kti yusuf satrio nugroho - poltekkes kemenkes jakarta ii 2012

40
i Gambaran Waktu Dispensing Obat di Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 KARYA TULIS ILMIAH ”Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan bidang Farmasi” Disusun oleh : Yusuf Satrio Nugroho P2.31.39.0.09.060 Jurusan Farmasi POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 2012

Upload: yusuf-satrio-nugroho

Post on 25-Jul-2015

798 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

i

Gambaran Waktu Dispensing Obat

di Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati

Bulan Mei 2012

KARYA TULIS ILMIAH

”Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Ahli Madya Kesehatan bidang Farmasi”

Disusun oleh :

Yusuf Satrio Nugroho

P2.31.39.0.09.060

Jurusan Farmasi

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

2012

Page 2: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

ii

.

Pengesahan Karya Tulis Ilmiah

Berjudul

Gambaran Waktu Dispensing Obat

di Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati

Bulan Mei 2012

Oleh :

Yusuf Satrio Nugroho

P2.31.39.0.09.060

Diujikan di hadapan Panitia Penguji KTI

Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Jakarta II

Pada tanggal : 14 Juli 2012

Jakarta, 14 Juli 2012

Mengetahui,

Pembimbing I Ketua Jurusan Farmasi

Dra. Gloria Murtini, T, MSi, Apt. Dra. Yusmaniar, M. Biomed., Apt.

NIP : 1966.1203.199303.2.002

Pembimbing II Pembimbing lapangan

Junaedi, SSi, Apt. Dra. Farida Indyastuti, Apt, S.E, MM

Penguji:

Surahman, S. Pd, M. Kes. : .........................................................

Dra. Gloria Murtini, T, MSi, Apt. : ..........................................................

Dra. Debby D, M. Epi. : ..........................................................

Page 3: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

iii

Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan

penyayang, karena hanya dengan rahmat, ridho dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan tepat waktu.

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Gambaran Waktu Dispensing Obat di Depo

Farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012”. KTI

ini disusun bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli

Madya Kesehatan bidang Farmasi.

Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Farida Indyastuti, Apt, S.E, MM selaku kepala Instalasi Farmasi

RSUP Fatmawati serta pembimbing lapangan atas yang dengan senang hati

meluangkan waktu untuk memberikan saran, bimbingan serta pengarahan

kepada penulis.

2. Ibu Dra. Yusmaniar, M.Biomed., selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes

Kemenkes Jakarta II.

3. Ibu Dra. Gloria Murtini, T, MSi, Apt., selaku pembimbing I yang dengan

senang hati meluangkan waktu bagi penulis untuk berkonsultasi tentang KTI

4. Bapak Junaedi, SSi, Apt selaku pembimbing II karya tulis ilmiah atas

kesediaan waktu dan masukan kepada penulis

Page 4: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

iv

5. Ibu Lili dan seluruh kariawan depo farmasi IRJ lantai 1 karena telah bersedia

untuk memberikan waktu dan tempat kepada penulis dalam mengambil data.

6. Kedua orang tua tercinta, adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan

doa, cinta, kasih sayang, didikan, dorongan, kepercayaan dan pengorbanannya

selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

7. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes

Jakarta II yang telah membantu selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah

8. Sahabat-sahabat terbaik penulis Tira Setiawati dan Hartiandika yang selalu

berbagi, doa, saran, dukungan, suka dan duka sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

Semoga segala bantuan, doa, dan dukungan yang telah diberikan kepada

penulis mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan, namun penulis berharap Karya

Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri serta bagi pembaca.

Jakarta, Juni 2012

Penulis

Page 5: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

v

Abstrak

Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Farmasi

Karya Tulis Ilmiah 2012

Yusuf Satrio Nugroho (NIM : P2.31.39.0.09.060)

Gambaran Waktu Dispensing Obat di Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai

1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012

vii, VI Bab, 30 halaman, 2012, 5 tabel, 22 lampiran.

beberapa hal yang mempengaruhi kepuasan pasien salah satunya yaitu

waktu tunggu(periksa kesehatan maupun pengambilan obat). Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dari waktu dispensing obat di

depo farmasi instalasi rawat jalan RSUP Fatmawati. Penelitian ini dilakukan

selama 1 bulan dari tanggal 1 hingga 31 mei 2012 dengan sampel sebanyak 400

orang. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil dari penelitian ini

menunjukan waktu rata-rata dispensing obat non racikan sebesar 17.75 menit dan

non racikan sebesar 39.19 menit. Rata-rata waktu dispensing obat berdasarkan

status pasien HIV memiliki waktu terlama, dan pasien dengan status pegawai

memiliki waktu tercepat. Rata-rata waktu dispensing obat berdasarkan hari, hari

senin memiliki waktu terlama, dan hari jumat memiliki waktu tercepat. Rata-rata

waktu dispensing obat berdasarkan jam kesibukan, jam sibuk memiliki perbedaan

waktu dengan jam tidak sibuk sekitar 7 menit untuk resep non racikan dan 4 menit

untuk resep racikan. Rata-rata waktu dispensing obat berdasarkan jenis

pembelian, pembelian obat memiliki waktu jauh lebih cepat dibanding pembelian

obat dengan resep. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pihak Rumah

sakit dapat digunakan untuk memberikan kepastian waktu dispensing obat di

apotek. Selain itu Rumah Sakit harus memberdayakan sumbar daya manusia yang

ada untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.

Kata kunci : Waktu dispensing obat, Farmasi instalasi

Daftar acuan : 12 (1996-2011)

Page 6: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…. ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

ABSTRAK .......................................................................................................... v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dispensing Obat ....................................................................................... 6

2.2 Resep ........................................................................................................ 7

2.3 Pelayanan Farmasi yang Baik .................................................................. 7

2.4 Persyaratan Pelayanan Farmasi Yang Baik (PFB) .................................. 8

2.5 Mutu ........................................................................................................ 9

2.6 Mutu Pelayanan Kesehatan (Quality Assurance in Health Care) ........... 10

2.7 Definisi Operasional ................................................................................ 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 15

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................... 15

3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................ 15

3.4 Teknik Pengambilan Data ........................................................................ 16

3.5 Cara Pengolahan Data .............................................................................. 16

3.6 Analisis Data ............................................................................................ 17

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENGAMBILAN DATA

4.1 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati ....................................... 18

4.2 Visi dan Misi RSUP Fatmawati ............................................................... 18

4.3 Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan (IRJ) ............................................... 19

4.4 Depo Farmasi Rawat Jalan Lantai 1 ........................................................ 19

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil ......................................................................................................... 21

5.6 Pembahasan ............................................................................................. 23

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 27

6.2 Saran ....................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 29

Page 7: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

vii

Daftar Tabel

Tabel 5.1 Evaluasi Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan

RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 ..................................................... 21

Tabel 5.2 Rata rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP

Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan status pasien ....................... 22

Tabel 5.3 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP

Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jam kesibukan ................... 22

Tabel 5.4 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP

Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan hari .................................... 23

Tabel 5.5 Rata rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP

Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jenis pembelian ................. 23

Page 8: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembaran Chek List Monitoring Waktu Dispensing Obat.............. 30

Lampiran 2 Contoh lembar resep di depo farmasi instalasi rawat jalan ............. 31

Lampiran 3 Tabel Jumlah Resep Perhari ............................................................ 32

Page 9: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 1

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Meningkatnya taraf

hidup masyarakat menjadikan masyarakat semakin mengerti akan kualitas

kesehatan. Hal ini menjadikan penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti Rumah

Sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik, tidak hanya

pelayanan yang bersifat penyembuhan penyakit, tetapi juga mencakup pelayanan

yang bersifat pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta

memberikan kepuasan bagi konsumen selaku pengguna jasa kesehatan(1)

.

Rumah Sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan tempat

menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan di Rumah Sakit

tidak terlepas dari pelayanan dibagian farmasi yang mengatur semua kebutuhan

obat dan alat kesehatan untuk rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan dari

farmasi juga meliputi sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang utuh dan

berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu dan

terjangkau bagi semua lapisan masyarakat(2)

.

Menurut Wijono D (2008) beberapa hal yang mempengaruhi kepuasan pasien

yaitu pendekatan dan perilaku petugas terutama pada saat pertama kali kunjungan,

mutu informasi yang diberikan, prosedur perjanjian, waktu tunggu (periksa

kesehatan maupun pengambilan obat), fasilitas umum di Rumah Sakit, serta hasil

dan perawatan terapi yang diterima. Salah satu faktor tersebut adalah waktu

Page 10: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 2

tunggu obat (waktu dispensing obat)(2)

. Di jelaskan dalam Kepmenskes RI No.129

tahun 2008 standar pelayanan minimal dari farmasi dalam hal waktu tunggu

pelayanan untuk jenis resep obat jadi adalah 30 menit dan untuk resep racikan

adalah 60 menit(3)

. Dalam penelitian Wongkar L (2000) menemukan waktu

pelayanan resep untuk obat jadi di Apotek Kimia Farma Pontianak sebesar

12,05 menit dan untuk resep racikan sebesar 27,96 menit, serta pelayanan

resep rata-rata tanpa membedakan obat paten dan obat racikan adalah sebesar

17,18 menit(4)

.

Dalam penelitian Ritung M (2003) mengatakan waktu pelayanan resep

racikan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSIA Hermina Bekasi adalah 24,14

menit (5)

. Peneliti lain, Yulia Y (1996) mengatakan Instalasi Farmasi RSU PMI

Bogor untuk menyelesaikan satu lembar resep tanpa membedakan obat jadi dan

racikan adalah sebesar 42,78 menit (6)

. Selain itu Widiasari E (2009) mengatakan

rata–rata pelayanan resep untuk obat jadi di Rumah Sakit Tugu Ibu tahun 2009

adalah 14,04 menit dan rata–rata pelayanan resep obat jadi adalah sebesar 27,40

menit (7)

. Menurut Jeffries S.B dan Greenberg J (1990), seperti yang dikutip oleh

Ritung M (2003), masalah waktu penyediaan obat adalah masalah kefarmasian

yang telah lama terjadi dan sering dialami. Sehingga dengan perbaikan waktu

tunggu yang lebih singkat maka dapat mempengaruhi citra layanan Rumah Sakit

secara langsung(5)

.

RSUP Fatmawati merupakan Rumah Sakit tipe A yang melayani dan

menampung rujukan dari puskesmas. RSUP Fatmawati merasakan persoalan yang

sama dengan Rumah Sakit lain yaitu persaingan ketat. Persaingan yang terjadi

tidak hanya dari sisi teknologi pemeriksaan, akan tetapi persaingan yang lebih

Page 11: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 3

berat yaitu persaingan dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pihak Rumah

Sakit selaku penyedia jasa dituntut memberikan pelayanan yang lebih baik

dibanding Rumah Sakit lain untuk mencapai kepuasan pasien di Rumah Sakit.

Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan adalah aspek pelayanan di bidang

farmasi(8)

.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan suatu bagian/unit/divisi

yang menangani pelayanan farmasi. Instalasi Farmasi Rumah Sakit merupakan

salah satu pusat pendapatan dari Rumah Sakit. Besarnya omzet obat dapat

mencapai 50-60% dari anggaran Rumah Sakit(1)

. Banyaknya permintaan obat oleh

pasien rawat jalan dan rawat inap dari poli-poli maupun bagian lain dari Rumah

Sakit mengakibatkan peningkatan waktu pelayanan, waktu tunggu pembeli.

Dampak dari hal tersebut berupa timbulnya antrian yang panjang sehingga dapat

menyebabkan orang enggan menebus obat d i d e p o farmasi Rumah Sakit,

padahal depo farmasi Rumah Sakit mempunyai pengaruh dan kontribusi cukup

besar terhadap Rumah Sakit. Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam

pelayanan pada pasien meliputi: pelayanan yang cepat dan ramah disertai jaminan

tersedianya obat. Mutu pelayanan dianggap baik jika memenuhi kecepatan dan

ketepatan pelayanan, yaitu kesesuaian antara resep yang diserahkan dengan

sediaan yang diterima pasien atau keluarganya(7)

.

Pengukuran waktu merupakan hal yang harus dilakukan setiap periode karena

menyangkut pelayanan prima dan standar pelayanan minimal yang harus

terpenuhi(3).

Oleh karena hal tersebut, penulis terdorong untuk menganalisis

waktu dispensing obat di depo farmasi instalasi rawat jalan lantai 1 RSUP

Fatmawati Bulan Mei 2012 dari mulai pasien selesai membayar resep obatnya

Page 12: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 4

dan atau menerima nomor tunggu resep sampai waktu obat diletakkan di tempat

penyerahan. Penulis ingin mengetahui apakah RSUP Fatmawati telah sesuai

dengan standar minimal sesuai dengan Kepmenkes no. 129 tahun 2008.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengangkat rumusan masalah

“Bagaimana gambaran waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat

Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati pada Bulan Mei 2012?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat

Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati pada Bulan Mei 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat

Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 apakah telah memenuhi

persyaratan kepmenkes RI no 129 thn 2008.

b. Mengetahui rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat

Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan status pasien.

c. Mengetahui rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat

Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jam kesibukan.

d. Mengetahui rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat

Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan hari.

e. Mengetahui rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat

Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jenis pembelian.

Page 13: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk Penulis

1. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan.

2. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis tentang gambaran kecepatan

waktu dispensing obat dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan waktu

dispensing obat obat di depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP

Fatmawati pada Bulan Mei 2012.

1.4.2 Untuk Akademik

1. Sebagai bahan tambahan kepustakaan, khususnya di bidang profil Rumah

Sakit

2. Sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

1.4.3 Untuk RSUP Fatmawati

Sebagai bahan evaluasi rutin untuk menjaga mutu dari pelayanan Rumah

Sakit.

Page 14: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 6

Bab II

Tinjauan Pustaka

2.1 Dispensing Obat

Dalam buku Siregar C (2003) mendefinisikan proses dispensing obat adalah

proses yang mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan oleh seorang Apoteker,

mulai dari penerimaan resep/order atau permintaan obat bebas dengan

memastikan penyerahan obat yang tepat pada penderita tersebut serta

kemampuannya mengkonsumsi sendiri dengan baik. Dispensing termasuk semua

kegiatan yang terjadi antara waktu resep/order diterima dan obat atau suplai lain

yang ditulis disampaikan pada penderita(1)

.

Dalam buku yang sama disebutkan proses dispensing yang baik adalah suatu

proses praktik yang memastikan bahwa suatu bentuk yang efektif dari obat yang

benar, dihantarkan pada penderita yang benar, dalam dosis dan kuantitas tertulis,

dengan instruksi yang jelas dan dalam suatu kemasan yang memelihara potensi

obat.

Berikut ini adalah tahapan kegiatan utama dalam proses dispensing, antara lain :

1. Tahap pertama yaitu menerima dan memvalidasi order/resep

2. Tahapan kedua yaitu mengkaji order/resep untuk kelengkapan

3. Tahapan ketiga yaitu mengerti dan menginterpretasi order/resep

4. Tahapan keempat yaitu menapis profil pengobatan penderita

5. Tahapan kelima yaitu menyiapkan, membuat, atau meracik obat.

6. Tahapan keenam yaitu menyampaikan atau mendistribusikan obat(1)

.

Komponen dispensing untuk pengambilan obat di Apotek akan menentukan

waktu pelayanan yang diberikan kepada pasien atau keluarga sebagai berikut :

Page 15: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 7

• Jumlah resep dan kelengkapan resep

• Ketersediaan sumber daya manusia yang cukup dan terampil

• Ketersediaan obat yang dapat melayani resep yang diterima

• Sarana dan fasilitas yang dapat menunjang seluruh proses resep

• Partisipasi pasein atau keluarga selama menunggu resep(4)

.

2.2 Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada Apoteker untuk

membuat atau menyerahkan obat kepada pasien. Resep harus ditulis jelas dan

lengkap. Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap,

Apoteker harus menanyakan kepada dokter penulis resep.

Dalam resep harus memuat :

1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan.

2. Tanggal penulisan resep (inscriptio)

3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Nama setiap obat atau

komposisi obat (invocatio)

4. Aturan pemakaian obat tertulis (signature)

5. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku (subscriptio)(9)

2.3 Pelayanan Farmasi yang Baik

Salah satu misi dari praktik farmasi adalah menyediakan obat-obatan, produk

perawatan kesehatan lainnya, memberi pelayanan serta membantu penderita dan

Page 16: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 8

masyarakat dan mengupayakan penggunaan yang terbaik dari sediaan serta

produk tersebut.

Pelayanan farmasi yang luas mencakup keterlibatan dalam berbagai kegiatan

untuk memastikan kesehatan yang baik dan menghindari kesakitan dalam

populasi. Apabila pengobatan kesehatan yang sakit diperlukan mutu dari tiap

proses penggunaan obat penderita harus dipastikan untuk mencapai manfaat terapi

maksimal dan menghindari efek samping yang tidak menguntungkan. Hal ini

mensyaratkan Apoteker menerima tanggung jawab bersama dengan profesional

lain dan dengan penderita untuk mencapai hasil terapi.

Istilah “pharmaceutical care” telah ditetapkan sebagai suatu filosofi praktik,

dengan penderita dan masyarakat sebagai pewaris utama dari kepedulian

Apoteker. Konsep terutama menjadi relevan terhadap kelompok khusus populasi,

seperti lanjut usia, ibu dan anak, penderita kesakitan kronik, serta komunitas

keseluruhan (misalnya, berkenaan dengan penggunaan biaya). Oleh karena konsep

dasar “pharmaceutical care” dan “praktik farmasi yang baik” sebagian besar

adalah identik, dapat dikatakan bahwa “praktik farmasi yang baik” adalah cara

untuk menerapkan “pharmaceutical care”(1)

.

2.4 Persyaratan Pelayanan Farmasi Yang Baik (PFB)

Beberapa persyaratan PFB yang dirumuskan oleh WHO sebagai berikut :

1. PFB mensyaratkan bahwa perhatian pertama dari seorang Apoteker haruslah

kesejahteraan/keselamatan penderita di Rumah Sakit.

2. PFB mensyaratkan bahwa inti dari kegiatan IFRS adalah penyediaan obat-

obatan dan produk perawatan kesehatan lainnya dengan mutu terjamin,

Page 17: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 9

informasi dan nasehat yang tepat bagi penderita dan pemantauan efek dari

penggunaannya.

3. PFB mensyaratkan bahwa suatu bagian terpadu dari kontribusi Apoteker

adalah penyempurnaan penulisan order/ resep yang rasional dan ekonomis

serta ketepatan penggunaan obat.

4. PFB mensyaratkan bahwa tujuan tiap unsur dari pelayanan farmasi adalah

relevan dengan individu, secara jelas ditetapkan dan secara efektif

dikomunikasikan kepada semua yang terlibat (1)

.

2.5 Mutu

Menurut Juran J.M 1988 seperti yang di kutip oleh Wijono D (2008)

mengemukakan mutu merupakan perwujudan atau gambaran hasil yang

mempertemukan kebutuhan dari pelanggan dan oleh karena itu member kepuasan.

Selain itu Wijono D (2008) juga mengutip hal yang di kemukakan oleh

Feigenbaum tentang mutu yaitu mutu produk atau jasa dapat di definisikan

sebagai sifat sifat gabungan secara keseluruhan dari pemasaran, keahlian teknik,

hasil pabrik dan pemeliharaan di mana produk dan jasa pelayanan dalam

penggunaannya akan bertemu dengan harapan dari pelanggan[7]

.

2.5.1 Tujuan penigkatan mutu pelayanan

Di dunia bidang jasa pelayanan, mutu merupakan suatu hal yang sangat

menentukan keberhasilan pemasaran dan secara komersial karena :

a. Persaingan dunia usaha makin ketat dan adanya tekanan yang berat.

b. Selera konsumen yang semakin meningkat

Page 18: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 10

c. Tiadanya mutu yang baik pada dasarnya merupakan pemborosan yang

tersembunyi

d. Mutu terjamin kelangsungan hidup industry dan usaha

e. Para manajer dan pekerja makin pula menghargai mutu hasil kerjanya karena

mereka akan mendapatkan kepuasan kerja[8]

.

2.6 Mutu Pelayanan Kesehatan (Quality Assurance in Health Care)

Menjaga mutu (quality assurance / QA) sering diartikan spula sebagai,

menjamin mutu atau memastikan mutu. Seperti yang disebutkan dalam kata

tersebut to assure (= to conviende, to make sure or certain, to ensure, to secure)

yang berarti meyakinkan orang, mengusahakan sebaik – baiknya, mengamankan

atau menjaga. Penerjemahannya sering dirancukan dalam bahasa belanda

“assuranrie”, yang padan inggrisnya adalah Ansurance = menjamin, sedemikian

dimaksudkan dalam perusahaan asuransi. Perlu di bedakan arti dua kata tersebut.

Beberapa definisi Quality assurance :

1. Dr. Avendis Donabedian, seorang ahli dalam QA pelayanan kesehatan

memberikan beberapa definisi tentang QA dari aspek pelayanan kesehatan

sebagai berikut :

a. Menjaga mutu temasuk kegiatan – kegiatan yang secara periodic atau

kontinyu menggambarkan keadaan di mana pelayanan disediakan.

Pelayanannya sendiri dimonitor dan hasil pelayanannya diikuti (jejaknya).

Dengan demikian kekeurangan – kekuranagan dapat di catat, sebab – sebab

dari kekurangan – kekurangan itu detemukan, dan dibuatkan koreksi yang

Page 19: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 11

diperlukan. Menghasilkan perbaikan pelayanan kesehatan. Qa dalam hal ini

adaalah proses / siklus.

b. “QA adalah semua penataan – penataan dan kegiatan – kegiatan yang

dimaksud untuk menjaga keselamatan, memelihara dan meningkatkan mutu

pelayanan”.

2. Dr. Heather Palmer (1983) dari universitas Harvard mendefinisikan QA

adalah “suatu proses pengukuran mutu, menganalisa kekurangan yang

ditemuakn dan membuat kegiatan untuk meningkatkan penampilan yang

diikuti dengan pengukuran muku kembali untuk menentukan apakah

peningkatan telah dicapai”.

Ia adalah suatu kegiatan yang sistematik, suatu siklus kegiatan yang

mempergunakan standart pengukuran.

3. Menurut joint commission on accreditation of hospital (JCAH) badan yang

menyelengarakan akreditasi di amerika, “QA adalah suatu program berlanjut

yang disusun secara objektif dan sistematik, memantau dan menilai mutu dan

kewajaran asuhan (perawatan) terhadap pasien, menggunakan kesempatan

untuk meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan masalah yang

terungkap”.

4. Definisi QA menurut ISO 8402 adalah “semua kegiatan sistematik dan

direncanakan yang diperlukan untuk memberikan kepercayaan yang memadai

sehingga produk dan pelayanannya memuaskan sesuai dengan syarat – syarat

kualitas”.

Page 20: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 12

5. ANSI/ASQS (a.3-1978) mendefinisikan : “semua kegiatan yang direncanakan

yang diperlukan untuk memberikan kepercayaan yang memadai sehingga

produk atau pelayanannya memuaskan sesuai dengan kebutuhan”.

6. JIZ 8101 mendefinisikan : “kegiatan yang direncanakan yang diperluakn

untuk memberikan kepercayaan yang memadai sehingga produk atau

pelayanannya memuaskan sesuai dengan kebutuhan”.

7. Dr. K. Ishikawa mengatakan, “QA dimaksudkan untuk menjamin mutu

dimana konsumen dapat membeli dan menggunakan dengan kepercayaan dan

kepuasan dan masih dapat digunakan untuk jangka panjang”. [Siregar ]

8. Drs. Rueles dan Frenk dari mexico memberikan definisi QA adalah “suatu

proses sistematik untuk menutup gap antara kinera yang ada dan outcome

yang diharapkan”.

9. Lori Di Prete Brown, mengemukakan bahwa “intinya, Quality Assurance

adalah suatu susunan kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan untuk menyusun

standar – standar dan untuk memonitor dan menigkatkan kinerja sehingga

pelayanan yang diselengarakan sedapat mungkin adalah efektif dan selamat”.

10. Dr. Donalt Berwick, ahli CQI dari US, ”menjelaskan bahwa pendekatan QA

adalah “suatu pendekatan pengorganisasian secara terintegrasi untuk

mempertemukan kebutuhan pasien dan harapan pasien dengan manajemen

serta staf pada waktu proses peningkatan dan pelayanan dengan mengunakan

teknik kuantitatif dan piranti analitis”[9]

.

Page 21: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 13

2.6.1 Tujuan QA di Rumah sakit

QA di rumah sakit mempunyai tujuan untuk :

1. Menjaga mutu proses pelayanan kesehatan, agar sesuai dengan standar

operatif prosedur pelayanan kesehatan, meningkatkan kepatuhan petugas agar

dalam melakukan pelayanan senantiasa berpegang pada standar pelayanan

yang seharusnya.

2. Menjaga agar pelayanan kesehatan mutunya tetap terjamin sesuai dengan

harapan dan memberikan kepuasan kepada pelanggan atau pasien.

3. Melihat kekurangan yang ada dalam proses pelayanan dan berusaha

memperbaiki.

4. Meningkatkan mutu struktur, proses dan outcome.

5. The American Hospital Association mengemukakan bahwa tujuan QA adalah

“upaya untuk identifikasi dan memecahkan masalah dalam pemberian

pelayanan kepada pasien dan mencari atau memanfaatkan peluang yang ada

untuk meningkatkan mutu pelayanan secara terpadu”[9]

2.7 Definisi Operasional

2.7.1 Variabel dependen

Variabel dependen dari penelitian ini adalah waktu dispensing obat yaitu

waktu yang diperlukan seorang petugas farmasi untuk menyelesaikan resep mulai

dari resep masuk hingga diletakkannya obat di tempat penyerahan obat(10)

. Cara

ukur berupa observasi dengan alat ukur berupa chek list dengan skala ukur

nominal.

Page 22: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 14

2.7.2 Variabel independen

1. Jenis resep adalah resep yang diterima berupa resep racikan, non racikan

maupun campuran dari keduanya. Cara ukur berupa observasi dengan alat

ukur berupa chek list dengan skala ukur nominal.

2. Hari adalah hari saat resep tersebut dikerjakan mulai dari Senin hingga Jumat.

Cara ukur berupa observasi dengan alat ukur berupa chek list dan skala ukur

nominal.

3. Status pasien adalah status pendaftaran pasien yang terdiri dari pasien umum,

jaminan pegawai dan jaminan HIV. Cara ukur berupa observasi dengan alat

ukur berupa chek list dengan skala ukur nominal.

4. Jam keramaian depo adalah jam dimana depo terdiri dari jam ramai (antara

jam 10.00–13.00) dan jam tidak ramai (jam 08.00-10.00 dan 13.00-14.00).

Cara ukur berupa observasi dengan alat ukur berupa chek list dengan skala

ukur nominal.

5. Jenis pembelian obat adalah cara pembelian obat yang berupa bebas dan

menggunakan resep. Cara ukur berupa observasi dengan alat ukur berupa chek

list dengan skala ukur nominal.

Page 23: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 15

Bab III

Metodologi Penelitian

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yaitu dari tanggal 1 Mei sampai

dengan 31 Mei 2012. Lokasi penelitian bertempat di depo farmasi instalasi rawat

jalan lantai 1 RSUP Fatmawati yang beralamat di Jl. RS Fatmawati, Kecamatan

Cilandak, Jakarta Selatan.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah semua resep pasien rawat jalan yang

dilayani oleh depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati setiap

hari Senin sampai dengan Jumat pada Bulan Mei 2012.

3.3.2 Sampel

Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

� �����/�

� � �� ��

��

Keterangan :

n = besar sampel

�� �/� = 95% = 1,96

P = Proporsi 50%

d = derajat penyimpangan yang

diinginkan 5%(11)

Page 24: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 16

Berdasarkan perhitungan rumus diatas didapat sampel sebanyak 384 resep dan

dibulatkan menjadi 400 resep. Sampel yang diambil adalah resep bernomor

kelipatan 5(10)

.

3.4 Teknik Pengambilan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengamatan secara

langsung di lokasi penelitian dengan menggunakan data primer dimana penulis

mencatat waktu setiap kegiatan mulai pasien selesai membayar resep obatnya dan

atau menerima nomor tunggu resep sampai waktu obat diletakkan di tempat

penyerahan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah jam digital,

alat tulis serta formulir isian untuk menuliskan data yang didapat dalam lembar

formulir. Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh penulis.

3.5 Cara Pengolahan

Proses pengolahan data dilakukan dengan melakukan berbagai tahapan, yaitu

sebagai berikut :

1. Coding yaitu mengelompokan sampel yang diperoleh sesuai dengan devinisi

operasional. Sampel diberi kode untuk memudahkan identifikasi dan proses

input ke komputer. Penulis melakukan kategorisasi data secara manual

berdasarkan kelompoknya yaitu status pasien, jam kesibukan, hari, dan jenis

pembelian ke dalam kertas kerja termasuk menyamakan satuan ke dalam

satuan menit.

2. Editing yaitu meneliti kembali kelengkapan dan ketepatan kategorisasi data

secara manual.

Page 25: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 17

3. Entry data yaitu memasukan data kedalam computer dengan mengunakan

Excel.

4. Cleaning yaitu pengecekan kembali data yang telah dientry untuk memastikan

bahwa data tersebut bebas dari kesalahan.

3.6 Analisis Data

Analisis data univariat pada penelitian ini dilakukan untuk melihat

distribusi frekuensi dan melihat gambaran dari masing-masing variabel

independen dan variabel dependen.

Page 26: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 18

Bab IV

Gambaran Umum Tempat Pengambilan Data

4.1 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati

Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati terletak di Jalan RS Fatmawati

Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan dengan luas bangunan 57.457.500 m2 dan

luas tanah 13 hektar. Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor : 1243/Menkes/SK/VIII/2005, RSUP Fatmawati ditetapkan

sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan RI dengan

menerapkan pola pengelola keuangan badan layanan umum. Sejak tanggal 15

April 2010 RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai Rumah Sakit tipe A yang

berfungsi sebagai Rumah Sakit pendidikan.

4.2 Visi dan Misi RSUP Fatmawati

4.2.1 Visi RSUP Fatmawati

Visi dari RSUP Fatmawati adalah terdepan, paripurna dan terpercaya di

Indonesia.

4.2.2 Misi RSUP Fatmawati

1. Memfasilitasi dan meningkatkan mutu pelayanann kesehatan, pendidikan dan

penelitian di seluruh disiplin ilmu dengan unggulan bidang ortopaedi dan

rehabilitasi medik, yang memenuhi kaidah menajemen risiko klinis.

2. Mengupayakan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

3. Mengelola keuangan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel serta

berdaya saing tinggi.

Page 27: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 19

4. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai perkembangan iptek terkini.

5. Meningkatkan kompetensi pemberdayaan dan kesejahteraan sumber daya

manusia.

4.3 Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan (IRJ)

Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan (IRJ) merupakan bagian dari instalasi

farmasi yang bertugas melayani pasien dari poliklinik baik pasien umum, pasien

jaminan kantor, pasien asuransi. Depo farmasi rawat jalan terdiri dari depo

farmasi rawat jalan lantai 1, 2 dan 3.

4.4 Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1

Depo farmasi rawat jalan memiliki 2 orang asisten Apoteker, 3 orang

Apoteker dan 2 orang kasir. Depo farmasi rawat jalan melayani pasien dari poli

rawat jalan, jaminan pegawai, pasien bebas, pasien IKS (Ikatan Kerjasama

Perusahaan) dan pasien HIV. Persyaratan untuk pasien jaminan kantor yaitu harus

melampirkan fotokopi kartu berobat perusahaan dan fotokopi resep masing-

masing sebayak 2 lembar. Persyaratan untuk pasien jaminan pegawai harus

menyertakan cap TAP dari poli pegawai.

Jumlah resep yang masuk ke depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati dalam

sehari bias mencapai 100 hingga 200 resep, dimana pada hari Senin jumlah

pasiennya lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari lainnya.

Alur pelayanan resep pasien di depo farmasi rawat jalan adalah sebagai

berikut :

Page 28: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 20

- Pasien dengan resep dokter meletakkan resep di dalam keranjang dengan

disertai kartu berobat untuk memastikan kejelasan nama yang ada di resep,

sedangkan pasien bebas langsung berbicara kepada pemberi harga.

- Resep yang diletakan kemudian dihargai dan dijelaskan bila obat dicopy

dibagian penghargaan.

- Resep yang telah dihargai diserahkan ke dalam untuk selanjutnya disiapkan

ataupun diracik, sedangkan bonnya diserahkan kepada pembuat kwitansi

untuk kemudian diberitahukan harga yang harus dibayarkan oleh pasien.

- Resep yang telah siap kemudian diserahkan kepada penyerahan kemudian

akan diperiksa kembali kemudian diserahakan ke pasien dan diberikan

informasi tentang obatnya.

Page 29: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 21

Bab V

Hasil Dan Pembahasan

5.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis pada Bulan Mei 2012 di

depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati diperoleh data

sebagai berikut.

5.1.1 Rata-rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan

Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012

Rata-rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai

1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 telah memenuhi standar yang telah ditetapkan

pemerintah seperti yang tertera dalam KEPMENKES RI no.

129/MENKES/SK/II/2008. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut

ini :

Tabel 5.1 Evaluasi Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan

RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012.

Rata-rata waktu

dispensing obat (menit)

Depo farmasi IRJ

Fatmawat Bulan Mei 2012

Ketetapan Kepmenkes RI

no. 129/Menkes/II/2008

Non racikan 17.75 30

Racikan 39.19 60

5.1.2 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP

Fatmawati Bulan Mei 2012 berasarkan status pasien

Pembagian status pasien dipisahkan atas racikan dan non racikan. Dari tiga

macam jenis status pasien, pasien berstatus HIV yang memiliki waktu terlama.

Page 30: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 22

Dari tiga macam jenis status pasien, pasien berstatus pegawai memiliki waktu

tercepat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2 Rata rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP

Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan status pasien.

Rata-rata waktu

dispensing obat (menit) Umum Pegawai HIV

Non racikan 17.86 4.00 19.29

Racikan 40.13 23.83 45.92

5.1.3 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP

Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan status jam kesibukan

Pembagian jam kesibukan dipisahkan atas racikan dan non racikan. Rata-rata

waktu dispensing pada jam sibuk (10.00-13.00) memiliki waktu lebih lama

dibanding dengan jam tidak sibuk (jam selain jam sibuk). Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel 5.3 berikut ini :

Tabel 5.3 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP

Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jam kesibukan

Rata-rata waktu dispensing

obat (menit)

Tidak sibuk

(jam 08.00-10.00 dan

13.00-14.00)

Sibuk

(jam 10.00-13.00)

Non racikan 13.96 21.11

Racikan 34.98 41.10

5.1.4 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP

Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan hari

Pembagian hari dipisahkan atas racikan dan non racikan. Hari yang memiliki

waktu dispensing obat terlama adalah hari Senin. Dan hari tecepat terdapat di hari

Jumat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini :

Page 31: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 23

Tabel 5.4 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP

Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan hari

Rata-rata waktu

dispensing Obat (menit) Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

Non racikan 22.31 17.78 18.07 16.25 12.19

Racikan 49.00 38.15 35.97 35.27 34.88

5.1.4 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP

Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jenis pembelian

Pembagian hari dipisahkan atas racikan dan non racikan. Waktu dispensing

obat dari jenis pembelian bebas memiliki waktu yang lebih cepat dibandingkan

dengan jenis pembelian menggunakan resep, hal tersebut dapat dilihat dalam tabel

5.5 berikut ini :

Tabel 5.5 Rata rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP

Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jenis pembelian

Waktu dispensing obat

(menit) Obat bebas Obat resep

Non racikan 4.37 19.38

Racikan - 39.20

5.2 Pembahasan

Pada tabel 5.1 terlihat bahwa rata-rata waktu dispensing obat untuk jenis resep

non racikan yaitu sekitar 17 menit, untuk resep racikan yaitu sekitar 39 menit dan

untuk rata-rata waktu dispensing obat tanpa membedakan jenis resep yaitu sekitar

28 menit. Bila dibandingkan dengan standar waktu pelayanan resep oleh yang

telah ditetapkan pemerintah waktu dispensing obat di depo farmasi Rawat Jalan

Lantai 1 RSUP Fatmawati telah memenuhi standar. Namun untuk menjaga agar

tetap memenuhi criteria dari standar pelayanan prima dan standar pelayanan

minimal perlu dilakukan pengukuran waktu tunggu kembali setidaknya selama 3

bulan kedepan.

Page 32: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 24

Status dari pasien memiliki pengaruh terhadap waktu dispensing obat di depo

ini. Pasien dengan status umum memiliki rata-rata waktu dispensing untuk resep

non racikan sekitar 18 menit dan racikan sekitar 40 menit. Status HIV memiliki

waktu dispensing obat terlama jika dibanding 2 status lain yaitu untuk resep non

racikan sekitar 19 menit dan resep racikan sekitar 46 menit. Hal tersebut mungkin

dikarenakan pasien dengan status HIV menyerahkan resep tidak sendirian, baik

sesama keluarga ataupun teman pada saat konseling di klinik VCT. Hal tersebut

menyebabkan petugas melayani resep dan menyerahkan bukan perlembar resep,

namun perkelompok dari resep yang diletakan. sehingga menyebabkan

penambahan waktu untuk pasien berstatus HIV.

Pasien dengan status pegawai memiliki waktu yang jauh lebih singkat

dibanding kedua status lain yaitu untuk resep non racikan sekitar 4 menit dan

untuk resep racikan 24 menit. Hal tersebut mungkin dikarenakan bila pasien

dengan status pegawai dilayani terlebih dahulu oleh petugas dengan menyuruhnya

masuk ke dalam depo bagian persiapan obat. Selain itu beberapa pasien dengan

status pegawai masuk ke dalam depo kemudian ke bagian penghargaan untuk

meminta resepnya dilayani terlebih dahulu kepada bagian penghargaan. Hal

tesebut selain mengganggu konsentrasi dari petugas, juga menambah waktu

sebelum penghargaan resep lain yang diletakan di box resep. Selain itu pasien

jenis pegawai sebelum menebus obat di depo IRJ lantai 1 sebelumnya telah

menebus obat di depo askes pegawai, jika ditemukan obat yang tidak di miliki

oleh depo askes pegawai pasien tersebut menebus sisanya di depo IRJ sehingga

pasien jenis pegawai memiliki jumlah obat lebih sedikit jika dibandingkan dengan

Page 33: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 25

jenis resep lainnya. hal tersebut menjadikan waktu dispensing obat dari pasien

jenis pegawai sedikit.

Jam kesibukan dari depo farmasi IRJ RSUP Fatmawati yaitu sekitar jam 10.00

sampai dengan 13.00. Seperti yang terlihat dalam tabel 5.3 perbedaan waktu

dispensing obat antara jam sibuk dengan jam tidak sibuk cukup jauh yaitu sekitar

7 menit untuk resep non racikan dan 6 menit untuk resep racikan. Seharusnya

tidak ada perbedaan rata-rata disetiap jam. Perbedaan waktu tersebut mungkin

disebabkan pada jam tersebut pasien selesai berobat di dokter secara serentak dari

berbagai poli. Hal tersebut mengakibatkan penumpukan resep pada box tempat

meletakan resep.

Hari juga mempengaruhi rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi IRJ

RSUP Fatmawti. Hari Senin merupakan hari dimana rata-rata waktu dispensing

obat terlama di depo ini yaitu sekitar 23 menit untuk resep non racikan dan 49

menit untuk resep racikan. Berdasarkan pengamatan penulis hari Senin

merupakan hari dimana depo melayani resep terbanyak dibandingkan dengan hari-

hari lain. Selain itu hari Senin adalah hari aktif setelah hari libur di akhir pekan.

Pasien yang hendak berobat pada hari Sabtu dan Minggu tidak bisa berobat

dikarenakan libur, hal tersebut mengakibatkan penumpukan pasien dihari Senin.

Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati melayani 2

jenis pembelian, menggunakan resep dan bebas. Pembeli obat bebas atau tanpa

menggunakan resep mencakup obat bebas, vitamin, perlengkapan medis untuk

operasi dan obat keras yang penggunaannya rutin, namun jumlah pembelian

dibatasi tidak boleh lebih dari satu strip atau blister.

Page 34: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 26

Jenis pembelian juga mempengaruhi waktu dispensing dari obat. Dijelaskan

dalam tabel 5.5 obat jenis pembelian bebas untuk jenis resep non racikan memiliki

rata-rata waktu dispensing hanya sekitar 5 menit. Sedangkan jenis pembelian

resep untuk jenis resep non racikan mencapai sekitar 19 menit. Hal teresebut

mungkin dikarenakan pembelian bebas rata-rata langsung dilayani saat

menyerahkan uang. Tidak ada waktu penyiapan obat di ruang penyiapan obat,

pemberian etiket serta penjelasan penggunaan menjadikan waktu dari obat bebas

jauh lebih cepat dibanding dengan obat resep.

Page 35: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 27

Bab VI

Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan

1. Rata rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai

1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 untuk resep non racikan 17.75 menit dan

untuk resep racikan 39.19 menit, waktu dispensing obat di Depo farmasi

Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 telah

memenuhi persyaratan dari Kepmenkes RI no. 129 thn 2008.

2. Rata rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai

1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan status pasien umum untuk

resep non racikan adalah 17.86 menit dan untuk resep racikan adalah 40.13

menit. Pasien dengan status HIV untuk resep non racikan adalah 19.29 menit

dan untuk resep racikan adalah 45.92 menit. Pasien dengan status pegawai

untuk resep non racikan adalah 4 menit dan untuk resep racikan adalah 23.83

menit.

3. Rata rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai

1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jam kesibukan rata-rata

waktu dispensing obat jam tidak sibuk (08.00-10.00 dan 13.00-14.00) untuk

resep non racikan adalah 13.96 menit, untuk resep non racikan adalah 34.98

menit. Rata rata waktu dispensing obat jam sibuk (10.00-13.00) untuk jenis

resp non racikan adalah 21.11 menit dan untuk jenis resep racikan adalah

41.10 menit.

4. Rata rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai

1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan hari; hari Senin untuk resep

Page 36: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 28

non racikan adalah 22.31 menit, untuk jenis resep racikan adalah 49.00 menit;

hari hari Selasa untuk jenis resep non racikan adalah 17.78 menit, untuk jenis

resep racikan adalah 38.15 menit; hari Rabu untuk jenis non racikan adalah

18.07 menit, untuk jenis resep racikan adalah 35.97 menit; hari Kamis untuk

jenis resep non racikan adalah 16.25 menit, untuk jenis resep racikan adalah

35.27 menit; hari Jumat untuk jenis resep non racikan adalah 12.19 menit dan

untuk jenis resep racikan adalah 34.88 menit. Hari dimana waktu dispensing

terlama adalah hari Senin.

5. Rata rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai

1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jenis pembelian, jenis

pembelian bebas untuk resep non racikan adalah 4.37 menit, jenis pembelian

resep untuk resep non racikan adalah 19.38 menit dan untuk jenis resep

racikan adalah 39.20 menit.

6.2 Saran

1. Diperlukan penelitian berkala setidaknya selama 3 bulan sekali untuk menjaga

agar waktu dispensing obat di depo farmasi instalasi rawat jalan lantai 1 tetap

memenuhi standar karena menyangkut pelayanan prima dan standar pelayanan

minimal yang harus terpenuhi.

Page 37: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 29

Daftar Pustaka

1. Siregar, C., Amalia, L., 2003, Farmasi Rumah Sakit Teori & Penerapannya,

ECG, Jakarta.

2. Wijono, D., 2008, Manajemen Mutu Rumah Sakit dan Kepuasan Pasien

Prinsip dan Praktik, CV. Duta Prima Airlangga, Surabaya.

3. Kemenkes RI, 2008, Kepmenkes No. 129/menkes/SK/II/2008 tentang Standar

Pelayanan Minimal RS, Kemenkes RI, Jakarta.

4. Wongkar, L. 2000, Analisis Waktu Pelayanan Pengambilan Obat di Apotek

Kimia Farma Kota Pontianak Tahun 2000, FKM-UI, Depok.

5. Ritung, M., 2003, Lama Waktu Pelayanan Resep Raciikan Khusus Hari Sabtu

di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSIA Hermina Bekasi Tahun 2003, FKM-

UI, Depok.

6. Yulia, Y., 1996, Analisis Alokasi Waktu Kerja Dan Hubungannya Dengan

Kualitas Pelayanan Resep di Instalasi Farmasi RSU PMI Bogor, FKM-UI,

Depok.

7. Widiasari, E., 2009, Analisis Waktu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Tugu Ibu Depok Tahun 2009, FKM-UI,

Depok.

8. RSUP Fatmawati., 2011, 50 th 15 April 1961–2011 RSUP Fatmawati Ikut

Menyehatkan Bangsa, RSUP Fatmawati, Jakarta.

9. Anief, M., 1997, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

10. RSUP Fatmawati, Prosedur Waktu Tunggu Pasien di RSUP Fatmawati.,

RSUP Fatmawati, Jakarta.

11. Iqbal, H, 2002, Metodologi Penelitian ilmiah,Ghalia Indonesia, Jakarta.

12. Agustina, A, 2005, Evaluasi Waktu Tunggu obat di Instalasi Rawat Jalan

Lantai 1 RSUP Fatmawati periode april 2005, Poltekkes Depkes Jakarta II,

Jakarta.

Page 38: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 30

Lampiran 1 Lembaran Monitoring Waktu Dispensing

Page 39: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 31

Lampiran 2 Contoh lembar resep di depo farmasi instalasi rawat jalan

Resep HIV Resep Umum

Resep Pegawai Obat Bebas

Page 40: KTI Yusuf Satrio Nugroho - Poltekkes Kemenkes Jakarta II 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 32

Lampiran 3 Tabel Jumlah Resep Perhari

Hari / tanggal Jumlah Resep Hari / tanggal Jumlah Resep

Selasa, 1 Mei 2012 121 Rabu, 16 Mei 2012 148

Rabu, 2 Mei 2012 128 Senin, 21 Mei 2012 183

Kamis, 3 Mei 2012 138 Selasa, 22 Mei 2012 148

Jumat, 4 Mei 2012 98 Rabu, 23 Mei 2012 119

Senin, 7 Mei 2012 171 Kamis, 24 Mei 2012 118

Selasa, 8 Mei 2012 144 Jumat, 25 Mei 2012 71

Rabu, 9 Mei 2012 129 Senin, 28 Mei 2012 131

Kamis, 10 Mei 2012 132 Selasa, 29 Mei 2012 127

Jumat, 11 Mei 2012 97 Rabu, 30 Mei 2012 117

Senin, 14 Mei 2012 155 Kamis, 31 Mei 2012 105

Selasa, 15 Mei 2012 153