kuda laut

9
Mata Kuliah Biologi Perilaku BI3201 (Praktikum) Perilaku Reproduksi Kuda Laut (Hippocampus spp ) Disusun oleh: Lailatul Badriyah 10607029 (Kelompok 9) PROGRAM STUDI BIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI

Upload: riyadi-aja

Post on 26-Jul-2015

131 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: kuda laut

Mata Kuliah Biologi Perilaku BI3201

(Praktikum)

Perilaku Reproduksi Kuda Laut (Hippocampus spp )

Disusun oleh:

Lailatul Badriyah 10607029

(Kelompok 9)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2010

Page 2: kuda laut

Pendahuluan

Makhluk hidup dapat menjaga kelanjutan generasinya melalui sistem reproduksi yang

berfungsi secara sempurna. Selain memiliki sistemreproduksi, hewan juga memiliki naluri

khusus yang membuat proses produksi menjadi suatu hal yang penting dan menarik untuk

dilakukan. Salah satu hewan yang memiliki proses reproduksi yang cukup menarik adalah

kuda laut (Campbell, 20008).

Kuda laut termasuk ke dalam jenis ikan yang memiliki struktur dan penampilan

khusus (berbeda dengan jenis ikan lannya). Kepala kuda laut berbentuk segitiga menyerupai

kuda, mulutnya panjang dan runcing membentuk sudut 90˚ dari badannya, ekornya panjang

merincing di bagian ujung. Ekornya berfungsi untuk mengaitkan tubuhnya pada suatu

substrat seperti rumpul laut, terumbu karang, atau benda-benda lain yang ada di lingkungan.

Ukuran kuda laut berkisar antara 1,5 inci hingga 14 inci. Bagian tubuh kuda laut tertutup oleh

keping tulang yang berlapis-lapis menyerupai perisai. Jenis kelamin kuda laut dapat

dibedakan dari dua hal, yaitu ukuran tubuh dan kantung telur. Ukuran kuda laut jantan lebih

besar daripada betina. Selain itu, kuda laut jantan memiliki kantung telur di bagian bawah

perut. Fungsi kantung telur itu adalah untuk mengasuh anak-anaknya. Hingga saat ini

terdapat 25 spesies kuda laut yang tersebar merata di seluruh dunia (DKP, 2004).

Gambar 1. Kuda laut dan taksonominya

(Saanin, 1988)

Kuda laut terdapat di daerah tropis maupun subtropis dengan perairan dangkal yang

banyak terdapat padang lamun, karang, rumput laut, dan mangrove. Sebagian besar kuda laut

berada pada kedalaman kurang dari 20 meter. Ada beberapa spesies yang mampu hidup di

estuarine dengan salinitas yang fluktuatif dan biasanya akan mati jika ada banjir air tawar.

Kuda laut bergerak dengan sirip dorsal, sedangkan sirip pestoralnya (dada) digunakan sebagai

Taksonomi

Filum : ChordataKelas : PiscesOrdo : GasterosteiformesFamili : SyngnathidaeGenus : HippocampusSpesies : Hippocampus spp

Page 3: kuda laut

keseimbangan. Kuda laut memiliki kemampuan untuk menyerupai warna lingkungannya

dalam beberapa menit (DKP, 2004).

Reproduksi Kuda Laut

Proses reproduksi kuda laut dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan, antara lain :

Musim Kawin

Sebagian besar kuda laut memiliki musim kawin sepanjang tahun. Biasanya mereka

kawin pada pagi atau sore hari. Ada beberapa spesies yang memiliki musim kawin antara

bulan Agustus hingga Oktober. Ada pula spesies yang musim kawinnya pada saat bulan

purnama (DKP, 2004).

Ritual Khusus Sebelum Perkawinan

Pada musim kawin, kuda laut jantan dengan kantung telur yang kosong siap

melakukan pemijahan. Biasanya kuda laut akan mencari tempat di dekat rerumputan untuk

melakukan perkawinan. Pasangan kuda laut akan saling menahan satu sama lain dengan

ekornya sehingga membentuk suatu formasi seperti huruf V. Kemudian mereka menari dan

saling mengelilingi satu sama lain selama beberapa menit, bahkan dapat mencapai beberapa

jam. Ritual ini sangat penting bagi jantan untuk menjaga agar betina tetap fokus padanya.

Perhatian kuda laut betina mudah teralihkan oleh jantan yang lain ataupun oleh makanan.

Pada saat menari tersebut, kuda laut menawarkan kantung telurnya kepada betina secara

berulang-ulang. Gerakan yang berulang-ulang dan adanya arus air menginduksi kantung telur

kuda laut jantan untuk terbuka (Effendi, 2002).

Gambar 2. Pasangan kuda laut menuju Gambar 3. Ritual menari

rerumputan

(Anonim, 2000)

Perkawinan

Page 4: kuda laut

Apabila kuda laut betina tertarik pada jantan, maka ia akan mendarat dengan perutnya

pada kantung telur jantan. Proses pemijahan diawali dengan masuknya sirip dubur betina ke

dalam kantung telur jantan. Setelah masuk ke kantung telur, betina mulai mengeluarkan sel

telurnya. Adanya sel telur ini menginduksi jantan mengeluarkan sperma. Saat proses ini

berlangsung, jantan menggoyang-goyangkan kantung telurnya agar telur terdistribusi secara

merata. Setelah beberapa saat, keduanya berpisah dan jantan menuju ke daerah rerumputan

untuk memberikan kenyamanan kepada telur-telurnya. Setelah telur-telur tersebut menetas,

larva dan dan anaknya diasuh dalam kantung jantan sampai dianggap kuat dan keluar dari

kantung (Effendi, 2002).

Gambar 4. Kuda laut betina memasukkan sirip dubur ke kantung telur jantan

(Anonim, 2000)

Di laboratorium, kuda laut jantan dan betina yang disatukan dalam satu tempat dapat

melakukan perkawinan berulang kali, bahkan sepanjang hari. Sedangkan di alam hal ini

jarang terjadi. Setelah perkawinan selesai, kuda laut betina dapat langsung kawin dengan

jantan yang lain, sedangkan kuda laut jantan merawat anak-anaknya dan baru dapat kawin

lagi setelah semua anaknya dilahirkan. Jika pasangan kawinnya mati, kuda laut dapat mencari

pasangan yang lain. Namun biasanya setelah beberapa hari, kuda laut tersebut juga ikut mati.

Jika tidak ada pasangan yang sesuai dari spesies yang sama, maka kuda laut dapat memilih

dari spesies yang lain (Effendi, 2002).

Kelahiran

Kuda laut jantan mengalami kehamilan selama 2-3 minggu. Dalam sekali fertilisasi

bisa terdapat sekitar 50-1500 anak kuda laut yang berkembang di dalam kantung telur jantan.

Di dalam kantung telur jantan terdapat pembuluh kapiler yang berfungsi memberikan nutrisi

dan oksigen kepada anak-anak kuda laut. Pada saat jantan siap melahirkan, kantung telurnya

Page 5: kuda laut

memanjang dan berbentuk seperti elips. Kemudian terjadi tegangann otot dan kantung telur

mulai bergerak ke depan dan ke belakang, batu kemudian anak kuda laut lahir (Effendi,

2002).

Bayi-bayi tersebut tidak keluar secara langsung, namun dibutuhkan waktu beberapa

jam, bahkan beberapa hari hingga semua bayi dalankantung telur dikeluarkan. Setelah

melahirkan ada beberapa kuda laut jantan yang mengalami kematian akibat adanya

pembusukan sisa bayi yang tidak berhasil dikeluarkan (mati) di dalam kantung. Bayi-bayi ini

sudah lebih dulu mati karena terlalu lama menunggu antrian untuk keluar. Bangkainya tentu

saja mengundang infeksi bakteri yang dapat membuat kuda laut jantan meninggal. Untuk

kuda laut jantan yang berhasil hidup, kantung telurnya akan kembali ke ukuran semula

setelah melahirkan dan kemudian siap untuk kawin kembali (Effendi, 2002).

Gambar 5. Kuda laut jantan setelah melahirkan anak-anaknya

(Anonim, 2000)

Ukuran bayi-nayi kuda laut yang baru lahir sekitar beberapa milimeter dan bantuknya

sudah menyerupai kula laut dewasa. Mereka akan segera menjelajah lingkungan hidupnya

begitu keluar dari kantung telur. Setelah 4 bulan, ukurannya akan bertambah menjadi 2.5

inchi. Pertumbuhannya ini sangat dipengaruhi oleh kemampuannya mencari makan (Effendi,

2002).

Penutup

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kuda laut merupakan hewan

yang melakukan poligami (kawin dengan pasangan yang berganti-ganti). Musim kawinnya

bergantung pada jenis spesies dan keadaan lingkungan, yaitu alami atau kondisi buatan

(laboratorium). Kuda laut jantan lebih aktif menarik perhatian betina dengan ritual menari

dan mengelilingi satu sama lain. Betina yang tertarik akan memasukkan sirip duburnya ke

Page 6: kuda laut

kantung telur dan menyemprotkan sel telurnya yang kemudian akan segera dibuahi sperma

jantan. Kuda laut betina dapat segera kawin dengan jantan lain begitu menyelesaikan suatu

ritual perkawinan, sedangkan kuda laut jantan harus menunggu semua anakya keluar dari

kantung telur sebelum kawin kembali. Kuda laut jantan menjaga dan merawat anak-anaknya

di dalam kantung telur hingga siap dilahirkan. Setelah dikeluarkan, anak kuda laut harus aktif

sendiri untuk menjelajah lingkungan dan belajar berbagai macam hal, termasuk mencari

makan sendiri. Hal ini sangat menentukan kemampuan hidupnya di lingkungan (tingkat

survival) (Effendi, 2002).

Daftar Pustaka

Anonim. 2000. Reproduction in The Sea Horse. Diakses melalui :

http://www.bio.davidson.edu/Courses/anphys/2000/Cook/Reproduction.htm. Tanggal akses

: 15 Februari 2010.

DKP. 2004. Pembenihan Kuda Laut. Diakses melalui : http://www.dkp.go.id/content.php?c:1301.

Tanggal akses : 15 Februari 2010.

Effendi, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusantara.

Saanin, H. 1988. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1. IKAPI : Penerbit Binacipta.