kritik sosial citizen journalism dalam kasus...

122
KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS EKSPANSI INDUSTRI SEMEN DI PEGUNUNGAN KENDENG (Studi Semiotika Film Dokumenter Samin Vs Semen di Channel Youtube Watchdoc Image) Skripsi Ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) SKRIPSI OLEH : TITIS ANIS FAUZIYAH NIM. 43010160091 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI) FAKULTAS DAKWAH IAIN SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 15-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS EKSPANSI

INDUSTRI SEMEN DI PEGUNUNGAN KENDENG

(Studi Semiotika Film Dokumenter Samin Vs Semen di Channel Youtube

Watchdoc Image)

Skripsi Ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

SKRIPSI

OLEH :

TITIS ANIS FAUZIYAH

NIM. 43010160091

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)

FAKULTAS DAKWAH

IAIN SALATIGA

2020

Page 2: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

ii

KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS EKSPANSI

INDUSTRI SEMEN DI PEGUNUNGAN KENDENG

(Studi Semiotika Film Dokumenter Samin Vs Semen di Channel Youtube

Watchdoc Image)

Skripsi Ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

SKRIPSI

OLEH :

TITIS ANIS FAUZIYAH

NIM. 43010160091

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)

FAKULTAS DAKWAH

IAIN SALATIGA

2020

Page 3: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

iii

Page 4: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

iv

ABSTRAK

Page 5: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

v

AABSTRAK

Page 6: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

vi

Kritik Sosial Citizen Journalism Dalam Kasus Ekspansi Industri Semen di Pegunungan Kendeng (Studi Semiotika Film Dokumenter Samin Vs Semen di Channel Youtube Watchdoc Image)

Melalui film, masyarakat dapat menuangkan kritik sosial dari realitas kehidupan seperti halnya film Marsinah karya Slamet Raharjo yang kala itu menjadi simbol perlawanan kaum buruh. Dalam hal ini Watchdoc menggunakan platform youtube untuk publikasi film dokumenternya. Samin vs Semen merupakan film dokumenter yang secara mendalam merekam perjuangan warga Samin atau petani Kendeng yang melawan ekspansi industri semen di pegunungan Kendeng. Watchdoc sebagai pelaku citizen journalism dengan bantuan warga melalukan peliputan di Pati dan Rembang karena komitmennya menyuarakan kaum marjinal. Terlebih mengingat kasus ini jarang diangkat oleh media arus utama.

Tujuan penelitian berdasarkan pada argumen, yaitu dapat menguraikan kritik sosial citizen journalism dalam film dokumenter Samin vs Semen pada youtube channel Watchdoc Image. Penelitian kualitatif dilakukan melalui studi semiotika John Fiske. Pada dasarnya, analisis semiotika memang merupakan sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang tidak lazim. Analisisnya bersifat paradigmatik dalam arti berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah teks. Selanjutnya peneliti menguraikan kritik sosial dalam film dokumenter menggunakan teori kode pertelevisian John Fiske yang dibagi menjadi tiga level, yaitu: realitas, representasi, dan ideologi. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian diolah, dari situlah penulis mengambil kesimpulan.

Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam praktik dan cara kerjanya Watchdoc termasuk citizen journalism. Salah satunya pada film dokumenter Samin vs Semen yang meliput dari sudut pandang warga Samin dan membela hak-hak yang diperjuangkan warga setempat beserta petani Kendeng lainnya. Dari analisis semiotika John Fiske dalam film Samin vs Semen, peneliti menyimpulkan adanya kritik sosial. Kritik atas ketimpangan sosial diperlihatkan pada narasi yang disampaikan Watchdoc dalam film. Seperti halnya penguasaan sumber daya alam hanya dipegang oleh kaum elit dan para pemodal yang lebih mementingkan kepentingan ekonomi serta politik golongan tertentu ketimbang masyarakat. Dan sisi ideologi feminisme para wanita Samin selaku para petani Kendeng yang berada di garis terdepan memperjuangkan hak-hak mereka.

Kata kunci: Kritik sosial, citizen journalism, studi semiotika, film dokumenter.

Page 7: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

vii

MOTTO

را س ر ي س ع ل ع ا ن م إSesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (Al Insyirah: 6)

“Dear mahasiswa, setinggi apapun angan dan cita-cita kita, tidak mudah

diraih bila masih berstatus mahasiswa dan tidak segera mengerjakan skripsi

lalu lulus”.

Page 8: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, melalui proses yang tidak mudah, akhirnya peneliti mampu

menyelesaikan skripsi di tengah masa pandemi corona ini. Motivasi, dukungan dari

berbagai pihak tentunya menambah semangat dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Dengan demikian saya ucapkan terima-kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kepada orang tua saya, bapak ibu yang selalu menjadi pengingat ketika saya

malas mengerjakan skripsi. Dukungan moral dan spiritual yang mendorong

peneliti segera menyelesaikan tugas akhir ini. Terimakasih yang tak terhingga

dan tidak mungkin mampu saya membalas jasanya.

2. Kakak sepupu saya yang selalu memotivasi untuk melakukan yang terbaik

seperti mereka, sekaligus teman ngopi dan teman curhat terdekat rumah.

3. Angkatan 2016 teman-teman mahasiswa KPI IAIN Salatiga seperjuangan.

4. Teman-teman Prestigious 89 IAIN Salatiga yang meramaikan masa-masa

perkuliahan di kampus tercinta.

5. Teman-teman LPM DinamikA yang pernah berkerja dan berjuang bersama

dari awal masuk hingga berhasil menerbitkan majalah hebat edisi 29.

6. Sahabat-sahabat online tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu setia

mendengar curhat colongan (curcol) peneliti selama pandemi corona dan

tetap saling support dalam kebaikan.

7. Terakhir untuk Bangtan Boys. Terima kasih telah menemani peneliti dalam

mengerjakan skripsi dengan musik indahnya yang selalu menghibur dan

memotivasi terputar melalui playlist Spotify.

Page 9: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

ix

KATA PENGANTAR

Pertama dan utama peneliti panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada penulis selama

melakukan penelitian ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada

nabi agung nabi besar Muhammad SAW, suri tauladan umat Islam yang selalu kita

nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.

Dalam tugas akhir ini penulis mengambil tema kritik sosial citizen

journalism dalam penelitian. Menurut peneliti penting untuk media atau pers

memenuhi tanggung jawab sosial, salah satunya dengan melakukan kritik. Peneliti

memilih Wacthdoc selaku citizen journalism karena dalam praktiknya kru telah

melakukan kritik sosial melalui platform youtube dengan film dokumenternya.

Peneliti berharap ke depannya masyarakat, khususnya mahasiswa lebih sadar isu

sosial melalui karya-karya semacam ini.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis penulis bermaksud menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

3. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd. selaku Ketua prodi KPI IAIN Salatiga.

4. Bapak Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang

sangat sabar membimbing peneliti mengejar deadline skripsi.

5. Bapak Dr. Rifqi Aulia Erlangga, M.Hum. selaku dosen pembimbing akademik

yang selalu menerima keluh kesah selama perkuliahan.

6. Seluruh dosen yang telah memberi ilmu kepada peneliti selama perkuliahan,

Peneliti sangat menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak

kelemahan dan kekurangan, maka dari itu peneliti sangat terbuka untuk menerima

saran agar ke depannya bisa lebih baik untuk melakukan kajian penelitian. Akhir

kata peneliti sampaikan permohonan maaf yang tulus, banyak kekurangan dan

kesalahan. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi kita semua.

Page 10: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

MOTTO ......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 10

D. Kerangka Berpikir ............................................................................. 10

E. Sistematika Penulisan ........................................................................ 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .................. 13

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 13

B. Landasan Teori .................................................................................. 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 21

A. Metodologi Penelitian ....................................................................... 21

B. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................. 22

C. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 22

Page 11: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

xi

E. Teknik Analisa Data .......................................................................... 23

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA .......................................... 25

A. Sejarah dan Gambaran Umum Citizen Journalism di Indonesia ....... 25

B. Gambaran Umum Rumah Produksi Watchdoc Image ...................... 26

C. Karya-Karya Produksi Watchdoc ..................................................... 27

D. Profil Film Dokumenter Samin vs Semen ........................................ 29

E. Transkip Film Dokumenter Samin vs Semen .................................... 31

F. Analisis Semiotika John Fiske dalam film Samin vs Semen ............. 60

1. Level Realitas .............................................................................. 61

2. Level Representatif ..................................................................... 77

3. Level Ideologi ............................................................................. 95

G. Pembahasan ....................................................................................... 98

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 104

A. Kesimpulan ....................................................................................... 104

B. Saran .................................................................................................. 105

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 106

LAMPIRAN ................................................................................................. 109

Page 12: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Level Realitas ................................................................................ 62

Tabel 1.2 Level Representatif ....................................................................... 78

Tabel 1.3 Level Ideologi ............................................................................... 96

Page 13: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

xiii

DAFTAR GAMBAR (BAGAN)

Bagan 1.1 25 Negara Pengguna Internet Terbanyak Tahun 2013-2018 ........ 5

Bagan 1.2 Perbandingan Pengguna Aktif Platform Sosial Tahun 2019 ........ 6

Bagan 1.3 Presentase Aktivitas Streaming Pengguna Internet Tahun 2019 .. 7

Page 14: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri penyiaran Indonesia berkembang pesat pasca runtuhnya rezim

Orde Baru pada tahun 1998. Menurut data dari Kementrian Komunikasi dan

Informasi (Kominfo.go.id) Indonesia memiliki 6 stasiun televisi pada tahun

2008, menjadi 62 stasiun pada tahun 2012 (Data Ditjen PPI, 2012). Jumlah

lembaga penyiaran radio juga meningkat dari 700 stasiun radio hingga pada

2010 terdapat 2590 stasiun yang berproses di Kemkominfo (Data PRSSNI

2011). Namun tingginya biaya untuk mendirikan mainstream media ini

mengindikasikan bahwa tak sembarang orang bisa memiliki media arus utama.

Para pemilik media ini kebayakan para pemain swasta, tentunya dengan latar

konglomerat. Karena untuk mendirikan stasiun TV memerlukan miliyaran

rupiah. Tidak sebatas untuk kepentingan publik, namun terdapat kepentingan

lainnya baik kepentingan ekonomi maupun politik dalam mendirikan media.

Saat ini teknologi memungkinkan munculnya partisipasi warga yang

sehat. Namun media raksasa (mainstream media) justru cenderung semakin

hierarkis dan menerapkan komunikasi dari atas ke bawah (top-down). Upaya

menggenjot laba menjadi tujuan utama. Program bahkan diatur sedemikian rupa

guna memaksimalkan tujuan tersebut. Benar bahwa mereka berupaya

menemukan cara baru guna merebut perhatian penonton, seperti pemungutan

suara penonton (audience voting) lewat telepon dan ruang obrolan internet

(chat). Cara tersebut memberikan ilusi adanya keterlibatan penonton. Namun

metode itu sepenuhnya monolog, bukan dialog (Schecther, 2007: 5).

Menurut Garnham dalam buku Teori Komunikasi Massa, kualitas

pengetahuan tentang masyarakat yang diproduksi oleh media untuk masyarakat,

sebagian besar dapat ditentukan oleh nilai tukar pelbagai ragam isi dalam

kondisi yang memaksakan perluasan pasar, dan juga ditentukan oleh

Page 15: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

2

kepentingan ekonomi para pemilik dan penentu kebijakan. Konsekuensi

keadaan seperti itu tampak dalam wujud berkurangnya jumlah sumber media

independen, terciptanya konsentrasi pada pasar besar, munculnya sikap masa

bodoh terhadap calon khalayak pada sektor kecil (Mc Quail, 1991: 63).

Menurut Murdock dan Golding efek kekuatan ekonomi tidak

berlangsung secara acak, tetapi terus menerus mengabaikan suara kelompok

yang tidak memiliki kekuasaan ekonomi dan sumber daya. Pendapat yang

diterima kebanyakan berasal dari kelompok yang cenderung tidak melancarkan

kritik terhadap distribusi kekayaan dan kekuasaan yang berlangsung. Di tengah

kecenderungan yang mengarah pada dominasi media massa oleh kartel kecil

yang terdiri atas korporasi konglomerasi raksasa, muncul teknologi dan

kesadaran baru akan pentingnya suara-suara yang berbeda. Dengan

berkembangnya teknologi dan lahirnya new media, struktur distribusi isi

konvensional dapat diubah total. Hal inilah yang mendorong lahirnya citizen

journalism (Mc Quail, 1991:37).

Tom Rosenstiel, penulis The Elements of Journalism dalam forum

publik TED Talks di Atlanta pada tahun 2013, menyampaikan bahwa kelebihan

media online yang serba cepat membuat sebagian media berlomba-lomba

menjadi yang tercepat dalam mempublikasikan berita dan mengesampingkan

laporan investigasi. Tidak jarang mereka juga mengesampingkan verifikasi atau

kebenaran dari berita tersebut. Hal ini tak lain karena untuk melakukan

verifikasi ataupun investigasi memerlukan biaya dan dedikasi waktu yang lebih

banyak dan membuat berita tertunda untuk dilaporkan pada khalayak.

(https://www.youtube.com/watch?v=RuBE_dP900Y diakses pada 14 April

2020, pukul 15.30)

Sebagian media hanya biasanya hanya ingin menunjukan eksistensi

dengan label investigasi tapi enggan melakukan investasi untuk

mewujudkannya. Sebuah proyek investigasi untuk isu yang kompleks tentu

membutuhkan biaya besar, bahkan terkadang harus menyebrangi lautan. Tetapi

Page 16: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

3

untuk topik-topik yang ada di sekeliling kita kadang malah tidak membutuhkan

biaya yang signifikan selain kerelaan mengorbankan waktu. Rela membebaskan

wartawan dari kewajiban “mengejar setoran” berita harian dan memberinya

kesempatan menggali informasi untuk melakukan penyelidikan sendiri. Kultur

itulah yang belum banyak tumbuh (Laksono, 2018: 84).

Telah menjadi hal lazim koran yang memiliki ratusan wartawan dan

puluhan redaktur, tetapi sangat jarang menghasilkan karya investigasi. Data

Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) tahun 2008 menyebut ada 1008 penerbitan

media cetak. Sementara panitia Mochtar Lubis Award tahun 2008 hanya

menerima 13 kiriman karya investigasi. Barangkali banyak karya yang tidak

dikirim atau bahkan memang tidak ada. Hal ini cukup memprihatinkan

mengingat banyaknya media massa besar di Indonesia, yang bahkan kantornya

megah, gaji karyawannya lumayan dan iklannya berlimpah.

Peran jurnalisme sebagai anjing penjaga (watch dog) menjadikannya

sebagai salah satu pilar demokrasi. Sebagai anjing penjaga, tidak hanya

memantau pemerintahan, namun isu yang berkaitan hingga lapisan bawah

masyarakat juga menjadi tugas jurnalisme. Bill Kovach dan Tom Rosenstiel

dalam bukunya 9 Elemen Jurnalisme mengatakan tujuan utama jurnalisme

adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan warga, menyampaikan

kebenaran, agar mereka bisa hidup merdeka dan mengatur diri sendiri (Kovach,

2003: 12).

Mengingat kasus kematian Ian Tomlinson, seorang penjual koran

Evening Standard yang disampaikan dalam forum TED Talks. Ian bukan

demonstran, sepulang kerja dia hanya melewati lokasi demo G20 di London

pada 1 April 2009. Setelah dikabarkan mati, seorang polisi Simon Harwood

menyatakan Ian meninggal akibat serangan jantung, polisi tersebut juga

mengaku tidak melakukan kontak personal terhadap Ian. Kejanggalan tersebut

membuat para demonstran curiga.

Page 17: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

4

Seorang jurnalis The Guardian, Paul Lewis menggali kasus kematian

Ian melalui twitter. Lebih dari 10 orang menjadi saksi bahwa Ian dibunuh oleh

polisi, namun kesaksian saja tidak cukup. Lalu seorang manajer investor

keuangan di New York melapor dan mengirimkan video yang tidak sengaja

direkam saat polisi menendang Ian di tengah keramaian demonstran. Video

tersebut menjadi bukti kuat atas pembunuhan Ian yang mana tidak diperoleh

media manapun. Hal demikian menunjukan kekuatan dari citizen journalism.

(https://youtu.be/9APO9_yNbcgg diakses pada 14 April 2020 pukul 16.15)

Sebagian besar adalah persoalan mindset. Orientasi bisnis informasi

sebagai komoditas menuntut produktivitas tinggi. Sayangnya produktivitas

hanya ditafsirkan secara kuantitatif dan jarang secara kualitatif. Sehingga

mainstream media lebih mengutamakan jumlah berita harian yang diproduksi

daripada laporan investigasi. Inilah yang mendorong warga ikut andil dalam

peliputan jurnalisme warga atau citizen journalism.

Film dokumenter adalah suatu media komunikasi massa yang sangat

penting untuk mengkomunikasikan realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-

hari. Dalam banyak kesempatan, jurnalisme warga juga andil dalam membuat

film dokumenter khususnya untuk memperjuangkan hak-hak kemanusiaan.

Asosiasi Revolutioner Wanita Afghanistan melaporkan eksekusi wanita di

bawah kekuasaan Taliban melalui video cam-recorder secara diam-diam.

Begitu pula warga aktivis kota Raqqa, Suriah yang ikut memproduksi City of

Ghost merekam kekejaman ISIS (Wahl-Jorgensen, 2009:269).

Menurut Data Film Indonesia 2008-2012 dari Direktorat Pengembangan

Industri Perfilman Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

(Kemenparekraf) yang diolah www.filmindonesia.co.id, pada tahun 2010-2012

bidang produksi dan eksibisi film Indonesia mengalami peningkatan.

Peningkatan jumlah layar sebesar 7% (676 menjadi 721) menyebabkan

peningkatan jumlah daya serap penonton sebesar 15% (16.290.076 menjadi

18.685.814), walaupun kenaikan harga tiket bioskop sebesar 67% (15.000

Page 18: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

5

menjadi 25.000). Ringkasnya, peningkatan jumlah layarlah yang disebut

sebagai perluasan pasar dan mendorong peningkatan potensi daya serap

penonton film Indonesia.

Di tahun 2011, Motion Picture Association of America (MPA)

melakukan boikot terhadap pemerintah Indonesia, sehingga film impor tidak

dapat tayang di bioskop. Pada saat itu, kekosongan slot film di bioskop diisi

oleh film Indonesia. Yang menarik adalah pada tahun 2011 itu, penonton film

Indonesia mengalami kenaikan sebesar 8% (2010-2011) dan terus meningkat

sebesar 20% (2011-2012). Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penonton film

Indonesia tetap berlangsung, meski tanpa kehadiran film impor.

(http://filmindonesia.or.id/article/investasi-industri-film-indonesia-lokal-atau-

asing#.XpM6blUzbIV diakses pada tanggal 14 April 2020 pukul 23.00)

Peningkatan tersebut membuka peluang bagi setiap orang untuk dapat

ikut berkontribusi dalam dunia perfilman Indonesia. Bahkan melalui film,

masyarakat dapat menuangkan kritik sosial dari realitas kehidupan seperti

halnya film Marsinah karya Slamet Raharjo. Film tersebut menceritakan

Marsinah yang menjadi lambang perlawanan buruh yang tertindas kala itu.

BAGAN 1.1

25 NEGARA PENGGUNA INTERNET TERBANYAK TAHUN 2013-2018.

(sumber: www.eMarketer.com)

Page 19: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

6

Dari data yang diunggah oleh Kominfo, menurut lembaga riset pasar e-

Marketer, populasi netter Tanah Air mencapai 83,7 juta orang pada 2014. Pada

2017, e-Marketer memperkirakan netter Indonesia dapat mencapai 112 juta

orang, mengalahkan Jepang di peringkat ke-5 yang pertumbuhan jumlah

pengguna internetnya lebih lamban. Banyaknya jumlah pengguna internet yang

terus bertambah membuktikan ketergantungan masyarakat terhadap informasi

yang berdampak pada peningkatan jumlah citizen journalism.

Data di bawah ini menunjukan tingginya intensitas masyarakat dalam

menggunakan berbagai platform media sosial dalam kesehariannya, terutama

medsos yang paling awal muncul facebook, diikuti youtube. Data berikut jelas

menunjukan intensitas pengguna internet dalam melakukan streaming, dengan

hasil terbanyak yaitu aktivitas menonton video streaming. Youtube memiliki

kelebihan kemudahan akses, hanya dengan jaringan internet semua orang dapat

menonton video tanpa mengeluarkan biaya. Ini merupakan salah satu alasan

penulis memilih untuk meneliti Watchdoc yang menggunakan platform

youtube untuk publikasi film dokumenternya.

BAGAN 1.2

PERBANDINGAN PENGGUNA AKTIF PLATFORM SOSIAL TAHUN 2019.

(Sumber: https://wearesocial.com)

Page 20: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

7

BAGAN 1.3

PRESENTASE AKTIVITAS STREAMING PENGGUNA INTERNET

TAHUN 2019

(Sumber: https://wearesocial.com)

Rumah produksi audio visual Watchdoc yang didirikan oleh dua

jurnalis, Andy Panca Kurniawan dan Dandhy Laksono, adalah salah satu rumah

produksi yang konsisten melakukan kritik sosial melalui karya jurnalistik

berbentuk film dokumenter. Semua produk jurnalistik mereka publikasikan

melalui channel youtube. Antusiasme masyarakat terhadap karya mereka

terlihat dari jumlah subscriber yang mencapai 529 ribu dan terus meningkat.

Beberapa judul film dokumenter Watchdoc diantaranya: Kala Benoa,

Baduy, Belakang Hotel, Samin VS Semen, Rayuan Pulau palsu, Jakarta Unfair,

Asimetris, Huhate hingga yang paling popular Sexy Killer. Film dokumenter

tersebut dengan tegas menunjukan keberpihakan Watchdoc kepada warga.

Media alternatif yang menyambung lidah masyarakat dan menyuarakan aspirasi

mereka mampu memberi dorongan agar masyarakat dapat dengan vokal

memperjuangkan hak mereka. Hal ini disambut khalayak dengan sangat baik,

beberapa film dokumenter memiliki jutaan viewers. Bahkan Sexy Killer yang

Page 21: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

8

belum genap satu tahun telah mencapai 31 juta viewers, membuktikan bahwa

Watchdoc berhasil meningkatkan minat masyarakat pada film dokumenter.

Berdasarkan latar belakang tersebut, channel youtube Watchdoc Image

dipilih sebagai subjek dalam penelitian ini. Watchdoc Image meliput berita

dengan pendekatan investigasi yang dilakukan secara independen oleh Dandhy

dan kru. Salah satu rangkaian perjalanan liputannya disebut Ekspedisi Indonesia

Biru, mereka mengulik dan mendokumentasikan berbagai fenomena sosial

untuk menyampaikan ketimpangan dan isu-isu yang terjadi di tengah

masyarakat. Bahkan dalam filmnya Watchdoc menyatakan bahwa liputan

independen tersebut dibuat untuk menyuarakan kaum marjinal.

Dalam film dokumenter yang dipilih peneliti untuk dijadikan subjek

penelitian ialah “Samin Vs Semen”. Awalnya terjadi polemik terkait

pembangunan pabrik PT Semen Indonesia yang berlokasi di Rembang. Warga

Rembang yang menolak pembangunan pabrik melakukan demonstrasi dan

menggugat di pengadilan untuk menghentikan proyek PT Semen Indonesia.

Warga rembang (Orang Samin) atau yang biasa disebut sedulur sikep

merupakan masyarakat adat yang hidup di sepanjang pegunungan Karst

Kendeng, Jawa Tengah sejak jaman penjajahan Belanda. Pada tahun 2006 PT

Semen Gresik Indonesia akan membangun pabrik di Kecamatan Sukolilo Pati,

namun warga sekitar menolak rencana tesebut karena dianggap mengancam

pertanian dan mata air. Kala itu ada 2009 warga Pati memenangi gugatan di

PTUN hingga Mahkamah Agung. Lalu pada tahun yang sama PT Semen Gresik

Indonesia mengalihkan rencananya ke Kecamatan Gunem, Rembang.

Satu tahun kemudian, 2010 PT Indocement memasuki Pati dan

merencanakan pembangunan pabrik di Kecamatan Kayen dan Tambakromo,

bersebelahan dengan pemukiman orang Samin. Pada tahun 2014 PT Semen

Gresik Indonesia berhasil masuk Rembang dan mendirikan pabrik. Dengan

bantuan orang Samin segala perlawanan kembali dilakukan oleh warga sekitar.

Jurnalis Watchdoc ikut serta merekam rentetan proses penolakan warga

Page 22: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

9

melawan PT Semen Indonesia dan Indocement hingga kekerasan yang

dilakukan oleh aparat. Kritik tajam hasil kerja keras para jurnalis dilakukan

demi menyambung lidah masyarakat yang tertindas.

Dalam konteks keislaman, kritik sosial merupakan sebuah sikap yang

dianjurkan. Karena saling mengingatkan terhadap sesuatu yang kurang baik

dan merugikan. Seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an yaitu:

تم ر كن هون بلمعروف تمرون للناس اخرجت امة خي بلل وت ؤمن ون منكرال عن وت ن (110)ال عمران:

Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman

kepada Allah. (Ali Imran 3: 110)

Ayat tersebut menasihati untuk amar ma’ruf nahi munkar;

memerintahkan hal yang baik dalam tinjauan Syariat, dan melarang yang buruk.

Hal ini menunjukan bahwa pada dasarnya kerja jurnalisme tidak jauh berbeda

dengan dakwah. Dakwah dan jurnalisme sama-sama menyampaikan informasi

dan kebenaran. Hanya saja fokus pada hal yang berbeda, dakwah untuk Islam

sedangkan jurnalisme untuk informasi secara umum.

Dalam ayat tersebut juga ditekankan pentingnya sikap keterbukaan

untuk saling mengingatkan demi tegaknya keadilan di bumi. Dalam konteks ini,

warga yang terkena dampak atas pembangunan pabrik semen, jurnalis

Watchdoc melakukan kritik sosial kepada pihak pengelola pabrik dan

pemerintah melalui liputan yang didokumentasikan dalam sebuah film

dokumenter yang berjudul “Samin Vs Semen”.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari konteks ruang publik yang mana mayoritas berita

diproduksi oleh mainstream media, citizen journalism yang tergolong sebagai

media alternatif berani mengungkapkan kritik terhadap konflik yang terjadi.

Page 23: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

10

Oleh karena itu, penelitian ini mempertanyakan “Bagaimana kritik sosial yang

dilakukan citizen journalism dalam film dokumenter Samin Vs Semen di

Channel Youtube Watchdoc Image?”

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan pada argumen, yaitu dapat

menguraikan kritik sosial citizen journalism dalam film dokumenter Samin

Vs Semen pada youtube channel Watchdoc Image.

2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menjadi sumbangsih bagi kajian komunikasi, terutama dalam

bidang jurnalisme.

b. Dapat menjadi kajian tentang komunikasi massa yang berkaitan

dengan film dokumenter dan teori semiotika.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi, masukan,

evaluasi, dan pertimbangan bagi seluruh komponen yang terkait

dengan citizen journalism dan analisis semiotika.

b. Diharapkan dapat menjadi salah satu referensi penelitian bagi

mahasiswa mengenai analisis semiotika dalam film dokumenter.

D. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan kerangka yang berisi tentang peta konsep

peneliti dalam melakukan penelitian agar mengikuti alur yang jelas. Berikut

kerangka pemikiran yang digunakan peneliti:

Page 24: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

11

Sumber:

Communication, Cultural, Media Studies (The Key Concept) by John Hartley.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini maka digunakan sistematika

penulisan. Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman

mengenai penelitian ini. Maka dari itu, penulis membagi penelitian ini ke dalam

enam bab. Adapun sistematika penulisannnya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini berupa pendahuluan yang membahas latar belakang

masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

kerangka berpikir serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab II berisi tinjauan pustaka sebagai referensi utama dalam penelitian

berupa beberapa skripsi dan jurnal terkait. Bab ini juga memuat landasan teori

Page 25: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

12

yang digunakan yaitu konsep citizen journalism, kritik sosial beserta beberapa

teori semiotika John Fiske.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab III menjelaskan mengenai metode dan pendekatan yang digunakan

dalam penelitian. Selain itu keterangan subjek dan objek, waktu penelitian,

sumber data yang digunakan, serta teknik pengumpulan data, teknik analisis

data dan teknik validitas data.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Pada bab IV menjelaskan secara singkat tentang citizen journalism dan

profil dari Rumah Produksi Watchdoc, perjalanan selama melakukan liputan

dan juga penjelasan mengenai film dokumenter Samin Vs Semen. Bab ini

merupakan inti dari dari penelitian, karena bagian ini berisi transkip film dan

hasil analisis data-data yang telah diperoleh.

BAB V PENUTUP

Bab V ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Penulis mencoba menarik kesimpulan dari temuan yang didapatkan serta

memberikan saran sebagai masukan dari penulis.

Page 26: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Penulis mengambil beberapa referensi skripsi dan artikel jurnal yang

memiliki kesamaan pembahasan dan memberikan inspirasi untuk lebih

memahami dan mendalami tema penelitian. Diantaranya adalah:

Pertama, yaitu artikel jurnal berjudul “Perkembangan Citizen

Journalism di Indonesia: Peluang dan dan Tantangan”, yang diteliti oleh Rani

Diah Anggraini, 2017, Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi, Universitas

Gadjah Mada.

Penelitian Rani Diah membahas secara detail perkembangan citizen

journalism di Indonesia sejak awal tahun 2000 dipelopori oleh radio El Shinta

dan berlanjut hingga lahirnya platform citizen journalism di media online yaitu

Kompasiana. Kriteria dan batasan citizen journalism juga dipaparkan secara

jelas, sehingga membantu dalam memahami peluang dan tantangan penggunaan

channel youtube sebagai platform citizen journalism. Penelitian Rani Diah juga

mendukung pernyataan dan argumen yang dibangun dalam penelitian ini.

Kedua, Skripsi berjudul “Kritik Sosial Dalam Film Kuldesak”, oleh

Delvi Faisal Arvi, 2016, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Sekolah Tinggi Ilmu

Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS). Ia

menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dalam memahami dan

mendalami kritik sosial dalam film Kuldesak. Penelitian tersebut menggunakan

analisis semiotika menurut teori Roland Barthes.

Persamaan penelitian di atas dengan peneliti yaitu penekanan pada kritik

sosial dalam film. Perbedaanya, peneliti di atas meneliti film dan menggunakan

analisis semiotika milik Roland Barthes. Sedangkan peneliti lebih melihat kritik

dalam film dokumenter dari kacamata citizen journalism dan analisa yang

Page 27: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

14

digunakan menurut teori John Fiske. Semiotika milik Fiske cenderung mudah

digunakan untuk menganalisis produk audio visual secara rinci, oleh karena itu

peneliti memilih kode pertelevisian John Fiske.

Ketiga, skripsi yang berjudul “Jurnalisme Advokasi dalam Film

Dokumenter Jakarta Unfair Produksi Watchdoc” oleh Sri Mulyawati, 2018,

mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

(KPI), UIN Syarif Hidayatullah. Paradigma yang digunakan dalam penelitian

tersebut adalah kontruktivis, dimana realitas bersifat subjektif. Sedangkan

metode penelitiannya deskriptif kualitatif.

Objek peneliti di atas yaitu menganalisa enam unsur jurnalisme

advokasi yang terdapat dalam film dokumenter Jakarta Unfair. Sedangkan

peneliti di sini fokus pada kritik sosial yang dilakukan citizen journalism dalam

peliputan film dokumenter Samin Vs Semen.

Selanjutnya, artikel jurnal milik Mohamad Amirsyah Gani dan Reni

Nuraeni, 2019, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu

Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom, yang berjudul “Representasi

Kritik Sosial dalam Film Dokumenter Dibalik Frekuensi”. Penelitian tersebut

menggunakan pendekatan kualitatif dan dalam analisanya memilih teori

semiotika menurut John Fiske. Kesamaan dalam penelitian ini yaitu analisis

semiotika milik John Fiske yang dapat mendukung peneliti.

Terakhir, skripsi milik Akhmad Kurniawan, 2015, mahasiswa Program

Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan

Kalijaga, Yogyakarta yang berjudul “Analisis Isi Kritik Sosial dalam Film

Dokumenter Belakang Hotel”. Kesamaan dalam penelitian ini yaitu kru

Watchdoc melibatkan warga setempat dalam memproduksi film dokumenter,

dan meneliti kritik sosial di dalamnya. Dari sisi perbedaannya, peneliti di atas

menggunakan pendekatan kuantitatif analisis isi, sedangkan peneliti memilih

pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika milik John Fiske.

Page 28: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

15

Kelima penelitian di atas memiliki fokus permasalahan yang berbeda.

Pada penelitian pertama membahas citizen journalism, selanjutnya membahas

kritik sosial dalam film, jurnalisme advokasi pada film documenter, dan dua

penelitian terakhir focus pada kritik sosial dengan pendekatan yang berbeda.

Sedangkan peneliti di sini mencoba menggabungkan dan mencari keterkaitan

antara kritik sosial, citizen journalism dan film dokumenter dalam satu

penelitian dengan menganalisa kritis sosial dalam film dokumenter “Samin vs

Semen” milik Watchdoc di channel youtubenya.

B. Landasan Teori

Agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan maka sangat diperlukan

pemaparan teori-teori yang mendukung penelitian. Diantaranya sebagai berikut:

1. Citizen Journalism

Citizen journalism (participatory journalism) adalah “the act of

citizens playing an active role in the process of collecting, reporting,

analyzing, and disseminating news and information. The intent of this

participation is to provide independent, reliable, accurate, wide-ranging

and relevant information that a democracy requires”. Dalam hal ini, citizen

journalism dikatakan sebagai suatu kegiatan aktif dari warga dalam proses

mengumpulkan, menyampaikan, menganalisis, dan menyajikan informasi.

Tujuan dari partisipasi ini adalah untuk memberikan informasi independen,

andal, akurat, luas dan relevan yang dibutuhkan oleh demokrasi (Bowman

and Willis, 2003:9).

Selain citizen journalism, istilah lain yang menunjukkan kegiatan

melaporkan suatu peristiwa atau informasi oleh warga adalah participatory

journalism, public journalism, democratic journalism, independent

journalism, wiki journalism, open source journalism, dan street journalism.

Lasica mengklasifikasi media bagi citizen journalism dalam lima

tipe, yakni: (1) audience participation seperti komentar pengguna yang

Page 29: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

16

melampirkan berita, (2) blog pribadi, foto, atau video; (3) situs web berita

atau informasi independen, situs berita partisipatoris murni, situs media

kolaboratif; (4) thin media seperti mailing list, newsletter, dan e-mail; serta

(5) situs penyiaran pribadi.

(https://www.jdlasica.com/journalism/what-is-participatory-journalism/

Diakses 14 April 2020 pukul 13.40)

Sementara itu, Steve Outing mengklasifikasi citizen journalism

dalam sebelas kategori, yakni: (1) komentar publik terhadap tulisan jurnalis

profesional; (2) kontribusi masyarakat dalam artikel yang ditulis jurnalis

profesional; (3) kolaborasi antara jurnalis profesional dengan non jurnalis

yang memiliki kemampuan dalam bidang yang akan dibahas dalam artikel;

(4) bloghouse yang mengundang pembaca untuk ikut berkomentar; (5)

newsroom citizen transparency blogs yang disediakan sebagai upaya

transparansi sebuah organisasi media; (6) stand-alone citizen journalism

site yang melalui proses editing sebelum berita dipublikasikan; (7) stand-

alone citizen journalism site yang meniadakan proses editing pada publikasi

beritanya; (8) stand-alone citizen-journalism website yang juga

menyediakan versi cetak untuk informasi warganya; (9) hybrid: pro +

citizen journalism yang melibatkan jurnalis profesional dalam proses gate

keeping informasi dari jurnalis warganya; (10) penggabungan antara

jurnalis professional dan jurnalis warga dalam satu organisasi media; serta

(11) citizen journalism model wiki yang memberi kesempatan kepada

pembaca untuk menjadi editor bagi berita yang dipublikasikan.

(https://www.poynter.org/news/11-layers-citizen-journalism diakses pada

14 April 2020 pukul 13.30)

2. Film Dokumenter

Film menurut UU No 8 tahun 1992 tentang perfilman adalah karya

cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-

Page 30: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

17

dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada

pita seluloid, pita video, piringan video, atau bahan hasil penemuan

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses

kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara,

yang dapat dipertunjukkan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi

mekanik, eletronik, atau lainnya.

Menurut KBBI, film dokumenter merupakan dokumentasi dalam

bentuk film mengenai suatu peristiwa bersejarah atau suatu aspek seni

budaya yang mempunyai makna khusus agar dapat menjadi alat penerangan

dan alat pendidikan (https://kbbi.web.id/film diakses 4 Juni 2020).

Sama seperti film fiksi lainnya, film dokumenter juga mendapat

perlakuan kreatif sehingga memungkinkan untuk dipandang bukan sebagai

suatu rekaman kejadian nyata. Penonton sering menyaksikan dokumenter

yang dipandu oleh voiceover, wawancara dari para ahli, saksi dan pendapat

anggota masyarakat, penempatan lokasi yang terlihat nyata, potongan

kejadian langsung dan materi yang berasal dari arsip yang ditemukan.

Varian dari film dokumenter saat ini semakin berkembang, dulu film

dokumenter hanya dibuat orang untuk mendokumentasikan sebuah

peristiwa yang berfungsi sebagai alat untuk memberitahukan suatu kegiatan

atau peristiwa. Saat ini film dokumenter telah berkembang semakin cepat,

tidak hanya sebagai sebuah pendokumentasian saja, namun telah

dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, mulai dari bagian jurnalistik

televisi, features, hingga sebagai alat advokasi untuk kepentingan tertentu.

(https://idseducation.com/articles/film-dokumenter-adalah-sebuah-

rekaman-aktualitas/ diakses pada 4 Juni 2020 pukul 20.00)

3. Kritik Sosial

Kritik adalah sarana atau alat untuk menghubungkan pengalaman

yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari dengan lebih dalam,

Page 31: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

18

pengetahuan yang lebih rasional terhadap dunia. Bagi Kant, aktivitas kritik

diterapkan untuk menghubungkan persepsi objek dalam pikiran (fenomena)

dan pemahaman rasional dan konseptual kita tentang benda-benda itu

(noumena) (Thompson, 2017:2).

Konflik dan kritik sosial tidak perlu dipahami sebagai tindakan yang

akan membuat proses disintegrasi tetapi dapat memberi kontribusi terhadap

harmonisasi sosial. Sebab stabilitas atau harmoni itu intinya adalah

keseimbangan dari kehidupan konflik yang ada di dalam, dimana semua

pihak saling mendapatkan imbalan yang sama. Pada tingkat ini kritik sosial

harus jelas dan transparan yang berfungsi sebagai sistem kontrol.

Pemikiran ini akan mengubah ketersinggungan yang didasari

tindakan atau emosional berdasarkan atas penalaran bahwa kritik sangat

diperlukan ketika ada orang lain dirugikan oleh sekelompok penguasa. Pada

tingkat ini tidak ada lagi ketersinggungan misalnya apabila presiden

Amerika Serikat menyatakan bahwa Indonesia termasuk negara yang

tergolong tidak demokratis (Susetiawan. 1997:14).

Teori kritis bukan hanya sub bidang dalam teori sosial, filsafat, atau

sosial ilmu pengetahuan. Ini adalah bentuk teori yang berbeda karena teori

ini mengemukakan teori yang lebih komprehensif, alat untuk memahami

realitas sosial dan mendiagnosis patologi sosial. Itu ditandai bukan oleh nilai

etis atau politik apriori yang ingin ditegaskannya di dunia, tetapi untuk

memahami totalitas kehidupan individu dan sosial serta proses sosial yang

membentuknya. Ini adalah bentuk kritik sosial yang di dalamnya berisi

benih-benih penilaian, evaluasi, dan praktis, aktivitas transformatif

(Thompson, 2017:1).

Berbicara kritik sosial tidak dapat melewatkan teori kritis Habermas

yang identik dengan Mazhab Frankfurt. Dengan teori komunikatif tindakan,

Habermas berpaling dari Marxis dan bergerak menuju aksi sosial Kantian-

pragmatis yang membentuk konsepsi demokratis tentang alasan yang

Page 32: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

19

mempertahankan impor kritisnya. Struktur bahasa dan komunikasi, dilihat

sebagai serangkaian tindak tutur, sekarang dipandang sebagai wahana untuk

mencapai bentuk solidaritas yang rasional melalui konsensus bersama.

Kapasitas untuk membenarkan, untuk membuka pernyataan, norma, dan

institusi untuk kritik komunikatif, justifikasi sekarang menjadi teori

kerangka kerja untuk teori demokrasi baru dengan niat kritis-teoritis.

Apa yang oleh Habermas akan disebut sebagai “wacana etika ”tidak

hanya dipahami sebagai kritik terhadap praktik yang ada, tetapi juga juga

kapasitas untuk menghasilkan etika baru dan lebih berakar secara

demokratis dan kesadaran dan norma politik melalui kemampuan agen

sosial untuk mencapai kesepakatan bersama melalui wacana. Habermas

menaruh perhatian pada persoalan publik serta kekuatan non kekerasan

yang terkandung dalam argumen yang lebih baik, yang ia sebut dengan

diskursus praktik rasional. Menurut Habermas, setiap teori kritik

masyarakat seharusnya membahas isu-isu substantif serta dilema-dilema

yang ada pada masyarakat modern, sekaligus memiliki sikap refleksif

terhadap kategori-kategori teoritisnya sendiri (Thompson, 2017:11).

4. Teori Tanggung Jawab Sosial

Saat ini muncul kesadaran bahwa dalam hal-hal tertentu yang

penting, pasar bebas telah gagal memenuhi janji kebebasan pers untuk

menyampaikan maslahat yang diharapkan masyarakat. Secara khusus,

perkembangan teknologi dan perdagangan pers dikatakan telah

menyebabkan kurangnya kesempatan akses bagi orang-orang dan berbagai

kelompok. Serta rendahnya standar prestasi dalam upaya memenuhi

kebutuhan informasi, sosial dan moral dari masyarakat. Hal ini juga

dipandang telah meningkatkan kekuatan pers tertentu. Pada saat yang sama,

munculnya media radio dan film tampaknya sangat berpengaruh untuk

menunjukan adanya kebutuhan jenis pengendalian publik dan sarana yang

Page 33: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

20

sesuai bagi media cetak telah lama mapan terorganisasi secara profesional

(Mc Quail, 1991: 116).

Dapat dilihat bahwa teori tanggung jawab sosial harus berusaha

mengawinkan tiga prinsip yang agak berbeda: prinsip kebebasan dan pilihan

individual; prinsip kebebasan media; prinsip kewajiban media terhadap

masyarakat. Boleh dikatakan tidak mungkin ada satu-satunya cara

mengatasi kemungkinan ketidakonsistenan itu, teori ini memiliki dua

penanggulangan utama yang lebih disukai. Pertama adalah pengembangan

lembaga publik, tetapi mandiri untuk mengelola siaran. Kedua adalah

pengembangan profesionalitas untuk mencapai standar prestasi yang lebih

tinggi. Profesionalisme yang didukung teori tanggungjawab sosial tidak

hanya mencangkup penekanan pada prestasi tinggi tetapi juga pada hakikat

“keseimbangan” dan kenetralan dalam media.

Pengaruh siaran sebagai pengungkapan praktis dari teori tanggung

jawab sosial atas pers yang dimiliki secara pribadi telah diperlihatkan

dengan semakin meningkatnya kehendak pemerintah untuk merenungkan

atau melakukan aktivitas yang secara formal bertentangan dengan

kebebasan pers. Ini mencangkup sebagai bentuk intervensi hukum dan

anggaran yang dirancang untuk mencapai tujuan sosial yang positif atau

membatasi dampak tekanan dan kecenderungan pasar. Upaya ini

menampakkan wujudnya dalam beberapa bentuk: kode etik jurnalistik;

pengaturan periklanan; pengaturan anti monopoli; pembentukan dewan

pers; tinjauan berkala oleh komisi pengkajian; pengkajian parlementer;

sistem subsidi pers (Mc Quail, 1991:117).

Page 34: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

C. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan

kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan

pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati

dan perilaku yang diamati (Siyoto, 2015:17).

Penelitian kualitatif dilakukan melalui studi semiotika John Fiske.

Menurut Sandra Moriarty dalam Handbook of Visual Communication:

Theory, Methods, and Media, Chapter Visual Semiotics Theory, semiotika

adalah studi tentang tanda-tanda dan kode, tanda yang digunakan dalam

memproduksi, menyampaikan, dan menafsirkan pesan dan pesan kode yang

mengatur penggunaannya. Dalam teori semiotik, sebuah tanda adalah apa

pun yang mewakili sesuatu yang lain, yaitu sebuah tanda mewakili makna

dari suatu objek atau konsep (Moriarty, 2005:225).

Jika diterapkan pada tanda-tanda bahasa, maka huruf, kata, kalimat,

tidak memiliki arti pada dirinya sendiri. Tanda-tanda itu hanya mengemban

arti (significant) dalam kaitannya dengan pembacanya. Pembaca itulah yang

menghubungkan tanda dengan apa yangditandakan (signifie) sesuai dengan

konvensi dalam system Bahasa yang bersangkutan (Sobur, 2018:17).

Pada dasarnya, analisis semiotika memang merupakan sebuah ikhtiar

untuk merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang perlu dipertanyakan

Page 35: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

22

lebih lanjut ketika kita membaca teks, narasi atau wacana tertentu.

Analisisnya bersifat paradigmatik dalam arti berupaya menemukan makna

termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah teks. Maka orang

sering mengatakan semiotika adalah upaya menemukan makna ‘berita di

balik berita’ (Wibowo, 2013:11).

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah platform Citizen Journalism, channel

youtube Watchdoc Image yang dipimpin oleh jurnalis profesional, yaitu

Dandy Dwi Laksono. Sedangkan objeknya adalah film dokumenter berjudul

“Samin Vs Semen” dengan durasi 39 menit 26 detik.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini diadakan selama tiga bulan sejak awal April 2020 hingga

Juni 2020. Tempat penelitian untuk mendapatkan data referensi adalah e-

book yang diakses secara online. Hal ini dikarenakan saat penelitian

berlangsung, pandemi covid-19 tengah mewabah di dunia termasuk

Indonesia. Pemberlakuan physical distancing membuat aktivitas di luar

rumah saat dibatasi dengan ketat.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan dokumentasi yang berkaitan dengan

permasalahan dalam penelitian, berupa buku-buku literatur, riset jurnal,

makalah-makalah penelitian, arsip-arsip berita yang mendukung

penelitian. Dalam hal ini peneliti mendapatkan dokumentasi film

dokumenter Samin Vs Semen yang diunggah ke youtube pada 4 Maret

2015 oleh Watchdoc. Hingga bulan April 2020 sudah ditonton sebanyak

332.773 kali.

Page 36: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

23

b. Observasi

Penelitian ini dilakukan dengan cara menonton film dokumenter

Samin Vs Semen dengan mengamati tiap-tiap detail adegan.

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kritik sosial yang terdapat di

film dokumenter Samin Vs Semen dan memaknainya menggunakan

teori semiotika John Fiske.

c. Simak Dan Catat

Teknik simak dilakukan dengan memperlihatkan dan mempelajari

dengan seksama objek yang diteliti berupa gambaran kritik sosial dalam

film dokumenter Samin Vs Semen. Kemudian teknik transkip dan catat,

pencatatan dilakukan setelah data yang berupa gambaran-gambaran

kritik sosial tersebut dinilai cukup untuk dijadikan data penelitian. Data

kemudian dicatat dalam tabel untuk dianalisis menggunakan analisis

semiotika John Fiske.

5. Teknik Analisa Data

Penelitian ini kemudian dilanjutkan dengan analisis data, yaitu

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil observasi, dengan mengelompokkan data ke dalam antar bagian

untuk memperoleh pengertian dan pemahaman secara keseluruhan,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang tepat

untuk dipelajari dan membuat kesimpulan yang mudah dipahami.

Data yang terkumpul dianalisa dengan mengunakan teori semiotika

John Fiske. John Fiske dalam (Hartley, 2004:208) berpendapat bahwa

semiotika memiliki tiga bidang studi utama. Pertama, tanda: misalnya,

ucapan, kata atau gambar. Kedua, kode dan sistem di mana tanda diatur.

Kode melibatkan ‘pilihan dan rantai’ sampai paradigma dan sintagag.

Ketiga, budaya di mana tanda dan kode ini beroperasi. Artinya adalah

tergantung pada struktur pemahaman bersama.

Page 37: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

24

Selanjutnya peneliti dapat menguraikan kritik sosial dalam film

dokumenter menggunakan teori kode pertelevisian John Fiske yang

dibagi menjadi tiga level, yaitu: realitas, representasi, dan ideologi. Data-

data yang telah dikumpulkan kemudian diolah, dari situlah penulis

mengambil kesimpulan terhadap penelitian.

Pertama adalah level realitas (reality). Peristiwa yang ditandakan

sebagai realitas dengan meninjau hal-hal seperti: penampilan, pakaian,

make-up, lingkungan, perilaku, gaya bicara, gestur, ekspresi, suara dan

dalam bahasa tulis berupa dokumen, transkip wawancara, dsb.

Selanjutnya ada level representasi (representation) dapat ditinjau

dari sisi teknis, seperti sudut pandang kamera, pencahayaan, musik yang

mentransmisikan kode representasional konvensional, misalnya: narasi,

konflik, karakter, tindakan, dialog, casting, dll.

Konsep representasi dapat artikan sebagai bagaimana tanda tanda

me-mediasi antara dunia luar dengan dunia luar kita, atau bagaimana

sebuah tanda yang ada untuk suatu hal atau menggantikan suatu hal dari

dunia nyata dalam pikiran seseorang. Tegasnya bagaimana tanda itu

mewakili suatu benda yang sebenarnya dan bagaimana seseorang

menafsirkan tanda itu (Yusuf, 2019:8).

Dan yang terakhir adalah ideologi (ideology) yang dikemas agar

koheren dan dapat diterima oleh masyarakat sosial sesuai kode ideologi.

Diantaranya seperti: individualisme, patriarki, kelas sosial, meterialisme,

kapitalisme, dst.

(http://culturca.narod.ru/Fiske1.htm diakses pada 17 April 2020, pukul

16.00)

Page 38: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

25

BAB IV

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Sejarah dan Gambaran Umum Citizen Journalism di Indonesia

Sebagai gambaran awal mula perkembangan citizen journalism di

Indonesia, Radio Elshinta dapat dijadikan sebagai contoh pelopor kemunculan

jurnalistik warga di Tanah Air. Elshinta didirikan pada tahun 1966 sebagai radio

yang menyiarkan budaya Indonesia. Setelah sebelumnya beroperasi sebagai

radio yang multi program, pada tahun 1998 Elshinta mulai bertransformasi

menjadi radio berita dengan jaringan di 60 kota dan jam siar 24 jam sehari.

Sementara itu, media massa lain seperti televisi atau media cetak, pada awal

tahun 2000-an memiliki pandangan berbeda dalam merespon kehadiran

jurnalisme warga. Mereka pada umumnya masih enggan untuk mengadopsi

konsep citizen journalism karena takut kehilangan kredibilitas, reputasi, dan

problem etika jurnalistik. Meski demikian, setelah Elshinta sukses menangkap

peluang dengan mengembangkan citizen journalism sebagai media alternatif

penyaji informasi. Stasiun TV swasta seperti SCTV, RCTI, ANTV, Metro TV,

Net TV, dan beberapa stasiun radio mulai mengadopsi konsep jurnalisme warga

tersebut dalam program acaranya (Anggraini, 2017: 9).

Kehadiran media baru memberi peluang luas bagi perkembangan citizen

journalism. Kemajuan teknologi telah mengubah pola atau cara-cara

masyarakat dalam mengakses informasi. Arus informasi yang dihasilkan oleh

citizen journalism pun semakin beragam. Berbagai macam platform dapat

digunakan, mulai dari channel youtube, website, blog, akun media sosial seperti

instagram, twitter, facebook, dsb. Bahkan kebanyakan mainstream media yang

dulunya konvensional, kini mulai beradaptasi menggunakan new media.

Page 39: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

26

Mereka menyediakan ruang di media online miliknya untuk citizen journalism,

seperti kompasiana, kompas muda, jurnal warga, dsb.

Data yang diunggah oleh Kominfo di latar belakang menunjukan pengguna

internet yang terus bertambah. Hal ini membuktikan meningkatnya

ketergantungan masyarakat terhadap informasi yang secara tidak langsung

berdampak pada peningkatan jumlah citizen journalism. Data tersebut juga

menunjukan aktivitas menonton video streaming penduduk Indonesia paling

tinggi dibandingkan aktivitas online lainnya.

Pada umumnya, masyarakat menggunakan youtube untuk menonton video.

Dengan kelebihan kemudahan akses dan jaringan internet semua orang dapat

menonton video tanpa mengeluarkan biaya. Ini merupakan salah satu alasan

penulis memilih untuk meneliti Watchdoc (citizen journalism) yang

menggunakan platform youtube untuk mempublikasikan film dokumenternya.

B. Gambaran Umum Rumah Produksi Watchdoc Image

Watchdoc adalah rumah produksi audio visual yang didirikan dua jurnalis,

Andy Panca Kurniawan dan Dhandy Dwi Laksono sejak 2009. Dalam kurun

waktu 10 tahun, Watchdoc Image merekam 10.000 jam video dan menghasilkan

lebih dari 1.000 video yang terbagi dari beberapa kategori (komersial dan non

komersial). Ada 20 lebih perusahaan yang pernah bekerja sama dengan mereka,

baik dari perusahaan negara, swasta maupun NGO nasional dan internasional.

(https://watchdoc.co.id/about-us/ diakses pada 27 April 2020 pukul 00.35)

Didirikannya Watchdoc memang untuk mendukung masyarakat marjinal

agar dapat menyuarakan aspirasinya. Dengan mengangkat isu konflik tertentu

dalam dokumenternya, dan merilis dalam skala nasional hal tersebut diyakini

dapat meningkatkan kepercayaan dan semangat warga terkait. Orientasi liputan

Watchdoc fokus pada seberapa dampak yang diberikan kepada warga sekitar

yang diliput dalam film tersebut. Dengan begitu liputannya dapat memberi

manfaat untuk orang yang tepat dan dapat menginspirasi bagi masyarakat

Page 40: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

27

lainnya. Sedangkan penonton atau viewers adalah faktor kesekian yang bukan

fokus utama dalam peliputan.

Alasan Dandhy memilih menyajikan liputannya dalam film dokumenter

karena minat baca masyarakat Indonesia yang masih cukup rendah. Sedangkan

platform youtube dipilihnya lantaran pengguna internet di Indonesia cukup

tinggi (data terlampir di Bagan 1.1.) sehingga memungkinkan jangkauan yang

luas. Baginya film dokumenter bukan sekedar seni, namun bagian dari konteks

sosial. Karya-karya yang disajikan Watchdoc ditunjukan untuk mendorong

pergerakan atau social movement, bukan sekadar memperhatikan sisi

sinematografi, memenangkan penghargaan dan mendapatkan jutaan viewers.

C. Karya-Karya Produksi Watchdoc

Sejak berdiri tahun 2009, setidaknya Watchdoc telah memproduksi 165

episode dokumenter, 715 feature televisi, dan sedikitnya 45 karya video

komersial dan non-komersial yang memperoleh berbagai penghargaan. Karya

pertamanya yaitu Kiri Hijau Kanan Merah (2009). Video berdurasi 48 menit

yang berkisah tentang sosok Munir Said Thalib, pegiat HAM yang dibunuh

dalam perjalanan ke Amsterdam.

(https://www.youtube.com/user/watchd0c/about diakses pada 27 April

2020 pukul 00.57)

Tahun 2015-2016 Dhandy dan seorang kawan jurnalisnya melakukan

perjalanan panjang berkeliling Indonesia dengan memakai sepeda motor.

Perjalanan panjang ini dinamai Ekspedisi Biru. “Biru” pada nama ekspedisi ini

bukan ihwal maritim, melainkan konsep kehidupan sosial yang berkeadilan

secara ekonomi, arif dalam budaya, dan lestari bagi lingkungan.

Biru adalah konsep sosial yang dikenalkan Gunter Pauli, pengarang asal

Belgia. Ekonomi biru mengajak berhenti berpikir tentang globalisasi,

sentralisme, dan penyeragaman, mulai mengembangkan sumber daya lokal,

meretas ketergantungan, dan mengubah aturan main. Dhandy dan kawannya

Page 41: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

28

melakukan dokumentasi terkait isu-isu energi, ekonomi mikro, kearifan lokal,

sosial-budaya, dan menghasilkan beberapa film dokumenter pendek yang

membahas isu-isu lokal namun sensitif dan berdaya jangkau nasional yang

jarang dilaporkan oleh media arus utama secara mendalam.

(https://tirto.id/m/dandhy-dwi-laksono-hM diakses pada 27 April 2020

pukul 00.50)

Dalam perjalanan Ekspedisi Indonesia Biru mereka melihat dan merekam

konflik yang terjadi pada masyarakat adat, petani dan nelayan berbagai daerah.

Merasakan pekat asap dan melawati banjir. Mereka melihat kebijakan

pemerintah kurang tepat sasaran dan cenderung diskriminatif. Kerusakan alam,

sumber air, dan hutan dampak perkebunan sawit dan tambang menjadi

keprihatinan mereka.

Perjalanan yang dimulai pada awal Januari 2015 tersebut menghasilkan

puluhan video dokumenter. Film Samin Vs Semen yang dijadikan peneliti

sebagai objek penelitian diproduksi pada tahun ini. Pada tahun 2016, Watchdoc

memproduksi film dokumenter Baduy. Film tersebut menceritakan kehidupan

Suku Baduy di pedalaman Jawa Barat yang mempertahankan tradisi tanpa

ketergantungan teknologi. Tidak mudah melakukan liputan Baduy karena suku

Baduy dalam tidak bersedia direkam. Meski demikian kru Watchdoc tetap

diizinkan tinggal bersama orang Baduy dan berhasil memproduksi film

dokumenter berdurasi 26 menit 32 detik.

Selanjutnya pada tahun 2018 Watchdoc menggarap film Huhate yang

menceritakan konflik yang dihadapi nelayan Cakalang di perairan Maluku

Utara. Film dengan jumlah viewers hampir tiga juta lebih itu merupakan film

ke tujuh dari Ekspedisi Indonesia Biru. Penggunaan rumpon illegal oleh kapal

nelayan asing menghentikan alur migrasi ikan, sehingga nelayan lokal hanya

sedikit memperoleh hasil tangkapan ikan. Selain itu persoalan lainnya adalah

mahalnya harga BBM yang menyebabkan banyak nelayan beralih profesi.

Page 42: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

29

Nelayan juga mengeluhkan bantuan kapal yang diberikan oleh pemerintah tidak

dilengkapi dengan sarana dan prasarana penangkapan ikan yang memadai.

Tidak hanya itu, pada 2019 lalu Watchdoc merilis film dokumenter Sexy

Killers sekaligus mengakhiri Ekspedisi Indonesia Biru. Belum genap setahun

film tersebut meraup 30 juta penonton. Tidak lain karena isu yang diangkat

sangat sensitif dan publikasi bertepatan dengan pemilihan umum presiden 2019.

Selain mengambil sisi kemanusiaan, Watchdoc juga memaparkan dengan

sangat jelas kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan tambang.

Terlebih, film tersebut mengungkapkan pejabat negeri dalam pusaran oligarki

pemilik saham di perusahaan batu-bara, tidak terkecuali keterlibatan kedua

pasangan calon presiden (capres) dalam bisnis tambang.

Dengan adanya kritik sosial dalam film dokumenter, banyak komunitas,

aktivis maupun mahasiswa yang mengadakan nobar dan screening film untuk

kemudian mendorong munculnya gerakan sosial. Alasan utama Wacthdoc

menyajikan liputan dalam bentuk film dokumenter agar menjadi dorongan bagi

berbagai kalangan untuk berkumpul (gathering) dan tahap selanjutnya

membangun pergarakan (sosial movement).

D. Profil Film Dokumenter Samin Vs Semen

Film dokumenter Samin Vs Semen menceritakan perlawanan warga

kecamatan Gunem Kabupaten Rembang terhadap ekspansi pembangunan

pabrik semen milik PT Semen Gresik dan PT Indocement yang dilakukan

beberapa tahun lalu di daerahnya. Mereka menolak penambangan karena

sebagian besar karst pegunungan Kendeng telah menjadi sumber pengairan bagi

pertanian produktif dan adanya proyek tersebut merusak ekosistem dan sumber

air di daerah itu. Meski demikian, selama proses peliputan tidak satu pun warga

yang pro terhadap proyek semen bersedia untuk diwawancarai kru Watchdoc.

Mayoritas warga Samin atau biasa disebut Sedulur Sikep yang tinggal di

sepanjang pegunungan kast Kendeng menolak kehadiran pabrik semen. Selain

Page 43: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

30

berdemonstrasi, warga Sukolilo memenangkan pesidangan di PTUN melawan

PT Semen Gresik. Warga Tambakromo, Kayen dan juga petani di Tegaldowo

Rembang harus melawan PT Semen Indonesia hingga PTUN. Namun, setelah

warga Samin gagal di pengadilan, kini pabrik semen berhasil masuk daerah

tersebut.

Pada film yang berdurasi 39 menit 26 detik merekam bahwa warga Samin

dengan vokal “menolak pabrik semen di Jawa” baik dalam demontrasi maupun

tertulis di kaos dan spanduk warga Samin yang menjadi korban ekspansi pabrik

semen. Setelah putusan MA, pertemuan membahas pabrik Semen Indonesia di

Rembang diadakan di ruang rapat Kementerian Lingkungan Hidup, pada 14

Desember 2016. Pemerintah menyatakan dukungan pada proyek pabrik semen

dalam pertemuan tersebut. Gubernur Jawa Tengah berdalih bahwa PT Semen

Indonesia merupakan bagian dari BUMN maka hal ini dilakukan demi

kepentingan bangsa dan negara. Sedangkan tidak banyak media arus utama

yang menyorot permasalahan ini dalam pemberitaan.

(https://tirto.id/upaya-ganjar-mengamankan-semen-rembang-ceBE diakses

pada 15 Mei 2020 pukul 23.00)

Film yang dipublikasikan pada tanggal 4 Maret 2015 oleh Watchdoc.

Hingga bulan April 2020 sudah ditonton sebanyak 332.773 kali. Seperti yang

sudah menjadi kebiasaan, sebelum dipublikasikan di youtube digelar nonton

bareng (nobar) dan diskusi film Samin Vs Semen. Bahkan setelah film ini

dirilis, pada April hingga Mei 2017 kru Watchdoc mengadakan tur pemutaran

film Samin Vs Semen di 10 kota di Jerman. Kehadiran pembuat film Samin vs

Semen Dandhy Laksono dan Gunarti sebagai warga Samin di Jerman

merupakan prakarsa solidaritas warga Jerman dan beberapa komunitas di

Jerman yang sengaja dengan maksud mendorong perusahaan induk Heidelberg

Cement mempertimbangkan kembali pendirian pabrik semen di Kendeng.

(https://www.dw.com/id/samin-vs-semen-diputar-di-10-kota-di-jerman/a-

38652664 diakses pada 15 Mei 2020 pukul 23.20)

Page 44: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

31

Setelah sukses dengan Samin Vs Semen, Watchdoc merilis film

lanjutannya satu tahun setelahnya. Film tersebut berjudul “Pergolakan di

Kendeng Utara” menggambarkan keadaan masyarakat setelah ekspansi

industri semen. Warga petani Kendeng tetap melakukan berbagai upaya meski

saat itu telah diletakan batu pertama pendirian pabrik semen, salah satunya

dengan demostrasi. Film berdurasi 10 menit 38 detik ini merekam dampak

penambangan semen pada pegunugan kapur dan gamping. Selain

menyebabkan polusi udara, pabrik semen juga merusak kualitas sumber air dan

berdampak pada lahan pertanian di bawah gunung.

(https://www.youtube.com/watch?v=8QqUbxDU8JA&t=53s diakses pada 16

Mei 2020 pukul 23.07)

E. Transkip Film Dokumenter Samin Vs Semen

1. 00.15-01.00: Establishing shot scene hamparan luas pegunungan karst

Kendeng menggunakan latar musik jawa (tembang macapat: dandang gulo)

GAMBAR 1.1.

Page 45: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

32

2. 00.20: Teks narasi: Ini film tentang pengikut ajaran SAMIN yang pernah

menolak membayar pajak kepada pemerintah kolonial Belanda pada tahun

1890. Teks dalam background hitam secara singkat.

GAMBAR 1.2.

3. 01.30-02.23: Scene aerial landscape gambaran luas lahan pertanian di

bawah Pegunungan Kendeng, menggunakan latar instrumen (unseen force

at work) yang diselingi teks narasi dalam inter cut scene tersebut, yaitu:

1) 01.30: 2006 PT Semen Gresik akan membangun pabrik di Kecamatan

Sukolilo, Pati, Jawa Tengah.

2) 01.41: Warga Samin menolak karena dianggap mengancam pertanian

dan mata air.

3) 01.48: 2009 Orang Samin memenangi gugatan di PTUN hingga

Mahkamah Agung.

4) 01.55: 2009 PT Semen (Gresik) Indonesia mundur dari Pati dan pindah

ke Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang.

5) 02.07: 2010-kini, Grup INDOCEMENT masuk Pati dengan rencana

pabrik di Kecamatan Kayen dan Tambakromo, tetangga desa orang-

orang Samin.

Page 46: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

33

GAMBAR 1.3

4. 02.24-04.08: Cut scene aerial landscape hamparan lahan tambang proyek

pembangunan pabrik semen, diselingi teks narasi :

1) 02.33: PT Semen Indonesia berhasil masuk Rembang dan mendirikan

pabrik mulai 14 Juni 2014.

2) 02.41: Kini warga Pati dan Rembang dibantu orang-orang Samin

menghadapi Semen Indonesia dan Grup Indocement.

3) 02.54: Untuk para geologi, ahli hukum, pakar lingkungan, pemerintah,

media, pabrik semen, polisi, tentara, kreditur atau pemegang saham.

4) 03.03: Film ini hanya mengambil satu sudut pandang, orang SAMIN.

5) 03.40: Judul film dokumenter: “SAMIN vs SEMEN”

Page 47: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

34

GAMBAR 1.4

5. 04.14: Full shot mobil polisi melintas di jalan desa dan segerombol

demonstran beramai-ramai menuju lokasi proyek, diselingi keterangan

agenda hari tersebut “Rembang, 16 Juni 2014, peletakan batu pertama

pabrik PT Semen Indonesia”.

GAMBAR 1.5

Page 48: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

35

6. 04.22: Cut scene polisi dan tentara dalam jumlah cukup banyak bekerjasama

dalam mengkawal agenda peletakan batu pertama pabrik tersebut.

GAMBAR 1.6

7. 04.25: Potret demonstran para petani Kendeng yang duduk di pinggir jalan

menggunakan spanduk kertas ala kadarnya, yang bertuliskan “tanah leluhur

kami bela sampai mati, tolak pabrik semen, dsb”

GAMBAR 1.7

Page 49: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

36

8. 04.30: Cut scene demonstran yang duduk di pinggiran jalan dengan zoom

out video, lalu segerombol polisi melintas di depannya mengendarai motor.

GAMBAR 1.8

9. 04.40-04.56: Video amatir yang diambil dengan berdesak-desakan diantara

demonstran (mayoritas perempuan), polisi, tentara dan security mencoba

menghentikan demostran yang berjalan menuju proyek.

GAMBAR 1.9

10. 04.57-05.40: “Asal ibu-ibu tau ya, menyatakan pendapat itu boleh. Tetapi

harus sesuai dengan undang-undang. Sampai saat ini Polres Rembang tidak

pernah menerima pemberitahuan tentang kegiatan yang dilaksanakan pada

Page 50: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

37

pagi hari ini. Maka atas nama undang-undang ibu-ibu saya buka untuk

meyampaikan pendapat. Kalau ibu-ibu melakukan blokir seperti ini, saya

tangkap.” jelas seorang petugas polisi dengan lantang di depan para

demonstran yang duduk memblokir jalan masuk area tambang.

GAMBAR 1.10

11. 05.50-05.56: Polisi menodong seorang kameramen dan menanyainya

dengan nada tinggi, “Kau media mana? Mana?” kemudian menggeretnya

keluar dari kerumunan demonstran.

GAMBAR 1.11

Page 51: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

38

12. 06.28: Polisi menyeret dan menggotong demostran yang memblokir jalan.

GAMBAR 1.12

13. 06.45-07.11: Para petani yang ikut demo melakukan do’a bersama dan

bersholawat pada malam hari di lokasi yang sama. Diriringi teks narasi:

“Sejak peristiwa 16 Juni 2014, warga mendirikan tenda di tapak pabrik

(Kecamatan Gunem, Rembang).” Seorang petani wanita menangis histeris

dengan membawa bendera merah putih dipangkuannya.

GAMBAR 1.13

Page 52: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

39

14. 07.16-07.40: Januari 2016, cut scene dua truk proyek muatan besar melintas

di depan warung makan dengan spanduk “Warung makan pro semen, by

masyarakat pro tambang dan semen”. Namun tidak ada warga pro-semen

yang bersedia difilmkan.

GAMBAR 1.14

15. 07.45: Dua orang warga keluar dari rumah dengan dinding bercat karikatur

unik bertuliskan, “Jangan rebut tanah kami! Petani mboten tiyang bodo

(petani bukan orang bodoh)”

GAMBAR 1.15

16. 08.03: Sekumpulan petani Kendeng yang mengobrol di warung, lalu inter

cut scene dinding kayu dengan karikatur tentang penolakan tambang semen.

Page 53: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

40

GAMBAR 1.16

17. 08.19-08.48: Wawancara bersama pertani Kendeng, “Ya mungkin ketika

waktu itu kami nggak bergerak, ya mungkin pihak semen akan dengan

bebasnya membuat kita jadi miskin, membuat hidup kita terancam” lalu

Dandhy menanyakan jumlah lahan sekitar yang telah dijual kepada pihak

semen, “Yang saya tahu sih dari luas lahan di Desa Tegaldowo itu ya hampir

30 persenlah yang sudah dijual. Rata-rata mereka membeli truk untuk

angkutan, dan sebagainya seperti itu” sebagian besar warga pro-semen yang

menjual lahan sawahnya telah beralih profesi dan meninggalkan pertanian.

GAMBAR 1.17

Page 54: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

41

18. 09.00-09.35: Inter cut scene wajah beberapa warga peserta rapat yang

diambil secara close up. Lalu tokoh masyarakat yang menolak semen

berbicara “Ampun sami ngelokro, niki mpun karek sak tiit. Soale nek

berdasarkan bukti-bukti lapangan, bukti-bukti cacate (hukum) pabrik

semen (di PTUN) iku sing jelas yakin sewu persen tuntutane awake dewe

bakal menang.” dijawab dengan kompak “Aamiin” oleh warga yang hadir.

GAMBAR 1.18

19. 09.40-10.13: Point of view shot kegiatan warga pengikut Samin di Sukolilo,

Pati, 35 km dari Rembang. “niki sedoyo sedulur?” Tanya Dandhy, “heem,

sak keluarga sedulur sikep. Mbiyen mung Mbah Sampir, saiki yo wis

mengkar sak turun-turune putune.” jawab Gunarti, salah seorang warga.

Page 55: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

42

GAMBAR 1.19

20. 10.15-11.40: Inter cut scene Gunarti memasuki kandang, lalu close up shot

sapi memakan rumput dalam kandang. Dilanjutkan wawancara bersama

Gunarti. “Biaya urip saben sasi, aku ning mondokan karek wong papat.

Wong anakku sing mbarep wes duwe mondokan dewe. Ning sesasine kuwi

ra cukup rong yuto. Mongko saben sasi durung mesti bojoku kui entuk

penghasilan. Sing sak yuto rongatus kuwi dikei kemurahan soko banyu ra

usah tuku. Dadi 2 yuto luwih kui sing sak yuto soko banyu. Dadi kanggo

kecukupan sak bendino, kanggo sapi, kuwi durung sing sawah.” Lalu

memaparkan proses pembuatan pupuk cair alami dari kotoran sapi.

GAMBAR 1.20

Page 56: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

43

21. 11.45-13.05: Gunretno, seorang pengikut Samin juga menerangkan cara

mengolah kotoran sapi sebagai energi gas dan dapat menjadi pupuk padat.

Kemudian diwawancarai oleh Dandhy, “wes ora percoyo karo ajine

kuasane awake dewe bahwa awake dewe mampu. Pikirane mung piye

carane entuk duit, engko opo-opo iso tuku. Nek iki kan (awake dewe) ora

kudu ngono”. Dilanjutkan dengan inter cut scene sapi membuang kotoran

dan anak-anak merebus air di panci sederhana di dapur rumahnya.

GAMBAR 1.21

22. 13.07-14.16: “Terkait penolakan pabrik semen, sedulur sikep iki kan opo

yo.. nggo menghidupi kehidupane mung kepengen dadi tani (pantang

berdagang). Lha terus jerone tetanen iki kan yo tani butuh lemah. Kan yo

ora mung lemah thok, yo butuh piye carane ben lemah kui produktif yo

butuh banyu. Kui jaman Mbah Samin kan erane pancen uwong-uwong

dipekso kon mbayar pajak. Ono nganti pajek werno-werno koyo ngono. Sak

bare Mbah Samin kui ono sing nutukno kui mantune, Mbah Surokidi. Yo iso

dikandakno nek kui wes jamane kemerdekaan, wes jamane orde lama. Tapi

neng jamane kui ugo bab-bab ketidak adilan kui yo ono-ono wae. Bentuke

bedo, iso ugo sing nindak ono ora ono keadilan kui iso ugo bangsane dewe”

jelas Gunretno saat diawancarai Dhandy di kediamannya. Disambung

dengan inter cut aksi kekerasan aparat saat demo.

Page 57: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

44

GAMBAR 1.22

23. 14.29: Full shot scene bentrok antara demonstran petani Kendeng yang

mayoritas wanita dengan aparat kepolisian dan tentara di lokasi proyek

tambang semen.

GAMBAR 1.23

24. 14.54-15.05: Kamera tim Watchdoc sempat hampir diminta paksa polisi

saat merekam kejadian di lokasi.

Page 58: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

45

GAMBAR 1.24

25. 15.07: Joko Prianto, seorang petani Rembang menceritakan awal aksi

penolakan proyek semen, “Dulu ada sekitar enam orang yang mengawali

pergerakan ini di akhir 2011. Dan ternyata 2012 sekitar bulan Juni itu kala

nggak salah AMDAL keluar. AMDAL PT Semen Indonesia keluar, dan

sejak saat itu kami melakukan perlawanan terhadap pihak semen. Tapi awal-

awal (jumlah) kami masih sedikit itu luar biasa intimidasinya ke kami, mulai

dari pihak polisi, TNI, preman, pemerintah desa, itu luar biasa sekali. Kita

diancam waktu itu, diculik, ada yang temen saya dibawakan parang malam-

malam seperti itu”.

Inter cut bentrok demostran, lalu lanjutan wawancara Joko Prianto “Banyak

ejekan, banyak hinaan, ada yang bilang ‘wah PKI, komunis dan sebagainya”

Lanjutan wawancara setelah inter cut “Seharusnya pemerintah Jawa Tengah

menjadikan Jawa Tengah ini khusunya Rembang sebagai lumbung pangan,

bukan lumbung semen kan seperti itu, karena disini mayoritas petani.”

“Alasan mereka kesejahteraan, tapi saat saya menayakan mereka,

kesejahteraan yang bagaimana yang pabrik semen berikan ke kami?

Sedangkan kami sekarang sudah sejahtera dengan pertanian.” Dilanjutkan

dengan inter cut pengendara motor di jalan sempit pinggiran sawah.

Page 59: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

46

GAMBAR 1.25

26. 15.54: Di tengah wawancara dengan Joko Prianto diselipkan inter cut

adegan bentrok antara demonstran petani dengan preman.

GAMBAR 1.26

27. 16.48: Inter cut kondisi demo di lokasi proyek semen. Polisi menyingkirkan

spanduk besar yang di pasang para petani demonstran di tengah jalan. Truk-

truk proyek semen muatan besar pun dapat melintas tanpa halangan.

Page 60: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

47

GAMBAR 1.27

28. 17.39: Overshoulder shot scene jurnalis watchdoc dibonceng warga

menyusuri jalanan sempit sawah dengan kendaraan bermotor memasuki

Desa Karangawen, Kecamatan Tambakromo (Pati), desa yang terancam

akan terkena dampak tapak pabrik PT Indocement. Menurut penjelasan

Gunretno sebagai warga setempat “Indocement akan menggunakan 180

hektar lahan pertanian milik warga empat desa. Desa Mojomulyo, Desa

Karangawen, Desa Larangan dan Desa Tambakromo, milik 560 orang.”

GAMBAR 1.28

Page 61: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

48

29. 19.37-21.00: Close up shot, Dandhy kembali mewawancarai Gunarti di

kediamannya, “Aku itungane duwe anak telu, wedok, wedok, lanang. Ndak

sekolah formal, mbiyen aku yo ora sekolah formal” memasuki ruang utama

di rumahnya dan melanjutkan cerita “Yo tak telateni ngeneki, terus tak

tulisno ning nggone (papan tulis).” Lalu anak-anaknya mengeja tulisan di

papan. “Tujuane wong sikep nyekolahke anakne ning mondokane dewe

kuwi tujuane ora nggayuh derajat pangkat. Ning gegayuhane mung cukup

kepingin mbecikno kelakuan mbenerno ucapan. Kanggo nyukupi kebutuhan

sakbendino, cukup tani.”

“trus mbiyen mbah (pesen) tujuane (pendidikan) kan ora kepingin pinter,

sing penting ngerti. Nek pinter ki jarene mengko ndak digawe minteri

(orang lain) utowo gawe ngakali.”

GAMBAR 1.29

30. 21.10-21.52: overshoulder shot yang disambung dengan full shot. Para

petani wanita Kendeng berkumpul bersama di kali (sungai kecil desa) dan

menyanyikan lagu Kendeng Lestari “Tempat kita takkan ku lepas, tempat

kita tempat kita hidup bersama, selamanya harus kita jaga. Jawa Tengah

yang jaya, Jawa Tengah yang jaya itulah itulah harapan kita semua, Jawa

Tengah yang jaya. Kita pasti menang, pasti menang, pastilah menang, pasti

Page 62: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

49

menang, pastilah menang.” Lalu seorang pekerja seni, Melani Subono yang

ikut menemani juga mendukung, “Lagi, sekali lagi yang kompak ya..”

GAMBAR 1.30

31. 21.56: Dengan close up shot scene Gunarti menunjukan KTP miliknya “Iki

duwe KTP awale yo ora aku dewe sing (gawe). Kosong kolong agamane

ora dicantumke. Iki pun awale aku debat ning kecamatan.”

GAMBAR 1.31

32. 23.13: Kembali pada adegan para petani wanita bernyanyi mars di kali

dengan close up shot. Mereka bernyanyi dengan raut wajah semangat

sembari mengepalkan tangannya.

Page 63: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

50

GAMBAR 1.32

33. 23.52: Close up shot para petani bubar setelah berlatih menyanyi. Lalu

Melani Subono berbicara di pinggir lalu lalang, “Jadi begini, nggak ada

yang lebih keren dari saat (melihat) perempuan itu berjuang. Yang bikin gue

pertama kali kesini adalah perempuan-perempuan pejuang. Gue menghargai

cowok, cowok itu udah sering berjuang. Tapi yang bikin gue terenyuh

adalah perempuan-perempuan disini. Sementara perempuan-perempuan di

ibukota itu udah mulai yang ‘ah gue mesti ke mal, ah ada wi-fi nggak ya?’

sementara mereka disini berjuang untuk makan, untuk anak cucu mereka,

untuk tanah air. Namanya tanah air, tanah kita yang punya masak air beli?”.

GAMBAR 1.33

Page 64: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

51

34. 24.31-25.40: Inter cut scene wide angle petani mencangkul di lahan

sawahnya yang kering, petani menyiram pestisida di lahan lain, petani

mencangkul jalan pengairan sawah yang kering, tiga petani menanam padi,

gemercik aliran air sungai, seorang laki-laki berjalan memasuki sungai

dalam gua untuk mandi, tetes air dari bebatuan dalam gua, anak-anak

bermain di sungai.

GAMBAR 1.34

35. 25.45-26.03: Extreme wide shot bentangan lahan pertanian yang terbelah

oleh jalanan desa diambil dari kamera atas atau drone.

GAMBAR 1.35

Page 65: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

52

36. 26.29: Point of view shot, para warga makan bersama di rumah Gunarti.

GAMBAR 1.36

37. 27.00: Inter cut hamparan lahan pertanian yang diambil dengan extreme

wide shot dari atas, kemudian lahan proyek semen (pertambangan).

GAMBAR 1.37

38. 27.38: Dengan close up shot Gunarti berkumpul bersama beberapa warga,

lalu menjelaskan kronologi singkat penolakan semen di depan kamera,

“Ning Sukolilo kui ono pitung ndeso, sing bakal keno dampak rencana

pendirian semen gresik, soko pitung ndeso iku uga, tak tekani dari desa ke

desa, setiap aku ketemu sing salah sawijine mondokane sedulur, ono

beberapa ibu-ibu sing kumpul, soko kono kui aku akhire berharap, ayo do

Page 66: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

53

ngilingno tonggo omah, tonggo sawah supoyo iso ngelindungi wekke dewe,

ojo didol, ojo do gumun duit akeh, mergo nek duit kui iso entek nek lemah

kui ora isoh entek.” “Senajan perjalanane abot ning ternyata yo tetep ketika

kita bersatu yo iso ngundurno semen gresik tahun 2009 tanggal 16 Mei. Nah

mundur 2009, 2010, Indocement arep mlebu ning wilayahe iki Tambakromo

karo Kayen. Aku pun mulai jalan ning deso kono, ngilingno, supoyo podo

biso ngukuhi tekke dewe-dewe.”

“Wiwit nenek moyang butuh tanah, butuh air, butuh pangan, ora butuh

semen. Tinimbangane krisis pangan, mending krisis semen. Wiwit bayi lahir

butuh banyu, butuh lemah, butuh pangan. Nek wong mbangun sing wong

sugih sing duwe duit. Hla nek wong ndeso ora duwe duit, omah pring wis

cukup, sing penting iso mangan.”

GAMBAR 1.38

39. 29.25-30.07: Inter cut scene seorang warga Samin mengenakan pakaian

adat bersandar pada pohon di halaman rumah berlatar tanah, segerombol

warga berinteraksi satu sama lain di depan warung dengan kendaraannya

masing-masing, back drop baleho besar yang di pasang di pinggir jalan,

seorang lansia duduk melamun di kursi kayu depan rumah dengan latar

sepeda tua, papan bertuliskan “usir antek-antek semen” yang di tempel di

pohon, backdrop atau baleho besar di jalan utama desa bertuliskan

Page 67: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

54

“Pencabut surat ‘tolak = pengkhianat (kubela tanahku sampai mati)”, dan

kehidupan warga Samin setempat. Scene diiringi latar musik jawa (tembang

macapat: Dandang Gulo).

GAMBAR 1.39

40. 30.24: Salah seorang wanita Samin yang diwawancarai bersama Gunarti,

“Lemah garapan niku mboten kengeng didol, kanggone niku kanggo

lumantar anak putune. Lha nek didol nyandang, mangane pripun? Mergi

sedulur sikep niku nyandang mangane teko toto nggauto. Lemah garapan

niku kanggo dowone lumantar anak putu, contone kados kulo, gadah lemah

garapan niku kulo kukohi, niku teko lumantar teko bapak mbokke kulo. Hla

nek kulo tetep kulo kukohi, nggeh saget neng larene kulo niki. Lha nek

disade lha terus larene kulo seng cilik niki pripun?”

Page 68: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

55

GAMBAR 1.40

41. 31.46: Gunretno saat diwawancarai Dhandy, “Lha kalo seperti itu ya cari

tempat karst yang tidak penduduknya padat, Jawa ini kan padat, jadi jumlah

penduduk di Jawa ini kan padat sekali. Kalo mikirnya itu pemerataan

pembangunan, taruhlah di Irian Jaya (Papua) itukan satu sak semen

1.700.000, buatlah pabrik semen disana. Kalo masih memaksa di Jawa ini

yang pokoknya ini bukan masyarakat, ini pokonya mereka yang ingin ada

pabrik semen ini mayoritas sekiranya yang kapitalis, seperti itu.” Lalu

dilanjut dengan long shot suasana rapat bersama warga di kediamannya.

GAMBAR 1.41

Page 69: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

56

42. 32.27: Wide shot kondisi sekitar PT Semen Indonesia di Tuban yang diputar

dengan inter cut. Menampakkan pabrik semen dari laut, seorang warga di

pinggir pantai, lahan yang terdampak tambang dan lokasi sekitarnya.

GAMBAR 1.42

43. 32.56-35.23: Gunretno mendatangi dua orang pria paruh baya di kebun

sekitar lahan tambang pabrik semen tersebut dan mewawancarai mereka

berdua, “Disuruh tiyang ageng kon ngedol ngono lho pak, ajeng mboten,

tapi wedi. Jaman sak monten niku onten banbinsa turene ‘nek ora didol

nggone neng tengah, arep metu ngendi nek garap (sawah)?’ sedoyo niku

tambah ajrih pak wong ndek riyin niku. Nek saknini nggeh duko. Nggeh

enten sing arep adol nggeh enten sing mboten. Namine tiyang katah.

Namine nggeh penduduk pak, enten sing ajrih. Mergo nggeh sedoyo

ditumbas. Sing setunggale mbandel mengkeh nggeh dos pundi nggeh, wedi

gampangane.” Lalu Gunretno menanyainya lagi, “Niki nek wayah ketigo,

bleduk dugi mriki mboten?”. “Masyaalloh, nggeh dugi mriki, dugi ndeso-

ndeso. Lha mpun enten (filter) tanemane ngeten niki nggeh. Sampe teng

Desa Koro niku nggeh keluhane tiyang alit mboten saget nopo-nopo. Nggeh

terimo mawon, wong maune mpun kadung kok. Kulo nderek tanglet

jenengan pegawai pundi pak?” Tanya pria itu pada Gunretno. “Kulo, deso

kulo niku Tlatah Pati mbah. Pengaron kulo Gunretno. Lha riyin panji kulo

Page 70: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

57

nolak pabrik semen ning wilayah Pati. Ngeten kulo niku ngjogo

keseimbangane Jowo mbah. Mergo nek Jawa Timur wes rusak, Jawa Barat

wis rusak, Jawa Tengah dirusak, ngko nasibe petani pripun? Mulanipun

jenengan kulo rekam niki, nggeh ben dadi pasinaone dulur-dulur mriko ben

ora gampang ngedol lemahe. Mergo lemah niki kan saget dituronno kagem

anak putu, lha tapi nek duit lak gelis entek. Duite jenengan tasih mboten

niki?” Guritno bertanya, “Lha nggeh mboten, nggeh (sekarang) kirang yotro

kok” jawab pria tua dengan yakin.

GAMBAR 1.43

44. 36.54: Gunretno menyanyai pria tua lainnya yang melewati jalanan kebun

tersebut mengenai hal serupa seperti narasumber sebelumnya, “Riyin sing

medeni sinten mbah?” pria tua berkaus hijau menjawab “Sing medeni nggeh

tiyang gede-gede klambi ijo-ijo niku. Teko mriki rong montor pak meden-

medeni. Nek ngoten nggeh sampean tumbas. Mboten enten niku medal

pundi?”. “Mergo wedi ora dikei dalan, akhire ora didol, dadi didol?” Tanya

gunretno kembali, “Wong pacen tiyang cilik, nggeh ngoten niku. Barang

sakniki nggeh getune teng mburi. Bumi kekke pabrik sedanten, tur bocah

katah, mboten enteng sing digarap” jawabnya.

Page 71: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

58

GAMBAR 1.44

45. 37.55-38.14: Landscape wide shot yang diambil dari low angle, para petani

Kendeng berjalan menyusuri sawah, dengan teks narasi di ujung kiri bawah:

“Saat film ini diproduksi petani Gunem di Rembang masih bertahan di

tenda. Bersama warga Samin di Pati, mereka menunggu putusan PTUN

melawan PT Semen Indonesia. Sementara warga Kayen dan Tambakromo

di Pati melanjutkan usaha mencegah grup Indocement.” Demikian tim

Watchdoc mengakhiri film dokumenter Samin vs Semen. Dilanjutkan

dengan close up shot petani wanita paruh baya, very wide shot lahan

pertanian yang diambil dari atas langit diiringi keterangan kredit orang-

orang yang ikut berkontribusi dalam proses produksi film tesebut. Terakhir

aeriel shot atau landscape wide shot ratusan petani berjajar rajin sepanjang

jalanan sempit sawah, membentuk formasi bertuliskan “Tolak pabrik semen

di Jawa” dari kain putih. Lalu di bawahnya terbentang bendera merah putih

berukuran besar. Video yang diambil menjauh dari fokus objek petani

hingga tulisan tersebut tidak terlihat karena kamera zoom out semakin

menjauh ke langit.

Page 72: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

59

GAMBAR 1.45

GAMBAR 1.46

Page 73: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

60

F. Analisis Semiotika John Fiske dalam Samin Vs Semen

Film dokumenter ini memberi ruang warga Samin selaku korban ekspansi

proyek semen di Kendeng saat media arus utama seakaan tidak mendengar

mereka. Proyek pembangunan pabrik semen di Pati dan Rembang dilakukan

dengan dalih demi kesejahteraan mereka dan juga dukungan terhadap BUMN

untuk kepentingan bangsa dan negara. Padahal mereka justru kehilangan mata

pencaharian karena dipaksa menjual lahan pertaniannya untuk proyek semen.

Belum lagi dampak lingkungan yang ditimbulkan pabrik semen. Selain

mempengaruhi sumber mata air yang digunakan untuk bertani, debu yang

ditimbulkan mempengaruhi pertanian juga kualitas hidup masyarakat setempat.

Seperti genrenya yaitu film dokumenter, semua laporan direkam sesuai

fakta dan apa adanya. Meski sejak awal Dandhy sudah menyatakan bahwa

liputannya mengambil sudut pandang masyarakat kecil yang perlu dibantu dan

didukung. Dalam film ini tidak disertai narasi dari kru Watchdoc. Kebanyakan

video yang disajikan merekam lokasi proyek tambang, pegunungan Kendeng

dan lahan pertanian di sekitarnya. Kemudian wawancara dengan warga Samin

maupun demontrasi mereka yang jarang diekspos di media arus utama.

Analisis semiotik code of television milik John Fiske dibagi ke dalam tiga

level, yaitu: realitas, representasi, dan ideologi. Tiap level digunakan untuk

melihat makna yang terkandung dalam film dokumenter “Samin vs Semen”.

Dengan menganalisa beberapa kode yang ditangkap penonton dalam film,

kemudian mereka dapat menyimpulkan makna sesuai dengan tafsiran masing-

masing. Kode diolah melalui alat indra menyesuaikan referensi yang dimiliki

penonton. Dalam analisa data, peneliti akan mencantumkan data ke dalam tiga

level semiotika John Fiske.

Page 74: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

61

1. Level Realitas

Peristiwa yang ditandakan sebagai realitas dengan meninjau hal-hal

seperti: penampilan, pakaian, make-up, lingkungan, perilaku, gaya bicara,

gestur, ekspresi, suara dan dalam bahasa tulis berupa dokumen, transkip

wawancara, dsb.

TABEL 1.1.

NO KODE KETERANGAN SCENE

1. Kode Ekspresi

dan perilaku

Scene 9

04.40-04.56: Video amatir yang diambil

dengan berdesak-desakan diantara demonstran

(mayoritas perempuan), polisi, tentara dan

security mencoba menghentikan demostran

yang berjalan menuju proyek.

Kode ekspresi: Jengkel, gelisah.

Scene 11

05.50-05.56: Polisi menodong seorang

kameramen dan menanyainya dengan nada

tinggi, “Kau media mana? Mana?” kemudian

menggeretnya keluar dari kerumunan

demonstran.

Kode ekspresi: Marah dan menggertak.

Scene 12

06.28: Polisi menyeret dan menggotong

demostran yang memblokir jalan.

Kode ekspresi: Perlakuan kasar.

Scene 13

06.45-07.11: Para petani yang ikut demo

melakukan do’a bersama dan bersholawat pada

Page 75: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

62

malam hari di lokasi yang sama. Diriringi teks

narasi: “Sejak peristiwa 16 Juni 2014, warga

mendirikan tenda di tapak pabrik (Kecamatan

Gunem, Rembang).” Seorang petani wanita

menangis histeris dengan membawa bendera

merah putih dipangkuannya.

Kode ekspresi: Takut, cemas, sedih.

Scene 18

09.00-09.35: Inter cut scene wajah beberapa

warga peserta rapat yang diambil secara close

up. Lalu tokoh masyarakat yang menolak

semen berbicara “Ampun sami ngelokro, niki

mpun karek sak tiit. Soale nek berdasarkan

bukti-bukti lapangan, bukti-bukti cacate

(hukum) pabrik semen (di PTUN) iku sing jelas

yakin sewu persen tuntutane awake dewe bakal

menang.” dijawab dengan kompak “Aamiin”

oleh warga yang hadir.

Kode ekspresi: Cemas dan penuh harap.

Scene 23

14.29: Full shot scene bentrok antara

demonstran petani Kendeng yang mayoritas

wanita dengan aparat kepolisian dan tentara di

lokasi proyek tambang semen.

Kode ekspresi: Marah, emosi.

Scene 24

Page 76: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

63

14.54-15.05: Kamera tim Watchdoc sempat

hampir diminta paksa polisi saat merekam

kejadian di lokasi.

Kode ekspresi: Perilaku paksaan.

Scene 26

15.54: Di tengah wawancara dengan Joko

Prianto diselipkan inter cut adegan bentrok

antara demonstran petani dengan preman.

Kode ekspresi: Marah dan emosi.

2. Kode Gestur Scene 6

04.22: Cut scene polisi dan tentara dalam

jumlah cukup banyak bekerjasama dalam

mengkawal agenda peletakan batu pertama

pabrik tersebut.

Kode gestur: Jabat tangan antara aparat

polisi dan tentara bermakna kesepakatan

dan kerjasama.

Scene 7

04.25: Potret demonstran para petani Kendeng

yang duduk di pinggir jalan menggunakan

spanduk kertas ala kadarnya, yang bertuliskan

“Tanah leluhur kami bela sampai mati, tolak

pabrik semen, dsb”.

Kode gestur: Demonstran yang duduk

terpinggirkan menunjukan petani yang tak

berdaya tidak memiliki kekuatan besar.

Page 77: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

64

Scene 11

05.50-05.56: Polisi menodong seorang

kameramen dan menanyainya dengan nada

tinggi, “Kau media mana? Mana?” kemudian

menggeretnya keluar dari kerumunan

demonstran.

Kode gestur: Tangan aparat polisi

menodong kepada kameramen menunjukan

sikap yang mengintimidasi.

Scene 32

23.13: Kembali pada adegan para petani wanita

bernyanyi mars di kali dengan close up shot.

Mereka bernyanyi dengan raut wajah semangat

sembari mengepalkan tangannya.

Kode gestur: Tangan mengepal ke atas saat

bernyanyi menunjukan semangat juang.

Scene 39

29.25-30.07: Inter cut scene seorang warga

Samin mengenakan pakaian adat bersandar

pada pohon di halaman rumah berlatar tanah,

segerombol warga berinteraksi satu sama lain

di depan warung dengan kendaraannya

masing-masing, back drop baleho besar yang

di pasang di pinggir jalan, seorang lansia duduk

melamun di kursi kayu depan rumah dengan

latar sepeda tua, papan bertuliskan ‘usir antek-

antek semen’ yang di tempel di pohon,

backdrop atau baleho besar di jalan utama desa

Page 78: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

65

bertuliskan “Pencabut surat ‘tolak =

pengkhianat (kubela tanahku sampai mati)”,

dan kehidupan warga Samin setempat. Scene

diiringi latar musik jawa (tembang macapat:

Dandang Gulo).

Kode gestur: Kedua wanita tua (nenek-

nenek mengenakan pakaian adat kebaya)

yang pasrah terhadap nasib dan hidup

mereka.

3. Kode Kostum Scene 26

15.54: Di tengah wawancara dengan Joko

Prianto diselipkan inter cut adegan bentrok

antara demonstran petani dengan preman.

Kode Kostum: Kaos bertuliskan “Tolak

Pabrik Semen” yang dikenakan Joko

Prianto saat wawancara menunjukan simbol

perlawanan nyata dan terang-terangan.

Scene 32

23.13: Kembali pada adegan para petani wanita

bernyanyi mars di kali dengan close up shot.

Mereka bernyanyi dengan raut wajah semangat

sembari mengepalkan tangannya.

Kode Kostum: Pakaian para petani wanita

kaos oblong menunjukan kesederhanaan

masyarakat Kendeng.

4. Kode

Percakapan

Scene 11

05.50-05.56: Polisi menodong seorang

kameramen dan menanyainya dengan nada

Page 79: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

66

tinggi, “Kau media mana? Mana?” kemudian

menggeretnya keluar dari kerumunan

demonstran.

Kode percakapan: Perkataan yang

diucapkan dengan nada tinggi menunjukan

sikap superior polisi kepada masyarakat.

Scene 17

08.19-08.48: Wawancara bersama pertani

Kendeng, “Ya mungkin ketika waktu itu kami

nggak bergerak, ya mungkin pihak semen akan

dengan bebasnya membuat kita jadi miskin,

membuat hidup kita terancam” lalu Dandhy

menanyakan jumlah lahan sekitar yang telah

dijual kepada pihak semen, “Yang saya tahu

sih dari luas lahan di Desa Tegaldowo itu ya

hampir 30 persenlah yang sudah dijual. Rata-

rata mereka membeli truk untuk angkutan, dan

sebagainya seperti itu” sebagian besar warga

pro-semen yang menjual lahan sawahnya telah

beralih profesi dan meninggalkan pertanian.

Kode percakapan: menunjukan adanya

kesadaran dan dorongan dari petani

Kendeng untuk memperjuangkan lahan

pertanian mereka.

Scene 18

09.00-09.35: Inter cut scene wajah beberapa

warga peserta rapat yang diambil secara close

up. Lalu tokoh masyarakat yang menolak

Page 80: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

67

semen berbicara “Ampun sami ngelokro, niki

mpun karek sak tiit. Soale nek berdasarkan

bukti-bukti lapangan, bukti-bukti cacate

(hukum) pabrik semen (di PTUN) iku sing jelas

yakin sewu persen tuntutane awake dewe bakal

menang.” dijawab dengan kompak “Aamiin”

oleh warga yang hadir.

Kode percakapan: Menunjukan besar

harapan masyarakat Kendeng untuk dapat

mempertahankan tanah mereka.

Scene 20

10.15-11.40: Inter cut scene Gunarti memasuki

kandang, lalu close up shot sapi memakan

rumput dalam kandang. Kemudian dilanjutkan

dengan wawancara bersama Gunarti. “Biaya

urip saben sasi, aku ning mondokan karek

wong papat. Wong anakku sing mbarep wes

duwe mondokan dewe. Ning sesasine kuwi ra

cukup rong yuto. Mongko saben sasi durung

mesti bojoku kui entuk penghasilan. Sing sak

yuto rongatus kuwi dikei kemurahan soko

banyu ra usah tuku. Dadi 2 yuto luwih kui sing

sak yuto soko banyu. Dadi kanggo kecukupan

sak bendino, kanggo sapi, kuwi durung sing

sawah.” Gunarti melanjutkan pemaparan

proses pembuatan pupuk cair alami dari

kotoran sapi.

Page 81: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

68

Kode percakapan: Menunjukan

ketergantungan hidup masyarakat

setempat terhadap alam, pertanian dan

peternakan.

Scene 21

11.45-13.05: Gunretno, seorang pengikut

Samin juga menerangkan cara mengolah

kotoran sapi sebagai energi gas dan dapat

menjadi pupuk padat. Kemudian diwawancarai

oleh Dandhy, “wes ora percoyo karo ajine

kuasane awake dewe bahwa awake dewe

mampu. Pikirane mung piye carane entuk duit,

engko opo-opo iso tuku. Nek iki kan (awake

dewe) ora kudu ngono”. Dilanjutkan dengan

inter cut scene sapi membuang kotoran dan

anak-anak merebus air di panci sederhana di

dapur rumahnya.

Kode percakapan: Menunjukan keyakinan

masyarakat setempat bahwa mereka

mampu mencukupi hidup dari yang telah

disediakan alam.

Scene 22

13.07-14.16: “Terkait penolakan pabrik semen,

sedulur sikep iki kan opo yo.. nggo menghidupi

kehidupane mung kepengen dadi tani (pantang

berdagang). Lha terus jerone tetanen iki kan yo

tani butuh lemah. Kan yo ora mung lemah thok,

yo butuh piye carane ben lemah kui produktif

Page 82: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

69

yo butuh banyu. Kui jaman Mbah Samin kan

erane pancen uwong-uwong dipekso kon

mbayar pajak. Ono nganti pajek werno-werno

koyo ngono. Sak bare Mbah Samin kui ono sing

nutukno kui mantune, Mbah Surokidi. Yo iso

dikandakno nek kui wes jamane kemerdekaan,

wes jamane orde lama. Tapi neng jamane kui

ugo bab-bab ketidak adilan kui yo ono-ono

wae. Bentuke bedo, iso ugo sing nindak ono

ora ono keadilan kui iso ugo bangsane dewe”

jelas seorang tokoh sedulur sikep saat

diawancarai Dhandy di kediamannya.

Disambung dengan inter cut aksi kekerasan

aparat saat demo.

Kode percakapan: Menunjukan keresahan

warga Samin akibat mata pencahariannya

terancam oleh ekspansi pabrik semen.

Mereka percaya bahwa ketidak adilan tidak

hanya terjadi masa colonial, tapi dapat juga

dilakukan oleh bangsa sendiri (pemerintah).

Scene 25

15.07: Joko Prianto, seorang petani Rembang

menceritakan awal aksi penolakan proyek

semen, “Dulu ada sekitar enam orang yang

mengawali pergerakan ini di akhir 2011. Dan

ternyata 2012 sekitar bulan Juni itu kala nggak

salah AMDAL keluar. AMDAL PT Semen

Indonesia keluar, dan sejak saat itu kami

Page 83: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

70

melakukan perlawanan terhadap pihak semen.

Tapi awal-awal (jumlah) kami masih sedikit itu

luar biasa intimidasinya ke kami, mulai dari

pihak polisi, TNI, preman, pemerintah desa, itu

luar biasa sekali. Kita diancam waktu itu,

diculik, ada yang temen saya dibawakan

parang malam-malam seperti itu”.

Inter cut bentrok demostran, lalu lanjutan

wawancara Joko Prianto “Banyak ejekan,

banyak hinaan, ada yang bilang ‘wah PKI,

komunis dan sebagainya”

Lanjutan wawancara setelah inter cut

“Seharusnya pemerintah Jawa Tengah

menjadikan Jawa Tengah ini khusunya

Rembang sebagai lumbung pangan, bukan

lumbung semen kan seperti itu, karena disini

mayoritas petani.”

“Alasan mereka kesejahteraan, tapi saat saya

menayakan mereka, kesejahteraan yang

bagaimana yang pabrik semen berikan ke

kami? Sedangkan kami sekarang sudah

sejahtera dengan pertanian.” Dilanjutkan

dengan inter cut pengendara motor di jalan

sempit pinggiran sawah.

Kode percakapan: Menunjukan

kekecewaan pada pemerintah Jawa Tengah

atas kebijkan yang diambil secara sepihak.

Bahkan bagi petani yang sejak awal

Page 84: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

71

memperjuangkan (hak mereka) penolakan

pabrik semen mengalami intimidasi dari

berbagai pihak (pro-semen).

Scene 29

19.37-21.00: Medium close up shot, Dandhy

kembali mewawancarai Gunarti di

kediamannya, “Aku itungane duwe anak telu,

wedok, wedok, lanang. Ndak sekolah formal,

mbiyen aku yo ora sekolah formal” memasuki

ruang utama di rumahnya dan melanjutkan

cerita “Yo tak telateni ngeneki, terus tak tulisno

ning nggone (papan tulis).” Lalu anak-

anaknya mengeja tulisan di papan. “Tujuane

wong sikep nyekolahke anakne ning

mondokane dewe kuwi tujuane ora nggayuh

derajat pangkat. Ning gegayuhane mung cukup

kepingin mbecikno kelakuan mbenerno

ucapan. Kanggo nyukupi kebutuhan

sakbendino, cukup tani.”

“trus mbiyen mbah (pesen) tujuane

(pendidikan) kan ora kepingin pinter, sing

penting ngerti. Nek pinter ki jarene mengko

ndak digawe minteri (orang lain) utowo gawe

ngakali.”

Kode percakapan: Menunjukan sikap

sederhana, hidup secukupnya dan belajar

tanpa menempuh pendidikan di sekolah

formal. Karena bagi mereka ilmu terlalu

Page 85: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

72

tinggi dapat membuat serakah dan

menyakiti orang lain.

Scene 33

23.52: Medium shot para petani bubar setelah

berlatih menyanyi. Lalu Melani Subono yang

juga cucu B.J. Habibi berbicara di pinggir lalu

lalang, “Jadi begini, nggak ada yang lebih

keren dari saat (melihat) perempuan itu

berjuang. Yang bikin gue pertama kali kesini

adalah perempuan-perempuan pejuang. Gue

menghargai cowok, cowok itu udah sering

berjuang. Tapi yang bikin gue terenyuh adalah

perempuan-perempuan disini. Sementara

perempuan-perempuan di ibukota itu udah

mulai yang ‘ah gue mesti ke mal, ah ada wi-fi

nggak ya?’ sementara mereka disini berjuang

untuk makan, untuk anak cucu mereka, untuk

tanah air. Namanya tanah air, tanah kita yang

punya masak air beli?” jelasnya depan kamera.

Kode percakapan: Menunjukan

kekaguman dan apresiasi seorang pagiat

seni kepada perjuangan wanita Samin yang

ada di garda depan menolak pabrik semen

dan mempertahankan tanah air mereka.

Scene 38

27.38: Dengan close up shot Gunarti

berkumpul bersama beberapa warga, lalu

menjelaskan kronologi singkat penolakan

Page 86: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

73

semen di depan kamera, “Ning Sukolilo kui ono

pitung ndeso, sing bakal keno dampak rencana

pendirian semen gresik, soko pitung ndeso iku

uga, tak tekani dari desa ke desa, setiap aku

ketemu sing salah sawijine mondokane

sedulur, ono beberapa ibu-ibu sing kumpul,

soko kono kui aku akhire berharap, ayo do

ngilingno tonggo omah, tonggo sawah supoyo

iso ngelindungi wekke dewe, ojo didol, ojo do

gumun duit akeh, mergo nek duit kui iso entek

nek lemah kui ora isoh entek.” “Senajan

perjalanane abot ning ternyata yo tetep ketika

kita bersatu yo iso ngundurno semen gresik

tahun 2009 tanggal 16 Mei. Nah mundur 2009,

2010, Indocement arep mlebu ning wilayahe iki

Tambakromo karo Kayen. Aku pun mulai jalan

ning deso kono, ngilingno, supoyo podo biso

ngukuhi tekke dewe-dewe.”

“Wiwit nenek moyang butuh tanah, butuh air,

butuh pangan, ora butuh semen. Tinimbangane

krisis pangan, mending krisis semen. Wiwit

bayi lahir butuh banyu, butuh lemah, butuh

pangan. Nek wong mbangun sing wong sugih

sing duwe duit. Hla nek wong ndeso ora duwe

duit, omah pring wis cukup, sing penting iso

mangan.”

Kode percakapan: menunjukan sikap tegas

warga Samin, khususnya wanita untuk

Page 87: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

74

mempertahankan tanah mereka dan

menjaga tradisi nenek moyang mereka

(hidup sederhana dengan menjaga alam dan

bertani).

Scene 40

30.24: Salah seorang wanita Samin yang

diwawancarai bersama Gunarti, “Lemah

garapan niku mboten kengeng didol, kanggone

niku kanggo lumantar anak putune. Lha nek

didol nyandang, mangane pripun? Mergi

sedulur sikep niku nyandang mangane teko

toto nggauto. Lemah garapan niku kanggo

dowone lumantar anak putu, contone kados

kulo, gadah lemah garapan niku kulo kukohi,

niku teko lumantar teko bapak mbokke kulo.

Hla nek kulo tetep kulo kukohi, nggeh saget

neng larene kulo niki. Lha nek disade lha terus

larene kulo seng cilik niki pripun?”

Kode percakapan: Menunjukan kecintaan

warga Samin pada tradisi yang berlaku.

Menjaga tanah pemberian tetua terdhulu

untuk diwariskan anak cucu kemudian hari.

Bagi mereka memiliki tanah lahan tani lebih

berharga daripada harta uang.

Page 88: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

75

Scene 43

32.56-35.23: Gunretno mendatangi dua orang

pria paruh baya di kebun sekitar lahan tambang

pabrik semen tersebut dan mewawancarai

mereka berdua, “Disuruh tiyang ageng kon

ngedol ngono lho pak, ajeng mboten, tapi wedi.

Jaman sak monten niku onten banbinsa turene

‘nek ora didol nggone neng tengah, arep metu

ngendi nek garap (sawah)?’ sedoyo niku

tambah ajrih pak wong ndek riyin niku. Nek

saknini nggeh duko. Nggeh enten sing arep

adol nggeh enten sing mboten. Namine tiyang

katah. Namine nggeh penduduk pak, enten sing

ajrih. Mergo nggeh sedoyo ditumbas. Sing

setunggale mbandel mengkeh nggeh dos pundi

nggeh, wedi gampangane.” Lalu Gunretno

menanyainya lagi, “Niki nek wayah ketigo,

bleduk dugi mriki mboten?”. “Masyaalloh,

nggeh dugi mriki, dugi ndeso-ndeso. Lha mpun

enten (filter) tanemane ngeten niki nggeh.

Sampe teng Desa Koro niku nggeh keluhane

tiyang alit mboten saget nopo-nopo. Nggeh

terimo mawon, wong maune mpun kadung kok.

Kulo nderek tanglet jenengan pegawai pundi

pak?” Tanya pria itu pada Gunretno. “Kulo,

deso kulo niku Tlatah Pati mbah. Pengaron

kulo Gunretno. Lha riyin panji kulo nolak

pabrik semen ning wilayah Pati. Ngeten kulo

Page 89: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

76

niku ngjogo keseimbangane Jowo mbah.

Mergo nek Jawa Timur wes rusak, Jawa Barat

wis rusak, Jawa Tengah dirusak, ngko nasibe

petani pripun? Mulanipun jenengan kulo

rekam niki, nggeh ben dadi pasinaone dulur-

dulur mriko ben ora gampang ngedol lemahe.

Mergo lemah niki kan saget dituronno kagem

anak putu, lha tapi nek duit lak gelis entek.

Duite jenengan tasih mboten niki?” Guritno

bertanya, “Lha nggeh mboten, nggeh

(sekarang) kirang yotro kok” jawab pria tua

dengan yakin.

Kode percakapan: Menunjukan ketakutan

penduduk Tuban terhadap pemerintah orde

baru yang saat itu tidak kenal ampun pada

siapapun yang menentang kebijakan.

Mereka menyesali keputusannya di masa

lalu karena saat ini merasakan dampak

kerusakan yang disebabakan pabrik semen

tersebut. Namun mereka hanya bisa pasrah

mengingat suara kaum kecil seperti mereka

tidak didengar oleh pemerintah.

Scene 44

36.54: Gunretno menyanyai pria tua lainnya

yang melewati jalanan kebun tersebut

mengenai hal serupa seperti narasumber

sebelumnya, “Riyin sing meddeni sinten

mbah?” pria tua berkaus hijau menjawab “Sing

Page 90: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

77

medeni nggeh tiyang gede-gede klambi ijo-ijo

niku. Teko mriki rong montor pak meden-

medeni. Nek ngoten nggeh sampean tumbas.

Mboten enten niku medal pundi?”. “Mergo

wedi ora dikei dalan, akhire ora didol, dadi

didol?” Tanya gunretno kembali, “Wong pacen

tiyang cilik, nggeh ngoten niku. Barang sakniki

nggeh getune teng mburi. Bumi kekke pabrik

sedanten, tur bocah katah, mboten enteng sing

digarap” jawabnya.

Kode percakapan: Menunjukan ketakutan

warga Tuban pada pemerintah orde baru

yang memaksa untuk menjual tanah warga

pada pabrik semen. Tinggal penyesalan

karena tidak memiliki harta yang tersisa

untuk mencukupi hidupnya di hari tua.

2. Level Representasi

Level representasi (representation) dapat ditinjau dari sisi teknis,

seperti sudut pandang kamera, pencahayaan, musik yang mentransmisikan

kode representasional konvensional, yang membentuk representasi,

misalnya: narasi, konflik, karakter, tindakan, dialog, casting, dll.

TABEL 1.2.

NO KODE TEMUAN DATA

1. Kode Kamera Establishing Shot/Very Wide Shot

Scene 1

00.15-01.00: Establishing shot scene hamparan

luas pegunungan karst Kendeng menggunakan

Page 91: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

78

latar musik jawa (tembang macapat: dandang

gulo).

Kode kamera: Establishing shot berfungsi

menceritakan keterangan latar tempat,

waktu, dan situasi. Hamparan pegunungan

karst Kendeng menggambarkan keindahan

alam dan merepresentasikan bawa film ini

menceritakan ekspansi pabrik semen yang

terjadi di Kendeng, Rembang.

Scene 3

01.30-02.23: Scene aerial landscape gambaran

luas lahan pertanian di bawah Pegunungan

Kendeng, menggunakan latar instrumen

(unseen force at work) yang diselingi teks

narasi dalam inter cut scene tersebut, yaitu:

2006 PT Semen Gresik akan membangun

pabrik di Kecamatan Sukolilo, Pati, Jawa

Tengah. Warga Samin menolak karena

dianggap mengancam pertanian dan mata air.

2009 Orang Samin memenangi gugatan di

PTUN hingga Mahkamah Agung. 2009 PT

Semen (Gresik) Indonesia mundur dari Pati

dan pindah ke Kecamatan Gunem, Kabupaten

Rembang. 2010-kini, Grup INDOCEMENT

masuk Pati dengan rencana pabrik di

Kecamatan Kayen dan Tambakromo, tetangga

desa orang-orang Samin.

Page 92: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

79

Kode kamera: Merepresentasikan

gambaran lahan pertanian di bawah

pegunungan Kendeng yang terancam

kerusakan alam oleh proyek tambang dan

pabrik semen.

Scene 4

02.24-04.08: Cut scene aerial landscape

hamparan lahan tambang proyek pembangunan

pabrik semen, diselingi teks narasi : PT Semen

Indonesia berhasil masuk Rembang dan

mendirikan pabrik mulai 14 Juni 2014. Kini

warga Pati dan Rembang dibantu orang-orang

Samin menghadapi Semen Indonesia dan Grup

Indocement. Untuk para geologi, ahli hukum,

pakar lingkungan, pemerintah, media, pabrik

semen, polisi, tentara, kreditur atau pemegang

saham. Film ini hanya mengambil satu sudut

pandang, orang-orang SAMIN. Judul film

dokumenter: “SAMIN vs SEMEN”.

Kode kamera: Merepresentasikan

keberhasilan pabrik semen memulai

proyeknya. Menunjukan kondisi

pegunungan setelah pabrik semen berhasil

masuk dan mulai mendirikan pabrik.

Scene 35

25.45-26.03: Extreme wide shot bentangan

lahan pertanian yang terbelah oleh jalanan desa

diambil dari kamera atas atau drone.

Page 93: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

80

Kode kamera: Merepresentasikan

keindahan alam nusantara di wilayah

Kendeng dan sekitarnya.

Scene 45

37.55-38.14: Landscape wide shot yang

diambil dari low angle, para petani Kendeng

berjalan menyusuri sawah, dengan teks narasi

di ujung kiri bawah: “Saat film ini diproduksi

petani Gunem di Rembang masih bertahan di

tenda. Bersama warga Samin di Pati, mereka

menunggu putusan PTUN melawan PT Semen

Indonesia. Sementara warga Kayen dan

Tambakromo di Pati melanjutkan usaha

mencegah grup Indocement.” Demikian tim

Watchdoc mengakhiri film dokumenter Samin

vc Semen. Dilanjutkan dengan close up shot

petani wanita paruh baya, very wide shot lahan

pertanian yang diambil dari atas langit diiringi

keterangan kredit orang-orang yang ikut

berkontribusi dalam proses produksi film

tesebut. Terakhir aeriel shot atau landscape

wide shot ratusan petani berjajar rajin

sepanjang jalanan sempit sawah, membentuk

formasi bertuliskan “Tolak pabrik semen di

Jawa” dari kain putih. Lalu di bawahnya

terbentang bendera merah putih berukuran

besar. Video yang diambil menjauh dari fokus

objek petani hingga tulisan tersebut tidak

Page 94: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

81

terlihat karena kamera zoom out semakin

menjauh ke langit.

Kode Kamera: Wide shot di awal video

menggambarkan kondisi sawah di

Kendeng. Lalu diikuti low angle shot para

petani menyusuri sawahmenunjukan

superioritas. Bahwa para petani berhak atas

kepemilikan lahan sawah mereka. Close up

shot menunjukan kesederhanaan petani.

Wide shot dari high angle di akhir film

merepresentasikan bahwa petani tak lagi

memiliki kuasa atas lahan sawahnya akibat

ekspansi yang dilakukan pabrik semen.

Full shot

Scene 5

04.14: Full shot mobil polisi melintas di jalan

desa dan segerombol demonstran beramai-

ramai menuju lokasi proyek, diselingi

keterangan agenda hari tersebut “Rembang, 16

Juni 2014, peletakan batu pertama pabrik PT

Semen Indonesia”.

Kode Kamera: Menunjukan gambaran

jelas peran ikut serta polisi dalam aktivitas

demo pada hari peletakan batu pertama di

lokasi pabrik semen.

Scene 23

14.29: Full shot scene bentrok antara

demonstran petani Kendeng yang mayoritas

Page 95: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

82

wanita dengan aparat kepolisian dan tentara di

lokasi proyek tambang semen.

Kode Kamera: Menunjukan secara jelas

situasi demonstrasi bentrok antara para

petani dan apparat kepolisian dan tentara.

Scene 30

21.10-21.52: overshoulder shot yang

disambung dengan full shot. Para petani wanita

Kendeng berkumpul bersama di kali (sungai

kecil desa) dan menyanyikan lagu “Tempat kita

takkan ku lepas, tempat kita tempat kita hidup

bersama, selamanya harus kita jaga. Jawa

Tengah yang jaya, Jawa Tengah yang jaya

itulah itulah harapan kita semua, Jawa Tengah

yang jaya. Kita pasti menang, pasti menang,

pastilah menang, pasti menang, pastilah

menang.” Lalu seorang pekerja seni, Melani

Subono yang ikut menemani juga mendukung

para petani, “Lagi sekali lagi yang kompak

ya..”

Kode Kamera: Merepresentasikan wanita

Samin yang ikut mengambil peran penting

dalam memperjuangkan tanah Kendeng.

Inter cut shot

Scene 6, 7, 8.

04.22: Cut scene polisi dan tentara dalam

jumlah cukup banyak bekerjasama dalam

Page 96: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

83

mengkawal agenda peletakan batu pertama

pabrik tersebut.

04.25: Potret demonstran para petani Kendeng

yang duduk di pinggir jalan menggunakan

spanduk kertas ala kadarnya, yang bertuliskan

“Tanah leluhur kami bela sampai mati, tolak

pabrik semen, dsb”

04.30: Cut scene demonstran yang duduk di

pinggiran jalan dengan zoom out video, lalu

segerombol polisi melintas di depannya

dengan mengendarai motor.

Kode kamera: Merepresentasikan situasi

demonstrasi dari kedua pihak, petani dan

aparat polisi dan tentara, juga menunjukan

superioritas aparat polisi dan tentara.

Scene 15, 16.

07.45: Dua orang warga keluar dari rumah

dengan cat karikatur unik bertuliskan, “Jangan

rebut tanah kami! Petani mboten tiyang bodo

(petani bukan orang bodoh)”

08.03: Sekumpulan petani Kendeng yang

mengobrol di warung, lalu inter cut scene

dinding kayu dengan karikatur tentang

penolakan tambang semen.

Kode kamera: Merepresentasikan

kehidupan warga Samin yang menolak

pabrik semen beserta perlawanan yang

Page 97: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

84

ditunjukkan melalui karikatur tembok

rumah mereka.

Scene 25,

15.07: Joko Prianto, seorang petani Rembang

menceritakan awal aksi penolakan proyek

semen, “Dulu ada sekitar enam orang yang

mengawali pergerakan ini di akhir 2011. Dan

ternyata 2012 sekitar bulan Juni itu kala nggak

salah AMDAL keluar. AMDAL PT Semen

Indonesia keluar, dan sejak saat itu kami

melakukan perlawanan terhadap pihak semen.

Tapi awal-awal (jumlah) kami masih sedikit itu

luar biasa intimidasinya ke kami, mulai dari

pihak polisi, TNI, preman, pemerintah desa, itu

luar biasa sekali. Kita diancam waktu itu,

diculik, ada yang temen saya dibawakan

parang malam-malam seperti itu”.

Inter cut bentrok demostran, lalu lanjutan

wawancara Joko Prianto “Banyak ejekan,

banyak hinaan, ada yang bilang ‘wah PKI,

komunis dan sebagainya”

Lanjutan wawancara setelah inter cut

“Seharusnya pemerintah Jawa Tengah

menjadikan Jawa Tengah ini khusunya

Rembang sebagai lumbung pangan, bukan

lumbung semen kan seperti itu, karena disini

mayoritas petani.”

Page 98: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

85

“Alasan mereka kesejahteraan, tapi saat saya

menayakan mereka, kesejahteraan yang

bagaimana yang pabrik semen berikan ke

kami? Sedangkan kami sekarang sudah

sejahtera dengan pertanian.” Dilanjutkan

dengan inter cut pengendara motor di jalan

sempit pinggiran sawah.

Kode kamera: Merepresentasikan

perjuangan warga Samin menolak pabrik

semen melalui berbagai cara baik jalur

hukum maupun demonstrasi yang sudah

lama dilakukan belum selesai hingga saat

ini.

Scene 34

24.31-25.40: Inter cut scene wide angle petani

mencangkul di lahan sawahnya yang kering,

petani menyiram pestisida di lahan lain, petani

mencangkul jalan pengairan sawah yang

kering, tiga petani menanam padi, gemercik

aliran air sungai, seorang laki-laki berjalan

memasuki sungai dalam gua untuk mandi, tetes

air dari bebatuan dalam gua, anak-anak

bermain di sungai.

Kode kamera: Merepresentasikan

kehidupan petani Kendeng dan warga

setempat yang sejahtera dan sederhana.

Page 99: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

86

Scene 35, 36, 37.

25.45-26.03: Extreme wide shot bentangan

lahan pertanian yang terbelah oleh jalanan desa

diambil dari kamera atas atau drone.

26.29: Point of view shot, para warga makan

bersama di rumah Gunarti.

27.00: Inter cut hamparan lahan pertanian yang

diambil dengan extreme wide shot dari atas,

kemudian lahan proyek semen

(pertambangan).

Kode kamera: Merepresentasikan warga

Kendeng di tengah hidupnya yang sudah

mereka anggap cukup dan sejahtera harus

memperjuangkan lahan tanahnya dari

ekspansi pabrik semen.

Scene 39

29.25-30.07: Inter cut scene seorang warga

Samin mengenakan pakaian adat bersandar

pada pohon di halaman rumah berlatar tanah,

segerombol warga berinteraksi satu sama lain

di depan warung dengan kendaraannya

masing-masing, back drop baleho besar yang

di pasang di pinggir jalan, seorang lansia duduk

melamun di kursi kayu depan rumah dengan

latar sepeda tua, papan bertuliskan ‘usir antek-

antek semen’ yang di tempel di pohon,

backdrop atau baleho besar di jalan utama desa

bertuliskan “Pencabut surat ‘tolak =

Page 100: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

87

pengkhianat (kubela tanahku sampai mati)”,

dan kehidupan warga Samin setempat. Scene

diiringi latar musik jawa (tembang macapat:

Dandang Gulo).

Kode kamera: Merepresentasikan

kehidupan masyarakat adat (warga Samin)

dari berbagai kalangan di tengah

perlawanan menolak pabrik semen.

Ditunjukan melalui simbol-simbol yang

ditulis di papan maupun baleho besar.

Scene 42

32.27: Wide shot kondisi sekitar PT Semen

Indonesia di Tuban yang diputar dengan inter

cut. Menampakkan pabrik semen dari laut,

seorang warga di pinggir pantai, lahan yang

terdampak tambang dan lokasi sekitarnya.

Kode kamera: Merepresentasikan

gambaran dari daerah lain yang menjadi

korban ekspansi pabrik semen beserta

dampak pada lingkungan sekitar.

Overshoulder shot

Scene 28

17.39-: Overshoulder shot scene jurnalis

watchdoc dibonceng warga menyusuri jalanan

sempit sawah dengan kendaraan bermotor

memasuki Desa Karangawen, Kecamatan

Tambakromo (Pati), desa yang terancam akan

terkena dampak tapak pabrik PT Indocement.

Page 101: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

88

Menurut penjelasan Gunretno sebagai warga

setempat “Indocement akan menggunakan 180

hektar lahan pertanian milik warga empat desa.

Desa Mojomulyo, Desa Karangawen, Desa

Larangan dan Desa Tambakromo, milik 560

orang.”

Kode kamera: Pengambilan video dengan

oevrshoulder shot menunjukan bahwa

wartawan memposisikan diri dan hidup

layaknya masyarakat setempat hingga

dapat dikatakan bagian dari warga Samin.

Scene 30

21.10-21.52: overshoulder shot yang

disambung dengan medium shot. Para petani

wanita Kendeng berkumpul bersama di kali

(sungai kecil desa) dan menyanyikan lagu

Kendeng Lestari “Tempat kita takkan ku lepas,

tempat kita tempat kita hidup bersama,

selamanya harus kita jaga. Jawa Tengah yang

jaya, Jawa Tengah yang jaya itulah itulah

harapan kita semua, Jawa Tengah yang jaya.

Kita pasti menang, pasti menang, pastilah

menang, pasti menang, pastilah menang.” Lalu

seorang pekerja seni, Melani Subono yang ikut

menemani juga mendukung para petani, “Lagi

sekali lagi yang kompak ya..”

Page 102: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

89

Kode kamera: Menunjukan bahwa

Watchdoc juga ikut menjadi warga dan

bernyanyi Kendeng Lestari bersama.

Point of view shot

Scene 19

09.40-10.13: Point of view shot kegiatan warga

pengikut Samin di Sukolilo, Pati, 35 km dari

Rembang. “niki sedoyo sedulur?” Tanya

Dandhy, “heem, sak keluarga sedulur sikep.

Mbiyen mung Mbah Sampir, saiki yo wis

mengkar sak turun-turune putune.” jawab

Gunarti, salah seorang warga.

Kode kamera: Point of view shot sangat

merepresentasikan sudut pandang warga

dan selaras dengan prinsip citizen

journalism. Menunjukan seolah kru

watchdoc bagian dari warga yang hidup

bersama sedulur sikep.

Scene 36

26.29: Point of view shot, para warga makan

bersama di rumah Gunarti.

Kode kamera: Merepresentasikan warga

Samin yang hidup dalam kesederhanaan

dan kebersamaan.

Close up shot

Scene 29, 31.

19.37-21.00: Close up shot, Dandhy kembali

mewawancarai Gunarti di kediamannya, “Aku

Page 103: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

90

itungane duwe anak telu, wedok, wedok,

lanang. Ndak sekolah formal, mbiyen aku yo

ora sekolah formal” memasuki ruang utama di

rumahnya dan melanjutkan cerita “Yo tak

telateni ngeneki, terus tak tulisno ning nggone

(papan tulis).” Lalu anak-anaknya mengeja

tulisan di papan. “Tujuane wong sikep

nyekolahke anakne ning mondokane dewe kuwi

tujuane ora nggayuh derajat pangkat. Ning

gegayuhane mung cukup kepingin mbecikno

kelakuan mbenerno ucapan. Kanggo nyukupi

kebutuhan sakbendino, cukup tani.”

“trus mbiyen mbah (pesen) tujuane

(pendidikan) kan ora kepingin pinter, sing

penting ngerti. Nek pinter ki jarene mengko

ndak digawe minteri (orang lain) utowo gawe

ngakali.”

21.56: Dengan close up shot scene Gunarti

menunjukan KTP miliknya “Iki duwe KTP

awale yo ora aku dewe sing (gawe). Kosong

kolong agamane ora dicantumke. Iki pun awale

aku debat ning kecamatan.”

Kode kamera: Merepresentasikan kedekatan

terhadap kehidupan warga Samin.

Scene 32, 33.

23.13: Kembali pada adegan para petani wanita

bernyanyi mars di kali dengan close up shot.

Page 104: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

91

Mereka bernyanyi dengan raut wajah semangat

sembari mengepalkan tangannya.

23.52: Close up shot para petani bubar setelah

berlatih menyanyi. Lalu Melani Subono yang juga

cucu B.J. Habibi berbicara di pinggir lalu lalang,

“Jadi begini, nggak ada yang lebih keren dari saat

(melihat) perempuan itu berjuang. Yang bikin gue

pertama kali kesini adalah perempuan-perempuan

pejuang. Gue menghargai cowok, cowok itu udah

sering berjuang. Tapi yang bikin gue terenyuh

adalah perempua-perempuan disini. Sementara

perempuan-perempuan di ibukota itu udah mulai

yang ‘ah gue mesti ke mal, ah ada wi-fi nggak ya?’

sementara mereka disini berjuang untuk makan,

untuk anak cucu mereka, untuk tanah air. Namanya

tanah air, tanah kita yang punya masak air beli?”

jelasnya depan kamera.

Kode kamera: Merepresentasikan kedekatan

terhadap wanita Samin dan perjuangnya

menolak pabrik semen. Menunjukan

antusiasme dari sisi pegiat seni yang datang dan

ikut mendukung wanita Samin.

2. Kode Musik Tembang macapat dandang gula

Lagu yang disajikan sebagai pembuka film saat

menunjukan keindahan pegunungan karst

Kendeng, beserta beberapa scene lainnya.

Unseen force at work instrument

Musik latar yang digunakan pada extreme wide

shot video yang diambil dari high angle.

Page 105: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

92

Instrumen dramatis ini mengiringi hamparan

lahan tambang dan teks narasi yang bergantian.

Dua musik tersebut menjadi ciri khas dan

komponen musik utama dalam film

dokumenter “Samin vs Semen”. Kolaborasi

antara lagu jawa yang kental dengan nada

sinden bersama instrument dramatis yang

menunjukan keseriusan konflik dalam film.

Lagu Kendeng Lestari

Merepresentasikan perjuangan wanita Samin

melalui lagu yang dilantunkan dengan lantang.

3. Kode Karakter Karakter yang ditunjukkan dalam film yaitu

petani dan masyarakat yang menolak pabrik

semen dan pihak pro-semen (perwakilan

pemerintah) seperti polisi, tentara, perangkat

desa, dan preman bayaran.

Polisi dan tentara

Dominan dengan karakter keras yang

ditunjukan dari sikap represif aparat terhadap

warga sipil saat demontrasi berlangsung.

Petani

Peran paling menonjol dalam film yang

ditunjukan melalui beberapa tokoh utama,

yaitu: Gunarti (wanita Samin), Gunretno

(warga Kendeng), dan Joko Prianto (pemuda

dan petani Kendeng).

Gunarti merupakan representasi wanita Samin

yang dengan vocal memperjuangkan tanah

Page 106: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

93

mereka dari ekspansi tambang dan pabrik

semen. Gunretno merupakan salah seorang

warga yang memahami dengan baik apa yang

diperjuangkan dan siapa yang dilawan. Dia

pergi ke daerah terdampak pabrik semen di

Tuban demi mewawancarai warga di sana.

Sedangkan Joko Prianto menurut wawancara

dia sejak awal memperjuangkan Kendeng

melalui berbagai jalur dan merasakan

intimidasi yang cukup serius dari pihak pro-

semen.

4. Kode Setting Scene 15,

07.45: Dua orang warga keluar dari rumah

dengan cat karikatur unik bertuliskan, “Jangan

rebut tanah kami! Petani mboten tiyang bodo

(petani bukan orang bodoh)”

Kode setting: Merepresentasikan kritik dan

perlawanan melalui karikatur dinding

rumah warga Samin.

Scene 27

16.48: Inter cut kondisi demo di lokasi proyek

semen. Polisi menyingkirkan spanduk besar

yang di pasang para petani demonstran di

tengah jalan. Truk-truk proyek semen muatan

besar pun dapat melintas tanpa halangan.

Kode setting: Merepresentasikan

perlawanan antara polisi dangan warga

Page 107: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

94

sipil (petani kendeng) pada saat

demonstrasi berlangsung.

Scene 34

24.31-25.40: Inter cut scene wide angle petani

mencangkul di lahan sawahnya yang kering,

petani menyiram pestisida di lahan lain, petani

mencangkul jalan pengairan sawah yang

kering, tiga petani menanam padi, gemercik

aliran air sungai, seorang laki-laki berjalan

memasuki sungai dalam gua untuk mandi, tetes

air dari bebatuan dalam gua, anak-anak

bermain di sungai.

Kode setting: Merepresentasikan bahwa

warga Samin dapat hidup sejahtera tanpa

adanya pabrik semen yang masuk ke daerah

mereka.

Scene 39

29.25-30.07: Inter cut scene seorang warga

Samin mengenakan pakaian adat bersandar

pada pohon di halaman rumah berlatar tanah,

segerombol warga berinteraksi satu sama lain

di depan warung dengan kendaraannya

masing-masing, back drop baleho besar yang

di pasang di pinggir jalan, seorang lansia duduk

melamun di kursi kayu depan rumah dengan

latar sepeda tua, papan bertuliskan ‘usir antek-

antek semen’ yang di tempel di pohon,

backdrop atau baleho besar di jalan utama desa

Page 108: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

95

bertuliskan “Pencabut surat ‘tolak =

pengkhianat (kubela tanahku sampai mati)”,

dan kehidupan warga Samin setempat. Scene

diiringi latar musik jawa (tembang macapat:

Dandang Gulo).

Kode setting: Merepresentasikan penolakan

pabrik semen dalam kehidupan mereka

yang terlihat melalui simbol perlawanan,

baleho atau papan bertuliskan “Tolak

pabrik semen!” dan sebagainya.

Scene 42

32.27: Wide shot kondisi sekitar PT Semen

Indonesia di Tuban yang diputar dengan inter

cut. Menampakkan pabrik semen dari laut,

seorang warga di pinggir pantai, lahan yang

terdampak tambang dan lokasi sekitarnya.

Kode setting: Merepresentasikan dampak

kerusakan yang diakibatkan pabrik semen

di daerah lain (Tuban). Beserta penyesalan

warga sekitar yang saat itu terpaksa

menjual lahan lantaran paksaan di masa

orde baru.

3. Level Ideologi

Level ideologi (ideology) merupakan elemen yang dikemas agar

koheren dan dapat diterima oleh masyarakat sosial sesuai kode-kode

ideologis. Diantaranya seperti: individualisme, patriarki, kelas sosial,

meterialisme, kapitalisme, dst.

Page 109: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

96

Peneliti menganalisis bahwa tedapat ideologi kapitalisme dan

feminisme dalam film dokumenter “Samin vs Semen”. Kapitalisme dapat

diartikan sebagai kegiatan usaha yang menggunakan modal sebagai

kekuatan utamanya, kekuatan modal tersebut bisa berwujud mesin dan alat-

alat produksi yang digunakan untuk aktivitas industri dengan harapan untuk

menghasilkan laba atau keuntungan. Secara tidak langsung, hal ini

menyebabkan perusahaan-perusahaan negara di sektor manufaktur (semen,

kertas, mesi, dan pupuk) bertambah besar dan kian padat modal dibanding

perusahaan-perusahaan swasta. (Hiariej:96)

Kapitalisme para pemilik modal seperti halnya PT Semen Indonesia

yang berlabel BUMN telah mempermudah mereka melakukan ekspansi ke

berbagai daerah termasuk Pati dan Rembang. Mereka mendirikan pabrik

semen dengan dalih kepentingan bangsa dan negara. Kekuasaan pemerintah

dalam hal ini ditunjukan melalui aparat polisi dan tentara yang hadir

melakukan pengamanan ketat bahkan perlakuan represif terhadap warga

sipil, para petani Kendeng. Juga ditunjukan melalui sikap pemerintah

khususnya gubernur Jawa Tengah yang mendukung proyek tersebut tanpa

mengkaji ulang tuntutan warga Samin.

Hal ini menunjukan bahwa negara memainkan peran menentukan

dalam pembangunan ekonomi dan melindungi para pemodal. Keterlibatan

dalam pembangunan ekonomi diwarnai dengan kian merosotnya peran

langsung negara lewat pemilikan sumber daya, terutama sejak krisis minyak

pertengahan 1980-an. Di lain pihak upaya negara melindungi kelas kapitalis

menunjukan gambaran yang tidak kalah menarik. Secara garis besar

ketegangan antara hubungan negara-pemodal yang subjektif dan objektif

masih terus berkecamuk. Krisis selalu menjadi titik penting bagi setiap

upaya mendesak pola hubungan yang objektif. Tapi ketika situasi pulih,

godaan untuk mengembalikan pola hubungan yang subjektif tetap besar.

(Hiariej:115)

Page 110: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

97

Adanya penurunan kesejahteraan secara nasional, telah mendorong

wanita untuk berperan serta dalam membantu kesejahteraan keluarga perlu

mendapat perhatian dan dukungan yang positif. Peran kaum perempuan

yang memiliki dorongan untuk bekerja di Indonesia sebagai negara yang

mayoritas beragama Islam di saat kini tidak dapat dinilai semata-mata

sebagai sebuah alasan untuk mencari kebebasan, tapi sebagai suatu usaha

mulia seorang hamba Allah yang dapat mengangkat harkat dirinya dan

keluarganya atau dengan kata lain sebagai suatu usaha untuk merevitalisasi

seluruh aspek kehidupannya yang tetap berada dalam rentang kendali Al

Qur’an dan Hadist. (Djoeffan:285)

Perjuangan mereka tidak semata berfokus kepada isu gender semata

yang membela buruh wanita, bahkan kini telah mengarah kepada naluri

keibuan sebagai pembela anak-anak , pembela kaum tak berpunya (tukang

becak) yang dipelopori oleh Wardah Hafiz, demokrasi oleh Ratna

Sarumpaet. Menurut teori feminis Ropers-Huilman terdapat tiga prinsip:

pertama, wanita memiliki peran dalam segala aspek kehidupan. Kedua,

sebagai kelompok yang kerap mendapat tekanan, wanita menjadi sulit

meraih potensi, memperoleh penghargaan, atau dapat berpartisipasi penuh

di masyarakat. Ketiga, penelitian mengenai feminis harus melakukan lebih

dari sekadar kritik, namun juga bergerak untuk perubahan sosial. (Pasque:5)

Sedangkan feminisme yang peneliti temukan dalam film “Samin vs

Semen” ditunjukan melalui peran besar para wanita Samin yang juga petani

di daerah setempat dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan menolak

keras pabrik semen. Mulai dari berkumpul bersama tokoh masyarakat,

demonstrasi di garda terdepan memblokir jalanan lokasi pabrik, berdo’a

bersama pada malam hari di pabrik semen, mendirikan tenda dan menjaga

secara bergantian, bernyanyi lagu perjuangan, dll. Peran penting wanita

Samin ditunjukkan melalui karakter Gunarti sebagai ibu rumah tangga,

pendidik anaknya dan juga petani. Para wanita Kendeng dalam film

Page 111: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

98

menunjukan sikapnya bahwa mereka merupakan warga Samin bagian dari

buruh (petani) yang menjaga keluarga, suku, dan alam.

Secara keseluruhan, kritik sosial dalam film tersebut dapat dilihat

dari ketiga level, secara realitas, representasi dan ideologi yang sudah

dianalisa peneliti dalam table. Namun secara ideologi, kritik tersebut

kebanyakan tersirat dalam wawancara seperti pada scene 17, 21, 22, 25, 38,

40. Selain itu terlihat dari setting berbagai atribut yang menunjukan

penolakan semen, seperti pada scene 39 dan 15. Kritik juga

direpresentasikan melalui demonstrasi yang mereka lakukan di lokasi

pabrik. Dan yang terakhir kritik sosial sangat gamblang pada lagu Kendeng

Lestari yang dinyanyikan para wanita Samin pada scene 30.

G. Pembahasan

Dalam penelitian ini Watchdoc membangun persepsi kepada publik bahwa

tidak mudah bagi rakyat kecil menentang kehendak para kapitalis, seperti yang

ditunjukan dalam judulnya “Samin vs Semen”. Watchdoc ingin menampakan

sisi lain dari proyek pembangunan pabrik semen di Rembang dan Pati yang

jarang diangkat di media arus utama. Bahwa sejatinya sebagian besar

masyarakat Samin sangat menentang proyek tersebut, dan berbagai cara mereka

tempuh demi mempertahankan hak-haknya.

Hanya saja Watchdoc tidak memaparkan dengan jelas kronologi perjalanan

tuntutan hukum yang ditempuh warga Samin secara detail. Juga bukti otentik

yang diajukan pihak Samin ke pengadilan yang membenarkan upaya yang

mereka tempuh dan meyakinkan penonton akan perjuangan warga Samin.

Padahal dalam film dokumenter juga diperlukan fakta dan bukti otentik

tersebut. Jika lebih dominan menceritakan kesedihan yang dialami korban,

dikhawatirkan condong menjadi jurnalisme provokasi.

Hasil analisis semiotika citizen journalism (jurnalisme warga) dalam

“Samin vs Semen” melalui kode pertelevisian John Fiske dilakukan dengan

Page 112: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

99

pembagian tiga level. Pertama, level realitas melihat aspek peristiwa yang

ditandakan sebagai realitas dengan meninjau hal-hal seperti: penampilan,

pakaian, make-up, lingkungan, perilaku, gaya bicara, gestur, ekspresi, suara dan

dalam bahasa tulis berupa dokumen, transkip wawancara, dsb.

Berdasarkan analisis melalui level realitas, peneliti menggunakan empat

kode yaitu: kode ekspresi dan perilaku, kode gestur, kode kostum, dan kode

percakapan. Temuan data pada kode ekspresi sebanyak delapan scene, kode

gestur sebanyak lima scene, kode kostum sebanyak dua scene, dan kode

percakapan sebanyak 13 scene. Dari keempat kode dapat disimpulkan

bahwasanya terdapat kritik sosial yang disampaikan dalam berbagai potongan

scene film, seperti adanya kode ekspresi jengkel, sedih, marah. Setelah itu

adanya kode gestur seperti tangan menunjuk, jabat tangan, tangan mengepal ke

atas sebagai sebagai tanda semangat perjuangan dan sebagainya. Kode kostum

ditunjukan dengan kesederhanaan cara berpakaian petani Kendeng, juga kaos

sablon “tolak pabrik semen” yang dikenakan narasumber. Lalu beberapa scene

percakapan yang mengandung kritik sosial dikarenakan narsumber

mengungkap bahwa pabrik semen menjanjikan kesejahteraan semu di saat

mereka sudah merasa hidup sejahtera dengan kehidupannya.

Kedua, level representasi (representation) ditinjau dari sisi teknis,

seperti sudut pandang kamera, pencahayaan, musik yang mentransmisikan kode

representasional konvensional, yang membentuk representasi, misalnya: narasi,

konflik, karakter, tindakan, dialog, casting, dll. Dalam analisa pada level ini,

peneliti menggunakan empat kode, yaitu: kode kamera, kode musik, kode

karakter, dan kode setting. Pada kode kamera terdapat temuan data sebanyak 28

scene, kode musik sebanyak tiga jenis musik, kode karakter sebanyak dua

karakter dan kode setting sebanyak lima scene.

Pada kode kamera, teknik pengambilan video terdiri dari establishing

shot (extreme wide shot), full shot, intercut shot, overshoulder shot, point of

view, dan close up. Pengambilan video dengan establishing long shot

Page 113: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

100

bermaksud menceritakan keterangan latar tempat, waktu, dan situasi. Hamparan

pegunungan karst Kendeng menggambarkan keindahan alam dan

merepresentasikan bawa film ini menceritakan ekspansi pabrik semen yang

terjadi di Kendeng, Rembang. Setiap teknik pengambilan video memiliki

maksudnya masing-masing. Full shot memberikan gambaran jelas, intercut

memberi gambaran dengan menggabungkan berberapa sudut pandang,

overshoulder dan point of view menunjukan kedekatan wartawan pada subjek

yang diliput, dan close up menunjukan sisi kemanusiaan dan emosional.

Kebanyakan scene diambil dengan full shot dan close up shot karena sebagian

besar berisi wawancara dengan warga Kendeng.

Selanjutnya pada kode musik terdapat tiga komponen utama, yaitu:

Tembang Macapat Dandang Gulo sebagai pembuka film, instrument dramatis

Unseen Force at Work, dan lagu Kendeng Lestari. Kedua musik tersebut

menjadi ciri khas dan komponen musik utama dalam film dokumenter “Samin

vs Semen”. Kolaborasi antara lagu jawa yang kental dengan nada sinden

bersama instrument dramatis yang menunjukan keseriusan konflik dalam film.

Sedangkan lagu Kendeng Lestari merepresentasikan perjuangan wanita Samin

melalui lagu yang dilantunkan dengan lantang. Lirik dalam lagu tersebut

tersebut mengandung kritik sosial dan semangat perjuangan.

Serta terdapat kode karakter yang ditemukan oleh peneliti, yaitu tentara

dan petani. Namun karakter utama yang diangkat ialah beberapa tokoh petani

yang juga warga Samin. Diantaranya Gunarti, Gunretno, dan Joko Prianto.

Gunarti seorang wanita Samin yang memperjuangkan hak-haknya dan menolak

pabrik semen dengan melakukan advokasi dari pintu ke pintu dan desa ke desa.

Gunretno dan Joko Prianto juga berperan melalui jalur lainnya, temasuk

mengajukan gugatan ke pengadilan. Kode setting dapat dilihat dari scene

demonstrasi di lokasi pendirian pabrik, dinding warga yang dicat dengan

karikatur “tolak pabrik semen” beserta simbol-simbol perlawanan lainnya yang

mengandung kritik sosial.

Page 114: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

101

Ketiga, level ideologi merupakan elemen yang dikemas agar koheren

dan dapat diterima oleh masyarakat sosial sesuai kode-kode ideologis.

Diantaranya seperti: individualisme, patriarki, kelas sosial, meterialisme,

kapitalisme, dst. Selain menampilkan ketimpangan sosial yang terjadi, dalam

film “Samin vs Semen” dinarasikan dengan jelas bahwa ketimpangan tersebut

merupakan akibat dari kapitalisme di Indonesia. Warga sipil, para petani

Kendeng tidak dapat memepertahankan tanah milik mereka dan menjaga alam

pegunungan Kendeng. Ideologi kapitalisme ini terlihat dengan adanya

kepentingan ekonomi politik antara pemerintah dengan pemodal, terlebih

mengingat PT Semen Indonesia merupakan bagian dari BUMN.

Selain kapitalisme, peneliti juga menemukan ideologi feminisme dalam

film “Samin vs Semen” ditunjukan melalui peran besar para wanita Samin yang

juga petani di daerah setempat dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan

menolak keras pabrik semen. Para wanita Kendeng yang banyak ditampilkan

dalam film menunjukan sikapnya dengan tegas bahwa mereka merupakan

warga Samin bagian dari buruh (petani) yang menjaga keluarga, suku, dan alam

yang mereka cintai.

Platform youtube yang digunakan untuk mempublikasikan film

dokumenter untuk khalayak sangat tepat. Semua kalangan dapat mengakses

film tersebut tanpa terkecuali, hanya membutuhkan koneksi internet untuk

menonton. Komunikasi massa yang terjadi disini bukan saja komunikasi searah,

karena penonton dapat memberikan feedback dalam kolom komentar. Seperti

yang disampaikan pada teori semiotika John Fiske di atas, penonton juga bebas

memaknai nilai dalam film.

Beberapa film dokumenter yang diproduksi Watchdoc meraih jutaan

viewers, bahkan Sexy Killers yang dirilis tahun lalu kini mencapai 31 juta

viwers di channel youtube Watchdoc Image. Hal ini membuktikan antusiasme

masyarakat untuk menonton film dokumenter yang dapat dengan mudah

diakses melalui youtube oleh semua orang. Film Samin vs Semen pun meliliki

Page 115: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

102

951 komentar hingga 4 Juni 2020. Selama masa physical distancing saat

pandemi corona, jumlah viewers cukup meningkat. Sebagian penonton

berkomentar bahwa mereka mengisi waktu luangnya dengan menonton channel

tersebut sebagai salah satu bentuk melek isu sosial. Tidak sedikit pula yang

menuangkan pujian di kolom tersebut, juga menyampaikan poin penting yang

mereka pelajari dari film yang ditontonnya.

Efisiensi penggunaan platform youtube dapat dilihat dari meningkatnya

jumlah viewers, dan juga jumlah pengguna internet dan pengakses youtube yang

terus meningkat setiap waktu. Para viewers yang menyukai salah satu film milik

Watchdoc pun tidak segan untuk subscribe dan menyalakan notifikasi agar

dapat update apabila video baru dirilis. Sejak dibuatnya channel tersebut hingga

kini memiliki 529 ribu subscriber dan kian bertambah. Hal ini menjadi salah

satu bukti bahwa masyarakat ingin membuka mata dan memahami konflik atau

isu sosial yang tengah terjadi di negeri ini.

Pasca film ini rilis pun respon masyarakat sangat baik. Bahkan dua

tahun setelahnya melakukan tur nonton bareng film dokumenter Samin vs

Semen di 10 kota di Jerman. Meski demikian, ada pihak yang tidak suka dengan

kehadiran film tersebut hingga membuat konten palsu yang bermaksud

menjatuhkan film Samin vs Semen. Beberapa pihak juga menuduh bahwa

tuntutan dan penolakan warga Samin terhadap pabrik semen ditunggangi

oknum. Namun dengan cukup literasi media, tentunya masyarakat dapat

menyaring dan memilah media mana yang kredibel, akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Hasil analisis secara keseluruhan menunjukan bahwa dalam pembuatan

film Samin vs Semen, secara teknis Watchdoc telah melakukan praktik citizen

journalism. Mereka menyajikan film dari sudut pandang warga Samin,

mengangkat fakta-fakta yang jarang diungkap media arus utama. Watchdoc

menyebut diri mereka sebagai media alternatif, yakni dengan memberikan

pilihan pada penonton selain media arus utama. Sedangkan citizen journalism

Page 116: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

103

merupakan bagian dari media alternatif seperti yang peneliti sampaikan pada

landasan teori. Melalui liputan tersebut, diharapkan film ini dapat membuka

mata, mempengaruhi opini publik dan mempengaruhi kebijakan setelahnya.

Peran citizen journalism juga disampaikan Nabi Muhammad SAW

dalam sebuah hadist. Rasulullah Sholallahu ‘alahi wa sallam menggambarkan

bahwa seorang muslim dengan muslim yang lain seperti sebuah bangunan.

يانيشد كالب ن عليهوسلمقالإنالمؤمنللمؤمن ب عضهعنأبموسىعنالنبيصلىالل ب عضاوشبكأصابعه

Artinya: Dari Abu Musa dari nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam beliau

bersabda: “Seorang mukmin dengan mukmin yang lain seperti sebuah

bangunan, yang mana sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” Dan

beliau merapatkan jari-jarinya.” (HR Al Bukhori dan Muslim)

Maka dari sini kita mengetahui bahwasanya Islam menganjurkan untuk

saling tolong menolong diantara sesama manusia. Dengan tolong menolong

akan terjalin tali persaudaraan yang kokoh. Dan diantara bentuk tolong

menolong terhadap sesama adalah dengan memerintahkan kebaikan dan

melarang dari kemunkaran. Kerja-kerja jusnalistik, khususnya citizen

journalism yang dijadikan subjek oleh peneliti pada dasarnya sejalan dengan

Islam dalam menyampaikan kebenaran dan menolong saudara yang

membutuhkan bantuan, terlebih kelompok yang lebih lemah.

Secara praktis, citizen journalism sejalan dengan teori tanggung jawab

sosial, sistem pers yang dianut di negeri ini. Pers tanggungjawab sosial bukan

saja mewakili kebanyakan masyarakat, namun juga memberi ruang dan peluang

bagi golongan minoritas atau oposisi untuk ikut bersuara melalui medianya.

Media alternatif citizen journalism Wacthdoc Image memilih menggunakan

film dokumeter dalam menyajikan produk jurnalistik. Hal tersebut juga salah

satu bentuk pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.

Page 117: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga,

peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam praktik dan cara kerjanya

Watchdoc termasuk citizen journalism. Salah satunya pada film dokumenter

Samin vs Semen yang meliput dari sudut pandang warga Samin dan

membela hak-hak yang diperjuangkan warga setempat beserta petani

Kendeng lainnya. Dengan demikian, Watchdoc menjadi media alternatif

dalam penyajian produk jurnalisme warga yang sekaligus melakukan

tanggung jawab sosial kepada publik.

Dari analisis semiotika John Fiske dalam film Samin vs Semen,

peneliti menyimpulkan adanya kritik sosial. Kritik atas ketimpangan sosial

diperlihatkan pada narasi yang disampaikan Watchdoc dalam film. Seperti

halnya penguasaan sumber daya alam hanya dipegang oleh kaum elit dan

para pemodal yang lebih mementingkan kepentingan ekonomi serta politik

golongan tertentu ketimbang masyarakat. Dan sisi ideologi feminisme para

wanita Samin selaku para petani Kendeng yang berada di garis terdepan

memperjuangkan hak-hak mereka.

Analisa ketiga level dari kode pertelevisian John Fiske menunjukan

bahwa Watchdoc telah memberi ruang kepada warga Samin untuk bersuara.

Dalam scene demontrasi menolak pabrik hingga shalawat bersama di malam

hari, para wanita menyanyikan lagu Kendeng Lestari, atribut dan baleho di

setiap sudut rumah yang menyakatan penolakan pabrik semen. Scene utama

yang berisi wawancara dengan beberapa warga Samin memaparkan

perjuangannya melawan kapitalisme industri semen yang terabaikan oleh

pemerintah maupun media arus utama.

Page 118: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

105

B. Saran

Pada akhir penelitian, penulis merasa perlu memberi saran terhadap

subjek penelitian ini. Masukan yang diberikan bertujuan agar penelitian

yang menggunakan media massa khususnya film dokumenter dapat lebih

baik dalam penelitian. Adapun saran dari penulis atau peneliti yaitu:

1. Bidang Akademis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

perkembangan penelitian Ilmu Komunikasi. Yakni untuk peneliti

lainnya yang bermaksud meneliti jurnalisme warga, representasi kritik

sosial dalam film, dan penelitian yang berkaitan dengan teori semiotika

dan kode pertelevisian John Fiske. Peneliti menyarankan agar

memperluas penyampaian dan analisa aspek sosial dan memaparkan

makna rinci dari karya jurnalisme berbentuk audio visual tersebut.

2. Bidang Praktis

Penulis berharap para filmmaker atau pembuat film di negeri ini

khusunya film dokumenter, dapat lebih banyak mengungkap

permasalahan sosial dalam karyanya. Hal ini bermaksud agar genre film

dokumentar dapat menjadi medi kritik bagi permasalahan sosial

khususnya yang kerap menimpa rakyat kecil. Seperti yang telah

dilakukan kru Watchdoc sebagai penyambung lidah masyarakat, penulis

menyarankan agar ke depannya Watchdoc tetap konsisten mengawal

narasi kepentingan publik khususnya rakyat kecil dan kaum minoritas

yang jarang ditampilkan di media arus utama.

Page 119: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

106

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Bowman, Shayne and Willis, Chris. 2003. We Media: How Audiences are

Shaping the Future of News and Information. US: The Media Center at American

Press Institute.

Denis, Mc Quail. 1991. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Hertley, John, 2004. Communication, Cultural and Media Studies. Routledge

Taylor and Francis Group: London and Newyork.

Kovach, Bill. 2003. Sembilan Elemen Jurnalisme, Jakarta: Pantau.

Laksono, Dandhy Dwi. 2018. Jurnalisme Investigasi. Yogyakarta: Penerbit Circa.

Schechter, Danny. 2007. Matinya Media dan Perjuangan Menyelamatkan

Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Siyoto, Sodik, 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media

Publishing:Yogyakarta.

Smith, Moriarty, Barbatsis, Kenney. 2005. Handbook of Visual Communication:

Theory, Methods, and Media. Lawrence Erlbaum Associates Publishers: London.

Sobur, Alex, 2018. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Thomson, Michael J., 2017. The Palgrave Handbook of Critical Theory. Palgrave

Macmillan US: Basingstoke, United Kingdom.

Wahyuni, Isti Nursih. 2014. Komunikasi Massa, Yogyakarta: Untirta Press.

Wahl-Jorgensen, Karin. Hanitzsch, Thomas. 2009. The Handbook of Jornalism

Studies. NewYork:Routledge

Skripsi

Arvi, Delvi Faisal, 2016. “Kritik Sosial Dalam Film Kuldesak”. Mahasiswa Ilmu

Komunikasi, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya

(STIKOSA-AWS).

Kurniawan, Akhmad, 2015. “Analisis Isi Kritik Sosial dalam Film Dokumenter

Belakang Hotel”. Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Page 120: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

107

Mulyawati, Sri, 2018. “Jurnalisme Advokasi dalam Film Dokumenter Jakarta

Unfair Produksi Watchdoc”. Mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik, Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Jurnal

Anggraini, Rani Diah, 2017. Perkembangan Citizen journalism di Indonesia:

Peluang dan dan Tantangan, Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi, Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta.

Gani, Amirsyah dan Nuraeni, Reni, 2019. “Representasi Kritik Sosial dalam Film

Dokumenter Dibalik Frekuensi” Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom.

Susetiawan. 1997. “Harmoni, stabilitas politik dan kritik sosial”, dalam Jurnal

UNISIA NO. 32/XV1I/1V/1997

Hiariej, Eric, 2006. Perkembangan Kapitalisme di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada. Volume 10, Nomor 1, Juli 2006.

ISSN 1410-4946.

Djoeffan, Sri Hidayati, 2001. Gerakan Feminisme di Indonesia: Tantangan dan

Strategi Mendatang. Dalam Jurnal Mimbar No 3 Tahun XVII Juli 2001,

UNISBA.

Pasque, P. A. & Errington Nicholson, S. (Eds.), 2011. Empowering women in

higher education and student affairs: Theory, research, narratives and practice

from feminist perspectives. Sterling, VA: Stylus and the American College

Personnel Association.

Yusuf, Muhamad Fahrudin, 2019. Dakwah Simbolik Hijrah Dan Moderasi Islam

Di Media Online. Jurnal AQLAM (Jurnal of Islam and Plurality), Volume 4, Nomer

2, Desember 2019. IAIN Manado.

Video

(https://www.youtube.com/watch?v=RuBE_dP900Y diakses pada 14 April 2020,

pukul 15.30)

( https://youtu.be/9APO9_yNbcgg diakses pada 14 April 2020 pukul 16.15)

(https://www.youtube.com/watch?v=8QqUbxDU8JA&t=53s diakses pada 16 Mei

2020 pukul 23.07)

Page 121: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

108

Website

(https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3464/Konvensi+RSKKNI+Produs

er+TV/0/berita_satker Diakses pada 16 April 2020 pukul 22.00)

(https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/4286/Pengguna+Internet+Indonesi

a+Nomor+Enam+Dunia/0/sorotan_media Diakses pada 16 April 2020 pukul 22.20)

(https://wearesocial.com/blog/2019/01/digital-2019-global-internet-use-

accelerates Diakses pada 16 April 2020 pukul 22.30)

(https://pakarkomunikasi.com/teori-new-media Diakses 16 April 2020 pukul 22.00)

(https://wearesocial.com/blog/2019/01/digital-2019-global-internet-use-

accelerates diakses pada tanggal 14 Maret 2020 pukul 23.00)

(http://filmindonesia.or.id/article/investasi-industri-film-indonesia-lokal-atau-

asing#.XpM6blUzbIV diakses pada tanggal 14 April 2020 pukul 23.00)

(https://www.jdlasica.com/journalism/what-is-participatory-journalism/ Diakses

14 April 2020 pukul 13.40)

(https://www.poynter.org/news/11-layers-citizen-journalism diakses 16/4/2020)

(https://www.jdlasica.com/journalism/what-is-participatory-journalism/? diakses

14 April 2020 pukul 13.40)

(http://culturca.narod.ru/Fiske1.htm diakses pada 17 April 2020, pukul 16.00)

(https://kbbi.web.id/film diakses pada 4 Juni 2020 pukul 16.20)

(https://watchdoc.co.id/about-us/ diakses pada 27 April 2020 pukul 00.35)

(https://www.youtube.com/user/watchd0c/about diakses pada 27 April 2020-00.57)

(https://tirto.id/m/dandhy-dwi-laksono-hM diakses 27 April 2020 pukul 00.50)

(https://tirto.id/upaya-ganjar-mengamankan-semen-rembang-ceBE,15/5/2020)

(https://www.dw.com/id/samin-vs-semen-diputar-di-10-kota-di-jerman/a-

38652664 diakses pada 15 Mei 2020 pukul 23.20)

(https://www.bbc.co.uk/academy/id/articles/art20140328100504834 diakses pada

27 Mei 2020 pukul 23.00)

(https://idseducation.com/articles/film-dokumenter-adalah-sebuah-rekaman-

aktualitas/ diakses pada 4 Juni 2020 pukul 20.00)

Page 122: KRITIK SOSIAL CITIZEN JOURNALISM DALAM KASUS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8818/1/skripsi titis.pdf · Meskipun tidak menyebut karyanya sebagai jurnalisme warga, peneliti

109

LAMPIRAN

Film Dokumenter “Samin vs Semen”