kredit pajak luar negeri

106
Jika seorang keturunan Adam meninggal maka putuslah segala amalannya, kecuali 3 hal, yaitu: Sedekah jariyah ilmu yang bermanfaat Doa anak yang soleh

Upload: lestralestra

Post on 03-Oct-2015

107 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

Kredit Pajak

TRANSCRIPT

  • Jika seorang keturunan Adam meninggal maka putuslah segala

    amalannya,kecuali 3 hal, yaitu:

    Sedekah jariyah

    ilmu yang bermanfaat

    Doa anak yang soleh

  • LOGO

    PAJAK INTERNASIONALPAJAK INTERNASIONAL

    KREDIT PAJAK LUAR NEGERI

    Tax Specialist

    2

  • Cintailah Ilmu Pengetahuan,sebagaimana Kita mencintai

    diri kita sendiri, karena dengan berilmu pengetahuan,Kita pasti akan selamat baik di dunia

    maupun kelak di akhirat

    Petuah bijak para profesional

    3

  • PAJAK INTERNASIONAL

    Presented by: Iji Samaji, S.E., M.Si., Ak., CA., BKP.

    081 357 822 744

    0819- 13200 364

    (Home) 022-8888 6851

    08888299629

    022-61567822

    08889438080

    [email protected]

    [email protected]

    Lecturer n Chartered Accountant

    Tax Instructor / Accounting Trainer

    Registered Tax Consultants / Tax Adviser

    Accounting Service & Management Advisory

    Writer Instructor Lecturer4

  • LOGO

    2KULIAH

    PPPPajak internasionalajak internasionalajak internasionalajak internasional

    FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JENDERAL A. YANI

    5

  • Kompetensi

    Mahasiswa mampu menentukankredit pajak luar negeri (KPLN)

    6

  • Kriteria Penilaian

    (100/jumlah soal) x jawaban yg benar

    Bentuk EvaluasiBentuk Evaluasi

    Pertanyaan tertulis akhir kuliahReferensi pustaka :

    Anang Mury Kurniawan, 2011. Pajak Internasioanl, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor

    7

  • Kredit Pajak Luar Negeri :

    1. Menghindari pajak berganda

    2. PPh Psl. 24

    Bahan kajian & sub bahan kajianBahan kajian & sub bahan kajianBahan kajian & sub bahan kajianBahan kajian & sub bahan kajian

    8

  • LOGO

    Sub Sub Sub Sub PokokPokokPokokPokok

    BahasanBahasanBahasanBahasan1. Menghindari pajak berganda

    ISamISamISamISam

    9

  • 1. PERPAJAKAN INTERNASIONAL

    Pengertian Pajak Internasional

    Brian J. Arnold (International Tax Primer, 1995):International Taxation: the international aspects of the income tax laws of particular countries.

    IBFD International Tax Glossary 5th Ed. 2005:International Taxation: traditionally refers to treaty provision relieving international double taxation. In broader terms, it includes domestic legislationcovering foreign income of residents (worldwide income) and domestic income of non residents.

    Pengertian Umum Pajak Internasional:

    Setiap aspek internasional (lintas negara/jurisdiksi),

    dalam ketentuan-ketentuan domestik suatu negara (khususnya tentang pajakatas penghasilan),

    Aspek Internasional Perpajakan:

    P3B P4M Kerjasama Ekonomi Transportasi Internasional

    www.pajak.go.id10

  • Dimensi Pengenaan Pajak

    Income

    Foreign

    Domestic

    Residents Non-ResidentsResidency

    Extra

    Territorial

    Source

    Principle

    Perpajakan

    Internasional

    Perpajakan InternasionalPerpajakan

    Domestik

    1

    2 3

    4

    Residence

    Principle

    1111

  • Pajak Berganda-Apa maksudnya?

    1. Pajak berganda ekonomis?

    Pengenaan pajak lebih dari satu kali atas penghasilan(economic income) yang sama.

    Contoh:

    a. Penghasilan seorang karyawan:

    Pertama: dikenakan PPh pada saat penghasilan diperoleh,

    Kedua: dikenakan PPN pada saat dikonsumsi

    b. Laba usaha suatu perseroan terbatas

    Pertama: dikenakan PPh pada tingkat perseroan,

    Kedua: Sebagai dividen, dikenakan pada tingkat pemegangsaham. Dividen berasal dari laba perseroan yang sudahdikenakan pajak.

    1212

  • Pajak Berganda-Apa maksudnya?-(1)

    2. Pajak berganda juridis, yaitu pengenaan pajak lebihdari satu kali oleh jurisdiksi yang sama atau berbeda ataspenghasilan yang secara juridis sama jenisnya. (Menurutpandangan juridis, contoh pada butir 1.a dan 1.b tidakterjadi pajak berganda).

    3. Pajak berganda domestik, yaitu pengenaan pajak lebihdari satu kali oleh satu jurisdiksi atau lebih di dalamnegara yang sama atas penghasilan yang sama.

    4. Pajak berganda internasional, yaitu pengenaan pajaklebih dari satu kali oleh dua negara atau lebih atas suatupenghasilan yang sama.

    1313

  • 2. AZAS-AZAS PERPAJAKAN DAN TIMBULNYA PAJAK BERGANDA INTL

    AZAS-AZAS PEMAJAKAN

    Azas penduduk (residence principle) / Azasdomisli (domicile principle): pengenaan pajakkepada resident (SPDN) atas seluruh penghasilan(worldwide income), dan kepada non-residents (SPLN) atas penghasilan yang bersumber darinegara itu.

    Azas sumber (source principle): yaitupengenaan pajak atas penghasilan yang bersumber dari negara itu tanpa memandang daristatus Subjek Pajak dari si penerima penghasilan.

    Azas kewarganegaraan (citizenship): adalahpengenaan pajak berdasarkan status warganegara.

    1414

  • Contoh Ilustrasi :

    PT INDOIL, merupakan sebuah perusahaan minyak kelapa sawit yg berkedudukan di Indonesia. PT INDOIL memiliki penyertaan saham pd sebuah perusahaan yg bergerak dlm bidang perkebunan sawit dan bertempat kedudukan di Malaysia bernama PALMOIL Sdn Bhd. Pada2010, PALMOIL Sdn Bhd membayarkan dividen tunai senilai Rp. 300 juta kpd PT INDOIL. Pembayaran ini sdh sesuai ketentuan pajak di Malaysia atas dividen yg diterima oleh PT INDOIL dan telah dikenakan pemotongan pajak dgn tarif 28% atau sebesar Rp. 84 juta.

    Atas penghasilan berupa dividen yg diterima PT INDOIL sesuai ketentuan UU PPh, maka PT INDOIL akan dikenakan pajak di Indonesia yg digabung dgn penghasilan dari dlm negeri lainnya dan dikenakan sesuai dgn tarif psl 17 UU PPh, yaitu sebesar 25%.

    Akibatnya PT INDOIL akan dikenakan pajak dua kali dan menanggung beban pajak total 53% (28% + 25%). Kondisi ini tidak adil bagi PT INDOIL.

    1515

  • 3. METODE PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA INTL

    PENYEBAB PBI

    Pemajakan atas suatu penghasilan secara

    bersamaan oleh negara yang menerapkan azas domisili dan negara yang menerapkan azas sumber menimbulkan pajak ganda internasional.

    DAMPAK PBI

    Tambahan beban ekonomi bagi pengusaha; Biaya tinggi; Terhambatnya mobilitas bisnis, perdagangan,

    investasi & sumber daya

    16

  • 3.2. PENDEKATAN PENGHINDARAN PBI

    1. Secara Unilateral melalui Undang-undang Pajak danaturan pelaksanaanya,

    2. Secara Bilateral/Multilateral melalui Tax Treaty,

    3. Prosedur Persetujuan Bersama (Mutual Agreement Procedures/MAP)

    4. Arbitrase Internasional

    1717

  • 3.3. Metode-metode penghilangan pajak berganda

    Exemption Method: penghilangan pajak berganda dengantidak memperhitungkan penghasilan dari luar negeri saatmenghitung pajak terutang di dalam negeri

    - Subject Exemption- Object/Income Exemption- Tax exemption

    Credit Method: penghilangan pajak berganda denganmemperhitungkan pajak yang dikenakan di luar negeridengan pajak terutang di dalam negeri.

    Kredit penuh (full tax credit method) Kredit Terbatas (ordinary atau normal credit method) Kredit Fiktif/Tax Sparing (matching atau sparing credit method)

    1818

  • Penjelasan Exemption Method

    Pembebasan subjek Umumnya diberlakukan thd anggota perwakilan diplomatik,

    konsulat dan organisasi internasional Secara kelaziman internasional, para duta besar, anggota

    perwakilan diplomatik dan konsulat hanya akan dipajaki di negara domisili.

    Pembebasan biasanya dgn mempertimbangkan asas timbal balik (repositas)

    19

    Ilustrasi :Mr. John adalah duta besar perwakilan negara X yg ditempatkan dan bertugas di negara Y. Selama bertugas di negara Y penghasilan Mr. John berupa gaji dibayarkan oleh negaranya (negara X)

  • Penjelasan

    Pembebasan objek Object exemption = full exemption = exemption without

    progresssion Penghasilan luar negeri dikeluarkan dari basis pemajakan atas WP

    DN dlm suatu negara

    20

    Ilustrasi :Mr. Smith adalah seorang WP DN negara X. Penghasilan yg diperoleh Mr. Smith dari dalam negeri adalah sebesar Rp. 100 juta. Selain itu, MrSmith memperoleh penghasilan dari luar negeri yg bersumber dari negara Y sebesar Rp. 20 juta

  • Penjelasan

    Pembebasan pajak Tax exemption = exemption with progresssion Pd prinsipnya enghasilan luar negeri tetap dibebaskan dari pengenaan

    pajak domestik Namun utk keperluan penghitungan pajak dan penerapan tarif pajak,

    maka pengaruh penghasilan luar negeri thd pengenaan pajak atas penghasilan global dipertahankan.

    21

    Ilustrasi :Wajib Pajak A yg bertempat kedudukan di negara X mendapatkan penghasilan dari LN bersumber dari Negara Y sebesar Rp. 100.000.000. Atas penghasi;lan sebesar Rp. 100 juta tsb telah dikenakan pajak sesuai tarif pajak yg berlakudi negara Y sebesar 30%.WP A juga mempunyai penghasilan yg bersumber dari DN di negara Y sebesarRp. 200 juta, sehingga tarif pajak yg berlaku di negara Y adalah 25%

  • Ilustrasi

    Apabila negara X menerapkan metode pembebasan pajak, maka pajak terutang dan pajak yg kurang dibayar dgn hitungan sbb :

    22

    URAIAN JUMLAH

    Penghasilan dari DN (negara X) 200.000.000

    Penghasilan dari LN (negara Y) 100.000.000

    Jumlah penghasilan global 300.000.000

    Pajak terutang (tarif 25%) 75.000.000

    Pembebasan pajak(100.000.000 : 300.000.000)x 75.000.000 25.000.000

    Pajak yg kurang dibayar 50.000.000

  • Penjelasan Credit Method

    Metode kredit penuh Full tax credit method mengurangkan pajak yg terutang atau

    dibayar di LN sepenuhnya thd pajak dlm negeri yg dikenakan thd penghasilan tsb.

    23

    Ilustrasi :WP B yg bertempat kedudukan di negara X, mendapat penghasilan dari LN yg bersumber dari negara Y sebesarRp. 100.000.000.Atas penghasilan Rp. 100 juta tsb, WPB telah dikenakan pajak sesuai tarif yg berlaku di negara Y sebesar 20%, yaitu Rp. 20 juta.WP B juga mempunyai penghasilan yg bersumber dari DN di negara Y sebesar Rp. 200 juta. Adapun rtarif pajak yg berlaku di negara X adalah 25%.See page : 39

  • Penjelasan Credit Method

    Metode kredit pajak biasa Ordinary atau normal credit memberikan keringan pajak berganda

    internasional, berupa pengurangan pajak LN atas pajak domestik yg dialokasikan pd penghasilan LN dgn batasan jumlahterendah, antara pajak domestik yg dialokasikan kpd pengahsilan LN dan pajak yg sen=benarnya di bayar di LN.

    24

    Ilustrasi :WP C yg bertempat kedudukan di negara X, mendapat penghasilan dari LN yg bersumber dari negara Y sebesarRp. 100.000.000.Atas penghasilan Rp. 100 juta tsb, WP C telah dikenakan pajak sesuai tarif yg berlaku di negara Y sebesar 20%, yaitu Rp. 20 juta.WP C juga mempunyai penghasilan yg bersumber dari DN di negara Y sebesar Rp. 200 juta. Adapun rtarif pajak yg berlaku di negara X adalah 25%.See page : 40

  • Contd

    Metode lain- Pembagian pajak (tax sharing)

    - Pembagian hak pemajakan (division of taxing power)

    - Keringanan tarif (rate reduction)

    - Pengurangan pajak (tax reduction)

    - Pemajakan dalam jumlah tetap (lumpsum taxation)

    - Deduction Method: penghilangan pajak berganda denganmengurangkan pajak yang dikenakan di luar negeri daripenghasilan yang diperoleh dari luar negeri pada saatmenghitung pajak terutang di dalam negeri.

    25

  • Tax Sparing Credit

    Adalah jenis kredit pajak yang biasanyadicantumkan dalam tax treaty agar di negaradomisili, WP diperkenankan mengkreditkan pajakyang seolah-olah dikenakan atas penghasilan darinegara sumber.

    Sesungguhnya, negara sumber tidakmengenakan pajak, misalnya karena kebijakaninsentif perpajakan atau investasi untukmengundang investasi asing.

    Tujuan Tax Sparing Credit: agar pemberianinsentif di negara sumber dapat dinikmati olehinvestor dengan berkurangnya beban pajakglobal.

    2626

  • Kasus Tax Sparing Credit (1)

    Sebelum ada kebijakan insentif

    perpajakan

    Setelah ada kebijakan insentif perpajakan

    Tax sparing credit: tidak ada

    Tax sparing credit: ada

    Negara A

    Negara B Negara A Negara B Negara A

    Negara B

    Penghasilan Dividen

    1000 1000 1000 1000 1000 1000

    Pajak Dividen 200 -- --

    Pajak terutang 300 300 300

    (-) KPLN 200 -- 200

    Pajak di B 100 300 100

    Total Pajak 300 300 100

    2727

  • No DT

    Relief

    Deduction

    Method

    Exemption

    Method

    Full Credit Method

    Penghasilan Neto DN 50 M 50 M 50 M 50 M

    Penghasilan Neto LN 30 M 18 M -- 30 M

    Total Penghasilan Neto 80 M 68 M 50 M 80 M

    PPh (30%) 24 M 20.4 M 15 M 24 M

    (-) Kredit Pajak LN --- --- --- (12 M)

    Pajak di dalam negeri 24 M 20.4 M 15 M 12 M

    Total Pajak (dn & ln) 36 M 32.4 M 27 M 24 M

    Tarif Pajak Efektif 45% 40.5% 33.75% 30%

    Contoh Penerapan Beberapa Metode

    2828

  • 3.4. Praktek Penghindaran PBI

    Untuk mengurangi dampak PBI:

    1. Ikut serta dalam konvensi internasional2. Mengadopsi kesepakatan internasional

    ke dalam Undang-undang pajak domestik

    3. Mengadakan perjanjian perpajakan (tax treaty)

    29

  • 3.4. Praktek Penghindaran Pajak Berganda Internasional

    Konvensi/Traktat Azas Reprositas Kebiasaan internasional Daftar badan-badan dan organisasi internasional yang bukan

    merupakan subjek pajak Pajak penghasilan atas penerbangan dan pelayaran

    internasional

    Adopsi Undang-undang pajak nasional pasal-pasaldalam UU PPh yang mempunyai dimensiinternasional

    Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Model P3B Struktur P3B P3B Indonesia dengan negara mitra

    www.pajak.go.id30

  • AZAS-AZAS PERPAJAKAN DAN TIMBULNYA PAJAK BERGANDA

    Azas-azas Perpajakan

    Azas Domisili Azas Sumber Azas kewarganegaraan

    Timbulnya pajak berganda

    Penerapan azas yang berbeda dari setiap negara Masing-masing negara mempunyai kedaulatan

    untuk mengenakan pajak

    31

  • 3.5. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

    PENGERTIAN

    Treaty: suatu persetujuan internasional yang telah disepakati antar negara dan dibuat sesuai dengan hukum internasional.

    Tax treaty: persetujuan antara dua negara atau lebih dengan membagi hak untuk mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang berasal dari suatu negara yang diperoleh penduduk negara lain.

    P3B: Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda

    Istilah lain: double taxation agreement (DTA), double taxation convention (DTC), double taxation treaty, atautax conventions

    32

  • Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

    Tujuan P3B

    Melindungi wajib pajak Mendorong investasi Memudahkan perusahaan luar untuk

    berekspansi Mengurangi dan menanggulangi

    penghindaran dan penyelundupan pajak Harmonisasi kriteria pemajakan Mencegah diskriminasi

    Model P3B, perbandingan33

  • 4. APLIKASI P3B

    KEDUDUKAN HUKUM

    Kedudukan hukum P3B di hadapan hukum domestik sangat bervariasi di berbagai negara;

    Di Indonesia, menurut Penjelasan Pasal 32A UU PPh: P3B adalah lex specialis dari UU PPh,

    Apabila ada konflik antara P3B dengan hukum domestik, maka P3B yang akan berlaku (Tax Treaty Superceeding Domestic Tax Laws).

    34

  • Siapa Yang Berhak Memanfaatkan P3B?-(1)

    Apabila ketentuan domestik kedua negaramenganggap seseorang atau suatu badan adalahSPDN-nya, maka muncullah kasus Dual Residence,

    P3B menyediakan Tie-Breaker Rule,

    Pasal 4 ayat (2): Tie-Breaker Rule untuk IndividuLihat skema berikut.

    Pasal 4 ayat (3): Tie-Breaker Rule untuk BadanPersetujuan Bersama antara Pejabat Berwenang ke-2 negara.

    35

  • Contoh Kasus Dual Residence

    Mr. John adalah SPDN di Kanada menurutketentuan pajak domestik Kanada.

    Kanada

    Indonesia

    Mr. John

    Melakukan usaha dan berada

    di Indonesia selama > 183 hari

    SPDN Kanada

    SP DN Negara Y

    Mr. John menjadi SPDN Indonesia menurut ketentuan pajak domestik Indonesia.

    Bagaimana dual residence dapat menyebabkan pajak berganda?

    36

  • Tie-breaker untuk Dual Resident Orang Pribadi

    Pejabat yang berwenang akan menyelesaikan kasus denganPersetujuan Bersama.

    Memiliki tempat tinggal tetap di keduanegara?

    Dapatkah pusat kepentingan yang vital ditentukan?

    Apakah ia biasanya berdiam hanya di salah satu negara?

    Apakah Ia warganegara dari salah satu negara?

    Ya

    TidakYa

    Ya

    Ya

    Ya

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    Ia adalah SPDN di negara dimana Ia memiliki tempat tinggal tetap.

    Ia adalah SPDN di negara Ia memiliki pusat kepentingan yang vital.

    Ia adalah SPDN di negara dimana Ia biasanya berdiam.

    Ia adalah SPDN di negara ia menjadi Warganegara

    Apakah Orang Pribadi tsb mempunyai tempat tinggal tetapdi salah satu atau di kedua negara?

    37

  • Time Test Untuk Penentuan BUT

    Time Test Untuk Menentukan Keberadaan BUT menurut UU PPh

    Pasal 2 ayat (5) 60 hari dalam 12 bulan untuk pemberian jasa

    Time Test Untuk Menentukan Keberadaan BUT menurut P3B

    Tergantung kesepakatan Tabel SE-03/PJ.101/1996 pada beberapa P3B,

    disepakati negara sumber dapat mengenakan pajak atas pembayaran jasa tanpa adanya suatu BUT

    38

  • Surat Keterangan Domisili

    SE Dirjen Pajak Nomor SE-03/PJ.101/1996 tanggal 29-03-1996 tentangPenerapan P3B:

    Surat Keterangan Domisili (SKD) wajib diserahkanoleh WPLN untuk memperoleh manfaat P3B;

    SKD diterbitkan oleh Competent Authority atau wakilnya yang sah di negara mitra P3B Indonesia; Wakilnya yang sah s.d. Kepala kantor dimana WPLN tersebut

    terdaftar sebagai WPDN

    Bentuk SKD sesuai dengan kelaziman di negara tempat WPLN berkedudukan,

    39

  • Isi SKD sekurang-kurangnya menyatakan:

    Wajib Pajak luar negeri ybs. benarberkedudukan di negara tersebut,

    disertai tanggal dan tandatangan pejabat yang menerbitkan SKD.

    SKD berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal diterbitkan, kecuali untuk WP bank. Bagi WP bank, SKD berlaku selama bank tersebut tetap mempunyai alamat yang sama dengan alamat yang tercantum dalam SKD.

    Contoh-contoh SKD

    40

  • Mutual Agreement Procedure

    Pasal 25 Model OECD

    MAP dapat dipergunakan sebagai alternatif solusi apabila residen suatu negara menganggap bahwa tindakan otoritas perpajakan negara mitra mengakibatkan atau akan mengakibatkan pengenaan pajak yang tidak sesuai dengan P3B.

    Batas waktu pengajuan MAP adalah dua tahun sejak pemberitahuan pertama.

    Kedua otoritas perpajakan mengadakan MAP, baik melalui korespondensi, telpon, ataupun face-to-face meeting.

    Sebelum Model OECD 2008, tidak ada batas waktu penyelesaian.

    Pada Model OECD 2008 Apabila dalam dua tahun belum ada penyelesaian atas kasus tersebut, maka residen yang bersangkutan dapat mengajukan ARBITRASE

    41

  • Pertukaran Informasi dalam P3B

    Tujuan:

    1. Untuk mencegah terjadinya penghindaran pajakdan pengelakan pajak,

    Mengumpulkan informasi untuk menyelesaikan kasus treatyshopping (i.e. beneficial owner), transfer pricing, atau tindakpidana fiskal.

    2. Untuk menguji kewajiban self-assessment yangdijalankan WPDN, terkait dengan penghasilanyang bersumber dari luar negeri.

    Menyediakan informasi untuk menguji pelaksansaanworldwide income.

    Dasar pelaksanaan: Pasal 25 P3B

    42

  • Pertukaran Informasi dalam P3B-(1)

    1.Sesuai dengan P3B, bertukar informasi adalahkewajiban,

    2.No fishing expedition,

    3.Namun, EOI tidak wajib untuk dijawab, apabila:

    Untuk menjalankan hukum domestik yang menyimpang;

    Seandainya tersedia di domestik, tidak dapat diperoleh;

    Bersifat rahasia dagang, bisnis, atau profesional;

    Bertentangan dengan kebijakan publik (berkaitan dengankedaulatan, keamanan negara, atau kepentingan nasional);

    3. Wajib dijaga kerahasiaannya seperti informasiyang diperoleh dari WPDN.

    43

  • Pertukaran Informasi dalam P3B-(2)

    1. On request EOI: Competent Authorities memintainformasi yang spesifik tentang WP.

    2. Automatic EOI: Pengiriman informasi secara teraturdengan jumlah data yang banyak.

    3. Spontaneous EOI: Pengiriman informasi yang mungkingbermanfaat bagi negara lain, tanpa diminta.

    4. Simultaneous tax examinations: pelaksanaanpemeriksaan oleh 2 negara atau lebih secara bersamaandi negara masing-masing.

    5. Kunjungan pegawai pajak ke luar negeri, untuk:

    - memeriksa catatan wajib pajak;- wawancara dengan wajib pajak;

    - berpartisipasi dalam pemeriksaan

    44

  • Pertukaran Informasi dalam P3B-(3)

    Unit DJP yang ingin mendalami transaksi internasionaldisarankan untuk meminta KPDJP melakukanpermintaan informasi dengan memanfaatkan fasilitasP3B.

    Surat permintaan tersebut ditujukan kepada DirekturPeraturan Perpajakan II dengan memperhatikan:

    Informasi yang diminta ke luar negeri sudah diupayakanuntuk dicari terlebih dulu di dalam negeri (PR sendiri sudahdiselesaikan),

    Bila informasi tersedia di dalam negeri, namun secarahukum domestik tidak dapat diakses, maka tidak perludiminta ke negara mitra,

    Apabila tersedia, informasi tentang WPLN yang bergunabagi kantor pajak di luar negeri dapat dikirimkan sebagaipemanis (sweetener).

    45

  • Pertukaran Informasi dalam P3B-(4)

    Informasi-informasi yang perlu dicantumkan dalam suratpermintaan:

    Informasi lengkap mengenai pihak-pihak yang bertransaksi (nama,NPWP, status, alamat, hubungan, dsb.),

    Bila menyangkut informasi perbankan (nama bank, cabang, nomorrekening),

    Informasi dibutuhkan untuk suatu keperluan (dalam rangkapenelitian, pemeriksaan, atau penyidikan),

    Tahun pajak yang sedang diteliti/diperiksa/disidik,

    Informasi spesifik yang dibutuhkan, alasan, dan latar belakangkebutuhan,

    Dokumen (fotokopi) yang perlu diketahui oleh negara mitra P3B,

    Kecurigaan otoritas pajak Indonesia atas transaksi,

    Urgensi untuk segera dijawab (deadline), apabila ada.

    Hal-hal lain yang dipandang perlu.

    46

  • 5. BENTUK USAHA TETAP (BUT)

    Elemen dasar suatu BUT:

    1. Suatu tempat usaha (a place of business), 2. Yang bersifat permanen,3. Yang digunakan oleh SPLN (orang pribadi

    atau badan),4. Untuk menjalankan usaha (business) atau

    melakukan kegiatan (activities).(Pasal 2 ayat (5) UU PPh dan Penjelasannya)

    www.pajak.go.id47

  • BUTBUT PROYEK:i. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek

    perakitan;

    BUT AGEN:

    k. orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas,

    BUT ASURANSI:l. Agen atau pegawai dariperusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidakbertempat kedudukan di Indonesia yang menerimapremi asuransi ataumenanggung risiko di Indonesia.

    BUT FISIK ATAU AKTIVA:a. tempat kedudukan manajemen;b. cabang perusahaan;c. kantor perwakilan;d. gedung kantor;e. pabrik;f. bengkel;g. pertambangan dan penggalian sumber

    alam, wilayah kerja pengeboran yang digunakan untuk eksplorasi pertambangan;

    h. perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan;

    BUT JASA:

    j. pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau oleh orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan;

    Perwujudan BUT di Indonesia:

    48

  • Objek Pajak bagi BUT:

    a.Atribusi Faktual: penghasilan dari usaha atau kegiatanBUT tersebut dan dari harta yang dimiliki atau dikuasai(Pasal 5 ayat (1) huruf a)

    b.Force of Attraction: penghasilan kantor pusat dari usahaatau kegiatan, penjualan barang, atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan atau yang dilakukan oleh BUT di Indonesia (Pasal 5 ayat (1) huruf b)

    c. Atribusi karena hubungan efektif: penghasilansebagaimana tersebut dalam Pasal 26 yang diterima ataudiperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubunganefektif antara BUT dengan harta atau kegiatan yang memberikan penghasilan dimaksud. (Pasal 5 ayat (1) huruf c).

    49

  • Atribusi Faktual: Pasal 5 ayat (1) huruf a

    X Corp.

    BUT

    X Corp.

    Negara X

    Indonesia

    PT ABC

    PT PQR

    Sales Product X

    Income

    Income

    Assets

    Atribusi Faktual: Objek Pajak BUT dari kegiatan atau harta BUT tersebut.

    50

  • Force of Attraction: Pasal 5 ayat (1) huruf b

    X Corp.

    BUT

    X Corp.

    Negara X

    Indonesia

    PT ABC

    PT PQR

    Sales Product X

    Income

    Income

    Force of attraction: Income kantor pusat dari PT ABC menjadi objek pajak BUT.

    Sales Product X

    KPP yang mengaudit PT

    ABC: jangan lupa

    memproduksi Alat

    Keterangan !!!

    51

  • Hubungan efektif: Pasal 5 ayat (1) huruf c

    Betah Corp.

    BUT

    Betah Corp.

    Negara X

    Indonesia

    PT ABC

    Royalty & fee

    Terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta atau kegiatan yang memberikan penghasilan kepada kantor pusat royalty dan fee adalahobjek pajak BUT.

    Bangunan

    Hotel

    License

    Agreement

    Management

    Agreement

    52

  • Biaya-biaya untuk Menghitung Laba BUT

    1. Biaya untuk mendapatkan penghasilan yang diatribusike BUT (atribusi faktual, force of attraction, atauatribusi karena hubungan efektif). Pasal 5 ayat (2)

    2. Biaya administrasi kantor pusat yang berkaitan denganusaha atau kegiatan BUT (Kep.Dirjen Pajak No.Kep-62/PJ./1995). Pasal 5 ayat (3) huruf a

    3. Kecuali, pembayaran kepada kantor pusat berupa:

    a. Royalti atau imbalan lain sehubungan dngpenggunaan harta, paten, atau hak-hak lainnya,

    b. jasa manajemen dan jasa lainnya,

    c. bunga, kecuali bunga yang berkenaan dengan usahaperbankan.

    Pasal 5 ayat (3) huruf b

    853

  • Menghitung Pajak: BUT dan PMA

    Bentuk Usaha Tetap

    Indonesia

    Luar NegeriHead Office

    BUT

    Revenue

    Pasal 5(1)

    Expenses

    Pasal 5(2),5(3)

    Penghasilan Kena

    Pajak: Pasal 16(3)

    -

    Tarif Pasal 17

    X

    PPh Terutang

    -

    Branch

    Profit

    54

  • 6. PEMAJAKAN ATAS JOINT OPERATION DAN DANA BANTUAN LUAR NEGERI

    JOINT OPERATION

    PENGERTIAN :

    Sekumpulan dua badan atau lebih yang bergabung untukmenyelesaikan suatu proyek.

    ISTILAH LAIN

    Kerja Sama Operasi, Operasi Bersama, Joint Venture,Associated With, Conto Amenta, dll

    KEWAJIBAN PERPAJAKAN

    Tidak dianggap sebagai Subjek Pajak pemajakan ataslaba yang diperoleh JO dipungut pajaknya di masing-masing anggota JO

    Pasal 22/23 tergantung dari besarnya prosentase modal

    www.pajak.go.id55

  • Pasal 21/26, 23/26, dan 4(2) Apabila pembayaran dengan mata uang asing Kurs Menkeu

    Untuk karyawan asing berpedoman kepada Pedoman Standar GajiKaryawan Asing

    PPN haru PKP apabila memenuhi persyaratan

    DANA BANTUAN LUAR NEGERI

    PENGERTIAN :

    Dana yang berasal dari luar negeri yang dapat berupapinjaman luar negeri (loan) atau hibah luar negeri (grant).

    Pinjaman Luar Negeri adalah setiap penerimaan negarabaik dalam bentuk devisa dan/ devisa yang dirupiahkan,maupun dalam bentuk barang dan/ jasa termasuk tenagaahli dan pelatihan yang diperoleh dari pemberi pinjamanluar negeri yang harus dibayar dengan persyaratan tertentu

    56

  • LOGO

    Sub Sub Sub Sub PokokPokokPokokPokok

    BahasanBahasanBahasanBahasan2. PPh Psl. 24

    ISamISamISamISam

    57

  • Dasar-dasar Kredit Pajak LN

    World-wide Income: WP terutang pajakatas PKP yang berasal dari seluruhpenghasilan termasuk yang dari LN

    Penggabungan Penghasilan: Penghasilan dari usaha: dalam tahun pajak diterimanya

    penghasilan tersebut Penghasilan lainnya: dalam tahun pajak diterimanya

    penghasilan tersebut Penghasilan Dividen: dalam tahun pajak saat dividen

    tersebut ditetapkan sesuai dengan KMK (Ps 18(2))Kerugian yang diderita di LN tidakboleh digabungkan dalam menghitungPKP

    58

  • Penggabungan Penghasilan(KMK-164/KMK.03/2002)

    Penggabungan penghasilan dari usaha dilakukandalam tahun pajak diperolehnya penghasilan

    (accrual basis).

    Penggabungan penghasilannya lainnya dilakukanPenggabungan penghasilannya lainnya dilakukan

    dalam tahun pajak diterimanya penghasilan

    tersebut (cash basis).

    Penggabungan penghasilan yang berupa dividen

    (pasal 18 ayat 2 UU PPh) dilakukan dalam tahun

    pajak pada saat perolehan dividen tersebut dite-

    tapkan sesuai dengan Keputusan Menteri

    Keuangan59

  • Penentuan Sumber Penghasilan

    Jenis Penghasilan Sumber Penghasilan

    Penghasilan dari saham & Sekuritas Lainnya

    Bunga, Royalti & sewa

    harta gerak

    Bunga, Royalti & sewasehbng dgn penggunaan

    harta gerak

    Sewa sehubungan dgnpengg harta bergerakSewa sehubungan dgnpengg harta bergerak

    Imbalan sehubungandgn jasa, pekerjaan,

    dan kegiatan

    Penghasilan BerupaBentuk Usaha Tetap (BUT)

    Negara yang menerbitkan

    berada

    Negara yang menerbitkansaham/ sekuritas tersebut

    berada

    Negara Tempat pihakyang membayar

    Negara tempat hartaterletak

    Negara tempat hartaterletak

    Negara tempatyang Membayar

    Tempat BUT tersebutmenjalankan usaha / melakukan usaha

    60

  • Tax Instructor

    I

    J

    I

    Specialist

    Tax

    2. Dasar Hukum

    Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

    61 Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)

  • Lex Generale &Lex Specialis

    UU PPh No. 36/2008 Pasal 24

    Kep KMK Nomor: 217/KMK.04/1986 jo640/KMK.04/1994 jo164/KMK.03/2002

    62

  • Tax Instructor

    I

    J

    I

    Specialist

    Tax

    3. Pengertian PPh Ps 24

    Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

    63 Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)

  • Pengertian PPh pasal 24

    Pajak Penghasilan yang dibayar atau

    terutang di luar negeri yang dapat

    dikreditkan terhadap pajak penghasilan

    yang terutang atas seluruh Penghasilan

    WP dalam negeri

    64

  • Tax Instructor

    I

    J

    I

    Specialist

    Tax

    4. Taca Cara Perhitungan& Pelaporan PPh Ps 24

    Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

    65 Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)

  • Kredit Pajak Luar Negeri

    Batas Maximum Kredit Pajak Luar Negeriyang diperbolehkan ( diambil yg paling

    kecil)

    1.1. Jumlah Pajak yang terutang atau dibayar di LuarNegeri,

    2. Proporsi penghasilan Luar Negeri thd total penghasilan dikali total seluruh pajak yang terutang

    3. Jumlah pajak terutang untuk seluruh penghasilan kenapajak (dalam hal penghasilan kena pajak lebih kecildari penghasilan di luar negeri)

    Kerugian di luar negeri tidak bolehdiperhitungkan

    66

  • LOGO

    Batas Maksimum Kredit Pajak untuksetiap Negara (per Country Limitation)

    Apabila negeriApabila penghasilan luar negeriberasal dari beberapa negara,

    maka perhitungan batas maksimumkredit pajak dilakukan untuk

    masing-masing negara

    67

  • LOGO

    Rugi Usaha di Luar Negeri

    pajak, Dalam menghitung penghasilan kena pajak, kerugian yang diderita oleh Wajib Pajak

    di luar Negeri tidak boleh dikompensasikandengan penghasilan yang diterima

    di dalam negeri (Indonesia)

    68

  • Tax Instructor

    I

    J

    I

    Specialist

    Tax

    5. Maksimum KPLN

    Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

    69 Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)

  • BATAS MAKSIMUM KREDIT PAJAK

    Batas maksimum kredit pjk diambil ygterendah dari 3 unsur perhitungan berikutini:

    1.Jumlah pajak yg terutang atau dibayar di L N.

    2.(Penghasilan L N : seluruh PKP) x PPh atasseluruh yg dikenakan tarif psl 17.

    3.Jumlah pjk yg terutang untuk seluruhPKP.(Dalam hal PKP adl lebih kecil dari padaPenghasilan L N )

    70

  • Tax Instructor

    I

    J

    I

    Specialist

    Tax

    6. Kredit Pajak Luar Negeri

    Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

    71 Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)

  • Permohonan Kredit Pajak LN

    1. Laporan Keuangan dariPenghasilan yang berasal dari LN

    2. Fotokopi SPT yang disampaikandi LN

    3. Dokumen pembayaran pajak di LN

    72

  • PPh PSL 24 PPh BADAN(PENGGABUNAGAN PENGHASILAN)

    Pengggabungan penghasilan yg berasal dariluar negeri sbb:

    Penggabungan penghasilan dari usaha dilakukandalam tahun pajak diperolehnya penghasilan tsb(accrual basis).

    Penggabungan penghasilan lainnya dilakukandalam tahun pajak diterimanya penghasilan tsb(cash basis)

    Penggabungan penghasilan yg berupa deviden(psl 18 ayat 2 UU PPh) dilakukan dlm th pajakpada saat perolehan deviden sb ditetapkan sesuaidengan Kep Men Keu.

    73

  • BATAS MAKSIMUM KREDIT PAJAK

    Batas maksimum kredit pjk diambil yg terendahdari 3 unsur perhitungan berikut ini:

    1.Jumlah pajak yg terutang atau dibayar di L N.

    2.(Penghasilan L N : seluruh PKP) x PPh atasseluruh yg dikenakan tarif psl 17.

    3.Jumlah pjk yg terutang untuk seluruhPKP.(Dalam hal PKP adl lebih kecil dari padaPenghasilan L N )

    74

  • Tax Instructor

    I

    J

    I

    Specialist

    Tax

    7. Contoh Perhitungan & Kasus

    Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

    75 Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)

  • Contoh Penghitungan

    PT. Sepatu Bata, Tbk berkedudukan diJakarta, pada Tahun 2009 mempunyaiPhKP dari Indonesia sebesar Rp100.000.000 dan penghasilan dari Jepangsebesar Rp 50.000.000. Hitung kreditpajak LN jika tarif pajak di Jepang sebesar10%.

    76

  • Jumlah Penghasilan : Rp 150.000.000

    PPh Badan 28 % : Rp 42.000.000

    PPh di Jepang : Rp 5.000.000

    Bagian penghasilan di Jepang :

    (50.000.000/150.000.000) x 42.000.000=

    Rp 14.000.000

    PPh Pasal 24 : Rp 5.000.000

    77

  • Penghasilan LN Berasal dari Beberapa Negara

    PT. Sophie Martin berkedudukan di Jakarta, padaTahun 2009 mempunyai penghasilan kena pajakdari :

    Indonesia : Rp 100.000.000

    Singapura : Rp 100.000.000 (Tarif : 10%)

    Malaysia : Rp 50.000.000 (Tarif : 20%)

    Thailand : Rp 150.000.000 (Tarif : 30%)

    Berapa kredit pajak masing-masing negara?

    Berapa PPh yang masih harus dibayar di Indonesia?

    78

  • Jumlah Penghasilan : Rp 400.000.000

    PPh Pasal 17 : 28 % x Rp 400.000.000 = Rp112.000.000

    SingapuraPPh yang dibayar : 10% x Rp 100.000.000

    Rp 10.000.000

    Bagian penghasilan :

    (100.000.000/400.000.000) x Rp 112.000.000

    Rp 28.000.000

    Kredit pajak = Rp 10.000.000

    79

  • Malaysia

    PPh yang dibayar : 20% x Rp50.000.000

    Rp 10.000.000

    Bagian penghasilan :

    (50.000.000/400.000.000) x Rp112.000.000

    Rp 14.000.000

    Kredit pajak = Rp 10.000.00080

  • Thailand

    PPh yang dibayar : 30% x Rp 150.000.00

    Rp 45.000.000

    Bagian penghasilan :

    (150.000.000/400.000.000) x Rp112.000.000

    Rp 42.000.000

    Kredit pajak = Rp 42.000.000

    81

  • PPh yang harus dibayar diIndonesia :

    PPh terutang Rp 112.000.000

    KP Singapura (Rp 10.000.000)

    KP Malaysia (Rp 10.000.000)

    KPThailand (Rp 42.000.000)

    Rp 50.000.000

    82

  • Perubahan Besarnya Penghasilan Luar Negeri

    Perubahan besarnya penghasilan di LN yang menyebabkan pajak di Indonesia kurang bayartidak akan dikenakan bunga sepanjang WP melaporkannya melalui pembetulan SPT Tahunan.

    Perubahan besarnya penghasilan di LN yang menyebabkan pajak di Indonesia lebih bayardapat dikembalikan kepada WP setelahdiperhitungkan dengan pajak lainnya.

    83

  • PPh PASAL 24

    CONTOH KASUS

    84

  • Penghitungan batas maksimum kredit pajak luar negeri

    yang diperbolehkan

    PT A di Jakarta memperoleh penghasilan neto dalamtahun 2009 sbb. :

    Penghasilan dalam negeriRp. 1.000.000.000,00 Penghasilan luar negeri Rp. 1.000.000.000,00(tarif pajak

    20%) Penghitungan jumlah maksimum kredit pajak LN adalah sbb:

    Penghasilan luar negeri Rp.1.000.000.000,00Penghasilan dalam negeriRp.1.000.000.000,00Jumlah penghasilan neto Rp.2.000.000.000,00

    Pajak Penghasilan yang terutang sebesar :(Rp 2M x 28%)=Rp. 560.000.000,00

    Batas maksimum kredit pajak luar negeri adalah :Rp.1.000.000.000,00/2.000.000.000,00 x Rp.560.000.000,00 =Rp.280.000.000 Oleh karena batas maksimum kredit pajakluar negeri sebesar Rp 280.000.000,00 lebih besar darijumlah pajak luar negeri yang terutang atau dibayar di luarnegeri yaitu sebesar Rp. 200.000.000,00 maka jumlah kreditpajak luar negeri yang di perkenankan adalah sebesar Rp.200.000.000,00.

    85

  • Kerugian yang diderita oleh WP di luar negeri tidakdapat dikompensasikan dengan penghasilan yang

    diterima /diperoleh dari Indonesia.

    Contoh:PT B di Jakarta memperoleh penghasilan netodalam tahun 2010 sebagai berikut :

    di negara X, laba Rp. 1.000.000.000

    tarif pajak 40% = Rp. 400.000.000

    di negara Y, laba Rp. 3.000.000.000

    tarif pajak 25% = Rp. 750.000.000

    di negara Z, menderita kerugian Rp. 2.500.000.000

    Penghasilan usaha di dalam negeri Rp. 4.000.000.000

    86

  • Penghitungan kredit pajak luar negeri adalah sebagaiberikut :

    Penghasilan Luar negeri Tahun 2010 : (Tarif PPh Badan25%)

    a.laba di negara X =Rp. 1.000.000.000 (Tarif 40%) b.laba di negara Y =Rp. 3.000.000.000 (Tarif 25%) c.Rugi di negara Z =Rp. - -- - - - - - - - (+) d.Jumlah peng. LN =Rp. 4.000.000.000 Penghasilan dalam negeri =Rp. 4.000.000.000,00 Jumlah penghasilan neto adalah :

    Rp. 4.000.000.000 + Rp. 4.000.000.000 = Rp. 8.000.000.000

    PPh terutang (Psl. 17) Rp. 8M x 25% = Rp. 2.000.000.000

    87

  • Batas maksimum kredit pajak luar negeriuntuk masing-masing negara adalah : Untuk negara X = Rp. 1.000.000.000/8.000.000.000 X

    2.000.000.000 = Rp. 250.000.000,- Pajak terutangdinegara X : Rp. 400.000.000,- ,namun kredit pajakyang diperkenankan Rp. 250.000.000,-

    Untuk negara Y = 3.000.000.000/ 8.000.000.000 x 2.000.000.000 = Rp. 750.000.000 Pajak yang terutang di negara Y sebesar Rp. 750.000.000,00, maka maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkanadalah Rp.750.000.000,00.

    Jumlah kredit pajak luar negeri yang diperkenankanadalah :Rp.250.000.000 + Rp. 750.000.000,00 = Rp. 1.000.000.000,00

    Dari contoh diatas jelas bahwa dalam menghitungPenghasilan Kena Pajak, kerugian yang diderita diluar negeri ( di negara Z sebesar Rp. 2.500.000.000,00) tidak dikompensasikan.

    88

  • Rugi Usaha di dalam negeri

    PT B di Jakarta memperoleh penghasilan neto dalam tahun2010 sebagai berikut : (Tarif PPh Badan 25%)

    Penghasilan dari usaha diluar negeri Rp.1.000.000.000 Rugi usaha di dalam negeri (Rp. 200.000.000) PPh luar negeri misalnya 40% = Rp.400.000.000

    Penghitungan maksimum kredit pajak luar negeri sertapajak terutang adalah sebagai berikut :

    Penghasilan usaha luar negeri Rp.1.000.000.000 Rugi usaha dalam negeri (Rp. 200.000.000) (+) Jumlah Rp. 800.000.000 Pajak terutang sebesar Rp. 200.000.000 3.Batas maksimum kredit pajak luar negeri adalah :Rp. 1.000.000.000/800.000.000 X Rp. 200.000.000 = Rp. 250.000.000,-Oleh karena pajak yang dibayar diluar negeri dan batas maksimumkredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan masih lebih besardari jumlah pajak yang terutang, maka kredit pajak luar negeriyang diperkenankan untuk dikreditkan dalam penghitungan PajakPenghasilan adalah sebesar Pajak Penghasilan yang terutang yaituRp.250.000.000,-89

  • Penghasilan luar negeri bersumber dari beberapa

    negara

    PT C di Jakarta dalam tahun 2009 memperolehpenghasilan neto sebagai berikut:

    Penghasilan dalam negeri = Rp. 2.000.000.000

    Negara X (tarif pajak 40%) = Rp. 1.000.000.000

    Negara Y ( tarif pajak 30%) = Rp. 2.000.000.000

    Jumlah penghasilan neto = Rp. 5.000.000.000

    Pajak terutang (Psl. 17)

    28% x Rp. 5.000.000.000 = Rp. 1.400.000.000,-

    90

  • Dalam hal penghasilan luar negeri bersumber dari beberapa

    negara, maka jumlah maksimum kredit pajak luar negeridihitung untuk masing-masing negara dengan menerapkan

    cara penghitungan sbb :

    PT C di Jakarta dalam tahun 2009 memperoleh penghasilan neto sbb :

    - Penghasilan dalam negeri = Rp. 2.000.000.000

    - Penghasilan dari negara X (tarif 40%) = Rp. 1.000.000.000-

    - Penghasilan dari negara Y ( tarif 30%) = Rp. 2.000.000.000

    Jumlah penghasilan neto = Rp. 5.000.000.000

    Apabila penghasilan neto sama dengan Penghasilan Kena Pajak, makaPajak Penghasilan terutang Rp. 1.400.000.000

    Batas maksimum kredit pajak luar negeri setiap negara adalah :

    Untuk negara X = Rp. 1.000.000.000/5.000.000.000 x 1.400.000.000=Rp. 280.000.000 Pajak yang terutang diluar negerisebesarRp.400.000.000 lebih besar dari batas maksimum kredit pajakyang dapat dikreditkan, maka jumlah kredit yang diperkenankan hanyasebesar Rp.280.000.000.

    Untuk negara Y = Rp. 2.000.000.000/5.000.000.000 x 1.400.000.000 = 560.000.000. Pajak yang terutang diluar negeri sebesar Rp.600.000.000 lebih besar dari batas maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan, maka jumlah kredit pajak yang diperkenankan adalah Rp.560.000.000.

    91

  • Wajib Pajak memperoleh penghasilan yang dikenakan Pajakyang bersifat final dan penghasilan yang dikenakan pajak

    tersendiri , maka atas penghasilan tersebut bukan merupakanfaktor penambahan penghasilan pada saat menghitung

    Penghasilan Kena Pajak.

    PT "D" di Jakarta dalam tahun 2009 memperolehpenghasilan sbb:

    1. Penghasilan dari Negara Z Rp.2.000.000.000(tarif 30%)2. Penghasilan Dalam NegeriRp.3.500.000.000 (Penghasilan

    Dalam Negeri ini termasuk penghasilan bersifat final sebesarRp 500.000.000)

    3. Penghasilan Kena Pajak PT "D" sebesar : Rp. 2.000.000.000+ (Rp 3.500.000.000 - Rp. 500.000.000 ) =Rp. 5.000.000.000

    4. Pajak Penghasilan yang terutang sebesar : Rp 1.400.000.000.5. Batas maksimum kredit pajak luar negeri adalah :Rp. 2.000.000.000/5.000.000.000 x 1.400.000.000 = 560.000.000 Pajak yang terutang di negara Z sebesar Rp600.000.000, namun maksimum kredit pajak yang dapatdikreditkan sebesar Rp 560.000.000.

    92

  • Dalam hal terjadi koreksi fiskal di luar negeriberupa koreksi yang menyebabkan penghasilandan pajak atas penghasilan terutang di luarnegeri lebih kecil dari yang dilaporkan dalamSurat Pemberitahuan Tahunan, sehingga pajak di luar negeri lebih dibayar. Koreksi fiskal di luarnegeri tersebut akan mengakibatkan PajakPenghasilan terutang di Indonesia juga menjadilebih kecil, sehingga Pajak Penghasilan menjadilebih dibayar. Kelebihan bayar pajak tersebutdapat dikembalikan kepada Wajib Pajak setelahdiperhitungkan dengan utang pajak yang lain.

    93

  • Pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan karenaperubahan penghasilan dari luar negeri, dilakukan sebagai berikut :

    Dalam hal terjadi koreksi fiskal di luar negeriyang menyebabkan adanya tambahanpenghasilan yang mengakibatkan pajak ataspenghasilan terutang di luar negeri lebih besardari yang dilaporkan dalam Surat PemberitahuanTahunan, sehingga pajak di luar negeri kurangdibayar, maka terdapat kemungkinan PajakPenghasilan di Indonesia juga kurang dibayar. Sepanjang koreksi fiskal di luar negeri tersebutdilaporkan sendiri oleh Wajib Pajak melaluipembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan, makabunga yang terutang atas pajak yang kurangdibayar tersebut tidak ditagih.

    94

  • 9595

    Ada Pertanyaan ???

    95

  • Ada yang ingin di diskusikan ?

    Tax Adviser

    96

  • 97

    Pertanyaan-Pertanyaan:

    97

  • 98

    Pertanyaan-Pertanyaan:

    98

  • SELESAI DAN TERIMA KASIH

  • Tugas Individu mahasiswa-mahasiswi

    Kasus 1 :PT.Bahagia Sejati yang berkedudukan di Semarang mempunyai usaha di bidang industria baja. Produkperusahaannya selain untuk konsumsi dalam negeri, jugadiekspor ke beberapa negara di Asean. Selama tahun 2013memperoleh penghasilan sebagai berikut :

    Malaysia laba Rp. 1.000.000.000,- tarif pajak 15%Vietnam laba Rp. 3.000.000.000,- tarifpajak 10%Thailand menderita kerugian Rp. 2.500.000.000,Penghasilan usaha dalam negeri Rp. 3.600.000.000-Berdasarkan transaksi tersebut diatas, hitung kredit pajakluar negeri yang diperbolehkan ?

    100

  • 101

    101

    Kasus 2.PT. Aku Pasti Bisa di Bandung pada tahun 2010 mempunyaiperedaran usaha Rp. 51 milyar, memperoleh penghasilan netosebagai berikut : Penghasilan laba dalam Negeri .. = Rp. 2.000.000.000,-(Termasuk PPh Final sebesar Rp. 150.000.000,-Penghasilan laba dari Negara Singapura= Rp. 1.000.000.000,-(Tarif pajak 40%)Penghasilan laba dari Negara Malaysia. = Rp. 2.000.000.000,-(Tarif pajak 30%)Kerugian dari Negera Brunei.. = Rp. 2.500.000.000,-Tentukan penghitungan maksimum Kredit Pajak Luar Negeri(KPLN) serta berapa pajak terutang untuk masing-masingNegara dengan memakai ketentuan Limitation per Country?

  • 102

    102

    Kasus 3Pada tahun 2012, PT. Aku Pintar Bapak Senang di Jakarta memperoleh penghasilan neto sebagai berikut : di negara X, laba =Rp. 1.000.000.000

    tarif pajak 40% = Rp. 400.000.000,-di negara Y, laba = Rp. 3.000.000.000

    tarif pajak 25% = Rp. 750.000.000,-di negara Z, menderita kerugian = Rp. 1.500.000.000 Penghasilan usaha di dalam negeri Rp. 4.000.000.000 (termasuk didalamnya yang dikenai pajak bersifat final sebesarRp. 500.000.000)

  • 103

    Terima kasih

    atas perhatiannya

    Iji Samaji, S.E, M.Si., Ak., CA., BKP.

    103

  • 104

  • Ilmu Pajak terus berkembang mengikuti perkembangan

    perekonomian global..............terus belajar dan mengikuti

    perkembangannya adalah kunci untuk memahaminya

    105

  • 106106106