koordinasi antar stakeholder di kawasan ekonomi …

134
KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS TANJUNG LESUNG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Strata-1 Program Studi Studi Destinasi Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Oleh : FERONICA TIARA PUTRI NIM: 201520388 PROGRAM STUDI STUDI DESTINASI PARIWISATA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2019

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS

TANJUNG LESUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

Program Strata-1

Program Studi Studi Destinasi Pariwisata

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Oleh :

FERONICA TIARA PUTRI

NIM: 201520388

PROGRAM STUDI STUDI DESTINASI PARIWISATA

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA

BANDUNG

2019

Page 2: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

karuniaNya sehingga skripsi yang berjudul “Koordinasi Antar Stakeholder di Kawasan

Ekonomi Khusus Tanjung Lesung.” ini dapat terselesaikan.

Penulisan Skripsi ini berjalan lancar tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

berbagai pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya

kepada:

1. Bapak Faisal MM.Par., CHE. selaku Ketua. Sekolah Tinggi Pariwisata NHI

Bandung

2. Ibu Endah Trihayuningtyas. S.Sos., M.M.Par selaku Ketua Program Studi Destinasi

Pariwisata dan pembimbing I

3. Dr. Herlan Suherlan, M.M. selaku pembimbing II

4. Seluruh Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang telah memberikan ilmu

serta pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi

Pariwisata.

5. Kepada seluruh informan penting selama penulisan skripsi ini, Dinas Pariwisata

Provinsi Banten, Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang, Administrator KEK

Tanjung Lesung, PT. Banten West Java, POKDARWIS Tanjungjaya, Desa Wisata

Batik Cikadung, Kampung Nelayan, Radar Banten, Banten Pos, UNTIRTA, dan

UNMA Banten.

6. Ibunda dan Ayahanda penulis yang tidak pernah lelah untuk memberi dukungan

penuh kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Dan kedua

kakakku tercinta yang selalu mengingatkan penulis agar menyelesaikan Skripsi tepat

waktu.

7. Teman-teman Kontrakan Hijau (Raynata, Tsara, Hasna, Vio, Adji, Adika, Aldo,

Fahri, Qisha, Nisa, dan Salma) yang sudah menemani penulis dalam suka dan duka

selama kurang lebih 4 tahun ini.

8. Untuk Kiri, yang selalu sabar dan setia menemani penulis dalam menyusun skripsi

ini.

9. Untuk teman seperjuanganku, Gianida, Ajeng, Dewi, Tiju, dan Rurry yang memberi

dukungan moral dan setia menemani penulis sejak SMA.

10. Seluruh keluarga SDP 2015 yang memberikan semangat, dukungan dan juga saran

selama penulisan berlangsung.

Page 3: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

3

11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis selama pembuatan laporan ini yang

tidak bisa di sebutkan satu-persatu.

Bandung, Oktober 2019

Penulis

Page 4: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

4

ABSTRAKSI

Tanjung Lesung ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus pada tahun 2012 dan

resmi beroperasi pada tahun 2015. Tujuan dibentuknya KEK adalah membuka suatu

wilayah yang sebelumnya terpencil menjadi sebuah lokomotif ekonomi yang baru, baik

itu pariwisata ataupun industri lainnya, yang apabila suatu kawasan itu tumbuh maka

akan membuat kawasan-kawasan disekitarnya untuk ikut tumbuh dan dapat mengangkat

industri perekonomian kawasan tersebut. Pengembangan pariwisata dalam KEK

Tanjung Lesung tentu tidak hanya melibatkan peran Pemerintah dan Pengelola saja,

akan tetapi masyarakat lokal, Media dan Akademisi juga perlu diikutsertakan dalam

kegiatan pariwisata di dalam Kawasan tersebut. Namun permasalahan di lapangan

seringkali karena kurangnya keterlibatan stakeholders terkait, dimana seharusnya

kerjasama antar stakeholders termasuk masyarakat lokal sangat berpengaruh dalam

pengembangan suatu kawasan wisata. Dalam permasalahan ini dibutuhkannya tujuan

yang sama antar stakeholder dari KEK Tanjung Lesung sendiri, demi mencapainya

tujuan yang sama itulah dibutuhkannya sebuah koordinasi. Aspek yang diteliti pada

penelitian ini adalah bentuk peran serta bentuk koordinasi stakeholder di KEK Tanjung

Lesung dengan tujuan mengkaji bentuk peran serta koordinasi para stakeholder di KEK

Tanjung Lesung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif dan metode pengumpulan data wawancara dan studi dokumentasi dengan

teknik analisis reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sehingga dapat

diketahui bahwa peran para stakeholder sudah sesuai dengan teori, sedangkan koordinasi

yang terjadi masih belum terlihat baik dikarenakan factor komunikasi yang masih sangat

minim antar pemangku kepentingan.

Kata Kunci : Kawasan Ekonomi Khusus, Stakeholder, Bentuk Peran, Bentuk Koordinasi

Page 5: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

5

ABSTRACT

Tanjung Lesung was designated a Special Economic Zone for 2012 and was officially

held in 2015. The aim of establishing the SEZ was an area that had previously been

transformed into a new economic locomotive, would later develop so that it would

making the regions facing each other to participate in growing and can be appointed

industrial area. Tanjung Lesung SEZ tourism development certainly does not only

involve the role of the Government and Administrator, but also the local community,

Media and Academics also need to be included in tourism activities in the Area.

However, in the field, questioning the relevant stakeholders, which involves cooperation

between stakeholders including local communities who are very involved in the

development of tourist areas. In this debate the same goals are needed among the

stakeholders of the Tanjung Lesung SEZ itself, to achieve the same goals is needed by a

coordination. The aspect that supports this research is the form of the role and the form

of stakeholder coordination in the Tanjung Lesung SEZ with the aim of examining the

form of the participation and coordination of the stakeholders in the Tanjung Lesung

SEZ. This research uses descriptive method by discussing qualitative data and interview

data collection methods and case studies with data reduction analysis, data presentation

and conclusion. The stakeholders are in accordance with the theory, while the

relationship that occurs is still visible because the communication factor is still very

minimal among the stakeholders.

Keywords: Special Economic Zone, Stakeholders, Form of Participation, Form of

Coordination

Page 6: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

ABSTRAKSI........................................................................................................... 4

ABSTRACT .............................................................................................................. 5

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 6

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 8

DAFTAR TABEL ................................................................................................... 9

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 10

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ....................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 6

E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II ..................................................................................................................... 8

TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 8

A. Kajian Teori .............................................................................................. 8

1. Stakeholder ........................................................................................... 8

2. Koordinasi ........................................................................................... 15

B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 23

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 27

BAB III.................................................................................................................. 29

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 29

A. Desain Penelitian .................................................................................... 29

H. Partisipan dan Tempat Penelitian ........................................................... 30

I. Pengumpulan Data ..................................................................................... 31

J. Analisis Data .............................................................................................. 33

K. Rencana Pengujian Keabsahan Data ...................................................... 34

L. Jadwal Penelitian .................................................................................... 36

BAB IV ................................................................................................................. 37

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 37

1. Profil KEK Tanjung Lesung ............................................................... 37

2. Bentuk Peran Stakeholders di KEK Tanjung Lesung ......................... 44

3. Bentuk Koordinasi Stakeholder di KEK Tanjung Lesung.................. 59

Page 7: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

7

B. Pembahasan ............................................................................................ 68

1. Bentuk Peran Stakeholder di KEK Tanjung Lesung .......................... 68

2. Bentuk Koordinasi di KEK Tanjung Lesung ...................................... 73

BAB V ................................................................................................................... 76

A. Simpulan ................................................................................................. 76

B. Implikasi ................................................................................................. 77

C. Saran ....................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79

Page 8: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

8

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 .................................................................................................................... 16

GAMBAR 2 .................................................................................................................... 28

GAMBAR 3 .................................................................................................................... 40

GAMBAR 4 .................................................................................................................... 41

GAMBAR 5 .................................................................................................................... 43

GAMBAR 6 .................................................................................................................... 49

GAMBAR 7 .................................................................................................................... 51

GAMBAR 8 .................................................................................................................... 52

GAMBAR 9 .................................................................................................................... 54

GAMBAR 10 .................................................................................................................. 55

Page 9: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

9

DAFTAR TABEL

TABEL 1 ........................................................................................................................ 9

TABEL 2 ........................................................................................................................ 23

TABEL 3 ........................................................................................................................ 30

TABEL 4 ........................................................................................................................ 36

TABEL 5 ........................................................................................................................ 46

TABEL 6 ........................................................................................................................ 60

Page 10: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

10

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 .............................................................................................................. 85

LAMPIRAN 2 .............................................................................................................. 89

LAMPIRAN 3 .............................................................................................................. 108

LAMPIRAN 4 .............................................................................................................. 118

LAMPIRAN 5 .............................................................................................................. 120

LAMPIRAN 6 .............................................................................................................. 122

Page 11: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam . mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional, diperlukan

peningkatan penanaman modal melalui penyiapan kawasan yang memiliki

keunggulan ekonomi dan geostrategis. Kawasan tersebut dipersiapkan untuk

memaksimalkan kegiatan industri, ekspor, impor dan kegiatan ekonomi lain yang

memiliki nilai ekonomi tinggi. Program pembangunan yang diupayakan oleh

pemerintah saat ini yaitu program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). UU No. 39

Tahun 2009 menjelaskan bahwa KEK adalah kawasan dengan batas tertentu

dalam wilayah hukum NKRI yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi

perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK memiliki bentuk berupa

kawasan yang terdiri dari satu atau beberapa zona seperti pengolahan ekspor,

logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, atau ekonomi lain.

Salah satu wilayah yang telah disetujui dan ditetapkan oleh pemerintah pusat

menjadi KEK yaitu Tanjung Lesung.

Berlokasi di ujung paling barat Pulau Jawa, yaitu Kabupaten Pandeglang,

Banten, KEK Tanjung Lesung merupakan KEK Pariwisata pertama dan telah

diresmikan beroperasi pada Februari 2015. Zona Pariwisata dalam KEK memiliki

fungsi sebagai area yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha pariwisata untuk

mendukung penyelenggaraan hiburan dan rekreasi,

Page 12: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

12

pertemuan, perjalanan insentif dan pameran, serta kegiatan pariwisata lainnya.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2012

menyatakan bahwa PT. Banten West Java Tourism Development Corporation

sebagai badan usaha yang mengelola KEK Tanjung Lesung dan berada dibawah

naungan PT. Jababeka Group Tbk. Salah satu kriteria untuk mengusulkan suatu

kawasan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus adalah pemerintah

provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan mendukung pembentukan KEK,

dalam hal ini diperlukannya kerjasama yang kuat antar badan usaha dan

pemerintah setempat.

Pengembangan pariwisata dalam KEK Tanjung Lesung tentu tidak hanya

melibatkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Badan Usaha (swasta) saja,

akan tetapi masyarakat lokal juga perlu diikutsertakan dalam kegiatan pariwisata

di dalam Kawasan. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, keberhasilan

dalam pengembangan di dalam suatu daerah terutama dalam bidang pariwisata

sudah semestinya membutuhkan sinergi dengan para pemangku kepentingan,

tidak hanya dengan pemerintah daerah namun pelibatan masyarakat juga menjadi

suatu titik keberhasilan. (Raharjana, 2012; dan Rahmawati, Noor, Wanusmawati,

2014). Namun permasalahan di lapangan seringkali karena kurangnya keterlibatan

stakeholders terkait, dimana seharusnya kerjasama antar stakeholders termasuk

masyarakat lokal sangat berpengaruh dalam pengembangan suatu kawasan wisata.

Dalam proses pengembangan pariwisata, pemangku kepentingan yang berbeda

memiliki kepentingan yang berbeda-beda pula (Garrod dan Fyall, 2001; Ladkin

dan Bertramini, 2002; Sinh, 2016)

Page 13: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

13

Kendala diantara para pemegang kepentingan kemungkinan dapat terjadi,

dalam penelitian yang ditulis oleh Mahfud, dkk. (2015) banyaknya elemen

pemerintah yang terlibat dalam implementasi kawasan wisata menyebabkan

kendala tersendiri dari aspek institusional yaitu kurangnya keterpaduan dan

koordinasi antar stakeholder dalam mengelola pengembangan pariwisata.

Subarsono (2005:93) berpendapat bahwa struktur birokrasi yang terlalu banyak

berpotensi melemahkan pengawasan serta menimbulkan redtape (prosedur

birokrasi yang rumit dan kompleks) maka dari itu diperlukannya struktur birokrasi

yang efektif dan efisien. Sikap dan presepsi para stakeholder juga mempengaruhi

tingkat keberhasilan pengembangan pariwisata, sedangkan stakeholder memiliki

peran yang berbeda dan perlu dipahami sedemikian rupa agar pengembangan

objek dan daya tarik wisata di suatu daerah dapat terwujud dan terlaksana dengan

baik. (Amalyah dkk, 2016).

Sehingga dapat disimpulkan dalam pengembangan pariwisata tidak luput dari

permasalahan, dan kendala para pemangku kepentingan khususnya dari faktor

internal. Maka sudah seharusnya stakeholder memahami secara penuh tugas dan

perannya dalam pengembangan pariwisata daerah, selain itu upaya untuk

membangun hubungan yang kuat antar stakeholder juga dibutuhkan agar tidak

terjadi ketimpangan antar pihak dikarenakan banyaknya elemen yang terlibat

dalam pengembangan pariwisata daerah.

Gubernur Banten Wahidin Halim menyatakan bahwa sejak ditetapkannya

sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus

Tanjung Lesung dinilai sangat lamban dan belum menunjukan proses yang

signifikan, progres target yang telah ditetapkan juga tidak sesuai dengan

Page 14: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

14

perencanaan. Kurangnya investor dalam pengembangan Kawasan Ekonomi

Khusus Tanjung Lesung menjadi salah satu alasan lambannya pengelola dalam

mengembangkan kawasan tersebut. (Tempo, 2018) Dilansir dari pemberitaan

Bisnis.com Kepala Bidang Investasi Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata

Nurwan Hadiyono mengatakan Jepang berkeinginan untuk menginvestasikan

sejumlah paket wisata di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung dan Tanjung

Kelayang. Namun akomodasi (Hotel, Cottage) serta aksesibilitas (Jalan Tol) di

Kawasan Tanjung Lesung masih belum memadai, hal ini menjadi penghambat

investor asing untuk masuk kedalam kawasan ini.

Fenomena yang telah dipaparkan tersebut menunjukkan bahwa

dibutuhkannya tujuan yang sama antar stakeholder dari KEK Tanjung Lesung

sendiri, demi mencapainya tujuan yang sama itulah dibutuhkannya sebuah

koordinasi. Koordinasi sangatlah penting di dalam suatu organisasi baik

organisasi publik maupun organisasi swasta, koordinasi dilakukan untuk

menciptakan suatu usaha yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah

ditentukan.

Dilihat dari fenomena lapangan tersebut, pihak pengelola beserta pemerintah

tidak berdampingan dalam mencapai tujuan, artinya koordinasi antar pemangku

kepentingan masih dapat dikatakan kurang yang mengakibatkan lambannya

perkembangan pariwisata di KEK Tanjung Lesung. Padahal koordinasi

merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan program atau kegiatan

yang melibatkan 2 lembaga atau lebih karena menurut A.E.Benn (1952) dalam

bukunya yang berjudul The Management Dictionary bahwa koordinasi adalah

penyusunan usaha-usaha kelompok di dalam suatu kelangsungan dan keteraturan

Page 15: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

15

sikap sehingga menciptakan kesatuan tindakan dalam mengusahakan tercapainya

tujuan bersama.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disusun di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung dinilai sangat

lamban dan belum menunjukan proses yang signifikan, serta progress target

yang ditetapkan juga tidak sesuai dengan perencanaan. Pernyataan tersebut

disampaikan langsung oleh Pemerintah Daerah Provinsi Banten.

2. Banyaknya elemen pemerintah yang terlibat dalam implementasi kawasan

wisata menyebabkan kendala tersendiri dari aspek institusional yaitu

kurangnya keterpaduan dan koordinasi antar stakeholder dalam mengelola

pengembangan pariwisata

3. Sikap dan presepsi para stakeholder juga mempengaruhi tingkat keberhasilan

pengembangan pariwisata, dan stakeholder memiliki peran yang berbeda dan

perlu dipahami sedemikian rupa agar pengembangan pariwisata dapat

terwujud dan terlaksana dengan baik

Melihat adanya potensi kendala dalam pengembangan Kawasan Ekonomi

Khusus di Tanjung Lesung khususnya dalam pengelolaan yaitu Stakeholder

terlibat, seperti yang telah diuraikan diatas, maka dibutuhkan adanya penelitian

yang lebih mendalam tentang koordinasi antar Stakeholder yang terlibat. Sehingga

mampu mewujudkan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus yang sesuai

dengan rencana induk yang telah dibuat. Maka dari itu penulis mengambil judul:

Page 16: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

16

Koordinasi Antar Stakeholder di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung

Lesung.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka secara

umum penelitian ini berfokus pada bentuk koordinasi antar stakeholder di

Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung. Berdasarkan fokus penelitian

tersebut, maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk peran Stakeholder dalam pengembangan pariwisata di

KEK Tanjung Lesung?

2. Bagaimana bentuk koordinasi antar Stakeholder dalam pengembangan

pariwisata di KEK Tanjung Lesung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sendiri mencakup:

1. Mengkaji bentuk peran Stakeholder dalam pengembangan pariwisata di KEK

Tanjung Lesung

2. Mengkaji bentuk koordinasi Stakeholder dalam pengembangan pariwisata di

KEK Tanjung Lesung

D. Keterbatasan Penelitian

Page 17: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

17

Keterbatasan penelitian dalam penelitian ini adalah sulitnya mencari informan

khususnya dari perspektif media dan akademisi dalam pengembangan pariwisata

di KEK Tanjung Lesung. Minimnya informasi yang didapatkan mengenai topik

dan pembahasan skripsi ini juga menjadi keterbatasan dalan penelitian. Selain hal

tersebut, peneliti pun kesulitan untuk mendapatkan data sekunder mengenai KEK

Tanjung Lesung serta Laporan Progress Perkembangan dikarenakan pergantian

kepengurusan Administrator KEK Tanjung Lesung sehingga seluruh data dan

informasi dipindah tangankan.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi,

pertimbangan dalam pelaksanaan kegiatan serta kontribusi secara menyeluruh

yang bermanfaat bagi para Stakeholders di KEK Tanjung Lesung. Penelitian

ini juga dapat menjadi bahan masukan terhadap PT. Banten West Java dalam

pengembangan pariwisata, selaku pengelola KEK Tanjung Lesung.

2. Manfaat Akademis

Manfaat dari penelitian secara akademis yaitu dapat digunakan sebagai

informasi tambahan terkait penerapan ilmu Pariwisata dalam pengelolaan

destinasi khususnya Stakeholder mengenai koordinasi antar elemen.

Page 18: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Stakeholder

Stakeholder menurut Freeman (1984:46) dalam sebuah organisasi adalah

individu atau kelompok yang dipengaruhi atau mempengaruhi pencapaian dari

sebuah organisasi. Namun Janita (2003) menyatakan bahwa ada hubungan di

antara para pemangku kepentingan tersebut, sebagai contoh yaitu koalisi

pemangku kepentingan cenderung memiliki pengaruh lebih besar daripada

stakeholder tunggal. Dalam Peric, Durkin dan Lamot (2014:275) Stakeholder

bersifat multidisiplin karena dapat beresonansi dengan isu-isu sosiologi, ekonomi,

dan psikologis sehingga dapat diterapkan untuk membongkar fenomena yang

terjadi di sektor terkait. Hal ini berkaitan dengan pariwisata, dimana pariwisata

telah menjadi subjek penelitian multidisiplin yang luas karena memiliki fenomena

yang kompleks dan kekuatan ekonomi.

Aas, C., Ladkin, A., & Fletcher, J. (2005: 36) melihat stakeholder pariwisata

sebagai individu atau kelompok yang terlibat, tertarik, atau terpengaruh (positif

atau negatif) oleh pariwisata, oleh karena itu keterlibatan stakeholder yang efektif

harus diterapkan untuk mengurangi potensi konflik antara wisatawan dan host

untuk membentuk cara di mana pariwisata dapat berkembang. Peric, Durkin dan

Lamot (2014:277) juga mengatakan bahwa stakeholder mempengaruhi

pengembangan pariwisata dalam banyak hal termasuk permintaan dan penawaran

Page 19: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

19

pariwisata, regulasi, pengelolaan dampak pariwisata, sumber daya manusia, dan

yang lainnya.

Tabel 1

POTENTIAL BENEFITS AND POTENTIAL PROBLEMS OF

COLLABORATION AND PARTNERSHIP IN TOURISM

DEVELOPMENT

Potential Benefits Potential Problems

Involving several

stakeholders who are

affected by tourism can

increase the latter‟s social

acceptance

Decision making power could diffuse to those

directly affected by tourism

More constructive and accepting attributes could

emerge

Knowledge, attitudes and

other capacities can be

brought to the decision-

making process

Working together can create greater innovation

Greater stakeholder involvement can create an

increased commitment to

putting decision into action

Creates a pooling of

resources that might lead to

their more effective use.

There may be a greater understanding of the

economic, environmental

and social issues, and a

greater sensitivity to local

communities and

conditions.

It will be possible to have

more diverse tourism

product offerings at the

destination and to

maximize economic

impact.

The partnership may be merely

„window dressing‟, with

limited number of stakeholders

participating in decision

making. It may be difficult to

include everyone equitably,

and some may simply be

uninterested or inactive,

relying on others for results.

Stakeholders with less power may have less influence and

could be excluded, with

healthy conflict stifled. Power

could shift to those with better

political skills.

Involving too many stakeholders could mean

having to use more resources,

and be costly and time-

consuming. It could also lead

to obscurity on who is

accountable for what, and

reduced control over any

actions

The power of some

stakeholders may be so great

that it leads to powerful

subgroups and coercion to

press forward their own cases

Tourism development may lack any consensus, innovation or

entrepreneurial thinking due to

vested interests of multiple

stakeholders and their not

wishing to disclose too much.

The tourism collaboration may simply become bureaucracy far

outliving its intended use

Page 20: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

20

Sumber: Glenn (2013)

Tabel 1 menjelaskan bahwa dalam kolaborasi multipihak memiliki potensi

keuntungan maupun potensi masalah, hal ini disebutkan dalam Buku. Introduction

To Tourism Management : An Asian Perspective Oleh McCartney Glenn (2013)

bahwa semakin banyaknya pihak yang terlibat maka semakin banyak pula

pandangan serta pemikiran yang berbeda mengenai pengembangan pariwisata dan

dapat menimbulkan ide-ide baru serta gagasan baru mengenai pengembangan

pariwisata. Tidak luput dari nilai positif tersebut, apabila banyaknya pihak yang

terlibat maka dapat menimbulkan kesenjangan dikarenakan kekuatan, serta peran

pemangku kepentingan yang berbeda-beda dalam pengembangan.

Kementrian Pariwisata Indonesia mencanangkan salah satu strategi dalam

pengembangan pariwisata melalui Model Pentahelix. Model Pentahelix

dituangkan ke dalam Peraturan Menteri (Permen) Pariwisata Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2016 oleh menteri pariwisata Arief Yahya, tentang Pedoman

Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Bahwa untuk menciptakan orkestrasi dan

memastikan kualitas aktivitas, fasilitas, pelayanan, dan untuk menciptakan

pengalaman dan nilai manfaat kepariwisataan agar memberikan keuntungan dan

manfaat pada masyarakat dan lingkungan, maka diperlukan pendorong sistem

kepariwisataan melalui optimasi peran bussiness, government, community,

academic, and media (BGCAM).

Page 21: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

21

a. Akademisi

Akademisi adalah sumber pengetahuan, mereka memiliki konsep dalam

mengembangkan suatu bisnis untuk mencapai keunggulan kompetitif yang

berkelanjutan (Muhyi dkk, 2017).

Peran akademisi dapat berperan memberikan pandangan dan analisis

berdasarkan data di lapangan mengenai tingkat perkembangan dan juga

formula tepat memajukan kepariwisataan melalui berbagai penelitian, analisis,

serta pengembangan sdm. SDM di industri pariwisata berperan selaku motor

penggerak kelangsungan industri, serta penentu daya saing industri pariwisata

(Aribowo, 2019).

Menurut Halibas, et al (2017:168) akademik berperan sebagai berikut:

1) Diskusi akademik terutama berfokus pada inovasi untuk melakukan

komersialisasi penelitian dan kemitraan dengan sektor public dan swasta

2) Selain sebagai sumber pengetahuan, lembaga akademik juga bertanggung

jawab untuk berkembang tidak hanya keterampilan kerja, tetapi juga

keterampilan inovatif, kewirausahaan, dan giat sebagai bagian dari nilai-nilai

inti organisasi mereka.

3) Institusi akademisi memiliki fungsi sebagai standarisasi dalam penelitian dan

pengembangan destinasi.

4) Sebagai lembaga yang dapat memberikan sertifikasi terhadap penelitian

b. Bisnis

Pihak industry atau usaha swasta harus mempunyai kemampuan untuk

selalu meningkatkan persediaan modal, membuka kegiatan baru, dan

Page 22: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

22

menawarkan kesempatan berusaha baru untuk masyarakat luas (Sunaryo,

2013). Annuar (2012) menjelaskan bahwa sektor swasta juga memainkan

peran penting dalam persiapan ruang, kegiatan, dan produk meskipun lebih

fokus pada pengembangan berorientasi keuntungan. Terlihat dari

keterlibatannya dalam ruang (sebagian besar sektor swasta mencurahkan

perhatian pada pengembangan berdasarkan suprastruktur dan lokasi yang

sesuai), kegiatan (pengembangan berdasarkan acara khusus dan hiburan), dan

produk (Pelayanan, hospitality, dan keterlibatan). Fungsi utama sektor swasta

diarahkan untuk akomodasi (hotel, apartemen), makanan dan minuman

(restoran, kafe), belanja dan hiburan (pusat perbelanjaan, taman hiburan,

bioskop, MICE) dan lainnya.

Di antara ruang, kegiatan dan produk yang dimiliki oleh sektor swasta

adalah taman hiburan, pusat perbelanjaan, resort, lapangan golf, teater, toko

cinderamata dan agen pariwisata (Gunn, 1994).

c. Government

Ricther (1989) menyatakan di mana pariwisata berhasil atau gagal

sebagian besar merupakan fungsi dari tindakan politik dan administrasi,

bukan fungsi keahlian ekonomi atau bisnis. Pemerintah perlu turut serta

dalam mendorong pembentukan manajemen pada sebuah destinasi yang

mampu mengoptimalkan sumberdaya (elemen), destinasi

Menurut Sheehan et al. (2007) pemerintah bertindak sebagai pemberi

modal, dan memberikan visi untuk pengembangan masyarakat dan wisata,

serta memastikan kepentingan infrastruktur. Selain itu, pemerintah juga perlu

Page 23: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

23

berperan aktif dalam perencanaan dan perumusan kebijakan, dan membantu

dalam pelaksanaan inisiatif pariwisata (Edgell et al., 2008), serta

pengembangan dan promosi pariwisata berikut undang-undang (Page &

Connell, 2007). Mereka menggunakan pendapatan perpajakan untuk

mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pariwisata yang

menguntungkan seperti infrastruktur. Pemerintah cenderung lebih terlibat

apabila sektor pariwisata mempengaruhi perekonomian daerah, Pemerintah

juga dapat merangsang pariwisata melalui penawaran keuangan insentif untuk

pemasok pariwisata, mensponsori penelitian, atau melalui pemasaran dan

promosi (Page & Connell, 2007).

d. Community

Hermantoro (2011) menjelaskan bahwa komunitas lokal adalah

komunitas yang tinggal pada area geografis yang sama, dan pada saat ini

komunitas lokal tidak lagi merupakan suatu kelompok yang homogen, bahkan

komunitas lokal ini pun hampir selalu bersifat heterogen sebagaimana banyak

dipahami di dalam realitas sosial.

Swarbrooke (1999) mengklasifikasikan komunitas lokal menjadi

beberapa kelompok:

1) Masyarakat memiliki kontrol penuh terhadap kebijakan strategis dan

keputusan taktis dalam kaitannya dengan pariwisata di daerah mereka,

2) Masyarakat memiliki hak veto atas semua kebijakan pariwisata dan keputusan

yang berada di tangan badan-badan sektor public,

Page 24: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

24

3) Masyarakat menetapkan prioritas dan parameter untuk kebijakan dan / atau

keputusan sektor public,

4) Masyarakat diizinkan untuk memilih kebijakan atau strategi dari sejumlah

kecil pilihan yang telah dihasilkan oleh para pembuat kebijakan sektor public,

5) Pandangan masyarakat digunakan untuk membantu membenarkan keputusan-

keputusan yang diambil oleh badanbadan sektor public,

6) Mereka melakukan konsultasi dengan masyarakat namun pandangan tersebut

tidak secara signifikan mempengaruhi kebijakan sektor publik.

e. Media

Media di dalam penta helix sendiri menurut Hernanda, Mindarti dan

Riyanto (2018) berperan sebagai katalisator (brand image dan brand

awareness). Media juga sebagai pemangku kepentingan yang memiliki

informasi lebih untuk mengembangkan bisnis dan berperan penting dalam

mempromosikan bisnis (Muhyi, dkk 2017). Hernanda et al (2018:131) juga

mengatakan bahwa

sosial media dan jurnalis turut membantu dalam memasarkan pariwisata

secara online.

Peran dari media menurut Swarbrooke (1999:139) terbagi ke dalam dua,

yaitu:

1) Memberikan tujuan wisatawan saran tentang masalah di destinasi;

2) Meningkatkan kesadaran akan masalah sosial dan pemerintahan kebijakan di

destinasi wisata

Page 25: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

25

2. Koordinasi

Koordinasi dijelaskan oleh Moekijat (1994) sebagai penyesuaian kembali

kegiatan-kegiatan yang saling bergantung atau penyusunan dari individu,

kelompok atau organisasi yang dilakukan secara teratur dalam mencapai

tujuan bersama. Hal serupa juga diungkapkan oleh Handayaningrat (1984)

bahwa koordinasi sebagai usaha dalam menyatukan kegiatan-kegiatan dari

unit kerja organisasi, sehingga organisasi dapat bergerak sebagai satu

kesatuan yang bulat untuk melaksanakan seluruh tugas dalam mencapai

tujuan organisasi. Silalahi (2001) mengartikan juga sebagai suatu kegiatan

yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat untuk saling tukar-

menukar informasi dan melakukan penyesuaian bersama untuk suatu hal

tertentu.

Berdasarkan definisi yang telah dijabarkan di atas, bahwa koordinasi

merupakan suatu usaha untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan dari berbagai

organisasi atau unit-unit yang berbeda dan bersifat mengikat, serta mengacu

pada suatu pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Meskipun definisi dari koordinasi diatas dijabarkan secara umum,

kebutuhan untuk definisi koordinasi yang lebih mendalam diperlukan

khususnya dalam literatur kebijakan dan pemerintahan. Di dalam buku The

Coordination of Public Sector Organizations menjelaskan mengenai

koordinasi menurut Hall dalam Bouckaret, Peters and Verhoest (2010:15)

yaitu sejauh mana suatu kelompok atau organisasi berusaha untuk

memastikan bahwa kegiatan mereka memperhitungkan kegiatan organisasi

lain. Sedangkan menurut Lindblom, koordinasi merupakan penyesuaian

Page 26: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

26

timbal balik antara aktor atau yang berkepentingan dan menghasilkan nilai

positif kepada para partisipan lainnya tanpa menghasilkan nilai negatif.

Metcalfe (1994; lihat Gambar 1) telah menyajikan skala koordinasi

dalam sektor pemerintah secara keseluruhan, mulai dari keputusan

independen oleh organisasi sebagai tingkat koordinasi terendah (atau dalam

hal ini hampir tidak adanya koordinasi), kegiatan di antara program

pemerintah, hingga tingkat kerjasama dan koherensi yang sangat tinggi

ditunjukkan oleh strategi pemerintah yang koheren dan mencakup semua

bidang sektor pemerintahan. Dengan demikian, koordinasi pada satu tingkat

dapat dicapai, sedangkan koordinasi pada tingkat yang lebih tinggi mungkin

tidak dapat dicapai.

Gambar 1

Tingkat Koordinasi dalam Sektor Pemerintahan

Sumber: Bouckaret, Peters and Verhoest (2010:15)

Pada hakikatnya, koordinasi merupakan hasil dari kerjasama, saling

bantu membantu dan menghargai tugas, fungsi dan tanggung jawab dari

setiap pihak, karena setiap unit atau pihak dalam melaksanakan kegiatannya,

Page 27: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

27

berdasarkan bantuan dari unit atau pihak lainnya. Sehingga adanya saling

ketergantungan inilah yang mendorong adanya kerjasama.

Keberhasilan koordinasi juga dipengaruhi oleh bantuan sarana

komunikasi yang baik, maka dari itu komunikasi administrasi yang disebut

juga sebagai hubungan kerja memegang peranan yang penting bagi

tercapainya koordinasi. (Handayaningrat, 1989)

a. Tujuan Koordinasi

Koordinasi memiliki beberapa tujuan, berikut merupakan penjabaran dari

Ndraha (2003:295):

1) Menciptakan dan memelihara efektivitas organisasi sebaik mungkin melalui

sinkronisasi, penyerasian, kebersamaan dan kesinambungan antar elemen

suatu organisasi;

2) Mencegah konflik dan menciptakan efisiensi sebaik mungkin setiap kegiatan

interdependen yang berbeda-beda melalui kesepakatan yang melibatkan pihak

yang terkait

3) Menciptakan dan memelihara sifat yang saling responsive dan antisipatif di

kalangan unit kerja yang berbeda-beda, agar keberhasilan unit kerja yang satu

tidak rusak oleh keberhasilan unit kerja yang lain, melalui jaringan informasi

dan komunikasi efektif.

b. Bentuk Koordinasi

Koordinasi memiliki berbagai bentuk, seperti yang telah di jelaskan oleh

Hasibuan dalam Sukarno (2016) antara lain:

Page 28: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

28

1) Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi

manusia dapat saling berhubugan satu sama lain baik dalam kehidupan

sehari-hari, tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.

Komunikasi yang terjalin dalam koordinasi harus menciptakan hubungan

yang produktif. Komunikasi dilakukan secara formal dan informal,

komunikasi organisasi dan individu, komunikasi eksternal dan internal.

Hubungan yang produktif hasil komunikasi yang efektif akan sangat

membantu keberhasilan koordinasi.

Menurut Deni Darmawan (2007:2-4) komunikasi itu sendiri dapat terbagi

dalam beberapa bentuk, diantaranya dalam bentuk komunikasi personal

(personal communiaction) dan komunikasi kelompok (group communication).

Selain itu komunikasi juga dapat bersifat tatap muka (face–to–face) dan

melalui perantara media lain (mediated). Menurut Tono Kartono (2008:168),

dalam prosesnya komunikasi itu juga terbagi dalam dua bentuk komunikasi,

yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif merupakan

suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator

dengan komunikan, di mana antara keduanya aktif berkomunikasi, sehingga

terjadi timbal balik di antara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di

mana komunikator menyampaikan informasi atau ide terhadap halayaknya

atau komunikan sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan tidak

mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik dari

proses komunikasi.

Page 29: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

29

2) Integrasi

Integrasi merupakan suatu usaha untuk menyatukan tindakan-tindakan

atau sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi suatu

kesatuan yang utuh dari berbagai badan, instansi, unit, sehingga merupakan

suatu kebulatan pemikiran dan kesatuan tindakan yang terarah pada suatu

sasaran yang telah ditentukan dan disepakati bersama. Dengan adanya

integrasi, koordinasi dapat berjalan secara terarah di semua tingkatan.

Dan ada beberapa bentuk-bentuk integrasi yaitu :

a) Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi

tertentu dalam suatu organisasi.

b) Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang

dimiliki penguasa. Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.

c) Integrasi Ideologis, yakni suatu bentuk integrasi yang tidak terlihat atau

nampak secara visual yang terbentuk dari ikatan spiritual atau ideologis yang

kuat dan mendasar melalui proses alamiah tanpa adanya suatu paksaan dan

ikatan. Interaksi ideologis ini menggambarkan adanya kesepahaman dalam

nilai-nilai, persepsi, serta tujuan diantara orang-orang yang terikat menjadi

satu kesatuan sosial.

Syarat-syarat integrasi yang baik diantaranya:

a) Pada diri masing-masing harus mengendalikan suatu perbedaan/konflik yang

ada pada suatu kekuatan dan bukan malah sebaliknya.

b) Setiap orang merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang

lainnya.

Page 30: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

30

3) Sinkronisasi

Sinkronisasi adalah suatu usaha untuk menyesuaikan, menyelaraskan

kegiatan, tindakan, dan unit sehingga diperoleh keserasian dalam pelaksanaan

tugas atau kerja. Keserasian dalam pelaksanaan tugas mampu mempermudah

penerapan koordinasi di suatu organisasi.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teori dari Hasibuan

mengenai bentuk koordinasi yang telah dibagi menjadi empat; Komunikasi,

integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi. Sebagai fokus penelitian dan acuan

dalam hasil penelitian, bentuk-bentuk koordinasi tersebut akan di jabarkan

kembali dimensinya untuk kebutuhan dalam pengambilan serta pengolahan

data

.

c. Ciri-ciri Koordinasi

Ciri-ciri koordinasi oleh Handayaningrat (1989:118) terbagi menjadi

beberapa poin;

1) Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan. Oleh karena itu

koordinasi adalah menjadi wewenang dan tanggung jawab daripada pimpinan.

Dikatakan bahwa pimpinan berhasil, dikarenakan koordinasi telah terlaksana

dengan baik

2) Koordinasi adalah suatu usaha kerjasama. Hal ini disebabkan karena

kerjasama merupakan syarat mutlak terselenggaranya koordinasi dengan

sebaik-baiknya

3) Koordinasi adalah proses yang terus menerus (continue process). Artinya

suatu proses yang berkelanjutan dalam rangka tercapainya tujuan organisasi

Page 31: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

31

4) Adanya pengaturan usaha kelompok secara teratur. Hal ini disebabkan karena

koordinasi adalah konsep yang diterapkan di dalam kelompok, bukan

terhadap usaha individu tetapi sejumlah individu yang bekerjasama di dalam

kelompok untuk mencapai tujuan bersama;

5) Konsep kesatuan tindakan adalah inti dari koordinasi. Hal ini berarti bahwa

pimpinan harus mengatur usaha/tindakan daripada setiap kegiatan individu

sehingga diperoleh adanya keserasian di dalam sebagai kelompok dimana

mereka bekerjasama;

6) Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama (common purpose). Kesatuan

usaha/tindakan meminta kesadaran/pengertian kepada semua individu, agar

ikut serta melaksanakan tujuan bersama sebagai kelompok dimana mereka

bekerja

d. Kendala dalam Koordinasi

Disamping hal yang telah disebutkan sebelumnya, di dalam koordinasi

pula kendala atau masalah mungkin terjadi, seperti yang dinyatakan oleh

Handayaningrat (1989:129), beberapa hambatan yang dapat terjadi

diantaranya adalah:

1) Hambatan dalam koordinasi struktural

Di dalam koordinasi structural sering terjadi hambatan yang disebabkan oleh

perumusan tugas, wewenang dan tanggung jawab tiap satuan kerja atau unit

kerja yang kurang jelas. Selain itu adanya hubungan dan tata kerja serta

prosedur kerja kurang dipahami oleh pihak-pihak yang bersangkutan dan

terkadang menimbulkan keraguan. Sebenarnya hambatan-hambatan yang

Page 32: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

32

demikian tidak perlu timbul karena diantara yang mengoordinasikan dan

dikoordinasikan memiliki hubungan komando dalam susunan organisasi yang

bersifat hirarkis;

2) Hambatan-hambatan dalam koordinasi fungsional

Hambatan- hambatan yang timbul dalam koordinasi fungsional baik

horizontal maupun diagonal disebabkan karena di antara yang

mengoordinasikan dan dikoordinasikan tidak memiliki hubungan hirarkis

(garis komando). Sedangkan hubungan keduanya terjadi karena adanya kaitan

bahkan interdependensi atau dasar fungsi masing-masing.

e. Indikator Koordinasi

Dalam proses penilaian koordinasi untuk setiap pihak dapat dilihat dari

beberapa indikator (Handayaningrat, 1989:80):

1) Komunikasi

a) Ada tidaknya informasi

b) Ada tidaknya alur informasi

c) Ada tidaknya teknologi informasi

2) Kesadaran Pentingnya Koordinasi

a) Tingkat pengetahuan pelaksana terhadap koordinasi

b) Tingkat ketaatan terhadap hasil koordinasi

3) Kompetensi Partisipan

a) Ada tidaknya petinggi yang berwenang terlibat

b) Ada tidaknya ahli di bidang berwenang yang terlibat

4) Kesepakatan, Komitmen dan Insentif Koordinasi

Page 33: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

33

a) Ada tidaknya bentuk kesepakatan

b) Ada tidaknya pelaksana kegiatan

c) Ada tidaknya sanksi bagi pelanggar kesepakatan

d) Ada tidaknya insentif bagi pelaksana koordinasi

5) Kontinuitas Perencanaan

a) Ada tidaknya feedback dari obyek dan subyek pembangunan

b) Ada tidaknya perubahan terhadap hasil kesepakatan

B. Penelitian Terdahulu

Untuk membantu peneliti dalam mengembangkan ide penulisan

penelitian ini, maka terdapat beberapa hasil dari peneliti lain yang dikutip dan

berkenan dengan bidang Stakeholder, Penta Helix, dan Koordinasi.

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian

sehingga dapat memperkaya teori dan fenomena yang digunakan dalam

penelitian ini.

Tabel 2

Penelitian Terdahulu

No Judul Penulis Metode Tempat Hasil

1. Peran Dan

Koordinasi

Stakeholder

Dalam

Pengembangan

Kawasan

Minapolitan

Mahfud,

Haryono

dkk.

(2015)

Deskriptif

Kualitatif

Kecamata

n

Nglegok,

Kabupaten

Blitar.

Kurangnya sinergi antar

stakeholder

dikarenakan masih

adanya kendala, yaitu;

mindset egosektoral,

keterbatasan dana,

komitmen dalam

pengembangan

kawasan

2 Implementasi

Kolaborasi

Model

Handy

Aribowo,

Alexand

Kualitatif Jawa

Timur

Dalam pengelolaan dan

pengembangan

pariwisata, diperlukan

Page 34: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

34

No Judul Penulis Metode Tempat Hasil

Pentahelix

Dalam Rangka

Mengembangk

an Potensi

Pariwisata Di

Jawa Timur

Serta

Meningkatkan

Perekonomian

Domestik

er

Wirapraj

a,

Yudithia

Dian

Putra

(2017)

suatu kordinasi dan

kolaborasi antara pihak

pemerintah, pelaku

bisnis pariwisata,

komunitas, akademisi,

serta media dalam

mengembangkan

potensi wisata, dimana

kerjasama tersebut

disebut dengan

kolaborasi Pentahelix

3 Peran

Stakeholder

Pariwisata

Dalam

Pengembangan

Pulau

Samalona

Sebagai

Destinasi

Wisata Bahari

Amalyah

, dkk

(2016)

Deskriptif

Kualitatif

Pulau

Samalona

Stakeholder di Kawasan

Wisata Pulau Samalona

memiliki factor

pendukung; 1. Peran

aktif dan kesadaran

masyarakat lokal dalam

pengelolaan Pulau

Samalona, 2. .

Kerjasama pihak swasta

yang medukung

pengembangan Pulau

Samalona. Selain itu

untuk factor

penghambatnya adalah;

1. . Pengetahuan

masyarakat lokal

tentang layanan jasa

wisata dan pengelolaan

lingkungan masih

kurang, 2. Peran

Disparekraf Kota

Makassar masih belum

maksimal, 3. Kerjasama

dan koordinasi antar

stakeholder pariwisata

masih kurang.

4 Stakeholder

approach in

tourism

management:

implication in

Croatian

tourism

Satifc,

Tezak

dan Luk

(2011)

Mix

Methods

CatTien,

Lam Dong

Interaksi antara

pemangku kepentingan

yang berbeda dapat

berkontribusi untuk

lebih memahami

kebutuhan masyarakat.

Interaksi semacam itu

dapat diperoleh dalam

suatu badan yang

bertanggung jawab.

Page 35: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

35

No Judul Penulis Metode Tempat Hasil

Model-model dan

struktur organisasi dari

badan-badan koordinasi

tersebut dapat

dibedakan, tergantung

pada kehendak dan

kebiasaan para

pemangku

kepentingan .

5 The Penta

Helix

Collaboration

Model in

Developing

Centers of

Flagship

Industry in

Bandung City

Muhyi,

dkk

(2017)

Eksploratif,

Kualitatif

Kota

Bandung

Kondisi hubungan antar

stakeholder masih

terbagi dan tidak

terfokus, maka hal ini

berdampak pada

kolaborasi multi pihak.

Masalah kolaborasi

dalam hal ini adalah

kurangnya koordinasi

dan kurangnya

komitmen. Komunikasi

diantara para

stakeholder tidak cukup

efektik untuk proses

kemitraan diantara

stakeholder lainnya

6 Efektivitas

Kelembagaan

Pemerintah

Dalam

Pengembangan

KEK Tanjung

Lesung

Kabupaten

Pandeglang

Provinsi

Banten

Meliana

dan

Buchori

(2016)

Deskriptif,

Mix

Methods

KEK

Tanjung

Lesung

Kabupaten

Pandeglan

g Provinsi

Banten

Ada tiga fungsi peran

dan koordinasi

pemerintah/Dewan

Kawasan dalam

pembangunan KEK

Tanjung Lesung yaitu:

fungsi pelaksana, fungsi

fasilitatif serta fungsi

Koordinasi atau

supervisi.

Peran dan koordinasi

Dewan Kawasan KEK

dalam pengembangan

KEK tidak berjalan

efektif dan belum

maksimal karena

kurangnya komunikasi,

koordinasi, standar

pelayanan bahkan

pengawasan atau

supervisi yang

Page 36: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

36

No Judul Penulis Metode Tempat Hasil

dilakukan.

7 Koordinasi

Dalam

Pengelolaan

Objek Wisata

Taman

Nasional

Kayan

Mentarang di

Desa Tanjung

Lapang

Kilometer

Delapan

Kabupaten

Malinau

Sukarno

Frenly

(2016)

Deskriptif Taman

Nasional

Kayan

Mentarang

di Desa

Tanjung

Lapang

Kilometer

Delapan

Kabupaten

Malinau

Jurnal ini membagi

Bentuk Koordinasi

dalam empat bagian: a)

Komunikasi b) Integrasi

c) Sinkronisasi dan d)

Simplifikasi menurut

Teori Hasibuan (2007)

8. Koordinasi

Pelaksanaan

Program

Pengembangan

Kawasan

Agropolitan

Nugroho

dkk

(2014)

Deskriptif

Kualitatif

Kabupaten

Nganjuk

Kendala dalam

koordinasi antar

stakeholder pada

pelaksanaan program

pengembangan adalah

kurangnya komitmen

beberapa stakeholder

yang berdampak pada

macetnya koordinasi,

perbedaan visi,

kurangnya SDM dalam

sasaran agropolitan.

9. Model

Kerjasama

Antar

Stakeholders

Dalam

Pengembangan

Wisata Budaya

Dusun Sejo

Kabupaten

Pasuruan

Redyant

odkk.

(2018)

Deskriptif

Kualitatif

Dusun

Sejo

Kabupaten

Pasuruan

Keberhasilan

pelaksanaan inovasi di

daerah tidak dilakukan

sendiri oleh pemerintah

daerah, namun

membutuhkan

koordinasi dengan

stakeholders lainnya.

Artinya perlu ada

sinergi antara

pemerintah, sektor

swasta, dan masyarakat.

Hal ini sejalan dengan

paradigma Good

Governance yang mengedepankan

keterpaduan antara

pemerintah (state),

swasta (private), dan

Page 37: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

37

No Judul Penulis Metode Tempat Hasil

masyarakat (society).

10 Kolaborasi

Multipihak

pada Program

Pengembangan

Kawasan

Perikanan

(Minapolitan)

di Kabupaten

Luwu Timur

Mujahid

dkk.

(2015)

Deskriptif

Kualitatif

Kabupaten

Luwu

Timur

Koordinasi antar

Stakeholder terjadi

karena adanya

kesamaan tujuan,

melalui Rapat

Koordinasi Pusat,

Provinsi dan Intern

Kabupaten Luwu

Timur. Sedangkan

masalah yang kerap

terjadi diantaranya

adalah keberagaman

stakeholder, masalah,

kepentingan, visi misi

serta tujuan dari

masing-masing

stakeholder. Dialog non

formal yang dilakukan

via telepon juga

menjadi salah satu

kendala, dan pertemuan

yang melibatkan

seluruh stakeholder

belum pernah

terlaksana.

Sumber: Olahan Peneliti (2019)

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini berangkat dari fenomena-fenomena yang terjadi mengenai

permasalahan stakeholder dalam pengembangan kawasan wisata, serta

pentingnya koordinasi multipihak. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk koordinasi para

stakeholder di KEK Tanjung Lesung dengan menggunakan model penta helix

(Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016)

Page 38: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

38

yang terbagi menjadi lima kategori; Akademisi, Bisnis, Komunitas,

Pemerintah, Bisnis. Adapun kerangka alur pemikiran dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut

Gambar 2

Kerangka Pemikiran

Penetapan Kawasan Ekonomi

Khusus Tanjung Lesung

sebagai Zona Pariwisata

Stakeholder Pariwisata di

Kawasan Ekonomi Khusus

Tanjung Lesung

Akademisi

Bentuk Koordinasi Stakeholder di Kawasan Ekonomi

Khusus Tanjung Lesung

Komunitas Media Pemerintah Bisnis

Sumber: Olahan Peneliti (2019)

Page 39: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian rancangan deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Moleong (2007) menyatakan bahwa Metodologi

Kualitatif menjadi sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku

yang dapat diamati dengan diperkuat oleh teori-teori yang didapatkan peneliti.

Pendekatan penelitian yang diambil sesuai dengan judul penelitian yaitu

“Koordinasi Antar Stakeholder di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung

Lesung” yang bertujuan untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan,

dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan

apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.

Nazir (2005) menyatakan bahwa metode deskriptif merupakan suatu metode

dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem

pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari

penelitian deskriptif ini yaitu untuk mendeskripsikan, menggambarkan, atau

melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta

hubungan antar fenomena yang diteliti.

Page 40: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

40

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan.

Partisipan adalah semua orang atau manusia yang berpatisipasi dan ikut

serta dalam suatu kegiatan. Menurut Sudjana (2005) partisipan adalah:

“Pengambilan bagian atau keterlibatan orang atau masyarakat dengan cara

memberikan dukungan (tenaga, pikiran maupun materi) dan tanggung

jawabnya terhadap setiap keputusan yang telah diambil demi tercapainya

tujuan yang telah ditentukan bersama.” Partisipan dalam penelitian ini yaitu

pemangku kepentingan (stakeholder) di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung

Lesung, peneliti menggunakan teori Model Penta Helix oleh Kementrian

Pariwisata Indonesia (2016), stakeholder tersebut dibagi menjadi lima

kategori yaitu Akademisi; Bisnis; Komunitas; Pemerintah; dan Media.

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat – sifat sama dan

mewakilkan populasi sebagai obyek atau subyek yang dipelajari dan ditarik

kesimpulannya (Sudjana, 2005). Sampel yang diambil harus dapat

menggambarkan kondisi dari populasi. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu Purposive Sampling dan

Snowball Sampling. Menurut Arikunto (2010:53), purposive sampling adalah

teknik pengambilan sampel yang bertujuan dengan cara mengambil subjek di

dasarkan atas adanya tujuan tertentu, dalam penelitian ini sampel terdiri dari

PT. Banten West Java (PT. JABABEKA Tbk), Dinas Pariwisata Provinsi

Banten, Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang, Administrator Kawasan

Ekonomi Khusus Tanjung Lesung, Komunitas Pariwisata Lokal, Akademisi,

dan Media.

Page 41: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

41

Teknik sampling snowball adalah suatu metode untuk mengidentifikasi,

memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan

yang menerus (Nurdiani, 2014). Dalam penelitian ini, pengambilan data dan

informasi dari masyarakat lokal akan menggunakan teknik snowball sampling,

karena teknik ini dapat memanfaatkan informan-informan kunci untuk

mengantarkan peneliti pada anggota kelompok atau orang yang sedang diteliti.

Tabel 3

DAFTAR INFROMAN

Stakeholder Inisial

Dinas Pariwisata Provinsi

Banten Informan 1

Dinas Pariwisata Kabupaten

Pandeglang Infroman 2

Administrator KEK Tanjung

Lesung Informan 3

PT. Banten West Java Informan 1

Kampung Nelayan Informan 2

POKDARWIS Tanjungjaya Informan 1

Desa Wisata Batik Cikadung Informan 2

Radar Banten Informan 1

Banten Pos Informan 2

Universitas Tirtayasa Informan 1

Universitas Mathla'ul Anwar

Banten Informan 2

Sumber: Olahan Peneliti (2019)

Page 42: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

42

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung

yang merupakan wilayah pesisir, terletak di Desa Tanjungjaya Kecamatan

Panimbang Kabupaten Pandeglang Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

C. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data,

diantaranya adalah:

a. Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data ialah dengan cara wawancara.

Menurut Sudjana (dalam Satori & Komariah, 2011) wawancara merupakan

proses pengumpulan informasi melalui tatap muka antara pihak penanya

dengan pihak yang ditanya. Dalam melakukan wawancara, peneliti

menggunakan alat rekam untuk membantu dalam pengumpulan data. Peneliti

memilih jenis wawancara semi-terstruktur karena wawancara semi-struktur

(semistructure interview) sudah termasuk dalam kategori in-depth interview

yang pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara

terstruktur. Tujuan wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka dan pihak yang diajak wawancara diminta

pendapatnya. Wawancara akan dilakukan kepada Pengelola KEK Tanjung

Lesung yaitu PT. Banten West Java, Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Dinas

Pariwisata Kabupaten Pandeglang, Administrasi Kawasan Ekonomi Khusus

Tanjung Lesung, POKDARWIS Tanjungjaya, Kepala Dusun Wisata Batik

Page 43: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

43

Cikadung, Radar Banten, Banten Pos, Universitas Tirtayasa dan Universitas

Mathla‟ul Anwar Banten. Dalam wawancara ini akan menemukan informasi

tentang peranan serta bentuk koordinasi, dan kendala-kendala yang terjadi

dalam koordinasi dari para Stakeholder KEK Tanjung Lesung.

b. Studi . Dokumentasi .

Menurut Arikunto (2006:231) studi dokumentasi dapat diartikan sebagai

sebuah metode pengumpulan data dengan cara mencari data-data mengenai

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat dan sebagainya. Peneliti menggunakan metode ini untuk

menemukan data-data terkait bentuk koordinasi para stakeholder di KEK

Tanjung Lesung. Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa gambar,

foto, dan data-data.

2. Alat Pengumpulan Data

Menurut Sarwono (2006) Panduan wawancara yang sudah disusun secara

tertulis sesuai dengan masalah, kemudian digunakan sebagai sarana untuk

mendapatkan informasi. Cara menggunakan panduan tersebut dapat dalam

bentuk wawancara ataupun diskusi. Berisikan daftar pertanyaan yang ingin di

jawab secara jelas oleh pihak terkait seperti pengelola yang dirasa mengerti

akan permasalahan dan informasi tentang peran serta bentuk koordinasi dari

stakeholder di KEK Tanjung Lesung.

Page 44: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

44

D. Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis model Miles

dan Huberman. Miles dan Huberman dalam Silalahi (2010:339) menjelaskan

bahwa kegiatan analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang

terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikkan

kesimpulan/verifikasi.

1. Reduksi data menurut Silalahi (2010:339) menjelaskan bahwa reduksi data

diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses reduksi tersebut berlangsung

terus-menerus, dalam hal ini peneliti melakukan beberapa hal terkait kegiatan

reduksi antara lain; membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema,

membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan menulis memo. Dengan kata

lain kegiatan mereduksi data tersebut bertujuan untuk mempertajam,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan

finalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Silalahi, 2010:340). Hasil dari

pengumpulan data wawancara selanjutnya akan peneliti analisis dengan

sistem koding. Menurut Nasution (2003:135) koding adalah lambang atau

kata singkatan untuk aspek-aspek laporan lapangan. Dalam penelitian

kualitatif pengodean dapat diklasifikasikan berdasarakan tahapannya.

Charmaz (2006) mengemukakan tiga jenis tahapan pengodean yaitu

pengodean awal (initial coding), pengodean berporos (axial coding), dan

pengodean selektif (selective coding).

Page 45: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

45

2. Penyajian Data menurut Silalahi (2010:340) diartikan sebagai sekumpulan

data yang berisi informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikkan kesimpuan dan pengambilan tindakan. Data yang disajikan

tersebut dapat memberikan pemahaman atau informasi tentang apa yang

sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya lebih jauh

menganalisis, mengambil tindakan, atau mencari data sebagai tambahan

untuk meyakinkan kondisi yang sedang terjadi. Menurut Silalahi (2010:341),

penyajian data kualitatif juga dapat menggunakan matriks, grafik, jaringan

dan bagan untuk lebih mempermudah pembaca dalam memahami suatu hasil

penyajian data, maka harus disajikan dalam bentuk naratif.

3. Kegiatan analisis yang terakhir adalah menarik kesimpulan. Pada saat proses

pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti-arti dari benda atau peristiwa,

mencatat keteraturan, pola, penjelasan konfigurasi yang mungkin terjadi, alur,

dan sebagainya. Pada awal pencarian data mungkin kesimpulan belum terlihat

jelas namun semakin hari akan semakin terlihat dan jelas bahkan kejelasan

kesimpulan tersebut terkadang baru muncul pada saat akhir pencarian data

(Silalahi, 2010:341). Kesimpulan dalam penelitian kualitatif hanya bersifat

sementara sebab masalah serta rumusannya dapat berkembang dan berubah-

ubah.

E. Rencana Pengujian Keabsahan Data

Peneliti menggunakan Triangulasi sebagai teknik pengujian keabsahan

data. Menurut Nasution (1992:115) Triangulasi bertujuan untuk mencheck

kebenaran data dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari

Page 46: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

46

sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang

berlainan. Walaupun prosedur ini memakan waktu yang lama, tetapi validitas

yang didapatkan memiliki nilai yang tinggi dan memberi kedalaman hasil

penelitian.

Teknik Triangulasi bukan hanya sekedar mencheck kebenaran data dan

mengumpulkan berbagai macam data, tetapi merupakan suatu usaha untuk

melihat lebih tajam dalam hubungan antar data tersebut agar mencegah

kesalahan dalam analisis data. Dalam triangulasi peneliti dapat menemukan

perbedaan informasi yang justru dapat merangsang pemikiran yang lebih

mendalam.

Peneliti telah mengumpulkan data ke beberapa populasi, yaitu PT.

Banten West Java (PT. JABABEKA Tbk), Dinas Pariwisata Provinsi Banten,

Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang, Administrasi Kawasan Ekonomi

Khusus Tanjung Lesung, POKDARWIS Tanjungjaya, Kepala Dusun Wisata

Batik Cikadung, Radar Banten, Banten Pos, Universitas Tirtayasa, dan

Universitas Mathla‟ul Anwar Banten. Namun dari berbagai sumber tersebut

dibandingkan dari hasil wawancara seluruh stakeholder nya dan

membandingkan dari keadaan dan perspektif hasil wawancara informan, dan

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen berkaitan dengan

koordinasi dan peran dari para stakeholder untuk mengetahui bagaimana

peran dan koordinasi yang telah dilakukan oleh stakeholder di KEK Tanjung

Lesung.

Page 47: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

47

F. Jadwal Penelitian

Tabel 4

Jadwal Penelitian

Sumber : Olahan Peneliti (2019)

Kegiatan

Bulan

April

2019

Mei

2019

Juni

2019

Juli

2019

Agustus

2019

September

2019

Oktober

2019

Penyusunan

dan Pengajuan

Usulan

Penelitiam

Seminar

Usualan

Penelitian

Pengumpulan

Data

Penyusunan

Skripsi

Sidang Skripsi

Page 48: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil KEK Tanjung Lesung

Tanjung Lesung berada di bagian paling barat Pulau Jawa, tepatnya

berada di Provinsi Banten, Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan

Panimbang. Kawasan ini memiliki luas sebesar 1.500 hektar dengan garis

pantai membentang sepanjang 13 km, Tanjung Lesung termasuk dalam salah

satu dari 50 Destinasi Pariwisata Nasional dan 88 Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional bersama TN Ujung Kulon yang saat ini telah ditetepkan

oleh Kemenpar menjadi salah satu dari 10 destinasi prioritas nasional tahun

2016, dan direncanakan menjadi kawasan internasional yang memiliki hotel,

resort, vila-vila serta fasilitas pendukungnya dengan menggabungkan nuansa

Bali dengan Venesia. Hal ini juga akan menobatkan Tanjung Lesung sebagai

“The World‟s First Themed Resort City” (Bappeda Pandeglang, 2012).

Beberapa daya tarik wisata terdekat dari Tanjung Lesung termasuk Anak

Krakatau (anak gunung berapi Krakatoa), Taman Nasional Ujung Kulon

(perlindungan terakhir badak Jawa bertanduk satu yang terancam punah), dan

objek wisata adat budaya Badui.

Pada tahun 2012 pemerintah menetapkan Tanjung Lesung sebagai KEK

Pariwisata pertama di Indonesia, dengan batasan wilayah Laut Jawa di bagian

utara, Selat Sunda di bagian barat, dan Samudera Hindia di bagian selatan,

Page 49: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

49

sedangkan di bagian timur dibatasi oleh Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi

Jawa Barat. Beberapa akses yang bisa dilalui untuk menuju KEK Tanjung

Lesung diantaranya melalui jalur darat yaitu Tol Jakarta-Merak dan rencana

Tol Serang-Panimbang sedang dilaksanakan pemerintah demi mempercepat

waktu perjalanan wisatawan menuju KEK Tanjung Lesung, tetapi sampai saat

ini belum ada transportasi umum untuk wisatawan yang langsung menuju

Tanjung Lesung. Selain jalur darat, perjalanan juga dapat ditempuh melewati

jalur laut yaitu melalui Pelabuhan Merak-Bekahuni, dan Tanjung Lesung

memiliki port sendiri untuk para wisatawan, namun transportasi umum

melalui jalur laut juga belum tersedia.

Tujuan dibentuknya KEK adalah membuka suatu wilayah yang

sebelumnya terpencil menjadi sebuah lokomotif ekonomi yang baru, baik itu

pariwisata ataupun industri lainnya, yang apabila suatu kawasan itu tumbuh

maka akan membuat kawasan-kawasan disekitarnya untuk ikut tumbuh dan

dapat mengangkat industri perekonomian kawasan tersebut. Salah satu alasan

mengapa Tanjung Lesung dijadikan sebagai salah satu KEK di pulau jawa

adalah rencana pemerintah yang saat ini berfokus untuk membuka dan

mengembangkan daerah selatan. Provinsi Banten memiliki kendala

kesenjangan ekonomi, sosial dan budaya antara wilayah Selatan (Kabupaten

Lebak dan Pandeglang) dengan Utara (Tangerang), maka pemerintah

mentapkan wilayah KEK di Tanjung Lesung yang difokuskan dalam industri

Pariwisata, karena pariwisata memiliki sifat multi player effect sehinga

apabila pariwisata di wilayah tersebut tumbuh maka industri lainnya seperti

perdagangan, perikanan, dan lainnya juga akan tumbuh. Tanjung Lesung juga

Page 50: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

50

sudah memiliki lahan pariwisata yang bisa direvitalisasi oleh pemerintah,

sehingga hal itu juga menjadi salah satu alasan pemerintah membangun KEK

di Tanjung Lesung.

Pada 23 Februari 2015 KEK Tanjung Lesung resmi beroperasi, setelah

perancangan dan pembuatan Masterplan selama tiga tahun, Masterplan ini

dibentuk oleh PT. Banten West Java selaku pengelola dari Wilayah KEK

Tanjung Lesung, di dalam Masterplan ini terbagi menjadi beberapa daya tarik

diantaranya adalah; Beach Club, Tj. Lesung Strait, Golf Course, Kalicaa

Villa, Tj. Lesung Beach Hotel, Tj. Lesung Highland, Tj. Lesung Point,

Sailing Club, Blue Fish Hotel, Tj. Lesung Harbour, Tj. Lesung Bayside, dan

Tj. Lesung Heartland. Dalam Masterplan KEK Tanjung Lesung juga

memiliki Timeline mengenai pembangunan fasilitas khususnya infrastruktur

di dalam kawasan, dimulai pada tahun 2019 hingga 2024.

Beberapa aktivitas wisata yang bisa dilakukan di dalam KEK Tanjung

Lesung, diantaranya:

a) Berselancar di Pulau Panitan

b) Snorkeling dan Diving

c) Memancing

d) Menikmati atraksi pertunjukan kebudayaan

e) ATV

f) Mongolian Culture Centre

g) Golf

h) Bersepeda

i) Aktivitas Pantai (Sightseeing, Banana Boat, Volley Beach)

Page 51: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

51

Gambar 3

MASTERPLAN TANJUNG LESUNG

Sumber: PT. Banten West Java (2019)

Dalam Masterplan Tanjung Lesung, timeline pembangunan kawasan

terdiri dari lima tahap. Tahun 2019 rencana pembangunan Bayside seluas 132

Ha akan dilakukan, disusul dengan pembangunan Heartland seluas 188 Ha

pada tahun 2020, pembangunan Harbour & Straits akan dilakukan pada

tahun 2021 seluas 402 Ha, pembangunan Highland seluas 300 Ha pada tahun

2022, dan pembangunan Highland & Point pada tahun 2023-2024 seluas

478Ha. Maka total keseluruhan luas kawasan yang akan dibangun sampai

akhir tahun 2024 seluas 1.500 Ha.

Sesuai dengan data fasilitas dan rencana pengembangan KEK Tanjung

Lesung yang dibuat oleh PT. BWJ, dapat dilihat bahwa terdapat tiga prioritas

fasilitas yang diunggulkan oleh pengelola, diantaranya adalah Snorkeling &

Diving di spot tertentu, Tanjung Lesung Harbour yang rencananya akan

Page 52: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

52

dijadikan sebagai tempat berlabuhnya yacht, dan yang terakhir adalah Flying

Club di area Airstrip kawasan.

Gambar 4

FASILITAS DAN RENCANA PENGEMBANGAN KEK

TANJUNG LESUNG

Sumber: PT. Banten West Java (2019)

Pada Gambar 4 dapat terlihat bahwa fasilitas yang terbagi menjadi dua

kategori, yang pertama merupakan fasilitas yang sudah tersedia dan sudah

beroperasi, yang kedua merupakan fasilitas yang masih dalam proses

pengembangan fasilitas. Terdapat total 23 fasilitas yang ada di dalam

Kawasan, namun hanya tujuh yang sudah siap beroperasi dan sisanya masih

dalam proses pembangunan.

Sesuai dengan Undang-Undang 39 Tahun 2009 mengenai Kawasan

Ekonomi Khusus, di dalam kawasan ini memiliki beberapa fasilitas khusus,

contohnya seperti mendapatkan insentif fiskal dan non-fiskal. Kawasan ini

Page 53: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

53

memiliki bebas Pajak atau PPN, barang mewah, barang impor serta sistem

imigrasi yang di permudah. Namun menurut Ketua Administrator KEK

Tanjung Lesung, fasilitas tersebut masih belum bisa digunakan secara optimal

dikarenakan administrasi Kawasan masih belum diselesaikan dan masih

dalam proses seperti kawasan lama yang sedang berkembang.

KEK Tanjung Lesung juga memiliki Buffer Zone atau Zona Penyangga

yang mencakup empat Kecamatan; Sukaresmi, Panimbang, Sobang, dan

Cigeulis. Kecamatan tersebut merupakan kecamatan yang sangat berdekatan

dengan KEK, salah satunya dari sisi infrastruktur seperti yang telah dikatakan

oleh Ketua Administrator KEK dikarenakan KEK dikelola oleh swasta maka

seluruh bantuan dari pemerintah disalurkan di luar kawasan KEK, sehingga

kecamatan-kecamatan tersebut juga ikut berkembang selaras dengan

perkembangan KEK sendiri.

Page 54: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

54

Gambar 5

KAWASAN PRIORITAS KEK TANJUNG LESUNG

Sumber: PT. Banten West Java (2019)

Pemerintah Daerah juga membuat skala prioritas dalam pengembangan

daerah penyangga, pada urutan paling pertama adalah Kecamatan Panimbang,

disusul oleh Kecamatan Cigeulis, dan Kecamatan Sobang pada urutan ketiga.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, masyarakat lokal di daerah

penyangga sudah ada beberapa pihak yang sadar akan pariwisata, salah

satunya adalah POKDARWIS Tanjungjaya. POKDARWIS ini dapat

dikatakan sebagai salah satu penggiat pariwisata yang aktif dan selalu

mendapatkan bantuan dari Pemerintah Daerah dalam hal pengembangan

pariwisata.

Dalam Kawasan ini target pasar terbagi menjadi dua. Pasar yang

ditargetkan oleh pihak pengelola adalah wisatawan menengah keatas (High

Page 55: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

55

end) khusus di dalam kawasan, sedangkan diluar kawasan merupakan target

pasar menengah kebawah. Hal ini didukung oleh pernyataan pihak pengelola

yaitu PT. Banten West Java, sebagai berikut:

“….Semua turis luar negeri tidak harus datang ke Jakarta, disini bea

cukai langsung dan paspor bisa langsung dicap, jadi seperti Miami,

tertutup. Jujur untuk pasar kita sasarkan orang kaya sehingga kami juga

menyeimbangi dengan fasilitas disini. Maka dari itu kami membangun

Beach Club, Yacht Club, Sailing Club agar wisatawan yang memiliki

hobi tersebut dapat datang kesini untuk menikmati fasilitas-fasilitas kelas

atas….”

Komunitas lokal dan masyarakat yang menempati zona penyangga sudah

memiliki target pasarnya sendiri, berdasarkan hasil observasi lapangan

peneliti bertemu dengan beberapa wisatawan domestik yang melakukan

kegiatan open trip dengan POKDARWIS Tanjungjaya, dan mayoritas

wiatawan tersebut menempati akomodasi seperti homestay atau villa yang

dikelola oleh masyarakat lokal. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan

bahwa pengelola dengan masyarakat lokal sudah bergerak dengan sendirinya

untuk menarik pasarnya masing-masing. Penyesuaian fasilitas dan daya tarik

menjadi salah satu cara bagi pengelola dan masyarakat lokal agar ekosistem

pariwisata tetap berjalan sebagaimana mestinya.

2. Bentuk Peran Stakeholders di KEK Tanjung Lesung

Dalam perkembangan Tanjung Lesung semenjak ditetapkannya sebagai

Kawasan Ekonomi Khusus, tidak terlepas dari berbagai pemangku

kepentingan. Para pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak

Page 56: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

56

langsung diantaranya adalah pemerintah, masyarakat, swasta (usaha

pariwisata), media, dan akademisi.

Peneliti telah membuat rangkuman dalam berbentuk tabel mengenai

bentuk peran para stakeholder di KEK Tanjung Lesung. Fokus yang menjadi

pertanyaan mencakup peran dalam pengembangan pariwisata KEK Tanjung

Lesung, bentuk keterlibatan dalam pengembangan pariwisata KEK Tanjung

Lesung, dan pandangan mengenai Koordinasi antar stakeholder.

Page 57: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

57

Tabel 5

BENTUK PERAN STAKEHOLDER DI KEK TANJUNG LESUNG

No Fokus Perspektif

Pemerintah Komunitas Usaha Pariwisata Media Akademisi

1

Peran dalam

pengembanga

n pariwisata

KEK

Tanjung

Lesung

Promosi

Pengembangan

SDM

Pengawasan dan Pengendalian

Operasionalisasi

Sebagai penggerak

pariwisata

daerah

Pengelola

Penarik Investor

Promosi

Mencover

pemberitaan

yang positif

Penelitian

Pengajaran

Pengabdian

2

Bentuk

keterlibatan

dalam

pengembanga

n pariwisata

KEK

Tanjung

Lesung

Pelatihan SDM Pariwisata

Penyelarasan

pengembangan

Event

pariwisata

Pelayanan terhadap

wisatawan

Penanaman modal dan

investasi dalam

rencana

pengembangan

Mendukung iklim investasi

Meliput dan

publikasi

Penelitian

Pengabdian Masyarakat

3

Pandangan

mengenai

Koordinasi

antar

stakeholder

Adanya Transfer

of Knoeldge

Sangat dibutuhkan

Sangat

dibutuhkan

agar

meminimalis

ir

ketimpangan

Sangat

dibutuhkan Sudah Baik

Sangat

dibutuhkan

Sumber: Olahan Peneliti (2019)

Page 58: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

58

Tabel 5 akan lebih dijelaskan secara lebih luas pada paragraf selanjutnya,

lebih tepatnya akan dijelaskan berdasarkan perspektif para stakeholder

terkait. Tabel dibentuk untuk mempermudah pemahaman mengenai poin

bentuk peran para pemangku kepentingan di KEK Tanjung Lesung,

penjelasan pertama dimulai dari perspektif pemerintah.

Progress perkembangan pariwisata di Tanjung Lesung setelah

ditetapkannya sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dinilai lambat oleh Dinas

Pariwisata Provinsi Banten dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Pandeglang namun perkembangannya signifikan. Hambatannya terjadi karena

saling menunggu antara investor dengan infrastruktur, tidak ada

keseimbangan pembangunan diantara keduanya, seperti yang telah dijelaskan

bahwa infrastruktur di KEK Tanjung Lesung masih sangat minim sehingga

hal tersebut membuat investor enggan untuk masuk ke dalam kawasan.

Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi Banten mengatakan bahwa;

“….Investor yang sudah MOU sekitar ada 15-20 yang masuk kesitu,

tetapi nunggu jalan tol jadi. Sementara jalan tol juga memprediksi,

apabila dibangun apakah kembali dengan cepat dalam hitungan tahun?

Kan saling menunggu, disini pemerintah turun tangan bahwa harus ada

kepastian apakah tahun sekian selesai, supaya ada keberanian dari sisi

investor utnuk masuk ke Tanjung Lesung. Kalau tidak ada infrastruktur

kan Jakarta - Tanjung Lesung 6 jam, orang sudah kecapekan di jalan….”

Sedangkan menurut Kepala Bidang Destinasi Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Pandeglang menyatakan perkembangan yang terjadi

terhambat karena minimnya SDM Pariwisata di Zona Penyangga KEK

Tanjung Lesung. Apabila pembangunan fisik untuk menunjang kegiatan

pariwisata sudah dilaksanakan oleh pemerintah, tetapi SDM Pariwisata tidak

bisa memanfaatkan pembangunan fisik tersebut dan menjadi sia-sia. Sehingga

Page 59: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

59

dapat disimpulkan bahwa kedua informan diatas menyatakah bahwa

perkembangan pariwisata di KEK Tanjung Lesung lamban dan minim

progress.

Berbeda dengan pendapat Kepala Administrator KEK Tanjung Lesung,

yang menjelaskan bahwa perkembangan Tanjung Lesung sejak ditetapkannya

sebagai KEK dapat dikatakan signifikan, karena pihak KEK sendiri harus

melengkapi segala persyaratan KEK seperti infrastruktur, batas wilayah,

administrator, aturan kawasan, dan lainnya. Setiap enam bulan sekali pihak

administrator harus melaporkan progress kawasan ke gubernur, bupati, dan

dewan kawasan agar dapat ditindak lanjuti dan memahami progress

perkembangan kawasan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa menurut Kepala

Administrator KEK menyatakan bahwa perkembangan Tanjung Lesung

berprogress.

Dasar dari pengembangan wilayah pariwisata di Provinsi Banten berasal

dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) termasuk di

dalamnya Tanjung Lesung. Pengembangan Tanjung Lesung sendiri termasuk

ke dalam klasifikasi pengembangan Pariwisata Tematik, dikarenakan Tanjung

Lesung termasuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional sehingga

pemerintah tingkat daerah mendukung sepenuhnya agar pariwisata di

Tanjung Lesung cepat berkembang.

Pernyataan Informan mengenai peran pemerintah sebagai wadah promosi

pariwisata, sebagai lembaga peningkatan kualitas SDM, dan sebagai badan

pengawas juga didukung oleh data RPJMD yang membagi menjadi lima

unsur dalam tugas utama pemerintah, dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 60: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

60

Gambar 6

BAGAN PEMBANGUNAN PARIWISATA BANTEN

Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Banten (2019)

Terbagi menjadi 5 unsur yaitu;

1) Promosi Pariwisata Banten,

2) Pengembangan Destinasi Wisata,

3) Peningkatan SDM, kelembagaan, dan pemanfaatan teknologi,

4) Penciptaan ekonomi lokal dan sikap masyarakat,

5) Jaminan keselamatan, kebersihan, keamanan, dan ketertiban destinasi

Sehingga dapat dikatakan bahwa peran pemerintah dalam pengembangan

pariwisata di KEK Tanjung Lesung sudah sesuai dengan kebijakan yang

dibuat.

Page 61: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

61

Bentuk kerjasama yang dijalin antara pengelola Tanjung Lesung dengan

pemerintah pusat dan daerah berupa kebijakan RPJMD sehingga memiliki

kerjasama yang terintegrasi, dengan dasar hukum berbentuk PERDA.

Administrator KEK menjalin hubungan dengan Pemerintah Daerah dan pihak

Pengelola (PT. Banten West Java), seperti yang dikatakan Kepala

Administrator KEK Tanjung Lesung;

“…KEK Tanjung Lesung sendiri hanya dengan PEMDA, karena KEK

Tanjung lesung sendiri sudah menjadi Branding maka melegalkan

kerjasama dengan ABGCM yang lain hanya FTKP (Forum Tata Kelola

Pariwisata) atau DMO (Organisasi Pengelolaan Destinasi) itu sudah

dibentuk cikal bakalnya tetapi belum diresmikan oleh bupati, dan hal itu

sudah mewakili semua..”

Keterlibatan pihak pemerintah dalam mengembangkan pariwisata

Tanjung Lesung salah satunya dalam pembentukan event dan festival. Selain

menjadi wadah promosi, event tersebut bisa menjadi pemacu dalam

meningkatkan kunjungan wisatawan yang pada awal tahun lalu mengalami

penurunan dikarenakan bencana Tsunami, dan pemerintah masih terus

berusaha untuk mempromosikan bahwa pariwisata Banten Selatan sudah

pulih dan sudah aman. Pada bulan april kemarin telah dilakukan deklarasi

Selat Sunda aman oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya saat Hari Ulang

Tahun Pandeglang. Hal tersebut dikemukakan agar seluruh pihak pemangku

kepentingan bekerjasama dalam membangun image bahwa Banten sudah

aman dan kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan normal kembali.

Page 62: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

62

Gambar 7

PEMBERITAAN MENGENAI MENTERI PARIWISATA SAAT HUT

KAB. PANDEGLANG

Sumber: Kompasiana (2019)

Setelah Menpar Arief Yahya mendeklarasikan bahwa Banten sudah aman

kembali, pemerintah dan pengelola bekerjasama untuk membuat beberapa

kegiatan pariwisata demi mendatangkan kembali wisatawan. Salah satu

contoh event pariwisata sebagai bentuk kerjasama antara pihak pengelola dan

pemerintah adalah Festival Pesona Tanjung Lesung 2019 (Hari Badak

Sedunia) pada tanggal 27-29 September. Dalam event ini pula masyarakat

lokal serta komunitas pariwisata (GENPI) ikut dilibatkan bersama untuk

meramaikan event.

Page 63: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

63

Gambar 8

FESTIVAL PESONA TANJUNG LESUNG 2019

Sumber: Instagram Tanjung Lesung (2019)

Festival Pesona Tanjung Lesung ini merupakan agenda tahunan

khususnya untuk pengelola dan pemerintah daerah, acara ini menjadi wadah

berkumpulnya serta bekerjasama para pemangku kepentingan untuk

memeriahkan agenda tahunan ini. Disamping event pariwisata, pemerintah juga

memberikan bantuan khususnya di Zona Penyangga, (Buffer Zone) yaitu

pelatihan SDM Pariwisata. Ketua Bidang Destinasi Dinas Budaya dan

Pariwisata Kabupaten Pandeglang menyatakan bahwa pada saat ini mereka

sedang fokus dalam melakukan pengembangan SDM pariwisata di Desa

Wisata Batik Cikadung,

“….sudah kita lakukan kemarin pada program pelatihan membatik di Desa

Cikadung, ya memang harapannya mereka yang sudah kita latih mereka

mau untuk menyebarkan tentang sadar wisata ke beberapa orang yg belum

sadar wisata, karena yang utama dari destinasi wisata adalah kenyamanan

Page 64: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

64

pengunjung. Dan kenyamanan itu diliat dari fasilitas atau lingkungan,

sehingga polanya tetap kepentingan sadar wisata dan sapta pesona…”

Maka sesuai dengan hasil wawancara dan kebijakan pemerintah daerah

mengenai peningkatan SDM, kelembagaan, dan pemanfaatan teknologi

sehingga pemerintah telah menjalankan perannya.

Masyarakat lokal dan Komunitas lokal memiliki peran penting dalam

siklus pariwisata, SDM pariwisata sangat diperlukan dalam kegiatan wisata

karena wisatawan berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal. Di KEK

Tanjung Lesung, masyarakat yang berperan aktif dalam kegiatan pariwisata

merupakan masyarakat yang menempati Zona Penyangga (Buffer Zone);

Kecamatan Panimbang, Kecamatan Sobang, Kecamatan Cigeulis, Kecamatan

Sukaresmi. Salah satu desa yang menjadi sorotan akhir-akhir ini adalah Desa

Wisata Batik Cikadung.

Komunitas Lokal yang tergolong aktif dalam kegiatan pariwisata di KEK

Tanjung Lesung adalah POKDARWIS Tanjungjaya, yang juga tergabung di

dalamnya Karang Taruna Tanjungjaya. POKDARWIS Tanjungjaya memiliki

hubungan yang baik dengan PEMDA dan juga mendapatkan dukungan oleh

masyarakat lokal, sehingga dalam berbagai acara atau kegiatan yang dilakukan

juga tersalurkan bantuan dari beberapa pihak, diantaranya adalah PEMDA.

Dikarenakan komunitas ini sudah dikenal secara luas, para penggiatnya

memanfaatkan hal tersebut untuk mencari cara agar bisa mendatangkan

wisatawan domestic maupun internasional. Dibekali dengan dasar-dasar ilmu

pariwisata dan pelayanan, POKDARWIS Tanjungjaya membuka paket wisata

atau Open Trip untuk wisatawan dengan harga yang cukup terjangkau, menurut

Page 65: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

65

Ketua POKDARWIS wisatawan yang mengikuti paket wisata tersebut

merupakan kelompok wisatawan remaja dan dewasa.

Gambar 9

OPEN TRIP POKDARWIS TANJUNGJAYA

Sumber: POKDARWIS Tanjungjaya (2019)

Desa Wisata Cikadung dikenal dengan Batik khas daerahnya yang

menjadi Brand tersendiri, di Desa ini terdapat sanggar membatik dan

wisatawan dapat ikut serta dalam proses membatik yang biasanya dilakukan

oleh masyarakat sekitar. Pada tanggal 12 Mei – 2 Juni kemarin,

POKDARWIS Tanjungjaya melaksanakan Pasar Berbatik Cikadung,

pelaksanaan kegiatan ini didukung oleh pihak Desa dan Pemerintah Daerah

namun sayangnya mereka tidak memberikan bantuan apapun dalam kegiatan

ini.

Kegiatan sosialisasi yang telah diterima Desa Cikadung salah satunya

adalah Sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pariwisata Kampung Wisata

Cikadung Tanjung Lesung. Tujuan dari sosialisasi ini diantaranya sebagai

Page 66: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

66

pengidentifikasian minat pelaku usaha pariwisata di Desa ini, setelah itu

pemerintah akan dengan mudah mengawal proses identifikasi dan

pendampingan bagi para UMKM, sosialisasi ini didukung oleh Pemerintah

Daerah dan Kementrian Pariwisata demi mempersiapkan pelaku Ekonomi

Kreatif (EKRAF) dalam pengembangan Zona Penyangga KEK Tanjung

Lesung.

Gambar 10

SOSIALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PARIWISATA

KAMPUNG WISATA CIKADUNG TANJUNG LESUNG

Sumber: Desa Wisata Cikadung (2019)

Berdasarkan penjabaran mengenai komunitas lokal diatas mereka telah

mendapatkan beberapa sosialisasi dan pelatihan mengenai sadar wisata dan

kegiatan-kegiatan pariwisata untuk mendatangkan wisatawan domestik.

KEK Tanjung Lesung dikelola oleh salah satu perusahaan yang

beroperasi dalam menawarkan perencanaan resort dan pengembangan, yaitu

PT. Banten West Java Tourism Development (PT. BWJ). Perusahaan yang

berdiri pada tahun 1990 dan berbasis di Jakarta tepatnya di Menara Batavia Jl.

Page 67: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

67

KH. Mas Mansyur Kav.126 Jakarta Pusat. Perusahaan ini merupakan akuisisi

dari PT. Jababeka Tbk yang berkiprah di bidang rekreasi dan perhotelan.

Sesuai dengan Rencana Induk Tanjung Lesung 2020 yang menjabarkan

bahwa kawasan tersebut akan menjadi The World’s First Themed Resort City,

maka beberapa resort, villa, dan fasilitas lainnya sudah dibangun di dalam

kawasan yang sesuai dengan tema tersebut. Diluar Zona Inti KEK Tanjung

Lesung, terdapat juga beberapa usaha pariwisata yang sedang berjalan

diantaranya merupaka restoran, homestay, villa, dan pusat oleh-oleh.

Pengembangan yang dilakukan PT. BWJ tidak menitik beratkan pada

satu fokus, dikarenakan seluruhnya dikerjakan secara simultan, dan di sisi

lain PT. BWJ juga bekerja untuk menarik beberapa investor asing agar bisa

masuk ke KEK Tanjung Lasung. Salah satu pengembangan yang digencarkan

agar investor dapat tertarik lebih mudah adalah infrastruktur, pelebaran dan

perbaikan jalan telah dibantu oleh pemerintah.

Diluar zona inti, pengusaha pariwisata juga berjalan dengan semestinya,

salah satunya adalah Kampung Nelayan yang menyediakan makanan dan juga

penginapan berada tepat di tepi pantai. Kerjasamanya dengan para penggiat

pariwisata menghasilkan keuntungan khususnya setiap Peak Season, karena

wisatawan yang berdatangan membuat tingkat okupansi Kampung Nelayan

meningkat. Tempat ini juga dijadikan sebagai tempat berlabuhnya kapal-

kapal nelayan yang dimilki masyarakat lokal, dan kapal penyebrangan yang

biasa digunakan oleh POKDARWIS Tanjungjaya untuk kegiatan Open Trip.

Stakeholder berikutnya adalah Media, Radar Banten menyatakan bahwa

peran dari Media dalam pengembangan pariwisata KEK Tanjung Lesung

Page 68: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

68

yaitu mencover pemberitaan yang positif. Jurnalisme yang dkembangkan

adalah jurnalisme optimistik bukan mencela, Infroman juga menyatakan

bahwa;

“…. Radar juga telah membuat liputan khusus mengenai Tanjung Lesung

sebagai salah satu kawasan KEK di Banten yang harus didukung dan

mendapatkan perhatian serius, kita tentu menetapkan KEK Tanjung

Lesung sebagai salah satu destinasi wisata di Banten yang harus disuport

dari sisi pemberitaan yang positif.…”

Dari sisi Banten Pos menjelaskan bahwa media berperan sebagai pers

yang membantu mempromosikan KEK Tanjung Lesung sebagai salah satu

destinasi andalan di Banten. Beberapa contoh yang disampaikan oleh

Informan adalah meliput kegiatan-kegiatan yang biasanya dilaksanakan oleh

pihak pengelola.

Hal-hal yang telah disebutkan mengenai peran dari media sendiri juga

sekaligus sebagai bentuk keterlibatan awak media dalam pengembangan

pariwisata KEK Tanjung Lesung, Informan 1 menjelaskan bahwa media tidak

boleh menyulitkan serta merintangi investor yang akan menanamkan

investasinya di KEK, seharusnya mempermudah dan memberikan

kenyamanan bagi para investor dengan penyajian berita yang aktual dan

positif.

Walaupun menurut pihak pengelola dan pemerintah menjelaskan peran

media dalam pengembangan Tanjung Lesung sendiri belum terlibat langsung

dan tidak ada kebijakan atau secara resmi, namun secara tidak langsung pihak

media ikut andil dalam pengembangan ini. Kesadaran akan pentingnya

koordinasi juga dirasakan oleh pihak media, menurutnya para stakeholder

Page 69: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

69

harus saling memiliki koneksi yang tepat satu dan lainnya demi mewujudkan

pariwisata yang seutuhnya.

Selain media juga terdapat akademisi yang terlibat secara tidak langsung

dalam pengembangan KEK Tanjung Lesung. Mengenai peran dari akademisi

dengan dua Informan, telah sesuai dengan tri darma perguruan yaitu

pengajara, pengabdian, dan penelitian, namun peran akademisi masih belum

secara langsung berpengaruh dalam pengembangan pariwisata KEK Tanjung

Lesung.

Dalam membuat Masterplan untuk KEK Tanjung Lesung sendiri

menurut Administrator KEK mengatakan bahwa PT. BWJ sudah mempunyai

tim internal untuk membuat masterplan tersebut, maka bentuk keterlibatan

akademisi saat ini hanya sekedar penyaluran mahasiswa untuk pengabdian

masyarakat. Selain itu juga KEK Tanjung Lesung menjadi tempat tujuan

penelitian beberapa mahasiswa dari universitas-universitas daerah maupun

luar daerah, yang kemudian menjadi suatu rekomendasi bagi pihak pengelola.

Page 70: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

70

3. Bentuk Koordinasi Stakeholder di KEK Tanjung Lesung

Koordinasi merupakan suatu hal penting yang dibutuhkan di dalam suatu

organisasi, baik organisasi publik maupun swasta, koordinasi dilakukan untuk

menciptakan suatu usaha yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah

ditentukan. Dalam pengembangannya, KEK Tanjung Lesung tentunya

membutuhkan koordinasi dengan para pemangku kepentingan, untuk melihat

sejauh mana koordinasi yang telah dimiliki antara satu pemangku

kepentingan dengan yang lainnya, peneliti melakukan wawancara ke

beberapa informan terkait khususnya para stakeholder.

Peneliti telah membuat rangkuman dalam berbentuk tabel mengenai

bentuk koordinasi para stakeholder yang terbagi menjadi lima (pemerintah,

usaha pariwisata, komunitas lokal, media, dan akademisi) di KEK Tanjung

Lesung berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan diatas. Fokus yang

menjadi pertanyaan mencakup komunikasi yang terjalin antar stakeholder,

kompetensi stakeholder, serta kontiunitas dalam berkoordinasi.

Page 71: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

71

Tabel 6

No Fokus Perspektif

Pemerintah Komunitas Usaha Pariwisata Media Akademisi

1

Komunikasi

antar

siatekholder

di KEK

Tanjung

Lesung

Terjalin dengan baik sesuai RPJMD

Pembuatan laporan progress KEK

Tidak ada komunikasi

yang intens

Group Whatsapp

dengan UMKM

Tetap berjalan, khususnya dengan

Investor

Komunikasi tidak langsung

Hanya

menghubungi

pihak tertentu

Komunikasi tidak langsung

2 Kompetensi

Stakeholder

Staff dan ahli pariwisata yang

tersertifikasi masih

minim

Pelatihan dan

sosialisasi

pariwisata

Pelatihan Pariwisata

Memiliki divisi internal khusus dalam bidang

perencanaan dan

pengembangan

Dewan Pers Tri Darma

Perguruan

3

Kesepakatan,

Komitmen

dan Insentif

Koordinasi

Sesuai dengan kebijakan

MOU dengan

Investor

Tidak ada

Tahapan Rencana Investasi KEK Tanjung

Lesung Tidak Ada

Pengabdian Masyarakat

Penelitian

4 Kontinuitas

Perencanaan

Masyarakat dan Komunitas lokal

sesuai dengan

rencana

Proses pengembangan

bertahap

Dengan sesama POKDARWIS

Hanya dengan pihak internal

Tidak Ada Rekomendasi

BENTUK KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KEK TANJUNG LESUNG

Sumber: Olahan Peneliti (2019)

Page 72: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

72

Tabel 6 akan lebih dijelaskan secara lebih luas pada paragraf selanjutnya,

lebih tepatnya akan dijelaskan berdasarkan perspektif para stakeholder

terkait. Tabel dibentuk untuk mempermudah pemahaman mengenai poin

bentuk koordinasi para pemangku kepentingan di KEK Tanjung Lesung,

penjelasan pertama dimulai dari perspektif pemerintah.

Peneliti melakukan wawancara dengan pihak pemerintah mengenai

koordinasi, komunikasi pihak pemerintah dengan para pemangku kepentingan

lainnya menurut Dinas Pariwisata Provinsi Banten, sudah terjalin dengan baik

sesama lembaga pemerintahan dikarenakan terbekali oleh RPJMD yang

sudah dibuat, namun bukan berarti hubungan dengan pihak lainnya tidak

terjalin dengan baik. Berbeda dengan Informan Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Pandeglang, yang bisa menjaga hubungan baik dengan

masyarakat, pengelola, serta para UMKM di Buffer Zone KEK Tanjung

Lesung. Administrator Kawasan mengatakan bahwa cara agar komunikasi

dengan para pemangku kepentingan yang lain tetap terjalin dengan membuat

laporan progress perkembangan KEK Tanjung Lesung setiap tiga bulan

sekali.

DISPARPROV dan Administrator Kawasan mengatakan bahwa mereka

belum memiliki ahli pariwisata di dalam lembaganya, sehingga para staff

hanya mendapatkan pelatihan serta pengajaran mengenai pariwisata melalui

program-program yang diberikan oleh pusat, berbeda dengan Informan 2

yang memiliki staff ahli pariwisata.

Dalam koordinasinya, pihak pemerintah memiliki kesepakatan maupun

komitmen sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat, sehingga hal

Page 73: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

73

tersebut menjadi hal mendasar bagi mereka dalam mengetahui peran serta

fungsi masing-masing pihak untuk mengembangkan pariwisata di KEK

Tanjung Lesung. Namun sayangnya untuk feedback serta perubahan terhadap

hasil kesepakatan dinilai cukup lamban dan kurang berpengaruh dalam

pengembangannya, tetapi DISBUDPAR Kabupaten Pandeglang mengatakan

masyarakat serta komunitas lokal bisa berkembang sesuai dengan arahan.

Pariwisata tidak bisa berdiri sendiri, dalam pengembangannya tidak

terlepas dari beragam pemangku kepentingan, namun hal ini bukan

merupakan hal yang mudah bagi pemangku kepentingan tersebut dikarenakan

satu atau dua hal sehingga koordinasi yang terbangun belum sempurna.

Terdapat beberapa kendala yang dialami oleh pemerintah dalam melakukan

koordinasi dengan para stakeholder lainnya, diantaranya Media Massa.

Pemberitaan yang disebar luaskan sangat berdampak bagi Destinasi, apabila

pemberitaan itu merupakan hal yang positif pasti akan berdampak baik bagi

destinasi, sedangkan apabila pemberitaan tersebut merupakan hal yang

negatif maka akan berdampak buruk bagi destinasi. Sekretaris Dinas

Pariwisata Provinsi Banten mengatakan bahwa;

“….Media massa kita itu belum ramah pariwisata, apa yang mereka

share itu tidak memikirkan bahwa akan memberikan dampak yang cukup

besar terhadap pariwisata, itu masih terjadi di kita. Buktinya ya setelah

terjadi Tsunami 22 Desember kemarin sampai sekarang angka wisatawan

belum pulih…”

Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang,

kendala yang dihadapi adalah masyarakat lokal yang masih belum sadar akan

pariwisata. Informan menyatakan bahwa masyarakat lokal masih

mementingkan kepentingan pribadi, apabila masyarakat sudah sadar akan

Page 74: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

74

wisata maka keuntungan akan datang dengan sinergi yang lain sehingga tidak

hanya kepentingan sendiri, mereka akan belajar bahwa semua harus

berkembang selaras dengan pariwisata Tanjung Lesung.

Sedangkan menurut Ketua Administrator KEK Tanjung Lesung, kendala

yang dihadapi yaitu tidak adanya pertemuan rutin antar pemangku

kepentingan, karena apabila diskusi yang dilakukan hanya dengan Whatsapp

atau hanya dua pihak tidak akan membangun kesepahaman, dan forum yang

dibentuk belum bisa beroperasi dengan baik. Sehingga sekarang masih belum

tersistem rutin untuk forum diskusi, dikarenakan seluruh stakeholder terkait

merupakan organisasi mandiri yang tidak terikat.

Data mengenai sudut pandang komunitas dalam koordinasi dengan para

pemangku kepentingan lainnya juga telah diolah peneliti. Komunikasi yang

dimiliki informan dengan stakeholder lainnya hanya sekedar melalui media

sosial yaitu group whatsapp dengan UMKM lain, sedangkan dengan pihak

lainnya tidak ada komunikasi yang berkelanjutan. Kadus Desa Wisata

Cikadung juga sependapat dengan POKDARWIS mengenai komunikasi yang

tidak intens dengan pihak lainnya terkecuali POKDARWIS dan UMKM.

Kedua informan mendapatkan sertifikasi serta pelatihan mengenai sadar

wisata dan usaha pariwisata dari pemerintah pusat, yang memang

berpengaruh bagi pihak komunitas dalam mengembangkan pariwisata daerah.

Tidak adanya kesepakatan, komitmen maupun insentif koordinasi diantara

pihak komunitas dengan pemangku kepentingan lainnya. Dalam kontinuitas

perencanaan Informan 1 menjelaskan bahwa hal itu terjadi hanya dengan

sesama POKDARWIS saja, sedangkan untuk Informan 2 mengatakan tidak

Page 75: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

75

adanya feedback maupun perubahan dari koordinasi dengan seluruh

pemangku kepentingan.

Di sisi lain, menjalin hubungan dan koordinasi antara para pemangku

kepentingan yang satu dengan lainnya, khususnya masyarakat lokal dengan

lembaga pemerintahan ataupun swasta tentu memiliki beberapa kendala.

Menurut Informan 1 kendala yang dialami adalah miscommunication dengan

para stakeholder terkait, serta tidak memiliki kesempatan untuk saling

bertatap muka dan berdiskusi dikarenakan media yang digunakan hanya

sekedar grup whatsapp. Sedangkan untuk Informan 2 kendala yang dihadapi

salah satunya adalah pihak masyarakat yang jarang diikut sertakan dalam

kegiatan atau forum khususnya untuk acara internal (Zona Inti) KEK Tanjung

Lesung.

Beetuk koordinasi menurut sudut pandang Usaha Pariwisata juga telah

dilakukan wawancara dengan narasumber PT. Banten West Java selaku

pengelola dan Restoran Kampung Nelayan selaku salah satu pelaku usaha

pariwisata di Buffer Zone KEK Tanjung Lesung.

Menurut PT. BWJ komunikasi yang dimiliki dengan stakeholder lain

tetap berjalan namun hanya dengan para investor KEK Tanjung Lesung,

karena memang PT. BWJ sampai saat ini masih tetap terfokus dengan para

investor. Sedangkan Kampung Nelayan mengatakan bahwa komunikasi

masih tetap berjalan hanya dengan UMKM dan POKDARWIS yang ada di

Buffer Zone KEK Tanjung Lesung. Dari sisi kompetensi Informan 1 memiliki

tim khusus dalam ahli perencanaan dan pengembangan sehingga tim tersebut

Page 76: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

76

yang akan turun langsung apabila KEK Tanjung Lesung melaksanakan

perencanaan terkait pariwisata.

Kampung Nelayan menjelaskan bahwa kompetensi yang dimiliki hanya

berdasarkan sosialisasi serta pelatihan yang diberikan pusat. PT. BWJ

memiliki delapan tahapan rencana investasi KEK Tanjung Lesung yang

diawali pada tahun 2015 dan rencana akhir pada tahun 2022, rencana tersebut

menjadi komitmen koordinasi yang ditawarkan perusahaan kepada para

pemangku kepentingan, sedangkan Kampung Nelayan tidak memiliki

kesepakatan maupun komitmen koordinasi. Untuk pertemuan serta koordinasi

yang berkelanjutan PT. BWJ hanya memiliki jadwal pertemuan secara

berkala untuk internal tetapi tidak untuk pemangku kepentingan lainnya.

Kendala juga dapat dirasakan oleh pihak Usaha Pariwisata, menurut PT.

BWJ kendala utama dalam berkoordinasi dengan stakeholder lainnya adalah

travel agent. Karena terkadang cara penjualan dari travel agent sendiri tidak

apa adanya, sehingga hal tersebut menimbulkan kekecewaan dari wisatawan

yang datang dengan ekspektasi tinggi, mereka juga menyatakan bahwa

destinasi di Banten Selatan khususnya Pandeglang masih belum terlalu

menarik minat turis domestik maupun mancanegara. Berbeda dengan

Kampung Nelayan yang menjelaskan mengenai kendala yang dihadapi yaitu

terbatasnya media dan waktu untuk bertatap muka, kesempatan yang dimiliki

masih sedikit dan tidak pernah bertemu dengan seluruh pihak terkait.

Media selaku stakeholder yang terlibat secara tidak langsung dalam

pengembangan pariwisata di KEK Tanjung Lesung juga diperlukan analisis

mengenai koordinasi dengan stakeholder lainnya. Komunikasi yang terjadi

Page 77: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

77

antara pihak media dengan stakeholder lain dapat tergolong sebagai

komunikasi tidak langsung, pihak media menghubungi pihak yang

bersangkutan apabila media membutuhkan kabar terkini mengenai

perkembangan Tanjung Lesung ataupun mengenai kegiatan-kegiatan tertentu.

Dewan pers selaku pihak yang berwenang dalam melindungi kemerdekaan

pers, Radar Banten memiliki dewan pers tersendiri sebagai petinggi yang

berwenang, sedangkan Banten Pos tidak memiliki kompetensi partisipan.

Kedua informan juga menyatakan bahwa mereka tidak memiliki

kesepakatan ataupun komitmen dalam koordinasi sera koordinasi yang

berkelanjutan dengan stakeholder lain, dikarenakan informan terlibat secara

tidak langsung.

Kendala pun turut bermunculan di pihak media, Radar Banten

mengatakan kendala yang dirasakan yaitu para pemangku kepentingan tidak

memiliki waktu yang cukup untuk bertemu dan berdiskusi, sama halnya

dengan Banten Pos yang mengatakan bahwa pertemuan antara media dengan

stakeholder lainnya tidak pernah dilaksanakan.

Akademisi juga merupakan stakeholder yang terlibat secara tidak

langsung di dalam pengembangan pariwisata KEK Tanjung Lesung,

koordinasi yang dilakukan tetap dianalisis seperti dalam tabel 6 menjelaskan

beberapa aspek yang diperlukan dalam suatu koordinasi.

Pihak akademisi memiliki komunikasi secara tidak langsung dengan

stakeholder lain, artinya komunikasi yang berlangsung hanya menggunakan

media perantara seperti media sosial, komunikasi secara langsung apabila

terdapat kepentingan khusus antara dua pihak atau lebih. Kompetensi yang

Page 78: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

78

dimiliki oleh kedua akademisi adalah Tri Dharma Perguruan, untuk

kesepakatan dan komitmen yang dimiliki akademisi dengan pengelola adalah

penelitian dan pengabdian masyarakat, aspek terakhir adalah keberlanjutan

koordinasi yang dimiliki mengandung rekomendasi dari hasil penelitian

maupun pengabdian masyarakat yang telah dilakukan oleh pihak akademisi.

Kendala dalam berkoordinasi dengan stakeholder lain yang dirasakan

oleh akademisi diantaranya adalah belum ada hubungan yang terintegritas

khususnya pengelola dengan pihak akademisi, beberapa kerjasama yang

dilakukan hanya sekedar perjanjian yang tidak berkelanjutan.

Page 79: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

79

B. Pembahasan

1. Bentuk Peran Stakeholder di KEK Tanjung Lesung

Stakeholder menurut Freeman (1984:46) dalam sebuah organisasi adalah

individu atau kelompok yang dipengaruhi atau mempengaruhi pencapaian

dari sebuah organisasi. Peric, Durkin dan Lamot (2014:277) juga mengatakan

bahwa stakeholder mempengaruhi pengembangan pariwisata dalam banyak

hal termasuk permintaan dan penawaran pariwisata, regulasi, pengelolaan

dampak pariwisata, sumber daya manusia, dan yang lainnya. Dalam

pengembangannya, KEK Tanjung Lesung melibatkan berbagai pemangku

kepentingan baik secara langsung ataupun tidak langsung, dalam penelitian

ini terdapat lima stakeholder sebagai partisipan. Sesuai dengan Peraturan

Menteri (Permen) Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 yang

berisikan mengenai Model Pentahelix sebagai pendorong sistem

kepariwisataan yang terbagi menjadi lima peran yaitu; pemerintah, bisnis,

komunitas, media dan akademisi.

a. Pemerintah

Menurut Sheehan et al. (2007) pemerintah bertindak sebagai pemberi

modal, dan memberikan visi untuk pengembangan masyarakat dan wisata,

serta memastikan kepentingan infrastruktur. Berdasarkan hasil wawancara

dengan tiga informan untuk pihak pemerintah, pengembangan masyarakat

sudah dilakukan oleh pemerintah khususnya di area penyangga KEK Tanjung

Lesung dan memfokuskan untuk mengembangkan Desa Wisata Batik

Cikadung, serta membuat beberapa kegiatan sosialisasi maupun pelatihan

mengenai sadar wisata ke masyarakat lokal. Peningkatan SDM pariwisata

Page 80: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

80

juga menjadi salah satu tugas dan wewenang pemerintah sesuai dengan

RPJMD yang telah dibuat, serta keterlibatan dalam sisi promosi pariwisata di

KEK Tanjung Lesung sesuai dengan tabel 5 mengenai bentuk keterlibatan

pemerintah. Namun pengembangan infrastruktur menjadi salah satu

permasalahan di dalam KEK Tanjung Lesung, sampai saat ini rencana

pembangunan infrastruktur masih belum selesai, jalan tol yang telah dibangun

hanya sampai rangkasbitung, sedangkan target penyelesaian jalan tol berakhir

pada tahun 2020.

Selain itu, pemerintah juga perlu berperan aktif dalam perencanaan dan

perumusan kebijakan, dan membantu dalam pelaksanaan inisiatif pariwisata

(Edgell et al., 2008), serta pengembangan dan promosi pariwisata berikut

undang-undang (Page & Connell, 2007). Seperti yang telah dijelaskan oleh

informan bahwa seluruh tugas dan fungsi pemerintah dalam pengembangan

KEK Tanjung Lesung sudah dalam berbentuk kebijakan pariwisata maka

seluruh pihak pemerintahan saling berkaitan antara satu dengan lainnya,

terlihat pada gambar 6 dalam RPJMD Provinsi Banten.

b. Komunitas

Hermantoro (2011) menjelaskan bahwa komunitas lokal adalah

komunitas yang tinggal pada area geografis yang sama, dan pada saat ini

komunitas lokal tidak lagi merupakan suatu kelompok yang homogen, bahkan

komunitas lokal ini pun hampir selalu bersifat heterogen sebagaimana banyak

dipahami di dalam realitas sosial. Masyarakat yang bertempat tinggal di

Buffer Zone KEK Tanjung Lesung dan terbagi menjadi empat kecamatan

Page 81: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

81

yaitu; Panimbang, Sukaresmi, Cigeulis, Sobang mayoritas berasal dari suku

Sunda dan Jawa, bermata pencaharian mayoritas nelayan dan petani.

Dikarenakan pengembangan pariwisata di KEK Tanjung Lesung juga

mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap mata pencaharian,

terbentuklah POKDARWIS yang sampai saat ini dapat dikatakan sebagai

penggerak pariwisata utama di area Buffer Zone.

Swarbrooke (1999) membagi enam peran masyarakat dalam

pengembangan pariwisata, walaupun tidak seluruh aspirasi masyarakat dapat

ditampung oleh POKDARWIS namun peran POKDARWIS sudah sesuai

dengan teori diatas. Masyarakat perlu dilibatkan dalam segala bentuk

perencanaan dan pengembangat, serta masyarakat juga berhak mengetahui

atas segala sesuatu yang terjadi di dalam KEK Tanjung Lesung.

POKDARWIS Tanjungjaya juga mengatakan bahwa masyarakat perlu

bergerak dan menjadi pemain dalam pariwisata di Tanjung Lesung ini bukan

hanya sebagai penonton tapi perlu mendapatkan manfaatnya.

Dikarenakan pembagian wilayah di Tanjung Lesung terbagi dua yaitu

zona inti dan zona penyangga sehingga terkadang pengelola tidak melibatkan

masyarakat dalam pembuatan perencanaan atau kebijakan, hal ini yang

membuat ketimpangan antara masyarakat dengan pengelola. Selain itu juga

POKDARWIS menjelaskan bahwa pemberian sosialisasi dan pelatihan sadar

wisata harus menyeluruh ke semua lapisan masyarakat, karena sampai saat ini

dirasa sosialisasi dan pelatihan hanya diberikan kepada masyarakat yang

sudah sadar akan wisata di KEK Tanjung Lesung.

Page 82: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

82

c. Usaha Pariwisata

Annuar (2012) menjelaskan bahwa sektor swasta juga memainkan peran

penting dalam persiapan ruang, kegiatan, dan produk meskipun lebih fokus

pada pengembangan berorientasi keuntungan. Berdasarkan hasil wawancara

dengan kedua informan, keuntungan atau laba memang menjadi sasaran

utama bagi para pelaku usaha pariwisata, selain itu juga sasaran utama dari

pihak pengelola adalah investor asing yang ingin menanamkan modal di KEK

Tanjung Lesung.

Peran usaha pariwisata terbagi menjadi delapan menurut WTOBC

(World Tourism Organization Business Council, 2006), berdasarkan hasil

penelitian dengan informan yang bersangkutan dapat dilihat bahwa beberapa

peran memang sudah diterapkan seperti Berkontribusi untuk melestarikan

budaya dan warisan dan melindungi lingkungan dalam melakukan festival

budaya lokal. Lalu berkontribusi untuk meningkatkan penelitian dan

pengembangan database statistic dengan beberapa akademisi yang sebagian

melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Pihak pengelola juga telah

bersedia memberikan keahlian dan akses ke pembiayaan untuk

mengembangkan dan mengoperasikan fasilitas dan layanan pariwisata

khususnya di Zona Inti KEK Tanjung Lesung, walaupun sampai saat ini

perkembangannya lamban.

Namun masih terdapat beberapa poin yang sampai saat ini pihak

pengelola belum terlaksana, diantaranya melibatkan komunitas lokal dalam

pengembangan pariwisata, dan melakukan pelatihan industry dan

Page 83: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

83

pengembangan tenaga kerja untuk mencapai keunggulan dalam kualitas

layanan.

d. Media

Media di dalam pengembangan pariwisata berperan sebagai pemangku

kepentingan yang memiliki informasi lebih untuk mengembangkan bisnis dan

berperan penting dalam mempromosikan bisnis (Muhyi, dkk 2017).

Berdasarkan hasil penelitian diatas, media menyatakan bahwa salah satu

peran yang sangat berpengaruh adalah sebagai media promosi dan media

sudah melaksanakan hal tersebut dengan sebaik-baiknya. Swarbrooke (1999)

membagi peran media menjadi dua, berdasarkan hasil penelitian peran media

yang telah dijelaskan pada tabel 5 sudah sesuai dengan teori yang telah

dipaparkan, bahwa media memberikan kesadaran wisatawan mengenai

permasalahan di destinasi dan juga meningkatkan kesadaran akan masalah

sosial di destinasi.

Namun sebaliknya menurut pihak pemerintah, media massa menjadi

suatu ancaman karena pihak media terkadang hanya memberitakan hal-hal

yang seharusnya tidak dipublikasikan karena dapat merusak citra destinasi,

sesuai dengan teori Hernanda, et al, (2018) bahwa media sebagai katalis

kesadaran akan destinasi dan citra.

e. Akademisi

Peran akademisi adalah memberikan pandangan dan analisis berdasarkan

data di lapangan mengenai tingkat perkembangan dan juga formula tepat

memajukan kepariwisataan melalui berbagai penelitian, analisis, serta

pengembangan sdm. SDM di industri pariwisata berperan selaku motor

Page 84: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

84

penggerak kelangsungan industri, serta penentu daya saing industri pariwisata

(Aribowo, 2019). Berdasarkan hasil penelitian, akademisi sudah berperan

sesuai dengan teori yang telah dipaparkan diatas, pihak akademisi melakukan

penelitian di KEK Tanjung Lesung mengenai berbagai macam sudut pandang

dan topik, sehingga hal tersebut tentu dapat membantu pihak pengelola dalam

memperbaiki maupun mengetahui permasalahan yang sedang terjadi melalui

kajian tersebut.

2. Bentuk Koordinasi di KEK Tanjung Lesung

Menurut Hasibuan dalam Sukarno (2016) koordinasi terbagi menjadi

empat, diantaranya adalah:

a. Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi

manusia dapat saling berhubugan satu sama lain baik dalam kehidupan

sehari-hari, tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.

Komunikasi yang terjalin dalam koordinasi harus menciptakan hubungan

yang produktif. Menurut Deni Darmawan (2007: 2-4) komunikasi terbagi

dalam beberapa bentuk, berdasarkan hasil penelitian komunikasi yang terjadi

antar stakeholder di KEK Tanjung Lesung masih merupakan komunikasi

personal karena beberapa pihak berkomunikasi langsung kepada yang

bersangkutan, dan melakukan komunikasi hanya apabila terdapat suatu

keperluan yang sangat mendesak.

Selain itu juga sebagian besar komunikasi antar stakeholder di KEK

Tanjung Lesung masih melalui perantara media lain (mediated) yaitu

Page 85: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

85

whatsapp dan sosial media lainnya, bukan komunikasi yang bersifat tatap

muka (face to face).

Belum terlaksananya pembentukan serta peresmian Forum Group

Discussion para stakeholder di KEK Tanjung Lesung ini juga menjadi

penghambat dalam komunikasi kelompok, sehingga miss komunikasi sering

terjadi diantara beberapa pihak yang terkait.

b. Integrasi

Integrasi menurut Sukarno (2016) merupakan suatu usaha untuk

menyatukan tindakan-tindakan atau sebuah sistem yang mengalami

pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh dari berbagai badan,

instansi, unit, sehingga merupakan suatu kebulatan pemikiran dan kesatuan

tindakan yang terarah pada suatu sasaran yang telah ditentukan dan disepakati

bersama. Dengan adanya integrasi, koordinasi dapat berjalan secara terarah di

semua tingkatan.

Berdasarkan hasil penelitian menjelaskan bahwa integrasi terjadi tidak

dengan seluruh pemangku kepentingan, dikarenakan masterplan ataupun

RIPPAR yang telah dibentuk masih belum diketahui oleh beberapa pihak

seperti masyarakat lokal. Selain itu pula pengembangannya masih belum

sesuai dengan timeline rencana, sehingga hal tersebut juga menjadi

penghambat dalam integrasi dengan para pemangku kepentingan lainnya.

Page 86: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

86

c. Sinkronisasi

Sinkronisasi menurut Sukarno (2016) adalah suatu usaha untuk

menyesuaikan, menyelaraskan kegiatan, tindakan, dan unit sehingga

diperoleh keserasian dalam pelaksanaan tugas atau kerja. Berdasarkan hasil

penelitian diatas, sinkronisasi masih belum terlihat diantara para pemangku

kepentingan, karena tugas dan fungsi masing-masing pihak berbeda-beda

pula. Minimnya interaksi dengan pemangku kepentingan yang lain juga

menjadi penghambat munculnya sinkronisasi antara satu pihak dengan pihak

lainnya

Disamping bentuk-bentuk koordinasi yang telah dijelaskan diatas,

kendala dalam koordinasi juga terjadi diantara pemangku kepentingan, seperti

yang dinyatakan oleh Handayaningrat (1989:129) bahwa kendala dalam

koordinasi terbagi menjadi dua. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan

bahwa kendala yang terjadi adalah hambatan-hambaran dalam koordinasi

fungsional, yang disebabkan karena diantara yang mengoordinasi dan

dikoordinasikan tidak memiliki hubungan hirarkis (garis komando)

sedangkan hubungan keduanya terjadi karena adanya kaitan bahkan

interdependensi atau dasar fungsi masing-masing. Mayoritas kendala yang

dihadapi adalah kurangnya komunikasi baik secara langsung maupun tidak

langsung antar stakeholder, serta minimnya waktu dan tempat untuk

melakukan diskusi yang sebenarnya hal itu diharapkan oleh beberapa pihak.

Page 87: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

87

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Koordinasi antar stakeholder di KEK Tanjung Lesung masih belum

terlaksana dengan baik dengan para pemangku kepentingan lainnya,

namun setiap stakeholder telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai

dengan peran sebagaimana mestinya. Pemerintah telah melaksanakan

tugas sebagai pemangku kepentingan yang terlibat secara langsung dalam

pengembangan pariwisata di KEK Tanjung Lesung, khususnya dari sisi

promosi dan peningkatan SDM Pariwisata. Masyarakat lokal berperan

aktif sebagai penggerak pariwisata di Buffer Zone KEK Tanjung Lesung,

masyarakat dapat mendatangkan wisatawan dan memberikan pelayanan

yang tepat bagi wisatawan. Pengelola atau pelaku usaha pariwisata masih

berorientasi pada keuntungan dan target utamanya adalah investor asing,

sehingga hal ini mengakibatkan sinkronisasi antara pemangku

kepentingan berkurang. Media dan akademisi menjadi pemangku

kepentingan yang terlibat secara tidak langsung dalam pengembangan

pariwisata di KEK Tanjung Lesung, tugas yang mereka laksanakan sudah

sesuai dengan peran dari media dan akademisi.

2. Bentuk koordinasi para pemangku kepentingan di KEK Tanjung Lesung

masih belum terlihat secara baik, mayoritas kendala yang dihadapi oleh

para pemangku kepentingan adalah komunikasi sehingga kendalanya

Page 88: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

88

merupakan hambatan dalam koordinasi fungsional, yang dikarenakan

diantara yang mengoordinasi dan dikoordinasikan tidak memiliki

hubungan hirarkis (garis komando) sedangkan hubungan keduanya

terjadi karena adanya kaitan bahkan interdependensi atau dasar fungsi

masing-masing. Komunikasi yang dilakukan masih kurang produktif dan

efektif antara pemangku kepentingan di KEK Tanjung Lesung dalam

pengembangan pariwisata, sehingga koordinasi tidak berjalan

sebagaimana mestinya.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, implikasi yang didapatkan

salah satunya yaitu, pihak pengelola yang masih memfokuskan

pengembangan pariwisata demi menarik investor asing agar dapat bergabung

ke KEK Tanjung Lesung dan mengesampingkan target wisatawan domestik

maupun mancanegara. Apabila hal tersebut terus terjadi maka pengembangan

pariwisata di KEK Tanjung Lesung tidak akan berjalan seiring dengan

kepentingan para pemangku kepentingan lainnya, dimana pemerintah sudah

ditetapkan melalui kebijakan, dan komunitas lokal yang telah menjadikan

pariwisata sebagai mata pencaharian.

Disamping hal tersebut, media dan akademisi yang terlibat secara tidak

langsung dalam pengembangan pariwisata di KEK Tanjung Lesung perlu

secara perlahan dilibatkan secara langsung. Branding dan Image dari KEK

Tanjung Lesung sendiri dapat dipengaruhi oleh kedua stakeholder tersebut,

sehingga bentuk keterlibatan harus dioptimalkan lebih lanjut.

Page 89: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

89

Sedangkan dalam hal koordinasi, stakeholder di KEK Tanjung Lesung

masih belum terlaksana dengan baik. Salah satu pemicunya disebabkan oleh

tidak adanya forum diskusi secara terbuka bagi para stakeholder dimana

forum tersebut bisa menjadi tempat bertukar pikiran serta menjadi tempat

aspirasi yang tepat bagi para komunitas lokal ataupun para pemangku

kepentingan lainnya. Apabila hal tersebut terus terjadi maka pengembangan

pariwisata di KEK Tanjung Lesung akan memiliki kesenjangan antar

pemangku kepentingan.

C. Saran

Penelitian mengenai stakeholder khususnya dalam Model Pentahelix

masih harus dikaji lebih lanjut lagi, mengingat pengembangan pariwisata di

KEK Tanjung Lesung tidak lagi hanya melibatkan pihak-pihak pemerintahan

ataupun swasta saja namun media dan akademisi juga perlu dikaji lebih lanjut

lagi dalam pelibatannya. Selain itu, penelitian mengenai aspek infrastruktur di

KEK Tanjung Lesung perlu dikaji, sesuai dengan kebijakan pemerintah yang

memfokuskan pengembangan infrastruktur namun sampai sekarang hal

tersebut masih minim progress, diharapkan penelitian mengenai hal tersebut

dapat menemukan hambatan serta kendala di dalam pengembangannya.

Saran yang diberikan kepada pengelola diantaranya yaitu perlu

menggandeng seluruh pemangku kepentingan, tidak luput juga media dan

akademisi yang perlu dilibatkan. Selain itu, prioritas pembangunan di dalam

kawasan masih perlu diperhatikan, disamping memfokuskan pada investor

asing dan mengesampingkan rencana pengembangan lainnya.

Page 90: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

90

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Dan Artikel Jurnal

Aas, C., Ladkin, A., dan Fletcher, J. 2005. Stakeholder Collaboration and

Heritage Management. (Annals of Tourism Research 32 (1). 28-48)

Anuar, A. N. A., Ahmad, H., Jusoh, H., & Hussain, M. Y. (2012). Understanding

the factors influencing formation of tourist friendly destination concept.

Journal of Management and Sustainability, 2(1), 106-114.

Aribowo, Handy. Alexander Wirapraja. Yudithia Dian Putra. 2019. Implementasi

Kolaborasi Model Pentahelix Dalam Rangka Mengembangkan Potensi

Pariwisata Di Jawa Timur Serta Meningkatkan Perekonomian Domestik.

(Jurnal Manajemen Bisnis; 31-38)

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi).

Jakarta: Rineka Cipta.

Amalyah, Reski, Djamhur Hamid dan Luchman Hakim. 2016. Peran Stakeholder

Pariwisata dalam Pengembangan Pulau Samalona Sebagai Destinasi

Wisata Bahari. (Jurnal Administrasi Bisnis. 158-163)

Bornhorst, T., Brent Richie, J.R., Sheehan, L. Determinants of tourism success for

DMOs & destinations: An empirical examination of stakeholders’

perspectives. (Tourism Management Journal, Vol 31, 2010, 572–589).

Freeman, R.E. (1984). Strategic management: A stakeholder approach. Boston:

Pitman Publishing Inc.

Page 91: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

91

Garrod, B., dan Fyall, A. 2001. Heritage Tourism: A Question of Definition.

(Annals of Tourism Research 28(4): 1049-1052)

Geert Bouckaert, B. Guy Peters and Koen Verhoest .2010.The Coordination of

Public Sector Organizations Shifting Patterns of Public Management.

New York. Palgrave Macmillan

Gunn, C. A. (1994). Tourism planning (3rd ed.). London: Taylor and Francis.

Handayaningrat (1984) : Handayaningrat, Suwarno. 1984. Administrasi

Pemerintahan dalam Pembangunan Nasional. Jakarta. CV Haji Masagung

Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah.

Edisi Revisi. Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.

Hermantoro, Hengky. 2011. “Creative-Based Tourism: Dari Wisata Rekreatif

menuju Wisata Kreatif.” Yogyakarta. Percetakan Galangpress.

Hernanda, Dedy Wahyu. Lely Indah Mindarti. Riyanto. 2018. Community

Empowerment Based on Good Tourism Governance in the Development of

Tourism Destination. (Jurnal Kepariwisataan, Vol. 6., No. 2; 126-136)

Janita, J.F. 2003. Corporate Social Responsibility And The Identification Of

Stakeholders. (Jurnal Manajemen Vol 10 : 141-152)

Kabar Banten. 2018. BPN tidak Hadir, Mediasi Sengketa Lahan KEK Tanjung

Lesung Buntu, di akses pada 15 Mei 2019

Ladkin, A., dan Bertramini, A. M. 2002. Collaborative Tourism Planning: A Case

Study of Cusco, Peru. (Current Issues inTourism 5(2) : 71-93)

Mahfud, Bambang Santoso Haryono dan Niken Lastiti Veri Anggareni. 2015.

Peran Dan Koordinasi Stakeholder Dalam Pengembangan Kawasan

Page 92: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

92

Minapolitan Di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. (Jurnal

Administrasi Publik Vol. 3, No. 12. 2070-2076)

McCartney, Glenn. 2013. Introduction To Tourism Management : An Asian

Perspective. Singapore. McGraw-Hill Education (Asia)

Moekijat. 1994. Koordinasi (Suatu Tinjauan Teoritis). Bandung. Penerbit Mandar

Maju

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

Remaja Rosdakarya Offset

Muhyi, Herwan Abdul. 2017. The Penta Helix Collaboration Model in

Developing Centers of Flagship Industry in Bandung City. (Jurnal

Administrasi Bisnis Vol. 6; 412-417)

Mujahid, Darmawan Salman dan M. Abduh Ibnu Hajar. 2015. Kolaborasi

Multipihak pada Program Pengembangan Kawasan Perikanan

(Minapolitan) di Kabupaten Luwu Timur. (Ilmu Kelautan / Marine

Sciences and Fisheries)

Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nasution. 1992. Metode Penelituan Naturalistik – Kualitatif. Bandung. TARSITO.

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernologi : Ilmu Pemerintahan Baru. Rineka Cipta.

Jakarta

Peric, Jelena Durkin dan Ivanka Lamot. 2014. Importance Of Stakeholder

Management In Tourism Project: Case Study Of The Istra Inspirit Project.

Page 93: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

93

(Tourism And Hospitality Industry 2014, Congress Proceedings Trends in

Tourism and Hospitality Industry. 273-286)

Raharjana, Destha Titi. Membangun pariwisata bersama rakyat: Kajian

partisipasi lokal dalam membangun Desa wisata di dieng plateau. Jurnal

Kawistara Vol. 2,.No. 3 (2012).

Rahmawati, Triana. Sinergitas Stakeholders dalam Inovasi Daerah (Studi pada

Program Seminggu di Kota Probolinggo (SEMIPRO)). Jurnal Administrasi

Publik 2.4 (2014): 641-647.

Ratna, Sri. 2006. Pengorganisasian dan Koordinasi Kerja. Departemen Agama.

Jakarta

Ricther, Linda K. 1989. The Politics of Tourism in Asia. Honolulu: University of

Hawaii Press.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama

Sinh Bui Duc, Nga Vo Thi, Linh Vo Tran, dan Tuan Nguyen Hoang. 2016.

Stakeholder Model Applicationin Tourism Development in Cat Tien, Lam

Dong. (Journal of Advanced Research in Social Sciences and Humanities.

73-95)

Sukarno, Frenly. 2016. Koordinasi Dalam Pengelolaan Objek Wisata Taman

Nasional Kayan Mentarang Di Desa Tanjung Lapang Kilometer Delapan

Kabupaten Malinau. (Jurnal Pemerintahan Integratif, Vol. 4., 217-232)

Subarsono. (2005) Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi.

Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Page 94: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

94

Sudjana. 2005. Metode Statistika. (Ed. 6). Bandung: Tarsito.

Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata: Konsep

dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta. Gava Media.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung.

Alfabeta.

Swarbrooke, J. 1999. SustainableTourismManagement. New York, NY: Cabi

Publication.

2. Sumber Lainnya

Gatot. 2017. Administrator KEK Tanjung Lesung Angkat Tangan Soal Lahan

BWJ dalam http://faktapandeglang.co.id/administrator-kek-tanjung-lesung-

angkat-tangan-soal-lahan-bwj/, di akses pada 15 Mei 2019

Ibo, Ahmad. 2019. Jurus Kemenpar Pulihkan Pariwisata Selat Sunda Usai

Tsunami dalam https://www.liputan6.com/regional/read/3867573/jurus-

kemenpar-pulihkan-pariwisata-selat-sunda-usai-tsunami, di akses pada 17

April 2019

Petriella, Yanita. 2018. 2 KEK Pariwisata Diincar Investor Jepang dalam

https://ekonomi.bisnis.com/read/20181101/12/855784/2-kek-pariwisata-

diincar-investor-jepang, di akses pada 15 Mei 2019

Ulum, Wasiul. 2018. Gubernur Banten Minta Jokowi Cabut Izin KEK Tanjung

Lesung dalam https://nasional.tempo.co/read/1143796/gubernur-banten-

minta-jokowi-cabut-izin-kek-tanjung-lesung, diakses pada 15 Mei 2018

Page 95: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

95

3. Peraturan Perundangan

Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Pasal 10

tentang Hubungan Kerja Koordinatif. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Nomor 39 tentang Kawasan Ekonomi

Khusus. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 26 tentang Kawasan

Ekonomi Khusus Tanjung Lesung. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Nomor 14 tentang Pedoman

Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Sekretariat Negara. Jakamrta.

Page 96: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

96

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA

PT. Banten West Java

1. Peran PT. Banten West Java dalam pengembangan pariwisata di KEK

Tanjung Lesung

2. Bentuk keterlibatan para stakeholder dalam pengembangan pariwisata

di KEK Tanjung Lesung

3. Pandangan PT. Banten West Java mengenai koordinasi para

pemangku kepentingan di KEK Tanjung Lesung

4. Kesadaran akan pentingnya koordinasi para pemangku kepentingan

dalam pengembangan pariwisata di KEK Tanjung Lesung

5. Kendala dalam bekerjasama dengan stakeholder lainnya di KEK

Tanjung Lesung

6. Upaya dalam menjaga hubungan kerjasama yang berkelanjutan

dengan para stakeholder

7. Alasan penetapan Tanjung Lesung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus

8. Progress pengembangan KEK Tanjung Lesung sejak diresmikan

9. Bidang/Departemen khusus dalam struktur organisasi PT. BWJ yang

menangani pariwisata di KEK Tanjung Lesung

10. Bidang/Departemen khusus dalam struktur organisasi PT. BWJ yang

mengkoordinasikan para pemangku kepentingan

Dewan Kawasan Ekonomi Khusus

1. Peran Dewan Kawasan Ekonomi Khusus dalam pengembangan

pariwisata di KEK Tanjung Lesung

2. Bentuk keterlibatan para stakeholder dalam pengembangan pariwisata

di KEK Tanjung Lesung

3. Pandangan Dewan Kawasan Ekonomi Khusus mengenai koordinasi

para pemangku kepentingan di KEK Tanjung Lesung

Page 97: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

97

4. Kesadaran akan pentingnya koordinasi para pemangku kepentingan

dalam pengembangan pariwisata di KEK Tanjung Lesung

5. Kendala dalam bekerjasama dengan stakeholder lainnya di KEK

Tanjung Lesung

6. Upaya dalam menjaga hubungan kerjasama yang berkelanjutan

dengan para stakeholder

7. Progress pengembangan KEK Tanjung Lesung sejak diresmikan

Pemerintah (DISPARPROV & DISPARKAB)

1. Peran Pemerintah dalam pengembangan pariwisata di KEK Tanjung

Lesung

2. Bentuk keterlibatan para stakeholder dalam pengembangan pariwisata

di KEK Tanjung Lesung

3. Pandangan Pemerintah mengenai koordinasi para pemangku

kepentingan di KEK Tanjung Lesung

4. Kesadaran akan pentingnya koordinasi para pemangku kepentingan

dalam pengembangan pariwisata di KEK Tanjung Lesung

5. Kendala dalam bekerjasama dengan stakeholder lainnya di KEK

Tanjung Lesung

6. Upaya dalam menjaga hubungan kerjasama yang berkelanjutan

dengan para stakeholder

7. Progress pengembangan KEK Tanjung Lesung sejak diresmikan

Komunitas (Masyarakat dan POKDARWIS)

1. Peran Komunitas dalam pengembangan pariwisata di KEK Tanjung

Lesung

2. Bentuk keterlibatan para stakeholder dalam pengembangan pariwisata

di KEK Tanjung Lesung

3. Pandangan Komunitas mengenai koordinasi para pemangku

kepentingan di KEK Tanjung Lesung

Page 98: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

98

4. Kesadaran akan pentingnya koordinasi para pemangku kepentingan

dalam pengembangan pariwisata di KEK Tanjung Lesung

5. Kendala dalam bekerjasama dengan stakeholder lainnya di KEK

Tanjung Lesung

6. Upaya dalam menjaga hubungan kerjasama kerjasama yang

berkelanjutan dengan para stakeholder

Akademisi

1. Peran Akademisi dalam pengembangan pariwisata di KEK Tanjung

Lesung

2. Bentuk keterlibatan para stakeholder dalam pengembangan pariwisata

di KEK Tanjung Lesung

3. Pandangan Akademisi mengenai koordinasi para pemangku

kepentingan di KEK Tanjung Lesung

4. Kesadaran akan pentingnya koordinasi para pemangku kepentingan

dalam pengembangan pariwisata di KEK Tanjung Lesung

5. Kendala dalam bekerjasama dengan stakeholder lainnya di KEK

Tanjung Lesung

6. Upaya dalam menjaga hubungan kerjasama yang berkelanjutan

dengan para stakeholder

Media

1. Peran Media dalam pengembangan pariwisata di KEK Tanjung

Lesung

2. Bentuk keterlibatan para stakeholder dalam pengembangan pariwisata

di KEK Tanjung Lesung

3. Pandangan Media mengenai koordinasi para pemangku kepentingan

di KEK Tanjung Lesung

4. Kesadaran akan pentingnya koordinasi para pemangku kepentingan

dalam pengembangan pariwisata di KEK Tanjung Lesung

5. Kendala dalam bekerjasama dengan stakeholder lainnya di KEK

Tanjung Lesung

Page 99: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

99

LAMPIRAN 2

CONTOH TRANSKRIP

Tgl Wawancara : 11 Juli 2019

Narasumber : Bapak Wadiyo (Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi Banten)

Interviewer : Feronica Tiara (Peneliti)

Transcriber : Feronica Tiara (Peneliti)

Narasumber: Dasar dari pengembangan wilayah pariwisata di provinsi banten berasal dari

RPJMD, ini ada tematik namanya

Peneliti: Tanjung Lesung juga termasuk disini ya pak?

Narasumber: Iya dasarnya ini, disebut tematik itu karna memang kita ambil tanjung

lesung itukan sebagai kawasan strategis pariwisata nasional ya, pemerintah tingkat daerah

mendukung supaya wilayah itu cepat berkembang. Ya dinamakan itu, perencanaan secara

tematik.

Peneliti: Adakah MOU antara dinas setempat dengan pihak tanjung lesung?

Narasumber: kerjasama ini lebih dari MOU, seperti contohnya arah kebijakan tematik

pariwisata. Jadi seluruh dari stakeholder dan OPD tadi ngeroyok disitu,

Peneliti: Jadi dari 5 (penta helix) ini juga memiliki tugas disitu pak?

Narasumber: Iya iya, jadi misalnya dishub bertugas apa? Menyediakan sarana trasnportasi

nya. Kemudian PU menyediakan apa? Jalannya. Kemudian Perkim menyediakan apa?

Lingkungannya supaya tidak kumuh. Semacam gitu, jadi selruh dinas sudah terkait disitu.

Ini dalam dokumen perencanaan loh, jadi lebih daripada MOU. Termasuk juga dari pusat,

kementrian juga menyiapkan asetnya seperti jalan tol, kemudian revitalisasi kereta

serang-labuan-rangkas. Ini bagian dari perencanaan kita dalam rangka bagaimana

membangun kawasan tanjung lesung. Jadi dasar hukumnya sudah ada dalam bentuk

PERDA

Peneliti: sampai tahun 2022 ya pak?

Narasumber: ya benar, boleh difoto sebagai dokumentasi PERDA-nya. Jadi lebih kuat

daripada MOU, ini perda loh sudah memikat seluruh masyarakat kita.

Peneliti: berarti untuk dinas pariwisata sendiri berperan sebagai apa ya pak?

Narasumber: Jadi untuk perannya kita dari sisi promosi

Peneliti: lebih khusus di promosi gitu pak?

Page 100: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

100

Narasumber: Ya, melalui event-event. Biasa dilaksanakan event/festival tanjung lesung

pada bulan September, kemudian ada beberapa event disitu ada apa… Teater nya

kemudian ada juga apa itu banyak aktivitas yang dilakukan selama festival itu, ada lomba

perahu hias

Peneliti: Rutin ya pak?

Narasumber: Ya rutin setiap tahun, nah itu Tupoksi kita dari dinas pariwisata melakukan

promosi

Peneliti: Agenda tahunan berarti ya pak maksudnya?

Narasumber: ya, termasuk juga membuat trip seperti paket wisata. Itu tugas kita

Peneliti: berarti ada kerjasama dengan agen tour&travel?

Narasumber: oh iya, jadi dalam rangka untuk mengembangkan wilayah yang sudah

ditetapkan sebagai KSPN oleh pemerintah diharapkan menjadi 10 Destinasi Bali Baru.

Dan mungkin kemarin juga terganggu dengan adanya musibah bencana alam

Peneliti: setelah musibah itu terjadi, apakah semakin gencar melakukan promosi? Dan

sepertinya sudah aman kembali

Narasumber: ya sudah aman tetapi di masyarakat masih ada rasa ketakutan, trauma

dengan laut dan ini yang masih menjadi kewajiban pemerintah dan seluruh pihak

khususnya media untuk meyakinkan bahwa selat sunda sudah aman, nah pada bulan april

kemarin sudah dilakukan deklarasi selat sunda aman oleh mentri pariwisata saat hari

ulangtahun pandeglang. Itu dalam rangka mempromosikan pariwisata di selat sunda, ini

kan dikarenakan masyarakat selat sunda masih takut, hal yang menjadi kontra ketika

media melakukan liputan langsung pada saat kejadian bencana tersebut tetapi disaat

sudah aman seperti ini seharusnya mereka juga meliput keadaan sekitar, supaya

masyarakat teredukasi. Ini kan nggak, kesini nya nggak nah ini menjadi kewajiban

pemerintah untuk meyakinkan. Caranya bagaimana? Ya caranya membawa banyak event

dan kegiatan ke wilayah itu

Peneliti: Dan seharusnya diliput juga oleh Media ya pak

Narasumber: Ya benar, tetapi memang perlu waktu

Peneliti: Jumlah wisatawan nya menurun ya pak?

Narasumber: Kalau itu ya pasti, kemarin itukan indikatornya waktu lebaran seharusnya

pantai penuh ya, waktu libur lebaran itu sampai sekitar 1,2 juta pengunjung sepanjang

garis pantai anyer-tanjung lesung. Tetapi tahun ini di monitoring hanya sekitar 350ribu

sekitar 1/3 nya ya dari tahun kemarin. Artinya masyarakat belum betul2 pulih

kepercayaannya terhadap selat sunda

Peneliti: bagaimana bentuk kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat lokal

ataupun komunitas pariwisata lokal?

Page 101: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

101

Narasumber: Kalau kita memang bagaimana upaya membangkitkan tadi, melakukan

beberapa kegiatan bagiaman masyarakat juga langsung percaya ya, salah satunya trauma

healing dulu terhadap masyarakat dan juga pelaku industry pariwisata, ini supaya bisa

cepat melupakan kemudian bangkit kembali supaya pariwisata yang kita harapkan bisa

pulih kembali. Nah kita juga sudah melakukan kerjasama dengan OJK, itu untuk

mengumpulkan para pelaku bank di banten kemudian juga kumpulkan pelaku indsutri

pariwisata seperti rumah makan, warung, villa yang berada di sepanjang jalan itu kita

kumpulkan dalam rangka supaya bisa difasilitasi oleh jasa perbankan ini dan

mendapatkan kredit usaha dengan bunga yang lunak. Tetapi masyarakat masih belum

pulih, mereka malah meminta kebijakan supaya OJK itu memberikan kelonggaran kepada

bank bank pemberi kredit, misalnya diperpanjang masa jangka angsurannya agar tidak

memberatkan dari pengambil kredit

Peneliti: adakah Kendala yang dirasa ketika bekerjasama dengan pihak stakeholder yang

lain?

Narasumber: pasti ada, salah satunya media massa tadi. Ketika kejadian mereka On Air,

tetapi sekarang tidak dilakukan pemberitaan bahwa selat sunda sudah aman, kontra berita

itu. Siapa yang melakukan? Jadi kendalanya ya itu kalau di panggil lagi ya mahal, harus

kita sendiri yang berusaha. Media massa kita itu belum ramah pariwisata, apa yang

mereka share itu tidak memikirkan bahwa akan memberikan dampak yang cukup besar

terhadap pariwisata, itu masih terjadi di kita. Buktinya ya setelah terjadi Tsunami 22

Desember kemarin sampai sekarang ya belum pulih. Seperti yang sudah saya sampaikan

tadi mengenai masyarakatnya yg masih belum pulih juga, kita sudah maksimalkan segala

cara agar mereka kembali usaha lagi tetapi saya rasa sulit bagi mereka. Kendala-kendala

seperti itu yang masih terjadi, dari sisi lembaga keuangan juga harus ramah terhadap

dampak yang dihadapi apabila terjadi musibah, dari sisi media massa juga perlu

melakukan pemberitaan lagi secara adil.

Peneliti: kalau dari pemerintah sendiri adakah bentuk komunikasi yang dilakukan

terhadap stakeholder lain? Atau melakukan pertemuan secara rutin?

Narasumber: Ya kita sudah sepakat, Pusat provinsi dan kabupaten mengarahkan seluruh

kegiatan tersebut kesitu. Di hotel-hotel sepanjang itu, supaya mereka juga berputar

ekonominya, supaya tidak terjadi PHK di hotel. Kalau tidak ada yang dating/menginap

pasti tutup kan, artinya nanti ancaman pengangguran semakin besar, karena kan ratusan

hotel sepanjang pantai itu harus dapat tamu, kalau ngga ya tidak bisa jalan

Peneliti: menurut bapak sendiri bagaimana progress pengembangan tanjung lesung sejak

dicanangkannya sebagai KEK?

Narasumber: Lambat, karena hambatannya saling menunggu antara investor dengan

infrastruktur. Investor pinginnya ada infrastruktur yang sudah jadi, tetapi infrastruktur

kalau dibangun kan juga pinginnya ada janji bahwa nanti cepet kembali. Investor yang

sudah MOU sekitar ada 15-20, yang masuk kesitu tetapi nunggu jalan tol jadi. Sementara

jalan tol juga ngitung, apabila dibangun apakah kembali dengan cepat dalam hitungan

tahun? Kan saling menunggu ini, disini pemerintah turun tangan bahwa harus ada

kepastian bahwa tahun sekian selesai, supaya ada keberanian dari sisi investor utnuk

Page 102: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

102

masuk ke tanjung lesung. Kalau tidak ada infrastruktur kan Jakarta-tj lesung 6 jam, orang

sudah kecapekan di jalan.

Peneliti: menurut bapak sendiri apakah penting akan kesadaran bekerjasama dengan

pihak lain yang bersangkutan? Dengan merangkul media dan masyarakat sendiri?

Narasumber: Oh ya tentu, namanya pariwisata kan kita tidak bisa bekerja sendiri. unsur-

unsur nya kana da akademisi, birokrasi, pemerintah, kemudian komunitas, kemudian

media massa kan gitu. Jadi seluruhnya harus saling mendukung, akademisi juga

bagaimana mengembangkan potensi yang ada disitu apakah itu dari seni budaya nya atau

dari sisi kuliner nya bahkan mungkin dari sisi masyarakat lokalnya supaya bisa

berkontribusi terhadap timbulnya perekonomian di tempat itu, jadi litbangnya di tempat

itu berfungsi oleh akademisi. Komunitas juga sama, agar bisa mengembangkan inovasi2

yang lebih bagus, inikan yang lebih cepet itu di komunitas, kalau di perguruan tinggi kan

lambat, komunitas kan lebih cepat progresnya. Artinya komunitas juga berperan penting

disini

Peneliti: dari kelima stakeholder ini pak, menurut bapak yang kurang dalam kontribusi

pengembangan pariwsiata nya yg mana pak?

Narasumber: saya kira kelima2nya belum saling ketemu, belum saling bisa berkaitan

antar sama lain. Akademisi juga sangat kurang, di banten ini masih belum ada sarjana

pariwisata.

Page 103: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

103

Tgl Wawancara : 18 Juli 2019

Narasumber : Ibu Rosi (Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Kabupaten

Pandeglang)

Interviewer : Feronica Tiara (Peneliti)

Transcriber : Feronica Tiara (Peneliti)

PENELITI: Perkembangan pariwisata di Tanjung Lesung sejak di tetapkannya sebagai

KEK menurut ibu bagaimana? Apakah perkembangannya signifikan meningkat atau

lamban?

NARASUMBER: Kalau signifikan iya, tapi pariwisata itu tidak bisa ketika

pembangunan2 yang sudah dilakukan baik fisik kemudian apapun kemudian dia akan

terlihat langsung karena ini kan by process, apalagi ini menyangkut dengan… ketika fisik

sudah dibangun lalu harus segera digunakan, nah lalu yang menggunakan siapa? Itukan

harus dilatih dulu SDM nya, kemudian harus diatur betul sistem penggunaannya dan apa

saja yang harus dilatih, nah SDM2 yang nanti menempati semua sarana fisik yang sudah

dibangun, karena memang KEK Tanjung Lesung sudah mendapatkan prioritas dalam

pembangunan fisik, nah SDM ini kan yang penting dibangunnya adalah kesadaran akan

pariwisata. Nah daerah sekitar situ sampai saat ini semuanya belum sadar wisata, kalau

misalnya sudah sadar wisata bahwa ketika pembangunan KEK itu adalah untuk

mendukung perekonomian mereka sendiri maka mereka akan cepat membantu, memang

tumbuh bagi orang2 yg pinya kemampuan secara ekonomi seperti contohnya homestay,

homestay disana terbangun dengan baik. Itu bukti bahwa mereka sudah tahu ini pasti

akan menjadi sesuatu yg menjanjikan kedepannya, makam mereka membangun beberapa

homestay namun dukungannya belum terpenuhi, seperti contohnya izin dalam

membangun homestay itu sendiri, selain itu juga pengertian mendasar mengenai apa

bedanya homestay dgn penginapan, homestay tidak boleh lebih dr 5 kamar, kalau lebih

maka itu disebut penginapan dan izin berbeda pula. Itu baru dari segi tumbuhnya

penginapan selain resort tanjung lesung, dan yang terbaru ada hotel Asoka.

NARASUMBER: Masyarakat di dalam kawasan tanjung lesung sendiri, mereka pun

harus mengerti bahwa kalau wilayah ini sudah disebut sebagai kawasan maka akan

terdapat beberapa lahan yang bukan milik mereka, tetapi pihak yang bertanggung jawab

tentang KEK sendiri harus mengerti kondisi masyarakat pula. Mugnkin sampai saat ini

permasalahan lahan antara BWJ dengan masyarakat, yang pasti sekitar wisata tugas kita

adalah mensosialisasikan masyarakat tentang tadi, sapta pesona atau apa.. ketika

mendukung seperti itu maka kalau kita sudah secara fisik sudah dibangun, maka dari kita

pun harus ada dukungan tidak ada lagi warung kuno. Nah ini kan masih ada warung kuno,

lahannya kan bukan milik mereka, pemilik lahan menyewakan itu nah penyewa juga tidak

mungkin membangun sesuatu secara permanen diata lahan tersebut. Maka terlihatlah

kumuh disekitarnya, dan kita saan ini juga sedang membantu teman-teman pokdarwis

yang mengelola pariwisata untuk bisa mengembangkan destinasi wisatanya dan

mendukung KEK Tanjung Lesung. Yang dilalui menuju KEK ini ada hutang mangrove,

yang sebagian sudah di kembangkan oleh kementrian kelautan yaitu sudah dibuat spot

selfie yang berada di desa mekarsari. Tetapi maju lagi ada lagi di dekat jembatan ada

Page 104: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

104

hutan mangrove lg yang sedang dikonservasi oleh teman teman pokdarwis yang mereka

juga mengajak siapapun untuk ikut melakukan kegiatan konservasi hutan mangrove. Dan

kita sedang mengajukan bantuan utnuk bagiaamana membuat hutan mengrove ini

menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik, berarti kan mungkin harus disiapkan

canoe, atau spot selfie yg bagus yang penting instagrammable, orang2 kan skrg

pengennya update Instagram atau zaman millennial banget yang dicari itukan bagaiaman

dia bisa upload. Maka dari itukan masyarakat jg harus mengerti kalau tidak lagi ada orang

yg tertarik untuk masuk ke tempat kumuh, apabila tempat tersebut viral maka akan sangat

cepat tersebar luar dan berakibat tempat wisata sepi kunjungan. Apalagi kemaren sudah

terjadi tsunami, sampai sekarang aja masih belum bangkit, jadi persiapan untuk bisa

bangkit lagi masyarakat harus tau dan sadar bahwa musibah datang pasti ada hikmahnya.

Seperti misalnya daerah pesisir yang kemarin terkena tsunami ya sebaiknya jangan

dibangun kembali, itu perlu waktu memberikan penjelasan mengenai sadar wisata itu

butuh waktu, jadi kalau dilihat bagaimana perkembangannya ya tetap berjalan fisik pun

tetap dibangun. Nah sekarang ini perkembangan destinasi tematik digital di desa

cikadung yaitu pasar berbatik, temen2 pokdarwis setiap sabtu-minggu ikut meramaikan

kegiatan pasar berbatik ini yang biasa nya sepi, kenapa sepi? Karena dari pemerintah PU

pun belum serah terima ke pemda, artinya kita belum bisa melakukan apapun apabila

belum serah terima. Jadi mereka hanya sekedar meramaikan kesenian agar kunjungan

tetap ada dan memanfaatkan sarana yg ada, kan sayang kalau udah dibangun tetapi

terbengkalai kan rusak jadinya. Kita juga sedang menunggu hibahan dari kementrian

tentang sarana dan prasarana. Kemudian juga pertumbuhan hotel dan resort di Tanjung

Lesung..

PENELITI: Sejak kapan hotel tersebut dibangun bu?

NARASUMBER: Kalau resort sudah dari lama namun untuk hotel sedang dalam proses

pembangunan, kalau homestay2 sudah bagus, kan sekarang juga sedang pembangunan

jalan untuk mendukung pembangunan tol dari Jakarta-tanjung lesung. Nah sekarang

pemerintah juga sedang mengembangkan pariwisata di Pandeglang ini melalui Geopark,

kemarin kita baru FGD lagi bagaiamana geopark ujung kulon ini ditetapkan oleh

kementrian ESDM dan maritime menjadi geopark nasional, maka harapannya akan

tumbuh kunjungan wisata yg lebih baik lagi. Sehingga walaupun sudah terdampak

kemarin, tetap harapan kita pariwisata disini pulih kembali, opd2 terkait juga bekerjasama

dengan kita bagaiaman pariwisata bangkit kembali tidak hanya di tanjung lesung tetapi di

wilayah menuju tanjung lesung ini juga harus di persiapkan lagi

PENELITI: apakah domisili Pokdarwis berada di wilayah KEK?

NARASUMBER: iya mereka mendapat kan SK oleh kepala desa, minimal pengurus

intinya ada disitu, apabila terdapat anggota yang bukan domisili disitu tetapi dengan

sukarela ingin ya tidak apa apa.

PENELITI: Adakah kerjasama atau koordinasi yg berkelanjutan antara dinas pariwisata

dengan pengelola tanjung lesung?

Page 105: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

105

NARASUMBER: Ya, kan kita akan selalu harus sejalan. Ketika administrator KEK

punya master plan kita juga perlu mendukung hal tersebut, dan dukungan2 tsb juga tidak

hanya dari kabupaten tetapi provinisi juga turut serta untuk perkembangan pariwisata

PENELITI: adakah kendala-kendala dalam bekerjasama dengan stakeholder lainnya?

NARASUMBER: pasti ada, apalagi ketika mereka yg tinggal di sekitar tanjung lesung

apalagi didalam kawasan wisata itu susah apabila belum sadar wisata, pasti mereka akan

lebih mementingkan kepentingan pribadi, tetapi kalau dia berpikir dengan sadar wisata

maka keuntungan akan datang dengan sinergi yang lain jadi bukan hanya kepentingan

sendiri mereka akan belajar bahwa semuanya harus berkembang bersama2 demi

pariwisata tanjung lesung.

PENELITI: adakah program pelatihan untuk masyarakat dalam waktu dekat ini?

NARASUMBER: sudah kita lakukan kemarin pada program pelatihan membatik di desa

cikadung, ya memang harapannya mereka yang sudah kita latih mereka mau utnuk

menyebarkan tentang sadar wisata ke beberapa orang yg belum sadar wisata, karena yg

utama dr destinasi wisata adalah kenyamanan pengunjung. Dan kenyanmanan itu diliat

dari fasilitas atau lingkungan, sehingga polanya tetap kepentingan sadar wisata dan sapta

pesona

PENELITI: adakah pihak akademisi yg terlibat dalam pengembangan pariwisata ini?

NARASUMBER: Tanjung lesung saat ini sudah menjadi tempat PKL mahasiswa UGM,

kemudian ITB juga ada, dan ada kerjasama dengan UI bagaimana tanjung lesung ini bisa

sesuai dnegan harapan yaitu Bali Baru, dan sedang dikaji dengan UI.

PENELITI: Kalau media sendiri ada gak bu?

NARASUMBER: media selalu ya, yang paling kita fokuskan yaitu gempi. Memang

merekalah yang harusnya bisa mempromosikan pariwisata disini pemuda-pemudi. Jadi

disana itu tidak hanya pokdarwis saja tetapi ada juga forum homestay lalu komunitas

Wahana anak Pantai (WAP) jadi mereka punya paket snorkelling ke kaliyungan, ya

bagaiamana caranya agara wisatawan bisa menginap lebih lama disana, mereka punya

penawaran itu dan sudah beroperasi.

PENELITI: menurut ibu sendiri koordinasi antara stakeholder ini apakah termasuk bagus

atau masih kurang?

NARASUMBER: kita masih usakan harus bagus, harus saling mendukung. Maka ketika

kita melakukan pelatihan ke teman-teman pokdarwis mereka harus bisa membagikan

ilmu mereka dan juga mandiri bisa mendatangkan wisatawan sendiri, tetapi jgn lupa

fasilitasnya juga harus didukung oleh pemerintah. Terlebih mereka menawarkan jasa ke

wisatawan maka mereka harus mengerti betul apa yg dijual jgn sampai terjdi

kesalahan/problem apabila mereka memandu.

Page 106: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

106

Tgl Wawancara : 18 Juli 2019

Narasumber : Ibu Joyce (Ketua Administrator KEK Tanjung Lesung)

Interviewer : Feronica Tiara (Peneliti)

Transcriber : Feronica Tiara (Peneliti)

PENELITI: Bagaimana perkembangan pariwisata Tanjung Lesung sejak ditetapkannya

sebagai KEK?

NARASUMBER: Awalnya kamu harus membaca dulu di undang2 mengenai KEK,

kenapa Indonesia menetapkan KEK di beberapa wilayah di Indonesia ini, sangat cocok

untuk di latar belakang. Tujuan KEK adalah membuka suatu wilayah yg tadinya terpencil

menjadi sebuah lokomotif ekonomi yg baru, baik itu pariwisata industry lain2, dengan

cara biasanya suatu kawasan itu tumbuh akan memancing kawasan2 disekitarnya untuk

tumbuh juga, kemudian mengangkat ekonomi dll, karena nanti turun kegiatan ekonomi,

turun infrastruktur2, yg tadi membuat trigger kepada sektor lain utnuk bergerak.

Memusatkan satu lokomotif di satu wilayah sehingga wilayah itu tumbuh, dengan

fasilitas khusus be a special economic zone, dan harus ditanya juga special nya dimana?

Specialnya ya tadi dibeli fasilitas khusus yang dibatas dengan batas administrasi yg tadi

berapa hektar berapa hektar. Kemudian kenapa tanjung lesung dijadikan sebagai salah

satu KEK di pulau jawa pada saat ini, adalah tanjung lesung dengan sektor pariwisata dia

adalah KEK pariwisata pertama di Indonesia dan juga pionir2, karena tujuan pemerintah

saat ini ada membuka daerah selatan, jadi kalau 5 tahun yg lalu banten selatan dan utara

gap nya luar biasa, nanti coba kamu main ke tanjung lesung dan lihat perbedaannya

dengan Tangerang selatan itu akan sangat jauh perbedaannya, padahal berada di satu

provinsi yg sama. Ada kendala tadi yaitu gap ekonomi sosial dan budaya membuat

selatan harus kejar itu semua, gimana caranya ekonomi harus adanya lokomotif,

kemudian ditaro lah satu KEK Pariwisata di banten selatan untuk membangun Lebak dan

pandeglang, harapannya tadi adalah transfer of knowledge kemudian juga wisatawan,

pariwisata kan dia adalah multiplayer effect pariwisata tumbuh kemudian segala

perdagangan perikanan juga akan tumbuh, maka kemudian pilihan yg dipilih adalah

pariwisata merevitalisasi kawasan yg sudah ada sebelumnya, jadi ga dari 0, jadi begitu

alasannya di tanjung lesung karena tidak dari 0, kalau dari 0 akan luar biasa harus

membuka lahan, infrastruktur, dll. Maka tahun 2012 PP nya turun, itu baru menetapkan

sebagai KEK, dan sebelum jd KEK syaratnya banyak banget, ngga semata2 ditunjuk,

harus ada amdal, rencana bisnis, calon investornya, macem2. Nah kemudian dari 2012

dikasih waktu 3 tahun untuk siap2 dinyatakan resmi sebagai KEK, artinya apa kita absen

kelengkapan KEK itu apa aja berikut listrik, air, batas wilayah, administrator, aturan

kawasan. Itu urusan onderdil itu takes time, 3 tahun disiapkan semua KEK sama aturan

mainnya. Pada 23 februari 2015 kita resmi menjadi mulai beroperasi dengan baju baru

yaitu Kawasan Ekonomi Khusus, nah dari 2015-2019 kami berdiri, kami berproses

menjadi KEK. Lalu spesialnya dimana? Dulu sm sekarang bedanya apa? Di undang2

KEK bilang spesialnya itu dapat insentif fiscal dan non fiscal, fiscal nya itu uang2an dan

non fiscal nya kemudahan, untuk fiskal seperti pajak, PPN kemudian barang mewah,

impor, imigrasi, perizinan namun sampai saat ini fasilitas itu belum bisa digunakan secara

optimal, kami dr tanjung lesung baru menggunakan satu dari seluruh fasilitas tersebut,

karena bukan salah siapa2 tetapi aturan main di administrasi nya belum beres makanya

Page 107: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

107

skrg masih berproses seperti kawasan lama saja yg sedang berjuang. Jadi harapannya

ketika jadi KEK fasilitas sudah bisa digunakan untuk jualan dan untuk investor, ternyata

kita masih janji belum bisa merealisasikannya dan kemudian dulu konsep ketika jadi

KEK semua infrastruktur penunjang lgsg beres, kalau pariwisata kita tau sangat sensitive

dengan aksesibilitas, ketika aksesibilitas itu tidak selesai maka kemudian kita jualan janji

doang dan gabisa bergerak, ketika wisatawan tidak bisa bergerak ke destinasi maka kita

hanya dapat wisatawan yang sekali datang saja dengan kekecewaan. Saat ini sudah

hampir 3,5 tahun aksesibilitas yg jadi bisa menggerakan wisatawan baru jalan nasional,

yg jarak tempuhnya masih 5-6 jam sedangkan dalam berwisata 2 jam itu maksimalnya,

ketika kita harus juala dengan 5-6 jam itu luar biasa meyakinkannya, jangankan investor

wisatawan pun sangat sulit sekali kita yakinkan untuk datang kesini. Sehingga kita

menghargai tanjung lesung untuk masih tetap berdiri disitu dengan segala kerumitan

tingkat okupansi yg rendah ya kan, jadi naik sebelum tsunami yg biasanya 15 % menjadi

30% lumayan itu effort luar biasa tetapi terhambat dengan bencana, recovery nya masih

belum tapi sudah mulai bangkit. Jadi ya tadi, aksesiblitas menjadi kendala untuk

menggerakan wisatawan, target kita masih wisnus ya dan terutama untuk jabodetabek dan

banten. Nah biasanya kalau dirapihin pun hanya 5 meter dan bus pun repot masuknya,

ketika 3,5 tahun ini jalan dibenarkan ternyata kendaraan terlalu banyak yg melewati jalur

ini, jadi volume kendaraan yg tadi disisapkan untuk pariwisata rebutan dengan domestic

juga. Jadi transportasi masih belum nyaman, kita juga masih berusaha untuk jalan tol,

bandara, dan kereta api tapi ternyata membuat itu jadi benar2 butuh effort dan waktu.

Jalan tol memang baru jadi kan tetapi baru sampai rangkasbitung, kami belum dapat

kepastian sampai panimbang nya kapan, bayangkan kalau harus bertahan dengan jalan

nasional sampai dengan jalanan itu jadi ya harus bekerja keras utnuk maintain wisatawan

yg ada. Jadi kalau minta ke pemerintah, presiden, gubernur segala macem ya harus rewel

biar segera dikerjakan, itu namanya koordinasi. Jadi bagaimana kami di tanjung lesung

harus selalu komunikasi, kami butuh apa ke bupati ke gubernur itu disuratkan ke pusat,

mereka kan gatau disitu jalan sempit ada jembatan rubuh dan ada destinasi yg belum

rapih, listrik kurang, segala macem harus dari KEK nya sendiri yg menginfokan, maka

kemudian bentuk komunikasi kami selain insidental adalah bentuk laporan per 6 bulan

yaitu progress laporan ke gubernur, bupati, dewan kawasan yg di provinsi (Dispar) nah

kami lapor dan kemudian ditindak lanjuti dengan beliau menyambungkan kami dengan

pemerintah pusat atau mengalokasikan anggaran di dinas2 sesuai dengan keperluan kita.

Jadi bentuk komunikasinya adalah kadang by laporan, kadang by meeting, kadang

kunjungan lapang.

Untuk progress sendiri, kami mendikte nya 6 bulan sekali, disana investasi rubah ngga

dalam waktu 6 bulan? Adakah investor baru? Adakah yg site visit? Adakah yg lirik lirik

buat minat? Adakah ground breaking? Itu kami awasi terus dengan bekerjasama oleh

BUPP yaitu Pak Kunto, lalu itu yg dalam kawasan dilihat dari indikator investor: nilai

nya berapa, tenaga kerjanya berapa, jadi apa ngga, udah ampe mana? Indikator kedua dari

wisatawan: ada apa ngga wisatawan? Berapa? Darimana? Kapan saja? Itu kamu laporkan

dan itu progressnya, alhamdulillah tren nya baik dan naik, sebenarnya target kami tahun

ini satu juta wisatawan, tahun lalu kami mencapai 800rb wisatawan namun karna terjadi

tsunami maka menjadi sepertiga nya, tetapi lebaran kemarin sudah mulai naik. Kalau dari

investasi, itu masih dari yg retail kecil2an, seperti bnb homestay cottage yg target

marketnya belum mass tourism masih special interest, kemudian yg Site Visit sudah

Page 108: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

108

banyak dan MOU juga banyak tapi ya tadi harus kita kawal satu satu biar terealisasi.

Kemudian untuk yg bagian luar kawasan, kita terfokus ke area Buffer Zone (Area

Penyanggah) ada 4 kecamatan: Sukaresmi, Panimbang, Sobang, Cigeulis. Ini adalah 4

kecamatan yang paling terpapar dengan KEK, salah satunya dari sisi infrastruktur karena

kek ini sendiri dari swasta maka semua dukungan pemerintah itu berada di luar kawasan

KEK, kemudian juga dia dapat wisatawan, karena di dalam KEK itu berbagi pasar: high

end didalam – menengah kebawah itu diluar, karena ngga ingin rebutan dan maju sendiri.

selanjutnya ada homestay ada 85 homestay dan 15 di dalem, kemudian kuliner ada 35,

paket wisata dan guide mulai tumbuh, yg tadinya tidak ada damri mulai ada damri, umkm

yg dulu hanya berapa puluh kemudian menjadi ratusan, seharusnya peningkatan ini bisa

diukur pemanfaatannya. Dan yang paling penting lg adalah mulai berkembangnya desa

wisata Cikadung di Buffer Zone tadi membuat seluruh kawasan berdiri bersama2 tidak

sendiri2.

PENELITI: Adakah kerjasama secara administratif dengan stakeholder?

Media/Akademisi?

NARASUMBER: KEK tanjung lesung sendiri hanya dengan PEMDA, karena KEK

Tanjung lesung sendiri sudah menjadi branding maka melegalkan kerjasama dengan

ABGCM yg lain hanya FTKP (Forum Tata Kelola Pariwisata) atau DMO itu sudah

dibentuk cikal bakalnya tetapi belum diresmikan oleh bupati, nah itu mewakili semua

PENELITI: Apakah sudah berjalan? Atau menunggu untuk diresmikan?

NARASUMBER: Kalau meeting2 pembahasan itu sudah, kan ketuanya dispar. Kami

tidak hanya membahas 1500Ha nya saja tetapi buffer zone nya juga

PENELITI: Adakah kendala dalam berkoordinasi antar stakeholder tersebut?

NARASUMBER: Kita ga ketemu rutin, karena kalau whatsapp atau ngobrol berdua tidak

membangun kesepahaman, dan forum yg kita bentuk tadi juga belum beroperasi dengan

baik, dan juga kita selalu parsial terkadang ada beberapa pihak yang tidak hadir, jadi

sekarang belum tersistem regular untuk forumnya dan topik nya berikut dengan PIC. Ya

karena kami semua juga organisasi mandiri ya tidak terikat

PENELITI:Adakah bentuk koordinasi nya?

NARASUMBER: untuk bentuk kegiatan sendiri kami masih ikut bergabung dengan para

instansi yang mengadakan kegiatan di kawasan ya, karena perizinan juga melalui kami

sehingga secara tidak langsung kami juga mengikuti

PENELITI: Adakah kerjasama dengan konsultan pariwisata?

NARASUMBER: Badan pengelola/BWJ itukan swasta, beliau punya inhouse consultant

kalau utnuk urusan design, marketing dan lain lainnya. Tetapi untuk masalah kawasan

dan buffer zone nya sendiri malah itu merupakan tanggung jawab dari disparkab

disparprov dan kementrian untuk membuat master plan nya, jadi ngga tetap ya sesuai

kebutuhan aja.

Page 109: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

109

PENELITI: Bagaimana upaya dalam menjaga koordinasi antar stakeholder?

NARASUMBER: Kalau upaya kami, dalam sisi kawasan supaya komunikasi nya ada

yaitu saya selalu rutin menyampaikan laporan, progress dan kendala pada pihak2 yg bisa

membantu seperti dispar lalu tatap muka dan saya kawal terus, komunikasi nya begitu

dan upaya nya pun begitu. Kemudian selain di Level kabupaten saya juga harus

melaporkan ke level provinsi yaitu dewan kawasan kemudian dewan nasional dan BPKP

(Pemeriksa) dan nanti disampaikan ke bupati. Sehingga kami menggunakan orang yg

benar, alat yg benar, momen yg benar untuk komunikasi.

Page 110: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

110

Tgl Wawancara : 19 Juli 2019

Narasumber : Pak Kunto (Direktur Utama PT. BWJ)

Interviewer : Feronica Tiara (Peneliti)

Transcriber : Feronica Tiara (Peneliti)

PENELITI: Pertama-tama saya ingin menanyakan, bagaimana perkembangan pariwisata

di Tanjung Lesung sejak di tetapkannya sebagai KEK?

NARASUMBER: Jadi dengan penetapannya Tanjung Lesung sebagai KEK ini

diharapkan menjadi destinasi prioritas di Indonesia sebagaimana ditetapkannya peraturan

di Indonesia yaitu 10 Bali Baru, nah itu menunjukkan perkembangan yg bagus sehingga

kami sebagai pengelola dan pemilik lahan 1500Ha ini kan berusaha untuk mengimbangi

apa yang sudah dicanangkan oelh pemerintah yaitu melakukan pembangunan2, sebab

tanjung lesung ini suka tidak suka ya merupakan salah satu andalan dari pariwisata banten

dan pandeglang. Tentunya ada destinasi lain seperti TN Ujung Kulon, dan sebagainya

begitu, jadi sampai hari ini kita masih komit untuk melakukan pembangunan bahkan

setelah kejadian 22 Desember kemarin tsunami, kita tidak ada istilah kendor atau apa dan

kunjungan wisatawan juga berangsur mungkin 60-70%. Memang belum mendekati

tingkat hunian optimal yg ada, tetapi buat kami hotel, villa dan beach club ini bukan mata

pencaharian utama, ini hanya show case saja, utama kami adalah membangun kawasan

1500Ha ini bagaimana menarik investor sehingga mereka dapat berkembang bersama kita

mengembangkan wilayah.

PENELITI: Kalau pengembangan yg di fokuskan untuk saat ini apa ya pak?

NARASUMBER: Disini untuk pengembangan kita tidak pernah menitik beratkan kepada

satu, tetapi semua kerjakan secara stimultan, ya kita kerjakan untuk menarik investor atau

pembangunan infrastruktur, kemudian akses juga banyak dibantu oleh peemrintah dan

bisa kita lihat bahwa jalan sudah diperlebar dan sebagainya, kita juga membangun sendiri

spot2 hotel, homestay, dsb. Jadi kita tidak berhenti, semua berbarengan semua stimultan

PENELITI: Menurut bapak apakah PT. BWJ ini sudah bersinergi dengan ke-5

stakeholder? (ABGCM)

NARASUMBER: Ya kalau kita bicara para stakeholder, para pelaku wisata, kita tidak

bisa berdiri sendiri, tidak ada spot destinasi atau lokasi wisata di Indonesia yg berdiri

sendir, semua membutuhkan misalnya peran dari pemerintah baik pusat, provinisi atau

kabupaten itu sudah jelas, itu sudah terbukti mereka membantu kawasan pariwisata ini.

Kemudian yang kedua akademisi, tidak kurang hampir sebagian akademisi univ

terkemuka sudah datang utnuk membantuk kita melakukan riset, penelitian dan

sebagainya. Kemudian dari pelaku pariwisata sendiri, travel homestay semua bergantung

kepada pariwisata disini.

PENELITI: Adakah kendala dalam berkoordinasi antar stakeholder tersebut?

NARASUMBER: kendala mungkin hampir tidak ada, tapi yg jadi masalah mungkin ini.

Salah satu pelaku wisata yaitu travel agent dsb, ya kita harus bicara apa adanya, kadang

dilemanya mereka menawarkan destinasi di banten pandeglang ini kan masih belum

Page 111: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

111

terlalu menarik minat turis domestic maupun mancanegara, lebih menggiurkan bisnis nya

umroh atau ke bali/luar negri. Nah itu kendala

PENELITI: Bagaimana dengan upaya untuk menjaga koordinasi dengan para stakeholder?

NARASUMBER: Ya, yg jelas hubungan itukan tetap terjalin. Apapun bentuk hubungan

itu baik melalui media, pertemuan, grup discussion, kemudian on the sopt dsb, itu

semuanya kita lakukan tidak ada yg tidak. Hubungan dengan media2 besar seperti

traveloka, pegi2, dsb itu sudah terjalin semua, dengan pemain lokal juga sudah terjalin.

PENELITI: Kalau berbicara mengenai masyarakat lokal/komunitas lokal, apakah bapak

melibatkan mereka dalam kegiatan pariwisata yg dilakukan di dalam kawasan ini?

NARASUMBER: Pasti, jadi jangan salah bahwa sebagian besar penduduk di sepitaran

pantai ini adalah nelayan, sehingga mereka untuk beralih menjadi penduduk yg

mendukung pariwisata juga belum sepenuhnya seperti bali. Bali kan memang sudah

hidup dari pariwisata, tetapi disini sebagian masih bergantung pada laut, kemudian dari

perangkat desa dan semua pihak tidak mudah memang. Kita harus memberikan guidance

dan sosialisasi serta pencerahan kepada mereka bahwa ayo pariiwsata ini harus kita

dukung bersama, tidak ada kemajuan yg berarti. Sebagai contoh, dampak dari keberadaan

pariwisata, bagaimana kami dari persoalan makanan dsb itukan kita menjalin hubungan

dengan para petani dsb, jadi kalau mereka menyadari kan keterkaitan ini sangat kuat,

belum lagi 350 karyawan disini itu 99% adalah lokal. Bagaimana lokasi ini menyerap

tenaga kerja yg ebgitu besar, sedangkan pandeglang adalah pengekspor pengangguran

terbesar di Indonesia, statistic menyatakan Banten memiliki tingkat pengangguran yg

tinggi di Indonesia nomor satu. Kami ini berusaha meningkatkan harkat hidup, belum lagi

wilayah ini meningkatkan harga property di perumahan dsb bisa naik dan sebagainya.

Jadi banyak multiplayer yg bisa kita bicarakan

PENELITI: Bagaimana menurut bapak mengenai peran media dalam pengembangan

pariwisata disini? Sedangkan media merupakan instansi yg sensitive yg dapat menggiring

opini masyarakat serta merubah citra dari destinasi ini sendiri

NARASUMBER: ini kan tergantung dari sudut mana, siapa yg bicara, khususnya tentang

lahan, ya dimana-mana di Indonesia ini kan tidak ada yg sempurna, semua org merasa ini

punya saya ya silahkan ada ranah hukumnya. Kemudian persoalan apakah tanjung lesung

ini KEK nya tidak bermanfaat? Itulah persoalan diakhir2 ini, tapi coba saya tanya balik

kembali, anda ini yg berbicara sudah berbuat apa? Terhadap dunia pariwisata,

mengangkat kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. Kami ini sudah bekerja sama

dengan CSR, kita mendirikan TK SD SMP sampai SMK yg kita biayai pendidikan gratis,

kita mendirikian balai kesehatan gratis, ada semua di desa cikadung. Siapa yg menjamin

kualitas hidup 350 orang dikalikan berapa banyak keluarga di buffer zone ini? Jadi

darimana kita berbicara bahwa KEK ini tidak berpengaruh. Kemudian dari PAD,

buktinya setiap tahun kami mendapatkan 4 penghargaan pajak terbesar di pandeglang

sebagai pembayar pajak terbesar. Jadi buat saya pemberitaan itu tidak ada masalah, itu

dinamika.

PENELITI: Bagaimanakah Dampak atas musibah Tsunami kemarin?

Page 112: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

112

NARASUMBER: 3 Bulan awal itu kamu kesulitan membawa kemabali wisatawan, tetapi

sekarang sudah meningkat menjadi 60-70%

NARASUMBER: Kalau boleh saya bicara KEK yg sebenar2nya, adek tau custom

beacukai? Semua turis luar negri tidak harus datang ke Jakarta, disini beacukai langsung

dan paspor bisa langsung dicap, jadi seperti Miami, tertutup jujur untuk pasar kita

sasarkan org kaya sehingga kami juga menyeimbangi dengan fasilitas disini.

Page 113: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

113

Tgl Wawancara : 19 Juli 2019

Narasumber : Karim Amrillah (Ketua POKDARWIS Tanjungjaya)

Interviewer : Feronica Tiara (Peneliti)

Transcriber : Feronica Tiara (Peneliti)

PENELITI: Bagaimana peran POKDARWIS sendiri dalam pengembangan pariwisata di

KEK Tanjung Lesung?

NARASUMBER: Perannya sangat penting banget kak menurut saya, karna kalau bukan

pokdarwis sendiri yg negmbangin potensi yg ada di kawasan kek dan sadar wisata mau

siapa lagi? Kalau bukan orang lokal terus mau mengandalkan orang luar? nanti

masyarakat disini hanya jadi penonton dong kak. Jadi menurut saya sendiri peran dari

pokdarwis (kami) ini sangat penting dalam siklus pariwisata yg ada di kawasan kek

tanjung lesung, saya beranggapan bahwa penggerak pariwisata di daerah ini memang

kami yg sangat berpengaruh disbanding pihak yang lain.

PENELITI: Bagaimana bentuk keterlibatan POKDARWIS dalam pengembangan

pariwisata di KEK Tanjung Lesung?

NARASUMBER: Pada beberapa event tertentu yang dibentuk oleh pihak pengelola

melibatkan POKDARWIS sekitar, tetapi terkadang hanya pada beberapa event yang

diselenggarakan diluar kawasan kek atau hanya sekedar di wilayah zona penyanggah nya

saja. Sedangkan untuk event yg berada didalam lingkungan kek sendiri biasanya

dilaksanakan oleh pengelola dan hanya orang internal saja yang bisa ikut andil dalam

acara tersebut. Sedangkan untuk event yang dilaksanakan di area zona penyanggah

melibatkan pihak pemerintah daerah dan provinsi, serta beberapa instansi terkait dan juga

masyarakat lokal sebagai pasar utama dari event-event tersebut. Memang kesenjangan itu

benar adanya antara kami dengan pihak pengelola, terlihat jelas dari target pasar yang

mereka tentukan yaitu kelas menengah dan kelas atas (orang-orang kaya) sehingga

program pemasarannya sudah tertata sendiri.

PENELITI: Pandangan POKDARWIS mengenai koordinasi para pemangku kepentingan

di KEK Tanjung Lesung

NARASUMBER: menurut saya sih sangat diperlukan yah, karena kan pariwisata itu

gabisa berdiri sendiri kak. Kalo kek tanjung lesung mau bangkit ya harus merangkul

seluruh pihak yg terlibat, kalo salah satu pihak egois gak mau melibatkan pihak-pihak

lainnya nanti pariwisata nya timpang gak berhasil dengan sempurna walaupun sekarang

pun masih jauh dari kata sempurna. Contohnya kek tanjung lesung ini kan punya zona

Page 114: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

114

penyanggah, nah jangan hanya wilayah kek nya sendiri yg berkembang masa zona

penyanggah nya tertinggal, masa ngga memikirkan masyarakat lokal nya yang bisa

dimanfaatkan sebagai SDM Pariwisata. Namanya juga masyarakat lokal ya pasti kami

sudah menempati tempat ini dari kami lahir dan dibesarkan artinya kami juga ingin kok

daerah kami ini maju dan berkembang, walaupun tidak seluruh masyarakat kami ini

sudah sadar wisata. Makanya koordinasi dengan beberapa pihak diperlukan agar bisa

menyelaraskan tujuan utama kami yaitu mengembangkan destinasi tanjung lesung dan

membangkitkan kembali, kami pun juga membutuhkan bantuan dari mereka (pihak

pengelola dan pemerintah) agar bisa menjalankan tugas kami sebagai pokdarwis.

PENELITI: Kendala dalam bekerjasama dengan stakeholder lainnya di KEK Tanjung

Lesung

NARASUMBER: Untuk kendala sih ga ada ya kak, paling hanya miskomunikasi aja

sesama stakeholder karna kan wadah dan media untuk kita bertemu juga hanya sekedar

dengan grup whatsapp bersama pelaku homestay, industry kecil menengah dan pokdarwis

serta penggiat pariwisata yg lainnya. Untuk stakeholder selain itu ya kita ga ada grup

khusus sih paling tatap muka dan itu pun jarang ya hanya beberapa kali aja kalau ada

kepentingan khusus.

PENELITI: Upaya dalam menjaga hubungan kerjasama kerjasama yang berkelanjutan

dengan para stakeholder

NARASUMBER: Yang paling utama sih ya itu kak komunikasi, kalo ga ada komunikasi

gimana kita menjaga hubungannya. Trus juga bikin event kecil2an, kaya kemaren pas

event let‟s fo banten semua panitia dan pesertanya stakeholder dan masyarakat di

kawasan tanjung lesung. Isi acaranya ada color fun walk, lomba ngala lamis, lomba

kuliner tradisional trus juga kemenpar sebagai partisipan juga disini. Kalo untuk

ngomongin upaya ya segitu aja kak yg bisa kami lakukan sebagai pokdarwis dan

masyarakat lokal disini.

Page 115: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

115

Tgl Wawancara : 27 Agustus 2019

Narasumber : Pak Luthfi (Dewan Pers Radar Banten)

Interviewer : Feronica Tiara (Peneliti)

Transcriber : Feronica Tiara (Peneliti)

Peneliti: Bagaimana peran Media (Radar Banten) dalam pengembangan pariwisata di

KEK Tanjung Lesung?

Narasumber: Peran media Radar Banten dalam pengembangan parivisaia KEK Tanjung

lsung adalah mengkover pemberitaan-pemberitaan yang positi. Jurnalisme yang

dikembangkana adalah jurnalisme optimistik bukan mencela. Radar juga dulu pernah

membuat liputan khusus mengenai Tanjung Lesung sebagai salah satu kawasan KEK di

Banten yang harus didukung dan mendapatkan perhatian serius. Kita tentu menemeptakna

KEK tanjug lesung sebagai salah satu destinasi wisata di Banten yang harus disupport

dari sisi pemberitaan yang positif

Peneliti: Bagaimana bentuk keterlibatan para stakeholder dalam pengembangan

pariwisata di KEK Tanjung Lesung?

Narasumber: Keterlibatan stakeholders tentu mendukung iklim investasi yang rmah di

KEK Tanjung lesung. Stakeholders tidak boleh merintangi dan menyulitkan investor yang

akan menanakkan investasiny di KEK. malah sebaliknya harus dipermudah dan diberikan

kenyamanan

Peneliti: Bagaimana pandangan Media mengenai koordinasi para pemangku kepentingan

di KEK Tanjung Lesung?

Narasumber: Sudah Oke

Peneliti: Adakah kesadaran akan pentingnya koordinasi para pemangku kepentingan

dalam pengembangan pariwisata di KEK Tanjung Lesung?

Narasumber: ya ada kesadaran itu, Kesadaran bersama untuk menjadikan KEK Tanjjhy

lesung sebagai salah satu ikon priwisata pantai di Banten

Peneliti: Adakah kendala dalam bekerjasama dengan stakeholder lainnya di KEK

Tanjung Lesung?

Narasumber: Saya belum menemukan hal itu

Page 116: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

116

Peneliti: Bagaimana upaya dalam menjaga hubungan kerjasama yang berkelanjutan

dengan para stakeholder?

Narasumber: Sepertinya perlu adanya pertemuan secara berkala bagi para stakeholde

Page 117: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

117

LAMPIRAN 3

AXIAL CODING

PEMERINTAH

KODE PEMPROV PEMKAB KEK

Peran

Stakeholder

Jadi untuk perannya kita dari sisi

promosi, Ya, melalui event-event.

Biasa dilaksanakan event/festival

tanjung lesung pada bulan

September, kemudian ada

beberapa event disitu ada apa…

Teater nya kemudian ada juga apa

itu banyak aktivitas yang

dilakukan selama festival itu, ada

lomba perahu hias

kita masih usakan harus bagus, harus saling

mendukung. Maka ketika kita melakukan

pelatihan ke teman-teman pokdarwis mereka

harus bisa membagikan ilmu mereka dan juga

mandiri bisa mendatangkan wisatawan sendiri,

tetapi jgn lupa fasilitasnya juga harus didukung

oleh pemerintah. Terlebih mereka menawarkan

jasa ke wisatawan maka mereka harus

mengerti betul apa yg dijual jgn sampai terjdi

kesalahan/problem apabila mereka memandu.

Administrator adalah bagian dari Dewan

Kawasan yang dibentuk untuk setiap KEK

guna membantu Dewan Kawasan dalam

penyelenggaraan KEK. Kami berperan

dalam melaksanakan pemberian izin

usaha dan izin lainnya yg diperlukan bagi

pelaku usaha di dalam KEK, lalu

mengawasi dan mengendalikan

operasionalisasi KEK, dan menyampaikan

operasionalisasi KEK secara berkala dan

insidental kepada Dewan Kawasan.

Bentuk

keterlibatan

Kalau kita memang bagaimana

upaya membangkitkan tadi,

melakukan beberapa kegiatan

bagiaman masyarakat juga

langsung percaya ya, salah satunya

trauma healing dulu terhadap

masyarakat dan juga pelaku

industry pariwisata, ini supaya bisa

cepat melupakan kemudian

bangkit kembali supaya pariwisata

Ya, kan kita akan selalu harus sejalan. Ketika

administrator KEK punya master plan kita juga

perlu mendukung hal tersebut, dan dukungan2

tsb juga tidak hanya dari kabupaten tetapi

provinisi juga turut serta untuk perkembangan

pariwisata

dikarenakan KEK memiliki zona inti dan

zona penyanggah maka kami sebagai

admin harus menyelaraskan keduanya.

Misalnya ada yg site visit ke dalam KEK,

maka kami harus menemani pihak

tersebut agar bisa berkelanjutan. Lalu

untuk para masyarakat yg berada di zona

penyanggah memerlukan beberapa

pelatihan atau memerlukan bantuan dalam

bentuk fisik ataupun materiil sehingga

Page 118: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

118

KODE PEMPROV PEMKAB KEK

yang kita harapkan bisa pulih

kembali. Nah kita juga sudah

melakukan kerjasama dengan

OJK, itu untuk mengumpulkan

para pelaku bank di banten

kemudian juga kumpulkan pelaku

indsutri pariwisata seperti rumah

makan, warung, villa yang berada

di sepanjang jalan itu kita

kumpulkan dalam rangka supaya

bisa difasilitasi oleh jasa

perbankan ini dan mendapatkan

kredit usaha dengan bunga yang

lunak

kami perlu membuat laporan demi

membantu pihak masyarakat.

Pandangan

mengenai

koordinasi

antar

stakeholder

saya pikir hal ini memang

dibutuhkan dikarenakan pariwisata

tidak lain dan tidak bukan itu

terintegrasi, diperlukan bantuan

dari seluruh pihak stakeholder

untuk bisa berkembang. Namun di

KEK Tanjung Lesung ini menurut

saya masih perlu ditingkatkan lagi

mengenai koordinasi nya.

kita masih usakan harus bagus, harus saling

mendukung. Maka ketika kita melakukan

pelatihan ke teman-teman pokdarwis mereka

harus bisa membagikan ilmu mereka dan juga

mandiri bisa mendatangkan wisatawan sendiri,

tetapi jgn lupa fasilitasnya juga harus didukung

oleh pemerintah. Terlebih mereka menawarkan

jasa ke wisatawan maka mereka harus

mengerti betul apa yg dijual jgn sampai terjdi

kesalahan/problem apabila mereka memandu.

pariwisata kan dia adalah multiplayer

effect, pariwisata tumbuh kemudian

segala perdagangan perikanan juga akan

tumbuh, harapannya dengan adanya

koordinasi dengan seluruh stakeholder ini

juga akan terjadinya transfer of

knowledge ke sesama lembaga. Sehingga

koordinasi itu harus menimbulkan efek

positive dari pengembangan destinasi

KEK Tanjung Lesung ini

Kesadaran

akan

pentingnya

koordinasi

Oh ya tentu, namanya pariwisata

kan kita tidak bisa bekerja sendiri.

unsur-unsur nya kana da

akademisi, birokrasi, pemerintah,

kemudian komunitas, kemudian

media massa kan gitu. Jadi

sebagai salah satu pemangku kepentingan,

kami perlu mendukung satu dengan yg lainnya

salah satu caranya tetap berkoordinasi dengan

pihak lain demi kepentingan bersama. Perlu

saling mendukung karena ya kami memiliki

tujuan yg sama loh, yaitu mengembangkan

memang diperlukan, namun kenyataanya

tidak segampang apa yang dikatakan dan

direncanakan, begitu bukan? Kami sendiri

sebagai pihak pengelola memang harus

memantau kegiatan-kegiatan serta

komunikasi para pemangku kepentingan

Page 119: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

119

KODE PEMPROV PEMKAB KEK

seluruhnya harus saling

mendukung, akademisi juga

bagaimana mengembangkan

potensi yang ada disitu apakah itu

dari seni budaya nya atau dari sisi

kuliner nya bahkan mungkin dari

sisi masyarakat lokalnya supaya

bisa berkontribusi terhadap

timbulnya perekonomian di tempat

itu, jadi litbangnya di tempat itu

berfungsi oleh akademisi.

Komunitas juga sama, agar bisa

mengembangkan inovasi2 yang

lebih bagus, inikan yang lebih

cepet itu di komunitas, kalau di

perguruan tinggi kan lambat,

komunitas kan lebih cepat

progresnya. Artinya komunitas

juga berperan penting disini

pariwisata di kabupaten pandeglang khususnya

KEK Tanjung Lesung

ini, apakah semua ikut andil? apakah ada

permasalahan? kurang lebih ya seperti itu.

Page 120: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

120

USAHA PARIWISATA

NO KODE DANY KAMPUNG NELAYAN BWJ

1 Peran Stakeholder

saya termasuk kedalam golongan pelaku pariwisata dengan

usaha pariwisata, bagaimana caranya saya meraup

keuntungan dengan memanfaatkan potensi pariwisata disini,

tujuan utamanya kan itu. Tetapi saya juga tidak boleh

melupakan dan mengacuhkan orang-orang yg ada di sekitar

saya seperti komunitas lokal dan masyarakat sekitar,

sehingga saya perlu berkontribusi untuk ikut

mengembangkan potensi pariwisata disini bersama mereka.

Maka kami berperan penting juga dalam pengembangan

pariwisata khusus nya di KEK Tj Lesung ini, karena wilayah

nya masuk ke dalam zona penyanggah. Karena untuk yg

masuk ke dalam Zona Inti itu sudah beda pengelola lagi

mbak, itu urusan PT. BWJ tidak bisa di ganggu gugat.

Jadi dengan penetapannya Tanjung Lesung sebagai KEK ini

diharapkan menjadi destinasi prioritas di Indonesia

sebagaimana ditetapkannya peraturan di Indonesia yaitu 10

Bali Baru, nah itu menunjukkan perkembangan yg bagus

sehingga kami sebagai pengelola dan pemilik lahan 1500Ha

ini kan berusaha untuk mengimbangi apa yang sudah

dicanangkan oelh pemerintah yaitu melakukan

pembangunan2, sebab tanjung lesung ini suka tidak suka ya

merupakan salah satu andalan dari pariwisata banten dan

pandeglang. Tentunya ada destinasi lain seperti TN Ujung

Kulon, dan sebagainya begitu, jadi sampai hari ini kita masih

komit untuk melakukan pembangunan bahkan setelah

kejadian 22 Desember kemarin tsunami, kita tidak ada istilah

kendor atau apa dan kunjungan wisatawan juga berangsur

mungkin 60-70%. Memang belum mendekati tingkat hunian

optimal yg ada, tetapi buat kami hotel, villa dan beach club

ini bukan mata pencaharian utama, ini hanya show case saja,

utama kami adalah membangun kawasan 1500Ha ini

bagaimana menarik investor sehingga mereka dapat

berkembang bersama kita mengembangkan wilayah.

2 Bentuk

keterlibatan

sejak didirikannya restoran ini saya berusaha untuk

berkomunikasi dan berdiskusi dengan para komunitas lokal,

adakah yg perlu kita manfaatkan lagi? Adakah yg bisa

dibantu? Lalu saya bersepakat dengan POKDARWIS

Tanjungjaya agar menjadikan restoran kami ini sebagai

dermaga penyebrangan dan tempat berlabuh nya kapal

penyebrangan ke Pulau Kaniungan dan pulau-pulau lainnya,

ya dengan beberapa perjanjian seperti wisatawan yg dibawa

Ya kalau kita bicara para stakeholder, para pelaku wisata, kita

tidak bisa berdiri sendiri, tidak ada spot destinasi atau lokasi

wisata di Indonesia yg berdiri sendir, semua membutuhkan

misalnya peran dari pemerintah baik pusat, provinisi atau

kabupaten itu sudah jelas, itu sudah terbukti mereka

membantu kawasan pariwisata ini. Kemudian yang kedua

akademisi, tidak kurang hampir sebagian akademisi univ

terkemuka sudah datang utnuk membantuk kita melakukan

Page 121: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

121

NO KODE DANY KAMPUNG NELAYAN BWJ

oleh tour guide pokdarwis tsb dapat riset, penelitian dan sebagainya. Kemudian dari pelaku

pariwisata sendiri, travel homestay semua bergantung kepada

pariwisata disini.

3

Pandangan

mengenai

koordinasi antar

stakeholder

tentu tidak hanya dengan masyarakat lokal saja saya

membangun koordinasi jangka panjang ini, perlu dengan

beberapa pemangku kepentingan lainnya seperti pemerintah

dan pengelola. Karena kan kami ini perlu dilibatkan toh,

memangku segala kebutuhan dan kepentingan untuk

mengembangkan pariwisata di KEK Tanjung Lesung

ya memang diperlukan, pariwisata itu multi dimensi, yang

mana memang seharusnya diperlukan tangan-tangan pihak

terkait dalam pengembangan pariwisata ini

4

Kesadaran akan

pentingnya

koordinasi

semua pasti sadar akan hal tersebut, namun dalam

melaksanakannya itu yang saya kira sulit ya.

Ya, yg jelas hubungan itukan tetap terjalin. Apapun bentuk

hubungan itu baik melalui media, pertemuan, grup

discussion, kemudian on the sopt dsb, itu semuanya kita

lakukan tidak ada yg tidak. Hubungan dengan media2 besar

seperti traveloka, pegi2, dsb itu sudah terjalin semua, dengan

pemain lokal juga sudah terjalin.

5 Kendala

kendalanya itu ya kami tidak memiliki ruang dan waktu

untuk bertemu tatap muka, hanya dengan beberapa pihak saja

dan saya rasa tidak pernah ya kami bertemu seluruh pihak.

kendala mungkin hampir tidak ada, tapi yg jadi masalah

mungkin ini. Salah satu pelaku wisata yaitu travel agent dsb,

ya kita harus bicara apa adanya, kadang dilemanya mereka

menawarkan destinasi di banten pandeglang ini kan masih

belum terlalu menarik minat turis domestic maupun

mancanegara, lebih menggiurkan bisnis nya umroh atau ke

bali/luar negri. Nah itu kendala

6 Upaya

upaya nya memerlukan media khusus untuk dapat

mempertemukan ide-ide kami serta keluhan-keluhan yg harus

disampaikan ke pihak tertinggi

upaya yg mungkin bisa dilakukan untuk menjaga koordinasi

nya salah satunya mungkin dengan memperbaiki bentuk

hubungan yg sudah saya sebutkan tadi, menyadarkan mereka

bahwa ayo kita harus bersama2 membangun pariwisata ini

Page 122: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

122

KOMUNITAS LOKAL

NO KODE POKDARWIS DESA WISATA BATIK CIKADUNG

1 Peran

Stakeholder

Perannya sangat penting banget kak menurut saya, karna kalau

bukan pokdarwis sendiri yg negmbangin potensi yg ada di

kawasan kek dan sadar wisata mau siapa lagi? Kalau bukan orang

lokal terus mau mengandalkan orang luar? nanti masyarakat

disini hanya jadi penonton dong kak. Jadi menurut saya sendiri

peran dari pokdarwis (kami) ini sangat penting dalam siklus

pariwisata yg ada di kawasan kek tanjung lesung, saya

beranggapan bahwa penggerak pariwisata di daerah ini memang

kami yg sangat berpengaruh disbanding pihak yang lain.

sebagai kepala dusun khususnya desa wisata saya

berperan sebagai pihak yg bertanggung jawab dalam

memasarkan, mengenalkan kepada para wisatawan

lokal maupun luar daerah bahwa disini kami memiliki

budaya, adat, dan makanan khas . Salah satunya ya

batik cikadung ini, disini wisatawan dapat ikut serta

dalam proses pembuatannya

2 Bentuk

keterlibatan

Pada beberapa event tertentu yang dibentuk oleh pihak pengelola

melibatkan POKDARWIS sekitar, tetapi terkadang hanya pada

beberapa event yang diselenggarakan diluar kawasan kek atau

hanya sekedar di wilayah zona penyanggah nya saja. Sedangkan

untuk event yg berada didalam lingkungan kek sendiri biasanya

dilaksanakan oleh pengelola dan hanya orang internal saja yang

bisa ikut andil dalam acara tersebut. Sedangkan untuk event yang

dilaksanakan di area zona penyanggah melibatkan pihak

pemerintah daerah dan provinsi, serta beberapa instansi terkait

dan juga masyarakat lokal sebagai pasar utama dari event-event

tersebut. Memang kesenjangan itu benar adanya antara kami

dengan pihak pengelola, terlihat jelas dari target pasar yang

mereka tentukan yaitu kelas menengah dan kelas atas (orang-

orang kaya) sehingga program pemasarannya sudah tertata

sendiri.

kami turut serta dalam memberikan pelayanan lebih

kepada wisatawan, dalam bentuk pengalaman

berkunjung khususnya dalam experience wisatawan

selama mereka berkunjung kesini, kami menyediakan

homestay di dalam dusun, disekitar sini juga banyak

restoran-restoran hasil laut. Sedangkan apabila

event/acara diselenggarakan juga kami turut serta

untuk memeriahkan.

3

Pandangan

mengenai

koordinasi antar

stakeholder

menurut saya sih sangat diperlukan yah, karena kan pariwisata itu

gabisa berdiri sendiri kak. Kalo kek tanjung lesung mau bangkit

ya harus merangkul seluruh pihak yg terlibat, kalo salah satu

pihak egois gak mau melibatkan pihak-pihak lainnya nanti

penting dan memang hal tersebut perlu di teruskan,

agar perkembangan pariwisata di KEK Tanjung

Lesung ini tidak berhenti di tengah jalan, harus terus

menerus sesuai tujuan

Page 123: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

123

NO KODE POKDARWIS DESA WISATA BATIK CIKADUNG

pariwisata nya timpang gak berhasil dengan sempurna walaupun

sekarang pun masih jauh dari kata sempurna. Contohnya kek

tanjung lesung ini kan punya zona penyanggah, nah jangan hanya

wilayah kek nya sendiri yg berkembang masa zona penyanggah

nya tertinggal, masa ngga memikirkan masyarakat lokal nya yang

bisa dimanfaatkan sebagai SDM Pariwisata. Namanya juga

masyarakat lokal ya pasti kami sudah menempati tempat ini dari

kami lahir dan dibesarkan artinya kami juga ingin kok daerah

kami ini maju dan berkembang, walaupun tidak seluruh

masyarakat kami ini sudah sadar wisata. Makanya koordinasi

dengan beberapa pihak diperlukan agar bisa menyelaraskan

tujuan utama kami yaitu mengembangkan destinasi tanjung

lesung dan membangkitkan kembali, kami pun juga

membutuhkan bantuan dari mereka (pihak pengelola dan

pemerintah) agar bisa menjalankan tugas kami sebagai

pokdarwis.

4

Kesadaran akan

pentingnya

koordinasi

tentu itu penting dan kami teman-teman pokdarwis sadar akan hal

itu, maka dari itu kami tidak bisa bergerak sendiri dan perlu

bantuan pihak lainnya

harus memiliki kesadaran akan hal tsb, kami bersama-

sama membangun pariwisata ini tidak sendiri

5 Kendala

Untuk kendala sih ga ada ya kak, paling hanya miskomunikasi

aja sesama stakeholder karna kan wadah dan media untuk kita

bertemu juga hanya sekedar dengan grup whatsapp bersama

pelaku homestay, industry kecil menengah dan pokdarwis serta

penggiat pariwisata yg lainnya. Untuk stakeholder selain itu ya

kita ga ada grup khusus sih paling tatap muka dan itu pun jarang

ya hanya beberapa kali aja kalau ada kepentingan khusus.

kendala saya pikir disaat saya merasa pihak

masyarakat tidak di ikut sertakan dalam berbagai

kegiatan ataupun perancangan oleh pihak pengelola,

sisanya saya pikir tidak ada

6 Upaya

Yang paling utama sih ya itu kak komunikasi, kalo ga ada

komunikasi gimana kita menjaga hubungannya. Trus juga bikin

event kecil2an, kaya kemaren pas event let‟s fo banten semua

panitia dan pesertanya stakeholder dan masyarakat di kawasan

perlunya pelibatan masyarakar dalam segala hal, tidak

bisa berjalan sendiri atau mementingkan kepentingan

sendiri. karena kami juga tinggal di wilayah

penyanggah

Page 124: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

124

NO KODE POKDARWIS DESA WISATA BATIK CIKADUNG

tanjung lesung. Isi acaranya ada color fun walk, lomba ngala

lamis, lomba kuliner tradisional trus juga kemenpar sebagai

partisipan juga disini. Kalo untuk ngomongin upaya ya segitu aja

kak yg bisa kami lakukan sebagai pokdarwis dan masyarakat

lokal disini.

Page 125: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

125

MEDIA

NO KODE RADAR BANTEN BANTEN POS

1 Peran

Stakeholder

Peran media Radar Banten dalam pengembangan

parivisaia KEK Tanjung lsung adalah mengkover

pemberitaan-pemberitaan yang positi. Jurnalisme

yang dikembangkana adalah jurnalisme optimistik

bukan mencela. Radar juga dulu pernah membuat

liputan khusus mengenai Tanjung Lesung sebagai

salah satu kawasan KEK di Banten yang harus

didukung dan mendapatkan perhatian serius. Kita

tentu menemeptakna KEK tanjug lesung sebagai

salah satu destinasi wisata di Banten yang harus

disupport dari sisi pemberitaan yang positif

disini kami berperan sebagai awak media yang membantu

mempromosikan KEK Tanjung Lesung ini sebagai salah satu

destinasi andalan di Banten. Salah satu caranya adalah meliput

kegiatan-kegiatan yg biasanya dilaksanakan oleh pihak

pengelola.

2 Bentuk

keterlibatan

Keterlibatan stakeholders tentu mendukung iklim

investasi yang rmah di KEK Tanjung lesung.

Stakeholders tidak boleh merintangi dan menyulitkan

investor yang akan menanakkan investasiny di KEK.

malah sebaliknya harus dipermudah dan diberikan

kenyamanan

kami meliput berbagai acara di KEK Tanjung Lesung dan

mempublikasikannya

3

Pandangan

mengenai

koordinasi antar

stakeholder

menurut pandangan saya sudah oke menurut saya sendiri sudah baik, tetapi kami memang tidak

dilibatkan hanya dalam beberapa acara tertentu saja

4

Kesadaran akan

pentingnya

koordinasi

ya ada kesadaran itu, Kesadaran bersama untuk

menjadikan KEK Tanjung Lesung sebagai salah satu

ikon priwisata pantai di Banten

pasti, karena kita harus saling membantu satu dengan yg lainnya

5 Kendala sampai saat ini tidak menemukan kendala, tetapi

kami hanya jarang bertemu untuk berdiskusi pertemuan dengan stakeholders lain itu tidak pernah ya

6 Upaya menjadwalkan pertemuan dengan para stakeholders pertemuan dan berbincang dengan pihak terkait, saya rasa

penting

Page 126: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

126

AKADEMISI

NO KODE Universitas Tirtayasa UNMA Banten

1 Peran

Stakeholder

Kami telah melakukan kegiatan sosialisasi yang

merupakan bagian dari kegiatan kampus yaitu

pengabdian masyarakat, sudah beberapakali kami

mengadakan kegiatan tersebut di Tanjung Lesung

dengan berbagai topik pengembangan. Kami juga

mendapat mandat dari Kementerian tentang

pengembangan desa wisata. Juga penelitian-

penelitian yang telah mahasiswa lakukan di kawasan

KEK Tanjung Lesung

Walaupun belum dilibatkan secara langsung tetapi kami sudah

melakukan peran sesuai dengan tri darma perguruan dalam

pengembangan pariwisata di KEK

2 Bentuk

keterlibatan

Keterlibatan yang bisa dilihat dan dirasakan yaitu

PPM dan beberapa penelitian, hal tersebut

menghasilkan rekomendasi bagi beberapa instansi

dan pihak terkait

Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Pengajaran

3

Pandangan

mengenai

koordinasi antar

stakeholder

Belum melibatkan pihak akademisi Sangat dibutuhkan

4

Kesadaran akan

pentingnya

koordinasi

ya ada kesadaran itu, Kesadaran bersama untuk

menjadikan KEK Tanjung lesung sebagai salah satu

ikon priwisata pantai di Banten

Tentu diperlukan, hubungan yang berkesinambungan

membentuk koordinasi yang baik

5 Kendala Belum ada komunikasi dengan para pemangku

kepentingan Tidak bisa berkomentar karena belum dilibatkan secara langsung

6 Upaya Membuat forum diskusi Melibatkan pihak akademisi

Page 127: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

127

LAMPIRAN 4

SELECTIVE CODING

NO Kata Kunci Story Line Quotes

1 Peran Stakeholder

Seluruh stakeholder sudah melakukan perannya

dengan sebagaimana mestinya terkecuali dari

perspektif usaha pariwisata yang masih

mengesampingkan target wisatawan namun terfokus

kepada investor asing.

Peran para Stakeholder di KEK Tanjung Lesung

sudah sesuai terkecuali Usaha Pariwisata yang

masih terfokus ke investor asing.

2 Bentuk keterlibatan

Bentuk keterlibatan para pemangku kepentingan

dapat dilihat secara real atau langsung dan

dilapangan, baik itu event pariwisata ataupun

pelatihan dan sosialisasi yang berdampak langsung

pada masyaarakat lokal dan pelaku pariwisata di

KEK Tanjung Lesung

Event pariwisata, pelatihan dan sosialisasi sampai

kegiatan pariwisata lainnya yang berdampak

langsung ke pelaku pariwisata merupaka bentuk

keterlibatan para pemangku kepentingan

3 Pandangan mengenai koordinasi

antar stakeholder

Seluruh pihak stakeholder merasa bahwa koordinasi

dengan antar pemangku kepentingan sangat

diperlukan namun kenyataannya masih sangat kurang

di lingkungan pengembangan pariwisata KEK

Tanjung Lesung

Koordinasi para stakeholder di dalam lingkup

pariwisata masih sangat kurang

4 Kesadaran akan pentingnya

koordinasi

Seluruh pihak stakeholder setuju bahwa koordinasi

dengan para pemangku kepentingan sangat

dibutuhkan demi menciptakan hubungan yang

Koordinasi sangat dibutuhkan antar pemangku

kepentingan agar terciptanya hubungan yang

Page 128: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

128

NO Kata Kunci Story Line Quotes

berkesinambungan berkesinambungan

5 Kendala

Mayoritas para stakeholder mengatakan bahwa

kendala dalam koordinasi adalah minimnya

komunikasi antar pemangku kepentingan

Komunikasi merupakan kendala utama bagi para

pemangku kepentingan dalam menjaga

koordinasi yang berkelanjutan

6 Upaya

Mayoritas upaya yang disampaikan oleh para

pemangku kepentingan untuk menjaga koordinasi

adalah membentuk suatu wadah atau forum diskusi

bagi para stakeholder agar menjadi tempat bertemu

dan bertukat pikiran mengenai pariwisata di KEK

Tanjung Lesung

Forum diskusi menjadi salah satu upaya utama

yang perlu dilakukan agar menjaga koordinasi

antar stakeholder di KEK Tanjung Lesung

Page 129: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

129

LAMPIRAN 5

Page 130: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

130

Page 131: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

131

LAMPIRAN 6

Page 132: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

132

Page 133: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

133

Page 134: KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DI KAWASAN EKONOMI …

134

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Feronica Tiara Putri

Alamat : Ecoliving Panorama Land Jatinangor Blok N9

Tempat dan Tanggal Lahir : Serang, 25 November 1998

Telepon : 082149578544

E-Mail : [email protected]

Kewarganegaraan : Indonesia

DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Fahery Syukur Parbo

Nama Ibu : Imas Kulsum

Alamat Orang Tua : Ecoliving Panorama Land Jatinangor Blok N9

PENDIDIKAN FORMAL

2003-2009 : SD YPWKS II

2009-2012 : SMPIT Raudhatul Jannah

2012-2015 : SMA Negeri 1 Cilegon

2015-2019 : Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung