kppu dan hukum acara

Upload: indon-sinaga

Post on 15-Oct-2015

136 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mekanisme hukum acara di KPPU

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    1/43

    HUKUM PERSAINGAN USAHAdan PROSEDUR BERACARA

    Oleh:

    A. M. Tri Anggraini

    Jakarta

    2013

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    2/43

    2

    POKOK BAHASAN

    Substansi Hukum Persaingan

    Komisi Pengawas Persaingan Usaha(KPPU)

    Prosedur Beracara

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    3/43

    3

    SUBSTANSI UU NOMOR 5/1999

    Ketentuan Umum (Pasal 1)

    Asas dan Tujuan (Pasal 2 - Pasal 3)

    Perjanjian yang Dilarang (Pasal 4 - Pasal 16)

    Kegiatan yang Dilarang (Pasal 17 - Pasal 24) Posisi Dominan (Pasal 25Pasal 29)

    KPPU (Pasal 30Pasal 37)

    Tata Cara Penanganan Perkara (Pasal 3846)

    Sanksi (Pasal 47Pasal 49) Ketentuan lain (Pasal 50Pasal 51)

    Ketentuan Peralihan (Pasal 52)

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    4/43

    4

    TUJUAN PENGATURAN

    Meningkatkan efisiensiekonomi nasional, dalam usahauntuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

    Mewujudkan iklim usaha yang kondusif, melalui

    penerapan Undang-undang Anti Monopoli

    Menjamin kesempatan berusaha yang samabagipelaku usaha besar, menengah, dan kecil

    Mencegah praktek monopoli dan atau persaingan sehatyang ditimbulkan pelaku usaha

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    5/43

    5

    PERJANJIAN YANG DILARANG(Pasal 4 sd 16 UU No. 5 Tahun 1999)

    Definisi Perjanjian (Pasal 1 angka 7)

    perbuatan

    satu atau lebih pelaku usaha

    mengikatkan diri terhadap satu atau lebih

    pelaku usaha lain

    dengan nama apapun

    tertulis dan t idak tertul is

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    6/43

    6

    Perjanjian dalam

    Hukum Persaingan

    Vertikal

    antara pelaku usaha di level berbeda

    c/o. Produsen Distributor/Agen Grosir Retail

    Pasal-pasal 6, 8, 14, 15, 16 UU 5/1999

    Horisontalantara pelaku usaha di level yang sama (pesaing)

    Pasal-pasal 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 16 UU 5/1999

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    7/437

    Macam-macam Perjanjian

    Yang Dilarang

    Oligopoli (Pasal 5)

    Penetapan Harga (Pasal 6Pasal 8)

    Pembagian Wilayah (Pasal 9)

    Pemboikotan (Pasal 10)

    Kartel (Pasal 11)

    Trust (Pasal 12)

    Oligopsoni (Pasal 13) Integrasi Vertikal (Pasal 14)

    Perjanjian Tertutup (Pasal 15)

    Perjanjian dengan Pihak Luar Negeri (Pasal 16)

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    8/43

    MEKANISME PERJANJIAN

    YANG DILARANG

    Substansi Perjanjjian:

    > pengaturan/penetapan harga

    > pembagian (wilayah/pelanggan)

    > pembatasan-pembatasan: wilayah, kuota produksi,bundling/tying

    > diskriminatif

    Dampak Perjanjian:

    > konsumen kerugian

    > pesaing (pasar sejenis) entry barrier

    merugikan/mematikan 8

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    9/439

    KEGIATAN YANG DILARANG

    (Pasal 1724 UU 5 Tahun 1999)

    Monopoli (Pasal 17)

    Monopsoni (Pasal 18)

    Penguasaan Pasar (Pasal 19) Persekongkolan (Pasal 22- Pasal 24)

    Catatan:Setiap KEGIATAN mengandung unsur PERJANJIAN, dmk

    pula sebaliknya

    c/o Persekongkolan, Kartel, Integrasi Vertikal

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    10/4310

    PENYALAHGUNAAN POSISI DOMINAN

    (Pasal 2529 UU Nomor 5 Tahun 1999)

    Pasal 25

    adanya larangan tertentu (Pasal 25 ayat 1)

    adanya batasan pangsa pasar (50% dan 75%)

    merupakan persyaratan kumulatif

    Pasal 26

    adanya persyaratan tertentu: pasar geografik dan pasarproduk sejenis, penguasaan pangsa pasar (tanpa

    menyebutkan besaran pangsanya)

    Larangan bersifat Rule of Reason

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    11/43

    11

    PENYALAHGUNAAN POSISI DOMINAN

    Pasal 27: Kepemilikan Saham

    Pemilikan saham silang (cross ownership)

    batasan pangsa pasar tertentu

    dilarang secara per se

    Pasal 28 dan 29: P3 (Merger)

    Terdapat dualisme sistem pengawasan mergerPasal 28: Pre notification (sebelum merger)

    Pasal 29: Post Notification (setelah merger)

    Penetapannya dengan Peraturan Pemerintah (PP)

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    12/43

    PENGGABUNGAN, PELEBURAN,

    PENGAMBILALIHAN SAHAM (Merger)

    DASAR PENGATURAN:

    PP NO. 57/2010: Penggabungan, Peleburan,

    Pengambilalihan Saham Perusahaan yang DapatMengakibatkan Praktek Monopoli dan PUTS

    Perkom 10/2010 : Formulir Pemberitahuan

    Perkom 11/2010 : Konsultasi

    Perkom 3/2012 : Pedoman Pelaksanaan

    Perkom 4/2012 : Pengenaan Denda

    12

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    13/43

    PASAR DAN

    PASAR BERSANGKUTAN

    PASAR (Pasal 1 angka 9):

    lembaga ekonomi dimana para pembeli dan penjual baik

    secara langsung maupun tidak langsung dapat melakukan

    traksaksi perdagangan barang dan atau jasa

    PASAR BERSANGKUTAN (Pasal 1 angka 10):

    pasar yang berkaitan denganjangkauan atau daerahpemasaran tertentuoleh pelaku usaha atas barang dan

    atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari

    barang dan atau jasa tersebut.

    13

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    14/43

    PASAR BERSANGKUTAN

    PASAR PRODUK:

    > mencari substitusi/produk pengganti (dekat)

    > indikator: harga, karakter atau ciri produk ybs dan

    kegunaannya

    PASAR GEOGRAFIK:

    > sejauh mana konsumen dan/atau produsen mampu

    menjangkau dan/atau memasarkan produknya dengan

    harga yang (relatif) sama/seimbang

    > indikator: jarak, waktu tempuh/biaya, regulasi/tarif, dll 14

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    15/43

    15

    PER SE ILLEGAL dan

    RULE OF REASON

    Larangan mutlak

    Kata dilarang

    Tanpa anak kalimat

    dapat mengakibatkan

    Hanya membuktikan

    yang diminta UU, c/o

    adanya perjanjian,kegiatan, besarnya

    pangsa pasar

    Larangan tidak mutlak

    Kata Patut diduga

    atau Dilarang

    dengan anak kalimatdapat mengakibatkan

    Analisis ekonomi

    (pasar)

    pasarproduk dan geografik

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    16/43

    16

    PERJANJIAN DAN KEGIATAN YANG

    DILARANG SECARAPER SE

    1. Penetapan Harga (Pasal 5)

    2. Penetapan Harga Diskriminatif (Pasal 6)

    3. Boikot (Pasal 10)

    4. Perjanjian Tertutup (Pasal 15)

    5. Persekongkolan dalam Menghambat Produksi

    dan/atau Pemasaran Pesaing (Pasal 24)

    6. Penyalahgunaan Posisi Dominan (Pasal 25)

    7. Pemilikan Saham Mayoritas (Pasal 27)

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    17/43

    17

    JENIS PERJANJIAN YANG DILARANG

    SECARARULE OF REASON

    1. Oligopoli (Pasal 4)

    2. Penetapan Harga di bawah Harga Pasar (Pasal 7)

    3. Penetapan Harga Vertikal (Pasal 8)4. Pembagian Wilayah (Pasal 9)

    5. Kartel (Pasal 11)

    6. Trust (Pasal 12)

    7. Oligopsoni (Pasal 13)8. Integrasi Vertikal (Pasal 14)

    9. Perjanjian dengan Pihak Luar Negeri (Pasal 16)

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    18/43

    18

    KPPU(Pasal 30 sd 37 UU No. 5 Tahun 1999)

    Status (Pasal 30)

    Keanggotaan (Pasal 31Pasal 34) Tugas (Pasal 35)

    Wewenang (Pasal 36)

    Pembiayaan (Pasal 37)

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    19/43

    TUGAS KPPU (Pasal 35)

    a. Melakukan penilaian terhadap perjanjian sebagaimana yang diaturdalam pasal 4 s.d. 16;

    b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau pelaku usahasebagaimana yang pasal 17 s.d. 24;

    c. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan

    posisi dominan sebagaimana yang diatur dalam pasal 25 s.d. 28;d. Mengambil tindakan sesuai wewenang komisi sesuai dengan pasal

    36;

    e. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintahyang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha

    tidak sehat;f. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan

    Undang-undang ini;

    g. Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepadaPresiden dan DPR.

    19

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    20/43

    KEWENANGAN KPPU (Pasal 36)

    a. Menerima laporan tentang dugaan terjadinya praktek monopoli dan

    atau persaingan usaha tidak sehat;

    b. Melakukan penelitian terhadap kegiatan usaha atau tindakan pelaku

    usaha;c. Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus

    laporan maupun inisiatif;

    d. Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan;

    e. Memanggil pelaku usaha;f. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yg

    dianggap mengetahui pelanggaran terhadap Undang-undang ini;

    20

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    21/43

    KEWENANGAN

    g. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan setiap orang yang

    tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;

    h. Meminta keterangan dari instansi pemerintah;

    i. Mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, dan ataualat bukti lain;

    j. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian

    dipihak pelaku usaha lain atau masyarakat;

    k. Memberitahukan putusan komisi kepada pelaku usaha yang didugamelakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;

    l. Menjatuhkan sanksi. Berupa tindakan administratif.

    21

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    22/43

    HUKUM ACARA

    PERSAINGAN USAHA

    22

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    23/43

    POKOK BAHASAN

    SUMBER HUKUM ACARA PERSAINGAN

    SUMBER MASUKNYA PERKARA DI KPPU

    PEMERIKSAAN PERKARA

    ALAT BUKTI SANKSI

    PUTUSAN

    KEBERATAN

    KASASI

    EKSEKUSI PUTUSAN

    23

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    24/43

    SUMBER HUKUM

    UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek

    Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak

    Sehat (Bab VII, Pasal 38 sd. Pasal 46) Peraturan Mahkamah Agung No. 3/2005

    tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum

    Keberatan terhadap Putusan KPPU

    Peraturan Komisi No. 1/2010 tentang Tata

    Cara Penanganan Perkara

    24

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    25/43

    SUMBER PERKARA DI KPPU

    LAPORAN (L)- Pasal 38:1. Setiap orang yang mengetahui terjadi pelanggaran

    2. Pihak yang dirugikan atas adanya pelanggaran

    3. Identitas Pelapor dirahasiakan

    INISIATIF (I)- Pasal 40:- Sumber: Hasil kajian, berita di media, hasil pengawasan,

    laporan yang tidak lengkap, hasil dengar

    pendapat (hearing) dengan Komisi, temuandalam pemeriksaan, sumber lain yang dapat

    dipertanggungjawabkan(Pasal 15 ayat 2 Perkom 1/2010)

    25

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    26/43

    GELAR LAPORAN

    LENGKAP DAN JELAS:

    1. Pelakunya

    2. Pelanggarannya (perjanjian/kegiatan)

    3. Alat bukti4. Kerugian yang ditimbulkan (jika ada)

    (Pasal 37 Perkom 1/2010)

    Persetujuan Komisi dalam Rapat Komisi Masuk tahap Pemeriksaan Pendahuluan

    26

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    27/43

    PEMERIKSAAN PERKARA

    TERBUKA UNTUK UMUM

    kecuali atas permintaan terlapor atau pelapor dalam

    hal akan menyampaikan dokumen rahasia

    PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

    PEMERIKSAAN LANJUTAN

    27

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    28/43

    PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

    Dasar hukum: Pasal 39 UU No. 5/1999 Jangka waktu: 30 hari (kerja)

    Dihadiri (para) Terlapor dan Investigator, Majelis

    (Komisi) sebagai hakim

    Pengajuan Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP),

    dan Tanggapan (Para) Terlapor

    identitas terlapor, saksi/ahli, dugaan pelanggaran, 2 alat bukti,

    rekomendasi ke Pemeriksaan Pendahuluan

    Kewajiban menjaga kerahasiaan informasi

    rahasia perusahaan (kriteria?)

    28

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    29/43

    PEMERIKSAAN LANJUTAN

    Jangka Waktu: 60 hari, bisa diperpanjang 30 hari

    Memeriksa alat bukti

    Kewajiban menyerahkan alat bukti (Ps. 41 ayat 1)

    Larangan menolak diperiksa (Ps. 41 ayat 2)

    Pelanggaran atas penolakan diperiksa, akandiserahkan kepada penyidik (Ps. 41 ayat 3) termasuk Pokok Perkara

    29

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    30/43

    ALAT BUKTI(Pasal 42)

    Keterangan saksi

    Keterangan ahli

    Surat dan atau dokumen

    Petunjuk

    Keterangan pelaku usaha

    30

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    31/43

    BUKTI TIDAK LANGSUNG(INDIRECT EVIDENCE)

    LATAR BELAKANG: PERJANJIAN (Ps. 1 angka &): tertulis dan lisan

    Pembuktian perjanjian lisan (kartel dan

    persekongkolan) Terbatasnya kewenangan KPPU (menyita dan

    menggeledah)

    Dampak signifikan kartel terhadap ekonomi

    Ketidak-taatan pelaku usaha terhadap hukum

    Melibatkan penyidik (Polri)

    Best practice31

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    32/43

    TATA CARA PENANGANAN PERKARA

    TATA CARA PENANGANAN PERKARA

    Penyelidikan Pemberkasan Pemeriksaan Upaya HukumSumber Perkara

    Penelitian

    Saran &

    Pertimbangan

    Kajian

    Komisi

    Pengawasan

    Kajian

    Berita Media

    Hasil

    engawasan

    Laporan tidak

    lengkap

    Dengar

    Pendapat

    Temuan

    Pemeriksaan

    Sumber lain

    yang dapat

    diiipertanggung

    jawabkan

    Berhenti

    Lapor

    anPenelitian

    Berhenti

    Pemerintah

    &

    Legislatif

    Industri yang

    menguasai hajat

    hidup orangbanyak

    Industri strategis,

    yang penting baginegera

    Industri dengan

    tingkat konsentrasi

    tinggi

    Industri unggulannasional ataupun

    daerah

    Buku Dalam

    Daftar

    Pengawasan

    Buku Daftar

    Penghentian

    Laporan

    Penyelidikan

    Berhenti

    Daftar

    Penghenti

    an

    Penyelidik

    an

    Gelar

    Lapor

    an

    Pemberkasan

    dikembalikan

    Putusan

    PLPP

    Monitoring

    Putusan

    Kasasi MAPN

    Monitoring

    Putusan

    Pemeri

    ksaan

    Tamba

    han

    Putusan SelaLaporan dengan permintaan ganti rugi

    Perbaikan Laporan

    Menerima inkracht

    LAPORAN

    INISIATIF

    32

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    33/43

    TINDAKAN ADMINISTRATIF(PASAL 47)

    dapat berupa:a. Penetapan pembatalan perjanjian

    b. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikanintegrasi vertikal

    c. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikankegiatan yang terbukti menimbulkan praktek monopolidan persaingan usaha tidak sehat

    d. Perintah pada pelaku usaha untuk menghentikanpenyalahgunaan posisi dominan

    e. Penetapan pembatalan atas penggabungan ataupeleburan badan usaha dan pengambilalihan saham

    f. Penetapan pembayaran ganti rugi

    g. Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1 M dansetinggi-tingginya Rp 25 M

    33

    PIDANA POKOK

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    34/43

    PIDANA POKOK(Pasal 48)

    Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 4,9 sampai dengan pasal14, pasal 16 sampai dengan pasal 19,pasal 25, pasal 27 dan pasal28 diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) atau

    pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 6 (enam)bulan.

    Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 5 sd pasal 8, pasal 15,pasal 20 s/d pasal 24 dan pasal 26 Undang-undang ini diancampidana denda serendah-rendahnya Rp. 5.000.000.000,- (limamilyar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 25.000.000.000,-(duapuluh lima milyar rupiah) atau pidana kurungan pengganti dendaselamalamanya 5 bulan

    Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 41 diancam pidana dendaserendah-rendahnya Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) ataupidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 3 (tiga) bulan

    34

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    35/43

    PIDANA TAMBAHAN(PASAL 49)

    Pencabutan izin usaha

    Larangan kpd pelaku usaha yg telah terbukti

    melakukan pelanggaran untuk menduduki

    jabatan direksi atau komisaris sekurang-

    kurangnya 2 th dan selama-lamanya 5 th

    Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu

    yang menyebabkan timbulnya kerugian pada

    pihak lain.

    35

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    36/43

    PUTUSAN KPPU

    TERBUKA UNTUK UMUM

    DAPAT DIAJUKAN KEBERATAN

    PILIHAN PENGADILAN NEGERI

    36

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    37/43

    SKEMA UPAYA HUKUM KEBERATAN

    Mahkamah

    AgungKasasiPutusan Putusan

    Menerima

    Melaksanakan putusan

    KPPU secara sukarela atau

    melalui eksekusi Pengadilan

    Negeri

    Kasasi dapat diajukan ke

    Mahkamah Agung selambat-

    lambatnya 14 hariMahkamah Agung harus

    memberikan putusan dalam

    waktu 30 hari sejak

    permohonan kasasi diterima

    PROSES KEBERATAN

    KeberatanPengadilan

    NegeriPutusan

    Menerima

    Keberatan dapat diajukan ke

    Pengadilan Negeri selambat-

    lambatnya 14 hari setelah

    pemberitahuan putusan

    Monitoring

    Pelaksanaan

    Putusan

    Pengadilan Negeri harus

    memberikan putusan dalam

    waktu 30 hari sejak

    dimulainya pemeriksaan

    Pelaku usaha wajib

    melaksanakan putusandalam waktu 30 hari sejak

    pelaku uisaha menerima

    pemberitahuan putusan dan

    melaporkan pelaksanaannya

    kepada Komisi

    37

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    38/43

    KEBERATAN PUTUSAN KPPU

    Dalam waktu 30 hari sejak pemberitahuanPutusan, pelaku usaha wajib melaksanakanPutusan dan menyampaikan laporan kepadaKomisi.

    Pengajuan keberatan ke PN selambat-lambatnya14 hari, tidak mengajukan dianggap menerimaPutusan Komisi

    Putusan tidak dijalankan oleh pelaku usaha,Komisi menyerahkan kepada penyidik.

    38

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    39/43

    KEBERATAN PerMA 3/2005

    PASAL 1: UPAYA HUKUM ATAS PUTUSAN KPPU

    KPPU

    PEMERIKSAAN TAMBAHAN

    PASAL 2 HANYA DIAJUKAN OLEH PELAKU USAHA TERLAPOR

    KEBERATAN ATAS PUTUSAN KPPU HANYA DIPERIKSA DANDIPUTUS OLEH MAJELIS HAKIM

    KPPU MERUPAKAN PIHAK

    PASAL 3:

    PUTUSAN KPPU BUKAN KEPUTUSAN TUN

    39

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    40/43

    PEMERIKSAAN KEBERATAN

    PN memeriksa keberatan pelaku usaha dalam

    waktu 14 hari sejak diterimanya keberatan

    PN harus memberi putusan dalam waktu 30 hari

    sejak dimulainya pemeriksaan keberatan Pihak yang keberatan terhadap Putusan PN

    dalam waktu 14 hari dapat mengajukan kasasi ke

    Mahkamah Agung

    Mahkamah Agung harus memberi Putusan dalam

    waktu 30 hari sejak permohonan kasasi diterima

    40

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    41/43

    PEMERIKSAAN TAMBAHAN(PASAL 6 PERMA 3/2005)

    Dalam hal Majelis Hakim berpendapat perlu pemeriksaantambahan, maka melalui putusan sela memerintakankepada KPPU untuk dilakukan pemeriksaan tambahan.

    Perintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuathal-hal yang harus diperiksa dengan alasan-alasan yang

    jelas dan jangka waktu pemeriksaan tambahan yangdiperlukan;

    Dalam hal perkara dikembalikan sebagaimana dimaksuddalam ayat (1), sisa waktu pemeriksaan keberatanditangguhkan;

    Dengan memperhitungkan sisa waktu sebagaimanadimaksud dalam ayat (3), sidang lanjutan pemeriksaankeberatan harus sudah dimulai selambat-lambatnya 7(tujuh) hari setelah KPPU menyerahkan berkaspemeriksaan tambahan.

    41

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    42/43

    EKSEKUSI PUTUSAN(PASAL 46 UU 5/1999)

    Apabila tidqak terdapat keberatan, putusan

    Komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43

    ayat (3) telah mempunyai kekuatan hukum yang

    tetap.

    Putusan Komisi sebagaimana dimaksud dalam

    ayat (1) dimintakan penetapan eksekusi kepadaPengadilan Negeri.

    42

  • 5/25/2018 KPPU Dan Hukum Acara

    43/43

    TERIMA KASIH