kti cedera kaki dm

29
KTI cedera Kaki DM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM), kini menjadi ancaman yang serius bagi umat manusia di dunia. Penderita DM diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003, memperkirakan 194 juta jiwa penduduk dunia usia 20-79 tahun atau 5,1% dari 3,8 milyar menderita DM dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa. Berdasarkan penelitian Departemen Kesehatan tahun 2001 dalam The Soedirman Journal of Nursing (2008), penyakit DM mempunyai populasi terbesar dunia dikawasan Asia. Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia, setelah India, China, dan Amerika Serikat. Menurut Hardjosubroto (2007) dalam The Soedirman Journal of Nursing (2008),pada tahun 2005 di Indonesia prevalensi penderita DM dari 171 juta penduduk berusia di atas 15 tahun terdapat kira-kira 24 juta orang DM. Tercatat 7,5% penduduk dipulau Jawa dan Bali, baik pria maupun wanita menderita DM. Menurut Sumarwati, Sejati & Pramitasari, dalam The Soedirman Journal ofNursing (2008), terdapat 151.703 kasus DM ditemukan di Provinsi Jawa Tengah. Kasus DM pada tahun 2006 meningkat menjadi 259.703 atau 80,97% per 1.000 penduduk (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2006). Sementara itu prevalensi DM di Banyumas menurut laporan Dinas Kesehatan Banyumas (2010) menduduki urutan kedua yaitu sebesar 4.619 kasus setelah neoplasma. Dinas KesehatanBanyumas (2010) lebih lanjut mengungkapkan,

Upload: m-abd-rossyid-alfagabrielmuzaifa

Post on 21-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KTI Cedera Kaki DM

KTI cedera Kaki DM

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM), kini menjadi ancaman yang serius bagi umat manusia di dunia.

Penderita DM diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003, memperkirakan 194 juta jiwa penduduk dunia

usia 20-79 tahun atau 5,1% dari 3,8 milyar menderita DM dan pada tahun 2025

diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa. Berdasarkan penelitian Departemen

Kesehatan tahun 2001 dalam The Soedirman Journal of Nursing (2008), penyakit DM

mempunyai populasi terbesar dunia dikawasan Asia. Indonesia menempati peringkat ke-4

dunia, setelah India, China, dan Amerika Serikat.

Menurut Hardjosubroto (2007) dalam The Soedirman Journal of Nursing (2008),pada

tahun 2005 di Indonesia prevalensi penderita DM dari 171 juta penduduk berusia di atas 15

tahun terdapat kira-kira 24 juta orang DM. Tercatat 7,5% penduduk dipulau Jawa dan Bali,

baik pria maupun wanita menderita DM.

Menurut Sumarwati, Sejati & Pramitasari, dalam The Soedirman Journal

ofNursing (2008), terdapat 151.703 kasus DM ditemukan di Provinsi Jawa Tengah. Kasus

DM pada tahun 2006 meningkat menjadi 259.703 atau 80,97% per 1.000 penduduk (Dinas

Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2006). Sementara itu prevalensi DM di Banyumas

menurut laporan Dinas Kesehatan Banyumas (2010) menduduki urutan kedua yaitu

sebesar 4.619 kasus setelah neoplasma. Dinas KesehatanBanyumas (2010) lebih lanjut

mengungkapkan, prevalensi DM di Puskesmas IISokaraja menduduki urutan pertama

dengan 327 kasus. Berdasarkan hasil laporan praktek mahasiswa Poltekkes Prodi

Keperawatan Purwokerto (2011) di Karangduren, dari 324 orang lansia terdapat 4.32% atau

14 orang yang menderita DM. Terlebih lagi para penderita DM ini bukan hanya golongan

Page 2: KTI Cedera Kaki DM

masyarakat tingkat menengah ke atas, mereka yang dikatakan ekonomi lemah pun mulai

terjangkit kelainan metabolik ini.

DM adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik dengan ditandai oleh adanya

hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau

keduanya. Penyakit DM sering menimbulkan komplikasi berupa stroke, gagal ginjal,

jantung, nefropati, kebutaan dan bahkan harus menjalani amputasi jika anggota badan

menderita luka gangren. DM yang tidak ditangani dengan baik angka kejadian komplikasi

dari DM juga akan meningkat, termasuk komplikasi cedera kaki diabetes (Waspadji, 2010).

Waspadji (2010) lebih lanjut menyebutkan bahwa penderita DM dapat terjadi

komplikasi pada semua tingkat sel dan semua tingkatan anatomik. Manifestasi komplikasi

kronik dapat terjadi pada tingkat pembuluh darah kecil (mikrovaskular) berupa kelainan

pada retina mata, glomerulus ginjal, syaraf dan pada otot jantung (kardiomiopati). Pada

pembuluh darah besar (makrovaskuler), manifestasi komplikasi kronik DM dapat terjadi

pada pembuluh darah serebral, jantung (penyakit jantung koroner) dan pembuluh darah

perifer (tungkai bawah). Komplikasi lain DM dapat berupa kerentanan berlebih terhadap

infeksi dengan akibat mudahnya terjadi infeksi saluran kemih, tuberkolosis paru dan infeksi

kaki, yang kemudian dapat berkembang menjadi ulkus atau gangren diabetes.

Menurut Waspadji (2010), Cidera cedera kaki diabetes merupakan salah satu

komplikasi kronik DM yang paling ditakuti. Hasil pengelolaan cedera kaki diabetes sering

kali berakhir dengan kecacatan dan kematian. Di negara maju cedera kaki diabetes masih

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar, tetapi dengan kemajuan cara

pengelolaan dan adanya klinik cedera kaki diabetes yang aktif mengelola sejak

pencegahan primer, nasib penderita cedera kaki diabetes menjadi lebih cerah. Angka

kematian dan angka amputasi dapat ditekan sampai sangat rendah, menurun sebanyak

49%-85%.

Masalah cedera kaki diabetes di Indonesia sampai saat ini masih menjadi masalah

yang kompleks. Angka kematian dan angka amputasi masih tinggi, sebesar 16% dan 25%

(data RSUPNCM tahun 2003). Nasib para penyandang DM pasca amputasi pun masih

Page 3: KTI Cedera Kaki DM

sangat buruk. Sebanyak 14,3% akan meninggal dalam setahun pasca amputasi, dan

sebanyak 37% akan meninggal 3 tahun pasca operasi. Hal tersebut membuktikan bahwa di

Indonesia masalah cedera kaki diabetes masih merupakan masalah yang rumit dan tidak

terkelola secara maksimal. Belum lagi masalah biaya pengobatan yang tidak terjangkau

oleh semua lapisan masyarakat.

Fenomena tersebut memerlukan upaya efektif untuk mencegah terjadinya luka pada

penderita DM. Upaya tersebut dapat berupa preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Pemeriksaan dan perawatan kaki pada pengelolaan kaki diabetes merupakan upaya yang

diutamakan pada keperawatan keluarga. Pemakaian alas kaki dianjurkan untuk mencegah

cedera kaki.

Dari uraian diatas penulis menganggap perlu suatu upaya untuk mencegah terjadinya

cedera kaki diabetes. Oleh sebab itu penulis tertarik mengangkat laporan kasus dengan

judul “Risiko Cedera Kaki Pada Keluarga Ny. S Dengan Fokus Utama Ny. S Yang

Menderita Diabetes Melitus (DM) di RT 02 RW III di Desa

Karangduren,Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas.”

B.       Tujuan

1.                  Tujuan umum

Dapat melaporkan kasus Risiko Cedera Kaki Pada Keluarga Ny. S Dengan Fokus Utama

Ny. S Yang Menderita Diabetes Melitus (DM) di RT 02 RW III di Desa

Karangduren, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas.

2.                Tujuan khusus

a.       Menggambarkan :

1)      Biodata klien (biographic information) diabetes melitus.

2)      Pengkajian (assessment), mencakup riwayat kesehatan klien (patient

history), review sistem terkait (review of system), data umum, hasil pemeriksaan fisik

(examination & assessment), dan pemeriksaan penunjang pada klien diabetes melitus

dengan risiko cedera kaki.

Page 4: KTI Cedera Kaki DM

3)      Masalah keperawatan yang ditemukan pada klien diabetes melitus dengan risiko cedera

kaki.

4)      Perencanaan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada kliendiabetes melitus

dengan risiko cedera kaki.

5)      Tindakan dan penilaian pada klien diabetes melitus dengan risiko cedera kaki.

b.       Membahas kesenjangan antara teori dan kondisi riil kasus risiko cedera kaki pada klien

diabetes melitus.

C.      Manfaat Penulisan

Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalamkeperawa

tan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus risiko cidera kaki

pada klien Diabetes Melitus (DM).

a.       Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya

pada keluarga Ny. S  dalam upaya penanggulangan cedera kaki pada penderita DM melalui

usaha pencegahan terhadap faktor-faktor risiko yang dipandang mempunyai potensi untuk

menimbulkan terjadinya cedera kaki (upaya pencegahan primer).

b.      Sebagai bahan informasi pada peneliti lainnya maupun institusi kesehatan lainnya, dalam

menangani kasus DM agar tidak menjadi cedera kaki di masa mendatang khususnya untuk

pencegahan sekunder terhadap penderita DM.

c.       Sebagai bahan kepustakaan tentang DM sebagai faktor risiko cedera kaki, khususnya

pada mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Purwokerto

Page 5: KTI Cedera Kaki DM
Page 6: KTI Cedera Kaki DM

BAB II

LAPORAN KASUS

         Penulis akan menyajikan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Ny. S yang

menderita Diabetes Melitus. Penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga selama 7 hari

yaitu tanggal 22-28 Mei 2012 di Desa Karangduren RT 02/III, Kecamatan Sokaraja,

Kabupaten Banyumas.

         Asuhan Keperawatan Keluarga dilaksanakan melalui tahapan proses keperawatan

keluarga yang meliputi : pengkajian, perumusan diagnose masalah keperawatan melalui

tipologi masalah keperawatan keluarga, menentukan masalah, perencanaan keperawatan,

implementasi dan evaluasi.

A.    Biodata Klien (Biographic Information)

Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan pada keluarga Ny. S yang beralamat di

Desa Karangduren RT 02/III, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Ny. S berusia 50

tahun, pendidikan terakhir SMA, dan penghasilan sehari-hari berasal dari gaji pensiun

almarhum suaminya. Tipe keluarga klien adalahthree generation family, karena terdiri dari

nenek, ibu, dan anak dalam satu rumah. Keluarga Ny. S berada dalam tahap orang tua usia

pertengahan. Ny. S menyadari bahwa dalam tahap perkembangan keluarga, Ny. S dan

keluarga belum bisa menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan terutama

mengenai menyeimbangkan masalah gaya hidup dan pengaturan pola makan yang

sehat.Penulis beranggapan bahwa support system (sistem pendukung) untuk keluarga Ny.

S sudah terbentuk secara kuat, terbukti dengan ketika Ny. S mengeluh karena sakit yang

dideritanya, keluarga langsung memeriksakan kesehatan Ny. S ke dokter.

B.     Pengkajian (Assessment)

Page 7: KTI Cedera Kaki DM

1)      Riwayat Klien (Patient History)

            Ny. S mengatakan semenjak bulan Februari 2012 yang lalu, sering merasa lapar

dan banyak kencing terutama pada malam hari, badannya cepat lelah dan lemas,

ekstremitas bawah khususnya telapak kakinya kadang terasa kesemutan. Bulan Maret

2012, Ny. S dianjurkan oleh keluarga untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter.

Berdasarkan pemeriksaan dokter, hasil pemeriksaan GDS Ny. S sebesar 425 mg/dl dan

didiagnosa menderita penyakit DM. Dalam keluarga Ny. S tidak ada yang mengatur pola

makan yang sesuai untuk penderita DM karena terbatasnya pengetahuan tentang

makanan yang dimakan, dibatasidan dihindari. Dalam keluarga Ny. S ada yang memiliki

penyakit DM, yaitu ibu (Ny. Sw) dan kakak laki-lakinya.

2)      Reviu sistem (Review of System)

            Pemeriksaan fisik didapatkan data sebagai berikut, Ny. S memiliki kulit sawo

matang, tidak ada dermatitis, kapileri revil <2 detik, bersih dan memiliki turgor kulit yang

baik. Kepala mesochepal, memiliki rambut keriting panjang, beruban dan bersih. Fungsi

penglihatan agak kabur, konjungtifa merah muda, sklera tidak ikterik. Hidung simetris, tidak

ada kelainan bentuk dan fungsi. Telinga memiliki fungsi pendengaran baik dan tidak ada

kelainan bentuk. Mulut bersih dan tidak terlihat ada caries gigi. Pada leher tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid. Dalam pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS) pada tanggal

14 Mei 2012,didapatkan hasil 315  mg/dl. Respiratory system ; respirasi Ny.

S 20×/menit,bunyi paru-paru vesikuler. Cardiovasculer system ; Ny. S memiliki tekanan

darah : 120/80 mmHg, nadi : 80×/menit, bunyi jantung regular. Gastrointestinal system ;

bising usus 14×/menit, pada abdomen tidak ada nyeri tekan. Genito urinary

system ; BAK tujuh sampai sembilan kali per hari terutama pada malam hari, BAB rutin satu

kali per hari. Musculoskeletal system : pada ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedem,

tapi ekstremitas bawah khususnya telapak kakinya kadang terasa kesemutan semenjak

bulan Februari 2012. Telapak kaki klien terlihat kering, terdapat kulit yang terkelupas tapi

Page 8: KTI Cedera Kaki DM

tidak ada perlukaan. Ny. S terlihat tidak mengenakan alas kaki saat beraktifitas, kekuatan

otot 5. Neurologic system : dalam batas normal. Klien menerima penyakit yang dideritanya.

3)      Pemeriksaan Data Fokus  (Examination & Assessment)

            Ny. S memiliki postur tubuh yang kurus, tinggi, dan memiliki bentuk

kepalamesochepal. Ny. S mengatakan kadang sering merasa lapar dan banyak kencing

terutama pada malam hari, badannya cepat lelah dan lemas, ekstremitas bawah khususnya

telapak kakinya kadang terasa kesemutan semenjak bulan Februari 2012. Telapak kaki

klien terlihat kering, terdapat kulit yang terkelupas tapi tidak ada perlukaan. Ny. S terlihat

tidak mengenakan alas kaki saat beraktifitas. Ny. S dan keluarga mengatakan tidak

mengetahui cara menjaga diri dan cara yang dilakukan untuk mengurangi risiko cedera

kaki. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada tanggal 22 Mei 2012, Ny. S memiliki

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80×/menit, respirasi 20×/menit, suhu 36,2°C. Pada

pemeriksaan GDS tanggal 14 Mei 2012pada Ny. S didapatkan hasil 315  mg/dl.

4)      Pemeriksaan Penunjang

            Bulan Maret 2012 hasil pemeriksaan dokter mendiagnosis Ny. S menderita penyakit

DM dengan hasil GDS : 425 mg/dl. Pada pemeriksaan GDS pada tanggal 14 Mei 2012,

didapatkan hasil gula darah sewaktu Ny. S sebesar 315 mg/dl.

           

C.    Perumusan Masalah  (Formulate Problem List)

Berdasarkan dari hasil pengkajian terhadap Ny. S maka didapatkan data :

DS   : Ny. S dan keluarga mengatakan tidak mengetahui  cara menjaga diri dan cara yang

dilakukan untuk mengurangi risiko cedera kaki. Ekstremitas bawah khususnya telapak

kakinya kadang terasa kesemutan semenjak bulan Februari 2012.

DO  : Telapak kaki klien terlihat kering, tidak ada luka maupun kulit yang terkelupas. Ny. S

terlihat tidak mengenakan alas kaki saat beraktifitas.

DP   : GDS pada tanggal 14 Mei 2012 : 315 mg/dl

Page 9: KTI Cedera Kaki DM

Problem     : Risiko cedera kaki pada Ny. S

Etiologi     : Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang terkena DM

         Berdasarkan analisa data di atas dapat ditarik kesimpulan masalah kesehatan

keluarga Ny. S didapatkan diagnosa keperawatan yang muncul yaitu :

Risiko cedera kaki pada Ny. S berhubungan dengan  ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang terkena DM.

D.    Perencanaan (Plan)

Diagnosa keperawatan dan fokus intervensi

           Risiko cedera kaki pada Ny. S berhubungan dengan  ketidakmampuan keluarga

dalam merawat anggota keluarga yang terkena DM.

Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga

dapatmencegah terjadinya cedera kaki.

Tujuan Khusus : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5×1

kunjungandiharapkan keluarga mampu : Tujuan Khusus 1  : Mengenal masalah kesehatan

mengenai risiko cedera kaki,. Implementasi : 1). Bina hubungan saling percaya, 2).

Diskusikan dengan keluarga tentang risiko cedera kaki, 3). Jelaskan kembali pada keluarga

tentang risiko cedera kaki, 4).Beri kesempatan keluarga untuk bertanya, 5).Evaluasi hasil

yang telah didiskusikan bersama, 6). Beri reinforcement positif kepada keluarga. Tujuan

Khusus 2 : Mengambil keputusan mengenai tindakan yang

tepat,.Implementasi : 1). Yakinkan klien menggunakan alas kaki yang sesuai, 2).Bantu klien

dengan ambulasi, sesuai dengan kebutuhan. Tujuan Khusus 3  : Merawat anggota keluarga

yang mengalami cedera kaki DM,. Implementasi  : 1). Ajarkan cara pencegahan luka

diabetik, 2).Ajarkan tindakan yang bisa dilakukan bila terjadi luka, 3).Ajarkan perawatan

kaki diabetik. Tujuan Khusus 4 : Memodifikasi lingkungan,.Implementasi  :

1). Anjurkan lantai rumah dibuat dari bahan yang kasat (tidak licin), 2).Anjurkan dikamar

mandi menggunakan pegangan. Tujuan Khusus 5  : Memanfaatkan pelayaan kesehatan

yang ada,. Implementasi  : 1). Kolaborasi dengan perawat untuk menentukan jumlah

Page 10: KTI Cedera Kaki DM

makanan yang dibutuhkan setiap anggota keluarga. 2).Anjurkan klien untuk minum obat

dan memeriksakan kembali keadaannya ke Pusat Pelayanan Kesehatan terdekat,

3).Berikan instruksi tertulis tentang manfaat dan pelayanan kesehatan, sesuai dengan

keperluan.

E.       Pelaksanaan dan Evaluasi (Implementation & Evaluation)

          Risiko cedera kaki pada Ny. S berhubungan dengan  ketidakmampuan keluarga

dalam merawat anggota keluarga yang terkena DM.

Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga

dapatmencegah terjadinya cedera kaki.

Tujuan Khusus : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5×1

kunjungandiharapkan keluarga mampu :

Tujuan Khusus 1  : Mengenal masalah kesehatan mengenai risiko cedera

kaki,.Implementasi : 1). Membina hubungan saling percaya, 2). Mendiskusikan dengan

keluarga tentang risiko cedera kaki, 3). Menjelaskan kembali pada keluarga tentangrisiko

cedera kaki, 4). Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya, 5). Memberikan

reinforcement positif kepada keluarga,. Evaluasi Tindakan Keperawatan : setelah dilakukan

intervensi setelah dua kali pertemuan Ny. S dan keluarga tampak mengerti tentang definisi

dan komplikasi penyakit yang dapat diderita klien.

Tujuan Khusus 2 : Mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat,.Implementasi : 1).

Meyakinkan klien menggunakan alas kaki yang sesuai,. Evaluasi Tindakan

Keperawatan : Setelah dilakukan intervensi setelah satu kali pertemuan Ny. S mau

mencoba mengenakan alas kaki saat beraktifitas, saat sedang menyapu klien terlihat

mengenakan alas kaki.

Tujuan Khusus 3  : Merawat anggota keluarga yang mengalami cedera

kaki DM,.Implementasi  : 1). Mengajarkan cara pencegahan luka diabetik, 2). Mengajarkan

tindakan yang bisa dilakukan bila terjadi luka, 3). Mengajarkan perawatan kaki

diabetik,. Evaluasi Tindakan Keperawatan  : setelah dilakukan tindakan keperawatan

Page 11: KTI Cedera Kaki DM

selama tiga kali pertemuan Ny. S dan keluarga tampak mengerti tentang perawatan kaki

diabetes melitus.

Tujuan Khusus 4 : Memodifikasi lingkungan,. Implementasi  : 1).Menganjurkan lantai rumah

dibuat dari bahan yang kasat (tidak licin), 2).Menganjurkan Ny. S

dankeluargamenggunakan pegangan di kamar mandi,. Evaluasi Tindakan Keperawatan  :

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali pertemuan Ny. S dan keluarga

bisa mengaplikasikan anjuran yang diberikan.

Tujuan Khusus 5  : Memanfaatkan pelayaan kesehatan yang ada,. Implementasi  :

1).Mengkolaborasikan dengan perawat untuk menentukan jumlah makanan yang

dibutuhkan setiap anggota keluarga. 2).Menganjurkan klien untuk minum obat dan

memeriksakan kembali keadaannya ke Pusat Pelayanan Kesehatan

terdekat.3).Memberikan instruksi tertulis tentang manfaat dan pelayanan kesehatan, sesuai

dengan keperluan,. Evaluasi Tindakan Keperawatan  : setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama satu kali pertemuan Ny. S dan keluarga bisa menentukan jumlah

makanan yang dibutuhkan setiap  anggota keluarga.

Evaluasi Akhir Tindakan Keperawatan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5

kali pertemuan Ny. S dan keluarga bertambah pengetahuannya untuk menjaga diri dari

cedera kaki, Ny. S dan keluarga  mampu melakukan perawatan kaki Diabetes Melitus.

Rencana Tindak Lanjut : Tingkatkan kemampuan klien dan keluarga untuk perawatan

anggota keluarga yang terkena DM, anjurkan keluarga untuk mendukung dan

mengingatkan klien dalam perawatan kaki DM dan selalu berikan reinforcement positif

terhadap keberhasilan klien.

Page 12: KTI Cedera Kaki DM

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A.      Pembahasan

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan Keluargayang

telah dilaksanakan pada Ny. S dan keluarga yang menderita Diabetes Melitusselama satu

minggu yaitu pada tanggal 22-28 Mei 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga yang telah

dilaksanakan akan dibandingkan dengan konsep dasar teori yang ada, serta membahas

mengenai kekuatan, kelemahan, serta ancaman yang dihadapi pada saat pelaksanaan

kegiatan Asuhan Keperawatan Keluarga.

Pada saat pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga penulis melakukan

pendekatan dengan cara membina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga

dengan cara berkenalan, menjelaskan maksud dan tujuan serta kontrak waktu dengan

keluarga (Friedman, 1998). Penulis melakukan hal ini karena akan mempermudah dalam

melakukan pengkajian dan  memperoleh kelengkapan data serta mempermudah dalam

melakukan tindakn  an keperawatan keluarga. Penulis menilai dalam membina hubungan

saling percaya dengan keluarga sudah tercapai, terbukti dari klien dan keluarga sudah

saling terbuka dan saling menghormati.

Dalam melaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga ini penulis menggunakan

pendekatan proses keperawatan, dimana tahapan dimulai dari pengkajian, dianalisa dan

diidentifikasi masalahnya, ditentukan prioritas dengan skoring, dibuat perencanaan tindakan

Keperawatan Keluarga, diimplementasikan dan langkah akhir adalah evaluasi dari tindakan

Keperawatan Keluarga yang telah dilakukan, berikut pembahasan mulai dari proses awal

hingga akhir

1.    Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 22 Mei 2012 dengan tekhnik wawancara

dan observasi. Teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh data umum (menanyakan

nama KK, pendidikan, pekerjaan, alamat), suku bangsa, ekonomi, agama, riwayat keluarga,

Page 13: KTI Cedera Kaki DM

keluhan yang dirasakan. Sedangkan observasi dilakukan dengan pengamatan langsung

terhadap lingkungan, seperti pemeriksaan fisik dan karakteristik rumah. Keluhan utama

klien adalah badannya cepat lelah dan lemas, ekstremitas bawah khususnya telapak

kakinya kadang terasa kesemutan. Telapak kaki klien terlihat kering, terdapat kulit yang

terkelupas tapi tidak ada perlukaan.

Menurut Brunner&Suddarth (2002), meningkatnya risiko infeksi cedera kaki diabetes

diawali dengan adanya hiperglikemia yang akan menyebabkan : 1).Neuropati,

neuropati baik neuropati sensorik, motorik dan anatomik

akanmengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot, yang

kemudianmenyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki

danselanjutnya akan mempermuda terjadinya ulkus., 2).Penyakit vaskuler perifer,

penyakit vaskuler perifer menyebabkan sirkulasi ekstremitas bawah yang

buruksehingga memperlama penyembuhan luka dan terjadi gangren. 3). Penurunan daya

imunitas, penurunan daya imunitas karena hiperglikemia

akan mengganggukemampuan leukosit yang berfungsi untuk menghancurkan bakteri,

sehinggapenderita diabetes yang

tidak terkontrol akan terjadi penurunan resistensiterhadap infeksi. Keadaan klien sesuai

dengan dua dari tiga komplikasi diabetes yang meningkatkan risiko cedera kaki diabetes

menurut Brunner&Suddarth (2002), yaitu neuropati dan penyakit vaskuler perifer.

Pemeriksaan fisik menurut Brunner&Suddarth (2002), Pengkajian

menurutBrunner&Suddarth (2002) : 1). Pengkajian primer, meliputi : a). Airway  : Menilai

apakah jalan nafas klien bebas. Apakah klien dapat berbicara dan bernafas dengan mudah,

nilai kemampuan klien untuk bernafas secara normal. b).Breathing : Kaji pernafasan klien,

berupa pola nafas, ritme, kedalaman, dan nilai berapa frekuensi pernafasan klien per

menitnya. c). Circulation : Nilai sirkulasi dan peredaran darah, kaji pengisian kapiler, kaji

kemampuan venus return klien, lebih lanjut kaji output dan intake klien, klien biasanya akan

mengalami eudema tungkai jika kerusakan pada jantung kanan dan akan mengalami

eudema paru bila jantung kiri yang mengalami kerusakan. d). Disability  : Menilai kesadaran

Page 14: KTI Cedera Kaki DM

dengan cepat dan akurat. Hanya respon terhadap nyeri atau sama sekali tidak

sadar. e).Exposure  : Lepaskan pakaian yang dikenakan dan penutup tubuh agar dapat

diketahui kelaianan atau cidera yang berhubungan dengan infark, klien biasanya akan

ditemukan eudema pada beberapa bagian, jika eudema lebih lanjut pada eudema

anasarka, tanyakan kepada klien, bagian mana yang mengalami eudema terlebih dahulu.

Periksa bagian ekstremitas bawah untuk mencari

cedera/perlukaan. 2). Pengkajian sekunder : a). Riwayat penyakit, terutama yang

berhubungan dengan penyakit yang berbahaya. b). Riwayat keluarga  : Terutama yang

berkaitan dengan anggota keluarga lain yang menderita diabetes melitus. c). Riwayat

Kesehatan : Terutama yang berhubungan dengan penurunan berat badan, frekuensi minum

dan berkemih. Peningkatan nafsu makan, penururan tingkat kesadaran, perubahan perilaku

dan manifestasi dari diabetes melitus tergantung insulin, sebagai berikut: Polifagi, Polidipsi,

Poliuria. d). Pemeriksaan Laboratorium : Glikosuria, Hiperglikemia, Ketonuria, kolesterol

dapat meningkat, Gangguan keseimbangan cairan elektrolit.

Penulis melakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan diatas dengan

hasil didapatkan data sebagai berikut ; airways  : Hidung simetris, tidak ada kelainan bentuk

dan fungsi, jalan nafas normal dengan respirasi 20×/menit.Breathing  : pernafasan

klien  normal, pola nafas klien teratur, tidak ada sumbatan jalan nafas. Circulation : tekanan

darah klien 120/80 mmHg, nadi 80×/menit, tidak terdapat oedem. Disability : klien memiliki

tingkat kesadaran composmentis.Exposure : klien mengatakan ekstremitas bawah

khususnya telapak kakinya kadang terasa kesemutan. Telapak kaki klien terlihat kering,

terdapat kulit yang terkelupas tapi tidak ada perlukaan. Tidak ada oedem, nilai kekuatan

otot 5.

Hal diatas bisa menjadi risiko terjadinya masalah dan besarnya masalah seperti yang

dikemukakan Frykberg dalam Waspadji (2010), yang mengemukakan tentang faktor resiko

terjadinya cedera kaki pada penderita DM meliputi 1).  Terdapat sensasi normal tanpa

deformitas, 2). Sensasi normal dengan deformitas, 3). Isensitifitas tanpa deformitas, 4).

Iskemi tanpa deformitas, 5). Kombinasi atau Complicated.

Page 15: KTI Cedera Kaki DM

Dalam pengkajian ditemukan bahwa penglihatan klien sudah kabur. Pemeriksaan

gula darah sewaktu (GDS) pada klien didapatkan hasil 315  mg/dl. Dalam

pemeriksaan Genito urinary system ; BAK tujuh sampai sembilan kali per hari terutama

pada malam hari, BAB rutin satu kali per hari. 

Menurut  Brunner&Suddarth (2002), Komplikasi kronik Diabetes Melitus pada

dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati

Diabetik). Angiopati Diabetik dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Mikrovaskuler: a). Kelainan

glomerulus ginjal, b). Kelainan pada retina mata, c). Kelainan syaraf, d). Kelainan pada otot

jantung,. 2. Makrovaskuler  : a). Pembuluh darah serebral, b). Penyakit Jantung Koroner,

c). Pembuluh darah perifer (tungkai bawah). Pemeriksaan penunjang pada kasus Diabetes

Melitus adalah pemeriksaan laboratorium yang meliputi analisis glikosuria, hiperglikemia

yaitu dengan pemeriksaan kadar gula darah, ketonuria, kolesterol dapat meningkat,

Gangguan keseimbangan cairan elektrolit, PaCO2 menurun, pH merendah. Pada kasus Ny.

S sudah terdapat salah satu komlikasi yang dikemukan oleh Brunner & Sudart yaitu

pandangan sudah mulai kabur, sudah dilakukan pemeriksaan gula darah dengan hasil 315

sebagai pemeriksaan  penunjang pada kasus DM.

         

2.    Diagnosa Keperawatan

Risiko cedera kaki pada Ny. S berhubungan dengan  ketidakmampuan keluarga

dalam merawat anggota keluarga yang terkena DM.

Menurut Nanda dalam Wilkinson (2007 : 264), Risiko cedera adalah suatu kondisi

individu yang berisiko untuk menunjukan cedera sebagai akibat dari kondisi lingkungan

yang berhubungan dengan sumber-sumber adaptif dan pertahanan.

Terdapat kesenjangan antara pengertian diatas dengan data yeng didapatkan

yaitu risiko cedera klien bukan hanya berasal atau sebagai akibat dari kondisi lingkungan

tapi juga berasal dari diri klien sendiri. Seperti yang diungkapkan klien, mengatakan

ekstremitas bawah khususnya telapak kakinya kadang terasa kesemutan, telapak kaki klien

Page 16: KTI Cedera Kaki DM

terlihat kering, terdapat kulit yang terkelupas tapi tidak ada perlukaan dan jarang

mengenakan alas kaki dalam beraktifitas.

Etiologi atau penyebab yang ditampilkan yaitu ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sakit pada keluarga Ny. S.  Etiologi ini sudah tepat

dikarenakan menggunakan lima tugas kesehatan keluarga. Dimana dari hasil pengkajian

didapatkan data keluarga Ny. S kurang mampu merawat penyakit yang diderita oleh Ny. S,

keluarga Ny. S hanya melakukan perawatan seadanya, karena Ny. S dan keluarganya tidak

mengetahui bagimana perawatan kaki diabetes melitus.

Alasan diagnosa diatas diangkat menjadi diagnosa prioritas adalah berdasarkan

hasil analisa data yang ditemukan pada saat pengkajian di keluarga Ny. S. Adapun dasar

yang pertama adalah sifat masalah adalah aktual yaitu masalah sudah terjadi dan

memerlukan tindak lanjut. agar Ny. S dapat melakukan rutinitasnya dengan baik. Kedua,

kemungkinan sebagian masalah dapat diubahdengan pemakaian alas kaki dan senam kaki

DM yang tepat dan teratur. Ketiga, potensial masalah untuk dicegah cukup karena

masalah belum terjadi namun kelemahan lebih lanjut dapat dicegah. Menonjolnya masalah,

masalah sedang tapiharus segera ditangani karena apabila tidak segera ditangani

dapat mengganggukesehatan Ny. S.

Intervensi Keperawatan menurut Wilkinson (2007) :

          Risiko cedera berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengetahui

gangguan sirkulasi pembuluh darah pada anggota keluarga yang menderiata diabetes

melitus.

Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga

dapat mencegah terjadinya cedera kaki.

Tujuan Khusus : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5×1

kunjungandiharapkan keluarga mampu :

Tujuan Khusus 1  : Mengenal masalah kesehatan mengenai risiko cedera

kaki,.Implementasi : 1). Membina hubungan saling percaya, 3). Mendiskusikan dengan

keluarga tentang risiko cedera kaki, 4). Menjelaskan kembali pada keluarga tentang risiko

Page 17: KTI Cedera Kaki DM

cedera kaki, 5). Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya, 6). Memberikan

reinforcement positif kepada keluarga,. Evaluasi Tindakan Keperawatan : setelah dilakukan

intervensi setelah dua kali pertemuan Ny. S dan keluarga tampak mengerti tentang definisi

dan komplikasi penyakit yang dapat diderita klien. Riwayat Tindak Lanjut  : Pertahankan dan

tingkatkan pengetahuan keluarga tentang kekurangan resiko cedera kaki diabetes dan

menganjurkan untuksegera membawa ke petugas kesehatan jika menunjukkan

gejala cedera kaki diabetes.

Tujuan Khusus 2 : Mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat,.Implementasi : 1).

Meyakinkan klien menggunakan alas kaki yang sesuai,.Evaluasi Tindakan

Keperawatan : Setelah dilakukan intervensi setelah satu kali pertemuan Ny. S mau

mencoba mengenakan alas kaki saat beraktifitas, saat sedang menyapu klien terlihat

mengenakan alas kaki. Riwayat Tindak Lanjut  : Menganjurkan keluarga untuk

mempertahankan dan memantau keadaan klien.

Tujuan Khusus 3  : Merawat anggota keluarga yang mengalami cedera

kaki DM,.Implementasi  : 1). Mengajarkan cara pencegahan luka diabetik, 2). Mengajarkan

tindakan yang bisa dilakukan bila terjadi luka, 3). Mengajarkan perawatan kaki

diabetik,. Evaluasi Tindakan Keperawatan  : setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama tiga kali pertemuan Ny. S dan keluarga tampak mengerti tentang perawatan kaki

diabetes melitus. Riwayat Tindak Lanjut  : Pertahankan dan motivasi keluarga dan klien

dalam perawatan kaki Diabetes Melitus.

Tujuan Khusus 4 : Memodifikasi lingkungan,. Implementasi  : 1).Menganjurkanlantai rumah

dibuat dari bahan yang kasat (tidak licin), 2).Menganjurkan Ny. S

dankeluarga menggunakan pegangan di kamar mandi,. Evaluasi Tindakan Keperawatan  :

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali pertemuan Ny. S dan keluarga

bisa mengaplikasikan anjuran yang diberikan.Riwayat Tindak Lanjut  : Pertahankan dan

memotivasi keluarga untuk membantu klien dalam mobilisasi sehari-hari.

Tujuan Khusus 5  : Memanfaatkan pelayaan kesehatan yang ada,. Implementasi  :

1). Mengkolaborasikan dengan perawat untuk menentukan jumlah makanan yang

Page 18: KTI Cedera Kaki DM

dibutuhkan setiap anggota keluarga. 2).Menganjurkan klien untuk minum obat dan

memeriksakan kembali keadaannya ke Pusat Pelayanan Kesehatan

terdekat.3).Memberikan instruksi tertulis tentang manfaat dan pelayanan kesehatan, sesuai

dengan keperluan,. Evaluasi Tindakan Keperawatan  : setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama satu kali pertemuan Ny. S dan keluarga bisa menentukan jumlah

makanan yang dibutuhkan setiap anggota keluarga. Riwayat Tindak Lanjut: Pertahankan

dan pantau kondisi klien setelah mendapatkan pelayanan kesehatan.

Evaluasi Akhir Tindakan Keperawatan : Dari evaluasi akhir pada tanggal 28 Mei 2012,

setelah dilakuakan perawatan selama 5 hari Ny. S dan keluarga bertambah

pengetahuannya untuk menjaga diri dari cedera kaki, mampu melakukan perawatan kaki

Diabetes Melitus, menentukan jumlah makanan yang dibutuhkan setiap  anggota keluarga,

dan memanfaatkan tempat pelayanan kesehatan. Ny. Ssudah menggunakan alas kaki

dalam beraktifitas sehari-hari, sudah mengetahui dan mampu melakukan perawatan kaki

Diabetes Melitus.

Rencana Tindak Lanjut : Tingkatkan kemampuan klien dan keluarga untuk perawatan

anggota keluarga yang terkena DM, anjurkan keluarga untuk mendukung dan

mengingatkan klien dalam perawatan kaki DM dan selalu berikan reinforcement positif

terhadap keberhasilan klien.

B.     Simpulan

Kesimpulan yang dapat penulis ambil antara lain:

1.      Laporan kasus yang didapat oleh penulis jabarkan adalah Risiko Cedera Kaki

PadaKeluarga Ny. S yang Menderita Diabetes Melitus (DM) di RT 02 RW III di Desa

Karangduren, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas.

2.      Perincian :

a.       Biodata klien (biographic information) diabetes melitus.

Page 19: KTI Cedera Kaki DM

Ny. S yang beralamat di Desa Karangduren RT 02/III, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten

Banyumas. Ny. S berusia 50 tahun. Tipe keluarga klien adalahthree generation family,

karena terdiri dari nenek, ibu, dan anak dalam satu rumah.

b.      Pengkajian (assessment) :

Ny. S mengatakan semenjak bulan Februari 2012 yang lalu, sering merasa lapar dan

banyak kencing terutama pada malam hari, badannya cepat lelah dan lemas, ekstremitas

bawah khususnya telapak kakinya kadang terasakesemutan. Fungsi penglihatan agak

kabur, konjungtifa tidak anemis, sklera tidak ikterik. Dalam pemeriksaan gula darah

sewaktu (GDS) pada Ny. S didapatkan hasil 315  mg/dl. Ekstremitas bawah khususnya

telapak kakinya kadang terasa kesemutan semenjak bulan Februari 2012. Telapak kaki

klien terlihat kering, terdapat kulit yang terkelupas tapi tidak ada perlukaan. Ny. S terlihat

tidak mengenakan alas kaki saat beraktifitas.

c.       Masalah keperawatan yang ditemukan pada klien diabetes melitus dengan risiko cedera

kaki, yaitu ketidaktahuan keluarga tentang masalah dan perawatan kaki penderita diabetes.

d.      Perencanaan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada kliendiabetes melitus

dengan risiko cedera kaki yaitu pendidikan kesehatan tentang masalah cedera kaki

diabetes mencakup pencegahan dan perawatannya.

e.       Tindakan pada klien diabetes melitus dengan risiko cedera kaki, yaitu berupa pendidikan

kesehatan dan demonstrasi tentang cara perawatan masalah cedera kaki diabetes.

Diposkan oleh Opye Baguz di 19.46 Kirimkan Ini lewat Email

Page 20: KTI Cedera Kaki DM

Komunitas DM

BAB I

PENDAHULUAN

A.          Latar BelakangDalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV bahwa tujuan Negara adalah :

“Untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Disamping itu dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dinyatakan bahwa :

“Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi tiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional”.

Selanjutnya pengertian sehat menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Bab I ayat 1 adalah :“keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi”.

Dari definisi-definisi diatas dapat diartikan bahwa setiap orang berhak dan wajib untuk memperoleh

derajat kesehatan yang optimal serta wajib untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan.

Berkembangnya ilmu dan teknologi maka perawatan sekarang dilaksanakan melalui peningkatan

pengetahuan, kecakapan dan keterampilan dari seorang perawat. Untuk mewujudkan semua itu perlu

diterapkan suatu pendekatan dalam asuhan keperawatan yang disebut proses perawatan yang

melaksanakan pelayanan kesehatan.

Maka dari itu lulusan D III Keperawatan sebagai perawat profesional pemula dengan bekal

pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, diharapkan mampu dan terampil dalam menanggulangi

dan menangani masalah kesehatan atau keperawatan dengan pendekatan perawatan secara ilmiah.

Agar dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama pendidikan, setiap mahasiswa

diwajibkan membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk asuhan keperawatan, untuk itu penulis mengambil

Page 21: KTI Cedera Kaki DM

judul tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. I Dengan Diabetes Melitus Pada Ny. M Di Kampung

Palabuan Rt. 03 Rw. 07 Kelurahan Sukamelang Kecamatan Subang Kabupaten Subang”.

Adapun yang menjadi latar belakang dalam penyusunan karya tulis ini adalah :

Menurut data statistik yang diperoleh dari Puskesmas Sukarahayu bahwa penderita Diabetes

Melitus pada tahun 2002 sebanyak 17 orang, dan pada tahun 2003 sebanyak 22 orang. Sedangkan

penderita diabetes melitus pada tahun 2004 dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Page 22: KTI Cedera Kaki DM

Tabel 1

JUMLAH PENDERITA DIABETES MELITUS

DI WILAYAH KERJA

TAHUN 2004

BULANU S I A

JUMLAH15-44 45-54Th 55-64 Th > 65

Januari

Febuari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

4

4

3

7

3

3

-

7

3

1

2

5

7

-

4

1

1

2

2

3

-

2

1

-

1

1

2

-

17

9

5

12

11

15

-

Sumber : Puskesmas Sukarahayu Subang, Tahun 2004

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penderita Diabetes Melitus paling banyak pada bulan Januari

(17 orang), sedangkan yang terkecil pada bulan Februari (5 orang).

Dari data diatas dapat disampaikan bahwa jumlah penderita diabetes melitus masih tinggi,

walaupun demikian perlu perawatan secara khusus, perawatan di rumah dan memerlukan kesadaran dari

penderita itu sendiri.

Dengan melihat data diatas diperlukannya perawatan yang komprehensif pada penderita Diabetes

Melitus sehingga dapat menimbulkan komplikasi pada sistem yang lain dan akhirnya penulis merasa

tertarik untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien di Kampung Palabuan

Sukamelang Subang dan melaporkan berupa Karya Tulis dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA TN. I DENGAN DIABETES MELITUS DI KAMPUNG

Page 23: KTI Cedera Kaki DM

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum ; Untuk memperoleh pengalaman secara nyata dalam melaksanakan Asuhan

Keperawatan secara langsung dan komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual pada keluarga

Tn. I dengan diabetes melitus pada Ny. M dengan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuaan Khusus

Adapun tujuan khusus penulisan Karya Tulis ini agar penulis dapat :

a. Melakukan pengkajian pada keluarga yang dibina;

b. Menegakan diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang ada pada keluarga yang

dibina;

c. Melakukan perencanaan perawatan pada keluarga yang dibina;

d. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat; dan

e. Melakukan evaluasi asuhan keparawatan yang telah diberikan.

C. Metode Telaahan

Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis ini adalah metode deskriptif, yaitu proses

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau menuliskan keadaan objek penelitian

(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

tampak atau sebagaimana adanya, dalam bentuk studi kasus.

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Wawancara, yaitu ; Pembicaraan terarah yang diselenggarakan dengan keluarga;

2. Observasi, yaitu ; Cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-

gejala yang tampak pada objek penelitian yang dilaksanakan secara langsung dengan kunjungan rumah;

3. Pemeriksaan fisik, yaitu : Cara pengambilan data yang dilakukan melalui pemeriksaan fisik terhadap

klien;

4. Studi Dokumentasi, yaitu ; Mengumpulkan data melalui catatan yang ada di keluarga dan di

Puskesmas.

Page 24: KTI Cedera Kaki DM

D.          Sistematika PenulisanPenulisan Karya Tulis terdiri dari IV BAB, yaitu :

BAB I  Pendahuluan ; Menguraikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan,

metode telaahan, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan teoritis ; Menguraikan tentang konsep dasar keluarga, ruang lingkup penyakit Diabetes Melitus dan

proses keperawatan keluarga.

BAB III Tinjauan Kasus dan Pembahasan ; Menguraikan tentang tinjuan kasus dan pembahasan.

BAB IV Kesimpulan dan Rekomendasi.