kriteria infeksi nosokomial berasal dari rumah sakit

2
Kriteria infeksi berasal dari rumah sakit, yaitu : 1. Waktu mulai dirawat tidak didapatkan tanda klinik infeksi dan tidak sedang dalam masa inkubasi infeksi tertentu. 2. Infeksi timbul sekurang-kurangnya 72 jam sejak mulai dirawat. 3. infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan lebih lama dari waktu inkubasi infeksi tersebut. 4. Infeksi terjadi setelah pasien pulang dan dapat dibuktikan berasal dari rumah sakit. 5. Infeksi terjadi pada neonates yang didapatkan dari ibunya pada saat persalinan atau selama perawatan di rumah sakit. Sumber infeksi nosokomial dapat berasal dari penderita sendiri, personil rumah sakit (dokter/perawat), pengunjung maupun lingkungan. Pengelolaan Infeksi Nosokomial Seperti diketahui, penderita yang terindikasi harus menjalani proses asuhan keperawatan, yaitu penderita harus menjalani observasi, tindakan medis akut, atau pengobatan yang berkesinambungan. Daya tahan tubuh yang lemah sangat rentan terhadap infeksi penyakit. Masuk mikroba atau transmisi mikroba ke penderita, tentunya berasal dari penderita, dimana penderita menjalani proses asuhan keperawatan seperti : 1. penderita lain, yang juga sedang dalam proses perawatan 2. petugas pelaksana (dokter, perawat dan seterusnya) 3. peralatan medis yang digunakan 4. tempat (ruangan/bangsal/kamar) dimana penderita dirawat 5. tempat/kamar dimana penderita menjalani tindakan medis akut seperti kamar operasi dan kamar bersalin 6. makanan dan minuman yang disajikan 7. lingkungan rumah sakit secara umum

Upload: lovi-krissadi

Post on 27-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

medicalinfectionsfakultas kedokteranrumah sakitindonesiainfeksi nosokomialsemesterbelajar untuk dokter mudatugas bedah

TRANSCRIPT

Kriteria infeksi berasal dari rumah sakit, yaitu :

1.         Waktu mulai dirawat tidak didapatkan tanda klinik infeksi dan tidak sedang dalam masa inkubasi infeksi tertentu.

2.         Infeksi timbul sekurang-kurangnya 72 jam sejak mulai dirawat.

3.         infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan lebih lama dari waktu inkubasi infeksi tersebut.

4.         Infeksi terjadi setelah pasien pulang dan dapat dibuktikan berasal dari rumah sakit.

5.         Infeksi terjadi pada neonates yang didapatkan dari ibunya pada saat persalinan atau selama perawatan di rumah

sakit.

Sumber infeksi nosokomial dapat berasal dari penderita sendiri, personil rumah sakit  (dokter/perawat), pengunjung maupun

lingkungan.

    Pengelolaan Infeksi Nosokomial

Seperti diketahui, penderita yang terindikasi harus menjalani proses asuhan keperawatan, yaitu penderita harus menjalani

observasi, tindakan medis akut, atau pengobatan yang berkesinambungan. Daya tahan tubuh yang lemah sangat rentan

terhadap infeksi penyakit. Masuk mikroba atau transmisi mikroba ke penderita, tentunya berasal dari penderita, dimana

penderita menjalani proses asuhan keperawatan seperti :

1.         penderita lain, yang juga sedang dalam proses perawatan

2.         petugas pelaksana (dokter, perawat dan seterusnya)

3.         peralatan medis yang digunakan

4.         tempat (ruangan/bangsal/kamar) dimana penderita dirawat

5.         tempat/kamar dimana penderita menjalani tindakan medis akut seperti kamar operasi dan kamar bersalin

6.         makanan dan minuman yang disajikan

7.         lingkungan rumah sakit secara umum

Dalam mengendalikan infeksi nosokomial di rumah sakit, ada tiga hal yang perlu ada dalam program pengendalian

infeksi nosokomial di rumah sakit, antara lain:

1.     Adanya Sistem Surveilan Yang Mantap

Surveilan suatu penyakit adalah tindakan pengamatan yang sistematik dan dilakukan terus menerus terhadap penyakit

tersebut yang terjadi pada suatu populasi tertentu dengan tujuan untuk dapat melakukan pencegahan dan pengendalian.

Jadi tujuan dari surveilan adalah untuk menurunkan risiko terjadinya infeksi nosokomial. Perlu ditegaskan di sini bahwa

keberhasilan pengendalian infeksi nosokomial bukanlah ditentukan oleh canggihnya per-alatan yang ada, tetapi ditentukan

oleh kesempurnaan perilaku petugas dalam melaksanakan perawatan penderita secara benar (the proper nursing

care). Dalam pelaksanaan surveilan ini, perawat sebagai petugas lapangan di garis paling depan, mempunyai peran yang

sangat menentukan,

2.     Adanya Peraturan Yang Jelas Dan Tegas Serta Dapat Dilaksanakan, Dengan Tujuan Untuk Mengurangi Risiko

Terjadinya Infeksi

Adanya peraturan yang jelas dan tegas serta dapat dilaksanakan, merupakan hal yang sangat penting adanya.

Peraturan-peraturan ini merupakan standar yang harus dijalankan setelah dimengerti semua petugas; standar ini meliputi

standar diagnosis (definisi kasus) ataupun standar pelaksanaan tugas. Dalam pelaksanaan dan pengawasan pelaksanaan

peraturan ini, peran perawat besar sekali.  

3.     Adanya Program Pendidikan Yang Terus Menerus Bagi Semua Petugas Rumah Sakit Dengan Tujuan

Mengembalikan Sikap Mental Yang Benar Dalam Merawat Penderita

Keberhasilan program ini ditentukan oleh perilaku petugas dalam melaksanakan perawatan yang sempurna kepada

penderita. Perubahan perilaku inilah yang memerlukan proses belajar dan mengajar yang terus menerus. Program

pendidikan hendaknya tidak hanya ditekankan pada aspek perawatan yang baik saja, tetapi kiranya juga aspek

epidemiologi dari infeksi nosokomial ini. Jadi jelaslah bahwa dalam seluruh lini program pengendalian infeksi nosokomial,

perawat mempunyai peran yang sangat menentukan. Sekali lagi ditekankan bahwa pengendalian infeksi nosokomial

bukanlah ditentukan oleh peralatan yang canggih (dengan harga yang mahal) ataupun dengan pemakaian antibiotika yang

berlebihan (mahal dan bahaya resistensi), melainkan ditentukan oleh kesempurnaan setiap petugas dalam melaksanakan

perawatan yang benar untuk penderitanya.