kualifikasi jasa pelaksana konstruksi

Upload: cut-riska-irnanda

Post on 18-Jul-2015

162 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Cut RIska Irnanda 1004101010036

KUALIFIKASI JASA PELAKSANA KONSTRUKSI (KONTRAKTOR)Penggolongan kualifikasi usaha jasa perencana konstruksi dan usaha jasa pengawas konstruksi didasarkan pada kriteria tingkat / kedalaman kompetensi dan potensi kemampuan usaha, serta kemampuan melakukan perencanaan dan pengawasan pekerjaan berdasarkan kriteria resiko dan/atau kriteria penggunaan teknologi dan/atau kriteria besaran biaya (nilai proyek/nilai pekerjaan). Penetapan Kualifikasi 1) Badan Usaha yang berbadan hukum yang bersifat umum tanpa pengalaman atau baru berdiri dan memenuhi persyaratan serta memiliki modal disetor sama atau lebih dari Rp. 1 miliar tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya, dapat diberi kualifikasi Gred 5 dan maksimum 4 (empat) sub bidang pekerjaan atau bagian sub bidang pekerjaan. 2) Badan Usaha kualifikasi Gred 5 baru sebagaimana dimaksud pada No.1 diatas setelah 6 (enam) bulan sejak diterbitkan sertifikatnya, dapat menambah subbidang atau bagian subbidang pekerjaan baru sesuai dengan perolehan pekerjaan dari subbidang atau bagian subbidang pekerjaan yang dimilikinya, dengan melampirkan bukti perolehan pekerjaan tersebut, batas jumlahnya sesuai dengan yang ditetapkan untuk kualifikasi Gred 5. 3) Badan Usaha kualifikasi Gred 5 baru sebagaimana dimaksud pada No.1 diatas setelah 6 (enam) bulan sejak diterbitkan sertifikatnya, dapat menambah subbidang atau bagian subbidang pekerjaan baru sesuai dengan perolehan pekerjaan dari subbidang atau bagian subbidang pekerjaan yang dimilikinya, dengan melampirkan bukti perolehan pekerjaan tersebut, batas jumlahnya sesuai dengan yang ditetapkan untuk kualifikasi Gred 5. 4) Badan Usaha bersifat umum tanpa pengalaman atau berdiri, dan memenuhi persyaratan serta memiliki modal kurang dari Rp. 1 miliar dan yang tercantum dalam akta pendirian badan usaha atau perubahannya, dapat diberi kualifikasi Gred 2 dengan maksimum 4 (empat) subbidang atau bagian subbidang pekerjaan 5) Badan Usaha bersifat spesialis tanpa pengalaman dan memenuhi persyaratan serta memiliki modal kurang dari Rp. 1 milyar yang tercantum didalam akta pendirian atau perubahannya , dapat diberi kualifikasi Gred 2, dengan maksimum diberi satu subbidang atau satu bagian subbidang pekerjaan.1

Cut RIska Irnanda 1004101010036

6) Badan Usaha asing dapat langsung diberikan kualifikasi Gred 7 Penjelasan Kualifikasi 1) Golongan Kecil Kualifikasi Gred 2 Bentuk Badan Usaha Permohonan sertifikasi badan usaha Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor) dengan kualifikasi Gred 2, dapat diajukan oleh badan usaha yang berbentuk; 1). Perseroan Terbatas (PT) swasta nasional 2). Koperasi 3). Firma dan 4). Perseroan Komanditer (CV) Tenaga Ahli Untuk dapat mengajukan permohonan Sertifikasi Badan Usaha dengan kualifikasi Gred 2 setiap perusahaan minimal harus memiliki tenaga ahli bersertifikat keterampilan (SKT) untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dengan ketentuan sebagai berikut; Penanggung Jawab Teknik (PJT) 1). 1 orang tenaga ahli harus minimal harus memiliki SKT tingkat III untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT). 2). PJT ini dapat dirangkap oleh Penanggung Jawab Badan Usaha (pimpinan perusahaan) Penanggung Jawab Bidang (PJB) Untuk permohonan sertifikasi golongan kecil dengan kualifikasi Gred 4, Gred 3 atau Gred 2 tidak dipersyaratkan adanya Penanggung Jawab Bidang (PJB) Kekayaan Bersih Perusahaan yang mengajukan permohonan sertifikasi badan usaha dengan kualifikasi Gred 2 harus memiliki kekayaan bersih minimal Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 600 juta. Batasan Jumlah Bidang dan Sub Bidang Batas maksimum sub bidang yang bisa diajukan untuk kualifikasi Gred 2 adalah 4 sub bidang. Peryaratan Lainnya Tidak dipersyaratkan pengalaman kerja2

Cut RIska Irnanda 1004101010036

Kualifikasi Gred 3 Bentuk Badan Usaha Permohonan sertifikasi badan usaha Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor) dengan kualifikasi Gred 3, dapat diajukan oleh badan usaha yang berbentuk; 1). Perseroan Terbatas (PT) swasta nasional 2). Koperasi 3). Firma dan 4). Perseroan Komanditer (CV) Tenaga Ahli Untuk dapat mengajukan permohonan Sertifikasi Badan Usaha dengan kualifikasi Gred 3 setiap perusahaan minimal harus memiliki tenaga ahli bersertifikat keterampilan (SKT) untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dengan ketentuan sebagai berikut; Penanggung Jawab Teknik (PJT) 1). 1 orang tenaga ahli harus minimal harus memiliki SKT tingkat II untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT). 2). PJT ini dapat dirangkap oleh Penanggung Jawab Badan Usaha (pimpinan perusahaan) Penanggung Jawab Bidang (PJB) Untuk permohonan sertifikasi golongan kecil dengan kualifikasi Gred 4, Gred 3 atau Gred 2 tidak dipersyaratkan adanya Penanggung Jawab Bidang (PJB) Kekayaan Bersih Perusahaan yang mengajukan permohonan sertifikasi badan usaha dengan kualifikasi Gred 3 harus memiliki kekayaan bersih minimal Rp. 100 juta sampai dengan Rp. 800 juta. Batasan Jumlah Bidang dan Sub Bidang Batas maksimum sub bidang yang bisa diajukan untuk kualifikasi Gred 3 adalah 6 sub bidang. Peryaratan Lainnya 1). Perusahaan telah memiliki SBU Gred 2 dengan sub bidang yang sama 2). Memiliki pengalaman kerja dengan nilai total Rp. 200 juta dalam waktu 7 tahun.3

Cut RIska Irnanda 1004101010036

Kualifikasi Gred 4 Bentuk Badan Usaha Permohonan sertifikasi badan usaha Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor) dengan kualifikasi Gred 4, dapat diajukan oleh badan usaha yang berbentuk; 1). 2). 3). 4). Perseroan Terbatas (PT) swasta nasional Koperasi Firma dan Perseroan Komanditer (CV)

Tenaga Ahli Untuk dapat mengajukan permohonan Sertifikasi Badan Usaha dengan kualifikasi Gred 4 setiap perusahaan minimal harus memiliki tenaga ahli bersertifikat keterampilan (SKT) untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dengan ketentuan sebagai berikut; Penanggung Jawab Teknik (PJT) 1). 1 orang tenaga ahli harus minimal harus memiliki SKT tingkat I untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT). 2). PJT ini dapat dirangkap oleh Penanggung Jawab Badan Usaha (pimpinan perusahaan) Penanggung Jawab Bidang (PJB) Untuk permohonan sertifikasi golongan kecil dengan kualifikasi Gred 4, Gred 3 atau Gred 2 tidak dipersyaratkan adanya Penanggung Jawab Bidang (PJB) Kekayaan Bersih Perusahaan yang mengajukan permohonan sertifikasi badan usaha dengan kualifikasi Gred 4 harus memiliki kekayaan bersih minimal Rp. 400 juta sampai dengan Rp. 1 milyar. Batasan Jumlah Bidang dan Sub Bidang Batas maksimum sub bidang yang bisa diajukan untuk kualifikasi Gred 4 adalah 8 sub bidang. Peryaratan Lainnya 1). Perusahaan telah memiliki SBU Gred 3 dengan sub bidang yang sama 2). Memiliki pengalaman kerja dengan nilai total Rp. 600 juta dalam waktu 7 tahun.

4

Cut RIska Irnanda 1004101010036

2) Golongan Menengah Kualifikasi Gred 5 Bentuk Badan Usaha Permohonan sertifikasi badan usaha Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor) dengan kualifikasi Gred 5, hanya dapat diajukan oleh badan usaha yang berbentuk; 1). Perseroan Terbatas (PT) swasta nasional

Tenaga Ahli Untuk dapat mengajukan permohonan Sertifikasi Badan Usaha dengan kualifikasi Gred 5 setiap perusahaan harus memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian (SKA) untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dan Penanggung Jawab Bidang (PJB) dengan ketentuan sebagai berikut; Penanggung Jawab Teknik (PJT) 1). 1 orang tenaga ahli harus memiliki SKA minimal ahli muda untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT). 2). PJT ini dapat dirangkap oleh Penanggung Jawab Badan Usaha (pimpinan perusahaan) Penanggung Jawab Bidang (PJB) 1). Tenaga ahli harus memiliki SKA minimal ahli muda sesuai bidangnya untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Bidang (PJB). 2). Jumlah PJB ini 1 orang per-bidang 3). Seorang PJB tidak dapat merangkap sebagai PJT Kekayaan Bersih Perusahaan yang mengajukan permohonan sertifikasi badan usaha dengan kualifikasi Gred 5 harus memiliki kekayaan bersih minimal Rp. 1 milyar sampai dengan Rp. 3 milyar. Batasan Jumlah Bidang dan Sub Bidang Batas maksimum sub bidang yang bisa diajukan untuk kualifikasi Gred 5 adalah 10 sub bidang. Khusus untuk perusahaan baru berdiri dalam bentuk PT dapat langsung mengajukan kualifikasi Gred 5 dengan jumlah maksimum 4 sub bidang, dengan ketentuan memiliki modal disetor didalam akta pendirian/perubahannya minimal Rp. 1 milyar Peryaratan Lainnya 1). Perusahaan telah memiliki SBU Gred 4 dengan sub bidang yang sama 2). Memiliki pengalaman kerja dengan nilai total Rp. 2 milyar dalam waktu 7 tahun 3). Persyaratan No. 1 dan 2 diatas tidak berlaku untuk perusahaan baru berdiri dan belum berusia 1 tahun 3) Golongan Besar5

Cut RIska Irnanda 1004101010036

Kualifikasi Gred 6 Bentuk Badan Usaha Permohonan sertifikasi badan usaha Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor) dengan kualifikasi Gred 6, hanya dapat diajukan oleh badan usaha yang berbentuk; 1). Perseroan Terbatas (PT) swasta nasional

Tenaga Ahli Untuk dapat mengajukan permohonan Sertifikasi Badan Usaha dengan kualifikasi Gred 6 setiap perusahaan harus memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian (SKA) untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dan Penanggung Jawab Bidang (PJB) dengan ketentuan sebagai berikut; Penanggung Jawab Teknik (PJT) 1). 1 orang tenaga ahli harus memiliki SKA minimal ahli madya untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT). 2). PJT ini dapat dirangkap oleh Penanggung Jawab Badan Usaha (pimpinan perusahaan) Penanggung Jawab Bidang (PJB) 1). Tenaga ahli harus memiliki SKA minimal ahli muda sesuai bidangnya untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Bidang (PJB). 2). Jumlah PJB ini 1 orang per-bidang 3). Seorang PJB tidak dapat merangkap sebagai PJT Kekayaan Bersih Perusahaan yang mengajukan permohonan sertifikasi badan usaha dengan kualifikasi Gred 7 harus memiliki kekayaan bersih minimal Rp. 3 milyar sampai dengan Rp. 10 milyar. Batasan Jumlah Bidang dan Sub Bidang Batas maksimum sub bidang yang bisa diajukan untuk kualifikasi Gred 6 adalah 12 sub bidang. Peryaratan Lainnya 1). Perusahaan telah memiliki SBU Gred 5 dengan bidang dan sub bidang yang sama 2). Memiliki pengalaman kerja dengan nilai total Rp. 7 milyar dalam waktu 7 tahun

6

Cut RIska Irnanda 1004101010036

Kualifikasi Gred 7 Bentuk Badan Usaha Permohonan sertifikasi badan usaha Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor) dengan kualifikasi Gred 7, hanya dapat diajukan oleh badan usaha yang berbentuk; 1). Perseroan Terbatas (PT) swasta nasional 2). Perseroan Terbatas (PT) dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) Tenaga Ahli Untuk dapat mengajukan permohonan Sertifikasi Badan Usaha dengan kualifikasi Gred 7 setiap perusahaan harus memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian (SKA) untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dan Penanggung Jawab Bidang (PJB) dengan ketentuan sebagai berikut; Penanggung Jawab Teknik (PJT) 1). 1 orang tenaga ahli harus memiliki SKA minimal ahli madya untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT). 2). PJT ini tidak dapat dirangkap oleh Penanggung Jawab Badan Usaha (pimpinan perusahaan) atau PJB Penanggung Jawab Bidang (PJB) 1). Tenaga ahli harus memiliki SKA minimal ahli madya sesuai bidangnya untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Bidang (PJB). 2). Jumlah PJB ini 1 orang per-bidang 3). Seorang PJB tidak dapat merangkap sebagai PJT Kekayaan Bersih Perusahaan yang mengajukan permohonan sertifikasi badan usaha dengan kualifikasi Gred 7 harus memiliki kekayaan bersih minimal Rp. 10 milyar. Kekayaan bersih tersebut harus dibuktikan dengan laporan keuangan dari Akuntan Publik Batas Jumlah Bidang & Sub Bidang Batasan jumlah sub bidang sesuai kompetensinya Peryaratan Lainnya 1. Perusahaan harus memiliki Sertifikat ISO 9001:2008 2. Perusahaan telah memiliki SBU Gred 6 dengan bidang dan sub bidang yang sama, dan memiliki pengalaman kerja dengan nilai total Rp. 25 milyar dalam waktu 7 tahun 3. Persyaratan memiliki SBU Gred 6 tidak berlaku untuk PT yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA)7

Cut RIska Irnanda 1004101010036

UNSUR-UNSUR YANG TERLIBAT DALAM KONSTRUKSI1) Pengguna Jasa/Owner/Pemilik Proyek/ Bouwheer Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang/badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan, badan/lembaga/instansi pemerintah maupun swasta. Hak dan kewajiban pengguna jasa adalah: Menunjuk prenyedia jasa (konsultan dan kontraktor) Meminta laporan secara periodic mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan cara menempatkan waktu atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi) Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki

Wewenang pemberi tugas adalah: Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing kontraktor Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal di luar kontrak yang ditetapkan.

8

Cut RIska Irnanda 1004101010036

2)

Penyedia Jasa Yang dimaksud dengan penyedia jasa dalam suatu proyek konstruksi ialah konsultan

dan kontraktor, yang masing masing memeiliki tanggung jawab yang berbeda.

a. Konsultan Pihak/badan yang disebut sebagai konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: konsultan perencana, konsultan pengawas, dan konsultan manajemen. Konsultan Perencana Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil, maupun bidang lain yang melekat erat dan membentuk sebuah sistem bangunan. Konsultan perencana dapat dipisahkan menjadi beberapa jenis berdasarkan spesialisasinya, yaitu: konsultan yang menangani bidang arsitektur, bidang sipil, bidang mekanikal dan elekrikal, dan alin sebagainya. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan/perseorangan berbadan hukum/badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan bangunan. Hak dan kewajiban konsultan perencana adalah:

Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencanakerja, dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya.

Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktortentang pelaksanaan pekarjaan.

Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurangjelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan syarat-syarat.

Membuat gambar revisi bila tejadi perubahan perencanaan. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek. Konsultan Pengawas Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan pembangunan.

9

Cut RIska Irnanda 1004101010036

Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah:

Menyelesaikan pelaksanaan pekarjaan dalam waktu yang telah ditetapkan. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaanpekerjaan.

Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antarberbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.

Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindaripembengkakan biaya

Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasilakhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.

Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan). Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnyapekarjaan.

Konsultan Manajemen Keuangan Hak dan kewajiban konsultan manajemen keuangan: Memandu individu dari persyaratan manajerial mereka kerja. Menyarankan tips untuk menyampaikan arah dan tujuan perusahaan sebagai manajer kepada karyawan. Meningkatkan tingkat komunikasi antara karyawan dan staf manajerial. Untuk merombak struktur perusahaan. Untuk menunjukkan tren baru fungsi manajerial yang dapat meningkatkan laba perusahaan. Untuk membawa kualitas kepemimpinan dalam perusahaan dan memotivasi karyawan mereka untuk bekerja sebagai tim bukan individu.10

Cut RIska Irnanda 1004101010036

Untuk menilai aspek yang dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan dan untuk memandu perubahan mungkin dalam kebijakan untuk menyembuhkan kerugian tak terelakkan.

b. Kontraktor Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan dan syarat-syarat yang ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Hak dan kewajiban kontraktor adalah: Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan (aanvullings) dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan bulanan. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai dengan ketetapan yang berlaku.

11

Cut RIska Irnanda 1004101010036

TINGKATAN MANAJEMEN

TOP MIDDLE

FIRST LINE

Tingkatan manajemen dalam suatu manajemen konstruksi dapat dilihat pada piramida di atas, dengan penjelasan sebagai berikut.

1. Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilahmanajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).

2. Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemenyang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.

3. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer.Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).

12

Cut RIska Irnanda 1004101010036

RANGKUMAN UU JASA KONSTRUKSI NO 18 TAHUN 1999

Tujuan Pengaturan jasa konstruksi bertujuan untuk : memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas; serta unyuk mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban, serta meningkatkan kepatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Deskripsi UU ini mengatur tentang asas dan tujuan pengaturan jasa konstruksi; jenis, bentuk, dan bidang usaha jasa konstruksi; persyaratan usaha, ketrampilan, dan keahlian yang diperlukan untuk melakukan jasa konstruksi; tanggung jawab profesional setiap pengusaha jasa konstruksi; kewajiban berbagai pihak yang terlibat dalam jasa konstruksi; berbagai tahap pelaksanaan jasa konstruksi; peran masyarakat terhadap pelaksanaan jasa konstruksi; pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah kepada jasa konstruksi; serta cara penyelesaian sengketa yang mungkin timbul.

Pokok Aturan Pasal 3 mengatur mengenai tujuan dibuatnya UU jasa konstruksi. Pasal 6: Bidang usaha jasa konstruksi mencakup pekerjaan arsitektural dan/atau sipil dan/atau mekanikal dan/atau elektrikal dan/atau tata lingkungan, masing-masing beserta kelengkapannya. Pasal 13: Untuk mengembangkan usaha jasa konstruksi diperlukan dukungan dari mitra usaha melalui perluasan dan peningkatan akses terhadap sumber pendanaan, serta kemudahan persyaratan dalam pendanaan; dan pengembangan jenis usaha pertanggungan untuk mengatasi risiko yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak lain dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau akibat dari kegagalan bangunan. Pasal 16: Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya.13

Cut RIska Irnanda 1004101010036

Pasal 22 mengenai kontrak kerja dalam jasa konstruksi Pasal 26 ayat 1: Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan perencana atau pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka perencana atau pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan ganti rugi. Ayat 2: Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan pelaksana konstruksi dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pelaksana konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi.

Pasal 27 Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan pengguna jasa dalam pengelolaan bangunan dan hal tersebut menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pengguna jasa wajib bertanggung jawab dan dikenai ganti rugi.

14

Cut RIska Irnanda 1004101010036

TUGAS DAN FUNGSI DIRJEN-DIRJEN KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

1. TUGAS DAN FUNGSI DIRJEN SUMBER DAYA AIRTugas dan Fungsi Pasal 250 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang sumber daya air sesuai peraturan perundangundangan. Pasal 251 Dalam melaksanakan tugas sebagiamana dimaksud pada Pasal 250, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air menyelenggarakan fungsi: 1. perumusan kebijakan di bidang sumber daya air sesuai dengan peraturan perundangundangan yang meliputi konservasi, pendayagunaan, dan pengendalian daya rusak pada sungai, danau, waduk, bendungan, irigasi, air tanah, air baku, rawa, tambak dan pantai; 2. pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya air sesuai peraturan perundang-undangan yang meliputi penyusunan program dan anggaran, evaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan, pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasi, serta penanggulangan darurat dan rehabilitasi kerusakan infrastruktur sumber daya air akibat bencana alam; 3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sumber daya air sesuai peraturan perundang-undangan; 4. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang sumber daya air sesuai peraturan perundang-undangan meliputi pembinaan hidrologi, perencanaan wilayah sungai, pembinaan pelaksanaan konstruksi, pembinaan aset sumber daya air, pembinaan operasi dan pemeliharaan, pengendalian pemanfaatan, pembinaan kelembagaan pemberdayaan masyarakat; dan 5. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

15

Cut RIska Irnanda 1004101010036

Susunan organisasi Pasal 252 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terdiri atas; 1. Sekretaris Direktorat Jenderal; 2. Direktorat Bina Program; 3. Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air; 4. Direktorat Sungai dan Pantai; 5. Direktorat irigasi dan Rawa 6. Direktorat Bina dan Pemeliharaan; dan 7. Kelompok Jabatan Fungsional;

2. TUGAS DAN FUNGSI DIRJEN BINA MARGADirektorat Jenderal Bina Marga mempunyai tugas : Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang bina marga sesuai peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal Bina Marga menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan Jakstra di bidang BM, meliputi penyelenggaraan jalan nasional, provinsi, kabupaten, kota, dan desa; b. Pelaksanaan Jakstra penyelenggaraan BM termasuk penyusunan program dan anggaran, evaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan, pengembangan sistem

pembiayaan dan pola investasi serta penanggulangan darurat dan rehabilitasi kerusakan jalan akibat bencana alam; c. Penyusunan norma, standar, pedoman, prosedur, dan kriteria di bidang bina marga; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi bidang bina marga termasuk pembinaan sistem jaringan jalan provinsi, kabupaten, kota, dan desa termasuk pembinaan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat; e. Pengembangan kemampuan teknis di bidang bina marga; dan f. Pelaksanaan administrasi direktorat jenderal bina marga.16

Cut RIska Irnanda 1004101010036

3. TUGAS DAN FUNGSI DIRJEN CIPTA KARYATugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas merumuskan dan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Cipta Karya.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 536, Direktorat jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan kebijakan, program & anggaran serta evaluasi kinerja pembangunan bidang Cipta Karya. b. Pembinaan teknis dan penyusunan NSPM untuk air minum, air limbah, persampahan, drainase, teriminal, apsar dan fasos-fasum lainnya. c. Fasilitas pembangunan dan pengelolaan infrastruktur permukiman perkotaan dan perdesaan. d. Pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasi air minum dan sanitasi melalui kerjasama pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Serta standarisasi bidang permukiman, air minum, penyehatan lingkungan permukiman dan tata bangunan. e. Penyediaan infrastruktur PU bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat. f. Fasilitasi pembangunan rumah susun dalam rangka peremajaan kawasan. g. Penyediaan infrastruktur permukiman untuk kawasan kumuh/nelayan, perdesaan, daerah perbatasan, kawasan terpencil dan pulau-pulau kecil. h. Penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air. i. Pembinaan teknis dan pengawasan pembangunan bangunan gedung dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara. j. Penanggulangan darurat dan perbaikan kerusakan infrastrukturpermukiman akibat bencana alam dan kerusuhan sosial. k. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jenderal dan permberdayaan kapasitas kelembagaan & SDM bidang Cipta Karya.

17

Cut RIska Irnanda 1004101010036

4. TUGAS DAN FUNGSI DIRJEN TATA RUANG Tugas Pokok Direktorat Jenderal Penataan Ruang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penataan ruang sesuai peraturan perundangundangan.

Fungsi a. Perumusan kebijakan di bidang penataan ruang sesuai dengan perundang-undangan

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penataan ruang sesuai dengan perundang-undanganyang meliputi perwujudan tata ruang nasional, penyiapan rencana terpadu pengembangan infrastruktur jangka menengah, penyelenggaraan penataan ruang wilayah nasional, pulau, dan kawasan strategis nasional, serta penyiapan dukungan pelaksanaan koordinasi penataan ruang secara nasional

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penataan ruang sesuaidengan perundang-undangan

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penataan ruang e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

18

Cut RIska Irnanda 1004101010036

SUMBER http://www.sertifikasi.biz/kualifikasikontraktor.htm http://gudangilmusipil.blogspot.com/2011/05/tugas-manajemen-konstruksi-iunsur-unsur.html http://sumberdaya.web.id/2011/tugas-konsultan-manajemen/ http://oziekonomi.wordpress.com/tugas-terstruktur/ http://belajar-teknik-sipil.blogspot.com/2010/04/manajemen-konstruksi.html http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/kebijakan/detail/6 http://www.pu.go.id/satminkal/index.asp?Site_id=0400 http://binamarga.pu.go.id/tugas_fungsi.asp http://www.pu.go.id/punetnew2010/subindex.asp?pid=0405 http://www.pu.go.id/punetnew2010/subindex.asp?pid=0406

19