plagiat merupakan tindakan tidak terpujipresiden. sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering...

57
i PERAN SOEKARNO DALAM DEMOKRASI TERPIMPIN TAHUN 1959-1966 MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: ARISTA SWASTI NIM: 101314027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

i

PERAN SOEKARNO DALAM DEMOKRASI TERPIMPIN

TAHUN 1959-1966

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

ARISTA SWASTI

NIM: 101314027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

iv

PERSEMBAHAN

Makalah ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak Tawino Santoso dan Ibu Suryatiningsih yang selalu memberikan

semangat dan doa demi keberhasilanku,

2. Kakakku Agus Prabowo dan Mbak Hedi Diana yang telah memberikan

dukungan kepadaku terima kasih semuanya,

3. Seluruh Keluarga Besar, sahabat dan someone special yang selalu

memberi semangat dan doanya kepadaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

v

MOTTO

Jangan hanya berharap yang terbaik, tetapi lakukanlah yang terbaik.

(Arista Swasti)

Orang lain saja bisa, kenapa kita tidak ?

(Arista Swasti)

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, aku akan memberi

kelegaan kepadamu.

(Matius 11:28)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

viii

ABSTRAK

PERAN SOEKARNO DALAM DEMOKRASI TERPIMPIN

TAHUN 1959-1966

Arista Swasti

Universitas Sanata Dharma

2015

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tiga permasalahan pokok,

yaitu: 1) Proses lahirnya Demokrasi Terpimpin; 2) Peran Soekarno dalam

Demokrasi Terpimpin; 3) Akhir dari Demokrasi Terpimpin.

Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode sejarah yang mencakup

lima tahapan yaitu perumusan judul, pengumpulan sumber, verifikasi (kritik

sumber), interpretasi, penulisan sejarah. Penulisan ini menggunakan pendekatan

politik dan ditulis secara deskriptif analitis.

Hasil penulisan ini menunjukkan1) Banyaknya sistem kepartaian di

Indonesia yang mengakibatkan adanya partai yang merusak negara sehingga

Soekarno membuat kebijakan yaitu mengganti Demokrasi Liberal ke Demokrasi

Terpimpin pada tanggal 5 Juli 1959 2) Soekarno dalam melaksanaan Demokrasi

Terpimpin menjadi pemegang inisiatif dari keseluruhan jalannya pemerintahan.

Soekarno mengatur keseimbangan kekuatan politik antara TNI AD dan PKI dan

berusaha tetap mengontrolnya agar salah satu tidak lebih dominan dari Presiden.

3) Persaingan antara TNI AD dengan PKI menyebabkan meletusnya Gerakan 30

September/PKI, dan sejak itu kekuasaan Soekarno merosot dan akhirnya jatuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

ix

ABSTRACT

SOEKARNO ROLE OF GUIDED DEMOCRACY (1959-1966)

Arista Swasti

Universitas Sanata Dharma

2015

This paper aims to describe and analyze three key issues, which are: 1) the

birth process of the guided democracy, 2) the role of Soekarno in guided

democracy 3) the end of the guided democracy

This paper was prepared using the historical method that include five

stages which were preparing the title, collecting resource, verification (source

criticism), interpretation, and historical writing. This paper used the political

approach and was written with descriptive analysis.

The results are: 1) guided democracy began since the President decree had

been is implemented on July 5, 1959 when Soekarno has a great power in his hand

2) Soekarno set the balance of political power between the military and PKI and

tried to keep control of them so they cannot be dominant, while President still be

the determinant factor (dominant) 3) The Competition between the PKI resulted,

while the power Soekarno slowly deersed and he feel down in the 30 September

Coup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan bimbingan-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Peran Soekarno Dalam Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966” dengan baik

dan lancar. makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak mungkin selesai tanpa

bantuan berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini saya mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan saran

dan dorongan untuk menyelesaikan makalah ini.

4. Drs. A.K. Wiharyanto, M.M., selaku dosen pembimbing yang telah sabar

membimbing dan memberikan banyak arahan serta masukan selama

penyusunan makalah ini.

5. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah

yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis

menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACK ............................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 5

B. Manfaat Penulisan ............................................................................................. 5

E.Sistematika Penulisan .......................................................................................... 6

BAB II LAHIRNYA DEMOKRASI TERPIMPIN

A.Gagalnya Konstituante ......................................................................................... 7

B. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ............................................................................. 10

BAB III PERAN SOEKARNO DALAM DEMOKRASI TERPIMPIN

A. Kebijakan Soekarno dalam bidang politik ...................................................... 14

B. Kebijakan Soekarno dalam bidang ekonomi ..................................................... 30

BAB IV AKHIR DARI DEMOKRASI TERPIMPIN ........................................... 25

A. Konflik- Konflik Politik ................................................................................... 24

B. Dampak dari Konflik Politik ............................................................................. 27

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

xiii

LAMPIRAN

A. Silabus .............................................................................................................. 35

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................. 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah Republik Indonesia Serikat (RIS) dibubarkan pada tanggal 15

Agustus 1950, maka bentuk negara Indonesia kembali ke dalam bentuk negara

kesatuan, sehingga menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan

menggunakan UUDS 1950. Berdasarkan UUDS 1950 sistem demokrasi yang

dianut adalah demokrasi parlementer. Dalam kabinet parlementer dipimpin oleh

seorang perdana menteri yang bertanggungjawab kepada DPR bukan kepada

Presiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet.

Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

politik penting sekali. Hal ini terjadi karena partai-partai besar menguasai suara

mayoritas di DPR. Bila kebijaksaaan pemerintah (kabinet) tidak disetujui DPR,

maka kabinet dapat dengan mudah dijatuhkan. Sementara dalam kenyataannya

partai-partai besar itu tidak selalu dalam satu haluan atau satu kepentingan.

Dengan demikian, sangat sulit untuk membentuk koalisi (kerja sama) antara

partai-partai besar.

Hal itu memuncak ketika akan kembali ke UUD 1945. Gagalnya usaha

untuk kembali ke UUD 1945 oleh Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa

politik yang mencapai klimaksnya dalam bulan Juni 1959, mendorong Presiden

Soekarno untuk menyatakan suatu keadaan yang membahayakan stabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

2

negara.1 Karena itu pada tanggal 5 Juli 1959, dalam suatu acara resmi di Istana

Merdeka, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit2 Presiden mengenai

pembubaran Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 dalam kerangka

sebuah sistem demokrasi yakni Demokrasi Terpimpin.

Demokrasi Terpimpin, terlepas dari pelaksanaannya yang dianggap otoriter,

dapat dianggap sebagai suatu alat untuk mengatasi perpecahan yang muncul dari

dalam politik Indonesia pada pertengahan tahun 1950-an. Untuk menggantikan

pertentangan antara partai-partai di parlemen, suatu sistem yang otoriter

diciptakan oleh Presiden Soekarno. Ia memberlakukan kembali UUD 1945 mulai

tahun 1959 dengan dukungan kuat dari AD. Akan tetapi, Soekarno menyadari

keterkaitannya dengan AD dapat membahayakan kedudukannya, sehingga

mendorong kegiatan-kegiatan dari kelompok-kelompok sipil sebagai

penyeimbang terhadap AD.

Di antara kelompok sipil ini yang paling utama adalah Partai Komunis

Indonesia (PKI) dan juga dari golongan agama meski tidak terlalu signifikan,

yaitu khususnya diwakili oleh Nahdatul Ulama (NU) yang bergabung dalam poros

Nasakom Soekarno semasa pemberlakuan Demokrasi Terpimpin. Meskipun

pemimpin PKI maupun AD mengaku setia kepada Presiden Soekarno, mereka

masing-masing terjebak dalam pertentangan yang tak terselesaikan.

1S. M. Amin, Indonesia Di Bawah Resim Demokrasi Terpimpin,Jakarta: Bulan Bintang, 1967,

hlm. 14. 2 Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang diumumkan setelah sidang Konstituante macet. Dekrit berasal

dari kata decretum (bahasa Latin) yang berarti maklumat (pemerintah) yang memuat suatu

keputusan penguasa, pengumuman kepada seluruh masyarakat atau seluruh dunia. Dekrit juga

dapat diartikan sebagai suatu keputusan pemerintah dengan dasar kekuasaan penuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

3

Soekarno berusaha mengumpulkan sebuah kekuatan politik yang saling

bersaing melalui Demokrasi Terpimpin dengan jalan turut membantu

mengembangkan kesadaran akan tujuan-tujuan nasional. Ia menciptakan suatu

ideologi nasional yang mengharapkan seluruh warga negara memberi dukungan

kesetiaan kepadanya. Pancasila ditekankan olehnya dan dilengkapi dengan

serangkaian doktrin seperti Manipol-Usdek dan Nasakom. Dalam usahanya

mendapat dukungan yang luas untuk kampanye melawan Belanda di Irian Barat

dan Inggris di Malaysia, ia menyatakan bahwa Indonesia berperan sebagai salah

satu pimpinan “kekuatan-kekuatan yang sedang tumbuh” di dunia, yang bertujuan

untuk menghilangkan pengaruh Nekolim (neokolonial dan imperialis). Sebagai

pemimpin bangsa, Soekarno bermaksud menciptakan suatu kesadaran akan tujuan

nasional yang akan mengatasi persaingan politik yang mengancam kelangsungan

hidup sistem Demokrasi Terpimpin.

Sampai dengan diberlakukannya kembali UUD 1945 pada bulan Juli 1959,

Soekarno adalah pemegang inisiatif politik, terutama dengan tindakan dan janji-

janjinya yang langsung ditujukan kepada pembentukan kembali struktur

konstitusional.3

Pada paruh kedua 1959, Soekarno semakin menonjolkan gagasan-

gagasannya. Dalam hal ini yang terpenting ialah pidato kenegaragaan Presiden

pada ulang tahun kemerdekaan RI tahun 1959 dan selanjutnya hasil kerja Dewan

Pertimbangan Agung (DPA) dalam penyusunan sistematis dalil-dalil yang

terkandung dalam pidato tersebut. Pidato kenegaraan yang berjudul Penemuan

3 Ibid., hlm. 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

4

Kembali Revolusi Kita, sebagai besar memuat alasan-alasan yang membenarkan

mengapa harus kembali ke UUD 1945. Sesungguhnya hanya sedikit tema-tema

baru dalam pidato Presiden, tetapi pidato itu penting karena berkaitan dengan

diberlakukannya kembali UUD 1945 tersebut.

Tiga bulan setelah pidato kenegaraannya itu, Soekarno menyatakan naskah

pidato itu menjadi “Manifesto Politik Republik Indonesia”. Bersamaan dengan itu

Soekarno mengesahkan rincian sistematikanya yang disusun oleh DPA. Dalam

pidato-pidatonya, Soekarno selalu mengungkapkan bahwa revolusi Indonesia

memiliki lima gagasan penting. Pertama: UUD 1945, kedua: Sosialisme ala

Indonesia, ketiga: Demokrasi Terpimpin, keempat: Ekonomi Terpimpin dan yang

kelima: Kepribadian Indonesia. Dengan mengambil huruf pertama masing-masing

gagasan itu, maka muncullah singkatan USDEK. “Manifesto politik Republik

Indonesia” disingkat “Manipol”, dan ajaran baru itu dikenal dengan nama

“Manipol-USDEK”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah-

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses lahirnya Demokrasi Terpimpin ?

2. Bagaimana peran Soekarno dalam Demokrasi Terpimpin ?

3. Bagaimana akhir dari Demokrasi Terpimpin ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

5

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan proses lahirnya Demokrasi Terpimpin.

2. Untuk mendeskripsikan peran Soekarno dalam Demokrasi Terpimpin.

3. Untuk mendeskripsikan akhir dari Demokrasi Terpimpin.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Tulisan ini menjadi sesuatu yang berharga bagi penulis dalam

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai peran Soekarno dalam

Demokrasi Terpimpin tahun 1959-1966. Hal tersebut sangat berguna sebagai

pembelajaran dan wawasan penulis supaya mampu menjelaskan Peran

Soekarno kepada peserta didik dengan lebih baik.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penulisan makalah ini merupakan usaha untuk melaksanakan salah

satu Tri Dharma perguruan tinggi, yakni dharma bidang penelitian. Makalah

ini diharapkan dapat menambah kekayaan khasanah pustaka sejarah sebagai

bahan bacaan yang berguna bagi pembelajaran sejarah, khususnya mengenai

peran Soekarno dalam Demokrasi Terpimpin tahun 1959-1966.

3. Bagi Prodi Pendidikan Sejarah

Makalah ini diharapkan mampu menarik minat mahasiswa Pendidikan

Sejarah untuk mempelajari lebih dalam mengenai peran Soekarno Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

6

Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966. Hal tersebut dimaksudkan untuk

menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa.

E. Sistematika Penulisan :

Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah,

Tujuan Penulisan, dan Sistematika Penulisan

Bab II : Lahirnya Demokrasi Terpimpim

Bab III : Peran Soekarno dalam Demokrasi Terpimpin

Bab IV : Akhir dari Demokrasi Terpimpin

Bab V : Kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

7

BAB II

LAHIRNYA DEMOKRASI TERPIMPIN

Ketegangan-ketegangan politik yang terjadi pasca Pemilihan Umum 1955

membuat situasi politik tidak menentu. Kekacauan politik ini membuat keadaan

negara menjadi dalam keadaan darurat. Hal ini diperparah dengan Dewan

Konstituante yang mengalami kegagalan dalam menyusun konstitusi baru,

sehingga negara Indonesia tidak memiliki pedoman hukum yang mantap. Berikut

latar belakang lahirnya demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno.

A. Gagalnya Konstituante

Sebelum lahir Demokrasi Terpimpin, di Indonesia berlangsung sistem

demokrasi perlementer. Era Demokrasi Parlementer ditandai dengan

westernisme4. Sedangkan munculnya Demokrasi Terpimpin di akhir tahun 1950-

an berfungsi pemukul bagi mereka yang menuntut pemisahan kekuasaan,

perlementarisme, dan perluasan hak-hak politik, serta bebas pers.5 Demokrasi

tersebut oleh Soekarno dinyatakan sudah sesuai dengan kepribadian Bangsa

Indonesia.

Sesungguhnya sejak RIS, pamerintah sudah mulai mengkonsilidasi dan

menertibkan suatu keresahan revolusioner, mereorganisir tentara dan pamong

praja, memperkuat pengawasan dan peraturan dan melangkah maju dengan tugas-

tugas praktis administratif dan ekonomis dalam negeri. Di pihak lain, tidak

4 Westernisme adalah paham kebarat-baratan, disintegrasi nasional, keterbelakangan ekonomi dan

ketidakstabilan politik yang kronis. 5 David Bourchier, dkk, Demokrasi di Indonesia Tahun 1950-an dan 1990-an, 1994, Melbuorne:

Monash University, hlm 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

8

melakukan upaya apapun untuk mempertahankan struktur federalis negara,

sehingga pada bulan Agustus 1950 Republik Indonesia Serikat (RIS) diubah

menjadi Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia (NKRI).6 Ketika kabinet RIS

menjadi kabinet NKRI, kabinet Hatta digantikan oleh kabinet parlementer

pimpinan Perdana Menteri Natsir, seorang pemimpin sebuah partai Islam

(Masyumi). Hatta sendiri kembali kepada jabatan wakil Presiden. Selanjutnya,

Kabinet Natsir diganti oleh kabinet Masyumi lainnya di bawah Perdana Menteri

Sukiman. Dalam bulan April 1951, pemerintah Sukiman ini diganti oleh kabinet

pimpinan tokoh PNI (Partai Nasional Indonesia) Wilopo dan ketika kabinet ini

jatuh dalam bulan Juni 1953, terjadilah krisis kabinet empat kali dalam jangka

waktu kurang dari tiga tahun.

Setelah pemilu I tahun 1955, Ali Sastroamidjojo (PNI) terpilih lagi sebagai

Perdana Menteri dengan dukungan Masyumi dan NU. Karena itu kabinetnya

disebut Kabinet Ali II. Kabinet yang mulai bekerja sejak 20 Maret 1956 ini,

mencanangkan beberapa program kerja, misalnya membebaskan Irian Barat,

melaksanakan pembentukan daerah-daerah otonom, menyehatkan anggaran

keuangan dan mewujudkan pergantian ekonomi kolonial.

Dalam perkembangannya, Kabinet Ali II menghadapi gerakan separatis dan

gerakan anti Cina. Saat itu secara sepihak Indonesia membatalkan hasil KMB. Hal

ini diikuti dengan usaha untuk menasionalisasikan perusahaan-perusahaan

Belanda di Indonesia. Namun usaha ini tidak mudah, sebab banyak politisi yang

tidak setuju dengan kebijakan itu. Sementara itu, para penguasaha Belanda justru

6 Herbert Feith, Soekarno-Militer dalam Demokrasi Terpimpin, 1995, Pustaka Sinar Harapan, hlm

29.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

9

menjual perusahaannya kepada pengusaha keturunan Cina. Akibatnya timbul

gerakan anti Cina di Indonesia.

Kesulitan-kesulitan ekonomi dan gangguan keamanan seperti itulah yang

kemudian memaksa Kabinet Ali II yang sekaligus sebagai kabinet keenam masa

demokrasi liberal itu mengundurkan diri pada tanggal 14 Maret 1957 dan

digantikan oleh Djuanda.

Djuanda ditunjuk sebagai perdana menteri bukan karena tokoh partai tetapi

karena memiliki keahlian. Karena itu kabinet ketujuh masa demokrasi liberal itu

di samping disebut Kabinet Djuanda juga disebut zaken kabinet (kabinet ahli atau

kabinet karya). Kabinet ini mulai bekerja 8 April 1957 menetapkan lima program

kerja disebut panca karya. Kelima program kerja itu adalah membentuk dewan

nasional, normalisasi keadaan Rebuplik, melancarkan pelaksanaan pembatalan

KMB, memperjuangkan Irian Barat, dan menggiatkan pembangunan.

Dalam masa Kabinet Djuanda ini terjadi beberapa peristiwa penting,

misalnya Peristiwa Cikini (usaha pembunuhan Presiden Soekarno) pada tanggal

30 November 1957. Ketika itu Presiden Soekarno menghadiri pesta sekolah di

Cikini, tempat putra-putri beliau bersekolah. Percobaan pembunuhan itu

dilakukan dengan menggunakan granat tangan sehingga menimbulkan banyak

korban, terutama anak-anak sekolah yang berada di muka halaman sekolah.

Presiden Soekarno sendiri terhindar dan dapat diselamatkan. Para pelaku peristiwa

percobaan pembunuhan tersebut dapat segera ditangkap dan diajukan ke

pengadilan pada tanggal 28 April 1958. Para pelaku adalah Jusuf Ismail, Saadon

bin Mohammad, Tasrif, dan Moh. Tasin bin Abubakat dijatuhi hukuman mati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

10

Peristiwa penting lainnya pada masa Kabinet Djuanda adalah Operasi Tujuh Belas

Agustus untuk menumpas pemberontakan Permesta di Sulawesi.

B. Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 tidak saja mendapat sambutan baik dari

masyarakat yang hampir 10 tahun dalam kegoyangan zaman liberal mendambakan

stabilitas politik yang dibenarkan dan diperkuat oleh Mahkamah Agung.7

Konstituante yang mulai bersidang sejak 10 November 1956 di Bandung,

yang diharapkan akan bisa membentuk UUD baru, tetapi sampai akhir tahun 1958

belum menunjukkan tanda-tanda berhasil. Persoalan yang menjadi sebabnya

adalah Dasar Negara: Islam (tuntutan partai-partai Islam) atau Pancasila (tuntutan

parta-partai non Islam). Golongan pendukung Pancasila mempunyai suara lebih

besar daripada golongan Islam tetapi belum mencapai 2/3 untuk mengesahkan

suatu keputusan tentang Dasar Negara (pasal 137 UUDS 1950). Persoalan lain

ialah demokrasi macam apa yang akan diterapkan di Indonesia, lebih-lebih setelah

konsepsi Presiden dan dikemukakannya gagasan Demokrasi Terpimpin.

Persoalan baru yang ikut menentukan perkembangan politik di Indonesia

ialah dwifungsi ABRI (TNI dan Polri). Sepanjang sejarahnya, ABRI selalu

menunjukkan sumbangan dan peranannya yang besar, juga dalam persoalan-

persoalan non-militer. Dalam masa revolusi ABRI telah mengendalikan

pemerintahan gerilya. Disamping itu di kalangan perwira-perwira ada yang

memiliki kemampuan atau bakat di bidang non-militer yang bisa disumbangkan

demi pembangun, Pimpinan ABRI, terutama Nasution, menyadari prestise yang

7 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI:

Zaman Jepang dan Zaman Rebuplik Indonesia , Jakarta, Balai Pustaka,2008, hlm. 419.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

11

menanjak, sehingga memandang waktunya untuk mendesak kepada pemerintah

agar dalam kegiatan-kegiatan non-militer, para perwira tersebut diberi kesempatan

juga. Dengan kata lain, ABRI menghendaki ikut serta dalam pemerintahan atau

lembaga-lembaga non-militer.

Dalam masa keadaan darurat (SOB) maksud tersebut memang telah

tercapai, karena banyak perwira-perwira ABRI yang ambil bagian dalam

kegiatan-kegiatan pemerintahan, usaha-usaha ekonomi maupun sosial. Tetapi

kalau keadaan darurat sudah diakhiri, maka ikut sertanya ABRI dalam kegiatan-

kegiatan non-militer akan kehilangan raisond’etre (alasannya). Karena itu suatu

saluran baru yang memungkinkan ABRI tetap bisa ber- dwifungsi harus

ditemukan: kembali ke UUD 1945 yang antara lain menetapkan bahwa

keanggotaan MPR terdiri dari anggota DPR dan wakil-wakil daerah serta

golongan-golongan dalam masyarakat atau golongan fungsional (pasal 2 UUD

1945). Dalam situasi yang genting itu ABRI berhasil memperjuangkan agar

mereka dimasukkan dalam golongan yang dimaksud. Oleh karena itulah jalan

formal yang paling baik, sementara Konstituante tidak menunjukkan kemajuan

yang diharapkan, ABRI khususnya KSAD Nasution, mendesak agar UUD 1945

diundangkan lagi.

Berbagai partai mula-mula tidak setuju dengan gagasan Nasution terutama

yang mengenai persoalan golongan fungsional. Mereka umumnya segan meminta

tuntutan ABRI agar disetujui ikut serta dalam kegiatan-kegiatan non-militer.

Tetapi menentang gagasan itu dikhawatirkan akan berakibat lebih buruk seperti

yang terjadi di negara Timur Tengah, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Nasution

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

12

menyadari adanya kekhawatiran itu, karena beberapa kali ia mengadakan

konferensi antar Komando Daerah Militer (reorganisasi dari divisi) dalam tahun

1958. Konferensi itu tampaknya mengisyaratkan untuk menggertak partai-partai

dan Nasution seolah-olah berbisik “menerima UUD 1945 atau coup”. Partai-partai

sendiri mau melupakan pertentangan mereka sendiri. Menyadari bahaya itu PKI,

yang didirikan oleh perwira-perwira yang nonaktif karena peristiwa 17 Oktober,

memelopori persetujuannya untuk menerima kembali UUD 1945 pada 30 Januari

1959. Partai-partai non-Islam, terutama PNI, menyusul. Presiden Soekarno sendiri

mula-mula ragu-ragu, sebab ia bukan administrator meskipun UUD 1945

memberi jalan realisasi demokrasi terpimpin. Dalam bulan Februari 1959

Nasution mengadakan lagi konferensi Komando Daerah Militer dan diputuskan

untuk mendesak, terutama Kabinet Karya, agar menerima kembali gagasan

kembali ke UUD 1945. Atas desakan itu Kabinet Karya menerima gagasan

kembali ke UUD 1945 pada 19 Februari 1959.

Persoalannya sekarang ialah bagaimana cara atau prosedur kembali ke

UUD 1945. Menurut putusan sidang Kabinet Karya tanggal 19 Februari 1959,

Presiden akan menyampaikam amanat kepada Konstituante berisi permintaan

supaya kembali ke UUD 1945. Kalau Konstituante dapat menerima permintaan

tersebut maka pengundangan kembali UUD 1945 akan dilakukan di Bandung

dengan mengeluarkan suatu piagam yang boleh disebut Piagam Bandung. Jadi

yang merupakan persoalan sekarang ialah sikap Konstituante. Menurut UUDS

1950 untuk mengambil keputusan tentang persoalan itu, minimal 2/3 anggota

Konstituante harus menghadiri sidang dan 2/3 dari mereka itu memberikan suara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

13

setuju. Tetapi sampai 3 kali Konstituante mengadakan pemungutan suara, ternyata

mayoritas yang diperlukan tidak mau menghadiri sidang-sidang Konstituante lagi.

Hal ini sudah pasti menyebabkan Konstituante tidak berfungsi mengemban tugas

dari rakyat. Oleh Karena itu, pihak yang pro bersama pihak militer, mendesak

Presiden untuk mengundangkan kembali UUD 1945 dengan Dekrit.

Kegagalan Dewan Konstituante untuk kembali UUD 1945 yang baru justru

mendorong Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit. Dikeluarkannya Dekrit

Presiden memaksa Kabinet Djuanda mengundurkan diri dan kekuasaan

pemerintahan kembali ke tangan Presiden. Presiden Soekarno menyampaikan

dekrit kepada seluruh rakyat pada tanggal 5 Juli 1959. Isi pokok dekrit ialah

pembubaran Konstituante, berlakunya kembali UUD 1945, tidak berlakunya

UUDS 1950, dan pemakluman bahwa pembentukan MPRS dan DPAS akan

dilakukan dalam waktu sesingkat-singkatnya, serta dinyatakan bahwa Piagam

Jakarta menjiwai UUD 1945.8

Dekrit tersebut mendapat sambutan dari seluruh rakyat yang sudah jenuh

pada ke-mandek-an nasional, korupsi, dan tertundanya pembangunan. Pimpinan

Angkatan Darat, A.H. Nasution, mengeluarkan perintah harian agar

mengamankan dekrit itu. DPR hasil pemilu 1955 secara aklamasi bersedia bekerja

terus dalam rangka UUD 1945. Dan dengan berlakunya kembali UUD 1945, roda

demokrasi terpimpin dan dwifungsi ABRI menemukan landasannya untuk mulai

berputar.

8 Kardiyat Wiharyanto, A. Sejarah Indonesia dari Proklamasi sampai Pemilu 2009,2011, USD,

Yogyakarta. hlm. 87.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

14

BAB III

PERAN SOEKARNO DALAM DEMOKRASI TERPIMPIN

Sebagai tindak lanjut Dekrit Presiden adalah penataan kehidupan politik

dan ekonomi sesuai ketentuan-ketentuan demokrasi terpimpin, berikut adalah

peran Soekarno dalam demokrasi terpimpin.

A. Kebijakan Soekarno dalam Bidang Politik

Sebelum Dekrit Presiden 5 Juli 1959, di Indonesia berlaku demokrasi

liberal (bebas) yaitu demokrasi yang begitu leluasa untuk menyatakan pendapat.

Semasa Demokrasi Terpimpin, yaitu tetap ada kebebasan tetapi dibatasi dengan

alasan demi kepentingan rakyat banyak dan keselamatan negara. Demokrasi

terpimpin didominasi oleh kepribadian Soekarno, walaupun prakarsa

pelaksanaanya dia ambil bersama-sama dengan pimpinan angkatan bersenjata. 9

Istilah terpimpin diambil dari Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi:

“kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan” yang berarti permusyawaratan rakyat. Dalam

pelaksanaannya pengertian terpimpin tersebut oleh Presiden Soekarno ditafsirkan

terpimpin secara mutlak oleh diri pribadinya. Itulah sebabnya Presiden menjadi

penguasa tertinggi dan mutlak di dalam negara. Walaupun dalam UUD 1945 ada

pembagian kekuasaan secara jelas (legislatif, eksekutif dan yudikatif), tetapi

dalam Demokrasi Terpimpin ketiga kekuasaan itu di bawah Presiden.

9 M. C Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, 2008, PT. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta,

hlm 533.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

15

Meskipun pada masa Demokrasi Terpimpin kebebasan dibatasi tetapi tetap

ada sifat-sifat demokrasi yakni dengan adanya lembaga-lembaga negara. Sesuai

dengan UUD 1945 dibentuklah lembaga tertinggi negara, MPRS (Majelis

Permusyawaratan Rakyat Sementara), kemudian lembaga-lembaga tinggi negara

seperti DPR, BPK, MA, DPA. Tidak hanya itu terdapat pula Dewan Perancang

Nasional dan Front Nasional yang dibentuk berdasarkan Kepres (Keputusan

Presiden).

Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara terdiri dari seluruh anggota

DPR ditambah utusan daerah dan golongan. Karena para anggotanya diangkat

berdasarkan Kepres, maka disebut MPR Sementara (MPRS). Sedangkan DPR

yang juga bukan hasil pemilihan umum itu disebut DPR Gotong Royong

(DPRGR).

Disamping MPRS dan DPRGR, juga dibentuk Dewan Pertimbangan Agung

(DPA) yang berperan sebagai penasihat atau pertimbangan. Karena

pembentukannya tidak berdasarkan undang-undang, maka disebut Dewan

Pertimbangan Agung Sementara (DPRS). Kemudian, juga dibentuk Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Mahkamah Agung (MA). Badan Pemeriksa

Keuangan bertugas memeriksa penggunaan uang negara oleh pemerintah.

Sedangkan Mahkamah Agung berperan sebagai lembaga peradilan tertinggi.

Selain pembentukan lembaga-lembaga seperti yang tercantum dalam UUD

1945, juga dibentuk lembaga-lembaga yang membantu pemerintah seperti Dewan

Perancang Nasional (Depernas) dan Front Nasional (FN). Dewan Perancang

Nasional bertugas menyusun rancangan pembangunan nasional semesta yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

16

berpola delapan tahun. Sementara itu, Front Nasional bertugas untuk

mengerahkan massa. Badan ini telah berperan dalam pengerahan massa

pembebasan Irian Barat dan peng-ganyang-an Malaysia.

Lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara itu menurut UUD 1945

berdiri sendiri, tetapi dalam massa Demokrasi Terpimpin menjadi lembaga

bawahan Presiden (karena semua pimpinan lembaga diberi pangkat menteri).

Dengan demikian, Presiden bukan hanya memimpin badan eksekutif

(pemerintahan) tetapi juga semua lembaga negara yang ada, karena itu tidak

mustahil MPRS menetapkan Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup dan

tercipta gelar Pemimpin Besar Revolusi.

Menurut UUD 1945, DPR merupakan perwakilan rakyat yang mengawasi

atau mengkontrol tindakan-tindakan pemerintah, namun dalam Demokrasi

Terpimpin tidak lebih dari lembaga yang mensahkan secara formal-yuridis apa

yang diputuskan dan apa yang dilakukan oleh Presiden/Kepala Pemerintahan,

seperti dalam hal anggaran pendapatan dan belanja negara, politik luar negeri dan

lain-lain.

Sementara itu TNI dan Polri dipersatukan menjadi ABRI (Angkatan

Bersenjata Republik Indonesia) dan berperan ganda seperti zaman perang

kemerdekaan (peran sosial-politik dan pertahanan-keamanan). ABRI juga diakui

sebagai golongan fungsional (karya) yang berdasarkan ketentuan dalam UUD

1945 mempunyai wakil di MPRS. Presiden mengambil alih secara langsung

pimpinan tertinggi ABRI dengan membentuk Koti (Komando Operasi Tertinggi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

17

masing-masing angkatan (AD, AL, AU dan Polri) berdiri sendiri-sendiri di bawah

seorang Menteri/Panglima yang langsung di bawah Presiden.10

Pertama kali Soekarno menyatakan gagasan tentang Demokrasi Terpimpin

pada tanggal 17 Agustus 1957, pada saat itu masih berlaku Undang-Undang Dasar

Sementara dengan ketentuan-ketentuan, “Presiden tidak dapat diganggu gugat,

menteri bertanggung jawab, dan sebagainya”. Hal inipun dinyatakan setelah

Soekarno merancangkan Konsepsi Baru (21 Februari 1957), suatu konsepsi yang

dicanangkan sebagai usaha untuk menyelamatkan negara, yang pada waktu itu

keadaannya dianggap sedang bahaya. Suatu usaha yang selanjutnya berkembang

dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yang berisikan pembubaran

Konstituante dan berlakunya krmbali Undang-Undang Dasar 1945, serta tidak

diberlakukannya kembali UUDS 1950. Pemakaian istilah Demokrasi Terpimpin

yang mulai digunakan pada tanggal 17 Agustus 1957. Tidak berhenti begitu saja,

akan tetapi sebaliknya gagasan tersebut semakin diperdalam dan akan dijalankan

untuk suatu ketatanegaraan yang baru (Demokrasi Terpimpin) menggantikan

sistem yang lama (Demokrasi Parlementer).

Demokrasi Terpimpin tidak dapat dipisahkan daripada perkembangan

susunan ketatanegaraan ini, yang berarti penggunaan Demokrasi Terpimpin itu

tidak dapat dipisahkan dari perubahan ke dalam bagi susunan ketatanegaraan yang

baru, yaitu susunan ketatanegaraan berdasarkan UUD 1945. Pada waktu Soekarno

mengumumkan konsepsi baru tersebut, ia sudah menjelaskan apa yang

menurutnya menjadi sebab kebobrokan keadaan tanah air kita, ialah penggunan

10

A. Kardiyat Wiharyanto, Sejarah Indonesia dari Proklamasi sampai Pemilu 2009,2011, USD,

Yogyakarta. hlm. 94.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

18

dari demokrasi yang asalnya dari barat, yang dianggapnya juga tidak cocok

dengan jiwa Bangsa Indonesia. Dari penjelasan tersebut dapat ditangkap adanya

perbedaan antara Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Barat (Parlementer).

Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan tetapi perbedaan ini hanya terletak pada

pelaksanaan, pelaksanaan dari pada tolak pangkal yang sama, tujuan yang sama

(pemerintahan, kekuasaan individu), prinsip yang sama dalam pada ini (kebebasan

individu dan trias politica, checks and blances) dan hanya berbeda dalam

penyelenggaraan trias politica dan checks and balances tadi.

Presiden Soekarno juga membentuk kabinet baru yang sesudah Oktober

1959 tidak lagi bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam bulan Januari 1960

Presiden Soekarno sudah mengusai semua partai politik, dengan hak untuk

membubarkan mereka jika dianggap perlu. Dalam bulan Agustus 1960 diambil

tindakan pertama, yaitu membubarkan partai-partai politik yang tidak mau

mengikuti jalan yang diusulkan oleh Soekarno (Masyumi yang dipimpin oleh

Moh. Natsir dan Partai Sosialis Indonesia pimpinan Sutan Sjahrir. Hatta sudah

mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden sebelum perkembangan itu, dan

dengan tindakannya itu ia menunjukkan bahwa ia pun tidak bersedia mengikuti

jalan yang telah digariskan oleh Soekarno). Tetapi bagi Soekarno sekarang

saatnya untuk memulai fase baru dari perjuangannya yang lama untuk

mewujudkan suatu tatanan sosial yang adil di Indonesia. Bersamaan dengan

penolakan terhadap sistem liberal, diperkenalkannya sistem Indonesia yang baru.

Pada tanggal 27 Maret 1960, keluarlah pengumuman mengenai

pembentukkan sebuah parlemen gotong-royong dan DPR sebagai badan penasehat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

19

bagi pemerintah, yang mewakili hampir sama anasir dari masyarakat. Tanggal 15

Agustus menyusul pengumuman tentang pembentukan Majelis Permusyawaratan

Perwakilan Sementara (MPRS), yang sebagai pemegang kekuasaan negara yang

tertinggi akan bersidang setiap tiga tahun sekali. Dalam waktu yang bersamaan

Soekarno mengangkat Dewan Pusat sebuah Front Nasional.

Front Nasional ini, yang dimaksudkan untuk mencakup golongan-golongan

Nasionalis, Agama dan Komunis diberi nama “Nasakom” sebagai singkatan nama

ketiga golongan itu. Dengan demikian, Soekarno menggunakan suatu istilah baru

bagi pergerakan tunggal yang sudah sejak lama didambakannya, yang akan

mencakup semua aliran politik dalam masyarakat.

Upaya Soekarno untuk mewujudkan sebuah masyarakat yang adil dan

makmur telah gagal. Demokrasi Terpimpin yang didasarkan atas karisma dan

persuasi sangat bergantung atas loyalitas PKI dan Angkatan Bersenjata sebagai

kedua blok kekuatan yang paling baik organisasinya di Indonesia. Tetapi sejak

semula loyalitas itu meragukan, karena seorang ahli waris politik yang sedang

bersaing kedua golongan itu saling mengawasi kegiatan mereka masing-masing

dengan kecurigaan yang semakin besar. Baik perjuangan yang sedang berkobar

melawan imperialisme maupun Nasakom tidak mampu menjematani jurang antara

kedua blok kekuatan itu serta organisasi-organisasi massa yang memihak mereka.

Dengan demikian, Nasakom hanya merupakan suatu rumusan yang kosong,

seperti halnya Pancasila di masa Demokrasi Liberal, ketika partai-partai

menghimpun kekuatan masing-masing dan tidak mau menuangkan ideologi-

ideologi mereka ke dalam tempat peleburan yang telah dirancang oleh Soekarno,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

20

dalam upayanya menciptakan suatu persatuan yang mencakup keseluruhannya.

Setiap kali ia menemukan tidak relevannya sebuah rumusan, ia akan menciptakan

rumusan yang lain.

B. Kebijakan Soekarno dalam Bidang Ekonomi

Kebijakan ekonomi yang lain dilakukan Soekarno pada tahun 1958 yaitu

dengan menasionalisasikan firma-firma Belanda menjadi perusahaan nasional,

walaupun kebijakan ini banyak ditentang oleh beberapa lawan politiknya terutama

kalangan pengusaha swasta luar negeri tetapi tetap dijalankan oleh Pemerintahan

Soekarno.11

Akibat dari adanya kebijakan nasionalisasi firma-firma ini membawa

dampak perhitungan yang tidak seimbang bagi pemerintah dibidang ekonomi.

Ekonomi Indonesia yang morat-marit akibat dari persetujuan KMB yang

mengharuskan Indonesia membayar pampasan perang Belanda ditambah keras

kepalanya ahli-ahli ekonomi Indonesia dalam membangun arah ekonomi masa

depan Indonesia menjadi penyebab krisis yang berlangsung waktu itu.

Berganti-gantinya kabinet rupanya menimbulkan kepanikan tersendiri,

dimana kebijakan ekonomi yang diambil seharusnya dapat memecahkan masalah

ekonomi yang terpuruk akibat krisis, menjadi tambah kacau. Kabinet

Burhannuddin Harahap yang bertugas masa itu mencoba memperbaiki dan

mengatasi krisis ekonomi untuk menaikkan gaji pegawai negeri dan militer.

Kebijakan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin tidak berjalan baik, bahkan

permasalahan ekonomi tidak selesai karena pemerintah di bawah Soekarno tidak

11

Legge, Soekarno Biografi Politik, Jakarta, Sinar Harapan, 2001, hlm.8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

21

pernah serius melaksanakan programnya, tetapi semua berada dibawah kontrol

asing sebagai implementasi dari adanya utang yang menumpuk.

Sejak tahun 1960-1963 kemerosotan ekonomi Indonesia terus berlangsung

dan bertambah parah akibat berbagai petualang rezim Soekarno. Penderitaan

rakyat semakin hebat pada tahun 1963 beban hidup rakyat Indonesia terasa amat

menekan sekali. Harga beras yang mula-mula hanya Rp. 45,00 telah melompat

naik menjadi Rp. 60,00 hingga Rp. 70,00.12

Kepanikan yang dirasakan rezim Soekarno menghadapi kerusakan

perekonomian Indonesia diselubunginya dengan petualangan baru yang disiapkan

yaitu penolakan gagasan pembentukan Malaysia sebagai satu usaha Negara

Kapitalis mengepung Indonesia. Program ini didukung dengan sepenuhnya oleh

Partai Komunis Indonesia (PKI) karena bagaimanapun juga PKI sebagai partai

komunis menentang pembentukan negara yang penuh anti terhadap komunis.

Lebih aneh lagi adalah keterlibatan militer Nasution untuk memberikan dukungan

penuh kepada Soekarno untuk konfrontasi dengan Malaysia.

Dalam mengatasi krisis ini pemerintah menggunakan berbagai cara

diantaranya adalah menggagas adanya Deklarasi Ekonomi (Dekon) pada tahun

1963. Dekon ini mempunyai program dengan bekerja membuat berbagai

kebijakan diantaranya :

12

Ibid., hlm. 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

22

1. Diciptakan susunan ekonomi yang bersifat nasional dan demokratis, yang

bersih dari sisa-sisa Imperialisme dan Feodalisme.

2. Ekonomi sosialis Indonesia, ekonomi tanpa penghisapan manusia oleh

manusia.

Kebijakan di atas dimaksudkan supaya tiap warga negara dijamin mendapat

pekerjaan, sandang-pangan, perumahan, kehidupan kultural dan spiritual yang

layak. Kebijakan dekon ini juga berhasil mengatasi kemorat-maritan ekonomi

yang terus menggila, pada tahun 1965 pemerintahan Soekarno mengeluarkan

kebijakan dengan membentuk sebuah badan yang bertugas menghentikan krisis

ekonomi yang mengamuk dengan hebatnya. Badan yang dibentuk ini diberi nama

dengan Komando Tertinggi Berdikari (Kotari) yang bertugas melaksanakan

pembangunan ekonomi atas dasar berdiri di kaki sendiri (berdikari).

Sebuah tindakan lain di bidang ekonomi diambil pula oleh rezim Soekarno.

Dikatakan untuk memenuhi hasrat rakyat Indonesia melaksanakan prinsip “berdiri

diatas kaki sendiri”, maka di keluarkanlah Penpres pada tanggal 24 April 1965

mengenai penempatan semua perusahaan asing di Indonesia yang tidak bersifat

domestik di bawah penguasaan pemerintah Republik Indonesia. Belum puas

dengan membentuk berbagai badan menangani kemelut perekonomian ini, maka

Soekarno telah membentuk pula sebuah badan lain bernama Dewan Pangan

Nasional. Dalam badan-badan tertinggi ini senantiasa Soekarno menjabat

ketuanya, dibentuk oleh Presidium atau staf pelaksana, tetapi pekerjaan badan-

badan hanya di atas kertas belaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

23

Teror PKI semakin meningkat baik di kota-kota besar maupun didaerah

pedalaman. Mereka melancarkan aksi-aksi terhadap mereka yang menamakan diri

sebagai setan desa dan setan kota dan seakan pura-pura tidak tahu, bahwa mereka

sendiri sedang berkolaborasi dengan setan-setan kota itu sendiri. Dengan

dimulainya teror PKI ini semakin mendekatnya diri dengan kehancuran Soekarno

dalam memimpin negeri ini. Berawal dari Pemberontakan PKI pada tanggal 30

September 1965 Soekarno mengawali kariernya sebagai Presiden dengan

memberikan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) kepada Soeharto

dilanjutkan dengan kudeta terselubung oleh Soeharto, melengkapi penderitakan

Soekarno dari jabatan Presiden.13

13

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI:

Zaman Jepang dan Zaman Rebuplik Indonesia , Jakarta, Balai Pustaka,2008, hlm 432.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

24

BAB IV

AKHIR DARI DEMOKRASI TERPIMPIN

Dalam perkembangan selanjutnya, kekuatan politik pada waktu itu terpusat

di tangan Presiden Soekarno dengan TNI AD dan PKI di sampingnya.

Sehubungan dengan strateginya yang terus-menerus mendekati Presiden

Soekarno, PKI secara sistematis berusaha memperoleh citra sebagai Pancasilais

dan yang mendukung kebijakan Presiden Soekarno yang menguntungkan.14

Berikut ini adalah konflik-konflik politik dan dampaknya menjelang akhir dari

perjalan demokrasi terpimpin.

A. Konflik-Konflik Politik

Sebelumnya perlu diketahui bahwa pada akhir pemerintahan Presiden

Soekarno terjadi konflik antara TNI AD dan PKI untuk berebut pengaruh dalam

pemerintahan. Sewaktu pimpinan AD mengadakan rapat untuk menghadapi PKI,

Jendral Soeharto tidak setuju strategi yang digunakan AD, sehingga mengambil

sikap diam. Sikap diam tersebut dinilai oleh PKI bahwa Jendral Soeharto tidak

berbahaya terhadap PKI, sehingga tidak termasuk yang diculik atau dibunuh oleh

PKI dalam pemberontakan G30S/PKI.

Langkah pertama adalah mengkonsolidasikan dan menggerakkan pasukan

Konstrad serta kesatuan-kesatuan yang tidak mendukung G30S/PKI seperti

RPKAD (kini Kopasus), serta menyadarkan pasukan yang diperalat oleh PKI.

RPKAD yang dipimpin Kolonel Sarwo Edhie Wibowo (Mertua SBY) dipercaya

14

Ibid., hlm. 425.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

25

merebut stasiun RRI dan kantor besar telekomunikasi dan berhasil dengan baik.

Agar rakyat menjadi jelas siapa yang benar dan siapa yang salah sehingga mereka

tidak ragu-ragu membantu pemerintah dan ABRI untuk menumpas G30S/PKI.

Pusat pertahanan G30S berada di pangkalan udara Halim Perdanakusuma

dan Lubang Buaya. Tempat-tempat tersebut dijadikan sarana operasi-operasi

RPKAD dan berhasil dikuasai pada tanggal 2 Oktober 1965. Keesokan harinya

jenazah para pahlawan revolusi yang disembunyikan oleh para pelaku G30S/PKI

ditemukan dalam sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya. Penemuan tersebut

berdasarkan atas laporan seorang anggota polisi Lalu Lintas Sukitman yang juga

tertangkap oleh kaum pemberontak saat ia menjalankan tugas patroli.

Setelah ditemukan tempat penimbunan jenazah, lalu dilakukan penggalian.

Karena kesulitan teknis, penggalian dilanjutkan pagi harinya (4 Oktober

1965).Yang berhasil mengangkat korban adalah anggota kesatuan Intai Para

Amphibi (Kipam) dari KKO AL bersama RPKAD. Pada tanggal 5 Oktober 1965,

bertepatan dengan hari ulang tahun TNI, para pahlawan revolusi tersebut

dimakamkan. Bersama enam perwira tinggi TNI AD, juga dimakamkan dua

korban keganasan G30S/PKI yang lain yaitu Letnan Satu Brigader Polisi Karel

Sasuit Tubun (pengawal Wakil PM Leimena) dan Letnan Kolonel Sugiona.

Setelah ibu kota berhasil dikuasai, operasi penumpasan dilakukan di Jawa

Tengah dan Yogyakarta. Dalam operasi tersebut berhasil ditangkap para

pemimpin pemberontakan yaitu Letkol Untung, Suherman, Wisnuraji, Mulyono,

Usman, dan lain-lain. Mereka yang terkangkap lalu diadili oleh Mahkamah

Militer Luar Biasa (Mahmihub). Berdasarkan ungkapan-ungkapan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

26

Mahmihub tersebut, maka menjadi jelas bahwa PKI adalah perencana dan pelaku

pemberontakan. Oleh karena itu, rakyat dan TNI menuntut pembubaran partai itu.

Presiden Soekarno kurang menanggapi tuntutan rakyat tersebut, tetapi

hanya menyalahkan orang-orang yang terlibat dalam perbuatan kriminal yang

mengakibatkan gugurnya orang yang tidak berdosa. Presiden juga menolak

tuduhan bahwa PKI terlibat dan juga tidak mau mengutuk PKI. Sebaliknya,

Presiden Soekarno terus mempropagandakan Nasakom. Presiden juga

menjanjikan akan melakukan penyelesaian politik secara adil, namun tidak pernah

menjadi kenyataan.

Sikap Presiden tersebut mengundang rasa tidak puas di berbagai kalangan.

Rasa ketidakpuasan rakyat tersebut disalurkan melalui aksi-aksi massal

(demostrasi). Ada yang menyerbu gedung-gedung atau kantor-kantor milik PKI,

gambar-gambar PKI rusak sehingga timbul bentrokan antara rakyat dan PKI.

Demonstrasi-demonstrasi tersebut dipelopori para pemuda dan mahasiswa.Mereka

menuntut pembubaran PKI dan ormas-ormasnya.

Dengan meningkatnya aksi-aksi tersebut Presiden Soekarno semakin

kehilangan wibawa dan arah kepemimpinannya. Sewaktu akan pelantikan Kabinet

Dwikora yang disempurnakan (24 Februari 1966), diganggu oleh para

demonstran, terutama Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Dalam

demonstran tersebut, Arif Rahman Hakim, terbunuh. Ia kemudian diangkat

menjadi Pahlawan Ampera. Karena demonstran-demonstran semakin hebat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

27

KAMI akhirnya dibubarkan oleh Presiden, sehingga keadaan semakin

meruncing.15

Sampai dengan diberlakukannya kembali UUD 1945 pada bulan Juli 1959.

Presiden Soekarno adalah pemegang inisiatif politik, terutama dengan tindakan

dan janji-janjinya yang langsung ditujukan kepada pembentukan kembali struktur

konstitusional, dengan PKI dan Angkatan Darat menjadi kekuatan yang saling

memperebutkan bagian-bagian kekuasaan politik di negara dan masyarakat.

Pertikaian antara PKI dengan Angkatan Darat menunjukkan warna dan

corak tertentu dari perjalanan politik dan pemerintahan terpimpin. Masing-masing

kekuatan tersebut menciptakan jaringan hubungan bagi dukungan kekuatan

mereka. Keduanya bersandar pada berbagai lapisan sosial dalam masyarakat.

Dengan demikian, pertentangan antara keduanya hampir tidak dapat dihindarkan.

PKI dengan segala kemampuan agitasi dan propaganda membentuk jaringan

organisasinya membina hubungan dengan kekuatan sosial non partai politik pada

bagian-bagian tertentu dalam masyarakat.

B. Dampak dari Konflik-Konflik Politik

Peran dan kedudukan partai politik yang merosot itu dilatarbelakangi oleh

faktor dalam, berupa pertikaian tentang pelaksanaan program dalam menjalankan

pemerintahan. Pada satu sisi pertikaian ini dilatarbelakangi oleh belum mantapnya

dasar negara yang menjadi pedoman kehidupan politik nasional. Akan tetapi,

pertikaian tersebut bukan saja di antara partai politik, tetapi juga di dalam tubuh

15

A. K., Wiharyanto Sejarah Indonesia dari Proklmasi sampai Pemilu 2009, 2011, USD,

Yogyakarta, hlm 141.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

28

partai itu sendiri. Sementara faktor luarnya, berupa campur tangan pihak-pihak

tertentu (dalam hal ini Soekarno dan Militer) secara tidak langsung menjadikan

partai politik berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan mereka

mengembangkan organisasi secara lebih baik. Faktor lainnya adalah perbedaan

dalam menyelesaikan masalah-masalah semacam ini secara tidak sadar

berpengaruh sejak awal pembentukan pemerintahan parlementer di pertengahan

1950. Kekurangan akan sumber-sumber ekonomi berupa modal, tenaga ahli dan

teknologi, telah menjadi bagian dari setiap program pemerintah, akan tetapi

hampir dapat dikatakan diabaikan oleh kesibukan yang bersifat politis.

Keperluan ekonomi juga merupakan andalan bagi kepentingan politik,

sudah menjadi perhatian sejak dipersoalkannya bantuan berupa kredit dari

Amerika. Hal ini, semakin menjadi ketika telah dibuka hubungan diplomatik

dengan Uni Soviet di pertengahan 1950-an di akhir tahun 1950-an.16

Naik

turunnya keperluan ekonomi juga dipersoalkan di dalam negeri. Hal ini, terlihat

dari pergolakan daerah di akhir tahun 1956 dan pemberontakan PRRI/Permesta di

awal 1958. Kerusakan dari perkembangan ekonomi nasional mulai terjadi pada

kabinet yang cukup kuat akibat permainan lisensi dan kensesi, seiring dengan

dipersoalkannya pelaksanaan pemakaian devisa negara dang angket perekonomian

dalam masa pemerintahan yang sama. Semua ini terjadi dalam masa parlementer

dan kemudian hal yang sama dalam masa politik terpimpin.

Kepentingan nasional berupa perjuangan pengembalian Irian Barat

menjadikan keperluan akan bantuan ekonomi merubah politik luar negeri yang

16

Ibid., hlm 47-125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

29

semua bebas aktif condong ke Barat menjadi condong ke Timur. Bantuan Uni

Soviet yang cukup besar dalam perebutan kembali Irian Barat menjadikan negara

tersebut berpengaruh kuat di permulaan masa Demokrasi Terpimpin. Akan tetapi

ini menjadi berubah ketika Presiden Soekarno dipengaruhi oleh politik luar negeri

yang radikal revolusioner dan politik pembangunan yang bersifat mercusuar.

Keperluan akan ambisi Presiden Soekarno dimanfaatkan oleh PKI untuk lebih

menarik Indonesia ke pihak komunis RRC, seiring pula dengan pemanfaatan

kemerosotan ekonomi di dalam negeri. Dalam hubungan ini Angkatan Darat

berusaha mengurangi kekiri-kirian politik luar negeri yang ada, tetapi dengan

segala konsekuensi berupa tindakan-tindakan yang sulit untuk dimengerti dari

PKI terhadap Angkatan Darat.17

Meruncingnya pertentangan ini bertambah

parahnya kondisi sosial ekonomi mengantar Indonesia ke dalam kegelapan yang

berjuang dengan adanya Gerakan 30 September (G 30 S).

Kerusakan pada sarana dasar pembangunan ekonomi menjadi kesulitan

utama perkembangan ekonomi Indonesia di masa politik dan pemerintahan

terpimpin, apalagi dukungan yang dapat menggerakkan jalannya roda sistem

politik. Hal ini disebabkan kecuali PKI, telah dilumpuhkan di akhir tahun 1950-an

oleh Presiden Soekarno.18

Sementara dukungan politik oleh PKI kepada sistem

lebih berupa usaha organisasi tersebut menguasai medan politik yang berbenturan

dengan penguasaan yang dilakukan oleh Angkatan Darat. Mungkin jarak yang

jauh antara Presiden dengan kekuatan masyarakat, tidak berfungsinya lembaga-

17

Ibid., hlm 45.

18 Peraturan pemerintah (PP) No. 12/1960, yang mengatur pengakuan, pengawasan, pembubaran

partai-partai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

30

lembaga kenegaraan yang ada, kesulitan ekonomi dan stagnasi pembangunan

ekonomi yang direncanakan dalam Pembangunan Semesta Nasional 8 tahun

(1961-1969) menjadi situasi dan kondisi politik tidak memungkinkan sistem

politik dapat berjalan sesuai fungsi yang ada. Akhir perjalanan politik dan

pemerintahan terpimpin (Demokrasi Terpimpin) terlihat dengan adanya peristiwa

Gerakan 30 September. Dengan demikian berakhirlah suatu model, di samping

model parlementer sebelumnya, dalam usaha pembuktian dari pemikiran seorang

tokoh nasional Indonesia (Soekarno).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

31

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Proses lahirnya Demokrasi Terpimpin adalah setelah dikeluarkannya Dekrit

Presiden pada tanggal 5 Juli 1959. Sebelum menganut sistem Demokrasi

Terpimpin, Indonesia menganut sistem pemerintahan yang berbentuk

Demokrasi Liberal. Demokrasi Terpimpin itu merupakan gagasan awal dari

Soekarno untuk mengatai sistem kepartaian di Indonesia. Pergantian sistem

pemerintahan ini tidak lepas dari pengaruh adanya banyak partai yang

merusak negara.

2) Peran Soekarno dalam Demokrasi Terpimpin menimbulkan beberapa dampak

bagi kondisi politik di Indonesia. Kondisi politik pada masa itu dianggap

menjadi sebuah pemerintahan yang otoriter karena Presiden Soekarno

menjadi pemegang inisiatif dari keseluruhan jalannya pemerintahan. Partai

politik dalam pergerakannya tidak boleh bertolak belakang dengan konsepsi

Soekarno. Demokrasi Terpimpin yang dianggapnya mengandung nilai-nilai

asli Indonesia dan lebih baik dibanding dengan sistem ala Barat, ternyata

dalam pelaksanaannya lebih mengarah kepada praktek pemerintahan yang

otoriter. Dewan perwakilan Rakyat hasil pemilihan umum tahun 1955 yang di

dalamnya terdiri dari partai-partai pemenang pemilihan umum, dibubarkan.

Beberapa partai yang dianggap terlibat dalam pemberontakan sepanjang tahun

1950-an, seperti Masyumi dan PSI, juga dibubarkan dengan paksa. Bahkan

pada tahun 1961 semua partai politik, kecuali 9 partai yang dianggap dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

32

menyokong atau dapat dikendalikan, dibubarkan pula. Dalam penggambaran

kiprah partai politik di percaturan politik nasional, maka ada satu partai yang

pergerakan serta peranannya begitu dominan yaitu Partai Komunis Indonesia

(PKI). Pada masa itu kekuasaan memang berpusat pada 3 kekuasaan yaitu,

TNI-Angkatan Darat dan PKI. Oleh karena itu, untuk mendapatkan gambaran

mengenai kehidupan partai politik pada masa demokrasi terpimpin,

pergerakan PKI pada masa ini tidak dapat dilepaskan.

3) Pada bulan Mei 1963, MPRS mengangkatnya menjadi Presiden seumur hidup.

Keputusan ini mendapat dukungan dari PKI. Sementara itu di unsur kekuatan

lainnya dalam Demokrasi Terpimpin, TNI- Angkatan Darat, melihat

perkembangan yang terjadi antara PKI dan Soekarno, dengan curiga. Terlebih

pada saat angkatan lain, seperti TNI-Angkatan Udara, mendapatkan dukungan

dari Soekarno. Hal ini dianggap sebagai sebuah upaya untuk menyaingi

kekuatan TNI-Angkatan Darat dan memecah belah militer untuk ditunggangi.

Keretakan hubungan antara Soekarno dengan pemimpin militer pada akhirnya

muncul. Keadaan ini dimanfaatkan PKI untuk mencapai tujuan politiknya.

Sikap militant yang radikal yang ditujukkan PKI melalui agitasi dan tekanan-

tekanan politiknya yang semakin meningkat, membuat jurang permusuhan

yang terjadi semakin melebar. Konflik yang terjadi itu kemudian mencapai

puncaknya pada akhir bulan September tahun 1965. Sejak itu kekuasaan

Presiden Soekarno semakin surut dan akhirnya jatuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

33

DAFTAR PUSTAKA

Amin, S. M., 1967. Indonesia Di Bawah Resim Demokrasi Terpimpin. Jakarta:

Bulan Bintang.

Bourchier, David dkk, 1994. Demokrasi di Indonesia Tahun 1950-an dan 1990-

1n. Melbourne:Monash University.

Iman Toto K. Raharjo dan Herdianto WK, Bung Karno Wacana Konstitusi dan

Demokrasi.

Kardiyat Wiharyanto, A..2011. Sejarah Indonesia dari Proklamasi sampai

Pemilu 2009.Yogyakarta: USD.

Legge, 2001. Soekarno Biografi Politik. Jakarta: Sinar Harapan.

Lev, David. The Transition to Guided Democracy:Indonesians Politics 1957-

1959.1957. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Peraturan pemerintah (PP) No. 12/1960, yang mengatur pengakuan, pengawasan,

pembubaran partai-partai.

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 2008. Sejarah

Nasional Indonesia VI: Zaman Jepang dan Zaman Rebuplik Indonesia , Jakarta,

Balai Pustaka.

Setiono. 2003. Tionghoa Dalam Pusaran Politik. Jakarta: Elkasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

34

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

35

SILABUS

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bengkulu

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : XI/2

Standar Kompetensi : 2. Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia sejak masa Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru.

Kompetensi

Dasar

Materi

Pokok Pengalaman Belajar Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber Belajar/Alat/

Bahan Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

2.1.Merekomend

asikan

perkembangan

masyarakat

Indonesia sejak

proklamasi

hingga

Demokrasi

Terpimpin.

Peran

Soekarno

dalam

Demokrasi

Terpimpin

(1959-1966) .

Melalui model

pembelajaran jigsaw

peserta didik dapat

menjelaskan proses

lahirnya demokrasi

terpimpin.

Melalui diskusi

kelompok peserta

didik menjelaskan

peran Soekarno dalam

demokrasi terpimpin

dan akhir dari

demokrasi terpimpin.

Menjelaskan

proses lahirnya

demokrasi

terpimpin.

Mendeskripsikan

peran Soekarno

dalam demokrasi

terpimpin.

Menjelaskan akhir

dari demokrasi

terpimpin.

Tes Uraian Jelaskan

proses

lahirnya

demokrasi

terpimpin !

Jelaskan

peran

Soekarno

dalam

demokrasi

terpimpin.

Jelaskan

akhir dari

demokrasi

terpimpin.

90 Menit Sumber:

Badrika, I Wayan 2006.

Sejarah untuk SMA

kelas XI program ilmu

alam. Jakarta: Erlangga.

Wiharyanto, A.

Kardiyat.2011. Sejarah

Indonesia dari

Proklamasi sampai

Pemilu

2009.Yogyakarta: USD.

Alat:

LCD

Laptop

Bahan:

Power point

Video peran Soekarno

dalam Demokrasi

Terpimpin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

36

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA NEGERI 1 BENGKULU

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas / Semester : XI / 2

Pertemuan : 1 (Satu)

Alokasi Waktu : 90 Menit (1 Pertemuan)

Standar Kompetensi : Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia sejak masa

Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru

I. Kompetensi Dasar : Merekomendasikan perkembangan masyarakat Indonesia

sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin.

II. Indikator

Menjelaskan proses lahirnya demokrasi terpimpin.

Mendeskripsikan peran Soekarno dalam demokrasi terpimpin.

Menjelaskan akhir dari demokrasi terpimpin

III. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

Menjelaskan proses lahirnya demokrasi terpimpin.

Mendeskripsikan peran Soekarno dalam demokrasi terpimpin.

Menjelaskan akhir dari demokrasi terpimpin.

IV. Materi Pokok

Proses lahirnya demokrasi terpimpin (terlampir)

Peran Soekarno dalam demokrasi terpimpin (terlampir)

Akhir dari demokrasi terpimpin (terlampir)

V. Metode dan Pendekatan Pembelajaran

Model Pembelajaran : Jigsaw

Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi dan presentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

37

VI. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

1. Pembukaan a. Apersepsi

Guru memberikan salam, mengabsen siswa,

membuka pelajaran dengan berdoa dan

mengecek kesiapan siswa.

b. Motivasi

Mengingatkan pelajaran minggu lalu

Mengali kemampuan awal, sekaligus

membangkitkan motivasi siswa untuk

berpendapat, mengembangkan sikap

mandiri dan rasa ingin tahu.

c. Orientasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran

10’

2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi

Guru menampilkan video mengenai Peran

Soekarno dalam Demokrasi Terpimpin

(1959-1966).

Guru mengajukan beberapa pertanyaan.

b.Elaborasi

1. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa

kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3

peserta didik.

2. Masing-masing peserta didik dalam satu

kelompok diberikan pertanyaan yang

berbeda-beda. Tiap orang dalam tim diberi

bagian materi yang ditugaskan (1.

Menjelaskan proses lahirnya demokrasi

terpimpin 2. Mendeskripsikan peran

Soekarno dalam demokrasi terpimpin. 3.

Menjelaskan akhir dari demokrasi

terpimpin)

3. Anggota dari tim yang berbeda yang telah

mempelajari pertanyaan yang sama bertemu

dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk

mendiskusikan pertanyaan yang mereka

dapat.

4. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap

anggota kembali ke kelompok asal dan

bergantian mengajar teman satu tim mereka

tentang pertanyaan yang mereka kuasai dan

tiap anggota lainnya mendengarkan dengan

65’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

38

VII. Media dan Alat Sumber Pembelajaran

1. Alat : LCD, Laptop.

Bahan : power point, video.

2. Sumber Belajar :

I Wayan Badrika. 2006. Sejarah Untuk SMA Kelas XII Program Ilmu Pengetahuan

Sosial, Jilid 3.Jakarta: Erlangga.

Wiharyanto, A. Kardiyat.2011. Sejarah Indonesia dari Proklamasi sampai Pemilu 2009.

Yogyakarta: USD.

Marwati Djoened Poeponegoro, Nogroho Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional

Indonesia IV. Jakarta : Balai Pustaka.

VIII. Penilaian

a. Penilaian Kognitif ( terlampir)

b. Penilaian Afektif (terlampir)

c. Penilaian Psikomotorik (terlampir)

I. Lampiran Materi

PERAN SOEKARO DALAM DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)

A. DEKRIT PRESIDEN, 5 JULI 1959

Pemilu pada tanggal 15 Desember 1955, berhasil memilih anggota-anggota DPR dan

konstituante (Dewan Penyusun UUD). Konstituante dilantik pada tanggal 10 November

1956. Tugas utama konstituante adalah merumuskan UUD yang baru sebagai pengganti

UUDS 1950. Sampai dengan awal tahun 1957, konstituante belum juga berhasil

sungguh-sungguh.

5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

Konfirmasi

Setelah peserta didik melakukan presentasi

kemudian guru mengklarifikasi dari hasil

masing – masing kelompok dan memberikan

kesimpulan dati tiap – tiap jawaban peserta

didik.

3. Penutup

a. Guru memberikan kesimpulan kepada peserta

didik

b. Informasi rencana pembelajaran yang akan

datang

c. Guru mengucapkan salam kepada peserta didik

15’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

39

merampungkan tugasnya. Sehingga pada tanggal 21 Pebruari 1957, Presiden Sukarno

mengajukan gagasan yang dikenal sebagai Konsepsi Presiden. Isi pokok dari konsepsi

presiden tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sistem demokrasi liberal-parlementer perlu diganti dengan demokrasi terpimpin

2. Perlu dibentuk kabinet gotong royong yang merupakan kabinet kaki empat, yakni : PNI,

Masyumi, NU dan PKI

3. Perlu dibentuk Dewan Nasional yang anggotanya terdiri dari golongan fungsional dalam

masyarakat.

Konsepsi Presiden ini menimbulkan perdebatan dalam masyarakat dan di DPR. Partai

Masyumi, NU, PSII, Partai Katholik dan PIR menolak konsepsi tersebut. Pada tanggal 25

April 1959 di depan sidang konstituante, presiden menganjurkan agar kembali kepada UUD

1945. Anjuran presiden ini menjadi bahan perdebatan dalam konstituante. Kemudian

diputuskan untuk mengadakan pemungutan suara (voting). Pemungutan suara dilakukan

sampai tiga kali, tetapi belum mencapai kemenangan dua pertiga suara seperti yang

dipersyaratkan. Pada tanggal 3 Juni 1959 konstituante mengadakan reses (masa istirahat)

dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Pada hari yang sama pemerintah mengeluarkan

Peraturan Nomer Prt/PEPERPU/040/1059 yang berisi larangan malakukan kegiatan-kegiatan

politik.

Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Sukarno mengeluarkan “Dekrit Presiden” yang isinya :

1. Pembubaran konstituante

2. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945

3. Pembentukan MPRS dan DPAS

Dekrit ini mendapat dukungan dari TNI dan MA. Pada tanggal 22 Juli 1959, DPR secara

aklamsi menyatakan kesediaannya melaksanakan UUD 1945.

B. DEMOKRASI TERPIMPIN

1. Latar Belakang

a. Pelaksanaan sistem demokrasi liberal yang mengganggu stabilitas dan keamanan

dalam negeri Indonesia dan seringnya terjadi pergantian kabinet.

b. Konstituante tidak berhasil menyusun UUD yang baru sebagai pengganti UUDS

1950.

c. Munculnya gerakan sparatis seperti PRRI dan Permesta yang membahayakan

integritas bangsa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

40

Demokrasi Terpimpin ditafsirkan dari sila ke-4 Pancasila, yaitu “Kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan”. Kata

“dipimpin” kemudian ditafsirkan bahwa demokrasi harus dipimpin oleh presiden.

2. Sistem Politik Demokrasi Terpimpin

Dalam bidang politik beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintah diantaranya

sebagai berikut :

a. Menyusun Kabinet Kerja I yang dipimpin oleh Presiden dan Ir. Juanda sebagai

menteri pertamanya. Kabinet ini dilantik pada tanggal 10 Juli 1959, dengan

programnya yang disebut “Tri Program Kabinet Kerja” meliputi : masalah-masalah

sandang pangan, keamanan dan pengembalian Irian Barat.

b. Pada tanggal 17 agustus 1959 Presiden Sukarno menyampaikan pidato berjudul :

“Penemuan Kembali Revolusi Kita”. Isi pidato ini kemudian dikenal sebagai

Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol). Pidato ini oleh DPAS diusulkan

untuk dijadikan GBHN. Pengukuhannya sebagai GBHN melalui Penetapan Presiden

No. 1 tahun 1960. Selanjutnya ditetapkan dalam Tap. MPRS No. 1/MPRS/1960. Inti

pidato ini adalah USDEK.

c. Karena penolakan DPR terhadap Rencana Anggaran Belanja Negara (RAPBN) tahun

1960, maka pada tanggal 5 Maret 1960 DPR dibubarkan melalui Penetapan Presiden

No. 3 tahun 1960. Pada tanggal 24 Juni 1960, dibentuklah DPR-GR (DPR Gotong

Royong) yang anggota-anggotanya ditunjuk oleh presiden.

d. DPAS dipimpin langsung oleh presiden dan Roeslan Abdulgani ditunjuk sebagai

wakil ketuanya. Pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 1959 di Istana

Negara bersama pelantikan Moh. Yamin sebagai Dewan Perancang Nasional

(Depernas) dan Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Ketua Badan Pengawas

Kegiatan Aparatur Negara.

e. MPRS dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 tahun 1959 yang diketuai

oleh Chaerul Shaleh. Salah satu ketetapan MPRS ini adalah mengangkat Presiden

Sukarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi.

C. Sistem Ekonomi Terpimpin

Sistem ekonomi Indonesia dijalankan secara terpimpin (etatisme). Keadaan ekonomi

yang buruk semakin diperparah dengan adanya pemberontakan PRRI/Permesta. Untuk

mengatasi kesulitan ekonomi, pemerintah mengambil langkah-langkah sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

41

a. Pada tanggal 24 Agustus 1959 diumumkan keputusan mengenai keuangan sebagai

berikut:

Uang kertas bernilai Rp. 500,- menjadi Rp. 50,-

Uang kertas bernilai Rp. 1.000,- dihapuskan

Semua simpanan melebihi Rp. 25.000,- dibekukan

b. Tanggal 28 Maret 1983 dikeluarkan landasan ekonomi baru yang disebut DEKON

(Deklarasi Ekonomi) dengan tujuan menciptakan ekonomi nasional sosialis yang bebas

dari sisa-sisa imperialisme. Pada tanggal 13 Desember 1965 diambil langkah devaluasi

dengan menjadikan uang senilai Rp. 1.000,- menjadi Rp. 1,-. Ternyata langkah-langkah

pemerintah dengan sistem ekonomi terpimpin ini gagal memperbaiki keadaan ekonomi

Indonesia.

II. Soal

1. Sebutkan isi pokok dari konsepsi Presiden Soekarno !

2. Sebutkan isi dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959 !

3. Jelaskan proses lahirnya demokrasi terpimpin !

4. Deskripsikan peran Soekarno dalam demokrasi terpimpin!

5. Jelaskan akhir dari demokrasi terpimpin !

III. Kunci Jawaban

1) Isi pokok dari konsepsi Presiden adalah sebagai berikut :

a. Sistem demokrasi liberal-parlementer perlu diganti dengan demokrasi terpimpin

b. Perlu dibentuk kabinet gotong royong yang merupakan kabinet kaki empat, yakni :

PNI, Masyumi, NU dan PKI

c. Perlu dibentuk Dewan Nasional yang anggotanya terdiri dari golongan fungsional

dalam masyarakat.

2) Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Sukarno mengeluarkan “Dekrit Presiden” yang

isinya :

a. Pembubaran konstituante

b. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945

c. Pembentukan MPRS dan DPAS

3) Proses lahirnya Demokrasi Terpimpin adalah setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden

pada tanggal 5 Juli 1959. Sebelum menganut sistem Demokrasi Terpimpin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

42

Indonesia menganut sistem pemerintahan yang berbentuk Demokrasi Perlementer

(Demokrasi Liberal). Demokrasi Terpimpin itu merupakan gagasan awal dari

Soekarno untuk mengatai sistem kepartaian di Indonesia.

4) Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin menimbulkan beberapa dampak bagi kondisi

politik di Indonesia. Kondisi politik pada masa itu dianggap menjadi sebuah

pemerintahan yang otoriter karena Presiden Soekarno menjadi pemegang inisiatif

dari keseluruhan jalannya pemerintahan. Partai politik dalam pergerakannya tidak

boleh bertolak belakang dengan konsepsi Soekarno. Penetapan Presiden (Penpres)

adalah senjata Soekarno yang paling ampuh untuk melumpuhkan apa saja yang

dinilainya menghalangi jalannya revolusi yang hendak dibawakannya. Demokrasi

Terpimpin yang dianggapnya mengandung nilai-nilai asli Indonesia dan lebih baik

dibanding dengan sistem ala Barat, ternyata dalam pelaksanaannya lebih mengarah

kepada praktek pemerintahan yang otoriter. Dewan perwakilan Rakyat hasil

pemilihan umum tahun 1955 yang di dalamnya terdiri dari partai-partai pemenang

pemilihan umum, dibubarkan.

5) Pada bulan Mei 1963, MPRS mengangkatnya menjadi Presiden seumur hidup.

Keputusan ini mendapat dukungan dari PKI. Sementara itu di unsur kekuatan lainnya

dalam Demokrasi Terpimpin, TNI- Angkatan Darat, melihat perkembangan yang

terjadi antara PKI dan Soekarno, dengan curiga. Terlebih pada saat angkatan lain,

seperti TNI-Angkatan Udara, mendapatkan dukungan dari Soekarno. Hal ini

dianggap sebagai sebuah upaya untuk menyaingi kekuatan TNI-Angkatan Darat dan

memecah belah militer untuk ditunggangi. Keretakan hubungan antara Soekarno

dengan pemimpin militer pada akhirnya muncul.

IV. Lampiran Penilaian

Penilaian Kognitif

Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan singkat

Pertanyaan :

1. Sebutkan isi pokok dari konsepsi Presiden Soekarno !

2. Sebutkan isi dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959 !

3. Jelaskan proses lahirnya demokrasi terpimpin !

4. Deskripsikan peran Soekarno dalam demokrasi terpimpin!

5. Jelaskan akhir dari demokrasi terpimpin !

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

43

Rambu-rambu skor Skor

Jawaban lengkap berikut alasan yang tepat 20

Jawaban berdasarkan buku paket dengan alasan

seadanya

15

Jawaban sesuai buku paket 10

Jawaban kurang lengkap 7

Jawaban tidak sesuai dengan soal yang ditanyakan 4

Catatan : soal nomor 1 skor maksimal 30

Nilai akhir = jumlah nilai perolehan

Penilaian Afektif

No Pernyataan Pilihan Sikap

SS S R TS STS

1

Percaya diri dan bertanggung jawab

dalam menyampaikan pendapat

2

Jujur dan kritis dalam menyampaikan

pendapatnya

3

Menghormati pendapat teman yang

berbeda di dalam kelompok

4

Menerima keputusan dengan lapang dada

di dalam kelompok

5

Menghargai pendapat teman yang

berbeda kelompok dalam mengajukan

pendapatnya

Keterangan :

SS : sangat setuju

S : setuju

R : ragu-ragu

TS : tidak setuju

STS : sangat tidak setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPresiden. Sistem demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet. Dalam sistem demokrasi liberal, kedudukan dan peranan partai-partai

44

Nilai = skor perolehan x 100

25

Penilaian Psikomotorik

No Nama Siswa Sikap Kerja /

Tingkah Laku

kecepatan

Mengerjakan

Tugas

Kemampuan

Mengekspresikan

Tugas Dalam

Penampilan

Jumlah

1 Fael

2 Vivi

3 Yuni

4 Azzam

5 Melin

Catatan :

Pedoman penilaian

Skor 5 : baik

Skor 4 : cukup baik

Skor 3 : cukup

Skor 2 : buruk

Skor 1 : jelek

Nilai Akhir = 70 % kognitif +20%afektif+10 %psikomotorik

Tindak lanjut penilaian :

a. Siswa dinyatakanberhasil apabila tingkat pencapaianya mencapai KKM 70

b. Memberikan remidi untuk siswa yang tidak mencapai KKM

c. Memberikan program pengayaan untuk siswa yang mencapai atau lebih dari

KKM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI