korpus alineum di kornea

22
REFERAT MATA CORPUS ALINEUM DI KORNEA Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh: ANDITA DWIPUTERI ERWIDODO 220101113210009 PERIODE 11 MEI-5 JUNI 2015

Upload: andita-dwiputeri-erwidodo

Post on 16-Sep-2015

120 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

REFERAT MATACORPUS ALINEUM DI KORNEA

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Bagian Ilmu Kesehatan MataFakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh:ANDITA DWIPUTERI ERWIDODO220101113210009PERIODE11 MEI-5 JUNI 2015

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2015I. PendahuluanCorpus alineum pada mata adalah sesuatu yang masuk ke dalam mata yang berasal dari luar tubuh. Benda asing tersebut dapat berupa logam, kaca atau bahan organik. Benda asing memasuki mata akan mempengaruhi kornea atau konjungtiva.Kornea merupakan bagian tunika fibrosa yang transparan, tidak mengandung pembuluh darah, dan kaya akan ujung-ujung serat saraf. Kornea berbentuk kubah berasal dari penonjolan tunika fibrosa ke sebelah depan bola mata. Secara histologik kornea terdiri atas 5 lapisan yaitu:1. Epitel kornea Merupakan lanjutan dari konjungtiva disusun oleh epitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk. Lapisan ini merupakan lapisan kornea terluar yang langsung kontak dengan dunia luar dan terdiri atas 7 lapis sel. Epitel kornea ini mengandung banyak ujung-ujung serat saraf bebas. Sel-sel yang terletak di permukaan cepat menjadi aus dan digantikan oleh sel-sel yang terletak di bawahnya yang bermigrasi dengan cepat.2. Membran Bowman Merupakan lapisan fibrosa yang terletak di bawah epitel tersusun dari serat kolagen tipe 1.3. Stroma kornea Merupakan lapisan kornea yang paling tebal tersusun dari serat-serat kolagen tipe 1 yang berjalan secara paralel membentuk lamel kolagen. Sel-sel fibroblas terletak di antara serat-serat kolagen.4. Membran Descemet Merupakan membran dasar yang tebal tersusun dari serat-serat kolagen.5. Endotel kornea Lapisan ini merupakan lapisan kornea yang paling dalam tersusun dari epitel selapis gepeng atau kuboid rendah. Sel-sel ini mensintesa protein yang mungkin diperlukan untuk memelihara membran Descement. Sel-sel ini mempunyai banyak vesikel dan dinding selnya mempunyai pompa natrium yang akan mengeluarkan kelebihan ion-ion natrium ke dalam kamera okuli anterior. Ion-ion klorida dan air akan mengikuti secara pasif. Kelebihan cairan di dalam stroma akan diserap oleh endotel sehingga stroma tetap dipertahankan dalam keadaan sedikit dehidrasi (kurang cairan), suatu faktor yang diperlukan untuk mempertahankan kualitas refraksi kornea. Kornea bersifat avaskular (tak berpembuluh darah) sehingga nutrisi didapatkan dengan cara difusi dari pembuluh darah perifer di dalam limbus dan dari humor aquos di bagian tengah. Kornea menjadi buram bila endotel kornea gagal mengeluarkan kelebihan cairan di stroma.

Gambar 1. Lapisan Kornea

Fungsi kornea diantaranya yaitu: Kornea mempunyai kemempuan membiaskan cahaya yang paling kuat dibanding dengan sistem optik retraktif lainnya. Kubah kornea akan membiaskan sinar kelubang pupil didepan lensa. Kubah kornea yang semakin cembung akan memiliki daya bias yang kuat. Peran kornea sangat penting dalam menghantarkan cahaya masuk kedalam mata untuk menghasilkan penglihatan yang tajam, maka kornea memerlukan kejernihan, kehalusan dan kelengkungan yang tertentu.Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama korneaKonjungtiva terdiri atas 3 bagian yaitu: Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus Konjungtiva bulbi yang menutupi sklera Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.Konjungtiva selain konjungtiva tarsal, berhubungan longgar dengan jaringan dibawahnya, oleh karenanya bola mata mudah digerakkan.Lapisan epitel konjungtiva tediri dari dua hingga lima lapisan sel epitel silinder bertingkat,superfisial dan basal. Sel epitel superfisial mengandung sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus. Mukus yang mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air mata secara merata diseluruh prekornea. Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superfisial) dan satu lapisan fibrosa (profundal). Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan dibeberapa tempat dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa stratum germativum.Hipertropi papilar adalah reaksi konjungtiva non-spesifik berupa eksudat radang yang berkumpul di antara serabut-serabut konjungtiva yang membentuk tonjolan pada konjungtiva. Kemosis yang hebat sangat mengarah pada konjungtivitis alergika. Folikel tampak pada sebagian besar kasus konjungtivitis viral. Folikel sendiri merupakan hiperplasi limfoid lokal di dalam lapisan limfoid konjungtiva dan biasanya mempunyai pusat germinal. Pseudomembran dan membran merupakan hasil dari proses eksudatif hanya berbeda derajat. Pada psedomembran epitel tetap utuh sedangkan pada membran melibatkan koagulasi epitel juga.

Gambar 2. Struktur konjungtiva

Benda asing dapat menyebabkan lecet, atau goresan, terutama pada kornea. Cedera dapat ringan, namun beberapa jenis benda asing dapat menyebabkan infeksi atau kerusakan penglihatan.

II. Corpus alienum pada korneaCorpus alineum kornea adalah bahan asing atau di kornea, biasanya logam, kaca, atau bahan organik.

Corpus alineum kornea umumnya merupakan kategori trauma mata ringan. Partikel kecil dapat menetap di epitel kornea atau stroma, terutama ketika diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan besar.

Corpus alinrum dapat memicu inflamasi, sehingga pterjadi vasodilatasi sekitarnya dan diikuti edema kelopak, konjungtiva, dan kornea. Leukosit juga dapat dibebaskan, berakibat pada segmen anteriorr dan / atau menginfiltrasi kornea. Jika tidak dihapus, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan / atau nekrosis jaringan.

III. EpidemiologiCorpus alineum adalah salah satu penyebab paling sering dilihat untuk keadaan darurat mata. Kadang-kadang, benda asing mungkin tidak tampak pada saat pemeriksaan, kecuali setelah meninggalkan abrasi kornea residual dengan rasa sakit yang dihasilkan.

Superficial Corpus alineum kornea jauh lebih umum daripada copus alineum kornea yang profunda. Kemungkinan sebuah benda asing intraokular harus selalu dipertimbangkan ketika pasien menyajikan dengan riwayat trauma.

IV. Mortalitas / MorbiditasUmumnya, corpus alineum dangkal yang ditangani segera setelah cedera tidak meninggalkan gejala sisa permanen. Namun, jaringan parut kornea atau infeksi dapat terjadi. Semakin lama interval waktu antara cedera dan pengobatan, semakin besar kemungkinan komplikasi.

Jika corpus alineum sepenuhnya menembus ke anterior atau posterior ruang, maka secara resmi sebuah corpus alineum intraokular. Dalam hal ini, morbiditas mata jauh lebih umum. Kerusakan pada iris, lensa, dan retina dapat terjadi dan sangat merusak penglihatan. Setiap benda asing intraokular dapat menyebabkan infeksi dan endophthalmitis, kondisi serius mungkin menyebabkan hilangnya mata.

V. Penyebaran berdasarkan jenis kelamin dan usiaJenis kelaminMirip dengan cedera traumatis lainnya, kejadian pada laki-laki jauh lebih tinggi dari pada wanita.UsiaMirip dengan kebanyakan cedera traumatis lainnya, insiden puncak ditemukan dalam dekade kedua dan umumnya terjadi pada orang yang lebih muda dari 40 tahun.

VI. AnamesisAnamnesis dibutuhkan untuk mengetahui kegiatan pasien, lingkungan sekitar pasien , waktu, tempat dan mekanisme trauma sangatlah penting untuk ditanyakan. Sebagai contoh, seorang pasien yang bekerja dengan mesin penggiling kecepatan tinggi mungkin memiliki benda asing intraokular yang terletak lebih profunda dibanding pasien yang sedang bekerja di bawah mobil dan serpihan logam lembut jatuh mengenamasuk ke mata. cenderung terletak superficial.

VII. Tanda dan GejalaPasien mungkin mengeluhkan berikut :1. Mata merah2. Nyeri 3. Sensasi benda asing 4. Fotofobia5. Air mata mengalir terus (tearing)

VIII. Pemeriksaan fisik1. Tajam penglihatan normal atau menurun2. Injeksi konjungtiva3. Injeksi silier4. Tampak benda asing pada mata5. Rust ring, terutama jika logam sudah beberapa jam atau hari tertanam6. Defek epitel yang jelas dengan penggunaan fluoresens7. Oedem kornea disertai dengan sel pada camera oculi anterior (flare)8. Pada beberapa kasus juga asimptomatik jika benda asing tersebut kecil dan beberapa di bawah lapisan epitel atau permukaan konjungtiva. Selama beberapa hari epitel tumbuh menyelimuti benda asing tersebut. Dan terjadi pengurangan nyeri. Jika terdapat ulserasi, reaksi camera oculi anterior yang signifikan, atau nyeri yang hebat, harus diterapi sebagai suatu infeksi

IX. Pemeriksaan Laboratorium1. Pemeriksaan laboratorium diperlukan jika ada infeksius kornea atau curiga adanya benda asing intraokuler2. Kultur dan sensitivitas tes digunakan pada kasus dengan infeksi atau ulkus3. CT scan, B-scan, ultrasound biomicroscopu (UBM) dapat digunakan jika ada kecurigaan benda asing intraokuler.

Gambar 3. Corpus alineum kornea

X. Diagnosa BandingPada kejadian trauma terutama akibat benda asing, harus dievaluasi adanya rupture ataupun corpus alineum intraocular.Diagnosa banding : Abrasi kornea Corpus alineum intraocular Keratitis bacterial Keratitis fungalXI. Komplikasi1. Rust ring, hal ini terjadi bila : Benda asing berupa besi Onset 2-4 jam pertama komplit dalam 8 jam Dapat dibuang dengan bantuan slit lamp menggunakan jarum halus ataupun burr

Gambar 4. Rust ring

Gambar 5. Ophtalmic Burr

2. Infeksi kornea Dapat terjadi jika dibiarkan 2-4 hari Menyebabkan ulkus dan jaringan parut Hal ini memerlukan terapi antibiotic topical yang agresif dan penanganan dokter mata lebih lanjut3. Perforasi bola mata pada trauma yang disebabkan logam atau kecepatan tinggi, atau bisa juga jika telah terjadi ulkus yang tidak ditangani, hal ini memerlukan terapi pembedahan

Gambar 6. Ulkus bakterialis kornea

XII. PenatalaksanaanTujuan dari penatalaksaan adalah untuk mengurangi nyeri, mencegah infeksi, dan mencegah kerusakan fungsi permanen. Tetes antibiotik topikal ( misalnya , polimiksin sulfat trimethoprim [ Polytrim ] , ofloksasin [ Ocuflox ] , tobramycin [ Tobrex ] qid B ) atau salep ( misalnya , bacitracin [ AK - Tracin ] , Ciprofloxacin [ Ciloxan ] qid ) harus ditentukan sampai epitel yang cacat menyembuhkan untuk mencegah infeksi . Cycloplegic topikal ( cyclopentolate 1 % qd / bid ) dapat dipertimbangkan untuk nyeri dan fotofobia , meskipun tinjauan literatur menunjukkan bahwa mereka tidak efektif. Penggunaan perban sebaiknya dihindari ( kecuali cacat epitel adalah > 10 mm2 Benda asing yang terletak dipermukaam lornea dapat dihilangkan dengan berbagai cara seperti ,emggunakan usapan cotton budd secara halus, menggunakan jarum spuit 1 cc atau burr, atau menggunakan magnet (jika benda asing berupa besi)Setiap pasien dengan benda asing di kornea dilakukan langkah-langkah penatalaksanaan awak sebagai berikut: Periksa tajam penglihatan sebelum dan sesudah pengangkatan Berikan anestesi topical pada mata yang terkena Cobalah mengeluarkan benda asing dengan iigasi NaCl 0,9% steri Cobalah menggunakan cotton bud secara halus Cobalah menggunakan jarum halus Pengangkatan benda asing harus dilakukan dengan batuan slit lamp Jika tidak berhasil segera rujuk dokter mata Berikan antibiotic topical untuk profilaksis 4x1 hari sampai terjadi regenerasi epitel Berikan analgetik topical seperti cyclopegic jika terjadi abrasi lebih dari 3 mm, jangan berikan steroid atau anestesi topical karena menghambat regenerasi epitel dan meningkatkan resiko infeksi jamur Reevaluasi dalam 24 jam untuk melihat tanda-tanda infeksi dan ulkus korneaIndikasi rujuk: Benda asing sulit dikeluarkan Terbentuk formasi rust ring pada kornea Ada tanda-tanda perforasi bola mata Ada tanda pembentukan ulkus korena seperti kabur pada dasar defek, noda pada tes fluorosens bertahan lebih dari 72 jam Defek pada bagian sentral kornea Hifema Kerusakan kornea difus Laserasi kornea atau sclera Oedema kelopak mata Perdarahan subkonjungtival difus Bentuk pupil abnormal Camera oculi anterior yang dalamPada kasus tanpa komplikasi dimana benda asing dapat dikeluarkan maka dapat diberikan terapi antibiotic spectrum luas dan obat-obatan cyclopegic. Jika terjadi ulkus maka penanganan sama seperti ulkus kornea.

XIII. EdukasiSebelum melakukan rujukan dilakukan edukasi kepada keluarga pasien bahwa penanganan lebih lanjut akan dilakukan oleh dokter spesialis mata dengan alas an tertentu seperti yang telah diterangkan di atas. Dokter spesialis mata akan menambil benda asing menggunakan jarum halus steril, burr, alger brush, rust, ring drill dan sebagainya, dam penggunaan alat tersebut memerlukan pengalaman dan keahlian khusus.Dokter spesialis mata juga akan melakukan evaluasi seberapa dalam penetrasi kornea, jika mencapai camera oculi anterior maka akan dilakukan pengangkatan di kamar operasi dengan alat pembesar yang cukup. Anestesi adekuat dan peralatan yang cukup.

Gambar 7. Alger Brush

Gambar 8. Corpus alineum kornea

Gambar 9. pengangkatan corpus alineum di kornea (a) menggunakan alger brush dengan pendekatan horizontal (b) menggunakan ophthalmic burr dengan pendekatan vertikal

DAFTAR PUSTAKA1. PERDAMI, Panduan Menejemen Klinis PERDAMI, Jakarta : PP PERDAMI, 20062. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke 3. Jakarta: Balai penerbit FK UI; 20093. Vaughan DG, Taylor A, Paul R. Oftalmologi umum edisi 14. Jakarta : Widya Medika; 20004. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21506/4/Chapter%20I.pdf5. www.unpad.ac.id/archives/287776. www. http://emedicine.medscape.com/article/11955817. www.http://kedokteranebook.blogspot.com