kontribusi yayasan pesambangan jati dalam kemas...
TRANSCRIPT
KONTRIBUSI YAYASAN PESAMBANGAN JATI DALAM KEMAS
ULANG INFORMASI NASKAH KUNO DI CIREBON
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP.)
Oleh
SITI ROFIQOH
NIM : 1115025100020
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/1440 H
iv
i
ABSTRAK
Siti Rofiqoh ( NIM. 11150251000020). Kontribusi Yayasan Pesambangan Jati
dalam Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno di Cirebon dibawah
bimbingan Alfida, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustkakaan Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan Yayasan Pesambangan Jati
dalam kemas ulang informasi pada naskah kuno, kontribusi apa yang dilakukan
untuk kemas ulang informasi naskah kuno, manfaat yang di terima oleh
masyarakat Cirebon atas kontribusi yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan
Jati terhadap kemas Ulang Informasi naskah kuno serta mengetahui kendala yang
dihadapi Yayasan Pesambangan Jati pada saat proses kemas ulang informasi
naskah kuno di Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
wawancara mendalam, observasi dan juga dokumentasi. Informan dalam
penelitian ini sebanyak 7 (tujuh) orang. Teknik pengolahan data dengan reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini diketahui
bahwa alasan Yayasan Pesambangan Jati melakukan kemas ulang informasi yang
terdapat dalam naskah kuno adalah untuk menjawab pertanyaan masyarakat yang
membutuhkan informasi yang terdapat pada naskah kuno, kemudian kontribusi
yang dilakukan dalam kemas ulang informasi naskah kuno diantaranya adalah
buku hasil alih aksara, alih bahasa, katalog dan juga alih media seperti digitalisasi
dan CD. Yayasan Pesambangan Jati menyebarkan informasi dalam kontribusinya
melaui web, pameran dan juga penyebaran melaui perorangan agar hasil kemas
ulang informasu dapat dinikmati masyarakat luas, masyarakat Cirebon dalam hal
ini masyarakat umum maupun akademisi seperti mahasiswa dan peneliti
merasakan manfaat dari kontribusi yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan
Jati ini yakni merasa terbantu untuk menyelesaikan tugas mata kuliah,
memudahkan akses untuk menemukan dan mendapatkan informasi dalam naskah.
Kendala yang dihadapi oleh Yayasan Pesambangan Jati diantaranya adalah
keterbatasan dana untuk pelaksanaan proses kemas ulang informasi baik dari segi
fasilitas maupun operasional, dan keterbatasan sumberdaya manusia untuk
melakukan kemas ulang informasi pada naskah sehingga hasil dari kemas ulang
informasi naskah kuno masih sedikit jumlahnya.
Kata Kunci : Naskah Kuno, Kemas Ulang Informasi, Yayasan Pesambangan Jati
Cirebon, Kendala Yayasan Pesambangan Jati
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Tiada kata yang pantas terucap selain beribu rasa syukur atas segala
nikmat yang Allah berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Kontribusi Yayasan Pesambangan Jati dalam Kemas Ulang Informasi
Naskah Klasik Cirebon”. Sholawat beriring salam senantiasa tercurah limpahkan
teruntuk Baginda Nabi Muhammad SAW.
Selesainya penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari doa-doa,
dorongan semangat, serta motivasi yang diberikan oleh orang-orang terkasih,
untuk itu penulis ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya terlebih kepada orang
tua penulis yakni bapak Subiyono dan ibu Suheti, yang telah penuh memberikan
kepercayaan kepada putrinya untuk menyelesaikan pendidikan sarjananya.
Bersama dengan selesainya skripsi ini penulis juga mengucapkan
terimakasi yang tak terhingga pada semua pihak yang telah mendukung,
meluangkan waktu dan ilmunya dalam membantu penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini . Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Syaiful Umam, M.A, Ph.D selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Siti Maryam, M.Hum selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.
3. Bapak Amir Fadhilah, M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan.
4. Ibu Alfida, MLIS selaku dosen pembimbing penulis yang dengan sabar
membantu memberi arahan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
iii
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah
memberikan ilmunya begitu banyak untuk masa depan penulis.
6. Pihak Pengelola Yayasan Pesambangan Jati, khususnya kepada bapak Drh.
Bambang Irianto selaku kepala Yayasan Pesambangan Jati dan Bapak
Mukhtar Zaedin, juga pada seluruh informan yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan informasi, serta dengan sabar mendampingi
penulis selama masa penelitian.
7. Kepada Nenek dan adik-adik tersayang yakni M. Hafidz Fahlevi, Natali
Sabhillah, dan M. Adzka Al-fatih yang telah banyak mendoakan serta
menjadi motivasi kepada penullis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada sahabat sekaligus keluarga tersayang mbak Fuziah Nurhasni, Siti
Aisyah, teteh Mumut. Terimakasih telah menjadi partner terhebat penulis.
9. kepada sahabat tersayang di perantauan, Nana Andriyana, Badriyah, Firda
Aulia, Andhika Tiara, Fatma. Serta keluarga Ma‟had Al-Jami‟ah, Kak
Gaosiatul Ch, Kak Lilis Dian H, Ifadah Mau‟idhatul H, Siti Rahayu, kawan
Kosan Cantik, Ulfah, Nisa, Icha. Juga ISMANSA Jabodetabek Terimakasih
telah menjadi partner terbaik penulis, terimakasih atas segala doa dan
supportnya.
10. Teman-teman seperjuangan JIPers 2015, khususnya kelas A yang
memberikan warna dalam hidup penulis selama masa perkuliahan. Yang telah
sabar dan banyak memberikan support pada penulis, Nabilah, Annisa,
Nurcahya, Rifa, Mesya, Halima, Eva, Rahma, Dilla, Dinny, Desi N.S
terimakasih untuk segalanya.
iv
11. Teman-teman seperjuangan BIDIKMISI UIN Jakarta khususnya angkatan
2015, FORMABI UIN Jakarta 2017, Akhwat AZZ FAH, kawan PUSTIKUM
Perpus FAH 2015-2018, HMJ IPI 2016-2017, teman-teman KKN 30 (Thirty
PEACE), SHANELIA, Sobat GM Unwanah, Desy, Siti, Ayu, Kak Dimas,
Kak Mitra, Rafly, Aab, Ndin, terimakasih telah banyak memberikan
pengalaman, do‟a dan supportnya pada penulis, terimakasih juga Liza Ayu,
Istianah dan kawan religious 2015 atas segala suport meski tidak lagi di
almamatar yang sama.
terimakasi penulis ucapkan pada semua pihak yang telah membantu dan
tidak dapat dituliskan satu persatu, semoga Allah SWT membalas segala amal
dan kebaikan kepada semua pihak yang telah memberikan ketulusan,
kebaikan, keikhlasan serta membantu menyelesaikan skripsi ini, Aamiin
Terakhir, penulis berharap semoga skripsi yang masih jauh dari kata
sempurna ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dimanapun berada. Aamiin
Yaa Robbal’alamiin
Jakarta, 5 Agustus 2019
Siti Rofiqoh
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... …v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................... 6
1. Pembatasan masalah ................................................................................... 6
2. Perumusan masalah .................................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 6
D. Definisi Istilah .............................................................................................. 7
E. Sistematika Penulisan .................................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 10
A. Kontribusi ................................................................................................... 10
B. Analisis Kemas Ulang Informasi ............................................................... 10
1. Pengertian Informasi .............................................................................. 10
2. Jenis Informasi ....................................................................................... 12
3. Fungsi Informasi ..................................................................................... 13
4. Pengertian Kemas Ulang Informasi ....................................................... 14
5. Tujuan dan Fungsi Kemas Ulang Informasi ........................................... 15
6. Prinsip Kemas Ulang Informasi ............................................................. 16
7. Proses Kemas Ulang Informasi .............................................................. 17
8. Bentuk Kemas Ulang Informasi ............................................................. 18
C. Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno ...................................................... 21
1. Pengertian Naskah Kuno ........................................................................ 21
2. Bentuk Kemas Ulang Informasi pada Naskah Kuno .............................. 22
D. Kajian Terdahulu ........................................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 32
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................................. 32
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 32
C. Sumber Data ............................................................................................... 34
D. Pemilihan Informan .................................................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37
vi
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 41
A. Setting Lokasi Penelitian............................................................................ 41
1. Selayang Pandang Yayasan Pesambangan Jati Cirebon ........................ 41
2. Visi Misi Yayasan Pesambangan Jati Cirebon ....................................... 43
3. Struktur Organisasi Rumah Budaya Nusantara Yayasan Pesambangan
Jati Cirebon ..................................................................................................... 43
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 44
1. Kontribusi Yayasan Pesambangan Jati Terhadap Kemas Ulang Informasi
Naskah Kuno Ciebon ...................................................................................... 44
2. Manfaat Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno Bagi Masyarakat
Cirebon ........................................................................................................... 71
3. Kendala Yayasan Pesambangan Jati dalam Kemas Ulang Informasi
naskah kuno Cirebon ...................................................................................... 79
C. Pembahasan ................................................................................................ 81
1. Kontribusi Yayasan Pesambangan Jati Terhadap Kemas Ulang Informasi
Naskah Kuno Cirebon .................................................................................... 81
2. Manfaat Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno Bagi Masyarakat Cirebon ..
.................................................................................................................... 85
3. Kendala Yayasan Pesambangan Jati dalam Kemas Ulang Informasi naskah
kuno Cirebon .................................................................................................. 85
BAB V ................................................................................................................... 87
PENUTUP ............................................................................................................ 87
A. Kesimpulan ................................................................................................ 87
B. Saran ........................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 91
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penyususnan Skripsi ...................................................... 33
Tabel 2 . Data Informan ........................................................................... 36
Tabel 3. Daftar Koleksi Naskah Yayasan Pesambangan jati Cirebon .........
.................................................................................................................. 49
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sekarang ini, tidak ada satu bagianpun yang terlewat
dari jangkauan informasi, baik sebagai personal maupun institusional yang
tidak tersentuh oleh aktivitas informasi, mengakses, memproduksi, mengolah
ataupun mendistribusikan informasi. Hal ini menjadi tuntutan bagi lembaga
pengelola informasi baik pemerintah maupun masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan informasi yang sesuai bagi penggunanya.
Aktifitas utama dari perpustakaan ataupun lembaga dokumentasi dan
informasi ialah menghimpun serta memelihara koleksi-koleksi yang ada baik
itu berupa buku, manuskrip, DVD, Microfilm ataupun bentuk sumber
informasi lainnya. Maksud dari pendirian lembaga informasi tersebut ialah
untuk menyediakan sarana atau tempat untuk menghimpun sumber informasi
dalam berbagai bentuk untuk di kelola serta sebagai sarana untuk
melestarikan hasil budaya manusia, ilmu pengetahuan, dan teknologi melalui
aktifitas pemeliharaan dan pengawetan koleksi, sebagai pusat kebudayaan dan
juga sumber belajar mengenai masa lalu, sekarang dan masa depan, selain itu
juga dapat menjadi pusat penelitian dan aktifitas lainnya.
Informasi akan berguna bagi seseorang apabila memberi nilai
pengetahuan baru bagi pemakainya.1 Di era milenial ini masyarakat
membutukan informasi yang cepat, praktis serta dapat langsung di
manfaatkan, hal ini termasuk salah satu tantangan bagi pengelola informasi
1 Nashihuddin, “Kemas Ulang Informasi Untuk Pemenuhan Kebutuhan Informasi Usaha
2
untuk menyediakannya. Dengan demikian, hal yang dibutuhkan dari suatu
informasi adalah penyajian informasi menjadi suatu produk kemasan yang
bermanfaat dan tepat bagi pemakai yakni dibuat kemasan informasi yang
sesuai dengan kebutuhan. Salah satu cara agar informasi itu dapat dengan
cepat dimanfaatkan serta praktis ialah dengan mengemas ulang informasi
yang ada tersebut. Pengemasan informasi atau kemas ulang informasi ialah
proses sistematik untuk memberikan nilai tambah pada informasi, dimana
penambahan nilai termasuk analisis dan sintesis, menyunting dan memformat
serta menerjemahkan dokumen.
Informasi yang dikemas kembali memberi kemudahan dalam
penyebaran informasi serta temu kembali informasi. Selain itu, hal ini juga
bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai informasi yang terkandung dalam
sebuah naskah, dokumen, buku ataupun bentuk informasi lainnya. Selaras
dengan firman Allah dalam surah Al-Hijr ayat 9 :
كر وإنا له لحافظىن إ لنا الذ نا نحن نز
yang artinya “ sesungguhnya kamilah yang menurunkan alquran, dan
pasti kami pula yang memeliharanya”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa kaum muslimin juga ikut menjaga
serta memelihara alquran dengan banyak sekali cara, diantaranya adalah
menghafalnya, menulis, merekam, dan lainnya. Sama halnya di pusat
informasi, informasi yang akan disajikan pada pengguna harus dilestarikan
dengan cara yang tepat, untuk itu perlu diadakannya kemas ulang sebagai
3
salah satu upaya pemeliharaan nilai informasi yang terkandung didalam
naskah, buku, karya ilmiah dan lainnya.
Penyajian informasi dalam bentuk lain yang lebih praktis sangat
berguna untuk masyarakat yang membutuhkan informasi tersebut. Selaras
juga dengan munasabah surah Al-Hijr ayat 9 di atas yakni firman Allah
dalam Surah Al Qamar ayat 17 :
رنا ولقد كر القرآن يس كر من فهل للذ مد
Artinya : “ dan sesungguhnya kami mudahkan alquran untuk
pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran ?” (Q.S Al
Qomar :17)
Di dalam tafsir kementerian Agama RI ayat tersebut mengandung
makna bahwa Allah yang menurunkan alquran yang mudah dibaca dan
difahami untuk dijadikan pelajaran bagi orang yang mau menjadikan
pelajaran, karena itu hendaknya manusia mengimaninya dan menjalankannya.
Dalam arti lain dikumpulkannya ayat-ayat alquran kemudian dijadikan
mushaf-mushaf itu untuk memudahkan orang-orang untuk membaca dan
mempelajarinya serta mengetahui informasi yang terkandung di dalamnya.
Hal ini sama seperti sumber-sumber informasi yang di kemas dalam bentuk
lain.
Salah satu sumber informasi yang perlu perhatian lebih ialah koleksi-
koleksi langka, seperti naskah-naskah kuno. Koleksi langka memiliki nilai
informasi tinggi bila dilihat dari prespektif sejarah koleksi itu sendiri maupun
yang ditulis dalam koleksi tersebut.
4
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki berbagai
macam budaya dan juga peninggalan-peninggalan masa lampau, seperti
halnya naskah-naskah klasik yang menghimpun berbagai macam keilmuan.
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki naskah-naskah kuno yang
mempunyai nilai tinggi ialah Cirebon, karena Cirebon merupakan salah satu
tempat strategis yang menjadi pertemuan peradaban dunia.2 Salah satu hal
yang dapat menjadi penghubung antara masa lalu dengan masa sekarang ialah
dengan naskah kuno, yakni semua dokumentasi hasil tulisan tangan yang
berumur sekurang-kurangnya 50 tahun, berisi berbagai pemikiran mengenai
ilmu pengetahuan, adat istiadat atau budaya masa lampau yang mengandung
nilai historis.3
Sudah semestinya lembaga informasi seperti perpustakaan ataupun
lainnya perlu melestarikan koleksi langka ini sebagai sumber informasi utama
untuk bisa merekontruksi suatu nilai sejarah seperti yang terkandung dalam
UU no.43 tahun 2007 bab II pasal 6 ayat 1 huruf b tentang kewajiban
masyarakat yakni “Masyarakat berkewajiban untuk menyimpan, marawat,
dan melestarikan naskah kuno yang dimilikinya dan mendaftarkannya ke
perpuskakaan nasional”. Koleksi langka ini sering dikategorikan sebagai
warisan budaya masa lalu, selain juga dilestarikan koleksinya masih banyak
dipelajari orang karena nilai informasinya masih dapat dikenang dan di
pelajari.
2 Muhammad Mukhtar Zaedin, “Wahosan Bujang Genjong: Naskah Kuno Tasawuf dari Bumi
Cirebon,” Jurnal Tamddun, 5 (September 2017),
http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/tamaddun/article/view/2103. 3 Zulfitri, “Perhatian Pemerintah dan Peran Pustakawan dalam Pemeliharaan Naskah Kuno,”
Jurnal Al-Maktabah, 13 (2014), http://journal.uinjkt.ac.id.
5
Beberapa lembaga atau yayasan yang ada di Cirebon dengan suka rela
untuk membantu menyelamatkan benda bernilai sejarah yang amat tinggi itu,
salah satunya ialah Yayasan Pasembangan Jati, yakni yayasan yang bergerak
di bidang keagamaan, sosial dan kemanusiaan. Yayasan ini membangun
sebuah rumah budaya yang diberi nama Rumah Budaya Nusantara, dimana di
dalamnya terdapat banyak sekali kegiatan, salah satunya yakni kegiatan
pelestarian naskah kuno di unit Pusat Konservasi dan Pemanfaatan Naskah
Klasik Cirebon yang mana unit tersebut ialah bagian dari Rumah Budaya
Nusantara Yayasan Pesambangan Pesambangan Jati Cirebon. Naskah-naskah
kuno yang dikelola oleh yayasan ini ialah naskha-naskah pribadi dari nenek
moyang pendiri yayasan dan juga berasal dari keraton-keraton yang ada di
Cirebon serta naskah-naskah milik masyarakat Cirebon yang sebagian
dihibahkan ke Yayasan Pesambangan Jati untuk dirawat.
Yayasan Pesambangan Jati juga berusaha untuk menyebarkan
informasi yang ada di dalam naskah dengan mengemas ulang informasi
naskah-naskah tersebut kedalam bentuk yang tentunya akan lebih mudah
dimengerti oleh masyarakat luas, yang mana naskah-naskah tidak semua
masyarakat dapat memahami tulisan-tulisan yang ada di dalam naskah kuno
seperti tulisan-tulisan arab atau aksara-aksara jawa.
Berdasarkan hasil observasi dan pemaparan diatas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Perpustakaan (S.IP) tentang bagaimana kontribusi atau sumbangsih yang
dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Jati dalam melestarikan peninggalan
6
kebudayaan khususnya naskah kuno yang ada di Cirebon. dengan mengambil
judul skripsi “Kontribusi Rumah Budaya Nusantara Yayasan
Pesambangan Jati dalam Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno di
Cirebon”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada apa dan
bagaimana kontribusi yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Jati
dalam kemas ulang informasi naskah klasik di Cirebon serta manfaat yang
dirasakan masyarakat Cirebon.
2. Perumusan masalah
a. Bagaimana Kontribusi yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan
Jati dalam Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno di Cirebon ?
b. Apa Manfaat yang diterima oleh masyarakat cirebon atas kontribusi
yang dilakukan Yayasan Pesambangan Jati dalam kemas ulang
informasi naskah klasik Cirebon ?
c. Apa saja kendala yang dihadapi Yayasan Pesambangan Jati dalam
kemas ulang informasi naskah kuno Cirebon ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diambil beberapa
tujuan dari penelitian yang akan penulis lakukan yakni untuk mengetahui:
7
1. Kontribusi yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Jati dalam kemas
ulang informasi naskah klasik di Cirebon
2. Manfaat yang diterima oleh masyaratkat cirebon dari kontribusi yang
dilakukan Yayasan Pesambangan Jati dalam kemas ulang naskah kuno
Cirebon
3. Kendala yang dihadapi Yayasan Pesambangan Jati dalam Kemas ulang
naskah kuno Cirebon
Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Dapat memperluas pengetahuan tentang dunia kepustakawanan dalam
pelestarian naskah kuno dalam hal ini khususnya kemas ulang informasi
pada naskah kuno
2. Bermanfaat bagi pustakawan dalam membuat program kegiatan di
perpustakan yang terkait dengan pelestarian koleksi perpustakaan
khususnya kemas ulang informasi koleksi naskah dan buku-buku kuno
3. Berguna untuk menjadi solusi dalam pemecahan masalah dalam kegiatan
kemas ulang informasi
4. Memberikan hasil karya penelitian mengenai kontribusi yayasan
pesambangan jati dalam kemas ulang informasi naskah kuno bagi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Yayasan Pesambangan Jati
D. Definisi Istilah
Kontribusi
Kontribusi diartikan sebagai bentuk iuran uang atau dana, bantuan
tenaga, bantuan pemikiran, bantuan materi dan segala macam bentuk bantuan
8
yang kiranya dapat membantu suksesnya kegiatan pada suatu forum,
perkumpulan dan lain sebagainya.
Kemas Ulang Informasi
Kemas ulang informasi merupakan kegiatan mengemas kembali atau
menjadikan informasi dari satu bentuk ke bentuk lain dalam kemasan yang
lebih menarik untuk memfasilitasi intraktifitas pengguna dalam menerapkan
informasi, dan pelayanan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi
yang spesifik. Tujuannya ialah untuk menghemat waktu pengguna.
Naskah Kuno
Naskah kuno adalah semua dokumen tertulis yang tidak dicetak atau
diperbanyak dengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di
luar negeri yang berumur paling rendah 50 (lima puluh) tahun, dan yang
mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah dan ilmu
pengetahuan
E. Sistematika Penulisan
Dalam melakukan penyusunan skripsi ini, maka berikut sistematika
penulisan yang akan di bahas pada bagian-bagian selanjutnya. Penelitian ini
dibagi ke dalam 5 (lima) bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dari latar belakang, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, definisi
istilah, sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
9
Bab ini berisi landasan teori dan tinjauan pustaka yang
digunakan oleh peneliti untuk mendukung hasil penelitian
serta mempunyai keterkaitan dengan masalah yang akan
diteliti.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang metode penulisan yang
digunakan, yaitu jenis dan pendekatan penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik pengolahan serta analisis
data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang gambaran umum dari lembaga
yang diteliti, meliputi profil lembaga, visi-misi, struktur
organisasi serta mengutarakan hasil penelitian mengenai
Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno di Pusat Konservasi
dan Pemanfaatan Naskah Klasik Cirebon
Bab V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari penyajian hasil penelitian
yang dikemukakan oleh penulis, dan penulis memberikan
saran-saran yang merupakan masukan dan sumbangan
pemikiran penulis.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kontribusi
1. Pengertian Kontribusi
Kontribusi berasal dari bahasa inggris yakni contribute yang berarti
keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Di dalam
masyarakat konribusi dikenal sebagai sumbangsih, peran, atau
keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Kontribusi dapat berupa 2 hal yakni
materi dan tindakan. Menyumbangkan sebagian harta untuk kemaslahatan
bersama ialah salah satu bentuk kontribusi dari pemberian materi,
sedangkan kontribusi yang berupa tindakan yakni ikut turun tangan ketika
kerja bakti di desa sehingga menghasilkan suatu hal, baik positif maupun
negatif di dalam masyarakat.
Kontribusi diartikan sebagai bentuk iuran uang atau dana, bantuan
tenaga, bantuan pemikiran, bantuan materi dan segala macam bentuk
bantuan yang kiranya dapat membantu suksesnya kegiatan pada suatu
forum, perkumpulan dan lain sebagainya.4
B. Analisis Kemas Ulang Informasi
1. Pengertian Informasi
Informasi sebagai suatu data yang disajikan dalam bentuk yang
mudah dipahami, dalam hal ini tergantung dengan konteks penggunanya.
Dalam arti yang lebih dinamis, informasi merupakan pesan yang telah
4 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006).
11
disampaikan dengan menggunakan media komunikasi atau ekspresi,
apakah pesan yang diterima itu sudah informatif atau tidak, hal tersebut
bergantung pada presepsi penerima.5
Informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk
yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan
terasa bagi keputusan saat itu dan keputusan mendatang.6
Untuk itu, informasi dapat diartikan sebagai kumpulan fakta,
ataupun peristiwa yang telah diolah menjadi data, dimana data tersebut
dapat digunakan oleh siapa saja sesuai dengan kebutuhannya untuk
mengambil keputusan.
Informasi dapat berupa serangkaian simbol yang dimaknai sebagai
pesan, direkam sebagai tanda, atau dikirim layaknya sinyal. Sebagai
konsep informasi merupakan pesan (ucapan atau ungkapan) yang
disampaikan. Konsep ini mempunyai banyak makna bergantung
konteksnya. Sementara itu pengetahuan yang dapatkan mengenai
seseorang berupa sesuatu fakta atau rinci dari sebuah subyek. Memang
sudah sejak dulu informasi mempunyai fungsi penting dalm kehidupan
manusia, yakni mendorong masyarakat meningkatkan kualitas kehidupan
mereka.7
5 Reitz, “Online dictionary for library,” 2014.
6 Wiji Suwarno, Ilmu Perpustakaan & Kode Etik Pustakawan (Yogyakarta: Ar Ruzz Media,
2015). 7 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital (Jakarta: Sagung Seto, 2007). h 72
12
2. Jenis Informasi
Banyak sekali jenis informasi yang tersebar di dunia ini dan informasi
itu terbagi dalam beberapa macam doantaranya adalah sebagai berikut :8
a. Informasi berdasarkan fungsi adalah informasi berdasarkan materi
dan kegunaan informasi. Informasi jenis ini antara lain adalah
informasi yang menambah pengetahuan dan informasi yang
mengajari pembaca (Informasi edukatif). informasi yang
menambah pengetahuan, misalnya, peristiwa-peristiwa bencana
alam, pembangunan daerah, kegiatan selebritis, dan sebagainya.
Informasi edukatif contohnya tulisan teknik belajar yang jitu, tips
berbicara di depan umum, cara jitu menjadi programmer komputer,
dan sebagainya.
b. Informasi berdasarkan format penyajian adalah informasi
berdasarkan bentuk penyajian informasi. Informasi jenis ini, antara
lain berupa foto, karikatur, lukisan abstrak, dan tulisan teks.
c. Informasi berdasarkan lokasi peristiwa adalah informasi
berdasarkan lokasi peristiwa berlangsung, yaitu informasi dari
dalam negeri dan informasi dari luar negeri.
d. Informasi berdasarkan bidang kehidupan adalah informasi
berdasarkan bidang-bidang kehidupan yang ada, misalnya
pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya, dan iptek.
8 H.Bodnar George, Sistem Informasi Akuntansi. (Jakarta: Salemba Empat, 2000).
13
3. Fungsi Informasi
Informasi juga memiliki berbagai fungsi diantaranya adalah9:
a. Menambah Pengetahuan
Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerimanya
sehingga dapat menggunakannya untuk bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
b. Mengurangi Ketidakpastian
Adanya informasi akan dapat diperkirakan apa yang akan terjadi
sehingga mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
c. Mengurangi Resiko Kegagalan
Adanya informasi perkiraan tentang apa yang akan terjadi akan
membantu dalam langkah- langkah antisipasi sehingga resiko
kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang
tepat
d. Mengurangi Keanekaragaman/Variasi yang Tidak diperlukan
Adanya informasi akan menyebabkan keanekaragaman pendapat
berkurang, sehingga proses pengambilan keputusan lebih terarah.
e. Memberi Standar, Aturan-aturan, Ukuran, dan Keputusan yang
Menentukan Pencapaian Sasaran dan Tujuan.
Adanya informasi yang diperlukan akan memberikan standar, aturan,
ukuran, dan keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik berdasar informasi yang
diperoleh. 9 Raymond Mcleod, Sistem Informasi Manajemen (Jakarta: Prenhallindo, 2001).
14
4. Pengertian Kemas Ulang Informasi
Kemas ulang informasi merupakan kegiatan mengemas kembali
atau mentransfer informasi dari satu bentuk ke bentuk lain dalam
kemasan yang lebih menarik untuk memfasilitasi intraktifitas pengguna
dalam menerapkan informasi, dan pelayanan ini dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi yang spesifik. Tujuannya ialah untuk
menghemat waktu pengguna.10
Kemas ulang dapat menambah nilai atau pelayanan yang tidak
tersedia dilain tempat. Konsekuensinya, pustakawan perlu
mempertimbangkan tingkat pendidikan atau pengetahuan tentang
subjek agar tidak menghambat penyampaian informasi pada
penggunanya.
Pustakawan dalam hal ini, perlu mengetahui bahasa masyarakat
lokal, budaya dan praktik budaya, sejarah, geografi dan lingkungan
lokal.
Kemas ulang informasi bisa mencangkup pekerjaan
penerjamahan dan penyuntingan. Tentu saja hal ini memerlukan proses
sistematis untuk memberikan nilai tambah pelayanan. Komponen
lainnya yaitu, analisis sistematis, penyuntingan, penerjemahan dan
tranmisi format media serta simbol.11
10
Rosa Widyawan, Agar Informasi Menjadi Lebih Seksi : Pengantar Pelayanan Kemas Ulang
Informasi (Jakarta: Media kampus Indonesia, 2012). 11
Widyawan.
15
5. Tujuan dan Fungsi Kemas Ulang Informasi
Tujuan utama kemas ulang informasi adalah untuk menyajikan
informasi ke dalam bentuk kemasan agar informasi tersebut lebih
dapat diterima, lebih mudah dimengerti, dan dimanfaatkan pemustaka.
Tujuan kemas ulang informasi dapat di simpulakan sebagai berikut :12
a. Memudahkan untuk memperoleh dan mendapatkan informasi.
b. Mempercepat penelusuran dan penemuan kembali informasi.
c. Mengevaluasi dan memberikan penafsiran seberapa jauh tingkat
pemanfaatannya.
d. Memberikan kepuasan kepada pengguna.
e. Mengawetkan koleksi, khususnya jika dikemas dari bentuk tercetak
ke bentuk digital.
f. Memudahkan pustakawan mengatur koleksi yang semakin
bertambah banyak.
g. Menghemat ruang dan rak untuk menyimpan koleksi tercetak.
h. Memudahkan penelusuran apalagi jika sudah dientri dalam
pangkalan data.
i. Mudah dibawa dan ditransfer dalam jejaring perpustakaan lain
untuk sharing transfer pengetahuan maupun pengalaman antar
pustakawan.
12
Romi Satria Wahono, “Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan: Perpustakaan Digital Dan
Sistem Otomasi,” 2006, http://romisatriawahono.net/wp-content/uploads/2006/09/romi-otomasi
perpustakaan/. 57
16
Adapun fungsi kegiatan kemas ulang informasi13
, antara lain:
a. Memudahkan pengguna dalam memilih informasi.
b. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
c. Sarana penyebaran informasi yang efektif dan efisien.-
d. Sebagai alat penerjemah terhadap suatu hal dengan cepat.
e. Mempercepat proses aplikasi hasil penelitian.
f. Menyediakan informasi secara cepat dalam memenuhi kebutuhan
Pemustaka
6. Prinsip Kemas Ulang Informasi
Agar kemasn informasi menarik dan tepat sasaran, pengemas
informasi perlu memahami prinsip-prinsip sebagai berikut :14
a. Benar dan logis, artinya dapat dipercaya dan diterima akal sehat
b. Sistematis, informasi di sajikan secara runut, bertahap dan
berkesinambungan sesuai dengan alur pikir.
c. Aplikatif atau dapat diterapkan pengguna.
d. Tuntas dan menyeluruh. Informasi berasal dari berbagai sumber
yang kompeten dan tel;ah melalui proses penelaahan. Sehingga
dapat menjaminkebaruan dan kelengkapan informasi yang
disajikan.
e. Jelas, yaitu mudah di pahami pengguna serta tidak menimbulkan
salah tafsir. Oleh karena itu, pengemasan perlu memperhatikan
13
Wolf Carolyn, Basic Library Skills (United State: Company Inc, 2006). 152. 14
Yeni Pebrianti, “Kemas Ulang Informasi : Kumpulan Karya Tulis Ilmiah Peneliti di Lingkup
Balai Penelitiandan Pengembangan Budu Daya Air Tawar (BPPBAT) Bogor,” Jurnal Pari, 1
(2015): 29.
17
tingkat kecerdasan pengguna, menggunakan istilah atau kata-kata
yang sederhana yang dapat di pahami oleh penggunanya, dengan
gaya bahasa yang tidak formal.
f. Ringkas, yaitu langsung ke permasalahan yang dibahas, tidak
panjang-lebar agar ide pokok tidak kabur.
g. Terbuka, yaitu informasi yang disajikan memungkinkan untuk
diperbaharui bila ada perkembangan baru.
h. Bermanfaat bagi sasaran yang dituju.
7. Proses Kemas Ulang Informasi
Agar informasi yang dikemas sesuai dengan kebutuhan
pengguna, maka kemas ulang informasi harus melalui beberapa proses
atau tahapan. Diantaranya adalah sebagai berikut :15
a. Identifikasi Kebutuhan Pengguna, bisa melalui wawancara,
pengamatan langsung di lapangan, serta mempelajari dokumen
yang ada.
b. Pengumpulan Informasi serta pemilihan sumber informasi,
berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pengguna.
c. Pengemasan informasi. Pengemas informasi perlu memahami
informasi yang akan dikemas, bentuk kemasan, serta cara
mengemasnya dengan cara mensintesa kedalam bentuk yang sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Seyogyanya pengemas informasi
15
Maulida Djamarin, “Pengemasan informasi” (Universitas Negeri Padang, 2016).7.
18
adalah orang yang ahli di bidangnya, namun boleh juga dilakukan
bukan dengan ahlinya bekerjasama dengan yang ahli di bidangnya.
d. Menentukan sasaran audience, bentuk kemasan, line schedule, serta
merancang biaya.
e. Menetapkan cara dan sistem penyebarluasan informasi yang sudah
dikemas ulang
f. Mendistribusikan, menyebarkan, memasarkan bentuk infoemasi
yang sudah dikemas ulang dengan cara promosi atau pendidikan
pemakai.
g. Evaluasi produk dan proses pengemasan untuk mengetahui manfaat
informasi bagi pengguna serta efektifitas media atau produkkemas
ulang informasi yang diberikan.
8. Bentuk Kemas Ulang Informasi
Saat ini dengan berkembangnya teknologi informasi di bidang
perpustakaan dokumentasi dan informasi, bentuk kemasan informasi
dapat dilakukan dengan lebih bervariasi. Tidak melulu secara tercetak
saja namun juga dapat dikemas secara digital. Misalnya: CD edukatif,
CD teknologi tepat guna, buku elektronik (e-book), majalah elektronik
(e-journal), maupun kliping elektronik (e-klip).
Berbagai kemasan informasi dibuat sesuai dengan kebutuhan
informasi bagi pemustaka .Selanjutnya berbagai macam sumber
19
informasi di perpustakaan dapat dikemas dengan beragam bentuk,
antara lain:16
a. Bibliografi, biasanya diterbitkan oleh perpustakaan atau badan
penerbit dengan tujuan untuk disebarkan kepada perpustakaan lain
sebagai bahan rujukan bagi pencari informasi baik secara tercetak
atau terekam. Jenis bibliografi ada dua macam yakni bibliografi
umum dan khusus.
b. Sari karangan, biasanya memuat keterangan seperti latar belakang,
tujuan, sasaran, metode, kesimpulan dan saran yang terdapat pada
dokumen aslinya.
c. Jasa penyebaran informasi ilmiah mutakhir, meliputi SDI (Selected
Dissemination of Information/terseleksi) dan CAS (Current
Awareness Services/terbaru) berupa lembar informasi maupun
paket informasi. Informasi tersebut kemudian dikemas menjadi
majalah kesiagaan informasi.
d. Pangkalan data, dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1) Pangkalan data lokal, untuk memenuhi kebutuhan informasi
melalui server lokal baik berupa soft file maupun CD ROM.
2) Pangkalan data online, berisi berbagai publikasi yang disajikan
dalam website. Misalnya: ProQuest, EBSCO, IEEE database,
E-journal, dan E-Book
16 Djamarin.6.
20
e. Media pandang dengar (audio visual). Kemasan informasi ini
berbentuk gambar dan suara sehingga lebih menarik. Media
pandang dengar umumnya dapat berupa profil perpustakaan,
program pendidikan pemakai, serta media promosi jasa layanan
perpustakaan. Misalnya: CD interaktif, VCV, DVD, audio-video
cassete.
f. Multimedia. Sasaran pengguna pada bentuk pengemasan
multimedia ini umumnya adalah kelompok. Misalnya pada saat ada
pameran perpustakaan, pengunjung disuguhkan beragam informasi
mengenai jasa layanan perpustakaan serta petunjuk cara
mengaksesnya.
g. Kumpulan abstrak, diawali dengan menelusur, menscan data
bibliografis dan abstraknya berdasarkan bidang ilmu yang berasal
dari sumber informasi ilmiah. Selanjutnya kumpulan abstrak
tersebut dikemas dalam bentuk majalah yang berisi kumpulan
abstrak.
h. Indeks artikel, terdiri dari indeks artikel jurnal dan indeks artikel
majalah. Kumpulan indeks artikel tersebut kemudian bisa dijadikan
majalah indeks.
i. Prosiding, kumpulan makalah yang dihimpun dari hasil seminar,
diskusi panel, loka karya, sarasehan, workshop, simposium,
semiloka, maupun temu ilmiah lainnya.
21
j. Publikasi cetak lainnya. Sebagai media promosi dan penyebaran
informasi untuk memperkenalkan jasa perpustakaan yang dapat
diberikan kepada pengguna. Antara lain: Selebaran, newsletters,
leaflet, pamflet, brosur, poster, dan sebagainya.
C. Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno
1. Pengertian Naskah Kuno
Naskah sendiri menurut Bariroh memiliki arti karangan dengan
tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan
sebagai hasil budaya bangsa masa lampau.17
Dalam sejarah ulama Nusantara sebelum adanya penerbitan,
karya ulama tersebut dapat dibacanya melalui tulisan tangan (manuskrip),
dalam tulisan tangan itu ada yang sudah tersusun rapih seperti buku dan
ada yang masih dalam bentuk lembaran-lembaran terpisah atau
berceceran18
Menurut BPAD koleksi langka atau disebut rare book, antique
book adalah jenis koleksi yang memiliki ciri- ciri tidak diterbitkan lagi,
sudah tak beredar dipasaran, susah untuk mendapatkannya, memiliki
nilai informasi kesejarahan, informasinya tetap.19
Naskah kuno adalah semua dokumen tertulis yang tidak di cetak
atau diperbanyak dengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri
17
Faizal Amin, “Preservasi Naskah Klasik,” Jurnal Khatulistiwa-journal of islamic studies, 1
(2011): 91. 18
Mahrus El Mawa, “Filologi Nusantara dan Perpustakaan : Potret Layanan Khusus Pengguna
Studi Islam” (IAIN Ponorogo), diakses 17 Juni 2019,
http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/pustakaloka/article/download/. 19
Supriyono dan Maryono, “Pengelolaan Naskah Dan Pendayagunaan Naskah Kuno,” diakses 18
Desember 2018, http://masyono.staff.ugm.ac.id/.
22
maupun di luar negeri yang berumur paling rendah 50 (lima puluh)
tahun, dan yang mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional,
sejarah dan ilmu pengetahuan.20
Naskah kuno merupakan warisan dari sebuah peradaban manusia
yang terakumulasi dari sebuah budaya kehidupan masyarakat pada masa
lalu.21
2. Bentuk Kemas Ulang Informasi pada Naskah Kuno
Sebagai warisan budaya leluhur bangsa, Masyarakat juga wajib
untuk ikut serta dalam melindungi dan melestarikan salah satu warisan
budaya ini, sebagaimana tercantum di dalam undang-undang no 43 Bab 2
bagian Kedua pasal 6 ayat 1 poin b yakni “ masyarakat berkewajiban
untuk menyimpan, merawat, dan melestarikan naskah luno yang
dimilikinya dan mendaftarkannya ke perpustakaan nasional”22
Salah satu cara untuk melestarikan naskah-naskah kuno ini terlebih
lagi kandungan makna yang ada di dalamnya yakni dengan cara
mengemas ulang informasi yang ada di dalam naskah tersebut. Baik
dengan menterjemahkan ke bahasa lain, maupun dengan mentranskrip
naskah-naskah tersebut atau mengalih mediakan ke dalam bentuk lain,
20
Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan,” diakses 18
Desember 2018, http://bkkp.go.id/uu/filedownload/4/114/2685. 21
Yona Primadesi, “Peran Masyarakat Lokal dalam Usaha Pelestarian Naskah-Naskah Kuno
Paseban,” Jurnal Bahasa dan Seni, 11 (2010),
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/komposisi/article/download/88/. 22
Republik Indonesia, “Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan,” diakses
18 Desember 2018,
http://ppid.perpusnas.go.id/upload/regulasi/094607UU_No_tahun2007_tentang_perpustakaan.
23
tujuannya yakni untuk mempermudah para pengguna informasi dalam
memanfaatkan naskah-naskah tersebut.
Selain bentuk kemas ulang yang sudah dipaparkan diatas, ada
bebrapa bentuk kemas ulang yang dapat dilakukan pada naskah kuno,
Beberapa bentuknya adalah sebagai berikut :
a) Alih bahasa dan aksara
Pengkajian tentang naskah-naskah kuno erat kaitannya
dengan ilmu filologi yakni salah satu sarana untuk
menggalikhazanah keilmuan yang menghususkan objek kajiannya
pada naskah-naskah tulisan tangan (manuskrip)23
Studi teks ini
didasari oleh adanya informasi tentang hasil budaya manusia pada
masa lampau yang tersimpan di dalamnya.24
dan juga ilmu yang
berkaitan lainnya salah satunya yakni kodikologi atau ilmu
pernaskahan yakni ilmu bantu filologi yang bertugas menangani
fisik naskah, diantaranya menguraikan dan mempelajari bahan
tulisan tangan, seluk beluk semua aspek naskah, termasuk
didalamnya bahan, umur, tempat penulisan, dan perkiraan
penulisan naskah.25
Untuk itu dalam pengemasan ulang informasi
naskah-naskah kuno memerlukan ilmu-ilmu tersebut. Beberapa
23 Oman Faturrahman, “Filologi dan penelitian teks-teks keagamaan.,” Jurnal Al Turas, 9 (2003),
http://journal.uinjkt.ac.id/indeks.php/al-turats/article/view/. 24
Dede Hidayatullah, “Naskah Mantra Mistik : Kodikologi, Suntingan dan Isi Teks,” Jurnal
Undas, 12 (Desember 2016),
http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/undas/article/view/. 25
Hidayatullah.
24
bentuk kemas ulang informasi yang menggunakan ilmu filologi
dan kodikologi adalah sebgai berikut :
1. Transliterasi
Transliterasi atau alih aksara yakni pemindahan
huruf dari jenis huruf yang satu ke huruf yang lain,
misalnya penyalinan teks dari satu sistem ke sitem aksara
lain, dari huruf kaganga ke huruf latin.26
Trasliterasi artinya penggantian jenis tulisan , huruf
demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain.
transliterasi sangat penting untuk memperkenalkan teks-
teks lama yang tertulis dengan huruf daerah , karena
kebanyakan orang sudah tidak mengenal dan tidak akrab
lagi dengan huruf daerah tersebut.27
Transliterasi merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan oleh seorang filolog dalam menangani naskah-
naskah kuno.28
Transliterasi dapat dilakukan dengan dua macam
cara, yakni :29
a. Transliterasi apa adanya, artinya penyalinan dilakukan
sesuai dengan yang terbaca dari naskah.
26
Titik Pudjiastuti, “Kamus Filologi,” dalam Kamus Filologi (Jakarta: Badan Pengembangann
Dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, 2018). 27
Siti Bariroh Baried, Pengantar Teori Filologi (Jakarta: Pusat Pembinaan Dan Pengembangan
Bahasa Depdikbud, 1985). 28
Riswinarno, “Preservasi Naskah Kuno Koleksi Masjid Agung Surakarta,” Penangkaran Jurnal
Penelitian Agama dan Masyarakat, 1 (2017): 390. 29
Baried, Pengantar Teori Filologi.67-68
25
b. Transliterasi dilakukan sambil melakukan pembetulan
kesalahan-kesalahan kecil penulisan juga menyesuaikan
dengan ejaan yang berlaku sekarang.
Berdasarkan pedoman, transliterasi harus
mempertahankan ciri-ciri teks asli sepanjang hal itu
dapat dilaksanakan karena penafsiran teks yang
bertanggung jawab sangat membantu pembaca dalam
memahami isi teks. Dalam menerjemahkan, kiranya
dapat memakai metode harfiah apabila mungkin dan
metode bebas apabila mutlak perlu untuk menjaga
kemurnian segala lapisan penciptaan teks dalam bahasa
aslinya.
2. Transkripsi
Transkripsi atau alih tulisan yakni pemindahan
tulisan dari media satu ke media lain, salinan atau copy,
misalnya teks yang ditulis dengan huruf batak pada kulit
kayu kemudian disalin dengan huruf yang sama pada
kertas.30
Ialah salinan atau turunan naskah tanpa
mengganti macam tulisannya.31
30
Pudjiastuti, “Kamus Filologi.” 8 31
Baried, Pengantar Teori Filologi.
26
3. Alih bahasa
Alih bahasa atau dikenal dengan translation
yakni pengalihan makna atau amanat dari bahasa tertentu
ke dalam bahasa lain.32
b) Katalogisasi Naskah
Katalogisasi merupakan salah satu bentuk dari kemas ulang
informasi, dimana kemas ulang informasi ini merupakan salah satu
upaya konservasi yang dilakukan pda naskah-naskah kuno.
tahapan-tahapan konservasi dilakukan dengan melacak atau
menginventarisir terlebih dahulu naskah-naskah kuno dalam
berbagai koleksi, baik koleksi lembaga instansi maupun koleksi
pribadi, mendeskripsikan naskah sesuai dengan model penelitian
kodikologi ( proses katalogisasi) .33
Katalogisasi merupakan bentuk dari kemas ulang informasi
dimana didalamnya berisi kumpulan deskripsi dari naskah-naskah
kuno seperti judul, pengarang dan lain sebagainya. Dalam
membuat katalog naskah dibutuhkan bebrapa komponen untuk
menysunya, seperti judul naskah, pengarang naskah, tahun, bahan
dan sebagainya. Untuk itu dalam hal ini perlu menggunakan ilmu
bantu kodikologi dalam penyusunannya.
32
Pudjiastuti, “Kamus Filologi.” 33
Asep Yudha Wirajaya, “Preservasi dan Konservasi Naskah-Naskah Nusantara di Surakarta
sebagai Upaya Penyelamatan Aset Bangsa,” Jurnal Etnografi, XVI (2016): 59.
27
Pengertian katalog sendiri yaitu kumpulan dari deskripsi
suatu naskah, mulai dari judul naskah penulis tahun terbit dan
sebagainya.
Berbagai naskah kuno kini telah banyak dikumpulkan
dalam satu buku katalog, baik berbentuk tema-tema kajian tertentu
maupun berdasarkan asal usul daerah naskah34
c) Alih media ( Digitalisasi )
Alih media dengan digitalisasi telah berkembang pula
teknologinya. Dari yang sederhana sampai yang canggih.
Tujuannya adalah untuk memperpanjang umur naskah secara teks
juga untuk memudahkan masyarakat dalam menggunakan naskah
tersebut tanpa takut rusak.
Digitalisasi naskah merupakan salah satu kegiatan
konservasi di bidang kemas ulang informasi, dimana bentuk kemas
ulang informasi seprti digitalisasi ini berguna untuk
menyelamatkan naskah dari kemusnahan.
Pengertian digitalisasi sendiri ialah sebuah upaya
penyelamatan naskah-naskah kuno dengan memanfaatkan
teknologi digital, seperti soft file, foto digital, microfilm atau
microfiche, serta mengupayakan baik naskah asli maupun naskah
duplikatnya dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama35
34
El Mawa, “Filologi Nusantara dan Perpustakaan : Potret Layanan Khusus Pengguna Studi
Islam.” 35
Isamu Sakamoto, “Konservasi Naskah,” (2003).
28
Digitalisasi naskah dilakukan melalui beberapa tahapan
yakni, pengambilan gambar/pemotretan, pengolahan gambar
dengan software photopaint, pembuatan file PDF, dan pembuatan
web design.36
Namun, sebelum proses digitalisasi dilakukan,
deskripsi naskah berdasarkan model penelitian kodikologi harus
sudah dilaksanakan. Artinya, segala keterangan yang terkait dengan
seluk beluk naskah akan dideskripsikan.37
Diantara bentuk alih media naskah adalah sebagai berikut :
1) Mikrofilm
Pembuatan microfilm ini merupakan kegiatan
memasukan dokumen ke dalam disket yang di sebut
dengan video disk tecnology. Pembuatan microfilm ini
karena beberapa pertimbangan38
:
a. Bahan sudah rusak, sehingga tidak perlu disimpan
lagi.
b. Bahan sangat penting, kalau dipinjamkan dalam
bentuk aslinya akan mudah rusak sehingga perlu
dibuatkan micro filmnya untuk dipakakai atau
dipinjamkan kepada pembaca.
Microfilm ialah istilah umum untuk
berbagai bentuk micro yang dituangkan dalam
36
Wirajaya, “Preservasi dan Konservasi Naskah-Naskah Nusantara di Surakarta sebagai Upaya
Penyelamatan Aset Bangsa.” 37
Djamaris Edward, Metode Penelitian Filologi (Jakarta: Monasco, 2002). 38
Karmidi Motoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999).
29
bentuk film dengan berbagai ukuran, misalnya
8mm, 16mm, 35mm, 70mm dan sebagainya.
Karena ukurannya yang sangat kecil , maka perlu
alat untuk membaca micro film ini, yakni disebut
dengan microfilm reader.
Agar dapat membuat mikrofilm, seseorang
harus mengetahui teknik fotografi. Misalnya,
mengenal seluk beluk kamera: lensa, focus, dan
sebagainya. Dan tentu saja harus mengetahui teknis
khusus tentang pembauatan mikrofilm.
2) CD-ROM
CD-ROM adalah disk yang terbuat dari plastik,
berkilau dengan warna pelangi yang bergaris tengah
4,72 icni, atau sekitar 12 cm, tebalnya kurang dari 2,5
mm, dan berkapasitas menyimpan data lebih dari 500
mb. 39
Piringan optik ini merupakan media yang
memanfaatkan teknologi laser dalam proses perekaman
dan pembacaan kembali informasi. Kelebihan utama
media ini adalah dalam hal kemampuan menyimpan
informasi.
39
Motoatmodjo.
30
Dalam CD-ROM ini dapat juga tersimpan buku-
buku yang dinamakan e-book.
D. Kajian Terdahulu
Beberapa penelitian dengan topik yang berkaitan mengenai naskah
kuno dan kemas ulang informasi sudah pernah dilakukan sebelumnya.
Diantaranya adalah :
1. Penelitian dengan judul “Pelestarian Koleksi Naskah Kuno Perpustakaan
Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal Jakarta” yang dilakukan oleh
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yakni Wahyudin, NIM :
1110025100049. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
proses pelestarian, kendala dan cara mengatasi kendala dalam pelestarian
koleksi perpustakaan Bayt Al- Qu‟ran dan Museum Istiqlal jakarta.
Penelitian ini lebih terfokus kepada Pelestarian naskah kuno secara lebih
terperinci.
Perbedaan dengan yang penulis akan teliti adalah tempat dan cakupan
pembahasannya, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis lebih
khusus kepada bagaimana Kemas Ulang Informasi naskah kuno.
2. Penelitian dengan judul “ Analisis Kemas Ulang Informasi di
Perpustakaan Utsman bin Affan Universitas Muslim Indonesia” yang
dilakukan oleh mahasiswa UIN Alaudin Makasar yakni Muchlis NIM
40400113060. Penelitian ini membahas bagaimana proses kemas ulang
informasi yang dilakukan oleh perpustakaan tersebut, dan bagaimana
bentuk kemas ulang informasi.
31
Perbedaan dengan yang penulis akan teliti terletak pada fokus objek
pembahasan masalah dan tempat penelitian. Peneliti lebih fokus kepada
objek berupa naskah kuno sedangkan penelitian diatas lebih ke semua
koleksi yang dipunyai Perpustakaan Utsman Bin Affan tersebut. Tempat
penelitian yang penulis akan lakukan adalah di Pusat Konservasi dan
Pemanfaatan Naskah Klasik Cirebon sedangkan penelitian diatas
bertempat di Perpustakaan Utsman bin Affan Universitas Muslim
Indonesia.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Sebuah penelitian akan berjalan dengan lancar apabila menggunakan
sebuah pedoman dalam pelaksanaannya, selain itu juga untuk mendapatkan
informasi mengenai gambaran umum tentang upaya peningkatan suatu
lembaga informasi dalam mengelola koleksi yang ada di dalamnya penulis
menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif.
Pendekatan kualitatif yakni prosedur penelitian yang menghasilakan
data deskriptif berupa kata-kata.40
Penelitian deskriptif yakni penelitian yang
bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal seperti apa adanya.41
Metode ini menjadi pedoman untuk penulis dalam meneliti bagaimana proses
kemas ulang informasi yang terkandung dalam naskah klasik yang berada di
Yayasan Pesambangan Jati Cirebon.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Yayasan Pesambangan Jati tepatnya di jalan
Gerilyawan 4, Kesambi, Kota Cirebon. Yayasan ini adalah satu-satunya
lembaga yang mendirikan rumah budaya di dalamnya, selain mengonservasi
naskah milik pribadi yayasan ini juga turut serta dalam pelestarian naskah-
naskah kuno yang ada di Cirebon. Yayasan Pesambangan Jati juga tidak
hanya melestarikan naskah dalam bentuk fisik, namun juga melestarikan
40
Meolong Lexy J, Metode Penelitian Kualtitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006). 41
Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian. (Jakarta: STIA-LAN, 1999).
33
informasi yang ada di dalam naskah kuno untuk bisa dinikmati masyarakat
luas.
Adapun penelitian dilaksanakan kurang lebih sekitar 5 bulan, dimulai
pelaksanaan observasi pada bulan Oktober 2018, kemudian dilanjutkan
kembali pada bulan April 2019, untuk pelaksanaan wawancara dilakukan
pada bulan April sampai dengan Juli 2019. Berikut adalah rincian jadwal
penyusunan yang dilakukan oleh peneliti :
Tabel 1. Jadwal Penelitian
2018-2019
No.
Kegiata
n Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
Sep Okt
Penyusunan
1. Proposal
Seminar
2. Proposal
Bimbingan
3. Skripsi
4. Penelitian
Penyusunan
5. Skripsi
Pengajuan
6. Sidang
7. Sidang Skripsi
8.
Perbaikan dan
Cetak Buku
Sumber Data: Data lapangan catatan penelitian 2018-2019
34
C. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang peneliti dapatkan secara langsung
dari informan yang berada di lapangan atau tempat penelitian. Data
primer ini dapat berupa benda-benda, situs atau manusia.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya, atau seseorang mendapat informasi dari orang lain. data
sekunder diambil dari dokumen-dokumen, misalnya koran, karya tulis,
laporan atau majalah,42
D. Pemilihan Informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.43
Informan bertujuan
untuk memberikan informasi yang akurat dan tepat, sehingga membantu
penulis untuk mendapatkan informasi yang baik dan terpercaya dalam
penelitian ini.
Informan yang dipilih juga merupakan informan yang dapat
menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti serta informan tersebut bersedia
memberikan informasi berdasarkan pengalaman dan pengetahuan. Untuk
mendapatkan data yang maksimal dalam penelitian ini, maka penulis
memilih 2 informan dari Yayasan Pesambangan Jati Cirebon serta 4 Informan
42 David Bawden, “User: User studies and human informationbehavior. A three-decade
perspectives on user studies and information needs,” Journal of Documentation Bradfoar,
2005.471 43
Lexy J, Metode Penelitian Kualtitatif.
35
dari masyarakat Cirebon yang memanfaatkan hasil dari kemas ulang
informasi yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Jati, dalam hal ini
informannya adalah masyarakat umum dan akademisi. Dengan pertimbangan
sebagai berikut :
1. Informan dari Yayasan Pesambangan Jati, yakni kepala yayasan dan
kepala unit bagian konservasi naskah kuno. dimana penulis menganggap
mereka adalah informan yang mampu menjawab pertanyaan penulis,
karena dilihat dari jabatannya sebagai kepala yang mana mengetahui
keseluruhan informasi yang dibutuhkan oleh penulis dalam penelitian.
2. Informan dari kalangan akademisi, yakni Dosen yang juga sering
meneliti naskah-naskah kuno dan juga mahasiswa yang memanfaatkan
naskah-naskah kuno dari Yayasan Pesambangan Jati, dimana informasi
dari kalangan akademisi ini mampu memenuhi kebutuhan informasi
penulis dalam melakukan penelitian
3. Masyarakat umum yang mana mampu memberikan informasi yang
dibutuhkan penulis mengenai penelitian yang dilakukan oleh penulis
Berdasarkan kriteria di atas penulis mengelompokan informan
kedalam tiga kelompok berdasarkan penelitian kualitatif, informan
terbagi menjadi 344
yaitu :
a) Informan kunci, yakni informan yang memiliki informasi secara
menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti.
44 Ade Heryana, “Informan dan pemilihan informan pada penelitian kualitatif.” (Universitas Esa
Unggul), diakses 25 Maret 2019,
https://www.researchgate.net/profile/Ade_Heryana2/publication/329351816_informan_dan_pemili
han_informan_dalam_penelitian_kualitatif/links/5c02c716299bf1a3c159bd92/informan_dan_pemi
lihan_informan_dalam_penelitian_kualitatif.pdf.
36
Informan kunci bukan hanya mengetahui tentang kondisi atau
fenomena pada masyarakat secara garis besar , juga memahami
tentang informan utama.
b) Informan utama, adalah orang yang mengetahui secara teknis dan
detail tentang masalah penelitian yang akan di pelajari.
c) Informan pendukung , adalah orang yang dapat memberikan
informasi tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan
dalam penelitian kuyaliltatif. Informan tambahan terkadang
memberikan informasi yang tidak diberikan oleh informan utama tau
kunci.
Berikut adalah informan yang di wawancarai dalam penelitian yang
dilakukan oleh penulis. Tujuannya untuk mendapatkan informasi secara
mendalam mengenai penelitian yang dilakukan yakni , kontribusi Yayasan
Pesambangan Jati dalam kemas ulang informasi naskah kuno Cirebon.
Tabel 2. Data Informan
No Nama Jabatan Informan
1. Drh. H. Bambang
Irianto
Kepala Yayasan
Pesambangan Jati
Kunci
2. Mohammad Mukhtar
Zaedin
Koordinator unit
konservasi dan
pemanfaatan
naskah klasik
Utama
3. Jumanah Mahasiswi Sejarah
Kebudayaan Islam
IAIN Syeksh
Nurjati Cirebon
Tambahan
4. Sandra Lestari Mahasiswi Ilmu
AL-Qur‟‟an dan
Tafsir IAIN Syekh
Nurjati Cirebon
Tambahan
37
5. Nurhatta Dosen Filologi
IAIN Cirebon,
Peneliti
Tambahan
6. Adib Misbach Dosen Filologi
UIN Jakarta,
Peneliti
Tambahan
7. Bayu Masyarakat Tambahan
Sumber Data: Data lapangan catatan penelitian 2018-2019
E. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan sumbernya, penelitian dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu
data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, tanpa mengetahui teknik pengumpulan
data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang diterapkan.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang di ambil langsung, tanpa perantara,
dari sumbernya.45
Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data
langsung dari sumbernya di tempat penelitian, yakni pengelola Yayasan
Pesambangan Jati Cirebon.
Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam
penelitian, untuk itu penulis melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan data dari sumbernya. Langkah yang penulis lakukan ialah
sebagai berikut :
a) Observasi
45
Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian.
38
Observasi adalah metode penelitian yang pengambilan datanya
langsung bertumpu padapengalaman langsung pada obyek
penelitian.46
Observasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini
adalah observasi langsung, yakni penulis mencatat dan mengamati
langsung kegiatan kemas ulang informasi di tempat penelitian guna
mengantisipasi apabila data yang diberikan oleh informan ada yang
terlewatkan.
b) Wawancara
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data atau informasi
yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab sepihak,
dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan tujuan suatu
penelitian.47
percakapan denagan maksud tertentu oleh
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan informan yang
memberikan jawaban atas pernyataan itu.wawancara yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam,
dimana penulis membuat daftar pertanyaan yang akan diajukan
pada informan di tempat penelitian untuk menjawab rumusan
masalah penelitian yang penulis lakukan.
c) Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari data
yang berupa catatan, brosur, notulasi rapat dan sebagainya48
46
Irawan. 47
Sugiona, Metodologi Penelitian Kualitatif & Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014). 48
Arief Subyantoro, Metode Dan Teknik Penelitian Sosial (Yogyakarta: ANDI, 2007).
39
dokumentasi yang dilakukan penulia ialah merekam hasil
wawancara, memotret kegiatan saat penelitian dengan izin pihak
pengelola tempat penelitian, dokumentasi ini digunakan sebagai
bukti penelitian yang sah.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang di
dapatkan dari berbagai dokumen dan literatur yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas dalam penelitian penulis. Data sekunder biasanya
diambil dari macam-macam dokumen diantaranya laporan, karya tulis,
koran dan majalah49
F. Teknik Analisis Data
setelah memperoleh data dari observasi dan wawancara, penulis akan
menganalisis data yang diperoleh dengan teknik analisis data kualitatif, yakni
sebagai berikut :
1. Reduksi data
Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian
laporan yang lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian
direduksi, dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok,
difokuskan untuk dipilih yang terpenting. Reduksi data dilakukan terus
menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini
setelah data dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak
49
Prasetya irawan, Logika dan Prosedur Penelitian
40
diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan,
penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.50
2. Penyajian data
Tahap kedua adalah penyajian data. Data yang telah dikumpulkan
disajikan dalam bentuk teks naratif yang telah diseleksi dan
disederhanakan kemudian disatukan kedalam bentuk yang mudah
dipahami. Dalam konteks ini penyajian data dimasudkan agar lebih
mempermudah bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini
merupakan pengorganisasian data kedalam suatu bentuk tertentu
sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh. Data-data tersebut
kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut
kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis untuk
ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi,
termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data
direduksi.51
3. Penarikan kesimpulan
Setelah melakukan teknik reduksi data dan analisis data, terakhir
penulis membuat penarikan kesimpulan dengan menjabarkan dari data-
data yang terangkum dalam bentuk naratif.
50
Fadhilah Amir, Merumuskan Metode Penelitian: Bahan Diskusi dalam Seri Diskusi Metode
Penelitian Kualitatif. (Bogor: Lingkar Studi Pedesaan, 2013). 51
Amir.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Setting Lokasi Penelitian
1. Selayang Pandang Yayasan Pesambangan Jati Cirebon
Yayasan Pesambangan Jati di dirikan pada tahun 2009 oleh Drh. H.
Bambang Irianto dan kawan-kawannya, Yayasan Pesambangan Jati
mempunyai maksud dan tujuan untuk melestarikan atau melanjutkan
estafet dakwah dibidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Dalam
Perkembangannya Yayasan Pesam bangan memiliki beberapa unit kerja
didalamnya yang bergerak diberbagai bidang untuk melestarikan
kebudayaan yang ada di Cirebon, sehingga bukan lagi sosial,
keagamaan dan kemanusian yang menjadi tujuannya namun juga
kebudayaan. Berangkat dari keinginan sang pendiri yang ingin
melestarikan akan banyaknya budaya yang ada di Cirebon mulai dari
kesenian, adat istiadat, serta naskah-nasakah peninggalan yang
mengandung berbagai macam nilai budaya pada masa lalu . Beberapa
unit kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Pesantren Pesambangan Jati
Pesantran Pesambangan Jati adalah salah satu unit dari Yayasan
Pesambangan Jati yang didirikan pada tahun 2004, didirikan lebih
dulu sebelum Yayasan Pesambangan Jati , bertempat di desa Penpen
kecamatan Mundu kabupaten Cirebon.
42
b. Rumah budaya nusantara
Rumah budaya nusantara ini merupakan wadah untuk
mengembangkan serta melestarikan seni juga warisan budaya yang ada
di Cirebon berdiri pada tahun 2013. Di dalam rumah budaya ini terdapat
beberapa bidang didalamnya. Diantaranya adalah bidang kesenian yang
berisi berbagai macam kesenian yang ada di Cirebon, seperti : tari
topeng, karawitan, sintren, gamelan dan sebagainya. Kemudian satu lagi
yakni pusat konservasi dan pemanfaatan naskah klasik yang khusus
menangani atau mengelola naskah-naskah kuno. Bidang pelestarian
naskah ini sebetulnya lebih dulu berdiri dari yayasan pesambangan jati
artinya pengerjaannya sudah dilakukan jauh sebelum Yayasan
Pesambangan Jati didirikan. Pusat konservasi dan Pemanfaatan Naskah
ini berjalan sejak tahun 2000 sedangkan yayasan pesambangan jati
berdiri pada tahun 2009, seperti apa yang sudah disampaikan oleh
narasumber
“Jadi yayasan pesambangan jati itu berdiri tahun 2009, nah
sedangkan kegiatan naskah ya, saya dengan pa bambang itu dari
tahun 2000 mulai awal jadi ada selisih sekitar 8 tahun ya dngan
pendirian yayasan. “52
Pusat Konservasi dan Pemanfaatan Naskah Klasik Cirebon ini
dalam perkembangannya tentu memerlukan relasi untuk tetap
terlaksananya kegiatan konservasi naskah-naskah yang ada di Cirebon,
dan banyak yang bertanya pusat konservasi dan pemanfaatan naskah
klasik ini bernaung di bawah lembaga apa. Untuk itu pusat konservasi
52
Bambang Irianto, Wawancara Pribadi, 4 April 2019.
43
ini kemudian menjadi salah satu unit atau kegiatan dari Rumah Budaya
Nusantara Pesambangan Jati dimana rumah budaya tersebut dibawah
naungan Yayasan Pesambangan Jati. Tujuannya ialah untuk
mendapatkan legalitas serta memudahkan untuk kerjasama dengan
lembaga lain..
2. Visi Misi Yayasan Pesambangan Jati Cirebon
Sebagai suatu lembaga atau yayasan tentu saja memiliki visi dan misi
dalam pembangunan dan pengelolaannya. Visi dan misi dari yayasan
pesambangan jati adalah sebagai berikut :
Visi :
“Tercapainya Kelestarian Seni Budaya Cirebon di Masa Depan”
Misi :
Mengidentifikasi, merawat, melestarikan serta mengajarkan Seni Budaya
Cirebon dalam Pengertian yang lebih luas.
3. Struktur Organisasi Rumah Budaya Nusantara Yayasan
Pesambangan Jati Cirebon
Ketua
Drh. Bambang Irianto
Bidang Seni dan Budaya
Cipto
Pendidikan dan Pelatihan
Subkhan
Konservasi dan pemanfaatan
Naskah Mukhtar Zaedin
Sekretaris Pengelola
Mukhtar Zaedin
Bendahara Pengelola
Irman Rakhmat
44
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang ditampilkan merupakan hasil dari reduksi data,
pengumpulan data yang diperoleh dari observasi dan juga wawancara. Dalam
hal ini, observasi dilakukan langsung di Rumah Budaya Nusantara Yayasan
Pesambangan Jati, dimana tempat berlangsungnya kegiatan Unit Pusat
Konservasi Dan Pemanfaatan Naskah Klasik Cirebon.
Adapun yang diperoleh penulis dalam melakukan penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Kontribusi Yayasan Pesambangan Jati Terhadap Kemas Ulang
Informasi Naskah Kuno Ciebon
Konribusi dikenal sebagai sumbangsih, peran, atau keikutsertaan
dalam suatu kegiatan. Kontribusi dapat berupa 2 hal yakni materi dan
tindakan. Kontribusi diartikan sebagai bentuk iuran uang atau dana,
bantuan tenaga, bantuan pemikiran, bantuan materi dan segala macam
bentuk bantuan yang kiranya dapat membantu suksesnya kegiatan pada
suatu forum, perkumpulan dan lain sebagainya.53
Yayasan Pesambangan Jati dapat diartikan salah satu yayasan yang
menyumbangkan tenaga baik moril atau materil, memberikan
sumbangsihnya untuk melakukan kemas ulang informasi pada naskah-
naskah kuno yang ada di Cirebon.
Kemas ulang informasi itu sendiri merupakan salah satu kegiatan
konservasi naskah kono, yang mana kegiatan kemas ulang ini bertujuan
untuk melestarikan naskah-naskah yang tersebar di Indonesia terlebih lagi
53
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar.269
45
melestarikan kandungan informasi yang ada di dalamnya. Sejak dahulu
informasi mempunyai fungsi penting dalam kehidupan manusia, yakni
mendorong masyarakat meningkatkan kualitas kehidupan mereka54
Kegiatan atau kontribusi yang dilakukan oleh Yayasan
Pesambangan Jati tidak serta merta dilakukan tanpa suatu alasan dan juga
tujuan, ada beberapa poin yang disampaikan oleh informan ketika
wawancara, mengapa mereka berkontribusi dalam pengelolaan naskah
khususnya kemas ulang informasi naskah klasik di Cirebon dan apa
tujuannya. Berikut adalah penjelasan yang dituturkan oleh informan
kepada penulis saat wawancara :
“tahun 2013 berdirilah Rumah Budaya Nusantara Pesambangan
jati ini. setelah itu menjadi percepatan untuk, untuk seniman,
untuk para penggiat seni, untuk apa namanya berlatih. Tapi pada
kenyataannya emm yang paling dominan itu masalah buku
masalah naskah kuno gini, karena rumah budaya pesambangan
jati ini kan bukan hanya itu ada gamelan, karawitan, dan juga
kesenian lainnya. Untuk bidang seni sampai sekarang yang saya
didik sudah mandiri, sudah punya sanggar sendiri. tujuannya ya,
Kita menjawab pertanyaan dari masyarakat untuk penelitian,
disertasi s3, beberapa banyak. Jadi kegiatan kita disini dengan
adanya naskah kuno disini bisa untuk skripsi disertasi mahasiswa.
Jadi prinsip kita disini ada 2 yaitu melestarikan dan
memanfaatkan, kalau hanya dilestarikan saja si buat apa ngga di
manfaatkan..”55
Berdasarkan penjelasan informan diatas bahwasannya Yayasan
Pesambangan Jati bertujuan untuk mewadahi minat serta mengembangkan
bakat masyarakat terhadap pelestarian budaya-budaya yang ada di
Cirebon, selain melestarikan budaya Yayasan Pesambangan Jati juga
54
Pendit, Perpustakaan Digital.52 55
Irianto, Wawancara Pribadi.
46
berusaha untuk ikut serta dalam merawat dan melestarikan peninggalan-
peninggalan jejak sejarah yang ada di Cirebon. Misalnya, naskah-naskah
dan buku-buku kuno, hal ini juga bertujuan untuk membantu masyarakat
mengetahui jejak-jejak sejarah maupun yang lainnya lewat naskah-naskah
peninggalan jaman dahulu yang ada di Cirebon. Dengan mengelola
naskah-naskah kuno dan membuatnya menjadi kemasan yang mudah
dipahami diharapkan juga dapat membantu menjawab pertanyaan-
pertanyaan untuk masyarakat baik itu pertanyaan pribadi, penelitian
maupun yang lainnya.
Alasan mengapa akhirnya Yayasan Pesambangan Jati ikut
berkontribusi dalam masalah kemas ulang informasi juga dituturkan oleh
informan berikut ini :
“...... kenapa sih kita mee apa sih emm bahasa kita sih
mempublikasikan kalo menulis hal-hal yang berkaitan dengan
naskah termasuk saya. Tidak lain karena masyarakat
membutuhkan dan kita punya, walaupun kita tidak bisa
sesungguhnya tapi kita tetap berusaha agar naskah ini bisa di baca
oleh akademisi, peneliti, masyarakat pada umumnya, penikmat
juga.Yang kemudian kalo mereka suka ya silahkan di manfaatkan
atau di implementasikan, itu terserah.”56
Berdasarkan penuturan informan di atas dapat disimpulkan bahwa
keduanya memiliki tujuan yang sama meskipun penuturannya
menggunakan kalimat yang berbeda, yakni sama-sama memfasilitasi
kebutuhan masyarakat termasuk mahasiswa peneliti dan lainnya akan
kebutuhannya terhadap naskah-naskah kuno, serta mempermudah mereka
untuk membaca serta memahami apa yang ada di dalam naskah kuno itu
56
Muhammad Mukhtar Zaedin, Wawancara Pribadi, 8 April 2019.
47
dengan cara menyajikannya dengan memberikan produk kemas ulang
informasi dari naskah-naskah yang dimiliki oleh Yayasan Pesambangan
Jati dalam bahasa dan kemasan yang mudah dipahami.
Yayasan Pesambangan Jati juga mendata naskah-naskah yang ada
di Cirebon baik itu milik lembaga, keraton maupun per-orangan, juga
memberikan arahan-arahan kepada pemilik naskah untuk senantiasa
menajga serta merawat naskah-naskah tersebut agar tidak sampai musnah
begitu saja. Yayasan Pesambangan Jati juga menjadi penghubung
kerjasama antara keraton-keraton di Cirebon yang memiliki naskah dengan
lembaga-lembaga yang memiliki bidang pernaskahan seperti Litbang
Lektur Kementerian Agama, Perpustakaan Nasional, dan juga lembaga
lain.
Orang-orang yang memiliki naskah memang diharuskan untuk
menjaga kelestarian naskah tersebut, seperti yang dipaparkan oleh
informan berikut ini
“mengenai kontribusi yang dilakukan ya, ya bagus. Nah kenapa
mereka perhatian dengan naskah-naskahnya karena mereka punya
naskah dan memang baliau ini masih keluarga keraton jadi ya
diamanahkan untuk melestarikan naskah-naskah tersebut.”57
Pemaparan pak Nurhata sebagai dosen sekaligus peneliti naskah di
atas memang benar, seperti halnya kewajiban masyarakat terhadap naskah
kuno untuk menjaga dan melestarikannya yang tercantum di dalam pasal 6
bab 2 Undang-undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan yang
berbunyi “masyarakat berkewajiban untuk menyimpan, merawat, dan
57 Nurhata, Wawancara Pribadi, 17 Juli 2019.
48
melestarikan naskah luno yang dimilikinya dan mendaftarkannya ke
perpustakaan nasional”
a. Koleksi Naskah Kuno di Yayasan Pesambangan Jati
Naskah kuno di setiap lembaga tentu berbeda jenisnya dan juga
jumlahnya, begitupun naskah yang dimiliki oleh Yayasan
Pesambangan Jati, Yayasan Pesambangan Jati memiliki beragam
naskah, bukan hanya dari satu bahan namun berbagai macam bahan
naskah dan juga bukan dari bahasa atau aksara yang sama melainkan
beragam, naskah-naskah yang ada di Pesambangan Jati bukan hanya
milik pribadi namun juga ada beberapa naskah yang didapatkan dari
masyarakat Cirebon yang kemudian di sumbangkan pada Yayasan
Pesambangan Jati. Seperti halnya pemaparan informan berikut ini
“Jumlah koleksi di yayasan pesambangan jaggi total
kurang lebih 200 , tidak semuanya bagus, tidak semuanya utuh
dan lengkap. Petanya tuh gini punya pribadi pa bambang itu
sendiri sekitar 50 dan sisanya dari luar. Jenisnya ya beda-
beda ada sejarah, pengobatan, keagamaan, dan lain-lain”58
“Waduh jumlah naskahnya belum di hitung lagi, tidak banyak
tapi jumlahnya kira-kira lebih dari 100. Tapi bukakn hanya
naskah tapi juga buku-buku kuno.”59
Dari pemaparan di atas bahwa jenis koleksi naskah yang
dimiliki oleh Yayasan Pesambangan Jati beragam, koleksi yang
dimilikinya pun bukan hanya koleksi pribadi yang memang sudah ada
sebelumnya, namun juga ada beberapa koleksi yang diperoleh dari
hibah masyarakat, membeli dan juga penemuan naskah. Selain itu
58
Zaedin, Wawancara Pribadi. 59
Irianto, Wawancara Pribadi.
49
naskah yang dimiliki juga mempunyai jenis yang beragam baik dari
tulisan maupun bahan terbuatnya naskah.
Naskah-naskah peningalan para leluhur yang ditulis dalam
berbagai media dan aksara tak ubahnya sebagai buku pada zaman
sekarang. Naskah nusantara ditinjau dari media tulisnya ada yang
berbahan kerta kulit kayu yang dikenal dengan tapa dan daluang,
berbahan daun-daunan seperti lontar, nipah dan pandan, berbahan
bambu, berbahan labu termasuk kulit binatang. Naskah ditinjau dari
aksaranya ada yang menggunakan aksara jawa, bali, sasak, sunda,
kerinci, rajang, lontarak dan lain sebagainya.60
Koleksi naskah kuno yang dimiliki oleh Yayasan
Pesambangan Jati terdapat beberapa tema, diantara tema yang paling
banyak ialah mengenai sejarah dan ilmu tasawuf atau toriqoh, dengan
beragam tema yang dimiliki Yayasan Pesambangan Jati, artinya
yayasan juga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
masyarkat Cirebon.
Tabel 3. Koleksi Naskah Yayasan Pesambangan Jati Cirebon
Koleksi Naskah Pemustaka
1 Judul Naskah Hill Al Rumuz wa
Mafatih Al-kunuz lajang
kaweroeh bab kebatinan
Pustaka Keraton
Cirebon : Pembuka
Rumus dan kunci
perbendaharaan
Masyarakat Umum
Pengarang Muhyiddin Ibnu Arabi
60
Putra Dwi Mahendra, “Replika Naskah Nusantara sebagai Pengembangan seni,budaya, dan
sastra,” Jurnal Manasa Manuskripta, 7 (2017),
http://journal.perpusnas.go.id/index.php/manuskripta/article/view/83.82
50
Tempat
penyinpanan
Keraton kacirebonan
Huruf dan
bahasa
Arab
Alih aksara
dan bahasa
Muhammad Mukhtar
Zaedin
Drh. H. Bambang
Irianto
Ringkasan isi
naskah
Naskah dengan judul
ini adalah naskah
tunggal yang ada di
Nusantara, naskah ini
merupakan naskaha
yang unik karena tidak
di temukan di tempat
lain selain di Keraton
Kacerbonan.
naskah ini berisi
tentang pembelajaran
tasawuf terutama
mengenai wahdatul
wujud dimana menjadi
salah satu penggerak
dalam penyebaran islam
di Nusantara, dalam
naskah ini mengisahkan
tentang „petaka‟ yang
dialami oleh Syekh
Mansur Al Hallaj di
baghdad61
dalam naskah ini
juga berisi pembahasan
mengenai iman, islam
dan ihsan
2. Judul Naskah Sejarah Cirebon Akademisi dan
masyarakat umum Pengarang -
Tempat
penyimpanan
Keraton Kacirebonan
Huruf dan
bahasa
Carakan bahasa jawa
cirebon
Alih aksara
dan bahasa
Drh. H. R. Bambang
Irianto
Ki Tarka Sutarahardja
Deskripsi isi Dalam babad cirebon ini
61
Muhyiddin Ibnu Arabi, Pustaka Keraton Cirebon (Yogyakarta: Deepublish, 2013).
51
naskah diceritakan kisah
sepeninggal Syekh
Syarif Hidayatullah,
kemudian tahta Cirebon
dilanjutkan oleh
Penembahan Ratu.
Meretaknya hubungan
Cirebon dengan
Mataram sampai
meninggalnya
Panembahan Gerilaya,
hingga kemudian
kesultanan Cirebonpun
menjadi tiga bagian;
Kasepuhan, Kanoman
dan Kacirebonan.62
3. Judul Naskah Carub Kandha : Naskah
tangkil
Akademisi
Pengarang Ki Tampah
Tempat
penyimpanan
Pusat Konservasi dan
Pemanfaatan Naskah
Klasik Cirebon (Rumah
Budaya Nusantara
Yayasan Pesambangan
Jati Cirebon)
Huruf dan
bahasa
Carakan Bahasa Jawa
Cirebon
Alih aksara
dan bahasa
Drh. H. R. Bambang
Irianto
Ki Tarka Sutarahardja
Deskripsi isi
naskah
Babad cirebon dengan
beragam cerita meliputi
kisah Pangeran
Cakrabuana, Nyi
Endang geulis, Nyi
Subang Karancang, Nyi
Syarifah Mudaim,
Sunan gunung jati dan
kisah para wali yang
lain juga para Ki Ageng
yang ada di Cirebon.
4. Judul Naskah Tetamba Masyarakat umum
Pengarang -
62
Bambang Irianto dan Ki Tarka Sutaraharja, Sejarah Cirebon: Naskah Keraton Kacirebonan.
Cirebon (Yogyakarta: Deepublish, 2013).
52
Tempat
penyimpanan
Pusat Konservasi dan
Pemanfaatan Naskah
Klasik Cirebon (Rumah
Budaya Nusantara
Yayasan Pesambangan
Jati Cirebon)
Huruf dan
bahasa
Aksara Pegon Bahasa
Jawa
Alih aksara
dan bahasa
Muhammad Mukhtar
Zaedin
Drh. H. Bambang
Irianto
Deskripsi isi
naskah
Naskah ini berisi
primbon pengobatan
tradisional, dan juga
mengenai azimat serta
beberapa syarahan dari
ayat al-quran
5. Judul Naskah Serat Murtasiyah Masyarakat umum
Pengarang -
Tempat
penyimpanan
Jungjang
Huruf dan
bahasa
Carakan Bahasa Jawa
Cirebon
Alih aksara
dan bahasa
Muhamad Mukhtar
Zaedin
Ki Tarka Sutarahardja
Deskripsi isi
naskah
Naskah ini berisi kisah
Dewi Murtasiyah dan
Syekh Arif,
mengisahkan ketaatan
istri kepada suami
dengan model tasawuf.
dapat dikatakan juga
naskah ini berisi
pedoman dalam
berumah tangga untuk
membangun rumah
tangga yang baik.
6. Judul Naskah Kandha Sejara Cerbon Akademisi
Pengarang Dulpari Sindang
Tempat
penyimpanan
Lingga Amurwa Kandha
Huruf dan
bahasa
Aksara Jawa, Bahasa
jawa Cirebon
Alih aksara Muhamad Mukhtar
53
dan bahasa Zaedin
Ki Tarka Sutarahardja
Deskripsi isi
naskah
Dalam naskah ini
dikisahkan tentang
Syekh Nurdjati, Raden
Walangsungsang, Rara
Santang, Endang Geulis,
Wali sembilan, para Ki
Gedheng, Kerajaan
Cirebon, Padjajaran dan
Kerajaan Galuh.
7. Judul Naskah Sejarah carub Kandha :
Naskah Pulosaren
Akademisi dan
masyarakat umum
Pengarang H.M Shafiyudin
Tempat
penyimpanan
Rumah Budaya
Nusantara Pesambangan
Jati
Huruf dan
bahasa
Aksara Jawa, Bahasa
Jawa Cirebon
Alih aksara
dan bahasa
Muhamad Mukhtar
Zaedin
Ki Tarka Sutarahardja
Deskripsi isi
naskah
Naskah ini memaparkan
penjelasan yang
mendalam dan unik
mengenai para wali
yang hidup di tanah
jawa, arab dan nusantara
yang terlibat dalam
pendirian keraton
demak, pajang,
mataram, kertasura,
cirebon, dan banten.
8. Judul Naskah Kitab Primbon
Pengobatan
Masyarakat umum
Pengarang Naskah Pangeran
Abdullah
Tempat
penyimpanan
Rumah Budaya
Nusantara Yayasan
Pesambangan Jati
Cirebon
Huruf dan
bahasa
Aksara Jawa, Bahasa
Jawa Cirebon
Alih Aksara
dan Bahasa
Muhammad Mukhtar
Zaedin
Drh. H. Bambang
54
Irianto
Deskripsi isi
naskah
Naskah ini berisi
kumpulan primbon
pengobatan tradisional,
selain itu berisi primbon
mengenai waktu, hari
dan bulan-bulan
menurut kepercayaan
orang-orang jawa, serta
penjelasan dari syarahan
beberapa ayat dan surat
dalam Al-Qur‟an
9 Judul Naskah Suluk Bujang Genjong Masyarakat umum
Pengarang -
Tempat
penyimpanan
Desa Ujung Gebang,
Kecamatan Susukan
kabupaten Cirebon
Huruf dan
bahasa
Aksara Jawa, Bahasa
Jawa Cirebon
Alih aksara
dan bahasa
Muhammad Mukhtar
Zaedin
Drh. H. Bambang
Irianto
Deskripsi isi
naskah
Naskah ini menceritakan
kisah asmara antara dua
pasang kekasih yang
bernama Bujang
Genjong dan Rara
Gonjeng, bujang
genjong ingin meikahi
rara genjong namun
diberi syarat agar bujang
genjong mempelajari
ilmu makrifat. Mereka
disimbolkan sebagai
raga dan jiwa yang
selalu saling merindu,
merindu akan
kebersamaan dan
persatuan untuk
menjalankan irodah,
kehendak, untuk selalu
55
bersama dalam satu
kesatuan yang hakiki63
10 Judul Naskah Babad Dermayu Akademisi
Pengarang -
Tempat
penyimpanan
-
Huruf dan
bahasa
Carakan Bahasa jawa
Cirebon
Alih aksara Muhammad Mukhtar
Zaedin
Drh. H. Bambang
Irianto
Deskripsi isi
naskah
Naskah ini berisi tentang
sejarah Kabupaten
Indramayu Jawa barat
11 Judul Naskah Sejarah Kandha Cirebon
Kewalian
Masyarakat umum
dan akademisi
pengarang R. Yodi Kamil
Dendabrata
Tempat
penyimpanan
Keraton Kacirebonan
Huruf dan
bahasa
Aksara Jawa, Bahasa
jawa Cirebon
Alih aksara Muhamad Mukhtar
Zaedin
Ki Tarka Sutarahardja
Deskripsi isi
naskah
Berisi tentang
perjalanan sejarah mulai
dari raja Padjajaran,
Raden walang sungsang,
Nyi Rara santang, prabu
siliwangi yang
membangun kerajaan di
Cirebon Sumber Data: Data lapangan yang telah diolah April 2019
Berdasarkan data di atas dapat terlihat bahwasannya informasi
yang dimiliki dari setiap naskah kuno itu berbeda itu berbeda-beda
dan berbagai macam tema untuk memenuhi kebutuhan pengguna
63
https://lektur.kemenag.go.id/manuskrip/web/koleksi-detail/lkk-crb2017-mst004.html#ad-image-
0
56
informasi dimana kebutuhan dari masing-masing pengguna tentu
berbeda juga.
b. Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno Cirebon di Yayasan
Pesambangan Jati Cirebon
Berbagai macam jenis naskah kuno yang dimiliki oleh Yayasan
Pesambangan Jati khususnya dan naskah Cirebon pada umumnya
menggunakan bahasa dan jenis tulisan yang berbeda. Seiring
perkembangan zaman naskah-naskah tersebut mulai ditinggalka,
karena jarang yang bisa membacanya terlebih mereproduksinya
kembali. Sebagaimana dijelaskan bahwasanya fungsi informasi salah
satunya ialah untuk menambah pengetahuan.
Pengelola yaysan pesambangan jatipun melakukan berbagai
upaya agar informasi yang terkandung di dalam naskah-naskah kuno
ini dapat dinikmati juga dimengerti oleh masyarakat, karena tidak
semua kalangan masyarakat mengerti akan bahasa dan tulisan yang
ada di dalam naskah kuno ini.
Seperti yang dijelaskan oleh informan saat diwawancarai oleh
penulis berikut ini :
“Kita kan punya unit kerja pusat konservasi dan pemanfaatan
naskah klasik ya nah itu kita merawat naskah-naskahnya, terus
ya nerjemahin biar orang paham abis itu dijadiin buku.”64
Selain memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang
terkandung didalam naskah, kegiatan ini juga bertujuan untuk
64
Irianto, Wawancara Pribadi.
57
melestarikan warisan budaya yang dimiliki oleh kota Cirebon.
Sebelum menjadi produk yang siap untuk dinikmati masyarakat luas,
naskah-naskah ini memerlukan beberapa proses atau tahapan. Proses
yang dilakukan oleh yayasan pesambangan jati adalah sebagai berikut:
1) Proses Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno di Yayasan
Pesambangan Jati Cirebon
Ada beberapa tahapan untuk menjadikan naskah-naskah ini
menjadi produk kemas ulang informasi yang nantinya dapat
dipahami oleh semua kalangan. Setiap lembaga termasuk Yayasan
Pesambangan Jati tentunya memiliki tahapan tersendiri dalam
proses kemas ulang informasi yang akan di lakukannya, mulai dari
memilih bagaimana kriteria naskahnya hingga naskah-naskah itu
menjadi sebuah produk kemas ulang yang siap dinikmati oleh
masyarakat. Berikut adalah pemaparan informan saat diwawancara
oleh penulis terkait dengan proses kemas ulang informasi yang
dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Jati :
“...aslinya udah ngga ada, ketikannya udah ngga ada,
tinggal fotokopiannya, yawes ya itu yang dikerjakan. Dan
sekarang lagi mengerjakan itu disamping terjemahan
terjemahan yang lain, tapi ya gitu tidak mengerjakan disini
tapi di bawa pulang, atas namanya tetap rumah budaya
tapi ya ngerjainnya di bawa pulang ke rumah. Nah,
naskah-naskah yang ditulis ulang sama teman-teman itu
dijadikan seperti ini dulu ( sambil menunjukan buku yang
belum di terbitkan ) ini namanya dami. Baru setelah ini di
naikan ke penerbit lalu jadi buku.”65
65
Irianto.
58
“... Pertama kita harus mempertimbangkan tema ya tema
yang paling dibutuhkan oleh masyarakat, apa tema apa
tema sejarah ? tema apa blablabla, nah itu kita
pertimbangkan berdasarkan orang yang datang ke kita gitu
lo, ya jadi orang yang datang ke kita ni paling banyak
nanya apa gitu lo. Apa nanya, a, b, c atau sebagainya. Dan
ternyata misalnya satu kasus contoh nanya sejarah. Nah
dari pertimbangan itu kemudian kita mengidentifikasi loh
ya mengidentifikasi naskah yang kita miliki itu apa saja, a,
b c d dilihat, dibaca di pelajari mana yang paling lengkap
atau misalnya katakanlah bahasa filologinya eemm paling
valid, setelah selesai baru kita adakan deskripsi pake ilmu
kodikologinya dulu tuh mba yang mengenai ukuran
naskahnya, jenis tulisannya, jenis kertasnya, banyak
halamannya, panjang peendeknya tulisan si naskah itu,
asal naskahnya dan sebagianya yang berkaitan dengan si
fisik naskah itu sendiri kemudian digitalisasi, Bikinnya
pake kamera digital, di foto aja jepret-jepret terus hasilnya
dimasukan kesini ( google foto) Nah itu namanya
manajemen, jadi memanfaatkan fasilitas yang ada gitu.
Resolusi kameranya juga harus bagus, saat itu ada di
18000 mp.dari digitalisasi itu baru kita mengerjakan
proses alih aksara dan alih bahasa. Itu tanpa harus saya
jelakan teori alih aksara dan alih bahasanya ya mba, Kita
ngerjainnya ngalir aja, naskahnya mah ngga di bawa
pulang kita ngurusin isinya aja jadi kita bawa bentuk
digitalnya aja. Nah kemudian setelai selesai di alih aksara
dan alih bahasa kemudian di naikan ke penerbitan, kalo
dananya ada ya paling lama 2 minggu an lah bukunya
tebit. ....”66
Berdasarkan rangkaian pengerjaan kemas ulang informasi
naskah kuno di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya
tahapan kegiatan kemas ulang informasi yang dilakukan oleh
Yayasan Pesambangan Jati sebagai berikut :
66
Zaedin, Wawancara Pribadi.
59
a) Mempertimbangkan kebutuhan masyarakat
Identifikasi kebutuhan penguna informasi, disini
Yayasan Pesambangan Jati mempertimbangkan kebutuhan
masyarakat terlebih dahulu dengan cara survey atau
mencaritahu kebutuhan masyarakat akan informasi-
informasi yang terdapat dalam naskah kuno. Biasanya,
masyarakat sekitar Yayasan Pesambangan Jati, peneliti,
dosen ataupun mahasiswa mendatangi Rumah Budaya
Nusantara atau bertamu kepada pak Bambang dan pak
Mukhtar untuk meminta tema-tema naskah yang mereka
butuhkan. Mayoritas yang datang kepada pak Mukhtar dan
pak Bambang membutuhkan informasi tentang sejarah
Cirebon kemudian pengobatan-pengobatan tradisional, dan
lain sebagainya.
b) Identifikasi naskah
Pengumpulan informasi serta pemilhan sumber
informasi berdasarkan hasil identifikasi pengguna, di sini
Yayasan Pesambangan Jati melakukan identifikasi naskah,
sebelum naskah itu di identifikasi pengelola naskah di
Yayasan Pesambangan Jati mengumpulkan naskah-naskah
yang berkaitan dengan tema yang dibutuhkan oleh
masyarakat, ada beberapa kriteria dalam mengumpulkan
naskah kuno, diantaranya naskah-naskah itu valid dalam
60
artian cocok dengan tema yang dibutuhkan oleh
masyarakat, kemudian naskah itu dalam kondisi lengkap.
Naskah-naskah yang sudah terkumpul kemudian
diidentifikasi menggunakan teknik kodikologi naskah
dengan mencatat seluruh hal yang berkaitan dengan kondisi
fisik naskah, seperti mendata dari mana asal naskah, penulis
naskah, jenis kertas naskah, bahan dibuatnya naskah, jenis
tulisan, jenis tinta, bahasa naskah, tahun dibuatnya naskah,
tebal naskah, tebal naskah ini diukur dari mulai panjang
lebar batas kertas naskah kemudian panjang lebar batas
tulisan naskahya dan juga berapa lembar naskahnya.
Pengukuran naskah ini sedikit berbeda dengan pengukuran
buku, selanjutnya yang penting juga untuk di identifikasi
ialah judul naskahnya.
c) Digitalisasi naskah
Proses digitalisasi adalah salah satu proses pengemasan
informasi dimana proses ini mestinya dilakukan oleh orang-
orang yang ahli dibidangnya namun boleh juga dilakukan
bukan dengan orang yang ahli di bidangnya dan
didampingi oleh orang yang ahli.
hal pertama yang dilakukan dalam pengemasan
informasi di Yayasan Pesambangan Jati ialah proses
digitalisasi naskah, yakni dengan cara memotretnya
61
menggunakan kamera digital atau kamera hp yang
mempunyai resolusi tinggi kemudian dimasukan ke dalam
google foto dan diberi folder sesuai dengan judul
naskahnya.
d) Alih aksara dan bahasa
Alih aksara dan bahasa dilakukan setelah proses
digitalisasi, yakni dengan membawa pulang file hasil
digitalisasi untuk dialih aksarakan dan di alih bahasakan.
Pengelola Yayasan Pesambangan Jati, khususnya dalam
bidang naskah tidak membawa pulang naskah asli, hanya
file digitalnya saja, tujuannya agar naskah asli tetap terjaga
dan tidak mudah rusak.
Mengalih aksara dan bahasa tentunya harus memiliki
prosedur tertentu atau syarat-syarat dalam mengalih aksara
dan alih bahasa atau terjemahan, bukan han ya alih aksara
dan alih bahasa saja namun juga ada beberapa naskah yang
hanya di transkip saja.
e) Penerbitan naskah
Naskah-naskah yang sudah dialih bahasakan, dialih
aksarakan dan di transkip itu dibawa ke penerbitan untuk
kemudian dijadikan sebuah buku, yang nantinya akan
disebarluaskan kepada masyarakat yang membutuhkan
62
informasi-informasi tersebut agar lebih mudah memahami
informamsi yang ada di dalam naskah kuno.
2) Bentuk Kemas Ulang Informasi Naskah Klasik Cirebon di
Yayasan Pesambangan jati
Naskah-naskah yang sudah dikemas ulang terbagi kedalam
beberapa jenis yanng dihasilkan oleh Yayasan Pesambanga Jati.
Seperti yang dituturkan oleh informan pada saat diwawancarai oleh
penulis berikut ini :
“ .... ya buku-buku terjemahan, naskahnya di alih aksara,
kaset CD gitu, terus emm apa ya, itu mba di digitalisasi”67
“di jadikan buku terjemahan dari naskahnya dan kaset-
kaset, ada juga yang dibikin buku kumpulan naskah
semacam katalog gitu tapi bukan kita yang bikin. Itu kita
kerjasama sama lembaga lain, kita yang menyediakan
naskahnya lalu mereka yang menyusunnya. Tapi, emm itu
yang dibuat khusus naskah tentang fikih saja.”68
Beberapa bentuk kemas ulang yang dihasilkan oleh
Yayasan Pesambangan Jati adalah sebagai berikut :
a. Buku
Bentuk kemas ulang informasi yang dihasilkan dari
Yayasan Pesambangan Jati Cirebon salah satunya ialah
buku, buku ini hasil dari alih aksara dan juga alih bahasa
yang harapannya buku ini dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat Cirebon juga memberikan manfatat untuk
masyarakat yang menggunakannya.
67
Zaedin. 68
Irianto, Wawancara Pribadi.
63
Ada beberapa buku yang sudah dihasilkan dari alih
bahasa juga aksara oleh Yayasan Pesambagan Jati. Seperti
Sejarah, Pengobatan, ilmu tasawuf dan lainnya.
Yayasan Peambangan Jati sudah membukukan
beberapa naskah dengan mengalih aksarakan atau
menerjemahkan naskah, baik itu menerbitkan naskah
sendiri maupun atas kerjasama dengan lembaga lain.
Berikut adalah beberapa hasil kemas ulang
informasi naskah kuno yang sudah dibukukan:
1. Pustaka Keraton Cirebon : Pembuka Rumus dan
Kunci Perbendaharaan, hasil alih aksara dan bahasa
dari naskah yang berjudul Hill Al Rumuz Wa Mafatih
Al Kunuz milik Keraton Kacirebonan. Penerbit
Deepublish tahun 2013
2. Sejarah Cirebon : Naskah Keraton Kacirebonan, hasil
alih aksara dan bahasa dari naskah sejarah cirebon
milik Keraton kacirebonan. Penerbit Deepublish tahun
2013
3. Babad Cirebon Carub Kandha Naskah Tangkil, hasil
alih aksara dan bahasa dari naskah Carub Kandha
yang disimpan di Rumah Budaya Nusantara
Pesambangan jati Cirebon. Penerbit Deepublish tahun
2013
64
4. Tetamba, Hasil Alih Aksara dan bahasa dari naskah
tetamba milik Yayasan Pesambangan Jati Cirebon.
Diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional pada tahun
2011.
5. Sejarah Carub Kandha Naskah Pulosaren, hasil alih
aksara dan bahasa naskah carub kandha yang ditulis
oleh H.M Shafiyuddin. Diterbitkan oleh Deepublish
Publisher pada tahun 2017
6. Suluk Bujang Genjong, hasil alih aksara dari naskah
Suluk Bujang Genjong naskah warisan yang disimpan
oleh Bapak Marsita S Adikusuma di Ujung Gebang,
Susukan-Cirebon. Diterbitka oleh perpusnas pada
tahun 2014
7. Alih Aksara Babad Dermayu, hasil alih aksara dari
naskah babad dermayu yang disimpan di kabupaten
Indramyu. Diterbitkan oleh Perpusnas pada tahun
2011
8. Serat Murtasiyah, hasil alih aksara dan bahasa dari
naskah Serat Murtasiyah yang ditemukan di desa
Jungjang Arjawinangun Cirebon. Diterbitkan oleh
Dinas Pemuda Kebudayaan dan Pariwisata kota
Cirebon
65
9. Babad Cirebon Kandha sejarah Naskah Sindang, hasil
alih aksara dan bahasa dari naskah Kandha Sejara
Cerbon yang ditulis oleh Dulpari Sindang. Dibukukan
atas kerjasama Unit Pusat Konservasi dan
Pemanfaatan Naskah Klasik Cirebon Rumah Budaya
Pesambangan Jati Cirebon dengan Lingga Amurwa
Kandha Indramayu, pada tahun 2013
10. Sejara kandha Cirebon Kewalian, hasil alih aksara
dari naskah Khanda Cerbon yang ditulis oleh R. Yopi
Kamil Denbrata milik Keraton Kacirebonan,
dibukukan pada tahun 2015
11. Kitab Primbon Pengobatan, hasil alih aksara dan
bahasa naskah Pangeran Abdullah. Dibukukan pada
tahun 2015
12. Zikir Tarekat Syatariyah, Hasil Transkip dari
berbagai macam naskah tasawuf yang dimiliki oleh
Yayasan Pesambangan Jati Cirebon
13. Putri Ong Tin Nio : Mengarungi Samudra Asmara
Meraih Cinta Sejati Susuhunan Jati Romantika
Caruban Nagari, hasil alih bahasa yang dihimpun dari
berbagai naskah kisah sejarah Cirebon ditulis oleh
Dyah Kumala Laksmiwati. diterbitkan oleh
deepublish pada tahun 2013.
66
Selain buku-buku hasil kemas ulang informasi
naskah-naskah kuno, Yayasan pesambangan Jati juga
menerbitkan buku-buku karya pribadi yang berisi
kebudayaan Cirebon.
b. Alih media
Bentuk kemas ulang informasi di Yayasan
Pesambangan Jati juga berbentuk alih media digital yakni
digitalisasi dalam bentuk CD dan E-book.
Bentuk kemas ulang informasi berupa CD ini
tersimpan bersama dengan buku-bukunya yakni di Rumah
Budaya Nusantara Yayasan Pesambangan Jati, dimana
masyarakat dapat mendapatkannya dengan datang ke
Rumah Budaya Nusantara tersebut.
Seluruh naskah yang dimiliki Yayasan
Pesambangan Jati baik yang sudah dialih aksarakan, dialih
bahasakan, maupun yang belum, seluruhnya digitalisasi dan
dimasukan ke dalam google foto. Namun tidak semua
masyarakat dapat mengakses naskah-naskah tersebut
dikarenakan ada alasan-alasan tertentu yang masih menjadi
kepercayaan dari pemilik naskah maupun pengelola
Yayasan Pesambangan Jati Itu Sendiri, hanya masyarakat
tertentu saja yang dapat di percaya untuk mengaksesnya.
67
c. Katalogisasi Naskah
Katalogisasi merupakan salah satu bentuk dari kemas
ulang informasi, dimana kemas ulang informasi ini
merupakan salah satu upaya konservasi yang dilakukan pda
naskah-naskah kuno. tahapan-tahapan konservasi dilakukan
dengan melacak atau menginventarisir terlebih dahulu
naskah-naskah kuno dalam berbagai koleksi, baik koleksi
lembaga instansi maupun koleksi pribadi, mendeskripsikan
naskah sesuai dengan model penelitian kodikologi ( proses
katalogisasi) .69
Bentuk kemas ulang informasi yang selama ini sudah
dijalankan ialah menjadi hanbook dan juga CD atau media
digital, kedepannya Yayasan Pesambangan Jati akan
membuat katalog atau kumpulan naskah-naskah kuno yang
ada di Cirebon secara online, sehingga memudahkan
masyarakat untuk mengakses dari mana saja tidak perlu
untu datang ke Cirebon.
Seperti yang dituturkan informan berikut ini saat di
wawancarai oleh penulis :
“Katalog ya, Pembuatan katalog belum, data-data
sudah ada kita tinggal edit aja, kita kerjain sedikit-
sedikit ya buat kerjan aja, tapi belum sempat
membuat katalognya. Terkait pembuatan katalog ini
69
Wirajaya, “Preservasi dan Konservasi Naskah-Naskah Nusantara di Surakarta sebagai Upaya
Penyelamatan Aset Bangsa.”
68
kerjasama sama pemerintah sebenernya, katalog
naskah cirebon gitu. Kemarin pas FGD sama
kemenag juga begitu rencananya, tapi ya sampai
sekarang belum di bikin juga.”70
Berdasarkan penjelasan di atas memang Yayasan
Pesambangan Jati belum membuat katalog naskah secara
pibadi, namun penulis menemukan beberapa naskah milik
Yayasan Pesambangan Jati Cirebon yang sudah dijadikan
katalog.
Katalog tersebut disusun oleh Tim Peneliti Balai
Litbang Agama Jakarta pada tahun 2011, buku katalog
tersebut berjudul “Koleksi Naskah-Naskah Fikih di
Perpustakaan dan Museum Daerah” dan “Penelusuran
Naskah-Naskah Kuno Keagamaan di Cirebon dan
Indramayu”
Naskah-naskah yang terhimpun di dalam buku
katalog tersebut hanya beberapa tema saja, tidak semua
naskah yang berada di Cirebon khususnya di Rumah
Budaya Nusantara Pesambangan Jati dihimpun ke dalam
buku katalog tersebut..
3) Proses Penyebaran hasil kemas ulang informasi naskah kuno
Proses penyebaran hasil kemas ulang informasi ini melalui
beberapa cara diantaranya dipromosikan melalui web yang dimiliki
70
Zaedin, Wawancara Pribadi.
69
oleh Yayasan Pesambangan Jati, kemudian dari mulut kemulut
sehingga banyak yang datang ke Yayasan Pesambangan Jati.
Proses penyebaran yang dilakukakan Yayasan
Pesambangan Jati menurut informan saat di wawancarai adalah
sebagai berikut ;
“... Mahasiswa biasanya dateng sendiri. Kita tidak berniat
untuk nyebarin tapi itu lo mereka tau terus minta, minta tu
kalo sudah jadi buku ya kita jual bukunya kalo yang belum
di translit ya kita translit dulu terus di cetak.”71
“hasilnya ya ? maksudnya yang sudah jadi buku-buku itu
? yaa itu sih di sebar kemana mana, di cirebon di luar
cirebon sampe ada yang ke luar negeri. Saya kan punya
tamu ya, nah yang datang kesini itu kalo mereka suka ya
di beli bukunya, ada juga yang di kasih gratis. Terus kan
kita ada blog tuh ya yang rumah budaya nusantara nah
hasilnya ada yang kita masukan kesitu, jadi orang-orang
bisa tau. Terus ya kalau mereka butuh ya kemari
langsung. Terus juga kita pernah ikut pameran naskah
cirebon, itu salah satu promosi juga kan.”72
Proses penyebar luasan hasil dari kemas ulang informasi ini
di sebut juga dengan promosi. Jika dalam perpustakaan disebut
dengan istilah promosi bahan pustaka atau promosi perpustakaan.
Dimana lembaga atau Yayasan Pesambangan Jati menawarkan atau
mempromosikan hasil dari kemas ulang informasi dari naskah-
naskah kuno ini seperti buku-buku hasil alih aksara, bahasa, alih
media dari naskah-naskah kuno yang ada di Cirebon. Tujuannya
tidak lain adalah agar masyarakat dapat mengetahui keberadaan
71
Zaedin. 72
Irianto, Wawancara Pribadi.
70
naskah dan buku-buku tersebut agar dapat dimanfaatkan dengan
baik oleh masyarakat.
Bersama dengan tujuan itulah kemudian Yayasan
Pesambangan Jati mempromosikan hasil dari kontribusinya
terhadap naskah kuno di Cirebon ini dengan berbagai cara,
diantaranya adalah memberitahu masyarakat sekitar yayasan yang
kemudian tersebar luas, kemudian mempostingnya ke dalam web
yang dimiliki oleh Yayasan Pesambangan Jati, pameran naskah,
dan lain sebagainya.
Hasil kemas ulang informasi naskah klalsik yang dilakukan
oleh Yayasan Pesambangan Jati biasanya disebarkan kepada
masyarakat pada umumnya juga kalangan akademisi seperti
mahasiswa, dosen dan juga peniliti. Naskah-naskah yang sudah
dikemas ulang biasanya lebih banyak dimanfaatkan oleh kalangan
akademisi karena kebutuhan untuk pendidikan atau penelitian yang
sedang dilakukannya.
Seperti yang dipaparkan oleh salah satu informan pada saat
diwawancarai penulis berikut ini :
“Ya, Saya memanfaatkan dari naskah tersebut, dan saya
mengambil eem skripsi saya dari naskah tersebut yaitu
tentang jaran lumping , dan ini sangat berarti banget bagi
kehidupan sekarang karena naskah yang saya ambil untuk
bikin skripsi itu merupakan tari jaran lumping sebagai
salah satu penyebaran islam melalui kesenian di
Cirebon”73
73
Sandra Puspita, Wawancara Pribadi, 10 April 2019.
71
Berdasarkan wawancara di atas, membuktikan bahwa
naskah-naskah di Yayasan Pesambangan Jati salah satunya
digunakan untuk keperluan penelitian.
2. Manfaat Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno Bagi Masyarakat
Cirebon
Kemas ulang informasi naskah kuno yang dilakukan oleh Yayasan
Pesambangan Jati tentunya berdampak pada masyarakat luas yang
memanfaatkan naskah-naskah tersebut khususnya masyarakat Cirebon
baik umum maupun akademisi, seperti mahasiswa, dosen, prnrliti.
Yayasan Pesambangan Jati sendiri tentunya berharap dapat
membantu masyarakat Cirebon yang membutuhkan informasi naskah-
naskah kuno. dengan adanya kegiatan kemas ulang yang dilakukannya ini
Yayasan Pesambangan Jati membantu masyarakat Cirebon untuk dapat
memahami isi kandungan yang terdapat di dalam naskah-naskah kuno,
terlebih lagi tidak semua masyarakat dapat memahami bahasa yang ditulis
di dalam naskah seprti arab pegon, aksara jawa, bahasa sunda dan bahasa
lainnya.
Naskah-naskah dan produk kemas ulangnya ini biasanaya
dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan akademisi yang ada di Cirebon,
seperti yang disampaikan oleh informan pada saat wawancara dengan
penulis berikut ini :
“Yang manfaatin kebanyakan sih akademisi kayak mahasiwa terus
peneliti, dosen-dosen dan juga masyarakat pada umumnya”74
74
Irianto, Wawancara Pribadi.
72
Berikut adalah beberapa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat
umum dan juga akademisi yang memanfaatkan hasil kontribusi dari
Yayasan Pesambangan Jati Cirebon.
a. Manfaat Yang Dirasakan Masyarakat Umum
Kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Jati tentu
saja berdampak pada masyarakat Cirebon, meski belum banyak yang
mengetahui kegiatan yang dilakukan di Yayasan tersebut.
Berikut adalah pemaparan dari informan, salah satu
masyarakat Cirebon yang diwawancarai oleh penulis.
“Yang saya ketahui disitu tu tempat pelestarian budaya yang
ada di cirebon,.......Kegiatan disana yaitu bagaimna
memperbaharui atau mnciptakan suatu metode yang mungkin
apa ya merifres kembali tentang budaya dulu yang mungkin
anak sekarang pada gatau dan mereka itu mengemasnya
dengan modern dan anak-anak sekarang itu jadi pada tau
gitu.”75
Gambaran Yayasan Pesambangan Jati atau Rumah Budaya
Nusantara Pesambangan Jati Cirebon bagi masyarakat itu
merupakan wadah kesenian yang ada di Cirebon. Selain
menjelaskan apa yanag narasumber ketahui tentang Rumah Budaya
tersebut, informan juga memaparkan pendapatnya mengenai
kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Jati Cirebon
berikut ini :
“... apa yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Jati
sangat bagus ya apalagi dizaman sekarang terkadang untuk
membaca agak malas apalagi kalo bacaannya seperti koran,
75
Bayu, Wawancara Pribadi, 16 Juli 2019.
73
dan dengan mereka mngkonversi bacaan iya mngkonversi
bacaan itu tu sangat bagus untuk menumbuhkan minat baca
para masyarakat sekitar cirebon tersebut pada intinya itu,
dan juga bisa menyebar luaskan padamasyarakat lain diluar
kota cirebon itu bagus banget mereka melakukan suatu apa
suatu tindakan yang sangat bermanfaat dan saya setuju.
yang dilakukan oleh yayasan itu tuh sangat bagus jadi kita
bisa tau makna dari kata-kata dalam naskah kuno tersebut
dan kita lebih bisa mengerti”76
Bagi masyarakat Cirebon sendiri, dengan Yayasan
Pesambangan jati melakukan kemas ulang informasi pada naskah-
naskah yanng ada di Cirebon tentunya memudahkan masyarakat
untuk memahami makna yang terkandung dalam naskah tersebut.
b. Manfaat Yang Dirasakan Mahasiswa
Banyaknya informasi yang sudah tersebar di dunia ini tak
meninggalkan informasi-informasi yang dibuat pada masa lalu,
Yayasan Pesambangan Jati termasuk salah satu dari banyaknya
lembaga di Indonesia yang mengelola naskah kuno. seperti yang
dituturkan oleh salah satu mahasiwa IAIN Syekh nurjati pada saat
di wawancarai oleh penulis mengenai Rumah Budaya Nusantara
Pesambangan Jati berikut ini :
“..... jadi gini yang saya tahu kalo pengen tau tentang
naskah-naskah kuno yang ada di cirebon salah satunya ya
ada di rumah pak bambang itu nah di Rumah Budaya
Nusantara, nah terus kita bareng-bareng ke sana kan sama
teman-teman, terus di kasih tau juga sama pa opan kalo di
rumah pak bambang itu banyak naskahnya. Nah, dari
situlah tau tuh rumah budaya nusantara, ooh jadi ini rumah
budaya nusantara , rumah budaya jadi lebih ininya sih kaya
sanggar gitu ya teh saya sih ngiranya kaya sanggar gitu,
76
Bayu.
74
tapi ternyata rumah budaya ini juga tempat nyimpen
naskah , naskah naskah yang ada di rumah budaya
nusantara itu bukan Cuma milik pak bangbang tapi
melainkan ada naskah-naskah milik orang lain yang
dirawat disitu.”77
“sudah cukup puas sih teh buat saya, apalagi belajar
tentang pernaskahan, disitu saya bisa mengetahui naskah-
naskah yang ada dirumah budaya, mengetahui buku-buku
yang ada di rumah budaya tersebut , rumah budaya
nusantara ya teh namanya. Disitu kan ada buku-buku juga
ya teh nah saya sangat bersyukur dijaman sekarang masih
ada orang yang menyimpan dan mengelola buku-buku
tersebut gitu teh untuk melengkapi tugas-tugas kuliah.
Jadi tugas-tugas kuliah itu sebenarnya banyak sumber
dari situ tuh teh cuman karene belum apa ya belum
banyak diketahui oleh mahasiswa itu sangat di sayangkan
sekali padahal itu informasi banyak gitu disitu, soalnya
bagi mahasiswa iain sendiri bagi jurusan saya spi itu
masih kurang , masih kurang tu dalam artian gini teh
infonya itu kurang, jadi hanya orang-orang tertyentu saja
yang tau Rumah Budaya Nusantara itu ya hanya orang-
orang tertentu saja gitu teh, jadi mahasiswa itu banyak
nyarinya ke perpustakaan padahal di siitu banyak, banyak
banget malah “78
Berdasarkan hasil wawancara di atas menurutnya banyak
sekali yang dapat diambil dari naskah-naskah yang ada di Yayasan
Pesambangan Jati, lebih beruntungnya karena sudah ada beberapa
naskah yang dialih mediakan bahkan dialih bahasakan sehingga
mempermudah untuk mengaksesnya, tidak takut memegang naskah
aslinya karena takut rusak dan juga lebih nmemahami isnya karena
sudah ada yang dialih bahasakan.
Mahasiswa jurusan Sejarah Peradaban Islam IAIN Syekh
Nurjati ini memanfaatkan naskah-naskah dan juga hasil kemas
77 Jumanah, Wawancara Pribadi, 9 April 2019.
78 Jumanah.
75
ulang informasi untuk kebutuhan tugas mata kuliah filologi dan
sejarah. Sama halnya dengan mahasiswi yang berasal dari Jurusan
Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati saat diwawancarai
oleh penulis berikut ini :
“... dan saya mengambil eem skripsi saya dari naskah
tersebut yaitu tentang jaran lumping , dan ini sangat berarti
banget bagi kehidupan sekarang karena naskah yang saya
ambil untuk bikin skripsi itu merupakan tari jaran lumping
sebagai salah satu penyebaran islam melalui kesenian di
cirebon”79
Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir ini
memanfaatkan koleksi dari rumah Budaya Nusantara Pesambangan
Jati untuk keperluan skripsi mengenai penyebaran islam melalui
seni, yang mana naskahnya berada di Rumah Budaya tersebut.
Bukan hanya menikmati hasil dari kemas ulang informasi
yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Jati, namun juga
mahasiswa banyak belajar dari Rumah Budaya Nusantara
Pesambangan Jati ini karena dari Unit Preservasi Dan Pemanfaatan
Naskah Klasik terkadang memberikan arahan-arahan bagaimana cara
menegelola naskah-naskah kunonya, belajar bagaimana kodikologi
naskah dan sebagainya.
Artinya, manfaat yang diberikan Yayasan Pesambangan Jati ini
bukan hanya memberikan informasi yang ada di dalam naskah,
namun juga memberikan ilmu tentang dunia pernaskahan.
79
Puspita, Wawancara Pribadi.
76
b. Manfaat Yang Dirasakan Peneliti
Naskah kuno, bagi sebagian orang hanya dilihat sebagai benda
usang yang sudah tak ada nilainya lagi, namun bagi sebagian lagi
naskah kuno merupakan benda yang tak ternilai harganya, warisan
bangsa yang tak ada duanya. Seperti penjelasan dari informan
berikut ini saat diwawancarai oleh penulis :
“naskah, atau kajian filologi bisa dibilang semuanya tentu
penting, di dalamnya masih banyak yang relevan untuk saat
ini, pesan pesan yang dimuat di dalam naskah-naskah kuno
itu banyak sekali yang belum masyarakat tahu. Naskah itu
bukan sebagai warisan saja itu tuh amanat, artinya
seharusnya orang yang memilikinya sedianya harus
menjaga, merawat, mempelajari dan menyebarkannya.
Kalo bagi saya sendiri yang tidak kalah penting lagi naskah
itu tuh sebagai gerbang untuk menuju masa lalu gitu lho,
jalan menuju kesana ya harus melalui naskah, nah pintunya
ya memahami aksaranya, memahami bahasanya, nah
dengan memahami naskah-naskah kuno ini sebetulnya kita
sudah memasuki gerbang masa lalu ini dan banyak belajar
di dalamnya”.80
“naskah kuno ya penting ya bukan hanya untuk mengetahui
maslalu, memang masih banyak yang tersimpan di
masyarakat perlu pendekatan khusus untuk
mendapatkannya , karena bagi sebagian orang mengatakan
bahwa naskah kuno itu di ibaratkan sebgai benda
keramat”81
Melihat pemaparan di atas, dijelaskan bahwa naskah-
naskah kuno bukan hanya sebagai sebatas warisan budaya saja
namun banyak hal yang dapat dipelajari di dalamnya mengenai
masalalu untuk kehidupan sekarang maupun masa yang akan
datang. Banyak pelajaran yang terdapat dalam naskah kuno yang
80
Nurhata, Wawancara Pribadi. 81
Adib Misbach, Wawancara Pribadi, 22 Juli 2019.
77
masih relevan dengan keadaan sekarang, namun sayang masih
banyak masyarakat yang tidak tau akan hal itu.
Untuk itu, para peneliti naskah juga masyarakat yang
bergerak dibidang naskah berusaha untuk mengumpulkan naskah-
naskah tersebut untuk kemudian disebarkan kepada masyarakat
agar memahami bagaimana pentingnya pelajaran yang terdapat
dalam naskah kuno
Yayasan Pesambangan Jati sebagai salah satu lembaga
yang didirikan pribadi yang mana terdapat unit khusus untuk
mengelola naskah-naskah kuno tentunya dapat menjadi salah satu
wadah untuk memudahkan pencarian naskah bagi peneliti.
“.... baru sekarang ini nih ikut projek Lektur Balai Litbang
ini apa sih proses digitalisasi, kegiatan ini dilakukan sejak
tahun 2016 digitalisasi dan rencananya mau dibikin katalog
naskah cirebon, termasuk naskah yang ada di rumah budaya
milik pak bambang itu, samapi sekarang yang baru saya
deskripsikan itu ada sekitar 40 naskah yang milik pak
bambang.”82
Selain memanfaatkan naskah-naskah untuk diteliti, pak hata
juga ikut membantu mendeskripsikan naskah untuk pembuatan
katalog bersama Puslitbang Lektur Keagamaan guna lebih
mengenalkan naskah kuno kepada masyarakat lebih luas lagi.
Informan lainnya juga mengemukakan pendapatnya
mengenai kontribusi yang telah dilakukan oleh Yayasan
Pesambangan Jati Cirebon berikut ini
82
Nurhata, Wawancara Pribadi.
78
“dengan adanya lembaga yang mengambil inisiatif
semacam mengemas ulang informasi , itu jelas termasuk
bagian upaya untuk membuka akses masyarakat.
Misalnya,digitalisasi kan itukan namanya mengalih
mediakan itu sangat membantu memberikan akses pada
masyarakat luas, kalo transliterasi atau alih aksara itu
kepentingannya lebih membantu masyarakat luas untuk
memahami islinya, karena bahasa dan aksara yang ditulis
untuk naskah-naskah kuno itu tidak semuanya tau misalnya
sebagian naskah jawa ditulis pake aksara jawa ya
honocoroko kan tidak semua orang tau dengan adanya usaha
ya ng mengalih aksarakan ke latin secara umum semua
orang bisa baca kepentingannya seperti itu dan pemanfaatan
menjadi lebih luas bisa menjangkau banyak segmen untuk
membaca, kalo masih dalam bentuk aksara jawa kan masih
terbatas sekali”83
Dari sini terlihat manfaat yang dapat diterima oleh peneliti
atas kontribusi yang dilalukan oleh Yayasan Pesambangan Jati
yakni memudahkan peneliti untuk menemukan naskah-naskah
yang ada di Cirebon, memudahkan memahami makna dari karya-
karya hasil alih aksara dan bahasa naskah, peneliti juga merasa
terbantu dalam menemukan naskah-naskah kuno yang ada di
Cirebon.
“Karya yang dihasilkan memang sudah banyak, ya itu buku
alih aksara dan sebagainya. Cuma ya saya kurang tau akses
untuk mendapatkannya itu gimana atau mungkin karena saya
jarang mengobrol dengan dengan beliau atau bagaimana ya.
Tapi yang saya lihat sejauh ini memang bagus ya melakukan
hal itu, aksesnya terbuka memang untuk masyarakat datang
kesitu Cuma ya itu saya belum tau untuk mendapatkan
bukunya gimana, apakah membeli atau bagaimana.”84
83
Misbach, Wawancara Pribadi. 84
Nurhata, Wawancara Pribadi.
79
Menurut hasil wawancara diatas, hal yang dilakukan oleh
Yayasan Pesambangan Jati itu sudah bagus, hanya saja ada beberapa
yang perlu ditingkatkan lagi, salah satunya ialah promosi hasil
kemas ulang informasi naskah kuno dan naskah-naskah lainnya agar
masyarakat lebih banyak tau dan mudah untuk mengaksesnya.
3. Kendala Yayasan Pesambangan Jati dalam Kemas Ulang Informasi
naskah kuno Cirebon
Suatu lembaga, suatu yayasan apapun itu dalam perjalanannya
tentu ada banyak kendala untuk mencapai tujuannya. Tak terkecuali
Yayasan Pesambangan Jati ini, sejak berdirinya pada tahun 2009 sampai
akhirnya yayasan pesambangan jati mendirikan Rumah Budaya Nusantara
pada tahun 2013 tentunya tidak lepas dari berbagai kendala.
Beberapa kendala disampaikan oleh informan pada saat wawancara
dengan penulis berikut ini :
“Kendala ya banyak kendala sih, satu pembiayaan kan uang sudah
abis, dana operasional udah abis, kedua fasilitas penyimpanan
naskah masih kurang lengkap, ada lemari tapi kalo buat pameran
kita ngga ada fitrin, tenaganya kalo ngerjain ya sesempatnya jadi
ya kurang orang yang ngerjainnya. Sudah kurang dana, terus
kurang tenaga, fasilitas juga ngga ada fitrin, meja juga ya segini
cuma ada satu.”85
“Kendalanya Pembiyaan Yang Paling Utama Sih, Jadi Kita Jalan
Tu Ngga Ada Yang Biayain Gitu Lho, Kerja Sendiri Untuk Sendiri.
Kalo Ada Pembiayaannya Ya Kendala Itu Berapa Persen Bisa
Teratasi. Misalnya Gini, Saya Pengen Ngupload Ini Semua, Kalo
Ada Waktu Ini Semua Semua Naskah Yang Saya Pegang Yang
Jumlahnya 600 Itu, Saya Bilang 600 Itu Apa ? Soalnya Saya Udah
Pegang Data-Datanya Itu Tinggal Masukin Aja Gitu, Nah Tapi
Kan Maksud Saya Gini Butuh Waktu Gitu, Nah Coba Kalo Udah
Masuk Sini Semua Misalnya, Orang Butuh Naskah Cerbon Saya
Tinggal Kasih Linknya Aja Orang Bisa Baca, Nah Nanti Per
85
Irianto, Wawancara Pribadi.
80
Naskah Itu Saya Kasih Deskripsinya, Ada Pikiran Ke Situ Sih,
Cuma Ya Itu Tadi Mang Dana. Jadi Nanti Bikin Perpustakaan
Naskah Digital Naskah Gitu, Jdi Nnti Entah Kita Bikin Blog Atau
Web Yang Isinya Semua Digitalisasi Dari Naskah-Naskah Cirebon
Jadi Tinggal Masukin Linknya Terus Terhubung Kesini, Ini Sih
Udah Ada Ada Pikiran Itu Sih Cuma Ya Belum Terealisasi, Ga
Gampang Butuh Waktu Begitu Tu Dan Dana Juga. Kalo Udah Ada
Katalog Naskah Cerbon, Jadi Nanti Kalo Orang Butuh Tinggal
Klik Aja, Ngga Perlu Jauh-Jauh Kesini.”86
Berdasarkan pemaparan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwasanya kendala yang dialami oleh Yayasan Pesambangan Jati dalam
proses kemas ulang informasi atau pengelolaan naskah ini adalah masalah
dana dan juga sumberdaya manusia.
Keterbatasan dana dan juga sumber daya manusia mengakibatkan
terbatasnya jenis atau bentuk kemas ulang informasi naskah kuno yang
dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Jati.
Sejauh ini untuk bentuk kemas ulang informasi yang lainnya,
Yayasan Pesambangan Jati bekerjasama dengan lembaga lain seperti
BLAJ Kementerian Agama yang penelitian dan membuat suatu produk,
salah satunya ialah Buku Katalogisasi Kumpulan Naskah Keagamaan
Fiqih yang dimiliki oleh Yayasan Pesambangan Jati. Disini Yayasan
Pesambangan Jati hanya menjadi fasilitator yang menyediakan naskah-
naskah fiqih saja sedangkan yang mengemas ulang informasinya ialah
peneliti dari BLAJ.
Selain itu, kendala yang dialami oleh Yayasan Pesambangan Jati
juga menyebabkan informasi akan kemas ulang yang dimiliki Yayasan
86
Zaedin, Wawancara Pribadi.
81
Pesambangan Jati ini tidak terlalu luas, sangat disayangkan karena banyak
sekali informasi yang dapat digali dari naskah-naskah yang dimiliki
Yayasan Pesambangan Jati ini, seperti halnya yang dikeluhkan oleh
informan berikut ini :
“Jadi tugas-tugas kuliah itu sebenarnya banyak sumber dari situ
tuh teh cuman karena belum apa ya belum banyak diketahui oleh
mahasiswa itu sangat di sayangkan sekali padahal itu informasi
banyak gitu disitu, soalnya bagi mahasiswa iain sendiri bagi
jurusan saya spi itu masih kurang , masih kurang tu dalam artian
gini teh infonya itu kurang, jadi hanya orang-orang tertyentu saja
yang tau Rumah Budaya Nusantara itu ya hanya orang-orang
tertentu saja gitu teh, jadi mahasiswa itu banyak nyarinya ke
perpustakaan padahal di siitu banyak, banyak banget malah” 87
Berdasarkan pemaparan narasumber di atas dan juga hasil dari
wawancara penulis dengan pengelola Yayasan Pesambangan Jati serta
hasil pengamatan selama observais di lapangan, kendala yang dihadapi
oleh Yayasan Pesambangan Jati ini berpengaruh pada peyebaran informasi
mengenai aset yang dimiliki oleh Rumah Budaya Pesambangan Jati
khususnya dalam bidang kemas ulang informasinya.
C. Pembahasan
1. Kontribusi Yayasan Pesambangan Jati Terhadap Kemas Ulang
Informasi Naskah Kuno Cirebon
Kontribusi diartikan sebagai bentuk iuran uang atau dana, bantuan
tenaga, bantuan pemikiran, bantuan materi dan segala macam bentuk
bantuan yang kiranya dapat membantu suksesnya kegiatan pada suatu
forum, perkumpulan dan lain sebagainya.88
87
Jumanah, Wawancara Pribadi. 88
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar.269
82
Yayasan Pesambangan Jati telah melaksanakan atau
mengimplementasikan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43
tahun 2007 tentang perpustakaan Bab 2 tentang Hak, Kewajiban dan
Kewenangan bagian ke dua pasal 6 ayat 1 huruf b yakni masyarakat
berkewajiban menyimpan, merawat dan melestarikan naskah kuno yang
dimilikinya dan mendaftarkannya ke perpustakaan nasional.
Selain itu, dengan melakukan kegiatan kemas ulang informasi ini
yayasan pesambangan jati juga membantu pemerintah dalam
melaksanakan undang undang tersebut yang tercantum pada pasal 7 ayat
1 huruf d yang berbunyi pemerintah berkewajiban untuk menjamin
ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan
(translasi), alih aksara (trasnliterasi), alih suara ke tulisan (transkripsi),
dan alih media (transmedia).89
Yayasan Pesambangan Jati telah berkontribusi dalam kemas ulang
informasi naskah kuno di Cirebon, yang mana Yayasan Pesambangan Jati
ini bukan hanya mengelola naskah-naskah pribadi yang dimiliki Yayasan
Pesambangan Jati saja, namun juga ikut serta melestarikan naskah-naskah
kuno yang ada di Cirebon.
Koleksi naskah kuno di Yayasan Pesambangan Jati beraneka
ragam jenis dan tema, diantaranya adalah naskah-naskah yang bertemakan
tasawuf, primbon, sejarah, dan lan-lain, naskah-naskah tersebut juga
ditulis dimedia yang berbeda-beda seperti kertas, daluang dan lain
89
“Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.”
83
sebagainya. Hal ini seperti penjelasan pada jurnal manuskripta yang
menjelaskan bahwasannya Naskah nusantara ditinjau dari media tulisnya
ada yang berbahan kerta kulit kayu yang dikenal dengan tapa dan daluang,
berbahan daun-daunan seperti lontar, nipah dan pandan, berbahan bambu,
berbahan labu termasuk kulit binatang. Naskah ditinjau dari aksaranya ada
yang menggunakan aksara jawa, bali, sasak, sunda, kerinci, rajang,
lontarak dan lain sebagainya.90
Koleksi naskah-naskah kuno tersebut kemudian dikemas ulang
menjadi kemasan yang menrik, untuk memudahkan masyarakat
memahami informasi yang terkandung di dlam naskah kuno seperti halnya
yang dijelaskan dalam buku Agar Informasi Mejadi lebih Sexy91
diantaranya adalah memudahkan untuk memperoleh dan mendapatkan
informasi, mempercepat penemuan informasi, memberikan kepuasan
pengguna dan lain sebagainya.
Tahapan kemas ulang informasi atau proses kemas ulang informasi
yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Cirebon tidak jauh berbeda
seperti halnya yang dijelaskan dalam materi pengemasan informasi yakni
diawali dengan identifikasi pengguna, kemudian pengumpulan dan
pemilihan sumber informasi dalam naskah kuno, kemudian proses
identifikasi sumber informasi, dalam hal ini adalah identifikasi naskah
kuno, selanjutnya proses pengemasan informasi seperti digitalisasi,
penerjemahan dan alih aksara dikerjakan dengan ahlinya, proses
90
Dwi Mahendra, “Replika Naskah Nusantara sebagai Pengembangan seni,budaya, dan sastra.”82 91
Widyawan, Agar Informasi Menjadi Lebih Seksi : Pengantar Pelayanan Kemas Ulang
Informasi.
84
selanjutnya yaitu menerbitkan hasil kemas ulang informasi lalu di
sebarkan kepada masyarakat yang membutuhkan informasi tersebut.92
Jenis kemas ulang informasi yang ada di Yayasan Pesambangan
Jati diantaranya yakni, buku hasil terjemahan, buku hasil alih aksara, alih
media seperti CD dan file digitalisasi yang mana file digitalisasi ini dimuat
dalam google foto dan tidak semua elemen masyarakat dapat
mengaksesnya, terkecuali yang sudah dipercaya oleh pengelola Yayasan
Pesambangan Jati dan meminta pada pengelola Yayasan Pesambangan Jati
untuk diberikan akses, selain file digital ini belum dimuat kedalam web
yang dimiliki oleh Yayasan Pesambangan Jati, ada juga kepercayaan yang
masih dijaga oleh pengelola Yayasan Pesambangan Jati sehingga tidak
semua masyarakat dapat mengakses file-file naskah kuno ini.
Selain itu juga Yayasan Pesambanagn Jati memiliki buku katalog
naskah, yang mana pembuatan buku katalog ini merupakan hasil
kerjasama antara Yayasan Pesambangan Jati dengan Tim Peneliti Balai
Litbang Agama Jakarta. Dimana Yayasan Pesambangan Jati memfasilitasi
naskah-naskah kuno untuk didata dan dibuat katalog oleh TIM Peneliti
tersebut. Isi dalam buku katalog tersebut memuat hanya naskah
keagamaan tentang fikih saja. Namun, tidak hanya memuat naskah-naskah
yang ada di Yayasan Pesambangan Jati, tapi juga naskah keagamaan fikih
yang ada di Cirebon.
92
Djamarin, “Pengemasan informasi.”
85
Yayasan Pesambangan Jati menyebarkan informasi yang
dimilikinya melalui perorangan, pameran dan juga website.
2. Manfaat Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno Bagi Masyarakat
Cirebon
Manfaat kemas ulang informasi naskah kuno yang dilakukan oleh
Yayasan Pesambangan Jati ini dirasakan oleh sebgaian masyarakat yang
ada di Cirebon, manfaat ini dirasakan diantaranya oleh masyayrakat umum
dan juga akademisi.
Mereka merasakan manfaat seperti memudahkan dalam membaca dan
memahami informasi yang terkandung dalam naskah kuno, memudahkan
akses untuk mendapatkan informasi. Hal ini juga sesuai dengan fungsi
kegiatan kemas ulang informasi93
, antara lain:
a. Memudahkan pengguna dalam memilih informasi.
b. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
c. Sarana penyebaran informasi yang efektif dan efisien.-
d. Sebagai alat penerjemah terhadap suatu hal dengan cepat.
e. Mempercepat proses aplikasi hasil penelitian.
f. Menyediakan informasi secara cepat dalam memenuhi kebutuhan
Pemustaka
3. Kendala Yayasan Pesambangan Jati dalam Kemas Ulang Informasi
naskah kuno Cirebon
Kendala yang dialami oleh Yayasan Pesambangan Jati dalam
kemas ulang informasi diantaranya yaitu :
93
Carolyn, Basic Library Skills. 152.
86
a. Anggaran/Dana
Sejak berdirinya unit Rumah Budaya Nusantara Pesambangan
Jati dimana di dalamnya terdapat kegiatan konservasi dan
pemanfaatan naskah klasik pada tahun 2013, pada saat baru
diresmikan mendapatkan bantuan dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebanyak 500.000.000,- bantuan ini dipergunakan bukan
hanya untuk kegiatan konservasi naskah saja namun juga untuk
kegiatan lain yang dimiliki oleh Rumah Budaya Nusantara Yayasan
Pesambangan Jati ini.
Sejak saat itu Yayasan Pesambangan Jati belum mendapatkan
kembali bantuan dana untuk menyokong kegiatannya dan hanya
menggunakan dana pribadi, sehingga dana menjadi salah satu kendala
yang berat bagi Yayasan Pesambangan Jati ini, seperti minimnya
biaya operasional yang minim yang mengakibatkan jenis kemas ulang
informasi yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Jati ini tidak
banyak, hanya berupa buku, digitalisasi dan juga CD dari hasil alih
media.
b. Sumber Daya Manusia
Terbatasnya jumlah tenaga yang dimiliki oleh Yayasan
Pesambangan Jati juga termasuk kendala yang dihadapi oleh Yayasan
Pesambangan Jati, keterbatasan jumlah pengurus yang mumpuni di
bidang penerjemahan naskah membuat waktu pengemasan informasi
terlampau lama.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas mengenai “Kontribusi Yayasan
Pesambangan Jati dalam Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno di Cirebon”,
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Kontribusi Yang dilakukan Oleh
Yayasan Pesambangan Jati bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Berikut
adalah kesimpulan yang didapat oleh penulis :
1. Kontribusi Yayasan Pesambangan jati Terhadap Kemas Ulang Informasi
naskah Kuno Cirebon adalah sebagai berikut :
a) Transliterasi naskah atau alih aksara naskah dari aksara Jawa atau
Arab Pegon menjadi aksara latin
b) Alih bahasa, untuk memudahkan masyarakat dalam memahami isi
yang terkandung di dalam naskah kuno Yayasan Pesambangan Jati
melakukan penerjemahan atau alih bahasa pada naskah. Misalnya,
dari bahasa jawa menjadi bahasa Indonesia.
c) Transkip, memindahkan tulisan sesuai dengan tulisan yang ada di
dalam naskah
Hasil transliterasi, alih bahasa, dan transkip ini kemudian
dijadikan buku.
d) Alih Media
Agar naskah-naskah tersebut tidak cepat rusak dan untuk
memudahkan proses alih aksara juga bahasa Yayasan Pesambangan
88
Jati melakukan digitalisasi pada naskah. Beberapa naskah yang
sudah didigitalisasi kemudian dibuat menjadi e-book, beberapa
dalam bentuk CD dan lainnya berbentuk file digital yang dimuat
dalam google foto.
2. Manfaat yang diterima oleh masyarakat cukup beragam, dalam hal ini
khususnya ialah Mahasiswa dan Peneliti merasa sangat terbantu akan
adanya naskah-naskah kuno, buku-buku terjemahan, transliterasi
maupun transkip hasil kemas ulang informasi naskah-naskah kuno
yang ada di cirebon baik itu untuk kebutuhan kuliah, penelitian
maupun yang lainnya.
a) Manfaat Bagi Masyarakat
Masyarakat merasa terbantu untuk mudah membaca, dan
memahami isi yang terkandung di dlam naskah kuno.
b) Manfaat bagi Mahasiswa
Mahasiswa merasa terbantu akan adanya Naskah-naskah dan hasil
kemas ulang naskah yang ada di Yayasan Pesambangan Jati untuk
memenuhi kebutuhan tugas-tugas kuliah seperti mata kuliah
filologi dan sejarah pada jurusan Sejarah Peradaban Islam IAIN
Syekhnurjati, matakuliah Cirebonologi pada jurusan Ilmu Al
Quran dan Tafsir , serta memenuhi kebutuhan untuk penyusunan
skripsi
c) Manfaat Bagi Peneliti
89
Peneliti merasa terbantu untuk mencari bahan penelitian dengan
adanya naskah-naskah kuno di Yayasan Pesambangan Jati baik
yang sudah di kemas ulang maupun yang belum, memudahkan
akses untuk mencari informasi pada naskah kuno.
3. Kendala yang dihadapi oleh yayasan pesambangan jati dalam
pengemasan ulang kemas ulang informasi naskah kuno ini cukup
beragam, diantaranya adalah :
a. masalah pendanaan
Keterbatasan dana membuat pengelolaan naskah kuno ini kurang
berjalan dengan baik, keterbatasan fasilitas seperti tempat
penyimpanan naskah dan juga alat-alat untuk pengerjaan proses
kemas ulang informasi, dan juga membuat terbatasnya jenis kemas
ulang informasi yang dibuat oleh Yayasan Pesambangan Jati.
b. sumber daya manusia
keterbatasan sumber daya manusia juga menyebankan waktu
pengerjaan atau proses kemas ulang informasi dari naskah kuno
kemudian menjadi buku/CD terhitung cukup lama.
B. Saran
1. Kontribusi yang dilakukan Yayasan Pesambangan Jati dalam kemas ulang
informasi naskah kuno di Cirebon akan lebih menarik lagi jika bentuk
kemas ulangnya tidak hanya menjadi bentuk buku-buku atau CD. Agar
lebih banyak dikenal dan memudahkan masyarakat untuk mengakses
informasi yang ada di dalam naskah sebaiknya secara perlahan naskah-
90
naskah yang sudah didigitalkan tersebut diunggah di blog yang dimiliki
oleh Yayasan Pesambangan Jati
2. Manfaat yang diberikan oleh Yayasan Pesambangan Jati mengenai kemas
ulang informasi naskah kuno belum banyak dirasakan oleh masyarakat
Cirebon karena kurangnya informasi mengenai Yayasan Pesambangan Jati
itu sendiri untuk itu penulis menyarankan untuk,
a) Bekerjasama dengan DISPUSIPDA (Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah) Kota dan Kabupaten Cirebon untuk menjangkau masyarakat
yang memanfaatkan hasil kemas ulang informasi naskah kuno lebih
luas lagi
b) Mengoperasikan kembali web/blog yang dimiliki oleh Yayasan
Pesambangan Jati
3. Menambah sumber daya manusia untuk ikut serta dalam kegiatan kemas
ulang informasi yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Jati agar
proses pengerjaannya semakin efektif dan efesian, misalnya :
a) mengadakan pelatihan membaca aksara jawa atau arab pegon dalam
naskah bagi masyarakat sekitar Yayasan Pesambangan Jati Cirebon
b) bekerjasama dengan kampus-kampus yang ada di Cirebon untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswanya dalam dunia pernaskahan.
4. Adanya penelitian lanjutan mengenai pelestarian naskah kuno Cirebon
secara keseluruhan yang juga berkaitan dengan kebudayaan Cirebon di
Yayasan Pesambangan Jati Cirebon.
91
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Faizal. “Preservasi Naskah Klasik,” Jurnal Khatulistiwa-journal of islamic
studies, 1 (2011): 91.
Amir, Fadhilah. Merumuskan Metode Penelitian: Bahan Diskusi dalam Seri
Diskusi Metode Penelitian Kualitatif. Bogor: Lingkar Studi Pedesaan,
2013.
Arabi, Muhyiddin Ibnu. Pustaka Keraton Cirebon. Yogyakarta: Deepublish,
2013.
Baried, Siti Bariroh. Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan Dan
Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1985.
Bawden, David. “User: User studies and human informationbehavior. A three-
decade perspectives on user studies and information needs,” Journal of
Documentation Bradfoar, 2005.
Bayu. Wawancara Pribadi, 16 Juli 2019.
Carolyn, Wolf. Basic Library Skills. United State: Company Inc, 2006.
Djamarin, Maulida. “Pengemasan informasi.” Universitas Negeri Padang, 2016.
Dwi Mahendra, Putra. “Replika Naskah Nusantara sebagai Pengembangan
seni,budaya, dan sastra,” Jurnal Manasa Manuskripta, 7 (2017).
http://journal.perpusnas.go.id/index.php/manuskripta/article/view/83.
Edward, Djamaris. Metode Penelitian Filologi. Jakarta: Monasco, 2002.
El Mawa, Mahrus. “Filologi Nusantara dan Perpustakaan : Potret Layanan Khusus
Pengguna Studi Islam.” IAIN Ponorogo. Diakses 17 Juni 2019.
http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/pustakaloka/article/download/.
Faturrahman, Oman. “Filologi dan penelitian teks-teks keagamaan.,” Jurnal Al
Turas, 9 (2003). http://journal.uinjkt.ac.id/indeks.php/al-
turats/article/view/.
George, H.Bodnar. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat, 2000.
Heryana, Ade. “Informan dan pemilihan informan pada penelitian kualitatif.”
Universitas Esa Unggul. Diakses 25 Maret 2019.
https://www.researchgate.net/profile/Ade_Heryana2/publication/32935181
6_informan_dan_pemilihan_informan_dalam_penelitian_kualitatif/links/5
c02c716299bf1a3c159bd92/informan_dan_pemilihan_informan_dalam_pe
nelitian_kualitatif.pdf.
Hidayatullah, Dede. “Naskah Mantra Mistik : Kodikologi, Suntingan dan Isi
Teks,” Jurnal Undas, 12 (Desember 2016).
http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/undas/article/vie
w/.
Irawan, Prasetya. Logika Dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
Irianto, Bambang. Wawancara Pribadi, 4 April 2019.
Irianto, Bambang, dan Ki Tarka Sutaraharja. Sejarah Cirebon: Naskah Keraton
Kacirebonan. Cirebon. Yogyakarta: Deepublish, 2013.
Jumanah. Wawancara Pribadi, 9 April 2019.
Lexy J, Meolong. Metode Penelitian Kualtitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya,
2006.
Mcleod, Raymond. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Prenhallindo, 2001.
Misbach, Adib. Wawancara Pribadi, 22 Juli 2019.
92
Motoatmodjo, Karmidi. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka,
1999.
Nashihuddin. “Kemas Ulang Informasi Untuk Pemenuhan Kebutuhan Informasi
Usaha Kecil Menengah : Tinjauan Analisis di PDII-LIPI,” Jurnal
Dokumentasi dan Informasi, 36 (2015).
jurnalbaca.pdii.lipi.go.id/index.php/baca/article/view/163.
Nurhata. Wawancara Pribadi, 17 Juli 2019.
Pebrianti, Yeni. “Kemas Ulang Informasi : Kumpulan Karya Tulis Ilmiah Peneliti
di Lingkup Balai Penelitiandan Pengembangan Budu Daya Air Tawar
(BPPBAT) Bogor,” Jurnal Pari, 1 (2015): 29.
Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital. Jakarta: Sagung Seto, 2007.
Primadesi, Yona. “Peran Masyarakat Lokal dalam Usaha Pelestarian Naskah-
NaskahKuno Paseban,” Jurnal Bahasa dan Seni, 11 (2010).
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/komposisi/article/download/88/.
Pudjiastuti, Titik. “Kamus Filologi.” Dalam Kamus Filologi. Jakarta: Badan
Pengembangann Dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, 2018.
Puspita, Sandra. Wawancara Pribadi, 10 April 2019.
Reitz. “Online dictionary for library,” 2014.
Republik Indonesia. “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007
Tentang Perpustakaan.” Diakses 18 Desember 2018.
http://bkkp.go.id/uu/filedownload/4/114/2685.
———. “Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.”
Diakses 18 Desember 2018.
http://ppid.perpusnas.go.id/upload/regulasi/094607UU_No_tahun2007_ten
tang_perpustakaan.
Riswinarno. “Preservasi Naskah Kuno Koleksi Masjid Agung Surakarta,”
Penangkaran Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat, 1 (2017): 390.
Sakamoto, Isamu. “Konservasi Naskah.” dipresentasikan pada Pelatihan Filologi
Toyota Fondation dan Yayasan Pernaskahan Indonesia, 2003.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006.
Subyantoro, Arief. Metode Dan Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta: ANDI,
2007.
Sugiona. Metodologi Penelitian Kualitatif & Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2014.
Supriyono, dan Maryono. “Pengelolaan Naskah Dan Pendayagunaan Naskah
Kuno.” Diakses 18 Desember 2018. http://masyono.staff.ugm.ac.id/.
Suwarno, Wiji. Ilmu Perpustakaan & Kode Etik Pustakawan. Yogyakarta: Ar
Ruzz Media, 2015.
Wahono, Romi Satria. “Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan: Perpustakaan
Digital Dan Sistem Otomasi,” 2006. http://romisatriawahono.net/wp-
content/uploads/2006/09/romi-otomasi perpustakaan/.
Widyawan, Rosa. Agar Informasi Menjadi Lebih Seksi : Pengantar Pelayanan
Kemas Ulang Informasi. Jakarta: Media kampus Indonesia, 2012.
93
Wirajaya, Asep Yudha. “Preservasi dan Konservasi Naskah-Naskah Nusantara di
Surakarta sebagai Upaya Penyelamatan Aset Bangsa,” Jurnal Etnografi,
XVI (2016): 59.
Zaedin, Muhammad Mukhtar. “Wahosan Bujang Genjong: Naskah Kuno Tasawuf
dari Bumi Cirebon,” Jurnal Tamddun, 5 (September 2017).
http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/tamaddun/article/view/2103.
Zaedin, Muhammad Mukhtar. Wawancara Pribadi, 8 April 2019.
Zulfitri. “Perhatian Pemerintah dan Peran Pustakawan dalam Pemeliharaan
NaskahKuno,” Jurnal Al-Maktabah, 13 (2014). http://journal.uinjkt.ac.id.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Dosen Pembimbing
Lampiran 2. Surat Penelitian
Lampiran 3. Surat Penguji Munaqosyah
Lampiran 4
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : Drh. Bambang Irianto
Jabatan : Kepala Rumah Budaya Nusantara Yayasan Pesambangan Jati Cirebon
Waktu Wawancara : 5 April 2019 pukul 09.30 WIB
P : Assalamu’alaikum
BI : Wa’alaikumussalam
P : saya ingin bertanya mengenai kontribusi yang di lakukan oleh yayasan
pesambangan jati terhadap naskah-naskah kuno yang ada di cirebon pak,
khususnya mengenai kemas ulang informasi yang ada di dalam naskahanya.
BI : ooh, iya boleh
P : apa sih pak yang melatar belakangi pendirian yayasan ini sampai
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan naskah ?
BI : Sesuai dengan penetapan pendirian yayasan pada tahun 2009, pada tahun
2009 menghadap notaris di jakarta dibikinlah yayasan ini. Kemudian 2013 kita
mendirikan rumah budaya, rumah budaya nusantara ada nusantaranya,
kemudian diajukan ke ke menterian emm kementerian dikbud di jakarta kemudian
kita mendapatkan bantuan.
Kemudian 2013 berdirilah Rumah Budaya Nusantara Pesambangan jati ini.
setelah itu menjadi percepatan untuk, untuk seniman, untuk para penggiat seni,
untuk apa namanya berlatih. Tapi pada kenyataannya emm yang paling dominan
itu masalah buku masalah naskah kuno gini, karena rumah budaya pesambangan
jati ini kan bukan hanya itu ada gamelan, karawitan, dan juga kesenian lainnya.
Untuk bidang seni sampai sekarang yang saya didik sudah mandiri, sudah punya
sanggar sendiri.
P : kalau tujuan dari pendiriannya ini apa ya pak, lalu kenapa melakukan
kegiatan kemas ulang informasi ?
BI : tujuannya ya, Kita menjawab pertanyaan dari masyarakat untuk penelitian,
disertasi s3, beberapa banyak. Jadi kegiatan kita disini dengan adanya naskah
kuno disini bisa untuk skripsi disertasi mahasiswa. Jadi prinsip kita disini ada 2
yaitu melestarikan dan memanfaatkan, kalau hanya dilestarikan saja si buat apa
ngga di manfaatkan.
P : koleksi naskahnya dari mana saja pak ?
BI : Naskah naskah terkumpulnya , asal naskahnya ? 1 warisan, 2 nemu, 3
membeli untuk buku buku kuno, 4 hibah , diberikan orang saya sudah tidak bisa
merawatnya, saya taroh sini ya. Dan itu gratis. Warisan itu dari nenek moyang
saya.
P : Jumlahnya ada berapa pak ?
BI : Jumlahnya ya, waduh saya belum ngitung lagi mbak tapi yaa adalah lebih
dari 200.
P : Apa saja sih pa yang sudah di lakukan, kontribusi apa sih yang sudah di
lakukan untuk naskah-naskah ini pa ?
BI : Kita kan punya unit kerja pusat konservasi dan pemanfaatan naskah klasik
ya nah itu kita merawat naskah-naskahnya, terus ya nerjemahin biar orang
paham abis itu dijadiin buku. Ada juga naskah naskah dari keraton yang sudah di
kemas ulang menjadi buku, kita ikut serta salah satunya buku ini ni ( menunjukan
buku hasi kemas ulang yang berjudul sejarah cirebon dan pustaka keraton
cirebon), buku ini naskahnya asalnya dari keraton kacerbonan.
P : dari keraton lain ada tidak pa ?
BI : Kalau keraton keraton yang lain kami hanya memberi arahan tolong
naskahnya di jaga dengan baik, di rawat. Saya menjadi mak comblang dengan 4
keraton ini dengan perpusnas dan kementerian agama, kemudian mereka
berbondong-bondong secara periodik mendigitalisasi naskah-naskah peninggalan
cirebon yang ada di keraton-keraton yang ada di cirebon, begitupun naskah yang
dimiliki oleh famili keraton. Tapi ya belum semuanya
P : nah untuk kriteria yang siap untuk di kemas ulang itu naskah-naskah
yang seperti apa pa ?
BI : Kriterianya ya naskah kuno. naskah kuno itu kalo di indoonesianya itu yang
lebih dari 50 tahun. Tapi kalo kita ya cari yang 100 tahun yang lalu dulu, kalo
bisa.
P : naskah-naskah itu dikemas ulangnya dalam bentuk apa saja pa ?
BI : di jadikan buku terjemahan dari naskahnya dan kaset-kaset, ada juga yang
dibikin buku kumpulan naskah semacam katalog gitu tapi bukan kita yang bikin.
Itu kita kerjasama sama lembaga lain, kita yang menyediakan naskahnya lalu
mereka yang menyusunnya. Tapi, emm itu yang dibuat khusus naskah tentang
fikih saja.
P : selain itu ada lagi tidak pa ?
BI : Buku dan kaset saja sudah, kalo yang lainnya langsung dimanfaatkan
misalnya tentang tarikat nah itu langsung di praktikkan pada anggota kita setiap
malam sabtu dan minggu pagi, jadi mereka belajar naskahnya langsung
dipraktikan seperti pelatihan nafas. Bentuknya ya Cuma buku, kaset dan sebagian
mereka mengutip, nulis tangan lagi mereka sendiri. Ya mengutip tapi tidak
seluruhnya, kemudian di fotokopi, terus di ketik ulang ya terus di cetak untuk
keperluan kita.
P : proses kemas ulang informasinya bagaimana pa ?
BI : Jadi kita itu selalu mengerjakan sesuatu, aslinya udah ngga ada, ketikannya
udah ngga ada, tinggal fotokopiannya, yawes ya itu yang dikerjakan. Dan
sekarang lagi mengerjakan itu disamping terjemahan terjemahan yang lain, tapi
ya gitu tidak mengerjakan disini tapi di bawa pulang, atas namanya tetap rumah
budaya tapi ya ngerjainnya di bawa pulang ke rumah.
Nah, naskah-naskah yang ditulis ulang sama teman-teman itu dijadikan seperti
ini dulu ( sambil menunjukan buku yang belum di terbitkan ) ini namanya dami.
Baru setelah ini di naikan ke penerbit lalu jadi buku.
P : Jumlah yang sudah di kemas ulang ada berapa pak ?
BI : yang udah di kemas ulang ya mba, kalo yang sudah jadi buku sih ada lebih
dari 5 mbak yang dari naskah. Soalnya ada juga buku-buku yang kami bikin
tentang kebudayaan yang di cirebon.
P : lalu hasilnya dari kemas ulangnya di sebarkan kemana saja pa ? dan
dengan cara apa ?
BI : hasilnya ya ? maksudnya yang sudah jadi buku-buku itu ? yaa itu sih di sebar
kemana mana, di cirebon di luar cirebon sampe ada yang ke luar negeri. Saya
kan punya tamu ya, nah yang datang kesini itu kalo mereka suka ya di beli
bukunya, ada juga yang di kasih gratis. Terus kan kita ada blog tuh ya yang
rumah budaya nusantara nah hasilnya ada yang kita masukan kesitu, jadi orang-
orang bisa tau. Terus ya kalau mereka butuh ya kemari langsung.
Terus juga kita pernah ikut pameran naskah cirebon, itu salah satu promosi juga
kan.
P : Biasanya yang memanfaatkan siapa saja pa, yang datang ke sini gitu pa ?
BI : yang datang kesini sih biasanya mahasiswa, terus para peneliti. Sama ini
saya kan punya jamaah thoriqoh nah ngaji disini itu seminggu dua kali, ya gitu,
memanfaatkannya yang saya bilang tadi dengan cara praktik langsung kalau
jamaah saya terus nulis sendiri-sendiri buat dipelajari pribadi.
P : untuk kendala yang dihadapi selama ini apa saja pa ?
BI : Kendala ya banyak kendala sih, satu pembiayaan kan uang sudah abis, dana
operasional udah abis, kedua fasilitas penyimpanan naskah masih kurang
lengkap, ada lemari tapi kalo buat pameran kita ngga ada fitrin, tenaganya kalo
ngerjain ya sesempatnya jadi ya kurang orang yang ngerjainnya. Sudah kurang
dana, terus kurang tenaga, fasilitas juga ngga ada fitrin, meja juga ya segini
cuma ada satu.
Informan: Muhamad Mukhtar Zaedin
Jabatan : Sekretaris Yayasan Pesambangan Jati Cirebon / penanggungjawab unit
pusat konservasi Naskah Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon
Waktu Wawancara : 8 April pukul 13.00 WIB
P : Assalamu’alaikum
MZ : Wa’alaikumussalam
P : saya ingin bertanya mengenai kontribusi yang di lakukan oleh yayasan
pesambangan jati terhadap naskah-naskah kuno yang ada di cirebon pak,
khususnya mengenai kemas ulang informasi yang ada di dalam naskahanya.
MZ: oh iya mbak silahkan
P : apa sih pak yang melatar belakangi pendirian yayasan ini ?
MZ : Jadi yayasan pesambangan jati itu berdiri tahun 2009, nah sedangkan
kegiatan naskah ya, saya dengan pa bambang itu dari tahun 2000 mulai awal jadi
ada selisih sekitar 8 tahun ya dngan pendirian yayasan.
Sebelum kegiatan itu bertambah dan bertambah terus kan kita seringkali di tanyai
orang tentang lembaganya apa berrnaung di bawah apa, kemudian istilahnya kita
mencari legalitas, nah kemudian saya dengan pa bambang mendaftarkan ini ke
badan hukum. Kemudian pusat konservasi naskah ini menjadi unit kerja dari
yayasan pesambangan jati, dan satunya lagi itu rumah budaya nusantara.
Kita punya kegiatan yang namanya konservasi naskah dan pemanfaatan naskah
ya istilahnya hal-hal yang berkaitan dengan naskah baik itu fisik kalo bahasa
filologinya si kodikologinya terus isinya, dalam perjalananya kita berinteraksi
dengan berbagai macam lembaga di Cirebon maupun di Jakarta seperti
perpustakaan nasional terus kemudian puslitbang lektur dari kementerian
agama.
P : jadi kegiatan naskah ini lebih dulu dimulai sebelum yayasan didirikan ya
pa, lalu kenapa melakukan kegiatan kemas ulang informasi ?
MZ : Alasan kemas ulang informasi ? karena kita pengangguran, dan yang
menulis itu orang yang punya waktu, yang ke 2 memng orang itu punya
keinginan. hehee Iya toh.
Jadi gini, kenapa sih kita mee apa sih emm bahasa kita sih
mempublikasikan kalo menulis hal-hal yang berkaitan dengan naskah termasuk
saya. Tidak lain karena masyarakat membutuhkan dan kita punya, walaupun kita
tidak bisa sesungguhnya tapi kita tetap berusaha agar naskah ini bisa di baca
oleh akademisi, peneliti, masyarakat pada umumnya, penikmat juga.Yang
kemudian kalo mereka suka ya silahkan di manfaatkan atau di implementasikan,
itu terserah.
P : nah, koleksi naskahnya ada berapa dan dari mana saja pak ?
MZ: Jumlah koleksi di yayasan pesambangan jaggi total kurang lebih 200 , tidak
semuanya bagus, tidak semuanya utuh dan lengkap. Petanya tuh gini punya
pribadi pa bambang itu sendiri sekitar 50 dan sisanya dari luar.
Naskah itu dalam catatan saya sekitar 600, yang sudah kami data, itu milik orang
yang berbeda-beda di kota cirebon dan juga indramayu
P : Apa saja sih pa yang sudah di lakukan, kontribusi apa sih yang sudah di
lakukan untuk naskah-naskah ini pa ?
MZ :Kalo yang sedang di kerjakan saat ini itu transliterasi sama penerjemahan
dan disini masih terfokus ke babad, kitab-kitab tasawuf, asror yusuf hikayat nabi
yusuf, selayang kepalih ( larangan-larangan untuk bangsawan ), naskah naskah
primbon dan lainnya.
Kita juga mengadakan kegiatan kodikologi, iya kodikologi itu yang ngurusin
masalah fisiknya bukan ke teksnya. Tapi itu belum sepenuhnya baru setengah
jalan. Belum semuanya baru beberapa poin saja dalam kodikologinya, kaya
misalnya emm jenis bahan yang digunakan dalam menulis, trus hurufnya, ya
pendeskripsian naskah gitu tapi bukan ke isinya atau bahasan naskahnya.
P : nah untuk kriteria yang siap untuk di kemas ulang itu naskah-naskah
yang seperti apa pa ?
MZ : Kiriteria sesungguhnya kita sih tidak memakai kriteria ya tapi memakai
target .artinya kita melihat kalo bahasa pasar sih artinya kita melihat kebutuhan
dari masyarakat jadi gini maksudnya sesuai dengan kebutuhan pasar artinya
kebutuhan masyarakat maunya yang seperti apa
Nah makannya kita mulai dari basic sejarah dari babad karena memang dari
jurusan sejarah membutuhkan sekali , kemudian tarekat-tarekat tasawuf dan
pengobatan.
P : naskah-naskah itu dikemas ulangnya dalam bentuk apa saja pa ?
MZ :Bentuk kemas ulangnya ya, ya buku-buku terjemahan, naskahnya di alih
aksara, kaset CD gitu, terus emm apa ya, itu mba di digitalisasi.
P : selain itu ada lagi tidak pa ?
MZ : Belum ada lagi
P : kalo katalog naskahnya pak ada engga ? atau naskahnya ada yang
dijadikan ke bentuk micro film gitu tidak pa ?
MZ : Katalog ya, Pembuatan katalog belum, data-data sudah ada kita tinggal
edit aja, kita kerjain sedikit-sedikit ya buat kerjan aja, tapi belum sempat
membuat katalognya. Terkait pembuatan katalog ini kerjasama sama pemerintah
sebenernya, katalog naskah cirebon gitu. Kemarin pas FGD sama kemenag juga
begitu rencananya, tapi ya sampai sekarang belum di bikin juga.
Waduh micro film mah mahal mba, belum lagi harus bacanya pake alat gitu kan
ya microreader tah namanya tuh, nah itu kan butuh waktu cukup lama mba buat
bacanya juga ngga simpel. Kan sekarang zamannya udah canggih, ya kita
manfaatin aja apa yang udah ada sekarang kaya ya yang digitalisasi tadi, pake
kamera dijepret kan langsung keliatan hasilnya ngga perlu pake alat buat
bacanya lagi.
P : proses kemas ulang informasinya bagaimana pa ?
MZ : Rangkaian pekerjaanya itu Pertama kita harus mempertimbangkan tema ya
tema yang paling dibutuhkan oleh masyarakat, apa tema apa tema sejarah ? tema
apa blablabla, nah itu kita pertimbangkan berdasarkan orang yang datang ke
kita gitu lo, ya jadi orang yang datang ke kita ni paling banyak nanya apa gitu lo.
Apa nanya, a, b, c atau sebagainya. Dan ternyata misalnya satu kasus contoh
nanya sejarah. Nah dari pertimbangan itu kemudian kita mengidentifikasi loh ya
mengidentifikasi naskah yang kita miliki itu apa saja, a, b c d dilihat, dibaca di
pelajari mana yang paling lengkap atau misalnya katakanlah bahasa filologinya
eemm paling valid, setelah selesai baru kita adakan deskripsi pake ilmu
kodikologinya dulu tuh mba yang mengenai ukuran naskahnya, jenis tulisannya,
jenis kertasnya, banyak halamannya, panjang peendeknya tulisan si naskah itu,
asal naskahnya dan sebagianya yang berkaitan dengan si fisik naskah itu sendiri
kemudian digitalisasi, Bikinnya pake kamera digital, di foto aja jepret-jepret terus
hasilnya dimasukan kesini ( google foto) Nah itu namanya manajemen, jadi
memanfaatkan fasilitas yang ada gitu. Resolusi kameranya juga harus bagus, saat
itu ada di 18000 mp.dari digitalisasi itu baru kita mengerjakan proses alih aksara
dan alih bahasa. Itu tanpa harus saya jelakan teori alih aksara dan alih
bahasanya ya mba, Kita ngerjainnya ngalir aja, naskahnya mah ngga di bawa
pulang kita ngurusin isinya aja jadi kita bawa bentuk digitalnya aja. Nah
kemudian setelai selesai di alih aksara dan alih bahasa kemudian di naikan ke
penerbitan, kalo dananya ada ya paling lama 2 minggu an lah bukunya tebit.
Terlihat mudah sih padahal lumayan lama pengerjaannya.
Kita ngerjainnya ngalir aja, naskahnya mah ngga di bawa pulang kita ngurusin
isinya aja jadi kita bawa bentuk digitalnya aja. Belum di taroh di dalam web, jadi
ini pribadi tapi kalo misalkan ada yang minta saya kasih linknya dan orang bisa
akses selagi orang itu saya kenal dan bisa dipercaya saya kasih linknya, tapi itu
aksesnya per naskah jadi ngga bisa langsung akses semua naskahnya, karena
tidak semua naskah dipublikasikan gitu, terus juga lebih mudah per tema.
P : lalu hasilnya dari kemas ulangnya di sebarkan kemana saja pa ? dan
dengan cara apa ?
MZ :“Cara menyebarkan naskahnya ya, Mahasiswa biasanya dateng sendiri.
Kita tidak berniat untuk nyebarin tapi itu lo mereka tau terus minta, minta tu kalo
sudah jadi buku ya kita jual bukunya kalo yang belum di translit ya kita translit
dulu terus di cetak.
P : Saya pernah liat blognya yayasan peambangan jati pak apakah itu juga
salah satu cara penyebarannya ?
MZ : Blog sudah ada punya saya naskah cerbon tu dari 2012, kalo blog yayasan
pesambangan jati masih aktif tapi ngga di kelola lagi, saya ngurusnya itu
dihubungin ke blognya yayasan pesambangan jati. Nyari orang yang mau
berinfak dan bersedekah supaya bisa fokus kerja begitu tu, ya begitu lah bertahap
bagi-bagi waktu juga sama kegiatan lainnya.
P : Biasanya yang memanfaatkan siapa saja pa, yang datang ke sini gitu pa ?
MZ : Yang manfaatin kebanyakan sih akademisi kayak mahasiwa terus peneliti,
dosen-dosen dan juga masyarakat pada umumnya.
P : untuk kendala yang dihadapi selama ini apa saja pa ?
MZ : Kendalanya pembiyaan yang paling utama sih, jadi kita jalan tu ngga ada
yang biayain gitu lho, kerja sendiri untuk sendiri. Kalo ada pembiayaannya ya
kendala itu berapa persen bisa teratasi.
Misalnya gini, saya pengen ngupload ini semua, kalo ada waktu ini semua semua
naskah yang saya pegang yang jumlahnya 600 itu, saya bilang 600 itu apa ?
soalnya saya udah pegang data-datanya itu tinggal masukin aja gitu, nah tapi kan
maksud saya gini butuh waktu gitu, nah coba kalo udah masuk sini semua
misalnya, orang butuh naskah cerbon saya tinggal kasih linknya aja orang bisa
baca, nah nanti per naskah itu saya kasih deskripsinya, ada pikiran ke situ sih,
Cuma ya itu tadi mang dana. Jadi nanti bikin perpustakaan naskah digital naskah
gitu, jdi nnti entah kita bikin blog atau web yang isinya semua digitalisasi dari
naskah-naskah cirebon jadi tinggal masukin linknya terus terhubung kesini, ini
sih udah ada ada pikiran itu sih Cuma ya belum terealisasi, ga gampang butuh
waktu begitu tu dan dana juga. Kalo udah ada katalog naskah cerbon, Jadi nanti
kalo orang butuh tinggal klik aja, ngga perlu jauh-jauh kesini.
Informan : Jumanah
Jabatan : Mahasiswi SPI IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Waktu Wawancara : 9 April pukul 16.00 WIB
P : Assalamu’alaikum
J : Iya Wa’alaikumussalam
P: sebelumnya perkenalkan saya Fiqoh Mahasiswa UIN Jakarta Yang
sedang meneliti kemas ulang naskah klasik cirebon, boleh saya
mewawancarai kakak untuk melengkapi penelitian saya ?
J : ohh, iya teh boleh. Gimana teh ?
P : baik, langsung aja ya ka apa sih yang kakak tau tentang naskah kuno ?
J : naskah itu warisan leluhur yang mesti di lestarikan teh, karena informasinya
berguna hingga sekarang. Naskah kuno juga bukan hanya lembaran-lembaran
dari lontar, daluang dan sebagainya. Tapi buku-buku kono juga termasuk
didlamnya.
P : seberapa pentingnya naskah-naskah kuno bagi kakak sendiri ?
J : penting banget teh, bukan seberapa seberapa lagi bagi saya mah ya seratus
persen dah, karena sumber ilmu tuh dari situ teh, buku-buku yang sekarang juga
tidak jauh dari situ , tentang ilmu-ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam
naskah, karena naskah itu tidak hanya sekedar buku lama ataupun buku-buku
yang sudah sangat rapuh apalagi itu tulisannya kan bukan Cuma di buku tapi
juga di lontar padahal kalo kita mengerti dengan pernaskahan tentunya itu
sangat penting sekali , karena kita bisa menggali informasi dari naskah-naskah
tersebut jadi tentang ilmu, semua ilmu tu ada dalam naskah teh , makanya saya
tertarik banget sama naskah tu teh, terus di jurusan yang saya tekuni ini ya SPI
ya sejarah Peradaban islam ya memperlajari sejarah dan itu memang ada sih
naskah-naskah yang mengenai sejarah itu tapi ketika saya terjun langsung ke
dunia pernaskahan, oh ternyata naskah itu isinya membahas banyak ilmu ya
bukan hanya tentang sejarah, tentang ilmu keagamaan terus juga tentang kaya
tasawuf toriqoh sufi sholat fikih muamalah itu tuh ada teh dan menurut saya itu
penting sekali gitu teh, dan justru saya sering bangat nekenin sama adek-adek
kelas saya tuh teh kaya ini lo sumber ilmu itu ada disini jadi tidak hanya
mengenai buku kuno yang sudah lapuk, kita tuh jangan jadi orang yang kaya
kacang yang lupa pada kulitnya gitu , jadi informasi yang ada di buku sekarang
itu tidak jauh . ersebar juga banyak yang merujuk ke naskah-naskah itu
P : penelitian saya kan di Yayasan Pesambangan Jati nih ka, di Rumah
Budaya Nusantaranya, nah apa sih yang kakak tau dari yayasan itu ?
J : rumah budaya itu di rumah pak bambang ya teh ? jadi gini yang saya tahu
kalo pengen tau tentang naskah-naskah kuno yang ada di cirebon salah satunya
ya ada di rumah pak bambang itu nah di Rumah Budaya Nusantara, nah terus
kita bareng-bareng ke sana kan sama teman-teman, terus di kasih tau juga sama
pa opan kalo di rumah pak bambang itu banyak naskahnya. Nah, dari situlah tau
tuh rumah budaya nusantara, ooh jadi ini rumah budaya nusantara , rumah
budaya jadi lebih ininya sih kaya sanggar gitu ya teh saya sih ngiranya kaya
sanggar gitu, tapi ternyata rumah budaya ini juga tempat nyimpen naskah ,
naskah naskah yang ada di rumah budaya nusantara itu bukan Cuma milik pak
bangbang tapi melainkan ada naskah-naskah milik orang lain yang dirawat
disitu.
P : maanfaat apa yang kamu rasakan ?
J : sudah cukup puas sih teh buat saya, apalagi belajar tenatng pernaskahan,
disitu saya bisa mengetahui naskah-naskah yang ada dirumah budaya,
mengetahui buku-buku yang ada di rumah budaya tersebut , rumah budaya
nusantara ya teh namanya. Disitu kan ada buku-buku juga ya teh nah saya sangat
bersyukur dijaman sekarang masih ada orang yang menyimpan dan mengelola
buku-buku tersebut gitu teh untuk melengkapi tugas-tugas kuliah.
P : Hasil Kemas ulang yang mana yang biasa kamu manfaatkan , dan
tentang apa ?
J : ya saya sih biasa gunain yang buku itu teh, biasanya kebanyakan sih tentang
sejarah tapi juga yang lainnya teh.
P : Apa sih yang harus ditingkatkan dari Rumah Budaya Nusantara
Menurut kamu
J : Jadi tugas-tugas kuliah itu sebenarnya banyak sumber dari situ tuh teh cuman
karene belum apa ya belum banyak diketahui oleh mahasiswa itu sangat di
sayangkan sekali padahal itu informasi banyak gitu disitu, soalnya bagi
mahasiswa iain sendiri bagi jurusan saya spi itu masih kurang , masih kurang tu
dalam artian gini teh infonya itu kurang, jadi hanya orang-orang tertyentu saja
yang tau Rumah Budaya Nusantara itu ya hanya orang-orang tertentu saja gitu
teh, jadi mahasiswa itu banyak nyarinya ke perpustakaan padahal di siitu banyak,
banyak banget malah
Informan : Sandra Puspita
Jabatan : Mahasiswi Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Waktu Wawancara : 10 April pukul 16.00 WIB
P : Assalamu’alaikum
S: Iya Wa’alaikumussalam
P: Perkenalkan Saya Siti Rofiqoh, Mahasiswi UIN Jakarta sedang penelitian
mengenai kemas ulang informasi naskah di Yayasan Pesambangan Jati,
boleh saya mewawancarai kakak untuk data tugas akhir saya ?
S: ohh, iya teh boleh
P: sebelumnya atas nama siapa ka, darimana ?
S : Saya Sandra Mahasiswi IAT IAIN Syekh Nurjati Cirebon teh
P : Baik ka Sandra, Boleh langsung saya mulai wawancaranya ?
S : boleh teh, mangga
P: Apa sih pentingnya naskah kuno bagi sandra ?
S: Bagi saya naskah itu penting, karena kita bisa mngetahui sejarah masa lampau
dan kita bisa mengetahui orang fahulu betapa berartinya ilmu itu emmm hingga
dijaga sampe sekarang itu alhamdulillah banget bersyukur banget
P: Saya Kan penelitian di Yayasan Pesambangan Jati nih ka, di Rumah
Budaya Nusantaranya. Nah apa sih yang kak sandra tau tentang itu ?
S : Rumah budaya nusantara pesambangan jati cirebon itu adalah wadah untuk
eemm menampung smua ksenian yang ada di cirebon seperti sintren jaran
lumping debus dsb selain itu wadah untuk mnyimpan naskah-naskah kuno yang
ada di cirebon, seperti itu
P : Kegiatan apa saja sih yang kak sandra tau di sana ?
S : Kegiatan disana selain menerjemakhan naskah atau manuskrip kita juga bisa
berlatih kesenian, kemudian banyak diguanakan oleh para peneliti yang ingin
meneliti kesenian cirebon seperti itu.
P: Nah, Kak Sandra Tau tidak kalau Yayasan Pesambangan jati itu
melakukan Kemas Ulang Naskah Kuno, kaya bikin buku terjemahan dari
naskah dan sebagainya
S: Iya tau, karena naskah yang ada di yayasan pesambangan jati cirebon itu
merupan eemm naskah yang berasal dari peninggalan-peninggalan ngunung jati
santri kemudian masih bnayak lagi tentang sejarah cirebon kemudian cara
menyebarkan islam melalui kesenian kemudian masih banyak lagi, seperti itu
P: Kak Sandra sendiri pernah ngga sih manfaatin hasil kemas ulang
naskahnya ?
S : Ya saya memanfaatkan dari naskah tersebut, dan saya mengambil eem skripsi
saya dari naskah tersebut yaitu tentang jaran lumping , dan ini sangat berarti
banget bagi kehidupan sekarang karena naskah yang saya ambil untuk bikin
skripsi itu merupakan tari jaran lumping sebagai salah satu penyebaran islam
melalui kesenian di cirebon
P : Pendapat Ka Sandra terkait Kontribusi yang dilakukan Yayasan
Pesambangan Jati gimana ?
S : Kontribusinya banyak sekali, emm tidak hanya untuk kalangan dewasa atau
kalangan terpelkajar semuanya ada di satu wadah itu dari anak kecil remaja
dewasa dan udah sepuh, contohnya seperti anak kecil yang ikut latihan tari jaran
cilik remaja latihan gamelan semuanya sudah di sediakan latihan kesenian gitu,
terus yang dewasanya ikut melkukan kegiatan penerjemahan naskah kuno seperti
itu dengan para-para ahlinya para pakarnya dan kita bisa ikut kdalam forum itu,
tidak memandang usia tidak memandang status dan tidak memandang siapapun,
semuanya boleh ikt, dan disitu juga melakukan kegiat toriqoh syatariyah jadi
belajar ilmu tasawuf
Informan : Bapak Nurhata
Jabatan : Dosen, Peneliti
Waktu Wawancara : 17 Juli 2019 Pukul 10.00 WIB
P : Assalamu’alaikum
N: Iya Wa’alaikumussalam
P: Sebelumnya Perkenalkan Saya Siti Rofiqoh, Mahasiswi UIN Jakarta
sedang penelitian untuk Skripsi mengenai kemas ulang informasi naskah di
Yayasan Pesambangan Jati, bolehkah saya mewawancarai bapak ?
N: ohh gitu, iya nok mangga
P : Baik bapak Terimakasih, Boleh langsung saya mulai wawancaranya ?
N : iya boleh nok, mangga langsung aja
P: apa sih pentingnya naskah kuno bagi bapak ?
N : naskah, atau kajian filologi bisa dibilang semuanya tentu penting, di
dalamnya masih banyak yang relevan untuk saat ini, pesan pesan yang dimuat di
dalam naskah-naskah kuno itu banyak sekali yang belum masyarakat tahu.
Naskah itu bukan sebagai warisan saja itu tuh amanat, artinya seharusnya orang
yang memilikinya sedianya harus menjaga, merawat, mempelajari dan
menyebarkannya. Kalo bagi saya sendiri yang tidak kalah penting lagi naskah itu
tuh sebagai gerbang untuk menuju masa lalu gitu lho, jalan menuju kesana ya
harus melalui naskah, nah pintunya ya memahami aksaranya, memahami
bahasanya, nah dengan memahami naskah-naskah kuno ini sebetulnya kita sudah
memasuki gerbang masa lalu ini dan banyak belajar di dalamnya.
P: Saya Kan penelitian di Yayasan Pesambangan Jati ya Pak, di Rumah
Budaya Nusantaranya. Nah apa sih yang Bapak tau tentang itu ?
N : Yang punya pa bambang bukan nok Rumah Budaya tu ? takut salah.
P : iya pak, betul yang punya Pak Bambang
N: emm, saya sih belum tau banyak ya mengenai lembaga itu, kalo bicara soal
legalitas ya. Tapi memang Rumah budaya nusantara pesambangan jati cirebon
itu memang sangat konsen dalam pernaskahan. Dan memang saya bersahabat
denagn pemiliknya yakni pak bambang dan pak mukhtar.
Sebenarnya yang ngelola naskah dan yang punya naskah di cirebon itu banyak
tapi ya yang mendirikan lembaga memang baru pak bambang. Kaya pak opan,
pak elang panji juga punya banyak naskah tapi ngga bikin lembaga. Nah, yang di
Rumah Budaya itu naskahnya bukan semuanya milik pak bambang, tapi juga ada
sebagian milik masyarakat cirebon. Ya memang Rumah Budaya Nusantara
Pesambanagan jati itu konsennya disitu sih nok, di pernaskahan
P : Bapak sendiri sebelumnya pernah ikut kegiatan mengenai naskah kuno
di sana tidak pak ?
N : saya sendiri pernah berkunjung kesitu, Cuma ya sudah lama sekali kalau
tidak salah 2010 apa kapan ya lupa, itupun baru baca-baca koleksinya aja,
naskah syatoriyah atau naskah raja fathimah ya saya lupa soalnya. Kemudian ya
baru sekarang ini nih ikut projek Lektur Balai Litbang ini apa sih proses
digitalisasi, kegiatan ini dilakukan sejak tahun 2016 digitalisasi dan rencananya
mau dibikin katalog naskah cirebon, termasuk naskah yang ada di rumah budaya
milik pak bambang itu, samapi sekarang yang baru saya deskripsikan itu ada
sekitar 40 naskah yang milik pak bambang.
P: bapak pernah memanfaatkan koleksi yang ada di sana pak ? dan untuk
apa ?
N: Ya pernah, untuk itu tadi naskah-naskahnya untuk kebutuhan digitalisasi dan
pembuatan katalog, terus pernah baca juga itu yang sudah di alih aksara emm
judulnya itu babad cirebon naskah tangkil yang sudah jadi buku itu.
P : Apa pendapat bapak mengenai kontribusi Yayasan Pesambangan
Terhadap Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno Cirebon ?
N : mengenai kontribusi yang dilakukan ya, ya bagus. Nah kenapa mereka
perhatian dengan naskah-naskahnya karena mereka punya naskah dan memang
baliau ini masih keluarga keraton jadi ya diamanahkan untuk melestarikan
naskah-naskah tersebut.
Karya yang dihasilkan memang sudah banyak, ya itu buku alih aksara dan
sebagainya. Cuma ya saya kurang tau akses untuk mendapatkannya itu gimana
atau mungkin karena saya jarang mengobrol dengan dengan beliau atau
bagaimana ya. Tapi yang saya lihat sejauh ini memang bagus ya melakukan hal
itu, aksesnya terbuka memang untuk masyarakat datang kesitu Cuma ya itu saya
belum tau untuk mendapatkan bukunya gimana, ap akah membeli atau
bagaimana.
Informan: Bapak Adib Misbach
Jabatan : Dosen, Peneliti
Waktu Wawancara : 26 Juli 2019 Pukul 16.00 WIB
P : Assalamu’alaikum
A: Iya Wa’alaikumussalam
P: Sebelumnya Perkenalkan Saya Siti Rofiqoh, Mahasiswi Ilmu
Perpustakaan sedang penelitian untuk Skripsi mengenai kemas ulang
informasi naskah di Yayasan Pesambangan Jati, bolehkah saya
mewawancarai bapak ?
A: iya boleh silakan
P : Baik bapak Terimakasih, Boleh langsung saya mulai wawancaranya ?
A : boleh langsung saja
P: apa sih pentingnya naskah kuno bagi bapak ?
A : naskah kuno ya penting ya bukan hanya untuk mengetahui maslalu, memang
masih bananyak yang tersimpan di masyarakat perlu pendekatan khusus untuk
mendapatkannya , karena bagi sebagian orang mengatakan bahwa naskah kuno
itu di ibaratkan sebgai benda keramat.
P : Apakah bapak tahu Yayasan Pesambangan Jati atau Rumah Budaya
Nusantara Pesambangan Jati Cirebon ?
A : ohh kalau itu saya tidak tau, belum tau lembaga apa itu.
P : Jadi begini pa, Rumah budaya Nusantara atau Yayasan Pesambangan
Jati ini salah satu lembaga di cirebon yang mengelola naskah. Diantara
kegiatannya yaitu kemas ulang informasi naskah-naskah kuno yang ada di
cirebon
A : maksud dari kemas ulang informasi itu apa ya ?
P : jadi kemas ulang informasi itu contohnya membuat naskah dialih
mediakan, kemudian dialih aksarakan juga alih bahasa seperti itu pa
A : ohh iya iya
P : Nah Yayasan Pesambangan Jati Cirebon kan melakukan kegiatan ini pa
terhadap naskah-naskah yang dimilikinya, sebagai peneliti bagaimana sih
pendapat bapak mengenai apa yang sudah dilakukan Yayasan Pesambangan
Jati ini pa, manfaat apa yang akan diterima ?
A : dengan adanya lembaga yang mengambil inisiatif semacam mengemas ulang
informasi , itu jelas termasuk bagian upaya untuk membuka akses masyarakat.
Misalnya,digitalisasi kan itukan namanya mengalih mediakan itu sangat
membantu memberikan akses pada masyarakat luas, kalo transliterasi atau alih
aksara itu kepentingannya lebih membantu masyarakat luas untuk memahami
islinya, karena bahasa dan aksara yang ditulis untuk naskah-naskah kuno itu
tidak semuanya tau misalnya sebagian naskah jawa ditulis pake aksara jawa ya
honocoroko kan tidak semua orang tau dengan adanya usaha ya ng mengalih
aksarakan ke latin secara umum semua orang bisa baca kepentingannya seperti
itu dan pemanfaatan menjadi lebih luas bisa menjangkau banyak segmen untuk
membaca, kalo masih dalam bentuk aksara jawa kan masih terbatas sekali
Informan : Bayu
Jabatan : Masyarakat Umum
Waktu Wawancara : 26 Juli 2019 Pukul 16.00 WIB
P: sebelumnya perkenalkan saya Fiqoh Mahasiswa UIN Jakarta Yang
sedang meneliti kemas ulang naskah klasik cirebon, boleh saya
mewawancarai mas untuk melengkapi penelitian saya ?
B : boleh mbak, gimana ?
P : baik, langsung aja ya mas apa sih yang mas tau tentang naskah kuno ?
B : Naskah kuno ya tulisan-tulisan jaman dulu, kaya jaman kerajaan-kerajaan
gitu
P : terus seberapa pentingnya naskah-naskah kuno bagi mas sendiri ?
B : Untuk naskah kuno sendiri emang naskah kuno kadang kita hanya bisa liat
kagum tapi kita nggatau dibalik sejarahnya itu kita ngga tau, padahal sebenarnya
kita sendiri pengen tau apasi makna dari kata-kata naskah kuno ngga ngerti dan
kita tuh hanya bisa kagum waduh ada naskah kuno dari jaman dulu masih ada
gitu tapi sbenrnya kita pengen tau gitu.
P : penelitian saya kan di Yayasan Pesambangan Jati nih ka, di Rumah
Budaya Nusantaranya, nah apa sih yang mas tau dari yayasan itu ?
B : Yang saya ketahui disitu tu tempat pelestarian budaya yang ada di cirebon,
dan yang pernah saya tau itu disana pernah ada pagelaran lais Kegiatan disana
yaitu bagaimna memperbharui atau mnciptakan suatu metode yang mungkin
apaya merifres kmbali tentang budaya dulu yang mungkin anak sekarang pada
gatau dan mereka itu mengemasnya dengan modern dan anak-anak sekarang itu
jadi pada tau gitu
P : selain pelestarian budaya Yayasan Pesambangan Jati Cirebon kan
melakukan kegiatan kemas ulang informasi terhadap naskah-naskah yang
dimilikinya, seperti melakukan penerjemahan, alih aksara , kemudian di
jadikan buku dan sebagainya. Apa sih pendapat mas mengenai apa yang
sudah dilakukan Yayasan Pesambangan Jati ini pa, manfaat apa yang akan
diterima ?
B : Mnurut saya pribadi apa yang dilakukan oleh yayaaan pesambangan jati
apalagi dizaman sekarang terkadang untuk membaca agak malas apalagi kalo
bacaannya seperti koran, dan dengan mereka mngkonversi bacaan iya
mngkonversi bacaan itu tu sangat bagus untuk menumbuhkan minat baca para
masyarakat sekitar cirebon tersebut pada intinya itu, dan juga bisa menyebar
luaskan padamasyarakat lain diluar kota cirebon itu bagus banget mereka
melakukan suatu apa suatu tindakan yang sangat bermanfaat dan saya setuju.
yang dilakukan oleh yayasan itu tuh sangat bagus jadi kita bisa tau makna dari
kata-kata dalam naskah kuno tersebut dan kita lebih bisa mengert
REDUKSI DATA
No Rumusan Masalah Informan Pertanyaan Transkrip Penyajian Data
1. Bagaimana Kontribusi
yang dilakukan oleh
Yayasan Pesambangan
Jati dalam Kemas
Ulang Informasi
Naskah Kuno di
Cirebon ?
Bambang
Irianto
(Kepala
Yayasan
Pesambangan
Jati)
Apa yang
melatarbelakangi
pendirian
Yayasan
Pesambangan
Jati ini ?
.....menjadi percepatan untuk,
untuk seniman, untuk para
penggiat seni, untuk apa
namanya berlatih. Tapi pada
kenyataannya emm yang paling
dominan itu masalah buku
masalah naskah kuno gini,
karena rumah budaya
pesambangan jati ini kan bukan
hanya itu ada gamelan,
karawitan, dan juga kesenian
lainnya......
Yayasan Pesambangan Jati
dapat diartikan salah satu
yayasan yang berada di
Cirebon yang mana
menyumbangkan tenaga
baik moril atau materil,
memberikan
sumbangsihnya untuk
mengelola naskah-naskah
kuno yang ada di Cirebon
Mukhtar
Zaedin
(Kepala unit
preservasi dan
pemanfaatan
naskah kuno
Yayasan
Pesambangan
jati)
Jadi yayasan pesambangan jati itu
berdiri tahun 2009, nah sedangkan
kegiatan naskah ya, saya dengan
pa bambang itu dari tahun 2000
mulai awal jadi ada selisih sekitar
8 tahun ya dngan pendirian
yayasan.
Sebelum kegiatan itu bertambah
dan bertambah terus kan kita
seringkali di tanyai orang
tentang lembaganya apa
berrnaung di bawah apa,
kemudian istilahnya kita
mencari legalitas, nah
kemudian saya dengan pa
bambang mendaftarkan ini ke
badan hukum.....
Bambang
Irianto
(Kepala
Yayasan
Pesambangan
Jati)
Apa tujuan
dilakukannya
kegiatan kemas
ulang informasi
naskah kuno
disini ?
.......Kita menjawab pertanyaan
dari masyarakat untuk
penelitian, disertasi s3,
beberapa banyak. Jadi kegiatan
kita disini dengan adanya
naskah kuno disini bisa untuk
skripsi disertasi mahasiswa.
Jadi prinsip kita disini ada 2
yaitu melestarikan dan
memanfaatkan, kalau hanya
dilestarikan saja si buat apa
ngga di manfaatkan.....
Yayasan Pesambangan Jati
bertujuan untuk mewadahi
minat serta mengembangkan
bakat masyarakat terhadap
pelestarian budaya-budaya
yang ada di Cirebon, selain
melestarikan budaya Yayasan
Pesambangan Jati juga
berusaha untuk ikut serta
dalam merawat dan
melestarikan peninggalan-
peninggalan jejak sejarah
yang ada di Cirebon misalnya
naskah-naskah dan buku-buku
kuno, hal ini juga bertujuan
untuk membantu masyarakat
mengetahui jejak-jejak sejarah
maupun yang lainnya lewat
naskah-naskah peninggalan
Mukhtar
Zaedin
(Kepala unit
preservasi dan
pemanfaatan
naskah kuno
Yayasan
....Jadi gini, kenapa sih kita mee
apa sih emm bahasa kita sih
mempublikasikan kalo menulis
hal-hal yang berkaitan dengan
naskah termasuk saya. Tidak lain
karena masyarakat membutuhkan
dan kita punya, walaupun kita tidak
Pesambangan
jati)
bisa sesungguhnya tapi kita tetap
berusaha agar naskah ini bisa di
baca oleh akademisi, peneliti,
masyarakat pada umumnya,
penikmat juga.Yang kemudian kalo
mereka suka ya silahkan di
manfaatkan atau di
implementasikan, itu terserah.
jaman dahulu yang ada di
Cirebon. Dengan mengelola
naskah-naskah kuno dan
membuatnya menjadi
kemasan yang mudah
dipahami diharapkan juga
dapat membantu menjawab
pertanyaan-pertanyaan untuk
masyarakat baik itu
pertanyaan pribadi, penelitian
maupun yang lainnya.
Bambang
Irianto
(Kepala
Yayasan
Pesambangan
Jati)
Darimana asal
koleksi naskah
di Yayasan
Pesambangan
Jati ?
Naskah naskah terkumpulnya , asal
naskahnya ? 1 warisan, 2 nemu, 3
membeli untuk buku buku kuno, 4
hibah , diberikan orang saya sudah
tidak bisa merawatnya, saya taroh
sini ya. Dan itu gratis. Warisan itu
dari nenek moyang saya.
Naskah yang dimiliki oleh
Yayasan Pesambangan Jati
beragam, koleksi yang
dimilikinya pun bukan hanya
koleksi pribadi yang memang
sudah ada sebelumnya, namun
juga ada beberapa koleksi
yang diperoleh dari hibah
masyarakat, membeli dan juga
penemuan naskah. Selain itu
naskah yang dimiliki juga
mempunyai jenis yang
Mukhtar
Zaedin
(Kepala unit
preservasi dan
pemanfaatan
Jumlah koleksi di yayasan
pesambangan jaggi total kurang
lebih 200 , tidak semuanya bagus,
tidak semuanya utuh dan lengkap.
Petanya tuh gini punya pribadi pa
naskah kuno
Yayasan
Pesambangan
jati)
bambang itu sendiri sekitar 50 dan
sisanya dari luar.
Naskah itu dalam catatan saya
sekitar 600, yang sudah kami data,
itu milik orang yang berbeda-beda
di kota cirebon dan juga indramayu
beragam baik dari tulisan
maupun bahan terbuatnya
naskah.
Bambang
Irianto
(Kepala
Yayasan
Pesambangan
Jati)
Apa kontribusi
yang dilakukan
oleh Yayasan
Pesambangan
Jati terkait kemas
ulang informasi
naskah kono ?
Kita kan punya unit kerja pusat
konservasi dan pemanfaatan
naskah klasik ya nah itu kita
merawat naskah-naskahnya, terus
ya nerjemahin biar orang paham
abis itu dijadiin buku. Ada juga
naskah naskah dari keraton yang
sudah di kemas ulang menjadi
buku....
...... memberi arahan kepada
pemilik naskah tolong naskahnya di
jaga dengan baik, di rawat. Saya
menjadi mak comblang dengan 4
keraton ini dengan perpusnas dan
kementerian agama, kemudian
mereka berbondong-bondong
secara periodik mendigitalisasi
Yayasan Pesambangan Jati
melakukan kemas ulang
informasi untuk memudahkan
memahami isi naskah, dengan
mengalih aksarakan, mengalih
bahasakan dan membuat
buku.
Yayasan Pesambangan Jati
telah berkontribusi dalam
kemas ulang informasi naskah
kuno di Cirebon, yang mana
Yayasan Pesambangan Jati ini
bukan hanya mengelola
naskah-naskah pribadi yang
dimiliki Yayasan
Pesambangan Jati saja, namun
naskah-naskah peninggalan
cirebon yang ada di keraton-
keraton yang ada di cirebon,
begitupun naskah yang dimiliki
oleh famili keraton. Tapi ya belum
semuanya
juga ikut serta melestarikan
naskah-naskah kuno yang ada
di Cirebon.
Yayasan Pesambangan Jati
juga mendata naskah-naskah
yang ada di Cirebon baik itu
milik lembaga, keraton
maupun per-orangan, juga
memberikan arahan-arahan
kepada pemilik naskah untuk
senantiasa menajga serta
merawat naskah-naskah
tersebut agar tidak sampai
musnah begitu saja. Yayasan
Pesambangan Jati juga
menjadi penghubung
kerjasama antara keraton-
keraton di Cirebon yang
memiliki naskah dengan
lembaga-lembaga yang
memiliki bidang pernaskahan
seperti Litbang Lektur
Kementerian Agama,
Mukhtar
Zaedin
(Kepala unit
preservasi dan
pemanfaatan
naskah kuno
Yayasan
Pesambangan
jati)
Kalo yang sedang di kerjakan saat
ini itu transliterasi sama
penerjemahan dan disini masih
terfokus ke babad, kitab-kitab
tasawuf, asror yusuf hikayat nabi
yusuf, selayang kepalih ( larangan-
larangan untuk bangsawan ),
naskah naskah primbon dan
lainnya.
Kita juga mengadakan kegiatan
kodikologi, iya kodikologi itu yang
ngurusin masalah fisiknya bukan ke
teksnya. Tapi itu belum sepenuhnya
baru setengah jalan. Belum
semuanya baru beberapa poin saja
dalam kodikologinya, kaya
misalnya emm jenis bahan yang
digunakan dalam menulis, trus
hurufnya, ya pendeskripsian
naskah gitu tapi bukan ke isinya
atau bahasan naskahnya.
Perpustakaan Nasional, dan
juga lembaga lain.
Bambang
Irianto
(Kepala
Yayasan
Pesambangan
Jati)
Apa saja kriteria
naskah yang siap
dikemas ulang ?
Kriterianya ya naskah kuno.
naskah kuno itu kalo di
indoonesianya itu yang lebih
dari 50 tahun. Tapi kalo kita ya
cari yang 100 tahun yang lalu
dulu, kalo bisa.
Yayasan Pesambangan Jati
tentunya memiliki kriteria
sendiri untuk menentukan
naskah mana yang siap
dikemas ulang, dengan
mempertimbangkan usia
naskah dan juga
kebutuhan penggunanya. Mukhtar
Zaedin
(Kepala unit
preservasi dan
pemanfaatan
naskah kuno
Yayasan
Pesambangan
jati)
....kita melihat kalo bahasa pasar
sih artinya kita melihat kebutuhan
dari masyarakat jadi gini
maksudnya sesuai dengan
kebutuhan pasar artinya kebutuhan
masyarakat maunya yang seperti
apa
Bambang
Irianto
(Kepala
Bagaimana
proses kemas
ulang informasi
.... aslinya udah ngga ada,
ketikannya udah ngga ada, tinggal
fotokopiannya, yawes ya itu yang
Yayasan Pesambangan Jati
tentunya memiliki tahapan
tersendiri dalam proses
Yayasan
Pesambangan
Jati)
naskah di
Yayasan
Pesambangan
Jati Cirebon ?
dikerjakan. Dan sekarang lagi
mengerjakan itu disamping
terjemahan terjemahan yang lain,
tapi ya gitu tidak mengerjakan
disini tapi di bawa pulang, atas
namanya tetap rumah budaya tapi
ya ngerjainnya di bawa pulang ke
rumah.
Nah, naskah-naskah yang ditulis
ulang sama teman-teman itu
dijadikan seperti ini dulu ( sambil
menunjukan buku yang belum di
terbitkan ) ini namanya dami. Baru
setelah ini di naikan ke penerbit
lalu jadi buku.
kemas ulang informasi
yang akan di lakukannya,
mulai dari memilih
bagaimana kriteria
naskahnya hingga naskah-
naskah itu menjadi sebuah
produk kemas ulang yang
siap di nikmati oleh
masyarakat.
Tahapan yang dilakukan
oleh Yayasan
Pesambangan Jati
diantaranya adalah
mengidentifikasi
kebutuhan pengguna,
kemudian
mengidentifikasi naskah,
digitalisasi naskah, proses
alih aksara dan bahasa,
kemudian proses
penerbitan dan terakhir
pendistribusian atau
penyebarluadan hasil yang
sudah dikemas ulang
Mukhtar
Zaedin
(Kepala unit
preservasi dan
pemanfaatan
naskah kuno
Yayasan
Pesambangan
jati)
Rangkaian pekerjaanya itu
Pertama kita harus
mempertimbangkan tema ya tema
yang paling dibutuhkan oleh
masyarakat, apa tema apa tema
sejarah ? tema apa blablabla, nah
itu kita pertimbangkan berdasarkan
orang yang datang ke kita gitu lo,
ya jadi orang yang datang ke kita
ni paling banyak nanya apa gitu lo.
Apa nanya, a, b, c atau sebagainya.
Dan ternyata misalnya satu kasus
contoh nanya sejarah. Nah dari
pertimbangan itu kemudian kita
mengidentifikasi loh ya
mengidentifikasi naskah yang kita
miliki itu apa saja, a, b c d dilihat,
dibaca di pelajari mana yang
paling lengkap atau misalnya
katakanlah bahasa filologinya
eemm paling valid, setelah selesai
baru kita adakan deskripsi pake
ilmu kodikologinya dulu tuh mba
yang mengenai ukuran naskahnya,
jenis tulisannya, jenis kertasnya,
banyak halamannya, panjang
peendeknya tulisan si naskah itu,
asal naskahnya dan sebagianya
yang berkaitan dengan si fisik
naskah itu sendiri kemudian
digitalisasi, Bikinnya pake kamera
digital, di foto aja jepret-jepret
terus hasilnya dimasukan kesini (
google foto) Nah itu namanya
manajemen, jadi memanfaatkan
fasilitas yang ada gitu. Resolusi
kameranya juga harus bagus, saat
itu ada di 18000 mp.dari
digitalisasi itu baru kita
mengerjakan proses alih aksara
dan alih bahasa. Itu tanpa harus
saya jelakan teori alih aksara dan
alih bahasanya ya mba, Kita
ngerjainnya ngalir aja, naskahnya
mah ngga di bawa pulang kita
ngurusin isinya aja jadi kita bawa
bentuk digitalnya aja. Nah
kemudian setelai selesai di alih
aksara dan alih bahasa kemudian
di naikan ke penerbitan.
Bambang
Irianto
(Kepala
Yayasan
Pesambangan
Jati)
Apa saja bentuk
kemas ulang
informasi yang
dilakukan oleh
Yayasan
Pesambangan
...buku terjemahan dari naskahnya
dan kaset-kaset, ada juga yang
dibikin buku kumpulan naskah
semacam katalog gitu tapi bukan
kita yang bikin. Itu kita kerjasama
sama lembaga lain, kita yang
Naskah-naskah yang sudah
dikemas ulang terbagi
kedalam beberapa jenis yanng
dihasilkan oleh Yayasan
Pesambanga Jati.
Jati ? menyediakan naskahnya lalu
mereka yang menyusunnya. Tapi,
emm itu yang dibuat khusus naskah
tentang fikih saja.
Beberapa bentuk kemas ulang
yang dihasilkan oleh Yayasan
Pesambangan Jati adalah alih
bahasaa, alih aksara,
kemudian dibukukan,
digitalisasi dan juga katalog Mukhtar
Zaedin
(Kepala unit
preservasi dan
pemanfaatan
naskah kuno
Yayasan
Pesambangan
jati
...buku-buku terjemahan,
naskahnya di alih aksara, kaset
CD gitu, terus emm apa ya, itu
mba di digitalisasi.
Bambang
Irianto
(Kepala
Yayasan
Pesambangan
Jati)
Naskah yang
sudah di kemas
ulang disebar
kemana saja dan
dengan cara apa
?
... di sebar kemana mana, di
cirebon di luar cirebon sampe ada
yang ke luar negeri. Saya kan
punya tamu ya, nah yang datang
kesini itu kalo mereka suka ya di
beli bukunya, ada juga yang di
kasih gratis. Terus kan kita ada
blog tuh ya yang rumah budaya
nusantara nah hasilnya ada yang
kita masukan kesitu, jadi orang-
Proses penyebar luasan hasil
dari kemas ulang informasi ini
di sebut juga dengan promosi.
Jika dalam perpustakaan
disebut dengan istilah promosi
bahan pustaka atau promosi
perpustakaan. Dimana lembaga
atau Yayasan Pesambangan
Jati menawarkan atau
mempromosikan hasil dari
orang bisa tau. Terus ya kalau
mereka butuh ya kemari langsung.
Terus juga kita pernah ikut
pameran naskah cirebon, itu salah
satu promosi juga kan.
kemas ulang informasi dari
naskah-naskah kuno ini seperti
buku-buku hasil alih aksara,
bahasa, alih media dari naskah-
naskah kuno yang ada di
Cirebon. Tujuannya tidak lain
adalah agar masyarakat dapat
mengetahui keberadaan naskah
dan buku-buku tersebut agar
dapat dimanfaatkan dengan
baik oleh masyarakat.
Yayasan Pesambangan Jati
mempromosikan hasil dari
kontribusinya terhadap naskah
kuno di Cirebon ini dengan
berbagai cara, diantaranya
adalah memberitahu
masyarakat sekitar yayasan
yang kemudian tersebar luas,
kemudian mempostingnya ke
dalam web yang dimiliki oleh
Yayasan Pesambangan Jati,
pameran naskah, dan lain
Mukhtar
Zaedin
(Kepala unit
preservasi dan
pemanfaatan
naskah kuno
Yayasan
Pesambangan
jati
Cara menyebarkan naskahnya
ya, Mahasiswa biasanya dateng
sendiri. Kita tidak berniat untuk
nyebarin tapi itu lo mereka tau
terus minta, minta tu kalo sudah
jadi buku ya kita jual bukunya
kalo yang belum di translit ya
kita translit dulu terus di cetak.
Blog sudah ada punya saya
naskah cerbon tu dari 2012,
kalo blog yayasan
pesambangan jati masih aktif
tapi ngga di kelola lagi, saya
ngurusnya itu dihubungin ke
blognya yayasan pesambangan
jati. Nyari orang yang mau
berinfak dan bersedekah supaya
bisa fokus kerja begitu tu, ya
begitu lah bertahap bagi-bagi
waktu juga sama kegiatan
lainnya.
sebagainya.
Apa manfaat yang
diterima oleh
masyarakat Cirebon
?
Bambang
Irianto
(Kepala
Yayasan
Pesambangan
Jati)
Siapa saja yang
memanfaatkan
hasil kemas
ulang informasi
yang dilakukan
oleh Yayasan
Pesambangan
Jati ?
yang datang kesini sih biasanya
mahasiswa, terus para peneliti.
Sama ini saya kan punya
jamaah thoriqoh nah ngaji
disini itu seminggu dua kali, ya
gitu, memanfaatkannya yang
saya bilang tadi dengan cara
praktik langsung kalau jamaah
saya terus nulis sendiri-sendiri
buat dipelajari pribadi.
Hasil kemas ulang
informasi naskah klalsik
yang dilakukan oleh
Yayasan Pesambangan Jati
biasanya disebarkan
kepada masyarakat pada
umumnya juga kalangan
akademisi seperti
mahasiswa, dosen dan
juga peniliti. Naskah-
naskah yang sudah
dikemas ulang biasanya
lebih banyak dimanfaatkan
oleh kalangan akademisi
karena kebutuhan untuk
pendidikan atau penelitian
yang sedang
dilakukannya.
Mukhtar
Zaedin
(Kepala unit
preservasi dan
pemanfaatan
naskah kuno
Yayasan
Pesambangan
jati
Yang manfaatin kebanyakan sih
akademisi kayak mahasiwa
terus peneliti, dosen-dosen dan
juga masyarakat pada
umumnya.
Jumanah
(Mahasiswi SPI
Apa Pentingnya
naskah kuno bagi
...sumber ilmu tuh dari situ teh,
buku-buku yang sekarang juga
Naskah kuno, bagi
sebagian orang hanya
IAIN Syekh
Nurjati
Cirebon)
anda ? tidak jauh dari situ , tentang
ilmu-ilmu pengetahuan yang
terkandung di dalam naskah,
karena naskah itu tidak hanya
sekedar buku lama ataupun
buku-buku yang sudah sangat
rapuh apalagi itu tulisannya
kan bukan Cuma di buku tapi
juga di lontar padahal kalo kita
mengerti dengan pernaskahan
tentunya itu sangat penting
sekali , karena kita bisa
menggali informasi dari
naskah-naskah tersebut jadi
tentang ilmu, semua ilmu tu ada
dalam naskah ...
dilihat sebagai benda
usang yang sudah tak ada
nilainya lagi, namun bagi
sebagian lagi naskah kuno
merupakan benda yang tak
ternilai harganya, warisan
bangsa yang tak ada
duanya.
Naskah-naskah kuno bukan
hanya sebagai sebatas warisan
budaya saja namun banyak hal
yang dapat dipelajari di
dalamnya mengenai masalalu
untuk kehidupan sekarang
maupun masa yang akan
datang, banyak pelajaran yang
terdapat dalam naskah kuno
yang masih relevan dengan
keadaan sekarang.
Sandra Puspita
(Mahasiswi
IQTAF IAIN
Syekh Nurjati
Cirebon)
... naskah itu penting, karena
kita bisa mngetahui sejarah
masa lampau dan kita bisa
mengetahui orang fahulu
betapa berartinya ilmu itu
emmm hingga dijaga sampe
sekarang itu alhamdulillah
banget bersyukur banget
Nurhata
(Dosen Filologi
IAIN Syekh
Nurjati Cirebon
dan Peneliti)
...Naskah itu bukan sebagai
warisan saja itu tuh amanat,
artinya seharusnya orang yang
memilikinya sedianya harus
menjaga, merawat, mempelajari
dan menyebarkannya. Kalo bagi
saya sendiri yang tidak kalah
penting lagi naskah itu tuh sebagai
gerbang untuk menuju masa lalu
gitu lho, jalan menuju kesana ya
harus melalui naskah, nah pintunya
ya memahami aksaranya,
memahami bahasanya, nah dengan
memahami naskah-naskah kuno ini
sebetulnya kita sudah memasuki
gerbang masa lalu ini dan banyak
belajar di dalamnya.
Adib Misbach
(Dosen BSA
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta dan
Peneliti naskah
kuno)
naskah kuno ya penting ya bukan
hanya untuk mengetahui maslalu,
memang masih banyak yang
tersimpan di masyarakat perlu
pendekatan khusus untuk
mendapatkannya , karena bagi
sebagian orang mengatakan bahwa
naskah kuno itu di ibaratkan sebgai
benda keramat.
Jumanah
(Mahasiswi SPI
IAIN Syekh
Nurjati
Cirebon)
Pernahkah anda
memanfaatkan
naskah kuno ?
dan Manfaat apa
yang anda
rasakan atas
kontribusi yang
sudah dilakukan
oleh Yayasan
Pesambangan
Jati ?
,...disitu saya bisa mengetahui
naskah-naskah yang ada dirumah
budaya, mengetahui buku-buku
yang ada di rumah budaya tersebut
, rumah budaya nusantara ya teh
namanya. Disitu kan ada buku-
buku juga ya teh nah saya sangat
bersyukur dijaman sekarang masih
ada orang yang menyimpan dan
mengelola buku-buku tersebut gitu
teh untuk melengkapi tugas-tugas
kuliah.
Manfaat kemas ulang
informasi naskah kuno yang
dilakukan oleh Yayasan
Pesambangan Jati ini
dirasakan oleh sebgaian
masyarakat yang ada di
Cirebon, manfaat ini
dirasakan diantaranya oleh
masyayrakat umum dan juga
akademisi. Mereka merasakan
manfaat seperti memudahkan
dalam membaca dan
memahami informasi yang
terkandung dalam naskah
kuno, memudahkan akses
untuk mendapatkan informasi
serta mendapatkan wawasan
mengenai dunia pernaskahan
Sandra Puspita
(Mahasiswi
IQTAF IAIN
Syekh Nurjati
Cirebon)
...saya mengambil eem skripsi
saya dari naskah tersebut yaitu
tentang jaran lumping , dan ini
sangat berarti banget bagi
kehidupan sekarang karena
naskah yang saya ambil untuk
bikin skripsi itu merupakan tari
jaran lumping sebagai salah
satu penyebaran islam melalui
kesenian di cirebon
Nurhata
(Dosen Filologi
IAIN Syekh
Nurjati Cirebon
dan Peneliti)
naskah-naskahnya untuk
kebutuhan digitalisasi dan
pembuatan katalog, terus
pernah baca juga itu yang
sudah di alih aksara emm
judulnya itu babad cirebon
naskah tangkil yang sudah jadi
buku itu
Jumanah
(Mahasiswi SPI
IAIN Syekh
Nurjati
Cirebon)
Bagaimana
pandangan anda
terhadap
kontribusi yang
dilakukan oleh
Yayasan
Pesambangan
Jati ?
...sebenarnya banyak sumber dari
situ tuh teh cuman karene belum
apa ya belum banyak diketahui
oleh mahasiswa itu sangat di
sayangkan sekali padahal itu
informasi banyak gitu disitu,
soalnya bagi mahasiswa iain
sendiri bagi jurusan saya spi itu
masih kurang , masih kurang tu
dalam artian gini teh infonya itu
kurang, jadi hanya orang-orang
tertyentu saja yang tau Rumah
Yayasan Pesambangan Jati
sebagai salah satu lembaga
yang didirikan pribadi
yang mana terdapat unit
khusus untuk mengelola
naskah-naskah kuno
tentunya dapat menjadi
salah satu wadah untuk
memudahkan penemuan
naskah kuno di Cirebon.
Yayasan pesambangan jati
Budaya Nusantara itu ya hanya
orang-orang tertentu saja gitu teh,
jadi mahasiswa itu banyak
nyarinya ke perpustakaan padahal
di siitu banyak, banyak banget
malah
sendiri tentunya berharap
dapat membantu masyarakat
Cirebon yang membutuhkan
informasi naskah-naskah
kuno, dengan adanya kegiatan
kemas ulang yang
dilakukannya ini Yayasan
Pesambangan Jati membantu
masyarakat Cirebon untuk
dapat memahami isi
kandungan yang terdapat di
dalam naskah-naskah kuno,
terlebih lagi tidak semua
masyarakat dapat memahami
bahasa yang ditulis di dalam
naskah seprti arab pegon,
aksara jawa, bahasa sunda dan
bahasa lainnya.
Hal ini juga membuktikan
bahwasannya Yayasan
Pesambangan Jati telah
mengimplementasikan
UU no.43 tahun 2007 bab
Sandra Puspita
(Mahasiswi
IQTAF IAIN
Syekh Nurjati
Cirebon)
Kontribusinya banyak sekali,
emm tidak hanya untuk
kalangan dewasa atau kalangan
terpelkajar semuanya ada di
satu wadah itu dari anak kecil
remaja dewasa dan udah sepuh,
contohnya seperti anak kecil
yang ikut latihan tari jaran cilik
remaja latihan gamelan
semuanya sudah di sediakan
latihan kesenian gitu, terus
yang dewasanya ikut melkukan
kegiatan penerjemahan naskah
kuno seperti itu dengan para-
para ahlinya para pakarnya
dan kita bisa ikut kdalam forum
itu, tidak memandang usia tidak
memandang status dan tidak
memandang siapapun,
semuanya boleh ikt, dan disitu
juga melakukan kegiat toriqoh
syatariyah jadi belajar ilmu
tasawuf
II pasal 6 ayat 1 huruf b
tentang kewajiban
masyarakat yakni
“Masyarakat berkewajiban
untuk menyimpan,
marawat, dan melestarikan
naskah kuno yang
dimilikinya dan
mendaftarkannya ke
perpuskakaan nasional”
Yayasan Pesambangan Jati itu
sudah bagus, hanya saja ada
beberapa yang perlu di
tingkatkan lagi salah satunya
ialah promosi hasil kemas
ulang informasi naskah kuno
dan naskah-naskah lainnya
agar masyarakat lebih banyak
tau dan mudah untuk
mengaksesnya.
Nurhata
(Dosen Filologi
IAIN Syekh
Nurjati Cirebon
dan Peneliti)
...ya bagus. Nah kenapa mereka
perhatian dengan naskah-
naskahnya karena mereka punya
naskah dan memang baliau ini
masih keluarga keraton jadi ya
diamanahkan untuk melestarikan
naskah-naskah tersebut.
Karya yang dihasilkan memang
sudah banyak, ya itu buku alih
aksara dan sebagainya. Cuma ya
saya kurang tau akses untuk
mendapatkannya itu gimana atau
mungkin karena saya jarang
mengobrol dengan dengan beliau
atau bagaimana ya. Tapi yang saya
lihat sejauh ini memang bagus ya
melakukan hal itu, aksesnya
terbuka memang untuk masyarakat
datang kesitu Cuma ya itu saya
belum tau untuk mendapatkan
bukunya gimana, ap akah membeli
atau bagaimana.
Adib Misbach
(Dosen BSA
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta dan
Peneliti naskah
kuno)
dengan adanya lembaga yang
mengambil inisiatif semacam
mengemas ulang informasi , itu
jelas termasuk bagian upaya untuk
membuka akses masyarakat.
Misalnya,digitalisasi kan itukan
namanya mengalih mediakan itu
sangat membantu memberikan
akses pada masyarakat luas, kalo
transliterasi atau alih aksara itu
kepentingannya lebih membantu
masyarakat luas untuk memahami
islinya, karena bahasa dan aksara
yang ditulis untuk naskah-naskah
kuno itu tidak semuanya tau
misalnya sebagian naskah jawa
ditulis pake aksara jawa ya
honocoroko kan tidak semua orang
tau dengan adanya usaha ya ng
mengalih aksarakan ke latin secara
umum semua orang bisa baca
kepentingannya seperti itu dan
pemanfaatan menjadi lebih luas
bisa menjangkau banyak segmen
untuk membaca, kalo masih dalam
bentuk aksara jawa kan masih
terbatas sekali
3. Apa saja kendala
Yayasan
Pesambangan Jati
dalam kemas ulang
informasi naskah
kuno di Cirebon ?
Bambang
Irianto
(Kepala
Yayasan
Pesambangan
Jati)
Kendala apa
yang dialami
oleh Yayasan
Pesambangan
Jati ?
Kendala ya banyak kendala sih,
satu pembiayaan kan uang sudah
abis, dana operasional udah abis,
kedua fasilitas penyimpanan
naskah masih kurang lengkap, ada
lemari tapi kalo buat pameran kita
ngga ada fitrin, tenaganya kalo
ngerjain ya sesempatnya jadi ya
kurang orang yang ngerjainnya.
Sudah kurang dana, terus kurang
tenaga, fasilitas juga ngga ada
fitrin, meja juga ya segini cuma
ada satu.
kendala yang dialami oleh
Yayasan Pesambangan Jati
dalam proses kemas ulang
informasi atau pengelolaan
naskah ini adalah masalah
dana dan juga sumberdaya
manusia.
Keterbatasan dana dan juga
sumber daya manusia
membuat yayasan
pesambangan jati
mengerjakan kemas ulang
informasi ini seadanya saja
dan belum mampu untuk Mukhtar Kendalanya pembiyaan yang
Zaedin
(Kepala unit
preservasi dan
pemanfaatan
naskah kuno
Yayasan
Pesambangan
jati)
paling utama sih, jadi kita jalan tu
ngga ada yang biayain gitu lho,
kerja sendiri untuk sendiri. Kalo
ada pembiayaannya ya kendala itu
berapa persen bisa teratasi.
Misalnya gini, saya pengen
ngupload ini semua, kalo ada
waktu ini semua semua naskah
yang saya pegang yang jumlahnya
600 itu, saya bilang 600 itu apa ?
soalnya saya udah pegang data-
datanya itu tinggal masukin aja
gitu, nah tapi kan maksud saya gini
butuh waktu gitu, nah coba kalo
udah masuk sini semua misalnya,
orang butuh naskah cerbon saya
tinggal kasih linknya aja orang
bisa baca, nah nanti per naskah itu
saya kasih deskripsinya, ada
pikiran ke situ sih, Cuma ya itu tadi
mang dana. Jadi nanti bikin
perpustakaan naskah digital
naskah gitu, jdi nnti entah kita
bikin blog atau web yang isinya
menjadikan informasi yang
ada di dalam buku ini
menjadi bentuk lain selain
buku, CD, dan juga bentuk
digital.
kendala yang dihadapi
oleh Yayasan
Pesambangan Jati ini
berpengaruh pada
peyebaran informasi
mengenai aset yang
dimiliki oleh Rumah
Budaya Pesambangan Jati
khususnya dalam bidang
kemas ulang informasinya.
semua digitalisasi dari naskah-
naskah cirebon jadi tinggal
masukin linknya terus terhubung
kesini, ini sih udah ada ada pikiran
itu sih Cuma ya belum terealisasi,
ga gampang butuh waktu begitu tu
dan dana juga. Kalo udah ada
katalog naskah cerbon, Jadi nanti
kalo orang butuh tinggal klik aja,
ngga perlu jauh-jauh kesini.
CATATAN LAPANGAN
No. Hari/Tanggal Lokasi Keterangan
1
Senin, 21 Oktober
2018 Rumah Budaya Nusantara
Penulis bertemu dengan bapak Drh. H. Bambang Irianto selaku kepala Yaysan
Pesambangan Jati dan juga bapak Mukhtar Zaedin selaku sekretaris sekaligus
koordinator unit konservasi dan pemanfaatan naskah klasik untuk
menyampaikan maksud dan tujuan peneliti mendatangi Yayasan Pesambanagn
Jati Cirebon. Kemudian peneliti observasi tempat dimana naskah-naskah itu di
simpan serta melihat hasil kemas ulang informasi naskah-naskah kuno
ditemani oleh pak Bambang. Naskah-naskah kuno di simpan di Rumah Budaya
Nusantara Pesambangan Jati dimana Rumah Budaya Ini merupakan tempat
untuk pelatihan berbagai macam kesenian yang ada di Cirebon, selain itu
kegiatan mengenai pernaskahan juga dilakukan di tempat ini.
Suasana di dalam Rumah Budaya ini sangat tenang, terdapat beberapa dekorasi
ruangan seperti bingkai-bingkai kaligrafi yang mana kaligrafi ini merupakan
tulisan tangan dari salah satu pengelola yayasan Pesambangan Jati, terdapat rak
juga rak penyipan buku-buku.
Buku-buku dan Cd hasil kemas ulang informasi tertata rapih di etalase yang
ada di Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati tersebut. Hal ini tentunya
memudahkan pengunjung untuk langsung melihat karya-karya yang dihasilkan
oleh Yayasan Pesambangan Jati. Ruangan penyipan naskah-naskah kuno yang
asli terpisah dari ruangan tersebut.
2. Jumat, 5 April 2019 Rumah Budaya nusantara Penulis bertemu dengan Pak Bambang untuk wawancara sekaligus
mengumpulkan data-data terkait dengan tema penelitian yang sedang penulis
lakukan, disini pak bambang menjelaskan dengan runtut bagaimana sejarah
berdirinya Yayasan pesambangan Jati sampai akhirnya membangun rumah
Budaya Nusantara. Pak Bambang membawakan beberapa file terkait dengan
pendirian Yayasan Pesambangan Jati Cirebon ini, kemudian penulis mendata
beberapa hal yang penulis butuhkan untuk penelitian yang dilakukan penulis,
seperti mendata naskah yang tersimpan di Yayasan Pesambangan Jati dan
jumlah buku hasil kemas ulang informasi serta struktural pengelola Yayasan
Pesambangan Jati Cirebon ini. Disini penulis tidak mendapatkan data
pengunjung yang datang ke Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati,
karena memang tidak disediakan buku tamu oleh pihak Yayasan Pesambangan
Jati.
3. Senin, 8 April 2019 Keraton Kacirebonan Penulis bertemu dengan pak Mukhtar selaku kepala unit konservsi dan
pemanfaatan naskah klasik di Rumah Budaya Nusantara Yayasan
Pesambangan Jati untuk wawancara sekaligus melihat naskah yang dimiliki
Keraton Kacirebonan, dimana beberapa naskah yang dimiliki oleh Keraton
Kacirebonan ini sudah dialih aksarakan dan dialih bahasakan oleh pengelola
Yayasan Pesambangan Jati, yang artinya Yayasan Pesambangan Jati ikut
membantu pengelolaan naskah yang dimiliki oleh Keraton Kacirebonan. Di
dalam keraton, ada satu ruangan khusus untuk menyimpan naskah
4. Selasa, 9 April 2019 Perpustakaan IAIN Syekh Nurjati Penulis wawancara dengan Jumanah, Mahasiswi Jurusan Sejarah Peradaban
Islam IAIN Syekh Nurjati mengenai pemanfaatan naskah kuno dan hasil kemas
ulang informasi yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan jati sekaligus
melihat-lihat koleksi yang ada di Perpustakaan IAIN Syekh Nurjati dan
mencari beberapa buku hasil kemas ulang informasi yang dilakukan oleh
Yayasan Pesambangan Jati
5. Rabu, 10 April 2019 IAIN Syekh Nurjati Penulis wawancara dengan Sandra Puspita, Mahasiswi Jurusan Ilmu Al-Quran
dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati
6. Minggu, 14 April 2019 Rumah Budaya Nusantara Penulis melanjutkan wawancara dengan pak Mukhtar kemudian melihat
naskah-naskah kuno asli yang berada di Rumah Budaya Nusantara
Pesambangan jati Cirebon, tempat penyimpanan naskah masih sangat
sederhana sekali, naskah-naskah disimpan didalam amplop-amplop yang mana
disusun berdasarkan tema naskah kemudian didalamnya terdapat cengkeh yang
gunanya agar serangga atau hewan-hewan tidak mudah menyelinap ke dalam
naskah-naskah itu. Penulis juga mengumpulak data mengenai jenis naskah dan
juga tema-tema naskah yang berada di Yayasan Pesambangan Jati Cirebon.
Masih ada beberapa naskah yang belum di digitalisasi, disitu pak Mukhtar
melakukan kegiatan identifikasi naskah, mengukurnya dengan menggunakan
penggaris, kemudian menuliskanya di kertas dlalu di potret menggunakan HP.
7. 17 Juli 2019 IAIN Syekh Nurjati Penulis menghubungi bapak Nurhata, beliau adalah dosen filologi IAIN Syekh
Nurjati dan juga salah satu peneliti yang membentu BLAJ Kementerian
Agama dalam penelitian naskah-naskah yang ada di Cirebon, salah satunya
adalah naskah yang ada di Yayasan Pesambangan Jati Cirebon.
8. 26 Juli 2019 UIN Jakarta
Penulis mewawancarai pak Adib Misbach, selaku dosen BSA yang mana
beliau juga peneliti naskah. Penulis ingin mengetahui pendapat beliau terkait
dengan kontribusi yang dilakukan oleh Yayasan Pesambangan Jati terhadap
naskah-naskah kuno.
Lampiran 5. Gambar
Gambar 1.Sejarah Cirebon Naskah Keraton Kacirebonan
Gambar 2. Hasil Kemas Ulang Informasi Sejarah Cirebon Naskah Keraton Kacirebonan
Gambar 3.Naskah Hill Al-Rumuz Wa Mafatih Al-Kunuz
Gambar 4. Hasil Kemas Ulang Naskah Hill Al-Rumuz Wa Mafatih Al-Kunuz
Gambar 5. Naskah Tetamba sebelum dan sesudah di kemas ulang
Gambar 6. Katalog koleksi naskah fikih Gambar 7. CD
Gambar 8. Digitalisasi dengan HP
Gambar 9. Deskripsi Naskah
Gambar 10. Hasil Digitalisasi naskah (google foto)
Gambar 11. Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon
BIODATA PENULIS
Siti Rofiqoh. Lahir di Cirebon 19 Maret 1998, anak pertama
dari empat bersaudara, putri dari Bapak Subiyono dan Ibu
Suheti. Penulis bertempat tinggal di Blok Usar
Rt.001/Rw.002, Ds.Winong, Kec.Gempol, Kab.Cirebon.
Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN 3 Winong (2003-
2009), MTs N Arjawinangun (2009-2012), MAN Cirebon 1
(2012-2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan
pendidikan S1 nya dengan menulis skripsi berjudul “Kontribusi Yayasan
Pesambangan Jati dalam Kemas Ulang Informasi Naskah Kuno di Cirebon”
Penulis pernah melaksanakan magang di perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2016-2018) dan melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perpustakaan Kementerian Sekretariat Negara
RI selama satu bulan (2018), serta melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
selama satu bulan di Desa Ketapang Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang.
Selama proses penyusunan skripsi penulis juga magang selama satu bulan di
Perpustakaan Pribadi Dr. Abdul Mu‟ti dan juga tergabung dalam Komunitas
Jakarta SliMS (Senayan Library Management System) untuk meningkatkan
kemampuan penulis dalam bidang sistem otomasi perpustakaan.