l a p o r a n k i n e r j a b b v e t w a t e s t . a . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8....

115
LAPORAN KINERJA BBVET WATES T.A. 2016 i

Upload: vuongnhan

Post on 15-Jul-2019

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

i

Page 2: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S I . A . 2 0 1 6

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar Veteriner Wates disusun

berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016, serta

Penetapan Kinerja Tahun 2016 dan sebagai bentuk akuntabilitas dari tugas dan

fungsi yang dipercayakan kepada Balai Besar Veteriner Wates atas target kinerja

dan penggunaan anggaran tahun 2016.

Laporan Kinerja Balai Besar Veteriner Wates disusun mengacu kepada Peraturan

Presiden Rl Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, dan Peraturan Menteri PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja mencakup ikhtisar pencapaian

sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan

dokumen perencanaan.

Semoga laporan kinerja ini dapat bermanfaat sekaligus sebagai pertanggung

jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan peternakan dan

kesehatan hewan untuk terwujudnya Good Governance.

ii

Page 3: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pelaporan akuntabilitas instansi pemerintah yang merupakan komponen dari sistem

SAKIP yang kemudian disebut sebagai Laporan Kinerja (Lakin) disusun sebagai

pertanggungjawaban kinerja intansi pemerintah berupa penjelasan capaian kinerja

secara ringkas dan terinci berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Permentan 135 Tahun 2013 Pedoman

Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian.

Laporan Kinerja Balai Besar Veteriner Wates tahun 2016 merupakan wujud

akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis BBVet Wates

tahun 2015 – 2019 dan Rencana Kinerja Tahun 2016 yang telah ditetapkan melalui

Penetapan Kinerja Tahun 2016. Dalam upaya merealisasikan good governance,

BBVet Wates telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan dalam rangka

mencapai tujuan dan sasaran untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan yang telah

dituangkan dalam Rencana Strategis BBVet Wates Tahun 2015 – 2019.

Dengan tugas yang diamanahkan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan hewan

melalui Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan

Rakyat, BBVet Wates memiliki 4 (empat) tujuan strategis yang dirumuskan sebagai

berikut: (1) Meningkatkan pelayanan dibidang pengamatan dan identifikasi penyakit

hewan melalui kegiatan surveillans, pemetaan, peringatan dini, pemeriksaan dan

pengujian serta pelaporan; (2) Meningkatkan pelayanan dibidang pengujian veteriner

dan Produk Hewan; (3) Meningkatkan kompetensi teknis sumberdaya manusia yang

tersedia untuk melayani pemangku kepentingan dan tantangan era globalisasi; dan

(4) Meningkatkan kesadaran masyarakat (public awareness) melalui Sistem

Kesehatan Hewan Nasional (SISKESWANNAS). Untuk mencapai 4 tujuan strategis

Page 4: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

iv

tersebut, diupayakan melalui 4 (empat) sasaran kegiatan yaitu : (1) Peningkatan

Produksi Pakan Ternak; (2) Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan

Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis; (3) Penjaminan Produk Hewan yang

ASUH dan Berdaya Saing; dan (4) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen Peternakan.

Capaian kinerja sasaran (output) tahun 2015 diperoleh rata-rata sebesar 108,2%.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 10 indikator kinerja, penilaian kategori

“sangat berhasil” sebanyak 6 indikator yaitu: 1) Surveilans keamanan pakan/bahan

pakan (114,00%); 2) Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan (119,91%); 3)

Bimbingan Teknis Puskeswan (123%); 4) Penanggulangan Gangguan Reproduksi

pada Sapi/Kerbau (103,67%); 5) Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran

Mikroba (110,41%); dan 6) Surveilans Zoonosis Produk Hewan (110,0%) dan

penilaian kategori berhasil (100%) sebanyak 4 indikator yaitu: 1) Penyusunan Peta

Penyakit; 2) Pengembangan Metode Uji; 3) Bimbingan Lab. Tipe B dab C; dan 4)

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya.

Pada tahun anggaran 2016 BBVet Wates mengelola anggaran APBN sebesar Rp.

24.153.828.000,-. Anggaran tersebut telah direalisasikan sebesar Rp.

23.467.947.367,- (97,15%) yang melampaui target perjanjian kinerja (95,00%).

Adapun capaian kinerja sasaran (output) tercapai sebesar 108,60%. Pada tahun

2016 diperoleh Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sejumlah 305,0% dari

target yaitu dari anggaran target Rp. 602.000.000,- diperoleh PNBP sejumlah Rp.

1.836.254.292,-.

Dari data pelaksanaan kinerja dimulai tahun 2012 – 2016 dapat dilihat bahwa terlihat

kebutuhan anggaran semakin meningkat untuk pencapaian kinerja. Pada tahun 2016

diketahui untuk mendapatkan kinerja sejumlah 108,2% dari keseluruhan realisasi

fisik dibutuhkan rerata Rp. 924.730,- dengan total realisasi fisik sejumlah 25.376 unit

fisik.

Pelaksanaan kinerja BBVet Wates pada tahun 2016 tidak mengalami banyak

kendala serta secara umum dapat ditanggulangi.

Page 5: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

I. 1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

I. 2. Organisasi dan Tata Kerja ...................................................................... 2

I. 3. Sumber Daya Manusia ........................................................................... 4

I. 4. Anggaran Keuangan ............................................................................... 8

I. 5. Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ................................. 10

BAB II. PERJANJIAN KINERJA ................................................................. 12

II. 1. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA).................................................. 12

II.1.A. Visi dan Misi ................................................................................. 13

II.1.B. Tujuan dan Sasaran Strategi ........................................................ 14

II.1.C. Program Kerja dan Kegiatan ......................................................... 15

II. 2. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) .................................................. 17

II.2.A. Indikator Kinerja Utama (IKU) BBVet Wates ................................. 17

II.2.B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) .................................................. 18

II. 3. PERJANJIAN KINERJA (PK) .............................................................. 21

II.3.A. Perjanjian Kinerja BBVet Wates T. A. 2016 .................................. 21

Page 6: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

vi

II.3.B. Rencana Anggaran Tahun 2016 ................................................... 23

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................... 25

III. 1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran ............................ 25

III. 2. Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2016........................................ 26

III. 3. Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis Tahun 2016 ........... 33

III.3.A. Peningkatan Produksi Pakan Ternak ............................................ 33

III.3.B. Pengendalian dan Penanggulangan PHMS-Zoonosis .................. 36

III.3.C. Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing ........ 77

III.3.D. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PKH86

III. 4. Capaian Kinerja Lainnya..................................................................... 87

III. 5. Akuntabilitas Keuangan ...................................................................... 88

III.5.1. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) .................................... 89

III.5.2. Anggaran Belanja Negara ............................................................. 89

III. 6. Hambatan dan Kendala ...................................................................... 93

III. 7. Upaya dan Tindak Lanjut .................................................................... 94

BAB IV. PENUTUP ...................................................................................... 95

LAMPIRAN ..................................................................................................... 97

Page 7: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan Struktural .................................................. 4

Gambar 2. Jumlah pegawai berdasar golongan ...................................................................... 5

Gambar 3. Jumlah pegawai berdasar jenis tingkat pendidikan ............................................... 6

Gambar 4. Persentase jumlah pegawai berdasar jenis kelamin ............................................. 6

Gambar 5. Persentase jumlah pegawai berdasar unit kerja/bagian ........................................ 7

Gambar 6. Persentase jumlah pegawai berdasar unit laboratorium dan teknis ...................... 8

Gambar 7. Realisasi capaian Perjanjian Kinerja BBVet Wates Tahun 2016 ........................ 27

Gambar 8. Capaian Kinerja Balai Besar Veteriner Wates T.A. 2012 – 2016 ........................ 29

Gambar 9. Akurasi perencanaan vs implementasi BBVet Wates 2012-2016 ....................... 30

Gambar 10. Hasil analisa “Cross Analysis” Anggaran Vs Realisasi Fisik (unit) .................... 31

Gambar 11. Cross Analysis Anggaran vs Realisasi Fisik (%) tahun 2012 - 2016................. 31

Gambar 12. Kebutuhan anggaran vs realisasi fisik BBVet Wates 2012-2016 ...................... 32

Gambar 13. Hasil surveilans Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan ............................ 37

Gambar 14. Realisasi Surveilans Penyidikan dan Pengujian PHM 2012 - 2016 .................. 38

Gambar 15. Proporsi positif AI dari itik tervaksin dan tidak tervaksin ................................... 44

Gambar 16. Hasil pengujian virus Avian Influenza di Live Bird Market ................................. 46

Gambar 17. Prevalensi pengujian penyakit hewan pada Sapi di WSB ................................. 58

Gambar 18. Prevalensi penyakit pada ternak kambing wilayah sumber bibit ....................... 59

Gambar 19. Jumlah kabupaten terdata dalam Peta Penyakit tahun 2014-2016 .................. 62

Gambar 20. Hasil Pengembangan Metode PCR Campylobacter ......................................... 65

Gambar 21. Hasil Pengujian Residu Trembolon-acetate menggunakan GCMS .................. 66

Gambar 22. Hasil mapping Virus Avian Influenza secara Antigenik ..................................... 67

Gambar 23. Target dan Realisasi Bintek Laboratorium tahun 2013-2016 ............................ 71

Gambar 24. Capaian Target Bintek Puskeswan 2013-2016 ................................................. 72

Page 8: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

viii

Gambar 25. Hasil kegiatan Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi .................... 74

Gambar 26. Hasil Kesembuhan Penanganan Gangguan Reproduksi .................................. 75

Gambar 27. Data Diagnosa Penyidikan Gangguan Reproduksi ........................................... 76

Gambar 28. Hasil pengujian Monitoring dan Surveilans Cemaran Kimia ............................. 81

Gambar 29. Hasil pengujian Surveilans Cemaran Mikroba................................................... 84

Gambar 30. Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2012-2016 .............. 89

Gambar 31. Realisasi belanja pegawai, barang dan modal .................................................. 90

Gambar 32. Realisasi anggaran BBVet Wates dari tahun 2012 – 2016 ............................... 90

Gambar 33. Realisasi anggaran Belanja Pegawai BBVet Wates tahun 2012-2016 ............. 91

Gambar 34. Realisasi anggaran Belanja Barang BBVet Wates Tahun 2012-2016 .............. 92

Gambar 35. Anggaran dan realisasi Belanja Modal tahun 2012-2016 .................................. 92

Page 9: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian Alokasi Anggaran BBVet Wates tahun anggaran 2016 ................................ 8

Tabel 2. Indikator Kinerja Utama BBVet Wates Tahun 2015 - 2019 ..................................... 17

Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan BBVet Wates Tahun 2016 ............................................ 19

Tabel 4. Perjanjian Kinerja BBVet Wates Tahun 2016 .......................................................... 22

Tabel 5. Rincian anggaran BBVet Wates tahun 2016 ........................................................... 24

Tabel 6. Skala Nilai Peringkat Kinerja ................................................................................... 25

Tabel 7. Capaian Indikator Kinerja BBVet Wates tahun 2016 ............................................... 26

Tabel 8. Capaian Kinerja BBVet Wates dari tahun 2012 - 2016 ........................................... 28

Tabel 9. Capaian Sasaran Peningkatan Produksi Pakan Ternak ......................................... 33

Tabel 10. Lokasi kegiatan, jumlah sampel dan hasil uji surveilans kemanan pakan ............ 34

Tabel 11. Capaian Sasaran Pengendalian dan Penanggulangan PHMS-Zoonosis. ............ 36

Tabel 12. Output sasaran kegiatan penyidikan dan pengujian penyakit hewan ................... 36

Tabel 13. Realisasi lokasi Surveilans Investigasi Wabah...................................................... 39

Tabel 14. Jenis sampel dan hasil uji surveilans rabies .......................................................... 40

Tabel 15. Hasil uji serologis antibodi rabies .......................................................................... 40

Tabel 16. Hasil pengujian FAT Rabies .................................................................................. 41

Tabel 17. Lokasi kegiatan, jumlah sampel dan hasil uji AI pada ayam petelur ..................... 43

Tabel 18. Lokasi surveilans AI Itik dan jumlah sampel yang terkoleksi ................................. 43

Tabel 19. Proporsi sampel itik terdeteksi antibodi positif ....................................................... 45

Tabel 20. Lokasi kegiatan dan jumlah sampel Survei AI di Live Bird Market ........................ 46

Tabel 21. Lokasi surveilans dan jumlah sampel Survei Brucellosis pada Sapi Perah .......... 47

Tabel 22. Lokasi kegiatan, jumlah spesimen dan hasil uji positif CFT .................................. 48

Tabel 23. Lokasi dan jumlah sampel kegiatan Survei Brucellosis pada Sapi di Madura ...... 49

Tabel 24. Lokasi dan jumlah sampel Penyakit Anthrax ......................................................... 50

Page 10: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

x

Tabel 25. Lokasi dan jumlah sampel surveilans Penyakit Hog Cholera ................................ 51

Tabel 26. Hasil pengujian antibodi dan Isolasi Virus IBR ...................................................... 52

Tabel 27. Data positif untuk tingkat insidensi Virus IBR ........................................................ 53

Tabel 28. Realisasi lokasi dan jumlah sampel Surveilan Penyakit Bakterial ......................... 53

Tabel 29. Lokasi kegiatan dan jumlah sampel Surveilans Penyakit Parasiter ...................... 55

Tabel 30. Lokasi, jumlah sampel dan hasil pengujian Penyakit BSE .................................... 57

Tabel 31. Lokasi Sumber Bibit ternak sapi, jumlah sampel dan hasil uji positif .................... 58

Tabel 32. Lokasi, jumlah sampel dan hasil pengujian Kambing di WSB ............................... 59

Tabel 33. Lokasi UPT Perbibitan dan jumlah koleksi sampel ............................................... 60

Tabel 34. Kabupaten/Kota yang terdata pada Peta Penyakit Hewan ................................... 63

Tabel 35. Rincian Bimbingan Teknis Laboratorium Tipe B dan C ......................................... 68

Tabel 36. Lokasi Kegiatan Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi ..................... 73

Tabel 37. Capaian Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing ................. 77

Tabel 38. Lokasi kegiatan dan jumlah sampel Monitoring Residu ........................................ 78

Tabel 39. Hasil Pengujian Residu Pestisida .......................................................................... 78

Tabel 40. Hasil Pengujian Hormon Trenbolone acetate (TBA) ............................................. 79

Tabel 41. Lokasi kegiatan dan jumlah sampel Monitoring Cemaran Kimia ........................... 80

Tabel 42. Lokasi kegiatan dan jumlah sampel pengujian Cemaran Mikroba ........................ 82

Tabel 43. Hasil pengujian Monitoring dan Surveilans Cemaran Mikroba .............................. 83

Tabel 44. Lokasi kegiatan, jumlah sampel dan hasil uji Surveilans Zoonosis ....................... 84

Tabel 45. Capaian sasaran Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya .............................. 86

Tabel 46. Realisasi Anggaran BBVet Wates T.A 2012 – 2016 ............................................ 88

Page 11: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Balai Besar Veteriner Wates............................................... 97

Lampiran 2. Perjanjian Kinerja Balai Besar Veteriner Wates ................................................ 98

Lampiran 3. Jumlah dan Realisasi Anggaran BBVet Wates per kegiatan .......................... 102

Lampiran 4. Rincian Jumlah Pegawai BBVet Wates Tahun 2016 ...................................... 103

Lampiran 5 Data Jumlah Pegawai berdasar jabatan struktural dan fungsional .................. 104

Page 12: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

1

BAB I.

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Balai Besar

Veteriner Wates Tahun Anggaran 2016 dilaksanakan berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari

implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna

mendorong terwujudnya sebuah tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance) di Indonesia.

BBVet Wates sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mempunyai

tugas mendukung produksi dan keamanan pangan tersebut melalui

pelaksanaan tugas dan fungsi pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa,

pengujian veteriner dan produk hewan serta pengembangan teknik dan

metode penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner. Hal tersebut sesuai

dengan amanat Undang Undang No 18 Tahun 2012, dimana keamanan

pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah

pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat

mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta

tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat

sehingga aman untuk dikonsumsi.

Dengan disusunnya Laporan Kinerja Balai Besar Veteriner Wates

Yogyakarta tahun 2016 diharapkan dapat :

Page 13: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 2 dari 117

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat

yaitu Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan atas

kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.

2. Mendorong Balai Besar Veteriner Wates di dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada

peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat

dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat.

3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Balai Besar

Veteriner Wates untuk meningkatkan kinerjanya.

4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Balai Besar

Veteriner Wates di dalam pelaksanaan kegiatan dalam rangka

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

I. 2. Organisasi dan Tata Kerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

54/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar

Veteriner, ditetapkan Struktur Organisasi Balai Besar Veteriner Wates yang

terdiri dari :

A. Kepala Balai Besar

B. Bagian Umum:

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan

C. Bidang Program dan Evaluasi:

1. Seksi Program

2. Seksi Evaluasi dan Pelaporan

D. Bidang Pelayanan Veteriner:

1. Seksi Pelayanan Teknis

2. Seksi Informasi Veteriner

E. Kelompok Jabatan Fungsional

Page 14: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 3 dari 117

BBVet Wates mempunyai tugas melaksanakan pengamatan dan

pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan serta

pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa dan pengujian

veteriner.

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, BBVet Wates Yogyakarta

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran, pelaksanaan kerja

sama, serta penyiapan evaluasi dan pelaporan;

2. Pelaksanaan penyidikan penyakit hewan;

3. Pelaksanaan penyidikan melalui pemeriksaan dan pengujian produk

hewan;

4. Pelaksanaan surveilans penyakit hewan, dan produk hewan;

5. Pemeriksaan kesehatan hewan, semen, embrio, dan pelaksanaan

diagnosa penyakit hewan;

6. Pembuatan peta penyakit hewan regional;

7. Pelaksanaan pelayanan laboratorium rujukan dan acuan diagnosa

penyakit hewan menular;

8. Pelaksanaan pengujian dan pemberian laporan dan/atau sertifikasi hasil

uji;

9. Pelaksanaan pengujian forensik veteriner;

10. Pelaksanaan peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness);

11. Pelaksanaan kajian terbatas teknis veteriner;

12. Pelaksanaan pengujian toksikologi veteriner dan keamanan pangan;

13. Pemberian bimbingan teknis laboratorium veteriner, pusat kesehatan

hewan, dan kesejahteraan hewan;

14. Pemberian rekomendasi hasil pemeriksaan dan pengujian veteiner,

serta bimbingan teknis penanggulangan penyakit hewan;

15. Pelaksanaan analisa risiko penyakit hewan dan keamanan produk

hewan di regional;

16. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan

dan kesehatan masyarakat veteriner;

Page 15: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 4 dari 117

17. Pengkajian batas maskimum residu obat hewan dan cemaran mikroba;

18. Pemberian pelayanan teknis penyidikan, pengujian veteriner dan

produk hewan, serta pengembangan teknik dan metoda penyidikan,

diagnosa dan pengujian veteriner;

19. Pelaksanaan pengembangan dan diseminasi teknik dan metoda

penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner;

20. Pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner;

21. Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data pengamatan dan

pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan;

22. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBVet

I. 3. Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta pada tahun

2016 secara keseluruhan berjumlah 128 orang, dengan perincian berdasar

jabatan, golongan, tingkat pendidikan dan jenis kelamin sebagai berikut:

A. Berdasarkan jabatan struktural

1) Pejabat eselon II : 1 orang

2) Pejabat eselon III : 3 orang

3) Pejabat eselon IV : 7 orang

Gambar 1 Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan Struktural

Sumber data : Balai Besar Veteriner Wates 2016

Page 16: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 5 dari 117

B. Berdasarkan golongan

1) Golongan IV : 13 orang

2) Golongan III : 69 orang

3) Golongan II : 9 orang

4) Tenaga Harian Lepas (THL) : 37 orang

Gambar 2. Jumlah pegawai berdasar golongan

Sumber data : Balai Besar Veteriner Wates 2016

C. Berdasarkan tingkat pendidikan

1) Pendidikan S3 : 1 orang

2) Pendidikan S2 : 42 orang

3) Pendidikan S1 : 13 orang

4) Pendidikan D4 : 2 orang

5) Pendidikan D3 : 17 orang

6) Pendidikan SMA : 30 orang

7) Pendidikan SMP : 2 orang

8) Pendidikan SD : 1 orang

0

10

20

30

40

50

60

70

GOL IV GOL III GOL II THL

13

69

9

37

BERDASAR GOLONGAN

Page 17: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 6 dari 117

Gambar 3. Jumlah pegawai berdasar jenis tingkat pendidikan

Sumber data : Balai Besar Veteriner Wates 2016

D. Berdasarkan jenis kelamin

1) Laki laki : 73 orang

2) Perempuan : 55 orang

Gambar 4. Persentase jumlah pegawai berdasar jenis kelamin

Sumber data : Balai Besar Veteriner Wates 2016

E. Berdasarkan unit kerja / bagian:

1) Kepala Balai : 1 orang

2) Kepala Bagian Umum : 1 orang

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

S3 S2 S1 D4 D3 SMA SMP SD

2

41

13

2

17

30

2 1

Tingkat Pendidikan

57%

43%

Jenis Kelamin

Laki laki Perempuan

Page 18: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 7 dari 117

3) Bidang Program dan Evaluasi : 3 orang

4) Bidang Pelayanan Veteriner : 5 orang

5) Seksi Keuangan : 9 orang

6) Seksi Rumah Tangga Perlengkapan : 31 orang

7) Seksi Kepegawaian dan TU : 11 orang

8) Laboratorium : 67 orang

Gambar 5. Persentase jumlah pegawai berdasar unit kerja/bagian

Sumber data : Balai Besar Veteriner Wates 2016

F. Berdasarkan unit laboratorium dan teknis

1) Lab Patologi Klinik : 3 orang

2) Lab Patologi : 6 orang

3) Lab Serologi : 6 orang

4) Lab Virologi : 6 orang

5) Lab Bioteknologi : 7 orang

6) Lab Parasitologi : 7 orang

7) Lab Bakteriologi : 7 orang

8) Lab Kesmavet : 8 orang

0

10

20

30

40

50

60

70

KaB

alai

Kab

ag U

mu

m

Bid

.Pro

gram

Bid

.Yan

vet

Ke

u

RTP

Ke

peg

TU

Lab

1 13

59

31

11

67

Unit Kerja

Page 19: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 8 dari 117

9) Lab Epidemiologi : 9 orang

10) Instalasi Kandang Percobaan : 8 orang

Gambar 6. Persentase jumlah pegawai berdasar unit laboratorium dan teknis

Sumber data : Balai Besar Veteriner Wates 2016

I. 4. Anggaran Keuangan

Dalam menjalankan program/kegiatan tahun 2016 yang telah disusun,

Balai Besar Veteriner Wates mendapatkan dukungan dana yang bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Anggaran

pembangunan dari APBN digunakan untuk membiayai 4 (empat) kegiatan

yang dikelola BBVet Wates dengan total anggaran Rp. 24.153.828.000,-.

Tabel 1. Rincian Alokasi Anggaran BBVet Wates tahun anggaran 2016

No Kode Kegiatan Anggaran

1 1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak Rp. 239.400.000,-

2. 1784 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis

Rp. 12.725.877.000,-

3. 1786 Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing

Rp. 1.241.116.000,-

0123456789

Pat

.Klin

ik

Pat

olo

gi

Sero

logi

Vir

olo

gi

Bio

tek

Par

asit

olo

gi

Bak

teri

olo

gi

IKH

P

Ke

smav

et

Epid

emio

logi

3

6 6 67 7 7

8 89

Unit Lab

Page 20: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 9 dari 117

4. 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan

Rp. 9.947.435.000,-

JUMLAH Rp. 24.153.828.000,-

Kegiatan Pagu (Rp.)

Anggaran

Target ( %)

Real ( % )

1 Peningkatan Produksi Pakan Ternak

1.1 Pengujian Keamanan Pakan/Bahan Pakan 239,400,000 100 99,84

2 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan

2.1 Penguatan Pengujian dan Penyidikan Veteriner 7,814,776,000 100 99,97

2.2 Surveilans Investigasi Wabah Penyakit Hewan Menular 162,450,000 100 99,95

2.3 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Rabies 115,550,000 100 99,93

2.4 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Avian Influenza 431,450,000 100 99,75

2.5 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Brucellosis 200,250,000 100 99,43

2.6 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Anthrax 106,300,000 100 99,37

2.7 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hog Cholera 159,250,000 100 99,60

2.8 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Viral 207,900,000 100 99,76

2.9 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Bakterial 148,500,000 100 99,73

2.10 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Parasiter 325,900,000 100 99,81

2.11 Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi 1,810,401,000 100 98,79

2.12 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Eksotik Perbatasan Negara dan Antar Wilayah

108,150,000 100 99,56

2.13 Surveilans Penyakit Hewan di UPT 335,750,000 100 99,90

2.14 Fasilitas PNBP Lab. Pengujian Veteriner 297,950,000 100 98,82

2.15 Pembinaan dan koordinasi Kesehatan Hewan 422,000,000 100 99,79

2.16 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 52,700,000 100 99,98

2.17 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 26,600,000 100 96,99

3 Penjaminan Produk Hewan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal)

3.1 Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba 771,150,000 100 89,36

3.2 Pengadaan Sarana dan Prasarana Lab. Kesmavet 382,140,000 100 99,58

3.3 Surveilance Zoonosis Produk Hewan 87,826,000 100 99,80

4 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan

4.1 Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan

202,000,000 100 99,80

4.2 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan

105,400,000 100 98,22

Page 21: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 10 dari 117

4.3 Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan serta Penatausahaan Barang Milik Negara

187,642,000 100 98,22

4.4 Ketatalaksanaan Organisasi Kepegawaian, Hukum serta Tata Usaha

316,800,000 100 99,23

4.5 Layanan Perkantoran (Bulan Layanan) 9,135,593,000 100 93,87

JUMLAH BELANJA 24,153,828,000 100 97,15

I. 5. Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Laporan Akuntabilitas Kinerja memberikan penjelasan mengenai

pencapaian kinerja BBVet Wates selama tahun 2016. Capaian Kinerja

(performance results) tahun 2016 tersebut dibandingkan dengan Penetapan

Kinerja (performance agreements) tahun 2016 sebagai tolok ukur

keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap

rencana kinerja ini dapat memungkinkan diidentifikasikannya celah-celah

kinerja (performance gaps) bagi perbaikan kinerja di masa mendatang.

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Balai Besar Veteriner Wates Tahun 2016 berpedoman pada PP

Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah; Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri PAN dan

RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, sebagai berikut:

Bab I - Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tujuan dan

sasaran organisasi, aspek strategis Balai Besar Veteriner

Wates, struktur organisasi, serta struktur anggaran;

Bab II - Perjanjian Kinerja, menjelaskan secara ringkas dokumen

perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program,

kegiatan dan anggaran Balai Besar Veteriner Wates

Tahun 2016 meliputi Rencana Strategis BBVet Wates

Page 22: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 11 dari 117

Tahun 2015 – 2019, Indikator Kerja Utama dan Perjanjian

Kinerja Tahun 2016;

Bab III - Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016, menjelaskan kriteria

ukuran keberhasilan pencapaian sasaran, evaluasi dan

analisis capaian sasaran strategis, capaian kinerja

lainnya, akuntabilitas keuangan, hambatan dan kendala

(aspek administrasi, manajemen dan teknis) serta upaya

dan tindak lanjut berikutnya.

Bab IV - Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan

Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Veteriner Wates Tahun

2016 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan

bagi perbaikan kinerja di masa datang.

Page 23: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

12

BAB II.

PERJANJIAN KINERJA

II. 1. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Rencana Strategis (renstra) adalah dokumen perencanaan strategis

pelaksanaan arah dan kebijakan pekerjaan yang tercantum dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Balai Besar Veteriner Wates. Renstra BBVet Wates

merupakan rujukan dalam penyusunan kebijakan umum anggaran, prioritas

program dan kegiatan tahunan balai pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN).

Rencana Strategis BBVet Wates juga digunakan sebagai dasara

penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN). Oleh karena itu muatan

utama Renstra adalah semua program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh

balai dalam konteks akuntabilitas kinerja dan manajerial yang mencakup

kegiatan yang dibiayai oleh dana APBN. Renstra akan menjadi sistem tolok

ukur penilaian pertanggungjawaban Rencana Strategis Balai Besar Veteriner

Wates Tahun 2015–2019 yang merupakan penjabaran RPJM dan RPJP

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian

Pertanian. Oleh karenanya, Renstra BBVet Wates mengacu kepada

dokumen-dokumen perencanaan seperti berikut:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 –

2025

2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kementerian Pertanian

Tahun 2005 – 2025

3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian Pertanian

Tahun 2015 – 2019

4. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019

Page 24: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 13 dari 117

5. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Hewan Tahun 2015 – 2019

6. Rencana Strategis Direktorat Kesehatan Hewan Tahun 2015 – 2019

II.1.A. Visi dan Misi

Visi dan Misi dirumuskan dan diselaraskan dengan arah kebijakan

dan program pembangunan nasional yang ditetapkan di dalam RPJMN

2015 – 2019 dan situasi kondisi lingkungan internal dan eksternal yang

mempengaruhi kinerja BBVet Wates. Visi Pembangunan Balai Besar

BBVet Wates dirumuskan di dalam RPJM dan Rencana Strategis yang

akan dicapai selama lima tahun mulai tahun 2015 sampai dengan 2019,

yaitu:

“Terwujudnya pelayanan prima melalui pengamatan dan

pengidentifikasian penyakit hewan, pengembangan metode surveilans

dan pengujian veteriner yang berbasis laboratorium terakreditasi”

Sejalan dengan visi BBVet Wates, maka diperlukan rumusan

mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi

yang mencerminkan apa yang akan dapat dicapai (pada level dampak)

dan bagaimana mencapainya dalam periode tertentu, beserta ukuran-

ukuran pencapaiannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, misi yang

harus dilaksanakan, yaitu:

(1) Mempertahankan dan meningkatkan status akreditasi laboratorium

agar mendapat pengakuan secara internasional.

(2) Meningkatkan pemberdayaan sumberdaya manusia agar mampu

mengantisipasi perubahan global.

(3) Meningkatkan profesionalisme di bidang veteriner terutama

pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan.

Page 25: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 14 dari 117

(4) Membangun dan mengelola sistem informasi veteriner dalam

penyediaan data dan informasi hasil pengamatan dan

pengidentifikasian penyakit hewan yang valid, akurat dan tepat

waktu.

(5) Membangun partisipasi masyarakat dalam meningkatkan

kesadaran tentang pentingnya penanganan kesehatan hewan dan

kesehatan manusia serta kesehatan lingkungan secara terpadu.

II.1.B. Tujuan dan Sasaran Strategi

Selaras dengan visi dan misi balai, BBVet Wates menetapkan

tujuan dan sasaran strategis yang merupakan kondisi yang ingin

diwujudkan selama lima tahun ke depan. Adapun tujuan BBVet Wates

terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yaitu :

A. Tujuan Umum:

Peningkatan peran sebagai laboratorium penyidikan, pengujian

dan diagnostik sebagai laboratorium rujukan melalui peningkatan

pemanfaatan sumber daya dan teknologi dalam perencanaan dan

pelaksanaan serta pengendalian kegiatan balai.

B. Tujuan Khusus:

1) Peningkatan penyediaan dan pemanfaatan sarana dan

prasarana serta dana yang tersedia dalam meningkatkan daya

saing.

2) Peningkatan kompetensi teknis sumberdaya manusia yang

tersedia untuk melayani pemangku kepentingan dan tantangan

era globalisasi.

3) Peningkatan pelayanan di bidang pengamatan dan identifikasi

penyakit hewan melalui kegiatan surveillans, pemetaan,

peringatan dini, pemeriksaan dan pengujian serta pelaporan.

4) Peningkatan kemampuan manajemen aparatur melalui

pengembangan sistem informasi veteriner terutama

Page 26: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 15 dari 117

pengelolaan sistem informasi laboratorium dalam

mengantisipasi era globalisasi.

C. Sasaran :

a) Peningkatan pengamatan (Surveillans) untuk memperoleh data

status hewan atau status kesehatan hewan, meningkatkan

kewaspadaan dini, meningkatkan teknik diagnosis dan

pengembangan metoda pengujian di wilayah BBVet Wates

dengan peningkatan pengelolaan (manajemen) yang mencakup

penyusunan program, monitoring dan evaluasi serta perbaikan

yang berkesinambungan (continues improvement).

b) Peningkatan kegiatan pengamanan yang mencakup dukungan

laboratorium terhadap penetapan dan pengamanan kawasan

PHMS, penerapan biosafety dan biosecurity, pengebalan hewan

(monitoring hasil vaksinasi), pengawasan lalu lintas hewan dan

produk hewan dan kesiagaan darurat veteriner serta

pengawasan kewaspadaan dini.

c) Peningkatan kegiatan penyidikan atas kasus atau wabah,

pelayanan laboratorium rujukan dan diseminasi teknik dan

metoda.

d) Peningkatan pengujian aktif maupun pasif dan pengembangan

pengujian.

II.1.C. Program Kerja dan Kegiatan

Sesuai dengan tugas dan fungsi yang mengacu kepada Renstra

BBVet Wates disusun program kerja dan kegiatan sebagai berikut :

Pengamatan dan Pengidentifikasian Diagnosa

a) Pelaksanaan penyidikan penyakit hewan;

b) Pelaksanaan penyidikan melalui pemeriksaan dan pengujian

produk hewan;

c) Pelaksanaan surveillans penyakit hewan, dan produk hewan;

Page 27: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 16 dari 117

d) Pemeriksaan kesehatan hewan, semen, embrio, dan

pelaksanaan diagnosa penyakit hewan;

e) Pembuatan peta penyakit hewan regional;

f) Pelaksanaan analisa risiko penyakit hewan dan keamanan

produk hewan di regional;

g) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan

hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.

Pengujian Veteriner dan Produk Hewan

a) Pelaksanaan pengujian dan pemberian laporan atau sertifikasi

hasil uji;

b) Pelaksanaan pengujian forensik veteriner;

c) Pelaksanaan pengujian toksikologi veteriner dan keamanan

pangan;

d) Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data pengamatan dan

pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk

hewan.

Pengembangan Teknik dan Metoda

a) Pelaksanaan kajian terbatas teknis veteriner;

b) Pengkajian batas maskimum residu obat hewan dan cemaran

mikroba;

c) Pemberian pelayanan teknis penyidikan, pengujian veteriner dan

produk hewan, serta pengembangan teknik dan metoda

penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner;

d) Pelaksanaan pengembangan dan diseminasi teknik dan metoda

penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner.

Peningkatan Partisipasi Masyarakat

a) Penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran,

pelaksanaan kerja sama, serta penyiapan evaluasi dan

pelaporan;

b) Pelaksanaan peningkatan kesadaran masyarakat (public

awareness);

Page 28: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 17 dari 117

c) Pemberian bimbingan teknis laboratorium veteriner, pusat

kesehatan hewan, dan kesejahteraan hewan;

d) Pelaksanaan pelayanan laboratorium rujukan dan acuan

diagnosa penyakit hewan menular;

e) Pemberian rekomendasi hasil pemeriksaan dan pengujian

veteriner, serta bimbingan teknis penanggulangan penyakit

hewan;

f) Pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner;

g) Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBVet.

II. 2. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Untuk mewujudkan, visi, misi dan tujuan pembangunan peternakan

dan kesehatan hewan, sasaran yang ingin dicapai maka disusun sasaran

strategis. Masing-masing sasaran tersebut mempunyai indikator yang ingin

dicapai selama kurun waktu 2015 – 2019 yang selanjutnya disebut Indikator

Kinerja Utama (IKU).

II.2.A. Indikator Kinerja Utama (IKU) BBVet Wates

Tabel 2. Indikator Kinerja Utama BBVet Wates Tahun 2015 - 2019

No Sasaran strategis Indikator/Outcome Target

2015 2016 2017 2018 2019

1 Peningkatan pengamatan (surveillans) untuk memperoleh data status hewan atau status kesehatan hewan, meningkatkan kewaspadaan dini, meningkatkan teknik diagnosis dan pengembangan metoda pengujian di wilayah BBVet Wates.

a. Penurunan kasus penyakit (%) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1

b. Hasil dari tindak lanjut rekomendasi teknis dari Balai terhadap institusi dinas peternakan yang terkait untuk melaksanakan kegiatan pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan penyakit hewan(%)

- 60 62,5 65 67

2 Peningkatan kegiatan pengamanan penyakit PHMSZ

a. Dukungan laboratorium terhadap penetapan PHMSZ (%)

70 72 74 76 78

Page 29: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 18 dari 117

b. Kawasan pengamanan PHMSZ (kab)

78 78 78 78 78

c. Penerapan biosafety dan biosecurity (Unit)

3 5 7 9 11

d. Pengebalan hewan (monitoring hasil vaksinasi) (%)

0,5 0,6 0,7 0,8 0,9

e. Pengawasan keamanan produk hewan (Kab)

20 21 22 23 24

f. kesiagaan darurat veteriner serta pengawasan kewaspadaan dini (kab)

78 78 78 78 78

3 Peningkatan kegiatan penyidikan atas kasus atau wabah, pelayanan laboratorium rujukan dan diseminasi teknik dan metoda.

Hasil dari tindak lanjut rekomendasi teknis dari Balai terhadap institusi dinas peternakan yang terkait untuk melaksanakan kegiatan pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan kasus atau wabah penyakit hewan (%).

- 70 71 72 73

4 Peningkatan pengujian aktif maupun pasif dan pengembangan pengujian

Hasil dari tindak lanjut rekomendasi teknis dari Balai terhadap institusi dinas peternakan terkait hasil pengujian (%)

- 60 62,5 65 67

5 Surveilans, pengujian dan sertifikasi status kesehatan hewan untuk meningkatkan nilai ekonomi ternak termasuk sebagai jaminan asuransi dan agunan perbankan

Kawasan ternak dan wilayah sumber bibit (kabupaten)

- 10 11 12 15

II.2.B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) BBVet Wates disusun di dalam

Rencana Strategis tahun 2016 yang mendukung Program Ditjen PKH yaitu

“Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat”.

Rencana Kinerja BBVet Wates Tahun 2016 memuat empat (4) kegiatan

utama yaitu: (1) Peningkatan produksi pakan ternak; (2) Pengendalian dan

Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis;

(3) Penjaminan produk hewan yang ASUH dan berdaya saing; dan (4)

Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya yang kemudian menjadi

Page 30: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 19 dari 117

sasaran kinerja (output) yang tertuang dalam IKU dan PK. Penjabaran dari 4

Kegiatan utama tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan BBVet Wates Tahun 2016

Kode Uraian Kegiatan dan Sub Kegiatan Vol Harga

Satuan (Rp) Anggaran

(Rp)

1783 Pengujian Keamanan Pakan/ Bahan Pakan

011 Menjamin keamanan pakan/ bahan pakan yang beredar

900 Sampel 250,000,000 250,000,000

1784 Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis

011 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan

a. Penguatan pengujian dan penyidikan veteriner di UPT

1 Laporan 11,543,655,000 11,543,655,000

b. Peningkatan pelaksanaan kesehatan hewan di UPT Perbibitan

3,680 Sampel 1,753,841,000 1,753,841,000

c. Pengadaan sarana dan prasarana pengujian

1 paket 1,500,000,000 1,500,000,000

d. Fasilitasi PNBP/BLU 1 Tahun 595,900,000 595,900,000

e. Gedung, tanah dan bangunan 10 Unit

f. Peningkatan Kompetensi SDM 1 Laporan 100,000,000 100,000,000

g. Surveillance. Monitoring penyakit hewan 1 Laporan 4,674,574,000 4,674,574,000

h. Penyidikan penyakit hewan dan wabah penyakit

1 Laporan 433,450,000 433,450,000

i. Rapat koordinasi Penanggulangan PHMS 1 laporan 100,000,000 100,000,000

1786 Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing

Penerapan Penjaminan Produk Hewan yang ASUH (unit usaha)

a. Surveilans Zoonosis pada produk hewan 1 Laporan 200,000,000 200,000,000

b. Monitoring dan surveilans cemaran mikroba

1,800 sampel 500,000 900,000,000

c. Fasilitasi Peralatan Laboratorium 1 paket 1,000,000,000 1,000,000,000

d. Parkir mobil 120 M2 416,000 50,000,000

e. Rapat koordinasi Kesmavet 1 Laporan 50,000,000 50,000,000

f. Operasional Lab. Kesmavet 1 Tahun 1,000,000,000 1,000,000,000

g. Penguatan pengujian produk hewan 1 paket 350,000,000 350,000,000

h. Peningkatan Kompetensi SDM 1 Laporan 9,500,000 9,500,000

1787 Dukungan Manajemen dan dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan

011. A Penyusunan Program/Anggaran 1 Laporan 994,550,000 994,550,000

B Apresiasi Perencanaan Pembangunan (Pemantapan Pelaksanaan/Perencanaan Kegiatan)

1 Laporan 280,000,000 280,000,000

Page 31: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 20 dari 117

011. A Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan Pembangunan Peternakan dan Keswan

1 Laporan 192,000,000 192,000,000

021. A Penyusunan Laporan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

1 Laporan 60,000,000 60,000,000

012 Pelaporan SAK dan SIMAK BMN 1 Laporan 274,000,000 274,000,000

011 Koordinasi Kesekretariatan 1 Laporan 844,000,000 844,000,000

011.A. Pengadaan Sarana dan Prasarana 1 paket 1,864,752,000 1,864,752,000

B Kendaraan Bermotor (Bus) 1 Unit 900,000,000

C Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 1 Unit 15,000,000 15,000,000

D Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 4 Unit 25,000,000 25,000,000

E Perwatan Gedung/Bangunan 1 laporan 263,500,000 263,500,000

F Gaji pegawai 1 Tahun 7,008,000,000 7,008,000,000

G Belanja Operasional 1 laporan 10,643,850,000 10,643,850,000

H Koordinasi dan Bimbingan Teknis 1 paket 343,000,000 343,000,000

I Pembinaan dan koordinasi 1 laporan 665,000,000 665,000,000

J Penguatan kelembagaan 1 laporan 603,000,000 603,000,000

K Pengelolaan Kegiatan PPID 1 Laporan 350,000,000 350,000,000

L Pengelolaan Kearsipan 1 Laporan 100,000,000 100,000,000

M USULAN PEMENUHAN SARANA DAN PRASARANA

A Keg. Pembangunan kontruksi:

a. Gedung pelayanan publik 100 M2 2,750,000 275,000,000

b. Renovasi gedung lab.zoonosis 50 M2 1,500,000 75,000,000

c. Pembangunan gedung arsip 100 M2 3,500,000 350,000,000

d. Sekat aula BBVet 34 M2 2,250,000 76,500,000

e. Doorlop lab. Biotek-Ruang Pool 20 M2 6,250,000 125,000,000

f. Renovasi ruang administrasi IKHP 50 M2 390,000,000 195,000,000

g. Pengerasan jalan antar kandang di IKHP 150 M2 350,000 52,500,000

h. Pelebaran ruang jatayu (Ruang minum dan makan di lab)

100 M2 800,000 80,000,000

i. Pengecatan Genteng 3,000 M2 66,600 199,800,000

j. Lapangan olahraga 648 M2 19,000

12,312,000

B. Pengadaan Bus antar jemput pegawai 1 unit 900,000,000 900,000,000

N PENUGASAN TAMBAHAN DIRJEN

a. Pembinaan Kelompok VBC

b. Pembinaan Laboratorium Type B dan C 1 Laporan 65,000,000 65,000,000

c. Pembinaan Medik dan paramedik 1 Laporan 120,000,000 120,000,000

d. Pembinaan / Desain Biosecurity di BB/BPTU Perbibitan Ternak

1 Laporan 50,000,000 50,000,000

e. Pembinaan Puskeswan 1 Laporan 158,000,000 158,000,000

JUMLAH

51,770,684,000

Page 32: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 21 dari 117

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 Penerapan standar pelayanan 1. Terpenuhinya standar pelayanan prima

1. Dibuatnya petunjuk standar pelayanan teknis 2 paket

2 Pelatihan Kompetensi Tenaga Teknis yang berkelanjutan

2. Adanya pelatihan tenaga teknis yang berkelanjutan

2. Adanya paket pelatihan untuk staf laboratorium dan staf administrasi

3 Pendayagunaan peran Kelembagaan dan SDM

3. Berfungsinya peran kelembagaan dan SDM secara optimal

3. Sistem kelembagaan yang optimal dan didukung oleh peran SDM yang berkuwalitas

4 Ketersediaan Sistem Informasi Data

4. Tersedianya sistem data base laboratorium

4. Tersedianya sistem informasi data yang akurat

5 Pelayanan kesehatan hewan BBVet Wates diarahkanke wilayah padat ternak dan wilayah suber bibit ternak untuk mendukung program pemenuhan pangan asal ternak melalui industrialisasi dan agribisnis peternakan rakyat.

5. Peningkatan pemenuhan pelayanan kesehatan di wilayah padat ternak dan wilayah sumber bibit

5. Kesehatan ternak di wilayah sumber bibit dan wilayah padat ternek terpantau.

II. 3. PERJANJIAN KINERJA (PK)

Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisi penugasan

dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih

rendah untuk melaksanakan program/kegiatan. Melalui Perjanjian Kinerja,

terwujud komitmen penerima tugas dan kesepakatan antara penerima dan

pemberi tugas atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan

wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat

sasaran strategis, indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.

II.3.A. Perjanjian Kinerja BBVet Wates T. A. 2016

Penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu kepada Rencana

Strategis, Rencana Kinerja Tahunan, Indikator Kinerja Utama dan anggaran.

Page 33: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 22 dari 117

Perjanjian kinerja pada tabel berikut merupakan Perjanjian Kinerja Balai

Besar Veteriner Wates Tahun Anggaran 2016.

Tabel 4. Perjanjian Kinerja BBVet Wates Tahun 2016

No. Sasaran Kegiatan/

Program Indikator Kinerja Target

1. Peningkatan Produksi

Pakan Ternak

Terlaksananya Surveilans

Keamanan Pakan/Bahan Pakan

900 Sampel

2. Pengendalian dan

Penanggulangan PHMS-Z

Penyidikan dan Pengujian

Penyakit Hewan

16.701 Sampel

Penyusunan Peta Penyakit

Hewan

3 Peta

Pengembangan Metode

Diagnosa dan Pengujian

Penyakit Hewan

3 Metode

Bimbingan Teknis Laboratorium

Tipe B dan Tipe C

12

Unit

Bimbingan Teknis Puskeswan 100 Unit

Penanggulangan Gangguan

Reproduksi pada Sapi/ Kerbau

3.000 Ekor

3. Penjaminan Produk Hewan

yang ASUH dan Berdaya

Saing

Monitoring dan Surveilans

Residu dan Cemaran Mikroba

1.700 Sampel

Surveilans Zoonosis Produk

Hewan

200 Sampel

4. Dukungan Manajemen dan

Dukungan Manajemen

Teknis Lainnya Ditjen

Peternakan dan Kesehatan

Hewan

Dukungan Manajemen dan

Dukungan Manajemen Teknis

Lainnya Ditjen Peternakan dan

Kesehatan Hewan

1 Dokumen

Penjabaran Perjanjian Kinerja dituangkan dalam kegiatan-kegiatan Balai Besar

Tahun 2016 sebagai berikut:

No Kegiatan

1 Peningkatan Produksi Pakan Ternak

1.1

Pengujian Keamanan Pakan/Bahan Pakan

2 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan

Page 34: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 23 dari 117

2.1 Penguatan Pengujian dan Penyidikan Veteriner

2.2 Surveilans Investigasi Wabah Penyakit Hewan Menular

2.3 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Rabies

2.4 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Avian Influenza

2.5 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Brucellosis

2.6 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Anthrax

2.7 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hog Cholera

2.8 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Viral

2.9 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Bakterial

2.10 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Parasiter

2.11 Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi

2.12 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Eksotik Perbatasan Negara dan Antar Wilayah

2.13 Surveilans Penyakit Hewan di UPT

2.14 Fasilitas PNBP Lab. Pengujian Veteriner

2.15 Pembinaan dan koordinasi Kesehatan Hewan

2.16 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

2.17 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

3 Penjaminan Produk Hewan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal)

3.1 Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba

3.2 Pengadaan Sarana dan Prasarana Lab. Kesmavet

3.3 Surveilance Zoonosis Produk Hewan

4 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan

4.1 Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan

4.2 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan

4.3 Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan serta Penatausahaan Barang Milik Negara

4.4 Ketatalaksanaan Organisasi Kepegawaian, Hukum serta Tata Usaha

4.5 Layanan Perkantoran (Bulan Layanan)

II.3.B. Rencana Anggaran Tahun 2016

Pada tahun 2016 Balai Besar Veteriner Wates melaksanakan kegiatan

dengan memperoleh anggaran dari APBN sebesar Rp. 24.153.828.000,-

(dua puluh empat milyar seratus lima puluh tiga juta delapan ratus dua puluh

Page 35: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 24 dari 117

delapan ribu rupiah). Rincian penggunaan anggaran tahun 2016 adalah

untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

Tabel 5. Rincian anggaran BBVet Wates tahun 2016

No. Sasaran Kegiatan/ Program Anggaran %

1. Peningkatan Produksi Pakan Ternak Rp 239.400.000,- 0,99

2. Pengendalian dan Penanggulangan PHMS-Z Rp 12.725.877.000,- 52,69

3. Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing

Rp 1.241.116.000,- 5,14

4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Manajemen Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan

Rp 9.947.435.000,- 41,18

Page 36: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

25

BAB III.

AKUNTABILITAS KINERJA

III. 1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran

Balai Besar Veteriner Wates telah melaksanakan penilaian kinerja

dengan mengacu kepada Penetapan Kinerja BBVet Wates tahun 2016 yang

telah disepakati. Penilaian dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk

mengevaluasi dan mengukur data kinerja yang hasil penilaian tersebut dapat

memberikan gambaran keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian

tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya ditentukan

kategori kinerja sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu:

Tabel 6. Skala Nilai Peringkat Kinerja

No Interval Nilai Realisasi Kinerja

Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja

1 > 100 % Sangat Berhasil

2 80 – 100 % Berhasil

3 60 – 79 % Cukup berhasil

4 < 60 % Kurang berhasil

Page 37: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 26 dari 117

III. 2. Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2016

Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan

oleh Balai Besar Veteriner Wates dilakukan dengan membandingkan antara

target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran

keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis BBVet Wates Yogyakarta

beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai berikut:

Tabel 7. Capaian Indikator Kinerja BBVet Wates tahun 2016

No

Sasaran/ Program/

Kegiatan INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Realisasi % KRITERIA

1 Peningkatan Produksi Pakan Ternak

Terlaksananya surveilans keamanan pakan/ bahan pakan

Sampel 900 1.026 114,00 Sangat Berhasil

2 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis

Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan

Sampel 16.701 20.027 119,91 Sangat Berhasil

Penyusunan Peta Penyakit Hewan

Peta 3 3 100,00 Berhasil

Pengembangan Metode Diagnosa dan Pengujian Penyakit Hewan :

- PCR Camphylobacter,

- Mapping Virus AI secara Antigenik,

- Pengujian Residu Hormon Trembolon acetate Menggunakan GCMS

Metode 3 3 100,00 Berhasil

Bimbingan Lab. Tipe B dan Lab Tipe C

Unit 12 12 100,00 Berhasil

Bimbingan Teknis Puskeswan

Unit 100 123 123,00 Sangat Berhasil

Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi

Dosis 3.000 3.110 103.67 Sangat Berhasil

3 Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan berdaya saing

Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba

Sampel 1.700 1.887 110.41 Sangat Berhasil

Surveilans Zoonosis Produk Hewan

Sampel 200 220 110.00 Sangat Berhasil

4 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan

Dokumen 1 1 100.00 Berhasil

Page 38: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 27 dari 117

Dari tabel di atas diketahui sasaran Strategis BBVet Wates pada tahun

2016 memiliki 4 (empat) sasaran strategis dengan 10 (sepuluh) indikator

kinerja. Pada tahun 2016, secara rerata capaian sasaran strategis BBVet

Wates adalah 108,2% dengan penilaian kriteria masuk ke dalam kriteria

“sangat berhasil”.

Dari 10 sasaran strategis tersebut, 6 indikator telah memenuhi target

yang telah ditetapkan dengan penilaian “sangat berhasil”, dan 4 indikator

yang memenugi target dengan penilaian ”berhasil”. Capaian yang tertinggi

terdapat pada indikator Bimbingan Teknis Puskeswan, dengan persentase

capaian 123,00%. Dari tabel di atas juga dapat ditunjukkan bahwa tidak ada

indikator kinerja yang mendapatkan nilai cukup berhasil ataupun kurang

berhasil.

Gambar 7. Realisasi capaian Perjanjian Kinerja BBVet Wates Tahun 2016

75%

100%

125%

Surv

eila

ns

Kea

man

an P

akan

Pen

yid

ikan

PH

M

Pet

a P

HM

Pen

gem

ban

gan

Me

tod

e

Bim

bin

gan

Lab

Bin

tek

Pu

ske

swan

Gan

grep

Res

idu

CM

Zoo

no

sis

Du

kun

gan

Man

ajem

en

114%

120%

100% 100% 100%

123%

104%

111% 110%

100%

Realisasi Perjanjian Kinerja BBVet Wates

% Target

Page 39: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 28 dari 117

Dalam rangka mengetahui keberhasilan pelaksanaan kegiatan secara

keseluruhan dari suatu organisasi/instansi maka perlu dilakukan analisis

dengan membandingkan keluaran (output) pada suatu periode (Tahun

Anggaran) dengan output dari periode sebelumnya. Pada Laporan

Akuntabilitas Kinerja BBVet Wates ini capaian kinerja sasaran tahun 2016

dibandingkan terhadap capaian kinerja dari tahun 2012-2015.

Tabel 8. Capaian Kinerja BBVet Wates dari tahun 2012 - 2016

TargetRealisa

si% Target

Realisa

si% Target

Realisa

si% Target

Realisa

si% Target

Realisa

si%

Surveilans keamanan pakan 900 1106 122.9% 900 1026 114.0%

Penyidikan dan Pengujian PHM 71627 91083 127.2% 29111 64739 222.4% 31173 57636 184.9% 31600 48453 153.3% 16701 20027 119.9%

Penyusunan Peta PHM 3 3 100.0% 3 3 100.0% 3 3 100.0% 3 3 100.0% 3 3 100.0%

Pengembangan Metode Diagnosa Lab 3 3 100.0% 4 3.5 87.5% 3 3 100.0% 3 3 100.0%

Bimbingan Lab. Tipe B dan Lab Tipe C 10 12 120.0% 13 14 107.7% 12 19 158.3% 12 12 100.0%

Bimbingan Teknis Puskeswan 15 60 400.0% 25 80 320.0% 75 126 168.0% 100 123 123.0%

Penyidikan dan Pengujian Gangrep 203850 207721 101.9% 3000 3110 103.7%

Monitoring dan Surveilans Residu dan CM 1800 2679 148.8% 1700 1887 111.0%

Surveilans Zoonosis Produk Hewan 100 135 135.0% 200 220 110.0%

Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya 1 1 100.0% 1 1 100.0%

Rerata Kinerja Fisik 71630 91086 113.6% 29142 64817 188.5% 31218 57737 160.0% 237444 259140 128.8% 21720 25386 108.2%

INDIKATOR KINERJA2012 2013 2014 2015 2016

Page 40: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 29 dari 117

Gambar 8. Capaian Kinerja Balai Besar Veteriner Wates T.A. 2012 – 2016

Dari data tabel diatas, dapat dilihat bahwa capaian sasaran kegiatan

secara umum selalu lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa BBVet Wates mempunyai kemampuan pencapaian

target kinerja yang lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Pada tahun 2016

target tercapai sejumlah 108,2% yang walaupun terjadi penurunan

dibandingkan tahun 2015 (128,8%) namun hal ini menunjukkan adanya

perbaikan penilaian antara perencanaan fisik dengan implementasi.

Di dalam penilaian kinerja, terdapat satu hal yang cukup penting yaitu

ketepatan keputusan perencanaan kinerja dibandingkan dengan hasil yang

diperoleh (implementasi). Ketepatan dapat berupa ketepatan realisasi fisik

dan realisasi anggaran. Selama periode penilaian selama lima tahun dari

2012 hingga 2016, Ketepatan Perencanaan-implementasi BBVet Wates

dapat diamati pada grafik di bawah ini.

Page 41: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 30 dari 117

Gambar 9. Akurasi perencanaan vs implementasi BBVet Wates 2012-2016

Standar penilaian adalah semakin tepatnya (100%) sebuah

perencanaan kinerja dibanding implentasi menunjukkan semakin real

keseimbangan antara beban kinerja fisik dan juga kebutuhan anggaran yang

tersedia. Pada grafik di atas terlihat bahwa akurasi perencanaan paling

rendah adalah pada tahun 2013, yaitu dengan angka persentase -22,4%,

semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016, diketahui akurasi

perencanaan vs implementasi semakin meningkat dengan nilai akurasi

80,1%.

Selain akurasi perencanaan, hal yang perlu diamati pada penilaian

kinerja BBVet Wates adalah Cross Sectional Analysis yaitu merupakan

perbandingan dua parameter untuk melihat keterkaitan. Pada kinerja BBVet

Wates dapat dilihat perbandingan antara ketersediaan anggaran dengan

realisasi kinerja.

Page 42: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 31 dari 117

Gambar 10. Hasil analisa “Cross Analysis” Anggaran Vs Realisasi Fisik (unit)

Gambar 11. Cross Analysis Anggaran vs Realisasi Fisik (%) tahun 2012 - 2016

Page 43: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 32 dari 117

Dari kedua analisis Cross Section Analysis di atas terlihat bahwa dari

trendline tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 kinerja BBVet Wates mulai

mendekati kesetimbangan antara pencapaian kinerja fisik dengan kinerja

anggaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin kecilnya rentang

trendline antara kedua parameter tersebut.

Dari data pelaksanaan kinerja dimulai tahun 2012 – 2016 dapat dilihat

bahwa terlihat kebutuhan anggaran semakin meningkat untuk pencapaian

kinerja. Pada tahun 2016 diketahui untuk mendapatkan kinerja sejumlah

108,2% dari keseluruhan realisasi fisik dibutuhkan rerata Rp. 924.730,-

dengan total realisasi fisik sejumlah 25.376 unit fisik. Kebutuhan anggaran

untuk mendapatkan kinerja fisik dari 2012-2016 dapat diperhatikan pada

grafik di bawah ini.

Diharapkan hasil analisis, baik analisis akurasi perencanaan vs

implementasi, analisis cross sectional antara anggaran dan realisasi fisik

dapat dijadikan dasar pijakan untuk alokasi anggaran dan target fisik

Penetapan Kinerja Balai Besar Veteriner Wates untuk tahun-tahun

selanjutnya.

Gambar 12. Kebutuhan anggaran vs realisasi fisik BBVet Wates 2012-2016

Page 44: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 33 dari 117

III. 3. Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis Tahun 2016

III.3.A. Peningkatan Produksi Pakan Ternak

Sasaran kinerja ini merupakan sasaran kinerja yang ditugaskan

kepada BBVet Wates pada tahun 2015 dan diteruskan pada tahun 2016,

sesuai dengan tugas dan fungsi BBVet Wates yang ke-12 yakni Pelaksanaan

pengujian toksikologi veteriner dan keamanan pangan. Kegiatan ini bertujuan

untuk mengawasi kualitas pakan ternak yang digunakan oleh peternak di

Indonesia terhadap racun, agen penyakit, senyawa kimia berbahaya, residu

dan logam berat yang dapat membahayakan bagi ternak dan konsumen

produk ternak

Dasar pelaksanaan kegiatan ini adalah Permentan Nomor:

65/Permentan/OT.140/9/2007 tanggal 28 September 2007 tentang Pedoman

Pengawasan Mutu Pakan. Peningkatan Produksi Pakan Ternak didukung

oleh Kegiatan Surveillans Keamanan Pakan dan Bahan Pakan. Capaian

sasaran kegiatan ini adalah dari target sampel 900 didapatkan 1.026 sampel

atau secara persentase 114.00% (sangat berhasil).

Tabel 9. Capaian Sasaran Peningkatan Produksi Pakan Ternak

No Sasaran Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Target (sampel)

Realisasi (sampel)

%

1 Peningkatan Produksi Pakan Ternak

Terlaksananya surveilans keamanan pakan/ bahan pakan

900 1,026 114.00

Realisasi serapan anggaran kegiatan ini adalah sejumlah Rp.

239.015.300,- atau mencapai 99,84% dari total rencana anggaran tahunan

yang sejumlah Rp. 239.400.000,-. Penyerapan anggaran yang melebihi

target Perjanjian Kinerja yang senilai 95,0% adalah karena kelancaran

belanja bahan berupa bahan kimia, bahan dan peralatan habis pakai, biaya

perjalanan surveilans dan perjalanan pendampingan pengambilan sampel

guna mendukung kegiatan pengujian di laboratorium.

Page 45: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 34 dari 117

Tabel 10. Lokasi kegiatan, jumlah sampel dan hasil uji surveilans kemanan pakan

Kegiatan laboratorium terhadap pengawasan mutu pakan meliputi

pengujian terhadap kandungan Meat Bone Meal (MBM) pada pakan ternak

ruminansia, cemaran Salmonella dalam pakan, residu antibiotika golongan

Tetrasiklin, Aminoglikosida, Makrolida dan uji cemaran Aflatoksin dalam

pakan terutama pakan berbahan dasar jagung. Uji Meat Bone Meal (MBM)

diperoleh hasil 0,1% (1/1026) pakan mengandung MBM yang didapatkan dari

sampel di Kabupaten Kediri.

Penggunaan MBM pada pakan dapat beresiko menimbulkan penyakit

sapi gila (Mad Cow/BSE) dari kemungkinan adanya Prion Sapi Gila pada

MBM yang terkandung dalam pakan unggas. Uji pakan terhadap cemaran

Salmonella diperoleh hasil sebanyak 0,39% (4/1026) positif tercemar

Salmonella. Hasil positif diperoleh dari 3 Kabupaten dari 16 lokasi survei

yakni Kab. Kulon Progo, Grobogan dan Jombang. Bakteri Salmonella

merupakan indikator keamanan pangan.

AFLATOKSIN

MBM Salmonela TetrasiklinAmino

glikosidaMakrolida Terdeteksi

1 Cilacap 62 0 0 2 0 0 12

2 Kebumen 61 0 0 2 0 0 28

3 Semarang 59 0 0 2 0 0 11

4 Pekalongan 58 0 0 1 0 0 18

5 Sragen 62 0 0 0 0 1 13

6 Karanganyar+ brebes 63 0 0 2 3 5 16

7 Kulon Progo 66 0 1 1 0 0 24

8 Bantul 64 0 0 1 0 0 22

9 Sleman 61 0 0 0 0 0 10

10 Kota Jogja 62 0 0 1 0 0 18

11 Klaten + Salatiga 64 0 0 0 0 0 19

12 Grobogan 64 0 2 0 4 0 54

13 Gresik 71 0 0 0 0 0 2

14 Kota Surabaya 78 0 0 2 0 0 1

15 Jombang 64 0 1 0 0 0 0

16 Kediri 67 1 0 1 0 0 5

Total 1026 1 4 15 7 6 253

Persentase hasil pengujian 0.10% 0.39% 1.46% 0.68% 0.58% 24.66%

POSITIF

JUMLAH

SAMPELNO KABUPATEN

Page 46: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 35 dari 117

Uji terhadap residu antibiotik Tetrasiklin didapat 1,46% (15/1026)

positif. Hasil positif diperoleh dari 10 Kabupaten dari 16 Kabupaten target

sampling. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian antibiotik khususnya

Tetrasiklin masih banyak dilakukan dan perlu adanya kajian lebih lanjut

mengenai hal tersebut. Hasil uji racun Aflatoksin pada Pakan sebanyak

24,66% sampel terdeteksi positif (253/1026). Positif Aflatoksin diperoleh dari

15 Kabupaten dari total 16 Kabupaten yang disurvei.

Page 47: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 36 dari 117

III.3.B. Pengendalian dan Penanggulangan PHMS-Zoonosis

Tabel 11. Capaian Sasaran Pengendalian dan Penanggulangan PHMS-Zoonosis.

No Sasaran Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Satuan Target Reali sasi

%

2 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis

Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan

Sampel 16.701 20.027 119,91

Penyusunan Peta Penyakit Hewan

Peta 3 3 100,00

Pengembangan Metode Diagnosa dan Pengujian Penyakit Hewan

Metode 3 3 100,00

Bimbingan Lab. Tipe B dan Lab Tipe C

Unit 12 12 100,00

Bimbingan Teknis Puskeswan

Unit 100 123 123,00

Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi

Dosis 3.000 3.110 103.67

III. 3.B. 1. Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan

Kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan merupakan

kegiatan utama yang melatar belakangi berdirinya BBVet Wates. Hal ini

menjadikan kinerja tersebut selain menjadi tugas dan fungsi utama, juga

menjadi indikator utama keberhasilan kinerja BBVet Wates.

Tabel 12. Output sasaran kegiatan penyidikan dan pengujian penyakit hewan

No OUTPUT Satuan Target

2016

Realisasi

2016

Persentase VS Target

2016

1 Surveilans Investigasi Wabah Penyakit Hewan Menular

Sampel 302 358 118,54

2 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Rabies Sampel 130 239 183,85

3 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Avian

Influenza

Sampel 3600 3958 109,94

Page 48: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 37 dari 117

4 Penyidikan dan Pengujian Penyakit

Brucellosis

Sampel 3000 3397 113,23

5 Penyidikan dan Pengujian Penyakit

Anthrax

Sampel 700 737 105,29

6 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hog

Cholera

Sampel 704 727 103,27

7 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Viral Sampel 320 574 179,38

8 Penyidikan dan Pengujian Penyakit

Bakterial

Sampel 3000 3455 108,90

9 Penyidikan dan Pengujian Penyakit

Parasiter

Sampel 2250 2544 113,07

10 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Eksotik

Perbatasan Negara dan Antar Wilayah

Sampel 200 286 143,00

11 Surveilans Penyakit Hewan di UPT Sampel 2400 3752 123,25

Jumlah 16.701 20.027 119,91

Capaian sasaran kinerja kegiatan Tahun 2016 sebesar 119,91%

(20.027/16.701) (sangat berhasil). Jumlah sampel tersebut berasal dari 11

kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan PHMSZ BBVet Wates T.A.

2016 termasuk didalamnya 25 sub-kegiatan Surveilans dan Monitoring.

Realisasi capaian kinerja Pengendalian dan Penanggulangan PHMS-Z

BBVet Wates dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 13. Hasil surveilans Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan

Page 49: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 38 dari 117

Gambar 14. Realisasi Surveilans Penyidikan dan Pengujian PHM 2012 - 2016

Tercapainya kinerja melebihi target yang ditentukan, didukung oleh

pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan jadwal yang ketat, koordinasi

yang baik antara Tim Lapangan dengan Dinas yang membidangi fungsi

Peternakan khususnya Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) serta

merupakan kegiatan reguler yang telah rutin dilaksanakan setiap tahun.

A). Surveilans Investigasi Wabah Penyakit Hewan Menular

Kegiatan surveilans wabah penyakit menular dan tindak lanjut

kasus penyakit di wilayah kerja BBVet Wates tahun 2016 mendapatkan

pencapaian sejumlah 358 sampel (118,54%) dari target 302 sampel.

Pencapaian target yang lebih tinggi ini diartikan bahwa pengamatan

kasus di lapangan dapat terlaksana dengan lebih baik dibanding target.

Perincian wilayah kabupaten/kota yang dapat dilakukan

penyidikan kasus lapangan di masing-masing provinsi adalah seperti

ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Page 50: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 39 dari 117

Tabel 13. Realisasi lokasi Surveilans Investigasi Wabah.

Tanggal Kabupaten Kasus Penyakit 12 Jan 2016 Karanganyar Avian Influenza pada ayam kampung

18 Jan 2016 Sleman Avian Influenza pada itik

16 Feb 2016 Banyumas Kematian sapi perah dan domba

Kulonprogo Kematian ayam buras

Sleman Kematian itik dana yam buras

18 Feb 2016 Kulonprogo Pemalsuan daging bangkai

24 Feb 2016 Kulonprogo Pemalsuan daging bangkai

22 Maret 2016 Klaten Avian Influenza pada itik

24 Maret 2016 Lamongan Kasus kematian sapi potong

26 Maret 2016 Pati Kematian ayam buras

26 Maret 2016 Lamongan Avian Influenza pada itik

Mojokerto Avian Influenza pada ayam broiler

29 Maret 2016 Sragen Avian Influenza pada itik

Sukoharjo Avian Influenza pada ayam kampong

30 Maret 2016 Pekalongan Avian Influenza pada unggas

Pemalang Avian Influenza pada itik

5 April 2016 Kebumen Kematian ayam kampong

Magelang Kematian sapid dan ayam broiler

Sleman Kematian itik dana yam broiler

10 April 2016 Sukoharjo Avian Influenza pada itik

Tuban Avian Influenza pada entok

16 April 2016 Magelang Kematian ayam kampong

Kota Semarang Kematian ayam kampong

17 April 2016 Kulonprogo Kasus gigitan anjing

28 Mei 2016 Kendal Kematian itik

25 Juni 2016 Lamongan Kematian sapi

13 Juli 2016 Bantul Kematian itik

21 Juli 2016 Kulonprogo Kematian unggas (itik)

28 Juli 2016 Grobogan Kematian ayam kampong

4 Agustus 2016 Pacitan Kasus dugaan Anhrax

Pamekasan Kasus dugaan Para-TB

15 Agustus 2016 Temanggung Kasus kematian kambing

18 Agustus 2016 Wonogiri Kasus kematian kambing

9 Sept 2016 Wonogiri Kasus dugaan Anthrax

10 Sept 2016 Tegal Kasus kematian itik

Sleman Kasus kematian itik

Kulonprogo Kasus kematian ayam kampong

13 Sept 2016 Banyumas Kasus kematian Kambing Saanen

Page 51: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 40 dari 117

11 Oktober 2016 Purbalingga Kasus kematian itik

22 Nov 2016 Wonogiri Kasus kematian sapi

29 Nov 2016 Sleman Kasus kematian sapi PFH

18 Des 2016 Malang Kasus kematian sapi PFH

Sleman Kasus kematian ayam dan itik

B). Penyidikan dan Pengujian Penyakit Rabies

Kegiatan surveilans penyidikan dan pengujian penyakit Rabies

BBVet Wates tahun 2016 mendapatkan pencapaian sejumlah 239

sampel (183,85%) dari target 130 sampel. Pencapaian target yang lebih

tinggi ini diartikan bahwa sebaran pengamatan keberadaan penyakit di

lapangan dapat terlaksana dengan lebih baik.

Tabel 14. Jenis sampel dan hasil uji surveilans rabies

NO KAB / KOTA TANGGAL

PENGAMBILAN JENIS

SAMPEL JUMLAH HASIL

1 Ngawi 23 Februari 2016 Otak 16 Negatif Rabies

2 Sragen 24 Februari 2016 Otak 20 Negatif Rabies

3 Kt. Surakarta 25 Februari 2016 Otak 36 Negatif Rabies

4 Karanganyar 26 Februari 2016 Otak 20 Negatif Rabies

5 Cilacap 19-20 April 2016 Serum Otak

3 Seropositif 3 Seronegatif 48

Negatif Rabies 3

6 Brebes 21-22 April 2016 Serum 16 Seronegatif 21

7 Kulon Progo 20 Juni 2016 Otak 19 Negatif Rabies

8 Sleman 21-22 Juni 2016 Otak 20 Negatif Rabies

9 Bantul 23-24 Juni 2016 Otak 20 Negatif Rabies

Tabel 15. Hasil uji serologis antibodi rabies

NO KABUPATEN /

KOTA

Status Vaksinasi Hasil Elisa Ab Rabies

Prosentase seropositif

Jumlah Vaksin

Jumlah non-Vaksin

Sero positif

Sero negatif

1 Cilacap 34 17 3 48 7,84 %

Page 52: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 41 dari 117

2 Brebes 12 9 0 21 0 %

Dari hasil uji serologis terhadap darah atau serum dari daerah –

daerah immune belt (Cilacap, Brebes) terlihat di tabel 15, terlihat bahwa

daya imunitas pada daerah immune belt bagian barat adalah 7,84 %

karena harapan daerah immune belt adalah 70 % dari populasi yang

ada harus protektif rabies, sehingga menjadi seperti ancaman bom

waktu yang suatu saat akan meledak atau terjadi out break.

Tabel 16. Hasil pengujian FAT Rabies

NO KABUPATEN / KOTA JENIS

SAMPEL JUMLAH HASIL

1 Ngawi Otak 16 Negatif Rabies

2 Sragen Otak 20 Negatif Rabies

3 Kota Surakarta Otak 36 Negatif Rabies

4 Karanganyar Otak 20 Negatif Rabies

5 Cilacap Otak 3 Negatif Rabies

6 Kulon Progo Otak 19 Negatif Rabies

7 Sleman Otak 20 Negatif Rabies

8 Bantul Otak 20 Negatif Rabies

JUMLAH 154 Negatif Rabies

Hasil uji FAT menunjukkan dari keseluruhan sampel yang diambil

dari delapan kabupaten di wilayah kerja BBVet Wates didapatkan hasil

negatif rabies. Hal ini menunjukkan sampel yang diperiksa tidak ada

yang berasal dari hewan yang tertular rabies..

Berdasarkan hasil kajian pengawasan dini terhadap penyakit

Rabies di daerah Bebas di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY

maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan vaksinasi Rabies di

lapangan masih jauh dari yang diharapkan, immune belt hanya berkisar

7,84 %. Diharapkan ada peningkatan sebaran vaksinasi rabies terutama

untuk daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah positif.

Page 53: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 42 dari 117

C). Penyidikan dan Pengujian Penyakit Avian Influenza

Kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Avian Influenza

dikerjakan sebagai salah satu bagian dari sasaran strategis Penyidikan

dan Pengujian Penyakit Hewan di Balai Besar Veteriner Wates tahun

anggaran 2016. Kegiatan ini ditargetkan untuk mendapatkan hasil studi

surveilans dengan jumlah total target sejumlah 3600 sampel.

Kegiatan dibagi menjadi tiga sub kegiatan yaitu : Surveilans AI

pada ayam ras petelur, Surveilan penyakit Avian Iinfluenza dan

monitoring post vaksinasi pada itik di Provinsi Jawa Timur, Jawa

Tengah, dan DI Yogyakarta Tahun 2016, dan kegiatan Survei Penyakit

Avian Influenza Di Pasar Unggas Hidup (Live Bird Market). Realisasi

hasil surveilans adalah 3958 sampel atau capaian 109,94%.

- Surveilans AI pada Ayam Ras Petelur

Surveilans AI pada ayam ras petelur di wilayah kerja BBVet Wates

tahun 2016 bertujuan untuk mengetahui tingkat prevalensi penyakit AI

pada peternakan ayam ras petelur di DIY, Prov. Jawa Tengah, dan

Prov. Jawa Timur, kedua, untuk mengetahui protektivitas ayam petelur

terhadap infeksi virus AI berdasarkan antigen homolog dan challange

strain, ketiga, untuk mengetahui adanya shedding virus AI akibat infeksi

virus AI lapangan yang bersirkulasi pada ayam ras petelur yang telah

divaksinasi AI.

Dari kegiatan yang telah dikerjakan, dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan pengambilan sampel baik sampel serum darah, swab

kloaca dan swab oropharing telah tercapai lebih dari 100 % atau

tepatnya 101 % (1311/1300) dari target awal yang direncanakan. Salah

satu hasil uji diketahui bahwa prevalensi penyakit AI pada ayam ras

petelur di Provinsi Jawa tengah adalah 0 %, DI Yogyakarta 0 % dan

Page 54: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 43 dari 117

untuk Provinsi Jawa timur adalah 5 % karena temuan hasil positif AI di

kabupaten Jombang.

Tabel 17. Lokasi kegiatan, jumlah sampel dan hasil uji AI pada ayam petelur

- Surveilan penyakit Avian Influenza dan monitoring post

vaksinasi pada itik

Kegiatan surveilan dan monitoring ini bertujuan untuk mengetahui

viral-prevalence dan sero-prevalence AI subtipe H5 pada itik di daerah

studi (Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta) tahun 2016,

mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang kemungkinan berperan dalam

penularan virus AI pada peternakan itik dan di daerah sekitarnya, dan

mengetahui tingkat kekebalan antibodi pada itik-itik yang divaksinasi AI.

Sebanyak 1.662 ekor itik telah disampling selama periode survei

dan monitoring dilakukan. Sampel terdiri dari swab oropharingeal

(1592), swab cloaca (1264) dan serum (1326) yang berasal dari 58

peternak di 13 kabupaten di Provinsi Jatim dan Jateng.

Tabel 18. Lokasi surveilans AI Itik dan jumlah sampel yang terkoleksi

No Lokasi / Kabupaten Jumlah

Sampel

1 Sidoarjo 130

2 Mojokerto 120

3 Temanggung 60

Page 55: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 44 dari 117

4 Kebumen 110

5 Kediri 150

6 Wonogiri 60

7 Brebes 110

8 Pemalang 80

9 Blitar 332

10 Situbondo 130

11 Banyuwangi 190

12 Jombang 120

13 Ngawi 60

JUMLAH 1662

Gambar 15. Proporsi positif AI dari itik tervaksin dan tidak tervaksin

Page 56: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 45 dari 117

Tabel 19. Proporsi sampel itik terdeteksi antibodi positif

Hasil surveilans penyakit AI menunjukkan bahwa viral prevalensi

virus AI yang ditemukan pada itik sebesar 10.36%. Prevalensi virus ini

lebih tinggi dibanding dengan hasil surveilan tahun 2014 (5.4%) dan

tahun 2015 (2.75%). Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kasus di

tahun 2016 dan terdapat bias dari hasil positif avian influenza subtype

non H5, bukan dari Avian influenza subtype H5/HPAI.

- Survei Penyakit Avian Influenza Di Pasar Unggas Hidup (Live Bird

Market)

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menentukan prevalensi penyakit

AI di pasar unggas hidup dan mengetahui sumber virus yang

menyebabkan kejadian penyakit AI. Output yang diharapkan pada

kajian survei penyakit AI di pasar unggas hidup tahun 2016 adalah

diperolehnya sampel dari 200 pool swab lingkungan dari pasar unggas

di 8 kab/kota pasar unggas hidup di kota besar yang akan diuji

menggunakan PCR, Isolasi virus AI.

Page 57: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 46 dari 117

Berdasarkan tujuan kegiatan ini maka keluaran/outcome yang

dihasilkan adalah memperoleh angka tingkat kejadian/ prevalensi

penyakit AI. Mengetahui dan mempelajari virus AI yang ada di pasar

unggas. Mengetahui pasar unggas yang telah terpapar penyakit AI.

Mampu mengambil keputusan/kebijakan, memberikan saran dan

tindakan yang nyata dan tepat jika telah terpapar penyakit AI sebagai

bentuk pengendalian dan pemberantasan penyakit AI.

Tabel 20. Lokasi kegiatan dan jumlah sampel Survei AI di Live Bird Market

No Wilayah Povinsi

Daerah Kota/Kabupaten

Jumlah Sampel (pool)

1

2

3

Jawa Tengah

DI Yogyakarta

Jawa timur

Kab. Banyumas

Kota Semarang

Kota Pekalongan

Kab. Pati

Kota Yogyakarta

Kota Blitar

Kota Malang

Kab. Gresik

9

8

4

6

9

3

5

6

Gambar 16. Hasil pengujian virus Avian Influenza di Live Bird Market

Dari hasil pengambilan sampel di lapangan yang selanjutnya

dilakukan pengujian PCR matrik berlanjut ke PCR AI subtipe H5 dan

Page 58: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 47 dari 117

dilanjutkan ke uji isolasi virus diperoleh hasil dari 91 sampel swab

lingkungan menunjukkan prevalensi positif PCR matriks AI sebesar

53% (48/91), prevalensi PCR AI subtipe H5 sebesar 24% (22/91), dan

prevalensi sementara uji isolasi virus AI sebesar 7,7% (7/91).

Dari hasil uji di atas diketahui 53% pasar unggas yang tercemar

virus Influenza dengan 24% tercemar virus AI subtipe H5 dan serta

terdapat 8% sampel yang mengandung virus AI hidup dengan mampu

terisolasinya virus AI di laboratorium. Hasil surveilan menunjukkan

bahwa virus AI telah mencemari lingkungan pasar unggas hidup dan

berpotensi sebagai sumber penularan virus AI.

D). Penyidikan dan Pengujian Penyakit Brucellosis

- Survei seroepidemiologi Brucellosis pada sapi perah Provinsi

Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur

Survei seroepidemiologi Brucellosis pada sapi perah bertujuan

untuk mengetahui prevalensi, mengetahui sebaran/distribusi

Brucellosis, dan mengetahui kerugian ekonomi akibat Brucellosis pada

sapi perah di Provinsi Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur.

Tabel 21. Lokasi surveilans dan jumlah sampel Survei Brucellosis pada Sapi Perah

No. Kabupaten Target Sampel Capaian Target

1 Boyolali 125 172

2 Wonosobo 125 118

3 Sleman 250 252

4 Blitar 125 186

5 Kediri 125 102

6 Kota Batu 125 120

7 Malang 125 128

JUMLAH 1000 1078

Page 59: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 48 dari 117

Hasil uji laboratorium, apabila serum diuji RBT hasilnya positif

maka dilanjutkan uji CFT untuk peneguhan diagnosa Brucellosis. Hasil

penghitungan lokasi yang diambil berdasarkan Kabupaten, Kecamatan

dan Desa serta hasil uji CFT apabila uji RBT positif, dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 22. Lokasi kegiatan, jumlah spesimen dan hasil uji positif CFT

No Kab/Kota Kecamatan Desa Jml CFT(+)

1 Blitar Srengat Kedalrejo 67 0

Udanawu Sumbersari 44 5

Nglegok Nglegok 27 0

Ponggok Candirejo 48 0

2 Kediri Kandangan Madewo 102 4

3 Kota Batu Batu Oro oro ombo 120 1

4 Malang Lawang Sidoluhur 128 0

1 Sleman Cangkringan Kepuhharjo 139 0

Glagahharjo 113 2

1 Boyolali Cepogo Sumbung 113 0

Paras 59 0

2 Wonosobo Wonosobo Pager kukuh 94 0

Kramatan 24 0

Jumlah 1078 12

Penilaian akhir survei ini dikatagorikan baik sekali, karena target

sampel yang direncanakan sebesar 1000 ekor, dapat terpenuhi

sebanyak 1078 sampel, sehingga prosentase penilaian keberhasilan

Survei ini adalah 107,8%. Dari hasil Surveilans, Prevalensi Brucellosis

pada sapi perah tahun 2016 di Provinsi Jawa Tengah sebesar: 0%

(0/290), DI Yogyakarta: 0,79% (2/252) dan Jawa Timur: 1,86% (10/536).

Dari hasil pengujian didapatkan hasil 2 ekor reaktor positif

brucellosis pada sapi perah di Daerah Istimewa Yogyakarta dan 10 ekor

reaktor positif brucellosis pada sapi perah di Jawa Timur. Semua reaktor

positif sudah direkomendasikan ke dinas yang berwenang untuk

dilakukan pemotongan bersyarat sesuai peraturan yang berlaku.

Page 60: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 49 dari 117

- Survei Sero-Epidemiologi Brucellosis pada Sapi di Madura

Pasca Pembebasan.

Surveillace Brucellosis di wilayah Pulau Madura pasca

pembebasan bertujuan mempertahankan status bebas Brucellosis di

Madura dan melakukan uji dan potong (test and slaughter) bila dalam

perjalanan surveillance didapatkan positif reaktor brucellosis

berkolaborasi dengan dinas peternakan setempat

Tabel 23. Lokasi dan jumlah sampel kegiatan Survei Brucellosis pada Sapi di Madura

No Kabupaten Tanggal KecamatanJumlah

sampel

1 Sumenep 14-18 Maret 2106 Rubaru 184

Pasangsang 49

2 Pamekasan 11-15 April 2016 Waru 65

Kadur 30

Larangan 66

Galis 90

3 Sampang 18-22 April 2016 Kedungdung 129

Sreseh 124

4 Bangkalan 25-29 April 2016 Sepulu 251

5 Pamekasan 16-20 Mei 2016 Propo 54

Palegaan 52

Pakong 157

Waru 8

6 Sumenep 23-27 Mei 2016 Dungklek 69

Gapura 58

Kota Sumenep 104

7 Pamekasan 8-12 Agustus 2016Waru 36

Batu Mamar 32

Pasean 138

8 Pamekasan 8-12 Agustus 2016Waru 193

Pasean 122

Pakong 51

Pengantenan 47

9 Pamekasan 8-12 Agustus 2016Larangan 40

Kadur 20

Pademawu 22

Tlanakan 92

Palengan 48

2331JUMLAH

Page 61: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 50 dari 117

Surveilans Brucellosis Pasca Pembebasan pada sapi di Pulau

Madura tahun 2016 mendapatkan koleksi sejumlah 2.331 sampel. Hasil

pengujian terhadap semua sampel mendapatkan hasil uji negatif

Brucellosis, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2016 Pulau

Madura masih dapat ditetapkan sebagai wilayah bebas Brucellosis,

walaupun di Kabupaten Pamekasan 2 sempel terindikasi ada positif

RBPT, tetapi setelah dilakukan uji CFT dinyatakan Negatif Brucellosis.

E). Penyidikan dan Pengujian Penyakit Anthrax

Kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Anthrax

merencanakan target sejumlah 700 sampel selama tahun 2016. Dalam

pelaksanaannya selama tahun 2016 dapat terkoleksi sejumlah 735

sampel atau persentase keberhasilan sebesar 105,29% (sangat

berhasil ).

Tujuan dari kegiatan Surveillance Penyakit Anthrax Tahun 2016

ini adalah Untuk mengetahui gambaran penyakit anthrax di daerah

endemis anthrax dan deteksi dini adanya anthrax di wilayah kerja Balai

Besar Veteriner Wates.

Tabel 24. Lokasi dan jumlah sampel Penyakit Anthrax

No Kabupaten Kecamatan Desa Jenis

Sampel Realisasi

1 Semarang Tengaran Krajan Tanah 39

2 Pati Gunung wungkal Gadu Tanah 114

3 Boyolali Klego dll Karangmojo, dll Tanah 371

4 Sragen Tanon dll Ketro, dll Tanah 76

5 Karanganyar Gondang rejo Tuban Tanah 47

6 Kab. Blitar Srengat Kendal Rejo Tanah 51

7 Kota Blitar RPH Kota Tanah 37

JUMLAH 735

Page 62: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 51 dari 117

Kegiatan Surveillance Anthrax pada daerah endemis Anthrax

pada tahun 2016 ini menghasilkan kesimpulan bahwa seluruh 735

sampel dari 7 Kabupaten/ Kota dinyatakan negatif Bacilllus anthracis.

Surveillance anthrax dapat melakukan deteksi dini dan dapat mencegah

terjadinya wabah kembali.

F). Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hog Cholera

Kegiatan ini termasuk ke dalam sasaran kegiatan utama dengan

jumlah target 704 sampel selama tahun 2016. Dalam pelaksanaannya

selama tahun 2016 dapat terkoleksi sejumlah 727 sampel atau

persentase keberhasilan sebesar 103,27% ( sangat berhasil ).

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat antibodi

penyakit Hog cholera atau CSF pada babi di Provinsi Jawa Tengah dan

Jawa Timur, mendeteksi keberadaan agen penyakit Hog cholera dari

peternakan yang di surveilans, mengidentifikasi dan menganalisa rasio

kemungkinan terjadi kasus penyakit CSF, pelaksanaan vaksinasi dan

protektifitas kelompok vaksinasi di peternakan babi yang disurveilan.

Tabel 25. Lokasi dan jumlah sampel surveilans Penyakit Hog Cholera

No Kabupaten/Kota Tanggal pelaksanaan Jumlah sampel

1 Kab Blitar 16 – 20 Mei 2016 80

Kab Malang 85

2 Kab Sragen 4 - 8 April 2016 70

Kab Magetan 70

3 Kab Batang 11 – 15 April 2016 80

Kab Semarang 80

4 Kab Karanganyar 22-26 Februari 2016 80

Kab Wonogiri 80

5 Kab Boyolali 23 – 25 Mei 2016 51

Kab Klaten 50

TOTAL SAMPEL 726

Page 63: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 52 dari 117

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan, untuk keamanan terhadap

infeksi, vaksinasi masih dapat diandalkan untuk perlindungan karena

hasil perhintungan didapatkan level kekebalan kekebalan sejumlah 70

% dengan tingkat akurasi dan tingkat kepercayaan 99%.

Pengujian antigen cupture pada serum babi yang divaksinasi

maupun tidak untuk mendeteksi keberadaan virus pada peternakan

babi diperoleh hasil semua sampel terdeteksi “Negatif” sehingga

dinyatakan bahwa semua peternakan babi yang di monitoring aman dari

penyakit CSF.

G). Penyidikan dan Pengujian Penyakit Viral

Kegiatan ini termasuk ke dalam sasaran kegiatan utama dengan

jumlah target 321 sampel selama tahun 2016. Dalam pelaksanaannya

selama tahun 2016 dapat terkoleksi sejumlah 574 sampel atau

persentase keberhasilan sebesar 179,38% (sangat berhasil).

Sub kegiatan Tingkat Insidensi Penyakit Infectious Bovine

Rhinotracheitis (IBR) Pada Sapi Potong Betina merupakan kegiatan

yang menjadi tolok ukur keberhasilan pencapaian target fisik. Tujuan

kegiatan ini adalah untuk mengetahui jumlah kasus baru penyakit IBR

dan jumlah hewan yang terancam dan untuk mengetahui shedding virus

IBR dilapangan di wilayah kerja BBVet Wates Yogyakarta. Data hasil

pengujian antibody dan juga isolasi virus IBR dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 26. Hasil pengujian antibodi dan Isolasi Virus IBR

Kunjungan I Kunjungan II

No Kabupaten ∑ Pos

Antibodi

∑ Pos Isolasi Virus

∑ Pos Antibodi

∑ Pos Isolasi Virus

1 Kab. Tulung Agung 6 0 0 0

2 Kab. Trenggalek 12 0 0 0

3 Kab. Rembang 51 0 59 0

Page 64: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 53 dari 117

4 Kab. Blora 37 0 20 0

5 Kab. Gunung Kidul 22 0 17 1

6 Kab. Bantul 30 0 22 8

Tabel 27. Data positif untuk tingkat insidensi Virus IBR

No

Kabupaten

Kunjungan I Kunjungan II

∑ Pos

Antibodi

∑ Pos

Isolasi

Virus

∑ Pos

Antibodi

∑ Pos

Isolasi

Virus

1. Kab. Rembang 51 0 11 0

2. Kab. Blora 37 0 7 0

3. Kab. Gunung Kidul 22 0 8 1

4. Kab. Bantul 30 0 3 8

Hasil pengujian serologi terhadap antibodi IBR sapi potong di 4

kabupaten dengan pengulangan satu kali menunjukkan tingkat laju

insidensi yang menurun pada pengambilan berikutnya. Untuk

kabupaten Rembang dan Blora dengan jarak pengambilan 3 bulan juga

menunjukkan laju insidensi penyakit yang menurun.

H). Penyidikan dan Pengujian Penyakit Bakterial

Sub-Kegiatan yang termasuk kelompok penyidikan dan pengujian

Penyakit Bakterial adalah Surveillans Penyakit Septichaemia Epizootica

(SE), Surveillans Salmonellosis pada Ayam Petelur dan Surveilans

Penyakit Mastitis pada Sapi Perah. Keseluruhan target sasaran

kegiatan adalah pengujian pada 3000 sampel, sedangkan realisasi

yang dapat dicapai adalah total 3455 sampel atau tercapai sebesar

108,90% (sangat berhasil). Rincian realisasi sampel kegiatan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 28. Realisasi lokasi dan jumlah sampel Surveilan Penyakit Bakterial

SE SALMONELLA MASTITIS

Kabupaten Jumlah Sampel

Kabupaten Jumlah Sampel

Kabupaten Jumlah Sampel

Blitar 160 Semarang 392 Bantul 16

Lumajang 200 Magelang 256 Kulonprogo 24

Page 65: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 54 dari 117

Jember 263 Tulungagung 188 Sleman 241

Bondowoso 228 Kediri 372

Jombang 83 Pasuruan 86

Madiun 56 Blitar 606

Ngawi 110

Bojonegoro 194

Jumlah Sampel 1294 Jumlah Sampel 1900 Jumlah Sampel

281

Hasil kegiatan surveilans penyakit bacterial adalah sebagai berikut:

a) Surveillance Penyakit Septichaemia Epizootica (SE),

Keseluruhan sampel (1294 sampel) untuk pengujian penyakit SE

mendapatkan hasil yang negative, sehingga dari data yang tersedia

dapat disimpulkan bahwa wilayah kerja BBVet Wates dapat

mempertahankan status bebas SE.

b) Surveillace Salmonellosis pada Ayam Petelur

Rerata sero-prevalensi Salmonellosis dari total 1900 sampel ayam

ras petelur adalah 54,62%. Hasil isolasi Salmonella sp. pada sampel

swab kloaka negatif (0%), hasil isolasi Salmonella sp. dari sampel

swab kloaka menunjukkan hasil negatif (0 %), hasil isolasi

Salmonella sp. pada swab tempat penyimpanan telur ayam

menunjukkan hasil negatif Salmonella sp. Hasil isolasi positif

Salmonella sp. hanya ditemukan pada sampel air yang berasal dari

peternakan ayam ras petelur (layer) di Kabupaten Blitar (16,67 %).

c) Surveilans Penyakit Mastitis pada Sapi Perah.

Prevalensi Mastitis berdasarkan jumlah ternak adalah sebesar 46%

dari total sampel pemeriksaan 281 ekor. Prevalensi Mastitis

berdasarkan kwartir terinfeksi sebesar 30%. Bakteri penyebab

penyakit Mastitis yang terdeteksi adalah Streptococcus sp. dan

Staphylococcus sp. masing-masing sebesar 40% dan 36%. Bakteri

Page 66: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 55 dari 117

penyebab mastitis yang pathogen adalah Staphyococcus aureus

4,7% dan Streptococcus agalactiae 19%. Hampir semua bakteri

sensitif terhadap ampicilline dan kurang sensitif (resisten) terhadap

streptomycin.

I). Penyidikan dan Pengujian Penyakit Parasiter

Sub-Kegiatan yang termasuk kelompok Penyidikan dan Pengujian

Penyakit Parasiter adalah (1) Monitoring penyakit parasiter pada sapi

potong di Jawa Timur, (2) Survei penyakit Surra pada kerbau, dan (3)

Survei Toxoplasma gondii pada kambing dan domba di Jawa Tengah.

Keseluruhan target sasaran kegiatan adalah pengujian pada 2250 unit

sampel, sedangkan realisasi yang dapat dicapai adalah total 2544 unit

sampel atau tercapai sebesar 113,07% (sangat berhasil). Rincian

realisasi sampel kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 29. Lokasi kegiatan dan jumlah sampel Surveilans Penyakit Parasiter

PARASITER SAPI SURRA TOXOPLASMA

Kabupaten Jumlah Sampel

Kabupaten Jumlah Sampel

Kabupaten Jumlah Sampel

Tuban 145 Cilacap 32 Boyolali 253

Gresik 44 Jepara 52 Grobogan 182

Probolinggo 120 Kendal 30 Kendal 185

Lumajang 43 Pekalongan 45 Demak 102

Jombang 77 Pemalang 114 Purworejo 324

Lamongan 55 Tegal 53 Magelang 239

Magetan 57 Brebes 106 Purworejo 120

Nganjuk 100 Purbalingga 31

Semarang 35

TOTAL 641 TOTAL 498 TOTAL 1405

Kesimpulan hasil dari Penyidikan dan Pengujian Penyakit

Parasiter yang dilaksanakan di tahun anggaran 2016 ini adalah:

Page 67: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 56 dari 117

a) Monitoring penyakit parasiter pada sapi potong di Jawa Timur

Hasil pemeriksaan sampel dari kabupaten terpilih di Provinsi Jawa

Timur ditemukan prevalensi nematodosis 21,69%, prevalensi

koksidiosis 15,46%, prevalensi cestodiosis 1,61% dan prevalensi

fasciolosis 7,83%. Sedangkan hasil pengujian parasit darah dengan

metode hematokrit dan pewarnaan diperoleh hasil prevalensi

trypanosomiasis 0%, theileriosis 0%, dan anaplasmosis 0,14%.

b) Survei penyakit Surra pada kerbau

Prevalensi Trypanosoma sp pada kerbau di Jawa Tengah Tahun

2016 adalah sebesar 5,42% dengan rincian Kabupaten Cilacap 7 ekor

(21,8%), Pemalang 13 (11,4%)J Brebes 6 ekor (5,66%), Purbalingga 1

ekor (3,23%) dengan. Sedangkan di Kabupaten Jepara, Kendal,

Pekalongan, Tegal, Semarang tidak ditemukan infeksi Trypanosoma

sp. Pemeriksaan tambahan adalah pemeriksaan Anaplasma sp dengan

prevalensi 0,4% dan Theileria sp dengan prevalensi 1,2%.

c) Survei Toxoplasma gondii pada kambing dan domba di Jawa

Tengah

Berdasarkan survei yang dilaksanakan di wilaya kerja BBVet

Wates, didapatkan sero-prevalensi T. gondii di Provinsi Jawa Tengah

tahun 2016 pada kambing 50,46% dan pada domba 50,7%.

J). Penyidikan dan Pengujian Penyakit Eksotik Perbatasan Negara dan

Antar Wilayah

- Penyidikan dan Kajian Faktor Resiko Penyakit BSE pada Sapi

Maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penyidikan dan

kajian faktor resiko penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE)

tahun 2016 ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi terhadap

kemungkinan adanya penyakit maupun faktor resiko terhadap

kemungkinan munculnya penyakit BSE pada sapi serta untuk

Page 68: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 57 dari 117

mengetahui terhadap kemungkinan penggunaan MBM pada sapi, baik

MBM yang berasal dari impor maupun tidak.

Tabel 30. Lokasi, jumlah sampel dan hasil pengujian Penyakit BSE

No. Kab./Kota Jumlah

sampel

Hasil

pengujian

Keterangan

1 Kota Semarang 60 Negative BSE -

2 Kota Surakarta 6 Negative BSE -

3 Kota Salatiga 64 Negative BSE -

4 Kab. Boyolali 56 Negative BSE -

5 Kab. Semarang 37 Negative BSE -

Jumlah 218

Hasil penyidikan menunjukkan bahwa selama tahun 2016 telah

dilakukan penyidikan penyakit BSE di Kabupaten Semarang dan

Boyolali, dan Kota Semarang Salatiga dan Surakarta. Dari hasil

penyidikan telah diambil 286 sampel otak sapi. Hasil pengujian secara

histopatologis semua negative terhadap kemungkinan adanya penyakit

BSE. Demikian juga dari hasil kajian faktor resiko, tidak ditemukan

adanya penggunaan pakan yang mengandung MBM dalam konsentrat

pakan sapi. Berdasarkan dari data hasil penyidikan disimpulkan bahwa

sampai dengan tahun 2016 di Pulau Jawa tidak ditemukan adanya

penyakit BSE pada sapi.

K). Surveilans Penyakit Hewan di UPT Perbibitan

Salah satu output Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan

adalah Kegiatan Surveilans Penyakit Hewan di Unit Pelaksana Teknis

Perbibitan, yang terdiri dari wilayah sumber bibit dan Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Perbibitan. Rincian dari kegiatan yang telah dilakukan

oleh Balai Besar Veteriner Wates di lingkup Perbibitan adalah:

Page 69: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 58 dari 117

a) Pengamatan Kesehatan Hewan di Wilayah Sumber Bibit (WSB)

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui situasi terkini profil

kesehatan hewan dan permasalahan, mengetahui penyebab gangguan

kesehatan hewan, serta memberikan saran dan solusi permasalahan

gangguan gangguan kesehatan hewan di Wilayah Sumber Bibit di

wilayah kerja BBVet Wates.

Tabel 31. Lokasi Sumber Bibit ternak sapi, jumlah sampel dan hasil uji positif

Gambar 17. Prevalensi pengujian penyakit hewan pada Sapi di WSB

Dari hasil pengujian diketahui bahwa seluruh sampel

teridentifikasi aman dan bebas dari tiga penyakit utama perbibitan yaitu

KabupatenJenis Sumber

Bibit

Jumlah

Sampel

ANTHR

AXSE BRUC IBR BVD

Para

TBTOXO

Nemato

daKoksi

Ces-

toda

Fascio

la

Thei-

leria

Ana-

plasma

Trypa

nos

Babesi

a

Micro-

filaria

Kebumen (plus SPR) Sapi PO 201 0 0 0 41 0 53 0 81 42 0 22 0 0 0 0 0

Blora (plus SPR) Sapi PO 216 0 0 0 0 0 25 0 113 8 2 3 0 0 0 0 0

Bojonegoro (Plus SPR) Sapi PO 188 0 0 1 33 0 28 0 105 55 3 2 0 0 0 0 0

Brebes (plus SPR) Sapi Jabres 250 0 0 0 170 3 38 0 126 68 1 37 0 0 0 0 0

Rembang Sapi PO 196 0 0 0 38 0 125 0 101 17 0 7 0 0 0 0 0

GunungKidul Sapi PO 200 0 0 0 62 0 37 0 38 17 3 8 0 0 3 0 1

Lumajang (Kambing) Kambing Senduro 211 0 0 0 0 0 0 153 20 58 8 3 0 0 0 0 0

Purworejo (Kambing) Kambing PE 221 0 0 0 0 0 0 159 12 6 8 0 0 0 0 0 0

Pamekasan Sapi Madura 206 0 0 0 26 0 7 0 47 33 1 3 0 0 0 0 0

JUMLAH 1889 0 0 1 370 3 313 312 643 304 26 85 0 0 3 0 1

HASIL UJIWILAYAH SUMBER BIBIT

Page 70: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 59 dari 117

Anthrax, SE dan Brucellosis. Sedangkan untuk uji lainnya dengan hasil

paling tinggi prevalensi adalah Nematoda, diikuti sero-prevalence IBR,

Para-TB, serta parasit koksidia dan fasciola.

Untuk wilayah sumber bibit khusus kambing, dapat diamati hasil

surveilans seperti tabel di bawah ini.

Tabel 32. Lokasi, jumlah sampel dan hasil pengujian Kambing di WSB

Gambar 18. Prevalensi penyakit pada ternak kambing wilayah sumber bibit

Dari hasil pengujian diketahui bahwa seluruh sampel

teridentifikasi aman dan bebas dari tiga penyakit utama perbibitan yaitu

Anthrax, SE dan Brucellosis. Sedangkan untuk uji lainnya dengan hasil

paling tinggi prevalensi adalah Toxoplasma, Koksidia, Nematoda, dan

diikuti oleh Cestoda.

KabupatenJenis Sumber

Bibit

Jumlah

Sampel

ANTHR

AXSE BRUC IBR BVD

Para

TBTOXO

Nemato

daKoksi

Ces-

toda

Fascio

la

Thei-

leria

Ana-

plasma

Trypa

nos

Babesi

a

Micro-

filaria

Lumajang (Kambing) Kambing Senduro 211 0 0 0 0 0 0 153 20 58 8 3 0 0 0 0 0

Purworejo (Kambing) Kambing PE 221 0 0 0 0 0 0 159 12 6 8 0 0 0 0 0 0

432 0 0 0 0 0 0 312 32 64 16 3 0 0 0 0 0

WILAYAH SUMBER BIBIT HASIL UJI

JUMLAH

Page 71: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 60 dari 117

b) Pengamatan Kesehatan Hewan di BIB Singosari dan BBPTU

Baturraden

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui situasi terkini profil

kesehatan hewan dan permasalahannya di UPT Perbibitan Ternak,

mengetahui penyebab gangguan kesehatan hewan di UPT Perbibitan

Ternak, serta memberikan saran dan solusi permasalahan gangguan

gangguan kesehatan hewan di UPT Perbibitan Ternak di wilayah kerja

BBVet Wates. Rekaman surveilans (jumlah sampel) dapat dilihat pada

tabel di bawah ini

Tabel 33. Lokasi UPT Perbibitan dan jumlah koleksi sampel

No UPT PERBIBITAN JENIS TERNAK JUMLAH SAMPEL

1 BBPTU HPT Baturraden Sapi Perah 1389

2 BBPTU HPT Baturraden Kambing Perah 247

3 BBIB Singosari Sapi 170

4 BBIB Singosari Kambing 27

c) Monitoring Evaluasi Pengamatan Kesehatan Semen dan Embrio

Tujuan dilakukan kegiatan ini untuk melakukan upaya

pengamanan dan pengendalian penyakit hewan sehingga dapat

diperoleh benih dan bibit ternak yang berkualitas dan bebas dari

penyakit hewan. Sampel yang digunakan pada kegiatan ini terdiri dari

sampel semen dari UPT Balai Inseminasi Buatan Ungaran dan

pengepul semen milik dinas Kabupaten Kebumen. Sampel diuji nPCR.

Hasil interview didapatkan bahwa semen yang berasal dari UPT Balai

Inseminasi Buatan Ungaran didistribusikan tidak hanya untuk Jawa

Tengah melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan semen di Sumatera

salah satunya provinsi Lampung, sedangkan semen yang berasal dari

dinas Kabupaten Kebumen didapatkan dari Balai Inseminasi Buatan

Lembang dan UPT Balai Inseminasi Buatan Ungaran, distribusi semen

hanya untuk memenuhi kebutuhan wilayah kebumen.

Page 72: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 61 dari 117

Hasil uji nPCR pada 62 sampel semen diperoleh semua hasil

negatif. Sedangkan untuk embrio tidak dilakukan pengambilan tetapi

dilakukan pengembangan metode untuk pengujian IBR pada embrio

yang sampai sekarang masih dirasakan perlunya pengembangan

metode untuk pengujian IBR pada embrio. Kesimpulan yang didapat

dari kegiatan ini bahwa hasil uji pada 63 sampel semen tidak terdeteksi

BHV-1 dengan nPCR. Saran yang bisa diberikan yaitu UPT Perbibitan

hendaknya melakukan pemeriksaan IBR sebanyak 2 kali dalam

setahun, pemeriksaan rutin dilakukan untuk sampel semen dan embrio

untuk memonitoring dan mencegah penularan penyakit hewan, dan

sapi-sapi yang ada di UPT Perbibitan hendaknya dihindarkan dari

faktor-faktor yang menyebabkan latensi.

d) Desain Biosecurity di wilayah Sentra Produksi Ternak (SPR)

Tujuan dilakukan kegiatan ini untuk melakukan upaya

pengamanan dan pengendalian penyakit hewan dan biosekuriti di

wilayah SPR sehingga dapat diperoleh benih dan bibit ternak yang

berkualitas dan bebas dari penyakit hewan. Tingkat kesesuain

biosekuriti yang mengacu good breeding practice hendaknya dapat

diterapkan secara maksimal sehingga menghindari kemungkinan

terjadinya resiko penyakit hewan yang dapat ditimbulkan dari peralatan,

bahan, amnesia, ternak, media pembawa penyakit hewan lainnya yang

masuk atau dimasukkan ke dalam lokasi perbibitan ternak. Layout dari

lahan yang akan dipakai untuk kandang kelompok hendaknya dapat

diterapkan.

e) Analisis kerugian ekonomi penyakit IBR pada wilayah sumber bibit

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kerugian

yang ditimbulkan oleh penyakit IBR pada wilayah sumber bibit dan

menilai kelayakan program pengendalian penyakit IBR. Kesimpulan

yang didapatkan dari kegiatan ini adalah rerata dari berat badan setiap

Page 73: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 62 dari 117

bulannya bahwa tidak dapat dibedakan kenaikan berat badan dan

penurunan berat badan sapi-sapi seropositif dan seronegative serta

sapi-sapi yang diamati dara dan baru pertama kali beranak sehingga

tidak bisa melihat pengaruhnya terhadap rentang waktu kebuntingan.

III. 3.B. 2. Penyusunan Peta Penyakit Hewan

Target penyusunan Peta Penyakit dalam Perjanjian Kinerja tahun 2016

adalah tersusunnya peta penyakit di 3 (tiga) Provinsi yaitu Jawa Tengah,

Jawa Timur dan DI. Yogyakarta yang merupakan wilayah kerja BBVet Wates.

Capaian kinerja kegiatan ini 100% (berhasil) seperti tahun sebelumnya,

namun jumlah kabupaten/kota penyusun Peta Penyakit hasil baik kegiatan

Surveilans dan Monitoring dilaksanakan ataupun pengirim sampel pasif

semakin meningkat dari tahun tahun sebelumnya.

Gambar 19. Jumlah kabupaten terdata dalam Peta Penyakit tahun 2014-2016

Dari data yang dikumpulkan, diketahui pada tahun 2016 ini terdapat 74

kabupaten/kota yang masuk ke dalam peta penyakit hewan wilayah kerja

Page 74: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 63 dari 117

BBVet Wates yang apabila dihitung secara persentase dari total 78

kabupaten/kota didapat angka partisipasi sejumlah 94,9%. Dari hasil

pendataan tersebut diketahui terdapat peningkatan di banding tahun-tahun

sebelumnya yaitu pada tahun 2014 sebanyak 69 kabupaten/kota atau

88,46%, sedangkan tahun 2015 sebanyak 73 kabupaten/kota atau 93,59%

dari 78 kabupaten/kota di wilayah kerja BBVet Wates.

Tabel 34. Kabupaten/Kota yang terdata pada Peta Penyakit Hewan

No Provinsi Jawa Tengah

Provinsi Jawa Timur

DI Yogyakarta

1 Banyumas Bangkalan Kota Yogyakarta

2 Banjarnegara Banyuwangi Sleman

3 Batang Blitar Bantul

4 Blora Bojonegoro Kulonprogo

5 Boyolali Bondowoso Gunung Kidul

6 Brebes Gresik

7 Cilacap, Jember

8 Demak Jombang

9 Grobogan Kediri

10 Jepara Lumajang

11 Karanganyar Lamongan

12 Kebumen Madiun

13 Kendal Magetan

14 Klaten Malang

15 Kudus Mojokerto

16 Magelang Ngawi

17 Pati Nganjuk

18 Pekalongan, Pacitan

19 Pemalang Pamekasan

20 Purbalingga Pasuruan

21 Purworejo Ponorogo

22 Rembang Probolinggo

23 Sragen Sampang

24 Sukoharjo Sidoarjo

25 Semarang Situbondo

26 Temanggung Sumenep

27 Wonosobo Trenggalek

28 Tegal Tuban

29 Wonogiri Tulungagung

30 Kota Magelang Kota Batu

31 Kota Surakarta Kota Blitar

Page 75: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 64 dari 117

32 Kota Salatiga Kota Malang

33 Kota Semarang Kota Probolinggo

34 Kota Pekalongan Kota Surabaya

35 Kota Tegal

Peta Penyakit disusun dari sampel yang diuji di BBVet Wates baik

berupa sampel pelayanan aktif yakni sampel yang diperoleh dari kegiatan

monitoring dan surveilans, serta sampel pelayanan pasif (kiriman dinas,

perorangan, maupun swasta). Peta penyakit BBVet Wates juga sudah dapat

diakses di website BBVet Wates, http://bbvetwates.ditjennak.pertanian.go.id/

sejak tahun 2015. Untuk lebih meningkatkan kualitas maka dikembangkan

aplikasi website yang dapat menyajikan data kasus PHMS secara real time

tracking.

III. 3.B. 3. Pengembangan Metode Diagnosa dan Pengujian Penyakit

Hewan

Capaian kinerja Pengembangan Metode (PM) telah terlaksana 100%

(berhasil). Ketiga PM tersebut adalah PCR Camphylobacter, Pengujian

Residu Hormon Trembolon-acetate menggunakan GCMS, dan Mapping

Virus AI secara Antigenik.

1) PCR Campylobacter

BBVet Wates Yogyakarta telah mampu melakukan uji Isolasi dan

Identifikasi Campylobacter. Pengujian Campylobacter telah dilakukan

pada sampel dari hewan (preputium wash, vaginal wash, cairan fetus,

feses) dan bahan pangan asal hewan dan produk olahannya (daging

ayam). Selama ini, pengujian Campylobacter di BBVet Wates dilakukan

dengan Uji Isolasi dan Identifikasi Campylobacter dengan metode

kultur. Uji ini dilaksanakan secara konvensional dan membutuhkan

waktu yang lama sekitar 1 minggu, sehingga diperlukan pengujian yang

lebih cepat dan akurat untuk mendeteksi ada tidaknya Campylobacter

dalam sampel.

Page 76: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 65 dari 117

Pengembangan Metode Pengujian PCR Campylobacter ini

bertujuan untuk mengidentifikasi Campylobacter jejuni dan

Campylobacter coli. Pengembangan Metode ini dilaksanakan dengan

tahapan : Pengumpulan bahan, penyusunan rencana, persiapan

prosedur kerja, koleksi sampel, persiapan dan pemurnian kontrol positif

isolat Campylobacter jejuni dan Campylobacter coli, Uji coba PCR

Campylobacter, Training, Evaluasi, Aplikasi, dan Penerapan metode.

Hasil dari pengembangan metode PCR Campylobacter adalah :

BBVet Wates Yogyakarta telah berhasil mengembangkan metode

pengujian PCR Campylobacter dengan mengidentifikasi

Campylobacter sampai pada spesies Campylobacter jejuni dan

Campylobacter coli. Metode ini sudah bisa diterapkan dan diaplikasikan

untuk mendukung pengujian Campylobacter yang cepat dan akurat.

Gambar 20. Hasil Pengembangan Metode PCR Campylobacter

2) Pengujian Residu Hormon Trembolonacetate menggunakan GCMS

Kegiatan pengembangan metode pengujian hormon trembolon

acetat menggunakan GC-MS bertujuan untuk memperoleh metode

pengujian residu hormone trembolon yang mudah, murah, cepat dan

Page 77: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 66 dari 117

aman bagi analis maupun lingkungan. Metode yang digunakan adalah

setting and trial. Setting alat yang dirancang diujicoba untuk

menganalisis standar trembolon dengan beberapa konsentrasi sampai

diperoleh peak standar pada waktu retensi tertentu. Demikian dilakukan

berulang-ulang sampai didapatkan hasil analisis yang paling optimal.

Metode preparasi sampel menggunakan tehnik QUEChERS dan

clean-up, tehnik ini telah digunakan untuk analisis multiresidu obat

maupun multiresidu pestisida. Prinsip kerja dari tehnik QUEChERS

adalah analit (trenbolon) akan dilepas dari matriks sampel pada saat

pengocokan dan centrifuse dan ditarik serta diikat oleh acetonitril.

Magnesium sulfat akan mengikat air yang berasal dari sampel. Proses

clean-up dilakukan dengan tehnik fase terbalik menggunakan C-18.

Analit siap diperiksa menggunakan Gas-chromatrography/Mass

Spectrometry.

Gambar 21. Hasil Pengujian Residu Trembolon-acetate menggunakan GCMS

Berdasarkan hasil validasi terhadap metode uji hasil

pengembangan metode deteksi residu trenbolon acetate menggunakan

GC-MS dapat disimpulkan bahwa metode yang dimaksud memenuhi

syarat untuk digunakan sebagai metode analisis/ deteksi residu

trembolon acetate pada daging sapi. Metode uji ini dapat digunakan

untuk analisis secara kualitatif maupun kuantitatif dan telah diuji coba

Page 78: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 67 dari 117

pada beberapa sampel aktif servis dengan hasil tidak terdeteksi

hormone trenbolon acetat pada 10 sampel hati dan daging sapi.

3) Mapping Virus AI secara Antigenik

Kegiatan pengembangan metode Mapping Virus AI secara

Antigenik bertujuan untuk : memonitor seluruh perkembangan virus AI

baik secara antigenik maupun genetik, untuk mengetahui sirkulasi

penyakit Avian Influenza yang saat ini beredar di Indonesia, mengetahui

evikasi vaksin yang telah beredar saat ini, dengan isolat yang dulu

pernah di tetapkan apakah masih poten atau tidak, menentukan kembali

antigen dan antisera refferent agar dapat mencakup antigen AI yang

saat ini telah berubah, menentukan antigen yang sesuai sebagai

evaluasi pengujian di laboratorium atas program vaksinasi di lapangan,

Gambar 22. Hasil mapping Virus Avian Influenza secara Antigenik

Hasil kegiatan pengembangan metode Mapping Virus AI secara

Antigenik adalah terdapat perubahan secara signifikan isolat virus AI 2012-

2016 yang sekarang beredar yang terbagi menjadi 2 kelompok besar,

perubahan antigenic drift berdampak besar terhadap penggunaan reagen

referent, sehingga diperlukan isolat lokal terpilih yang baru sebagai acuan

Page 79: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 68 dari 117

reagen referent baru untuk memonitoring virus AI yang akan datang, perlu di

waspadai perubahan siklus AI dalam jangka 6 tahunan dalam menyesuaikan

diri hidup di tubuh inangnya, diperlukan segera perubahan reagen refferent

untuk menangkap virus AI yang telah banyak berubah.

Serapan anggaran Kegiatan Pengembangan Metode pada akhir

Desember 2016 dapat tercapai Rp. 443.425.408,- dari total anggaran Rp.

445.256.000,- yang apabila dihitung capaian persentase adalah 99,95%

yang dapat melampaui target rerata serapan anggaran tahun 2016 yaitu

95,00%. Target serapan anggaran dapat tercapai dengan baik karena baik

pembelian bahan habis pakai seperti hormon, kuman standar maupun

antigen dan reagen uji PCR dapat terlaksana dengan baik, begitu juga

dengan belanja barang non operasional lainnya.

III. 3.B. 4. Bimbingan Teknis Laboratorium Tipe B dan Tipe C

Capaian kinerja kegiatan Bimbingan Teknis Laboratorium BBVet

Wates Tahun 2016 adalah 100,00% (12/12) (berhasil). Bimtek laboratorium

telah dilakukan di 6 laboratorium Tipe B dan 6 laboratorium Tipe C di wilayah

kerja. Capaian kinerja Bimtek laboratorium tipe B dan laboratorium tipe C di

wilayah kerja BBVet Wates tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 35. Rincian Bimbingan Teknis Laboratorium Tipe B dan C

No Laboratorium Pelaksana

1 Lab. Tipe C

Kulon Progo

Drh. Nur Rohmi Farhani, dkk

Bimbingan teknis dilaksanakan tanggal 09 -10 Februari

2016.

Materi Bimbingan Teknis yang diberikan mengenai uji

Rose Bengal Test (RBT), uji Pullorum, uji Parasit Darah

dan Parasit Gastrointestinal.

2 Lab. Tipe C

Mojokerto

Drh. Nur Rohmi, dkk

Bimbingan teknis dilaksanakan tanggal 11 - 12 Februari

2016.

Page 80: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 69 dari 117

Materi Bimbingan Teknis yang diberikan mengenai uji

RBT, uji Pullorum, uji TPC, Uji HA/HI untuk ND dan AI,

uji Parasit Darah dan Parasit Gastrointestinal.

3 Lab B.

BPTDK

Bantul

Drh. Santi Lestari, dkk

Bimbingan teknis dilaksanakan tanggal 15 - 16 Februari

2016.

Materi Bimbingan Teknis yang diberikan mengenai

validasi uji Total Plate Count (TPC) dan E. coli pada

sampel yang diberi kuman coli dengan kuman standar.

4 Lab. Tipe C

Bantul

Drh. Santi Lestari, dkk

Bimbingan teknis dilaksanakan tanggal 17 - 18 Februari

2016.

Materi Bimbingan Teknis yang diberikan mengenai uji

kuman Total Plate Count (TPC) dan uji Formalin pada

sampel daging.

5 Lab. Tipe B

Malang

Drh. Tri Widayati, dkk

Bimbingan teknis dilaksanakan tanggal 4 – 5 Maret

2016.

Materi Bimbingan Teknis yang diberikan mengenai

Validasi metode kuantitatif untuk TPC Spike sampel

daging ayam dengan kuman standar E. coli dan validasi

kualitatif untuk uji formalin dan Salmonella dengan

sampel yang diuji daging ayam.

6 Lab. Tipe B

Malang

Drh. Elly Puspasari, dkk

Bimbingan teknis dilaksanakan tanggal 14 – 15 Maret

2016

Materi Bimbingan Teknis yang diberikan mengenai

Metoda Validasi uji Serologi AI, ND, RBT, dan teknik

Aglutinasi Pullorum dan uji parasitologi

7 Lab. Tipe B

Malang

Drh. Hendra Wibawa, dkk

Bimbingan teknis dilaksanakan tanggal 04 – 05 April

2016

Materi Bimbingan Teknis yang diberikan mengenai

Validasi Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)

8 Lab. Tipe C

Sleman

Drh. Dessie Eri Waluyati, dkk

Bimbingan teknis dilaksanakan tanggal 11 – 12 April

2016

Materi Bimbingan Teknis yang diberikan mengenai

Pengujian Parasitologi baik parasit darah maupun

parasite gastrointestinal dan diskusi interpretasi hasil

pengujian laboratorium.

Page 81: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 70 dari 117

9 Lab. Tipe C

GunungKidul

Drh. Dessie Eri Waluyati, dkk

Bimbingan teknis dilaksanakan tanggal 11 – 12 April

2016

Materi Bimbingan Teknis yang diberikan mengenai

Pengujian Parasitologi baik parasit darah maupun

parasite gastrointestinal dan uji HI serum darah unggas

untuk penyakit Avian Influenza dan Newcastle Diseases.

10 Lab. Tipe B

Magelang

Drh. Tri Widayati, dkk

Bimbingan teknis dilaksanakan tanggal 13 – 14 Juni

2016

Materi Bimbingan Teknis yang diberikan mengenai

pengujian parasitology, bakteriologi dan kesmavet

11 Lab. Tipe B

Solo

Drh. Tri Widayati, dkk

Bimbingan teknis dilaksanakan tanggal 15 – 17 Juni

2016

Materi Bimbingan Teknis yang diberikan mengenai

pengujian parasitology, bakteriologi dan kesmavet.

12 Lab. Tipe C

Pati

Drh. M. Yusuf, dkk.

Bimbingan teknis dilaksanakan tanggal 15 – 17 Juni

2016

Materi Bimbingan Teknis yang diberikan mengenai

Pengujian RBT Brucella, Uji TPC, pengujian parasit

gastrointestinal dan parasite darah.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia

Nomor 629/Kpts/OT.140/12/2003 tanggal 30 Desember 2005 selanjutnya

disempurnakan dengan Permentan nomor 54/Permentan/OT.140/5/2013

BBVet Wates memiliki 5 tambahan tusi dari 17 menjadi 22, diantaranya

adalah fungsi pemberian bimbingan teknis laboratorium veteriner, pusat

kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan.

Page 82: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 71 dari 117

Gambar 23. Target dan Realisasi Bintek Laboratorium tahun 2013-2016

III. 3.B. 5. Bimbingan Teknis Puskeswan

Kegiatan Bimbingan Teknis Puskeswan tahun 2016 tercapai 123%

(123/100) (sangat berhasil). Capaian kinerja tersebut lebih rendah dari

tahun 2015 yakni 168% (126/75). Hal ini disebabkan oleh target yang

ditentukan lebih tinggi, sedangkan realisasi tidak jauh berbeda. Namun

demikian, capaian kinerja masih dapat memenuhi target yang ditentukan.

Realisasi serapan anggaran sampai akhir tahun anggaran 2016 adalah

sebesar Rp. 312.725.000,- atau sebesar 99,78% dari anggaran sejumlah Rp.

312.037.600,- yang tentunya di atas target serapan tahun 2016. Target fisik

sejumlah 123% didukung oleh jumlah puskeswan di wilayah kerja BBVet

Wates sejumlah 245 Puskeswan yang terdiri dari 75 Puskeswan di Provinsi

Jawa Tengah, 145 Puskeswan di Provinsi Jawa Timur dan 25 di DI.

Yogyakarta sehingga memudahkan dalam plotting target.

Page 83: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 72 dari 117

Gambar 24. Capaian Target Bintek Puskeswan 2013-2016

Pembinaan dilakukan dalam bentuk rapat koordinasi dengan

mengundang perwakilan petugas Puskeswan di masing-masing wilayah

serta bimbingan teknis secara langsung pada Puskeswan yang dikunjungi di

tiap Kabupaten/ Kota di wilayah kerja BBVet Wates. Pemberian materi

pembinaan puskeswan baik secara teori-presentasi maupun komunikasi dua

arah dan tanya-jawab secara langsung terkait dengan;

1. Peranan Kelembagaan Puskeswan Dalam Pemberantasan

PHMS-Zoonosis dan Peningkatan Hasil Produksi Peternakan.

2. Hambatan dan Tantangan Dalam Menghadapi Perubahan

Situasi Kesehatan Hewan Nasional.

3. Manajemen Kesehatan Hewan Di Wilayah Sentra Produksi

Ternak.

4. Perkembangan Penyakit Zoonosis di Indonesia; Toxo, Lepto,

Rabies, Fasciola.

5. Perkembangan Diagnosa Laboratoris PHMS BBVet.

Perkembangan Penyakit Hewan Besar Di Indonesia.

6. Kasus PHMS-Zoonosis di Lapangan dan Penanganannya.

7. Pemalsuan Produk Asal Hewan: Kenal Secara Fisik dan

Laboratoris.

Page 84: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 73 dari 117

8. Pengambilan-Handling Sampel PHMS-Zoonosis serta Tindak

Lanjut Kasus Lapangan.

9. Teknik Bedah Sectio Cesaria pada Sapi.

10. Evaluasi Hasil Diagnosa Kegiatan Gangrep 2015: Review,

Pencegahan dan Penanggulangan.

11. Peranan Puskeswan untuk OPTIMALISASI iSHIKNAS dalam

Pengendalian dan Pemberantasan PHMS-Z

Pelaksanaan pembinaan pada Unit Puskeswan di wilayah kerja tidak

mengalami kendala sehingga dapat tercapai melebihi target. Selain kegiatan

pertemuan bimbingan teknis, pembinaan juga dilaksanakan secara langsung

pada Puskeswan di wilayah kerja. Praktek bintek secara langsung berupa

pelatihan pengambilan, pengemasan dan pengiriman sampel lapangan,

serta penguatan potensi Puskeswan berupa sosialisasi Peraturan Menteri

Pertanian no. 64/OT.140/9/2007 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan

Hewan.

III. 3.B. 6. Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi

Pencapaian kinerja Kegiatan Penyidikan dan Pengujian Gangguan

Reproduksi adalah telah terlaksananya kegiatan lapangan sejumlah 3110

sampel dari total target Perjanjian Kinerja tahun 2016 sejumlah 3.000 sampel

dengan perhitungan persentase sejumlah 103,67% pencapaian fisik

dibanding target dengan kriteria “sangat berhasil”. Rincian jumlah sampel

hasil kegiatan Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi tahun 2016

di wilayah kerja BBVet Wates adalah sebagai berikut:

Tabel 36. Lokasi Kegiatan Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi

No Kabupaten Target

Kegiatan (Sampel)

Hasil Kegiatan (Sampel)

% Capaian

Hasil Kegiatan

Sembuh % Tidak Sembuh

%

1 Gunungkidul 386 371 96,11 336 90.6% 35 9.4%

2 Rembang 457 461 112,69 398 86.3% 63 13.7%

3 Blora 771 819 110,64 785 95.8% 34 4.2%

4 Klaten 322 358 148,45 231 64.5% 127 35.5%

5 Pamekasan 507 527 108,88 457 86.7% 70 13.3%

Page 85: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 74 dari 117

6 Situbondo 558 574 63,62 560 97.6% 14 2.4%

Total 3000 3110 103,67 2767 89.0% 343 11.0%

Kegiatan ini secara keseluruhan berhasil dengan baik yaitu capaian di

atas target yang telah ditentukan, walaupun secara detail tiap Kabupaten ada

yang tidak mencapai target, namun hal tersebut dapat tertutupi oleh kegiatan

gangrep di Kabupaten lainnya. Salah satu kendala adalah di satu kabupaten

yaitu Gunung Kidul dengan tingkat capaian realisasi sejumlah 96,11%. Hal

ini disebabkan kegiatan dilaksanakan hampir bersamaan dengan kegiatan-

kegiatan di dinas setempat sehingga harus membagi konsentrasi dan

personel dalam bekerja di lapangan.

Gambar 25. Hasil kegiatan Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi

Salah satu parameter target yang menjadi indikator keberhasilan

kegiatan ini adalah tingkat keberhasilan penanganan gangguan reproduksi.

Dari keseleruhan sapi yang telah dilakukan penanganan dapat diamati hasil

kesembuhannya pada grafik di bawah ini.

Page 86: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 75 dari 117

Gambar 26. Hasil Kesembuhan Penanganan Gangguan Reproduksi

Pada grafik hasil kesembuhan penanganan gangguan reproduksi

dapat di amati bahwa penanganan di Kabupaten Situbondo mendapatkan

hasil kesembuhan tertinggi dengan capaian kesembuhan 97,6%, kemudian

diikuti oleh Kabupaten Blora dengan capaian 95,8 %. Hasil kesembuhan

relative paling rendah adalah di Kabupaten Klaten dengan tingkat

kesembuhan 64,5%. Salah satu faktor cukup rendahnya tingkat kesembuhan

di Kabupaten Klaten dapat diamati dengan cukup tingginya mobilitas ternak

di wilayah ini sehingga setelah penanganan belum dapat diketahui hasil

kesembuhannya ternak sapi sudah terjual oleh berbagai penyebab.

Realisasi serapan anggaran sampai dengan bulan Desember 2016

adalah sejumlah Rp. 1.788.502.380,- atau dengan persentase 98,79% dari

total anggaran tahun 2016 sejumlah Rp. 1.810.401.000,-. Kelancaran

serapan terutama oleh lancarnya kegiatan pengadaan barang pada kegiatan

Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi baik secara lelang maupun

penunjukan langsung dan tidak mengalami kendala. Realisasi serapan

anggaran kegiatan ini juga didukung oleh biaya perjalanan team lapangan

Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi serta realisasi biaya

pendampingan lapangan oleh tim dinas kabupaten.

Page 87: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 76 dari 117

Gambar 27. Data Diagnosa Penyidikan Gangguan Reproduksi

Data hasil diagnosa gangguan reproduksi pada tahun 2016 di atas

diketahui bahwa kasus Hypofungsi (HF) mendominasi dari seluruh diagnosa

gangrep yang ada (30,4%), diikuti oleh Silent Heat (16,5%) dan Kawin

Berulang (KB) (14,4%) yang sering disebut sebagai gangguan reproduksi

akibat faktor manajemen pemeliharaan, sehingga dapat diartikan faktor

nutrisi menjadi hal yang harus diperhatikan. Antisipasi perbaikan kondisi

tubuh ternak harus selalu dilakukan dengan suplai asam amino dan mineral

premik, dan juga Vitamin ADE, obat cacing dan juga preparat supportif

lainnya.

Page 88: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 77 dari 117

III.3.C. Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing

Kegiatan dalam rangka penjaminan produk hewan yang asuh dan

berdaya saing merupakan bagian dari Kegiatan Kesehatan Masyarakat

Veteriner. Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner BBVet Wates

melaksanakan kegiatan berupa Monitoring dan Surveillance Residu dan

Cemaran Mikroba serta Surveillance Zoonosis Pada Produk Hewan. Untuk

mendukung penjaminan produk hewan yang halal maka dilakukan kegiatan

pengujian kehalalan melalui deteksi kandungan bahan non halal antara lain

dengan uji spesies. Capaian target sasaran Kegiatan Penjaminan Produk

Hewan yang ASUH tahun 2016 disajikan dalam tabel 35 sebagai berikut :

Tabel 37. Capaian Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing

No Sasaran Program/

Kegiatan

Indikator Kinerja Target Realisasi %

3 Penjaminan Produk Hewan

yang ASUH dan berdaya

saing

Monitoring dan Surveilans

Residu dan Cemaran

Mikroba

1.700 1.877 111,0

Surveilans Zoonosis Produk

Hewan

200 220 110,0

III.3.C.1. Monitoring dan Surveillans Residu dan Cemaran Mikroba

Capaian kinerja kegiatan Monitoring dan Surveilans Residu dan

Cemaran Mikroba tahun 2016 adalah 111,0% (sangat berhasil) yang

didapatkan dari jumlah sampel realisasi 1.877 sampel dibandingkan

dengan target 1.700 sampel. Apabila dibandingkan dengan realisasi

tahun 2015 yaitu 148,83% (2.679/1.800) terjadi penurunan realisasi fisik

sejumlah 37,83%. Walaupun terjadi penurunan namun hal tersebut

bukan merupakan gejala penurunan prestasi kinerja namun lebih

merupakan peningkatan dan konsistensi ketepatan antara perencanaan

kinerja dengan realisasi hasil kinerja. Hal tersebut ditandai dengan tidak

ditemuinya permasalahan dalam kegiatan surveilans maupun kegiatan

di laboratorium yang dapat mengindikasikan penurunan kinerja.

Page 89: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 78 dari 117

Detail realisasi fisik Kegiatan Monitoring dan Surveilans Residu

dan Cemaran Mikroba Balai Besar Veteriner Wates dilakukan dengan

melaksanakan tiga sub kegiatan dengan perincian sebagai berikut :

1. Monitoring Residu Pestisida, Antibiotika dan Hormon

Kegiatan Monitoring Residu Antibiotika, Residu Pestisida, dan

Residu Hormon Tahun 2016 dimaksudkan sebagai bentuk pengawasan

terhadap tersedianya daging dan telur ayam yang bebas residu

antibiotik atau mengandung residu di bawah Batas Maksimum Residu

(BMR) bebas pestisida, dan residu hormone TBA. Kegiatan

pengambilan sampel dilaksanakan di enam kabupaten di wilker BBVet

Wates dengan capaian jumlah sampel sebanyak 374 sampel.

Tabel 38. Lokasi kegiatan dan jumlah sampel Monitoring Residu

No Kabupaten Lokasi Kegiatan Jumlah Sampel

1 Demak 40

2 Jepara 53

3 Kulonprogo 52

4 Bantul 49

5 Kota Batu 100

6 Kota Malang 80

Total Sampel 374

Hasil identifikasi residu antibiotika pada sampel produk hewan

yang positif residu didapatkan hasil golongan Penicillin sebanyak 40%

(45/111), Positif Gol Makrolida sebesar 23% (26/111), Positif Tetrasiklin

sebesar 4 % (4/111), dan Positif Golongan Aminoglikosida 33%

(36/111).

Tabel 39. Hasil Pengujian Residu Pestisida

No. Kabupaten Jenis Sampel Jumlah Total

Hasil Uji

Positif Negatif

1 Demak Daging Sapi 4 0 4

2 Jepara Daging Kerbau 2 0 2

Page 90: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 79 dari 117

Daging Sapi 3 0 3

3 Kulonprogo Daging Sapi 3 0 3

Susu 2 0 2

4 Bantul Daging Sapi 3 0 3

Susu 4 0 4

5 Batu Daging Sapi 5 0 5

Susu 10 0 10

6 Malang Susu 7 0 7

Daging Sapi 12 0 12

TOTAL SAMPEL 52 0 52

Dari hasil pengujian residu pestisida di 6 Kabupaten terpilih di

wilayah kerja BBVet Wates Yogyakarta didapatkan hasil 100% negative

terhadap residu pestisida.

Disamping uji terhadap residu antibiotic dan residu pestisida,

pengujian juga dilakukan pada 36 sampel untuk identifikasi residu

hormone trenbolone acetate (TBA). Lokasi asal sampel, jumlah sampel

diuji dan hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 38.

Tabel 40. Hasil Pengujian Hormon Trenbolone acetate (TBA)

No. Kabupaten Jenis Sampel

Jumlah

Total

Hasil Uji

Positif Negatif

1 Demak Daging Sapi 4 0 4

2 Jepara Daging Kerbau 1 0 1

Daging Sapi 4 0 4

3 Kulonprogo Daging Sapi 4 0 4

Hati Sapi 3 0 3

4 Bantul Daging Sapi 1 0 1

Hati Sapi 4 0 4

5 Batu Daging Sapi 10 0 10

6 Malang Daging Sapi 5 0 5

TOTAL SAMPEL 36 0 36

Page 91: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 80 dari 117

Dari hasil pengujian residu Hormon TBA di 6 Kabupaten terpilih di

wilayah kerja BBVet Wates Yogyakarta didapatkan hasil 100% negative

terhadap residu hormone TBA. Sampel yang diambil beberapa dari

RPH, dan Pasar Tradisional. Sampel daging sapi, daging kerbau dan

hati sapi merupakan sampel daging dan hati sapi dan kerbau lokal.

2. Monitoring Cemaran Kimia pada Produk Asal Hewan

Tujuan dari kegiatan monitoring ini adalah untuk pengawasan

terhadap pemakaian bahan kimia berbahaya seperti formalin, boraks,

pengawasan terhadap daging bangkai, pemalsuan daging babi dan dan

pengawasan adanya logam berat Pb pada produk asal hewan. Kegiatan

dilaksanakan di 12 kabupaten/kota di wilayah kerja BBVet Wates seperti

di tunjukkan pada tabel 39.

Tabel 41. Lokasi kegiatan dan jumlah sampel Monitoring Cemaran Kimia

No Kabupaten Lokasi Kegiatan Jumlah Sampel

1 Kulonprogo

Sleman

86

2 Wonogiri

Sragen

96

3 Demak

Kudus

81

4 Kab. Magelang

Kota Magelang

143

5 Sidoarjo 57

6 Bantul 58

7 Yogyakarta 62

8 Pacitan 41

Total Sampel 624

Dari keseluruhan sampel yang dikoleksi dari masyarakat, diuji

untuk uji Boraks sejumlah 108 sampel, uji formalin 258 sampel, uji

bangkai 105 sampel, uji spesies babi 107 sampel, dan uji logam timbal

Page 92: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 81 dari 117

(Pb) sejumlah 61 sampel. Hasil pengujian ditunjukkan pada grafik di

bawah ini.

Gambar 28. Hasil pengujian Monitoring dan Surveilans Cemaran Kimia

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa dari 105 sampel daging

ayam menunjukkan hasil pengujian daging bangkai hasilnya positif

daging bangkai sejumlah 2 sampel (1,91%). Hasil pengujian spesies

babi menunjukkan 1 sampel (0,93%) daging sapi yang berasal dari

depot daging sapi di wilker BBVet Wates teridentifikasi daging babi

dengan kemungkinan daging tersebut adalah daging babi atau daging

sapi yang dicampur daging babi.

Dari data di atas juga dapat diketahui bahwa jumlah sampel

pengujian logam berat Pb sebanyak 61 sampel hati sapi. Hasil

pengujian menunjukkan 9 sampel hati sapi terdeteksi logam berat Pb,

akan tetapi hasil pengujian masih dibawah batas maksimum residu

(BMR) logam berat Pb pada jeroan sapi (hati sapi dll) adalah 1.00 ppm

(SNI 7387:2009). Semua hasil pengujian yang berindikasi kepada

pelanggaran aturan atau hukum yang berlaku dan sudah diinformasikan

ke dinas kabupaten yang bersangkutan untuk pengambilan langkah

selanjutnya.

Page 93: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 82 dari 117

3. Monitoring dan Surveilans Cemaran Mikroba (CM)

Salah satu tupoksi BBVet Wates adalah melakukan pengujian

keamanan pangan seperti tercantum dalam Kep Mentan No.

629/Kpts/OT.140/12/2003 tentang Organisasi tata kerja BBVet. Adapun

pelaksanaan monitoring dan surveilan residu dan cemaran mikroba

pada pangan ini mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No.

15/Permentan/OT.140/2/2008 mengenai Pedoman Monitoring dan

Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba pada Produk Hewan.

Tabel 42. Lokasi kegiatan dan jumlah sampel pengujian Cemaran Mikroba

No Kabupaten Lokasi Kegiatan Jumlah Sampel

1 Pasuruan Sidoarjo

148

2 Purbalingga Banjarnegara

105

3 Bantul Kulon Progo

188

4 Purworejo Kebumen

182

5 Klaten Sleman

256

Total Sampel 879

Target sampel kegiatan Monitoring dan Surveilans Cemaran

Mikroba adalah sebesar 730 dengan realisasi jumlah pengambilan

sampel sebesar 879 sampel dan jumlah sampel hasil pengujian

realisasinya mencapai 916 sampel uji yang meliputi : uji Salmonella 329

sampel, uji TPC 277 sampel, uji Staphylococcus 120 sampel, uji E. coli

100 sampel, uji Coliform 76 sampel, dan uji Listeria 14 sampel dengan

hasil uji seperti pada tabel 43.

Serapan anggaran pada kegiatan Monitoring dan Surveilans

Residu dan Cemaran Mikroba tahun 2016 adalah sejumlah 89,36%

yaitu dengan realisasi belanja sejumlah Rp. 689.098.000,- dari total

anggaran sejumlah Rp. 771.150.000,-. Realisasi serapan tidak

Page 94: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 83 dari 117

mencapai target serapan anggaran yaitu 95,00% dengan penyebab

adanya sisa lelang belanja bahan kimia untuk 1800 sampel sejumlah

Rp. 80.115.300,00 yang tidak dapat dioptimalkan dan kembali ke kas

negara

Tabel 43. Hasil pengujian Monitoring dan Surveilans Cemaran Mikroba

Dari pemeriksaan atau hasil pengujian yang dilakukan dari kegiatan ini

dapat diketahui bahwa tidak ada sampel produk asal hewan yang positif

Salmonella sp. (0/329). Angka Kuman (TPC) pada produk asal hewan

dengan nilai cemarannya melebihi BMCM 53,8% (149/277). Cemaran E. coli

dan coliform pada sampel produk asal hewan yang melebihi BMCM

sebanyak 86% (86/100) dan 97% (74/76). Jumlah sampel produk asal hewan

yang positif cemaran Staphylococcus aureus yang melebihi BMCM 0% (0/45)

dan jumlah sampel produk asal hewan yang positif cemaran Listeria sp

sebanyak 0% (0/14).

SAMPEL POSITIF NEGATIF SAMPEL > BMCM < BMCM SAMPEL > BMCM < BMCM SAMPEL > BMCM < BMCM SAMPEL POSITIF NEGATIF SAMPEL POSITIF NEGATIF

1 Pasuruan 15 0 15 15 7 8 32 32 0 32 32 0 5 0 5

2 Sidoarjo 19 0 19 18 11 7 2 2 0 8 0 8

3 Purbalingga 27 0 27 19 6 13 1 0 1 1 0 1 7 0 7 3 0 3

4 Banjarnegara 31 0 31 22 4 18 1 0 1 3 0 3 2 0 2

5 Kulon Progo 37 0 37 29 17 12 14 7 7 9 0 9 6 0 6

6 Bantul 26 0 26 35 22 13 15 15 0 8 8 0 9 0 9

7 Kebumen 38 0 38 23 15 8 6 6 0 6 6 0 18 0 18 3 0 3

8 Purworejo 57 0 57 29 17 12 7 5 2 7 7 0 16 0 16

9 Klaten 43 0 43 42 27 15 14 13 1 14 13 1 24 0 24

10 Sleman 36 0 36 45 23 22 8 6 2 8 8 0 21 0 21

329 0 329 277 149 128 100 86 14 76 74 2 120 0 120 14 0 14

UJI E. COLI UJI COLIFORMUJI STAPHYLOCOCCUS

AUREUSUJI LISTERIA

JUMLAH TOTAL

NO KABUPATENUJI SALMONELLA UJI TPC

Page 95: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 84 dari 117

Gambar 29. Hasil pengujian Surveilans Cemaran Mikroba

Pencemaran mikroba pada produk asal hewan kemungkinan

dapat berasal dari kontaminasi lingkungan ataupun pada saat

penanganan produk pada saat proses penyembelihan, saat

ditransportasikan dari rumah pemotongan hingga sampai di tempat

penjualan, maupun pada saat dijajakan di meja penjualan. Hal ini dapat

mengindikasikan bahwa sanitasi lingkungan atau hygienitas para

penjual daging masih rendah.

III.3.C.2. Surveilans Zoonosis Produk Hewan

Capaian kinerja kegiatan ini pada tahun 2016 adalah 110% (220/200)

sehingga dikategorikan sebagai sangat berhasil. Pelaksanaan kegiatan dan

hasil Monitoring Zoonosis Salmonellosis pada Telur pada tahun 2016 adalah

sebagai dirinci pada tabel berikut :

Tabel 44. Lokasi kegiatan, jumlah sampel dan hasil uji Surveilans Zoonosis

NO TANGGAL

PENGAMBILAN SAMPEL

KABUPATEN KECAMATAN JUMLAH SAMPEL

HASIL UJI

+ -

1 04–07 April 2016 Purworejo Begelen 15 0 15

Page 96: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 85 dari 117

2

Purwodadi 10 0 10

3

Kulon Progo Lendah 15 0 15

4

Sentolo 5 0 5

5

Pengasih 5 0 5

6 18-22 April 2016 Boyolali Boyolali 10 0 10

7

Teras 7 0 7

8

Cepogo 8 0 8

9

Surakarta Jebres 8 0 8

10

Banjar Sari 15 0 15

11

Pasar Kliwon 2 0 2

12 30 Mei–03 Juni

2016

Nganjuk Ngronggot 6 0 6

13

Prambon 19 0 19

14 Ngawi Kendal 25 0 25

15 13–16 Sept 2016 Sleman Pakem 8 0 8

16 Cangkringan 22 0 22

17

Ngaglik 5 0 5

18

Bantul Bantul 2 0 2

19

Pandak 4 0 4

20

Pajangan 29 0 29

JUMLAH TOTAL 220 0 220

Serapan anggaran untuk kegiatan Surveilans Zoonosis Produk Hewan

tercapai Rp. 87.649.100 (99,80%) dari total anggaran Rp. 87.826.000.

Capaian serapan anggaran kegiatan ini melampaui target serapan tahun

2016 sejumlah 95,00%. Seluruh komponen anggaran belanja baik belanja

bahan kimia dan peralatan habis pakai, belanja perjalanan monitoring dan

surveilans maupun perjalanan pendampingan dapat dilaksanakan dengan

baik.

Page 97: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 86 dari 117

III.3.D. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PKH

Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen

Peternakan dan Kesehatan Hewan merupakan bagian yang sangat penting

dalam memfasilitasi kelembagaan dan kinerja Balai. Kegiatan ini meliputi

pengelolaan manajemen balai antara lain meliputi: keuangan, barang,

administrasi dan ketatausahaan serta kepegawaian. Secara umum capaian

target sasaran dari kegiatan ini disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 45. Capaian sasaran Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya

No. Sasaran Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Target Realisasi %

4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan

Terlaksananya Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan

1 Dokumen 1 Dokumen 100,00

Capaian Program Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis

Lainnya dari masing-masing kegiatan sampai dengan triwulan terakhir tahun

2016 adalah: 1) Perumusan kebijakan perencanaan pembangunan

peternakan dan kesehatan hewan (100,00%); 2) Evaluasi pelaksanaan

kebijakan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan (100,00%); 3)

Pengelolaan dan pelaporan keuangan serta Penatausahaan Barang Milik

Negara (100,00%); 4) Ketatalaksanaan Organisasi Kepegawaian Hukum

serta Tata Usaha (100,00%); dan 5) Layanan Perkantoran (100,00%).

Serapan anggaran pada program Dukungan Manajemen dan

Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun

2016 adalah Rp. 9.376.954.199,- yang apabila dihitung secara persentase

adalah 94,27% dari total anggaran Rp. 9.947.435.000,-. Capaian serapan

tidak dapat mencapai target serapan 95,00% yang disebabkan salah satu

komponen terbesar yang tidak dapat dilakukan pemaksimalan serapan

adalah komponen Layanan Perkantoran termasuk unsur gaji dan tunjangan

pegawai yang rutin direalisasi setiap bulan berjalan sehingga sisa anggaran

layanan perkantoran dikembalikan ke kas negara.

Page 98: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 87 dari 117

III. 4. Capaian Kinerja Lainnya

Beberapa capaian kinerja lainnya yang dapat dilaporkan pada Laporan

Kinerja tahun 2016 antara lain :

1) Mempertahankan SNI ISO 17025: 2008 tentang Akreditasi

Laboratorium dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).

2) Meraih akreditasi Sistem Manajemen Terintegrasi (SMT) ISO 9001:

2015 dari TUV Rheindland pada audit eksternal tanggal 28 September

2016.

3) Indeks Kepuasan Masyarakat dengan nilai “sangat memuaskan”.

4) Penghargaan dari KPPN Wates sebagai Terbaik Pertama dengan

Tingkat Kesalahan SPM Rendah tahun 2016 dan Terbaik Ketiga dalam

Akurasi Penarikan Dana dan Perencanaan Kas Semester I tahun 2016.

Page 99: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 88 dari 117

III. 5. Akuntabilitas Keuangan

Laporan Keuangan Balai Besar Veteriner Wates - Yogyakarta

mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan

yang sehat dalam pemerintahan. Laporan Keuangan disusun dan disajikan

dengan basis aktual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan

yang lebih transparan, akurat, dan akuntabel.

Parameter anggaran BBVet Wates dilakukan pada dua hal yaitu

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara. Masing-masing anggaran mendapatkan target baik nilai

rupiah pendapatan (PNBP) maupun serapan anggaran (APBN).

Tahun 2016, BBvet Wates mendapatkan anggaran sejumlah Rp.

24.523.800.000,- dan selama berlangsungnya kegiatan sampai akhir tahun

2016 telah tercapi sejumlah 97,15% dengan nominal Rp. 23.465.947.367,-.

Realisasi serapan sejumlah 97,15% meningkat dibandingkan dengan

realisasi tahun 2015 yaitu sejumlah 91,71%.

Tabel 46. Realisasi Anggaran BBVet Wates T.A 2012 – 2016

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %

A.        Pendapatan Negara dan Hibah

1.        PNBP 430,000,000 1,004,963,498 233.71% 458,084,000 1,114,097,296 243.21% 500,000,000 1,252,414,925 250.48% 575,230,000 1,339,771,280 232.91% 602,000,000 1,836,254,292 305.03%

JUMLAH 430,000,000 1,004,963,498 233.71% 458,084,000 1,114,097,296 243.21% 500,000,000 1,252,414,925 250.48% 575,230,000 1,339,771,280 232.91% 602,000,000 1,836,254,292 305.03%

B.        Belanja Negara

1.        Belanja Pegawai 5,716,404,000 5,103,884,147 89.28% 5,288,272,000 5,242,940,474 99.14% 5,693,820,000 5,693,815,337 100.00% 6,081,258,000 6,186,285,120 101.73% 6,839,763,000 6,526,889,416 95.43%

2.        Belanja Barang 6,919,300,000 6,892,868,354 99.62% 7,721,545,000 7,597,527,681 98.39% 9,781,465,000 9,682,526,484 98.99% 72,004,888,000 65,428,290,327 90.87% 11,480,145,000 11,108,946,951 96.77%

3.        Belanja Modal 3,719,000,000 3,713,724,500 99.86% 5,651,077,000 5,556,787,000 98.33% 1,242,722,000 1,242,509,500 99.98% 7,121,390,000 6,526,151,876 91.64% 5,833,920,000 5,830,111,000 99.93%

JUMLAH 16,354,704,000 15,710,477,001 96.06% 18,660,894,000 18,397,255,155 98.59% 16,718,007,000 16,618,851,321 99.41% 85,207,536,000 78,140,727,323 91.71% 24,153,828,000 23,465,947,367 97.15%

T.A. 2013

Uraian

T.A. 2014 T.A. 2015 T.A. 2016T.A. 2012

Page 100: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 89 dari 117

III.5.1. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Dari data selama lima tahun terakhir terjadi peningkatan yang

cukup signifikan dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) baik

dari nominal Rupiah ataupun secara persentase. Pada tahun 2016

diperoleh PNBP sejumlah 305,0% dari target yaitu dari anggaran target

Rp. 602.000.000,- diperoleh PNBP sejumlah Rp. 1.836.254.292,-.

Perolehan sejumlah tersebut lebih meningkat dibanding tahun-tahun

sebelumnya. Sebagai salah satu pembanding adalah tahun 2015,

dengan raihan persentase 232,9% (anggaran target Rp. 575.230.000

didapatkan PNBP sejumlah 1.339.771.280,-.

Gambar 30. Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2012-2016

III.5.2. Anggaran Belanja Negara

1) Belanja Total BBVet Wates Tahun Anggaran 2016

Pada tahun anggaran 2016 realisasi belanja pegawai adalah

sebesar 95,4%, belanja barang sebesar 96,8% dan belanja modal

sebesar 99,9%. Secara keseluruhan pada tahun 2016 realisasi serapan

sebesar 97,15% yang dapat melampaui target serapan Perjanjian

Kinerja sebesar 95,00%.

Page 101: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 90 dari 117

Gambar 31. Realisasi belanja pegawai, barang dan modal

Realisasi anggaran tahun 2016 sebesar 97,2% yang apabila

dibandingkan year on year (YoY) dengan tahun 2015 terjadi peningkatan

persentase yang cukup besar yaitu selisih lebih besar 5,5%.

Gambar 32. Realisasi anggaran BBVet Wates dari tahun 2012 – 2016

Page 102: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 91 dari 117

2) Belanja Pegawai

Anggaran belanja pegawai pada tahun 2016 mencatat realisasi serapan

sejumlah 95,41%. Realisasi tersebut melebihi rerata target Perjanjian

Kinerja 95,0%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2015, realisasi

anggaran mengalami penurunan senilai 5,3%, namun optimalisasi

anggaran tidak dapat dilakukan karena anggaran tersisa terutama pada

komponen gaji dan tunjangan yang sudah disesuaikan dengan kebijakan

pemerintah.

Gambar 33. Realisasi anggaran Belanja Pegawai BBVet Wates tahun

2012-2016

3) Belanja Barang

Realisasi belanja barang mencapai 96,8% yang mengalami peningkatan

cukup tinggi dibanding tahun 2015. Hal ini disebabkan adanya kegiatan

nasional Penanggulangan Gangguan Reproduksi di tahun 2015 yang

cukup banyak sisa lelang belanja barang kegiatan.

Page 103: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 92 dari 117

Gambar 34. Realisasi anggaran Belanja Barang BBVet Wates Tahun 2012-2016

4) Belanja Modal

Realisasi anggaran belanja modal tahun 2016 adalah sejumlah

99,9%, mengalami kenaikan yang cukup baik dibanding target tahun

2016 sejumlah 95,0%. Apabila dikomparasi dengan tahun

sebelumnya, juga terjadi peningkatan realisasi sejumlah 8,3%.

Gambar 35. Anggaran dan realisasi Belanja Modal tahun 2012-2016

Page 104: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 93 dari 117

Realisasi anggaran pada tahun 2016 sebesar 97,15% yang berarti

dapat melampaui target anggaran kumulatif Perjanjian Kinerja yaitu 95,00%.

Realisasi pada ketiga jenis belanja juga masing-masing lebih besar

dibanding target anggaran Perjanjian Kinerja yaitu yang tertinggi adalah

realisasi Belanja Modal yaitu 99,9%. Realisasi serapan anggaran tahun 2016

juga lebih baik dibanding dengan realisasi tahun sebelumnya yaitu 91,7%

(tahun 2015).

Pada data di atas juga dapat diamati capaian realisasi penerimaan

PNBP tahun 2016 yaitu sebesar Rp. 1.836.254.292,- dari target tahunan Rp.

602.000.000,-. Persentase capaian PNBP tahun 2016 mengalami

peningkatan 63,1% (305,0% tahun 2016 dibandingkan dengan persentase

tahun sebelumnya yaitu 232,9% tahun 2015). Hal tersebut didukung oleh

semakin meningkatnya kesadaran kebutuhan pemeriksaan laboratorium

oleh customer baik dinas kabupaten/kota/provinsi, perusahaan swasta

maupun perseorangan.

III. 6. Hambatan dan Kendala

Pelaksanaan kinerja BBVet Wates tahun 2016 secara umum tidak terdapat

banyak mengalami hambatan/kendala karena masih dapat dikonsolidasi

solusi pemecahannya. Hambatan yang dijumpai antara lain:

1. Aspek Administrasi dan Manajemen

Pemotongan anggaran kegiatan yang dalam satu kurun waktu dilakukan

sampai lebih dari satu kali sehingga mengharuskan revisi tiga kali PK

sehingga harus dilakukan perubahan Term of Refference (TOR) Kegiatan

dan penggabungan beberapa kegiatan surveilans agar terjadi efisiensi

anggaran tanpa ada resiko dalam pencapaian fisik.

2. Aspek Teknis

Beberapa keterlambatan pengiriman kit pengujian terutama untuk

produksi manca negara dan antigen dari dalam negeri sehingga

memperlambat proses pengujian hasil surveilans.

Page 105: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 94 dari 117

III. 7. Upaya dan Tindak Lanjut

Untuk mengatasi berbagai permasalahan dan kendala sebagaimana disebut

di atas, ditempuh berbagai upaya antara lain :

1. Meningkatkan koordinasi baik dengan pihak Pusat Ditjen Peternakan dan

Kesehatan Hewan dalam hal kecepatan konfirmasi perubahan anggaran.

2. Mempercepat persiapan kegiatan termasuk pemesanan bahan dan kit

pengujian agar lebih cepat dalam pelaksanaan pengujian dan kinerja fisik.

Page 106: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

95

BAB IV.

PENUTUP

Peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja BBVet Wates merupakan

salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka mendorong terwujudnya

penguatan akuntabilitas dan peningkatan kinerja seperti yang diamanatkan

dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dan Keputusan Presiden

Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional

yang diselaraskan dengan Tugas dan Fungsi BBVet Wates.

Capaian sasaran strategis Balai Besar Veteriner Wates pada tahun

2016 termasuk kategori sangat berhasil. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian

sasaran strategis enam indikator yang rata-rata capaian lebih dari 100%,

dengan kisaran 100% - 123%.

Indikator yang memiliki capaian >100% adalah surveilans keamanan

pakan/ bahan pakan, Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan, Bimbingan

Teknis Puskeswan, Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi,

Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba dan Surveilans

Zoonosis Produk Hewan, sedangkan empat indikator mendapat nilai capaian

100% yaitu Penyusunan Peta Penyakit Hewan, Pengembangan Metode

Diagnosa dan Pengujian Penyakit Hewan, Bimbingan Lab. Tipe B dan Lab

Tipe C, serta Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen

Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Pelaksanaan program/kegiatan Balai Besar Veteriner Wates tahun

2016 dibiayai oleh dana Anggaran APBN Rp. 24.153.828.000,- dan dapat

terealisasi sebesar Rp. 23.465.947.367,- (97,15%).

Pada tahun 2017 Balai Besar Veteriner Wates akan lebih

meningkatkan capaian kinerja melalui beberapa kegiatan dan sasaran

strategis peningkatan surveilans wabah penyakit menular, pengembangan

Page 107: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 96 dari 117

metode diagnosa dan pengujian, peningkatan surveilans penyakit di

perbibitan dan penambahan wilayah bebas penyakit menular. Salah satu

rencana yang cukup penting adalah usulan penambahan tenaga teknis baik

medis veteriner maupun paramedis veteriner karena tantangan di dunia

kesehatan di masa mendatang akan semakin bertambah berat.

Disamping dukungan yang berasal dari internal, kinerja instansi BBVet

Wates tahun 2016 juga tidak terlepas dari dukungan seluruh stakeholders

dan customer, baik instansi dinas, perusahaan swasta serta perseorangan

yang berkomitmen untuk semakin menciptakan situasi kesehatan hewan

yang relatif aman dan terkendali yang merupakan salah satu poin terpenting

dalam kerjasama saling menguntungkan antara balai dan masyarakat.

Page 108: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

97

LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Balai Besar Veteriner Wates

Page 109: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 98 dari 117

Lampiran 2. Perjanjian Kinerja Balai Besar Veteriner Wates

Page 110: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 99 dari 117

Page 111: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 100 dari 117

Page 112: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 101 dari 117

Page 113: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 0 1 6

Hal 102 dari 117

Lampiran 3. Jumlah dan Realisasi Anggaran BBVet Wates per kegiatan

Kegiatan Pagu (Rp.)

Anggaran

Target ( %) Real (%)

1 Peningkatan Produksi Pakan Ternak

1.1 Pengujian Keamanan Pakan/Bahan Pakan 239,400,000 95 99,84

2 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan

2.1 Penguatan Pengujian dan Penyidikan Veteriner 7,814,776,000 95 99,97

2.2 Surveilans Investigasi Wabah Penyakit Hewan Menular 162,450,000 95 99,95

2.3 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Rabies 115,550,000 95 99,93

2.4 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Avian Influenza 431,450,000 95 99,75

2.5 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Brucellosis 200,250,000 95 99,43

2.6 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Anthrax 106,300,000 95 99,37

2.7 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hog Cholera 159,250,000 95 99,60

2.8 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Viral 207,900,000 95 99,76

2.9 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Bakterial 148,500,000 95 99,73

2.10 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Parasiter 325,900,000 95 99,81

2.11 Penyidikan dan Pengujian Gangguan Reproduksi 1,810,401,000 95 98,79

2.12 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Eksotik Perbatasan Negara dan Antar Wilayah

108,150,000 95 99,56

2.13 Surveilans Penyakit Hewan di UPT 335,750,000 95 99,90

2.14 Fasilitas PNBP Lab. Pengujian Veteriner 297,950,000 95 98,82

2.15 Pembinaan dan koordinasi Kesehatan Hewan 422,000,000 95 99,79

2.16 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 52,700,000 95 99,98

2.17 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 26,600,000 95 96,99

3 Penjaminan Produk Hewan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal)

3.1 Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba 771,150,000 95 89,36

3.2 Pengadaan Sarana dan Prasarana Lab. Kesmavet 382,140,000 95 99,58

3.3 Surveilance Zoonosis Produk Hewan 87,826,000 95 99,80

4 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan

4.1 Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan

202,000,000 95 99,80

4.2 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan

105,400,000 95 98,22

4.3 Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan serta Penatausahaan Barang Milik Negara

187,642,000 95 98,22

4.4 Ketatalaksanaan Organisasi Kepegawaian, Hukum serta Tata Usaha 316,800,000 95 99,23

4.5 Layanan Perkantoran (Bulan Layanan) 9,135,593,000 95 93,87

JUMLAH BELANJA 24,153,828,000 95 97,15

Page 114: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

103

Lampiran 4. Rincian Jumlah Pegawai BBVet Wates Tahun 2016

No Jenis

Pegawai Golongan II JML Golongan III JML Golongan IV JML

Jenis

Kelamin Pendidikan

A C D A B C D A B C D L P S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SMA SMP SD JML

1 PNS 1 6 2 9 9 14 12 34 69 8 2 3 0 13 45 46 2 37 10 2 12 0 0 5 2 1 91

2 THL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 9 0 4 3 0 5 0 0 25

37

Page 115: L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T . A . 2 ...sakip.pertanian.go.id/admin/data2/8. BBVET WATES 2016.pdf · jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan

104

Lampiran 5 Data Jumlah Pegawai berdasar jabatan struktural dan fungsional

No Jabatan Jumlah

01

02

Pejabat Struktural

Kepala Balai

Kepala Bidang Pelayanan Veteriner

Kepala Bidang Program dan Evaluasi

Kepala Bagian Umum

Kepala Seksi Program

Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan

Kepala Seksi Pelayanan Teknis

Kepala Seksi Informasi Veteriner

Kepala Sub. Bagian Keuangan

Kepala Sub. Bagian TU dan Kepeg

Kepala Sub. Bagian Rumah Tangga dan

Perlengkapan (RTP)

Medik Veteriner

Medik Veteriner Madya

Medik Veteriner Muda

Medik Veteriner Pertama

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

4 orang

25 orang

1 orang

11 orang

30 orang

03 Paramedik Veteriner

Paramedik Veteriner Penyelia

Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan

Paramedik Veteriner Pelaksana

11 orang

11 orang

2 orang

24 orang

04 Fungsional Umum

26 orang

Jumlah 91 orang