kti cedera kaki dm
TRANSCRIPT
KTI cedera Kaki DM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM), kini menjadi ancaman yang serius bagi umat manusia di dunia.
Penderita DM diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003, memperkirakan 194 juta jiwa penduduk dunia
usia 20-79 tahun atau 5,1% dari 3,8 milyar menderita DM dan pada tahun 2025
diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa. Berdasarkan penelitian Departemen
Kesehatan tahun 2001 dalam The Soedirman Journal of Nursing (2008), penyakit DM
mempunyai populasi terbesar dunia dikawasan Asia. Indonesia menempati peringkat ke-4
dunia, setelah India, China, dan Amerika Serikat.
Menurut Hardjosubroto (2007) dalam The Soedirman Journal of Nursing (2008),pada
tahun 2005 di Indonesia prevalensi penderita DM dari 171 juta penduduk berusia di atas 15
tahun terdapat kira-kira 24 juta orang DM. Tercatat 7,5% penduduk dipulau Jawa dan Bali,
baik pria maupun wanita menderita DM.
Menurut Sumarwati, Sejati & Pramitasari, dalam The Soedirman Journal
ofNursing (2008), terdapat 151.703 kasus DM ditemukan di Provinsi Jawa Tengah. Kasus
DM pada tahun 2006 meningkat menjadi 259.703 atau 80,97% per 1.000 penduduk (Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2006). Sementara itu prevalensi DM di Banyumas
menurut laporan Dinas Kesehatan Banyumas (2010) menduduki urutan kedua yaitu
sebesar 4.619 kasus setelah neoplasma. Dinas KesehatanBanyumas (2010) lebih lanjut
mengungkapkan, prevalensi DM di Puskesmas IISokaraja menduduki urutan pertama
dengan 327 kasus. Berdasarkan hasil laporan praktek mahasiswa Poltekkes Prodi
Keperawatan Purwokerto (2011) di Karangduren, dari 324 orang lansia terdapat 4.32% atau
14 orang yang menderita DM. Terlebih lagi para penderita DM ini bukan hanya golongan
masyarakat tingkat menengah ke atas, mereka yang dikatakan ekonomi lemah pun mulai
terjangkit kelainan metabolik ini.
DM adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik dengan ditandai oleh adanya
hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau
keduanya. Penyakit DM sering menimbulkan komplikasi berupa stroke, gagal ginjal,
jantung, nefropati, kebutaan dan bahkan harus menjalani amputasi jika anggota badan
menderita luka gangren. DM yang tidak ditangani dengan baik angka kejadian komplikasi
dari DM juga akan meningkat, termasuk komplikasi cedera kaki diabetes (Waspadji, 2010).
Waspadji (2010) lebih lanjut menyebutkan bahwa penderita DM dapat terjadi
komplikasi pada semua tingkat sel dan semua tingkatan anatomik. Manifestasi komplikasi
kronik dapat terjadi pada tingkat pembuluh darah kecil (mikrovaskular) berupa kelainan
pada retina mata, glomerulus ginjal, syaraf dan pada otot jantung (kardiomiopati). Pada
pembuluh darah besar (makrovaskuler), manifestasi komplikasi kronik DM dapat terjadi
pada pembuluh darah serebral, jantung (penyakit jantung koroner) dan pembuluh darah
perifer (tungkai bawah). Komplikasi lain DM dapat berupa kerentanan berlebih terhadap
infeksi dengan akibat mudahnya terjadi infeksi saluran kemih, tuberkolosis paru dan infeksi
kaki, yang kemudian dapat berkembang menjadi ulkus atau gangren diabetes.
Menurut Waspadji (2010), Cidera cedera kaki diabetes merupakan salah satu
komplikasi kronik DM yang paling ditakuti. Hasil pengelolaan cedera kaki diabetes sering
kali berakhir dengan kecacatan dan kematian. Di negara maju cedera kaki diabetes masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar, tetapi dengan kemajuan cara
pengelolaan dan adanya klinik cedera kaki diabetes yang aktif mengelola sejak
pencegahan primer, nasib penderita cedera kaki diabetes menjadi lebih cerah. Angka
kematian dan angka amputasi dapat ditekan sampai sangat rendah, menurun sebanyak
49%-85%.
Masalah cedera kaki diabetes di Indonesia sampai saat ini masih menjadi masalah
yang kompleks. Angka kematian dan angka amputasi masih tinggi, sebesar 16% dan 25%
(data RSUPNCM tahun 2003). Nasib para penyandang DM pasca amputasi pun masih
sangat buruk. Sebanyak 14,3% akan meninggal dalam setahun pasca amputasi, dan
sebanyak 37% akan meninggal 3 tahun pasca operasi. Hal tersebut membuktikan bahwa di
Indonesia masalah cedera kaki diabetes masih merupakan masalah yang rumit dan tidak
terkelola secara maksimal. Belum lagi masalah biaya pengobatan yang tidak terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat.
Fenomena tersebut memerlukan upaya efektif untuk mencegah terjadinya luka pada
penderita DM. Upaya tersebut dapat berupa preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pemeriksaan dan perawatan kaki pada pengelolaan kaki diabetes merupakan upaya yang
diutamakan pada keperawatan keluarga. Pemakaian alas kaki dianjurkan untuk mencegah
cedera kaki.
Dari uraian diatas penulis menganggap perlu suatu upaya untuk mencegah terjadinya
cedera kaki diabetes. Oleh sebab itu penulis tertarik mengangkat laporan kasus dengan
judul “Risiko Cedera Kaki Pada Keluarga Ny. S Dengan Fokus Utama Ny. S Yang
Menderita Diabetes Melitus (DM) di RT 02 RW III di Desa
Karangduren,Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas.”
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Dapat melaporkan kasus Risiko Cedera Kaki Pada Keluarga Ny. S Dengan Fokus Utama
Ny. S Yang Menderita Diabetes Melitus (DM) di RT 02 RW III di Desa
Karangduren, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas.
2. Tujuan khusus
a. Menggambarkan :
1) Biodata klien (biographic information) diabetes melitus.
2) Pengkajian (assessment), mencakup riwayat kesehatan klien (patient
history), review sistem terkait (review of system), data umum, hasil pemeriksaan fisik
(examination & assessment), dan pemeriksaan penunjang pada klien diabetes melitus
dengan risiko cedera kaki.
3) Masalah keperawatan yang ditemukan pada klien diabetes melitus dengan risiko cedera
kaki.
4) Perencanaan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada kliendiabetes melitus
dengan risiko cedera kaki.
5) Tindakan dan penilaian pada klien diabetes melitus dengan risiko cedera kaki.
b. Membahas kesenjangan antara teori dan kondisi riil kasus risiko cedera kaki pada klien
diabetes melitus.
C. Manfaat Penulisan
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalamkeperawa
tan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus risiko cidera kaki
pada klien Diabetes Melitus (DM).
a. Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya
pada keluarga Ny. S dalam upaya penanggulangan cedera kaki pada penderita DM melalui
usaha pencegahan terhadap faktor-faktor risiko yang dipandang mempunyai potensi untuk
menimbulkan terjadinya cedera kaki (upaya pencegahan primer).
b. Sebagai bahan informasi pada peneliti lainnya maupun institusi kesehatan lainnya, dalam
menangani kasus DM agar tidak menjadi cedera kaki di masa mendatang khususnya untuk
pencegahan sekunder terhadap penderita DM.
c. Sebagai bahan kepustakaan tentang DM sebagai faktor risiko cedera kaki, khususnya
pada mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Purwokerto
BAB II
LAPORAN KASUS
Penulis akan menyajikan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Ny. S yang
menderita Diabetes Melitus. Penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga selama 7 hari
yaitu tanggal 22-28 Mei 2012 di Desa Karangduren RT 02/III, Kecamatan Sokaraja,
Kabupaten Banyumas.
Asuhan Keperawatan Keluarga dilaksanakan melalui tahapan proses keperawatan
keluarga yang meliputi : pengkajian, perumusan diagnose masalah keperawatan melalui
tipologi masalah keperawatan keluarga, menentukan masalah, perencanaan keperawatan,
implementasi dan evaluasi.
A. Biodata Klien (Biographic Information)
Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan pada keluarga Ny. S yang beralamat di
Desa Karangduren RT 02/III, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Ny. S berusia 50
tahun, pendidikan terakhir SMA, dan penghasilan sehari-hari berasal dari gaji pensiun
almarhum suaminya. Tipe keluarga klien adalahthree generation family, karena terdiri dari
nenek, ibu, dan anak dalam satu rumah. Keluarga Ny. S berada dalam tahap orang tua usia
pertengahan. Ny. S menyadari bahwa dalam tahap perkembangan keluarga, Ny. S dan
keluarga belum bisa menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan terutama
mengenai menyeimbangkan masalah gaya hidup dan pengaturan pola makan yang
sehat.Penulis beranggapan bahwa support system (sistem pendukung) untuk keluarga Ny.
S sudah terbentuk secara kuat, terbukti dengan ketika Ny. S mengeluh karena sakit yang
dideritanya, keluarga langsung memeriksakan kesehatan Ny. S ke dokter.
B. Pengkajian (Assessment)
1) Riwayat Klien (Patient History)
Ny. S mengatakan semenjak bulan Februari 2012 yang lalu, sering merasa lapar
dan banyak kencing terutama pada malam hari, badannya cepat lelah dan lemas,
ekstremitas bawah khususnya telapak kakinya kadang terasa kesemutan. Bulan Maret
2012, Ny. S dianjurkan oleh keluarga untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter.
Berdasarkan pemeriksaan dokter, hasil pemeriksaan GDS Ny. S sebesar 425 mg/dl dan
didiagnosa menderita penyakit DM. Dalam keluarga Ny. S tidak ada yang mengatur pola
makan yang sesuai untuk penderita DM karena terbatasnya pengetahuan tentang
makanan yang dimakan, dibatasidan dihindari. Dalam keluarga Ny. S ada yang memiliki
penyakit DM, yaitu ibu (Ny. Sw) dan kakak laki-lakinya.
2) Reviu sistem (Review of System)
Pemeriksaan fisik didapatkan data sebagai berikut, Ny. S memiliki kulit sawo
matang, tidak ada dermatitis, kapileri revil <2 detik, bersih dan memiliki turgor kulit yang
baik. Kepala mesochepal, memiliki rambut keriting panjang, beruban dan bersih. Fungsi
penglihatan agak kabur, konjungtifa merah muda, sklera tidak ikterik. Hidung simetris, tidak
ada kelainan bentuk dan fungsi. Telinga memiliki fungsi pendengaran baik dan tidak ada
kelainan bentuk. Mulut bersih dan tidak terlihat ada caries gigi. Pada leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid. Dalam pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS) pada tanggal
14 Mei 2012,didapatkan hasil 315 mg/dl. Respiratory system ; respirasi Ny.
S 20×/menit,bunyi paru-paru vesikuler. Cardiovasculer system ; Ny. S memiliki tekanan
darah : 120/80 mmHg, nadi : 80×/menit, bunyi jantung regular. Gastrointestinal system ;
bising usus 14×/menit, pada abdomen tidak ada nyeri tekan. Genito urinary
system ; BAK tujuh sampai sembilan kali per hari terutama pada malam hari, BAB rutin satu
kali per hari. Musculoskeletal system : pada ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedem,
tapi ekstremitas bawah khususnya telapak kakinya kadang terasa kesemutan semenjak
bulan Februari 2012. Telapak kaki klien terlihat kering, terdapat kulit yang terkelupas tapi
tidak ada perlukaan. Ny. S terlihat tidak mengenakan alas kaki saat beraktifitas, kekuatan
otot 5. Neurologic system : dalam batas normal. Klien menerima penyakit yang dideritanya.
3) Pemeriksaan Data Fokus (Examination & Assessment)
Ny. S memiliki postur tubuh yang kurus, tinggi, dan memiliki bentuk
kepalamesochepal. Ny. S mengatakan kadang sering merasa lapar dan banyak kencing
terutama pada malam hari, badannya cepat lelah dan lemas, ekstremitas bawah khususnya
telapak kakinya kadang terasa kesemutan semenjak bulan Februari 2012. Telapak kaki
klien terlihat kering, terdapat kulit yang terkelupas tapi tidak ada perlukaan. Ny. S terlihat
tidak mengenakan alas kaki saat beraktifitas. Ny. S dan keluarga mengatakan tidak
mengetahui cara menjaga diri dan cara yang dilakukan untuk mengurangi risiko cedera
kaki. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada tanggal 22 Mei 2012, Ny. S memiliki
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80×/menit, respirasi 20×/menit, suhu 36,2°C. Pada
pemeriksaan GDS tanggal 14 Mei 2012pada Ny. S didapatkan hasil 315 mg/dl.
4) Pemeriksaan Penunjang
Bulan Maret 2012 hasil pemeriksaan dokter mendiagnosis Ny. S menderita penyakit
DM dengan hasil GDS : 425 mg/dl. Pada pemeriksaan GDS pada tanggal 14 Mei 2012,
didapatkan hasil gula darah sewaktu Ny. S sebesar 315 mg/dl.
C. Perumusan Masalah (Formulate Problem List)
Berdasarkan dari hasil pengkajian terhadap Ny. S maka didapatkan data :
DS : Ny. S dan keluarga mengatakan tidak mengetahui cara menjaga diri dan cara yang
dilakukan untuk mengurangi risiko cedera kaki. Ekstremitas bawah khususnya telapak
kakinya kadang terasa kesemutan semenjak bulan Februari 2012.
DO : Telapak kaki klien terlihat kering, tidak ada luka maupun kulit yang terkelupas. Ny. S
terlihat tidak mengenakan alas kaki saat beraktifitas.
DP : GDS pada tanggal 14 Mei 2012 : 315 mg/dl
Problem : Risiko cedera kaki pada Ny. S
Etiologi : Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang terkena DM
Berdasarkan analisa data di atas dapat ditarik kesimpulan masalah kesehatan
keluarga Ny. S didapatkan diagnosa keperawatan yang muncul yaitu :
Risiko cedera kaki pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang terkena DM.
D. Perencanaan (Plan)
Diagnosa keperawatan dan fokus intervensi
Risiko cedera kaki pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang terkena DM.
Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga
dapatmencegah terjadinya cedera kaki.
Tujuan Khusus : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5×1
kunjungandiharapkan keluarga mampu : Tujuan Khusus 1 : Mengenal masalah kesehatan
mengenai risiko cedera kaki,. Implementasi : 1). Bina hubungan saling percaya, 2).
Diskusikan dengan keluarga tentang risiko cedera kaki, 3). Jelaskan kembali pada keluarga
tentang risiko cedera kaki, 4).Beri kesempatan keluarga untuk bertanya, 5).Evaluasi hasil
yang telah didiskusikan bersama, 6). Beri reinforcement positif kepada keluarga. Tujuan
Khusus 2 : Mengambil keputusan mengenai tindakan yang
tepat,.Implementasi : 1). Yakinkan klien menggunakan alas kaki yang sesuai, 2).Bantu klien
dengan ambulasi, sesuai dengan kebutuhan. Tujuan Khusus 3 : Merawat anggota keluarga
yang mengalami cedera kaki DM,. Implementasi : 1). Ajarkan cara pencegahan luka
diabetik, 2).Ajarkan tindakan yang bisa dilakukan bila terjadi luka, 3).Ajarkan perawatan
kaki diabetik. Tujuan Khusus 4 : Memodifikasi lingkungan,.Implementasi :
1). Anjurkan lantai rumah dibuat dari bahan yang kasat (tidak licin), 2).Anjurkan dikamar
mandi menggunakan pegangan. Tujuan Khusus 5 : Memanfaatkan pelayaan kesehatan
yang ada,. Implementasi : 1). Kolaborasi dengan perawat untuk menentukan jumlah
makanan yang dibutuhkan setiap anggota keluarga. 2).Anjurkan klien untuk minum obat
dan memeriksakan kembali keadaannya ke Pusat Pelayanan Kesehatan terdekat,
3).Berikan instruksi tertulis tentang manfaat dan pelayanan kesehatan, sesuai dengan
keperluan.
E. Pelaksanaan dan Evaluasi (Implementation & Evaluation)
Risiko cedera kaki pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang terkena DM.
Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga
dapatmencegah terjadinya cedera kaki.
Tujuan Khusus : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5×1
kunjungandiharapkan keluarga mampu :
Tujuan Khusus 1 : Mengenal masalah kesehatan mengenai risiko cedera
kaki,.Implementasi : 1). Membina hubungan saling percaya, 2). Mendiskusikan dengan
keluarga tentang risiko cedera kaki, 3). Menjelaskan kembali pada keluarga tentangrisiko
cedera kaki, 4). Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya, 5). Memberikan
reinforcement positif kepada keluarga,. Evaluasi Tindakan Keperawatan : setelah dilakukan
intervensi setelah dua kali pertemuan Ny. S dan keluarga tampak mengerti tentang definisi
dan komplikasi penyakit yang dapat diderita klien.
Tujuan Khusus 2 : Mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat,.Implementasi : 1).
Meyakinkan klien menggunakan alas kaki yang sesuai,. Evaluasi Tindakan
Keperawatan : Setelah dilakukan intervensi setelah satu kali pertemuan Ny. S mau
mencoba mengenakan alas kaki saat beraktifitas, saat sedang menyapu klien terlihat
mengenakan alas kaki.
Tujuan Khusus 3 : Merawat anggota keluarga yang mengalami cedera
kaki DM,.Implementasi : 1). Mengajarkan cara pencegahan luka diabetik, 2). Mengajarkan
tindakan yang bisa dilakukan bila terjadi luka, 3). Mengajarkan perawatan kaki
diabetik,. Evaluasi Tindakan Keperawatan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama tiga kali pertemuan Ny. S dan keluarga tampak mengerti tentang perawatan kaki
diabetes melitus.
Tujuan Khusus 4 : Memodifikasi lingkungan,. Implementasi : 1).Menganjurkan lantai rumah
dibuat dari bahan yang kasat (tidak licin), 2).Menganjurkan Ny. S
dankeluargamenggunakan pegangan di kamar mandi,. Evaluasi Tindakan Keperawatan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali pertemuan Ny. S dan keluarga
bisa mengaplikasikan anjuran yang diberikan.
Tujuan Khusus 5 : Memanfaatkan pelayaan kesehatan yang ada,. Implementasi :
1).Mengkolaborasikan dengan perawat untuk menentukan jumlah makanan yang
dibutuhkan setiap anggota keluarga. 2).Menganjurkan klien untuk minum obat dan
memeriksakan kembali keadaannya ke Pusat Pelayanan Kesehatan
terdekat.3).Memberikan instruksi tertulis tentang manfaat dan pelayanan kesehatan, sesuai
dengan keperluan,. Evaluasi Tindakan Keperawatan : setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama satu kali pertemuan Ny. S dan keluarga bisa menentukan jumlah
makanan yang dibutuhkan setiap anggota keluarga.
Evaluasi Akhir Tindakan Keperawatan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5
kali pertemuan Ny. S dan keluarga bertambah pengetahuannya untuk menjaga diri dari
cedera kaki, Ny. S dan keluarga mampu melakukan perawatan kaki Diabetes Melitus.
Rencana Tindak Lanjut : Tingkatkan kemampuan klien dan keluarga untuk perawatan
anggota keluarga yang terkena DM, anjurkan keluarga untuk mendukung dan
mengingatkan klien dalam perawatan kaki DM dan selalu berikan reinforcement positif
terhadap keberhasilan klien.
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan Keluargayang
telah dilaksanakan pada Ny. S dan keluarga yang menderita Diabetes Melitusselama satu
minggu yaitu pada tanggal 22-28 Mei 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga yang telah
dilaksanakan akan dibandingkan dengan konsep dasar teori yang ada, serta membahas
mengenai kekuatan, kelemahan, serta ancaman yang dihadapi pada saat pelaksanaan
kegiatan Asuhan Keperawatan Keluarga.
Pada saat pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga penulis melakukan
pendekatan dengan cara membina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga
dengan cara berkenalan, menjelaskan maksud dan tujuan serta kontrak waktu dengan
keluarga (Friedman, 1998). Penulis melakukan hal ini karena akan mempermudah dalam
melakukan pengkajian dan memperoleh kelengkapan data serta mempermudah dalam
melakukan tindakn an keperawatan keluarga. Penulis menilai dalam membina hubungan
saling percaya dengan keluarga sudah tercapai, terbukti dari klien dan keluarga sudah
saling terbuka dan saling menghormati.
Dalam melaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga ini penulis menggunakan
pendekatan proses keperawatan, dimana tahapan dimulai dari pengkajian, dianalisa dan
diidentifikasi masalahnya, ditentukan prioritas dengan skoring, dibuat perencanaan tindakan
Keperawatan Keluarga, diimplementasikan dan langkah akhir adalah evaluasi dari tindakan
Keperawatan Keluarga yang telah dilakukan, berikut pembahasan mulai dari proses awal
hingga akhir
1. Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 22 Mei 2012 dengan tekhnik wawancara
dan observasi. Teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh data umum (menanyakan
nama KK, pendidikan, pekerjaan, alamat), suku bangsa, ekonomi, agama, riwayat keluarga,
keluhan yang dirasakan. Sedangkan observasi dilakukan dengan pengamatan langsung
terhadap lingkungan, seperti pemeriksaan fisik dan karakteristik rumah. Keluhan utama
klien adalah badannya cepat lelah dan lemas, ekstremitas bawah khususnya telapak
kakinya kadang terasa kesemutan. Telapak kaki klien terlihat kering, terdapat kulit yang
terkelupas tapi tidak ada perlukaan.
Menurut Brunner&Suddarth (2002), meningkatnya risiko infeksi cedera kaki diabetes
diawali dengan adanya hiperglikemia yang akan menyebabkan : 1).Neuropati,
neuropati baik neuropati sensorik, motorik dan anatomik
akanmengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot, yang
kemudianmenyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki
danselanjutnya akan mempermuda terjadinya ulkus., 2).Penyakit vaskuler perifer,
penyakit vaskuler perifer menyebabkan sirkulasi ekstremitas bawah yang
buruksehingga memperlama penyembuhan luka dan terjadi gangren. 3). Penurunan daya
imunitas, penurunan daya imunitas karena hiperglikemia
akan mengganggukemampuan leukosit yang berfungsi untuk menghancurkan bakteri,
sehinggapenderita diabetes yang
tidak terkontrol akan terjadi penurunan resistensiterhadap infeksi. Keadaan klien sesuai
dengan dua dari tiga komplikasi diabetes yang meningkatkan risiko cedera kaki diabetes
menurut Brunner&Suddarth (2002), yaitu neuropati dan penyakit vaskuler perifer.
Pemeriksaan fisik menurut Brunner&Suddarth (2002), Pengkajian
menurutBrunner&Suddarth (2002) : 1). Pengkajian primer, meliputi : a). Airway : Menilai
apakah jalan nafas klien bebas. Apakah klien dapat berbicara dan bernafas dengan mudah,
nilai kemampuan klien untuk bernafas secara normal. b).Breathing : Kaji pernafasan klien,
berupa pola nafas, ritme, kedalaman, dan nilai berapa frekuensi pernafasan klien per
menitnya. c). Circulation : Nilai sirkulasi dan peredaran darah, kaji pengisian kapiler, kaji
kemampuan venus return klien, lebih lanjut kaji output dan intake klien, klien biasanya akan
mengalami eudema tungkai jika kerusakan pada jantung kanan dan akan mengalami
eudema paru bila jantung kiri yang mengalami kerusakan. d). Disability : Menilai kesadaran
dengan cepat dan akurat. Hanya respon terhadap nyeri atau sama sekali tidak
sadar. e).Exposure : Lepaskan pakaian yang dikenakan dan penutup tubuh agar dapat
diketahui kelaianan atau cidera yang berhubungan dengan infark, klien biasanya akan
ditemukan eudema pada beberapa bagian, jika eudema lebih lanjut pada eudema
anasarka, tanyakan kepada klien, bagian mana yang mengalami eudema terlebih dahulu.
Periksa bagian ekstremitas bawah untuk mencari
cedera/perlukaan. 2). Pengkajian sekunder : a). Riwayat penyakit, terutama yang
berhubungan dengan penyakit yang berbahaya. b). Riwayat keluarga : Terutama yang
berkaitan dengan anggota keluarga lain yang menderita diabetes melitus. c). Riwayat
Kesehatan : Terutama yang berhubungan dengan penurunan berat badan, frekuensi minum
dan berkemih. Peningkatan nafsu makan, penururan tingkat kesadaran, perubahan perilaku
dan manifestasi dari diabetes melitus tergantung insulin, sebagai berikut: Polifagi, Polidipsi,
Poliuria. d). Pemeriksaan Laboratorium : Glikosuria, Hiperglikemia, Ketonuria, kolesterol
dapat meningkat, Gangguan keseimbangan cairan elektrolit.
Penulis melakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan diatas dengan
hasil didapatkan data sebagai berikut ; airways : Hidung simetris, tidak ada kelainan bentuk
dan fungsi, jalan nafas normal dengan respirasi 20×/menit.Breathing : pernafasan
klien normal, pola nafas klien teratur, tidak ada sumbatan jalan nafas. Circulation : tekanan
darah klien 120/80 mmHg, nadi 80×/menit, tidak terdapat oedem. Disability : klien memiliki
tingkat kesadaran composmentis.Exposure : klien mengatakan ekstremitas bawah
khususnya telapak kakinya kadang terasa kesemutan. Telapak kaki klien terlihat kering,
terdapat kulit yang terkelupas tapi tidak ada perlukaan. Tidak ada oedem, nilai kekuatan
otot 5.
Hal diatas bisa menjadi risiko terjadinya masalah dan besarnya masalah seperti yang
dikemukakan Frykberg dalam Waspadji (2010), yang mengemukakan tentang faktor resiko
terjadinya cedera kaki pada penderita DM meliputi 1). Terdapat sensasi normal tanpa
deformitas, 2). Sensasi normal dengan deformitas, 3). Isensitifitas tanpa deformitas, 4).
Iskemi tanpa deformitas, 5). Kombinasi atau Complicated.
Dalam pengkajian ditemukan bahwa penglihatan klien sudah kabur. Pemeriksaan
gula darah sewaktu (GDS) pada klien didapatkan hasil 315 mg/dl. Dalam
pemeriksaan Genito urinary system ; BAK tujuh sampai sembilan kali per hari terutama
pada malam hari, BAB rutin satu kali per hari.
Menurut Brunner&Suddarth (2002), Komplikasi kronik Diabetes Melitus pada
dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati
Diabetik). Angiopati Diabetik dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Mikrovaskuler: a). Kelainan
glomerulus ginjal, b). Kelainan pada retina mata, c). Kelainan syaraf, d). Kelainan pada otot
jantung,. 2. Makrovaskuler : a). Pembuluh darah serebral, b). Penyakit Jantung Koroner,
c). Pembuluh darah perifer (tungkai bawah). Pemeriksaan penunjang pada kasus Diabetes
Melitus adalah pemeriksaan laboratorium yang meliputi analisis glikosuria, hiperglikemia
yaitu dengan pemeriksaan kadar gula darah, ketonuria, kolesterol dapat meningkat,
Gangguan keseimbangan cairan elektrolit, PaCO2 menurun, pH merendah. Pada kasus Ny.
S sudah terdapat salah satu komlikasi yang dikemukan oleh Brunner & Sudart yaitu
pandangan sudah mulai kabur, sudah dilakukan pemeriksaan gula darah dengan hasil 315
sebagai pemeriksaan penunjang pada kasus DM.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko cedera kaki pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang terkena DM.
Menurut Nanda dalam Wilkinson (2007 : 264), Risiko cedera adalah suatu kondisi
individu yang berisiko untuk menunjukan cedera sebagai akibat dari kondisi lingkungan
yang berhubungan dengan sumber-sumber adaptif dan pertahanan.
Terdapat kesenjangan antara pengertian diatas dengan data yeng didapatkan
yaitu risiko cedera klien bukan hanya berasal atau sebagai akibat dari kondisi lingkungan
tapi juga berasal dari diri klien sendiri. Seperti yang diungkapkan klien, mengatakan
ekstremitas bawah khususnya telapak kakinya kadang terasa kesemutan, telapak kaki klien
terlihat kering, terdapat kulit yang terkelupas tapi tidak ada perlukaan dan jarang
mengenakan alas kaki dalam beraktifitas.
Etiologi atau penyebab yang ditampilkan yaitu ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit pada keluarga Ny. S. Etiologi ini sudah tepat
dikarenakan menggunakan lima tugas kesehatan keluarga. Dimana dari hasil pengkajian
didapatkan data keluarga Ny. S kurang mampu merawat penyakit yang diderita oleh Ny. S,
keluarga Ny. S hanya melakukan perawatan seadanya, karena Ny. S dan keluarganya tidak
mengetahui bagimana perawatan kaki diabetes melitus.
Alasan diagnosa diatas diangkat menjadi diagnosa prioritas adalah berdasarkan
hasil analisa data yang ditemukan pada saat pengkajian di keluarga Ny. S. Adapun dasar
yang pertama adalah sifat masalah adalah aktual yaitu masalah sudah terjadi dan
memerlukan tindak lanjut. agar Ny. S dapat melakukan rutinitasnya dengan baik. Kedua,
kemungkinan sebagian masalah dapat diubahdengan pemakaian alas kaki dan senam kaki
DM yang tepat dan teratur. Ketiga, potensial masalah untuk dicegah cukup karena
masalah belum terjadi namun kelemahan lebih lanjut dapat dicegah. Menonjolnya masalah,
masalah sedang tapiharus segera ditangani karena apabila tidak segera ditangani
dapat mengganggukesehatan Ny. S.
Intervensi Keperawatan menurut Wilkinson (2007) :
Risiko cedera berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengetahui
gangguan sirkulasi pembuluh darah pada anggota keluarga yang menderiata diabetes
melitus.
Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga
dapat mencegah terjadinya cedera kaki.
Tujuan Khusus : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5×1
kunjungandiharapkan keluarga mampu :
Tujuan Khusus 1 : Mengenal masalah kesehatan mengenai risiko cedera
kaki,.Implementasi : 1). Membina hubungan saling percaya, 3). Mendiskusikan dengan
keluarga tentang risiko cedera kaki, 4). Menjelaskan kembali pada keluarga tentang risiko
cedera kaki, 5). Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya, 6). Memberikan
reinforcement positif kepada keluarga,. Evaluasi Tindakan Keperawatan : setelah dilakukan
intervensi setelah dua kali pertemuan Ny. S dan keluarga tampak mengerti tentang definisi
dan komplikasi penyakit yang dapat diderita klien. Riwayat Tindak Lanjut : Pertahankan dan
tingkatkan pengetahuan keluarga tentang kekurangan resiko cedera kaki diabetes dan
menganjurkan untuksegera membawa ke petugas kesehatan jika menunjukkan
gejala cedera kaki diabetes.
Tujuan Khusus 2 : Mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat,.Implementasi : 1).
Meyakinkan klien menggunakan alas kaki yang sesuai,.Evaluasi Tindakan
Keperawatan : Setelah dilakukan intervensi setelah satu kali pertemuan Ny. S mau
mencoba mengenakan alas kaki saat beraktifitas, saat sedang menyapu klien terlihat
mengenakan alas kaki. Riwayat Tindak Lanjut : Menganjurkan keluarga untuk
mempertahankan dan memantau keadaan klien.
Tujuan Khusus 3 : Merawat anggota keluarga yang mengalami cedera
kaki DM,.Implementasi : 1). Mengajarkan cara pencegahan luka diabetik, 2). Mengajarkan
tindakan yang bisa dilakukan bila terjadi luka, 3). Mengajarkan perawatan kaki
diabetik,. Evaluasi Tindakan Keperawatan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama tiga kali pertemuan Ny. S dan keluarga tampak mengerti tentang perawatan kaki
diabetes melitus. Riwayat Tindak Lanjut : Pertahankan dan motivasi keluarga dan klien
dalam perawatan kaki Diabetes Melitus.
Tujuan Khusus 4 : Memodifikasi lingkungan,. Implementasi : 1).Menganjurkanlantai rumah
dibuat dari bahan yang kasat (tidak licin), 2).Menganjurkan Ny. S
dankeluarga menggunakan pegangan di kamar mandi,. Evaluasi Tindakan Keperawatan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali pertemuan Ny. S dan keluarga
bisa mengaplikasikan anjuran yang diberikan.Riwayat Tindak Lanjut : Pertahankan dan
memotivasi keluarga untuk membantu klien dalam mobilisasi sehari-hari.
Tujuan Khusus 5 : Memanfaatkan pelayaan kesehatan yang ada,. Implementasi :
1). Mengkolaborasikan dengan perawat untuk menentukan jumlah makanan yang
dibutuhkan setiap anggota keluarga. 2).Menganjurkan klien untuk minum obat dan
memeriksakan kembali keadaannya ke Pusat Pelayanan Kesehatan
terdekat.3).Memberikan instruksi tertulis tentang manfaat dan pelayanan kesehatan, sesuai
dengan keperluan,. Evaluasi Tindakan Keperawatan : setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama satu kali pertemuan Ny. S dan keluarga bisa menentukan jumlah
makanan yang dibutuhkan setiap anggota keluarga. Riwayat Tindak Lanjut: Pertahankan
dan pantau kondisi klien setelah mendapatkan pelayanan kesehatan.
Evaluasi Akhir Tindakan Keperawatan : Dari evaluasi akhir pada tanggal 28 Mei 2012,
setelah dilakuakan perawatan selama 5 hari Ny. S dan keluarga bertambah
pengetahuannya untuk menjaga diri dari cedera kaki, mampu melakukan perawatan kaki
Diabetes Melitus, menentukan jumlah makanan yang dibutuhkan setiap anggota keluarga,
dan memanfaatkan tempat pelayanan kesehatan. Ny. Ssudah menggunakan alas kaki
dalam beraktifitas sehari-hari, sudah mengetahui dan mampu melakukan perawatan kaki
Diabetes Melitus.
Rencana Tindak Lanjut : Tingkatkan kemampuan klien dan keluarga untuk perawatan
anggota keluarga yang terkena DM, anjurkan keluarga untuk mendukung dan
mengingatkan klien dalam perawatan kaki DM dan selalu berikan reinforcement positif
terhadap keberhasilan klien.
B. Simpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil antara lain:
1. Laporan kasus yang didapat oleh penulis jabarkan adalah Risiko Cedera Kaki
PadaKeluarga Ny. S yang Menderita Diabetes Melitus (DM) di RT 02 RW III di Desa
Karangduren, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas.
2. Perincian :
a. Biodata klien (biographic information) diabetes melitus.
Ny. S yang beralamat di Desa Karangduren RT 02/III, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten
Banyumas. Ny. S berusia 50 tahun. Tipe keluarga klien adalahthree generation family,
karena terdiri dari nenek, ibu, dan anak dalam satu rumah.
b. Pengkajian (assessment) :
Ny. S mengatakan semenjak bulan Februari 2012 yang lalu, sering merasa lapar dan
banyak kencing terutama pada malam hari, badannya cepat lelah dan lemas, ekstremitas
bawah khususnya telapak kakinya kadang terasakesemutan. Fungsi penglihatan agak
kabur, konjungtifa tidak anemis, sklera tidak ikterik. Dalam pemeriksaan gula darah
sewaktu (GDS) pada Ny. S didapatkan hasil 315 mg/dl. Ekstremitas bawah khususnya
telapak kakinya kadang terasa kesemutan semenjak bulan Februari 2012. Telapak kaki
klien terlihat kering, terdapat kulit yang terkelupas tapi tidak ada perlukaan. Ny. S terlihat
tidak mengenakan alas kaki saat beraktifitas.
c. Masalah keperawatan yang ditemukan pada klien diabetes melitus dengan risiko cedera
kaki, yaitu ketidaktahuan keluarga tentang masalah dan perawatan kaki penderita diabetes.
d. Perencanaan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada kliendiabetes melitus
dengan risiko cedera kaki yaitu pendidikan kesehatan tentang masalah cedera kaki
diabetes mencakup pencegahan dan perawatannya.
e. Tindakan pada klien diabetes melitus dengan risiko cedera kaki, yaitu berupa pendidikan
kesehatan dan demonstrasi tentang cara perawatan masalah cedera kaki diabetes.
Diposkan oleh Opye Baguz di 19.46 Kirimkan Ini lewat Email
Komunitas DM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangDalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV bahwa tujuan Negara adalah :
“Untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Disamping itu dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dinyatakan bahwa :
“Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi tiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional”.
Selanjutnya pengertian sehat menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Bab I ayat 1 adalah :“keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi”.
Dari definisi-definisi diatas dapat diartikan bahwa setiap orang berhak dan wajib untuk memperoleh
derajat kesehatan yang optimal serta wajib untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan.
Berkembangnya ilmu dan teknologi maka perawatan sekarang dilaksanakan melalui peningkatan
pengetahuan, kecakapan dan keterampilan dari seorang perawat. Untuk mewujudkan semua itu perlu
diterapkan suatu pendekatan dalam asuhan keperawatan yang disebut proses perawatan yang
melaksanakan pelayanan kesehatan.
Maka dari itu lulusan D III Keperawatan sebagai perawat profesional pemula dengan bekal
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, diharapkan mampu dan terampil dalam menanggulangi
dan menangani masalah kesehatan atau keperawatan dengan pendekatan perawatan secara ilmiah.
Agar dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama pendidikan, setiap mahasiswa
diwajibkan membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk asuhan keperawatan, untuk itu penulis mengambil
judul tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. I Dengan Diabetes Melitus Pada Ny. M Di Kampung
Palabuan Rt. 03 Rw. 07 Kelurahan Sukamelang Kecamatan Subang Kabupaten Subang”.
Adapun yang menjadi latar belakang dalam penyusunan karya tulis ini adalah :
Menurut data statistik yang diperoleh dari Puskesmas Sukarahayu bahwa penderita Diabetes
Melitus pada tahun 2002 sebanyak 17 orang, dan pada tahun 2003 sebanyak 22 orang. Sedangkan
penderita diabetes melitus pada tahun 2004 dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 1
JUMLAH PENDERITA DIABETES MELITUS
DI WILAYAH KERJA
TAHUN 2004
BULANU S I A
JUMLAH15-44 45-54Th 55-64 Th > 65
Januari
Febuari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
4
4
3
7
3
3
-
7
3
1
2
5
7
-
4
1
1
2
2
3
-
2
1
-
1
1
2
-
17
9
5
12
11
15
-
Sumber : Puskesmas Sukarahayu Subang, Tahun 2004
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penderita Diabetes Melitus paling banyak pada bulan Januari
(17 orang), sedangkan yang terkecil pada bulan Februari (5 orang).
Dari data diatas dapat disampaikan bahwa jumlah penderita diabetes melitus masih tinggi,
walaupun demikian perlu perawatan secara khusus, perawatan di rumah dan memerlukan kesadaran dari
penderita itu sendiri.
Dengan melihat data diatas diperlukannya perawatan yang komprehensif pada penderita Diabetes
Melitus sehingga dapat menimbulkan komplikasi pada sistem yang lain dan akhirnya penulis merasa
tertarik untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien di Kampung Palabuan
Sukamelang Subang dan melaporkan berupa Karya Tulis dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA TN. I DENGAN DIABETES MELITUS DI KAMPUNG
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum ; Untuk memperoleh pengalaman secara nyata dalam melaksanakan Asuhan
Keperawatan secara langsung dan komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual pada keluarga
Tn. I dengan diabetes melitus pada Ny. M dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuaan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan Karya Tulis ini agar penulis dapat :
a. Melakukan pengkajian pada keluarga yang dibina;
b. Menegakan diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang ada pada keluarga yang
dibina;
c. Melakukan perencanaan perawatan pada keluarga yang dibina;
d. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat; dan
e. Melakukan evaluasi asuhan keparawatan yang telah diberikan.
C. Metode Telaahan
Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis ini adalah metode deskriptif, yaitu proses
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau menuliskan keadaan objek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya, dalam bentuk studi kasus.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Wawancara, yaitu ; Pembicaraan terarah yang diselenggarakan dengan keluarga;
2. Observasi, yaitu ; Cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-
gejala yang tampak pada objek penelitian yang dilaksanakan secara langsung dengan kunjungan rumah;
3. Pemeriksaan fisik, yaitu : Cara pengambilan data yang dilakukan melalui pemeriksaan fisik terhadap
klien;
4. Studi Dokumentasi, yaitu ; Mengumpulkan data melalui catatan yang ada di keluarga dan di
Puskesmas.
D. Sistematika PenulisanPenulisan Karya Tulis terdiri dari IV BAB, yaitu :
BAB I Pendahuluan ; Menguraikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan,
metode telaahan, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan teoritis ; Menguraikan tentang konsep dasar keluarga, ruang lingkup penyakit Diabetes Melitus dan
proses keperawatan keluarga.
BAB III Tinjauan Kasus dan Pembahasan ; Menguraikan tentang tinjuan kasus dan pembahasan.
BAB IV Kesimpulan dan Rekomendasi.