kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap …lib.unnes.ac.id/19935/1/3201408024.pdf · maupun...

143
i KONTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK TERHADAP AKTIVITAS PEREKONOMIAN DI OBYEK WISATA WADUK CACABAN KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I Untuk meraih Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Arif Muktiaji NIM 3201408024 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Upload: phamlien

Post on 04-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

KONTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK TERHADAP

AKTIVITAS PEREKONOMIAN DI OBYEK WISATA WADUK

CACABAN KECAMATAN KEDUNGBANTENG

KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I

Untuk meraih Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Arif Muktiaji

NIM 3201408024

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 7 Februari 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Moch. Arifien, M.Si Drs. Satyanta Parman, MT

NIP. 19550826 19883031 NIP. 19611202 1990021 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si

NIP. 19620904 1989011 001

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 27 Februari 2013

Penguji Utama

Drs. Hariyanto, M.Si

NIP. 196203151989011 001

Penguji I Penguji II

Drs. Moch Arifien, M.Si Drs. Satyanta Parman, MT

NIP. 19550826 1983031 003 NIP. 19611202 1990021 001

Mengetahui:

Dekan,

Dr. Subagyo, M.Pd

NIP. 19510808 198003 10

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat

atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

Semarang, 17 Februari 2013

Arif Muktiaji

NIM: 3201408024

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba karena didalam

mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.

Kehidupan itu seperti kaca depan dan spion mobil, janganlah melihat ke belakang tapi

tataplah ke depan karena kita bisa meraih masa depan yang kita inginkan.

Kesalahan masa lalu adalah pelajaran tapi belajarlah dari kesalahan yang pernah kita

alami dan jadikan kesalahan sebagai bagian dari kehidupan.

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Ayahanda Aris Abdul Rozat yang saya

banggakan

Ibunda Rintowati yang saya cintai

Adikku Amanatun Nisya yang saya sayangi

Almamaterku

vi

PRAKATA

Dengan segala kerendahan hati seraya mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan

Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga tersusunlah

Skripsi dengan judul : “Kontribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Terhadap Aktivitas

Perekonomian Di Obyek Wisata Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten

Tegal”

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Program Sarjana S1 pada Fakultas Ilmu

Sosial Jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang. Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak baik berupa bimbingan, saran, dorongan moral maupun

materiil. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyapaikan rasa terima kasih sebesar-

besarnya kepada Yth:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang,

yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam menyusun skripsi ini.

2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, yang

telah memberikan ijin penelitian ini.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, yang

telah memberikan kemudahan administrasi selama proses pelaksanaan penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Moch. Arifien, M.Si., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

motivasi, saran dan pengarahan dalam pembuatan skripsi ini.

5. Drs. Satyanta Parman, M.T., Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

motivasi, saran dan pengarahan dalam pembuatan skripsi ini.

6. Drs. Hariyanto, M.Si., selaku dosen penguji utama yang telah memberikan

pengarahan selama proses skripsi.

vii

7. Kepala UPTD obyek wisata waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten

Tegal yang sudah mengijinkan penelitian.

8. Masyarakat Kelurahan Karanganyar Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal

selaku responden dalam penelitian ini

9. Kepada Nizar Adytama yang sudah membantu memberikan sarannya.

10. Mughni Isfahani Rahmadiar yang tidak berhentinya memberikan semangat.

11. Pendidikan Geografi angkatan 2008.

12. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

membantu kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan untuk perkembangan Ilmu

pengetahuan di Indonesia

Semarang, 17 Februari 2013

Penulis

viii

ABSTRAK

Arif Muktiaji, 2013. Kontribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Terhadap Aktivitas

Perekonomian Di Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Skripsi,

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Aktivitas Ekonomi, Obyek Wisata Waduk Cacaban

Perkembangan pariwisata di Kabupaten Tegal semakin pesat dalam dekade terakhir

ini. Keberadaan penduduk memiliki peran yang penting dalam menunjang pengembangan

kepariwisataan karena banyak diantara mereka yang menjadi pelaku ekonomi di obyek wisata

waduk Cacaban. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyebab penduduk bekerja di

obyek wisata waduk Cacaban, persepsi penduduk terhadap tingkat pendidikan dan kontribusi

tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan variabelnya tingkat pendidikan dan

aktivitas perekonomian, sedangkan populasinya adalah warga Kelurahan Karanganyar yang

bekerja di sektor perdagangan, jasa dan persewaan di obyek wisata waduk Cacaban

berjumlah 351 orang. Sampelnya berjumlah 53 orang diperoleh dengan menggunakan teknik

Stratified random sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner. Teknik

analisis data menggunakan deskriptif presentase (DP) dan analisis regresi yang diolah

menggunakan SPSS 16.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terhadap aktivitas

perekonomian di obyek wisata waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal.

Besarnya kontribusi tingkat pendidikan terhadap aktivitas perekonomian di obyek wisata

waduk Cacaban dengan kategori sangat tinggi sebesar 82,47%. Jika dilihat dari uji hipotesis

secara parsial dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk Hasil uji F diperoleh t

hitung sebesar 4,008 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi

0,00 < 0,05 maka kontribusi tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap aktivitas

perekonomian.

Dari hasil kesimpulan bahwa penyebab penduduk bekerja di obyek wisata waduk

Cacaban karena pengaruh fisik yaitu untuk memperoleh pendapatan dengan kategori tinggi

sebesar 75,47%. Terdapat keterlibatan penduduk dalam penelitian ini yaitu untuk yang

tingkat pendidikan SMA dengan kategori sedang sebesar 47,16%, pendidikan SMP dengan

kategori rendah sebesar 39,62%, pendidikan SD dengan kategori sangat rendah sebesar

13,22%. Terdapat profesi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dari 53 responden bahwa

23 responden atau 43,40% pendidikan SMA bekerja sebagai penjual ikan bakar, penjual tiket,

satpam, persewaan kapal dan tenda. Sedangkan 16 responden atau 30,18% pendidikan SMP

bekerja sebagai penjual nasi pecel, jasa toilet, tukang parkir, persewaan kapal, tenda dan

tikar. Sedangkan 14 responden atau 26,42% pendidikan SD bekerja sebagai penjual makanan

maupun minuman, toilet, persewaan tenda dan tikar. Terdapat pendapatan penduduk

berdasarkan tingkat pendidikan dari 53 responden bahwa 23 responden yang berprofesi

sebagai penjual ikan bakar, penjual tiket, satpam, tukang parkir dan persewaan kapal secara

keseluruhan mendapatkan rata-rata Rp. 1.243.500 per bulan. Sedangkan tingkat pendidikan

SMP dari 16 responden yang berprofesi sebagai penjual nasi pecel, jasa toilet, persewaan

kapal, tenda dan tikar secara keseluruhan mendapatkan rata-rata Rp. 547.750 per bulan.

Sedangkan untuk pendidikan SD yang berprofesi sebagai penjual makanan maupun

ix

minuman, jasa toilet, tenda dan tikar secara keseluruhan mendapatkan rata-rata Rp. 375.150

per bulan. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat

pendidikan dengan pendapatan penduduk yang bekerja di obyek wisata waduk Cacaban

karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap pendapatan.

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini untuk pedagang sebaiknya

mengutamakan kebersihan makanan yang dijual kemudian makanan yang dijual lebih

berfariasi agar pengunjung tertarik, bagi jasa adalah memberikan pelayanan yang maksimal

agar nantinya pengunjung ingin kembali lagi ke obyek wisata waduk Cacaban, bagi

persewaaan sebaiknya memberikan pelayanan yang ramah dan sebaiknya sudah ada papan

harga untuk barang yang akan disewa.

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii

PERNYATAAN..................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................ vi

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitin ..................................................................................... 5

E. Penegasan Istilah ...................................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10

A. Tingkat Pendidikan ................................................................................ 10

B. Aktivitas Perekonomian ........................................................................ 15

C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 18

D. Hipotesis ................................................................................................. 19

xi

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 20

A. Populasi ................................................................................................. 20

B. Sampel ................................................................................................... 20

C. Teknik sampel ....................................................................................... 21

D. Variabel Penelitian ................................................................................ 21

1. Variabel Bebas (X) ........................................................................... 21

2. Variabel Terikat (Y) ......................................................................... 22

E. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 23

1. Metode Dokumentasi ........................................................................ 23

2. Metode Observasi ............................................................................. 23

3. Metode Angket.................................................................................. 23

F. Validitas dan Realibilitas Instrumen .................................................... 23

1. Instrumen Penelitian ........................................................................ 23

2. Validitas Instrumen ......................................................................... 24

3. Realibilitas Instrumen ...................................................................... 26

G. Metode Analisis Data ........................................................................... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 31

A. Kondisi Umum Daerah Penelitian ....................................................... 31

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ...................................................... 31

2. Kondisi Penggunaan Lahan ............................................................. 33

3. Kondisi Penduduk Daerah Penelitian .............................................. 34

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 41

1. Analisis Deskriptif Persentase ......................................................... 41

C. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 93

D. Pembahasan .......................................................................................... 95

xii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 97

A. Simpulan ............................................................................................ 97

B. Saran ................................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 99

LAMPIRAN........................................................................................................ 100

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi pendapatan .................................................................................... 16

3.1 Jumlah Populasi ............................................................................................... 20

3.2 Validitas Angket .............................................................................................. 25

3.3 Uji Realibilitas ................................................................................................. 26

3.4 Kriteria Persentase .......................................................................................... 29

4.1 Penggunaan Lahan di Kelurahan Karanganyar ............................................... 33

4.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ................................ 34

4.3 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ........................................... 35

4.4 Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Waduk Cacaban 2008 – 2012 .................. 36

4.5 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Perdagangan di Kelurahan Karanganyar

........................................................................................................................... 41

4.6 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor

Perdagangan Terhadap Tingkat Pendidikan ...................................................... 42

4.7 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................ 43

4.8 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Toilet di Kelurahan Karanganyar

........................................................................................................................... 44

4.9 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor

Jasa Toilet Terhadap Tingkat Pendidikan ......................................................... 44

4.10 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Satpam di Kelurahan Karanganyar

........................................................................................................................... 45

4.11 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor

Jasa Satpam Terhadap Tingkat Pendidikan ....................................................... 46

xiv

4.12 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Penjual Tiket di Kelurahan

Karanganyar ..................................................................................................... 46

4.13 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor

Jasa Penjual Tiket Terhadap Tingkat Pendidikan ............................................. 47

4.14 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Juru Parkir di Kelurahan

Karanganyar ...................................................................................................... 48

4.15 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor

Jasa Juru Parkir Terhadap Tingkat Pendidikan ................................................. 49

4.16 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................... 49

4.17 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan Kapal di Kelurahan

Karanganyar ...................................................................................................... 50

4.18 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor

Persewaan Kapal Terhadap Tingkat Pendidikan ............................................... 51

4.19 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan Tenda di Kelurahan

Karanganyar ..................................................................................................... 52

4.20 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor

Persewaan Tenda Terhadap Tingkat Pendidikan .............................................. 53

4.21 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan Tikar di Kelurahan

Karanganyar ...................................................................................................... 53

4.22 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor

Persewaan Tikar Terhadap Tingkat Pendidikan ............................................... 54

4.23 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................... 55

4.24 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Secara Keseluruhan ..... 55

4.25 Alasan Pekerja Pedagang Bekerja di Obyek Wisata...................................... 57

4.26 Alasan Pekerja Toilet Bekerja di Obyek Wisata............................................ 57

4.27 Alasan Pekerja Satpam Bekerja di Obyek Wisata ......................................... 58

4.28 Alasan Pekerja Penjual Tiket Bekerja di Obyek Wisata ................................ 58

4.29 Alasan Pekerja Juru Parkir Bekerja di Obyek Wisata ................................... 59

xv

4.30 Alasan Pekerja Persewaan Kapal Bekerja di Obyek Wisata ......................... 60

4.31 Alasan Pekerja Persewaan Tenda bekerja di obyek wisata ........................... 60

4.32 Alasan Pekerja Persewaan Tikar bekerja di obyek wisata ............................. 61

4.33 Lama Bekerja di sektor Pedagang.................................................................. 62

4.34 Lama bekerja di sektor Jasa Toilet................................................................. 62

4.35 Lama Bekerja di sektor Jasa Satpam ............................................................. 63

4.36 Lama Bekerja di Sektor Penjual Tiket ........................................................... 63

4.37 Lama Bekerja di Sektor Juru Parkir ............................................................... 64

4.38 Lama Bekerja di sektor Persewaan Kapal .................................................... 65

4.39 Lama Bekerja di sektor Persewaan Tenda ..................................................... 65

4.40 Lama Bekerja disektor Persewaan Tikar ....................................................... 66

4.41 Pekerjaan Pedagang yang dibantu Keluarga .................................................. 66

4.42 Pekerjaan Jasa Toilet yang dibantu Keluarga ............................................... 67

4.43 Pernah atau Tidak Pedagang yang ditertibkan ............................................... 68

4.44 Pernah atau Tidak Pekerja Persewaan Kapal yang ditertibkan ...................... 68

4.45 Pernah atau Tidak Pekerja Persewaan Tenda yang ditertibkan ..................... 69

4.46 Pernah atau Tidak Persewaan Tikar yang ditertibkan .................................... 69

4.47 Jumlah Penduduk Menurut Pekerja di Sektor Perdagangan .......................... 70

4.48 Jumlah Penduduk Menurut Pekerja di Sektor Jasa Toilet ............................. 70

4.49 Jumlah Penduduk Menurut Pekerja di Sektor Persewaan Kapal ................... 71

4.50 Jumlah Penduduk Menurut Pekerja di Sektor Persewaan Tenda................... 71

4.51 Jumlah penduduk Menurut Pekerja di Sektor Persewaan Tikar .................... 72

4.52 Waktu Bekerja di Sektor Perdagangan .......................................................... 73

4.53 Waktu Bekerja di Sektor Jasa Toilet .............................................................. 73

4.54 Waktu Bekerja di Sektor Persewaan Kapal ................................................... 74

4.55 Waktu Bekerja di Sektor Persewaan Tenda ................................................... 74

xvi

4.56 Waktu Bekerja di Sektor Persewaan Tikar .................................................... 75

4.57 Pendapatan Perbulan Pedagang ..................................................................... 76

4.58 Pendapatan Pedagang Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................... 76

4.59 Pendapatan Perbulan di Sektor Jasa Toilet .................................................... 77

4.60 Pendapatan Jasa Toilet Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. 77

4.61 Pendapatan Perbulan Jasa Tiket ..................................................................... 78

4.62 Pendapatan Jasa Tiket Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................... 79

4.63 Pendapatan Perbulan Juru Satpam ................................................................. 79

4.64 Pendapatan Jasa Satpam Berdasrkan Tingkat Pendidikan ............................. 80

4.65 Pendapatan Perbulan di Sektor Juru Parkir .................................................... 80

4.66 Pendapatan Juru Parkir Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. 81

4.67 Pendapatan Perbulan Persewaan Kapal ......................................................... 81

4.68 Pendapatan Persewaan Kapal Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 82

4.69 Pendapatan Perbulan Persewaan Tenda ......................................................... 82

4.70 Pendapatan Persewaan Tenda Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 83

4.71 pendapatan Perbulan Persewaan Tikar .......................................................... 84

4.72 Pendapatan Persewaan Tikar Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................... 84

4.73 Pendapatan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................... 85

4.74 Pengeluaran Perhari Pedagang ....................................................................... 86

4.75 Pengeluaran Perhari Persewaan Kapal ........................................................... 87

4.76 Pengeluaran Perhari Persewaan Tenda .......................................................... 87

4.77 Pengeluaran Perhari Persewaan Tikar ........................................................... 88

4.78 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Kelurahan Karanganyar ............. 88

4.79 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Terhadap Tingkat

Pendidikan ........................................................................................................... 89

4.80 Rangkuman Analisis Deskriptif Aktivitas Perekonomian ............................. 91

xvii

4.81 Uji Determinasi .............................................................................................. 93

4.82 Uji F ............................................................................................................... 94

4.83 Uji Hipotesis .................................................................................................. 94

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berfikir.............................................................................................18

4.1 Peta Kelurahan Karanganyar ........................................................................... 32

4.2 Diagram Batang Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk ............................... 90

4.3 Diagram Batang Aktivitas perekonomian ........................................................ 92

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Instrumen Penelitian ......................................................................................... 100

2 Hasil Penelitian ................................................................................................. 132

3 Uji Validitas ...................................................................................................... 142

4 Daftar Nama Responden ................................................................................... 143

5 Tabel Validitas .................................................................................................. 145

6 Dokumentasi Penelitian .................................................................................... 146

7 Peta Lokasi Penelitian ....................................................................................... 149

8 Surat Ijin Penelitian........................................................................................... 150

9 Surat Kesbangpol .............................................................................................. 151

10 Surat Bappeda ................................................................................................. 152

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pariwisata di Kabupaten Tegal semakin pesat dalam

dekade terakhir ini. Wisatawan yang datang ke kota ini semakin meningkat

setiap minggunya, mengikuti dan diikuti perkembangan jumlah daya tarik

wisata yang tidak kalah cepatnya dengan perkembangan wisatawan.

Lingkungan permukiman yang semula bermakna sebagai tempat tinggal

sekarang berubah tidak hanya sekedar sebagai tempat tinggal tetapi juga

sebagai tempat penampungan wisatawan.

Keberadaan penduduk setempat memiliki peran yang penting dalam

menunjang perkembangan kepariwisataan karena banyak diantara mereka

yang menjadi pelaku ekonomi di lokasi obyek wisata Waduk Cacaban.

Keberadaan penduduk menjadi penggerak ekonomi pariwisata juga

merupakan wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran

mengingat berbagai jenis wisata dapat ditempatkan dimana saja.

Statistik arus wisata Jawa Tengah tahun 1998, Kabupaten Tegal

masuk dalam 10 besar Daerah Tingkat II berdasarkan jumlah pendapatan

obyek wisata/taman rekreasi, yaitu Rp.385.807.029,00 setiap tahun dari 4

obyek wisata yang ada dan menempati urutan ke-9. Hal ini relevan dengan

Kabupaten Tegal yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW)

2

di Jawa Tengah yang memiliki potensi kepariwisataan. Waduk cacaban

adalah salah satu obyek wisata yang akan dikembangkandan diharapkan dapat

menjadi andalan bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Obyek wisata waduk Cacaban merupakan campur tangan buatan

manusia. Pembangunan fisiknya dimulai tahun 1952 dimana peletakan batu

pertamanya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno pada

tanggal 16 September. Sejak saat itu resmi obyek wisata waduk cacaban

dioperasionalkan hingga sekarang.

Tiket masuk ke tempat obyek wisata waduk Cacaban tidaklah mahal

hari biasa pengunjung dewasa dikenakan tiket masuk Rp. 3.500 dan anak-

anak tiket masuk Rp. 2.500 sedangkan untuk hari libur pengunjung dewasa

dikenakan tiket masuk Rp. 4.500 dan untuk anak-anak tiket masuk Rp. 3.500.

Pihak pengelola obyek wisata waduk Cacaban juga menyediakan tempat

parkir yang luas, toilet dan mushola.

Fasilitas yang menunjang obyek wisata waduk Cacaban untuk menarik

perhatian wisatawan antara lain fasilitas berupa bumi perkemahan, tempat

bermain anak, panggung hiburan, bukit mbah Santi, kapal wisata, warung

apung. Wisatawan selain bisa menikmati pemandangan alam juga bisa

menikmati makanan khas warung apung di tengah-tengah waduk cacaban

dengan menaiki kapal persewaan dan dikenakan biaya persewaan Rp. 20.000

yang di buat pengelola obyek wisata waduk Cacaban.

Transportasi menuju ke kawasan wisata alam waduk Cacaban dapat di

tempuh melalui dua jalur yang pertama dari kota Tegal dengan jarak 20 km

3

dan yang kedua dari kota Slawi dengan jarak 9 km, dimana pada saat

sekarang sudah tersedia angkutan umum dengan trayek Slawi–Cacaban

sebanyak 25 armada, sedangkan dalam persiapan sekarang adalah

pelaksanaan angkutan dengan “Loko Antik” dari pabrik gula Pangkah menuju

waduk Cacaban.

Tata laksana atau infrastruktur yang mendukung sarana dan prasarana

obyek wisata cacaban sudah memadai antara lain sumber listrik, aksesbilitas

jalur angkutan, sistem komunikasi dan sistem pengamanan yang dibuat

pengelola obyek wisata cacaban dan pemerintah Kabupaten Tegal akan tetapi

dukungan dari masyarakat setempat belum bisa memaksimalkan obyek wisata

waduk Cacaban sebagai sumber pendapatan ekonomi masyarakat maupun

pemerintah kabupaten sehingga waduk Cacaban kurang diminati wisatawan

dari dalam maupun luar kota.

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pengunjung masih tergolong

rendah dibandingkan dengan obyek wisata Guci dan purwahamba Indah akan

tetapi mempunyai nilai ekonomi. Waduk Cacaban memiliki nilai surplus

konsumen diperoleh sebesar Rp. 154.271,25 per tahun atau Rp. 77.135,63 per

satu kali kunjungan sehingga nilai total ekonomi obyek wisata waduk

Cacaban sebesar Rp. 2.859.263.348 per tahun.

Kemampuan membayar pengunjung atas obyek wisata waduk Cacaban

adalah Rp. 77.135,63 per individu masih jauh di atas harga pengeluaran rata-

rata Rp. 35.358,97. Untuk itu pengembangan obyek wisata waduk Cacaban

perlu ditingkatkan dalam pengelolaan.

4

Keberadaan obyek wisata waduk Cacaban di Kecamatan

Kedungbanteng Kabupaten Tegal terutama di desa karanganyar

mengesampingkan arti penting pendidikan karena lebih mementingkan

bekerja setelah lulus SD dan SMP. Menurut UU No. 13/2003 Bab X Pasal 68

tentang Ketenagakerjaan penduduk yang usianya belum produktif tidak boleh

dipekerjakan. Hal ini disebabkan karena di kawasan obyek wisata waduk

Cacaban adalah sumber ekonomi yang berkembang cukup baik bagi

penduduk untuk mencari keuntungan di sektor pariwisata.

Penduduk desa Karanganyar sebagian besar masih rendah dalam tingkat

pendidikan. Hal tersebut dikarenakan kesadaran penduduk untuk menempuh

pendidikan masih rendah, faktanya bahwa biaya sekolah semakin mahal

walaupun ada BOS tetapi sekolah-sekolah masih melakukan pungutan atau

sumbangan biaya sekolah lagi. Alasan lain yaitu sulitnya mencari pekerjaan

setelah selesai sekolah sesuai dengan bidangnya sehingga penduduk kurang

mementingkan masalah pendidikan.

Pendidikan laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai

kapanpun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian

karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban

manusia yang selalu mengalami perkembangan (Hasbullah, 2009).

Pendidikan merupakan salah satu sektor yang harus mendapatkan perhatian

khusus dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

Belajar itu akan lebih berhasil apabila sesuai dengan minat dan

kebutuhannya. Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang

5

merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat dan kebutuhannya

untuk belajar. Untuk itu remaja sadar telah mengetahui pula bahwa untuk

mencapai jenis pekejaan memerlukan pengetahuan dan keterampilan tertentu

yang harus dimiliki (H. Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, 2008).

Pendidikan sangat penting bagi manusia, namun secara kenyataannya

penduduk di obyek wisata waduk Cacaban khususnya di desa Karanganyar

tingkat pendidikan masih rendah sehingga penduduk terkadang mengabaikan

pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah penduduk desa Karanganyar

yang berjumlah 7.842 jiwa, terdapat 1.686 jiwa berpendidikan dari SD

sampai tamat SMA atau sekitar 21,50 % dari keseluruhan jumlah penduduk.

Dengan demikian tingkat pendidikan penduduk di desa Karanganyar masih

rendah (BPS Kabupaten Tegal).

Dari pembahasan di atas maka tertarik untuk meneliti tentang:

“Kontribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Terhadap Aktivitas

Perekonomian Di Obyek Wisata Waduk Cacaban Kecamatan

Kedungbanteng Kabupaten Tegal”

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut.

1. Mengapa penduduk bekerja di sektor pariwisata waduk Cacaban

Kabupaten Tegal ?

2. Bagaimanakah tingkat pendidikan penduduk di waduk Cacaban Kabupaten

Tegal ?

6

3. Bagaimanakah kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas

perekonomian di waduk Cacaban Kabupaten Tegal ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini

untuk mengetahui :

1. Penyebab penduduk bekerja di sektor pariwisata waduk Cacaban

Kabupaten Tegal.

2. Tingkat pendidikan penduduk di obyek wisata waduk Cacaban Kabupaten

Tegal.

3. Kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian

di obyek wisata waduk Cacaban Kabupaten Tegal.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Memberikan informasi serta sumbangan pemikiran tentang

kontribusi tingkat pendidikan penduduk di waduk cacaban Kabupaten

Tegal pada umumnya.

2. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian yang relevan

dengan permasalahan penelitian ini.

7

E. Penegasan Istilah

Tujuan penegasan istilah adalah untuk memberikan batasan ruang

lingkup/pengertian-pengertian dari istilah-istilah dalam judul agar mudah

dipahami serta untuk menghindarkan salah persepsi terhadap judul ini. Ada

beberapa istilah yang perlu ditegaskan yaitu:

1. Kontribusi

Kontribusi merupakan sumbangan yaitu pemberian sesuatu

sebagai bantuan (Poerwodarminta, W. J. S., 2001:864). Dari pengertian

kontribusi tersebut makna yang dimaksud kontribusi dalam penelitian ini

adalah sumbangan yang diberikan dari kontribusi tingkat pendidikan

terhadap aktivitas perekonomian.

2. Tingkat Pendidikan

Dalam Ihsan (2008 :129-132) dikatakan bahwa tingkat (jenjang)

pendidikan formal meliputi pendidikan Pendidikan Prasekolah,

Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi.Jadi

dalam penelitian ini yang dimaksud tingkat (jenjang) pendidikan

penduduk adalah sampai sejauh mana tingkat pendidikan formal yang

ditempuh penduduk di Obyek Wisata waduk Cacaban.

3. Aktivitas Perekonomian

a. Aktivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah

“kegiatan / keaktifan”. W.J.S. Poewadarminto menjelaskan aktivitas

sebagai suatu kegiatan atau kesibukan. S. Nasution menambahkan

8

bahwa aktivitas merupakan keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-

keduanya harus dihubungkan.

b. Perekonomian

Definisi perekonomian merupakan suatu bidang kegiatan manusia

dalam rangka mencukupi kebutuhannya disamping alat pemuas

kebutuhan yang terbatas. Hal tersebut dalam ilmu ekonomi menyangkut

berbagai bidang antara lain permintaan, penawaran, produksi, distribusi

barang dan jasa.

Bidang ekonomi tidak biasa dilepaskan dengan faktor-faktor

lainnya yang saling berkaitan. Perekonomian selain berkaitan dengan

wilayah geografi suatu Negara, juga sumber kekayaan alam, sumber daya

manusia, cita-cita masyarakat yang lazimnya disebut ideology, akumulasi

kekuatan, kekuasaan, serta kebijaksanaan yang akan diterapkan dalam

kegiatan produksi dan distribusi, nilai social budaya, serta pertahanan dan

keamanan yang memberikan jaminan lancarnya roda kegiatan ekonomi

suatu bangsa. Proses tersebut akan mempunyai dampak positif dalam arti

meningkatkan kesejahteraan suatu banga manakala kegiatan ekonomi itu

terselenggara dalam posisi keseimbangan antara permintaan dan

penawaran, produksi, distribusi barang dan jasa.

9

4. Obyek wisata Waduk Cacaban

a. Obyek Wisata

Obyek wisata dalam kamus pariwisata diartikan sebagai

perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, sejarah bangsa,

keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.

b. Waduk Cacaban

Waduk Cacaban adalah sebuah bendungan yang terletak di

Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Indonesia.

Luas areal waduk adalah 928,7 ha dan berisi air sebanyak 90 juta m³.

Waduk ini didukung dengan latar belakang pemandangan hutan dengan

panorama yang indah.

Waduk Cacaban diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun

1952 (Waduk di Indonesia yang pertama kali diresmikan). Waduk ini

sebenarnya berfungsi mengairi sawah-sawah di sekitarnya, namun juga

difungsikan sebagai obyek wisata. Letaknya tidak jauh dari Slawi, lebih

kurang 9 km ke arah timur tepatnya di desa Karanganyar, Kecamatan

Kedungbanteng, dan merupakan salah satu obyek wisata di daerah

tersebut.

Pemandangan diwaduk cacaban masih sangat alami karena letak

waduk cacaban jauh dari perkotaan. Uniknya lagi ditengah-tengah waduk

juga terdapat pulau kecil yang bernama pulau gendu, untuk bisa melihat

langsung pulau gendu kita menggunakan kapal-kapal yang tersedia

dipinggir waduk.

10

F. Sistematika Skripsi

Guna memberikan kemudahan dalam memahami isi skripsi serta

memberikan gambaran secara menyeluruh maka secara garis besar

sistematika penulisan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal skripi,

isi skripsi, dan bagian akhir skripi. Sistematika skripsi adalah sebagai berikut:

1. Bagian awal skripsi

Bagian awal skripsi terdiri dari: halaman judul skripsi, halaman sari atau

abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata

pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian isi skripsi

Bagian isi skripsi terdiri dari beberapa bab yaitu:

Bab I : pendahuluan memuat latar belakang masalah,

permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II : landasan teori yang berisi tentang landasan-landasan

teoritis mengenai dalil atau teori-teori yang menjadi

dasar dari pembahasan: teori dalam pembahasan ini yaitu

pendidikan dan aktivitas perekonomian.

Bab III : metode penelitian berisi metode dalam penelitian

meliputi: populasi dan sampel penelitian, variabel

penelitian, mtode pengumpulan data, dan metode analisis

data yang digunakan.

11

Bab IV : menguraikan tentang laporan hasil penelitian, dimana

diuraikan tentang hal-hal yang menyangkut deskripsi

objek penelitian, penyajian dan analisis data, dan

dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian.

Bab V : penutup, dibahas kesimpulan yang didasarkan atas hasil

penelitian, kemudian dilanjutkan dengan saran-saran

yang sekaligus merupakan akhir dari penulisan skripsi.

3. Bagian akhir

Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka serta lampiran-lampiran

yang diperlukan sebagai acuhan dalam penulisan skripsi.

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan

Menurut Achmad Sugandi (2006:36), Pembelajaran menurut teori

behavioristik adalah upaya untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan

dengan menyediakan lingkungan dan terjadi hubungan lingkungan dengan

tingkah laku si belajar karena bisa juga disebut pembelajaran perilaku.

Dalam pembelajaran perilaku tidak lepas dari prinsip bahwa perilaku

berubah menurut konsekuensi-konsekuensi langsung. Konsekuensi itu berupa

menyenangkan dan bisa juga tidak menyenangkan. Pembelajaran yang

menyenangkan akan memperkuat perilaku sebaliknya pembelajaran yang

kurang menyenangkan akan memperlemah perilaku.

Berdasarkan pengertian sederhana maka pendidikan dapat diartikan

sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-

potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai

yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan (Ihsan, 2008:1-2).

Pendidikan di Indonesia idealnya adalah tiap penduduk bisa sekolah

minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak

mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini.

Oleh karena itu setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama

untuk mengenyam dunia pendidikan.

13

Pendidikan dalam kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak

yang harus dipenuhi sepanjang hayatnya. Tanpa adanya pendidikan akan

sangat mustahil lahirnya peradaban baru yang berkembang, sejahtera,

bahagia, dan maju seperti apa yang dicita-citakan dalam pandangan hidup

mereka. Oleh karena itu pendidikan menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kemajuan dari suatu masyarakat atau negara. Karena semakin

tinggi cita-cita atau taraf kemajuan yang diinginkan, maka akan semakin

tinggi pula tingkat pendidikan yang dibutuhkan.

4. Sistem Pendidikan

Salah satu pengertian pendidikan menurut Ihsan (2008:108) sistem

adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-

elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan

fungsional yang teratur, tidak sekedar acak , yang saling membantu untuk

mencapai suatu hasil (product).

Sistem pendidikan di Indonesia merupakan sistem pendidikan nasional

seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun

1989 dimana pendidikan nasionak adalah usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latian bagi peranannya

di masa yang akan datang.

Tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia seutuhnya menjadi suatu sistem yang akan

berjalan dengan sistem lainnya (ekonomi, politik, agama, dll) untuk mencapai

tujuan nasional. Oleh karena itu jika dihubungkan dengan pembangunan

14

nasional maka motor penggerak menuju tujuan pembangunan nasional adalah

manusia itu sendiri yang memiliki penunjang berupa tingkat pendidikan,

pengetahuan, dan teknologi.

Marimba, Ahmad D, (dalam Hasbullah, 2012:2) menegaskan, bahwa

pendidikan merupakan bimbingan atau secara sadar oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya

kebribadian yang utama, unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan dalam

hal ini adalah: (a) usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan

atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar, (b) ada pendidik, pembimbing,

atau penolong, (c) ada yang dididik atau si terdidik, (d) bimbingan itu

mempunyai dasar dan tujuan, (e) dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang

dipergunakan.

Berdasarkan pengertian pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yaitu

berupa pengaruh , perlindungan, bantuan, bimbingan dan pelatihn yang

diberikan kepada semua orang untuk pengembangan potensi diri dalam

proses pendewasaannya.

a. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar dijabarkan dalam Pasal 17 Undang-Undang sistem

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Pendidikan dasar adalah pendidikan

yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Bentuk satuan pendidikan

dasar yang menyelenggarakan program pendidikan 6 tahun terdiri atas

15

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibdaiyah (MI), sedangkan bentuk satuan

program pendidikan 3 tahun setelah 6 tahun adalah Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Madrasah Tsnawiyah (MTs) atau bentuk lainnya yang

sederajat.

b. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah dijabarkan dalam pasal 18 Undang-Undang

sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003. Pendidikan menengah adalah

lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejuruan. Bentuk satuan pendidikan menengah terdiri

atas Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan

menengah umum adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang

mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa.

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

menengah yang mengutamakan pengembangan suatu siswa untuk

melaksanakan pekerjaan tertentu.

c. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi dijabarkan dalam pasal 19 dan pasal 20 Undang-

Undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003. Pendidika tinggi

adalah jenjang pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan

diploma , sarjana, magister spesialis, doktor yang disediakan oleh perguruan

tinggi. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut

akademik, polteknik, sekolah tinggi, institute atau universitas.

16

1. Tujuan Serta Pentingnya Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta

didik dalam peranannya di dalam masyarakat, pada masa yang akan

datang baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan yang sifatnya mutlak,

termasuk dalam kehidupan dari suatu bangsa dan negara.

Tap MPR No. 2 Tahun 1993 tentang GBHN bidang pendidikan

yang berbunyi:“Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan

meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan YME berbudi pekerti luhur, berkepribadian

mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos

kerja, profesional, tanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan

rohani”.

Tujuan pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang

No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bab II Pasal 4

sebagai berikut : “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu

manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesejahteraan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

17

Dari penjelasan di atas dangan jelas bahwa begitu pentingnya bagi

kehidupan manusia. Pendidikan merupakan faktor penting yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan status sosial ekonomi keluarga.

Terpenuhinya pendidikan seseorang merupakan modal mengubah status

sosial ekonominya agar menjadi lebih baik.

Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi

disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik,

sekolah tinggi, institut, dan universitas. Terdapat beberapa fungsi

pendidikan tinggi antara lain sebagai berikut:

a) Meneruskan dan mengembangkan peradaban, ilmu, teknologi, dan

seni, serta ikut dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya.

b) Menghasilkan tenaga-tenaga berbudi luhur, yang bertakwa kepada

Tuhan YME dan bermoral pancasila.

c) Menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil,

menguasai ilmu dan teknologi sesuai dengan kebutuhan

pembangunan.

Pada jenjang pendidikan yang telah dibahas di atas,

pendidikan dasar diselenggarakan selama sembilan tahun untuk

bangsa Indonesia.Pada jenjang pendidikan dasar inilah bangsa

Indonesia dikenakan wajib belajar. Dengan kata lain

penyelenggaraan wajib belajar di Indonesia berlangsung selama

sembilan tahun yang terbagi pada Sekolah Dasar selama enam tahun

dan Sekolah Menengah Pertama selama tiga tahun.

18

B. Aktivitas Perekonomian

1. Pengertian Aktivitas Ekonomi

Aktivitas ekonomi adalah dampak yang terjadi pada sistem ekonomi

yang menyangkut struktur ekonomi dan kondisi ekonomi, struktur ekonomi

diartikan sebagai suatu kesempatan kerja, pendapatan seseorang, pendapatan

masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan.

Berdasarkan dengan teori R.J.Chorley and P.Hagget (1967 : 2)

mengatakan perilaku ekonomi sebagai istilah yang menunjukkan perilaku

individu maupun kelompok bahwa fenomena ekonomi mencerminkan nilai-

nilai individu maupun kelompok yang mempunyai kebijakan dan keputusan.

Bahwa faktor-faktor perilaku ekonomi pada individu maupun kelompok

yang dipengaruhi oleh pengaruh fisik, budaya dan politik.

Faktor-faktor dalam penelitian ini yang mempengaruhi penduduk

bekerja di obyek wisata waduk Cacaban adalah pengaruh fisik yang

meliputi pendapatan, lingkungan dan keadaan alam.

Kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari tak seorang pun

dapat membuat semua barang yang dibutuhkannya. Oleh sebab itu ada kerja

sama antara orang yang satu dengan orang lainnya. Dalam aktivitas

perekonomian meliputi pekerjaan masyarakat, waktu bekerja, pendapatan

dan penghasilan.

19

a. Pekerjaan

Aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat desa

Karanganyar di obyek wisata Waduk Cacaban adalah bekerja di sektor

pariwisata yang mencakup jenis usaha Pedagang, Persewaan dan Jasa.

Bekerja di daerah obyek wisata Waduk Cacaban harus pintar untuk

menentukan kapan waktunya untuk bekerja ketika wisatawan

mengunjungi obyek wisata Waduk Cacaban.

b. Waktu bekerja

Waktu kerja yang digunakan oleh pekerja dalam bekerja setiap

harinya. Dalam hal ini adalah waktu yang digunakan oleh Pedagang,

Persewaan dan Jasa (berapa jam) dalam setiap hari. Waktu dalam bekerja

akan mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang dimiliki karena jika

waktu bekerja cuma sebentar akan memperoleh pendapatan yang kecil

sedangkan jika waktu bekerja membutuhkan waktu yang lama akan

memperoleh pendapatan yang besar.

c. Pendapatan

Menurut Singarimbun dalam Banowati (2001: 21) pendapatan

adalah penerimaan berupa uang maupun barang yang diterima atau

dihasilkan (BPS, 2009:9). Pendapatan ini berupa pendapatan atau

penghasilan yang diterima oleh tenaga kerja berupa uang. Pendapatan ini

diukur dalam uang tiap harinya. Jadi, dengan pendapatan yang diperoleh

dapat diketahui klasifikasi rata-rata pendapatan yang bekerja disektor

pariwisata.

20

Klasifikasi pendapatan menurut BPS tahun 2009 dapat dilihat pada

Tabel 2.1

Tabel 2.1 Klasifikasi Pendapatan

NO Klasifikasi Pendapatan Jumlah Pendapatan

1. Pendapatan sangat tinggi ≥ Rp. 3.000.000,-

2. Pendapatan tinggi Rp.2.400.000,- – Rp.2.999.000,-

3. Pendapatan menengah Rp.1.700.000,- – Rp.2.399.000,-

4. Pendapatan sedang Rp. 1.000.000,- – Rp. 1.699.000,-

5. Pendapatan rendah < Rp. 1.000.000,-

Sumber: Badan Pusat Statisik (BPS), 2009

d. Pengeluaran

Tingkat pengeluaran yang dimaksud adalah kemampuan

seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan jasmani

dan rohani. Bagi pekerja yang kemampuan ekonominya tinggi

cenderung lebih mudah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, seperti

kebutuhan makan akan lebih diperhatikan dengan mekanan yang

bergizi.

2. Pariwisata

Menurut Suwantoro (2002 : 32) pariwisata adalah segala sesuatu

yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya

tarik wisata serta usaha-usaha terkait di bidang tersebut. Kepariwisataan

adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan

pariwisata.

21

Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggrakan

jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik

wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang

tersebut. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala yang menjadi sasaran

wisata.

Waduk Cacaban merupakan perpaduan antara obyek wista alam

dengan buatan manusia. Kegiatan masyarakat di obyek wisata waduk

Cacaban meliputi jenis usaha Pedagang, Persewaan dan Jasa.

(a) Pedagang

Pedagang adalah orang yang memperjual belikan barang atas prakarsa

dan resiko untuk kebutuhan sehari-hari di obyek wisata waduk

Cacaban. Untuk jenis usaha pedagang para penduduk bekerja secara

menyebar tidak berpusat di satu titik.

(b) Persewaan

Persewaan adalah orang yang menyewakan barang atau yang lainnya

dalam waktu tertentu di obyek wisata waduk Cacaban misalnya

penyewaan kapal, tenda dan tikar. Untuk jenis usaha persewaan kapal

para penduduk bekerja secara berkelompok, sedangkan jenis usaha

persewaan tenda dan jenis usaha persewaan tikar bekerja secara

menyebar.

(c) Jasa

Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah

satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan

menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Untuk jenis usaha jasa

penduduk bekerja secara menyebar tidak memusat.

22

C. Kerangka Berfikir

Gambar 2.1

Hubungan Variabel Bebas (X) dengan Variabel Terikat (Y)

Kontribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Terhadap Aktivitas

Perekonomian

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan (X)

yang meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi

yang akan mempengaruhi aktivitas perekonomian di obyek wisata Waduk

Cacaban. Pada aktivitas perekonomian yang menjadi variabel terikat dipecah

menjadi beberapa sub variabel bebas yaitu Y1, Y2, Y3 dan Y4. Sub variabel

bebas Y1 pekerjaan yang meliputi jenis usaha Pedagang, Penyewaan dan Jasa.

Variabel Terikat 1 (Y1)

Pekerjaan

Pedagang

Persewaan

Jasa

Variabel Bebas (X)

Tingkat Pendidikan

Pendidikan Dasar

Pendidikan Menengah

Pendidikan Tinggi

Variabel Terikat 2 (Y2)

Waktu bekerja

Hari biasa

Hari libur

Saat ada event

Variabel Terikat 3 (Y3)

Pendapatan

Pendapatan per bulan

Variabel Terikat 4 (Y4)

Pengeluaran

Modal yang

dibutuhkan

23

Pada sub variabel bebas Y2 yaitu waktu bekerja yang meliputi waktu bekerja

pada hari biasa, hari libur dan saat ada event. Sub variabel Y3 yaitu

pendapatan yang meliputi pendapatan per bulan.

Dan sub variabel Y4 yaitu pengeluaran yang meliputi pengeluaran per

hari. Dari keempat sub variabel tersebut akan menjadi faktor penentu

terhadap tingkat pendidikan. Jika diketahui faktor-faktor dari variabel bebas

tersebut maka akan diketahui pula seberapa kontribusi tingkat pendidikan

penduduk terhadap aktivitas kepariwisataan di obyek wisata waduk Cacaban

kecamatan Kedungbanteng kabupaten Tegal.

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah menjawab rumusan masalah yang

telah dibahas dalam pembahasan di atas. Hipotesis yang di ambil dalam

penelitian ini adalah ada kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap

aktivitas perekonomian di obyek wisata waduk Cacaban.

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2003:55). Populasi dalam penelitian ini adalah di desa Karanganyar yang

berjumlah 351 jiwa yang bekerja di sektor pariwisata.

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk berdasarkan jenis usaha di obyek wisata

Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal

No Desa/Kelurahan Pedagang Jasa Persewaan Jumlah

1. Penujah 4 36 4 44

2. Karanganyar 103 28 220 351

3. Tonggara 176 51 20 247

4. Karangmalang 79 39 12 130

Jumlah 362 346 64 772

Sumber : BPS Kabupaten Tegal 2011

Dari tabel 3.1 menunjukan bahwa desa Karangnyar penduduk paling

terbanyak sekaligus desa yang terdekat dengan obyek wisata Waduk

Cacaban di bandingkan dengan ke tiga desa lainnya.

B. Sampel

Menurut Arikunto, Suharsimi (2006:134) subyek kurang dari 100 lebih

baik diambil semua sedangkan jika subyeknya besar maka dapat diambil

25

antara 5%-15% atau 20-25% atau lebih. Sedangkan populasi dalam penelitian

ini sebanyak 351 jiwa berdasarkan jenis usaha di obyek wisata waduk

Cacaban. Sampel yang diambil sebesar 15%, maka sampelnya yaitu 53 jiwa.

C. Stratified Random Sampling

Sampel penelitian ini sebesar 53 jiwa yang meliputi tiga jenis usaha

yaitu pedagang berjumlah 15 jiwa meliputi penjual ikan bakar, penjual nasi

pecel, dan makanan maupun minuman, jasa berjumlah 5 jiwa meliputi jasa

penjual tiket, jasa juru parkir, jasa toilet dan jasa satpam dan persewaan

berjumlah 33 jiwa meliputi persewaan kapal, persewaan tenda dan persewaan

tikar. Dalam penelitian ini untuk menentukan sampel menggunakan stratified

random sampling. Menurut Sudigdo (1995:48) stratified random sampling

merupakan pengambilan sampel yang dibagi menurut lapisan-lapisan tertentu

dan masing-masing lapisan memiliki jumlah sampel yang sama.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu besaran yang mempunyai suatu variasi

nilai dua atau lebih yang dapat diukur, diamati, atau dihitung. Variabel itu

sebagain suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2003:2).

1. Variabel Bebas (X)

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang

menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel

26

terikat). Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi (Sugiyono,

2003:3). Yang termasuk variabel independen (variabel bebas) dalam

penelitian ini adalah kontribusi tingkat pendidikan penduduk yaitu

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Alasan

mengambil variabel tingkat pendidikan sebagai variabel X karena persepsi

tingkat pendidikan mempengaruhi aktivitas perekonomian.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel respon

atau konsekuen. Sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi oleh adanya variabel independen (Sugiyono, 2003:3). Yang

termasuk variabel dependen (variabel terikat) dalam penelitian ini adalah

aktivitas perekonomian meliputi indikator berikut ini :

a. Pekerjaan

- Persewaan

- Pedagang

- Jasa

b. Waktu bekerja

- Hari biasa

- Hari libur

- Saat ada event

c. Pendapatan

- Pendapatan per bulan

d. Pengeluaran

- Modal yang dibutuhkan

27

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencatat

semua data baik namasampel maupun data lain yang bersangkutan dengan

penelitian ini. Selain itu, metode dokumentasi ini digunakan untuk

mendapat data awal kontribusi tingkat pendidikan penduduk.

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode yang digunakan untuk mengadakan

pengamatan ke objek penelitian (Arikunto, 2007:156).Observasi yang

dilakukan adalah dengan menggunakan observasi langsung, yaitu

melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.

3. Metode Angket

Metode Angket adalah metode yang digunakan peneliti untuk

mengetahui data kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap

aktivitas perekonomian.

F. Instrumen Penelitian

1. Pembuatan instrumen penelitian

Sebuah instrumen yang valid apabila mampu mengukur tujuan

yang diinginkan (Arikunto, 2007:68). Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila dapat mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi

redahnya tingkat validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang

dimaksud. Dalam Arikunto (2007:86) suatu tes dikatakan reliabel artinya

28

dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada

instrumen yang cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik. Suatu tes yang sudah baik

biasanya reliabel.

Langkah-langkah dalam menyusun instrumen adalah sebagai berikut.

a. Menentukan tujuan.

Tujuan dari penggunaan angket pada penelitian ini adalah

untuk mengetahui kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap

aktivitas perekonomian.

b. Menentukan ruang lingkup angket.

Ruang lingkup angket ini berupa kontribusi tingkat pendidikan

penduduk terhadap aktivitas perekonomian.

c. Membuat kisi-kisi angket.

d. Membuat soal pada angket berdasarkan kisi-kisi.

e. Melaksanakan penelitian

2. Validitas Instumen

Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes

melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan

mempunyai varians kesalahan yang kecil sehingga kita dapat percaya

bahwa angka yang dihasilkan merupakan angka yang sebenarnya.

Validitas suatu instrumen tidaklah berlaku umum untuk semua

tujuan ukur. Sebuah tes biasanya hanya menghasilkan ukuran yang valid

29

satu tujuan ukur tertentu. Oleh karena itu pernyataan valid harus diiringi

oleh keterangan yang menunjuk kepada tujuan, yaitu valid untuk

mengukur apa, lebih lanjut bagi siapa. Untuk menguji validitas instrumen

yang berupa tes digunakan rumus Pearson Product Moment Corelation

dengan

: koefisien korelasi skor item dan skor total

n : banyaknya subyek

: jumlah skor item

: jumlah skor total

: jumlah perkalian skor item dengan skor total

: jumlah kuadrat skor item

: jumlah kuadrat skor total

Hasil perhitungan rxydibandingkan dengan rtabeldengan taraf

kesalahan 5%. Jika rxy>rtabel maka instrumen tersebut dikatakan

valid.

30

Tabel 3.2 Validitas Butir Soal Angket

No Rxy Rtabel Kriteria

1 0,589 0,514 Valid

2 0,810 0,514 Valid

3 0,541 0,514 Valid

4 0,845 0,514 Valid

5 0,748 0,514 Valid

6 0,710 0,514 Valid

7 0,878 0,514 Valid

8 0,769 0,514 Valid

9 0,658 0,514 Valid

10 0,731 0,514 Valid

11 0,676 0,514 Valid

12 0,594 0,514 Valid

16 0,733 0,514 Valid

17 0,663 0,514 Valid

18 0,615 0,514 Valid

3. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability

yang artinya dapat dipercaya. Suatu instrumen dikatakan dapat dipercaya

jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Atau

dengan kata lain sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes

tersebut menunjukkan ketetapan. Rumusnya adalah sebagai berikut:

31

= ( ) (1 - ) (Arikunto, 2006:196)

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen

= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σ = Jumlah varians butir

t = Varians total

Tabel 3.3 Uji Realibilitas

r11

=

20

1

-

9,70

20 - 1

91,238

r11

= 0,941

Pada = 5% dengan N = 15 diperoleh r tabel = 0.514

Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel

Reliabel

k = 20

Σα²b = 9,70

α²t = 91,24

r11 = 0,941

2

2

11 11k

k

t

br

32

G. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data adalah teknik penyederhanaan data kedalam

bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

prosentase dan analisis regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis

atau mengetahui ada tidaknya kontribusi tingkat pendidikan penduduk

terhadap aktivitas perekonomian di obyek wisata waduk Cacaban

Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal.

1. Metode Deskriptif Presentase

Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan mengenai variabel

tingkat pendidikan dan aktivitas perekonomian. Untuk membahas hasil

penelitian digunakan persentase dan bobot kualitas untuk menuangkan

skor yang berupa angka kedalam bentuk kata kedalam kalimat karena

penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka hasil penelitian harus

dikuantitatifkan lebih dahulu dengan skor pada jawaban responden melalui

angket.

Jawaban A dengan skor nilai 4

Jawaban B dangan skor nilai 3

Jawaban C dengan skor nilai 2

Jawaban D dengan skor nilai 1

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis

ini yaitu:

33

a. Membuat tabel distibusi jawaban angket variabel X dan Y

b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang

ditentukan

c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden

d. Merumuskan skor tersebut kedalam rumus

DP =

Keterangan :

n= nilai yang diperoleh

N= Jumlah seluruh nilai yang diharapkan

e. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori .

Nilai persentase yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan

kriteria persentase untuk ditarik kesimpulan. Adapun langkah-langkah

pembuatan kriteria persentase adalah sebagai berikut:

1) Mencari persentase maksimal

( 4 : 4 ) x 100% = 100%

2) Mencari persentase minimal

( 1 : 4 ) x 100% = 25%

3) Menghitung rentang persentase

= 100% - 25%

= 75%

4) Menghitung rentang kriteria

34

= x 100%

= 25%

5) Menentukan banyaknya kriteria. Adapun kriterianya adalah sangat

tinggi, tinggi, sedang, dan rendah.

6) Membuat tabel persentase

Tabel 3.4 Kriteria Persentase

Untuk angket terbuka atau uraian, analisisnya dengan cara merekap

semua jawaban, kemudian mencari jawaban tertinggi, dan jawaban

terendah kemudian jawaban tertinggi dikurangi dengan jawaban terendah

lalu dibagi menjadi 4 karena dibuat empat klasifikasi. Setelah

diklasifikasikan lalu dideskripsikan.

2. Analisis Regresi

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel bebas (X yaitu tingkat pendidikan) dengan variabel terikat (Y

yaitu aktivitas perekonomian). Regresi sederhana untuk populasi dengan

sebuah variabel bebas yang dikenal dengan regresi linear sederhana

mempunyai bentuk:

.

No Persentase Kriteria

1 81% - 100% Sangat Tinggi

2 63% - 81% Tinggi

3 44%- 62% Sedang

4 24% - 43% Rendah

35

Berdasarkan sebuah sampel, persamaan regresi populasi akan

ditentukan, atau lebih tepat akan ditaksir. Ini dapat dilakukan dengan

menaksir parameter . Jika ditaksir oleh a dan b, maka

regresi berdasarkan sampel adalah:

Keterangan:

X = variabel bebas,

Y = variabel terikat,

a = harga Y bila X = 0 (harga konstan),

b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka

peningkatan atau penurunan variabel terikat yang didasarkan variabel

bebas. Bila b (+) maka naik dan bila b(-) maka terjadi penurunan.

Koefisien-koefisien regresi a dan b dihitung dengan rumus:

22

2

)(

})(())((

ii

iiiii

XXn

YXXXYa dan

22 )(

))((

ii

iiii

XXn

YXYXnb

Korelasi dapat dihitung dengan rumus berikut (Sudjana, 2005: 315).

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Harga r tersebut kemudian dibandingkan dengan harga r tabel

dengan dk = n dan taraf kesalahan 5%. Jika rhitung> rtabel maka dapat

disimpulkan terdapat hubungan yang positif sebesar rhitung (Sugiyono,

2003:243-250).

Koefisien determinasinya r2 (dengan mengkuadratkan harga r)

menentukan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat

dalam % .

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Daerah Penelitian

Kondisi umum daerah penelitian ini dideskripsikan bertujuan untuk

memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan penelitian dan objek penelitian

yang berhubungan dengan masalah penelitian. Latar belakang yang dideskripsikan

meliputi kondisi fisik dan kondisi sosial daerah penelitian.

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian

a) Letak Astronomis

Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal

secara geografis terletak antara 109‟11‟28” BT sampai dengan

109‟14‟58” BT dan 7‟1‟31” LS sampai dengan 7‟4‟18” LS.

b) Letak Administrasi

Secara Administrasi kawasan obyek wisata Waduk Cacaban

merupakan bagian dari desa Karanganyar Kecamatan Kedungbanteng

dengan batas-batas sebagai berikut :

Utara : Kecamatan Suradadi

Timur : Kec. Jatinegara, Kec. Warureja

Barat : Kecamatan Jatinegara

Selatan : Kecamatan Pangkah

37

Gambar 4.1 : Peta Desa Karanganyar

38

Obyek wisata Waduk Cacaban merupakan bagian dari desa Karanganyar yang

berada di Kecamatan Kedungbanteng adalah salah satu Kecamatan yang berada di

Kabupaten Tegal, Desa Karanganyar ini memiliki 34 RT dan 14 RW dan memiliki

luas wilayah sekitar 457.289 hektar. Kelurahan Karanganyar berbatasan langsung

dengan Kelurahan Dukuhjati Wetan di sebelah utara, sedangkan di wilayah timur

berbatasan langsung dengan Kelurahan Tonggara, sebelah selatan berbatasan dengan

Kelurahan Panujah, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pangkah.

Berikut adalah Kondisi Umum Kelurahan Karanganyar:

2. Kondisi Penggunaan Lahan

Data mengenai penggunaan lahan suatu daerah sangat diperlukan, guna

mengetahui pemanfaatan lahannya sesuai dengan aturan atau tidak, berikut adalah

penggunaan lahan di Kelurahan Karanganyar.

Tabel 4.1 Penggunaan Lahan di Kelurahan Karanganyar Penggunaan lahan

Jumlah (Ha) Persentase (%)

Tanah Keperluan Fasilitas sosial

a. Masjid/Musholla

b. Gereja

Tanah kering

a. Pekarangan

b. Tegalan

c. Ladang

d. Padang rumput

Lahan Kosong

Perumahan

-

22

-

61.666 Ha

207.731 Ha

200 Ha

70 Ha

130 Ha

187.470 Ha

256 Ha

-

129.662 Ha

-

0,004

-

13,48

45,42

0,043

0,015

0,028

41,00

Jumlah 457.289 Ha 100,00

Sumber: Data Monografi Kelurahan Karanganyar tahun 2011

Berdasarkan Tabel 4.1 Penggunaan lahan di kelurahan Karanganyar paling banyak

adalah Tegalan yaitu sebesar 207.731 Ha atau sekitar (45,42%), dan yang paling sedikit

adalah padang rumput sebesar 70 Ha atau sekitar (0,015%).

39

3. Kondisi Penduduk Daerah Penelitian

Guna keperluan perencanaan pembangunan, perlu sekali ditunjang oleh

informasi mengenai data demografis suatu wilayah. Data mengenai jumlah

penduduk, persebaran dan susunan penduduk menurut berbagai kelompok umur yang

sesuai dengan perencanaan akan sangat membantu keberhasilan suatu kebijakan

pembangunan yang akan diambil.

a) Komposisi Penduduk Menurut Umur

Distribusi penduduk menurut kelompok umur dimaksudkan untuk

mengetahui dengan jelas jumlah penduduk yang memiliki usia produktif, dan jumlah

penduduk yang memiliki usia non produktif. Untuk lebih jelasnya mengenai penduduk

yang memiliki usia produktif dan penduduk yang memiliki usia non produktif dalam

penelitian ini dapat dilihat pada pada Tabel 4.2.

Tabel 4 .2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan

Karanganyar

Kelompok umur L P Jumlah Persentase (%)

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

75+

456

259

177

200

225

559

235

460

210

345

200

125

177

350

45

26

340

110

747

109

205

115

450

101

107

210

116

350

210

124

360

139

796

369

924

309

430

674

685

561

317

555

316

475

387

474

405

165

10,15

4,7

11,78

3,9

5,4

8,5

8,7

7,1

4,0

7,0

4,0

6,0

5,0

6,0

5,1

2,1

Jumlah 4.049 3.793 7.842 100,00

Sumber: Data Monografi Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 4.2 jumlah keseluruhan kepala keluarga yang berada di

40

Kelurahan Karanganyar sebanyak 1.710 KK, sedangkan jumlah penduduknya sebesar

7.842 Jiwa, sehingga rata-rata tiap keluarga memiliki anggota keluarga sebanyak 4 orang.

b) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Data mengenai mata pencaharian penduduk bisa menggambarkan

karakteristik suatu daerah, berikut adalah komposisi penduduk menurut mata

pencaharian di Kelurahan Karanganyar disajikan dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kelurahan

Karanganyar Jenis mata pencaharian Jumlah Persentase (%)

Pertanian

pertambangan

Industri

Listrik, Gas dan Air

kontruksi

Pedagang

Jasa

Persewaan

Perantara keuangan

Jasa sosial

Lain-lain

1738

1

28

-

4

103

28

220

3

34

23

50

79,65

0,04

1,28

-

0,18

4,72

1,28

10,08

0,13

1,55

1,05

3,65 Jumlah 2182 100,00

Sumber: Data Monografi Kelurahan Karanganyar Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 4.3 komposisi penduduk menurut mata pencaharian di

Kelurahan Karanganyar didominasi Pertanian sebesar 1738 atau (79,65%), karena

wilayah Kelurahan Karanganyar sebagian besar lahan pertanian.

c) Gambaran umum obyek wisata waduk Cacaban

Waduk cacaban mulai digagas sejak tahun 1914 dan dibuat perencanaan

detailnya pada tahun 1930 oleh pemerintah kolonial Belanda. Pembangunan

fisiknya dimulai pada tahun 1952 dimana peletakan batu pertamanya dilakukan

oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno pada tanggal 16 September 1952.

41

Waduk Cacaban terletak pada ketinggian 85 m diatas permukaan laut,

berdasarkan peta topografi, daerah pengairan atas Waduk Cacaban berada pada

daerah perbukitan. Kondisi ini akan mempengaruhi ”Charakteristics run off” yang

akan masuk ke waduk Cacaban.

Berdasarkan data dari Kantor Pariwisata Kabupaten Tegal, jumlah wisatawan

yang datang ke obyek wisata waduk Cacaban antara periode 2005-2012 cenderung

mengalami penurunan bisa dilihat dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4 Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Waduk Cacaban 2008 – 2012.

Sumber : Kantor Pariwisata Kabupaten Tegal

Berdasarakan Tabel 4.4 bahwa jumlah pengunjung obyek wisata waduk

Cacaban pada tahun 2008 sebesar 22.302 jiwa, namun pada tahun 2009 mengalami

penurunan yaitu 20,65% menjadi 17.696 jiwa. Tahun 2010 jumlah pengunjung

mengalami penurunan kembali yaitu 20,75% menjadi 3.672 jiwa. Namun pada

tahun 2011 dan tahun 2012 jumlah pengunjung mengalami peningkatan yaitu

10,59% dan 6,03%.

No. Tahun Kunjungan Pengunjung

(jiwa)

Kenaikan

Angka %

1.

2.

3.

4.

5.

2008

2009

2010

2011

2012

22.302

17.696

14.024

15.510

16.446

-4.606

-3.672

1.486

936

20,65

20,75

10,59

6,03

42

Dari kondisi tersebut terlihat bahwa obyek wisata waduk Cacaban tiga tahun

terakhir mengalami penurunan pengunjung, untuk itu diperlukan penataan obyek

wisata agar memiliki daya tarik lebih sehingga dapat menaikkan kembali jumlah

pengunjung.

d) Unsur-unsur yang menunjung daya tarik di obyek wisata waduk Cacaban di

Kecamatang Kedungbanteng Kabupaten Tegal.

1. Daya tarik wisata

Waduk cacaban selain mempunyai fungsi sebagai sumber air untuk irigasi, juga

merupakan potensi wisata yang dapat dikembangkan sebagai wisata air maupun wisata

alam. Kawasan wisata alam obyek wisata waduk Cacaban merupakan salah satu aset

pemerintah Kabupaten Tegal sebagai obyek wisata dari beberapa obyek wisata lainnya.

Potensi wisata yang ada di kawasan wisata alam obyek wisata waduk Cacaban

antara lain meliputi :

a. Pemandangan alam

Sebagai kawasan wisata alam pemandangan alam yang indah merupsksn modal

dasar yang diandalkan dan kawasan waduk Cacaban memang memiliki

pemandangan yang indah, hamparan air waduk sejauh mata memandang

dilingkari oleh bukit-bukit sebagai sabuk hijau dan pulau-pulau kecil yang ada

didalamnya melengkapi keindahannya.

b. Bangunan bersejarah pada waduk

Disamping mempunyai pemandangan yang indah kawasan obyek wisata waduk

Cacaban menyuguhkan bangunan bersejarah berupa bendungan atau waduk yang

dibangun tahun 1952 yang diresmikan oleh presiden Soekarno.

c. Wisata air

43

Sebagai bangunan irigasi bendungan yang merupakan penyimpan air dengan

volume yang sangat banyak menjadikan obyek wisata waduk Cacaban dapat

difungsikan sebagai wisata air antara lain menggunakan kapal dengan membayar

Rp. 20.000 penggunjung sudah bisa berkeliling menikmati pemandangan waduk

Cacaban.

d. Panggung hiburan

Obyek wisata waduk Cacaban disamping sebagai mempuyai pemandangan yang

indah juga mempunyai panggung hiburan untuk pentas musik atau event-event

lainnya.

e. Taman bermain

Taman bermain terletak di bawah bangunan bendungan utama yang fungsinya

untuk tempat bermain dan bersantai para pengunjung, ditempat ini pengunjung

dapat sepuasnya bermain terutama anak-anak karena ditempat ini disediakan

fasilitas bermain sseperti ayunan dan papan luncur.

f. Bukit mbah Santi

Bukit mbah Santi merupakan tempat untuk yang ingin melakukan aktivitas bumi

perkemahan dilakukan kebanyak oleh para pelajar baik yang dari dalam

Kabupaten Tegal maupun dari luar Kabupaten Tegal khususnya Kota Tegal.

2. Prasarana

Prasarana adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak

dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata,

diantaranya adalah :

a. Jalan

44

Obyek wisata waduk Cacaban terletak di Kelurahan Karanganyar, untuk menuju

lokasi sangatlah mudah akan tetapi jalan beraspal saat ini sudah banyak yang

berlobang dan jalan tersebut masih terbilang kecil yang masih bisa dilalui oleh

kendaraan pribadi, sepeda motor dan angkutan.

b. Listrik

Obyek wisata waduk Cacaban sumber daya listrik digunakan untuk penerangan

dan sumber tenaga, saat ini kebutuhan listrik sebagian besar terlayani oleh PLN

namun belum secara keseluruhan, kebutuhan listrik di obyek wisata waduk

Cacaban hanya terpakai di warung makan karena kawasan-kawasan yang dirasa

kurang memerlukan penerangan tidak menggunakan listrik.

c. Air bersih

Kebutuhan air bersih di obyek wisata waduk Cacaban dimanfaatkan untuk

keperluan wisatawan, penduduk yang berjualan di obyek wisata waduk Cacaban,

dan untuk keperluan MCK (mandi, cuci, kakus). Dalam pemanfaatan sumber air

bersih penduduk maupun pengunjung memanfaatkan air PDAM yang sudah

masuk obyek wisata waduk Cacaban.

3. Sarana wisata

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk

melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalan wisatanya. Sarana itu

meliputi :

a. Masjid terletak di bawah kawasan obyek wisata waduk Cacaban.

b. Lahan parkir di obyek wisata waduk Cacaban ada dua yaitu di bawah kawasan

obyek wisata waduk Cacaban dan di atas kawasan bukit mbah Santi.

45

c. Kios di obyek wisata waduk Cacaban terdapat 30 kios meliputi dua warung

apung yang menyediakan ikan bakar terletak di tengah-tengah waduk, sedangkan

warung yang lain umumnya menjual nasi pecel, makanan dan minuman kecil

yang terletak diatas bangunan utama waduk secara berkelompok meskipun sudah

ada tanda larangan, dan warung yang lain tersebar di bukit mbah Santi dan area

bermain anak.

d. Menara pandang sarana untuk melihat pemandangan waduk Cacaban dan pulau-

pulau yang berada ditengah-tengahnya.

e. Persewaan di obyek wisata waduk Cacaban ada tiga yaitu persewaan kapal,

tenda dan tikar. Obyek wisata waduk Cacaban menyediakan 20 kapal yang

berada di badan bangunan utama obyek wisata waduk Cacaban karena belum

tersedianya dermaga yaitu pada batu repkop, kemudian menyediakan 15

tenda dan tikar yang berada di bukit mbah Santi terletak menyebar di setiap

sudut obyek wisata waduk Cacaban.

f. Jasa di obyek wisata waduk cacaban meliputi jasa parkir, tiket, toilet maupun

satpam. Jasa tersebut berada di bawah obyek wisata waduk Cacaban, untuk toilet

di kawasan obyek wisata ada dua diantaranya di kawasan bawah dan di kawasan

atas bukit mbah Santi.

4. Aksesbilitas

Obyek wisata waduk Cacaban terletak di dua jalur yaitu pertama dari kota Tegal

dengan jarak 20 km dan yang kedua dari kota Slawi dengan jarak 9 km, dimana pada

saat sekarang sudah tersedia angkutan umum dengan trayek Slawi–Cacaban

sebanyak 25 armada, sedangkan dalam persiapan sekarang adalah pelaksanaan

angkutan dengan “Loko Antik” dari pabrik gula Pangkah menuju waduk Cacaban.

46

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif Persentase

Analisis deskriptif persentase bertujuan untuk memperjelas gambaran terhadap

variabel-variabel penelitian, yaitu tingkat pendidikan penduduk dan aktivitas

perkonomian.

a. Variabel tingkat pendidikan

a) Sektor Perdagangan

Berdasarkan hasil penelitian persepsi tentang tingkat pendidikan untuk

penduduk kelurahan Karanganyar yang bekerja disektor perdagangan rata-rata

pendidikannya sangat tinggi yaitu SMA yaitu 11 dari 15 responden atau sekitar

73,33% dan yang SMP hanya 4 responden atau sekitar 26,67%.

Tabel 4.5 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Perdagangan di

Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 11 73,33

2 SMP 4 26,67

3 SD - -

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 15 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.5 bahwa persepsi tingkat pendidikan penduduk yang

bekerja di sektor perdagangan sudah banyak yang sudah lulus SMA dibandingkan

dengan SMP, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas perekonomian penduduk di

obyek wisata Waduk Cacaban, dengan persepsi tingkat pendidikan yang sangat

tinggi akan mempengaruhi aktivitas ekonomi untuk menjadi lebih baik.

Berdasarkan data penelitian persepsi tentang tingkat pendidikan menurut

47

para penduduk obyek wisata waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena

sekolah dapat membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu

mereka bekerja disektor perdagangan yang ada di obyek wisata waduk Cacaban

sehingga mereka pandai untuk berbisnis.

Untuk lebih lengkapnya data dari variable persepsi tingkat pendidikan

penduduk bekerja disektor perdagangan dalam penelitian ini disajikan sebagai

berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan

memberikan enam pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-

rata sebesar 85,56 % dihasilkan dua kategori 70,83% - 75,00% termasuk kategori

tinggi, 75,01% - 100% dengan katergori sangat tinggi.

Dengan rata-rata sebesar 85,56% dapat diketahui bahwa persepsi tingkat

pendidikan penduduk di obyek wisata waduk Cacaban adalah sangat tinggi.

Secara rinci hasil analisis deskripsi variabel persepsi tingkat pendidikan penduduk

dapat dilihat dalam Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk

Yang Bekerja di Sektor Perdagangan Terhadap Tingkat

Pendidikan.

NO Interval (%) Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen

1 56,25 - ≤ 71,25 Sangat tinggi 11 73,33

2 41,25 - ≤ 56,25 Sedang 4 26,67

3 26,25 - ≤ 41,25 Rendah 0 0,00

4 11,25 - ≤ 26,25 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 15 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh gambaran persepsi tingkat pendidikan

sebanyak 11 responden (73,33%) termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak

4 responden (26,67%) termasuk dalam kategori sedang.

48

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan mempengaruhi

aktivitas perekonomian untuk penduduk yang bekerja di sektor perdagangan yang

meliputi penjual nasi pecel, penjual makanan dan minuman kecil dan penjual ikan

bakar di warung apung. Berikut tabel profesi penduduk berdasarkan tingkat

pendidikan.

Tabel 4.7 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Tingkat

Pendidikan

Frekuens

i

Profesi (%)

1 SMA 2 Penjual ikan

bakar

13,33

2 SMP 5 Penjual nasi

pecel

33,33

3 SD 8 Penjual

makanan dan

minuman

53,33

Jumla

h

15 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh gambaran tingkat pendidikan terhadap

profesi di obyek wisata waduk Cacaban dari 15 responden menunjukkan bahwa 2

responden atau 13,33% pendidikan SMA berprofesi sebagai penjual ikan bakar

kemudian 5 responden atau 33,33% pendidikan SMP berprofesi sebagai penjual

nasi pecel dan 8 responden atau 53,33% berprofesi sebagai penjual makanan dan

minuman.

b) Sektor Jasa

Berdasarkan hasil penelitian jumlah penduduk yang bekerja disektor jasa

ada 5 responden, dengan berbagai tingkat pendidikan 2 responden bekerja disektor

jasa toilet kemudian 3 responden lainnya bekerja sebagai jasa tiket masuk, juru

49

parkir dan satpam keamanan.

Pendidikan penduduk yang bekerja disektor jasa toilet dari 2 responden

rata-rata persepsi tentang tingkat pendidikannya sangat tinggi 100% sudah lulus

SMA, menunjukan penduduk yang bekerja disektor jasa toilet persepsi terhadap

tingkat pendidikan sangat tinggi.

Tabel 4.8 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Toilet di

Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 2 100

2 SMP - -

3 SD - -

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 2 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.8 bahwa persepsi tingkat pendidikan penduduk yang

bekerja disektor jasa toilet sudah lulus SMA, membuktikan bahwa persepsi

tingkat pendidikan tidak hanya wajib belajar 9 tahun.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk

bekerja di sektor jasa toilet dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil

pengukuran variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan

enam pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar

93,75% dihasilkan 1 kategori 93,67% - 100% dengan katergori sangat tinggi.

Dengan rata-rata sebesar 93,75% dapat diketahui bahwa pendidikan

penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil

analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam tabel

4.9.

50

Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk

Yang Bekerja di Sektor Jasa Toilet Terhadap Tingkat Pendidikan.

NO Interval (%) Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen

1 7,50 - ≤9,50 Sangat tinggi 2 100

2 5,50 - ≤7,50 Sedang 0 0,00

3 3,50 - ≤5,50 Rendah 0 0,00

4 1,50 - ≤3,50 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 2 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh gambaran tingkat pendidikan sebanyak 2

responden (100%) termasuk dalam kategori sangat tinggi walaupun mereka hanya

bekerja di sektor jasa toilet namun mereka juga mementingkan pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian pendidikan untuk penduduk kelurahan

Karanganyar yang bekerja di sektor jasa satpam keamanan pendidikannya sangat

tinggi lulus SMA yaitu 1 responden atau 100%.

Tabel 4.10 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Satpam di

Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 1 100

2 SMP - -

3 SD - -

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 1 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.10 bahwa tingkat pendidikan penduduk yang bekerja

di sektor satpam sudah lulus SMA, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas

perekonomian penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban, dengan tingkat

pendidikan yang sangat tinggi akan mempengaruhi aktivitas ekonomi untuk

menjadi lebih baik.

51

Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk

obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena sekolah dapat

membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka sebagai

satpam keamanan obyek wisata Waduk Cacaban.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk

bekerja sebagai satpam dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil

pengukuran variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan

enam pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar

83,33 % dihasilkan satu kategori 83,33% - 100% dengan katergori sangat tinggi.

Dengan rata-rata sebesar 83,33% dapat diketahui bahwa pendidikan

penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil

analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam tabel

4.11.

Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk

Yang Bekerja di Sektor Jasa Satpam Terhadap Tingkat

Pendidikan.

NO Interval Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen

1 7,50 - ≤9,50 Sangat tinggi 1 100

2 5,50 - ≤7,50 Sedang 0 0,00

3 3,50 - ≤5,50 Rendah 0 0,00

4 1,50 - ≤3,50 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 1 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh gambaran tingkat pendidikan sebanyak

1 responden (100%) termasuk dalam kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan penduduk yang

52

bekerja disektor jasa tiket didapat hasil seperti berikut: dari 1 responden diketahui

tingkat pendidikan 100% lulus SMA.

Tabel 4.12 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Penjual

Tiket di Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 1 100

2 SMP - -

3 SD - -

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 1 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.12 bahwa tingkat pendidikan penduduk yang bekerja

di sektor penjual tiket sudah lulus SMA, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas

perekonomian penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban, dengan tingkat

pendidikan yang sangat tinggi akan mempengaruhi aktivitas ekonomi untuk

menjadi lebih baik.

Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk

obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena sekolah dapat

membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka di sektor

penjual tiket.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk

dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat

pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran

aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 91,67 % dihasilkan satu kategori

91,67% - 100% dengan kategori sangat tinggi.

Dengan rata-rata sebesar 91,67% dapat diketahui bahwa pendidikan

penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil

53

analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam Tabel

4.13.

Tabel 4.13 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk

Yang Bekerja di Sektor Jasa Penjual Tiket Terhadap Tingkat

Pendidikan.

NO Interval (%)

Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen

1 7,50 - ≤9,50 Sangat tinggi 1 100

2 5,50 - ≤7,50 Sedang 0 0,00

3 3,50 - ≤5,50 Rendah 0 0,00

4 1,50 - ≤3,50 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 1 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.13 diperoleh gambaran tingkat pendidikan sangat

tinggi membuktikan bahwa pendidikan sangat penting untuk memperoleh

pekerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan penduduk yang

bekerja disektor juru parkir didapat hasil seperti berikut: dari 1 responden atau

100%.

Tabel 4.14 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Juru

Parkir di Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 1 100

2 SMP - -

3 SD - -

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 1 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.14 bahwa tingkat pendidikan penduduk yang bekerja

di sektor juru parkir sudah lulus SMA, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas

perekonomian penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban, dengan tingkat

54

pendidikan yang sangat tinggi akan mempengaruhi aktivitas ekonomi untuk

menjadi lebih baik.

Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk

obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena sekolah dapat

membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka disektor juru

parkir.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk

dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat

pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran

aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 87,50 % dihasilkan satu kategori

87,50% - 100% dengan kategori sangat tinggi.

Dengan rata-rata sebesar 87,50% dapat diketahui bahwa pendidikan

penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil

analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam Tabel

4.15.

Tabel 4.15 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk

Yang Bekerja di Sektor Jasa Juru Parkir Terhadap Tingkat Pendidikan.

NO Interval (%)

Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen

1 7,50 - ≤9,50 Sangat tinggi 1 100

2 5,50 - ≤7,50 Sedang 0 0,00

3 3,50 - ≤5,50 Rendah 0 0,00

4 1,50 - ≤3,50 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 1 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.15 diperoleh gambaran tingkat pendidikan sangat

tinggi membuktikan bahwa pendidikan sangat penting untuk memperoleh

pekerjaan.

55

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan mempengaruhi

aktivitas perekonomian untuk penduduk yang bekerja di sektor jasa yang meliputi

jasa tukang parkir, toilet, penjual tiket dan satpam. Berikut tabel profesi penduduk

berdasarkan tingkat pendidikan di sektor jasa.

Tabel 4.16 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Tingkat

Pendidikan

Frekuens

i

Profesi (%)

1 SMA 3 Penjual tiket,

Satpam dan

tukang parkir

60

2 SMP 1 Toilet 20

3 SD 1 Toilet 20

Jumla

h

5 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.16 diperoleh gambaran tingkat pendidikan terhadap

profesi di obyek wisata waduk Cacaban dari 5 responden menunjukkan bahwa 2

responden atau 40% pendidikan SMA berprofesi sebagai penjual tiket, satpam dan

tukang parkir kemudian 1 responden atau 20% pendidikan SMP berprofesi

sebagai jasa toilet dan 1 responden atau 20% berprofesi ssebagai jasa toilet.

c) Sektor Persewaan

Berdasarkan hasil penelitian jumlah penduduk yang bekerja disektor

persewaan ada 33 responden, dengan berbagai tingkat pendidikan 20 responden

yang bekerja di sektor persewaan kapal, 8 responden bekerja di sektor persewaan

tenda, dan 6 responden bekerja di sektor persewaan tikar di obyek wisata Waduk

Cacaban.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan penduduk yang

56

bekerja di sektor persewaan kapal didapat hasil seperti berikut:

Tabel 4.17 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan

Kapal di Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 15 75,00

2 SMP 2 10,00

3 SD 3 15,00

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 20 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.17 dari 20 responden bahwa 15 responden lulus SMA

atau sekitar 75,00%, kemudian 2 responden lulus SMP atau sekitar 10,00% dan

pendidikan rendah 3 responden lulus SD atau sekitar 15,00%.

Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk

obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena sekolah dapat

membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka bekerja

disektor Persewaan kapal.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk

dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat

pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran

aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 85,33 % dihasilkan tiga kategori

83,33% - 100% kategori sangat tinggi, kemudian 66,67 – 75,00 kategori tinggi

dan 45,83% - 62,50% dengan kategori rendah.

Dengan rata-rata sebesar 85,33% dapat diketahui bahwa pendidikan

penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil

analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam Tabel

57

4.18.

Tabel 4.18 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk

Yang Bekerja di Sektor Persewaan Kapal Terhadap Tingkat

Pendidikan.

NO Interval (%) Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen

1 75,00 - ≤95,00 Sangat tinggi 15 75,00

2 55,00 - ≤75,00 Sedang 2 10,00

3 35,00 - ≤55,00 Rendah 3 15,00

4 15,00 - ≤35,00 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.18 diperoleh gambaran tingkat pendidikan penduduk

bahwa frekuensi paling tinggi adalah 15 responden dari 20 responden

membuktikan penduduk yang bekerja disektor persewaan kapal masih ada yang

pendidikannya lulus SMP maupun SD.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan penduduk yang

bekerja disektor persewaan tenda didapat hasil seperti berikut:

Tabel 4.19 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan

Tenda di Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 4 50,00

2 SMP 3 37,50

3 SD 1 12,50

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 8 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.19 dari 8 responden bahwa 4 responden lulus SMA

atau sekitar 50,00%, kemudian 3 responden lulus SMP atau sekitar 37,50% dan 1

58

responden lulus SD atau sekitar 12,50%.

Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk

obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena sekolah dapat

membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka bekerja

disektor persewaan tenda.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk

dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat

pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran

aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 78,13 % dihasilkan tiga kategori

83,33 – 87,50% kategori sangat tinggi, kemudian 75,00% kategori tinggi dan

58,33% dengan kategori rendah.

Dengan rata-rata sebesar 78,13% dapat diketahui bahwa pendidikan

penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban tinggi. Secara rinci hasil analisis

deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam Tabel 4.20.

Tabel 4.20 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk

Yang Bekerja di Sektor Persewaan Tenda Terhadap Tingkat

Pendidikan.

NO Interval (%)

Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen

1 30,00 - ≤38,00 Sangat tinggi 4 50,00

2 22,00 - ≤30,00 Sedang 3 37,50

3 14,00 - ≤22,00 Rendah 1 12,50

4 6,00 - ≤14,00 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 8 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.20 diperoleh gambaran tingkat pendidikan penduduk

bahwa frekuensi paling tinggi adalah 4 responden dari 8 responden membuktikan

penduduk yang bekerja disektor persewaan tenda masih ada yang pendidikannya

lulus SMP dan SD.

59

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan penduduk yang

bekerja disektor persewaan tikar didapat hasil seperti berikut:

Tabel 4.21 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan

Tikar di Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 0 0,00

2 SMP 4 80,00

3 SD 1 20,00

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 5 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasakan Tabel 4.21 dari 5 responden yang pendidikan paling tinggi

tidak ada, kemudian 4 responden lulus SMP atau sekitar 80,00% dan 1 responden

lulus SD atau sekitar 20,00%.

Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk

obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah bagi mereka pendidikan wajib belajar 9

tahun itu sudah cukup dan sudah bisa memiliki pekerjaan.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk

dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat

pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran

aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 69,17 % dihasilkan dua kategori

yaitu 66,67 – 75,00% kategori tinggi dan 58,33% dengan kategori rendah.

Dengan rata-rata sebesar 69,17% dapat diketahui bahwa pendidikan

penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban Sedang. Secara rinci hasil analisis

deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam Tabel 4.22.

60

Tabel 4.22 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk

Yang Bekerja di Sektor Persewaan Tikar Terhadap Tingkat

Pendidikan.

NO Interval (%) Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen

1 18,75 - ≤23,75 Sangat tinggi - 0,00

2 13,75 - ≤18,75 Sedang 4 80,00

3 8,75 - ≤13,75 Rendah 1 20,00

4 3,75 - ≤8,75 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 5 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.22 diperoleh gambaran tingkat pendidikan penduduk

bahwa frekuensi paling tinggi adalah 4 responden dari 5 responden membuktikan

penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar masih ada berpendidikan sedang

dan rendah rata-rata mereka lulus SMP dan SD.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan mempengaruhi

aktivitas perekonomian untuk penduduk yang bekerja di sektor persewaan yang

meliputi persewaan kapal, tenda dan tikar. Berikut tabel tingkat pendidikan

terhadap profesi.

Tabel 4.23 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Tingkat

Pendidikan

Frekuens

i

Profesi (%)

1 SMA 18 Persewaan kapal

(18)

54,54

2 SMP 10 Persewaan kapal

(2), tenda (4),

tikar (4)

30,30

3 SD 5 Tenda (4) dan

tikar (1)

15,15

Jumla

h

33 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

61

Berdasarkan Tabel 4.23 diperoleh gambaran tingkat pendidikan terhadap

profesi di obyek wisata waduk Cacaban dari 33 responden menunjukkan bahwa

18 responden atau 54,54% pendidikan SMA berprofesi sebagai persewaan kapal

dan tenda kemudian 10 responden atau 30,30% pendidikan SMP berprofesi

sebagai persewaan kapal, tenda, tikar dan 5 responden atau 15,15% berprofesi

sebagai tenda dan tikar.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan mempengaruhi

aktivitas perekonomian untuk penduduk yang bekerja diobyek wisata waduk

Cacaban secara keseluruhan dapat dilihat dalam tabel 4.24.

Tabel 4.24 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Secara

Keseluruhan.

No Tingkat

pendidika

n

Pedagang Jasa Persewaa

n

Frekuen

si

(%)

1 SMA Penjual

ikan bakar

(2)

Penjual

tiket (1),

satpam (1)

tukang

parkir (1)

Persewaa

n kapal

(18)

23 43,40

2 SMP Penjual nasi

pecel (5)

Toilet (1) Persewaa

n kapal

(2), tenda

(4), tikar

(4)

16 30,18

3 SD Penjual

makanan

dan

minuman

(8)

Toilet (1) Tenda (4)

dan tikar

(1)

14 26,42

Jumla

h

15 5 33 53 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

62

Berdasarkan Tabel 4.24 diperoleh gambaran bahwa tingkat pendidikan

terhadap profesi di obyek wisata waduk Cacaban dari 53 responden menunjukan

bahwa 23 responden atau 43,40% pendidikan SMA bekerja sebagai penjual ikan

bakar, penjual tiket, satpam, persewaan kapal dan tenda. Sedangkan 16 responden

atau 30,18% pendidikan SMP bekerja sebagai penjual nasi pecel, jasa toilet,

tukang parkir, persewaan kapal, tenda dan tikar. Sedangkan 14 responden atau

26,42% pendidikan SD bekerja sebagai penjual makanan maupun minuman, toilet

dan persewaan tenda tikar.

Berdasarkan gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat

pendidikan di obyek wisata waduk Cacaban adalah tingkat pendidikan SMA

sebesar 43,40% dengan kategori sedang.

b. Variabel aktivitas perekonomian

Berdasarkan hasil penelitian mengenai variabel aktivitas perekonomian

yang meliputi tiga jenis mata pencaharian di sektor perdagangangan, persewaan

dan jasa didapat hasil seperti berikut:

1. Pekerjaan di sektor Perdagangan, Jasa dan Persewaan

a) Alasan pedagang, jasa dan persewaan bekerja di obyek wisata

Berdasarkan hasil penelitian penduduk dari 15 responden yang bekerja

di sektor perdagangan bahwa 13 responden atau 86,67% alasan para penduduk

bekerja di sektor perdagangan untuk pendapatan sedangkan 2 responden lainnya

atau 13,33% lingkungan.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.25 alasan penduduk yang

bekerja di sektor perdagangan sebagai berikut :

63

Tabel 4.25 Alasan Pedagang bekerja di obyek wisata

No Alasan Frekuensi Persentase

1 Pendapatan 13 13,33

2 Lingkungan 2 86,67

3 Keadaan alam - -

4 Tidak ada pekerjaan lain yang

sesuai dengan bidangnya

- -

Jumlah 15 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.25 dari 15 responden bahwa 13 responden

mempunyai alasan bekerja di obyek wisata karena untuk memperoleh pendapatan

sedangkan 2 responden bekerja di obyek wisata lingkungan.

Penduduk yang bekerja di sektor Jasa dari 2 responden yang bekerja

disektor jasa toilet, bahwa alasan penduduk bekerja disektor jasa toilet untuk

memperoleh pendapatan dan lingkungan.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.26 alasan penduduk yang

bekerja di sektor jasa toilet sebagai berikut :

Tabel 4.26 Alasan Bekerja di Sektor Toilet di Obyek Wisata

No Alasannya Frekuensi Persentase

1 Pendapatan 2 100

2 Lingkungan - -

3 Keadaan alam - -

4 Tidak ada pekerjaan lain yang

sesuai dengan bidangnya

- -

Jumlah 2 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.26 dari 2 responden bahwa 2 responden atau 10%

mempunyai alasan yang sama bekerja di obyek wisata karena untuk memperoleh

pendapatan.

64

Penduduk yang bekerja di sektor jasa satpam dari 1 responden dalam

penelitian ini alasan bekerja di sektor jasa satpam untuk memperoleh pendapatan.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.27 alasan penduduk yang

bekerja di sektor jasa satpam sebagai berikut :

Tabel 4.27 Alasan Bekerja di Sektor Jasa Satpam di Obyek Wisata

No Alasannya Frekuensi Persentase

1 Pendapatan 1 100

2 Lingkungan - -

3 Keadaan alam - -

4 Tidak ada pekerjaan lain yang

sesuai dengan bidangnya

- -

Jumlah 1 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.27 dari 1 responden bahwa 1 responden atau 100%

alasan bekerja di sektor jasa satpam bekerja di sektor jasa satpam untuk

memperoleh pendapatan.

Penduduk yang bekerja di sektor penjual tiket dari 1 responden dalam

penelitian ini alasan bekerja di sektor penjual tiket untuk para pengunjung obyek

wisata Waduk Cacaban adalah untuk memperoleh pendapatan.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.28 alasan penduduk yang

bekerja di sektor penjual tiket sebagai berikut :

Tabel 4.28 Alasan Bekerja di Sektor Penjual Tiket di Obyek Wisata

No Alasannya Frekuensi Persentase

1 Pendapatan 1 100

2 Lingkungan - -

3 Keadaan alam - -

4 Tidak ada pekerjaan lain yang

sesuai dengan bidangnya

- -

Jumlah 1 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

65

Berdasarkan Tabel 4.28 dari 1 responden bahwa 1 responden atau 100%

alasan bekerja di sektor penjual tiket bekerja di sektor penjual tiket untuk

memperoleh pendapatan.

Penduduk yang bekerja di sektor juru parkir dari 1 responden dalam

penelitian ini alasan bekerja di sektor juru parkir di obyek wisata Waduk Cacaban

adalah untuk memperoleh pendapatan.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.29 alasan penduduk yang

bekerja di sektor juru parkir sebagai berikut :

Tabel 4.29 Alasan Bekerja di Sektor Juru Parkir di Obyek Wisata

No Alasannya Frekuensi Persentase

1 Pendapatan 1 100

2 Lingkungan - -

3 Keadaan alam - -

4 Tidak ada pekerjaan lain yang

sesuai dengan bidangnya

- -

Jumlah 1 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.29 dari 1 responden bahwa 1 responden atau 100%

alasan bekerja di sektor penjual tiket bekerja di sektor penjual tiket untuk

memperoleh pendapatan.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden

bekerja di sektor persewaan kapal bahwa 13 responden atau 65,00% menjawab

untuk memperoleh pendapatan, sedangkan 6 responden atau 30,00% menjawab

karena pengaruh lingkungan dan 1 responden atau 5,00% mempunyai karena

keadaan alam.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.30 alasan penduduk yang

66

bekerja di sektor persewaan kapal sebagai berikut :

Tabel 4.30 Alasan Bekerja di Sektor Persewaan Kapal di Obyek Wisata

No Alasannya Frekuensi Persentase

1 Pendapatan 13 65,00

2 Lingkungan 6 30,00

3 Keadaan alam 1 5,00

4 Tidak ada pekerjaan lain yang

sesuai dengan bidangnya

- -

Jumlah 20 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.30 dari 20 responden bahwa 13 responden

mempunyai alasan bekerja di obyek wisata karena untuk memperoleh pendapatan

sedangkan 6 responden bekerja di obyek wisata karena pengaruh lingkungan dan

1 responden bekerja di obyek wisata karena keadaan alam.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden

bekerja sebagai sewa tenda bahwa 5 responden atau 62,50% menjawab untuk

memperoleh pendapatan, sedangkan 2 responden atau 25,00% alasan bekerja di

obyek wisata karena pengaruh lingkungan dan 1 responden atau 12,50%

mempunyai alasan karena keadaan alam.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.31 alasan penduduk yang

bekerja di sektor persewaan tenda sebagai berikut :

Tabel 4.31 Alasan Bekerja di Sektor Persewaan Tenda di Obyek Wisata

No Alasannya Frekuensi Persentase

1 Pendapatan 5 62,50

2 Lingkungan 2 25,00

3 Keadaan alam 1 12,50

4 Tidak ada pekerjaan lain yang

sesuai dengan bidangnya

- -

Jumlah 8 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

67

Berdasarkan Tabel 4.31 dari 8 responden bahwa 5 responden

mempunyai alasan bekerja di obyek wisata karena untuk memperoleh pendapatan

sedangkan 2 responden bekerja di obyek wisata karena pengaruh lingkungan dan

1 responden bekerja di obyek wisata karena keadaan alam.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden

bekerja disektor persewaan tikar bahwa 4 responden atau 80,00% menjawab

untuk memperoleh pendapatan dan 1 responden atau 20,00% mempunyai alasan

karena pengaruh lingkungan.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.32 alasan penduduk

yang bekerja di sektor jasa toilet sebagai berikut :

Tabel 4.32 Alasan Bekerja di Sektor Persewaan Tikar di Obyek Wisata

No Alasannya Frekuensi Persentase

1 Pendapatan 4 80,00

2 Lingkungan 1 20,00

3 Keadaan alam - -

4 Tidak ada pekerjaan lain yang

sesuai dengan bidangnya

- -

Jumlah 5 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.32 dari 5 responden bahwa 4 responden

mempunyai alasan bekerja di obyek wisata karena untuk memperoleh pendapatan

dan 1 responden bekerja di obyek wisata karena keadaan alam.

b) Lama Bekerja Pedagang, Jasa dan Persewaan di Obyek Wisata

Berdasarkan hasil penelitian dari 15 responden yang bekerja di sektor

perdagangan, 6 responden atau 40,00% menjawab sudah bekerja di obyek

wisata Waduk Cacaban selama 10 tahun lebih, sedangkan 7 responden atau

46,67% menjawab sudah bekerja di obyek wisata Waduk Cacaban antara 5 -

68

10 tahun dan 2 responden atau 13,33% menjawab sudah bekerja di obyek

wisata Waduk Cacaban antara 2 - 5 tahun.

Tabel 4.33 Lama Bekerja di Sektor Perdagangan di Obyek Wisata

Waduk Cacaban

No Tahun Frekuensi Persentase

1 ≥10 6 40,00

2 5 - ≤10 7 46,67

3 2 - ≤5 2 13,33

4 <2 - -

Jumlah 15 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.33 dari lamanya bekerja di obyek wisata Waduk

Cacaban dari 15 responden bahwa 7 responden yang bekerja antara 5 - 10

tahun sedangkan 6 responden yang bekerja lebih dari 10 tahun, dan 2

responden bekerja antara 2 – 5 tahun. Membuktikan bahwa penduduk sudah

cukup lama bekerja disektor perdagangan.

Berdasarkan hasil penelitian dari 2 responden yang bekerja di sektor

jasa toilet, 1 responden atau 50,00% menjawab sudah bekerja di obyek wisata

Waduk Cacaban selama 10 tahun lebih, dan 1 responden atau 50,00%

menjawab sudah bekerja di obyek wisata Waduk Cacaban antara 5 - 10 tahun.

Tabel 4.34 Lama Bekerja di sektor Jasa Toilet di Obyek Wisata Waduk

Cacaban

No Tahun Frekuensi Persentase

1 ≥10 1 50,00

2 5 - ≤10 1 50,00

3 2 - ≤5 - -

4 <2 - -

Jumlah 2 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.34 bahwa lamanya bekerja di obyek wisata

69

Waduk Cacaban dari 2 responden membuktikan bahwa bekerja disektor jasa

toilet sangat dibutuhkan untuk para pengunjung obyek wisata Waduk

Cacaban.

Berdasarkan hasil penelitian dari 1 responden yang bekerja di sektor

jasa satpam, 1 responden atau 100% menjawab bekerja di obyek wisata

Waduk Cacaban antara 5 - 10 tahun.

Tabel 4.35 Lama Bekerja di Sektor Jasa Satpam di Obyek Wisata Waduk

Cacaban

No Tahun Frekuensi Persentase

1 ≥10 - -

2 5 - ≤10 1 100

3 2 - ≤5 - -

4 <2 - -

Jumlah 1 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.35 penduduk yang bekerja di sektor jasa satpam

dari 1 responden lamanya bekerja di obyek wisata bekerja antara 5 - 10 tahun

di obyek wisata Waduk Cacaban membuktikan bahwa jasa satpam baru mulai

antara 5 – 10 tahun yang lalu.

Berdasarkan hasil penelitian dari 1 responden yang bekerja di sektor

penjual tiket, 1 responden atau 100% menjawab sudah bekerja di obyek wisata

Waduk Cacaban antara 5 - 10 tahun.

70

Tabel 4.36 Lama Bekerja di Sektor Penjual Tiket di Obyek Wisata

Waduk Cacaban

No Tahun Frekuensi Persentase

1 ≥10 - -

2 5 - ≤10 1 100

3 2 - ≤5 - -

4 <2 - -

Jumlah 1 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.36 penduduk yang bekerja di sektor penjual tiket

dari 1 responden bekerja di obyek wisata adalah bekerja 5 - 10 tahun

membuktikan bahwa orang yang bekerja sebagai penjual tiket masih muda.

Berdasarkan hasil penelitian dari 1 responden yang bekerja di sektor

juru parkir, 1 responden atau 100% menjawab sudah bekerja di obyek wisata

Waduk Cacaban antara 5 - 10 tahun.

Tabel 4.37 Lama Bekerja di Sektor Juru Parkir di Obyek Wisata Waduk

Cacaban

No Tahun Frekuensi Persentase

1 ≥10 - -

2 5 - ≤10 1 100

3 2 - ≤5 - -

4 <2 - -

Jumlah 1 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.37 penduduk yang bekerja di sektor juru parkir

dari 1 responden lamanya bekerja di obyek wisata antara 5 - 10 tahun

membuktikan bahwa orang yang bekerja sebagai juru parkir belum lama

bekerja di obyek wisata Waduk Cacaban.

Berdasarkan data penelitian lamanya bekerja di sektor persewaan kapal

71

dari 20 responden bahwa 11 responden atau 55,00% menunjukan lamanya

bekerja di obyek wisata Waduk Cacaban lebih dari 10 tahun, kemudian 8

responden atau 40,00% sudah bekerja antara 5 - 10 tahun dan 1 responden atau

5,00% sudah bekerja antara 2 - 5 tahun.

Tabel 4.38 Lama Bekerja di Sektor Persewaan Kapal di Obyek Wisata

Waduk Cacaban

No Tahun Frekuensi Persentase

1 ≥10 11 55,00

2 5 - ≤10 8 40,00

3 2 - ≤5 1 5,00

4 <2 - -

Jumlah 20 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.38 meenunjukkan bahwa responden yang bekerja

lebih dari 10 tahun yang artinya mereka sudah lama bekerja disektor

persewaan kapal, kemudian 8 responden yang bekerja antara 5 - 10 tahun

menunjukkan bahwa mereka bekerja pernah bekerja di suatu tempat kemudian

bekerja disektor persewaan kapal dan 1 responden bekerja antara 2 – 5 tahun

artinya responden tersebut baru memulai bisnis disektor persewaan kapal.

Berdasarkan data penelitian penduduk dari 8 responden yang bekerja

di sektor persewaan tenda bahwa 5 responden atau 62,50% menunjukkan

bahwa mereka bekerja lebih dari 10 tahun, dan 3 responden atau 37,50%

bekerja antara 5 - 10 tahun.

72

Tabel 4.39 Lama Bekerja di Sektor Persewaan Tenda di Obyek Wisata

Waduk Cacaban

No Tahun Frekuensi Persentase

1 ≥10 5 62,50

2 5 - ≤10 3 37,50

3 2 - ≤5 - -

4 <2 - -

Jumlah 8 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.39 menunjukkan bahwa 5 responden yang bekerja

paling lama yaitu 10 tahun lebih dan 3 responden yang bekerja antara 5 – 10

tahun, bahwa mereka sudah cukup lama bekerja diobyek wisata Waduk

Cacaban di sektor persewaan tenda.

Berdasarkan hasil penelitian penduduk dari 5 responden yang bekerja

di sektor persewaan tikar bahwa 4 responden atau 80,00% bekerja antara 5 –

10 tahun, dan 1 responden atau 20,00% yang sudah bekerja di obyek wisata

Waduk Cacaban 10 tahun lebih.

Tabel 4.40 Lama Bekerja di Sektor Persewaan Tikar di Obyek Wisata

Waduk Cacaban

No Tahun Frekuensi Persentase

1 ≥10 1 20,00

2 5 - ≤10 4 80,00

3 2 - ≤5 - -

4 Tidak ada - -

Jumlah 5 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.40 menunjukan bahwa 4 responden yang bekerja

antara 5 - 10 tahun artinya mereka baru memulai bekerja di sektor persewaan

tikar mengikuti 1 responden yang sudah lama bekerja karena bekerja di

persewaan tikar hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

73

c) Pekerjaan Pedagang dan Jasa toilet Yang di Bantu Keluarga

Penduduk yang bekerja di obyek wisata Waduk Cacaban tentunya

tidak bekerja sendirian melainkan di bantu oleh keluarga sendiri, dari 15

responden yang bekerja disektor perdagangan 7 responden atau 46,67%

dibantu oleh istri/suami kemudian 8 responden atau 53,33% di bantu oleh

anak.

Tabel 4.41 Pekerjaan di Sektor Perdagangan Yang di Bantu Keluarga

No Keluarga Frekuensi Persentase

1 Istri/Suami 7 46,67

2 Anak 8 53,33

3 Kelurga Istri - -

4 Keluarga Suami - -

Jumlah 15 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.41 menunjukan bahwa penduduk yang bekerja di

sektor perdagangan umumnya di bantu oleh keluarga dari istri/suami dan anak

tidak membutuhkan orang lain untuk membantu.

Penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet dari 2 responden atau

100% menunjukkan bahwa mereka suami/istri saling bergantian menjaga

tempat toilet.

Tabel 4.42 Pekerjaan di Sektor Toilet Yang di Bantu Keluarga

No Keluarga Frekuensi Persentase

1 Istri/Suami 2 100

2 Anak - -

3 Kelurga Istri - -

4 Keluarga Suami - -

Jumlah 2 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.42 penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet

yang dibantu keluarga sendiri menunjukkan bahwa mereka dibantu oleh

74

istri/suami, sedangkan anak mereka masih kecil ataupun sekolah.

d) Dalam bekerja di obyek wisata pedagang, dan persewaan pernah

ditertibkan atau tidak

Penduduk yang bekerja disektor perdagangan dalam melakukan

pekerjaannya tidak merasa takut untuk ditertibkan oleh pihak pengelola obyek

wisata Waduk Cacaban, dari 15 responden yang bekerja disektor perdagangan

bahwa 9 responden atau 60,00% tidak pernah ditertibkan dan 6 responden atau

40,00% kadang ditertibkan.

Tabel 4.43 Pekerja Pedagang Yang Tidak Pernah Ditertibkan Pihak

Pengelola

No Trantib Frekuensi Persentase

1 Tidak pernah 9 60,00

2 Kadang 6 40,00

3 Sering - 0,00

4 Selalu - -

Jumlah 15 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.43 menunjukan bahwa masih ada penduduk yang

bekerja di sektor perdagangan yang ditertibkan oleh pihak pengelola, besar

kemungkinan 6 responden tersebut menganggu atau membahayakan yang

tidak semestinya dipakai untuk berdagang.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden

bahwa 11 responden atau 55,00% tidak pernah ditertibkan, kemudian 7

responden atau 35,00% kadang ditertibkan dan 2 responden atau 10,00 sering

ditertibkan.

75

Tabel 4.44 Pekerja di Sektor Persewaan Kapal Yang Tidak Pernah

Ditertibkan Pihak Pengelola

No Trantib Frekuensi Persentase

1 Tidak pernah 11 55,00

2 Kadang 7 35,00

3 Sering 2 10,00

4 Selalu - -

Jumlah 20 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.44 penduduk yang bekerja di sektor persewaan

kapal bahwa masih ada yang ditertibkan oleh pihak pengelola walaupun sudah

diperingatkan.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden

bahwa 5 responden atau 62,50% tidak pernah ditertibkan, kemudian 2

responden atau 25,00% kadang ditertibkan dan 1 responden atau 12,50 sering

ditertibkan.

Tabel 4.45 Pekerja di Sektor Persewaan Tenda Yang Tidak Pernah

Ditertibkan Pihak Pengelola

No Trantib Frekuensi Persentase

1 Tidak pernah 5 62,50

2 Kadang 2 25,00

3 Sering 1 12,50

4 Selalu - -

Jumlah 8 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.45 penduduk yang bekerja di sektor persewaan

tenda bahwa masih ada yang ditertibkan menunjukkan bahwa mereka masih

belum tertib karena masih ada yang ditertibkan.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden

bahwa 4 responden atau 80,00% tidak pernah ditertibkan, dan 1 responden

76

atau 20,00% kadang ditertibkan.

Tabel 4.46 Pekerja Persewa Tikar Yang Tidak Pernah Ditertibkan Pihak

Pengelola

No Trantib Frekuensi Persentase

1 Tidak pernah 4 80,00

2 Kadang 1 20,00

3 Sering - -

4 Selalu - -

Jumlah 5 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.46 bahwa penduduk yang bekerja di sektor

persewaan tidak pernah ditertibakan walaupun masih ada 1 responden yang

kadang ditertibkan pihak pengelola, menunjukkan bahwa mereka sudah bisa

teratur dalam bekerja.

e) Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Obyek Wisata Waduk Cacaban

Berdasarkan hasil penelitian jumlah penduduk yang bekerja di obyek

wisata sebagai berikut menurut pekerja di sektor perdagangan :

Penduduk yang bekerja di sektor perdagangan dari 15 responden

bahwa 4 responden atau 26,67% menjawab 50 orang lebih, kemudian 10

responden atau 66,67% menjawab antara 25 - 50 orang, dan 1 responden atau

6,67% menjawab antara 10 - 25 orang.

Tabel 4.47 Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Obyek Wisata Waduk

Cacaban Menurut Pekerja di Sektor Perdagangan

No Jumlah Frekuensi Persentase

1 ≥50 4 26,67

2 25 - ≤50 10 66,67

3 10 - ≤25 1 6,67

4 <10 - -

Jumlah 15 100

77

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.47 menunjukan penduduk yang bekerja di sektor

perdagangan dari 15 responden mengetahui bahwa jumlah penduduk yang

bekerja di obyek wisata rata – rata antara 25 – 50 orang.

Penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet dari 2 responden bahwa 2

responden atau 100% menjawab jumlah penduduk yang bekerja diobyek

wisata 25 - 50 orang.

Tabel 4.48 Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Obyek Wisata Menurut

Pekerja di Sektor Jasa Toilet

No Jumlah Frekuensi Persentase

1 ≥50 - -

2 25 - ≤50 2 100

3 10 - ≤25 - -

4 <10 - -

Jumlah 2 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.48 menggambarkan penduduk yang bekerja di

sektor jasa toilet dari 2 responden mengetahui bahwa jumlah penduduk yang

bekerja di obyek wisata cukup banyak.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden

bahwa 10 responden atau 50,00% menjawab jumlah penduduk yang bekerja

diobyek wisata 50 orang lebih, kemudian 7 responden atau 35,00% menjawab

25 – 50 orang, dan 3 responden atau 15,00% menjawab 10 - 25 orang.

78

Tabel 4.49 Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Obyek Wisata Menurut

Pekerja di Sektor Persewaan Kapal

No Jumlah Frekuensi Persentase

1 ≥50 10 50,00

2 25 - ≤50 7 35,00

3 10 - ≤25 3 15,00

4 <10 - -

Jumlah 20 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.49 menggambarkan jumlah penduduk yang

bekerja di obyek wisata dari 20 responden mengetahui bahwa penduduk yang

bekerja di obyek wisata sangat banyak.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden

bahwa 5 responden atau 62,50% menjawab jumlah penduduk yang bekerja

diobyek wisata 50 orang lebih, dan 3 responden atau 37,50% menjawab antara

25 – 50 orang.

Tabel 4.50 Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Obyek Wisata Menurut

Pekerja di Sektor Persewaan Tenda

No Jumlah Frekuensi Persentase

1 ≥50 5 62,50

2 25 - ≤50 3 37,50

3 10 - ≤25 -

4 <10 - -

Jumlah 8 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.50 menggambarkan penduduk yang bekerja di

sektor persewaan tenda mengetahui bahwa penduduk yang bekerja di obyek

wisata sudah cukup banyak.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden

bahwa 4 responden atau 80,00% menjawab jumlah penduduk yang bekerja di

obyek wisata 50 orang lebih, dan 1 responden atau 20,00% menjawab antara

79

25 – 50 orang.

Tabel 4.51 Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Obyek Wisata Menurut

Pekerja di Sektor Persewaan Tikar

No Jumlah Frekuensi Persentase

1 ≥50 4 80,00

2 25 - ≤50 1 20,00

3 10 - ≤25 -

4 <10 - -

Jumlah 5 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.51 menggambarkan penduduk yang bekerja di

sektor persewaan tikar mengetahui bahwa penduduk yang bekerja di obyek

wisata sangat banyak.

Penduduk untuk responden yang bekerja di sektor juru parkir, penjual

tiket dan satpam mereka masing-masing menjawab penduduk yang bekerja di

obyek wisata 25 - 50, menggambarkan bahwa penduduk yang bekerja di

obyek wisata cukup banyak.

2. Waktu bekerja

Berdasarkan hasil penelitian didapat waktu bekerja penduduk obyek

wisata Waduk Cacaban di sektor perdagangan sebagai berikut :

Penduduk yang bekerja di sektor perdagangan dari 15 responden

bahwa 8 responden atau 53,33% menjawab bekerja lebih dari 8 jam, kemudian

6 responden atau 40,00% menjawab bekerja antara 6 - 8 jam, dan 1 responden

atau 6,67% menjawab antara 4 - 6 jam dalam bekerja.

80

Tabel 4.52 Waktu Bekerja di Sektor Perdagangan

No Waktu (jam) Frekuensi Persentase

1 ≥8 8 59,67

2 6 - ≤8 6 35,46

3 4 - ≤6 1 4,87

4 <4 - -

Jumlah 15 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.52 menggambarkan bahwa penduduk yang

bekerja di sektor perdagangan dalam bekerja mereka bebas menentukan kapan

akan selesai bekerja bahkan sebelum obyek wisata di tutup

Penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet dari 2 responden bahwa 1

responden atau 50,00% menjawab bekerja lebih dari 8 jam, dan 1 responden

atau 50,00 menjawab bekerja antar 6 - 8 jam.

Tabel 4.53 Waktu Bekerja di Sektor Jasa Toilet

No Waktu (jam) Frekuensi Persentase

1 ≥8 1 50,00

2 6 - ≤8 1 50,00

3 4 - ≤6 - -

4 <4 - -

Jumlah 2 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.53 menggambarkan penduduk yang bekerja di

sektor jasa toilet waku bekerja mereka berbeda-beda tidak harus selesai

bersamaan karena letak toilet di obyek wisata Waduk Cacaban menyebar.

Berdasarkan hasil penelitian didapat waktu bekerja penduduk obyek

wisata Waduk Cacaban di sektor persewaan kapal sebagai berikut :

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden

bahwa 6 responden atau 30,00% menjawab bekerja lebih dari 8 jam, kemudian

12 responden atau 60,00% menjawab bekerja antara 6 - 8 jam, dan 2

81

responden atau 10,00% menjawab antara 4 - 6 jam dalam bekerja.

Tabel 4.54 Waktu Bekerja di Sektor Persewaaa Kapal

No Waktu (jam) Frekuensi Persentase

1 ≥8 6 30,00

2 6 - ≤8 12 60,00

3 4 - ≤6 2 10,00

4 <4 - -

Jumlah 20 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.54 menggambarkan bahwa penduduk yang

bekerja di sektor persewaan kapal masih ada yang bekerja antara 4 – 6 jam

membuktikan bahwa pada hari biasa obyek wisata sepi pengunjung yang ingin

menyewa kapal.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden

bahwa 3 responden atau 37,50% menjawab bekerja lebih dari 8 jam, kemudian

4 responden atau 50,00% menjawab bekerja antara 6 – 8 jam, dan 1 responden

atau 12,50% menjawab antara 4 - 6 jam dalam bekerja.

Tabel 4.55 Waktu Bekerja di Sektor Persewaan Tenda

No Waktu (jam) Frekuensi Persentase

1 ≥8 3 37,50

2 6 - ≤8 4 50,00

3 4 - ≤6 1 12,50

4 <4 - -

Jumlah 8 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.55 menggambarkan penduduk yang bekerja di

sektor persewaan tenda masih ada yang bekerja antara 4 – 6 jam membuktikan

bahwa hari biasa obyek wisata sepi pengunjung yang ingin meyewa tenda,

sedangkan rata-rata bekerja sampai 6 – 8 jam hari libur maupun saat ada event.

82

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden

bahwa 1 responden atau 20,00% menjawab bekerja lebih dari 8 jam, kemudian

3 responden atau 60,00% menjawab bekerja antara 6 – 8 jam, dan 1 responden

atau 20,00% menjawab antara 4 - 6 jam dalam bekerja.

Tabel 4.56 Waktu Bekerja di Sektor persewaan Tikar

No Waktu (jam) Frekuensi Persentase

1 ≥8 1 20,00

2 6 - ≤8 3 60,00

3 4 - ≤6 1 20,00

4 <4 - -

Jumlah 5 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.55 menggambarkan bahwa penduduk yang

bekerja di sektor persewaan tikar rata – rata bekerja antara 6 – 8 jam perhari

akan tetapi masih ada responden yang bekerja antara 4 – 6 jam.

Penduduk yang bekerja di sektor juru parkir, tiket maupun satpam

bekerja rata-rata lebih dari 8 jam, membuktikan bahwa mereka bekerja sampai

obyek wisata Waduk Cacaban di tutup.

3. Pendapatan dan pengeluaran Pedagang, Persewaan dan Jasa

a. Pendapatan Perbulan

Berdasarkan hasil penelitian pendapatan perbulan untuk pedagang, jasa

maupun persewaan diperoleh data sebaga berikut :

Penduduk yang bekerja di sektor perdagangan dari 15 responden bahwa

2 responden atau 13,33% menjawab memperoleh pendapatan perbulan lebih

dari Rp.1.500.000, kemudian 5 responden atau 33,33% menjawab memperoleh

pendapatan perbulan antara Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 dan 8 responden atau

53,33% menjawab memperoleh pendapatan perbulan kurang dari Rp. 500.000.

83

Tabel 4.57 Pendapatan Perbulan di Sektor Perdagangan

No Pendapatan/bulan (Rp) Frekuensi Persentase

1 ≥1.500.000 2 13,33

2 1.000.000 - ≤1.500.000 - -

3 500.000 - ≤1.000.000 5 33,33

4 ≤500.000 8 53,33

Jumlah 15 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.57 menggambarkan penduduk yang bekerja

disektor perdagangan menunjukkan bahwa pendapatan dari penduduk yang

bekerja disektor perdagangan tidak sama karena masih ada yang pendapatan

cukup tinggi dan rendah.

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi

pendapatan penduduk yang bekerja di sektor perdagangan yang meliputi penjual

ikan bakar, nasi pecel dan makanan maupun minuman kecil. Berikut penjelasan

bisa di lihat pada tabel 4.58.

Tabel 4.58 Pendapatan Pedagang Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Tingkat

pendidika

n

Profesi Pendapatan/bula

n (Rp)

Fre

kue

nsi

(%)

1. SMA Penjual ikan

bakar

≥1.500.000 2 13,33

2. SMP Penjual nasi

pecel

500.000 -

1.000.000

5 33,33

3. SD Penjual

makanan dan

minuman

ringan

≤500.000 8 53,33

Jumlah 15 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.58 menggambarkan pendapatan penduduk yang

bekerja di sektor perdagangan dari 15 responden membuktikan 2 responden atau

13,33% yang bekerja sebagai penjual ikan bakar mempunyai pendapatan di atas

84

Rp. 1.500.000 per bulan, kemudian 5 responden atau 33,33% yang bekerja

sebagai penjual nasi pecel pendapatannya antara Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

per bulan dan 8 responden atau 53,33% yang bekerja sebagai penjual makanan

dan minuman mempunyai pendapatan kurang dari Rp. 500.000.

Penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet dari 2 responden bahwa 2

responden atau 100% menjawab memperoleh pendapatan kurang dari Rp.

500.000.

Tabel 4.59 Pendapatan Perbulan di Sektor Jasa Toilet.

No Pendapatan/bulan

(Rp)

Frekuensi Persentase

1 ≥1.500.000 - -

2 1.000.000 -

≤1.500.000

- -

3 500.000 -

≤1.000.000

- -

4 <500.000 2 100

Jumlah 2 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.59 penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet

pendapatan perbulan dari 2 responden kurang dari Rp. 500.000 menunjukkan

bahwa pengunjung sepi.

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi

pendapatan penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet. Berikut penjelasan bisa

di lihat pada tabel 4.60.

85

Tabel 4.60 Pendapatan Jasa Toilet Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Tingkat

pendidika

n

Profesi Pendapatan/bula

n (Rp)

Fre

kue

nsi

(%)

1. SMA

2. SMP Jasa toilet <500.000 1 50

3. SD Jasa toilet <500.000 1 50

Jumlah 2 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.60 menggambarkan pendapatan penduduk yang

bekerja di sektor jasa toilet dari 2 responden bahwa 2 responden atau 100%

yang bekerja sebagai jasa toilet mempunyai pendapatan kurang dari Rp. 500.000

per bulan. Membuktikan bahwa tingkat pendidikan SMP dan SD akan

mempengaruhi pendapatan yang kecil sebagai jasa toilet.

Penduduk yang bekerja di sektor penjual tiket dari 1 responden bahwa

1 responden atau 100% menjawab memperoleh pendapatan perbulan diatas Rp.

1.500.000.

Tabel 4.61 Pendapatan Perbulan di Sektor Jasa Tiket

No Pendapatan/bulan

(Rp)

Frekuensi Persentase

1 ≥1.500.000 1 100

2 1.000.000 -

≤1.500.000

- -

3 500.000 -

≤1.000.000

- -

4 <500.000 - -

Jumlah 1 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.61 menggambarkan untuk penduduk yang bekerja

di sektor penjual tiket pendapatan perbulan di atas Rp. 1.500.000. Karena

pendapatan ini tidak berpengaruh walaupun pengunjung sepi atau ramai.

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi

86

pendapatan penduduk yang bekerja di sektor jasa tiket. Berikut penjelasan bisa

di lihat pada tabel 4.62.

Tabel 4.62 Pendapatan Jasa Tiket Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Tingkat

pendidika

n

Profesi Pendapatan/bula

n (Rp)

Fre

kue

nsi

(%)

1. SMA Jasa penjual

tiket

≥1.500.000 1 100

2. SMP

3. SD

Jumlah 1 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.62 menggambarkan pendapatan penduduk yang

bekerja di sektor jasa toilet dari 1 responden bahwa 1 responden atau 100%

yang bekerja sebagai jasa penjual tiket mempunyai pendapatan di atas Rp.

1.500.000 per bulan.

Penduduk yang bekerja di sektor jasa satpam dari 1 responden bahwa 1

responden atau 100% menjawab memperoleh pendapatan perbulan antara Rp.

1.000.000 – Rp. 1.500.000.

Tabel 4.63 Pendapatan Perbulan di Sektor Jasa Satpam

No Pendapatan/bulan (Rp) Frekuensi Persentase

1 ≥1.500.000 - -

2 1.000.000 - ≤1.500.000 1 100

3 500.000 - ≤1.000.000 - -

4 <500.000 - -

Jumlah 1 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.63 menggambarkan penduduk yang bekerja di

sektor jasa satpam pendapatan perbulan Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000,

menunjukkan bahwa penduduk yang bekerja disektor jasa satpam menerima gaji

bulanan antara Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000.

87

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi

pendapatan penduduk yang bekerja di sektor jasa satpam. Berikut penjelasan

bisa di lihat pada tabel 4.64.

Tabel 4.64 Pendapatan Jasa Satpam Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Tingkat

pendidika

n

Profesi Pendapatan/bula

n (Rp)

Fre

kue

nsi

(%)

1. SMA Jasa satpam 1.000.000 –

1.500.000

1 100

2. SMP

3. SD

Jumlah 1 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.64 menggambarkan pendapatan penduduk yang

bekerja di sektor jasa satpam dari 1 responden bahwa 1 responden atau 100%

yang bekerja sebagai jasa satpam mempunyai pendapatan antara Rp. 1.000.000

– Rp. 1.500.000 per bulan. Membuktikan bahwa tingkat pendidikan SMA

mempengaruhi pendapatannya karena penduduk tersebut bisa bekerja sebagai

satpam.

Penduduk yang bekerja di sektor juru parkir dari 1 responden bahwa 1

responden atau 100% menjawab memperoleh pendapatan perbulan Rp.

1.000.000 – Rp. 1.500.000.

Tabel 4.65 Pendapatan Perbulan di Sektor Juru Parkir.

No Pendapatan/bulan (Rp) Frekuensi Persentase

1 ≥1.500.000 - -

2 1.000.000 - ≤1.500.000 1 100

3 500.000 - ≤1.000.000 - -

4 <500.000 - -

Jumlah 1 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.65 menggambarkan penduduk yang bekerja

88

disektor juru parkir pendapatan perbulan Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000,

menunjukkan bahwa pendapatan perbulan sudah cukup tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi

pendapatan penduduk yang bekerja di sektor jasa juru parkir. Berikut penjelasan

bisa di lihat pada tabel 4.66.

Tabel 4.66 Pendapatan Juru Parkir Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Tingkat

pendidika

n

Profesi Pendapatan/bula

n (Rp)

Fre

kue

nsi

(%)

1. SMA Jasa juru parkir 1.000.000 –

1.500.000

1 100

2. SMP

3. SD

Jumlah 1 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.65 menggambarkan pendapatan penduduk yang

bekerja di sektor jasa juru parkir dari 1 responden bahwa 1 responden atau

100% yang bekerja sebagai jasa juru parkir mempunyai pendapatan antara Rp.

1.000.000 – Rp. 1.500.000 per bulan.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden

bahwa 20 responden atau 100% menjawab memperoleh pendapatan perbulan

Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000.

Tabel 4.67 Pendapatan Perbulan di Sektor Persewaan Kapal.

No Pendapatan/bulan (Rp) Frekuensi Persentase

1 ≥1.500.000 - -

2 1.000.000 - ≤1.500.000 20 100

3 500.000 - ≤1.000.000 - -

4 <500.000 - -

Jumlah 20 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.67 menggambarkan pendapatan perbulan masing-

89

masing penduduk yang bekerja disektor persewaan kapal dengan pendapatan

yang sama.

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi

pendapatan penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal. Berikut

penjelasan bisa di lihat pada tabel 4.68.

Tabel 4.68 Pendapatan Persewaan Kapal Berdasarkan Tingkat

Pendidikan.

No Tingkat

pendidika

n

Profesi Pendapatan/bula

n (Rp)

Fre

kue

nsi

(%)

1. SMA Persewaan

kapal

1.000.000 -

≤1.500.000

18 90

2. SMP Persewaan

kapal

1.000.000 -

≤1.500.000

2 10

3. SD

Jumlah 20 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.68 menggambarkan pendapatan penduduk yang

bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden bahwa 18 responden atau

90% pendidikan SMA yang bekerja sebagai persewaan kapal mempunyai

pendapatan per bulan antara Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000, dan 2 responden

atau 10% pendidikan SMP bekerja sebagai persewaan kapal mempunyai

pendapatan antara Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden

bahwa 6 responden atau 75,00% menjawab memperoleh pendapatan perhari

lebih dari Rp.300.000, kemudian 1 responden atau 12,50% menjawab

memperoleh pendapatan perhari antara Rp. 200.000 – Rp. 300.000 dan 1

responden atau 12,50 menjawab pendapatan perhari antara Rp. 100.000 – Rp.

200.000.

90

Tabel 4.69 Pendapatan Perbulan di Sektor Persewaan Tenda

No Pendapatan/bulan (Rp) Frekuensi Persentase

1 ≥300.000 6 75,15

2 200.000 - ≤300.000 1 12,425

3 100.000 - ≤200.000 1 12,425

4 <100.000 - -

Jumlah 8 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.69 menggambarkan penduduk yang bekerja di

sektor persewaan tenda untuk pendapatan perbulan, menunjukkan bahwa rata-

rata pendapatan mereka sudah cukup tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi

pendapatan penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda. Berikut

penjelasan bisa di lihat pada tabel 4.70.

Tabel 4.70 Pendapatan Persewaan Tenda Berdasarkan Tingkat

Pendidikan.

No Tingkat

pendidika

n

Profesi Pendapatan/bula

n (Rp)

Fre

kue

nsi

(%)

1. SMA

2. SMP Persewaan

tenda

≥300.000 4 50,00

3. SD Persewaan

tenda

≥300.000 4 50,00

Jumlah 8 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.69 menggambarkan pendapatan penduduk yang

bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden bahwa 8 responden atau

100% yang bekerja sebagai persewaan tenda mempunyai pendapatan lebih dari

Rp. 300.000 per bulan.

Membuktikan bahwa bekerja sebagai persewaan tenda hanya sampai

tingkat pendidikan SMP dan SD sangat menpengaruhi pendapatan mereka yang

91

kecil.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden

bahwa 5 responden atau 100% menjawab memperoleh pendapatan perbulan Rp.

200.000 – Rp. 300.000.

Tabel 4.71 Pendapatan Perbulan Persewaan Tikar

No Pendapatan/bulan (Rp) Frekuensi Persentase

1 ≥300.000 - -

2 200.000 - ≤300.000 5 100

3 100.000 - ≤200.000 - -

4 <100.000 - -

Jumlah 5 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.71 menggambarkan penduduk yang bekerja

disektor persewaan tikar untuk pendapatan perbulan, Menunjukkan bahwa rata-

rata pendapatan mereka masih rendah.

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi

pendapatan penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar. Berikut

penjelasan bisa di lihat pada tabel 4.72.

Tabel 4.72 Pendapatan Persewaan Tikar Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Tingkat

pendidika

n

Profesi Pendapatan/bula

n (Rp)

Fre

kue

nsi

(%)

1. SMA

2. SMP Persewaan

tikar

200.000 -

≤300.000

4 80

3. SD Persewaan

tikar

200.000 -

≤300.000

1 20

Jumlah 5 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.72 menggambarkan pendapatan penduduk yang

bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden bahwa 5 responden atau

100% yang bekerja sebagai persewaan tikar mempunyai pendapatan antara Rp.

92

200.000 – Rp. 300.000 per bulan.

Membuktikan bahwa bekerja sebagai persewaan tikar hanya sampai

tingkat pendidikan SMP dan SD sangat menpengaruhi pendapatan mereka yang

kecil.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat pendidikan akan

mempengaruhi pendapatan penduduk yang bekerja di obyek wisata waduk

Cacaban secara keseluruhan.

Tabel 4.73 Pendapatan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Tingkat

pendidika

n

Pedagan

g

Jasa Persewaan Freku

ensi

Rata-rata

pendapata

n/bulan

(Rp)

1 SMA Penjual

ikan

bakar

Penjual

tiket,

satpam

dan

tukang

parkir

Persewaan

kapal

23 1.243.500

2 SMP Penjual

nasi

pecel

Toilet Persewaan

kapal,

tenda dan

tikar

16 543.750

3 SD Penjual

makanan

maupun

minuman

kecil

Toilet Tenda dan

tikar

14 357.150

Jumlah 15 5 33 53 2.144.400

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.73 menggambarkan tingkat pendidikan SMA dari

23 responden atau 43,40% yang berprofesi sebagai penjual ikan bakar, penjual

tiket, satpam, tukang parkir dan persewaan kapal secara keseluruhan

mendapatkan rata-rata Rp. 1.243.500 per bulan. Sedangkan tingkat pendidikan

SMP dari 16 responden atau 30,18% yang berprofesi sebagai penjual nasi pecel,

93

jasa toilet, persewaan kapal, tenda dan tikar secara keseluruhan mendapatkan

rata-rata Rp. 543.750 per bulan. Sedangkan untuk pendidikan SD dari 14

responden atau 26,42% yang berprofesi sebagai penjual makanan maupun

minuman, jasa toilet, tenda dan tikar secara keseluruhan mendapatkan rata-rata

Rp. 357.150 per bulan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan SMA

berpengaruh terhadap pendapatan penduduk yang bekerja di obyek wisata

waduk Cacaban dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMP maupun SD

yang tingkat pendapatannya rendah.

b. Pengeluaran perhari

Berdasarkan hasil penelitian pendapatan perhari untuk pekerja di

sektor perdagangan dan persewaan diperoleh data sebaga berikut :

Penduduk yang bekerja di sektor perdagangan dari 15 responden

bahwa 7 responden atau 46,67% menjawab modal perhari kurang dari

Rp.50.000, kemudian 7 responden atau 46,67% menjawab modal perhari antara

Rp. 50.000 – Rp. 100.000 dan 1 responden atau 6,67% menjawab modal perhari

perhari antara Rp. 100.000 – Rp. 150.000.

Tabel 4.74 Pengeluaran untuk Modal Perhari di sektor Perdagangan

No Pendapatan/bulan

(Rp)

Frekuensi Persentase

1 ≥150.000 - -

2 100.000 - ≤150.000 1 6,67

3 50.000 - ≥100.000 7 46,67

4 <50.000 7 46,67

Jumlah 15 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.74 menggambarkan bahwa modal perhari bekerja

disektor perdagangan, menunjukan bahwa modal yang dikeluarkan berbeda-

94

beda dengan pedagang yang lain.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden

bahwa 12 responden atau 60,00% menjawab modal perhari kurang dari

Rp.50.000, kemudian 6 responden atau 30,00% menjawab modal perhari antara

Rp. 50.000 – Rp. 100.000 dan 2 responden atau 10,00% menjawab modal

perhari perhari antara Rp. 100.000 – Rp. 150.000

Tabel 4.75 Pengeluaran untuk Modal Perhari di Sektor Persewaan Kapal

No Pendapatan/bulan

(Rp)

Frekuensi Persentase

1 ≥150.000 - -

2 100.000 - ≤150.000 2 10,00

3 50.000 - ≤100.000 6 30,00

4 <50.000 12 60,00

Jumlah 20 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.75 menggambarkan penduduk yang bekerja

disektor persewaan kapal bahwa modal perhari persewaan kapal rata - rata

masih sepi pengunjung terbukti 12 responden mengeluarkan modalnya kurang

dari Rp. 50.000

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden

bahwa 6 responden atau 75,00% menjawab modal perhari kurang dari

Rp.50.000, dan 2 responden atau 25,00% menjawab modal perhari perhari

antara Rp. 50.000 – Rp. 100.000.

95

Tabel 4.76 Pengeluaran untuk Modal Perhari di sektor Persewaan Tenda

No Pendapatan/bulan

(Rp)

Frekuensi Persentase

1 ≥150.000 - -

2 100.000 - ≤150.000 - -

3 50.000 - ≤100.000 2 25,00

4 50.000 6 75,00

Jumlah 8 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.76 menggambarkan penduduk yang bekerja di

sektor persewaan tenda menunjukan bahwa modal yang mereka butuhkan cukup

tinggi.

Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden

bahwa 4 responden atau 80,00% menjawab modal perhari kurang dari

Rp.50.000, dan 1 responden atau 20,00% menjawab modal perhari antara Rp.

50.000 – Rp. 100.000.

Tabel 4.77 Pengeluaran untuk Modal Perhari Persewaan Tikar

No Pendapatan/bulan

(Rp)

Frekuensi Persentase

1 ≥150.000 4 95,00

2 100.000 - ≤150.000 1 5,00

3 50.000 - ≤100.000 - -

4 <50.000 - -

Jumlah 5 100

Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.77 menggambarkan penduduk yang bekerja di

sektor persewaan tikar menunjukan bahwa modal perhari mereka cukup besar.

c. Persepsi tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan penduduk

secara keseluruhan didapat hasil seperti berikut: dari 53 orang responden

diketahui tingkat pendidikan penduduk sebanyak 25 orang berpendidikan SMA

96

atau sebesar (66,6%), dan 20 orang berpendidikan SMP atau sebesar (25,5%),

dan sisanya 8 orang berpendidikan SD atau sebesar (7,9%).

Tabel 4.78 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Kelurahan

Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 25 66,60

2 SMP 20 25,50

3 SD 8 7,90

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 53 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.78 menggambarkan bahwa tingkat pendidikan

penduduk sudah banyak yang sudah lulus SMA dibandingkan dengan SMP

maupun SD, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas perekonomian penduduk di

obyek wisata Waduk Cacaban, dengan tingkat pendidikan yang sangat tinggi

akan mempengaruhi aktivitas ekonomi untuk menjadi lebih baik.

Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para

penduduk obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena

sekolah dapat membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu

mereka sebagai pedagang, persewaan maupun jasa yang ada di obyek wisata

Waduk Cacaban sehingga pola berpikir mereka lebih maju.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan

penduduk dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran

variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam

pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 82,47

% dihasilkan empat kategori 45,83% - 62,50% termasuk kategori rendah,

62,51% - 75,00% termasuk kategori tinggi dan 75,01% - 100% dengan katergori

97

sangat tinggi.

Dengan rata-rata sebesar 82,47% dapat diketahui bahwa pendidikan

penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci

hasil analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat

dalam Tabel 4.79.

Tabel 4.79 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk

Terhadap Tingkat Pendidikan.

NO Interval (%) Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen

1 81,00 – 100 Sangat tinggi 35 66,04

2 63,00 – 81,00 Sedang 13 24,53

3 44,00 – 62,00 Rendah 5 9,43

4 24,00 – 43,00 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 53 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.77 diperoleh gambaran tingkat pendidikan

sebanyak 35 orang responden (66,04%) termasuk dalam kategori sangat tinggi,

sebanyak 13 responden (24,53%) termasuk dalam kategori sedang dan sebanyak

5 responden (9,43%) termasuk dalam kategori rendah. Untuk lebih jelasnya bisa

dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Diagram Batang Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

Sangat Tinggi

Tinggi Rendah Sangat Rendah

66.04%

24.53%

9.43%

0.00%

98

Kategori yang terbanyak dari tingkat pendidikan penduduk hampir

semua masuk dalam kategori sangat tinggi, dan sisanya dalam kategori rendah,

hal ini menggambarkan bahwa pendidikan yang dimiliki oleh penduduk di

Kelurahan Karanganyar tergolong sangat tinggi.

d. Aktivitas Perekonomian secara keseluruhan

Berdasarkan data penelitian tingkat ekonomi penduduk obyek wisata

Waduk Cacaban itu adalah sangat tinggi karena pendidikan mempunyai

pengaruh yang sangat penting untuk aktivitas perkonomian di obyek wisata

Waduk Cacaban.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel aktivitas perekonomian

penduduk dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran

variabel aktivitas perekonomian yaitu dengan memberikan 14 pertanyaan

dengan kisaran aktual 66,07 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 84,40 %

dihasilkan 2 kategori 66,07% - 76,79% termasuk kategori tinggi, 76,80% -

98,21% termasuk kategori sangat tinggi.

Dengan rata-rata sebesar 84,40% dapat diketahui bahwa aktivitas

perekonomian di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara

rinci hasil analisis deskripsi variabel aktivitas perekonomian penduduk dapat

dilihat dalam Tabel 4.80.

99

Tabel 4.80 Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Variabel Aktivitas

perekonomian

NO Interval (%) Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen

1 81,00 – 100 Sangat tinggi 36 67,92

2 62,00 – 81,00 Sedang 17 32,08

3 44,00 – 62,00 Rendah 0 0,00

4 24,00 – 43,00 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 53 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.78 diperoleh gambaran aktivitas perekonomian

sebanyak 36 orang responden (67,92%) termasuk dalam kategori sangat tinggi,

sebanyak 17 responden (32,08%) termasuk dalam kategori sedang. Untuk lebih

jelasnya bisa dilihat pada gambar 4.3

Gambar 4.3 Diagram Batang Aktivitas Perekonomian

Kategori yang terbanyak dari variabel aktivitas perekonomian adalah

bahwa aktivitas perkonomian di obyek wisata Waduk Cacaban sudah sangat

tinggi terbukti dari diagram diatas menunjukkan 67,92% sangat tinggi.

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

Sangat Tinggi

Tinggi Rendah Sangat Rendah

67.92%

32.08%

0.00% 0.00%

100

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi spss 16 dengan

dilakukan analisis untuk setiap variabelnya, guna diketahui apakah data dari setiap

variabel memiliki distribusi normal atau tidak, syarat data memiliki distribusi normal

adalah data yang memiliki taraf signifikasi dibawah 0,05.

a. Uji Determinasi ( )

Untuk mengetahui berapa persen pengaruh Tingkat pendidikan terhadap

Aktivitas Perekonomian responden dapat dilihat pada Tabel 4.81.

Tabel 4.81. Uji Determinasi

Berdasarkan Tabel 4.79 diperoleh nilai adjusted R2 = 0,225 = 22,50% ini

berarti pengaruh antara tingkat pendidikan dengan aktivitas perekonomian sebesar

22,50%.

b. Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat cocok atau tidaknya data penelitian dianalisis

menggunakan model regresi linier.

Hipotesis:

Model Summaryb

.489a .240 .225 4.36253

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikana.

Dependent Variable: Aktivitas Perekonomianb.

101

Ho : data penelitian tidak cocok dianalisis menggunakan regresi linier.

H1 : data penelitian cocok dianalisis menggunakan regresi linier.

Pengambilan keputusan:

Ho diterima jika F hitung ≤ Ftabel atau sig ≥ 5%.

H1 diterima jika Fhitung > Ftabel dan sig < 5%.

Untuk melakukan uji F dapat dilihat pada Tabel 4.82 (anova) dibawah ini:

Tabel 4.82. Uji F

Berdasarkan Tabel 4.82 hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 16,062 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 ini berarti

model regresi cocok digunakan untuk menganalisis data penelitian yang diperoleh.

c. Pengujian Hipotesis

1). Pengujian keberartian pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen

ANOVAb

305.687 1 305.687 16.062 .000a

970.615 51 19.032

1276.302 52

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikana.

Dependent Variable: Aktivitas Perekonomianb.

102

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu (parsial) variabel

independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak. Hasil

output dari SPSS adalah sebagai berikut.

Tabel 4.83. Uji Hipotesis

Berdasarkan Tabel 4.83 hasil uji F diperoleh t hitung sebesar 4,008 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 maka

kontribusi tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap aktivitas

perekonomian.

D. Pembahasan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan

bangsa. Melalui pendidikan akan lahir manusia-manusia yang mampu memberikan

sumbangan kepada negara dengan potensi dan bakat yang dimiliki. Agar lahir

manusia-manusia yang memberikan sumbangan terhadap pembangunan bangsa. Maka

proses pendidikan harus mendapat perlakuan khusus.

Coefficientsa

31.212 4.050 7.707 .000

.811 .202 .489 4.008 .000

(Constant)

Tingkat Pendidikan

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Aktivitas Perekonomiana.

103

Pendidikan pada dasarnya sudah ada manusia itu sendiri, karena pendidikan

itu berlangsung seumur hidup yaitu sejak dari buaian hingga liang lahat, konsep

pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa proses pendidikan adalah

proses yang kontinyu, yang bermula sejak orang tersebut lahir hingga meninggal

dunia.

Tinggi atau rendahnya tingkat aktivitas perekonomian penduduk, tentunya

sangat dipengaruhi oleh semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan semakin tinggi

pula persepsi mereka dalam pendidikan tentunya hal ini akan menimbulkan motivasi

tersendiri untuk berkembang lebih maju.

Penduduk yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, mereka cenderung

kurang memiliki kemampuan berpikir yang cerdas dalam melakukan kegiatan

perekonomian, hal inilah yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian ini.

Subjek dalam penelitian ini adalah warga Kelurahan Karanganyar yang

bekerja di sektor Perdagangan, Jasa maupun Persewaan di obyek wisata Waduk

Cacaban. Berdasarkan data yang diperoleh persepsi terhadap tingkat pendidikan di

sektor pariwisata obyek wisata Waduk Cacaban yaitu pendidikan SMA dengan

kategori sedang sebesar 47,16% bekerja sebagai pedagang, jasa, pendidikan SMP

dengan kategori rendah sebesar 39,62% bekerja sebagai persewaan kapal, dan

pendidikan SD dengan kategori sangat rendah sebesar 13,22% bekerja sebagai

persewaan tenda dan tikar.

Berdasarkan dari uji determinasi diperoleh nilai adjusted R2 = 0,225 = 22,50%

ini berarti pengaruh antara tingkat pendidikan dengan aktivitas perekonomian sebesar

22,50% maka ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap aktivitas perekonomian di

obyek wisata Waduk Cacaban.

104

Jika dilihat dari uji hipotesis secara parsial dapat diketahui bahwa tingkat

pendidikan penduduk Hasil uji F diperoleh t hitung sebesar 4,008 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 maka kontribusi

tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap aktivitas perekonomian.

Sedangkan jika dilihat pengujian hipotesis secara bersama-sama Hasil uji F

diperoleh F hitung sebesar 16,062 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena

tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 ini berarti model regresi cocok digunakan untuk

menganalisis data penelitian yang diperoleh.

105

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Adapun simpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah :

1. Penyebab penduduk bekerja di sektor pariwisata obyek wisata waduk Cacaban

Kabupaten Tegal adalah adalah pengaruh fisik yaitu untuk memperoleh pendapatan

dengan kategori tinggi sebesar 75,47%.

2. Terdapat keterlibatan penduduk dalam penelitian ini yaitu untuk yang tingkat

pendidikan SMA dengan kategori sedang sebesar 47,16%, pendidikan SMP dengan

kategori rendah sebesar 39,62%, dan pendidikan SD dengan kategori sangat rendah

sebesar 13,22%.

a. Terdapat profesi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dari 53 responden

bahwa 23 responden atau 43,40% pendidikan SMA bekerja sebagai penjual ikan

bakar, penjual tiket, satpam, persewaan kapal dan tenda. Sedangkan 16 responden

atau 30,18% pendidikan SMP bekerja sebagai penjual nasi pecel, jasa toilet,

tukang parkir, persewaan kapal, tenda dan tikar. Sedangkan 14 responden atau

26,42% pendidikan SD bekerja sebagai penjual makanan maupun minuman, toilet,

persewaan tenda dan tikar.

b. Terdapat pendapatan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dari 53 responden

bahwa 23 responden yang berprofesi sebagai penjual ikan bakar, penjual tiket,

satpam, tukang parkir dan persewaan kapal secara keseluruhan mendapatkan rata-

rata Rp. 1.243.500 per bulan. Sedangkan tingkat pendidikan SMP dari 16

responden yang berprofesi sebagai penjual nasi pecel, jasa toilet, persewaan kapal,

tenda dan tikar secara keseluruhan mendapatkan rata-rata Rp. 547.750 per bulan.

Sedangkan untuk pendidikan SD dari 14 responden yang berprofesi sebagai

106

penjual makanan maupun minuman, jasa toilet, tenda dan tikar secara keseluruhan

mendapatkan rata-rata Rp. 375.150 per bulan.

c. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat

pendidikan dengan pendapatan penduduk yang bekerja di obyek wisata waduk

Cacaban karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap

pendapatan.

3. Terdapat kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian di

obyek wisata waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal.

Kontribusi tingkat pendidikan terhadap aktivitas perekonomian dengan kategori

sangat tinggi yaitu sebesar 82,47%.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas maka dapat diambil saran sebagai berikut.

1. Saran bagi pedagang sebaiknya mengutamakan kebersihan makanan yang dijual

kemudian makanan yang dijual lebih berfariasi agar pengunjung tertarik.

2. Saran bagi jasa memberikan pelayananan yang maksimal agar nantinya pengunjung

ingin kembali lagi ke obyek wisata waduk Cacaban.

3. Saran bagi persewaan memberikan pelayanan yang ramah dan sebaiknya sudah ada

papan harga untuk barang yang akan disewa.

107

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

BPS. 2011. Kabupaten Tegal Dalam Angka. Tegal: BPS.

DEPDIKBUD. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Banowati, Eva. 2001. „Hubungan Agrosilvikultur dengan Pendapatan Penduduk Desa Hutan

Peserta Pesanggem Di Kecamatan Tambakkromo Kabupaten Pati Jawa Tengah’.

Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Hasbullah. 2009. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

H. Sunarto, Ny. B. Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Poerwadarminta, W.J.S.. 1989. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sudigdo, Sastroarmoro. 1995. Dasar-Dasar metodologi penelitian. Jakarta : Binarupa

Aksara.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi ke-6 Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sumaatmadja, Nursid. 1981. Studi Geografi sebagai Suatu Pendekatan Analisis Keruangan.

Bandung: Alumni Bandung.

Sumintarsih, dkk. 2005. Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Madura. Yogyakarta:

Kemenbudpar.

Suwantoro, G. 2002. Dasar-Dasar pariwisata. Andi. Yogyakarta.

Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Diperbanyak

oleh PT.Armas Duta Jaya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Wahab,S. Manajemen Kepariwisataan. Penerbit PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Yandianto. 2000. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Yoeti, Oka A. 1992. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.

108

Lampiran 1 UJI ANGKET PENELITIAN

Judul:

“Kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian di obyek

wisata Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal”

I. IdentitasResponden

Nama : (di isi peneliti)

Tempat tanggal lahir :

Umur :

Jenis usaha :

Alamat :

II. KetentuanMenjawab

1. Mohon anda memberikan tanda (X) pada salah satu alternatif jawaban yang

anda anggap paling sesuai dan isilah titik tersebut sesuai dengan pendapatan

dan pada lembar instrumen ini.

2. Apabila terjadi kekeliruan dalam menjawab dan anda ingin membenarkan,

maka berilah tanda dua garis bawah pada jawaban yang dianggap salah

kemudian silanglah jawaban yang semestinya menurut anda benar.

Contoh :Pilihan semula a b c d

Pembetulannya a b c d

3. Jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya!

III. DaftarPertanyaan

A. Tingkat pendidikan

(1) Pendidikan penduduk

1. Apakah pendidikan terakhir anda ?

a. SMA c. SD

b. SMP d. Tidak sekolah

2. Menurut anda apa perlunya sekolah ?

a. Membekali lmu pengetahuan

b. Untuk mendapatkan pekerjaan yang layak

c. Membentuk kepribadian

109

d. Agar dapat membaca, menulis dan menghitung

3. Menurut anda apakah sekolah merupakan hal yang sangat penting ?

a. Sangat penting c. Kurang penting

b. Penting d. Tidak penting

4. Menurut anda setelah tamat sekolah ingin melanjutkan sekolah lagi ?

a. Ya c. Mungkin

b. Bekerja d. Tidak

5. Darimanakah anda mendapatkan pengalaman dalam bekerja ?

a. Pendidikan formal c. Keluarga

b. Pengalaman sendiri d. Orang lain

6. Apakah pekerjaan yang anda tekuni sudah sesuai dengan tingkat pendidikan yang

anda miliki ?

a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai

b. Sesuai d. Tidak sesuai

B. Aktivitas Perekonomian

(1) Pekerjaan

7. Pekerjaan apa yang anda miliki ?

a. Pedagang c. Buruh

b. PNS d. Tidak punya

8. Apakah alasan anda bekerja di obyek wisata ?

a. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi

b. Untuk mengatasi pengangguran

c. Untuk mendapatkan pengalaman

d. Tidak ada pekerjaan lain yang sesuai dengan bidangnya

9. Berapa lamakah anda bekerja di obyek pariwisata ?

a. 10 tahun lebih c. 2 - 5 tahun

b. 5 - 10 tahun d. Kurang dari 2 tahun

10. Apakah anda menyukai pekerjaan di obyek pariwisata ?

a. Sangat Suka c. Kadang-kadang

b. Suka d. Tidak suka

110

11. Apakah anda dalam melakukan pekerjaan di bantu keluarga sendiri ?

a. Ya c. Kadang-kadang

b. Mungkin d. Tidak

12. Jika Ya, siapa saja yang dilibatkan ?

a. Istri / Suami c. Keluarga Istri

b. Anak d. Keluarga Suami

13. Apakah anda dalam melakukan pekerjaan di obyek wisata pernah di tertibkan oleh

pihak pengelola wisata ?

a. Tidak pernah c. Sering

b. Kadang d. Selalu

14. Menurut anda berapa orang yang bekerja di obyek wisata ?

a. Lebih dari 50 c. Antara 10 – 25

b. Antara 25 - 50 d. Kurang dari 10

15. Menurut anda siapa sajakah yang bekerja di obyek wisata ?

a. Penduduk asli c. Penduduk luar jawa

b. Penduduk tetangga d. Tidak tahu

(2) Waktu bekerja

16. Berapa jam anda bekerja di obyek wisata dalam sehari ?

a. Lebih dari 8 jam c. 4 sampai 6 jam

b. 6 sampai 8 jam d. Kurang dari 4 jam

17. Kapan anda memulai aktivitas bekerja pada hari biasa, hari libur maupun ada

event di obyek wisata ?

a. Hari biasa mulai jam berapa

b. Hari libur mulai jam berapa

c. Saat ada event mulai jam berapa

(3) Pendapatan

18. Berapakah pendapatan anda per harinya bekerja di obyek wisata ?

a. Kurang dari Rp. 50.000,/ hari

b. Rp 50.000 sampai Rp. 100.000,/ hari

c. Rp 100.000 sampai Rp. 150.000,/ hari

d. Lebih dari Rp. 150.000,/ hari

111

19. Berapa besar penghasilan anda rata-rata setiap bulannya bekerja di obyek wisata ?

a. Pendapatan lebih dari Rp. 1.500.000,/ bulan

b. Rp 1.000.000 sampai Rp. 1.500.000,/ bulan

c. Rp 500.000 sampai Rp. 1.000.000,/ bulan

d. Kurang dari Rp. 500.000,/ bulan

(4) Pengeluaran

20. Berapakah modal anda per harinya untuk bekerja di obyek wisata ?

a. Kurang dari Rp 50.000,/ hari

b. Rp. 50.000 sampai Rp. 100.000,/ hari

c. Rp. 100.000 sampai Rp. 150.000,/ hari

d. Lebih dari Rp. 150.000,/ hari

112

Lampiran 2 TABULASI DATA PENELITIAN

No

Pendidikan Penduduk Jumlah % Kategori

pekerjaan waktu pendapatan&pengeluaran Jumlah % Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 4 2 4 3 2 3 18 75,00% T 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 53 94,64% ST

2 4 4 4 4 4 4 24 100,00% ST 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 53 94,64% ST

3 4 4 3 4 3 4 22 91,67% ST 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 50 89,29% ST

4 3 4 3 4 4 3 21 87,50% ST 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 46 82,14% ST

5 3 2 4 3 2 3 17 70,83% T 3 3 2 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 3 38 67,86% T

6 4 4 4 4 4 4 24 100,00% ST 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 54 96,43% ST

7 3 2 4 3 3 3 18 75,00% T 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 47 83,93% ST

8 3 4 4 4 4 3 22 91,67% ST 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 48 85,71% ST

9 3 4 3 4 4 3 21 87,50% ST 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 46 82,14% ST

10 4 3 4 3 3 3 20 83,33% ST 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 40 71,43% T

11 3 4 4 3 3 3 20 83,33% ST 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 4 4 45 80,36% T

12 4 3 2 3 2 3 17 70,83% T 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 37 66,07% T

13 4 4 3 4 3 4 22 91,67% ST 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 48 85,71% ST

14 4 3 4 3 3 3 20 83,33% ST 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 43 76,79% T

15 4 4 3 4 3 4 22 91,67% ST 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 49 87,50% ST

16 4 4 4 4 3 4 23 95,83% ST 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 47 83,93% ST

17 4 4 3 4 3 4 22 91,67% ST 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 48 85,71% ST

18 3 4 3 4 3 3 20 83,33% ST 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 42 75,00% T

19 4 4 3 4 4 3 22 91,67% ST 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 46 82,14% ST

20 3 4 3 4 4 3 21 87,50% ST 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 46 82,14% ST

21 3 4 4 3 3 3 20 83,33% ST 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 40 71,43% T

22 3 4 4 4 4 4 23 95,83% ST 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 51 91,07% ST

23 4 4 4 4 4 4 24 100,00% ST 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 55 98,21% ST

24 3 4 3 3 3 4 20 83,33% ST 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 41 73,21% T

25 4 4 3 4 4 4 23 95,83% ST 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 50 89,29% ST

26 4 4 4 4 4 4 24 100,00% ST 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55 98,21% ST

27 3 4 4 4 4 4 23 95,83% ST 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 47 83,93% ST

28 4 4 4 4 4 3 23 95,83% ST 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 51 91,07% ST

29 4 4 3 3 4 3 21 87,50% ST 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 47 83,93% ST

30 2 2 2 2 2 3 13 54,17% R 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 39 69,64% T

31 4 3 3 3 4 3 20 83,33% ST 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 48 85,71% ST

32 4 4 4 4 3 3 22 91,67% ST 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 45 80,36% T

33 3 4 3 3 4 3 20 83,33% ST 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 47 83,93% ST

113

34 2 3 1 2 2 1 11 45,83% R 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 37 66,07% T

35 2 3 3 3 2 3 16 66,67% T 4 4 4 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 45 80,36% T

36 3 3 3 3 3 3 18 75,00% T 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 55 98,21% ST

37 4 4 4 3 4 3 22 91,67% ST 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 53 94,64% ST

38 2 2 3 3 2 3 15 62,50% R 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 40 71,43% T

39 4 3 4 3 3 4 21 87,50% ST 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 49 87,50% ST

40 4 3 4 3 3 4 21 87,50% ST 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 48 85,71% ST

41 3 4 3 3 4 4 21 87,50% ST 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 49 87,50% ST

42 4 3 3 2 2 4 18 75,00% T 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 53 94,64% ST

43 2 3 2 1 2 4 14 58,33% R 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 42 75,00% T

44 3 4 2 3 4 4 20 83,33% ST 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 47 83,93% ST

45 2 3 4 3 3 3 18 75,00% T 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 54 96,43% ST

46 4 3 4 3 4 3 21 87,50% ST 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 44 78,57% T

47 3 2 3 3 3 4 18 75,00% T 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 54 96,43% ST

48 3 4 2 3 4 4 20 83,33% ST 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 55 98,21% ST

49 2 2 3 2 3 2 14 58,33% R 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 44 78,57% T

50 3 2 2 3 3 3 16 66,67% T 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 51 91,07% ST

51 4 2 2 3 2 4 17 70,83% T 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 49 87,50% ST

52 3 3 3 4 2 3 18 75,00% T 2 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 44 78,57% T

53 2 2 3 3 4 4 18 75,00% T 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 50 89,29% ST

Rata-rata 20 82,47% ST Rata-rata 47 84,40% ST

Sangat Tinggi 35 66,04% Sangat Tinggi 36 67,92%

Tinggi 13 24,53% Tinggi 17 32,08%

Rendah 5 9,43% Rendah 0 0,00%

Sangat Rendah 0 0,00% Sangat Rendah 0 0,00%

114

Lampiran 3 TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN

No BUTIR SOAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Y Y2

1 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 52 2704

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 77 5929

3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 72 5184

4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 68 4624

5 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 3 55 3025

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 78 6084

7 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 65 4225

8 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 70 4900

9 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 67 4489

10 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 59 3481

11 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 48 2304

12 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 50 2500

13 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 70 4900

14 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 63 3969

15 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 71 5041

SX 51 49 50 53 47 50 49 45 47 45 47 45 49 46 49 50 45 52 48 48 965 63359

SX2 2652 2548 2600 2756 2444 2600 2548 2340 2444 2340 2444 2340 2548 2392 2548 2600 2340 2704 2496 2496

SXY 181 171 174 191 155 170 167 139 153 141 157 137 171 146 169 174 143 184 162 162

rxy 0,589 0,810 0,541 0,845 0,748 0,710 0,878 0,769 0,658 0,731 0,676 0,594 0,733 0,663 0,615 0,592 0,782 0,734 0,753 0,570 k = 20

rtabel 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 Ssb2 = 9,70

Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid st2 = 91,24

sb2 0,54 0,78 0,52 0,27 0,55 0,24 0,50 0,29 0,41 0,43 0,70 0,14 0,78 0,35 0,64 0,52 0,57 0,27 0,60 0,60 r11 = 0,941

115

Lampiran 4 DAFTAR NAMA RESPONDEN

No. Nama Umur Alamat

1 Daroji 39 Karanganyar RT 04/ RW 08

2 Muslimah 34 Karanganyar RT 04/ RW 08

3 Kasiroh 35 Karanganyar RT 04/ RW 08

4 Warsini 32 Karanganyar RT 04/ RW 08

5 Dasri 55 Karanganyar RT 04/ RW 08

6 Darkinah 35 Karanganyar RT 04/ RW 08

7 Tarliah 27 Karanganyar RT 04/ RW 08

8 Kasmuri 35 Karanganyar RT 04/ RW 08

9 Slamet 43 Karanganyar RT 04/ RW 08

10 Jumroh 29 Karanganyar RT 04/ RW 08

11 Ipah 45 Karanganyar RT 05/ RW 09

12 Tarisah 48 Karanganyar RT 05/ RW 09

13 Suharjo 31 Karanganyar RT 05/ RW 09

14 Kayem 41 Karanganyar RT 05/ RW 09

15 Likha 45 Karanganyar RT 05/ RW 09

16 Nuriyah 33 Karanganyar RT 06/ RW 13

17 Watri 37 Karanganyar RT 06/ RW 13

18 Pauroh 42 Karanganyar RT 06/ RW 13

19 Chodijah 45 Karanganyar RT 06/ RW 13

20 Tarwo 34 Karanganyar RT 06/ RW 13

21 Sutami 45 Karanganyar RT 26/ RW 15

22 Tarjono 45 Karanganyar RT 26/ RW 15

23 Rokhidi 40 Karanganyar RT 26/ RW 15

24 Muniroh 30 Karanganyar RT 26/ RW 15

25 Kartini 48 Karanganyar RT 26/ RW 15

26 Kartipah 45 Karanganyar RT 26/ RW 15

27 Kamisah 47 Karanganyar RT 26/ RW 15

28 Jamil 54 Karanganyar RT 26/ RW 15

29 Dwi purnomo 48 Karanganyar RT 26/ RW 15

30 Sye sye 35 Karanganyar RT 26/ RW 15

31 Abdul rohim 45 Karanganyar RT 11/ RW 20

32 Sutinah 45 Karanganyar RT 11/ RW 20

33 Paing 47 Karanganyar RT 11/ RW 20

34 Rohman 49 Karanganyar RT 11/ RW 20

35 Dasro 38 Karanganyar RT 11/ RW 20

36 Ois 39 Karanganyar RT 11/ RW 20

116

37 Suparjo 31 Karanganyar RT 11/ RW 20

38 Mashuri 45 Karanganyar RT 11/ RW 20

39 Maksus 44 Karanganyar RT 11/ RW 20

40 Ali 38 Karanganyar RT 11/ RW 20

41 Daid 42 Karanganyar RT 27/ RW 22

42 Dardi 37 Karanganyar RT 27/ RW 22

43 Sukar 51 Karanganyar RT 27/ RW 22

44 Rohadi 45 Karanganyar RT 27/ RW 22

45 Ripai 33 Karanganyar RT 27/ RW 22

46 Marnadi 45 Karanganyar RT 27/ RW 22

47 Giono 38 Karanganyar RT 27/ RW 22

48 Khujeni 39 Karanganyar RT 27/ RW 22

49 Sudarno 40 Karanganyar RT 27/ RW 22

50 Nasroh 32 Karanganyar RT 27/ RW 22

51 Casmudi 48 Karanganyar RT 27/ RW 22

52 Tarmudi 45 Karanganyar RT 27/ RW 22

53 Lasimin 43 Karanganyar RT 27/ RW 22

117

Lampiran 5

Tabel 3.2 Validitas Butir Soal Angket

No Rxy Rtabel Kriteria

1 0,589 0,514 Valid

2 0,810 0,514 Valid

3 0,541 0,514 Valid

4 0,845 0,514 Valid

5 0,748 0,514 Valid

6 0,710 0,514 Valid

7 0,878 0,514 Valid

8 0,769 0,514 Valid

9 0,658 0,514 Valid

10 0,731 0,514 Valid

11 0,676 0,514 Valid

12 0,594 0,514 Valid

16 0,733 0,514 Valid

17 0,663 0,514 Valid

18 0,615 0,514 Valid

118

Lampiran 6

Loket Masuk

Wawancara Dengan Jasa Tiket

Wawancara Dengan Jasa Parkir

Wawancara Dengan Jasa Satpam

Wawancara Dengan Jasa Toilet

Wawancara Dengan Persewaan Kapal

119

Gardu Ketinggian Air

Pangkalan Kapal

Persewaan Kapal

Jalan Penyebrangan

Pulau Gendu Di Tengah Waduk Cacaban

Pengunjung

120

Wawancara Dengan Persewaan Tenda

Wawancara Dengan Persewaan Tikar

Wawancara Dengan Pedagang

w

Toilet

Warung Apung

Tempat Parkir

121

Lampiran 7

122

Lampiran 8

123

Lampiran 9

124

Lampiran 10