korelasi kemampuan akademik mahasiswa...

65
KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA TERHADAP PENYELESAIAN STUDI DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA (Laporan Penelitian) Oleh: IWAN PERMANA SUWARNA NIP.197805042009011013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: vandien

Post on 04-Mar-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

0

KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA

TERHADAP PENYELESAIAN STUDI DI PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN FISIKA

(Laporan Penelitian)

Oleh:

IWAN PERMANA SUWARNA NIP.197805042009011013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010

Page 2: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, merupakan salah satu lembaga

penyelenggara tenaga kependidikan (LPTK), sekaligus berperan sebagai

lembaga penyedia sumber daya pendidik dan kependidikan di tingkat

dasar maupun menengah. Beban tersebut akan terasa berat, terlebih

adanya tuntutan output yang dihasilkan harus berkualitas. Banyak sekali

pertanyaan-pertanyaan yang bisa dikemukaan, seperti: sejauhmana FITK

menghasilkan para lulusannya?; bagaimanakah profil para mahasiswa

lulusan FITK; dimanakah letak keunggulan dan kelemahan mahasiswa

lulusan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?

Tuntutan terhadap perubahan kualitas pendidikan merupakan

suatu keharusan. Perubahan tersebut haruslah dimulai dari perbaikan

kualitas para calon tenaga pendidiknya. Statistik hasil penelitian tentang

kualitas para tenaga pendidik di tingkat dasar sampai atas menunjukkan

mutu yang rendah, masih jauh dari memadai. Persentase guru yang tidak

layak dan belum layak mengajar: 60% untuk guru SD, 40% guru SLTP,

43% guru SMA, dan 34% guru SMK jika dilihat dari segi kualitasnya.

Berdasarkan linieritas kompetensi pendidikan yang dimiliki, 17,2% (=

69.477) guru mengajar bukan pada bidang studi yang dikuasainya

(kompas). Penelitian lain menunjukkan dari segi kualifikasinya: dari 1,2

juta guru SD yang ada saat ini hanya 8,3% yang telah berijasah sarjana.

Menurut Mulyasa dalam seminar pendidikan pada mediaindonesia.com,

salah satu indikator rendahnya kualitas guru di Indonesia adalah banyak

guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. Peneliti simpulkan

hal ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan akademik dari para guru

dalam memahami konten. Fakta lain seperti yang diungkapkan Surya

1

Page 3: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

2

dalam media yang sama "Saya pernah menemukan ada guru matematika

di Indonesia bagian timur yang tidak bisa menambahkan 0,5 dengan 0,75,"

Realitas semacam ini, pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas anak

didik yang dihasilkan. Bagaimana kondisi anak didik yang akan

dihasilkan jika para tenaga pendidiknya memiliki kemampuan seperti itu.

Bagaimanakah kemampuan akademik mahasiswa Program Studi

Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai calon tenaga pengajar? Sebelum

mereka menjadi tenaga pengajar, bagaimanakah kemampuan mereka

dalam menyelesaikan studinya? Adakah korelasi antara kemampuan

akademik dengan kemampuan menyelesaikan studi?

Latar belakang masalah di atas mengungang rasa ketertarikan saya

untuk melakukan penelitian mengenai masalah tersebut. Adapun judul

penelitiannya adalah: Korelasi Kemampuan Akademik Mahasiswa

terhadap Penyelesaian Studi di Program Studi Pendidikan Fisika.

B. Identifikasi Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi, sebagai berikut:

1. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya

disebabkan oleh rendahnya kualitas para tenaga pendidiknya.

2. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta merupakan salah satu lembaga kependidikan penyedia

sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan.

C. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam

bentuk pertanyaan seperti berikut: Apakah kemampuan akademik

mahasiswa berkorelasi terhadap penyelesaian studi di Program Studi

Pendidikan Fisika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

Adapun pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut:

Page 4: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

3

1. Bagaimanakah kemampuan akademik mahasiswa Program Studi

Pendidikan Fisika?

2. Bagaimanakah kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan studi di

Program Studi Pendidikan Fisika?

3. Apakah kemampuan akademik mahasiswa program studi pendidikan

fisika berkorelasi terhadap kemampuan menyelesaikan studinya?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui profil kemampuan akademik mahasiswa Program Studi

Pendidikan Fisika.

2. Mengetahui profil kemampuan menyelesaikan studi mahasiswa

program studi pendidikan fisika.

3. Mengetahui korelasi kemampuan akademik mahasiswa program studi

pendidikan fisika terhadap kemampuan menyelesaikan studi.

E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Manfaat dan kegunaan dari penelitian ini secara khusus, antara

lain:

1. Dengan diketahuinya profil kemampuan akademik akademik

mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA pada Program Studi Pendidikan

Fisika, informasi ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur pencapaian

penyelenggaran pendidikan khususnya di program studi pendidikan

fisika dalam mempersiapkan calon tenaga pendidik, sekaligus dapat

dijadikan sebagai cerminan kualitas mutu para calon pendidik.

2. Dengan diketahuinya profil kemampuan menyelesaikan studi

mahasiswa program studi pendidikan fisika, informasi ini dapat

dijadikan bahan evaluasi dan instrospreksi terhadap lembaga FITK,

khususnya bagi program studi pendidikan fisika.

Page 5: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

4

3. Dengan diketahuinya korelasi antara kemampuan akademik terhadap

kemampuan menyelesaikan studi para mahasiswa Program Studi

Pendidikan Fisika, informasi ini dapat memberikan analisis terhadap

faktor-faktor yang menghambat dalam menyelesaikan studi

mahasiswa di program studi pendidikan fisika, sekaligus dapat

dijadikan sebagai bahan perbaikan kurikulum prodi, perencanaan

strategi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Page 6: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Akademik Mahasiswa

Untuk mendapatkan suatu prestasi dalam berbadai bidangn

tidaklah semudah yang dibayangkan, karena memerlukan perjuangan

dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi.

Melalui prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang

telah dicapainya dalam belajar.

Kemampuan akademik seorang mahasiswa adalah kemampuan

seseorang dalam memahami/menguasai berbagai bidang akademik.

Kemampuan akademik mahasiswa adalah kemampuan mahasiswa dalam

memahami/ menguasai semua mata kuliah. Biasanya kemampuan ini

terukur dalam bentuk nilai secara akademik. Nilai tersebut diperoleh dari

hasil konversi skor akhir mahasiswa selama satu semester.

Sistem Pendidikan yang digunakan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta adalah Sistem Kredit Semester (SKS). Yang dimaksud SKS adalah

penyelenggaraan pendidikan yang menyatakan beban studi mahasiswa,

beban kerja tenaga pengajar, dan beban penyelenggaraan suatu mata

kuliah dan program selama 16 minggu kerja, dalam satuan kredit. Skor

akhir mahasiswa di konversi kedalam bentuk huruf, yang memiliki nilai

bobot. Kriteria penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Patokan

(PAP). Berikut ini adalah kriteria PAP dalam mengkonversi nilai angka ke

nilai huruf:

Tabel 2. 1 Tabel Konversi Nilai Angka ke Huruf

Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Bobot

80 100 A 4

70 79 B 3

60 69 C 2

5

Page 7: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

6

Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Bobot

50 59 D 1

Sumber: Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hidayatullah Jakarta, 2010/2011.

Kemampuan akademik mahasiswa ini selanjutnya dinyatakan

dalam indeks prestasi (IP). IP mahasiswa selama satu semester disebut

indeks prestasi semester (IPS), sedangkan kumpulan indeks prestasi

beberapa semester disebut indeks prestasi kumulatif (IPK). Baik IPS

ataupun IPK biasanya dinyatakan dalam rentang angka 0 – 4. Skala

tersebut terbagi menjadi tiga skala kepuasan yaitu:

Tabel 2. 2 Skala Kepuasan Indeks Prestasi Kumulatif

IPK Keterangan

3,50-4,00 Kumlaude / terpuji

2,75-3,49 Amat baik / sangat memuaskan

2,00-2,74 Baik/memuaskan

Sumber: Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hidayatullah Jakarta, 2010/2011.

Penentuan yudisium kelulusan ditetapkan berdasarkan buku

pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjelaskan

bahwa predikat kelulusan dinyatakan sebagai berikut:

1. Predikat kelulusan Cumlaude hanya diberikan kepada mahasiswa

yang memiliki IPK 3,50 ke atas dan studinya tidak lebih dari 5 tahun,

tidak pernah melakukan perbaikan nilai serta tanpa nilai D.

2. Sangat memuaskan, apabila tidak memenuhi syarat poin 1, tetapi

mencapai IPK tidak kurang dari 3,00.

3. Memuaskan, apabila tidak memenuhi point 1 dan 2, namun mencapai

IPK 2,50 –2,99.

4. Cukup, apabila tidak memenuhi point 1,2,dan 3 serta hanya mencapai

IPK minimal 2,00.

Page 8: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

7

Para alumnus program studi pendidikan fisika diharapkan

memiliki kemampuan atau secara umum adalah sebagai berikut:

1. Beriman dan bertakwa kepada Allah S.W.T;

2. Mampu mengintegrasikan nilai-nilai keilmuan (kefisikaan dan

kependidikan), ke-Islaman, dan ke-Indonesiaan dalam melaksanakan

tugasnya;

3. Memiliki wawasan yang luas tentang ilmu-ilmu kependidikan dan

sains-fisika;

4. Mampu melaksanakan dan mengembangkan program kependidikan

secara profesional;

5. Menguasai dasar-dasar kompetensi pedagogik, bersikap profesional,

berkepribadian, dan ber empati, sebagai bekal menjadi guru sains-

fisika;

6. Mampu melaksanakan penelitian yang terkait dengan pemecahan

masalah-masalah kependidikan;

7. Mampu melaksanakan pengabdian kepada masyarakat terutama

dalam bidang pendidikan.

Kompetensi lulusan program studi pendidikan fisika secara

khusus, terbagi kedalam empat kompetensi besar, diantaranya:

kependidikan/keguruan (mengajar), keilmuan (kefisikaan), penguasaan

teknologi (untuk pembelajaran), dan kepribadian atau sikap (keislaman).

Ke empat kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:

Kompetensi kependidikan / keguruan (mengajar), terdiri dari:

1. Memiliki penguasaan bidang ilmu (Content Knowledge): Mengerti

konsep-konsep utama dalam pembelajaran fisika, metode metode

penemuan, dan struktur keilmuan fisika. Mampu memberikan

pengalaman belajar sehingga bidang ilmu yang diajarkan menjadi

sangat berarti bagi peserta didik.

Page 9: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

8

2. Memiliki kemampuan pengembangan pribadi dalam pembelajaran

(Human Development and Learning): Mengetahui bagaimana individu

tumbuh, berkembang, dan belajar serta menyediakan kesempatan

belajar yang mendukung pengembangan intelektual, sosial, personal

untuk semua peserta didik.

3. Memiliki kemampuan dalam memahami adanya keragaman

(Diversity): Memahami bagaimana peserta didik berbeda dalam

pendekatan pembelajarannya dan mampu menciptakan kesempatan

belajar dan mengadaptasi perbedaan belajar tersebut.

4. Memiliki kemampuan dalam membuat perancanaan pembelajaran

(Planning for Instruction): Memahami rencana pembelajaran dan desain

pembelajaran berdasarkan disiplin ilmu, peserta didik, lingkungan dan

tujuan kurikulum.

5. Memiliki kemampuan dalam menciptakan lingkungan belajar

(Learning Environment): Memiliki pengetahuan tentang individu,

kelompok dan sifat (kebiasaan) peserta didik untuk menciptakan

lingkungan belajar yang memberi semangat positif interaksi sosial,

peningkatan belajar aktif, dan motivasi diri.

6. Memiliki kreativitas dalam menciptakan pembelajaran (Instructional

Delivery): Memahami dan menggunakan variasi strategi pembelajaran

untuk usaha pengembangan siswa dalam berfikir kritis, penyelesaian

masalah, dan keterampilan bekerja.

7. Memiliki kemampuan dalam berkomunikasi (Communication):

memiliki pengetahuan dan teknik komunikasi menulis efektif, verbal,

nonverbal, dan visual untuk melaksanakan metode penemuan,

kolaborasi, komunikasi, dan dukungan interaksi di dalam kelas.

8. Memiliki kemampuan dalam melakukan penilaian (Assessment):

Memahami variasi strategi penilaian formal dan informal dan

menggunakannya untuk mendukung pengembangan berkelanjutan

untuk semua siswa.

Page 10: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

9

9. Memiliki kemampuan dalam memahami hubungan kolaboratif

(Collaborative relationships): Memahami tata hubungan komunitas di

dalam pendidikan dan mengembangkan serta memelihara hubungan

kolaboratif antara kolega, orang tua, dan komunitas untuk

mendukung proses pembelajaran dari peserta didik.

10. Memiliki kemampuan dalam melakukan refleksi dan pengembangan

secara profesional (Reflection and Professional Growth): memiliki

kemampuan dalam melakukan reflektif secara berkelanjutan dalam

mengevaluasi bagaimana efek pilihan dan tindakan terhadap siswa,

orang tua, dan profesional lainnya dalam komunitas belajar dan secara

aktif mencari peluang untuk pengembangan profesionalitasnya.

11. Memiliki sikap profesional dan kepemimpinan (Professional Conduct

and Leadership): Memahami pendidikan sebagai profesi, memelihara

standar sikap prefesional, dan memelihara kepemimpinan untuk

mengembangkan proses belajar siswa berjalan baik.

Kompetensi keilmuan (Fisika), terdiri dari: kemampuan dalam

memahami konsep konsep fisika, prinsip prinsip, dan hukum hukum

fisika diantaranya; menguasi secara menyeluruh pengetahuan esensial

dan ketrampilan yang diperlukan untuk mengajar fisika dan memahami

aplikasi yang luas dari prinsip-prinsip fisika untuk situasi dunia nyata (

real world ).

Kompetensi penguasaan teknologi (untuk pembelajaran), terdiri

dari:

1. Kemampuan memahami konsep konsep dan dasar-dasar

pengoperasian komputer/teknologi (Basic Computer/ Technology

Operations and Concepts): Memiliki kemampuan dalam mengoperasikan

sistem komputer untuk menjalankan software, mengakses, membuat

dan memanipulasi data dan mempublikasikan hasilnya. Guru juga

dapat mengevaluasi kinerja hardware dan komponen software dari

Page 11: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

10

sistem komputer dan mengaplikasikan dasar-dasar strategi

troubleshooting jika diperlukan.

2. Memiliki kemampuan dalam penggunaan teknologi secara personal

dan profesional (personal and professional use of technology): Memiliki

kemampuan dalam menggunakan teknologi sebagai alat bantu

peningkatan pengembangan personal/profesional dan produktivitas,

menggunakan teknologi dalam komunikasi, kolaborasi, pelaksanaan

riset, dan penyelesaian masalah, dan akan menanamkan aspek etik

dan legalitas dalam penggunaan sumber-sumber teknologi.

3. Memiliki kemampuan dalam mengaplikasikan teknologi dalam

pembelajaran (Application of Technology in Instruction): Guru dapat

menggunakan teknologi pembelajaran yang mendukung proses

pembelajaran diberbagai tingkat pendidikan dan materi ajar. Ia harus

dapat merencanakan unit pembelajaran yang mengintegrasikan

berbagai jenis software, alat bantu belajar. Materi ajar yang

dikembangkan dan penilaian harus efektif untuk berbagai

karakteristik populasi peserta didik.

4. Mengetahui isu-isu sosial, etik, dan kemanusiaan ( Social, Ethical and

Human Issues): memiliki kekmampuan dalam mengaplikasikan konsep

dan ketrampilan dalam membuat keputusan yang terkait dengan isu-

isu sosial, etika, dan kemanusiaan dengan teknologi/komputer. Guru

dapat memahami perkembangan teknologi informasi, dan efeknya

terhadap dunia kerja serta sosial, dan potensi pembelajaran sepanjang

hidup dalam dunia kerja.

5. Memiliki kemampuan dalam menggunakan alat bantu produktivitas

(Productivity Tools): memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan

perlengkapan modern alat bantu pembelajaran berbasis teknologi

untuk mendukung proses pembelajaran, peningkatan komunikasi di

luar kelas, peningkatan menajamen kelas, alat bantu administrasi yang

lebih efektif, dan mejandi ebih produktif dalam tugas-tugas harian.

Page 12: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

11

6. Memiliki kemampuan dalam mengakses telekomunikasi dan informasi

(Telecommunications and Information Access): memiliki kemampuan

dalam dapat menggunakan telekomunikasi dan mengakses sumber-

sumber informasi untuk mendukung pembelajaran.

7. Memiliki kemampuan dalam melakukan riset, penyelesaian masalah,

dan pengembangan produk (Research, Problem Solving, and Product

Development): Memiliki kemampuan dalam menggungkan komputer

dan macam-macam teknologi dalam riset, penyelesaian masalah, dan

pengembangan hasil kerja. Guru dapat menguasi penggunaan maca-

macam media, presentasi, dan merencanakan serta berpartisipasi

dalam tim dan proyek berkolaborasi yang memerlukan analisis dan

penilaian kritis, dan mampu menyajikan hasil pengembangan.

8. Memiliki ketrampilan melek informasi (Information Literacy Skills):

Memiliki ketrampilan melek informasi untuk dapat mengakses,

mengevaluasi dan menggunakan informasi untuk mengembangkan

proses belajar mengajar.

Kompetensi kepribadian Islami, meliputi aspek: kehidupan pribadi,

kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berorganisasi, beramal, berbisnis,

berprofesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, serta

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang

perlu diperhatikan, karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit siswa

yang mengalami kegagalan. Kadang ada siswa yang memiliki dorongan

yang kuat untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan

prestasi, tapi dalam kenyataannya prestasi yang dihasilkan di bawah

kemampuannya.

Untuk meraih prestasi belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor

yang perlu diperhatikan. Menurut Suryabrata (1998) dan Shertzer dan

Page 13: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

12

Stone (Winkle, 1997), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal.:

a. Faktor internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu :

1). Faktor fisiologis

Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang

berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera

a). Kesehatan badan; Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu

memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik

yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam

menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan

fisiknya, siswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur,

untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga

untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan

ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.

b). Pancaindera; Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya

belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa

ini di antara pancaindera itu yang paling memegang peranan dalam

belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar

hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui penglihatan

dan pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki

cacat fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya

didalam menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya akan

mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.

2). Faktor psikologis

Page 14: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

13

Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa, antara lain adalah :

a) Intelligensi; Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan siswa

mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki

siswa. Menurut Binet (Winkle,1997) hakikat inteligensi adalah

kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan,

untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan

itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Taraf

inteligensi ini sangat mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, di

mana siswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang

lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi.

Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf inteligensi yang rendah

diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun

bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi

rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya .

b) Sikap; Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat

merupakan faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan

prestasi belajarnya. Menurut Wirawan (1997) sikap adalah kesiapan

seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.

Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah

merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di

sekolah.

c) Motivasi; Menurut Irwanto (1997) motivasi adalah penggerak perilaku.

Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk belajar. Motivasi

timbul karena adanya keinginan atau kebutuhan-kebutuhan dalam

diri seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar karena ia ingin belajar.

Sedangkan menurut Winkle (1997) motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu; maka tujuan

Page 15: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

14

yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan

faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah

dalam hal gairah atau semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat

akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

b. Faktor eksternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar

diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih,

antara lain adalah :

1). Faktor lingkungan keluarga:

a). Sosial ekonomi keluarga; Dengan sosial ekonomi yang memadai,

seseorang lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang

lebih baik, mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah

b). Pendidikan orang tua; Orang tua yang telah menempuh jenjang

pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami

pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan

yang mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah.

c). Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga;

Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat

berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara

langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak langsung,

seperti hubugan keluarga yang harmonis.

2). Faktor lingkungan sekolah

a). Sarana dan prasarana; Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan

tulis, OHP akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di

sekolah; selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar

sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar

b). Kompetensi guru dan siswa; Kualitas guru dan siswa sangat penting

dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa

Page 16: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

15

disertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka.

Bila seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan

baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan

tenaga pendidik yang berkualitas, yang dapat memenuhi rasa

ingintahuannya, hubungan dengan guru dan temantemannya

berlangsung harmonis, maka siswa akan memperoleh iklim belajar

yang menyenangkan. Dengan demikian, ia akan terdorong untuk

terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.

c). Kurikulum dan metode mengajar; Hal ini meliputi materi dan

bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada siswa. Metode

pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk

menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Wirawan (1994:122) mengatakan bahwa faktor yang

paling penting adalah faktor guru. Jika guru mengajar dengan arif

bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat

siswa menjadi senang akan pelajaran, maka prestasi belajar siswa akan

cenderung tinggi, palingtidak siswa tersebut tidak bosan dalam

mengikuti pelajaran.

3). Faktor lingkungan masyarakat

a). Sosial budaya; Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan

akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik.

Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan

mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung memandang rendah

pekerjaan guru/pengajar

b). Partisipasi terhadap pendidikan; Bila semua pihak telah berpartisipasi

dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa

kebijakan dan anggaran) sampai pada masyarakat bawah, setiap orang

akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu

pengetahuan.

Page 17: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

16

2. Menjadi Mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik yang baik

Berikut ini ada beberapa cara untuk menjadi mahasiswa yang

berkualitas dalam hal pengetahuan intelektual:

1. Ikutilah perkuliahan dengan semangat yang menggebu-gebu.

2. Banyak membaca buku-buku, baik di bidang yang kita tekuni ataupun

bidang-bidang lainnya.

3. Mengikuti Keorganisasian, baik intra kampus ataupun ekstra kampus,

sebagai pembelajaran kepemimpinan dan latihan bagi kita.

4. Aktif dalam sebuah komunitas hobbi dan juga kedaerahan.

5. Hidup sederhana tanpa gengsi yang terlalu tinggi.

6. Syukuri yang ada, jangan minder, tinggikan percaya diri.

7. Berkuliah dengan keras, berkuliah dengan cerdas, dan berkuliah

dengan ikhlas.

B. Studi Mahasiswa

Studi adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan studi

atau belajar di suatu tingkat/jenjang pendidikan tertentu. studi seorang

anak di tingkat sekolah dasar adalah selama enam tahun. studi di tingkat

sekolah menengah pertama adalah tiga tahun, sedangkan di tingkat

menengah atas adalah tiga tahun, dan di jenjang perguruan tinggi

khususnya program strata satu (S1) adalah empat tahun.

Seorang mahasiswa program S1 membutuhkan waktu empat

setengah tahun sampai tujuh tahun. Batas maksimal mahasiswa dalam

menyelesaikan studi dapat berbeda-beda untuk tiap perguruan tinggi,

bergantung pada kebijakan dari perguruan tingginya. Mahasiswa yang

melebihi studi yang telah ditentukan biasanya akan dikenakan sanksi

drop out (DO) oleh pihak perguruan tinggi.

Beban studi untuk menyelesaikan jenjang Strata 1 (S1) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta adalah antara 144 160 SKS dengan rentang waktu

penyelesaian studi antara 8 14 semester. Beban studi mahasiswa

Page 18: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

17

program studi pendidikan fisika jurusan pendidikan IPA UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta adalah 157 SKS.

C. Efective Learning

1. Motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu kata movere yang

berarti bergerak. Dalam konteks sekarang, motivasi dapat didefinisikan

sebagai suatu proses psikologi yang menghasilkan suatu intensitas, arah,

dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan. Pada

tahun 1943, pakar psikologi motivasi (Abraham Maslow dalam Winkel,

1997) memaparkan teori hierarki kebutuhan dari motivasi yang sekarang

menjadi terkenal. Moslow menyatakan bahwa psikologi motivasi adalah

sebuah fungsi dari lima kebutuhan dasar, yaitu:

a. Psikologi: Kebutuhan dasar yang utama. Antara lain kebutuhan akan

makanan, minum, udara untuk bertahan hidup.

b. Keamanan: antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap

kerugian fisik dan emosional.

c. Cinta: Keinginan untuk dicintai dan mencintai. Mengandung

kebutuhan akan kasih sayang dan rasa memiliki.

d. Penghargaan: Kebutuhan akan reputasi, kebanggaan, dan pengakuan

dari orang lain. Juga mengandung kebutuhan akan kepercayaan diri

dan kekuatan.

e. Aktualisasi diri: Keinginan untuk menjadi apa yang ia ingin jadi.

Untuk menjadi terbaik adalah kesanggupan dari menjadi apa.

Pakar psikologi motivasi yang lain, (Clayton Alderfer dalam

Winkel, 1997) mengembangkan sebuah teori alternatif dari kebutuhan

manusia pada akhir 1960an. Teori ini membedakan kebutuhan yang telah

dikembangkan oleh Maslow menjadi tiga level dari yang terendah sampai

tertinggi yaitu: kebutuhan-kebutuhan eksistensi (Existence Needs) yang

berkaitan dengan kebutuhan fisiologis dan keamanan, kebutuhan-

Page 19: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

18

kebutuhan hubungan (Relatedness Needs) yang berfokus pada bagaimana

individu berhubungan dengan lingkungan sosialnya, kebutuhan-

kebutuhan pertumbuhan (Growth Needs) yang meliputi kebutuhan akan

tumbuh sebagai manusia pada umumnya dan menggunakan

kemampuannya untuk mencapai potensi yang penuh.

Meskipun teori psikologi motivasi ERG mengasumsikan bahwa

perilaku yang termotivasi mengikuti suatu hierarki yang agak serupa

dengan hierarki yang dikemukakan oleh Maslow, terdapat perbedaan

penting. Pertama, teori ERG menyatakan bahwa lebih dari satu level

kebutuhan bisa menggerakkan motivasi pada saat yang bersamaan.

Kedua, teori ERG memiliki apa yang dinamakan komponen frustasi-

regresi (frustation-regresion aspect). Jadi, jika kebutuhan-kebutuhan tertentu

tidak terpenuhi, individu akan menjadi frustasi, mundur ke level yang

lebih rendah.

David McClelland, seorang pakar psikologi motivasi yang terkenal

telah mempelajari hubungan antara kebutuhan dengan perilaku sejak

tahun 1940an. Ia membagi kebutuhan menjadi tiga jenis, yaitu prestasi

(achievement), kekuasaan (power), dan afilasi (affilation). Penjelasannya

adalah sebagai berikut:

a. The Need for Achievement: Menyatakan bahwa motivasi dan

kemampuan sangat mendorong untuk memperkuat lebih keras lagi

mencapai prestasi (sukses) atau keinginan menyelesaikan suatu

kesulitan.

b. The Need for Affiliation. Keinginan untuk menghabiskan waktu dalam

aktivitas serta hubungan sosial.

c. The Need of Power. Merefleksikan keinginan individu untuk

mempengaruhi, melatih, mengajar, atau mendorong seseorang untuk

sukses.

Terence Mitchell, seorang peneliti terkenal mengenai perilaku

organisasi, memperkenalkan model konseptual yang menjelaskan

Page 20: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

19

bagaimana psikologi motivasi mempengaruhi perilaku dan kemampuan

bekerja. Ia menerangkan bahwa individual inputs dan job context

merupakan dua kategori kunci dari faktor yang mempengaruhi motivasi.

Kedua kategori ini saling mempengaruhi satu sama lain yang juga

mempengaruhi motivational process yang nantinya akan membentuk

motivated behaviors. Ia juga menjelaskan bahwa motivated behaviors secara

langsung dipengaruhi oleh individual's ability dan job knowledge (skills),

motivasi, dan suatu kombinasi yang membatasi job context factors.

Performance seseorang, pada akhirnya akan dipengaruhi oleh motivated

behavior.

a. Pengertian Motivasi

Kata motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan

atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat.

Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan

manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu

mempunyai tujuan tertentu.

Tidak bisa dipungkiri, setiap tindakan yang dilakukan oleh

manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Untuk lebih memperjelas

pembahasan tentang motivasi, berikut pengertian motivasi menurut

beberapa para ahli manajemen sumber daya manusia, diantaranya yaitu:

1). Wexley & Yukl, motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif,

dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.

2). Mitchell, motivasi adalah proses-proses psikologikal, yang

menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi

kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.

3). Gray, motivasi adalah sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal,

atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya

sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-

kegiatan tertentu.

Page 21: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

20

4). Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus

merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah:

keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku yang di dorong

oleh keadaan tersebut, dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut.

5). McDonald, motivasi adalah perubahan tenaga di dalam diri

seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi

mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam

organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota

organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena

setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun

psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda

pula.

6). Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes,

menerangkan bahwa pengertian motivasi adalah tingkat usaha yang

dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan

dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan.

7). T. Hani Handoko mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan

pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk

melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

8). A. Anwar Prabu Mangkunegara, memberikan pengertian motivasi

dengan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan

dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja.

9). H. Hadari Nawawi mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan

yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu

perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.

10). Henry Simamora, pengertian motivasi menurutnya adalah Sebuah

fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan

menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan

membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.

Page 22: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

21

11). Soemanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu

perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-

reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu

bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang

memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan,telah terjadi di

dalam diri seseorang.

Dari pengertian-pengertian motivasi di atas maka dapat

disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi

yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk

melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat

mencapai tujuannya.

b. Teori Motivasi

Untuk memahami tentang motivasi, akan dibahas beberapa teori

tentang motivasi, teori-teori tersebut diantarnaya:

1). Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.Maslow pada

intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat

atau hierarki kebutuhan, yaitu: fisiologis, keamanan, keselamatan dan

perlindungan, sosial, kasih sayang, rasa dimiliki; penghargaan, rasa

hormat internal seperti harga diri, prestasi; aktualisasi diri, dorongan

untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.

Menurut maslow, jika seorang pimpinan ingin memotivasi

seseorang, maka ia perlu memahami sedang berada pada anak tangga

manakah posisi bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu.

2). Teori Motivasi X dan Y

Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor yang menyatakan

bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada

Page 23: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

22

dasarnya satu negatif (teori X) yang mengandaikan bahwa kebutuhan

order rendah mendominasi individu, dan satu lagi positif (teori Y) bahwa

kebutuhan order tinggi mendominasi individu.

3). Teori Motivasi - Higiene

Dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg, yang

mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang

motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa

tidak puas atau faktor-faktor motivator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik

tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor dari

rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi: prestasi

(achievement), pengakuan (recognition), tanggung jawab (responsibility), -

kemajuan (advancement), pekerjaan itu sendiri (the work itself),

kemungkinan berkembang (the possibility of growth).

4). Teori Motivasi kebutuhan McClelland

teori ini dikemukakakn oleh McCelland. Teori ini dikenal dengan

teori kebutuhan. Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan, yaitu:

prestasi (achievement), kekuasaan (power), afiliasi (pertalian).

5). Teori Motivasi Harapan - Victor Vroom

Teori ini berargumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan

untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan

dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu

keluaran tertentu, dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu

tersebut.

Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi

untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan

menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang

baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus,

Page 24: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

23

kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan

pribadi karyawan tersebut.

6). Teori Motivasi Keadilan

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi

oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan. Individu

bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari organisasi.

7). Reinforcement theory

Teori motivasi ini tidak menggunakan konsep suatu motif atau

proses motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi

perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi tindakan di masa yang akan

datang dalam proses pembelajaran. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki

individu, maka akan banyak menentukan kualitas perilaku yang

ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam

kehidupan lainnya.

c. Menumbuhkan Motivasi bagi Pelajar

Dalam setiap bidang, motivasi selalu dibutuhkan, karena inilah

yang menjadi pendorong atau tenaga untuk bergerak. Begitupun dengan

pelajar. Motivasi pelajar dibutuhkan agar siswa lebih giat dalam belajar

dan berinovasi menghasilkan karya yang positif.

Untuk memotivasi pelajar, ada beberapa cara. Diantaranya

adalah:

1). Menetapkan visi

Setiap pelajar hendaknya memiliki visi yang jelas. Untuk apa dia

belajar? Apa yang diharapkan begitu ia menyelesaikan studinya? Dengan

demikian, ia tidak akan asal saja dalam menjalani proses studinya.

Seorang Luiz Alvarez, peraih Nobel Fisika, selalu melaksanakan nasihat

ayahnya untuk selalu duduk diam sambil memejamkan mata dan

berusaha memikirkan persoalan baru, untuk kemudian diteliti dan

Page 25: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

24

dipecahkan. Ia selalu bermimpi untuk menjadi The Most, The Best and

The First dalam setiap bidang yang digelutinya. Kebiasaan baik Luiz ini

bisa dijadikan motivasi pelajar, agar memiliki mental juara.

2). Belajar bukan karena paksaan

Jadikan belajar sebagai makanan, dimana Anda akan lapar jika

tidak melakukannya. Buat bagaimana caranya agar belajar menjadi

aktivitas yang menyenangkan, bukan suatu paksaan. Memang, awalnya

ini seperti sebuah pengorbanan.

Namun jika Anda menjalaninya dengan ikhlas, maka lama

kelamaan Anda akan bisa menikmati proses belajar, bahkan ketagihan.

Leon Joseph, seorang seniman Prancis di abad 19 bisa memotivasi pelajar

melalui nasihatnya: Kebahagiaan adalah mereka yang berani bermimpi

dan berani berkorban demi mewujudkan mimpinya.

3). Fokus

Sebuah ungkapan yang sangat bagus untuk memotivasi pelajar

adalah: "kehidupan tidak akan pernah menjadi luar biasa tanpa focus,

dedikasi dan disiplin". Dengan fokus, maka akan membuat Anda lebih

tajam dalam menentukan sasaran.

Ibaratnya, sinar matahari tidak akan bisa membakar kertas, akan

tetapi jika sinar ini difokuskanlewat sebuah kaca pembesar, sinar ini

mampu membakar tidak hanya kertas, tapi bahkan daging pun bisa

matang terbakar.

4). Tidak ada kamus menyerah

Setiap orang pastinya pernah mengalami kegagalan. Mungkin

Anda juga pernah mengalaminya. Bisa jadi Anda sudah bersusah payah,

berjuang, belajar, namun Anda tidak mendapatkan hasil yang diinginkan.

Kesuksesan akan mendatangi siapa saja yang tidak takut terhadap

kegagalan. Begitulah ucapan Winston Churchill, tokoh terpenting sejarah

Inggris Modern dan sejarah dunia, yang bisa memotivasi pelajar.

5). Membutuhkan waktu dan kesabaran

Page 26: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

25

Kata-kata seorang Napoleon Hill mungkin bisa dijadikan motivasi

pelajar: "kesabaran, keteguhan hati, dan kerja keras adalah kombinasi

untuk sukses. Karenanya, jika Anda ingin sukses, maka Anda harus siap

menjalani prosesnya.

Akan beda hasilnya jika Anda belajar ketika akan ujian saja,

dengan mereka yang belajar secara rutin. Persiapan mendadak dalam

ujian, bisa jadi akan mengacaukan semuanya. Ingatan yang tidak

mengendap lama akan mudah hilang begitu saja. Tidak semua orang yang

sukses memiliki prestasi yang bagus sejak kecil. Bahkan, tidak sedikit

yang menemui masalah, seperti disleksia atau sukar mengeja kata-kata.

Sebut saja dalam hal ini Bill Gates (pendiri dan CEO Microsoft) dan Lee

Kuan Yew (mantan Perdaa Menteri Singapura, kemudian menjadi menteri

Senior) adalah dua contoh penderita disleksia yang berhasil. Kunci

mengatasi masalahnya tidak lain adalah memberikan pengulangan belajar

dan memberikan dorongan pada anak tersebut. Itulah mengapa, motivasi

pelajar ini memegang peran penting dalam mendukung kesuksesan

seseorang.

Secara garis besar ada dua faktor yang membuat seseorang dapat

termotivasi untuk belajar, yaitu: Pertama, motivasi belajar berasal dari

faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas

pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya

dan bekal untuk menjalani kehidupan. Kedua, motivasi belajar dari faktor

eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan

sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.

Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak

mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi

dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri

kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar

dapat termotivasi.

Page 27: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

26

Ada beberapa untuk meningkatkan motivasi belajar kita,

diantaranya: Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan

berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari

orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar;

Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang

yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang

lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri,

atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi;

Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti

halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau

penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka

kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual

minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi; Belajar

apapun, Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal

maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan

seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar

berwirausaha, dan lain lain-lainnya; Belajar dari internet, Kita bisa

memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang

yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar

pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin

termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-

[email protected].; Bergaulah dengan orang-orang yang

optimis dan selalu berpikiran positif. Di dunia ini, ada orang yang selalu

terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat,

gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau

berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya; Cari motivator.

Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor

dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup.

Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari

seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahkan atau

Page 28: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

27

memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi. Resep sukses menurut

William A. Ward: Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain

bermalasan, dan bermimpi ketika orang lain berharap.

d. Faktor-faktor penyebab perbedaan motivasi belajar

Menurut Winkel, 1997, beberapa faktor di bawah ini sedikit

banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi

belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya: Perbedaan fisiologis

(physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual. Perbedaan

rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual.

Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya.

Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil

atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain. Perbedaan aktualisasi diri (self

actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk

mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah

menjadi kemampuan nyata.

2. Cara Menjadi Pembelajar Efektif

Setiap orang mungkin mendambakan kemampuan lebih dalam

mengingat suatu hal, materi, peristiwa atau hal apapun secara akurat.

Mengingat informasi yang sedang dipelajari, dan mampu

mengaplikasaikannya kembali dalam berbagai macam situasi dengan baik

secara efektif. Willis, J. (2008) mengungkapkan beberapa cara untuk

meningkatkan kemampuan pembelajar kearah yang lebih efektif,

diantaranya dengan:

a. Meningkatkan kemampuan dasar dalam mengingat; Beberapa cara

terbaik untuk meningkatkan daya ingat, adalah meningkatkan fokus,

menghindari sesi menjemukan dan pengaturan waktu belajar;

b. Terus belajar dan berani mencoba dengan berlatih hal-hal yang baru.

Salah satu cara untuk menjadi seorang pembelajar yang efektif adalah

hanya dengan terus belajar;

Page 29: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

28

c. Belajar dengan berbagai cara. Belajar tidak hanya terfokus pada satu

cara saja, tetapi dengan melibatkan dan memfungsikan indera lain.

Tidak hanya mendengarkan, tetapi dibantu dengan indera mata untuk

melihat visualisasi, dan melatihnya secara verbal melalui indra mulut

kita. Dengan cara seperti ini memudahkan otak untuk menyimpan

data tentang subjek, interkoneksinya akan lebih cepat dan mudah;

d. Mengajarkan apa yang telah dikuasai kepada orang lain;

e. Memanfaatkan kemampuan belajar sebelumnya dalam menggunakan

kemampuan belajar baru. Banyak cara untuk menjadi pembelajar yang

efektif diantaranya dengan menggunakan pembelajaran relasional,

yang melibatkan interkonektivitas informasi baru untuk hal-hal yang

sudah diketahui. Sebagai contoh, jika Anda belajar tentang Romeo dan

Juliet, Anda mungkin mengasosiasikan apa yang Anda pelajari tentang

permainan dengan pengetahuan sebelumnya yang Anda miliki

tentang Shakespeare, seperti periode sejarah dan informasi yang

relevan mengenai penulis dan kehidupannya dan lainnya;

f. Berlatih dari pengalaman.

Belajar biasanya akan melibatkan kemampuan membaca buku,

menghadiri perkuliahan atau melakukan penelitian di perpustakaan

atau dalam web. Ketika melihat-lihat buku bacaan dan menulis

beberapa catatan yang dianggap penting, sebenarnya hal tersebut telah

menerapkan kemampuan dalam memperoleh pengetahuan dan

mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. Perlu latihan dan

keteraturan seperti dalam berolah raga;

g. Lebih baik melihat jawaban dibanding berusaha keras untuk

mengingat-ingat informasi. Tentu saja, belajar bukanlah proses yang

sempurna. Kadang-kadang, kita melupakan rincian hal-hal yang telah

kita pelajari. Jika Anda menemukan diri Anda berjuang untuk

mengingat beberapa berita gembira informasi, penelitian

menunjukkan bahwa Anda lebih baik menawarkan hanya mencari

Page 30: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

29

jawaban yang benar. Satu studi menemukan bahwa semakin lama

Anda menghabiskan mencoba mengingat jawabannya, semakin besar

kemungkinan akan melupakan jawaban di kemudian hari. Mengapa?

Karena upaya untuk mengingat informasi yang dipelajari sebelumnya

benar-benar hasil dalam belajar "error state" bukan jawaban yang benar;

h. Memahami gaya belajar terbaik yang dimiliki. Strategi lain yang

efisiensi dalam belajar adalah mengenali kebiasaan dan gaya belajar

Anda. Ada sejumlah teori yang berbeda tentang gaya belajar, yang

semua bisa membantu Anda mendapatkan pemahaman yang lebih

baik tentang bagaimana Anda belajar dengan baik.

i. Gunakan ujian untuk meningkatkan kemampuan belajar. Meskipun

kelihatannya menghabiskan waktu belajar, namun ujian merupakan

salah satu cara terbaik untuk memaksimalkan proses belajar,

penelitian menunjukkan, mengambil tes sebenarnya membantu

mengingat apa yang telah Anda pelajari. (Chan, J.C., et all, 2007).

Penelitian mengungkapkan bahwa siswa yang belajar dan kemudian

diuji sudah ingat jangka panjang yang lebih baik dari bahan, bahkan

pada informasi yang tidak tercakup dalam tes. Siswa yang punya

waktu ekstra untuk belajar tetapi tidak diuji memiliki signifikansi lebih

rendah.

j. Tidak mengerjakan terlalu banyak tugas (multitasking), penelitian

menunjukkan bahwa multitasking sebenarnya dapat membuat belajar

kurang efektif. Dalam studi tersebut, peserta kehilangan sejumlah

besar waktu mereka, dengan beralih dari satu aktivitas ke aktivitas

lainnya, Anda akan belajar lebih lambat, menjadi kurang efisien dan

membuat kesalahan lebih. Bagaimana Anda bisa menghindari bahaya

multitasking? Mulailah dengan memusatkan perhatian Anda pada

tugas di tangan dan terus bekerja dengan jumlah waktu yang telah

ditentukan.

Page 31: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

30

a. Prinsip Belajar

Prinsip atau konsep-konsep belajar disampaikan oleh Robert

M.Gegne, (Muslam, dkk, 2004:28 ) meliputi:

1). Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan

harapan pendidikan tentang respon anak yang diharapkan, beberapa

kali secara berturut-turut.

2). Pengalaman, adanya situasi dari respon secara berulang-ulang

sehingga menjadi sebuah kebiasaan tingkah laku yang dipraktikkan

supaya belajar menjadi lebih sempurna dan lebih lama diingat.

3). Penguatan, adanya respon menyenangkan seperti hadiah bagi prestasi

belajar tertentu

4). Motivasi positif, percaya diri dalam belajar

5). Tersedia materi pelajaran yang lengkap dan menyeluruh untuk

memancing siswa

6). Ada upaya membangkitkan ketrampilan intelektual untuk belajar

7). Ada strategi yang tepat untuk membiasakan anak-anak dalam belajar

8). Aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam

pengajaran.

Menurut prinsip-prinsip yang disampaikan oleh Robert M.Gegne

tersebut di atas, bahwa pengulangan merupakan sebagian dari prinsip

atau konsep dasar dalam proses pembelajaran. Pengulangan ini

menjadikan sebuah perilaku dapat dilakukan secara terus-menerus secara

berkala dan menjadi sebuah kebiasaan. Artinya, bahwa pembiasaan

merupakan sebagian dari proses belajar yang handal untuk diterapkan.

b. Proses Perbuatan Belajar

Sebagaimana dikutip oleh Sudjana dalam bukunya, Dasar-Dasar

Belajar Mengajar (2009), Gagne berpendapat bahwa terdapat delapan tipe

perbuatan yang diidentikkan sebagai perbuatan belajar. Delapan tipe

tersebut adalah:

Page 32: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

31

1). Belajar Signal, yang merupakan proses belajar yang paling sederhana

yang melibatkan reaksi dan rangsangan saja.

2). Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan, yaitu memberikan

reaksi yang berulang-ulang ketika terjadi suatu penguatan rangsangan.

Membiasakan reaksi secara berulang-ulang dan permanen.

3). Belajar membentuk rangkaian, yaitu belajar yang menghubungkan

gejala/faktor /yang satu dengan lainnya sehingga membentuk sebuah

rangkaian yang berarti.

4). Belajar asosiasi verbal, yaitu memberikan reaksi dalam bentuk kata-

kata dan bahasa, terhadap perangsang yang diterimanya

5). Belajar membedakan hal yang majemuk, yaitu memberikan reaksi yang

berbeda terhadap perangsang yang hampir sama sifatnya.

6). Belajar konsep, yaitu menempatkan obyek menjadi satu klasifikasi

tertentu di dalam pemikiran dan konsepsi tertentu.

7). Belajar kaedah, yaitu menghubungkan beberapa konsep.

8). Belajar memecahkan masalah dengan cara menggabungkan beberapa

kaedah dalam rangka menyelesaikan masalah tertentu.

Dari kedelapan perbuatan belajar di atas memberikan gambaran

bahwa yang termasuk dalam perbuatan proses belajar salah satunya

adanya suatu kegiatan yang dibiasakan secara berulang-ulang dalam

rangka merangkaikan beberapa stimulus, sehingga reaksi yang dihasilkan

lebih cepat dan mudah terbentuk. Stimulus-stimulus diusahakan untuk

dilakukan dalam proses tersebut, yang mana stimulus itu juga akan

memberikan dampak signifikan di masa yang akan datang, bagi persepsi

dan apresiasi individu terhadap sebuah tujuan belajar atau tugas

perkembangan tertentu.

c. Teori Belajar

Banyak teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi.

Ada lima teori besar yang membahas tentang belajar, kelima teori tersebut

Page 33: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

32

adalah: 1) teori behaviorisme; 2) teori belajar kognitif menurut Piaget; 3)

teori pemrosesan informasi dari Gagne, dan 4) teori belajar gestalt.

1). Teori Behaviorisme

Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab II bahwa behaviorisme

merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu.

Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah,

dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme

tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu

dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks

sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme

ini, diantaranya :

a). Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.

Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing

menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:

(1). Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek

yang memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin

kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai

respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara

Stimulus- Respons.

(2). Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi

bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan

pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan

kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau

tidak berbuat sesuatu.

(3). Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan

Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan

semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.

b). Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov

Page 34: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

33

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing

menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

(1). Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang

dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang

salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan

stimulus lainnya akan meningkat.

(2). Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang

dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent

conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan

reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

c). Operant Conditioning menurut B.F. Skinner

Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan

selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum

belajar, diantaranya :

(1). Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi

dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan

meningkat.

(2). Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah

diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus

penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan

musnah.

Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud

dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama

terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa

didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh

reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang

meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu,

namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti

dalam classical conditioning.

d). Social Learning menurut Albert Bandura

Page 35: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

34

Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning

adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan

teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme

lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata

refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi

yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema

kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini,

bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral

terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku

(modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning.

Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan

berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan

teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip

kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut

Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang (the treshold

method), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode

rangsangan tak serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan

Dollard dengan teori pengurangan dorongan.

2). Teori Belajar Kognitif menurut Piaget

Dalam bab sebelumnya telah dikemukan tentang aspek aspek

perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap a) sensory motor; b) pre

operational; c) concrete operational dan d) formal operational. Menurut Piaget,

bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap

perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi

kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang

ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh

pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan

rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan

Page 36: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

35

lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari

lingkungan.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran

adalah :

a). Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh

karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai

dengan cara berfikir anak.

b). Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi

lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat

berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.

c). Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi

tidak asing.

d). Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

e). Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling

berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

3). Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran

merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.

Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut

Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi,

untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk

hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara

kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi

internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk

mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.

Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang

mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan

fase yaitu, a) motivasi; b) pemahaman; c) pemerolehan; d) penyimpanan;

e) ingatan kembali; f) generalisasi; g) perlakuan dan h) umpan balik.

Page 37: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

36

4). Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti

sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah

bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu

keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada

tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :

a). Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu

menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua

yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek

seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure

dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka

akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.

b). Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan

(baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan

dipandang sebagai satu bentuk tertentu.

c). Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan

cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.

d). Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang

pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan

dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.

e). Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang

pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan

cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan

simetris dan keteraturan; dan

f). Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi

kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.

Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:

a). Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan

perilaku “Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam

bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku

Page 38: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

37

“Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar.

Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah

beberapa perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai

makna dibanding dengan perilaku “Molecular”.

b). Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan

antara lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral.

Lingkungan geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada,

sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang

nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah

sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal kenyataannya

merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat

(lingkungan geografis).

c). Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau

suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan

obyek atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan bintang,

seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya adalah contoh

dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti gunung

atau binatang tertentu.

d). Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah

merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu

reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu proses yang

dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang

diterima.

Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :

a). Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang

penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya

peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan

mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.

Page 39: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

38

b). Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan

unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan

dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu

unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat

penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam

identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya.

Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna

yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.

c). Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada

tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-

respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin

dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik

mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru

hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan

membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.

d). Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki

keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu,

materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi

dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.

e). Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam

situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan

Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian

obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian

menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang

tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip

pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun

ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan

terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok

dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian

digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh

Page 40: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

39

karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk

menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian teoritik di atas, maka hipotesis penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Hipotesis alternatif (Ha) : Kemampuan akademik mahasiswa Program

Studi Pendidikan Fisika berkorelasi dengan

kemampuan menyelesaikan studi.

2. Hipotesis nihil (Ho) : Kemampuan akademik mahasiswa Program

Studi Pendidikan Fisika tidak berkorelasi

dengan kemampuan menyelesaikan studi.

Page 41: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan, mulai bulan Mei sampai Bulan

Oktober 2010. Tempat penelitian adalah Program Studi Pendidikan Fisika,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode korelasional. Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan

antara kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaikan studi di

program studi pendidikan fisika.

C. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan:

a. Studi kepustakaan.

b. Pencarian data sekunder mengenai kemampuan akademik

mahasiswa dan data mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya.

c. Pembuatan angket, untuk menganalisis permasalahan yang

dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan studinya.

d. Pemilihan subyek penelitian sesuai dengan kriteria.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelaahan data sekunder kemampuan akademik mahasiswa dan

data mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya. Penyebaran angket

kepada subyek penelitian.

3. Penyelesaian Penelitian

40

Page 42: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

41

Penyelesaian penelitian dimulai dengan pengolahan dan analisa

data yang telah didapatkan, selanjutnya dilakukan penyusunan dalam

bentuk laporan penelitian.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program

studi pendidikan fisika. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan

teknik purposif sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah mahasiswa yang telah menempuh sidang skripsi dan dinyatakan

lulus. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 53 orang

mahasiswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Ada dua jenis data yang akan digunakan dalam penenlitian ini

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini

diperoleh melalui angket, sedangkan data sekunder diperoleh dari data

literatur (buku besar/data base nilai mahasiswa).

F. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, data siap diolah, teknik pengolahan data

dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu tabulasi dan statistik

deskriptif frekuensi. Untuk menjawab pertanyaan penelitian:

1. Bagaimanakah kemampuan akademik mahasiswa Program Studi

Pendidikan Fisika?

Untuk menjawab pertanyaan penelitian ini perlu dibuat peta

kemampuan akademik mahasiswa berdasarkan buku besar / data base

nilai mahasiswa. Peta kemampuan akademik akan dibuat dalam

bentuk grafik. Grafik disajikan untuk melengkapi deskripsi berupa

teks, sehingga data tampak lebih impresif dan komunikatif. Sehingga

hasil perhitungan lebih mudah dipahami.

Page 43: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

42

2. Bagaimanakah kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan studi di

Program Studi Pendidikan Fisika?

Pertanyaan ini dapaat dijawab dengan membuat peta durasi

penyelesaian studi. Durasi penyelesaian studi didasarkan pada waktu

mahasiswa dalam menyelesaikan studinya, seperti: yang selesai tepat

waktu 4 tahun, yang lambat 5-6 tahun, dan yang lambat sekali 7-10

tahun berdasarkan data yang ada.

3. Apakah kemampuan akademik mahasiswa program studi pendidikan

fisika berkorelasi terhadap kemampuan menyelesaikan studinya?

Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan ini digunakan Metode

Tabulasi Silang digunakan untuk melihat hubungan antara dua

variabel dalam satu tabel. Untuk melihat hubungan-hubungan

variabel-variabel yang diamati, dianalisis dengan menggunakan teknik

korelasi Kendall Tau-b. Korelasi diukur dengan suatu koefisien (r)

yang mengindikasikan seberapa banyak relasi antar dua variabel.

Daerah nilai yang mungkin adalah +1.00 sampai -1.00. +1.00

menyatakan hubungan yang sangat erat, sedangkan -1.00 menyatakan

hubungan negatif yang erat. Panduan untuk nilai korelasi tersebut:

+ atau - 0.80 hingga 1.00 korelasi sangat tinggi

0.60 hingga 0.79 korelasi tinggi

0.40 hingga 0.59 korelasi moderat

0.20 hingga 0.39 korelasi rendah

0.01 hingga 0.19 korelasi sangat rendah

Pengujian menggunakan tingkat singnifikasi pada taraf kepercayaan

0.05 dan 0.01. Untuk memudahkan pengolahan data digunakan

program SPSS.

Page 44: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis terhadap buku

besar dari 53 orang responden dari tujuh angkatan wisuda. Adapun hasil

penelitian ini meliputi: kemampuan akademik mahasiswa program studi

pendidikan fisika, kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan studi di

program studi pendidikan fisika, korelasi kemampuan akademik

mahasiswa program studi pendidikan fisika terhadap kemampuan

menyelesaikan studinya. Berikut ini akan dipaparkan satu persatu:

1. Kemampuan Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Fisika

Kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian ini diperoleh

dari buku besar/data base yang memuat nilai-nilai mahasiswa di program

studi pendidikan fisika. Berikut ini adalah grafik kemampuan mahasiswa

lulusan program studi pendidikan fisika pada beberapa angkatan wisuda,

mulai dari wisudawan/ti yang pertama sampai terakhir.

Gambar. 4. 1 Kemampuan akademik mahasiswa Program Studi

Pendidikan Fisika pada tiap angkatan wisuda

2.89 2.87

3.06

2.73

3.25

3.093.04

2.40

2.50

2.60

2.70

2.80

2.90

3.00

3.10

3.20

3.30

75 76 77 78 79 80 81

Rata-rata IPK

Angkatan Wisuda

43

Page 45: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

44

Kemampuan mahasiswa program studi pendidikan fisika yang

lulus pada wisuda angkatan 75, memiliki rerata Indeks Prestasi Kumulatif

(IPK) adalah: 2,89. Rerata IPK mahasiswa angkatan 76: 2,87, angkatan 77:

3,06, angkatan 78: 2,73, angkatan 79: 3,25, angkatan 80: 3,09, dan angkatan

81: 3,04. Rerata IPK tertinggi terdapat pada angkatan 79 yaitu 3,25,

sedangkan rerata IPK terendah terdapat pada angkatan 78 yaitu 2,73.

Gambar 4. 1 Kemampuan akademik mahasiswa

program studi pendidikan fisika pada tiap angkatan

2.89

2.96

3.16

2.85

2.90

2.95

3.00

3.05

3.10

3.15

3.20

2002 2003 2004 2005

IPK

Angkatan Mahasiswa

Rerata kemampuan akademik mahasiswa 2003 adalah 2,89,

mahasiswa angkatan 2004 adalah 2,96, dan mahasiswa angkatan 2005

adalah 3,16. berdasarkan grafik hubungan antara kemampuan akademik

mahasiswa terhadap tahun angkatan mahasiswa masuk diperoleh grafik

peningkatan mutu akademik. Kemampuan akademik mahasiswa dari

angkatan 2003 sampai 2005 dapat terlihat dari tabel perhitungan satistik di

bawah ini:

Tabel 4. 1 Statistic Calculation Kemampuan akademik mahasiswa

Program Studi Pendidikan Fisika

Statistic calculation

Rerata 3.04

Page 46: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

45

Statistic calculation

SD 0.25

Max 3.64

Min 2.45

N 53

Rerata kemampuan akademik mahasiswa dari tujuh angkatan

wisudawan/ti ini adalah: 3,04 dengan standar deviasi: 0,25. Nilai IPK

maksimum atau tertinggi adalah: 3,64 kategori terpuji (cum laude), dan

nilai IPK minimum atau terendah adalah: 2,45 pada kategori baik

(memuaskan).

Berdasarkan buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Hidayatullah Jakarta, 2010/2011 kemampuan akademik

mahasiswa dari ketiga angkatan atau dari ketujuh angkatan wisuda

adalah seperti yang terlihat pada gambar diagram pie di bawah ini:

Gambar 4. 2 Diagram Pie kemampuan akademik mahasiswa

berdasarkan kategori tingkat kepuasan akademik

Jumlah mahasiswa yang memiliki kategori kepuasan akademik

terpuji atau cumlaude sebanyak 4% atau paling sedikit, yang kedua

sebanyak 13% atau kategori memuaskan, dan kemampuan akademik

mahasiswa yang paling banyak atau mayoritas adalah sangat memuaskan

sebanyak 83%.

Memuaskan, 13%

Sangat memuaskan,

83%

Terpuji, 4%

Page 47: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

46

2. Kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan studi di Program

Studi Pendidikan Fisika.

Berikut ini adalah kemampuan mahasiswa Program Studi

Pendidikan Fisika dalam menyelesaikan studinya, kemampuan tersebut

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar. 4. 2 Kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan studi di

program studi pendidikan fisika pada tiap angkatan wisuda

5.8

5.1

6.2

5.24.8 4.9

5.3

0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.505.005.506.006.507.00

75 76 77 78 79 80 81

Waktu Pennyelesian

(thn)

Angkatan Wisuda

Pada gambar di atas terlihat bahwa kemampuan mahasiswa

dalam menyelesaikan studi berbeda-beda. Dari 53 sampel penelitian,

sampel terbagi kedalam tujuh angkatan wisuda: mulai wisuda 75, 76, 77,

78, 79, 80, dan 81. Wisuda angkatan 75 rata-rata selesai dalam waktu 5,8

tahun; wisuda angkatan 76 rata-rata selesai dalam waktu 5,1 tahun;

wisuda angkatan 77 rata-rata selesai dalam waktu 6,2 tahun; wisuda

angkatan 78 rata-rata selesai dalam waktu 5,2 tahun; wisuda angkatan 79

rata-rata selesai dalam waktu 4,8 tahun; wisuda angkatan 80 rata-rata

selesai dalam waktu 4,9 tahun; wisuda angkatan 81 rata-rata selesai dalam

waktu 5,3 tahun.

Page 48: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

47

Kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan studi di program

studi pendidikan fisika pada tiap angkatan semakin baik, hal ini terlihat

dapat pada gambar di bawah ini:

Gambar. 4. 3 Kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan studi di program studi pendidikan fisika pada tiap angkatan

Tahun

6.25.8

4.8

0.00.51.01.52.02.53.03.54.04.55.05.56.06.57.0

2003 2004 2005

Angkatan

Kemampuan mahasiswa dari angkatan 2003 untuk menyelesaikan

studi di Program Studi Pendidikan Fisika membutuhkan waktu selama 6.2

tahun, angkatan 2004 butuh waktu selama 5,8 tahun, sedangkan angkatan

2005 membutuhkan waktu selama 4,8 tahun.

Hasil perhitungan statistik terhadap kemampuan mahasiswa

dalam menyelesaikan studi di program studi pendidikan fisika dapat

terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. 2 Statistic Calculation kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan studi di program studi pendidikan fisika

Statistic calculation

Rerata 5.42

SD 0.67

Max 7.1

Min 4.5

N 53

Page 49: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

48

Kemampuan mahasiswa dari 53 sampel yang diteliti rata – rata

kemampuan dalam menyelesaikan studinya adalah selama 5,42 tahun

dengan standar deviasi 0,67. Mahasiswa yang paling lama dalam

menyelesaikan studinya adalah 7,1 tahun, dan mahasiswa yang paling

cepat dalam menyelesaikan studinya adalah 4,5 tahun.

Berdasarkan durasi mahasiswa dalam menyelesaikan studinya

dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: mahasiswa yang

selesai tepat waktu 4,75 tahun kebawah, yang lambat, antara 4,75 sampai

6,10 tahun, dan yang lambat sekali dari 6,10 tahun ke atas. Berikut ini

adalah persentase kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan studi

berdasarkan ketepatan dalam menyelesaiakan studinya.

Gambar. 4. 4 Persentase kemampuan mahasiswa dalam

menyelsaikan studinya pada Program Studi Pendidikan Fisika

Tepat15%

Lambat60%

Lambat sekali25%

Dari semua lulusan mulai dari angkatan pertama sampai

angkatan terakhir wisuda 81 tanggal 16 oktober 2010. Persentase

mahasiswa yang lulus tepat waktu adalah 15% atau sebanyak delapan

orang, lambat 60% atau 32 orang, dan yang lambat sekali sebanyak 25%

atau 13 orang.

3. Korelasi Kemampuan akademik mahasiswa program studi

pendidikan fisika terhadap kemampuan menyelesaikan studinya.

Page 50: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

49

Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan akademik

mahasiswa program studi pendidikan fisika terhadap kemampuan

menyelesaikan studinya dapat dilihat dari grafik di bawah ini.

Gambar. 4. 5 Kemampuan akademik mahasiswa program studi

pendidikan fisika terhadap kemampuan menyelesaikan studinya

Hasil perhitungan statistic terhadap hubungan antara kemampuan

akademik mahasiswa program studi pendidikan fisika terhadap

kemampuan menyelesaikan studi.

Tabel 4. 3 Hasil perhitungan statistic terhadap hubungan

antara kemampuan akademik mahasiswa terhadap

kemampuan menyelesaikan studi

Cor relations

1.000 -.238*

. .018

53 53

-.238* 1.000

.018 .

53 53

Correlation Coeff icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coeff icient

Sig. (2-tailed)

N

IPK

WAKTU

Kendall's tau_b

IPK WAKTU

Correlation is s ignif icant at the .05 level (2-tailed).*.

1.75

2.00

2.25

2.50

2.75

3.00

3.25

3.50

3.75

3.5 3.8 4.0 4.3 4.5 4.8 5.0 5.3 5.5 5.8 6.0 6.3 6.5 6.8 7.0 7.3 7.5

IPK

Lama penyelesaian studi (thn)

Page 51: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

50

Korelasi antara kemampuan akademik terhadap kemampuan

menyelesaikan studi mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika adalah

0,018. Nilai korelasi tersebut termasuk kategori korelasi sangat rendah.

B. Pembahasan

1. Kemampuan Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Fisika

Kemampuan akademik mahasiswa program studi pendidikan

fisika pada tiap angkatan wisuda berbeda-beda. Rerata IPK tertinggi

terdapat pada angkatan 79 yaitu 3,25. Wisuda angkatan 79 memiliki rerata

IPK tertinggi dikarenakan semua wisudawan/ti memiliki IPK di atas 3

dan faktor yang membuat tingginya rerata IPK angkatan ini adalah

adanya wisudawan yang memperoleh IPK pada tingkat kepuasan

terpuji/cumlaude yaitu sebesar 3,64 yang memberikan kontribusi besar

terhadap rerata IPK angkatan. Rerata IPK terendah terdapat pada

angkatan 78 yaitu 2,73 hal ini disebabkan mayoritas wisudawan/ti pada

angkatan ini memiliki IPK kurang dari 2,5 dan sedikitnya wisudawan

yang memiliki IPK di atas 3 yang berakibat pada rendahnya rerata IPK

pada angkatan wisuda 78 ini.

Meningkatnya kemampuan akademik mahasiswa pada tiap

angkatan, disebabkan adanya perbaikan kualitas pendidikan dalam

proses pembelajaran maupun fasilitas penunjang pembelajaran yang

dilakukan oleh FITK, seperti: digunakannya LCD projector di tiap kelas

yang dimulai tahun 2008. Pada tahun 2008 mahasiswa angkatan 2003

sebagian besar sudah tidak mengikuti lagi perkuliahan, artinya IPK akhir

mahasiswa sudah didak mengalami penambahan, pengaruh penggunaan

LCD projector dan fasilitas lainnya tidak dapat dirasakan oleh sebagian

besar mahasiswa angkatan 2003 dan angkatan 2004. Hal ini merupakan

salah satu faktor semakin meningkatnya kemampuan akademik

Page 52: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

51

mahasiswa. Karena dengan menggunakan LCD projector dosen dapat

memperoleh beberapa keuntungan diantaranya: dapat menyampaikan

materi secara sistematis dan dapat diatur sesuai dengan keperluan. Selain

itu, gambar-gambar yang bersifat abstrak dapat visualisasikan dengan

bentuk dan warna yang real. Dapat digunakan untuk menyajikan pesan di

semua ukuran ruangan kelas. Dapat menarik perhatian mahasiswa,

karena memungkinkan penyajian yang variatif dan disertai dengan

warna-warna yang menarik. Tatap muka dengan mahasiswa dan selalu

terjaga dan memungkinkan siswa untuk mencatat hal-hal yang penting.

Dapat menyajikan pesan yang banyak dalam waktu yang relatif singkat.

Dapat digunakan berulang-ulang dalam kelas berbeda, tanpa harus

mempersiapkan kembali. Membantu menimbulkan pengertian dan

ingatan yang kuat pada pesan yang disampaikan dan dapat dipadukan

dengan unsur suara.

Faktor lainnya adalah semakin baiknya input siswa yang masuk

menjadi mahasiswa di program studi pendidikan fisika. Taraf intelegensi

mahasiswa baru meningkat. Gagne dan Berliner dalam (Winkel, 1997)

menyatakan bahwa antara intelegensi dengan kesuksesan di sekolah ada

korelasinya. Meningkatnya kemampuan intelegensi input mahasiswa ini

di sebabkan oleh makin ketatnya atau selektifnya proses seleksi

mahasiswa baru pada program studi pendidikan fisika. Input yang baik

akan menghasilkan out put yang baik pula. Artinya proses pembelajaran

selama perkuliahan terjadi secara alami, tidak terjadi kesalahan proses.

Karena proses pembelajaran yang salah bukannya dapat meningkatkan

kemampuan, tetapi akan berdampak pada turunnya kualitas out put yang

dihasilkan. Dengan demikian proses pembelajaran yang terjadi di

Program Studi Pendidikan Fisika sudah berlangsung dengan baik dan

berada pada jalur yang benar. Hal ini terlihat dari kemampuan akademik

mahasiswa lulusan yang mayoritas (83%) kemampuannya sangat

memuaskan.

Page 53: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

52

Kemampuan akademik mahasiswa dari angkatan 2003 sampai 2005

berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Secara teori ada

beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan kemampuan akademik.

Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang, yaitu:

faktor internal/pribadi dan eksternal/lingkungan (Gagner & Berliner

dalam Winkel, 1997). Faktor internal meliputi: intelegensi, motivasi, dan

kepribadian. Mahasiswa dengan taraf intelegensi yang tinggi dapat

mencapai prestasi belajar yang lebih baik daripada mahasiswa yang

memiliki taraf intelegensi rendah. Namun, intelegensi bukan satu-satunya

faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan prestasi akademik karena

masih ada faktor motivasi, kepribadian, dan faktor eksternal.

Adanya perbedaan motivasi belajar antar mahasiswa lebih

diakibatkan oleh: perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa

lapar, dan haus. Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental,

fisik, dan intelektual. Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang

diterimanya. Perbedaan harga diri (self esteem needs). Perbedaan aktualisasi

diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk

mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah

menjadi kemampuan nyata (Winkel, 1997).

2. Kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan studi di Program

Studi Pendidikan Fisika.

Kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan studinya sangat

beragam/berbeda-beda. Demikian juga kemampuan mahasiswa pada tiap

angkatan wisuda dan berdasarkan angkatan masuk. Perbedaan ini

disebabakan oleh adanya perbedaan motivasi belajar dan menyelesaikan

studi pada tiap mahasiswa. Kemampuan mahasiswa terklasifikasikan

kedalam tiga kategori berbeda yaitu lamat sekali, lambat, dan tepat.

Dimana sebagian besar berada pada kategori lambat (60%). Hal ini

menunjukkan bahwa motivasi mahasiswa untuk menyelesaikan studinya

Page 54: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

53

rendah. Hal ini terbukti dari hasil penyebaran angket kepada para lulusan

yang menunjukkan hasil, 86% mahasiswa tidak termotivasi untuk cepat-

cepat menyelesaikan studinya dan menyatakan bahwa motivasinya

rendah. Menurut mahasiswa, hal ini diakibatkan oleh menurunnya

semangat mahasiswa ketika tidak berhasil menemui dosen pembimbing

dan tidak mendapatkan arahan dan bimbingan yang baik.

Winkel (1997) menyatakan bahwa motivasi merupakan daya

penggerak yang aktif pada saat tertentu dimana ada kebutuhan untuk

mencapai tujuan. Demikian juga dengan Gagne dan Berliner dalam

Winkel (1997) yang menjelaskan bahwa motivasi merupakan segala

sesuatu yang menggerakan individu dari perasaan bosan menjadi

berminat untuk melakukan sesuatu. Winkel menyatakan bahwa motivasi

merupakan tenaga dorong selama tahapan proses belajar yang berfungsi

untuk: mencari dan menemukan informasi mengenai suatu hal, menyerap

informasi dan mengelolannya, dan mengubah informasi yang didapat

menjadi suatu hasil seperti pengetahuan, perilaku, keterampilan, sikap,

dan kreativitas.

Rendahnya motivasi pada mahasiswa bisa diakibatkan oleh dua

faktor, yaitu: motivasi yang muncul pada diri mahasiswa bersumber dari

internal dirinya sendiri dan eksternal dari orang lain atau lingkungannya.

Peneliti mengindikasikan bahwa rendahnya motivasi mahasiswa ini lebih

diakibatkan oleh faktor lingkungan, yaitu lingkungan kampus.

Lingkungan kampus kurang memberikan iklim edukasi yang baik,

penyediaan fasilitas sumber belajar yang kurang memadai, seperti:

perpustakaan (buku-buku perkuliahan dan jurnal-jurnal penelitian), dan

fasilitas internet. Mahasiswa angkatan 2003 dan 2004 menyatakan

kesulitan dalam mencari sumber-sumber referensi dalam menyelesaikan

skripsinya. Mereka harus mencari-cari referensi ke tempat-tempat yang

cukup jauh dari kampus, bahkan diperoleh di kampus lain di luar kota

seperti di UPI Bandung. 100% mahasiswa alumni mengemukakan faktor

Page 55: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

54

penyebabnya diantaranya adalah kurang lengkapnya fasilitas

perpustakaan dan fasilitas internet di dalam kampus, tidak tersedianya

fasilitas komputer bersama yang bisa digunakan untuk mengakses

internet. Hal ini menyebabkan menurunnya motivasi yang ada pada diri

seseorang, seperti yang terdapat dalam teori ERG yang dinamakan

komponen frustasi-regresi (frustation-regresion aspect). Jika kebutuhan-

kebutuhan tertentu tidak terpenuhi, individu akan menjadi frustasi,

mundur ke level yang lebih rendah. Berlawanan dengan harapan yang

diinginkan oleh pihak kampus dalam hal ini.

Lingkungan kampus yang baik adalah lingkungan yang nyaman

sehingga mahasiswa terdorong untuk belajar dan berprestasi. Ada

beberapa karakteristik lingkungan universitas yang nyaman sebagai

tempat belajar menurut Gagne dalam Winkel, 1997, yaitu:

Universitas/sekolah yang mempunyai komitmen untuk mendukung

semua usaha mahasiswa agar suskes baik dalam bidang akademik

maupun sosial, adanya kurikulum yang menantang dan terarah, adanya

perhatian dan kepercayaan siswa serta orang tua terhadap kampus,

adanya ketulusan dan keadilan bagi semua siswa dengan latar belakang,

ras maupun etnik yang berbeda, adanya kebajikan dan peraturan kampus

yang jelas dan konsisten, adanya partisifasi siswa dalam pembuatan

peraturan sekolah, adanya mekanisme dalam menyampaikan pendapat

siswa, membangun kerjasama dengan komunitas keluarga dan

masyarakat, adanya forum diskusi tentang isu-isu yang terjadi pada para

siswanya.

Faktor eksternal lainnya adalah lingkungan rumah. Lingkungan

rumah terutama orang tua, memegang peranan penting karena orang tua

dapat dijadikan sebagai figur yang dapat diteladani atau di turuti untuk

dijadikan sebagai guru, rendah sekali. Perhatian orang tua dan suasana

hubungan antara anggota keluarga, dukungan dari keluarga merupakan

suatu pemacu semangat berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal

Page 56: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

55

ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak

langsung, seperti hubugan keluarga yang harmonis. Motivasi belajar

berupa rangsangan dari orang, atau lingkungan sekitarnya yang dapat

memengaruhi psikologis yang bersangkutan, rendah. Faktor inilah salah

satu penyebab rendahnya motivasi mahasiswa dalam menyelesaikan

studinya di program studi pendidikan fisika. Mayoritas orang tua para

mahasiswa alumini adalah seorang petani, yang memiliki kemampuan

keilmuan yang kurang/rendah demikian juga fasilitas edukasi yang

dimiliki keluarga untuk anak. Winkel (1997) menyatakan semakin tinggi

tingkat pendidikan orang tua, maka semakin baik prestasi anak.

Termasuk juga sejauh mana keluarga mampu menyediakan fasilitas

tertentu untuk anak (televisi, internet, dan buku bacaan).

Faktor penyebab lainnya adalah motivasi internal pada diri

mahasiswa untuk berprestasi rendah. Motivasi belajar merupakan faktor

psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam

hal gairah atau semangat belajar, mahasiswa yang termotivasi kuat akan

mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar, seperti

kegiatan belajar untuk memuaskan rasa ingin tahu, atau mengharapkan

pujian sebagai hadiah atas prestasi yang diraihnya. Kesadaran diri atas

pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya

dan bekal untuk menjalani kehidupan, masih kurang. Winkel (1997)

mengemukakan bahwa motivasi yang paling penting dalam dunia

pendidikan adalah motivasi untuk berprestasi, dimana seseorang

cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan

yang berorientasi untuk tujuan sukses. Hal ini tidak ditunjukkan oleh

sebagian besar mahasiswa alumni program studi pendidikan fisika.

3. Korelasi Kemampuan akademik mahasiswa program studi

pendidikan fisika terhadap kemampuan menyelesaikan studinya.

Page 57: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

56

Korelasi antara kemampuan akademik terhadap kemampuan

menyelesaikan studi mahasiswa program studi pendidikan fisika adalah

sangat rendah. Hubungan ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang

memiliki kemampuan akademik baik belum tentu bisa menyelesaikan

studi dalam waktu yang cepat/singkat. Demikian juga sebaliknya,

mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik rendah belum tentu

menyelesaikan studinya lambat/telat. Faktor utama penyebabnya adalah

adanya perbedaan motivasi pada masing-masing mahasiswa.

Page 58: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan akademik mahasiswa program studi pendidikan fisika

berbeda-beda. Kemampuan akademik mahasiswa berdasarkan tahun

masuk dari tahun 2003, 2004, dan 2005 menunjukkan kemampuan

akademik yang meningkat. Kemampuan akademik mahasiswa

berdasarkan angkatan tahun wisuda bersifat fluktuatif tidak mengikuti

pola tertentu. Kemampuan akademik mahasiswa yang paling banyak

adalah yang memiliki kategori kepuasan akademik sangat memuaskan

(83%), kedua kategori memuaskan (13%), dan yang paling sedikit

kategori terpuji/cumlaude (4%).

2. Kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan studi mahasiswa pada

program studi pendidikan fisika sangat beragam. Kemampuan

mahasiswa dalam menyelesaikan studi berdasarkan tahun masuk,

mahasiswa angkatan 2003 adalah mahasiswa yang paling lama dalam

menyelesaikan studi, kedua adalah angkatan 2004 dan yang tercepat

adalah mahasiswa angkatan 2005. Kemampuan mahasiswa

berdasarkan angkatan wisuda berbeda-beda dan bersifat fluktuatif,

tidak mengikuti pola tertentu.

3. Kemampuan akademik mahasiswa program studi pendidikan fisika

berkorelasi sangat rendah terhadap kemampuan menyelesaikan studi.

B. Saran

1. Diharapakan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dapat :

a. Melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran. Diantaranya

kelengkapan fasilitas perkuliahan, seperti: papan tulis, LCD Projector,

57

Page 59: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

58

bentuk ruangan, sirkulasi udara dan iklim pembelajaran yang

edukatif, dan rasio jumlah mahasiswa per kelas yang proporsional.

b. Meningkatkan kompetensi dan pelayanan dosen; Kualitas dosen

sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan

prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya

akan sia-sia belaka. Kebutuhan seorang mahasiswa untuk berprestasi

dapat terpenuhi dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang

berkualitas dan siap untuk dijadikan tempat berkonsultasi.

Kompetensi yang baik dan sikap dosen yang arif bijaksana, tegas,

memiliki disiplin tinggi, luwes, akan mampu membuat siswa menjadi

senang dalam perkuliahan, prestasi belajar mahasiswa akan cenderung

tinggi, paling tidak tidak bosan dalam mengikuti perkuliahan. Dengan

demikian mahasiswa dapat memenuhi rasa keingintahuannya untuk

terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Dosen pembimbing akademik maupun skripsi, diharapkan dapat

memberikan motivasi atau menyelenggarakan kegiatan khusus berupa

pemberian motivasi bagi para mahasiswa tahap akhir untuk segera

menyelesaikan studinya.

Page 60: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

59

DAFTAR PUSTAKA

Akadum. 1999. Potret Guru Memasuki Milenium Ketiga. Suara Pembaharuan. (Online) (Tersedia: http://www.suara pembaharuan.com/News/ 1999/01/220199/OpEd, diakses 7 Juni 2001). Hlm. 1-2.

Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformasi Pendidikan dalam Era Globalisasi. Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Muham-madiyah Malang, 25-26 Juli 2001.

Chan, J.C., McDermott, K.B., & Roediger, H.L. 2007. Retrieval-induced facilitation. Journal of Experimental Psychology: General, 135(4), 553-571.

Dahrin, D. 2000. Memperbaiki Kinerja Pendidikan Nasional Secara Komprehensip: Transformasi Pendidikan. Komunitas, Forum Rektor Indonesia. Vol.1 No. Hlm 24.

Degeng, N.S. 1999. Paradigma Baru Pendidikan Memasuki Era Desentralisasi dan Demokrasi. Jurnal Getengkali Edisi 6 Tahun III 1999/2000. Hlm. 2-9.

Galbreath, J. 1999. Preparing the 21st Century Worker: The Link Between Computer-Based Technology and Future Skill Sets. Educational Technology Nopember-Desember 1999. Hlm. 14-22.

Gay, L.R. 1983. Educational Research Competencies for Analysis & Application 2nd Edition. Ohio: A Bell & Howell Company.

Irwanto. 1997. Psikologi Umum. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Journal PAT. 2001. Teacher in England and Wales. Professionalisme in Practice: the PAT Journal. April/Mei 2001. (Online) (Tersedia: http://members.aol.com/PTRFWEB/journal1040.html, diakses 7 Juni 2001)

Maister, DH. 1997. True Professionalism. New York: The Free Press.

Makagiansar, M. 1996. Shift in Global paradigma and The Teacher of Tomorrow, 17th. Convention of the Asean Council of Teachers (ACT); 5-8 Desember, 1996, Republic of Singapore.

Mulyasa. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas.

N.N. 2009. Problematika Seputar Guru, Tersedia: http://pakguruonline. pendidikan.net/problematika_sptr_guru_22.html

Naisbitt, J. 1995. Megatrend Asia: Delapan Megatrend Asia yang Mengubah Dunia, (Alih bahasa oleh Danan Triyatmoko dan Wandi S. Brata): Jakarta: Gramedia.

Page 61: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

60

Nasanius, Y. 1998. Kemerosotan Pendidikan Kita: Guru dan Siswa Yang Berperan Besar, Bukan Kurikulum. Suara Pembaharuan. (Online) (Tersedia: http://www.suarapembaharuan.com/News/1998/ 08/230898, diakses 7 Juni 2001). Hlm. 1-2.

NRC. 1996. Standar for Professional Development for Teacher Sains. Hlm. 59-70

Pikiran Rakyat, Kualitas Guru Di Indonesia Rendah, Thursday, 25 February 2010 11:22. Harian Pikiran Rakyat, Kamis 25 Februari 2010

Pantiwati, Y. 2001. Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Program Sertifikasi Guru Bidang Studi (untuk Guru MI dan MTs). Makalah Dipresentasikan. Malang: PSSJ PPS Universitas Malang. Hlm.1-12.

Persada. Supriadi, D. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Jakarta: Depdikbud.

Semiawan, C.R. 1991. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI. Jakarta: Grasindo.

Satria, Dharma. Kualitas guru sebagai kunci utama dalam kurikulum berbasis kompetensi. Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/ education/1635024-kualitas-guru-sebagai-kunci-utama/

Stiles, K.E. dan Loucks-Horsley, S. 1998. Professional Development Strategies: Proffessional Learning Experiences Help Teachers Meet the Standards. The Science Teacher. September 1998. hlm. 46-49).

Sumargi. 1996. Profesi Guru Antara Harapan dan Kenyataan. Suara Guru No. 3-4/1996. Hlm. 9-11.

Sumadi, Suryabrata. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Surya, H.M. 1998. Peningkatan Profesionalisme Guru Menghadapi Pendidikan Abad ke-21n (I); Organisasi & Profesi. Suara Guru No. 7/1998. Hlm. 15-17.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan-Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Belajar Mengajar: Jakarta: Bumi Aksara.

Syah, Muhibin. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rosda Karya.

Tilaar, H.A.R. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21. Magelang: Indonesia Tera.

Trilling, B. dan Hood, P. 1999. Learning, Technology, and Education Reform in the Knowledge Age or "We're Wired, Webbed, and Windowed, Now What"? Educational Technology may-June 1999. Hlm. 5-18.

Page 62: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

61

UNDP.2009. Human Development Report 2009 – Indonesia tersedia: Tersedia:http://hdrstats.undp.org/en/countries/data_ sheets/ cty_ds_IDN.html. Diakses:

Wirawan, Sarlito. (1997). Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Winkel, W.S. 1997. Psiokologi Pengajaran (Revisi). Jakarta: Grasindo.

Willis, J. (2008). Brain-based teaching strategies for improving students' memory, learning, and test-taking success.(Review of Research). Childhood Education, 83(5), 31-316.

Page 63: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

62

LAMPIRAN PERHITUNGAN STATISTIK 1. UJI NORMALITAS DATA

Descriptive Statis tics

53 53 53

1.19 2.60

2.45 4.50

3.64 7.10

3.0358 5.4245

.24827 .67165

.062 .451

N

Range

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Variance

IPK WAKTU Valid N (lis tw ise)

Tests of Nor mality

.113 53 .087 .960 53 .076

.227 53 .000 .886 53 .000

IPK

WAKTU

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Lilliefors Signif icance Correctiona.

2. UJI KORELASI

Descriptive Statistics

3.0358 .24827 53

5.4245 .67165 53

IPK

WAKTU

Mean Std. Deviation N

Cor relations

1 -.257

. .063

3.205 -2.232

.062 -.043

53 53

-.257 1

.063 .

-2.232 23.458

-.043 .451

53 53

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

Sum of Squares and

Cross-products

Covariance

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

Sum of Squares and

Cross-products

Covariance

N

IPK

WAKTU

IPK WAKTU

Page 64: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

63

Cor relations

1.000 -.238*

. .018

53 53

-.238* 1.000

.018 .

53 53

Correlation Coeff icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coeff icient

Sig. (2-tailed)

N

IPK

WAKTU

Kendall's tau_b

IPK WAKTU

Correlation is s ignif icant at the .05 level (2-tailed).*.

3. DESKRIPSI KEAMPUAN MAHASISWA BERDASARKAN ANGKATAN

Case Process ing Summ ary

8 100.0% 0 .0% 8 100.0%

22 100.0% 0 .0% 22 100.0%

23 100.0% 0 .0% 23 100.0%

8 100.0% 0 .0% 8 100.0%

22 100.0% 0 .0% 22 100.0%

23 100.0% 0 .0% 23 100.0%

Tahun Masuk

2003

2004

2005

2003

2004

2005

Akademik

Waktu

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Descriptives

Tahun Masuk

Statistic Std. Error

Akademik 2003 Mean 2.8850 .05958 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 2.7441 Upper Bound 3.0259 5% Trimmed Mean 2.8867 Median 2.9300 Variance .028 Std. Deviation .16852 Minimum 2.64 Maximum 3.10 Range .46 Interquartile Range .3100 Skewness -.341 .752 Kurtosis -1.545 1.481

2004 Mean 2.9614 .06116 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 2.8342 Upper Bound 3.0885 5% Trimmed Mean 2.9609 Median 3.0400 Variance .082 Std. Deviation .28684 Minimum 2.45 Maximum 3.50 Range 1.05 Interquartile Range .3850 Skewness -.391 .491 Kurtosis -.356 .953

2005 Mean 3.1596 .03507 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 3.0868

Page 65: KORELASI KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24004/3/IWAN... · guru yang tidak lulus ketika dites soal Ujian Nasional. ... fisika diantaranya;

64

Tahun Masuk

Statistic Std. Error

Upper Bound 3.2323 5% Trimmed Mean 3.1496 Median 3.1600 Variance .028 Std. Deviation .16818 Minimum 2.87 Maximum 3.64 Range .77 Interquartile Range .1800 Skewness .996 .481 Kurtosis 2.130 .935

Waktu 2003 Mean 6.2125 .18268 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 5.7805 Upper Bound 6.6445 5% Trimmed Mean 6.1861 Median 6.0500 Variance .267 Std. Deviation .51669 Minimum 5.80 Maximum 7.10 Range 1.30 Interquartile Range .9250 Skewness 1.081 .752 Kurtosis -.377 1.481

2004 Mean 5.7682 .10494 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 5.5499 Upper Bound 5.9864 5% Trimmed Mean 5.7924 Median 5.9000 Variance .242 Std. Deviation .49221 Minimum 4.90 Maximum 6.20 Range 1.30 Interquartile Range .7250 Skewness -.862 .491 Kurtosis -.653 .953

2005 Mean 4.8217 .03383 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 4.7516 Upper Bound 4.8919 5% Trimmed Mean 4.8249 Median 4.9000 Variance .026 Std. Deviation .16225 Minimum 4.50 Maximum 5.10 Range .60 Interquartile Range .2000 Skewness -.525 .481 Kurtosis -.477 .935