lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/modul pendirian partai... · web viewdasar...

39
MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEMAHIRAN HUKUM PENDIRIAN PARTAI POLITIK LABORATORIUM HUKUM

Upload: buihanh

Post on 04-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

MODUL

PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEMAHIRAN HUKUM

PENDIRIAN PARTAI POLITIK

LABORATORIUM HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017

KATA PENGANTAR

Page 2: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

Laboratorium Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Malang memberi kesempatan kepada segenap mahasiswa untuk memperdalam

keilmuan yang dimiliki, terlebih khusunya secara teknis di lapangan.

Salah satu yang menjadi agenda rutin Laboratorium Hukum Fakultas

Hukum Universitas Muhammadiyah Malang adalah dengan mengadakan

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum, sebagai salah satu bentuk untuk

menjadikan mahasiswa mahir dalam bidang hukum dalam dunia kerja yang

sesungguhnya kelak. Sehingga mampu memecahkan permasalahan-permasalahan

yang nyata ditemukan dan tidak hanya memahami sebatas teori semata. Untuk

itulah dibuat sebuah buku pegangan untuk pelaksanaan Pendidikan dan Latihan

Kemahiran Hukum.

Sebagai sebuah hal yang dibuat oleh manusia tentulah buku pegangan

Pendiidkan dan Latihan Kemahiran Hukum ini bukan sebuah hal sempurna, oleh

karenanya membutuhkan banyak evaluasi dan masukan, sehingga buku pegangan

ini menjadi sebuah buku pegangan yang tetap bisa digunakan keberadaannya

secara akademik. Dan kepada semua pihak yang turut memberikan sumbangsih

terhadap keberadaannya buku pegangan ini kami sampaikan banyak terimakasih.

Malang, 20 Februari 2017

Tim Penyusun

Lab Hukum FH-UMM

Tim Penyusun

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page ii

Page 3: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

Modul Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum 2017

Penanggung Jawab

Dekan Fakultas Hukum : Dr. Sulardi, SH.,M.Si

Pembantu Dekan I : Dr. Tongat, SH.,M.Hum

Pembantu Dekan II : Fifik Wiryani, SH.,M.Hum.,M.Si

Pembantu Dekan III : Sofyan Arif, SH.,M.Kn

Kepala Program Studi FH : Nu’man Aunuh, SH.,M.Hum

Sekretaris Program Studi FH : Ratri Novita R Dianti, SH.,MH

Kepala Laboratorium FH : Bayu Dwiwiddi Djatmiko, SH.,M.Hum

Divisi Praktikum : Cholidah, S.H.,M.H

Pelaksana

1. Radhityas Kharisma Nuryasinta, S.H

2. Yohana Puspitasari W, S.H

3. Kasyful Qulub, S.H

4. Sunarto Efendi, S.H

5. Husnul Khatimah, S.H.,S.Sy

6. Muhammad Luthfi, S.H.,S.Sy

7. Fazat Aziza, S.H.,S.Sy

8. Febrianika Maharani, S.H

Diterbitkan Oleh :

Laboratorium Fakultas Hukum

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

2017

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page iii

Page 4: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada

masa demokrasi belum dikenal (lagi)1, tidak ada ruang bagi kehidupan partai

politik. Seiring perkembangan kepolitikan dunia, dan tuntutan hak hak warga

negara dalam berdemokrasi, partai politik pun mulai muncul. Status dan

peranan partai politik yang sangat penting dalam setiap sistem demokrasi.

Partai memainkan peran penghubung yang sangat strategis antara proses-

proses pemerintahan dengan warga negara. Bahkan banyak yang berpendapat

bahwa partai politiklah yang sebetulnya menentukan demokrasi, seperti

dikatakan oleh Schattscheider (1942), “Political parties created democracy”.

Karena itu, partai merupakan pilar yang sangat penting untuk diperkuat

derajat pelembagaannya (the degree of institutionalization) dalam setiap

sistem politik yang demokratis. Bahkan, oleh Schattscheider dikatakan pula,

“Modern democracy is unthinkable save in terms of the parties”.

Partai politik baru muncul pada abad sembilan belas ditandai dengan

semakin berkembangnya lembaga-lembaga perwakilan dan meningkatnya

frekuensi pemilihan umum dan meluasnya hak mereka yang bisa mengambil

bagian dalam pemilihan umum. Ada alur-alur pendapat, kelompok-kelompok

rakyat, masyarakat-masyarakat yang dikelompokkan karena memiliki aliran

filsafat tertentu, ada kelompok-kelompok di dalam parlemen, tetapi belum

ada partai politik dalam artian sebenarnya. Namun menurut catatan para ahli

pada tahun 1950-an semua negara bagian di dunia sudah memiliki partai

1 Pada abad ke V SM, di negara Yunani telahdikenal dan diselenggarakan demokrasi secara langsung, semua warga negara kecuali anak anak, budak dan perempuan mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat. Namun Demokrasi seolah lenyap setelah Romawi berkuasi, dan memasuki abad peretengahan ( X-XV), bahkan negara negara pada masa itu diselenggarakan secara otoriter dan absulut. Kebangkitan demokrasi ditandai dengan runtuhnya rezim otoriter melalaui Revolusi Perancis 14 Juli 1789, yang melahirkan negara negara demokrasi. Hingga saat ini demokrasi terus menuju pada kesempurnaan dan mengalami pembaruan –pembaruan dalam menjalankannya.

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 1

Page 5: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

politik.2

Partai politik di Indonesia merupakan manifestasi dari kemerdekan

berkumpul dan berserikat sebagaimana amanat konstitusi, yaitu Pasal 28E

ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan

mengeluarkan pendapat”. Kemudian dalam pasal 28 ditegaskan kembali

bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran

dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang”.

Sebagai undang-undang “pelaksana” hak tersebut, lahirlah undang-

undang partai politik, yaitu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang

Partai Politik, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik,

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, dan terakhir

Undang-Undang 8 Tahun 2011.

Sebagaimana disebutka di atas, bahwa partai politik memiliki peranan

penting dalam negara demokrasi, eksistensi partai politik di Indonesia setelah

terdapat dalam Pasal 6A ayat (2) dan Pasal 22E ayat (3) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia, yang menyatakan :

1. Pasal 6A ayat (2) : Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden

diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta

pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum.

2. Pasal 22E ayat (3) : Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota

Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah adalah partai politik.

Ketentuan di atas menunjukkan bahwa proses pemerintahan akan

berjalan dengan adanya partai politik. Selain itu, dalam hubungannya dengan

kegiatan bernegara, peranan partai politik sebagai media dan wahana tentulah

sangat menonjol. Di samping faktor-faktor yang lain seperti pers yang bebas

dan peranan kelas menengah yang tercerahkan, dan sebagainya, peranan

partai politik dapat dikatakan sangat menentukan dalam dinamika kegiatan

bernegara. Pertai politik betapapun juga sangat berperan dalam proses

2 Farchan Bulkin, 1985, Analisa kekuatan-kekuatan politik, Jakarta: Penerbit LP3ES.

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 2

Page 6: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

dinamis perjuangan nilai dan kepentingan (values and interests) dari

konstituen yang diwakilinya untuk menentukan kebijakan dalam konteks

kegiatan bernegara.3

Partai politik lah yang bertindak sebagai perantara dalam proses-proses

pengambilan keputusan bernegara, yang menghubungkan antara warga

negara dengan institusi-institusi kenegaraan. Menurut Robert Michels dalam

bukunya, “Political Parties, A Sociological Study of the Oligarchical

Tendencies of Modern Democracy”, “... organisasi ... merupakan satu-

satunya sarana ekonomi atau politik untuk membentuk kemauan kolektif”4.

Oleh karena itu maka sangat penting bagi mahasiswa untuk mengetahui

lebih dalam mengenai partai politik, khususnya pendiririan partai politik di

Indonesia. Berangkat dari latar belakang ini, maka melalui media Pendidikan

dan Latihan Kemahiran Hukum (PLKH) tentang Pendirian Partai Politik,

diharapkan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

mempunyai bekal dalam menyikapi permasalahan hukum mengenai Badan

Hukum khususnya dalam pendirian Perseroan Terbatas.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam pelaksanaan PLKH adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pengetahuan dan wawasan pada mahasiswa tentang pendirian

partai politik di Indonesia;

2. Memberikan pelatihan dan kemahiran hukum praktis kepada mahasiswa

terkait dengan prosedur pendirian partai politik di Indonesia.

C. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini sebagai berikut :3 Oleh Jimly Asshiddiqie, Dinamika Partai Politik Dan Demokrasi, Makalah, diakses dari

www.jimly.com.4 Robert Michels, dalam Jimly Asshiddiqie, Ibid.

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 3

Page 7: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pendirian partai politik

di Indonesia;

2. Mahasiswa menguasai konsep dan teknik pengajuan pendirian partai

politik di Indonesia;

3. Mahasiswa mampu mengetahui tahapan dan alur pendirian partai politik di

Indonesia.

D. Ketentuan Penilaian

Adapun ketentuan penilaian sebagai berikut :

1. Kehadiran (Presensi)

Materi Nilai

Stadium General 25 %

Pelatihan 1 25 %

Pelatihan II 25 %

Pelatihan III 25 %

Total 100 %

2. Tugas

Materi Nilai

Resume Stadium General 25 %

Tugas Pelatihan 1 25 %

Tugas Pelatihan II 25 %

Tugas Pelatihan III 25 %

Total 100 %

3. Keaktifan

Materi Nilai

Stadium General 70 %

Pelatihan 1 10 %

Pelatihan II 10 %

Pelatihan III 10 %

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 4

Page 8: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

Total 100 %

4. Pembagian

Materi Nilai

Kehadiran 100 %

Tugas 100 %

Keaktifan 100 %

Total 300 %

Nilai Akhir = Kehadiran + Tugas + Keaktifan = 100 %

30

5. Nilai Angka

ANGKA HURUF

0-20 E

21-40 D

41-50 C

51-60 C+

61-70 B

71-80 B+

81-100 A

BAB II

PENDIRIAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 5

Page 9: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

A. Sejarah dan Dinamika Partai Politik di Indonesia

Pada umumnya perkembangan partai politik sejalan dengan

perkembangan demokrasi, yakni dalam hal perluasan hak pilih dari rakyat dan

perluasan hak-hak parlemen.5 Partai politik pada pertama kali lahir di negara

– negara Eropa barat. Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan

faktor yang perlu diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses politik,

maka partai politik telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi

penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di pihak lain.6

Partai politik di Indonesia memiliki sejarah perjalanan panjang.

Keberadaan partai politik di Indonesia dapat dilacak sejak masa penjajahan

Belanda. Pada masa itu sudah mulai berkembang kekuatan-kekuatan politik

dalam tahap pengelompokan yang diikuti dengan polarisasi, ekspansi, dan

pelembagaan. Partai politik di Indonesia lahir bersamaan dengan tumbuhnya

gerakan kebangsaan yang menandai era kebangkitan nasional. Berbagai

organisasi modern muncul sebagai wadah pergerakan nasional untuk

mencapai kemerdekaan. Walaupun pada awalnya berbagai organisasi tidak

secara tegas menamakan diri sebagai partai politik, namun memiliki program-

program dan aktivitas politik.7

Budi Utomo (berdiri pada 20 Mei 1908) dan Sarekat Islam (berdiri pada

1911) adalah contoh organisasi yang tidak secara tegas menyatakan diri

sebagai organisasi politik. Namun dalam perkembangan kedua organisasi

tersebut, program dan aktivitasnya telah merambah ke wilayah politik.8

5 Ichsanul Amal, 2012, Teori – Teori Mutakhir Partai Politik,Tiara Wacana: Yogyakarta, hal. 19.

6 Ibid7 Muchamad Ali Safa’at, Pembubaran Partai Politik Di Indonesia (Analisis Pengaturan

Hukum dan Praktik Pembubaran Partai Politik 1959 – 2004), Disertasi, Fakultas Hukum Program Pascasarjana Universitas Indonesia, hal. 119

8 Hal itu dapat dilihat dari keterlibatan kedua organisasi tersebut dalam Volksraad. Bahkan, pada 23 Juli 1916 BU dan SI telah melakukan aktivitas politik menuntut ketahanan Hindia Belanda guna menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia saat itu telah berpikir mandiri. Aksi itu dikenal dengan Weerbaar Actie. Wakil-wakil BU dan SI juga menjadi anggota koalisi radical concentratie di dalam Volksraad yang menuntut adanya Majelis Nasional sebagai parlemen pendahuluan untuk menetapkan hukum dasar sementara bagi Hindia Belanda.

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 6

Page 10: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

Keberadaan kedua organisasi politik tersebut diikuti dengan munculnya

berbagai organisasi partai politik, seperti Indische Partij (IP), Insulinde,

Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV), Partai Komunis

Indonesia (PKI), Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Indonesia Raya

(Parindra), Partai Indonesia (Partindo), Indische Sociaal Democratische Partij

(ISDP), Indische Katholijke Partij, Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), dan

Partai Rakyat Indonesia (PRI).

Kehidupan partai politik Indonesia sebelum kemerdekaan mulai menurun

setelah 1930. Hal itu terjadi karena kebijakan represif yang dijalankan oleh

Pemerintahan Kolonial Belanda. Gubernur Jenderal B.C. de Jonge (1931) dan

A.W.L. Tjarda van Starkenborg Stachouwer (1936) menolak memberi

pengakuan pada organisasi pergerakan nasionalis. Pada masa-masa ini banyak

partai politik yang dibubarkan karena dianggap membahayakan keamanan,

ketertiban, dan stabilitas pemerintahan. Di antara partai-partai yang ada pada

masa pemerintahan kolonial Belanda tersebut, yang pernah dibubarkan adalah

IP, PKI, dan PNI.9

Menurunnya aktivitas politik pada masa pemerintahan kolonial Belanda

terus berlanjut pada masa pendudukan Jepang. Pemerintahan pendudukan

Jepang melarang keras semua kegiatan politik, termasuk rapat-rapat yang

membicarakan organisasi dan struktur pemerintahan. Namun walaupun

demikian, tokoh-tokoh partai politik tetap berperan besar dalam usaha-usaha

mencapai kemerdekaan. Bahkan pada saat dibentuk BPUPK dan PPKI oleh

pemerintahan Jepang, yang keanggotaannya diisi oleh tokoh-tokoh nasional

yang sebelumnya merupakan pimpinan partai politik.

Pasca Indonesia merdeka, awalnya Presiden Soekarno menginginkan

adanya partai tunggal guna melaksanakan pembangunan yang disebutnya

sebagai “motor perjuangan rakyat”. Dalam pidatonya seperti yang dimuat

di Merdeka,  pada 25 Agustus 1945, Presiden Soekarno menginginkan partai

itu adalah Partai Nasional Indonesia. Namun, seiring masifnya proses

9 Adnan Buyung Nasution, 1995, Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia: Studi Sosio-Legal atas Konstituante 1956 – 1959, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, hal. 6 – 8.

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 7

Page 11: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

pembentukan KNIP di daerah-daerah, maka pembentukan PNI untuk

sementara ditunda.10 Hingga pada akhirnya para tokoh nasional menyadari

pentingnya partai politik dalam kehidupan bernegara. Kemudian atas usul

Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP), dikeluarkan

Maklumat Pemerintah 3 Nopember 1945 yang berisi pernyataan bahwa

pemerintah menyukai adanya partai-partai politik. Disebutkan pula bahwa

partai-partai politik diharapkan sudah terbentuk sebelum dilangsungkannya

pemilihan anggota badanbadan perwakilan yang direncanakan pada Januari

1946.

Setelah adanya Maklumat itu, terbentuklah sekitar 40 partai politik.11

Sejumlah partai politik yang telah ada sejak era Pergerakan Nasional, tumbuh

dengan kemasan yang baru. Partai-partai tersebut telah memiliki massa dan

basis pendukungnya sendiri-sendiri.

Pada masa diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, sistem

kepartaian Indonesia dilakukan penyederhanaan dengan Penpres No. 7 Tahun

1959 dan Perpres No. 13 Tahun 1960 yang mengatur tentang pengakuan,

pengawasan dan pembubaran partai-partai. Kemudian pada tanggal 14 April

1961 diumumkan hanya 10 partai yang mendapat pengakuan dari pemerintah,

Partai-partai yang diakui adalah PNI, NU, PKI, Partai Katolik, Partai

Indonesia, Partai Murba, PSII, dan IPKI. Selain itu juga dikeluarkan Keppres

Nomor 129 Tahun 1961 tentang Penolakan Pengakuan Partai-partai yang

memenuhi Perpres Nomor 13 Tahun 1960. Partai-partai yang ditolak

pengakuannya adalah PSII Abikusno, Partai Rakyat Nasional Bebasa Daeng

Lalo, dan Partai Rakyat Nasional Djodi Gondokusumo. Di samping itu,

melalui Keppres 440 Tahun 1961 diakui pula Partai Kristen Indonesia

(Parkindo) dan Persatuan Tarbiyah Islam (Perti).12 Sementara Masjumi dan

PSI dibubarkan setahun sebelumnya, yakni melalui Keppres Nomor 200/1960 10 Miriam Budiardjo, 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

hlm. 425.11 Jimly Asshiddiqie, 2005, Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Politik, dan

Mahkamah Konstitusi, Jakarta: Konstitusi Press, hal. 174.12 M. Rusli Karim, 1993, Perjalanan Partai Politik di Indonesia; Sebuah Potret Pasang-

Surut, Jakarta: Rajawali Press, hal. 149.

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 8

Page 12: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

yang diterbitkan Pada 17 Agustus 1960.

Dinamika partai politik pada masa Orde Baru ditandai dengan

dibubarkannya PKI pada tanggal 12 Maret 1966. Kemudian pada tanggal 20

Pebruari 1968 sebagai langkah peleburan dan penggabungan ormasormas

Islam yang sudah ada tetapi belum tersalurkan aspirasinya maka

didirikannyalah Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI). Selanjutnya pada

tanggal 9 Maret 1970, terjadi pengelompokan partai dengan terbentuknya

Kelompok Demokrasi Pembangunan yang terdiri dari PNI, Partai Katholik,

Parkindo, IPKI dan Murba. Kemudian tanggal 13 Maret 1970 terbentuk

kelompok Persatuan Pembangunan yang terdiri atas NU, PARMUSI, PSII,

dan Perti. Serta ada suatu kelompok fungsional yang dimasukkan dalam salah

satu kelompok tersendiri yang kemudian disebut Golongan Karya.

Adanya pembinaan terhadap parpol-parpol tersebut kemudian oleh

Presiden Soeharto diadakan perampingan parpol sebagai wadah aspirasi

warga masyarakat waktu itu, sehingga pada akhirnya dalam Pemilihan Umum

1977 terdapat 3 kontestan, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan

Partai Demokrasi Indonesia (PDI) serta satu Golongan Karya. Hingga

Pemilihan Umum 1977, pada masa ini peserta pemilu hanya terdiri

sebagaimana disebutkan diatas, yakni 2 parpol dan 1 Golkar. Selama masa

pemerintahan Orde Baru, Golkar selalu memenangkan Pemilu.

Berakhirnya Orde baru menjadi sebuah uforia partai politik.

Pembentukan partai politik yang sebelumnya dikungkung. Era Reformasi

yang melahirkan sistem multi-partai ini sebagai titik awal pertumbuhanpartai

yang didasari kepentingan dan orientasi politik yang sama di antara

anggotanya. Jumlah partai yang berpartisipasi pada pemilu 1999 adalah 48

partai, 24 partai yang mengikuti Pemilu 2004, dan 40 partai politik yang

mengikuti Pemilu 2009. Hal inimengindikasikan suburnya demokrasi yang

terjadi di Indonesia, terlepas dari tercapainya fungsi partai politik tersebut.

B. Tujuan dan Fungsi Partai Politik

Pembentukan partai politik merupakan implementasi atas hak

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 9

Page 13: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

kemerdekaan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat. Hal ini

diatur secara jelas dalam Pasal 28E ayat (3) dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada yang berbunyi bahwa “Setiap

orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

pendapat”.

Kemudian sebagai jaminan atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan

mengeluarkan pendapat lebih lanjut diatur dalam Undang–Undang Nomor 2

Tahun 2011 tantang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008

tentang Partai Politik.

Tujuan didirikannya partai politik diatur dalam pasal 10 ayat (1), ayat (2),

UU No. 2 Tahun 2011 yang meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, sebagai

berikut:

1) Tujuan umum partai politik adalah:

a. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana

yang dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia

c. Mengembangkan kehidupan berdemokrasi berdasarkan Pancasila

dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia; dan

d. Mewujudkan kesejahtraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

2) Tujuan khusus Partai Politik adalah:

a. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam

rangka penyelanggaraan kegiatan politik pemerintahan;

b. Memperjuangkan cita-cita Partai Politik dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan

c. Membangun etika dan budaya berpolitik dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Terdapat beberapa fungsi dari partai politik, Miriam Budiardjo

menjelaskan bahwa setidaknya ada empat fungsi partai politik yang terkait

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 10

Page 14: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

satu dengan yang lainnya, yaitu13: Pertama, sebagai sarana komunikasi

politik, dalam hal ini peran partai politik adalah sebagai “penggabungan

kepentingan“ (interest aggregation) dan “perumusan kepentinngan” (interests

articulation). Sebagai penggabung kepentingan berarti menyalurkan aneka

ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa

sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat berkurang. Kemudian

pendapat, ide-ide dan kebijakan atau aspirasi kebijakan itu diolah dan

dirumuskan sehingga dapat diharapkan mempengaruhi atau bahkan menjadi

materi kebijakan kenegaraan yang resmi. Pada intinya kedua pengertian

tersebut menyatakan bahwa komunikasi politik merupakan proses penyaluran

aspirasi. “Komunikasi politik ialah proses penyaluran aneka ragam pendapat

dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga

kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat berkurang” (Budiardjo, 2000:

163).

Kedua, sebagai sosialisasi politik (political socialization), Ide, visi dan

kebijakan strategis yang menjadi pilihan partai politik dimasyarakatkan

kepada konstituen untuk mendapatkan ‘feedback’ berupa dukungan dari

masyarakat luas. Terkait dengan sosialisasi politik ini, partai juga berperan

sangat penting dalam rangka pendidikan politik. Partai lah yang menjadi

struktur-antara atau ‘intermediate structure’ yang harus memainkan peran

dalam membumikan cita-cita kenegaraan dalam kesadaran kolektif

masyarakat warga negara.

Ketiga, sebagai sarana rekruitmen politik (political recruitment), fungsi

ini merupakan fungsi yang penting, baik bagi kontinuitas dan kelestarian

partai politik itu sendiri maupun untuk mencetak pemimpin bangsa dan wakil

rakyat yang berkualitas. Pada dasarnya partai dibentuk dalam rangka menjadi

“kendaraan” yang sah untuk menyeleksi kader-kader pemimpin negara dalam

posisi tertentu. Dalam hal ini Umar mengemukakan bahwa proses seleksi

pada dasarnya merupakan usaha yang sistematis yang dilakukan guna lebih

menjamin bahwa mereka yang diterima adalah yang dianggap paling tepat,

13Miriam Budiardjo, 2000, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, hal. 163-164.

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 11

Page 15: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

baik dengan kriteria yang telah ditetapkan ataupun jumlah yang dibutuhkan.14

Keempat, sebagai pengatur konflik (conflict management), nilai-nilai

(values) dan kepentingan-kepentingan (interests) yang tumbuh dalam

kehidupan masyarakat sangat beraneka ragam, rumit, dan cenderung saling

bersaing dan bertabrakan satu sama lain. Jika partai politiknya banyak,

berbagai kepentingan yang beraneka ragam itu dapat disalurkan melalui

polarisasi partai-partai politik yang menawarkan ideologi, program, dan

altrernatif kebijakan yang berbeda-beda satu sama lain. Artinya, sebagai

pengatur atau pengelola konflik (conflict management) partai berperan

sebagai sarana agregasi kepentingan (aggregation of interests) yang

menyalurkan ragam kepentingan yang berbeda-beda itu melalui saluran

kelembagaan politik partai.

Keempat fungsi partai politik diatas menunjukkan bahwa partai politik

adalah elemen yang penting untuk membangun kehidupan yang demokratis.

sampai saat ini Indonesia masih berproses dan mencari bentuk ideal menuju

kehidupan demokrastis (demokratisasi) idela sebagaimana dicitata-citakan

konstitusi. Tentunya “proses menuju” tersebut harus dilakukan dalam segala

sisi, termasuk dalam demokrasi internal partai politik.

C. Pendaftaran, Verifikasi, dan Pengesahan Partai Politik

Permohonan pendaftaran penyesuaian partai politik berbadan hukum

dan pendaftaran pendirian dan pembentukan partai politik baru menjadi

badan hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik

harus diajukan sekurang-kurangnya oleh Ketua Umum partai politik dengan

14 Husein Umar, 2005, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi Edisi Revisi dan Perluasan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, hal. 8-9

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 12

Page 16: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

mengisi formulir yang telah disediakan dan harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut.

1. Partai Politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 30 (tiga puluh)

warga Negara Indonesia yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau

sudah menikah dari setiap provinsi dan didaftarkan oleh paling sedikit 50

(lima puluh) orang pendiri yang mewakili seluruh pendiri partai politik

dengan akta notaris yang memuat:

a. Anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan kepengurusan pusat

partai politik;

b. Pendiri dan pengurus partai politik menyertakan 30% (tiga puluh

perseratus) keterwakilan perempuan.

2. Didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan

melampirkan:

a. Salinan akta notaris pendirian dan pembentukan partai politik

bermeterai cukup sebagaimana dimaksud dalam huruf A yang

memuat:

1) Pendiri

2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang

mencantumkan:

a) asas dan ciri partai politik;

b) visi dan misi partai politik;

c) nama, lambang atau tanda gambar partai politik;

d) tujuan dan fungsi partai politik;

e) organisasi, tempat kedudukan, dan pengambilan

keputusan;

f) kepengurusan partai politik;

g) mekanisme rekrutmen keanggotaan partai politik

dan jabatan politik;

h) sistem kaderisasi;

i) mekanisme pemberhentian anggota partai politik;

j) peraturan dan keputusan partai politik;

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 13

Page 17: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

k) pendidikan politik;

l) keuangan partai politik; dan

m) mekanisme penyelesaian perselisihan internal partai

politik (yang di dalamnya memuat Mahkamah Partai

Politik atau sebutan lain).

n) nama, lambang atau tanda gambar yang tidak

mempunyai persamaan pada pokoknya atau

keseluruhannya dengan nama, lambang atau tanda

gambaryang telah dipakai secara sah oleh partai

politik lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan, sebanyak 2 (dua) asli dan 5 (lima)

fotokopi;

o) kepengurusan pada setiap provinsi dan paling sedikit

75% dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang

bersangkutan dan paling sedikit 50% (lima puluh

perseratus) dari jumlah kecamatan pada

kabupaten/kota yang bersangkutan yang dibuktikan

dengan daftar kepengurusan partai politik:

i. pada setiap provinsi disertai

(1) Surat Keterangan dari Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik provinsi bersangkutan

yang menyatakan bahwa kepengurusan

partai politik tersebut benar telah dilaporkan

keberadaannya

(2) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang

dinyatakan sesuai dengan aslinya oleh

pejabat yang berwenang (antara lain pejabat

yang menandatangani KTP atau setingkat di

atasnya), pengadilan negeri, atau notaris

atas nama sekurang- kurangnya 3 (tiga)

orang fungsionaris utama, misalnya Ketua,

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 14

Page 18: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

Sekretaris, dan Bendahara.

ii. paling sedikit 75 % dari jumlah kabupaten/kota

pada provinsi yang bersangkutan disertai

(1) Surat Keterangan dari Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik kabupaten/kota

bersangkutan yang menyatakan bahwa

kepengurusan partai politik tersebut benar

telah dilaporkan keberadaannya

(2) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang

dinyatakan sesuai dengan aslinya oleh

pejabat yang berwenang (antara lain pejabat

yang menandatangani KTP atau setingkat di

atasnya), pengadilan negeri, atau notaris

atas nama sekurang- kurangnya 3 (tiga)

orang fungsionaris utama, misalnya Ketua,

Sekretaris, dan Bendahara.

iii. paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari

jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang

bersangkutan disertai:

(1) Surat Keterangan dari Camat bersangkutan

yang menyatakan bahwa kepengurusan

partai politik tersebut benar telah dilaporkan

keberadaannya.

(2) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang

dinyatakan sesuai dengan aslinya oleh

pejabat yang berwenang (antara lain pejabat

yang menandatangani KTP atau setingkat di

atasnya), pengadilan negeri, atau notaris

atas nama sekurang- kurangnya 3 (tiga)

orang fungsionaris utama, misalnya Ketua,

Sekretaris, dan Bendahara.

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 15

Page 19: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

p) Alamat kantor tetap pada tingkat pusat, provinsi dan

kabupaten/kota yang tidak berubah sampai tahapan

terakhir pemilihan umum yang dibuktikan dengan:

i. surat keterangan domisili partai dari

lurah/kepala desa setempat;

ii. bukti sah status kantor tersebut berupa sertifikat,

perjanjian sewa menyewa, perjanjian pinjam

pakai atau perjanjian lain yang berlaku.

q) Surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan

bahwa orang bersangkutan benar pendiri atau

pengurus dari partai tersebut dan tidak menjadi

pendiri, pengurus atau anggota partai lain.

r) Bukti rekening atas nama partai politik berupa

keterangan dari bank.

3. Dokumen sebagaimana tersebut pada di atas merupakan dokumen terbaru

yang diterbitkan setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008

tentang Partai Politik.

4. Dokumen yang telah diserahkan oleh partai politik menjadi milik negara

yang dikelola oleh Kementerian Hukum dan HAM dan tidak dapat ditarik

kembali.

Kemudian proses pendaftaran selanjutnya adalah sebagaimana berikut:

1. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menerima permohonan

pendaftaran penyesuaian partai politik berbadan hukum dan pendirian

dan pembentukan partai politik baru menjadi badan hukum pada

Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.

2. Penyerahan kelengkapan berkas permohonan pendaftaran paling lambat

diterima 7 (tujuh) hari kerja sebelum dilakukan penelitian dan/atau

verifikasi.

3. Dalam menerima pendaftaran, petugas pendaftaran:

a. memberikan tanda terima sementara berkas permohonan pendaftaran

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 16

Page 20: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

penyesuaian partai politik berbadan hukum dan pendaftaran

pendirian/pembentukan partai politik baru menjadi badan hukum yang

belum lengkap (Lampiran III);

b. memberitahukan kekurangan persyaratan administratif tersebut kepada

pemohon;

c. memberikan tanda terima bahwa partai politik yang bersangkutan telah

melengkapi persyaratan yang kurang (Lampiran IV);

d. mencatat dalam buku register permohonan pendaftaran penyesuaian

partai politik berbadan hukum dan pendaftaran pendirian/pembentukan

partai politik baru menjadi badan hukum, yang meliputi:

(1) nama pemohon/kuasanya;

(2) waktu dan tanggal permohonan;

(3) nama partai politik

(4) nama pengurus/pimpinan pusat partai politik;

(5) alamat tetap sekretariat partai politik;

(6) memproses permohonan pendaftaran penyesuaian partai politik

berbadan hukum dan pendaftaran pendirian/pembentukan partai

politik baru menjadi badan hukum yang telah lengkap.

Setelah partai politik baru melengkapi syarat syarat yang diatur dalam

undang-undang partai politik maka partai politik akan melaui tahapan

verifikasi, yaitu Verifikiasi pendirian partai politik atau untuk mendapatkan

badan hukum dan Verifikasi Kepesertaan pemilu. Penelitian dan/atau

verifikasi partai politik adalah pemeriksaan, pengujian dan pembuktian

kelengkapan dan kebenaran persyaratan partai politik yang dilakukan secara

administratif oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia bekerja

sama dengan instansi terkait, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat

(1), (2), dan (3) UU Partai Politik:

1) Kementerian menerima pendaftaran dan melakukan penelitian dan/atau verifikasi kelengkapan dan kebenaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 ayat (2).

2) Penelitian dan/atau verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 17

Page 21: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

dilakukan paling lama 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya dokumen persyaratan secara lengkap.

3) Pengesahan Partai Politik menjadi badan hukum dilakukan dengan Keputusan Menteri paling lama 15 (lima belas) hari sejak berakhirnya proses penelitian dan/atau verifikasi.

Verifikiasi pendirian partai politik atau untuk mendapatkan badan

hukum dan Verifikasi Kepesertaan pemilu. Verifikiasi pendirian partai

politik atau untuk mendapatkan badan hukum dilakukan oleh Kementrian

Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). sementara verifikasi

Kepesertaan pemilu tahun 2014 adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU)

beserta jajarannya KPU Tingkat Provinsi dan Kab/Kota yang syarat dan

proses verifikasi yang diatur dalam peraturan Mentri Nomor: M.HH-

04.AH.11.01 TAHUN 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan pendaftaran

Penyesuaian Partai Politik Berbadan Hukum dan Partai politik baru

Menjadi badan Hukum Berdasarkan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2011

tntang perubahan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai

Politik.

Adapun tahapan penelitian dan/atau verifikasi adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengesahkan pendaftaran penyesuaian partai politik berbadan

hukum dan partai politik baru menjadi badan hukum, Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia melakukan penelitian dan/atau

verifikasi terhadap partai politik pendaftar yang telah memenuhi

persyaratan.

2. Penelitian dan/atau verifikasi partai politik dilakukan secara administratif

dan periodik bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa

dan Politik Kementerian Dalam Negeri berkaitan dengan penerbitan surat

keterangan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik provinsi,

kabupaten/kota dan kecamatan.

3. Penelitian dan/atau verifikasi kelengkapan dan kebenaran persyaratan

partai politik dilakukan oleh Tim yang dibentuk oleh Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia.

4. Tugas Tim adalah memeriksa dan meneliti, baik secara administratif

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 18

Page 22: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

maupun substansial terhadap persyaratan permohonan pendaftaran

penyesuaian partai politik berbadan hukum dan pendaftaran partai politik

baru.

5. Dalam melakukan penelitian dan/atau verifikasi partai politik, Tim dapat

melakukan penelitian/verifikasi langsung kepada instansi atau kantor

yang menerbitkan persyaratan administratif pendaftaran penyesuaian

partai politik berbadan hukum dan pendirian dan pembentukan partai

politik baru yang dituangkan dalam berita acara penelitian (Lampiran V)

6. Penelitian dan/atau verifikasi partai politik dilakukan paling lama 45

(empat puluh lima) hari kerja.

Setelah proses verifikasi selesai baru dilakukan pengesahan -baik

penyesuaian partai politik berbadan hukum atau partai politik baru menjadi

badan hukum- sebagai berikut:

1. Pengesahan penyesuaian partai politik berbadan hukum dan partai politik

baru menjadi badan hukum dilakukan dengan menerbitkan Keputusan

Menteri Hukum dan Asasi Manusia dalam waktu paling lama 15 (lima

belas) hari kerja sejak berakhirnya proses penelitian dan/atau verifikasi.

2. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia disampaikan kepada

partai politik yang bersangkutan setelah menyerahkan bukti pembayaran

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

3. Salinan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia disampaikan

kepada:

a. Mahkamah Agung;

b. Mahkamah Konstitusi;

c. Menteri Dalam Negeri;

d. Komisi Pemilihan Umum;

e. Percetakan Negara untuk diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia;

D. Pedoman Mengenai Penggunaan Nama, Lambang Atau Tanda Gambar

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 19

Page 23: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

Partai Politik

Adapun pedoman mengenai penggunaan nama, lambang atau tanda

gambar partai politik adalah sebagai berikut:

1. Nama, lambang atau tanda gambar partai politik tidak boleh mempunyai

persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambing

atau tanda gambar partai politik lain.

2. Yang dimaksud dengan ”mempunyai persamaan pada pokoknya atau

keseluruhannya dengan nama, lambang atau tanda gambar partai politik

lain” adalah memiliki kemiripan yang menonjol dan menimbulkan

kesan adanya persamaan, baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara

penulisan maupun kombinasi antara unsur-unsur yang terdapat dalam

nama, lambing atau tanda gambar partai politik lain.

3. Dalam hal ada partai politik yang mempunyai persamaan pada

pokoknya dengan nama, lambang atau tanda gambar partai politik lain,

maka cara penyelesaiannya adalah:

(1) apabila ada persamaan pada pokoknya dengan nama, lambang atau

tanda gambar antara partai politik baru yang mendaftar dan partai

politik yang telah berbadan hukum, maka partai politik baru yang

mendaftar harus mengubah nama, lambang atau tanda gambarnya;

(2) apabila ada persamaan pada pokoknya dengan nama, lambang atau

tanda gambar antar partai politik yang mendaftar, maka partai

politik yang mendaftar kemudian harus mengubah nama, lambang

atau tanda gambarnya. Apabila hari dan tanggalnya sama, maka

yang dipergunakan sebagai pedoman adalah jam pada waktu

memasukkan permohonan pendaftaran.

4. Selain itu, partai politik juga dilarang menggunakan nama, lambang

atau tanda gambar yang sama dengan:

(1) bendera atau lambang negara Republik Indonesia. Yang dimaksud

dengan lambang negara Republik Indonesia adalah burung

Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Penggunaan sebagian dari gambar/simbol yang ada dalam lambing

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 20

Page 24: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

negara tidak termasuk dalam ketentuan ini.

(2) lambang lembaga negara atau lambang pemerintah. Yang dimaksud

dengan lambang lembaga negara adalah lambang dari lembaga-

lembaga negara yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan

perundangundangan lain. Misalnya: lambang MPR, DPR, DPD,

Presiden, BPK, MA, Mahkamah Konstitusi. Yang dimaksud

dengan lambang pemerintah adalah lambang instansi pemerintah,

seperti kementerian, lembaga pemerintah lain, dan pemerintah

daerah.

(3) nama, bendera, atau lambang negara lain dan nama, bendera, atau

lambang lembaga/badan internasional.

(4) nama, bendera, simbol organisasi gerakan separatis atau organisasi

terlarang; atau

(5) nama atau gambar seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Amal, Ichsanul. 2012. Teori – Teori Mutakhir Partai Politik. Tiara Wacana: Yogyakarta.

Asshiddiqie, Jimly. Dinamika Partai Politik Dan Demokrasi. Makalah. Diakses dari www.jimly.com.

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 21

Page 25: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PENDIRIAN PARTAI... · Web viewDasar Pemikiran Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada masa demokrasi

_______________. 2005. Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Politik, dan Mahkamah Konstitusi. Jakarta: Konstitusi Press.

______________. 2000. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Bulkin, Farchan. 1985. Analisa Kekuatan-Kekuatan Politik. Jakarta: Penerbit LP3ES.

Karim, M. Rusli. 1993. Perjalanan Partai Politik di Indonesia; Sebuah Potret Pasang-Surut, Jakarta: Rajawali Press.

Nasution, Adnan Buyung. 1995. Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia: Studi Sosio-Legal atas Konstituante 1956 – 1959. Jakarta: Pustaka Utama.

Safa’at, Muchamad Ali. Pembubaran Partai Politik Di Indonesia (Analisis Pengaturan Hukum dan Praktik Pembubaran Partai Politik 1959 – 2004). Disertasi. Fakultas Hukum Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

Umar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi Edisi Revisi dan Perluasan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page 22