koperasi jadul berombongan

12
education purpose only KOPERASI JADUL berombongan SERI KOPERASI BUKAN PILIHAN

Upload: pere-sumbada

Post on 15-Jul-2015

64 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

education purpose only

KOPERASI JADUL

berombongan

SERI KOPERASI BUKAN PILIHAN

2

Bisa jadi, ingin memulai bisnis sendiri yang serius, atau mungkin karena bisnis yang tengah ditekuni makin membaik, atau karena desakan perluasan

pasar, hingga menuntut adanya legalitas usaha, dan upaya pengembangan bisnis yang sungguh-sungguh.

Tentunya, siapapun akan berhadapan dengan pertanyaan sejenis ini :

“sistem bisnis manakah yang bakal dipilih dan digunakan

agar mampu mencapai tujuan dengan selamat.”

3KOPERASI itu salah satu pilihan sistem bisnis. Pergi berombongan dengan bus. Tentu saja ada enak, dan tidaknya. Ada kelebihan, dan ketipisannya. Manis, dan sepetnya. Harmoni, dan kadang gaduh. Leluasa, tapi bisa sumpek. Bisa cepat, melambat, atau kadang berhenti tanpa rencana. Fenomena itu dibolehkan, asal dapat digolongkan sebagai upaya untuk meraih kesejahteraan bersama.

KOPERASI SEJAHTERA

Siapapun yang ikut, tidak dibedakan. Tinggi, pendek, gemuk, kerempeng, putih, gelap, pintar, atau sekedarnya, boleh bergabung. Satu hal yang jadi syarat utama adalah bersedia santun, patuh, berniat wisata ke tempat tujuan, dan tidak turun di jalan.

Ongkosnya sama, fasilitas serupa, dan fitur tersedia sewarna. Baiknya pakai kaos dan celana yang seragam, agar tidak terlihat wajah yang congkak, atau yang memelas. Semuanya berupaya terlihat setara, dan sama bahagianya.

Bedanya cuma sedikit, ada peserta, dan ada panitianya. Panitia hanya terlihat sedikit sibuk. Toh, jatah nasi kotaknya juga sama, koq.

mbecak, bus rombongan, kereta api, atau mungkin memilih jalan kaki saja. Itu berbagai pilihan yang tersedia dengan kompensasi, beserta konsekuensi yang melekat di setiap pilihan.

SEBETULNYA, I NI SEPERTI HALNYA I NGI N MELAKUKAN

PERJ ALANAN SAMPAI KE DAERAH YANG DI HARAPKAN. MI SALNYA, I NGI N MERENCANAKAN PERGI

BERWI SATA KE SUATU TEMPAT.

BUSPerjalanan ke tempat tujuan bisa dilakukan dengan mobil pribadi, naik motor berdua, bersepeda,

ROMBONGAN

Siapapun dapat menggunakan moda apapun untuk melakukan perjalanan ke sebuah tempat. Ini adalah pilihan yang tersedia.

4

Sebetulnya, berkaitan dengan pergi wisata ke sebuah tempat, ada kesamaan mendasar di antara beragam pilihan itu. Bus rombongan, mbecak, sepeda, mobil pribadi, truk tronton, sepeda motor, atau jalan kaki memiliki keserupaan dalam peraihan tujuan.

start

end

sama-sama melalui agenda perjalanan serupa

sama-sama bisa sukses sampai ke destinasi akhir wisata

Bus rombongan juga melalui rute jalan yang serupa. Orang-orang dalam bus rombongan pun memiliki peluang yang setara untuk sampai ke tempat tujuan.

5

Jadi, apa alasan penting perlunya pergi wisata dengan bus rombongan? Bukankah lebih nyaman pergi dengan mobil pribadi? Atau naik motor berdua? Atau santai jalan kaki?

Salah satu, dua, atau lebih pertimbangan mendasar berikut, cukup sesuai dengan kriteria pergi wisata dengan bus rombongan. Mungkin saja, ini bisa menjadi alasan dini yang

cukup rasional.

nyaman berkelompok

kesulitan tinggi untuk punya mobil sendiri

gak berani naik motor jarak jauh

Bila, niat dan semangat diri sudah yakin pada pilihan menggunakan bus rombongan, langkah paling bijak saat ini adalah segera menyadarkan diri, bahwa pergi wisata dengan

bus rombongan itu barulah sebatas niat. Belum ada orang lain, selain diri sendiri yang sudah memutuskan bus rombongan adalah pilihan paling rasional. Berikutnya?

gotong royong banget

gak kuat jalan kaki

6BERPIKIR SEDIKITbanjir

Memulai rencana pergi wisata dengan bus rombongan, memang sedikit sulit, tapi sungguh tidak gampang, koq. Ada beberapa langkah efektif pada tahapan paling awal. Namanya juga bus rombongan, mustinya ada serombongan orang yang setuju ikut.

TULARKAN IMPIAN. Gara-gara perginya musti berombongan, berarti baiknya punya pemikiran komunitas, atau konsep wilayah dulu. Ini, agak serius, kayaknya. Memang butuh argumen kuat, bahwa pergi dengan bus rombongan bisa membuat kehidupan warga, serta lingkungan jadi lebih baik. Berwisata, dan gembira berombongan. Bisa mewujudkan impian indah, bermanfaat bersama, dan kehidupan semakin bermakna. Itu kehidupan cerdas, kata orang dulu.

MIMPI INDAH. Adalah bagus bila sudah tersedia gambaran destinasi akhir wisata. Karena, belum pernah berada disana, jadi perlu rujukan, dan mencari upaya teguh untuk mengembangkan imajinasi. Betapa indah, penuh manfaat, sangat berguna bagi warga dan lingkungan, apalagi ongkosnya tidaklah berlebihan. Itu adalah situasi yang bisa diraih bila pergi wisata dengan bus rombongan dilakukan bersama-sama.

imajinasiTAHAP A N

Keahlian bermimpi, sekaligus menularkannya pada orang-orang adalah kebutuhan paling awal. Yakinkan diri, bahwa telah kian tampak harapan besar yang bisa diraih dengan pergi berombongan. Ini adalah pilihan terbijak di antara sedikit pilihan yang tersedia. Pilihan paling rasional di tengah ancaman dan tekanan akibat ketidak-seimbangan di bumi. Musti pergi berombongan.

Persoalannya, impian indah itu tidak boleh berlama-lama dibiarkan. Ibarat menuliskan kalimat puitis pada hamparan parafin, ada panas sedikit saja, lilin cepat melumer. Maknanya hilang. Mau bermimpi lagi, belum tentu bisa. Bila bisa mimpi, belum tentu akan serupa. Bila serupa, belum tentu indah. Bila indah, belum tentu berfungsi, dan berguna.

Bisa apa saja argumennya. Sederhana jauh lebih baik, karena banyak orang sekarang yang lebih minat pada impian, ketimbang argumen akademis yang cerdas.

7Makanya, sebelum melumer harus segera ditularkan pada kepala orang lain. Namun, hati-hati. Impian indah harus tersampaikan dengan benar, dan utuh. Impian bisa susut indahnya, bila struktur penceritaan dan obyek gambarnya tak sesuai posisi. Tak perlu kuatir berlebihan. Baru sebatas impian, koq.

CARI YANG SAMA. Pemikiran atau konsep itu bisa didekati dengan mendapatkan kesamaan diantara banyak perbedaan pada orang-orang yang dituju. Kesamaan-kesamaan itu adalah ikatan awal. Mungkin sama-sama merasa mustahil punya mobil, atau belum pernah naik bus, atau kepengen wisata tapi terbatas dananya, atau mereka yang tengah bingung pengen pergi jauh, tapi kemana, ya.

Jangan terlampau naif memberikan penilaian. Tidak semua hitam itu tampak gelap. Tidak semua singa bermakna ancaman. Tidak semua debu perlu disingkirkan. Pokoknya, temukan saja orang-orang yang berhasrat besar pada impian indah. Orang-orang yang percaya, bahwa

pergi berombongan selalu saja bisa memunculkan manfaat besar di dalamnya.

Setidaknya, dapatkan dulu orang-orang yang memiliki kesamaan minat pada impian indah. Ada gairah yang serupa untuk mewujudkannya.

Lalu, upayakan kesamaan pemahaman, bahwa pergi dengan bus bukanlah perkara gampang. Bakal susah payah dalam suka, dan duka. Sama-sama sepakat, bahwa impian indah menuntut tindakan. Tak ada impian indah bisa terwujud dengan cuma-cuma. Perlu bergandengan tangan. Bahu membahu. Ringan sama dijinjing. Berat? Bisa sewa orang, khan.

Maka, segera temukan sedikitnya 20 (dua puluh) orang-orang yang setara pikiran, dan hatinya. Tidak bisa ditawar. Ini sudah menjadi peraturan.

8KAJI GAGASAN. Bersama ke 20 orang itu, bangun kesadaran pentingnya gagasan program wisata ini diwujudkan. Perlu bersumbang saran, eksplorasi ide-ide, mengkaji fakta-fakta penting, juga membangun, dan memelihara motivasi. Disini, baru sebatas pada upaya menegaskan kesamaan persepsi terhadap impian indah itu.

Setidaknya, diperoleh pembahasan terarah terhadap pemikiran dan konsep awalnya. Langkah ini sekaligus untuk menegaskan tujuan, dan impian bersama. Indah, khan?

Ibarat permainan puzzle, baru pada melihat gambar utuh, dan pembahasan obyek gambar yang tampak. Muncul kesamaan, dan kesepakatan mengenai fakta gambar, dan elemen penceritaan yang akan dituju peraihannya. Belum membuka kotak, dimana akan ditemukan ribuan, bahkan jutaan keping puzzle.

INI MANUSIA. Perlu saling mengingatkan, sebelum melanjutkan kesepakatan penting. Bahwa, ini adalah pergi wisata berombongan dengan bus. Orang-orang bergembira mewujudkan impian indah dengan bus berombongan. Bukannya, bus rombongan membawa muatan orang-orang ke tempat tujuan.

Manusia, dan persoalannya menjadi perhatian utama. Selalu berupaya fokus, bahwa kemampuan sosial orang-orang inilah yang bakal diberdayakan. Mereka inilah yang menjadi pemilik, sekaligus peserta program wisata berombongan dengan bus. Mereka adalah penentu seluruh agenda perjalanan, dan pengambil keputusan untuk mewujudkan impian indah.

Jadi, bukan fokus pada bus, kaos seragam, nasi kotak, atau tempat istirahat. Ini bukanlah persoalan bus, fasilitas, dan fiturnya yang perlu diadakan kualitasnya. Fasilitas memadai memang bagus, namun bukan itu yang akan diutamakan. Nasi kotak dengan menu super lezat memang menggairahkan, namun bukan itu yang butuh dipentingkan. Pikiran, dan hati para peserta yang akan diakomodasi, dan difasilitasi terlebih dahulu.

9TAHAP A N

BERPIKIR SEDIKITuntuk kebijakan

Tidak pantas berlama-lama mengagumi, dan memuji impian indah. Calon rombongan sudah sepantasnya diajak bertindak. Jangan terlampau jauh mengambil tindakan. Mulailah dari yang terpokok.

BUKU PETUNJUK. Perjalanan akan lebih terarah, bila didasarkan pada pedoman. Pergi berombongan ini unik. Arah tujuan, syarat dan ketentuan peserta, agenda perjalanan, iuran pokok dan iuran wajib, hak dan kewenangan, sanksi dan denda, fasilitas dan fitur, doorprize, dana sejahtera, serta ketentuan lain boleh diusulkan setiap calon peserta. Lalu, dibahas, dan disepakati. Ini penting, agar selalu ada kesempatan menemukan harmonisasi, bila saja nantinya muncul kegaduhan.

Tidaklah sulit membuat pedoman bersama yang biasa disebut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Bisa mengikuti panduan dari UU 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian.

Jangan menganggap remeh keberadaannya. Buku petunjuk ini dibuat, dan disepakati, bukan sekedar formalitas. Harus dapat digunakan sebagai peta, bila kehilangan arah. Bisa menjadi petunjuk ditengah kebingungan. Bisa menjadi penegas keputusan, bila situasi menekan.

Selama perjalanan, situasinya tidak semulus, dan tak seleluasa yang diharapkan. Banyak kepala, beragam keinginan, berbeda suara, apalagi isi hati. Cuaca yang tenang, bisa mendadak mengancam. Kejadian seperti ini, baiknya bisa ditenangkan kembali dengan acuan buku petunjuk. Bersiaplan dengannya.

Beragam kasus pelik terjadi pada banyak rombongan. Peserta, dan panitianya tidak mengindahkan koridor yang telah disepakati dalam buku petunjuk. Peserta saling berebut tempat duduk, nasi kotak tidak sesuai menu, laporan keuangan tidak mudah dibuktikan akuntabilitasnya, arah bus menyimpang dari tujuan, bus kerap mogok kehabisan bensin, peserta ingin bus berhenti tak sesuai jadual, serta kasus lainnya.

10

PANITIA. Pergi wisata tidak mewajibkan seluruh calon peserta merencanakan, dan mengatur agenda kegiatan. Cukup pilih 3 saja dari calon peserta untuk bekerja sebagai panitia. Banyak panitia, jadi banyak rapat. Sering rapat, perlu nasi kotak. Keliru nasi kotak, malah jadi gaduh. Kalau gaduh, impian bisa hilang lagi.

Panitia wisata wajib berperilaku jujur, amanah, tidak pilih kasih, menjunjung asas kekeluargaan, serta mau menjaga transparansi dan akuntabilitas. Mereka itu harus mau memegang, membuka, dan mengkaji buku petunjuk. Mereka adalah peserta yang selalu bersedia menghantarkan semangat rombongan mewujudkan impian indah yang telah dipahat rapi dalam buku petunjuk.

Sekali lagi, panitia tidak perlu banyak-banyak. Makin banyak cenderung semakin beragam pilihan putusan, bahkan perintah. Ini bisa mengganggu ketenangan peserta wisata. Mungkin saja malah membuyarkan impian indah peserta. Jadi, cukup 3 saja. Ketua, sekertaris, dan bendahara. Cukup!

Panitia tidak harus pintar. Tidak perlu ganteng, tapi boleh juga kalau ada yang cantik. Tidak musti banyak harta. Tidak butuh yang ngutil. Tidak butuh yang gemar bergunjing. Tidak boleh yang rakus, apalagi hobi sembunyikan nasi kotak. Lagi, duh!

Memilih panitia yang tepat memang bukan urusan gampang. Kerap berhadapan dengan situasi rikuh, gak enak perasaan, atau malah takut pada sosok peserta tertentu. Jadi, tolong hilangkan beragam prasangka negatip.

11TAHAP A N

BERPIKIR SEDIKITberagam tindakan

Orang bijak bilang, berpikir sedikit, banyak bertindak. Makan cukup, banyak bekerja. Hemat bicara, tekun mendengar. Memandang sekedarnya, lebih fokus memperhatikan. Memelihara keinginan, dahulukan sabar. Tak silau pada aset, utamakan ekuitas.

TINDAKAN AWAL. Panitia yang bertiga membahas pekerjaan apa saja yang bakal segera diambil. Kira-kira garis besar yang perlu dilakukan adalah :

a. Melakukan pemetaan dan analisa terhadap fakta dan data yang telah diperoleh pada tahapan kaji gagasan. Munculkan gagasan besar yang dapat diterima dan disepakati semua peserta.

b. Menetapkan program, dan kegiatan sesuai dengan gagasan besarnya untuk kerja jangka pendek.

c. Membuat rincian, dan teknis setiap kegiatan, agar para peserta segera tergerak, dan mudah untuk terlibat pada tindakan.

d. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

e. Menguatkan kelembagaan dengan mendaftarkan legalitas usaha ke notaris.

Di awal periode, adalah bijak menetapkan aktivitas yang mudah, dan ringan agar terjangkau oleh para peserta. Sewa bus, jadual perjalanan, agenda kegiatan, perbekalan, pengumpulan iuran, syarat dan ketentuan kegiatan, ijin kegiatan, serta sedikit waktu untuk menjelaskan program, dan kegiatan kepada para peserta sebelum jadual berangkat. Adalah penting semua peserta tahu, dan paham teknis kegiatan.

PERIKSA LAGI. Panitia perlu beranggapan, bahwa tak semua peserta telah memahami program, maupun kegiatan di dalamnya, apalagi rincian, serta teknisnya. Maka, perlu didekati satu per satu untuk diperiksa sampai sejauh mana kesadaran, dan pemahamannya. Pergi wisata berombongan dengan bus akan dimulai. Bus sudah dipanaskan mesinnya. Perbekalan dijalan sudah dihitung kebutuhannya. Kaos seragam sudah siap dibagikan. Jangan sampai ada peserta yang masih tertinggal dengan alasan lupa, tidak ada surat pemberitahuan, belum melingkari kalender, ataupun meleset pesan komunikasinya.

1220/80. Panitia perlu memahami, apalagi di periode awal ini, bahwa sesungguhnya dalam serombongan orang-orang itu, hanyalah sebagian kecil saja yang akan aktif berpikir, dan bertindak. Hanya sedikit saja peserta yang nantinya bergairah, antusias, kemudian segera bertindak. Jangan-jangan, di antara panitianya yang tiga itu, hanya satu saja yang berpikir, dan juga bertindak mentuntaskan tanggung jawab. Kedua panitia lainnya, sibuk mencari alasan bahwa dirinya terbelenggu kesibukan.

Hukum alam memang begitu. Di Eropa dikenal sebagai pareto principle. Dalam serombongan orang-orang, hanya ada 20% nya yang aktif terlibat menggerakkan rombongan dengan menghasilkan 80% produktifitas. 20 untuk 80. Bukan berarti musti kecewa pada 80% peserta lain. Namun, pengelolaan rombongan musti fokus pada ke 20% orang-orang aktif itu. Berikanlah kesempatan kepada mereka untuk memperoleh manfaat yang lebih, ketimbang pada peserta lainnya yang sibuk dengan kesibukan berbeda. Alam memang begitu mengaturnya. Manusia patut ambil hikmahnya.

Koperasi itu memang berombongan. Enaknya disitu.

Terkadang, sedihnya juga disitu. Di periode awal penuh dengan gairah, simpati, dan mimpi indah. Diselingi beda

pendapat, kegamangan, kesal, serta ketidakpastian. Harga

diri terkadang terancam. Namanya juga berombongan.

Baiknya percaya, bahwa selalu muncul manfaat besar, ketika

pergi berombongan. Juga percaya, bahwa pasti ada 20%

orang-orang yang siap mendorong bus. Haaah!

Busnya sudah berangkat apa belum, sih?

[email protected]