kualitas dan akurasi hadis-hadis yang disampaikan...
TRANSCRIPT
KUALITAS DAN AKURASI HADIS-HADIS YANG
DISAMPAIKAN KHATIB JUM’AT DAN PENCERAMAH
DI KABUPATEN BOGOR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh :
Aini Indah Dwi Cahyani
NIM: 1113034000172
PROGRAM STUDI ILMU QURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
Nama
NIM
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
:Aini lndah D宙 Cahyani
:1113034000172
Program Studi : Ilmu Qur'an dan Tafsir
Judu Skripsi : Kualitas dan Akurasi fladis-Iladis yang disampaikan Khatib
Jum'at dan Penceramah di Kabupaten Bogor
Dengan ini peneliti menyaatakan bahwa:
1. Siaipsi ini adalah hasi! karya peneliti sendiri yang merupakan hasil
penelitian, pengolahan, dan analisis sendiri serta bukan merupakan
plagiarisme mauPun replikasi dan hasil penelitian atau karya orang lain.
2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan karya ini telah peneliti
cantumkan sesuai ketenttian yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil peneliti sendiri
atau hasil plagiarisme dari karya orang lain, maka ppeneliti besedia
menerima kanksi yang berlaku di uN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian surat pernyataan ini dibua! dengan segala akibat yang timbul
dikemudian hari menjadi tanggung jawab peneliti.
Ciputat, 24 M.ei
NI卜I:1113034000172
iv
ABSTRAK
Aini Indah Dwi Cahyani
KUALITAS DAN AKURASI HADIS-HADIS YANG DISAMPAIKAN
KHATIB JUM’AT DAN PENCERAMAH DI KABUPATEN BOGOR
Selama ini, hadis menjadi rujukan teologis untuk memperkuat perilaku
keagamaan. Tidak jarang hadis dijadikan motivasi untuk menumbuhkan semangat
keagamaan. Dari sana muncul hadis-hadis yang begitu akrab di telinga umat Islam
karena sering disampaikan, namun hadis-hadis yang disampaikan khatib Jum’at
dan penceramah sering kali menutup kepedulian kita untuk bersikap lebih kritis
terhadap status kualitas hadis.
Mengenai fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini, adanya khatib
dan penceramah yang melakukan kekeliruan dalam mengutip hadis tanpa meneliti
dan mengecek terlebih dahulu kesahihannya Akibatnya, banyak hadis-hadis daif
(lemah) dan mauḍu’ (palsu) terdapat dalam khutbah-khutbah Jum’at dan
pengajian di majelis ta’lim yang dikemudian hari semakin menyebar di
masyarakat.
Penelitian ini mencoba menelaah secara kritis hadis-hadis yang disampaikan
oleh khatib dan penceramah kepada masyarakat untuk melihat sejauh mana
kualitas hadis tersebut. Penulis menggunakan metode campuran dalam proses
penelitian, yakni metode penelitian kepustakaan (library research) dan
penelitian lapangan (field research). Penelitian ini menggunakan metode takhrîj
dan analisis sanad Dr. Maḥmūd Ṭaḥḥān.
Kesimpulan dari penelitian ini, penyebaran hadis-hadis melalui khutbah
Jum’at dan pengajian majelis ta’lim di Kabupaten Bogor khususnya Kecamatan
Bojong Gede mayoritas berkualitas sahih dan akurat, akan tetapi penyampaian
hadis-hadis daif kepada masyarakat pun masih ada, bahkan peneliti menemui
adanya perkataan ulama yang disandang sebagai hadis Nabi Saw.
Kata kunci: hadis, khatib Jum’at, dan penceramah.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah
Swt yang telah memberikan kesempatan bagi hamba-Nya untuk memperbaiki diri
dan senantiasa memberikan banyak nikmat kepada peneliti sehingga dapat
menyelesaikan tugas akhir. Shalawat dan salam atas teladan umat Muhammad
Saw yang telah memberikan contoh konkrit kehidupan yang mengantarkan
kebahagiaan duni akhirat dalam bimbingan Islam.
Skripsi tentang ‘’Kualitas dan Akurasi Hadis-Hadis yang Disampaikan
Khatib Jum’at dan Peceramah di Kabupaten Bogor” ini merupakan salah satu
tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan memperoleh gelar sarjana Strata Satu
(S-1) pada fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti telah mengerahkan segala kemampuan
sehingga selesailah penulisan ini.
Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan trimakasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Pihak-pihak yang
berjasa tersebut di antaranya adalah:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Bapak Prof. Masri Mansoer, MA., selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin yang membawa Fakultas Ushuluddin menjadi Fakultas yang
terbaik.
vi
2. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA., selaku ketua Program Studi Ilmu Qur’an
dan Tafsir., Ibnu Dra. Banun Bianingrum, M. Pd., selaku sekretaris Program
Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, serta Bapak M. Najib Tsauri, S. Th.I, dan
Ibu Hani Hilyati Ubaidah, S. Th. I yang turut membantu dalam pengelolaan
program studi.
3. Bapak Rifqi Muhammad Fatkhi, M.A., selaku Dosen Pembimbing dalam
skripsi ini, penulis mengucapkan ribuan terima kasih karena telah
meluangkan waktu, mengarahkan, dan memberikan masukan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Harun Rasyid, M.Ag selaku pengiji pertama dan bapak Dr.
Abdul Hakim Wahid, M.A selaku penguji ke dua, penulis mengucapkan
ribuan terimakasih atas kesediaan meluangkan waktunya dalam memberi
arahan dan motivasi mengerjakan revisian skipsi ini.
5 Segenap dosen Progran Studi Ilmu Qur’an dan Tafsir, penulis mengucapkan
terima kasih karena telah sabar dan ikhlas mendidik serta banyak
memberikan berbagai macam ilmu kepada penulis. Semoga ilmu yang
penulis dapatkan bermanfaat dan menjadi amal jariah.
6. Pustakawan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat dan pustakawan perpustakaan
utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pinjaman
buku-buku sebagai acuan peneliti dalam meyusun skripsi.
7. Kepada orang tua peneliti, Bapak Sugianto dan Ibu Siti Roqoyyah, yang
telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan penuh baik
berupa moril dan materil dan doa, sehingga peneliti dapat melanjutkan
vii
pendidikan kejenjang perkuliahan sampai lulus. Kepada adik-adik peneliti
Itmam Kharis dan dek Arina Amirotussa’adah yang menjadi penyemangat
peneliti dalam menyelesaikan tugas.
8. Terima kasih kepada kawan-kawan yang senantiasa memotivasi dan
menemani dalam pengerjaan skripsi peneliti, baik kawan-kawan di Pondok
Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, sahabat-sahabat kosan Dewi Apilia
Ningrum, Mbak Chuzaemah, Lintang Vertikal, Arimah, Azka, Rethsa Ayu,
dan Humairah. Sahabat pondok Ummul Qura al- Islami, yakni Atina
Rachmawati, Ines, Fitria Wulandari, Ayha, Obi.
9. Seluruh teman-teman jurusan Ilmu Qur’an dan Tafsir angkatan 2013 yang
telah berjuang bersama-sama dan memberikan motovasi peneliti dalam
mengerjakan skripsi.
10. Dan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada suluruh pihak yang telah
membantu proses penyelesaian skripsi ini, yang tidak bisa peneliti sebutkan
satu persatu.
Selanjutnya, peneliti menyadari bahwa keilmuan dan wawasan peneliti
masih sedikit, sehingga penelitian ini pastilah ada kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Namun, peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang ada untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, peneliti
meminta saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan
tulisan ini.
viii
Akhirnya, peneliti berharap tulisan ini dapat bermanfaat dan memberikan
motivasi kepada para pembaca, sehingga dapat terdorong untuk senantiasa
mengamalkan sunnah Nabi Saw.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Ciputat, 09 Juli 2018
Aini Indah Dwi Cahyani
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ........................................................ iii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 4
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................... 5
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan ....................................................... 6
E. Metodologi Penelitian .................................................................... 7
F. Studi Terdahulu yang Relevan ....................................................... 13
G. Sistematika Penulisan .................................................................... 15
BAB II KRITERIA KESAHIHAN HADIS ................................................. 17
A. Bersambungnya Sanad .................................................................. 21
B. Periwayatan Bersifat ‘Adil ............................................................ 23
C. Periwayat Bersifat Ḍabiṭ ............................................................. 24
D. Terhindar dari Syaz........................................................................ 25
E. Terhindar dari Illat ........................................................................ 25
BAB III KUALITAS DAN KUANTITAS ................................................... 27
A. Teks Asli Hadis .............................................................................. 27
x
B. Takhrīj Hadis .................................................................................. 35
C. Akurasi Hadis ................................................................................. 86
D. Kualitas Hadis ................................................................................ 88
E. Kritik Sanad Hadis Daif ................................................................. 90
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 114
A. Kesimpulan .................................................................................... 114
B. Saran ............................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 117
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 122
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian tentang hadis dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya itu tidak
mengenal habis dan lelah untuk dibahas. Kajian tersebut bermula pada Nabi
Muhammad Saw yang dijadikan sebagai panutan Islam kemudian ditiru segala
aspek kehidupannya, baik tutur katanya, tingkah lakunya, maupun cita-citanya
menjadikan seluruh masyarakat bersatu padu untuk merekam jejak beliau sebagai
inspirasi kehidupan. Hadis Nabi Saw. merupakan salah satu hal terpenting untuk
memahami ajaran Islam sebagai sumber Islam kedua setelah al-Qur‟an, sehingga,
ayat-ayat al-Qur‟an yang mujmal (bersifat universal) dapat diketahui maknanya
secara rinci dengan keberadaan hadis1.
Rasulullah Saw. bersabda:
1 QS. Al-Baqarah: 43 terdapat perintah untuk melaksanakan shalat.
„‟Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk”.
Lihat: Ust. H. Endang Hendra, Lc, dkk., Al-Qur’an Qordoba (Bandung: Cordoba, 2016), h. 7.
Namun dalam ayat tersebut, tidak dijelaskan bagaimana teknis dan tata cara pelaksanaannya. oleh
karena itu dalam hadis riwayat Bukhārī. Rasulullah Saw. bersabda:
„‟Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat ku shalat”.
Sebagaimana contoh di atas hadis memainkan peranannya dalam merinci dan menjelaskan
ayat-ayat al-Qur‟an. Dengan begitu, al-Qur‟an dan hadis laksana dua sisi mata uang yang tidak
dapat dipisahkan, bahkan saling melengkapi satu sama lain. Lihat: Tim Rasionalika, Pedoman
Sekolah Takhrij Hadis (Ciputat: Rasionalika, 2017), h. 1.
2
Telah menceritakan kepada kami Musa, telah berkata kepada kami Abū
ʻ Awānah dari Abī Ḥaṣ īn dari Abī Ṣ āliḥ dari Abī Hurairah ia berkata, dari Nabi
shallallahu ʿ alaihi wasallam bersabda: ‘’Berikanlah nama dengan namaku dan
jangan dengan julukanku, karena barangsiapa melihatku dalam mimpi sungguh
dia benar-benar telah melihatku, karena setan tidak sanggup menyerupai
bentukku. Dan barang siapa yang berdusta terhadapku, maka hendaklah ia
persiapkan tempat duduknya dalam neraka". (HR. Bukhārī)2
Berangkat dari hadis ini, banyak ahli hadis terdorong untuk membuat kitab -
kitab yang mengkaji hadis sebagai nasihat dan peringatan kepada kita agar tidak
terjatuh dalam berdusta kepada Nabi Saw. ketika menceritakannya maupun
mengamalkannya. Salah satu ahli hadis tersebut adalah Syams al-Dīn Abū al-
Khair Muḥ ammad ibn „Abd al-Raḥ mān ibn Muḥ ammad al-Sakhāwī (w. 902 H)
yang menamai bukunya Maqāṣid al-Ḥasanah fī Bayān Katsīr min al-Aḥ ādīts
al-Musytaharah ʿ alā al-Alsinati.
Adapun yang melatar belakangi al-Sakhāwī menulis buku ini adalah
banyaknya hadis-hadis daif yang populer, hadis-hadis yang dikira sahih padahal
tidak jelas asal-usulnya tersebar di kalangan ulama di berbagai negeri. Fakta ini
2 Ibn Ḥajār al–Asqalānī, Fatḥ al-Bārī (Jakarta: Pustaka Azam, 2009), nomor hadis: 104,
j. 28, h. 144.
3
mendorong al-Sakhāwī untuk mengumpulkannya dan menjelaskan status dan
kedudukannya menurut ilmu hadis.3
Tidak bisa dipungkiri bahwa saya pun pernah mendengar adanya hadis
daif yang disampaikan oleh penceramah ketika saya menghadiri pengajian di masjid
Nurul Hidayah pada Juni tahun 2017, yakni salah satu masjid di Kecamatan Bojong
Gede, Bogor. Hadis tersebut adalah:
‘’Cinta tanah air adalah sebagian dari iman4".
Dari pengalaman tersebut, terbukti bahwa ada hadis-hadis daif di tengah
masyarakat yang boleh jadi hal tersebut tidak hanya terjadi di masjid Nurul
Hidayah saja, tetapi kerap terjadi di masjid-masjid sekitarnya.
Mengenai fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini, ada khatib dan
penceramah yang melakukan kekeliruan dalam mengutip hadis tanpa meneliti
dan mengecek terlebih dahulu kesahihannya. Ada pula seorang sastrawan yang
mengambilnya kemudian menulisnya di beberapa karangan atau bukunya, ia
3 Syam al-Dīn Abī al-Khair Muḥ ammad ibn ʻ Abd al-Raḥ mān al-Sakhāwī, Maqāṣid
al-Ḥasanah fī Bayān Katsīr min al-Aḥ ādīts al-Musytaharah ʿ alā al-Alsinati, cet. 1 (Beirut, Dār
al-Kutub al-‟Ilmiyah, 1399/1979), h. 4. 4Imām al-„Ajlunī, Kasyf al-Khafā’ wa Muzīl al-Ilbās ‘Amma Isytahara min al-Aḥ ādits ‘alā
Alsinati al-Nās (Damaskus: Maktabah al-Quds, 1351), j. 1, h. 350. Lihat juga Muhammad Fuad
Syakir, Bukan Sabda Nabi (Solo: Aqwam Jembatan Ilmu, 2010), h. 162, bahwa al-Sakhāwī dalam
kitabnya Maqāṣid al-Ḥasanah fī Bayān Katsīr min al-Aḥ ādīts al-Musytaharah ʿ alā al-Alsinati,
h. 297, bahwasannya ia mengatakan, saya tidak menemukannya, bukan hadis”. Diriwayatkan dari
Aṣ maʻ ī, „‟Saya mendengar seorang Badui berkata, „‟Bila kau ingin mengenal seseorang,
perhatikanlah seperti apa ia merindukan tanah airnya, rindu pada saudara-saudaranya, dan
menangisi masa-masa yang telah berlalu.” Lihat juga Jurnal Refleksi vol. VII, no. 3, 2005, h. 258
Imām al-Suyuṭ ī misalnya, ketika mengometari hadis itu, beliau lam aqif ‘alaihi berkata, (saya
tidak menemukannya). Ungkapan al-Suyuṭ ī dan al-Sakhawī lam aqif ‘alaihi itu adalah istilah lain
utuk hadis mauḍ ūʿ (palsu). Imām Ḥasan ibn Muḥ ammad al-Ṣ aghanī, pengarang kitab al-
Masyarīq, seperti dinukil oleh Imām al-Ajlunī, juga menegaskan bahwa hadis tersebut mauḍ u.
Begitu pula Imām Seikh Muḥ ammad Darwisy al-Hūt. Karenanya kepalsuan hadis tersebut
tampaknya tidak perlu dipermasalahkan lagi.
4
tidak peduli pada keabsahan penisbatannya kepada Nabi Saw.5 Begitu juga
hadis-hadis yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa mengetahui
kualitas hadis tersebut, bahwa hadis itu benar hadis dari Nabi Saw. atau palsu.
Hal ini disebabkan sikap kehati-hatian dan pembuktian tentang kebenaran
suatu hadis kurang diperhatikan oleh sebagian kalangan khatib, penceramah,
atau ustadz sebagai penyampai pesan agama Islam. Akibatnya, banyak hadis-
hadis daif (lemah) dan mauḍ ū’ (palsu) terdapat dalam khutbah-khutbah Jum‟at
dan pengajian di majelis ta‟lim yang di kemudian hari semakin menyebar di
masyarakat. Hadis-hadis yang digunakan tersebut perlu dikaji lebih lanjut untuk
mengetahui kualitas hadis. Kualitas hadis sangat perlu diketahui guna
mengetahui apakah dapat diterima (maqbūl) atau ditolak (mardūd)?6
Mengingat bahwa hadis sebagai sumber ajaran Islam setelah al-Qur‟an dan
semakin banyak hadis-hadis palsu yang tersebar, maka penelitian terhadap
hadis menjadi sangat penting. Tanpa dilakukan penelitian, maka hadis Nabi
Saw. akan tercampur dengan yang bukan hadis dan ajaran Islam akan dipenuhi
oleh berbagai hal yang menyesatkan umat.7
B. Identifikasi Masalah8
Berdasarkan latar belakang di atas, saya menemukan beberapa masalah
yang diidentifikasikan dalam penelitian ini, yakni:
5 Muhammad Fuad Syakir, Bukan Sabda Nabi! Ungkapan Populer yang Sering Dianggap
Sabda Nabi Saw. Padahal Bukan (Solo: PT. Aqwam Media Profetika, 2010), h. 23. 6 Refleksi (Jurnal Kajian Agama dan Filsafat), h. 110
7 Ali Mustafa Yaqub, Kritik Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), h. 82
8 Identifikasi masalah adalah mencari masalah yang paling relevan dan menarik untuk
diteliti, serta berupaya untuk mengurai maknanya lebih spesifik. Lihat: Suryana, Metodologi
Penelitian: Model Praktis Kuantitatif dan Kualitatif (Bandung: Pendidikan Indonesia Press,
2010), h. 22.
5
1. Apakah ada pengaruh kualitas hadis terhadap masyarakat?
2. Bagaimana praktek keagamaan masyarakat Islam di Kecamatan Bojong Gede
Kabupaten Bogor saat ini?
3. Apakah penceramah dalam menyampaikan ceramahnya menggunakan
pemahaman hadis berdasarkan pendapat ahli hadis atau atas dasar pemahaman
sendiri?
4. Bagaimana pemahaman masyarakat setempat terhadap hadis-hadis yang
populer di khutbah Jum‟at dan majelis ta‟lim?
5. Bagaimana masyarakat Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor dapat
mengetahui keotentikan suatu hadis?
6. Bagaimana kualifikasi khatib dan penceramah dalam menyampaikan pesan
agama?
7. Adanya khatib dan penceramah yang tidak mengetahui kualitas hadis, apakah
disebabkan dari sumber data atau disebabkan dari kurangnya pengetahuan?
8. Bagaimana hadis-hadis yang disampaikan khatib Jum‟at dan penceramah
pada pengajian majelis ta‟lim di masyarakat Kecamatan Bojong Gede
Kabupaten Bogor?
C. Batasan dan Rumusan Masalah9
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka saya mengambil poin 8
untuk dijadikan rumusan masalah, yaitu „‟Bagaimana hadis-hadis yang
disampaikan khatib Jum‟at dan penceramah pada pengajian majelis ta‟lim di
9 Rumusan masalah merupakan tema sentral masalah atas problem isu sebagai gambaran
ringkas secara kondisional dan situasional fenomena yang dihadapi sehingga menggugah untuk
dilakukan penelitian. Lihat: Ardianto Elvinaro, Metodologi Penelitian (Bandung: Rekatama
Media, 2011), h. 17.
6
masyarakat Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor? Karena sebagaimana saya
sebutkan di latar belakang, bahwasanya dari pengalaman saya tersebut, saya
menemukan adanya hadis-hadis daif di tengah masyarakat yang boleh jadi hal
tersebut tidak hanya terjadi di masjid Nurul Hidayah saja, tetapi kerap terjadi di
masjid-masjid sekitarnya.10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui kualitas sanad dan keakuratan hadis-hadis yang
disampaikan khatib Jum‟at dan penceramah.
b. Mengetahui apakah hadis-hadis yang disampaikan khatib Jum‟at dan
penceramah dapat dijadikan hujjah atau tidak?
c. Peneliti dapat mempraktikkan takhrīj al-ḥ adīs dan kritik sanad yang
diperoleh selama kuliah.
d. Agar masyarakat mengetahui bagaimana suatu hadis sampai kepada
sumber-sumbernya yang orisinil.
10
Saya memilih Kabupaten Bogor untuk diteliti karena sebagaimana kita ketahui bahwa
selain kota hujan, Bogor juga dikenal dengan kota beriman. Tentu hal ini bukan hanya sekedar
slogan, namun dapat diterapkan sehingga diharapkan masyarakat Bogor adalah masyarakat yang
beriman dan memiliki budi pekerti yang luhur. Salah satu yang menjadi kegiatan yang
terealisasikan oleh masyarakat Bogor adalah aktif di majelis – majelis ilmu dan shalawat. Dengan
rajin mengkaji ilmu agama, bershalawat, dan berkumpul dengan anak shaleh membuat anak muda
Bogor memiliki benteng yang kuat agar tidak melakukan perbuatan maksiat. Lihat:
http://www.kompasiana.com/yosasmat/Bogor-akan-benar-benar-jadi-kota-beriman. Saya memilih
khutbah Jum‟at dan majelis ta‟lim, karena pada saat terselenggaranya khutbah Jum‟at dan majelis
ta‟lim banyak masyarakat Islam yang menghadiri, secara tidak langsung hadis yang disampaikan
oleh khatib dan penceramah tersebar di masyarakat. Saya memilih tiga masjid Jami‟ dan tiga
majelis ta‟lim dengan kelurahan yang berbeda-beda karena jumlah kapasitas masjid dan majelis
ta‟lim yang terlalu banyak, sehingga jika diteliti semua memerlukan waktu yang banyak.
7
e. Memenuhi tugas akhir perkuliahan dalam mencapai gelar Sarjana Agama
jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat dalam penelitian ini, yaitu:
a. Manfaat bagi saya, yaitu dapat melatih berpikir ilmiah dalam menganalisa
masalah-masalah yang terdapat pada hadis-hadis yang tersebar di
masyarakat dengan penelitian langsung pada objek tertentu yang menjadi
sasaran, sehingga ilmu yang dipelajari dapat diaplikasikan.
b. Manfaat bagi masyarakat Kecamatan Bojong Gede, sebagai salah satu
referensi bagi khatib dan penceramah untuk mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan agama khususnya dalam bidang hadis-hadis
Nabi Saw.
c. Setelah mengetahui kualitas hadis yang disampaikan khatib Jum‟at dan
penceramah, maka penelitian ini memberikan manfaat berupa penjelasan
kepada masyarakat akademik maupun umum tentang adanya sejumlah
hadis-hadis sahih, hasan, dan daif dalam khutbah Jum‟at dan penceramah.
d. Kepada pengurus masjid, khatib Jum‟at dan penceramah agar lebih selektif
dalam memilih dalam menyampaikan suatu hadis.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, saya menggunakan metode gabungan, yaitu:
8
a. Metode penelitian kepustakaan (library research)11. Dalam penelitian
ini saya menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan merujuk pada
sumber-sumber kepustakaan, kitab-kitab yang memuat ilmu hadis, kitab-
kitab yang memuat ilmu hadis, dan kamus hadis.12
b. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian secara langsung
dan terjun ke dalam komunitas objek yang diteliti guna memperoleh data
yang otentik dengan merekam khatib Jum‟at dan penceramah.13
2. Sumber Data
Sumber primer data penelitian ini adalah hadis-hadis yang disampaikan
oleh khatib Jum‟at pada bulan Mei s/d Juli 2017 di tiga masjid besar, yakni
Masjid Jami‟ Muhajirin di Kelurahan Pabuaran, Masjid Nurul Iman di Kelurahan
Kedung Waringin, dan Masjid Jami‟ al-Munawarah di Kelurahan Rawa Panjang,
dan penceramah pada bulan Mei s/d Juli 2017 di tiga majelis ta‟lim Nurul Anwar
di Kelurahan Bojong Gede, Al-Sakinah di Kelurahan Bojong Baru, dan
Miftahul Mujtahidin di Kelurahan Susukan. Masjid dan majelis ta‟lim tersebut
berada di Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor yang terdaftar di KUA.14
11
Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang mengumpulkan data-
data yang memiliki relevansi dengan masalah yang dibahas, baik yang bersumber dari buku atau
sumber tertulis lainnya seperti makalah, artikel, atau laporan penelitian. Lihat: Afifuddin dan Beni
Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 1 (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 140-
141. 12
Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang mengumpulkan data-
data yang memiliki relevansi dengan masalah yang dibahas, baik yang bersumber dari buku atau
sumber tertulis lainnya seperti makalah, artikel, atau laporan penelitian. Lihat: Afifuddin dan Beni
Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 1 (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 140-
141. 13
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.
28. 14
Dengan masing-masing masjid 4 pertemuan khatib Jum‟at dan 4 pertemuan majelis
ta‟lim.
9
Adapun sumber sekunder dari penelitian ini adalah buku-buku yang
meriwayatkan hadis, seperti Kutub al- Sittah dan kamus hadis, yaitu Mausūʻ ah
al-Aṭ rāf al-Ḥadīts al-Nabawī al-Syarīf15 dan Muʻ jām Mufahrās li Alfādz al-
Ḥadīts al-Nabawī16
, kitab-kitab yang memuat ilmu hadis, seperti: Kitab Tadrīb
al-Kamāl, Siyār Aʻ lām al-Nubalā.
3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data17
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
pengamatan (observation) langsung ke lapangan dengan merekam hadis yang
disampaikan oleh khatib dan penceramah Kecamatan Bojong Gede Kabupaten
Bogor yang terdaftar di KUA.18
Penelitian skripsi ini menggunakan metode deskripitif analitis, yaitu
dengan mendekripsikan data yang ada, kemudian data tersebut akan dianalisis
15
Kitab ini karya Abū al-Ḥājar Muḥ ammad al-Sa‟īd ibn Basyūnī Zaghlūl dengan penerbit
Dār al-Kitab al-„Alamiyah di Bairut adalah penelusuran hadis dengan menggunakan permulaan
matan. Lihat: Maḥ mūd Ṭ aḥ ḥ ān, Dasar-Dasar Ilmu Tarikh dan Studi Hadis (Semarang: Dina
Utama, 1995), h. 46. 16
Penyusunan kitab Muʻ jām Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī adalah tim dari
kalangan orientalis. Salah seorang dari tim sangat aktif dalam kegiatan, mulai dari proses
penyusunan jilid satu hingga jilid akhir. Ia bernama Dr. Arnold John Wensinck (wafat 1939 M),
seorang orientalis dan guru besar Bahasa Arab di Universitas Leiden, negeri Belanda. Kitab ini
merupakan kumpulan hadis-hadis yang terdapat dalam sembilan kitab induk hadis, yakni kutub al-
tisʿ ah: Ṣ aẖ īẖ al-Bukhārī, Ṣ aḥ īḥ Muslim, Sunan Turmudzī, Sunan Abū Dāwud, Sunan al-
Nasā’ī, Sunan Ibn Mājaḥ , Sunan al-Darimī, Mutawaṭ a’ Imām Malik, dan Musnad Imām
Aḥ mad, maka dalam penelusuran hadis hanya bisa diakses melalui kitab 9 tersebut. Kitab ini
disusun melalui huruf hijaiyah dengan mengambil unsur dasar dari lafal tersebut dan pada setiap
lafal di awali dari bentuk fiʿ il maḍ i, fiʿ il muḍ ariʿ , fiʿ il ‘amr, ism faʿ il, ism mafʿ ul. Berbagai
lafal yang disajikan tidak dibatasi hanya lafal-lafal yang berada di awal matan saja, tetapi juga
berbagai lafal yang berada di tengah, dan bagian lain dari matan hadis. Lihat: Abu Muhammad
Abdul Mahdi, Metode Takhrij Hadis (Semarang: Toha Putra Grup,t.t), h. 61-65, lihat juga Syuhudi
Ismail, Cara Praktis Mencari Hadis (Jakarta: Bulan Ibntang, 1991), h. 49. Lihat juga Hasan
Asy‟ari Ulamaʿ i, Melacak Hadis Nabi Saw. (Semarang: Walisogo Press, 2006), h.11. 17
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan secara mudah. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitas
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), h. 190. 18
Peneliti mengambil sampel menggunakan metode purposive sampling, yakni teknik
sampling yang digunakan pada penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian. Lihat:
Burhan Bungin. Metodologi Peneitian Kuatitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009),
115.
10
dengan men-takhrīj seluruh hadis dan mengkritik sanad hadis yang daif saja,
sehingga akan didapat rincian jawaban atas persoalan yang berhubungan dengan
pokok pembahasan.19
Saya melakukan takhrīj hadis dengan menggunakan metode Mahmud
Ṭ aḥ ḥ ān20
melalui mufradat baik fiʻ il atau isim dalam matan hadis dengan
menggunakan kitab Muʻ jām Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī karya A.J.
Wensinck.21
Kemudian jika saya tidak mendapatkan informasi pada kitab
tersebut, maka saya men-takhrīj dengan menggunakan kitab Mausūʻ ah al-Aṭ rāf
al-Ḥadīts al-Nabawī al-Syarīf karya Ibn Ḥajar Muḥ ammad al-Saʻ id ibn
Basyuni Zaglūl. Setelah mencari data dari kamus hadis, kemudian saya merujuk
kepada kitab-kitab hadis.
19
Takhrīj menurut bahasa adalah kharraja yang berarti mengeluarkan dan menampakan,
sedangkan menurut istilah menunjukan tempat hadis pada sumber-sumber aslinya, dimana hadis
tersebut telah diriwayatkan secara lengkap dengan sanadnya. Maḥ mūd Ṭ aḥ ḥ ān, Metode Takhrīj
dan Penelitian Sanad Hadis (Surabaya: PT. Ibna Ilmu, 1995), h. 2 dan 25. Sanad menurut bahasa
adalah sesuatu yang dijadikan pegangan, sedang menurut istilah adalah rangkaian tokoh-tokoh
hadis yang menghubungkan ke matan. Lihat: Maḥ mūd Ṭ aḥ ḥ ān, Dasar-Dasar Ilmu Hadis, h.
141. Di sinilah sebenarnya letak urgensi sanad hadis, sebab tanpa sanad setiap orang dapat
mengaku dirinya pernah bertemu dengan Nabi Saw.. Karenanya, tepat sekali ucapan „„Abdullāh
ibn al- Mubarrak (w. 181 H), „‟Sistem sanad itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
agama Islam. Sebab tanpa adanya sistem sanad setiap orang dapat mengatakan apa yang
dikehendakinya”. Bahkan sistem sanad merupakan salah satu keistimewaan dalam Islam, dimana
sistem tersebut tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Lihat: Ali Mustafa Yaqub, Kritik Hadis,
h, 4. Penulis tidak mentakhrij hadis hadis yang berkualitas hasan karena hadis berkualitas hasan
dapat dijadikan hujjah. Ibn Ṣ alāḥ , Muqaddimah Ibn Ṣ alāh ( Bairut: Dār Kutub al- ), h. 39 20
Metode Maḥ mūd Ṭ aḥ ḥ ān terbagi menjadi lima bagian, yakni: takhrīj dengan jalan
mengetahui sahabat perawi hadis contoh kitab Musnad Aḥ mad ibn Ḥanbal, lafal pertama pada
matan hadis, contoh: Mausūʻ ah al-Aṭ rāf al-Ḥadīts al-Nabawī al-Syarīf kata-kata yang sering
atau jarang digunakan di suatu bagian matan hadis, contoh: kitab20 dan Muʻ jām Mufahrās li
Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, melalui topik hadis, contoh: Miftāh al- Kunūz al-Sunnah, dan melalui
sifat-sifat spesifik pada matan dan sanad hadis. Yang dimaksud kata-kata khusus adalah seperti:
hadis qudsi, maka dapat dicari dalam kitab-kitab yang menghimpun hadis-hadis tersebut. Lihat:
Maḥ mūd Ṭ aḥ ḥ ān, Dasar-Dasar Ilmu Tarikh dan Studi Hadis,h. 39. 21
Penelusuran hadis dengan menggunakan kitab Muʻ jām Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī merupakan metode yang sangat cocok dalam penelitian ilmiah ini, karena hadis-hadis
yang disampaikan khatib Jum‟at dan penceramah tidak semuanya lengkap, bahkan ada yang
dipotong. Dengan demikian, untuk mengambil jalan tengahnya, maka saya mendahulukan
penggunaan kitab ini.
11
Dalam menentukan kualitas sanad hadis, apabila hadis yang diteliti
diriwayatkan oleh al-Bukhārī dan Muslim dalam kitab Sahihnya, maka tidak
perlu dikaji karena hadis tersebut dianggap Sahih.22
Adapun kualitas sanad dari
selain hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhâri dan Muslim, maka saya merujuk
kepada kitab hadis yang telah di-taḥ qiq guna menentukan kualitas suatu hadis, di
antaranya adalah Tuḥ fah al-Aḥ wadzī bi Syarh Jāmiʻ al- Tirmidzī karya: Imām
al-ṣafidz Abī al-ʻ Ulā Muḥ ammad „Abd al-Raḥ mān ibn „Abd al-Raḥ īm al-
Mubārakafūrī, pentahqiq: „Iṣ ām al-Ṣ abābaṭ ī,23
ʻ Aun al- Maʻ būd Syarh Sunan
Abī Dāwud karya: Abū al-Ṭ ayyib Muḥ ammad Syams al-Ḥaq al- ʻ Adzīm
Ābādī, pentahqiq: „Iṣ ām al- Dīn al-Ṣ abābaṭ ī, dan Sunan al-Nasā’ī bi Syarh al-
Imāmain li al-Suyūṭ ī wa al- Sindī karya: Imām al- Nasā‟ī, pentahqiq: Dr.Sayyid
Muḥ ammad dan al-Ustadz ʻ Alī Muḥ ammād „Alī24
, dan kitab Sunan Ibn Mājaḥ
karya Imām Ibn Mājaḥ , pentahqiq: Muḥ ammad Fuādī ʻ Abd al-Bāqī25
, Musnad
22
Dalam mengkritik sanad, peneliti tidak menganalisis hadis yang terdapat pada kitab
Ṣ aḥ īḥ al-Bukhārī dan Ṣ aḥ īḥ Muslim, karena keotentikannya sudah jelas, yakni sanad
bersambung, periwayat adil, ḍ abit, terhindar dari syadz dan illat. Lihat Ali Mustafa Yaqub, Kritik
Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus,2011), h.106, bahwasanya Imām Abū Ṣ alāḥ (w. 643 H), bahwa
kitab yang paling otentik sesudah al-Qur‟an adalah kitab Ṣ aḥ īḥ al-Bukhārī dan Ṣ aḥ īḥ Muslim.
Lihat: Ibn Ṣ alāḥ , Muqaddimah Ibn Ṣ alāḥ (Bairut: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, 1995), h. 20. 23
Laqabnya Abū „Abd al-Raḥ mān lahir di Minya salah satu gubernur di Republik Arab
Mesir. Ia memulai hidupnya dengan mempelajari sastra Arab. Ia mentahqiq kitab ʻ Aun al-
Maʻ būd Syarh Sunan Abī Dāwud, Tuḥ fah al-Aḥ wadzī bi Syarh Jāmiʻ al- Tirmidzī,Nail al-
Autar, Jāmi’ al-Aḥ ādits al-Qudsiyah,dll. 24
Abū al-Ḥasan Nadzām al-Dīn „Alī ibn Muḥ ammad ibn „Alī ibn Kharūf al-Andalusī
wafat pada tahun 609 H/1212M. Ia adalah seorang ulama di bidang bahasa Arab dan Nahwu. Ia
dikenal sebagai muhaqiq yang teliti dan cerdas. Karya beliau Syarh Kitab Sibawaih, Syarh al-
Jumal, Kitab al-Farāid. Lihat: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Kharuf. 25
Muḥ ammad Fuad ibn „Abd al-Baqī ibn Ṣ alih ibn Muḥ ammad wafat pada tahun
1388H/1968M. Beliau merupakan penyusun indeks di dalam lapangan sunnah Nabawiyah dan
juga ayat-ayat Qur‟an. Beliau berasal dari negara Mesir dan pernah mengajar di sekolah-sekolah
sekitar kota Kaherah dan menjadi penerjemah Bahasa Arab dari Bahasa Prancis. Setelah itu, beliau
berhenti dari kerjanya dan mulai bergiat dalam bidang penulisan secara langsung. Penglihatannya
kabur dan menjadi buta sebelum beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir di kota Kaherah
karena terlalu banyak membaca dan menelaah buku dan kitab. Karyanya adalah Kitab Miftah al-
Kunūz al-Sunnah yang telah diterjemahkan dari bahasa Inggris ke Bahasa Arab adalah satu
sumbangan beliau di samping usahanya untuk mempelajari bahasa tersebut, kitab Mu’jam al-
Mufaḥ rās li alfadz al-Qur’an, indeks Muwaṭ a’ Imām Mālik, indeks untuk Sunan Ibn Mājah,
12
Imām Aḥ mad ibn Ḥanbal karya Abū „Abdillah ibn Aḥ mad ibn Muḥ ammad ibn
Ḥanbal pentahqiq Syu‟aib al-Arnaūṭ .26
Kemudian mengkritik sanad hadis yang
daif saja dengan menelusuri data setiap periwayat, menilai keadaannya, dan
menelusuri guru dan muridnya.27
Kemudian, saya menentukan keakuratan hadis dengan mengklasifikasikan
hadis-hadis yang disampaikan oleh khatib Jum‟at dan penceramah dalam tiga
kelompok, yaitu: suatu hadis dikatakan akurat adalah jika hadis yang
disampaikan khatib dan penceramah lengkap dan sesuai dengan teks asli hadis,
kurang akurat adalah jika hadis yang disampaikan khatib dan ceramah
menggunakan kata atau kalimat yang beda, tapi semakna, kurang huruf, kurang
kata, dan hadis terpotong, dan tidak akurat adalah jika khatib atau penceramah
mengatakan riwayat yang disampaikan tidak sesuai, contoh: khatib atau
penceramah riwayat Bukharī, ternyata riwayat Muslim dengan memberinya
masing-masing satu hadis, selainnya diletakkan di lampiran.
Adapun dalam hal transliterasi yang saya gunakan berpedoman pada
standar Bahasa Arab yang pertama kali diterbitkan tahun 1991 dari American
Library Asociation (ALA) dan Library Congres (LC) dan dalam sistematika
indeks Ṣ aḥ īḥ Muslim. Lihat: http://hambawang.blogspot.co.id/2009/05/muhammad-fuad-abdul-
baqi-1388h1968m.html?m=1. 26
Beliau wafat pada tahun 1928H/2016M pada hari Kamis. Al-Arna‟ūṭ yang kerap
dipanggil Abū Usamah ini termasuk ulama yang sangat produktif dalam menulis buku dan
meneliti kitab-kitab peninggalan terdahulu. Beliau mengahabiskan waktu lebih dari empat puluh
tahun berkhidmat dengan hadis dengan menyunting, men-takhrīj hadis-hadis, dan menyatakan
taraf hadis tersebut. Di antara kitab yang disuntingnya adalah Siyar A’lām al-Nubalā’, Musnad
Imām Aḥ mad ibn Ḥanbal, Ṣ aḥ īḥ ībn Ḥ ibbān bi Syarh ibn Libbān, Sunan al-Tirmidzī, dan
Riyaḍ al-Ṣ alihīn. Lihat:
http://m.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2016/10/28/103602/ulama-hadits-syekh-
syuaib-al-arnaut-meninggal-dunia.html. 27
Saya tidak mengkritik hadis yang berstatus sahih karena kesahihannya sudah jelas,
sedangkan hadis yang berstatus daif dibutuhkan data apa yang menyebabkan hadis tersebut
berstatus daif.
13
penulisan, saya mengacu kepada buku „‟Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013”.
F. Studi Terdahulu yang Relevan
Sejauh penelusuran yang saya lakukan bahwasanya saya menemukan
beberapa literatur yang berhubungan dengan judul ini, di antaranya:
Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ushuluddin Jurusan
Tafsir Hadis tahun 2012, karya Riza Kurniatillah yang berjudul „‟Hadis-Hadis
Populer di Majelis Ta‟lim Kecamatan Sawangan Kota Depok” dengan
merumuskan masalah hadis-hadis apa saja yang popular di majelis ta‟lim
Kecamatan Sawangan? Metode yang digunakan adalah metode lapangan
dengan pengumpulan data melalui observasi, interview atau wawancara,
dan angket.28
Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ushuluddin Jurusan
Tafsir Hadis tahun 2011, karya Muhammad Mukhlis yang berjudul „‟Telaah
Hadis-Hadis yang Digunakan Sebagai Hujjah Jama‟ah Tabligh Masjid Jami‟
Kebon Jeruk Jakarta Barat” dengan berumuskan masalah bagaimanakah kualitas
hadis-hadis tentang kemungkaran, dakwah, keutamaan zikir, menutup aib
saudaranya yang muslim. Metode yang digunakan adalah metode field research
(penelitian lapangan) melalui observasi, dan interview atau wawancara. Teknik
dan analisis data adalah deskriptif analitis.29
28
Riza Kurniatillah, “Hadis-Hadis Populer di Majelis Ta’lim Kecamatan Sawangan Kota
Depok,” (Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis,
2012). 29
Muhammad Mukhlis, “Telaah Hadis-Hadis yang Digunakan Sebagai Hujjah Jama’ah
Tabligh Masjid Jami’ Kebon Jeruk Jakarta Barat,” (Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis, 2011).
14
Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ushuluddin Jurusan
Tafsir Hadis tahun 2007, karya Amsir yang berjudul „‟Hadis-Hadis Masyhur
yang Disampaikan dalam Khutbah Jum‟at (Studi Kasus di 10 Masjid
Lubuklinggau Utara II)” dengan berumuskan masalah hadis-hadis apa saja
yang disampaikan dalam khutbah Jum‟at di Kecamatan Lubuklinggau Utara
II. Metode yang digunakan adalah metode field research (penelitian lapangan)
melalui observasi, angket, dan interview atau wawancara. Teknik dan analisis
data adalah deskriptif analisis.30
Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ushuluddin Jurusan
Tafsir Hadis tahun 2018, karya Reza Syaukani yang berjudul „‟Kritik Hadis-
Hadis yang Disampaikan oleh Para Khatib di Semarang” dengan
berumuskan masalah b a g a i m a n a k u a l i t a s hadis-hadis yang disampaikan
o l e h p a r a k h a t i b d i t i g a m a s j i d j a m i ‟ S e m a r a n g , J a w a
T e n g a h . Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik dan
analisis data adalah deskriptif analisis.31
Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ushuluddin Jurusan
Tafsir Hadis tahun 2007, karya Joni Perindra yang berjudul „‟Kritik Hadis-
Hadis yang Disampaikan Para Khatib di Khutbah Jum‟at Masyarakat
Berau Kalimantan” dengan berumuskan masalah b a g a i m a n a k u a l i t a s
s a n a d hadis-hadis yang disampaikan oleh para khatib di mesjid Berau,
Kalimantan Timur. Metode yang digunakan adalah metode penelitian
30
Amsir, “ Hadis-Hadis Masyhur yang Disampaikan dalam Khutbah Jum’at,” (Skripsi
S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis, 2007). 31
Reza Syaukani, “ Kritik Hadis-Hadis yang Disampaikan oleh Para Khatib di
Semarang,” (Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir
Hadis, 2018).
15
kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research) dengan
melakukan survey masjid. Teknik dan analisis data adalah deskriptif analisis.32
Jurnal al-Dzikra (Jurnal Studi Quran dan Hadis Otoritas dan Otentisitas
Sumber) diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta Vol. 1 No.
1, April 2016 dengan no. ISSN: 2503-2232, bahwasannya salah satu bahasan
dalam jurnal ini adalah hadis palsu.33
Jurnal Refleksi (Jurnal Kajian Agama dan Filsafat) diterbitkan oleh
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Vol. VII
No.3, Desember 2015 dengan no. ISSN: 0215-6253, bahwasannya salah satu
bahasan dalam jurnal ini adalah menguak hadis palsu yang masyhur; upaya
otentivikasi sabda Nabi.34
G. Sistematika Penulisan
Agar masalah yang diteliti dapat dianalisa secara tajam, maka dalam
penulisan penelitian ini, saya menyusun sistematika sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan, berisikan argumentasi sekitar pentingnya
penelitian. Bagian ini mencakup latar belakang masalah, kemudian rumusan dan
batasan masalah yang dimaksud untuk mempertegas masalah yang akan diteliti
agar lebih terfokus. Setelah itu dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat
penelitian, untuk menjelaskan pentingnya penelitian ini. Kajian pustaka
32
Joni Perindra, “ Kritik Hadis-Hadis yang Disampaikan Para Khatib di Khutbah
Jum’at Masyarakat Berau Kalimantan ,” (Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis, 2018), h. 83. 33
Umaiyatus Syarifah, “Hadis Palsu; Kaidah Kritik Sanad dan Matan,” al-Dzikra Studi
Quran dan Hadis Otoritas dan Otentisitas Sumber, April 2016, vol. 1, h .1. 34
Bustamin, “Menguak Hadis Palsu yang Masyhur; Upaya Otentivikasi Sabda Nabi,”
nRefleksi Jurnal Kajian Agama dan Filsafat, 2005, vol. VII, no. 3, h. 294.
16
menjelaskan buku-buku yang akan menjadi rujukan. Sedangkan metodologi
penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana cara dan langkah-langkah
yang akan dilakukan saya dalam penelitian ini dan sistematika penelitian.
Bab kedua, mengenai kriteria keshahihan hadis, yakni saya akan
menjelaskan pengertian dari takhrīj hadis, pentingnya kualitas hadis, otentitas
hadis, dan bagaimana pendapat ulama tentang hadis yang populer di masyarakat.
Bab ketiga, mengenai kualitas dan akurasi analisis hadis. Peneliti akan
men-takhrīj hadis-hadis yang disampaikan khatib dan penceramah, baik hadis
yang ada pada kutub al-sittah maupun yang ada pada non kutub al-sittah dan
menyertakan jumlah hadis dari masing-masing periwayat. Kemudian peneliti
mengelompokkan keakurasian hadis-hadis tersebut menjadi tiga bagian, yaitu:
akurat, kurang akurat, dan tidak akurat dengan masing-masing memberi satu
hadis, sedangkan hadis lainnya peneliti letakkan di lampiran. Kemudian peneliti
menganalisis kualitas sanad hadis menjadi tiga bagian, yakni sahih, hasan, dan
daif dengan masing-masing memberi satu hadis, sedangkan hadis lainnya peneliti
letakkan di lampiran.
Bab penutup, merupakan bagian akhir dari penulisan ini yang berisi
kesimpulan dan saran yang menjadi jawaban atas pokok permasalahan, daftar
pustaka, dan diakhiri dengan lampiran-lampiran.
17
BAB II
KRITERIA KESAHIHAN HADIS
Pemisahan hadis sahih1 dari hadis-hadis yang tidak sahih, palsu, dan daif,
sehingga para ulama bekerja keras mengembangkan berbagai pengetahuan,
menciptakan berbagai kaidah, menyusun berbagai istilah, dan membuat berbagai
metode penelitian sanad dan matan hadis.2
Adapun istilah sanad adalah mata rantai atau silsilah keguruan yang
menghubungkan seseorang dengan gurunya hingga sampai kepada Rasulullah yang
menjadi pengantar bagi matan hadis. Sanad sering dianggap sebagai anugerah agung
yang hanya dimiliki oleh umat Islam dan tidak dimiliki oleh umat agama lain.
Dengan sanad, otentitas hadis dapat dijaga. Ketiadaan sanad membuat mustahil
penelusuran untuk mengetahui mana matan yang otentik dan mana matan yang
palsu.3 Oleh karena itu tepatlah apa yang dikutip oleh Ali Mustafa Yaqub dalam
bukunya yang berjudul Kritik Hadis, bahwasannya Syaikh Abdullāh ibn Mubarak
(w. 181 H) mengatakan:
„‟sistem sanad itu merupakan bagian dari agama Islam, sebab
seandainya tidak ada sanad, maka setiap orang dapat mengatakan apa
saja dengan menisbahkannya kepada Nabi Saw”.4
Adapun dalam meneliti sebuah hadis, diperlukan acuan. Acuan yang digunakan
adalah kaidah kesahihan hadis. Para ulama hadis bersikeras membuat rumusan
kaidah yang selanjutnya kaidah itu berlaku sampai sekarang5.
1 Kata sahih telah menjadi kosa kata bahasa Indonesia dengan arti: „‟sah; benar; sempurna;
sehat ( tiada celanya ); pasti”. Kata tersebut berasal dari bahasa Arab al-ṣaḥīḥ secara bahasa „‟yang
sehat”. Lihat Syuhudi Ismail, Kaidah Keshahihan Sanad Hadis, h. 123. 2 Badri Khaeruman, Otensititas Hadis ( Bandung: PT. Remaja Rodakarya, 2004 ), h.35
3 Tim Rasionalika, Pedoman Sekolah Takhrij Hadis, h.3.
4 Ali Mustafa Yaqub, Kritik Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004), h. 86-87.
18
Salah satu ulama hadis yang berhasil menyusun rumusan kaidah kesahihan
hadis adalah Abū „Amr „Utsman ibn „Abd al-Raḥmān ibn al-Ṣalāḥ yang biasa
disebut Ibn-Ṣalāḥ (wafat 577 H/ 1245 M). Rumusan yang dikemukakannya, bahwa
hadis sahih adalah hadis yang bersambung sanadnya (sampai kepada Nabi Saw)6,
diriwayatkan dari (periwayat) yang adil7 dan ḍabiṭ
8 sampai akhir sanad, tidak
terdapat kejanggalan dan cacat.9
Adapun menurut Al-Nawawī kaidah kesahihan hadis ialah hadis yang
bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang yang adil adalah periwayat harus
beragama Islam, baligh, selamat dari sebab-sebab fasiq, dan tidak cacat muru‟ahnya
dan ḍabiṭ, serta tidak terdapat kejanggalan, dan cacat.10
Berikut ini saya paparkan beberapa kriteria otentitas matan hadis menurut
al-Siba‟ī, yaitu ungkapan tidak dangkal, sebab yang dangkal tidak pernah
5 Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, h. 60. Perbedaan pokok antara
Bukhārī dan Muslim tentang persyaratan hadis sahih terletak pada masalah pertemuan antara
periwayat dengan periwayat. Bukhārī megharuskan adanya pertemuan antara periwayat dengan
periwayat yang terdekat dengan sanad, walauun pertemuan itu hanya sekali saja. Dalam hal ini,
Bukhārī tidak hanya mengharuskan terjadinya kesezamanan saja antar periwayat yang terdekat
tersebut, tetapi juga terjadi pertemuan antar mereka. Sedangkan Muslim pertemuan itu tidak harus
dibuktikan, yang pertig antar mereka telah terbukti kesezamanannya. Jadi persyaratan hadis sahih
yang diterapkan oleh Bukhārī dalam kitab sahihnya lebih ketat dari pada persyaratan yang
diterapkan oleh Muslim. Adapun persyaratan-persyaratan lainnya dapat dinyatakan sama antara
yang dikemukakan Bukhārī dan Muslim. Persyaratan-persyaratan itu, menurut hasil penelitian
ulama adalah ragkaian sanad hadis harus bersambung mulai dari periwayat pertama hingga akhir,
para periwayat dalam hadis harus dikenal tsiqah dalam arti ‘adil dan ḍabit, hadis itu terhindar dari
cacat (illat) dan kejaggalan (syadz). Lihat: Syuhudi Ismail, Kaidah Keshahihan Sanad, h.126-127. 6 Sanad Muttasil (sanad bersambung) adalah sanad yang bersambung dari awal hingga
akhir. Maman Abdurrahman, Teori Hadis Sebuah Pergeseran Pemikiran, cet. 1 (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2015), h. 51. 7 Para ulama berpendapat tentang kriteria-kriteria periwayatan ‘adil: Al-Ḥakim berpendapat
bahwa syaratnya adalah beragama Islam, tidak berbuat bid‟ah, dan tidak berbuat maksiat. Ibn
Ṣalaḥ dan al-Nawawī menyatakan bahwa ‘adil ialah beragama Islam, baligh berakal, menjaga
muru’ah, dan tidak berbuat fasik. Ibn Ḥajar menyatakan bahwa ‘adil ialah takwa, memelihara
muru’ah, tidak berbuat dosa besar, seperti syirik, tidak bid‟ah, dan tidak maksiat. Lihat: Maman
Abdurrahman, Teori Hadis Sebuah Pergeseran Pemikiran, cet. 1, h. 51. 8 Ḍabiṭ adalah riwayatnya tidak bertentangan dengan riwayat perawi-perawi lain yang
dipercaya, tidak jelek hafalannya, tidak sering melakukan kesalahan, tidak pelupa, dan tidak banyak
waham (banyak melakukan dalam kesalahan). 9 Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, h.128.
10 Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, h.61 .
19
diucapkan oleh yeng memiliki apresiasi sastra yang tinggi dan fasih, tidak
menyalahi pandangan orang yang luas pikirannya, sebab sekiranya menyalahi
tidak mungkin dita‟wil, tidak menyimpang kaidah umum tentang hukum dan
akhlak, tidak menyalahi perasaan dan pengamatan, tidak bertentangan dengan akal
sehubungan dengan pokok-pokok akidah, termasuk sifat Allah Swt dan Rasul-
Nya, tidak menyalahi al-Qur‟an dan sunah, dan ijma‟ ulama yang telah jelas
hukumnya, tidak bertentangan dengan kenyataan tarikh yang telah diketahui
umum mengenai zaman Nabi Saw. tidak menguraikan suatu riwayat yang isinya
menonjolkan kepentingan pribadi.11
Sebagaimana yang dikutip oleh Syuhudi Ismail dalam bukunya yang
berjudul Hadis Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya,
bahwasannya:
“Otentitas matan hadis menurut al-Baghdadi, yaitu tidak bertentangan
dengan akal sehat, tidak bertentangan dengan hukum al-Qur‟an, tidak
bertentangan dengan hadis mutawatir, tidak bertentangan dengan
amalan yang telah menjadi kesepakatan ulama masa lalu, tidak
bertentangan dengan dalil yang sudah pasti”.12
Otentitas matan hadis menurut al-Idlibiy, yaitu: tidak bertentangan dengan
al-Qur’an al-Karīm, tidak bertentangan dengan hadis dan Sīrah al-Nabawiyah,
tidak bertentangan akal, indra, dan sejarah .13
Dalam hal ini, Muhammad al-Ghazali merinci lebih jauh penjelasan para
ulama tentang syarat kesahihan suatu hadis di antaranya sebagai berikut:
11
Badri Kaeruman, Otentitas Hadis: Studi Kritis atas Kajian Hadis Kontemporer, h. 261-
263. 12
M. Syuhudi Ismail, Hadis Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta:
Gema Insani, 1995), h. 79. 13
Salāḥuddīn ibn Aḥmad al-Idlibī, Manḥaj Naqd Matn ʻinda ‘Ulamā al-Ḥadīts al-Nabawī ,
cet. 1 (Beurit: Dār al-Afaq, 1983), h. 238.
20
1. Setiap perawi dalam sanad suatu hadis haruslah seorang yang dikenal
sebagai penghafal yang cerdas dan teliti, serta benar-benar memahami apa
yang didengarnya.
2. Di samping kecerdasan yang dimilikinya, ia juga harus seorang yang mantab
kepribadiannya, dan bertakwa kepada Allah Swt, serta menolak dengan
tegas setiap kepalsuan dan penyimpangan.
3. Kedua sifat tersebut di atas (butir 1 dan 2) harus dimiliki oleh masing-
masing perawi dalam seluruh rangkaian para perawi suatu hadis. Jika hal ini
tidak terpenuhi pada diri seorang saja dari mereka, maka hadis tersebut tidak
dianggap mencapai derajat sahih.
4. Mengenai matan hadis itu sendiri, ia harus tidak bersifat syādz (yakni salah
seorang periwayatnya bertentangan dalam periwayatannya dengan perawi
lainnya yang dianggap lebih akurat dan lebih dapat dipercaya).
5. Hadis tersebut harus bersih dari „illah qadihah (yakni cacat yang diketahui
oleh para ahli hadis sehingga mereka menolaknya)
Dengan adanya penjelasan demikian, Muhammad al-Ghazali mengakui
adanya hadis ahad14
dan mutawatir.15
Ini menunjukkan bahwa Muhammad al-
14
Menurut bahasa, kata „‟ahād” bentuk plural (jama‟) dari kata ‘’ahād” yang berarti satu.
Hadis ahad: hadis yang diriwayatkan satu perawi. Menurut istilah hadis ahad ialah hadis yang
tidak memenuhi syarat- syarat untuk menajadi hadis mutawātir. Lihat: Maḥmūd Ṭaḥḥān, Intisari
Ilmu Hadis, 36. 15
Menurut bahasa, kata al-mutawātir adalah isim fā’il berasal dari masdar ‘’al-tawātur”
semakna dengan „’al-tatabu’u” yang berarti: berturut-turut atau beriring-iring. Menurut istilah
ialah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi oleh sebuah thabaqah (generasi) yang
menurut akal dan kebiasaan tidak mungkin mereka bersepakat untuk berdusta. Syarat hadis
mutawātir, yakni: Pertama, jumlah rawinya harus banyak. Mayoritas ulama berbeda pendapat
dalam menentukan jumlah minimalnya, tapi yang masyhur adalah sepuluh perawi. Kedua, perawi
yang banyak ini harus terdapat dalam semua thabaqah sanad. Ketiga, secara rasional menurut
kebiasaan (adat), para perawi mustahil sepakat untuk berdusta. Keempat, sandaran beritanya
21
Ghazali mengakui adanya pembagian hadis, yakni jika dilihat dari periwayatannya
atau kuantitasnya, hadis itu ada yang mutawatir dan ada yang ahad. Sedangkan
dilihat dari segi kualitasnya, tentu saja Muhammad al-Ghazali mengakui adanya
hadis sahih16
, hasan17
, daif18
, dan bahkan hadis mauḍū’.19
Adapun argumenargumen yang mendasari kaidah kesahihan sanad hadis
adalah:
A. Bersambungnya Sanad
Periwayat yang sah bukan hanya ditentukan oleh kesezamanan antara
periwayat saja, akan tetapi ditentukan dari bersambungnya suatu sanad hadis.
Adapun sanad yang bersambung adalah tiap-tiap periwayatan dalam sanad hadis
menerima riwayat hadis dari periwayat dekat sebelumnya. Keadaan itu
adalah panca indra dan itu ditandai dengan kata-kata yang digunakan untuk meriwayatkan sebuah
hadis, seperti kata سمعنا (kami telah mendengar), رأينا (kami telah melihat), لمسنا (kami telah
menyentuh), dan lain sebagainya. Lihat: Maḥmūd Ṭaḥḥān, Intisari Ilmu Hadis, h.31-32. 16
Kata sahih menurut bahasa berarti sehat, selamat, benar, sah, dan sempurna. Hadis sahih
adalah hadis yang sanadnya bersambung maksudnya sanad hadis bersambung sejak sanad pertama
(mukharij hadis) hingga sanad terakhir (kalangan sahabat) hingga Nabi Muhammad Saw.; ‘adil
adalah Islam, baligh, berakal, memelihara muru‟ah, dan tidak berbuat fasik; ḍabit adalah apabila
mampu mendengarkan pembicaraan sebagaimana seharusnya, memahami pembicaraan itu secara
benar, kemudian menghafalnya dengan sungguh-sungguh dan berhasil hafal dengan sempurna,
sehingga mampu menyampaikan hafalan itu kepada orang lain dengan baik; tidak mengandung
syadz, maksudnya hadis yang diriwayatkan oleh orang yang tsiqah dan tidak bertentangan dengan
periwayat yang juga tsiqah; Lihat: Idri, Studi Hadis, h. 157; dan terhindar dari illat, yakni
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ṣalaḥ dan al-Nawawī ialah sebab yang tersembunyi yang
merusak kualitas hadis. Keberadaannya menyebabkan hadis yang pada lahirnya tampak berkualitas
sahih menjadi tidak sahih . Lihat: Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, h. 152. 17
Hadis hasan pada dasarnya adalah hadis musnad (sanadnya bersambung kepada Nabi
Saw.), diriwayatkan oleh periwayat yang ‘adil (misalnya tidak tertuduh pendusta), tidak
mengandung syadz dan „illat, tetapi di antara periwayatnya dalam sanad ada yang kurang ḍabit.
Lihat: Idri, Studi Hadis, h. 159. 18
Kata daif menurut bahasa berarti lemah. Secara terminologi hadis daif adalah hadis yang
tidak memenuhi kriteria hadis sahih dan daif, di antaranya adalah sanadya terputus, periwayatnya
tidak ‘adil, tidak ḍabit, mengandung syadz, dan mengandung „illat. Idri, Studi Hadis, h. 179. 19
mauḍū menurut bahasa وضع الشيء yang berarti menurunkan nilai (harga) sesuatu.
Dikatakan demikian karena turun martabatnya. Menurut istilah, hadis Maudhu’ adalah hadis
bohong yang dibuat dan diciptakan serta disandarkan kepada Rasulullah Saw.. Lihat: Maḥmud
Ṭaḥḥan, Intisari Ilmu Hadis, h.115; Badri Kaeruman, Otentitas Hadis: Studi Kritis atas Kajian
Hadis Kontemporer, h. 274.
22
berlangsung demikian sampai akhir sanad dari hadis tersebut. Jadi bersambungnya
sanad seluruh rangkaian periwayat dalam sanad, mulai dari periwayat yang
disandari oleh al-mukharrij sampai kepada periwayat tingkat sahabat yang
menerima hadis yang bersangkutan dari Nabi.
Untuk mengetahui bersambung atau tidak bersambungnya suatu sanad, para
ulama hadis mempunyai beberapa syarat diantaranya adalah:
1. Mencatat semua nama periwayat dalam sanad yang diteliti;
2. Mempelajari sejarah hidup masing-masing periwayat, yakni melalui kitab-
kitab rijal al-hadis, misalnya kitab Tahdzīb al-Tahdzīb karya Ibn Ḥajar al-
Asqalānī, kitab al-Kasyif karya Muḥammad ibn Aḥmad al-Dzahabī, hal ini
dilakukan agar mengetahui apakah setiap periwayat dalam sanad tersebut
dikenal sebagai orang yang ‘adil dan ḍabiṭ, serta tidak suka meakukan
penyembunyian cacat (tadlis). Kemudian untuk mengetahui apakah antara
periwayat dengan periwayat yang terdekat dalam sanad itu terdapat
hubungan kesezamanan pada masa hidupnya, dan terjadi guru murid dalam
periwayatan hadis;
3. Meneliti kata-kata yang menghubungkan antara para periwayat dengan para
periwayat yang terdekat dalam sanad, yakni apakah kata-kata yang terpakai
berupa haddatsanā, akhbaranā, ‘an, ‘anna, atau kata-kata lainnya;
Jadi seluruh sanad dapat dikatakan bersambung apabila seluruh periwayat
dalam sanad itu benar-benar siqah (‘adil dan ḍabiṭ), anatara masing-masing
periwayat dengan periwayat terdekat sebelumnya dalam sanad itu benar-benar
23
telah terjadi hubungan periwayatan hadis secara sah menurut ketentuan tahammul
wa ada’ al-hadīts.20
B. Periwayatan Bersifat Adil
Kata ‘adl memiliki lebih dari satu arti, baik dari segi bahasa maupun istilah.
Kedudukan takwa sesungguhnya adalah syarat umum dari seorang yang bersifat
‘adil. Syarat umum itu dirinci menjadi beberapa bagian:
1. Beragama Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Memelihara muru‟ah21
5. Tidak berbuat maksiat
6. Tidak berbuat bid‟ah
7. Tidak berbuat fasiq
8. Baik akhlaknya
9. Dapat dipercaya beritanya22
20
Syuhudi Isma‟il, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2014), h.
132-133. 21
Muru’ah adalah adab kesopanan pribadi yang membawa pemeliharaan diri manusia
pada tegaknya kebajikan moral dan kebiasaan-kebiasaan. Hal ini dapat dilihat dari adat istiadat
yang berlaku di berbagai negara. 22
Syuhudi Isma‟il, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, h. 133-137.
24
3. Periwayat Bersifat Ḍabiṭ
Pengertian ḍabiṭ menurut istiah telah dikemukakan oleh ulama dalam
berbagai berbagai bentuk keterangan. Menurut Ibn Ḥajar al-„Asqalanī dan al-
Sakhawī yang dinyatakan sebagai orang ḍabit ialah orang yang kuat hafalannya
tentang apa yang telah didengernya dan mampu menyampaikan hafalannya itu
kapan saja dia menghendakinya.
Adapun cara penetapan ke-ḍabiṭ-an seorang periwayat menurut berbagai
pendapat para ulama adalah sebagai berikut:
a) Ke-ḍabiṭ-an periwayat dapat diketahui berdasarkan kesaksian ulama.
b) Ke-ḍabiṭ-an periwayat dapat diketahui juga berdasarka kesesuaian
riwayatan dengan riwayat yang disampaikan oleh periwayat lain yang telah
dikenal ke-ḍabiṭ-annya.
c) Apabila seseorang periwayat sesekali mengalami kekeliruan, maka dia
masih dapat dinyatakan sebagai periwayat yang ḍabiṭ. Tetapi apabila
kesalahan itu sering terjadi, maka periwayat yang bersangkutan tidak lagi
disebut sebagai periwayat yang ḍabit.
Karena bentuk ke-ḍabiṭ-an para perawi berbeda-beda, maka seharusya
istilah yang digunakan untuk menyifati mereka harus dibedakan. Perbedaan istilah
itu dapat berupa:
a) Istilah ḍabiṭ diperuntukkan bagi periwayat yang hafal dengan
sempurna hadis yang diterimanya, mampu menyampaikan dengan baik
hadis yang dihafalnya itu kepada orang lain.
25
b) Istilah tām al-ḍabṭ diperuntukkan bagi periwayat yang hafal dengan
sempurna hadis yang diterimanya, mampu menyampaikan denngan baik
hadi yang dihafalnya itu kepada orang lain, dan paham dengan baik hadis
yang dihafalnya.23
4. Terhindar dari Syaz
Ulama berbeda pendapat tentang pengertian syaz, menurut Muḥammad Idris
al-Syafi‟ī hadis syaz adalah hadis yang diriwayatkan oleh periwayat yang tsiqah,
tetapi riwayatnya bertetangan denga riwayat lain yang diriwayatkan oleh orang
ṭsiqah juga. Menurut al-Hakim al-Naisaburī hadis syaz adalah hadis yang
diriwayatkan oleh periwayat yang tsiqah secara mandiri, tidak ada periwayatan
tsiqah lainnya yang meriwayatkan hadis tersebut. Abu Ya‟la al-Khalilī hadis syaz
adalah hadis yang sanadnya hanya satu buah saja, baik periwayatannya bersifat
tsiqah maupun tidak bersifat tsiqah.
Dari pendapat al-Syafi‟ī tersebut dapat disimpulkan bahwa hadis dikatakan
syuzuz apabila hadis itu memiliki lebih dari satu sanad, para periwayat hadi yang
terdapat dalam beberapa sanad tersebut seluruhnya tsiqah, matan dan sanad itu
ada yang mengandung pertetangan.24
5. Terhindar dari Illat
Illat artinya penyakit atau sesuatu yang menyebabkan kesahihan hadis
ternodai. Illat yang ada pada suatu hadis tidak tampak secara jelas melainkan
23
Syuhudi Isma‟il, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, h. 143. 24
Bustamin dan Isa Salam, Metodologi Kritik Hadis ( Jakarta: Rajawali Pers, 2004), h. 57.
26
samar-samar, sehingga sulit ditemukan, kecuali oleh ahlinya. Oleh karenanya
hadis ini banyak ditemukan pada tiap rawi yang tsiqah sekalipun.25
Hadis yang mengandung illat pada mulanya terlihat sebagai hadis sahih
karena sanad hadis tersebut tampak bersambung dan para periwayatan tampak
bersifat tsiqah semuanya. Setelah hadis tersebut diteliti lebih dalam, barulah dapat
diketahui bahwa teryata hadis tersebut mengandung banyak illat.26
25
Abdurrahman, Metode Kritik Hadis (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 15. 26
Syuhudi Isma‟il, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, h. 178.
27
BAB III
KUALITAS DAN AKURASI
A. Teks Asli Hadis
Berdasarkan hasil pelacakan yang telah dilakukan terhadap 26 hadis-hadis
dalam rekaman khutbah Jum‟at dan penceramah di majelis ta‟lim, maka
ditemukan beberapa hal sebagai berikut:
No Nama Masjid Jumlah Hadis
1 Masjid Jami‟ Muhajirin 8
2 Masjid Jami‟ al-Munawwarah 4
3 Masjid Jami‟ Nurul Iman 5
Jumlah 17
No Nama Majelis Ta’lim Jumlah Hadis
1 Miftahul Mubtadin 2
2 Al-Sakinah 4
3 Nurul Anwar 3
Jumlah 9
Pertama, dari 26 hadis terdapat dengan jumlah 20 hadis yang diriwayatkan
dalam al-Kutub al-Sittah; dalam Ṣaḥīḥ al-Bukhārī ada 10 hadis, Ṣaḥīḥ Muslim ada
8 hadis, Sunan Abū Dāwud ada 5 hadis, Sunan al-Tirmidzī ada 10 hadis, Sunan al-
28
Nasā’ī ada 8 hadis, dan Sunan Ibn Mājah ada 10 hadis. Terdapat 6 hadis yang
diriwayatkan non al-Kutub al-Sittah, dan 1 hadis tidak diriwayatkan al- Kutub al-
Sittah dan non al-Kutub al-Sittah.
Berikut teks asli hadis berdasarkan rekaman khatib Jum‟at dan
penceramah di majelis ta‟lim:
Hadis ke-1
„‟Hingga Rasulullah Saw. mengungkapkan:
لكالشهري غفلالناسب يرجبورمضانذ
Bahwa bulan ini adalah dilalaikan manusia baina Rajāb wa Ramadhān,
yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan, yaitu Sya‟ban1”.
Hadis ke-2
„‟Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan Imām ibn Mālik:
لمشركأومشاحن لةالنصفمنشعبانف ي غفرلميعخلقوإل إنهللاليطلعلي Allah Swt memeriksa nilai setiap bulan Sya‟ban, maka Allah mengampuni
semua dosa kecuali orang yang musyrik dan bertengkar dengan saudaranya2”.
Hadis ke-3
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Berbahagialah karena sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda:
البالءإنعظمالزاءمععظم
1 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 12 Mei 2017 durasi
rekaman: 00.40. 2 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 12 Mei 2017 durasi
rekaman: 02.45.
29
Sesungguhnya besarnya balasan seseorang dari pada besarnya ujian yang
dilimpahkan kepadanya, ق ومااب تالىموإنهللا إذاأحب Allah akan cinta kepada suatu
kaum, maka kaum itu akan terus menerus diuji Allah Swt. الرضا ف لو رضي ,فمنmaka siapa yang ridha terhadap ujian Allah, maka dia akan dapat ridhanya Allah
dan barang siapa yang marah pada Allah, maka ia akan mendapat marah Allah”. 3
Hadis ke-4
„‟Bahkan dalam hadis Nabi Saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Imam al-
Nasā‟ī dan hadis ini kedudukannya hasan sahih: المؤمني ف قراء يدخل ق بل النةي وم بنصف kalau orang miskin lebih dulu masuk surga dari pada orang الغنياء
yang kaya, di antara orang Islam setengah hari di antara 1.500 tahun lebih dahulu
orang miskin itu masuk surga”. 4
Hadis ke- 5
„‟Kejadian yang dimaksud oleh Nabi Saw:
كفرا .كادالفقرأنيكون
Hampir-hampir orang yang fakir itu masuk jurang”.5
Hadis ke- 6
„‟Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda:
كنت،وأتبعالسيئةاحلسنةتحهاا ثما تقهللاحي
Bertakwalah kamu di mana saja kamu berada”. 6
3 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 19 Mei 2017 durasi
rekaman:11.15 4 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 19 Mei 2017 durasi
rekaman: 00.48. 5 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 19 Mei 2017 durasi
rekaman:04.20 6 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 26 Mei 2017 durasi
rekaman: 15.50.
30
Hadis ke- 7
„‟Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda yang menerangkan keutamaan
shalat jama‟ah:
بسبعوع ريندرجةشصالةالفذ,صالةالماعةافضلمنصالةالفذ Shalat yang digabungkan dengan berjama‟ah, shalat lima waktu yang
digabungkan dengan berjamaah itu lebih afdhal dibandingkan shalat sendiri, maka
Rasulullah menyatakan perbandingannya itu 27 derajat 7”.
Hadis ke- 8
„‟Bahkan Rasulullah Saw. menerangkan menuntut ilmu:
منسلكطري قايطلببوعلماسهلهللاطري قاإلالنةBarang siapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga8”.
Hadis ke- 9
„‟Sebagaimana Nabi Saw. bersabda. Diriwayatkan oleh Aisyah ra:
العمالالهللاأدومها أحب „‟Sebaik-baiknya amal terhadap Allah Swt, yaitu adalah pekerjaan yang
terus menerus dan berkesinambungan, وإنقل walaupun sedikit”.9
Hadis ke- 10
„‟Rasulullah sudah menyatakan beberapa abad yang lalu, توموص اوحصاpuasalah kalian pasti kalian sehat”.
10
7 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 26 Mei 2017 durasi
rekaman:18.39. 8 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 26 Mei 2017 durasi
rekaman: 20.00. 9 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 2 Juni 2017
durasi rekaman: 11.12.
31
Hadis ke-11
„‟Di dalam sebuah hadis:
ةناللخهللادلإلوإلت لقنلومنقال
Ajarilah olehmu kata Nabi orang yang akan mati, bukan orang yang mati,
dengarkanlah هللالإولإل . Orang yang seketika sakaratul maut mampu
mengucapkan هللالإلوإل pasti masuk surga”.11
Hadis ke-12
Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda:
إلوإل هللاإقامالصالةواي تاءالزكاةلرسووزلمدألهللابناإلسالمعلىخسشهادةأنلوصومرمضان. واحلج
Dibinanya Islam itu ada lima asas, yang pertama mengucapkan dua kalimat
syahadat bahwasannya aku bersaksi tidak ada Tuhan yang kami sembah, hanya
Allah sebenar-benarnya, insyaallāh. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu
utusan Allah, yang kedua adalah الصال إقام ة shalat lima waktu sehari semalam,
kemudian وصومرمضان insyaallāh besok kita akan mulai puasa Ramadhan”.12
Hadis ke- 13
„‟Rasulullah bersabda dalam hadisnya:
منالشيطانالرجيمللأعوذب
قالرسول هللاصم:
ةشعبانثالثي)رواهادلسلم(اروطصوموالرؤيةواف عليكمفأكملواعد لرؤيةث
10 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 9 Juni 2017
durasi rekaman: 05. 32. 11
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 16 Juni 2017
durasi rekaman: 06.39. 12
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 23 Juni 2017
durasi rekaman:09.00.
32
اروطواف .puasalah kamu dengan melihat bulan atau melihat hilal صوموالرؤية dan berbukalah nanti di Idl Fitri, mau Idul Fitri terakhir kita bisa melihat لرؤية
bulan, oleh karena itu untuk menyaksikan kalau tidak bisa melihat bulan karena
kehalangan mega atau awan, maka فأكملوا ثالثي, maka sempurnakan bulan
Sya‟ban 30 hari”.13
Hadis ke- 14
„‟Rasulullah Saw. telah bersabda yang artinya, sesungguhnya zaman
berputar sebagaimana bentuknya semua di waktu Allah dalam menciptakan langit
dan bumi. Dalam satu tahun terdapat dua belas bulan, terdapat empat bulan yang
dihormati tiga bulan Dzulqa‟dah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab yang terdapat
di antara bulan Jumaditsani dan Sya‟ban”.14
Hadis ke- 15
„‟Dari riwayat hadis, beberapa hadis menerangkan keutamaan puasa Rajab
sebagai berikut: Apabila Rasul memasuki Rajab beliau berdo‟a, Ya Allah
berkahilah kami bulan ini, dan Rajab ini, dan juga Sya‟ban, dan sampaikan kami
pada bulan Ramadhan”.15
Hadis ke-16
:صمهللارسولقال⸲اءأطرضيهللاعنوعنأبىري رةروي ‘’
16ماميطب،ف قدإذاق لت .” لغيتلصاحبك:أنصت،ي ومالمعة،واإل
Hadis ke- 17
„‟Dalam sebuah hadis Rasulullah Saw:
13
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman pada tanggal 30 Juni 2017 durasi
rekaman:10.50. 14
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan: Kedung Waringin
pada tanggal 7 Juli 2017 durasi rekaman: 02.09. 15
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan: Kedung Waringin
pada tanggal 7 Juli 2017 durasi rekaman: 05.25. 16
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan: Kedung Waringin
pada tanggal 14 Juli 2017 durasi rekaman: 04.12.
33
".17ذاأتىالرجلالرجلف همازانيان،وإذاأتتالمرأةالمرأةف همازانيانإ
Hadis ke- 18
„‟Maka pesan Nabi: ب ي القرا ون وروا بقرأة Rumah kita, rumah bacakan . نتكم
Qur‟an”. 18
Hadis ke- 19
„‟Kata Nabi: kan kalau orang sakit itu dan dia menerima penyakitnya, maka
orang penyakitnya itu menggugurkan dosa-dosanya”.19
Hadis ke- 20
„‟Rasulullah Saw. bersabda:
صلى النب واطلعتفهللاعن الفقراء أىلها أكث ر ف رأيت اطلعتفالنة قال وسلم عليو.النارف رأيتأكث رأىلهاالنساء
Aku pernah menengok ke surga, ternyata kebanyakan penghuninya adalah
orang-orang miskin dan aku juga menengok ke neraka, ternyata kebanyakan
penghuninya adalah kaum wanita“. 20
Hadis ke- 21
„‟Rasulullah Saw. bersabda:
أني بسطلوفرزقو،وي نسأ 21“. لوفأثره،ف ليصلرحومنأحب
17 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan Kedung Waringin pada
tanggal 21 Juli 2017 durasi rekaman: 22: 11. 18
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Miftahul Mubtadin Kelurahan Susukan pada tanggal
11 Mei 2017 durasi rekaman: 11.30. 19
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Miftahul Mubtadin Kelurahan Susukan pada tanggal
13 Juli 2017 durasi rekaman: 02.00. 20
Rekaman pengajian majelis ta‟lim al-Sakinah kelurahan Bojong Baru pada 6 Mei 2017
durasi rekaman: 03.00.
34
Hadis ke- 22
„‟Rasulullah Saw. bersabda:
كتبلومثلأجرمنعملبا،ول سالمسنةحسنة،ف عملباب عده، قصمنسنفاإل ي ن كتبعليومثلوزرمنأجورىمشيء،ومنس سالمسنةسيئة،ف عملباب عده، مننفاإل
قصمنأوزارىمشيء ".22عملبا،ولي ن
Hadis ke- 23
„‟Rasulullah Saw. bersabda:
صلىعليووسلمجوعدالنبصلىهللا علىالنب اشتد عليووسلمهللابيلف راثعليوحتتافيوصورةهللافخرجالنبصلى لتدخلب ي عليووسلمف لقيوفشكاإليوماوجدف قاللوإن
كلب ول
Jibril pernah berjanji kepada Nabi Saw., namun Jibril terlambat datang
hingga Nabi ṣallallahu 'alaihi wasallam menunggu sangat lama, lalu Nabi
ṣallallahu 'alaihi wasallam keluar dan menemuinya lalu menanyakan sebenarnya
apa yang tengah terjadi, maka Jibril berkata kepada beliau: Sesungguhnya kami
tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar dan anjing‟‟.23
Hadis ke- 24
ي علموأخ :ىري رةقالرسولهللاعنأب سلمهماأفضلالصدقةأني ت علمادلرءادلسلمعلماث )رواهابنماجو(
Shadaqah yang paling utama adalah seorang muslim yang belajar ilmu, kemudian
mengajarkan kepada saudaranya muslim”.24
21
Rekaman ceramah Majelis Ta‟lim al-Sakinah Kelurahan Bojong Baru pada 13 Mei 2017
durasi rekaman: 02.57 22
Rekaman ceramah Majelis Ta‟lim al-Sakinah Kelurahan Bojong Baru pada 20 Mei 2017
durasi rekaman: 03.54 23
Rekaman ceramah Majelis Ta‟lim al-Sakinah Kelurahan Bojong Baru pada 27 Mei 2017
durasi rekaman: 03.02. 24
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Nurul Anwar Kelurahan Bojong Gede pada 11 Juli
2017 durasi rekaman: 00.08.
35
Hadis ke- 25
„‟Kata Nabi:
االعيدلمنطاعتوتزيدلعيدلمنلبسالديدليسا إن Bukan arti Idl itu orang yang pakaiannya bagus saja, tapi Idl itu orang yang
taat tambah”.25
Hadis ke- 26
“Rasulullah Saw. dengan surat Yāsīn: يساق موتكم رءوا . Hai orang-orang
yang hidup, hai anak, hai cucu, hai santri, hai jama‟ah, hai ibu. Tolong bacakan
Yāsīn kepada orang yang sudah mati atau mau mati”.26
B. Takhrīj Hadis
Takhrīj digunakan untuk mengeluarkan hadis dan periwayatannya dari
kitab-kitab asli.27
Berikut adalah hasil takhrīj dari 26 hadis yang didapat dari
rekaman khutbah Jum‟at dan majelis ta‟lim Kecamatan Bojong Gede Kabupaten
Bogor.
Hadis ke-1
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Hingga Rasulullah Saw. mengungkapkan:
ذلكالشهري غفلالناسب يرجبورمضان
25
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Nurul Anwar Kelurahan Bojong Gede pada 18 Juli
2017 durasi rekaman: 02.05. 26
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Nurul Anwar Kelurahan Bojong Gede pada 25 Juli
2017 durasi rekaman:22.50. 27
Maḥmūd Ṭaḥḥān, Dasar-Dasar Ilmu Hadis, h. 18.
36
Bahwa bulan ini adalah dilalaikan manusia baina Rajāb wa Ramadhān,
yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan, yaitu Sya‟ban”.28
Saya melakukan takhrīj dengan menggunakan kitab Muʻjam Mufahrās li
Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī melalui lafal غفل. Dari penelusuran hadis tersebut
diketahui sebagai berikut:
29ذلكالشهر,ذاكشهريغفلالناسعنو
)سننالنسائ(صيام–ن
(نبلح)أحدبن,–حم
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 2 kitab yang
meriwayatkan dengan beragam redaksi hadis, yaitu redaksi kitab Sunan al-Nasā’ī
dan Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal. Tidak ada riwayat yang sama dengan hadis yang
disampaikan oleh khatib Jum‟at.
Adapun riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal dan al-Nasā‟ī30
dengan jalur sahabat
yang sama, yaitu Usāmah ibn Zaid, keduanya adanya tambahan lafal نوع , dan
العالمي أني رفععمليوأنصائموىوشهرت رفعفيوالعمالإلرب ،فأحب , akan tetapi
riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal menambah lafal ذاك . 31
28 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 12 Mei 2017 durasi
rekaman: 00.40. 29
Arnold John Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, h. 564. 30
Abī ʻAbd al- Raḥmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al-Nasā’ī, kitab:
Ṣiyām, nomor hadis 2353, h. 564
37
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara maknawi.32
Hadis ke-2
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan Imām ibn Mālik:
لةالنصفمنشعب لمشركأومشاحنإنهللاليطلعلي انف ي غفرلميعخلقوإل
Allah Swt memeriksa nilai setiap bulan Sya‟ban, maka Allah mengampuni
semua dosa kecuali orang yang musyrik dan bertengkar dengan saudaranya33
”.
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut ditemukan dengan kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai . طلع
berikut:
34ليطلعف...إنهللا
)سننإبنماجو(إقامة–جو
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada kitab yang
meriwayatkan hadis tersebut, yaitu redaksi kitab Sunan Ibn Mājah. Matan hadis
31 Selengkapnya lihat lampiran.
32 Lengkapnya lihat lampiran
33 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 12 Mei 2017 durasi
rekaman: 02.45. 34
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 4, h. 12.
38
dalam riwayat Ibn Mājah35
sesuai dengan matan hadis yang disampaikan khatib
Jum‟at akan tetapi khatib salah dalam menyebutkan periwayat36
.
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang sama, maka
dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara lafdzi 37 .
Hadis ke-3
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Berbahagialah karena sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda:
البالءإنعظمالزاءمععظمSesungguhnya besarnya balasan seseorang dari pada besarnya ujian yang
dilimpahkan kepadanya, ق ومااب تالىمهللاوإن إذاأحب Allah akan cinta kepada suatu
kaum, maka kaum itu akan terus menerus diuji Allah Swt. الرضا ف لو رضي ,فمنmaka siapa yang ridha terhadap ujian Allah, maka dia akan dapat ridhanya Allah
dan barang siapa yang marah pada Allah, maka ia akan mendapat marah Allah 38
”.
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut ditemukan dengan kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar عظى . Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai
berikut:
39إنعظمالزاءمععظمالبالء
35
Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn Mājah, Sunan Ibn Mājaḥ, kitab: Iqāmah, nomor hadis
1390, h. 445. 36
Yang benar adalah riwayat Ibn Mājah bukan Imam ibn Mālik. 37 Lengkapnya lihat lampiran.
38 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 19 Mei 2017 durasi
rekaman:11.15 39
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 4, h. 279.
39
)الرتميذي(زىد–ت
)سننإبنماجح(فنت–جو
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 2 kitab yang
meriwayatkan dengan beragam redaksi hadis, yaitu redaksi kitab Sunan al-
Tirmidzī dan Sunan ibn Mājah. Riwayat al-Tirmidzī40
dengan jalur sahabat yang
sama yaitu Anas Ibn Mālik sesuai dengan hadis yang disampaikan khatib Jum‟at.
Berbeda dengan redaksi al-Tirmidzī, redaksi ibn Mājah41
tidak menggunakan
lafal .pada awal matan hadis إ
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara maknawi. 42
Hadis ke- 4
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Bahkan dalam hadis Nabi Saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Imam al-
Nasā‟ī dan hadis ini kedudukannya hasan sahih: يد ق بل النة المؤمني ف قراء خلي وم بنصف kalau orang miskin lebih dulu masuk surga dari pada orang الغنياء
yang kaya, di antara orang Islam setengah hari di antara 1.500 tahun lebih dahulu
orang miskin itu masuk surga 43
”.
40
Muẖammad „Ȋsā ibn Sûrah ibn Mûsā ibn al-Daẖẖāk Abû „Ȋsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, kitab: Jihad, nomor hadis: 2396, j. 4, h. 179. 41
Al- Ḥāfidz Abī ʻAbdillāh ibn Muhmmad ibn Yazīd al-Qazwī, Sunan Ibn Mājaḥ, kitab:
Fitan, nomor hadis: 4031, h. 1338. 42 Selengkapnya lihat lampiran.
43 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 19 Mei 2017 durasi
rekaman: 00.48.
40
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut ditemukan dengan kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar غن. Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai
berikut:
ادلسلمي,يدخلونالنةقبلأغنيائهم,يدخل,تدخلفقراء,ادلؤمنوننادلهاجريفقراءإن
44.قبلأغنيائهم,الغنياءالنةادلهاجرين,الفقراء
)سننالرتمذي(زىد–ت
)سننإبنماجح(زىد–جو
)سننالدارمى(رقاق–دي
)احدبنحنبل(,,,,,–حم
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 4 kitab yang
meriwayatkan dengan beragam redaksi hadis, yaitu redaksi kitab Sunan al-
Tirmidzī, Sunan ibn Mājah, Sunan al-Dārimī, dan Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal.
Riwayat Ibn Mājah45
dan Aḥmad ibn Ḥanbal46
dengan jalur sahabat yang sama
Abū Hurairah adalah redaksi yang sesuai dengan hadis yang disampaikan khatib
Jum‟at.
44
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī , j. 5, h. 30 45
Ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaẖ, kitab: Zuhud, nomor hadis: 3122, h.1380. 46
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn
Ḥanbal, j. 8, nomor hadis: 14476, h. 338; Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn
Ḥanbal, j. 15, nomor hadis : 9823, h. 511.
41
Berbeda dengan riwayat Ibn Mājah, riwayat al-Tirmidzī47
dengan jalur
sahabat Abī Sa‟īd tidak menggunakan lafal يدخل menggunakan lafal ف قراء
pada awal matan. Riwayat al-Dārimī المهاجرين48
dari jalur sahabat ʿAbdullāh ibn
ʿAmrū terdapat lafal ال ف قراء لي بشر فإن هم وجوىهم, يسر با مهاجرين di awal matan
dan lafal ق بلالغنياءبربعيعاما di akhir matan hadis.
Adapun riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal dari jalur sahabat Jābir ibn „Abdullāh
menggunakan lafal بربعيخريفا 49, dari jalur sahabat Abū Hurairah terdapat lafal
.di tengah matan أمت50
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. 51
Hadis ke-5
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
47
Abî Ȋsā Muẖammad ibn ʻȊsā ibn Saurah al- Tirmidzī, Jāmiʻ al- Tirmidzī, nomor hadis
2351, Kitab: Zuhud , h. 387. 48
Imām al-Hāfidz Abū Muẖammad ʻAbdillāh ibn ʻAbdurrahmān ibn Fadl ibn Bahramī al-
Darimī, Sunan al- Darimî, pentahqiq: Husain Salīm Asad, kitab: Riqāq, j. 1, nomor hadis: 2886,
(Riyadh: Dār Mughnî, 2000), h. 1879. 49
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, juz. 8, nomor hadis : 8502, h.
338. 50
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, juz. 15, nomor hadis : 10730, h.
425. 51 Selengkapnya lihat lampiran.
42
„‟Kejadian yang dimaksud oleh Nabi Saw.:
كفرا .كادالفقرأنيكون
Hampir-hampir orang yang fakir itu masuk jurang”.52
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut tidak ditemukan ketika alat yang digunakan Muʻjam Mufahrās li
Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī. 53
Namun, redaksi tersebut ditemukan ketika alat
yang digunakan Mausū’ah al-Atrāf, yakni melalui awal kata “كاد انفقر”. Dari
penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai berikut:
54كادالفقرأنيكونكفرا
كنزالعمالللمتقياذلندي(–كنز (
)إحتافالسادة(:–إحتاف
)الدرادلنثورللسيوطى(:–منثور
)الضعفاءللعقيلي(:–عقيلي
)مشكاةادلصابحللتبيزي(–مشكة
)ادلغناحلملالسفرالعرب(,:–عر
)حليةالولياءإلبنالنعيم(:,:,,:–حلية
52 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 19 Mei 2017 durasi
rekaman:04.20 53
Tidak ditemukan melalui kata dasar كاد, كفر, فقر . 54 Abū Ḥajar Muḥammad al-Saʻid ibn Bayunī Zaglūl, Mausūʻatu al-Aṭrāf al-Ḥadīts al-
Nabawī al-Syarīf (Beurit: Dār al-Fikr. 1989), j. 6, h. 8.
43
)تذكرةادلوضوعاتللفتن(–تذكرة
)الدررادلنتثرةالحاديثللصيوطي(–درر
ادلتناىيةإلبنالزوجي()العلل:–متناىية
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 10 kitab dengan
beragam redaksi hadis, yaitu redaksi kitab Kanzu al-ʻUmāl, Al- Misykāh al-
Maṣābih, Al-ʻilāl Mutanāhiyah fī al- Ḥadits, Al-Durar Mantsūr li al-Suyūṭī,
Ḥilyah al-Auliyā’ li Ibn Nuʻim, Tadzkirah al- Mauḍūʻāt li al-Fatanī, al-Dur al-
Muntatsirah fī Ahādīts 55
, dan Al-Ḍuʻafā’ al-Kabīr li al-’Uqailī. Dari semua kitab
redaksi hadis, tidak ada yang sama periwayatannya dengan hadis yang
disampaikan khatib Jum‟at.
Pada redaksi kitab Kanzu al-ʻUmāl56
, saya tidak menemukan sanad hadis
dan adanya lafal -di tengah matan hadis. Redaksi kitab Al-Dur Mantsūr li al أ
Suyūṭī57
saya tidak menemukan sanad hadis dan adanya lafal di tengah matan أ
dan terdapat tambahan lafal احلسدأني غلبالقدروكاد . Begitu juga dengan riwayat
dalam kitab Al- Misykāh al- Maṣābih, Al-ʻilāl Mutanāhiyah fī al- Ḥadits58
, Ḥilyah
al-Auliyā’ li Ibn Nuʻim59
, dan Al-Ḍuʻafā’ al-Kabīr li al-’Uqailī60 adanya lafal أ
55
ʻAbd al-Raḥmān ibn Abī Bakar, Al- Durar al-Muntatsirāh fī al-Ḥadits, pentahqiq:
Muḥammad ibn Liṭfī ( Riyadh: Jāmiʻah al-Mālik Su‟ūd, t.t), h. 161. 56
„Alāuddīn „Alī ibn Ḥisām al-Dīn „Alī ibn Ḥisām al-Dīn ibn Qāḍī. Kanzu al-‘Umāl fī
Sunan al-Aqwāl wa al-Afʻāl, pentahqiq: Bakrī Ḥayyānī, (Muassasah al-Risālah, 1981), nomor
hadis: 16682, h. 492. 57
ʻAbd al-Raḥmān ibn Abī Bakar Jalāl al-Dīn al-Suyūtī, Al-Dur Mantsūr al-Suyūṭī, nomor
hadis: 326 (Riyadh: Jāmiʻ al-Mālik Suʻūd, t.th), h.161 58
Jamāl al-Dīn Abū al-Farj ʻAbd al-Raḥman ibn ʻAlī ibn Muḥammad al- Jauzī, Al-ʻIlal al-
Mutanāhiyah fī al-Ahādīts al-Wāhiyah, pentahqiq: Irsyād al-Haq al-Atsarī, j. 2, h. 320. 59
Abū Naʻīm Aḥmad ibn „Abdullah ibn Aḥmad ibn Isẖāq ibn Mūsā al-Aṣbahānī, Ḥilyah al-
Auliyā’ li Ibn Nuʻim, j. 3 (Bairut: Dār al-Kitab al-„Ilmiyah, 1409 H), h. 53.
44
di tengah matan dan terdapat tambahan lafal ي غلبالقدر أن احلسد Berbeda .وكاد
dengan redaksi kitab Tadzkirah al- Mauḍūʻāt li al-Fatanī61
, saya tidak
menemukan sanad, adanya lafal di tengah matan, dan terdapat tambahan lafal أ
.وكاداحلسدأنيسبقالقدر
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. 62
Hadis ke-6
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda: اتق السيئة وأتبع كنت، ثما حي هللا .”Bertakwalah kamu dimana saja kamu berada .احلسنةتحها
63
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut terdapat pada kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar حسنة–حسن .64 Dari penelusuran hadis tersebut diketahui
sebagai berikut:
واتبعالسيئةاحلسنةتحها
60 Abū Jaʻfar Muḥammad ibn „Amrū ibn Mūsā ibn Hammād al-„ Aqīlī al-Makī, Al- Ḍuʻafā’
al-Kabīr, j. 4 (Bairut: Dār al- Maktabah al-„Aliyah, 1984), h. 206 61
Muḥammad Ṭahir ibn ʻAlī al-Ṣadīqī al-Hindī al-Fatanī, Tadzkirat al- Mauḍūʻāt lil Fatanī
( Idārah al-Ṭabāʻah Munīrah, 1342 H), h. 174. 62 Selengkapnya lihat lampiran.
63 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 26 Mei 2017 durasi
rekaman: 15.50. 64
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī , j. 1, h. 469.
45
)سننالرتمذي(بر-ت
)سننالدرمي(رقاق–دي
سندأحدإبنحنبل()م,,:–حم
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 3 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Sunan al-Tirmidzî , Sunan al- Darimî , dan Musnad
Aḥmad ibn Ḥanbal. Riwayat al-Tirmidzî 65
dan Aḥmad ibn Ḥanbal66
dengan jalur
sahabat Abī Dzar adalah redaksi hadis yang sesuai dengan hadis yang
disampaikan khatib Jum‟at.
Adapun riwayat al- Dārimī67
dengan jalur sahabat Abī Dzar tidak ada lafal
تحها pada lafal احلسنة السيئة riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal dengan jalur ,وأتبع
sahabat Abī Dzar menggunakan lafal تحها حسنة فاعمل سيئة، عملت وإذا .68
Adapun dari jalur sabahat Muʿādz adanya tambahan lafal كنت 69.أوأي نما
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. 70
65
Muẖammad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan
al-Tirmidzī, kitab: Birrun, nomor hadis: 1987, h. 332. 66
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis: 21354, h. 284. 67
Imām al-Hāfidz Abū Muḥammad ʻAbdullāh ibn ʻAbd al-Raḥmān, Al-Darimī, Sunan al-
Dārimī, j. 3, h. 1838. 68
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis: 21356, h. 425. 69
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis: 22059, h. 380 70 Selengkapnya lihat lampiran.
46
Hadis ke- 7
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda yang menerangkan keutamaan
shalat jama‟ah:
بسبعوعسريندرجةصالةالفذ,صالةالماعةافضلمن صالةالفذ
Shalat yang digabungkan dengan berjama‟ah, shalat lima waktu yang
digabungkan dengan berjamaah itu lebih afdhal dibandingkan shalat sendiri, maka
Rasulullah menyatakan perbandingannya itu 27 derajat”. 71
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut terdapat pada kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar فضم. Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai
berikut:
ميع)اخل(تفضلصالةأحدكمالفذ,الرجلحده)اخل(صالةالمع,الماعة,ال
)صحيخالبخاري(,أذان–خ
)سننالرتميذي(مواقيت–ت
)سننالنسائ(,إمامةصالة–ن
بنماجو()سننإمساجد–جو
)ادلواطا(مجاعة–ط
)مسند,,,,,,:,,:–حم72أحدبنحنبل(
71 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 26 Mei 2017 durasi
rekaman: 18.39. 72
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḫadīts al-Nabawī, j. 3, h. 445.
47
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 6 kitab yang
meriwayatkan dengan beragam redaksi hadis, yaitu Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Sunan al-
Tirmidzī, Sunan al-Nasā’ī, Sunan Ibn Mājah, Muwaṭa’ Imām Mālik, dan Musnad
Aḥmad ibn Ḥanbal. Riwayat dalam kitab Muwaṭa’ Imām Mālik dengan jalur
sahabat „Abdillah ibn „Umar 73
adalah redaksi yang mirip dengan perkataan
khatib, akan tetapi karena khatib menambahkan lafal صالةالفذ di awal matan.
Berbeda dengan riwayat dalam kitab Muwaṭa’ Imām Mālik74
, riwayat al-
Tirmidzī dengan jalur sahabat „Abdullāh ibn „Umar menggunakan lafal على ت فضل
.صالةالرجلوحده
Adapun riwayat al-Bukharī dengan jalur sahabat „Abdullāh ibn „Umar
menggunakan lafal 75ت فضل, dari jalur sahabat Abī Sa‟īd al-Khudrī menggunakan
lafal ت فضل dan درجة وعشرين 76 بمس, sedangkan dengan jalur sahabat Abī
Hurairah menggunakan lafal فب يتو تضعفعلىصالتو الرجلفالماعة وف، صالة
ضعفا77 وعشرين خسا سوقو، , selain itu riwayat dengan sahabat yang sama, yakni
Abū Hurairah menggunakan lafal hadis حده،بمست فضلصالةالميعصالةأحدكمو
73
Mālik ibn Anas, Muwaṭa’ Ȋmām Mālik, j. 1, h. 126. 74
Mālik ibn Anas, Muwaṭa’ Ȋmām Mālik, j. 1, h. 126. 75
Al- Bukhārī, Ṣaẖīẖ al-Bukhari, kitab: ʻIlmu, nomor hadis: 645, h. 91 76
Al- Bukhārī, Ṣāẖīẖ al-Bukhārī, kitab: ʻIlmu, nomor hadis: 646, j.1, h. 91. 77
Al- Bukhārī, Ṣāẖīẖ al-Bukhārī, kitab: ʻIlmu, nomor hadis: 647, j.1, h.91.
48
.وعشرينجزءا،وتتمعمالئكةالليلومالئكةالن هارفصالةالفجر
Adapun riwayat al-Nasā‟ī dengan jalur sahabat Abū Hurairah menggunakan
lafal وعشرينجزءا،ويتمعمالئكة وحدهبمسةت فضلصالةالمععلىصالةأحدكم
تم الليلوالن هارفصالةالفجر 79واق رءواإنشئ r
80.وعشريندرجة Sedangkan dari jalur sahabat Ibn „Umar menggunakan lafal
Riwayat Ibn Mājah dengan jalur sahabat Abū Hurairah menggunakan lafal الرجل
مجاعة ، ف وصالتو ب يتو ف صالتو على درجةتزيد وعشرين بضعا سوقو .81ف sedangkan
hadis yang lain dengan jalur sahabat yang sama menggunakan lafal فضلالماعة
جزءاعل وعشرون خس وحده أحدكم صالة ى .82 Jalur sahabat yang sama berlafal:
وعشريندرجة خسا فب يتو تزيدعلىصالتو الرجلفمجاعة صالة.
83Adapun riwayat
78
Abū ʻAbdillāh ʻAbd al- Salām ibn Muḥammad ibn ʻUmar Ismāʻil , Ṣāẖīẖ al-Bukhārī,
kitab: ʻIlmu, nomor hadis: 647, j.1, h.91. 79 Al- Nasā‟ī, Sunan al- Nasā’ī, Kitab: Ṣalāh, nomor hadis: 486, j. 1, h. 83.
80 Al- Nasā‟ī, Sunan al-Nasā’ī, kitab: Imāmah, nomor hadis: 835, j. 1, h.214.
81 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājaḥ, kitab: Masājid, nomor hadis: 786, j. 1, h. 258.
82 Ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaẖ, kitab: Masājid, nomor hadis: 788, j. 1, h.258.
83 Ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaẖ, kitab: Masājid, nomor hadis: 788, j. 1, h.258.
49
Aḥmad ibn Ḥanbal dengan jalur sahabat Abū Hurairah dengan lafal yang berbeda
84.أحدكموحدهبمسةوعشرينجزءا
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna85
.
Hadis ke- 8
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Bahkan Rasulullah Saw. menerangkan menuntut ilmu:
منسلكطري قايطلببوعلماسهلهللاطري قاإلالنةBarang siapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga86”.
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut terdapat pada kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar سلك. Dari penelusuran hadis tersebut diketahui
sebagai berikut:
87كطريقايطلببوعلماسهلهللاطريقاإلالنةمنسل
)سننابوداود(علم–د
)صحيخالبخاري(علم–خ
84
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis: 10305, h. 207. 85
Lengkapnya lihat lampiran. 86
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 26 Mei 2017 durasi
rekaman: 20.00 87
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 2, h. 506.
50
)سننالرتميذى(,,علمقرآن–ت
)سنإبنماجة(مقدمة–جو
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 4 kitab yang
meriwayatkan dengan beragam redaksi hadis, yaitu Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Sunan al-
Tirmidzī, Sunan Abū Dāwud, dan Sunan Ibn Mājah. Redaksi kitab Ṣaḥīḥ al-
Bukhārī adalah yang sesuai dengan perkataan khatib Jum‟at akan tetapi tidak
ditemukan sanad hadis.88
Adapun riwayat al-Tirmidzī89
dengan jalur sahabat Abū Hurairah
menggunakan lafalي لتمس, riwayat sahabat Abū Hurairah yang lain terdapat
tambahan lafal di awal matan ن يان فس كربالد كربةمن كربةهللامنن فسعنأخيو عنو
كربي ومالقيامة،ومنست رمسلماست ره ن ياواآلخرة،ومنيسرعلىمعسريسرهللامن فالد
ن ياواآلخرة،وهللا كانالعبدفعونأخيوهللاعليوفالد فعونالعبدما dan menggunakan
lafal 90, ي لتمس riwayat sahabat di jalur yang lain menggunakan lafal تغي dan ي ب
88
Al-Bukhārī, Ṣāẖīẖ al-Bukhārī, j. 1, kitab: ʻIlmu, h. 38. 89
Muḥammad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū „Īsā, Sunan al-Tirmidzī, kitab:
ʻIlmu, nomor hadis 2646, h.429. 90
Al-Tirmidzī, Sunan al-Tirmidzī, kitab: Qirā’āt, nomor hadis: 2945, h.470.
51
اءلطالبالعلم،وإنالعالليست غفرلومنفالسمواتومنوإنادلالئكةلتضعأجنحت هارض
كفضلالقمرعلىسائرالكواكب، علىالعابد، احليتانفادلاء،وفضلالعال فالرضحت
اورثواالعلم،فمنأخذبوأخذإنالعلماءورثةالنبياء ،إنالنبياءلي ورثواديناراولدرهاإن
وافر بظ 91.
Riwayat Ibn Mājah92
dengan jalur sahabat Abā Dardā‟ menggunakan lafal
dan terdapat tambahan lafal ي لتمس dan adanya tambahan lafal لتضع المالئكة وإن
احليتانأجنحت هارضالطالبالعلم،وإنطالبالعلميست غفرلومنفالسماءوالرض،حت
كف العابد على العال فضل وإن ورثةفالماء، العلماء إن الكواكب، سائر على القمر ضل
اورثواالعلم،فمنأخذه وافرالنبياء،إنالنبياءلي ورثواديناراولدرها،إن أخذبظ
, danي لتمس Adapun dari jalur sahabat Abu Hurairah adanya tambahan lafal
91
Al-Tirmidzī, Sunan al-Tirmidzī, j. 5, kitab: Qur‟an, nomor hadis: 2682, h. 434. 92
Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājaḥ, j. 1, nomor hadis: 223, h. 39.
52
حف إل ن هم، ب ي وي تدارسونو ، الل كتاب لون ي ت ، ب يوتالل من فب يت ق وم اجتمع هموما ت
الر هم وغشي ت السكينة، عليهم ون زلت المالئكة، وذكرىم بوهللاحة، أبطأ ومن عنده، فيمن
.عملوليسرعبونسبو
Sunan Abū Dāwud dengan jalur sahabat Abā Dardā menggunakan lafal:
طالبالعلم،وإنالعالليست غفروإنالمالئكةلتضعأجنحت هارضال dan ,منطرق ,سلك
علىالعاب فضلالعال منفالسموات،ومنفالرض،واحليتانفجوفالماء،وإن د،لو
لةالبدرعلىسائرالكواكب،وإن العلماءورثةالنبياء،وإنالنبياءلي ورثواكفضلالقمرلي
وافر. دينارا،ولدرهاورثواالعلم،فمنأخذهأخذبظ
Adapun dari jalur sahabat Abī Hurairah menggunakan lafal مامنرجليسلك
علما،إلطريق ايطلبفيو dan terdapat tambahan lafal بو عملوليسرع بو ومنأبطأ
نسبو di akhir matan.95
93
Ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaẖ, juz. 1, kitab: muqaddimah, nomor hadis: 225, juz. 1, h. 81. 94
Abī Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‟ts ibn Ishaq al-Sijistānī, Sunan Abū Dāwud, j.3, nomor
hadis: 3641, h. 403. 95
Abū Dāwud, Sunan Abū Dāwud, juz. 3, nomor hadis: 3643, h. 403.
53
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. 96
Hadis ke-9
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
‟Sebagaimana Nabi Saw. bersabda. Diriwayatkan oleh Aisyah ra:
العمالالهللاأدومها أحب
Sebaik-baiknya amal terhadap Allah Swt, yaitu adalah pekerjaan yang terus
menerus dan berkesinambungan, وإنقل walaupun sedikit”. 97
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut terdapat pada kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar ج أعال Dari penelusuran hadis tersebut diketahui . عم
sebagai berikut:
98ايالعمالأحبالهللا
)صحيحالبخاري(,أدبمواقيت–خ
)صحيحمسلم(مسافرين–م
)سننالرتميذى(قرآن–ت
سننالنسائ()مواقيت–ن
96 Lengkapnya lihat lampiran.
97 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 2 Juni 2017
durasi rekaman: 11.12 98 Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḫadīts al-Nabawī, j. 4, h. 381.
54
)سننالدارمى(صالة-دى
)احدبنحنبل(,–حم Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 6 kitab yang
meriwayatkan dengan beragam redaksi hadis, yaitu Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ
Muslim, Sunan al-Tirmidzī, Sunan al-Nasā’ī, dan Sunan al-Dārimī, Musnad
Aḥmad ibn Ḥanbal. Riwayat Muslim dari jalur sahabat „Aisyah ra. adalah redaksi
kitab yang sesuai dengan perkataan khatib Jum‟at99
, sedangkan riwayat Muslim
dari jalur sahabat „Aisyah ra yang lain menggunakan lafal إل العمالأحب أي
100 الل.
Berbeda dengan riwayat Muslim101
, riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal dengan jalur
sahabat „Aisyah ra. terdapat tambahan lafal وجل dan dari hadis lain terdapat عز
tambahan lafal وقارب دوا سد واعلموا وا، . Riwayat al-Tirmidzī102
dari jalur sahabat
Abū Hurairah dengan lafal: العمالأفضل،أفضل ر؟قال:إميانأي العمالخي ،أوأي
العمل، سنام الهاد شيء؟قال: ثأي قيل: ورسولو، هللا؟بلل رسول ي شيء قيل:ثأي
رور مب .قال:ثحج ‟, dari jalur Ummū Faurah dengan lafal :العمالأفضل؟قال أي
99
Imām Abī al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim ,
kitab: Ṣalāt, nomor hadis 1714,h. 359 100
Abū al-Ḥusain ibn al-Ḥajjāj ibn Muslim al-Qusyairī al-Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim, kitab:
Musāfir, nomor hadis: 1712, h. 359. 101
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis: 25317, h. 194. 102
Al-Tirmidzī, Sunan al-Tirmidzī, kitab: Jihād, nomor hadis: 1658, h. 88.
55
لول وقتهاالصالة 103
, dengan jalur sahabat Ibn Mas‟ūd diriwayatkan dengan lafal
yang berbeda, yaitu : العمالأفضل؟قال:الصالةلميقاتا،ق لت:ث ،أي يرسولالل
؟قال:الهادفسبيل الوالدين،ق لت:ثماذايرسولالل ؟قال:بر ،ماذايرسولالل الل
سكتعن صلىث عليووسلمولواست زدتولزادنهللارسولالل 104.
Riwayat al-Nasā‟ī dengan jalur sahabat Abā Bakrin al- Syaibānīy dengan
lafal berbeda ف والهاد الوالدين، وبر وقتها، على الصالة قال: اللت عال؟ .105 سبيل
Hadis lain dengan jalur sahabat „Abdllāh ibn Mas‟ūd dengan lafal yang berbeda
وجل عز الوالدين،والهادفسبيلالل .وجل؟قال:إقامالصالةلوقتها،وبر
Adapun Sunan al-Dārimī dengan jalur hadis ‟Abdullāh ibn Salām dengan lafal:
المرحتل؟قال:صاحبالقرآنيضربأيالعملأفضل؟قال:احلال المرحتل،قيل:ومااحلال
كلماحلارمن 106حتلأولالقرآنإلآخره،ومنآخرهإلأولو
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. 107
103
Al-Tirmidzī, Sunan al-Tirmidzī, kitab: Ṣalāt, nomor hadis: Nomor hadis 170, h. 48. 104
Al-Tirmidzī, Sunan al-Tirmidzī, kitab: Qur’an, nomor hadis: 1898, h. 321. 105
Al- Nasā‟ī, Sunan al- Nasā’ī, Kitab: ṣalāh, nomor hadis: 610, j. 1, h. 292. 106
Imām al-Ḥāfidz Abū Muḥammad ʻAbdullāh ibn ʻAbd al-Raḥmān, Sunan al-Dārimī,
nomor hadis: 3803, jil: 1, h. 786. 107
Lengkapnya lihat lampiran.
56
Hadis ke- 10
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Rasulullah sudah menyatakan beberapa abad yang lalu, اوحصاتوموص
puasalah kalian pasti kalian sehat108
”.
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut tidak ditemukan ketika alat yang digunakan Muʻjam Mufahrās li
Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī109
dan Mausūʿah al-Aṭrāf al-Ḥadīts al-Nabawī al-
Syarīf.110
Hadis ke-11
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Di dalam sebuah hadis:
ةناللخهللادلإلوإلت لقنلومنقال
Ajarilah olehmu kata Nabi orang yang akan mati, bukan orang yang mati,
dengarkanlah هللالإلوإل . Orang yang seketika sakaratul maut mampu
mengucapkan هللالإلوإل pasti masuk surga111
”.
Karena khatib menggunakan kata ت لقن, maka saya harus menggunakan
padanan kata dalam bahasa Arab, yaitu kemudian saya melakukan takhrīj ,ن ق
108
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 9 Juni 2017
durasi rekaman: 05. 32.
109 Tidak ditemukan informasi melalui kata dasar صوم dan صح
110 Abū Ḥajar Muḥammad al-Saʻid ibn Bayunī Zaglūl, Mausūʻatu al-Aṭrāf al-Ḥadīts al-
Nabawī al-Syarīf , j. 5, h. 195 melalui awal matan, yakni صوو 111
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 16 Juni 2017
durasi rekaman: 06.39.
57
melalui kata tersebut melalui kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar. Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai
berikut:
منلقنعندادلوتلإلوإلهللادخلالنة
112)أحدبنحنبل(,–حم
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 1 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal. Tidak ada redaksi yang
sama dengan hadis yang disampaikan khatib Jum‟at. Adapun Musnad Aḥmad ibn
Ḥanbal113
dengan jalur sahabat Abū Hurairah menambahkan lafal:
.منلقنعندالموت
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang tidak berbeda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara maknaw.i114
Hadis ke-12
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda:
إلوإل هللاإقامالصالةواي تاءالزكاةرسولوزلمدهللابناإلسالمعلىخسشهادةأنلوصومرمضان .واحلج
112 Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḫadīts al-Nabawī, j. 6, h. 138.
113 Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imam Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis 15894, h. 48.
114 Selengkapnya lihat lampiran.
58
Dibinanya Islam itu ada lima asas, yang pertama mengucapkan dua kalimat
syahadat bahwasannya aku bersaksi tidak ada Tuhan yang kami sembah, hanya
Allah sebenar-benarnya, insyaallāh. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu
utusan Allah, yang kedua adalah الصالإق ام ة shalat lima waktu sehari semalam,
kemudian وصومرمضان insyaallāh besok kita akan mulai puasa Ramadhan”.115
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut terdapat pada kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata بن. Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai berikut:
بناإلسالمعلىخس116
)صحيخالبخاري(,,تفسرسورة,إميان–خ
)صحيحمسلم(,,,اميان–م
)سننالرتميذي(اميان–ت
)سننالنسائ(اميان–ن
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 4 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Muslim, Sunan al-Tirmidzī,
dan Sunan al-Nasā’ī. Tidak ada redaksi yang sama dengan hadis yang
disampaikan khatib Jum‟at.
Adapun hadis riwayat al-Bukharī117
dengan jalur sahabat Ibn Umar adanya
tambahan lafal أن, yang lain dari jalur sahabat yang sama yaitu Ibn „Umar
115
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 23 Juni 2017
durasi rekaman:09.00. 116
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j.1, h. 221. 117
Al-Bukhārī, Ṣaẖīẖ al-Bukhārī, kitab: Īmān, j. 1, nomor hadis: 8, h. 22.
59
menggunakan lafal yang berbeda yakniأخي ابن dan ي والصالة ورسولو، بلل إميان
الب يتاخلمس،وصيامرمضان،وأداءالزكاة،و حج .118
Riwayat Muslim dari jalur sahabat Ibn „Umar menggunakan د علىأني وح
.119 وصيامرمضان،واحلج dan lafal هللا
Adapun hadis yang lain dari jalur Ibn „Umar menggunakan lafal علىأني عبد
120عبده dan الب يت adanya tambahan lafal ,هللاويكفربادونو. Riwayat hadis yang lain
dari jalur Ibn „Umar menggunakan lafal dan tidak menggunakan lafal ,عبده ,أن
dan adanya tambahan lafalالب يت121 Riwayat hadis yang lain dari jalur Ibn „Umar
menggunakan lafal dan tidak menggunakan lafal رمضان dan الب يت وحج122.وصيام
Adapun riwayat al-Nasā‟ī dengan jalur Ibn „Umar tidak adanya tambahan lafal
123 .زلمدارسولهللا
118
Al-Bukhārī, Ṣaẖīẖ al-Bukhārī, kitab: Īmān, nomor hadis: 4514, h. 615. 119
Imām Abī al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim,
nomor hadis: 19, h. 45. 120
Imam Muslim. Ṣaẖīẖ Muslim, kitab: Īmān, nomor hadis: 20, h. 45. 121
Imam Muslim. Ṣaẖīẖ Muslim,kitab: Īmān, nomor hadis: 21, h.45. 122
Imam Muslim. Ṣaẖīẖ Muslim, kitab: Imān, nomor hadis: 22, h.45. 123
Muḥammad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan
al-Tirmidzī, nomor hadis: 2609, kitab: Īmān, h. 423.
60
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. 124
Hadis ke-13
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Rasulullah bersabda dalam hadisnya:
أعوذبللمنالشيطانالرجيم
قالرسول هللاصم:
ةشعبانثالثي)رواهادلسلم( عليكمفأكملواعد صوموالرؤيةوافرتولرؤيةث
لرؤية .puasalah kamu dengan melihat bulan atau melihat hilal صوموا وافرتو dan berbukalah nanti di Idul Fitri, mau Idul Fitri terakhir kita bisa melihat لرؤية
bulan, oleh karena itu untuk menyaksikan kalau tidak bisa melihat bulan karena
kehalangan mega atau awan, maka فأكملوا ثالثي, maka sempurnakan bulan
Sya‟ban 30 hari”.125
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut terdapat pada kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar صوو. Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai
berikut:
126صوموالرؤيتووأفطروالرؤيتو
)سننالنسائ(صيام–ن
124 Selengkapnya lihat lampiran.
125 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman pada tanggal 30 Juni 2017
durasi rekaman:10.50. 126
Wensink, Mu’jam Mufahrās li Alfadz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 4, h. 454.
61
)مسندأحدبنحنبل(,–حم
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 2 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Sunan al-Nasā’ī dan Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal.
Tidak ada redaksi yang sama dengan hadis yang disampaikan khatib Jum‟at.
Adapun hadis riwayat al-Nasā’ī 127 dari jalur sahabat yaitu „Abd al-Raḥmān ibn
Zaid ibn Khaṭṭāb menggunakan ḍamir ه pada lafal لرؤيتو dan adanya tambahan
lafal: وانسكواذلافإنغمعليكمفأكملواثالثي،فإنشهدشاىدانفصوموا،وأفطروا.
Adapun riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal128
dari jalur sahabat Ibn „Abbās
menggunakan ḍamir ه pada lafal لرؤيتو dan adanya tambahan lafal:
نكم ةثالثي،ولتست قبلواالشهراستقبالقالي عن فإنحالب ي لواالعد نوسحابفكم وب ي
ةشعبان .حات:عد
Riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal129
yang lain dari jalur sahabat Abū Hurairah
menggunakan ḍamir ه pada lafal لرؤيتو dan adanya tambahan lafal:
ةثالثيفإنغمعليكم .،فأكملواالعد
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. 130
127
Al- Nasā‟ī, Sunan al-Nasā’ī, nomor hadis: 2112, h. 521. 128
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, j. 3, nomor hadis : 1985, h. 445. 129
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, j. 3, nomor hadis : 1985, h. 445;
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis : 9556, h. 342.
62
Hadis ke-14
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Rasulullah Saw. telah bersabda yang artinya, sesungguhnya zaman
berputar sebagaimana bentuknya semua di waktu Allah dalam menciptakan langit
dan bumi. Dalam satu tahun terdapat dua belas bulan, terdapat empat bulan yang
dihormati tiga bulan Dzulqa‟dah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab yang terdapat
di antara bulan Jumaditsani dan Sya‟ban”.131
Karena khatib menggunakan bahasa Indonesia „‟berputar”, maka saya harus
menggunakan padanan kata dalam bahasa Arab, yaitu دور, kemudian saya
melakukan takhrīj melalui kata tersebut dengan menggunakan kitab Muʻjam
Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī. Dari penelusuran hadis tersebut
diketahui sebagai berikut:
كهيئتوإنالز 132مانقدإستدار
,,أضحي,مغازي,بدءاخللقتفسريسورة–خ
)صحيحالبخاري(توحيد
)صحيحمسلم(قسامة–م
)سننأبوداود(مناسك–د
)أحدبنحنبل(,:–حم
130 Selengkapnya lihat lampiran.
131 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan: Kedung Waringin
pada tanggal 7 Juli 2017 durasi rekaman: 02.09. 132
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 2, h. 158.
63
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 4 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Muslim, Sunan Abū Dāwud,
dan Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal. Riwayat Abū Dāwud133
dan al-Bukharī134
dari
jalur sahabat yang sama, Abī Bakrah adalah redaksi yang sesuai dengan hadis
yang disampaikan khatib Jum‟at.
Adapun hadis riwayat al-Bukhārī135
dan Muslim136
dari jalur sahabat yang
sama Abī Bakrah adanya tambahan lafal:
شهر ظن ناهللاق لنا:ىذا؟أي و،قال:أليسورسولوأعلم،فسكتحت اس يوبغري أنوسيسم
ق لنا: ىذا؟ ب لد أي قال: ب لى، ق لنا: احلجة؟ أنوهللاذا ظن نا حت فسكت أعلم، ورسولو
و،قال:أليسالب لدة؟ق لنا:ب ل يوبغرياس ورسولوأعلم،هللاى،قال:فأيي ومىذا؟ق لنا:سيسم
و،قال:أليسي ومالنحر؟ق لنا:ب لى يوبغرياس ظن ناأنوسيسم .فسكتحت
Riwayat al-Bukhārī lain dari jalur sahabat yang sama, adanya tambahan
tidak ada lafal إن dan adanya tambahan lafal:
ق لنا: ،" ىذا؟ شهر قال:هللاأي و، اس بغري يو يسم أنو ظن نا حت فسكت أعلم، ورسولو
ب لدىذا؟»،ق لنا:ب لى،قال:«أليسذااحلجة؟» هللا،ق لنا:«أي ورسولوأعلم،فسكتحت
و،قال: يوبغرياس ي ومىذا؟»،ق لنا:ب لى،قال:«أليسالب لدة؟»ظن ناأنوسيسم ،ق لنا:«فأي
يوبورسولوأعلم،هللا ظن ناأنوسيسم و،قال:فسكتحت ،ق لنا«أليسي ومالنحر؟»غرياس
133
Abī Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‟ts ibn Isẖaq al-Sijistānī, Sunan Abū Dāwud, nomor
hadis: 1947, h. 224. 134
Al-Bukhārī, Ṣaẖīẖ al-Bukhārī, Ṣaẖīẖ Bukhārī, nomor hadis: 4662 , h. 1150. 135 Al-Bukhārī, Ṣaẖīẖ al-Bukhārī, kitab: Aḍhā, nomor hadis: 5550 , h. 1423.
136 Imām Abī al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim, j. 5,
nomor hadis: 1679, h. 842.
64
137. ب لى
Riwayat al-Bukharī lain dari jalur sahabat yaitu Abū Bakar adanya
tambahan lafal:
يهللاأيشهرىذا؟"،ق لنا: ظن ناأنويسم و،قال:ورسولوأعلم،فسكتحت أليس»وبغرياس
ظن ناأنوهللا،ق لنا:«أيب لدىذا؟»،ق لنا:ب لى،قال:«ذااحلجة؟ ورسولوأعلم،فسكتحت
قال: و، اس بغري يو الب لدة؟»سيسم قال:«أليس ب لى، ق لنا: ىذا؟»، ي وم «فأي ق لنا: هللا،
و،قال:أعلم، يوبغرياس ظن ناأنوسيسم 138.،ق لنا:ب لى«ي ومالنحر؟أليس»فسكتحت
Adapun riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal139
dengan jalur sahabat paman Ḥarrah
al-Raqāsyī140
adanya tambahan lafal yang berbeda di awal matan, yaitu:
ب لدأن تم؟" شهرأن تم؟وفأي ي ومأن تم؟وفأي قالوا:فيأي هاالناس،ىلتدرونفأي
حرام،قال:"فإن حرام،وب لد حرام،وشهر حرام،ي وم عليكم وأعراضكم وأموالكم دماءكم
كحرمةي ومكمىذا،فشهركمىذا،فب لدكمىذا،إلي ومت لقونو"،ثقال:"اسعو امن
تظلموا،أ ل تظلموا،أل ل بطيبن فستعيشوا،أل امرئإل مال ليل إنو تظلموا، ل ل
كانتفالاىليةحتتقدميىذهإلي ومالقي كلدم،ومالومأث رة امة،وإنأولمنو،ألوإن
كانمست رضعافبنليثف قت لتوىذيل،ألدميوضعدمربيعةبن احلارثبنعبدالمطلب،
137
Al-Bukhārī, Ṣaẖīẖ al-Bukhārī., Kitab: Tauhid, nomor hadis: 7447 , h. 1867. 138 Imām Mualim, Ṣaẖīẖ Muslim, j. 5, nomor hadis: 1679, h. 842. isābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim, j.
5, nomor hadis: 1679, h. 842. 139
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, j. 4, nomor hadis: 20695, j. 34,
h. 299 . 140
Yakni Hadzīm ibn Hanīfah. Lihat: Abū al-Qāsim „Abdullāh ibn Muḥammad ibn „Abd
al-„Azīz ibn al-Marzubān ibn Sābūr ibn Syāhanasyāh, Mu’jam al-Ṣahābah (Kuwait: Maktabah Dār
al-Bayān, 2000), j. 2, h. 217.
65
كانفالاىلية كلرب قضىأنأولربيوضع،ربالعباسبنالمطلب، وإن موضوع،وإنهللا
.ءوسأموالكم،لتظلمون،ولتظلمونلكمر
Riwayat Ahmad ibn Ḥanbal141
dari jalur sahabat Abī Bakrah adanya
tambahan lafal:
ظن ناأنوسيس قال:"ألأيي ومىذا؟"ق لنا:هللاورسولوأعلم،فسكتحت و،ث يوبغرياس م
أعلم ورسولو هللا ق لنا: " ىذا؟ شهر أي " ثقال: ب لى، ق لنا: " النحر؟ ي وم "أليس ،قال:
و،ف قال:"أليسذااحلجة؟"ق اس بغري يو سيسم ظن ناأنو لنا:ب لى،ثقال:"فسكتحت
ق و، اس بغري يو سيسم أنو ظن نا فسكتحت أعلم، ورسولو هللا ق لنا: " ىذا؟ ب لد "أي ال:
دماءكموأموالكم،قال: وأحسبوقال:وأعراضكم،أليستالب لدة؟"ق لنا:ب لى،قال:"فإن
ف يسأ ربكم ىذا،وست لقون ىذا،فب لدكم ىذا،فشهركم ي ومكم كحرمة حرام، لكمعليكم
رقا يضربب عضكم ل ب عديضال ت رجعن ل أعمالكم،أل ب لغت؟ألعن ىل بب عض،أل
ق ،" يسمعو ب عضمن من أوعىلو يكون ي ب لغو من ف لعل منكم، الغائب الشاىد اللي ب لغ
كانب عضمنب لغوأوعىلوم كانذاك"،قال:" عوزلمد:"وقد .نب عضمنس
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. 142
Hadis ke- 15
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
141
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, j. 4, nomor hadis: 2346, h. 180. 142 Selengkapnya lihat lampiran.
66
„‟Dari riwayat hadis, beberapa hadis menerangkan keutamaan puasa Rajab
sebagai berikut: Apabila Rasul memasuki Rajab beliau berdo‟a, Ya Allah
berkahilah kami bulan ini, dan Rajab ini, dan juga Sya‟ban, dan sampaikan kami
pada bulan Ramadhan”.143
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut terdapat pada kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar Dari penelusuran hadis tersebut diketahui . شعبا
sebagai berikut:
144اللهمبركلنافرجبشعبان
)مسندأحدبنحنبل(:–حم
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 1 kitab yang
meriwayatkan hadis Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal145
dengan jalur sahabat Anas ibn
Mālik. Redaksi tersebut sesuai dengan hadis yang disampaikan khatib Jum‟at146
.
Hadis ke-16
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
اللصم:رسولقال⸲ري رةرضيهللاعنوعنأعطيأبىروي ‘’
147ماميطب،ف قد .” لغيتإذاق لتلصاحبك:أنصت،ي ومالمعة،واإل
143
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan: Kedung Waringin
pada tanggal 7 Juli 2017 durasi rekaman: 05.25. 144 Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 3, h. 133. Peneliti tidak
menemukan informasi pada kata kunci دخم dan . برك 145
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, j. 4, nomor hadis: 2346, h. 180. 146 Selengkapnya lihat lampiran.
67
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut ditemukan ketika alat yang digunakan Muʻjam Mufahrās li Alfādz
al- Ḥadīts al-Nabawī dengan penelusuran melalui kata إياو. 148
Dari penelusuran
hadis tersebut diketahui sebagai berikut:
ماميطب 149إذاق لت......أنصتواإل
)صحيحالبخاري(مجعة–خ
)صحيحمسليم(,مجعة–م
)سننالرتمذي(مجعة–ت
)سننالنسائ(مجعة-ن
)ابنماجح(إقامة–جو
)موطأ(مجعة–ط
232,,,,,,,,:،:–حم
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 7 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Muslim, Sunan al-Tirmidzī,
Sunan al-Nasā’ī, Sunan Ibn Mājah, Muwaṭa’ Imām Mālik, Musnad Aḥmad ibn
147
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan: Kedung Waringin
pada tanggal 14 Juli 2017 durasi rekaman: 04.12. 148
Tidak ditemukan melalui kata dasar دخم. 149
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 1, h. 90.
68
Ḥanbal. Riwayat Muslim150
dan Ibn Mājah151
adalah redaksi yang sesuai dengan
hadis yang disampaikan khatib Jum‟at.
Adapun hadis riwayat al-Bukharī152
dari jalur sahabat yaitu Abū Hurairah
menggunakan lafal yang berbeda ي ومالمعة:أنصت،واإلماميطب،ف قدلغوت,
Riwayat al-Tirmidzī153
dari jalur sahabat yaitu Abū Hurairah lafal menggunakan
.منقالي ومالمعةواإلماميطب:أنصت ف قدلغا.
Riwayat al-Nasā‟ī154
dan Imām Mālik155
dengan jalur sahabat yang sama,
yaitu Abū Hurairah tidak terdapat lafal المعة dan riwayat Imām Mālik ي وم
menggunakan lafal .يطب واإلمام لغوت Adapun riwayat Aḥmad ibn .ف قد
Ḥanbal156
dengan jalur sahabat Abū Hurairah menggunakan lafal مام ي ومالمعةواإل
.يطب:أنصت
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. 157
150
Imām Abī al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim. j. 2,
kitab: Jamaʻah, nomor hadis: 12, h. 583. 151
Ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaḥ, j. 1, kitab: iqāmah, nomor hadis: 1110, j. 2, h. 125. 152 Al-Bukhārī, Ṣaẖīẖ al-Bukhārī, kitab: jamaʻah, nomor hadis: 934, h. 221.
153 Al-Tirmidzī, Sunan al-Tirmidzī, j. 2, kitab: Jamaʻah, nomor hadis: 512, h. 357.
154 Abī ʻAbd al- Raḥmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al-Nasā’ī,
kitab: Jamaʻah, nomor hadis: 1397, j. 3, h.353. 155
Mālik ibn Anas ibn Mālik ibn ʻȂmir al-Ȃṣbahī al- Madani, Muwaṭa’ Mālik, j. 1, nomor
hadis 230, h. 88. 156
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis : 7332, h. 285. 157 Selengkapnya lihat lampiran.
69
Hadis ke- 17
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Dalam sebuah hadis Rasulullah Saw.:
158".اأتتالمرأةالمرأةف همازانيانذاأتىالرجلالرجلف همازانيان،وإذإ
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut tidak ditemukan ketika alat yang digunakan Muʻjam Mufahrās li
Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī 159
.Namun, redaksi tersebut ditemukan ketika alat
yang digunakan Mausū’atu al-Aṭrāf al-Ḥadīts al-Nabawī al-Syarīf, yakni melalui
awal kata “ الرجلإ أتى ذا ”. Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai
berikut:
160ذاأتىالرجلالرجلف همازانيانإ
احلبريإلبنحجر(تلخيص):–تلخيص
اإلعتدال(ميزان)–ميزان
)لسانادليزان(:–لسان
كنزالعمال(.–كنز (
158 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan Kedung Waringin
pada tanggal 21 Juli 2017 durasi rekaman: 22: 11. 159
Tidak ditemukan melalui kata dasar ,جم زا أ ت ى, ر . 160
Abū Ḥajar Muḥammad al-Saʿid ibn Bayunī Zaglūl, Mausū’atu al-Aṭrāf al-Ḥadīts al-
Nabawī al-Syarīf, j. 1, h. 287.
70
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 4 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Talkhīṣ al Ḥabīr fī Takhrīj Aḥādīts al-Rafi’ī al- Kabīr,
Kanz al- Umāl, Lisān al-Mīzān, dan Mīzān al-Iʿtidāl. Kanz al- Umāl161
adalah
redaksi yang sesuai dengan hadis yang disampaikan khatib Jum‟at akan tetapi
tidak ditemukan sanad.
Adapun hadis dalam Kanz al- Umāl162
, dan Talkhīṣ al-Ḥabīr fī Takhrīj
Aḥādīts al-Rafi’ī al- Kabīr163
bahwasannya tidak ditemukan sanad hadis. Lisān al-
Mīzān 164
dan Mīzān al-Iʿtidāl165
tidak adanya lafal وإذاأتتادلرأةادلرأةفهمازانيتان.
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. 166
Hadis ke- 18
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Maka pesan Nabi: القران بقرأة ب ي تكم Rumah kita, rumah bacakan . ن وروا
Qur‟an 167
”.
161
Imām Muslim, Ṣaẖīẖ Muslim. j. 2, kitab: Jamaʻah, nomor hadis: 12, h. 583. 162
Imām Muslim, Ṣaẖīẖ Muslim. j. 2, kitab: Jamaʻah, nomor hadis: 12, h. 583. 163 Al-Bukārī, Ṣaẖīẖ al-Bukhārī, kitab: jamaʻah, nomor hadis: 934, h. 221.
164 Al-Tirmidzī, Sunan al-Tirmidzī, j. 2, kitab: Jamaʻah, nomor hadis: 512, h. 357.
165 Al-Nasā‟ī, Sunan al-Nasā’ī, kitab: Jamaʻah, nomor hadis: 1397, j. 3, h.353.
166 Selengkapnya lihat lampiran.
167 Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Miftahul Mubtadin Kelurahan Susukan pada tanggal
11 Mei 2017 durasi rekaman: 11.30.
71
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi hadis
tersebut terdapat pada kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī
melalui kata dasar نور. Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai berikut:
فنوروابيوتكم168
)سننإبنماجو(ةإقام–جو
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 1 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Sunan Ibn Mājah. Riwayat Ibn Mājah169
dengan jalur
sahabat „Umar tidak sesuai dengan hadis yang disampaikan khatib Jum‟at dengan
lafal yang berbeda أماصالةالرجلفب يتوف نور،ف ن وروا.
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang tidak berbeda-
beda, maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara lafdzī.170
Hadis ke -19
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Kata Nabi: kan kalau orang sakit itu dan dia menerima penyakitnya, maka
orang penyakitnya itu menggugurkan dosa-dosanya”.171
168
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 1, h. 437-438. 169 Aḥmad ibn Ḥusain ibn „Ali ibn Mūsā al-Khusraujiradī al-Kharāsānī, Syuʿb al-Īmān
(Riyad: Maktabah al-Rasyid, 2003), j. 7, h. 324. 170 Selengkapnya lihat lampiran.
72
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut ditemukan dengan kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar حط . Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai
berikut:
كماحتطالشجرةورقها 172كفرهللاباشيئاتو
⸲مرضي–خ
بر–م
أدب–جو
رقاق–دى
⸲⸲⸲-حم
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 5 kitab yang
meriwayatkan hadis tersebut, yaitu redaksi kitab Ṣaḥīḥ Bukharī, Ṣaḥīḥ Muslim,
Sunan Ibn Mājah, Sunan al-Dārimī, dan Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal. Tidak ada
redaksi hadis yang sesuai dengan hadis yang disampaikan khatib Jum‟at.
Adapun riwayat Bukhārī, Muslim dan al-Dārimī dari jalur sahabat
„Abdullāh ibn Mas‟ūd menggunakan lafal مامنمسلميصيبوأذىمرضفماسواه،إل
171
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim al-Hamdaniyah Kelurahan pada tanggal 13 Juli
2017 durasi rekaman: 172
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 1, h. 477.
73
هللاحط الشجرة حتط كما سيئاتو، ورق هالو .173 Riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal dari jalur
sahabat „Abdillah terdapat tambahan lafal شوكةفماف وق ها، dan 174 حتت. Riwayat
Aḥmad ibn Ḥanbal yang lain dari jalur yang sama terdapat tambahan lafal على
حط هللاالرض،منمرض،إل 175. Riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal yang lain dari jalur
yang sama terdapat tambahan lafal حط إل ف وق ها، فما شوكة هللا، وجل عز عنو
176.حتت dan خطايه،
Adapun riwayat Ibn Mājah dari jalur sahabat Abū Dardā‟ menggunakan
lafal:
،واحلمد بسبحانالل ،ولإلوإل يططناخلطاي-ي عن-أكب ر؛فإن هاهللا،وهللالل 177 عليك
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang sama, maka
dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. 178
Hadis ke- 20
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
173
Al-Bukhārī, Ṣaẖīẖ al-Bukhārī, nomor hadis 5660, kitab: maraḍa, j. 7, h.118; Al-
Bukhārī, Ṣaẖīẖ al-Bukhārī, nomor hadis 5667, kitab: maraḍā, j. 7, h.119; Imām Muslim, Ṣaẖīẖ
Muslim, kitab: Musāfir, nomor hadis: 2571, j. 4, h. 1991; Al-Darimī, Sunan al-Dārimī, nomor
hadis: 2978, j. 1, h. 663. 174
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis: 4205, j. 7, h. 257. 175
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis: 3618, j. 6, h. 166. 176
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis: 4207, j. 7, h. 457. 177
Ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaẖ, kitab: Masājid, nomor hadis: 3813, j. 4, h. 718. 178 Lengkapnya lihat lampiran.
74
„‟Rasulullah Saw. bersabda:
صلى النب واطلهللاعن الفقراء أىلها أكث ر ف رأيت اطلعتفالنة قال وسلم عتفعليو.النارف رأيتأكث رأىلهاالنساء
Aku pernah menengok ke surga, ternyata kebanyakan penghuninya adalah
orang-orang miskin dan aku juga menengok ke neraka, ternyata kebanyakan
penghuninya adalah kaum wanita 179”.
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut terdapat pada kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar طهع . Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai
berikut:
180ءاطلعتفالنةفرأيتأكثرأىلهاالفقرا
)صحيحالبخاري(,بدءاخللق,,رقاقنكاح–خ
)سننالرتميذى(جهنم-ت
)احدبنحنبل(,,,,,,,,–حم
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 3 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Ṣaḥīḥ Bukharī, al-Tirmidzī, Musnad Aḥmad ibn
Ḥanbal. Riwayat Bukharī181
dengan jalur sahabat „Imrān ibn Ḥuṣain, al-
179
Rekaman pengajian majelis ta‟lim al-Sakinah kelurahan Bojong Baru pada 6 Mei 2017
durasi rekaman: 03.00. 180
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 4, h. 13. 181
Al-Bukhārī, Ṣaẖīẖ al-Bukhārī, nomor hadis 5198, kitab: nikāh, j. 7, h.31; Al-Bukhārī,
Ṣaẖīẖ al-Bukhārī, nomor hadis 3241, kitab: bad’u al-khalqi , j. 4, h. 117; Al-Bukhārī, Ṣaẖīẖ al-
Bukhārī, nomor hadis 6449, kitab: riqāq , j. 8, h. 96.
75
Tirmidzī182
dengan jalur Ibn „Abbās, dan Aḥmad ibn Ḥanbal183
dari jalur
sahabat Ibn „Abbās adalah redaksi yang sesuai dengan hadis yang disampaikan
khatib Jum‟at.
Berbeda dengan riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal184
dari jalur sahabat „Abdullāh
ibn „Amr adanya tambahan lafal الغنياء. Abī Hurairah dan„Imrān ibn Huṣain
dengan lafal yang berbeda: النساء أىلها أكث ر ف رأيت di awal matan اطلعتفالنار
dan .واطلعتفالنةف رأيتأكث رأىلهاالفقراء di akhir matan185
.
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. 186
Hadis ke- 21
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Rasulullah Saw. bersabda:
أني بسطلوفرزقو،وي نسألوفأثره،ف ليصلرحو 187“. منأحبBerdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut terdapat pada kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
182
Muḥam mad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, kitab. Jahannam, nomor hadis: 2602, h. 421. 183
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, j. 3, nomor hadis : 2086, h. 506. 184
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, j. 5, nomor hadis : 6611, h. 128. 185
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, juz. 13, nomor hadis : 7951, h.
333; Abū Abdillāh bin Aḥmad ibn Muḥammad bin Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal,
nomor hadis : 19852, h. 84. 186 Selengkapnya lihat lampiran.
187 Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim al-Sakinah kelurahan Bojong Baru pada 13 Mei
2017 durasi rekaman:
76
Nabawī melalui kata dasar بسظ. Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai
berikut:
188رزقومنأحبأنيبسطلوف
,بيوعأدب–خ
بر–م
زكاة–د
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 3 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Ṣaḥīḥ Bukharī, Ṣaḥīḥ Muslim, Sunan Abū Dāwud.
Riwayat Bukharī dengan jalur sahabat Anas ibn Mālik adalah redaksi yang sesuai
dengan hadis yang disampaikan khatib Jum‟at189
. Berbeda dengan hadis lain
riwayat Bukharī dengan jalur sahabat Anas ibn Mālik adanya tambahan lafal من
ه سر di awal matan.190
Adapun riwayat Abū Dāwud dengan jalur sahabat Anas ibn Mālik dengan
lafal yang berbeda: سر ه من dan 191.عليو Adapun riwayat Muslim dengan jalur
sahabat Anas ibn Mālik dengan lafal yang berbeda: سر ه من dan tidak ada lafal
192.ف
188
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 1, h. 179. 189
Al-Bukhārī, Ṣaẖīẖ al-Bukhārī, nomor hadis: 5986, kitab: adab, h. 837. 190
Al-Bukhārī, Ṣāẖīẖ al-Bukhārī, nomor hadis: 2067, kitab: buyūʻ, h. 490. 191
Abū Dāwud, Sunan Abū Dāwud, nomor hadis: 1693. Kitab :Zakāt, h. 199. 192
Imām Muslim. Ṣaẖīẖ Muslim, nomor hadis: 2557, kitab: Birrun, h. 1267.
77
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. 193
Hadis ke- 22
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Rasulullah Saw. bersabda:
كتبلوم سالمسنةحسنة،ف عملباب عده، قصثلأجرممنسنفاإل نعملبا،ولي ن
كتبعليومثل سالمسنةسيئة،ف عملباب عده، وزرمنأجورىمشيء،ومنسنفاإل
قصمنأوزارىمشيء 194".منعملبا،ولي ن
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut terdapat pada kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar سن. Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai
berikut:
سالمسنة 195حسنةمنسنفاإل
)صحيحمسلم(,زكاةعلم–م
)سننالنسائ(زكاة–ن
193 Selengkapnya lihat lampiran.
194 Rekaman ceramah Majelis Ta‟lim al-Sakinah kelurahan Bojong Baru pada 20 Mei 2017
durasi rekaman: 03.02. 195
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 2, h. 552.
78
)سننإبنماجح(.:–جو
)مسندأحدبنحنبل(,,:–حم
()سننالدارمى,:–دى
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 5 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Ṣaḥīḥ Muslim, Sunan al-Nasā’ī, Sunan Ibn Mājah,
Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal, dan Sunan al-Dārimī. Riwayat Muslim dengan jalur
sahabat Jarīr ibn „Abdullāh adalah redaksi yang sesuai dengan hadis yang
disampaikan khatib Jum‟at196
.
Adapun hadis lain riwayat Muslim dengan jalur sahabat yang sama Jarīr ibn
„Abdullāh menggunakan lafal قص ف لوأجرىا،وأجرمنعملباب عده،منغريأني ن
نأجورىمشيءم dan menggunakan lafal ،كانعليووزرىاووزرمنعملبامنب عده
قصمنأوزارىمشيء .di akhir matan منغريأني ن 197
Berbeda dengan riwayat Muslim, riwayat al-Nasā‟ī198
dengan jalur sahabat
ayahnya Al-Mundzir ibn Jarīr199
menggunakan lafal أجرىا ئا ,ف لو dan ,شي وزرىا،
ئا قصمنأوزارىمشي .ووزرمنعملبامنغريأني ن
196
Imam Muslim. Ṣaẖīẖ Muslim, kitab: ʻIlmu, nomor hadis: 1017, h. 2059. 197
Imam Muslim. Ṣaẖīẖ Muslim, nomor hadis: 1017, kitab: Zakat, h. 704-705. 198
Al-Nasā‟ī, Sunan al-Nasā’ī, kitab: Zakāt, nomor hadis: 2550, h. 615.
79
Adapun riwayat Ibn Mājah dengan jalur sahabat ayahnya Jarīr ibn
„Abdullāh menambahkan lafal كانdi awal matan, menggunakan lafal ئا ,أجرىا شي
dan tidak ada lafal سالم Riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal dengan jalur sahabat 200.فاإل
Jarīr ibn „Abdullāh adanya tambahan lafal أنمنب عدهمنغري ,كانلوأجرىا كان ,
يووزرىاعل ت قص , ووزر dan menggunakan lafal أني ن . 201 Adapun riwayat Aḥmad ibn
Ḥanbal yang lain dengan jalur sahabat yang sama, yaitu Jarīr ibn „Abdullāh
menggunakan lafal : أجرىا،وأجرمنعملباب عدهمنغري ت قصمنأجورىمف لو أني ن
dan lafal ت قصمنأوزارىم .di akhir matan ووزرمنعملباب عدهمنغريأني ن 202
Adapun riwayat al-Dārimī dengan jalur sahabat Jarīr ibn „Abdullāh
menggunakan lafal menggunakan lafal قصكانل ومثلأجرمنعملبامنغريأني ن
منأجرهشيء di tengah matan dan dengan lafal: كانعليومثلوزرمنعملبامن
شيء أوزاره قصمن ي ن أن .di akhir matan غري203
Berbeda dengan riwayat al-Dārimī
199
Jarīr ibn „Abdullāh ibn Jābir al-Banjalī al-Qasrī. Lihat: Al- Dzahabī, Siyar al- Aʻlām al-
Nubalā’, j. 2, h. 530. 200
Ibn Mājah , Sunan Ibn Mājaḥ, kitab: Muqadimah, nomor hadis: 203, h. 74. 201
Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis : 19156, h. 493. 202 Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis: 19175, h. 509.
203 Al-Dārimī, Sunan al-Dārimī, j.1, nomor hadis: 551, h. 192.
80
yang lain dengan jalur sahabat yang sama bahwasannya tidak ada lafal سالم فاإل
dan adanya tambahan lafal عليوكان ,مثلوزر ,كان لو , dan قص منغريأني ن 204
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna..205
Hadis ke- 23
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
علىالنهللاوعدالنبصلى’‘ اشتد صلىعليووسلمجبيلف راثعليوحت عليووسلمهللابتافيوصورةهللافخرجالنبصلى لتدخلب ي عليووسلمف لقيوفشكاإليوماوجدف قاللوإن
كلب ول
Jibril pernah berjanji kepada Nabi Saw, namun Jibril terlambat datang
hingga Nabi ṣallallahu 'alaihi wasallam menunggu sangat lama, lalu Nabi
ṣallallahu 'alaihi wasallam keluar dan menemuinya lalu menanyakan sebenarnya
apa yang tengah terjadi, maka Jibril berkata kepada beliau: Sesungguhnya kami
tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar dan anjing”.206
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut terdapat pada kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
Nabawī melalui kata dasar دخم. Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai
berikut:
204
Al-Dārimī, Sunan al-Dārimī, juz.1, nomor hadis: 553, h.193. 205 Selengkapnya lihat lampiran.
206 Rekaman ceramah Majelis Ta‟lim al-Sakinah Kelurahan Bojong Baru pada 27 Mei
2017 durasi rekaman: 03.02.
81
كلب 207لتدخلادلالئكةبيتافيوصورةو
)صحيحالبخاري(,بدءاخللق–خ
)سننأبوداود(,لباس–د
)سننالرتميذى(أداب–ت
)سننالنسائ(,,صيدطهارة–ن
)ادلوطأ(إستئذان-ط
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 5 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Sunan Abū Dāwud, Sunan al-
Tirmidzī, Sunan al-Nasā’ī, dan Muwaṭa’ Imām Mālik. Riwayat Bukharī dan al-
Nasā‟ī dengan jalur sahabat Abī Ṭalhah adalah redaksi yang sesuai dengan hadis
yang disampaikan khatib Jum‟at.208
Adapun riwayat Bukharī dari jalur sahabat Ibn Abās dan al-Tirmidzī dengan
jalur sahabat Abū Ṭalhah menambahkan lafal اثيلت di akhir matan.209
Riwayat
Abū Dāwud dari jalur sahabat Ali ra. Menambahkan lafal جنب di akhir ول
207 Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 2, h. 114.
208
Al-Bukhārī, Ṣāẖīẖ al-Bukhārī, kitab: Budi’a khalqi, nomor hadis: 3322, h. 810; Al-
Nasā‟ī, Sunan al-Nasā’ī, kitab: Ṣaid, nomor hadis: 4282, h. 659. 209
Al- Bukhārī, Ṣaẖīẖ al-Bukhārī, kitab: Budi’a al- khalqi, nomor hadis: 3225, h. 791; Al-
Tirmidzī, Sunan al-Tirmidzī, kitab: Adab, nomor hadis: 2904, h. 450.
82
matan,210
sedangkan dari sahabat Abū Ṭalhah memnggnakan lafal المالئكة di إن
awal matan.211
Riwayat al-Nasā‟ī jalur sahabat ayahnya „Abdullāh ibn Naja‟yi dengan
menambah lafal جنب ,di akhir matan ول212
sedangkan dari jalur sahabat Abū
Ṭalhah menambahkan lafal المالئكة di awal matan dan ولجنب di akhir matan.213
Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal yang berbeda-beda,
maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan secara makna. .214
Hadis ke- 24
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
:عنأبىري رةقالرسولالل „‟
ي علموأخومسلم)رواهابنماجو(أفضلالصدقةأني ت علمادلرءادلسلم علماث Shadaqah yang paling utama adalah seorang muslim yang belajar ilmu, kemudian
mengajarkan kepada saudaranya muslim”.215
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut terdapat pada kitab Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-
210
Abū Dāwud, Sunan Abū Dāwud, kitab: Libās, nomor hadis: 4152, h. 452. 211
Abū Dāwud, Sunan Abū Dāwud, kitab: Libās, nomor hadis: 4155, hal. 452. 212
Al-Nasā‟ī, Sunan al-Nasā’ī, kitab: Ṭaharah nomor hadis: 261, h. 72. 213
Al- Nasā‟ī, Sunan al-Nasā’ī, kitab: Ṣaid, nomor hadis: 4281, h. 659. 214 Selengkapnya lihat lampiran.
215 Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Nurul Anwar Kelurahan Bojong Gede pada 11 Juli
2017 durasi rekaman: 00.08.
83
Nabawī melalui kata dasar م م - ف ض أ فض . Dari penelusuran hadis tersebut diketahui
sebagai berikut:
216أفضلالصدقةأنيتعلمادلرءادلسلمعلما
)سننإبنماجة(مقدمة–جو
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 1 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Sunan Ibn Mājah. Adapun riwayat Ibn Mājah dengan
jalur sahabat Abū Hurairah adalah redaksi yang sama dengan hadis yang
disampaikan khatib Jum‟at.217
Dengan demikian, hadis tersebut diriwayatkan
secara lafal.218
Hadis ke- 25
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Kata Nabi:
االعيدلمنطاعتوتزيد ليسالعيدلمنلبسالديدإنBukan arti Idl itu orang yang pakaiannya bagus saja, tapi Idl itu orang yang
taat tambah”.219
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut tidak ditemukan ketika alat yang digunakan Muʻjam Mufahrās li
216
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 5, h. 164 . 217 Ibn Mājah , Sunan Ibn Mājaḥ. j. 1, kitab: Al- adab, nomor hadis: 3672, h. 394.
218 Lengkapnya lihat lampiran.
219 Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Nurul Anwar Kelurahan Bojong Gede pada 18 Juli
2017 durasi rekaman: 02.05.
84
Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī 220
dan juga tidak ditemukan melalui kitab Mausū’atu
al-Aṭrāf al-Ḥadīts al-Nabawī al-Syarīf “.221
Hadis ke- 26
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
“Rasulullah Saw. dengan surat Yāsīn: يساق موتكم رءوا . Hai orang-orang
yang hidup, hai anak, hai cucu, hai santri, hai jama‟ah, hai ibu. Tolong bacakan
Yāsīn kepada orang yang sudah mati atau mau mati”.222
Berdasarkan redaksi yang disampaikan khatib, diketahui bahwa redaksi
hadis tersebut tidak ditemukan ketika alat yang digunakan Muʻjam Mufahrās li
Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī 223
.Namun, redaksi tersebut ditemukan ketika alat
220
Tidak ditemukan informasi melalui kata dasar زاد ,ليس,طعت 221
Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī, j. 6 (Leiden: EJ Brill, 1936)
pencarian melalui awal matan, yakni “العيد .bahwasannya tidak ditemukan informasi ليس
Sebagai tambahan, peneliti menemukan lafal tersebut pada kitab ادلفاتيحشرحمشكاح ادلصابيحمرقاة
karya: Alī ibn Muḥammad, j. 3 (Bairut: Dār al-Fikr, 2002), h. 1060.
ببصالةالعيدينكلسنة،وىومشتقمنا يالعيدعيدالنوي عود اس لواويءلسكوناوانكسارلعود،ف قلبتاأي:الفطروالضحى.قيل:إنكلاجتماعللسرور،ف هوعندالعربعيدلعودالسروربعوده لها.وفالزىار: اللت عالي عودعلىالعبادماق ب .وقيل:لن
االعيدلمنأمنالوعيدولذاقيل:بلمغفرةوالرحة، كانأصلوالواولالياءليسالعيدلمنلبسالديد،إن ،ومجعوأعيادوإنأعواداخلشب.قال نووب ي ومجاىريالعلماءسنةمؤكدة.وقالأبوللزومهافالواحد،أوللفرقب ي الن ووي:ىيعندالشافعي
كفاية.وقالأبوحنيفة:ىيواجبةذكرهالب منالشافعية:ىيف رض صطخري عليو-مواظب توهري،ووجوالوجوبسعيداإله-الصالةوالسالم أولعيدصال ره:أن كذافاذلداية،وي ؤيدهماذكرهابنحبانوغي صلىاللعليو-النبمنغريت رك،
داومعيدالفطرفالسنة-وسلم عليووسلم-الثانيةمناذلجرة،وىيالتفرضرمضانفشعبانا،ث إلأن-صلىاللت عال. ت وفاهالل
222
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Nurul Anwar Kelurahan Bojong Gede pada 25 Juli
2017 durasi rekaman:22.50. 223
Tidak ditemukan informasi melalui kata dasar ياتdan قرأ
85
yang digunakan Mausū’atu al-Aṭrāf al-Ḥadīts al-Nabawī al-Syarīf, yakni melalui
awal kata “إقرؤوا”. Dari penelusuran hadis tersebut diketahui sebagai berikut:
224إقرؤواعليموتكميس
انللهيثمي()مواردالظم–حب
)شرحالسنةللبغوي(:–سنة
)إحتافالسادةادلتقيللزبيدي(:–إحتاف
)كشفاخلفاءللعجلون(:–خفا
Dari hasil takhrīj hadis di atas, maka dapat diketahui ada 4 kitab yang
meriwayatkan hadis, yaitu Muwārid al-Dzamān ilā Zawā’id ibn Hibbān, Syarah
Sunnah al-Baghawī, Kasyf al-Khafā’, Ittiḥāf al- Sa’ādah.225
Tidak ada redaksi
hadis yang sesuai dengan hadis yang disampaikan khatib Jum‟at.
Adapun hadis yang diriwayatkan alam kitab Muwārid al-Dzamān ilā
Zawā’id ibn Hibbān226
, Syarah Sunnah al-Baghawī227
, dan Kasyf al-Khafā’228
,
adanya tambahan lafal علي . Dikarenakan hadis tersebut diriwayatkan dengan lafal
224 Abū Ḥajar Muḥammad al-Sa‟id ibn Bayunī Zaglūl, Mausū’ah Athrāf al-Ḥadīts al-
Nabawī al-Syarīf , j. 2, h. 96. 225
Tidak ditemukan 226
Abū al-Ḥasan Nur al-Dīn „Alī ibn Abī Bakar ibn Sulaimān al-Ḥaitsamī, Muwārid al-
Dzamān ilā Zawā’id ibn Hibbān, pentahqiq: Husain Salīm Asad al-Dārānī, j. 2 (Damaskus: Dār al-
Tsaqāfah al-ʻArabī, 1992), h. 456. 227
Abū Muḥammad al-Ḥusain ibn Mas‟ūd ibn Muḥammad ibn al- Farā‟ al- Baghawī,
Syarah Sunnah al-Baghawī, j. 5, nomor hadis: 1464 (Bairut: Al-Maktabah al-Islamiyah, 1983), h.
295. 228
Ismāʻīl ibn Muḥammad al-ʻAjlūnī al-Jarāhī, Kasyf al-Khafā’ wa Muzīl al- Ilbās ‘Ammā
Isytahara min al- Ahādits, j. 1, nomor hadis: 487, h. 161.
86
yang berbeda-beda, maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan
secara makn. .229
B. Akurasi Hadis
Setelah ditelusuri dari 26 hadis, maka dapat diketahui hadis yang akurat
terdapat 13 hadis, atau 50%, kurang akurat terdapat 11 hadis atau 42%, dan tidak
akurat terdapat 2 hadis atau 8%. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
No Akurasi Hadis Keterangan
1 Akurat Hadis ke- 6, 3, 4, 9, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, dan
24.
2 Kurang Akurat Hadis ke- 1, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 18, 19, dan 26.
3 Tidak Akurat Hadis ke- 2 dan 25.
229 Selengkapnya lihat lampiran.
50%
42%
8%
akurat
kurang akurat
tidak akurat
87
1. Teks Hadis Akurat
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda:
كنت،وأتبعالسيئةاحلسنةتحها ثما اتقهللاحي Bertakwalah kamu dimana saja kamu berada”.
230
2. Teks Hadis Kurang Akurat
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Hingga Rasulullah Saw. mengungkapkan:
ذلكالشهري غفلالناسب يرجبورمضان
Bahwa bulan ini adalah dilalaikan manusia baina Rajāb wa Ramadhān,
yaitu antara bulan antara bulan Rajab dan Ramadhan, yaitu Sya‟ban”.231
3. Teks Hadis Tidak Akurat
Khatib Jum‟at menggunakan lafal sebagai berikut:
„‟Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan Imām ibn Mālik:
لةالنصفمنشعب لمشركأومشاحنإنهللاليطلعلي انف ي غفرلميعخلقوإل
Allah Swt memeriksa nilai setiap bulan Sya‟ban, maka Allah mengampuni
semua dosa kecuali orang yang musyrik dan bertengkar dengan saudaranya”.232
230
Hadis tersebut akurat dikarenakan riwayat al-Tirmidzī dan Aḥmad ibn Ḥanbal dengan
jalur sahabat Abī Dzar adalah redaksi hadis yang sesuai dengan hadis yang disampaikan khatib
Jum‟at. Lihat takhrīj hadis ke- 6. Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal, nomor hadis:
21354, h. 284; Muẖammad „Īsā ibn Sûrah ibn Mûsā ibn al-Daẖẖāk Abû Abû „Ȋsā al-Tirmidzī,
Sunan al-Tirmidzī, kitab: birrun, nomor hadis: 1987, h. 332. 231
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 12 Mei 2017
durasi rekaman: 00.40. Dikatakan kurang akurat karena hadis tersebut kurang lengkap. Hadis
tersebut diriwayatkan oleh Aḥmad ibn Ḥanbal dan al-Nasā‟ī. Adapun riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal
dan al-Nasā‟ī dengan jalur sahabat yang sama, yaitu Usāmah ibn Zaid, keduanya adanya tambahan
lafal عنو dan صائم عمليوأن ي رفع أن فأحب العالمي، رب إل العمال فيو ت رفع شهر akan ,وىو
tetapi riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal menambah lafal ذاك. Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke-1.
88
C. Kualitas Hadis
Setelah ditelusuri dari 26 hadis, maka dapat diketahui hadis yang sahih
terdapat 16 hadis atau 61%, hasan terdapat 2 hadis atau 8%, daif terdapat 7 hadis
atau 27% dan bukan hadis terdapat 1 hadis atau 4%. Adapun rinciannya adalah
sebagai berikut:
No Kualitas Hadis Keterangan
1. Sahih Hadis ke-1, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 19, 20, 21,
22, dan 23.
2. Hasan Hadis ke-6 dan 11.
3. Daif Hadis ke-2, 5, 15, 17, 18, 24, dan 26.
4. Bukan Hadis Hadis ke-25.
232
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 12 Mei 2017
durasi rekaman: 02.45. Dikatakan tidak akurat karena khatib Jum‟at salah dalam
menyebutkan periwayat232
, yang benar adalah riwayat Ibn Mājah bukan Imam ibn Mālik.
Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke-2.
61% 8%
27%
4%
Sahih Hasan Daif Bukan Hadis
89
1. Teks Hadis Berkualitas Sahih233
„‟Hingga Rasulullah Saw. mengungkapkan:
لكالشهري غفلالناسب يرجبورمضانذ
Bahwa bulan ini adalah dilalaikan manusia baina Rajāb wa Ramadhān,
yaitu antara bulan antara bulan Rajab dan Ramadhan, yaitu Sya‟ban”.234
2. Teks Hadis Berkualitas Hasan235
„‟Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda:
كنت،وأتبعالسيئةاحلسنةتحهاتقهللاا ثما حي
Bertakwalah kamu dimana saja kamu berada”. 236
3. Teks Hadis Berkualitas Daif237
„‟Dari riwayat hadis, beberapa hadis menerangkan keutamaan puasa Rajab
sebagai berikut: Apabila Rasul memasuki Rajab beliau berdo‟a, Ya Allah
berkahilah kami bulan ini, dan Rajab ini, dan juga Sya‟ban, dan sampaikan kami
pada bulan Ramadhan”.238
233
Lebih lengkapnya lihat lampiran. 234
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 12 Mei 2017
durasi rekaman: 00.40. Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke-1. 235
Lebih lengkapnya lihat lampiran
236 Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 26 Mei 2017
durasi rekaman: 15.50. Hadis tersebut berkualitas hasan. Lihat: Imām al-Hāfidz Abī alʻUlā
Muḥammad „Abd al-Raḥmān ibn „Abd al-Raẖīm al-Mubārakafūrī, Tuẖfah al-Aẖwadzī bisyarh
Jāmiʻ al- Tirmidzī, pentahqiq: Iṣām al-Ṣabābṭī, j. 5, h. 397. Lihat takhrīh hadis ke-6 237
Lebih lengkapnya lihat lampiran. 238
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan: Kedung Waringin
pada tanggal 7 Juli 2017 durasi rekaman: 05.25. Hadis tersebut berkualitas daif karena terdapat
perawi yang bernama Zāidah ibn Abī al-Ruqād adalah daif. Beberapa ulama hadis menilainya,
di antaranya adalah Ibn Ḥajar: munkar al-hadīts, al-Dzahabī: munkar al-ḥadīts al-Nasā‟ī: lā adrī
man huwa. Lihat: Abū Aḥmad ibn „Adī al- Jurjānī, Al-Kāmil fī Ḍu’afā’ al-Rijāl, pentahqiq: ʻĀdil
90
E. Kritik Sanad Hadis Daif
Hadis ke- 2
ث ناالوليد،عنابنذليعة،عنالضحاكبن ث ناراشدبنسعيدبنراشدالرملي،حد أمين،حد
عنالضحاكبنعبدالرحنبنعرزب ،عنرسولالل صلىا-عنأبموسىالشعري لل
ليطلعقال:-عليووسلم لمشركإنالل لةالنصفمنشعبان،ف ي غفرلميعخلقو،إل فلي
239.أومشاحن
Perawi di atas ada 7 orang. berikut adalah keterangan ittiṣal al-sanad al-
hadīts:
Nama Wafat Lafal Kesimpulan
Ibn Mājah240
273 H ḥaddatsana bersambung
Rāsyid ibn Sā’id ibn Rāsyid al-
Romly241
243 H ḥaddatsana bersambung
Al-Walīd242
194 H ‘an bersambung
Ibn Lahī’ah243
174 H ‘an bersambung
Al-Ḍaḥḥāk ibn Aiman244
‘an bersambung
Al-Ḍaḥḥāk ‘Abdurraḥman ibn
Arzab245
105 H ‘an bersambung
Abī Mūsā al-Asy’arī246
‘an bersambung
Aḥmad „Abd al-Maujūd, jil: 4, h. 195; Abū „„Abdullāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥanbal ibn
Ḥilāl ibn Asad al- Syaibānī, Musnad Imām Ibn Ḥanbal, pentahqiq: Syuʻaib al- Arana‟ūṭ, j. 4, h.
180. Lihat takhrīj hadis ke-15. 239
Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah , j. 2, h. 400. 240
Ia berguru kepada Rāsyid ibn Sā‟id ibn Rāsyid al-Romly. 241
Ia berguru kepada Al-Walīd. Adapun muridnya adalah Ibn Mājah. 242
Ia berguru kepada Ibn Lahī‟ah. Adapun muridnya adalah Rāsyid ibn Sā‟id ibn Rāsyid al-
Romly. 243
Ia belajar kepada Al-Ḍaḥḥāk ibn Aiman. Muridnya adalah Al-Walīd. 244
Ia berguru kepada Al-Ḍaḥḥāk „Abdurraḥman ibn Arzab. Adapun muridnya adalah Ibn
Lahī‟ah. 245
Ia berguru kepada Abī Mūsā al-Asy‟arī. Adapun muridnya adalah Al-Ḍaḥḥāk ibn Aiman.
91
Setelah saya memapaparkan tentang ittiṣal al-sanad dengan sanad yang
bersambung sampai Nabi Saw. (marfu’), dilihat dari tahun wafatnya ada indikasi
hidup sezaman, dan adanya perjumpaan antar murid dan guru. berikut ini saya
akan menjelaskan jarh wa ta’dīl dari sanad hadis di atas. Berikut saya awali
dengan pemaparan:
Pertama, Ibn Mājah dengan nama lengkap Muḥammad ibn Yazīd al-Rabī
al-Qazwainī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya Ibn
Hajar mengatakan ḥāfidz, al-Dzahabī mengatakan al-ḥāfidz247
.Berdasarkan
keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya Ibn Mājah adalah tsiqah.
Kedua, Rāsyid ibn Sā’id ibn Rāsyid al-Romly dengan nama lengkap:
Rāsyid ibn Sā‟id ibn Rāsyid al-Romly al-Qarasyī. Adapun penilaian dari ulama
hadis terhadapnya bahwasannya Ibn Ḥajar, Abu Ḥātim, dan al-Dzahabī
mengatakan ṣadūq.
Ketiga, Al-Walīd dengan nama lengkap: Walīd ibn Muslim al-Qarasyī.
Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya Ibn Ḥajar dan al-
Ajlī mengatakan tsiqah.
Keempat, Ibn Lahī’ah dengan nama lengkap: ʿAbdullah ibn Lahīʿah ibn
Uqbah al-Ḥadramī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya
Ibn Ḥajar mengatakan ṣadūq dan al-Dzahabī mengatakan daif.
246
Ia berguru langsung kepada Nabi Saw. muridnya adalah Al-Ḍaḥḥāk „Abdurraḥman ibn
Arzab. 247
Syams al- Dīn Abū „Abdu llāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī,
Siyar al- Aʻlām al-Nubalā’, j. 13, h. 277.
92
Kelima, Al-Ḍaḥḥāk ibn Aiman al-Kalbī dengan nama lengkap: Al-Ḍaḥḥāk
ibn Aiman al-Kalbī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya
Ibn Ḥajar mengatakan majhūl, al-Dzahabī tidak menyebutnya.
Keenam, Al-Ḍaḥḥāk ‘Abdurraḥman ibn Arzab. Adapun penilaian dari
ulama hadis terhadapnya bahwasannya Ibn Ḥajar mengatakan tsiqah.
Ketujuh, Abī Mūsā al-Asy’arī. Nama lengkap: „Abdullāh ibn Qais ibn
Salīm ibn Haḍāri ibn Ḥarb ibn „Āmir ibn Asyʿarī. Adapun penilaian dari ulama
hadis terhadapnya bahwasannya Ibn Ḥajar dan al-Dzahabī mengatakan ṣahābī.248
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwasannya hadis di atas
memiliki sanad yang bersambung sampai kepada Nabi Muhammad Saw., namun
hadis ini terdapat perawi yang daif, yakni Al-Ḍaḥḥāk ibn Aiman al-Kalbī karena
majhūl.
Hadis ke- 5
Redaksi kitab Al-Ḍuʻafā’ al-Kabīr li al-’Uqailī
ث ناسفيان، ث ناأبوعاصمقال:حد قال:حد ث ناهإب راىيمبنعبدالل عنوىذااحلديثحد
كادالفقرأنحجاج،عنيزيدالر صلىهللاعليووسلم: ،عنأنسقال:قالرسولالل قاشي
كفرا, 249وكاداحلسدأني غلبالقدر.يكون
Perawi di atas ada 6 orang, berikut adalah keterangan ittiṣal al-sanad al-
hadīts:
248 Aḥmad ibn „Alī ibn Hajar al- Asqalānī, Tahdzīb al- Tahdzīb, (Kairo: Al- Maktabah al-
Taufiqiyyah, 856 H), j.1, h. 105. 249
Abū Jaʻfar Muḥammad ibn „Amrū ibn Mūsā ibn Hammād al-„Aqīlī al-Makkī, Al-
Ḍuʻafā’ al-Kabīr, j. 4, h. 206.
93
Nama Wafat Lafal Kesimpulan
Anas ibn Mālik250
92 H ‘an Bersambung
Yazīd al- Raqāsyī251
120 H ‘an Bersambung
Ḥajjāj252
160 H ‘an Bersambung
Sufyan ibn ‘Uyaynah253
187 H ḥaddatsanā Bersambung
Abū ‘Āṣim254
238 H ḥaddatsanā Bersambung
Ibraḥīm ibn
‘Abdullāh255
241 H ḥaddatsanā Bersambung
Setelah saya memapaparkan tentang ittiṣal al-sanad dengan sanad yang
bersambung sampai Nabi Saw. (marfu’), dilihat dari tahun wafatnya ada indikasi
hidup sezaman, dan adanya perjumpaan antar murid dan guru. berikut ini saya
akan menjelaskan jarh wa ta’dīl dari sanad hadis di atas. Berikut saya awali
dengan pemaparan:
Pertama, Ibraḥīm ibn ‘Abdullāh dengan nama lengkap Ibraḥīm ibn
„Abdullāh ibn Aḥmad al- Khalāli al- Marwazī. Adapun penilaian dari ulama
hadis terhadapnya bahwasannya Ibn Ḥajar mengatakan ṣadūq, al- Nasā‟ī
mengatakan lāba’sa bih.256
. Berdasarkan dari keterangan di atas, dapat
disimmpulkan bahwasannya Ibraḥīm ibn „Abdullāh adalah tsiqah.
Kedua, Abū ‘Āṣim dengan nama lengkap: Aḥmad ibn Jawāṣ al-Hanafī.
Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya Ibn Ḥajar
mengatakan tsiqah, al-Nasā‟ī mengatakan tsiqah, dan Ibn Ḥibbān mengatakan
250
Ia berguru kepada Nabi Saw. Adapun muridnya adalah Yazīd al- Raqāsyī. 251
Ia belajar kepada Anas ibn Mālik. Adapun muridnya adalah Ḥajjaj.
252
Ia berguru pada Yazīd al- Raqāsyī. Adapun muridnya di antaranya adalah Sufyān ibn
„Uyaynah.
253 Ia berguru kepada Ḥajjāj. Murid-muridnya di antara adalah Abū „Āṣim.
254 Ia berguru kepada Sufyūn ibn „Uyaynah. Adapun muridnya adalah Ibraḥīm ibn
„Abdullāh.
255
Ia berguru pada Abū „Āṣim 256
Yūsuf ibn „Abd al- Raḥmān ibn Yūsuf, Tadzhīb al- Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl , h. 136.
94
tsiqah.257
Berdasarkan dari keterangan di atas, tidak ada seorang pun yang
mencela Abū „Āṣim. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Abū „Āṣim adalah
tsiqah.
Ketiga: Sufyān ibn ‘Uyaynah dengan nama lengkap: Sufyān ibn „Uyaynah
ibn Abī „Imrān. Ulama hadis menilainya di antaranya adalah Ibn Ḥajar: ia adalah
seorang imam yang hafidz dan tsiqah, al-Dzahabī mengatakan tsiqah.258
Berdasarkan dari keterangan tersebut, tidak ada seorang pun yang mencela Sufyān
ibn „Uyaynah. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Sufyān ibn „Uyaynah
adalah tsiqah.
Keempat, Ḥajjāj dengan nama lengkap: Syuʻbah ibn al-Ḥajjāj ibn al-
Waradī al-„Attakī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya
Ibn Ḥajar mengatakan tsiqah, al-Dzahabī mengatakan tsiqah, Abū Ḥātim
mengatakan tsiqah 259
. Berdasarkan dari keterangan tersebut, tidak ada seorang
pun yang mencela Syuʻbah ibn al-Ḥajjāj. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa Syuʻbah ibn al-Ḥajjāj adalah tsiqah.
Kelima, Yazīd al- Raqāsyī dengan nama lengkap: Yazīd ibn Abān al-
Raqāsyī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya Ibn Ḥajar
mengatakan daif, Yaḥya ibn Ma‟īn mengatakan daif, al-Dzahabī mengatakan daif
257 Laqab: Abū „Āṣim al- Kūfī. Ia merupakan tabaqah tabiʻ al- Atbūʻ. Ibrāhīm ibn Sulaimān
al- Ḥanafī, Jarīr ibn „Abdullāhibn Idrīs, „Abdullāh ibn al-Mubārak, Muḥammad ibn Khājam,
Musāfar.Adapun muridnya yang lain adalah Abū Dāwud, Muslim, al-Ḥasan ibn Sufyān al-
NaSaw.ī, Muẖammad ibn ʻAbd al- Ghaffūr al- Ḥamdanī. Syams al- Dīn Abū „Abdullāh
Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī, Siyar al- Aʻlām al-Nubalā’, j. 11, h. 37. 258
Sufyān ibn „Uyaynah berlaqab: Abū Muẖammad al-Kūfī. Sufyān ibn „Uyaynah adalah
seorang imam yang tsiqah, hūfidz, dan faqih. Lahir pada tahun 107 H Lihat: Aḥmad ibn „Alī ibn
Hajar al- Asqalānī, Tahdzīb al- Tahdzīb, j. 1, h. 252.
259
Ḥajjāj merupakan ṭabaqah ke tujuh dari atbāʻ al-tābi’īn., ia juga belajar kepada Ibrāhīm
ibn Muhājir, Ismāʻil ibn Abī Khālid, Azraq ibn Qais Syams. Muridnya yang lain adalah Asad ibn
Māsā, Umayyah ibn Khālid, Ādam ibn Abī Iyās. Lihat: Abū „Abdullāh Muḥammad ibn Aḥmad
ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī, Siyar al- Aʻlām al-Nubalā’, j. 7, h. 202.
95
260. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa Yazīd al- Raqāsyī
adalah daif karena munkar al-hadīts dan lā adrī man huwa.261
Keenam, Anas ibn Mālik dengan nama lengkap: Anas ibn Mālik ibn al-
Naḍr. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya Al-Nasā‟ī:
tsiqah, Ibn Ḥajar: tsiqah.262
Berdasarkan dari keterangan tersebut, tidak ada
seorang pun yang mencela Anas ibn Mālik. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa Anas ibn Mālik adalah tsiqah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwasannya hadis di atas
memiliki sanad yang bersambung sampai kepada Nabi Muhammad Saw., namun
hadis ini terdapat perawi yang daif, yakni Yazīd al- Raqāsyī karena munkar al-
hadīts dan lā adrī man huwa263
. Hal tersebut diperkuat dalam kitab Kasyf al-
Khafā wa Muzīl al- Ilbās.264
260 Yazīd al- Raqāsyī berasal dari Basrah. Ia juga belajar kepada: Al- Ḥasan al- Baṣrī, Abī
al- Ḥakam al-Bajlī. Muridnya yang lain adalah Ibrāhīm al- „Ajlī, Ismāʻil ibn Muslim al-Makkī,
Ḥammad ibn Salamah, dan Ṣafwān ibn Salīm. Lihat: Yūsuf ibn „Abd al- Raḥmān ibn Yūsuf,
Tadzhīb al- Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl, j. 32, h. 64; Abū Aḥmad ibn „Adī al- Jurjānī, Al-Kāmil fī
Ḍu’afā’ al-Rijāl, pentahqiq:ʻĀdil Aḥmad „Abd al-Maujūd, j. 9, h. 130. 261
Al-Imām al-Ḥāfidz Abī Muḥammad ibn Abū Raḥmān ibn Abī Ḥātim Muḥammad ibn
Idrīs al-Taimīmī al-Rāzī, Al-Jarh al-Ta’dīl (Bairut: Dār al-Ilmiyah, 2007), j. 3, h. 444.
262 Anas ibn Mālik berlaqab: Abū Ḥamzah. Beliau adalah budak Rasulullah Saw. Lahir
pada tahun 40 H. Ia termasuk ṭabaqah ṣahabah. Ia pergi dan menetap di Damaskus dan kemudian
ke Basrah. Ia juga berguru kepada Tsūbit ibn Qais ibn Syamūs, Jarīr ibn „Abdullāhal- Jabalī, Zaid
ibn Arqām. Muridnya yang lain adalah Abān ibn Ṣāliẖ, Ibrāhīm ibn Maisūrah, Abū Umāmah Asad
ibn Sahl ibn Hanīf. Lihat: Al- Hāfidz ʻalā‟ al-Dīn Maghlaṭay, Ikmāl Tahdzīb al- Kamāl fī asmā’ al-
Rijāl, j. 1, h. 454. 263
Al-Imām al-Ḥāfidz Abī Muḥammad ibn Abū Raḥmān ibn Abī Ḥātim Muḥammad ibn
Idrīs al-Taimīmī al-Rāzī, Al-Jarh al-Ta’dīl (Bairut: Dār al-Ilmiyah, 2007), j. 3, h. 444. 264
Disebutkan bahwa perawi Yazīd al- Raqāsyī adalah daif. Lihat: Ismāʻīl ibn Muḥammad
ibn „Abd Hādī al-Jarāhī al-„Ajlūnī al-Dimasyqī, Kasyf al-Khafā wa Muzīl al- Ilbās, pentahqiq:
„Abd al-Ḥamīd ibn Aḥmad ibn Yūsuf ibn Handāwī, j. 1 (t.t: Al- Maktabah al-„Aṣriyah, 2000), h.
108
96
Hadis ke-15
Redaksi Kitab Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal
ث ناعب يدهللابنعمر،عنزائدةبنأبالرقاد،عنزيدالن ث ناعبدهللا،حد ،عنحد مريي
كا نالنبصلىهللاعليووسلمإذادخلرجب،قال:اللهمبركلنافأنسبنمالك،قال:
شعبان،وبركلنافرمضان.ورجب
Perawi di atas ada 6 orang. berikut adalah keterangan ittiṣal al-sanad al-
hadīts:
Setelah saya memapaparkan tentang ittiṣal al-sanad dengan sanad yang
bersambung sampai Nabi Saw. (marfu’), dilihat dari tahun wafatnya ada indikasi
hidup sezaman, dan adanya perjumpaan antar murid dan guru. berikut ini saya
akan menjelaskan jarh wa ta’dīl dari sanad hadis di atas. Berikut saya awali
dengan pemaparan:
265 Aḥmad ibn Ḥanbal, Musnad Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, j. 4, nomor hadis: 2346, h. 180.
266 Ia berguru langsung kepada Rasulullah Saw.
267 Ia berguru kepada Anas ibn Mālik dan muridnya adalah Zāidah ibn Abī al- Riqād
268 Ia berguru kepada Ziyād al-Numairī. Murid-muridnya adalah „Ubaidillāh ibn „Umar.
269 Ia belajar kepada Zāidah ibn Abī al- Riqād. Muridnya adalah „Abdullāh ibn Aḥmad.
270 Ia belajar kepada „Ubaidillāh ibn „Umar. Adapun murid-muridnya adalah Aḥmad ibn
Ḥanbal. 271
Ia belajar kepada Abdullāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥanbal. Adapun murid-
muridnya adalah Abū Dāwud.
Nama Wafat Lafal Kesimpulan
Anas ibn Mālik266
92 H ‘an bersambung
Ziyād al-Numairī267
120 H ‘an bersambung
Zāidah ibn Abī al- Riqād268
160 H ‘an bersambung
‘Ubaidillāh ibn ‘Umar269
235 H ḥaddatsanā bersambung
‘Abdullāh270
290 H ḥaddatsanā bersambung
Aḥmad ibn Ḥanbal271
241 H ḥaddatsanā bersambung
97
Pertama Aḥmad ibn Ḥanbal dengan nama lengkap: Aḥmad ibn
Muḥammad ibn Ḥanbal ibn Ḥilal ibn Asad ibn Idris ibn „Abdullāh ibn Ḥayyan ibn
„Abdullāh ibn Anas ibn „Awf ibn Qasit ibn Mazin ibn Syaibah ibn Zula ibn
Isma‟il ibn Ibrahīm. Beberapa ulama hadis menilainya, di antaranya adalah Ṣālih
ibn Aḥmad ibn „Abdullāh ibn Ṣālih al-Ajlī mengatakan tsiqah dan ia merupakan
fuqaha.dalam hadis. „Abdurrahmāh ibn Abū Hātim ibn „Alī ibn Ḥusain al-Rāzi, ia
mendengar Abū Ja‟far al-Nafīlī berkata: Aḥmad ibn Ḥanbal adalah seorang yang
berpengetahuan luas dalam agama, al-Dzahabi mengatakan hāfidz, al-Nasa‟ī
mengatakan tsiqah.272
Berdasarkan dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya tidak
ada seorang pun yang mencela Imām Aḥmad ibn Ḥanbal karena hampir seluruh
ulama hadis mengatakan bahwa Aḥmad ibn Ḥanbal adalah tsiqah.
Kedua, ‘Abdullāh dengan nama lengkap: „Abdullāh ibn Aḥmad ibn
Muḥammad ibn Ḥanbal ibn Ḥilāl ibn Asad al- Syaibānī. Adapun penilaian dari
ulama hadis terhadapnya bahwasannya Ibn Ḥajar mengatakan tsiqah, al- Dzahabi
mengatakan hāfidz, al-Nasā‟ī mengatakan tsiqah.273
272 Lahir di Baghdad tepatnya di kota Maru pada bulan Rabi‟ul Awwal pada tahun 164 H
atau November 780 M. Beliau keturunan Arab dari suku Syiaban, sehingga diberi laqab al-
Syaibanī. Dibeli julukan Abū „Abdullāh. Pada tahun 183 H beliau pergi kebebrapa kota dalam
rangka mencari ilmu, di antaranya adalah Bashrah, Kufah, Makkah, Madinah, Yaman, Syria, dan
Masopotamia. Gurunya yang lain adalah Ḥasyim, Sufyan ibn Uyaynah, Ibrahīm ibn Sa‟d, Yaḥya
al-Qattan, dll. Adapun muridnya yang lain adalah Bukhārī, Muslim, Yaḥya ibn Ma‟īn, dll. Lihat:
Abū „Abdullāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī, Siyar al- Aʻlām al-Nubalā’,
J.13, h. 516.
273 Kunyah: Abū „Abd al- Raḥmān al-Baghdādī. Ia juga belajar kepada Aḥmad ibn Sa‟īd
al-Darimī, Aḥmad ibn Ibrūhīm al-Mauṣūlī, Ibrāhīm ibn Ḥajjāj al-Syāmī, Ṣālih ibn „Abdullāh al-
Tirmidzī, dll. Muridnya yang lain Isḥāq ibn Aḥmad al-Kādzī, al-Ḥusain ibn Ismā‟īl al-Maḥāmilī,
dll. Lihat: Abū „Abdullāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī, Siyar al- Aʻlām
al-Nubalā’, j.13, h. 516.
98
Berdasarkan dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya tidak
ada seorang pun yang mencela „Abdullāh karena hampir seluruh ulama hadis
mengatakan bahwa „Abdullāh adalah tsiqah.
Ketiga, ‘Ubaidillāh ibn ‘Umar dengan nama lengkap: „Ubaidillāh ibn
„Umar ibn Maisarah al-Jasyamī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya
bahwasannya Ibn Ḥajar mengatakan tsiqah, al-Dzahabī mengatakan hāfidz, Abū
Ḥātim mengatakan ṣadūq, Yaḥya ibn Maʻīn mengatakan tsiqah. 274 Berdasarkan
keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa „Ubaidillāh ibn „Umar adalah
ṣadūq275
karena ulama mutasyadid Abū Ḥātim berkata: ṣadūq.
Keempat, Zāidah ibn Abī al- Riqād dengan nama lengkap: Zāidah ibn
Abī al- Riqād al-Bāhalī Abū Mu‟ādz al-Baṣrī al- Ṣairifī. Adapun penilaian dari
ulama hadis terhadapnya bahwasannya Abū Ḥātim mengatakan daif, Ibn Ḥajar
mengatakan munkar al-hadīts, al-Dzahabī mengatakan munkar al-ḥadīts, al-
Nasā‟ī mengatakan lā adrī man huwa.276
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Zāidah ibn Abī al- Riqād adalah daif karena munkar al-hadīts
dan lā adrī man huwa.277
274 „Ubaidillāh ibn „Umar juga belajar kepada Basyar ibn Manṣūr, Jaʻfar ibn Sulaimūn,
Ḥammūd ibn Zaid, Khūlid ibn al-Ḥūrits, dll. Murid-Muridnya yang lain adalah Abdullāh ibn
Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥanbal ibn Hilāl, Ṣālih ibn Muḥammad al-Asadī, Sa‟īd ibn Naṣīr,
Iṣḥāq ibn Abī „Imrān. Kunyah: Abū Sa‟īd al- Baṣrī. Lahir pada tahun 150 H. Lihat: Abū „Abdullāh
Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī, Siyar al- Aʻlām al-Nubalā’, J.11, h. 442. 275
Ṣadūq adalah seseorang yang dideskripsikan dalam hadis yaitu dengan lafal ta’dīl
karena kejujurannya. Ibn Ḥātim san ībn Ṣalāh menjadikannya pada tingkatan kedua dan disebutkan
oleh al-ḥafīdz al-Ḍzahabī dan al-Iraqī pada tingkatan ketiga dengan lafal ta’dīl.Lihat Sayyid
„Abdul Mājid al-Ghaurī, Musṭalāh al-Ḥādits (Bairut: Dār Ibn Katsīr, 2007), h. 444. 276
Zāidah ibn Abī al- Riqād juga berguru kepada „Āṣim al-Aḥwal, dan Tsābit al- Banānī.
Muridnya yang lain adalah Khālid ibn Khadāsy, Yaḥya ibn Katsīr, Muḥammad ibn Salām al-
Jamḥī, dll. Lihat: Abū Aḥmad ibn „Adī al- Jurjānī, Al-Kāmil fī Ḍu’afā’ al-Rijāl, pentahqiq: ʻĀdil
Aḥmad „Abd al-Maujūd, j. 4, h. 195. 277
Al-Imām al-Ḥāfidz Abī Muḥammad ibn Abū Raḥmān ibn Abī Ḥātim Muḥammad ibn
Idrīs al-Taimīmī al-Rāzī, Al-Jarh al-Ta’dīl (Bairut: Dār al-Ilmiyah, 2007), j. 3, h. 444.
99
Kelima, Ziyād al-Numairī dengan nama lengkap: Ziyād ibn „Abdullāh al-
Numairī al-Baṣrī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya
Ibn Ḥajar mengatakan daif, Yaḥya ibn Ma‟īn mengatakan daif, al-Dzahabī
mengatakan daif, Ibn Ḥibbān mengatakan munkar al-ḥadīs.278
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya Ziyād al-
Numairī adalah daif karena Ibn Ḥajar mendengar dari bapaknya bahwasannya
Ziyād al-Numairī: كتب حدثه و ال حتاج حدثه .279
Keenam, Anas ibn Mālik dengan nama lengkap adalah Anas ibn Mālik ibn
Naḍar Ḍamḍam ibn Zaid ibn Ḥarām ibn Jundub ibn ʻĀmir ibn Ghanam ibn Adī
ibn al-Najjār Al-Anṣarī. Pendapat ulama terhadapnya adalah Ibn Ḥajar
berpendapat beliau adalah sahabat Nabi Saw.,tsiqah, dan al-Dzahabī juga
berpendapat demikian. 280
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan
bahwasannya Anas ibn Mālik adalah tsiqah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwasannya hadis dengan
riwayat Aḥmad ibn Ḥanbal, „Abdullāh, „Ubaidillāh ibn „Umar, Zāidah ibn Abī al-
Riqād al-Numairī, Ziyād al-Numairī, Anas ibn Mālik adalah daif karena Zāidah
ibn Abī al-Ruqād dan Yazīd al-Raqāsyī adalah daif sebagaimana yang
278
Muridnya yang lain adalah Jābir ibn al- Jaʻfā, Ḥammād al- Rubaʻī, Suhail ibn Abī Ṣāliẖ,
Ḥabīb ibn Abī Ḥabīb al-Jaramī, dll. Lihat: Al- Hāfidz ʻalā‟ al-Dīn Maghlaṭay, Ikmāl Tahdzīb al-
Kamāl fī asmā’ al-Rijāl, j. 9, h. 492. 279
Al-Imām al-Ḥāfidz Abī Muḥammad ibn Abū Raḥmān ibn Abī Ḥātim Muḥammad ibn
Idrīs al-Taimīmī al-Rāzī, Al-Jarh al-Ta’dīl (Bairut: Dār al-Ilmiyah, 2007), j. 3, h. 536. 280
Anas ibn Mālik pergi dan menetap di Damaskus dan kemudian ke Basrah. Lahir pada
tahun 612 M di Madinah. Ia mempuyai gelar Abū Hamzah.Ia dari ṭabaqah sahabat. Ia adalah
seorang Qari dan melayani Rasulullah Saw. sejak kecil sehingga ia mendapatkan banyak ilmu dari
Nabi Muḥammad Saw.. Ia juga berguru kepada Zaid ibn Arqam, Zaid ibn Tsābit, Salmān al-Fārisī,
Zarīr ibn „Abdullāh al-Bajalī, Abī Ṭalḥah Zaid ibn Sahl al- Anṣūrī, dll. Muridnya yang lain: Anas
ibn Sirīn, Ibrāhīm ibn Maisarah, Azhar ibn Rāsyid, Iṣḥāq ibn „Abdullāh ibn Abī Ṭalḥah, Basyīr ibn
Yasār, dll. Lihat: Yūsuf ibn „Abd al- Raḥmān ibn Yūsuf, Tadzhīb al- Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl , h.
565.
100
dijelaskan dalam kitab Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal bahwasannya al-Bukhārī dan
al-Nasā‟ī berpendapat munkar al-hadīts, Abū Hātim berkata Ziyād al-Numairī
adalah daif.281
Hadis ke 17
Redaksi Kitab Lisān al-Mīzān
لقالإذاأتىالرجموسىمرفوعادمحمبنعبدالرحنالقرشيعنخالداحلذاءعندمحمعنأب
282.الرجلفهمازانيان
Perawi di atas ada 4 orang. berikut adalah keterangan ittiṣal al-sanad al-
hadīts:
Nama Wafat Lafal Kesimpulan
‘Abdullāh ibn Yazīd283
‘an bersambung
Muḥammad ibn Sirīn284
110 H ‘an bersambung
Khālid al-Hadzā’i285
‘an bersambung
Muḥammad ibn
‘Abdurraḥmān286
‘an bersambung
281
Abū „Abdullāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥanbal ibn Ḥilāl ibn Asad al- Syaibānī,
Musnad Imām Ibn Ḥanbal, pentahqiq: Syuʻaib al- Arana‟ūṭ, j. 4 (t,t: Muassasah al- Risālah, 2001),
h. 180. 282
Abū al-Fadl Aḥmad ibn „Alī ibn Muḥammad ibn Aḥmad ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Lisān
al-Mīzān (Libanon: Muassasah al-Aʿlamī lil Maṭbūʿāt, 1971), nomor hadis: 866, j. 5, h. 251. 283
Ia berguru kepada Nabī Saw. dan muridnya adalah Muḥammad ibn
Sirīn283
. 284
Ia berguru kepada, Khālid al-Ḥadzā‟i. Adapun muridnya adalah Jaʿfar ibn
„Āṣim al-Harānī. 285
Ia berguru kepada Muḥammad ibn Sirīn. Adapun muridnya adalah
Muḥammad ibn „Abdurraḥmān. 286
Ia berguru kepada, Khālid al-Ḥadzā‟i. Adapun muridnya adalah Jaʿfar ibn
„Āṣim al-Harānī.
101
Setelah saya memapaparkan tentang ittiṣal al-sanad dengan sanad yang
bersambung sampai Nabi Saw. (marfu’), dan adanya perjumpaan antar murid dan
guru. berikut ini saya akan menjelaskan jarh wa ta’dīl dari sanad hadis di atas.
Berikut saya awali dengan pemaparan:
Pertama, Muḥammad ibn ‘Abdurraḥmān dengan nama lengkap:
Muḥammad ibn „Abdurraḥmān al-Qarasyī al-Kūfī. Adapun penilaian dari ulama
hadis terhadapnya bahwasannya dari Wāṣilah ibn Asqā‟: lā adrī ma huwa Ibn
Ḥibbān: tsiqah 287
, Abū Jaʿfar al-Āqilī: hadītsuhu munkar, laisa lahu aṣlun, Abū
Aḥmad ibn „Adī: munkar al-hadīts, Ibn Ḥajar: kadzabūhu, Abū Ḥātim: munkar
al-hadīts, majhūl, ia berdusta.288
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat
disimpulkan bahwasannya adalah daif.
Kedua, Khālid al-Hadzā’i dengan nama lengkap: Khālid ibn Mihrā al-
Ḥadzā‟i al-Kūfī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya
dari Ibn Ḥajar mengatakan tsiqah, al-Dzahabī mengatakan al-ḥāfidz, tsiqah imam,
Iṣḥāq ibn Manṣūr, Abū Hātim mengatakan yaktubu haditsuhu wa lā yaḥtaju bihi,
Yaḥya ibn Ma‟īn, al-Nasa‟ī mengatakan tsiqah289
, al-Ajlī mengatakan tsiqah290
.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya Khālid ibn
Mihrā al-Ḥadzā‟i adalah tsiqah.
Ketiga, Muḥammad ibn Sirīn dengan nama lengkap Muḥammad ibn Sirīn
al-Anṣārī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya al-
287 Syams al-Dīn Abū „Abdullāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ib al-Dzahābī, Mīzā
al-Iʿtidāl fī Naqd al-Rijāl, pentahqiq: „Alī Muḥammad al-Bajāwī (Bairut: Dār al-Maʿrifah
lilṭabāʿah wa al-Nasyīr, 1963), j. 3, h. 624. 288 Aḥmad ibn „Alī ibn Hajar al- Asqalānī, Tahdzīb al- Tahdzīb, (Kairo: Al- Maktabah al-
Taufqiyyah, 856 H), j.9, h. 331. 289 Yūsuf ibn „Abd al- Raḥmān ibn Yūsuf, Tadzhīb al- Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl, h. 104.
290 Aḥmad ibn „Alī ibn Hajar al- Asqalānī, Tahdzīb al- Tahdzīb, j. 3, h. 121.
102
Dzahabī mengatakan tsiqah hujjah dan aḥad al-aʿlām, Aḥmad ibn Ḥanbal, al-
„Ajlī, Yaḥya ibn Ma‟īn mengatakan tsiqah 291
, Yaḥya ibn Ma‟īn mengatakan Ibn
Sirīn tidak mendengar apapun dari Ibn „Abbas, Ibn Abī Ḥatim bertanya kepada
bapaknya bahwasanya Ibn Sirīn tidak mendengar apapun dari Abū Dardā‟, Abū
Bakar al-Ṣiddīq, dan Abū Hurairah292
. Berdasarkan keterangan tersebut, dapat
disimpulkan bahwasannya Muḥammad ibn Sirīn al-Anṣārī adalah daif.
Keempat, ‘Abdullāh ibn Yazīd dengan nama lengkap: Abdullāh ibn Yazīd
ibn Ziyah ibn Zaid ibn Ḥaṣīn ibn „Amr ibn al-Ḥārits ibn Khuṭamah al- Anṣārī.
Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya Abū Ḥātim: Ia
berada di sisi Nabi pada saat dia kecil dan riwayatnya benar al-Dzahabī
mengatakan ṣaḥābī, Ibn Hajar mengatakan ṣaḥābī.293
Berdasarkan keterangan
tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya Abdullāh ibn Yazīd adalah tsiqah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwasannya hadis dengan
riwayat Muḥammad ibn „Abdurraḥmān, Khālid al-Hadzā‟i, Muḥammad ibn Sirīn,
„Abdullāh ibn Yazīd adalah daif karena Khālid al-Hadzā’i dan Muḥammad ibn
‘Abdurraḥmān adalah daif sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Musnad
Aḥmad ibn Ḥanbal.294
291 Ia lahir di kota Bashrah, Yūsuf ibn „Abd al- Raḥmān ibn Yūsuf, Tadzhīb al- Kamāl fī
Asmā’ al-Rijāl , h. 163. 292 Aḥmad ibn „Alī ibn Hajar al- Asqalānī, Tahdzīb al- Tahdzīb, j.9, h. 216.
293 Aḥmad ibn „Alī ibn Hajar al- Asqalānī, Tahdzīb al- Tahdzīb, j.6, h. 79.
294 Abū al- Fadl Aḥmad ibn „Alī ibn Muḥammad ibn Aẖ,ad ibn Hajar al-ʻAsqalānī,
pentahqiq: Dr. Muḥammad al- Tsānī ibn „Umar ibn Mūsā, j. 6 (t.t: Dār al- Aḍwā‟ al- Salaf, 2007),
h. 2738. Lihat takhrīj hadis ke. 17.
103
Hadis ke- 18
Redaksi dalam Kitab Sunan Ibn Mājah
ث ناأ بةقال:حد ث ناأبوبكربنأبشي بوالحوص،عنطارق،عنعاصمبنعمرو،قال:حد
أ من قالوا: أن تم؟ من ذلم: قال عليو، قدموا ا ف لم عمر إل العراق أىل من ن فر ىلخرج
ن عم،ق تم؟قالوا: جئ عمر:العراق،قال:فبإذن الرجلفب يتو،ف قال صالة عن ال:فسألوه
ف ن وروا ف نور، ب يتو ف الرجل صالة أما ف قال: وسلم عليو هللا صلى الل رسول سألت
.ب يوتكم
Perawi di atas ada 4 orang. berikut adalah keterangan ittiṣal al-sanad al-
hadīts:
Nama Wafat Lafal Kesimpulan
‘Āṣim ibn ‘Amr296
101-110 H - terputus
Ṭāriq297
‘an bersambung
Abū Ahwaṣ298
179 H ‘an bersambung
Abū Bakar ibn Abī
Syaibah299
235 H ḥaddatsanā bersambung
Ibn Mājah300
273 H ḥaddatsanā bersambung
Setelah saya menjelaskan tentang ittiṣal al-sanad, berikut ini saya akan
memaparkan jarh wa ta’dīl dari sanad hadis di atas. Berikut saya awali dengan
pemaparan:
295 Ibn Mājah , Sunan Ibn Mājaḥ. j. 1, kitab: Iqāmah al-ṣalāh wa al-sunnah fīhā, h. 152.
296 Ia berguru kepada ʻUmar ibn Khāṭṭab. Adapun muridnya adalah Ṭāriq ibn „Abd al-
Raḥmān al- Bajalī. 297
Ia belajar kepada „Aṣim ibn „Amr al-Bajalī. Adapun murid- muridnya adalah Abū
Ahwaṣ. 298
Ia belajar kepada Ṭāriq ibn „Abd al-Raḥmān. Adapun muridnya adalah Abū Bakar ibn
Abī Syaibah. 299
Ia berguru kepada Abū Ahwaṣ. 300
Ia berguru kepada: Abū Bakar ibn Abī Syaibah.
104
Pertama, Ibn Mājah dengan nama lengkap Muḥammad ibn Yazīd al-Rabī
al-Qazwainī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya Ibn
Hajar mengatakan ḥāfidz, al-Dzahabī mengatakan al-ḥāfidz.301
Berdasarkan
keterangan tersebut, dapat disiimpulkan bahwasannya Ibn Mājah adalah tsiqah.
Kedua, Abū Bakar ibn Abī Syaibah dengan nama lengkap: „Abdullāh
ibn Muḥammad ibn Ibrāhīm ibn „Utsmān ibn Khawāsitī al- ʻAbasī. Adapun
penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya Ibn Ḥajar mengatakan
tsiqah, al-Dzahabī mengatakan al-hāfidz, Abū Ḥātim mengatakan tsiqah302
.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya hampir seluruh
ulama hadis mengatakan Abū Bakar ibn Abī Syaibah adalah tsiqah.
Ketiga, Abū Ahwaṣ dengan nama lengkap: Salām ibn Salīm al-Hanafī.
Kunyah: Abū Ahwaṣ al- Kūfī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya
bahwasannya Ibn Ḥajar mengatakan tsiqah, al Dzahabī mengatakan hāfidz, Ibn
Maʻīn mengatakan tsiqah mutqin, al- Nasā‟ī mengatakan tsiqah, Abū Ḥātim
mengatakan tsiqah 303
.Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan
bahwasannya hampir seluruh ulama hadis mengatakan Abū Ahwaṣ adalah tsiqah.
301
Syams al- Dīn Abū „Abdu llāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī,
Siyar al- Aʻlām al-Nubalā’, j. 13, h. 277. 302 Kunyah: Abū Bakar Ibn Abī Syaibah al-Kūfī. Ia juga berguru kepada Ismāʻīl ibn ʻĪyāsy,
Ishāq ibn Yūsuf al- Azraq, Aḥmad ibn „Abd al-Malik, Jarīr ibn ʻAbd al- Hamīd, Jaʻfar ibn ʻAun,
dll. Muridnya yang lain adalah Muslim, Bukhārī, Abū Dāwud, dll.Yūsuf ibn „Abd al- Raḥmān ibn
Yūsuf, Tadzhīb al- Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl ,j. 38, h. 98. 303
Abū Ahwaṣ juga berguru kepada Ibrāhīm ibn Muhājir al- Bajalī, Adam ibn „Alī, Aswad
ibn Qais, Ḥaṣīn ibn „Abd al- Raḥmān al- Samalī, dll. Muridnya yang lain adalah Ibrāhīm ibn Mūsā
al-Rāzī, Aḥmad ibn Jawās ibn Yūnus, Ismāʻīl ibn Abān al-Warāq, dll Lihat: Syams al- Dīn Abū
„Abdu llāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī, Siyar al- Aʻlām al-Nubalā’, j. 8,
h. 281; Abū Al-Fadl Aḥmad ibn „Alī ibn Muḥammad ibn Aḥmad ibn Ḥajar al-Asqalānī, Tahdzīb
al-Tahdzīb (t.t: al-Ṭaba‟ah al-Awwal, 1326 H), j. 5, h. 5; Al-Imām al-Ḥāfidz Abī Muḥammad ibn
Abū Raḥmān ibn Abī Ḥātim Muḥammad ibn Idrīs al-Taimīmī al-Rāzī, Al-Jarh al-Ta’dīl, j. 5, h.
335.
105
Keempat, Ṭāriq dengan nama lengkap: Ṭāriq ibn „Abd al-Raḥmān al- Bajalī
al- Aḥmasī al-Kūfī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya
Ibn Ḥajar mengatakan ṣadūq,Yahya ibn Ma‟īn mengatakan tsiqah. al-Dzahabī
mengatakan tsiqah. Abū Ḥātim mengatakan lā ba’sa bih (orang yang tidak cacat),
yuktabu hadītsuhu, al-Nasā‟ī mengatakan laisa bihi ba’sun.304
Berdasarkan
keterangan tersebut, dapat saya simpulkan bahwasannya Ṭāriq ibn „Abd al-
Raḥmān al- Bajalī adalah tsiqah.305
Kelima, ‘Āṣim ibn ‘Amr dengan nama lengkap: „Āṣim ibn „Amr al-Bajalī
al-Kūfī, kunyah Ibn „Auf. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya
bahwasannya Ibn Ḥajar mengatakan ṣadūq, Ibn Ḥibban mengatakan tsiqah, Al-
Bukharī mengatakan lā yatsbutu hadītsuhu,306
dan Abū Ḥātim mengatakan
ṣadūq.307
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya „Āṣim
ibn „Amr adalah daif.308
Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa hadis dengan sanad Ibn Mājah,
Abū Bakar ibn Abī Syaibah, Abū Ahwaṣ, Ṭāriq, „Āṣim ibn „Amr berkualitas daif.
304
Ṭāriq tinggal di Kufah.Gurunya yang lain adalah Zaid ibn Wahab, Saʻīd ibn Jabīr,
Ḥakīm ibn Jūbir al- Aḥmasī, dll. Muridnya yang lain adalah Isra‟īl ibn Yūnus, Ismā‟īl ibn Abi
Khālid, Sufyān al-Tsaurī, Sulaimūn al-Aʻmāsy, dll. Lihat: Al- Hāfidz ʻalā‟ al-Dīn Maghlaṭay,
Ikmāl Tahdzīb al- Kamāl fī asmā’ al-Rijāl, j. 4, h. 175 305
Al-Imām al-Ḥāfidz Abī Muḥammad ibn Abū Raḥmān ibn Abī Ḥātim Muḥammad ibn
Idrīs al-Taimīmī al-Rāzī, Al-Jarh al-Ta’dīl, j. 4, h. 485-486. 306 Muḥammad ibn Ismāʿil ibn Ibraḥīm ibn Mughīrah al-Bukhārī, Tarīkh al-Kabīr (t.t:
Dāirah al-Maʿārif al-ūtsmāniyah), j. 6, h. 482. 307
„Āṣim ibn „Amrū datang dari Syam dan menetap di Kufah. Ia juga belajar kepada Abī
Umūmah Ṣadī ibn „Ajlūnī al-Būhalī, ʻAmrū ibn Syarhabīl. Muridnya yang lain adalah „Āmir al-
Syaʻbī, Syuʻbah ibn Hajjāj „Abd al-Raḥmān ibn ʻAbdullāh al- Mas‟ūdī, dll Lihat: Yūsuf ibn „Abd
al- Raḥmān ibn Yūsuf, Tadzhīb al- Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl ,j. 13, h. 553; Syams al-Dīn Abū
„Abdullāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī, Tārikh al-Islāmi wa wafiyāt al-
Musyāhīr wa al- Aʻlām, pentahqiq: Dr. Basyār „Awwād Maʻrūf, J. 3 (t.t: Dār al- Gharab al- Islāmī,
2003), h. 76; Abū Al-Fadl Aḥmad ibn „Alī ibn Muḥammad ibn Aḥmad ibn Ḥajar al-Asqalānī,
Tahdzīb al-Tahdzīb (t.t: al-Ṭaba‟ah al-Awwal, 1326 H), j. 5, h. 55; Al- Hāfidz ʻalā‟ al-Dīn
Maghlaṭay, Ikmāl Tahdzīb al- Kamāl fī asmā’ al-Rijāl, j. 7, h. 117. 308
Al-Imām al-Ḥāfidz Abī Muḥammad ibn Abū Raḥmān ibn Abī Ḥātim Muḥammad ibn
Idrīs al-Taimīmī al-Rāzī, Al-Jarh al-Ta’dīl, j. 4, h. 485.
106
Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Sunan Ibn Mājah dan Bukharī tidak
menyebut dalam hadisnya. Adapun berkenaan dengan bersambungnya sanad,
karena ‘Āṣim ibn ‘Amr terputus dengan tidak menyebutkan perawi setelahnya.309
Hadis ke- 24
Redaksi dalam Kitab Sunan Ibn Mājah
ب صفوان عن إب راىيم، بن إسحاق ثن كاسبالمدنقال:حد بن حيد ي عقوببن ث نا نحد
،عنأبىري رة،أ بنطلحة،عناحلسنالبصري صلىهللاعليوسليم،عنعب يدالل النب ن
ي علموأخاهالمسلم. وسلمقال:أفضلالصدقةأني ت علمالمرءالمسلمعلماث
Perawi di atas ada 7 orang. berikut adalah keterangan ittiṣal al-sanad al-
hadīts:
Nama Wafat Lafal Kesimpulan
Abū Ḥurairah311
75 H anna bersambung
Al- Ḥasan al- Baṣrī312
110 H ʿan bersambung
ʻUbaidillāh ibn Ṭalḥah313
131 H ʿan bersambung
Ṣafwan ibn Sulaim314
132 H ʿan bersambung
Isḥāq ibn Ibrāhīm315
191 H haddatsanī bersambung
309
Abū „Abdillāh Muḥammad ibn Yazīd al-Qazwīnī, Sunan Ibn Mājaḥ, Pentahqiq:
Muḥammad Fuad ʻAbd al-Bāqī, j. 1, h.518; Muḥammad ibn Ismāʿil ibn Ibraḥīm ibn Mughīrah al-
Bukhārī, Tarīkh al-Kabīr (t.t: Dāirah al-Maʿārif al-ūtsmāniyah), j. 6, h. 482. 310
Ibn Mājah , Sunan Ibn Mājaḥ. j. 1, kitab: al- adab, nomor hadis: 3672, h. 1211 311
Ia berguru kepada Nabi Saw.. Adapun muridnya di antaranya adalah „Abd al- Raḥmān
ibn Ḥajīrah al-Khaulānī. 312
Ia belajar kepada Abū Ḥurairah. Adapun muridnya adalah ʻUbaidillāh ibn Ṭalḥah. 313
Ia berguru kepada al- Ḥasan al- Baṣrī. Adapun muridnya adalah Ṣafwān ibn Salīm. 314
Ia berguru kepada ʻUbaidillāh ibn Ṭalḥah. Adapun muridnya adalah, Isḥāq ibn Ibrāhīm
ibn Sa‟īd al- Madanī. 315315
Ia berguru kepada Ṣafwān ibn Sulaim. Adapun murid adalah Yaʻqūb ibn Ḥamīd ibn
Kāsib.
107
Ya’qūb ibn Ḥumaid316
240 H haddatsanā bersambung
Ibn Mājah317
273 H haddatsanā bersambung
Setelah saya memapaparkan tentang ittiṣal al-sanad dengan sanad yang
bersambung sampai Nabi Saw. (marfu’), dilihat dari tahun wafatnya ada indikasi
hidup sezaman, dan adanya perjumpaan antar murid dan guru. berikut ini saya
akan menjelaskan jarh wa ta’dīl dari sanad hadis di atas. Berikut saya awali
dengan pemaparan:
Pertama, Ibn Mājah dengan nama lengkap Muḥammad ibn Yazīd al-Rabī
al-Qazwainī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya Ibn
Hajar mengatakan ḥāfidz, al-Dzahabī mengatakan al-ḥāfidz.318
Berdasarkan
keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya Ibn Mājah adalah tsiqah.
Kedua, Ya’qūb ibn Ḥumaid dengan nama lengkap nama lengkap Ya‟qūb
ibn Ḥumaid ibn Kāsib al-Madanī. Beberapa ulama menilai Ya‟qūb ibn Ḥumaid di
antaranya adalah Ibn Ḥajar mengatakan ṣadūq, al-Dzahabī mengatakan hāfidz,
Abū Ḥātim mengatakan daif319
, Yaḥya ibn Maʿīn mengatakan laisa bisyai’, laisa
bi stiqah, liannahu maḥdūd (terlarang), Nā „Abdurraḥmān mengatakan ḍa’īf al-
hadīst.320
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya
Ya‟qūb ibn Ḥumaid adalah daif.
316
Ia berguru kepada Isḥāq ibn Ibrāhīm ibn Saʻīd al- Madanī. Muridnya adalah Ibn Mājah. 317
Ia berguru kepada Ya‟qūb ibn Ḥumaid. 318
Syams al- Dīn Abū „Abdu llāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī,
Siyar al- Aʻlām al-Nubalā’, j. 13, h. 277. 319
Murid lainnya adalah al-Bukhārī, Abū Bakar Aḥmad ibn „Amrū ibn Abī „Āṣim, dll
Lihat: Yūsuf ibn „Abd al- Raḥmān ibn Yūsuf, Tadzhīb al- Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl , j. 32, h. 318. 320
Al-Imām al-Ḥāfidz Abī Muḥammad ibn Abū Raḥmān ibn Abī Ḥātim Muḥammad ibn
Idrīs al-Taimīmī al-Rāzī, Al-Jarh al-Ta’dīl, j. 9, h. 206.
108
Ketiga, Isḥāq ibn Ibrāhīm nama lengkap Isḥāq ibn Ibrāhīm ibn Saʻīd al-
Ṣawāf al-Madanī. Beberapa ulama hadis menilai Isḥāq ibn Ibrāhīm di antaranya
Abū Zarʿah: munkar al-ḥadīts laisa bihi qawī. Ibn Ḥajar: laisa al-ḥadits, al-
Dzahabī: daif. Abū Ḥātim: laisa al-ḥadīts.321
Berdasarkan keterangan tersebut,
dapat saya simpulkan bahwasannya Isḥāq ibn Ibrāhīm adalah daif.
Keempat, Ṣafwan ibn Sulaim dengan nama lengkap Ṣafwan ibn Sulaim
al- Madanī. Beberapa ulama hadis menilainya, di antaranya Ibn Ḥajar mengatakan
tsiqah, al-Dzahabī mengatakan tsiqah, al-Nasa‟ī mengatakan tsiqah dan Abū
Ḥātim juga mengatakan demikian.322
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat
disimpulkan bahwasannya Ṣafwan ibn Sulaim adalah tsiqah.
Kelima, ʻUbaidillāh ibn Ṭalḥah dengan nama lengkap ʻUbaidillāh ibn
Ṭalḥah ibn ʻUbaidillāh ibn Karīz al-Khazā‟ī. Adapun penilaian dari ulama hadis
terhadapnya bahwasannya Ibn Ḥibbān menilai: tsiqah.323
Berdasarkan keterangan
tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya ʻUbaidillāh ibn Ṭalḥah adalah tsiqah.
Keenam, Al-Ḥasan al-Baṣrī dengan nama lengkap Al-Hasan ibn Abī al-
Ḥasan Yasār al- Baṣrī. Beberapa ulama hadis mengomentari Al-Hasan ibn Abī al-
321
Ia juga berguru kepada ʻAbd al-Raḥmān ibn Tsābit ibn al-Ḥārits, „Ikrimah ibn Muṣ‟ab
ibn Tsābit ibn „Abdullāh. Muridnya yang lain: Ibrāhīm ibn al-Mundzir al- Ḥazāmī dan Abū
„Utsmān Sa‟īd ibn Yaḥya ibn Katsīr al- Anṣarī. Yūsuf ibn „Abd al- Raḥmān ibn Yūsuf, Tadzhīb
al- Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl , j. 8, h. 78; Syihāb al-Dīn Aḥmad ibn „Alī ibn Ḥajar al-Asqalānī,
Tahdzīb al-Tahdzīb ( Bairut: Dār al-Fikr, 1984), j. 1, h. 187-188. 322
Ia juga berguru kepada Anas ibn Mālik, Jābir ibn „Abdillāh, Sālim ibn „Abdillāh ibn
„Amar. Lihat: Al- Hāfidz ʻalā‟ al-Dīn Maghlaṭay, Ikmāl Tahdzīb al- Kamāl fī asmā’ al-Rijāl, j. 6,
h. 381. 323
Kunyah: Abū al- Muṭarif Ia juga berguru kepada Muḥammad ibn „Alī al-Hūsyamī,
Muḥammad ibn Muslim ibn Syihāb al-Zuhrī. Muridnya yang lain adalah Ḥibbān ibn Yasār al-
Kalābī, „Imrān al- Qaṭṭān, Muḥammad ibn Iṣḥāq ibn Yasār, dll. Lihat: Yūsuf ibn „Abd al- Raḥmān
ibn Yūsuf, Tadzhīb al- Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl, J. 19, h. 58.
109
Ḥasan, di antaranya adalah Ibn Ḥajar: tsiqah 324
. Berdasarkan keterangan tersebut,
dapat disimpulkan bahwasannya Al- Ḥasan al- Baṣrī adalah tsiqah.
Ketujuh, Abū Ḥurairah dengan nama lengkap „Abd al-Raḥmān ibn
Ghanam, „Abdullāh ibn ʻĀidz, ʻAbdullāh ibn „Āmir, ʻAbdullāh ibn „Āmr, dll.325
Para ulama hadis menilainya di antaranya adalah Abū Ḥātim mengatakan tsiqah,
al-Dzahabī dan Ibn Ḥajar mengatakan tsiqah, al-Nasa‟ī mengatakan tsiqah, Ibn
Ḥibbān mengatakan tsiqah.326
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat
disimpulkan bahwasannya Abū Ḥurairah adalah tsiqah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwasannya Hadis dengan
sanad Ibn Mājah, Ya‟qūb ibn Ḥumaid, Isḥāq ibn Ibrāhīm, Ṣafwan ibn Sulaim,
ʻUbaidillāh ibn Ṭalḥah, Al- Ḥasan al- Baṣrī, Abū Ḥurairah memiliki sanad yang
bersambung sampai kepada Nabi Muhammad Saw., namun hadis ini terdapat
perawi yang daif, yakni Ya‟qūb ibn Ḥamīd. Hal ini sesuai dengan penjelasan
324
Ia juga belajar kepada Abī ibn Ka‟ūb, al- Aswad ibn Sarīʻ, Anas ibn Ḥakīm, dll.
Muridnya yang laian adalah Abūn ibn Ṣūlah, Isḥūq ibn al-Rabīʻ, Ismā‟īl ibn Muslim alMakkī, dll.
Lihat: Syams al- Dīn Abū „„Abdullāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī, Siyar
al- Aʻlām al-Nubalā’, j. 4, h. 563. 325
Yūsuf ibn „Abd al- Raḥmān ibn Yūsuf, Tadzhīb al- Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl , h. 366. 326
Ia dari Yaman. Ibn Iṣḥāq berkata, banyak orang mengartikan nama Abū Ḥurairah.
Rasulullah memberi nama Abd. al- Raḥmān dan beliau memanggil dengan sebutan Abū Hurairah
karena ia pernah mencari seekor kucing, ia bawa dan kucing itu bersembunyi di lengan bajunya,
lalu Nabi Saw.. memanggilnya dengan sebutan Abū Ḥurairah. ia adalah seorang sahabat Nabi yang
hafidz. Ahli hadis sepakat bahwa beliau adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis. Ia
juga berguru kepada Ibn „Abbās, Anas ibn Mālik, Jābir ibn „Abdullāh, „Abdullāh ibn Tsa‟labah
ibn Abī Ṣaʻīrah, SaʻId ibn al-Musayyab.Adapun murid yang lainnya adalah Isḥāq ibn Ibrāhīm,
Abū Ḥātim Muḥammad ibn Idrīs, Muḥammad ibn „Amrū ibn „Aun al-Wāsiṭī, Abū Zarʻah
Ubaidillāh ibn „Abd al-Karīm. Lihat: Syams al- Dīn Abū „„Abdullāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn
„Utsmān ibn al- Dzahabī, Siyar al- Aʻlām al-Nubalā’, j. 4, h. 158; Abū al- Qāsim „Alī ibn al-Ḥasan
ibn Hubbatullāh al- Maʻrūf bi ibn ʻAsākir, Tārikh Damasyq, pentahqiq: „Amrū ibn Ghurāmah ( t.t:
Dār al- Fikr li al-Ṭabāʻah wa al-Nasyr wa al-tauzīʻ,1995), h. 295.
110
dalam kitab Sunan Ibn Mājah, bahwasannya Ya’qūb ibn Ḥamīd adalah daif dan
Isḥāq ibn Ibrāhīm adalah laisa al-ḥadits.327
Hadis ke- 26
Redaksi kitab Muwārid al-Dzamān ilā Zawā’id ibn Hibbān
دالباىلي ث ناأبوبكربنخال قال:حد قالأخب رنعمرانبنموسىبنرلاشعالسختيان
ث نايي حد
ث ناأبوعثمانعنمعقلبنيسارقال::قالالقطان قال:حد ث ناسليمانالت يمي قال:حد
صلى 328عليووسلم:اقرؤواعلىموتكميس.هللارسولالل
Perawi di atas ada 7 orang. berikut adalah keterangan ittiṣal al-sanad al-
hadīts:
Nama Wafat Lafal Kesimpulan
Maʻqil ibn Yasār329
60 H qāla bersambung
Abū Utsmān330
ḥaddatsanā bersambung
Sulaimān al-Taimī331
143 H ḥaddatsanā bersambung
Yaḥya al- Qaṭṭān332
194 H ḥaddatsanā bersambung
327
Ibn Mājah Abū ʻAbdillāh Muḥammad ibn Yazīd al-Qazwainī, Sunan Ibn Mājaḥ,
pentahqiq: Muḥammad Fuādi ʻAbd Bāqī, j. 1, h. 89. 328
Abū al-Ḥasan Nur al-Dīn „Alī ibn Abī Bakar ibn Sulaimān al-Ḥaitsamī, Muwārid al-
Dzamān ilā Zawā’id ibn Hibbān, pentahqiq: Ḥusain Salīm Asad al-Dārānī, j. 2 (Damaskus: Dār al-
Tsaqāfah al-ʻArabī, 1992), h. 456. 329
berguru langsung kepada Nabi Saw.. Dan Adapun muridnya adalah Abū Utsmān. 330 Ia berguru kepada Maʻqil ibn Yasār. Adapun muridnya adalah Sulaimān
al-Taimī. 331
Ia belajar kepada Abū Utsmān. Muridnya adalah Yaḥya al- Qaṭṭān. 332
Ia berguru kepada Sulaimān ibn Ṭarikhān al-Taimī. Adapun muridnya adalah Ibrāhīm
ibn Muḥammad ibn „Arʻarah.332
111
Abū Bakrin Ibn
Khalād al-Bāhilī333
240 H ḥaddatsanā bersambung
„Imrān ibn Mūsā334
305 H ḥaddatsanā bersambung
Ibn Ḥibbān335
354 H akhbaranā bersambung
Perawi di atas ada 7 orang. Berikut biografi para perawi tersebut:
Setelah saya memapaparkan tentang ittiṣal al-sanad dengan sanad yang
bersambung sampai Nabi Saw. (marfu’), dilihat dari tahun wafatnya ada indikasi
hidup sezaman, dan adanya perjumpaan antar murid dan guru. berikut ini saya
akan menjelaskan jarh wa ta’dīl dari sanad hadis di atas. Berikut saya awali
dengan pemaparan:
Pertama, Ibn Ḥibbān dengan nama lengkap Muḥammad ibn Ḥibbān ibn
Aḥmad ibn Ḥibbān ibn Muadz ibn Ma‟bad al-Tamimī. Adapun penilaian dari
ulama hadis terhadapnya bahwasannya Al-Nasa‟ī: hāfidz.336
Berdasarkan
keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya Ibn Ḥibbān adalah tsiqah.
Kedua, ‘Imrān ibn Mūsā ibn Mujāsyiʻi al-Sakhtiyānī. Adapun penilaian
dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya Al- Ḥākim mengatakan „Īmrān ibn
333
Ia berguru kepada Yaḥya al- Qaṭṭān. Adapun muridnya adalah Abū Dāwud. 334
Ia belajar kepada Ḥudbah ibn Khālad. Muridnya di antaranya adalah Rafīqah Ibrāhīm
ibn Yūsuf al-Ḥisinjānī. 335
Ia berguru kepada „Imrān ibn Mūsā. 336
Yūsuf ibn „Abd al- Raḥmān ibn Yūsuf, Tadzhīb al- Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl , j. 8, h. 98 .
112
Mūsā adalah muḥaddits maqbūl.337
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat
disimpulkan bahwasannya „Imrān ibn Mūsā adalah tsiqah.
Ketiga, Abū Bakrin Ibn Khalād al-Bāhilī dengan nama lengkap:
Muḥammad ibn Katsīr al-Bāhilī. Beberapa ulama menilainya, di antaranya adalah
Ibn Ḥajar mengatakan tsiqah, al-Dzahabī mengatakan lam yadzkurhu, dan Ibn
Hibbān mengatakan tsiqah.338
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat
disimpulkan bahwasannya Abū Bakrin Ibn Khalād al-Bāhilī adalah tsiqah.
Keempat, Yaḥya al-Qaṭṭān dengan nama lengkap Yaḥya ibn Sa‟īd ibn
Furāj al- Qaṭṭān al-Tamīmī. Beberapa ulama hadis menilainya, di antaranya
adalah al-Dzahabī mengatakan hāfidz, Ibn Ḥajar, Abū Ḥātim dan al-Nasā‟ī
mengatakan tsiqah. Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan
bahwasannya Yaḥya al-Qaṭṭān adalah tsiqah.
Kelima, Sulaimān al-Taimī dengan nama lengkap Sulaimān ibn Ṭarikhān
al-Taimī. Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya Ibn Ḥajar
dan al-Nasa‟ī mengatakan tsiqah339
. Berdasarkan keterangan tersebut, dapat saya
simpulkan bahwasannya Sulaimān al-Taimī adalah tsiqah.
337
Ia juga belajar kepada Syaibān ibn Farrākh, Ibrāhīm ibn Mundzir al-Ḥizāmī Suwaida
ibn Saʻīd, dll. Muridnya yang lain adalah Abū „Abdillāh ibn al-Akhramī, al- Ḥāfidz Abū „Alī al-
Naisābūrī, dll Syams al- Dīn Abū „Abdullāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī,
Siyar al- Aʻlām al-Nubalā’, j. 14, h. 136. 338
Kunyah: Abū Bakrin al- Baṣrī. Ia juga berguru kepada Basyar ibn al- Sarā. Khālid ibn
al- Ḥārits, Sufyān ibn „Uyaynah, dll. Muridnya yang lain adalah Muslim, Ibn Mūjaḥ, dll. Lihat:
Yūsuf ibn „Abd al- Raḥmān ibn Yūsuf, Tadzhīb al- Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl , j. 25, h. 169. 339
Kunyah: Abū al- Muʻtamar al-Baṣrī. Ia lahir pada tahun 46 H. Ia juga belajar kepada
Anas ibn Mālik, Tsābit al-Banānī, al- Ḥasan al- Baṣrī, al- Rabiʻ ibn Anas. Muridnya yang lain
adalah Jarīr ibn „Abd al-Ḥamīd, Zāidah ibn Qadāmah, Hammād ibn Salamah, dll. Lihat: Syams al-
Dīn Abū „Abdullāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al-Dzahabī, Siyar al- Aʻlām al-
Nubalā’, j. 6, h. 195.
113
Keenam, Abū Utsmān dengan nama lengkap Saʿad ia bukan al-Hindiy.
Adapun penilaian dari ulama hadis terhadapnya bahwasannya Ibn Hibbān
mengatakan tsiqah, Ibn Madaniy mengatakan majhul340
. Berdasarkan keterangan
tersebut, dapat saya simpulkan bahwasannya Sulaimān al-Taimī adalah daif.
Ketujuh, Maʻqil ibn Yasār dengan nama lengkap: Maʻqil ibn Yasār ibn
„Abdullāh al-Maznī. Beberapa berpendapat terhadapnya, di antaranya adalah Ibn
Ḥajar mengatakan ṣaḥābah, al-Dzahabī mengatakan ṣaḥābah, Al-Nasā‟ī
mengatakan laisa bi al-qawī, Yaḥya al-Qaṭṭān megatakan yarwī ʿanhu, dan
Aḥmad bin Ḥanbal: mā aṣahha ḥadītsahu 341
.
Dapat disimpulkan, bahwa hadis dengan sanadn tersebut berstatus daif
karena perawi Abū Utsman dinilai majhul dan bapaknya adalah seorang perawi
yang majhul yang tidak diketahui siapa dia. Berdasarkan hal ini, maka hadis
tersebut dinilai sanadnya lemah.
340
Syams al- Dīn Abū „Abdullāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī,
Siyar al- Aʻlām al-Nubalā’, j. 11, h. 65. 341
Ia merupakan sahabat Nabi Saw. yang tinggal di Basrah. „Imrān ibn Haṣīn, „Amrū ibn
Maimūn, „Uqbah ibn Maisarah, al- Hasan al-Baṣrī. Syams al- Dīn Abū „Abdullāh Muḥammad
ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn al- Dzahabī, Siyar al- Aʻlām al-Nubalā’, j. 2, h. 576.
114
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan dan bahas pada bab
sebelumnya terkait kualitas hadis-hadis yang disampaikan khatib dan penceramah
pada tiga masjid besar dan tiga majelis ta’lim di Kabupaten Bogor, maka peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. Jumlah hadis yang peneliti dapatkan selama tiga bulan di tiga masjid besar dan
tiga majelis ta’lim di Kabupaten Bogor adalah setelah ditelusuri dari 26 hadis,
maka dapat diketahui hadis yang akurat terdapat 13 hadis atau 50%, kurang
akurat terdapat 11 hadis atau 42%, dan tidak akurat terdapat 2 hadis atau 8%.
No Akurasi Hadis Keterangan
1 Akurat Hadis ke- 3, 4, 6, 9, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, dan
24.
2 Kurang Akurat Hadis ke- 1, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 18, 19, dan 26.
3 Tidak Akurat Hadis ke- 2 dan 25.
2. Setelah ditelusuri dari 26 hadis, maka dapat diketahui hadis yang sahih terdapat
16 hadis atau 61%, hasan terdapat 2 hadis atau 8%, daif terdapat 7 hadis atau 27%
dan bukan hadis terdapat 1 hadis atau 4%. Adapun rinciannya adalah sebagai
berikut:
115
No Kualitas Hadis Keterangan
1. Sahih Hadis ke-1, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 19, 20, 21,
22, dan 23.
2. Hasan Hadis ke-6 dan 11.
3. Daif Hadis ke-2, 5, 15, 17, 18, 24, dan 26.
4. Bukan Hadis Hadis ke-25
Oleh karena itu penyebaran hadis-hadis melalui khutbah Jum’at dan
pengajian majelis ta’lim di Kabupaten Bogor khususnya Kecamatan Bojong Gede
mayoritas berkualitas sahih dan akurat.
B. Saran
Pembahasan takhrīj dan analisis hadis-hadis ini sudah menjadi hal yang
tidak tabu lagi di kalangan akademisi. Akan tetapi setiap peneliti mempunyai
kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Adapun beberapa hal yang menjadi
kesulitan saya saat penelitian ini adalah ketika saat pen-takhrīj-an hadis karena
tidak menggunakan pencarian hadis melalui topik. Untuk itu peneliti mempunyai
beberapa saran di antaranya adalah:
a) Saran untuk akademisi khususnya bagi mahasiswa jurusan atau peneliti
yang ingin membahas dengan penelitian yang sama, supaya melanjutkan
penelitian ini dengan menggunakan metode pecarian topik, dan
116
mengkajinya baik dari segi kritik matan, atau pemahaman hadis, karena
kajian tersebut merupakan tindak lanjut dari kajian setelah men-takhrîj.
b) Saran untuk khatib Jum’at dan penceramah di Kecamatan Bojong Gede,
Kabupaten Bogor dan khatib Jum’at dan peceramah umumnya agar lebih
hati-hati dalam menyampaikan khatib Jum’at dan penceramah dengan
mengetahui terlebih dahulu kualitas hadis sebelum menyampaikan hadis-
hadis ke masyarakat.
c) Saran untuk masyarakat, supaya lebih teliti dan hati-hati dalam menerima
suatu hadis dari khatib Jum’at dan penceramah.
117
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Maman. Teori Hadis Sebuah Pergeseran Pemikiran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2015.
Abī Bakar, ʻAbd al-Raḥmān ibn. Al- Dur al-Muntatsirāh fī al-Ḥadits, pentahqiq:
Muḥammad ibn Liṭfī. Riyadh: Jāmiʻah al-Mālik Su’ūd, t.th.
Al-‘Ajlunī, Imām. Kasyfu al-Khafā’ wa Muzīl al-Ilbās ‘Amma Isytahara min al-
Aḥādits ‘alā Alsinati al-Nās. Damaskus: Maktabah al-Quds, 1351.
Amsir. Hadis-Hadis Masyhur yang Disampaikan dalam Khutbah Jum’at.
Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin,
Jurusan Tafsir Hadis, 2007.
ʻAsākir, Abū al- Qāsim ‘Alī ibn al-Ḥasan ibn Hubbatullāh al- Maʻrūf bi ibn.
Tārikh Damasyqi. t.t: Dār al- Fikr li al-Ṭabāʻah wa al-Nasyr wa al-
Tauzīʻ,1995.
Al-Aṣbahānī, Abū Naʻīm Aḥmad ibn ‘Abdullah ibn Aḥmad ibn Isẖāq ibn Mūsā.
Ḥilyah al-Auliyā’ li Ibn Nāʻim. Bairut: Dār al-Kitab al-‘Ilmiyah, 1409.
Al-Asqalānī, Aḥmad ibn ‘Alī ibn Hajar. Tahdzīb al- Tahdzīb. Kairo: Al-
Maktabah al-Taufqiyyah, 856 H.
Al–Asqalānī, Ibnu Ḥajār Fathul Bāri. Jakarta: Pustaka Azam, Ḥajār 2009 h. 144.
Al-Asqalānī, Syihāb al-Dīn Aḥmad ibn ‘Alī ibn Ḥajar. Tahdzīb al-Tahdzīb.
Bairut: Dār al-Fikr, 1984.
Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya. Pasar Minggu: Bulan Bintang,
2004.
Al-Baghawī, Abū Muḥammad al-Ḥusain ibn Mas’ūd ibn Muḥammad ibn al-
Farā’. Syarah Sunnah al-Baghawī. Bairut: Al-Maktabah al-Islamiyah,
1983.
Bungin, Burhan. Metodologi Peneitian Kuatitatif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2009.
Bustamin, Menguak Hadis Palsu yang Masyhur; Upaya Otentivikasi Sabda Nabi.
Jurnal Refleksi Jurnal Kajian Agama dan Filsafat. Jakarta: Fakultas
Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.
Al-Darimī, Imām al-Hāfidz Abû Muḥammad ʻAbdillāh ibn ʻAbdurrahmān ibn
Fadl ibn Bahramī. Sunan al- Darimī. Riyadh: Dār Mughnī, 2000.
Al-Dzahabī, Syamsuddin Abū ‘Abdullāh Muḥāmmad ibn Aḥmad ibn ‘Utsmān ibn
Qaimāz. Mīzān al-Iʿtidāl fī Naqd al-Rijāl. Bairut: Dār Lilṭabāʿah wa al-
Nasyar, 1963.
118
Al-Dzahabī, Syams al- Dīn Abū ‘Abdullāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn ‘Utsmān
ibn. Siyar al- Aʻlām al-Nubalā’. Bairut: Muassasah al-Risalah, 1374.
Al-Dzahabī, Syams al-Dīn Abū ‘Abdullāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn ‘Utsmān
ibn. Tārikh al-Islāmi wa wafiyāt al-Musyāhīr wa al- Aʻlām, t.t: Dār al-
Gharab al- Islāmī, 2003.
Elvinaro, Ardianto. Metodologi Penelitian. Bandung: Rekatama Media, 2011.
Al-Fatanī, Muḥammad Ṭahir ibn ʻAlī al-Ṣadīqī al-Hindī. Tadzkirat al- Mauḍūʻāt
lil Fatanī. t.t: Idārah al-Ṭabāʻah Munīrah, 1342 H.
Fatkhi Rifqi Muhammad, dan Maulana, Khazanah Literatur Hadis. Ciputat:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, t.th.
Al-Ḥaitsamī, Abū al-Ḥasan Nur al-Dīn ‘Alī ibn Abī Bakar ibn Sulaimān.
Muwārid al-Dzamān ilā Zawā’id ibn Hibbān. Damaskus: Dār al-Tsaqāfah
al-ʻArabī, 1992.
Al-Ḥaitsamī, Abū al-Ḥasan Nur al-Dīn ‘Alī ibn Abī Bakar ibn Sulaimān.
Muwārid al-Dzamān ilā Zawā’id ibn Hibbān. Damaskus: Dār al-Tsaqāfah
al-ʻArabī, 1992.
Ḥambal, Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn. Musnad Imām Aḥmad ibn
Ḥambal. Al-Qāhirah: Dār al-Ḥadīts, 1995.
Al-Idlibī, Salāḥuddīn ibn Aḥmad. Manḥaj Naqd Matn ʻinda ‘Ulamā al-Ḥadī s al-
Nabawī. Beurit: Dār al-Afaq, 1983.
Imām Abī al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ
Muslim. Libanon: Dār al-Fikr, 2003.
Ismāʻīl ibn Muḥammad ibn ‘Abd Hādī al-Jarāhī al-‘Ajlūnī al-Dimasyqī, Kasyf al-
Khafā wa Muzīl al- Ilbās, t.t: Al- Maktabah al-‘Aṣriyah, 2000.
Ismail, Syuhudi. Kaidah Keshahihan Sanad Hadis. Jakarta: PT. Bulan Ibntang,
2002.
Ismāʻil, Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn. Ṣaẖīẖ al-Bukhari. Bairut: Dār al-Fikr,
1420 H.
Ismail, Syuhudi. Cara Praktis Mencari Hadis. Jakarta: Bulan Bintang, 1991.
Ismail, Syuhudi. Hadis Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya.
Jakarta: Gema Insani, 1995.
Al-Jauzī, Jamāl al-Dīn Abū al-Farj ʻAbd al-Raḥman ibn ʻAlī ibn Muḥammad. Al-
ʻIlal al-Mutanāhiyah fī al-Ahādīts al-Wāhiyah, Bairut: Dār al-Kitab al-
Ilmiyah, t.th.
Al-Jurjānī, Abū Aḥmad ibn ‘Adī. Al-Kāmil fī Ḍu’afā’ al-Rijāl. Libanon: Dār al-
Kutub al-Ilmiyah, t.th
119
Jurnal Refleksi (Jurnal Kajian Agama dan Filsafat), vol. VII, no. 3, 2005
Khaeruman, Badri. Otensititas Hadis. Bandung: PT. Remaja Rodakarya, 2004.
Kurniatillah, Riza. Hadis-Hadis Populer di Majelis Ta’lim Kecamatan Sawangan
Kota Depok. Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis, 2012.
Al-Khurasanī, Abī ʻAbd al- Raḥmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī. Sunan al-
Nasā’ī. AL-Qāhirah: Dār al-Ḥadīts, 2010
Al-Madanī, Mālik ibn Anas ibn Mālik ibn ʻĀmar al- ʻȂṣbaẖī. Muwaṭa’ Ȋmām
Mālik. Bairut: Dār al-Iḥya’ al-Tarāts al-‘Arabī, 1985.
Mahdi, Abu Muhammad Abdul. Metode Takhrij Hadis. Semarang: Toha Putra
Grup, t.th.
Mājaḥ, Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn. Sunan Ibn Mājaḥ. Al-Qāhirah: Dār al-
Ḥadīts, 2010.
Al-Makī, Abū Jaʻfar Muḥammad ibn ‘Amrū ibn Mūsā ibn Hammād al-‘ Aqīlī. Al-
Ḍuʻafā’ al-Kabīr. Bairut: Dār al- Maktabah al-‘Aliyah, 1984.
Al-Makkī, Abū Jaʻfar Muḥammad ibn ‘Amrū ibn Mūsā ibn Hammād al-‘Aqīlī.
Al- Ḍuʻafā’ al-Kabīr. Libanon: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, t.th.
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara,
1995.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitas. Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2002.
Muḥammad, Alī ibn. Maraqāh al-Mafātīh Syarh Misykāḥ al-Maṣābīḥ. Bairut: Dār
al-Fikr,2002.
Mukhlis, Muhammad. Telaah Hadis-Hadis yang Digunakan Sebagai Hujjah
Jama’ah Tabligh Masjid Jami’ Kebon Jeruk Jakarta Barat, Skripsi S1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir
Hadis, 2011.
Musaddad, Endad. Ilmu Rijal al-Hadis. Banten: Institut Agama Islam Negeri
Sultan Maulana Hasanuddin, 2007.
Perindra, Joni. Kritik Hadis-Hadis yang Disampaikan Para Khatib di
Khutbah Jum’at Masyarakat Berau Kalimantan . Skripsi S1 UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis,
2018.
Qāḍī, ‘Alāuddīn ‘Alī ibn Ḥisām al-Dīn ‘Alī ibn Ḥisām al-Dīn ibn. Kanzu al-
‘Umāl fī Sunan al-Aqwāl wa al-Afʻāl, pentahqiq: Bakrī Ḥayyānī.
Muassasah al-Risālah, 1981.
Ranuwijaya, Utang. Ilmu Hadis. Jakarta: Media Gaya Pratama, 1996.
120
Rekaman Khutbah Jum’at di Masjid Jami’ Nurul Iman.
Rekaman Khutbah Jum’at di Masjid Jami’ al-Muhajirin.
Rekaman Khutbah Jum’at di Masjid Jami’ al-Muhajirin.
Rekaman Khutbah Jum’at di Masjid Jami’ al-Munawwarah.
Rekaman pengajian majelis ta’lim al-Sakinah kelurahan Bojong Baru.
Rekaman pengajian Majelis Ta’lim Miftahul Mubtadin Kelurahan Susukan.
Rekaman pengajian Majelis Ta’lim Nurul Anwar Kelurahan Bojong Gede.
Saebani, Afifuddin dan Beni Ahmad. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Pustaka Setia, 2009.
Al-Sakhāwī, Syamsuddīn Abī al-Khair Muḥammad ibn
ʻAbdurraḥmān. Maqāṣid al-Ḥasanah fī Bayān Katsīr min al-Ḥadīts al-
Musytaharah ʿalā al-Sinati. Beirut: Dār al-Kutub al-’Ilmiyah, 1399 H.
Al-Shiddieqy, Hasbi. Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadis. Jakarta: Bulan Bintang,
1976.
Al-Sijistānī, Abī Dāwud Sulaimān ibn al-Asy’ts ibn Ishaq. Sunan Abū Dāwud,
Yordan: Bait al-Afkār al-Dauliyah, 1420 H.
Suryana. Metodologi Penelitian: Model Praktis Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: Pendidikan Indonesia Press, 2010.
Al-Suyūtī, ʻAbd al-Raḥmān ibn Abī Bakar Jalāl al-Dīn. Al-Dur Mantsūr al-Suyūṭī.
Riyadh: Jāmiʻ al-Mālik Suʻūd, t.th.
Syāhanasyāh, Abū al-Qāsim ‘Abdullāh ibn Muḥammad ibn ‘Abd al-‘Azīz ibn al-
Marzubān ibn Sābūr ibn, Mu’jam al-Ṣahābah. Kuwait: Maktabah Dār al-
Bayān, 2000.
Syakir, Muhammad Fuad. Bukan Sabda Nabi! Ungkapan Populer yang Sering
Dianggap Sabda Nabi Saw, Padahal Bukan, Solo: PT. Aqwam Media,
2010.
Syakir, Muhammad Fuad. Bukan Sabda Nabi. Solo: Aqwam Jembatan Ilmu,
2010.
Syarifah, Umaiyatus. Hadis Palsu; Kaidah Kritik Sanad dan Matan Jurnal al-
Dzikra Studi Quran dan Hadis Otoritas dan Otentisitas Sumber. Jakarta:
Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta, 2016.
Syaukani, Reza. Kritik Hadis-Hadis yang Disampaikan oleh Para Khatib di
Semarang. Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis, 2018.
121
Ṭaḥḥān, Maḥmūd. Dasar-Dasar Ilmu Tarikh dan Studi Hadis. Semarang: Dina
Utama, 1995.
Ṭaḥḥān, Maḥmūd. Metode Takhrīj dan Penelitian Sanad Hadis. Surabaya: PT.
Ibna Ilmu, 1995
Tim Rasionalika. Pedoman Sekolah Takhrij Hadis. Ciputat: Rasionalika, 2017.
Al-Tirmidzī, Muẖammad ‘Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū ‘Īsā. Sunan
al-Tirmidzī. Jordan: Bait al-Afkar al-Dauliyah, t.th.
Ulamaʿi, Hasan Asy’ari. Melacak Hadis Nabi Saw. Semarang: Walisogo Press,
2006.
Wensink, Arnold Jhon. Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī. Leiden:
Maktabah Briil, 1936.
Yaqub, Ali Musthafa, Hadis-Hadis Bermasalah. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2012.
Yaqub, Ali Musthafa. Kritik Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000.
Yūsuf, Yusuf ibn ‘Abd al- Raḥmān ibn. Tadzhīb al- Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl.
Bairut: Muassasah al-Risālah, 1923.
Zaglūl, Abū Ḥajar Muḥammad al-Saʻid ibn Bayunī. Masūʻah al-Aṭrāf al-Ḥadīts
al- Nabawī al-Syarīf . Beurit: Dār al-Fikr.1989.
122
LAMPIRAN
A.Takhrīj Hadis Khutbah
Hadis ke- 1
Redaksi dalam Kitab Sunan al-Nasā’ī
ث نا ثبت بن ق يس أبو الغصن، شيخ من ، عن عبد الرحن، قال: حد أىل أخب رن عمرو بن علي
ثن أسامة بن زيد، قال: ق لت: ي ر ، قال: حد ثن أبو سعيد المقبي سول المدينة، قال: حد
هور ما تصوم من شعبان، قال: ، ل أرك تصوم شهرا من الش عنو ذلك شهر ي غفل الناس »الل
ملي وأن وىو شهر ت رفع فيو العمال إل رب العالمي، فأحب أن ي رفع ع ب ي رجب ورمضان،
.صائم
Redaksi Kitab Musnad Aḥmad ibn Ḥambal
ثن أبو سعيد المقب ث نا ثبت بن ق يس أبو غصن، حد ، حد ث نا عبد الرحن بن مهدي ، حد ي
م يسرد ثن أسامة بن زيد، قال: كان رسول الل صلى هللا عليو وسلم يصوم الي حت ي قال: حد
م حت ل يكاد أن يصوم إل ي ومي من المعة، إن كان ف صيا مو، وإل ل ي فطر، وي فطر الي
هور ما يصوم من شعبان، ف قلت: ، إنك صامهما، ول يكن يصوم من شهر من الش ي رسول الل
إل تصوم ل تكاد أن ت فطر، وت فطر حت ل تكاد أن تصوم إل ي ومي إن دخل ف صيامك و
1 Al-Nasā‟ī, Sunan al-Nasā’ī, kitab: Ṣiyām, nomor hadis: 2353, h. 564.
123
، وي وم الميس. ق ؟ قال: ق لت: ي وم الث ن ي ال: ذانك ي ومان ت عرض صمت هما قال: أي ي ومي
قال: ق لت: ول أرك .فيهما العمال على رب العالمي، وأحب أن ي عرض عملي وأن صائم
هور ما تصوم من شعبان قال: ب ي رجب عنو اس شهر ي غفل الن ذاك تصوم من شهر من الش
وأن وىو شهر ت رفع فيو العمال إل رب العالمي ، فأحب أن ي رفع عمليورمضان،
.صائم
Redaksi Kitab Musnad Aḥmad ibn Ḥambal
، ث نا عبد الرحن بن مهدي ، حد ثن أبو سعيد المقبي ث نا ثبت بن ق يس أبو غصن، حد حد
م يسرد ح ثن أسامة بن زيد، قال: كان رسول الل صلى هللا عليو وسلم يصوم الي ت ي قال: حد
م حت ل يكاد أن يصوم إل ي ومي من المعة، إن كان ف صيامو، وإل ل ي فطر، وي فطر ال ي
، إن هور ما يصوم من شعبان، ف قلت: ي رسول الل ك صامهما، ول يكن يصوم من شهر من الش
د أن ت فطر، وت فطر حت ل تكاد أن تصوم إل ي ومي إن دخل ف صيامك وإل تصوم ل تكا
، وي وم الميس. قال: ذانك ي ومان ت عر ؟ قال: ق لت: ي وم الث ن ي ض صمت هما قال: أي ي ومي
قال: ق لت: ول أرك .عمال على رب العالمي، وأحب أن ي عرض عملي وأن صائم فيهما ال
2 Abū ʻAbdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, nomor hadis: 21753, h. 85.
124
هور ما تصوم من شعبان قال: ذاك شهر ي غفل الناس عنو ب ي رجب تصوم من شهر من الش
وأن و شهر ت رفع فيو العمال إل رب العالمي ، فأحب أن ي رفع عملي، وى ورمضان
.صائم
Hadis ke-2
اك ث نا الوليد، عن ابن ليعة، عن الضح ، حد ث نا راشد بن سعيد بن راشد الرملي بن أين، حد
اك بن عبد الرحن بن عرزب ، عن رسول الل عن الضح -عن أب موسى الشعري صلى الل
ليطلع قال: -عليو وسلم لة النصف من شعبان، ف ي غفر لميع إن الل خلقو، إل لمشرك ف لي
4.أو مشاحن
Hadis ke-3
Redaksi dalam Kitab Sunan ibn Mājaḥ
د بن رمح، أخبن الليث بن سعد، عن يزيد بن أب حبيب، عن سعد بن سنان ث نا مم عن حد
بلء، عظم الزاء مع عظم ال أنس بن مالك، عن رسول الل صلى الل عليو وسلم. أنو قال:
خط إذا أحب ق وما اب تلىم، فمن رضي ف لو الرضا، ومن سخط ف لو الس 5.وإن الل
3 Abū ʻAbdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aḥmad ibn
Ḥambal, nomor hadis: 21753, h. 85. 4 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah , j. 2, h. 400.
5 Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaḥ, kitab: fatana, nomor hadis: 4031,
h. 1338.
125
Hadis ke- 4
Redaksi dalam Kitab Sunan al-Tirmidzî
ث نا زيد بن عبد هللا، عن العمش، عن عطية، ع ، قال: حد د بن موسى البصري ث نا مم ن حد
عليو وسلم: ف قراء المهاجرين يدخلون النة ق بل أب سعيد، قال: قال رسول هللا صلى الل
أغنيائهم بمس مائة سنة.6
Redaksi dalam Kitab Sunan ibn Mâjaẖ
د بن عمرو، عن أب سلم د بن بشر، عن مم ث نا مم بة، حد ث نا أبو بكر بن أب شي ة عن أب حد
ة ق بل الغنياء يدخل ف قراء المؤمني الن ىري رة، قال: قال رسول الل صلى الل عليو وسلم:
بنصف ي وم، خس مئة عام.
Redaksi Kitab Sunan al- Darimî
ثو عن أب , حد ثن معاوية أن عبد الرحن بن جب ي يو جب ي بن أخب رن عبد هللا بن صالح قال: حد
نا أن قاعد ف المسجد وحلقة من ف قراء المهاجرين ق عود, ن في، عن عبد هللا بن عمرو قال: ب ي
إذ دخل النب صلى هللا عليو وسلم ف قعد إليهم, ف قمت إليهم، ف قال النب صلى هللا عليو
ي بشر ف قراء المهاجرين با يسر وجوىهم, فإن هم يدخلون النة ق بل الغنياء بربع لي وسلم:
6 Abî Ȋsâ Muẖammad ibn ʻȊsâ ibn Saurah al- Tirmidzî, Jâmiʻ al- Tirmidzî, nomor hadis
2351, juz. Kitab: Zuhud ,h. 387 7 Abû ʻAbdullâh ibn Yazid ibn Mâjaẖ, Sunan Ibn Mâjaẖ, kitab: Zuhud, nomor hadis: 3122,
,h.1380
126
يت أن أكون -, قال: ف لقد رأيت ألوان هم أسفرت عاما قال عبد هللا بن عمرو، حت تن
عهم.م
ambalHmad ibn ẖMusnad ARedaksi Kitab
ث ث نا سعيد بن أب أيوب، حد ث نا أبو عبد الرحن عبد الل بن يزيد، من حفظو حد ن عمرو حد
، قال: ، ي قول: قال رسول الل صلى هللا بن جابر أبو زرعة الضرمي عت جابر بن عبد الل س
يدخل ف قراء المسلمي النة ق بل الغنياء بربعي خريفاعليو وسلم:
ث نا حاد بن سلمة، عن م ث نا عفان، حد د بن عمرو، عن أب سلمة، عن أب ىري رة، أن حد مرسول الل صلى هللا عليو وسلم، قال: يدخل ف قراء المسلمي النة ق بل أغنيائهم بنصف ي وم،
وىو خس
مائة عام .10
ث نا د، عن أب سلمة، عن أب ىري رة، قال: قال رسول هللا صلى هللا عليو حد يزيد، أخب رن مم
.: يدخل ف قراء المؤمني النة ق بل الغنياء بنصف ي وم، خس مائة سنة وسلم
ث عن عت أب نضرة، يد ، قال: س ث نا سليمان بن داود، أخب رن شعبة، عن الريري شت ي حد
النة ق بل يدخل ف قراء أمت بن ن هار، عن أب ىري رة، أن النب صلى هللا عليو وسلم قال:
.أغنيائهم بنصف ي وم
8 Imâm al-Hâfidz Abû Muẖammad ʻAbdillâh ibn ʻAbdurrahmân ibn Fadl ibn Bahramî al-
Darimî, Sunan al- Darimî, pentahqiq: Husain Salîm Asad, kitab: Riqâq, juz. 1, nomor hadis: 2886,
(Riyadh: Dâr Mughnî, 2000), h. 1879. 9 Abû ʻAbdillâh ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal, Musnad Imâm Aẖmad ibn
Hambal, juz. 8, nomor hadis : 8502, h. 338. 10
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, juz. 8, nomor hadis : 14476, h. 338. 11
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, juz. 15, nomor hadis : 9823, h. 511.
127
Hadis ke-5
Redaksi Kitab Kanzu al-ʻUmāl
كاد الفقر أن يكون كفرا13
Redaksi Kitab Al-Dur Mantsūr al-Suyūṭī
كاد الفقر أن يكون كفرا، وكاد السد أن ي غلب القدر 14
Redaksi Kitab Al- Misykāh al- Maṣābih
وعن أنس، قال: قال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص: كاد الفقر أن يكون كفرا، وكاد السد أن يغلب القدر.15
Redaksi Kitab Al- ʻilūl Mutanūhiyah fī al- Hadīts.
اد قال أن أبو ن عيم د عبد الباقي بن أحد قال أن حد بن أحد الد الافظ قال ن أخب رن مم
ي قال ن أبو عاصم النبيل قال أبو ن عي د فاروق الطاب قال ن أبو مسلم الكش م وأن أبو مم
امي قال ن المسيب بن واضح قال ن يوسف بن أسبا ط بن حيان قال ن العباس بن أحد الس
12
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, juz. 15, nomor hadis : 10730, h. 425. 13
„Alāuddīn „Alī ibn Ḥisām al-Dīn „Alī ibn Ḥisām al-Dīn ibn Qāḍī. Kanzu al-‘Umāl fī
Sunan al-Aqwāl wa al-Afʻā, pentahqiq: Bakrī Ḥayyānī, nomor hadis: 16682, h. 492. 14
ʻAbd al-Raẖmān ibn Abī Bakar Jalāl al-Dīn al-Suyūtī, Al-Dur Mantsūr al-Suyūṭī, nomor
hadis: 326, h.161. 15
Muḥammad ibn „Abdullah al-Khaṭīb al-ʻAmrī, Al- Misykāh al- Maṣābih, pentahqiq:
Muḥammad Nāṣar al-Dīn al-Banī, nomor hadis: 5051, juz.3, h. 1403.
128
اج بن ف رافصة عن يزيد الرقاشي عن أن س قال: قال رسول الل قال ن سفيان الث وري عن الج
عليو وسلم: .كاد الفقر أن يكون كفرا وكاد السد أن ي غلب القدر صلى الل
Redaksi Kitab Ḥilyah al-Auliyā’ li Ibn Nāʻim
ث نا حبيب بن السن، وفاروق ، قال: ث نا أبو عاصم الطاب، قال:حد ي ث نا أبو مسلم الكش
اج ، عن الج عن يزيد، عن أنس، رضي -ي عن ابن ف رافصة -النبيل، قال: ث نا سفيان الث وري
هللا ت عال
عنو قال: قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم: كاد الفقر أن يكون كفرا، وكاد السد أن ي غلب
القدر 17
Redaksi Kitab Tadzkirat al- Mauḍūʻāt li al-Fatanī
كاد الفقر أن يكون كفرا وكاد السد أن يسبق القدر .18
Redaksi kitab Al-Dur al-Muntatsirah fī Ahādīts
كاد الفقر أن يكون كفرا، وكاد السد أن ي غلب القدر .19
16
Jamāl al-Dīn Abū al-Farj ʻAbd al-Raḥman ibn ʻAlī ibn Muḥammad al- Jauzī, Al-ʻIlal al-
Mutanāhiyah fī al-Ahādīts al-Wāhiyah, pentahqiq: Irsyād al-Haq al-Atsarī, juz. 2, h. 320 17
Abū Naʻīm Aḥmad ibn „Abdullāh ibn Aḥmad ibn Isẖāq ibn Mūsā al-Aṣbahānī, Ḥilyah
al-Auliyā’ li Ibn Nāʻim, juz. 3, h. 53. 18
Muḥammad Ṭahir ibn ʻAlī al-Ṣadīqī al-Hindī al-Fatanī, Tadzkirat al- Maudhūʻāt lil
Fatanī , h. 174.
129
Redaksi kitab Al-Ḍuʻafū’ al-Kabīr li al-ʻAqīlī
ث نا سفيان، ث نا أبو عاصم قال: حد ث ناه إب راىيم بن عبد الل قال: حد عن وىذا الديث حد
، عن أنس قال: قال رسول الل صلى هللا عليو وسلم: كاد الفق ر أن اج، عن يزيد الرقاشي حج
يكون كفرا , وكاد السد أن ي غلب القدر .20
Hadis ke-6
Redaksi Kitab Sunan al-Tirmidzī
ث نا سفيان، عن ح ، قال: حد ث نا عبد الرحن بن مهدي ار، قال: حد د بن بش ث نا مم بيب بن حد
عليو وسلم: أب ثبت، عن ميمون بن أب شبيب، عن أب ذر قال: قال ل رسول هللا صلى الل
يئة السنة تحها، وخالق الناس بلق حسن .21 ثما كنت، وأتبع الس اتق هللا حي
Redaksi Kitab Aḥmad ibn Ḥambal
ث نا سفيان، عن حبيب، عن ميمون بن أب شبيب، عن أ ث نا وكيع، حد ب ذر، أن النب صلى حد
يئة السنة تحها، وخالق الناس بلق ثما كنت، وأتبع الس هللا عليو وسلم قال لو: اتق هللا حي
حسن .
ماع الول. ف وجدت ف كتاب: عن أب ذر وىو قال وكيع: وقال سفيان، مرة: عن معاذ، 22الس
19
ʻAbd al-Raẖmān ibn Abī Bakar, Al- Durar al-Muntatsirāh fī al-Hadits, pentahqiq:
Muḥammad ibn Liṭfī, h. 161. 20
Abū Jaʻfar Muḥammad ibn „Amrū ibn Mūsā ibn Hammād al-„ Aqīlī al-Makkī, Al-
Ḍuʻafā’ al-Kabīr, juz. 4, h. 206 21
Muḥammad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan
al-Tirmidzī, nomor hadis: 1987, h. 332. 22
Abū ʻAbdullāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal ibn Ḥilāl ibn Asad al- Syaibānī,
Musnad Aẖmad ibn Ḥambal, nomor hadis: 21354, h. 284
130
ثن حبيب، عن ميمون بن أب شبيب، عن أب ذر، عن ث نا يي بن سعيد، عن سفيان، حد حد
ثما كنت، وخالق الناس بلق حسن، وإذا عملت اتق النب صلى هللا عليو وسلم قال: هللا حي
.سيئة، فاعمل حسنة تحها
قال: دث نا إساعيل، عن ليث، عن حبيب بن أب ثبت، عن ميمون بن أب شبيب، عن معاذ أنو
، أوصن. قال: ي ثما كنت أو أي نما كنت رسول الل يئة . قال: زدن قال: اتق الل حي أتبع الس
.خالق الناس بلق حسن . قال: زدن. قال: السنة تحها
Redaksi Kitab Sunan al- Darimī
ث نا سفيان، عن حبيب بن أب ثبت، عن ميمون بن أب شبيب، عن أب ث نا أبو ن عيم، حد حد
يئ ة تحها، ثما كنت، وأتبع الس حي ذر، قال: قال رسول الل صلى هللا عليو وسلم: اتق الل
وخالق الناس بلق حسن .25
Hadis ke-7
Redaksi Kitab Muwaṭa’ Imām Mālik
ث نا مالك، عن نفع، عن عبد الل بن عمر، أن رسول الل ث نا أبو مصعب، قال: حد حد
صلى هللا عليو وسلم، قال: صلة الماعة أفضل من صلة الفذ بسبع وعشرين درجة .26
23
Abū ʻAbdullāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal ibn Ḥilāl ibn Asad al- Syaibānī,
Musnad Aẖmad ibn Ḥambal, nomor hadis: 21356, h. 425. 24
Abū ʻAbdullāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal ibn Ḥilāl ibn Asad al- Syaibānī,
Musnad Aẖmad ibn Ḥambal, nomor hadis: 22059, h. 380. 25
Imām al-Hāfidz Abū Muḥammad „Abdullāh ibn „Abdurrahmān, Sunan al-Dārimī, j. 3, h.
1838. 26
Mālik ibn Anas ibn Mālik ibn ʻĀmar al- ʻȂṣbaẖī al- Madanī, Muwaṭa’ Ȋmām Mālik, jil: 1,
h. 126.
131
Redaksi Kitab Sunan al-Tirmidzī
ث نا عبدة، عن عب يد هللا بن عمر، عن نفع، عن ابن ث نا ىناد، قال: حد عمر، قال: قال حد
صلة الماعة ت فضل على صلة الرجل وحده، بسبع رسول هللا صلى الل عليو وسلم:
جبل، وأب سعيد، وف الباب عن عبد هللا بن مسعود، وأب بن كعب، ومعاذ بن .وعشرين درجة
وأب ىري رة، وأنس بن مالك.
Redaksi Kitab Ṣaḥīḥ al-Bukharī
ث نا عبد الل بن يوسف، قال: أخب رن مالك، عن نفع، عن عبد الل بن عمر: أن رس ول الل حد
صلى هللا علي و وسلم قال: صلة الماعة ت فضل صلة الفذ بسبع وعشرين درجة.28
ثن ابن الاد، عن عبد الل بن خباب، ع ث نا عبد الل بن يوسف، أخب رن الليث، حد ن أب حد
ع النب صلى هللا عليو وسلم ي قول: صلة الماعة ت فض ل صلة ، أنو س سعيد الدري
الفذ بمس وعشرين درجة .29
عت أب ث نا العمش، قال: س ث نا عبد الواحد، قال: حد ث نا موسى بن إساعيل، قال: حد حد
عت أب ىري رة، ي قول: قال رسول الل ص لى هللا عليو وسلم: صلة الرجل ف صالح، ي قول: س
الماعة تضعف على صلتو ف ب يتو، وف سوقو، خسا وعشرين ضعفا، وذلك أنو: إذا ت وضأ،
ا فأحسن الوضوء، ث خرج إل املسجد، ل يرجو إل الصلة، ل يط خطوة، إل رفعت لو
ا خطيئة، فإذا صلى، ل ت زل امللئكة تصلي عليو، ما دام ف م ه:درجة، وحط عنو صل
27
Muḥammad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, jil: 1 Nomor hadis: 215, h. 57. 28
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukhari, nomor hadis: 645, h. 91. 29
Abū ʻAbdullāh Muḥammad bin Ismāʻil, Ṣāẖīẖ al-Bukharī, kitab: ʻIlmu, nomor hadis:
646, j.1, h. 91.
132
30ي زال أحدكم ف صلة ما ان تظر الصلة. اللهم صل عليو، اللهم ارحو، ول
، قال: أخب رن سعيد بن املسيب، وأ ث نا أبو اليمان، قال: أخب رن شعيب، عن الزىري بو حد
ت فضل عت رسول الل صلى هللا عليو وسلم ي قول:س سلمة بن عبد الرحن، أن أب ىري رة، قال:
هار صلة الميع صلة أحدكم وحده، بمس وعشرين جزءا، وتتمع ملئكة الليل وملئكة الن
تم: )إن ق رآن الفجر كان مشهودا( . ث ي قول أبو ىري ف صلة الفجر رة: فاق رءوا إن شئ
ثن نفع عن عبد الل بن عمر، قال: ت فضلها بسبع وعشرين [78اإلسراء: ] قال شعيب: وحد
درجة.
Redaksi Kitab Sunan al-Nasā’ī
، عن سعيد بن ، عن الزىري د بن حرب، عن الزب يدي ث نا مم أخب رن كثي بن عب يد، حد
المسيب، عن أب ىري رة، أن رسول الل صلى هللا عليو وسلم قال: " ت فضل صلة المع ع لى
هار ف صلة الفجر صلة أحدكم وحده بمسة وعشرين جزءا، ويتمع ملئكة الليل والن
تم )وق رآن الفجر إن ق رآن الفجر كان مشهودا( ]اإلسراء: [32 واق رءوا إن شئ
ثن أخب رن ار قال: حد ث نا يي بن سعيد، عن عبد الرحن بن عم عب يد الل بن سعيد قال: حد
د، عن عائشة، عن النب صلى هللا عليو وسلم قال: صلة الماعة تزيد على القاسم بن مم
صلة الفذ خسا وعشرين درجة .33
30 Abū ʻAbdullāh Muḥammad bin Ismāʻil, Ṣāẖīẖ al-Bukharī, kitab: ʻIlmu, nomor hadis:
647, j.1, h.91. 31
Abū ʻAbdullāh Muḥammad bin Ismāʻil, Ṣāẖīẖ al-Bukharī, kitab: ʻIlmu, nomor hadis:
649, jil: 1, h. 91. 32
Abī ʻAbd al- Rahmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al- Nasā’ī, Kitab:
ṣalāh, nomor hadis: 486, j. 1, h. 83.
133
بة، عن مالك، عن نفع، عن ابن عمر أن رسول الل صلى هللا عليو وسلم ق ال: أخب رن ق ت ي
.وعشرين درجة صلة الماعة ت فضل على صلة الفذ بسبع
Redaksi Kitab Sunan Ibn Mājaḥ
ث نا أبو معاوية، عن العمش، عن أب صالح، عن أ بة قال: حد ث نا أبو بكر بن أب شي ب حد
ىري رة، قال: قال رسول الل صلى هللا عليو وسلم: صلة الرجل ف جاعة، تزيد على صل تو ف
ب يتو وصلتو ف سوقو بضعا وعشرين درجة .35
ث نا إب راىيم بن سعد، عن ابن ش د بن عثمان العثمان قال: حد ث نا أبو مروان مم هاب، عن حد
سعيد بن المسيب، عن أب ىري رة أن رسول الل صلى هللا عليو وسلم، قال: فضل الماعة
على
صلة أحدكم وحده خس وعشرون جزءا.36
ث نا أبو معاوية، عن ىلل بن ميمون، عن عطاء بن يزيد، عن أ ث نا أبو كريب قال: حد ب حد
، قال: قال رسول الل صلى هللا عليو وسلم: على صلة الرجل ف جاعة تزيد سعيد الدري
.ب يتو خسا وعشرين درجة صلتو ف
33
Abī ʻAbd al- Raḥmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al-Nasā’ī, kitab:
Imāmah, nomor hadis: 835, j. 1, h.214. 34
Abī ʻAbd al- Raḥmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al-Nasā’ī, kitab:
Imāmah, nomor hadis: 833, j. 1, h. 214. 35
Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn Mājaḥ, Sunan Ibn Mājaḥ, kitab: Masājid, nomor hadis:
786, j. 1, h. 258. 36
Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaẖ, kitab: Masājid, nomor hadis:
789, j. 1, h.258. 36
Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaẖ, kitab: Masājid, nomor hadis:
788, j. 1, h.258.
134
ث نا عب يد الل ث نا يي بن سعيد قال: حد ث نا عبد الرحن بن عمر رستة قال: حد بن عمر، حد
عن نفع، عن ابن عمر، قال: قال رسول الل صلى هللا عليو وسلم : صلة الرجل ف جاعة
ت فضل على صلة الرجل وحده بسبع وعشرين درجة .38
Redaksi Kitab Musnad Aḥmad ibn Ḥambal
ق رأت على عبد الرحن: مالك، عن ابن شهاب، عن سعيد بن المسيب، عن أب ىري رة، أن
صلة الماعة أفضل من صلة أحدكم وحده بمسة رسول هللا صلى هللا عليو وسلم قال:
.شرين جزءاوع
Hadis ke-8
Redaksi dalam Kitab Ṣaḥīḥ Bukharī
ف بدأ بلعلم. وأن العلماء ىم ورثة [دمحم: ] )فاعلم أنو ل إلو إل الل (لقول الل ت عال:
ل الل لو النبياء، ورثوا العلم، من أخذه أخذ بظ وافر، ومن سلك طريقا يطلب بو علما سه
.طريقا إل النة
Redaksi dalam Kitab Sunan Abū Dāwud
وة، ي عت عاصم بن رجاء بن حي ث نا عبد الل بن داود، س د بن مسرىد، حد ث نا مسد ث حد د
رداء، ف مسج يل، عن كثي بن ق يس، قال: كنت جالسا مع أب الد د دمشق عن داود بن ج
37 Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaẖ, kitab: Masājid, nomor hadis:
788, j. 1, h.258 38
Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaẖ, kitab: Masājid, nomor hadis:
789, j. 1, h.258 39
Abū ʻAbdullāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal ibn Ḥilāl ibn Asad al- Syaibānī,
Musnad Aẖmad ibn Ḥambal, nomor hadis: 10305, h. 207 40
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣāẖīẖ al-Bukharī, j. 1, kitab: ʻIlmu, h. 38.
135
تك من مدينة الرسول صلى هللا عليو وسلم رداء: إن جئ لديث فجاءه رجل، ف قال: ي أب الد
ثو، عن رسول الل صلى هللا عليو وسلم ما جئت لاجة، ق عت رسول ب لغن، أنك تد ال فإن س
من سلك طريقا يطلب فيو علما سلك الل بو طريقا من طرق الل صلى هللا عليو وسلم ي قول:
العال ليست غفر لو من ف النة، وإن الملئكة لتضع أجنحت ها رضا لطالب العلم، وإن
موات، ومن ف الرض، واليتان ف جوف الماء، وإن فضل العال على العابد، كفضل الس
لة البدر على سائر الكواكب، وإن العلماء ورثة ال نبياء، وإن النبياء ل ي ورثوا دينارا، القمر لي
.ول درها ورثوا العلم، فمن أخذه أخذ بظ وافر
ث نا زائدة، عن العمش، عن أب صالح، عن أب ىري رة، قال: ق ث نا أحد بن يونس، حد ال حد
ل الل رسول الل صلى هللا عليو وسلم: لو بو ما من رجل يسلك طريقا يطلب فيو علما، إل سه
.طريق النة، ومن أبطأ بو عملو ل يسرع بو نسبو
Redaksi dalam Kitab Sunan al-Tirmidzī
ث نا أبو أسامة، عن العمش، عن أب صالح، عن أب ىري ث نا ممود بن غيلن قال: حد رة، حد
ل الل قال: قال رسول الل صلى الل عليو وسلم: لو من سلك طريقا ي لتمس فيو علما سه
.طريقا إل النة
41
Abī Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‟ts ibn Ishaq al-Sijistānī, Sunan Abū Dāwud, j.3, nomor
hadis: 3641, h. 403. 42
Abī Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‟ts ibn Ishaq al-Sijistānī, Sunan Abū Dāwud, juz. 3,
nomor hadis: 3643, h. 403. 43
Muḥammad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī kitab: ʻIlmu, nomor hadis 2646, h.429.
136
ث نا العمش، عن أب صالح، عن ث نا أبو أسامة قال: حد ث نا ممود بن غيلن قال: حد أب حد
ن يا من ن فس ىري رة، قال: قال رسول الل صلى الل عليو وسلم: عن أخيو كربة من كرب الد
ن يا واآل خرة، ومن ن فس الل عنو كربة من كرب ي وم القيامة، ومن ست ر مسلما ست ره الل ف الد
ن يا واآلخر ر الل عليو ف الد ر على معسر يس ة، والل ف عون العبد ما كان العبد ف عون يس
لو طريقا إل النة ل الل .أخيو، ومن سلك طريقا ي لتمس فيو علما سه
د بن يز ث نا مم ث نا ممود بن خداش الب غدادي قال: حد ث نا عاصم بن حد يد الواسطي قال: حد
رداء، وىو بدم وة، عن ق يس بن كثي، قال: قدم رجل من املدينة على أب الد شق رجاء بن حي
ثو عن رسول الل صلى الل عليو ف قال: ما أقدمك ي أخي؟ ف قال: حديث ب لغن أنك تد
وسلم، قال: أما جئت لاجة؟ قال: ل، قال: أما قدمت لتجارة؟ قال: ل، قال: ما جئت إل
عت رسول الل صلى الل من سلك عليو وسلم ي قول: ف طلب ىذا الديث؟ قال: فإن س
تغي فيو علما سلك الل بو طريقا إل النة، وإن امللئكة لتضع أجنحت ها رضاء لطالب طريقا ي ب
موات ومن ف الرض حت اليتان ف املاء، وفضل العلم، وإن العال ليست غفر لو من ف الس
بياء ل العال على العابد، كفضل القمر على سائر الكواكب، إن العلماء ورثة النبياء، إن الن
ا ورثوا .العلم، فمن أخذ بو أخذ بظ وافر ي ورثوا دينارا ول درها إن
Redaksi dalam Kitab Sunan Ibn Mājaḥ
44
Muḥammad „Īsā bin Sūrah bin Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, kitab: Qirā’āt, nomor hadis: 2945, h.470. 45
Muḥammad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, j. 5, kitab: Qir‟an, nomor hadis: 2682, h. 434.
137
ث نا أبو معاوية، عن العمش، د، قال حد بة، وعلي بن مم ث نا أبو بكر بن أب شي عن أب حدس عن مسلم كربة من صالح، عن أب ىري رة، قال: قال رسول الل صلى هللا عليو وسلم: من ن فس الل عنو كربة من كرب ي وم القيامة، ومن ست ر مسلما ست ره الل ن يا، ن ف ن يا كرب الد ف الد
ن يا واآلخرة، و ر الل عليو ف الد ر على معسر يس الل ف عون العبد ما كان واآلخرة، ومن يسل الل لو بو طريقا إل النة، وما العبد ف عون أخيو، ومن سلك طريقا ي لتمس فيو علما، سه
، و لون كتاب الل ، ي ت هم الملئكة، اجتمع ق وم ف ب يت من ب يوت الل ت ن هم، إل حف ي تدارسونو ب ي هم الرحة، وذكرىم الل فيمن عنده، ومن أبطأ بو ع كينة، وغشي ت ملو ل يسرع ون زلت عليهم الس
.بو نسبو
ث نا نصر بن علي وة، حد ث نا عبد الل بن داود، عن عاصم بن رجاء بن حي الهضمي قال: حد
رداء ف مسجد دمشق، يل، عن كثي بن ق يس، قال: كنت جالسا عند أب الد عن داود بن ج
تك من المدينة، مدينة رسول الل صلى هللا عليو وسلم؛ فأته رجل، ف قال: رداء، أت ي ي أب الد
ث بو عن النب صلى هللا عليو وسلم: قال: فما جاء بك تارة ؟ قال: ل، لديث ب لغن أنك تد
عت رسول الل صلى هللا عليو وسلم ي قول: قا ره؟ قال: ل، قال: فإن س من ل: ول جاء بك غي
لو طريقا إل النة، وإن الملئكة لتضع أج ل الل نحت ها رضا سلك طريقا ي لتمس فيو علما، سه
ماء والرض، حت اليتان ف الم اء، وإن لطالب العلم، وإن طالب العلم يست غفر لو من ف الس
ورثة النبياء، إن النبياء فضل العال على العابد كفضل القمر على سائر الكواكب، إن العلماء
ا ورثوا العلم، فمن أخذه أخذ بظ وافر .ل ي ورثوا دينارا ول درها، إن
Hadis ke-9
Redaksi dalam Kitab Ṣahīh Muslim
46
Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaẖ, juz. 1, kitab: muqaddimah,
nomor hadis: 225, juz. 1, h. 81. 47
Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn Mājaḥ, Sunan Ibn Mājaḥ, j. 1, nom or hadis: 223, h. 39.
138
ث نا شعبة، عن سعد بن إب راىيم د بن جعفر، حد ث نا مم ، حد د بن المث ن ث نا مم ع أب حد ، أنو س
ث عن عائشة، أن رسول هللا صلى هللا عليو وسلم سئل أي العم ل أحب إل هللا؟ سلمة، يد
قال: أدومو وإن قل.48
د، عن عا ث نا سعد بن سعيد، أخب رن القاسم بن مم ث نا أب،حد ، حد ث نا ابن ني ئشة، وحد
قالت: قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم: أحب العمال إل هللا ت عال أدومها، و إن قل .49
Redaksi dalam Kitab Ṣaḥīḥ al-Bukharī
زار: أخب ث نا شعبة، قال الوليد بن العي ث نا أبو الوليد ىشام بن عبد امللك، قال: حد رن قال: حد
ار ث نا صاحب ىذه الد بان، ي قول: حد ي عت أب عمرو الش قال: -وأشار إل دار عبد الل -س
؟ قال: الصلة على وقتها، قال: ث سألت النب صلى هللا عليو وسلم: أي العمل أحب إل الل
، ولو ثن ن . قال: حد أي ؟ قال: ث بر الوالدين. قال: ث أي ؟ قال: الهاد ف سبيل الل
است زدتو لزادن .50
ث نا شعبة، عن سعد بن إب راىيم، عن أب سلمة، عن عائشة د بن عرعرة، حد ثن مم رضي حد
ها، أن ها قالت: سئل النب عن ؟ قال:الل صلى هللا عليو وسلم: أي العمال أحب إل الل
51.أدومها وإن قل. وقال: اكلفوا من العمال ما تطيقون
48
Imām Abī al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim, kitab:
Musāfir, nomor hadis: 1712, h. 359. 49
Imām Abī al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim ,
kitab: Ṣalāt, nomor hadis 1714,h. 359. 50
Abū ʻAbdullāh Abd al- Salām ibn Muḥammad ibn ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukhari,
kitab: Adab, nomor hadis: 527, h. 1516.
139
Redaksi Kitab Musnad Aḥmad ibn Ḥambal
د، عن عائشة، عن ال ث نا سعد بن سعيد، عن القاسم بن مم ، قال: حد ث نا ابن ني نب حد
صلى هللا عليو وسلم قال: أحب العمال إل هللا عز وجل أدومها وإن قل 52
ث نا ث نا عبد العزيز بن المطلب، عن موسى بن عقبة، عن أب سلمة بن حد ي عقوب، قال: حد
دوا وقاربوا، واعلموا عبد الرحن، عن عائشة، أن رسول هللا صلى هللا عليو وسلم قال: سد
أن لن يدخل أحدكم عملو النة، وأن أحب العمال إل هللا أدومها وإن قل 53
Redaksi dalam Kitab Sunan al-Tirmidzī
د بن عمرو، ث نا عبدة بن سليمان، عن مم ث نا أبو كريب، قال: حد ث نا أبو سلمة، حد قال: حدي العمال أفضل، أو أي العمال عن أب ىري رة قال: سئل رسول هللا صلى الل عليو وسلم أ
ر؟ قال: إيان بلل ورسولو، قيل: ث أي شيء؟ قال: اله اد سنام العمل، قيل: ث أي شيء خي
رور 54 .ي رسول هللا؟ قال: ث حج مب
ث نا الفضل بن موسى، عن عبد هللا بن عمر ار السي بن حريث، قال: حد ث نا أبو عم حد
، عن القاسم بن غ تو أم ف روة، وكانت من بي عت النب صلى الل عليو العمري نام، عن عم
51
Abū ʻAbdullāh ʻAbd al- Salām bin Muḥammad bin ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī,
kitab: mawāqīt, nomor hadis 527, j. 8, h. 138. 52
Abū ʻAbdullāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal ibn Ḥilāl ibn Asad al- Syaibānī,
Musnad Aẖmad ibn Ḥambal, nomor hadis: 25317, h. 194. 53
Abū ʻAbdullāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal ibn Ḥilāl ibn Asad al- Syaibānī,
Musnad Aẖmad ibn Ḥambal, nomor hadis: 26343, h. 363. 54
Muḥammad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, kitab: Jihād, nomor hadis: 1658, h. 88
140
ل وسلم، قالت: سئل النب صلى الل عليو وسلم أي العمال أفضل؟ قال: الصلة لو
.وقتها
، عن الوليد ب د قال: أخب رن عبد الل بن املبارك، عن املسعودي ث نا أحد بن مم زار، حد ن العي
عليو و سلم ف قلت: ي ، عن ابن مسعود قال: سألت رسول الل صلى الل بان ي عن أب عمرو الش
؟ قال : بر ، أي العمال أفضل؟ قال: الصلة لميقاتا، ق لت: ث ماذا ي رسول الل رسول الل
، ث سكت عن رسول الل ؟ قال: الهاد ف سبيل الل الوالدين، ق لت: ث ماذا ي رسول الل
عليو وسلم ولو است زدتو لزادن 56 صلى الل
Redaksi dalam Kitab Sunan al-Nasā’ī
ث نا شعبة قال: أخب رن الوليد بن الع ث نا يي قال: حد زار قال: أخب رن عمرو بن علي قال: حد ي
ار وأشار إل دار عبد الل ث نا صاحب ىذه الد بان ي قول: حد ي عت أب عمرو الش قال: سألت س
رسول الل صلى هللا عليو وسلم أي العمل أحب إل الل ت عال؟ قال: الصلة على وقتها، وبر
الوالدين، والهاد ف سبيل الل 57
د بن ث نا أبو معاوية النخعي أخب رن عبد الل بن مم ث نا سفيان قال: حد عبد الرحن قال: حد
عو من أب عمرو، عن عبد الل بن مسعود قال: سألت رسول الل صلى هللا عليو وسل م أي س
55 Muḥammad „Īsā ibn Sūrah bin Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, kitab: Ṣalāt, nomor hadis: Nomor hadis 170, h. 48. 56
Muḥammad „Īsā ibn Sūrah bin Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, kitab: Qur’an, nomor hadis: 1898, h. 321 57
Abī ʻAbd al- Rahmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al- Nasā’ī, Kitab:
ṣalāh, nomor hadis: 610, j. 1, h. 292.
141
العمل أحب إل الل عز وجل؟ قال: إقام الصلة لوقتها، وبر الوالدين، والهاد ف سبيل الل
عز وجل .58
Redaksi Kitab Sunan al-Darimī
، عن ق تادة، عن زرارة ث نا إسحاق بن عيسى, عن صالح المري بن أوف: أن النب صلى هللا حد
عليو وسلم سئل : أي العمل أفضل؟ قال: الال المرتل، قيل: وما الال المرتل؟ قال:
صاحب القرآن يضرب من أول القرآن إل آخره، ومن آخره إل أولو كلما حل ارتل .59
Hadis ke-11
Redaksi Kitab Musnad Aḥmad ibn Ḥambal
ائب ث نا حاد بن سلمة، عن عطاء بن الس ث نا حسن بن موسى، قال: حد ، عن زاذان أب حد
ع ثن من س هللا النب صلى هللا عليو وسلم ي قول: من لقن عند الموت ل إلو إل عمر، قال: حد
60دخل النة.
Hadis ke-12
Redaksi dalam Kitab Ṣaḥīḥ al-Bukharī
58
Abī ʻAbd al- Rahmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al- Nasā’ī, Kitab:
ṣalāh, nomor hadis: 611, j. 1, h. 292. 59
Imām al-Ḥāfidz Abū Muḥammad ʻAbdullāh ibn ʻAbd al-Raḥmān, Sunan al-Dārimī,
nomor hadis: 3803, jil: 1, h. 786. 60
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imam Aẖmad ibn
Ḥambal, nomor hadis 15894, h. 48.
142
ث نا عب يد الل بن موسى، قال: أخب رن حنظلة بن أب سفيان، عن عكرمة بن خالد، ع ن ابن حد
هما قال: قال رسول الل صلى هللا عليو وسلم : بن اإلسلم على خس: عمر، رضي الل عن
، وصوم ، وإقام الصلة، وإيتاء الزكاة، والج دا رسول الل وأن مم شهادة أن ل إلو إل الل
61 رمضان .
وة بن شريح، عن بكر بن وزاد عثمان بن صالح، عن ابن وىب، قال: أخب رن فلن، وحي
ثو عن نفع، أن رجل أتى ابن عمر ف قال: ، حد ر بن عبد الل ، أن بكي ي أب عبد عمرو املعافري
رك الهاد ف سبيل الل عز وجل، وقد الرحن ما حلك على أن تج عاما، وت عتمر عاما وت ت
فيو، قال: ي ابن أخي بن اإلسلم على خس، إيان بلل ورسولو، والصلة علمت ما رغب الل
المس، وصيام رمضان، وأداء الزكاة، وحج الب يت . قال ي أب عبد الرحن: أل تسمع ما ذكر
ن هما، فإن ب غت إحداه ف كتابو: )وإن طائفتان من املؤمني اق ت ت لوا فأصلحوا ب ي ا على الل
نة الخرى ف قاتلوا الت ( )قاتلوىم حت ل تكون فت [النفال: ( ] ت بغي حت تفيء إل أمر الل
جل قال: ف علنا على عهد رسول الل صلى هللا عليو وسلم وكان اإلسلم قليل، فكان الر
نة ي فت ف بونو، حت كث ر اإلسلم ف لم تكن فت 62.دينو: إما ق ت لوه، وإما ي عذ
61
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī, kitab: Īmān, j. 1, nomor hadis:
8, h. 22. 62
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī, kitab: Īmān, nomor hadis:
4514, h. 615.
143
Redaksi dalam Kitab Ṣaḥīḥ Muslim
ث نا أبو خالد ي عن سليمان بن حي د بن عبد هللا بن ني المدان، حد ث نا مم ان الحر، عن حد
، عن سعد بن عب يدة، عن ابن عمر، عن النب صلى هللا ع ليو وسلم، قال: أب مالك الشجعي
د هللا، وإقام الصلة، وإيتاء الزكاة، وصيام رمض سلم على خسة، على أن ي وح ان، بن اإل
، وصيام رمضان، قال: ل، صيام رمضان، والج والج عتو من ، ف قال رجل: الج . ىكذا س
63رسول هللا صلى هللا عليو وسلم.
ث نا سعد بن طارق، قال ء، حد ث نا يي بن زكري ، حد ث نا سهل بن عثمان العسكري ثن وحد : حد
سلم ، ع ن ابن عمر، عن النب صلى هللا عليو وسلم، قال : بن اإل لمي سعد بن عب يدة الس
على خس، على أن ي عبد هللا، ويكفر با دونو، وإقام الصلة، وإيتاء الزكاة، وحج الب يت
وصوم رمضان .64
د بن زيد بن عبد هللا ث نا عاصم وىو ابن مم ث نا أب، حد ث نا عب يد هللا بن معاذ، حد بن عمر، حد
سل م على خس، عن أبيو، قال: قال عبد هللا: قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم: بن اإل
دا عبده ورسولو، وإقام الصلة، وإيتاء الزكاة، وحج الب يت، شهادة أن ل إلو إل هللا، وأن مم
وصوم رمضان .65
63
Imām Abī al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim,
nomor hadis: 19, h. 45 64
Abū al-Ḥusain ibn al-Ḥajjāj ibn Muslim al-Qusyairī al-Naisābūrī. Ṣaẖīẖ Muslim, kitab:
Īmān, nomor hadis: 20, h. 45. 65
Abū al-Ḥusain ibn al-Ḥajjāj ibn Muslim al-Qusyairī al-Naisābūrī. Ṣaẖīẖ Muslim,kitab:
Īmān, nomor hadis: 21, h.45
144
ث نا حنظلة، ث نا أب، حد ، حد ثن ابن ني ث طاوسا، أن وحد عت عكرمة بن خالد، يد قال: س
عت رسول هللا صلى هللا عليو وسل م، رجل قال لعبد هللا بن عمر: أل ت غزو؟ ف قال: إن س
سلم بن على خس شهادة أن ل إلو إل هللا، وإقام الصلة، وإيتاء الزكاة، :ي قول: إن اإل
.وحج الب يت وصيام رمضان،
Redaksi dalam Kitab Sunan al-Tirmidzī
، عن ح نة، عن سعي بن المس التميمي ث نا سفيان بن عي ي ث نا ابن أب عمر، قال: حد بيب حد
ى بن اإلسلم عل بن أب ثبت، عن ابن عمر، قال: قال رسول هللا صلى الل عليو وسلم:
دا رسول هللا، وإقام الصلة، وإيتاء الزكاة ، وصوم خس، شهادة أن ل إلو إل الل وأن مم
.رمضان، وحج الب يت
Redaksi dalam Kitab Sunan al-Nasā’ī
ث نا المعاف ي عن ابن عمران، عن حنظل ار، قال: حد د بن عبد الل بن عم ة بن أب أخب رن مم
عت رسول الل سفيان، عن عكرمة بن خالد، عن ابن عمر: أن رجل قال لو: أل ت غزو؟ قال: س
، وإقام صلى هللا عليو وسلم ي قول: سلم على خس: شهادة أن ل إلو إل الل بن اإل
، وصيام رمضان. 68الصلة، وإيتاء الزكاة، والج
66
Abū al-Ḥusain ibn al-Ḥajjāj ibn Muslim al-Qusyairī al-Naisābūrī. Ṣaẖīẖ Muslim, kitab:
Imān, nomor hadis: 22, h.45 67
Muḥammad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, nomor hadis: 2609, kitab: Īmān, h. 423. 68
Abī ʻAbd al- Raḥmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al-Nasā’ī, kitab:
Īmān, nomor hadis 5011, h. 1146
145
Hadis ke-13
Redaksi dalam Kitab Sunan al-Nasā’ī
ث نا سعيد بن شبيب أبو عثمان، وكان شيخا صالا أخب رن إب راىيم بن ي عقوب، قال: حد
، عن ع بد الرحن بن زيد بن بطرسوس، قال: أن بأن ابن أب زائدة، عن حسي بن الارث الدل
الطاب، أنو خطب الناس ف الي وم الذي يشك فيو، ف قال: أل إن جالست أصحاب رسول
ثون أن رسول الل صلى هللا عليو وسلم قال: الل صلى هللا عليو وسلم، وساءلت هم، وإن هم حد
صوموا لرؤيتو، وأفطروا لرؤيتو، وانسكوا لا فإن غم عليكم فأكملوا ثلثي، فإن ش هد شاىدان
فصوموا، وأفطروا.69
Redaksi Kitab Musnad Aḥmad ibn Ḥambal
عت ث نا إساعيل، أخب رن حات بن أب صغية، عن ساك بن حرب، عن عكرمة، قال: س ابن حد
عباس، ي قول: قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم : صوموا لرؤيتو، وأفطروا لرؤيتو، فإ ن حال
ة هر استقبال قال حات: ي عن عد ة ثلثي، ول تست قبلوا الش لوا العد نو سحاب فكم نكم وب ي ب ي
شعبان 70
د بن زيد، عن ث نا مم ث نا يي بن سعيد، عن شعبة، قال: حد أب ىري رة، عن النب صلى هللا حد
69 Abī ʻAbd al- Raḥmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al-Nasā’ī, nomor
hadis: 2112,h. 521. 70
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, j. 3, nomor hadis : 1985, h. 445.
146
ة ثلثي 71 عليو وسلم قال : صوموا لرؤيتو، وأفطروا لرؤيتو، فإن غم عليكم ، فأكملوا العد
Hadis ke-14
Redaksi Kitab Ṣaḥīḥ Bukharī
ث نا عبد الل بن د، عن ابن أب بكرة، حد ث نا حاد بن زيد، عن أيوب، عن مم اب، حد عبد الوى
ئتو ي وم خلق الل عن أب بكرة، عن النب صلى هللا عليو وسلم قال : إن الزمان قد استدار كهي
ها أرب عة حرم، ثلث مت واليات: ذو القعدة، و ذو نة اث نا عشر شهرا، من موات والرض، الس الس
ة، واملحرم، ورجب، مضر الذي ب ي جادى، وشعبان .72 الج
ث نا أيوب، عن اب، حد ث نا عبد الوى د بن سلم، حد ث نا مم د، عن ابن أب بكرة، عن حد مم
ئتو ي وم الزمان قد استد إن : أب بكرة رضي الل عنو، عن النب صلى هللا عليو وسلم قال ار كهي
ها أرب عة حرم، ثلث مت واليات: ذ نة اث نا عشر شهرا، من موات والرض، الس و خلق الل الس
ة، واملحرم، ورجب مضر الذي ب ي جادى وشعبان، أي ش هر ىذا؟ ق لنا: القعدة، وذو الج
ة؟ و، قال: أليس ذا الج يو بغي اس ق لنا: ب لى، الل ورسولو أعلم، فسكت حت ظن نا أنو سيسم
و، قال: قال: أي ب لد ىذا؟ ق لنا: الل ورسولو أعلم، فسكت حت ظن نا أ يو بغي اس نو سيسم
نا أنو أليس الب لدة؟ ق لنا: ب لى، قال: فأي ي وم ىذا؟ ق لنا: الل ورسولو أعلم، فسكت حت ظن
و، قال: أليس ي وم النحر؟ ق لنا: يو بغي اس قال -ب لى، قال: فإن دماءكم وأموالكم سيسم
د: وأحسبو قال وأعراضكم عليكم حرام، كحرمة ي ومكم ىذا، ف ب لدكم ىذا، ف شهركم -مم
71
Abū ʻAbdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, nomor hadis : 9556, h. 342. 72
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī, Ṣaẖīẖ Bukharī, nomor hadis:
4662 , h. 1150.
147
ل، يضرب ب عضكم ىذا، وست لقون ربكم، ف يسألكم عن أعمالك م، أل فل ت رجعوا ب عدي ضل
لغو أن يكون أوعى لو من ب عض اىد الغائب، ف لعل ب عض من ي ب من رقاب ب عض، أل لي ب لغ الش
عو د إذا ذكره قال: –س ىل أل –وسلم، ث قال النب صلى هللا عليو صدق وكان مم
.أل ىل ب لغت مرت ي ب لغت،
د، عن ابن أب بك ث نا أيوب، عن مم اب، حد ث نا عبد الوى ، حد د بن املث ن ث نا مم عن رة، حد
أب بكرة، عن النب صلى هللا عليو وسلم، قال: " ئتو ي وم خلق الل الزمان قد استدار كهي
ها أرب عة حرم، ثلث مت واليات، ذو ال نة اث نا عشر شهرا: من موات والرض، الس قعدة، وذو الس
ة، واملحرم، ورجب مضر الذي ب ي جادى وشعبان، أي شهر ىذا؟ "، ق لنا: الل ورس ولو الج
و، قال: يو بغي اس ة؟»أعلم، فسكت حت ظن نا أنو يسم نا: ب لى، قال: ، ق ل «أليس ذا الج
و، قال: «أي ب لد ىذا؟» يو بغي اس ، ق لنا: الل ورسولو أعلم، فسكت حت ظن نا أنو سيسم
علم، فسكت حت ، ق لنا: الل ورسولو أ «فأي ي وم ىذا؟»، ق لنا: ب لى، قال: «أليس الب لدة؟»
و، قال: يو بغي اس ، ق لنا: ب لى، قال: " فإن دماءكم «أليس ي وم النحر؟»ظن نا أنو سيسم
د وأحسبو قال: وأعراضكم -وأموالكم ي ومكم ىذا، ف عليكم حرام، كحرمة -قال مم
عدي ب لدكم ىذا، ف شهركم ىذا، وست لقون ربكم ف يسألكم عن أعمالكم، أل فل ت رجعوا ب
اىد الغائب، ف لعل ب ع ل، يضرب ب عضكم رقاب ب عض، أل لي بلغ الش لغو أن ضل ض من ي ب
عو، فكان -يكون أوعى لو من ب عض من س
73
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī, Kitab: Aḍhā, nomor hadis:
5550 , h. 1423.
148
د إذا ذكره قال: صدق النب صلى هللا عليو وسلم -، ث قال: أل ىل ب لغت أل ىل مم
ب لغت. 74
Redaksi kitab Ṣaḥīḥ Muslim
ث ، وت قارب ف اللفظ، قال: حد بة، ويي بن حبيب الارثي ث نا أبو بكر بن أب شي عبد نا حد
، عن أيوب، عن ابن سيين، عن ابن أب بكرة، عن أب بكرة، عن الن اب الث قفي ب صلى الوى
نة هللا عليو وسلم أنو قال موات والرض، الس ئتو ي وم خلق هللا الس : إن الزمان قد استدار كهي
ها أرب عة حرم، ثلثة مت واليات: ذو القعدة، وذو ة، والمحرم، ورجب اث نا عشر شهرا، من الج
ث قال: أي شهر ىذا؟ ق لنا: هللا ورسولو أعلم، قال: ، شهر مضر الذي ب ي جادى وشعبان
ة؟ ق لنا: ب لى، قال: فأي و، قال: أليس ذا الج يو بغي اس ب لد فسكت حت ظن نا أنو سيسم
و، قال: أليس ىذا؟ ق لنا: هللا ورسولو أعلم، ق يو بغي اس ال: فسكت حت ظن نا أنو سيسم
ا أنو الب لدة؟، ق لنا: ب لى، قال: فأي ي وم ىذا؟ ق لنا: هللا ورسولو أعلم، قال: فسكت حت ظن ن
و، قا يو بغي اس ل: أليس ي وم النحر؟ ق لنا: ب لى ي رسول هللا، قال: فإن دماءكم وأموالكم سيسم
د: وأحسبو قال: وأعراضكم - حرام عليكم، كحرمة ي ومكم ىذا، ف ب لدكم ىذا، -قال مم
ل -، وست لقون ربكم ف يسألكم عن أعمالكم، فل ت رجعن ب عدي كفارا ف شهركم ىذا أو ضل
اىد الغائب، ف لعل ب عض من ي ب لغو يكون أوع - ى يضرب ب عضكم رقاب ب عض، أل لي ب لغ الش
74
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī., Kitab: Tauhid, nomor hadis:
7447 , h. 1867; Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī., Kitab: Tauhid, nomor
hadis: 7447 , h. 1867
149
عو "، ث قال: أل ىل ب لغت؟ قال ابن حبيب ف روايتو: ورجب مضر، وف لو من ب عض من س
.رواية أب بكر: فل ت رجعوا ب عدي
Redaksi Kitab Sunan Abū Dāwud
ث نا ث نا إساعيل، حد د، حد ث نا مسد د، عن أب بكرة، أن النب صلى هللا عليو حد أيوب، عن مم
موات والرض، الس ئتو ي وم خلق الل تو، ف قال: إن الزمان قد استدار كهي وسلم خطب ف حج
ة،و المحرم، ها أرب عة حرم، ثلث مت واليات: ذو القعدة، وذو الج نة اث نا عشر شهرا، م ن الس
ورجب مضر الذي ب ي جادى و شعبان .76
Redaksi Kitab Musnad Aḥmad Ibn Ḥambal
، ع ث نا حاد بن سلمة، أخب رن علي بن زيد، عن أب حرة الرقاشي ث نا عفان، حد و، حد ن عم
م التشريق ، أذود عنو قال: كنت آخذا بزمام نقة رسول هللا صلى هللا عليو وسلم ف أوسط أي
ي أي ها الناس، ىل تدرون ف أي ي وم أن تم؟ وف أي شهر أن تم ؟ وف أي ب لد الناس، ف قال: "
وأموالكم وأعراضكم أن تم؟ " قالوا: ف ي وم حرام، وشهر حرام، وب لد حرام، قال: " فإن دماءكم
قال: " عليكم حرام، كحرمة ي ومكم ىذا، ف شهركم ىذا، ف ب لدكم ىذا، إل ي وم ت لقونو "، ث
ل مال امرئ إل اسعوا من تعيشوا، أل ل تظلموا، أل ل تظلموا، أل ل تظ لموا، إنو ل ي
ي وم بطيب ن فس منو، أل وإن كل دم، ومال ومأث رة كانت ف الاىلية تت قدمي ىذه إل
75
Imām Abī al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim, j. 5,
nomor hadis: 1679, h. 842. 76
Abī Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‟ts ibn Isẖaq al-Sijistānī, Sunan Abū Dāwud, nomor
hadis: 1947, h. 224.
150
بن عبد المطلب، كان مست رضعا ف بن ليث القيامة، وإن أول دم يوضع دم ربيعة بن الارث
يوضع، رب ف قت لتو ىذيل، أل وإن كل رب كان ف الاىلية موضوع، وإن هللا قضى أن أول رب
وإن الزمان قد أموالكم، ل تظلمون، ول تظلمون، أل العباس بن عبد المطلب، لكم رءوس
موات والرض ئتو ي وم خلق هللا الس .،استدار كهي
د بن سيين، ث نا إساعيل، أخب رن أيوب، عن مم رة، أن النب صلى هللا عليو عن أب بكحد
تو، ف قال: " ماوات وسلم خطب ف حج ئتو ي وم خلق هللا الس أل إن الزمان قد استدار كهي
ها أرب عة حرم، ثلث م نة اث نا عشر شهرا، من ة، والرض، الس ت واليات: ذو القعدة، وذو الج
وشعبان "، ث قال: " أل أي ي وم ىذا؟ " ق لنا: هللا والمحرم، ورجب مضر الذي ب ي جادى
و، قال: " أليس ي وم النحر؟ " ق يو بغي اس لنا: ورسولو أعلم، فسكت حت ظن نا أنو سيسم
يو بغي ب لى، ث قال: " أي شهر ىذا؟ " ق لن ا: هللا ورسولو أعلم، فسكت حت ظن نا أنو سيسم
ة؟ " ق لنا: ب لى، ث قال: " أي ب لد ىذا؟ " ق لنا: هللا ورسولو و، ف قال: " أليس ذا الج أعلم، اس
و، قال: " أليست الب لدة؟ " ق لنا: ب لى، قال: " فإن فسكت حت ظن نا أنو يو بغي اس سيسم
دماءكم وأموالكم، قال: وأحسبو قال: وأعراضكم، عليكم حرام، كحرمة ي ومكم ىذا، ف
ىذا، وست لقون ربكم ف يسألكم عن أعمالكم، أل ل ت رجعن ب عدي شهركم ىذا، ف ب لدكم
اىد الغائب منكم، ف لعل ل يضرب ب عضكم رقاب ب عض، أل ىل ب لغت؟ أل لي ب لغ الش ضل
77
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, j. 4, nomor hadis: 20695, j. 34, h.299 .
151
د: " وقد كان ذاك "، قال: " كان من ي ب لغو يكون أو عى لو من ب عض من يسمعو "، قال مم
عو .ب عض من ب لغو أوعى لو من ب عض من س
Hadis ke-15
Redaksi Kitab Musnad Aḥmad ibn Ḥambal
ث نا عب يد هللا بن عمر، عن زائدة بن أب الرقاد، عن زيد الن ث نا عبد هللا، حد ، عن حد ميي
أنس بن مالك، قال: كان النب صلى هللا عليو وسلم إذا دخل رجب، قال: اللهم برك لنا ف
.رجب وشعبان، وبرك لنا ف رمضان
Hadis ke-16
Redaksi Kitab Ṣaḥīḥ Muslim
ث نا سفيان، عن أب الزند، عن العرج، عن أب ىري رة، عن ال ث نا ابن أب عمر، حد نب وحد
مام يطب، ف قد صلى هللا عليو وسلم، قال: إذا ق لت لصاحبك: أنصت، ي وم المعة، و اإل
ا ىو: ف قد لغوت .80 لغيت. قال أبو الزند: ىي لغة أب ىري رة، وإن
Redaksi Kitab Sunan Ibn Mājaḥ
78
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, j. 4, nomor hadis: 20386, j. 34, h. 23-24. 79
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, j. 4, nomor hadis: 2346, h. 180. 80
Imām Abī al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim. j. 2,
kitab: Jamaʻah, nomor hadis: 12, h. 583.
152
، ار، عن ابن أب ذئب، عن الزىري ث نا شبابة بن سو بة، حد ث نا أبو بكر بن أب شي عن سعيد حد
احبك: إذا ق لت لص قال: -صلى الل عليو وسلم -بن المسيب عن أب ىري رة أن النب
مام يطب، ف قد لغوت .أنصت ي وم المعة واإل
Redaksi Kitab Ṣaḥīḥ al- Bukharī
ث نا الليث، عن عقيل، عن ابن شهاب، قال: أخب رن سعيد ث نا يي بن بكي، قال: حد بن حد
لصاحبك إذا ق لت املسيب، أن أب ىري رة، أخب ره: أن رسول الل صلى هللا عليو وسلم قال:
.ي وم المعة: أنصت، واإلمام يطب، ف قد لغوت
Redaksi Kitab Sunan al- Tirmidzī
، عن سعيد بن المسي ث نا الليث بن سعد، عن عقيل، عن الزىري بة، قال: حد ث نا ق ت ي ب، حد
عليو وسلم قال: من قال ي وم المعة واإلمام يطب: أنصت، عن أب ىري رة، أن النب صلى الل
ف قد لغا.83
81
Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaḥ, j. 1, kitab: iqāmah, nomor hadis:
1110, j. 2, h. 125. 82
Abū ʻA bdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī, kitab: jamaʻah, nomor hadis:
934, h. 221. 83
Muḥammad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, j. 2, kitab: Jamaʻah, nomor hadis: 512, h. 357.
153
Redaksi Kitab Sunan al-Nasā’ī
د بن سلمة، والارث بن مسكي، قراءة عليو وأن أسع واللفظ لو، عن ابن القاسم، أخب رن مم
ثن مالك، عن ابن شهاب، عن ابن المسيب، عن أب ىري رة، أن رسول الل صلى هللا قال: حد
مام يطب ف قد لغوت.84 عليو وسلم قال: إذا ق لت لصاحبك أنصت واإل
Redaksi Kitab Muwaṭa’ Imām Mālik
أخب رن مالك، أخب رن أبو الزند، عن العرج، عن أب ىري رة، قال: قال رسول الل صلى الل
عليو وسلم: إذا ق لت لصاحبك أنصت ف قد لغوت واإلمام يطب .85
Redaksi Kitab Musnad Aḥmad ibn Ḥambal
ث عن العرج، عن أب ىري رة، عن النب صلى عت أب الزند، يد هللا عليو قرئ على سفيان: س
مام يطب: أنصت، ف قد لغيت .86 وسلم: إذا ق لت لصاحبك ي وم المعة واإل
Hadis ke-17
Redaksi Kitab Talkhīṣ al Habīr fī Takhrīj Ahādīts al-Rafi’ī al- Kabīr
عليو وسلم - قال: إذا أتى الرجل الرجل ف هما زانيان . 87 ق ولو: روي »أنو - صلى الل
84
Abī ʻAbd al- Raḥmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al-Nasā’ī, kitab:
Jamaʻah, nomor hadis: 1397, j. 3, h.353. 85
Mālik ibn Anas ibn Mālik ibn ʻȂmir al-Ȃṣbahī al- Madani, Muwaṭa’ Mālik, j. 1, nomor
hadis 230 (t.t: Maktabah al- ʻAlamiyah,t.th), h. 88. 86
Abū ʻAbdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, nomor hadis : 7332, h. 285
154
Redaksi Kitab Kanz al- Umāl
إذا أتى الرجل الرجل فهما زانيان، وإذا أتت املرأة املرأة فهما زانيتان88
Redaksi Kitab Lisān al-Mīzān
"دمحم" بن عبد الرحن القرشي عن خالد الذاء عن دمحم عن أب موسى مرفوعا قال إذا أتى
الرجل الرجل فهما زانيان.89
Redaksi Kitab Mīzān al-Iʿtidāl
دمحم بن عبد الرحن القرشي عن خالد الذاء، عن دمحم، عن أب موسى - مرفوعا، قال: إذا أتى الرجل الرجل فهما زانيان.90
Hadis ke-18
Redaksi dalam Kitab Sunan Ibn Mājaḥ
ث نا أبو الحوص، عن طارق، عن عاصم بن عمرو، قا بة قال: حد ث نا أبو بكر بن أب شي ل: حد
ا قدموا عليو، قال لم: من أن تم؟ قالوا: من أ ل ى خرج ن فر من أىل العراق إل عمر ف لم
تم؟ قالوا: ن عم، قال: فسألوه عن صلة الرجل ف ب يتو، ف قال عم ر: العراق، قال: فبإذن جئ
.ا ب يوتكم أما صلة الرجل ف ب يتو ف نور، ف ن ورو سألت رسول الل صلى هللا عليو وسلم ف قال: 91
87
Abū al- Faḍl Aḥmad ibn „Alī ibn Muḥammad ibn Ahmad ibn Ḥajar, Talkhīṣ al-Habīr fī
Takhrīj ahādīts al-Rāfi’ī al- Kabīr, j. 4 (Mesir: Muassasah Qurṭubah, 1995), h. 103 88
„Alāuddīn „Alī ibn Ḥisām al-Dīn „Alī ibn Ḥisām al-Dīn ibn Qāḍī. Kanzu al-‘Umāl fī
Sunan al-Aqwāl wa al-Afʻā, pentahqiq: Bakrī Ḥayyānī, nomor hadis: 13103, h. 335. 89
Abū al-Fadl Aḥmad ibn „Alī ibn Muḥammad ibn Aḥmad ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Lisān
al-Mīzān (Libanon: Muassasah al-Aʿlamī lil Maṭbūʿāt, 1971), nomor hadis: 866, j. 5, h. 251 90
Syamsuddin Abū „Abdullāh Muḥāmmad ibn Aḥmad ibn „Utsmān ibn Qaimāz al-Dzahabī,
Mīzān al-Iʿtidāl fī Naqd al-Rijāl, pentahqiq: „Alī Muḥammad al-Bajāwī (Bairut: Dār Lilṭabāʿah
wa al-Nasyar, 1963), nomor hadis: 7851, j. 3, h. 624. 91
Al- Ḥāfidz Abī ʻAbdillāh ibn Muhmmad ibn Yazīd al-Qazwī, Sunan Ibn Mājaḥ. j. 1,
kitab: Iqāmah al-ṣalāh wa al-sunnah fīhā, h. 152.
155
Hadis ke-19
Redaksi hadis kitab Ṣaḥīḥ Bukharī
، عن الارث بن سويد، قا يمي ث نا جرير، عن العمش، عن إب راىيم الت بة، حد ث نا ق ت ي ل: حد
قال عبد الل بن مسعود: دخلت على رسول الل صلى هللا عليو وسلم وىو يوعك وعكا
، إنك لتوعك وعكا شديدا؟ ف قال رسول الل شد يدا، فمسستو بيدي ف قلت: ي رسول الل
ف قلت: ذلك أن لك « أجل، إن أوعك كما يوعك رجلن منكم »وسلم: صلى هللا عليو
ث قال رسول الل صلى هللا عليو وسلم:« أجل »رسول الل صلى هللا عليو وسلم: أجرين؟ ف قال
جرة و لو سيئاتو، كما تط الش 92.رق هاما من مسلم يصيبو أذى، مرض فما سواه، إل حط الل
، عن ال يمي ث نا سليمان، عن إب راىيم الت ث نا عبد العزيز بن مسلم، حد ث نا موسى، حد ارث حد
وىو بن سويد، عن ابن مسعود رضي الل عنو، قال: دخلت على النب صلى هللا عليو وسلم
أجل، كما يوعك رجلن »يوعك، فمسستو بيدي ف قلت: إنك لتوعك وعكا شديدا، قال:
« منكم قال: لك أجران؟ قال: ن عم، ما من مسلم يصيبو أذى، مرض فما سواه، إل حط الل
جرة ورق هاسيئ 93اتو، كما تط الش
92
Abū ʻAbdillāh ʻAbd al- Salām ibn Muḥammad ibn ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī,
nomor hadis 5660, kitab: nikāh, j. 7, h.118 . 93
Abū ʻAbdillāh ʻAbd al- Salām ibn Muḥammad ibn ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī,
nomor hadis 5667, kitab: nikāh, j. 7, h.119 .
156
Redaksi Kitab Ṣaḥīḥ Muslim
ر بن حرب، وإسحاق بن إب راىيم، بة، وزىي ث نا عثمان بن أب شي قال إسحاق أخب رن -حد
ث نا ، عن الارث بن سويد، عن جرير، عن -وقال اآلخران حد يمي العمش، عن إب راىيم الت
عبد هللا، قال: دخلت على رسول هللا صلى هللا عليو وسلم وىو يوعك، فمسستو بيدي،
أجل »ديدا، ف قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم: ف قلت: ي رسول هللا إنك لتوعك وعكا ش
قال: ف قلت: ذلك أن لك أجرين، ف قال رسول هللا صلى « إن أوعك كما يوعك رجلن منكم
ما من مسلم يصيبو أذى من »صلى هللا عليو وسلم: ث قال رسول هللا « أجل »هللا عليو وسلم:
جرة ورق ها مرض، فما سواه إل حط هللا بو .94«سيئاتو، كما تط الش
Redaksi Kitab Sunan al-Dārimī
ث نا العمش، عن ، عن الارث بن سويد، عن عبد هللا قال: أخب رن ي على ، حد يمي إب راىيم الت
دخلت على رسول هللا صلى هللا عليو وسلم وىو يوعك, ف وضعت يدي عليو ف قلت: ي رسول
وعك كما يوعك رجلن منكم, قال: ق لت: ذلك هللا إنك لتوعك وعكا شديدا، ف قال: إن أ
مرض فما سواه إل حط عنو من من مسلم يصيبو أذى: أجرين, قال: أجل, وما بن لك
جرة ورق ها تط سيئاتو, كما 95الش
94Imām Abī al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim, kitab:
Musāfir, nomor hadis: 2571, j. 4, h. 1991. 95
Imām al-Hāfidz Abū Muḥammad „Abdullāh ibn „Abdurrahmān, Sunan al-Dārimī, nomor
hadis: 2978, j. 1, h. 663.
157
Redaksi Kitab Musnad Aḥmad ibn Ḥambal
، عن ال يمي عت إب راىيم الت ث نا شعبة، عن سليمان، قال: س د بن جعفر، حد ث نا مم ارث بن حد
ليو وسلم وىو يوعك، ف قلت: ي سويد، عن عبد هللا، قال: دخلت على رسول هللا صلى هللا ع
ك رسول هللا، إنك توعك وعكا شديدا؟ ف قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم: " إن أوعك وع
"، ث قال: " ما من مسلم -أو أجل -رجلي منكم "، ق لت: بن لك أجرين؟ قال: " ن عم
جرة تت ه، كما ، إل حط هللا عز وجل عنو خطاي شوكة فما ف وق هاأذى، يصيبو .96ورق ها الش
، عن الارث بن سويد، عن عب يمي ث نا العمش، عن إب راىيم الت ث نا أبو معاوية، حد ، حد د الل
، إنك قال: دخلت على النب صلى هللا عليو وسلم وىو يوعك فمسستو، ف قلت: ي رسول الل
، ق لت: إن لك « أجل، إن أوعك كما يوعك رجلن منكم »لتوعك وعكا شديدا؟ قال:
فما ، من مرض مسلم يصيبو أذى على الرض ن عم، والذي ن فسي بيده، ما »أجرين؟ قال:
جر ورق ها عنو بو خطايه إل حط الل اه، سو .97كما تط الش
، عن ال يمي عت إب راىيم الت ث نا شعبة، عن سليمان، قال: س د بن جعفر، حد ث نا مم ارث بن حد
، قال: دخلت على رسول الل صلى هللا عليو وسلم وىو يوعك، ف قلت: ي سويد، عن عبد الل
، إنك توعك وعكا شديدا؟ ف قال رسول الل صلى هللا عليو وسلم: إن أوعك وعك »رسول الل
ما من مسلم »، ث قال: « -أو أجل -ن عم »لت: بن لك أجرين؟ قال: ، ق « رجلي منكم
96
Abū ʻAbdullāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal ibn Ḥilāl ibn Asad al- Syaibānī,
Musnad Aẖmad ibn Ḥambal, nomor hadis: 4205, j. 7, h. 257. 97
Abū ʻAbdullāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal ibn Ḥilāl ibn Asad al- Syaibānī,
Musnad Aẖmad ibn Ḥambal, nomor hadis: 3618, j. 6, h. 166.
158
عز وجل عنو خطايه،أذى، يصيبو جرة ورق ها تت كما شوكة فما ف وق ها، إل حط الل .الش
Redaksi Kitab Sunan Ibn Mājaḥ
ث نا أبو معاوية، عن عمر بن راشد، عن يي بن أب كثي، ع د، حد ث نا علي بن مم ن أب حد
عل يو وسلم: عليك رداء، قال: قال ل رسول الل صلى الل سلمة بن عبد الرحن عن أب الد
أكب ر؛ فإن ها -ي عن - يططن الطاي كما تط ، والل ، ول إلو إل الل ، والمد لل بسبحان الل
جرة الش
.99ورق ها
Hadis ke 21
Redaksi dalam Kitab Ṣaḥīḥ Bukharī
ث نا ث نا عوف، عن أب رجاء، عن عمران، عن النب صلى هللا عليو حد ثم، حد عثمان بن الي
لو ر ف رأيت أكث ر أى اطلعت ف النة ف رأيت أكث ر أىلها الفقراء، واطلعت ف الناوسلم قال:
النساء.
، عن الن ث نا أبو رجاء، عن عمران بن حصي ث نا سلم بن زرير، حد ث نا أبو الوليد، حد ب حد
الفقراء، واطلعت ف النار اطلعت ف النة ف رأيت أكث ر أىلها صلى هللا عليو وسلم، قال:
98
Abū ʻAbdullāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal ibn Ḥilāl ibn Asad al- Syaibānī,
Musnad Aẖmad ibn Ḥambal, nomor hadis: 4207, j. 7, h. 457. 99
Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaẖ, kitab: Masājid, nomor hadis:
3813, j. 4, h. 718. 100
Abū ʻAbdillāh ʻAbd al- Salām ibn Muḥammad ibn ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī,
nomor hadis 5198, kitab: nikāh, j. 7, h.31.
159
ف رأيت أكث ر أىلها النس اء .101
ث نا أبو رجاء، عن عمران بن حصي رضي الل ث نا سلم بن زرير، حد ث نا أبو الوليد، حد حد
هما، عن النب صلى هللا عليو وسلم قال: راء،اطلعت ف النة ف رأيت أكث ر أىلها الفق عن
واطلعت ف النار ف رأيت أكث ر أىلها النساء
Redaksi dalam Kitab Sunan al-Tirmidzī
ث نا أيوب، عن أب رج ث نا إساعيل بن إب راىيم، قال: حد ث نا أحد بن منيع قال: حد اء حد
عت ابن عباس، ي قول: قال رسول هللا صلى الل عليو وسلم: ، قال: س اطلعت ف العطاردي
النة ف رأيت أكث ر أىلها الفقراء، واطلعت ف النار ف رأيت أكث ر أىلها النساء
Redaksi Kitab Musnad Aḥmad ibn Ḥambal
عو من أب رجاء، عن ابن عباس، قال: قال رسول ث نا حاد بن نيح، س ث نا وكيع، حد هللا حدار ف رأيت اطلعت ف النة ف رأيت أكث ر أىلها الفقراء، واطلعت ف الن صلى هللا عليو وسلم:
.أكث ر أىلها النساء
عت ابن عباس، ي قول: ق ، قال: س ث نا إساعيل، أخب رن أيوب، عن أب رجاء العطاردي ال حدد صلى هللا عليو وسلم: أيت أكث ر أىلها الفقراء، واطلعت ف اطلعت ف النة، ف ر مم
.النار، ف رأيت أكث ر أىلها النساء
101 Abū ʻAbdillāh ʻAbd al- Salām ibn Muḥammad ibn ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī,
nomor hadis 3241, kitab: bad’u al-khalqi , j. 4, h. 117. 102
Abū ʻAbdillāh ʻAbd al- Salām ibn Muḥammad ibn ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī,
nomor hadis 6449, kitab: riqāq , j. 8, h. 96. 103
Muḥammad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, nomor hadis: 2602, kitab. Jahannam, h. 421. 104
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, j. 3, nomor hadis : 2086, h. 506.
160
عتو أن من عبد هللا بل: وس د، قال عبد هللا بن أحد بن حن ث نا عبد هللا بن مم د بن حد بن مم
ائب بن مالك، عن عبد هللا بن ث نا شريك، عن أب إسحاق، عن الس بة، حد عمرو، قال: أب شي
اطلعت ف النة، ف رأيت أكث ر أىلها الفقراء،قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم:
.ف رأيت أكث ر أىلها الغنياء والنساء واطلعت ف النار،
ث نا إسحاق ث نا عوف، عن شهر بن حوشب ، عن أب ىري رة، قال: قال حد بن يوسف، حد
اطلعت ف النار ف رأيت أكث ر أىلها النساء، واطلعت ف النة رسول هللا صلى هللا عليو وسلم:
.أكث ر أىلها الفقراء ف رأيت
ث نا عوف، عن أب رجاء، عن عمران بن حصي قال: قال رسول د بن جعفر، حد ث نا مم هللا حد
ساء، واطلعت ف النة ف رأيت اطلعت ف النار ف رأيت أكث ر أىلها الن صلى هللا عليو وسلم:
.أكث ر أىلها الفقراء
Hadis ke- 22
Redaksi dalam Kitab Ṣaḥīḥ al-Bukharī
105
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, juz. 5, nomor hadis : 3386, h. 376. 106
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, juz. 5, nomor hadis : 6611, h. 128. 107
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, juz. 13, nomor hadis : 7951, h. 333. 108
Abū Abdillāh bin Aḥmad ibn Muḥammad bin Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, nomor hadis : 19852, h. 84
161
ث نا الليث، عن عقيل، عن ابن شهاب، قال: أخب رن أنس بن ما ث نا يي بن بكي، حد لك، حد
أن رسول الل صلى هللا عليو وسلم قال: من أحب أن ي بسط لو ف رزقو، وي نسأ لو ف أثره،
ف ليصل رحو .109
د ىو الز ث نا يونس، قال مم ان، حد ث نا حس د بن أب ي عقوب الكرمان، حد ث نا مم : عن حد ىريعت رسول الل صلى هللا عليو وسلم، ي قول : من سره أن عنو، قال: س أنس بن مالك رضي الل
ي بسط لو ف رزقو، أو ي نسأ لو ف أثره، ف ليصل رحو.110
Redaksi dalam Kitab Ṣaḥīḥ Muslim
ثن حرملة بن يي التجيب، أخب رن ابن وىب، أخب رن يونس، عن ابن شهاب، عن أن س بن حد
عت رسول هللا صلى هللا عليو وسلم، ي قول: من سره أن ي بسط عليو رز قو، أو مالك، قال: س
ي نسأ ف أثره ف ليصل رحو .111
Redaksi dalam Kitab Sunan Abū Dāwud
ث نا ابن وىب، قال: أخب ر ث نا أحد بن صالح و ي عقوب بن كعب، وىذا حديثو، قال: حد ن حد
، عن أنس، قال: قال رسول الل صلى هللا عليو وسلم : من سره أن ي بسط يونس، عن الزىري
عليو ف رزقو، وي نسأ ف أثره، ف ليصل رحو .112
109
Abū ʻAbdullāh ʻAbd al- Salām ibn Muḥammad ibn ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī,
nomor hadis: 5986, kitab: adab, h. 837.
110
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣāẖīẖ al-Bukharī, nomor hadis: 2067, kitab:
buyūʻ, h. 490. 111
Abū al-Ḥusain ibn al-Ḥajjāj ibn Muslim al-Qusyairī al-Naisābūrī. Ṣaẖīẖ Muslim, nomor
hadis: 2557, kitab :birrun, h. 1267.
162
Hadis ke-23
Redaksi dalam Kitab Ṣaḥīḥ Muslim
ثن ث نا جرير بن عبد الميد، عن العمش، عن موسى بن عبد هللا بن حد ر بن حرب، حد زىي
، عن جرير بن عبد هللا، قال: جاء ن س يزيد، وأب الضحى، عن عبد الرحن بن ىلل العبسي
هم من ال عراب إل رسول هللا صلى هللا عليو وسلم عليهم الصوف ف رأى سوء حالم قد أصاب ت
من حاجة، فحث الناس على الصدقة، فأبطئوا عنو حت رئي ذلك ف وجهو. قال: ث إن رجل
رور ف وجهو، ف قال رسول جاء النصار بصرة من ورق، ث جاء آخر، ث ت تاب عوا حت عرف الس
ا ب عده، كتب ل هللا صلى هللا عليو وسلم: سلم سنة حسنة، ف عمل و مثل من سن ف اإل
سلم سنة سيئة، ف عم قص من أجورىم شيء، و من سن ف اإل ا، ول ي ن اأجر من عمل ل
ب عده، كتب عليو مثل
قص من أوزارىم شيء ا، ول ي ن .وزر من عمل
ثن ث نا شعبة، عن عون بن أب ج حد د بن جعفر، حد ، أخب رن مم د بن المث ن العنزي فة، مم حي
هار، عن المنذر بن جرير، عن أبيو، قال: كنا عند رسول هللا صلى هللا عليو وسلم ف صد ر الن
يوف، عامت هم من مض ر، بل قال: فجاءه ق وم حفاة عراة متاب النمار أو العباء، مت قلدي الس
من الفاقة، فدخل ث كلهم من مضر ف تمعر وجو رسول هللا صلى هللا عليو وسلم لما رأى م
ي خلقكم خرج، فأمر بلل فأذن وأقام، فصلى ث خطب ف قال: )ي أي ها الناس ات قوا ربكم الذ
112
Abī Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‟ts ibn Ishaq al-Sijistānī, Sunan Abū Dāwud, nomor
hadis: 1693. Kitab :Zakāt, h. 199. 113
Abū al-Ḥusain ibn al-Ḥajjāj ibn Muslim al-Qusyairī al-Naisābūrī. Ṣaẖīẖ Muslim, kitab:
ʻIlmu, nomor hadis: 1017, h. 2059.
163
واآلية [1النساء: ]إل آخر اآلية، )إن هللا كان عليكم رقيبا( [1النساء: ]من ن فس واحدة(
مت لغد وات قوا هللا( ق رجل [18الشر: ]الت ف الشر: )ات قوا هللا ولت نظر ن فس ما قد تصد
و، من ث و بو، من صاع ب ره، من صاع تره حت قال: ولو بشق ترة. قال: من ديناره، من دره
ها، بل قد عجزت، قال: ث ت تابع الن و ت عجز عن اس، فجاء رجل من النصار بصرة كادت كف
عام وثياب، حت رأيت وجو رسول هللا صلى هللا عليو وسلم ي ت هلل، كأنو حت رأيت كومي من ط
سلم سنة حسنة، ف لو أجرىا، مذىبة، ف قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم: من سن ف اإل
سلم سنة وأجر من ع قص من أجورىم شيء، ومن سن ف اإل ا ب عده، من غي أن ي ن مل
قص من أوزارىم ا من ب عده، من غي أن ي ن .شيء سيئة، كان عليو وزرىا ووزر من عمل
Redaksi dalam Kitab Sunan al-Nasā’ī
ث نا شعبة، قال: وذكر عو ث نا خالد بن الارث، قال: حد يل، قال: حد ن بن أخب رن أزىر بن ج
ث عن أبيو، قال: كن عت المنذر بن جرير، يد فة قال: س ا عند رسول الل صلى هللا أب جحي
يوف، عامت هم من مضر، هار، فجاء ق وم عراة حفاة مت قلدي الس بل عليو وسلم، ف صدر الن
ر وجو رسول الل صلى هللا عليو وسل م لما رأى م من الفاقة، فدخل ث كلهم من مضر، ف ت غي
كم الذي خرج، فأمر بلل فأذن، فأقام الصلة، فصلى ث خطب، ف قال: ي أي ها الناس ات قوا رب
ها زوجها، خلقكم من ن فس واحدة، وخلق من هما، رجال كثيا، ونساء، وات قوا الل وبث من
مت لغد، الذي تساءلون بو، والرحام، إن الل كان عليكم رقيبا، وات قوا الل ولت نظر ن فس م ا قد
ق رجل من ديناره من دره و من ث وبو، من صاع ب ره من صاع تره، حت قال: ولو بشق تصد
114
Abū al-Ḥusain ibn al-Ḥajjāj ibn Muslim al-Qusyairī al-Naisābūrī. Ṣaẖīẖ Muslim, nomor
hadis: 1017, kitab: Zakat, h. 704-705.
164
ها، بل قد عجزت، ث ت تابع ا لناس ترة ، فجاء رجل من النصار بصرة كادت كفو ت عجز عن
عام، وثياب، حت رأيت وجو رسول الل صلى هللا عليو وسلم ي ت هلل حت رأيت كومي من ط
سلم سنة حسنة، ف لو كأنو مذىبة، ف قال: رسول الل صلى هللا عليو وسلم : من سن ف اإل
سلم سنة أجرىا، وأجر ئا، ومن سن ف اإل قص من أجورىم شي ا من غي أن ي ن من عمل
ئا قص من أوزارىم شي ا من غي أن ي ن .سيئة، ف عليو وزرىا، ووزر من عمل Redaksi dalam Kitab Sunan Ibn Mājaḥ
ث نا عبد ث نا أبو عوانة قال: حد وارب قال: حد د بن عبد الملك بن أب الش ث نا مم الملك حد
، عن المنذر بن جرير، عن أبيو، قال: قال رسول الل صلى هللا عليو وس لم: من سن بن عمي
ئ ا، ومن قص من أجورىم شي ا، ل ي ن ا، كان لو أجرىا ومثل أجر من عمل سنة حسنة ف عمل
ئا.116 ا، ل ي ن قص من أوزارىم شي ا، كان عليو وزرىا ووزر من عمل سن سنة سيئة ف عمل
Redaksi Kitab Musnad Aḥmad ibn Ḥambal
فة، عن المنذر بن ج ث نا شعبة، عن عون بن أب جحي ، حد ث نا عبد الرحن بن مهدي رير، حد
سلم سنة حسنة، كان لو أجرىا، عن أبيو، عن النب صلى هللا علي و وسلم قال: من سن ف اإل
سل م ت قص من أجورىم شيء، ومن سن ف اإل ا من ب عده من غي أن ي ن وأجر من عمل
115
Abī ʻAbd al- Raḥmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al-Nasā’ī, kitab:
Zakāt, nomor hadis: 2550, h. 615.
116 Al- Ḥāfidz Abī ʻAbdillāh ibn Muhmmad ibn Yazīd al-Qazwī, Sunan Ibn Mājaḥ, kitab:
Muqadimah, nomor hadis: 203, h. 74.
165
ت قص من أوزارىم ا من ب عده من غي أن ي ن سنة سيئة، كان عليو و زرىا، ووزر من عمل
شيء .117
فة، عن المنذر بن جرير، عن ث نا شعبة، عن عون بن أب جحي د بن جعفر، حد أبيو دث نا مم
هار، قال: فجاءه ق وم حفاة عراة قال: كنا عند رسول الل صلى هللا عليو وسلم ف صدر الن
ر -أو العباء -متاب النمار يوف، عامت هم من مضر، بل كلهم من مضر، ف ت غي مت قلدي الس
خرج، فأمر بلل، وجو رسول الل صلى هللا عليو وسلم لما رأى م من الفاقة، قال: فدخل، ث
فس فأذن، وأقام، فصلى، ث خطب، ف قال: " }ي أي ها الناس ات قوا ربكم الذي خلقكم من ن
وق رأ اآلية الت [ [ إل آخر اآلية }إن الل كان عليكم رقيبا{ ]النساء: واحدة{ ]النساء:
مت لغد{ ]الشر: و، [ »ف الشر }ولت نظر ن فس ما قد ق رجل من ديناره، من دره تصد
رجل من قال: فجاء « ولو بشق ترة »حت قال: « من ث وبو، من صاع ب ره، من صاع تره
ها، بل قد عجزت، ث ت تابع الناس ]ص: [ حت رأيت النصار بصرة كادت كفو ت عجز عن
و، ي عن كأنو كومي من طعام وثياب حت رأيت رسول الل صلى هللا عليو وسلم ي ت هلل وجه
سلم سنة حسنة، ف لو أجرىا، مذىبة، ف قال رسول الل صلى هللا عليو وسلم: من سن ف اإل
سلم سنة ت قص من أجورىم شيء، ومن سن ف اإل ا ب عده من غي أن ي ن وأجر من عمل
ت قص من أوزارىم شيء ا ب عده من غي أن ي ن .سيئة، كان عليو وزرىا، ووزر من عمل
117
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, nomor hadis : 19156, h. 493.
166
Redaksi Kitab Sunan al- Darimī
ث نا عاصم، عن شقيق، عن جري نة قال: حد ث نا سفيان بن عي ي ر أخب رن الوليد بن شجاع، حد
ا ب عده كان لو مثل أجر سن سنة حسنة عمل من قال: قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم:
قص من أجره شيء، ومن سن سنة سيئة كان عليو مثل وزر من ا من غي أن ي ن من عمل
قص من أوزاره شيء ا من غي أن ي ن .عمل
ث نا أبو ث نا العمش، عن مسلم أخب رن الوليد بن شجاع، حد -ي عن ابن صب يح -معاوية، حد
, عن جرير بن عبد هللا قال: خطب نا رسول هللا صلى هللا علي و عن عبد الرحن بن ىلل العبسي
ا حت بن ف وجهو الغضب، ث إن رجل من النصار وسلم فحث الناس على الصدقة فأبطؤو
رور ف قال حسنة كان لو أجره, من سن سنة : جاء بصرة ف ت تابع الناس حت رئي ف وجهو الس
ا من غي أ قص من أجورىم شيء، ومن سن سنة سيئة كان عليو ومثل أجر من عمل ن ي ن
قص من أوزارىم شيء ا من غي أن ي ن .وزره, ومثل وزر من عمل
Hadis ke- 24
Redaksi Kitab Ṣaḥīḥ al-Bukharī
118
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, nomor hadis: 19175, h. 509. 119
Imām al-Hāfidz Abū Muḥammad ʻAbdullāh ibn ʻAbdurRaḥmān, Sunan al-Dārimī, j.1,
nomor hadis: 551, h. 192. 120
Imām al-Hāfidz Abū Muḥammad ʻAbdullāh ibn ʻ‟Abdurrahmān, Sunan al-Dārimī,
juz.1, nomor hadis: 553, h.193
167
ث نا علي بن ث نا سفيان، قال: حفظتو من الزىري كما أنك ىا ىنا أخب رن عب يد حد ، حد عبد الل
هم، عن النب صلى هللا عليو وسلم، ق ، عن ابن عباس، عن أب طلحة رضي الل عن : ل ال الل
تا فيو كلب ول صورة.ت دخل امللئكة ب ي
، عن عب يد الل بن ع ، أخب رن معمر، عن الزىري ث نا ابن مقاتل، أخب رن عبد الل ، أنو حد بد الل
هما، ع ابن عباس رضي الل عن عت رسول الل صلى هللا س عت أب طلحة، ي قول: س ي قول: س
تا فيو كلب، ول صورة .تاثيل عليو وسلم ي قول: ل تدخل امللئكة ب ي
Redaksi Kitab Sunan al-Tirmidzī
ث نا سلمة بن شبيب، ر واحد واللفظ للحسن حد ل، وعبد بن حيد، وغي والسن بن علي الل
، عن عب يد الل ب ث نا عبد الرزاق قال: أخب رن معمر، عن الزىري ، قالوا: حد ن عبد الل بن علي
بة عليو بن عت عت رسول الل صلى الل عت أب طلحة، ي قول: س ع ابن عباس، ي قول: س ، أنو س
تا فيو كلب ول صورة تاثيل .123 و سلم ي قول: ل تدخل امللئكة ب ي
Redaksi Kitab Sunan Abū Dāwud
ث نا شعبة، عن علي بن مدرك، عن أب زرعة بن عمرو بن جرير ث نا حفص بن عمر، حد ، عن حد
، عن أبيو، عن علي رضي الل عنو، عن النب صلى هللا عليو وسل م قال: ل عبد الل بن ني
تا فيو صورة، ول كلب، .ول جنب تدخل الملئكة ب ي
121
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣāẖīẖ al-Bukharī, kitab: Budi’a kholqi, nomor
hadis: 3322, h. 810. 122
Abū ʻAbdullāh Muḥammad bin Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī, kitab: budia al- khalqi, nomor
hadis: 3225, h. 791. 123
Muḥammad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, kitab: adab, nomor hadis: 2904, h. 450. 124
Abī Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‟ts ibn Ishaq al-Sijistānī, Sunan Abū Dāwud, kitab libās,
nomor hadis: 4152, h. 452.
168
ث نا ال بة بن سعيد، حد ث نا ق ت ي ليث، عن بكي، عن بسر بن سعيد، عن زيد بن خالد، عن حد
تا فيو إن الملئكة ل: إن رسول الل صلى هللا عليو وسلم قال: أب طلحة، أنو قا ل تدخل ب ي
.صورة
Redaksi dalam Kitab Sunan al-Nasā’ī
ث نا ىشام بن عبد الملك قال: أن بأن شعبة، ح وأن بأن عب يد أخب رن إسحاق بن إب راىيم قال: حد
ث نا يي، عن شعبة واللفظ لو، عن علي بن مدرك، عن أب زرع ة، عن الل بن سعيد قال: حد
، عن أبيو، عن علي رضي الل عنو، عن الن : ل ب صلى هللا عليو وسلم قال عبد الل بن ني
تا فيو صورة ول كلب ول جنب.تدخل الملئكة ب ي
ث نا شعبة، عن ع د، ويي بن سعيد قال: حد ث نا مم ار قال: حد د بن بش بن لي أخب رن مم
، عن أبيو، عن علي بن أب طالب، عن الن ب صلىمدرك، عن أب زرعة، عن عبد الل بن ني
تا فيو صورة، ول كلب الملئكة :هللا عليو وسلم قال .، ول جنب ل تدخل ب ي
، عن عب يد الل بن عبد الل بة، وإسحاق بن منصور، عن سفيان، عن الزىري ، عن أخب رن ق ت ي
الملئكة ابن عباس، عن أب طلحة قال : قال رسول الل صلى هللا عليو وسلم: ل تدخل
تا فيو كلب، ول صورة. ب ي
125
Abī Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‟ts ibn Ishaq al-Sijistānī, Sunan Abū Dāwud, kitab libās,
nomor hadis: 4155, hal. 452. 126
Abī ʻAbd al- Raḥmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al-Nasā’ī, kitab:
ṭaharah nomor hadis: 261, h. 72. 127
Abī ʻAbd al- Rahmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al-Nasā’ī, Kitab:
said, nomor hadis: 4281, h. 659. 128
Abī ʻAbd al- Rahmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al-Nasā’ī, kitab:
ṣaid, nomor hadis: 4282, h. 659.
169
Hadis ke- 25
Redaksi dalam Kitab Sunan Ibn Mājaḥ
ثن إسحاق بن إب راىيم، عن صفوان ب ث نا ي عقوب بن حيد بن كاسب المدن قال: حد ن حد
، عن أب ىري رة، أن النب صلى هللا عليو سليم، عن عب يد الل بن طلحة، عن السن البصري
.أفضل الصدقة أن ي ت علم المرء المسلم علما ث ي علمو أخاه المسلم وسلم قال:
Hadis ke- 26
Redaksi kitab Muwārid al-Dzamān ilā Zawā’id ibn Hibbān
د الباىلي قال أخب رن عمران بن موسى بن ماشع ث نا أبو بكر بن خل ختيان قال: حد الس
ث نا أبو عثمان عن معقل يمي قال: حد ث نا سليمان الت ث نا يي القطان قال: حد بن يسار حد
عليو وسلم: اقرؤوا على موتكم يس. 130 قال: : قال رسول الل ص لى الل
Redaksi Kitab Syarah Sunnah al-Baghawī
، أن أبو بكر د القاضي، أن أبو طاىر الزيدي سي بن مم د بن أخب رن اإلمام أبو علي ال مم، ن عبد الل بن عثمان، أن عبد الل بن السي القطان، ارابردي ث نا علي بن السي الد حد
، عن معقل بن يسار، هدي ، عن أب عثمان وليس بلن يمي قال:المبارك، عن سليمان الت
129
Al- Ḥāfidz Abī ʻAbdillāh ibn Muhmmad ibn Yazīd al-Qazwī, Sunan Ibn Mājaḥ. j. 1,
kitab: al- adab, nomor hadis: 3672, h. 394. 130
Abū al-Ḥasan Nur al-Dīn „Alī ibn Abī Bakar ibn Sulaimān al-Ḥaitsamī, Muwārid al-
Dzamān ilā Zawā’id ibn Hibbān, pentahqiq: Husain Salīm Asad al-Dārānī, j. 2 (Damaskus: Dār al-
Tsaqāfah al-ʻArabī, 1992), h. 456.
170
قال رسول الل صلى هللا عليو وسلم: اق رءوا على موتكم يس. 131
Redaksi Kitab Kasyf al-Khafā’
اقرؤوا على موتكم يس. 132
Redaksi Kitab Ittiḥāf al- Sa’ādah133
B. Keakuratan Hadis
No Teks Hadis Asli Keakuratan Keterangan
1. „‟Berbahagialah karena
sesungguhnya Rasulullah Saw
bersabda:
البلء إن عظم الزاء مع عظم
Sesungguhnya besarnya balasan
seseorang dari pada besarnya ujian
yang dilimpahkan kepadanya وإن
,kaum الل إذا أحب ق وما اب تلىم
maka kaum itu akan terus menerus
diuji Allah, maka siapa yang ridha
terhadap ujian Allah, maka dia
akan yang marah pada Allah, maka
ia akan mendapat marah Allah 134
."
Akurat Riwayat al-
Tirmidzī135
dengan
jalur sahabat yang
sama yaitu Anas
Ibn Mālik sesuai
dengan hadis yang
disampaikan
khatib Jum‟at136
.
131
Abū Muḥammad al-Ḥusain ibn Mas‟ūd ibn Muḥammad ibn al- Farā‟ al- Baghawī,
Syarah Sunnah al-Baghawī, j. 5, nomor hadis: 1464 (Bairut: Al-Maktabah al-Islamiyah, 1983), h.
295. 132
Ismāʻīl ibn Muḥammad al-ʻAjlūnī al-Jarāhī, Kasyf al-Khafā’ wa Muzīl al- Ilbās ‘Ammā
Isytahara min al- Ahādits, j. 1, nomor hadis: 487, h. 161. 133
Tidak ditemukan 134
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 19 Mei 2017
durasi rekaman:11.15.
171
dapat ridhanya فمن رضي ف لو الرضا
Allah dan barang siapa
3. „‟Bahkan dalam hadis Nabi Saw
bersabda yang diriwayatkan oleh
Imam al-Nasā‟ī dan hadis ini
kedudukannya hasan sahih: يدخل
ف قراء المؤمني النة ق بل الغنياء بنصف
kalau orang miskin lebih dulu ي وم
masuk surga dari pada orang yang
kaya, di antara orang Islam
setengah hari di antara 1.500 tahun
lebih dahulu orang miskin itu
masuk surga 137
”.
Akurat redaksi kitab
Sunan al-Tirmidzī,
Sunan ibn Mājaḥ,
Sunan al-Dārimī,
dan Musnad
Aḥmad ibn
Hambal. Riwayat
Ibn Mājaḥ138
dan
Aḥmad ibn
Hambal139
dengan
jalur sahabat yang
sama Abū
Hurairah adalah
redaksi yang
sesuai dengan
hadis yang
135
Muẖammad „Ȋsâ ibn Sûrah ibn Mûsâ ibn al-Daẖẖâk Abû „Ȋsâ al-Tirmidzî, Sunan al-
Tirmidzî, kitab: jihad, nomor hadis: 2396, j. 4, h. 179. 136
Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke- 3. 137
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 19 Mei 2017
durasi rekaman: 00.48. 138
Abû ʻAbdullâh ibn Yazid ibn Mâjaẖ, Sunan Ibn Mâjaẖ, kitab: Zuhud, nomor hadis:
3122, ,h.1380. 139
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, j. 8, nomor hadis : 14476, h. 338; Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal,
Musnad Imām Aẖmad ibn Ḥambal, j. 15, nomor hadis : 9823, h. 511.
172
disampaikan
khatib Jum‟at.140
4. „‟Kejadian yang dimaksud oleh
Nabi Saw:
.كاد الفقر أن يكون كفرا
Hampir-hampir orang yang
fakir itu masuk jurang 141”.
Kurang Akurat Hadis tidak
lengkap kurangnya
lafal أن dan وكاد
السد أن ي غلب
di akhir القدر
matan142
.
5. „‟Sebagaimana Rasulullah Saw
bersabda yang menerangkan
keutamaan shalat jama‟ah:
, صلة الماعة افضل من صلة الفذ صلة الفذ بسبع و عسرين درجة
Shalat yang digabungkan
dengan berjama‟ah, shalat lima
waktu yang digabungkan dengan
berjamaah itu lebih afdhal
dibandingkan shalat sendiri, maka
Rasulullah menyatakan
perbandingannya itu 27 derajat 143
”.
Kurang akurat khatib Jum‟at
menambahkan
lafal الفذ صلة di
awal matan144.
5. „‟Bahkan Rasulullah Saw
menerangkan menuntut ilmu:
من سلك طري قا يطلب بو علما ل هللا طري قا إل النة سه
Kurang akurat Hadis tersebut
kurang lengkap.
Riwayat al-
Tirmidzī146
dengan
140
Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke- 4. 141
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 19 Mei 2017
durasi rekaman:04.20 142
Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke- 5. 143
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 26 Mei 2017
durasi rekaman:18.39 144
Lengkapnya lihat tahrīj hadis ke- 7.
173
Barang siapa yang berjalan
menuntut ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju
surga 145”.
jalur sahabat Abū
Hurairah
menggunakan lafal
. ي لتمس
7. „‟Sebagaimana Nabi Saw bersabda.
Diriwayatkan oleh Aisyah ra:
أحب العمال ال هللا أدومها
Sebaik-baiknya amal terhadap
Allah Swt, yaitu adalah pekerjaan
yang terus menerus dan
berkesinambungan, و إن قل walaupun sedikit
148”.
Akurat Riwayat Muslim
dari jalur sahabat
„Aisyah ra. adalah
redaksi kitab yang
sesuai dengan
perkataan khatib
Jum‟at149
,
8. „‟Rasulullah sudah menyatakan
beberapa abad yang lalu,
او ح ص ا ت و م و ص
puasalah kalian pasti kalian
sehat150
”.
Kurang akurat Hadis tersebut
merupakan
potongan hadis.
Adapun riwayat
Aḥmad ibn
Hambal151
dengan
jalur sahabat Abū
Hurairah
146
Muḥammad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī kitab: ʻIlmu, nomor hadis 2646, h.429. 145
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 26 Mei 2017
durasi rekaman: 20.00 147
Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaẖ, juz. 1, kitab: muqaddimah,
nomor hadis: 225, juz. 1, h. 81. Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke- 8. 148
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 2 Juni 2017
durasi rekaman: 11.12 149
Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke- 9. 150
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 9 Juni 2017
durasi rekaman: 05. 32. 151
Abū ʻAbdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, h. 98.
174
menambahkan
lafal: 152
هر تست غنوا ذلك الش
ي غفل ب ي رجب و
تست غنوا ذلك رمضان
هر الش
9. „‟Di dalam sebuah hadis:
هللا ل إ لو إ ل ت لقن لو من قال ة ن ال ل خ د
Ajarilah olehmu kata Nabi orang
yang akan mati, bukan orang yang
mati, dengarkanlah هللا ل إ لو إ ل .
Orang yang seketika sakaratul maut
mampu mengucapkan هللا ل إ لو إ ل
pasti masuk surga153
”.
Kurang akurat Adapun Musnad
Aḥmad ibn
Hambal154
dengan
jalur sahabat Abū
Hurairah
menambahkan
lafal من لقن عند
الموت .155
10. „‟Sebagaimana Rasulullah Saw
bersabda:
بن اإلسلم على خس شهادة أن ل إلو د ألرسل هللا إقام الصلة و و مم إل الل
Kurang akurat Adapun hadis
riwayat al-
Bukharī157
dengan
jalur sahabat Ibn
152
Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke-10. 153
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 16 Juni 2017
durasi rekaman: 06.39. 154
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imam Aẖmad ibn
Ḥambal, nomor hadis 15894, h. 48. 155
Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke- 11. 157
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī, kitab: Īmān, j. 1, nomor
hadis: 8, h. 22.
175
اي تاء الزكاة و الج وصوم رمضان.Dibinanya Islam itu ada lima asas,
yang pertama mengucapkan dua
kalimat syahadat bahwasannya aku
bersaksi tidak ada Tuhan yang
kami sembah, hanya Allah sebenar-
benarnya, insyaallāh. Dan aku
bersaksi bahwa Muhammad itu
utusan Allah, yang kedua adalah
ة إقام الصل shalat lima waktu sehari
semalam, kemudian وصوم رمضان
insyaallāh besok kita akan mulai
puasa Ramadhan156
”.
Umar adanya
tambahan lafal أن,
yang lain dari jalur
sahabat yang sama
yaitu Ibn „Umar
menggunakan lafal
yang berbeda
yakni ي ابن أخي
dan إيان بلل
ورسولو، والصلة
المس، وصيام
رمضان، وأداء الزكاة،
الب يت وحج .158
11. „‟Rasulullah bersabda dalam
hadisnya:
يطان الرجيم أعوذ بلل من الش قال رسول هللا ص م :
صوموا لرؤية وافتو لرؤية ث عليكم ة شعبان ثلثي )رواه املسلم( فأكملوا عد
puasalah kamu صوموا لرؤية
dengan melihat bulan atau melihat
hilal. وافتو لرؤية dan berbukalah
Kurang akurat Menggunakan
ḍamir ه pada lafal
dan adanya لرؤيتو
tambahan lafal:160
وانسكوا لا فإن غم
عليكم فأكملوا
156
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 23 Juni 2017
durasi rekaman:09.00. 158
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī, kitab: Īmān, nomor hadis:
4514, h. 615. Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke- 12. 160
Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke-13.
176
nanti di Idl Fitri, mau Idul Fitri
terakhir kita bisa melihat bulan,
oleh karena itu untuk menyaksikan
kalau tidak bisa melihat bulan
karena kehalangan mega atau
awan, maka فأكملوا ثلثي, maka
sempurnakan bulan Sya‟ban 30
hari159
”.
ثلثي، فإن شهد
فصوموا، شاىدان
وأفطروا
12. „‟Rasulullah Saw telah bersabda
yang artinya, sesungguhnya zaman
berputar sebagaimana bentuknya
semua di waktu Allah dalam
menciptakan langit dan bumi.
Dalam satu tahun terdapat dua
belas bulan, terdapat empat bulan
yang dihormati tiga bulan
Dzulqa‟dah, Dzulhijjah, Muharam,
dan Rajab yang terdapat di antara
bulan Jumaditsani dan Sya‟ban”.161
Akurat Riwayat Abū
Dāwud162
dan al-
Bukharī163
dari
jalur sahabat yang
sama, Abī Bakrah
adalah redaksi
yang sesuai
dengan hadis yang
disampaikan
khatib Jum‟at164
.
13. „‟Dari riwayat hadis, beberapa
hadis menerangkan keutamaan
Akurat Riwayat Aḥmad
ibn Ḥambal166
159
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman pada tanggal 30 Juni 2017
durasi rekaman:10.50. 161
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan: Kedung Waringin
pada tanggal 7 Juli 2017 durasi rekaman: 02.09. 162
Abī Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‟ts ibn Isẖaq al-Sijistānī, Sunan Abū Dāwud, nomor
hadis: 1947, h. 224. 163
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī, Ṣaẖīẖ Bukharī, nomor hadis:
4662 , h. 1150. 164
Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke-14. 166
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, j. 4, nomor hadis: 2346, h. 180.
177
puasa Rajab sebagai berikut:
Apabila Rasul memasuki Rajab
beliau berdo‟a, Ya Allah
berkahilah kami bulan ini, dan
Rajab ini, dan juga Sya‟ban, dan
sampaikan kami pada bulan
Ramadhan”.165
sesuai dengan
hadis yang
disampaikan
khatib Jum‟at167
.
14. ⸲أعطي رضي هللا عنو عن أب ىري رة روي
:ص م الل رسل قال
إذا ق لت لصاحبك: أنصت، ي وم مام يطب، ف قد لغيت المعة، و اإل
”. 168
Akurat Riwayat Muslim169
dan Ibn Mājaḥ170
adalah redaksi
yang sama dengan
hadis yang
disampaikan
khatib Jum‟at171
.
15. „‟Dalam sebuah hadis Rasulullah Akurat Kanz al- Umāl173
165
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan: Kedung Waringin
pada tanggal 7 Juli 2017 durasi rekaman: 05.25. 167
Selengkapnya lihat takhrīj hadis ke-15. 168
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan: Kedung Waringin
pada tanggal 14 Juli 2017 durasi rekaman: 04.12. 169
Imām Abī al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim. j. 2,
kitab: Jamaʻah, nomor hadis: 12, h. 583. 170
Abū ʻAbdullāh ibn Yazid ibn Mājaẖ, Sunan Ibn Mājaḥ, j. 1, kitab: iqāmah, nomor hadis:
1.110, j. 2, h. 125. 171
Selengkapnya lihat takhrīj hadis ke-16.
178
Saw:
ذا أتى الرجل الرجل ف هما زانيان، وإذا إ
". 172أتت المرأة المرأة ف هما زانيان
adalah redaksi
yang sesuai
dengan hadis yang
disampaikan
khatib Jum‟at akan
tetapi tidak
ditemukan sanad.
174
16. „‟Maka pesan Nabi: ن وروا ب ي تكم بقرأة
Rumah kita, rumah bacakan . القران
Qur‟an 175
”.
Kurang Akurat Hadis tersebut
merupakan
potongan hadis,
karena tidak
adanya lafal lafal
yang berbeda أما
صلة الرجل ف ب يتو
176ف نور، ف ن وروا
17. „‟Kata Nabi: kan kalau orang sakit Kurang akurat Adapun riwayat
173
Imām Abī al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim. j. 2,
kitab: Jamaʻah, nomor hadis: 12, h. 583. 172
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan Kedung Waringin
pada tanggal 21 Juli 2017 durasi rekaman: 22: 11. 174
Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke-17. 175
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Miftahul Mubtadin Kelurahan Susukan pada tanggal
11 Mei 2017 durasi rekaman: 11.30. 176
Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke- 18.
179
itu dan dia menerima penyakitnya,
maka orang penyakitnya itu
menggugurkan dosa-dosanya177
”.
Bukharī, Muslim
dan al-Dārimī dari
jalur sahabat
„Abdullāh ibn
Mas‟ūd
menggunakan lafal
ما من مسلم يصيبو
أذى مرض فما سواه،
لو سيئاتو، إل حط الل
جرة كما تط الش
.178ورق ها
18 „‟Rasulullah Saw bersabda:
عن النب صلى الل عليو وسلم قال اطلعت ف النة ف رأيت أكث ر أىلها الفقراء واطلعت ف النار ف رأيت أكث ر
.أىلها النساء
Akurat Riwayat
Bukharī180
dengan
jalur sahabat
„Imrān ibn Ḥuṣain,
al-Tirmidzī181
177
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Miftahul Mubtadin Kelurahan Susukan pada tanggal
13 Juli 2017 durasi rekaman: 02.00. 178
Abū ʻAbdillāh ʻAbd al- Salām ibn Muḥammad ibn ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī,
nomor hadis 5660, kitab: maraḍa, j. 7, h.118; Abū ʻAbdillāh ʻAbd al- Salām ibn Muḥammad ibn
ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī, nomor hadis 5667, kitab: maraḍā, j. 7, h.119; Imām Abī al-
Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjāj al- Qusyairī al- Naisābūrī, Ṣaẖīẖ Muslim, kitab: Musāfir, nomor
hadis: 2571, j. 4, h. 1991; Imām al-Hāfidz Abū Muḥammad „Abdullāh ibn „Abdurrahmān, Sunan
al-Dārimī, nomor hadis: 2978, j. 1, h. 663. Lengkapnya lihat takhīj hadis ke- 19.
180
Aku pernah menengok ke surga,
ternyata kebanyakan penghuninya
adalah orang-orang miskin dan aku
juga menengok ke neraka, ternyata
kebanyakan penghuninya adalah
kaum wanita 179”.
dengan jalur Ibn
„Abbās, dan
Aḥmad ibn
Ḥambal182
dari
jalur sahabat Ibn
„Abbās adalah
redaksi yang
sesuai dengan
hadis yang
disampaikan
khatib Jum‟at.183
17. „‟Rasulullah Saw bersabda:
من أحب أن ي بسط لو ف 184“.
أثره، ف ليصل رحو رزقو، وي نسأ لو ف
Akurat Riwayat Bukharī
dengan jalur
sahabat Anas ibn
Mālik adalah
redaksi yang
sesuai dengan
180
Abū ʻAbdillāh ʻAbd al- Salām ibn Muḥammad ibn ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī,
nomor hadis 5198, kitab: nikāh, j. 7, h.31; Abū ʻAbdillāh ʻAbd al- Salām ibn Muḥammad ibn
ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī, nomor hadis 3241, kitab: bad’u al-khalqi , j. 4, h. 117; Abū
ʻAbdillāh ʻAbd al- Salām ibn Muḥammad ibn ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī, nomor hadis
6449, kitab: riqāq , j. 8, h. 96. 181
Muḥam mad „Īsā ibn Sūrah ibn Mūsā ibn al-Daḥḥāk Abū „Īsā al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, kitab. Jahannam, nomor hadis: 2602, h. 421. 179
Rekaman pengajian majelis ta‟lim al-Sakinah kelurahan Bojong Baru pada 6 Mei 2017
durasi rekaman: 03.00. 182
Abū Abdillāh ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal, Musnad Imām Aẖmad ibn
Ḥambal, j. 3, nomor hadis : 2086, h. 506. 183
Lengkapnya lihat takhīj hadis ke- 20 184
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim al-Sakinah kelurahan Bojong Baru pada 13 Mei
2017 durasi rekaman:
181
hadis yang
disampaikan
khatib Jum‟at185
.
18. „‟Rasulullah Saw bersabda:
سلم سنة حسنة، ف عمل من سن ف اإل
ا ب عده، كتب لو مثل أجر من عمل
قص من أجورىم شيء، و ا، ول ي ن
ا سلم سنة سيئة، ف عمل من سن ف اإل
ب عده، كتب عليو مثل وزر
قص من ا، ول ي ن من عمل
". 186 م شيء أوزارى
Akurat Riwayat Muslim
dengan jalur
sahabat Jarīr ibn
„Abdullāh adalah
redaksi yang
sesuai dengan
hadis yang
disampaikan
khatib Jum‟at187
.
وعد النب صلى الل عليو وسلم جبيل " .19على النب صلى ف راث عليو حت اشتد
الل عليو وسلم فخرج النب صلى اللعليو وسلم ف لقيو فشكا إليو ما وجد
تا فيو صورة ول ف قال لو إن ل تدخل ب ي كلب
Akurat Riwayat Bukharī
dan al-Nasā‟ī
dengan jalur
sahabat Abī
Ṭalhah adalah
redaksi yang
185
Abū ʻAbdullāh ʻAbd al- Salām ibn Muḥammad ibn ʻUmar Ismāʻil, Ṣaẖīẖ al-Bukharī,
nomor hadis: 5986, kitab: adab, h. 837. Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke-21. 186
Rekaman ceramah Majelis Ta‟lim al-Sakinah kelurahan Bojong Baru pada 20 Mei
2017 durasi rekaman: 187
Abū al-Ḥusain ibn al-Ḥajjāj ibn Muslim al-Qusyairī al-Naisābūrī. Ṣaẖīẖ Muslim, kitab:
ʻIlmu, nomor hadis: 1017, h. 2059. Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke- 22.
182
Jibril pernah berjanji kepada
Nabi Saw, namun Jibril terlambat
datang hingga Nabi Saw menunggu
sangat lama, lalu Nabi Saw keluar
dan menemuinya lalu menanyakan
sebenarnya apa yang tengah terjadi,
maka Jibril berkata kepada beliau:
Sesungguhnya kami tidak
memasuki rumah yang di dalamnya
terdapat gambar dan anjing188
”.
sesuai dengan
hadis yang
disampaikan oleh
khatib Jum‟at189
.
20. أفضل الصدقة أن ي ت علم املرء املسلم
علما ث ي علمو أخو مسلم ) رواه ابن ماجو (
Shadaqah yang paling utama
adalah seorang muslim yang
belajar ilmu, kemudian
mengajarkan kepada saudaranya
muslim190
”.
Akurat Adapun riwayat
Ibn Mājaḥ dengan
jalur sahabat Abū
Hurairah adalah
redaksi yang sama
dengan hadis yang
disampaikan
khatib Jum‟at191
.
21 „‟Kata Nabi:
ا العيد ليس العيد لمن لبس الديد إنTidak Akurat Bukan Hadis
karena tidak
188
Rekaman ceramah Majelis Ta‟lim al-Sakinah Kelurahan Bojong Baru pada 27 Mei
2017 durasi rekaman: 03.02. 189
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻil, Ṣāẖīẖ al-Bukharī, kitab: budi’a khalqi, nomor
hadis: 3322, h. 810; Abī ʻAbd al- Rahmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn ʻAlī al-Khurasanī, Sunan al-
Nasā’ī, kitab: ṣaid, nomor hadis: 4282, h. 659. Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke-23. 190
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Nurul Anwar Kelurahan Bojong Gede pada 11 Juli
2017 durasi rekaman: 00.08. 191
Al- Ḥāfidz Abī ʻAbdillāh ibn Muhmmad ibn Yazīd al-Qazwī, Sunan Ibn Mājaḥ. j. 1,
kitab: al- adab, nomor hadis: 3672, h. 394. Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke-24.
183
لمن طاعتو تزيد Bukan arti Idl itu orang yang
pakaiannya bagus saja, tapi Idl itu
orang yang taat tambah192
”.
ditemukan pada
kitab kamus hadis
Muʻjam Mufahrās
li Alfādz al- Ḥadīts
al-Nabawī 193 dan
Mausū’atu al-Aṭrāf
al-Ḥadīts al-
Nabawī al-Syarīf
194”.
22. “Rasulullah Saw dengan surat
Yāsīn: رءوا موتكم يساق . Hai orang-
orang yang hidup, hai anak, hai
cucu, hai santri, hai jama‟ah, hai
ibu. Tolong bacakan Yāsīn kepada
orang yang sudah mati atau mau
mati 195
”.
Kurang Akurat Adapun hadis yang
diriwayatkan alam
kitab Muwārid al-
Dzamān ilā
Zawā’id ibn
Hibbān196
, Syarah
Sunnah al-
Baghawī197
, dan
192
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Nurul Anwar Kelurahan Bojong Gede pada 18 Juli
2017 durasi rekaman: 02.05. 193
Tidak ditemukan informasi melalui kata dasar زاد ,ليس, طعت . 194
Arnold Jhon. Wensink, Muʻjam Mufahrās li Alfādz al- Ḥadīts al-Nabawī (Leiden: EJ
Brill, 1936), j. 6 pencarian melalui awal matan, yakni “ليس العيد bahwasannya tidak
ditemukan informasi. Sebagai tambahan. Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke- 25. 195
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Nurul Anwar Kelurahan Bojong Gede pada 25 Juli
2017 durasi rekaman:22.50. 196
Abū al-Ḥasan Nur al-Dīn „Alī ibn Abī Bakar ibn Sulaimān al-Ḥaitsamī, Muwārid al-
Dzamān ilā Zawā’id ibn Hibbān, pentahqiq: Husain Salīm Asad al-Dārānī, j. 2 (Damaskus: Dār al-
Tsaqāfah al-ʻArabī, 1992), h. 456. 197
Abū Muḥammad al-Ḥusain ibn Mas‟ūd ibn Muḥammad ibn al- Farā‟ al- Baghawī,
Syarah Sunnah al-Baghawī, j. 5, nomor hadis: 1464 (Bairut: Al-Maktabah al-Islamiyah, 1983), h.
295.
184
Kasyf al-Khafā’198
,
adanya tambahan
lafal علي .199
C. Kualitas Hadis
198
Ismāʻīl ibn Muḥammad al-ʻAjlūnī al-Jarāhī, Kasyf al-Khafā’ wa Muzīl al- Ilbās ‘Ammā
Isytahara min al- Ahādits, j. 1, nomor hadis: 487, h. 161. 199
Lengkapnya lihat takhrīj hadis ke-26. 200
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 12 Mei 2017
durasi rekaman: 00.40 201
Abū ʻAbdullāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥambal ibn Ḥilāl ibn Asad al- Syaibānī,
Musnad Aẖmad ibn Ḥambal, pentahqiq: Suʿaib al- Arnaʿūṭ, nomor hadis: 21753, h. 85. 203
Imām al-Hāfidz Abī alʻUlā Muḥammad „Abd al-Raḥmān ibn „Abd al-Raẖīm al-
Mubārakafūrī, Tuẖfah al-Aẖwadzī bisyarh Jāmiʻ al- Tirmidzī, pentahqiq: Iṣām al-Ṣabābuṭī, j. 3, h.
160. Lihat takhrīj hadis ke- 2.
No Teks Hadis Asli Kualitas
1. „‟Hingga Rasulullah Saw
mengungkapkan:
هر ي غفل الناس ب ي رجب و ذلك الش رمضان
Bahwa bulan ini adalah dilalaikan
manusia baina Rajāb wa
Ramadhān, yaitu antara bulan
antara bulan Rajab dan Ramadhan,
yaitu Sya‟ban200
”.
Sahih201
2. „‟Sebagaimana sabda Nabi yang
diriwayatkan Imām ibn Mālik:
لة النصف من شعبان إن هللا ليطلع لي
Daif 203
185
202
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 12 Mei 2017
durasi rekaman: 02.45. 204
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 19 Mei 2017
durasi rekaman:11.15. 205
Imām al-Hāfidz Abī alʻUlā Muḥammad „Abd al-Raḥmān ibn „Abd al-Raẖīm al-
Mubārakafūrī, Tuẖfah al-Aẖwadzī bisyarh Jāmiʻ al- Tirmidzī, pentahqiq: Iṣām al-Ṣabābṭī, h. 196.
Lihat takhrīj hadis ke- 3. Lihat takhrīj hadis ke- 3.
ف ي غفر لميع خلقو إل لمشرك أو مشاحن
Allah Swt memeriksa nilai
setiap bulan Sya‟ban, maka Allah
mengampuni semua dosa kecuali
orang yang musyrik dan bertengkar
dengan saudaranya202
”.
3. „‟Berbahagialah karena
sesungguhnya Rasulullah Saw
bersabda:
البلء إن عظم الزاء مع عظم
Sesungguhnya besarnya balasan
seseorang dari pada besarnya ujian
yang dilimpahkan kepadanya وإن
,kaum الل إذا أحب ق وما اب تلىم
maka kaum itu akan terus menerus
diuji Allah, maka siapa yang ridha
terhadap ujian Allah, maka dia
akan yang marah pada Allah, maka
ia akan mendapat marah Allah 204
."
dapat ridhanya فمن رضي ف لو الرضا
Allah dan barang siapa
Sahih 205
186
206
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 19 Mei 2017
durasi rekaman: 00.48. 207
Imām al-Hāfidz Abī alʻUlā Muḥammad „Abd al-Raḥmān ibn „Abd al-Raẖīm al-Mubārakafūrī,
Tuẖfah al-Aẖwadzī bisyarh Jāmiʻ al- Tirmidzī, pentahqiq: Iṣām al-Ṣabābṭī, h. 222. Lihat takhrīj
hadis ke-4. 208
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 19 Mei 2017
durasi rekaman:04.20 209
Ismāʻīl ibn Muḥammad ibn „Abd Hādī al-Jarāhī al-„Ajlūnī al-Dimasyqī, Kasyf al-Khafā
wa Muzīl al- Ilbās, pentahqiq: „Abd al-Ḥamīd ibn Aẖmas ibn Yūsuf ibn Handāwī, j. 2 (t.t: Al-
Maktabah al-„Aṣriyah, 2000), h. 126. Lihat takhrīj hadis ke- 5. 211
Imām al-Hāfidz Abī alʻUlā Muḥammad „Abd al-Raḥmān ibn „Abd al-Raẖīm al-
Mubārakafūrī, Tuẖfah al-Aẖwadzī bisyarh Jāmiʻ al- Tirmidzī, pentahqiq: Iṣām al-Ṣabābṭī, h. 398.
Lihat takhrīj hadis ke-7.
4. „‟Bahkan dalam hadis Nabi Saw
bersabda yang diriwayatkan oleh
Imam al-Nasā‟ī dan hadis ini
kedudukannya hasan sahih: يدخل
ف قراء المؤمني النة ق بل الغنياء بنصف
kalau orang miskin lebih dulu ي وم
masuk surga dari pada orang yang
kaya, di antara orang Islam
setengah hari di antara 1.500 tahun
lebih dahulu orang miskin itu
masuk surga 206
”.
Sahih207
5. „‟Kejadian yang dimaksud oleh
Nabi Saw:
.كاد الفقر أن يكون كفرا
Hampir-hampir orang yang
fakir itu masuk jurang 208”.
Daif 209
6 ‟Sebagaimana Rasulullah Saw Sahih 211
187
210
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 26 Mei 2017
durasi rekaman:18.39 212
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Muhajirin pada tanggal 26 Mei 2017
durasi rekaman: 20.00 213
Abū al-Ṭayyib Muḥammad Syamsu al-Ḥaq al- ʻAdzīm Ȃbādī, ʻAunu al- Maʻbūd Syarh
Sunan Abī Dāwud, pentahqiq: „Iṣām al- Dīn al- Ṣabābuṭī, j. 6 (Kairo: Dār al-Ḥadīts, 2001), h. 473.
Lihat takhrīj hadis ke- 8. 215
Imām al- Nasā‟ī, Ṣunan al-Nasā’ī bi Syarh al- Imāmaini lisuyūṭī wa al- Sindī, pentahqiq:
Dr. Sayyid Muḥammad dan al- Ustadz ʻAlī Muẖammād „Alī, j. 1, h. 422. Lihat takhrīj hadis ke- 9
bersabda yang menerangkan
keutamaan shalat jama‟ah:
, صلة الماعة افضل من صلة الفذ صلة الفذ بسبع و عسرين درجة
Shalat yang digabungkan
dengan berjama‟ah, shalat lima
waktu yang digabungkan dengan
berjamaah itu lebih afdhal
dibandingkan shalat sendiri, maka
Rasulullah menyatakan
perbandingannya itu 27 derajat 210
”.
7. „‟Bahkan Rasulullah Saw
menerangkan menuntut ilmu:
من سلك طري قا يطلب بو علما ل هللا طري قا إل النة سه
Barang siapa yang berjalan
menuntut ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju
surga 212”.
Sahih 213
8. „‟Sebagaimana Nabi Saw bersabda.
Diriwayatkan oleh Aisyah ra:
أحب العمال ال هللا أدومها
Sebaik-baiknya amal terhadap
Allah Swt, yaitu adalah pekerjaan
yang terus menerus dan
berkesinambungan, و إن قل
Sahih 215
188
214
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 2 Juni 2017
durasi rekaman: 11.12 216
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 23 Juni 2017
durasi rekaman:09.00. 217
Imâm al- Nasâ‟î, Ṣunan al-Nasâ’î bi Syarh al- Imâmaini lisuyûṭî wa al- Sindî, pentahqiq:
Dr. Sayyid Muẖammad dan al- Ustadz ʻAlî Muẖammâd „Alî, juz. 2, h. 443. Lihat hadis ke- 12. 219
Imām al- Nasā‟ī, Ṣunan al-Nasā’ī bi Syarhi al- Imāmaini lisuyūṭī wa al- Sindī,
pentahqiq: Dr. Sayyid Muḥammad dan al- Ustadz ʻAlī Muẖammād „Alī, j. 2, h. 591. Lihat takhrīj
hadis ke- 13.
walaupun sedikit 214
”.
9. Sebagaimana Rasulullah Saw
bersabda:
بن اإلسلم على خس شهادة أن ل إلو د ألرسل هللا إقام الصلة و و مم إل الل
الج وصوم رمضان.اي تاء الزكاة و
Dibinanya Islam itu ada lima
asas, yang pertama mengucapkan
dua kalimat syahadat bahwasannya
aku bersaksi tidak ada Tuhan yang
kami sembah, hanya Allah sebenar-
benarnya, insyaallāh. Dan aku
bersaksi bahwa Muhammad itu
utusan Allah, yang kedua adalah
ة إقام الصل shalat lima waktu sehari
semalam, kemudian وصوم رمضان
insyaallāh besok kita akan mulai
puasa Ramadhan216
”.
Sahih 217
10. „‟Rasulullah bersabda dalam
hadisnya:
يطان الرجيم أعوذ بلل من الش قال رسول هللا ص م :
صوموا لرؤية وافتو لرؤية ث عليكم ة شعبان ثلثي )رواه املسلم( فأكملوا عد
puasalah kamu صوموا لرؤية
dengan melihat bulan atau melihat
Sahih 219
189
218
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman pada tanggal 30 Juni 2017
durasi rekaman:10.50. 220
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan: Kedung Waringin
pada tanggal 7 Juli 2017 durasi rekaman: 02.09. 221
Abū al-Ṭayyib Muḥammad Syamsu al-Ḥaq al- ʻAdzīm Ȃbādī,ʻAunu al- Maʻbūd Syarh
Sunan Abī Dāwud, pentahqiq: „Iṣām al- Dīn al- Ṣabābuṭī, j. 7, h. 72.Lihat takhrīj hadis ke- 14. 223
Abī „„Abdullāh Muḥammad ibn Yazīd, Sunan Ibn Mājaḥ, pentahqiq: Muḥammad Fuādi
„Abd al-Bāqī, j. 1, kitab: iqāmah, h. 424. Lihat takhrīj hadis ke- 16.
hilal. وافتو لرؤية dan berbukalah
nanti di Idl Fitri, mau Idul Fitri
terakhir kita bisa melihat bulan,
oleh karena itu untuk menyaksikan
kalau tidak bisa melihat bulan
karena kehalangan mega atau
awan, maka فأكملوا ثلثي, maka
sempurnakan bulan Sya‟ban 30
hari218
”.
11. „‟Rasulullah Saw telah bersabda
yang artinya, sesungguhnya zaman
berputar sebagaimana bentuknya
semua di waktu Allah dalam
menciptakan langit dan bumi.
Dalam satu tahun terdapat dua
belas bulan, terdapat empat bulan
yang dihormati tiga bulan
Dzulqa‟dah, Dzulhijjah, Muharam,
dan Rajab yang terdapat di antara
bulan Jumaditsani dan Sya‟ban”.220
Sahih221
12. Sahih ⸲أعطي رضي هللا عنو عن أب ىري رة روي
223
190
222
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan: Kedung Waringin
pada tanggal 14 Juli 2017 durasi rekaman: 04.12. 224
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 9 Juni 2017
durasi rekaman: 05. 32. 225
Imām al- Nasā‟ī, Ṣunan al-Nasā’ī bi Syarh al- Imāmaini lisuyūṭī wa al- Sindī, pentahqiq:
Dr. Sayyid Muḥammad dan al- Ustadz ʻAlī Muẖammād „Alī, j. 1, h. 422. Lihat takhrīj hadis ke-
10. 226
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ al-Munawwarah pada tanggal 16 Juni 2017
durasi rekaman: 06.39. 227
Abū „Abdullāh Aḥmad ibn Muḥammad bin Ḥambal bin Ḥilal bin Asad al-Syaibānī,
Musnad Imam bin Ḥambal, pentahqiq: Syuʿaib al-Arnaʿūt, nomor hadis: 15894, j. 25, h. 229. Lihat
takhrīj hadis ke- 11. 229
Imām al- Nasā‟ī, Ṣunan al-Nasā’ī bi Syarhi al- Imāmaini lisuyūṭī wa al- Sindī,
pentahqiq: Dr. Sayyid Muḥammad dan al- Ustadz ʻAlī Muẖammād „Alī, j. 2, h. 591. Lihat takhrīj
hadis ke- 13.
:ص م الل رسل قال
إذا ق لت لصاحبك: أنصت، ي وم مام يطب، ف قد لغيت المعة، و اإل
”. 222
6. „‟Rasulullah sudah menyatakan
beberapa abad yang lalu,
او ح ص ا ت و م و ص
puasalah kalian pasti kalian
sehat224
”.
Sahih 225
7. „‟Di dalam sebuah hadis:
هللا ل إ لو إ ل ت لقن لو من قال ة ن ال ل خ د
Ajarilah olehmu kata Nabi orang
yang akan mati, bukan orang yang
mati, dengarkanlah هللا ل إ لو إ ل .
Orang yang seketika sakaratul maut
mampu mengucapkan هللا ل إ لو إ ل
pasti masuk surga226
”.
Hasan 227
8. „‟Rasulullah bersabda dalam Sahih 229
191
228
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman pada tanggal 30 Juni 2017
durasi rekaman:10.50. 230
Rekaman Khutbah Jum‟at di Masjid Jami‟ Nurul Iman Kelurahan Kedung Waringin
pada tanggal 21 Juli 2017 durasi rekaman: 22: 11. 231
Abū al- Fadl Aḥmad ibn „Alī ibn Muḥammad ibn Aẖ,ad ibn Hajar al-ʻAsqalānī,
pentahqiq: Dr. Muḥammad al- Tsānī ibn „Umar ibn Mūsā, j. 6 (t.t: Dār al- Aḍwā‟ al- Salaf, 2007),
h. 2738. Lihat takhrīj hadis ke. 17.
hadisnya:
يطان الرجيم أعوذ بلل من الش قال رسول هللا ص م :
صوموا لرؤية وافتو لرؤية ث عليكم ة شعبان ثلثي )رواه املسلم( فأكملوا عد
puasalah kamu صوموا لرؤية
dengan melihat bulan atau melihat
hilal. وافتو لرؤية dan berbukalah
nanti di Idl Fitri, mau Idul Fitri
terakhir kita bisa melihat bulan,
oleh karena itu untuk menyaksikan
kalau tidak bisa melihat bulan
karena kehalangan mega atau
awan, maka فأكملوا ثلثي, maka
sempurnakan bulan Sya‟ban 30
hari228
”.
9. „‟Dalam sebuah hadis Rasulullah
Saw:
ذا أتى الرجل الرجل ف هما زانيان، وإذا إ
". 230أتت المرأة المرأة ف هما زانيان
Daif231
192
232
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Miftahul Mubtadin Kelurahan Susukan pada tanggal
11 Mei 2017 durasi rekaman: 11.30. 233
Abū „Abdillāh Muḥammad ibn Yazīd al-Qazwīnī, Sunan Ibn Mājaḥ, Pentahqiq:
Muḥammad Fuād ʻAbd al-Bāqī, j. 1 (Kairo: Dār al- Hadist, 1998), h. 518. Lihat takhrīh hadis ke-
18. 234
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Miftahul Mubtadin Kelurahan Susukan pada tanggal
13 Juli 2017 durasi rekaman: 02.00. 235
Abū „Abdillāh Muḥammad ibn Yazīd al-Qazwīnī, Sunan Ibn Mājaḥ, Pentahqiq:
Muḥammad Fuād ʻAbd al-Bāqī, j. 3 (Kairo: Dār al- Hadist, 1998), h. 340. Lihat takhrīh hadis ke-
19 237
Imām al-Hāfidz Abī alʻUlā Muḥammad „Abd al-Raḥmān ibn „Abd al-Raẖīm al-
Mubārakafūrī, Tuẖfah al-Aẖwadzī bisyarh Jāmiʻ al- Tirmidzī, pentahqiq: Iṣām al-Ṣabābṭī, j. 6,
h.471. Lihat takhrīh hadis ke-20.
10. „‟Maka pesan Nabi: ن وروا ب ي تكم بقرأة
Rumah kita, rumah bacakan . القران
Qur‟an 232
”.
Daif233
„‟Kata Nabi: kan kalau orang sakit
itu dan dia menerima penyakitnya,
maka orang penyakitnya itu
menggugurkan dosa-dosanya234
”.
Sahih235
„‟Rasulullah Saw bersabda:
عن النب صلى الل عليو وسلم قال اطلعت ف النة ف رأيت أكث ر أىلها الفقراء واطلعت ف النار ف رأيت أكث ر
.أىلها النساء
Aku pernah menengok ke surga,
ternyata kebanyakan penghuninya
adalah orang-orang miskin dan aku
juga menengok ke neraka, ternyata
Sahih 237
193
236
Rekaman pengajian majelis ta‟lim al-Sakinah kelurahan Bojong Baru pada 6 Mei 2017
durasi rekaman: 03.00.
239
Abū al-Ṭayyib Muḥammad Syamsu al-Ḥaq al- ʻAdzīm Ȃbādī, ʻAunu al- Maʻbūd Syarh
Sunan Abī Dāwud, pentahqiq: „Iṣām al- Dīn al- Ṣabābuṭī, j. 3, h. 390. Lihat takhrīh hadis ke-21. 240
Rekaman ceramah Majelis Ta‟lim al-Sakinah kelurahan Bojong Baru pada 20 Mei
2017 durasi rekaman: 241
Abū ʻAbd al- Raḥmān Aḥmad ibn Syuʻaib ibn „Alī al- Kharāsānī, Al- Sunan al- Ṣaghrī li
al- Nasā’ī, pentahqiq: ʻAbd Fattāh Abū Ghadah, j. 5 ( t.t: Maktabah al- Maṭbūʻāt al- Islāmiyah,
1986), h. 75. Lihat takhrīh hadis ke-22 243
Imām al- Nasā‟ī, Ṣunan al-Nasā’ī bi Syarh al- Imāmaini lisuyūṭī wa al- Sindī, pentahqiq:
Dr. Sayyid Muḥammad dan al- Ustadz ʻAlī Muẖammād „Alī, j. 1, h. 231. Lihat takhrīh hadis ke-
23.
kebanyakan penghuninya adalah
kaum wanita 236”.
„‟Rasulullah Saw bersabda:
من أحب أن ي بسط لو ف 238“.
ف ليصل رحو رزقو، وي نسأ لو ف أثره،
Sahih 239
„‟Rasulullah Saw bersabda:
سلم سنة حسنة، ف عمل من سن ف اإل
ا ب عده، كتب لو مثل أجر من عمل
قص من أجورىم شيء، و ا، ول ي ن
سلم سن ا من سن ف اإل ة سيئة، ف عمل
ب عده، كتب عليو مثل وزر
قص من ا، ول ي ن من عمل
". 240 أوزارىم شيء
Sahih 241
وعد النب صلى الل عليو وسلم جبيل " Sahih 243
194
242
Rekaman ceramah Majelis Ta‟lim al-Sakinah Kelurahan Bojong Baru pada 27 Mei
2017 durasi rekaman: 03.02. 245
Ibn Mājaẖ Abū ʻAbdillāh Muḥammad ibn Yazīd al-Qazwainī, Sunan Ibn Mājaḥ,
pentahqiq: Muḥammad Fuādi ʻAbd Bāqī j. 1 ( t.t: Dār Iẖyā‟ al-Kitab al- ʻArabiyyah, t.th), h. 89.
Lihat takhrīh hadis ke-24.
صلى ف راث عليو حت اشتد على النب الل عليو وسلم فخرج النب صلى اللعليو وسلم ف لقيو فشكا إليو ما وجد
تا فيو صورة ول ف قال لو إن ل تدخل ب ي كلب
Jibril pernah berjanji kepada
Nabi Saw, namun Jibril terlambat
datang hingga Nabi Saw menunggu
sangat lama, lalu Nabi Saw keluar
dan menemuinya lalu menanyakan
sebenarnya apa yang tengah terjadi,
maka Jibril berkata kepada beliau:
Sesungguhnya kami tidak
memasuki rumah yang di dalamnya
terdapat gambar dan anjing242
”.
11. أفضل الصدقة أن ي ت علم املرء املسلم
علما ث ي علمو أخو مسلم ) رواه ابن ماجو (
Shadaqah yang paling utama
adalah seorang muslim yang
belajar ilmu, kemudian
Daif 245
195
244
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Nurul Anwar Kelurahan Bojong Gede pada 11 Juli
2017 durasi rekaman: 00.08. 246
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Nurul Anwar Kelurahan Bojong Gede pada 18 Juli
2017 durasi rekaman: 02.05. 247
Lihat takhrīj hadis ke- 25. 248
Rekaman pengajian Majelis Ta‟lim Nurul Anwar Kelurahan Bojong Gede pada 25 Juli
2017 durasi rekaman:22.50. 249
Muḥammad ibn Ḥibān ibn Aḥmad ibn Ḥibān ibn Muʻādz ibn Maʻbud al- Tamīmī, Al-
Iẖsān fī Taqrīb Ṣaẖīẖ ībn Ḥibān, pentahqiq: Syuʻaib al- Arna‟ūt, jil: 7 (Bairut: Muassasah al-
Risālah, 1988), h. 269. Lihat takhrīh hadis ke- 26. Lihat takhrīh hadis ke-26.
mengajarkan kepada saudaranya
muslim244
”.
12 „‟Kata Nabi:
ا العيد ليس العيد لمن لبس الديد إن لمن طاعتو تزيد
Bukan arti Idl itu orang yang
pakaiannya bagus saja, tapi Idl itu
orang yang taat tambah246
”.
Bukan Hadis247
13. “Rasulullah Saw dengan surat
Yāsīn: رءوا موتكم يساق . Hai orang-
orang yang hidup, hai anak, hai
cucu, hai santri, hai jama‟ah, hai
ibu. Tolong bacakan Yāsīn kepada
orang yang sudah mati atau mau
mati 248
”.
Daif 249