kunjungan kerja kepresidenan

19
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di era globalisasi dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, interaksi dan interdependensi antar negara semakin meningkat. Seiring dengan meningkatnya interaksi tersebut, meningkat pula kerjasama internasional di berbagai bidang yang dituangkan dalam beragam bentuk perjanjian internasional yang mengikat para pihak. Ini berarti semua pihak dengan itikad baik harus bersungguh-sungguh melaksanakan kewajiban yang timbul dari perjanjian internasional yang telah disepakati bersama. Tidak dilaksanakannya perjanjian internasional oleh suatu pihak dapat berakibat timbulnya gugatan oleh pihak lain. Sebagai bagian dari masyarakat internasional, Indonesia juga melaksanakan hubungan internasional dan membuat perjanjian internasional dengan negara lain, organisasi internasional, dan subyek hukum internasional lainnya. Agar perjanjian internasional sejalan dengan kepentingan nasional, memberikan hasil yang maksimal dan bermanfaat bagi rakyat, maka perlu diatur dalam suatu undang-undang (UU). Sampai saat ini UU yang mengatur mengenai perjanjian 1

Upload: rifqi-fajar-maarif

Post on 25-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tugas PKN universitas

TRANSCRIPT

Page 1: Kunjungan Kerja Kepresidenan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang

dengan pesat, interaksi dan interdependensi antar negara semakin meningkat.

Seiring dengan meningkatnya interaksi tersebut, meningkat pula kerjasama

internasional di berbagai bidang yang dituangkan dalam beragam bentuk

perjanjian internasional yang mengikat para pihak. Ini berarti semua pihak

dengan itikad baik harus bersungguh-sungguh melaksanakan kewajiban yang

timbul dari perjanjian internasional yang telah disepakati bersama. Tidak

dilaksanakannya perjanjian internasional oleh suatu pihak dapat berakibat

timbulnya gugatan oleh pihak lain.

Sebagai bagian dari masyarakat internasional, Indonesia juga

melaksanakan hubungan internasional dan membuat perjanjian internasional

dengan negara lain, organisasi internasional, dan subyek hukum internasional

lainnya. Agar perjanjian internasional sejalan dengan kepentingan nasional,

memberikan hasil yang maksimal dan bermanfaat bagi rakyat, maka perlu

diatur dalam suatu undang-undang (UU). Sampai saat ini UU yang mengatur

mengenai perjanjian internasional adalah UU No. 24 Tahun 2000 tentang

Perjanjian Internasional yang mulai berlaku pada tanggal 23 Oktober 2000.

Pada saat dibentuknya UU No. 24 Tahun 2000, UUD Tahun 1945 baru

mengalami dua kali perubahan. Dalam UUD Tahun 1945 Perubahan Pertama

(1999) dan Kedua (2000), Pasal 11 yang menjadi landasan yuridis

pembentukan UU No. 24 Tahun 2000 tidak mengalami perubahan. Rumusan

Pasal 11 tetap seperti semula, yang berbunyi ”Presiden dengan persetujuan

Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan

perjanjian dengan negara lain”. Sedangkan dalam UUD Tahun 1945

Perubahan Ketiga (2001) dan Keempat (2002), Pasal 11 mengalami perubahan

yaitu terdiri dari 3 ayat, yang rumusan lengkapnya adalah sebagai berikut:

1

Page 2: Kunjungan Kerja Kepresidenan

(1) ”Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan

negara lain.

(2) Presiden dalam membuat perjanjian ineternasional lainnya yang

menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat

yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau mengharuskan

perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur

dengan undang-undang.”

Permasalahan dari perjanjian internasional adalah tidak semua

perjanjian internasional memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Ada

beberapa perjanjian internasional yang dianggap oleh sebagian kalangan

masyarakat dapat menyengsarakan rakyat. Misal, berbagai perjanjian

perdagangan bebas yang dibuat oleh Pemerintah baik secara bilateral maupun

multilateral seperti AFTA, ACFTA, APEC, Indonesian – Japan partnership.

Keikutsertaan Indonesia dalam berbagai perjanjian perdagangan bebas

tersebut menyebabkan rakyat dihadapkan kepada perdagangan bebas dan

dipaksa untuk bersaing dengan para pelaku ekonomi dari luar negeri di pasar

domestik tanpa adanya perlindungan dari pemerintah. Hal ini tentu akan

sangat berpengaruh dan memberikan dampak yang sangat berat bagi

masyarakat. Dalam 5Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000, perjanjian

internasional di bidang ekonomi dan perdagangan tidak termasuk di dalam

kategori yang harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia (DPR RI). Akibatnya, perjanjian perdagangan yang

dilakukan Indonesia dengan negara lain dianggap berada di dalam ranah

eksekutif yang pengesahannya cukup melalui Keputusan Presiden (Kepres).

Dalam praktiknya, selama ini juga telah terjadi penyimpangan dalam

pelaksanaan UU No. 24 Tahun 2000. Pagu pinjaman luar negeri yang disetujui

oleh DPR bersamaan dengan disahkannya UU Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) dianggap secara otomatis adanya persetujuan DPR

terhadap perjanjian pinjaman luar negeri. Hal ini tidak sesuai dengan maksud

2

Page 3: Kunjungan Kerja Kepresidenan

UU No. 24 Tahun 2000. Persetujuan DPR terhadap UU APBN tidak identik

dengan pengesahan/ratifikasi perjanjian internasional oleh DPR. UU APBN

bukanlah UU mengesahkan/ratifikasi suatu perjanjian internasional, melainkan

UU untuk menyetujui rencana pemerintah untuk melakukan pinjaman.

Sedangkan pengesahan/ratifikasi adalah lembaga hukum ketatanegaraan

tentang pengesahan oleh legislatif atas perbuatan hukum pemerintah sesuai

dengan hukum perjanjian internasional.

Beberapa permasalahan tersebut menandakan adanya kelemahan atau

kekurangan yang ada dalam UU No. 24 Tahun 2000 dalam mengatur

mekanisme pembuatan atau pun pengesahan perjanjian internasional. Hal ini

dikhawatirkan pembuatan dan pengesahan perjanjian internasional kurang

memberikan manfaat yang maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat.

Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Legislasi DPR RI saat ini tengah

menyusun RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang 6Nomor 24 Tahun

2000 tentang Perjanjian Internasional. RUU ini merupakan usul inisatif Badan

Legislasi DPR RI. Proses dalam penyusunan RUU ini telah melalui

serangkaian kegiatan diantaranya adalah melakukan Rapat Dengar Pendapat

(RDP) dan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan masing-masing

stakeholder baik dari kalangan praktisi maupun akademisi untuk mendapatkan

masukan terhadap RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional.

Dalam rangka penyusunan RUU tentang Perjanjian Internasional dan

sejalan dengan adanya kebutuhan dan tuntutan untuk menyusun suatu undang-

undang yang komprehensif, Badan Legislasi yang bertugas menangani dan

menyusun RUU Perjanjian Internasional tersebut memandang perlu untuk

melihat dan membandingkan praktek dan atau sistem negara lain terutama

dalam pembuatan dan pengesahan perjanjian internasional.

Penyiapan acara kunjungan kerja Wakil Presiden dan/atau Istri/Suami

Wakil Presiden ke luar negeri memiliki peran yang sangat penting dalam

mendukung kelancaran tugas Wakil Presiden dalam membantu Presiden

menyelenggarakan tugas-tugas kenegaraan dan pemerintahan. Agar

3

Page 4: Kunjungan Kerja Kepresidenan

pelaksanaan penyiapan kunjungan kerja Wakil Presiden dan/atau Istri/Suami

Wakil Presiden ke luar negeri dapat dilaksanakan dengan lancar, tertib, efektif,

dan efisien, maka diperlukan standar pelayanan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Kunjungan Kerja Kepresidenan?

2. Apa saja Fungsi dari Kunjungan Kerja Kepresidenan?

3. Apa Dasar Hukum tentang Kunjungan Kerja Kepresidenan?

4. Apa itu KTT APEC, KTT ASEAN, dan G-20?

5. Bagaimana Jadwal Kunjungan Kerja Presiden Jokowi?

6. Bagaimana Dampak dari Kunjungan Kerja Presiden Jokowi?

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dan perumusan

masalah, dan isi pembahasan, maka tujuan dibuatnya makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Arti dari Kunjungan Kerja Kepresidenan.

2. Untuk mengetahui Fungsi dari Kunjungan Kerja Kepresidenan.

3. Untuk mengetahui Dasar Hukum dari Kunjungan Kerja Kepresidenan.

4. Untuk mengetahui tentang KTT APEC,KTT ASEAN dan G-20.

5. Untuk mengetahui Jadwal Kunjungan Kerja Presiden Jokowi.

6. Untuk mengetahui Dampak dari Kunjungan Kerja Presiden Jokowi.

4

Page 5: Kunjungan Kerja Kepresidenan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kunjungan Kerja Presiden

Kunjungan Kerja Presiden adalah suatu kunjungan kerja yang

dilakukan oleh pemerintahan suatu negara ke negara tetangga/negara lain,

atau juga untuk menghadiri pertemuan antar banyak negara yang sifatnya

regional bahkan dunia. Hal ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan

secara diplomasi antar negara guna untuk membahas hal-hal terkait

masalah global seperti bidang ekonomi, politik, militer dan lain-lain.

B. Fungsi Kunjungan Kerja Presiden

Adapun tujuan kunjungan kerja Presiden RI adalah sebagai

berikut:

1. Meningkatkan kerjasama dan mempererat hubungan bilateral antara

kedua negara.

2. Mendapatkan gambaran secara umum mengenai konsep dan sistem

dalam pelaksanaan perjanjian internasional terutama dalam pembuatan

dan pengesahan perjanjian internasional

3. Mengetahui berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang

mengatur mengenai perjanjian internasional di negara tujuan.

4. Memperoleh data, informasi, dan pengetahuan terkait dengan tugas dan

fungsi institusi kelembagaan dalam penyelenggaraan, pembuatan, dan

pelaksanaan perjanjian internasional.

C. Dasar Hukum Kunjungan Kerja Presiden

Dasar hukum yang mendasari dilaksanakannya kunjungan kerja:

1. Pasal 143 ayat (3) Peraturan Tata Tertib DPR RI, yang menyatakan

bahwa “Komisi, gabungan komisi, Badan Legislasi, Badan Anggaran,

dapat mengadakan kunjungan kerja ke luar negeri dengan dukungan

anggaran DPR dan persetujuan pimpinan DPR”.

2. Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor 70/PIMP/IV/2006-2007 tentang

Pedoman Kunjungan Kerja Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia ke Luar Negeri.

5

Page 6: Kunjungan Kerja Kepresidenan

3. Keputusan Rapat Intern Panja RUU tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional dan

Legislasi.

D. KTT APEC, KTT ASEAN dan G-20

1. KKT APEC

APEC adalah singkatan dari Asia-Pacific Economic

Cooperation atau Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik. APEC didirikan

pada tahun 1989. APEC bertujuan mengukuhkan pertumbuhan

ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik.

Dengan kata lain Asia-Pacific Economic Cooperation, atau APEC,

adalah forum utama untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi,

kerjasama, perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik.

APEC didirikan pada tahun 1989 untuk lebih meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran untuk wilayah dan untuk

memperkuat komunitas Asia-Pasifik.

Sejak awal, APEC telah bekerja untuk mengurangi tarif dan

hambatan perdagangan lain di wilayah Asia-Pasifik, menciptakan

ekonomi domestik yang efisien dan secara dramatis meningkatkan

ekspor. Kunci untuk mencapai visi APEC adalah apa yang disebut

sebagai ‘Tujuan Bogor’ yang bebas dan terbuka perdagangan dan

investasi di kawasan Asia-Pasifik pada tahun 2010 untuk ekonomi

industri hingga 2020 untuk mengembangkan ekonomi.. Tujuan ini

diadopsi oleh 1994 mereka Para pemimpin di pertemuan di Bogor,

Indonesia.

Bebas dan terbuka membantu perdagangan dan investasi

ekonomi untuk tumbuh, menciptakan lapangan kerja dan memberikan

kesempatan yang lebih besar untuk perdagangan internasional dan

investasiSebaliknya, proteksi harga tetap tinggi dan mendorong

inefisiensi dalam industri-industri tertentu. erdagangan bebas dan

terbuka membantu menurunkan biaya produksi dan dengan demikian

mengurangi harga barang dan jasa – manfaat langsung bagi semua.

6

Page 7: Kunjungan Kerja Kepresidenan

APEC juga bekerja untuk menciptakan lingkungan yang aman

dan efisien pergerakan barang, jasa dan orang di seluruh di wilayah

perbatasan melalui kebijakan ekonomi dan kesejajaran dan kerjasama

teknis.

2. KTT ASEAN

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN adalah pertemuan puncak

antara pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN dalam

hubungannya terhadap pengembangan ekonomi dan budaya antar

negara-negara Asia Tenggara.

Sebagai sebuah negara, Indonesia berdiri berdampingan dengan

negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Sebut saja negara yang

terdekat seperti, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan

lainnya.Begitu banyak negara yang tinggal di wilayah Asia Tenggara

membuat mereka ingin bersatu dalam sebuah organisasi. Atas dasar

itulah mereka mendirikan ASEAN (Assosiation South of East Asian

Nation).

Tidak cukup hanya ASEAN, Para pemimpin negara perlu

membahas suatu permasalahan yang terjadi di wilayah mereka dan

demi terciptanya kerukunan maka dibuatlah sebuah diskusi yang

dikenal dengan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN atau dikenal

dengan sebutan KTT ASEAN.

Masalah yang dibahas pun beragam, misalnya, tentang

perwujudan perdamaian, masalah teknologi, eamanan hingga ekonomi

yang bermanfaat bagi semua negara anggota ASEAN. Yang lebih

istimewa lagi, nih, KTT ASEAN I diadakan di Bali, 23-24 Februari

1976. Indonesia pun menjadi negara satu-satunya yang pertama kali

menjadi tuan rumah KTT ASEAN. Dari KTT ASEAN I terciptalah

sebuah keputusan yang dinamakan Deklarasi Kerukunan ASEAN;

Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC);

serta Persetujuan Pembentukan Sekretariat ASEAN.

7

Page 8: Kunjungan Kerja Kepresidenan

3. G-20

G-20 atau Kelompok 20 ekonomi utama adalah kelompok 19

negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni

Eropa. Secara resmi G-20 dinamakan The Group of Twenty (G-20)

Finance Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok

Duapuluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Kelompok

ini dibentuk tahun 1999 sebagai forum yang secara sistematis

menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan berkembang untuk

membahas isu-isu penting perekonomian dunia. Pertemuan perdana G-

20 berlangsung di Berlin, 15-16 Desember 1999 dengan tuan rumah

menteri keuangan Jerman dan Kanada.

Latar belakang pembentukan forum ini berawal dari

terjadinya Krisis Keuangan 1998 dan pendapat yang muncul pada

forum G-7mengenai kurang efektifnya pertemuan itu bila tidak

melibatkan kekuatan-kekuatan ekonomi lain agar keputusan-keputusan

yang mereka buat memiliki pengaruh yang lebih besar dan

mendengarkan kepentingan-kepentingan yang barangkali tidak

tercakup dalam kelompok kecil itu. Kelompok ini menghimpun hampir

90% GNP dunia, 80% total perdagangan dunia dan dua per tiga

penduduk dunia.

Sebagai forum ekonomi, G-20 lebih banyak menjadi ajang

konsultasi dan kerja sama hal-hal yang berkaitan dengan sistem

moneter internasional. Terdapat pertemuan yang teratur untuk

mengkaji, meninjau, dan mendorong diskusi di antara negara industri

maju dan sedang berkembang terkemuka mengenai kebijakan-

kebijakan yang mengarah pada stabilitas keuangan internasional dan

mencari upaya-upaya pemecahan masalah yang tidak dapat diatasi oleh

satu negara tertentu saja

E. Jadwal Kunjungan Kerja Presiden Jokowi

8

Page 9: Kunjungan Kerja Kepresidenan

Pada hari Sabtu 8 November 2014 hingga Minggu 16 November 2014

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke tiga negara

yaitu Tiongkok (APEC), Myanmar (ASEAN) dan Australia (G-20).

Berikut adalah jadwal lengkap kunjungan Jokowi :

Minggu (9/11)

09.00 : Mengikuti pertemuan pengusaha RI dan Tiongkok.

10.30 Bertemu Presiden RRT Xi Jinping di Great Hall of The People

Beijing.

11.15 Dilanjutkan pertemuan Perdana Menteri RRT Li Keqiang.

12.05 Stasiun Beijing Selatan, menuju kota Tianjin (3 jam)

15.15 Kunjungi integrated service center Tianjin port, pacific international

container port; SIDC Beijiang Power plant, meninjau sea water

desaalination water quality monitoring control system room.

18.00 Di stasiun tangu bersiap kembali ke Beijing.

Senin (10/11)

08.20 : China National Convention Center mengikuti pembukaan APEC

CEO Summit 2014.

09.10 Bertemu Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo Abe

11.30 Bertemu presiden Amerika Serikat Barack Obama

15.10 ABAC dialogue with APEC leaders

16.35 Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin

18.10 Makan malam pemimpin APEC di water cube, bird nest stadiium

Selasa (11/11)

09.30 APEC economic leaders di International Convention Center.

16.50 Berangkat menuju Nay Pyi Taw, Myanmar

20.05 Tiba di bandar udara internasional Nay Pyi Taw disambut Dubes RI

Ito Sumardi, dubes Myanmar San Myint Oo

Rabu (12/11)

09.00 Menuju Myanmar International Convention Center untuk mengikuti

KTT ASEAN

10.00 Peluncuran ASEAN Institute of green economy.

13.45 KTT ke 12 ASEAN-India PM India Narendra Damodardas Modi

9

Page 10: Kunjungan Kerja Kepresidenan

15.00 KTT ke 17 ASEAN-Jepang PM Shinzo Abe

16.15 KTT ke 6 ASEAN PBB sekjen Ban ki-moon

17.30 40 KTT Asean : commemorative summit PM Ausi Tony Abbott

Kamis (13/11)

09.00 KTT ke 9 Asia Timur, Bank pembangunan Asia Takehiko Nakao

11.45 KTT ke 2 ASEAN dengan AS Barack Obama

13.45 KTT ke 17 ASEAN dengan Tiongkok PM Li Keqiang

15.00 KTT ke 17 ASEAN+3 (RRT, Korea, Jepang) presiden Park Geun-

hye

16.30 Asean leaders meeting with ASEAN business advisory council

17.30 Penutupan KTT Asean ke 25,

20.00 Konferensi pers delegasi Indonesia

22.30 Berangkat ke Brisbane, Australia.

Jumat (14/11)

05.00 Transit di bandara Ngurah Rai, Bali

06.45 Berangkat kembali ke Brisbane

14.50 Tiba di bandar udara Brisbane

19.45 Ke Queensland University of Technology bertemu msayarakat

indonesia

Sabtu (15/11)

10.00 Queensland parliament house untuk retret pemimpin G20

15.00 pembukaan sesi G20 di Brisbane convention and exhibition centre

15.15 Sesi 1: the global economy: strenghtening growth and job creation

Minggu (16/11)

10.00 Sesi 2 delivering global economic resilience

11.15 Sesi 3 energy

14.30 Kembali ke Jakarta

19.00 Tiba di Jakarta

10

Page 11: Kunjungan Kerja Kepresidenan

F. Dampak Kunjungan Kerja Presiden Jokowi

1. Jokowi akan mengirim menteri luar negeri.

“Nanti saya akan kirim menteri misalnya yang berhubungn dengan

maritim, dengan kapal ke negara kemarin misalnya ke Cina. ke Jepang,

kan semua tertarik pengen masuk. Misalnya otomotif, kirim menteri ke

Italia kan tertarik dengan produksi ban mobil” katanya.

2. Berteman dengan negara lain harus menguntungkan.

"Kalau saya bebas aktif ya berteman dengan semua negara, manfaat

sebesar-besarnya untuk rakyat. Jangan kita banyak temen tapi

dirugikan," katanya.

3. Jokowi akan memimpin rapat kabinet

“Agenda dari pihak Istana, Senin (17/11/2014), rencananya rapat

kabinet paripurna tersebut akan digelar pada pukul 13.00 WIB di

Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara. Ada empat topik yang akan

dibahas di sidang kabinet itu.

Agenda tersebut adalah, Perencanaan Pembangunan Infrastruktur,

Bahan Bakar Minyak (BBM), Program Kartu Indonesia Sehat (KIS),

Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)

serta membahas hasil kunjungan Jokowi mengikuti kegiatan KTT

APEC, KTT ASEAN dan KTT G-20.”

11

Page 12: Kunjungan Kerja Kepresidenan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pengertian Kunjungan Kerja Kepresidenan

Kunjungan Kerja Presiden adalah suatu kunjungan kerja yang

dilakukan oleh pemerintahan suatu negara ke negara lain atau juga untuk

menghadiri pertemuan antar banyak negara yang sifatnya regional atau

dunia.

2. Fungsi Kunjungan Kerja Kepresidenan :

- Menjalin hubungan bilateral maupun multilateral dengan negara lain

dalam berbagai bidang seperti ekonomi, militer, social, dll.

- Memperoleh data, informasi, konsep terkait masalah kebangsaan dari

negara lain serta ikut membahas permasalahan global modern ini.

3. Dasar Hukum Kunjungan Kerja Kepresidenan

- Pasal 143 ayat (3) Peraturan Tata Tertib DPR RI

- Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor 70/PIMP/IV/2006-2007

- Keputusan Rapat Intern Panja RUU tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2000.

4. Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Luar Negeri yakni di Tiongkok,

Myanmar dan Australia

B. SARAN

Penulis memberi saran kepada pihak terkait dalam hal ini bapak

Presiden Joko Widodo dan segenap cabinet kerjanya bahwa pentingnya

menjalin hubungan antar negara-negara lain dikarenakan bangsa Indonesia

ini tidak bisa berdiri sendiri tanpa pengakuan dan dukungan dari negara

lain. Berkaca pada saat kemerdekaan, bangsa Indonesia ini yang sangat

bergantung pada pengakuan negara lain baik de facto maupun de jure.

Terakhir penulis berharap kepada bapak Joko Widodo dan segenap

Kabinet kerja untuk terus meningkatkan kinerja dalam segala bidang

karena anda sudah berjanji dan sebagai amanah untuk mensejahterakan

masyarakat.

12