kurikulum

48
Manajemen Kurikulum I. Pengertian Kurikulum Pada awalnya, kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diajarkan atau diselesaikan anak didik di dalam kelas (Minarti, 2011; Burhannudin1998; Hamalik, 2008). Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mendefinisikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan penaguturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran seta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Beberapa ahli mendefinisikan kurikulum secara berbeda. Menurut Alberty (1965), dalam Rusman (2009), kurikulum adalah semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah. Suryosubroto (2004) mendefinisikan kurikulum sebagai segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak didiknya, baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Saylor, Alexander dan Lewis (1974) mengartikan kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa agar dapat belajar, baik di dalam ruangan maupun di luar sekolah (dalam Rusman, 2009). Minarti (2011) menegaskan bahwa kurkulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajarn serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 1

Upload: kais-anagh-desztroyer

Post on 11-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fisika

TRANSCRIPT

Manajemen Kurikulum

I. Pengertian KurikulumPada awalnya, kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diajarkan atau diselesaikan anak didik di dalam kelas (Minarti, 2011; Burhannudin1998; Hamalik, 2008). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mendefinisikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan penaguturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran seta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Beberapa ahli mendefinisikan kurikulum secara berbeda. Menurut Alberty (1965), dalam Rusman (2009), kurikulum adalah semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah. Suryosubroto (2004) mendefinisikan kurikulum sebagai segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak didiknya, baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Saylor, Alexander dan Lewis (1974) mengartikan kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa agar dapat belajar, baik di dalam ruangan maupun di luar sekolah (dalam Rusman, 2009). Minarti (2011) menegaskan bahwa kurkulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajarn serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. II. Pengertian Manajemen KurikulumManajemen kurikulum adalah kegiatan mengatur, mengelola, dan menata kurikulum, agar tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Kegiatan mengatur, mengelola, dan menata kurikulum, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Minarti, 2011). Perencanaan kurikulum menyangkut penetapan tujuan dan memperkirakan cara pencapaian tujuan tersebut. Hal-hal yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah: (1) menjabarkan silabus mejadi analisis mata pelajaran; (2) menghitung hari kerja efektif dan jam pelajaran, memperhitungkan hari libur, hari untuk ulangan, dan hari tidak efektif; (3) menyusun program tahunan. Dalam mengisi format ini, yang terpenting adalah membandingkan jumlah jam efektif dan alokasi waktu tatap muka dalam format analisis mata pelajaran; (4) menyusun program semester. Pelaksanaan kurikulum adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Pada tahap ini kepala sekolah, yakni pembagian tugas mengajar dan tugas lain yang diperlukan; serta menyusun jadwal kegiatan perbaikan dan pengayaan. Evaluasi kurikulum diadakan untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana tingkat ketercapaian tujuan kuriklum yang bersangkutan. Dengan maksud untuk mengadakan perbaikan dan melanjutkan atau mengantikannya dengan yang baru. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam evaluasi, yakni kesesuaian antara tujuan, proses belajar, dan hasil yang dicapai. Jadi berorientasi pada produk belajar. Menurut Minarti (2011 evaluasi harus dikaitkan dengan tujuannya, yaitu untuk mengetahui kesulitas peserta didik dan ketercapaian tujuan pembelajaran; dan evaluasi dimanfaatkan guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran.

III. Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanA. Rasional KurikulumPendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.Dalam buku ini dibahas standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang secara keseluruhan mencakup:1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan,2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah,3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan4. kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan. Kondisi dan potensi daerah satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan. Sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (b) belajar untuk memahami dan menghayati. (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif. (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain. Dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa. Keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah dan atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan belajar mengajar.KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan kalender pendidikan dan silabus.B. SilabusSilabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran. Kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber /bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru dapat merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.Komponen RPP adalah sebagai berikut.: 1. Identitas mata pelajaran Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. 2. Standar kompetensiStandar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.3. Kompetensi dasarKompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.4. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

5. Materi ajarMateri ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.6. Alokasi waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.7. Metode pembelajaranMetode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI. 8. Kegiatan pembelajarana. PendahuluanPendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. b. Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. c. PenutupPenutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. 9. Indikator pencapaian kompetensiIndikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.10. Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. 11. Sumber belajarPenentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

D. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.2. Mendorong partisipasi aktif peserta didikProses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar. 3. Mengembangkan budaya membaca dan menulisProses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjutRPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. 5. Keterkaitan dan keterpaduan RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Contoh rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tercantum pada Contoh sebagai berikut:Contoh RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah

Kelas/SemesterI/1

Mata Pelajaran Kimia

Jumlah Pertemuan 4 x 2 x 45 menit

1. Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia

2. Kompetensi Dasar : Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.

3. Tujuan Pembelajaran :Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu :

a.Menjelaskan unsur-unsur yang mudah melepaskan elektron valensinya membentuk ion positif dan unsur-unsur yang mudah menerima elektron valensi dari unsur lain membentuk ion negatif untuk mencapai kestabilan.

b.Menggambarkan struktur Lewis atom unsur gas mulia dan atom unsur bukan gas mulia.

c.Menjelaskan penyebab kestabilan atom unsur gas mulia.

d.Menjelaskan proses terjadinya ikatan ion dari unsur yang elektro positif (unsur logam) dengan unsur yang elektronegatif (unsur nonlogam).

e. Memberi contoh senyawa ion sederhana dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Materi Ajar :

a. Unsur-unsur gas mulia memiliki 8 elektron valensi (elektron pada kulit terluar) kecuali Helium yang memiliki 2 elektron valensi. Oleh sebab itu unsur-unsur gas mulia stabil (sulit bereaksi dengan unsur lain).

b. Unsur-unsur golongan IA (alkali) memiliki satu elektron valensi dan golongan IIA (alkali tanah) memiliki 2 elektron valensi merupakan unsur-unsur logam. Untuk menjadi stabil unsur-unsur golongan IA melepaskan 1 elektron valensi membentuk ion positif satu sehingga menyerupai konfigurasi elektron gas muliaContoh : 11Na 10Na+ + 1e menyerupai konfigurasi elektron 10Ne (2, 8) (2, 8, 1) (2, 8)

19K 18K+ + 1e menyerupai konfigurasi elektron 18Ar (2, 8, 8) (2, 8, 8, 1) (2, 8, 8)

Sedangkan unsur-unsur golongan IIA melepas 2 elektron valensi membentuk ion positif dua.

Contoh : 12Mg 10Mg2+ + 2e menyerupai konfigurasi elektron 10Ne (2, 8) (2, 8, 2) (2, 8)

20Ca 18Ca2+ + 2e menyerupai konfigurasi elektron 18Ar (2, 8, 8) (2, 8, 8, 2) (2, 8, 8)

Unsur-unsur golongan IA dan IIA disebut unsur-unsur elektropositif.c. Unsur-unsur golongan VIA memiliki 6 elektron valensi dan golongan VIIA memiliki 7 elektron valensi, merupakan unsur-unsur non logam. Untuk mencapai kestabilan unsur-unsur golongan VIA dan VIIA lebih mudah menerima elektron valensi dari unsur lain membentuk ion negatif dari pada melepaskan elektron valensinya.Contoh: 8O + 2e 10O2- menyerupai konfigurasi elektron 10Ne (2, 8) (2, 6) (2, 8)

17Cl + 2e 18Cl- menyerupai konfigurasi elektron 18Ar (2, 8, 8) (2, 8, 7) (2, 8, 8)

d. Ikatan ion terbentuk dari unsur logam dan nonlogam dengan melakukan serah terima elektron karena adanya gaya elektrostatik.Contoh : 11Na 10Na+ + 1e (2, 8, 1) (2, 8)

17Cl + 2e 18Cl- (2, 8, 7) (2, 8, 8)

Na+ + Cl- NaCl

5. Alokasi Waktu: 8 (delapan) jam pelajaran

6. Metode Pembelajaran:: Ceramah, diskusi, dan pemberian tugas

7. Kegiatan Pembelajaran:

a. Kegiatan awal (apersepsi)Dengan menggunakan tabel periodik, guru mengingatkan siswa tentang unsur-unsur golongan IA dan golongan IIA (unsur-unsur logam) dan unsur-unsur golongan VIA dan golongan VIIA (unsur-unsur nonlogam) serta konfigurasi elektronnya.

b. Kegiatan inti :1) Menjelaskan kestabilan gas mulia berdasarkan konfigurasi elektronnya.2) Mengidentifikasi unsur yang dapat melepaskan atau menerima elektron valensi untuk mencapai kestabilannya atau menyerupai konfigurasi elektron gas mulia.3) Menggambarkan susunan elektron valensi (struktur Lewis) atom gas mulia (duplet dan oktet) dan dibandingkan dengan susunan elektron valensi atom bukan gas mulia serta hubungannya dengan kestabilan unsur.4) Diberikan contoh unsur yang mudah melepaskan elektron valensinya membentuk ion positif dan contoh unsur yang mudah menerima elektron valensi dari unsur lain membentuk ion negatif. Ke dua unsur tersebut bergabung membentuk ikatan ion dengan melakukan serah terima elekton.5) Mengilustrasikan proses terjadinya ikatan ion, misalnya laki-laki (muatan positif) dan perempuan (muatan negatif) saling tertarik membentuk ikatan perkawinan.6) Memberi contoh senyawa ion dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, garam dapur (NaCl).

c. Kegiatan akhir (Penutup)Guru dan siswa membuat simpulan tentang konfiguarsi elektron yang stabil, unsur-unsur yang mudah melepaskan atau menerima elektron valensi serta proses terbentuknya ikatan ion. Selanjutnya guru melakukan penilain atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.

8.Indikator Pencapaian Kompetensi :

Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya dengan cara melepaskan atau menerima elektron valensi. Membandingkan susunan elektron valensi (struktur Lewis) atom gas mulia (duplet dan oktet) dan susunan elektron valensi atom bukan gas mulia. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion dan contoh senyawanya.

9. Penilaian Hasil Belajar :

Dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk ulangan harian dengan menggunakan tes tertulis. Ulangan harian ini berfungsi untuk : (1) mengukur ketuntasan penguasaan KD yang menjadi syarat untuk lanjut pada pembelajaran KD berikutnya, (2) menjadi umpan balik bagi guru untuk perbaikan proses pembelajaran.

Contoh Soal Ulangan Harian :1. Tentukan jumlah elektron yang dapat dilepaskan atau diterima unsur-unsur berikut ini untuk mencapai kestabilannya? (Perhatikan tabel periodik)a. Oksigen d. kaliumb. Natrium e. kalsiumc. Klor

2. Gambarkan susunan elektron valensi (struktur Lewis) dari unsur berikut.a. Nitrogen d. Belerangb. Flour e. Klorc. Posfor

3. Dengan menggambarkan konfigurasi elektron, ilustrasikan ikatan ion yang terbentuk dari :a. 11Na dengan 8Ob. 12Mg dengan 17Clc. 20Ca dengan 8Od. 19K dengan 17Cle. 12Mg dengan 8O

10. Sumber Belajar :a. Tabel Periodik Unsurb. Buku Kimia yang sesuaic. CD pembelajaran Kimia (jika ada).

E. Struktur Kurikulum Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia: kewarganegaraan dan kepribadian: ilmu pengetahuan dan teknologi, jasmani, olahraga dan kesenian. Struktur kurikulum SD, paling tidak meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun, mulai kelas 1 sampai dengan kelas VI. Struktur kurikulum SD disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut :a. Kurikulum SD memuat 8 mata pelajaran, muatan local dan pengembangan diri.b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan IPA Terpadu dan IPS Terpaduc. Pembelajaran pada kelas 1 s/d kelas III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s/d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. d. Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35menit.e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran ( dua semester ) adalah 34 38 minggu.

Komponen

Kelas dan Alokasi Waktu

IIIIIIIV,V DAN VI

A. Mata pelajaran

1. Pendidikan Agama3

2. Pendidikan Kewarganegaraan2

3. bahasa Indonesia5

4. Matematika5

5. Ilmu Pengetahuan Alam4

6. Ilmu Pengetahuan Sosial3

7. Seni Budaya dan Ketrampilan4

8. pendidikan Jasmani4

B. Muatan Lokal

1. Bahasa Manggarai (contoh)1

2. Bahasa Inggris1

C. Pengembangan Diri

1. Pramuka (contoh)1

2. Komputer (contoh)1

Jumlah26272832

F. Muatan KurikulumMuatan kurikulum meliputi 8 mata pelajaran, 3 muatan local, dan 2 pengembangan diri1. Mata Pelajaran1. Pendidikan Agama2. Pendidikan Kewarganegaraan3. Bahasa Indonesia4. Matematika5. Ilmu Pengetahuan Alam6. Ilmu Pengetahuan Sosial7. Seni Budaya dan Ketrampilan8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan kesenian.

2. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100 %

STANDAR KETUNTASAN BELAJAR SD . TAHUN PELAJARAN 2006-2007Contoh:NOKOMPONENKETUNTASAN BELAJAR

A

Mata Pelajarana. Pendidikan Agamab. Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadianc. Bahasa Indonesiad. Matematikae. Ilmu Pengetahuan Alamf. Ilmu Pengetahuan Sosialg. Seni budaya dan Ketrampilanh. Pendidikan Jasmani olahraga dan kesenian

65 %70 %65 %60 %60 %65 %65 %70 %

3. Kenaikan kelasKenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing Direktorat terknis terkait.a. Kriteria Kenaikan kelas1. Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/PR, nilai tes tengah semester dan nilai tes akhir semester dijumlahkan untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa dalam satu mata pelajaran, yang sesuai dengan standard Ketuntasan belajar ( SKB ) di SD.2. Memiliki rapor di kelasnya masing-masing.

b. Penentuan Kenaikan Kelas1. Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan guru dengan mempertimbangkan SKB, sikap/penilaian/budi pekerti dan kehadiran siswa yang bersangkutan2. Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik ke kelas.3. Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya.4. KelulusanSesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaranb. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesenian.c. Lulusan ujian sekolah/Madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologid. Lulusan Ujian Nasional5. Penentuan Kelulusan a. Kriteria kelulusanHasil ujian dituangkan ke dalam blangko daftar nilai ujian, hasil ujian dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan dengan kriteria sebagai berikut :1. Memilih rapor kelas VI2. Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran 6,00.b. Penentuan Kelulusan1. Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/prilaku/budi pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.2. Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah dan rapor sampai dengan semester 2 kelas VI Sekolah Dasar.3. Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas terakhir.

III. Pembelajaran TematikA. Pengertian Pembelajaran TematikSesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar konsep belajar dan pembelajaran bermakna maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran Terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan ( poerwadarminta tahun 1983 ). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan diantaranya :1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema tertentu.2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain. 7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan.Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antara mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema sehingga siswa akan memperoleh kebutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan ( holistic ). Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain : (1 ) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia SD. (2) kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa (3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan lebih berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama. (4) Membantu mengembangkan ketrampilan berpikir siswa (5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang ditemui siswa dalam lingkungannya (6) mengembangkan ketrampilan sosial siswa seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Dengan pelaksanaan pembelajaran dan memanfaatkan tema ini akan diperoleh beberapa manfaat yaitu : (1) dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dapat dihilangkan (2) siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi atau materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat bukan tujuan akhir (3 ) pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. (4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

B. Karakteristik Pembelajaran Tematik Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :1. Berpusat pada siswaPembelajaran tematik berpusat pada siswa ( student centered ) hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung keada siswa ( direct experiences ). Dengan pengalaman langsung ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (kongkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mana pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaranPembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.5. Bersifat fleksibel.Pembelajaran tematik bersifat luwes ( fleksibel ) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada. 6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

C. Implikasi Pembelajaran Tematik Dalam Implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang mencakup :1. Implikasi bagi guruPembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan pengalaman belajar bagi anak juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.2. Implikasi bagi siswaSiswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana dan pemecahan masalah.

3. Implikasi terhadap sarana-prasarana, sumber belajar dan mediaPembelajaran tematik pada hakikatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep seperti prinsip-prinsip secara holistic dan otentik. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran ( by design ) maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan ( by utilization ). Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.

4. Implikasi terhadap pengaturan ruanganDalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi : Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung. Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar atau karpet. Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

5. Implikasi terhadap pemilihan metodeSesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap. D. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.1) Pemetaan kompetensi dasarKegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi. Kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan : Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator. Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran kedalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur atau dapat diamati.

2) Menentukan temaa. Cara penentuan temaDalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni :Cara pertama mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran dilanjutkan dengan penentuan tema yang disesuaikan Cara kedua menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan untuk menentukan tema tersebut guru dapat bekerja sama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.b. Prinsip penentuan temaDalam menentukan tema perlu diperhatikan beberapa prinsip yaitu : Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa. Dari yang termudah menuju yang sulit. Dari yang sederhana menuju yang kompleks. Dari yang kongkrit menuju yang abstrak. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.c. Identifikasi dan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator.Lakukanlah identifikasi dan analisis untuk setiap standar kompetensi, kometensi dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis3) Memetakan jaringan tema Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kometensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antar tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema. 4) Penyusunan Silabus Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat atau sumber dan penilaian.5) Penyusunan rencana pembelajaran Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan siswa, yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi : 1. Identitas mata pelajaran ( nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas,semester dan waktu atau banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan )2. Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.3. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.4. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara kongkrit yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator. Kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup ).5. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematis sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang harus dikuasai.6. Penilaian dan tindak lanjut ( prosedur dan instrument yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian ).E. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran1. Rombongan belajar Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:a. SD/MI : 28 peserta didikb. SMP/MT : 32 peserta didikc. SMA/MA : 32 peserta didikd. SMK/MAK : 32 peserta didik2. Beban kerja minimal guru a. beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan,b. beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas adalah sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.3. Buku teks pelajarana. buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri,b. rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran,c. selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya,d. guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.4. Pengelolaan kelasa. guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan,b. volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik,c. tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik,d. guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik,e. guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran,f. guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung,g. guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi,h. guru menghargai pendapat peserta didik,i. guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi, j. pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya,k. guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

F. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru:a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.2. Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi (I2M3) peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjalin kerjasama yang bermakna dengan teman dan guru. Pembelajaran inspiratif adalah pembelajaran yang mendorong dan memicu peserta didik untuk mencaritemukan hal-hal yang baru dan inovatif. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam suasana tanpa tekanan, bebas, terlibat secara psikis dan fisik. Pembelajaran yang menantang adalah pembelajaran dimana peserta didik diperhadapkan pada masalah, persoalan-persoalan dilematis, yang jawabannya membutuhkan kreativitas dan kemungkinan-kemungkinan baru sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Pembelajaran yang memotivasi adalah pembelajaran yang mendorong dan memberi semangat pada peserta didik untuk mencapai prestasi, berkompetisi, berani mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri dengan materi pembelajaran. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencaritemukan berbagai informasi, pemecahan masalah, dan inovasi. Elaborasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan dan karya yang bermakna. Konfirmasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan bagi peserta didik untuk dinilai, diberi penguatan dan diperbaiki secara terus-menerus.a. EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber,2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain,3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya,4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.b. ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru:1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis,3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut,4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif,5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar,6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok,7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok,8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan,9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c. KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru:1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:a. berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar,b. membantu menyelesaikan masalah,c. memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi,d. memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh,e. memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 3. Kegiatan Penutup.Dalam kegiatan penutup, guru:a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran,b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik,menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya1. Tahap Kegiatan Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan atau awal atau pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih 1 jam pelajaran ( 1 x 35 menit ). Kegiatan inti 3 jam pembelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup 1 jam pelajaran (1x 35 menit ) a. Kegiatan pendahuluan atau awal atau pembukaan. Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan.Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik atau jasmaniah, dan menyanyi.b. Kegiatan inti Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi atau metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil ataupun perorangan. c. Kegiatan penutup atau akhir dan tindak lanjut Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. beberapa contoh kegiatan akhir atau penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan atau mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral , musik atau apresiasi musik.

Contoh jadwal pembelajaran pelaksanaan perhari dapat dijabarkan menjadi :KegiatanJenis Kegiatan

Kegiatan pembukaanAnak berkumpul bernyanyi sambil menari mengikuti irama musik

Kegiatan inti Kegiatan untuk pengembangan membaca Kegiatan untuk pengembangan menulis Kegiatan untuk pengembangan berhitung

Kegiatan penutupMendongeng atau membaca cerita dari buku cerita

G. Penilaian I. Pengertian Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar. II. TujuanTujuan penilaian pembelajaran tematik adalah :1. Mengetahui pencapaian indikator yang telah ditetapkan2. Memperoleh umpan balik bagi guru untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran.3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap siswa.4. Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut ( remedial, pengayaan, dan pemantapan )

III. Prinsip1. Penilaian di kelas I dan II mengikuti aturan penilaian mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis.2. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas I dan II. Oleh karena itu penguasaan terhadap ketiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk naik kelas.3. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing kompetensi dasar dan hasil belajar dari mata pelajaran.4. penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar-mengajar berlangsung misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir.5. Hasil karya atau kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil keputusan siswa misalnya penggunaan tanda baca, ejaan kata maupun angka.

IV. Alat PenilaianAlat penilaian berupa tes dan non tes. Tes mencakup tertulis, lisan ataupun perbuatan, catatan harian perkembangan siswa dan porto folio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian yang lebih banyak digunakan adalah melalui pemberian tugas dan porto folio. Guru menilai anak mengenai pengamatan yang lalu dicatat pada sebuah buku bantu sedangkan tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan menulis siswa khususnya untuk mengetahui tentang penggunaan tanda baca, ejaan, kata atau angka. Berikut adalah contoh penilaian yang dapat dilakukan guru.A. Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial : Tes lisan

Menyebutkan peristiwa/kegiatan yang dialami Mengemukakan peristiwa/kegiatan yang berkesan Mengekspresikan perasaan waktu memberi kesan.

B. Bahasa Indonesia: Perbuatan

Kelancaran membaca Melafalkan kata Melagukan/intonasi Cara bertanya jawabTugas Melengkapi kalimat

C. Ilmu Pengetahuan Alam : Perbuatan

Mendemonstrasikan cara menggosok gigi

: Lisan

Menyebutkan cara memelihara gigi Menjelaskan manfaat menggosok gigi

V. Aspek PenilaianPada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian kompetensi dasar dan indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi Terpadu melalui tema melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator mata pelajaran. Nilai akhir pada laporan ( raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada kelas I dan II sekolah dasar yaitu Bahasa Indonesia, matematika, IPA, Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS, Seni budaya dan ketrampilan, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2002. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Puskur Balitbang, Depdiknas.Anonim. 2003. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional, Citra Umbara. BandungDepdiknas. 2006. Standar kompetensi lulusan, jakarta: Permendiknas 23 tahun 2006Depdiknas. 2005. Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005Depdiknas. 2006. Standar Isi, Jakarta: Permendiknas 22 tahun 2006Depdiknas. 2006. Pelaksanaan Standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan, Jakarta: Permendiknas 24 Tahun 2006

34