kumpulan puisi
DESCRIPTION
kumpulan puisiTRANSCRIPT
Bencana Banjir
Saat awan tak kuasa menahan beban airBerubah kelabu ditemani gemuruh dan kilatan cahayaKemudian angin pun berhembus menggiring awanHujan pun turun ke bumi Luapan kasih dari Sang Maha Pencipta yang begitu indah
Entah kenapa hujan yang indah itu berubah kelabuBanjir menghanyutkan segalanyaHarta, harapan bahkan nyawaKudengar berita ini membanjiri mediaKota pun berubah menjadi kota mati
Aku bertanya mengapa ini terjadi?Haruskah kusalahkan hujan yang turun tiada hentiHaruskah kusalahkan hutan yang sudah lama matiHaruskah kusalahan Allah yang Maha PemberiHaruskah kusalahkan mereka yang tak tahu diri
Kemudian aku berpikir bukan hujan karena ini rahmatNyaLalu kumelihat sampah-sampah menggunung menggenangi sungaiHutan-hutan gundul sehingga air enggan singgahBendungan tak kuasa menahan air yang engan singgah di hutanAir itu menjadi bencana
Bukan salah hujan kawanBukan salah awan yang menurunkan hujanSalahkan diri kita yang abai dengan kebersihanSalahkan diri kita yang abai dengan perintah TuhanSalahkan diri kita yang menebang hutanSehingga air bukan menjadi kawan tetapi menjadi lawan
Banjir
Air tercurah deras dari langitGemuruh awan, bercahaya kilatRanting palem terhempas angin baratSampahpun ikut terhanyut
Muara sungai tertutup sampahRawa hilang teronggok sampahSeluruh tempat penuh sampahMenyengatkan bau dan sumpah serapah
Air deras tak tertahankanDaratan telah penuh hutan betonTak ada lagi akar yang menahanAir memenuhi darat dengan perlahan
Rumah telah penuh dengan airRumah tenggelam oleh banjirAdakah ingatan untuk sadarSampah sumber banjir
Banjir
setiap tahun kau datang menghampiri kamikau hanyutkan sanak saudara kamikau hanyutkan harta benda kamikau buat kami menjadi sebatang kara..
begitu murkah kau kepada kami ?maafkan kami…kami sadar semua ini terjadi karena perbuatan kamikami yang telah merusak alam karena ke serakahan kami
kami membabat habis hutanmumaafkan kami…adakah kesempatan untuk kami memperbaiki kesalahan kami?oh banjir.. maafkan kami…
Banjir: Contoh Puisi untuk Siswa SD
Sabtu, April 21, 2012 catatan puisi 0 comments
BANJIR
Sungai kecil di belakang rumahramai dengan riak-riakaliran makin kencangsuara gelombang makin nyaring
Air membawa semua dari hulusampah-sampah..ranting..balok kayu..Air mengantar semua ke hilir
Semakin merebakAir merambah daratsuara nyaring jadi deburanorang-orang berteriak
Banjir..Banjir..
Air mulai menyentuh dinding rumahKami tengadahmemohon selamat
Oh hujan.oh hujan.
Derai hujan tak pernah berhentiSuara gemericik mengundang harap Air bah itu tak datang lagiMenyelinap masuk ke kota ini
Aku diam mengenakan jas hitamMemandang arah hujan ituOh hujan.oh hujan.Kenapa hadirmu membuatku resah
Ada yang salahkah dengankuApakah aku tidak mensyukuri nikmat ituHujan kutahu bukanlah petakaHujan kutahu adalah anugerah
Oh hujan.oh hujan.
Yang kutahu airmu suciYang kutahu hadirmu berartiNikmat dan anugerah
Tapi kadang ku pikir bukan begituSejak serbuanmu akhir tahun laluYang membuat remuk gubuk naungankuAku tak ingin terulang momen ituMakanya aku resah akan hadirmu
Oh hujan.oh hujan.Berhentilah mengguyur tanah naungan hidupkuAku tak mau banjir lagi
Puisi Banjir
Banjir
Hujan turun dengan derasSungai-sungai meluap ke permukaanHutan tak dapat lagi menahan airPohon-pohon ditebang secara liar
Gunung-gunung penuh dengan bangunan Air turun ke jalanan dan rumah-rumah Meluluh lantakkan semuanya Banyak harta benda yang hanyut
Semua ini salah siapaManusia membuang sampah di sungaiPohon-pohon ditebangi secara brutalGunung-gunung menjadi perumahan mewah
Banjir melanda negeri ini Mungkin Tuhan telah murka Akankan manusia sadar Semua ini karena ulah mereka
Cintai alam ini dengan sepenuh hatiTanamlah pohon kehidupanJagalah sungai jangan dicemariMemperbanyak berbuat kebaikan
NDAHNYA ALAM NEGERI INI
Kicauan burung terdengar merduMenandakan adanya hari baruIndahnya alam ini membuatku terpakuSeperti dunia hanya untuk diriku
Kupejamkan mataku sejenakKurentangkan tanganku sejenakSejuk , tenang , senang kurasakanMembuatku seperti melayang kegirangan
Wahai pencipta alamKekagumanku sulit untuk kupendamDari siang hingga malamPesonanya tak pernah padam
Desiran angin yang berirama di pegunungan Tumbuhan yang menari-nari di pegununganBegitu indah rasanyaBak indahnya taman di surga
Keindahan alam terasa sempurnaMembuat semua orang terpanaMembuat semua orang terkesimaTetapi, kita harus menjaganyaAgar keindahannya takkan pernah sirna
ALAM DI LEMBAH SEMESTA
Angin dingin kelam berderikKabut putih menghapus mentariTegak cahyanya menusuk citra
Pahatan Gunung memecah langitBerselimut awan beralas zamrudTinggi . . . Tajam . . .
Sejak waktu tidak beranjakDi sanalah sanubari berdetakSunyi sepi tak beriak
Cermin ilusi di atas danauMenikung pohon yang melambai warnaDi celah kaki-kaki menjejak karya-karyaNya
Di manakah aku berada?
Di mana jiwa tak mengingat rumahDi saat hidup serasa sempurna
Sungguh jelita permadani iniTerbarkan pesona di atas cakrawalaTak berujung di pandang lamanya
Serasa bertualang di negeri tak bertuan
PERMAINYA DESAKU
Sawah mulai menguningmentari menyambut datangnya pagiayam berkokok bersahutanpetani bersiap hendak ke sawah.
Padi yang hijausiap untuk dipanenpetani bersuka riaberamai – ramai memotong padi
Gemercik air sungaibegitu beningnyabagaikan zamrud khatulistiwaitulah alam desaku yang permai
Berjuta karang di kotakudi kota ini kutatap wajah-wajah dekil korban globalisasikulihat mata-mata anak kecil menerawang di tengah gemerlap kotamenyaksikan kegersangan tanpa apa-apamereka berkabung lantaran kata tak didengardan suara kaumku tak digubriskotaku...kota kasihyang menyimpan berjuta dendamyang menyimpan lukatak pernah ada yang terpikirkanhanyalah kesenangan di atas deritaaku ingin bebasingin bahagiatapi nyatanya sia-sia.........berjuta karang terhampar di sinibagaikan gerimis yang menyegarkantapi sebaliknyamembuat kematianmembuat malapetaka....ahk aku juga tak bisa menepis semuanya...