korean wave dan jepang wave: sebuah kesalahan jepang

Upload: andika-prasetya

Post on 05-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Korean Wave dan Jepang Wave: Sebuah Kesalahan Jepang

TRANSCRIPT

J-WAVE dan K-WAVE : SEBUAH BLUNDER JEPANGOleh: Andika Prasetya1416071011

J-Wave atau singkatan dari Japan Wave merupakan sebuah upaya diplomasi budaya yang dilakukan oleh pemerintah Jepang. Japan Wave sendiri pertama kali di sebarkan pasca perang dunia kedua sebagai upaya untuk mengubah image dunia terhadap Jepang itu sendiri. Jepang menyadarai bahwa pandangan mata dunia sangat penting, karena dinilai akan sangat mempengaruhi potensi kerjasama-kerjasama yang dapat mereka lakukan kedepannya. Sedangkan Korean Wave muncul sebagai upaya pemerintah Korea untuk menjadi aset ekonomi tersendiri dengan harapan dapat menutupi krisis yang menimpa Korea dan Asia pada tahun 1997. Pada tahun itu, pemerintah Korea mengeluarkan kebijakan untuk mempromosikan budaya Korea secara gencar-gencaran untuk menjadi aset penutup kerugian atas krisis yang tengah terjadi. Konsep dari Korean Wave sendiri pada dasarnya meniru Japan Wave. K-pop, K-darama, K-movie, manhwa, dan game-game yang merupakan bagian dari Korean Wave adalah hasil tiruan dari Japan Wave, yang lalu dikemas sedemikian rupa hingga mencapai saat ini.Namun, efek yang ditimbulkan dari kedua fenomena ini dalam satu dekade ke belakang sangat terasa perbedaannya. Korean Wave menjadi fenomena global yang sangat dikenal dunia. Disisi lain Japan Wave mulai sulit untuk didengar eksistensinya di media-media internasional. Efek yang ditimbulkann untuk perekonomian kedua negara asal fenomena ini juga sangat terasa perbedaannya. Korean Wave merupakan salah satu core terpenting dalam perkembangan ekonomi Korea selatan. Disisi lain, Japan Wave tidak terlalu memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Jepang.Mengapa hal ini dapat terjadi?Sesungguhnya, hal ini terjadi akibat dari blunder Jepang dalam memanfaatkan dan mengembangkan Japan Wave. Sehingga, Korea mengambil kesempatan dan membentuk Korean Wave-nya sendiri yang kini jauh melampaui Japan Wave dalam segala aspek.

Japan Wave Dan Korean WaveJapan Wave dimulai pada era pasca perang dunia kedua sebagai upaya Jepang dalam mengubah mainset dunia. Pada saat itu, image Jepang dimata dunia sangat buruk karena berbagai hal yang telah mereka lakukan di PD II. Jepang merasa bahwa untuk maju, mereka harus bekerja sama, dan untuk bekerja sama mereka memerlukan image baik dimata dunia. Maka dimulailah proyek Japan Wave yang berusaha menunjukan sisi baik kehidupan Jepang.Dimulai dari manga. Japan Wave sendiri dimulai dengan penyebaran budaya Jepang yang paling terkenal, yaitu manga. Dimulai dari Astroboy pada tahun 1952, yang menjadi penggebrak awal Japan Wave ke dunia. Setelah itu, banyak bermunculan manga-manga lain seperti Doraemon, Hello Kitty, Dragon Ball, dan lainnya yang teus mendunia. Dengan manga-manga ini, Jepang berusaha untuk mengubah mainset dunia bahwa penduduk Jepang tidaklah jahat seperti yang mereka pikirkan. Pada pertengahan 1970-an, Japan Wave mulai berkembang. Japan Wave tidak lagi hanya berupa manga, tetapi juga sudah melebar memasuki industri permusikan dan perfilman yang dikenal dengan J-Pop, J-Movie, dan J-Drama. Pada masa ini, Japan Wave mengalami masa keemasannya, pada tahun 1980-1990an J-Drama menjadi TV series berbayar termahal di Asia. Sementara itu, Korean Wave mulai di ciptakan pada tahun 1997 saat terjadi krisis yang melanda Korea dan Asia. Pada juni 1997, drama Korea What Is Love pertama kali ditayangkan diluar negeri dan ditayangkan oleh CCTV. Dua tahun kemudia drama A Wish Upon a Star kembali meledak di cina setelah menjadi hit ketika ditayangkan di stasiun televisi Hong Kong Kongs Phoenix TV. Selanjutnya, Korean Wave dengan K-dramanya mulai masuk dan meledak di Jepang pada tahun 2003, dengan ditayangkanya drama Korea Winter Sonata, oleh NHK TV. Hasilnya sangat diluar perkiraan karena Winter Sonata luar biasa disukai oleh penggemar drama di Jepang. Pada tahun 2004, Korean Wave mulai mendunia dengan drama Jewel In the Pallace yang banyak mencetak rekor penonton diberbagai belahan dunia. Baru setelah itu Korean Wave terus berkembang pesat dengan k-pop dan k-movie, serta manhwa yang harus diakui memiliki konsep sama seperti manga dari Jepang.

Blunder Jepang Terhadap Japan WaveSatu kesalahan fatal yang dilakukan Jepang adalah bahwa mereka tidak memanfaatkan Japan Wave seperti Korea memanfaatkan Korean Wave. Jepang hanya memanfaatkan Japan Wave sebagai upaya mengubah image mereka dimata dunia. Berbeda dengan Korea yang memanfaatkan Korean Wave sebagai aset ekonomi.Pada sejarahnya, pemerintah Jepang kurang serius dalam menganngapi fenomena Japan Wave yang sempat booming. Pemerintah lebih memilih untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang lebih mendukung kemajuan teknologi dan inovasi dibanding mendukung Japan Wave. Hal ini berbeda dengan pemerintah Korea yang total dalam mengemas Korean Wave sehingga mampu menjadi sampai sekarang ini. Sebagai contoh, pada pertengahan 1990-an, pemerintah Korea mengeluarkan kebijakan untuk melarang progam-progam luar negeri untuk masuk ke TV dan Radio Korea dengan tujuan membuat budaya-budaya pop lokal lebih dicintai masyarakat sendiri. Kebijakan ini juga memberikan kesempatan pada artis-artis dan musisi-musisi lokal untuk berkembang. Pemerintah Korea Selatan juga secara khusus membentuk KOFIC, sebuah badan khusus yang dipercayakan oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Republik Korea, yang memiliki tugas untuk membantu mempromosikan dan mendukung produksi film-film Korea agar pertumbuhan dan perkembangannya optimal, melalui pendanaan, pengembangan kebijakan, penelitian, pendidikan dan pelatihan profesional.Beberapa hal yang dipaparkan diatas tidak atau kurang dilakukan oleh pemerintahan Jepang dalam keberlangsungan Japan Wave. Malahan, pemerintah Jepang membiarkan TV drama Korea memasuki pasar Jepang sehingga kebanyakan masyarakat Jepang saat ini menyukai TV drama Korea dibanding TV drama Jepang. Keberhasilan Korean Wave juga dianggap sebagai hasil dari blunder Jepang. Pada tahun 1997, saat kiris melanda Asia dan berdampak pada industri pertelevisian, televisi-televisi yang ada di Asia tidak mampu untuk membayar TV drama Jepang yang harganya mahal. Disinilah K-drama mengambil keuntungan dengan menawarkan tarif yang jauh lebih murah dibanding J-drama. Hal ini menjadi langkah awal dari fenomena yang paling menghebohkan di dua dekade terakhir. Jika saja Jepang pada saat itu menurunkan tarif J-darama, maka Korean Wave tidak akan mampu mengambil langkah dan mungkin akan mengubah kenyataan pada saat ini. Blunder Jepang lainnya adalah target dari Japan Wave itu sendiri. Setelah bersaing dengan Korean Wave, Japan Wave oleh pemerintah Jepang tidak terlalu dipedulikan dan pada akhirnya hanya merujuk pada manga dan anime, yang pada kenyataannya menargetkan kaum remaja kebawah. Efek Korean Wave dan Japan Wave Pada Perekonomian Kedua NegaraJapan Wave tidak terlalu langsung berdampak pada perekonomian Jepang. Peran Japan Wave hanyalah sebagai pengubah image Jepang, karena produk utama penghasilan Jepang adalah kendaraan dan alat-alat elektronik. Meskipun demikian, peran Japan Wave sangat penting pada awal mula pembangunan dasar ekonomi Jepang. Japan Wave juga saat ini telah berhasil mengubah image dunia tentang Jepang. Meskipun sekali lagi, tidak terlalu berdampak signifikan terhadap perekonomian. Berikut adalah gambar tabel pertumbuhan GDP Jepang :

Kita dapat melihat bahwa pertumbuhan GDP Jepang mengalami pasang surut.Disisi lain, Korean Wave pada Korea sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara. efek yang ditimbulkan oleh Korean Wave diantaranya adalah keinginan para turis internasional untuk datang ke Korea. Pada tahun 2009, turis yang datang keKorea mencapai angka 9 juta. Pemerintah Koreapun menargetkan pada tahun 2020 turis yang datang keKorea mencapai angka 20juta. Selain itu, Korean Wave juga berdampak pada pesatnya pertumbuhan produk-produk Jepang di kancah perdagangan internasional. Hyundai, LG, dan Samsung adalah contoh brand-brand yang besar karena dipengaruhi oleh efek Korean Wave. Para artis Korea dalam Film, TV drama, dan Video klip mereka selalu menggunakan produk-produk Korea, sehingga para fans dan penonton melihat dan merasa tertarik.Korean Wave juga sangat mempengaruhi pertumbuhan GDP Korea, hal ini dapat dilihat dari tabel pertumbuhan GDP di bawah ini :

Dapat dilihat bahwa pada awal 2000an pertumbuhan GDP Korea mengalami peningkatan yang cukup menonjol. Hal ini berkat Korean Wave yang pada periode itu sedang booming-booming nya. Pertumbuhan ekonomi Korea tiap tahunnya juga cenderung stabil, berbeda dengan Jepang yang cenderung naik turun. Berikut ini adalah perbandingan pertumbuhan ekonomi kedua negara tiap tahunnya :Dapat kita lihat, bahwa pertumbuhan GDP Korea cenderung lebih stabil dibanding Jepang

KesimpulanJ-Wave diciptakan oleh Jepang untuk mengubah image buruk Jepang di mata dunia akibat Perang Dunia II. Sedangkan K-Wave merupakan hasil tiruan dari J-Wave yang dikemas sedemikian rupa oleh Korea Selatan hingga mencapai di titik sekarang. Berbeda dengan Jepang, K-Wave diciptakan untuk mengatasi krisis yang menimpa Asia pada tahun 1997. Booming-nya K-Wave didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah Korea Selatan, salah satunya adalah melarang program luar negeri masuk ke TV dan Radio Korea untuk membuat budaya K-pop lebih dicintai masyarakatnya sendiri. Sedangkan jepang kurang serius dalam menanggapi fenomena booming-nya J-Wave dan mengarahkan fokus kebijakan-kebijakannya kepada kemajuan teknologi dan inovasi.Sebuah Blunder Jepang yang tidak memanfaatkan J-Wave seperti Korea Selatan yang memanfaatkan K-Wave. Sehingga K-Wave jauh lebih booming dibanding J-Wave. Dan K-Wave menjadi aset terbesar Korea Selatan dalam perkembangan perekonomiannya. Berbeda dengan J-Wave yang tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Jepang. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan GDP kedua negara tersebut. K-Wave mempengaruhi pertumbuhan GDP Korea Selatan sehingga GDP cenderung stabil. Sedangkan J-Wave tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Jepang dan GDP Jepang cenderung naik turun. Harusnya Jepang dapat memanfaatkan J-Wave seperti Korea Selatan memanfaatkan K-Wave sebagai aset berharga yang mendukung pertumbuhan ekonominya bukan hanya sebagai sarana pengubah image buruk Jepang akibat Perang Dunia II. Pemerintah harusnya lebih serius dalam menanggapi masa booming-nya J-Wave dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung perkembangan J-Wave sehingga J-Wave dapat menjadi sarana Jepang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Selain itu, ketidakmampuan Jepang dalam mengembangkan J-wave juga sangat bertanggung jawab terhadap booming-nya K-Wave saat ini, serta pertumbuhann ekonomi Korea itu sendiri pada dua dekade terakhir.

REFERENSI

East Asian Pop Culture: Analysing the Korean wave. Beng Chua Huat dan Iwabuchi, Kochi. 2008. Hongkong. Hongkong University Press.https://globaljournals.org/GJHSS_Volume13/1-An-Analysis-of-Japans-Popular-Cultural.pdfhttp://library.umn.ac.id/jurnal/public/uploads/papers/pdf/aba784ef12d90ffb51d5804aefe2f104.pdfhttp://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/13182/Dini%20Apriliyanti%20-%20080910101053_1.pdf?sequence=1 http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/135761-T+28001-Soft+power-Pendahuluan.pdfhttp://www.tradingeconomics.comhttp://www.t-fukuya.net/j-pop.pdfJapanese Popular Culture and Globaization. M. Tsutsui, William. Association for Asian Studies. USA. www.Asian-studies.orgJapanese Pop Industry. Nakamura, Ichiya. 2003. Stanford Japan Center. http://www.ucis.pitt.edu/ncta/pdfiles/2013CourseMaterials/JapanesePopularCulture.pdf