korti kos

3
Pengobatan herpes zoster akut Tujuan utama dari pengobatan Herpes zoster pada pasien usia lanjut adalah mengurangi atau mengeleminasi nyeri. Pendekatan terapi nonfarmakologis pada nyeri herpes zoster dapat membantu mencapai target. Contohnya adalah edukasi penyakit dengan menghilangkan mitos dan kekhawatiran tentang Herpes zoster. Dukungan sosial, aktivitas mental dan fisik, serta nutrisi yang cukup. Pendekatan farmakologis untuk herpes zoster mencakup penggunaan antivirus, antiinflamasi, dan analgesik (1). 2.7 Pengendalian Obat Kortikosteroid Dalam berbagai penelitian, terbukti bahwa kortikosteroid dapat mengurangi nyeri akut herpes zoster, dan mempercepat penyembuhan luka serta meningkatkan kualitas hidup (2,3). Dalam uji coba terbaru dari asiklovir dan prednison, waktu tidur yang terganggu akan kembali seperti semula, dan penghentian waktu terapi analgesik lebih cepat pada pasien yang menggunakan kortikosteroid. Beberapa ahli menganjurkan kortikosteroid oral untuk pasien dewasa dengan nyeri moderat hingga parah (3). Kombinasi terapi valasiklovir atau famsiklovir dengan kortikosteroid seperti prednisolon atau triamsinolone dapat menurunkan kejadian pasca herpetik neuralgia secara efektif (2,4). Banyak penulis setuju bahwa penggunaan kortikosteroid efektif baik untuk nyeri fase akut dan untuk pencegahan PHN, efikasinya sebagai efek anti- inflamasi dan untuk perlindungan lisosomal yang dapat mengurangi kerusakan saraf. (5). Kortikosteroid dapat diberikan secara oral ataupun injeksi single epidural, efektif dalam nyeri akut

Upload: joyce

Post on 04-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kortikosteroid

TRANSCRIPT

Page 1: Korti Kos

Pengobatan herpes zoster akut

Tujuan utama dari pengobatan Herpes zoster pada pasien usia lanjut adalah mengurangi atau mengeleminasi nyeri. Pendekatan terapi nonfarmakologis pada nyeri herpes zoster dapat membantu mencapai target. Contohnya adalah edukasi penyakit dengan menghilangkan mitos dan kekhawatiran tentang Herpes zoster. Dukungan sosial, aktivitas mental dan fisik, serta nutrisi yang cukup. Pendekatan farmakologis untuk herpes zoster mencakup penggunaan  antivirus, antiinflamasi, dan analgesik (1).

2.7 Pengendalian Obat Kortikosteroid

Dalam berbagai penelitian, terbukti bahwa kortikosteroid dapat mengurangi nyeri akut herpes zoster, dan mempercepat penyembuhan luka serta meningkatkan kualitas hidup (2,3). Dalam uji coba terbaru dari asiklovir dan prednison, waktu tidur yang terganggu akan kembali seperti semula, dan penghentian waktu terapi analgesik lebih cepat pada pasien yang menggunakan kortikosteroid. Beberapa ahli menganjurkan kortikosteroid oral untuk pasien dewasa dengan nyeri moderat hingga parah (3). Kombinasi terapi valasiklovir atau famsiklovir dengan kortikosteroid seperti prednisolon atau triamsinolone dapat menurunkan kejadian pasca herpetik neuralgia secara efektif (2,4). Banyak penulis setuju bahwa  penggunaan kortikosteroid efektif baik untuk nyeri fase akut dan untuk pencegahan PHN, efikasinya sebagai efek anti-inflamasi dan untuk perlindungan lisosomal yang dapat mengurangi kerusakan saraf. (5).

Kortikosteroid dapat diberikan secara oral ataupun injeksi single epidural, efektif dalam nyeri akut (6).Terapi kortikosteroid oral telah menjadi standar dalam pengobatan herpes zoster akut, meski terjadi beberapa pertentangan dalam beberapa studi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Elliot, melaporkan bahwa terjadi penurunan insidensi post herpetik neuralgia yang signifikan. Regimen terapi yang disarankan berupa : prednison 40 – 60 mg/hari selama 3 minggu atau 60 mg/hari untuk minggu pertama, 30 mg/hari untuk minggu kedua, dan 15 mg/hari untuk minggu ketiga. Pemberian kortikosteroid harus dimulai secepat mungkin setelah diagnosis ditegakkan, lebih baik dalam 10 hari pertama (1).

Prednison diberikan secara oral dengan dosis 60 mg/hari pada hari ke 1-7, dilanjutkan 30 mg/hari pada hari ke 8-14, dan 15 mg/hari selama hari ke 15-21 hari. Beberapa dokter juga menggunakan kortikosterid pada kasus VZV dengan paralisis fasialis dan polineuritis kranial untuk meningkatkan kemampuan motorik dan mengatasi nyeri (2).

Page 2: Korti Kos

Terapi dengan kortikosteroid oral (misalnya, prednisolon 40 mg/hari selama 7 hari, tappering menjadi 5 mg/hari selama 2 minggu, dapat mengurangi gejala pada fase (inflamasi) akut HZ, tetapi hanya bila digunakan kombinasi dengan agen antivirus.  Kortikosteroid direkomendasikan untuk pasien di atas usia 50 tahun, jika tidak terdapat kontraindikasi dan harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan kondisi komorbiditas seperti diabetes (7).

Metilprednisolon intratekal

Salah satu percobaan acak mengenai pengunaan  intratekal metilprednisolon  terbukti sangat baik untuk neuralgia postherpetic persisten. Hanya pasien yang memiliki postherpetic neuralgia tidak responsif terhadap terapi oral dan topikal yang dipertimbangkan mendapat intratekal metilprednisolon (8).

Daftar Pustaka :

1. Katz J, James, Phero, et al. Herpes Zoster Management. Anesth Prog 36; 1989: 35-40.

2. Gnann J, Whitley R. Herpes Zoster. N Engl J Med 2002; 347(5): 340-7.3. Schmader Kenneth. Herpes Zoster in Older Adults. Clin Infec Dis

2001;32:1481-64. Guidelines For Clinicians Managing Herpes Zoster. Australian Herpes

Management Forum, may 20095. Pasqualucci A, Galla, V De Angelis, et al. Prevention of Post-Herpetic

Neuralgia: Acyclovir And Prednisolone Versus Epidural Local Anesthetic And Methylprednisolone. Acta Anaesthesiol Scand 2000;44 :910-918.

6. Johnson RW, McElhaney J. Postherpetic Neuralgia in The Elderly. J clin pract, 2009, 63 (9): 1386-1391.

7. Cunningham A, Breuer J, Dwyer D, et al. The Prevention and Management of Herpes Zoster. Med J Aust 2008;188 (3):171-176.

8. Mounsey A, Leah G, Matthew M. Herpes Zoster and Postherpetic Neuralgia: Prevention and Management. Am Fam Physician 2005; 72:1075-80, 1082.