kultum

2
Nama : Anisa Penidaria NIM : 702011038 Renungan Islami Kisah Seorang Anak Kecil dan Uang 50.000 Rupiah Seorang anak kecil diberi uang sepuluh ribuan kemudian disuruh untuk merobeknya. Dengan polos dan lugu, iapun menyobeknya, karena tidak tahu nilai dan harga uang itu. Kemudian si ayah anak kecil tadi menyuruh si anak kecil untuk berdagang es bon-bon dengan perjanjian sebagai berikut: "Jika engkau mendapatkan uang dari hasil penjualan es silakan ambil uangnya untuk kamu!" Singkat cerita si anak kecil tadi pergi berdagang es keliling kampung. Keringat bercucuran di sekujur tubuhnya. Ia berjualan es dari pagi hingga sore hari. Alhasil semua es nya laris terjual. Setelah masuk sore hari ia pun menemui ayahnya, dan dengan penuh kebanggan memperlihatkan uang sepuluh ribuan hasil penjualan es tersebut. Si ayah menyuruh si anak kecil tadi untuk menyobek uang itu. Kontan si anak kecil menolak dan bahkan marah kepada si ayah. Mengapa demikian ? Agama itu butuh pengorbanan. Dengan pengorbanan maka seseorang merasa memiliki dan mencintai agama. Karena uang yang diberikan si ayah didapat si anak kecil tanpa usaha (pengorbanan) maka ketika disobekpun si anak kecil tidak marah. Tetapi ketika uang itu didapat dari hasil pengorbanan, susah payah dan keringat si anak kecil tadi menjual es bon- bon, maka ketika ada yang merobeknya si anak kecil itu marah. Hal ini agama islam yang dianut pada ummat pada umumnya adalah

Upload: eksaka-nata

Post on 27-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kisah uang 50.000

TRANSCRIPT

Page 1: Kultum

Nama : Anisa Penidaria

NIM : 702011038

Renungan Islami Kisah Seorang Anak Kecil dan Uang 50.000 Rupiah

Seorang anak kecil diberi uang sepuluh ribuan kemudian disuruh untuk merobeknya.

Dengan polos dan lugu, iapun menyobeknya, karena tidak tahu nilai dan harga uang itu.

Kemudian si ayah anak kecil tadi menyuruh si anak kecil untuk berdagang es bon-bon dengan

perjanjian sebagai berikut: "Jika engkau mendapatkan uang dari hasil penjualan es silakan

ambil uangnya untuk kamu!" Singkat cerita si anak kecil tadi pergi berdagang es keliling

kampung. Keringat bercucuran di sekujur tubuhnya. Ia berjualan es dari pagi hingga sore

hari. Alhasil semua es nya laris terjual. Setelah masuk sore hari ia pun menemui ayahnya, dan

dengan penuh kebanggan memperlihatkan uang sepuluh ribuan hasil penjualan es tersebut. Si

ayah menyuruh si anak kecil tadi untuk menyobek uang itu. Kontan si anak kecil menolak

dan bahkan marah kepada si ayah. Mengapa demikian ? Agama itu butuh pengorbanan.

Dengan pengorbanan maka seseorang merasa memiliki dan mencintai agama. Karena uang

yang diberikan si ayah didapat si anak kecil tanpa usaha (pengorbanan) maka ketika

disobekpun si anak kecil tidak marah. Tetapi ketika uang itu didapat dari hasil pengorbanan,

susah payah dan keringat si anak kecil tadi menjual es bon-bon, maka ketika ada yang

merobeknya si anak kecil itu marah. Hal ini agama islam yang dianut pada ummat pada

umumnya adalah islam warisan orang tua (nenek moyang) mereka. Sehingga karena

didapatkan gratis tanpa pengorbanan sewaktu agama sedang diganggu oleh kekuatan kafir

yang mungkar dan zhalim, umat islam tenang-tenang saja. Ketika masyarakat islam berganti

wajah dan baju mengikuti yahudi dan nasrani pun umat islam diam saja. Seandainya proses

mendapatkan dienul islam ini diperoleh dengan pengorbanan diri dan harta, melalui

perjuangan lahir batin, dan susah payah hingga merelakan nyawa, maka kemuliaan dan

kewibawaan islam akan terjaga. Sekali waktu ada yang mencoba mengusik agama apalagi

bermaksud mengganggunya maka spontan umat islam akan bergerak membelanya.