kuliah pranikah | cahyadi takariawan
DESCRIPTION
Semoga Allah berikan jodoh yang baik untuk kehidupan dunia dan akhiratmu. Baik untuk dirimu, keluargamu dan masyarakatmu. Baik untuk anak-anakmu.TRANSCRIPT
Jemput Surgamu dengan
MenikahCahyadi Takariawan
Rumah Keluarga Indonesia (RKI)
Kuliah Pranikah | Kamil Pascasarjana ITB
Modified by: Fais al-Fatih
Nikah dan Cerai di Indonesia
Pernikahan : 2 juta setiap tahun
Perceraian : 200 ribu setiap tahun (Data BKKBN, 2011)
Tahun 2013 : terjadi 228.000 perceraian (Data Kementrian Agama RI,
Desember 2013)
Tertinggi se Asia Pasifik
Tingkat perceraian di Indonesia masuk
peringkat tertinggi se-Asia Pasifik (Dr. Sudibyo
Alimoeso MA, Deputi Keluarga Sejahtera dan
Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Desember
2013).
Perceraian Kian Meningkat
Kasus Perceraian selalu meningkat
setiap tahun
Penyebab utama cerai 2011: (1)
masalah ekonomi (2) perselingkuhan
(Ditjen Badilag MA)
Penyebab utama cerai 2013 :
ketidakharmonisan
Data Baru Perceraian
70 persen
perceraian di
tahun 2013
terjadi karena
gugat cerai dari
pihak istri
Cerai Karena Perbedaan Politik
“Menjelang Pemilu 2014, angka perceraian cenderung
meningkat gara-gara perbedaan politik antara suami dan
istri“ (Khofifah Indar Parawansa)
Tahun 2009, ada 402 kasus
Tahun 2010, ada 334 kasus
Tahun 2013, ada 500 kasus
Pernikahan Singkat
Wang Xing Nvzai (27 tahun), mencatatkan
pernikahannya dengan Lee (23 tahun), di
Distrik Tanzi, Taiwan, pada 6 Maret 2012.
Satu jam kemudian mereka datang lagi ke
kantor catatan sipil tempat mereka menikah,
untuk mendaftarkan perceraian !
Pernikahan Singkat Indonesia
Pernikahan YJ dengan WS, 9 Oktober 2012, bertahan 13 jam. Pagi
menikah, malam diceraikan.
Pernikahan AF dengan FO, 14 Juli 2012, bertahan 4 hari. 18 Juli
2012 FO dicerai.
Pernikahan AF dengan Sh, 13 Maret 2011, hanya bertahan 3 bulan.
Bercerai 18 Juni 2011.
Pernikahan CP dengan Su, 12 Maret 2009, hanya bertahan 4 bulan.
Juli 2009 CP menggugat cerai.
Agar Pernikahan Indah
dan
Penuh Barakah
Bersihkan hati, beningkan pikiran, jauhi dominasi nafsu birahi
Hakikat Pernikahan Menikah adalah peristiwa
fitrah-insaniyah, syari’ah-
fiqhiyah, dakwah-tarbiyah,
sosial-budaya.
Kata “an-nikah” bermakna
himpunan atau kesatuan,
yaitu berhimpunnya sesuatu
dengan yang lainnya
Ayat-ayat Allah “Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikanNya di antaramu rasa cinta kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir (Ar Rum: 21).
Menyempurnakan Agama
“Apabila seseorang melaksanakan pernikahan,
berarti telah menyempurnakan separuh
agamanya, maka hendaklah ia menjaga separuh
yang lain dengan bertaqwa kepada Allah”
(riwayat Baihaqi dari Anas bin Malik).
Sunnah Nabawiyah “Menikah adalah sunnahku, maka barangsiapa tidak suka dengan
sunnahku, ia bukan termasuk golonganku. Menikahlah, karena aku akan membanggakan jumlahmu yang banyak di hari akhir nanti”(riwayat Ibnu Majah dari A'isyah ra).
“Wahai para pemuda, barangsiapa telah mampu di antara kalian
hendaklah melaksanakan pernikahan, karena ia dapat
menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan (kehormatan).
Barangsiapa tidak mampu hendaklah berpuasa, karena ia menjadi
benteng perlindungan” (Riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud,
Tirmidzi, dan Nasa’i).
Ciri Ummat Muhammad Saw
“Tidak ada yang bisa dilihat (lebih indah) oleh orang-orang yang saling
mencintai seperti halnya pernikahan” (riwayat Al Hakim, dishahihkan
dengan syarat-syarat Muslim).
“Barangsiapa telah mempunyai kemampuan untuk menikah kemudian
dia tidak menikah maka dia bukan termasuk umatku” (riwayat
Thabrani dan Baihaqi).
Kematian Bujangan “…Hendaklah engkau berbuat seperti yang menjadi kebiasaan kami,
karena kebiasaan kami adalah beristeri. Orang yang paling durhaka
di antara kalian ialah yang membujang, dan orang mati yang paling
hina di antara kamu ialah kematian bujangan. Sungguh celaka kamu
wahai ‘Ukaf. Oleh karena itu menikahlah !” Sabda Nabi Saw kepada
‘Ukaf bin Wada’ah Al Hilali
Menuju Gerbang Pernikahan
Persiapan Diri
Menentukan Waktu “Batas Kesiapan”
Menjaga Kebaikan Diri
Mencari Calon
Meminta Persetujuan Pihak Terkait
Nazhar atau Taaruf
Memantapkan Pilihan
Khitbah
Mengurus Administrasi Pernikahan
Akad Nikah
Walimah
PERSIAPKAN DIRI
Menikah BUKAN seperti
memakai sepatu !
Pernikahan Visioner
Untuk apa kamu menikah ?
Untuk apa kamu berumah tangga ?
Akan kamu bawa kemana keluarga
kamu ?
Keluarga seperti apa yang akan
kamu bentuk?
Pernikahan, Keluarga dan Peradaban
Pernikahan adalah gerbang
utama menuju terbentuknya
keluarga
Keluarga adalah gerbang utama
terbentuknya peradaban
Urgensi Keluarga
Hibbah Rauf Izzat memandang keluarga adalah unit yang sangat
mendasar di antara unit-unit pembangunan alam semesta.
Ismail Raji Al Faruqi menganggap keluarga merupakan
infrastruktur bagi masyarakat Islam yang bersaing dengan
infrastruktur masyarakat lain di dalam mewujudkan tujuan-tujuan
konsep istikhlaf.
Proyek Peradaban
Keluarga (suami isteri) atau keluarga kecil, dianggap sebagai
proyek percontohan kecil umat dengan berbagai karakteristik
yang dimilikinya. Hal ini tercermin dalam nilai-nilai mendasar
yang menentukan sistem Islam dan pada saat yang sama
dianggap sebagai tonggak Islam dan batu pondasi yang sangat
penting bagi sistem ini. Konsep kepemimpinan dan konsep syura
merupakan karakteristik yang paling menonjol padanya (Hibah
Rauf Izzat, 1997)
Keluarga dan Negara
Plato dan Aristoteles
mengasumsikan pendidikan
anak-anak itu serupa dengan
tabiat negara.
Boden mengemukakan
mengenai urgensi ketaatan
dalam institusi keluarga sebagai
dasar ketaatan terhadap
institusi pemerintah
Keluarga dan Negara
Hibah Rauf Izzat : Hierarki kekuasaan dalam
keluarga merupakan cara pendidikan politik, karena
institusi keluarga merupakan negara mini bagi anak-
anak.
Dean Jaros menulis dalam Socialization to Politics:
pengetahuan anak-anak tentang kekuasaan yang ada
dalam institusi keluarga merupakan awal
pengetahuannya terhadap kekuasaan di dalam
negara dan kedudukannya di dalam negara
Karena berkeluarga adalah proyek
peradaban, maka mengikuti
Kuliah Pra Nikah menjadi
keharusan bagi siapapun yang
akan ikut membangunnya. Kuliah
Pra Nikah adalah Kuliah
Peradaban.
Persiapan yang Matang
Persiapan Ilmu dan Pemahaman
Persiapan Mental Spiritual
Persiapan Finansial
Persiapan Fisik
Persiapan Sosial
Apa Saja yang Perlu Kamu Ketahui?
1. Hukum-hukum Syar’i terkait pernikahan dan keluarga
2. Hak dan kewajiban suami isteri
3. Hak dan kewajiban orang tua
4. Pengetahuan dan ketrampilan praktis kerumahtanggaan
5. Pengetahuan dan ketrampilan praktis komunikasi
Adakah Perbedaan Lelaki dan Perempuan ?
Sangat banyak persamaan,
namun ada perbedaan
sesuai fitrah kemanusiaan
dan kultur kehidupan.
Memahami perbedaan,
adalah jembatan untuk
saling memahami dan
menemukan kesesuaian
Menurut anda, apa saja
perbedaan lelaki dan
perempuan ?
Persiapan Finansial
Apa pekerjaan tetapmu?
Berapa banyak uang kamu?
Berapa banyak tabunganmu?
Dimana saja investasi bisnismu?
Apakah itu semua menjamin kebahagiaan keluargamu?
Ilusi Kebahagiaan
Kamu tidak akan pernah merasakan kebahagiaan apabila kamu mencari
dari orang lain
Carilah kebahagiaan dari dalam dirimu sendiri. Jiwa yang pandai bersyukur.
Mental yang tegar. Pikiran yang jernih. Hati yang bening.
Bukan Soal Jumlah Uang
Yang lebih utama adalah etos
kerja
Kesungguhan
Ketegaran
Kesediaan bekerja keras, bekerja
ikhlas, bekerja cerdas, bekerja
mawas dan bekerja tuntas.
Kebahagiaan Ada Pada Proses
Awali hidup berumah tangga dengan kesiapanmenghadapi semua kondisi
Tidak mudah mengeluh dan berputus asa
Nikmati semua kesulitan dengankebersamaan
Enjoy saja, semua akan indah pada waktunya
Mencari Calon
Kriteria Calon Isteri dan Calon Suami
Prinsip Syura
Prinsip Mempertemukan Kepentingan dan
bukan Mempertentangkan
Berdoa dan Istikharah
Cara Mencari Calon di Zaman Kenabian - 1
Dipilihkan dan langsung dinikahkan oleh orang tua gadis dengan lelaki shalih pilihan orang tuanya. Contoh :
Kisah pernikahan Habibah binti Sahl dan Tsabit bin Qais, berakhir perceraian
Kisah dari Ibnu Abbas, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah, “Sesungguhnya seorang wanita datang kepada Rasulullah saw kemudian menceritakan bahwa ayahnya telah menikahkan ia, tetapi ia tidak suka (pernikahan itu), maka Nabi saw menyuruh dia untuk memilih (dilanjutkan atau tidak)”.
Kisah pernikahan Abdullah bin Abu Wada’ah dengan puteri Imam Said bin Musayyab
Cara Mencari Calon di Zaman Kenabian - 2
Orang tua aktif mencarikan suami bagi anak perempuannya. Contoh:
Umar bin Khathab aktif menawarkan anak perempuannya, Hafsah, setelah
suaminya syahid di medan Uhud, kepada Utsman bin Affan dan Abu Bakar.
Utsman menolak, Abu Bakar mendiamkan, akhirnya Hafshah dinikahi Nabi
saw
Cara Mencari Calon di Zaman Kenabian - 3
Sahabat dicarikan dan diproseskan nikahnya oleh Nabi saw. Contoh:
Rasulullah saw bersabda kepada ‘Ukaf bin Wida’ah al Hilali, “Apakah engkau telah beristeri wahai ‘Ukaf ?” Ia menjawab, “Belum”…. Maka beliau bersabda, “Kalau begitu engkau termasuk teman setan…. Orang yang paling durhaka di antara kalian ialah yang membujang, dan orang mati yang paling hina di antara kamu ialah kematian bujangan. Sungguh celaka kamu wahai ‘Ukaf. Oleh karena itu menikahlah !”
Jawab ‘Ukaf, “Wahai Rasulullah, aku tidak akan mau menikah sebelum engkau menikahkan aku dengan orang yang engkau sukai”. Sabda Nabi, “Kalau begitu, dengan nama Allah dan berkahNya, aku nikahkan engkau dengan Kultsum Al Khumairi” (riwayat Ibnu Atsir dan Ibnu Hajar).
Cara Mencari Calon di Zaman Kenabian - 4
Proses pernikahan Sahabat tanpa diketahui Nabi saw. Contoh:
Jabir ra menceritakan bahwa Rasul saw bertanya kepada dirinya, "Apakah engkau sudah menikah ?“ "Sudah," jawabnya. "Dengan siapa ?" tanya Rasulullah saw. "Dengan Fulanah binti Fulan, seorang janda di kota Madinah", jawab Jabir. "Mengapa tidak dengan seorang gadis yang bisa engkau cumbu dan bisa mencumbuimu?" tanya Rasul saw (riwayat Bukhari dan Muslim).
Suatu hari Abdurrahman bin Auf membawa minyak za’faran yang baunya semerbak wangi. “Apa itu?” tanya Nabi saw. “Ya Rasulullah, saya telah menikah dengan wanita Anshar”, jawab Abdurrahman. “Apa maharnya?” Tanya Rasulullah saw. “Emas seberat biji kurma”, jawab Abdurrahman. “Sungguh, Allah akan memberikan (rahmat) kepadamu. Adakanlah walimah, meski hanya dengan seekor kambing”, sabda Rasulullah saw (riwayat Bukhari).
Cara Mencari Calon di Zaman Kenabian - 5
Wanita menawarkan diri kepada lelaki shalih
Anas berkata, “Seorang wanita datang kepada Rasulullah saw menawarkan dirinya seraya berkata: Wahai Rasulullah, apakah engkau berhasrat kepadaku?” Maka putri Anas berkomentar, “Betapa sedikit perasaan malunya”. Anas menjawab, “Dia lebih baik daripadamu, dia menginginkan Nabi lalu menawarkan diri kepada beliau” (riwayat Bukhari).
Sahl bin Sa’ad menceritakan bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah saw seraya berkata, “Wahai Rasulullah, aku datang untuk memberikan diriku kepadaku kepadamu”. Lalu Rasulullah saw memandang wanita itu dengan menaikkan dan menurunkan pandangan beliau kepadanya, kemudian beliau menundukkan kepala (riwayat Bukhari dan Muslim).
Nazhar dan Ta’aruf
Ketika Mughirah bin Syu’bah akan meminang seorang perempuan, Rasulullah saw memberikan nasihat, “Lihatlah terlebih dahulu perempuan itu, sebab yang demikian akan lebih menentukan bagi kebaikan hidupmu selanjutnya” (riwayat Bukhari dan Muslim).
Sabda Nabi saw “Apabila salah seorang di antara kalian meminang seorang perempuan, kemudian dia mampu untuk melihat sesuatu yang dapat mendorong untuk menikahinya, maka lakukanlah” (riwayat Bukhari dan Muslim, dari Jabir).
Abu Ishaq Asy Syirazi dalam kitabnya Al Muhadzdzab menjelaskan, “Bagi wanita yang hendak menikah dengan seorang laki-laki diperbolehkan melihat kepadanya, karena pada laki-laki itu terdapat sesuatu yang menjadikan wanita tersebut tertarik, sebagaimana pada wanita terdapat sesuatu yang dapat menarik laki-laki".
Tidak Boleh Ada Paksaan dan Keterpaksaan
Disebutkan dalam Shahih Muslim, bahwa Rasulullah saw bersabda "Ayah harus meminta pendapat dan persetujuan gadisnya (yang akan dinikahkan)".
Kisah Umar bin Khathab menawarkan Hafshah kepada Abu Bakar, ternyata beliau tidak merespon. Namun apakah alasan diamnya Abu Bakar? “Ya Umar, sebenarnya tidak ada halangan bagiku untuk menerima tawaranmu, hanya saja aku pernah mendengar Rasul saw menyebut-nyebut putrimu. Aku tidak ingin membuka rahasia Rasulullah saw...” (riwayat Bukhari).
Al Hafizh Ibnu Hajar ketika menjelaskan hadits mengenai perempuan yang menawarkan dirinya kepada Nabi saw menjelaskan, “Dan wanita yang menginginkan menikah dengan laki-laki yang lebih tinggi kedudukannya dari dirinya tidak tercela sama sekali. Lebih-lebih jika terdapat tujuan yang benar dan maksud yang baik, seperti kelebihan agama laki-laki yang dipinangnya, atau karena ia cinta kepada laki-laki itu yang apabila didiamkan dikhawatirkan akan terjatuh ke dalam hal-hal yang terlarang”.
Tidak Boleh Ada Paksaan dan Keterpaksaan
Abdul Halim Muhammad Abu Syuqqahmenjelaskan, "Sesungguhnya cinta laki-laki kepadawanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalahperasaan yang manusiawi, yang bersumber dariasal fitrah yang diciptakan Allah dalam jiwamanusia, yaitu kecenderungan kepada lawan jenisketika telah mencapai kematangan pikiran danfisik. Kecenderungan ini beserta hal-hal yang mengikutinya berupa cinta pada dasarnyabukanlah sesuatu yang kotor, karena kekotorandan kesucian itu tergantung pada bingkai tempatbertolaknya".
"Ada bingkai yang suci dan halal, dan ada bingkaiyang kotor dan haram. Cinta itu adalah perasaanyang baik dengan kebaikan tujuannya, jikatujuannya adalah menikah. Artinya, yang satumenjadikan yang lainnya sebagai teman hidup, jika demikian maka alangkah bagus tujuan ini".
Meminimalisir Subyektivitas
Kriteria ideal yang kamu inginkan adalah subyektif
Syura dengan orang-orang shalih adalah cara untuk mempersempit ruang
subyektivitas
Istikharah
Kriteria bisa kamu
buat sebanyak
kamu mau
Mintalah petunjuk
Allah dengan doa
dan shalat
istikharah
Khitbah
Khitbah atau meminang adalah permintaan seseorang kepada pihak lainnya untk menjadi isteri atau suaminya
Khitbah melalui wali wanita
Khitbah dengan menyampaikan langsung kepada wanita janda
Wanita mengkhitbah lelaki
Khitbah dengan sindiran di masa iddah
Aqad Nikah
Setelah khitbah, segera ditindaklanjuti dengan aqad nikah
Jarak antara khitbah dengan aqad nikah jangan terlalu lama
"Tidak ada nikah kecuali dengan adanya wali dan dua orang saksi yang adil" (riwayat Baihaqi).
“Dan berikanlah mahar kepada perempuan-perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan” (An Nisa : 4).
Walimah
Walimatul Ursy adalah resepsi pernikahan yang sekaligussebagai sarana mengumumkan adanya pernikahantersebut kepada khalayak
Mengenai waktu pelaksanaannya, Imam An Nawawidalam Nailul Authar menjelaskan, "Para ulama berselisihpendapat tentang hal ini. Al Qadhi Iyadh meriwayatkanbahwa yang paling benar adalah pendapat Imam Malikbahwa disunnahkan walimah ketika kedua pengantinsudah bercampur. Sementara ulama yang lain berpendapat bahwa walimah dilaksanakan pada saatakad nikah, dan menurut Ibnu Jundub walimahdilaksanakan pada saat akad nikah dan setelahbercampur".
Di antara tuntunan yang hendaknya diperhatikan dalamacara mengadakan walimah adalah tidak boleh adaunsur kemaksiyatan di dalamnya. Walimah merupakansalah satu rangkaian ibadah dalam pernikahan, sehinggaharus dibersihkan dari anasir kemaksiyatan dalamsusunan acara, penampilan pengantin, dekorasi danperhiasan, penataan tamu, maupun dalam hidangannya.
Nikmati Kebersamaan Hingga Usia Senja…..
Semoga !
Semoga Allah berikan jodoh yang baik
untuk kehidupan dunia dan akhiratmu.
Baik untuk dirimu, keluargamu dan
masyarakatmu. Baik untuk anak-anakmu.
Selamat
menempuh
hidup baru……
Cahyadi Takariawan
HP : +62813 9202 2222
PIN BB : 2A3BCFF4
Email : [email protected]
Twitter : @PakCah
Blog : www.cahyadi-takariawan.web.id
Blog : www.wonderful-family.web.id
Blog : www.kompasiana.com/PakCah
Facebook : Cahyadi Takariawan(fanspage)