kurikulum

47
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Pembelajarannya hingga saat ini masih di anggap belum maksimal. Pembelajaran di sekolah memberikan dampak pada pendidikan di Indonesia. Berdasarkan survey United Nation Education, Scientific and Cultural Organization (UNIESCO), terhadap kualitas di negara-negara berkembang di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan kualitas para guru, kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Kemerosotan pendidikan di Indonesia yang tertinggal dari negara-negara lain sangat erat kaitannya dengan masalah-masalah kurikulum yang di jalankan oleh para tenaga pendidik dan mendiknas. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan, tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat maka akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam teori kurikulum (Anita Lie: 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan masalah desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan 1

Upload: sitti-maryam-b-abdullah

Post on 07-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Pengembangan Kurikulum Sem. 3

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANLatar BelakangPendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Pembelajarannya hingga saat ini masih di anggap belum maksimal. Pembelajaran di sekolah memberikan dampak pada pendidikan di Indonesia. Berdasarkan survey United Nation Education, Scientific and Cultural Organization (UNIESCO), terhadap kualitas di negara-negara berkembang di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan kualitas para guru, kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.Kemerosotan pendidikan di Indonesia yang tertinggal dari negara-negara lain sangat erat kaitannya dengan masalah-masalah kurikulum yang di jalankan oleh para tenaga pendidik dan mendiknas. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan, tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat maka akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.Dalam teori kurikulum (Anita Lie: 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan masalah desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum, termasuk pembelajaran dan penilaian pembelajaran serta kurikulum.Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal, Pasal 1 ayat 19 dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut.Dalam sejarah, Indonesia pernah memiliki kurikulum Rencana Pelajaran Terurai (1947), Rencana Pendidikan Dasar (1964), Kurikulum Sekolah Dasar (1968), Kurikulum Proyek Perintisan Sekolah Pembangunan atau PPSP (1973), Revisi Kurikulum Sekolah Dasar (1975), Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Revisi Kurikulum 1994 atau yang dikenal dengan Kurikulum 11997, Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KBK (2004), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP (2006), dan yang terakhir yaitu Kurikulum 2013.Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Berdasarkan landasan filosofis atas perubahan kurikulum, yaitu adanya kebutuhan akan pendidikan yang berorientasi pada pengembangan kompetensi. Filosofi pendidikan yang dijalankan berbasis pada nilai-nilai luhur, akademik, juga kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Disadari bahwa pada saat ini, bangsa ini memerlukan langkah perbaikan pendidikan dasar dan menegah yang tidak boleh keliru guna menghadapi peluang Demography Window (Jendela Demografi) atau Peluang Emas Indonesia 2045. Apapun metode kurikulum baru yang diperkenalkan pada saat ini akan meletakkan dasar lompatan budaya bangsa Indonesia menuju budaya masa depan yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Mohammad Nuh mengatakan bahwa perubahan kurikulum dirasa perlu sebagai jawaban atas tantangan zaman. Dalam dokumen wawancara di laman kemdikbud.go.id, Nuh menekankan bahwa perubahan zaman menuntut perubahan sistem. Nanti kita akan memproduksi generasi yang usang, yang tidak cocok dengan zamannya. Akibatnya, nanti jadi beban. Termasuk tidak terserap di ketenagakerjaan, terang Nuh memaparkan alasannya melakukan perubahan kurikulum.

Rumusan MasalahDimaksudkan makalah ini dapat dipahami dan dimengerti oleh semua orang dalam memahami hal-hal yang menyangkut dunia pendidikan khususnya tentang magemen kurikulum pendidikan dalam menerapkannya.Dalam pengertian pentingnya system manajemen yang juga sebagai komponen penting yang mendukung hal tersebut dapat terwujud dan terlaksana dengan baik. Berikut adalah beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas dalamd iskusi ini, antara lain:1. Apa Pengertian Kurikulum dan Manajemen kurikulum?2. Apa saja yang ada dalam Dimensi-dimensi Kurikulum?3. Apa Fungsi dan Peranan kurikulum?4. Teori kurikulum?5. Hubungan Kurikulum dengan Pembelajaran?6. Apa saja Komponen Kurikulum?7. Evaluasi Kurikulum?

A. Tujuan 1. Memahami pentingnya pendidikan untuk menuju ke arah yang lebih baik.2. Memberikan informasi tentang penerapan kurikulum pendidikan3. Mengetahui pentingnya system manajemen untuk penerapan kurikulum.4. Mengetahui kinerja sekolah dalam menerapkan kurikulum yang sesuai.5. Mengetahui bagaimana konsep pendidikan itu diterapkan.6. Mengetahui kekurangan dan kelebihan di dalam kurikulum.

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian KurikulumSecara etimologis, istilah kurikulum berasala dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Secara terminologiy istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah, sekalipun pengertian ini tegolong tradisional, tetapi paling tidak ada orang bisa mengenal dan mengetahui pengertian kurikulum yang pertama. Implikasi dari pengertian tradisional adalah:1. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata pelajaran;2. Mata pelajaran tersebut hanya di pelajari di sekolah secara terpisah-pisah; dan3. Tujuan akhir kurikulum adalah untuk memperoleh ijazah.Akhir-akhir ini terjadi pergeseran pemikiran tentang tugas mendidik anak. Hal ini berdampak pula terhadap perubahan pengertian kurikulum secara luas. Gerakan kurikulum modern sebenarnya sudah ada di Amerika sejak tahun 1950-an. Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi didalam kelas, dihalaman sekolah maupun diluar sekolah atas tanggung jawab sekolah mencapai tujuan pendidikan. Implikasi dari pengertian modern adalah:1. Kurikulum tidak hanya terdiri atas sejumlah mata pelajaran, tetapi juga meliputi semua kegiatan dan pengalaman potensial disusun secara ilmiah;2. Kegiatan pengalam belajar tidak hanya terjadi disekolah tetapi juga diluar sekolah atas tanggunga jawab sekolah;3. Guru sebagai pengembang kurikulum perlu menggunakan multistrategi dan pendekatan serta berbagai sumber belajar secara bervariasi; dan4. Tujuan akhir kurikulum bukan untuk memperoleh ijazah tetapi untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sedangkan pengertian kurikulum menurut para ahli adalah:1. Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara berkelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.2. Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah di tentukan.3. Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): Kurikulum adalah semua pengalaman yang di rancang dan di kemukakan oleh pihak sekolah.4. Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.5. Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.Sedangkan pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Implikasi dari pengertian menurut UU No. 20 Tahun 2003 adalah:1. Kurikulum harus memiliki renana. Rencana tersebut berkaitan dengan proses belajar maupun pengembangan peserta didik pada semua jenis dan jenjang pendidikan.2. Didalam kurikulum terdapat tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.3. Kurikulum harus ada hasil sesuai tujuan pendidikan, baik yang berbentuk pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Hasil yang dimaksud merupakan hasul belajar peserta didik sebagai akibat terjadinya kegiatan belajar.

A. Dimensi-Dimensi Kurikulum1. Kurikulum sebagai suatu IdeDimensi kurikulum sebagai ide, biasanya dijadikan langkah awal dalam pengembangan kurikulum, yaitu ketika melakukan studi pendapat. Dari sekian banyak ide-ide yang berkembang dalam studi pendapat tersebut, maka akan dipilih dan ditentukan ide-ide mana yang dianggap paling kreatif, inovatif, dan konstruktif sesuai dengan visi misi dan tujuan pendidikan nasional. Tim pengembang kurikulum biasanya akan mengacu pada ide atau konsep kurikulum menurut menteri pendidikan nasional, selanjutnya ide-ide mendiknas dituangkan dalam sebuah kebijakan umum sampai menjadi dimensi kurikulum sebagai rencana.2. Kurikulum sebagai suatu Rencana TertulisDimensi kurikulum ini pada dasarnya merupakan realisasi dari dimensi kurikulum sebagai ide. Aspek-aspek penting yang dibahas, antara lain : pengembangan tujuan dan kompetensi, struktur kurikulum, kegiatan pengalaman be;ajar, organisasi kurikulum, manajemen kurikulum, hasil belajar, dan sistem evaluasi. Kurikulum sebagai ide harus mengikuti pola dan ketentuan-ketentuan kurikulum sebagai rencana. Sering kali kurikulum sebagai rencana banyak mengalami kesulitan, karena ide-ide yang ingin disampaikan terlalu umum dan banyak yang tidak dimengerti oleh para pelaksana kurikulum,3. Kurikulum sebagai suatu Kegiatan4. Kurikulum sebagai Hasil Belajar Meskipun hasil belajar bukan satu-satunya objek evaluasi kurikulum tapi hasil belajar dapat dijadikan sebagai slah satu dimensi pengertian kurikulum. Hasil belajar sebagai bagian dari kurikulum terdiri atas berbagai domain, seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai.5. Kurikulum sebagai suatu Disiplin IlmuKurikulum sebagai disiplin ilmu adalah kurikulum memiliki konsep, prinsip, prosedur, asumsi, dan teori yang dapat dianalisis dan dipelajari oleh pakar kurikulum, penelitian kurikulum, guru atau calon guru, kepala sekolah, pengawas atau tenaga kerja kependidikan lainnya yang ingin mempelajari tentang kurikulum. Tujuan kurikulum sebagai disiplin ilmu adalah untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.6. Kurikulum sebagai suatu SistemSistem kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan, sistem persekolahan, dan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum di sekolah merupakan sistem tentang kurikulum apa yang akan disusun dan bagaimana kurikulum itu dlaksanakan. Dapat dikatakan bahwa sistem kurikulum mencakup tahap-tahap pengembangan kurikulum itu sendiri, mulai dari perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, evaluasi kurikulum, perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Kurikulum sebagai suatu sistem juga menggambarkan tentang komponen-komponen.

B. Fungsi dan Peranan KurikulumFungsi Kurikulum :1. Fungsi kurikulum dilihat dari sisi pengembang kurikulum a. Fungsi preventi, yaitu mencegah kesalahan para pengembang kurikulum terutama dalam melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana kurikulumb. Fungsi Korektif, yaitu mengoreksi dan membetulkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pengembang kurikulum dalam melaksanakan kurikulumc. Fungsi Kontruktif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi para pelaksana dn pengembang kurikulum untuk membangun kurikulum yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.2. Fungsi kurikulum dilihat dari sisi peserta didik a. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara menyeluruhb. Fungsi Pengintegrasian, yaitu mementuk pribadi-pribadi yang terintegrasi sehingga mampu bermasyarakatc. Fungsi perbedaan, yaitu membantu memberikan pelayanan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam masyarakatd. Fungsi persiapan, yaitu mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggie. Fungsi pemilihan, yaitu memberikan kesempatan kepada peseta didik untuk memilih program-program pembelajaran secara selektif sesuai kemampuan, minat, dan kebutuhannyaf. Fungsi diagnostic, yaitu membantu peserta didik untuk memahami dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimilikinya

3. Fungsi kurikulum ditinjau dalam berbagai perspektif :a. Fungsi Kurikulum dalam Mencapai Tujuan PendidikanFungsi kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu alat untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan visi, misi dan tujuan pendidikan nasional, termasuk berbagai tingkatan tujuan pendidikan yang ada di bawahnya. Kurikulum sebagai alat dapat diwujudkan dalam bentuk program, yaitu kegiatan dan pengalaman belajar yang dilaksanakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

b. Fungsi Kurikulum bagi Kepala SekolahFungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk mengatur dan membimbing kegiatan sehar-hari disekolah, baik kegiatan intrakurikuler, ekstrakulikuler maupun kokurikuler. Pengaturan kegiatan ini penting agar tidak terjadi tumpang tindih, seperti jenis program pendidikan apa yang sedang dan akan dilaksanakan, bagaimana prosedur pelaksanaan program pendidikan akan dilaksanakan. Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer keberhasilan program pendidikan disekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai administrasi kurikulum dan mengontrol kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan agar susuai dengan kurikulum yang berlaku. Disinilah pentingnya pemerintah melibatkan kepala sekolah dalam merancang kurikulum, termasuk sosialisasi kurikulum baru.

c. Fungsi Kurikulum bagi Setiap Jenjang Pendidikan1. Fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya, sehingga dapat dilakukan penyesuaian kurikulum2. Fungsi penyiapan tenaga, yaitu apabila sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga-tenaga terampil, maka sekolah tersebut perlu mempelajari apa yang diperlukan oleh tenaga terampil, baik mengenai kemampuan akademik, kecakapan atau keterampilan, kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial

d. Kurikulum bagi GuruGuru tidak hanya berfungsi sebagai pengembang kurikulum, tetapi juga sebagai pelaksana kurikulum. Dalam praktik, guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum dilapangan. Guru juga sebagai faktor kunci dalam keberhasilan suatu kurikulum. Bagaimanapun baiknya suatu kurikulum disusun, pada akhirnya akan sangat bergantung pada kemampuan guru dilapangan. Guru betul-betul dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan kurikulum itu sendiri, perkembangan IPTEK, perkembangan masyarakat, perkembangan psikologi belajar, dan perkembangan ilmu pendidikan. Guru harus memiliki kompetensi professional, kompetensi pedagogic, kompetensi personal, dan kemampuan sosial secara seimbang dan terpadu. Guru dan kurikulum tidak bisa dipisahkan, tetapi harus merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga menjadi satu raga.e. Fungsi Kurikulum bagi Pengawas(Supervisor)Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah. Kurikulum dapat digunakan pengawas untuk menetapkan hal apa saja yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan. Pengawas juga perlu mencari data dan informasi mengenai faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum dalam hubungannya dengan peningkatan mutu guru, kelengkapan sarana pendidikan, pemantapan sistem administrasi, bimbingan dan konseling, keefektifan penggunaan perpustakaan, dan lain-lain. Implikasinya adalah pengawas harus menguasai kurikulum yang berlaku agar dapat memberikan bimbingan secara professional kepada guru-guru, terutama dalam pengembangan program pembelajaran dan implementasinya.f. Fungsi Kurikulum bagi MasyarakatBagi masyarakat, kurikulum dapat memberikan pencerahan dan memperluas wawasan pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui kurikulum masyarakat dapat mengetahui apakah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kurikulum suatu sekolah

g. Fungsi Kurikulum bagi Pemakai LulusanPara pemakai lulusan harus mengenal kurikulum yang telah ditempuh calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang anadal, energik, disiplin, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat, dan berkualitas. Karena bagaimanapun juga, kadar pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dimiliki calon tenaga kerja, merupakan produk dari kurikulum yang ditempuhnya.Peranan Kurikulum :Tiga jenis peranan Kurikulum menurut Oemar Hamalik (1990 ) :1. Peranan Konservatif adalah peranan kurikulum untuk mewariskan, mentransmisikan, dan menafsirkan nilai-nilai sosial dan budaya masa lampau yang tetap eksis dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentu merupakan nilai-nilai positif dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik di masa yang akan dating. Sekolah sebagai prantara sosial harus dapat mempengaruhi dab membimbing tingkah laku peserta didik sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional.2. Peranan Kritis dan Evaluatif adalah peranan kurukulum untuk menilai dan memilih nilai-nilai sosial-budaya yang akan di wariskan kepada peserta didik berdasarkan kriteria tertentu. Jangan sampai peserta didik terkontaminasi oleh nilai-nilai budaya asing yang bertentangan dengan Pancasila.3. Peranan Kreatif adalah peranan kurikulum untuk menciptakan dan menyusun kegiatan-kegiatan yang kreatif dan konstruktif sesuai dengan perkembangan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum harus dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki peserta didik melalui berbagai kegiatan dan pengalaman belajar yang kreatif, efektif, dan kondusif. Kurikulum harus dapat merangsang pola berfikir dan pola bertindak peserta didik untuk menciptakan sesuatu yang baru sehingga bermanfaat bagi dirinya, keluarga, bangsa, dan negara.

C. Hubungan Kurikulum dan PembelajaranTelah kita ketahui bersama, apa itu kurikulum yang dibahas diawal. Salah satu tokoh berendapat bahwa, kurikulum lebih luas dari sekedar rencana pengajaran, tetapi meliputi segala pengalaman atau proses belajar siswa yang direncanakan dibawah bimbingan satuan pendidikan. Artinya bahwa kurikulum bukan hanya dokumen bahan cetak melainkan rangkaian aktivitas siswa yang dilakukan di dalam kelas, diluar kelas, di laboraturium, di lapangan maupun di lingkungan masyarakat yang direncanakan serta dibimbing oleh sekolah.Berbicara tentang pengertian kurikulum ini sangat fundamental dan menggambarkan posisi sesungguhnya kurikulum dalam suatu proses pendidikan. Sedangkan pembelajaran menurut Gagne adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk mempermudah terjadi suatu proses. Pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata lain, pembelajarn merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal dan sengaja dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri individu.Dilihat secara saksama antara kurikulum dan pembelajaran diatas, dapat dikatakan bahwa kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, artinya mempunyai hubungan satu sama lain, meski berada pada posisi yang berbeda. Saylor (1981) mengemukakan bahwa kurikulum dan pembelajaran bagaikan Romeo dan Juliet. Artinya bahwa berbicara tentang Romeo harus disertai dengan Juliet dan demikian sebaliknya. Tanpa kurikulum sebagai rencana, maka pelaksanaanpembelajaran atau pengajaran tidak akan efektif, demikian juga sebaliknya tanpa pembelajaran dan pengajaran sebagai implementasi sebuah rencana, maka kurikulum tidak akan memiliki arti apa-apa. Hal ini juga dipertegas dengan pendapatnya Mac Donald, menurutnya sistem persekolahan terbentuk atas mepat subsistem, yaitu:1. Mengajar yang merupakan kegiatan atau perlakuan profesional yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.2. Belajar merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan siswa sebagai respon terhadap kegiatan mengajar yang diberikan oleh guru.3. Pembelajaran adalah keseluruhan pertautan kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar-mengajar.4. Kurikulum merupakan sutau rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar-mengajar.Pendapat yang sama, Zais menjelaskan bahwa kebaikan suatu kurikulum tidak dapat dinilai dari dokumen tertulis saja, melainkan harus dinilai dalam proses pelaksanaan fungsinya didalam kelas. Kurikulum bu;kan hanya merupakan rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam kelas, memberikan pedoman dan mengatur lingkungan kegiatan yang berlangsung didalam kelas. Rencana tertulis merupakan dokumen kurikulum (curriculum documen or inert curriculum), sedangkan kurikulum yang dioperasional di kelas merupakan kurikulum fungsional.Menurut Taba, batas antara kurikulum dan pembelajaran sangat relatif, bergantung pada tafsiran guru. Sebagai contoh dalam kurikulum (tertulis), isi harus digambarkan serinci mungkin agar mudah dipahami guru, tetapi cukup luas dan umum sehingga memungkiankan mencakup semua bahan yang dapat dipilih oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa serta kemampuan guru. Kurikulum memberika pegangan bagi pelaksanaan pengajaran di kelas, tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab guru uuntuk membelajarkannya.Dalam sebuah pendidikan, terdapat sebuah atau suatu rencana yang dibuat secara terarah yang biasa disebut kurikulum, tapi semua yang di susun, direncanakan tidak akan terlaksana tanpa adanya implementasi. Implementasi itu didapat dengan pembelajaran. Untuk itu, mengapa kurikulum dan pembelajaran memiliki keterkaitan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan. Dan pada kakekatnya kedua hal ini sama, karena sama-sama memuat isi, tujuan, materi dan strategi pembelajaran. Dalam proses KBM membutuhkan desain pembelajaran, yang selanjutnya pada desai pembelajaran terdapat materi dan tujuan kegiatan belajar dan pembelajaran. Letak perbedaannya pada implementasi kurikulum bagi sekolah dan guru.

KAITAN PENDIDIKAN, KURIKULUM, dan PEMBELAJARAN

D. Landasan Pengembangan KurikulumKurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Landasan menurut Hornby c. C dalam The anvance leaners dictionaru of current English mengatakan: foundation .... that on which an idea or belief rest an underlying principles as the foundations of religious belie the basis or starting point..... jadi menurut Hornby, landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari sesuatu. Contohnya dalam agama Islam yang menjadi landasan utama umat muslim dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT adalh Al-Quran dan sunnah. Jadi, landasan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan atau prinsip yang bersumber dari kepercayaan dan menjadi sandaran atau pijakan untuk pengembangan kurikulum yang dinamis.Pada hakikatnya pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dna kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga. Pengembangan kurikulum di arahkan pada pencapaian nialai-nilai umum, konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi kurikulum yang di susun dengan fokus pada nilai-nilai tadi.Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 bab X tentang kurikulum, pasa 36 ayat 1 bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Setiap pengembangan kurikulum, selain harus berpijak pada sejumlah landasan, juga harus menerapkan atau menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Dengan adaya prinsip, setiap pengembangan kurikulum diikat oleh ketentuan atau hukum sehingga dalam pengembangannya mempunyai arah yang jelas sesuai dengan prinsip yang telah disepakati.prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:a. Prinsip RelevansiPrinsip ini berkenan dengan kesesuaian antara komponen tujuan, isi, strategi dan evaluasi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevansi keluar artinya tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat, dan relevansi di dalam artinya ada kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum, yaitu tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian. Relevansi ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.b. Prinsip FleksibilitasPrinsip ini berkenan dengan kebebasan/keluwesan yang dimiliki guru dalam mengimplementasikan kurikulum dan adanya altermnatif pilihan program pendidikan bagi siswa sesuai minat dan bakatnya.c. Prinsip KontinuitasPrinsip ini berkenan dengan adanya kesinambungan materi pelajaran antar berbagai jenis dan jenjang sekolah serta antar tingkatan kelas. Perkembangan dan proses belajar berlangsung secara berkesinambungan, tidak terpurus-putus atau berhenti-henti.d. Prinsip Praktis dan EfisiensiKurikulum harus mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah tapi berkualitas. Tepat pelaksanaannya dan menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya.e. Prinsip EfektifitasKeberhasilan pelaksanaan kurikulum harus diperhatikan, baik kualitas maupun kuantitas. Keberhasilan kuantitas ditinjau dari komponen-komponen kurikulum, seperti tujuan, isi, proses belajar dan evaluai. Sedangkan keberhasilan kualitassnya dilihat dari hasil dari pelaksanaan kurikulum yang ada atau outputnya.f. Prinsip KhususPrinsip khusus yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, antara lain: prinsip keimanan, nilai dan budi pekerti luhur, penguasaan integrasi nasional, keseimbangan etika, logika, estetika dan kinetika, kesamaan memperoleh kesempatan, tekhnologi informasi, pengembangan keterampilan hidup, berpusat pada anak, serta pendekatan menyeluruh dan kemitraan.Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum didalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan yang kuat, yang didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan sosial, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Adapun berbagai landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan budaya, serta perkembangan ilmu dan tekhnologi. Landasan FilosofisPendidikan berintikan interaksi antar manusia, terutama antar pendidik dan terdidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Di dalam interaksi tersebut terlibat isi yang diinteraksikan serta bagaimana interaksi tersebut berlangsung.Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama halnya dengan filsafat pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai filsafat, seperti: perenialisme, essensialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di uraikan tentang isi dari masing-maisng aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum:1. Parelianisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dn keindahan dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menenkankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidka terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.2. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains, dan mata plajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essensialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.3. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?4. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.5. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditentukan. Disamping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini mempertanyakan untuk apa berpikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dan proses.Aliran filsafat Parenialisme, Essensialisme, eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam Pengembangan Model Kurikulum Interaksional.Pandangan-pandangan filsafat sangat dibutuhkan dalam pendidikan, terutama dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat akan menentukan arah kemana peserta didik akan dibawa. Untuk itu harus ada kejelasan tentang pandangan hidup manusia atau tentang hidup dan eksistensinya. Filsafat atau pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompak masyarakat tertentu atau bahkan yang dianut oleh perorangan akan sangat mempengaruhi tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Sedangkan tujuan pendidikan sendiri pada dasarnya merupakan rumusan yang komperhensif mengenai apa yang seharusnya dicapai.Tujuan pendidikan memuat pernyataan-pernyataan mengenai kemampuan yang diharapakan dapat dimiiki oleh peserta didik selaras dengan sistem nilai dan falsafat yang dianutnya. Dengan demikian, sistem nilai atau filsafat yang dianut oleh suatu komunitas akan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan rumusan tujuan pendidikan yang dihasilkannya. Dengan kata lain, filsafat suatunegara tidak bisa dipugkiri akan mempengaruhi tujuan pendidikan dinegara tersebut. Oleh karena itu, tujuan pendidikan disuatu negara akan berbeda dengan tujuan pendidikan dinegara lainnya, sebagai implikasi dari adanya perbedaan filsafat yang dianutnya.

Landasan PsikologisDalam psikologis perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologis belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologis belajar mengkaji tentang hakekatnya belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.Masih berkenaan degan landasan psikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-teori psikologis yang mendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dengan mengutip pemikiran Spencer, ella Yulaelawati mengemukakan pengertian kompetensi bahwa kompetensi merupakan karakteristik mendasar dari seseorang yang merupakan hubungan kausal dengan referensi kriteria yang efektif dan atau penampilan yang terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi.Psikologi belajar dan pengembangan kurikulum psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar. Pembahasan tentang psikologi belajar erat kaitannya dengan teori belajar. pemahaman tentang teori-teori belajar berdasarkan pendekatan psokologis adalah upaya mengenai kondisi objektif terhadap individu anak yang sedang mengalami proses belajar dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaannya. Pemahaman yang luas dan komperhensif tentang berbagai teori belajar akan memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi para pengembang kurikulum baik di tingkat makro maupun tingkat mikro untuk merumuskan model kurikulum yang diharapkan. Pendekatan terhadap berdasarkan satu teori tertentu merupakan asumsi yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaannya berkaitan dengan aspek-aspek dan akibat yang mungkin ditimbulkannya. Landasan Sosial BudayaKurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan,kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan.Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun kelingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata,namun memberikan bekal pengetahuan ,keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup,bekerja dan mencpai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.Peserta didik berasal dari masyarakat,mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat,dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia-manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya,tetapi justru melalui pendidikan di harapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu,tujuan isi,maupun proses pendidikan harus di sesuaikan dengan kebutuhan,kondisi,karakteristik,kekayaan dan perkembangan yang ada di masyarakat.Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki-sosial budaya yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat .salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan perilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama,budaya,politik,atau segi-segi kehidupan lainnya.Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntunan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.Israel Scheffer (Nana syaodih sukamdinata,1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu,turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang.Dengan demikian,kurikulum yang di kembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan,merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial budaya dalam suatu masyarakat,baik dalam koteks lokal,nasional maupun global

Landasan Ilmu Pengetahuan dan TekhnologiIlmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara sistematis yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan tekhnologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah paraktis dalam kehidupan. Ilmu dan teknologi tidak bisa dipisahkan. Sejak abad pertengaahan ilmu pengetahuan telah berkembang dengan pesat. Perkembanagan ilmu pengetahuan pada masa kini banyak didasari oleh penemuan dan hasil pemikiran para filsuf purba seperti Plato, Socrates, Aristoteles, John Dewey, Archimedes, dan lain-lain.Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yag tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Telhnologi pada pertengahan abad ke-20, pesat Apollo berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di bulan.Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang didalamnya mencakup pengembangan isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.

E. Komponen KurikulumKurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2) materi; (3) strategi, pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5) evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan tentang masing-masing komponen tersebut.

a. Komponen TujuanTujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran makroskopik, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu.Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

b. Komponen isi Isi/materi pada hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :1. Logika, yaitupengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.2. Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk nilai dan moral.3. Estetika, yaitu pengetahuan tentang indah jelek yang ada nilai seni.Berdasarkan pengelompokkan isi kurikulum, maka pengembangan isi kurikulum harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :1. Mengandung bahan kajian atau topik-topik yang dapat dipelajari peserta didik dalam proses pembelajaran2. Berorientasi pada standar kompetensi lulusan, standar kompetensi mata pelajaran, dan kompetensi dasar yang telah ditetapkanDisamping prinsip-prinsip tersebut, pengembang kurikulum hendaknya juga memperhatikan aspek-aspek yang ada dalam isi kurikulum, yaitu :1. Teori,yaitu seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan2. Konsep, yaitu definisi dari apa secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala.Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati dan menentukan variabel-variabel mana yang ada hubungan empiris3. Generalisasi, yaitu kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari hasil analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian 4. Prinsip, yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengambangkan hubungan anatara beberapa konsep.5. Prosedur, yaitu serangkaian langkah-langkah yang berurutan yang ada dalam materi pembelajaran dan harus dilakukan oleh siswa6. Fakta, yaitu sejumlah informasi khusus dalam materi yang dipandang mempunyai kedudukan penting7. Istilah, yaitu kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus, yang diperkenalkan dalam materi8. Contoh, yaitu sesuatu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas, sehingga suatu uraian/pendapat menjadi lebih jelas dan mudah dimengerti oleh pihak lain9. Definisi, yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian suatu hal, suatu kata dalam garis besarnya10. Preposisi, yaitu suatu pernyataan atau pendapat yang tak perlu diberi argumentasi.

Kriteria pemilihan isi kurikulum :1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.2. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.3. Bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, dunia kerja, bangsa, dan negara.4. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Selanjutnya dalam pengambangan isi kurikulum, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu ruang lingkup, urutan, dan penempatan bahan, dan bentuk organisasi dan isi. Pada kurikulum pendidikan formal, pada umumnya organisasi isi/materi kurikulum disusun dalam bentuk mata pelajaran atau bidang studi yang tertuang dalam struktur kurikulum sesuai dengan tujuan institusional masing-masing. Ada beberapa jenis struktur kurikulum, yaitu :1. Pendidikan umum, yaitu program pendidikan yang bertujuan membina mahasiswa agar menjadi warga negara yang baik2. Pendidikan akademik, yaitu program pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan intelektual sehingga diharapkan peserta didik memperoleh kualifikasi pengetahuan yang fungsional menurut tuntutan disiplin ilmu masing-masing.3. Pendidikan kecakapan hidup, yaitu program pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan tertentu, sebagai bekal hidup peserta didik di masyarakat.4. Pendidikan kejuruan, yaitu program yang mempersiapkan peserta didik untuk memperoleh keahlian atau pekerjaan tertentu sesuai dengan jenis sekolah yang ditempuhnya.c. Komponen ProsesProses pelaksanaan kurikulum harus menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan peserta didik, baik disekolah melalui kegiatan tatap muka, maupun diluar sekolah melalui kegiatan terstruktur dan mandiri. Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan isi kurikulum, antara lain :1. Strategi ekspositori klasikal, yaitu guru lebih banyak menjelaskan materi yang sebelum nya telah diolah sendir, sementara siswa lebih banyak menerima materi yang telah jadi2. Strategi pembelajaran heuristik3. Strategi pembelajaran kelompok kecil (kerja kelompok dan diskusi kelompok)4. Strategi pembelajaran individualSumber belajar adalah bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Dalam sistem pembelajaran yang tradisional, penggunaan sumber belajar terbatas pada informasi yang diberikan oleh guru, dan beberapa buku sumber belajar yang lain cenderung kurang mendapat perhatian, sehingga aktivitas belajar peserta didik kurang berkembang. d. Komponen Evaluasi Komponen organisasi digunakan untuk mengetahui efektifitas kurikulum dan dalam upaya memperbaiki serta menyempurnakan kurikulum maka diperlukan evaluasi kurikulum

e. Organisasi KurikulumOrganisasi kurikulum adalah susunan pengalaman dan pengetahuan baku yang harus disampaikan dan dilakukan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Ada dua jenis pengalaman yang berhubungan dengan kurikulum yaitu :1. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh peserta didik sebagai hasil interaksi secara langsung dengan dunia sekitarnya. 2. Pengalaman tidak langsung adalah pengalaman yang diperoleh peserta didik melalui perantara, seperti pengalaman yang diperoleh dari buku sumber.Organisasi kurikulum berhubungan erat dengan kualitas kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik. Tujuan pengembangan organisasi kuikulum yang luas adalah untuk membentuk peserta didik sedemikian hingga memperoleh sesuatu yang berharga dari program pendidikan yang telah di tetapkan. Adpun unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi kurikulum antara lain :1. Konsep, yaitu definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, menentukan variabel-variabel mana yang ingin kita tentukan. 2. Generalisasi, yaitu kesimpuan-kesipulan yang merupakan kristalisasi dari suatu analisis3. Keterampilan, yaitu kemampuan dalam menentukan organisasi kurikulum dan digunakan sebagai dasar untuk menyusun program yang berkesinambungan4. Nilai-nilai, yaitu norma atau kepercayaan yang digunakan, sesuatu yang bersifat absolut untuk mengendalikan prilaku.

F. Komponen kurikulum Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2) materi; (3) strategi, pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5) evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan tentang masing-masing komponen tersebut.

Komponen TujuanTujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran makroskopik, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu.Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Komponen isi Isi/materi pada hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :1. Logika, yaitupengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.2. Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk nilai dan moral.3. Estetika, yaitu pengetahuan tentang indah jelek yang ada nilai seni.Berdasarkan pengelompokkan isi kurikulum, maka pengembangan isi kurikulum harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :1. Mengandung bahan kajian atau topik-topik yang dapat dipelajari peserta didik dalam proses pembelajaran2. Berorientasi pada standar kompetensi lulusan, standar kompetensi mata pelajaran, dan kompetensi dasar yang telah ditetapkanDisamping prinsip-prinsip tersebut, pengembang kurikulum hendaknya juga memperhatikan aspek-aspek yang ada dalam isi kurikulum, yaitu :1. Teori,yaitu seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan2. Konsep, yaitu definisi dari apa secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala.Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati dan menentukan variabel-variabel mana yang ada hubungan empiris3. Generalisasi, yaitu kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari hasil analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian 4. Prinsip, yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengambangkan hubungan anatara beberapa konsep.5. Prosedur, yaitu serangkaian langkah-langkah yang berurutan yang ada dalam materi pembelajaran dan harus dilakukan oleh siswa6. Fakta, yaitu sejumlah informasi khusus dalam materi yang dipandang mempunyai kedudukan penting7. Istilah, yaitu kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus, yang diperkenalkan dalam materi8. Contoh, yaitu sesuatu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas, sehingga suatu uraian/pendapat menjadi lebih jelas dan mudah dimengerti oleh pihak lain9. Definisi, yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian suatu hal, suatu kata dalam garis besarnya10. Preposisi, yaitu suatu pernyataan atau pendapat yang tak perlu diberi argumentasi

Kriteria pemilihan isi kurikulum :1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.2. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.3. Bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, dunia kerja, bangsa, dan negara.4. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Selanjutnya dalam pengambangan isi kurikulum, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu ruang lingkup, urutan, dan penempatan bahan, dan bentuk organisasi dan isi. Pada kurikulum pendidikan formal, pada umumnya organisasi isi/materi kurikulum disusun dalam bentuk mata pelajaran atau bidang studi yang tertuang dalam struktur kurikulum sesuai dengan tujuan institusional masing-masing. Ada beberapa jenis struktur kurikulum, yaitu :1. Pendidikan umum, yaitu program pendidikan yang bertujuan membina mahasiswa agar menjadi warga negara yang baik2. Pendidikan akademik, yaitu program pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan intelektual sehingga diharapkan peserta didik memperoleh kualifikasi pengetahuan yang fungsional menurut tuntutan disiplin ilmu masing-masing.3. Pendidikan kecakapan hidup, yaitu program pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan tertentu, sebagai bekal hidup peserta didik di masyarakat.4. Pendidikan kejuruan, yaitu program yang mempersiapkan peserta didik untuk memperoleh keahlian atau pekerjaan tertentu sesuai dengan jenis sekolah yang ditempuhnya.

Komponen ProsesProses pelaksanaan kurikulum harus menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan peserta didik, baik disekolah melalui kegiatan tatap muka, maupun diluar sekolah melalui kegiatan terstruktur dan mandiri. Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan isi kurikulum, antara lain :a. Strategi ekspositori klasikal, yaitu guru lebih banyak menjelaskan materi yang sebelum nya telah diolah sendir, sementara siswa lebih banyak menerima materi yang telah jadib. Strategi pembelajaran heuristikc. Strategi pembelajaran kelompok kecil (kerja kelompok dan diskusi kelompok)d. Strategi pembelajaran individualSumber belajar adalah bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Dalam sistem pembelajaran yang tradisional, penggunaan sumber belajar terbatas pada informasi yang diberikan oleh guru, dan beberapa buku sumber belajar yang lain cenderung kurang mendapat perhatian, sehingga aktivitas belajar peserta didik kurang berkembang.

Komponen Evaluasi Komponen organisasi digunakan untuk mengetahui efektifitas kurikulum dan dalam upaya memperbaiki serta menyempurnakan kurikulum maka diperlukan evaluasi kurikulum

Organisasi KurikulumOrganisasi kurikulum adalah susunan pengalaman dan pengetahuan baku yang harus disampaikan dan dilakukan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Ada dua jenis pengalaman yang berhubungan dengan kurikulum yaitu :1. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh peserta didik sebagai hasil interaksi secara langsung dengan dunia sekitarnya. 2. Pengalaman tidak langsung adalah pengalaman yang diperoleh peserta didik melalui perantara, seperti pengalaman yang diperoleh dari buku sumber.Organisasi kurikulum berhubungan erat dengan kualitas kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik. Tujuan pengembangan organisasi kuikulum yang luas adalah untuk membentuk peserta didik sedemikian hingga memperoleh sesuatu yang berharga dari program pendidikan yang telah di tetapkan. Adpun unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi kurikulum antara lain :a. Konsep, yaitu definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, menentukan variabel-variabel mana yang ingin kita tentukan. b. Generalisasi, yaitu kesimpuan-kesipulan yang merupakan kristalisasi dari suatu analisisc. Keterampilan, yaitu kemampuan dalam menentukan organisasi kurikulum dan digunakan sebagai dasar untuk menyusun program yang berkesinambungand. Nilai-nilai, yaitu norma atau kepercayaan yang digunakan, sesuatu yang bersifat absolut untuk mengendalikan prilaku.

KOMPONEN UTAMA PENDIDIKAN

LingkunganPendidikInteraksi

KurikulumIsiProsesTujuanEvaluasi

PendidikanTerdidik

Alam, Sosial, Budaya, Ekonomi, Religi

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanKurikulum sangat berpengaruh terhadap tingkat pendidikan di Indonesia. Baik buruk suatu pendidikan tergantung dari kurikulum yang dijalankan oleh para tenaga pendidik dan mendiknas, tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat maka akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.Dalam teori kurikulum (Anita Lie: 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan suatu proses panjang. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat 19 dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut.Dalam sejarah, Indonesia pernah memiliki kurikulum Rencana Pelajaran Terurai (1947), Rencana Pendidikan Dasar (1964), Kurikulum Sekolah Dasar (1968), Kurikulum Proyek Perintisan Sekolah Pembangunan atau PPSP (1973), Revisi Kurikulum Sekolah Dasar (1975), Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Revisi Kurikulum 1994 atau yang dikenal dengan Kurikulum 11997, Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KBK (2004), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP (2006), dan yang terakhir yaitu Kurikulum 2013.Seperti yang menjadi realitas pendidikan sekarang dinegara ini, dunia pendidikan seolah mencari jati diri yang tepat dan seolah masih kebingungan dalam mendapatkan format yang pas untuk mengembangkan dunia pendidikan kearah yang lebih baik. Dampaknya, pencarian format ini terkesan menimbulkan masalah baru yang terjadi ditataran praksis pendidikan, dimana anak didik dan pendidik di buat bingung dengan serangkaian kebijakan pendidikan yang selalu berubah-ubah. Apalagi jika dunia pendidikan sudah dikaitkan dengan politik, dimana saat ada pergantian peerintahan, berganti pula kebijakan pendidikannya. Akibatnya, format pendidikan yang ada di indonesia ini tidak mecapai format yang baku dan mampu memberikan kosistensi belajar mengajar pada tataran praksis, yakni pelaku pendidikan itu sendiri.B. SaranPendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Pembelajarannya hingga saat ini masih di anggap belum maksimal. Pembelajaran di sekolah memberikan dampak pada pendidikan di Indonesia. Berdasarkan survey United Nation Education, Scientific and Cultural Organization (UNIESCO), terhadap kualitas di negara-negara berkembang di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara.Pendidikan, kurikulum dan pengajara memiliki keterkaitan yang sangat penting. Pendidikan sebagai wadah atau sebagai lembaga yang menampung, dimana dalam sebuah lembaga terdapat sebuah rencana yang terencana dan terarah yang disebut sebagai kurikulum. Atpi semua itu tidak akan terlaksana tanpa adanya implementasi untuk didapat dengan pembelajaran. Untuk itu, diharapkan ouput dari sekolah atau perguruan tinggi itu benar-benar berkualitas dan profesional, jangan hanya mengandalkan kepandaian atau IPK saja tetapi semuanya karena pendidik dan tenaga kependidikan harus bisa sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharuan, model, teladan, peneliti, pendorong kreatifitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah (membantu memindahkan peserta didik meninggalkan hal-hal buruk yang lama pada hal-hal baru yang sangat bermanfaat), pembawa cerita, aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan kulminator.Semoga kualitas pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dengan kita para mahasiswa pendidikan matematika khususnya matematika 3 A ini, Amin.30