korupsi

17
KORUP KORUP SI SI By : Rakha By : Rakha Abiyasa Abiyasa

Upload: cargan

Post on 16-Jan-2016

42 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KORUPSI. By : Rakha Abiyasa. Korupsi. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: KORUPSI

KORUPKORUPSISI

By : Rakha AbiyasaBy : Rakha Abiyasa

Page 2: KORUPSI

Korupsi merupakan fenomena sosial yang hingga kini masih Korupsi merupakan fenomena sosial yang hingga kini masih belum dapat diberantas oleh manusia secara maksimal. Korupsi belum dapat diberantas oleh manusia secara maksimal. Korupsi tumbuh seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. tumbuh seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Tidak hanya di negeri kita tercinta, korupsi juga tumbuh subur di Tidak hanya di negeri kita tercinta, korupsi juga tumbuh subur di belahan dunia yang lain, bahkan di Negara yang dikatakan paling belahan dunia yang lain, bahkan di Negara yang dikatakan paling maju sekalipun. maju sekalipun.

KorupsiKorupsi

Page 3: KORUPSI

Pengertian KorupsiPengertian Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin, Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-CorrumpereCorruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Korupsi menurut Huntington (1968) adalah atau menyogok. Korupsi menurut Huntington (1968) adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.KKorupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan orupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan Negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam Negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam modus.modus.

Seorang sosiolog Malaysia Syed Hussein Alatas secara Seorang sosiolog Malaysia Syed Hussein Alatas secara implisit menyebutkan tiga bentuk korupsi yaitu sogokan implisit menyebutkan tiga bentuk korupsi yaitu sogokan ((briberybribery), pemerasan (), pemerasan (extortionextortion), dan ), dan nepotismenepotisme..

Page 4: KORUPSI

Alatas mendefinisikan Alatas mendefinisikan nepotismenepotisme sebagai pengangkatan sebagai pengangkatan kerabat, teman, atau sekutu politik untuk menduduki jabatan-kerabat, teman, atau sekutu politik untuk menduduki jabatan-jabatan publik, terlepas dari kemampuan yang dimilikinya jabatan publik, terlepas dari kemampuan yang dimilikinya dan dampaknya bagi kemaslahatan umum (Alatas 1999:6).dan dampaknya bagi kemaslahatan umum (Alatas 1999:6).Inti ketiga bentuk korupsi menurut kategori Alatas ini adalah Inti ketiga bentuk korupsi menurut kategori Alatas ini adalah subordinasi kepentingan umum dibawah tujuan-tujuan subordinasi kepentingan umum dibawah tujuan-tujuan pribadi yang mencakup pelanggaran-pelanggaran norma-pribadi yang mencakup pelanggaran-pelanggaran norma-norma, tugas, dan kesejahteraan umum, yang dibarengi norma, tugas, dan kesejahteraan umum, yang dibarengi dengan kerahasiaan, pengkhianatan, penipuan, dan sikap dengan kerahasiaan, pengkhianatan, penipuan, dan sikap masa bodoh terhadap akibat yang ditimbulkannya terhadap masa bodoh terhadap akibat yang ditimbulkannya terhadap masyarakat. masyarakat.

Page 5: KORUPSI

Lanjutan.......Lanjutan.......Istilah korupsi dapat pula mengacu pada pemakaian Istilah korupsi dapat pula mengacu pada pemakaian dana pemerintah untuk tujuan pribadi. Definisi ini tidak dana pemerintah untuk tujuan pribadi. Definisi ini tidak hanya menyangkut korupsi moneter yang hanya menyangkut korupsi moneter yang konvensional, akan tetapi menyangkut pula korupsi konvensional, akan tetapi menyangkut pula korupsi politik dan administratif. Seorang administrator yang politik dan administratif. Seorang administrator yang memanfaatkan kedudukannya untuk menguras memanfaatkan kedudukannya untuk menguras pembayaran tidak resmi dari para investor (domestik pembayaran tidak resmi dari para investor (domestik maupun asing), memakai sumber pemerintah, maupun asing), memakai sumber pemerintah, kedudukan, martabat, status, atau kewenangannnya kedudukan, martabat, status, atau kewenangannnya yang resmi, untuk keuntungan pribadi dapat pula yang resmi, untuk keuntungan pribadi dapat pula dikategorikan melakukan tindak korupsi.dikategorikan melakukan tindak korupsi.

Page 6: KORUPSI

Mengutip Robert Redfield, korupsi dilihat dari pusat Mengutip Robert Redfield, korupsi dilihat dari pusat budaya, pusat budaya dibagi menjadi dua, yakni budaya, pusat budaya dibagi menjadi dua, yakni budaya kraton (great culture) dan budaya wong cilik budaya kraton (great culture) dan budaya wong cilik ((little culturelittle culture). Dikotomi budaya selalu ada, dan ). Dikotomi budaya selalu ada, dan dikotomi tersebut lebih banyak dengan subyektifitas dikotomi tersebut lebih banyak dengan subyektifitas pada budaya besar yang berpusat di kraton. Kraton pada budaya besar yang berpusat di kraton. Kraton dianggap sebagai pusat budaya. Bila terdapat pusat dianggap sebagai pusat budaya. Bila terdapat pusat budaya lain di luar kraton, tentu dianggap lebih rendah budaya lain di luar kraton, tentu dianggap lebih rendah dari pada budaya kraton. Meski pada hakikatnya dua dari pada budaya kraton. Meski pada hakikatnya dua budaya tersebut berdiri sendiri-sendiri namun tetap budaya tersebut berdiri sendiri-sendiri namun tetap ada bocoran budaya.ada bocoran budaya.

Page 7: KORUPSI

Sebab-Sebab KorupsiSebab-Sebab Korupsi

Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci yang mampu memberi ilham dan posisi-posisi kunci yang mampu memberi ilham dan mempengaruhi tingkah laku yang menjinakkan korupsi.mempengaruhi tingkah laku yang menjinakkan korupsi.

Kelemahan pengajaran-pengajaran agama dan etika.Kelemahan pengajaran-pengajaran agama dan etika. Kolonialisme, suatu pemerintahan asing tidaklah Kolonialisme, suatu pemerintahan asing tidaklah

menggugah kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan menggugah kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan untuk membendung korupsi.untuk membendung korupsi.

Kurangnya pendidikan.Kurangnya pendidikan. Adanya banyak kemiskinan.Adanya banyak kemiskinan. Perubahan radikal, suatu sistem nilai yang mengalami Perubahan radikal, suatu sistem nilai yang mengalami

perubahan radikal, korupsi muncul sebagai penyakit perubahan radikal, korupsi muncul sebagai penyakit transisional.transisional.

Page 8: KORUPSI

Keadaan masyarakat yang semakin majemuk.Keadaan masyarakat yang semakin majemuk. GreedsGreeds(keserakahan) : berkaitan dengan adanya perilaku (keserakahan) : berkaitan dengan adanya perilaku

serakah yang secara potensial ada di dalam diri setiap serakah yang secara potensial ada di dalam diri setiap orang.orang.

OpportunitiesOpportunities(kesempatan) : berkaitan dengankeadaan (kesempatan) : berkaitan dengankeadaan organisasi atau instansi atau masyarakat yang sedemikian organisasi atau instansi atau masyarakat yang sedemikian rupa, sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk rupa, sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk melakukan kecurangan.melakukan kecurangan.

NeedsNeeds(kebutuhan) : berkaitan dengan faktor-faktor yamg (kebutuhan) : berkaitan dengan faktor-faktor yamg dibutuhkan oleh individu-individu untuk menunjang hidupnya dibutuhkan oleh individu-individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.yang wajar.

ExposuresExposures(pengungkapan) : berkaitan dengan tindakan atau (pengungkapan) : berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecuranganpelaku diketemukan melakukan kecurangan, dll., dll.

Page 9: KORUPSI

Korupsi telah didefinisikan secara jelas oleh UU No 31 Korupsi telah didefinisikan secara jelas oleh UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 dalam pasal-Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 dalam pasal-pasalnya. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, terdapat 33 pasalnya. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, terdapat 33 jenis tindakan yang dapat dikategorikan sebagai korupsi. jenis tindakan yang dapat dikategorikan sebagai korupsi. 33 tindakan tersebut dikategorikan ke dalam 7 kelompok 33 tindakan tersebut dikategorikan ke dalam 7 kelompok yakni :yakni :

Korupsi yang terkait dengan merugikan keuangan Korupsi yang terkait dengan merugikan keuangan NegaraNegara

Korupsi yang terkait dengan suap-menyuapKorupsi yang terkait dengan suap-menyuap Korupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatanKorupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatan Korupsi yang terkait dengan pemerasanKorupsi yang terkait dengan pemerasan Korupsi yang terkait dengan perbuatan curangKorupsi yang terkait dengan perbuatan curang

Macam-Macam Korupsi

Page 10: KORUPSI

Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaanKorupsi yang terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaan Korupsi yang terkait dengan gratifikasiKorupsi yang terkait dengan gratifikasi, dll., dll.

Menurut Aditjandra dari definisi tersebut digabungkan dan dapat Menurut Aditjandra dari definisi tersebut digabungkan dan dapat diturunkan menjadi dihasilkan tiga macam model korupsi (2002: 22-diturunkan menjadi dihasilkan tiga macam model korupsi (2002: 22-23) yaitu :23) yaitu :

Model korupsi lapis pertamaModel korupsi lapis pertamaBerada dalam bentuk suap (Berada dalam bentuk suap (briberybribery), yakni dimana prakarsa datang ), yakni dimana prakarsa datang dari pengusaha atau warga yang membutuhkan jasa dari birokrat dari pengusaha atau warga yang membutuhkan jasa dari birokrat atau petugas pelayanan publik atau pembatalan kewajiban atau petugas pelayanan publik atau pembatalan kewajiban membayar denda ke kas negara, pemerasan (membayar denda ke kas negara, pemerasan (extortionextortion) dimana ) dimana prakarsa untuk meminta balas jasa datang dari birokrat atau petugas prakarsa untuk meminta balas jasa datang dari birokrat atau petugas pelayan publik lainnya.pelayan publik lainnya.

Page 11: KORUPSI

Lanjutan......Lanjutan...... Model korupsi lapis keduaModel korupsi lapis kedua

Jarring-jaring korupsi (Jarring-jaring korupsi (cabalcabal) antar birokrat, politisi, aparat ) antar birokrat, politisi, aparat penegakan hukum, dan perusahaan yang mendapatkan penegakan hukum, dan perusahaan yang mendapatkan kedudukan istimewa. Menurut Aditjandra, pada korupsi dalam kedudukan istimewa. Menurut Aditjandra, pada korupsi dalam bentuk ini biasanya terdapat ikatan-ikatan yang nepotis antara bentuk ini biasanya terdapat ikatan-ikatan yang nepotis antara beberapa anggota jaring-jaring korupsi, dan lingkupnya bisa beberapa anggota jaring-jaring korupsi, dan lingkupnya bisa mencapai level nasional.mencapai level nasional.

Model korupsi lapis ketigaModel korupsi lapis ketigaKorupsi dalam model ini berlangsung dalam lingkup internasional Korupsi dalam model ini berlangsung dalam lingkup internasional dimana kedudukan aparat penegak hukum dalam model korupsi dimana kedudukan aparat penegak hukum dalam model korupsi lapis kedua digantikan oleh lembaga-lembaga internasional yang lapis kedua digantikan oleh lembaga-lembaga internasional yang mempunyai otoritas di bidang usaha maskapai-maskapai mempunyai otoritas di bidang usaha maskapai-maskapai mancanegara yang produknya terlebih oleh pimpinan rezim yang mancanegara yang produknya terlebih oleh pimpinan rezim yang menjadi anggota jarring-jaring korupsi internasional korupsi menjadi anggota jarring-jaring korupsi internasional korupsi tersebut.tersebut.

Page 12: KORUPSI

Contoh Kasus KorupsiContoh Kasus Korupsi

Kasus Korupsi pada Jajaran Pemerintahan Daerah Kota Kasus Korupsi pada Jajaran Pemerintahan Daerah Kota SurakartaSurakartaKorupsi Anggaran DPRD Kota Solo oleh mantan anggota Korupsi Anggaran DPRD Kota Solo oleh mantan anggota DPRD Solo periode 1999-2004, Hasan Mulachela dan Heru DPRD Solo periode 1999-2004, Hasan Mulachela dan Heru S. Notonegoro yang Dituntut 3,5 tahun hukuman penjara. S. Notonegoro yang Dituntut 3,5 tahun hukuman penjara. Mereka dinilai bersalah melakukan tindak pidana korupsi Mereka dinilai bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama, yang mengakibatkan kerugian secara bersama-sama, yang mengakibatkan kerugian negara sekitar Rp 4,27 miliar. Yang pada akhirnya mereka negara sekitar Rp 4,27 miliar. Yang pada akhirnya mereka bebas.bebas.Korupsi Mantan pejabat Dinas Perindustrian dan Korupsi Mantan pejabat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Surakarta Abdul Mutholib, yang dijatuhi Perdagangan Surakarta Abdul Mutholib, yang dijatuhi hukuman penjara dua tahun dan denda Rp 25 juta subsider hukuman penjara dua tahun dan denda Rp 25 juta subsider satu bulan. Selain itu, terdakwa diharuskan membayar uang satu bulan. Selain itu, terdakwa diharuskan membayar uang pengganti sebesar Rp 34.795.681 bersama dengan terdakwa pengganti sebesar Rp 34.795.681 bersama dengan terdakwa lainnya, yakni mantan Kepala Disperindag Masrin Hadi. lainnya, yakni mantan Kepala Disperindag Masrin Hadi.

Page 13: KORUPSI

Mereka dinilai bersalah melakukan studi banding fiktif ke Bali Mereka dinilai bersalah melakukan studi banding fiktif ke Bali pada 5-9 Desember 2006, dan ke Surabaya pada 15-19 pada 5-9 Desember 2006, dan ke Surabaya pada 15-19 Desember 2006. selain itu, Abdul Mutholib juga melakukan Desember 2006. selain itu, Abdul Mutholib juga melakukan tindak pidana korupsi Proyek Wisata Kuliner dengan nilai tindak pidana korupsi Proyek Wisata Kuliner dengan nilai lebih dari Rp 200 juta yang seharusnya dana tersebut lebih dari Rp 200 juta yang seharusnya dana tersebut disimpan di kas dan dikeluarkan sesuai kebutuhan.disimpan di kas dan dikeluarkan sesuai kebutuhan.Kasus korupsi dana APBD 2003 yang dilakukan oleh 42 Kasus korupsi dana APBD 2003 yang dilakukan oleh 42 anggota DPRD Kota Surakarta periode 1999-2004. Dari 42 anggota DPRD Kota Surakarta periode 1999-2004. Dari 42 orang tersebut, lima diantaranya telah menjalani orang tersebut, lima diantaranya telah menjalani pemeriksaan, yaitu Bambang Mudiarto, Ipmawan pemeriksaan, yaitu Bambang Mudiarto, Ipmawan Muhammad Iqbal, Mujahid, Rio Suseno dan H. Sali Basuki.Muhammad Iqbal, Mujahid, Rio Suseno dan H. Sali Basuki.Kasus Korupsi mantan Wali Kota Surakarta, Slamet Kasus Korupsi mantan Wali Kota Surakarta, Slamet Suryanto sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi Suryanto sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan buku ajar kota ini pada tahun 2003 senilai Rp3,7 pengadaan buku ajar kota ini pada tahun 2003 senilai Rp3,7 miliar.miliar.

Page 14: KORUPSI

Cara Pencegahan Dan Strategi Pemberantasan Cara Pencegahan Dan Strategi Pemberantasan KorupsiKorupsi

Menurut Baharuddin Lopa, mencegah korupsi tidaklah begitu sulit Menurut Baharuddin Lopa, mencegah korupsi tidaklah begitu sulit kalau kita secara sadar untuk menempatkan kepentingan umum kalau kita secara sadar untuk menempatkan kepentingan umum (kepentingan rakyat banyak) di atas kepentingan pribadi atau (kepentingan rakyat banyak) di atas kepentingan pribadi atau golongan. Ini perlu ditekankan sebab betapa pun sempurnanya golongan. Ini perlu ditekankan sebab betapa pun sempurnanya peraturan, kalau ada niat untuk melakukan korupsi tetap ada di hati peraturan, kalau ada niat untuk melakukan korupsi tetap ada di hati para pihak yang ingin korup, korupsi tetap akan terjadi karena faktor para pihak yang ingin korup, korupsi tetap akan terjadi karena faktor mental itulah yang sangat menentukan.mental itulah yang sangat menentukan.Dalam melakukan analisis atas perbuatan korupsi dapat didasarkan Dalam melakukan analisis atas perbuatan korupsi dapat didasarkan pada 3 (tiga) pendekatan berdasarkan alur proses korupsi yaitu :pada 3 (tiga) pendekatan berdasarkan alur proses korupsi yaitu :

Pendekatan pada posisi sebelum perbuatan korupsi terjadi,Pendekatan pada posisi sebelum perbuatan korupsi terjadi,

Pendekatan pada posisi perbuatan korupsi terjadi,Pendekatan pada posisi perbuatan korupsi terjadi,

Pendekatan pada posisi setelah perbuatan korupsi terjadi.Pendekatan pada posisi setelah perbuatan korupsi terjadi.

Page 15: KORUPSI

Lembaga yang mencegah korupsiLembaga yang mencegah korupsi

Komisi Pemberantasan KorupsiKomisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat , atau disingkat menjadi menjadi KPKKPK, adalah komisi di Indonesia yang dibentuk , adalah komisi di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republi Indonesiaberdasarkan kepada Undang-Undang Republi Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tindak Pidana Korupsi.

Page 16: KORUPSI

Dasar Hukum Dasar Hukum

Orde LamaOrde LamaDasar Hukum: KUHP (awal), UU 24 tahun 1960Dasar Hukum: KUHP (awal), UU 24 tahun 1960

Antara 1951 - 1956 isu korupsi mulai diangkat oleh koran lokal seperti Antara 1951 - 1956 isu korupsi mulai diangkat oleh koran lokal seperti Indonesia Raya yang dipandu Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar. Pemberitaan Indonesia Raya yang dipandu Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar. Pemberitaan dugaan korupsi Ruslan Abdulgani menyebabkan koran tersebut kemudian di dugaan korupsi Ruslan Abdulgani menyebabkan koran tersebut kemudian di bredel. Kasus 14 Agustus 1956 ini adalah peristiwa kegagalan pemberantasan bredel. Kasus 14 Agustus 1956 ini adalah peristiwa kegagalan pemberantasan korupsi yang pertama di Indonesia, dimana atas intervensi PM Ali korupsi yang pertama di Indonesia, dimana atas intervensi PM Ali Sastroamidjoyo, Ruslan Abdulgani, sang menteri luar negeri, gagal ditangkap Sastroamidjoyo, Ruslan Abdulgani, sang menteri luar negeri, gagal ditangkap oleh Polisi Militer. Sebelumnya Lie Hok Thay mengaku memberikan satu oleh Polisi Militer. Sebelumnya Lie Hok Thay mengaku memberikan satu setengah juta rupiah kepada Ruslan Abdulgani, yang diperoleh dari ongkos setengah juta rupiah kepada Ruslan Abdulgani, yang diperoleh dari ongkos cetak kartu suara pemilu. Dalam kasus tersebut mantan Menteri Penerangan cetak kartu suara pemilu. Dalam kasus tersebut mantan Menteri Penerangan kabinet Burhanuddin Harahap (kabinet sebelumnya), Syamsudin Sutan kabinet Burhanuddin Harahap (kabinet sebelumnya), Syamsudin Sutan Makmur, dan Direktur Percetakan Negara, Pieter de Queljoe berhasil Makmur, dan Direktur Percetakan Negara, Pieter de Queljoe berhasil ditangkap.ditangkap.

Orde BaruOrde BaruDasar Hukum: UU 3 tahun 1971Dasar Hukum: UU 3 tahun 1971

Korupsi orde baru dimulai dari penguasaan tentara atas bisnis-bisnis strategis.Korupsi orde baru dimulai dari penguasaan tentara atas bisnis-bisnis strategis.

Page 17: KORUPSI

ReformasiReformasiDasar Hukum: UU 31 tahun 1999, UU 20 tahun 2001Dasar Hukum: UU 31 tahun 1999, UU 20 tahun 2001

Pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini dilakukan Pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini dilakukan oleh beberapa institusi:oleh beberapa institusi:1. Tim Tastipikor (Tindak Pidana Korupsi)1. Tim Tastipikor (Tindak Pidana Korupsi)2. Komisi Pemberantasan Korupsi2. Komisi Pemberantasan Korupsi3. Kepolisian3. Kepolisian4. Kejaksaan4. Kejaksaan5. BPKP5. BPKP6. Lembaga non-pemerintah: Media massa Organisasi 6. Lembaga non-pemerintah: Media massa Organisasi massa (mis: ICW)massa (mis: ICW)