konsep trepanasi

Upload: maya-rachmah

Post on 16-Oct-2015

178 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

KONSEP TREPANASI

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

POST TREPANASI

Penugasan ini disusun untuk memenuhi tugas individu profesi keperawatan

Oleh:

Maya Rachmah SariNIM. 0910723033

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2013

KONSEP TREPANASI

Pengertian

Craniopharyngioma adalah Tumor otak yang terletak di area hipotalamus di atas sella tursica. Craniotomy adalah Operasi untuk membuka tengkorak (tempurung kepala) dengan maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak. Trepanasi/ kraniotomi adalah suatu tindakan membuka tulang kepala yangbertujuan mencapa i otak untuk tindakan pembedahan definitif.\

Indikasi

a. Pengangkatan jaringan abnormalb. Mengurangi tekanan intracranialc. Mengevaluasi bekuan darahd. Mengontrol bekuan darahe. Pembenahan organ-organ intracranialf. Tumor otakg. Perdarahanh. Peradangan dalam otaki. Trauma pada tengkorak

Manifestasi Klinis

a. Penurunan kesadaranb. Bila hematoma semakin meluas akan timbul gejala di serebri dan gangguantanda-tanda vital dan pernafasanc. Terjadi peningkatan TIK setelah pembedahan ditandai dengan muntah proyektil, pusing dan peningkatan tanda-tanda vital

Komplikasi Post Operasi

a. Edema cerebral.b. Perdarahan subdural, epidural, dan intracerebral.c. Hypovolemik syok.d. Hydrocephalus.e. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (SIADH atau Diabetes Insipidus).f. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis.b. Tromboplebitis postoperasi biasanya timbul 7 14 hari setelah operasi.c. Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dindingd. pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru, hati,e. dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi, ambulatifdinif. Infeksi.

Penatalaksanaana. Mengurangi komplikasi akibat pembedahan.b. Mempercepat penyembuhan.c. Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi.d. Mempertahankan konsep diri pasien.e. Mempersiapkan pasien pulang.

Perawatan Pasca Pembedahana. Monitor kesadaran, tanda-tanda vital, CVP, intake dan outputb. Observasi dan catat sifat darai drain (warna, jumlah) drainage.c. Dalam mengatur dan menggerakan posisi pasien harus hati-hati,d. jangan sampai drain tercabut.e. Perawatan luka operasi secara steril.f. MakananPada pasien pasca pembedahan biasanya tidak diperkenankan menelan makanan sesudah pembedahan. makanan yang dianjurkan pada pasien post operasi adalah makanan tinggi protein dan vitamin C. Protein sangat diperlukan pada proses penyembuhan luka, sedangkan vitamin C yang mengandung antioksidan membantu meningkatkan daya tahan tubuh untuk pencegahan infeksi. Pembatasan diit yang dilakukan adalah NPO (nothing peroral). Biasanya makanan baru diberikan jika: Perut tidak kembung Peristaltik usus normal Flatus positif Bowel movement positifg. MobilisasiPasien diposisikan untuk berbaring ditempat tidur agar keadaanya stabil. Posisi awal adalah terlentang, tapi juga harus tetap dilakukan perubahan posisi agar tidak terjadi dekubitus. Pasien yang menjalani pembedahan abdomen dianjurkan untuk melakukan ambulasi dini.h. Pemenuhan kebutuhan eliminasi Kontrol volunter fungsi perkemihan kembali setelah 6 8 jam post anesthesia inhalasi, IV, spinal. Anesthesia, infus IV, manipulasi operasi retensio urine. Pencegahan : Inspeksi, Palpasi, Perkusia abdomen bawah (distensi bulibuli). Dower catheter a kaji warna, jumlah urine, out put urine < 30 ml / jam ai. Sistem Gastrointestinal : Mual muntah a 40 % klien dengan GA selama 24 jam pertama dapat menyebabkan stress dan iritasi luka GI dan dapat meningkatkan TIK pada bedah kepala dan leher serta TIO meningkat. Kaji fungsi gastro intestinal dengan auskultasi suara usus. Kaji paralitic ileus a suara usus (-), distensi abdomen, tidak flatus. Jumlah, warna, konsistensi isi lambung tiap 6 8 jam. Insersi NG tube intra operatif mencegah komplikasi post operatif dengan decompresi dan drainase lambung. Meningkatkan istirahat. Memberi kesempatan penyembuhan pada GI trac bawah. Memonitor perdarahan. Mencegah obstruksi usus. Irigasi atau pemberian obat.

Kriteria Evaluasia. Tidak timbul nyeri luka selama penyembuhan.b. Luka insisi normal tanpa infeksi.c. Tidak timbul komplikasi.d. Pola eliminasi lancar.e. Pasien tetap dalam tingkat optimal tanpa cacat.f. Kehilangan berat badan minimal atau tetap normal.g. Sebelum pulang, pasien mengetahui tentang : Pengobatan lanjutan. Jenis obat yang diberikan. Diet. Batas kegiatan dan rencana kegiatan di rumah

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN POST TREPANASI

1. Pengkajiana. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan dan kesehatan Riwayat keluarga denga tumor Terpapar radiasi berlebih. Adanya riwayat masalah visual-hilang ketajaman penglihatan dan diplopia Kecanduan Alkohol, perokok berat Terjadi perasaan abnormal Gangguan kepribadian / halusinasib. Pola nutrisi metabolik Riwayat epilepsi Nafsu makan hilang Adanya mual, muntah selama fase akut Kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan Faringeal)c. Pola eliminasi Perubahan pola berkemih dan buang air besar (Inkontinensia) Bising usus negatived. Pola aktifitas dan latihan Gangguan tonus otot terjadinya kelemahan otot, gangguan tingkat kesadaran Resiko trauma karena epilepsi Hamiparase, ataksia Gangguan penglihatan Merasa mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia)e. Pola tidur dan istirahat Susah untuk beristirahat dan atau mudah tertidur Pola persepsi kognitif dan sensori Pusing Sakit kepala Kelemahan Tinitus Afasia motorik Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral Gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan Penurunan memori, pemecahan masalah kehilangan kemampuan masuknya rangsang visual Penurunan kesadaran sampai dengan koma. Tidak mampu merekam gambar Tidak mampu membedakan kanan/kiri Pola persepsi dan konsep diri Perasaan tidak berdaya dan putus asa Emosi labil dan kesulitan untuk mengekspresikanf. Pola peran dan hubungan dengan sesama Masalah bicara Ketidakmampuan dalam berkomunikasi ( kehilangan komunikasi verbal/ bicara pelo ) Reproduksi dan seksualitas Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stres Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah Mekanisme koping yang biasa digunakan Perasaan tidak berdaya, putus asa Respon emosional klien terhadap status saat ini Orang yang membantu dalam pemecahan masalah Mudah tersinggung Sistem kepercayaan Agama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu

2. Diagnosa Keperawatana. Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahanb. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra diri.c. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan tentang sumber informasid. Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang tidak pasti

3. Rencana Intervensi Keperawatana. Dx 1 : Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan.Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatanKriteria Hasil : Pasien dapat menjalani aktivitas tanpa merasa nyeri Ekspresi wajah rileks Klien mendemonstrasikan ketidaknyamananya hilangRencana Keperawatan : Kaji tingkat nyeri (lokasi, durasi, intensitas, kualitas) tiap 4 6 jamR/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya Kaji keadaan umum pasien dan TTVR/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya Beri posisi yang menyenangkan bagi pasienR/ : Untuk membantu pasien dalam pengontrolan nyeri Beri waktu istrahat yang banyak dan kurangi pengunjung sesuai keinginan pasienR/ : Dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obatR/ : Membantu dalam penyembuhan pasien

b. Dx 2. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran,perubahan citra diri.Tujuan : Gangguan harga diri teratasi setelah dilakuakn tindakan keperawatanKriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.Rencana keperawatan : Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.R / : Untuk mempermudah dalam proses pendekatan. Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.R / : Support keluarga membantu dalam proses penyembuan. Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah.R / : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah. Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.R / : Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.

c. Dx 3. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan tentang sumber informasiTujuan : Informasi tentang perawatan diri dan status nutrisi dipahami setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jamSasaran : Klien menyatakan pemahaman tentang informasi yang diberikan dan klien menyatakan kesadaran dan merencanakan perubahan pola perawatan diriIntervensi : Kaji tingkat pengetahuan pasienR/ : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dalam penerimaan informasi, sehingga dapat memberikan informasi secara tepat Diskusikan hubungan tentang agen penyebab terhadap penyakit Ca. ParuR/ : Memberikan pemahaman kepada pasien tentang hal-hal yang menjadi pencetus penyakit Jelaskan tanda dan gejala perforasiR/ : Gejala perforasi adalah nyeri pada dada Jelaskan pentingnya lingkungan tanpa stressR/ : Untuk mencegah peningkatan stimulasi simpatis Diskusikan tentang metode pelaksanaan stressR/ : Cara penatalaksanaan stress : relaksasi, latihan dan pengobatand. Dx 4 Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yangtidak pasti.Tujuan : Kecemaskan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatanKriteria Hasil : Kecemasan berkurang.Intervensi : Mendengarkan keluhan klien dengan sabar.R / : Menghadapi isu pasien dan perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaiannya. Menjawab pertanyaan klien dan keluarga dengan ramah.R / : Membuat pasien yakin dan percaya. Mendorong klien dan keluarga mencurahkan isi hati.R / : Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik.R / : Menjalin hubungan saling percaya pasien. Berikan kenyamanan fisik pasien.R / : Ini sulit untuk menerima dengan isu emosi bila pengalaman ekstrem/ketidaknyamanan fisik menetap.