kotornya bisnis bank
TRANSCRIPT
7/29/2019 Kotornya Bisnis Bank
http://slidepdf.com/reader/full/kotornya-bisnis-bank 1/13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbeda dengan kejahatan konvensional yang melibatkan para pelaku
kejahatan jalanan ( street crime, blue collar crime, blue jeans crime), terhadap
white collar crime pihak yang terlibat adalah mereka yang merupakan orang-
orang terpandang dalam masyarakat dan biasanya berpendidikan. Bahkan, modus
operandi untuk white collar crime ini sering kali pula dilakukan dengan cara-cara
yang canggih, malahan bercampur-baur dengan teori-teori dalam bidang ilmu
pengetahuan, seperti akunting dan statistik.
Kejahatan white collar salah satunya terjadi dalam bisnis bank. Asal dari
kata bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran
uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi
keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima
simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal
sebagai banknote.
Sedangkan pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,
yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian bank menurut Undang-undang Negara
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa usaha
perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana,
dan memberikan jasa bank lainnya.
Urusan dengan bank identik dengan berurusan dengan uang. Karena itu,
tidak mengherankan jika bank selalu diincar oleh para penjahat yang tergiur
dengan uang tersebut, tetapi tanpa mau berusaha untuk mendapatkannya secara
1
7/29/2019 Kotornya Bisnis Bank
http://slidepdf.com/reader/full/kotornya-bisnis-bank 2/13
halal dan wajar. Fakta menunjukan pula bahwa lebih dari 90% (Sembilan puluh
persen) kejahatan bank dilaksanakan melalui kerjasama antara orang luar dan
orang dalam bank. Uniknya, orang dalam tersebut terdiri dari para young urban
professional ( yuppies) Indonesia, dengan ciri-ciri yang sama: muda, pintar, gesit,
workaholic, ambisius, punya posisi baik, punya penghasilan, dan memiliki angan-
angan tinggi, tetapi kurang bermoral. Terkadang mereka menggunakan computer
bahkan internet sebagai sarana kejahatannya.
Di sepanjang sejarah sejak saat manusia mengenal sistem perbankan, sejak
saat itu pula kejahatan perbankan sudah dideteksi dan modus operandi kejahatan
perbankan terus berkembang mengikuti perkembangan kecanggihan dunia
perbankan itu sendiri. Dewasa ini kejahatan perbankan sangat banyak modelnya,
yang sebagian besar merupakan white collar crime, meskipun kejahatan
perbankan yang konvensional, seperti perampokan bank tetap saja terus terjadi.
Berdasarkan pemaparan diatas penulis tertarik untuk mengkaji
permasalahan kejahatan perbankan agar kita dapat memahami dan lebih lanjut
agar kita lebih waspada/antisifatif terhadap semua kejatan yang dapat merugikan
kehidupan kita, dalam hal ini yaitu kejahatan perbankan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Kejahatan Perbankan?
2. Apa saja jenis/model Kejahatan Perbankan?
3. Apa penyebab terjadinya Kejahatan Perbankan?
4. Bagaimana perkembangan tindak pidana Perbankan di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa itu Kejahatan Perbankan.
2. Mengetahui jenis/model Kejahatan Perbankan.
3. Memahami penyebab terjadinya Kejahatan Perbankan.
2
7/29/2019 Kotornya Bisnis Bank
http://slidepdf.com/reader/full/kotornya-bisnis-bank 3/13
4. Mencari soslusi dan upaya pencegahan dalam menghadapi kejahatan
perbankan.
D. Manfaat Penulisan
Penulis berharap semoga pembahasan mengenai kejahatan perbankan ini
dapat menambah wawasan keilmuan khususnya bagi mahasiswa pendidikan ips
2009 yang sedang mengampu mata kuliah Kajian White Collar Crime dalam
politik dan ekonomi.
E. Metode Penulisan
1. Kajian Pustaka
2. Browsing
BAB II
3
7/29/2019 Kotornya Bisnis Bank
http://slidepdf.com/reader/full/kotornya-bisnis-bank 4/13
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kejahatan Perbankan
Tindak pidana perbankan atau yang disebut juga dengan kejahatan
perbankan (banking crime) adalah suatu jenis kejahatan yang secara melawan
hukum pidana dilakukan, baik dengan sengaja ataupun dengan tidak disengaja,
yang ada hubungannya dengan lembaga, perangkat, dan produk perbankan,
sehingga menimbulkan kerugian materiil dan atau immateril bagi perbankan itu
sendiri maupun bagi nasabah atau pihak ketiga lainnya.
Suatu kejahatan perbankan dapat dibagi ke dalam 6 kategori sebagai
berikut:
Kategori I : Kejahatan fisik
Kejahatan perbankan yang melibatkan fisik merupakan
kejahatan konvensional yang berhubungan dengan
perbankan.
Kategori II : Kejahatan pelanggaran administrasi perbankan
Karena bank merupakan lembaga pelayanan publik, maka
banyak ketentuan administrasi dibebankan oleh hukum
kepadanya. Tindak pidana perbankan yang berkenaan
dengan pelanggaran administrasi ini sepenuhnya diatur
oleh Undang Undang Perbankan yang berlaku dan
Undang Undang bank Sentral. Tindakan-tindakan yang
termasuk ke dalam pelanggaran administrasi adalah
sebagai berikut:
1. Operasi bank tanpa izin atau tanpa izin yang
benar (bank gelap)
2. Tidak memenuhi pelaporan kepada Bank
Sentral
4
7/29/2019 Kotornya Bisnis Bank
http://slidepdf.com/reader/full/kotornya-bisnis-bank 5/13
3. Tidak memenuhi ketentuan Bank Sentral
tentang kecukupan modal; batas maksimum
pemberian kredit; persyaratan pengurus dan
komisaris; merger, akuisisi; dan konsolidasi bank; dan
lain-lain.
Kategori III : Kejahatan produk bank
Ketentuan hukum yang mangatur/ melarang kejahatan
produk bank mulai dari KUH Pidana, Undang-Undang
Perbankan, Undang-Undang Bank Sentral, KUH Dagang,
dan undang-undang khusus lainnya. Tindakan-tindakan
yang termasuk kedalam kejahatan ini adalah sebagai
berikut:
1. Pemberian kredit yang tidak benar, misalnya
tanpa agunan atau agunan fiktif.
2. Pemalsuan warkat, seperti cek, wesel, dan
letter of credit
3. Pemalsuan kartu kredit
4. Transfer uang kepada yang tidak berhak.
Kategori IV : Kejahatan profesional perbankan
Kejahatan profesional perbankan adalah kejahatan
perbankan yang berkenaan dengan pelanggaran profesi
sebagai bankir. Kejahatan ini biasanya dilancarkan oleh
oarang dalam bank yang tidak profesional dan rakus.
Pelanggaran profesi perbankan sebagian sudah diatur oleh
undang-undang sedangkan sebaiannya lagi diatur dalam
Kode Etik Bankir Indonesia.
Kategori V : Kejahatan likuiditas bank sentral
Bank sentral yaitu Bank Indonesia merupakan tempat
meminjam terakhir yaitu jika bank-bank mengalami
5
7/29/2019 Kotornya Bisnis Bank
http://slidepdf.com/reader/full/kotornya-bisnis-bank 6/13
kesulitan likuiditas, maka bisa meminjam uang sementara
ke Bank Indonesia. Bank Indonesia pernah mengeluarkan
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia atau lebih dikenal
BLBI pada tahun 1998-1999 kepada bank-bank yang
sakit dengan harapan bank tersebut dapat sembuh dari
penyakitnya. Akan tetapi uang tersebut umumnya bukan
digunakan untuk menyembuhkan bank, melainkan
digunakan untuk kebutuhan pribadi pemilik bank
sehingga penyalahgunaan BLBI diarahkan ke tindak
pidana korupsi.
Kategori VI : Pelanggaran moralitas
Ketentuan-ketentuan tentang etika perbankan ini diatur
dalam Kode Etik Bakir Indonesia. Kode Etik Bankir
Indonesia tersebut berisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Patuh dan taat pada ketentuan perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku.
2. Melakukan pencatatan yang benar mengenai
segala transaksi yang bertalian dengan kegiatan
banknya.
3. Menghindari diri dari persaingan yang tidak
sehat
4. Tidak menyahgunakan wewenangnya untuk
kepentingan pribadi
5. Menghindari diri dari keterlibatan
pengambilan keputusan dalam hal terdapat
pertentangan kepentingan.
6. Menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya.
6
7/29/2019 Kotornya Bisnis Bank
http://slidepdf.com/reader/full/kotornya-bisnis-bank 7/13
7. Memperhitungkan dampak yang merugikan
dari setiap kebijakan yang ditetapkan banknya
terhadap keadaan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
8. Tidak menerima hadiah atau imbalan yang
memperkaya diri pibadi maupun keluarga.
9. Tidak melakukan perbuatan tercela yang
dapat merugikan profesinya.
B. Perkembangan Tindak Pidana Perbankan
Di Amerika Serikat, operasional suatu bank diawasi super ketat, dilakukan
bersama-sama oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah setempat. Di
tingkat pemerintah pusat, suatu bank malah diawasi secara berlapis oleh: Federal
Reserve Board; Federal Deposit Insurance Corporation; Office Of The
Comptoller Of The Currency; Securities And Exchange Commision; Dan
Departement Of Justice.
Kejahatan bank semakin hari semakin meninggkat. Modus yang dilakukan
pun semakin canggih. Bahkan, beberapa kasus terlibat sindikat mafia, baik dalam
negeri maupun luar negeri. Fakta menunjukkan, bahwa lebih dari 90% kejahatan
bank dilaksanakan melalui kerjasama orang luar dan orang dalam bank. Uniknya,
orang dalam tersebut terdiri dari para young urban professional (yuppies)
Indonesia, dengan ciri yang sama: muda, pintar, gesit, workholic, ambisius, punya
posisi baik, punya penghasilan, dan memiliki angan-angan tinggi, tetapi kurang
bermoral.
Bentuk-bentuk banking crime adalah misaplikasi dari dana bank, false
bank entries, lapotan palsu kepada pemerintah, kredit palsu kepada pemerintah,
kredit palsu atau warkat palsu, yang tidak kesemua bentuk kejahatan tersebut
dapat diakomodasikan oleh hukum positif Indonesia saat ini.
7
7/29/2019 Kotornya Bisnis Bank
http://slidepdf.com/reader/full/kotornya-bisnis-bank 8/13
Jadi, salah satu bentuk kejahatan bank adalah pemalsuan warkatbank.
Dalam hal ini yang dipalsukan atau digunkan secara tidak benar adalah kartu
kredit, travelers check , bilyet giro, kartu ATM, atau uang kertas.
Penyebab kejahatan bank tersebut menurut As Mamoeddin (1997) dalam
Munir Fuady (2004: 81) adalah sebagai berikut:
1. Internal perbankan
a. Pelayanan yang kurang tepat
b. Kurangnya pengamanan terhadap giral
c. Kurang memperhatikan referensi pihak lain terhadap nasabah baru
d. Keterbatasan pengawasan
e. Kurangnya informasi antarbank
f. Kelemahan peraturan
g. Mudahnya pembatalan sepihak terhadap bilyet giro
h. Jeleknya mental para bankir
i. Kelemahan analisis kredit
j. Banyaknya bankir karbitan bermenral pedangan pasar tanah abang
k. Banyak terjadi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)
l. Terlalu otoriter pimpinan bank
m. Sikap gampang percaya pada bawahan dan nasabah
n. Garbage in garbage out (GIGO) dari komputer perbankan
o. Bank saling berebutab nasabah
p. Penyalahgunaan rahasia bank
q. Sikap skeptis dari dan kepada penyedik
8
7/29/2019 Kotornya Bisnis Bank
http://slidepdf.com/reader/full/kotornya-bisnis-bank 9/13
r. Mobilitas pelaku kejahatan yang tinggi
s. Terlalu saling percaya di antara sesama bankir dan pegawai bank
t. Peneriman pegawai bank yang tidak benar
u. Diskriminasi terhadap pegawai (karena agama, suku, golongan,
gender, asal alumni, dan lain-lain)
2. Faktor eksternal perbankan
a. Hukum yang lemah
b. Mental aparat hukum yang jelek
c. Kentalnya masuk unsur politik ke dalam perbankan
d. Pengetahuan masyarakat tentang perbankan yang lemah
e. Keengganan masyarakat untuk melapor jika terjadi kejahatan
perbankan.
C. Etika Perbankan
Mengingat bahwa bank adalah lembaga kepercayaan, maka unsur
kepercayaan dari para nasabah serta pihak ketiga lainnya itulah yang menjadi pilar
penunjang utama lancarnya kegiatan usaha bank. Faktor kepercayaan yang
mengharuskan hadirnya etika perbankan agar kepercayaan yang telah ada dapat
dipelihara dan ditingkatkan secara terus menerus.
Kehati-hatian dan profesionalisme diperlukan dalam pengelolaan bank
disamping menjaga kepercayaan juga untuk menghindari atau sekurang-
kurangnya meminimalisasi, resiko likuiditas, resiko investasi, resiko usaha, dan
resiko operasional.
Dalam upaya pencapaian semua itu, maka bank harus dikelola oleh bankir-
bankir profesional yaitu bankir yang memiliki kemampuan teknis perbankan yang
9
7/29/2019 Kotornya Bisnis Bank
http://slidepdf.com/reader/full/kotornya-bisnis-bank 10/13
standar kualitas tertentu, memiliki wawasan kedepan, etika serta tanggung jawab
sosial yang tinggi.
D. Prinsip-Prinsip Etika Perbankan
Didalam implementasinya maka etika perbankan harus didasarkan atas
prinsip-prinsip atara lain sebagai berikut:
1) Prinsip kebebasan dan tanggung jawab
Para bankir pada dasarnya bebas dalam mengelola banknya, dalam arti
bebas yang bertanggung jawab sehingga tidak merugikan pihak lain,
dan masih berada dalam koridor yang sesuai dengan
ketentuan/peraturan yang berlaku.
2) Prinsip kejujuran dan memegang teguh amanat
Kepercayaan dan kewenangan yang telah diberikan oleh para pihak
berkepentingan yaitu masyarakat/nasabah, Pemerintah/Bnak Indonesia,
pemegang saham serta pimpinan/karyawan kepada bank, merupakan
amanat yang senatiasa harus dijaga dan dipelihara serta tidak
disalahgunakan untuk kepentingan yang menyimpang dari etika
perbankan yang telah disepakati bersama.
3) Prinsip kepatuhan
Para pengelola bank diharuskan mematuhi
ketentuan/peraturan/undang-undang dibidang perbankan
4) Prinsip kebenaran pencatatan
Pengelola bank wajib mencatat semua transaksi dengan benar dan
memelihara dokumen dan arsip sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5) Prinsip kerahasiaan
10
7/29/2019 Kotornya Bisnis Bank
http://slidepdf.com/reader/full/kotornya-bisnis-bank 11/13
Dalam batas-batas tertentu para pengelola bank dituntut untuk tetap
menjaga kerahasiaan baik rahasia bank maupun rahasia perusahaan
serta rahasia jabatan/pekerjaan
6) Prinsip kehormatan profesi
Para bankir harus senantiasa menjaga kehormatan profesinya dengan
menghindarkan diri dari segala bentuk kolusi, korupsi, dan nepotisme,
upeti, hadiah, dan fasilitas-fasilitas yang tidak layak yang diberikan
oleh pihak ketiga yang menghendaki balas jasa berupa kemudahan
atau fasilitas-fasilitas yang melanggar atau menyimpang dari
ketentuan/prosedur perbankan yang berlaku
7) Prinsip bersaing secara sehat
Yang dimaksud dengan persaingan disini dapat bersifat intern yaitu
persaingan antara pribadi atau antar bagian dalam bank yang
bersangkutan. Yang kedua jenis persaingan tersebut harus dilakukan
secara sehat dan tidak boleh dilakukan secara curang.
8) Prinsip tanggung jawab sosial
Didalam menjalankan operasinya, para pengelola bank harus tetap
peka dan memiliki rasa tanggung jawab sosial terhadap masyarakat
tanpa harus mengorbankan terlalu banyak kepentingan bak yang
bersangkutan.
11
7/29/2019 Kotornya Bisnis Bank
http://slidepdf.com/reader/full/kotornya-bisnis-bank 12/13
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tindak pidana perbankan atau yang disebut juga dengan kejahatan
perbankan (banking crime) adalah suatu jenis kejahatan yang secara
melawan hukum pidana dilakukan, baik dengan sengaja ataupun dengan
tidak disengaja, yang ada hubungannya dengan lembaga, perangkat, dan
produk perbankan, sehingga menimbulkan kerugian materiil dan atau
immateril bagi perbankan itu sendiri maupun bagi nasabah atau pihak
ketiga lainnya.
2. Kejahatan perbankan dapat dibagi ke dalam 6 kategori yaitu, kejahatan
fisik, pelanggaran administrasi perbankan, produk bank, professional
perbankan, likuiditas Bank Sentral, Moralitas.
3. Penyebab kejahatan bank tersebut menurut As Mamoeddin (1997) dalam
Munir Fuady (2004: 81) ada dua, yaitu penyebab internal perbankan
seperti pelayanan yang kurang tepat, dan penyebab eksternal perbankan
seperti hokum yang lemah.
4. Melihat pada perkembangan kejahatan perbankan yang begitu pesat
dengan modus operandi yang terus berkembang pula, maka penegakan
hokum (law enforcement ) terhadap bidang ini mestilah diperhatikan
dengan sungguh-sungguh. Disamping itu, agar pencegahan dan
penanggulangan kejahatan perbankan dapat diatasi dengan baik, perlu
diperbaiki dan disempurnakan aturan main yang ada, baik aturan
perbankan, aturan pidana, maupun aturan yang berkenaan dengan profesi
banker. Selain itu, kualitas dan moral dari para penegak hukum dan para
banker perlu segera diperbaiki secara terus-menerus sebab sebagian besar
12
7/29/2019 Kotornya Bisnis Bank
http://slidepdf.com/reader/full/kotornya-bisnis-bank 13/13
dari kejahatan perbankan dilakukan dengan melibatkan orang dalam bank
itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Fuady, Munir. (2004). Bisnis Kotor Anatomi Kejahatan Kerah Putih. Jakarta: PT.
Citra Aditya Bakti. 2004.
http://ridwanaz.com/umum/pengertian-bank/
13