kriteria lokasi industri pengolahan pisang di kabupaten ... tenaga kerja masing-masing kecamatan...

6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 AbstrakKabupaten Lumajang memiliki potensi hasil produksi komoditas pisang sangat melimpah. Namun potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal, pemanfaatan komoditas pisang hanya sebatas proses produksi. Berdasarkan arahan RTRW Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kabupaten Lumajang, menetapkan Kabupaten Lumajang sebagai pusat industri pengolahan makanan (agroindustri, namun belum terdapat fasilitas industri pengolahan pisang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria lokasi industri pengolahan pisang guna menunjang pemenuhan lokasi industri pengolahan pisang di kabupaten Lumajang. Dalam penelitian ini digunakan metode analisa deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten lumajang berdasarkan standar dan peraturan yang berlaku. Analisa menghasilkan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten lumajang meliputi: 1) Kriteria Indikator bahan baku meliputi kriteria kuantitas bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ > 1, kriteria kontinuitas adalah kecamatan dengan nilai pertumbuhan positif (+). Sedangkan kriteria jarak dengan sumber bahan baku adalah radius < 9,5 km. 2) Kriteria Indikator fisik tanah meliputi kriteria topografi antara 0-1000 mdpl, sedangkan untuk kriteria penggunaan lahan adalah pengunaan lahan selain permukiman, pertanian dan kawasan konservasi. 3) Kriteria ketersediaan tenaga kerja adalah tersedianya tenaga kerja tiap kecamatan yang mencari kerja dengan jumlah lebih dari rata-rata pencari kerja Kabupaten, dengan radius pergerakan tenaga kerja < 9,5 km. 4) Kriteria ketersediaan pasar adalah tersedianya pasar dengan jauan pelayanan maksimal 5 km. 5) Kriteria Indikator prasarana meliputi kriteria pelayanan jaringan listrik dengan jangkauan pelayanan 1,5 km dari titik trafo. Untuk kriteria pelayanan jaringan telepon dengan jangkauan pelayanan 7 km dari lokasi BTS. Untuk kriteria pelayanan jaringan air bersih dengan jangkauan pelayanan 11 km dari titik sumber mata air. Sedangkan untuk kriteria pelayanan jaringan jalan adalah jalan dengan fingsi jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor maksimal 5 km. Kata Kunci: kriteria lokasi, industri pengolahan, pisang. I. PENDAHULUAN groindustri merupakan kegiatan industri yang berkaitan langsung dengan kegiatan pertanian, dimana didalamnya terdapat kegiatan pengolahan hasil pertanian menjadi bahan jadi guna meningkatkan nilai tambah dari hasil produksi pertanian serta mampu menjembatani antara sektor pertanian dan industri yang didukung dengan sumberdaya alam yang cukup banyak dan kurang dimanfaatkan secara maksimal [1]. Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang sektor pertanian merupakan sektor utama Kabupaten Lumajang. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 516/Kpts/SR.120/12/2005, pisang merupakan komoditas unggul di Kabupaten Lumajang dan sudah mendapat sertifikasi dan menjadikan Kabupaten Lumajang sering kali disebut sebagai Kota Pisang. Hasil produksi komoditas pisang Kabupaten Lumajang pada tahun 2011 mencapai 1.261.176 kwintal atau sekitar 63,97% dari total hasil produksi buah- buahan, dengan kata lain hasil produksi komoditas pisang memiliki hasil produksi yang cukup mendominasi [2]. Dalam RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2019, Kabupaten Lumajang merupakan kawasan agroindustri pendukung agropolian Ijen yang menetapkan Kabupaten Lumajang sebagai pusat industri pengolahan makanan [3]. Jika ditinjau dari RTRW Kabupaten Lumajang tahun 2012-2032, disebutkan bahwa pembangunan sektor industri di Kabupaten Lumajang diarahkan pada peningkatan nilai tambah dan produktifitas hasil pertanian yang didukung dengan perkembangan agroindustri untuk mewujudkan perekonomian yang kokoh [4]. Dalam menentukan dimana lokasi suatu industri tidak dapat dikaji berdasarkan sebuah teori tunggal. Untuk menentukan lokasi suatu industri secara komprehensif, diperlukan gabungan dari berbagai teori dan disiplin ilmu. Menentukan suatu lokasi industri terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, diantaranya adalah ketersediaan bahan baku, upah buruh, fasilitas pendukung, daya serap pasar lokal, dan aksesibilitas dari tempat produksi ke wilayah pemasaran yang dituju [5]. Kabupaten Lumajang memiliki potensi hasil pertanian komoditas pisang yang cukup melimpah. Namun potensi ini hanya dimanfaatkan sebatas proses produksi, selain itu potensi ini dimanfaatkan oleh pelaku industri perorangan dan industri di luar Kabupaten Lumajang, dimana dalam hal ini sangat merugikan Kabupaten Lumajang. Jika ditinjau dari RTRW Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kabupaten Lumajang mengarahkan Kabupaten Lumajang pada kegiatan agroindustri dan menetapkan Kabupaten Lumajang sebagai pusat industri pengolahan makanan. Sementara itu, dalam RTRW Kabupaten Lumajang belum direncanakan lokasi spesifik untuk pengembangan industri pengolahan pisang, termasuk juga kriteria lokasi dalam penentuan lokasi industri pengolahan pisang. Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Rendy Rosyandana Zulkarnaen, dan Rulli Pratiwi Setiawan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected] A

Upload: ngomien

Post on 13-May-2018

229 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten ... tenaga kerja masing-masing kecamatan yang mencari kerja lebih dari rata-rata tenaga kerja yang mencari kerja Kabupaten Lumajang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

1

Abstrak– Kabupaten Lumajang memiliki potensi hasil produksi

komoditas pisang sangat melimpah. Namun potensi ini belum

dimanfaatkan secara optimal, pemanfaatan komoditas pisang

hanya sebatas proses produksi. Berdasarkan arahan RTRW

Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kabupaten Lumajang,

menetapkan Kabupaten Lumajang sebagai pusat industri

pengolahan makanan (agroindustri, namun belum terdapat

fasilitas industri pengolahan pisang. Penelitian ini bertujuan

untuk menentukan kriteria lokasi industri pengolahan pisang

guna menunjang pemenuhan lokasi industri pengolahan pisang di

kabupaten Lumajang. Dalam penelitian ini digunakan metode

analisa deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan kriteria lokasi

industri pengolahan pisang di Kabupaten lumajang berdasarkan

standar dan peraturan yang berlaku. Analisa menghasilkan

kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten lumajang

meliputi: 1) Kriteria Indikator bahan baku meliputi kriteria

kuantitas bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ > 1,

kriteria kontinuitas adalah kecamatan dengan nilai pertumbuhan

positif (+). Sedangkan kriteria jarak dengan sumber bahan baku

adalah radius < 9,5 km. 2) Kriteria Indikator fisik tanah meliputi

kriteria topografi antara 0-1000 mdpl, sedangkan untuk kriteria

penggunaan lahan adalah pengunaan lahan selain permukiman,

pertanian dan kawasan konservasi. 3) Kriteria ketersediaan tenaga

kerja adalah tersedianya tenaga kerja tiap kecamatan yang

mencari kerja dengan jumlah lebih dari rata-rata pencari kerja

Kabupaten, dengan radius pergerakan tenaga kerja < 9,5 km. 4)

Kriteria ketersediaan pasar adalah tersedianya pasar dengan jauan

pelayanan maksimal 5 km. 5) Kriteria Indikator prasarana

meliputi kriteria pelayanan jaringan listrik dengan jangkauan

pelayanan 1,5 km dari titik trafo. Untuk kriteria pelayanan

jaringan telepon dengan jangkauan pelayanan 7 km dari lokasi

BTS. Untuk kriteria pelayanan jaringan air bersih dengan

jangkauan pelayanan 11 km dari titik sumber mata air. Sedangkan

untuk kriteria pelayanan jaringan jalan adalah jalan dengan

fingsi jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor

maksimal 5 km.

Kata Kunci: kriteria lokasi, industri pengolahan, pisang.

I. PENDAHULUAN

groindustri merupakan kegiatan industri yang berkaitan

langsung dengan kegiatan pertanian, dimana didalamnya

terdapat kegiatan pengolahan hasil pertanian menjadi

bahan jadi guna meningkatkan nilai tambah dari hasil produksi

pertanian serta mampu menjembatani antara sektor pertanian

dan industri yang didukung dengan sumberdaya alam yang

cukup banyak dan kurang dimanfaatkan secara maksimal [1].

Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang sektor

pertanian merupakan sektor utama Kabupaten Lumajang.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor :

516/Kpts/SR.120/12/2005, pisang merupakan komoditas

unggul di Kabupaten Lumajang dan sudah mendapat sertifikasi

dan menjadikan Kabupaten Lumajang sering kali disebut

sebagai Kota Pisang. Hasil produksi komoditas pisang

Kabupaten Lumajang pada tahun 2011 mencapai 1.261.176

kwintal atau sekitar 63,97% dari total hasil produksi buah-

buahan, dengan kata lain hasil produksi komoditas pisang

memiliki hasil produksi yang cukup mendominasi [2].

Dalam RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2019,

Kabupaten Lumajang merupakan kawasan agroindustri

pendukung agropolian Ijen yang menetapkan Kabupaten

Lumajang sebagai pusat industri pengolahan makanan [3]. Jika

ditinjau dari RTRW Kabupaten Lumajang tahun 2012-2032,

disebutkan bahwa pembangunan sektor industri di Kabupaten

Lumajang diarahkan pada peningkatan nilai tambah dan

produktifitas hasil pertanian yang didukung dengan

perkembangan agroindustri untuk mewujudkan perekonomian

yang kokoh [4].

Dalam menentukan dimana lokasi suatu industri tidak

dapat dikaji berdasarkan sebuah teori tunggal. Untuk

menentukan lokasi suatu industri secara komprehensif,

diperlukan gabungan dari berbagai teori dan disiplin ilmu.

Menentukan suatu lokasi industri terdapat beberapa faktor

yang harus dipertimbangkan, diantaranya adalah ketersediaan

bahan baku, upah buruh, fasilitas pendukung, daya serap pasar

lokal, dan aksesibilitas dari tempat produksi ke wilayah

pemasaran yang dituju [5].

Kabupaten Lumajang memiliki potensi hasil pertanian

komoditas pisang yang cukup melimpah. Namun potensi ini

hanya dimanfaatkan sebatas proses produksi, selain itu potensi

ini dimanfaatkan oleh pelaku industri perorangan dan industri

di luar Kabupaten Lumajang, dimana dalam hal ini sangat

merugikan Kabupaten Lumajang. Jika ditinjau dari RTRW

Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kabupaten Lumajang

mengarahkan Kabupaten Lumajang pada kegiatan agroindustri

dan menetapkan Kabupaten Lumajang sebagai pusat industri

pengolahan makanan. Sementara itu, dalam RTRW Kabupaten

Lumajang belum direncanakan lokasi spesifik untuk

pengembangan industri pengolahan pisang, termasuk juga

kriteria lokasi dalam penentuan lokasi industri pengolahan

pisang.

Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang

di Kabupaten Lumajang

Rendy Rosyandana Zulkarnaen, dan Rulli Pratiwi Setiawan

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: [email protected]

A

Page 2: Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten ... tenaga kerja masing-masing kecamatan yang mencari kerja lebih dari rata-rata tenaga kerja yang mencari kerja Kabupaten Lumajang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

2

II. METODE PENELITIAN

Analisa kriteria lokasi industri pengolahan pisang di

Kabupaten Lumajang ini dilakukan untuk melihat kriteria

lokasi industri pengolahan pisang dari masing-masing variabel

hasil sintesa kajian pustaka (Tabel 1). Adapun metode

penelitian yang digunakan untuk menentukan kriteria lokasi

industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang adalah

deskriptif, dimana metode ini mendeskripsikan kriteria dari

masing-masing variabel berdasarkan berbagai standart dan

peraturan yang berlaku sesuai dengan kriteria lokasi industri

pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang. Standar yang

digunakan diantaranya standart teknis palayanan jaringan

listrik PT. PLN (persero) unit Kabupaten Lumajang, standart

teknis pelayanan jaringan telepon PT. Telkom Kabupaten

Lumajang, standart teknis pelayanan air bersih PDAM

Kabupaten Lumajang. Sedangakan untuk peraturan yang

digunakan diantaranya Peratuan Menterti Pekerjaan Umum

No. 41 tahun 2007 dan Peraturan Menteri Perindustrian No.

35/M-IND/PER/3/2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan

Industri. Tabel 1

Variabel Penelitian

Indikator Variabel

Bahan Baku Kuantitas bahan baku pisang

Kontinuitas bahan baku pisang

Jarak dengan sumber bahan baku

Fisik Tanah Topografi

Penggunaan lahan

Tenaga Kerja Ketersediaan tenaga kerja

Pasar Ketersediaan pasar

Prasarana Ketersediaan pelayanan jaringan listrik

Ketersediaan pelayanan jaringan telepon

Ketersediaan pelayanan jaringan air bersih

Ketersediaan pelayanan jaringan jalan

Sumber : Peneliti, dari Kajian Pustaka, 2013

Berdasarkan variabel-variabel yang deperoleh dari hasil

kajian pustaka dalam Tabel 1 ini nantinya digunakan dalam

menentukan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di

Kaupaten Lumajang.

III. HASIL DAN DISKUSI

Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah Kabupaten

Lumajang dengan luas wilayah 179.090 Ha. Kabupaten

Lumajang terdiri dari 21 kecamatan. Batas wilayah Kabupaten

Lumajang adalah, Sebelah Utara: Kabupaten Pobolinggo,

Sebelah Selatan : Samudra Hindia, Sebelah Timur : Kabupaten

Jember, dan Sebelah Barat : Kabupaten Malang.

Dalam menentukan kriteria lokasi industri pengolahan

pisang di Kabupaten Lumajang ini dilakukan dengan

menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan

kriteria dari masing-masing variabel berdasarkan berbagai

standart dan peraturan yang berlaku sehingga nantinya dapat

diketahui kriteria lokasi industri pengolahan pisang di

Kabupaten Lumajang. Untuk hasil analisa kriteria lokasi

industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang akan

disajikan dalam Tabel 2,3,4,5, dan 6.

Tabel 2

Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di

Kabupaten Lumajang Indikator Bahan Baku

Variabel Kriteria

Kuantitas bahan

baku pisang

Berdasarkan hasil analisa LQ dalam analisa

kecamatan penghasil bahan baku, kriteria kuantitas

bahan baku ditinjau dari perhitungan nilai LQ tahun

2011. Apabila nilai LQ > 1 maka komoditas pisang

tersebut unggulan, sehingga dapat diasumsikan

komoditas pisang memiliki kuantitas yang cukup

banyak.

Kontinuitas bahan

baku pisang

Berdasarkan hasil analisa pertumbuhan dalam analisa

kecamatan penghasil bahan baku, kriteria kontinuitas

bahan baku ditinjau dari tingkat pertumbuhan

pertahun mulai tahun 2009-2011. Apabila hasil

perhitungan analisa pertumbuhan bernilai positif (+)

maka komoditas pisang mengalami pertumbuhan ,

sehingga dapat diasumsikan komoditas pisang

mengalami kontinuitas.

Jarak Dengan

Sumber Bahan

Baku

Jarak dengan bahan baku dinilai dari kedekatan lokasi

dari daerah sumber bahan baku. Berdasarkan

Berdasarkan Permenperin No. 35/M-IND/PER/3/2010

Tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri, lokasi

industri cenderung ditempatkan mendekati lokasi

bahan baku. Dengam mempertimbangkan bahan baku

yang mudah busuk atau rusak. Selain itu,

pertimbangan yang lain adalah aksesibilitas dari

proses pengangkutan bahan baku yang mempengaruhi

biaya pengangkutan. Untuk menentukan radius jarak

dengan sumber bahan baku maka digunakan jarak

yang dihasilkan dari rata-rata dari total jarak ibu kota

kecamatan dengan ibu kota kabupaten untuk melihat

kedekatan sumber bahan baku dari pusat kota.

Sumber : Hasil Analisa 2013

Berdasarkan analisa deskriptif kriteria lokasi industri

pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang pada indikator

bahan baku di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi

industri, adapun kriteria tersebut adalah.

1. Kecamatan dengan kuantitas baku yang memenuhi syarat

kecamatan bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ

hasil analisa menunjukkan nilai LQ > 1.

2. Kecamatan denga kontinuitas baku yang memenuhi syarat

kecamatan bahan baku adalah kecamatan dengan nilai

pertumbuhan hasil perhitungan analisa pertumbuhan

bernilai positif (+)

3. Jarak dengan sumber bahan baku yang memenuhi kriteria

lokasi industri adalah dalam radius 9,5 km dari lokasi

bahan baku (Perkebunan).

Untuk peta kriteria indikator bahan baku akan disajikan

pada Gambar 2, 3, dan 4.

Page 3: Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten ... tenaga kerja masing-masing kecamatan yang mencari kerja lebih dari rata-rata tenaga kerja yang mencari kerja Kabupaten Lumajang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

3

Gambar 2. Peta Kriteria Kuantitas Bahan Baku

Sumber : Hasil Analisa 2013

Didalam Gambar 2 menggambarkan kriteria kuantitas bahan

baku (LQ>1), dimana berdasarkan kriteria kuantitas bahan

baku dihasilkan kecamatan (perkebunan) yang memiliki

kuantutas bahan baku adalah kecamatan Ranuyoso, Gucialit,

Senduro, Pasrujambe, dan Tempursari.

Gambar 3. Peta Kriteria Kontinuitas Bahan Baku

Sumber : Hasil Analisa 2013

Didalam Gambar 3 menggambarkan kriteria kontinuitas

bahan baku (nilai pertumbuhan positif ”+”), dimana

berdasarkan kriteria kontinuitas bahan baku dihasilkan hampir

seluruh kecamatan (perkebunan) memenuhi kriteria kontinuitas

kecuali Kecamatan Padang, Lumajang, dan Yosowilangun.

Gambar 4. Peta Kriteria Jarak Dengan Sumber Bahan Baku

Sumber : Hasil Analisa 2013

Didalam Gambar 4 menggambarkan kriteria jarak dengan

sumber bahan baku, dimana berdasarkan kriteria jarak dengan

sumber bahan baku dihasilkan radius jangkauan sumber bahan

baku 9,5 km dari lokasi bahan baku itu sendiri.

Tabel 3

Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di

Kabupaten Lumajang Indikator Fisik Tanah

Variabel Kriteria

Topografi Ketinggian tanah yang mendukung pembangunan

industri menurut Permen PU no.41 tahun 2007

adalah ketinggian tidak lebih dari 1000 meter dpl

Penggunaan lahan Berdasarkan Permenperin No. 35/M-

IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis

Kawasan Industri, menjelaskan penggunaan lahan

yang sesuai untuk kawasan industri dengan

ketentuan:

1. Non Pertanian

2. Non Permukiman

3. Non Konservasi

Sumber : Hasil Analisa 2013

Berdasarkan analisa deskriptif kriteria lokasi industri

pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang pada indikator

Fisik Tanah di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi

industri, adapun kriteria tersebut adalah.

1. Kondisi topografi yang sesuai tidak lebih dari 1000 meter

di atas permukaan laut.

2. Penggunaan lahan yang sesuai adalah penggunaan lahan

yang tidak termasuk dalam penggunaan lahan permukiman,

pertanian, dan konservasi.

Untuk peta kriteria indikator fisik tanah akan disajikan pada

Gambar 5 dan 6.

Page 4: Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten ... tenaga kerja masing-masing kecamatan yang mencari kerja lebih dari rata-rata tenaga kerja yang mencari kerja Kabupaten Lumajang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

4

Gambar 5. Peta Kriteria Topografi

Sumber : Hasil Analisa 2013

Didalam Gambar 5 menggambarkan kriteria topografi,

dimana berdasarkan kriteria topografi dihasilkan lokasi yang

sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten

Lumajang berada pada kontur tidak lebih dari 1000 meter di

atas permukaan laut.

Gambar 6. Peta Kriteria Penggunaan Lahan

Sumber : Hasil Analisa 2013

Didalam Gambar 6 menggambarkan kriteria penggunaan

lahan, dimana berdasarkan kriteria penggunaan lahan

dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang

di Kabupaten Lumajang berada pada penggunaan lahan selain

permukiman, pertanian, dan daerah konservasi.

Tabel 4

Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di

Kabupaten Lumajang Indikator Tenaga Kerja

Variabel Kriteria

Ketersediaan tenaga

kerja

Berdasarkan ketentuan dari Dinas Tenaga Kerja

Kabupaten Lumajang, menjelaskan ketersediaan

tenaga kerja untuk kegiatan industri kecil dan

menengah ditinjau dari jumlah pencari kerja tiap

kecamatan dengan ketentuan jumlah pencari kerja

tiap kecamatan lebih dari rata jumlah pencari

kerja kabupaten. Pertimbangan kriteria ini adalah

semakin banyak jumlah tenaga kerja yang

Variabel Kriteria

mencari kerja, maka semakin mendukung

kegiatan industri serta dapat mengoptimalkan

pendayagunaan Sumber Daya Manusia yang ada.

Sedangkan untuk radius jarak pergerakan tenaga

kerja menggunakan jarak yang dihasilkan dari

rata-rata dari total jarak ibu kota kecamatan

dengan ibu kota kabupaten untuk melihat

kedekatan sumber tenaga kerja dari pusat kota.

Sumber : Hasil Analisa 2013

Berdasarkan analisa deskriptif kriteria lokasi industri

pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang pada indikator

Tenaga Kerja di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi

industri, adapun kriteria tersebut adalah.

1. Jumlah tenaga kerja masing-masing kecamatan yang

mencari kerja lebih dari rata-rata tenaga kerja yang mencari

kerja Kabupaten Lumajang.

2. Jarak yang sesuai untuk pergerakan tenaga kerja dari

sumber tenaga kerja menuju lokasi industri adalah dalam

radius 9,5 km dari sumber tenaga kerja (Permukiman).

Untuk peta kriteria indikator tenaga kerja akan disajikan

pada Gambar 7.

Gambar 7. Peta Kriteria Ketersediaan Tenaga Kerja

Sumber : Hasil Analisa 2013

Didalam Gambar 7 menggambarkan kriteria ketersediaan

tenaga kerja, dimana berdasarkan kriteria ketersediaan tenaga

kerja dihasilkan kecamatan yang memiliki ketersediaan tenaga

kerja adalah kecamatan Ranuyoso, Klakah, Randuagung,

Sukodono, Lumajang, Yosowilangun, Kunir, Tempeh,

Pasirian, Candipuro dan Tempursari, dengan pergeraka tenaga

kerja radius 9,5 km dari sumber tenaga kerja.

Tabel 5

Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di

Kabupaten Lumajang Indikator Pasar

Variabel Kriteria

Ketersediaan pasar Menurut Dinas Pasar Kabupaten Lumajang,

seluruh pasar di Kabupaten Lumajang termasuk

dalam pasar tradisional dengan jangkauan

pelayanan lokal (dalam lingkup Kabupaten)

mencapai radius 5 km.

Sumber : Hasil Analisa 2013

Page 5: Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten ... tenaga kerja masing-masing kecamatan yang mencari kerja lebih dari rata-rata tenaga kerja yang mencari kerja Kabupaten Lumajang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

5

Berdasarkan analisa deskriptif kriteria lokasi industri

pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang pada indikator

pasar di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi industri,

adapun kriteria tersebut adalah jangkauan pelayanan pasar

tradisional di Kabupaten Lumajang mencapai jarak jangkauan

terjauh sebesar 5 km. Untuk peta kriteria indikator pasar akan

disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Peta Kriteria Pelayanan Pasar

Sumber : Hasil Analisa 2013

Didalam Gambar 8 menggambarkan kriteria pelayanan

pasar, dimana berdasarkan kriteria dihasilkan lokasi yang

sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten

Lumajang berada pada radius pelayanan pasar sejauh 5 km

dari lokasi pasar.

Tabel 6

Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di

Kabupaten Lumajang Indikator Prasarana

Variabel Kriteria

Ketersediaan

pelayanan Jaringan

listrik

Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan

listrik PT. PLN (Persero) unit Kabupaten

Lumajang, jangkauan pendistribusian jaringan

SUTR 20kV memiliki jangkauan maksimal 60

km dari Gardu induk. Sedangakan untuk

jangkauan pendistribusian jaringan tegangan

rendah 220V jangkauan maksimal 1,5 km dari

lokasi trafo menuju pelanggan.

Ketersediaan

pelayanan Jaringan

telepon

Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan

telepon PT. Telkom Kabupaten Lumajang,

jangkauan pendistribusian jaringan telepon

maksimal 7 km dari lokasi BTS menuju

pelanggan.

Ketersediaan

pelayanan Jaringan air

bersih

Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan

air bersih Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kabupaten Lumajang, jangkauaan

pelayanan air bersih maksimal 11 km dari titik

sumber mata air.

Ketersediaan

pelayanan Jaringan

jalan

Berdasarkan Permenperin No. 35/M-

IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis

Kawasan Industri, menjelaskan jaringan jalan

yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan

industri adalah jaringan jalan yang memiliki

klasifikasi jalan yang tinggi yaitu jalan arteri dan

kolektor dengan jangkauan koridor 5 km.

Sumber : Hasil Analisa 2013

Berdasarkan analisa deskriptif kriteria lokasi industri

pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang pada indikator

prasarana di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi

industri, adapun kriteria tersebut adalah.

1. Lokasi yang terlayani jaringan listrik dalam radius 1,5 km

dari titik trafo.

2. Lokasi yang terlayani jaringan telepon dalam radius 7 km

dari lokasi BTS.

3. Lokasi yang terlayani jaringan air bersih dalam radius 11

km dari titik sumber mata air.

4. Jaringan jalan yang sesuai untuk lokasi industri adalah

jaringan jalan dengan fungsi jalan arteri dan kolektor, serta

radius koridor jalan sejauh 5 km.

Untuk peta kriteria indikator prasarana akan disajikan pada

Gambar 9, 10, 11, dan 12.

Gambar 9. Peta Kriteria Pelayanan Jaringan Listrik

Sumber : Hasil Analisa 2013

Didalam Gambar 9 menggambarkan kriteria pelayanan

jaringan listrik, dimana berdasarkan kriteria pelayanan

jaringan listrik dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri

pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius

pelayanan jaringan listrik sejauh 1,5 km dari titik trafo.

Gambar 10. Peta Kriteria Pelayanan Jaringan Telepon

Sumber : Hasil Analisa 2013

Page 6: Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten ... tenaga kerja masing-masing kecamatan yang mencari kerja lebih dari rata-rata tenaga kerja yang mencari kerja Kabupaten Lumajang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

6

Didalam Gambar 10 menggambarkan kriteria pelayanan

jaringan telepon, dimana berdasarkan kriteria pelayanan

jaringan telepon dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri

pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius

pelayanan jaringan telepon sejauh 7 km dari titik BTS.

Gambar 11. Peta Kriteria Pelayanan Jaringan Air Bersih

Sumber : Hasil Analisa 2013

Didalam Gambar 11 menggambarkan kriteria pelayanan

jaringan air bersih, dimana berdasarkan kriteria pelayanan

jaringan air bersih dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri

pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius

pelayanan jaringan bersih sejauh 11 km dari titik sumber mata

air.

Gambar 12. Peta Kriteria Pelayanan Jaringan Jalan

Sumber : Hasil Analisa 2013

Didalam Gambar 12 menggambarkan kriteria pelayanan

jaringan jalan, dimana berdasarkan kriteria pelayanan jaringan

jalan dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan

pisang di Kabupaten Lumajang berada pada pelayanan

jaringan jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor 5

km.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan diskusi, kriteria lokasi industri

pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang adalah:

a. Kriteria Indikator bahan baku diantarnya kriteria kuantitas

bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ > 1. Untuk

kriteria kontinuitas adalah kecamatan dengan nilai

pertumbuhan positif (+). Sedangkan unutk kriteria jarak

dengan sumber bahan baku adalah radius < 9,5 km.

b. Kriteria Indikator fisik tanah diantaranya kriteria topografi

antara 0-1000mdpl, sedangkan untuk kriteria penggunaan

lahan adalah pengunaan lahan selain permukiman,

pertanian dan kawasan konservasi.

c. Kriteria ketersediaan tenaga kerja adalah tersedianya

tenaga kerja tiap kecamatan yang mencari kerja dengan

jumlah lebih dari rata-rata pencari kerja Kabupaten

Lumajang, dengan radius pergerakan tenagakerja < 9,5 km.

d. Kriteria ketersediaan pasar adalah tersedianya pasar

dengan jauan pelayanan maksimal 5 km.

e. Kriteria Indikator prasarana diantaranya kriteria pelayanan

jaringan listrik dimana jangkauan pelayanan maksimal 1,5

km dari titik trafo. Untuk kriteria pelayanan jaringan

telepon dimana jangkauan pelayanan maksimal 7 km dari

lokasi BTS. Untuk kriteria pelayanan jaringan air bersih

dimana jangkauan pelayanan maksimal 11 km dari titik

sumber mata air. Sedangkan untuk kriteria pelayanan

jaringan jalan adalah jalan dengan fingsi jalan arteri dan

kolektor dengan jangkauan koridor maksimal 5 km.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Santoso, Imam. 2006. Pengantar Agroindustri. Malang : Fakultas

Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.

[2] Badan Pusat Statistik Jawa Timur. 2011. Kabupaten Lumajang Dalam

Anggka 2011. Surabaya : Badan Pusat Statistik Jawa Timur.

[3] Badan Perencanaan Provinsi Jawa Timur. 2009. Rencana Tata Ruang

Wilayah Provinsi Jawa Timur 2009. Surabaya : Pemerintah Provinsi

Jawa Timur.

[4] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Lumajang.

2009. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang Tahun 2008-

2028. Lumajang : Pemda Kabupaten Lumajang.

[5] Tarigan, Robinson, 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta :

Bumi Aksara.