kuliah formulasi dasar 2

22
CREAMORES Defenisi : Krim adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, terlarut atau terdispersi didalam bahan dasar krim mengandung tidak kurang dari 60 % air dan dimaksudkan untuk obat luar.

Upload: cholid-maradanger

Post on 11-Aug-2015

201 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kuliah formulasi dasar 2

CREAMORESDefenisi :Krim adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, terlarut atau terdispersi didalam bahan dasar krim mengandung tidak kurang dari 60 % air dan dimaksudkan untuk obat luar.

Page 2: Kuliah formulasi dasar 2

Tipe krim ada dua :

• Tipe minyak dalam air (M/A)• Tipe air dalam minyak (A/M)

Tipe krim M/A merupakan krim yang fase luarnya air, jadi mudah dicuci dengan air dan tidak lengket atau meninggalkan noda pada pakaian.Tipe krim A/M merupakan krim dengan fase luarnya minyak, tidak mudah dicuci dengan air meninggalkan noda atau lengket pada pakaian serta tidak mudak mengering

Page 3: Kuliah formulasi dasar 2

• Contoh : Vanishing creamR/ Acidi Stearinici 15,0

Cera albi 2,0Vaseelini albi 8Trietanolamini 1,5Propilen glikol 8,0Aquades ad 100

Page 4: Kuliah formulasi dasar 2

• Sebagai stabilisator pada krim dapat ditambahkan anti oksidan dan pengawet.

• Pengawet yang paling umum adalah kombinasi nipagin 0,12 – 0,18% dan nipasol 0,02 – 0,05%.

• Untuk pembuatan krim dibutuhkan zat pengemulsi (emulgator).

Page 5: Kuliah formulasi dasar 2

Emulgator

• Tipe air dalam minyak (a/m)Zat pengemulsi yang biasa digunakan

– Span– Adeps lanae– Kolesterol– Cera– Sabun polivalen– Wool alkohol– Ester asam lemak dengan sorbitan– Garam asam lemak dengan logam bervalensi

dua.

Page 6: Kuliah formulasi dasar 2

• Tipe minyak dalam air (m/a).Zat pengemulsi yang biasa digunakan

– Tween– Natrium lauril sulfat– Emulgid– Pectin– Sabuin monofalen– Trietanolamin– Natrium stearat– Emulsifying wax BP– Lannette wax (campuran etil dan stearil alkohol

yang disulfonisasi)– Cetrimide emulsifying wax– Cetomacrogol emulsifying wax.

Page 7: Kuliah formulasi dasar 2

Sifat dasar krim yang ideal yaitu:• Tercampur dengan baik dengan bahan obat• Stabil dalam penyimpanan.• Mudah dicuci dengan air.• Mudah melepaskan bahan obat • Mudah diformulasikan• Reaksi netral• Tidak merangsan kulit.• Didalam sediaan secara fisik cukup halus dan

kental• Tidak menghambat proses penyembuhan

Page 8: Kuliah formulasi dasar 2

Pembuatan krim secara umum :

• Fase atau bagian lemaknya dilelehkan diatas water bath, fase atau bagian yang larut dalam air dicampur dengan air panas. Kedua bagian diatas dicampur dan digerus dalam lumpang panas sampai terbentuk basis kream.

• Fase lemak dan fase air dipanaskan perlahan-lahan sampai terbentuk larutan sabun, kemudian digerus dalam lumpang panas sampai terbentuk masa krim. Cara ini dilakukan untuk krim dengan kadar lemak tinggi.

Page 9: Kuliah formulasi dasar 2

• Zat yang larut dalam air ditambah 30% air. Fase lemak dilelehkan bersama-sama. Campura dan digerus sp terbentuk basis krim. Kemudian tambahkan sia air (panas) gerus homogen.

• Cara ini digunakan untuk krim dengan minyak tumbuh-tumbuhan.

Page 10: Kuliah formulasi dasar 2

Contoh Formula krim :

1. Krim dengan etanol amin stearat.Merupakan suatu sabun bereaksi basa lemah yang dibuat dengan 2,2 gram asam stearat dengan 1 gram TEA. Untuk pembuatan pengunaan asam stearat selalu berlebih banyak.

Contoh .Vanishing Cream R/ Acidi Stearinici 15,0 Cera albi 2,0 Vaseelini albi 8

Trietanolamini 1,5 Propilen glikol 8,0 Aquades ad 100

Page 11: Kuliah formulasi dasar 2

R/ Asam stearat 25 Adeps lanae 5 TEA 1,5 Gliserin 7

Aquades ad 100

Cara pembuatan :

Asam stearat dicampiur dengan adeps lanae lebur dipenangas air 60–70oC. TEA, Gliseri dan aquades dipanaskan 60–70oC. Kedua fase dicampur dalam keadaan sama-sama panas dan diaduk. Terbentuk krim tipe M/A.

• Krim dengan emulgator sabun ( Sabun stearat) rusak dengan adanya asam atau zat yang bereaksi asam.

Page 12: Kuliah formulasi dasar 2

2. Krim dengan emulgid.Contoh .R/ Emulgid 15 Ol. Sesami 15 Aquades 70

Pembuatan. Emulgid dan oleum sesami dilebur

dan dicampur dengan air panas, dan diaduk sampai terbentuk basis krim. Akan didapt krim tipe M/A.

Page 13: Kuliah formulasi dasar 2

Basis krim tipe A/M

R/ Air suling 34,6% Boraks 1,% Metil paraben 0,25% Serpihan malan tawon sintetis 13 % Minyak mineral ringan 50 % Gliseril monostearat 1% Propil paraben 0,15%

Pembuatan :Fase minyak terdiri dari Serpihan malan tawon (Cera), minyak mineral dipanaskan diatsa Waterbath. Fase air terdiri dari Boraks, metil, propil paraben dan glicerol lebur diatas Waterbath masukan ke dalam lumpang + fase minyak gerus sampai terbentuk basis cream.

Page 14: Kuliah formulasi dasar 2

G E L

• Gel merupakan sistim dua komponen yang berbentuk setengah padat yang banyak mengandung air (80% sampai 90%).

• Pada gel yang bersifat polar (hidrogel) yang berasal dari polimer alam atau sintetis

• dalam konsentrasi rendah (dibawah 20%) membentuk matrik 3 dimensi pada keseluruham masa hidrofilik. Karena itu zat pembentuk gel tidak larut sempurna membentuk agregat yang dapat membiaskan cahaya. Sistim ini bersifat jernih atau keruh

Page 15: Kuliah formulasi dasar 2

• Penampilan gel adalah transaparan atau berbentuk suspensi partikel koloid yang terdispersi dimana dengan pelarut yang banyak akan membentuk gel koloid yang mempunyai struktur 3 dimensi.

• Terbentuknya gel 3 dimensi disebabkan adanya cairan yang terperangkap, sehingga molekul pelarut tidak dapat bergerak

Page 16: Kuliah formulasi dasar 2

Sifat gel :1.Gel dapat mengembang karena

komponen pembentuk gel dapat mengabsorbsi larutan yang mengakibatkan terjadinya pertambahan volume.

2.Pelarut akan terpenetrasi diantara matrik gel dan terjadi interaksi antara pelarut dengan gel.

Page 17: Kuliah formulasi dasar 2

3. Sineresis yaitu suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam masa gel. Cairan yang terjerat akan berada diatas gel.

4. Pada waktu pembentukan gel terjadi tekanan yang elastis sehingga terbentuk masa gel yang tegar. Mekanisme terjadinya sineresis berhubungan dengan fase relaksasi akibat adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya gel. Adanya perubahan pada ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antara matrik akan berubah sehingga memungkinkan cairan menuju permukaan.

5. Bentuk struktur gel resisten terhadap perubahan atau deformasi dan mempunyai aliran viskoelastis.

Page 18: Kuliah formulasi dasar 2

• Sifat pelarut pada gel : pelarut yang bergerak bebas, pelarut yang terikat akibat adanya ikatan hidrogen dan pelarut yang terperangkap di dalam jaringan struktur gel.

Page 19: Kuliah formulasi dasar 2

Bahan pembentuk Hidrogel dan konsentrasi yang lazim digunakan

Bahan pembentuk Hidrogel Konsentrasi (%)

Silisiumdioksida terdispersi tinggi (Aerosil)BentonitMetilselulosaEtilselulosaHidroksietilselulosaEtilhidroksietilselulosaNatriumkarboksimetilselulosaNatrium karboksimetilalmilopektinNatriumalginatTragakanPolivinilalkoholPolivinilpirolidon

15 sampai 2015 sampai 20 5 sampai 105 sampai 1010 sampai 5

10 sampai 156 sampai 122 sampai 52 sampai 62 sampai 5

12 sampai 1510 sampai 15

Page 20: Kuliah formulasi dasar 2

• R/Difenhidramin HCl 1%• mf gel cum carbomer 20• sue

• Difen 0,2 g

Page 21: Kuliah formulasi dasar 2
Page 22: Kuliah formulasi dasar 2