kontribusi program ketenagakerjaan yayasan...

161
KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN MITRA NETRA PADA KESEJAHTERAAN PEKERJA PENYANDANG DISABILITAS DI JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Thaariq Bahir Rasyidi NIM 1113054100049 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2018 M  

Upload: nguyentuong

Post on 10-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN

YAYASAN MITRA NETRA

PADA KESEJAHTERAAN PEKERJA

PENYANDANG DISABILITAS DI JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Thaariq Bahir Rasyidi

NIM 1113054100049

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2018 M

 

Page 2: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

 

Page 3: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

 

Page 4: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

 

Page 5: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

i

ABSTRAK

THAARIQ BAHIR RASYIDI

Kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

pada Kesejahteraan Pekerja Penyandang Disabilitas di

Jakarta

Predikat sejahtera merupakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

hidup, salah satunya dengan cara bekerja. Namun proses

pemenuhan kebutuhan hidup bukanlah persoalan yang mudah,

terutama bagi yang memiliki keterbatasan fisik atau penyandang

disabilitas, seperti tunanetra. Secara umum, hak pekerjaan bagi

penyandang disabilitas tunanetra masih belum terpenuhi secara

maksimal. Namun terdapat yayasan yang memiliki program pada

upaya peningkatan kualitas dan partisipasi tunanetra di bidang

pendidikan dan lapangan kerja, yaitu Yayasan Mitra Netra.

Yasasan Mitra Netra ikut ambil peran dalam mensejahterahkan

pekerja dengan cara mengasah keterampilan agar dapat bekerja

serta membangun komunikasi dengan perusahaan maupun

lembaga pemerintah untuk membuka peluang kerja bagi

penyandang disabilitas tunanetra.

Penelitian ini memiliki rumusan masalah yaitu Bagaimana

kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra pada

kesejahteraan pekerja penyandang disabilitas tunanetra. Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan

jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari kontribusi

Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra pada

kesejahteraan pekerja penyandang disabilitas tunanetra.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa terdapat hasil dari

kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra pada

kesejahteraan pekerja penyandang disabilitas tunanetra, antara

lain: (1) Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

berdampak baik pada sisi pekerjaan penyandang disabilitas

tunanetra. (2) Terdapat dua pekerja dari empat pekerja

 

Page 6: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

ii

penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus

berjuang menghadapi diskriminasi pada sektor pekerjaan. (3)

Terdapat kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra

Netra pada sisi peningkatan kesejahteraan pekerja penyandang

disabilitas tunanetra.

Key words : program ketenagakerjaan, kesejahteraan,

penyadang disabilitas tunanetra

 

Page 7: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis

haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

skripsi ini dengan sebaik-baiknya, sebagai persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana strata 1. Shalawat serta salam tak lupa

penulis panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta

keluarganya, para sahabatnya dan umatnya. Penulis menyadari

bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, terdapat kekurangan baik dari sisi penulisan maupun

dari sisi materi dalam skripsi. Masukan dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan guna menyempurnakan

skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dari mulai proses persiapan,

penyusunan sampai dengan skripsi ini selesai. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak Suparto, M. Ed, Ph.D

selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Ibu Dr.

Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum. Dan juga Bapak Dr. Suhaimi, M.Si

selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

 

Page 8: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

iv

2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program

Studi Kesejahteraan Sosial. terimakasih atas

bimbingannya dan nasehatnya. Juga kepada Hj. Nunung

Khairiyah selaku sekretaris Program Studi Kesejahteraan

Sosial.

3. Ibu Nadya Kharima, M.Kessos selaku dosen pembimbing

yang telah membantu mengarahkan, membimbing,

memotivasi dan telah bersedia meluangkan waktunya

sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Tantan Hermansah, M.Si dan Ibu Nurkhayati

Nurbus, M.Si selaku penguji pada sidang skripsi peneliti

yang telah memberikan perbaikan agar penelitian ini tetap

pada posisi sebaik-baiknya.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah banyak memberikan ilmunya kepada

peneliti.

6. Yayasan Mitra Netra yang telah memberikan izin

penelitian kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

berjalan dengan baik. Penulis berharap semoga Yayasan

Mitra Netra semakin berkembang dalam meningkatkan

kualitas dan partisipasi tunanetra di dalam dunia kerja.

7. Kepada para informan yang telah bersedia meluangkan

waktunya kepada peneliti, terimakasih telah berbagi cerita

dan pengalaman Bapak Ibu sehingga membuat peneliti

dapat lebih memahami mengenai penelitian ini.

 

Page 9: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

v

8. Kepada kedua orangtua, terimakasih banyak atas apa yang

telah diberikan kepada penulis selama ini. Yang selalu

memberikan doa dan dukungan, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan pendidikannya dengan baik.

9. Untuk seluruh rekan-rekan BGF Brotherhood, terutama

kepada Putra, Revo, Adjie, Ajis, Bagas, Luthfi, dan Sehan

yang telah memberikan doa dan dukungan baik berupa

moral maupun materi. Mulai dari nasehat maupun

candaan yang berkaitan dengan skripsi yang terkadang

memang kurang berkenan dihati. Namun peneliti

menyadari bahwa hal tersebut dilakukan untuk

mensukseskan proses penyelesaian skripsi peneliti.

10. Untuk kawan-kawan Kuwuk, yang tidak lain adalah Arief,

Faiz, Ridwan, Agus, Jaki, Alfa, Sidiq, Putra. Mereka

adalah kawan-kawan terhebat yang peneliti kenal selama

di kampus UIN. Terima kasih atas canda dan tawa,

nasehat, dukungan serta doa kalian untuk proses

penyelesaian skripsi peneliti.

 

Page 10: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Batasan Masalah ............................................................................ 7

C. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8

F. Metode Penelitian .......................................................................... 9

1. Pendekatan Penelitian. ........................................................... 9

2. Sumber Data ......................................................................... 10

3. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................... 11

4. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 11

5. Teknik Analisis Data ............................................................ 13

6. Teknik Keabsahan Data ....................................................... 14

7. Pedoman Penulisan Skripsi .................................................. 15

8. Teknik Pemilihan Informan ................................................. 15

G. Sistematika Penulisan ................................................................. 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 21

A. Landasan Teori ......................................................................... 21

1. Kontribusi Program .............................................................. 21

2. Kesejahteraan Pekerja Penyandang Disabilitas ................... 22

 

Page 11: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

vii

B. Kajian Pustaka ......................................................................... 28

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 31

BAB III PROFIL LEMBAGA ............................................................ 33

A. Latar Belakang Yayasan Mitra Netra ....................................... 33

B. Sejarah Singkat Yayasan Mitra Netra ...................................... 34

C. Visi dan Misi Yayasan Mitra Netra ......................................... 36

D. Struktur Organisasi Yayasan Mitra Netra ................................ 38

E. Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra ...................... 39

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................................ 47

A. Kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra.... 47

1. Keadaan Para Informan Sebelum Program .......................... 51

2. Keadaan Para Informan Sesudah Program ........................... 53

B. Kesejahteraan Pekerja Penyandang Disabilitas ....................... 54

1. Kesejahteraan Informan DN ................................................ 55

2. Kesejahteraan Informan MN ................................................ 60

3. Kesejahteraan Informan MRA ............................................. 66

4. Kesejahteraan Informan SC ................................................. 72

BAB V PEMBAHASAN ..................................................................... 79

A. Kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra.... 79

B. Kesejahteraan Pekerja Penyandang Disabilitas ....................... 81

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................... 101

A. Kesimpulan ............................................................................ 101

B. Implikasi ................................................................................ 102

C. Saran ...................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 105

 

Page 12: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Informan Peneliti ...................................................... 16

Tabel 1.2 Karakteristik Peneliti ................................................ 17

Tabel 3.1 Kegiatan-kegiatan di Program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra ................................................. 41

Tabel 3.2 Data Peserta Program Ketenagakerjaan Yayasan

Mitra Netra Tahun 2018 ........................................... 44

Tabel 4.1 Keadaan Para Informan Sebelum Program .............. 52

Tabel 4.2 Keadaan Para Informan Sesudah Program ............... 53

Tabel 5.1 Kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan

Mitra Netra pada Pekerja Penyandang Disabilitas ... 80

Tabel 5.2 Tabel Kebutuhan Dasar Informan DN...................... 82

Tabel 5.3 Tabel Kebutuhan Dasar Informan MN ..................... 86

Tabel 5.4 Tabel Kebutuhan Dasar Informan MRA .................. 91

Tabel 5.5 Tabel Kebutuhan Dasar Informan SC ...................... 95

 

Page 13: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Kegiatan Pre-employment Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra .................. 49

Gambar 4.2 Partisipan Program dengan Keahlian

Menggunakan Komputer Bicara ............................ 50

Gambar 4.3 Rumah Informan MN ............................................. 66

Gambar 4.4 Rumah Informan MRA .......................................... 71

Gambar 4.5 Rumah Informan SC............................................... 76

 

Page 14: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Kepala Bagian Program

Ketenagakerjaan

Lampiran 2 Transkip Wawancara Kepala Bagian Program

Ketenagakerjaan

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Pekerja Penyandang Disabilitas

Lampiran 4 Transkip Wawancara Pekerja Penyandang Disabilitas

Lampiran 5 Hasil Observasi

Lampiran 6 Hasil Dokumentasi

 

Page 15: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejahtera merupakan kondisi atau keadaan yang baik,

kondisi dimana manusia dalam keadaan makmur, sehat dan

damai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata

kesejahteraan merupakan kata benda yang mempunyai arti hal

atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan dan ketentraman.

Sedangkan kata sejahtera sendiri memiliki arti aman sentosa dan

makmur, selamat (terlepas dari segala macam gangguan).

Pemerintah Republik Indonesia (Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 11 Tentang Kesejahteraan Sosial 2009),

mendefinisikan kesejahteraan masyarakat adalah kondisi

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga

negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,

sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Kesejahteraan

merupakan sesuatu dambaan setiap orang, dalam kehidupan

pastilah semua orang mencari yang namanya kesejahteraan.

Begitu pula dengan penyandang disabilitas, pada saat ini

penyandang disabilitas sedang berusaha dan diusahakan untuk

mendapatkan predikat sejahtera.

Untuk mendapatkan predikat sejahtera penyandang

disabilitas harus bekerja untuk menghasilkan pendapatan sebagai

penunjang pemenuhan kebutuhan hidup. Namun dalam prosesnya

penyandang disabilitas harus berjuang melawan diskriminasi.

 

Page 16: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

2

Penyandang disabilitas merupakan salah satu kelompok paling

rentan menghadapi diskriminasi dalam akses ketenagakerjaan di

Indonesia. Sikap sebagian besar masyarakat belum sepenuhnya

mendukung dan memberikan kesempatan yang sama pada

penyandang disabilitas. Stigma yang terbentuk saat ini bahwa

penyandang disabilitas tidak produktif, dikasihani dan

terkucilkan, stigma tersebut menjadi label bagi penyandang

disabilitas di negeri ini.

Terdapat beberapa kasus diskriminasi kesempatan kerja yang

terjadi pada penyandang disabilitas. Meninjau Jurnal “Daya

Juang Menghadapi Diskriminasi Kerja pada Penyandang

Tunadaksa” (Meita Setyawati 2017), sesuai hasil observasi dan

wawancara jurnal tersebut dengan subjek penyandang tunadaksa

yang menjadi sampel penelitian, memperlihatkan bahwa

keterbatasan memicu terjadinya diskriminasi terhadap

penyandang disabilitas di dunia pekerjaan. Diskriminasi tersebut

dipicu oleh paradigma, perpektif dan budaya masyarakat terhadap

penyandang disabilitas. Diskriminasi tersebut membuat para

pekerja penyandang disabilitas enggan untuk bekerja kembali di

perusahaan atau sektor formal.

Selain itu peneliti juga meninjau jurnal “Implementasi Asas

Keseimbangan pada Kontrak Kerja Bagi Tenaga Kerja

Penyandang Disabilitas yang Diterapkan oleh Yayasan Nirlaba di

Provinsi Bali” (2017), dimana jurnal tersebut menemukan bahwa

hanya sedikit dari sekian banyak perusahaan yang

mempekerjakan penyandang disabilitas. Banyak perusahaan yang

 

Page 17: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

3

beranggapan bahwa penyandang disabilitas sama dengan tidak

sehat. Sehingga tidak dapat diterima sebagai pekerja karena

syarat untuk menjadi pekerja salah satunya adalah sehat jasmani

dan rohani.

Padahal seperti yang diketahui bahwa penyandang disabilitas

memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dengan

warga Negara non disabilitas. Sebagai bagian dari warga Negara

Indonesia, sudah sepantasnya penyandang disabilitas mendapat

perlakuan khusus, yang dimaksudkan sebagai upaya perlindungan

dari kerentanan terhadap berbagai tindakan diskriminasi dan

terutama perlindungan dari berbagai pelanggaran hak asasi

manusia. Perlakuan khusus tersebut dipandang sebagai

maksimalisasi penghormatan, pengajuan, perlindungan dan

pemenuhan hak asasi manusia universal (Maida El Muhtaj 2008,

273).

“Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan

dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.”

(Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Pasal 28 Ayat

2), bahwa setiap orang di Indonesia berhak untuk memperoleh

pekerjaan. Berbekal UUD tersebut, dapat dipastikan bahwa setiap

Warga Negara Indonesia memiliki perlindungan dari negara

untuk mendapatkan pekerjaan. Artinya, jika ada pihak-pihak

tertentu yang tidak melakukan seperti yang tercantum di Pasal

28D ayat (2), pihak tersebut telah melakukan pelanggaran hukum.

 

Page 18: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

4

Pemerintah juga mengatur serta melengkapi undang-undang

yang telah dikeluarkan sebelumnya (Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 4 Tentang Penyandang Disabilitas 1997, Pasal

6 Ayat 2) yang berbunyi: “Setiap penyandang disabilitas berhak

memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai

dengan jenis dan derajat kedisabilitasan, pendidikan, dan

kemampuannya.” Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 adalah

undang-undang mengenai Penyandang disabilitas yang disusun

sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan sosial bagi

penyandang disabilitas.

6 tahun kemudian, pemerintah menerbitkan peraturan

(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tentang

Penyandang Disabilitas 2003, Pasal 67 Ayat 1) bahwa:

“Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang

disabilitas wajib memberikan perlindungan sesuai dengan jenis

dan derajat kedisabilitasannya.” Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan merupakan undang-

undang yang disusun untuk mengatur berbagai aspek tentang

tenaga kerja. Termasuk perlindungan terhadap tenaga kerja yang

dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh dan

menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa

diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejateraan

pekerja/buruh dan keluarganya.

Untuk melengkapi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003,

setahun kemudian Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

mengeluarkan Surat Edaran yang menyebutkan bahwa setiap

 

Page 19: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

5

Perusahaan Wajib memberikan kesempatan dan perlakuan yang

sama untuk mempekerjakan penyandang disabilitas di perusahaan

sesuai dengan jenis dan derajat kedisabilitasan, pendidikan dan

kemampuannya. Jumlah tenaga kerja penyandang disabilitas

disesuaikan dengan jumlah karyawan dan/atau kualifikasi

perusahaan, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang tenaga kerja

penyandang disabilitas untuk setiap 100 (seratus) orang yang

dipekerjakan.Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut perusahaan

dapat dikenakan sanksi pidana kurungan selama-lamanya 6

(enam) bulan dan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp.

200.000.000, - (dua ratus juta rupiah).

Beberapa tahun kemudian pemerintah mengeluarkan

peraturan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tentang

Penyandang Disabilitas 2016, Pasal 45), yakni: “Pemerintah dan

Pemerintah Daerah wajib menjamin proses rekrutmen,

penerimaan, pelatihan kerja, penempatan kerja, keberlanjutan

kerja, dan pengembangan karier yang adil dan tanpa Diskriminasi

kepada Penyandang Disabilitas.” Selain itu pemerintah juga

mengeluarkan kebijakan untuk perusahan milik Negara maupun

swasta dalam memberikan lapangan kerja bagi penyandang

disabilitas, yang ditegaskan (Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 8 Tentang Penyandang Disabilitas 2016, Pasal 53), yakni:

“Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara,

dan Badan Usaha Milik Daerah wajib mempekerjakan paling

sedikit 2% (dua persen) Penyandang Disabilitas dari jumlah

pegawai atau pekerja. Perusahaan swasta wajib mempekerjakan

 

Page 20: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

6

paling sedikit 1% (satu persen) Penyandang Disabilitas dari

jumlah pegawai atau pekerja.”

Data-data tersebut menjelaskan bahwa penyandang

disabilitas tidak bekerja dikarenakan lapangan pekerjaan buat

penyandang disabilitas dibatasi oleh paradigma, perpektif dan

budaya. Terdapat ketidakseimbangan antara kondisi ideal

undang-undang dengan fakta yang terjadi saat ini. Kecacatan

tidak seharusnya menjadi halangan bagi penyandang disabilitas

untuk memperoleh hak mempertahankan kehidupannya, terutama

dalam hal ketenagakerjaan.

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana pekerja

penyandang disabilitas memperoleh pekerjaan dan memenuhi

kebutuhannya agar mendapat predikat sejahtera yang dijembatani

oleh sebuah yayasan. Adapun subyek yang menjadi sampel

penelitian ini adalah penyandang disabilitas tunanetra. Peneliti

mengambil kasus di Yayasan Mitra Netra.

Yayasan Mitra Netra adalah organisasi nirlaba yang

memusatkan programnya pada upaya meningkatkan kualitas dan

partisipasi tunanetra di bidang pendidikan dan lapangan kerja.

Yasasan Mitra Netra ikut ambil peran dalam mensejahterahkan

pekerja tunanetra dengan cara mengasah keterampilan tunanetra

agar dapat bekerja serta membangun komunikasi dengan

perusahaan maupun lembaga pemerintah untuk membuka

peluang kerja bagi tunanetra (“Latar Belakang – Yayasan Mitra

Netra” t.t.).

 

Page 21: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

7

Penelitian dengan judul “Kontribusi Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra pada Kesejahteraan

Pekerja Penyandang Disabilitas di Jakarta” dimaksudkan

untuk menganalisa bagaimana hasil dari kontribusi Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra pada pekerja penyandang

disabilitas tunanetra. Penelitian ini juga melihat bagaimana

dampaknya pada kesejahteraan pekerja penyandang disabilitas

tunanetra.

B. Batasan Masalah

Melihat banyaknya permasalahan yang berkaitan dengan

pekerja penyandang disabilitas dan dengan adanya keterbatasan

waktu serta kemampuan yang dimiliki peneliti, untuk itu perlu

adanya pembatasan masalah terkait dengan penelitian ini agar

pengkajian masalah tidak terlampau jauh sehingga menjadi lebih

terfokus dan efektif terhadap apa yang akan disimpulkan. Peneliti

membatasi penelitian ini agar lebih terfokus dan terarah. peneliti

membahas analisis hasil dari kontribusi Program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra pada kesejahteraan pekerja penyandang

disabilitas di Jakarta.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang sudah ditentukan

diatas, maka perumusan masalah yang akan menjadi bahan

penelitian adalah :

 

Page 22: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

8

Bagaimana kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra

Netra pada kesejahteraan pekerja penyandang disabilitas

tunanetra?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui hasil dari kontribusi Program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra pada kesejahteraan pekerja penyandang

disabilitas tunanetra.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Akademik

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

menambah wawasan keilmuan bagi Ilmu Kesejahteraan

Sosial, pada teori dan aplikasi di bidang Kesejahteraan

Sosial dan profesi Pekerja Sosial. Serta dapat dijadikan

sebagai bahan referensi atau bahan kepustakaan bagi

pengembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

b. Diharapkan dapat bermanfaat menjadi dokumen

perguruan tinggi sebagai rujukan bagi mahasiswa yang

berkonsentrasi pada studi sosial dalam dimensi usaha

kesejahteraan sosial yaitu Program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra pada kesejahteraan pekerja

penyandang disabilitas tunanetra.

 

Page 23: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

9

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran bagi

penentu kebijakan dalam bidang ketenagakerjaan

penyandang disabilitas pada beragam tingkatan, yang

dapat digunakan untuk pemahaman, pengembangan dan

program yang berkaitan dengan kesejahteraan

penyandang disabilitas tunanetra.

b. Diharapkan dapat menjadi informasi bagi para pembaca

tentang kehidupan penyandang disabilitas. Juga, mengenai

kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

pada kesejahteraan pekerja penyandang disabilitas

tunanetra.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan pendekatan

kualitatif. Karena penelitianya merupakan studi yang

mendalam dengan menggunakan teknik pengumpulan data

langsung dari lingkungan subjek alamiahnya. Bogdan dan

Taylor mendefinisikan metode penelitian kualitatif adalah

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati (Muhammad Kasiran

2010, 175). Penelitian kualitatif digunakan untuk memahami,

mencari makna dibalik data, untuk menemukan kebenaran,

baik kebenaran empirik sensual, empirik logik dan empirik

 

Page 24: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

10

etik. Peneliti kualitatif membuat suatu gambaran yang

kompleks dan menyeluruh dengan deskripsi detail dari

pandangan para informan (M. Djunaedi Ghony dan Fauzan

Almanshur 2012, 39–44).

Sedangkan (Lexy J Moleong 1998, 3), pendekatan

kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai faktor-faktor, sifat, serta hubungan antara

fenomena yang diteliti. Penggunaan pendekatan kualitatif ini

yaitu dengan melakukan penelitian yang mengahsilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau

perilaku yang diamati. Pendekatan ini digunakan karena

peneliti ingin mendeskdripsikan tentang dampak yang

dihasilkan Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

terhadap pekerja penyandang disabilitas tunanetra dan

melihat dampak yang dihasilkan terhadap kesejahteraan

keluarganya.

2. Sumber Data

Data Primer adalah data pokok yang mendukung penelitian

dimana data diperoleh secara langsung dari subjek penelitian

yaitu para pekerja penyandang disabilitas tunanetra setelah

berpartisipasi di Yayasan Mitra Netra dan keluarganya.

Sedangkan data sekunder peneliti adalah para informan yaitu

orang-orang dari selain subjek penelitian seperti misalnya

dalam konteks ini pejabat struktural yayasan setempat.

Kemudian sumber data sekunder juga berupa data-data atau

 

Page 25: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

11

dokumen-dokumen dikumpulkan melalui sumber-sumber

informasi tidak langsung seperti perpustakaan, dokumentasi

masa lampau.

3. Waktu dan Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian pada Juli 2017 sampai dengan

April 2018. Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Mitra

Netra Jl. Gunung Balong II No. 58, Lebak Bulus, Jakarta

Selatan, DKI Jakarta.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan

data dan informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan

dan menjawab permasalahan penelitian ini. Teknik

pengumpulan data ini dilakukan dengan cara, sebagai

berikut.

a. Observasi atau pengamatan

Merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang

mengharuskan peneliti turun ke lapangan. Dalam teknik

ini peneliti harus memupuk terlebih dahulu hubungan baik

dan mendalam dengan informan. Sikap saling percaya

tersebut dikenal dengan istilah rapport. Apabila rapport

tersebut telah terbina, informan tidak mencurigai peneliti

sebagai orang yang hendak mencelakakanya (Burhan

Bungin 2007, 95). Delapan hal yang harus diperhatikan

peneliti saat melakukan pengamatan, diantaranya: ruang

 

Page 26: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

12

dan waktu, pelaku, kegiatan, benda-benda atau alat-alat,

waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Kedelapan hal

tersebut saling berkaitan sehingga perhatian peneliti harus

total pada apa yang sedang diamati. Dalam hal ini peneliti

terjun langsung ke tempat penelitian yaitu di Yayasan

Mitra Netra.

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi

dari seseorang yang lainnya dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu (Dedi

Mulyadi 2003, 180). Wawancara merupakan salah satu

teknik untuk mengumpulkan data dan informasi.

Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan,

pertama, dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak

saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti,

tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek

penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan

bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu yang

berkaitan dengan masa lampau, masa kini dan juga masa

yang akan datang (M. Djunaedi Ghony dan Fauzan

Almanshur 2012, 176). Peneliti melakukan wawancara

kepada subjek penelitian yaitu pekerja penyandang

disabilitas dan keluarga pekerja yang berkaitan dengan

permasalahan yang ingin digali.

 

Page 27: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

13

c. Dokumentasi

Studi dokumentasi, catatan tertulis yang didapat dari

lokasi penelitian (Suharsimi Arikunto 1993, 234).

Dokumen sendiri dapat dipahami sebagai setiap catatan

tertulis yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu,

baik yang dipersiapkan maupun yang tidak dipersiapkan

untuk suatu penelitian (M. Djunaedi Ghony dan Fauzan

Almanshur 2012, 199). Dalam studi dokumentasi ini

peneliti mencari catatan tertulis mengenai hal-hal atau

variabel yang berkaitan dengan permasalahan yang akan

diteliti di lokasi penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Tujuan utama dari analisa data ialah untuk meringkas data

dalam bentuk yang mudah dipahami dan mudah ditafsirkan,

sehingga hubungan antar problem penelitian dapat dipelajari

dan diuji (Muhammad Kasiran 2008). Dalam penelitian ini,

peneliti mengikuti langkah - langkah seperti yang dianjurkan

oleh Miles dan Huberman (Sugiyono 2008, 91–99), yaitu :

a. Reduksi Data

Merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang

tidak perlu.

 

Page 28: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

14

b. Display Data (Penyajian Data)

Display data dalam penelitian kualitatif, penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya.

Namun yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat

naratif.

c. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap

awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten

saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan kesimpulan yang

kredibel.

6. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang diperoleh dan telah

teruji dan valid. Dalam hal ini peneliti melakukan keabsahan

data diujikan lewat diskusi atau sharing terhadap teman

sejawat, referensi teori, dan melihat realitas sosial serta

tentang isu-isu yang sedang berkembang, oleh karena itu

peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan

data-data yang relevan. Dan teknik keabsahan data dengan

 

Page 29: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

15

triangulasi sumber, berarti untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan dari

sumber yang berbeda sebagai gambaran atas data yang

didapat dari observasi dan wawancara. Penulisan melakukan

wawancara dari informan yang satu ke informan yang lain,

dan melakukan wawancara terhadap hasil observasi (Lexy J

Moleong 2010, 83).

7. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi, maka

peneliti menggunakan teknik penulisan yang didasarkan pada

buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” yang diterbitkan

oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017.

8. Teknik Pemilihan Informan

Teknik yang digunakan untuk pemilihan informan dalam

penelitian ini adalah teknik purvosive sampling yaitu

penentuan sampel penelitian tidak secara random karena

dianggap tidak penting. Oleh karena itu, sampel ditentukan

secara purposive (sengaja) sehingga sampel penelitian tidak

perlu mewakili populasi. Adapun pertimbangan sampel

purposive lebih pada kemampuan sampel (informan) untuk

memasok informasi selengkap mungkin kepada peneliti.

Dengan kata lain informan yang dipilih berdasarkan

pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang- orang

yang dapat dalam memberikan informasi yang sesuai dengan

 

Page 30: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

16

kebutuhan penelitian (M. Djunaedi Ghony dan Fauzan

Almanshur 2012, 89). Untuk lebih jelasnya peneliti

menggambarkanya pada tabel di bawah ini, sebagai berikut.

(Tabel 1.1)

Tabel 1.1 Informan Peneliti

No Informan Informasi yang dicari Jumlah

1

Kepala

Bagian

Program

Ketenagaker-

jaan

Gambaran profil tentang

Yayasan Mitra Netra,

gambaran dan hasil dari

Program Ketenagakerjaan

yayasan terhadap pekerja

penyandang disabilitas.

1

informan

2

Pekerja

penyandang

disabilitas

Bertanya mengenai

kehidupan, hasil dan

manfaat Program

Ketenagakerjaan terkait

pekerjaannya, dampak

Program Ketenagakerjaan

terhadap keluarganya.

Bertanya dengan landasan

indikator kesejahteraan

keluarga.

4

informan

Unit analisa dalam penelitian ini adalah individu. Selain

tabel informan di dalam penelitian ini terdapat pula

karakteristik pemilihan informan sebagai acuan bahwa

informan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Sumber infoman yang dibutuhkan di dalam penelitian ini

harus memenuhi kriteria-kriteria yang sudah ditentukan oleh

peneliti. Untuk lebih jelasnya peneliti menggambarkanya

pada tabel di bawah ini, sebagai berikut. (Tabel 1.2)

 

Page 31: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

17

Tabel 1.2 Karakteristik Informan

No Informan Karakteristik Informan

1 Kepala Bagian

Program

Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra.

1) Pekerja atau pegawai di

Yayasan Mitra Netra.

2) Memiliki peran di dalam

program ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra.

3) Memiliki tugas untuk

mempersiapkan para

pekerja penyandang

disabilitas siap bekerja.

2 Pekerja penyandang

disabilitas

1) Pekerja (bukan

pengangguran atau

sedang mencari kerja)

penyandang disablitas.

2) Pernah berpartisipasi

dalam program

ketenagakerjaan Yayasan

Mitra Netra.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini merupakan gambaran singkat

mengenai isi skripsi. Penulisan skripsi ini terdiri dari enam bab,

yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka, sistematika skripsi. Kegunaan

 

Page 32: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

18

pendahuluan dalam skripsi ini adalah mengantarkan pembaca

untuk memahami gambaran tentang topik yang akan dibahas.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan landasan teori yang mendasari

pola pikir penulis dalam menyusun skripsi, kajian pustaka, dan

kerangka berpikir. Kegunaan bab ini dalam skripsi adalah

mengantarkan pembaca untuk mengetahui teori yang digunakan,

peneliti terdahulu dan kerangka pemikiran peneliti dalam skripsi

ini.

BAB III : PROFIL LEMBAGA

Bab ini berisi tentang gambaran umum lembaga terkait

dengan sejarah lembaga, visi, misi dan struktur organisasi serta

Program Ketenagakerjaan yang dijalankan Yayasan Mitra Netra.

BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini berisi tentang uraian penyajian data dan temuan

penelitian di lapangan. Segala temuan yang berkait dengan

penelitian dibahas pada bab ini.

BAB V : PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil temuan penelitian dan

Pembahasan/Diskusi yang berisi tentang pembahasan atau diskusi

mengenai hasil penelitian yang diperoleh. Bagaimana keterkaitan

penelitian dengan teori yang sudah ada, penelitian yang

disandingkan dengan sudut pandang teoritis dan analisis melihat

 

Page 33: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

19

hasil dari kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra

Netra pada pekerja penyandang disabilitas berserta pada

kesejahteraannya.

BAB VI : SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Bab ini berisi rangkuman hasil penelitian yang ditarik dari

analisis data dan pembahasan. Saran berisi perbaikan-perbaikan

atau masukan-masukan dari penulis untuk perbaikan-perbaikan

yang berkaitan dengan penelitian. Peneliti juga dapat

mengemukakan persoalan-persoalan baru yang muncul dari

penelitian tersebut untuk dijadikan bahan penelitian selanjutnya.

 

Page 34: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

20

 

Page 35: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kontribusi Program

a. Pengertian Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute,

contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan,

melibatkan diri maupun sumbangan. Menurut kamus ilmiah

populer, kontribusi berarti sumbangan atau sokongan16.

Sedangkan menurut Kamus cambridge, kontribusi adalah

“something that you do or give to help produce or achieve

something together with other people, or to help make something

successful” (sesuatu yang dilakukan atau diberikan untuk

membantu produksi atau mencapai sesuatu untuk mencapai

kesuksesan). Dapat disimpulkan bahwa kontribusi adalah upaya

yang dilakukan untuk membantu mencapai kesuksesan. Berarti

dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan.

Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu

memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan

bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu

berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian

memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak

lain.

 

Page 36: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

22

b. Pengertian Program

Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari

beberapa harapan atau tujuan yang saling bergantung dan saling

terkait, untuk mencapai suatu sasaran yang sama. Biasanya suatu

program mencakup seluruh kegiatan yang berada di bawah unit

administrasi yang sama, atau sasaran-sasaran yang saling

bergantung dan saling melengkapi, yang semuanya harus

dilaksanakan secara bersamaan atau berurutan (Muhaimin, dkk

2009, 349).

Program menurut Joan L Herman (Yusuf Farida 2010, 9)

adalah segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan

harapan dengan mendatangkan hasil atau pengaruh. Pengertian

lain menyebutkan bahwa program adalah kegiatan atau aktivitas

yang dirancang untuk melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan

untuk waktu yang tidak terbatas (Wirawan 2011, 7).

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa program

adalah sebuah kegiatan yang sengaja dilakukan yang memiliki

tujuan dan sasaran dengan harapan mendatangkan hasil atau

pengaruh.

2. Kesejahteraan Pekerja Penyandang Disabilitas

a. Pengertian Kesejahteraan

Defenisi Kesejahteraan istilah kesejahteraan bukanlah hal

yang baru, baik dalam wacana global maupun nasional. Dalam

membahas analisis tingkat kesejahteraan, tentu kita harus

 

Page 37: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

23

mengetahui pengertian sejahtera terlebih dahulu. Kesejahteraan

itu meliputi keamanan, keselamatan, dan kemakmuran.

Pengertian sejahtera adalah suatu keadaan yang aman, sentosa,

dan makmur. Dalam arti lain jika kebutuhan akan keamanan,

keselamatan dan kemakmuran ini dapat terpenuhi, maka akan

terciptalah kesejahteraan (W. J .S. Poerdaminta 1999, 887).

Menurut Pemerintah Republik Indonesia (Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 11 Tentang Kesejahteraan Sosial

2009), kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya

kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat

hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat

melaksanakan fungsi sosialnya. Dari undang-undang di atas dapat

kita cermati bahwa ukuran tingkat kesejahteraan dapat dinilai dari

kemampuan seorang individu atau kelompok dalam usaha nya

memenuhi kebutuhan material dan spiritual nya. Kebutuhan

material dapat kita hubungkan dengan pendapatan yang nanti

akan mewujudkan kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan

kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual kita hubungkan dengan

pendidikan, kemudian keamanan dan ketentaraman hidup.

Menurut Mosher (Dian Komala Sari, dkk 2014, 64), hal yang

paling penting dari kesejahteraaan adalah pendapatan, sebab

beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung pada

tingkat pendapatan. Pemenuhan kebutuhan dibatasi oleh

pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

berpendapatan rendah. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga

maka persentase pendapatan untuk pangan akan semakin

 

Page 38: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

24

berkurang. Dengan kata lain, apabila terjadi peningkatan tersebut

tidak merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut

sejahtera. Sebaliknya, apabila peningkatan pendapatan rumah

tangga dapat merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut

tidak sejahtera.

Kesejahteraan pada intinya mencakup tiga konsepsi (Edi

Suharto 2014, 2), yaitu:

a. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni

terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan

sosial.

b. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan

lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi

kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan

sosial dan pelayanan sosial.

c. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang

terorganisir untuk mencapai sejahtera.

Menurut Sajogyo (Dian Komala Sari, dkk 2014, 64), tingkat

kesejahteraan rumah tangga dapat dilihat dari persentase

pengeluaran rumah tangga yang disetarakan dengan harga beras

rata-rata di daerah setempat. Tingkat pengeluaran rumah tangga

akan berbeda satu sama lain, tergantung pada tingkat golongan

pendapatan, jumlah anggota keluarga, status sosial, harga pangan,

proses distribusi dan prinsip pangan.

Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia (Eko Sugiharto

2007, 33), menerangkan bahwa untuk melihat tingkat

 

Page 39: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

25

kesejahteraan ada delapan, yaitu tingkat pendapatan keluarga,

konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal,

fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan

mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan

anak ke dalam jenjang pendidikan, kemudahan mendapatkan

fasilitas transportasi.

b. Penyandang Disabilitas Tunanetra sebagai Pekerja

Pekerja (Maimun 2003, 13) adalah setiap orang yang bekerja

dengan menerima upah dan imbalan dalam bentuk lain. Dalam

definisi tersebut terdapat dua unsur yaitu orang yang bekerja dan

menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sedangkan

Penyandang disabilitas (Kementrian Sosial Republik Indonesia

2005, 9) adalah seseorang yang memiliki keterbatasan fisik,

mental, intelektual dan sensorik dalam jangka waktu lama yang

dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya

dapat menemui hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi

penuh berdasarkan kesamaan hak. Dalam penelitian ini

penyandang disabilitas tunanetra merupakan subjek penelitian,

menurut teori, tunanetra (Sutjihati Somantri 2006, 65) diartikan

sebagai individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya)

tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam

kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pekerja

penyandang disabilitas tunanetra adalah orang yang bekerja

 

Page 40: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

26

memiliki keterbatasan fisik pada indera penglihatannya yang

tidak berfungsi dengan tujuan untuk mendapatkan upah atau

imbalan. Selain itu, Secara spesifik seseorang yang mengalami

gangguan penglihatan (tunanetra) dapat diidentifikasi dengan ciri

fisik (Lagita Manatas 2014, 4), sebagai berikut:

a. Tidak mampu melihat,

b. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter,

c. Kerusakan nyata pada kedua bola mata,

d. Sering meraba-raba atau tersandung waktu berjalan,

e. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil didekatnya,

f. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh, bersisik dan

kering,

g. Mata bergoyang terus.

c. Kesejahteraan Penyandang Disabilitas

Penyandang disabilitas (Departemen Sosial 2002) merupakan

salah satu kelompok sosial yang di kelompokkan sebagai

kelompok yang rawan terhadap masalah-masalah sosial. Hal ini

menyebabkan kendala tercapainya kesejahteraan sosial bagi

penyandang disabilitas. Departemen sosial mengidentifikasikan

beberapa hambatan penyandang disabilitas dalam mencapai

kesejahteraan sosial:

1. Memiliki hambatan fisik mobilitas dalam kegiatan sehari-

hari

 

Page 41: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

27

2. Mengalami hambatan/gangguan mental psikologis yang

menyebabkan rasa rendah diri, mengasingkan diri dan tidak

percaya diri.

3. Mengalami hambatan komunikasi dalam kegiatan sehari-hari

4. Memiliki hambatan dalam melaksanakan fungsi sosialnya

5. Mengalami hambatan/gangguan dalam ketrampilan kerja

produktif.

6. Rawan kondisi sosial ekonomi.

Melihat berbagai keterbatasan dan potensi para penyandang

disabilitas dalam pembangunan, pemerintah telah berupaya

menjamin kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas dalam

kehidupan dan penghidupan.

Penyandang disabilitas juga memiliki hak dengan sangat jelas

dalam pasal 6 Undang – Undang no 4 tahun 1997 tentang

penyandang disabilitas, dalam rangka mewujudkan kesejahteraan

sosial, setiap penyandang disabilitas berhak memperoleh:

1. Pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis dan jenjang

pendidikan.

2. Pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai dengan jenis

dan derajat kecacatan, pendidikan dan kemampuanya.

3. Perlakuan yang sama untuk berperan dalam pembangunan

dan menikmati hasil-hasilnya.

4. Aksesibilitas dalam rangka kemandirianya

5. Rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf

kesejahteraan sosial.

 

Page 42: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

28

6. Hak yang sama untuk menumbuh kembangkan bakat,

kemampuan, dan kehidupan sosialnya, terutama bagi

penyandang cacat anak dalam lingkungan keluarga dan

masyarakat.

Dalam buku panduan (Penyelenggaraan Kelompok Usaha

Bersama Penyandang Cacat 2002), secara umum peningkatan

kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas di tandai oleh:

1. Meningkatnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan

dasar manusia (pangan, sandang dan papan) serta kesehatan

dan pendidikan secara layak.

2. Meningkatnya dinamika sosial, Dinamika sosial adalah

penelaahan tentang perubahan-perubahan yang terjadi di

dalam fakta-fakta sosial yang saling berhubungan satu

dengan lainnya.

Parameter tercapainya kesejahteraan sosial bagi penyandang

disabilitas memilki keterbatasan berupa abstraknya indikator

penilaian keberhasilan, namun hal ini dapat diatasi dengan

pengamatan yang intens dan mendalam terhadap kehidupan sosial

penyandang disabilitas.

B. Kajian Pustaka

Dalam penulisan ini, penulis melakukan tinjauan pustaka

sebagai langkah dari penyusunan skripsi yang penulis teliti agar

terhindar dari kesamaan judul dan lain-lain dari skripsi yang

sudah ada sebelum sebelumnya. Dalam kajian ini, peneliti

 

Page 43: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

29

memuat penelitian yang sudah ada, dengan membandingkan judul

yang akan diteliti yaitu, “Kontribusi Program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra pada Kesejahteraan Pekerja Penyandang

Disabilitas di Jakarta”. Adapun kajian penelitian sebelumnya

ialah:

Nama : Meita Setyawati

Judul Penelitian :

“Daya Juang Menghadapi Diskriminasi Kerja pada Penyandang

Tunadaksa”.

Dalam penelitian di atas, menggali bagaimana diskriminasi

yang terjadi pada penyandang tunadaksa di dunia kerja. Peneliti

menjadikan penelitian tersebut sebagai pedoman penelitian

melihat dari sisi kesamaan subjek penelitian walaupun memang

subjek pada penelitian ini adalah tunanetra. Berkaitan dengan

kesejahteraan, diskriminasi adalah salah satu faktor penghambat

untuk mendapatkan kesejahteraan. Dalam skripsi ini peneliti

mencari informasi apakah masih terdapat diskriminasi pada

penelitian ini dan menambahkan teori kesejahteraan sosial pada

skripsi ini.

Nama : Ismul Azham

Judul Penelitian :

“Evaluasi Pelaksanaan Program Buku Bicara (Talking Book) di

Yayasan Mitra Netra Lebak Bulus Jakarta Selatan”.

 

Page 44: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

30

Dalam penelitian di atas, menggali bagaimana pelaksanaan

Program Buka Bicara di Yayasan Mitra Netra. Peneliti

menjadikan penelitian tersebut sebagai pedoman penelitian

melihat dari sisi kesamaan objek penelitian walaupun memang

pada skripsi ini berbeda program yang diteliti. Dari penelitian

tersebut peneliti dapat memahami profil Yayasan Mitra Netra

secara global.

Nama : Meidinar Ragil Pawening

Judul Penelitian :

“Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat

Melalui Rehabilitasi Sosial (Studi pada Unit Teknis Rehabilitasi

Sosial Cacat Tubuh di Pasuruan Dinas Sosial Pemerintah Provinsi

Jawa Timur)”.

Dalam penelitian di atas, menggali bagaimana upaya

peningkatan kesejahteraan penyandang disabilitas melalui

rehabilitasi sosial di sebuah dinas sosial. Peneliti menjadikan

penelitian tersebut sebagai pedoman penelitian melihat dari sisi

kesamaan fokus dan tujuan penelitian yaitu melihat sisi

kesejahteraan penyandang disabilitas. Pada penelitian tersebut

menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif sama halnya

dengan skripsi ini, namun yang membedakan penelitian tersebut

dengan skripsi ini adalah penelitian tersebut lebih meneliti

bagaimana proses program tersebut berlangsung untuk

mengembalikan keberfungsian penyandang disabilitas sedangkan

 

Page 45: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

31

skripsi ini melihat pada sisi dampak positif maupun negatif yang

dihasilkan dari sebuah program untuk penyandang disabilitas.

C. Kerangka Berpikir

Untuk melihat kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan

Mitra Netra pada kesejahteraan pekerja penyandang disabilitas di

Jakarta, maka penulis mengemukakan menetapkan kerangka fikir

sebagai berikut:

Pertama, menetapkan teori kontribusi dan indikator

peningkatan kesejahteraan penyandang disabilitas sebagai

pedoman untuk melihat hasil dari kontribusi Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra dan dampaknya pada

kesejahteraan pekerja penyandang disabilitas.

Kedua, peneliti melakukan survey awal ke lapangan untuk

menggali data dan informasi mengenai kontribusi Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

Ketiga, peneliti menggali data dari informan dalam hal ini

berkaitan dengan judul yang akan penulis teliti.

Keempat, peneliti melakukan analisis terhadap seluruh data

yang diperoleh dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Kelima, peneliti memberikan solusi dari fenomena tersebut

dan berharap bisa menjadi bahan masukan bagi para peneliti

selanjutnya serta instansi terkait.

 

Page 46: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

32

 

Page 47: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

33

BAB III

PROFIL LEMBAGA

A. Latar Belakang Yayasan Mitra Netra

Yayasan Mitra Netra merupakan satu-satunya lembaga swasta

yang menjadi pelopor dalam program pelayanan terhadap

tunanetra. Banyak prestasi yang telah dicapai dan menghasilkan

produk-produk yang inovatif. Yayasan ini lahir dilatarbelakangi

oleh fenomena minimnya kepedulian masyarakat terhadap

eksistensi dan fungsi tunanetra dalam dunia pendidikan dan

bahkan dunia kerja. Mitra netra membangun sebuah model-model

pelayanan yang sangat tepat untuk mendampingi tunanetra yaitu

dengan program-programnya.

Yayasan Mitra Netra adalah organisasi nirlaba yang bergerak

dalam bidang pendidikan, pengembangan dan peningkatan

kesejahteraan sosial para tunanetra. Yayasan yang berdiri pada

tanggal 14 Mei 1991 ini dilatarbelakangi keadaan, dimana belum

tersedianya layanan dan sarana yang khusus bagi tunanetra,

terutama dalam bidang pendidikan dan ketenagakerjaan. Hal ini

mengakibatkan tidak adanya kesamaan kesempatan melalui

kesetaraan perlakuan bagi tunanetra di bidang tersebut. Yayasan

ini didirikan oleh beberapa orang tunanetra yang berhasil

menyelesaikan studinya di perguruan tinggi bersama-sama

dengan teman-teman mereka yang bukan tunanetra. Mitra Netra

juga diartikan kerja sama antara tunanetra dengan mereka yang

bukan tunanetra. Hal ini juga tercermin dalam struktur organisasi

 

Page 48: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

34

yayasan ini yaitu hampir di setiap organ organisasi senantiasa

terdiri dari unsur tunanetra dan mereka yang bukan tunanetra.

Mitra Netra berprinsip bahwa yang paling memahami masalah

dan kebutuhan para tunanetra adalah tunanetra itu sendiri. Akan

tetapi untuk mengatasi masalah serta memenuhi kebutuhan

tersebut tunanetra tidak dapat melakukannya sendirian, tunanetra

harus bermitra dengan mereka yang bukan tunanetra.

Semangat kemitraan ini tidak hanya di dalam institusi Mitra

Netra saja, tetapi juga diaktualisasikan pada kiprah Yayasan ini di

masyarakat. Dalam menyelenggarakan dan mengembangkan

untuk tunanetra, Mitra Netra senantiasa bekerja sama dengan

lembaga atau organisasi lain baik pemerintah maupun swasta,

dengan maksud membangun sinergi (“Latar Belakang – Yayasan

Mitra Netra” t.t.).

B. Sejarah Singkat Yayasan Mitra Netra

Mitra Netra beroperasi di Jl. Gunung Balong pada 2002 yaitu

setelah Yayasan ini berumur 11 tahun. Sebelumnya, lembaga

yang secara konsisten melayani para tunanetra di negeri ini masih

harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Saat awal

didirikan, Mitra Netra berada di sebuah perusahaan penerbit buku

(Jambatan) yang terletak di jalan Keramat. Hanya kurang lebih 2

tahun berada disana, Mitra Netra harus pindah. Dari Keramat,

Mitra netra kemudian melanjutkan perjalanan hidupnya ke

Lenteng Agung.

 

Page 49: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

35

Hanya kurang lebih satu tahun bermukim di Lenteng Agung,

Yayasan ini mendapatkan pinjaman tempat di salah satu ruangan

milik Yayasan Pamentas di kawasan Lebak Bulus Jakarta

Selatan. Hal ini terjadi karena prestasi Mitra Netra dalam

memproduksi bahan-bahan konferensi Disable People

International (DPI) dalam huruf Braille untuk peserta tunanetra,

yang kala itu diselenggarakan di Jakarta. Atas prestasi ini, ketua

panitia konferensi yang juga ketua Yayasan Pamentas

mengijinkan Mitra Netra menempati salah satu ruangan di

lingkungan Yayasan ini.

Melalui pertemanan dengan DR. Sujudi yang kala itu

menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI, Mitra Netra kemudian

mendapatkan pinjaman ruangan di Pusat Penelitian dan

Pengembangan Departemen Kesehatan yang berada di jalan

Percetakan Negara Jakarta Pusat. Ruangan tersebut dimanfaatkan

untuk kantor sekretariat dan layanan pendidikan bagi siswa

tunanetra untuk wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta

Utara.

Dari sisi manajemen, organisasi sudah memiliki dua kantor

secara terpisah yang mana di saat kondisi organisasi masih relatif

muda dan belum mapan ini bukanlah hal yang mudah. Kondisi ini

akan memperpanjang waktu koordinasi, dan dari sisi biaya ini

tentu tidak efisien. Akan tetapi, dari sisi pelaksanaan layanan,

keberadaan kantor Mitra Netra di Jakarta Pusat sangat

memudahkan tunanetra yang berada di sekitarnya untuk

mengakses layanan Mitra Netra meski tidak semuanya, sehingga

 

Page 50: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

36

tidak perlu datang ke pusat layanan yang ada di Jakarta Selatan.

Kala itu Mitra Netra dapat dikatakan tidak punya pilihan. Dalam

kondisi terus tumbuh di satu sisi dan keterbatasan fasilitas yang

dimiliki di sisi lain, kabar gembira datang dari Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan yang pada waktu itu dijabat oleh

Wardiman. Setelah bertemu dengan para pengurus dan

mengetahui peran Mitra Netra dalam melayani tunanetra, Pak

Menteri memutuskan untuk memberikan pinjaman kantor kepada

Yayasan ini, dan tempat yang dipilih adalah di lingkungan

sekolah luar biasa (SLB) untuk tunanetra di jalan Pertanian Raya

Lebak Bulus Jakarta Selatan. Keputusan itu adalah, bahwa Mitra

Netra diperbolehkan menggunakan kantor tersebut selama

Yayasan ini membutuhkannya.

Itulah yang Mitra Netra alami. Selalu dihadapkan dalam

kondisi terdesak yang mana harus berpindah-pindah dari kantor-

kantor yang sifatnya hanya pinjaman itu telah membuat Mitra

Netra sejak tahun 2002 dapat terus bertahan dan terus

mengembangkan eksistensinya hingga kini sampai di tempat

yang sudah menjadi hak milik Mitra Netra sendiri yaitu tepatnya

di jalan Gunung Balong II nomor 58, Lebak Bulus III Jakarta

Selatan (“Latar Belakang – Yayasan Mitra Netra” t.t.).

C. Visi dan Misi Yayasan Mitra Netra

Yayasan Mitra Netra mencita-citakan terwujudnya

masyarakat yang inklusif masyarakat yang dapat

mengakomodasikan berbagai perbedaan, bebas hambatan dan

 

Page 51: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

37

berdasarkan atas hak. Dalam masyarakat semacam ini, tunanetra

akan dapat hidup mandiri, cerdas, bermakna dan bahagia serta

berfungsi di masyarakat. Mitra Netra adalah lembaga yang terus

tumbuh, dan dalam perannya sebagai organisasi lokomotif yang

mendorong kemajuan bagi tunanetra di Indonesia, Yayasan ini

juga melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas

lembaga lain, sehingga lembaga-lembaga tersebut makin

meningkat kemampuannya dalam melayani dan memberdayakan

tunanetra. Visi dan Misi Yayasan Mitra Netra (“Visi Misi –

Yayasan Mitra Netra” t.t.), sebagai berikut.

1. Visi Yayasan Mitra Netra, adalah:

“Berfungsi Sebagai Pengembang dan Penyedia Layanan,

Guna Terwujudnya Kehidupan Tunanetra yang Mandiri,

Cerdas dan Bermakna dalam Masyarakat yang Inklusif”

2. Yayasan Mitra Netra hadir di tengah-tengah masyarakat

dengan misi untuk:

a. Mengurangi dampak ketunanetraan melalui rehabilitasi.

b. Mengembangkan potensi tunanetra melalui pendidikan

dan pelatihan.

c. Memperluas peluang kerja tunanetra melalui upaya

diversifikasi dan penempatan kerja.

d. Mengembangkan keahlian dan sarana khusus yang

dibutuhkan melalui penelitian.

 

Page 52: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

38

e. Meningkatkan kapasitas lembaga penyedia layanan bagi

tunanetra yang lain dengan menyebarluaskan keahlian

serta mendistribusikan produk yang dihasilkan.

f. Melakukan advokasi guna mendorong terwujudnya

masyarakat inklusi yang mengakomodir berbagai

perbedaan.

D. Struktur Organisasi Yayasan Mitra Netra

Untuk mempermudah dalam mencapai tujuan, visi dan misi

lembaga, Yayasan Mitra Netra memiliki struktur organisasi.

Berikut ini adalah gambaran struktur organisasi Yayasan Mitra

Netra (“Struktur Organisasi – Yayasan Mitra Netra” t.t.).

1. Pembina

Ketua : drg. Anita Ratnasari Tanjung, MARS

Wakil Ketua Pembina : Imas Fatimah, SH, MKn

Anggota :

1) Lusie Indrawati, SH, MBA

2) Ir. Ratna Iswayuhni

2. Pengurus

Ketua : Drs. Bambang Basuki

Sekretaris : Drs. Mohammad Ahyar

Bendahara : M. Nurizal, SE, MSi.

3. Kepala Bagian

Kabag. Personalia & Umum : Tri Winarsih

Kabag. Keuangan : Abdul Wahid, S.E.I.

 

Page 53: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

39

Kabag. Humas : Aria Indrawati, S.H.

Kabag. Rehabilitasi & Diklat : Muizzudin Hilmi.

Kabag. Produksi Buku & Perpustakaan : Indah Lutfiah, SPd.

Kabag. Penelitian & Pengembangan : Nur Ichsan

E. Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

Sebagaimana manusia lainnya, setelah menyelesaikan

pendidikan, tunanetra juga seharusnya bekerja, agar mereka dapat

mandiri secara ekonomi, menjadi manusia yang bermakna di

masyarakat, dan tidak lagi menjadi beban keluarga serta

masyarakat. Di bidang ini Mitra Netra berupaya untuk

memperluas peluang kerja bagi tunanetra, sebagai bagian usaha

untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal ini dilakukan

sejalan dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan para

tunanetra. Melalui program “diversifikasi peluang kerja bagi

tunanetra”, Mitra Netra (“Layanan Ketenagakerjaan – Yayasan

Mitra Netra” t.t.), menyediakan serangkaian layanan yang

bertujuan:

a. Secara berkesinambungan mencari peluang kerja yang dapat

atau bahkan lebih produktif jika dilakukan tunanetra.

b. Mempersiapkan tunanetra baik dari sisi ketrampilan fisik

(hard skill) maupun ketrampilan halus (soft skill) untuk

memasuki peluang tersebut

c. Membangun komunikasi dengan perusahaan maupun

lembaga pemerintah untuk membuka peluang kerja bagi

tunanetra

 

Page 54: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

40

d. Mengupayakan magang kerja bagi tunanetra agar memiliki

pengalaman bekerja

e. Mempromosikan tunanetra ke masyarakat yang telah siap

untuk ditempatkan sebagai karyawan

f. Mempersiapkan tunanetra yang berminat untuk berwirausaha

agar dapat mulai merintis usaha sendiri.

Program yang diselenggarakan yaitu:

a. Memberikan bimbingan kepada generasi muda tunanetra

yang sedang menempuh pendidikan, untuk membantu

menggali potensi yang mereka miliki serta wawasan tentang

kemungkinan pilihan bagi masa.

b. Mengembangkan model peluang kerja alternatif bagi

tunanetra, yang berbasiskan keterampilan memanfaatkan

teknologi informasi.

c. Bimbingan karir pekerjaan lanjutan

d. Pelatihan ketrampilan halus sebagai persiapan bekerja (soft

skill pre employment training)

e. Magang kerja

f. Melakukan promosi dan upaya penyaluran tenaga kerja, yang

telah dibina di Mitra Netra.

g. Penempatan tenaga kerja tunanetra baik di perusahaan

maupun instansi pemerintah

h. Memberikan pendampingan intensif di tiga bulan pertama

setelah penempatan kerja

i. Peminjaman alat kerja berupa komputer dan scanner jika

tunanetra memerlukan untuk magang kerja

 

Page 55: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

41

Pada bidang ketenagakerjaan terdapat kegiatan-kegiatan

penting untuk mensukseskan peluang kerja bagi tunanetra yang

diajikan pada tabel di bawah ini, sebagai berikut. (Tabel 3.1)

Tabel 3.1 Kegiatan-kegiatan di Program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra

No Kegiatan Tujuan

1 Menyelenggarakan

Pelatihan prakerja (soft

skill pre employment

training)

Memberikan ketrampilan intra

personal dan inter personal

pada tunanetra sebagai salah

satu tahapan persiapan bekerja

Tunanetra peserta pelatihan

memiliki wawasan yang lebih

baik tentang karir dan

pekerjaan

Tunanetra mampu

merencanakan karir masa

depan lebih baik

2 Melanjutkan

penyelenggaraan

program diversifikasi

peluang kerja, Promosi

dan penempatan tenaga

kerja tunanetra

Membuka peluang kerja

tunanetra di perusahaan,

lembaga pemerintah, dan

swasta;

Membuka kemungkinan

tunanetra bekerja di bidang-

bidang yang sebelumnya belum

pernah dilakukan tunanetra;

Memperluas peluang kerja bagi

tunanetra.

3 Melanjutkan upaya

promosi dan penempatan

tenaga kerja tunanetra

baik ke sektor swasta

maupun pemerintah

Memberikan informasi kepada

masyarakat dan pemerintah

tentang kemampuan tunanetra

dalam bekerja;

Mendorong masyarakat dan

 

Page 56: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

42

pemerintah pemberi kerja

mengikutsertakan tunanetra

dalam proses penerimaan

tenaga kerja untuk posisi yang

disesuaikan dengan minat dan

kemampuan tunanetra

4 Menyelenggarakan

konseling bimbingan

karir untuk tunanetra

Memberikan pendampingan

dan penguatan pada tunanetra

agar :

Mengetahui dan memahami

tantangan yang dihadapi dan

mungkin dihadapi dalam

persiapan bekerja dan saat

bekerja;

Memiliki kemampuan yang

diperlukan untuk mengatasi

tantangan yang dihadapi dalam

persiapan bekerja dan

tantangan setelah bekerja.

5 Menjajaki kemungkinan

menyelenggarakan

pelatihan ketrampilan

“handycraft” / kerajinan

tangan yang memiliki

nilai ekonomi produktif

untuk tunanetra

Menyediakan alternative

kemungkinan peluang kerja

khususnya berwirausaha bagi

mereka yang tidak mungkin

memasuki dunia kerja sector

formal karena berbagai

alas an

6 Menyelenggarakan

pelatihan “content writer”

untuk tunanetra

Mengasah ketrampilan

tunanetra menulis untuk

keperluan promosi di media

social

Membuka kemungkinan

profesi “content writer” untuk

tunanetra 10 tunanetra

7 Menyelenggarakan

kegiatan pemagangan

kerja

Memberikan pengalaman

bekerja pada tunanetra sebagai

bagian dari program persiapan

bekerja;

Membantu tunanetra agar lebih

siap bekerja Sumber : Yayasan Mitra Netra

 

Page 57: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

43

Bidang tenaga kerja berupaya mencari peluang tenaga kerja

baru, selain potensi sebagai pemijat, pengajar, dan pemain musik,

yang mungkin dapat atau bahkan justru lebih produktif jika

dilakukan oleh tunanetra. Beberapa potensi yang telah dirintis

dan dikembangkan oleh Mitra Netra adalah penyiar radio non

berita, operator telepon, konseptor/penulis artikel, konselor untuk

sesama tunanetra, operator studio rekaman, instruktur kursus

komputer bicara dan manajer koperasi dan usaha kecil.

Bagi tunenetra yang ingin berpartisipasi ke dalam program

ini terdapat pula syarat dan ketentuan layanannya. Berikut ini

adalah syarat dan ketentuan layanan.

a. Pendidikan minimal SMA atau yang sederajat

b. Memiliki ketrampilan menggunakan komputer tingkat dasar,

yaitu Ms word dan internet, namun jika peluang pekerjaan

membutuhkan kualifikasi lebih maka persyaratan akan

ditambah sesuai permintaan perusahaan

c. Memiliki kemauan dan kesungguhan untuk bekerja

d. Bersedia mengikuti tahapan yang ditetapkan

Selain itu, terdapat data peserta penyandang disabilitas

tunanetra pada Program Ketenagakerjaan di Yayasan Mitra Netra

yang disajikan pada tabel 3.2 dibawah ini, sebagai berikut:

 

Page 58: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

44

Tabel 3.2 Data Peserta Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra

Netra Tahun 2018

No Nama Tempat Tanggal Lahir

1 Nina Purwaningsih Jakarta,10 Februari 1991

2 Hendry Hernowo Magelang,11 Juni 1992

3 Yudi Amras Jakarta,17 Oktober 1990

4 Tubagus Saepudin Arif 4 Maret 1997

5 Yogi Septian Bogor, 14 September 1996

6 Gressia Carolina Jakarta, 30 Maret 1997

7 Felicia Prilly Jakarta,7 Desember 1993

8 Ahmad Taufik Zulfikar Makasar, 26 Agustus 1999

9 Muhammad Noval Hanif Jakarta, 25 Januari 1997

10 Siti Fatimah Tasikmalaya, 07 Mei 1997

11 Murni Darmayanti Jakarta, 16 Agustus 1995

Sumber : Yayasan Mitra Netra

Karena penelitian ini meneliti pekerja penyandang

disabilitas, maka diambil empat orang partisipan Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra untuk dijadikan informan

penelitian pasca program. Empat informan itu diantaranya:

1. Informan DN

Informan DN adalah salah satu penyandang disabilitas

kelahiran kota Bogor. Lahir pada 10 November 1984, memiliki

seorang istri yang sedang mengandung kehamilan anak

pertamanya masuk usia 7 bulan kehamilan. Pada awalnya

Infoman DN merupakan seorang wirausaha. Namun setiap usaha

yang dijalankan Informan DN tidak berjalan dengan baik, lebih

banyak kerugiannya daripada pendapatannya, hingga pada

akhirnya Informan DN berpartisipasi pada Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra.

 

Page 59: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

45

2. Informan MN

Informan MN merupakan pekerja penyandang disabilitas

yang tinggal di Jagakarsa, Jakarta Selatan, lahir pada 24 Mei

1987. Informan MN pada saat ini baru saja genap 1 bulan

berkeluarga, memiliki seorang suami dan belum dikaruniai anak.

Informan MN dan suami merupakan pasangan suami istri

tunanetra. Informan MN menjadi tunanetra ketika 2 tahun lulus

kuliah. Informan MN menderita penyakit glukoma sejak kecil

hingga akhirnya penyakit tersebut mempengaruhi syaraf

penglihatan Informan MN.

3. Informan MRA

Informan MRA merupakan seorang pekerja penyandang

disabilitas yang tinggal di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Kelahiran Jakarta, 18 April 1985, kini usia Informan MRA

menginjak usia 32 tahun dan memiliki istri (Informan KH) yang

umurnya lebih tua tiga tahun dan seorang 1 anak yang usianya

baru menginjak umur 3 tahun. Informan MRA merupakan salah

satu penyandang disabilitas yang sudah bekerja dan sudah sarjana

sebelum berpartisipasi di Yayasan Mitra Netra.

4. Informan SC

Informan SC lahir di Cepu, 2 Maret 1976, menjadi tunanetra

sewaktu sekolah dasar hingga saat ini. Informan SC sedari kecil

sudah berpartisipasi di Yayasan Mitra Netra, banyak program

yang diikuti oleh yang bersangkutan selama di Mitra Netra.

Sampai usianya siap mengikuti program ketenagakerjaan di

yayasan tersebut. Pada saat ini Informan SC adalah seorang ibu

sekaligus orang tua tunggal dari seorang anak perempuan yang

saat ini usianya 18 tahun. Kesehariannya sebelum bekerja beliau

hanya menghabiskan waktu untuk kursus di Yayasan Mitra Netra

dan ikut MLM.

 

Page 60: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

46

 

Page 61: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

47

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra

Netra

Program di Yayasan Mitra Netra adalah program yang

diperuntukan untuk penyandang disabilitas tunanetra yang

bertujuan untuk meningkatkan partisipasi tunanetra di dalam

kehidupan bermasyarakat. Salah satu yang dilakukan Yayasan

Mitra Netra adalah peningkatan partisipasi peluang kerja

tunanetra. Keterkaitannya dengan penelitian ini, peneliti ingin

menganalisa hasil dari kontribusi program ketenagakerjaan

terhadap pekerja penyandang disabilitas.

Mengenai program ketenagakerjaan di Yayasan Mitra Netra,

Kepala bagian program menjelaskan apa yang dimaksud dengan

program ketenagakerjaan. Penuturannya sebagai berikut:

“Program yang bergerak pada bidang tenaga kerja dimana

yayasan ini mempersiapkan tunanetra yang berpartisipasi

dalam program ini untuk siap terjun ke dunia kerja.

Program ini melatih hardskill dan softskill para tunanetra

dengan cara membangun karakter dan membuka pemikiran

mereka mengenai kelebihan dan kekurangan dirinya

sehingga partisipan tahu dimana mereka harus bekerja,

selain itu memberikan pengetahuan mengenai dunia kerja

seperti cara mempersiapkan surat lamaran pekerjaan atau

CV, kemudian cara berpakaian, interview dan lain

sebagainya. Jadi program ini bukan suatu pendampingan,

berbeda dengan program lain yang ada di Mitra Netra tetapi

 

Page 62: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

48

lebih kepada mempersiapkan tunanetra untuk terjun ke

dunia kerja.” (Aria Indrawati 2018)

Melihat pada pernyataan Kepala Bagian Program, peneliti

juga ingin mengetahui apa maksud dan tujuan dari apa yang

direncanakan oleh program tersebut. Berikut adalah penuturan

dari Kepala Bagian Program Ketenagakerjaan:

“Tujuannya dari program ini yaitu membantu para

tunanetra mencari peluang kerja agar mereka bisa lebih

produktif dari sebelumnya. Jadi program ini membantu

mempersiapkan segala sesuatunya baik dari sisi

keterampilan fisik atau hardskill maupun keterampilan

halus atau softskill agar mereka mendapatkan peluang kerja.

Kemudian membangun komunikasi dengan perusahaan

maupun lembaga pemerintah agar membuka peluang bagi

mereka. Selain itu program ini juga mengupayakan magang

kerja supaya mereka para tunanetra ini memiliki

pengalaman bekerja. Lalu mempromosikan para tunanetra

yang telah siap kerja ke masyarakat untuk ditempatkan

sebagai karyawan pada perusahaan mereka, dan bagi para

tunanetra yang berminat dalam bidang berwirausaha, kita

bantu memulai dalam merintis usaha mereka sendiri. Jadi

ya intinya sebelum mereka terjun di dunia kerja, kita akan

cari tau dulu nih potensi apasih yang mereka miliki

sehingga kita tau mana-mana saja bidang kerja yang layak

untuk mereka.” (Aria Indrawati 2018)

Dari wawancara tersebut peneliti juga mencoba

mengobservasi salah satu kegiatan Program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra. Peneliti melihat bagaimana proses salah

satu kegiatan ini berlangsung. Untuk lebih jelasnya peneliti

menggambarkanya melalui gambar di bawah ini, sebagai berikut.

(Gambar 4.1)

 

Page 63: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

49

Gambar 4.1 Kegiatan Pre-employment Program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra

Sumber : Hasil Observasi Kegiatan Pre-employment, Kamis 1 Maret 2018

Dalam program tersebut para partisipan sedang melakukan

kegiataan pre-employement dimana kegiatan tersebut berfungsi

untuk membentuk konsep diri masing-masing partisipan. Konsep

diri ini terbagi menjadi 6 bagian, yaitu konsep diri mengenai

fisik, psikis, keluarga, akademis, etika dan moral, serta

penyusuaian diri dengan kondisi sosial. Selain itu, partisipan juga

belajar mengetahui perbedaan bekerja dan berkarier. Perbedaan

diskriminasi dan tuntutan kerja pun juga menjadi salah satu

rangkaian acara dalam kegiatan tersebut. Selain itu terdapat juga

partisipan yang sedang ikut serta dalam kegiatan ini dengan

menggunakan komputer bicara. Untuk lebih jelasnya terdapat

pada Gambar 4.2 di bawah ini.

 

Page 64: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

50

Gambar 4.2 Partisipan Program dengan Keahlian Menggunakan

Komputer Bicara

Sumber : Hasil Observasi Kegiatan Pre-employment, Kamis 1 Maret 2018

Berkenaan dengan keahlian komputer, sebenarnya keahlian

ini merupakan syarat yang harus dipenuhi tunanetra apabila ingin

mengikuti program ketenagakerjaan, yaitu memiliki ketrampilan

menggunakan komputer tingkat dasar, yaitu Ms word dan

internet. Ketika seseorang tunanetra ingin berpartipasi pada

program ini, namun tidak memiliki keahlian dasar komputer

berbasis tunanetra, maka tunanetra tersebut harus mengikuti

program khursus komputer bicara terlebih dahulu dan Mitra Netra

salah satu lembaga yang menyelenggarakan program komputer

bicara. Setelah itu, baru tunanetra tersebut bisa berpartisipasi

pada program ketenagakerjaan.

Melihat definisi, tujuan dan salah satu kegitan dari program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra. Peneliti juga ingin

mengetahui adakah dampak nyata yang diberikan program ini

 

Page 65: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

51

terhadap partisipan calon pekerja tunanetra. Penuturan Kepala

Bagian Program, sebagai berikut.

“Yang pasti yayasan ini juga membangun komunikasi

dengan perusahaan maupun badan milik negara. Jadi kalau

dibutuhkan tenaga kerja tunanetra di salah satu perusahaan

yang bekerjasama dengan kita biasanya perusahaan tersebut

akan menginfokannya ke yayasan ini. Untuk selanjutnya

kita sebagai pihak lembaga menginfokannya ke pekerja

tunanetra. Kalau misalkan pekerja tunanetra berniat untuk

kerja di perusahaan yang sedang membuka lowongan

pekerjaan yang pasti mereka bisa langsung melamar dan

melakukan interview. Kebetulan sebagian besar yang

pernah ikut program ini di Mitra Netra dan masih sering

berkomunikasi dengan saya itu alhamdulillah mereka

sekarang udah pada kerja.” (Aria Indrawati 2018)

Untuk melihat dampak nyata selain pendapat dari Kepala

Program dibutuhkan juga informasi dari para tunanetra yang telah

selesai berpartisipasi pada program ini. Hal ini dibutuhkan untuk

dijadikan perbandingan atau kesesuaian fakta dan data. Penuturan

beberapa tunanetra yang dijadikan sebagai informan setelah

selesai mengikuti rangkaian kegiatan program ketenagakerjaan

mengenai dampak nyata yang dihasilkan adalah, peneliti

menggambarkannya dengan dua keadaan, yakni keadaan sebelum

dan sesudah program:

1. Keadaan Para Informan Sebelum Program

Keadaan para informan sebelum program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra disajikan pada tabel 4.1

 

Page 66: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

52

Tabel 4.1 Keadaan Para Informan Sebelum Program

No Nama Keadaan Sebelum Program

1 Informan

DN

Sebelum mengikuti Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

Informan DN berprofesi sebagai

wirausaha. Berwirausaha dimulai dari

usaha makanan keripik, untuk skala kecil

Informan DN sanggup untuk menjalankan

usaha tersebut. Namun karena keterbatasan

pada indra penglihatan untuk skala besar

Informan DN tidak sanggup untuk

menjalankan usaha tersebut, selain itu juga

terdapat kendala pada proses penjualan.

Akhirnya Informan DN mengganti

usahanya menjadi ternak lele, namun

namun dalam usaha ini Informan DN

merasa bahwa pengeluaran untuk modal

usahanya lebih banyak dibandingkan

pendapatannya. Setelah itu, Informan DN

mengganti usahanya lagi, yakni usaha telor

asin, pada usaha ini pun terdapat kendala

pada prosesnya karena waktu itu lagi

marak virus flu burung. Tidak terdapat

kejelasan pekerjaan dan pendapat yang

dihasilkan Informan DN setiap bulannya.

2 Informan

MN

Sebelum mengikuti Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

tidak banyak hal yang dapat dilakukan

Informan MN. Informan MN hanya sibuk

membantu usaha orang tua dan sibuk usaha

online shop. Pada saat itu posisi Informan

MN masih memiliki mata yang normal.

Setelah Informan MN mengalami kebutaan

beliau hanya mengandalkan penghidupan

dari orang tua dan tidak bekerja.

3 Informan Sebelum mengikuti Program

 

Page 67: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

53

MRA Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

Informan MRA sempat menyelesaikan

gelar sarjananya. Selain itu Informan MRA

juga sempat bekerja hingga kebutaan

menghampirinya akhirnya Informan MRA

memilih berhenti bekerja.

4 Informan SC Informan SC sejak dari sekolah dasar

sudah sering mengikuti berbagai kegiatan

di Mitra Netra. Ketika umurnya memasuki

usia kerja beliau langsung ikut

berpartisipasi pada Program

Ketenagakerjan, selama proses kegiatan

program ketenagakerjaan berlangsung

beliau hanya mencari sampingan dengan

ikut berwirausaha dengan MLM.

2. Keadaan Para Informan Sesudah Program

Keadaan para informan sesudah program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra disajikan pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Keadaan Para Informan Sesudah Program

No Nama Keadaan Sesudah Program

1 Informan DN Setelah mengikuti berbagai kegiatan

dalam Program Ketenagakerjaan Yayasan

Mitra Netra hingga selesai, kini Informan

DN bekerja di perusahaan financial asing

2 Informan MN Berbagai kegiatan dalam Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

diikuti oleh Informan MN hingga selesai,

kini Informan MN bekerja di perusahaan

financial asing.

3 Informan MRA Setelah mengikuti berbagai kegiatan

dalam Program Ketenagakerjaan Yayasan

 

Page 68: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

54

Mitra Netra hingga selesai, kini Informan

MRA bekerja di perusahaan informatika

4 Informan SC Berbagai kegiatan di Yayasan Mitra

Netra diikuti oleh Informan SC berikut

juga Program Ketenagakerjaan hingga

selesai, kini Informan SC bekerja di

perusahaan perbankan nasional.

Melihat pernyataan dari setiap sumber informan memang

terdapat peran Mitra Netra dalam mensukseskan para tunanetra

untuk mendapatkan pekerjaan. Yayasan ini membangun

komunikasi antara perusahaan dengan calon pekerja penyandang

disabilitas tunanetra. Mungkin hal ini dapat membantu untuk

memperoleh informasi mengenai lowongan kerja yang sedang

dibutuhkan perusahaan untuk pekerja penyandang disabilitas

khususnya tunanetra.

B. Kesejahteraan Pekerja Penyandang Disabilitas

Penyandang disabilitas merupakan bagian dari masyarakat

yang seringkali menjadi korban diskriminasi pada bidang

ketenagakerjaan, sedemikian rupa mengakibatkan adanya

pengangguran di kalangan penyandang disabilitas. Program

Ketenagakerjaan di Yayasan Mitra Netra bermaksud untuk

mengupayakan peningkatan kualitas dan partisipasi tunanetra di

bidang ketenagakerjaan. Untuk itu peneliti ingin mencari tahu

apakah program ketenagakerjaan tersebut berdampak pada

kesejahteraan para pekerja penyandang disabilitas.

 

Page 69: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

55

1. Kesejahteraan Informan DN

a. Sebelum Program

Informan DN adalah salah satu penyandang disabilitas

kelahiran kota Bogor. Lahir pada 10 November 1984, memiliki

seorang istri yang sedang mengandung kehamilan anak

pertamanya masuk usia 7 bulan kehamilan. Pada awalnya

Infoman DN merupakan seorang wirausaha. Namun setiap usaha

yang dijalankan Informan DN tidak berjalan dengan baik, lebih

banyak kerugiannya daripada pendapatannya, sebagaimana

penuturan sebagai berikut:

“Dulu sempat melakukan beberapa wirausaha skala kecil

namun mengalami beberapa kendala. Pertama usaha

keripik, tidak sanggup dalam skala besar dan mengalami

kendala dalam proses penjualan. Kemudian beralih usaha

ternak lele, namun mengalami kerugian. Beralih lagi usaha

telor asin, namun terkendala pasokan karena bersamaan

dengan maraknya wabah virus flu burung.” (Informan DN

2018)

Ketika belum bekerja, untuk menghidupi kebutuhan keluarga

Informan DN dan istri ingin mengandalkan uang dari orang tua,

hingga akhirnya mencoba mandiri. Berikut penuturan Informan

FH (istri Informan DN):

“.......saya juga turut mendukung dan memberi semangat

untuk dapat hidup mandiri. Awalnya selalu bertumpu pada

bantuan orangtua, namun terpikir tidak mungkin akan

selamanya seperti itu. Akhirnya saya dan suami sepakat

untuk hidup mandiri.” (Informan FH 2018)

Berdasarkan hasil wawancara, Informan DN belum memiliki

pekerjaan tetap hanya mengandalkan berwirausaha, banyak

 

Page 70: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

56

berganti-ganti usaha dikarenakan mencari usaha untuk

mendapatkan penghasilan yang layak untuk menghidupi

keluarga, sehingga pada akhirnya Informan DN berpartisipasi di

Yayasan Mitra Netra.

b. Sesudah Program

Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra menghasilkan

dampak positif bagi pekerja penyandang disabilitas tunanetra

yang bersangkutan. Mulai dari mempersiapkan diri agar siap

bekerja hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan di sektor formal.

Pada saat ini Informan DN bekerja di sebuah perusahaan asing,

dimana di dalam keberhasilan Informan DN mendapatkan

pekerjaan tak luput dari peran Yayasan Mitra Netra yang

menjembatani diantara keduanya, seperti halnya penuturan

Informan FH (istri Informan DN) sebagai berikut.

“Yayasan Mitra Netra memberikan rekomendasi kepada

kedua belah pihak, baik perusahan pemberi pekerjaan, jenis

pekerjaan, dan pencari kerja. Jadi Yayasan Mitra Netra

memberikan informasi kepada difabel yang siap bekerja

bahwa sebuah perusahaan finance ternama membuka

lowongan kerja. Pada saat yang sama Yayasan Mitra Netra

juga merekomendasi informan DN untuk bekerja di

perusahaan tersebut. Akhirnya Informan DN ikut interview

dan alhamdulillah diterima bekerja disana.” (Informan FH

2018)

Pada akhirnya Informan DN memiliki pekerjaan tetap dan

juga penghasilan tetap setiap bulannya. Informan DN juga

menjelaskan bagaimana pendapatan, jenjang karir dan perbedaan

 

Page 71: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

57

antara pekerja penyandang disabilitas dengan pekerja non-

disabilitas di perusahaan tempat dia bekerja, sebagai berikut:

“Untuk gaji, kisarannya diatas UMR. Sumber penggajian

dibagi menjadi 2, yaitu: gaji pokok dan uang transport. Gaji

pokoknya 2.000.000 rupiah dan uang transportnya

1.650.000 rupiah belum dengan insentifnya. Kalau

digabung di atas UMR. Perbedaan pemberian upah dengan

pekerja normal pada umumnya adalah gaji mereka setara

UMR dan mendapatkan insentif tetapi tidak dapat uang

transport. Kalau dari sisi pekerjaan sedikit berbeda karena

pekerjaan penyandang disabilitas merupakan event charity

dari kantor, jadi tidak ada jenjang kariernya. Berbeda

dengan pekerja pada umumnya yang memiliki jenjang

karier.” (Informan DN 2018)

Jika dijumlahkan pendapatan gaji pokok dan uang transport

yang didapat Informan DN menjadi 3.650.000 rupiah. Uang

tersebut belum termasuk insentif, apabila dijumlahkan dengan

uang insentif maka pendapatan Informan DN setiap bulannya

kurang lebih sekitar 4 juta rupiah. Pendapatan dibutuhkan untuk

memenuhi pengeluaran yang digunakan guna memenuhi

kebutuhan hidup. Informan DN juga menjelaskan uang yang

dikeluarkan setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan hidup,

sebagai berikut:

“Kebutuhan hidup bulanan rata-rata di rumah, antara lain

untuk transport sekitar 1.500.000. Untuk makanan bekal,

agar lebih irit pengeluaran uang makan, sekitar 300.000-

500.000. Kontribusi listrik untuk orang tua sebesar 750.000,

karena untuk biaya listrik di rumah saya patungan sama

adik saya. Untuk biaya pengeluaran anak saya kadang-

kadang sehari-hari saya nabung, kebetulan istri juga bekerja

jadi bisa patungan. Setiap bulannya masih ada sisa gaji,

yang disiapkan untuk persiapan persalinan istri yang sedang

 

Page 72: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

58

hamil. Pengeluaran lainnya seperti beli pakaian besarannya

tidak tentu, dirata-rata sekitar 100.000 per bulan. Terakhir

ada iuran RT bulanan, saya menyumbang 20.000 per

bulan.”(Informan DN 2018)

Jika melihat pendapatan serta pengeluaran Informan DN

maka, walau tidak banyak, selalu ada sisa untuk ditabung dan

untuk mempersiapkan persalinan istrinya yang sedang hamil.

Selain itu, istri Informan DN juga bekerja, maka ada dua orang

yang memiliki penghasilan di dalam keluarga tersebut. Jadi,

sedikit lebih ringan untuk memenuhi pengeluaran perbulannya.

Penuturan Informan DN, selanjutnya adalah:

“Saya bekerja dan istri juga bekerja jadi saling melengkap.

Kalau dilihat dari apa yang sudah saya jabarkan,

alhamdulillah sejauh ini cukup.”(Informan DN 2018)

Selain kondisi keuangan, peneliti juga mencari informasi

mengenai kesehatan Informan DN dalam 3 bulan terakhir. Tidak

ada catatan bahwa dalam tiga bulan terakhir Informan DN

mempunyai keluhan kesehatan. Saat ini paling hanya kontrol

kehamilan istri. Jika ada yang sakit, maka Informan DN akan

membawanya ke puskesmas. Jika dirujuk ke rumah sakit maka

Informan DN akan membawa yang sakit ke rumah sakit terdekat.

Selain itu Informan DN juga menjelaskan bagaimana cara

memenuhi biaya administrasi apabila sakit, sebagai berikut:

“Alhamdulillah sehat semua, akhir-akhir ini hanya kontrol

kehamilan istri aja. Jika keluarga sakit dibawa ke

puskesmas, atau dibawa ke rumah sakit jika dirujuk harus

ke rumah sakit. Saya menggunakan asuransi BPJS

Kesehatan, dalam 3 bulan terakhir ini kantor menanggung

pembayaran BPJS khusus untuk difabel. Hanya saja BPJS

 

Page 73: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

59

untuk pegawai, tidak termasuk keluarga.” (Informan DN

2018)

Dalam kehidupan bermasyarakat, Informan DN juga

terbilang aktif mengikuti kegiatan, seperti aktif dalam organisasi,

membayar iuran kegaiatan masyarakat, mengikuti pengajian

bulanan.

“Untuk saat ini saya aktif di ITMI, PERTUNI, MPCI.

Kegiatan tersebut kegiatan yang berbasis tunanetra. Untuk

kegiatan berbasis keagamaannya ITMI ada pengajian per 3

bulan. MPCI berbasis keolahragaan, dimana saya sebagai

sekretaris MPCI Depok. Istri hanya aktif pengajian. Iuran

RT kita menyumbang 20.000 per bulan, sesekali ada

kegiatan masyarakat mencari donatur kita berpartisipasi

sekitar 50.000. Kerja bakti lingkungan karena umumnya

kami tidak bisa bantu tenaga, maka kami bantu kopi, rokok,

dan gorengan (konsumsi).” (Informan DN 2018)

Dalam berpakaian, Informan DN memakai pakaian yang

berbeda pada setiap kegiatan, bahkan selalu memiliki pakaian

baru setiap tahunnya. Seperti halnya penuturan Informan DN:

“Kalau untuk pakaian sendiri kita sudah tahu porsinya

masing-masing kegiatan, kebetulan di Yayasan Mitra Netra

juga diajarkan cara memilih pakaian untuk bekerja. Jadi,

secara tidak langsung kita tahu mana pakaian untuk bekerja,

untuk di rumah dan untuk berpergian. Kalau untuk

memperoleh pakaian itu sendiri setidaknya 3 bulan sekali

kita beli pakaian baru.” (Informan DN 2018)

Selain itu, informan DN juga menjelaskan bagaimana pola

makannya. Hal ini seperti penuturan Informan DN:

“Untuk pola makan di kantor, saya lebih sering membawa

bekal untuk makan siang, menunya dibuat kombinasi antara

sosis, bakso, sayur, kadang-kadang ikan atau ayam. Makan

 

Page 74: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

60

bersama istri dilakukan setelah pulang kerja dan waktu

sarapan, atau dihari libur.” (Informan DN 2018)

Berdasarkan wawancara diatas, Informan DN masih

menyempatkan makan bersama keluarga di rumah dan pola

makannya pun terjaga. Pada saat ini, Informan DN masih tinggal

bersama orang tua Informan DN. Untuk mendapatkan gambaran

kondisi rumah Informan DN, peneliti menggunakan metode

wawancara intensif dengan yang bersangkutan karena pertemuan

dengan Informan DN tidak dilakukan di kediamannya melainkan

di sebuah restoran kawasan Kota Depok. Penjelasan Informan

DN mengenai tempat tinggalnya, sebagai berikut:

“Sampai saat ini kami masih tinggal bersama orang tua,

sehingga kondisi rumah pun masih layak huni, baik atap,

dinding, ataupun lantainya.” (Informan DN 2018)

Dari hasil wawancara didukung oleh hasil observasi, dapat

disimpulkan bahwa Informan DN memang mendapatkan dampak

positif setelah mengikuti Program Ketenagakerjaan Yayasan

Mitra Netra dan berpampak positif pada kesejahteraannya dan

dampak negatif yakni, masih harus berjuang menghadapi

diskriminasi pada dunia kerja pada sisi pemberian upah dan

jenjang karir.

2. Kesejahteraan Informan MN

a. Sebelum Program

Informan MN merupakan pekerja penyandang disabilitas

yang tinggal di Jagakarsa, Jakarta Selatan, lahir pada 24 Mei

 

Page 75: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

61

1987. Informan MN pada saat ini baru saja genap 1 bulan

berkeluarga, memiliki seorang suami dan belum dikaruniai anak.

Informan MN dan suami merupakan pasangan suami istri

tunanetra. Informan MN menjadi tunanetra ketika 2 tahun lulus

kuliah. Informan MN menderita penyakit glukoma sejak kecil

hingga akhirnya penyakit tersebut mempengaruhi syaraf

penglihatan Informan MN. Hal ini sesuai dengan penuturan

Informan RH selaku ayah dari Informan MN, sebagai berikut.

“Kita sebagai keluarga hanya bisa berusaha. Pada awalnya

kita berusaha menyembuhkan penyakit glukoma yang

dideritanya dari kecil. Sudah menjalani 11 kali operasi

namun tidak sembuh juga. Memang sampai saat ini

glukoma belum ada obatnya menurut dokter yang merawat

informan MN. Sampai pada akhirnya 2 tahun lulus kuliah

informan MN tidak bisa melihat.....”(Informan RH 2018)

Sebelum berpartisipasi di Yayasan Mitra Netra, Informan

MN hanya sibuk berjualan via online dan ikut membantu usaha

orangtua. Kondisi pada waktu Informan MN sibuk berjualan

masih dapat melihat, ketika Infoman MN sudah tidak bisa melihat

aktivitas usaha Informan MN pun terhenti karena keterbatasan

penglihatan. Penuturan Informan MN sebagai berikut.

“Bantu usaha orangtua, karena dulu masih bisa melihat dan

sibuk usaha online shop.”(Informan MN 2018)

Tidak banyak kegiatan yang bisa dikerjakan oleh Informan

MN karena sudah tak mampu lagi menggunakan indera

penglihatannya. Informan MN pun pernah terlarut dalam

kesedihan melihat kondisinya saat ini. Hal ini seperti penuturan

Informan RH ayah Informan MN, sebagai berikut.

 

Page 76: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

62

“....informan MN sempat berlarut dalam kesedihan ketika

mengetahui bahwa dirinya tidak bisa melihat

lagi.....”(Informan RH 2018)

Berdasarkan hasil wawancara, Informan MN tidak banyak

melakukan aktivitas sampai pada akhirnya Informan MN ikut

berpartisipasi di Yayasan Mitra Netra.

b. Sesudah Program

Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra menghasilkan

dampak positif bagi pekerja penyandang disabilitas tunanetra

yang bersangkutan. Mulai dari mempersiapkan diri untuk siap

bekerja hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan di sektor formal.

Pada saat ini Informan MN bekerja di sebuah perusahaan asing,

dimana keberhasilan Informan MN mendapatkan pekerjaan tak

luput dari peran Yayasan Mitra Netra yang menjembatani

diantara keduanya. Hal tersebut merupakan hal baru bagi

Informan MN karena sebelumnya belum pernah bekerja disektor

formal apalagi dengan kondisinya saat ini.

Pada akhirnya Informan MN memiliki pekerjaan tetap dan

juga penghasilan tetap setiap bulannya. Informan MN juga

menjelaskan bagaimana pendapatan, jenjang karir dan perbedaan

antara pekerja penyandang disabilitas dengan pekerja non-

disabilitas di perusahaan tempat dia bekerja. Penjelasannya

sebagai berikut:

“Penghasilan saya antara lain mencakup gaji pokok

2.000.000, uang transport dari 1.650.000, beserta insentif

per bulan yang besarnya tidak tentu, umumnya sekitar

500.000. Perbedaan penggajian antara pekerja tunanetra

 

Page 77: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

63

dengan yang non-tunanetra adalah pekerja non-disabilitas

mendapat kalau gaji pokok setara UMR, tetapi tidak

mendapat uang transport, sedangkan pekerja disabilitas gaji

pokok hanya cuman 2.000.000 namun mendapat tambahan

uang transport dimana jika dijumlahkan menjadi setara

UMR juga.”(Informan MN 2018)

Jika dijumlahkan pendapatan gaji pokok, uang transport dan

uang insentif, maka pendapatan yang didapat Informan MN

menjadi 4.150.000 rupiah. Informan MN juga menjelaskan uang

yang dikeluarkan setiap bulannya digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Penjelasannya sebagai berikut:

“Untuk makan sehari-hari saya lebih sering bawa bekal

dari rumah, yang disiapkan oleh mamah. Untuk

pengeluaran bekal saya biasa memberi mamah 700.000 per

bulan. Selain itu saya juga menyisihkan untuk papah

200.000 per bulan untuk menambah uang listrik. Kebutuhan

pakaian tidak sekitar 100.000 s.d 200.000 per bulan.

Karena aku juga orangnya jarang belanja. Jika ada sisa gaji

aku tabung buat nikahku kemaren.”(Informan MN 2018)

Melihat pendapatan serta pengeluaran Informan MN maka

selalu ada sisa walaupun tidak banyak untuk ditabung dan uang

yang ditabung sudah terpakai untuk biaya pernikahannya.

Mungkin Informan MN merupakan keluarga baru jadi belum

banyak pengeluran untuk kebutuhan keluarga. Kondisinya pada

saat ini juga belum memiliki anak, jadi tidak ada pengeluaran

tambahan untuk menghidupi seorang anak.

Selain kondisi keuangan, peneliti juga mencari informasi

mengenai kesehatan Informan MN dalam 3 bulan terakhir. Dalam

tiga bulan terakhir Informan MN tidak mempunyai keluhan

kesehatan. Pada saat ini Informan MN dan suami tidak tinggal 1

 

Page 78: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

64

rumah dikarenakan suami bekerja di Bandung, namun Informan

MN tetap berkomunikasi dengan suami via handphone untuk

mengetahui kabar dan kesehatan suami. Jika sakit, Informan MN

akan ke puskesmas atau klinik terdekat. Selain itu Informan MN

juga menjelaskan bagaimana cara memenuhi biaya administrasi

apabila sakit. Penjelasannya sebagai berikut:

“Alhamdulillah selalu diberikan kesehatan, saya sehat,

orang tua juga sehat, suami di Bandung juga sehat. Kalau

sakit lebih memilih istirahat di rumah, karena tidak pernah

sakit macam-macam. Tapi kalau misalkan kondisinya harus

dibawa ke puskesmas atau klinik, ya dibawa kesana. Untuk

administrasi kesehatan menggunakan BPJS, awalnya BPJS

Kesehatan saya bayar secara pribadi, namun dalam 3 bulan

terakhir ini biaya BPJS Kesehatan yang khusus tunanetra

dibayarkan oleh kantor 50.000. Karena saya ngambil kelas

satu, maka kekurangan bayar dari jatah kantor saya

tanggung sendiri.”(Informan MN 2018)

Dalam kehidupan bermasyarakat Informan MN tidak terlalu

aktif mengikuti kegiatan, seperti kegiatan organisasi, kegiatan

masyarakat atau membayar iuran kegiatan masyarakat.

“Saya tidak terlalu aktif berorganisasi, namun ketika di

Yayasan Mitra Netra pernah membuat kegiatan “Komunitas

Tunanetra berbagi”, dimana dalam beberapa bulan sekali

dilakukan pengumpulan dana untuk didonasikan ke panti

asuhan, atau pernah juga ke yayasan rumah kanker. Sejauh

ini ada atau tidak iuran dan kegiatan masyarakat, saya juga

kurang tahu karena masih tinggal bersama orang tua, info

kegiatan-kegiatan masyarakat mungkin disampaikan

kepada orang tua. Karena kurang informasi, jadi saya tidak

tahu apakah ada kegiatan atau tidak. Kalau pun ada

mungkin langsung minta kepada orang tua.”(Informan MN

2018)

 

Page 79: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

65

Dalam berpakaian, Informan MN memakai pakaian yang

berbeda pada setiap kegiatan, dan Informan MN selalu memiliki

pakaian baru setiap tahunnya. Seperti halnya penuturan Informan

MN:

“Kalau untuk pakaian kita sudah tahu porsinya masing-

masing kegiatan, karena sebagai pekerja tahu mana pakaian

yang layak di pakai buat bekerja, mana pakaian untuk di

rumah, mana pakaian untuk berpergian. Untuk membeli

kembali pakaian mempertimbangkan apakah pakaian yang

kita punya masih layak pakai atau tidak, kalau misalkan

sudah tidak layak pakai maka beli lagi pakaian baru untuk

menggantikannya. Belanja pakaian sekitar 1-2 baju per dua

bulan.”(Informan MN 2018)

Selain itu, informan MN juga menjelaskan bagaimana pola

makannya. Hal ini seperti penuturan Informan MN:

“Pola makan saya di kantor lebih sering membawa bekal,

yang dibuat mamah. Menunya beragam, kadang ayam,

kadang ikan, tapi biasanya mengandung sayur.”(Informan

MN 2018)

Pada saat ini keluarga Informan MN masih tinggal bersama

orangtua. Dalam melihat kondisi rumah Informan MN peneliti

menggunakan menggunakan metode pengamatan karena

wawancara tersebut dilaksanakan di rumah Informan MN.

Kondisi tempat tinggal Informan MN lebih jelasnya disajikan

pada Gambar 4.3.

 

Page 80: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

66

Gambar 4.3 Rumah Informan MN

Sumber : Hasil Observasi Rumah Informan MN, Minggu 4 Februari 2018

Gambar di atas, terlihat kondisi rumah informan MN tampak

depan. Kondisi rumah tersebut hingga kini masih sangat layak

huni terlihat dari kelayakan atap, lantai dan dinding serta luas

lahan rumahnya.

Dari hasil wawancara didukung oleh hasil observasi, dapat

disimpulkan bahwa Informan MN memang mendapatkan dampak

positif setelah mengikuti Program Ketenagakerjaan Yayasan

Mitra Netra pada sisi pekerjaan dan sisi kesejahteraannya.

Dampak negatifnya pada saat ini di perusahaan tempat Informan

MN bekerja, beliau masih harus berjuang menghadapi

diskriminasi pada sisi upah bekerja dan jenjang karir.

3. Kesejahteraan Informan MRA

a. Sebelum Program

Informan MRA merupakan seorang pekerja penyandang

disabilitas yang tinggal di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Kelahiran Jakarta, 18 April 1985, kini usia Informan MRA

 

Page 81: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

67

menginjak usia 32 tahun dan memiliki istri (Informan KH) yang

umurnya lebih tua tiga tahun dan seorang 1 anak yang usianya

baru menginjak umur 3 tahun. Informan MRA merupakan salah

satu penyandang disabilitas yang sudah bekerja dan sudah sarjana

sebelum berpartisipasi di Yayasan Mitra Netra. Hal ini seperti

penuturan Informan MRA sebagai berikut.

“Sebelum bekerja saya kuliah karena waktu itu belum

seperti ini, saya menjadi tunanetra ketika bekerja di kantor

saya yang sebelumnya.”(Informan MRA 2018)

Informan MRA akhirnya berhenti bekerja ketika menjadi

tunanetra. Selama tidak bekerja Informan MRA hanya

menghabiskan waktu di rumah sampai pada akhirnya Informan

MRA mendapatkan informasi mengenai Yayasan Mitra Netra.

Informan MRA akhirnya berpatisipasi di Yayasan Mitra Netra

untuk mempersiapkan diri di dunia kerja, khususnya sebagai

pekerja tunanetra.

b. Sesudah Program

Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra menghasilkan

dampak positif bagi pekerja penyandang disabilitas tunanetra

yang bersangkutan. Mulai dari mempersiapkan diri untuk siap

bekerja hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan di sektor formal.

Pada saat ini Informan MRA bekerja di sebuah perusahaan asing.

Dalam mencari lowongan pekerjaan Informan MRA cenderung

lebih mencari informasi sendiri. Pekerjaan yang di dapat pun

hasil usaha sendiri mencari informasi mengenai lowongan kerja

buat tunanetra. Meskipun demikian, banyak manfaat yang didapat

 

Page 82: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

68

ketika Informan MRA berpartisipasi di Yayasan Mitra Netra.

Penuturan Informan MRA sebagai berikut:

“.....sampai saya bisa tetap bertahan seperti ini di pekerjaan

saya itu ada sangkut-pautnya dengan pelatihan yang saya

lakukan di mitra netra. Bagi saya yang paling berperan

adalah pelatihan komputer bicara. Namun untuk lowongan

pekerjaan dimana saya bekerja saat ini waktu itu saya aktif

mencari informasinya sendiri, hingga diterima, jadi saya

tidak memerlukan peran Yayasan Mitra Netra lagi untuk

menjembatani antara saya dengan perusahaan. Namun dari

sisi ilmu yang diberikan pada program ketenagakerjaan

sangat berguna untuk kehidupan saya di dunia

pekerjaan”(Informan MRA 2018)

Saat ini Informan MRA memiliki pekerjaan tetap dan juga

penghasilan tetap setiap bulannya. Informan MRA juga

menjelaskan bagaimana pendapatan dan jenjang karirnya.

Perusahaan tempat Informan MRA bekerja merupakan salah satu

perusahaan yang tidak membedakan antara pekerja tunanetra

dengan pekerja non tunanetra. Penjelasannya sebagai berikut.

“Alhamdulillah pendapatan saya cukup. Secara nominal

sekitar 5.000.000 per bulan. Perbedaan dengan pekerja

normal yang non-tunanetra secara umum tidak saya

rasakan. Jenjang karirnya pun disamaratakan tidak ada

perbedaan asalkan mampu.”(Informan MRA 2018)

Jika melihat pendapatan yang didapatkan Informan MRA

jumlahnya merupakan jumlah terbesar dibandingkan informan

lainnya yang peneliti jadikan responden, hal tersebut terlihat

bahwa memang perusahaan tempat Informan MRA tidak

membeda-bedakan antara pekerja penyandang disabilitas dengan

pekerja non-disabilitas. Pendapatan tidak akan berarti apabila

 

Page 83: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

69

tidak dapat memenuhi pengeluaran kebutuhan hidup. Dengan

demikian, perlu dibandingkan dengan pengeluaran Informan

MRA setiap bulannya. Penuturan Informan sebaga berikut:

“Untuk pengeluaran sendiri cukup. Saya tinggal di rumah

orangtua istri juga bersama adik istri yang juga bekerja.

Untuk makan, listrik dan air kita patungan dengan jumlah

sekitar 500.000 per bulan. Untuk pakaian sendiri tidak

terlalu banyak pengeluaran karena tidak setiap bulan

membeli pakaian baru, diperkirakan sekitar 100 hingga 300

ribu per bulan. Uang transport sehari-hari menggunakan

transcare dan gratis, Pengeluaran hanya untuk berangkat

kerja sekitar 30.000 untuk bayar ojek online. Pengeluaran

untuk anak tampaknya lebih besar, karena sebagai orang tua

ingin menjaga anak tetap mendapat gizi dan asupan yang

baik. Pada bulan ini dengan kebutuhan pakaiannya,

pengeluaran anak sekitar 2.000.000 rupiah.”(Informan

MRA 2018)

Melihat pendapatan dan pengeluaran maka Informan MRA

mampu memenuhi kebutuhan. Di dalam keluarga Informan MRA

hanya dia yang bekerja, sang istri sendiri (Informan KH) hanya

sebagai ibu rumah tangga. Penuturan Informan KH sebagai istri

dari Informan MRA mengenai mampunya sang suami memenuhi

kehidupan keluarga, sebagai berikut:

“Alhamdulillah selama ini cukup buat menghidupi saya dan

anak. Walaupun kita tinggal bersama orangtua. Tapi

penghasilan bapak mampu memenuhi kebutuhan

kita.”(Informan KH 2018)

Selain kondisi keuangan, peneliti juga mencari informasi

mengenai kesehatan Informan MRA dalam 3 bulan terakhir.

Dalam tiga bulan terakhir Informan MRA tidak mempunyai

keluhan kesehatan dan jika sakit, Informan MRA lebih

 

Page 84: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

70

tergantung kondisi yang ada, jika masih bisa istirahat di rumah

maka tidak perlu ke sarana kesehatan. Namun apabila memang

harus dibawa ke sarana kesehatan maka Informan MRA akan ke

klinik atau rumah sakit. Selain itu Informan MRA juga

menjelaskan bagaimana cara memenuhi biaya administrasi

apabila sakit. Penjelasannya sebagai berikut:

“Alhamdulillah dalam 3 bulan terakhir ini kami semua

sehat. Untuk masalah kesehatan kita tergantung kondisi

yang ada, jika masih bisa istirahat di rumah tidak dibawa ke

dokter. Tapi jika harus ke dokter, kita bawa ke klinik atau

rumah sakit. Saya ikut BPJS Kesehatan secara mandiri. Jika

menghadapi kondisi yang harus ambil tindakan bayar non

BPJS pasti saya lakukan, karena terkadang ada juga biaya

yang tidak ditanggulangi oleh program BPJS. Jadi intinya

melihat situasinya terlebih dahulu.”(Informan MRA 2018)

Dalam pernyataan diatas terlihat bahwa Informan MRA siap

menjaga kesehatan dengan segala kemungkinan. Selain itu dalam

kehidupan bermasyarakat Informan MRA cenderung lebih pasif

dibandingkan responden lain di dalam penelitian ini. Penuturan

Informan MRA sebagai berikut:

“Saya tidak aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi dan

bermasyarakat. Saya cenderung menghabiskan waktu untuk

di kantor dan di rumah saja.”(Informan MRA 2018)

Dalam berpakaian, Informan MRA memakai pakaian yang

berbeda pada setiap kegiatan, dan Informan MRA selalu memiliki

pakaian baru setiap tahunnya. Seperti halnya penuturan Informan

MRA:

 

Page 85: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

71

“Kita memahami mana pakaian untuk bekerja, untuk di

rumah dan untuk berpergian. Rata-rata 2-3 bulan sekali kita

membeli pakaian baru.”(Informan MRA 2018)

Selain itu, informan MRA juga menjelaskan bagaimana pola

makannya. Hal ini seperti penuturan Informan MRA:

“Terkait pola makan, di kantor saya ke kantin, di rumah

makan bersama keluarga. Menunya setiap hari berbeda-

beda, diupayakan untuk memenuhi empat sehat lima

sempurna.”(Informan MRA 2018)

Dari wawancara di atas, Informan MRA masih

menyempatkan makan bersama keluarga di rumah, juga pola

makannya pun terjaga. Pada saat ini keluarga Informan MRA

tinggal bersama orang tua istrii. Dalam melihat kondisi rumah

Informan MRA peneliti menggunakan metode pengamatan

karena wawancara tersebut dilaksanakan di rumah Informan

MRA. Kondisi tempat tinggal Informan MRA disajikan pada

Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Rumah Informan MRA

Sumber : Hasil Observasi Rumah Informan MRA, Sabtu 10 Februari 2018

Gambar di atas, terlihat kondisi rumah informan MRA

tampak depan dan tampak dalam. Kondisi rumah tersebut hingga

 

Page 86: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

72

kini masih sangat layak huni terlihat dari kelayakan atap, lantai

dan dinding serta luas lahan rumahnya.

Dari hasil wawancara didukung oleh hasil observasi, dapat

disimpulkan bahwa Informan MRA memang mendapatkan

dampak positif setelah mengikuti Program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra dan berpampak positif pada

kesejahteraannya.

4. Kesejahteraan Informan SC

a. Sebelum Program

Informan SC lahir di Cepu, 2 Maret 1976, menjadi tunanetra

sewaktu sekolah dasar hingga saat ini. Informan SC sedari kecil

sudah berpartisipasi di Yayasan Mitra Netra, banyak program

yang diikuti oleh yang bersangkutan selama di Mitra Netra.

Sampai usianya siap mengikuti program ketenagakerjaan di

yayasan tersebut. Pada saat ini Informan SC adalah seorang ibu

sekaligus orang tua tunggal dari seorang anak perempuan yang

saat ini usianya 18 tahun. Kesehariannya sebelum bekerja beliau

hanya menghabiskan waktu untuk kursus di Yayasan Mitra Netra

dan ikut MLM. Penuturan Informan SC sebagai berikut:

“Sebelum bekerja selain kursus di Mitra Netra paling dulu

sempat ikut MLM.”(Informan SC 2018)

b. Sesudah Program

Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra menghasilkan

dampak positif bagi pekerja penyandang disabilitas tunanetra

 

Page 87: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

73

yang bersangkutan. Mulai dari mempersiapkan diri untuk siap

bekerja hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan di sektor formal.

Pada saat ini Informan SC bekerja di sebuah perusahaan

perbankan, dalam mencari lowongan pekerjaan Informan SC

mendapatkan informasi dari Yayasan Mitra Netra yang

mengabarkan bahwa perusahaan tersebut sedang membuka

lowongan besar-besaran untuk pekerja penyandang disabilitas.

Informan SC akhirnya ikut melamar dan interview. Pada akhirnya

Informan SC diterima di perusahaan perbankan tersebut.

Penuturan Informan SC, sebagai berikut:

“.....Mitra Netra juga sebagai penyalur antara penyandang

disabilitas dengan perusahaan. Saya dapat info lowongan

kerja di salah satu bank nasional dari Mitra Netra.

Kemudian saya ikut interview dan akhirnya sebagai salah

satu yang terpilih untuk bekerja di bank tersebut.”(Informan

SC 2018)

Pada akhirnya Informan SC dapat bekerja di perusahaan

tersebut dan juga penghasilan tetap setiap bulannya. Informan SC

juga menjelaskan bagaimana pendapatan dan jenjang karirnya di

perusahaan perbankan itu. Penjelasannya sebgai berikut:

“Pendapatan aku memenuhi UMR. Nominalnya 3.800.000

itu diluar insentif, yang umumnya bisa mencapai 500.000.

Tidak ada perbedaan gaji antara karyawan tunanetra dengan

yang non- tunanetra. Namun karyawan tunanetra sulit atau

lama untuk diangkat menjadi karyawan tetap. Saya melalui

2 kali penandatanganan kontrak baru diangkat jadi

karyawan tetap. Ada karyawan tunanetra lain baru diangkat

menjadi karyawan tetap setelah bekerja 4 tahun, suatu

perjuangan yang luar biasa.”(Informan SC 2018)

 

Page 88: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

74

Memperhatikan penjelasan Informan SC, maka butuh

perjuangan untuk menjadi karyawan tetap dikarenakan harus

bersaing dengan pekerja non-disabilitas. Setiap bulannya

Informan SC mendapatkan upah yang dibutuhkan untuk

memenuhi pengeluaran kebutuhan hidup. Pendapatan tidak akan

berarti apabila tidak dapat memenuhi pengeluaran kebutuhan

hidup, karenanya perlu membandingkan dengan pengeluaran

keluarga Informan SC. Penuturan Informan SC sebagai berikut:

“Pengeluaran untuk transport pulang pergi ke kantor

kurang lebih 500.000 per bulan. Kebutuhan pangan sekitar

500.000 per bulan. Kebutuhan pakaian sekali beli bisa

sampai 200.000. Pengeluaran untuk anak saat ini terasa

lebih ringan karena sudah berumur 18 tahun baru lulus

SMA dan saat ini sedang magang kerja. Sewaktu anak

masih sekolah agak berat karena harus memenuhi ongkos

buat ke sekolah sekitar 30.000 itu belum termasuk biaya

jika ada kegiatan tambahan lainnya di sekolah. Sehingga

tidak ada uang tersisa buat ditabung dan rekreasi. Biaya

listrik dan air sekitar 200.000. Selebihnya kadang-kadang

ada kebutuhan biaya dapur di luar makan sekitar 100.000

per bulan dan bayar kontrakan 1.000.000 per

bulan.”(Informan SC 2018)

Melihat pendapatan dan pengeluaran maka Informan SC

mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Walaupun setiap

bulannya belum tentu ada uang untuk ditabung dan rekreasi.

Namun, melihat cara Informan SC memenuhi kebutuhan

keluarga, yang bersangkutan mengerti kemana pemakaian uang

harus diprioritaskan, bukan untuk kebutuhan sekunder dan tersier

melainkan memprioritaskan pemakaian uang tersebut untuk

kebutuhan primer.

 

Page 89: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

75

Selain kondisi keuangan, peneliti juga mencari informasi

mengenai kesehatan Informan SC dalam 3 bulan terakhir. Dalam

tiga bulan terakhir Informan SC tidak mempunyai keluhan

kesehatan dan jika sakit, Informan SC lebih memilih ke rumah

sakit atau klinik terdekat. Selain itu Informan SC juga

menjelaskan bagaimana cara memenuhi biaya administrasi

apabila sakit, sebagai berikut:

“Dalam 3 bulan terakhir anak batuk-batuk. Waktu itu saya

bawa ke sarana kesehatan. Dulu kalo ada anggota keluarga

yang sakit dibawa ke rumah sakit UIN karena kami tinggal

di dekat sana. Sekarang, karena memanfaatkan asuransi

BPJS Ksehatan, jika ada yang sakit dibawa ke klinik Kimia

Farma. Biaya administrasi BPJS Kesehatan ditanggung

kantor sebesar 50.000. Karena saya mengambil kelas satu

jadi kekurangan preminya saya bayar sendiri.”(Informan

SC 2018)

Dalam kehidupan bermasyarakat Informan SC juga terbilang

aktif mengikuti kegiatan, seperti aktif dalam organisasi dan

mengikuti pengajian bulanan.

“Aku aktif di ITMI, di wilayah Depok sebagai sekretaris, di

wilayah Jakarta Selatan aku bagian kemuslimahan. Selalu

ada kegiatan pengajian 3 bulan sekali.”(Informan SC 2018)

Dalam berpakaian, Informan SC dan memakai pakaian yang

berbeda pada setiap kegiatan, dan juga Informan SC selalu

memiliki pakaian baru setiap tahunnya. Seperti halnya penuturan

Informan SC:

“Untuk pakaian kita sudah tahu porsinya masing-masing,

semisal anak sekolah pasti membutuhkan seragam untuk

sekolah sebagaimana halnya untuk saya bekerja. Untuk di

 

Page 90: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

76

rumah dan acara-acara yang lain pun seperti itu. Untuk

memperoleh pakaian baru per bulannya tidak tentu, sekitar

2 bulan sekali kita beli pakaian baru.”(Informan SC 2018)

Selain itu, informan SC juga menjelaskan bagaimana pola

makannya. Hal ini seperti penuturan Informan SC:

“Untuk pola makan, yang pasti saya ingin menjaga

kesehatan saya dan anak agar tetap sehat, yang pasti harus

ada sayur, daging, dan nasi.”(Informan SC 2018)

Dari wawancara diatas, Informan SC masih menyempatkan

makan bersama keluarga di rumah, juga pola makannya pun

terjaga. Pada saat ini Informan SC tinggal di sebuah kontrakan di

daerah Jakarta Selatan. Untuk mendapatkan gambaran kondisi

rumah Informan SC peneliti menggunakan metode pengamatan

karena wawancara tersebut dilaksanakan di rumah Informan SC.

Kondisi tempat tinggal Informan SC disajikan pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Rumah Informan SC

Sumber : Hasil Observasi Rumah Informan SC, Minggu 11 Februari 2018

Gambar di atas, terlihat kondisi rumah informan SC tampak

dalam. Kondisi rumah tersebut hingga kini masih sangat layak

 

Page 91: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

77

huni terlihat dari kelayakan atap, lantai dan dinding serta luas

lahan rumahnya.

Dari hasil wawancara didukung oleh hasil observasi, dapat

disimpulkan bahwa Informan SC memang mendapatkan dampak

positif setelah mengikuti Program Ketenagakerjaan Yayasan

Mitra Netra dan berpampak positif pada kesejahteraannya.

 

Page 92: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

78

 

Page 93: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

79

BAB V

PEMBAHASAN

A. Kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra

Netra

Penelitian ini mengunakan analisis kualitatif, mengkaji

dampak positif dan dampak negatif yang dihasilkan dari

kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

terhadap kesejahteraan pekerja penyandang disabilitas.

Merujuk pada teori, kontribusi (BAB II, t.t., 20) adalah

“something that you do or give to help produce or achieve

something together with other people, or to help make something

successful” (sesuatu yang dilakukan atau diberikan untuk

membantu produksi atau mencapai sesuatu untuk mencapai

kesuksesan). Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu

berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian

memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak

lain. Selain itu, program menurut Joan L Herman (BAB II, t.t., 21)

adalah segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan

harapan dengan mendatangkan hasil atau pengaruh.

Berdasarkan teori di atas, hasil dari kontribusi program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra pada pekerja penyandang

disabilitas bisa dilihat dari dampak positif dan dampak negatif.

Penjelasan disajikan pada tabel 5.1, sebagai berikut:

 

Page 94: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

80

Tabel 5.1 Kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra

Netra pada Pekerja Penyandang Disabilitas

No Nama

Kontribusi Program pada Pekerja

Penyandang Disabilitas

Dampak Positif Dampak Negatif

1 Informan DN

Kini bekerja

sebagai pegawai

swasta

Mendapatkan

diskriminasi pada

sumber penggajian

dan jenjang karir

di tempat kerja

2 Informan MN

Kini bekerja

sebagai pegawai

swasta

Mendapatkan

diskriminasi pada

sumber penggajian

dan jenjang karir

di tempat kerja

3 Informan MRA

Kini bekerja

sebagai pegawai

swasta

Mendapatkan

diskriminasi pada

sumber penggajian

dan jenjang karir

4 Informan SC

Kini bekerja

sebagai pegawai

swasta

Mendapatkan

diskriminasi pada

sumber penggajian

dan jenjang karir

Melihat penjabaran dari tabel diatas terlihat bahwa,

(1)terdapat dampak positif pada sisi mata pencaharian dari setiap

informan, hal ini sesuai dengan tujuan Program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra, yakni untuk meningkatkan peluang

partisipasi penyandang disabilitas pada dunia kerja (2)terdapat

dampak negatif pada 2 informan, yaitu menjadi korban

diskriminasi pada sumber penggajian dan jenjang karir di tempat

informan tersebut bekerja, keterkaitannya dengan Program

 

Page 95: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

81

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra adalah terdapat peran

yayasan ini sebagai pencalo diantara keduanya.

B. Kesejahteraan Pekerja Penyandang Disabilitas

Analisis ini dilakukan untuk melihat bagaimana

kesejahteraan pekerja penyandang disabilitas dimana memiliki

keterkaitan dengan apa yang dihasilkan dari kontribusi Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra.

Merujuk teori, pengertian kesejahteraan (BAB II, t.t., 22)

adalah suatu keadaan yang aman, sentosa, dan makmur, jika

kebutuhan akan keamanan, keselamatan dan kemakmuran ini

dapat terpenuhi, maka akan terciptalah kesejahteraan. Sedangkan

penyandang disabilitas (BAB II, t.t., 24) adalah seseorang yang

memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual dan sensorik

dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan

lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui hambatan

yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh berdasarkan

kesamaan hak.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

kesejahteraan penyandang disabilitas adalah keadaan seseorang

yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual dan sensorik

yang aman, sentosa, dan makmur. Secara umum peningkatan

kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas (BAB II, t.t., 27)

di tandai oleh:

 

Page 96: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

82

1. Meningkatnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan

dasar manusia (pangan, sandang dan papan) serta kesehatan

dan pendidikan secara layak.

2. Meningkatnya dinamika sosial, Dinamika sosial adalah

penelaahan tentang perubahan-perubahan yang terjadi di

dalam fakta-fakta sosial yang saling berhubungan satu

dengan lainnya.

Berdasarkan teori di atas, kesejahteraan pekerja penyandang

disabilitas bisa dilihat melalui indikator di atas. Peneliti

menjabarkannya sesuai dengan urutan masing-masing informan,

untuk penjelasannya sebagai berikut:

1. Kesejahteraan Informan DN

Pada tabel 5.2 menunjukan tentang bentuk-bentuk

pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan

dari Informan DN yang merupakan bagian indikator pada nomor

1.

Tabel 5.2 Tabel Kebutuhan Dasar Informan DN

No Kebutuhan Indikator Keberhasilan

1 Pangan Makan dua kali

atau lebih, jenis

makanan pokok

sesuai

domisili.

Makan dengan

daging/ikan/telur

sekali dalam

seminggu (tidak

untuk vegetarian)

 

Page 97: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

83

2 Sandang Pakaian berbeda

sesuai dengan

kebutuhan dan

kegiatan

Memperoleh

pakaian baru

minimal 1 stel

dalam 1 tahun

3 Papan Mempunyai atap,

dinding, dan

lantai yang baik

sesuai dengan

perlindungan dan

kesehatan

Luas lantai 8

meter² untuk

setiap penghuni

rumah

4 Kesehatan Jika sakit dibawa

ke sarana

kesehatan ✓

Keadaan

kesehatan dalam

3 bulan terakhir ✓

Melihat penjabaran dari tabel diatas terlihat bahwa, pada

pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari Informan DN makan

nasi sehari tiga kali dengan lauk yang setiap harinya berbeda,

yang terpenting ada sayur, ikan dan dagingnya. Informan DN

juga sering untuk makan bersama keluarga, setiap hari Informan

DN dan keluarga makan bersama, kecuali pada waktu bekerja.

Hal ini menunjukan bahwa tingkat pemenuhan kebutuhan pangan

Informan DN sudah memenuhi kebutuhan pangan yang baik.

Informan DN mampu menyediakan makan sehari 3 kali dengan

 

Page 98: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

84

makanan yang bergizi, baik menggunakan lauk dari protein

hewani seperti daging ayam, telur, ikan, sapi, maupun protein

nabati seperti sayuran. Hal tersebut dimungkinkan karena

Informan DN mampu mengalokasikan sebagian penghasilannya

untuk kebutuhan pangan.

Dalam pemenuhan sandang, dalam setahun Informan DN

dan keluarga selalu membeli pakaian baru. Setiap 3 bulan sekali

Informan DN membeli pakaian baru untuk masing-masing

kegiatan, tergantung pada kebutuhannya. Informan DN bisa

menentukan mana pakaian untuk bekerja, pakaian untuk di rumah

dan pakaian untuk berpergian. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat kesejahteraan sandang Informan DN sudah cukup baik.

Dalam observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh

peneliti, Informan DN kini tinggal di rumah orangtuanya di

Kawasan Kota Depok, rumah tersebut berukuran lebih dari 8

meter², dengan kondisi yang layak untuk dihuni. Melihat kondisi

lantai, dinding dan atapnya masih layak untuk dihuni.

Dalam tiga bulan terakhir Informan DN dalam keadaan

sehat. Informan DN tidak mempunyai keluhan kesehatan, untuk

saat ini paling hanya kontrol kehamilan istri. Upaya yang

dilakukan Informan DN hanyalah makan yang teratur, dan terus

olahraga teratur. Jika sakit, Informan DN akan berobat ke

puskesmas jika dirujuk ke rumah sakit maka Informan DN akan

ke rumah sakit terdekat. Selain itu upaya Informan DN untuk

memenuhi biaya adminstrasi jika sakit harus ke sarana kesehatan,

 

Page 99: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

85

dengan menggunakan BPJS, dalam 3 bulan terakhir kantor

tempat Informan DN bekerja menanggung pembayaran BPJS

khusus untuk karyawan difabel.

Meningkatnya Dinamika Sosial

Dinamika sosial Informan DN merupakan bagian indikator

kesejahteraan penyandang disabilitas pada nomor 2. Pada hal ini

peneliti menjelaskannya secara deskriptif mengenai dinamika

sosial Informan DN yang memiliki keterkaitan dengan Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra, penjelasannya sebagai berikut:

Pada awalnya Infoman DN merupakan seorang wirausaha.

Namun setiap usaha yang dijalankan Informan DN tidak berjalan

dengan baik, lebih banyak kerugiannya daripada pendapatannya,

hingga pada akhirnya Informan DN berpartisipasi pada Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra. Program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra menghasilkan dampak positif bagi pekerja

penyandang disabilitas tunanetra yang bersangkutan. Mulai dari

mempersiapkan diri agar siap bekerja hingga akhirnya

mendapatkan pekerjaan di sektor formal. Pada saat ini Informan

DN bekerja di sebuah perusahaan asing yang berujung

penghasilan, dimana di dalam keberhasilan Informan DN

mendapatkan pekerjaan tak luput dari peran Yayasan Mitra Netra

yang menjembatani diantara keduanya.

Pada akhirnya Informan DN memiliki pekerjaan tetap dan

juga penghasilan tetap setiap bulannya. Dalam sebulan Informan

DN mendapatkan upah kerja sebesar 3.650.000 rupiah. Sumber

penggajiannya dibagi menjadi 2 sumber, yaitu: gaji pokok dan

uang transport. Gaji pokoknya 2.000.000 rupiah dan uang

transportnya 1.650.000 rupiah, belum dengan insentifnya.

Terdapat perbedaan antara pekerja penyandang disabilitas dengan

pekerja non-disabilitas dalam pemberian upah bekerja. Untuk

 

Page 100: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

86

pekerja non-disabilitas gaji mereka setara dengan UMR dan

mendapatkan insentiif, tetapi tidak dapat uang transport. Kalau

dari sisi pekerjaan sedikit berbeda karena pekerjaan penyandang

disabilitas merupakan event charity dari kantor, jadi tidak

terdapat jenjang kariernya. Berbeda dengan pekerja pada

umumnya yang memiliki jenjang karier.

Melihat penjabaran deskriptif mengenai dinamika sosial

Informan DN diatas terlihat bahwa, (1)terdapat dampak positif

pada sisi mata pencaharian Informan DN, hal ini sesuai dengan

tujuan Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra, yakni

untuk meningkatkan peluang partisipasi penyandang disabilitas

pada dunia kerja (2)terdapat dampak negatif, yaitu Informan DN

harus menghadapi diskriminasi pada sumber penggajian dan

jenjang karir di tempat informan DN bekerja, jika melihat

perundang-undangan mengenai penyadang disabilitas sudah

seharusnya Informan DN mendapatkan kesamaan hak pada sisi

sumber penggajian dan jenjang karir dengan yang non-tunanetra.

2. Kesejahteraan Informan MN

Pada tabel 5.3 menunjukan tentang bentuk-bentuk pemenuhan

kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan dari Informan

MN yang merupakan bagian indikator pada nomor 1.

Tabel 5.3 Tabel Kebutuhan Dasar Informan MN

No Kebutuhan Indikator Keberhasilan

1 Pangan Makan dua kali

atau lebih, jenis

makanan pokok

sesuai

 

Page 101: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

87

domisili.

Makan dengan

daging/ikan/telur

sekali dalam

seminggu (tidak

untuk vegetarian)

2 Sandang Pakaian berbeda

sesuai dengan

kebutuhan dan

kegiatan

Memperoleh

pakaian baru

minimal 1 stel

dalam 1 tahun

3 Papan Mempunyai atap,

dinding, dan

lantai yang baik

sesuai dengan

perlindungan dan

kesehatan

Luas lantai 8

meter² untuk

setiap penghuni

rumah

4 Kesehatan Jika sakit dibawa

ke sarana

kesehatan ✓

Keadaan

kesehatan dalam

3 bulan terakhir ✓

Melihat penjabaran dari tabel diatas terlihat bahwa, pada

pemenuhan pangan sehari-hari Informan MN makan nasi tiga kali

sehari dengan lauk yang beragam, kadang ayam, kadang ikan.

Hal ini menunjukan bahwa tingkat pemenuhan kebutuhan pangan

Informan MN sudah memenuhi kebutuhan pangan yang baik.

 

Page 102: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

88

Informan MN mampu menyediakan makan sehari 3 kali dengan

makanan yang bergizi, baik menggunakan lauk dari protein

hewani seperti daging ayam, telur, ikan, sapi, maupun protein

nabati seperti sayuran. Hal tersebut dimungkinkan karena

Informan MN mampu mengalokasikan sebagian penghasilannya

untuk kebutuhan pangan.

Dalam pemenuhan sandang, dalam setahun Informan MN

selalu membeli pakaian baru. Setiap 2 bulan sekali Informan MN

membeli 1 sampai 2 pakaian baru untuk masing-masing kegiatan,

tergantung pada kebutuhannya. Informan MN bisa menentukan

mana pakaian untuk bekerja, pakaian untuk di rumah dan pakaian

untuk berpergian. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

kesejahteraan sandang Informan MN sudah cukup baik.

Dalam observasi dan wawancara yang telah dilakukan

peneliti, Informan MN kini tinggal di rumah orangtuanya di

Daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan rumah tersebut berukuran lebih

dari 8 meter², dengan kondisi yang layak untuk dihuni. Melihat

kondisi lantai, dinding dan atapnya masih layak untuk dihuni.

Dalam tiga bulan terakhir Informan MN baik-baik saja. Jika

sakit, Informan MN akan pergi ke puskesmas atau klinik

terdekat. Selain itu upaya Informan MN untuk memenuhi biaya

adminstrasi jika sakit harus ke sarana kesehatan, dengan

menggunakan BPJS. Pada awalnya BPJS Informan MN bayar

secara pribadi, cuman 3 bulan terakhir ini biaya BPJS yang

khusus tunanetra dibayarkan oleh kantor sebesar 50.000 rupiah.

 

Page 103: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

89

Karena Informan MN mengambil kelas satu, maka kekurangan

bayar dari jatah kantor ditanggung secara pribadi.

Meningkatnya Dinamika Sosial

Dinamika sosial Informan MN merupakan bagian indikator

kesejahteraan penyandang disabilitas pada nomor 2. Pada hal ini

peneliti menjelaskannya secara deskriptif mengenai dinamika

sosial Informan MN yang memiliki keterkaitan dengan Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra, penjelasannya sebagai berikut:

Informan MN pada saat ini baru saja genap 1 bulan

berkeluarga, memiliki seorang suami dan belum dikaruniai anak.

Informan MN dan suami merupakan pasangan suami istri

tunanetra. Informan MN menjadi tunanetra ketika 2 tahun lulus

kuliah. Informan MN menderita penyakit glukoma sejak kecil

hingga akhirnya penyakit tersebut mempengaruhi syaraf

penglihatan Informan MN. Sebelum berpartisipasi di Yayasan

Mitra Netra, Informan MN hanya sibuk berjualan via online dan

ikut membantu usaha orangtua. Kondisi pada waktu Informan

MN sibuk berjualan masih dapat melihat, ketika Infoman MN

sudah tidak bisa melihat aktivitas usaha Informan MN pun

terhenti karena keterbatasan penglihatan. Informan MN tidak

banyak melakukan aktivitas sampai pada akhirnya Informan MN

ikut berpartisipasi di Yayasan Mitra Netra.

Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

menghasilkan dampak positif bagi pekerja penyandang disabilitas

tunanetra yang bersangkutan. Mulai dari mempersiapkan diri agar

siap bekerja hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan di sektor

formal. Pada saat ini Informan MN bekerja di sebuah perusahaan

asing yang berujung penghasilan, dimana di dalam keberhasilan

Informan MN mendapatkan pekerjaan tak luput dari peran

Yayasan Mitra Netra yang menjembatani diantara keduanya.

 

Page 104: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

90

Pada akhirnya Informan MN memiliki pekerjaan tetap dan

juga penghasilan tetap setiap bulannya. Dalam sebulan Informan

MN mendapatkan upah kerja sebesar 4.150.000 rupiah. Sumber

penggajiannya dibagi menjadi 3, yaitu: gaji pokok, uang

transport, dan uang insentif. Gaji pokok sebesar 2.000.000 rupiah,

uang transport sebesar 1.650.000 rupiah, dan uang insentif

umumnya sebesar 500.000 rupiah. Perbedaan penggajian antara

pekerja tunanetra dengan yang non-tunanetra adalah digaji pokok

dan uang transport. Pekerja non-disabilitas mendapat kalau gaji

pokok setara UMR, tetapi tidak mendapat uang transport,

sedangkan pekerja disabilitas gaji pokok hanya cuman 2.000.000

namun mendapat tambahan uang transport dimana jika

dijumlahkan menjadi setara UMR

Melihat penjabaran deskriptif mengenai dinamika sosial

Informan MN diatas terlihat bahwa, (1)terdapat dampak positif

pada sisi mata pencaharian Informan MN, hal ini sesuai dengan

tujuan Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra, yakni

untuk meningkatkan peluang partisipasi penyandang disabilitas

pada dunia kerja (2)terdapat dampak negatif, yaitu Informan MN

harus menghadapi diskriminasi pada sumber penggajian dan

jenjang karir di tempat informan MN bekerja, jika melihat

perundang-undangan mengenai penyadang disabilitas sudah

seharusnya Informan MN mendapatkan kesamaan hak pada sisi

sumber penggajian dan jenjang karir dengan yang non-tunanetra.

 

Page 105: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

91

3. Kesejahteraan Informan MRA

Pada tabel 5.4 menunjukan tentang bentuk-bentuk pemenuhan

kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan dari Informan

MRA yang merupakan bagian indikator pada nomor 1.

Tabel 5.4 Tabel Kebutuhan Dasar Informan MRA

No Kebutuhan Indikator Keberhasilan

1 Pangan Makan dua kali

atau lebih, jenis

makanan pokok

sesuai

domisili.

Makan dengan

daging/ikan/telur

sekali dalam

seminggu (tidak

untuk vegetarian)

2 Sandang Pakaian berbeda

sesuai dengan

kebutuhan dan

kegiatan

Memperoleh

pakaian baru

minimal 1 stel

dalam 1 tahun

3 Papan Mempunyai atap,

dinding, dan

lantai yang baik

sesuai dengan

perlindungan dan

kesehatan

Luas lantai 8

meter² untuk

setiap penghuni

rumah

 

Page 106: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

92

4 Kesehatan Jika sakit dibawa

ke sarana

kesehatan ✓

Keadaan

kesehatan dalam

3 bulan terakhir ✓

Melihat penjabaran dari tabel diatas terlihat bahwa, dalam

pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari Informan MRA

mengkonsumsi makanan yang berbeda setiap harinya. Yang

terpenting adalah empat sehat lima sempurna. Hal ini merupakan

bagian upaya menjaga kesehatan. Dalam pemenuhan makan

bersama keluarga, Informan MRA sering makan bersama dengan

keluarga, kecuali di waktu beliau bekerja. Hal tersebut

dimungkinkan karena Informan MRA mampu mengalokasikan

sebagian penghasilannya untuk kebutuhan pangan.

Dalam pemenuhan sandang, dalam setahun Informan MRA

selalu membeli pakaian baru. Setiap 2 sampai 3 bulan sekali

Informan MRA membeli pakaian baru untuk masing-masing

kegiatan tergantung pada kebutuhannya. Informan MRA bisa

menentukan mana pakaian untuk bekerja, pakaian untuk di rumah

dan pakaian untuk berpergian. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat kesejahteraan sandang Informan MRA sudah cukup baik.

Dalam observasi dan wawancara yang telah dilakukan

peneliti, Informan MRA kini tinggal di rumah orangtua istri di

kawasan elite Daerah Cempaka Putih, Jakarta Pusat rumah

tersebut berukuran lebih dari 8 meter², dengan kondisi yang layak

 

Page 107: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

93

untuk dihuni. Melihat kondisi lantai, dinding dan atapnya masih

layak untuk dihuni.

Dalam tiga bulan terakhir Informan MRA tidak mengalami

gangguan kesehatan, Informan MRA lebih memilih kondisional

apabila sakit, apabila masih bisa istirahat di rumah maka tidak

perlu ke sarana kesehatan. Tapi jika harus ke dokter, Informan

MRA akan ke klinik atau rumah sakit. Selain itu upaya Informan

MRA untuk memenuhi biaya adminstrasi jika sakit harus dibawa

ke sarana kesehatan, dengan menggunakan BPJS. Untuk BPJS

Informan MRA mengurus secara mandiri. Jika menghadapi

kondisi yang harus ambil tindakan bayar non BPJS akan tetap

dilakukan Informan MRA, terkadang ada juga biaya yang tidak

ditanggulangi oleh program BPJS. Jadi intinya melihat situasinya

terlebih dahulu.

Meningkatnya Dinamika Sosial

Dinamika sosial Informan MRA merupakan bagian indikator

kesejahteraan penyandang disabilitas pada nomor 2. Pada hal ini

peneliti menjelaskannya secara deskriptif mengenai dinamika

sosial Informan MRA yang memiliki keterkaitan dengan Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra, penjelasannya sebagai berikut:

Informan MRA merupakan salah satu penyandang disabilitas

yang sudah bekerja dan sudah sarjana sebelum berpartisipasi di

Yayasan Mitra Netra. Informan MRA terlahir dengan normal

sempat menyelesaikan gelar sarjana dan bekerja selama 2 tahun

hingga akhirnya berhenti bekerja ketika menjadi tunanetra.

 

Page 108: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

94

Selama tidak bekerja Informan MRA hanya menghabiskan waktu

di rumah sampai pada akhirnya Informan MRA mendapatkan

informasi mengenai Yayasan Mitra Netra. Informan MRA

akhirnya berpatisipasi di Yayasan Mitra Netra untuk

mempersiapkan diri di dunia kerja, khususnya sebagai pekerja

tunanetra.

Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

menghasilkan dampak positif bagi pekerja penyandang disabilitas

tunanetra yang bersangkutan. Mulai dari mempersiapkan diri agar

siap bekerja hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan di sektor

formal. Pada saat ini Informan MRA bekerja di sebuah

perusahaan asing yang berujung penghasilan, dalam mencari

lowongan pekerjaan Informan MRA cenderung lebih mencari

informasi sendiri. Pekerjaan yang di dapat pun hasil usaha

sendiri mencari informasi mengenai lowongan kerja buat

tunanetra. Meskipun demikian, banyak manfaat yang didapat

ketika Informan MRA berpartisipasi di Yayasan Mitra Netra.

Pada akhirnya Informan MRA memiliki pekerjaan tetap dan

juga penghasilan tetap setiap bulannya. Dalam sebulan Informan

MRA mendapatkan upah kerja sebesar 5.000.000 rupiah. Tidak

ada penjelasan mengenai pengelompokan sumber penggajian.

Tidak terdapat perbedaan antara pekerja penyandang disabilitas

dengan pekerja non-disabilitas. Melihat jenjang karirnya pun

disamaratakan tidak ada perbedaan asalkan setiap pekerja mampu

menjalankan tugas dan tanggung jawab pada pekerjaan yang

ditekuni.

Melihat penjabaran deskriptif mengenai dinamika sosial

Informan MRA diatas terlihat bahwa, terdapat dampak positif

pada sisi mata pencaharian Informan MRA, hal ini sesuai dengan

tujuan Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra, yakni

 

Page 109: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

95

untuk meningkatkan peluang partisipasi penyandang disabilitas

pada dunia kerja, tidak terdapat diskriminasi yang dihadapi

Informan MRA pada sumber penggajian dan jenjang karir di

tempat informan MRA bekerja, namun dengan begitu tidak

terdapat pula kompensasi untuk pekerja tunanetra, semua

disamaratakan hak dan kewajibannya dengan pekerja non-

tunanetra.

4. Kesejahteraan Informan SC

Pada tabel 5.5 menunjukan tentang bentuk-bentuk pemenuhan

kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan dari Informan

MN yang merupakan bagian indikator pada nomor 1.

Tabel 5.5 Tabel Kebutuhan Dasar Informan SC

No Kebutuhan Indikator Keberhasilan

1 Pangan Makan dua kali

atau lebih, jenis

makanan pokok

sesuai

domisili.

Makan dengan

daging/ikan/telur

sekali dalam

seminggu (tidak

untuk vegetarian)

2 Sandang Pakaian berbeda

sesuai dengan

kebutuhan dan

kegiatan

Memperoleh

pakaian baru

minimal 1 stel

dalam 1 tahun

 

Page 110: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

96

3 Papan Mempunyai atap,

dinding, dan

lantai yang baik

sesuai dengan

perlindungan dan

kesehatan

Luas lantai 8

meter² untuk

setiap penghuni

rumah

4 Kesehatan Jika sakit dibawa

ke sarana

kesehatan ✓

Keadaan

kesehatan dalam

3 bulan terakhir ✓

Melihat penjabaran dari tabel diatas terlihat bahwa, dalam

pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari Informan SC

mengkonsumsi nasi dengan lauk pauk dan sayuran. Beberapa kali

Informan SC mengkonsumsi ikan, daging, telur dalam seminggu.

Dalam pemenuhan makan bersama dengan keluarga SC dan anak

sering melakukannya, kecuali di waktu bekerja. Hal tersebut

dimungkinkan karena Informan SC mampu mengalokasikan

sebagian penghasilannya untuk kebutuhan pangan.

Dalam pemenuhan sandang, dalam setahun Informan SC

selalu membeli pakaian baru. Setiap 2 bulan sekali Informan SC

membeli pakaian baru untuk masing-masing kegiatan tergantung

pada kebutuhannya. Informan SC bisa menentukan mana pakaian

untuk bekerja, pakaian untuk di rumah dan pakaian untuk

 

Page 111: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

97

berpergian. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan

sandang Informan SC sudah cukup baik.

Dalam observasi dan wawancara yang telah dilakukan

peneliti, kini Informan SC dan anaknya tinggal di sebuah

kontrakan. Dengan luas yang lebih dari 8 meter², dan bangunan

yang sangat layak untuk dihuni. Tembok yang permanen, atap

yang kokoh dan juga seluruh lantai yang sudah dikeramik. Untuk

biaya kontrakannya sendiri seharga 1.000.000 rupiah untuk satu

bulan. Bagi peneliti harga tersebut cukup layak apabila melihat

kondisi kontrakannya saat ini.

Dalam tiga bulan terakhir Informan SC baik-baik saja. Jika

sakit, Informan SC akan pergi ke puskesmas atau klinik terdekat.

Selain itu upaya Informan SC untuk memenuhi biaya adminstrasi

jika sakit harus dibawa ke sarana kesehatan, dengan

menggunakan BPJS. Pada awalnya BPJS Informan SC bayar

secara pribadi, dalam 3 bulan terakhir biaya BPJS yang khusus

tunanetra dibayarkan oleh kantor sebesar 50.000 rupiah. Karena

Informan SC mengambil yang kelas satu jadi kekurangan

preminya dibayarkan secara pribadi.

Meningkatnya Dinamika Sosial

Dinamika sosial Informan SC merupakan bagian indikator

kesejahteraan penyandang disabilitas pada nomor 2. Pada hal ini

peneliti menjelaskannya secara deskriptif mengenai dinamika

sosial Informan SC yang memiliki keterkaitan dengan Program

Ketenagakerjaan Yayasan Mitra, penjelasannya sebagai berikut:

 

Page 112: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

98

Informan SC menjadi tunanetra sewaktu sekolah dasar hingga

saat ini. Informan SC sedari kecil sudah berpartisipasi di Yayasan

Mitra Netra, banyak program yang diikuti oleh yang

bersangkutan selama di Mitra Netra. Sampai usianya siap

mengikuti program ketenagakerjaan di yayasan tersebut. Pada

saat ini Informan SC adalah seorang ibu sekaligus orang tua

tunggal dari seorang anak perempuan yang saat ini usianya 18

tahun. Kesehariannya sebelum bekerja beliau hanya

menghabiskan waktu untuk kursus di Yayasan Mitra Netra dan

ikut MLM hingga akhirnya Informan SC ikut serta dalam

Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra.

Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

menghasilkan dampak positif bagi pekerja penyandang disabilitas

tunanetra yang bersangkutan. Mulai dari mempersiapkan diri agar

siap bekerja hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan di sektor

formal. Pada saat ini Informan SC bekerja di sebuah perusahaan

asing yang berujung penghasilan, Pada saat ini Informan SC

bekerja di sebuah perusahaan perbankan, dalam mencari

lowongan pekerjaan Informan SC mendapatkan informasi dari

Yayasan Mitra Netra yang mengabarkan bahwa perusahaan

tersebut sedang membuka lowongan besar-besaran untuk pekerja

penyandang disabilitas. Informan SC akhirnya ikut melamar dan

interview. Pada akhirnya Informan SC diterima di perusahaan

perbankan tersebut.

Pada akhirnya Informan SC memiliki pekerjaan tetap dan

juga penghasilan tetap setiap bulannya. Dalam sebulan Informan

SC mendapatkan upah bekerja sebesar 3.800.000 rupiah. Upah

tersebut diluar insentif, yang umumnya bisa mencapai 500.00

rupiah. Tidak terdapat perbedaan gaji dan jenjang karier antara

 

Page 113: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

99

pekerja penyandang disabilitas dengan pekerja non-disabilitas.

Hanya membutuhkan perjuangan untuk promosi jabatan karena

harus bersaing dengan pekerja non-disabilitas.

Melihat penjabaran deskriptif mengenai dinamika sosial

Informan SC diatas terlihat bahwa, terdapat dampak positif pada

sisi mata pencaharian Informan SC, hal ini sesuai dengan tujuan

Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra, yakni untuk

meningkatkan peluang partisipasi penyandang disabilitas pada

dunia kerja, tidak terdapat diskriminasi yang dihadapi Informan

SC pada sumber penggajian dan jenjang karir di tempat informan

SC bekerja, namun dengan begitu tidak terdapat pula kompensasi

untuk pekerja tunanetra, semua disamaratakan hak dan

kewajibannya dengan pekerja non-tunanetra.

 

Page 114: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

100

 

Page 115: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

101

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai analisis

dampak Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra terhadap

kesejahteraan pekerja penyandang disabilitas tunanetra beserta

keluarganya melalui wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Kontribusi Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

para pekerja penyandang disabilitas adalah menghasilkan

sebuah mata pencaharian pada sektor formal yang ujungnya

menghasilkan pendapatan. Sebelum berpartisipasi pada

Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra, para pekerja

penyandang disabilitas memiliki kondisi yang berbeda-beda

dalam mata pencaharian. Informan DN bekerja sebagai

wirausaha namun selalu mendapatkan kegagalan dan

kerugian dalam proses berwirausaha. Informan MN tidak

memiliki pekerjaan sebelum berpartisipasi di Yayasan Mitra

Netra. Informan MRA tidak memiliki pekerjaan sama halnya

seperti Informan MN. Informan SC hanya mengandalkan

ikut MLM untuk memenuhi biaya hidup.

2. Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra dapat

membantu meningkatkan peluang kerja bagi para

penyandang disabilitas tunanetra, hal tersebut terlihat ketika

para penyandang disabilitas selesai mengikuti berbagai

 

Page 116: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

102

kegiatan dalam Program Ketenagakerjaan dapat memiliki

pekerjaan tetap dengan penghasilan yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Dalam hal ini peneliti

menggunakan indikator kesejahteraan penyandang disabilitas

yang ditinjau dari buku Pedoman Kelompok Usaha

Penyandang Cacat, berikut ini adalah kondisi kesejahteraan

pekerja penyandang disabilitas pasca program. Informan

MRA dan Informan SC dapat memenuhi kedua indikator

kesejahteraan penyandang disabilitas dengan cukup baik.

Informan DN dan Informan MN masih harus berjuang

menghadapi diskriminasi yang didapatkan di tempat nereka

bekerja walaupun seperti itu kedua informan tersebut mampu

memenuhi kebutuhan dasar hidup seperti pangan, sandang,

papan, dan kesehatan.

B. Implikasi

Sebagai suatu penelitian yang telah dilakukan dari kesimpulan

yang ditarik tentu mempunyai implikasi. Maka penelitian ini

diharapkan bisa bermanfaat bagi banyak pihak dan penelitian-

penelitian selanjutnya. Sehubung dengan hal tersebut, maka

implikasinya adalah:

1. Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra, merupakan program

untuk meningkatkan partisipasi peluang kerja tunanetra.

Kontribusi Program Ketenagakerjaan ini memiliki kontribusi

secara langsung terhadap pekerja tunanetra dengan

membantu memperoleh pekerjaan dan secara tidak langsung

 

Page 117: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

103

terhadap kesejahteraan keluarganya. Hal ini diperkuat dengan

adanya peningkatan kesejahteraan para pekerja tunanetra

setelah mengikuti program ketenagakerjaan dibandingkan

dengan sebelum mengikuti program ketenagakerjaan.

Sehingga implikasi dari penelitian ini dalam

menyelenggarakan Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra

Netra telah memperkuat teori kesejahteraan pekerja

penyandang disabilitas.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

mengenai kontribusi program ketenagakerjaan pada

tunanetra, dan kesejahteraannya. Maka untuk lebih

mendalam mengenai kontribusi program dan keterkaitannya

dengan kesejahteraan, perlu kiranya dilakukan penelitian

lebih lanjut dengan pendekatan kuantitatif.

C. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas maka saran

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Yayasan Mitra Netra

Untuk Program Ketenagakerjaan agar dilaksanakan lebih

teratur dan terjadwal agar para calon pertisipan tunanetra

dapat memberikan waktu untuk bisa berpartisipasi dalam

rangkaian kegiatan Program Ketenagakerjaan. Perlu adanya

pekerja sosial di Yayasan Mitra Netra karena banyak peran

pekerja sosial hanya di isi oleh relawan, alangkah lebih baik

ketika suatu pekerjaan dilakukan oleh seorang profesional

sesuai dengan ranahnya.

 

Page 118: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

104

2. Bagi Para Pekerja Penyandang Disabilitas Tunanetra

Untuk para pekerja penyandang disabilitas tunanetra agar

lebih giat dan selalu termotivasi dalam mencari nafkah,

sebab upah yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup, yang bertujuan agar pekerja

penyandang disabilitas tunanetra mendapat predikat

sejahtera.

3. Bagi Perusahaan/Lembaga Pemerintah

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada

Perusahaan/Lembaga Pemerintah penyedia lapangan kerja

bagi penyandang disabilitas untuk lebih menyetarakan antara

pekerja penyandang disabilitas dengan pekerja non-

penyandang disabilitas baik dari sisi upah bekerja maupun

jenjang kariernya di dalam perusahaan disesuaikan dengan

kemampuan yang dimiliki masing-masing pekerja.

4. Bagi Penelitian selanjutnya

Peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih

mendalami Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra

dari sisi evaluasi program atau dampak program serta

pengaruhnya terhadap pekerja penyandang disabilitas

tunanetra. Agar dapat terlihat lebih jelas bagaimana proses

berjalannya program tersebut serta melihat dampak positif

maupun negatif program terhadap pekerja penyandang

disabilitas tunanetra.

 

Page 119: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

105

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU, ARTIKEL, JURNAL

Burhan Bungin. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Dedi Mulyadi. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Departemen Sosial. 2002. Penyandang Cacat. CSIS.

Dian Komala Sari, Dwi Haryono, dan Novi Rosanti. 2014.

“Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah

Tangga Petani Jagung di Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan,” 1, 2 (Januari).

Edi Suharto. 2014. Membangun Masyarakat Memberdayakan

Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan

Sosial & Pekerja Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Eko Sugiharto. 2007. “Tingkat kesejahteraan Masyarakat

Nelayan Desa Benua Baru Ilir Berdasarkan Indikator

Badan Pusat Statistik,” 2, 4: 32–36.

Kadek Januarsa Adi Sudharma. 2017. “Implementasi Asas

Keseimbangan pada Kontrak Kerja bagi Tenaga Kerja

Penyandang Disabilitas yang Diterapkan oleh Yayasan

Nirlaba di Provinsi Bali” 2.

Kementrian Sosial Republik Indonesia. 2005. “Model

Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Anak Penyandang

Disabilitas Berbasis Keluarga dan Masyarakat,”

November.

 

Page 120: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

106

Lagita Manatas. 2014. Strategi Mengajar Siswa Tunanetra.

Yogyakarta: Imperium.

Lexy J Moleong. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. 15 ed.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

———. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. 28 ed. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

M. Djunaedi Ghony, dan Fauzan Almanshur. 2012. Metode

Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Maida El Muhtaj. 2008. Dimensi-dimensi HAM Mengurangi Hak

Ekonomi, Sosial dan Budaya. Jakarta: Raja Grafindo

Budaya.

Maimun. 2003. Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar.

Jakarta: Pradnya Paramita.

Meita Setyawati. 2017. “Daya Juang Menghadapi Diskriminasi

Kerja pada Penyandang Tunadaksa” 5: 56–67.

Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabowo. 2009.

Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Muhammad Kasiran. 2008. Metodologi Penelitian: Refleksi

Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi

Penelitian. Malang: UIN-Maliki Press.

———. 2010. Metode Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang:

UIN-Maliki Press.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian: Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Page 121: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

107

Sutjihati Somantri. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung:

Refika Aditama.

W. J .S. Poerdaminta. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Wirawan. 2011. Evaluasi, Teori, Model, Standar, Aplikasi dan

Profesi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yusuf Farida. 2010. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.

SUMBER UNDANG-UNDANG

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. 1945.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tentang

Penyandang Disabilitas. 1997.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tentang

Penyandang Disabilitas. 2016.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tentang

Kesejahteraan Sosial. 2009.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tentang

Penyandang Disabilitas. 2003.

SUMBER MEDIA ONLINE

“Latar Belakang – Yayasan Mitra Netra.” t.t. Diakses 27 Februari

2018. https://mitranetra.or.id/profil/latar-belakang/.

“Layanan Ketenagakerjaan – Yayasan Mitra Netra.” t.t. Diakses

28 Februari 2018. https://mitranetra.or.id/program-

layanan/layanan-ketenagakerjaan/.

 

Page 122: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

108

“Struktur Organisasi – Yayasan Mitra Netra.” t.t. Diakses 27

Februari 2018. https://mitranetra.or.id/profil/struktur-

organisasi/.

“Visi Misi – Yayasan Mitra Netra.” t.t. Diakses 27 Februari 2018.

https://mitranetra.or.id/profil/visi-misi/.

SUMBER WAWANCARA

Aria Indrawati. 2018. Wawancara Pribadi dengan Kepala Bagian

Program Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra.

Informan DN. 2018. Wawancara Pribadi dengan Pekerja

Penyandang Disabilitas.

Informan MN. 2018. Wawancara Pribadi dengan Pekerja

Penyandang Disabilitas.

Informan MRA. 2018. Wawancara Pribadi dengan Pekerja

Penyandang Disabilitas.

Informan SC. 2018. Wawancara Pribadi dengan Pekerja

Penyandang Disabilitas.

 

Page 123: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 124: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

PEDOMAN WAWANCARA

IDENTITAS INFORMAN

Nama :

Jenis Kelamin :

Tempat tanggal lahir :

Usia :

Domisili :

Agama :

Pekerjaan :

Waktu dan Tempat :

DAFTAR PERTANYAAN

Kepala Bagian Program Ketenagakerjaan

1. Apa yang dimaksud dengan Program Ketenagakerjaan Yayasan

Mitra Netra?

2. Apa tujuan Yayasan Mitra Netra mengadakan program tersebut

untuk calon pekerja penyandang disabilitas itu sendiri?

3. Apakah dampak nyata program ini terhadap pekerja

penyandang disabilitas?

4. Bagaimana jika program ini tidak pernah diadakan

sebelumnya?

 

Page 125: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

5. Apakah dengan adanya program ini membuat calon pekerja

penyandang disabilitas mendapatkan sebuah pekerjaan dan

terbantu ekonominya?

6. Bagaimana tanggapan masyarakat/orang tua/pihak keluarga

dari pekerja penyandang disabilitas mengenai dampak program

pendampingan terhadap pekerja?

7. Apakah ada dampak langsung yang dirasakan pihak keluarga

pekerja penyandang disabilitas mengenai program ini?

8. Bagaimana tanggapan perusahaan/lembaga milik pemerintah

yang bermitra dengan Yayasan Mitra Netra dengan

diadakannya program ini?

9. Apakah sejauh ini program ini cukup efektif untuk calon

pekerja penyandang disabilitas?

 

Page 126: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

TRANSKIP WAWANCARA

IDENTITAS INFORMAN

Nama : Aria Indrawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Surabaya, 29 Januari 1965

Usia : 53 tahun

Domisili : Jakarta

Agama : Islam

Pekerjaan : Kepala Bagian Ketenagakerjaan

Waktu dan Tempat : Yayasan Mitra Netra, Jakarta (Selasa,

30 Januari 2018)

Kepala Bagian Program Ketenagakerjaan

No. Pertanyaan Jawaban

1

Apa yang dimaksud dengan

Program Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra?

Program yang bergerak pada

bidang tenaga kerja dimana

yayasan ini mempersiapkan

tunanetra yang berpartisipasi

dalam program ini untuk siap

terjun ke dunia kerja. Program ini

melatih hardskill dan softskill para

tunanetra dengan cara

membangun karakter dan

membuka pemikiran mereka

mengenai kelebihan dan

kekurangan dirinya sehingga

partisipan tau dimana mereka

 

Page 127: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

harus bekerja, selain itu

memberikan pengetahuan

mengenai dunia kerja seperti cara

mempersiapkan surat lamaran

pekerjaan atau CV, kemudian cara

berpakaian, interview dan lain

sebagainya. Jadi program ini

bukan suatu pendampingan ya

berbeda dengan program lain yang

ada di Mitra Netra tetapi lebih

kepada mempersiapkan tunanetra

untuk terjun ke dunia kerja.

2

Apa tujuan Yayasan Mitra

Netra mengadakan program

tersebut untuk calon pekerja

penyandang disabilitas itu

sendiri?

Tujuannya dari program ini yaitu

membantu para tunanetra mencari

peluang kerja agar mereka bisa

lebih produktif dari sebelumnya.

Jadi program ini membantu

mempersiapkan segala sesuatunya

baik dari sisi keterampilan fisik

atau Hard Skill-nya maupun

keterampilan halus atau Soft Skill-

nya agar mereka mendapatkan

peluang kerja. Kemudian

membangun komunikasi dengan

perusahaan maupun lembaga

pemerintah agar membuka

peluang bagi mereka. Selain itu

program ini juga mengupayakan

magang kerja supaya mereka para

tunanetra ini memiliki

pengalaman bekerja. Lalu

mempromosikan para tunanetra

yang telah siap kerja ke

masyarakat untuk ditempatkan

sebagai karyawan pada

perusahaan mereka, dan bagi para

tunanetra yang berminat dalam

bidang berwirausaha, kita bantu

memulai dalam merintis usaha

mereka sendiri. Jadi ya intinya

sebelum mereka terjun di dunia

kerja, kita akan cari tau dulu nih

potensi apasih yang mereka miliki

 

Page 128: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

sehingga kita tau mana-mana saja

bidang kerja yang layak untuk

mereka.

3

Apakah dampak nyata

program ini terhadap

pekerja penyandang

disabilitas?

Yang pasti yayasan ini juga

membangun komunikasi dengan

perusahaan maupun badan milik

negara. Jadi kalau dibutuhkan

tenaga kerja tunanetra di salah

satu perusahaan yang bekerjasama

dengan kita bisanya perusahaan

tersebut akan menginfokannya ke

yayasan ini. Untuk selanjutnya

kita sebagai pihak lembaga

menginfokannya ke pekerja

tunanetra. Kalau misalkan pekerja

tunanetra berniat untuk kerja di

perusahaan yang sedang

membuka lowongan pekerjaan

yang pasti mereka bisa langsung

melamar dan melakukan

interview. Kebetulan sebagian

besar yang pernah ikut program

ini di Mitra Netra dan masih

sering berkomunikasi dengan saya

itu alhamdulillah mereka sekarang

udah pada kerja

4

Bagaimana jika program ini

tidak pernah diadakan

sebelumnya?

Justru tujuan yang

melatarbelakangi lembaga ini

didirikan ya itu, untuk

mengadakan program

ketenagakerjaan supaya mereka

para tunanetra bisa mendapatkan

peluang kerja yang lebih baik.

5

Apakah dengan adanya

program ini membuat calon

pekerja penyandang

disabilitas mendapatkan

sebuah pekerjaan dan

terbantu ekonominya?

Iya kita hanya mencoba

menjembatani mereka dengan

perusahaan yang bekerja sama

dengan kita. Kita hanya

membantu mereka dalam

mempersiapkan diri mereka dalam

menghadapi dunia kerja seperti

tadi, kita mengasah hard skill dan

 

Page 129: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

soft skill-nya dan kita juga selalu

menginfokan lowongan pekerjaan

pada mereka para tunanetra yang

telah selesai mengikuti program

hingga tahap akhir..

6

Bagaimana tanggapan

masyarakat/orangtua/pihak

keluarga dari pekerja

penyandang disabilitas

mengenai dampak program

pendampingan terhadap

pekerja?

Kalau selama ini tanggapan yang

masuk ke kita semuanya sebagian

besar mendukung program ini sih.

Mereka bahkan senang dengan

adanya program ini. Malah ada

tanggapan yang meminta program

ini untuk terus dikembangkan agar

dapat membantu memberdayakan

tunanetra pada usia kerja.

7

Apakah ada dampak

langsung yang dirasakan

pihak keluarga pekerja

penyandang disabilitas

mengenai program ini?

Mungkin itu sih, melihat si

tunanetra sekarang lebih mandiri,

memiliki pekerjaan yang layak

sesuai dengan potensinya dan juga

sudah punya penghasilan. Jadi

mungkin kita dapat membantu

mereka (pihak keluarga) untuk

mensukseskan anggota

keluarganya yang tunanetra.

8

Bagaimana tanggapan

perusahaan/lembaga milik

pemerintah yang bermitra

dengan Yayasan Mitra

Netra dengan diadakannya

program ini?

Sejauh ini tidak ada masalah.

Karena dari awal kita sudah

sampaikan ke pihak perusahaan,

kita hanya melatih mereka dan

menjembatani mereka dengan

perusahaan. Setelah itu bukan

tanggung jawab kami lagi. Karena

kalau sudah bekerja di kantor atau

sudah selesai mengikuti kegiatan

di Mitra Netra itu sudah di luar

dari ranah kami.

9

Apakah sejauh ini program

ini cukup efektif untuk

calon pekerja penyandang

disabilitas?

Sejauh ini cukup efektif, namun

itu tadi balik lagi kepada personal

tunanetra itu sendiri. Karena

pelayanan kami tidak sampai

tahap terminasi.

 

Page 130: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

PEDOMAN WAWANCARA

IDENTITAS INFORMAN

Nama :

Jenis Kelamin :

Tempat tanggal lahir :

Usia :

Domisili :

Agama :

Pekerjaan :

Waktu dan Tempat :

DAFTAR PERTANYAAN

Pekerja Penyandang Disabilitas

• Biodata

1. Bapak/Ibu bekerja dimana?

2. Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja?

3. Bagaimana keseharian bapak/ibu sebelum bekerja?

• Keterkaitan dengan Lembaga

4. Apakah bapak/ibu pernah berpartisipasi dalam kegiatan di

Yayasan Mitra Netra?

 

Page 131: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

5. Kegiatan apa saja yang bapak/ibu tekuni selama di Yayasan

Mitra Netra?

6. Adakah manfaat, pengaruh dan keterkaitannya kegiatan di

Yayasan Mitra Netra dengan pekerjaan yang bapak/ibu tekuni

sekarang?

• Perekonomian

7. Bagaimana pendapatan bapak/ibu saat ini?

a. Pemasukan (upah bekerja, melihat perbandingan upah

yang didapatkan dengan UMR dan upah bekerja orang

normal di perusahaan tersebut)

b. Pengeluaran (uang untuk kebutuhan (pokok, sekunder,

tersier), uang transport keseharian, pengeluaran untuk

kehidupan biaya listrik dan air)

8. Apakah hanya bapak/ibu yang memiliki penghasilan di dalam

keluarga ini?

9. Apakah pendapatan bapak/ibu dapat memenuhi kebutuhan

bapak/ibu?

• Kondisi Pekerja

10. Bagaimana kesehatan bapak/ibu dalam 3 bulan terakhir?

11. Apakah jika bapak/ibu sakit dibawa ke sarana kesehatan?

12. Bagaimana cara bapak/ibu memenuhi biaya adminitrasi di

sarana kesehatan apabila sakit? (ditanyakan apabila sakit

dibawa ke sarana kesehatan)

13. Bagaimana pemenuhan kebutuhan sandang dan pangan sehari-

hari?

 

Page 132: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

a. Pola makan

b. Pakaian yang berbeda untuk setiap kebutuhan (untuk di

rumah, bekerja/sekolah, dan berpergian)

• Lingkungan Sosial

14. Apakah bapak/ibu aktif mengikuti kegiatan keagamaan

disekitar sini?

15. Dimana biasa bapak/ibu menjalankan ibadah?

16. Apakah ada iuran untuk kegiatan masyarakat?

17. Lalu apakah bapak/ibu ikut memberikan sumbangan untuk

kegiatan tersebut?

18. Apakah bapak/ibu aktif dalam kegiatan masyarakat?

• Kelayakan Tempat Tinggal

19. Bagaimana keadaan atap, lantai, dinding rumah bapak/ibu?

(ditanyakan apabila kegiatan wawancara bukan di rumah

informan)

 

Page 133: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

TRANSKIP WAWANCARA

IDENTITAS INFORMAN

Nama : DN

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat tanggal lahir : Bogor, 10 November 1984

Usia : 33 tahun

Domisili : Depok

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Waktu dan Tempat : Mc.Donalds Kelapa Dua, Depok

(Sabtu, 3 Februari 2018)

Pekerja Penyandang Disabilitas

No. Pertanyaan Jawaban

1 Bapak/Ibu bekerja

dimana? Perusahaan Finance Asing

2 Sudah berapa lama

bapak/ibu bekerja? Sekitar 1 tahun 8 bulan

3

Bagaimana keseharian

bapak/ibu sebelum

bekerja?

Dulu sempet berwirausaha dimulai

dari bikin keripik, cuman kan kalau

skala kecil masih sanggup tapi kalau

misalkan skala besar mungkin bakal

kewalahan, udah gitu terkendala juga

sama proses penjualan. Akhirnya

 

Page 134: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

ganti usaha jadi ternak lele, namun

ruginya lebih banyak dari pada

pendapatannya. Akhirnya ganti lagi

jadi usaha telor asin, cuman

terkendala juga karena waktu itu lagi

marak virus flu burung. Samapai pada

akhirnya saya mendapat info

mengenai Yayasan Mitra Netra dan

mencoba untuk khursus disana

4

Apakah bapak/ibu

pernah berpartisipasi

dalam kegiatan di

Yayasan Mitra Netra?

Pernah

5

Kegiatan apa saja yang

bapak/ibu tekuni selama

di Yayasan Mitra Netra?

Pertama, OM (orientation mobility)

jadi kita kaya belajar buat

menggunakan tongkat biar kalau mau

berpergian bisa mandiri, tidak perlu

dibantu orang lagi.

Kedua, belajar komputer tanpa

menggunakan mouse jadi

mengandalkan keyboard komputer.

Belajar juga mengenai microsoft

office, internet dan penggunaan

gmail.

Kalau buat keterampilan musiknya

sempet berpartisipasi keterampilan

angklung.

6

Adakah manfaat,

pengaruh dan

keterkaitannya kegiatan

di Yayasan Mitra Netra

dengan pekerjaan yang

bapak/ibu tekuni

sekarang?

Banyak manfaatnya, disitukan belajar

komputer bicara itu berguna banget

buat nanti di dunia kerja. Diajarin

juga untuk hidup mandiri. Yang

paling penting sih itu belajar

komputer beserta microsoft office,

internet dan penggunaan gmail.

Karena sekarang itu dunia kerja buat

tunanetra minimal harus bisa

menguasai itu.

7 Bagaimana pendapatan

bapak/ibu saat ini?

Kalau gaji, kisarannya diatas UMR.

Sumber penggajian dibagi menjadi 2,

yaitu: gaji pokok dan uang transport.

 

Page 135: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

a. Pemasukan

(upah bekerja, melihat

perbandingan upah yang

didapatkan dengan

UMR dan upah bekerja

orang normal di

perusahaan tersebut)

b. Pengeluaran

(uang untuk kebutuhan

(pokok, sekunder,

tersier), uang transport

keseharian, pengeluaran

untuk kehidupan biaya

listrik dan air)

Gaji pokoknya 2.000.000 dan uang

transportnya 1.650.000 belum dengan

intensifnya. Kalau digabung di atas

UMR. Perbedaan pemberian upah

dengan pekerja normal pada

umumnya adalah gaji mereka setara

UMR dan mendapatkan intensif

cuman tidak dapat uang transport.

Kalau dari sisi pekerjaan sedikit

berbeda karena pekerjaan kita ini

merupakan event charity dari kantor,

jadi ngga ada jenjang kariernya.

Berbeda dengan pekerja pada

umumnya memiliki jenjang karier.

Untuk pengeluaran buat transport

keseharian kita kalau ditotal per

bulannya kena 1.500.000. buat uang

makan sendiri sejauh ini bawa bekel

biar lebih irit. Untuk anggaran bekel

itu sendiri per bulan 300-500 ribu.

Klo buat biaya listrik kita ngasih ke

orang tua 750.000 karena di rumah

saya patungan sama adik saya. Untuk

biaya pengeluaran anak saya nabung

dari jauh-jauh hari, kebetulan istri

juga bekerja jadi kita patungan. Setiap

bulannya saya pasti ada sisa gaji. Sisa

gaji itu saya siapkan untuk persiapan

kehamilan istri. Pengeluaran lainnya

kaya beli pakaian per bulannnya ngga

nentu cuman kalau dikira-kira kena

100rb per bulan. Sama yang terakhir

biasanya ada iuran RT per bulan saya

menyumbang 20.000 per bulan.

8

Apakah hanya bapak/ibu

yang memiliki

penghasilan di dalam

keluarga ini?

Saya bekerja, kebetulan istri juga

bekerja jadi saling bantu aja.

9 Apakah pendapatan

bapak/ibu dapat

memenuhi kebutuhan

Kalau dilihat dari apa yang saya

jabarkan, itu alhamdulillah sejauh ini

cukup-cukup aja.

 

Page 136: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

bapak/ibu?

10

Bagaimana kesehatan

bapak/ibu dalam 3 bulan

terakhir?

Alhamdulillah sehat semua, paling

akhir-akhir ini cuman kontrol

kehamilan istri aja.

11

Apakah jika bapak/ibu

sakit dibawa ke sarana

kesehatan?

Paling kalau keluarga sakit kita bawa

ke puskesmas cuman kalau misalkan

dirujuk ke rumah sakit ya kita ke

rumah sakit.

12

Bagaimana cara

bapak/ibu memenuhi

biaya adminitrasi di

sarana kesehatan apabila

sakit? (ditanyakan

apabila sakit dibawa ke

sarana kesehatan)

Kalau saya sih menggunakan BPJS,

untuk pembayaran BPJSnya untuk 3

bulan terakhir ini kantor menanggung

pembayaran BPJS khusus untuk

difabel. Tapi BPJS itu hanya untuk

pegawai aja, tidak termasuk keluarga.

13

Bagaimana pemenuhan

kebutuhan sandang dan

pangan sehari-hari?

a. Pola makan

b. Pakaian yang

berbeda untuk setiap

kebutuhan (untuk di

rumah, bekerja/sekolah,

dan berpergian)

Kalau pola makan saya di kantor lebih

sering bawa bekel untuk makan

siangnya, untuk menunya sendiri

paling saya kombinasi antara sosis,

baso, sayur, kadang-kadang ikan,

kadang-kadang ayam. Ya paling

begitu aja sih. Untuk makan bareng

istri paling setelah pulang kerja dan

waktu sarapan. Sama setiap hari libur

paling.

Kalau untuk pakaian sendiri kita

sudah tahu porsinya masing-masing

kegiatan, kebetulan di Mita Netra kita

juga diajarkan cara memilih pakaian

untuk bekerja. Jadi, secara tidak

langsung kita tahu mana pakaian

untuk bekerja, untuk di rumah sama

untuk berpergian. Kalau untuk

memperoleh pakaian itu sendiri paling

3 bulan sekali kita beli pakaian baru.

14

Apakah bapak/ibu aktif

mengikuti kegiatan

keagamaan disekitar

sini?

Kalau pribadi aktif, karena dulu saya

dan istri juga sempat aktif di Rohis.

Cuman akhir-akhir ini jarang karena

sibuk bekerja.

 

Page 137: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

15 Dimana biasa bapak/ibu

menjalankan ibadah?

Dulu sering ke masjid UI, untuk saat

ini karena sibuk bekerja paling lebih

sering beribadah di rumah.

16 Apakah ada iuran untuk

kegiatan masyarakat?

Paling iuran RT per bulan, untuk

kegiatan masyarakatnya sendiri ada

cuman ga terlalu sering

17

Lalu apakah bapak/ibu

ikut memberikan

sumbangan untuk

kegiatan tersebut?

Untuk iuran RT kita menyumbang

20.000 per bulan, kalau kegiatan

masyarakat kaya mencari donatur kita

ngasih sekitar 50.000 karena ga

terlalu sering juga. Untuk kerja bakti

karena kita ga bisa bantu tenaga

paling bantu kopi, rokok, dan

gorengan (konsumsi).

18

Apakah bapak/ibu aktif

dalam kegiatan

masyarakat?

Untuk saat ini saya aktif di ITMI,

PERTUNI, MPCI. Kegiatan tersebut

kegiatan yang berbasis tunanetra.

Untuk kegiatan berbasis

keagamaannya itu ITMI suka ada

pengajian per 3 bulan. MPCI berbasis

keolahragaan, kebetulan saya

sekertaris MPCI Depok.

19

Bagaimana keadaan

atap, lantai, dinding

rumah bapak/ibu?

(ditanyakan apabila

kegiatan wawancara

bukan di rumah

informan)

Kebetulan kita masih tinggal sama

orang tua jadi kondisi rumah pun

masih layak huni. Dari atapnya,

dindingnya, lantainya.

 

Page 138: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

TRANSKIP WAWANCARA

IDENTITAS INFORMAN

Nama : Informan MN

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Jakarta

Usia : 30 tahun

Domisili : Jakarta Selatan

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Waktu dan Tempat : Kediaman Rumah Informan MN

(Minggu, 4 Februari 2018)

Pekerja Penyandang Disabilitas

No. Pertanyaan Jawaban

1 Bapak/Ibu bekerja

dimana? Perusahaan Finance Asing

2 Sudah berapa lama

bapak/ibu bekerja? Sekitar 1 tahun 6 bulan.

3

Bagaimana keseharian

bapak/ibu sebelum

bekerja?

Bantu usaha orang tua, karena dulu

masih bisa melihat dan sibuk usaha

online shop.

4 Apakah bapak/ibu

pernah berpartisipasi Pernah berpartisipasi di Yayasan

 

Page 139: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

dalam kegiatan di

Yayasan Mitra Netra?

Mitra Netra.

5

Kegiatan apa saja yang

bapak/ibu tekuni selama

di Yayasan Mitra Netra?

Khursus komputer, bahasa Inggris,

belajar huruf latin dan arab. Kalau di

bidang keterampilannya saya ikut

keterampin angklung. Di bagian

rohani saya ikut kelas masjid.

Dalam program tenaga kerjanya,

softskill training kaya pelatihan bikin

CV, menentuka karakter kita seperti

apa, belajar mengenai dunia kerja,

kaya cara bersikap, menentukan

pakaian buat bekerja kaya gimana.

6

Adakah manfaat,

pengaruh dan

keterkaitannya kegiatan

di Yayasan Mitra Netra

dengan pekerjaan yang

bapak/ibu tekuni

sekarang?

Manfaatnya banyak sekali, dari segi

sosialisasinya, disana diajarkan

banyak hal kaya komputer itu sangat

berguna banget. Cara bergaul juga

dijarkan dan itu juga penting sekali.

7

Bagaimana pendapatan

bapak/ibu saat ini?

a. Pemasukan

(upah bekerja, melihat

perbandingan upah yang

didapatkan dengan

UMR dan upah bekerja

orang normal di

perusahaan tersebut)

b. Pengeluaran

(uang untuk kebutuhan

(pokok, sekunder,

tersier), uang transport

keseharian, pengeluaran

untuk kehidupan biaya

listrik dan air)

Kalau penghasilan saya, gaji

pokoknya itu 2.000.000, selain itu

saya juga dapat uang transport dari

kantor 1.650.000. sama intensif per

bulannya ngga nentu, ya paling sering

sih dapat 500.000 buat intensifnya.

Kalau perbedaan dengan yang non

tunanetra paling di gaji pokok, kalau

gaji pokok mereka setara UMR,

cuman ngga dapat uang transport.

Kalau kita kan gaji pokok cuman

2.000.000 cuman dapat uang transport

kalau di total jadi setra UMR juga

sebenarnya.

Untuk makan sehari-hari saya lebih

sering bawa bekel dari rumah, mamah

yang ngurusin bekelnya. Untuk

pengeluaran bekel sendiri saya per

bulan biasa ngasih mamah 700.000

per bulan. Selain itu saya juga ngasih

 

Page 140: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

papah 200 rb per bulan buat nambahin

uang listrik. Kalau buat pakaian

karena aku juga ngga nentu per

bulannya beli pakaian apa ngga paling

kena 100.000 s.d 200.000 perbulan.

Karena aku juga orangnya jarang

belanja. Paling kalau ada sisa gaji aku

tabung buat nikahku kemaren.

8

Apakah hanya

bapak/ibu yang

memiliki penghasilan di

dalam keluarga ini?

Saya bekerja, suami juga berkerja.

9

Apakah pendapatan

bapak/ibu dapat

memenuhi kebutuhan

bapak/ibu?

Alhamdulillah cukup-cukup aja malah

gaji saya selalu ada sisa buat di

tabung.

10

Bagaimana kesehatan

bapak/ibu dalam 3 bulan

terakhir?

Alhamdulillah sih selalu diberikan

kesehatan, saya sehat, orang tua juga

sehat, suami di Bandung juga sehat.

11

Apakah jika bapak/ibu

sakit dibawa ke sarana

kesehatan?

Kalau sakit paling istirahat di rumah,

soalnya ga pernah sakit macam-

macam. Tapi kalau misalkan

kondisinya harus dibawa ke

puskesmas atau klinik, ya dibawa

kesana.

12

Bagaimana cara

bapak/ibu memenuhi

biaya adminitrasi di

sarana kesehatan apabila

sakit? (ditanyakan

apabila sakit dibawa ke

sarana kesehatan)

Kalau administrasi paling BPJS,

awalnya BPJS saya bayar secara

pribadi, cuman 3 bulan terakhir ini

biaya BPJS yang khusus tunanetra

dibayarkan oleh kantor 50.000. karena

saya ngambil yang kelas satu jadi

sisanya saya tanggung sendiri.

13

Bagaimana pemenuhan

kebutuhan sandang dan

pangan sehari-hari?

a. Pola makan

b. Pakaian yang

berbeda untuk setiap

Kalau pola makan saya di kantor lebih

sering bawa bekel, kebetulan mamah

yang buat. Untuk menunya sendiri

paling ganti-ganti sih, kadang ayam,

kadang ikan, tapi biasanya pake sayur

sih. Ya paling begitu aja sih.

Kalau untuk pakaian sendiri kita

 

Page 141: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

kebutuhan (untuk di

rumah, bekerja/sekolah,

dan berpergian)

sudah tahu porsinya masing-masing

kegiatan, karena kita juga bekerja jadi

tahu mana pakaian yang layak di

pakai buat bekerja, mana pakaian

untuk di rumah, mana pakaian untuk

berpergian. Kalau untuk memperoleh

pakaian itu sendiri ngga nentu sih

melihat pakaian yang kita punya juga

masih layak pakai atau tidak, kalau

misalkan udah ngga layak pakai ya

biasanya saya beli paling pakaian

baru. Kalau dilihat perkiraan

waktunya paling 2 bulan 1-2 baju sih.

14

Apakah bapak/ibu aktif

mengikuti kegiatan

keagamaan disekitar

sini?

Ga terlalu aktif dalam kegiatan

keagamaan

15 Dimana biasa bapak/ibu

menjalankan ibadah?

Kalau beribadah paling di rumah,

kalau lg di kantor di musholla kantor

16 Apakah ada iuran untuk

kegiatan masyarakat?

mungkin ada, saya juga kurang tahu

karena masih tinggal bareng orang

tua, mungkin kalau ada info kegiatan-

kegiatan masyarakat diinfokannya

mungkin ke orang tua.

17

Lalu apakah bapak/ibu

ikut memberikan

sumbangan untuk

kegiatan tersebut?

Karena kurang info, jadi saya tidak

tahu apakah ada kegiatan atau tidak.

Kalau adapun mintanya paling ke

orang tua.

18

Apakah bapak/ibu aktif

dalam kegiatan

masyarakat?

Saya ga terlalu aktif organisasi, paling

dulu waktu di Mitra Netra pernah

bikin kegiatan “Komunitas Tunanetra

berbagi” jadi berapa bulan sekali kita

pernah ngumpulin dana buat

didonasikan ke panti asuhan, terus

pernah juga ke yayasan rumah kanker.

19

Bagaimana keadaan

atap, lantai, dinding

rumah bapak/ibu?

(ditanyakan apabila

kegiatan wawancara

 

Page 142: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

bukan di rumah

informan)

TRANSKIP WAWANCARA

IDENTITAS INFORMAN

Nama : Informan MRA

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 18 April 1985

Usia : 32 tahun

Domisili : Jakarta Pusat

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Waktu dan Tempat : Kediaman Rumah Informan MRA

(Sabtu, 10 Februari 2018)

Pekerja Penyandang Disabilitas

No. Pertanyaan Jawaban

1 Bapak/Ibu bekerja

dimana? Perusahaan Informatika

2 Sudah berapa lama

bapak/ibu bekerja? Lumayan lama sekitar 4 tahun

 

Page 143: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

3

Bagaimana keseharian

bapak/ibu sebelum

bekerja?

Sebelum bekerja saya kuliah karena

waktu itu belum seperti ini, saya

menjadi tunanetra itu pada waktu di

kantor saya yang dulu.

4

Apakah bapak/ibu

pernah berpartisipasi

dalam kegiatan di

Yayasan Mitra Netra?

Pernah mas.

5

Kegiatan apa saja yang

bapak/ibu tekuni selama

di Yayasan Mitra Netra?

Saya waktu itu ikut pelatihan yang

orintasi mobilitas karena butuh buat

mobilitas saya untuk berpergian

kemana-mana tanpa melihat

Terus, saya juga ikut program

komputer bicara karena itu penting

sekali untuk dunia kerja

Yang ketiga sama program tenaga

kerja untuk melatih softskill saya

sebagai tunanetra di dunia kerja

6

Adakah manfaat,

pengaruh dan

keterkaitannya kegiatan

di Yayasan Mitra Netra

dengan pekerjaan yang

bapak/ibu tekuni

sekarang?

Banyak sih mas manfaatnya, sampai

saya bisa seperti ini tetap bertahan di

pekerjaan saya itu ada sangkut-

pautnya dengan pelatihan yang saya

lakukan di mitra netra. Bagi saya yang

paling penting adalah pelatihan

komputer bicara sih mas. Namun

untuk pekerjaan saya sendiri itu saya

mencari informasinya sendiri,

kebetulan diterima jadi saya tidak

perlu pendampingan dari Mitra Netra

lagi untuk menjembatani antara saya

dengan perusahaan. Namun dari sisi

ilmu yang diberikan pada program

ketenagakerjaan kepada saya sangat

berguna untuk kehidupan saya di

dunia pekerjaan

7

Bagaimana pendapatan

bapak/ibu saat ini?

a. Pemasukan

(upah bekerja, melihat

Alhamdulillah pendapatan saya

cukup-cukup saja. Kalau nominal itu

kena angka 5.000.000 per bulan.

Kalau perbedaan dengan pekerja

normal pada umumnya yang non

 

Page 144: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

perbandingan upah yang

didapatkan dengan

UMR dan upah bekerja

orang normal di

perusahaan tersebut)

b. Pengeluaran

(uang untuk kebutuhan

(pokok, sekunder,

tersier), uang transport

keseharian, pengeluaran

untuk kehidupan biaya

listrik dan air)

tunanetra saya rasa tidak ada. Melihat

jenjang karirnya pun disamaratakan

tidak ada perbedaan asalkan kitanya

mampu.

Untuk pengeluaran sendiri cukup-

cukup saja. Dilihat dari pangannya

karena saya tinggal di rumah orang

tua istri mungkin kita patungan, disini

juga ada adik istri yang juga bekerja,

kalau ditotal per bulan sekitar 500.000

rupiah. Untuk pakaian sendiri tidak

terlalu banyak pengeluarannya karena

setiap bulannya belum tentu saya beli

pakaian baru, paling kalau

dikalkulasikan sekitar 100 hingga 300

ribu per bulan. Untuk uang transport

sehari-hari karena sekarang ada

transcare dan itu gratis paling untuk

berangkat kerjanya aja kena 30.000

untuk bayar ojek online. Kalau untuk

anak mungkin agak banyak ya mas,

karena kita sebagai orang tua ingin

menjaga anak tetap mendapat gizi

yang baik dari asupannya, belum lagi

dengan pakaiannya kalau ditotal bulan

ini saya habis 2.000.000 rupiah. Biaya

listrik dan air karena itu tadi kita

patungan karena di rumah ini banyak

yang bekerja paling ikut uang yang

500.000 ribu tadi.

8

Apakah hanya

bapak/ibu yang

memiliki penghasilan di

dalam keluarga ini?

Iya kalau dikeluarga inti saya sendiri

hanya saya, karena istri hanya sebagai

ibu rumah tangga dan harus mengurus

anak.

9

Apakah pendapatan

bapak/ibu dapat

memenuhi kebutuhan

bapak/ibu?

Alhamdulillah mas, cukup.

10 Bagaimana kesehatan

bapak/ibu dalam 3 bulan

Alhamdulillah sehat semua untuk 3

bulan terakhir ini.

 

Page 145: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

terakhir?

11

Apakah jika bapak/ibu

sakit dibawa ke sarana

kesehatan?

Kalau masalah ini kondisional sih

mas, ya kalau masih bisa istirahat di

rumah ya tidak perlu ke dokter. Tapi

kalau memang harus ke dokter ya

paling ke klinik atau rumah sakit.

12

Bagaimana cara

bapak/ibu memenuhi

biaya adminitrasi di

sarana kesehatan apabila

sakit? (ditanyakan

apabila sakit dibawa ke

sarana kesehatan)

Kalau saya BPJS sih mas. Untuk

BPJS saya sendiri diurus secara

pribadi. Tapi kalau memang kita harus

ambil tindakan bayar non BPJS juga

pasti saya lakukan, karena

terkadangkan ada juga biaya yang

tidak termasuk dari BPJS. Jadi intinya

melihat situasinya terlebih dahulu.

13

Bagaimana pemenuhan

kebutuhan sandang dan

pangan sehari-hari?

a. Pola makan

b. Pakaian yang

berbeda untuk setiap

kebutuhan (untuk di

rumah, bekerja/sekolah,

dan berpergian)

Kalau pola makan untuk di kantor

paling saya ke kantin, untuk di rumah

ya paling makan bareng keluarga.

Untuk menunya sendiri setiap hari

berbeda-beda, yang pasti untuk

memenuhi empat sehat lima

sempurna.

Kalau untuk pakaian sendiri kita tahu

mana pakaian untuk bekerja, untuk di

rumah sama untuk berpergian. Kalau

untuk memperoleh pakaian itu sendiri

paling 2-3 bulan sekali kita beli

pakaian baru.

14

Apakah bapak/ibu aktif

mengikuti kegiatan

keagamaan disekitar

sini?

Untuk kegiatan keagamaan sih kurang

aktif ya mas.

15 Dimana biasa bapak/ibu

menjalankan ibadah?

Paling kalau ibadah di rumah aja,

kalau lagi di kantor ya di musholla

kantor.

16 Apakah ada iuran untuk

kegiatan masyarakat?

Kalau untuk ini sih saya tidak pernah

tahu ya mas.

17 Lalu apakah bapak/ibu

ikut memberikan

Ya mungkin kalau ada mungkin saya

ikut bantu menyumbang dana.

 

Page 146: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

sumbangan untuk

kegiatan tersebut?

Walaupun tidak banyak.

18

Apakah bapak/ibu aktif

dalam kegiatan

masyarakat?

Saya orangnya tidak aktif sih ya mas

untuk kegiatan-kegiatan organisasi

dan bermasyarakat. Saya cenderung

menghabiskan waktu untuk di kantor

dan di rumah saja.

19

Bagaimana keadaan

atap, lantai, dinding

rumah bapak/ibu?

(ditanyakan apabila

kegiatan wawancara

bukan di rumah

informan)

 

Page 147: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

TRANSKIP WAWANCARA

IDENTITAS INFORMAN

Nama : Informan SC

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Cepu, 2 Maret 1976

Usia : 41 tahun

Domisili : Jakarta Selatan

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Waktu dan Tempat : Kediaman Rumah Informan SC

(Minggu, 11 Februari 2018)

Pekerja Penyandang Disabilitas

No. Pertanyaan Jawaban

1 Bapak/Ibu bekerja

dimana? Perusahaan Perbankan Nasional

2 Sudah berapa lama

bapak/ibu bekerja? Sekitar 2 setengah tahun

3

Bagaimana keseharian

bapak/ibu sebelum

bekerja?

Sebelum bekerja selain khursus di

Mitra Netra paling dulu sempet ikut

MLM.

4 Apakah bapak/ibu

pernah berpartisipasi Pernah

 

Page 148: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

dalam kegiatan di

Yayasan Mitra Netra?

5

Kegiatan apa saja yang

bapak/ibu tekuni selama

di Yayasan Mitra Netra?

Di Mitra Netra pernah ikut mengetik

10 jari, kepenyiaran interstudy jadi

kita kerjasama interstudy untuk

penyiaran, terus sama komputer

bicara. Sampai ikut program

ketenagakerjaan.

6

Adakah manfaat,

pengaruh dan

keterkaitannya kegiatan

di Yayasan Mitra Netra

dengan pekerjaan yang

bapak/ibu tekuni

sekarang?

Manfaatnya banyak, Mitra Netra juga

sebagai penyalur antara penyandang

disabilitas dengan perusahaan. Saya

dapat info lowongan kerja di Permata

Bank dari Mitra Netra. Aku ikut

interview dan akhirnya aku salah satu

yang terpilih.

Manfaat lainnya paling di

komputernya ya. Selain itu juga ada

OM bagaimana cara kita mengenal

lingkungan. Kalau ketemu jalan aspal

dengan jalan halus beda cara pakai

tongkatnya. Bisa juga mendeteksi ada

galian atau ngga kalau misalkan di

jalan.

7

Bagaimana pendapatan

bapak/ibu saat ini?

a. Pemasukan

(upah bekerja, melihat

perbandingan upah yang

didapatkan dengan

UMR dan upah bekerja

orang normal di

perusahaan tersebut)

b. Pengeluaran

(uang untuk kebutuhan

(pokok, sekunder,

tersier), uang transport

keseharian, pengeluaran

untuk kehidupan biaya

listrik dan air)

Pendapatan aku sih UMR dapet.

Nominalnya 3.800.000 itu diluar

intensif, intensifnya sendiri bisa

500.000. kalau berbedaan gaji dengan

yang non tunanetra ngga ada

sebenernya, tapi jujur perjanjian

awalnya 2 kali tanda tangan kontrak

baru diangkat jadi pegawai tetap. Tapi

kalau untuk kita yang tunanetra ngga

diangkat2 jadi pegawai tetap.

Kebetulan temen aku yang tunanetra

harus 4 tahun kerja dulu baru diangkat

jadi pegawai tetap, perjuangannya luar

biasa, mungkin karena kita bukan

karyawan yang dilirik kantor kayanya.

Kalau untuk pengeluaran untuk

transport pulang pergi ke kantor

 

Page 149: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

kurang lebih 500.000 per bulan. Kalau

kebutuhan pangan kena 500.000 per

bulan. Untuk pakaian sekali beli bisa

kena sampai 200 ribu. Untuk

pengeluaran anak paling udah agak

ringan karena sekarang umur 18 tahun

baru lulus SMA sekarang anak lagi

sibuk magang kerja, jadi paling biaya

transport untuk anak udah ga lagi.

Cuman waktu dia masih sekolah agak

berat karena harus memenuhi ongkos

buat ke sekolah, sekali ke sekolah

kena 30.000 itu belum termasuk biaya

kalau dia ada kegiatan di sekolah.

Intinya ngga ada uang sisa buat

ditabung sama buat rekreasi. Terus

biaya listrik kena 200.000 sudah

termasuk air. Paling tambahannya

kebutuhan dapur di luar makan kena

100.000 per bulan. Sama bayar

kontrakan per bulan 1.000.000 rupiah.

8

Apakah hanya

bapak/ibu yang

memiliki penghasilan di

dalam keluarga ini?

Kebetulan hanya saya yang bekerja,

karena saya juga orang tua tunggal.

9

Apakah pendapatan

bapak/ibu dapat

memenuhi kebutuhan

bapak/ibu?

Ya kalau untuk kebutuhan pangan

sama sandang cukup, cuman itu ga

ada uang lebih buat di tabung dan buat

rekreasi.

10

Bagaimana kesehatan

bapak/ibu dalam 3 bulan

terakhir?

Dalam 3 bulan terakhir anak sempet

batuk-batuk

11

Apakah jika bapak/ibu

sakit dibawa ke sarana

kesehatan?

Ya saya bawa ke sarana kesehatan.

Kalau dulu ke rumah sakit UIN

karena saya dulu tinggal di dekat sana.

Kalau sekarang karena pakai BPJS

paling ke klinik Kimia Farma

12 Bagaimana cara

bapak/ibu memenuhi

biaya adminitrasi di

BPJS, ditanggung kantor hanya

50.000. cuman saya ngambil yang

kelas satu jadi sisanya saya bayar

 

Page 150: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

sarana kesehatan apabila

sakit? (ditanyakan

apabila sakit dibawa ke

sarana kesehatan)

sendiri.

13

Bagaimana pemenuhan

kebutuhan sandang dan

pangan sehari-hari?

a. Pola makan

b. Pakaian yang

berbeda untuk setiap

kebutuhan (untuk di

rumah, bekerja/sekolah,

dan berpergian)

Kalau pola makan sendiri kita, yang

pasti saya ingin menjaga kesehatan

saya dan anak agar tetap sehat, yang

pasti harus ada sayurnya, dagingnya

juga, sama nasinya juga. Paling itu aja

sih.

Kalau untuk pakaian sendiri kita

sudah tahu porsinya masing-masing

kegiatan, kaya anak sekolah pasti kita

butuh seragam buat dia sekolah sama

halnya untuk saya bekerja. Untuk di

rumah dan acara-acara yang lain pun

seperti. Kalau untuk memperoleh

pakaian baru per bulannya ngga

nentu, paling 2 bulan sekali kita beli

pakaian baru.

14

Apakah bapak/ibu aktif

mengikuti kegiatan

keagamaan disekitar

sini?

Aku aktif di ITMI, di wilayah Depok

aku sekertaris, di wilayah Jakarta

Selatan aku bagian kemuslimahan.

Dan selalu ada kegiatan pengajian 3

bulan sekali.

15 Dimana biasa bapak/ibu

menjalankan ibadah? Kalau beribadah paling di rumah aja

16 Apakah ada iuran untuk

kegiatan masyarakat?

Untuk kegiatan masyarakat kayanya

ngga ada iuran, untuk iuran RT aja

ngga ada disini.

17

Lalu apakah bapak/ibu

ikut memberikan

sumbangan untuk

kegiatan tersebut?

Paling untuk sumbangan seperti itu

saya lebih sering membantu

meminjamkan uang untuk teman saya

yang lagi butuh uang. Per bulannya

ngga nentu. 300.000 paling, dilihat

juga kondisi keuangan saya.

18 Apakah anggota

keluarga aktif dalam

Aku aktif di ITMI, di wilayah Depok

aku sekertaris, di wilayah Jakarta

 

Page 151: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

kegiatan masyarakat? Selatan aku bagian kemuslimahan.

19

Bagaimana keadaan

atap, lantai, dinding

rumah bapak/ibu?

(ditanyakan apabila

kegiatan wawancara

bukan di rumah

informan)

 

Page 152: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

HASIL OBSERVASI PENELITIAN

No Waktu dan

Tempat Observasi

Hasil Observasi

1

Selasa, 30 Januari

2018

Yayasan Mitra

Netra, Lebak Bulus,

Jakarta

Peneliti membuat janji dengan pimpinan

program tenaga kerja Mitra Netra untuk

membahas mengenai pendampingan

seperti apa yang ditawarkan Mitra netra

terhadap calon pekerja tunanetra.

Pertemuan tersebutpun dilakukan di

Yayasan Mitra Netra pada pukul 16.00

WIB. Pertemuan pun dilakukan dan

wawancara pun dimulai. Selama

wawancara beliau menceritakan

bagaimana pendampingan yang

ditawarkan yayasan dalam

mempersiapkan pekerja tuna netra untuk

siap bekerja. Terlihat bahwa sebenernya

pendampingan ini sangat penting

diselenggarakan karena dapat membantu

memberdayakan pengangguran tunanetra

di usia kerja untuk siap bekerja. Dilihat

dahulu potensinya hingga

mengembangkan potensi yang dimiliki

oleh masing-masing calon pekerja

penyandang disabilitas. Namun tanpa

adanya kemauan dari diri penyandang

disabilitas program ini tiada artinya. Jadi

intinya, mau sehebat apapun program ini

takan berguna kalau misalkan calon

pekerja penyandang disabilitas tidak ada

kemauan untuk sukses. Semuanya balik

lagi kepada diri masing-masing calon

pekerja penyandang disabilitas. Namun

sejauh ini program tersebut cukup efektif

karena ketika mereka selesai

berpartisipasi dalam program tersebut,

sebagian besar berhasil mendapat

perkerjaan dan bekerja.

Peneliti membuat janji untuk bertemu di

Mc Donalds Kelapa Dua, Depok pada

siang hari Sabtu, 3 februari 2018 tepatnya

 

Page 153: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

2 Sabtu, 3 Februari

2018

Mc Donalds Kelapa

dua, Depok

ba’da shalat dzuhur dan peneliti sampai

lokasi sekitar jam 1 siang. Sesampainya

disana, peneliti menunggu terlebih dahulu

karena informan masih dalam perjalanan

menuju lokasi, tidak lama kemudian

sekitar kurang lebih 10 menit informan

sampai di lokasi. Kemudian akhirnya

peneliti bertemu dengan informan. Pada

saat itu informan datang dengan sang istri

yang di dalam penelitian ini diangkat juga

sebagai sumber informan. Akhirnya

wawancara pun dimulai, di dalam proses

wawancara terlihat bahwa mereka adalah

pasangan suami istri yang harmonis. Sang

suami atau informan DN (pekerja

penyandang disablitas) begitu berusaha

keras untuk tetap produktif walaupun

beliau adalah tunanetra, begitupun sang

istri yang bisa menerima kekurangan sang

suami dan terus memberikan dukungan

kepada sang suami. Walaupun Ia (sang

Istri) mengaku awalnya belum terbiasa

menghadapi penyandang disablitas karena

diantara keluarga besar suami istri

tersebut belum ada yang penyandang

disabilitas. Pasangan tersebut pada

awalnya berpikir untuk berwirausaha

dimana penghasilannya dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan hidup namun, usaha

yang dijalankan selalu mengalami

kegagalan sampai pada akhirnya mereka

mendapatkan informasi mengenai

Yayasan Mitra Netra. Akhirnya sang

suami mencoba khursus di Mitra Netra.

Ternyata banyak manfaat yang didapat

hingga pada akhirnya sebuah perusahaan

asing sedang membuka lowongan

pekerjaan buat penyandang disabilitas.

Info tersebut disampaikan ke Yayasan

Mitra Netra, kemudian yayasan tersebut

merekomendasikan nama sang suami

untuk dipekerjakan di perusahaan

tersebut. Pada akhirnya beliau bekerja di

Perusahaan Asing ini sampai sekarang.

 

Page 154: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

Penghasilan yang di dapat pun cukup

untuk memenuhi kehidupan mereka.

3

Minggu, 4 Februari

2018

Kediaman Rumah

Informan MN

Peneliti membuat janji untuk bertemu di

kediaman rumah informan pada siang hari

pada hari Minggu, 4 Februari 2018

tepatnya ba’da shalat dzuhur dan peneliti

sampai kerumahnya sekitar jam 1 siang

setelah sebelumnya mencari alamat rumah

informan yang berada di daerah

Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sesampainya

di rumah informan, peneliti disambut

informan dengan hangat dan dipersilahkan

masuk untuk melakukan wawancara

didalam rumahnya. Sambil menunggu

wawancara dimulai peneliti pun sesekali

melakukan pengamatan mengenai rumah

informan yang merupakan salah satu

indikator kesejahteraan yakni, rumah yang

layak huni. Akhirnya wawancara pun

dimulai, peneliti memperkenalkan diri

terlebih dahulu begitupun dengan

informan. Selama proses wawancara

akhirnya peneliti tahu bahwa informan

adalah pasangan suami istri yang baru saja

genap 1 minggu menikah. Sang istri atau

informan MN (pekerja penyandang

disabilitas) menjelaskan bahwa beliau

tidak tinggal satu rumah dengan suami

dikarenakan suami bekerja di Bandung yg

merupakan penyandang disabilitas juga.

Informan MN menceritakan bahwa

sebelum bekerja beliau hanya bantu-bantu

usaha orang tua karena pada waktu itu

keadaan beliau masih normal sampai pada

akhirnya beliau tidak bisa melihat alias

tunanetra. Ketika informan MN

dinyatakan sebagai tunanetra beliau

sedikit depresi dan sedih hingga pada

akhirnya informan MN mendapatkan

ajakan dari temannya untuk mengunjungi

Yayasan Mitra Netra. Ketika di Yayasan

Mitra Netra kesedihan informan MN

sedikit demi sedikit mulai pudar karena

beliau mulai sadar bahwa dia tidak sendiri

 

Page 155: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

yang tunanetra, banyak tunanetra di

yayasan tersebut. Dan ternyata tunanetra-

tunanetra di yayasan tersebut pun pada

bahagia dan siap menerima

kekurangannya. Akhirnya beliau nyaman

dan memulai peruntungan di Mitra Netra

siapa tahu banyak pelajaran yang bisa

didapat. Di yayasan tersebut banyak

pelajaran yang didapat hingga akhirnya

informan MN mendapatkan informasi dari

yayasan Mitra Netra bahwa sebuah

perusahaan sedang membuka lowongan

pekerjaan buat tunanetra kebetulan beliau

juga direkomendasikan yayasan untuk

bekerja disana. Dan akhirnya beliau dapat

bekerja di perusahaan tersebut hingga

sekarang.

4

Selasa, 6 Februari

2018

Yayasan Mitra

Netra, Lebak Bulus,

Jakarta

Pada hari Selasa, 6 Februari 2018 pada

pukul 12.00 WIB peneliti ingin mencari

data mengenai program tenaga kerja di

Yayasan Mitra Netra. Peneliti menghadap

Pak Herman yang merupakan staff di

yayasan tersebut. Banyak hal yang

diperbincangkan mengenai pendamping

seperti apa yang dilakukan Mitra Netra

terhadap calon pekerja penyandang

disabilitas hingga mencari data alumni

Mitra Netra yang sudah bekerja dan

berkeluarga. Namun, untuk data alumni

Mitra Netra tidak ada dikarenakan

yayasan ini bergerak untuk

mempersiapkan tunanetra siap kerja tidak

sampai tahap monitoring dan terminasi

ketika calon pekerja tersebut selesai

berpartisipasi di Mitra Netra.

5

Sabtu, 10 Februari

2018

Kediaman Rumah

Informan MRA

Peneliti membuat janji untuk bertemu di

kediaman rumah informan pada siang hari

pada hari Sabtu, 10 Februari 2018

tepatnya ba’da shalat dzuhur dan peneliti

sampai kerumahnya sekitar jam 1 siang

setelah sebelumnya mencari alamat rumah

informan yang berada di daerah Cempaka

Putih, Jakarta Pusat. Sesampainya di

 

Page 156: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

rumah informan, peneliti disambut

informan dengan hangat dan dipersilahkan

masuk untuk melakukan wawancara

didalam rumahnya. Sambil menunggu

wawancara dimulai peneliti pun sesekali

melakukan pengamatan mengenai rumah

informan yang merupakan salah satu

indikator kesejahteraan yakni, rumah yang

layak huni. Akhirnya wawancara pun

dimulai, peneliti memperkenalkan diri

terlebih dahulu begitupun dengan

informan. Selama proses wawancara

akhirnya peneliti tahu bahwa informan

adalah pasangan suami istri tunanetra.

Informan MRA merupakan pekerja di

Think.Web dan sang istri hanya sebagai

ibu rumah tangga. Pada saat mereka

mempunyai 1 anak yang umurnya

menginjak usia 3 tahun. Informan MRA

berpartisipasi di Yayasan Mitra Netra

hanya untuk mengasah keterampilan

komputer dan tenaga kerja. Namun

sebelum berpartisipasi di Yayasan Mitra

Netra, Informan MRA sudah memahami

cara menggunakan handphone bicara

secara autodidak. Melihat hal tersebut

sebenarnya Informan MRA sudah bisa

hidup mandiri, kedatangannya ke yayasan

tersebut hanya mengembangkan apa yang

sudah Informan MRA mengerti, kebetulan

informan MRA juga sudah bekerja

sebelum berpartisipasi di Yayasan Mitra

Netra. Jadi, Mitra Netra tidak perlu

menjembatani Informan MRA dengan

perusahaan lagi. Pada saat ini keluarga

MRA tinggal bersama orang tua istri.

Selama bekerja pun tidak ada diskriminasi

antara pekerja penyandang disabilitas

dengan pekerja non penyandang

disabilitas dari sisi gaji maupun jenjang

karir. Informan MRA mungkin salah satu

yang beruntung karena tidak mendapatkan

diskriminasi di kantornya.

Peneliti membuat janji untuk bertemu di

 

Page 157: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

6

Minggu, 11

Februari 2018

Kediaman Rumah

Informan SC

kediaman rumah informan pada siang hari

pada hari Minggu, 11 Februari 2018

tepatnya ba’da shalat dzuhur dan peneliti

sampai kerumahnya sekitar jam 1 siang

setelah sebelumnya mencari alamat rumah

informan yang berada di daerah Karang

Tengah, Jakarta Selatan. Sesampainya di

rumah informan, peneliti disambut

informan dengan hangat dan dipersilahkan

masuk untuk melakukan wawancara

didalam rumahnya. Sambil menunggu

wawancara dimulai peneliti pun sesekali

melakukan pengamatan mengenai rumah

informan yang merupakan salah satu

indikator kesejahteraan yakni, rumah yang

layak huni. Akhirnya wawancara pun

dimulai, peneliti memperkenalkan diri

terlebih dahulu begitupun dengan

informan. Selama proses wawancara

akhirnya peneliti tahu bahwa informan

adalah seorang orang tua tunggal yang

berhasil menyekolahkan anaknya hingga

saat ini anaknya siap untuk kuliah. Dari

penghasilan yang didapat Informan SC

menjelaskan bahwa uang penghasilannya

hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan

pokok saja. Tidak ada sisa lebih untuk di

tabung atau untuk rekreasi. Melihat hal

tersebut terdapat perjuangan dari

Informan SC untuk membuat anaknya

menjadi anak yang sukses. Tidak mudah

menghidupi seorang anak hingga siap

kuliah apalagi untuk penyandang

disabilitas dimana saat ini masih marak

mendapatkan diskriminasi. Sampai saat

ini Informan SC belum diangkat menjadi

karyawan tetap di kantor tempat iya

bekerja padahal kantor menjanjikan untuk

setiap karyawan baru bahwa 2 kali

kontrak kerja, setelah itu baru diangkat

jadi karyawan tetap namun sudah sampai

tahun ketiga Inforrman SC belum

diangkat juga jadi karyawan tetap. Ada

indikasi bahwa terdapat diskriminasi

 

Page 158: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

terhadap pekerja penyandang disabilitas

pada jenjang karirnya.

7

Selasa, 13 Februari

2018

Kediaman Rumah

Informan MN

Sebelumnya peneliti sudah mendatangi

Rumah Kediaman Informan MN untuk

mewawancarai Informan MN yang

merupakan pekerja penyandang

disabilitas. Kedatangan peneliti untuk

yang kedua kali ini bertujuan untuk

mewawancarai orang tua informan MN

yang merupakan sumber responden juga

yang berstatus sebagai perwakilan pihak

keluarga. Sebelumnya peneliti

mempertimbangkan untuk mewawancarai

suami informan MN namun karena suami

informan MN tidak tinggal bersama MN

dan kebetulan informan MN baru genap 1

bulan menikah, maka peneliti

memutuskan bahwa orang tua informan

MN lebih layak menjadi responden pihak

keluarga dikarenakan kemungkinan orang

tua informan MN lebih mengetahui

informan MN dibandingkan sang suami.

Peneliti membuat janji untuk bertemu di

kediaman rumah informan pada siang hari

pada hari Selasa, 13 Februari 2018

tepatnya ba’da shalat dzuhur dan peneliti

sampai kerumahnya sekitar jam 1 siang.

Sesampainya di rumah informan, peneliti

disambut informan dengan hangat dan

dipersilahkan masuk untuk melakukan

wawancara didalam rumahnya. Akhirnya

wawancara pun dimulai. Orang tua

informan MN menceritakan kronologi

peristiwa yang terjadi pada informan MN.

Cerita tersebut pun persis seperti apa

yang diceritakan informan MN kepada

peneliti beberapa waktu lalu. Pada intinya

orang tua informan MN tetap bersyukur

dengan keadaan informan MN yang

seperti itu tapi bisa semangat untuk

menjalani hidup. Menurut orang tua

informan MN, mungkin memang ini jalan

yang sudah diberikan Tuhan kepada kita,

jadi tetaplah bersyukur.

 

Page 159: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

8

Kamis, 1 Maret

2018

Yayasan Mitra

Netra, Lebak Bulus,

Jakarta

Pada hari Kamis, 1 Maret 2018 pada

pukul 09.00 WIB peneliti ingin mencari

data mengenai program tenaga kerja di

Yayasan Mitra Netra. Peneliti melakukan

observasi pada kegiatan bimbingan karier.

Banyak hal yang didapat hasil obeservasi

pada kegiatan yang dilakukan Mitra Netra

terhadap calon pekerja penyandang

disabilitas hingga mencari data kembali

mengenai alumni Mitra Netra yang sudah

bekerja dan berkeluarga. Namun, untuk

data alumni Mitra Netra tidak ada

dikarenakan yayasan ini bergerak untuk

mempersiapkan tunanetra siap kerja tidak

sampai tahap monitoring dan terminasi

ketika calon pekerja tersebut selesai

berpartisipasi di Mitra Netra.

 

Page 160: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

HASIL DOKUMENTASI

Hasil Dokumentasi dengan Informan MN

Hasil Dokumentasi dengan Kepala Bagian Program Ketenagakerjaan

Hasil Dokumentasi dengan Informan MRA

 

Page 161: KONTRIBUSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN YAYASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41324/1/THAARIQ... · ii penyandang disabilitas sebagi informan yang masih harus berjuang

Hasil Dokumentasi dengan Informan SC

Hasil Dokumentasi Kegiatan Pre-employment Program

Ketenagakerjaan

Yayasan Mitra Netra

Hasil Dokumentasi dengan Informan DN