kp rtrwn indonesia

5
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL POLA RUANG NASIONAL 1. Ketelitian geometris. a) Sistem referensi Geospasial. Dalam menetapkan sistem referensi Geospasial sebagaimana berpedoman pada sistem referensi Geospasial yang bersifat global, yaitu sistem koordinat UTM Zone 49 Southern Hemisphere (WGS 1984) (EPSG 32749). b) Skala. Peta dasar adalah Peta Rupabumi Indonesia skala 1:1.000.000 Edisi I – Tahun 1995 yang diterbitkan oleh BAKOSURTANAL. Sebagai Sumber Data Peta Dunia (World Map) skala 1:1.000.000. c) Unit Pemetaan. Unit Pemetaan yang digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah kota Semarang yaitu provinsi. 2. Ketelitian muatan ruang. Kerincian kelas unsur dan Simbolisasi. - Batas Administratif: Negara, Provinsi, Kabupaten/Kota, Landas Kontinen kesepakatan telah diratifikasi, Landas Kontinen belum ratifikasi, Maksimum Klaim Batas Landas Kontinen, ZEE kesepakatan belum ratifikasi, ZEE Indonesia (Unilateral), Laut Teritorial, Laut Teritorial kesepakatan telah diratifikasi, Laut Teritorial perlu kesepakatan.

Upload: desitta-fathimah-aziz

Post on 06-Feb-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pwk, pola ruang

TRANSCRIPT

Page 1: KP RTRWN Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 26 TAHUN 2008

TENTANGRENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

POLA RUANG NASIONAL1. Ketelitian geometris.

a) Sistem referensi Geospasial.Dalam menetapkan sistem referensi Geospasial sebagaimana berpedoman pada sistem referensi Geospasial yang bersifat global, yaitu sistem koordinat UTM Zone 49 Southern Hemisphere (WGS 1984) (EPSG 32749).

b) Skala.Peta dasar adalah Peta Rupabumi Indonesia skala 1:1.000.000 Edisi I – Tahun 1995 yang diterbitkan oleh BAKOSURTANAL. Sebagai Sumber Data Peta Dunia (World Map) skala 1:1.000.000.

c) Unit Pemetaan.Unit Pemetaan yang digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah kota Semarang yaitu provinsi.

2. Ketelitian muatan ruang. Kerincian kelas unsur dan Simbolisasi.

- Batas Administratif: Negara, Provinsi, Kabupaten/Kota, Landas Kontinen kesepakatan telah diratifikasi, Landas Kontinen belum ratifikasi, Maksimum Klaim Batas Landas Kontinen, ZEE kesepakatan belum ratifikasi, ZEE Indonesia (Unilateral), Laut Teritorial, Laut Teritorial kesepakatan telah diratifikasi, Laut Teritorial perlu kesepakatan.

- Kawasan Lindung: Hutan Lindung.- Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya: Taman

nasional laut. - Kawasan Budidaya yang masih dimungkinkan Kawasan Berfungsi

Lindung dalam rencana yang lebih detail.- Kawasan Andalan: Andalan laut.- Kawasan Tertentu: Kerjasama antar regional.

Page 2: KP RTRWN Indonesia

- Sistem Perkotaan: Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan Kota Metropolitan.

- Landas Kontinen Indonesia – India.- Landas Kontinen Indonesia – Thailand.- Landas Kontinen Indonesia – Malaysia.- Batas Laut Teritorial Indonesia – Malaysia.- Batas Laut Teritorial Indonesia – Singapura.- Landas Kontinen Indonesia – Vietnam belum disepakati.- ZEE Indonesia – Philipina, Unilateral.- Landas Kontinen dan ZEE Indonesia – Papua New Guinea telah

diratifikasi.- Batas Laut Teritorial Indonesia – Papua New Guinea.- Landas Kontinen Indonesia – Australia telah ratifikasi.- ZEE Indnesia – Australia, belum ratifikasi.- Zona Perikanan Tradisional.

STRUKTUR RUANG NASIONAL1. Ketelitian geometris.

a) Sistem referensi Geospasial.Dalam menetapkan sistem referensi Geospasial sebagaimana berpedoman pada sistem referensi Geospasial yang bersifat global, yaitu sistem koordinat UTM Zone 49 Southern Hemisphere (WGS 1984) (EPSG 32749).

b) Skala.Peta dasar adalah Peta Rupabumi Indonesia skala 1:1.000.000 Edisi I – Tahun 1995 yang diterbitkan oleh BAKOSURTANAL. Sebagai Sumber Data Peta Dunia (World Map) skala 1:1.000.000.

c) Unit Pemetaan.Unit Pemetaan yang digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah kota Semarang yaitu provinsi.

2. Ketelitian muatan ruang. Kerincian kelas unsur dan Simbolisasi.

- Batas Administratif: Negara, Provinsi, Kabupaten/Kota, Landas Kontinen kesepakatan telah diratifikasi, Landas Kontinen belum

Page 3: KP RTRWN Indonesia

ratifikasi, Maksimum Klaim Batas Landas Kontinen, ZEE kesepakatan belum ratifikasi, ZEE Indonesia (Unilateral), Laut Teritorial, Laut Teritorial kesepakatan telah diratifikasi, Laut Teritorial perlu kesepakatan.

- Jaringan transportasi laut: Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), Pelabuhan internasional, Pelabuhan nasional.

- Jaringan transportasi darat: Lintas penyeberangan antar negara, Lintas penyeberangan antar pulau, Lintas penyeberangan antar sabuk utara, Lintas penyeberangan sabuk tengah, Lintas penyeberangan sabuk selatan, Lintas penyeberangan penghubung sabuk.

- Jaringan transportasi darat (Jaringan Jalan dan Jembatan): Arteri primer, Kolektor primer, Jalan strategis (Strategis Nasional), Lintas Nasional, Bebas hambatan.

- Jaringan transportasi darat (Jaringan jalur rel kereta api dan stasiun): Jalur kereta api antar kota eksisting, Rencana jaringan jalur kereta api antar kota.

- Jaringan transportasi udara: Bandar udara umum pusat penyebaran primer, Bandar udara umum pusat penyebaran sekunder. Bandar udara umum pusat penyebaran tersier.

- Sistem Perkotaan: Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan Kota Metropolitan.

- Landas Kontinen Indonesia – India.- Landas Kontinen Indonesia – Thailand.- Landas Kontinen Indonesia – Malaysia.- Batas Laut Teritorial Indonesia – Malaysia.- Batas Laut Teritorial Indonesia – Singapura.- Landas Kontinen Indonesia – Vietnam belum disepakati.- ZEE Indonesia – Philipina, Unilateral.- Landas Kontinen dan ZEE Indonesia – Papua New Guinea telah

diratifikasi.- Batas Laut Teritorial Indonesia – Papua New Guinea.- Landas Kontinen Indonesia – Australia telah ratifikasi.- ZEE Indnesia – Australia, belum ratifikasi.- Zona Perikanan Tradisional.

Page 4: KP RTRWN Indonesia

- Sistem Jaringan Telekomunikasi (Jaringan terestrial): Jaringan mikro digital, Jaringan serat optik, Jaringan mikro analog, Jaringan kabel laut, Jaringan internasional.

- Jaringan satelit: Stasiun bumi.- Jaringan listrik (Kawat saluran udara): Jaringan transmisi tegangan

extra tinggi (SUTET) – 500 KV, Jaringan transmisi tegangan tinggi (SUTT) – 275KV, Jaringan transmisi tegangan menegah (SUTM) – 150 KV.

- Sistem Jaringan Sumber Daya Air: Waduk, SWS Strategis Nasional.