kromatografi lapis tipi1

Upload: eby-okvaley

Post on 02-Jun-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Kromatografi Lapis Tipi1

    1/7

    Kromatografi Lapis Tipis

    06.50

    El-Nino Ramadhan

    0PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangKromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari

    komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan

    fase gerak (cair atau gas).

    Kromatografi juga merupakan pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya danmengetahui kuantitasnya. Untuk itu, kemurnian bahan atau komposisi campuran dengan

    kandungan yang berbeda dapat dianalisis dengan benar. Tidak hanya kontrol kualitas, analisis

    bahan makanan dan lingkungan, tetapi juga kontrol dan optimasi reaksi kimia dan proses

    berdasarkan penentuan analitik dari kuantitas material. Teknologi yang penting untuk analisisdan pemisahan preparatif pada campuran bahan adalah prinsip dasar kromatografi.

    Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa tekhnik kromatografi. Pemilihan teknikkromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan dipisahkan.

    Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadisenyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Kromatografi juga

    merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun

    cuplikannya.

    KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa senyawa yang sifatnya hidrofobik sepertilipidalipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga

    dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari

    kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala

    kecil.

    B. Tujuan Praktikum

    Praktikum mengenai kromatografi ini bertujuan untuk :- Mengetahui fungsi dari kromatografi

    - Mengetahui metode dari kromatografi

    - Mengetahui cara kerja dari kromatografi

    C. Manfaat Praktikum

    Setelah melakukan praktikum kromatografi, praktikan dapat mengetahui fungsi dari

    kromatografi, mengetahui metode kromatografi dan mengetahui cara kerja dari kromatografi.

    http://ag1992.blogspot.com/2011/06/kromatografi-lapis-tipis.htmlhttps://plus.google.com/101116485192060125619http://ag1992.blogspot.com/2011/06/kromatografi-lapis-tipis.html#comment-formhttp://ag1992.blogspot.com/2011/06/kromatografi-lapis-tipis.html#comment-formhttp://ag1992.blogspot.com/2011/06/kromatografi-lapis-tipis.html#comment-formhttps://plus.google.com/101116485192060125619http://ag1992.blogspot.com/2011/06/kromatografi-lapis-tipis.html
  • 8/10/2019 Kromatografi Lapis Tipi1

    2/7

    TINJAUAN PUSTAKA

    Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan

    komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen-komponennya akan

    dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan

    komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran.Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang

    mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. ( Imam Haqiqi, Sohibul,2008 )

    Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadisenyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Kromatografi juga

  • 8/10/2019 Kromatografi Lapis Tipi1

    3/7

    merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun

    cuplikannya.

    KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa senyawa yang sifatnya hidrofobik sepertilipidalipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga

    dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari

    kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skalakecil. ( Anggraeni, Megawati,2009 )Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa tekhnik kromatografi. Pemilihan teknik

    kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan dipisahkan.

    Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan)dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa

    komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda

    bergerak pada laju yang berbeda. ( Anggraeni, Megawati,2009 )

    Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yangseragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Jel silika (atau alumina)

    merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung

    substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarutatau campuran pelarut yang sesuai.Pelaksanaan ini biasanya dalam pemisahan warna yang

    merupakan gabungan dari beberapa zat pewarna atau pemisahan dan isolasi pigment tanaman

    yang berwarna hijau dan kuning.

    a. KromatogramPelaksanaan kromatografi biasanya digunakan dalam pemisahan warna yang merupakan sebuah

    campuran dari beberapa zat pewarna.

    Contoh pelaksanaan kromatografi lapis tipis :Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat bagian bawah lempengan dan setetes pelarut

    dari campuran pewarna ditempatkan pada garis itu. Diberikan penandaan pada garis di

    lempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika ini dilakukan menggunakan tinta,

    pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk / tinta ikut naik ke atas.Ketika bercak dari campuran itu mengering, lempengan ditempatkan pada sebuah gelas kimia

    bertutup berisa pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa batas

    pelarut berada dibawah garis dimana posisi bercak berada. Alasan untuk menutup gelas kimiaadalah untuk meyakinkan bahwa kondisi dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut.

    Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya ditempatkan beberapa kertas saring

    yang terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap mencegah penguapanpelarut.

    Karena pelarut bergerak lambat pada lempengan, komponen-komponen yang berbeda dari

    campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak dari perbedaan

    bercak warna.b. Perhitungan nilai Rf

    Jumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari campuran, pengukuran diperoleh dari

    lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-senyawa yang muncul. Pengukuran ini

    berdasarkan pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan jarak yang tempuh oleh bercak warnamasing-masing.

    Ketika pelarut mendekati bagian atas lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas kimia dan

    posisi pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses penguapan.Pengukuran berlangsung sebagai berikut :

  • 8/10/2019 Kromatografi Lapis Tipi1

    4/7

    Nilai Rf untuk setiap warna yang telah terbentuk dari campuran, pengukuran diperoleh dari

    lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-senyawa yang muncul. Pengukuran ini

    didasarkan pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan jarak yang ditempuh oleh bercak warnamasing-masing.

    Ketika pelarut mendekati bagian atas lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas kimia dan

    posisi pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses penguapan.Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut :Rf = jarak yang ditempuh oleh komponen / jarak yang ditempuh oleh pelarut

    c. Mengidentifikasi senyawa-senyawa

    Dimisalkan campuran asam amino yang ingin diketahui senyawanya.Caranya: Setetes campuranditempatkan pada garis dasar lempengan lapis tipis dan bercak-bercak kecil yang serupa dari

    asam amino yang telah diketahui juga ditempatkan pada disamping tetesan yang akan

    diidentifikasi. Lempengan lalu ditempatkan pada posisi berdiri dalam pelarut yang sesuai dan

    dibiarkan seperti sebelumnya. Dalam gambar, campuran adalah M dan asam amino yang telahdiketahui ditandai 1-5.

    Metode Praktikum

    Alat dan Bahan :

    1. Alata. Alumunium foil

    b. Beaker glass

    c. Kertas saring whatman

    d. Lidie. Klip

    f. Blower

    2. Bahan

    a. Safraninb. Pewarna Makanan

    c. Methylene Blue

    d. MinyakCara kerja :

  • 8/10/2019 Kromatografi Lapis Tipi1

    5/7

    1. Potong kertas whatman sesuai kebutuhan

    2. Garis dengan pensil dengan jarak 2 cm dari sisi bawah kertas

    3. beri tanda titik tempat sampel akan diletakkan dengan jarak 1,5-2 cm jarak tiap sampel4. Letakkan sampel pada tiap titik sebanyak 10 ul menggunakan pipet kapiler

    5. Masukkan pelarut dengan ketinggian 1-1.5 cm ke dalam bejana

    6. Masukkan kertas whatman yang telah ditetesi sampel7. Lakukan pengembangan selama 5-10 menit atau sampai eluen atau pelarut hampir mencapaibatas ketinggian 2 cm dari batas atas, atau dengan ketinggian secukupnya sesuai keperluan, jika

    pelarut sampai tengah kertas saring telah menunjukkan pemisahan sudah biasa ditentukan.

    8. Sampel dibiarkan dengan angin-angin / dengan blower9. Berilah tanda batas pelarut bagian atas

    10. Lakukan pengamatan, tulis hasil dan pembahasan terhadap senyawa dan komponen pada

    kromatogram

    Hasil dan Pembahasan

    Kromatografi lapis tipis adalah pemisahan zat berdasarkan kepolarannya, prinsipnya ada duayakni partisi dan absorbsi. Bila fase diam berupa zat padat yang aktif, maka dikenal istilah

    kromatografi penyerapan (adsorption chromatography). Bila fase diam berupa zat cair, maka

    teknik ini disebut kromatografi pembagian (partition chromatography). Metodenya ada dua fase

    gerak ( pelarutnya ) dan fase diam ( sampelnya ).Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan)

    dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa

    komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbedabergerak pada laju yang berbeda.

    Pelarut atau fase gerak :

    Methil asetat : heksan : methanol = 1 : 1 : 1

    Methil asetat sifatnya semi polarHeksan sifatnya non polar

    Methanol sifatnya polar

    Sampel yang digunakan adalah safranin, pewarna makanan, methylen blue, dan minyak. Setelahpelarut mendekati atas kertas, kertas kemudian diambil dan dikeringkan dengan blower.

    Kemudian dilihat dengan sinar UV yang berfungsi membedakan zat yang berfluorescent dan

    tidak / sampel mana yang bercahaya. Bila arna semakin ke atas semakin non polar, semakin kebawah polar bila benda di tengah-tengah semi polar.

    Setelah menjadi kristal kemudian dicari Rf ( Retardation Factor ). Rf dari masing-masing sampel

    adalah safranin ( merah ) = 0,97, pewarna makanan ( orange ) = 0,27, methylen blue ( biru )=

    0,73, dan minyak ( bening ) = 0,85. Safranin paling menyala merupakan zat yang palingberfluorescent atau bercahaya.

    Kromatografi lapis tipis juga bisa dilakukan pada sudstansi yang tidak berwarna :

    a. Menggunakan pendarflour

    fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis memiliki substansi yang ditambahkan kedalamnya,supaya menghasilkan pendarflour ketika diberikan sinar ultraviolet ( UV ). Itu berarti jika

    menyinarkannya dengan sinar UV akan berpendar. Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana

    bercak pada kromatogram berada, meskipun bercak-bercak ini tidak tampak berwarna jika dilihatdengan mata. Itu berarti bahwa penyinaran sinar UV pada lempengan akan timbul pendaran dari

  • 8/10/2019 Kromatografi Lapis Tipi1

    6/7

    posisi yang berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak seperti bidang kecil yang

    gelap.

    Sementara UV tetap disinarkan pada lempengan, dan tandai posisi-posisi dari bercak-bercakdengan menggunakan pinsil dan melingkari daerah bercak-bercak itu. Seketika anda mematikan

    sinar UV, bercak-bercak tersebut tidak tampak kembali.

    b. Menggunakan bercak secara kimiaUntuk membuat bercak-bercak menjadi tampak dengan jalan mereaksikannya dengan zat kimiasehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh yang baik adalah kromatogram

    yang dihasilkan dari campuran asam amino. Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan

    dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa -senyawa berwarna, umumnya coklat atau ungu.

    Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian ditempatkan pada wadah

    bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium. Uap

    iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkanlebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-

    bercak kecoklatan. (Anggraeni, 2009)

    Kesimpulan dan Saran1. Kesimpulan

    Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa :

    a. kromatografi lapis tipis adalah pemisahan zat berdasarkan kepolarannya

    b. Prinsip dari kromatografi adalah partis ( pemisahan zat) dan absorbsi ( penyerapan zat )c. Metode kromatografi adalah fase gerak / pelarutnya dan fase diam / sampelnya

    d. Rf dari masing-masing sampel adalah safranin ( merah ) = 0,97, pewarna makanan ( orange )

    = 0,27, methylen blue ( biru )= 0,73, dan minyak ( bening ) = 0,85. Safranin paling menyalamerupakan zat yang paling berfluorescent atau bercahaya.

    2. Saran

    a. Sebaiknya dilakukan praktikum pada semua jenis kromatografib. Tidak boleh menggunakan pena untuk memberi tanda titik pada kertas karena akan terbawa

    keatas tandanya

  • 8/10/2019 Kromatografi Lapis Tipi1

    7/7

    Daftar Pustaka

    Anggraeni, Megawati. 2009. Kromatografi Lapis Tipis.http://greenhati.blogspot.com/2009/01/kromatografi-lapis-tipis.html. diakses tanggal 03 juni2011 pukul 14:00 wib

    Hafni, Aswita. 2010. Kromatografi Kertas. http://mimin-mien.blogspot.com/2010

    /03/kromatografi-kertas.html. diakses tanggal 03 juni 2011 pukul 14:10Haqiqi, Sohibul Himam. 2008. Kromatografi Lapis Tipis. nadjeeb.files.wordpress .com

    /2009/10/kromatografi.pdf