konsepsi aerator hibrid

2
Kemampuan mempertahankan kualitas air sangatlah diperlukan dalam usaha budidaya udang, karena kualitas air merupakan kunci dari kemampuan/kapasitas daya produksi. Dua diantara permasalahan kualitas air tersebut antara lain adalah kadar oksigen dalam air dan stratifikasi serta perubahan suhu air. Rendahnya kandungan oksigen terlarut di dalam tambak sering terjadi pada musim kemarau yang tidak berangin. Selain itu, penurunan kandungan oksigen juga dipengaruhi oleh suhu rendah pada malam hari. Kondisi ini ditandai dengan mengambangnya udang ke permukaan air. Stratifikasi suhu biasa terjadi ketika matahari bersinar sangat terik atau ketika hujan turun sangat lebat, saat itu suhu air di lapisan air sebelah atas akan sangat berbeda dengan suhu air sebelah bawah. Perubahan suhu yang mendadak ini dapat mengancam kehidupan udang. Karena itu, harus dihindari perubahan suhu secara mendadak karena akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan udang. Kedua permasalahan kualitas air diatas bisa diatasi dengan pelaksaan proses aerasi, yaitu pengadukan air tambak dengan menggunakan turbin yang membuat gelombang di air sehingga jumlah luasan air yang bersinggungan dengan udara akan bertambah dan suhu akan merata antara lapisan air atas dan lapisan air bawah. Ada beberapa cara aerasi yang biasa dilakukan para petani tambak, mulai dari mencampur isi tambak dengan ikan yang terus bergerak seperti bandeng, sehingga dengan sendirinya air tambak akan teraduk oleh pergerakan bandeng. Ada juga yang menggunakan wind aerator yaitu kincir angin yang digunakan untuk memutar turbin air. Tetapi kedua cara diatas memiliki kelemahan, pencampuran isi tambak udang dengan jenis ikan lainnya akan menyebabkan lambatnya pertumbuhan udang karena pakan akan lebih banyak dikonsumsi oleh ikan, sedangkan pada pemakaian wind aerator bermasalah pada kontinuitas sumber daya angin itu sendiri, adakalanya angin tidak mampu memutar kincir wind aerator pada saat tambak membutuhkan aerasi. Maka, kebanyakan cara yang dipilih oleh petani tambak adalah dengan menggunakan mesin diesel yang berbahan bakar solar untuk melakukan proses aerasi tambak. Mesin diesel diperlukan untuk memutar turbin yang memutar air, diharapkan dengan proses tersebut maka kandungan oksigen terlarut dalam tambak akan meningkat.

Upload: akhmad-muttaqin

Post on 18-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sistem aerasi hemat energi

TRANSCRIPT

Kemampuan mempertahankan kualitas air sangatlah diperlukan dalam usaha budidaya udang, karena kualitas air merupakan kunci dari kemampuan/kapasitas daya produksi. Dua diantara permasalahan kualitas air tersebut antara lain adalah kadar oksigen dalam air dan stratifikasi serta perubahan suhu air.Rendahnya kandungan oksigen terlarut di dalam tambak sering terjadi pada musim kemarau yang tidak berangin. Selain itu, penurunan kandungan oksigen juga dipengaruhi oleh suhu rendah pada malam hari. Kondisi ini ditandai dengan mengambangnya udang ke permukaan air.Stratifikasi suhu biasa terjadi ketika matahari bersinar sangat terik atau ketika hujan turun sangat lebat, saat itu suhu air di lapisan air sebelah atas akan sangat berbeda dengan suhu air sebelah bawah. Perubahan suhu yang mendadak ini dapat mengancam kehidupan udang. Karena itu, harus dihindari perubahan suhu secara mendadak karena akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan udang.Kedua permasalahan kualitas air diatas bisa diatasi dengan pelaksaan proses aerasi, yaitu pengadukan air tambak dengan menggunakan turbin yang membuat gelombang di air sehingga jumlah luasan air yang bersinggungan dengan udara akan bertambah dan suhu akan merata antara lapisan air atas dan lapisan air bawah.Ada beberapa cara aerasi yang biasa dilakukan para petani tambak, mulai dari mencampur isi tambak dengan ikan yang terus bergerak seperti bandeng, sehingga dengan sendirinya air tambak akan teraduk oleh pergerakan bandeng. Ada juga yang menggunakan wind aerator yaitu kincir angin yang digunakan untuk memutar turbin air. Tetapi kedua cara diatas memiliki kelemahan, pencampuran isi tambak udang dengan jenis ikan lainnya akan menyebabkan lambatnya pertumbuhan udang karena pakan akan lebih banyak dikonsumsi oleh ikan, sedangkan pada pemakaian wind aerator bermasalah pada kontinuitas sumber daya angin itu sendiri, adakalanya angin tidak mampu memutar kincir wind aerator pada saat tambak membutuhkan aerasi. Maka, kebanyakan cara yang dipilih oleh petani tambak adalah dengan menggunakan mesin diesel yang berbahan bakar solar untuk melakukan proses aerasi tambak. Mesin diesel diperlukan untuk memutar turbin yang memutar air, diharapkan dengan proses tersebut maka kandungan oksigen terlarut dalam tambak akan meningkat.Dengan menggunakan diesel, bukan berarti permasalahan yang dihadapi petani tambak telah selesai. Harga diesel yang relative mahal dan harga solar yang semakin naik kemudian menimbulkan masalah baru secara ekonomis bagi para petani tambak udang.Berangkat dari pertimbangan ekonomis di atas dan berhubungan dengan usaha untuk mendorong diversifikasi energi ke sumber-sumber energi terbarukan maka penulis mencoba untuk menemukan solusi bagi permasalahan-permasalahan diatas dengan melakukan studi perencanaan pemanfaatan tenaga angin dan surya untuk kemudian dimanfaatkan pada sistem aerasi tambak udang.Diharapkan studi perencanaan ini dapat menjadi salah satu literatur dalam pembangunan PLT hibrid untuk sistem aerasi. Dengan pemanfaatan PLT Hibrid ini, sangat besar kemungkinan terwujudnya sistem aerasi tambak udang yang lebih hemat dalam segi biaya dan lebih bijak dalam pemanfaaatan energi alam