.00

Panjang Jalan Yang Mendapat Pemeliharaan

Preventif

Km 1.785,78 1.785,78 1.785,78 100.00

Panjang Jalan Yang Mendapat Rehabilitasi

Minor

Km 52,61 52,61 52,61 100.00

Panjang Jalan Yang Mendapat Rehabilitasi

Mayor

Km 72,17 72,17 72,17 100.00

Panjang Jalan Yang Mendapat Rekonstruksi

Km 36,3 36,3 36,3 100.00

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

58

2016

NO SASARAN

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN SATUAN

TARGET PK

(AWAL)

TARGET REVISI

REALISASI %

Panjang Jembatan yang Mendapat Pemeliharaan

Rutin

M 27.145,7 27.145,7 27.145,7 100.00

Jumlah Dokumen Perencanaan Teknis jalan dan jembatan

Dok 10 10 10 100.00

Jumlah Dokumen Pengawasan Teknis jalan dan jembatan

Dok 34 34 33.81 99.45

Jumlah Dokumen Pengelolaan Sistem

Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan

Dok 3 3 3 100.00

Jumlah Bulan Layanan Publik (PNBP)

Bln 12 12 12 100.00

Jumlah Bahan dan Peralatan Jalan dan

Jembatan

Unit 6 6 6 100.00

Jumlah Dokumen Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Jalan Dan

Jembatan

Dok 20 20 20 100.00

Jumlah Dokumen Penyiapan Perencanaan

Program

Dok 5 5 5 100.00

Jumlah Dokumen Sistem Pelaporan secara

Elektronik (e-Monitoring)

Dok 406 449 449 100.00

Jumlah Bulan Layanan Perkantoran

Bulan Layanan

12 12 12 100.00

Jumlah Unit Perangkat Pengolah Data dan

Komunikasi

Unit 151 154 153 99.35

Jumlah Unit Peralatan dan Fasilitasi Perkantoran

Unit 215 215 215 100.00

Jumlah Gedung/Bangunan

M2 4.875,77 4.875,77 4.875,77 100.00

(2) Menurunkan waktu

Tempuh pada Koridor Utama

Panjang Jalan yang Mendapat Pelebaran

Jalan

Km 10,96 10,96 10,96 100.00

Panjang FlyOver / Underpass/Terowongan

yang Dibangun

M 1.285,2 1,195.00 275 23.01

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

59

2016

NO SASARAN

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN SATUAN

TARGET PK

(AWAL)

TARGET REVISI

REALISASI %

Panjang Jembatan yang Mendapat Peningkatan

M 646,9 646,9 352,4 54,47

Panjang Jalan yang Dibangun

Km 2,62 2.12 2.10 99,05

Panjang Jembatan yang Dibangun

M 260 280 280 100

Panjang Jalan Bebas Hambatan yang

Dibangun

Km 3,44 3,44 0.83 24.13

(3) Meningkatnya fasilitasi

terhadap jalan daerah untuk mendukung

kawasan

Jumlah Hektar Dukungan Pembebasan

Lahan

Ha. 0 59.65 42.90 71.91

Beberapa target kinerja kegiatan di BBPJN VI mengalami perubahan dikarenakan dilakukan revisi

RKAKL, adapun target yang mengalami perubahan adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Dokumen Sistem Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring), target semula adalah 406

dokumen berubah menjadi 449 dokumen dikarenakan terjadi kesalahan dalam penjumlahan

pada PK awal dan mengisi jumlah dokumen di RKAKL Awal pada Satker Perencanaan dan

Pengawasan Jalan Nasional Kota Metropolitan Jakarta (semula 1 laporan menjadi 28 laporan).

2. Jumlah Unit Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi, target semula adalah 151 unit berubah

menjadi 154 unit dikarenakan terdapat penambahan pengadaan perangkat pengolah data dan

komunikasi pada Satker Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV Jakarta berupa infocus

sebanyak 1 unit dan Uninterupted Power Suply (UPS) sebanyak 2 unit.

3. Panjang FlyOver / Underpass/Terowongan yang Dibangun, target semula adalah 1.285,2 m

berubah menjadi 1,195.0 m dikarenakan Paket Duplikasi Overpas Kemang (Tol Serang Timur)

sepanjang 90.20 m pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Banten mengalami

pemotongan anggaran yang menyebabkan dihapusnya paket tersebut dalam RKAKL.

4. Panjang Jalan yang Dibangun, target semula 2,62 Km berubah menjadi 2.12 Km dikarenakan

desain Paket Pembangunan Jalan Akses Gedebage III sepanjang 0,5 Km pada Satker

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

60

2016

Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan Bandung masih belum selesai sehingga mengalami

pemotongan anggaran yang menyebabkan dihapusnya paket tersebut dalam RKAKL.

5. Panjang Jembatan yang Dibangun, target semula 260 M berubah menjadi 280 M dikarenakan

batalnya pelaksanaan Paket Pembangunan Jembatan Gantung pada Satker Pelaksanaan Jalan

Nasional Metropolitan II Jakarta sepanjang 100 m dan munculnya Paket Pembangunan

Jembatan Gantung Cipamingkis (Kab. Bogor) sepanjang 120 m. Sehingga menambah target

menjadi 280 m.

6. Jumlah Hektar Dukungan Pembebasan Lahan, target semula 0 Ha. berubah menjadi 59,65 Ha.

dikarenakan terdapat kesalahan penempatan output dukungan pembebasan lahan pada Satker

Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Jawa Barat dan Satker Pelaksanaan Jalan

Nasional Wilayah II Provinsi Banten.

4. 3. Perbandingan Kinerja Organisasi

Kinerja organisasi Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasiona IV Tahun Anggaran 2016 memiliki

perubahan jika dibandingkan dengan kinerja tahun anggaran 2015. Hal ini disebabkan oleh

perubahan nama output pada RKAKL Tahun Anggaran 2016 dan adanya paket long segmen. Berikut

adalah tabel perbandingan kinerja organisasi Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI :

Tabel 4 - 3 Perbandingan Kinerja Organisasi

NO INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

REALISASI TA. 2015

REALISASI TA. 2016

KETERANGAN

1 Pemeliharaan Rutin Jalan 1489,22 Km 21,5 Km Pemeliharaan pada

masa transisi/swakelola

2 Pemeliharaan Rutin Kondisi - Km 440,65 Km Swakelola

3 Pemeliharaan Preventif - Km 1785,78 Km Paket Long Segmen

4 Rehabilitasi Jalan 58,98 Km - Km

Di tahun 2016, rehabilitasi jalan dibagi menjadi 2 yaitu rehabilitasi

minor dan rehabilitasi mayor

5 Rehabilitasi Minor - Km 52,61 Km Paket long segmen

6 Rehabilitasi Mayor - Km 72,17 Km Paket long segmen

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

61

2016

NO INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

REALISASI TA. 2015

REALISASI TA. 2016

KETERANGAN

7 Rehabilitasi Jembatan 271,10 m - m Tidak ada paket

rehabilitasi jembatan

8 Rekonstruksi Jalan 107,16 Km 36,3 Km -

9 Pemeliharaan Rutin Jembatan

33.791,85 m 27.145,7 m -

10 Pelebaran Jalan 100,59 Km 10,96 Km -

11 Pembangunan Fly Over/Underpass/Terowongan

260 M 275 M -

12 Peningkatan Jembatan - M 352,4 M

Pada tahun 2015 tidak ada output

peningkatan jembatan

13 Pembangunan Jalan 2.75 Km 2.10 Km -

14 jembatan yg mendapat penggantian

1074 m - m

Jembatan yang mendapatkan

penggantian di tahun 2016 masuk ke

output pembangunan

jembatan

15 Pembangunan Jembatan 102 m 280 m -

16 Pembangunan Jalan Bebas Hambatan

1.53 Km 0.83 Km -

17

Pembangunan / Pelebaran Jalan di Kawasan Strategis, Perbatasan, Wil. Terluar dan Terdepan

26.56 Km - Km

-

18 Dukungan pembebasan lahan - Ha. 42.90 Ha. -

19 Dokumen pengumpulan data jalan dan jembatan

13 Dokumen Dokumen Pada tahun 2016 masuk ke output

dokumen perencanaan teknis jalan dan jembatan

dan dokumen pengawasan teknis jalan dan jembatan

20 dokumen DED dan pengawasan

9 Dokumen Dokumen

21 Jumlah dokumen Penyiapan Dokumen Lingkungan Jalan dan Jembatan

1 Dokumen Dokumen

22 Dokumen Perencanaan Teknis jalan dan jembatan

- Dokumen 10 Dokumen -

23 Dokumen Pengawasan Teknis jalan dan jembatan

- Dokumen 33.81 Dokumen -

24 Pelaksanaan Pengujian/ Manajemen Mutu

5 Dokumen - Dokumen

Pada tahun 2016 masuk ke output

Pengelolaan Sistem Pelaksanaan

Pengujian dan Peralatan

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

62

2016

NO INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

REALISASI TA. 2015

REALISASI TA. 2016

KETERANGAN

25 Dokumen Pengelolaan Sistem Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan

- Dokumen 3 Dokumen -

26 Pelayanan Publik (PNBP) 12 Bulan

Layanan 12

Bulan Layanan

-

27 Jumlah Layanan Perkantoran (PNBP)

12 Bulan

Layanan -

Bulan Layanan

Pada tahun 2016 masuk ke output

Layanan Perkantoran

28 Bahan Jalan & Jembatan 1 Ton - Ton -

29 Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan

80 Unit 6 Unit

30 Dokumen Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Jalan Dan Jembatan

22 Dokumen 20 Dokumen -

31 Dokumen Penyiapan Perencanaan Program

5 Dokumen 5 Dokumen -

32 Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring)

436 Dokumen 449 Dokumen -

33 Layanan Perkantoran - Bulan

Layanan 12

Bulan Layanan

-

34 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

195 Unit 153 Unit -

35 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

191 Unit 215 Unit -

36 Gedung/Bangunan 1.507,57 M2 4.875,77 M2 -

37 Dukungan Pembebasan Lahan

- Ha 59,65 Ha -

4. 4. Analisis Kinerja Organisasi

Realisasi capaian Indikator Kinerja Output merupakan realisasi capaian kinerja dari kegiatan yang

dilaksanakan pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI, hasil pengukuran kinerjanya adalah

sebagai berikut :

1. Program, dalam penyusunan penetapan kinerja, program dikaitkan dengan program

penganggaran dalam DIPA.

2. Kegiatan, sebagaimana dicantumkan dalam DIPA Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI

bahwa kegiatan merupakan basis satuan kinerja yang terkecil dari kegiatan pokok, sasaran

maupun program dimana kinerja yang direncanakan harus disesuaikan dengan tingkat

pencapaian dari suatu kegiatan yang telah ditetapkan.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

63

2016

3. Indikator Kinerja DIPA Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI merupakan agregasi dari

kinerja masing-masing Satuan Kerja (Satker) yang berada di bawahnya.

4. Beberapa indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran kinerja penyelenggaraan jalan

pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :

a. Pemeliharaan Rutin Jalan

Manfaat :

Kegiatan pemeliharaan rutin jalan dilakukan untuk mempertahankan kondisi jalan agar

tetap mampu melayani pengguna jalan dengan aman dan nyaman sesuai dengan umur

rencana (design life) dan menjaga kemantapan jalan sehingga kinerja jalan tetap dapat

mendukung mobilitas penumpang dan barang yang pada akhirnya dapat meningkatkan

aksesibilitas dan perekonomian wilayah.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Pemeliharaan Rutin Jalan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

21,5 Km 21,5 Km 21,5 Km 100

Kendala :

Tidak ditemukan kendala yang berarti dalam pelaksanaan pemeliharaan rutin kondisi jalan.

b. Pemeliharaan Rutin Kondisi

Manfaat :

Kegiatan pemeliharaan rutin jalan dilakukan untuk mempertahankan kondisi jalan agar

tetap mampu melayani pengguna jalan dengan aman dan nyaman sesuai dengan umur

rencana (design life) dan menjaga kemantapan jalan sehingga kinerja jalan tetap dapat

mendukung mobilitas penumpang dan barang yang pada akhirnya dapat meningkatkan

aksesibilitas dan perekonomian wilayah.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

64

2016

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Pemeliharaan Rutin Kondisi)

Awal Revisi Capaian % Capaian

440,65 Km 440,65 Km 440,65 Km 100

Kendala :

Pada triwulan pertama terdapat beberapa kendala pada pemeliharaan rutin kondisi seperti

terdapat perubahan pada lokasi, sebagian PPK belum mulai melaksanakan paket kegiatan

swakelola tersebut, serta belum adanya serah terima ruas baru dan riwayat penanganan

jalannya masih belum diketahui pada Satker PJN Wilayah II Provinsi Jawa Barat sehingga

menyulitkan pejabat pembuat komitmen dalam melaksanakan kegiatan. Namun, pada

triwulan selanjutnya tidak terdapat kendala yang berarti sehingga pada triwulan 4 target

pemeliharaan rutin kondisi dapat tercapai.

Rencana Tindak :

Pelaksanaan pekerjaan pada output pemeliharaan rutin kondisi akan segera dilaksanakan

dengan memperhatikan kondisi terakhir jalan yang akan ditangani, proses informasi

realisasi dipercepat pada triwulan selanjutnya, serta memberikan rekomendasi kepada

Kepala Satker agar memberikan instruksi kepada kawaslap masing masing PPK dan Asisten

Umum untuk segera melakukan proses realisasi.

c. Pemeliharaan Preventif

Manfaat :

Kegiatan pemeliharaan Preventif dilakukan untuk mempertahankan dan mengembalikan

kondisi jalan agar tetap pada kondisi mantap serta memperpanjang umur rencana.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Pemeliharaan Preventif)

Awal Revisi Capaian % Capaian

1.785,78 Km 1.785,78 Km 1.785,78 Km 100

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

65

2016

Kendala :

Pada triwulan pertama terdapat kendala dalam pencapaian target pemeliharaan preventif

dikarenakan sebagaian paket pemeliharaan preventif baru terkontrak dan belum

melakukan penarikan uang muka seperti Paket Preservasi Rehab Mayor Jalan Bts. Kota

Serang - Jalan Daan Mogot - Jalan Otista (Ciputat) pada Satker PJN Metropolitan II Jakarta

dan Paket Preservasi Rekonstruksi Jln Cilodong/Bts Depok, Jln Sawangan Raya (Depok), Bts

Depok/Bogor pada Satker PJN Metropolitan III Jakarta, selain itu pemeliharaan preventif

merupakan paket long segmen yang jarak dan wilayah penanganan yang berbeda dan

cukup jauh sehingga menyulitkan kontraktor untuk melakukan mobilisasi. Permasalahan

lain yaitu cuara yang kurang baik, curah hujan yang sanggat tinggi sehingga di beberapa

lokasi ruas jalan nasional mengalami bencana alam seperti banjir,longsor dan ketinggian air

laut (rob), sehingga pelaksanaan pekerjaan memakan waktu pelaksanaan yang sangat lama

pada paket Pemeliharaan preventif Jalan Pasauran – Simp. Labuan – Cibaliung dan Citereup

– Tanjung Lesung di Satker PJN Wilayah II Banten. Kendala-kendala tersebut hanya terjadi

pada triwulan pertama saja, untuk triwulan selanjutnya tidak ditemui kendala yang berarti

sehingga target dapat dicapai.

Rencana Tindak :

a. Berkoordinasi dengan penyedia jasa untuk segera dilakukan proses pengajuan uang

muka.

b. Meminta masukan dari Balai tentang cara yang efektif dalam mengerjakan paket

tersebut dan meminta Kontraktor Pelaksana agar mempercepat proses pekerjaaan di

lapangan dengan menambah personil dan alat yang memadai.

c. Menginstrusikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk segera mempercepat

melakukan proses pelaksanaan pekerjaan tetapi tetap menjaga kualitas pekerjaan

melakukan penanganan sementara.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

66

2016

d. Rehabilitasi Minor

Manfaat :

Kegiatan Pemeliharaan Rehabilitasi Minor dilakukan untuk meningkatkan kuantitas dan

kualitas struktur/fisik jalan sehingga meningkatkan kinerja jalan dan pelayanan jalan

nasional yang dapat mendukung mobilitas penumpang dan barang.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Rehabilitasi Minor)

Awal Revisi Capaian % Capaian

52,61 Km 52,61 Km 52,61 Km 100

Kendala :

Tidak terdapat kendala yang berarti pada indikator kinerja rehabilitasi minor sehingga

target dapat dicapai 100%.

Rencana Tindak:

Tidak diperlukan rencana tindak untuk kegiatan rehabilitasi minor.

e. Rehabilitasi Mayor

Manfaat :

Kegiatan Pemeliharaan Rehabilitasi Minor dilakukan untuk meningkatkan kuantitas dan

kualitas struktur/fisik jalan sehingga meningkatkan kinerja jalan dan pelayanan jalan

nasional yang dapat mendukung mobilitas penumpang dan barang.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Rehabilitasi Mayor)

Awal Revisi Capaian % Capaian

72,17 Km 72,17 Km 72,17 Km 100

Kendala :

Kendala yang dihadapi pada kegiatan rehabilitasi mayor terjadi pada triwulan satu saja,

sedangkan pada triwulan berikutnya tidak ditemui kendala yang berarti sehingga target

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

67

2016

kinerja dapat dicapai 100%. Kendala tersebut diantaranya pada triwulan petama paket

kegiatan rehabilitasi mayor satker PJN Metropolitan I Jakarta masih dalam tahap proses

lelang, Paket Preservasi Rehabilitasi Mayor Jalan Ciawi (Jln Raya Tajur), Benda, Bts Kota

Cianjur, pada Satker PJN Metropolitan III Jakarta, terjadi keterlambatan penarikan uang

muka, serta terlambatnya update capaian realisasi oleh petugas e-monitoring.

Rencana Tindak :

1. Mempercepat evaluasi lelang dan melakukan tanda tangan kontrak.

2. Berkoordinasi dengan penyedia jasa untuk segera dilakukan proses pengajuan uang

muka.

3. Proses pengupdate-an oleh petugas hendaknya dilakukan secara berkala dan petugas

selalu aktif menanyakan info mengenai pelaksanaan kegiatan untuk pengupdate-an di

triwulan berikutnya.

f. Rekonstruksi Jalan

Manfaat :

Kegiatan rekonstruksi jalan berfungsi untuk meningkatkan umur rencana jalan, sehingga

kinerja jalan dan pelayanan jalan meningkat dan menjadi lebih mendukung mobilitas

penumpang dan barang.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Rekonstruksi Jalan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

36,3 Km 36,3 Km 36,3 Km 100

Kendala :

Tidak terdapat kendala yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan rekonstruksi jalan

sehingga target kinerja dapat dicapai 100%.

Rencana tindak :

Tidak diperlukan rencana tindak untuk kegiatan rekonstruksi jalan.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

68

2016

g. Pemeliharaan Rutin Jembatan

Manfaat :

Kegiatan pemeliharaan rutin jembatan berfungsi untuk menjaga kinerja jembatan sehingga

tetap dapat mendukung mobilitas penumpang dan barang.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Pemeliharaan Rutin Jembatan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

27.145,7 M 27.145,7 M 27.145,7 M 100

Kendala :

Tidak terdapat kendala yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan rutin

jembatan sehingga target kinerja dapat dicapai 100%. Namun, pada triwulan pertama

terjadi keterlambatan dalam mengupdate data emon oleh petugas.

Rencana tindak :

Proses pengupdate-an oleh petugas hendaknya dilakukan secara berkala dan petugas selalu

aktif menanyakan info mengenai pelaksanaan kegiatan untuk pengupdate-an di triwulan

berikutnya.

h. Pelebaran Jalan

Manfaat :

Kegiatan pelebaran jalan berfungsi untuk meningkatkan kapasitas jalan, sehingga dapat

menurunkan waktu tempuh pada koridor utama yang dilewati oleh pengguna jalan

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Pelebaran Jalan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

10,96 Km 10,96 Km 10,96 Km 100

Kendala :

Kendala dihadapi pada saat triwulan ke dua pada Paket Pelebaran Jalan Sumur-Cibaliung-

Cikeusik-Muara Binuangeun-Simpang-Bayah-Cibarenok-Batas Jabar yaitu Cuara yang

kurang baik, curah hujan yang sangat tinggi sehingga di beberapa lokasi ruas jalan nasional

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

69

2016

mengalami bencana alam seperti banjir, longsor dan ketinggian air laut (rob), sehingga

pelaksanaan pekerjaan memakan waktu pelaksanaan yang sangat lama.

Rencana Tindak :

1. Menginstrusikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk segera mempercepat

proses pelaksanaan pekerjaan tetapi tetap menjaga kualitas pekerjaan.

2. Kepala Satuan Kerja PJNW II BANTEN mengundang Kepala Satuan Kerja P2JN untuk

memrogramkan penanganan yang lebih efektif dan mengusulkan kepada pejabat

eselon 1 untuk menindaklanjuti dengan revisi anggaran DIPA.

i. Pembangunan Fly Over/Underpass/Terowongan

Manfaat :

Kegiatan pembangunan Fly Over baru berfungsi untuk meningkatkan kinerja jaringan jalan

yang pada akhirnya dapat meningkatkan aksesibilitas wilayah dan meningkatkan

perekonomian serta dapat menurunkan waktu tempuh koridor utama.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Pembangunan Fly Over/Underpass/Terowongan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

1.285,2 M 1,195.00 M 275 M 23.01

Kendala :

Kinerja yang dicapai pada kegiatan pembangunan flyover/underpass/terowongan hanya

tercapai sebesar 23,01 %, hal ini disebabkan karena belum terlaksananya proses lelang

Paket Pembangunan Flyover Pasir Gombong (MYC) pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional

Metropolitan I Jakarta sepanjang 700 m yang dikarenakan belum adanya MOU antara

pemerintah pusat dengan pemerintah daerah karena flyover tersebut bukan merupakan

jalan nasional serta terdapat pemotongan anggaran/self blocking pada paket Flyover Pasir

Gombong dan STS RE. Martadinata (Bogor) sehingga pembangunan flyover tersebut

dibatalkan/tidak dapat dilaksanakan.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

70

2016

Rencana tindak :

Segera berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai MOU Pembangunan Flyover Pasir

Gombong (MYC) agar kegiatan dapat dilaksanakan pada tahun anggaran 2017 dan

menganggarkan kegiatan pembangunan STS Jl. RE. Martadinata (Bogor) di tahun 2017.

j. Peningkatan Jembatan

Manfaat :

Kegiatan peningkatan jembatan dilakukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas

struktur/fisik Jembatan yang diharapkan akan meningkatkan kinerja jaringan jalan yang

pada akhirnya dapat meningkatkan aksesibilitas wilayah dan meningkatkan perekonomian

serta dapat menurunkan waktu tempuh koridor utama.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Peningkatan Jembatan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

646,9 M 646,9 M 352,4 M 54,47

Kendala :

Pada triwulan I dan triwulan II terdapat kendala pada Paket Peningkatan Jembatan Banjir

Kanal Pelbak pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan II Jakarta, yaitu adanya

usulan perubahan desain yang diajukan oleh Ditjen Sumber Daya Air. Satker juga melakukan

usulan untuk rekomposisi anggaran pada TA 2016 untuk memenuhi kebutuhan anggaran

sesuai nilai total kontrak. Selain itu kendala lain adalah batalnya kontrak Paket Peningkatan

Jembatan Cacing B dikarenakan penyedia jasa / kontraktor masuk dalam daftar perusahaan

blacklist, sehingga target sepanjang 294,5 m tidak tercapai.

Rencana Tindak :

Berkoordinasi dengan P2JN terkait review desain Paket Peningkatan Jembatan Banjir Kanal

Pelbak dan mempercepat proses rekomposisi anggaran, serta melakukan lelang ulang

untuk Paket Peningkatan Jembatan Cacing B.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

71

2016

k. Pembangunan Jalan

Manfaat :

Kegiatan pembangunan jalan baru dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kuantitas

jalan. BBPJN VI melakukan pembangunan jalan baru adalah untuk membuka jalan akses

menuju lokasi strategis nasional seperti pembangunan jalan akses Tol Cimanggis Nagrak,

Pembangunan Jalan Akses Bandara Kertajati dan Pembangunan Jalan Akses Gedebage.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Pembangunan Jalan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

2,62 Km 2.12 Km 2.10 Km 99,05

Kendala :

Kendala yang dihadapi BBPJN VI dalam melaksanakan kegiatan pembangunan jalan adalah

belum tersedianya lahan dan disain untuk paket Pembangunan Jalan Akses Kertajati,

sehingga hingga akhir tahun 2016 paket tersebut tidak dapat dilaksanakan, selain itu perlu

dilakukan review desain Paket Pembangunan Jalan Akses Gedebage 3.

Rencana tindak :

Sebelum memasukan suatu paket ke dalam program hendaknya perlu dicek kembali

readiness criteria agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar.

l. Pembangunan Jembatan

Manfaat :

Kegiatan pembangunan jembatan dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kuantitas

jalan.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Pembangunan Jembatan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

260 M 280 M 280 M 100

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

72

2016

Kendala :

Paket Pembangunan Jembatan Gantung pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional

Metropolitan II Jakarta batal dilaksanakan, karena adanya pemotongan anggaran. Pada

paket Pembangunan Jembatan Gantung Cipamingkis (Kab. Bogor) di Satker Pelaksanaan

Jalan Nasional Metropolitan III Jakarta kendala yang dihadapi adalah sedikitnya waktu yang

tersedia sehingga penyedia jasa harus ekstra bekerja keras agar target tercapai.

Rencana Tidak :

Berkoordinasi dengan penyedia jasa agar segera menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

m. Pembangunan Jalan Bebas Hambatan

Manfaat :

Kegiatan pembangunan jalan Bebas Hambatan berfungsi untuk meningkatkan kinerja

jaringan jalan yang pada akhirnya dapat meningkatkan aksesibilitas wilayah dan

meningkatkan perekonomian serta mengurangi waktu tempuh perjalanan.

Jalan Bebas Hambatan Akses Tanjung Priok berguna bagi sistem jaringan jalan dari dan

menuju pelabuhan Tanjung Priok serta mendukung jaringan jalan tol Lingkar Luar Jakarta

(JORR). Pada nantinya angkutan barang dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok tidak lagi

membebani jaringan jalan nasional di perkotaan.

Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu berfungsi untuk menyambungkan konektivitas jalan tol

Cileunyi ke Dawuan Cirebon dan mendukung rencana pembangunan Bandar Udara

Internasional Kertajati di Majalengka. Selain itu JBH ini juga akan mengurangi beban lalu

lintas Jalan Nasional Cileunyi Jatinangor Sumedang yang menghubungkan PKN Bandung

dengan PKW Cirebon

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Pembangunan Jalan Bebas Hambatan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

3,44 Km 3,44 Km 0.83 Km 24.13

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

73

2016

Kendala :

Kendala yang dihadapi dalam Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Tanjung Priok adalah

terjadinya cacat mutu beton pada seksi E2, secara kontraktual kontrak fisik telah berakhir

pada bulan November 2015 dan di perpanjang hingga Maret 2016 dan pembayaran Klaim

seksi NS Link belum dapat dilaksanakan.

Kendala yang dihadapi dalam Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu adalah

performa kontraktor Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Phase 1 mengalami

keterhambatan akibar intensitas hujan tinggi dan terdapat lahan yang belum terbebaskan

(tanah wakaf) serta Loan Agreement Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Phase 2 baru

ditandatangani tanggal 13 Juni 2016 dan penerbitan register loan tanggal 24 Juni 2016,

COW Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Phase 2 tanggal 18 Agustus 2016 dan advance

payment tanggal 14 September 2016, sehingga sampai saat ini progress Pembangunan

Jalan Bebas Hambatan Phase II baru sampai pada tahap mobilisasi.

Rencana Tindak :

Tindak lanjut yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan pada Pembangunan Jalan

Bebas Hambatan tanjung Priok adalah kontraktor telah menyatakan bertanggung jawab

penuh terhadap pembongkaran dan perbaikan cacat mutu beton dan secara kontraktural

sudah dilakukan proses perpanjangan masa konstruksi dengan pendampingan dari BPKP,

serta sedang dilakukan proses pembayaran Klaim seksi NS Link dengan meminta

persetujuan dari Kementerian Keuangan RI dan BPKP.

Tindak lanjut untuk menyelesaikan permasalahan pada Pembangunan Jalan Bebas

Hambatan Cisumdawu adalah pelaksanaan Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Phase 1

menjadi 3 shift kerja serta percepatan Pelaksanaan Pembangunan Jalan Bebas Hambatan

Phase 2.

n. Dukungan pembebasan lahan

Manfaat :

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjelaskan stasus aset sertifikat tanah jalan nasional di

lingkungan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Banten dan untuk

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

74

2016

membebaskan lahan yang dibutuhkan dalam Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota

Tasikmalaya.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Dukungan pembebasan lahan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

0 Ha. 59.65 Ha. 42.90 Ha. 71.91

Kendala :

Pada pengurusan asset sertifikat tanah terkendala di triwulan pertama karena menunggu

keputusan apakah kegiatan tersebut tetap dilaksanakan atau tidak jadi dilaksanakan, serta

terkendala revisi dipa dikarenakan salah penempatan output pada kegiatan tersebut. Selain

itu pembebasan lahan Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Tasikmalaya terkendala

desain yang masih direview oleh P2JN sehingga lahan belum dapat dibebaskan.

Rencana Tindak :

Berkoordinasi dengan P2JN agar mempercepat proses review desain Pembangunan Jalan

Lingkar Utara Kota Tasikmalaya.

o. Dokumen Perencanaan Teknis jalan dan jembatan

Manfaat :

Pelaksanakan kegiatan Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan bertujuan untuk

mengumpulkan data leger jalan nasional, pengumpulan data IRMS dan BMS, penyusunan

desain untuk mendukung pelaksanaan kegiatan fisik pembangunan/pemeliharaan jalan dan

jembatan, menyusun dokumen lingkungan sebagai syarat dari kelayakan pembangunan

infrastruktur jalan serta menyusun dokumen studi kelayakan yang bermanfaat untuk

mengkaji kelayakan suatu pekerjaan pembangunan infrastruktur yang membutuhkan

investasi besar.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

75

2016

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Dokumen Perencanaan Teknis jalan dan jembatan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

10 Dok. 10 Dok. 10 Dok. 100

Kendala :

Tidak terdapat kendala yang berarti dalam proses pelaksanaan penyusunan dokumen

perencanaan teknis jalan dan jembatan.

Rencana tindak :

Tidak dibutuhkan strategi khusus dalam mencapai target kinerja kegiatan perencanaan

teknis jalan dan jembatan.

p. Dokumen Pengawasan Teknis jalan dan jembatan

Manfaat :

Kegiatan pengawasan teknis jalan dan kegiatan bermanfaat untuk mengawasi dan

memonitoring kegiatan fisik di lapangan.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Dokumen Pengawasan Teknis jalan dan jembatan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

34 Dok 34 Dok 33.81 Dok 99.45

Kendala :

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengawasan teknis jalan nasional adalah batal

dilelangnya kegiatan Pengawasan Pembangunan Flyover Pasir Gombong pada Satker P2JN

Kota Metropolitan Jakarta dikarenakan belum adanya MOU terkait pembangunan flyover

tersebut serta batal lelangnya kegiatan Pengawasan Pembangunan Overpass Tol Serang

Timur (Kemang) MYC dikarenakan anggaran kegiatan fisik terkena

pemotongan/selfblocking.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

76

2016

Rencana Tindak :

Berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai MOU pembangunan Flyover Pasir Gombong

dan menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Pembangunan Overpass Tol Serang

Timur (kemang) di tahun yang akan datang.

q. Dokumen Pengelolaan Sistem Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Dokumen Pengelolaan Sistem Pelaksanaan Pengujian dan

Peralatan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

3 Dok. 3 Dok. 3 Dok. 100

Kendala :

Tidak terdapat kendala yang berarti dalam proses pelaksanaan penyusunan dokumen

Pengelolaan Sistem Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan.

Rencana tindak :

Tidak dibutuhkan strategi khusus dalam mencapai target kinerja kegiatan Pengelolaan

Sistem Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan.

r. Pelayanan Publik (PNBP)

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Pelayanan Publik (PNBP))

Awal Revisi Capaian % Capaian

12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100

Kendala :

Tidak terdapat kendala yang berarti dalam proses pelaksanaan Pelayanan Publik (PNBP).

Rencana tindak :

Tidak dibutuhkan strategi khusus dalam mencapai target kinerja kegiatan Pelayanan Publik

(PNBP).

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

77

2016

s. Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan

Manfaat :

Kegiatan pengadaan peralatan ini merupakan kegiatan penunjang penyelenggaraan jalan,

oleh karenanya manfaat dirasakan oleh para satker yang mendapatan manfaat dari bahan

dan peralatan tersebut. Namun peralatan disini lebih langsung mendukung fungsi utama

penyelenggaraan jalan, dibandingkan dengan peralatan dan fasilitas perkantoran.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

6 Unit 6 Unit 6 Unit 100

Kendala :

Pelaksanaan Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan sedikit terkendala dikarenakan

pengadaan alat survey kinerja pekerjaan jalan baru terkontrak pada tanggal 08 September

2016, namun target tetap dapat tercapai pada triwulan terakhir.

Rencana Tindak :

Berkoordinasi dengan penyedia agar pengadaan alat tersebut dapat berjalan lancar dan

target kinerja dapat tercapai.

t. Dokumen Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Jalan Dan Jembatan

Manfaat :

Kegiatan Monitoring dan evaluasi berfungsi untuk memonitor dan mengevaluasi kegiatan

penyelenggaraan jalan di wilayah Balai VI. Penerima manfaat utama, karena ini merupakan

program dukungan, maka penerima manfaat utama adalah para pelaksana lapangan (satker

fisik).

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Dokumen Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Jalan Dan

Jembatan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

20 Dok. 20 Dok. 20 Dok. 100

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

78

2016

Kendala :

Tidak terdapat kendala yang berarti dalam proses pelaksanaan Monitoring Dan Evaluasi

Pelaksanaan Jalan Dan Jembatan.

Rencana tindak :

Tidak dibutuhkan strategi khusus dalam mencapai target kinerja kegiatan Monitoring Dan

Evaluasi Pelaksanaan Jalan Dan Jembatan.

u. Dokumen Penyiapan Perencanaan Program

Manfaat :

Kegiatan Penyiapan Perencanaan Program merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan

tiap tahunnya. Penerima manfaat utama, karena ini merupakan program dukungan, maka

penerima manfaat utama adalah para Satuan Kerja di lingkungan BBPJN VI. Karena bila tidak

didukung oleh kegiatan ini, maka manajemen organisasi dalam hal ini penganggaran tidak

berjalan.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Dokumen Penyiapan Perencanaan Program)

Awal Revisi Capaian % Capaian

5 Dok. 5 Dok. 5 Dok. 100

Kendala :

Tidak terdapat kendala yang berarti dalam proses pelaksanaan Penyiapan Perencanaan

Program.

Rencana tindak :

Tidak dibutuhkan strategi khusus dalam mencapai target kinerja kegiatan Penyiapan

Perencanaan Program.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

79

2016

v. Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring)

Manfaat :

Membantu proses manajemen pelaksanaan paket-paket pekerjaan di lingkungan Balai

Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI dalam mengambil kebijaksanaan untuk mencapai

sasaran yang dituju.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring))

Awal Revisi Capaian % Capaian

406 Dok. 449 Dok. 449 Dok. 100

Kendala :

Tidak terdapat kendala yang berarti dalam proses pelaksanaan Penyiapan Pelaporan secara

Elektronik (e-Monitoring).

Rencana tindak :

Tidak dibutuhkan strategi khusus dalam mencapai target kinerja kegiatan Pelaporan secara

Elektronik (e-Monitoring).

w. Layanan Perkantoran

Manfaat :

Tersedianya layanan perkantoran untuk mendukung operasional perkantoran dan untuk

menunjang kegiatan-kegiatan administrasi pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Layanan Perkantoran)

Awal Revisi Capaian % Capaian

12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100

Kendala :

Tidak terdapat kendala yang berarti dalam proses pelaksanaan Layanan Perkantoran.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

80

2016

Rencana tindak :

Tidak dibutuhkan strategi khusus dalam mencapai target kinerja kegiatan Layanan

Perkantoran.

x. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

Manfaat :

Tersedianya sarana untuk menunjang kegiatan perkantoran.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi)

Awal Revisi Capaian % Capaian

151 Unit 154 Unit 153 Unit 99.35

Kendala :

Kegiatan pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi pada Satker Pelaksanaan

Jalan Nasional Metropolitan Bandung batal dilaksanakan dikarenakan menunggu revisi

DIPA sehingga setelah revisi DIPA keluar waktu yang tersisa tidak cukup untuk

melaksanakan pengadaaan dengan e-purchasing.

Rencana tindak :

Pelaksanaan pengadaan hendaknya dilakukan pada awal tahun agar dapat dilaksanakan.

y. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Manfaat :

Tersedianya sarana untuk menunjang kegiatan perkantoran.

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Peralatan dan Fasilitas Perkantoran)

Awal Revisi Capaian % Capaian

215 Unit 215 Unit 215 Unit 100

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

81

2016

Kendala :

Tidak terdapat kendala yang berarti dalam proses pelaksanaan Peralatan dan Fasilitas

Perkantoran.

Rencana tindak :

Tidak dibutuhkan strategi khusus dalam mencapai target kinerja kegiatan Peralatan dan

Fasilitas Perkantoran.

z. Gedung/Bangunan

Manfaat :

Kegiatan pengadaan gedung dan bangunan ini merupakan kegiatan penunjang

penyelenggaraan jalan, oleh karenanya manfaat dirasakan oleh para satker yang

mendapatkan manfaat dari pengadaan gedung dan bangunan tersebut. Manfaat ke

masyarakat tidak langsung karena merupakan program dukungan administrasi pelaksanaan

tugas sehari-hari

Indikator Kinerja Kegiatan :

Volume/Satuan (Gedung/Bangunan)

Awal Revisi Capaian % Capaian

4.875,77 M2 4.875,77 M2 4.875,77 M2 100

Kendala :

Tidak terdapat kendala yang berarti dalam proses pelaksanaan Gedung/Bangunan.

Rencana tindak :

Tidak dibutuhkan strategi khusus dalam mencapai target kinerja kegiatan

Gedung/Bangunan.

Analisis kinerja pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI dalam peningkatan kinerja bidang

jalan meliputi bagaimana meningkatkan kualitas jalan dan jaringan jalan untuk dapat melayani lalu-

lintas dengan sebaik-baiknya, diantaranya sebagai berikut :

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

82

2016

Tabel 4 - 4 Analisis Kinerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI

No. Analisis Kinerja Tindak Lanjut

1 Manajemen

Penyiapan organisasi Satker sebaik mungkin dengan tetap memperhatikan mengenai kompetensi dari seluruh personil Satker.

Perlunya penambahan personil teknis.

Meningkatkan komunikasi yang baik, melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan peraturan.

2 Perencanaan

Kecermatan dalam pembuatan program penyelenggaraan jalan terutama yang berbantuan luar negeri sehingga tidak terjadi penyimpangan waktu jadwal pelaksanaan.

Komitmen terhadap pencapaian kinerja.

Kurangnya pemahaman terhadap spesifikasi teknis.

Perlunya penerapan teknologi perkerasan yang cocok dan murah dari segi biaya untuk beban berat dan kondisi yang mendesak.

Pengoptimalan fungsi dari renstra dan Penetapan Kinerja sebagai pemberi arah untuk pencapaian visi dan misi organisasi.

Memastikan readiness kriteria (FS, DED, dokumen lingkungan, andalalin, lahan) apakah sudah siap atau belum

Meningkatkan prestasi capaian target

Koordinasi dengan P2JN terkait dengan kesiapan desain

3 Pengadaan

Masih banyak yang belum memahami atau interpretasi yang berbeda terhadap Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Pengadaan barang dan jasa yang terlambat dilaksanakan.

Keseragaman dalam pembuatan dokumen lelang dan seleksi yang mengacu pada Permen PU 07/KPTS/M/2011.

Proses evaluasi prakualifikasi dan pelelangan yang berlarut-larut.

Pemahaman gugur / tidaknya penawaran

Kurang intensifnya pemanfaatan dan pengembangan e-procurement baik di pusat maupun di daerah.

Mengikuti diklat/pelatihan pengadaan bagi anggota POKJA

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

83

2016

No. Analisis Kinerja Tindak Lanjut

4 Pelaksanaan

Perlunya percepatan pembebasan lahan.

Kemampuan kontraktor dan konsultan perlu diperhatikan.

Faktor Alam : Kondisi cuaca tidak menentu.

5 Pengawasan

Peran konsultan supervisi belum optimal

Meningkatkan Kemampuan teknis staf pengawas Satker / PPK.

Berkoordinasi dengan pihak perencanaan dan pengawasan (P2JN) dalam mengevaluasi tenaga ahli konsultan supervisi.

6 Evaluasi

Berjalannya sistem evaluasi kinerja belum efektif.

Belum adanya pemahaman yang komprehensif terhadap indikator-indikator kinerja.

Efisiensi penggunaan anggaran.

Masih minimnya referensi / SOP untuk melakukan evaluasi kinerja.

Saling berkoordinasi antar Satker dan PPK.

4. 5. Efisiensi dan Efektivitas

a. Nilai Efisiensi

Tabel 4 - 5 Perhitungan Nilai Efisiensi

NO INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Target Volume Realisasi Volume Pagu Anggaran Realisasi Anggaran

1 Pemeliharaan Rutin Jalan 21.50 Km 21.50 Km 5,630,400.00 4,748,969.48

2 Pemeliharaan Rutin Kondisi 440.65 Km 440.65 Km 28,658,854.00 28,507,949.22

3 Pemeliharaan Preventif 1,785.78 Km 1,785.78 Km 201,741,682.00 199,922,060.51

4 Rehabilitasi Minor 52.61 Km 52.61 Km 144,303,042.00 144,295,898.31

5 Rehabilitasi Mayor 72.17 Km 72.17 Km 340,173,304.00 338,294,897.73

6 Rekonstruksi Jalan 36.30 Km 36.30 Km 185,174,156.00 182,270,111.21

7 Pemeliharaan Rutin Jembatan 27,145.70 M 27,145.70 M 31,023,844.00 31,005,076.50

8 Pelebaran Jalan 10.96 Km 10.96 Km 99,118,411.00 93,191,219.00

9 Pembangunan Fly Over/Underpass/Terowongan

1,195.00 M 275.00 M 31,289,679.00 16,617,596.88

10 Peningkatan Jembatan 646.90 M 646.90 M 80,475,779.00 74,722,568.19

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

84

2016

NO INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Target Volume Realisasi Volume Pagu Anggaran Realisasi Anggaran

11 Pembangunan Jalan 2.12 Km 2.10 Km 254,379,820.00 247,907,998.05

12 Pembangunan Jembatan 260.00 M 257.73 M 27,562,942.00 26,904,721.50

13 Pembangunan Jalan Bebas Hambatan

3.44 Km 3.23 Km 1,450,915,386.00 1,063,343,209.13

14 Dukungan pembebasan lahan 59.65 Ha. 42.90 Ha. 155,000.00 149,998.20

15 Dokumen Perencanaan Teknis jalan dan jembatan

10.00 Dok 10.00 Dok 58,568,322.00 57,996,680.18

16 Dokumen Pengawasan Teknis jalan dan jembatan

34.00 Dok 33.45 Dok 150,414,177.00 100,616,319.12

17 Dokumen Pengelolaan Sistem Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan

3.00 Dok 3.00 Dok 5,453,939.00 4,879,738.96

18 Pelayanan Publik (PNBP) 12.00 Bln 12.00 Bln 684,310.00 680,965.13

19 Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan

6.00 Unit 6.00 Unit 8,260,000.00 8,259,934.55

20 Dokumen Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Jalan Dan Jembatan

20.00 Dok 20.00 Dok 21,812,539.00 17,635,420.55

21 Dokumen Penyiapan Perencanaan Program

5.00 Dok 5.00 Dok 14,787,703.00 14,325,382.95

22 Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring)

449.00 Dok 449.00 Dok 595,530.00 432,798.30

23 Layanan Perkantoran 12.00 Bln 12.00 Bln 156,668,618.00 139,856,994.40

24 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

154.00 Unit 153.00 Unit 1,913,349.00 1,697,666.10

25 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

215.00 Unit 215.00 Unit 830,198.00 695,487.76

26 Gedung/Bangunan 4,875.77 M2 4,875.77 M2 21,183,933.00 20,364,142.32

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

85

2016

Tabel 4 - 6 Perhitungan Nilai Efisiensi Lanjutan

NO INDIKATOR KINERJA KEGIATAN a= c= a/c 1-(a/c) (1-(a/c))x100

1 Pemeliharaan Rutin Jalan 84.35 100.00 0.84 0.16 15.65

2 Pemeliharaan Rutin Kondisi 99.47 100.00 0.99 0.01 0.53

3 Pemeliharaan Preventif 99.10 100.00 0.99 0.01 0.90

4 Rehabilitasi Minor 100.00 100.00 1.00 0.00 0.00

5 Rehabilitasi Mayor 99.45 100.00 0.99 0.01 0.55

6 Rekonstruksi Jalan 98.43 100.00 0.98 0.02 1.57

7 Pemeliharaan Rutin Jembatan 99.94 100.00 1.00 0.00 0.06

8 Pelebaran Jalan 94.02 100.00 0.94 0.06 5.98

9 Pembangunan Fly Over/Underpass/Terowongan

53.11 23.01 2.31 -1.31 -130.78

10 Peningkatan Jembatan 92.85 100.00 0.93 0.07 7.15

11 Pembangunan Jalan 97.46 99.06 0.98 0.02 1.62

12 Pembangunan Jembatan 97.61 99.13 0.98 0.02 1.53

13 Pembangunan Jalan Bebas Hambatan

73.29 93.90 0.78 0.22 21.95

14 Dukungan pembebasan lahan 96.77 71.92 1.35 -0.35 -34.56

15 Dokumen Perencanaan Teknis jalan dan jembatan

99.02 100.00 0.99 0.01 0.98

16 Dokumen Pengawasan Teknis jalan dan jembatan

66.89 98.38 0.68 0.32 32.01

17 Dokumen Pengelolaan Sistem Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan

89.47 100.00 0.89 0.11 10.53

18 Pelayanan Publik (PNBP) 99.51 100.00 1.00 0.00 0.49

19 Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan

100.00 100.00 1.00 0.00 0.00

20 Dokumen Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Jalan Dan Jembatan

80.85 100.00 0.81 0.19 19.15

21 Dokumen Penyiapan Perencanaan Program

96.87 100.00 0.97 0.03 3.13

22 Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring)

72.67 100.00 0.73 0.27 27.33

23 Layanan Perkantoran 89.27 100.00 0.89 0.11 10.73

24 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

88.73 99.35 0.89 0.11 10.69

25 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

83.77 100.00 0.84 0.16 16.23

𝑅𝐴𝐾

𝑃𝐴𝐾𝑥100%

𝑅𝑉𝐾

𝑇𝑉𝐾𝑥100%

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

86

2016

NO INDIKATOR KINERJA KEGIATAN a= c= a/c 1-(a/c) (1-(a/c))x100

26 Gedung/Bangunan 96.13 100.00 0.96 0.04 3.87

Nilai Efesiensi 27.27

Keterangan :

E : Efisiensi

a : Penyerapan Anggaran

c : Pencapaian Keluaran (Fisik)

RAK : Realisasi Anggaran per Keluaran

PAK : Pagu Anggaran per Keluaran

RVK : Realisasi Volume Keluaran

TVK : Target Volume Keluaran

n : Jumlah Jenis Keluaran

Sehingga,

𝑬 = 𝟐𝟕, 𝟐𝟕 %

𝟐𝟔 𝑶𝒖𝒕𝒑𝒖𝒕= 𝟏, 𝟎𝟒%

𝑵𝑬 = 𝟓𝟎 % + (𝟏, 𝟎𝟒 %

𝟐𝟎 𝐱 𝟓𝟎) = 𝟓𝟐, 𝟔𝟐 %

b. Analisa Penyerapan Anggaran

Penyerapan BBPJN IV pada pelaksanaan anggaran TA 2016 mencapai 84,87% diatas rata-rata

Direktorat Jenderal Bina Marga yaitu 83,58%, namun begitu masih terdapat satker yang realisasi

anggarannya dibawah rata-rata Direktorat Jenderal Bina Marga, yaitu Satker Pelaksanaan Jalan

Bebas Hambatan Cisumdawu sebesar 60,76%. Hal ini disebabkan oleh performa kontraktor

Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Phase 1 mengalami keterhambatan akibar intensitas hujan

tinggi, Loan Agreement Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Phase 2 baru ditandatangani tanggal

𝑅𝐴𝐾

𝑃𝐴𝐾𝑥100%

𝑅𝑉𝐾

𝑇𝑉𝐾𝑥100%

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

87

2016

13 Juni 2016 dan penerbitan register loan tanggal 24 Juni 2016, COW Pembangunan Jalan Bebas

Hambatan Phase 2 tanggal 18 Agustus 2016 serta advance payment tanggal 14 September 2016

sehingga penyerapan keuangan terhambat.

Tabel 4 - 7 Realisasi Anggaran TA. 2016

NO INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Pagu Anggaran Realisasi Anggaran

Presentase Penyerapan

BBPJN VI 3,321,774,917.00 2,819,323,804.23 84.87

1 Pemeliharaan Rutin Jalan 5,630,400.00 4,748,969.48 84.35

2 Pemeliharaan Rutin Kondisi 28,658,854.00 28,507,949.22 99.47

3 Pemeliharaan Preventif 201,741,682.00 199,922,060.51 99.10

4 Rehabilitasi Minor 144,303,042.00 144,295,898.31 100.00

5 Rehabilitasi Mayor 340,173,304.00 338,294,897.73 99.45

6 Rekonstruksi Jalan 185,174,156.00 182,270,111.21 98.43

7 Pemeliharaan Rutin Jembatan 31,023,844.00 31,005,076.50 99.94

8 Pelebaran Jalan 99,118,411.00 93,191,219.00 94.02

9 Pembangunan Fly Over/Underpass/Terowongan

31,289,679.00 16,617,596.88 53.11

10 Peningkatan Jembatan 80,475,779.00 74,722,568.19 92.85

11 Pembangunan Jalan 254,379,820.00 247,907,998.05 97.46

12 Pembangunan Jembatan 27,562,942.00 26,904,721.50 97.61

13 Pembangunan Jalan Bebas Hambatan 1,450,915,386.00 1,063,343,209.13 73.29

14 Dukungan pembebasan lahan 155,000.00 149,998.20 96.77

15 Dokumen Perencanaan Teknis jalan dan jembatan

58,568,322.00 57,996,680.18 99.02

16 Dokumen Pengawasan Teknis jalan dan jembatan

150,414,177.00 100,616,319.12 66.89

17 Dokumen Pengelolaan Sistem Pelaksanaan Pengujian dan Peralatan

5,453,939.00 4,879,738.96 89.47

18 Pelayanan Publik (PNBP) 684,310.00 680,965.13 99.51

19 Bahan dan Peralatan Jalan dan Jembatan

8,260,000.00 8,259,934.55 100.00

20 Dokumen Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Jalan Dan Jembatan

21,812,539.00 17,635,420.55 80.85

21 Dokumen Penyiapan Perencanaan Program

14,787,703.00 14,325,382.95 96.87

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

88

2016

NO INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Pagu Anggaran Realisasi Anggaran

Presentase Penyerapan

22 Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring)

595,530.00 432,798.30 72.67

23 Layanan Perkantoran 156,668,618.00 139,856,994.40 89.27

24 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

1,913,349.00 1,697,666.10 88.73

25 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 830,198.00 695,487.76 83.77

26 Gedung/Bangunan 21,183,933.00 20,364,142.32 96.13

Meskipun realisasi anggaran BBPJN VI sudah diatas rata-rata realisasi keuangan Direktorat

Jenderal Bena Marga, namun jika dilihat dari masing-masing indikator kinerja masih terdapat

penyerapan yang dibawah rata-rata sebagai berikut :

Realisasi keuangan untuk indikator kinerja output Pembangunan Fly

Over/Underpass/Terowongan dapat dikategorikan cukup karena progressnya hanya

53,11%. Hal ini disebabkan oleh tidak terserapnya Pembangunan Flyover Pasir Gombong

(MYC) pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan I Jakarta sebesar Rp

5.733.752.000,- karena belum adanya MOU terkait pembanganan flyover tersebut, serta

Pembangunan STS Jl. RE. Martadinata (Bogor) pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional

Metropolitan II Jakarta karena terkena pemotongan anggaran dan self blocking sebesar Rp

3.120.772.000,-.

Realisasi keuangan untuk indikator kinerja output Pembangunan Jalan Bebas Hambatan

dapat dikategorikan baik dan perlu sedikit perbaikan karena progress keuangannya hanya

73,29%. Hal ini disebabkan oleh Paket Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu

Phase II yang hanya mampu menyerap sebesar Rp 401.703.060.000,- dari pagu sebesar Rp

712.700.000.000,- dikarenakan Loan Agreement Pembangunan Jalan Bebas Hambatan

Phase 2 baru ditandatangani tanggal 13 Juni 2016 dan penerbitan register loan tanggal 24

Juni 2016, COW Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Phase 2 tanggal 18 Agustus 2016 dan

advance payment tanggal 14 September 2016, sehingga sampai saat ini progress

Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Phase II baru sampai pada tahap mobilisasi.

Realisasi keungan untuk indikator kinerja output Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan

dapat dikategorikan baik dan perlu sedikit perbaikan karena progress keuangannya hanya

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

89

2016

66,89%. Hal ini disebabkan karena Paket Pengawasan/supervisi Pembangunan Jalan Bebas

Hambatan Cisumdawu hanya mampu menyerap sebesar Rp. 2.637.031.000,- dari pagu

sebesar Rp 29.183.265.000 dikarenakan pekerjaan fisik yang pelaksanaannya baru sampai

pada tahap mobilisasi saja, serta sebagian dana terkena sef blocking, Paket Supervisi

Konstruksi Pembangunan Jembatan Overpass Tol Serang Timur (Kemang) MYC yang

penyerapannya 0% dengan pagu Rp 1.552.886.000,- dikarenakan batalnya lelang

pembangunan fisik paket tersebut dikarenakan pemotongan anggaran, dan Paket

Pengawasan/Supervisi Pembangunan Flyover Pasir Gombong (MYC) penyerapannya 0%

dengan pagu Rp 817.830.000,- dikarenakan belum lelangnya paket fisik karena MOUnya

belum ada.

c. Informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian kinerja Unit Kerja

Tabel 4 - 8 Alokasi Anggaran Tahun 2012 – 2015 Bidang Jalan dan Jembatan

No Tahun

DIPA

DIPA

Awal/PK (Rp)

DIPA Revisi

Akhir (Ribu Rp)

Realisasi

Anggaran

(Ribu Rp)

Sisa Anggaran

(Ribu Rp)

Persentasi

Realisasi

Anggaran (%)

1 2012 3.537.343.092 3.567.189.703 2.534.648.620 1.032.541.080 71,05

2 2013 4,359,235,649 4,351,502,707 3,904,135,851 447,366,856 89,72

3 2014 3.191.122.001 3.551.565.327 3.335.766.353 215.798.974 93,92

4 2015 2.904.357.646 4.676.090.541 3.847.443.561 828.646.980 82.28

5 2016 2,836,406,504 3,321,774,917 2,819,323,804 502,451,113 84.87

Anggaran BBPJN VI yang meningkat secara signifikan dari tahun 2012 kembali meningkat menjadi

4.3 T di TA 2013. Di tahun 2013 terjadi peningkatan signifikan akibat adanya dana On-top untuk

pelebaran jalan Jabar selatan sebesar 1 Trilyun Rupiah. DIPA pada tahun 2014 mengalami

penurunan kembali menjadi 3.2 T yang bahkan lebih rendah dari DIPA 2012. Sedangkan pada tahun

2015 DIPA BBPJN VI mengalami penurunan kembali yaitu 2.9 T. Kemudian pada tahun 2016 DIPA

BBPJN VI mengalami penurunan menjadi 2.8 T dan setelah direvisi menjadi 3,3 T.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

90

2016

Realisasi penyerapan anggaran TA. 2016 adalah 84,87% dimana masalah utama penyerapan ada

pada penyerapan pelaksanaan JBH Cisumdawu dan batal terlaksananya kegiatan Pembangunan

Flyover Pasir Gombong, Pembangunan STS Jl. RE. Martadinata (Bogor) dan Pembangunan Overpass

Serang Timur (Kemang). Jika dibandingkan antara penyerapan anggaran dengan pencapaian

kinerja, korelasinya adalah berbanding lurus, artinya jika kinerja tercapai (100%) maka penyerapan

anggarannya akan tinggi begitupun sebaliknya jika kinerja tidak tercapai maka penyerapan

anggarannya pun akan kecil.

BAB 5

PENUTUP

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

92

2016

5. 1. Permasalahan dan Kendala Utama

Dokumen LaKIP ini akan ditutup dengan kesimpulan terkait permasalahan dan kendala yang

dihadapi dalam pencapaian kinerja di TA. 2016 sebagai berikut :

a. Penghematan di tahun 2016 menyebabkan terhambatnya pelaksanaan kegiatan di lingkungan

BBPJN VI, salah satunya adalah penghematan self blocking yang menyebabkan batalnya

pelaksanaan Pembangunan STS JL. RE Martadinata (Bogor) dan Pembangunan Overpass Tol

Serang Timur (Kemang).

b. Pembebasan lahan untuk Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Tasikmalaya belum dapat

dilaksanakan dikarenakan review desain yang belum selesai.

c. Desain Pembangunan Jalan Akses Kertajati dan Pembangunan Jalan Akses Gedebage 3 yang

belum selesai menyebabkan diusulkannya untuk dilakukan penghematan atau pemotongan

anggaran pada paket tersebut sehingga batal dilaksanakan.

d. Terlambatnya penerbitan loan agreement dan register loan sehingga Pembangunan Jalan

Bebas Hambatan Phase II baru terkontrak pada tanggal 18 Agustus 2016 dan pembayaran uang

muka pada tanggal 14 September 2016 yang menyebabkan sampai saat ini pelaksanaan baru

pada tahap mobilisasi.

e. Belum terbitnya MOU mengenai Pembangunan Flyover Pasir Gombong sehingga paket

tersebut batal dilaksanakan.

5. 2. Langkah ke Depan/Harapan

Berkaitan dengan apa yang telah dijabarkan pada subbab 5.1 dapat disimpulkan bahwa

permasalahan utama pada penyelenggaraan jalan TA 2016 adalah permasalahan pembebasan

lahan yang belum selesai dan desain yang belum siap. Hal ini berdampak siginfikan terhadap

penilaian kinerja Unit Eselon II Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI. Dengan memperhatikan

hal tersebut di atas maka agar kinerja yang ditargetkan tercapai haruslah didahului dengan

perencanaan dan persiapan yang matang. Readiness kriteria dari kegiatan yang akan dilaksanakan

harus sudah siap dan layak untuk dieksekusi, sebelum kegiatan tersebut diprogramkan.

BAB V PENUTUP

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

93

2016

Harapan dari penyusunan dokumen LaKIP ini adalah Dokumen LaKIP benar-benar digunakan

sebagai perangkat evaluasi kinerja dan sebagai bahan evaluasi dalam rangka peningkatan

pelaksanaan tahun-tahun selanjutnya. Permasalahan yang sudah terjadi bertahun-tahun sudah

seharusnya tidak terulang lagi karena permasalahan sudah diketahui dan cara mengatasi masalah

tersebut juga sudah sedikit banyak dicoba dan dipahami.

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

94

2016

Lampiran yang disajikan di akhir laporan memuat:

1. Lampiran Formulir Pernyataan penetapan Kinerja

2. Penetapan Kinerja (Formulir PK)

3. Lampiran Formulir Pengukuran Kinerja

4. Lampiran visualisasi foto dan keterangan foto pelaksanaan kegiatan (0%, 50%, dan 100%)

LAMPIRAN

LaKIP BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV

95

2016

LAKIP BBPJN IV TA 2016

Bidang Perencanaan BBPJN VI

Jl. Sapta Taruna Raya No 21 Komp PU Pasar Jumat

12310 Ph: 021-7256548

[email protected]