koordinasi pemerintah daerah dalam …

85
i SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN TAKALAR Oleh: IRMA SAFIRA Nomor Induk Mahasiswa: 10564 11146 16 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 13-Apr-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

i

SKRIPSI

KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN

TAKALAR

Oleh:

IRMA SAFIRA

Nomor Induk Mahasiswa: 10564 11146 16

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

i

KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN

TAKALAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Pemerintahan

Disusun dan diusulkan oleh

IRMA SAFIRA

Nomor Induk Mahasiswa: 10564 11146 16

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

ii

Page 4: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

iii

Page 5: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

iv

HALAMAN PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Irma Safira

Nomor Stambuk : 105641114616

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya tulis ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri

tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau

melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di

kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 24 November 2020

Yang Menyatakan,

IRMA SAFIRA

Page 6: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

v

ABSTRAK

Irma Safira. Koordinasi Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan

Kemiskinan Di Kabupaten Takalar

(dibimbing oleh Bapak Abdul Kadir Adys dan Bapak Hardianto Hawing)

Koordinasi adalah penghubung antara organisasi satu dan yang lain yang

tidak dapat dipisahkan dan dapat dilakukan untuk mencapai tujuan bersama.

Untuk mencapai tujuan ini, banyak organisasi saling bekoordinasi agar secara

efektif dan efisien mampu memberikan hasil yang maksimal dalam suatu

pelaksanaan tugas atau pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan

menganalisis koordinasi yang dilakukan antara Dinas Sosial dengan Bidang

Tenaga Kerja dalam penanggulangan kemiskinan di Kab. Takalar. Jenis penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif.

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu, koordinasi yang dilakukan antara

Dinas Sosial dengan Bidang Tenaga Kerja sudah berjalan cukup baik. Koordinasi

harus tetap dijalankan agar tujuan yang hendak dicapai dapat lebih efektif dan

efisien. Kesatuan tindakan diperlukan terkait penyesuaian tugas sehingga tercipta

keserasian dalam pelaksanaan tugas. Komunikasi dilakukan agar tujuan yang akan

dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar. Pembagian kerja dilakukan sesuai

dengan bidang keahlian masing-masing anggota. Disiplin juga sangat diperlukan

agar tidak terjadi kekacauan dalam pelaksanaan tugas.

Kata kunci: Koordinasi, Penanggulangan Kemiskinan

Page 7: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..!

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir dengan judul “Koordinasi Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan

Kemiskinan Di Kabupaten Takalar”. Berbagai kendala yag dihadapi dalam

penyelesaian tugas akhir ini dapat menjadi proses pembelajaran dan pengalaman

bagi penulis.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya kepada orang-orang yang telah memberikan bantuan secara

moril dan materil, serta kepada Bapak Abdul Kadir Adys, SH., MM selaku

Pembimbing 1 dan Bapak Hardianto Hawing, ST., MA selaku Pembimbing 2

atas waktu luang yang telah diberikan kepada penulis disela-sela kesibukannya

untuk memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan hingga

selesainya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis berkewajiban menyampaikan rasa terima kasih

sebanyak-banyaknya kepada:

1. Kepada kedua orang tua, kakak dan adik-adik tercinta yang telah membantu

dan mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini

Page 8: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

vii

2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

3. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Makassar atas segala bimbingan

yang telah diberikan

5. Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis selama dibangku perkuliahan

6. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar

7. Kepada seluruh informan penelitian yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan informasi sekaligus pengetahuan kepada penulis

8. Kepada seluruh keluarga yang telah membantu dan mendukung penulis

dalam penulisan skripsi ini

9. Teman-teman seangkatan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sahabat-

sahabat kelas IP VIII-C yang selama ini menjadi teman seperjuangan dalam

menulis skripsi ini

10. Teman-teman posko KKP Tanete Rilau yang selalu menemani dan

memberikan dukungan serta canda tawa yang tiada hentinya untuk penulis

Page 9: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

viii

Ucapan terima kasih kepada semua sahabat dan teman penulis yang selalu

memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis sehingga bisa sampai di tahap

ini. Akhir kata, kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak

guna menambah khasanah ilmu pengetahuan.

Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Khairat

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatu

Makassar, 24 November 2020

Penulis

IRMA SAFIRA

Page 10: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii

HALAMAN PENERIMA TIM ............................... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERNYATAAN KARYA ILMIAH ............................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8

A. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 8

B. Konsep dan Teori ...................................................................................... 9

C. Kerangka Pikir ........................................................................................ 20

D. Fokus Penelitian ...................................................................................... 21

E. Deskripsi Fokus Penelitian ..................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 23

A. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 23

B. Tipe dan Jenis Penelitian ........................................................................ 23

C. Sumber Penelitian ................................................................................... 24

D. Informan Penelitian ................................................................................. 24

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 25

F. Teknik Analisis Data............................................................................... 26

G. Pengabsahan Data ................................................................................... 26

Page 11: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 28

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 28

B. Koordinasi Pemerintah Daerah dalam Penanggulangan Kemiskinan di

Kabupaten Takalar .................................................................................. 42

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Koordinasi Pemerintah dalam

Penanggulangan Kemiskinan di Kab. Takalar ........................................ 57

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 59

A. Kesimpulan ............................................................................................. 59

B. Saran ....................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61

LAMPIRAN

Page 12: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian........................................................... 24

Tabel 4.1 Daftar Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan

di Kab. Takalar ............................................................................................. 29

Tabel 4.2 Daftar Luas Wilayah Kecamatan di Kab. Takalar ....................... 30

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kab. Takalar ............. 32

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kab/Kota di Provinsi Sulawesi

Selatan (ribu) 2015/2019 .............................................................................. 37

Tabel 4.5 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) 2017-2019 di Kab. Takalar .................................................. 45

Tabel 4.6 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kab.

Takalar.......................................................................................................... 46

Tabel 4.7 Jumlah Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kecamatan di

Kab.Takalar ................................................................................................. 47

Page 13: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum koordinasi merupakan tali penghubung dalam suatu

organisasi dan manajemen. Koordinasi ini menghubungkan peran antara para

anggota dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Koordinasi ini

tidak dapat dipisahkan dalam dan antar organisasi. Hal ini juga dapat membuat

organisasi satu dan organisasi lain untuk mencapai tujuan bersama. Tanpa

koordinasi, maka organisasi dan manajemen tersebut hanya bergerak sesuai

dengan kepentingan masing-masing.

Di Indonesia, koordinasi sendiri telah dilakukan oleh banyak organisasi.

Ada banyak organisasi pemerintah, organisasi swasta, serta organisasi masyarakat

yang melakukan koordinasi dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai hasil

yang maksimal. Diantara banyaknya instansi yang ada, yang memiliki kegiatan

serta tujuan sejenis namun ada banyak juga yang belum mampu terkoordinasi

secara baik. Hal ini tentu bisa terjadi pada hubungan antar bagian dalam suatu

organisasi. Ada beberapa bagian dalam suatu organisasi yang mempunyai

program yang sama dan hampir sama tetapi belum dapat diatur oleh

pemimpinnya. Situasi ini bisa menjadi rumit jika tidak terkoordinasi dengan baik

dari awal perencanaan, tahap pelaksanaannya hingga tahap evaluasi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) koordinasi ialah mengatur

organisasi ataupun kegiatan yang ada agar aturan serta tindakan yang ingin

dijalankan tidak akan bertolak belakang. Koordinasi dalam organisasi sangat

Page 14: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

2

diperlukan agar tidak terjadi kerancuan, dan pertentangan dalam organisasi

maupun antar organisasi. Hal ini dilakukan agar para anggota dan tugasnya

masing-masing dapat disinkronkan sehingga mampu untuk mencapai tujuan

bersama. Sarana serta prasarana yang ada harus dipergunakan sebaik mungkin

untuk mencapai tujuan. Semua anggota juga harus saling membantu agar tujuan

organisasi dapat tercapai serta semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan dapat

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Organisasi-organisasi ini jika tanpa adanya manajemen yang baik maka

akan menjadi kacau. Hal ini dapat dilihat pada kondisi yang tidak normal

misalnya saat terjadinya kekacauan saat organisasi dalam keadaan tidak teratur

atau tidak terkendali. Dalam hal ini maka manajemen akan dibutuhkan untuk

mengatur organisasi-organisasi tersebut agar lebih teratur. Organisasi yang baik

tidak terlepas dari manajemen yang kuat yang dibutuhkan oleh semua organisasi

agar bisa terus maju.

Tiap organisasi memiliki keterbatasan masing-masing akan sumber daya

manusianya. Keberhasilan dalam menggapai tujuan ada pada tujuan apa yang

hendak dicapai yaitu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada hingga

mencapai tujuan tersebut.. Hal ini karena manajemen yang baik dapat membuat

keefektifan serta efisiensi yang telah ditekankan dalam menjalankan pekerjaan.

Organisasi adalah sesuatu yang dibentuk agar kegiatan dapat dijalankan

secara efektif dan efisien. Dalam organisasi satu dan yang lain seringkali memiliki

kegiatan atau tujuan yang sama hingga terjadi tumpang tindih dalam

pelaksanaannya. Organisasi yang memiliki tujuan yang sama dengan organisasi

Page 15: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

3

lain akan lebih baik jika saling melakukan koordinasi dalam pelaksanaannya. Hal

ini memungkinkan agar hasil yang akan dicapai dapat dimaksimalkan serta dapat

mengurangi biaya, waktu dan tenaga.

Koordinasi pemerintahan ialah kegiatan menyelenggarakan pemerintahan

yang dilakukan untuk tujuan bersama yang akan di raih yaitu untuk pembangunan

serta pelayanan kepada masyarakat ditingkat pusat hingga di tingkat daerah.

Target serta tujuan tersebut ialah kegiatan yang mesti ada pengendaliannya

sebagai alat ukur yang menjamin berlangsungnya aktifitas. Pengendalian tersebut

diantaranya aktifitas untuk menjamin sesuainya tujuan terhadap program, rencana

serta ketentuan atau aturan lain yang sudah ditetapkan hingga tindakan korektif

atas ketidakmampuan dan menyimpang. Proses ini akan menghasilkan data serta

fakta baru yang telah terjadi dalam pelaksanaan kegiatan dan semua ini berguna

untuk pemimpin perencanaan dan pelaksanaan.

Semua yang direncanakan dan di program biasanya tidak selalu sinkron

terhadap kenyataan pada pengaplikasiannya di lapangan. Dalam hal ini,

pengendalian akan berguna untuk rencana selanjutnya. Saat kegiatan berlangsung,

pengendalian ini dipakai sebagai penjaga dan pengamanan. Pada kondisi ini,

pengendalian akan berfungsi untuk keperluan koreksi pelaksanaan operasional,

agar tujuan yang telah ada tidak keluar dari rencana awal.

Koordinasi dalam melaksanakan kegiatan merupakan aspek dalam

pengendalian yang cukup penting. Koordinasi ini ialah proses dari rangkaian

akifitas yang berfungsi sebagai penghubung. Bertujuan untuk menyingkronkan

setiap tahap hingga aktifitas dalam organisasi agar tercipta gerakan yang sesuai

Page 16: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

4

untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan. Selain sebagai proses

koordinasi bisa juga dikatakan sebagai suatu aturan yang tertib dari semua usaha

untuk menciptakan kesatuan tindakan

Koordinasi pemerintahan termasuk pengaturan aktif. Koordinasi ini dapat

membuat aturan pada tiap gerak kegiatan juga hubungan kerja pada beberapa

organisasi pemerintah pusat dan daerah hingga lembaga pemerintahan yang

memilki tugas kewajiban dan wewenang yang saling terhubung. Pengaturan ini

digunakan agar tidak terjadi simpang siur dan tumpang tindih dalam suatu

aktifitas yang dapat memberikan dampak yang buruk pada semangat kerja dari

para anggota organisasi.

Dalam hal ini, kemiskinan menjadi salah satu masalah yang penanganannya

membutuhkan lebih banyak perhatian dari berbagai organisasi yang ada.

Kemiskinan merupakan persoalan sosial yang sifatnya global. Artinya kemiskinan

adalah masalah yang dialami oleh banyak orang dan terus menjadi perhatian

dunia. Dalam tingkatan yang berbeda, tak satupun negara di dunia lepas dari

kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah sosial ekonomi yang bahkan dialami

oleh negara-negara maju amerika serikat hingga inggris.

Kemiskinan adalah masalah besar yang dialami oleh banyak manusia.

Kemiskinan merupakan permasalahan yang implikasinya melibatkan seluruh

aspek dari kehidupan manusia. Kemiskinan bukan sesuatu yang terjadi begitu saja

melainkan hasil dari interaksi manusia dengan dengan berbagai aspek yang ada,

seperti aspek sosial dan aspek ekonomi. Kemiskinan tersebut dapat dilihat sebagai

situasi dimana keluarga hingga kelompok masyarakat tidak mampu untuk

Page 17: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

5

memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu sandang, pangan dan papan. Mereka juga

tidak bisa mendapatkan pendidikan hingga tidak mampu mencapai pelayanan

kesehatan sehingga angka sakit hingga angka kematian sangat tinggi. Banyak

masyarakat hingga keluarga miskin yang susah untuk memperbaiki taraf hidupnya

sampai bertahun-tahun hingga lama kelamaan kemiskinan tersebut diturunkan ke

anak cucunya. Situasi tersebut kemudian dikenal sebagai lingkaran setan

kemiskinan dimana kemiskinan tersebut diturunkan secara terus menerus.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman

Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan

Kabupaten/Kota terdapat organisasi-organisasi pemerintah yang memiliki satu

tujuan untuk menanggulangi kemiskinan. Permendagri ini dibentuk untuk

percepatan penanggulangan kemiskinan wilayah kabupaten/kota.

Di Indonesia, salah satu kabupaten yang memiliki angka kemiskinan cukup

tinggi ialah Kabupaten Takalar. Kabupaten Takalar terletak di Provinsi Sulawesi

Selatan yang terdiri dari 9 Kecamatan dan Memiliki luas wilayah ±566,51 km²

dengan jumlah penduduk 250.000 jiwa yang saat ini memiliki angka kemiskinan

yang mencapai hingga angka 42 ribu rumah tangga atau kurang lebih 124 ribu

jiwa. Dengan data ini, berarti jumlah penduduk miskin di Kabupaten Takalar

sekitar 65% dari total penduduk yang ada. Untuk itu koordinasi antar organisasi

sangat diperlukan dalam hal ini. Dinas Sosial dan Bidang Tenaga Kerja selaku

dinas yang mengatasi masalah kemiskinan melalui program-programnya

diharapkan dapat melakukan koordinasi secara optimal terkait penanggulangan

kemiskinan di Kab. Takalar.

Page 18: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

6

Program padat karya merupakan sebuah program yang dibentuk oleh

pemerintah untuk masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan atau menganggur,

masyarakat yang berpenghasilan rendah serta masyarakat miskin. Tujuan dari

program ini yaitu untuk membuka lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga

manusia yang dimiliki suatu daerah untuk membangun daerahnya. Selain

memberikan pekerjaan kepada masyarakat, program ini juga sekaligus sebagai

bentuk pemberdayaan masyarakat untuk mengasah kemampuan dalam pekerjaan.

Program ini telah dilaksanakan pada akhir tahun 2019 lalu di Kecamatan

Polombangkeng Utara. Kecamatan ini merupakan salah satu yang memiliki

tingkat kemiskinan paling tinggi di Kab. Takalar. Melalui program padat karya,

pemerintah terkait diharapkan dapat saling berkoordinasi dengan baik dalam

pelaksanaan program agar tujuan dari proram tersebut dapat dicapai secara

optimal.

Dari penjelasan diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Koordinasi Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan

Kemiskinan di Kabupaten Takalar”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana koordinasi pemerintah daerah dalam penanggulangan

kemiskinan di Kabupaten Takalar?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam koordinasi pemerintah

daerah dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Takalar?

Page 19: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

7

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui koordinasi pemerintah daerah dalam

penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Takalar

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam koordinasi

pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten

Takalar

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini ada 2, yaitu:

1. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat menjadi acuan untuk

kegiatan penelitian lainnya serta menjadi sumber informasi atau

referensi bagi para pembaca.

2. Bagi masyarakat, pelajar ataupun lainnya dapat menjadikan tulisan ini

sebagai rujukan dalam tugas-tugas sekolah ataupun kuliah serta menjadi

patokan bagi masyarakat yang ingin lebih mengetahui tentang

koordinasi dalam penanggulangan kemiskinan.

Page 20: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

No. Penelitian Terdahulu Hasil Penelitian

1.

Andi Fitrah P. Putra dkk

2014 Peran Pemerintah

Kota Makassar dalam

Pengentasan Kemiskinan

pada Program UEP dan

KUBE

(Putra et al., 2014)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

menganalisis peran pemerintah kota Makassar

dalam pengentasan kemiskinan berupa program

serta mengetahui dan menganalisis faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan program tersebut.

UEP (Usaha Ekonomi Produktif) dan KUBE

(Kelompok Usaha Bersama) adalah program

yang cukup efektif dalam pelaksanaannya

dilihat dari tersalurkannya bantuan untuk

program tersebut.

2.

Erna Setijaningrum, 2017

Program Terpadu

Penanggulangan

Kemiskinan di Kota

Surabaya

(Setijaningrum, 2017)

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

mengetahui program-program terpadu dalam

penanggulangan kemiskinan yang paling sesuai

bagi masyarakat dan kelompok miskin di Kota

Surabaya berdasarkan prioritas

kebutuhan/basic need mereka untuk hidup yang

layak.

3.

Nia Juliawati, 2012

Koordinasi dan Usaha

Koordinasi dalam

Organisasi : Sebuah

Kerangka Studi

(Juliawati, 2012)

Koordinasi ditempatkan sebagai elemen yang

sangat penting bagi keefektifan operasi atau

proses yang dijalankan perusahaan. Koordinasi

adalah inti operasi organisasi, yang

memungkinkan tujuan organisasi tercapai.

Tujuan yang ingin dicapai tersebut biasanya

tidak dapat, atau kurang efisien bila dikerjakan

secara individu.

Page 21: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

9

Adapun persamaan dari penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan

sekarang yaitu, sama-sama ingin mengetahui peran pemerintah dalam

penanggulangan kemiskinan melalui koordinasi. Perbedaan penelitian terdahulu

dengan penelitian yang dilakukan sekarang yaitu, penelitian terdahulu lebih

mengutamakan peran seluruh pemerintah daerah sedangkan penelitian sekarang

berfokus pada Dinas Sosial dan Dinas Tenaga Kerja sebagai pemerintah daerah

yang mempunyai wewenang menanggulangi kemiskinan.

B. Konsep dan Teori

1. Teori Manajemen

Menurut (George, 2003) manajemen yaitu suatu usaha untuk menentukan

target yang hendak dicapai dengan memanfaatkan sumber daya alam serta

sumber daya manusia mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian,

pengendalian, serta pengarahan yang dilakukan.

(Hasibuan, 2012) Manajemen ialah ilmu yang mengatur proses dan

memanfaatkan sdm dengan sumber-sumber yang lain agar secara efektif dan

efisien dapat mencapai tujuan bersama.

(Handoko, 2003) Manajemen yaitu mengerjakan pekerjaan secara bersama-

sama untuk menentukan, dan mencapai tujuan yang ada pada organisasi dan tetap

melihat pada pelaksanaan fungsi perencanaannya, pengorganisasian, personalia,

mengarahkan serta mengawasi.

Fungsi manajemen kemudian dikemukakan oleh beberapa ahli seperti

dibawah ini: Menurut G.R. Terry, manajemen memilki 4 fungsi yaitu:

Page 22: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

10

1. Planning (Perencanaan)

2. Organizing (Pengorganisasian)

3. Actuating (Pelaksanaan)

4. Controlling (Pengendalian)

Kemudian menurut Luther Gullick ada 6 yaitu: Planning (Merencanakan),

Staffing (Menempatkan), Directing (Mengarahkan), Coordinating (Koordinasi),

Reporting (Laporan), dan Budgeting (Pembuatan Anggaran).

Menurut Lyndall F. Urwick, fungsi manajemen juga ada 6 yaitu: Staffing

(Menempatkan), Planning (Merencanakan), Organizing (Pengorganisasian),

Controling (Mengendalikan), Commanding (Mengarahkan), dan Coordinating

(Mengkoordinasikan).

2. Konsep Koordinasi

2.1 Pengertian Koordinasi

Benn (Sutarto, 2012) mengatakan bahwa koordinasi adalah suatu

keberlangsungan, dan keharmonisan untuk mencapai tujuan, yang bisa dicapai

dengan kepemimpinan, organisasi serta administrasi.

Koordinasi menurut Stoner dalam (Hartono, 2016) yaitu usaha untuk

menyatu-padukan kegiatan serta sasaran antar bagian atau bidang fungsional dal

am organisasi untuk mengarah pada tujuan bersama secara efisien.

Menurut (George, 2003) koordinasi ialah usaha yang teratur dan sinkron

untuk memberikan waktu yang dapat digunakan untuk mengarahkan kegiatan

agar dapat menciptakan tindakan yang sejalan serta harmonis pada sasaran dan

tujuan yang telah ditentukan.

Page 23: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

11

2.2 Unsur-Unsur Koordinasi

Dann Suganda dalam (Hartono, 2016) mengatakan bahwa koordinasi ialah

menyatupadukan gerakan dengan semua potensi dari unit-unit organisasi yang

berbeda fungsi agar dapat menuju pada sasaran yang sama sehingga dapat dengan

mudah mencapainya dan juga efektif. Koordinasi juga bertujuan agar tercipta

efisiensi dalam melaksanakan tugas dan mencapai sasaran.

Unsur-unsur yang terkandung dalam koordinasi, yaitu:

a. Unit atau Organisasi

b. Potensi (sumber-sumber)

c. Gerak Kegiatan

d. Penyatupaduan

e. Keselarasan

f. Tujuan yang sama

Indikator koordinasi menurut (Hasibuan, 2006) dalam diantaranya:

a. Kesatuan Tindakan

Pada hakekatnya koordinasi memerlukan kesadaran setiap anggota

organisasi atau satuan organisasi untuk saling menyesuaikan diri atau

tugasnya dengan anggota atau satuan organisasi lainnya agar tidak berjalan

sendiri-sendiri.

b. Komunikasi

Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari koordinasi, karena komunikasi,

sejumlah unit dalam organisasi akan dapat dikoordinasikan berdasarkan

rentang dimana sebagian besar ditentukan oleh adanya komunikasi.

Page 24: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

12

c. Pembagian kerja

Secara teoritis tujuan dalam suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan

bersama dimana individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok dua

atau lebih orang yang bekerja bersama secara operatif dan dikoordinasikan

dapat mencapai hasil lebih dari pada dilakukan perseorangan. Dalam suatu

organisasi, tiang dasarnya adalah prinsip pembagian kerja (Division of

labor). Prinsip pembagian kerja ini maksudnya jika suatu organisasi

diharapkan untuk dapat berhasil dengan baik dalam usaha mencapai

tujuannya, maka hendaknya lakukan pembagian kerja.

d. Disiplin

Pada setiap organisasi yang kompleks, setiap bagian harus bekerja secara

terkoordinasi, agar masing-masing dapat menghasilkan hasil yang

diharapkan. Koordinasi adalah usaha penyesuaian bagian yang berbeda-

beda. Jadi jelasnya bahwa disiplin menyangkut pada suatu sikap dan tingkah

laku, apakah itu perorangan atau kelompok untuk tunduk dan patuh terhadap

peraturan suatu organisasi.

2.3 Jenis-Jenis Koordinasi

Menurut Dann Suganda dalam (Hartono, 2016) menyebutkan beberapa jenis

koordinasi sesuai dengan lingkup dan arahnya sebagai berikut:

Kordinasi menurut ruang lingkupnya, yaitu:

1. Koordinasi internal yaitu koordinasi antar anggota dan antar unit dalam

satu organisasi yang sama.

Page 25: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

13

2. Koordinasi eksternal yaitu koordinasi antar anggota dari berbagai

organisasi atau antar organisasi yang ada.

Koordinasi menurut arahnya, yaitu:

1. Koordinasi horisontal ialah koordinasi antara anggota atau antara unit-

unit yang memilki hierarki yang setingkat atau sederajat dari berbagai

organisasi.

2. Koordinasi vertikal adalah koordinasi antar anggota dari unit tingkat

bawah oleh atasannya serta cabang dari suatu organisasi terhadap

organisasi induknya.

3. Koordinasi diagonal yaitu koordinasi antara anggota yang beda fungsi

dan tingkatan hierarkinya dalam suatu organisasi.

4. Koordinasi fungsional yaitu koordinasi antara anggota dan unit-unit

serta organisasi yang dilakukan atas dasar fungsi yang sama atau

koordinatornya memiliki fungsi tertentu.

2.4 Syarat-Syarat Koordinasi

Syarat-syarat koordinasi yang dikemukakan oleh Hasibuan dalam (Hartono,

2016) ialah:

a. Sense of cooperation (mampu untuk bekerjasama) : mampu

bekerjasama sesama anggota antar unit dan antar organisasi

b. Rivalry : yaitu pada suatu organisasi dapat dilakukan sebuah persaingan

pada bagian atau antar organisasi sehingga tercipta daya juang dan

mencapai kemajuan

Page 26: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

14

c. Team spirit : memilki sikap saling menghargai dan menyemangati antar

anggota dan antar organisasi

d. Espirit de corps : menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat menambah

semangat dari para anggota organisasi

2.5 Sifat-Sifat Organisasi

Sifat Koordinasi menurut Hasibuan dalam (Hartono, 2016), yaitu:

a. Koordinasi itu dinamis dan tidak statis

b. Koordinasi menekankan seluruh pandangan pada seorang koordinator

untuk mencapai tujuan.

c. Koordinasi akan melihat dari keseluruhan pekerjaan

2.6 Manfaat Koordinasi

(Handoko, 2003) mengatakan kalau koordinasi memiliki beberapa manfaat

diantaranya:

a. Koordinasi dapat menghindarkan keretakan antar anggota organisasi

satu dan organisasi

b. Menghindarkan suatu organisasi pada perbedaan dan perasaan bahwa

organisasi lain lebih unggul daripada organisasi yang lainnya

c. Menghindar pada kemungkinan akan timbul pertentangan antarbagian

yang ada dalam organisasi

d. Menghindarkan suatu organisasi dari kekosongan pekerjaan antar

anggota organisasi

e. Menciptakan kesadaran antar para anggota agar saling membantu

Page 27: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

15

3. Konsep Kemiskinan

3.1 Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan dapat diartikan sebagai keadaan saat seseorang tidak mampu

memelihara dirinya dengan taraf hidup kelompok dan juga belum mampu

memanfaatkan tenaga yang ada baik mental maupun fisiknya pada kelompok

tersebut (Soekanto, 2009).

Suparlan dalam (Ahmadi, 2009) mengatakan kemiskinan sebagai suatu

standar pada tingkat kehidupan yang rendah. Artinya adanya tingkat kekurangan

materi terhadap sejumlah ataupun segolongan orang dibanding dengan standar

hidup yang berlaku umum didalam masyarakat yang bersangkutan. Emil Salim

dalam (Ahmadi, 2009) juga mengatakan, mereka dapat dikatakan berada dibawah

garis kemiskinan jika pendapatan tidak cukup untuk pemenuhan kebutuhan hidup

yang utama seperti, sandang, pangan dan papan.

Dalam UU Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin Pada

Pasal 1 ayat 1, yang dimaksud dengan fakir miskin yaitu mereka yang tidak

memiliki mata pencaharian apapun, atau memiliki mata pencaharian tapi tidak

mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya bagi dirinya ataupu keluarganya.

3.2 Bentuk dan Jenis Kemiskinan

Kemiskinan dilihat dari pandangan umum (Ahmadi, 2009) dikategorikan

dalam 3 unsur, diantaranya:

a. Kemiskinan yang disebabkan oleh aspek badaniah, yaitu secara fisik

seseorang tidak mampu untuk berbuat maksimal untuk dirinya seperti

orang lain yang memiliki kesehatan fisik. Sedangkan jika menyangkut

Page 28: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

16

mental seseorang seperti sifat malas bekerja secara wajar, artinya

mereka akan bekerja sambilan jika ada yang memerlukannya.

b. Kemiskinan yang diakibatkan oleh bencana alam. Jika tidak diatasi

dengan cepat maka sama halnya menimbulkan beban bagi masyarakat

yang lain. Mereka yang terdampak bencana alam pastilah tidak lagi

memiliki tempat untuk tinggal, hingga sumber daya yang dimiliki

sebelumnya pun telah habis akibat pengikisan dari bencana alam

c. Kemiskinan buatan bisa disebut juga sebagai kemiskinan struktural

yang mana kemiskinan ini ditimbulkan akibat dari struktur sosial,

ekonomi, budaya serta politik.

(Supriadi, 2017) dalam skripsinya menyebutkan bentuk-bentuk dan jenis

kemiskinan berdasarkan sifatnya, diantaranya:

a. Kemiskinan absolut ialah suatu keadaan dimana pendapatan seorang

atau sekolompok orang ada dibawah garis kemiskinan. Dengan begitu

mereka belum bisa memenuhi kebutuhannya yang dasar seperti

sandang, pangan dan papan kesehatan serta pendidikan yang begitu

diperlukan untuk meningkatkan taraf kehidupan.

b. Kemiskinan relatif dikatakan sebagai bentuk dari kemiskinan yang

disebabkan oleh pengaruh dari kebijakan sebelumnya belum mampu

menjangkau seluruh lapisan masyarakat hingga mengakibatkan

ketimpangan pendapatan dan standar kesejahteraan diantara

masyarakat.

Page 29: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

17

c. Kemiskinan kultural ialah kemiskinan yang terjadi sebagai akibat dari

adanya kebiasaan masyarakat yang pada umumnya datang dari budaya

yang tidak ingin mengubah hidupnya dengan standar modern.

d. Kemiskinan struktural ialah bentuk kemiskinan yang diakibatkan

kurangnya akses pada sumber daya yang ada yang terjadi dalam

kehidupan sosial budaya hingga sosial politik yang tidak menggalakkan

pembebasan kemiskinan. Kemiskinan seperti ini terkadang memiliki

unsur diskriminatif.

Kemudian ada pula jenis kemiskinan berdasarkan sifatnya (Supriadi, 2017)

seperti yang dijelaskan berikut ini:

a. Kemiskinan Alamiah

Kemiskinan ini diakibatkan karena sumber daya yang ada mengalami

kelangkaan sehingga tidak ada lagi tempat untuk melakukan pekerjaan.

b. Kemiskinan Buatan

Kemiskinan buatan ini disebabkan oleh sistem modernisasi dimana

terjadi pembangunan besar-besaran sehingga mengikis sumber daya

yang ada yang merupakan mata pencaharian mereka sebelumnya.

3.3 Faktor Penyebab Kemiskinan

(Ahmadi, 2009) menyebutkan ada banyak faktor yang mengakibatkan

timbulnya kemiskinan diantaranya:

a. Pendidikan yang rendah

b. Malas dalam bekerja

c. Terbatasnya sumber daya alam

Page 30: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

18

d. Terbatasnya modal untuk usaha

e. Keterbatasan lapangan pekerjaan

f. Tingginya beban keluarga

Suharto dalam (Yamin Sani, 2016) memiliki 9 faktor yang menandai

kemiskinan, yaitu:

a. Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya

b. Tidak mampu berusaha karena cacat fisik atau mental

c. Banyaknya anak yang terlantar, janda miskin, kelompok marjinal dan

masyarakat terpencil

d. Kualitas sumber daya yang rendah dan terbatas

e. Rendahnya pendapatan serta modal untuk memulai usaha

f. Tidak ada akses untuk mendapatkan pekerjaan

g. Tidak ada akses untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yang lain

h. Tidak ada jaminan untuk masa depan

i. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat

4. Konsep Koordinasi Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa dan Dinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Dalam Penanggulagan Kemiskinan

Dalam penanggulangan kemiskinan, dinas sosial dan dinas tenaga kerja

dapat saling berkoordinasi. Namun peraturan ataupun regulasi yang secara khusus

membahas tentang koordinasi antara dinas sosial dan dinas tenaga kerja masih

sangat kurang. Adapun regulasi yang dikeluarkan pemerintah terkait dengan

koordinasi penanggulangan kemiskinan secara rinci dibahas dalam Peraturan

Page 31: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

19

Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

pada Pasal 4 yaitu terdapat program untuk penanggulangan kemiskinan yang di

bagi ke dalam tiga kelompok program diantaranya:

a. Kelompok program penanggulangan kemiskinan dengan pemberian

bantuan serta perlindungan sosial. Diantara bantuan itu ialah pemenuhan

hak dasar mengurangi beban hidup pada masyarakat miskin

b. Keelompok yang berbasis pemberdayaan. Program ini ditujukan untuk

memberdayakan masyarakat miskin dan mengembangkan potensi yang

ada pada dirinya yang nantinya bisa digunakan untuk membuka ataupun

mencari pekerjaan sendiri

c. Kelompok pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan menengah. Program

ini ditujukan untuk menguatkan ekonomi para pengusaha kecil.

Dengan melihat 3 program diatas, yang sejalan dengan dinas sosial yaitu poin

a dan b, sedangkan poin c lebih mengarah pada dinas koperasi dan umkm. Oleh

karenanya agar bisa mengetahui lebih dalam terkait koordinasi Dinas Sosial dan

Dinas Tenaga Kerja maka diperlukan penelitian mendalam dengan dinas-dinas

terkait.

Dalam Peraturan Bupati Takalar Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Dinas

Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Tenaga Kerja, dan

Transmigrasi Kabupaten Takalar Pasal 17 Bidang Tenaga Kerja, terdapat

beberapa tugas pokok diantaranya, memberikan dan menyebarluaskan informasi

terkait pasar kerja antara para pencari kerja dengan pemberi kerja hingga

memperluas kesempatan kerja untuk masyarakat, serta melaksanakan pelayanan

Page 32: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

20

mengenai pengelolaan informasi tentang pasar kerja di daerah. Hal ini sangat

besar pengaruhnya bagi para pencari kerja serta dapat mengurangi tingkat

kemiskinan.

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini akan mendeskripsikan koordinasi pemerintah daerah (Dinas

Sosial, PMD dengan Bidang Tenaga Kerja) di Kabupaten Takalar dengan

menggunakan unsur-unsur/indikator koordinasi yang dikemukakan oleh Hasibuan

agar tercipta koordinasi yang baik untuk penanggulangan kemiskinan di

Kabupaten Takalar.

Page 33: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

21

BAGAN KERANGKA PIKIR

D. Fokus Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir terkait dengan penelitian koordinasi dinas sosial

dengan bidang tenaga kerja maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah

indikator yang mempengaruhi dalam proses koordinasi serta faktor yang

mendukung dan menghambat proses koordinasi.

Indikator koordinasi yaitu:

a. Kesatuan Tindakan

b. Komunikasi

c. Pembagian Kerja

d. Disiplin

Penanggulangan

Kemiskinan

Koordinasi Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa dengan Dinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Dalam Penanggulangan

Kemiskinan

Faktor

Pendukung

Faktor

Penghambat

Page 34: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

22

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir diatas, berikut adalah deskripsi dari fokus

penelitian tersebut, diantaranya:

1. Kesatuan Tindakan, yaitu penyesuaian tugas dengan anggota antara

Dinas Sosial, PMD dengan Bidang Tenaga Kerja pada Dinas

Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan Transmigrasi agar tercipta

keserasian dalam pelaksanaan tugas.

2. Komunikasi, yaitu penyampaian informasi atau saling bertukar ide dan

gagasan dengan anggota, antara Dinas Sosial, PMD dengan Bidang

Tenaga Kerja pada Dinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

3. Pembagian Kerja, yaitu penempatan bagian kerja sesuai dengan bidang

keahlian dari masing-masing anggota, antara Dinas Sosial, PMD

dengan Bidang Tenaga Kerja pada Dinas Penanaman Modal, PTSP,

Tenaga Kerja dan Transmigrasi

4. Disiplin, yaitu patuh terhadap setiap aturan yang ada agar pekerjaan

dapat berjalan dengan lancar antara antara Dinas Sosial, PMD dengan

Bidang Tenaga Kerja pada Dinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga

Kerja dan Transmigrasi.

5. Faktor pendukung dan penghambat dalam koordinasi yaitu faktor yang

mempengaruhi selama proses koordinasi yang dilakukan antara Dinas

Sosial dengan Bidang Tenaga Kerja

Page 35: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan. Penelitian

akan dilakukan di Kabupaten Takalar dengan dinas-dinas yang terkait. Peneliti

memilih lokasi ini karena belum adanya koordinasi yang efektif yang dilakukan

dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Takalar.

B. Tipe dan Jenis Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana peneliti turun

langsung kelapangan untuk melihat bentuk koordinasi yang akan dilakukan oleh

Dinas Sosial, Pembeerdayaan Masyarakat dan Desa dan Bidang Tenaga Kerja

pada Dinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam hal

penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Takalar. Selain itu peneliti juga akan

melihat masyarakat yang berada dalam garis kemiskinan, sehingga dapat

dihasilkan data tertulis ataupun lisan dari kejadian yang diamati.

2. Tipe Penelitian

Tipe yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Deskriptif dimana peneliti

akan menggambarkan kejadian berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Sosial,

Pembeerdayaan Masyarakat dan Desa dan Bidang Tenaga Kerja pada Dinas

Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta dalam lingkup

masyarakat miskin (Prof. Dr. Emzir, 2008).

Page 36: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

24

C. Sumber Penelitian

1. Sumber Data Primer

Dalam melakukan penelitian ini, yang nantinya akan menjadi data primer

adalah Dinas Sosial dan Bidang Tenaga Kerja serta Masyarakat Miskin.

Narasumber ini nantinya akan mempermudah peneliti dalam menemukan data

yang sesuai dengan penelitian ini.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini menggunakan artikel ilmiah, buku-buku

serta gambar. Sumber data ini akan menjadi pendukung dari pernyataan-

pernyataan yang akan dihasilkan dari narasumber pada data primer.

D. Informan Penelitian

Adapun informan pada penelitian ini sesuai dengan teknik purposive dimana

peneliti memilih informan yang dianggap paling mengerti dalam penelitian ini.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 3.1

Daftar Informan Penelitian

No. Nama Informan Inisial Jabatan

1. Drs. H. Muhammad

Arfah, M.A.P

M.A Kabid Pemberdayaan

Masyarakat dan Penanganan

Fakir Miskin

2. Arzad, S.SOS, M.Si A Staf Dinas Sosial, PMD

3. Drs. Muh. Bahri Ikbal,

MM

B.I Kabid Tenaga Kerja

4. M. Syahrir, S. S.SOS,

M. AP

M.S Kasi Pengembangan dan

Produktivitas Tenaga Kerja

5. Norma dg. Baji N.B Masyarakat Miskin

6. Ibu Muntu M Masyarakat Miskin

Page 37: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

25

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengamati hal-hal yang terkait dengan

masalah koordinasi dalam penanggulangan kemiskinan di Kab. Takalar.

Observasi ini memungkinkan peneliti untuk melihat dan meninjau secara

langsung mengenai fakta yang ada dilapangan serta untuk mendapatkan informasi

lebih, yang dapat digunakan dalam peneltiian ini.

2. Wawancara

Peneliti nantinya akan melakukan wawancara terbuka dengan semua

narasumber yang terkait dengan penelitian ini, yaitu Dinas Sosial, Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa dan Bidang Tenaga Kerja pada Dinas Penanaman Modal,

PTSP, Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Masyarakat Miskin dengan cara

tanya-jawab.

3. Dokumentasi

Dokumentasi akan membuat data yang didapatkan tidak akan hilang dengan

mudah dan data yang diperoleh akan menjadi lebih akurat apabila peneliti

menyimpan data dalam bentuk hard copy.

4. Triangulasi

Triangulasi ini di gunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan seluruh

informasi yang didapatkan dari seluruh sumber data sampai pada teknik

pengumpulan data yang telah dilakukan.

Page 38: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

26

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dengan

mengumpulkan dan menyusun semua data yang telah didapatkan dilapangan agar

memudahkan peneliti untuk mendapatkan kesimpulan. Adapun tahapan dalam

analisis ini yaitu:

1. Reduksi

Dalam reduksi data, peneliti akan mengumpulkan serta memilah hal-hal

penting dari data yang telah diperoleh dilapangan. Hal tersebut digunakan agar

mampu memberikan informasi yang jelas dari hasil penelitian yang telah

dilakukan.

2. Penyajian Data

Setelah mereduksi data, peneliti kemudian akan menyajikan data berupa

bagan serta uraian singkat atau lainnya agar dapat lebih mengerti tentang apa yang

terjadi.

3. Penarikan Kesimpulan

Pada tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari seluruh data

yang ada dan diperoleh berdasarkan pada bukti yang telah dikumpulkan selama

proses pengambilan data dilapangan.

G. Pengabsahan Data

Dalam pengabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi

sebagai pengecekan dari seluruh sumber dengan berbagai teknik serta waktu

dengan menggunakan hasil observasi, wawancara serta dokumentasi sebagai

bahan untuk mendapatkan keabsahan data.

Page 39: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

27

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi ini digunakan oleh peneliti untuk pengujian terhadap data yang

telah diperoleh dari beberapa sumber. Setelah mencapai pemahaman dengan

berbagai sumber maka data yang diperoleh terhitung valid.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik ini digunakan untuk menguji data dengan cara yang

berbeda. Saat data yang didapatkan berbeda, maka peneliti akan kembali

berdiskusi dengan sumber data agar mendapatkan data lebih valid.

3. Triangulasi Waktu

Dalam triangulasi ini, peneliti akan melakukan pengecekan data secara

berkala jika terdapat ketidaksesuaian selama waktu pengumpulan data (Sugiyono,

2017).

Page 40: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Kab. Takalar

Setelah Kab. Takalar terbentuk, Kecamatan Polombangkeng dibagi menjadi

2 yaitu Polombangkeng Selatan dan Polombangkeng Utara. Kecamatan Galesong

kemudian juga dibagi menjadi 2 yaitu Galesong Selatan dan Galesong Utara.

Kecamatan Topejawa, Takalar, Laikang serta Sanrobone menjadi kecamatan yang

dikenal dengan nama TOTALLASA (Topejawa, Takalar, Laikang, dan

Sanrobone) dimana hal ini kemudian diubah menjadi Kecamatan Mappakasunggu

dan Mangarabombang. Kecamatan baru kemudian kembali dibentuk yaitu

Kecamatan Sanrobone (hasil pemekaran dari kecamatan mappakasunggu) serta

Kecamatan Galesong yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Galesong

Selatan dan Galesong Utara. Sehingga Kab. Takalar memiliki 9 (sembilan)

kecamatan yang menaungi 100 desa/kelurahan.

Maka dari itu, Kabupaten Takalar adalah salah satu kabupaten yang ada di

Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki 9 kecamatan yaitu, Galesong,

Polombangkeng Selatan, Pattallassang, Sanrobone, Polombangeng Utara,

Galesong Selatan, Mangarabombang dan Galesong Utara dan Mappakasunggu.

Kab. Takalar memiliki 566,51 km² dengan penduduk sebanyak ±250.000 jiwa.

Adapun wilayah administratif di Kab. Takalar sebagai berikut:

Page 41: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

29

Tabel 4.1

Daftar Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kab. Takalar

Kecamatan

Jumlah Desa/Kelurahan

Mangarabombang 12

Mappakasunggu 9

Sanrobone 6

Polombangkeng Selatan 10

Pattallassang 9

Polombangkeng Utara 18

Galesong Selatan 12

Galesong 14

Galesong Utara 10

Kab. Takalar 100

Sumber data: Takalar dalam Angka 2020

a. Aspek Astronomis dan Geografis

Kabupaten Takalar terletak antara 5º30´ sampai 5º038´ Lintang Selatan dan

199º22´ sampai 199º39´ Bujur Timur yang memiliki luas wilayah 566,51 km².

Untuk sampai di Kabupaten Takalar dengan menggunakan mobil atau motor harus

menempuh jarak sekitar 45 km dari Kota Makassar dan melewati Kabupaten

Gowa. Batas-batas wilayah Kab. Takalar adalah sebagai berikut:

1. Pada bagian Utara wilayah Kab. Takalar, berbatasan dengan Kabupaten

Gowa dan Kota Makassar

2. Pada bagian Timur wilayah Kab. Takalar, berbatasan dengan Kabupaten

Jeneponto dan Kabupaten Gowa

3. Pada bagian Selatan wilayah Kab. Takalar berbatasan dengan Laut Flores

4. Pada bagian Barat wilayah Kab. Takalar berbatasan dengan Selat

Makassar

Page 42: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

30

Tabel 4.2

Daftar Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Takalar

Kecamatan Luas Wilayah

(km²)

Luas Wilayah

(%)

Mangarabombang 100,50 km² 17,74%

Mappakasunggu 45,27 km² 7,99%

Sanrobone 29,36 km² 5,18%

Polombangkeng Selatan 88,07 km² 15,55%

Pattallassang 25,31 km² 4,47%

Polombangkeng Utara 212,25 km² 37,47%

Galesong Selatan 24,71 km² 4,36%

Galesong 25,93 km² 4,58%

Galesong Utara 15,11 km² 2,67%

Kab. Takalar 566,51 km² 100,01 %

Sumber data: Takalar dalam Angka 2020

b. Aspek Topografi

Kabupaten Takalar terdiri atas pantainya yang beragam, daratan serta

perbukitan. Sebelah barat terdapat pantai dan dataran rendah yang punya

kemiringan sekitar 0-3 derajat sedangkan tinggi ruang yang beragam sekitar 0-25

m, diikuti dengan batuan dataran yang di dominasi oleh endapan alluvial, rawa,

batuan, terumbu hingga batuan lelehan basal. Sebagain wilayah di Kab. Takalar

terdiri dari daerah pantai sepanjang 74 km yang berada di kecamatan

Mangarabombang, Mappakasungu, Galesong, Galesong Utara dan Galesong

Selatan. Kab. Takalar sendiri dilalui oleh oleh 4 sungai besar yaitu sungai

jenetallasa, jeneberang, jenemarrung dan sungai pamakkulu. Empat sungai

Page 43: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

31

tersebut kini telah diubah menjadi bendungan untuk irigasi sawah masyarakat

dengan luas sekitar 13.183 Ha

c. Aspek Demografis

Keadaan demografi adalah satu dari banyak indikator yang paling penting

terkait pada pelaksanaan pembangunan sosial ekonomi yang sangat

mempengaruhi proses dari mobilitas sosial masyarakat. Dalam kondisi ini

kependudukan berada pada posisi utama karena seperti yang diketahui

pembangunan merupakan salah satu usaha manusia untuk bisa mengubah pola dan

tingkat sosialnya agar bisa tetap mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.

a) Kependudukan

Jumlah penduduk di Kab. Takalar sebanyak 298.688 jiwa yang tersebar

diseluruh kecamatan di Kab. Takalar. Kecamatan yang mempunyai jumlah

penduduk paling banyak yaitu Polombangkeng Utara sebanyak 50.762 jiwa,

Galesong sebanyak 41.865 jiwa, Galesong Utara sebanyak 40.701 jiwa,

Pattallassang sebanyak 40.119 jiwa dan Mangarabombang sebanyak 39.378

jiwa. Adapun jumlah penduduk yang relatif sedikit ada pada kecamatan

Polombangkeng Selatan sebanyak 28.871 jiwa, Galesong Selatan sebanyak

26.443 jiwa, Mappakasunggu sebanyak 16.343 jiwa, dan Sanrobone

sebanyak 14.206 jiwa.

Page 44: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

32

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Takalar

Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Jiwa

Mangarabombang 18.903 20.475 39.378

Mappakasunggu 7.694 8.649 16.343

Sanrobone 6.709 7.497 14.206

Polombangkeng Selatan 13.562 15.309 28.871

Pattallassang 18.944 21.175 40.119

Polombangkeng Utara 24.642 26.120 50.762

Galesong Selatan 12.585 13.858 26.443

Galesong 20.690 21.175 41.865

Galesong Utara 19.945 20.756 40.701

Kab. Takalar 143.674 155.014 298.688

Sumber data: Takalar dalam Angka 2020

Dari tabel diatas, bisa dilihat bahwasanya jumlah penduduk perempuan

lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Adapun kecamatan

yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak ada pada kecamatan

Polombangkeng Utara sebanyak 50.762 jiwa dan Kecamatan yang mempunyai

jumlah penduduk paling sedikit ada pada Kecamatan Sanrobone yaitu sebanyak

14.206 jiwa.

2. Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kab. Takalar

Dinas Sosial, PMD Kab. Takalar yang berlokasi di JL. Syech Yusuf ini

dulunya pernah bergabung dengan Dinas Tenaga Kerja menjadi Dinas Sosial,

Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kemudian setelah adanya perubahan atas Perda

Kabupaten Takalar Nomor 07 Tahun 2016, Dinas Sosial kembali menjadi dinas

yang berfokus menjalankan urusan pemerintahan di bidang sosial. Setelah

beberapa tahun berjalan, kembali dibentuk Perda Kab. Takalar Nomor 02 Tahun

2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kab. Takalar Nomor 07 Tahun

Page 45: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

33

2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dengan Dinas Sosial

bergabung bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa menjadi Dinas

Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

a. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah penggambaran mengenai hubunga kerja yang ada

pada suatu organisasi dalam rangka menuju pada tujuan bersama yang kemudian

dilakukan dengan menetapkan hubungan antara anggota dalam melaksanakan

tugas, hingga memegang peran yang penting dalam pembagian wewenang, fungsi

dan tanggung jawab dalam hubungan kerjasama antar anggota.

Struktur organisasi Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

ditetapkan dalam Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Sosial,

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa diantaranya:

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris

b. Sub-bagian Perencanaan

c. Sub-bagian Keuangan

d. Sub-bagian Umum dan Kepegawaian

3. Bidang Rehabilitasi dan Perlindungan Jaminan Sosial

a. Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lansia

b. Seksi Rehabilitasi Sosial, Penyandang Disabilitas, Tuna Sosial dan Korban

Perdagangan Orang

c. Perlindungan dan Jamian Sosial

Page 46: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

34

4. Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin

a. Seksi Identifikasi dan Penguatan Kapasitas

b. Seksi Pendampingan, Pemberdayaan Masyarakat, Penyaluran Bantuan

Stimulan dan Penataan Lingkungan

c. Seksi Kelembagaan, Kepahlawanan dan Restorasi Sosial

5. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

a. Seksi Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan dan Adat

b. Seksi Pemberdayaan Sosial Dasar dan Usaha Ekonomi Masyarakat

c. Seksi Pendayagunaan SDA dan Teknologi Tepat Guna

6. Bidang Pembinaan Pemerintahan Desa

a. Seksi Penataan dan Kerjasama Desa

b. Seksi Pembinaan Administrasi Pemerintahan Desa

c. Seksi Pembinaan Keuangan dan Aset Desa

7. UPTD

8. Jabatan Fungsional

b. Tugas Pokok dan Fungsi:

1. Kepala Dinas

Untuk menjalankan tugasnya, kepala dinas melaksanakan fungsi:

a. Merumuskan urusan pemerintahan sesuai dengan bidangnya

b. Melaksanakan kebijakan terkait urusan pemerintahan pada bidang

Sosial, PMD

c. Melaksanakan evaluasi dan laporan urusan pemerintahan pada bidang

sosial, PMD

Page 47: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

35

d. Melaksanakan urusan administrasi

e. Menjalankan fungsi lain sesuai dengan bidangnya

2. Sekretariat

Untuk menjalankan seluruh tugas tersebut sekretaris menyelenggarakan

fungsi:

a. Koordinasi terkait pelaksanaan tugas antar anggota dinas

b. Koordinasi dalam menyusun rencana program, kegiatan, anggaran serta

laporan

c. Koordinasi terkait urusan umum dan kepegawaian

d. Koordinasi dalam mengelola administrasi keuangan

e. Melaksanakan tugas dinas yang lain sesuai dengan bidangnya

3. Bidang Rehabilitasi dan Jaminan Sosial

Kepala bidang dalam menjalankan tugasnya melakukan:

a. Merumuskan kebijakan terkait urusan pemerintahan pada bidang

rehabilitasi dan perlindungan jaminan sosial

b. Melaksanakan urusan pemerintahan terkait bidangnya

c. Melaksanakan evaluasi dan laporan urusan terkait bidangnya

d. Melaksanakan administrasi terkait bidangnya

e. Melaksanakan fungsi yang lain sesuai dengan bidangnya

4. Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin

Kepala bidang dalam menjalankan tugasnya, melaksanakan fungsi:

a. Merumuskan aturan terkait urusan pemerintahan yang sesuai dengan

bidangnya

Page 48: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

36

b. Melaksanakan tugas pemerintah sesuai dengan bidangnya

c. melaksanakan evaluasi serta pelaporan urusan pemerintahan sesuai

dengan bidangnya

d. Melakukan urusan administrasi yang sesuai dengan bidangnya

e. Menjalankan tugas lain terkait tugas dan fungsinya

5. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Kepala bidang mempunyai fungsi:

a. Merumuskan kebijakan terkait urusan pemerintahan sesuai dengan

bidangnya

b. Melaksanakan urusab pemerintahan sesuai dengan bidangnya

c. Melaksanakan evaluasi serta pelaporan sesuai dengan bidangnya

d. Melaksanakan administrasi bidang pemberdayaan masyarakat

e. Melaksanakan tugas yang lain yang sesuai dengan bidangnya

6. Bidang Pembinaan Pemerintah Desa

Untuk menjalankan tugasnya, kepala bidang melaksanakan fungsi:

a. Merumuskan aturan terkait urusan pemerintahan sesuai bidangnya

b. Melaksanakan urusan pemerintahan sesuai dengan bidangnya

c. Melaksanakan evaluasi terkait dengan bidangnya

d. Melaksanakan administrasi sesuai bidangnya

e. Melaksanakan fungsi lain sesuai dengan bidangnya

7. UPTD

Page 49: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

37

8. Jabatan Fungsional

Pengangkatan jabatan fungsional dilakukan berdasar pada hasil dari

analisis kebutuhan dan sesuai dengan aturan perundang-undangan.

Pada tabel dibawah ini akan diperlihatkan perbandingan mengenai jumlah

penduduk miskin menurut Kab/Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan,

sebagai berikut:

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kab/Kota di Provinsi Sul-Sel (ribu)

2015-2019

No. Kab/Kota 2015 2016 2017 2018 2019

1 Bone 75,01 75,05 77,13 79,57 76,25

2 Makassar 63,24 66,78 68,19 66,22 65,12

3 Gowa 59,47 61,52 62,77 59,34 57,99

4 Jeneponto 53,87 55,32 55,35 55,95 54,05

5 Pangkep 53,85 52,86 53,38 50,12 47,07

6 Luwu 48,64 50,58 49,80 47,91 46,18

7 Luwu Utara 41,89 43,75 44,04 42,43 42,48

8 Maros 40,08 39,02 38,50 35,97 34,85

9 Toraja Utara 34,37 33,02 32,85 30,68 28,64

10 Bulukumba 33,36 33,25 33,10 31,25 30,49

11 Pinrang 30,51 31,28 31,43 32,94 31,85

12 Wajo 30,08 29,46 29,19 29,73 27,48

13 Tana Toraja 28,59 28,42 29,18 29,65 28,87

14 Enrekang 27,60 26,98 26,71 25,53 25,40

15 Takalar 27,12 27,05 26,99 26,57 25,93

16 Sinjai 21,99 22,51 22,25 22,48 22,27

17 Luwu Timur 19,67 21,08 21,94 21,15 20,83

18 Soppeng 18,88 19,12 18,76 17,00 16,45

19 Bantaeng 17,55 17,53 17,91 17,20 16,91

20 Selayar 16,90 17,21 17,62 17,59 17,36

21 Barru 16,10 16,24 16,76 15,68 14,92

22 Sidrap 16,03 15,92 15,72 15,41 14,44

23 Palopo 14,51 15,02 15,44 14,27 14,37

24 Pare-pare 8,41 8,02 8,07 8,01 7,62

Sumber data: Takalar dalam Angka 2020

Page 50: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

38

Data diatas menunjukkan bahwa Kab. Bone memiliki tingkat kemiskinan

paling tinggi di Provinsi Sulawesi Selata yaitu sebanyak 76,25 ribu pada tahun

2019. Kemudian Kota Makassar diperingkat kedua dengan jumlah sebanyak 65,

12 ribu dan Kab. Gowa sebanyak 57,99 ribu. Kab. Takalar sendiri berada diurutan

ke 15 pada tahun 2019 dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 25,93 ribu.

3. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kab. Takalar

Sebelum bergabung dengan Dinas Penanaman Modal dan PTSP, Dinas

Tenaga kerja dan Transmigrasi pernah bergabung dengan Dinas Sosial. Dengan

dikeluarkannya Perda Kab. Takalar Nomor 07 Tahun 2016 Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi kemudian bergabung dengan Dinas Koperasi dan UKM dengan

nama Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Kemudian kembali dikeluarkan Perda Nomor 02 Tahun 2019 mengenai perubahan

atas Perda Nomor 07 Tahun 2016 dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

bergabung dengan Dinas Penanaman Modal dan PTSP menjadi Dinas Penanaman

Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kantor dinas ini terletak di Jalan

Jenderal Sudirman No. 26 Kab. Takalar.

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Bidang Tenaga Kerja disusun dan diatur dalam

Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal,

Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten

Page 51: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

39

Takalar. Susunan organisasi Dinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi diantaranya:

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris

a. Sub-bagian Perencanaan

b. Sub-bagian Keuangan

c. Sub-bagian Umum dan Kepegawaian

3. Bidang Penanaman Modal

a. Seksi Perencanaan, Promosi dan Pengembangan Iklim Penanaman Modal

b. Seksi Pengendalian, Pembinaan dan Pelaksanaan Penanaman Modal

c. Seksi Pengolahan Data dan Sistem Penanaman Modal

4. Bidang Pelayanan Terpadu Satu Pintu

a. Seksi Administrasi Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan

b. Seksi Penerbitan Perizinan dan Nonperizinan

c. Seksi Pengaduan dan pelaporan

5. Bidang Tenaga Kerja

a. Seksi Pengembangan dan Produktivitas Tenaga Kerja

b. Seksi Penempatan Tenaga Kerja

c. Seksi Hubungan Industrial

6. Bidang Transmigrasi

a. Seksi Penyiapan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi

b. Seksi Pengembangan Ekonomi

c. Seksi Pengembangan Sosial Budaya

Page 52: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

40

7. UPTD

8. Jabatan Fungsional

b. Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kepala Dinas

Kepala dinas dalam menjalankan tugasnya, melaksanakan fungsi:

a. Merumuskan kebijakan pemerintahan sesuai bidangnya

b. Melaksanakan kebijakan pemerintahan sesuai bidangnya

c. Melaksanakan evaluasi dan laporan sesuai bidangnya

d. Melaksanakan administrasi

e. Menjalankan fungsi lain sesuai dengan bidangnya

2. Sekretariat

Sekretaris dalam melaksanakan tugasnya, menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dalam pelaksanaan tugas pada lingkup sekretariat

b. mengkoordinasikan serta menyusun rencana program, kegiatan,

anggaran dan laporan

c. Koordinasi terkait urusan umum dan kepegawaian

d. Koordinasi dalam mengelola administrasi keuangan

e. Melaksanakan tugas kedinasan yang lain sesuai tugasnya

3. Bidang Penanaman Modal

Kepala bidang dalam melakukan tugas pokoknya melaksanakan fungsi:

a. Merumuskan kebijakan pemerintahan sesuai bidangnya

b. Melaksanakan kebijakan pemerintahan sesuai bidangnya

c. Melaksanakan evaluasi dan laporan sesuai bidangnya

Page 53: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

41

d. Melaksanakan administrasi

e. Melaksanakan fungsi yang lain sesuai dengan bidangnya

4. Bidang Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kepala bidang dalam menjalankan tugasnya melaksanakan fungsi:

a. Merumuskan aturan pemerintahan sesuai bidangnya

b. Melaksanakan kebijakan pemerintahan sesuai bidangnya

c. Melaksanakan evaluasi dan laporan sesuai bidangnya

d. Melaksanakan administrasi dinas

e. Menjalankan fungsi lain sesuai dengan bidangnya

5. Bidang Tenaga Kerja

Kepala bidang dalam menjalankan tugas pokoknya melaksanakan fungsi:

a. Merumuskan kebijakan pemerintahan sesuai bidangnya

b. Melaksanakan kebijakan pemerintahan sesuai bidangnya

c. Melaksanakan evaluasi dan laporan sesuai bidangnya

d. Melaksanakan administrasi dinas

e. Menjalankan fungsi lain sesuai dengan bidangnya

6. Bidang Tramsmigrasi

Kepala bidang dalam menjalankan tugas pokoknya melaksanakan fungsi:

a. Merumuskan kebijakan pemerintahan sesuai bidangnya

b. Melaksanakan kebijakan pemerintahan sesuai bidangnya

c. Melaksanakan evaluasi dan laporan sesuai bidangnya

d. Melaksanakan administrasi dinas

e. Menjalankan tugas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya

Page 54: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

42

7. UPTD

8. Jabatan Fungsional

Pengangkatan Jabatan Fungsional dilakukan berdasarkan atas hasil analisa

formasi dan kebutuhan, dan sesuai dengan ketentuan dari peraturan

perundang-undangan.

B. Koordinasi Pemerintah Daerah dalam Penanggulangan Kemiskinan di

Kabupaten Takalar

Melakukan koordinasi bukanlah hal yang mudah dan pasti ada hambatan

dalam pelaksanaannya. Hambatan yang bisa saja muncul yaitu kurang validnya

data yang akan digunakan dikarenakan pendataan yang tidak merata atau data

baru yang akan digunakan terlambat untuk di validasi. Koordinasi sering

digunakan antar organisasi ataupun antar anggota untuk mempermudah pekerjaan

yang biasanya sulit dilakukan. Koordinasi juga sering digunakan untuk

mengurangi kemiskinan serta pengangguran yang ada ditiap daerah yang

penanganannya tidak cukup jika hanya satu organisasi saja yang bergerak.

Melihat hal tersebut, kemiskinan adalah suatu hal yang kompleks yang

penanganannya harus secara serius dan membutuhkan kontribusi dari seluruh

kalangan pemerintahan baik itu Presiden, menteri-menteri, kepala daerah ataupun

SKPD dan UPTD. Masing-masing dari mereka telah memiliki bagiannya sendiri

untuk menurunkan angka kemiskinan. Suatu negara tidak ada yang bersih dari

kemiskinan, maka dari itu kemiskinan yang tidak bisa dihilangkan setidaknya bisa

dikurangi agar negara yang awalnya berkembang bisa menjadi negara maju.

Page 55: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

43

Penelitian ini menggunakan indikator koordinasi yang dikemukakan oleh

Hasibuan (2006) sebagai berikut:

a. Kesatuan Tindakan

Kesatuan tindakan merupakan tahap awal yang mesti dilakukan saat

berkoordinasi. harus menyatukan pemikiran antara dua organisasi atau lebih agar

dapat mencapai titik awal mengenai rencana hingga kegiatan yang akan dilakukan

selama berkoordinasi. Kemiskinan erat kaitannya dengan pengangguran. Tingkat

pengangguran yang tinggi dapat menjadi penyebab tingginya tingkat kemiskinan

karena memiliki ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan

kebutuhan pokoknya. Seperti yang disampaikan oleh Bapak B.I selaku Kabid

Tenaga Kerja pada wawancara tanggal 6 Juli 2020:

“Memang benar pengangguran merupakan masalah yang erat kaitannya

dengan kemiskinan. Kenapa orang miskin, karena mereka menganggur atau

tidak punya pekerjaan.”

Hal seperti diatas juga dijelaskan oleh Bapak A. selaku Staf Dinas Sosial,

PMD saat melakukan wawancara pada tanggal 16 Juli 2020:

“Salah satu faktor yang menjadi penyebab kemisinan sampai saat ini yaitu

pengangguran. Tidak bisa dipungkiri bahwa pengangguran memang faktor

yang tidak bisa dipisahkan sebagai penyebab kemiskinan dan tingginya

tingkat kemiskinan. Kurangnya pendidikan membuat masyarakat itu tidak

bisa mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga kurang pemasukan untuk

memenuhi kebutuhannya.”

Dari wawancara diatas dapat dilihat bahwa pengangguran adalah hal yang

paling mempengaruhi tingkat kemiskinan. Kemiskinan dan penganguran adalah

dua hal yang saling berkaitan yang penanganannya harus secara serius untuk

mencegah bertambahnya angka kemiskinan. Pendidikan yang kurang juga

merupakan faktor yang menghambat masyarakat agar bisa mendapatkan

Page 56: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

44

pekerjaan. Mengingat saat ini persaingan kerja sudah sangat tinggi dan dibutuhkan

kemampuan khusus agar bisa bersaing mendapatkan pekerjaan yang layak.

Kemampuan akan teknologi menjadi syarat yang penting dalam melamar

pekerjaan. Hal ini dikarenakan banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan

menggunakan komputer, laptop hingga barang-barang elektronik yang

memungkinkan agar pekerjaan dapat selesai dengan cepat.

Dalam koordinasi, kesatuan tindakan adalah suatu hal yang harus dikerjakan

dan dilakukan oleh organisasi baik pemerintah ataupun swasta agar program,

kegiatan serta tujuan yang akan dijalankan dapat dicapai secara efektif dan efisien

hingga mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Kesatuan tindakan merupakan

penyesuaian tugas dengan anggota/staf instansi lain agar tercipta keserasian dalam

pelaksanaan tugas. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak B.I Selaku Kabid

Tenaga Kerja pada wawancara tanggal 6 Juli 2020:

“Terkait koordinasi mengenai penanggulangan kemiskinan tentu kita mulai

dulu dari pekerjaannya. Masalah pengangguran bukan hanya menjadi

wewenang dari tenaga kerja tapi ada juga pihak-pihak terkait yang bisa

membantu kami menyelesaikan masalah pengangguran ini. Dalam

koordinasi dengan Dinas Sosial dan PMD, kami selaku bidang yang

menaungi ketenagakerjaan memberikan perlindungan bagi tenaga kerja

yang bermasalah. Jika tenaga kerja ini pulang kekampung halamannya

otomatis dia sudah tidak bekerja atau menjadi pengangguran. Nah disinilah

peran dinas sosial untuk membantu selama mereka masih mencari pekerjaan

baru.”

Dari wawancara diatas dapat dilihat bahwa koordinasi dalam

penanggulangan kemiskinan tetap ada karena pengangguran membawa dampak

yang besar terhadap tingginya tingkat kemiskinan. Kedua dinas tersebut saling

melakukan tugasnya dengan berkoordinasi terkait permasalahan yang muncul

dalam masyarakat. Bukan hanya dinas sosial dan tenaga kerja yang saling

Page 57: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

45

berkoordinasi tapi juga melibatkan instansi lain dalam penanggulangan

kemsikinan. Kesatuan tindakan ini perlu dilakukan agar organisasi atau anggota

yang akan melakukan koordinasi bisa mengetahui bagian yang akan dikerjakan

serta keserasian tindakan yang dilakukan.Ini juga membuat kegiatan menjadi

terarah terkait apa yang akan dilakukan nantinya.

Jumlah pengangguran di Kab. Takalar pada tahun 2017 mencapai angka

4,93%, 2018 3,88% dan pada tahun 2019 mencapai 4,13%. Pada tahun 2018

tingkat pengangguran mengalami penurunan sebesar 1,05% dari tahun 2017. Pada

tahun 2019, tingkat pengangguran kembali naik sebesar 0,25% menjadi 4,13%.

Hal ini dikarenakan para lulusan sekolah menengah yang tidak langsung bekerja

setelah menyelesaikan sekolahnya ataupun tidak melanjutkan pendidikannya ke

universitas. Berikut adalah tabel mengenai persentase jumlah pengangguran serta

pesrsentase dari partisipasi angkatan kerja di Kab. Takalar.

Tabel 4.5

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) 2017-2019 di Kab. Takalar

Tahun Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT)

Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK)

2017 4,93% 64,37%

2018 3,88% 65,39%

2019 4,13% 63,21%

Sumber data: Takalar dalam Angka 2020

Sementara itu pada tahun 2020, belum ada data mengenai tingkat

pengangguran maupun tingkat partisipasi angkatan kerja di Kab. Takalar karena

belum adanya data yang diterima oleh bidang tenaga kerja dari BPS Kab. Takalar.

Page 58: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

46

Walau begitu, Bidang Tenaga Kerja memastikan tingkat pengangguran ini

mengalami kenaikan yang drastis. Hal ini diakibatkan banyaknya para pekerja

yang di PHK oleh tempat mereka bekerja.

Pada tahun 2016, tingkat kemiskinan di Kab. Takalar mencapai ± 27 ribu

KK atau sekitar 9,35%. Kemudian pada tahun 2017 hingga 2019 jumlah

penduduk miskin di Kab. Takalar terus mengalami penurunan hingga mencapai

angka ± 25 ribu KK atau sekitar 8,70% pada tahun 2019. Hal ini bisa dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.6

Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten

Takalar, 2016-2019

Tahun Jumlah Penduduk

Miskin (ribu)

Persentase Penduduk

Miskin

2016 27,05 9,35 %

2017 26,99 9,24 %

2018 26,57 9,00 %

2019 25,39 8,70 %

Sumber data: Takalar dalam Angka 2020

Selanjutnya pada tahun 2020, tingkat kemiskinan di Kab. Takalar naik

secara drastis yaitu sekitar 42.190 kk yang mana ini merupakan angka kemiskinan

yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah KK di Kab.

Takalar, kemudian ditambah lagi dengan adanya Data Terpadu Kesejahteraan

Sosial (DTKS) yang baru betul-betul dilaksanakan di Kab. Takalar. DTKS ini

berisi data-data masyarakat miskin yang sebelumnya belum sempat terdata atau

Page 59: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

47

tercatat sebagai masyarakat miskin pada tahun sebelumnya pada Dinas Sosial dan

Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Jumlah Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kecamatan di

Kabupaten Takalar 2020

Kecamatan Jumlah Penduduk

Miskin

Persentase

Penduduk Miskin

Mangarabombang 7231 17,14%

Mappakasunggu 2904 6,88%

Sanrobone 2064 4,89%

Polombangkeng Selatan 4483 10,63%

Pattallassang 3352 7,95%

Polombangkeng Utara 7738 18,34%

Galesong Selatan 3921 9,29%

Galesong 6014 14,25%

Galesong Utara 4483 10,63%

Kab. Takalar 42190 100%

Sumber data: Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa Kec. Polombangkeng Utara memiliki

tingkat kemiskinan yang paling tinggi yaitu sebanyak 7.738 KK atau sekitar

18,34%. Hal ini disebabkan karena Kec. Polombangkeng Selatan memiliki 18

desa dan menjadi kecamatan yang memiliki jumlah desa terbanyak di Kab.

Takalar. Kemudian Kec. Sanrobone merupakan kecamatan dengan tingkat

kemiskinan terendah sebanyak 2.064 KK atau sekitar 4,89%. Kecamatan ini

memiliki 6 desa sekaligus menjadi kecamatan dengan jumlah paling sedikit di

Kab. Takalar.

Page 60: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

48

Program padat karya dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengurangi tingkat

kemiskinan dan pengangguran ditiap daerah kab/kota. Di Kabupaten Takalar,

program ini telah pernah dibahas dan dilaksanakan dikecamatan polombangkeng

Utara yang memiliki tingkat kemiskinan paling tinggi di Kab. Takalar. Program

padat karya ada dua jenis yaitu program padat karya tunai dan program padat

karya produktif.

b. Komunikasi

Suatu instansi baik itu instansi pemerintah ataupun swasta pasti memiliki

tujuan serta program yang akan dicapai berkaitan dengan fungsi dan tugasnya.

Seringkali dalam pelaksanaannya, terdapat program yang memiliki tujuan yang

sama antara instansi satu dengan instansi lain. Memiliki tujuan yang sama dan

mendapatkan hasil akhir yang bagus ada baiknya jika instansi/organisasi ini saling

berkomunikasi agar rencana yang akan dibuat bisa berjalan dengan lancar. Hal ini

bisa dimulai pada tahap awal yaitu melakukan komunikasi dengan

instansi/organisasi lain terkait rencana program yang akan dibuat hingga akhirnya

program tersebut siap untuk diaplikasikan dilapangan.

Komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam melakukan

koordinasi. Semua informasi serta data yang akan digunakan untuk menjalankan

program harus diselarasakan dulu dengan cara melakukan komunikasi.

Komunikasi yang baik akan membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat

terselesaikan. Pentingnya komunikasi dalam hal ini agar tidak terjadi kesalahan

informasi serta data yang akan digunakan juga lebih valid sehingga tidak

menimbulkan masalah pada pelaksanannya.

Page 61: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

49

Seringkali dalam membuat rencana awal atau perumusan program, ada

kendala yang dialami dalam perumusannya. Bahkan dalam pelaksanaannya pun

pasti ada kendala yang dihadapi. Seperti yang dipaparkan oleh Bapak B.I selaku

Kabid Tenaga Kerja pada wawancara tanggal 6 Juli 2020:

“Kendala yang kita hadapi itu yang pertama tentunya adalah anggaran.

Karena program baru akan berjalan jika anggarannya mencukupi. Jika satu

pihak tidak setuju maka kita akan perbaiki lagi sampai disetujui semua

pihak. Yang kedua adalah data yang akan kita gunakan itu biasanya belum

akurat dan belum valid. Biasanya itu kita sudah mau gunakan data yang ada

tapi kemudian ada laporan bahwa ada penambahan jumlah pada data.

Otomatis kita tunggu data itu diperbaharui dulu lalu kita bisa gunakan.”

Dari wawancara diatas, anggaran tentunya adalah hal yang paling sering

menghambat suatu pekerjaan. Anggaran yang kurang berarti pekerjaan tidak bisa

dijalankan. Hal ini sudah sangat jelas bahwa dalam dalam menjalankan suatu

program dibutuhkan anggaran yang besar karena sasarannya adalah masyarakat.

Keakuratan data juga sangat mempengaruhi suatu pekerjaan. Untuk program

pemberdayaan itu data yang akan diguakan adalah data yang betul-betul valid

sehingga program itu bisa rata pelaksanaannya untuk semua masyarakat.

Bapak M.A selaku Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir

Miskin juga mengungkapkan kendala yang dihadapi saat melakukan komunikasi

pada wawancara tanggal 28 Juli 2020:

“Kendala yang kami hadapi itu data yang akan kita gunakan biasanya tidak

akurat dan tidak valid. Sering terjadi masyarakat miskin didesa-desa itu dia

miskin tapi tidak terdaftar pada DTKS desanya. Nah ini yang sering jadi

kendala karena kita harus data lagi. Jadi kan ini bidang tenaga kerja itu

minta data kepada kami, tapi ternyata data yang kami berikan itu belum

valid karena masih ada penambahan. Jadi kami katakan untuk menunggu

sebentar sampai data baru selesai dibuat dan di validasi.”

Page 62: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

50

Dari kedua wawancara diatas dapat dilihat bahwa untuk menjalankan suatu

program pemberdayaan itu, data mengenai tingkat kemiskinan harus betul-betul

valid sebelum digunakan karena itu sangat mempengaruhi hasil dari program yang

akan dijalankan. Pemerataan harus diutamakan dalam menjalankan program

pemberdayaan karena jika data tersebut tidak valid maka bisa saja daerah atau

masyarakat yang seharusnya lebih berhak mendapatkan program ini bisa

tergantikan dengan yang lain karena ketidak akuratan data. Itulah pentingnya

komunikasi agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan. Jika terjadi

masalah maka itu tetap bisa dikomunikasi dengan tetap memperhatikan bentuk

penyelesaian masalah yang tidak akan merugikan semua pihak.

Lantas bagaimana jika tidak terjadi komunikasi dalam koordinasi? Jika

pertanyaan seperti itu muncul maka jawabannya adalah tidak ada koordinasi.

Karena komunikasi merupakan hal yang paling utama dalam koordinasi. Antara

dinas sosial dan bidang tenaga kerja memang seharusnya saling berkoordinasi

terkait masalah pengentasan kemiskinan. Seperti yang disampaikan oleh Bapak A.

selaku Staf Dinas Sosial, PMD saat melakukan wawancara pada tanggal 16 Juli

2020:

“Memang harus ada komunikasi yang terjadi antara dinas sosial dan tenaga

kerja karena keduanya ini memiliki peran besar dalam menanggulangi

kemiskinan. Dinas Sosial itu fokusnya mengurangi masyarakat miskin salah

satunya dengan cara melakukan pemberdayaan. Kemudian Bidang Tenaga

Kerja mengurangi pengangguran dan secara tidak langsung juga mengurangi

kemiskinan dengan cara menyebarluaskan informasi kerja atau bisa juga

melakukan pemberdayaan kepada calon tenaga kerja. Hal seperti ini kan

bisa dikoordinasikan terkait pelaksanaannya.”

Dari wawancara diatas, dapat dilihat bahwa Dinas Sosial dan Bidang

Tenaga Kerja masing-masing memilki program pemberdayaan. Pada dinas sosial,

Page 63: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

51

pemberdayaan yang dilakukan dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE).

Masyarakat petani adalah salah satu sasaran dari pemberdayaan ini. Pada Bidang

Tenaga Kerja terdapat program pemberdayaan berupa pemberian pelatihan kerja

dan pemberian peralatan kerja untuk membuka usahanya sendiri. Kemudian bagi

yang ingin mendapatkan pelatihan kerja dari pelatih yang berpengalaman maka

bisa mendaftar pada Balai Latihan Kerja (BLK) yang juga bagian dari program

Bidang Tenaga Kerja. Bapak A. selaku Staf Dinas Sosial, PMD kembali

menambahkan mengenai kemiskinan:

“Kita ini di Kab. Takalar banyak sekali sawahnya. Nah disitu juga biasanya

masyarakat kita itu mencari tambahan uang untuk memenuhi

kekebutuhannya dengan cara berkebun ataupu menanam padi, jagung dan

cabai. Tapi biasanya juga itu hasil pertanian itu harganya tidak seperti yang

diharapkan karena pengumpul itu biasa membeli murah hasil tanaman para

petani jadi tidak cukup lagi untuk kebutuhan sehari-hari belum lagi

keperluan pupuk untuk tanaman pertanian itu.”

Terkait dengan program KUBE dari Dinas Sosial Kab. Takalar, memang

sebagian besar masyarakatnya merupakan petani. Hal ini bisa dilihat dengan

banyaknya area persawahan yang dapat dilihat saat kita melintas di Kab. Takalar.

Dengan bertani masyarakat bisa mendapatkan pemasukan untuk memenuhi

kebutuhannya. Meskipun hasilnya tidak selalu besar dan kadang-kadang tidak bisa

mencuckupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Seperti yang disampaikan oleh Ibu N.B yang tinggal di Kec.

Polombangkeng Utara saat wawancara pada tanggal 18 Juli 2020:

“Saya ini penerima pkh. Bantuan yang kudapat itu keluar tiap tiga bulan

sekali jadi kalo bantuan belum keluar kita pergi kesawah kumpul lombok

baru dijual. Karena kita ini punya sawah jadi biar belum waktu panen kita

pergi petik saja lomboknya baru kita jual. Sekarang ini lagi musim lombok

sama jagung baru harganya juga murah sekali tiga ribuji satu kilo nabelikan

Page 64: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

52

orang bagaimana juga mau cukup itu untuk keperluan sehari-hari. Tapi tetap

jaki bersyukur karena masih adaji yang mau bantuki.”

Masyarakat petani memang tidak selalu merasakan manisnya harga dari

hasil pertanian mereka. Hasil yang bagus belum tentu memiliki harga jual yang

bagus juga. Hal serupa juga dirasakan oleh Ibu M. di Kec. Polombangkeng

Selatan saat wawancara pada tanggal 18 Juli 2020:

“Tidak pernahka saya dapat bantuan dek biar dari desa tidak ada. Ituji

bantuan BLT kemarin kudapat. Selesaika terima tiga bulan tidak adami lagi.

Adaji iya tambah-tambah uang didapat karena jual ayam potong jaki juga

jadi bisa mi menutupi. Hasil jual ayam juga dek tidak seberapaji karena

kecilji juga tempat jual ayamku ini. Barupi lagi rame pembeli kalo ada acara

hari-hari besar. Adaji juga sawah ditanami jagung tapi murah juga harga

jagung sekarang dek. Kalau disimpan dirumahji itu jagung biasa busuk sama

nanti namakan tikus jadi biar murah tetapji dijual kodong daripada disimpan

na tidak adaji juga didapat.”

Dari kedua wawancara diatas dapat dilihat bahwa harga-harga hasil

pertanian masyarakat itu tidak selalu menguntungkan para petani. Terkadang

harga jualnya itu sangat rendah seperti hasil tanaman cabai dan jagung. Meskipun

hasil panen bagus jika dipasaran sudah terlalu banyak atau tidak ada pengiriman

keluar daerah maka harga pun bisa menjadi murah. Berbeda dengan tanaman padi

yang harganya tidak pernah murah dan jika tidak ingin dijual bisa tetap disimpan

dalam waktu lama. Inilah kondisi yang dialami oleh masyarakat miskin yang ada

di Kab. Takalar. Terus berusaha agar bisa memenuhi kebutuhannya, serta

pengahasilan yang tidak menentu adalah kondisi yang sudah sering dirasakan oleh

masyarakat di Kab. Takalar.

c. Pembagian Kerja

Kemiskinan adalah masalah yang tidak pernah ada habisnya untuk dibahas.

Kemiskinan ini butuh perhatian khusus dari semua pemerintah terkait

Page 65: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

53

penanganannya. Seperti yang diketahui bahwa bahkan anak kecil pun yang

seharusnya masih bermain bersama temannya setelah pulang sekolah, harus

melakukan pekerjaan untuk membantu orang tuanya mencari uang. Dari anak-

anak ini ada yang mulai berjualan kue keliling dengan berjalan kaki atau

menggunakan sepeda hingga yang sering ditemui anak-anak yang pergi berjualan

kantong plastik di pasar-pasar tradisional. Ini semua untuk mencari uang dan

membantu orang tuanya. Orang tua juga kadang sulit untuk mendapatkan

pekerjaan. Apalagi dizaman sekarang yang semuanya serba menggunakan

teknologi untuk melakukan pekerjaan. Dengan begini maka kemampuan akan

teknologi (melek teknologi) sangat diperlukan agar memperoleh pekerjaan yang

baik serta upah yang layak. Bahkan usaha-usaha yang terbilang masih standar pun

memerlukan ijazah SMA/D3/S1 untuk bisa mendaftar. Karena itu adalah syarat

minimal yang dimiliki jika ingin mendaftar dan mendapatkan pekerjaan.

Oleh karena itu koordinasi antar organisasi sangatlah penting karena

semuanya memiliki perannya masing-masing, yang dapat saling membantu

organisasi lain dalam melakukan tugas dan fungsinya. Disamping itu, perlu

ditekankan juga bahwa koordinasi antar organisasi juga sangat penting terlebih

lagi dalam penanggulangan kemiskinan. Hal ini diperlukan mengingat bahwa

kemiskinan ini membutuhkan perhatian dari semua kalangan untuk mengatasinya.

Setelah kesatuan tindakan dan komunikasi dilakukan, langkah selanjutnya yaitu

pembagian kerja. Pembagian kerja yaitu penempatan bagian kerja sesuai dengan

bidang keahlian dari masing-masing anggota instansi/organisasi.

Page 66: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

54

Koordinasi yang dilakukan Dinas Sosial dan Bidang Tenaga Kerja ada pada

program Padat Karya dari Bidang Tenaga Kerja. Program tersebut dibentuk oleh

ketenagakerjaan agar dapat memeberikan bantuan kepada masyarakat miskin dan

mereka yang tidak memilki pekerjaan. Seperti yang disampaikan oleh B.I selaku

Kabid Tenaga Kerja, pada wawancara tanggal 6 Juli 2020:

“Kami ini di tenaga kerja memiliki program yang namanya padat karya.

Program padat karya ini dibuat untuk masyarakat miskin dan masyarakat

yang tidak memiliki pekerjaan kemudian kita rekrut untuk sama-sama

bergotong royong membangun daerahnya.”

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak M.S selaku Kasi

Pengembangan dan Produktivitas Tenaga Kerja pada wawancara tanggal 17 juli

2020:

“Program padat karya ini memang sangat erat kaitannya dengan

pengentasan kemiskinan. Jadi sasaran program ini memang adalah

masyarakat yang kurang mampu. Karena program ini menyasar masyarakat

miskin maka tentu kita ada jalur koordinasi dengan dinas sosial. Ini kan

program pemberdayaan jadi kita juga butuh dinas sosial karena semua data

kemiskinan yang kita butuhkan itu ada disana. Hal ini juga agar kita mudah

mengetahui tempat pelaksanaan program ini karena menyasar masyarakat

miskin dan dinas sosial tau semua itu.”

Koordinasi yang dilakukan diatas hanya sekedar pemberian data yang valid

agar program dapat berjalan lancar. Meski demikian, tetap instansi itu tidak dapat

melakukan atau menjalankan tugasnya tanpa adanya campur tangan dari instansi

lain. Kembali lagi karena setiap instansi atau organisasi memiliki perannya

masing-masing yang dapat membantu instansi lain dalam menjalankan tugas dan

fungsinya.

Bapak M.A selaku Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir

Miskin juga mengatakan hal yang sama pada wawancara tanggal 28 Juli 2020:

Page 67: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

55

“Iya tentu kita ada jalur koordinasi dengan bidang tenaga kerja. Apalagi

sekarang ada yang namananya program padat karya dari bidang tenaga

kerja, itu kita sama-sama membuat agar bagaimana program itu bisa

dijalankan dengan tetap memperhatikan masyarakat miskin. Makanya kita

ini ikut dalam program itu dan kita berikan semua data yang dibutuhkan

terkait dengan kemiskinan karena kita yang lebih tau jadi kita saling

membantu dan berkoordinasi mengenai program tersebut.”

Hasil wawancara diatas memperlihatkan bahwa ada pembagian kerja yang

jelas antara dinas sosial dan bidang tenaga kerja. Dinas sosial bertanggung jawab

mengenai masalah data kemiskinan yang akan digunakan pada program

pemberdayaan padat karya tersebut. Kemudian bidang tenaga kerja melakukan

upaya bersama dengan anggotanya untuk menjalankan program ini. Dengan

adanya data kemiskinan dari dinas sosial maka sasaran dari program ini sudah

jelas diberikan kepada masyarakat yang paling membutuhkan.

Inilah fungsi dari koordinasi dan pembagian kerja. Pekerjaan yang tidak bisa

dikerjakan sendiri pada akhirnya bisa diselesaikan jika saling membantu.

Pembagian kerja ini dilakukan karena masing-masing organisasi dan anggota

punya keahlian dan wewenangnya masing-masing. Seperti halnya pada dinas

sosial yang menangani secara khusus mengenai permasalahan kemiskinan yang

ada yang kemudian menggunakan wewenangnya ini untuk membantu bidang

tenaga kerja dalam melakukan pemberdayaan serta membantu mengurangi

kemiskinan.

d. Disiplin

Disiplin perlu diterapkan dalam seluruh aspek dalam kehidupan ini. Seluruh

kegiatan yang dilakukan harus disinkronkan dengan sikap disiplin agar kegiatan

dapat berjalan dengan lancar. Patuh terhadap setiap aturan yang ada merupakan

Page 68: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

56

sikap disiplin. Aturan dibuat berbeda-beda dan disesuaikan berdasarkan situasi

dan kondisi dari masing-masing tempat. Dalam organisasi, aturan dibuat untuk

dipatuhi tiap anggotanya agar organisasi itu dapat berjalan sesuai dengan tujuan

dan fungsinya. Jika tidak aturan yang diterapkan maka anggota hingga bahkan

pemimpin dapat melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya. Pemimpin harus

menunjukkan sikap disiplin yang baik agar bisa ditiru oleh para anggotanya. Hal

ini dilakukan agar kinerja yang telah diberikan mendapatkan hasil yang maksimal.

Disiplin kerja bisa dimulai dari manajemen waktu yaitu, kehadiran di kantor

tepat waktu sesuai aturan yang sudah ditetapkan. Aturan ini berlaku bagi semua

pegawai maupun pemimpin. Kemudian menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan

tepat waktu juga merupakan sikap disiplin. Hal ini disampaikan oleh Bapak B.I

selaku Kabid Tenaga Kerja pada wawancara pada tanggal 6 Juli 2020:

“Terkait dengan kedisiplinan, kami tidak terlalu banyak mengalami kendala

karena masing-masing pegawai pada dinas bersangkutan sudah mengetahui

apa-apa saja yang perlu dilakukan saat terjalin koordinasi. Jadi kami kalau

minta data pada dinas sosial dan sementara kadisnya tidak ada atau kabid

yang menangani kemiskinan tidak ada, nah mereka itu akan melimpahkan

wewenang kepada pegawai yang lainnya untuk segera mengirimkan data

yang dibutuhkan agar pekerjaan yang akan dilaksanakan tidak terhambat.”

Bapak M.A selaku Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir

Miskin juga memberikan tanggapannya menganai kedisiplinan seperti pada

wawancara tanggal 28 Juli 2020:

“Kami itu menekankan pada manajemen waktunya. Jadi kami itu

memberikan aturan waktu kepada pegawai agar bisa menyelesaikan

pekerjaan cepat dan tepat waktu. Karena kalau kita biarkan bekerja tanpa

ada batasan waktu, mereka itu biasanya menunda-nunda dan kalau terlalu

banyak waktu yang dibuang pekerjaaan juga otomatis terhambat.”

Dari kedua wawancara diatas, dapat dilihat bahwa sikap disiplin sudah ada

pada setiap pegawai karena memang itu sudah terus ditekankan agar sikap disiplin

Page 69: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

57

terus dimunculkan. Memberikan aturan waktu kepada para pegawai juga

merupakan hal yang baik untuk meminimalkan waktu yang ada sehingga

pekerjaan bisa selesai lebih cepat dan bisa melanjutkan dengan mengurus hal-hal

lain yang harus diselesaikan. Kesadaran akan sikap disiplin tentu sangat

diperlukan karena hal tersebut sangat mempengaruhi hasil kinerja nantinya.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Koordinasi Pemerintah

dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kab. Takalar

Dalam koordinasi antara Dinas Sosial dan Bidang Tenaga Kerja, ada

beberapa faktor yang mendukung dan menghambat selama pelaksanaan

koordinasi tersebut, diantaranya:

1. Faktor Pendukung

a. Mampu Bekerjasama

Para anggota antara dinas sosial dan bidang tenaga kerja memiliki semangat

dalam bekerjasama. Hal ini sempat disampaikan oleh Kepala bidang tenaga kerja

bahwa bekerjasama akan mampu memberikan hasil yang baik sebelum dan

selama pelaksanaan program. Dalam koodinasi kerjasama lebih meningkatkan

hubungan baik antar dinas terkait sehingga akan mudah untuk komunikasi

kedepannya.

2. Faktor Penghambat

a. Perbedaan Pendapat

Saat melakukan komunikasi, tentu akan ada pihak yang tidak setuju dengan

apa yang direncanakan. Perbedaan pendapat ini biasanya menghambat suatu

kegiatan yang awalnya sudah bisa ditargetkan pelaksanaannya, tapi dengan

Page 70: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

58

adanya hal ini maka pekerjaan pun akan terlambat. dalam program padat

karyayang dilaksanakan pemerintah, ada beberapa pihak yang kurang setuju jika

kegiatan ini dilaksanakan di wilayah tertentu. Namun melihat dengan melihat

angka kemiskinan tertingi di kecamatan polombangkeng utara, maka kegiatan ini

dilaksanakan di kecamatan tersebut.

b. Keakuratan Data

Saat akan menjalankan kegiatan, data merupakan hal yang penting. Data ini

digunakan untuk mengetahui dimana dan siapa yang akan menjadi target dalam

pelaksanaan suatu program. Penggunaan data oleh Bidang Tenaga terkait

pelaksanaan program padat program haruslah benar-benar valid agar terjadi

pemerataan dalam masyarakat terkait pelaksanaan program.

Page 71: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi dan wawancara bersama

informan pada Dinas Sosial, PMD dengan Bidang Tenaga Kerja Kab. Takalar

mengenai koordinasi pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Koordinasi pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan di

Kabupaten Takalar terbilang sudah cukup baik. Koordinasi masih

dijalankan demi mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Namun,

koordinasi disini hanya sekedar pemberian data antar instansi untuk

menjalankan suatu program. Program padat karya yang dilaksanakan di

Kabupaten Takalar merupakan program yang sangat bagus karena

menyasar masyarakat pengangguran dan masyarakat miskin.

2. Faktor pendukung dalam koordinasi antara Dinas sosial dengan Bidang

Tenaga Kerja yaitu, mampu bekerjasama dimana anggota saling

memberikan hal baik dalam pelaksanaan kegiatan. Faktor penghambat

dalam koordinasi diantaranya perbedaan pendapat yang tidak dapat

dihindarkan serta keakuratan data yang kadang belum valid dapat

menghambat jalannya kegiatan.

Page 72: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

60

B. Saran

Setelah peneliti melihat langsung pada Dinas Sosial dengan Bidang Tenaga

Kerja terkait koordinasi yang dilakukan, maka ada beberapa saran dari peneliti

antara lain:

1. Koordinasi antara Dinas Sosial dan Bidang Tenaga Kerja harus lebih

ditingkatkan lagi dalam pelaksanaannya sehingga mampu mencapai hasil

yang maksimal dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Diharapkan

kedepannya program padat karya bisa kembali dilaksanakan dengan lebih

baik agar masyarakat miskin mampu memperbaiki kehidupannya

2. Dinas Sosial dan Bidang Tenaga Kerja diharapkan mampu menciptakan

suatu inovasi program yang akan membuat koordinasi menjadi kuat dan

terus berlanjut yang menyasar masyarakat miskin sehingga kemiskinan

dan pengangguran dapat diatasi.

Page 73: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

61

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2009). Ilmu Sosial Dasar. PT. Rineka Cipta.

George, R. T. (2003). Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara,

2003. PT. Bumi Aksara.

Handoko, H. (2003). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE-

Yogyakarta.

Hartono, A. (2016). Koordinasi Antar Lembaga dan Stakeholder Dalam

Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat (Studi Kasus: Taman Flora dan

Taman Ekpresi di Kota Surabaya. Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Publik.

Hasibuan, M. S. P. (2006). Manajemen: dasar, Pengertian, dan Masalah. PT.

Bumi Aksara.

Hasibuan, M. S. P. (2012). Manajemen Sumber Daya manusia. Bumi Aksara.

Juliawati, N. (2012). KOORDINASI DAN USAHA KOORDINASI DALAM

ORGANISASI : SEBUAH KERANGKA STUDI. Jurnal Administrasi Bisnis

Unpar.

Prof. Dr. Emzir, M. P. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. PT.

Rajagrafindo Persada.

Putra, A. F. P., Nawawi, J., & Rahmatullah. (2014). Peran Pemerintah Kota

Makassar dalam Pengentasan Kemiskinan pada program UEP dan KUBE.

Ilmu Pemerintahan, 7, 127–136.

Setijaningrum, E. (2017). Program terpadu penanggulangan kemiskinan di Kota

Surabaya Integrated program design to overcome poverty in Surabaya.

Masyarakat, Kebudayaan Dan Politik, 30(8), 13–19.

Soekanto, S. (2009). Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Supriadi. (2017). Peran Pemerintah Daerah dalam Penanggulangan Kemiskinan

Melalui Program Khilan di Kota Palopo. 22–23.

Sutarto. (2012). Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Gajah Mada

University Press.

Yamin Sani, M. (2016). Kearifan Tradisi dan Pembangunan Berkelanjutan

(Dinamika Masyarakat dan Pembangunan di Provinsi Sulawesi Barat).

Masagena Press.

Page 74: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

62

Dokumen:

Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Sosial,

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal,

Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi

Kabupaten Takalar

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman

Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan

Kabupaten/Kota

Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan

Kemiskinan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin

Page 75: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 76: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

Kantor Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kab. Takalar

Page 77: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

Kantor Dinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kab. Takalar

Page 78: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

Foto saat melakukan waancara

Bapak Drs. H. Muhammad Arfah, M.A.P

(Kabid Pemberdayaan dan Penanganan Fakir Miskin)

Foto saat melakukan wawancara

Bapak Arzad, S.SOS, M.Si

(Staf Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa)

Page 79: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

Foto setelah sesi wawancara

Bapak Drs. Muh. Bahri Ikbal, MM

(Kabid Tenaga Kerja)

Foto saat melakukan wawancara

Bapak M. Syahrir, S. S.SOS, M. AP

(Kasi Pengembangan dan Produktivitas Tenaga Kerja)

Page 80: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

Foto saat melakukan wawancara dengan masyarakat

Ibu Norma dg. Baji

Foto saat melakukan wawancara dengan masyarakat

Ibu Muntu

Page 81: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …
Page 82: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …
Page 83: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …
Page 84: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …

RIWAYAT HIDUP

IRMA SAFIRA, Lahir di Makassar pada tanggal 18

Juni 1998. Anak kedua dari 4 bersaudara, anak

pasangan dari ARIFIN dan RITHA. Penulis memulai

pendidikannya di SD Karuwisi Makassar Tahun 2004,

kemudian penulis pindah sekolah dan menyelesaikan

Pendidikan Sekolah Dasarnya di SD Negeri No. 025 Sanrobone dan selesai pada

tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di SMP

Negeri 1 Mappakasunggu dan tamat pada tahun 2013, Kemudian penulis kembali

melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Takalar pada tahun 2013

dan selesai pada tahun 2016. Pada tahun 2016 peneliti kemudian melanjutkan

pendidikan ke jenjang selanjutnya yaitu di Perguruan Tinggi Universitas

Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Pemerintahan. Pada tahun 2020 ini, penulis akan meraih gelar

Sarjana Strata Satu (S1) dalam karya ilmiah dengan judul “Koordinasi

Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Kemiskinan Di Kabupaten

Takalar”

Page 85: KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …