konstruksi karakter nasionalisme pada film soegija...

17
KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Mitha Yuni Astuti A220100076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

1

KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA

(Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan

Mitha Yuni Astuti

A220100076

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

2

Page 3: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

3

Page 4: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

1

KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA

(Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan)

Mitha Yuni Astuti, A220100076, Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewaganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2014, xix+99 halaman (termasuk lampiran)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konstruksi karakter

nasionalisme pada film Soegija, Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif. Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah

karakter nasionalisme pada film Soegija. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan dokumentasi dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil analisis

dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) film Soegija menceritakan tentang

perjuangan Soegijapranata dalam mengusir penjajahan Jepang dan Belanda. Isi

cerita pada film Soegija berisi karakter nasionalisme yang pantas untuk dicontoh

terutama karakter nasionalisme yang dimiliki Soegijapranata dan pejuang

Indonesia; 2) Deskripsi nasionalisme pada film Soegija yaitu: a) hasrat untuk

mencapai kesatuan, b) hasrat untuk mencapai kemerdekaan, c) hasrat untuk

mencapai keaslian, d) hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa; 3) Deskripsi

karakter nasionalisme pada film Soegija berkisah tentang kepahlawanan

Soegijapranata beserta pejuang Indonesia dalam melawan penjajah Jepang dan

Belanda. Karakter nasionalisme tersebut sesuai dengan materi yang termuat

dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA kelas X pada

kompetensi dasar 1.4 menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan

patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Materi

dalam kompetensi dasar tersebut mengajarkan sebagai warga negara yang baik

harus memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi ditunjukkan dengan sikap setia

pada bangsa dan negara serta rela berkorban dalam situasi apapun demi

mencapai kemerdekaan Indonesia

Kata kunci: Karakter Nasionalisme, Film Soegija, Pembelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan

Page 5: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

2

PENDAHULUAN

Nasionalisme merupakan bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara.

Secara detail, penyebab merosotnya sikap nasionalisme pada diri anak karena

zaman globalisasi, yaitu rasa nasionalisme dikalangan generasi muda semakin

memudar. Hal ini dapat dibuktikan banyak generasi muda yang lebih memilih

kebudayaan negara lain, dibandingkan dengan kebudayaan Indonesia. Sebagai

contoh generasi muda selalu menganggap produk luar negeri lebih baik dari pada

produk nasional, sehingga karakter nasionalisme perlu ditanamkan sejak dini

dalam diri anak agar dapat menjadi manusia yang dapat mencintai bangsa dan

negara sendiri. Nasionalisme tidak terlepas dari dorongan untuk mencintai bangsa

dan negara sendiri, untuk itu perlu adanya penanaman pendidikan karakter kepada

diri setiap individu khususnya generasi muda karena pendidikan sangat penting

bagi kehidupan manusia. Sikap dan moral peserta didik dapat ditempuh melalui

mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan kewaarganegaraan.

Nasionalisme merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Pancasila

dan Kewargenegaraan di SMA kelas X dengan standar kompetensi menunjukkan

semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Melalui Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan diharapakan generasi muda menjadi manusia yang berkualitas

dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat mewujudkan cita-

cita bangsa Indonesia.

Pelajar sebagai generasi muda penerus bangsa dituntut untuk memiliki

karakter nasionalisme. Karakter nasionalisme dapat ditunjukkan dalam film

Soegija. Film Soegija mengangkat kisah perjuangan Segijapranata dalam

memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di masa perang kemerdekaan tahun

1940-1949. Soegijapranata adalah seorang uskup pribumi pertama di Indonesia

dan juga pahlawan nasional dengan posisi sebagai pemimpin gereja katolik,

Soegijapranata memang tidak ikut berperang untuk melawan penjajah tetapi

perannya untuk Indonesia sangat besar. Soegijapranata membantu rakyat

Indonesia dengan melalui jalan diplomasi agar dapat menghentikan penjajahan,

memberi bantuan makanan, obat-obatan, selimut terlebih dahulu kepada rakyat

Page 6: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

3

kemudian yang terakhir baru diberikan untuk para imam, ikut langsung

berinteraksi dengan masyarakat sekitar pada waktu dilanda perang dan membuka

gereja sebagai tempat perlindungan untuk penduduk. Perjuangan yang dilakukan

Soegijapranata juga dibantu oleh pejuang-pejuang Indonesia hingga akhirnya

tercapai kemerdekaan tanggal 27 Desember 1949. Film Soegija dapat digunakan

sebagai media pembelajaran dalam mencapai tujuan yang terdapat pada mata

pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan dapat menambah

pengetahuan sejarah bagi generasi muda.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka

dipandang cukup penting untuk mengadakan penelitian tentang “Konstruksi

Karakter Nasionalisme pada Film Soegija, Analisis Isi untuk Pembelajaran

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”.

METODE PENELITIAN

A. Waktu Penelitian

Tahapan penelitian dilakukan kurang lebih empat bulan, yaitu bulan

Februari 2014 sampai dengan bulan Mei 2014.

B. Jenis dan Strategi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono

(2010:15), metode penelitian kualitatif disebut metode penelitian naturalistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting);

disebut juga sebagai metode etnografi, karena pada awalnya metode ini lebih

banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut metode

kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Strategi penelitian merupakan satu cara untuk mengumpulkan data-data

yang menjadi objek, subjek, variabel serta masalah yang akan diteliti, agar data

yang diperoleh lebih terarah pada tujuan yang hendak dicapai, studi kasus dalam

penelitian ini adalah karakter nasionalisme pada film Soegija dengan analisis isi.

C. Subjek dan Objek

Menurut Maryadi dkk. (2010:13), “Subjek penelitian mencakup semua

pihak yang dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini”.

Page 7: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

4

Subjek dalam penelitian ini adalah Film Soegija, sedangkan objek dalam

penelitian ini adalah Konstruksi Karakter Nasionalisme pada Film Soegija.

D. Sumber data

Menurut Maryadi dkk. (2010:13), sumber data adalah “sumber darimana

data diperoleh, baik berupa manusia, peristiwa, tingkah laku, dokumen, arsip, dan

benda-benda lain”. Sumber data dari penelitian ini ada dua, yaitu Sumber data

primer dan sumber data sekunder. Dalam penelitian ini sumber data primer adalah

film Soegija. Film yang menceritakan Soegijapranata dalam memperjuangkan

kemerdekaan Indonesia tahun 1940-1949. Soegijapranata adalah seorang uskup

pribumi pertama di Indonesia dengan posisi pemimpin gereja katolik yang

berjuang melawan penjajah walaupun tidak ikut perang, tetapi dapat meringankan

penderitaan rakyat Indonesia di tengah kekacauan perang. Sumber data sekunder

yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari literatur situs internet dan

novel Soegija berkaitan dengan film Soegija.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi dokumentasi dan

studi kepustakaan. Adapun Instrumen pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif, Nasution sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2010:223) menjelaskan

bahwa:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan

manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasanya ialah bahwa, segala

sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian,

prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang

diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas

sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang

penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu,

tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itusendiri sebagai alat satu-satunya

yang dapat mencapainya”

Berdasarkan pernyataan di atas, maka yang menjadi instrumen dalam

penelitian ini adalah peneliti sendiri. Selain peneliti sendiri sebagai instrumen

kunci dalam penelitian ini juga menggunakan instrumen lain, yaitu kisi-kisi

telaah, dokumen, dan pustaka.

Page 8: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

5

F. Keabsahan Data

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui validitas data.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data perpanjangan waktu dengan

penyimakan berulang-ulang, mencatat, dan dokumentasi. Sehingga data yang

diperoleh benar-benar valid.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Patton sebagaimana dikutip oleh Tohirin (2012:142), analisis data

merupakan “proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu

pola, kategori, dan satuan uraian dasar”. Penelitian ini menggunakan analisis isi

yang digunakan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam setiap adegan

maupun dialog pada film Soegija.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian dengan langkah-langkah

sebagaimana dirumuskan oleh Moleong (2004:127-148), yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan merupakan tahap yang dilakukan mulai dari pembuatan

usulan penelitian sampai memperoleh izin meneliti.

2. Tahap Penelitian Lapangan. Tahap penelitian lapangan diharapkan mampu

memahami latar belakang masalah dan persiapan diri yang mantab untuk

memasuki lapangan. Penelitian berusaha untuk menggali mngumpulkan data

untuk dibuat analisis data, yang selanjutnya data dikumpulkan dan disusun.

3. Observasi. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara observasi

secara langsung.

4. Tahap analisis data. Setelah data terkumpul cukup, selanjutnya dianalisis

untuk mengetahui permasalahan yang diteliti.

5. Analisis dokumentasi. Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi pada

kegiatan ini digunakan untuk mencatat tanda-tanda yang ada pada film,

gambar-gambar yang mempunyai hubungan dengan karakter nasionalisme

yang dipotong kemudian dianalisis oleh peneliti.

Berdasarkan teori di atas maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

prosedur penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 9: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

6

1. Melakukan telaah dokumen mengenai teori yang terkait karakter nasionalisme

guna merumuskan indikator.

2. Indikator di atas digunakan untuk menelaah film Soegija agar dapat

menemukan gambar dan dialog mengenai karakter nasionalisme pada film

Soegija untuk pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

3. Hasil analisis di atas dapat digunakan untuk kepentingan skripsi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di tempat tinggal peneliti dengan menggunakan

subjek film Soegija. Objek penelitian adalah karakter nasionalisme yang terdapat

dalam film Soegija. Analisis penelitiannya adalah analisis isi sehingga tidak

memerlukan tempat atau lokasi yang khusus. Peneliti hanya melakukan

penyimakkan terhadap setiap adegan maupun dialog dan pemutaran film

berulang-ulang untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Deskripsi Umum Isi Cerita film Soegija

Film Soegija ini dimulai ketika Jepang datang ke Indonesia pada tahun

1942, pada waktu itu Mariyem terpisah dengan kakaknya yaitu Maryono. Lingling

terpisah dengan Ibunya. Keterpisahan itu tidak hanya dialami oleh orang yang

dijajah tetapi juga dialami oleh penjajah. Nobozuki adalah seorang tentara Jepang

yang terkenal kejam tetapi tidak pernah tega membunuh anak-anak karena

mempunyai anak yang tinggal di Jepang. Tentara Jepang datang di Gereja

Randusari Semarang dengan menahan romo dan suster dan meminta agar

Soegijapranata merelakan Gereja Randusari Semarang agar dijadikan tempat

markas Jepang tetapi Soegijapranata menolak serta rela berkorban demi

mempertahankan gereja tersebut. Soegijapranata tidak mau menyerahkan gereja

karena tetap mempertahankan keaslian gereja sebagai tempat ibadah kepada

Tuhan, bukan dijadikan sebagai markas tentara Jepang. Semua itu dilakukan oleh

Soegijapranata sebagai pengabdian terhadap gereja dan membela tanah air dengan

mengusir penjajah dari Bumi Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiyono

Page 10: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

7

(2007:208) tentang pengertian nasionalisme merupakan suatu sikap ingin

membela tanah air (negara) dari penguasaan dan penjajahan bangsa asing.

Soegijapranata memang tidak ikut dalam berperang tetapi perjuangannya sangat

besar bagi kemerdekaan Indonesia, karena rakyat kelaparan maka Soegijapranata

mengusahakan agar memberikan terlebih dahulu makanan untuk rakyat kemudian

yang terakhir diberikan pada romo di Intermiran. Semua dilakukan demi

kecintaannya terhadap bangsa Indonesia. Soegijapranata rela mengutamakan

kepentingan bangsa dibandingkan kepentingan pribadi. Hal ini sesuai pendapat

Nanchoco’s (2007) tentang ciri-ciri nasionalisme mengenai memiliki rasa cinta

pada tanah air (patriotisme) dan menempatkan kepentingan kepentingan bersama

daripada kepentingan sendiri dan golongan atau kelompoknya.

Tokoh-tokoh utama difilm ini disatukan pada acara persiapan perayaan

paskah di Gereja Bintaran Yogyakarta. Peristiwa itu kelihatan membahagiakan

karena perang dunia ke 2 telah selesai dengan menyerahnya Jepang pada pasukan

sekutu karena dua kota yaitu Hiroshima dan Nagasaki dibom atom sehingga pada

tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi, Soekarno dan Muhammad Hatta dapat

memproklamasikan kemerdekaan. Lebih membahagiakan, Lingling dapat bertemu

dengan ibunya dan cita-cita Mariyem menjadi seorang perawat dapat tercapai,

tetapi tiba-tiba datang serangan dari pasukan Belanda. Perintah Jenderal

Soedirman melakukan perang Gerilya, perintah Sri Sultan mogok bersama-sama

kecuali Rumah Sakit, tempat ibadah dan pelayanan umum. Perang dunia sudah

selesai tetapi perang kemerdekaan Indonesia belum terselesaikan, karena ekonomi

Belanda mengalami krisis akibat perang dunia. Belanda sudah mendapat bantuan

dari Marshall Plan tetapi dana itu diselewengkan untuk membiayai tentara

Belanda agar menjajah kembali Indonesia. Perserikatan Bangsa-Bangsa sudah

berusaha membantu konflik antara Indonesia dan Belanda dengan perjanjian

gencatan senjata tetapi Belanda selalu mengingkari perjanjian dan melakukan

perlawanan militer.

Belanda sudah masuk kota dan pengungsi sangat panik. Soegijpranata

berusaha melindungi pengungsi dengan membuka Gereja Bintaran Yogyakarta

sebagai tempat perlindungan bagi penduduk yang membutuhkan tempat untuk

Page 11: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

8

berlindung. Peran Mariyem pada waktu dijajah Belanda, Mariyem juga berusaha

melindungi dan merawat pasien di Rumah Sakit. Film Soegija ini ada aspek

kemanusiaan yaitu Robert membunuh pejuang Indonesia dan menemukan bayi

dari pejuang tersebut dengan lemah lembut Robert menggendong bayi itu karena

ia sendiri rindu dengan ibunya, di tengah perang Hendrick jatuh cinta pada

Mariyem tetapi cintanya tidak dapat disatukan karena perang dan akhirnya

Hendrick pulang ke Belanda.

Kondisi semakin memprihatinkan, secara mendadak tentara Belanda yaitu

Robert datang ke Rumah Sakit untuk mencari pejuang Gerilya Indonesia tetapi

Mariyem berani melawan Belanda dan melindungi pasien yang berada di Rumah

Sakit, tetapi Mariyem dengan berani melawan dan bertekad mengusir Belanda.

Semua itu dilakukan Mariyem sebagai kecintaan pada tanah air dan juga membela

bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiyono (2007:208) tentang

pengertian nasionalisme merupakan suatu sikap ingin membela tanah air (negara)

dari penguasaan dan penjajahan bangsa asing.

Tokoh lain juga ditampilkan yaitu Lantip, seorang komandan pejuang

kemerdekaan Indonesia. Rasa persaudaraan dan solidaritas Lantip bersama

pejuang Indonesia membuat rencana dan serangan umum untuk melawan pejajah

secara besar-besaran, pejuang lainnya juga menggerakkan Ibu-ibu dengan

membuat nasi bungkus, dan akan melawan penjajah dari semua penjuru

Yogyakarta. Semua dilakukan secara bersama-sama dan bersatu padu untuk

mengusir pendudukan Belanda. Hal ini sesuai dengan pendapat Nanchoco’s

(2007) tentang ciri-ciri nasionalisme mengenai senantiasa membangun rasa

persaudaraan, solidaritas, kedamaian, dan anti kekerasan antar kelompok

masyarakat dengan semangat persatuan.

Film Soegija ini juga menampilkan sosok tokoh yang lucu yaitu Banteng.

Banteng adalah seorang pejuang muda yang tidak pernah sekolah, sehingga sulit

untuk membaca, tulisan yang dapat dibaca adalah kata “MERDEKA”. Banteng

secara mendadak ikut melawan ke markas Belanda, dengan pistolnya Banteng

berani menembak Robert hingga mati. Semua itu dilakukan Banteng karena untuk

mengusir Belanda dari Bumi Indonesia dan memperjuangkan demi mencapai

Page 12: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

9

kemerdekan Indonesia serta membela tanah air Indonesia. Hal ini sesuai dengan

pendapat Nanchoco’s (2007) tentang ciri-ciri nasionalisme mengenai memiliki

rasa cinta pada tanah air (patriotisme). Pejuang Indonesia tidak akan menyerah

dalam melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda. Belanda akhirnya tidak

tahan dengan perlawanan pejuang-pejuang Indonesia sehingga pada tanggal 27

Desember 1949 di Amsterdam, Belanda mengakui kedaulatan dan kemerdekaan

negara Indonesia.

2. Deskripsi Karakter Nasionalisme pada Film Soegija

Nasionalisme yang terdapat dalam film Soegija meliputi: hasrat untuk

mencapai kesatuan, hasrat untuk mencapai kemerdekaan, hasrat untuk mencapai

keaslian, dan hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa. Karakter nasionalisme

yang terdapat dalam film Soegija sesuai dengan pendapat Hertz sebagaimana

dikutip oleh Moesa (2007:34) berkaitan dengan cita-cita nasionalisme.

3. Deskripsi Karakter Nasionalisme pada Film Soegija untuk Pembelajaran

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Karakter nasionalisme terdapat dalam film Soegija. Karakter nasionalisme

merupakan salah satu materi pelajaran yang diajarkan dalam mata pelajaran

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan adalah nama dari suatu mata pelajaran yang terdapat dari

kurikulum sekolah guna membina perkembangan anak didik sesuai dengan nilai-

nilai Pancasila, agar dapat mencapai perubahan secara optimal dan

mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat

Daryono dkk. (2011:1) terkait dengan pengertian Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan. Karakter nasionalisme yang terkandung dalam film Soegija

merupakan salah satu nilai-nilai pendidikan karakter bangsa dapat digunakan

sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka

pembentukan karakter bangsa. Hal ini sesuai dengan pendapat Ardianto dan

Erdinaya (2005:136) terkait dengan fungsi film.

Karakter nasionalisme sangat penting bagi kehidupan manusia. Ajaran

tentang pentingnya memiliki sikap nasionalisme terhadap bangsa dan negara

termuat dalam buku pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA kelas X

Page 13: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

10

pada kompetensi dasar 1.4 menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan

patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini

sesuai dengan pendapat Hertz sebagaimana dikutip oleh Listyarti dan Setyadi

(2008:33) terkait dengan indikator nasionalisme terhadap bangsa dan negara.

Sikap nasionalisme yang terdapat dalam film Soegija yaitu: a) perjuangan

untuk mewujudkan nasionalisme yang meliputi persatuan dalam bidang politik,

ekonomi, sosial, keagamaan, persekutuan dan solidaritas, b) Perjuangan untuk

mewujudkan pembedaan diantara bangsa-bangsa, yang meliputi perjuangan untuk

memperoleh kehormatan, kewibawaan, gengsi dan pengaruh. Hal ini sesuai

dengan pendapat Hertz sebagaimana dikutip oleh Moesa (2007:34) terkait cita-cita

nasionalisme.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Isi Cerita Film Soegija

Pendudukan Jepang ternyata tidak lebih baik dari Belanda, ketika Jepang

datang ke Indonesia tahun 1942. Jepang mulai menahan rakyat Indonesia.

Mariyem terpisah dengan kakaknya karena ditembak mati Jepang. Lingling

terpisah dengan Ibunya karena ditahan Jepang. Soegijapranata memang tidak ikut

dalam berperang tetapi perjuangannya sangat besar bagi kemerdekaan Indonesia.

Pejuang Indonesia sudah berusaha merebut senjata Jepang tetapi Jepang

hanya mau menyerahkan senjata pada sekutu. Soegijapranata membuat surat

untuk diberikan pada Perdana Menteri Syahrir supaya Semarang segera dibentuk

pemerintahan daerah untuk mengatasi bencana dan kekacauan yang menimpa

penduduk. Keadaan ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut Soegijapranata akan

mengupayakan gencatan senjata karena banyak daerah yang tidak ada pemimpin.

Yogyakarta menjadi benteng terakhir pertahanan keamanan negara, para

pejuang dari seluruh tanah air berkumpul dan ikut meramaikan kota Yogyakarta.

Soegijapranata mengirim surat ke vatikan dan Monsinyur Willekens memberitahu

bahwa Semarang sudah tenang karena adanya gencatan senjata untuk sementara

Page 14: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

11

ini keuskupan Semarang pindah ke Yogyakarta untuk mendukung Indonesia.

Peristiwa itu membahagiakan karena perang dunia ke 2 telah selesai dengan

menyerahnya Jepang pada pasukan sekutu karena dua kotanya dibom atom

sehingga dapat memproklamasikan kemerdekaan. Kejadian itu sangat

membahagiakan, Lingling dapat bertemu dengan ibunya dan cita-cita Mariyem

menjadi seorang perawat dapat tercapai.

Jepang kalah perang, Belanda mulai datang karena perjanjian gencatan

senjata telah di ingkari. Belanda sudah masuk kota dan rakyat Indonesia sangat

panik. Soegijapranata berusaha melindungi rakyat Indonesia dengan membuka

gereja Bintaran Yogyakarta sebagai tempat perlindungan bagi penduduk yang

membutuhkan tempat untuk berlindung. Peran Mariyem pada waktu dijajah

Belanda. Mariyem juga berusaha melindungi dan merawat pasien di Rumah Sakit.

Tokoh lain juga ditampilkan yaitu Lantip, Lantip bersama pejuang Indonesia

membuat rencana dan serangan umum untuk melawan pejajah secara besar-

besaran, pejuang lainnya juga menggerakkan Ibu-ibu dengan membuat nasi

bungkus, dan akan melawan penjajah dari semua penjuru Yogyakarta. Pejuang

Indonesia tidak akan menyerah dalam melakukan perlawanan terhadap pasukan

Belanda. Belanda akhirnya tidak tahan dengan perlawanan pejuang Indonesia

sehingga pada tanggal 27 Desember 1949 di Amsterdam, Belanda mengakui

kemerdekaan negara Indonesia.

2. Deskripsi Karakter Nasionalisme pada film Soegija

Adapun gambaran karakter nasionalisme yang ditemukan pada film Soegija

yaitu: hasrat untuk mencapai kesatuan, hasrat untuk mencapai kemerdekaan,

hasrat untuk mencapai keaslian, dan hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.

3. Deskripsi Karakter Nasionalisme pada Film Soegija untuk Pembelajaran

Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

Film Soegija mengisahkan tentang kepahlawanan Soegijapranata beserta

pejuang-pejuang Indonesia dalam melawan pendudukan Jepang dan penjajahan

Belanda, kecintaan Soegijapranata dan para pejuang Indonesia terhadap bangsa

Indonesia mendorong kerelaan mengorbankan harta dan nyawa demi

membebaskan Indonesia dari penjajahan Jepang dan Belanda. Karakter

Page 15: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

12

nasionalisme tersebut sesuai dengan materi yang termuat dalam Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA kelas X pada kompetensi dasar 1.4

menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Materi dalam kompetensi

dasar mengajarkan bahwa sebagai warga negara Indonesia yang baik harus

memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Kecintaan terhadap bangsa Indonesia

ditunjukkan dengan sikap setia pada bangsa dan negara serta rela berkorban dalam

situasi apapun demi mencapai kemerdekaan Indonesia. Karakter nasionalisme

yang terkandung pada film Soegija diharapkan dapat memberikan contoh bagi

generasi muda agar dapat lebih mencintai tanah air dan berani mempertaruhkan

nyawa untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia.

IMPLIKASI

Kesimpulan di atas memberikan implikasi sebagai berikut:

1. Penanaman karakter nasionalisme melalui film Soegija dapat disajikan dengan

lugas dan jelas.

2. Karakter nasionalisme yang terdapat pada film Soegija dapat memberikan

contoh dan manfaat kepada peserta didik agar lebih mencintai tanah air

Indonesia serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, saran yang dapat

penulis kemukakan sebagai berikut:

1. Terhadap Keluarga

a. Keluarga perlu memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan

terhadap tanah air Indonesia dan penghormatan pada bangsa Indonesia.

b. Keluarga perlu memberikan contoh dengan menanamkan sejak dini

karakter nasionalisme kepada anak agar kelak waktunya sudah dewasa

dapat menerapkan karakter tersebut dalam kehidupan masyarakat, bangsa,

dan negara.

Page 16: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

13

2. Terhadap Generasi Muda dan Masyarakat

a. Sebagai generasi muda harus lebih meningkatkan rasa nasionalisme

terhadap negara Indonesia untuk mewujudkan cita-cita serta tujuan negara

Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

b. Sebagai masyarakat diharapkan selalu memberi perhatian kepada generasi

muda berkaitan dengan upaya pembelajaran karakter nasionalisme dan

mengarahkan generasi muda dapat menunjang peningkatan pengetahuan

mengenai pendidikan.

3. Kepada Sekolah

a. Diharapkan mampu menanamkan sikap cinta pada tanah air dan

menghormati serta menghargai jasa-jasa pahlawan.

b. Diharapkan mampu membangun mental generasi muda, agar menjadi

manusia yang berakhlak mulia, bermoral, bertanggung jawab serta

menjadi generasi penerus bangsa yang berpendidikan.

4. Kepada Guru

a. Diharapkan Guru selalu menanamkan semangat pada peserta didik agar

dapat mencapai keberhasilan.

b. Diharapkan Guru menggunakan film sebagai media untuk pembelajaran

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

5. Kepada Pemerintah

a. Pemerintah diharapkan untuk lebih menghargai dan menghormati aspirasi

dari para generasi pemuda untuk membangun Indonesia agar lebih maju

dan berkualitas.

b. Pemerintah diharapkan memperhatikan kesejahteraan rakyat Indonesia

serta membuka lebih banyak lowongan pekerjaan agar tidak terjadi

kemiskinan.

6. Bagi Peneliti Berikutnya

a. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk mengadakan

penelitian selanjutnya yang sejenis.

b. Semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi

penelitian berikutnya yang sejenis.

Page 17: KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA ...eprints.ums.ac.id/29664/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter

14

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2005. Komunikasi Massa Suatu

Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Budiyono, Kabul. 2007. Nilai-nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa

Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Daryono, M. dkk. 2011. Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Listiyarti, Retno dan Setiadi. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK dan

MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Maryadi, dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: Badan

Penerbit-FKIP Universitas Muhammmadiyah Surakarta.

Moleong, J. Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Moesa, Ali Machsan. 2007. Nasionalisme Kiai Konstruksi Sosial Berbasis

Agama. Yogyakarta: Lkis Yogyakarta.

Nanchoco’s. 2007. “Semangat Nasionalisme dan Patriotisme dan Penerapannya

dalam Kehidupan Sehari-hari” (http://blognanchoco.blogspot.com/2007/05/

semangat-nasionalisme-dan-patriotisme.html). Diakses pada hari Jumat

tanggal 6 Desember 2013 pukul 20:20 WIB.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan

Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.