kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap …lib.unnes.ac.id/19935/1/3201408024.pdf · maupun...
TRANSCRIPT
i
KONTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK TERHADAP
AKTIVITAS PEREKONOMIAN DI OBYEK WISATA WADUK
CACABAN KECAMATAN KEDUNGBANTENG
KABUPATEN TEGAL
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I
Untuk meraih Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Arif Muktiaji
NIM 3201408024
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 7 Februari 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Moch. Arifien, M.Si Drs. Satyanta Parman, MT
NIP. 19550826 19883031 NIP. 19611202 1990021 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si
NIP. 19620904 1989011 001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 27 Februari 2013
Penguji Utama
Drs. Hariyanto, M.Si
NIP. 196203151989011 001
Penguji I Penguji II
Drs. Moch Arifien, M.Si Drs. Satyanta Parman, MT
NIP. 19550826 1983031 003 NIP. 19611202 1990021 001
Mengetahui:
Dekan,
Dr. Subagyo, M.Pd
NIP. 19510808 198003 10
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Semarang, 17 Februari 2013
Arif Muktiaji
NIM: 3201408024
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba karena didalam
mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.
Kehidupan itu seperti kaca depan dan spion mobil, janganlah melihat ke belakang tapi
tataplah ke depan karena kita bisa meraih masa depan yang kita inginkan.
Kesalahan masa lalu adalah pelajaran tapi belajarlah dari kesalahan yang pernah kita
alami dan jadikan kesalahan sebagai bagian dari kehidupan.
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Ayahanda Aris Abdul Rozat yang saya
banggakan
Ibunda Rintowati yang saya cintai
Adikku Amanatun Nisya yang saya sayangi
Almamaterku
vi
PRAKATA
Dengan segala kerendahan hati seraya mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga tersusunlah
Skripsi dengan judul : “Kontribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Terhadap Aktivitas
Perekonomian Di Obyek Wisata Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Tegal”
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Program Sarjana S1 pada Fakultas Ilmu
Sosial Jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang. Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak baik berupa bimbingan, saran, dorongan moral maupun
materiil. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyapaikan rasa terima kasih sebesar-
besarnya kepada Yth:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang,
yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam menyusun skripsi ini.
2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, yang
telah memberikan ijin penelitian ini.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, yang
telah memberikan kemudahan administrasi selama proses pelaksanaan penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Moch. Arifien, M.Si., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
motivasi, saran dan pengarahan dalam pembuatan skripsi ini.
5. Drs. Satyanta Parman, M.T., Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
motivasi, saran dan pengarahan dalam pembuatan skripsi ini.
6. Drs. Hariyanto, M.Si., selaku dosen penguji utama yang telah memberikan
pengarahan selama proses skripsi.
vii
7. Kepala UPTD obyek wisata waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Tegal yang sudah mengijinkan penelitian.
8. Masyarakat Kelurahan Karanganyar Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal
selaku responden dalam penelitian ini
9. Kepada Nizar Adytama yang sudah membantu memberikan sarannya.
10. Mughni Isfahani Rahmadiar yang tidak berhentinya memberikan semangat.
11. Pendidikan Geografi angkatan 2008.
12. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini hingga selesai.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan untuk perkembangan Ilmu
pengetahuan di Indonesia
Semarang, 17 Februari 2013
Penulis
viii
ABSTRAK
Arif Muktiaji, 2013. Kontribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Terhadap Aktivitas
Perekonomian Di Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Skripsi,
Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Aktivitas Ekonomi, Obyek Wisata Waduk Cacaban
Perkembangan pariwisata di Kabupaten Tegal semakin pesat dalam dekade terakhir
ini. Keberadaan penduduk memiliki peran yang penting dalam menunjang pengembangan
kepariwisataan karena banyak diantara mereka yang menjadi pelaku ekonomi di obyek wisata
waduk Cacaban. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyebab penduduk bekerja di
obyek wisata waduk Cacaban, persepsi penduduk terhadap tingkat pendidikan dan kontribusi
tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan variabelnya tingkat pendidikan dan
aktivitas perekonomian, sedangkan populasinya adalah warga Kelurahan Karanganyar yang
bekerja di sektor perdagangan, jasa dan persewaan di obyek wisata waduk Cacaban
berjumlah 351 orang. Sampelnya berjumlah 53 orang diperoleh dengan menggunakan teknik
Stratified random sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner. Teknik
analisis data menggunakan deskriptif presentase (DP) dan analisis regresi yang diolah
menggunakan SPSS 16.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terhadap aktivitas
perekonomian di obyek wisata waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal.
Besarnya kontribusi tingkat pendidikan terhadap aktivitas perekonomian di obyek wisata
waduk Cacaban dengan kategori sangat tinggi sebesar 82,47%. Jika dilihat dari uji hipotesis
secara parsial dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk Hasil uji F diperoleh t
hitung sebesar 4,008 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi
0,00 < 0,05 maka kontribusi tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap aktivitas
perekonomian.
Dari hasil kesimpulan bahwa penyebab penduduk bekerja di obyek wisata waduk
Cacaban karena pengaruh fisik yaitu untuk memperoleh pendapatan dengan kategori tinggi
sebesar 75,47%. Terdapat keterlibatan penduduk dalam penelitian ini yaitu untuk yang
tingkat pendidikan SMA dengan kategori sedang sebesar 47,16%, pendidikan SMP dengan
kategori rendah sebesar 39,62%, pendidikan SD dengan kategori sangat rendah sebesar
13,22%. Terdapat profesi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dari 53 responden bahwa
23 responden atau 43,40% pendidikan SMA bekerja sebagai penjual ikan bakar, penjual tiket,
satpam, persewaan kapal dan tenda. Sedangkan 16 responden atau 30,18% pendidikan SMP
bekerja sebagai penjual nasi pecel, jasa toilet, tukang parkir, persewaan kapal, tenda dan
tikar. Sedangkan 14 responden atau 26,42% pendidikan SD bekerja sebagai penjual makanan
maupun minuman, toilet, persewaan tenda dan tikar. Terdapat pendapatan penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan dari 53 responden bahwa 23 responden yang berprofesi
sebagai penjual ikan bakar, penjual tiket, satpam, tukang parkir dan persewaan kapal secara
keseluruhan mendapatkan rata-rata Rp. 1.243.500 per bulan. Sedangkan tingkat pendidikan
SMP dari 16 responden yang berprofesi sebagai penjual nasi pecel, jasa toilet, persewaan
kapal, tenda dan tikar secara keseluruhan mendapatkan rata-rata Rp. 547.750 per bulan.
Sedangkan untuk pendidikan SD yang berprofesi sebagai penjual makanan maupun
ix
minuman, jasa toilet, tenda dan tikar secara keseluruhan mendapatkan rata-rata Rp. 375.150
per bulan. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat
pendidikan dengan pendapatan penduduk yang bekerja di obyek wisata waduk Cacaban
karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap pendapatan.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini untuk pedagang sebaiknya
mengutamakan kebersihan makanan yang dijual kemudian makanan yang dijual lebih
berfariasi agar pengunjung tertarik, bagi jasa adalah memberikan pelayanan yang maksimal
agar nantinya pengunjung ingin kembali lagi ke obyek wisata waduk Cacaban, bagi
persewaaan sebaiknya memberikan pelayanan yang ramah dan sebaiknya sudah ada papan
harga untuk barang yang akan disewa.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii
PERNYATAAN..................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
PRAKATA ............................................................................................................ vi
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitin ..................................................................................... 5
E. Penegasan Istilah ...................................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10
A. Tingkat Pendidikan ................................................................................ 10
B. Aktivitas Perekonomian ........................................................................ 15
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 18
D. Hipotesis ................................................................................................. 19
xi
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 20
A. Populasi ................................................................................................. 20
B. Sampel ................................................................................................... 20
C. Teknik sampel ....................................................................................... 21
D. Variabel Penelitian ................................................................................ 21
1. Variabel Bebas (X) ........................................................................... 21
2. Variabel Terikat (Y) ......................................................................... 22
E. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 23
1. Metode Dokumentasi ........................................................................ 23
2. Metode Observasi ............................................................................. 23
3. Metode Angket.................................................................................. 23
F. Validitas dan Realibilitas Instrumen .................................................... 23
1. Instrumen Penelitian ........................................................................ 23
2. Validitas Instrumen ......................................................................... 24
3. Realibilitas Instrumen ...................................................................... 26
G. Metode Analisis Data ........................................................................... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 31
A. Kondisi Umum Daerah Penelitian ....................................................... 31
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ...................................................... 31
2. Kondisi Penggunaan Lahan ............................................................. 33
3. Kondisi Penduduk Daerah Penelitian .............................................. 34
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 41
1. Analisis Deskriptif Persentase ......................................................... 41
C. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 93
D. Pembahasan .......................................................................................... 95
xii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 97
A. Simpulan ............................................................................................ 97
B. Saran ................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 99
LAMPIRAN........................................................................................................ 100
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Klasifikasi pendapatan .................................................................................... 16
3.1 Jumlah Populasi ............................................................................................... 20
3.2 Validitas Angket .............................................................................................. 25
3.3 Uji Realibilitas ................................................................................................. 26
3.4 Kriteria Persentase .......................................................................................... 29
4.1 Penggunaan Lahan di Kelurahan Karanganyar ............................................... 33
4.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ................................ 34
4.3 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ........................................... 35
4.4 Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Waduk Cacaban 2008 – 2012 .................. 36
4.5 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Perdagangan di Kelurahan Karanganyar
........................................................................................................................... 41
4.6 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor
Perdagangan Terhadap Tingkat Pendidikan ...................................................... 42
4.7 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................ 43
4.8 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Toilet di Kelurahan Karanganyar
........................................................................................................................... 44
4.9 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor
Jasa Toilet Terhadap Tingkat Pendidikan ......................................................... 44
4.10 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Satpam di Kelurahan Karanganyar
........................................................................................................................... 45
4.11 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor
Jasa Satpam Terhadap Tingkat Pendidikan ....................................................... 46
xiv
4.12 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Penjual Tiket di Kelurahan
Karanganyar ..................................................................................................... 46
4.13 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor
Jasa Penjual Tiket Terhadap Tingkat Pendidikan ............................................. 47
4.14 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Juru Parkir di Kelurahan
Karanganyar ...................................................................................................... 48
4.15 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor
Jasa Juru Parkir Terhadap Tingkat Pendidikan ................................................. 49
4.16 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................... 49
4.17 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan Kapal di Kelurahan
Karanganyar ...................................................................................................... 50
4.18 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor
Persewaan Kapal Terhadap Tingkat Pendidikan ............................................... 51
4.19 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan Tenda di Kelurahan
Karanganyar ..................................................................................................... 52
4.20 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor
Persewaan Tenda Terhadap Tingkat Pendidikan .............................................. 53
4.21 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan Tikar di Kelurahan
Karanganyar ...................................................................................................... 53
4.22 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor
Persewaan Tikar Terhadap Tingkat Pendidikan ............................................... 54
4.23 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................... 55
4.24 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Secara Keseluruhan ..... 55
4.25 Alasan Pekerja Pedagang Bekerja di Obyek Wisata...................................... 57
4.26 Alasan Pekerja Toilet Bekerja di Obyek Wisata............................................ 57
4.27 Alasan Pekerja Satpam Bekerja di Obyek Wisata ......................................... 58
4.28 Alasan Pekerja Penjual Tiket Bekerja di Obyek Wisata ................................ 58
4.29 Alasan Pekerja Juru Parkir Bekerja di Obyek Wisata ................................... 59
xv
4.30 Alasan Pekerja Persewaan Kapal Bekerja di Obyek Wisata ......................... 60
4.31 Alasan Pekerja Persewaan Tenda bekerja di obyek wisata ........................... 60
4.32 Alasan Pekerja Persewaan Tikar bekerja di obyek wisata ............................. 61
4.33 Lama Bekerja di sektor Pedagang.................................................................. 62
4.34 Lama bekerja di sektor Jasa Toilet................................................................. 62
4.35 Lama Bekerja di sektor Jasa Satpam ............................................................. 63
4.36 Lama Bekerja di Sektor Penjual Tiket ........................................................... 63
4.37 Lama Bekerja di Sektor Juru Parkir ............................................................... 64
4.38 Lama Bekerja di sektor Persewaan Kapal .................................................... 65
4.39 Lama Bekerja di sektor Persewaan Tenda ..................................................... 65
4.40 Lama Bekerja disektor Persewaan Tikar ....................................................... 66
4.41 Pekerjaan Pedagang yang dibantu Keluarga .................................................. 66
4.42 Pekerjaan Jasa Toilet yang dibantu Keluarga ............................................... 67
4.43 Pernah atau Tidak Pedagang yang ditertibkan ............................................... 68
4.44 Pernah atau Tidak Pekerja Persewaan Kapal yang ditertibkan ...................... 68
4.45 Pernah atau Tidak Pekerja Persewaan Tenda yang ditertibkan ..................... 69
4.46 Pernah atau Tidak Persewaan Tikar yang ditertibkan .................................... 69
4.47 Jumlah Penduduk Menurut Pekerja di Sektor Perdagangan .......................... 70
4.48 Jumlah Penduduk Menurut Pekerja di Sektor Jasa Toilet ............................. 70
4.49 Jumlah Penduduk Menurut Pekerja di Sektor Persewaan Kapal ................... 71
4.50 Jumlah Penduduk Menurut Pekerja di Sektor Persewaan Tenda................... 71
4.51 Jumlah penduduk Menurut Pekerja di Sektor Persewaan Tikar .................... 72
4.52 Waktu Bekerja di Sektor Perdagangan .......................................................... 73
4.53 Waktu Bekerja di Sektor Jasa Toilet .............................................................. 73
4.54 Waktu Bekerja di Sektor Persewaan Kapal ................................................... 74
4.55 Waktu Bekerja di Sektor Persewaan Tenda ................................................... 74
xvi
4.56 Waktu Bekerja di Sektor Persewaan Tikar .................................................... 75
4.57 Pendapatan Perbulan Pedagang ..................................................................... 76
4.58 Pendapatan Pedagang Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................... 76
4.59 Pendapatan Perbulan di Sektor Jasa Toilet .................................................... 77
4.60 Pendapatan Jasa Toilet Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. 77
4.61 Pendapatan Perbulan Jasa Tiket ..................................................................... 78
4.62 Pendapatan Jasa Tiket Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................... 79
4.63 Pendapatan Perbulan Juru Satpam ................................................................. 79
4.64 Pendapatan Jasa Satpam Berdasrkan Tingkat Pendidikan ............................. 80
4.65 Pendapatan Perbulan di Sektor Juru Parkir .................................................... 80
4.66 Pendapatan Juru Parkir Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. 81
4.67 Pendapatan Perbulan Persewaan Kapal ......................................................... 81
4.68 Pendapatan Persewaan Kapal Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 82
4.69 Pendapatan Perbulan Persewaan Tenda ......................................................... 82
4.70 Pendapatan Persewaan Tenda Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 83
4.71 pendapatan Perbulan Persewaan Tikar .......................................................... 84
4.72 Pendapatan Persewaan Tikar Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................... 84
4.73 Pendapatan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................... 85
4.74 Pengeluaran Perhari Pedagang ....................................................................... 86
4.75 Pengeluaran Perhari Persewaan Kapal ........................................................... 87
4.76 Pengeluaran Perhari Persewaan Tenda .......................................................... 87
4.77 Pengeluaran Perhari Persewaan Tikar ........................................................... 88
4.78 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Kelurahan Karanganyar ............. 88
4.79 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Terhadap Tingkat
Pendidikan ........................................................................................................... 89
4.80 Rangkuman Analisis Deskriptif Aktivitas Perekonomian ............................. 91
xvii
4.81 Uji Determinasi .............................................................................................. 93
4.82 Uji F ............................................................................................................... 94
4.83 Uji Hipotesis .................................................................................................. 94
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berfikir.............................................................................................18
4.1 Peta Kelurahan Karanganyar ........................................................................... 32
4.2 Diagram Batang Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk ............................... 90
4.3 Diagram Batang Aktivitas perekonomian ........................................................ 92
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Instrumen Penelitian ......................................................................................... 100
2 Hasil Penelitian ................................................................................................. 132
3 Uji Validitas ...................................................................................................... 142
4 Daftar Nama Responden ................................................................................... 143
5 Tabel Validitas .................................................................................................. 145
6 Dokumentasi Penelitian .................................................................................... 146
7 Peta Lokasi Penelitian ....................................................................................... 149
8 Surat Ijin Penelitian........................................................................................... 150
9 Surat Kesbangpol .............................................................................................. 151
10 Surat Bappeda ................................................................................................. 152
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pariwisata di Kabupaten Tegal semakin pesat dalam
dekade terakhir ini. Wisatawan yang datang ke kota ini semakin meningkat
setiap minggunya, mengikuti dan diikuti perkembangan jumlah daya tarik
wisata yang tidak kalah cepatnya dengan perkembangan wisatawan.
Lingkungan permukiman yang semula bermakna sebagai tempat tinggal
sekarang berubah tidak hanya sekedar sebagai tempat tinggal tetapi juga
sebagai tempat penampungan wisatawan.
Keberadaan penduduk setempat memiliki peran yang penting dalam
menunjang perkembangan kepariwisataan karena banyak diantara mereka
yang menjadi pelaku ekonomi di lokasi obyek wisata Waduk Cacaban.
Keberadaan penduduk menjadi penggerak ekonomi pariwisata juga
merupakan wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran
mengingat berbagai jenis wisata dapat ditempatkan dimana saja.
Statistik arus wisata Jawa Tengah tahun 1998, Kabupaten Tegal
masuk dalam 10 besar Daerah Tingkat II berdasarkan jumlah pendapatan
obyek wisata/taman rekreasi, yaitu Rp.385.807.029,00 setiap tahun dari 4
obyek wisata yang ada dan menempati urutan ke-9. Hal ini relevan dengan
Kabupaten Tegal yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW)
2
di Jawa Tengah yang memiliki potensi kepariwisataan. Waduk cacaban
adalah salah satu obyek wisata yang akan dikembangkandan diharapkan dapat
menjadi andalan bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Obyek wisata waduk Cacaban merupakan campur tangan buatan
manusia. Pembangunan fisiknya dimulai tahun 1952 dimana peletakan batu
pertamanya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno pada
tanggal 16 September. Sejak saat itu resmi obyek wisata waduk cacaban
dioperasionalkan hingga sekarang.
Tiket masuk ke tempat obyek wisata waduk Cacaban tidaklah mahal
hari biasa pengunjung dewasa dikenakan tiket masuk Rp. 3.500 dan anak-
anak tiket masuk Rp. 2.500 sedangkan untuk hari libur pengunjung dewasa
dikenakan tiket masuk Rp. 4.500 dan untuk anak-anak tiket masuk Rp. 3.500.
Pihak pengelola obyek wisata waduk Cacaban juga menyediakan tempat
parkir yang luas, toilet dan mushola.
Fasilitas yang menunjang obyek wisata waduk Cacaban untuk menarik
perhatian wisatawan antara lain fasilitas berupa bumi perkemahan, tempat
bermain anak, panggung hiburan, bukit mbah Santi, kapal wisata, warung
apung. Wisatawan selain bisa menikmati pemandangan alam juga bisa
menikmati makanan khas warung apung di tengah-tengah waduk cacaban
dengan menaiki kapal persewaan dan dikenakan biaya persewaan Rp. 20.000
yang di buat pengelola obyek wisata waduk Cacaban.
Transportasi menuju ke kawasan wisata alam waduk Cacaban dapat di
tempuh melalui dua jalur yang pertama dari kota Tegal dengan jarak 20 km
3
dan yang kedua dari kota Slawi dengan jarak 9 km, dimana pada saat
sekarang sudah tersedia angkutan umum dengan trayek Slawi–Cacaban
sebanyak 25 armada, sedangkan dalam persiapan sekarang adalah
pelaksanaan angkutan dengan “Loko Antik” dari pabrik gula Pangkah menuju
waduk Cacaban.
Tata laksana atau infrastruktur yang mendukung sarana dan prasarana
obyek wisata cacaban sudah memadai antara lain sumber listrik, aksesbilitas
jalur angkutan, sistem komunikasi dan sistem pengamanan yang dibuat
pengelola obyek wisata cacaban dan pemerintah Kabupaten Tegal akan tetapi
dukungan dari masyarakat setempat belum bisa memaksimalkan obyek wisata
waduk Cacaban sebagai sumber pendapatan ekonomi masyarakat maupun
pemerintah kabupaten sehingga waduk Cacaban kurang diminati wisatawan
dari dalam maupun luar kota.
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pengunjung masih tergolong
rendah dibandingkan dengan obyek wisata Guci dan purwahamba Indah akan
tetapi mempunyai nilai ekonomi. Waduk Cacaban memiliki nilai surplus
konsumen diperoleh sebesar Rp. 154.271,25 per tahun atau Rp. 77.135,63 per
satu kali kunjungan sehingga nilai total ekonomi obyek wisata waduk
Cacaban sebesar Rp. 2.859.263.348 per tahun.
Kemampuan membayar pengunjung atas obyek wisata waduk Cacaban
adalah Rp. 77.135,63 per individu masih jauh di atas harga pengeluaran rata-
rata Rp. 35.358,97. Untuk itu pengembangan obyek wisata waduk Cacaban
perlu ditingkatkan dalam pengelolaan.
4
Keberadaan obyek wisata waduk Cacaban di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal terutama di desa karanganyar
mengesampingkan arti penting pendidikan karena lebih mementingkan
bekerja setelah lulus SD dan SMP. Menurut UU No. 13/2003 Bab X Pasal 68
tentang Ketenagakerjaan penduduk yang usianya belum produktif tidak boleh
dipekerjakan. Hal ini disebabkan karena di kawasan obyek wisata waduk
Cacaban adalah sumber ekonomi yang berkembang cukup baik bagi
penduduk untuk mencari keuntungan di sektor pariwisata.
Penduduk desa Karanganyar sebagian besar masih rendah dalam tingkat
pendidikan. Hal tersebut dikarenakan kesadaran penduduk untuk menempuh
pendidikan masih rendah, faktanya bahwa biaya sekolah semakin mahal
walaupun ada BOS tetapi sekolah-sekolah masih melakukan pungutan atau
sumbangan biaya sekolah lagi. Alasan lain yaitu sulitnya mencari pekerjaan
setelah selesai sekolah sesuai dengan bidangnya sehingga penduduk kurang
mementingkan masalah pendidikan.
Pendidikan laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai
kapanpun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian
karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban
manusia yang selalu mengalami perkembangan (Hasbullah, 2009).
Pendidikan merupakan salah satu sektor yang harus mendapatkan perhatian
khusus dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
Belajar itu akan lebih berhasil apabila sesuai dengan minat dan
kebutuhannya. Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang
5
merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat dan kebutuhannya
untuk belajar. Untuk itu remaja sadar telah mengetahui pula bahwa untuk
mencapai jenis pekejaan memerlukan pengetahuan dan keterampilan tertentu
yang harus dimiliki (H. Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, 2008).
Pendidikan sangat penting bagi manusia, namun secara kenyataannya
penduduk di obyek wisata waduk Cacaban khususnya di desa Karanganyar
tingkat pendidikan masih rendah sehingga penduduk terkadang mengabaikan
pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah penduduk desa Karanganyar
yang berjumlah 7.842 jiwa, terdapat 1.686 jiwa berpendidikan dari SD
sampai tamat SMA atau sekitar 21,50 % dari keseluruhan jumlah penduduk.
Dengan demikian tingkat pendidikan penduduk di desa Karanganyar masih
rendah (BPS Kabupaten Tegal).
Dari pembahasan di atas maka tertarik untuk meneliti tentang:
“Kontribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Terhadap Aktivitas
Perekonomian Di Obyek Wisata Waduk Cacaban Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal”
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut.
1. Mengapa penduduk bekerja di sektor pariwisata waduk Cacaban
Kabupaten Tegal ?
2. Bagaimanakah tingkat pendidikan penduduk di waduk Cacaban Kabupaten
Tegal ?
6
3. Bagaimanakah kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas
perekonomian di waduk Cacaban Kabupaten Tegal ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini
untuk mengetahui :
1. Penyebab penduduk bekerja di sektor pariwisata waduk Cacaban
Kabupaten Tegal.
2. Tingkat pendidikan penduduk di obyek wisata waduk Cacaban Kabupaten
Tegal.
3. Kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian
di obyek wisata waduk Cacaban Kabupaten Tegal.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Memberikan informasi serta sumbangan pemikiran tentang
kontribusi tingkat pendidikan penduduk di waduk cacaban Kabupaten
Tegal pada umumnya.
2. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian yang relevan
dengan permasalahan penelitian ini.
7
E. Penegasan Istilah
Tujuan penegasan istilah adalah untuk memberikan batasan ruang
lingkup/pengertian-pengertian dari istilah-istilah dalam judul agar mudah
dipahami serta untuk menghindarkan salah persepsi terhadap judul ini. Ada
beberapa istilah yang perlu ditegaskan yaitu:
1. Kontribusi
Kontribusi merupakan sumbangan yaitu pemberian sesuatu
sebagai bantuan (Poerwodarminta, W. J. S., 2001:864). Dari pengertian
kontribusi tersebut makna yang dimaksud kontribusi dalam penelitian ini
adalah sumbangan yang diberikan dari kontribusi tingkat pendidikan
terhadap aktivitas perekonomian.
2. Tingkat Pendidikan
Dalam Ihsan (2008 :129-132) dikatakan bahwa tingkat (jenjang)
pendidikan formal meliputi pendidikan Pendidikan Prasekolah,
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi.Jadi
dalam penelitian ini yang dimaksud tingkat (jenjang) pendidikan
penduduk adalah sampai sejauh mana tingkat pendidikan formal yang
ditempuh penduduk di Obyek Wisata waduk Cacaban.
3. Aktivitas Perekonomian
a. Aktivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah
“kegiatan / keaktifan”. W.J.S. Poewadarminto menjelaskan aktivitas
sebagai suatu kegiatan atau kesibukan. S. Nasution menambahkan
8
bahwa aktivitas merupakan keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-
keduanya harus dihubungkan.
b. Perekonomian
Definisi perekonomian merupakan suatu bidang kegiatan manusia
dalam rangka mencukupi kebutuhannya disamping alat pemuas
kebutuhan yang terbatas. Hal tersebut dalam ilmu ekonomi menyangkut
berbagai bidang antara lain permintaan, penawaran, produksi, distribusi
barang dan jasa.
Bidang ekonomi tidak biasa dilepaskan dengan faktor-faktor
lainnya yang saling berkaitan. Perekonomian selain berkaitan dengan
wilayah geografi suatu Negara, juga sumber kekayaan alam, sumber daya
manusia, cita-cita masyarakat yang lazimnya disebut ideology, akumulasi
kekuatan, kekuasaan, serta kebijaksanaan yang akan diterapkan dalam
kegiatan produksi dan distribusi, nilai social budaya, serta pertahanan dan
keamanan yang memberikan jaminan lancarnya roda kegiatan ekonomi
suatu bangsa. Proses tersebut akan mempunyai dampak positif dalam arti
meningkatkan kesejahteraan suatu banga manakala kegiatan ekonomi itu
terselenggara dalam posisi keseimbangan antara permintaan dan
penawaran, produksi, distribusi barang dan jasa.
9
4. Obyek wisata Waduk Cacaban
a. Obyek Wisata
Obyek wisata dalam kamus pariwisata diartikan sebagai
perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, sejarah bangsa,
keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.
b. Waduk Cacaban
Waduk Cacaban adalah sebuah bendungan yang terletak di
Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Indonesia.
Luas areal waduk adalah 928,7 ha dan berisi air sebanyak 90 juta m³.
Waduk ini didukung dengan latar belakang pemandangan hutan dengan
panorama yang indah.
Waduk Cacaban diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun
1952 (Waduk di Indonesia yang pertama kali diresmikan). Waduk ini
sebenarnya berfungsi mengairi sawah-sawah di sekitarnya, namun juga
difungsikan sebagai obyek wisata. Letaknya tidak jauh dari Slawi, lebih
kurang 9 km ke arah timur tepatnya di desa Karanganyar, Kecamatan
Kedungbanteng, dan merupakan salah satu obyek wisata di daerah
tersebut.
Pemandangan diwaduk cacaban masih sangat alami karena letak
waduk cacaban jauh dari perkotaan. Uniknya lagi ditengah-tengah waduk
juga terdapat pulau kecil yang bernama pulau gendu, untuk bisa melihat
langsung pulau gendu kita menggunakan kapal-kapal yang tersedia
dipinggir waduk.
10
F. Sistematika Skripsi
Guna memberikan kemudahan dalam memahami isi skripsi serta
memberikan gambaran secara menyeluruh maka secara garis besar
sistematika penulisan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal skripi,
isi skripsi, dan bagian akhir skripi. Sistematika skripsi adalah sebagai berikut:
1. Bagian awal skripsi
Bagian awal skripsi terdiri dari: halaman judul skripsi, halaman sari atau
abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian isi skripsi
Bagian isi skripsi terdiri dari beberapa bab yaitu:
Bab I : pendahuluan memuat latar belakang masalah,
permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.
Bab II : landasan teori yang berisi tentang landasan-landasan
teoritis mengenai dalil atau teori-teori yang menjadi
dasar dari pembahasan: teori dalam pembahasan ini yaitu
pendidikan dan aktivitas perekonomian.
Bab III : metode penelitian berisi metode dalam penelitian
meliputi: populasi dan sampel penelitian, variabel
penelitian, mtode pengumpulan data, dan metode analisis
data yang digunakan.
11
Bab IV : menguraikan tentang laporan hasil penelitian, dimana
diuraikan tentang hal-hal yang menyangkut deskripsi
objek penelitian, penyajian dan analisis data, dan
dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian.
Bab V : penutup, dibahas kesimpulan yang didasarkan atas hasil
penelitian, kemudian dilanjutkan dengan saran-saran
yang sekaligus merupakan akhir dari penulisan skripsi.
3. Bagian akhir
Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka serta lampiran-lampiran
yang diperlukan sebagai acuhan dalam penulisan skripsi.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendidikan
Menurut Achmad Sugandi (2006:36), Pembelajaran menurut teori
behavioristik adalah upaya untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan
dengan menyediakan lingkungan dan terjadi hubungan lingkungan dengan
tingkah laku si belajar karena bisa juga disebut pembelajaran perilaku.
Dalam pembelajaran perilaku tidak lepas dari prinsip bahwa perilaku
berubah menurut konsekuensi-konsekuensi langsung. Konsekuensi itu berupa
menyenangkan dan bisa juga tidak menyenangkan. Pembelajaran yang
menyenangkan akan memperkuat perilaku sebaliknya pembelajaran yang
kurang menyenangkan akan memperlemah perilaku.
Berdasarkan pengertian sederhana maka pendidikan dapat diartikan
sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-
potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai
yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan (Ihsan, 2008:1-2).
Pendidikan di Indonesia idealnya adalah tiap penduduk bisa sekolah
minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak
mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini.
Oleh karena itu setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama
untuk mengenyam dunia pendidikan.
13
Pendidikan dalam kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak
yang harus dipenuhi sepanjang hayatnya. Tanpa adanya pendidikan akan
sangat mustahil lahirnya peradaban baru yang berkembang, sejahtera,
bahagia, dan maju seperti apa yang dicita-citakan dalam pandangan hidup
mereka. Oleh karena itu pendidikan menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi kemajuan dari suatu masyarakat atau negara. Karena semakin
tinggi cita-cita atau taraf kemajuan yang diinginkan, maka akan semakin
tinggi pula tingkat pendidikan yang dibutuhkan.
4. Sistem Pendidikan
Salah satu pengertian pendidikan menurut Ihsan (2008:108) sistem
adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-
elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan
fungsional yang teratur, tidak sekedar acak , yang saling membantu untuk
mencapai suatu hasil (product).
Sistem pendidikan di Indonesia merupakan sistem pendidikan nasional
seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun
1989 dimana pendidikan nasionak adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latian bagi peranannya
di masa yang akan datang.
Tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia seutuhnya menjadi suatu sistem yang akan
berjalan dengan sistem lainnya (ekonomi, politik, agama, dll) untuk mencapai
tujuan nasional. Oleh karena itu jika dihubungkan dengan pembangunan
14
nasional maka motor penggerak menuju tujuan pembangunan nasional adalah
manusia itu sendiri yang memiliki penunjang berupa tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan teknologi.
Marimba, Ahmad D, (dalam Hasbullah, 2012:2) menegaskan, bahwa
pendidikan merupakan bimbingan atau secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kebribadian yang utama, unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan dalam
hal ini adalah: (a) usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan
atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar, (b) ada pendidik, pembimbing,
atau penolong, (c) ada yang dididik atau si terdidik, (d) bimbingan itu
mempunyai dasar dan tujuan, (e) dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang
dipergunakan.
Berdasarkan pengertian pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yaitu
berupa pengaruh , perlindungan, bantuan, bimbingan dan pelatihn yang
diberikan kepada semua orang untuk pengembangan potensi diri dalam
proses pendewasaannya.
a. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar dijabarkan dalam Pasal 17 Undang-Undang sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Pendidikan dasar adalah pendidikan
yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Bentuk satuan pendidikan
dasar yang menyelenggarakan program pendidikan 6 tahun terdiri atas
15
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibdaiyah (MI), sedangkan bentuk satuan
program pendidikan 3 tahun setelah 6 tahun adalah Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsnawiyah (MTs) atau bentuk lainnya yang
sederajat.
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah dijabarkan dalam pasal 18 Undang-Undang
sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003. Pendidikan menengah adalah
lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Bentuk satuan pendidikan menengah terdiri
atas Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan
menengah umum adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa.
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan
menengah yang mengutamakan pengembangan suatu siswa untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu.
c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi dijabarkan dalam pasal 19 dan pasal 20 Undang-
Undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003. Pendidika tinggi
adalah jenjang pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma , sarjana, magister spesialis, doktor yang disediakan oleh perguruan
tinggi. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut
akademik, polteknik, sekolah tinggi, institute atau universitas.
16
1. Tujuan Serta Pentingnya Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik dalam peranannya di dalam masyarakat, pada masa yang akan
datang baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan yang sifatnya mutlak,
termasuk dalam kehidupan dari suatu bangsa dan negara.
Tap MPR No. 2 Tahun 1993 tentang GBHN bidang pendidikan
yang berbunyi:“Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan YME berbudi pekerti luhur, berkepribadian
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos
kerja, profesional, tanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan
rohani”.
Tujuan pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang
No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bab II Pasal 4
sebagai berikut : “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesejahteraan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
17
Dari penjelasan di atas dangan jelas bahwa begitu pentingnya bagi
kehidupan manusia. Pendidikan merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan status sosial ekonomi keluarga.
Terpenuhinya pendidikan seseorang merupakan modal mengubah status
sosial ekonominya agar menjadi lebih baik.
Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi
disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik,
sekolah tinggi, institut, dan universitas. Terdapat beberapa fungsi
pendidikan tinggi antara lain sebagai berikut:
a) Meneruskan dan mengembangkan peradaban, ilmu, teknologi, dan
seni, serta ikut dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya.
b) Menghasilkan tenaga-tenaga berbudi luhur, yang bertakwa kepada
Tuhan YME dan bermoral pancasila.
c) Menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil,
menguasai ilmu dan teknologi sesuai dengan kebutuhan
pembangunan.
Pada jenjang pendidikan yang telah dibahas di atas,
pendidikan dasar diselenggarakan selama sembilan tahun untuk
bangsa Indonesia.Pada jenjang pendidikan dasar inilah bangsa
Indonesia dikenakan wajib belajar. Dengan kata lain
penyelenggaraan wajib belajar di Indonesia berlangsung selama
sembilan tahun yang terbagi pada Sekolah Dasar selama enam tahun
dan Sekolah Menengah Pertama selama tiga tahun.
18
B. Aktivitas Perekonomian
1. Pengertian Aktivitas Ekonomi
Aktivitas ekonomi adalah dampak yang terjadi pada sistem ekonomi
yang menyangkut struktur ekonomi dan kondisi ekonomi, struktur ekonomi
diartikan sebagai suatu kesempatan kerja, pendapatan seseorang, pendapatan
masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan.
Berdasarkan dengan teori R.J.Chorley and P.Hagget (1967 : 2)
mengatakan perilaku ekonomi sebagai istilah yang menunjukkan perilaku
individu maupun kelompok bahwa fenomena ekonomi mencerminkan nilai-
nilai individu maupun kelompok yang mempunyai kebijakan dan keputusan.
Bahwa faktor-faktor perilaku ekonomi pada individu maupun kelompok
yang dipengaruhi oleh pengaruh fisik, budaya dan politik.
Faktor-faktor dalam penelitian ini yang mempengaruhi penduduk
bekerja di obyek wisata waduk Cacaban adalah pengaruh fisik yang
meliputi pendapatan, lingkungan dan keadaan alam.
Kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari tak seorang pun
dapat membuat semua barang yang dibutuhkannya. Oleh sebab itu ada kerja
sama antara orang yang satu dengan orang lainnya. Dalam aktivitas
perekonomian meliputi pekerjaan masyarakat, waktu bekerja, pendapatan
dan penghasilan.
19
a. Pekerjaan
Aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat desa
Karanganyar di obyek wisata Waduk Cacaban adalah bekerja di sektor
pariwisata yang mencakup jenis usaha Pedagang, Persewaan dan Jasa.
Bekerja di daerah obyek wisata Waduk Cacaban harus pintar untuk
menentukan kapan waktunya untuk bekerja ketika wisatawan
mengunjungi obyek wisata Waduk Cacaban.
b. Waktu bekerja
Waktu kerja yang digunakan oleh pekerja dalam bekerja setiap
harinya. Dalam hal ini adalah waktu yang digunakan oleh Pedagang,
Persewaan dan Jasa (berapa jam) dalam setiap hari. Waktu dalam bekerja
akan mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang dimiliki karena jika
waktu bekerja cuma sebentar akan memperoleh pendapatan yang kecil
sedangkan jika waktu bekerja membutuhkan waktu yang lama akan
memperoleh pendapatan yang besar.
c. Pendapatan
Menurut Singarimbun dalam Banowati (2001: 21) pendapatan
adalah penerimaan berupa uang maupun barang yang diterima atau
dihasilkan (BPS, 2009:9). Pendapatan ini berupa pendapatan atau
penghasilan yang diterima oleh tenaga kerja berupa uang. Pendapatan ini
diukur dalam uang tiap harinya. Jadi, dengan pendapatan yang diperoleh
dapat diketahui klasifikasi rata-rata pendapatan yang bekerja disektor
pariwisata.
20
Klasifikasi pendapatan menurut BPS tahun 2009 dapat dilihat pada
Tabel 2.1
Tabel 2.1 Klasifikasi Pendapatan
NO Klasifikasi Pendapatan Jumlah Pendapatan
1. Pendapatan sangat tinggi ≥ Rp. 3.000.000,-
2. Pendapatan tinggi Rp.2.400.000,- – Rp.2.999.000,-
3. Pendapatan menengah Rp.1.700.000,- – Rp.2.399.000,-
4. Pendapatan sedang Rp. 1.000.000,- – Rp. 1.699.000,-
5. Pendapatan rendah < Rp. 1.000.000,-
Sumber: Badan Pusat Statisik (BPS), 2009
d. Pengeluaran
Tingkat pengeluaran yang dimaksud adalah kemampuan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan jasmani
dan rohani. Bagi pekerja yang kemampuan ekonominya tinggi
cenderung lebih mudah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, seperti
kebutuhan makan akan lebih diperhatikan dengan mekanan yang
bergizi.
2. Pariwisata
Menurut Suwantoro (2002 : 32) pariwisata adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya
tarik wisata serta usaha-usaha terkait di bidang tersebut. Kepariwisataan
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata.
21
Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggrakan
jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik
wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang
tersebut. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala yang menjadi sasaran
wisata.
Waduk Cacaban merupakan perpaduan antara obyek wista alam
dengan buatan manusia. Kegiatan masyarakat di obyek wisata waduk
Cacaban meliputi jenis usaha Pedagang, Persewaan dan Jasa.
(a) Pedagang
Pedagang adalah orang yang memperjual belikan barang atas prakarsa
dan resiko untuk kebutuhan sehari-hari di obyek wisata waduk
Cacaban. Untuk jenis usaha pedagang para penduduk bekerja secara
menyebar tidak berpusat di satu titik.
(b) Persewaan
Persewaan adalah orang yang menyewakan barang atau yang lainnya
dalam waktu tertentu di obyek wisata waduk Cacaban misalnya
penyewaan kapal, tenda dan tikar. Untuk jenis usaha persewaan kapal
para penduduk bekerja secara berkelompok, sedangkan jenis usaha
persewaan tenda dan jenis usaha persewaan tikar bekerja secara
menyebar.
(c) Jasa
Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah
satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan
menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Untuk jenis usaha jasa
penduduk bekerja secara menyebar tidak memusat.
22
C. Kerangka Berfikir
Gambar 2.1
Hubungan Variabel Bebas (X) dengan Variabel Terikat (Y)
Kontribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Terhadap Aktivitas
Perekonomian
Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan (X)
yang meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
yang akan mempengaruhi aktivitas perekonomian di obyek wisata Waduk
Cacaban. Pada aktivitas perekonomian yang menjadi variabel terikat dipecah
menjadi beberapa sub variabel bebas yaitu Y1, Y2, Y3 dan Y4. Sub variabel
bebas Y1 pekerjaan yang meliputi jenis usaha Pedagang, Penyewaan dan Jasa.
Variabel Terikat 1 (Y1)
Pekerjaan
Pedagang
Persewaan
Jasa
Variabel Bebas (X)
Tingkat Pendidikan
Pendidikan Dasar
Pendidikan Menengah
Pendidikan Tinggi
Variabel Terikat 2 (Y2)
Waktu bekerja
Hari biasa
Hari libur
Saat ada event
Variabel Terikat 3 (Y3)
Pendapatan
Pendapatan per bulan
Variabel Terikat 4 (Y4)
Pengeluaran
Modal yang
dibutuhkan
23
Pada sub variabel bebas Y2 yaitu waktu bekerja yang meliputi waktu bekerja
pada hari biasa, hari libur dan saat ada event. Sub variabel Y3 yaitu
pendapatan yang meliputi pendapatan per bulan.
Dan sub variabel Y4 yaitu pengeluaran yang meliputi pengeluaran per
hari. Dari keempat sub variabel tersebut akan menjadi faktor penentu
terhadap tingkat pendidikan. Jika diketahui faktor-faktor dari variabel bebas
tersebut maka akan diketahui pula seberapa kontribusi tingkat pendidikan
penduduk terhadap aktivitas kepariwisataan di obyek wisata waduk Cacaban
kecamatan Kedungbanteng kabupaten Tegal.
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah menjawab rumusan masalah yang
telah dibahas dalam pembahasan di atas. Hipotesis yang di ambil dalam
penelitian ini adalah ada kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap
aktivitas perekonomian di obyek wisata waduk Cacaban.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2003:55). Populasi dalam penelitian ini adalah di desa Karanganyar yang
berjumlah 351 jiwa yang bekerja di sektor pariwisata.
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk berdasarkan jenis usaha di obyek wisata
Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal
No Desa/Kelurahan Pedagang Jasa Persewaan Jumlah
1. Penujah 4 36 4 44
2. Karanganyar 103 28 220 351
3. Tonggara 176 51 20 247
4. Karangmalang 79 39 12 130
Jumlah 362 346 64 772
Sumber : BPS Kabupaten Tegal 2011
Dari tabel 3.1 menunjukan bahwa desa Karangnyar penduduk paling
terbanyak sekaligus desa yang terdekat dengan obyek wisata Waduk
Cacaban di bandingkan dengan ke tiga desa lainnya.
B. Sampel
Menurut Arikunto, Suharsimi (2006:134) subyek kurang dari 100 lebih
baik diambil semua sedangkan jika subyeknya besar maka dapat diambil
25
antara 5%-15% atau 20-25% atau lebih. Sedangkan populasi dalam penelitian
ini sebanyak 351 jiwa berdasarkan jenis usaha di obyek wisata waduk
Cacaban. Sampel yang diambil sebesar 15%, maka sampelnya yaitu 53 jiwa.
C. Stratified Random Sampling
Sampel penelitian ini sebesar 53 jiwa yang meliputi tiga jenis usaha
yaitu pedagang berjumlah 15 jiwa meliputi penjual ikan bakar, penjual nasi
pecel, dan makanan maupun minuman, jasa berjumlah 5 jiwa meliputi jasa
penjual tiket, jasa juru parkir, jasa toilet dan jasa satpam dan persewaan
berjumlah 33 jiwa meliputi persewaan kapal, persewaan tenda dan persewaan
tikar. Dalam penelitian ini untuk menentukan sampel menggunakan stratified
random sampling. Menurut Sudigdo (1995:48) stratified random sampling
merupakan pengambilan sampel yang dibagi menurut lapisan-lapisan tertentu
dan masing-masing lapisan memiliki jumlah sampel yang sama.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu besaran yang mempunyai suatu variasi
nilai dua atau lebih yang dapat diukur, diamati, atau dihitung. Variabel itu
sebagain suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2003:2).
1. Variabel Bebas (X)
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel
26
terikat). Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi (Sugiyono,
2003:3). Yang termasuk variabel independen (variabel bebas) dalam
penelitian ini adalah kontribusi tingkat pendidikan penduduk yaitu
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Alasan
mengambil variabel tingkat pendidikan sebagai variabel X karena persepsi
tingkat pendidikan mempengaruhi aktivitas perekonomian.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel respon
atau konsekuen. Sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh adanya variabel independen (Sugiyono, 2003:3). Yang
termasuk variabel dependen (variabel terikat) dalam penelitian ini adalah
aktivitas perekonomian meliputi indikator berikut ini :
a. Pekerjaan
- Persewaan
- Pedagang
- Jasa
b. Waktu bekerja
- Hari biasa
- Hari libur
- Saat ada event
c. Pendapatan
- Pendapatan per bulan
d. Pengeluaran
- Modal yang dibutuhkan
27
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencatat
semua data baik namasampel maupun data lain yang bersangkutan dengan
penelitian ini. Selain itu, metode dokumentasi ini digunakan untuk
mendapat data awal kontribusi tingkat pendidikan penduduk.
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang digunakan untuk mengadakan
pengamatan ke objek penelitian (Arikunto, 2007:156).Observasi yang
dilakukan adalah dengan menggunakan observasi langsung, yaitu
melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.
3. Metode Angket
Metode Angket adalah metode yang digunakan peneliti untuk
mengetahui data kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap
aktivitas perekonomian.
F. Instrumen Penelitian
1. Pembuatan instrumen penelitian
Sebuah instrumen yang valid apabila mampu mengukur tujuan
yang diinginkan (Arikunto, 2007:68). Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
redahnya tingkat validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang
dimaksud. Dalam Arikunto (2007:86) suatu tes dikatakan reliabel artinya
28
dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada
instrumen yang cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Suatu tes yang sudah baik
biasanya reliabel.
Langkah-langkah dalam menyusun instrumen adalah sebagai berikut.
a. Menentukan tujuan.
Tujuan dari penggunaan angket pada penelitian ini adalah
untuk mengetahui kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap
aktivitas perekonomian.
b. Menentukan ruang lingkup angket.
Ruang lingkup angket ini berupa kontribusi tingkat pendidikan
penduduk terhadap aktivitas perekonomian.
c. Membuat kisi-kisi angket.
d. Membuat soal pada angket berdasarkan kisi-kisi.
e. Melaksanakan penelitian
2. Validitas Instumen
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes
melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan
mempunyai varians kesalahan yang kecil sehingga kita dapat percaya
bahwa angka yang dihasilkan merupakan angka yang sebenarnya.
Validitas suatu instrumen tidaklah berlaku umum untuk semua
tujuan ukur. Sebuah tes biasanya hanya menghasilkan ukuran yang valid
29
satu tujuan ukur tertentu. Oleh karena itu pernyataan valid harus diiringi
oleh keterangan yang menunjuk kepada tujuan, yaitu valid untuk
mengukur apa, lebih lanjut bagi siapa. Untuk menguji validitas instrumen
yang berupa tes digunakan rumus Pearson Product Moment Corelation
dengan
: koefisien korelasi skor item dan skor total
n : banyaknya subyek
: jumlah skor item
: jumlah skor total
: jumlah perkalian skor item dengan skor total
: jumlah kuadrat skor item
: jumlah kuadrat skor total
Hasil perhitungan rxydibandingkan dengan rtabeldengan taraf
kesalahan 5%. Jika rxy>rtabel maka instrumen tersebut dikatakan
valid.
30
Tabel 3.2 Validitas Butir Soal Angket
No Rxy Rtabel Kriteria
1 0,589 0,514 Valid
2 0,810 0,514 Valid
3 0,541 0,514 Valid
4 0,845 0,514 Valid
5 0,748 0,514 Valid
6 0,710 0,514 Valid
7 0,878 0,514 Valid
8 0,769 0,514 Valid
9 0,658 0,514 Valid
10 0,731 0,514 Valid
11 0,676 0,514 Valid
12 0,594 0,514 Valid
16 0,733 0,514 Valid
17 0,663 0,514 Valid
18 0,615 0,514 Valid
3. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability
yang artinya dapat dipercaya. Suatu instrumen dikatakan dapat dipercaya
jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Atau
dengan kata lain sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes
tersebut menunjukkan ketetapan. Rumusnya adalah sebagai berikut:
31
= ( ) (1 - ) (Arikunto, 2006:196)
Keterangan:
= Reliabilitas instrumen
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σ = Jumlah varians butir
t = Varians total
Tabel 3.3 Uji Realibilitas
r11
=
20
1
-
9,70
20 - 1
91,238
r11
= 0,941
Pada = 5% dengan N = 15 diperoleh r tabel = 0.514
Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel
Reliabel
k = 20
Σα²b = 9,70
α²t = 91,24
r11 = 0,941
2
2
11 11k
k
t
br
32
G. Teknis Analisis Data
Teknik analisis data adalah teknik penyederhanaan data kedalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
prosentase dan analisis regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis
atau mengetahui ada tidaknya kontribusi tingkat pendidikan penduduk
terhadap aktivitas perekonomian di obyek wisata waduk Cacaban
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal.
1. Metode Deskriptif Presentase
Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan mengenai variabel
tingkat pendidikan dan aktivitas perekonomian. Untuk membahas hasil
penelitian digunakan persentase dan bobot kualitas untuk menuangkan
skor yang berupa angka kedalam bentuk kata kedalam kalimat karena
penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka hasil penelitian harus
dikuantitatifkan lebih dahulu dengan skor pada jawaban responden melalui
angket.
Jawaban A dengan skor nilai 4
Jawaban B dangan skor nilai 3
Jawaban C dengan skor nilai 2
Jawaban D dengan skor nilai 1
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis
ini yaitu:
33
a. Membuat tabel distibusi jawaban angket variabel X dan Y
b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang
ditentukan
c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden
d. Merumuskan skor tersebut kedalam rumus
DP =
Keterangan :
n= nilai yang diperoleh
N= Jumlah seluruh nilai yang diharapkan
e. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori .
Nilai persentase yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan
kriteria persentase untuk ditarik kesimpulan. Adapun langkah-langkah
pembuatan kriteria persentase adalah sebagai berikut:
1) Mencari persentase maksimal
( 4 : 4 ) x 100% = 100%
2) Mencari persentase minimal
( 1 : 4 ) x 100% = 25%
3) Menghitung rentang persentase
= 100% - 25%
= 75%
4) Menghitung rentang kriteria
34
= x 100%
= 25%
5) Menentukan banyaknya kriteria. Adapun kriterianya adalah sangat
tinggi, tinggi, sedang, dan rendah.
6) Membuat tabel persentase
Tabel 3.4 Kriteria Persentase
Untuk angket terbuka atau uraian, analisisnya dengan cara merekap
semua jawaban, kemudian mencari jawaban tertinggi, dan jawaban
terendah kemudian jawaban tertinggi dikurangi dengan jawaban terendah
lalu dibagi menjadi 4 karena dibuat empat klasifikasi. Setelah
diklasifikasikan lalu dideskripsikan.
2. Analisis Regresi
Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas (X yaitu tingkat pendidikan) dengan variabel terikat (Y
yaitu aktivitas perekonomian). Regresi sederhana untuk populasi dengan
sebuah variabel bebas yang dikenal dengan regresi linear sederhana
mempunyai bentuk:
.
No Persentase Kriteria
1 81% - 100% Sangat Tinggi
2 63% - 81% Tinggi
3 44%- 62% Sedang
4 24% - 43% Rendah
35
Berdasarkan sebuah sampel, persamaan regresi populasi akan
ditentukan, atau lebih tepat akan ditaksir. Ini dapat dilakukan dengan
menaksir parameter . Jika ditaksir oleh a dan b, maka
regresi berdasarkan sampel adalah:
Keterangan:
X = variabel bebas,
Y = variabel terikat,
a = harga Y bila X = 0 (harga konstan),
b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka
peningkatan atau penurunan variabel terikat yang didasarkan variabel
bebas. Bila b (+) maka naik dan bila b(-) maka terjadi penurunan.
Koefisien-koefisien regresi a dan b dihitung dengan rumus:
22
2
)(
})(())((
ii
iiiii
XXn
YXXXYa dan
22 )(
))((
ii
iiii
XXn
YXYXnb
Korelasi dapat dihitung dengan rumus berikut (Sudjana, 2005: 315).
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Harga r tersebut kemudian dibandingkan dengan harga r tabel
dengan dk = n dan taraf kesalahan 5%. Jika rhitung> rtabel maka dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang positif sebesar rhitung (Sugiyono,
2003:243-250).
Koefisien determinasinya r2 (dengan mengkuadratkan harga r)
menentukan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat
dalam % .
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Daerah Penelitian
Kondisi umum daerah penelitian ini dideskripsikan bertujuan untuk
memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan penelitian dan objek penelitian
yang berhubungan dengan masalah penelitian. Latar belakang yang dideskripsikan
meliputi kondisi fisik dan kondisi sosial daerah penelitian.
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian
a) Letak Astronomis
Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal
secara geografis terletak antara 109‟11‟28” BT sampai dengan
109‟14‟58” BT dan 7‟1‟31” LS sampai dengan 7‟4‟18” LS.
b) Letak Administrasi
Secara Administrasi kawasan obyek wisata Waduk Cacaban
merupakan bagian dari desa Karanganyar Kecamatan Kedungbanteng
dengan batas-batas sebagai berikut :
Utara : Kecamatan Suradadi
Timur : Kec. Jatinegara, Kec. Warureja
Barat : Kecamatan Jatinegara
Selatan : Kecamatan Pangkah
38
Obyek wisata Waduk Cacaban merupakan bagian dari desa Karanganyar yang
berada di Kecamatan Kedungbanteng adalah salah satu Kecamatan yang berada di
Kabupaten Tegal, Desa Karanganyar ini memiliki 34 RT dan 14 RW dan memiliki
luas wilayah sekitar 457.289 hektar. Kelurahan Karanganyar berbatasan langsung
dengan Kelurahan Dukuhjati Wetan di sebelah utara, sedangkan di wilayah timur
berbatasan langsung dengan Kelurahan Tonggara, sebelah selatan berbatasan dengan
Kelurahan Panujah, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pangkah.
Berikut adalah Kondisi Umum Kelurahan Karanganyar:
2. Kondisi Penggunaan Lahan
Data mengenai penggunaan lahan suatu daerah sangat diperlukan, guna
mengetahui pemanfaatan lahannya sesuai dengan aturan atau tidak, berikut adalah
penggunaan lahan di Kelurahan Karanganyar.
Tabel 4.1 Penggunaan Lahan di Kelurahan Karanganyar Penggunaan lahan
Jumlah (Ha) Persentase (%)
Tanah Keperluan Fasilitas sosial
a. Masjid/Musholla
b. Gereja
Tanah kering
a. Pekarangan
b. Tegalan
c. Ladang
d. Padang rumput
Lahan Kosong
Perumahan
-
22
-
61.666 Ha
207.731 Ha
200 Ha
70 Ha
130 Ha
187.470 Ha
256 Ha
-
129.662 Ha
-
0,004
-
13,48
45,42
0,043
0,015
0,028
41,00
Jumlah 457.289 Ha 100,00
Sumber: Data Monografi Kelurahan Karanganyar tahun 2011
Berdasarkan Tabel 4.1 Penggunaan lahan di kelurahan Karanganyar paling banyak
adalah Tegalan yaitu sebesar 207.731 Ha atau sekitar (45,42%), dan yang paling sedikit
adalah padang rumput sebesar 70 Ha atau sekitar (0,015%).
39
3. Kondisi Penduduk Daerah Penelitian
Guna keperluan perencanaan pembangunan, perlu sekali ditunjang oleh
informasi mengenai data demografis suatu wilayah. Data mengenai jumlah
penduduk, persebaran dan susunan penduduk menurut berbagai kelompok umur yang
sesuai dengan perencanaan akan sangat membantu keberhasilan suatu kebijakan
pembangunan yang akan diambil.
a) Komposisi Penduduk Menurut Umur
Distribusi penduduk menurut kelompok umur dimaksudkan untuk
mengetahui dengan jelas jumlah penduduk yang memiliki usia produktif, dan jumlah
penduduk yang memiliki usia non produktif. Untuk lebih jelasnya mengenai penduduk
yang memiliki usia produktif dan penduduk yang memiliki usia non produktif dalam
penelitian ini dapat dilihat pada pada Tabel 4.2.
Tabel 4 .2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan
Karanganyar
Kelompok umur L P Jumlah Persentase (%)
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
456
259
177
200
225
559
235
460
210
345
200
125
177
350
45
26
340
110
747
109
205
115
450
101
107
210
116
350
210
124
360
139
796
369
924
309
430
674
685
561
317
555
316
475
387
474
405
165
10,15
4,7
11,78
3,9
5,4
8,5
8,7
7,1
4,0
7,0
4,0
6,0
5,0
6,0
5,1
2,1
Jumlah 4.049 3.793 7.842 100,00
Sumber: Data Monografi Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 4.2 jumlah keseluruhan kepala keluarga yang berada di
40
Kelurahan Karanganyar sebanyak 1.710 KK, sedangkan jumlah penduduknya sebesar
7.842 Jiwa, sehingga rata-rata tiap keluarga memiliki anggota keluarga sebanyak 4 orang.
b) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Data mengenai mata pencaharian penduduk bisa menggambarkan
karakteristik suatu daerah, berikut adalah komposisi penduduk menurut mata
pencaharian di Kelurahan Karanganyar disajikan dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kelurahan
Karanganyar Jenis mata pencaharian Jumlah Persentase (%)
Pertanian
pertambangan
Industri
Listrik, Gas dan Air
kontruksi
Pedagang
Jasa
Persewaan
Perantara keuangan
Jasa sosial
Lain-lain
1738
1
28
-
4
103
28
220
3
34
23
50
79,65
0,04
1,28
-
0,18
4,72
1,28
10,08
0,13
1,55
1,05
3,65 Jumlah 2182 100,00
Sumber: Data Monografi Kelurahan Karanganyar Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 4.3 komposisi penduduk menurut mata pencaharian di
Kelurahan Karanganyar didominasi Pertanian sebesar 1738 atau (79,65%), karena
wilayah Kelurahan Karanganyar sebagian besar lahan pertanian.
c) Gambaran umum obyek wisata waduk Cacaban
Waduk cacaban mulai digagas sejak tahun 1914 dan dibuat perencanaan
detailnya pada tahun 1930 oleh pemerintah kolonial Belanda. Pembangunan
fisiknya dimulai pada tahun 1952 dimana peletakan batu pertamanya dilakukan
oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno pada tanggal 16 September 1952.
41
Waduk Cacaban terletak pada ketinggian 85 m diatas permukaan laut,
berdasarkan peta topografi, daerah pengairan atas Waduk Cacaban berada pada
daerah perbukitan. Kondisi ini akan mempengaruhi ”Charakteristics run off” yang
akan masuk ke waduk Cacaban.
Berdasarkan data dari Kantor Pariwisata Kabupaten Tegal, jumlah wisatawan
yang datang ke obyek wisata waduk Cacaban antara periode 2005-2012 cenderung
mengalami penurunan bisa dilihat dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4 Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Waduk Cacaban 2008 – 2012.
Sumber : Kantor Pariwisata Kabupaten Tegal
Berdasarakan Tabel 4.4 bahwa jumlah pengunjung obyek wisata waduk
Cacaban pada tahun 2008 sebesar 22.302 jiwa, namun pada tahun 2009 mengalami
penurunan yaitu 20,65% menjadi 17.696 jiwa. Tahun 2010 jumlah pengunjung
mengalami penurunan kembali yaitu 20,75% menjadi 3.672 jiwa. Namun pada
tahun 2011 dan tahun 2012 jumlah pengunjung mengalami peningkatan yaitu
10,59% dan 6,03%.
No. Tahun Kunjungan Pengunjung
(jiwa)
Kenaikan
Angka %
1.
2.
3.
4.
5.
2008
2009
2010
2011
2012
22.302
17.696
14.024
15.510
16.446
-4.606
-3.672
1.486
936
20,65
20,75
10,59
6,03
42
Dari kondisi tersebut terlihat bahwa obyek wisata waduk Cacaban tiga tahun
terakhir mengalami penurunan pengunjung, untuk itu diperlukan penataan obyek
wisata agar memiliki daya tarik lebih sehingga dapat menaikkan kembali jumlah
pengunjung.
d) Unsur-unsur yang menunjung daya tarik di obyek wisata waduk Cacaban di
Kecamatang Kedungbanteng Kabupaten Tegal.
1. Daya tarik wisata
Waduk cacaban selain mempunyai fungsi sebagai sumber air untuk irigasi, juga
merupakan potensi wisata yang dapat dikembangkan sebagai wisata air maupun wisata
alam. Kawasan wisata alam obyek wisata waduk Cacaban merupakan salah satu aset
pemerintah Kabupaten Tegal sebagai obyek wisata dari beberapa obyek wisata lainnya.
Potensi wisata yang ada di kawasan wisata alam obyek wisata waduk Cacaban
antara lain meliputi :
a. Pemandangan alam
Sebagai kawasan wisata alam pemandangan alam yang indah merupsksn modal
dasar yang diandalkan dan kawasan waduk Cacaban memang memiliki
pemandangan yang indah, hamparan air waduk sejauh mata memandang
dilingkari oleh bukit-bukit sebagai sabuk hijau dan pulau-pulau kecil yang ada
didalamnya melengkapi keindahannya.
b. Bangunan bersejarah pada waduk
Disamping mempunyai pemandangan yang indah kawasan obyek wisata waduk
Cacaban menyuguhkan bangunan bersejarah berupa bendungan atau waduk yang
dibangun tahun 1952 yang diresmikan oleh presiden Soekarno.
c. Wisata air
43
Sebagai bangunan irigasi bendungan yang merupakan penyimpan air dengan
volume yang sangat banyak menjadikan obyek wisata waduk Cacaban dapat
difungsikan sebagai wisata air antara lain menggunakan kapal dengan membayar
Rp. 20.000 penggunjung sudah bisa berkeliling menikmati pemandangan waduk
Cacaban.
d. Panggung hiburan
Obyek wisata waduk Cacaban disamping sebagai mempuyai pemandangan yang
indah juga mempunyai panggung hiburan untuk pentas musik atau event-event
lainnya.
e. Taman bermain
Taman bermain terletak di bawah bangunan bendungan utama yang fungsinya
untuk tempat bermain dan bersantai para pengunjung, ditempat ini pengunjung
dapat sepuasnya bermain terutama anak-anak karena ditempat ini disediakan
fasilitas bermain sseperti ayunan dan papan luncur.
f. Bukit mbah Santi
Bukit mbah Santi merupakan tempat untuk yang ingin melakukan aktivitas bumi
perkemahan dilakukan kebanyak oleh para pelajar baik yang dari dalam
Kabupaten Tegal maupun dari luar Kabupaten Tegal khususnya Kota Tegal.
2. Prasarana
Prasarana adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak
dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata,
diantaranya adalah :
a. Jalan
44
Obyek wisata waduk Cacaban terletak di Kelurahan Karanganyar, untuk menuju
lokasi sangatlah mudah akan tetapi jalan beraspal saat ini sudah banyak yang
berlobang dan jalan tersebut masih terbilang kecil yang masih bisa dilalui oleh
kendaraan pribadi, sepeda motor dan angkutan.
b. Listrik
Obyek wisata waduk Cacaban sumber daya listrik digunakan untuk penerangan
dan sumber tenaga, saat ini kebutuhan listrik sebagian besar terlayani oleh PLN
namun belum secara keseluruhan, kebutuhan listrik di obyek wisata waduk
Cacaban hanya terpakai di warung makan karena kawasan-kawasan yang dirasa
kurang memerlukan penerangan tidak menggunakan listrik.
c. Air bersih
Kebutuhan air bersih di obyek wisata waduk Cacaban dimanfaatkan untuk
keperluan wisatawan, penduduk yang berjualan di obyek wisata waduk Cacaban,
dan untuk keperluan MCK (mandi, cuci, kakus). Dalam pemanfaatan sumber air
bersih penduduk maupun pengunjung memanfaatkan air PDAM yang sudah
masuk obyek wisata waduk Cacaban.
3. Sarana wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk
melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalan wisatanya. Sarana itu
meliputi :
a. Masjid terletak di bawah kawasan obyek wisata waduk Cacaban.
b. Lahan parkir di obyek wisata waduk Cacaban ada dua yaitu di bawah kawasan
obyek wisata waduk Cacaban dan di atas kawasan bukit mbah Santi.
45
c. Kios di obyek wisata waduk Cacaban terdapat 30 kios meliputi dua warung
apung yang menyediakan ikan bakar terletak di tengah-tengah waduk, sedangkan
warung yang lain umumnya menjual nasi pecel, makanan dan minuman kecil
yang terletak diatas bangunan utama waduk secara berkelompok meskipun sudah
ada tanda larangan, dan warung yang lain tersebar di bukit mbah Santi dan area
bermain anak.
d. Menara pandang sarana untuk melihat pemandangan waduk Cacaban dan pulau-
pulau yang berada ditengah-tengahnya.
e. Persewaan di obyek wisata waduk Cacaban ada tiga yaitu persewaan kapal,
tenda dan tikar. Obyek wisata waduk Cacaban menyediakan 20 kapal yang
berada di badan bangunan utama obyek wisata waduk Cacaban karena belum
tersedianya dermaga yaitu pada batu repkop, kemudian menyediakan 15
tenda dan tikar yang berada di bukit mbah Santi terletak menyebar di setiap
sudut obyek wisata waduk Cacaban.
f. Jasa di obyek wisata waduk cacaban meliputi jasa parkir, tiket, toilet maupun
satpam. Jasa tersebut berada di bawah obyek wisata waduk Cacaban, untuk toilet
di kawasan obyek wisata ada dua diantaranya di kawasan bawah dan di kawasan
atas bukit mbah Santi.
4. Aksesbilitas
Obyek wisata waduk Cacaban terletak di dua jalur yaitu pertama dari kota Tegal
dengan jarak 20 km dan yang kedua dari kota Slawi dengan jarak 9 km, dimana pada
saat sekarang sudah tersedia angkutan umum dengan trayek Slawi–Cacaban
sebanyak 25 armada, sedangkan dalam persiapan sekarang adalah pelaksanaan
angkutan dengan “Loko Antik” dari pabrik gula Pangkah menuju waduk Cacaban.
46
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif Persentase
Analisis deskriptif persentase bertujuan untuk memperjelas gambaran terhadap
variabel-variabel penelitian, yaitu tingkat pendidikan penduduk dan aktivitas
perkonomian.
a. Variabel tingkat pendidikan
a) Sektor Perdagangan
Berdasarkan hasil penelitian persepsi tentang tingkat pendidikan untuk
penduduk kelurahan Karanganyar yang bekerja disektor perdagangan rata-rata
pendidikannya sangat tinggi yaitu SMA yaitu 11 dari 15 responden atau sekitar
73,33% dan yang SMP hanya 4 responden atau sekitar 26,67%.
Tabel 4.5 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Perdagangan di
Kelurahan Karanganyar.
No Tingkat
Pendidikan
Penduduk %
1 SMA 11 73,33
2 SMP 4 26,67
3 SD - -
4 Tidak Sekolah - -
Jumah 15 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.5 bahwa persepsi tingkat pendidikan penduduk yang
bekerja di sektor perdagangan sudah banyak yang sudah lulus SMA dibandingkan
dengan SMP, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas perekonomian penduduk di
obyek wisata Waduk Cacaban, dengan persepsi tingkat pendidikan yang sangat
tinggi akan mempengaruhi aktivitas ekonomi untuk menjadi lebih baik.
Berdasarkan data penelitian persepsi tentang tingkat pendidikan menurut
47
para penduduk obyek wisata waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena
sekolah dapat membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu
mereka bekerja disektor perdagangan yang ada di obyek wisata waduk Cacaban
sehingga mereka pandai untuk berbisnis.
Untuk lebih lengkapnya data dari variable persepsi tingkat pendidikan
penduduk bekerja disektor perdagangan dalam penelitian ini disajikan sebagai
berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan
memberikan enam pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-
rata sebesar 85,56 % dihasilkan dua kategori 70,83% - 75,00% termasuk kategori
tinggi, 75,01% - 100% dengan katergori sangat tinggi.
Dengan rata-rata sebesar 85,56% dapat diketahui bahwa persepsi tingkat
pendidikan penduduk di obyek wisata waduk Cacaban adalah sangat tinggi.
Secara rinci hasil analisis deskripsi variabel persepsi tingkat pendidikan penduduk
dapat dilihat dalam Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk
Yang Bekerja di Sektor Perdagangan Terhadap Tingkat
Pendidikan.
NO Interval (%) Kriteria Jumlah
Frekuensi Persen
1 56,25 - ≤ 71,25 Sangat tinggi 11 73,33
2 41,25 - ≤ 56,25 Sedang 4 26,67
3 26,25 - ≤ 41,25 Rendah 0 0,00
4 11,25 - ≤ 26,25 Sangat rendah 0 0,00
Jumlah 15 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh gambaran persepsi tingkat pendidikan
sebanyak 11 responden (73,33%) termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak
4 responden (26,67%) termasuk dalam kategori sedang.
48
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan mempengaruhi
aktivitas perekonomian untuk penduduk yang bekerja di sektor perdagangan yang
meliputi penjual nasi pecel, penjual makanan dan minuman kecil dan penjual ikan
bakar di warung apung. Berikut tabel profesi penduduk berdasarkan tingkat
pendidikan.
Tabel 4.7 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Tingkat
Pendidikan
Frekuens
i
Profesi (%)
1 SMA 2 Penjual ikan
bakar
13,33
2 SMP 5 Penjual nasi
pecel
33,33
3 SD 8 Penjual
makanan dan
minuman
53,33
Jumla
h
15 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh gambaran tingkat pendidikan terhadap
profesi di obyek wisata waduk Cacaban dari 15 responden menunjukkan bahwa 2
responden atau 13,33% pendidikan SMA berprofesi sebagai penjual ikan bakar
kemudian 5 responden atau 33,33% pendidikan SMP berprofesi sebagai penjual
nasi pecel dan 8 responden atau 53,33% berprofesi sebagai penjual makanan dan
minuman.
b) Sektor Jasa
Berdasarkan hasil penelitian jumlah penduduk yang bekerja disektor jasa
ada 5 responden, dengan berbagai tingkat pendidikan 2 responden bekerja disektor
jasa toilet kemudian 3 responden lainnya bekerja sebagai jasa tiket masuk, juru
49
parkir dan satpam keamanan.
Pendidikan penduduk yang bekerja disektor jasa toilet dari 2 responden
rata-rata persepsi tentang tingkat pendidikannya sangat tinggi 100% sudah lulus
SMA, menunjukan penduduk yang bekerja disektor jasa toilet persepsi terhadap
tingkat pendidikan sangat tinggi.
Tabel 4.8 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Toilet di
Kelurahan Karanganyar.
No Tingkat
Pendidikan
Penduduk %
1 SMA 2 100
2 SMP - -
3 SD - -
4 Tidak Sekolah - -
Jumah 2 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.8 bahwa persepsi tingkat pendidikan penduduk yang
bekerja disektor jasa toilet sudah lulus SMA, membuktikan bahwa persepsi
tingkat pendidikan tidak hanya wajib belajar 9 tahun.
Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk
bekerja di sektor jasa toilet dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil
pengukuran variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan
enam pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar
93,75% dihasilkan 1 kategori 93,67% - 100% dengan katergori sangat tinggi.
Dengan rata-rata sebesar 93,75% dapat diketahui bahwa pendidikan
penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil
analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam tabel
4.9.
50
Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk
Yang Bekerja di Sektor Jasa Toilet Terhadap Tingkat Pendidikan.
NO Interval (%) Kriteria Jumlah
Frekuensi Persen
1 7,50 - ≤9,50 Sangat tinggi 2 100
2 5,50 - ≤7,50 Sedang 0 0,00
3 3,50 - ≤5,50 Rendah 0 0,00
4 1,50 - ≤3,50 Sangat rendah 0 0,00
Jumlah 2 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh gambaran tingkat pendidikan sebanyak 2
responden (100%) termasuk dalam kategori sangat tinggi walaupun mereka hanya
bekerja di sektor jasa toilet namun mereka juga mementingkan pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian pendidikan untuk penduduk kelurahan
Karanganyar yang bekerja di sektor jasa satpam keamanan pendidikannya sangat
tinggi lulus SMA yaitu 1 responden atau 100%.
Tabel 4.10 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Satpam di
Kelurahan Karanganyar.
No Tingkat
Pendidikan
Penduduk %
1 SMA 1 100
2 SMP - -
3 SD - -
4 Tidak Sekolah - -
Jumah 1 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.10 bahwa tingkat pendidikan penduduk yang bekerja
di sektor satpam sudah lulus SMA, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas
perekonomian penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban, dengan tingkat
pendidikan yang sangat tinggi akan mempengaruhi aktivitas ekonomi untuk
menjadi lebih baik.
51
Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk
obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena sekolah dapat
membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka sebagai
satpam keamanan obyek wisata Waduk Cacaban.
Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk
bekerja sebagai satpam dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil
pengukuran variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan
enam pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar
83,33 % dihasilkan satu kategori 83,33% - 100% dengan katergori sangat tinggi.
Dengan rata-rata sebesar 83,33% dapat diketahui bahwa pendidikan
penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil
analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam tabel
4.11.
Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk
Yang Bekerja di Sektor Jasa Satpam Terhadap Tingkat
Pendidikan.
NO Interval Kriteria Jumlah
Frekuensi Persen
1 7,50 - ≤9,50 Sangat tinggi 1 100
2 5,50 - ≤7,50 Sedang 0 0,00
3 3,50 - ≤5,50 Rendah 0 0,00
4 1,50 - ≤3,50 Sangat rendah 0 0,00
Jumlah 1 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh gambaran tingkat pendidikan sebanyak
1 responden (100%) termasuk dalam kategori sangat tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan penduduk yang
52
bekerja disektor jasa tiket didapat hasil seperti berikut: dari 1 responden diketahui
tingkat pendidikan 100% lulus SMA.
Tabel 4.12 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Penjual
Tiket di Kelurahan Karanganyar.
No Tingkat
Pendidikan
Penduduk %
1 SMA 1 100
2 SMP - -
3 SD - -
4 Tidak Sekolah - -
Jumah 1 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.12 bahwa tingkat pendidikan penduduk yang bekerja
di sektor penjual tiket sudah lulus SMA, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas
perekonomian penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban, dengan tingkat
pendidikan yang sangat tinggi akan mempengaruhi aktivitas ekonomi untuk
menjadi lebih baik.
Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk
obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena sekolah dapat
membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka di sektor
penjual tiket.
Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk
dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat
pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran
aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 91,67 % dihasilkan satu kategori
91,67% - 100% dengan kategori sangat tinggi.
Dengan rata-rata sebesar 91,67% dapat diketahui bahwa pendidikan
penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil
53
analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam Tabel
4.13.
Tabel 4.13 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk
Yang Bekerja di Sektor Jasa Penjual Tiket Terhadap Tingkat
Pendidikan.
NO Interval (%)
Kriteria Jumlah
Frekuensi Persen
1 7,50 - ≤9,50 Sangat tinggi 1 100
2 5,50 - ≤7,50 Sedang 0 0,00
3 3,50 - ≤5,50 Rendah 0 0,00
4 1,50 - ≤3,50 Sangat rendah 0 0,00
Jumlah 1 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.13 diperoleh gambaran tingkat pendidikan sangat
tinggi membuktikan bahwa pendidikan sangat penting untuk memperoleh
pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan penduduk yang
bekerja disektor juru parkir didapat hasil seperti berikut: dari 1 responden atau
100%.
Tabel 4.14 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Juru
Parkir di Kelurahan Karanganyar.
No Tingkat
Pendidikan
Penduduk %
1 SMA 1 100
2 SMP - -
3 SD - -
4 Tidak Sekolah - -
Jumah 1 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.14 bahwa tingkat pendidikan penduduk yang bekerja
di sektor juru parkir sudah lulus SMA, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas
perekonomian penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban, dengan tingkat
54
pendidikan yang sangat tinggi akan mempengaruhi aktivitas ekonomi untuk
menjadi lebih baik.
Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk
obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena sekolah dapat
membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka disektor juru
parkir.
Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk
dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat
pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran
aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 87,50 % dihasilkan satu kategori
87,50% - 100% dengan kategori sangat tinggi.
Dengan rata-rata sebesar 87,50% dapat diketahui bahwa pendidikan
penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil
analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam Tabel
4.15.
Tabel 4.15 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk
Yang Bekerja di Sektor Jasa Juru Parkir Terhadap Tingkat Pendidikan.
NO Interval (%)
Kriteria Jumlah
Frekuensi Persen
1 7,50 - ≤9,50 Sangat tinggi 1 100
2 5,50 - ≤7,50 Sedang 0 0,00
3 3,50 - ≤5,50 Rendah 0 0,00
4 1,50 - ≤3,50 Sangat rendah 0 0,00
Jumlah 1 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.15 diperoleh gambaran tingkat pendidikan sangat
tinggi membuktikan bahwa pendidikan sangat penting untuk memperoleh
pekerjaan.
55
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan mempengaruhi
aktivitas perekonomian untuk penduduk yang bekerja di sektor jasa yang meliputi
jasa tukang parkir, toilet, penjual tiket dan satpam. Berikut tabel profesi penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan di sektor jasa.
Tabel 4.16 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Tingkat
Pendidikan
Frekuens
i
Profesi (%)
1 SMA 3 Penjual tiket,
Satpam dan
tukang parkir
60
2 SMP 1 Toilet 20
3 SD 1 Toilet 20
Jumla
h
5 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.16 diperoleh gambaran tingkat pendidikan terhadap
profesi di obyek wisata waduk Cacaban dari 5 responden menunjukkan bahwa 2
responden atau 40% pendidikan SMA berprofesi sebagai penjual tiket, satpam dan
tukang parkir kemudian 1 responden atau 20% pendidikan SMP berprofesi
sebagai jasa toilet dan 1 responden atau 20% berprofesi ssebagai jasa toilet.
c) Sektor Persewaan
Berdasarkan hasil penelitian jumlah penduduk yang bekerja disektor
persewaan ada 33 responden, dengan berbagai tingkat pendidikan 20 responden
yang bekerja di sektor persewaan kapal, 8 responden bekerja di sektor persewaan
tenda, dan 6 responden bekerja di sektor persewaan tikar di obyek wisata Waduk
Cacaban.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan penduduk yang
56
bekerja di sektor persewaan kapal didapat hasil seperti berikut:
Tabel 4.17 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan
Kapal di Kelurahan Karanganyar.
No Tingkat
Pendidikan
Penduduk %
1 SMA 15 75,00
2 SMP 2 10,00
3 SD 3 15,00
4 Tidak Sekolah - -
Jumah 20 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.17 dari 20 responden bahwa 15 responden lulus SMA
atau sekitar 75,00%, kemudian 2 responden lulus SMP atau sekitar 10,00% dan
pendidikan rendah 3 responden lulus SD atau sekitar 15,00%.
Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk
obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena sekolah dapat
membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka bekerja
disektor Persewaan kapal.
Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk
dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat
pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran
aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 85,33 % dihasilkan tiga kategori
83,33% - 100% kategori sangat tinggi, kemudian 66,67 – 75,00 kategori tinggi
dan 45,83% - 62,50% dengan kategori rendah.
Dengan rata-rata sebesar 85,33% dapat diketahui bahwa pendidikan
penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil
analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam Tabel
57
4.18.
Tabel 4.18 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk
Yang Bekerja di Sektor Persewaan Kapal Terhadap Tingkat
Pendidikan.
NO Interval (%) Kriteria Jumlah
Frekuensi Persen
1 75,00 - ≤95,00 Sangat tinggi 15 75,00
2 55,00 - ≤75,00 Sedang 2 10,00
3 35,00 - ≤55,00 Rendah 3 15,00
4 15,00 - ≤35,00 Sangat rendah 0 0,00
Jumlah 20 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.18 diperoleh gambaran tingkat pendidikan penduduk
bahwa frekuensi paling tinggi adalah 15 responden dari 20 responden
membuktikan penduduk yang bekerja disektor persewaan kapal masih ada yang
pendidikannya lulus SMP maupun SD.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan penduduk yang
bekerja disektor persewaan tenda didapat hasil seperti berikut:
Tabel 4.19 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan
Tenda di Kelurahan Karanganyar.
No Tingkat
Pendidikan
Penduduk %
1 SMA 4 50,00
2 SMP 3 37,50
3 SD 1 12,50
4 Tidak Sekolah - -
Jumah 8 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.19 dari 8 responden bahwa 4 responden lulus SMA
atau sekitar 50,00%, kemudian 3 responden lulus SMP atau sekitar 37,50% dan 1
58
responden lulus SD atau sekitar 12,50%.
Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk
obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena sekolah dapat
membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka bekerja
disektor persewaan tenda.
Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk
dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat
pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran
aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 78,13 % dihasilkan tiga kategori
83,33 – 87,50% kategori sangat tinggi, kemudian 75,00% kategori tinggi dan
58,33% dengan kategori rendah.
Dengan rata-rata sebesar 78,13% dapat diketahui bahwa pendidikan
penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban tinggi. Secara rinci hasil analisis
deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk
Yang Bekerja di Sektor Persewaan Tenda Terhadap Tingkat
Pendidikan.
NO Interval (%)
Kriteria Jumlah
Frekuensi Persen
1 30,00 - ≤38,00 Sangat tinggi 4 50,00
2 22,00 - ≤30,00 Sedang 3 37,50
3 14,00 - ≤22,00 Rendah 1 12,50
4 6,00 - ≤14,00 Sangat rendah 0 0,00
Jumlah 8 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.20 diperoleh gambaran tingkat pendidikan penduduk
bahwa frekuensi paling tinggi adalah 4 responden dari 8 responden membuktikan
penduduk yang bekerja disektor persewaan tenda masih ada yang pendidikannya
lulus SMP dan SD.
59
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan penduduk yang
bekerja disektor persewaan tikar didapat hasil seperti berikut:
Tabel 4.21 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan
Tikar di Kelurahan Karanganyar.
No Tingkat
Pendidikan
Penduduk %
1 SMA 0 0,00
2 SMP 4 80,00
3 SD 1 20,00
4 Tidak Sekolah - -
Jumah 5 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasakan Tabel 4.21 dari 5 responden yang pendidikan paling tinggi
tidak ada, kemudian 4 responden lulus SMP atau sekitar 80,00% dan 1 responden
lulus SD atau sekitar 20,00%.
Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk
obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah bagi mereka pendidikan wajib belajar 9
tahun itu sudah cukup dan sudah bisa memiliki pekerjaan.
Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk
dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat
pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran
aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 69,17 % dihasilkan dua kategori
yaitu 66,67 – 75,00% kategori tinggi dan 58,33% dengan kategori rendah.
Dengan rata-rata sebesar 69,17% dapat diketahui bahwa pendidikan
penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban Sedang. Secara rinci hasil analisis
deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam Tabel 4.22.
60
Tabel 4.22 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk
Yang Bekerja di Sektor Persewaan Tikar Terhadap Tingkat
Pendidikan.
NO Interval (%) Kriteria Jumlah
Frekuensi Persen
1 18,75 - ≤23,75 Sangat tinggi - 0,00
2 13,75 - ≤18,75 Sedang 4 80,00
3 8,75 - ≤13,75 Rendah 1 20,00
4 3,75 - ≤8,75 Sangat rendah 0 0,00
Jumlah 5 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.22 diperoleh gambaran tingkat pendidikan penduduk
bahwa frekuensi paling tinggi adalah 4 responden dari 5 responden membuktikan
penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar masih ada berpendidikan sedang
dan rendah rata-rata mereka lulus SMP dan SD.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan mempengaruhi
aktivitas perekonomian untuk penduduk yang bekerja di sektor persewaan yang
meliputi persewaan kapal, tenda dan tikar. Berikut tabel tingkat pendidikan
terhadap profesi.
Tabel 4.23 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Tingkat
Pendidikan
Frekuens
i
Profesi (%)
1 SMA 18 Persewaan kapal
(18)
54,54
2 SMP 10 Persewaan kapal
(2), tenda (4),
tikar (4)
30,30
3 SD 5 Tenda (4) dan
tikar (1)
15,15
Jumla
h
33 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
61
Berdasarkan Tabel 4.23 diperoleh gambaran tingkat pendidikan terhadap
profesi di obyek wisata waduk Cacaban dari 33 responden menunjukkan bahwa
18 responden atau 54,54% pendidikan SMA berprofesi sebagai persewaan kapal
dan tenda kemudian 10 responden atau 30,30% pendidikan SMP berprofesi
sebagai persewaan kapal, tenda, tikar dan 5 responden atau 15,15% berprofesi
sebagai tenda dan tikar.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan mempengaruhi
aktivitas perekonomian untuk penduduk yang bekerja diobyek wisata waduk
Cacaban secara keseluruhan dapat dilihat dalam tabel 4.24.
Tabel 4.24 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Secara
Keseluruhan.
No Tingkat
pendidika
n
Pedagang Jasa Persewaa
n
Frekuen
si
(%)
1 SMA Penjual
ikan bakar
(2)
Penjual
tiket (1),
satpam (1)
tukang
parkir (1)
Persewaa
n kapal
(18)
23 43,40
2 SMP Penjual nasi
pecel (5)
Toilet (1) Persewaa
n kapal
(2), tenda
(4), tikar
(4)
16 30,18
3 SD Penjual
makanan
dan
minuman
(8)
Toilet (1) Tenda (4)
dan tikar
(1)
14 26,42
Jumla
h
15 5 33 53 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
62
Berdasarkan Tabel 4.24 diperoleh gambaran bahwa tingkat pendidikan
terhadap profesi di obyek wisata waduk Cacaban dari 53 responden menunjukan
bahwa 23 responden atau 43,40% pendidikan SMA bekerja sebagai penjual ikan
bakar, penjual tiket, satpam, persewaan kapal dan tenda. Sedangkan 16 responden
atau 30,18% pendidikan SMP bekerja sebagai penjual nasi pecel, jasa toilet,
tukang parkir, persewaan kapal, tenda dan tikar. Sedangkan 14 responden atau
26,42% pendidikan SD bekerja sebagai penjual makanan maupun minuman, toilet
dan persewaan tenda tikar.
Berdasarkan gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan di obyek wisata waduk Cacaban adalah tingkat pendidikan SMA
sebesar 43,40% dengan kategori sedang.
b. Variabel aktivitas perekonomian
Berdasarkan hasil penelitian mengenai variabel aktivitas perekonomian
yang meliputi tiga jenis mata pencaharian di sektor perdagangangan, persewaan
dan jasa didapat hasil seperti berikut:
1. Pekerjaan di sektor Perdagangan, Jasa dan Persewaan
a) Alasan pedagang, jasa dan persewaan bekerja di obyek wisata
Berdasarkan hasil penelitian penduduk dari 15 responden yang bekerja
di sektor perdagangan bahwa 13 responden atau 86,67% alasan para penduduk
bekerja di sektor perdagangan untuk pendapatan sedangkan 2 responden lainnya
atau 13,33% lingkungan.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.25 alasan penduduk yang
bekerja di sektor perdagangan sebagai berikut :
63
Tabel 4.25 Alasan Pedagang bekerja di obyek wisata
No Alasan Frekuensi Persentase
1 Pendapatan 13 13,33
2 Lingkungan 2 86,67
3 Keadaan alam - -
4 Tidak ada pekerjaan lain yang
sesuai dengan bidangnya
- -
Jumlah 15 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.25 dari 15 responden bahwa 13 responden
mempunyai alasan bekerja di obyek wisata karena untuk memperoleh pendapatan
sedangkan 2 responden bekerja di obyek wisata lingkungan.
Penduduk yang bekerja di sektor Jasa dari 2 responden yang bekerja
disektor jasa toilet, bahwa alasan penduduk bekerja disektor jasa toilet untuk
memperoleh pendapatan dan lingkungan.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.26 alasan penduduk yang
bekerja di sektor jasa toilet sebagai berikut :
Tabel 4.26 Alasan Bekerja di Sektor Toilet di Obyek Wisata
No Alasannya Frekuensi Persentase
1 Pendapatan 2 100
2 Lingkungan - -
3 Keadaan alam - -
4 Tidak ada pekerjaan lain yang
sesuai dengan bidangnya
- -
Jumlah 2 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.26 dari 2 responden bahwa 2 responden atau 10%
mempunyai alasan yang sama bekerja di obyek wisata karena untuk memperoleh
pendapatan.
64
Penduduk yang bekerja di sektor jasa satpam dari 1 responden dalam
penelitian ini alasan bekerja di sektor jasa satpam untuk memperoleh pendapatan.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.27 alasan penduduk yang
bekerja di sektor jasa satpam sebagai berikut :
Tabel 4.27 Alasan Bekerja di Sektor Jasa Satpam di Obyek Wisata
No Alasannya Frekuensi Persentase
1 Pendapatan 1 100
2 Lingkungan - -
3 Keadaan alam - -
4 Tidak ada pekerjaan lain yang
sesuai dengan bidangnya
- -
Jumlah 1 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.27 dari 1 responden bahwa 1 responden atau 100%
alasan bekerja di sektor jasa satpam bekerja di sektor jasa satpam untuk
memperoleh pendapatan.
Penduduk yang bekerja di sektor penjual tiket dari 1 responden dalam
penelitian ini alasan bekerja di sektor penjual tiket untuk para pengunjung obyek
wisata Waduk Cacaban adalah untuk memperoleh pendapatan.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.28 alasan penduduk yang
bekerja di sektor penjual tiket sebagai berikut :
Tabel 4.28 Alasan Bekerja di Sektor Penjual Tiket di Obyek Wisata
No Alasannya Frekuensi Persentase
1 Pendapatan 1 100
2 Lingkungan - -
3 Keadaan alam - -
4 Tidak ada pekerjaan lain yang
sesuai dengan bidangnya
- -
Jumlah 1 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
65
Berdasarkan Tabel 4.28 dari 1 responden bahwa 1 responden atau 100%
alasan bekerja di sektor penjual tiket bekerja di sektor penjual tiket untuk
memperoleh pendapatan.
Penduduk yang bekerja di sektor juru parkir dari 1 responden dalam
penelitian ini alasan bekerja di sektor juru parkir di obyek wisata Waduk Cacaban
adalah untuk memperoleh pendapatan.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.29 alasan penduduk yang
bekerja di sektor juru parkir sebagai berikut :
Tabel 4.29 Alasan Bekerja di Sektor Juru Parkir di Obyek Wisata
No Alasannya Frekuensi Persentase
1 Pendapatan 1 100
2 Lingkungan - -
3 Keadaan alam - -
4 Tidak ada pekerjaan lain yang
sesuai dengan bidangnya
- -
Jumlah 1 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.29 dari 1 responden bahwa 1 responden atau 100%
alasan bekerja di sektor penjual tiket bekerja di sektor penjual tiket untuk
memperoleh pendapatan.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden
bekerja di sektor persewaan kapal bahwa 13 responden atau 65,00% menjawab
untuk memperoleh pendapatan, sedangkan 6 responden atau 30,00% menjawab
karena pengaruh lingkungan dan 1 responden atau 5,00% mempunyai karena
keadaan alam.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.30 alasan penduduk yang
66
bekerja di sektor persewaan kapal sebagai berikut :
Tabel 4.30 Alasan Bekerja di Sektor Persewaan Kapal di Obyek Wisata
No Alasannya Frekuensi Persentase
1 Pendapatan 13 65,00
2 Lingkungan 6 30,00
3 Keadaan alam 1 5,00
4 Tidak ada pekerjaan lain yang
sesuai dengan bidangnya
- -
Jumlah 20 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.30 dari 20 responden bahwa 13 responden
mempunyai alasan bekerja di obyek wisata karena untuk memperoleh pendapatan
sedangkan 6 responden bekerja di obyek wisata karena pengaruh lingkungan dan
1 responden bekerja di obyek wisata karena keadaan alam.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden
bekerja sebagai sewa tenda bahwa 5 responden atau 62,50% menjawab untuk
memperoleh pendapatan, sedangkan 2 responden atau 25,00% alasan bekerja di
obyek wisata karena pengaruh lingkungan dan 1 responden atau 12,50%
mempunyai alasan karena keadaan alam.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.31 alasan penduduk yang
bekerja di sektor persewaan tenda sebagai berikut :
Tabel 4.31 Alasan Bekerja di Sektor Persewaan Tenda di Obyek Wisata
No Alasannya Frekuensi Persentase
1 Pendapatan 5 62,50
2 Lingkungan 2 25,00
3 Keadaan alam 1 12,50
4 Tidak ada pekerjaan lain yang
sesuai dengan bidangnya
- -
Jumlah 8 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
67
Berdasarkan Tabel 4.31 dari 8 responden bahwa 5 responden
mempunyai alasan bekerja di obyek wisata karena untuk memperoleh pendapatan
sedangkan 2 responden bekerja di obyek wisata karena pengaruh lingkungan dan
1 responden bekerja di obyek wisata karena keadaan alam.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden
bekerja disektor persewaan tikar bahwa 4 responden atau 80,00% menjawab
untuk memperoleh pendapatan dan 1 responden atau 20,00% mempunyai alasan
karena pengaruh lingkungan.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam Tabel 4.32 alasan penduduk
yang bekerja di sektor jasa toilet sebagai berikut :
Tabel 4.32 Alasan Bekerja di Sektor Persewaan Tikar di Obyek Wisata
No Alasannya Frekuensi Persentase
1 Pendapatan 4 80,00
2 Lingkungan 1 20,00
3 Keadaan alam - -
4 Tidak ada pekerjaan lain yang
sesuai dengan bidangnya
- -
Jumlah 5 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.32 dari 5 responden bahwa 4 responden
mempunyai alasan bekerja di obyek wisata karena untuk memperoleh pendapatan
dan 1 responden bekerja di obyek wisata karena keadaan alam.
b) Lama Bekerja Pedagang, Jasa dan Persewaan di Obyek Wisata
Berdasarkan hasil penelitian dari 15 responden yang bekerja di sektor
perdagangan, 6 responden atau 40,00% menjawab sudah bekerja di obyek
wisata Waduk Cacaban selama 10 tahun lebih, sedangkan 7 responden atau
46,67% menjawab sudah bekerja di obyek wisata Waduk Cacaban antara 5 -
68
10 tahun dan 2 responden atau 13,33% menjawab sudah bekerja di obyek
wisata Waduk Cacaban antara 2 - 5 tahun.
Tabel 4.33 Lama Bekerja di Sektor Perdagangan di Obyek Wisata
Waduk Cacaban
No Tahun Frekuensi Persentase
1 ≥10 6 40,00
2 5 - ≤10 7 46,67
3 2 - ≤5 2 13,33
4 <2 - -
Jumlah 15 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.33 dari lamanya bekerja di obyek wisata Waduk
Cacaban dari 15 responden bahwa 7 responden yang bekerja antara 5 - 10
tahun sedangkan 6 responden yang bekerja lebih dari 10 tahun, dan 2
responden bekerja antara 2 – 5 tahun. Membuktikan bahwa penduduk sudah
cukup lama bekerja disektor perdagangan.
Berdasarkan hasil penelitian dari 2 responden yang bekerja di sektor
jasa toilet, 1 responden atau 50,00% menjawab sudah bekerja di obyek wisata
Waduk Cacaban selama 10 tahun lebih, dan 1 responden atau 50,00%
menjawab sudah bekerja di obyek wisata Waduk Cacaban antara 5 - 10 tahun.
Tabel 4.34 Lama Bekerja di sektor Jasa Toilet di Obyek Wisata Waduk
Cacaban
No Tahun Frekuensi Persentase
1 ≥10 1 50,00
2 5 - ≤10 1 50,00
3 2 - ≤5 - -
4 <2 - -
Jumlah 2 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.34 bahwa lamanya bekerja di obyek wisata
69
Waduk Cacaban dari 2 responden membuktikan bahwa bekerja disektor jasa
toilet sangat dibutuhkan untuk para pengunjung obyek wisata Waduk
Cacaban.
Berdasarkan hasil penelitian dari 1 responden yang bekerja di sektor
jasa satpam, 1 responden atau 100% menjawab bekerja di obyek wisata
Waduk Cacaban antara 5 - 10 tahun.
Tabel 4.35 Lama Bekerja di Sektor Jasa Satpam di Obyek Wisata Waduk
Cacaban
No Tahun Frekuensi Persentase
1 ≥10 - -
2 5 - ≤10 1 100
3 2 - ≤5 - -
4 <2 - -
Jumlah 1 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.35 penduduk yang bekerja di sektor jasa satpam
dari 1 responden lamanya bekerja di obyek wisata bekerja antara 5 - 10 tahun
di obyek wisata Waduk Cacaban membuktikan bahwa jasa satpam baru mulai
antara 5 – 10 tahun yang lalu.
Berdasarkan hasil penelitian dari 1 responden yang bekerja di sektor
penjual tiket, 1 responden atau 100% menjawab sudah bekerja di obyek wisata
Waduk Cacaban antara 5 - 10 tahun.
70
Tabel 4.36 Lama Bekerja di Sektor Penjual Tiket di Obyek Wisata
Waduk Cacaban
No Tahun Frekuensi Persentase
1 ≥10 - -
2 5 - ≤10 1 100
3 2 - ≤5 - -
4 <2 - -
Jumlah 1 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.36 penduduk yang bekerja di sektor penjual tiket
dari 1 responden bekerja di obyek wisata adalah bekerja 5 - 10 tahun
membuktikan bahwa orang yang bekerja sebagai penjual tiket masih muda.
Berdasarkan hasil penelitian dari 1 responden yang bekerja di sektor
juru parkir, 1 responden atau 100% menjawab sudah bekerja di obyek wisata
Waduk Cacaban antara 5 - 10 tahun.
Tabel 4.37 Lama Bekerja di Sektor Juru Parkir di Obyek Wisata Waduk
Cacaban
No Tahun Frekuensi Persentase
1 ≥10 - -
2 5 - ≤10 1 100
3 2 - ≤5 - -
4 <2 - -
Jumlah 1 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.37 penduduk yang bekerja di sektor juru parkir
dari 1 responden lamanya bekerja di obyek wisata antara 5 - 10 tahun
membuktikan bahwa orang yang bekerja sebagai juru parkir belum lama
bekerja di obyek wisata Waduk Cacaban.
Berdasarkan data penelitian lamanya bekerja di sektor persewaan kapal
71
dari 20 responden bahwa 11 responden atau 55,00% menunjukan lamanya
bekerja di obyek wisata Waduk Cacaban lebih dari 10 tahun, kemudian 8
responden atau 40,00% sudah bekerja antara 5 - 10 tahun dan 1 responden atau
5,00% sudah bekerja antara 2 - 5 tahun.
Tabel 4.38 Lama Bekerja di Sektor Persewaan Kapal di Obyek Wisata
Waduk Cacaban
No Tahun Frekuensi Persentase
1 ≥10 11 55,00
2 5 - ≤10 8 40,00
3 2 - ≤5 1 5,00
4 <2 - -
Jumlah 20 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.38 meenunjukkan bahwa responden yang bekerja
lebih dari 10 tahun yang artinya mereka sudah lama bekerja disektor
persewaan kapal, kemudian 8 responden yang bekerja antara 5 - 10 tahun
menunjukkan bahwa mereka bekerja pernah bekerja di suatu tempat kemudian
bekerja disektor persewaan kapal dan 1 responden bekerja antara 2 – 5 tahun
artinya responden tersebut baru memulai bisnis disektor persewaan kapal.
Berdasarkan data penelitian penduduk dari 8 responden yang bekerja
di sektor persewaan tenda bahwa 5 responden atau 62,50% menunjukkan
bahwa mereka bekerja lebih dari 10 tahun, dan 3 responden atau 37,50%
bekerja antara 5 - 10 tahun.
72
Tabel 4.39 Lama Bekerja di Sektor Persewaan Tenda di Obyek Wisata
Waduk Cacaban
No Tahun Frekuensi Persentase
1 ≥10 5 62,50
2 5 - ≤10 3 37,50
3 2 - ≤5 - -
4 <2 - -
Jumlah 8 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.39 menunjukkan bahwa 5 responden yang bekerja
paling lama yaitu 10 tahun lebih dan 3 responden yang bekerja antara 5 – 10
tahun, bahwa mereka sudah cukup lama bekerja diobyek wisata Waduk
Cacaban di sektor persewaan tenda.
Berdasarkan hasil penelitian penduduk dari 5 responden yang bekerja
di sektor persewaan tikar bahwa 4 responden atau 80,00% bekerja antara 5 –
10 tahun, dan 1 responden atau 20,00% yang sudah bekerja di obyek wisata
Waduk Cacaban 10 tahun lebih.
Tabel 4.40 Lama Bekerja di Sektor Persewaan Tikar di Obyek Wisata
Waduk Cacaban
No Tahun Frekuensi Persentase
1 ≥10 1 20,00
2 5 - ≤10 4 80,00
3 2 - ≤5 - -
4 Tidak ada - -
Jumlah 5 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.40 menunjukan bahwa 4 responden yang bekerja
antara 5 - 10 tahun artinya mereka baru memulai bekerja di sektor persewaan
tikar mengikuti 1 responden yang sudah lama bekerja karena bekerja di
persewaan tikar hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
73
c) Pekerjaan Pedagang dan Jasa toilet Yang di Bantu Keluarga
Penduduk yang bekerja di obyek wisata Waduk Cacaban tentunya
tidak bekerja sendirian melainkan di bantu oleh keluarga sendiri, dari 15
responden yang bekerja disektor perdagangan 7 responden atau 46,67%
dibantu oleh istri/suami kemudian 8 responden atau 53,33% di bantu oleh
anak.
Tabel 4.41 Pekerjaan di Sektor Perdagangan Yang di Bantu Keluarga
No Keluarga Frekuensi Persentase
1 Istri/Suami 7 46,67
2 Anak 8 53,33
3 Kelurga Istri - -
4 Keluarga Suami - -
Jumlah 15 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.41 menunjukan bahwa penduduk yang bekerja di
sektor perdagangan umumnya di bantu oleh keluarga dari istri/suami dan anak
tidak membutuhkan orang lain untuk membantu.
Penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet dari 2 responden atau
100% menunjukkan bahwa mereka suami/istri saling bergantian menjaga
tempat toilet.
Tabel 4.42 Pekerjaan di Sektor Toilet Yang di Bantu Keluarga
No Keluarga Frekuensi Persentase
1 Istri/Suami 2 100
2 Anak - -
3 Kelurga Istri - -
4 Keluarga Suami - -
Jumlah 2 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.42 penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet
yang dibantu keluarga sendiri menunjukkan bahwa mereka dibantu oleh
74
istri/suami, sedangkan anak mereka masih kecil ataupun sekolah.
d) Dalam bekerja di obyek wisata pedagang, dan persewaan pernah
ditertibkan atau tidak
Penduduk yang bekerja disektor perdagangan dalam melakukan
pekerjaannya tidak merasa takut untuk ditertibkan oleh pihak pengelola obyek
wisata Waduk Cacaban, dari 15 responden yang bekerja disektor perdagangan
bahwa 9 responden atau 60,00% tidak pernah ditertibkan dan 6 responden atau
40,00% kadang ditertibkan.
Tabel 4.43 Pekerja Pedagang Yang Tidak Pernah Ditertibkan Pihak
Pengelola
No Trantib Frekuensi Persentase
1 Tidak pernah 9 60,00
2 Kadang 6 40,00
3 Sering - 0,00
4 Selalu - -
Jumlah 15 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.43 menunjukan bahwa masih ada penduduk yang
bekerja di sektor perdagangan yang ditertibkan oleh pihak pengelola, besar
kemungkinan 6 responden tersebut menganggu atau membahayakan yang
tidak semestinya dipakai untuk berdagang.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden
bahwa 11 responden atau 55,00% tidak pernah ditertibkan, kemudian 7
responden atau 35,00% kadang ditertibkan dan 2 responden atau 10,00 sering
ditertibkan.
75
Tabel 4.44 Pekerja di Sektor Persewaan Kapal Yang Tidak Pernah
Ditertibkan Pihak Pengelola
No Trantib Frekuensi Persentase
1 Tidak pernah 11 55,00
2 Kadang 7 35,00
3 Sering 2 10,00
4 Selalu - -
Jumlah 20 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.44 penduduk yang bekerja di sektor persewaan
kapal bahwa masih ada yang ditertibkan oleh pihak pengelola walaupun sudah
diperingatkan.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden
bahwa 5 responden atau 62,50% tidak pernah ditertibkan, kemudian 2
responden atau 25,00% kadang ditertibkan dan 1 responden atau 12,50 sering
ditertibkan.
Tabel 4.45 Pekerja di Sektor Persewaan Tenda Yang Tidak Pernah
Ditertibkan Pihak Pengelola
No Trantib Frekuensi Persentase
1 Tidak pernah 5 62,50
2 Kadang 2 25,00
3 Sering 1 12,50
4 Selalu - -
Jumlah 8 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.45 penduduk yang bekerja di sektor persewaan
tenda bahwa masih ada yang ditertibkan menunjukkan bahwa mereka masih
belum tertib karena masih ada yang ditertibkan.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden
bahwa 4 responden atau 80,00% tidak pernah ditertibkan, dan 1 responden
76
atau 20,00% kadang ditertibkan.
Tabel 4.46 Pekerja Persewa Tikar Yang Tidak Pernah Ditertibkan Pihak
Pengelola
No Trantib Frekuensi Persentase
1 Tidak pernah 4 80,00
2 Kadang 1 20,00
3 Sering - -
4 Selalu - -
Jumlah 5 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.46 bahwa penduduk yang bekerja di sektor
persewaan tidak pernah ditertibakan walaupun masih ada 1 responden yang
kadang ditertibkan pihak pengelola, menunjukkan bahwa mereka sudah bisa
teratur dalam bekerja.
e) Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Obyek Wisata Waduk Cacaban
Berdasarkan hasil penelitian jumlah penduduk yang bekerja di obyek
wisata sebagai berikut menurut pekerja di sektor perdagangan :
Penduduk yang bekerja di sektor perdagangan dari 15 responden
bahwa 4 responden atau 26,67% menjawab 50 orang lebih, kemudian 10
responden atau 66,67% menjawab antara 25 - 50 orang, dan 1 responden atau
6,67% menjawab antara 10 - 25 orang.
Tabel 4.47 Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Obyek Wisata Waduk
Cacaban Menurut Pekerja di Sektor Perdagangan
No Jumlah Frekuensi Persentase
1 ≥50 4 26,67
2 25 - ≤50 10 66,67
3 10 - ≤25 1 6,67
4 <10 - -
Jumlah 15 100
77
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.47 menunjukan penduduk yang bekerja di sektor
perdagangan dari 15 responden mengetahui bahwa jumlah penduduk yang
bekerja di obyek wisata rata – rata antara 25 – 50 orang.
Penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet dari 2 responden bahwa 2
responden atau 100% menjawab jumlah penduduk yang bekerja diobyek
wisata 25 - 50 orang.
Tabel 4.48 Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Obyek Wisata Menurut
Pekerja di Sektor Jasa Toilet
No Jumlah Frekuensi Persentase
1 ≥50 - -
2 25 - ≤50 2 100
3 10 - ≤25 - -
4 <10 - -
Jumlah 2 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.48 menggambarkan penduduk yang bekerja di
sektor jasa toilet dari 2 responden mengetahui bahwa jumlah penduduk yang
bekerja di obyek wisata cukup banyak.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden
bahwa 10 responden atau 50,00% menjawab jumlah penduduk yang bekerja
diobyek wisata 50 orang lebih, kemudian 7 responden atau 35,00% menjawab
25 – 50 orang, dan 3 responden atau 15,00% menjawab 10 - 25 orang.
78
Tabel 4.49 Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Obyek Wisata Menurut
Pekerja di Sektor Persewaan Kapal
No Jumlah Frekuensi Persentase
1 ≥50 10 50,00
2 25 - ≤50 7 35,00
3 10 - ≤25 3 15,00
4 <10 - -
Jumlah 20 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.49 menggambarkan jumlah penduduk yang
bekerja di obyek wisata dari 20 responden mengetahui bahwa penduduk yang
bekerja di obyek wisata sangat banyak.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden
bahwa 5 responden atau 62,50% menjawab jumlah penduduk yang bekerja
diobyek wisata 50 orang lebih, dan 3 responden atau 37,50% menjawab antara
25 – 50 orang.
Tabel 4.50 Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Obyek Wisata Menurut
Pekerja di Sektor Persewaan Tenda
No Jumlah Frekuensi Persentase
1 ≥50 5 62,50
2 25 - ≤50 3 37,50
3 10 - ≤25 -
4 <10 - -
Jumlah 8 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.50 menggambarkan penduduk yang bekerja di
sektor persewaan tenda mengetahui bahwa penduduk yang bekerja di obyek
wisata sudah cukup banyak.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden
bahwa 4 responden atau 80,00% menjawab jumlah penduduk yang bekerja di
obyek wisata 50 orang lebih, dan 1 responden atau 20,00% menjawab antara
79
25 – 50 orang.
Tabel 4.51 Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Obyek Wisata Menurut
Pekerja di Sektor Persewaan Tikar
No Jumlah Frekuensi Persentase
1 ≥50 4 80,00
2 25 - ≤50 1 20,00
3 10 - ≤25 -
4 <10 - -
Jumlah 5 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.51 menggambarkan penduduk yang bekerja di
sektor persewaan tikar mengetahui bahwa penduduk yang bekerja di obyek
wisata sangat banyak.
Penduduk untuk responden yang bekerja di sektor juru parkir, penjual
tiket dan satpam mereka masing-masing menjawab penduduk yang bekerja di
obyek wisata 25 - 50, menggambarkan bahwa penduduk yang bekerja di
obyek wisata cukup banyak.
2. Waktu bekerja
Berdasarkan hasil penelitian didapat waktu bekerja penduduk obyek
wisata Waduk Cacaban di sektor perdagangan sebagai berikut :
Penduduk yang bekerja di sektor perdagangan dari 15 responden
bahwa 8 responden atau 53,33% menjawab bekerja lebih dari 8 jam, kemudian
6 responden atau 40,00% menjawab bekerja antara 6 - 8 jam, dan 1 responden
atau 6,67% menjawab antara 4 - 6 jam dalam bekerja.
80
Tabel 4.52 Waktu Bekerja di Sektor Perdagangan
No Waktu (jam) Frekuensi Persentase
1 ≥8 8 59,67
2 6 - ≤8 6 35,46
3 4 - ≤6 1 4,87
4 <4 - -
Jumlah 15 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.52 menggambarkan bahwa penduduk yang
bekerja di sektor perdagangan dalam bekerja mereka bebas menentukan kapan
akan selesai bekerja bahkan sebelum obyek wisata di tutup
Penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet dari 2 responden bahwa 1
responden atau 50,00% menjawab bekerja lebih dari 8 jam, dan 1 responden
atau 50,00 menjawab bekerja antar 6 - 8 jam.
Tabel 4.53 Waktu Bekerja di Sektor Jasa Toilet
No Waktu (jam) Frekuensi Persentase
1 ≥8 1 50,00
2 6 - ≤8 1 50,00
3 4 - ≤6 - -
4 <4 - -
Jumlah 2 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.53 menggambarkan penduduk yang bekerja di
sektor jasa toilet waku bekerja mereka berbeda-beda tidak harus selesai
bersamaan karena letak toilet di obyek wisata Waduk Cacaban menyebar.
Berdasarkan hasil penelitian didapat waktu bekerja penduduk obyek
wisata Waduk Cacaban di sektor persewaan kapal sebagai berikut :
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden
bahwa 6 responden atau 30,00% menjawab bekerja lebih dari 8 jam, kemudian
12 responden atau 60,00% menjawab bekerja antara 6 - 8 jam, dan 2
81
responden atau 10,00% menjawab antara 4 - 6 jam dalam bekerja.
Tabel 4.54 Waktu Bekerja di Sektor Persewaaa Kapal
No Waktu (jam) Frekuensi Persentase
1 ≥8 6 30,00
2 6 - ≤8 12 60,00
3 4 - ≤6 2 10,00
4 <4 - -
Jumlah 20 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.54 menggambarkan bahwa penduduk yang
bekerja di sektor persewaan kapal masih ada yang bekerja antara 4 – 6 jam
membuktikan bahwa pada hari biasa obyek wisata sepi pengunjung yang ingin
menyewa kapal.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden
bahwa 3 responden atau 37,50% menjawab bekerja lebih dari 8 jam, kemudian
4 responden atau 50,00% menjawab bekerja antara 6 – 8 jam, dan 1 responden
atau 12,50% menjawab antara 4 - 6 jam dalam bekerja.
Tabel 4.55 Waktu Bekerja di Sektor Persewaan Tenda
No Waktu (jam) Frekuensi Persentase
1 ≥8 3 37,50
2 6 - ≤8 4 50,00
3 4 - ≤6 1 12,50
4 <4 - -
Jumlah 8 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.55 menggambarkan penduduk yang bekerja di
sektor persewaan tenda masih ada yang bekerja antara 4 – 6 jam membuktikan
bahwa hari biasa obyek wisata sepi pengunjung yang ingin meyewa tenda,
sedangkan rata-rata bekerja sampai 6 – 8 jam hari libur maupun saat ada event.
82
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden
bahwa 1 responden atau 20,00% menjawab bekerja lebih dari 8 jam, kemudian
3 responden atau 60,00% menjawab bekerja antara 6 – 8 jam, dan 1 responden
atau 20,00% menjawab antara 4 - 6 jam dalam bekerja.
Tabel 4.56 Waktu Bekerja di Sektor persewaan Tikar
No Waktu (jam) Frekuensi Persentase
1 ≥8 1 20,00
2 6 - ≤8 3 60,00
3 4 - ≤6 1 20,00
4 <4 - -
Jumlah 5 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.55 menggambarkan bahwa penduduk yang
bekerja di sektor persewaan tikar rata – rata bekerja antara 6 – 8 jam perhari
akan tetapi masih ada responden yang bekerja antara 4 – 6 jam.
Penduduk yang bekerja di sektor juru parkir, tiket maupun satpam
bekerja rata-rata lebih dari 8 jam, membuktikan bahwa mereka bekerja sampai
obyek wisata Waduk Cacaban di tutup.
3. Pendapatan dan pengeluaran Pedagang, Persewaan dan Jasa
a. Pendapatan Perbulan
Berdasarkan hasil penelitian pendapatan perbulan untuk pedagang, jasa
maupun persewaan diperoleh data sebaga berikut :
Penduduk yang bekerja di sektor perdagangan dari 15 responden bahwa
2 responden atau 13,33% menjawab memperoleh pendapatan perbulan lebih
dari Rp.1.500.000, kemudian 5 responden atau 33,33% menjawab memperoleh
pendapatan perbulan antara Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 dan 8 responden atau
53,33% menjawab memperoleh pendapatan perbulan kurang dari Rp. 500.000.
83
Tabel 4.57 Pendapatan Perbulan di Sektor Perdagangan
No Pendapatan/bulan (Rp) Frekuensi Persentase
1 ≥1.500.000 2 13,33
2 1.000.000 - ≤1.500.000 - -
3 500.000 - ≤1.000.000 5 33,33
4 ≤500.000 8 53,33
Jumlah 15 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.57 menggambarkan penduduk yang bekerja
disektor perdagangan menunjukkan bahwa pendapatan dari penduduk yang
bekerja disektor perdagangan tidak sama karena masih ada yang pendapatan
cukup tinggi dan rendah.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi
pendapatan penduduk yang bekerja di sektor perdagangan yang meliputi penjual
ikan bakar, nasi pecel dan makanan maupun minuman kecil. Berikut penjelasan
bisa di lihat pada tabel 4.58.
Tabel 4.58 Pendapatan Pedagang Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Tingkat
pendidika
n
Profesi Pendapatan/bula
n (Rp)
Fre
kue
nsi
(%)
1. SMA Penjual ikan
bakar
≥1.500.000 2 13,33
2. SMP Penjual nasi
pecel
500.000 -
1.000.000
5 33,33
3. SD Penjual
makanan dan
minuman
ringan
≤500.000 8 53,33
Jumlah 15 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.58 menggambarkan pendapatan penduduk yang
bekerja di sektor perdagangan dari 15 responden membuktikan 2 responden atau
13,33% yang bekerja sebagai penjual ikan bakar mempunyai pendapatan di atas
84
Rp. 1.500.000 per bulan, kemudian 5 responden atau 33,33% yang bekerja
sebagai penjual nasi pecel pendapatannya antara Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
per bulan dan 8 responden atau 53,33% yang bekerja sebagai penjual makanan
dan minuman mempunyai pendapatan kurang dari Rp. 500.000.
Penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet dari 2 responden bahwa 2
responden atau 100% menjawab memperoleh pendapatan kurang dari Rp.
500.000.
Tabel 4.59 Pendapatan Perbulan di Sektor Jasa Toilet.
No Pendapatan/bulan
(Rp)
Frekuensi Persentase
1 ≥1.500.000 - -
2 1.000.000 -
≤1.500.000
- -
3 500.000 -
≤1.000.000
- -
4 <500.000 2 100
Jumlah 2 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.59 penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet
pendapatan perbulan dari 2 responden kurang dari Rp. 500.000 menunjukkan
bahwa pengunjung sepi.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi
pendapatan penduduk yang bekerja di sektor jasa toilet. Berikut penjelasan bisa
di lihat pada tabel 4.60.
85
Tabel 4.60 Pendapatan Jasa Toilet Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Tingkat
pendidika
n
Profesi Pendapatan/bula
n (Rp)
Fre
kue
nsi
(%)
1. SMA
2. SMP Jasa toilet <500.000 1 50
3. SD Jasa toilet <500.000 1 50
Jumlah 2 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.60 menggambarkan pendapatan penduduk yang
bekerja di sektor jasa toilet dari 2 responden bahwa 2 responden atau 100%
yang bekerja sebagai jasa toilet mempunyai pendapatan kurang dari Rp. 500.000
per bulan. Membuktikan bahwa tingkat pendidikan SMP dan SD akan
mempengaruhi pendapatan yang kecil sebagai jasa toilet.
Penduduk yang bekerja di sektor penjual tiket dari 1 responden bahwa
1 responden atau 100% menjawab memperoleh pendapatan perbulan diatas Rp.
1.500.000.
Tabel 4.61 Pendapatan Perbulan di Sektor Jasa Tiket
No Pendapatan/bulan
(Rp)
Frekuensi Persentase
1 ≥1.500.000 1 100
2 1.000.000 -
≤1.500.000
- -
3 500.000 -
≤1.000.000
- -
4 <500.000 - -
Jumlah 1 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.61 menggambarkan untuk penduduk yang bekerja
di sektor penjual tiket pendapatan perbulan di atas Rp. 1.500.000. Karena
pendapatan ini tidak berpengaruh walaupun pengunjung sepi atau ramai.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi
86
pendapatan penduduk yang bekerja di sektor jasa tiket. Berikut penjelasan bisa
di lihat pada tabel 4.62.
Tabel 4.62 Pendapatan Jasa Tiket Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Tingkat
pendidika
n
Profesi Pendapatan/bula
n (Rp)
Fre
kue
nsi
(%)
1. SMA Jasa penjual
tiket
≥1.500.000 1 100
2. SMP
3. SD
Jumlah 1 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.62 menggambarkan pendapatan penduduk yang
bekerja di sektor jasa toilet dari 1 responden bahwa 1 responden atau 100%
yang bekerja sebagai jasa penjual tiket mempunyai pendapatan di atas Rp.
1.500.000 per bulan.
Penduduk yang bekerja di sektor jasa satpam dari 1 responden bahwa 1
responden atau 100% menjawab memperoleh pendapatan perbulan antara Rp.
1.000.000 – Rp. 1.500.000.
Tabel 4.63 Pendapatan Perbulan di Sektor Jasa Satpam
No Pendapatan/bulan (Rp) Frekuensi Persentase
1 ≥1.500.000 - -
2 1.000.000 - ≤1.500.000 1 100
3 500.000 - ≤1.000.000 - -
4 <500.000 - -
Jumlah 1 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.63 menggambarkan penduduk yang bekerja di
sektor jasa satpam pendapatan perbulan Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000,
menunjukkan bahwa penduduk yang bekerja disektor jasa satpam menerima gaji
bulanan antara Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000.
87
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi
pendapatan penduduk yang bekerja di sektor jasa satpam. Berikut penjelasan
bisa di lihat pada tabel 4.64.
Tabel 4.64 Pendapatan Jasa Satpam Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Tingkat
pendidika
n
Profesi Pendapatan/bula
n (Rp)
Fre
kue
nsi
(%)
1. SMA Jasa satpam 1.000.000 –
1.500.000
1 100
2. SMP
3. SD
Jumlah 1 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.64 menggambarkan pendapatan penduduk yang
bekerja di sektor jasa satpam dari 1 responden bahwa 1 responden atau 100%
yang bekerja sebagai jasa satpam mempunyai pendapatan antara Rp. 1.000.000
– Rp. 1.500.000 per bulan. Membuktikan bahwa tingkat pendidikan SMA
mempengaruhi pendapatannya karena penduduk tersebut bisa bekerja sebagai
satpam.
Penduduk yang bekerja di sektor juru parkir dari 1 responden bahwa 1
responden atau 100% menjawab memperoleh pendapatan perbulan Rp.
1.000.000 – Rp. 1.500.000.
Tabel 4.65 Pendapatan Perbulan di Sektor Juru Parkir.
No Pendapatan/bulan (Rp) Frekuensi Persentase
1 ≥1.500.000 - -
2 1.000.000 - ≤1.500.000 1 100
3 500.000 - ≤1.000.000 - -
4 <500.000 - -
Jumlah 1 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.65 menggambarkan penduduk yang bekerja
88
disektor juru parkir pendapatan perbulan Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000,
menunjukkan bahwa pendapatan perbulan sudah cukup tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi
pendapatan penduduk yang bekerja di sektor jasa juru parkir. Berikut penjelasan
bisa di lihat pada tabel 4.66.
Tabel 4.66 Pendapatan Juru Parkir Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Tingkat
pendidika
n
Profesi Pendapatan/bula
n (Rp)
Fre
kue
nsi
(%)
1. SMA Jasa juru parkir 1.000.000 –
1.500.000
1 100
2. SMP
3. SD
Jumlah 1 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.65 menggambarkan pendapatan penduduk yang
bekerja di sektor jasa juru parkir dari 1 responden bahwa 1 responden atau
100% yang bekerja sebagai jasa juru parkir mempunyai pendapatan antara Rp.
1.000.000 – Rp. 1.500.000 per bulan.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden
bahwa 20 responden atau 100% menjawab memperoleh pendapatan perbulan
Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000.
Tabel 4.67 Pendapatan Perbulan di Sektor Persewaan Kapal.
No Pendapatan/bulan (Rp) Frekuensi Persentase
1 ≥1.500.000 - -
2 1.000.000 - ≤1.500.000 20 100
3 500.000 - ≤1.000.000 - -
4 <500.000 - -
Jumlah 20 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.67 menggambarkan pendapatan perbulan masing-
89
masing penduduk yang bekerja disektor persewaan kapal dengan pendapatan
yang sama.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi
pendapatan penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal. Berikut
penjelasan bisa di lihat pada tabel 4.68.
Tabel 4.68 Pendapatan Persewaan Kapal Berdasarkan Tingkat
Pendidikan.
No Tingkat
pendidika
n
Profesi Pendapatan/bula
n (Rp)
Fre
kue
nsi
(%)
1. SMA Persewaan
kapal
1.000.000 -
≤1.500.000
18 90
2. SMP Persewaan
kapal
1.000.000 -
≤1.500.000
2 10
3. SD
Jumlah 20 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.68 menggambarkan pendapatan penduduk yang
bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden bahwa 18 responden atau
90% pendidikan SMA yang bekerja sebagai persewaan kapal mempunyai
pendapatan per bulan antara Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000, dan 2 responden
atau 10% pendidikan SMP bekerja sebagai persewaan kapal mempunyai
pendapatan antara Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden
bahwa 6 responden atau 75,00% menjawab memperoleh pendapatan perhari
lebih dari Rp.300.000, kemudian 1 responden atau 12,50% menjawab
memperoleh pendapatan perhari antara Rp. 200.000 – Rp. 300.000 dan 1
responden atau 12,50 menjawab pendapatan perhari antara Rp. 100.000 – Rp.
200.000.
90
Tabel 4.69 Pendapatan Perbulan di Sektor Persewaan Tenda
No Pendapatan/bulan (Rp) Frekuensi Persentase
1 ≥300.000 6 75,15
2 200.000 - ≤300.000 1 12,425
3 100.000 - ≤200.000 1 12,425
4 <100.000 - -
Jumlah 8 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.69 menggambarkan penduduk yang bekerja di
sektor persewaan tenda untuk pendapatan perbulan, menunjukkan bahwa rata-
rata pendapatan mereka sudah cukup tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi
pendapatan penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda. Berikut
penjelasan bisa di lihat pada tabel 4.70.
Tabel 4.70 Pendapatan Persewaan Tenda Berdasarkan Tingkat
Pendidikan.
No Tingkat
pendidika
n
Profesi Pendapatan/bula
n (Rp)
Fre
kue
nsi
(%)
1. SMA
2. SMP Persewaan
tenda
≥300.000 4 50,00
3. SD Persewaan
tenda
≥300.000 4 50,00
Jumlah 8 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.69 menggambarkan pendapatan penduduk yang
bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden bahwa 8 responden atau
100% yang bekerja sebagai persewaan tenda mempunyai pendapatan lebih dari
Rp. 300.000 per bulan.
Membuktikan bahwa bekerja sebagai persewaan tenda hanya sampai
tingkat pendidikan SMP dan SD sangat menpengaruhi pendapatan mereka yang
91
kecil.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden
bahwa 5 responden atau 100% menjawab memperoleh pendapatan perbulan Rp.
200.000 – Rp. 300.000.
Tabel 4.71 Pendapatan Perbulan Persewaan Tikar
No Pendapatan/bulan (Rp) Frekuensi Persentase
1 ≥300.000 - -
2 200.000 - ≤300.000 5 100
3 100.000 - ≤200.000 - -
4 <100.000 - -
Jumlah 5 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.71 menggambarkan penduduk yang bekerja
disektor persewaan tikar untuk pendapatan perbulan, Menunjukkan bahwa rata-
rata pendapatan mereka masih rendah.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan akan mempengaruhi
pendapatan penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar. Berikut
penjelasan bisa di lihat pada tabel 4.72.
Tabel 4.72 Pendapatan Persewaan Tikar Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Tingkat
pendidika
n
Profesi Pendapatan/bula
n (Rp)
Fre
kue
nsi
(%)
1. SMA
2. SMP Persewaan
tikar
200.000 -
≤300.000
4 80
3. SD Persewaan
tikar
200.000 -
≤300.000
1 20
Jumlah 5 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.72 menggambarkan pendapatan penduduk yang
bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden bahwa 5 responden atau
100% yang bekerja sebagai persewaan tikar mempunyai pendapatan antara Rp.
92
200.000 – Rp. 300.000 per bulan.
Membuktikan bahwa bekerja sebagai persewaan tikar hanya sampai
tingkat pendidikan SMP dan SD sangat menpengaruhi pendapatan mereka yang
kecil.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat pendidikan akan
mempengaruhi pendapatan penduduk yang bekerja di obyek wisata waduk
Cacaban secara keseluruhan.
Tabel 4.73 Pendapatan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Tingkat
pendidika
n
Pedagan
g
Jasa Persewaan Freku
ensi
Rata-rata
pendapata
n/bulan
(Rp)
1 SMA Penjual
ikan
bakar
Penjual
tiket,
satpam
dan
tukang
parkir
Persewaan
kapal
23 1.243.500
2 SMP Penjual
nasi
pecel
Toilet Persewaan
kapal,
tenda dan
tikar
16 543.750
3 SD Penjual
makanan
maupun
minuman
kecil
Toilet Tenda dan
tikar
14 357.150
Jumlah 15 5 33 53 2.144.400
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.73 menggambarkan tingkat pendidikan SMA dari
23 responden atau 43,40% yang berprofesi sebagai penjual ikan bakar, penjual
tiket, satpam, tukang parkir dan persewaan kapal secara keseluruhan
mendapatkan rata-rata Rp. 1.243.500 per bulan. Sedangkan tingkat pendidikan
SMP dari 16 responden atau 30,18% yang berprofesi sebagai penjual nasi pecel,
93
jasa toilet, persewaan kapal, tenda dan tikar secara keseluruhan mendapatkan
rata-rata Rp. 543.750 per bulan. Sedangkan untuk pendidikan SD dari 14
responden atau 26,42% yang berprofesi sebagai penjual makanan maupun
minuman, jasa toilet, tenda dan tikar secara keseluruhan mendapatkan rata-rata
Rp. 357.150 per bulan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan SMA
berpengaruh terhadap pendapatan penduduk yang bekerja di obyek wisata
waduk Cacaban dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMP maupun SD
yang tingkat pendapatannya rendah.
b. Pengeluaran perhari
Berdasarkan hasil penelitian pendapatan perhari untuk pekerja di
sektor perdagangan dan persewaan diperoleh data sebaga berikut :
Penduduk yang bekerja di sektor perdagangan dari 15 responden
bahwa 7 responden atau 46,67% menjawab modal perhari kurang dari
Rp.50.000, kemudian 7 responden atau 46,67% menjawab modal perhari antara
Rp. 50.000 – Rp. 100.000 dan 1 responden atau 6,67% menjawab modal perhari
perhari antara Rp. 100.000 – Rp. 150.000.
Tabel 4.74 Pengeluaran untuk Modal Perhari di sektor Perdagangan
No Pendapatan/bulan
(Rp)
Frekuensi Persentase
1 ≥150.000 - -
2 100.000 - ≤150.000 1 6,67
3 50.000 - ≥100.000 7 46,67
4 <50.000 7 46,67
Jumlah 15 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.74 menggambarkan bahwa modal perhari bekerja
disektor perdagangan, menunjukan bahwa modal yang dikeluarkan berbeda-
94
beda dengan pedagang yang lain.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan kapal dari 20 responden
bahwa 12 responden atau 60,00% menjawab modal perhari kurang dari
Rp.50.000, kemudian 6 responden atau 30,00% menjawab modal perhari antara
Rp. 50.000 – Rp. 100.000 dan 2 responden atau 10,00% menjawab modal
perhari perhari antara Rp. 100.000 – Rp. 150.000
Tabel 4.75 Pengeluaran untuk Modal Perhari di Sektor Persewaan Kapal
No Pendapatan/bulan
(Rp)
Frekuensi Persentase
1 ≥150.000 - -
2 100.000 - ≤150.000 2 10,00
3 50.000 - ≤100.000 6 30,00
4 <50.000 12 60,00
Jumlah 20 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.75 menggambarkan penduduk yang bekerja
disektor persewaan kapal bahwa modal perhari persewaan kapal rata - rata
masih sepi pengunjung terbukti 12 responden mengeluarkan modalnya kurang
dari Rp. 50.000
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tenda dari 8 responden
bahwa 6 responden atau 75,00% menjawab modal perhari kurang dari
Rp.50.000, dan 2 responden atau 25,00% menjawab modal perhari perhari
antara Rp. 50.000 – Rp. 100.000.
95
Tabel 4.76 Pengeluaran untuk Modal Perhari di sektor Persewaan Tenda
No Pendapatan/bulan
(Rp)
Frekuensi Persentase
1 ≥150.000 - -
2 100.000 - ≤150.000 - -
3 50.000 - ≤100.000 2 25,00
4 50.000 6 75,00
Jumlah 8 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.76 menggambarkan penduduk yang bekerja di
sektor persewaan tenda menunjukan bahwa modal yang mereka butuhkan cukup
tinggi.
Penduduk yang bekerja di sektor persewaan tikar dari 5 responden
bahwa 4 responden atau 80,00% menjawab modal perhari kurang dari
Rp.50.000, dan 1 responden atau 20,00% menjawab modal perhari antara Rp.
50.000 – Rp. 100.000.
Tabel 4.77 Pengeluaran untuk Modal Perhari Persewaan Tikar
No Pendapatan/bulan
(Rp)
Frekuensi Persentase
1 ≥150.000 4 95,00
2 100.000 - ≤150.000 1 5,00
3 50.000 - ≤100.000 - -
4 <50.000 - -
Jumlah 5 100
Sumber: Analisis Data penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.77 menggambarkan penduduk yang bekerja di
sektor persewaan tikar menunjukan bahwa modal perhari mereka cukup besar.
c. Persepsi tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan penduduk
secara keseluruhan didapat hasil seperti berikut: dari 53 orang responden
diketahui tingkat pendidikan penduduk sebanyak 25 orang berpendidikan SMA
96
atau sebesar (66,6%), dan 20 orang berpendidikan SMP atau sebesar (25,5%),
dan sisanya 8 orang berpendidikan SD atau sebesar (7,9%).
Tabel 4.78 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Kelurahan
Karanganyar.
No Tingkat
Pendidikan
Penduduk %
1 SMA 25 66,60
2 SMP 20 25,50
3 SD 8 7,90
4 Tidak Sekolah - -
Jumah 53 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.78 menggambarkan bahwa tingkat pendidikan
penduduk sudah banyak yang sudah lulus SMA dibandingkan dengan SMP
maupun SD, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas perekonomian penduduk di
obyek wisata Waduk Cacaban, dengan tingkat pendidikan yang sangat tinggi
akan mempengaruhi aktivitas ekonomi untuk menjadi lebih baik.
Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para
penduduk obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena
sekolah dapat membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu
mereka sebagai pedagang, persewaan maupun jasa yang ada di obyek wisata
Waduk Cacaban sehingga pola berpikir mereka lebih maju.
Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan
penduduk dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran
variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam
pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 82,47
% dihasilkan empat kategori 45,83% - 62,50% termasuk kategori rendah,
62,51% - 75,00% termasuk kategori tinggi dan 75,01% - 100% dengan katergori
97
sangat tinggi.
Dengan rata-rata sebesar 82,47% dapat diketahui bahwa pendidikan
penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci
hasil analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat
dalam Tabel 4.79.
Tabel 4.79 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk
Terhadap Tingkat Pendidikan.
NO Interval (%) Kriteria Jumlah
Frekuensi Persen
1 81,00 – 100 Sangat tinggi 35 66,04
2 63,00 – 81,00 Sedang 13 24,53
3 44,00 – 62,00 Rendah 5 9,43
4 24,00 – 43,00 Sangat rendah 0 0,00
Jumlah 53 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.77 diperoleh gambaran tingkat pendidikan
sebanyak 35 orang responden (66,04%) termasuk dalam kategori sangat tinggi,
sebanyak 13 responden (24,53%) termasuk dalam kategori sedang dan sebanyak
5 responden (9,43%) termasuk dalam kategori rendah. Untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Diagram Batang Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat Rendah
66.04%
24.53%
9.43%
0.00%
98
Kategori yang terbanyak dari tingkat pendidikan penduduk hampir
semua masuk dalam kategori sangat tinggi, dan sisanya dalam kategori rendah,
hal ini menggambarkan bahwa pendidikan yang dimiliki oleh penduduk di
Kelurahan Karanganyar tergolong sangat tinggi.
d. Aktivitas Perekonomian secara keseluruhan
Berdasarkan data penelitian tingkat ekonomi penduduk obyek wisata
Waduk Cacaban itu adalah sangat tinggi karena pendidikan mempunyai
pengaruh yang sangat penting untuk aktivitas perkonomian di obyek wisata
Waduk Cacaban.
Untuk lebih lengkapnya data dari variabel aktivitas perekonomian
penduduk dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran
variabel aktivitas perekonomian yaitu dengan memberikan 14 pertanyaan
dengan kisaran aktual 66,07 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 84,40 %
dihasilkan 2 kategori 66,07% - 76,79% termasuk kategori tinggi, 76,80% -
98,21% termasuk kategori sangat tinggi.
Dengan rata-rata sebesar 84,40% dapat diketahui bahwa aktivitas
perekonomian di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara
rinci hasil analisis deskripsi variabel aktivitas perekonomian penduduk dapat
dilihat dalam Tabel 4.80.
99
Tabel 4.80 Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Variabel Aktivitas
perekonomian
NO Interval (%) Kriteria Jumlah
Frekuensi Persen
1 81,00 – 100 Sangat tinggi 36 67,92
2 62,00 – 81,00 Sedang 17 32,08
3 44,00 – 62,00 Rendah 0 0,00
4 24,00 – 43,00 Sangat rendah 0 0,00
Jumlah 53 100
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.78 diperoleh gambaran aktivitas perekonomian
sebanyak 36 orang responden (67,92%) termasuk dalam kategori sangat tinggi,
sebanyak 17 responden (32,08%) termasuk dalam kategori sedang. Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada gambar 4.3
Gambar 4.3 Diagram Batang Aktivitas Perekonomian
Kategori yang terbanyak dari variabel aktivitas perekonomian adalah
bahwa aktivitas perkonomian di obyek wisata Waduk Cacaban sudah sangat
tinggi terbukti dari diagram diatas menunjukkan 67,92% sangat tinggi.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat Rendah
67.92%
32.08%
0.00% 0.00%
100
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi spss 16 dengan
dilakukan analisis untuk setiap variabelnya, guna diketahui apakah data dari setiap
variabel memiliki distribusi normal atau tidak, syarat data memiliki distribusi normal
adalah data yang memiliki taraf signifikasi dibawah 0,05.
a. Uji Determinasi ( )
Untuk mengetahui berapa persen pengaruh Tingkat pendidikan terhadap
Aktivitas Perekonomian responden dapat dilihat pada Tabel 4.81.
Tabel 4.81. Uji Determinasi
Berdasarkan Tabel 4.79 diperoleh nilai adjusted R2 = 0,225 = 22,50% ini
berarti pengaruh antara tingkat pendidikan dengan aktivitas perekonomian sebesar
22,50%.
b. Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat cocok atau tidaknya data penelitian dianalisis
menggunakan model regresi linier.
Hipotesis:
Model Summaryb
.489a .240 .225 4.36253
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikana.
Dependent Variable: Aktivitas Perekonomianb.
101
Ho : data penelitian tidak cocok dianalisis menggunakan regresi linier.
H1 : data penelitian cocok dianalisis menggunakan regresi linier.
Pengambilan keputusan:
Ho diterima jika F hitung ≤ Ftabel atau sig ≥ 5%.
H1 diterima jika Fhitung > Ftabel dan sig < 5%.
Untuk melakukan uji F dapat dilihat pada Tabel 4.82 (anova) dibawah ini:
Tabel 4.82. Uji F
Berdasarkan Tabel 4.82 hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 16,062 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 ini berarti
model regresi cocok digunakan untuk menganalisis data penelitian yang diperoleh.
c. Pengujian Hipotesis
1). Pengujian keberartian pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen
ANOVAb
305.687 1 305.687 16.062 .000a
970.615 51 19.032
1276.302 52
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikana.
Dependent Variable: Aktivitas Perekonomianb.
102
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu (parsial) variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak. Hasil
output dari SPSS adalah sebagai berikut.
Tabel 4.83. Uji Hipotesis
Berdasarkan Tabel 4.83 hasil uji F diperoleh t hitung sebesar 4,008 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 maka
kontribusi tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap aktivitas
perekonomian.
D. Pembahasan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan
bangsa. Melalui pendidikan akan lahir manusia-manusia yang mampu memberikan
sumbangan kepada negara dengan potensi dan bakat yang dimiliki. Agar lahir
manusia-manusia yang memberikan sumbangan terhadap pembangunan bangsa. Maka
proses pendidikan harus mendapat perlakuan khusus.
Coefficientsa
31.212 4.050 7.707 .000
.811 .202 .489 4.008 .000
(Constant)
Tingkat Pendidikan
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Aktivitas Perekonomiana.
103
Pendidikan pada dasarnya sudah ada manusia itu sendiri, karena pendidikan
itu berlangsung seumur hidup yaitu sejak dari buaian hingga liang lahat, konsep
pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa proses pendidikan adalah
proses yang kontinyu, yang bermula sejak orang tersebut lahir hingga meninggal
dunia.
Tinggi atau rendahnya tingkat aktivitas perekonomian penduduk, tentunya
sangat dipengaruhi oleh semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan semakin tinggi
pula persepsi mereka dalam pendidikan tentunya hal ini akan menimbulkan motivasi
tersendiri untuk berkembang lebih maju.
Penduduk yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, mereka cenderung
kurang memiliki kemampuan berpikir yang cerdas dalam melakukan kegiatan
perekonomian, hal inilah yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian ini.
Subjek dalam penelitian ini adalah warga Kelurahan Karanganyar yang
bekerja di sektor Perdagangan, Jasa maupun Persewaan di obyek wisata Waduk
Cacaban. Berdasarkan data yang diperoleh persepsi terhadap tingkat pendidikan di
sektor pariwisata obyek wisata Waduk Cacaban yaitu pendidikan SMA dengan
kategori sedang sebesar 47,16% bekerja sebagai pedagang, jasa, pendidikan SMP
dengan kategori rendah sebesar 39,62% bekerja sebagai persewaan kapal, dan
pendidikan SD dengan kategori sangat rendah sebesar 13,22% bekerja sebagai
persewaan tenda dan tikar.
Berdasarkan dari uji determinasi diperoleh nilai adjusted R2 = 0,225 = 22,50%
ini berarti pengaruh antara tingkat pendidikan dengan aktivitas perekonomian sebesar
22,50% maka ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap aktivitas perekonomian di
obyek wisata Waduk Cacaban.
104
Jika dilihat dari uji hipotesis secara parsial dapat diketahui bahwa tingkat
pendidikan penduduk Hasil uji F diperoleh t hitung sebesar 4,008 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 maka kontribusi
tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap aktivitas perekonomian.
Sedangkan jika dilihat pengujian hipotesis secara bersama-sama Hasil uji F
diperoleh F hitung sebesar 16,062 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena
tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 ini berarti model regresi cocok digunakan untuk
menganalisis data penelitian yang diperoleh.
105
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Adapun simpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah :
1. Penyebab penduduk bekerja di sektor pariwisata obyek wisata waduk Cacaban
Kabupaten Tegal adalah adalah pengaruh fisik yaitu untuk memperoleh pendapatan
dengan kategori tinggi sebesar 75,47%.
2. Terdapat keterlibatan penduduk dalam penelitian ini yaitu untuk yang tingkat
pendidikan SMA dengan kategori sedang sebesar 47,16%, pendidikan SMP dengan
kategori rendah sebesar 39,62%, dan pendidikan SD dengan kategori sangat rendah
sebesar 13,22%.
a. Terdapat profesi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dari 53 responden
bahwa 23 responden atau 43,40% pendidikan SMA bekerja sebagai penjual ikan
bakar, penjual tiket, satpam, persewaan kapal dan tenda. Sedangkan 16 responden
atau 30,18% pendidikan SMP bekerja sebagai penjual nasi pecel, jasa toilet,
tukang parkir, persewaan kapal, tenda dan tikar. Sedangkan 14 responden atau
26,42% pendidikan SD bekerja sebagai penjual makanan maupun minuman, toilet,
persewaan tenda dan tikar.
b. Terdapat pendapatan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dari 53 responden
bahwa 23 responden yang berprofesi sebagai penjual ikan bakar, penjual tiket,
satpam, tukang parkir dan persewaan kapal secara keseluruhan mendapatkan rata-
rata Rp. 1.243.500 per bulan. Sedangkan tingkat pendidikan SMP dari 16
responden yang berprofesi sebagai penjual nasi pecel, jasa toilet, persewaan kapal,
tenda dan tikar secara keseluruhan mendapatkan rata-rata Rp. 547.750 per bulan.
Sedangkan untuk pendidikan SD dari 14 responden yang berprofesi sebagai
106
penjual makanan maupun minuman, jasa toilet, tenda dan tikar secara keseluruhan
mendapatkan rata-rata Rp. 375.150 per bulan.
c. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat
pendidikan dengan pendapatan penduduk yang bekerja di obyek wisata waduk
Cacaban karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap
pendapatan.
3. Terdapat kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian di
obyek wisata waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal.
Kontribusi tingkat pendidikan terhadap aktivitas perekonomian dengan kategori
sangat tinggi yaitu sebesar 82,47%.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas maka dapat diambil saran sebagai berikut.
1. Saran bagi pedagang sebaiknya mengutamakan kebersihan makanan yang dijual
kemudian makanan yang dijual lebih berfariasi agar pengunjung tertarik.
2. Saran bagi jasa memberikan pelayananan yang maksimal agar nantinya pengunjung
ingin kembali lagi ke obyek wisata waduk Cacaban.
3. Saran bagi persewaan memberikan pelayanan yang ramah dan sebaiknya sudah ada
papan harga untuk barang yang akan disewa.
107
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
BPS. 2011. Kabupaten Tegal Dalam Angka. Tegal: BPS.
DEPDIKBUD. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Banowati, Eva. 2001. „Hubungan Agrosilvikultur dengan Pendapatan Penduduk Desa Hutan
Peserta Pesanggem Di Kecamatan Tambakkromo Kabupaten Pati Jawa Tengah’.
Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Hasbullah. 2009. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
H. Sunarto, Ny. B. Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Poerwadarminta, W.J.S.. 1989. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sudigdo, Sastroarmoro. 1995. Dasar-Dasar metodologi penelitian. Jakarta : Binarupa
Aksara.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi ke-6 Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sumaatmadja, Nursid. 1981. Studi Geografi sebagai Suatu Pendekatan Analisis Keruangan.
Bandung: Alumni Bandung.
Sumintarsih, dkk. 2005. Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Madura. Yogyakarta:
Kemenbudpar.
Suwantoro, G. 2002. Dasar-Dasar pariwisata. Andi. Yogyakarta.
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Diperbanyak
oleh PT.Armas Duta Jaya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Wahab,S. Manajemen Kepariwisataan. Penerbit PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Yandianto. 2000. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Yoeti, Oka A. 1992. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.
108
Lampiran 1 UJI ANGKET PENELITIAN
Judul:
“Kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian di obyek
wisata Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal”
I. IdentitasResponden
Nama : (di isi peneliti)
Tempat tanggal lahir :
Umur :
Jenis usaha :
Alamat :
II. KetentuanMenjawab
1. Mohon anda memberikan tanda (X) pada salah satu alternatif jawaban yang
anda anggap paling sesuai dan isilah titik tersebut sesuai dengan pendapatan
dan pada lembar instrumen ini.
2. Apabila terjadi kekeliruan dalam menjawab dan anda ingin membenarkan,
maka berilah tanda dua garis bawah pada jawaban yang dianggap salah
kemudian silanglah jawaban yang semestinya menurut anda benar.
Contoh :Pilihan semula a b c d
Pembetulannya a b c d
3. Jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya!
III. DaftarPertanyaan
A. Tingkat pendidikan
(1) Pendidikan penduduk
1. Apakah pendidikan terakhir anda ?
a. SMA c. SD
b. SMP d. Tidak sekolah
2. Menurut anda apa perlunya sekolah ?
a. Membekali lmu pengetahuan
b. Untuk mendapatkan pekerjaan yang layak
c. Membentuk kepribadian
109
d. Agar dapat membaca, menulis dan menghitung
3. Menurut anda apakah sekolah merupakan hal yang sangat penting ?
a. Sangat penting c. Kurang penting
b. Penting d. Tidak penting
4. Menurut anda setelah tamat sekolah ingin melanjutkan sekolah lagi ?
a. Ya c. Mungkin
b. Bekerja d. Tidak
5. Darimanakah anda mendapatkan pengalaman dalam bekerja ?
a. Pendidikan formal c. Keluarga
b. Pengalaman sendiri d. Orang lain
6. Apakah pekerjaan yang anda tekuni sudah sesuai dengan tingkat pendidikan yang
anda miliki ?
a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai
b. Sesuai d. Tidak sesuai
B. Aktivitas Perekonomian
(1) Pekerjaan
7. Pekerjaan apa yang anda miliki ?
a. Pedagang c. Buruh
b. PNS d. Tidak punya
8. Apakah alasan anda bekerja di obyek wisata ?
a. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
b. Untuk mengatasi pengangguran
c. Untuk mendapatkan pengalaman
d. Tidak ada pekerjaan lain yang sesuai dengan bidangnya
9. Berapa lamakah anda bekerja di obyek pariwisata ?
a. 10 tahun lebih c. 2 - 5 tahun
b. 5 - 10 tahun d. Kurang dari 2 tahun
10. Apakah anda menyukai pekerjaan di obyek pariwisata ?
a. Sangat Suka c. Kadang-kadang
b. Suka d. Tidak suka
110
11. Apakah anda dalam melakukan pekerjaan di bantu keluarga sendiri ?
a. Ya c. Kadang-kadang
b. Mungkin d. Tidak
12. Jika Ya, siapa saja yang dilibatkan ?
a. Istri / Suami c. Keluarga Istri
b. Anak d. Keluarga Suami
13. Apakah anda dalam melakukan pekerjaan di obyek wisata pernah di tertibkan oleh
pihak pengelola wisata ?
a. Tidak pernah c. Sering
b. Kadang d. Selalu
14. Menurut anda berapa orang yang bekerja di obyek wisata ?
a. Lebih dari 50 c. Antara 10 – 25
b. Antara 25 - 50 d. Kurang dari 10
15. Menurut anda siapa sajakah yang bekerja di obyek wisata ?
a. Penduduk asli c. Penduduk luar jawa
b. Penduduk tetangga d. Tidak tahu
(2) Waktu bekerja
16. Berapa jam anda bekerja di obyek wisata dalam sehari ?
a. Lebih dari 8 jam c. 4 sampai 6 jam
b. 6 sampai 8 jam d. Kurang dari 4 jam
17. Kapan anda memulai aktivitas bekerja pada hari biasa, hari libur maupun ada
event di obyek wisata ?
a. Hari biasa mulai jam berapa
b. Hari libur mulai jam berapa
c. Saat ada event mulai jam berapa
(3) Pendapatan
18. Berapakah pendapatan anda per harinya bekerja di obyek wisata ?
a. Kurang dari Rp. 50.000,/ hari
b. Rp 50.000 sampai Rp. 100.000,/ hari
c. Rp 100.000 sampai Rp. 150.000,/ hari
d. Lebih dari Rp. 150.000,/ hari
111
19. Berapa besar penghasilan anda rata-rata setiap bulannya bekerja di obyek wisata ?
a. Pendapatan lebih dari Rp. 1.500.000,/ bulan
b. Rp 1.000.000 sampai Rp. 1.500.000,/ bulan
c. Rp 500.000 sampai Rp. 1.000.000,/ bulan
d. Kurang dari Rp. 500.000,/ bulan
(4) Pengeluaran
20. Berapakah modal anda per harinya untuk bekerja di obyek wisata ?
a. Kurang dari Rp 50.000,/ hari
b. Rp. 50.000 sampai Rp. 100.000,/ hari
c. Rp. 100.000 sampai Rp. 150.000,/ hari
d. Lebih dari Rp. 150.000,/ hari
112
Lampiran 2 TABULASI DATA PENELITIAN
No
Pendidikan Penduduk Jumlah % Kategori
pekerjaan waktu pendapatan&pengeluaran Jumlah % Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 2 4 3 2 3 18 75,00% T 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 53 94,64% ST
2 4 4 4 4 4 4 24 100,00% ST 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 53 94,64% ST
3 4 4 3 4 3 4 22 91,67% ST 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 50 89,29% ST
4 3 4 3 4 4 3 21 87,50% ST 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 46 82,14% ST
5 3 2 4 3 2 3 17 70,83% T 3 3 2 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 3 38 67,86% T
6 4 4 4 4 4 4 24 100,00% ST 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 54 96,43% ST
7 3 2 4 3 3 3 18 75,00% T 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 47 83,93% ST
8 3 4 4 4 4 3 22 91,67% ST 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 48 85,71% ST
9 3 4 3 4 4 3 21 87,50% ST 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 46 82,14% ST
10 4 3 4 3 3 3 20 83,33% ST 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 40 71,43% T
11 3 4 4 3 3 3 20 83,33% ST 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 4 4 45 80,36% T
12 4 3 2 3 2 3 17 70,83% T 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 37 66,07% T
13 4 4 3 4 3 4 22 91,67% ST 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 48 85,71% ST
14 4 3 4 3 3 3 20 83,33% ST 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 43 76,79% T
15 4 4 3 4 3 4 22 91,67% ST 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 49 87,50% ST
16 4 4 4 4 3 4 23 95,83% ST 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 47 83,93% ST
17 4 4 3 4 3 4 22 91,67% ST 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 48 85,71% ST
18 3 4 3 4 3 3 20 83,33% ST 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 42 75,00% T
19 4 4 3 4 4 3 22 91,67% ST 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 46 82,14% ST
20 3 4 3 4 4 3 21 87,50% ST 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 46 82,14% ST
21 3 4 4 3 3 3 20 83,33% ST 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 40 71,43% T
22 3 4 4 4 4 4 23 95,83% ST 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 51 91,07% ST
23 4 4 4 4 4 4 24 100,00% ST 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 55 98,21% ST
24 3 4 3 3 3 4 20 83,33% ST 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 41 73,21% T
25 4 4 3 4 4 4 23 95,83% ST 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 50 89,29% ST
26 4 4 4 4 4 4 24 100,00% ST 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55 98,21% ST
27 3 4 4 4 4 4 23 95,83% ST 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 47 83,93% ST
28 4 4 4 4 4 3 23 95,83% ST 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 51 91,07% ST
29 4 4 3 3 4 3 21 87,50% ST 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 47 83,93% ST
30 2 2 2 2 2 3 13 54,17% R 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 39 69,64% T
31 4 3 3 3 4 3 20 83,33% ST 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 48 85,71% ST
32 4 4 4 4 3 3 22 91,67% ST 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 45 80,36% T
33 3 4 3 3 4 3 20 83,33% ST 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 47 83,93% ST
113
34 2 3 1 2 2 1 11 45,83% R 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 37 66,07% T
35 2 3 3 3 2 3 16 66,67% T 4 4 4 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 45 80,36% T
36 3 3 3 3 3 3 18 75,00% T 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 55 98,21% ST
37 4 4 4 3 4 3 22 91,67% ST 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 53 94,64% ST
38 2 2 3 3 2 3 15 62,50% R 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 40 71,43% T
39 4 3 4 3 3 4 21 87,50% ST 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 49 87,50% ST
40 4 3 4 3 3 4 21 87,50% ST 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 48 85,71% ST
41 3 4 3 3 4 4 21 87,50% ST 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 49 87,50% ST
42 4 3 3 2 2 4 18 75,00% T 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 53 94,64% ST
43 2 3 2 1 2 4 14 58,33% R 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 42 75,00% T
44 3 4 2 3 4 4 20 83,33% ST 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 47 83,93% ST
45 2 3 4 3 3 3 18 75,00% T 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 54 96,43% ST
46 4 3 4 3 4 3 21 87,50% ST 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 44 78,57% T
47 3 2 3 3 3 4 18 75,00% T 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 54 96,43% ST
48 3 4 2 3 4 4 20 83,33% ST 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 55 98,21% ST
49 2 2 3 2 3 2 14 58,33% R 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 44 78,57% T
50 3 2 2 3 3 3 16 66,67% T 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 51 91,07% ST
51 4 2 2 3 2 4 17 70,83% T 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 49 87,50% ST
52 3 3 3 4 2 3 18 75,00% T 2 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 44 78,57% T
53 2 2 3 3 4 4 18 75,00% T 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 50 89,29% ST
Rata-rata 20 82,47% ST Rata-rata 47 84,40% ST
Sangat Tinggi 35 66,04% Sangat Tinggi 36 67,92%
Tinggi 13 24,53% Tinggi 17 32,08%
Rendah 5 9,43% Rendah 0 0,00%
Sangat Rendah 0 0,00% Sangat Rendah 0 0,00%
114
Lampiran 3 TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN
No BUTIR SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Y Y2
1 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 52 2704
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 77 5929
3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 72 5184
4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 68 4624
5 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 3 55 3025
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 78 6084
7 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 65 4225
8 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 70 4900
9 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 67 4489
10 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 59 3481
11 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 48 2304
12 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 50 2500
13 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 70 4900
14 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 63 3969
15 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 71 5041
SX 51 49 50 53 47 50 49 45 47 45 47 45 49 46 49 50 45 52 48 48 965 63359
SX2 2652 2548 2600 2756 2444 2600 2548 2340 2444 2340 2444 2340 2548 2392 2548 2600 2340 2704 2496 2496
SXY 181 171 174 191 155 170 167 139 153 141 157 137 171 146 169 174 143 184 162 162
rxy 0,589 0,810 0,541 0,845 0,748 0,710 0,878 0,769 0,658 0,731 0,676 0,594 0,733 0,663 0,615 0,592 0,782 0,734 0,753 0,570 k = 20
rtabel 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 Ssb2 = 9,70
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid st2 = 91,24
sb2 0,54 0,78 0,52 0,27 0,55 0,24 0,50 0,29 0,41 0,43 0,70 0,14 0,78 0,35 0,64 0,52 0,57 0,27 0,60 0,60 r11 = 0,941
115
Lampiran 4 DAFTAR NAMA RESPONDEN
No. Nama Umur Alamat
1 Daroji 39 Karanganyar RT 04/ RW 08
2 Muslimah 34 Karanganyar RT 04/ RW 08
3 Kasiroh 35 Karanganyar RT 04/ RW 08
4 Warsini 32 Karanganyar RT 04/ RW 08
5 Dasri 55 Karanganyar RT 04/ RW 08
6 Darkinah 35 Karanganyar RT 04/ RW 08
7 Tarliah 27 Karanganyar RT 04/ RW 08
8 Kasmuri 35 Karanganyar RT 04/ RW 08
9 Slamet 43 Karanganyar RT 04/ RW 08
10 Jumroh 29 Karanganyar RT 04/ RW 08
11 Ipah 45 Karanganyar RT 05/ RW 09
12 Tarisah 48 Karanganyar RT 05/ RW 09
13 Suharjo 31 Karanganyar RT 05/ RW 09
14 Kayem 41 Karanganyar RT 05/ RW 09
15 Likha 45 Karanganyar RT 05/ RW 09
16 Nuriyah 33 Karanganyar RT 06/ RW 13
17 Watri 37 Karanganyar RT 06/ RW 13
18 Pauroh 42 Karanganyar RT 06/ RW 13
19 Chodijah 45 Karanganyar RT 06/ RW 13
20 Tarwo 34 Karanganyar RT 06/ RW 13
21 Sutami 45 Karanganyar RT 26/ RW 15
22 Tarjono 45 Karanganyar RT 26/ RW 15
23 Rokhidi 40 Karanganyar RT 26/ RW 15
24 Muniroh 30 Karanganyar RT 26/ RW 15
25 Kartini 48 Karanganyar RT 26/ RW 15
26 Kartipah 45 Karanganyar RT 26/ RW 15
27 Kamisah 47 Karanganyar RT 26/ RW 15
28 Jamil 54 Karanganyar RT 26/ RW 15
29 Dwi purnomo 48 Karanganyar RT 26/ RW 15
30 Sye sye 35 Karanganyar RT 26/ RW 15
31 Abdul rohim 45 Karanganyar RT 11/ RW 20
32 Sutinah 45 Karanganyar RT 11/ RW 20
33 Paing 47 Karanganyar RT 11/ RW 20
34 Rohman 49 Karanganyar RT 11/ RW 20
35 Dasro 38 Karanganyar RT 11/ RW 20
36 Ois 39 Karanganyar RT 11/ RW 20
116
37 Suparjo 31 Karanganyar RT 11/ RW 20
38 Mashuri 45 Karanganyar RT 11/ RW 20
39 Maksus 44 Karanganyar RT 11/ RW 20
40 Ali 38 Karanganyar RT 11/ RW 20
41 Daid 42 Karanganyar RT 27/ RW 22
42 Dardi 37 Karanganyar RT 27/ RW 22
43 Sukar 51 Karanganyar RT 27/ RW 22
44 Rohadi 45 Karanganyar RT 27/ RW 22
45 Ripai 33 Karanganyar RT 27/ RW 22
46 Marnadi 45 Karanganyar RT 27/ RW 22
47 Giono 38 Karanganyar RT 27/ RW 22
48 Khujeni 39 Karanganyar RT 27/ RW 22
49 Sudarno 40 Karanganyar RT 27/ RW 22
50 Nasroh 32 Karanganyar RT 27/ RW 22
51 Casmudi 48 Karanganyar RT 27/ RW 22
52 Tarmudi 45 Karanganyar RT 27/ RW 22
53 Lasimin 43 Karanganyar RT 27/ RW 22
117
Lampiran 5
Tabel 3.2 Validitas Butir Soal Angket
No Rxy Rtabel Kriteria
1 0,589 0,514 Valid
2 0,810 0,514 Valid
3 0,541 0,514 Valid
4 0,845 0,514 Valid
5 0,748 0,514 Valid
6 0,710 0,514 Valid
7 0,878 0,514 Valid
8 0,769 0,514 Valid
9 0,658 0,514 Valid
10 0,731 0,514 Valid
11 0,676 0,514 Valid
12 0,594 0,514 Valid
16 0,733 0,514 Valid
17 0,663 0,514 Valid
18 0,615 0,514 Valid
118
Lampiran 6
Loket Masuk
Wawancara Dengan Jasa Tiket
Wawancara Dengan Jasa Parkir
Wawancara Dengan Jasa Satpam
Wawancara Dengan Jasa Toilet
Wawancara Dengan Persewaan Kapal
119
Gardu Ketinggian Air
Pangkalan Kapal
Persewaan Kapal
Jalan Penyebrangan
Pulau Gendu Di Tengah Waduk Cacaban
Pengunjung
120
Wawancara Dengan Persewaan Tenda
Wawancara Dengan Persewaan Tikar
Wawancara Dengan Pedagang
w
Toilet
Warung Apung
Tempat Parkir