kriteria lokasi industri pengolahan pisang di kabupaten ... tenaga kerja masing-masing kecamatan...
TRANSCRIPT
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
1
Abstrak– Kabupaten Lumajang memiliki potensi hasil produksi
komoditas pisang sangat melimpah. Namun potensi ini belum
dimanfaatkan secara optimal, pemanfaatan komoditas pisang
hanya sebatas proses produksi. Berdasarkan arahan RTRW
Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kabupaten Lumajang,
menetapkan Kabupaten Lumajang sebagai pusat industri
pengolahan makanan (agroindustri, namun belum terdapat
fasilitas industri pengolahan pisang. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan kriteria lokasi industri pengolahan pisang
guna menunjang pemenuhan lokasi industri pengolahan pisang di
kabupaten Lumajang. Dalam penelitian ini digunakan metode
analisa deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan kriteria lokasi
industri pengolahan pisang di Kabupaten lumajang berdasarkan
standar dan peraturan yang berlaku. Analisa menghasilkan
kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten lumajang
meliputi: 1) Kriteria Indikator bahan baku meliputi kriteria
kuantitas bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ > 1,
kriteria kontinuitas adalah kecamatan dengan nilai pertumbuhan
positif (+). Sedangkan kriteria jarak dengan sumber bahan baku
adalah radius < 9,5 km. 2) Kriteria Indikator fisik tanah meliputi
kriteria topografi antara 0-1000 mdpl, sedangkan untuk kriteria
penggunaan lahan adalah pengunaan lahan selain permukiman,
pertanian dan kawasan konservasi. 3) Kriteria ketersediaan tenaga
kerja adalah tersedianya tenaga kerja tiap kecamatan yang
mencari kerja dengan jumlah lebih dari rata-rata pencari kerja
Kabupaten, dengan radius pergerakan tenaga kerja < 9,5 km. 4)
Kriteria ketersediaan pasar adalah tersedianya pasar dengan jauan
pelayanan maksimal 5 km. 5) Kriteria Indikator prasarana
meliputi kriteria pelayanan jaringan listrik dengan jangkauan
pelayanan 1,5 km dari titik trafo. Untuk kriteria pelayanan
jaringan telepon dengan jangkauan pelayanan 7 km dari lokasi
BTS. Untuk kriteria pelayanan jaringan air bersih dengan
jangkauan pelayanan 11 km dari titik sumber mata air. Sedangkan
untuk kriteria pelayanan jaringan jalan adalah jalan dengan
fingsi jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor
maksimal 5 km.
Kata Kunci: kriteria lokasi, industri pengolahan, pisang.
I. PENDAHULUAN
groindustri merupakan kegiatan industri yang berkaitan
langsung dengan kegiatan pertanian, dimana didalamnya
terdapat kegiatan pengolahan hasil pertanian menjadi
bahan jadi guna meningkatkan nilai tambah dari hasil produksi
pertanian serta mampu menjembatani antara sektor pertanian
dan industri yang didukung dengan sumberdaya alam yang
cukup banyak dan kurang dimanfaatkan secara maksimal [1].
Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang sektor
pertanian merupakan sektor utama Kabupaten Lumajang.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
516/Kpts/SR.120/12/2005, pisang merupakan komoditas
unggul di Kabupaten Lumajang dan sudah mendapat sertifikasi
dan menjadikan Kabupaten Lumajang sering kali disebut
sebagai Kota Pisang. Hasil produksi komoditas pisang
Kabupaten Lumajang pada tahun 2011 mencapai 1.261.176
kwintal atau sekitar 63,97% dari total hasil produksi buah-
buahan, dengan kata lain hasil produksi komoditas pisang
memiliki hasil produksi yang cukup mendominasi [2].
Dalam RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2019,
Kabupaten Lumajang merupakan kawasan agroindustri
pendukung agropolian Ijen yang menetapkan Kabupaten
Lumajang sebagai pusat industri pengolahan makanan [3]. Jika
ditinjau dari RTRW Kabupaten Lumajang tahun 2012-2032,
disebutkan bahwa pembangunan sektor industri di Kabupaten
Lumajang diarahkan pada peningkatan nilai tambah dan
produktifitas hasil pertanian yang didukung dengan
perkembangan agroindustri untuk mewujudkan perekonomian
yang kokoh [4].
Dalam menentukan dimana lokasi suatu industri tidak
dapat dikaji berdasarkan sebuah teori tunggal. Untuk
menentukan lokasi suatu industri secara komprehensif,
diperlukan gabungan dari berbagai teori dan disiplin ilmu.
Menentukan suatu lokasi industri terdapat beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan, diantaranya adalah ketersediaan
bahan baku, upah buruh, fasilitas pendukung, daya serap pasar
lokal, dan aksesibilitas dari tempat produksi ke wilayah
pemasaran yang dituju [5].
Kabupaten Lumajang memiliki potensi hasil pertanian
komoditas pisang yang cukup melimpah. Namun potensi ini
hanya dimanfaatkan sebatas proses produksi, selain itu potensi
ini dimanfaatkan oleh pelaku industri perorangan dan industri
di luar Kabupaten Lumajang, dimana dalam hal ini sangat
merugikan Kabupaten Lumajang. Jika ditinjau dari RTRW
Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kabupaten Lumajang
mengarahkan Kabupaten Lumajang pada kegiatan agroindustri
dan menetapkan Kabupaten Lumajang sebagai pusat industri
pengolahan makanan. Sementara itu, dalam RTRW Kabupaten
Lumajang belum direncanakan lokasi spesifik untuk
pengembangan industri pengolahan pisang, termasuk juga
kriteria lokasi dalam penentuan lokasi industri pengolahan
pisang.
Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang
di Kabupaten Lumajang
Rendy Rosyandana Zulkarnaen, dan Rulli Pratiwi Setiawan
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: [email protected]
A
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
2
II. METODE PENELITIAN
Analisa kriteria lokasi industri pengolahan pisang di
Kabupaten Lumajang ini dilakukan untuk melihat kriteria
lokasi industri pengolahan pisang dari masing-masing variabel
hasil sintesa kajian pustaka (Tabel 1). Adapun metode
penelitian yang digunakan untuk menentukan kriteria lokasi
industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang adalah
deskriptif, dimana metode ini mendeskripsikan kriteria dari
masing-masing variabel berdasarkan berbagai standart dan
peraturan yang berlaku sesuai dengan kriteria lokasi industri
pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang. Standar yang
digunakan diantaranya standart teknis palayanan jaringan
listrik PT. PLN (persero) unit Kabupaten Lumajang, standart
teknis pelayanan jaringan telepon PT. Telkom Kabupaten
Lumajang, standart teknis pelayanan air bersih PDAM
Kabupaten Lumajang. Sedangakan untuk peraturan yang
digunakan diantaranya Peratuan Menterti Pekerjaan Umum
No. 41 tahun 2007 dan Peraturan Menteri Perindustrian No.
35/M-IND/PER/3/2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan
Industri. Tabel 1
Variabel Penelitian
Indikator Variabel
Bahan Baku Kuantitas bahan baku pisang
Kontinuitas bahan baku pisang
Jarak dengan sumber bahan baku
Fisik Tanah Topografi
Penggunaan lahan
Tenaga Kerja Ketersediaan tenaga kerja
Pasar Ketersediaan pasar
Prasarana Ketersediaan pelayanan jaringan listrik
Ketersediaan pelayanan jaringan telepon
Ketersediaan pelayanan jaringan air bersih
Ketersediaan pelayanan jaringan jalan
Sumber : Peneliti, dari Kajian Pustaka, 2013
Berdasarkan variabel-variabel yang deperoleh dari hasil
kajian pustaka dalam Tabel 1 ini nantinya digunakan dalam
menentukan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di
Kaupaten Lumajang.
III. HASIL DAN DISKUSI
Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah Kabupaten
Lumajang dengan luas wilayah 179.090 Ha. Kabupaten
Lumajang terdiri dari 21 kecamatan. Batas wilayah Kabupaten
Lumajang adalah, Sebelah Utara: Kabupaten Pobolinggo,
Sebelah Selatan : Samudra Hindia, Sebelah Timur : Kabupaten
Jember, dan Sebelah Barat : Kabupaten Malang.
Dalam menentukan kriteria lokasi industri pengolahan
pisang di Kabupaten Lumajang ini dilakukan dengan
menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan
kriteria dari masing-masing variabel berdasarkan berbagai
standart dan peraturan yang berlaku sehingga nantinya dapat
diketahui kriteria lokasi industri pengolahan pisang di
Kabupaten Lumajang. Untuk hasil analisa kriteria lokasi
industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang akan
disajikan dalam Tabel 2,3,4,5, dan 6.
Tabel 2
Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di
Kabupaten Lumajang Indikator Bahan Baku
Variabel Kriteria
Kuantitas bahan
baku pisang
Berdasarkan hasil analisa LQ dalam analisa
kecamatan penghasil bahan baku, kriteria kuantitas
bahan baku ditinjau dari perhitungan nilai LQ tahun
2011. Apabila nilai LQ > 1 maka komoditas pisang
tersebut unggulan, sehingga dapat diasumsikan
komoditas pisang memiliki kuantitas yang cukup
banyak.
Kontinuitas bahan
baku pisang
Berdasarkan hasil analisa pertumbuhan dalam analisa
kecamatan penghasil bahan baku, kriteria kontinuitas
bahan baku ditinjau dari tingkat pertumbuhan
pertahun mulai tahun 2009-2011. Apabila hasil
perhitungan analisa pertumbuhan bernilai positif (+)
maka komoditas pisang mengalami pertumbuhan ,
sehingga dapat diasumsikan komoditas pisang
mengalami kontinuitas.
Jarak Dengan
Sumber Bahan
Baku
Jarak dengan bahan baku dinilai dari kedekatan lokasi
dari daerah sumber bahan baku. Berdasarkan
Berdasarkan Permenperin No. 35/M-IND/PER/3/2010
Tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri, lokasi
industri cenderung ditempatkan mendekati lokasi
bahan baku. Dengam mempertimbangkan bahan baku
yang mudah busuk atau rusak. Selain itu,
pertimbangan yang lain adalah aksesibilitas dari
proses pengangkutan bahan baku yang mempengaruhi
biaya pengangkutan. Untuk menentukan radius jarak
dengan sumber bahan baku maka digunakan jarak
yang dihasilkan dari rata-rata dari total jarak ibu kota
kecamatan dengan ibu kota kabupaten untuk melihat
kedekatan sumber bahan baku dari pusat kota.
Sumber : Hasil Analisa 2013
Berdasarkan analisa deskriptif kriteria lokasi industri
pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang pada indikator
bahan baku di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi
industri, adapun kriteria tersebut adalah.
1. Kecamatan dengan kuantitas baku yang memenuhi syarat
kecamatan bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ
hasil analisa menunjukkan nilai LQ > 1.
2. Kecamatan denga kontinuitas baku yang memenuhi syarat
kecamatan bahan baku adalah kecamatan dengan nilai
pertumbuhan hasil perhitungan analisa pertumbuhan
bernilai positif (+)
3. Jarak dengan sumber bahan baku yang memenuhi kriteria
lokasi industri adalah dalam radius 9,5 km dari lokasi
bahan baku (Perkebunan).
Untuk peta kriteria indikator bahan baku akan disajikan
pada Gambar 2, 3, dan 4.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
3
Gambar 2. Peta Kriteria Kuantitas Bahan Baku
Sumber : Hasil Analisa 2013
Didalam Gambar 2 menggambarkan kriteria kuantitas bahan
baku (LQ>1), dimana berdasarkan kriteria kuantitas bahan
baku dihasilkan kecamatan (perkebunan) yang memiliki
kuantutas bahan baku adalah kecamatan Ranuyoso, Gucialit,
Senduro, Pasrujambe, dan Tempursari.
Gambar 3. Peta Kriteria Kontinuitas Bahan Baku
Sumber : Hasil Analisa 2013
Didalam Gambar 3 menggambarkan kriteria kontinuitas
bahan baku (nilai pertumbuhan positif ”+”), dimana
berdasarkan kriteria kontinuitas bahan baku dihasilkan hampir
seluruh kecamatan (perkebunan) memenuhi kriteria kontinuitas
kecuali Kecamatan Padang, Lumajang, dan Yosowilangun.
Gambar 4. Peta Kriteria Jarak Dengan Sumber Bahan Baku
Sumber : Hasil Analisa 2013
Didalam Gambar 4 menggambarkan kriteria jarak dengan
sumber bahan baku, dimana berdasarkan kriteria jarak dengan
sumber bahan baku dihasilkan radius jangkauan sumber bahan
baku 9,5 km dari lokasi bahan baku itu sendiri.
Tabel 3
Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di
Kabupaten Lumajang Indikator Fisik Tanah
Variabel Kriteria
Topografi Ketinggian tanah yang mendukung pembangunan
industri menurut Permen PU no.41 tahun 2007
adalah ketinggian tidak lebih dari 1000 meter dpl
Penggunaan lahan Berdasarkan Permenperin No. 35/M-
IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis
Kawasan Industri, menjelaskan penggunaan lahan
yang sesuai untuk kawasan industri dengan
ketentuan:
1. Non Pertanian
2. Non Permukiman
3. Non Konservasi
Sumber : Hasil Analisa 2013
Berdasarkan analisa deskriptif kriteria lokasi industri
pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang pada indikator
Fisik Tanah di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi
industri, adapun kriteria tersebut adalah.
1. Kondisi topografi yang sesuai tidak lebih dari 1000 meter
di atas permukaan laut.
2. Penggunaan lahan yang sesuai adalah penggunaan lahan
yang tidak termasuk dalam penggunaan lahan permukiman,
pertanian, dan konservasi.
Untuk peta kriteria indikator fisik tanah akan disajikan pada
Gambar 5 dan 6.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
4
Gambar 5. Peta Kriteria Topografi
Sumber : Hasil Analisa 2013
Didalam Gambar 5 menggambarkan kriteria topografi,
dimana berdasarkan kriteria topografi dihasilkan lokasi yang
sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten
Lumajang berada pada kontur tidak lebih dari 1000 meter di
atas permukaan laut.
Gambar 6. Peta Kriteria Penggunaan Lahan
Sumber : Hasil Analisa 2013
Didalam Gambar 6 menggambarkan kriteria penggunaan
lahan, dimana berdasarkan kriteria penggunaan lahan
dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang
di Kabupaten Lumajang berada pada penggunaan lahan selain
permukiman, pertanian, dan daerah konservasi.
Tabel 4
Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di
Kabupaten Lumajang Indikator Tenaga Kerja
Variabel Kriteria
Ketersediaan tenaga
kerja
Berdasarkan ketentuan dari Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Lumajang, menjelaskan ketersediaan
tenaga kerja untuk kegiatan industri kecil dan
menengah ditinjau dari jumlah pencari kerja tiap
kecamatan dengan ketentuan jumlah pencari kerja
tiap kecamatan lebih dari rata jumlah pencari
kerja kabupaten. Pertimbangan kriteria ini adalah
semakin banyak jumlah tenaga kerja yang
Variabel Kriteria
mencari kerja, maka semakin mendukung
kegiatan industri serta dapat mengoptimalkan
pendayagunaan Sumber Daya Manusia yang ada.
Sedangkan untuk radius jarak pergerakan tenaga
kerja menggunakan jarak yang dihasilkan dari
rata-rata dari total jarak ibu kota kecamatan
dengan ibu kota kabupaten untuk melihat
kedekatan sumber tenaga kerja dari pusat kota.
Sumber : Hasil Analisa 2013
Berdasarkan analisa deskriptif kriteria lokasi industri
pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang pada indikator
Tenaga Kerja di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi
industri, adapun kriteria tersebut adalah.
1. Jumlah tenaga kerja masing-masing kecamatan yang
mencari kerja lebih dari rata-rata tenaga kerja yang mencari
kerja Kabupaten Lumajang.
2. Jarak yang sesuai untuk pergerakan tenaga kerja dari
sumber tenaga kerja menuju lokasi industri adalah dalam
radius 9,5 km dari sumber tenaga kerja (Permukiman).
Untuk peta kriteria indikator tenaga kerja akan disajikan
pada Gambar 7.
Gambar 7. Peta Kriteria Ketersediaan Tenaga Kerja
Sumber : Hasil Analisa 2013
Didalam Gambar 7 menggambarkan kriteria ketersediaan
tenaga kerja, dimana berdasarkan kriteria ketersediaan tenaga
kerja dihasilkan kecamatan yang memiliki ketersediaan tenaga
kerja adalah kecamatan Ranuyoso, Klakah, Randuagung,
Sukodono, Lumajang, Yosowilangun, Kunir, Tempeh,
Pasirian, Candipuro dan Tempursari, dengan pergeraka tenaga
kerja radius 9,5 km dari sumber tenaga kerja.
Tabel 5
Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di
Kabupaten Lumajang Indikator Pasar
Variabel Kriteria
Ketersediaan pasar Menurut Dinas Pasar Kabupaten Lumajang,
seluruh pasar di Kabupaten Lumajang termasuk
dalam pasar tradisional dengan jangkauan
pelayanan lokal (dalam lingkup Kabupaten)
mencapai radius 5 km.
Sumber : Hasil Analisa 2013
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
5
Berdasarkan analisa deskriptif kriteria lokasi industri
pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang pada indikator
pasar di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi industri,
adapun kriteria tersebut adalah jangkauan pelayanan pasar
tradisional di Kabupaten Lumajang mencapai jarak jangkauan
terjauh sebesar 5 km. Untuk peta kriteria indikator pasar akan
disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8. Peta Kriteria Pelayanan Pasar
Sumber : Hasil Analisa 2013
Didalam Gambar 8 menggambarkan kriteria pelayanan
pasar, dimana berdasarkan kriteria dihasilkan lokasi yang
sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten
Lumajang berada pada radius pelayanan pasar sejauh 5 km
dari lokasi pasar.
Tabel 6
Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di
Kabupaten Lumajang Indikator Prasarana
Variabel Kriteria
Ketersediaan
pelayanan Jaringan
listrik
Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan
listrik PT. PLN (Persero) unit Kabupaten
Lumajang, jangkauan pendistribusian jaringan
SUTR 20kV memiliki jangkauan maksimal 60
km dari Gardu induk. Sedangakan untuk
jangkauan pendistribusian jaringan tegangan
rendah 220V jangkauan maksimal 1,5 km dari
lokasi trafo menuju pelanggan.
Ketersediaan
pelayanan Jaringan
telepon
Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan
telepon PT. Telkom Kabupaten Lumajang,
jangkauan pendistribusian jaringan telepon
maksimal 7 km dari lokasi BTS menuju
pelanggan.
Ketersediaan
pelayanan Jaringan air
bersih
Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan
air bersih Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Lumajang, jangkauaan
pelayanan air bersih maksimal 11 km dari titik
sumber mata air.
Ketersediaan
pelayanan Jaringan
jalan
Berdasarkan Permenperin No. 35/M-
IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis
Kawasan Industri, menjelaskan jaringan jalan
yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan
industri adalah jaringan jalan yang memiliki
klasifikasi jalan yang tinggi yaitu jalan arteri dan
kolektor dengan jangkauan koridor 5 km.
Sumber : Hasil Analisa 2013
Berdasarkan analisa deskriptif kriteria lokasi industri
pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang pada indikator
prasarana di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi
industri, adapun kriteria tersebut adalah.
1. Lokasi yang terlayani jaringan listrik dalam radius 1,5 km
dari titik trafo.
2. Lokasi yang terlayani jaringan telepon dalam radius 7 km
dari lokasi BTS.
3. Lokasi yang terlayani jaringan air bersih dalam radius 11
km dari titik sumber mata air.
4. Jaringan jalan yang sesuai untuk lokasi industri adalah
jaringan jalan dengan fungsi jalan arteri dan kolektor, serta
radius koridor jalan sejauh 5 km.
Untuk peta kriteria indikator prasarana akan disajikan pada
Gambar 9, 10, 11, dan 12.
Gambar 9. Peta Kriteria Pelayanan Jaringan Listrik
Sumber : Hasil Analisa 2013
Didalam Gambar 9 menggambarkan kriteria pelayanan
jaringan listrik, dimana berdasarkan kriteria pelayanan
jaringan listrik dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri
pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius
pelayanan jaringan listrik sejauh 1,5 km dari titik trafo.
Gambar 10. Peta Kriteria Pelayanan Jaringan Telepon
Sumber : Hasil Analisa 2013
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
6
Didalam Gambar 10 menggambarkan kriteria pelayanan
jaringan telepon, dimana berdasarkan kriteria pelayanan
jaringan telepon dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri
pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius
pelayanan jaringan telepon sejauh 7 km dari titik BTS.
Gambar 11. Peta Kriteria Pelayanan Jaringan Air Bersih
Sumber : Hasil Analisa 2013
Didalam Gambar 11 menggambarkan kriteria pelayanan
jaringan air bersih, dimana berdasarkan kriteria pelayanan
jaringan air bersih dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri
pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius
pelayanan jaringan bersih sejauh 11 km dari titik sumber mata
air.
Gambar 12. Peta Kriteria Pelayanan Jaringan Jalan
Sumber : Hasil Analisa 2013
Didalam Gambar 12 menggambarkan kriteria pelayanan
jaringan jalan, dimana berdasarkan kriteria pelayanan jaringan
jalan dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan
pisang di Kabupaten Lumajang berada pada pelayanan
jaringan jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor 5
km.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan diskusi, kriteria lokasi industri
pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang adalah:
a. Kriteria Indikator bahan baku diantarnya kriteria kuantitas
bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ > 1. Untuk
kriteria kontinuitas adalah kecamatan dengan nilai
pertumbuhan positif (+). Sedangkan unutk kriteria jarak
dengan sumber bahan baku adalah radius < 9,5 km.
b. Kriteria Indikator fisik tanah diantaranya kriteria topografi
antara 0-1000mdpl, sedangkan untuk kriteria penggunaan
lahan adalah pengunaan lahan selain permukiman,
pertanian dan kawasan konservasi.
c. Kriteria ketersediaan tenaga kerja adalah tersedianya
tenaga kerja tiap kecamatan yang mencari kerja dengan
jumlah lebih dari rata-rata pencari kerja Kabupaten
Lumajang, dengan radius pergerakan tenagakerja < 9,5 km.
d. Kriteria ketersediaan pasar adalah tersedianya pasar
dengan jauan pelayanan maksimal 5 km.
e. Kriteria Indikator prasarana diantaranya kriteria pelayanan
jaringan listrik dimana jangkauan pelayanan maksimal 1,5
km dari titik trafo. Untuk kriteria pelayanan jaringan
telepon dimana jangkauan pelayanan maksimal 7 km dari
lokasi BTS. Untuk kriteria pelayanan jaringan air bersih
dimana jangkauan pelayanan maksimal 11 km dari titik
sumber mata air. Sedangkan untuk kriteria pelayanan
jaringan jalan adalah jalan dengan fingsi jalan arteri dan
kolektor dengan jangkauan koridor maksimal 5 km.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Santoso, Imam. 2006. Pengantar Agroindustri. Malang : Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
[2] Badan Pusat Statistik Jawa Timur. 2011. Kabupaten Lumajang Dalam
Anggka 2011. Surabaya : Badan Pusat Statistik Jawa Timur.
[3] Badan Perencanaan Provinsi Jawa Timur. 2009. Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Timur 2009. Surabaya : Pemerintah Provinsi
Jawa Timur.
[4] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Lumajang.
2009. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang Tahun 2008-
2028. Lumajang : Pemda Kabupaten Lumajang.
[5] Tarigan, Robinson, 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta :
Bumi Aksara.